Upload
danghanh
View
224
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
STRATEGI UPTD KEBERSIHAN DAN PERSAMPAHAN DINAS
PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKOHARJO DALAM
PENGELOLAAN SAMPAH
Oleh :
BRAM ARDIANTO
(D0106040)
SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Politik
Jurusan Ilmu Administrasi
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
“Allah memberi mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat.
Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan”
(Q.S. Ali Imran : 148)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan maka apabila kamu
telah selesai dari satu urusan maka kerjakan urusan selanjutnya dengan
sungguh-sungguh dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”
(Q.S. Al Insyirah:6-8)
“Lakukanlah apa yang dapat dilakukan dan buatlah dapat dilakukan
apa yang tidak dapat dilakukan”
(Alexander Graham Bell)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan untuk:
Bapak, Ibu dan Adik ku, atas semua doa, kasih sayang, pengertian dan
pengorbanan yang diberikan selama ini untukku.
Keluarga besarku, atas doa dan dukungan yang diberikan sehingga aku
bisa melalui semua tantangan dalam menjalani hidup untuk meraih
mimpiku.
Sahabat-sahabatku Administrasi Negara Angkatan 2006, Terima kasih
atas persahabatan yang tulus yang kalian berikan untukku.
Almamaterku Administrasi Negara 2006
Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses
penyusunan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Alla SWT yang karena
limpahan-Nya, skripsi dengan judul “Strategi UPTD Kebersihan dan
Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo dalam
Pengelolaan Sampah” ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan hingga penulisan skripsi
ini tidak lepas dari berbagai bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Pramono. S.U, selaku pembimbing skripsi ini yang telah sangat
banyak memberikan pengarahan kepada penulis,
2. Drs. Agung Priyono, M.Si., selaku pembimbing akademik yang telah
membimbing penulis selama menempuh studi,
3. Prof. Drs. Pawito, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta,
4. Drs. Is Hadri Utomo, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi yang
telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian,
5. Bapak H. Muhamad Gufron, selaku Kepala UPTD Kebersihan dan
Persampahan Kabupaten Sukoharjo yang telah memberi kesempatan untuk
mengadakan penelitian,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
6. Bapak Hari Soesatyo selaku pengawas armada kebersihan UPTD
Kebersihan dan Persampahan Kabupaten Sukoharjo yang telah
meluangkan banyak waktunya membantu penelitian ini.
7. Semua informan dalam penelitian ini, yang telah membantu dalam
pengumpulan data,
8. Orang tua dan saudara-saudara, yang telah memberi banyak dorongan
kepada penulis,
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh dari
kesempurnaan hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki.
Oleh karena itu kritik dan saran yang menuju kearah perbaikan skripsi ini akan
penulis perhatikan. Sebagai kata penutup, semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi perkembangan Program Studi Ilmu Administrasi Negara, serta bagi pihak-
pihak yang memerlukannya.
Surakarta, 1 Februari 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………
HALAMAN PERSETUJUAN …………………….............................
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………….
HALAMAN MOTTO…………………………………………………..
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………..
KATA PENGANTAR…………………………………………………..
DAFTAR ISI…………………………………………………………….
DAFTAR TABEL……………………………………………………….
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………
ABSTRAK……………………………………….……………………....
ABSTRACT.............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………….…………………...
B. Rumusan Masalah…………………………….…………….....
C. Tujuan Penelitian……...…………………….………………...
D. Manfaat Penelitian……………………………….……………
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Strategi………………………………………………
B. Pengelolaan Sampah Dan Dampak Terhadap Lingkungan
Masyarakat.............................................................................
C. Strategi Pengelolaan Sampah………………………………..
i
ii
iii
iv
v
vi
viii
x
xi
xii
xiii
1
10
10
11
12
25
33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
D. Kerangka Pemikiran…………………………………….........
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian………………………………………..............
B. Lokasi Penelitian .....................................................................
C. Sumber Data ………………………………………….......…..
D. Teknik Pengumpulan Data……………….……………..........
E. Teknik Sampling…..………………………………………......
F. Validitas Data……………………………………………........
G. Teknik Analisis Data………………………………………….
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi UPTD Kebersihan Dan Persampahan Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo…….........................
B. Pembahasan
I. Strategi UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo.........................
II. Faktor Pendukung dan Penghambat UPTD Kebersihan
dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Sukoharjo…………………………………………………
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………..........
B. Saran ..…………………………………………....................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
35
38
38
39
40
42
42
43
46
54
78
85
88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Produksi rata-rata sampah setiap hari................................................. 7
Tabel 1.2 Jenis dan Banyaknya Sampah di Kabupaten Sukoharjo ................... 8
Tabel 4.1 Tabel Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk
Menurut Kecamatan Kabupaten Sukoharjo ....................................... 47
Tabel 4.2 Data Pengangkutan Sampah Rutin di Kabupaten Sukoharjo ............ 56
Tabel 4.3 Daftar Inventarisasi Kendaraan pengangkut Sampah di
Kabupaten Sukoharjo ......................................................................... 65
Tabel 4.4 Kendaraan dan Alat Berat di TPA Mojorejo ....................................... 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.3 Kerangka Dasar Penelitian……………………………………….. 37
Gambar 3.1 Teknik Analisa Data Model Interaktif………………………….... 45
Gambar 4.1 Struktur Bagan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Sukoharjo........................................................................................ 52
Gambar 4.2 Struktur Bagan Organisasi UPTD Kebersihan Dan Persampahan
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo............................. 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
ABSTRAK
BRAM ARDIANTO, D0106040. Skripsi. STRATEGI UPTD KEBERSIHAN
DAN PERSAMPAHAN DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN
SUKOHARJO DALAM PENGELOLAAN SAMPAH. Jurusan Ilmu
Administrasi, Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2012. 89 Hal.
Pengelolaan sampah memiliki masalah, seperti adanya penumpukan sampah yang
tidak bisa terangkut ke TPA. Dengan jumlah produksi sampah yang dihasilkan
tinggi maka akan berpengaruh terhadap pengolahan sampah di TPA. Oleh sebab
itu peneliti ingin mengetahui Strategi UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo agar pengelolaan sampah dilakukan
maksimal dan terkelola dengan baik.
Penelitian ini mengambil lokasi di UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten sukoharjo. Jenis penelitian ini Deskriptif kualitatif.
Dimana penulis berusaha menggambarkan tentang suatu keadaan atau fenomena
sosial tertentu. Pengumpulan data dengan teknik wawancara, observasi dan
dokumentasi. Sedangkan teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling.
Uji validitas data dalam penelitian ini menggunakan trianggulasi sumber data
yaitu penelitian menggunakan beberapa sumber data untuk mengumpulkan data
yang sama, sedangkan analisis data dilakukan dengan analisis Interaktif.
Dari hasil penelitian ini strategi UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan sampah ada empat
strategi. Strategi itu adalah 1.Operasional pengangkutan sampah dengan kegiatan
patroli, 2.Pemeliharaan alat-alat kebersihan dan persampahan, 3.Perluasan areal
lahan TPA, dan 4.Pengolahan sampah di TPA (pemilahan, pengomposan, dan
penimbunan).
Berdasarkan hasil penelitian ini, strategi tersebut sudah berjalan dan masih belum
optimal. Berdasarkan hasil penelitian juga dapat diketahui faktor penghambat
yang ditemui dalam strategi pengelolaan sampah oleh UPTD Kebersihan dan
Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo yakni keterbatasan
sumber daya manusia, keterbatasan sarana dan prasarana, serta keterbatasan
anggaran atau dana. Sedangkan faktor pendukung adanya dasar hukum yang
tertuang dalam undang-undang pengelolaan sampah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
ABSTRACT
BRAM ARDIANTO. D01006040. STRATEGY OF DEPARTMENT
TECHNICAL EXECUTOR UNIT CLEANLINESS AND DISPOSAL
PUBLIC OCCUPATION DEPARTMENT SUKOHARJO REGENCY IN
TRASH PROCESSING. Thesis. Public Administration Study Program.
Department of Administration Science. Faculty Social and Political Sciences.
Sebelas Maret University. Surakarta. 2012. 89 Pages.
Trash management has problem, such as the buildup of Trash that can not
be transported to final disposal place (TPA). The amount of waste generated
production’s high so that will affect the processing of Trash in final disposal place
(TPA). Therefore researcher want to find a strategy for Trash management UPTD
cleanliness and disposal public occupation department sukoharjo regency
performed maximal and well managed.
This research occured in UPTD cleanliness and disposal public occupation
department sukoharjo regency. The type of research is descriptive qualitative
research. Where the researcher tried to describe about a situation or a particular
social phenomenon. Data collections are by interview technique, observation, and
documentation. Whereas the sampling technique is with the purposive sampling.
Test the validity of data in this study was using triangulation of data sources that
research was using multiple data sources to collect the same data, while data
analysis is done by an interactive analysis.
Based on the results of this study UPTD cleanliness and disposal public
occupation department sukoharjo regency strategies have four strategies. There
are 1. Operating strategy of transporting Trash to the trash patrol activities, 2.
Maintaining of the cleaning tools and Trash, 3. Expanding of land area final
disposal place (TPA), 4. processing of Trash in final disposal place (TPA)
(sorting, composting, and landfilling).
Based on the results of this study, the strategy is already running but still
not optimal. Based on the research results nay also be known inhibiting factors
encountered in the Trash management strategy UPTD cleanliness and disposal
public occupation department sukoharjo regency are shortage of human resources,
shortage of facilities and infrastructures, and shortage of budget or founds. While
the legal basis supporting factors contained in the Trash management policy.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pesatnya pertumbuhan dan perkembangan kehidupan masyarakat akan
memunculkan sebuah pengaruh terhadap lingkungan. Lingkungan hidup
masyarakat dihadapkan pada beberapa potensi yang dapat membawa sebuah
lingkungan tersebut kearah yang buruk. Potensi yang nantinya akan
ditimbulkan yaitu kerusakan lingkungan seperti adanya pencemaran
lingkungan, hal ini juga diperparah dengan adanya pemanasan global (global
warming). Pada hakikatnya setiap masyarakat atau individu dalam kehidupan
sehari-hari tidak terlepas dari proses pemenuhan kebutuhan sebagai usaha
untuk bertahan melangsungkan hidup di lingkungan sekitarnya. Kebutuhan
yang semakin meningkat dan beragam serta konsumsi akan menimbulkan sisa
dari hasil pemenuhan kebutuhan yang berupa limbah atau sampah. Masalah
sampah menjadi permasalahan universal yang akan berdampak negatif
terhadap lingkungan dan masyarakat yang berada di sebuah lingkungan
tersebut.
Di Indonesia tertuang dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2008
tentang sampah. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau
proses alam yang berbentuk padat. Pengelolaan sampah dimaksudkan adalah
kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi
pengurangan sampah dan penanganan sampah. Pengelolaan sampah bertujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan
serta menjadikan sampah sebagai sumberdaya.
Permasalahan lingkungan hidup tidak terlepas dari limbah atau sampah
sebagai sebuah hasil buangan dari proses aktivitas pemenuhan kebutuhan
masyarakat. Disamping perkembangan fisik, pesatnya perkembangan
penduduk akan membawa konsekuensi timbulnya permasalahan sampah.
Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk yang besar dengan laju
pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Jumlah penduduk di Indonesia
yang terus mengalami peningkatan, hal tersebut akan menghasilkan debit
volume sampah yang sangat besar.
Undang-Undang Dasar 1945 juga mengamanatkan bahwa dalam
rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat, negara wajib melayani setiap warga
negara dan penduduk dalam memenuhi kebutuhan pokoknya (primer). Dan
juga melindungi rakyat dalam bidang kebersihan dan kesehatan setiap
masyarakat untuk mewujudkan hidup sehat dan bebas dari permasalahan
limbah atau sampah sebagai hasil buang dari pemenuhan kebutuhan.
Semakin tinggi tingkat kepadatan penduduk, maka akan semakin
meningkat pula beragam kebutuhan yang harus dipenuhi. Aktivitas manusia
dalam memenuhi kebutuhan dapat menimbulkan berbagai macam sampah.
Utamanya peningkatan pertumbuhan penduduk terjadi di daerah perkotaan
walaupun di tingkat daerah juga mengalami peningkatan jumlahnya, namun
tidak sebanyak di lingkup perkotaan. Hal ini dikarenakan wilayah perkotaan
merupakan pusat dari pemerintahan yang mencakup berbagai aspek kehidupan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
seperti sebagai pusat perekonomian, politik, kebudayaan yang dimana banyak
sekali masyarakat beraktivitas sehari-hari termasuk proses konsumsi sebagai
pemenuhan kebutuhan dasarnya.
Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi ini akan membawa
permasalahan sampah, dimana akan berdampak pada munculnya berbagai
permasalahan lainya. Masalah sampah ini terkait pada fasilitas sarana-
prasarana pendukung yang ada. Jika sampah tersebut tidak dikelola maka akan
semakin menumpuk. Masalah sampah yang timbul erat kaitannya dengan
masalah sulitnya pengumpulan, pengangkutan, pembuangan, pemanfaatan dan
pemusnahan sampah, yang setiap harinya akan dihasilkan baik sampah
sebagai residu atau sisa dari rumah tangga, industri, dan lain sebagainya.
Dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah berdasarkan Undang-
Undang No. 18 Tahun 2008 Tentang pengelolaan sampah dimana
pemerintahan kabupaten atau kota mempunyai enam kewenangan, antara lain:
1. menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah berdasarkan
kebijakan nasional dan provinsi.
2. menyelenggarakan pengelolaan sampah seperti penyediaan tempat
penampungan sampah, alat angkut sampah, tempat penampungan
sementara, tempat pengolahan sampah terpadu, dan tempat pemrosesan
akhir sampah skala kabupaten atau kota sesuai dengan norma, standar,
prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik
Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
3. melakukan pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan sampah yang
dilaksanakan oleh pihak lain.
4. menetapkan lokasi tempat penampungan sementara, tempat pengolahan
sampah terpadu, dan atau tempat pemrosesan akhir sampah, yang
merupakan bagian dari rencana tata ruang wilayah kabupaten atau kota
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
5. melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala setiap 6 (enam) bulan
selama 20 (dua puluh) tahun terhadap tempat pemrosesan akhir sampah
dengan sistem pembuangan terbuka yang telah ditutup.
6. menyusun dan menyelenggarakan sistem tanggap darurat pengelolaan
sampah sesuai dengan kewenangannya.
Banyak dijumpai tumpukan sampah di berbagai sudut lingkungan
masyarakat, hal ini menunjukkan jumlah volume debit sampah yang
dihasilkan masih kurang diimbangi dengan pengelolaan sampah dengan baik.
Masih terdapat berbagai tumpukan sampah yang tidak terangkut. Pengelolaan
yang kurang optimal akan mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat dan
akan menghilangkan nilai keindahan tata ruang dalam lingkungan masyarakat.
Melihat kondisi diatas bahwa permasalahan sampah bersifat universal,
maka di Kabupaten Sukoharjo juga tidak terlepas dengan permasalahan
sampah. Kabupaten Sukoharjo terbagi menjadi 12 Kecamatan berbatasan
langsung dengan Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar di sebelah utara,
Provinsi DIY dan Kabupaten Wonogiri di sebelah selatan, Kabupaten Boyolali
dan Kabupaten Klaten di sebelah barat, dan Kabupaten Karanganyar di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
sebelah timur. Permasalahan sampah di Sukoharjo ditangani oleh Dinas
Pekerjaan Umum melalui Unit Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo.
Semakin bertambahnya jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo jelas akan
mempengaruhi produksi sampah yang dihasilkan setiap harinya. Perkiraan
jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo yang mencapai hampir angka 843.127
orang akan membawa dampak terhadap volume sampah yang dihasilkan.
Kepala DPU, AA Bambang Haryanto dalam pernyataanya
menerangkan bahwa:
Volume sampah di Sukoharjo dari tahun ke tahun makin meningkat.
“Volume sampah per hari sekarang ini rata-rata 160 meter kubik (m3)”
(http://www.solopos.com/2010/sukoharjo/volume-sampah-meningkat-
dpu-kekurangan-lima-armada-27458)
Berdasarkan pernyataan diatas tingkat produksi sampah yang
dihasilkan dari tahun ke tahun akan semakin meningkat pesat dimana
kecamatan Kartasura menjadi kecamatan yang terbesar dalam produksi
sampah dimana hal ini dipengaruhi jumlah kepadatan penduduk di kecamatan
Kartasura serta di kecamatan kartasura banyak memiliki pasar yang besar
sehingga akan berpengaruh terhadap jumlah volume sampah yang akan
dihasilkan. Daerah penanganan sampah di Sukoharjo ini hanya mencakup
tujuh (7) kecamatan dari dua belas kecamatan yang ada. Hal ini dikarenakan
tidak seluruhnya adalah wilayah atau daerah perkotaan, yaitu Kecamatan Kota
Sukoharjo, Kecamatan Kartasura, Kecamatan Mojolaban, Kecamatan Baki,
Kecamatan Bendosari, Kecamatan Grogol, dan Kecamatan Polokarto. Khusus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
pada kecamatan polokarto wilayah yang dilayani hanya pada pemukiman yang
padat saja.
Maka dari itu penelitian ini hanya mencakup pada tujuh (7) kecamatan
yang terlayani oleh UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan
Umum, yaitu Kecamatan Kota Sukoharjo, Kecamatan Kartasura, Kecamatan
Mojolaban, Kecamatan Baki, Kecamatan Bendosari, Kecamatan Grogol, dan
Kecamatan Polokarto dimana tujuh (7) kecamatan ini adalah daerah yang
dilayani oleh Unit Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Sukoharjo dan mempunyai jumlah penduduk secara kuantitas
jumlahnya relatif lebih padat yang akan menghasilkan produksi sampah yang
besar jumlahnya. Sampah menjadi masalah yang sangat serius dan perlu
penanganan yang tepat agar tidak menimbulkan berbagai permasalahan lain
seperti pencemaran lingkungan, gangguan kesehatan masyarakat, dan juga
mengganggu kebersihan dan keindahan tata kota.
Berdasarkan Peraturan Daerah No. 5 Tahun 1997 Kabupaten
Sukoharjo tentang Pengaturan Sampah bahwa untuk mewujudkan kota yang
bersih, sesuai dengan program kebersihan, keindahan, kesehatan, dan
ketertiban serta guna menunjang terciptanya lingkungan hidup yang sehat dan
serasi, maka diperlukan adanya pengaturan kebersihan kota daerah-daerah
penghasil sampah.
Pertambahan penduduk yang semakin tinggi angkanya akan
berdampak pada jumlah hasil produksi sampah yang dihasilkan. Berdasarkan
data yang diperoleh oleh peneliti dari kegiatan pra survey di UPTD
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Sukoharjo tiap harinya
terjadi peningkatan produksi sampah serta pada setiap tahunya terjadi
peningkatan volume sampah yang dihasilkan dan bisa dilihat pada tabel 1.1
Tabel 1.1
Produksi dan Volume Sampah Terangkut di Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2007-2010( )
Tahun Produksi Sampah (
/hari)
Sampah Terangkut (
/hari)
2010 176 148
2009 180 175
2008 146 140
2007 142 140
Sumber: DPU Kabupaten Sukoharjo/ Unit Kebersihan dan Persampahan
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa produksi sampah rata-rata per
hari di Kabupaten Sukoharjo dari tahun 2007-2010 terus mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Hal inilah yang menjadi permasalahan bagi
UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan umum Kabupaten
Sukoharjo dalam menjalankan penanganan dan pengelolaan sampah karena
dengan semakin banyaknya produksi sampah setiap harinya. Selain itu dalam
tabel diatas dapat dilihat bahwa tidak semua sampah dapat terangkut, padahal
jumlah sampah terus meningkat yang menimbulkan masalah adanya
penumpukan sampah. Hal inilah yang menjadi permasalahan bagi UPTD
Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan umum Kabupaten Sukoharjo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
dalam menjalankan penanganan dan pengelolaan sampah karena dengan
semakin banyaknya produksi sampah setiap harinya. Selain itu dalam tabel
diatas dapat dilihat bahwa tidak semua sampah dapat terangkut, padahal
jumlah sampah terus meningkat yang menimbulkan masalah adanya
penumpukan sampah. Hal inilah yang menjadi permasalahan bagi UPTD
Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan umum Kabupaten Sukoharjo
dalam penanganan dan pengelolaan sampah karena dengan semakin
banyaknya produksi sampah dan adanya penumpukan sampah akibat dari
penumpukan sampah yang tidak terangkut ke (tempat pembuangan akhir)
TPA. Perlu diketahui juga dari jumlah volume sampah yang dihasilkan,
terdapat beberapa komposisi jenis sampah yang dihasilkan tiap hari dan tiap
tahunya. Berdasarkan data yang didapat peneliti dalam melakukan pra survey
di UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan umum Kabupaten
Sukoharjo dapat dilihat pada tabel 1.2
Tabel 1.2
Jenis dan Banyaknya Sampah di Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2007-2010( )
Tahun Sampah Organik dan Sampah
Anorganik
2010 169
2009 144
2008 127
2007 127
Sumber: DPU Kabupaten Sukoharjo/ Unit Kebersihan dan Persampahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Dari tabel diatas dapat dilihat menunjukan bahwa jenis sampah ada
dua macam yakni, sampah Organik dan sampah Anorganik. Sampah Organik
terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari
alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain.
Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah
tangga sebagian besar merupakan bahan organik, misalnya sampah dari dapur,
sisa tepung, sayuran, kulit buah dan daun.
Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbaharui
seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari
bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat
anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang
sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama.
Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol plastik, tas
plastik, dan kaleng.
Berdasarkan data diatas hampir setiap tahunya mengalami kenaikan
jumlah produksi sampah sesuai dengan jenisnya. Terutama pada tahun 2008-
2010 yang terjadi kenaikan produksi sesuai dengan jenis sampah yang
dihasilkan. Jumlah sampah yang dihasilkan setiap tahunya secara otomatis
akan diikuti meningkatnya jumlah jenis sampah. Dari jumlah produksi sampah
yang dihasilkan juga akan berpengaruh pada jumlah sampah yang berada di
TPA (tempat pembuangan akhir) Mojorejo. Selain permasalahan penumpukan
sampah, UPTD Kebersihan dan Persampahan juga mengalami kendala dalam
operasional pengelolaan sampah di TPA Mojorejo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Dari latar belakang masalah diatas masalah pengelolaan sampah harus
mendapatkan perhatian yang serius dari pihak-pihak yang terkait dan juga
langkah-langkah taktis dalam penangananya serta sampai pada pengelolaan
akhir di TPA (tempat pembuangan akhir) Mojorejo sehingga mampu terkelola
dengan baik. Mengenai masalah sampah di Kabupaten Sukoharjo merupakan
kewenangan dari UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan umum
Kabupaten Sukoharjo sehingga permasalahan sampah tertuntaskan. Penulis
disini tertarik untuk mengadakan penelitian tentang ’’Strategi UPTD
Kebersihan Dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Sukoharjo Dalam Pengelolaan Sampah’’
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, penulis mencoba
untuk merumuskan, yaitu:
Bagaimana strategi pengelolaan sampah yang dilakukan oleh UPTD
Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo?
C. TUJUAN
Tujuan diadakan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Pelaksanaan strategi UPTD Kebersihan dan
Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo dalam
pengelolaan Sampah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
2. Untuk mengetahui permasalahan yang menghambat pelaksanaan strategi
pengelolaan Sampah UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo.
D. MANFAAT
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai:
1. Secara Teoritis
Sumbangan pemikiran yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut.
2. Secara Praktis
Bagi masyarakat luas, pengetahuan dan pemahaman tentang pengelolaan
sampah dapat menumbuhkan kesadaran dalam berperan menjaga
kebersihan lingkungan.
3. Secara Individu
Memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pada Jurusan
Ilmu Administrasi Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Strategi
Istilah strategi berasal dari kata Yunani Strategos, atau Strategus
dengan kata jamak strategi. Strategi berarti Jenderal tapi dalam Yunani
kuno sering berarti Perwira Negara (State Officer) dengan fungsi yang luas
(Salusu, 1996:85).
Salusu (1996:101) mengutarakan bahwa:
’’strategi ialah suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber
daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui
hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi
yang paling menguntungkan”
Strategi dapat dipandang sebagai pola tujuan, kebijakan, program,
tindakan, keputusan atau alokasi sumberdaya yang mendefinisikan
bagaimana organisasi itu, apa yang dikerjakan organisasi, dan mengapa
organisasi melakukannya. Oleh karena itu strategi merupakan perluasan
misi guna menjembatani organisasi dan lingkungannya. Strategi biasanya
digunakan untuk mengatasi isu strategis, strategi menjelaskan respon
organisasi terhadap pilihan kebijakan pokok (Bryson, 2008:189).
Menurut Fandy Tjiptono (1995:2), istilah strategi berasal dari kata
Yunani strategeia, yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang
jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang agar selalu
memenangkan perang. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
konsep strategi berkembang dan memiliki arti yang lebih luas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Dalam Rangkuti (2006: 4), Argyris (1985), Mintzberg (1979),
Steiner dan Miner (1977) menerangkan bahwa:
“strategi merupakan respon secara terus-menerus maupun
adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal yang dapat
mempengaruhi organisasi.”
Sedangkan Chandler (1962) menjelaskan bahwa:
“strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan
dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program
tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.” (Rangkuti,
2006:3)
Namun secara umum, strategi diartikan sebagai suatu cara yang
digunakan oleh manajer atau pimpinan puncak untuk mencapai tujuan
organisasi. Strategi merupakan landasan awal bagi sebuah organisasi dan
elemen di dalamnya untuk menyusun langkah-langkah atau tindakan-
tindakan dengan memperhitungkan faktor-faktor internal dan eksternal
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Sementara itu, dalam menetapkan suatu strategi dibutuhkan
berbagai informasi yang dapat memperkaya organisasi dalam menetapkan
alternatif-alternatif. Sarah Kaplan dan Paula Jarzabkowski (2006:7-8)
dalam AIM (Advanced Institute of Management Research) Int, J. Working
Paper Series: 047-August-2006 menegaskan bahwa:
“Indeed, much of the information needed for making strategy may be
unclear or conflicting. As strategy is about the future, there will
always be an aspect that cannot be known, so that setting a strategy
means deciphering existing information and deriving a point of view
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
about what to do. Such uncertainty can result in myriad
interpretations about what is going on and what should be done.”
(Memang, sebagian besar informasi yang dibutuhkan untuk membuat
strategi mungkin tidak jelas atau bertentangan. Seperti strategi adalah
tentang masa depan, akan selalu ada sebuah aspek yang tidak dapat
diketahui, sehingga penetapan strategi berarti mengartikan informasi
yang ada dan menurunkan sudut pandang tentang apa yang harus
dilakukan. Ketidakpastian tersebut dapat menghasilkan berbagai
interpretasi tentang apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan).”
Dari jurnal diatas sebagian besar informasi yang dibutuhkan untuk
membuat strategi mungkin tidak jelas atau bertentangan. Seperti strategi
adalah tentang masa depan, akan selalu ada sebuah aspek yang tidak dapat
diketahui, sehingga penetapan strategi berarti mengartikan informasi yang
ada dan menurunkan sudut pandang tentang apa yang harus dilakukan.
Ketidakpastian tersebut dapat menghasilkan berbagai interpretasi tentang
apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan.
Dari pemikiran diatas, dijelaskan bahwa informasi yang
dibutuhkan untuk membuat strategi mungkin tidak berhubungan bahkan
bertentangan. Strategi merupakan sesuatu yang dilakukan organisasi
dimasa depan. Maka dalam membuat strategi, organisasi perlu menggali
informasi yang ada tentang apa yang harus dilakukan organisasi. Sehingga
akan didapatkan informasi yang lengkap tentang peluang dan ancaman
yang dapat digunakan dalam menetapkan strategi.
Strategi adalah semua keputusan untuk melakukan perubahan dan
mencapai kondisi yang diinginkan organisasi di masa depan. Sehingga
organisasi harus mampu menyesuaikan sumber daya organisasi dengan
peluang dan tantangan yang akan dihadapi. Strategi dapat berhasil jika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
terdapat prinsip-prinsip yang dapat dijadikan indikator keberhasilan suatu
strategi. Menurut Hatten & Hatten (1988) dalam Salusu (1996: 108)
mengemukakan prinsip-prinsip untuk mensukseskan strategi antara lain:
a. Strategi haruslah konsisten dengan lingkungannya
b. Setiap organisasi tidak hanya membuat satu strategi
c. Strategi yang efektif hendaknya memfokuskan dan menyatukan semua
sumber daya dan tidak menceraiberaikan satu dengan yang lain
d. Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang merupakan
kekuatannya dan tidak pada titik yang justru adalah kelemahannya
e. Sumber daya adalah sesuatu yang kritis
f. Strategi hendaknya memperhitungkan resiko yang tidak terlalu besar
g. Strategi hendaknya disusun di atas landasan keberhasilan yang telah
dicapai
h. Tanda-tanda dari suksesnya strategi ditampakkan dengan adanya
dukungan dari pihak-pihak yang terkait, dan terutama dari para
eksekutif, dari semua pimpinan unit kerja dalam organisasi.
Beberapa strategi menurut Hax & Majluf (Salusu, 1996: 100)
adalah:
a. Suatu pola keputusan yang konsisten, menyatu dan integral
b. Menentukan dan menampilkan tujuan organisasi dalam artian jangka
panjang, progam bertindak dan alokasi sumber daya.
c. Menyeleksi bidang yang akan digeluti akan digeluti organisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
d. Mencoba mendapatkan keuntungan yang mampu bertahan lama,
dengan memberikan respon yang tepat terhadap peluang dan ancaman
dari lingkungan eksternal dan internal, dan kekuatan serta
kelemahannya.
e. Melibatkan semua tingkat hierarki dan organisasi.
Inti pokok dari definisi strategi yang dirumuskan oleh Hax dan
Majluf adalah strategi menjadi suatu kerangka yang fundamental
fundamental tempat suatu organisasi akan mampu menyatakan
kontinuitasnya yang vital, sementara pada saat yang bersamaan ia akan
memiliki kekuatan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang
selalu berubah.
Kunci sukses dari pelaksanaan strategi diungkapkan oleh
Thompson dan Strickland (1992) dalam Salusu (1996: 436), menyatukan
organisasi secara total untuk mendukung strategi dan melihat apakah
setiap tugas administratif dan aktivitas dilakukan menurut cara yang
memadukan secara tepat semua persyaratan sehingga pelaksanaan dari
strategi itu dapat dinikmati. Jadi, pelaksanaan strategi yang sukses
membutuhkan komitmen dan dukungan yang berupa disiplin, motivasi,
dan kerja keras dari pihak yang terkait.
Menurut Robert H. Hayes dan Steven C. Wheelwright dalam James
A.F. Stoner & Charles Wankel (2003: 162) mengidentifikasi 5 (lima) sifat
pokok strategi yang membedakannya dari jenis perencanaan umum, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
a. Cakrawala Waktu. Kata strategi pada umumnya digunakan untuk
melukiskan kegiatan yang meliputi cakrawala waktu dalam arti yang
luas, menyangkut baik waktu yang dicapai untuk melaksanakan
kegiatan tersebut maupun waktu yang digunakan untuk mengamati
dampaknya
b. Dampak. Meskipun alibat yang timbul karena mengikuti strategi
tertentu belum terlihat jelas sekalipun dalam jangka waktu yang lama,
namun dampak akhirnya akan sangat berarti
c. Pemusatan Upaya. Sebuah strategi yang efektif biasanya memerlukan
pemusatan kegiatan, upaya, atau perhatian seseorang pada tujuan yang
agak sempit. Pemusatan perhatian pada kegiatan pilihan ini secara
implicit mengurangi sumber daya yang tersedia untuk kegiatan
lainnya.
d. Pola-pola Keputusan. Meskipun sebagian perusahaan hanya
memerlukan beberapa keputusan penting untuk melaksanakan strategi
yang dipilihnya, kebanyakan strategi memerlukan rangkaian jenis
keputusan tertentu yang harus diambil. Keputusan-keputusan tersebut
harus saling menunjang, sehingga mengikuti suatu pola yang
konsisten.
e. Daya Meresap. Sebuah strategi mencakup sebuah spektrum aktivitas
yang luas, mulai dari proses alokasi sumber daya sampai dengan
kegiatan sehari-hari. Selain itu, kebutuhan akan konsistensi di
kemudian hari dalam aktivitas tersebut mengharuskan semua semua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
jenjang organisasi untuk bertindak dengan cara sedemikian rupa
sehingga memperkuat strategi.
Kelima sifat tersebut jelas menunjukkan bahwa strategi sebuah
organisasi merupakan inti yang menjadi pusat dari semua kegiatan utama
lainnya dari sebuah organisasi, dan merupakan faktor penting yang
menentukan keberhasilan atau kegagalan sebuah organisasi di kemudian
hari.
Federica Ricceri dan James Guthrie dalam 3rd
Workshop on
Visualising, Measuring, and Managing Intangibles & Intellectual Capital
(2007: 7) mengemukakan:
“strategisation involves two concepts: strategy formulation and
implementation. These concepts are seen as being interactive and
part of a continous process of innovation and enactment. This
can be incremental or radical innovation that occurs throughout
the organization when emergent strategies are allowed to be
autonomously set by the managers and the workforce, within or
outside the current strategy”.
(strategi meliputi dua konsep, yaitu pembuatan strategi dan
implementasi. Konsep tersebut merupakan proses yang saling
berhubungan atau berkaitan dan berkelanjutan dalam inovasi dan
penetapan, berupa inovasi secara perlahan-lahan ataupun radikal
yang muncul dalam sebuah organisasi ketika sebuah strategi baru
digunakan oleh semua pimpinan)
Dalam jurnal di atas dijelaskan bahwa strategi meliputi dua konsep,
yaitu pembuatan strategi dan implementasi. Konsep tersebut merupakan
proses yang saling berhubungan atau berkaitan dan berkelanjutan dalam
inovasi dan penetapan, berupa inovasi secara perlahan-lahan ataupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
radikal yang muncul dalam sebuah organisasi ketika sebuah strategi baru
digunakan oleh semua pimpinan.
Wujud strategi adalah berupa kebijakan yang ditentukan untuk
mencapai apa yang menjadi tujuan dan sasaran organisasi atau dengan kata
lain, pemilihan strategi merupakan proses pembuatan keputusan untuk
memilih alternatif terbaik dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran.
Strategi hendaknya harus dapat membahas masalah yang
diperkirakan akan timbul di waktu yang akan datang yang mungkin
dapat berubah- ubah. Menurut James A.F. Stoner & Charles Wankel
(2003:161), strategi dapat disoroti dari dua perspektif yang berbeda:
a. Dari perspektif mengenai apa yang hendak dilakukan oleh sebuah
organisasi. Strategi didefinisikan sebagai program yang luas untuk
menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan melaksanakan
misinya. Disini kata “program” mengacu pada peranan yang aktif,
sadar, dan rasional yang dimainkan oleh manajer dalam merumuskan
strategi organisasi.
b. Dari apa yang sesungguhnya dilakukan oleh sebuah organisasi, baik
tindakannya sejak semula memang disengaja atau tidak. Strategi
adalah “pola tanggapan organisasi yang dilakukan terhadap
lingkungannya sepanjang waktu.”
Dari perspektif tersebut UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas
Pekerjaan umum Kabupaten Sukoharjo bisa dikatakan lebih menyoroti
strategi organisasinya dimana membutuhkan langkah-langkah yang riil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
atau nyata untuk mewujudkan kebersihan di lingkungan Kabupaten
Sukoharjo dan juga dengan melihat penerapan dan pelaksanaan strategi
organisasinya. Dalam perspektif ini permasalahan sampah di Kabupaten
Sukoharjo yang akan mengancam lingkungan alam dan juga mengganggu
lingkungan kehidupan masyarakat sekitar, maka harus cepat tanggap
dalam menyelesaikanya dengan strategi yang ada dalam UPTD
Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan umum Kabupaten
Sukoharjo.
Stoner dan Freeman (dalam Tjiptono, 1995:2) membagi konsep
strategi ke dalam dua perspektif yang berbeda, yaitu :
a. Dari perspektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan.
Strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan
mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya. Makna
yang terkandung dalam strategi ini adalah bahwa manajer memainkan
peran aktif, sadar dan rasional dalam merumuskan strategi organisasi.
Dalam lingkungan yang selalu berubah, pandangan ini lebih banyak
diterapkan.
b. Dari perspektif apa yang suatu organisasi akhirnya lakukan.
Strategi di definisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi
terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Pada definisi ini setiap
organisasi pasti telah memiliki meskipun strategi tersebut tidak
dirmuskan secara eksplisit. Pandangan ini diterapkan bagi manajer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
yang bersifat reaktif, yaitu hanya menanggapi dan menyesuaikan diri
pterhadap lingkungan secara pasif manakala dibutuhkan.
Menurut Mintzberg dalam James A.F. Stoner & Charles Wankel
(2003:164) memberikan tiga cara pembuatan strategi:
a. Cara wiraswasta. Seorang pemimpin yang kuat, umumnya pendiri
kegiatan usaha yang bersangkutan, mengambil keputusan yang berani
dan penuh resiko yang intuitif, yaitu dengan cara mengandalkan
pertimbangan pribadi yang dibentuk oleh pengalamannya.
b. Cara adatif dikenal sebagai “ilmu melakukan terobosan”. Manajer
yang adatif hanya menanggapi setiap situasi yang muncul dan
cenderung mengambil sikap bertahan menghadapi para pesaingnya.
c. Cara perencanaan. Cara ini memberikan kerangka pedoman dan
petunjuk arah yang tegas yang tidak memiliki oleh kedua cara yang
lain. Para perencana tingkat puncak mengikuti suatu prosedur yang
sistematisa yang mengharuskan mereka menganalisa lingkungan dan
organisasi sehingga dapat mengembangkan suatu rencana untuk
menyongsong masa depan.
Menurut Koteen (1991) dalam Salusu (1996:104-105), tipe-tipe
strategi yang dimaksud, antara lain:
a. Corporate Strategy (strategi organisasi).
Strategi ini berkaitan dengan perumusan misi, tujuan, nilai-nilai dan
inisiatif-inisiatif tujuan strategik yang baru.
b. Program Strategy (strategi program).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Strategi ini lebih memberi perhatian pada implikasi-implikasi strategik
dari suatu program tertentu.
c. Resource Support Strategy (strategi pendukung sumber daya).
Memusatkan perhatian pada memaksimalkan pemanfaatan sumber-
sumber daya esensial yang tersedia guna meningkatkan kualitas kinerja
organisasi. Sumber daya berupa tenaga, keuangan, teknologi.
d. Institutional Strategy (strategi kelembagaan).
Fokus dari strategi ini adalah mengembangkan kemampuan organisasi
untuk melaksanakan inisiatif-inisiatif strategik.
Suatu strategi hendaknya mampu memberikan informasi kepada
pembacanya, yang sekaligus berarti mudah dipahami oleh setiap anggota
manajemen puncak dan setiap karyawan organisasi. Ada enam informasi
yang tidak boleh dilupakan dalam suatu strategi (Donnelly dalam Salusu,
1996:109) antara lain:
a. Apa yang akan dilakukan.
b. Mengapa demikian, suatu uraian tentang alasan yang dipakai dalam
menentukan apa di atas.
c. Siapa yang akan bertanggungjawab untuk mengoperasionalkan
strategi.
d. Berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk menyukseskan
strategi.
e. Berapa lama waktu diperlukan operasionalisasi strategi tersebut.
f. Hasil apa yang diperoleh dari strategi itu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Menurut Higgins (1985) dalam Salusu (1996: 101) menjelaskan
bahwa ada empat tingkatan strategi, yaitu:
a. Enterprise Strategy. Berkaitan dengan respon masyarakat. Jadi dalam
strategi enterprise terlihat relasi antara organisasi dan masyarakat luar,
sejauh ineraksi itu akan dilakukan sehingga dapat menguntungkan
organisasi.
b. Corporate Strategy. Berkaitan dengan misi organisasi, sehingga
disebut grand strategy meliputi bidang yang digeluti oleh suatu
organisasi.
c. Business Strategy. Menjabarkan bagaimana merebut pasaran di tengah
masyarakat. Strategi ini dimaksudkan untuk dapat memperoleh
keuntungan-keuntungan strategik yang sekaligus mampu menunjang
berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik.
d. Functional Strategy. Merupakan strategi pendukung dan untuk
menunjang suksesnya strategi lainnya. Ada tiga jenis strategi
fungsional yaitu:
a. Strategi fungsional ekonomi, yaitu mencakup fungsi-fungsi yang
memungkinkan organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi
yang sehat antara lain yang berkaitan dengan keuangan,
pemasaran, sumber daya, penulisan dan pengembangan.
b. Strategi fungsional manajemen, yaitu mencakup planning,
organizing, implementing, controlling, staffing, leading,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
motivating, communicating, decision making, representing dan
intregating.
c. Strategi isu strategik, fungsi utamanya ialah mengontrol
lingkungan baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun
situasi yang belum diketahui atau yang sudah berubah.
Strategi selayaknya merupakan respon terhadap harapan-harapan
masyarakat dan apa yang menjadi prioritas dalam kelompok masyarakat
yang dilayani. Harapan dan kepentingan masyarakat itu diseimbangkan
dengan harapan dan kepentingan dari para eksekutif dan para karyawan
organisasi. Jadi, diperlukan keserasian atau harmoni antara kepentingan
organisasi dan kepentingan masyarakat. Strategi yang mengabaikan
kepentingan masyarakat tidak akan memberikan hasil yang memuaskan dan
dikehendaki oleh para eksekutif (Salusu, 1996:110).
Pada dasarnya UPTD Kebersihan Dan Persampahan Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Sukoharjo instansi yang terkait pada pengelolaan sampah
untuk melaksanakan pengelolaan sampah. Berdasarkan dari tingkatan
strategi Menurut Higgins (1985) dalam Salusu (1996: 101) diatas dalam
penelitian ini UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan sampah mengacu pada Corporate
Strategy (strategi organisasi). Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi,
meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi. Unit Kebersihan dan
Persampahan Dinas Pekerjaan umum dalam melaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
tugas dan fungsinya untuk melakukan pengelolaan sampah dengan
pengangkutan sampah (dengan patroli sampah), pemeliharaan alat
kebersihan dan persampahan seperti aramada truck sampah serta alat berat
di TPA, dilakukan perluasan areal lahan TPA pada tahun 2010, dan juga
pengolahan sampah di TPA. Dengan tujuan untuk mewujudkan kabupaten
Sukoharjo yang bersih dan indah serta masyarakat bebas dari lingkungan
yang tidak sehat akibat dampak yang ditimbulkan.
B. Pengelolaan Sampah dan Dampak Sampah Terhadap Lingkungan
Masyarakat
1. Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan,
pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini
biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan
manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap
kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan
untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan
zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus
untuk masing masing jenis zat.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pengelolaan_sampah).
Berdasarkan Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang sampah,
sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
berbentuk padat. Pengelolaan sampah dimaksudkan adalah kegiatan yang
sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan
sampah dan penanganan sampah.
Undang-Undang No.18 Tahun 2008 yang dikutip oleh Suryokusumo
(2008:108) mengatakan bahwa pengelolaan sampah pada dasarnya adalah
kegiatan yang terkait dengan kegiatan pengurangan dan penanganan
sampah. Pengurangan adalah kegiatan membatasi sampah untuk
meminimalkan produk sampah, mengguna-ulang dalam bentuk penggunaan
kembali sampah secara langsung; dan/atau mendaur ulang dalam bentuk
pemanfaatan kembali sampah setelah melalui proses. Sedangkan yang
dimaksud dengan penanganan sampah adalah kegiatan yang terkait dengan
pemilahan dalam bentuk mengelompokkan dan memisahkan sampah sesuai
dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sifat sampah; pengumpulan dalam
bentuk mengambil dan memindahkan sampah dari sumber sampah ketempat
penampungan sementara atau tempat pengelolaan sampah terpadu;
pengumpulan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari
tempat penampungan sementara atau tempat pengelolaan sampah terpadu
menuju ke tempat pemrosesan akhir; pengolahan dalam bentuk mengubah
karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah agar diproses lebih lanjut,
dimanfaatkan atau dikembalikan ke media lingkungan secara aman; dan atau
pemrosesan akhir sampah dalam bentuk mengembalikan sampah dan atau
residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tercantum bahwa paradigma
pengelolaan sampah yang bertumpu pada pendekatan akhir sudah saatnya
ditinggalkan dan diganti dengan paradigma baru pengelolaan sampah.
Paradigma baru memandang sampah sebagai sumber daya yang mempunyai
nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan, misalnya, untuk energi, kompos,
pupuk ataupun untuk bahan baku industri. Paradigma baru pengelolaan
sampah ini bertujuan mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat
pembuangan akhir sampah melalui pengembangan upaya memperlakukan
sampah dengan cara mengurangi (reduce), menggunakan kembali (reuse),
mendaur ulang (recycle) dan mengganti (replace).
Menurut Suryokusumo (2008:11) terkait dengan penyelenggaraan
pengelolaan sampah yang terpadu dan komprehensif, pemenuhan hak dan
kewajiban masyarakat, serta tugas dan wewenang pemerintah dan
pemerintah daerah untuk melaksanakan pelayanan publik, diperlukan
payung hukum dalam bentuk undang-undang.
Pengaturan hukum pengelolaan sampah harus dilandasi dengan:
1. Asas tanggung jawab, bahwa pemerintah pusat dan daerah
mempunyai tanggung jawab yang sama dalam rangka pemenuhan
kebutuhan publik untuk mendapatkan lingkungan yang sehat dan
nyaman.
2. Asas berkelanjutan, bahwa pengelolaan sampah harus
menggunakan metode dan teknik yang ramah lingkungan dan tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan
lingkungan.
3. Asas manfaat, bahwa pengelolaan sampah perlu menggunakan
pendekatan yang menganggap sampah sebagai sumber daya yang
dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
4. Asas keadilan, bahwa pemerintah pusat dan daerah memberikan
kesempatan yang sama kepada masyarakat dan dunia usaha yang
mempunyai kepedulian dalam pengelolaan sampah untuk berperan
secara aktif membantu.
5. Asas kesadaran, bahwa pemerintah pusat dan daerah mendorong
setiap orang agar memiliki sikap, kepedulian, dan kesadaran untuk
mengurangi dan menangani sampah yang dihasilkan.
6. Asas kebersamaan, bahwa melibatkan seluruh lintas pelaku
(stakeholder).
7. Asas keselamatan, bahwa pengelolaan sampah perlu selalu
mempertimbangkan unsur keselamatan manusia dan lingkunganya.
8. Asas keamanan, bahwa dalam pengelolaan sampah perlu selalu
menjauhkan unsur negatif yang berdampak tidak baik bagi manusia
dan lingkungannya.
9. Asas nilai ekonomi, bahwa sampah mempunyai nilai ekonomi yang
dapat menambah income (pendapatan) tambahan.
Dari semua penjelasan diatas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa penanganan dan pengelolaan sampah dalam penelitian ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
adalah kegiatan yang dilakukan UPTD Kebersihan dan Persampahan
Dinas Pekerjaan umum Kabupaten Sukoharjo dalam pengurangan dan
penanganan sampah di Kabupaten Sukoharjo. Pengurangan dalam hal
ini adalah kegiatan membatasi sampah untuk meminimalkan produk
sampah, mengguna-ulang dalam bentuk penggunaan kembali sampah
secara langsung dan/atau mendaur ulang dalam bentuk pemanfaatan
kembali sampah setelah melalui proses. Sedangkan kegiatan
penanganan adalah kegiatan yang terkait dengan pemilahan,
pengumpulan, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah di
Kabupaten Sukoharjo.
2. Dampak Sampah
Adanya dampak akibat pencemaran sampah berpotensi
terjadinya pencemaran akibat pengelolaan yang kurang baik sehingga
menimbulkan berbagai pencemaran selama pelaksanaan kegiatan
teknis penanganan persampahan. Berbagai potensi yang menimbulkan
berbagai dampak dapat meliputi, antara lain:
1. Perkembangan vektor penyakit
Wadah sampah merupakan tempat ideal bagi pertumbuhan vektor
penyakit terutama lalat dan tikus. Hal ini disebabkan tempat
sampah tersedia sisa makanan dalam jumlah besar. Pada TPS juga
sama yakni vektor penyakit akan brkembang karena barang
tersebut akan menurunkan kualitas kesehatan lingkungan
sekitarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
2. Pencemaran udara
Sampah yang menumpuk dan tidak segera terangkut mrupakan
sumber bau tidak sedap yang memberikan efek buruk bagi daerah
sensitif sekitarnya seperti pemukiman, perbelanjaan, rekreasi, dan
lain-lain. Sampah seringkali terjadi pada sumber dan lokasi
pengumpulan terutama bila terjadi penundaan proses pengangkutan
shingga kapasitas tempat tampungan sementara terlampaui. Sarana
pengangkutan yang tidak tertutup dengan baik juga sangat
berpotensi menimbulkan masalah bau. Pembongkaran sampah
dengan volume yang besar dalam lokasi pengolahan berpotensi
menimbulkan gangguan bau, dan mungkin ada terjadi pencemaran
berupa asap bila terdapat pembakaran sampah.
3. Pencemaran air
Prasarana dan sarana pengumpulan yang terbuka sangat potensial
menghasilkan lindi terutama pada saat turun hujan yang akan
masuk ke dalam saluran atau tanah sekitar sehingga menyebabkan
terjadi pencemaran. Instalasi pengelolaan berskala besar
menampung sampah dalam jumlah yang besar pula sehingga
potensi lindi yang dihasilkan di instalasi juga sangat berpotensial
mencemari lingkungan sekitarnya. Sedangkan lindi yang terdapat
di TPA akan mempengaruhi sekitarnya dengan berupa rembesan
yang mencemari air tanah dibawahnya. Pada lahan yang terletak di
kemiringan, kecepatan aliran air tanah akan cukup tinggi sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
dimungkinkan terjadi pencemaran terhadap sumur penduduk yang
terletak pada elevasi yang lebih rendah.
4. Pencemaran tanah
Pembuangan sampah yang tidak dilakukan dengan baik di lahan
atau TPA yang dioperasikan secara sembarangan akan
menyebabkan lahan tersebut mengalami pencemaran akibat
tertumpuknya sampah organik dan mungkin mengandung bahan
buangan berbahaya. Diperlukan waktu lama agar sampah tersebut
terdegradasi larut dari lingkungan tersebut dan selama proses
tersebut lahan tersebut berpotensi menimbulkan pengaruh buruk
terhadap manusia dan lingkungan sekitarnya.
5. Gangguan estetika
Lahan yang terisi sampah secara terbuka akan menimbulkan kesan
pandangan yang sangat buruk sehingga mempengaruhi estetika
lingkungan sekitarnya. Lokasi TPA umumnya didominasi oleh
ceceran sampah baik akibat pngangkutan kurang baik, aktivitas
pemulung maupun tiupan angin pada lokasi yang dioperasikan. Hal
ini menimbulkan pandangan yang tidak menyenangkan bagi
masyarakat.
6. Kemacetan lalu lintas
Lokasi penempatan sarana atau prasarana biasa terdapat berada di
sumber potensial seperti pasar misalnya yang akan menimbulkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
gangguan terhadap lalu lintas di wilayah tersebut. Arus kendaraan
pengangkut sampah masuk dan keluar dari lokasi pengolahan akan
berpotensi menimbulkan gangguan terhadap lalu lintas di
sekitarnya. Frekuensi jumlah truck keluar masuk sangat
berpengaruh dan berpotensi terjadinya kmacetan lalu lintas.
7. Gangguan kebisingan
Kebisingan lalu lintas kendaraan berat atau truck timbul dari
mesin-mesin, bunyi rem, gerakan bongkar muat hidrolik, dan
lainya yang dapat mengganggu daerah-daerah sensitif di
sekitarnya. Di instalasi pengolahan kbisingan timbul akibat bunyi
mesin (mesin pencacah sampah atau shredder). Kebisingan di
sekitar lokasi TPA timbul dari lalu lintas kendaraan berat yang
menuju dan meninggalkan lokasi disamping operasi alat berat
yang ada.
8. Dampak sosial
Masyarakat tidak merasa senang dan nyaman dengan adanya
pembangunan tempat pembuangan di sekitar pemukimanya.
Upaya-upaya menentang disini muncul akibat keresahan
masyarakat. Sikap mnentang ini secara rasional akan terus
meningkat seiring dengan peningkatan pendidikan dan taraf hidup
mereka, sehingga penting untuk mempertimbangkan dampak
tersebut dan mengambil langkah-langkah aktif untuk
menghindarinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Sedangkan resiko terhadap lingkungan maka komponen
lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak akibat adanya
kegiatan pembangunan sistem penyediaan air bersih akan mencakup,
antara lain:
a Geo-fisik-kimia; yang meliputi: kuantitas dan kualitas air tanah
permukaan, kualitas udara, kondisi tanah, dan kebisingan.
b Biologis: baik keanekaragaman maupun kondisi flora dan fauna.
c Sosioekonomibudaya; yang meliputi: kependudukan, kesehatan
masyarakat, pola kehidupan, mata pencaharian, estetika, kecemburuan
masyarakat, persepsi masyarakat terhadap proyek, nilai jual tanah, situs
sejarah, dan lain sebagaianya.
d Prasarana umum: jalan, saluran drainase, jaringan PLN, Telkom,
perpipaan air bersih, air limbah, dan lain sebagainya.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa diperlukan
pengelolaan yang baik karena akan berpotensi menimbulkan dampak yang
buruk bagi lingkungan yang akan beresiko terhadap aspek bidang dalam
kelangsungan di lingkungan.
C. Strategi Pengelolaan Sampah
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa strategi dalam pengelolaan sampah adalah bagaimana UPTD
Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan umum melakukan pengelolaan
sampah dengan menyesuaikan akan tantangan dan hambatan yang dihadapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
dalam pelaksanaanya untuk mewujudkan kebersihan di lingkungan
Kabupaten Sukoharjo.
Strategi UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan umum
Kabupaten Sukoharjo upaya atau langkah-langkah yang diambil untuk
mengatasi permasalahan sampah di Kabupaten Sukoharjo dengan sistem 3 R
(Reuse, Reduce dan Recycle). UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas
Pekerjaan umum Kabupaten Sukoharjo mempunyai fungsi dalam pengelolaan
sampah, bertugas untuk melaksanakan strategi untuk menangani pengelolaan
sampah di Kabupaten Sukoharjo. Dan juga adanya keluhan dari masyarakat
akan pengelolaan sampah terutama pada di sekitar TPS dan TPA. Hal ini
mengarah pada Enterprise Strategy. Berkaitan dengan respon masyarakat,
jadi dalam strategi enterprise terlihat relasi antara organisasi dan masyarakat
luar, sejauh ineraksi itu akan dilakukan sehingga dapat menguntungkan
organisasi. Keluhan-keluhan masyarakat merupakan respon terhadap
lingkungan di sekitar masyarakat tersebut.
Dalam hal ini strategi UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas
Pekerjaan umum Kabupaten Sukoharjo fokus pada strategi organisasi karena
berkaitan dengan misi organisasi, meliputi bidang yang digeluti oleh suatu
organisasi berdasarkan wawancara dalam penelitian yang dilakukan terdapat
beberapa strategi dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Sukoharjo, antara
lain dengan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
1. Pengangkutan sampah (patroli sampah)
Pengangkutan dilakukan UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas
Pekerjaan umum serta dengan sistem patroli untuk menghindari
penumpukan di berbagai tempat pembuangan sementara sampah agar
tidak mengganggu lingkungan sekitarnya.
2. Pemeliharaan alat-alat kebersihan dan persampahan.
Kegiatan pemeliharaan dilakukan kontrol kondisi alat-alat kebersihan
dan persampahan agar mampu menunjang pengelolaan sampah dari
pengangkutan hingga proses di TPA.
3. Perluasan areal lahan TPA
Perluasan ini untuk mampu menampung jumlah sampah yang masuk
atau memberikan ruang untuk penampungan sampah pada Tahun
2010.
4. Pengolahan sampah di TPA.
Pengolahan sampah yang dilakukan di tempat pembuangan akhir dari
sebelum diolah sampai dilakukan pengolahan melaui proses yang ada.
D. Kerangka Pemikiran
Permasalahan sampah sangat erat kaitanya dengan tingkat pola
kehidupan sosial masyarakat dengan adanya proses konsumsi yang tinggi
tiap individu yang beragam setiap harinya di lingkup masyarakat. Pola
konsumsi oleh masyarakat itu merupakan hak asasi dari tiap individu
dalam sebuah lingkungan masyarakat. Setiap individu akan selalu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
berusaha untuk memenuhi kebutuhan mereka masing-masing. Tingkat
konsumsi yang tinggi ini akan membawa pada meningkatnya volume
sampah yang dihasilkan, hal ini juga dipengaruhi pertumbuhan penduduk
yang semakin meningkat maka jumlah sampah akan mengalami
peningkatan.
Di Kabupaten Sukoharjo setiap tahunya mengalami peningkatan
volume sampah yang dihasilkan. Permasalahan sampah ini dikhawatirkan
akan dapat mengganggu kesehatan masyarakat di Kabupaten Sukoharjo
khususnya yang tinggal di sekitar tempat pembuangan akhir dengan
adanya penumpukan sampah yang tidak terangkut di berbagai TPS dan
juga dengan adanya peningkatan volume sampah yang terjadi menuntut
pengolahan yang baik di TPA. Terdapatnya tumpukan sampah yang tidak
terangkut, hal ini akan membawa dampak yang negatif terhadap
lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Dengan permasalahan peningkatan
volume sampah diperlukan pengelolaan sampah di Kabupaten Sukoharjo
dari pengangkutan sampai pada pengolahan akhir di TPA sehingga sampah
yang dihasilkan dapat ditangani secara maksimal dan juga pengelolaanya
secara tepat dan aman karena jumlah sampah yang dihasilkan akan
semakin meningkat dari tahun ke tahun untuk mewujudkan Kabupaten
Sukoharjo bersih.
UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan umum
Kabupaten Sukoharjo merupakan unsur pemerintah mempunyai
wewenang dalam mengatur permasalahan sampah dari penanganan sampai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
pada pengelolaan di Kabupaten Sukoharjo. Dalam melaksanakan strategi
antara lain: 1) pengangkutan sampah (patroli sampah), 2) pemeliharaan
alat kebersihan dan persampahan, 3) peluasan areal TPA tahun 2010, dan
4) pengolahan sampah (pemilahan, pengomposan, penimbunan). UPTD
Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan umum Kabupaten
Sukoharjo juga mengalami hambatan-hambatan yang dapat mengganggu
terwujudnya tujuan bersama, terdapat faktor pendukung yang akan dapat
memperlancar pelaksanaan strategi tersebut.
Berikut ini adalah skema pemikiran untuk memudahkan dalam
memahami penelitian yang dikembangkan penulis secara sistematis:
Gambar 2.1
Kerangka Dasar Pemikiran
Permasalahan sampah di
Kabupaten Sukoharjo
Strategi organisasi meliputi:
1. Pengangkutan sampah (kegiatan
patroli)
2. Pemeliharaan alat-alat kebersihan
dan persampahan
3. Perluasan areal lahan TPA
4. Pengolahan sampah di TPA
Mewujudkan Kabupaten
Sukoharjo yang Bersih
dan Indah
Faktor pendukung dan
faktor penghambat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Mengacu pada perumusan masalah dan tujuannya, penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif
adalah penelitian yang berusaha memecahkan masalah dengan memaparkan,
menggambarkan serta menganalisa keadaan atau fenomena sosial masyarakat
berdasarkan fakta-fakta yang ada.
Menurut H. B. Sutopo (2002:111), deskriptif kualitatif adalah metode
yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan cara mendeskripsikan
secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang
sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan. Jadi penelitian deskriptif
kualitatif digunakan untuk menyusun gambaran mengenai objek apa yang
diteliti dengan terlebih dahulu peneliti mengumpulkan data di lokasi
penelitian, lalu data itu diolah dan diartikan untuk kemudian dianalisa dari
data yang telah disajikan.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo, karena Unit Kebersihan dan
Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo merupakan
sebuah unit dibawah wewenang dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Sukoharjo dalam kegiatan penanganan dan pengelolaan persampahan di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
wilayah Kabupaten Sukoharjo. Termasuk di dalamnya proses
pengangkutan sampah sampai pada pemprosesan akhir sampah.
C. Sumber Data
Lofland dan Lofland dalam Lexy J. Moleong (2000:112)
mengungkapkan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah
kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti arsip,
dokumen, dan lain-lain. Pencatatan sumber data utama melalui wawancara
atau pengamatan merupakan hasil gabungan dari kegiatan melihat,
mendengar dan bertanya.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sumber data sebagai
berikut :
a. Informan.
Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (informan/
narasumber) sangat penting perannya sebagai individu yang memiliki
informasi. Peneliti dan narasumber memiliki posisi yang sama dan
narasumber bukan sekedar memberikan tanggapan pada yang diminta
peneliti, tetapi narasumber lebih memilih arah dan selera dalam
menyajikan informasi yang ia miliki (H.B. Sutopo, 2002:50).
Informan dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Kepala UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan
umum Kabupaten Sukoharjo, untuk memperoleh informasi
penanganan dan pengelolaan sampah di Kabupaten Sukoharjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
b. Staf UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan
umum Kabupaten Sukoharjo dalam permasalahan sampah
terkait penanganan dan pengelolaanya di Kabupaten Sukoharjo.
c. Masyarakat di sekitar TPS dan TPA dalam hal ini masyarakat
merupakan elemen yang sangat terpengaruh terhadap
permasalahan sampah yang ada.
b. Dokumen atau arsip
Dokumen atau arsip merupakan bahan tertulis yang bergayutan
dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Banyak peristiwa yang
telah lama terjadi bisa diteliti dan dipahami atas dasar kajian dari
dokumen atau arsip-arsip yang berkaitan dengan permasalahan yang
diteliti (H.B. Sutopo, 2002:54).
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
a. Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab lisan antara dua
orang atau lebih secara langsung. Jenis wawancara ada dua, yakni
wawancara tak terstruktur dan wawancara terstruktur. Wawancara tak
terstruktur merupakan wawancara yang tidak terarah. Sedangkan
wawancara terstruktur ialah tanya jawab yang terarah untuk
mengumpulkan data-data yang relevan.
Wawancara dalam penelitian kualitatif pada umumnya tidak
dilakukan secara terstruktur ketat dan dengan pertanyaan tertutup seperti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
di dalam penelitian kuantitatif, tetapi dilakukan secara tidak terstruktur
atau sering disebut sebagai teknik wawancara mendalam (H.B. Sutopo,
2002:59). Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara mendalam
dengan narasumber yang dianggap mengerti tentang masalah yang
peneliti ambil.
b. Observasi
Merupakan teknik pengumpulan data dengan pengamatan dan
pencatatan langsung dilokasi penelitian mengenai kegiatan yang ada dan
sedang berlangsung. Observasi berarti peneliti melihat dan mendengarkan
(termasuk menggunakan tiga indera yang lain) apa yang dilakukan dan
diperbincangkan para informan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari
terutama yang berkaitan dengan topik penelitian (Susanto, 2006:126).
Dalam hal ini peneliti mendatangi secara langsung UPTD Kebersihan dan
Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo serta TPS
dan TPA Mojorejo untuk melakukan pengamatan dan pencatatan
terhadap objek yang diteliti.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu dilakukan dengan mencatat dan mengambil
sumber-sumber tertulis yang ada, baik berupa dokumen atau arsip.
Dokumen atau arsip merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan
suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. (H.B. Sutopo, 2002: 66)
Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mendukung data yang
dikumpulkan dari hasil observasi dan wawancara. Data bisa berasal dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
majalah, artikel, catatan, arsip-arsip, surat keputusan dan sebagainya yang
dianggap menunjang. Dalam penelitian ini penulis melakukan
dokumentasi mengenai berbagai wacana dan memahami data-data yang
diperoleh dari UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Sukoharjo.
E. Metode Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini, sampel diperoleh menggunakan teknik
nonprobability sampling yaitu dengan metode purposive sampling. Dalam
metode purposive sampling ini, peneliti cenderung memilih informan yang
dianggap mengerti dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data mengenai
masalah secara mendalam. Namun tidak menutup kemungkinan dalam
pelaksanaan pengumpulan data pilihan informan dapat berkembang sesuai
dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data. Dengan
metode purposive sampling ini dipandang akan dapat memperoleh data lebih
mendalam sesuai yang diinginkan. (Patton dalam H.B. Sutopo, 2002: 22)
F. Validitas Data
Pengembangan validitas data dapat digunakan dengan pemilihan
teknik trianggulasi. Trianggulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
trianggulasi data. Patton (dalam H.B Sutopo, 2002:79) menyatakan bahwa
dalam trianggulasi data, peneliti menggunakan beberapa sumber data yang
berbeda untuk mengumpulkan data yang sama. Dalam penelitian ini,
trianggulasi data dilakukan dengan menggunakan sumber data yang berbeda-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
beda sehingga sumber data yang satu dan yang lainnya dapat saling
melengkapi untuk kemudian dapat dibandingkan dan diuji.
G. Analisis Data
Model analisis kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model analisis interaktif atau yang lebih dikenal dengan “Interactive Model
Of Analysis” adalah model analisis yang memerlukan tiga komponen pokok
yaitu reduksi data, sajian data serta penarikan kesimpulan verifikasi. Selain
itu dilakukan pula suatu proses antara tahap-tahap tersebut sehingga yang
terkumpul berhubungan satu sama lain secara otomatis (H.B. Sutopo,
2002:94-96)
Berikut penjelasan mengenai komponen-komponen dalam analisis
model interaktif:
a. Reduksi Data
Reduksi data adalah bagian dari proses analisis yang
mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal
yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga
simpulan penelitian dapat dilakukan (H.B. Sutopo, 2002: 92).
Reduksi merupakan proses pengelolaan data (mulai dari
editing, koding, hingga tabulasi data) yang mencakup kegiatan
mengikhtiarkan hasil pengumpulan data selengkap mungkin, dan
memilah-milahkannya ke dalam satuan konsep tertentu, kategori
tertentu, atau tema tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Proses ini berlangsung terus menerus selama pelaksanaan riset
yang dimulai dari atau bahkan sebelum proses pengumpulan data
dilakukan. Reduksi dimulai sewaktu peneliti memutuskan kerangka
konseptual wilayah penelitian, permasalahan penelitian, dan
pendekatan pengumpulan data yang digunakan. Selama pengumpulan
data berlangsung, reduksi dapat berupa membuat ringkasan,
mengkode, memusatkan tema, membuat batas permasalahan, dan
menulis memo. Proses reduksi ini berlangsung sampai penelitian
berakhir.
b. Penyajian Data
Sajian data merupakan suatu kumpulan informasi, deskripsi
dalam bentuk narasi yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat
dilakukan (H.B. Sutopo, 2002: 92). Dengan melihat suatu penyajian
data, peneliti akan mengerti apa yang terjadi dan memungkinkan untuk
mengerjakan sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan
penelitian tersebut. Dengan penyajian data, maka akan memudahkan
untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Penyajian data dapat
berupa uraian singkat, bagan, atau hubungan antar kategori.
c. Penarikan Simpulan
Dari awal pengumpulan data, peneliti harus sudah mengerti apa
arti dan hal-hal yang ditemui dalam melakukan pencatatan peraturan,
pola-pola, pokok pernyataan-pernyataan konfigurasi yang mungkin,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
arahan sebab akibat, dan proposisi-proposisi, pada dasarnya makna
data harus diuji validitasnya supaya simpulan penelitian menjadi lebih
kokoh dan dapat dipercaya (H.B. Sutopo, 2002: 93).
Aktivitas diantara komponen-komponen tersebut dilaksanakan
dalam bentuk interaktif dengan proses siklus yang berlangsung dari
awal pengumpulan data sampai penelitian berakhir. Sesuai dengan sifat
data yang lebih banyak bersifat data kualitatif, maka teknis analisisnya
adalah analisa data kualitatif. Untuk lebih jelasnya dapat terlihat skema
bagan model analisis interaktif berikut ini :
Gambar 3.1
Skema Analisis Model Interaktif
Pengumpulan
Data
Sajian Data
Penarikan
Simpulan/Verifikasi
Reduksi Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI LOKASI
I. Gambaran Umum Kabupaten Sukoharjo
1. Kondisi Geografis
Sukoharjo merupakan salah satu kabupaten di bagian tenggara
Propinsi Jawa Tengah yang terletak 7,3220 sampai dengan 7,490 LS
dan 110,420 sampai dengan 110,570 BT. Kabupaten Sukoharjo
sebagai salah satu Kabupaten di Jawa Tengah letaknya diapit oleh 6
(enam) Kabupaten/Kota yaitu:
sebelah Utara : Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar
sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar
sebelah Selatan : Kabupaten Gunung Kidul (DIY) dan Kabupaten
Wonogiri
sebelah Barat : Kabupaten Klaten dan Kabupaten Boyolali.
2. Wilayah Administrasi
Secara administratif Kabupaten Sukoharjo terbagi menjadi 12
kecamatan yang terdiri dari 167 Desa/Kalurahan. Luas wilayah
Kabupaten Sukoharjo tercatat 46.666 Ha atau sekitar 1,43% dari luas
Propinsi Jawa Tengah. Dapat dilihat dari tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Tabel 4.1
Tabel Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut
Kecamatan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo
Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa Kecamatan yang
terluas adalah kecamatan Polokarto yaitu 6.128 Ha (13%) sedangkan
yang paling kecil adalah kecamatan Kartasura seluas 1.923 Ha (4%)
dari luas Kabupaten Sukoharjo. Menurut penggunaan lahan terdiri dari
lahan sawah sebesar 45,62 % (21.287 Ha) dan sebesar 54,32 % (25.379
Ha) bukan merupakan lahan sawah. Dari lahan sawah yang ada yang
mempunyai pengairan teknis seluas 14.729 Ha (69,19%). Irigasi
NO
KECAMATAN
LUAS
WILAYAH
JUMLAH JUMLAH
PENDUDUK
KEPADATAN
PENDUDUIK
/ km 2 DESA KELURAHAN
1 2 3 4 5 6 7
1 Weru 41,98 13 0 66 833 1 592
2 Bulu 43,86 12 0 51 661 1 178
3 Tawangsari 39,98 12 0 58 793 1 471
4 Nguter 54,88 16 0 64 435 1 174
5 Sukoharjo 44,58 14 84 742 1 901
6 Bendosari 52,99 13 1 67 411 1 272
7 Polokarto 62,18 17 0 74 474 1 198
8 Mojolaban 35,54 15 0 79 039 2 224
9 Grogol 30 14 103 232 3 441
10 Baki 21,97 14 52 900 2 408
11 Gatak 19,47 14 2 48 537 2 493
12 Kartosuro 19,23 10 91 070 4 736
JUMLAH 466,66 150 17 843 127 1 807
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
setengah teknis 2.370 Ha (11,13%). Irigasi sederhana 857 Ha (8,73%)
dan tadah hujan seluas 2.331 Ha (10,95%).
II. Gambaran umum Dinas Pekerjaan Umum Kabupatn Sukoharjo
1. Sejarah
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo merupakan
unsur Pemerintah Kabupaten Sukoharjo, yang dipimpin oleh seorang
Kepala, yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati
melalui sekretaris Daerah. Tugas pokok Dinas Pekerjaan Umum adalah
melaksanakan kewenangan Otonomi Daerah Kabupaten dalam rangka
pelaksanaan tugas desentralisasi dibidang Pekerjaan umum.
2. Dasar hukum
Unit Kebersihan Dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Sukoharjo dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah No. 3
Tahun 2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja Daerah Kabupaten
Sukoharjo.
3. Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi)
Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan
kewenangan otonomi daerah kabupaten dalam rangka pelaksanaan
tugas desentralisasi di bidang pekerjaan umum. Dalam tugas pokok
tersebut Dinas Pekerjaan Umum mempunyai fungsi sebagai berikut,
antara lain:
1. Melaksanakan pengumpulan data, penelitian dan study di bidang
Pekerjaan Umum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
2. Melaksanakan penyusunan program dan perencanaan teknis.
3. Melaksanakan Pembangunan sarana prasarana, Bina Marga, Cipta
Karya, Sumber Daya Air, Kebersihan, Pertamanan dan
Pemakaman.
4. Melaksanakan Pemeliharaan sarana dan prasarana, Bina Marga,
Cipta Karya.
5. Melaksanakan perencanaan pemanfaatan dan pengendalian ruang
wilayah Kabupaten Sukoharjo.
6. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dilingkungan Dinas
Pekerjaan Umum.
4. Visi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo mempunyai visi,
yakni ” Terwujudnya Pembangunan Kabupaten Sukoharjo yang Maju
dan Ramah Lingkungan”
5. Misi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo
Sedangkan Misi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo
adalah:
1. Melaksanakan pengumpulan data, penelitian dan study di bidang
Pekerjaan Umum.
2. Melaksanakan penyusunan program dan perencanaan teknis.
3. Melaksanakan Pembangunan sarana prasarana, Bina Marga, Cipta
Karya, Sumber Daya Air, Kebersihan, Pertamanan dan
Pemakaman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
4. Melaksanakan Pemeliharaan sarana dan prasarana, Bina Marga,
Cipta Karya.
5. Melaksanakan perencanaan pemanfaatan dan pengendalian ruang
wilayah Kabupaten Sukoharjo.
6. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dilingkungan Dinas
Pekerjaan Umum.
7. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dilingkungan Dinas.
6. Struktur Organisasi
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Sukoharjo sebagaimana ditegaskan dalam Perda Nomor 3
Tahun 2008 yaitu terdiri dari:
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, terdiri dari:
1. Sub Bagian Program
2. Sub Bagian Keuangan
3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
c. Bidang Tata Ruang terdiri dari:
1. Seksi Perencanaan Tata Ruang
2. Seksi Pemanfaatan Kawasan
3. Seksi Pengendalian Ruang
d. Bidang Sumber Daya Air, terdiri dari:
1. Seksi Bina Teknis Sumber Daya Air
2. Seksi Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
3. Seksi Pengembangan Sumber Daya Air
e. Bidang Bina Marga, terdiri dari:
1. Seksi Bina Teknis Bina Marga
2. Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan
3. Seksi Pemeliharaan Jembatan dan Jalan
f. Bidang Cipta Karya, terdiri dari:
1. Seksi Bina Teknis Cipta Karya
2. Seksi Permukiman dan Bangunan
3. Seksi Penyehatan Lingkungan
g. Bidang Perumahan, terdiri dari:
1. Seksi Perencanaan Perumahan
2. Seksi Pembinaan Perumahan Formal dan Swadaya
3. Seksi Pengembangan Pembangunan Perumahan
h. Unit pelaksana Teknis Dinas
i. Kelompok Jabatan Fungsional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Gambar 4.1
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM
KABUPATEN SUKOHARJO
KEPALA DINAS
Ir. A.A.B. Haryanto.M.Eng.,Sc.M
KELOMPOK JAB. FUNGSIONAL
SEKRETARIS
Hartanto, S.Pd,SH,M.Hum
SUBBAG PROGRAM
Ir. Suprapto
SUBBAG KEUANGAN
Wahyuni,SE.Akt
SUBBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN
Sumarni, S.Sos
BIDANG TATA RUANG
Ir. Achmad Hufroni,MT
BIDANG SUMBER DAYA
AIR
Joko Widodo,ST,MM
BIDANG BINA MARGA
Ir. Suraji, MT
BIDANG CIPTA KARYA
Ir. Suhartono,MT
BIDANG PERUMAHAN
Sarwidi,ST
SEKSI PERENCANAAN
Junike Puspitaningtyas,
ST,MM
SEKSI PEMANFAATAN
KAWASAN
Ibnu Cahyana,ST.MT
SEKSI PENGENDALIAN
RUANG
Samodro Paulus Suroto, ST
SEKSI PERENCANAAN
TEKNIS
Sutardjo, ST
SEKSI OPERASI DAN PEMELIHARAAN
SUMBER DAYA AIR
SEKSI PENGEMBANGAN
DAYA AIR
Narmo, ATP
SEKSI PERENCANAAN
TEKNIS
Ir. Jumadi
SEKSI PEMBANGUNAN
DAN PENINGKATAN JALAN DAN JEMBATAN
Bowo Sutopo, ST
SEKSI PEMELIHARAAN
JALAN DAN JEMBATAN
Ir. Joko Praseno
SEKSI PERENCANAAN
TEKNIS
Triman, ST
SEKSI PEMUKIMAN DAN
BANGUNAN
Sutanto, MT
SEKSI PENYEHATAN LINGKUNGAN
Lanjar Budi W.ST
SEKSI PERENCANAAN
Sutarmo, ST
SEKSI PEMBINAAN PERUMAHAN FORMAL DAN
SWADAYA
Sunardi, ST
SEKSI PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN
PERUMAHAN
Ir. Budi Dadiyo
UPTD
terlampir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Dalam pelaksanaan pengelolaan sampah di Kabupaten Sukoharjo
dilakukan oleh UPTD Kebersihan dan Persampahan. Berikut bagan UPTD
Kebersihan dan Persampahan Kabupaten Sukoharjo
Gambar 4.2
Bagan UPTD Kebersihan dan Persampahan Kabupaten Sukoharjo
Sumber : DPU Kabupaten Sukoharjo/ Unit Kebersihan dan Persampahan
Pengawas
Tenaga Unit
Sampah
Administrasi Unit
Sampah
Pemungut
Retribusi Sampah
Pengawas Tenaga
Penyapu Jalan
Kepala UPTD
Kebrsihan dan
Persampahan
Kepala Bagian Tata
Usaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
B. PEMBAHASAN
I. Strategi UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan
umum Kabupaten Sukoharjo
Berawal dari semakin tinggi perkembangan fisik serta tidak
terlepas juga pertambahan jumlah penduduk akan menimbulkan
permasalahan. Hal ini terjadi di Kabupaten Sukoharjo dimana terjadi
perkembangan baik secara fisik maupun dari segi tingginya jumlah
penduduk. Jumlah penduduk yang tinggi akan mempengaruhi jumlah
volume sampah yang dihasilkan.
Permasalahan yang dihadapi Kabupaten Sukoharjo
khususnya UPTD Kebersihan dan Persampahan seiring dengan
perkembangan tersebut terutama dalam pemberian pelayanan publik
dalam penanganan dan pengelolaan sampah yang masih kurang bisa
berjalan maksimal dari proses pengangkutan sampai pada pengelolaan
akhir di TPA. Hal ini menjadi sebuah tantangan oleh UPTD Kebersihan
dan Persampahan dalam menciptakan lingkungan bersih dan sehat di
Kabupaten Sukoharjo.
Hal ini penting untuk UPTD Kebersihan dan Persampahan
melakukan strategi dalam melaksanakan operasional teknis pengelolaan
sampah di Kabupaten Sukoharjo. Diperlukan langkah-langkah
organisasi dalam pengelolaan sampah dari awal sampai akhir (TPA),
melihat keadaan tersebut yang akan memberikan dampak terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
lingkungan yang kurang sehat maka ada beberapa strategi UPTD
Kebersihan dan Persampahan dalam penanganan dan pengolahan
sampah yaitu:
a. Pengangkutan sampah
Kegiatan pengangkutan merupakan sebuah bagian dari pokok
tugas dalam pelaksanaan pengelolaan sampah. Dalam proses
pengangkutan sampah oleh UPTD Kebersihan dan Persampahan
Sukoharjo ada terdapat dua cara kegiatan pengangkutan diantaranya,
antara lain:
1. Kegiatan rutin pengangkutan sampah
Kegiatan rutin ini dimaksudkan proses pengangkutan
sampah yang dilakukan oleh UPTD Kebersihan dan Persampahan
Sukoharjo untuk megangkut sampah dari TPS ke TPA di Mojorejo.
Pada operasional pengangkutan ini sudah terjadwal dan secara
rutin dilakukan setiap harinya untuk menghindari adanya
penumpukan sampah yang ada di TPS. Sampah yang sudah masuk
di TPS akan diangkut truk dan akan dibawa ke TPA untuk
selanjutnya dilakukan pengolahan. Sampah yang telah masuk ke
TPS dari sumber sampah yang dilakukan dengan alat angkut
berupa gerobak dorong setiap harinya. Berikut adalah data
pengangkutan sampah setiap hari berserta wilayah pengambilan
sampah yang ditunjukan pada tabel 4.2 berikut ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tabel 4.2
Data Pengangkutan Sampah Rutin di Kabupaten Sukoharjo
NO NOMOR
ARMADA
HARI / JAM WILAYAH
PENGAMBILAN
1 AD 9532 B Setiap hari / setiap
pagi dimulai pukul
06.00
a. Kal cemani
b. Kal gedangan
c. Joho
2 AD 9533 B Setiap hari / setiap
pagi dimulai pukul
06.00
a.kal banaran
b.perum solo baru
c.wonorejo polokarto
d.SMAN 3 sukoharjo
e.gayam
f.mandan
h.pasar telukan
3 AD 9531 DB Setiap hari / setiap
pagi dimulai pukul
06.00
Seluruh daerah kalurahan
cemani
4 AD 902 B Setiap hari / setiap
pagi dimulai pukul
06.00
a.bangun sari
b.wungu sari
c.BPD Jateng
d.pencil
5 AD 9530 CB Setiap hari / setiap
pagi dimulai pukul
06.00
a.perum kopri
b.joho baru
c.belakang terminal joho
d.masjid agung
e.madyorejo
f.SMAN 1 serta SMP 2
sukoharjo
6 H 9554 BG Setiap hari / setiap
pagi dimulai pukul
06.00
a.pasar sukoharjo
b.rumah dinas bupati
c.madyorejo kal.jetis
7 AD 9535 AB Setiap hari / setiap
pagi dimulai pukul
06.00
a.Al-Azhar kec. Baki
b.perum grogol indah
c.gedung DPRD
d.stasiun (gayam)
e.gelora merdeka
8 H 9553 BG Setiap hari / setiap
pagi dimulai pukul
a.perum keteng
b.perum bedingin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
06.00 c.carikan
d.barat sritek
e.dukuh pangin
f.mess sritek
g.gawanan sukoharjo
h.gapura sritek
9 AD 9531 QB Setiap hari / setiap
pagi dimulai pukul
06.00
a.perum puri gading
b.pasar grogol
c.nguter
d.mojolaban
e.perum kopri
f.RSUD sukoharjo
10 AD 9531 CB Setiap hari / setiap
pagi dimulai pukul
06.00
a.kal gentan baki
b.perum sapen
c.perum kenep
d.brigif palur
11 AD 9530 DB Setiap hari / setiap
pagi dimulai pukul
06.00
a.tyfontex
b.gorro asshalam
c.kal wirogunan
d.kal tirtonatan
e.terminal
12 AD 9532 EB Setiap hari / setiap
pagi dimulai pukul
06.00
a.makam haji
b.RC ortopedi
c.carrefour
d.depo terminal
e.windan
Sumber : DPU Kabupaten Sukoharjo/ Unit Kebersihan dan Persampahan
Kegiatan pengangkutan sampah di TPS ini dilaksanakan
dengan alat angkut berupa truk atau armada pengangkut sampah
yang disediakan oleh UPTD Kebersihan dan Persampahan
Sukoharjo. Hal itu dijelaskan Bapak Muhamad Gufron selaku
UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo (dalam wawancara
tanggal 22 agustus 2011):
”pengangkutan sampah pastinya kan dilakukan setiap hari
mas, jika tidak pasti akan menggunung luar biasa, hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
sudah menjadi tugas unit kebersihan dan persampahan
dalam mengangkut sampah dari TPS ke TPA oleh petugas
kebersihan di lapangan sesuai jadwal yang ada dari UPTD
Kebersihan dan Persampahan.”
Hal senada juga dikemukakan Bapak Hari Soesatyo selaku
pengawas tenaga armada sampah:
”pengangkutan itu kan mutlak harus dilakukan mas karena
sehari saja tidak diangkut maka akan menjadi gunung
sampah mas dan akan membawa sumber penyakit mas jadi
pengangkutan harus dilakukan setiap harinya tidak boleh
tidak mas” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011)
Hal ini juga diutarakan Bapak Sukardi bahwa:
”yang saya lihat tiap hari mas ya ada truk yang keluar
masuk ngangkut sampah mas dan memang seharusnya
begitu kan mas itupun masih ada sampah yang masih
numpuk..” (dalam wawancara tanggal 26 agustus 2011)
Berdasarkan wawancara diatas pentingnya pengangkutan
sampah yang dilakukan oleh UPTD Kebersihan dan Persampahan
Sukoharjo setiap harinya sesuai dengan jadwal rutin pengambilan
sampah yang ada. Bapak Muhamad Gufron selaku UPTD
Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo mengungkapkan:
”petugas kita di lapangan sudah memiliki jadwal tempat
atau lokasi pengambilan sampah di beberapa TPS yang
tersebar serta waktu jam-jam yang sudah ditentukan dimana
dilakukan setiap pagi mas ya sekitar pukul 06.00 sampai
sekitar pukul 09.30 kira-kira” (dalam wawancara tanggal 22
agustus 2011)
Bapak Hari Soesatyo selaku pengawas tenaga armada
sampah juga menambahkan:
”setiap pagi truk akan mengambil sampah dari TPS-TPS
yang ada mas secara letak yang tidak jauh maka akan
diambil truk yang sama jika diluar jangkauan maka akan
diambil truk yang mengambil rute yang dilewati” (dalam
wawancara tanggal 22 agustus 2011)
Hal ini juga ditambahkan oleh Bapak Sukardi salah seorang
warga menyatakan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
”truk sampah setiap hari ngangkutin mas ya tiap pagi ada
yang datang truk sampai siang juga masih keluar masuk
truk ke pembuangan sementara ini mas” (dalam wawancara
tanggal 26 agustus 2011)
Hal ini juga dikemukakan oleh Pak Gatot seorang supir
petugas kebersihan bahwa:
”kami mengangkut sampah itu tidak satu TPS saja lalu
dibawa ke TPA mas kita muter lagi cari TPS lain yang
jaraknya masih dekat dan untuk truk sampah lainya juga
begitu mas, kalau truk rusak begitu ya tidak berjalan mas
itu hambatanya dalam mengangkut sampah itu” (dalam
wawancara tanggal 23 agustus 2011)
Berdasarkan wawancara diatas bahwa pengangkutan yang
dilakukan didasarkan pada rute pengangkutan sampah dimana
disesuaikan dengan rute pengambilan sesuai dengan letak TPS-TPS
ada. Dengan kata lain sesuai dengan jangkauan secara letak dan jarak
tempuh yang ditempuh sehingga yang lebih dekat dengan letak
lokasi akan melakukan pengambilan sampah dan lalu dilakukan
pengangkutan sampah ke TPA sehingga pengambilan sampah di TPS
akan dilakukan berkali-kali.
2. Kegiatan patroli
Kegiatan patroli dilakukan UPTD Kebersihan dan Persampahan
Sukoharjo dalam rangka untuk menghindari terdapatnya
penumpukan sampah yang tidak bisa terangkut ke TPA. Kegiatan
patroli yang dilakukan oleh UPTD Kebersihan dan Persampahan
bersifat kondisional, Hal ini dikemukakan Bapak Muhamad
Gufron, yakni:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
”kegiatan patroli yang dilakukan pada dasarnya hanya
untuk membantu proses pengangkutan yang sudah rutin
setiap hari dilakukan banyak sampah yang tidak terangkut
sehingga dengan kegiatan patroli seperti ini akan dapat
mengangkut sampah yang berada di areal TPS yang ada ya
dari patroli ini bisa mengangkut 10-15 per minggunya ”
(dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011)
Hal senada juga dikemukakan Bapak Hari Soesatyo selaku
pengawas tenaga armada sampah, yaitu:
”kegiatan ini hanya untuk menghindari penumpukan yang
ada di berbagai TPS yang tidak bisa terangkut ke TPA ini
ditujukan untuk dapat membantu permasalahan
penumpukan sampah yang terjadi” (dalam wawancara
tanggal 22 agustus 2011)
Dari sumber wawancara diatas hasil atau tujuan dari
kegiatan patroli yang dilaksanakan hasilnya diharapkan akan
berkurangnya sampah di TPS yang tidak terangkut ke TPA.
Dalam kegiatan patroli ini akan dapat dipantau volume sampah
yang masih berada di TPS. Hal itu dijelaskan Bapak Muhamad
Gufron selaku kepala UPTD Kebersihan dan Persampahan
Sukoharjo bahwa:
”untuk menghindari adanya penumpukan sampah yang
tidak terangkut disini dilakukan kegiatan patroli yang
ditugaskan untuk memantau di lapangan akan adanya
volume sampah yang ndak bisa terangkut mas, jadi akan
dibentuk tim patroli yang terdiri dari petugas kebersihan itu
sendiri yang nantinya kan memberikan informasi kepada
kita jika terdapat penumpukan sampah yang berada di
berbagai TPS yang ada” (dalam wawancara tanggal 22
agustus 2011)
Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Hari soesatyo
selaku pengawas tenaga armada sampah, antara lain:
”dilakukan patroli mas, maksudnya petugas dilapangan
akan memberikan hasil pemantauan sampah di berbagai
TPS akan adanya sampah yang numpuk yang nanti akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
memberikan laporan kepada kami dikantor yang
selanjutnya akan kita tindak lanjuti laporan tersebut mas”
(dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011)
Berdasarkan penjelasan wawancara diatas kegiatan ini tim
patroli diberi perintah langsung oleh kepala UPTD Kebersihan
dan Persampahan yang dilakukan petugas kebersihan yang
ditugaskan untuk melakukan pengawasan di lapangan serta
memberikan informasi akan apa yang terjadi dilapangan. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Bapak Muhamad Gufron, yakni:
”tim patroli yang ada tersebut ditugaskan melakukan
pelaporan menumpuknya sampah di TPS secara
keseluruhan mas ya, itu terdiri dari petugas pengangkut
sampah itu sendiri yang merangkap tugas melakukan patroli
jadi mereka mengangkut sampah sambil beri informasi jika
ada penumpukan sampah di TPS yang saat itu mereka
mengangkut sampah dengan tujuan agar tidak ada
penumpukan sampah” (dalam wawancara tanggal 22
agustus 2011)
Hal senada juga dikemukakan oleh Bapak Hari Soesatyo
selaku pengawas tenaga armada sampah, yaitu:
”jadi petugas yang ditunjuk itu dari petugas lapangan
sendiri mas ya dari supir truk dan juga anggota kebersihan
yang terdiri dari 5-6 orang satu tim petugas kebersihan
mas” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011)
Dari penjelasan wawancara diatas para petugas kebersihan
selain pada melakukan tugas pengangkutan sampah juga bertugas
mengawasi dan memberikan laporan bahwa masih terdapat
sampah yang menumpuk di areal TPS dengan tujuan agar tidak
terjadi penumpukan di areal TPS, ini juga diungkapkan Bapak
Gatot seorang supir petugas kebersihan:
”jadi kita kerja ngangkut sampah sambil mengamati kondisi
di sini (di TPS) ya sekalian jalan begitu mas lalu kasih tahu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
ke UPTD Kebersihan dan Persampahan dengan telpon nanti
ada truk yang akan ngambil mas” (dalam wawancara
tanggal 22 agustus 2011)
Hal ini senada juga diungkapkan ibu Warsuni
”iya nanti ada yang datang lagi buat ngambil sampah mas,
itu bisa sampai 2-3 kali angkut kan juga sampah banyak
yang numpuk sampahnya itu mas itu pun masih ada sisa-
sisa sedikit yang ndak diangkut mas jadi ya sebagian ada
yang kita bakar saja sendiri..” (dalam wawancara tanggal
26 agustus 2011)
Dari keseluruhan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan
bahwa proses pengangkutan disini melibatkan seluruh petugas
yang ada dilapangan secara keseluruhan. Dalam proses ini para
petugas kebersihan (tim patroli) harus selalu stanby untuk
menanggapi laporan yang ada di lapangan. Komunikasi intensif
setiap waktu sangat diperlukan dimana UPTD akan memberikan
informasi jika masih terdapat penumpukan kepada anggota atau
petugas di TPA agar segera dapat menindak lanjuti laporan
tersebut agar nantinya dapat terkendalikanya lingkungan dari
masalah sampah.
b. Pemeliharaan alat-alat kebersihan dan persampahan
Agenda pemeliharaan alat-alat kebersihan dan persampahan
merupakan kegiatan yang dilakukan UPTD Kebersihan dan
Persampahan yang selalu dilakukan sistem pengontrolan segala
bentuk alat persampahan yang ada. Bapak Hari Soesatyo selaku
pengawas armada mengungkapkan:
”dalam pemeliharaan alat-alat persampahan terdapat dua
pembagianya yakni pemeliharaan alat angkut sampah
berupa truk sampah dan pemeliharaan alat berat yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
digunakan untuk pengolahan sampah akhir di TPA mas”
(dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011)
Hal senada juga diungkapkan Bapak Muhamad Gufron
selaku kepala UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo:
”intinya ada dua macam alat persampahan yakni armada
pengangkut serta alat berat untuk pengolahan persampahan
di TPA mas dua macam itu sangat vital dalam pengelolaan
sampah dari proses awal hingga akhir” (dalam wawancara
tanggal 22 agustus 2011)
Dari wawancara diatas maka dalam kegiatan pemeliharaan
alat-alat kebersihan dan persampahan terdapat dua macam, yakni:
1. Pemeliharaan alat angkut sampah
Alat angkut sampah dimaksudkan berbagai peralatan
penunjang untuk mengangkut sampah dari asalnya ke TPS dan
untuk selanjutnya akan dibawa ke TPA untuk dilakukan proses
pengolahan. Alat angkut sampah seperti gerobak sampah, dan
armada pengangkut sampah yakni truk. Untuk becak sampah
jumlah yang ada dan digunakan terdapat 15 unit becak sampah
sedangkan untuk gerobak sampah 7 unit. Hal ini seperti yang
diungkapkan oleh Bapak Hari Soesatyo (dalam wawancara
tanggal 22 agustus 2011):
”pemeliharaan sangat perlu kami lakukan ya mas sebab
peralatan kalau tidak di pelihara akan rusak jadi kegiatan
pemeliharaan ini seperti dari alat penyapu sampah, gerobak
sampah, dan armada pengangkut sampah yakni truk namun
yang terpenting adalah pemeliharaan truk yang sangat di
intensifkan terutama truk atau armada karena melayani rute
pengangkutan yang dilakukan sehari-harinya”
Ditambahkan oleh pendapat dari Bapak Muhamad Gufron
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
selaku UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo:
”kegiatan pemeliharaan ini dimaksudkan untuk menunjang
kegiatan pengelolaan sampah dari proses awal
pengumpulan sampah hingga sampai pada proses
pengolahan akhir jadi sangat perlu pemeliharaan yang
terkontrol” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011)
Ditinjau dari armada yang ada, data jumlah armada
pengangkut sampah yang ada di Kabupaten Sukoharjo dapat
ditunjukkan dalam tabel 4.3
Tabel 4.3
Data Armada Pengangkut Sampah di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010
NO JENIS
KENDARAAN
MERK NOMOR
POLISI
1 Truk MITSUBISI AD 9532 B
2 Truk MITSUBISI AD 9533 B
3 Truk TOYOTA DAINA AD 9531 DB
4 Truk DAIHATSU AD 902 B
5 Truk ISUZU H 9554 BG
6 Truk TOYOTA AD 9530 CB
7 Truk TOYOTA DAINA AD 9535 AB
8 Truk TOYOTA DAINA H 9553 BG
9 Truk ISUZU AD 9531 QB
10 Truk TOYOTA DAINA AD 9531 CB
11 Truk TOYOTA DAINA AD 9530 DB
12 Truk ISUZU AD 9553 EB
Sumber : DPU Kabupaten Sukoharjo/ Unit Kebersihan dan Persampahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Dari data alat angkut sampah diatas kegiatan pemeliharaan
yang dilakukan secara rutin dimaksudkan agar peralatan kebersihan
dan persampahan tetap dalam keadaan yang baik dan bisa
dioperasikan secara maksimal dalam proses dari pengumpulan
dengan gerobak atau becak sampah sampai pada pengangkutan
dengan armada angkut sampah. Hal ini dikemukakakan Bapak
Muhamad Gufron selaku Kepala UPTD Kebersihan dan
Persampahan:
“pemeliharaan alat ini rutin dilakukan agar tidak
mengganggu operasional pelaksanaan pengelolaan sampah
setiap harinya seperti truk sampah dan becak sampah
ataupun gerobak sampah dilakukan pemeriksaan dan
pengecekan khusus untuk pemeliharaan truk dilakukan
pengecekan di bengkel yang ada di UPTD Kebersihan dan
Persampahan” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011)
Bapak Hari Soesatyo menambahkan:
”alat-alat yang ada dimanfaatkan agar mampu menunjang
kegiatan pengelolaan mas maka harus dilakukan
pemeliharaan intensif kita disini ada bengkel khusus untuk
truk ya mas jadi truk dilakukan pengecekan rutin disana
lalu untuk gerobak sampah tersebut dilakukan pemeliharaan
oleh petugas kebersihan yang menggunakanya mas” (dalam
wawancara tanggal 22 agustus 2011)
Dari pernyataan diatas kegiatan pemeliharaan alat angkut
sampah berupa truk sampah serta gerobak sampah setiap waktu
dilakukan pemeriksaan dan pemeliharaan kondisi dari alat-alat
kebersihan setelah dipergunakan setiap harinya. Hal itu dijelaskan
Bapak Muhamad Gufron selaku UPTD Kebersihan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Persampahan Sukoharjo (dalam wawancara tanggal 22 agustus
2011):
”kegiatan pemeliharaan ini dilakukan tiga bulan sekali
dilakukan pengecekan kondisi armada truk di bengkel
dilakukan agar kondisi armada truk tersebut tetap dalam
kondisi yang lebih baik melihat usia truk yang ada rata-rata
sudah berusia diatas 5 tahun jadi perlu perhatian yang
serius”
Hal senada juga diungkapkan Bapak Hari Soesatyo selaku
pengawas tenaga armada sampah:
”setiap tiga bulan sekali dilakukan pengecekan kondisi truk
sampah mas di bengkel dan jika sebelum dua bulan terjadi
kerusakan akan segera dilakukan pengecekan kemudian
untuk alat penyapu jalan,gerobak sampah maupun becak
sampah secara individu dilakukan pengecekanya mas oleh
petugas terkait hambatanya jika suku cadang tidak ada
karena sudah tua truk yang ada” (dalam wawancara tanggal
22 agustus 2011)
Bapak achmad zaini selaku kepala bengkel menambahkan:
”untuk truk pengangkut sampah kita lakukan pengecekan
tiga bulan sekali agar kondisi truk bisa baik dan mampu
beroperasi melayani pengangkutan mas” (dalam wawancara
tanggal 22 agustus 2011)
Dari pernyataan dalam wawancara diatas dapat disimpulkan
bahwa kegiatan pemeliharaan alat persampahan khususnya pada
armada pengangkut sampah serta alat-alat persampahan seperti
gerobak sampah maupun becak sampah rutin dilakukan oleh UPTD
Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo untuk menunjang dalam
penanganan sampah. Kegiatan pemeliharaan ini dilakukan di bengkel
yang berada di dalam UPTD Kebersihan dan Persampahan
Sukoharjo sehingga diharapkan mampu untuk melakukan proses
pengumpulan sampah sampai pada pengangkutan sampah di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
beberapa TPS yang ada. Dengan adanya pemeliharaan ini akan
menjadikan proses penanganan sampah dapat dilakukan secara
maksimal dengan tidak terjadi penumpukan sampah.
2. Alat berat pengolahan sampah
Alat berat pengolahan sampah disini adalah alat yang
digunakan untuk melakukan pengolahan sampah yang telah
masuk ke TPA. Alat berat ini dioperasikan agar sampah-sampah
di areal TPA dapat diolah dengan baik sehingga dilakukan
langkah berupa pemeliharaan alat. Hal itu dijelaskan Bapak
Muhamad Gufron selaku UPTD Kebersihan dan Persampahan
Sukoharjo (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011):
”pengoperasian alat berat disini adalah untuk mengolah
sampah secara aman dan tidak mengganggu lingkungan
sehingga dilakukan pemeliharaan atau pengecekan kondisi
peralatan yang digunakan”
Pemeliharaan alat berat disini sangat penting karena akan
berpengaruh dengan operasional pengolahan sampah yang dilakukan
di TPA. Pemeliharaan ini dilakukan agar kegiatan pengelolaan
persampahan dapat dijalankan secara maksimal sehingga tidak
mengganggu dalam proses pelaksanaanya. Hal itu dikemukakan
Bapak Muhamad Gufron:
”alat persampahan yang ada dan terutama alat berat dalam
pengolahan sampah secara rutin dilakukan pengecekan
sebagai wujud pemeliharaan kami untuk melaksanakan
pengolahan sampah khususnya yang pengecekan atau
service alat berat” (dalam wawancara tanggal 22 agustus
2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Hal ini ditambahkan oleh Bapak Hari Soesatyo selaku
pengawas tenaga armada sampah bahwa:
”pemeliharaan rutin dilakukan untuk menunjang
pengolahan sampah dengan perawatan berupa elevator,
bulldozer dan juga mesin penggiling sampah selalu
dilakukan pengecekan mengingat usia peralatan yang sudah
cukup tua sehinggga sangat membutuhkan perawatan untuk
mengoperasikanya” (dalam wawancara tanggal 22 agustus
2011)
Dari pernyataan diatas kegiatan pemeliharaan alat
pengolahan sampah harus selalu dilakukan untuk menunjang
operasional pengolahan sampah. Ditinjau dari alat berat di TPA
dalam pelaksanaan pengolahan sampah sesuai data, data mengenai
alat berat di TPA ditunjukkan dalam tabel 4.4
Tabel 4.4
Kendaraan dan Alat Berat di TPA Mojorejo
NO JENIS JUMLAH
1 Bull Dozer 1 Unit
2 Exavator 1 Unit
3 Penyaring Kompos 1 Unit
4 Compresor 1 Unit
5 Foogging / Hand Spryer 1 Unit
6 Pemilah sampah organik 1 Unit
7 Pengumpan sampah
organic
1 Unit
8 Pencacah sampah
Organik
1 Unit
9 Pencacah sampah
Plastik
1 Unit
10 Genzet 1 Unit
Sumber : DPU Kabupaten Sukoharjo/ Unit Kebersihan dan Persampahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Dari data diatas adanya pemeliharaan alat berat seperti
elevator, bulldozer rutin dilakukan agar proses pengolahan
persampahan berjalan maksimal. Hal ini seperti diungkap Bapak
Muhamad Gufron selaku kepala UPTD Kebersihan dan
persampahan:
”kegiatan perawatan atau pengecekan alat dilakukan
sebulan sekali namun juga tergantung dengan melihat
apakah ada kerusakan atau perlu perbaikan dan kegiatan
pemeliharaan dilakukan di bengkel UPTD kebersihan dan
persampahan” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011)
Ditambahkan oleh Bapak Hari Soesatyo selaku pengawas
tenaga armada sampah:
”pemeliharaan alat kita ada bengkel yang digunakan untuk
melakukan pengecekan atau perawatan dan masalah
waktunya tergantung pada kondisi alat tersebut namun
secara rutin dilakukan tiga bulan bulan sekali dilakukan
pengecekan alat berat” (dalam wawancara tanggal 22
agustus 2011)
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pemeliharaan alat-alat persampahan dilakukan untuk menunjang
operasional pengangkutan sampah dengan melakukan pengecekan
armada pengangkut sampah sampai pada pengecekan alat-alat berat
pengolah sampah seperti elevator, bulldozer, dan lainya.
c. Perluasan areal lahan tempat pembuangan akhir
Perluasan lahan tempat pembuangan akhir pada dasarnya
untuk mampu untuk menampung volume sampah yang berasal dari
sumber sampah. Luas areal tempat pembuangan akhir sangat
berpengaruh karena jika arealnya kurang mencukupi secara luasnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
maka akan terjadi penumpukan jumlah sampah di areal tempat
pembuangan akhir dengan melihat jumlah rata-rata jumlah produksi
yang selalu meningkat. Sesuai dengan yang diungkapkan Bapak
Muhamad Gufron selaku kepala UPTD Kebersihan dan persampahan
menyatakan bahwa:
”strategi perluasan lahan ini dilakukan untuk menampung
sampah yang masuk ke TPA mojorejo karena bisa kita lihat
produksi sampah semakin tinggi dan jika tidak diperluas
maka akan penumpukan sampah perluasan lahan ini dari
2Ha diperluas menjadi hampir 3Ha jadi ada menambahan
hampir 1Ha pada akhir tahun 2010” (dalam wawancara
tanggal 22 agustus 2011)
Hal senada juga diutarakan oleh Bapak Paijo selaku petugas
di TPA menyatakan bahwa:
“hal ini dilakukan agar sampah bisa tertampung maka
diperluas dari semula 2Ha skarang hampir 3Ha” (dalam
wawancara tanggal 22 agustus 2011)
Hal itu juga dinyatakan Bapak Didik warga mojorejo yang
mengatakan bahwa:
“memang ada perluasan untuk lahanya mas di TPA ini ya
untuk nampung sampah luasnya itu sekitar hampir 3Ha
skarang ini setelah ada perluasan itu” (dalam wawancara
tanggal 23 agustus 2011)
Dari pernyataan wawancara diatas pelaksanaan perluasan
areal TPA Mojorejo untuk diharapkan mampu menampung volume
sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA).
d. Pengolahan sampah di TPA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Kegiatan pengolahan merupakan kegiatan untuk mengolah
sampah yang masuk ke dalam tempat pembuangan akhir. Pengolahan
dilakukan agar tidak mengganggu keseimbangan lingkungan sekitar
khususnya lingkungan pemukiman masyarakat di sekitar tempat
pembuangan akhir di mojorejo kecamatan Bendosari kabupaten
Sukoharjo. Hal itu diungkapkan juga oleh Bapak Muhamad Gufron
selaku UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo:
”lingkungan sekitar TPA harus diperhatikan dan menjadi
perhatian kami karena mereka yang disekitar TPA akan
merasakan dampak yang langsung jika kurang dalam
pemerhatian pengolahan yang baik terhadap lingkungan
sekitarnya..” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011)
Ibu maryanto warga mojorejo juga mengungkapkan
bahwa:
”lingkungan sekitar harus diperhatikan mas ya misal seperti
baunya sampah itu dampaknya kan ke kesehatan apalagi
anak-anak pada dasarnya ingin hidup sehat apalagi didekat
TPA ini kan ada sekolah-sekolah yang tiap hari belajar
sehingga akan mengganggu kesehatan anak-anak yang
bersekolah mas dan harapanya juga pihak yang mengurusi
bisa mengelola dengan baik dan memperhatikan lingkungan
disini” (dalam wawancara tanggal 23 agustus 2011)
Dari penjelasan wawancara diatas masih ada keluhan dari
masyarakat sekitar mengenai pengolahan yang dilakukan di TPA
yang merasa masih perlu dilakukan pembenahan dalam pelaksanaan
pengolahan sampah di TPA karena masyarakat ingin lingkungan
yang bersih dilingkungan mereka tinggal.
Kegiatan pengolahan sampah yang dilakukan unit
kebersihan dan persampahan kabupaten Sukoharjo antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
1. Pemilahan sampah
Kegiatan ini pemilahan ini dimaksudkan agar terpisah
antara sampah yang bersifat organik dan yang anorganik.
Ini dilakukan untuk menghindari bercampurnya sampah
yang dapat terurai atau sampah yang tidak bisa diuraikan.
Hal ini diungkapkan Bapak Muhamad Gufron selaku
UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo:
”pemilahan ini dilakukan untuk mempermudah dalam
pengolahan yang akan dilakukan sehingga terpisah antara
yang bisa untuk dimanfaatkan untuk didaur ulang atau yang
tidak bisa didaur ulang mas..” (dalam wawancara tanggal
22 agustus 2011)
Hal senada juga diutarakan oleh Bapak Paijo selaku petugas
di TPA menyatakan bahwa:
“pemilahan ini untuk memilah saja barang-barang yang
masih bisa didaur ulang atau tidak sehingga nanti tinggal
melalui proses saja di TPA” (dalam wawancara tanggal 23
agustus 2011)
Dari wawancara diatas bersifat untuk mempermudah dalam
pengolahan sehingga dilakukan kegiatan pemilahan. Pemilahan ini
tidak hanya melibatkan petugas di TPA saja namun juga pihak lain.
Hal ini diutarakan Bapak Muhamad Gufron selaku UPTD
Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo:
”kegiatan ini juga dilakukan oleh para pemulung yang
berada di TPA mas para pemulung mengambil sampah-
sampah yang ada di TPA apalagi kalau sedang ada truk
menurunkan sampah maka akan segera mengambil mas..”
(dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011)
Hal senada juga diungkapkan Bapak Paijo:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
” Pemulung cukup membantu dalam proses pengolahan
sampah. Selain mengurangi volume sampah baik di TPS
maupun TPA, juga cukup mambantu dalam memisahkan
sampah organik dan an organik” (dalam wawancara tanggal
23 agustus 2011)
Hal sependapat juga diungkapkan oleh ibu Maryanto warga
mojorejo bahwa:
”di TPA kan ada banyak pemulung mas yang cari barang-
barang untuk nanti dijual ya untuk penghasilan mereka
bekerja memunguti sampah mas untuk hidup mas....”
(dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011)
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa peran
pemulung dalam pengelolaan sampah di TPS maupun TPA sangat
penting. Mereka membantu petugas TPA dalam memisahkan sampah
dengan mengambil sampah-sampah organik untuk kemudian mereka
jual ke pengepul. Di TPA Mojorejo disediakan satu brak pemulung
sebagai tempat jual beli mereka. Hal ini tentunya menguntungkan
kedua pihak, untuk UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo
maupun para pemulung.
2. Pengomposan sampah
Pengomposan dilakukan untuk mendaur ulang sampah yang
bisa untuk diolah menjadi sesuatu yang bisa bermanfaat
sehingga tidak mencemarkan lingkungan sekitarnya. Hal ini
diungkapkan Bapak Muhamad Gufron selaku UPTD
Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo:
”pengomposan dilakukan agar sampah yang bisa
dimanfaatkan dapat dikelola dengan baik sehingga sesuatu
yang tidak bernilai menjadi sesuatu yang dapat berguna dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
tidak mencemari lingkungan masyarakat” (dalam
wawancara tanggal 22 agustus 2011)
Hal senada juga diungkapkan Bapak Paijo bahwa:
”pengomposan ini dilakukan agar pengolahan sampah bisa
maksimal dan bermanfaat untuk hal lainya seperti dibuat
kompos” (dalam wawancara tanggal 23 agustus 2011)
Dari pernyatan diatas UPTD Kebersihan dan Persampahan
Sukoharjo dilakukan kegiatan pengomposan sebagai upaya
pemanfaatan sisa hasil buangan dari masyarakat untuk bisa digunakan
kembali secara aman dengan melalui proses pengolahan di TPA. Hal
ini diutarakan Bapak Muhamad Gufron UPTD Kebersihan dan
Persampahan Sukoharjo:
”dalam pengomposan dilakukan pengumpulan sampah yang
telah dipilah disini adalah dirajang dengan mesin perajang
sampah yang nanti akan difermentasikan dengan bantuan
EM4 ( efektif mikroorganisme)” (dalam wawancara tanggal
22 agustus 2011)
Hal senada juga diungkapkan Bapak Paijo selaku petugas
TPA menyatakan bahwa:
”jika sudah terpilah pilah khususnya sampah organik maka
akan digiling atau dirajang menggunakan mesin perajang
dan untuk selanjutnya dilakukan pengfermentasian mas
yang dilakukan di salah satu ruang khusus pengomposan
mas yang kita lakukan satu minggu sekali..”(dalam
wawancara tanggal 23 agustus 2011)
Dari pernyataan diatas bahwa pengomposan dilakukan
dengan masing perajang yang dilakukan di ruang pengomposan untuk
selanjutnya dilakukan fermentasi untuk menghasilkan kompos yang
nanti akan bisa digunakan untuk hal-hal lain dan bisa bermanfaat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Misalkan untuk pupuk untuk taman kota atau hal lainya yang bisa
bermanfaat untuk publik.
Untuk sampah yang diolah di TPA dari proses pemilahan
sampai pada pengomposan serta pengurukan atau pemadatan sampah
seperti disampaikan oleh Bapak Muhamad Gufron UPTD Kebersihan
dan Persampahan Sukoharjo:
”untuk jumlah sampah organik yang diolah dalam setiap
satu minggu sekali dilakukan rata-rata sekitar 10
sehingga dari proses pengolahan sampah ini agar menjadi
sesuatu yang bermanfaat kepada publik seperti kompos”
(dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011)
Hal senada juga diungkapkan Bapak Paijo selaku petugas
TPA menyatakan bahwa:
“sampah yang diolah itu sekitar 10 di TPA untuk nanti
bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat” (dalam
wawancara tanggal 22 agustus 2011)
Dari hasil wawancara diatas dalam pengolahan sampah di
TPA dalam setiap satu minggu sampah yang diolah sekitar 10 yang
diolah sesuai dengan proses yang ada untuk menghasilkan sesuatu
yang bisa untuk dimanfaatkan untuk kepentingan publik seperti
pengolahan menjadi pupuk atau kompos.
3. Penimbunan sampah
Hal ini dilakukan untuk menimbun sampah dari sisa
sampah yang didaur ulang. Dilaksanakan penimbunan
sampah ini dengan cara pengerukan tanah dan selanjutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
sampah tersebut dimasukan kedalam areal pengerukan
yang dilakukan dan akan ditimbun dengan tanah
(Controlledlanfill). Hal ini diutarakan Bapak Muhamad
Gufron UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo:
”untuk menimbun sampah di di lokasi TPA kami buat
cekungan besar dengan alat berat untuk nantinya digunakan
untuk menimbun sampah yang sudah didaur ulang dengan
penambahan obat agar tidak menimbulkan bau dengan
diberi kalsit” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011)
Hal senada juga diungkapkan Bapak Paijo selaku petugas
kebersihan di TPA yang menyatakan bahwa:
”dilakukan pengerukan tanah untuk kemudian sampah
dimasukan yang kemudian sampah akan dipadatkan dengan
excavator dan ditimbun dengan tanah” (dalam wawancara
tanggal 23 agustus 2011)
Dari penjelasan dalam wawancara diatas dapat disimpulkan
bahwa pada pemrosesan sampah di TPA mojorejo ditekankan
menggunakan cara 3 R (Reuse, Reduce dan Recycle) ada beberapa
kegiatan yang dilakukan yaitu Proses daur ulang sampah organik untuk
dijadikan pupuk kompos. Proses daur ulang sampah organik diawali
dengan proses pemilahan sampah organik kemudian dirajang dengan
mesin perajang sampah lalu difermentasikan dengan bantuan EM4 (
efektif mikroorganisme).
Proses daur ulang sampah an organik ( sampah plastik)
yang dilakukan oleh pemulung. Sampah plastik yang sering disebut
sampah an-organik atau sampah kering diambil dan dikumpulkan
selanjutnya langsung dijual ke pengepul. Proses Daur ulang ini sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
membantu pengelolaan sampah di TPA Mojorejo karena dapat
mengurangi volume sampah, keuntungan lainnya adalah tersedianya
pupuk kompos untuk taman-taman kota. Pada proses penimbunan
sampah dimulai dengan perataan, pemadatan dan terakhir pengurugan
sampah. Sisa sampah yang didaur ulang ditempatkan pada zona –
zona/blok tertentu kemudian diratakan dan dipadatkan dengan
excavator, setelah padatan sampah setebal 2 meter kemudian dilakukan
pengurugan dengan tanah setebal 20-30 cm. Hal ini dilakukan
berulang dan sistem ini disebut Controlledlanfill.
II. Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan
strategi organisasi dalam pengelolaan sampah di Kabupaten
Sukoharjo
Dalam pelaksanaan strategi pengelolaan sampah, UPTD (unit
pelaksana teknis dinas) Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo tidak
lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi baik faktor pendukung
maupun faktor penghambat.
1. Faktor pendukung
Faktor pendukung merupakan faktor-faktor yang mampu
mendukung UPTD (unit pelaksana teknis dinas) Pekerjaan Umum
Kabupaten Sukoharjo melaksanakan strateginya. Faktor ini bisa
berasal dari dalam organisasi ataupun dari luar organisasi. Faktor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
pendukung tersebut dengan adanya peraturan perundang-undangan
yang berlaku, yakni Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo No. 5
Tahun 1997 tentang pengaturan sampah mewujudkan kota yang bersih,
sesuai dengan program kebersihan, keindahan, kesehatan, dan
ketertiban serta guna menunjang terciptanya lingkungan hidup yang
sehat dan serasi. Dengan adanya peraturan perundang-undangan yang
berlaku maka dalam penyelenggaraan pengaturan sampah memiliki
payung hukum sehingga pelaksanaan pengelolaan sampah bisa
berjalan lancar dengan sistem yang ada.
Selain Peraturan Daerah No. 5 Tahun 1997, berdasarkan
Pasal tiga (3) pada Bab II pada Undang-undang No. 18 Tahun 2008
mengenai tujuan dan manfaat Pengelolaan sampah diselenggarakan
berdasarkan asas tanggung jawab, asas berkelanjutan, asas manfaat,
asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan,
asas keamanan, dan asas nilai ekonomi. Sedangkan pada Pasal 4
Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai
sumber daya.
Pada undang-undang No. 18 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sampah pada pasal 9 Bagian Keempat mengenai
wewenang Pemerintah Kabupaten/Kota bahwa ayat satu (1) Dalam
menyelenggarakan pengelolaan sampah, pemerintahan kabupaten/kota
mempunyai kewenangan sesuai dengan poin-poin, antara lain (a)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah berdasarkan
kebijakan nasional dan provinsi, (b) menyelenggarakan pengelolaan
sampah skala kabupaten/kota sesuai dengan norma, standar, prosedur,
dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah, (c) melakukan
pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan sampah yang
dilaksanakan oleh pihak lain, (d) menetapkan lokasi tempat
penampungan sementara, tempat pengolahan sampah terpadu, dan/atau
tempat pemrosesan akhir sampah, (e) melakukan pemantauan dan
evaluasi secara berkala setiap 6 (enam) bulan selama 20 (dua puluh)
tahun terhadap tempat pemrosesan akhir sampah dengan sistem
pembuangan terbuka yang telah ditutup, dan (f) menyusun dan
menyelenggarakan sistem tanggap darurat pengelolaan sampah sesuai
dengan kewenangannya.
Sedangkan pada ayat dua (2) Penetapan lokasi tempat
pengolahan sampah terpadu dan tempat pemrosesan akhir sampah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d merupakan bagian dari
rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Dan pada ayat tiga (3) Ketentuan lebih lanjut
mengenai pedoman penyusunan sistem tanggap darurat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf f diatur dengan peraturan menteri.
2. Faktor penghambat
Faktor penghambat bisa membuat kegiatan yang sudah
dilakukan tidak bisa berjalan secara maksimal. Faktor yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
menghambat bisa berasal dari luar organisasi, maupun dari dalam
organisasi. Faktor penghambat tersebut antara lain:
a. Terbatasnya sarana prasarana alat kebersihan dan persampahan
Sarana dan prasarana merupakan alat atau sumber daya
yang menjadi penunjang dalam pelaksanaan operasional
penanganan dan pengelolaan sampah. Kelengkapan sarana atau
fasilitas akan sangat mempengaruhi kelancaran aktivitas organisasi,
begitu pula sebaliknya apabila sarana alat-alat atau fasilitas tidak
lengkap akan menghambat kelancaran organisasi dalam
beraktivitas. Untuk di UPTD Kebersihan dan Persampahan
Sukoharjo sarana yang dimiliki untuk pelaksanaan kegiatan juga
masih kurang.
Hal tersebut seperti yang diungkapkan Bapak Muhamad
Gufron Kepala UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo:
”dari segi sarana dan prasarana yang ada memang untuk
seperti alat angkut sampah seperti armada truk pengangkut
sampah masih kurang serta kondisi alat yang ada di TPA
yang sudah bisa dikatakan tua sehingga masih perlu
dilakukan penambahan sebenarnya untuk menunjang
penanganan dan pengelolaan sampah” (dalam wawancara
tanggal 22 agustus 2011)
Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Hari Soesatyo
selaku pengawas tenaga armada sampah bahwa:
” sarana prasarana yang ada saat ini memang masih dirasa
kurang dari jumlah armada pengangkut sampah yang
dimiliki jumlahnya minim apalagi ditambah kalau ada yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
mengalami kerusakan maka akan lebih repot dalam
melakukan penanganan dan pengelolaan ditambah lagi
kondisi alat pengolahan sampah di TPA karena ini sangat
berpengaruh jika tidak ada truk sampah dan juga kondisi
alat pengolah sampah di TPA rusak maka akan
mengganggu proses pengelolaan sampah” (dalam
wawancara tanggal 22 agustus 2011)
Dari penjelasan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa
sarana dan prasarana yang dimiliki UPTD Kebersihan dan
Persampahan Sukoharjo baik dari armada pengangkut sampah
sampai dengan alat berat yang terdapat di TPA masih kurang atau
minim.
b. Terbatasnya Sumber daya manusia
Sumber Daya Manusia atau pegawai merupakan faktor penentu
keberhasilan dari suatu kegiatan. Dari jumlah pegawai yang ada di
UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo dirasa belum cukup
dan juga petugas kebersihan di lapangan seperti di TPS dan di TPA.
Hal ini diungkapkan Bapak Muhamad Gufron Kepala UPTD
Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo:
”untuk masalah tenaga yang ada di UPTD Kebersihan dan
Persampahan Sukoharjo pada dasarnya jika tenaga
kebersihan itu banyak maka akan cepat dalam penanganan
dan tindakan pengelolaan sampah jadi yang ada sekarang
ini masih belum cukup dan petugas lapangan yang bekerja
seadanya saja” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011)
Hal senada juga diungkapkan Bapak Hari Soesatyo selaku
pengawas tenaga armada sampah bahwa:
“saya rasa untuk tenaga kebersihan yang ada sudah masih
belum bisa dikatakan cukup masih ada tenaga yang kurang
dalam penanganan dan pengelolaan sampah saat ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
sehingga belum bisa menunjang dalam pengelolaan
sampah” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011)
Dengan demikian dari wawancara diatas jumlah pegawai dan
terutama petugas kebersihan dilapangan belum cukup akan
mempengaruhi kinerja dari UPTD Kebersihan dan Persampahan
Sukoharjo dalam melaksanakan pokok tugasnya dalam penanganan
pengelolaan sampah secara maksimal.
c. Keterbatasan Sumber Daya Keuangan
Salah satu Sumber Daya pendukung jalannya aktivitas
organisasi adalah Sumber Daya Keuangan. Di dalam pembiayaan
pelaksanaan penanganan dan pengelolaan sampah oleh UPTD
Kebersihan dan Persampahan berasal dari dana APBD Kabupaten
Sukoharjo. Hal ini dikemukakan Bapak Muhamad Gufron Kepala
UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo:
”anggaran yang ada itu dari APBD Sukoharjo dimana untuk
pelaksanaan penanganan dan pengelolaan sampah di
Kabupaten Sukoharjo” (dalam wawancara tanggal 22
agustus 2011)
Hal senada juga diungkapkan Bapak Hari Soesatyo bahwa:
”dana berasal dari APBD untuk kegiatan penanganan dan
pengelolaan sampah dari operasional sampah pengolahan
sampah yang dilakukan di TPA” (dalam wawancara tanggal
22 agustus 2011)
Dari penjelasan wawancara diatas pelaksanaan pengelolaan
sampah semua berasal dari dana APBD Kabupaten Sukoharjo.
Dalam pembiayaan dari dana APBD ada beberapa kesulitan yang
dihadapi. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Muhamad Gufron
Kepala UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
”dana yang berasal dari APBD ini masih ada kekurangan
jadi ini akan berpengaruh terhadap pengelolaan sampah
yang kita lakukan kurang bisa dilaksanakan secara
maksimal” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011)
Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Hari Soesatyo
bahwa:
”pembiayaan dari APBD ini masih ada kekurangan yang ini
akan berpengaruh terhadap penanganan dan pengelolaan
sampah untuk operasional pelaksanaanya dari proses
pengangkutan sampai pengolahan di TPA” (dalam
wawancara tanggal 22 agustus 2011)
Dari sumber wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa
UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo mengalami
kekurangan dana. Anggaran atau biaya yang digunakan UPTD
Kebersihan dan Persampahan Kabupaten Sukoharjo dalam
pelaksanaan strateginya dalam pengelolaan sampah yang dana
tersebut berasal dari APBD Kabupaten Sukoharjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan mengenai strategi UPTD Kebersihan dan Persampahan
Sukoharjo terkait dengan pengelolaan sampah di Kabupaten Sukoharjo. Upaya
pengelolaan sampah yang ditempuh UPTD Kebersihan dan Persampahan
Sukoharjo tersebut meliputi, antara lain:
1. Pengangkutan sampah (patroli sampah)
Pengangkutan yang secara rutin dilakukan setiap harinya oleh UPTD
Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan umum serta dengan
sistem patroli pengangkutan sampah sehingga akan dipantau jumlah
sampah yang berada di areal tempat pembuangan sementara oleh
petugas di lapangan. Dengan kegiatan ini penumpukan di berbagai
tempat pembuangan sementara sampah tidak terjadi dan tidak
mengganggu lingkungan sekitarnya.
2. Pemeliharaan alat-alat kebersihan dan persampahan.
Kegiatan pemeliharaan dilakukan kontrol kondisi alat-alat kebersihan
dan persampahan agar mampu menunjang penanganan dan
pengelolaan sampah. Dari kegiatan pemeliharaan armada angkut
sampah tidak akan mengganggu pelayanan pengambilan sampah
sesuai dengan rute yang sudah ditetapkan setiap harinya. Dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
pemeliharaan alat yang ada setiap 3 (tiga) bulan sekali oleh UPTD
Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo.
3. Perluasan areal lahan TPA
Perluasan ini untuk mampu menampung jumlah sampah yang masuk
atau memberikan ruang untuk penampungan sampah. Dari kegiatan
ini areal tempat pembuangan akhir sampah mampu untuk menampung
jumlah volume sampah yang dihasilkan setiap harinya.
4. Pengolahan sampah di TPA.
Pengolahan sampah yang dilakukan di tempat pembuangan akhir dari
sebelum diolah sampai dilakukan pengolahan melaui proses yang ada.
Dari kegiatan pelaksananaan pengolahan sampah di TPA ini
dihasilkan pupuk atau kompos yang akan bisa bermanfaat bagi publik
seperti untuk pemupukan taman kota.
Dari pelaksanaan pengelolaan sampah tersebut UPTD Kebersihan dan
Persampahan Kabupaten Sukoharjo mengalami beberapa faktor yang
mendukung dan menghambat, faktor pendukungnya, yakni adanya peraturan
perundang-undangan yang berlaku yakni Peraturan Daerah Kabupaten
Sukoharjo No. 5 Tahun 1997 tentang pengaturan sampah untuk mewujudkan
kota yang bersih, sesuai dengan program kebersihan, keindahan, kesehatan,
dan ketertiban serta guna menunjang terciptanya lingkungan hidup yang sehat
dan serasi, serta dengan adanya undang-undang No. 18 Tahun 2008 tentang
pengelolaan sampah membuat pelaksanaan pengelolaan sampah oleh UPTD
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Kebersihan dan Persampahan Kabupaten Sukoharjo memiliki payung hukum
yang kuat.
Sedangkan faktor yang menghambat dalam pelaksanaan penanganan
dan pengelolaan sampah oleh UPTD Kebersihan dan Persampahan Kabupaten
Sukoharjo, antara lain:
1. Terbatasnya sarana dan prasarana
Keterbatasan jumlah alat yang dimiliki minim akan mempengaruhi
pelaksanaan dalam penanganan dan pengelolaan yang dilakukan
UPTD Kebersihan dan Persampahan Kabupaten Sukoharjo. Dalam
pelaksanaanya sangat bergantung pada alat sarana prasarana dari
pengangkutan (armada angkut sampah) hingga pada pengolahan
akhir sampah di TPA sehingga kurang maksimal dalam
penanganan dan pengelolaan sampah di Kabupaten Sukoharjo.
2. Kurangnya sumber daya manusia
Jumlah pegawai dan terutama petugas kebersihan dilapangan
belum cukup akan mempengaruhi kinerja dari UPTD Kebersihan
dan Persampahan Sukoharjo dalam melaksanakan pokok tugasnya
dalam penanganan pengelolaan sampah secara maksimal.
3. Terbatasnya sumber dana keuangan
Anggaran yang digunakan UPTD Kebersihan dan Persampahan
Kabupaten Sukoharjo dalam pelaksanaan strateginya dalam
pengelolaan sampah yang dana tersebut berasal dari APBD
Kabupaten Sukoharjo. Dalam pembiayaan dari dana APBD ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
beberapa kesulitan yang dihadapi, dana yang berasal dari APBD ini
masih ada kekurangan sehingga kurang maksimal dalam
penanganan dan pengelolaan sampah di Kabupaten Sukoharjo.
B. SARAN
Dari penelitian yang telah dilakukan serta kesimpulan yang telah
dijelaskan diatas dan dari beberapa hambatan yang dihadapi UPTD
Kebersihan dan Persampahan Kabupaten Sukoharjo, maka penulis sedikit
memberikan saran atau masukan yang mungkin akan berguna untuk lebih
meningkatkan kinerja UPTD Kebersihan dan Persampahan Kabupaten
Sukoharjo dalam penanganan dan pengelolaan sampah, diantaranya:
1. Berkaitan dengan terbatasnya sarana dan prasarana yang dimiliki
saat ini yakni sebanyak 12 unit armada truk sampah, karena dengan
jumlah yang ada sekarang masih diperlukan penambahan sehingga
perlu mengajukan anggaran perubahan APBD untuk penambahan
armada truk sampah kepada Pemerintah Kabupaten Sukoharjo.
2. Berkaitan dengan terbatasnya Sumber Daya Keuangan yang
dimiliki UPTD Kebersihan dan Persampahan Kabupaten Sukoharjo
yang berasal dari APBD, diperlukan adanya penghematan dana
yang ada saat ini untuk mampu melaksanakan operasional
penanganan dan pengelolaan sampah serta juga melakukan
pengajuan anggaran perubahan kepada Pemerintah Kabupaten
Sukoharjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
3. Berkaitan dengan terbatasnya Sumber Daya Manusia yang ada di
UPTD Kebersihan dan Persampahan Kabupaten Sukoharjo, maka
jika diperlukan diadakannya rekruitmen petugas kebersihan di
lapangan sebanyak yang diperlukan untuk kegiatan pegelolaan
sampah. Dimana secara jumlah akan lebih dapat memaksimalkan
dalam penanganan dan pengelolaan sampah. Terkait pada
penambahan atau rekruitmen petugas kebersihan pada dasarnya
ditentukan terhadap jumlah sarana dan prasarana alat-alat
kebersihan yang ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR PUSTAKA
Bryson, John M. 2008. Perencanaan Strategis bagi Organisasi Sosial.
Terjemahan Miftahuddin. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
James A.F Stoner & Charles Wankel. 2003. Perencanaan & Pengambilan
Keputusan Dalam Manajemen 1. Terjemahan: Sahat Simamora. Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta.
J. David Hunger & Thomas L. Whelen. 2003. Manajemen Strategis Terjemahan:
Julianto Agung. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Moleong, Lexy. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda
Karya.
Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Salusu, J. 2003. Pengambilan Keputusan Stratejik Untuk Organisasi Publik dan
Organisasi Non Profit. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Suryokusumo, R.Ferry Anggoro.2008, Pelayanan Publik dan Pengelolaan
Infrastruktur Perkotaan. Yogyakarta: Sinergi Publishing.
Susanto. 2006. Metode Penelitian Sosial. Surakarta : LPP UNS dan UNS Press.
H.B. Sutopo. 2002. Metodelogi Penelitian Kualitatif: dasar teori dan terapannya
dalam penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Tjiptono, Fandy. 1995. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Andi Offset.
Jurnal Internasional
Federica Ricceri dan James Guthrie. 2007. “The strategic Management of
Knowledge Resources”. 3rd
Workshop on Visualising, Measuring, and
Managing Intangibles & Intellectual Capital. pp 1-20. (http://
www.ssrn.com,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kaplan, Sarah & Paula Jarzabkowski. (2006, Agustus). Using strategy tools in
practice-how tools mediate strategizing and organizing. AIM Working
Paper Series, 047. (http://papers.ssrn.com
Sumber lain:
Perencanaan Strategis UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Sukoharjo.
Buku Penanganan Kebersihan Kota Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010
Peraturan Daerah No. 5 Tahun 1997 Kabupaten Sukoharjo Tentang Pengaturan
Sampah.
Undang-Undang Republik Indonesia No.18 Tahun 2008 Tentang Sampah.
Internet:
http://www.solopos.com/2010/sukoharjo/volume-sampah-meningkat-dpu-
kekurangan-lima-armada-27458, diakses jam 19.45 pada tanggal 26 April
2011
http://id.wikipedia.org, Pengelolaan Sampah, diakses jam 19.45 pada tanggal 26
April 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PEDOMAN WAWANCARA
Instansi (UPTD) Kebersihan dan Persampahan
1. Bagaimana tanggapan Anda melihat masih terdapat penumpukan sampah di
beberapa area TPS yang tidak terangkut ke TPA di Kabupaten Sukoharjo?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatnya permasalahan
sampah di kabupaten Sukoharjo?
3. Upaya atau strategi apa yang dilakukan UPTD Kebersihan dan Persampahan
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo dalam penanganan dan
pengelolaan sampah?
4. Bagaimana proses pelaksanaan strategi yang ada, meliputi:
Bagaimana pelaksanaanya?
Kapan dilaksanakan?
Siapa yang melaksanakannya?
Apa yang dilakukan dalam melaksanakannya?
Dimana pelaksanaanya?
Siapa sasaran dari pelaksanaan pengelolaan sampah?
5. Permasalahan atau hambatan dalam melaksanakan strategi tersebut? apa saja
hambatannya?
6. Faktor apa saja yang mendukung dalam pengelolaan sampah di Kabupaten
Sukoharjo?
7. Faktor apa saja yang menghambat dalam pengelolaan sampah di Kabupaten
Sukoharjo?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Petugas Kebersihan
1. Bagaimana proses pengangkutan sampah yang dilakukan?
2. Apa hambatan atau kesulitan dalam proses pengangkutan sampah sehingga
tidak semuanya sampah terangkut dari TPS ke TPA?
3. Bagaimana proses pengelolaan sampah di TPA?
4. Apa ada kesulitan dalam proses pengelolaan di TPA, jika ada apa kendala
tersebut?
Masyarakat sekitar TPS dan TPA
1. Bagaimana tanggapan Anda dengan kinerja UPTD Kebersihan dan
Persampahan Dinas Pekerjaan Umum dalam upaya penanganan dan
pengelolaan sampah?
2. Apa peran anda sebagai masyarakat dalam upaya mewujudkan lingkungan
sehat bebas dari sampah?
3. Harapan apa yang Anda inginkan dari UPTD Kebersihan dan Persampahan
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo dalam permasalahan sampah?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user