Upload
truongthu
View
225
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI
PENGELOLA ZAKAT (OPZ) : Studi Pada LAZ Pos Keadilan Peduli Ummat
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh :
Fachri Firdaus
NIM : 203046101698
PROGRAM STUDI MUALAMAT
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI
PENGELOLA ZAKAT (OPZ):
Studi Pada LAZ PKPU
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh :
Fachri Firdaus
NIM : 203046101698
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. H. Ahmad Yani, MA NIP. 150 269 678
DR. Jaenal Aripin, M.Ag NIP. 150 289 202
PROGRAM STUDI MUAMALAT
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI PENGELOLA
ZAKAT (OPZ) : Studi Pada Pos Keadilan Peduli Umat telah diujikan dalam Sidang
Munaqasah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta pada 9 September 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi
Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, 9 September 2008
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum
Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422
PANITIA UJIAN 1. Ketua : Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA (………………..) NIP. 130 789 745 2. Sekretaris : Drs. H. Ahmad Yani, MA (………………..) NIP. 150 269 678 3. Pembimbing I : Drs. H. Ahmad Yani, MA (………………..) NIP. 150 269 678 4. Pembimbing II : DR. Jaenal Aripin, M.Ag (………………..) NIP. 150 289 202 5. Penguji I : Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA (………………..) NIP. 130 789 745 6. Penguji II : Drs. Hasanuddin, M.Ag (………………..) NIP. 150 275 289
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, pemilik
samudera ilmu yang memberikan karunia, rahmat dan inayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam tak lupa penulis haturkan kepada
seorang Nabi yang mulia dan terpuji akhlaknya yang telah merubah keadaan dunia ini
minal zhulumati ilan nur yaitu baginda Nabi Muhammad saw serta kepada keluarga,
para sahabatnya, dan semua ummatnya yang selalu istiqomah mengikuti jejak hidup
beliau dan meneruskan perjuangannya menegakkan kalimatullah. Mudah-mudahan
kita semua termasuk didalamnya dan akan mendapatkan syafa’at pada hari kiamat
nanti. Amiin.
Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis banyak sekali mendapati kesulitan
dan hambatan. Akan tetapi, dengan adanya bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak, Alhamdulillah penulisan skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan. Namun
penulis menyadari dalam skripsi ini masih banyak sekali kekurangan sehingga saran
serta kritik dengan kerendahan hati penulis terima sehingga skripsi ini dapat lebih
sempurna lagi. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima
kasih kepada berbagai pihak dan instansi lainnya yang telah membimbing penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini antara lain kepada :
1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak
Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, beserta pembantu
dekan, baik sebagai para birokrasi maupun sebagai pribadi, terima kasih
yang sebesar-besarnya atas segala bantuan dan dukungan yang diberikan.
2. Ibu Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Muamalah Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Bapak Azharuddin Lathif,
M.Ag selaku Sekretaris Jurusan Muamalah yang telah banyak membantu
penulis dalam menentukan judul dan dalam penyelesaian hal-hal
administratif dan nasehat-nasehat yang sangat berharga.
3. Bapak Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA dan Bapak Drs. H. Ahmad Yani,
MA selaku Ketua dan Sekretaris Kordinator Teknis Program Non Reguler
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Drs. H. Ahmad Yani, MA dan Bapak DR. Jaenal Aripin, M.Ag selaku
pembimbing skripsi, yang telah sabar membimbing, memberikan saran,
arahan, motivasi dan telah meluangkan waktu, tenaga dan pemikiran di sela-
sela kesibukannya dalam penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Muamalah UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah banyak memberikan peranan dalam memberikan pembelajaran.
6. Pimpinan dan seluruh staf karyawan Perpustakaan Umum dan Perpustakaan
Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan fasilitas
untuk studi kepustakaan.
7. Bapak Dedi Sularso, A.Md selaku direktur SDMO Lembaga Kemanusiaan
Nasional Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) beserta para personil PKPU
yang telah berpartisipasi dan memberikan kontribusinya dalam memperoleh
informasi, data-data dan yang telah meluangkan waktunya kepada penulis
hingga dapat selesainya skripsi ini.
8. Kedua orang tua tercinta dan tersayang, Ayahanda Muhammad Amin
Permana, S.IP dan Ibunda Musonah yang telah memberikan dukungan dan
do’a yang tidak pernah sedikitpun terlupakan dan sangat besar dan berarti
bagi penulis, baik dukungan moril maupun materil sehingga penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
9. Untuk abangku Firwan Fajri, A.Md dan ade-adeku Firlya Fajriah, A.md dan
Friyanti Fauziah dan seluruh keluarga besar ku yang telah membantu dan
memberikan dukungan serta do’a yang cukup besar bagi penulis dalam
pembuatan skripsi ini.
10. Teman-teman ku seperjuangan khususnya anak-anak PS A M. Arizan, Edo
Gondes, Ridwan, Muzaini, Godai, Awal, Dede, Hendra, Irma, Nuramalia,
Ida, Lily, Mila, Yanti, Aini, Cika, Balqis, dan teman-teman lainnya yang
selalu memberikan motivasi dan dorongan sehingga terselesaikan skripsi ini,
dan tak pernah akan terlupakan atas kebaikan mereka semua. Semoga kita
semua sukses didunia dan juga diakhirat nanti.
11. Sahabat-sahabatku ikhwah seperjuangan dalam dakwah yaitu teman-teman
Lembaga Dakwah Kampus (LDK Syahid) terima kasih atas kebersamaannya
selama ini dalam satu organisasi yang berjuang demi menciptakan kondisi
kampus yang Islami dan menjalin ukhuwah yang sangat kuat serta
dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Guruku sang murobi ustadz Muchtar Ali, S.Ag yang banyak memberikan
taujihnya kepadaku dan teman-teman halaqoh tarbawi di Cibubur akh
Sofyan, Anggo, Budi Cahyana, SE, Wahyu, S.Kom, Yusfi Fajar, Dimas yang
banyak membantu dan memberikan dorongan dalam menuntut ilmu di Jalan
Ilahi.
13. Sahabat dakwahku ukhti Mudrika Muthoharoh yang telah banyak sekali
memberikan dorongan, motivasi, do’a dan semangat yang tak henti-hentinya
dengan tausiyahnya untuk penulis sehingga dapat selesai skripsi ini. Syukron
ukh, Jazakillah.
14. Keluarga besar SD Hang Tuah 3 tempatku mengajar terutama kepada kepala
sekolahnya Ibu Mudjiem, S.Pd yang baik hati dan pengertian yang telah
banyak memberikan waktu dan dorongan dalam pembuatan skripsi ini.
15. Keluarga Bunda Ina dan Ayah Ina yang telah banyak memberikan dorongan
dan semangatnya kepada penulis selama kuliah.
16. Bapak Harto (Abu Izhar) selaku guru bahasa Inggris SD Hang Tuah 3 dan
keluarganya yang telah memberikan semangat dan pelajaran serta dukungan
yang banyak sekali kepada penulis. Thanks for all.
Mudah-mudahan atas segala bantuan serta budi baik yang penulis terima
selama menjalani pendidikan mendapatkan ridho dari Allah SWT. Penulis sangat
menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif agar lebih
baik lagi.
Akhirnya penulis menyerahkan semuanya kepada Allah SWT. Mudah-mudahan
dapat balasan yang lebih baik. Harapan penulis mudah-mudahan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan semoga skripsi ini sidikit dapat memberikan sumbangan
pikiran dan saran untuk perkembangan dalam pendidikan dan bagi siapa saja yang
membacanya untuk menambah ilmu pengetahuan. Amiin.
Jakarta, 27 Juli 2008
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
DAFTAR DIAGRAM ................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................ 10
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan .......................................... 11
D. Tinjauan Pustaka ............................................................... 12
E. Metode Penelitian ............................................................. 13
F. Sistematika Penulisan ........................................................ 16
BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG STRATEGI
PENGEMBANGAN ORGANISASI
A. Strategi .............................................................................. 18
1. ...............................................................................Pengerti
an dan Konsep Strategi ............................................... 18
2. ...............................................................................Tipe-tipe
Strategi ........................................................................ 20
3. ...............................................................................Manaje
men Strategis ............................................................... 21
B. Pengembangan Organisasi (PO) ....................................... 27
1. Pengertian Pengembangan Organisasi .................. 27
2. Filsafat dan Nilai-nilai PO .................................... 33
3. Tujuan Pengembangan Organisasi (PO) ............... 35
4. Ruang Lingkup Pengembangan Organisasi .......... 38
5. Tahap-tahap Penerapan PO ................................... 39
6. Metode/Teknik Pengembangan Organisasi ........... 41
BAB III GAMBARAN UMUM POS KEADILAN PEDULI UMAT (PKPU)
A. Sejarah Singkat Berdirinya PKPU .................................... 44
B. Visi dan Misi PKPU .......................................................... 45
C. Tujuan dan Nilai Budaya PKPU ....................................... 45
D. Struktur Organisasi ........................................................... 46
E. Program-program PKPU ................................................... 51
F. Mitra Kerjasama PKPU ..................................................... 55
G. Cabang-cabang PKPU ....................................................... 58
H. Laporan Keuangan PKPU ................................................. 58
BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN OPZ
A. ....................................................................................Sekilas
Tentang Analisis SWOT ................................................... 64
B. ....................................................................................Penerapa
n Strategi Pengembangan Organisasi PKPU ..................... 69
C. ....................................................................................Analisis
SWOT terhadap Strategi Pengembangan OPZ PKPU ......
............................................................................................. 79
BAB V PENUTUP
A. ....................................................................................Kesimpu
lan ........................................................................................................ 98
B. ....................................................................................Saran-
Saran..................................................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 104
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1. Manajemen Strategi sebagai Sistem ..................................... 23
2. Gambar 2.2. Tujuan Khusus Pengembangan Organisasi (PO)… ............. 36
DAFTAR DIAGRAM
1. Diagram 4.1. Analisis SWOT LAZ PKPU .................................................. 87
2. Diagram 4.2. Matrik SWOT LAZ PKPU … ............................................... 88
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ajaran Islam yang dikenal dengan agama yang tidak hanya mengurusi
masalah-masalah ibadah saja tetapi ajaran yang begitu kompleks, yang menyeluruh
baik masalah aqidah, ibadah, akhlaq sampai kepada masalah muamalah antar sesama.
Islam sangat mengatur urusan muamalah antar manusia baik dalam bidang politik,
ekonomi, sosial dan sebagainya. Manusia diciptakan oleh Allah didunia ini sebagai
utusan di muka bumi (khalifah fil ardh) dan karenanya harus
mempertanggungjawabkan segala tindakannya kepada Allah SWT.
Apabila kita berbicara masalah muamalah, kita tidak terlepas dari masalah
yang sangat penting untuk kehidupan kita yaitu permasalahan dibidang ekonomi yang
merupakan bidang terpenting dalam kehidupan ini demi terciptanya kehidupan yang
sejahtera juga kehidupan yang selalu berkah dibawah naungan Allah SWT. Untuk
terciptanya ekonomi yang sesuai dengan aturan main Islam maka diciptakanlah
konsep ekonomi syariah yang bertujuan mewujudkan tingkat pertumbuhan ekonomi
jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia (falah)1 serta
mengharamkan praktek maghrib (Maisir, Gharar, Riba) yang berlandaskan
berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadist. Falah berarti terpenuhinya kebutuhan individu
masyarakat dengan tidak mengabaikan keseimbangan makro ekonomi (kepentingan
sosial), kepentingan ekologi dan tetap memperhatikan nilai-nilai keluarga dan norma-
norma.2 Maka dalam ekonomi syariah menciptakan bisnis syariah yang
mengedepankan bisnis secara Islam sesuai dengan syariah agar meraih keuntungan
tidak menghalalkan segala cara.
Di negara Indonesia yang terkenal dengan sebutan negara agraris ternyata
tidak sedikit yang melakukan kegiatan ekonomi dengan cara berbisnis. Sekitar tahun
1992, muncullah bank yang kegiatan usahanya sesuai dengan syariah. Pada saat itulah
mulai pertumbuhan ekonomi yang berlandaskan syariah mulai berkembang pesat
terlebih lagi bukan dilembaga keuangan saja seperti perbankan melainkan lembaga
keuangan non bank juga banyak yang muncul di negara agraris ini.
Roda perekonomian yang berkembang cukup pesat ternyata tidak juga
seimbang dengan masalah-masalah sosial yang terjadi dimasyakarakat dalam suatu
1 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah; Deskripsi dan Ilustrasi,
(Yogyakarta, EKONISIA kampus FE UII,2004), edisi 2, h.5. 2 Ibid., h.5
daerah. Untuk mengatasi masalah sosial tersebut maka banyak didirikanlah yayasan
yang sudah dimulai sejak zaman pra kemerdekaan.3 Yayasan secara mudah dapat
dikatakan sebagai lembaga yang didirikan bukan untuk mencari laba semata (nirlaba),
walaupun dalam perjalanannya ia membutuhkan dana yang diperoleh dari kegiatan
bisnis, hal ini tetap berarti bahwa kegiatan bisnis hanya untuk perolehan dana saja
bukan kegiatan utama yayasan.
Salah satu kategori lembaga nirlaba adalah berdasarkan sumber dana (sources
of funding). Untuk itu, setiap bentuk lembaga akan terbagi sebagai berikut :4
a. Lembaga komersial, yaitu lembaga yang dibiayai oleh laba atau
keuntungan dari kegiatannya
b. Lembaga pemerintahan, yaitu lembaga yang dibiayai oleh masyarakat
lewat pajak dan retribusi
c. Lembaga nirlaba, yaitu lembaga lembaga yang dibiayai oleh masyarakat
lewat donasi atau sumbangan
Di Indonesia, banyak sekali masalah sosial yang belum teratasi terutama
masalah kemiskinan yang melanda negeri ini. Untuk menyelesaikan masalah tersebut,
Negara tidak mungkin hanya mengandalkan dari lembaga komersial dan lembaga
pemerintahan tetapi negara ini juga butuh adanya suatu lembaga nirlaba yang
bergerak dibidang sosial yang dapat menyelesaikan masalah-masalah sosial yang
terjadi di Indonesia khususnya.
3 Pahala Nainggolan, Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba Sejenis, (Jakarta,
PT Raja Grafindo Persada, 2005), Edisi Pertama, h.1 4 Ibid., h.1-2
Lembaga nirlaba ternyata mempunyai peranan penting dalam mengatasi
masalah sosial seperti kemiskinan, pengangguran dan sebagainya. Contoh salah satu
lembaga nirlaba yang sangat penting berperan aktif mengatasi masalah sosial di
negara ini yaitu Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) yang didirikan dan dikelola oleh
pemerintah dan swasta. Organisasi yang mengurusi pengelolaan dana zakat, infaq dan
shadaqoh yang dikelola oleh pemerintah yaitu berbentuk Badan Amil Zakat (BAZ),
sedangkan organisasi pengelola dibawah pemerintah yang didirikan oleh swasta atau
mesyarakat yaitu Lembaga Amil Zakat (LAZ). Lembaga ini merupakan lembaga
yang hanya ada dalam sistem keuangan Islam, karena Islam mendorong umatnya
untuk menjadi sukarelawan dalam beramal (volunteer).5 Dana lembaga ini berasal
dari dana zakat yang hanya boleh dialokasikan untuk kepentingan sosial. Lembaga ini
berdiri dengan tujuan sebagai fasilitator bagi masyarakat yang ingin menginfakkan
hartanya, bersedekah dan yang lebih utamanya lagi sebagai fasilitas untuk
mengeluarkan zakat.
Zakat merupakan salah satu tiang utama ajaran Islam yang memiliki keunikan
tersendiri, selain merupakan rukun Islam yang ketiga yang memiliki dimensi ibadah
yang kuat, pengaruh zakat juga sangat besar dalam aktifitas sosial ekonomi
kemasyarakatan. Zakat merupakan suatu mekanisme yang mengontrol keseimbangan
atau stabilitas dalam dinamika masyarakat, baik secara ekonomi maupun secara
sosial. Zakat juga menjaga stabilitas hubungan golongan kaya dan miskin, sebagai
5 Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, h. 9.
alat sosialisasi bagi setiap individu dalam Islam dan tentu saja fungsi utamanya
berperan sebagai ibadah bagi manusia sesuai dengan tuntunan Allah SWT.6
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa ajaran Islam sangat mewajibkan
seorang muslim untuk mengeluarkan hartanya dalam bentuk zakat, sebagaimana
Allah telah menerangkan didalam Al-Qur’an yang sangat banyak sekali ayatnya
memerintahkan kewajiban umat muslim dalam membayar zakat. Contohnya salah
satu ayat Al – Qur’an yang mewajibkan umat Islam untuk berzakat yaitu dalam surat
Al – Baqarah (2) : 110 yang berbunyi :
☺
☺ ☺ )٢:١١٠/ البقرة (
Artinya : ”Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan”.
Dari uraian diatas mengenai kewajiban berzakat, maka kewajiban seorang
muslim adalah membuat organisasi yang terstruktur untuk mengumpulkan dan juga
mengelola kemudian menyalurkan dana zakat. Organisasi yang telah berdiri saat ini
yang mengurusi dana zakat dinamakan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) yang
terdiri dari BAZ dan LAZ.
6 Mustafa Edwin Nasution, Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia, Seminar
“Potensi Lembaga Keuangan, Universitas Islam Negeri, Rabu 17 Januari 2007
Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) merupakan organisasi sosial yang
menjalankan aktivitasnya tidak berorientasi menghasilkan keuntungan semata atau
organisasi nirlaba (Tabarru). Kegiatan utama organisasi jenis ini tidak ditujukan
untuk meraih keuntungan secara materi. Kelangsungan hidup organisasi sangat
tergantung dari berbagai sumbangan yang diberikan oleh pihak – pihak yang percaya
kepada organisasi tersebut. Keterikatan antara para donatur dan organisasi biasanya
disebabkan adanya kesamaan visi dan misi dari kedua belah pihak tersebut. Termasuk
dalam jenis ini antara lain organisasi sosial, dakwah, dan organisasi pemberdayaan
masyarakat. Organisasi pengelolaan zakat (didalamnya BAZ dan LAZ) termasuk
dalam kategori jenis ini.7
Keberadaan zakat sebagai sebuah instrumen sosial ekonomi, memiliki aspek
historis tersendiri pada masa kejayaan Islam. Zakat sebagai sebuah elemen dalam
dimensi perekonomian telah memainkan peranan penting dalam membentuk aspek
fiskal dalam struktur perekonomian sebuah negara, bahkan dalam sejarah
pemerintahan Islam bagi individu yang tidak membayar zakat dianggap telah
melakukan kejahatan pada sistem keuangan dalam sebuah pemerintahan.
Semenjak tahun 1999 Indonesia telah memiliki Undang-Undang tentang zakat
yaitu UU No. 38 tahun 1999 yang secara subtansi UU tersebut memberikan aturan
dan pola hubungan antara lembaga amil zakat baik yang dikelola masyarakat ataupun
oleh pemerintah. Sekitar 6 tahun pasca UU zakat tersebut disahkan, perkembangan
7 Hertanto Widodo, AK., dan Teten Kustiawan, AK., Akuntansi dan Manajemen Keuangan
Untuk Organisasi Pengelola Zakat, (Jakarta: Institusi Manajemen Zakat, 2001), h.3-4
pengelolaan dana zakat dan pemanfaatannya dirasakan belum optimal jika dilihat dari
potensi yang dimilikinya.8 Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor yang menjadi
penyebabnya, salah satunya adalah dari sisi manajemen pengelolaan dana zakat dan
manajemen SDM OPZ.
Organisasi yang berbentuk sosial seperti Organisasi Pengelola Zakat (OPZ)
agar tetap eksis keberadaannya di tengah-tengah masyarakat maka organisasi ini
sangat membutuhkan sekali kepercayaan penuh dari masyarakat. Agar masyarakat
memiliki kepercayaan terhadap organisasi pengelola zakat (OPZ) maka kewajiban
OPZ harus bekerja penuh dengan amanah dan profesional terutama dalam
pengelolaan dan penyaluran dana zakat dengan melakukan trasparansi dan
akuntabilitas. Untuk itu OPZ harus benar-benar dapat mengembangkan organisasinya
atau lembaganya agar dapat berkembang dan memiliki kepercayaan yang baik dari
masyarakat.
Dari uraian di atas telah kita ketahui bahwa betapa pentingnya dana zakat
yang terkumpul untuk dikelola secara baik melalui organisasi pengelola zakat dan
juga diharapkan zakat ini sebagai solusi untuk mengatasi kemiskinan yang masih
terjadi dinegara ini. Apalagi sekarang sudah banyak berkembang dan berdiri
organisasi pengelola dana zakat baik berbentuk lembaga maupun yayasan yang
didirikan oleh masyarakat untuk mengatasi permasalahan-permasalahan sosial
khususnya menghapus kemiskinan.
8 Muhammad Amin Suma, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, Seminar “Potensi Lembaga
Keuangan Sosial Dalam Sistem Keuangan Syariah Di Indonesia” Universitas Islam Negeri, Rabu 17 Januari 2007.
Potensi zakat di Indonesia sungguh berpeluang besar bagi perekonomian
umat. Hal ini terbukti dari jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Yang wajib
zakat sekitar 80 juta penduduk.9 Dari data sebuah penelitian bahwa Bank Dunia
(IDB) mengeluarkan pernyataan bahwa 49 % dari seluruh penduduk Indonesia hidup
dalam kondisi miskin atau berpotensi menjadi miskin. Kalau dihitung perkepala,
artinya ada 108,78 juta penduduk Indonesia hidupnya susah dari kurang lebih 220
juta. Memang sudah tidak bisa dipungkiri lagi bahwa, kemiskinan merupakan
masalah sosial terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia mengawali tahun 2007.10
Semakin seringnya pemerintah merancang program pengentasan kemiskinan,
semakin bertambah angka kemiskinan itu sendiri artinya implementasi dari hasil
program sangat jauh dari yang diharapkan. Pemerintah menggembor-gemborkan akan
memfasilitasi dan mengembangkan bisnis sektor riil (menengah kebawah) namun
nyatanya malah ada dana macet sekitar 200 triliyun yang terdaftar di Sertifikat Bank
Indonesia. Itu artinya apa? Terdapat dana mandek dengan jumlah 200 triliyun. Siapa
yang harus bertanggung jawab. Ternyata dunia perbankan lebih senang
menggenggam uangnya daripada mendistribusikan untuk pengembangan bisnis
mikro.11
Untuk mengatasi masalah tersebut dan mencari solusi riil untuk mengatasi
kemiskinan itu sendiri, maka dengan gencar-gencarnya organisasi sosial terutama
organisasi pengelola zakat untuk menghapus kemiskinan. Tetapi pada kenyataannya
9 ”Potensi Zakat Di Indonesia”, Republika, 17 Oktober 2006, h.23. 10 “Islamic Development Bank,” Media Cetak Media Indonesia, 7 desember 2006, h.14 11 Ibid.,
bukannya angka kemiskinan semakin turun malah justru semakin bertambah. Padahal
indeks penggalangan dana ZIS dari waktu kewaktu terus menanjak. Hal mana yang
menjadi penting bagi OPZ untuk ikut berkontribusi dalam menghadapi era zakat 2008
dan bagaimana OPZ menciptakan konsep untuk meningkatkan kapasitas perzakatan
kedepan terutama menciptakan manajemen yang efektif. Untuk mengurangi ledakan
ketidaksejahteraan hidup yang merata, tentu saja akan butuh banyak Sumber Daya
Manusia (SDM) yang kompeten terkait dengan berbagai kebutuhan operasional dan
managerial pengentasan kemiskinan. Untuk mengembangkan SDM OPZ, maka OPZ
juga harus melakukan pengembangan organisasi secara keseluruhan.
Kebutuhan yang paling mendasar dalam rangka mengisi era zakat 2008 adalah
mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dibidang ZIS agar
dana zakat dalam terkumpul dan tersalurkan dengan baik. Kompetensi amil zakat
ditunjukkan dari kemampuan, keahlian dan penguasaannya terhadap bidang kerja
yang digeluti. Kesiapan SDM OPZ yang profesional dalam menyongsong era zakat
2008 merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditawar lagi. Untuk itu, Organisasi
Pengelola Zakat (OPZ) harus berupaya untuk mengembangkan SDMnya agar
kompeten dalam bidang mengelola dana ZIS karena SDM merupakan potensi yang
menjadi motor penggerak organisasi atau perusahaan.12 Bukan hanya SDM saja yang
dikembangkan tetapi seluruh aspek dalam organisasi juga harus dikembangkan.
12 H. Hadari Nawawi, Perencanaan SDM untuk Organisasi Profit Kompetitif (Yogyakarta:
Gajah Mada University Press, 2003), h.38.
Pengembangan SDM merupakan kebutuhan yang mendasar bagi lembaga
sehingga harus menjadi prioritas dalam program-programnya karena hal ini
merupakan salah satu kunci sukses utama dalam pencapaiannya visi, misi dan tujuan
lembaga. Upaya untuk meningkatkan kemampuan profesional harus terus dilakukan.
Profesionalisme seperti inilah yang seharusnya tetap dijaga untuk meneguhkan
lembaga.13 Dan juga diperlukan strategi yang matang dan tepat untuk
mengembangkan organisasi pengelola zakat agar ke depan semakin baik.
Dari hasil penjelasan singkat uraian diatas, maka perlu mengkaji dan
membahas bagaimana strategi pengembangan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) dan
upaya yang dilakukan OPZ khususnya pada LAZ PKPU dalam mengembangkan
organisasinya dibidang zakat. Untuk itu, penulis tertarik untuk membahas dan
mengkaji permasalahan tersebut dalam skripsi yang berjudul : “Strategi
Pengembangan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) : Studi pada LAZ Pos
Keadilan Peduli Ummat”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang didefinisikan, dan agar
mendapatkan suatu batasan yang jelas sekaligus mencegah pembahasan yang meluas
yang tidak ada kaitannya dengan masalah yang akan dibahas, maka penulis
membatasi masalah pada 2 pokok batasan, yaitu :
13 Ibid., h.38
1. Mengenai Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) PKPU yang didalamnya
membahas masalah lembaga mulai dari sejarah didirikannya lembaga sampai
kepada kegiatan-kegiatannya.
2. Strategi pengembangan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ)
Dari pembatasan masalah tersebut, untuk lebih memudahkan penulis dalam
pembahasan skripsi ini, maka penulis membuat rumusan masalah yang muncul dalam
penelitian ini yang berbentuk pertanyaan sebagai berikut :
1. Apa saja yang harus dilakukan dalam mengembangkan organisasi terutama
pada Organisasi Pengelola Zakat (OPZ ) ?
2. Bagaimanakah strategi pengembangan OPZ yang dilakukan oleh LAZ PKPU?
3. Apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan juga tantangan
dari kegiatan pengembangan organisasi yang dilakukan LAZ PKPU ?
4. Bagaimana analisa Strategi Pengembangan Organisasi LAZ PKPU ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui unsur-unsur apa saja yang harus dilakukan dalam
mengembangkan sebuah organisasi terutama organisasi pengelola zakat.
2. Untuk memperoleh gambaran strategi yang dilakukan oleh LAZ PKPU dalam
kegiatan pengembangan organisasinya.
3. Untuk mengidentifikasi dan mengetahui apa saja yang menjadi kekuatan,
kelemahan, peluang dan tantangan dari kegiatan pengembangan organisasi
yang dilakukan PKPU.
4. Untuk mengetahui bagaimana analisa strategi pengembangan organisasi LAZ
PKPU.
Dari tujuan penelitian yang diuraikan di atas diharapkan memberikan suatu
manfaat dari penulisan skripsi ini, diantaranya adalah :
1. Bagi penulis, agar mendapatkan informasi dan pengetahuan mengenai strategi
pengembangan organisasi pengelola zakat
2. Bagi kalangan akademis dan mahasiswa, untuk memberikan kontribusi dan
untuk menambah bahan kajian dan pustaka serta menambah khasanah
pengetahuan sebagai bacaaan tambahan dan sumber referensi atau bahan
kajian untuk penelitian selanjutnya.
3. Bagi masyarakat umum, sebagai wahana untuk meningkatkan wawasan dan
pemahaman tentang organisasi pengelola zakat.
4. Bagi Lembaga Amil Zakat, penelitian ini diharapkan dapat menjadi input bagi
LAZ di Indonesia dalam melakukan strategi pengembangan organisasinya.
D. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan skripsi ini penulis belum menemukan penelitian
sebelumnya, namun secara umum penulis mengambil beberapa skripsi yang menjadi
penelitian bahan acuan dalam membuat skripsi ini. Diantaranya adalah :
1. Skripsi yang berjudul : “Strategi Mempersiapkan Sumber Daya Insani
Mengantisipasi Perkembangan LKS”. Ditulis oleh Liana mahasiswi Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahun skripsi: 2004.
Skripsi tersebut lebih bersifat deskriptif kualitatif dimana yang dibahas
mengenai Sumber Daya Insani atau dapat juga dikatakan SDM untuk dipersiapkan
dalam rangka menghadapi perkembangan Lembaga Keuangan Syariah yang
didalamnya terdapat strategi pengembangan SDM.
Sedangkan dalam skripsi ini penulis bukan hanya membahas mengenai
strategi pengembangan SDM namun disamping membahas strategi pengembangan
SDM juga akan membahas mengenai strategi pengembangan Organisasi Pengelola
Zakat (OPZ) dengan mengambil sampel LAZ PKPU.
2. Skripsi berjudul “Strategi Pengembangan Unit Usaha Syari’ah Melalui
Layanan Syari’ah”. Ditulis oleh Siti Amalia, Fakultas Syari’ah dan Hukum Jurusan
Muamalat tahun 2007.
Penelitian ini lebih mengarah kepada pengembangan pada Unit Usaha
Syari’ah (UUS) yang merupakan salah satu lembaga keuangan syari’ah perbankan.
Penelitian ini bersifat analisis deskriptif yaitu penarikan kesimpulan dari pemaparan
hasil penelitian pustaka dan penelitian lapangan mengenai konsep pengembangan
UUS.
Didasari penelitian ini maka penulis tertarik untuk mengkaji masalah
pengembangan untuk organisasi pengelola zakat (OPZ) yang merupakan salah satu
lembaga perekonomian ummat non bank.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari :
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian yang datanya bersifat kualitatif dengan
menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu penelitian yang menggambarkan suatu
gejala data-data dan informasi yang berdasarkan pada fakta yang diperoleh dari
lapangan.14 Kemudian penulis menggambarkan atau memaparkan analisis data
tentang strategi pengembangan organisasi yang kemudian diambil kesimpulan.
Dengan metode deskriptif analisis ini, penulis mengumpulkan dan memaparkan data
yang diperoleh dengan melakukan Penelitian Lapangan (Field Research).
Selain Field Research, penelitian ini juga dilakukan Penelitian Kepustakaan
(Library Research), yaitu penulis mengumpulkan data atau informasi dengan cara
membaca, mengutip dan merangkum hal-hal yang diperlukan pada buku-buku,
majalah, surat kabar, brosur, dokumentasi dan sebagainya.
2. Pendekatan
Adapun dalam penentuan lokasi yang menjadi objek penelitian atau
pendekatan ini adalah Kantor Pusat Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) di Jl. Raya
Condet No.27 G Batu Ampar Jakarta Timur 13520.
3. Sumber Data
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis sumber data,
yaitu:
a. Data Primer
14 Irawan Soehartono, Penelitian Sosial, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 1995), Cet. 1,
h.35
Data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari hasil wawancara.
Wawancara dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data sepihak yang
dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian.15 Wawancara
dilakukan untuk memperoleh informasi langsung dari responden atau pengumpulan
data dengan tanya jawab yang dikerjakan berlandaskan pada tujuan penelitian dengan
menggunakan panduan wawancara.16 dengan penelitian langsung melalui pihak yang
terkait dengan pembahasan guna memperoleh data-data mengenai strategi
pengembangan organisasi.
b. Data Sekunder
Sedangkan data sekunder diperoleh dari data atau informasi yang diperoleh
dari buku, jurnal, surat kabar, artikel atau data-data yang dikeluarkan oleh LAZ
PKPU, juga diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan seperti buku-buku, kitab-
kitab serta sumber lainnya yang berkaitan dengan materi skripsi ini.
3. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan secara Contens Analisys, yaitu setelah data diuraikan
dengan analisa teoritis tentang strategi pengembangan kemudian dianalisis dengan
menggunakan analisis SWOT untuk ditarik suatu kesimpulan. Analisis SWOT adalah
untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dan hambatan yang
15 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta : Andi, 2004), Cet.10, h. 218 16 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bandung : Ghalia Indonesia, 2003), Cet.1, h. 193
ada pada perusahaan baik dalam perusahaan maupun di luar perusahaan, selanjutnya
di analisa untuk memperoleh kesimpulan.17
4. Pedoman Penulisan Skripsi
Adapun Teknik Penulisan skripsi ini merujuk pada buku “Pedoman Penulisan
Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 2007”.
F. Sistematika Penulisan
Untuk lebih terarah dalam pembahasan skripsi ini, penulis membuat
sistematika penulisan sesuai dengan masing-masing bab. Penulis membaginya
menjadi 5 (lima) bab, yang masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab yang
merupakan penjelasan dari bab tersebut. adapun sistematika penulisan tersebut adalah
sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, berisi uraian tentang Latar Belakang Masalah, Pembatasan
dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Kajian
Pustaka, Objek Penelitian, Metode Penelitian dan Teknik Penulisan, serta
Sistematika Penulisan
17 Yeni Nurcahyati, ”Strategi Pengembangan Organisasi”, artikel di atas diakses pada 3
Februari 2008 dari http://www.ynuryahyati.blogger.com/2008/02/Strategi - Pengembangan - Organisasi.html.
BAB II Kajian Teoritis, yang meliputi dua konsep bahasan : Pertama, Strategi
terdiri dari Pengertian Strategi, Konsep Strategi, Tipe-tipe Strategi,
Manajemen Strategi; Kedua, Pengembangan Organisasi (PO) terdiri dari
Pengertian Pengembangan Organisasi (PO), Filsafat dan Nilai-nilai PO,
Tujuan PO, Ruang Lingkup PO, Tahap-tahap penerapan PO, dan
Metode/Teknik PO.
BAB III Gambaran Umum OPZ LAZ PKPU, meliputi Sejarah Singkat LAZ
PKPU, Visi dan Misi LAZ PKPU, Tujuan dan Nilai Budaya Organisasi,
dan Struktur Organisasi, Program-program, Mitra Kerjasama PKPU,
Cabang-cabang PKPU, dan Laporan Keuangan PKPU.
Bab IV Analisa Strategi Pengembangan OPZ, meliputi: Pertama, Sekilas
Tentang Analisis SWOT, Penerapan Strategi Pengembangan Organisasi
PKPU, Analisis SWOT terhadap Strategi Pengembangan OPZ yang
dilakukan LAZ PKPU.
BAB V Penutup. Dalam bab kelima ini merupakan akhir dari seluruh rangkaian
pembahasan dalam skripsi ini. Bab ini berisi: Kesimpulan dan Saran-saran
dari penulis mengenai hal-hal yang dibahas dalam skripsi ini.
BAB II
KAJIAN TEORITIS TENTANG STRATEGI
PENGEMBANGAN ORGANISASI
A. Strategi
1. Pengertian strategi dan konsep strategi
Istilah strategi diawali atau bersumber dari dan populer di dunia militer. Kata
strategi berasal dari kata Yunani yaitu Strategos, yang berarti jenderal, militer dan
gabungan kata stratos (tentara) dan ago (memimpin).18
Menurut Webster’s New Dictionary, strategi adalah ilmu untuk merencanakan
dan mengarahkan operasi-operasi militer berskala besar, menggerakkan pasukan ke
posisi yang paling menguntungkan sebelum pertempuran sebenarnya dengan
musuh.19 Sehingga penggunaan istilah strategi lebih dominan dalam situasi
peperangan, sebagai tugas seorang komandan dalam menghadapi musuh, yang
bertanggung jawab mengatur cara atau taktik untuk memenangkan peperangan.20
Seiring dengan berkembangnya zaman dan pola pikir manusia, strategi militer
sering kali diadopsi dan diterapkan dalam lembaga profit ataupun non profit. Banyak
terdapat kesamaan/kemiripan antara strategi bisnis/non bisnis dengan strategi militer.
Diantaranya lembaga profit/non profit maupun militer berusaha untuk menggunakan
18 Fred R.David, Manajemen Strategis, (Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia, 2004) edisi
9, h. 34. 19 Ibid., h. 34 20 Hadari Nawawi, Manajemen Strategi; Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2003), Cet. Kedua, h. 47.
kekuatan-kekuatan mereka sendiri dalam menggempur kelemahan lawan. Strategi
merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai
strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya konsep mengenai
strategi selama 30 tahun terakhir salah satunya pada tahun 1962 menurut Chandler
menyatakan bahwa strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam
kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi
sumber daya.21
Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain yang
berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun. Konsep-konsep
tersebut adalah sebagai berikut :22
a. Distinctive Competence : tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat
melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Menurut
Day dan Wensley pada tahun 1998, mengidentifikasikan distintice
competence dalam organisasi meliputi :
• Keahlian tenaga kerja
• Kemampuan sumber daya.
b. Competitive Advantage : kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh
perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya. Keunggulan
bersaing disebabkan oleh pilihan strategi yang dilakukan perusahaan untuk
21 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1997), Cet.14, h. 3. 22 Ibid., h. 4-6
merebut peluang pasar. Menurut porter, ada tiga strategi yang dapat dilakukan
perusahaan untuk memperoleh keunggulan bersaing yaitu :
1) Cost Leadership, yaitu memberikan harga jual yang lebih murah dari pada
harga yang diberikan oleh pesaingnya dengan nilai/kualitas produk yang
sama.
2) Diferensiasi, yaitu menciptakan persepsi terhadap nilai tertentu pada
konsumennya misalnya, persepsi terhadap keunggulan kinerja produk,
inovasi produk, pelayanan yang lebih baik.
3) Fokus, yaitu memperoleh keunggulan sesuai dengan keunggulan bersaing
sesuai dengan segmentasi dan pasar sasaran yang diharapkan.
2. Tipe-tipe Strategi
Pada prinsipnya startegi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi
yaitu strategi manajemen, strategi investasi dan strategi bisnis.23
a. Strategi Manajemen
Strategi manajemen meliputi startegi yang dapat dilakukan oleh manajemen
dengan orientasi pengembangan strategi secara makro misalnya, strategi
pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi akuisisi, strategi
pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan.
b. Strategi Investasi
Strategi ini merupakan kegiatan yang berioentasi pada investasi. Misalnya,
apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau
23 Freddy, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, h. 7.
berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan
kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi.
c. Strategi Bisnis
Strategi ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena
strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi
pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi
organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.
3. Manajemen Strategis
Manajemen Strategis dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan,
pelaksanaan, dan evaluasi keputusan-keputusan lintas fungsi yang memungkinkan
organisasi mencapai tujuannya. Dalam buku yang ditulis oleh H. Hadari Nawawi
dikatakan bahwa manjemen strategis adalah perencanaan berkala besar (disebut
perencanaan strategis) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh
(disebut VISI), yang ditetapkan sebagai keputusan manajemen puncak (keputusan
yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi
secara efektif (disebut MISI), dalam usaha menghasilkan suatu (perencanaan
operasional untuk menghasilkan barang dan/jasa serta pelayanan) yang berkualitas,
dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategi dan
berbagai sasaran (tujuan operasional) organisasi.24
24 H. Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang
Pemerintahan (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2003), h. 149.
Pengertian yang cukup luas ini menunjukkan bahwa manajemen strategi
merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki berbagai komponen
yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi dan bergerak secara serentak
(bersama-sama) ke arah yang sama pula. Sebagaimana dijelaskan dalam bagan di
bawah ini :25
25 Ibid., h. 151
Gambar 2.1. Manajemen Strategi Sebagai Sistem
Visi & Misi Organisasi
Analisis Eksternal
Analisis Internal
Pilihan Strategi
Strategi utama (induk)
Perencanaan Strategi Program-program Strategi
Tujuan Strategi / Jangka Panjang
Rencana Operasional / Jangka Sedang (Implementasi Strategi)
Sasaran Operasional Jangka Sedang
Fungsi Manajemen : Pengorganisasian, Pelaksanaan dan
Penganggaran
Kebijakan
Kontrol dan Evaluasi
Jaringan kerja Internal / Eksternal
Program & Proyek Tahunan
Umpan Balik (Feed Back)
Dari pengertian yang diuraikan dalam bagan diatas dapat disimpulkan
beberapa karakteristiknya sebagi berikut :
a. Manajemen strategis diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala besar
dalam arti mencakup seluruh komponen di lingkungan sebuah organisasi yang
dituangkan dalam bentuk Rencana strategis (RENSTRA) yang dijabarkan
menjadi perencanaan operasional (RENOP), yang kemudian dijabarkan pula
dalam Program Kerja dan Proyek Tahunan.
b. Rencana Strategis berorientasi pada jangkauan masa depan, untuk organisasi
profit kurang lebih sampai 10 tahun mendatang, sedang untuk organisasi non
profit khususnya di bidang pemerintahan untuk satu generasi, kurang lebih untuk
25-30 tahun.
c. VISI, MISI, pemilihan strategi yang menghasilkan Strategi Induk (utama),
dan Tujuan Strategi Organisasi untuk Jangka Panjang merupakan acuan dalam
merumuskan Rencana Strategi (RENSTRA), namun dalam teknik penempatannya
sebagai keputusan Manajemen Puncak secara tertulis semua acuan tersebut
terdapat di dalamnya.
d. RENSTRA dijabarkan menjadi Rencana Operasional yang antara lain berisi
program-program operasional termasuk proyek-proyek, dengan sasaran jangka
sedang masing-masing, juga sebagai keputusan Manajemen Puncak.
e. Penetapan RENSTRA & RENOP harus melibatkan Manajemen Puncak
karena sifatnya sangat mendasar/prinsipil dalam pelaksanaan seluruh misi
organisasi, untuk mewujudkan, mempertahankan dan mengembangkan eksistensi
jangka sedang termasuk jangka panjangnya.
f. Pengimplementasian strategi dalam program-program termasuk proyek-
proyek untuk mencapai sasarannya masing-masing dilakukan melalui fungsi-
fungsi manajemen yang mencakup pengorganisasian, pelaksanaan (actuating),
penganggaran, dan control.26
Fungsi Manajemen Strategis adalah sebagai berikut :27
a. Dapat mengurangi ketidakpastian dan kekomplekan dalam menyusun
perencanaan sebagai fungsi fungsi manajemen dan dalam proses pekerjaan
dengan menggunakan semua sumber daya yang ada secara nyata dimiliki melalui
proses yang terintegrasi dengan fungsi manajemen lainnya dan dapat dinilai
hasilnya berdasarkan tujuan organisasi.
b. Sebagai paradigma baru dilingkungan organisasi non profit, dapat mendorong
perilaku proaktif semua pihak untuk ikut serta sesuai posisi wewenang dan
tanggung jawab masing-masing.
c. Sebagai sarana dalam mengkomunikasikan gagasan, kreatifitas, prakarsa,
inovasi dan informasi baru serta cara merespon perubahan dan perkembangan
lingkungan operasional pada semua pihak sesuai wewenang dan
tanggungjawabnya.
26 Ibid., h. 152 27 Ibid,. h. 183-184
Didalam proses manajemen strategi terdapat tahap-tahap manajemen strategi
terdiri dari tiga tahap, yaitu :28
a. Perumusan Strategi
Mencakup kegiatan mengembangkan visi dan misi organisasi,
mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal organisasi, menentukan
kekuatan dan kelemahan internal organisasi, menetapkan tujuan jangka panjang
organisasi, membuat strategi alternatif untuk organisasi dan memilih strategi
tertentu untuk digunakan.
b. Pelaksanaan Strategi
Pelaksanaan Strategi disebut tahap tindakan dalam manajemen strategis.
Pelaksanaan strategi mengharuskan perusahaan untuk menetapkan sasaran
tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber
daya sehingga perumusan strategi dapat dilaksanakan. Pelaksanaan strategi
mencakup pengembangan budaya yang mendukung strategi, penciptaan struktur
organisasi yang efektif, pengarahan kembali usaha-usaha pemasaran, penyiapan
anggaran, pengembangan dan pemanfaatan sistem informasi, serta
menghubungkan kompensasi untuk karyawan dengan kinerja organisasi.
c. Evaluasi Strategi
Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Tiga kegiatan
pokok dalam evaluasi strategi adalah :
28 Fred, Manajemen strategis, h. 6-7
1) Mengkaji ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi landasan
perumusan strategi yang diterapkan sekarang ini
2) Mengukur kinerja
3) Melakukan tindakan-tindakan korektif
Evaluasi strategi perlu dilakukan karena keberhasilan saat ini bukan
jaminan untuk keberhasilan di hari esok.
Proses manajemen strtaegis ditujukan untuk membuat organisasi dapat
menyesuaikan diri secara efektif terhadap perubahan dalam jangka panjang.
B. Pengembangan Organisasi (PO)
1. Pengertian Pengembangan Organisasi
Sebelum dijelaskan mengenai pengertian pengembangan organisasi, maka kita
harus mengetahui terlebih dahulu mengenai makna dari organisasi. Organisasi berasal
dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Pengertian organisasi telah
banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip,
sehingga dapat saya simpulkan bahwa organisasi merupakan sarana untuk melakukan
kerjasama antara orang-orang dalam rangka mencapai tujuan bersama, dengan
mendayagunakan sumber daya yang dimiliki.29 Organisasi menurut Chester I.
Barnard merupakan sebuah system dari aktivitas yang dikoordinasi secara sadar oleh
dua orang atau lebih.
29 Hasbullah Ghazaly, “Manajemen dan Pengembangan Organisasi”, artikel diakses pada 4
April 2008 dari http://hasbullah ghazaly.blogspot.com/2008/03/manajemen-dan-pengembangan-organisasi.html.
Organisasi mengandung empat karakteristik, yaitu :30
a. Adanya koordinasi usaha
b. Mempunyai tujuan bersama
c. Terdapat pembagian kerja
d. Adanya hierarki kekuasaan
Dan pada prinsipnya setiap organisasi harus memiliki 3 unsur dasar, yaitu :31
a. Orang-orang (sekumpulan orang),
b. Kerjasama,
c. Tujuan yang ingin dicapai,
Sedangkan pengertian organisasi dapat dilihat dari sudut statis dan dinamis
sebagai berikut :32
a. Organisasi dalam pengertian statis
Organisasi adalah wadah tempat berhimpun sejumlah manusia (dua atau
lebih) karena memiliki kepentingan yang sama.
b. Organisasi dalam pengertian dinamis
Organisasi adalah proses kerja sama sejumlah manusia (dua orang atau lebih)
untuk mencapai tujuan tertentu yang disepakati bersama.
Pada hakikatnya setiap individu harus berusaha memenuhi kebutuhannya
yang akan lebih mudah memenuhinya jika dilakukan secara bersama-sama daripada
30 Wibowo, Manajemen Perubahan, (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2006), h. 309 31 http://hasbullah ghazaly.blogspot.com/2008/03/manajemen-dan-pengembangan-
organisasi.html. 32 Hadari, Managemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan, h. 7
secara perorangan. Sehubungan dengan itu bagi sejumlah manusia yang membentuk
organisasi sebagai usaha kerjasama untuk memenuhi kebutuhan tersebut sebagai
kepentingan bersama.
Berdasarkan uraian singkat di atas dapat disimpulkan bahwa :
a. Manusia membutuhkan organisasi dan organisasi membutuhkan manusia
b. Manusia adalah penggerak organisasi, sehingga berarti juga organisasi tidak
akan berfungsi tanpa manusia
c. Organisasi merupakan wadah untuk memenuhi kebutuhan manusia,
sebaliknya kebutuhan manusia merupakan obyek kegiatan organisasi.33
Organisasi diciptakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sesuai dengan
perjalanan waktu, organisasi tumbuh dan berkembang. Untuk itu organisasi harus
berkembang sebagai organisasi pembelajaran. Dalam lingkungan yang semakin
kompetitif, organisasi perlu melakukan perubahan sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Untuk itu, organisasi perlu selalu melakukan inovasi untuk mencapai standar
keunggulan.34 Yaitu dengan melakukan pengembangan organisasi yang biasa
disingkat dengan PO.
Di bawah ini akan dijelaskan mengenai beberapa pendapat tentang pengertian
PO sebagai berikut :35
33 Ibid,. h. 218 34 Wibowo, Manajemen Perubahan, h. 309 35 Hadari, Managemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan, h. 218
a. Fred Luthans mengatakan bahwa PO adalah pendekatan modern dalam
manajemen terhadap perubahan dan perkembangan organisasi dari sudut
Sumber Daya Manusia.36
b. Warren G. Bennis mengatakan bahwa PO merupakan respon terhadap
perubahan yang berhubungan dengan segi pendidikan yang komplek untuk
merubah keyakinan, sikap, nilai-nilai dan struktur organisasi, agar mampu
mengadaptasi secara baik teknologi baru, perubahan masyarakat yang
dilayani, dan tantangan-tantangan di dalam perubahan yang rumit tersebut.37
c. Wendel L. French dan Cecil H. Bell, Jr yang mengatakan bahwa PO adalah
usaha jangka panjang untuk meningkatkan kemampuan sebuah organisasi
dalam memecahkan masalah, dan proses pembaharuan, terutama melalui
manajemen dan kerjasama yang lebih efektif sebagai budaya yang
dikembangkan dalam organisasi.38
d. Tyagi berpendapat bahwa pengembangan organisasi adalah usaha terencana,
sistematis, teroganisasi, dan kolaboratif di mana prinsip pengetahuan tentang
perilaku dan teori organisasi diaplikasikan dengan maksud meningkatkan
kualitas kehidupan.39
e. Greenberg dan Baron mengemukakan bahwa pengembangan organisasi
adalah serangkaian teknik ilmu sosial yang dirancang untuk merencanakan
36 Ibid., h. 218 37 Ibid., h. 218-219 38 Ibid., 39 Wibowo, Manajemen Perubahan, h. 310
perubahan dalam pengaturan kerja dengan tujuan untuk meningkatkan
pengembangan pribadi individual dan memperbaiki efektivitas fungsi
organisasi.40
Konsep Strategi Pengembangan Organisasi merupakan upaya meningkatkan
kemampuan organisasi berdasarkan persepektif waktu jangka panjang yang terdiri
dari serangkaian penahapan dengan penekanan pada hubungan antar individu,
kelompok dan organisasi sebagai keseluruhan. Pengembangan organisasi dapat juga
dikatakan aplikasi pendekatan kesisteman terhadap hubungan fungsional, struktural,
teknikal, dan personal dalam organisasi. Pengembangan organisasi merupakan suatu
perubahan organisasi, oleh karena itu persepsi tentang perlunya perubahan harus
dirasakan karena hanya dalam kondisi demikianlah para anggota organisasi dapat
diyakinkan bahwa dalam upaya mencapai tujuan dan berbagai sasaran organisasi,
diperlukan cara kerja baru, metode kerja baru, dan bahkan mungkin strategi dan visi
yang baru.41 Salah satu ciri umum pengembangan organisasi adalah bahwa
pengembangan organisasi merupakan suatu proses yang terus menerus dan dinamis.
Pelaksana harus mampu mengubah strategi selama proses sedang berlangsung
sebagai akibat masalah-masalah yang timbul dan kejadian-kejadian organisasi.
Moekijat mengutip pendapat Gary Dessler mengatakan bahwa ciri umum
pengembangan organisasi adalah suatu strategi yang dimaksudkan untuk
menimbulkan perubahan organisasi yang telah direncanakan. Ada empat tipe
40 Ibid., h. 311 41 Sondang P. Siagian, Teori Pengembangan Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), Ed. 1,
Cet. 4, h. 21
pengembangan organisasi, yakni pengembangan teknologi, pengembangan produk,
administratif dan pengembangan sumber daya manusia.42
Fokus PO adalah peningkatan proses pembaruan organisasional sedemikian
rupa sehingga manajernya dengan cepat mempu melakukan perubahan pada kultur
organisasi yang dipimpinnya guna siap menghadapi permasalahan baru yang pasti
timbul. Untuk kepentingan tersebut, 3 faktor utama yang harus diperhatikan ialah :43
a. Visi masa depan
b. Rancang bangun suatu model perubahan
c. Penghargaan terhadap perilaku yang memperlancar terjadinya perubahan
PO dikatakan sebagai instrumen ilmiah dalam meningkatkan efektifitas dan
kesehatan organisasi karena PO mengandung unsur-unsur :44
a. Terencana
b. Mencakup seluruh organisasi
c. Berdampak jangka panjang
d. Melibatkan manajemen puncak
e. Menggunakan berbagai bentuk intervensi berdasarkan pendekatan
keperilakuan
Dari uraian beberapa pengertian diatas, disimpulkan bahwa pengembangan
organisasi merupakan kegiatan dari sebuah organisasi yang terencana untuk
42 Ipong Dekawati, “Strategi Pengembangan Perguruan Tinggi Swasta”, artikel di atas diakses
pada 4 April 2008 dari http://educare.e-fkipunla.net 43 Sondang P. Siagian, Teori Pengembangan Organisasi, h. 31 44 Ibid., h. 3
mengadakan perubahan yang dapat menghasilkan perubahan dalam pekerja
individual, kelompok kerja, dan/atau seluruh organisasi dengan tujuan menciptakan
organisasi yang baik/sehat (Good Organization).
Sebagaimana telah dikatakan Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Ar-Ra’d ayat
11 yang berbunyi :
: الرعد (
١١(
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri
Ayat diatas jelas bahwa dalam membangun suatu organisasi diperlukan
sebuah perubahan pengembangan organisasi agar menjadi lebih baik dari sebelumnya
karena berdasarkan ayat diatas dijelaskan bahwa Allah tidak akan merubah keadaan
mereka, selama mereka tidak merubah sebab-sebab kemunduran mereka.
2. Filsafat dan Nilai-nilai Pengembangan Organisasi (PO)
Filsafat Organisasi berisi nilai-nilai/norma-norma yang mengatur perilaku
organisasi, melalui cara berpikir, bersikap dan berperilaku setiap dan semua personil
sebagai anggota yang terhimpun didalamnya. Pengembangan Organisasi (PO) untuk
mewujudkan organisasi yang lebih sehat, sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai/norma-
norma yang dipedomani dalam cara berpikir, bersikap dan berperilaku anggota
organisasi, termasuk dilingkungan organisasi non profit. Perilaku organisasi yang
sehat/baik berpedoman pada nilai-nilai/norma-norma yang disebut Etika dan
Tanggung Jawab Sosial yang tercermin melalui pelaksanaan tugas-tugas pokoknya.45
Dilingkungan organisasi non profit seperti Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) harus
diorientasikan untuk kepentingan masyarakat, sebagai pelaksanaan tanggung jawab
sosial dalam melaksanakan tugas pelayanan umum (public service) dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Filsafat PO harus dimanifestasikan dalam cara berpikir, bersikap dan
berperilaku yang bebas dari deskriminasi dan tekanan atau harus didasarkan pada
pemberian hak, kewajiban dan perlakuan yang sama pada setiap dan semua SDM di
lingkungan sebuah organisasi. Yang dimaksud SDM disini yaitu tenaga kerja yang
bekerja pada suatu organisasi.
Ethika46 dan tanggung jawab sosial dalam kegiatan PO pada dasarnya
merupakan pengontrol kebebasan SDM sebagai individu dalam melaksanakan
wewenang masing-masing. Kontrol itu harus didasarkan/berorientasi pada nilai-nilai
teknis yang terarah pada peningkatan keterampilan/keahlian kerja sesuai dengan
tuntutan perkembangan lingkungan di zamannya. Nilai-nilai teknis itu antara lain
sebagai berikut :47
a. PO dilaksanakan sebagai kegiatan untuk melaksanakan kualitas kerja dan
hasilnya.
45 Hadari, Managemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan, h. 225 46 Ethika menurut Andrew J. Dubrin dalam bukunya Essential of Management mengatakan
bahwa “Ethika adalah studi tentang tanggung jawab moral dengan membedakan yang benar dan salah, dan dikembangkan sebagai konsep tanggung jawab sosial.”
47 Ibid., h. 229-230
b. PO dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan bertanggung jawab dalam
bekerja, yang dimanifestasikan dalam peningkatan disiplin diri dalam disiplin
kerja, efisiensi dan efektifitas tim kerja (team work), motivasi untuk
berprestasi dan mencapai sukses dalam bekerja, serta meningkatkan
kebanggaan pada organisasi.
c. PO dilaksanakan untuk meningkatkan sikap percaya diri, yang
dimanifestasikan dalam kesediaan dan kemampuan mempercayai orang lain
dalam bekerja, kesediaan bekerja, tekun dan gigih dalam memberikan
kontribusi bagai tercapainya tujuan strategi organisasi.
d. PO dilaksanakan untuk meningkatkan dan mengembangkan sikap sentivitas
(kepekaan) berupa kepedulian SDM terhadap masalah, kesulitan, dan
kepentingan organ lain di dalam dan di luar organisasi non profit masing-
masing.48
3. Tujuan Pengembangan Organisasi (PO)
Tujuan umum PO adalah untuk menerapkan inovasi baru yang belum
didayagunakan di lingkungan sebuah organisasi, sebagai perubahan dan
pengembangan yang dapat meningkatkan kemampuan organisasi dalam mewujudkan
eksistensinya sebagai organsasi yang semakin sehat/baik dari kondisi sebelumnya.49
48 Ibid., 49 Ibid., h. 231
Sedangkan tujuan khusus PO adalah :50
a. Mengubah dan mengembangkan perspektif organisasi, melalui usaha
memperluas wawasan SDM. Perubahan dan pengembangan itu berkenaan
dengan aspek-aspek sebagai berikut :
1) Meningkatkan kemampuan melakukan tindakan/kegiatan organisasi sesuai
dengan nilai-nilai baru di zamannya.
2) Meningkatkan kemampuan mewujudkan nilai-nilai baku dalam kehidupan
organisasi, seperti kejujuran, keeterbukaan, kebenaran, dan lain-lain.
3) Mengembangkan penghayatan, keperdulian dan kepekaan pada nilai-nilai
kemanusiaan yang bersifat universal (menyeluruh).
4) Memantapkan dan mengembangkan kemampuan mengimplementasikan
nilai-nilai sosial yang berlaku dan dihormati dalam kehidupan
berorganisasi.
5) Mengembangkan sikap bahwa menerima pelimpahan wewenang
merupakan tanggung jawab.
b. Meningkatkan kemampuan mengadaptasi perubahan teknologi
c. Peningkatan keterampilan/keahlian dan pengetahuan
d. Pengembangan kemampuan meningkatkan produktivitas dan pelayanan
umum yang berkualitas
e. Peningkatan kemampuan mengadaptasi perubahan sosial
50 Ibid., h. 231-234
Tujuan khusus PO sebagaimana diuraikan di atas dapat digambarkan dalam
bagan seperti di bawah ini : 51
Gambar 2.2. Tujuan khusus Pengembangan Organisasi (PO)
Sasaran utama PO adalah :52
a. Peningkatan efektivitas organisasi sebagai suatu sistem yang terbuka
b. Mengembangkan potensi yang mungkin masih terpendam dalam diri para
anggota organisasi menjadi kemampuan operasional yang nyata
c. Intervensi keperilakuan dilaksanakan melalui kerjasama antara manajemen
dengan para anggota organisasi untuk menemukan cara-cara yang lebih baik
demi tercapainya tujuan individu dalam organisasi dan tujuan organisasi
sebagai keseluruhan
51 Ibid., h. 235 52 Sondang P. Siagian, Teori Pengembangan Organisasi, h. 3
Perspektif Organisasi
TUJUAN PO
Adaptasi Perubahan &
Perkembangan Teknologi
Peningkatan Pengetahuan, Keterampilan,
Keahlian
Peningkatan Produktifitas &
Kualitas Pelayanan
Adaptasi Perusahaan
Sosial (Sensitivitas)
4. Ruang Lingkup Pengembangan Organisasi (PO)
Ruang lingkup dari kegiatan PO adalah sebagai berikut :
a. Mengatasi sentralisasi yang berlebih-lebihan
b. Mencegah keterlambatan dan penundaan pengambilan keputusan
c. Mewujudkan kemampuan melaksanakan kontrol dan pengendalian sebagai
sistem
d. Meningkatkan kemampuan koordinasi
e. Meningkatkan keterampilan/keahlian kerja
f. Perbaikan kondisi kualitas kehidupan kerja
Aspek-aspek dalam kualitas kehidupan kerja terdiri dari :
1) Partisipasi SDM
2) Pengembangan karier
3) Penyelesaian konflik
4) Kesehatan kerja
5) Keselamatan kerja
6) Kompensasi yang layak/sesuai
7) Kebanggaan pada organisasi
g. Peningkatan kemampuan menjaring, mengolah dan menggunakan infromasi
h. Peningkatan sensivitas (kepekaan) SDM.53
53 Hadari, Managemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan, h. 236-261
5. Tahap-tahap Penerapan Pengembangan Organisasi (PO)
Dalam menerapkan PO, organisasi memerlukan konsultan yang ahli dalam
bidang perilaku dan pengembangan organisasi. Konsultan tersebut bersifat sebagai
agen pembaruan (agent of change) dan fungsi utamanya adalah membantu warga
organisasi menghadapi perubahan, melalui teknik teknik PO yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi tersebut. Proses penerapan PO dilakukan dalam empat tahap :
a. Tahap pengamatan sistem manajemen atau tahap pengumpulan data. Dalam
tahap ini konsultan mengamati sistem dan prosedur yang berlaku di organisasi
termasuk elemen elemen di dalamnya seperti struktur, manusianya, peralatan,
bahan bahan yang digunakan dan bahkan situasi keuangannya. Data utama yang
diperlukan adalah :
1) Fungsi utama tiap unit organisasi
2) Peran masing masing unit dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi
3) Proses pengambilan keputusan serta pelaksanaan tindakan dalam masing-
masing unit
4) Kekuatan dalam organisasi yang mempengaruhi perilaku antar kelompok
dan antar individu dalam organisasi
b. Tahap diagnosis dan umpan balik. Dalam tahap ini kualitas pengorganisasian
serta kegiatan operasional masing masing elemen dalam organisasi dianalisis dan
dievaluasi. Ada beberapa kriteria yang umum digunakan dalam mengevaluasi
kualitas elemen elemen tersebut, diantaranya :
1) Kemampuan beradaptasi, yaitu kemampuan mengarahkan kegiatan dan
tenaga dalam memecahkan masalah yang dihadapi
2) Tanggung jawab; kesesuaian antara tujuan individu dan tujuan organisasi
3) Identitas; kejelasan misi dan peran masing masing unit
4) Komunikasi; kelancaran arus data dan informasi antar-unit dalam
organisasi
5) Integrasi; hubungan baik dan efektif antar-pribadi dan antar-kelompok,
terutama dalam mengatasi konflik dan krisis
6) Pertumbuhan; iklim yang sehat dan positif, yang mengutamakan
eksperimen dan pembaruan, serta yang selalu menganggap pengembangan
sebagai sasaran utama
c. Tahap pembaruan dalam organisasi. Dalam tahap ini dirancang
pengembangan organisasi dan dirumuskan strategi memperkenalkan perubahan
atau pembaruan. Strategi ini bertujuan meningkatkan efektivitas organisasi
dengan cara mengoreksi kekurangan serta kelemahan yang dijumpai dalam proses
diagnostik dan umpan balik. Mengingat bahwa setiap perubahan yang
diperkenalkan akan mempengaruhi seluruh sistem dalam organisasi, bahkan
mungkin akan mengubah sistem distribusi wewenang dan struktur organisasi,
rancangan strategi pembaruan harus didiskusikan secara matang dan mendapat
dukungan penuh pimpinan puncak.
d. Tahap implementasi pembaruan. Tahap akhir dalam penerapan OD adalah
pelaksanaan rencana pembaruan yang telah digariskan dan disetujui. Dalam tahap
ini konsultan bekerja secara penuh dengan staff manajemen dan para penyelia.
Kegiatan implementasi perubahan meliputi :
1) Perubahan struktur
2) Perubahan proses dan prosedur
3) Penjabaran kembali secara jelas tujuan sasaran organisasi
4) Penjelasan tentang peranan dan misi masing-masing unit dan anggota
dalam organisasi54
6. Metode/Teknik Pengembangan Organisasi (PO)/Organization Development
a. Survey Feedback
Suatu teknik pengembangan organisasi di mana kuesioner dan interview
digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang masalah yang terkait dengan
organisasi. Informasi ini dibagikan kepada pekerja, kemudian digunakan sebagai
dasar untuk melakukan perubahan organisional.55
b. Sensitivity Training
Training dilakukan untuk mengembangkan wawasan personal. Sensivity
training merupakan teknik pengembangan organisasi yang melakukan
peningkatan pemahaman pekerja atas perilaku mereka sendiri dan dampaknya
terhadap orang lain. Sensitivity Training dimaksudkan untuk meningkatkan
sensivitas orang-orang dalam memahami diri sendiri dan orang lain, juga untuk
54 Basuki, “Pengembangan Organisasi”, artikel di atas diakses pada 4 April 2008 dari
http://basuki1.ganeca.net. 55 Wibowo, Manajemen Perubahan, h. 311
memperbaiki mereka tentang bagaimana bertingkah laku dalam memperngaruhi
orang lain.56
c. Team Building
Team Building merupakan suatu teknik di mana pekerja mendiskusikan
persoalan yang berhubungan dengan kinerja kelompok kerja mereka.57
Ada 2 pendekatan yang digunakan di dalam usaha-usaha team building :
1) Suatu pendekatan yang mempunyai fokus pada proses-proses di dalam tim
itu, seperti perkembangan hubungan-hubungan kerja tim atau kemampuan
untuk menyelesaikan problem dalam tim.
2) Suatu pendekatan yang mempunyai konsentrasi pada tugas-tugas tim,
yang menekankan pada tindakan perencanaan dan pencapaian tujuan.58
d. Quality of work life programs
Teknik yang dirancang untuk memperbaiki fungsi organisasional dengan
memanusiakan tempat kerja, membuatnya lebih demokratis, dan
mengikutsertakan pekerja dalam pembuatan keputusan.59
e. Management by objectives
Suatu teknik di mana manajer dan bawahannya bekerja bersama menetapkan,
kemudian mencapai tujuan organisasional. Langkah-langkah yang ditempuh
adalah :
56 Yayat M Herujito, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: PT Graznido, 2001), h. 227 57 Wibowo, Manajemen Perubahan, h. 311-312 58 Yayat, Dasar-dasar Manajemen, h. 232-233 59 Wibowo, Manajemen Perubahan, h. 312
1) Mengembangkan rencana tindakan, di mana manajer dan bawahan bekerja
bersama menetapkan tujuan yang spesifik dan dapat diukur.
2) Mengimplementasikan rencana, di mana progres pencapaian tujuan secara
hati-hati dimonitor, dan membuat koreksi yang diperlukan.
3) Mengevaluasi hasil, di mana dilihat apakah tujuan telah dicapai.60
60 Ibid., h. 312
BAB III
GAMBARAN UMUM POS KEADILAN PEDULI UMAT (PKPU)
A. Sejarah singkat berdirinya PKPU61
Krisis yang terjadi pada 1997 mempengaruhi kondisi perekonomian bangsa
dan rakyat Indonesia. Menyikapi krisis yang berkembang, 17 September 1998
sejumlah anak-anak muda yang enerjik melakukan aksi sosial disebagian besar
wilayah Indonesia. PKPU didirikan untuk merespon permasalahan sosial masyarakat
serta krisis ekonomi dan moneter berkepanjangan yang belum selesai sejak terjadi
krisis di tahun 1997. Selain itu, juga ingin membantu masyarakat yang tertimpa
musibah dan bencana baik bencana kemanusiaan maupun bencana alam.
Menindak lanjuti aksinya, mereka kemudian menggagas entitas kepedulian
publik yang bisa bergerak secara sistematis. Maka pada 10 Desember 1999 para
penggagas dan pendirinya mendaftarkan PKPU ke Notaris untuk mendirikan PKPU
sebagai yayasan atau LSM dan lahirlah lembaga sosial yang bernama Pos Keadilan
Peduli Ummat.62
Dalam perkembangannya, PKPU menyadari bahwa potensi dana ummat yang
berasal dari Zakat, Infaq dan Shadaqah sangat besar. Sebagai negara berpenduduk
61 http://www.pkpu.or.id 62 Dedi Sularso, Direktur SDMO PKPU, Wawancara Pribadi, Jakarta, 22 Mei 2008
muslim terbesar di dunia, Indonesia bisa mengoptimalkan dana ZIS-nya untuk
memberdayakan masyarakat miskin.
Pada tanggal 8 Oktober 2001, PKPU mendapat pengukuhan sebagai Lembaga
Amil Zakat Nasional sesuai dengan SK. Menteri Agama RI No 441. Hal itu
membuktikan bahwa kepercayaan masyarakat kepada PKPU semakin besar.
B. Visi dan Misi PKPU
1. Visi
“ Menjadi Lembaga Terpercaya Dalam Membangun Kemandirian”
2. Misi
a) Mendayagunakan program rescue, rehabilitasi dan pemberdayaan untuk
mengembangkan kemandirian.
b) Mengembangkan kemitraan dengan masyarakat, perusahaan, pemerintah
dan lembaga swadaya masyarakat dalam dan luar negeri.
c) Memberikan pelayanan informasi, edukasi dan advokasi kepada masyarakat
penerima manfaat (beneficiaries).
C. Tujuan dan Nilai Budaya Organisasi
1. Tujuan
a. Terdepan dalam memberikan solusi masalah kemanusiaan.
b. Terbangunnya loyalitas donatur dan mitra dalam dan luar negeri.
c. Terciptanya pengembangan lembaga sesuai dengan dinamika dan
perkembangan masyarakat.
d. Terbentuknya jaringan kerja dengan azaz saling memberikan manfaat.
e. Terbangunnya solidaritas dalam mengembangkan kemandirian masyarakat.
2. Nilai Budaya63
Beberapa point yang menjadi nilai budaya bagi PKPU adalah :
a. Jujur
b. Ikhlas
c. Seimbang
d. Tanggung Jawab
e. Inovatif
f. Proaktif
g. Inklusif
D. Struktur Organisasi
Pada saat masih menjadi bagian dari Partai Keadilan dengan nama
Departemen Kesejahtetaan Sosial (Depkessos), lembaga ini mengikuti aturan struktur
yang berlaku di partai yaitu di dalamnya terdapat unsur ketua, sekretaris, bendahara
dan divisi-divisi. Setelah menjadi yayasan dengan nama PKPU, dilakukan
penyesuaian struktur.64 Pada dasarnya struktur organisasi PKPU tidak terlalu banyak
dan berbelit. Mereka beranggapan bahwa yang dijadikan pengurus adalah bidang-
63 Dedi Sularso, Direktur SDMO PKPU, Wawancara Pribadi, Jakarta, 22 Mei 2008 64 Pusat Bahasa dan Budaya UIN, Revitalisasi Filantropi Islam (Jakarta: Pusat Bahasa dan
Budaya UIN, 2005), h.179.
bidang yang dibutuhkan dalam menjalankan program. Kepengurusan yang ramping
dan tidak rumit memungkinkan koordinasi yang maksimal untuk organisasi sejenis
LSM tersebut. Terlihat beberapa orang yang duduk di kepengurusan hanya enam
orang yang menduduki kursi kepengurusan, sebagai direktur satu orang, dan
koordinator program, lima orang. Mereka menyebut enam orang tersebut dengan
sebutan “Tim Manajemen”. Karena sebenarnya banyak juga yang membantu kegiatan
mereka yang berada pada staf.
Struktur PKPU secara garis besar dibagi dalam empat bagian yang terdiri dari:
1. Dewan Pendiri, yaitu mereka yang pertama kali mendirikan yayasan ini.
Mempunyai kewenangan penuh untuk mengangkat dewan pengurus, dewan
pembina, dan dewan pengawas.
2. Dewan Pembina, yaitu mereka yang memberikan pembinaan dan masukan-
masukan untuk pelaksanaan program.
3. Dewan Pengawas, yaitu mereka yang mengawasi jalannya program yang
dilakukan oleh lembaga.
4. Dewan Pengurus, yaitu mereka yang melaksanakan program kerja dari
kepengurusan yayasan.
Dewan Pendiri, terdiri dari :
a. DR. H. Naharus Surur
b. Drg. Hardiono, Sp. BM
c. Achmad Zaki, Ak
d. M. Novel Aryadi, ST
e. Dedi Sularso, Amd
Dewan Pembina, terdiri dari :
a. DR. Salim Segaf Al Jufri
b. DR. Agus Nurhadi
c. DR. Ahmad Satori Ismail
Dewan Pengawas, terdiri dari :
a. DR. Surahman Hidayat
b. Drg. Hardiono, Sp. BM
c. KH. Abdul Hasib, Lc
Untuk dewan pelaksana (pengurus harian), tugas wewenangnya adalah
sebagai berikut :
1. Direktur Program, mengetahui dewan pelaksana untuk merencanakan dan
membagi tugas kepada koordinator untuk melaksanakan program yang telah
disepakati.
2. Pengembangan Program, merencanakan dan menganalisa program-program, dan
mengupayakan bentuk-bentuk kegiatan untuk mengembangkan program.
3. Administrasi dan informasi, membantu sekretaris untuk mengelola pembukuan,
mendokumentasikan informasi di lapangan dan menjadi pusat informasi tentang
yayasan.
4. Keuangan, membantu bendahara dalam merancang pembiayaan kegiatan dan
pembukuan keuangan. Penghimpunan dana dan bantuan, menggalang dana dari
berbagai usaha seperti zakat, infaq, shadaqah, wakaf, kaffarot, dana kemanusaiaan
dan dana-dana lain yang sah dan tidak mengikat.
5. Hubungan masyarakat, mempromosikan kegiatan yayasan kepada pihak donatur
dan khalayak ramai dengan berbagai macam media informasi.
Pada tahun 2005 terjadi perubahan struktur dan perubahan nama struktur
hingga saat ini yang dulunya ada dewan pendiri sekarang ditiadakan. Adapun susunan
struktur yang baru adalah :65
Dewan Pembina : DR. Salim Segaf Al Jufri
DR. Agus Nurhadi
DR. Ahmad Satori Ismail
Dewan Pengawas : DR. Surahman Hidayat
Drg. Hardiono, Sp. BM
KH. Abdul Hasib, Lc
Dewan Pengurus : DR. H. Naharus Surur
Suryana M. Sastra, Psi
Direktur Utama : Sahabudin, Ak
Deputi Direktur Utama : Sri Adi Bramasetia
Sekretaris Lembaga : Dedi Sularso, Amd
Manajer Akuntansi : Siti Arifah
Manajer Administrasi : Yanti Sri Widayanti
Manajer Kerumahtanggaan : Muhammad Yusuf
65 Dedi Sularso, Direktur SDMO, Wawancara Pribadi, Jakarta, 22 Mei 2008
Direktur SDMO : Dedi Sularso, Amd
Direktur Keuangan : Ecky Awal Muharam
Direktur Penghimpunan : Wildhan Dewayana, ST
Manajer Layanan Mustahik : Heru Kusnanto
Manajer Pemberdayaan Masyarakat : Muklas
Direktur Pendayagunaan : Agung Notowiguno, SE
Manajer Pengembangan wakaf dan Dakwah : Muhammad Suharsono
Manajer Pendidikan : Suharyanto
Direktur MHCR : dr. Amir Zuhdi
Direktur Kemitraan Luar Negeri : Tomi Hendrajati, ST
Untuk lebih jelasnya lagi, berikut ini adalah struktur organisasi PKPU :
Dewan Pembina Dewan Pengawas Dewan Pengurus
Direktur Utama
Deputi Dirut
Sekretaris Lembaga a. Div. Administrasi b. Div. Kerumahtanggan c. Div. SDMO
Direktur Keuangan a. Div. Akuntansi b. Div. Bendahara
Direktur Penghimpunan a. Div. Pemasaran Ritel b. Div. Pemasaran Korporat c. Div. MPR d. Div. Hub. Pelanggan e. div. Adm & Data Base
Penghimpunan
Direktur Kemitraan Luar
Negeri
Direktur Pendayagunaan a. Div. Layanan Mustahik b. Div.Pemberdayaan Masy c. Div. Pengembangan Wakaf
dan Dakwah d. Div. Pendidikan e. Div. Kesehatan
E. Program-Program PKPU66
Dalam rangka mewujudkan keinginan kita bersama bagi upaya meringankan
beban ummat, Pos Keadlan Peduli Ummat dengan sebelas cabang dan perwakilan di
daerah telah membuat program dengan memperhatikan kebutuhan dan kondisi
masing-masing daerah sehingga dapat mengenai pada sasaran. Sampai saat ini PKPU
menerapkan 4 Payung Program yang telah terealisasikan diantaranya adalah :
1. Pengumpulan Dana
a. Zakat, Infaq, Shadaqah (ZIS), dan Waqaf
b. Dana bantuan bencana alam dan kemanusiaan
c. Pakaian, bahan pangan (pokok), dan obat-obatan
d. Hewan Qurban
2. Misi Penyelamatan Kemanusiaan
a. Daerah-daerah konflik (Maluku, Maluku Utara, Poso, Aceh dan daerah lainnya)
b. Daerah-daerah bencana alam (Sumbar, Banten, Bengkulu, Gorontalo, dll)
c. Daerah-daerah minus (Gunung kidul, lereng Merapi, dll)
3. Rehabilitasi Kemanusiaan
a. Rehabilitasi fasilitas kesehatan dan air bersih
b. Rehabilitasi fasilitas rumah dan pendidikan
66 http:\\www.pkpu.or.id
c. Rehabilitasi fasilitas ibadah
d. Rehabilitasi fasliltas ekonomi
4. Pembangunan Masyarakat
a. Pemberdayaan ekonomi masyarakat
b. Pendidikan alternatif
c. Pembangunan pelayanan kesehatan mandiri
d. Distribusi hewan qurban
Realisasi Program
1. Misi Penyelamatan Kemanusiaan
a. Pengobatan keliling ke pengungsi di Ternate, Bacan, Tidore, Makian,
Haimahera dan Gatela
b. Pengobatan keliling ke pengungsi di Ambon, Buru Seram dan Kei
c. Bantuan kesehatan pengungsi Bengkulu
d. Bantuan kesehatan pengungsi Poso, Parigi dan Palu (Sulteng)
e. Bantuan kesehatan dan sembako ke muallaf di Maluku dan Maluku Utara
f. Bantuan sembako ke Ambon, Buru, Seram dan Kei
g. Bantuan sembako ke Ternate, Tidore, Bacan, Makian dan Galela dan
Halmahera
h. 12 Lokasi dapur umum di Bengkulu
i. Bantuan sembako ke pengungsi di Bengkulu
j. Bantuan sembako ke pengungsi di Poso, Parigi dan Palu.
k. Penyaluran bantuan dan Pos Pelayanan di daerah bencana Purworejo,
Yogyakarta, Cilacap, Lumajang, Sumatera Barat Aceh, Gorontalo,
Pandeglang dan Madura
l. Bantuan pangan dan kesehatan pengungsi Sampit di Jawa Timur
m. Bantuan pakaian Iayak pakai bagi pengungsi di Buton, Ternate, Ambon,
Pulau Seram, Morotai dan Banten.
2. Rehabilitasi
a. Bantuan beasiswa di Sumatera Barat, Bengkulu, Maluku Utara dan Maluku
b. Santunan anak yatim piatu di Maluku Utara dan Ambon
c. Bantuan makanan tambahan bagi siswa SD di Bengkulu
d. Pembinaan mental spiritual pengungsi di Maluku, Maluku Utara, Sulawesi
Tengah dan Bengkulu.
e. Pengiriman 20 Da’i ke wilayah terpencil di Maluku Utara dan Maluku
(Ternate, Bacon, Morotai, Halmahera, Ambon, Tual, Seram, Buru) dan
dilanjutkan terus hingga sekarang.
f. Rehabilitasi fasilitas ibadah di Bengkulu dan pengungsi di Maluku Utara
g. Rehabilitasi rumah korban gempa di Bengkulu dan pengungsi di Maluku
Utara
h. Rehabilitasi sekolah di Banten dan Bengkulu.
3. Pembangunan Masyarakat
a. Penyaluran hewan qurban 1420 H sebanyak 3.229 ekor ke Maluku, Maiuku
Utara, Aceh, NTT; Yogyakarta, Jawa Timur Jawa Barat, Jakarta, Bali, Bau-
bau (Sultra) dan pada tahun 1421 H sebanyak 3259 ekor.
b. Pendirian klinik Al Aqsha di Ambon, Maluku
c. Pendirian klinik Sholahudin di Ternate, Maluku Utara
d. Pendirian kilnik peduli di Poso
e. Pendirian klinik di Jakarta Pusat
f. Pemberdayaan masyarakat petani di Bekasi dengan pendirian pabrik giling
adi, pemberian traktor dan perahu penyebrangan.
g. Pemberdayaan masyarakat dengan memberi bantuan mesin parut kelapa ke
Galela, Maluku Utara.
h. Pemberdayaan pengrajin tenun di Yogyakarta
i. Penjualan pupuk murah di pulau Seram Maluku
j. Pendidikan alternatif bagi pengungsi di Maluku Utara bekerjasama dengan et
Forty.
Selain itu, selama ini PKPU telah memberi nama program terutama untuk
bidang yang menjadi program unggulan. Bidang-bidang yang masuk dalam program
unggulan meliputi pendidikan, dakwah dan sosial, kesehatan dan ekonomi. Berikut
uraian masing-masing program :67
a. Peduli Pendidikan
67 Pusat Bahasa dan Budaya (PBB) UIN, Revitalisasi Filantropi Islam (Jakarta: Pusat Bahasa
dan Budaya UIN, 2005), cet. ke-1 h.181.
Dalam bidang ini terdapat tiga program unggulan. Pertama, SWADAYA
(Beasiswa Dhu’afa dan Yatim). Kedua, SWADESI (Beasiswa Pendidikan
Berprestasi). Ketiga, DIKLAT (Pendidikan Alternatif).
b. Peduli Dakwah dan Sosial
Dalam bidang ini juga terdapat tiga program unggulan. Pertama, KKD
(Kuliah Kerja Dakwah). Kedua, DUTA (Dakwah Nusantara). Ketiga, MUSLIM’S
VISION (Visi para Muslim) yaitu progam pengajian reguler lepas kerja bagi para
eksekutif dan kaum profesional.
c. Peduli Kesehatan
Bidang ini kesehatan ini mengandalkan dua program utama. Pertama, KLIK
PEDULI (Klinik Peduli), yaitu program penyediaan klinik-klinik kesehatan didaerah
miskin. Kedua, PRO SMILING (Program Kesehatan Masyarakat Keliling). Program
ini memberikan pelayanan kesehatan bagi masyakarat dengan biaya murah dan
terjangkau.
d. Peduli Ekonomi
Program unggulan untuk bidang ini adalah Program Sinergi Pemberdayaan
Ekonomi (ProSPEK), yaitu program pemberdayaan ekonomi usaha kecil melalui
kelompok swadaya masyakarat.
F. Mitra Kerjasama PKPU
PKPU saat ini memiliki mitra kerjasama cukup banyak dengan berbagai
instansi baik pemerintah maupun swasta. Diantaranya nama-nama instansi berikut ini
:68
1. PT. PERTAMINA PUSAT
2. PT. GLOBAL
3. PT. DWISATU MUSTIKA BUMI
4. PT. PELINDO II
5. PT. APLIKANUSA LINTAS ARTHA
6. PT. TUGU PRATAMA
7. PT. SUCOFINDO
8. PT. BANK SYARIAH MANDIRI
9. PT. REKAYASA INDUSTRI
10. PT. SUCOFINDO
11. PT. EXELCOMINDO
12. PT. JASA RAHARJA
13. PT. KVAERNER INDONESIA
14. PT. LUCENT TECHNOLOGIES
15. PT. JASINDO
16. PT. WIJAYA KARYA
17. PT. TELKOMSEL
18. PT. KIMIA FARMA
19. PT. ELNUSA
20. PT. INDOSAT
21. PT. POLYPRIMA KARYAREKSA
68 http://www.pkpu.or.id
22. PT. KONDUR PETROLEUM
23. BPPT
24. BIMANTARA
25. PAJAK KALIBATA
26. PT. CIPTA PIRANTI TEKNIK
27. PT. EASY CALL
28. PT. PREMIER OIL
29. PT. TUGU PRATAMA
30. PT. G U L F
31. GRAHA NIAGA SUDIRMAN
32. PAJAK SENAYAN
33. PLAZA MANDIRI SUDIRMAN
34. PT. SIEMEN
35. PT. SISINDOSAT
36. PT. TAM SUNTER
37. PT. ASTRA HONDA MOTOR
38. BNI'46
39. ELEKTRINDO
40. PT. INDOCEMENT
41. PERTAMINA TONGKANG
42. PLN GAMBIR
43. WISMA STACO
44. DENSO INDONESIA
45. DEPDIKNAS
46. TELKOM JAKARTA TIMUR
47. BEA CUKAI PUSAT
48. BANK INDONESIA
49. BANK SYARIAH MANDIRI
50. BIMANTARA
51. CHASE PLAZA
52. GRAND HYATT, DLL
G. Cabang-cabang PKPU
Saat ini PKPU telah memiliki 13 cabang yang tersebar di Provinsi Indonesia,
diantaranya adalah :69
1. PKPU Jawa Tengah
2. PKPU Jawa Barat
3. PKPU Jawa Timur
4. PKPU Yogyakarta
5. PKPU Bengkulu
6. PKPU Sumatera Barat
7. PKPU sulawesi Selatan
8. PKPU Sulawesi Tenggara
9. PKPU Sulawesi Tengah
10. PKPU Maluku Utara
69 http://www.pkpu.or.id
11. PKPU Maluku
12. PKPU Sumatera Utara
13. PKPU Nanggroe Aceh Darussalam
H. Laporan Keuangan PKPU
Laporan keuangan PKPU dapat dilihat dari neraca keuangan PKPU, laporan
aktivitas, dan laporan arus kas. Dibawah ini penulis uraikan mengenai neraca keuangan
PKPU yang telah diaudit per 31 Desember 2007 dan 2006 yaitu sebagai berikut :70
NERACA
Per 31 Desember 2007 dan 2006
Dinyatakan Dalam Rupiah
2007
2006
AKTIVA LANCAR
Kas dan Setara Kas 10.945.770.596 10.265.404.330
Piutang 389.169.549 542.974.452
Persediaan 1.200.000 1.200.000
Biaya Dibayar Di Muka 52.500.000 16.169.900
Jumlah Aktiva Lancar 11.397.640.145 10.825.748.682
AKTIVA TIDAK LANCAR
Investasi 1.523.281.103 250.000.000
Aktiva Tetap Tidak Terikat 5.283.845.801 2.863.871.001
Aktiva Tetap Terikat 14.750.885.893 10.143.894.634
Jumlah Aktiva Tidak Lancar 19.558.012.797 13.257.765.635
TOTAL AKTIVA 30.955.652.942 24.083.514.317
DANA
Saldo Dana Bersih
Dana Zakat 5.898.677.233 2.698.204.077
Dana Infaq Umum 686.617.253 2.135.508.921
70 Ibid,.
Dana Kemanusiaan 2.462.894.494 3.006.711.840
Dana Kemitraan 691.760.636 -
Dana Proyek 853.436.572 -
Dana Wakaf - 891.598.448
Dana Non Halal 266,727,340 761.790.604
Dana Pengelola 85.657.068 771.590.440
Jumlah Saldo Dana Bersih 10.945.770.596 10.265.404.330
Saldo Termanfaatkan 20.009.882.346 13.818.109.987
Jumlah Saldo Dana 30.955.652.942 24.083.514.317
TOTAL KEWAJIBAN DAN DANA 30.955.652.942 24.083.514.317
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2007 dan 2006
Dinyatakan Dalam Rupiah
2007
2006
ARUS KAS AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan Terikat 39.562.218.974 46.752.530.656
Penerimaan Tidak Terikat 3.005.030.669 2.216.540.449
Penyaluran Untuk Program (34.014.327.214) (43.268.786.002)
Penyaluran Untuk Biaya Operasional (1.923.893.535) (1.581.930.183)
Penyaluran Kepada Karyawan (4.118.136.525) (3.181.341.626)
Jumlah Arus Kas Bersih Aktivitas Operasi 2.510.892.369 937.013.294
ARUS KAS AKTIVITAS INVESTASI
Penambahan Aktiva Tetap Tidak Terikat (557.245.000) (1.413.479.450)
Penambahan Investasi (1.273.281.103) -
Jumlah Arus Kas Bersih Aktivitas Investasi (1.830.526.103) (1.413.479.450)
ARUS KAS AKTIVITAS PENDANAAN
Arus Kas Bersih Aktivitas Pendanaan - -
Kenaikan Bersih Kas dan Setara Kas 680.366.266 (476.466.156)
Kas dan Setara Kas Awal Tahun 10.265.404.330 10.741.870.486
Kas dan Setara Kas Akhir Tahun 10.945.770.596 10.265.404.330
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2007 dan 2006
Dinyatakan Dalam Rupiah
2007
2006
ARUS KAS AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan Terikat 39.562.218.974 46.752.530.656
Penerimaan Tidak Terikat 3.005.030.669 2.216.540.449
Penyaluran Untuk Program (34.014.327.214) (43.268.786.002)
Penyaluran Untuk Biaya Operasional (1.923.893.535) (1.581.930.183)
Penyaluran Kepada Karyawan (4.118.136.525) (3.181.341.626)
Jumlah Arus Kas Bersih Aktivitas Operasi 2.510.892.369 937.013.294
ARUS KAS AKTIVITAS INVESTASI
Penambahan Aktiva Tetap Tidak Terikat (557.245.000) (1.413.479.450)
Penambahan Investasi (1.273.281.103) -
Jumlah Arus Kas Bersih Aktivitas Investasi (1.830.526.103) (1.413.479.450)
ARUS KAS AKTIVITAS PENDANAAN
Arus Kas Bersih Aktivitas Pendanaan - -
Kenaikan Bersih Kas dan Setara Kas 680.366.266 (476.466.156)
Kas dan Setara Kas Awal Tahun 10.265.404.330 10.741.870.486
Kas dan Setara Kas Akhir Tahun 10.945.770.596 10.265.404.330
Berdasarkan data laporan keuangan Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU)
tahun 2007 yang telah tertulis diatas dan berdasarkan data tahun 2001-2006, maka
dapat diuraikan dan diketahui mengenai penerimaan dana PKPU yang telah tekumpul
berasal dari penerimaan dana terikat dan tidak terikat.
Dilihat dari penerimaan dana terikat, ada 6 item yang menjadi sumber
penerimaan dana. Diantaranya ada salah satu item tersebut yaitu dana Non Halal.
Dana ini disebut non halal karena berasal dari bunga bank. Yang mana dana tersebut
diambil dari bunga tabungan yang tersimpan. Sedangkan dana proyek berasal dari
dana hasil proyek usaha yang telah dijalankan oleh PKPU sebagai mitra usaha.
Adapun penerimaan dana tidak terikat ada yang berasal dari dana bagi hasil investasi.
Dana ini diperoleh dari hasil pembagian manfaat dari investasi sebagaimana dana
PKPU diinvestasikan melalui bisnis-bisnis sektor riil.
Adapun penerimaan dana terikat berasal dari dana zakat, kemanusiaan,
kemitraan, proyek, wakaf, dan dana non halal (bunga bank). Sedangkan penerimaan
dana tidak terikat yaitu berasal dari dana infaq umum, bagi hasil investasi, jasa
amilin, dan lain-lain. Dana yang telah terkumpul disalurkan melalui penyaluran dana
terikat dan dan penyaluran dana tidak terikat. Adapun Penyaluran dana terikat terdiri
dari penyaluran zakat, kemanusiaan, kemitraan, proyek, wakaf, dan penyaluran dana
non halal. Sedangkan penyaluran dana tidak terikat yaitu diperuntukkan pada infaq
umum, operasional lembaga, dan penyaluran dana termanfaatkan.
Di bawah ini akan diuraikan mengenai penyaluran dana PKPU yaitu sebagai
berikut :71
1. Penyaluran Dana Terikat disalurkan melalui program-program yang telah dibuat
dan direncakan Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) terdiri dari :
a. Program Rescue : santunan umum/sosial, peralatan rescue, dan
pengelolaan program rescue.
b. Program Rehabilitasi : rehabilitasi sarana umum dan sarana ibadah.
c. Program Ekonomi : bantuan modal usaha, pengembangan usaha kecil, dan
pengelolaan program ekonomi.
d. Program Pendidikan : beasiswa dan bantuan pendidikan
e. Program Kesehatan : pengembangan klinik, program kesehatan masyarakat
keliling, dan subsidi pengobatan.
f. Program Dakwah : konselor dan bina mental spiritual.
71 http://www.pkpu.or.id
g. Program Sosialisasi Zakat
h. Program Qurban
2. Penyaluran Dana Tidak Terikat terdiri dari :
a. Penyaluran Office berasal dari biaya pengembangan SDM, biaya gaji dan
kesejahteraan karyawan, dan biaya administrasi.
b. Penyaluran Dana Termanfaatkan : penyaluran piutang dan pembelian aktiva
tetap.
BAB IV
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN OPZ
Strategi pengembangan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) yang dilakukan
pada LAZ PKPU akan dianalisis melalui metode analisis SWOT.
A. Sekilas Tentang Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara
bersamaan dapat menimimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threaths).72
Menurut Karnaen A. Perwaatmadja, analisis SWOT diistilahkan dengan KEKEPAN
yaitu analisis terhadap Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman dari suatu
persoalan.73
Hampir setiap perusahaan maupun pengamat bisnis dalam pendekatannya
menggunakan analisis SWOT. Kecenderungan ini tampaknya akan terus semakin
meningkat terutama pada era globalisasi, yang satu sama lain saling berhubungan dan
saling tergantung. Penggunaan analisis SWOT ini sebenarnya telah muncul ribuan
72 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2001), Cet. Ke 8, h. 18-18 73 Karnaen A. Perwaatmadja, Membumikan Ekonomi Islam di Indonesia, (Jakarta: Usaha
Kami, 1996), h. 70
tahun lalu dari bentuk sederhana, dipakai dalam menyusun strategi untuk
mengalahkan musuh dalam pertempuran.74
Dalam perkembangannya saat ini, analisis SWOT tidak hanya dipakai untuk
menyusun strategi di medan pertempuran, melainkan banyak dipakai dalam
penyusunan perencanaan strategi bisnis Strategic Business Planning. Tujuannya
adalah untuk menyusun strategi-strategi jangka panjang sehingga arah dan tujuan
perusahaan dapat dicapai dengan jelas dan dapat segera diambil keputusan, berikut
semua perubahannya dalam menghadapi pesaing. Kinerja perusahaan dapat
ditentukan dengan analisa SWOT, yang merupakan hasil perbandingan (pengamatan)
antara faktor internal (kakuatan dan kelemahan) dengan faktor internal (peluang dan
ancaman/tantangan).75
Dalam analisis SWOT terdapat elemen analisis internal, yaitu Strength dan
Weakness dan analisis eksternal, yaitu Opportunity dan Threat dengan definisi dan
ruang lingkup akan dijelaskan dibawah ini dan elemen-elemen analisis SWOT
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Kekuatan adalah kompetensi khusus (Distinctive Competence) yang
memberikan keunggulan komperatif bag iperusahaan di pasar. Ruang
lingkupnya meliputi faktor SDM organisasi, keterampilan, modal dan faktor
perlengkapan seperti lokasi, sistem informasi dan lainnya.
74 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, h. 10 75 Ibid., h. 10
2. Kelemahan adalah kerterbatasan atau kekurangan baik dalam faktor SDM,
faktor sumber daya organisasi dan faktor perlengkapan seperti yang dijelaskan
pada elemen kekuatan diatas.
3. Peluang adalah sebagai situasi yang menguntungkan dalam lingkungan
perusahaan. Ruang lingkupnya meliputi faktor lingkungan makro dan
lingkungan industri meliputi identifikasi segmen pasar, perubahan situasi
ekonomi, inovasi teknologi dan meningkatnya kehidupan masyarakat.
4. Tantangan adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam
lingkungan perusahaan meliputi masuknya pesaing baru, pertumbuhan pasar
yang lambat, globalisasi ekonomi dunia.
Tujuan analisis SWOT pada perusahaan adalah untuk membenarkan faktor-
faktor internal dan eksternal perusahaan yang telah dianalisis, apabila terdapat
kesalaha, agar perusahaan itu berjalan dengan baik maka perusahaan itu harus
mengolah untuk mempertahankan serta memanfaatkan peluang yang ada secara baik
begitu juga pihak perusahaan harus mengatasi kelemahan yang dihadapi agar menjadi
kekuatan serta mengatasi ancaman menjadi peluang.
Maka fungsi dari analisis SWOT ini adalah menganalisa mengenai kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi internal
serta analisa mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi yang dilakukan melalui
telaah terhadap kondisi eksternal. Sedangkan manfaat dari analisis SWOT ini adalah
E F A
S
merupakan strategi bagi para stakeholder76 untuk menetapkan sasaran-sasaran saat ini
atau ke depan terhadap kualitas internal maupun eksternal.77
Perencanaan yang usaha yang baik dengan menggunakan metode pengujian
analisis SWOT yang dirangkum dalam matrik SWOT yang dikembangkan oleh
kearns (1992)78, sebagai berikut :
MATRIK SWOT79
I F A S
Strenght
(Kekuatan)
Weakness
(Kelemahan)
Opportunities
(Peluang)
Strategi SO
(Agresif)
Strategi WO
(Turn-around)
Threaths
(Ancaman)
Strategi ST
(Diversifikasi)
Strategi WT
(Defensif)
IFAS adalah Internal Strategic Factors Analysis Summary, yaitu faktor-faktor
strategis internal suatu perusahaan EFAS adalah Eksternal Strategic Analysis
Summary, yaitu faktor-faktor strategis eksternal suatu perusahaan. Keduanya
dibandingkan yang dapat menghasilkan alternatif strategi (SO, ST, WO dan WT)
pada kuadran 1-4, yaitu :
1. Strategi SO = Kuadran 1
76 Stakeholder adalah 77 http://www.Goodgovernance.co.id 78 Muhammad Ismail Yusanto, Menggagas Bisnis Islami, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002),
Cet ke 1, h. 67 79 Freddy Rangkuti, Teknik Membedah Kasus Bisnis, h. 35
Ini merupakan situasi yang penting menguntungkan perusahaan tersebut
memiliki peluang dan kekuatan, sehingga dapat memanfaatkan peluang sebesar-
besarnya. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung
kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy).
2. Strategi ST = Kuadran 2
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan
untuk mengatasi ancaman. Strategi ini diapakai untuk memanfaatkan peluang jangka
panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).
3. Strategi WO = Kuadran 3
Strategi diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada. Perusahaan menghadapi peluang pasar yang
sangat besar, tetapi dilain pihak harus menghadapi beberapa kendala/kelemahan
internal. Cara yang efektif adalah dengan peninjauan kembali teknologi yang
dipergunakan untuk atau dengan menawarkan produk-produk baru.
4. Strategi WT = Kuadran 4
Strategi ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan. Dimana
perusahaan harus menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Kegiatan
ini bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta
menghindari ancaman.
Untuk lebih jelas mengenai analisis SWOT, penulis akan membahas dengan
mengambil studi pada salah satu organisasi pengelola zakat LAZ PKPU dalam
kegiatan strategi pengembangan organisasinya.
B. Penerapan Strategi Pengembangan Organisasi PKPU
PKPU merupakan salah satu Lembaga Amil Zakat (LAZ) dari sekian banyak
LAZ yang telah berkembang di Indonesia. Semakin banyak LAZ yang telah berdiri,
otomatis PKPU mendapat suatu tantangan besar untuk semakin gencar dalam
melakukan kegiatan-kegiatannya dibidang sosial. Yang bertujuan untuk mendapatkan
terus kepercayaan dari masyarakat luas di Indonesia bahkan internasional. Untuk
mendapatkan kepercayaan dari masyarakat yang merupakan faktor utama dalam
mempertahankan eksistensi lembaga, maka PKPU dituntut untuk senantiasa
mengembangkan lembaganya atau organisasinya agar sesuai dengan yang diharapkan
masyarakat terutama dalam manajemen lembaga, kinerja SDM, dan kegiatan-
kegiatan atau program-program PKPU.
Kegiatan pengembangan organisasi (PO) yang dilakukan PKPU yaitu dengan
melihat dan memperhatikan beberapa aspek. Di antaranya aspek-aspek tersebut
adalah sebagai berikut :80
1. Aspek Legal Organisasi
PKPU melihat bahwa perlu sekali dalam sebuah organisasi memiliki
kelegalan. Jika sebuah organisasi tidak memiliki kelegalan baik oleh negara maupun
masyarakat, maka organisasi tersebut akan sulit sekali untuk berkembang. Terlebih
lagi organisasi bergerak dibidang sosial seperti zakat, infaq, shodaqoh, dan wakaf.
80 Dedi Sularso, Direktur SDMO PKPU, Wawancara Pribadi, Jakarta, 22 Mei 2008
Sangat diperlukan sekali kelegalannya karena lembaga ini dapat berdiri dan eksis atas
kepercayaan masyarakat.
2. Aspek Mekanisme Kerja
Aspek kedua yang dilihat PKPU yaitu mekanisme kerja. Cara kerja Lembaga
Amil Zakat PKPU dalam menghimpun, mengelola dan mendistribusikan dana dalam
bentuk ZIS ini dapat terlihat dari kegiatan yang dilakukan PKPU. Mekanisme kerja
dari PKPU yaitu berdasarkan misi yang diusung, PKPU telah membuat beberapa
aktivitas dan melaksanakan program-program yang telah direncanakan yang meliputi
penghimpunan/penggalangan dana ZISWAF, penyelamatan kemanusiaan, rehabilitasi
dan pembangunan masyarakat. Mekanisme kerja yang baik, akan mudah untuk
mengembangkan sebuah organisasi terutama OPZ namun sebaliknya mekanisme
kerja yang tidak baik, akan menjadikan OPZ sulit bekembang bahkan akan terjadi
kevakuman81 kegiatan.
3. Aspek Teknologi
Aspek ini yang menjadi acuan bagi PKPU dalam membuat strategi
pengembangan teknologi. PKPU akan mengikuti perkembangan teknologi saat ini
dan tentu pemanfaatannya untuk memudahkan kerja dan kegiatan-kegiatan PKPU.
Seperti yang dikatakan Dedi Sularso, pembayaran zakat agar mudah dan cepat, PKPU
memfasilitasi dengan pemanfaatan teknologi melalui Bank/ATM.82 Ini salah satu
81 Vakum adalah kosong atau bisa juga dikatakan hampa, tidak ada sama sekali gerakan atau
aktivitas yang terbaik. 82 Dedi Sularso, Direktur SDMO PKPU, Wawancara Pribadi¸ Jakarta 22 Mei 2008
contoh dari pemanfaatan teknologi yang dilakukan PKPU dalam rangka kegiatan
pengembangan organisasi.
4. Aspek Lingkungan
Untuk mengembangkan sebuah organisasi pengelola zakat, PKPU selalu
memperhatikan dan menyesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar organisasi
seperti birokrasi pemerintah, keinginan mayarakat, kondisi sosial-ekonomi
mayarakat, dll.
5. Aspek Pengembangan SDM
SDM merupakan unsur yang menjalankan roda kegiatan dari suatu organisasi
yang terbentuk. Maka PKPU selalu memantau perkembangan SDM setiap tahunnya
baik dalam kinerja maupun pemahamannya dibidang ZISWAF. Hal ini bertujuan
untuk mengembangkan organisasi kedepan dibidang pengembangan SDM.
6. Aspek Kemampuan Manajerial
Kegiatan pengembangan organisasi PKPU dapat dijalankan dengan melihat
perkembangan manajemen lembaga dengan tujuan menjaga keprofesionalan lembaga
dalam manajemennya. Hal ini tekait kemampuan para manajer dalam memanaj
lembaga.
7. Aspek Struktur Organisasi
Organisasi PKPU saat ini mulai membenahi diri dengan memprioritaskan tiga
hal. Pertama, pengembangan dan antisipasi organisasi ke depan. Kedua, membenahi
SDM yang kurang cakap. Ketiga, merampingkan organisasi agar berjalan lebih
efektif dan efisien. Saat ini juga terdapat penambahan relawan yang terlatih yang
bergabung dalam PKPU. Mereka merupakan tenaga lapangan yang cukup andal.83
Setiap rapat tahunan struktur organisasi dibahas dan dievaluasi untuk dapat
diperbaiki, apakah ada penambahan atau pengurangan atau bahkan perubahan total
kearah yang lebih baik.
8. Aspek Tanggung Jawab Manajemen
Dalam manajemen organisasi PKPU, diperlukan adanya tanggung jawab
terkait dengan pengelolaan dana filantropi dari masyarakat yang relatif cukup besar.
Sehingga citra organisasi yang amanah dan profesional dapat dipertanggung
jawabkan kepada masyarakat. Untuk memelihara citra organisasi yang amanah dan
profesional, PKPU melaksanakan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas.
Dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas ini PKPU membuka akses kepada
muzaki atau wakif untuk mengetahui mengapa, bagaimana dan apa alasan satu
kebijakan dibuat. PKPU juga senantiasa membuat laporan keuangan yang dilakukan
per bulan, per tahun.84 Dengan adanya pertanggungjawaban manajemen PKPU, maka
PKPU dapat bekerja secara optimal dan aspek ini sebagai bahan acuan dalam
mengembangkan organisasi kedepan.
9. Aspek Konsensus85 Kerja
Dalam rangka pengembangan organisasi PKPU, PKPU mengembangkan
organisasi/lembaganya berdasarkan hasil konsensus kerja (kesepakatan kerja) yang
83 Pusat Bahasa dan Budaya (PBB) UIN, Revitalisasi Filantropi Islam (Jakarta: Pusat Bahasa
dan Budaya UIN, 2005), cet. ke-1 h.180. 84 Ibid 85 Konsensus adalah kesepakatan kata atau pemufakatan bersama yang dicapai melalui
kebulatan suara
kemudian menjadi bahan pertimbangan dan keputusan dalam membuat strategi untuk
mengembangkan organisasi.
10. Aspek Nilai dan Norma-norma
Aspek yang terakhir ini merupakan aspek yang cukup penting dalam
mempertimbangkan membuat strategi pengembangan karena terkait dengan kondisi
internal lembaga. Dimana nilai dan norma-norma yang mengatur perilaku organisasi,
melalui cara berpikir, bersikap dan berperilaku setiap dan semua personil sebagai
anggota yang terhimpun didalamnya,86 yang diharapkan sebagai motivasi kinerja
karyawan untuk bekerja sesuai dengan nilai dan norma-norma yang telah disepakati
lembaga. Untuk itu PKPU dalam membuat strategi pengembangan organisasinya
melihat kondisi internal lembaga yang sesuai dengan nilai dan norma-norma yang
berlaku dalam PKPU.
Adapun metode yang dilakukan PKPU dalam pengembangan organisasi. Ada
3 metode yang dilakukan adalah sebagai berikut :87
1. Memformulasikan88 teori-teori organisasi modern secara mandiri sesuai dengan
kondisi internal dan kekhasan organisasi dengan kondisi lingkungan sekitar
organisasi.
Maksud dari memformulasikan disini yaitu PKPU merumuskan terlebih
dahulu teori-teori organisasi modern saat ini kemudian menyesuaikan dengan kondisi
86 H. Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan
(Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2003), h. 225 87 Dedi Sularso, Direktur SDMO PKPU, Wawancara Pribadi, Jakarta 22 Mei 2008 88 Memformulasikan adalah merumuskan atau menyusun dalam bentuk yang tepat
internal dan juga disesuaikan dengan ciri khas organisasi serta kondisi lingkungan
sekitar organisasi seperti birokrasi pemerintah, keinginan mayarakat, dan kondisi
sosial-ekonomi masyarakat.
2. Metode Banchmarking
Maksud dari metode ini adalah melihat pengembangan organisasi lain yang
sesuai dengan kondisi internal organisasi. PKPU dalam mengembangkan
organisasinya menggunakan metode dengan melihat pengembangan organisasi lain
melalui studi banding dan analisis organisasi kemudian disesuaikan dengan kondisi
internal PKPU.
3. Menggunakan konsultan ahli untuk merumuskan hal-hal tertentu.
Metode yang ke 3 ini yaitu PKPU menggunakan jasa konsultan ahli dalam
merumuskan hal-hal tertentu sebagai penyempurnaan proses-proses yang telah
dilakukan oleh PKPU secara mandiri.
Konsultan ahli PKPU menyebarkan koesioner berbentuk pertanyaan-
pertanyaan kepada seluruh karyawan dimulai dari manajer kemudian kepada
bawahannya langsung. Hal ini dilakukan konsultan dalam rangka pengumpulan
data/informasi mengenai persepsi dan sikap karyawan, dan hasilnya akan diumpan
balikkan kepada tim atau satuan-satuan kerja dalam seluruh jajaran organisasi.
Setelah menerima umpan balik dalam bentuk data tersebut, kemudian setiap manajer
mengadakan pertemuan dengan para bawahan langsungnya untuk mediskusikan
substansi umpan balik tersebut.
Dari uraian diatas mengenai metode pengembangan organisasi pada PKPU.
Kemudian penulis akan memaparkan konsep strategi pengembangan organisasi pada
organisasi pengelola zakat yang mengambil studi pada Pos Keadilan Peduli Umat
(PKPU). Konsep Strategi Pengembangan Organisasi merupakan upaya meningkatkan
kemampuan organisasi berdasarkan persepektif waktu jangka panjang yang terdiri
dari serangkaian penahapan dengan penekanan pada hubungan antar individu,
kelompok dan organisasi sebagai keseluruhan. Pengembangan organisasi dapat juga
dikatakan aplikasi pendekatan kesisteman terhadap hubungan fungsional, struktural,
teknikal, dan personal dalam organisasi. Salah satu ciri umum pengembangan
organisasi adalah bahwa pengembangan organisasi merupakan suatu proses yang
terus menerus dan dinamis. 89
Menurut pendapat Gary Dessler mengatakan bahwa ciri umum pengembangan
organisasi adalah suatu strategi pendidikan yang dimaksudkan untuk menimbulkan
perubahan organisasi yang telah direncanakan. Menurut beliau ada empat tipe
pengembangan organisasi, yakni pengembangan teknologi, pengembangan produk,
administratif dan pengembangan sumber daya manusia.90
Dalam skripsi ini akan membahas mengenai penerapan pengembangan
organisasi pengelola zakat pada LAZ PKPU.
89 Ipong Dekawati, “Strategi Pengembangan Perguruan Tinggi Swasta”, artikel diatas diakses
pada 4 April 2008 dari http://educare.e-fkipunla.net 90 Ibid.,
1. Pengembangan Teknologi
Pengembangan teknologi disini berkenaan dengan proses kegiatan program-
program yang telah disusun dan direncanakan yang disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat melalui pemanfaatan teknologi yang dapat menunjang sistem kerja dan
kegiatan-kegiatan lembaga.
PKPU dalam kegiatannya banyak memafaatkan teknologi untuk menunjang
sistem kerja dari organisasi seperti menggunakan alat komunikasi telephone, faxmile,
dan menggunakan fasilitas internet untuk mengenalkan program dan lembaga melalui
website http://www.pkpu.or.id. Selain itu, PKPU juga membuat program layanan
zakat dengan menggunakan teknologi handphone (HP) yang dinamakan layanan M-
Zakat. M-Zakat adalah layanan kemudahan pembayaran zakat melalui SMS
handphone dengan konsep lintas provider91, lintas amil zakat dan lintas mustahik
(penerima zakat) dengan satu nomer telepon khusus 92528. Kemudian agar
pembayaran zakat lebih mudah dan cepat, PKPU juga memfasilitasi dengan
pemanfaatan teknologi melalui Bank/ATM.92
2. Pengembangan Produk
Maksud Pengembangan Produk, berkenaan dengan hasil atau layanan
keluaran organisasi. Produk bagi organisasi pengelola zakat berarti program lembaga
91 Provider adalah penyelenggara, maksud penyelenggara disini yaitu jaringan operator yang
bekerja sama dengan PKPU. 92 Dedi Sularso, Direktur SDMO, Wawancara Pribadi¸ Jakarta 22 Mei 2008
yang telah diluncurkan. Banyak sekali produk yang menarik dengan diberi nama-
nama yang baik dan telah diluncurkan oleh PKPU diantaranya adalah :93
a. Peduli Pendidikan
Dalam bidang ini terdapat tiga program unggulan. Pertama, SWADAYA
(Beasiswa Dhu’afa dan Yatim). Kedua, SWADESI (Beasiswa Pendidikan
Berprestasi). Ketiga, DIKLAT (Pendidikan Alternatif).
b. Peduli Dakwah dan Sosial
Dalam bidang ini juga terdapat tiga program unggulan. Pertama, KKD
(Kuliah Kerja Dakwah). Kedua, DUTA (Dakwah Nusantara). Ketiga,
MUSLIM’S VISION (Visi para Muslim) yaitu progam pengajian reguler lepas
kerja bagi para eksekutif dan kaum profesional.
c. Peduli Kesehatan
Bidang ini kesehatan ini mengandalkan dua program utama. Pertama, KLIK
PEDULI (Klinik Peduli), yaitu program penyediaan klinik-klinik kesehatan
didaerah miskin. Kedua, PRO SMILING (Program Kesehatan Masyarakat
Keliling). Program ini memberikan pelayanan kesehatan bagi masyakarat dengan
biaya murah dan terjangkau.
d. Peduli Ekonomi
Program unggulan untuk bidang ini adalah ProsPEK (Program Sinergi
Pemberdayaan Ekonomi), yaitu program pemberdayaan ekonomi usaha kecil
melalui kelompok swadaya masyakarat.
93 http://www.pkpu .or.id
Selain program-program dalam bentuk bidang seperti diatas, PKPU juga
memberikan layanan kepada masyarakat dengan mudah dalam berzakat, berinfaq dan
bershodaqoh. Misalnya dengan adanya layanan M-Zakat, jemput bola zakat, ATM
zakat, penghimpunan dana zakat dan layanan kurban melalui relawan PKPU yang
tersebar diberbagai tempat seperti mall, kantor, pasar, dan tempat keramaian lainnya,
serta PKPU memberikan produk seperti majalah, newsletter, laporan lembaga, dan
annual report kepada para muuzaki.94
3. Pengembangan Administrasi
Lain halnya dengan pengembangan administrasi yakni berkenaan organisasi
pengelola zakat yang mencakup struktur, tujuan, kebijakan, insentif, sistem informasi
dan anggaran. PKPU merupakan lembaga yang mempunyai struktur organisasi yang
baik dan jelas cara kerjanya, tujuan organisasi yang juga jelas yang terealisasikan
dalam kegiatan/program PKPU.
Kebijakan organisasi merupakan kombinasi prinsip buttom up dan top down
yang artinya kebijakan dibuat dengan menerapkan pola perencanaan kerja
partisipatif.95 Dengan pola semacam ini program kerja yang direncanakan melibatkan
para pengurus dan staff dari kantor pusat dan kantor cabang di daerah. Keterlibatan
pengurus daerah dalam merumuskan program dimaksudkan agar pengurus pusat
mendapat masukan ide-ide.
94 Dedi Sularso, Direktur SDMO PKPU, Wawancara Pribadi, Jakarta 22 Mei 2008 95 Pusat Bahasa dan Budaya (PBB) UIN, Revitalisasi Filantropi Islam, (Jakarta : Pusat
Bahasa dan Budaya UIN), cet. ke 1, h. 188
Insentif yang diberikan oleh PKPU kepada karyawan berdasarkan kinerja
karyawan dalam bekerja dan berdasarkan jumlah penggalangan dana yang telah
dihumpun oleh PKPU. Pemberian insentif ini tidak begitu saja diberikan namun
sebelum itu ada pengumpulan data/informasi menggunakan kuesioner mengenai
persepsi karyawan.
Sistem informasi dan anggaran serta laporan kegiatan dan keuangan sudah
tersusun dengan baik dan dapat dengan mudah diakses melalui internet.
4. Pengembangan SDM
Dan yang dimaksud dengan pengembangan sumber daya manusia adalah
pengembangan sikap, keterampilan, pengharapan, kepercayaan, perilaku para
pegawai termasuk pimpinan.
Upaya PKPU dalam rangka pengembangan SDM agar berkualitas adalah :96
a. Memberikan kesempatan sekolah formal kepada karyawan
b. Memberikan pelatihan-pelatihan baik indoor maupun outdoor
c. Studi Banding
C. Analisis SWOT Strategi Pengembangan OPZ PKPU
1. Kekuatan (Strenght)
Kekuatan yang dimiliki oleh PKPU adalah :
a. Legal sebagai Lembaga Amil Zakat
96 Dedi Sularso, Direktur SDMO PKPU, Wawancara Pribadi, Jakarta 22 Mei 2008
Berdasarkan keluarnya surat keputusan (SK) Menteri Agama RI No. 441
Tahun 2001 pada tanggal 8 oktober 2001 PKPU resmi menjadi Lembaga Amil
Zakat. Inilah yang menjadi kekuatan bagi LAZ PKPU dalam setiap kegiatannya.
b. Manajemen yang baik
PKPU bisa dikatakan telah menerapkan menajemen yang baik dalam
lembaganya dengan melihat penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001/2000
merupakan yang menjadi kekuatan besar dalam tubuh PKPU. Atas dasar ini
PKPU telah menerapkan standar melayani donatur, menangani keluhan,
menerima pegawai, membuat iklan, mengelola keuangan dan sebagainya.
Standar ini juga diberlakukan di semua cabang PKPU. Dengan sistem
manajemen tersebut, kualitas manajemen dapat terukur dan terkontrol dengan
baik.
c. Struktur Organisasi yang jelas
Struktur yang dimiliki PKPU cukup jelas, tidak terlalu rumit dan pembagian
kerjapun jelas dengan manajemen yang baik. Inilah yang memberikan nilai
tambah bagi PKPU untuk selalu berkembang setiap perjalanan waktu dalam
semua bidang.
c. Asset yang dimiliki PKPU cukup besar
Berdasarkan penelitian dari pusat bahasa dan budaya UIN. Selama 4 tahun,
dari tahun 1999-2002 penerimaan dari penggalangan telah mencapai 34 Miiliar
rupiah.
d. Kualitas SDM yang dapat diandalkan
Profesionalisme SDM yang dimiliki PKPU dapat diandalkan dan menjadi
salah kekuatan dari lembaga ini. Kemampuan manajerial dalam mengurus
lembaga ini terlihat sangat kompeten dari ide-ide yang banyak diciptakan dalam
setiap aktifitasnya. SDM yang dimiliki pun kebanyakan dari kalangan pemuda
yang energik dalam setiap aksinya. PKPU juga memiliki relawan sebagai SDM
yang siap diterjunkan ke lapangan dalam penggalangan dana dan penyaluran
dana serta berbagai aksi-aksi sosial PKPU.
e. Program-program yang menarik yang sudah direncanakan secara matang
Pada Bab III sudah diuraikan program-program yang telah diluncurkan oleh
PKPU sangat banyak sekali dan program ini berikan nama-nama yang baik
sehingga terkesan menarik.
f. Fasilitas (sarana dan prasarana) yang cukup memadai untuk menunjang
kelancaran aktifitasnya
PKPU mempunyai fasilitas sarana dan prasarana yang terbilang cukup
memadai mulai dari gedung milik sendiri, mobil, dan fasilitas internet, Faxmile,
dll.
2. Kelemahan (Weakness)
Sedangkan kelemahan pada PKPU adalah :
a. Karyawan PKPU masih ada juga yang kurang memiliki kafa’ah tentang ZIS
dan Wakaf
Karyawan yang menjadi bagian dari SDM PKPU masih ada juga yang belum
memiliki kafa’ah atau pengetahuan tentang ZIS dan Wakaf secara syariah.
b. Masih banyak program-program yang belum dilaksanakan
Program-program yang begitu banyak dan menarik ternyata masih saja ada
yang belum terlaksana terutama pada program unggulan. Ini dikarenakan
kesibukan lembaga yang berakibat terlupakan atau mengesampingkan program
yang telah direncanakan.
c. Keterlambatan memberikan laporan-laporan keuangan dan kegiatan ke
masyarakat
PKPU terkadang masih ada keterlambatan dalam memberikan laporan baik
laporan keuangan maupun laporan kegiatan kepada masyarakat. Laporan yang
terdapat pada website www.pkpu.or.id itu pun tidak semua kegiatan bisa
terakses terlebih lagi laporan keuangan tahun pada tahun 2007 yang seharusnya
sudah ada ternyata belum dapat juga diakses. Terlebih lagi dengan masyarakat
yang tidak semua mempunyai fasilitas internet, ini akan menyulitkan masyarakat
untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh PKPU.
d. Publikasi dan sosialisasi program/lembaga masih kurang
Yang menjadi nilai kelemahan bagi PKPU di sisi publikasi dan sosialisasi
program yang dianggap masih belum menyebarkan luas ke masyarakat.
Didaerah-daerah terpencil, dipinggir kota juga belum banyak masyarakat yang
mengetahui tentang LAZ PKPU dan program-programnya. Jadi masyarakat
khususnya dhu’afa belum banyak tahu program PKPU yang pada dasarnya
membantu kehidupan mereka.
3. Peluang (Opportunity)
Peluang yang dimiliki PKPU adalah :
a. Masyarakat muslim yang mayoritas
Masyarakat muslim yang banyak di Indonesia merupakan salah satu peluang
yang dimiliki PKPU dalam mengembangkan organisasi/lembaganya.
Dikarenakan bagi muslim wajib untuk membayar zakat.
b. Kesadaran masyarakat yang peduli akan pentingnya memberikan sebagian
hartanya kepada kaum dhu’afa
Di Indonesia meskipun negara besar namun masyarakatnya masih banyak
yang menjadi dhu’afa yang membutuhkan bantuan dari para aghniya (orang
kaya). Inilah yang menjadi peluang bagi PKPU untuk dapat menghimpun dana
orang-orang kaya/para donatur untuk kemudian disalurkan kepada kaum
dhu’afa.
c. Adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
pengelolaan dana ZIS
Adanya kepastian didalam pengelolaan dana ZIS yang diperkuat oleh
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan
Zakat. UU ini muncul menjadikan peluang besar bagi OPZ khususnya PKPU
dalam mengembangkan organisasinya dimasa yang akan datang.
d. Meluasnya jejaringan PKPU yang meliputi nasional dan internasional
Dalam kegiatan upaya penggalangan dana, PKPU sudah membuktikan diri
mampu menggalang dana dan bantuan dari luar negeri untuk masyarakat
Indonesia. Seperti, PKPU pernah menerima bantuan daging dari Australia,
bantuan alat-alat kesehatan dari Malaysia, dan sebagainya. Ini merupakan
kepercayaan besar baik ditingkat nasional bahkan internasional pada PKPU
dalam kerjasama dibidang sosial. Inilah yang menjadi peluang yang besar untuk
kemajuan PKPU.
4. Tantangan (Treaths)
Sedangkan tantangan yang akan dihadapi oleh PKPU diantaranya adalah :
a. Semakin banyaknya berdiri organisasi pengelola zakat baik BAZ maupun
LAZ
Di Indonesia semakin banyak berdirinya organisasi sosial yang mengelola
zakat baik dari pihak pemerintah yang berbentuk BAZ dan pihak swasta yang
berbentuk LAZ. Organisasi ini mempunyai tujuan yang sama yaitu pengumpulan
dan apenyaluran dana ZIS.
b. Adanya masyarakat yang meminta dana di PKPU untuk kepentingan
individu/pribadi.
Banyak terlihat fenomena dimasyarakat yang mengajukan dana dan meminta
dana PKPU semata-mata bukan untuk kepentingan sosial namun hanya untuk
kepentingan individu/pribadi semata. Hal ini justru akan menghambat atau tidak
tersalurkannya dana ZIS kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
c. Semakin meningkatnya kemiskinan yang dibarengi dengan meningkatnya
jumlah penduduk
Jumlah penduduk di Indonesia semakin bertambah banyak, peningkatan
jumlah penduduk diikuti juga dengan meningkatnya kemiskinan. Hal ini menjadi
sebuah tantangan/ancaman bagi OPZ terutama PKPU untuk bekerja dalam hal
pengentasan kemiskinan.
d. Kurangnya pemahaman masyarakat muslim tentang kewajiban membayar
zakat dan kurangnya kesadaran dalam berinfaq.
Masih banyak diantara orang Islam yang belum memahami atau bersikap
acuh terhadap kewajiban dalam membayar zakat. Dan masih banyak juga
masyarakat yang belum menyadari arti penting berinfaq dan shodaqoh. Hal ini
merupakan tantangan bagi LAZ PKPU dalam kegiatan penghimpunan dana.
Setelah diketahui faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan
eksternal (peluang dan tantangan), kemudian kita akan menentukan strategi yang
dapat digunakan oleh PKPU dalam pengembangan organisasinya. Menurut penulis
strategi yang paling baik dengan menggunakan matrik SWOT.
Keunggulan matrik SWOT adalah dapat menggambarkan secara jelas
bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan
dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki97.
Berdasarkan keterangan (data) tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan
tantangan diatas, maka PKPU dapat menggambil strategi-strategi sebagai berikut :
97 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, h. 31
1. Strategi SO (Kekuatan dan Peluang)
a. Mengajak masyarakat untuk lebih peduli sosial melalui iklan, pertemuan/
seminar-seminar
PKPU dapat membuat kegiatan positif yang bertujuan memberikan
masyarakat motivasi untuk lebih peduli sosial kepada saudaranya yang
membutuhkan. Misalnya dengan memasang iklan, pamplet, atau mengadakan
pertemuan melalui kegiatan seminar-seminar yang intinya mengajak
masyarakat untuk peduli sosial.
b. Membuat program khusus untuk penggalangan dana ditingkat pelajar dan
mahasiswa
Penggalangan dana ditingkat pelajar dan mahasiswa perlu sekali
digalakkan dikarenakan kita melihat bahwa menggalang dana melalui media
sekolah dan kampus itu sangat memberikan peluang untuk menghimpun dana
ZIS dalam jumlah besar. PKPU perlu sekali mengadakan pendekatan dengan
pihak sekolah dan juga kampus agar program yang ditawarkan dapat berjalan
dengan baik.
c. Memperluas jaringan kemitraan dalam maupun luar negeri
Jejaring yang telah dilakukan PKPU memang sudah baik terlihat dengan
mengadakan kemitraan sampai ditingkat internasional. PKPU dapat
meningkatkan kembali dan memperluas lagi kemitraannya terutama dengan
negara-negara kaya di Timur Tengah yang pada dasarnya sangat memahami
ZIS. Sehingga jaringan (networking) bertambah luas. Semakin luas jaringan
yang dimiliki PKPU, maka akan semakin berkembang juga produk PKPU.
d. Mengembangkan dan menciptakan program-program lembaga melalui
pemanfaatan teknologi
Teknologi yang semakin berkembang saat ini menuntut PKPU untuk
mengembangkan program-program yang menarik minat masyarakat untuk
bekerja sama dengan PKPU melalui pemanfaatan teknologi. Contohnya
membuat pelatihan dan pendidikan IT untuk masyarakat, memfasilitasi
masyarakat untuk bisa konsultasi tentang ZIS melalui email/chating secara
langsung, menciptakan kartu ATM zakat yang akan memudahkan muzaki
dalam mengeluarkan zakatnya.
e. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
PKPU harus meningkatkan kembali pelayanan kepada masyarakat dalam
bentuk apapun baik layanan zakat atau dalam setiap kegiatan-kegiatannya.
f. Memberikan Award98 dan Reward99 kepada karyawan yang berprestasi
Pemberian award dan reward kepada karyawan yang bekerja dengan
baik. Strategi ini sebagai motivasi bagi karyawan yang lain untuk berlomba-
lomba dalam bekerja dengan baik.
2. Strategi ST (Kekuatan dan Tantangan)
98 Award adalah Penghargaan dalam bentuk hadiah (barang) 99 Reward adalah Penghargaan dalam bentuk penilaian (naik jabatan)
a. Meningkatkan program dan membuat kegiatan-kegiatan yang bermanfaat
bagi masyarakat.
Untuk menjaga kepercayaan masyarakat, PKPU dapat meningkatkan
kembali program dan membuat kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat
luas. Terlebih lagi dengan banyaknya bermunculan dan berdirinya
organisasi/lembaga lain yang sejenis yang bergerak dibidang yang sama
dengan PKPU. Misalnya agar terlihat berbeda dengan lembaga lain maka
PKPU banyak membuat kegiatan yang memberikan masyarakat pencerahan
dalam hal rohani, seperti mengadakan pengajian rutin dan berbagai kajian-
kajian keIslaman lainnya.
b. Lebih memperhatikan lagi dan mengadakan seleksi terhadap proposal yang
pengajuan dana.
Terkadang banyak sekali proposal yang masuk dan kebanyakan
mengajukan dana untuk kegiatan yang mengatas namakan lembaga tertentu
akan tetapi banyak yang diselewengkan dana tersebut untuk kepentingan
pribadi/individu semata. Oleh karena itu, PKPU harus benar-benar selektif
dengan mempelajari proposal yang masuk dan mengecek serta mengontrol
kegiatan yang akan dilakukan dalam proposal pengajuan.
c. Menciptakan produk baru yang bertujuan untuk memberikan pemahaman
kepada masyarakat tentang kewajiban zakat
Masih banyaknya masyarakat yang belum memahami kewajiban
zakatnya. Disini sudah menjadi kewajiban PKPU sebagai Lembaga Amil
Zakat selain menghimpun dan mengelola serta mendistribusikan dana
masyarakat. PKPU juga berkewajiban untuk memberikan pemahaman kepada
masyarakat tentang kewajiban zakat. PKPU dapat membuat produk-produk
baru seperti membuat buletin dakwah mengenai ZIS dan Wakaf
pengelolaannya. Pada saat ini hanya sebatas membuka konsultasi melalui
internet dan by phone. Harus ada terobosan baru yang memudahkan
masyarakat untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat. Hal ini juga
akan dapat penilaian dari masyarakat tentang PKPU dan PKPU akan dapat
mudah berkembang.
d. Mengadakan kerja sosial dilingkungan sekitar
SDM PKPU yang cukup banyak bisa dimanfaatkan untuk mengadakan
kerja sosial dilingkungan sekitar atau disuatu daerah. Apalagi PKPU
mempunyai tenaga relawan yang andal yang siap diterjunkan langsung
kelapangan untuk sosial. Strategi ini dapat memberikan kepercayaan
masyarakat yang lebih kepada PKPU itu sendiri.
e. Mengadakan kunjungan atau studi banding dengan OPZ lain.
Terkait dengan telah banyaknya berkembang OPZ di Indonesia baik
milik pemerintah (BAZ) maupun swasta (LAZ) yang kegiatannya sama
dengan PKPU. PKPU harus banyak mengadakan kunjungan atau bentuknya
studi banding dengan OPZ lain yang bertujuan untuk meneliti dan
membandingkan dengan PKPU. Sehingga PKPU bisa mengadakan
pembaharuan serta perkembangan dalam kinerja, produk, program, dan
sebainya.
3. Strategi WO (Kelemahan dan Peluang)
a. Memberikan pendidikan dan pelatihan bersifat khusus dan rutin kepada
karyawan PKPU mengenai fiqih ZIS dan Wakaf
Karyawan yang bekerja dalam organisasi pengelola zakat harus semua
memahami mengenai fiqih ZIS dan Wakaf mulai dari yang mewajibkan
sampai kepada perhitungannya. Ini merupakan hal yang sangat penting
dikarenakan suatu saat masyarakat yang belum akan menanyakan tentang ZIS
dan bahkan Wakaf. Jika kurangnya pemahaman dari SDM PKPU maka dapat
terjadi keragu-raguan dari masyarakat terhadap PKPU itu sendiri. Oleh karena
itu, PKPU harus memberikan pelatihan dan pendidikan yang bersifat khusus
dan rutin kepada karyawan dengan materi mengenai ZIS dan Wakaf.
b. Menciptakan kemudahan dalam mengakses laporan kepada publik
sekaligus mempublikasikan dan sosialisasi lembaga dan program-program
PKPU
Banyak juga masyarakat pada saat ini yang belum memiliki fasilitias
internet. PKPU harus dapat menciptakan kemudahan bagi masyarakat yang
ingin mengetahui program-program dan mengetahui laporan kegiatan PKPU.
Misalnya dapat mengakses laporan melalui HP, atau terdapat dalam media
massa koran, dalam buletin jum’at, dan bisa juga dengan membuat
majalah/koran khusus mengenai PKPU.
c. Selalu memberikan report kepada para muzaki dan donatur
Muzaki dan para donatur merupakan salah satu unsur yang dapat
membuat PKPU berkembang dan eksis. Maka dari itu, PKPU harus selalu
memberikan report kepada para muzaki dan donatur secara rutin agar mereka
dapat percaya terhadap amanah yang telah diberikannnya.
d. Melakukan kunjungan dan Silaturahim kepada tokoh-tokoh
nasional/pejabat negara/tokoh masyarakat.
Upaya ini penting sekali untuk dilakukan karena terkait dengan
mudahnya birokrasi kemitraan dalam menjalin kerjasama dengan para
pejabat-pejabat negara/tokoh nasional dan masyarakat sehingga target-target
yang akan dicapai oleh PKPU dapat dengan mudah dilakukan seperti
membidik para muzaki saat ini adalah perusahaan-perusahaan BUMN dan
perusahaan swasta yang menjadi target besar muzaki PKPU.
4. Strategi WT (Kelemahan dan Tantangan)
a. Melakukan strategi differensiasi
PKPU juga dapat melakukan strategi differensiasi dengan menciptakan
persepsi terhadap nilai tertentu kepada masyarakat. Misalnya persepsi
terhadap keunggulan kinerja produk, inovasi produk, pelayanan yang lebih
baik, dan sebagainya. Selain itu, strategi fokus juga dapat diterapkan untuk
memperoleh keunggulan kegiatan sesuai dengan segmentasi dan pasar sasaran
yang diharapkan.
b. Selalu mengevaluasi dalam setiap kegiatan/program yang telah terlaksana.
PKPU harus selalu mengadakan evaluasi selain rapat resmi rutin PKPU.
Evaluasi diadakan dalam setiap terlaksananya kegiatan/program dan juga
dapat menjadi acuan dalam mengukur dan mengadakan perubahan serta
pengembangan kegiatan/program yang telah dan belum terlaksana.
c. Mengadakan pemetaan sekaligus pendataan untuk penyaluran dana
Upaya pemetaan dapat dilakukan dengan mendata penduduk/warga yang
kurang mampu agar pendistribusian dana dapat benar-benar tepat sasaran.
Strategi ini dapat dilakukan dengan mengadakan jaulah/kunjungan kedaerah-
daerah kecil atau pelosok yang jelas membutuhkan bantuan dengan membuat
peta khusus PKPU.
d. Meningkatkan sosialisasi dan publikasi lembaga.
PKPU harus segera meningkatkan sosialisasi dan publikasinya kepada
masyarakat melalui berbagai media massa. Bukan hanya lembaga tetapi yang
lebih penting disini untuk dakwah Islam yang menganjurkan untuk
bersedekah mengeluarkan sebagian hartanya di jalan Allah dengan ZIS.
Apalagi dalam menghadapi bulan suci Ramadhan. Dimana umat Islam pada
bulan itu berkewajiban mengeluarkan zakat fitrahnya.
Untuk lebih ringkas lagi mengenai Strategi Pengembangan Organisasi
Pengelola Zakat yang telah dianalisis berdasarkan analisis SWOT . Berikut ini adalah
diagram matrik SWOT yang berisi strategi yang dapat diambil setelah
menggabungkan data internal dan eksternal.
1. Meningkatkan program dan membuat kegiatan-kegiatan yang bermanfaat
2. Lebih selektif lagi pada proposal yang masuk
3. Menciptakan produk baru 4. Mengadakan kerja sosial
dilingkungan sekitar 5. Mengadakan
kunjungan/studi banding dengan OPZ lain
DIAGRAM 4.1. ANALISIS SWOT LAZ PKPU
1. Mengajak masyarakat untuk lebih peduli sosial
2. Membuat program khusus penggalangan dana tingkat pelajar dan mahasiswa
3. Memperluas jaringan 4. Mengembangkan program melalui
pemanfaatan teknologi 5. Meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat
1. Mayoritas masyarakat muslim 2. Kesadaran masyarakat peduli kepada dhu’afa 3. Adanya peraturan UU tentang pengelolaan ZIS 4. Meluasnya jaringan PKPU sampai ke tingkat internasional 5. Kemajuan teknologi yang semakin berkembang
1. Legal sebagai LAZ 2. Penerapan manajemen yang baik 3. Struktu Organisasi yang jelas 4. Aset yang dimiliki cukup besar 5. Kualitas SDM dapat diandalkan 6. Program-program menarik 7. Fasilitas kerja cukup memadai 8. Memberikan award dan reward
1. Karyawan masih ada yang belum memahami mengenai ZIS 2. Masih ada program yang belum dilaksanakan 3. Terlambat dalam memberikan laporan kepada public 4. Publikasi dan sosialisasi masih kurang
1. Semakin banyaknya berdiri OPZ 2. Adanya produk sejenis dari lembaga lain 3. Semakin meningkatnya kemiskinan 4. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang wajib zakat 5. Masih ada waga kurang mampu yang belum terdata
1. Memberikan pendidikan dan pelatihan khusus dan rutin untuk karyawan PKPU tentang ZIS
2. Menciptakan kemudahan dalam mengakses laporan
3. Selalu memberikan report kepada para muzaki dan donatur
4. Melakukan kunjungan dan Silaturahim
1. Melakukan strategi differensiasi
2. Selalu mengevaluasi setiap program yang telah dilaksanakan
3. Mengadakan pemetaan dan pendataan
4. Meningkatkan sosialisasi dan publikasi lembaga
Diagram 4.2. MATRIK SWOT LAZ PKPU
I F A S
Strenghts (S)
1. Legal sebagai LAZ
2. Penerapan manajemen
yang baik
3. Struktur Organisasi yang
jelas
4. Aset yang dimiliki cukup
besar
5. Kualitas SDM dapat
diandalkan
6. Program-program menarik
7. Fasilitas cukup memadai
Weakness (W)
1. Karyawan PKPU masih
ada juga yang kurang
memiliki pengetahuan
mengenai ZIS dan Wakaf
2. Masih ada juga program
yang belum dilaksanakan
3. Terlambat memberikan
laporan kepada publik
4. Publikasi dan sosialisasi
masih kurang
Opportunities (O)
1. Mayoritas masyarakat
muslim
2. Kesadaran masyarakat
peduli kepada dhu’afa
3. Adanya peraturan UU
tentang pengelolaan ZIS
4. Meluasnya jejaringan
Strategi SO
1. Mengajak masyarakat
untuk lebih peduli sosial
melalui iklan, pertemuan/
seminar-seminar
2. Membuat program khusus
untuk penggalangan dana
ditingkat pelajar dan
Strategi WO
1. Memberikan pendidikan
dan pelatihan bersifat
khusus dan rutin kepada
karyawan PKPU mengenai
fiqih ZIS dan Wakaf
2. Menciptakan kemudahan
dalam mengakses laporan
E F A
S
PKPU sampai internasional
5. Kemajuan teknologi yang
semakin berkembang
mahasiswa
3. Memperluas jaringan
kemitraan dalam maupun
luar negeri terutama
negara-negara kaya di
Timur Tengah
4. Mengembangkan program-
program lembaga melalui
pemanfaatan teknologi
5. Meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat
6. Memberikan award dan
reward kepada karyawan
kepada publik sekaligus
mempublikasikan dan
sosialisasi lembaga dan
program-program PKPU.
3. Selalu memberikan report
kepada para muzaki dan
donatur dengan cara yang
mudah dan cepat
4. Melakukan kunjungan dan
Silaturahim kepada tokoh-
tokoh nasional/pejabat
negara/tokoh masyarakat.
Treaths (T)
1. Semakin banyaknya
berdiri OPZ
2. Adanya produk sejenis
dari lembaga lain
3. Semakin meningkatnya
kemiskinan yang dibarengi
dengan meningkatnya
Strategi ST
1. Meningkatkan program
dan membuat kegiatan-
kegiatan yang bermanfaat
bagi masyarakat.
2. Lebih memperhatikan lagi
dan mengadakan seleksi
terhadap proposal yang
Strategi WT
1. Melakukan strategi
differensiasi
2. Selalu mengevaluasi dalam
setiap kegiatan/program
yang telah terlaksana
3. Mengadakan pemetaan
sekaligus pendataan untuk
jumah penduduk
4. Kurangnya pemahaman
masyarakat muslim
tentang kewajiban zakat
5. Masih ada warga
masyarakat kurang mampu
belum terdata sebagai
mustahik di PKPU
pengajuan dana.
3. Menciptakan produk baru
yang bertujuan untuk
memberikan pemahaman
kepada masyarakat tentang
kewajiban zakat
4. Mengadakan kerja sosial
dilingkungan sekitar
5. Mengadakan kunjungan
atau studi banding dengan
OPZ lain.
penyaluran dana
4. Meningkatkan sosialisasi
dan publikasi lembaga
Berdasarkan pendekatan tersebut, dapat ditentukan berbagai kemungkinan
alternatif strategi yang dapat diambil oleh PKPU, dalam hal ini PKPU dapat
mengambil strategi-strategi dalam melakukan kegiatan pengembangan
organisasinya sebagai berikut : ”hasil SWOT”
a. Melakukan strategi differensiasi yaitu dengan menciptakan persepsi terhadap
nilai tertentu pada konsumennya misalnya persepsi terhadap kinerja, produk,
inovasi produk, pelayanan, dan sebagainya.
b. Lebih mengintensifkan kembali dalam memberikan pendidikan dan pelatihan
kepada karyawan secara khusus dan rutin.
c. Mengadakan kunjungan atau studi banding dengan OPZ lain.
d. Menciptakan inovasi-inovasi baru dalam produk melalui pemanfaatan
teknologi
e. Menjalin silaturahim dan komunikasi diantara karyawan.
f. Memberikan kemudahan dalam mengakses laporan dan kegiatan lembaga
g. Meningkatkan pelayanan lembaga kepada masyarakat.
h. Memberikan penghargaan Award dan Reward kepada karyawan yang
berprestasi sebagai motivasi kerja.
i. Mewujudkan manajemen syari’ah dalam penerimaan dan penyaluran dana.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis menguraikan dan membahas tentang strategi pengembangan
organisasi pada PKPU, maka pada bab akhir ini penulis menarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Yang harus dilakukan dalam mengembangkan sebuah organisasi terutama
Organisasi Pengelola Zakat (OPZ), maka ada empat unsur yang perlu sekali
dikembangkan diantaranya adalah Pengembangan Teknologi,
Pengembangan Produk, Pengembangan Administrasi, dan Pengembangan
SDM.
2. Strategi pengembangan OPZ yang dilakukan PKPU diantaranya adalah :
a. Pengembangan dibidang teknologi
PKPU dalam kegiatannya banyak memafaatkan teknologi untuk
menunjang sistem kerja dari organisasi seperti menggunakan alat
komunikasi telephone, faxmile, dan menggunakan fasilitas internet untuk
mengenalkan program dan lembaga melalui website http://www.pkpu.or.id.
Selain itu juga, PKPU menciptakan kemudahan dalam pelayanan zakat
melalui teknologi HP (SMS), Bank (ATM)
b. Pengembangan Produk
Produk-produk PKPU berbentuk program-program yang telah disusun
dan direncanakan. Program PKPU telah diberi nama-nama yang baik yang
dapat menarik minat masyarakat dalam segmentasi bidang-bidang seperti
Peduli Pendidikan, Peduli Dakwah dan Sosial, Peduli Kesehatan, dan Peduli
Ekonomi.
c. Pengembangan Administrasi
Pengembangan Administratsi mencakup struktur, tujuan, kebijakan,
insentif, sistem informasi dan anggaran. PKPU merupakan lembaga yang
mempunyai struktur organisasi yang baik dan jelas cara kerjanya, tujuan
organisasi yang juga jelas yang terealisasikan dalam kegiatan/program
PKPU. Dalam membuat kebijakan PKPU berbentuk program kerja, PKPU
melibatkan para pengurus dan staff dari kantor pusat dan kantor cabang di
daerah. Keterlibatan pengurus daerah dalam merumuskan program
dimaksudkan agar pengurus pusat mendapat masukan ide-ide.
d. Pengembangan SDM
Memberikan kesempatan sekolah formal kepada karyawan,
memberikan pelatihan-pelatihan baik indoor maupun outdoor, dan
melakukan dengan mengajak karyawan studi banding ke lembaga lain
3. Yang menjadi faktor kekuatan, kelemahan dan peluang serta tantangan dari
LAZ PKPU adalah
a. Kekuatan : Legal sebagai LAZ, penerapan manajemen yang baik,
struktur organisasi yang jelas, aset yang dimiliki cukup besar, kualitas
SDM dapat diandalkan, program-program menarik, fasilitas cukup
memadai
b. Kelemahan : Karyawan PKPU masih ada juga yang kurang
memiliki pengetahuan mengenai ZIS dan Wakaf, masih ada juga
program yang belum dilaksanakan, terlambat memberikan laporan
kepada publik, dan publikasi dan sosialisasi masih kurang
c. Peluang : Mayoritas masyarakat muslim, kesadaran masyarakat
peduli kepada dhu’afa, adanya peraturan UU tentang pengelolaan ZIS,
meluasnya jejaringan PKPU sampai internasional, kemajuan teknologi
d. Tantangan : Semakin banyaknya berdiri OPZ, adanya produk ejenis
dari lembaga lain, semakin meningkatnya kemiskinan, kurangnya
pemahaman masyarakat muslim tentang kewajiban zakat, masih ada
warga masyarakat kurang mampu belum terdata sebagai mustahik di
PKPU
4. Berdasarkan teknik analisis SWOT maka PKPU harus melakukan
melakukan strategi differensiasi, memberikan pendidikan dan pelatihan,
mengadakan kunjungan dan studi banding, menciptakan inovasi baru
melalui pemanfaatan teknologi, menjalin silaturahim antara karyawan,
memberi kemudahan dalam mengakses lembaga, meningkatkan pelayanan,
dan memberikan penghargaan kepada karyawan berdasarkan kinerja.
B. Saran-Saran
Hal yang disarankan penulis dalam skripsi ini antara lain:
1. OPZ merupakan organisasi yang berbentuk BAZ dan LAZ yang bertujuan
untuk menggalang, mengelola, dan mendistribusikan dana masyarakat
berbentuk dana ZIS dan juga Wakaf dalam rangka untuk memberantas
kemiskinan di Indonesia khususnya dan juga merupakan kewajiban umat
Islam yang menjadi amil/pengelola ZIS yang semata-semata mengharapkan
Ridha Alllah SWT. Oleh karena itu, OPZ harus terus dikembangkan melalui
kegiatan pengembangan organisasi sebagai bentuk konstribusi lembaga
kepada masyarakat dan juga agar masyarakat dapat terus memberikan
kepercayaan kepada OPZ sehingga OPZ tetap eksis kegiatannya ditengah-
tengah masyarakat di Indonesia ini khususnya.
2. Bagi masyarakat hendaknya untuk selalu mendukung setiap kegiatan-kegiatan
dari OPZ dan memberikan kepercayaan untuk mengelola dana zakat, infaq,
shadaqah dan bahkan dana wakaf.
3. Bagi kalangan Akademisi/Cendekiawan hendaknya memberikan pemikiran-
pemikiran masukan dan ide-ide cemerlang yang bernilai baik bagi
perkembangan OPZ kedepannya sehingga diharapkan OPZ dapat mempu
mengurangi kemiskinan yang terjadi dinegara ini.
4. Dan bagi pemerintah sendiri hendaknya selalu mendukung, memberikan
sarana dan memberikan motivasi bagi OPZ agar OPZ selalu berkembang dan
nantinya akan banyak membantu pemerintah dalam mengatasi permasalahan-
permasalahan sosial yang terjadi. Dan diharapkan juga kepada pemerintah
untuk memudahkan memberi jalan bagi perkembangan OPZ di masa yang
akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, 2004 Badan Amil Zakat (BAZNAS). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38
Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat. Jakarta: BAZNAS, 1999 David, Fred.R. Manajemen Strategis; Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press, Cet. Ke-2, 2003 Dekawati, Ipong. ” Strategi Pengembangan Perguruan Tinggi Swasta”. Diakses pada
4 April 2008 dari http://educare.e-fkipunla.net. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka, 1996, Cet. Ke-7 Ghazaly, Hasbullah.” Manajemen dan Pengembangan Organisasi”. Diakses pada 4
April 2008 dari http://hasbullahghazaly.blogspot.com/2008/03/manajemen-dan-Pengembangan-Organisasi.html.
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi, 2004, cet. ke-10 Hasibuan, Malayu S.P. Managemen Menurut Islamologi. Jakarta: Gema Insani Press,
1997 -------. Managemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000, Cet.
Ke-9 Herujito, Yayat.M. Dasar-dasar Menajemen. Jakarta: PT Grafindo, 2001 Media Indonesia, Jakarta : Kamis 7 Desember 2006 Nainggolan, Pahala. Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba Sejenis.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Edisi pertama, 2005
Nawawi, Hadari. Perencanaan SDM Untuk Organisasi Profit Yang Kompetitif. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2003, Cet. Ke-2
-------. Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan,
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2003, Cet. Ke-2 Nasution, Mustafa Edwin. Seminar “Potensi Lembaga Keuangan”, Universitas Islam
Negeri, Rabu 17 Januari 2007 Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bandung : Ghalia Indonesia, 2003, Cet. Ke-1 Nurcahyati, Yeni. ” Strategi Pengembangan Organisasi”. Diakses pada 3 Februari
2008 dari http://ynuryahyati.blogspot.com/2008/02/Strategi - Pengembangan - Organisasi.html.
Permono, Sjechul Hadi. Pemerintah RI Sebagai Pengelola Zakat. Jakarta: Pustaka
Firdaus, 1992, Cet. Ke-1 Pusat Budaya dan Bahasa (PBB) UIN. Revitalisasi Filantropi Islam. Jakarta : Pusat
Bahasa dan Budaya UIN, 2005 Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1997. -------. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2001. Republika. ”Potensi Zakat Di Indonesia”. 17 Oktober 2006. Siagian, Sondang.P. Teori Pengembangan Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara, 2002,
Cet. ke-4 Soehartono, Irawan. Penelitian Sosial. Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 1995, Cet
ke-1 Sudarsono, Heri. Bank & Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: EKONISIA
kampus FE UII, Edisi 2, 2004 Suma, Muhammad Amin. Seminar “Potensi Lembaga Keuangan Sosial Dalam
Sistem Keuangan Syariah Di Indonesia” Universitas Islam Negeri, Rabu 17 Januari 2007
Tim Penulis Fakultas Syariah dan Hukum. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta:
Fakultas Syariah dan Hukum, 2007
Umar, Husein, Metodologi Penelitian Aplikasi untuk Pemasaran, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1997 Website PKPU http://www.pkpu.or.id Wibowo. Manajemen Perubahan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2006 Widodo, Hertanto dan Kustiawan, Teten. Akuntansi dan Manajemen Keuangan untuk
Organisasi Pengelolaan Zakat, Jakarta: Institut Manajemen Zakat, 2001, Cet. Ke-1