Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STRATEGI PERBANKAN SYARIAH DALAM MENCEGAH TERJADINYA
PELANGGARAN RIBA PADA PT. BANK BNI SYARIAH
CABANG MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Ekonomi Syari’ah (SH) Pada Program Studi Hukum
Ekonomi Syari’ah Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
RAHMAWATI
105 25 1104 316
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1441 H/ 2020 M
ii
STRATEGI PERBANKAN SYARIAH DALAM MENCEGAH TERJADINYA
PELANGGARAN RIBA PADA PT. BANK BNI SYARIAH
CABANG MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Ekonomi Syari’ah (SH) Pada Program Studi Hukum
Ekonomi Syari’ah Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
RAHMAWATI
105 25 1104 316
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1441 H/ 2020 M
vi
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Rahmawati
NIM : 105251104316
Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah
Fakultas : Agama Islam
Kelas : B
Dengan ini menyatakan hal sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi, saya
menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Saya tidak melakukan penjiplakan ( Plagiat ) dalam menyusun skripsi ini.
3. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 maka
bersedia untuk menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, 24 Syawal 1441 H
16 Juni 2020 M
Yang Membuat Pernyataan
Rahmawati
NIM. 105251104316
vii
ABSTRAK
RAHMAWATI. 105251104316. 2020. Strategi Perbankan Syariah dalam
Mencegah Terjadinya Pelanggaran Riba Pada PT. Bank BNI Syariah Cabang
Makassar. Dibimbing oleh St. Saleha Madjid dan Ulil Amri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi dan mekanisme dalam
mencegah terjadinya pelanggaran riba pada PT. Bank BNI Syariah Cabang
Makassar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dimana peneliti turun
langsung ke lapangan untuk melakukan wawancara kepada pegawai Bank BNI
Syariah Ratulangi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, strategi dalam mencegah
terjadinya pelanggaraan riba itu dengan mengupayakan perbaikan elemen
operasional perbankan sesuai dengan pasal 2 UU No. 21 Tahun 2008 sehingga di
dalamnya tidak mengandung unsur riba, gharar, maysir, dan zalim. Kedua,
mekanisme dalam mencegah pelanggaran riba yang dilakukan BNI Syariah sudah
berjalan dengan baik sesuai fatwa MUI No.1 Tahun 2004 tentang Bunga.
Kata Kunci: Perbankan Syariah, Pelanggaran Riba
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabil’alamin,ungkapan syukur sudah seharusnya keluar
dari lisan seorang insan yang mengaku beriman kepada
AllahSubhanawata’alaatas segala kebaikan dan ujian sertalimpahan nikmat yang
diberikan kepada penulis. Nikmat yang Allah berikan sangat banyak dan
berlimpah. Bahkan jika penulis ingin melukiskan nikmat Allah
Subhanawata’alamenggunakan semua ranting pohon yang ada di dunia sebagai
penanya dan seluruh air di lautan sebagai tintanya, maka semua ranting-ranting
pohon dan air di laut akan habis dan belum cukup untuk menuliskan nikmat-Nya
tersebut. Semoga nikmat sang pencipta selalu dilimpahkan kepada hamba-Nya
yang senantiasa berbuat baik dan bermanfaat.
Selawat berbingkaikan salam tak lupa pula penulis haturkan kepada
Nabi Muhammad Sallallahu allaihi wasaallam. Manusia yang menjadi sang
revolusioner Islam yang telah menggulung tikar-tikar kebathilan dan
menbentangkan permadani-permadani Islam hingga saat ini. Nabi yang telah
membawa misi risalah Islam sehingga penulis dapat membedakan antara yang
haq dan yang bathil. Sehingga, kejahiliyaan tidak dirasakan oleh umat manusia di
zaman yang serba digital ini.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian
hasil Sarjana Hukum pada Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama
ix
Islam Universitas Muhammadiyah Makassar. Skripsi ini juga disusun agar dapat
memberi informasi kepada pembaca mengenenai strategi dan mekanisme
perbankan syariah dalam mencegah terjadinya pelanggaran riba.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua
orang tua tercinta Alm. H. Abd. Rahim dan Alm. HJ. Nurhayati yang telah
membesarkan, mendidik, berjuang, berdoa, dan mengantarkan saya ke gerbang
perguruan tinggi meskipun tidak sampai pada tahap penyelesain skripsi ini.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga pula kepada:
1. Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M., Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I, Dekan Fakultas Agama Islam, Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Dr. Ir. H. Muchlis Mappangaja, MP, Ketua Program Studi Hukum Ekonomi
Syariah. Bapak Hasanuddin, SE.Sy., ME selaku sekretaris Prodi Hukum
Ekonomi Syariah yang senantiasa memberikan arahan selama menempuh
pendidikan, serta seluruh dosen dan staf pegawai dalam lingkungan Fakultas
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah membekali
penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat.
4. Ibu St. Saleha Majid, S.Ag.,MH dan bapak Ulil Amri, S.Sy.,SH., pembimbing
satu dan dua, yang senantiasa membimbing penulis dalam proses bimbingan,
baik secara langsung maupun secara virtual karena pandemic covid-19 ini.
Teknik bimbingan yang dilakukan sangat membantu penulis dalam membuat
skripsi ini.
x
5. Ucapan terima kasih kepada keluarga besar yang ada di Makassar yang telah
memberikan dukungan serta menemani penulis dalam suka dan duka, terutama
sahabat Pejuang SH (Fatiha, Rinawati, Nabilah, Sulfaidah, Asmaul Hsuna, dan
Inten Eqa Saputri), rekan-rekan KB Squad, rekan-rekan kelas B angkatan
2016 Hukum Ekonomi Syariah, rekan-rekan dari berbagai pihak yang telah
berbagi kasih, motivasi, bantuan, dan segala kebersamaan selama ini.
Sehingga, penulis dapat melewati masa-masa sulit untuk menyelesaikan
skripsi ini tepat waktu.
Sebuah kata sempurna tidak pantas penulis sandang karena “tak ada
gading yang tak retak”. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan penulis. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karean itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun dari para pembaca. Harapan penulis, semoga skripsi ini
dapat memberikan setitik ilmu dan manfaat bagi para pembaca pada umunya dan
pada penulis khususnya.
Makassar, 20 Juni 2020
Penulis
RAHMAWATI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ..................................................................... i
HALAMAN JUDUL ........................................................................ ii
PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................... iii
BERITA ACARA MUNAQASYAH................................................ iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................... v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................ vi
ABSTRAK ........................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ...................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5
BAB II TINJAUAN TEORITIS ...................................................... 6
A. Pengertian Bank Syariah .............................................................. 6
B. Produk-Produk Bank Syariah ....................................................... 8
C. Pengertian Pelanggaran ................................................................ 12
D. Pengertian Riba ............................................................................ 12
E. Macam-Macam Riba .................................................................... 14
F. Tahap Pelanggaran Riba ............................................................... 17
G. Bahaya Riba ................................................................................. 21
H. Dampak Riba ............................................................................... 23
I. Hikmah Dihramkannya Riba ........................................................ 24
BAB III METODE PENELITIAN ................................................. 26
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 26
B. Lokasi dan Objek Penelitian ...................................................... 26
C. Fokus Penelitian & Deskripsi Fokus ........................................... 26
xii
D. Sumber Data .............................................................................. 27
E. Instrumen Penelitian ................................................................... 28
F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 29
G. Teknik Analisis Data ................................................................. 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................... 32
A. Gambaran Umum Perusahaan....................................................... 32
1. Sejarah Bank BNI Syariah ...................................................... 32
2. Visi dan Misi Bank BNI Syariah ............................................. 34
3. Budaya Kerja PT. Bank BNI Syariah Cabang Makassar ......... 34
4. Kegiatan Operasional Perusahaan ........................................... 35
5. Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas ................................ 37
B. Analisis SWOT ............................................................................ 43
C. Strategi PT. Bank BNI Syariah dalam Mencegah Terjadinya
Pelanggaran Riba ......................................................................... 50
D. Mekanisme Pencegahan Pelanggaran Riba Pada PT. Bank BNI
Syariah ......................................................................................... 53
BAB V PENUTUP ............................................................................ 55
A. Kesimpulan .................................................................................. 55
B. Saran ............................................................................................ 56
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 57
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Analisis SWOT .......................................................................... 43
Tabel 4.2 Analisis SWOT/ TWOS ............................................................. 46
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkembangnya bank-bank syariah di negara-negara Islam berpengaruh ke
Indonesia. Bank syariah yang pertama kali didirikan di Indonesia pada tahun 1992
adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI). Pada tahun 1992-1998 hanya ada satu
unit bank syariah, dan pada tahun 2012 jumlah bank syariah di Indonesia telah
bertambah menjadi 35 unit yaitu 11 bank umum syariah dan 24 unit usaha syariah.
Industri perbankan syariah diprediksikan masih akan berkembang dengan tingkat
pertumbuhan yang cukup tinggi (Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia,
2012:2-4). 1
Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang dikembangkan
berdasarkan prinsip-prinsip hukum atau syariah yang mana operasional dan
produknya dikembangkan berdasarkan landasan al-qur‟an dan hadits.2Prinsip
tersebut menyangkut aturan dasar aturan pokok berdasarkan hukum Islam. Prinsip
ini menjadi landasan aturan muamalat yang mengatur hubungan antara bank dan
pihak lain dalam rangka menghimpun dan menyalurkan dana serta kegiatan
perbankan syariah lainnya.3
Bank syariah memiliki prinsip yang berbeda dengan bank konvensional.
Perbedaan yang mendasar terletak pada keuntungan yang diperoleh, dimana pada
1hafasfurkani.blogspot.com-contoh-proposal penelitan tentang perbankan syariah
(akses tanggal 06 November 2019) 2Setia Budi Wilardjo, “Pengertian, Peranan, dan Perkembangan Bank Syariah Di
Indonesia”, Value Added , Vol.2, No. 1 (Sepetember, 2004 – Maret 2005), 9. 3Yusnani, “Mekanisme Pasar dan Persoalan Riba dalam Pandangan Islam”, Jurnal
Akuntansi & Manajemen, Vol. 7, N0. 1 (Juni, 2012), 89.
2
bank konvensional dikenal dengan perangkat bunga sedangkan bank syariah
menerapkan prinsip bagi hasil.4 Prinsip utama bank syariah terdiri dari larangan
atas riba pada semua jenis transaksi. Dengan pelaksanaan aktivitas bisnis atas
dasar kesetaraan (equity), keadilan (fairness), dan keterbukaan (transparancy),
pembentukan kemitraan yang saling menguntungkan serta keharusan memperoleh
keuntungan usaha secara halal. Bank syariah juga dituntut harus mengeluarkan
zakat guna membantu mengembangkan lingkungan masyarakatnya.5
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia tidak terlepas dari sistem
perbankan secara umum. Ada alasan utama berdirinya perbankan syariah di
Indonesia yaitu adanya pandangan bahwa bunga pada bank konvensional
hukumnya haram dan dari segi ekonomi dimana penyerahan risiko dibebankan
pada salah satu pihak dinilai melanggar norma keadilan.6
Penilaian tersebut diperkuat dengan munculnya fatwa yang dikeluarkan
Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan bahwa bunga bank sama
dengan riba dan hukumnya haram dalam syariat Islam. Sebagaimana firman Allah
SWT. dalam QS. Ar-Rum/30:39:
ما ال الناط فل شت عنذ الل ف أم تم من ستا لشت ما آت
ف ل ىم ال و و الل تم من ص اجة تشذو آت
Terjemahanya:
4M. Syafi‟I Antonio, Bank Syariah dan Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001),
34. 5Abdul Ghofur Ansori, “Sejarah Perkembangan Hukum Perbankan Syariah di
Indonesia dan Implikasinya bagi Praktik Perbankan Nasional”, Jurnal Ekonomi Islam, Vol. II,
No.2 (Desember, 2008), 161. 6M. Syafi‟I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik…, 39.
3
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada
harta manusia,Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah, dan apa yang
kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai
keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang
melipat gandakan (pahalanya).7
Ayat ini menjelaskan bahwa sesungguhnya riba tidak akan pernah
sedikitpun menambah harta kekayaan yang kita miliki, riba tidak akan
memberikan kesejahteraan ekonomi tetapi riba akan merusak sistem
perekonomian. Alasannya adalah karena sistem perbankan yang berbasis bunga
atau konvensional mengandung beberapa kelemahan yaitu: transaksi bunga
melanggar keadilan atau kewajaran bisnis, tidak fleksibelnya sistem transaksi
berbasis bunga yang menyebabkan kebangkrutan dan sebagainya sehingga bunga
inilah yang merupakan transaksi riba yang sangat dilarang oleh Allah Swt.
Dalam ajaran agama Islam melarang adanya bunga bank (riba), namun
dalam praktiknya bentuk kegiatan usaha, produk dan jasa perbankan syariah yang
secara konseptual tidak berdasar pada bunga kurang dimengerti oleh masyarakat.8
Tidak hanya itu, sebagian masyarakat sudah memahami apa itu bank syariah
namun masih awam mengenai produk yang dimilikinya, sehingga menyebabkan
masyarakat enggan menggunakan produk-produk yang ditawarkan namun hanya
diminati bagi masyarakat yang ingin menabung untuk menghindari adanya unsur
riba.
Adanya perbankan syariah di Indonesia bertujuan untuk mewadahi
penduduk di negara Indonesia yang hampir seluruh penduduknya beragama Islam
7Departemen Agama RI, al-Quran dan Terjemahnya, h. 408. 8Siti Umi Hanik dan Jati Handayani, “Keputusan Nasabah dalam Memilih Perbankan
Syariah (Studi Kasus pada Nasabah Bank Syariah Mandiri)”, Jabpi, Vol. 22, No. 2, (Juli,
2014), 189.
4
agar tidak adanya kerancuan dalam proses muamalah bagi para pemeluk agama
Islam, sehingga mereka terjaga dari keharaman akibat tidak adanya suatu wadah
yang melayani penduduk dalam bidang muamalah yang bersifat islami.9
Berdasarkan pandangan diatas, maka peneliti ingin menelusuri sejauh
mana strategi perbankan dalam mencegah pelanggaran riba dan bagaimana
mekanisme pencegahan riba di Bank BNI Syariah Cabang Makassar.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi Bank BNI Syariah Cabang Makassar dalam mencegah
terjadinya pelanggaran riba?
2. Bagaimana mekanisme pencegahan pelanggaran riba di Bank BNI Syariah
Cabang Makassar?
C. Tujuan Penelitan
Berdasarkan permasalahan diatas yang telah dirumuskan diatas, maka
adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan pengelolaan Bank BNI Syariah Cabang Makassar dalam
mencegah pelanggaran riba.
2. Untuk mengetahui penanganan pelanggaran riba di Bank BNI Syariah
Cabang Makassar.
9plenoinfo.blogspot.com-makalah-sistem-perbankan-syariah (Diakses tanggal 06
November 2019, Pukul 22:14)
5
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu:
1. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pustaka bagi parapembaca
khususnya dalam hal pengembangan ilmu.
2. Secara praktis
a. Penulis
Menambah wawasan untuk berfikir kritis dan sistematis dalam
menghadapi permasalahan yang terjadi dan sebagai alat dalam
mengimplementasikan teori-teori ilmu ekonomi khususnya terkait dengan
ekonomi syariah (Islam) yang diperoleh selama kuliah.
b. Penulis selanjutnya
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk
pengembangan penelitian selanjutnya.
6
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Bank Syariah
Bank berasal dari kata bangue (bahasa Perancis) dan dari kata banco
(bahasa Italia) yang berarti peti/lemari atau bangku. Peti/lemari dan bangku
menjelaskan fungsi dasar dari bank komersial, yaitu: pertama, menyediakan
tempat untuk menitipkan uang dengan aman (safe keeping function), kedua,
menyediakan alat pembayaran untuk membeli barang dan jasa (transaction
function).10
Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia bank diartikan sebagai
lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa dalam lalu
lintas pembayaran dan peredaran uang.11
Pengertian bank syariah atau bank Islam dalam bukunya Edy Wibowo
adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Bank ini
tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan al-Quran dan
hadits.12
Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam
maksudnya adalah bank yang dalam beroperasinya itu mengikuti ketentuan-
ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah
secara Islam. Dalam tata cara bermuamalah itu dijauhi praktik-praktik yang
10
M. Syafi‟I Antonio, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka
Alfabeta, cet ke-4, 2006, h,2. 11
Drs. Suharso dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Lux, Semarang: CV. Widya
Karya, h. 75. 12
Edy Wibowo dkk, Mengapa Memilih Bank Syariah?, Bogor: Ghalia Indonesia cet.I,
2005, h. 33.
7
dikhawatirkan mengandung unsur-unsur riba, untuk diisi dengan kegiatan-
kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan perdagangan atau praktik-
praktik usaha yang dilakukan di zaman Rasulullah atau bentuk-bentuk usaha yang
telah ada sebelumnya, tetapi tidak dilarang oleh beliau.
Sedangkan menurut Sutan Remy Shahdeiny, bank syariah adalah lembaga
yang berfungsi sebagai intermediasi yaitu mengerahkan dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali dana-dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan
dalam bentuk pembiayaan tanpa berdasarkan prinsip bunga, melainkan
berdasarkan prinsip syariah.13
Menurut undang-undang No.21 tahun 2008, bank syariah adalah bank
yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut
jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.14
Dalam definisi prinsip syariah terdapat dua hal penting yaitu: (1) prinsip syariah
adalah prinsip hukum Islam, dan (2) penetapan pihak/lembaga yang berwenang
mengeluarkan fatwa yang menjadi dasar prinsip syariah.
Tujuan bank syariah secara umum adalah untuk mendorong dan
mempercepat kemajuan ekonomi suatu masyarakat dengan melakukan kegiatan
perbankan, finansial, komersial dan investasi seuai kaidah syariah. Hal inilah yang
13
Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam, Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, cet ke-3,
2007, h 1. 14
M. Nur Rianto Al-Arif, Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis Praktis,
Bandung: CV Pustaka Setia, h. 98.
8
membedakan dengan bank konvensional yang tujuan utamanya adalah pencapaian
keuntungan sebesar-besarnya (profit maximization).15
Jadi, penulis berkesimpulan bahwa bank syariah adalah bank yang sistem
operasionalnya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada
masyarakat berupa pembiayaan dengan mengguakan sistem bagi hasil yang
berdasarkan ketentuan-ketentuan syariat Islam.
B. Produk-Produk Bank Syariah
Perbankan syariah berperan sebagai lembaga intermediasi keuangan
(financial intermediary institution) antara unit-unit ekonomi yang mempunyai
kelebihan dana (surplus of funds) dengan unit-unit yang mengalami kekurangan
dana (lack of funds). Karenanya, untuk menjalankan fungsi intermediasi tersebut,
lembaga perbankan akan melakukan kegiatan usaha berupa penghimpunan dana,
penayaluran dana, serta menyediakan berbagai jasa transaksi keuangan kepada
masyarakat.16
Produk-produk perbankan syariah sebagai lembaga intermediasi keuangan
yang menjalankan kegiatan penghimpunan dana, penyaluran dana, dan jasa
transaksi keuangan, yaitu sebagai berikut:
a) Penghimpunan Dana (funding)
Produk penghimpuan dana dalam perbankan syariah dapat diwujudkan baik
dalam bentuk simpanan maupun investasi. Penghimpunan dana dalam bank
merupakan bentuk simpanan wujudnya berupa Giro, Tabungan, berdasarkan
15
Umam, Khotibul. 2016. Perbankan syariah: Dasa-dasar dan Dinamika
Perkembangannya di Indonesia. Cet.1; Jakarta: Rajawali Pers., h. 32 16https://itha911.wordpress.com/kumpulan-makalah-2/fiqih-muamalah-bank-syariah-
dan-produk-bank-syariah/ (Diakses pada tanggal 21 November 2019, pukul 23.08
9
akad yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Sedangkan
penghimpunan dana dana dalam bentuk investasi wujudnya berupa deposito,
juga berdasarkan akad yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah, yaitu
dengan menggunakan prinsip wadi’ah dan mudharabah.
1) Prinsip Wadi‟ah
Al-wadi‟ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari suatu pihak
ke pihak lain, baik itu individu maupun badan hukum, yang harus
dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip
menghendaki.17
Akad berpola titipan (wadi‟ah) ini terbagi atas
dua, yaitu:
(a) Wadi’ah yad Amanah
Yaitu akad wadi‟ah dimana para pemberi titipan menitipkan
barang/dananya, namun penerima titipan boleh menggunakan
barang/dana tersebut dan penerima titipan tidak boleh menerima
biaya titipan.
(b) Wadi’ah yad Dhamanah
Dimana titipan yang selama belum dikembalikan kepada penitip
dapat dimanfaatkan oleh penerima titipan. Apabila dari hasil
pemanfaatan tersebut diperoleh keuntungan maka seluruhnya
menjadi hak penerima titipan.
2) Prinsip Mudharabah
17Syafi‟I Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, cet. Pertama, (Jakarta: Gema
Insani 2001), h. 85
10
Akad yang sesuai dengan investasi adalah mudharabah yang
mempunyai tujuan kerjasama antara pemilik dana (shahibul maal)
dengan (mudharib) dalam hal ini adalah bank. Pemilik dana
sebagai deposan di bank syariah yang berperan sebagai investor
murni yang menanggung sharing risk dan return dari bank.
Dengan demikian deposan bukanlah lander atau kreditor bagi
bank seperti halnya pada bank konvensional, tetapi hubungan
diantara mereka adalah mitra usaha.18
b) Penyaluran Dana (financing)
Kegiatan penyaluran dana atau pembiayaan bank syariah harus tetap
berpedoman pada prinsip kehati-hatian yang diatur oleh Bank Indonesia.
Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan penyaluran dana perbankan
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah.Menyalurkan dananya kepada nasabah, yang dilakukan oleh bank
syariah, secara garis besar produk pembiayaan tersebut terbagi dalam tiga
kategori yaitu:
a. Pembiayaan dengan prinsip jual beli
Dalam melakukan jual beli digunakan 3 skema yang meliputi:
1) Jual Beli dengan Skema Murabahah
Secara etimologi, murabahah berasal dari kata ribh, yang berarti
keuntungan.19
Sedangkan secara terminologis, murabahah adalah
18Irwan Misbach, Bank Syariah: Kualitas Layanan, Kepuasan dan Kepercayaan, cet.1,
(Makassar: Alauddin Press, 2013), h. 49 19Abdullah al-Muslih & Shalah ash-Shawi, Fikih Ekonomi Keuangan Islam, (Jakarta:
Daarul Haq, 2004 ), h. 198
11
jual beli barang sehraga barang tersebut ditambah keuntungan
yang disepakati antara penjual dengan pembeli.20
2) Jual Beli dengan Skema as- Salam
Pengertian sederhana as-salam berarti pembelian barang yang
diserahkan dikemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan
di muka.21
3) Jual Beli dengan Skema al-Istishna‟
Secara bahasa, istishna berasal dari kata shana’a yang artinya
membuat. Sedangkan secara istilah, akad istishna adalah jual
beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan
kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan
(pembeli/mustahni‟) dan penjual (pembuat/ shani‟).
b. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil
1) Akad Mudharabah
Akad mudharabah yaitu akad kerjasama usaha antara nasabah
dan bank,dimana nasabah akan memberikan modal untuk usaha,
sementara bank menjadi pihak penyelenggara atau yang
melakukan investasi usaha.22
20Adiwarman A. Karim, Bank Islam, Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: IIIT
Indonesia, 2003), h. 161 21Syafi‟I Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, cet. Pertama, (Jakarta: Gema
Insani 2001), h. 108 22https://www.cermati.com/artikel/mengenal-istilah-bagi-hasil-nisbah-perbankan-
syariah (Diakses pada tanggal 25 November 2019, Pukul 22:35)
12
2) Musyarakah
Musyarakah dari kata syirkah disebut juga syarikah yang artinya
akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha
tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi
dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan
ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan bersama.
c. Pembiayaan dengan prinsip sewa
Sewa menyewa (ijarah) dapat didefinisikan sebagai transaksi
terhadap penggunaan manfaat suatu barang dan jasa dengan
pemberian imbalan. Apabila objek pemanfaatannya berupa barang
maka imbalannya disebut dengan sewa, sedangkan bila objeknya
berupa tenaga kerja maka imbalannya adalah upah.23
C. Pengertian Pelanggaran
Pelanggaran adalah perilaku yang menyimpang untuk melakukan tindakan
menurut kehendak sendiri tanpa memperhatikan peraturan yang telah dibuat.
Sedangkan pelanggaran menurut Moeljanto adalah perbuatan yang melawan
hukum yang hanya dapat ditentukan setelah ada hukum atau undang-undang yang
mengaturnya.
D. Pengertian Riba
Secara bahasa riba dapat berarti ziyadah (tambahan), nama (tumbuh),
sedangkan penggunaannya di dalam al-Qur‟an memiliki makna „tumbuh‟,
„menyuburkan‟, „mengembang‟, „mengasuh‟, dan „menjadi besar dan banyak‟.
23http://mydwiutarifrisiska1.blogspot.com/2016/04/makalah-pembiayaan-jenis-jenis-
akad.html?m=1 (DIakses pada tanggal 25 November 2019, Pukul 23:59)
13
Ringkasnya, secara bahasa, riba memiliki arti „bertambah‟, baik dari sisi kuantitas
maupun kualitasnya.24
Pengertian riba menurut istilah adalah kelebihan harta yang tidak ada
kompensasi tukar menukar harta dengan harta. Menurut Sayit Sabiq riba adalah
tambahan modal, baik itu sedikit maupun banyak. Abdurrahman al-jaziri
berpendapat riba adalah penambahan salah satu dari dua barang sejenis yang
dipertukarkan tanpa kompensasi terhadap tambahan tersebut.25
Riba sering diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai „usury‟.
Sedangkan secara terminologi riba yaitu menurut ulama Syafi‟iyah, riba adalah
bentuk transaksi dengan cara menetapkan pengganti tertentu (iwadh makhshush)
“yang tidak diketahui kesamaannya (dengan yang ditukar), dalam ukuran syar‟i
pada saat transaksi, atau disertai penangguhan terhadap kedua barang yang
dipertukarkan” ataupun terdapat salah satunya. “Menurut ulama Hanabilah, riba
adalah nilai lebih yang tidak ada pada barang yang ditukar berdasarkan ukuran
syar‟i yang dipersyaratkan pada salah satu pihak yang berakad pada saat
transaksi.”26
Menurut UU No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, riba adalah
penambahan pendapatan secara tidak sah (batil) antara lain dalam transaksi
pertukaran barang sejenis yang tidak sama, kuaitas, kuantitas, dan waktu
penyerahan (fadhl) atau dalam transaksi pinjam meminjam yang
24
Muhammad Ghafur W, Memahami Bunga dan Riba ala Muslim Indonesia,
(Yogyakarta: Bina Ruhani Insan Press, 2008), h. 30-31. 25
Rozalinda, Fikih Ekonomi Syariah, h. 241. 26
Mardani, Hukum Sistem Ekonomi Islam, h. 78-79
14
“mempersyaratkan nasabah penerima fasilitas mengembalikan dana melebihi
pokok pinjaman karena berjalannya waktu (nas‟ah).”
Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa riba
adalah tambahan atau kelebihan dari modal pokok yang disyaratkan bagi salah
satu dari dua orang yang mengadakan akad.
E. Macam-macam Riba
Al-Qur‟an membagi riba menjadi dua yaitu riba ringan dan riba berat.
Secara garis besar, riba dikelompokkan menjadi dua, yaitu riba utang-piutang
terdiri dari riba qardh dan riba jahiliyah. Riba jual beli menjadi riba fadhl dan riba
nasi‟ah.27
Keempat riba tersebut adalah:
a. Riba Qardh
Riba qardh adalah suatu keuntungan atau tingkat kelebihan tertentu yang
disyaratkan kepada orang yang berutang (muqtaridh).28
Misalnya seseorang
yang berutang limaratus ribu rupiah diharuskan membayar sejumlah limaratus
limapuluh ribu rupiah maka tambahan limapuluh ribu rupiah adalah riba
qardh.
b. Riba Jahiliyah
Riba jahiliyah terjadi karena adanya utang yang dibayar melebihi pokok
pinjaman sebab tidak mampu melunasi utagnya pada waktu yang telah
ditentukan.29
Ketidakmampuan mengembalikan utang ini kemudian
27
Idris, Hadis Ekonomi dalam Perspektif Hadis Nabi (Jakarta: Prenada Media, 2015), h.
192. 28
Mardani, Hukum Sistem Ekonomi Islam, h. 94. 29
Adiwarman A. Karim dan Oni Sahroni, Riba, Gharar dan Kaidah –kaidah Ekonomi
Syariah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015), h. 7.
15
dimanfaatkan untuk mengambil keuntungan.30
Dasar larangan riba kategori
ini antara lain firman Allah dalam QS. Ali-Imran 3/130:
اتقا الل تا أض افا م اع ح ا أيا الزن آمنا ل ت لا الش
ل ل م ت ل و
Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan
berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan.31
Ayat tersebut menjelaskan larangan bagi umat melipatgandakan riba sebab
riba hanya akan merugikan baik itu yang memberi ataupun yang menerima,
dan kehendaknya kita menjauhi segala larangan agar termasuk dalam orang-
orang yang mendapatkan keberuntungan-Nya.
c. Riba Nasi‟ah
Riba nasi‟ah adalah tambahan yang disyaratkan kepada yang berutang dari
orang yang mengutangkan sebagai imbangan penundaan pembayaran utang.32
Riba jenis inilah yang terkenal di zaman jahiliyah. Salah seorang dari mereka
memberikan hartanya untuk orang lain sampai waktu tertentu dengan syarat
dia mengambil tambahan tertentu dalam setiap mengambil modalnya, dan
jika belum sanggup membayar, maka waktu dan bunganya akan ditambah.33
Riba dalam jenis transaksi ini merupakan praktek riba nyata sangat jelas dan
tidak perlu diterangkan sebab semua unsur dasar riba telah terpenuhi semua
30
Mardani, Hukum Sistem Ekonomi Islam, h. 94-95. 31
Departemen Agama RI, al-Quran dan Terjemahnya, h. 66. 32
Rozalinda, Fikih Ekonomi Syariah, h. 243. 33
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqh Muamalat Sistem Transaksi dalam Fiqh Islam,
(Jakarta: Amzah, 2010), h. 222.
16
seperti tambahan dari modal, dan tempo yang menyebabkan tambahan. Ini
dilarang dalam Islam sebab dianggap sebagai penimbun kekayaan secara
tidak wajar karena mendapat keuntungan tanpa melakukan usaha, pekerjaan
dan kebaikan.34
Berdasarkan penjelasan tersebut, riba jenis ini merupakan riba yang paling
berat. Sebab, seseorang yang dibebani utang dan adanya bunga pembayaran utang,
setelah jatuh tempo yang berutang belum bisa melunasi maka jumlah dan waktu
akan ditambah lagi. Ini berarti bahwa di dalam riba ditambah lagi riba.
d. Riba Fadhl
Riba fadhl yaitu pertukaran barang ribawi. Riba fadhl diartikan sebagai
penukaran barang yang sejenis tapi kualitasnya berbeda. Islam telah
mengharamkan jenis riba ini dalam transaksi karena khawatir pada akhirnya
orang akan jatuh ke dalam riba yang hakiki yaitu riba nasi‟ah yang sudah
menyebar dalam tradisi masyarakat Arab. Dalam konteks inilah Rasulullah
SAW.bersabda:”janganlah kalian menjual satu dirham dengan dua dirham
sesungguhnya saya takut terhadap kalian dengan rima, dan rima artinya riba.”
Dalil pengharamannya adalah sabda Rasulullah SAW.:
سلم و صلى الل عل عن أت س ذة الخذسي قال قال سسل الل
ش ش تالش الش الثش تالثش ح ح تال ال الزىة تالزىة
ال لح تال لح مثل ت ثلة ذا تذة ف ن صاد أ الت ش تالت ش
ااء ال فو س استضاد فقذ أستى الآز
34
Idris, Hadis Ekonomi dalam Perspektif Hadis Nabi, (Jakarta: Prenada Media,
2015), h. 194-195.
17
Artinya:
Diriwayatkan oleh Abu Said Al Khudri bahwa Rasulullah SAW.bersabda,
“Emas hendaklah dibayar dibayar dengan emas, perak dengan perak, gandum
dengan gandum, tepung dengan tepung, kurma dengan kurma, garam dengan
garam, bayaran harus dari tangan ke tangan (cash). Barangsiapa memberi
tambahan atau meminta tambahan, sesungguhnya ia telah berurusan dengan
riba. Penerima dan pemberi statusnya sama (berdosa).(Shahih Muslim No.
2971)35
Arti hadis ini bahwa jika manusia memerlukan pertukaran barang dari satu
jenis yang sama mereka boleh melakukannya dengan salah satu dengan dua cara:
Pertama, mereka menukarnya dengan yang sama ukurannya tanpa ada kelebihan
dan pengurangan dengan syarat tunai dan serah terima sebelum berpisah. Kedua,
seseorang menjual barangnya secara tunai tanpa ada penangguhan sama sekali.36
Berdasarkan penjelasan hadis tersebut, para ulama telah menyepakati
bahwa keenam komoditi (emas, perak, gandum, tepung (sya‟ir), kurma dan
garam) termasuk komoditi ribawi. Barang tersebut dapat diperjualbelikan dengan
sistem barter asalkan memenuhi syarat yaitu transaksi harus dilakukan secara
tunai dan barang yang menjadi objek barter harus sama jumlah dan takarannya,
walau terjadi perbedaan mutu antara kedua barang.
F. Tahap Pelarangan Riba
Islam telah melarang riba dan memasukkannya dalam dosa besar. Tetapi
Allah SWT.dalam mengharamkan riba menempuh metode secara gradual (step by
step). Metode ini ditempuh agar tidak mengagetkan mereka yang telah biasa
35
Abdullah bin Abdurrahman Ali Bassam, Taysiru al allam Syarh umdatul ahkam,
Syarah hadis pilihan Bukhari Muslim penerjemah Kathur Suhardi, (Jakarta: PT. Darul Falah,
cet. VII, 2008), h. 648. 36
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqh Muamalat Sistem Transaksi dalam Fiqh Islam,
h. 218-219.
18
melakukan perbuatan riba dengan maksud membimbing manusia secara mudah
dan lemah lembut untuk mengalihkan kebiasaan mereka yang telah mengakar,
mendarahdaging yang melekat dalam kehidupan perekonomian jahiliyah. Ayat
yang diturunkan pertama dilakukan secara permanen dan tuntas melalui empat
tahapan.37
Tahap pertama, pada tahap ini Allah menunjukkan bahwa riba bersifat
negatif. Dalam QS. Ar-Rum/ 30:39 Allah menyatakan secara nasehat bahwa Allah
tidak menyenangi orang yang melakukan riba. Di sini Allah menolak anggapan
bahwa pinjaman riba yang mereka anggap untuk menolong manusia merupakan
cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ayat tersebut turun ketika Nabi berada
di Mekkah yang menjelaskan tentang riba yang tidak akan memberikan tambahan
pada harta berbeda dengan zakat yang dapat menambah keberkahan tentang harta.
Islam tidak berdiam diri terhadap keberadaan riba yang memang tidak sesuai
dengan fitrah manusia bahkan sejak periode Mekkah ketika huku-hukum syariah
belum diturunkan secara perinci.
Tahap kedua, Allah memberi isyarat akan keharaman riba melalui
kecaman terhadap praktik riba di kalangan masyarakat Yahudi. Riba digambarkan
sebagai sesuatu yang buruk. Allah mengancam akan memberikan balasan yang
keras kepada orang Yahudi yang memakan riba. Pada tahap ini Allah lebih tegas
lagi sebagaimana firman-Nya dalam QS.an-Nisa/ 4:161:
37
Wasilul Chair, Riba dalam Perspektif Islam, h. 11-112.
19
ال الناط تالثاطل أ ليم أم قذ نيا عنو تا ألآزىم الش
أعتذنا لل افشن منيم عزاتا أل ا
Terjemahnya:
Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah
dilarang dirinya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang
batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir diantara mereka itu
siksa yang pedih.38
Maksud ayat tersebut Allah Swt. memberitahukan bahwa disebabkan
perbuatan aniaya orang-orang Yahudi karena mereka telah melakukan berbagai
macam dosa besar, maka Allah mengharamkan kepada mereka makanan yang
dihalalkan bagi mereka sebelumnya.
Tahap ketiga, riba diharamkan dengan dikaitkan kepada suatu tambahan
yang berlipat ganda. Para ahli tafsir berpendapat bahwa mengambil bunga dengan
tingkat yang cukup tinggi merupakan fenomena yang banyak dipraktikkan pada
masa tersebut.39
Allah berfirman dalam QS. Ali-Imran/ 30:130:
ل ل م اتقا الل تا أض افا م اع ح ا أيا الزن آمنا ل ت لا الش
ت ل و
Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat
ganda dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.40
38
Departemen Agama RI, al-Quran dan Terjemahnya, h. 103. 39
Idris, Hadis Ekonomi dalam Perspektif Hadis Ekonomi, h. 184. 40
Departemen Agama RI, al-Quran dan Terjemahnya, h. 66.
20
Berdasarkan ayat tersebut menggambarkan kebijaksanaan Allah yang
melarang sesuatu yang telah mendarahdaging, mengakar pada masyarakat sejak
zaman jahiliyah dahulu, sedikit demi sedikit (step by step), sehingga mereka yang
telah biasa melakukan riba siap menerimanya. Yang dimaksud riba di sini ialah
riba nasi‟ah. Menurut sebagian besar ulama bahwa riba nasi‟ah itu selamanya
haram, walaupun tidak berlipatganda.
Tahap keempat, Allah dengan jelas dan tegas mengharamkan apapun jenis
tambahan yang diambil dari pinjaman. Dalam ayat ini berisi tentang pelarangan
riba secara jelas, tegas, pasti, tuntas, dan mutlak pengharamannya dalam berbagai
bentuknya, dan tidak dibedakan besar kecilnya. Bagi yang melakukan riba telah
melakukan kriminalisasi.41
Dalam ayat tersebut jika ditemukan melakukan
kriminalisasi, maka akan diperangi oleh Allah SWT.dan Rasul-Nya. Ini adalah
ayat terakhir yang diturunkan menyangkut riba, yaitu firman Allah dalam QS.al-
Baqarah/2: 278-279 yang berbunyi:
تا و نتم م منن من الش رسا ما تق ا أيا الزن آمنا اتقا الل
سسلو فإو لم ت لا ف رنا ت شبة من الل
ل ت ل و ال م ل ت ل و و تثتم فل م ساط أم
Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa-
sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika
kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah bahwa Allah
dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan
41
Wasilul Choir, Riba dalam Perspektif Islam, h. 13.
21
riba), maka bagimu pokok hartamu, kamu tidak menganiaya dan tidak (pula)
dianiaya (dirugikan).42
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT menghubungkan perintah
meninggalkan riba dengan perintah bertakwa. Dengan hubungan itu seakan-akan
Allah SWT mengatakan : ”Jika kamu benar-benar beriman tinggalkanlah riba itu.
Jika kamu tidak menghentikannya berarti kamu telah berdusta kepada Allah SWT
dalam pengakuan imanmu. Mustahillah seseorang uang mengakui beriman dan
bertakwa melakukan riba, karena perbuatan-perbuatan itu mungkin ada pada diri
seseorang pada saat atau waktu yang sama.
G. Bahaya Riba
Riba sangat berbahaya bagi pelakunya baik dari al-Qur‟an maupun hadis
Nabi, berbagai ancaman bahaya tersebut antara lain:
a. Hilangnya keberkahan pada harta riba
Riba jelas dilarang dalam Islam sebab riba hanya menguntungkan salah satu
pihak dan merupakan kezaliman pada pihak yang lain, orang yang berutang
berarti ia memerlukan bantuan agar masalahnya terselesaikan akan tetapi
tambahan tersebut akan memberatkan bagi yang berutang. Keuntungan yang
diperoleh dari jalan berbuat dosa tidak akan bernilai pahala melainkan akan
mendapat balasan dosa yang diperbuat.
b. Dibangkitkan di hari kiamat dalam keadaan gila
Orang-orang yang memakan riba tidak akan berdiri dari kuburan mereka
kelak, kecuali seperti berdirinya orang gila pada saat mengamuk dan
kerasukan syaitan, yaitu mereka berdiri dengan posisi yang tidak sewajarnya.
42
Departemen Agama RI, al-Qur’an Terjemahnya, h. 47
22
c. Allah SWT.dan Rasulullah SAW.akan memerangi mereka, serta mereka
dianggap kafir
Begitu tegasnya pelarangan riba sehingga setiap perilaku riba adalah orang
yang memerangi agamanya dan orang yang memerangi agama Allah maka
akan diperangi oleh Allah dan Rasul-Nya. Perintah menjauhi riba
menegaskan bagi para orang yang mengaku beriman sebenarnya (mengikuti
perintah Allah) tetapi masih juga menuntut riba walaupun itu sudah jelas
dilarang.
d. Memakan riba lebih buruk dari perbuatan zina
Riba merupakan perbuatan dosa besar serta para ulama sepakat riba adalah
haram dan termasuk dosa besar. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
قال سسل : عن عثذ الل تن حن لح غسل ال لئ ح قال
ن ثلث لم أشذ من ست ى ل الل دسىم ستا لو الش
ساه أح ذ- صنح
Artinya:
Dari Abdullah bin Hanzhalah ghasilul malaikah berkata bahwa Rasulullah SAW
bersabda,"Satu dirham uang riba yang dimakan oleh seseorang dalam keadaan
sadar, jauh lebih dahsyah dari pada 36 wanita pezina. (HR. Ahmad)43
Hadis tersebut nabi dengan tegas mengatakan bahwa uang riba itu haram
meskipun hanya sedikit, nabi katakan lebih besar dosanya jika dibandingkan
dengan berzina bahkan meski berulang kali. Dan menegaskan hendaklah
43
Muhammad Tho‟in, Larangan Riba dalam Teks dan Kontek (Studi atas Hadits
Riwayat Muslim Tentang Pelaknatan Riba), Jurnal, (Surakarta: STIE-AAS, 2016), h. 67
23
menjauhi segala jenis riba, apapun bentuknya yang namanya riba tetap
diharamkan dan termasuk dosa yang sangat besar.
H. Dampak Riba
Riba dalam Islam hukumnya haram, karena mengandung ketidakadilan
dan mengambil harta orang lain secara batil juga sebagai penyebab angka
kemiskinan bertambah serta merampas hak orang dengan melipatgandakan
pinjaman. Berikut dampak riba:
a. Dampak Ekonomi
Para ahli ekonomi berpendapat bahwa penyebab krisis ekonomi adalah
bunga yang dibayar sebagai pinjaman modal atau disebut dengan riba.
Dampak riba bagi ekonomi masyarakat yaitu distribusi kekayaan tidak adil,
hancurnya sumber-sumber ekonomi, lemahnya perkembangan ekonomi,
pengangguran, terjebak dalam utang, kesenjangan sosial, menghambat
untuk berinvestasi.
b. Dampak Sosial
Dampak sosial dari riba adalah menimbulkan permusuhan dan kebencian
antara individu dan masyarakat, jalinan persaudaraan terputus, hilangnya
rasa saling tolong menolong.
Masyarakat seperti ini tidak akan pernah merasakan kesejahteraan dan
ketenangan. Bahkan kekacauan dan kesenjangan akan senantiasa terjadi setiap
saat. Itulah mengapa riba diharamkan karena dapat merugikan orang lain dan
merampas haknya serta menambah kemiskinan.
24
I. Hikmah Diharamkannya Riba
Ketika Islam memerintahkan umatnya untuk melaksanakan sesuatu
perkara, tentunya hal itu akan memberikan manfaat dan terdapat hikmah yang
baik bagi umat itu sendiri. Demikian juga ketika Islam melarang umatnya
melakukan suatu perkara, tentu terdapat kemudharatan di dalam perkara
tersebut. Pelarangan praktik riba dalam kehidupan umat Islam menunjukkan
bahwa riba pasti berdampak negatif bagi umat itu sendiri. Berikut beberapa
hikmah diharamkannya riba:
a. Menjaga agar seorang muslim tidak memakan harta orang lain dengan cara-
cara yang batil.
b. Mengarahkan seorang muslim supaya menginvestasikan hartanya pada
usaha yang bersih, jauh dari kecurangan dan penipuan, serta terhindar dari
segala tindakan yang menimbulkan kesengsaraan dan kebencian diantara
kaum muslimin.
c. Menyumbat seluruh jalan yang membawa seorang muslim kepada tindakan
memusuhi dan menyusahkan saudaranya sesama muslim yang berakibat
pada lahirnya celaan serta kebencian dari saudaranya.
d. Menjauhkan seorang muslim dari perbuatan yang dapat membawanya
kepada kebinasaan. Karena memakan harta ribaa itu merupakan
kedurhakaan dan kezaliman, sedangkan akibat dari kedurhakaan dan
kezaliman itu ialah penderitaan.
e. Membuka pintu-pintu kebaikan di hadapan seorang muslim untuk
mempersiapkan bekal di akhirat kelak dengan meminjami saudaranya
25
sesama muslim tanpa mengambil manfaat (keuntungan), mengutanginya,
menangguhkan utangnya hingga mampu membayarnya dengan memberinya
kemudahan. Keadaan ini dapat menyebarkan kasih sayang dan rasa
persaudaraan yang tulus diantara kaum muslim.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penyusun gunakan adalah penelitian lapangan
(kualitatif), yaitu penelitian yang mencari data secara langsung ke lapangan, dan
menggunakan penelitan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif dengan melakukan pengamatan pada objek penelitian dan
kemudian dianalisis. Dalam hal ini terhadap PT. Bank BNI Syariah Cabang
Makassar, untuk mengetahui secara jelas tentang mencegah terjadinya
pelanggaran riba.
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di PT. Bank BNI Syariah Cabang Makassar yang
terletak di Jalan Dr.Ratulangi, Parang, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar,
Sulawesi Selatan, 90125.
C. Fokus Penelitan dan Deskripsi Fokus
Masalah pada penelitian kualitatif bertumpu pada suatu fokus. Adapun
maksud dalam merumuskan masalah penelitian dengan jalan memanfaatkan fokus
yaitu pertama, penetapan fokus dapat membatasi studi; kedua, penetapan fokus
berfungsi untuk memenuhi inklusi-inklusi atau kriteria masuk-keluar (inclusion-
exclusion criteria) atau informasi baru yang diperoleh di lapangan sebagaimana
dikemukakan Moleong (2004:93-94). Tanpa adanya fokus penelitian, peneliti
akan terjebak oleh banyaknya data yang diperoleh di lapangan. Oleh karena itu
27
fokus penelitian akan berperan sangat penting dalam memandang dan
mengarahkan penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada strategi bank syariah
dalam mencegah terjadinya pelanggaran riba. Penelitian ini berfokus dalam 2 hal
pokok, yaitu:
1. Strategi Bank BNI Syariah Cabang Makassar dalam mencegah
terjadinyapelanggaran riba.
2. Mekanisme pencegahan pelanggaran riba di Bank BNI Syariah Cabang
Makassar.
D. Sumber Data
1. Data primer, adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti (atau
petugasnya) dari sumber pertamanya.44
Data primer diperoleh dari lokasi
yang secara langsung melalui observasi dan wawancara dengan pegawai
PT.Bank BNI Syariah Cabang Makassar.
2. Data sekunder, adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-
sumber yang telah ada. Data tersebut diperoleh dari perpustakaan atau
laporan-laporan penelitian terdahulu yang berbentuk tulisan.45
Data sekunder
tersebut tersedia dalam bentuk laporan-laporan yang tertulis, peta dan
dokumen resmi lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
44
Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian ( Jakarta: Rajawali, 1987), h. 93. 45
Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya (Jakarta:
Ghalia IKAPI, 2002), 82.
28
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2006: 149) merupakan
alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Sedangkan menurut Suharsimi
Arikunto dalam edisi sebeumnya adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah
diolah.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen yaitu satu-satunya
instrumen terpenting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Peneliti
mungkin menggunakan alat-alat bantu untuk mengumpulkan data seperti
tape recorder, video kaset, atau kamera. Tetapi kegunaan atau pemanfaatan alat-
alat ini sangat tergantung pada peneliti itu sendiri.
Peneliti melalui observasi langsung di lokasi (disebut "Participant-
Observer") di samping memiliki kelebihan-kelebihan, juga mengandung beberapa
kelemahan. Kelebihannya antara lain, pertama, peneliti dapat langsung melihat,
merasakan, dan mengalami apa yang terjadi pada subjek yang ditelitinya. Dengan
demikian, peneliti akan lambat laut "memahami" makna-makna apa saja yang
tersembunyi di balik realita yang kasat mata (verstehen). Ini adalah salah satu
tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian kualitatif.
Kedua, peneliti akan mampu menentukan kapan penyimpulan data telah
mencukupi, data telah jenuh, dan penelitian dihentikan. Dalam penelitian
kualitatif, pengumpulan data tidak dibatasi oleh instrumen (berupa wawancara)
yang sengaja membatasi penelitian pada variabel-variabel tertentu saja.
29
Ketiga, peneliti dapat langsung melakukan pengumpulan data,
menganalisanya, melakukan refleksi secara terus menerus, dan secara gradual
"membangun" pemahaman yang tuntas tentang sesuatu hal. Ingat, dalam
penelitian kualitatif, peneliti memang "mengkonstruksi" realitas yang tersembunyi
(tacit) di dalam masyarakat.46
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi merupakan suatu proses pengamatan yang komplek, dimana
peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap objek penilitian. Observasi
merupakan alat pengumpul data, yakni dengan melihat dan mendengarkan.47
Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan secara langsung serta ikut terjun
langsung ke lapangan dan mencatat kejadian-kejadian yang berkaitan dengan
strategi perbankan syariah dalam mencegah terjadinya pelanggaran riba di PT.
Bank BNI Syariah Cabang Makassar. Untuk mengumpulkan data, maka peneliti
menyiapkan instrumen lembar observasi.
2. Wawancara
Upaya memperoleh informasi atau data yang digunakan dengan bertanya
langsung kepada responden. Dalam penelitian ini dilakukan wawancara secara
bebas, dalam arti responden diberi kebebasan menjawab. Akan tetapi, tetap dalam
batas-batas tertentu agar tidak menyimpang dari panduan wawancara yang
46 Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
RosdaKarya. 2000), h. 19. 47S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 1992), h.
66
30
disusun. Oleh sebab itu, pedoman wawancara perlu disiapkan sebelum melakukan
wawancara.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif
dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek
sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Metode dokumentasi ini digunakan
untuk mendapatkan data guna melengkapi dan memperkuat data yang diperoleh.
Dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi segala bentuk arsip yang
terkumpul saat penelitian sedang berlangsung, baik itu data secara lisan, tertulis,
maupun gambar atau foto.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik analisis SWOT dengan pendekatan kualitatif, yang terdiri
dari Strenghts, Weakness, Opportunities dan Threaths. Analisis SWOT bertujuan
untuk memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun
dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threaths). Menurut
Rangkuti, analisis SWOT adalah suatu identifikasi faktor strategis secara
sistematis untuk merumuskan strategi. 48
Strategi adalah alat yang sangat penting
untuk mencapai tujuan.49
Sedangkan menurut Freddy Rangkuty strategi adalah
perencanaan induk yang komprehensive yang menjelaskan bagaimana mencapai
semua tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
48 FreddyRangkuti,Analisis SWOT Teknik Membelah Kasus Bisnis,(Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2001) 49Porter, M.E, Competitive Advantage : Creating and Sustaining Superior
Performance : with a new introduction. The Free Press,(New York, USA, 1985).
31
Dari pengertian SWOT tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Evaluasi faktor Internal
a. Kekuatan (strength)
Yaitu kekuatan apa yang dimiliki BNI Syariah. Dengan mengetahui
kekuatan, BNI Syariah dapat dikembangkan menjadi lebih tangguh hingga
mampu bertahan dalam perbankan dan mampu bersaing untuk
pengembangan selanjutnya.
b. Kelemahan (weakness)
Yaitu segala faktor yang tidak menguntungkan atau merugikan bagi BNI
Syariah.
2. Evaluasi Faktor Eksternal
a. Kesempatan (opportunities)
Yaitu semua kesempatan yang ada sebagai kebijakan pemerintah,
peraturan yang berlaku atau kondisi perekonomian nasional atau global
yang dianggap memberi peluang bagi BNI Syariah untuk tumbuh dan
berkembang di masa yang akan datang.
b. Ancaman (threaths)
Yaitu hal-hal yang dapat mendatangkan kerugian bagi BNI Syariah, seperti
karena masih ada praktik-praktik yang dinilai tidak sejalan dengan prinsip
syariah, sehingga berakibat loyalitas dan kontinuitas penggunaan jasa bank
tersebut tidak dapat dipertahankan lama.
32
Analisis ini dilakukan dengan menggunakan alat kumpul data yaitu
pedoman observasi, wawancara serta dokumentasi. Dengan tahapan sebagai
berikut:
1) Mengelompokkan data yang telah didapat untuk diproses.
2) Melakukan analisis SWOT.
3) Memasukkan ke dalam matriks SWOT.
4) Menganalisis strategi-strategi dari matriks SWOT.
5) Merekomendasikan strategi yang telah dibuat kepada pihak pengelola50
Penelitian ini menggunakan analisis SWOT berdasarkan konsep David
(1993). Analisis SWOT berarti analisis berdasarkan pada Strength-Weakness-
Opportunities-Threathsyakni Kekuatan-Kelemahan-Kesempatan-Kendala. Melalui
analisis SWOT, akan membantu dalam penyimpulan akhir penelitian.
50 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membelah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2001)
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Bank BNI Syariah
BNI Syariah didirikan pada tanggal 5 Juli 1946 berdasarkan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang N0. 2 Tahun 1946 dengan nama Bank
Negara Indonesia yang berfungsi sebagai Bank Sentral dimana sebagai Bank
Pertama yang secara resmi dimiliki Negara RI, BNI merupakan pelopor
terciptanya berbagai produk dan layanan jasa perbankan.
Pada tahun 1949 pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia
sebagai Bank Sirkulasi atau Bank Sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan
sebagai Bank Pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai
Bank Devisa dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri. Sehubungan
dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia
diubah menjadi Bank Komersial milik pemerintah. Perubahan ini dengan putusan
penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari indentitas perusahaan. Nama
Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan
ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai “BNI 46”, dan
karena ingin menggunakan nama panggilan yang mudah diingat maka dirubah
menjadi “Bank BNI” bersamaan dengan perubahan identitas perusahaan tahun
1988. Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara
Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik
diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996
33
dan PT Bank Negara Indonesia (Persero), kini berubah menjadi PT Bank Negara
Indonesia, Tbk. Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai
digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah
keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan “Bank BNI” dipersingkat
menjadi “BNI”, sedangkan tahun pendirian yaitu “46” digunakan dalam logo
perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang
lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berangkat dari semangat
perjuangan yang berakar pada sejarahnya, BNI bertekad untuk, memberikan
pelayanan yang terbaik bagi negeri, serta senantiasa menjadi kebanggaan negara.
Setelah dikeluarkannya Undang-Undang No.10 Tahun 1998 yang
memperbolehkan Bank Konvensional untuk membuka layanan syariah, kemudian
pada tahun 1999 terbentuklah Tim Proyek Cabang Syariah. Setelah terjadinya
krisis ekonomi moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1998, melihat situasi
dan kondisi yang terjadi, banyaknya bank yang dilikuidasi, hanya bank yang
memiliki prinsip syariah yang masih berdiri kokoh. Dengan berlandaskan pada
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, pada tanggal 29 April 2000, didirikan Unit
Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang yaitu di Yogyakarta, Malang,
Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang
menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu.
34
Pada akhir tahun 2018, jaringan usaha BNI Syariah tersebar mencapai 2
Kantor wilayah, 68 Kantor Cabang, 196 Kantor Cabang Pembantu, 16 Kantor
Kas, 23 Mobil Layanan Gerak, dan 52 Payment Point.51
2. Visi dan Misi Bank BNI Syariah
1) Visi PT. Bank BNI Syariah Cabang Makassar
Menjadi Bank Syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan
kinerja.
2) Misi PT. Bank BNI Syariah Cabang Makassar
a) Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada
kelestarian lingkungan.
b) Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jassa perbankan
syariah.
c) Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.
d) Menciptakan wahan terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya
dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.
e) Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.
3. Budaya Kerja PT. Bank BNI Syariah Cabang Makassar
1) Amanah
a) Jujur dan menepati janji
b) Bertanggung jawab
c) Bersemangat untuk menghasilkan karya terbaik
d) Bekerja ikhlas dan mengutamakan niat ibadah
51
www.bnisyariah.co.id diakses pada tanggal 03 April 2020 pada pukul 12.14
35
e) Melayani melebih harapan
2) Jamaah
a) Peduli dan berani memberi maupun menerima umpan balik yang
konstruktif
b) Membangun sinergi secara profesional
c) Membagi pengetahuan yang bermanfaat
d) Memahami keterkaitan proses kerja
e) Memperkuat kepemimpinan yang efektif
4. Kegiatan Operasional Perusahaan
a. Penghimpunan Dana (funding)
Produk Tabungan
Tabungan merupakan simpanan dalam bentuk mata uang rupiah yang
dikelola berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah mutlaqah
atau akad wadiah. Atas keuntungan yang didapat dari penyaluran dana,
bank memberikan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang telah
disepakati.Jenis tabungan yang ada di BNI Syariah yaitu:
1) Tabungan iB Hasanah
2) Tabungan iB Bisnis Hasanah
3) Tabungan iB Prima Hasanah
4) Tabungan iB Tunas Hasanah
36
Produk Transaksi
Produk transaksi di BNI Syariah yaitu Giro iB Hasanah. Simpanan Giro
iB Hasanah merupakam produk penyimpanan dana yang menggunakan
prinsip wadiah yad ad-dhamanah (titipan murni). Pada produk ini
nasabah menitipkan dana dan bank akan mempergunakan dana tersebut
sesuai dengan prinsip syariah dan menjamin akan mengembalikan titipan
tersebut secara utuh bila sewaktu-waktu nasabah membutuhkannya.
Produk Investasi
1) Deposito iB Hasanah
2) Tabungan iB Baitullah Hasanah
3) Tabungan iB Tapenas Hasanah
b. Penyaluran Dana (financing)
Penyaluran dana (pembiayaan) di BNI Syariah ada dua yaitu:52
a. Produktif
1) Tunas Usaha iB Hasanah
2) Wirausaha iB Hasanah
3) Usaha Kecil iB Hasanah
4) Umrah Keluarga Hasanah
52
Sri Ekawati. 2018. Pengalaman Kerja Praktik Mahasiswa (PKPM) di PT Bank BNI
Syariah Kantor Cabang Utama Makassar. h 60-61.
37
b. Konsumtif
Berikut merupakan pembiayaan konsumtif yang disalurkan oleh Bank
BNI Syariah:53
1) Griya iB Hasanah
2) Oto iB Hasanah
3) Multiguna iB Hasanah
4) Fleksi iB Hasanah
5) Fleksi Umrah iB Hasanah
6) Pembiayaan Emas iB Hasanah
c. Produk Jasa
Produk jasa yang ada pada BNI Syariah Cabang Makassar adalah sebagai
berikut:
a. ATM (Autometic Teller Machine)
b. Kliring (proses pelunasan hutang piutang antar bank)
c. Transfer atau kirim uang
1. Struktur Organisasi Perusahaan dan Deskripsi Tugas
Struktur organisasi merupakan salah satu hal penting dalam pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi yang secara langsung membuat skema wewenang
dan tanggung jawab tiap-tiap anggota organisasi pada setiap pekerjaan demi
terwujudnya tujuan organisasi tersebut. Selain itu, struktur organisasi sering
disebut bagan atau skema organisasi dengan cara memberikan gambaran secara
skematis tentang hubungan pekerjaan antara orang yang satu dengan lainnya yang
53
BPP (Buku Panduan Perusahaan), BNI Syariah KCU Makassar. h. 27
38
terdapat dalam satu organisasi untuk mencapai tujuan bersamaa. Demikian pula
halnya dengan PT. Bank BNI Syariah, personilnya melakukan pekerjaan sesuai
dengan tanggung jawab dan wewenangnya masing-masing, dan satu sama lainnya
saling berhubungan dalam usaha menciptakan tujuan perusahaan yang akan
dicapai.
Untuk lebih jelasnya, akan digambarkan struktur organisasi PT. Bank BNI
Syariah Cabang Makassar, sebagai berikut:54
\
54
Sumber: PT. Bank BNI Syariah (Persero) Tbk. Kantor Cabang Makassar
39
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT. Bank BNI Syariah (Persero) Tbk. Kantor Cabang
Makassar
Sumber: PT. Bank BNI Syariah (Persero) Tbk. Kantor Cabang Makassar
40
Berikut ini akan dijelaskan secara singkat mengenai tugas setiap bagian
pada PT. Bank BNI Syariah Cabang Makassar:55
1) Kepala Cabang (Branch Manager)
a. Mengelola secara optimal sumber daya cabang agar dapat mendukung
kelancaran operasi cabang.
b. Mengkordinir rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) tahunan
cabang.
c. Menetapkan dan melaksanakan strategi pemasaran produk bank guna
mencapai tingkat volume atau sasaran yang telah ditetapkan baik
pendanaan maupun jasa-jasa.
2) Pemimpin Bidang Operasional (Operational Manager)
a. Membantu pemimpin cabang terhadap pelaksanaan fungsi pokok unit
pelayanan nasabah dan unit operasional.
b. Mengontrol pelaksanaan fungsi pokok unit pelayanan nasabah dan unit
operasional.
3) Manager Bisnis (Bussiness Manager)
a. Bertanggung jawab pada pelaksanaan fungsi bisnis.
b. Mengontrol pelaksanaan fungsi bisnis unit pelayanan nasabah dan unit
operasional.
55
Dokumen BNI Syariah KCU Makassar Tahun 2013, Tugas dan Tanggung Jawab
Karyawan BNI Syariah KCU Makassar, h.2.
41
4) OSH (Operational Service Head)
a. Menyelenggarakan pelayanan dan pengadministrasian atas transaksi-
transaksi jasa perbankan serta pemupukan dana di kantor cabang.
b. Menyelengarakan pembukuan accounting atas transaksi keuangan di kantor
cabang.
c. Menyelenggarakan pengadministrasian dan pemantauan atas transaksi
pembiayaan di kantor cabang.
d. Menyelenggarakan pelaporan transaksi kegiatan jasa-jasa perbankan,
pemupukan dana, posisi likuiditas dan pembiayaan di kantor cabang sesuai
pedoman atau ketentuan yang berlaku.
5) Processing
a. Memastikan bahwa semua pembiayaan, penambahan pembiayaan telah
mendapatkan persetujuan pejabat yang berwenang sesuai dengan limit.
b. Memastikan kebenaran administrasi atas pembiayaan yang diberikan.
c. Memeriksa kelengkapan dan keabsahan nota administrasi pembiayaan.
d. Memastikan bahwa fisik jaminan sesuai dengan nilai dan lokasinua.
6) Unit Branch Internal Control
Dimana unit tersebut merupakan unit yang berdiri sendiri/independent
dan tidak dibawahi lagi oleh pemimpin cabang melainkan langsung dibawahi
Divisi Kepatuhan. Unit tersebut sebelumnya disebut Control Internal, tugas-
tugas pokoknya adalah:
a. Melakukan pengawasan dengan cara melaksanakan pemeriksaan terhadap
aktivitas unit sehari-hari.
42
b. Melakukan pemeriksaan atas aktivitas unit secara harian, berkala atau
mendadak.
c. Menindaklanjuti temuan SPI/Audit, baik internal maupun eksternal.
7) Unit Pemasaran Bisnis (Marketing)
a. Memasarkan produk jasa perbankan kepada nasabah/calon nasabah.
b. Memperbanyak penjualan silang (Cross Selling) kepada nasabah/calon
nasabah.
c. Mengelola permohonan pembiayaan.
d. Melakukan pemantauan nasabah/kolektibilitas pinjaman.
e. Melakukan penyelamatan/penyelesaian pembiayaan bermasalah.
f. Membantu kantor besar atau cabang lain di bidang pemasaran bisnis.
g. Melayani dan mengembangkan hubungan dengan nasabah wholesale dan
middle.
h. Mencari nasabah-nasabah baru dan memperkenalkan dan menawarkan
produk perbankan.
i. Melakukan penelitian potensi ekonomi daerah maupun kegiatan usaha
setempat.
8) Unit Operasional
a. Mengelola administrasi pembiayaan.
b. Mengelola administrasi keuangan.
c. Mengelola administrasi dalam negeri dan luar negeri.
d. Mengelola administrasi umum, logistik, dan kepegawaian.
43
9) Customer Service
a. Mengerjakan dan menyelesaikan semua operasional baik berupa tabungan,
deposito, inkaso secara umum ataupun operasional pembayaran dan
pembukuannya.
b. Memberikan pelayanan kepada nasabah dengan pedoman pada sistem
pedoman operasional yang benar sehingga kedua pihak merasa puas.
c. Memberikan informasi dan penjelasan kepada nasabah mengenai produk
yang ditawarkan oleh bank atau yang ditanyakan oleh nasabah.
10) Teller
a. Memberikan pelayanan kepada nasabah yang berhubungan dengan
penerimaan dan penarikan uang.
b. Mencatat semua transaksi yang terjadi setiap hari.
c. Membuat laporan atas transaksi-transaksi yang terjadi kemudian dilaporkan
kepada bagian pembukuan.
B. Analisis SWOT
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diperoleh
hasil analisis SWOT yang disajikan pada tabel 4.1 yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.1 Analisis SWOT
Strength
(Kekuatan)
Weakness
(Kelemahan)
1) Pembiayaan di BNI Syariah bersifat
konsumtif atau produktif
2) Dana nasabah dihimpun dalam bentuk
deposito, tabungan, dan giro kemudian
disalurkan dalam bentuk pembiayaan.
3) Investasi dana nasabah jelas
penyalurannya.
1) BNI Syariah kalah saing
di rate
2) Kurangnya kantor cabang
yang ada di kota Makassar
44
4) Menggunakan sistem syariah
5) Akad jelas di awal investasi hingga
akhir
6) Menyediakan layanan aplikasi yang
lengkap
7) Sistem yang disediakan lebih unggul
dari Bank Syariah lainnya
8) Sistem yang digunakan cepat dalam
artian real time
9) Akad yang digunakan untuk
penghimpunan dana terdiri atas 2 yaitu
akad wadiah dan mudharabah
10) Transaksi yang dilakakukan di BNI
Syariah bersifat transparansi baik
dalam bentuk pembiayaan, investasi
dana dan semua bentuk transaksi
11) BNI Syariah menyediakan layanan
web yang berisi informasi untuk
memudahkan nasabah.
Opportunities
(Peluang)
Threat
(Ancaman)
1) Jumlah ummat islam di Indonesia
sangat besar dan menjadi peluang
konsumen bagi bank syariah
2) Kebijakan pemerintah membuka
peluang perkembangan bank syariah
melalui undang-undang nomor 21
tahun 2008
3) Transparansi sistem bagi hasil yang
ditetapkan bank syariah kepada
konsumennya
4) Kampanye-kampanye menghindari
riba.
1) Penawaran bank
konvensional lebih
menarik daripada
penawaran bank syariah
dimata msyarakat
2) Tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap bank
syariah masih rendah.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat dianalisis
faktor-faktor yang merupakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman Bank
BNI Syariah.
45
a. Kekuatan Internal
1) Pembiayaan di BNI Syariah bersifat konsumtif atau produktif
2) Dana nasabah dihimpun dalam bentuk deposito, tabungan, dan giro
kemudian disalurkan dalam bentuk pembiayaan.
3) Investasi dana nasabah jelas penyalurannya
4) Menggunakan sistem syariah
5) Akad jelas di awal investasi hingga akhir
6) Menyediakan layanan aplikasi yang lengkap
7) Sistem yang disediakan lebih unggul dari Bank Syariah lainnya
8) Sistem yang digunakan cepat dalam artian real time
9) Akad yang digunakan untuk penghimpunan dana terdiri atas 2 yaitu akad
wadiah dan mudharabah
10) Transaksi yang dilakakukan di BNI Syariah bersifat transparansi
baik dalam bentuk pembiayaan, investasi dana dan semua bentuk
transaksi
11) BNI Syariah menyediakan layanan web yang berisi informasi untuk
memudahkan nasabah.
b. Kelemahan Internal
1) BNI Syariah kalah saing di rate
2) Kurangnya kantor cabang yang ada di kota Makassar.
c. Peluang
1) Jumlah ummat islam di Indonesia sangat besar dan menjadi peluang
konsumen bagi bank syariah
46
2) Kebijakan pemerintah membuka peluang perkembangan bank syariah
melalui undang-undang nomor 21 tahun 2008
3) Transparansi sistem bagi hasil yang ditetapkan bank syariah kepada
konsumennya
4) Kampanye-kampanye menghindari riba.
d. Ancaman
1) Penawaran bank konvensional lebih menarik daripada penawaran bank
syariah dimata msyarakat
2) Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah masih rendah.
Berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Bank BNI Syariah
segaligus peluang dan ancaman yang dihadapi Bank dapat ditentukan strategi
dalam menagani dana investasi nasabah yang terangkum dalam matrik
SWOT/TWOS, supaya strategi dalam menghadapi dan menganalisis maka akan
disajikan pada tabel 4.2 tentang pembagian dan analisis SWOT/TWOS sebagai
berikut :
Tabel 4.2 Analisis SWOT/TWOS
IFAS (Internal
Factor Analysis
Summary)
Kekuatan
(Strength/S)
Kelemahan
(Weakness/W)
1) Pembiayaan di BNI
Syariah bersifat
konsumtif atau
produktif.
2) Dana nasabah
dihimpun dalam
bentuk deposito,
tabungan, dan giro
kemudian disalurkan
dalam bentuk
1) BNI Syariah kalah
saing di rate.
2) BNI Syariah tidak
berani menawarkan
deposito yang
sangat tinggi ke
nasabah.
47
pembiayaan.
3) Investasi dana nasabah
jelas penyalurannya.
4) Menggunakan sistem
syariah.
5) Akad jelas di awal
investasi hingga akhir.
6) Menyediakan layanan
aplikasi yang lengkap.
7) Sistem yang disediakan
lebih unggul dari bank
syariah lainnya.
8) Nasabah BNI Syariah
yang melakukan
penarikan di atm BNI
(Induk) free biaya,
sedangkan Bank
Syariah yang lain
ketika menarik di Bank
Induk kena cash.
9) Sistem yang digunakan
cepat dalam artian real
time.
10) Akad yang digunakan
terdiri atas 2 yaitu akad
wadiah dan
mudharabah.
11) Transaksi yang
dilakakukan di BNI
Syariah bersifat
transparansi baik
dalam bentuk
pembiayaan, investasi
dana dan semua bentuk
transaksi.
12) BNI Syariah
menyediakan layanan
web yang berisi
informasi untuk
memudahkan nasabah.
48
EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary)
Peluang
(Opportunities/O) Strategi SO Strategi WO
1) Jumlah luang
konsumen bagi
bank syariah
2) Kebijakan
pemerintah
membuka peluang
perkembangan
bank syariah
melalui undang-
undang
3) Transparansi
sistem bagi hasil
yang ditetapkan
bank syariah
kepada
konsumennya
4) Selama masa
pandemi
kecenderungan
masyarakat lebih
kepada bank-bank
syariah
5) Kampanye-
kampanye
menghindari riba.
1) Pasar besar untuk
membiayai masyarakat
konsumtif dan
produktif
2) Transparansi kepada
konsumen
dikombinasi dengan
akad yang jelas agar
dapat kepercayaan
masyarakat
1) Dengan adanya
kampanye no riba,
masyarakat
didorong dalam
menghindari riba.
Ancaman
(Threats/T) Strategi ST Strategi WT
1) Penawaran bank
konvensional lebih
menarik daripada
penawaran bank
syariah dimata
msyarakat
2) Tingkat
kepercayaan
1) BNI Syariah harus
mengeluarkan promosi
terkait syariah lebih
diperkuat
2) Sistem syariah dapat
digunakan dalam
membangun
kepercayaan
1) Dengan tidak
menggunakan
suku bunga, BNI
Syariah yang
kalah saing dalam
rate karena ridak
menggunakan
suku bunga dapat
49
masyarakat
terhadap bank
syariah masih
rendah.
masyarakat. digunakan dalam
mengembalikan
masyarakat untuk
menggunakan
yang non riba.
Berdasarkan matrik SWOT tersebut dapat disusun empat strategi utama
yaitu strategi SO (strength-opportunities), strategi ST (strength-threats), strategi
WO (weakness-opportunities), dan strategi WT (weakness-threats).
a. Strategi SO dibuat berdasarkan jalan pikiran memanfaatkan seluruh kekuatan
untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Berdasarkan
kekuatan dan peluang tersebut maka terdapat alternatif strategi bagi Bank
BNI Syariah yaitu pasar besar untuk membiayai masyarakat konsumtif dan
produktif dan transparansi kepada konsumen dikombinasi dengan akad yang
jelas agar dapat kepercayaan masyarakat
b. Strategi ST adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk
mengatasi ancaman. Berdasarkan kekuatan dan ancaman tersebut maka
alternatif strategi bagi Bank BNI Syariah, yaitu BNI Syariah harus
mengeluarkan promosi terkait syariah lebih diperkuat dan sistem syariah
dapat digunakan dalam membangun kepercayaan masyarakat.
c. Strategi WO ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan meminimalkan kelemahan yang ada. Berdasarkan kelemahan dan
peluang tersebut maka alternatif strategi bagi Bank BNI Syariah, yaitu dengan
adanya kampanye no riba, masyarakat didorong dalam menghindari riba.
50
d. Strategi WT ini berdasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan
berusaha meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman. Berdasarkan
kelemahan dan ancaman tersebut maka terdapat beberapa alternatif strategi
yang digunakan oleh Bank BNI Syariah, yaitu dengan tidak menggunakan
suku bunga, BNI Syariah yang kalah saing dalam rate karena ridak
menggunakan suku bunga dapat digunakan dalam mengembalikan
masyarakat untuk menggunakan yang non riba.
C. Strategi PT.Bank BNI Syariah dalam Mencegah Terjadinya Pelanggaran
Riba
Perkembangan lembaga keuangan syariah dengan berbagai instrumen yang
ada menimbulkan optimisme akan perubahan sikap masyarakat terhadap
keberadaan riba, tetapi masih ada beberapa alasan yang menjadikan bunga kurang
bisa diterima sebagai riba. Alasan-alasan tersebut diantaranya yaitu yang pertama
diterima atau tidak diterimanya bunga sebagai riba berhubungan erat dengan
masalah emosi keagamaan masyarakat. Karenanya bicara tentang bunga sebagai
riba kadangkala membuat salah satu pihak akan tersingung dengan keyakinan
mereka yang menganggap bunga bukan riba dan ini akan menimbulkan sikap
emosional dalam mremposisikan keberadaan pelarangan riba. Hal ini yang
menyebabkan sulitnya menjelaskan mengapa riba itu dilarang.
Akbar salah satu warga yang tinggal di kota Makassar mengatakan,
Sampai saat ini ia belum tertarik untuk membuka tabungan di Bank
Syariah karena menurutnya Bank Syariah sama saja dengan Bank
Konvensional lainnya. Selain itu pihak bank Syariah belum memberikan
pemahaman terkait dengan produk-produk yang dimiliki bank syariah.56
56
Akbar. Warga. Wawancara Virtual, 15 Mei 2020
51
Adapula pendapat yang dikatakan Nurfadillah selaku nasabah BNI Syariah,
Salah satu alasannya membuka rekening BNI Syariah karena pihak BNI
Syariah saat melakukan sosialisasi kepada masyarakat ia mengatakan
bahwa semua orang yang ada di dunia ini tidak bisa terlepas dari riba.
Namun, pihak bank mengatakan sebisa mungkin mereka meminimalisir
adanya riba.57
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis secara virtual dapat
disimpulkan bahwa pihak Bank BNI Syariah melakukan segala upaya untuk
meminimalisir pelanggaran riba meskipun seutuhnya Bank tidak bisa terlepas dari
yang namannya riba.
Praktik riba adalah salah satu masalah yang sering terjadi di kehidupan
sehari-hari. Salah satunya dengan bunga bank, dimana bunga bank adalah
keuntungan yang diambil oleh bank dan biasanya ditetapkan dalam bentuk
persentase dalam jangka waktu bulanan, atau tahunan terhitung dari jumlah
pinjaman yang diambil nasabah.
Ibu Febriyani Nuryamin selaku Back Office Head mengatakan,
Adapun strategi yang dilakukan pihak BNI Syariah dalam mencegah
terjadinya pelanggaran riba dengan tetap mengupayakan perbaikan pada
beberapa elemen operasional yang masih ditemukan ketidaksesuaian
dengan prinsip syariah, khususnya dalam hal akad dan pengembangan
produk, hal ini bertujuan untuk mewujudkan pertumbuhan berkelanjutan
yang lebih mengedepankan penerapan nilai-nilai syariah khususnya dalam
mencegah pelanggaran riba.58
Jadi dapat disimpulkan dari pernyataan Ibu Febriyani Nuryamin strategi
dalam mencegah pelanggaran riba dengan tetap memperhatikan hal-hal apa saja
yang dapat membuat elemen operasional terjerumus dalam pelanggaran riba.
57
Nurfadillah, Nasabah BNI Syariah, Wawancara Virtual, 13 Mei 2020 58
Febriyani Nuryamin, Back Office Head, Wawancara Kantor Cabang BNI Syariah
Ratulangi , Makassar, 05 Maret 2020
52
Menurut Mukti selaku Customer Servicemengatakan,
Strategi yang telah diterapkan oleh pihak BNI Syariah sudah mengikuti
prosedur yang sesuai dengan aturan Perbankan Syariah terkait dengan
pelanggaran riba, hanya saja masih ada beberapa teman yang belum
sepenuhnya paham tentang aturan tersebut.59
Hal yang disampaikan oleh Mukti selaku Customer Service sejalalan
dengan apa yang dikatakan oleh Ibu Febriyani Nuryamin, namun hanya saja
masih perlu diberikan pemahaman yang lebih jelas kepada karyawan-karyawan
yang bekerja di Bank BNI Syariah.
Adapun elemen operasional perbankan syariah berdasarkan pasal 2 UU No
21 Tahun 2008 disebutkan bahwa perbankan syariah dalam melakukan kegiatan
usahanya berasaskan prinsip syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-
hatian. Kegiatan usaha yang berasaskan prinsip syariah, antara lain adalah
kegiatan usaha yang tidak mengandung unsur:
1. Riba, yaitu penambahan pendapatan secara tidak sah (batil) antara lain dalam
transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas, dan
waktu penyerahan (fadhl), atau dalam transaksi pinjam-meminjam yang
mempersyaratkan nasabah penerima fasilitas mengembalikan dana yang
diterima melebihi poko pinjaman karena berjalannya waktu (nasi’ah).
2. Maysir, yaitu transaksi yang digantungkan kepada suatu keadaan yang tidak
pasti dan bersifat untung-untungan.
3. Gharar, yaitu transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak memiliki, tidak
diketahui keberadaannya, atau tidak dapat diserahkan pada saat transaksi
dilakukan kecuali diatur lain dalam syariah.
59
Mukti, Customer Service, Wawancara Kantor Cabang BNI Syariah Ratulangi,
Makassar, 05 Maret 2020
53
4. Haram, yaitu transaksi yang objeknya dilarang dalam syariah; atau
5. Zalim, yaitu transaksi yang menimbulkan ketidakadilan bagi pihak lainnya.
Yang dimaksud dengan “Demokrasi Ekonomi” adalah kegiatan ekonomi
syariah yang mengandung nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan, dan
kemanfaatan. Sedangkan yang dimaksud dengan “Prinsip Kehati-hatian” adalah
pedoman pengelolaan bank yang wajib dianut guna mewujudkan perbankan yang
sehat, kuat, dan efisien sesuai dengan peraturan perundang-undangan.60
D. Mekanisme Pencegahan Pelanggaran Riba Pada Bank BNI Syariah
Riba adalah pendapatan yang diperoleh yang mana sistemnya tidak adil.
Bukanlah asing saat ini dengan yang namanya riba. Riba sudah ada pada zaman
jahiliyah hingga sekarang ini, realitasnya saat ini kita dihadapkan pada suatu
kenyataan bahwa praktek riba yang merambah ke berbagai negara ini sulit sekali
diberantas dan mendasar bagi struktur ekonomi dan masyarakat yang beberapa
diantaranya menganggap sebagai hal biasa dan dibutuhkan untuk menjadi solusi.
Kita dapat mengambil salah satu contoh kasus pelanggaran riba yaitu
seperti bunga pinjaman, dimana bunga pinjaman ini dibebankan kepada nasabah
oleh bank khusus untuk nasabah yang memiliki pinjaman di bank (bunga kredit).
Padahal kita ketahui bahwa Islam mengharamkan riba tetapi masih banyak
masyarakat yang menghiraukannya. Pandangan inilah yang menjadi salah satu
acuan berdirinya perbankan syariah agar dapat meminimalisir pelanggaran riba
yang terjadi.
Menurut ibu Febriyani Nuryamin selaku Back Office Head menyatakan bahwa,
60Sentosa Sembiring, Hukum Perbankan, (Bandung: Mandar Maju, 2012) h. 119
54
Mekanisme pencegahan pelanggaran riba pada BNI Syariah yaitu dengan
selalu meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt.dan meyakini bahwa
rezeki itu sudah diatur oleh Allah Swt., selain itu pihak BNI Syariah harus
taat kepada aturan operasional perbankan syariah yang sesuai dengan
fatwa MUI No.1 Tahun 2004 tentang Bunga. Dan untuk meningkatkan
pemahaman kepada karyawan BNI Syariah itu dengan mengadakan
pelatihan karyawan yang dilaksanakan dalam 6 bulan sekali. Pelatihan ini
diharapkan dapat efektif guna memahamkan karyawan terkait mekanisme
pencegahan pelanggaran riba.61
Jadi dapat disimpulkan bahwa cara yang dilakukan untuk menghindari
terjadinya pelanggaran riba itu dengan selalu berprasangka baik kepada Allah
Swt., jika kita berusaha maka Allah Swt.akan memberikan hasil dari usaha kita,
serta menjauhi hal-hal yang akan membuat kita melakukan sesuatu yang tidak
disukai Allah Swt., seperti halnya dengan riba.
Terlalu banyak hal-hal yang dapat menjerumuskan seseorang ke dalam
perbuatan riba, salah satunya adalah gaya hidup konsumtif yang sudah banyak
diterapkan oleh beberapa bagian masyarakat. Mirisnya, riba terkadang dianggap
sebagai perbuatan sepele yang bahkan menjadi salah satu bagian sirkulasi
ekonomi yang dianggap perlu untuk dilakukan, utamanya dalam transaksi jual
beli. Banyak yang tidak menyadari bahaya riba sehingga perbuatan riba pun
merajalela.
Mukti selaku Customer Service mengatakan,
Langkah yang harus diambil dalam menghindari riba itu salah satunya
dapat dilakukan dengan mengenali dan memahami secara betul tentang
bahaya riba dalam Islam. Sehingga hal tersebut bisa menjadi motivasi bagi
kita untuk tidak terpengaruh dan terjerumus dalam perbuatan riba itu
sendiri. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa lingkungan juga menjadi
salah satu faktor terbesar mengapa seseorang bisa terpengaruh untuk
melakukan sesuatu, salah satunya melakukan perbuatan riba. Apabila anda
hidup di dalam lingkungan yang penuh dengan orang-orang yang suka
61
Febriyani Nuryamin, Back Office Head, Wawancara Kantor Cabang BNI Syariah
Ratulangi, Makassar, 05 Maret 2020
55
menerapkan perbuatan riba maka bisa saja anda juga akan terjerumus
untuk melakukan hal tersebut.62
Sekiranya untuk menghindari riba kita dapat memulai dengan memilih
bank tepat, yang jelas sistem dan konsep yang digunakan. Dan membuka rekening
di bank yang tanpa bunga dalam hal ini perbankan syariah. Karena dengan
lembaga keuangan syariah dapat membantu kita untuk menghindari terjadinya
pelanggaran riba. Bank BNI Syariah adalah satu perbankan syariah yang menjadi
pilihan tepat untuk menghindari riba. Karena Bank BNI Syariah sudah dalam
praktiknya menggunakan prinsip-prinsip sesuai syariat Islam yakni adil dalam
bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai kebersamaan dan
persaudaraan dalam berproduksi dan menghindari kegiatan spekulatif dalam
bertransaksi keuangan. Dan untuk menjaga agar tetap sesuai prinsip syariah, Bank
BNI Syariah memiliki Dewan Pengawas Syariah yang terus mengawasi agar bank
tetap sesuai koridor.
Moeljatno berpendapat bahwa pelanggaran adalah perbuatan melawan
hukum yang hanya dapat ditentukan setelah ada hukum atau undang-undang yang
mengaturnya. Jika dilihat dari teori pelanggaran riba, bank hanya berusaha dan
sudah mengikuti aturan perbankan syariah terkait dengan pelanggaran riba.
Menurut Abdurrahman al-Jaziri, riba adalah bertambahnya salah satu dari
dua penukaran yang sejenis tanpa adanya imbalan untuk tambahan ini. Sehingga
para ulama sepakat bahwa riba merupakan suatu kegiatan yang haram.
Berdasarkan teori diatas bahwa disini bank hanya menghindari yang namanya
62
Mukti. Cutomer Service, Wawancara Kantor Cabang BNI Syariah Ratulangi,
Makassar, 05 Maret 2020
56
riba, dan berusaha agar tidak terjerumus dalam transaksi yang mengandung unsur
riba, gharar, maysir, dan zalim.
55
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Strategi Perbankan Syariah dalam
Mencegah Pelanggaran Riba Pada PT.Bank BNI Syariah Cabang Makassar, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Diharamkannya riba ternyata tidak hanya berlaku dalam syariat Islam yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.saja, namun keharamannya sudah
aksioma yang diterima secara umum dalam seluruh syariat yang diturunkan oleh
Allah SWT.baik Agama Yahudi, Nasrani, bahkan dalam Agama Kristen dan
Katolik. Hukum bunga pada bank adalah sama dengan riba, yang dalam Agama
Islam mapun agama-agama yang lain hukumnya adalah haram.
Maka dari itu strategi yang dilakukan pihak Bank BNI Syariah dalam
mencegah pelanggaran riba yaitu dengan tetap memperhatikan hal-hal apa saja
yang dapat membuat elemen operasional terjerumus dalam pelanggaran riba yang
dijelaskan pada pasal 2 UU No. 21 Tahun 2008. Kegiatan usaha yang berasaskan
prinsip syariah yang tidak mengandung unsur:Riba, Maysir,Gharar, Haram,
Zalim.
Kemudian mekanisme pencegahan pelanggaran riba pada BNI Syariah
sudah sesuai dengan fatwa MUI No.1 Tahun 2004 tentang Bunga, dan tetap
mematuhi aturan operasional perbankan syariah seperti dengan mengadakan
pelatihan dalam 6 bulan sekali, dengan tujuan untuk mengenali dan memahami
secara betul tentang bahaya riba dalam Islam.
56
B. Saran
Dengan adanya uraian-uraian di atas maka penulis dapat memberikan
saran-saran untuk menjadi bahan pertimbangan:
1. Masyarakat perlu diberikan pemahaman terkait perbankan syariah terkhusus
Bank BNI Syariah dengan memberikan informasi tentang bahaya riba, serta
strategi dan mekanisme Bank BNI Syariah dalam mencegah terjadinya
pelanggaran riba.
2. Disarankan agar perlunya perusahaan memperluas jaringan ke daerah-daerah
dengan membuka banyak cabang dan mampu membantu masyarakat di
berbagai transaksi.
3. Diharapkan kepada perusahaan agar mempertahankan layanan kepada nasabah
dalam melakukan transaksi pada Bank BNI Syariah Kantor Cabang Makassar.
57
DAFTAR PUSTAKA
Al-Arif, M. Nur Rianto. Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis
Praktis, Bandung: CV Pustaka Setia.
Ali Bassam, bin Abdurrahman Abdullah. 2008.Taysiru al allam Syarh umdatul
ahkam, Syarah hadis pilihan Bukhari Muslim penerjemah Kathur Suhardi,
Jakarta: PT. Darul Falah, cet. VII.
Ansori,Abdul Ghofur. 2008. “Sejarah Perkembangan Hukum Perbankan Syariah
di Indonesia dan Implikasinya bagi Praktik Perbankan Nasional”, Jurnal
Ekonomi Islam.
Antonio, M Syafi‟I. 2001. Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema
Insani.
Antonio, M. Syafi‟I. 2006.Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta:
Pustaka Alfabeta.
ash-Shawi, Shalah&al-Muslih Abdullah. 2004. Fikih Ekonomi Keuangan Islam,
Jakarta: Daarul Haq.
Azzam, Muhammad Aziz Abdul. 2010. Fiqh Muamalat Sistem Transaksi dalam
Fiqh Islam, Jakarta: Amzah.
Betara Indra Gunawan, Sejarah Berdirinya Bank Negara Indonesia Syariah,
http://ktara.blogspot.com/2015/03/sejarah-berdirinya-bank-negara-
indonesia-syariah.html
BPP (Buku Panduan Perusahaan), BNI Syariah KCU Makassar.
Chair, Wasilul. Riba dalam Perspektif Islam.
Departemen Agama RI, al-Quran dan Terjemahnya.
Dokumen BNI Syariah KCU Makassar Tahun 2013, Tugas dan Tanggung Jawab
Karyawan BNI Syariah KCU Makassar.
Edy Wibowo dkk. 2005. Mengapa Memilih Bank Syariah?, Bogor: Ghalia
Indonesia.
Ekawati, Sri. 2018. Pengalaman Kerja Praktik Mahasiswa (PKPM) di PT Bank
BNI Syariah Kantor Cabang Utama Makassar
hafasfurkani.blogspot.com-contoh-proposal penelitan tentang perbankan syariah
Hanik, Siti Umi dan Jati Handayani. 2014. “Keputusan Nasabah dalam Memilih
Perbankan Syariah (Studi Kasus pada Nasabah Bank Syariah Mandiri)”,
Jabpi, Vol. 22.
Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya
Jakarta: Ghalia IKAPI.
Idris. 2010. Hadis Ekonomi dalam Perspektif Hadis Nabi, Jakarta: Prenada Media.
Karim, AAdiwarman. 2003. Bank Islam, Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:
IIIT Indonesia.
Khotibul, Umam. 2016. Perbankan syariah: Dasa-dasar dan Dinamika
Perkembangannya di Indonesia, Jakarta: Rajawali.
Lexy, Moleong. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
RosdaKarya.
Mardani. Hukum Sistem Ekonomi Islam.
58
Mardani. tp://mydwiutarifrisiska1.blogspot.com/2016/04/makalah-pembiayaan-
jenis-jeHukum Sistem Ekonomi Islam.
Misbach,Irwan. 2013. Bank Syariah: Kualitas Layanan, Kepuasan dan
Kepercayaan, Makassar: Alauddin Press.
Nasution, S. 1992. Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif, Bandung: Tarsito.
plenoinfo.blogspot.com-makalah-sistem-perbankan-syariah
Rozalinda. Fikih Ekonomi Syariah.
Sahroni,Oni&Karim A Adiwarman. 2015. Riba, Gharar dan Kaidah –kaidah
Ekonomi Syariah, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sembiring, Sentosa. 2012. Hukum Perbankan, Mandar Maju :Bandung. Sjahdeini, Sutan Remy. 2007. Perbankan Islam, Jakarta: PT Pustaka Utama
Grafiti.
Suharso dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Lux, Semarang: CV. Widya
Karya.
Suryabrata, Sumadi. 1987. Metode Penelitian, Jakarta: Rajawali.
Tho‟in, Muhammad. 2016. Larangan Riba dalam Teks dan Kontek (Studi atas
Hadits Riwayat Muslim Tentang Pelaknatan Riba), Jurnal, Surakarta:
STIE-AAS
W,Ghafur Muhammad. 2008. Memahami Bunga dan Riba ala Muslim Indonesia,
Yogyakarta: Bina Ruhani Insan Press.
Wilardjo, Budi Setia.2004. “Pengertian, Peranan, dan Perkembangan Bank
Syariah Di Indonesia”, Value Added.
www.bnisyariah.co.id
Yusnani. 2012. “Mekanisme Pasar dan Persoalan Riba dalam Pandangan Islam”,
Jurnal Akuntansi & Manajemen.
RIWAYAT HIDUP
Rahmawati. Lahir di Bantaeng pada tanggal 15
November 1997. Anak pertama dari tiga bersaudara, dari
pasangan Alm. H. Abd. Rahim dan Alm. Hj. Nurhayati.
Penulis mengawali Pendidikan di bangku Taman Kanak-
Kanak Pertiwi Cabang Bantaeng 2002, lulus tahun 2004.
Sekolah Dasar di SDN No. 5 Lembang Cina Bantaeng 2004, lulus pada tahun
2010. Kemudian peneliti melanjutkan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama
di SMP Negeri 1 Bantaeng, lulus pada tahun 2013. Selanjutnya menempuh
Pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Bantaeng jurusan IPS,
dan lulus pada tahun 2016. Pada tahun 2016, penulis melanjutkan Pendidikan
pada program Strata 1 (S1) Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
Selama di perguruan tinggi, penulis bergabung dalam organisasi
kemahasiswaan internal di Himpunan Mahasiswa Jurusan Hukum Ekonomi
Syariah periode 2018-2019 sebagai Anggota Bidang Keagamaan. Penulis
menjalani program kuliah selama delapan semester.
Atas Ridho Allah SWT dan dengan kerja keras, pengorbanan, serta
kesabaran, pada tahun 2020 penulis mengakhiri masa perkuliahan S1 dengan
judul skripsi “Strategi Perbankan Syariah dalam Mencegah Terjadinya
Pelanggaran Riba Pada PT. Bank BNI Syariah Cabang Makassar.”
PEDOMAN WAWANCARA
1. Apa saja produk yang ada di Bank BNI Syariah?
2. Bagaimana strategi atau perencanaan Bank BNI Syariah untuk mencegah
terjadinya pelanggaran riba?
3. Bagaimana cara bank memahamkan kepada karyawan tentang pelanggaran
riba?
4. Apakah strategi ini sudah sesuai dengan aturan perbankan syariah?
5. Bagaimana mekanisme pencegahan pelanggaran riba pada Bank BNI Syariah?
6. Apakah cara ini sama dengan cara pencegahan bank syariah lainnya?
7. Apakah karyawan pernah melanggar aturan tentang pelanggaran riba? Jika
pernah, apakah sanksi yang diberikan kepada karyawan?