86
STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI SISWA SMPLB TUNARUNGU DI SLB YAPENAS CONDONG CATUR DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Pada FakultasTarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Disusun Oleh: Muhammad Khoddik 04471211 JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALI JAGA YOGYAKARTA 2009

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

  • Upload
    buingoc

  • View
    228

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAGI SISWA SMPLB TUNARUNGU DI SLB YAPENAS

CONDONG CATUR DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Pada FakultasTarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Disusun Oleh:

Muhammad Khoddik 04471211

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALI JAGA

YOGYAKARTA

2009

Page 2: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

ii

Page 3: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

iii

Page 4: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penyusun persembahkan kepada :

Almamater tercinta

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta

Page 5: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

v

Page 6: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

vi

MOTTO

فإن عا مرسريس٥ : نشرح الم ﴿ الع ﴾ ….

" …… Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan."

( Q.S. Alam Nasyrah : 5)1

1 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra, 1995), hal. 1073.

Page 7: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

vii

KATA PENGANTAR

نيالـد اوينالدروما ىلع نيعتسن هبو نيماللعا بر هللا دمحالالوةالص والالسم ىلع محيبالن ماتخ دمين وسا ديلمرلسين و لا ىلعه وصأ هبحجعمين

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan ke hadlirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw beserta keluarga, sahabat, dan umatnya. Penulis sadar sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak mungkin tersusun tanpa ada

bantuan dari banyak pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag, selaku dekan Fakultas Tarbiyah beserta

seluruh dosen dan karyawan Fakultas Tarbiyah yang telah memberi penulis bekal ilmu yang insya Allah bermanfaat.

2. Bapak Muh. Agus Nuryatno, P.hD. selaku ketua jurusan Kependidikan Islam, yang telah memberikan motivasi dan pengarahan selama penyusun studi di jurusan Kependidikan Islam.

3. Bapak Dr. H. Hamruni, M.Si, selaku pembimbing skripsi, yang dengan sabar telah memberi pengarahan dan masukan terhadap penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu dosen jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah yang telah membimbing dan memberikan ilmu dengan sabar selama penulis studi.

5. Kepala sekolah serta guru dan karyawan SLB YAPENAS Condong Catur yang telah banyak membantu selesainya skripsi ini.

Page 8: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

viii

6. Bapak K.H. Ahmad Fattah, yang telah membina, mengarahkan serta memberi pembelajaran agama Islam dengan tanpa pamprih selama penulis tinggal di Pondok Pesantren Sunni Darussalam, Maguwoharjo.

7. Kedua orang tua, Bapak dan Ibu tercinta, beserta adik yang telah memberi dukungan baik moril maupun materiil kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan di kampus maupun di Pondok Pesantren yang telah memberi motivasi, urun pikir kepada penulis selama studi.

9. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Kepada semuanya, penulis memanjatkan do'a kehadlirat Allah SWT, semoga

jasa-jasa mereka diterima sebagai amal yang shaleh dan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin.

Page 9: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

ix

ABTRAK

Muhammad Khoddik, Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Bagi Siswa SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan Islam, Fakultas Tarbiyah, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi yang dipakai dalam pembelajaran pendidikan agama Islam bagi siswa SMPLB tunarungu di SLB YAPENAS Condong catur Depok Sleman Yogyakarta, serta untuk mengetahui pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran PAI dan untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru PAI dalam mengajar siswa SMPLB tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilaksanakan di tengah-tengah kancah kehidupan masyarakat. Berdasarkan maksud suatu penelitian dilaksanakan, penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif (descriptive research). Karena bertujuan untuk menggambarkan ciri tertentu dari suatu fenomena dan berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan apa yang ada (bisa mengenai kondisi atau hubungan yang ada pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau kecenderungan yang tengah berkembang). Pengumpulan data dilaksanakan dengan observasi, interview atau wawancara, dan dokumentasi. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan empat tahapan analisis data yaitu pengumpulan data, mengklasifikasikan data, menjelaskan data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian adalah strategi pembelajaran yang dipakai dalam pembelajaran PAI bagi siswa tunarungu di SMPLB YAPENAS adalah ceramah, keteladanan, tanya jawab, pemberian tugas, dan drill atau latihan. Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan individual, kelompok, dan pembiasaan. Dalam mendukung terlaksananya strategi dengan baik bagi siswa tunarungu,. Guru menggunakan pendekatan berbahasa yaitu metode Metode Maternal Reflektif (MMR) yaitu metode pembelajaran yang memuat percakapan dari hati ke hati, percakapan linguistik, dan membiasakan siswa untuk menyimak, berbicara, membaca dan menulis sesuai kemampuan siswa dengan dibina oleh guru. Hambatan yang dihadapi dalam pembelajarean PAI adalah berasal dari siswa, fasilitas dan media pembelajaran. Sedangkan pendukung proses pembelajaran PAI adalah berasal dari guru pengajar yang profesional dalam bidang pengajaran bagi siswa tunarungu, serta didukung dengan keadaan sekolah dan kelas yang kondusif untuk belajar.

Page 10: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

x

DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................... i Surat Pernyataan Keaslian ........................................................................... ii Halaman Nota Dinas Pembimbing ............................................................... iii Halaman Nota Dinas Konsultan ................................................................... iv Halaman Pengesahan .................................................................................... v Halaman Persembahan ................................................................................. vi Halaman Motto .............................................................................................. vii Kata Pengantar .............................................................................................. viii Abstrak............................................................................................................ x Daftar Isi ......................................................................................................... xi Daftar Tabel.................................................................................................... xii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6 C. Tujuan dan Kegunaan.................................................................... 6 D. Telaah Pustaka............................................................................... 7 E. Kerangka Teoritik.......................................................................... 10 F. Metode Penelitian.......................................................................... 20 G. Sistematika Pembahasan................................................................ 24

BAB II. GAMBARAN UMUM SLB YAPENAS CONDONG CATUR A. Letak Geografis ............................................................................. 26 B. Sejarah dan Perkembangan ........................................................... 27 C. Visi dan Misi ................................................................................. 28 D. Struktur Organisasi ........................................................................ 30 E. Keadaan Guru dan Siswa ............................................................... 38 F. Sarana dan Fasilitas ...................................................................... 42

BAB III. PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAGI SISWA SMPLB TUNARUNGU DI SLB YAPENAS B. Pelaksanaan Pembelajaran PAI ..................................................... 46 C. Strategi Pembelajaran PAI ............................................................ 55 D. Penghambat dan Pendukung Pembelajaran PAI ........................... 65

BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 68 B. Saran-Saran ................................................................................... 70 C. Kata Penutup ................................................................................ 71

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 72

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 74

Page 11: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Struktur Organisasi SLB YAPENAS Tahun 2007-2008 ……… 31

Tabel 2 Guru dan Karyawan SLB YAPENAS Tahun 2007/2008 ……… 39

Tabel 3 Jumlah Siswa SLB YAPENAS Tahun Ajaran 2007/2008 …….. 40

Tabel 4 Keadaan ruang SLB YAPENAS Tahun Ajaran 2007/2008 …… 43

Tabel 5 Fasilitas Umum SLB YAPENAS Tahun Ajaran 2007/2008 …... 44

Tabel 6 Materi pelajaran PAI SMPLB tunarungu SLB YAPENAS ......... 48

Page 12: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama Islam mewajibkan kepada umatnya untuk menuntut ilmu sebagai

bekal hidup baik di dunia maupun di akhirat kelak. Nabi Muhammad saw

bersabda:

) ماجهرواه ابن... (ل مسلم طلب العلم فريضة على ك

Artinya: “Mencari ilmu itu wajib bagi tiap-tiap muslim, …” (H.R. Ibnu Majjah).1

Berdasarkan hadits di atas, jelas diterangkan bahwasannya bagi tiap-tiap

muslim diwajibkan mencari ilmu. Bagaimanapun keadaan orang tersebut, baik tua

maupun muda, normal ataupun diffabel tetap diwajibkan untuk mencari ilmu

sesuai kemampuannya.

Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena

dengan pendidikan potensi-potensi yang telah diberikan dari lahir dapat tumbuh

dan berkembang Sehingga dapat dimanfaatkan bagi dirinya dan untuk

kepentingan orang lain. Dan dengan pendidikan pula manusia dapat mencapai

kemajuan dalam segala aspek kehidupannya. Dengan demikian pemerataan

pendidikan merupakan masalah pokok dalam pendidikan. Upaya-upaya

pemerataan pendidikan (baik bidang umum maupun bidang agama) tidak hanya

1 Sunnan Ibnu Majjah Juz 1, (Bab Fadlul ‘ulama’ wal hitsu ‘ala Tholabil ‘ilmi), (Semarang:

Thoha Putra), hal: 81.

Page 13: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

2

ditujukan kepada anak-anak yang normal saja, akan tetapi juga bagi anak-anak

diffabel atau anak yang berkebutuhan khusus.

Pada hakikatnya manusia mempunyai kedudukan yang sama dalam hal

untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran. Hal ini sebagai yang tercantum

dalam UUD RI 1945 pasal 31 ayat 1 yang berbunyi “Tiap-tiap warga berhak

mendapatkan pengajaran” dan pada ayat 2 yang berbunyi “Setiap warga negara

wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. 2

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

pasal 32 menegaskan hak bagi anak yang mempunyai kelainan fisik dan mental

berhak memperoleh pendidikan luar biasa. Pada pasal 32 di sebutkan bahwa: “

Pendidikan khusus (pendidikan luar biasa) merupakan pendidikan bagi peserta

didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran

karena kelainan fisik, emosional, mental, social”.

Adapun hak untuk mendapatkan pendidikan agama Islam yaitu secara

jelas tercantum dalam Q.S. ‘Abasa ayat 1-4 yang berbunyi:

}§ t6 tã #’‾<uθ s?uρ ∩⊇∪ β r& çνu !% y 4‘yϑôãF{ $# ∩⊄∪ $tΒ uρ y7ƒ Í‘ ô‰ãƒ …ã& ©#yè s9 #’ ª1“ tƒ ∩⊂∪

÷ρr& ã�©. ¤‹ tƒ çµyè x�ΨtGsù #“t� ø. Ïe%!$# ∩⊆∪

Artinya: “Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya”.3

2 Amandemen Undang Undang dasar 1945, (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2007), hal.45. 3 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, 2005), hal.467.

Page 14: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

3

Pendidikan sangat penting dan sangat perlu diberikan bagi semua siswa

terutama pendidikan agama Islam, karena maksud diberikanya PAI bukan semata-

mata untuk memperkaya pengetahuan saja, akan tetapi terkandung maksud agar

siswa dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam sehingga dapat

menjalani hidup ini dengan bimbingan ajaran agama Islam.

Dari penjelasan di atas jelas sekali bahwa para penyandang cacat

khususnya tunarungu yang akan dibahas dalam skripsi ini mempunyai hak dan

kesempatan yang sama untuk medapatkan pendidikan umum maupun pendidikan

agama dan diperlakuan sebagaimana mestinya orang yang normal.

Secara pedagogis, seorang anak dapat dikategorikan berkelainan indra

pendengaran atau tunarungu, jika dampak dari disfungsinya organ-organ yang

berfungsi sebagai penghantar dan persepsi pendengaran mengakibatkan ia tidak

mampu mengikuti program pendidikan anak normal sehingga memerlukan

layanan pendidikan.4

Klasifikasi anak kehilangan pendengaran atau tunarungu dapat

dikelompokkan menjadi kelompok tuli dan kelompok lemah pendengaran.

Seorang dapat dikatakan tuli (tunarungu berat) jika ia kehilangan kemampuan

mendengar 70 dB (deci-Bell) atau lebih sehingga ia akan mengalami kesulitan

untuk mengerti atau memahami pembicaraan orang lain walaupun menggunakan

4 Muhammad Efendi, Pengantar Pedagogik Anak Berkelainan, ( Jakarta: Bumi Aksara,2006), hal.6.

Page 15: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

4

alat bantu. Sedangkan anak kategori lemah pendengaran jika ia kehilangan

kemampuan mendengar antara 35-69 dB sehingga mengalami kesulitan

memahami pembicaraan secara wajar.5

Keadaan anak tunarungu ini menuntut perhatian yang lebih dan khusus

dalam mendapatkan hak pendidikan. Salah satunya dengan adanya sekolah-

sekolah luar biasa seperti SLB YAPENAS yang mempunyai komitmen yaitu

melayani peserta didik hingga memperoleh kemandirian sesuai dengan

kemampuannya dengan motto “ tiada hari tanpa percakapan “.

Keberhasilan proses belajar mengajar tidak luput dari beberapa faktor

pendidikan di antaranya adalah strategi yang di dalamnya terdapat metode dan

tehnik. Dengan pemilihan strategi pembelajaran yang tepat sesuai keadaan dan

kemampuan siswa pasti akan membuat proses belajar mengajar lebih optimal.

Strategi pembelajaran anak tunarungu harus berbeda dengan anak normal, karena

anak tunarungu mempunyai hambatan dalam pendengaran sehingga akan

menghambat penerimaan informasi melalui pembicaraan. Oleh karena itu, dalam

proses pembelajaran bagi siswa ini harus mempertimbangkan kemampuan dan

keadaan siswa. Apabila dalam pembelajaran tersebut mengunakan strategi yang

tidak tepat, kemungkinan besar hasil dari pembelajaran tersebut tidak akan

berhasil dengan maksimal.

5 Muhammad Efendi, Pengantar Pedagogik, hal. 59.

Page 16: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

5

Begitu juga pada SLB YAPENAS Condong Catur yang merupakan sekolah

luar biasa yang juga mempunyai siswa penyandang tunarungu juga harus

memperhatikan hal-hal tersebut di atas dalam pembelajaran. Secara ketenagaan,

SLB YAPENAS mempunyai tenaga pendidik yang profesional pada bidangnya,

tercatat bahwa guru yang mengajar di sana mayoritas lulusan dari SGLB (Sekolah

Guru Luar Biasa) dan ada satu guru PAI lulusan fakultas Tarbiyah, IAIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta. Sedangkan metode yang sering dipakai adalah membaca

bibir, eksperimen dan ceramah. Dalam mendukung penyampaian informasi, guru

memakai sebuah pendekatan pembelajaran bahasa yaitu pendekatan Metode

Maternal Reflektif (MMR) yaitu sebuah pendekatan berbahasa yang lebih menitik

beratkan pada jalur informasi dengan anggota tubuh dan potensi yang sudah

dimiliki siswa, seperti megikuti bahasa ibu, spontanitas dan kontak hati. Namun

dalam penerapannya masih banyak hambatan yang dihadapi oleh guru dalam

proses belajar mengajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil akhir pembelajaran yang

belum mencapai standar kompetensi yang sudah ditentukan. Faktor yang

menyebabkan dari kurang berhasilnya proses pembelajaran tersebut adalah salah

satunya pada penerapan strategi itu sendiri. Strategi merupakan komponen yang

sangat penting dalam setiap kegiatan, tidak terkecuali dalam proses belajar

mengajar. Karena strategi merupakan cara untuk mencapai tujuan yang sudah

ditentukan dalam pembelajaran. Maka dari itu, dengan penggunaan strategi yang

tepat dalam pembelajaran, maka akan mencapai tujuan secara maksimal pula.

Page 17: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

6

Berdasarkan uraian diatas, penelitian tentang “Strategi Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam Bagi Siswa SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS

Condong Catur” menarik untuk diteliti guna mendapatkan pengetahuan

berkenaan dengan permasalahan diatas.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas,

maka penulis akan merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi pembelajaran pendidikan agama Islam bagi siswa SMPLB

tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur?

2. Pendekatan apa yang digunakan dalam pembelajaran PAI?

3. Apa kendala yang dihadapi oleh guru PAI dalam mengajar siswa SMPLB

tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur?

B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Mendeskripsikan strategi pembelajaran pendidikan agama Islam bagi

siswa SMPLB tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur.

b. Untuk mengetahui pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran PAI

bagi siswa SMPLB tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur.

c. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru PAI dalam mengajar siswa

SMPLB tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur.

Page 18: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

7

2. Kegunaan Penelitian

a. Sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka meningkatkan proses

pembelajaran pendidikan agama Islam bagi tunarungu.

b. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis sebagai modal untuk

mempersiapkan diri sebagai calon pendidik.

D. Telaah Pustaka

Dalam telaah pustaka ini, penulis melakukan tinjauan beberapa penelitan

yang ada kaitannya dengan tema yang akan penulis sajikan dalam penelitian ini.

Diantaranya adalah sebagai berikut:

Pertama, Skripsi saudara Supriyana mahasiswa jurusan PAI, fakultas Tarbiyah

IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta angkatan 2003 dengan judul “Pembelajaran Al-

qur’an pada Siswa Tunarungu Kelas D2 di SLB Negeri Ngestiharjo Kasihan

Bantul Yogyakarta”. Skripsi ini berkesimpulan bahwa dalam pengajaran Al-

qur’an bagi tunarungu perlu diterapkan berbagai metode yang variatif. metode

pengajaran yang biasa diterapkan adalah menarik perhatian dengan abjad jari,

taktil (getaran dan meraba), demonstrasi dan tanya jawab.

Kedua, Skripsi saudara Anwaruddin yang berjudul “Strategi Belajar Mengajar

PAI Pada Anak Jalanan di Rumah Singgah Diponegoro Yogyakarta”. Skripsi ini

membahas tentang strategi yang digunakan dalam proses belajar mengajar PAI

yang berkaitan dengan materi, pendekatan dan faktor-faktor pendukung dan

penghambat. Kesimpulan dari skripsi di atas adalah bahwa dalam proses

pembelajaran mulai dari penyajian materi sampai pelaksanaannya didesain

Page 19: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

8

dengan meyesuaikan keadaan siswa yang merupakan mantan anak jalanan. Dalam

proses pembelajarannya guru memakai pendekatan individual, emosional, dan

pengalaman. sedangkan strategi yang biasa dipakai adalah ceramah, Tanya jawab,

latihan, praktek, diskusi, karyawisata, mauidzoh, keteladanan, pembiasaan, dan

demontrasi.

Ketiga, Skripsi saudari Yuliatiningsih mahasiswa jurusan PAI, fakultas Tarbiyah,

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, tahun 2004 yang berjudul ” Strategi

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Bagi Siswa Tunarungu di MAN

Maguwoharjo Yogyakarta”. Dalam skripsi ini, dibahas mengenai strategi yang

digunakan, problem yang timbul, serta usaha dalam menyelesaikan problem yang

dihadapi. Kesimpulan dari skripsi ini adalah bahwa pendekatan yang digunakan

dalam proses pembelajaran adalah pendekatan individual, kelompok, pengalaman,

emosional dan rasional. Sedangkan metode yang yang sering diterapkan adalah

ceramah, Tanya jawab, tugas, diskusi dan demonstrasi. Problem yang dihadapi

bersumber pada tiga aspek, yaitu guru, siswa, dan sarana. Dari pihak guru karena

mayoritas latarbelakang guru adalah sarjana umum, dari aspek siswa yaitu siswa

tunanetra sering kurang percaya diri, dan pada aspek sarana yaitu kurangnya

sumber belajar mandiri bagi siswa tunanetra. Usaha yang dilakukan untuk

menyelesaikan problem yang timbul adalah training, motivasi bimbingan,

memberi waktu ekstra bagi siswa tunarungu.

Page 20: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

9

Posisi penelitian ini terhadap penelitian sebelumnya adalah untuk

mengembangkan dari hasil penelitian sebelumnya. Bahwasanya strategi

pembelajaran merupakan komponen yang sangat penting terhadap keberhasilan

proses belajar mengajar.

Mengenai perbedaan penelitian ini terhadap hasil skripsi tersebut di atas

adalah pada skripsi ini mempunyai penekanan tidak hanya pada strategi, akan

tetapi juga pada pendekatan pembelajaran. Selain itu perbedaan penelitian ini

terletak pada obyek penelitian, baik dari segi jenjang pendidikan serta situasi dan

kondisi sekolah. Dengan perbedaan tersebut pastinya ada perbedaan juga pada

segi strategi pembelajaran yang di perlukan oleh siswa tergantung pada situasi

dan kondisi siswa. Sehingga penelitian ini cukup menarik bagi peneliti yang

nantinya posisi dari penelitian ini adalah sebagai perbandingan terhadap hasil

penelitian di atas mengenai strategi yang diterapkan, problem yang timbul serta

hasil dari penerapan strategi tersebut. Sehingga diharapkan akan menambah

pengetahuan dalam memilih strategi pembelajaran bagi siswa tunarungu

khususnya, dan bagi siswa berkebutuhan khusus pada umumnya.

Page 21: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

10

E. Kerangka Teoritik

1. Klasifikasi Tingkat Ketunarunguan

Klasifikasi anak kehilangan pendengaran atau tunarungu dapat

dikelompokkan menjadi kelompok tuli dan kelompok lemah pendengaran.

Secara spesifik anak tunarungu dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut:6

a. Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 20-30 dB (slight

losses). Ciri-ciri anak tunarunggu pada golongan ini adalah: 1). kemampuan

pendengarannya masih baik, karena masih pada batas antara pendengaran

normal dan kelainan pendengaran ringan. 2). dapat belajar bicara secara

efektif. 3). dapat mengikuti sekolah biasa dengan cara duduk di bangku

depan.

b. Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 30-40 dB (mild losses).

Ciri-ciri dari golongan ini adalah: 1). dapat mengerti percakapan pada jarak

yang sangat dekat. 2). tidak mengalami kesulitan untuk mengekspresikan isi

hatinya. 3). tidak dapat menangkap suatu percakapan yang lemah. 4).

kesulitan menangkap pembicaraan lawan bicaranya, jika tidak pada satu

arah. 5). disarankan menggunakan alat Bantu dengar (hearing baid).

c. Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 40-60 dB (moderate

losses). Ciri-ciri dari golongan ini adalah: 1). dapat mendengar perkataan

keras pada jarak dekat, kira-kira satu meter. 2). sering terjadi miss-

understanding dengan lawan bicara. 3). mengalami kesulitan mengucapkan

6 Muhammad Effendi, Pengantar Psikopedagogik, Hal. 59.

Page 22: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

11

huruf terutama pada huruf konsonan,. Misalnya huruf “K” mungkin

diucapkan menjadi “T”. 4). kesulitan berbicara dengan bahasa yang yang

benar. 5). peebendaharaan kosa katanya sangat terbatas.

d. Anak tunarungu kehilangan pendengaran antara 60-75 dB (severe losses).

Ciri-ciri dari golongan ini adalah: 1). kesulitan membedakan suara. 2). tidak

memiliki kesadaran bahwa benda-benda yang ada disekitarnya mempunyai

daya getar. 3). layanan pendidikan harus intensif disekolah luar biasa.

e. Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 75 keatas (profoundly

losses). Ciri-ciri dari golongan ini adalah ia hanya dapat mendengar suara

yang keras sekali pada jarak kira-kira 1 inchi (kira-kira 2,54 cm) atau sama

sekali tidak dapat mendengar. Biasanya anak ini tidak menyadari bunyi

keras, mungkin juga ada reaksi jika dekat telinga. Anak tunarungu ini

meskipun menggunakan pengeras suara, tetap tidak dapat memahami atau

menangkap suara. Jadi, mereka menggunakan alat bantu dengar atau tidak

dalam belajar bicara hasilnya akan sama saja.

2. Strategi Pembelajaran

Secara bahasa “strategi” adalah ilmu siasat, tipu muslihat yang digunakan

untuk mencapai maksud”.7 Secara istilah strategi dapat diartikan sebagai garis

besar haluan bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.8

7 J.S.Badudu & Sutan M. Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,

1994), hal.1357. 8 Tabrani Rusyan, dkk, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Rosda Karya,

1994), hal. 165.

Page 23: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

12

Sedangkan menurut Richards, Istilah “strategi” mengandung makna

prosedur-prosedur yang dipakai dalam belajar, berfikir, dan lain-lain, yang

bertindak sebagai suatu cara untuk mencapat suatu tujuan.9 Jadi strategi

merupakan komponen yang sangat penting dalam setiap kegiatan, tidak

terkecuali dalam proses belajar mengajar. Karena strategi merupaka cara

untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dalam pembelajaran. Maka dari

itu, dengan penggunaan strategi yang tepat dalam pembelajaran, maka akan

mencapai hasil yang baik pula. Menurut pendapat Newman dan Logan,

strategi dasar dari setiap usaha mencakup empat hal sebagai berikut:

1. Pengidentifikasian dan penetapan spesifikasi dan kualifikasi hasil yang harus dicapai dan menjadi sasaran usaha itu dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.

2. Pertimbangan dan pemilihan jalan pendekatan utama yang ampuh guna mencapai sasaran.

3. Pertimbangan dan penetapan langkah-langkah yang ditempuh dari titik awal sampai kepada titik akhir dimana sasaran tercapai.

4. Pertimbangan dan penetapan tolak ukur dan ukuran baku untuk dipergunakan dalam mengukur taraf keberhasilan usaha.10

Abdul Rachman Shaleh berpendapat bahwa dalam kegiatan belajar

mengajar penentuan strategi sangat berpengaruh terutama pada:

1. Tujuan yang hendak dicapai.

2. Hakekat, ruang lingkup urutan materi yang akan disampaikan.

3. Kesiapan siswa mengikuti pelajaran.

4. Situasi dan kondisi.

9 Henry Guntur Tarigan, Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa, (Bandung: Angkasa,

1993), hal. 4. 10 Tabrani Rusyan, dkk, Pendekatan Dalam Proses, hal.165.

Page 24: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

13

5. Teori yang melatarbelakangi (Pendidikan) yang berhubungan dengan nilai

intruksional yang dicapai.11

Jadi strategi pengajaran adalah merupakan pendekatan umum dalam

mengajar dan tidak begitu terinci serta bervariasi. Kemudian diperlukan

tehnik-tehnik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Dengan

demikian, metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk

mencapai tujuan yang diharapkan.12 Jumlah strategi mengajar bermacam-

macam dan dalam suatu pelajaran dapat digunakan lebih dari satu strategi.

Dalam menentukan strategi harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak

dicapai. Apabila tujuan itu tergolong tingkat rendah atau sederhana tentunya

hanya diperlukan strategi yang sederhana pula dan begitu sebaliknya apabila

mempunyai tujuan yang tinggi hendaknya mengunakan yang lebih bervariatif.

Strategi utama yang lazim digunakan dalam proses pembelajaran,

diurutkan menurut tingkatan tujuan pengajaran, dari yang paling rendah

hingga yang paling tinggi adalah sebagai berikut: 1. kuliah, 2. demonstrasi, 3.

praktek latihan, 4. diskusi-bertanya, 5. analisis situasi-delima, 6. inkuiri-

penemuan, 7. kerja lapangan, 8. pemprosesan informasi, 9. penelitian

akademis penggunaan informasi, 10. pemecahan masalah (action research),

11 Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, (Jakarta: Gema Windu Panca

Perkasa, 2000), hal:46. 12 Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta: PT Rineka

Cipta, 1995), hal. 84

Page 25: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

14

11. dramatisasi bermain peranan, 12. simulasi, 13. synectics, dan 14. proyek

aksi social.13

3. Metode Pembelajaran Bahasa Anak tunarungu

Permasalahan dalam melaksanakan proses pembelajaran bagi siswa

tunarungu menurut para pakar pendidikan luar biasa adalah bagaimana cara agar

siswa dapat menerima informasi dari guru dengan keadaan siswa yang

mengalami ketunarunguan. Maka dari itu, yang perlu diperhatikan adalah

bagaimana cara guru dalam menyampaikan sebuah informasi kepada anak

tunarungu. Para tokoh pendidikan luar biasa merumuskan beberapa teori

pendidikan bagi siswa tunarungu untuk membantu guru dalam menyampaikan

informasi pada proses pembelajaran, yaitu :

a. Metode Konstruktif

Metode ini menitik beratkan pada penguasaan struktur dan tata bahasa

dengan pola latihan drilling (tubian) dari kalimat yang sederhana sampai

kalimat yang komplek. Dengan latihan yang terus menerus, diharapkan anak

akan mengenal pola-pola kalimat tertentu dan mampu menyusun kalimat

baru.

Tehnik dari metode ini antara lain adalah:

1) Kegiatan pembelajaran diawali dari guru dan hampir seluruh kegiatan di

berpusat pada guru.

2) Guru menitik beratkan pada penguasaan struktur dan tata bahasa.

13 S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, ( Bandung: Bina Aksara, 1989), hal.80.

Page 26: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

15

3) Penggunaan kalimat diawali dengan bahasa yang sederhana sampai pada

kalimat yang komplek.

b. Metode Natural

Prinsip metode ini adalah “apa yang sedang kau alami,

katakanlah”. Sesuai dengan prinsip tersebut maka pembelajaran berawal

dari siswa kemudian guru membahasakan pengalaman-pengalaman yang

sedang terjadi pada anak. Metode ini dikembangkan oleh Alexander

Graham Bell yang menyelenggarakan pembelajaran dengan permainan

sebagai acuan materi. Penggunaan barang-barang mainan tersebut

dimaksudkan agar acuan kebahasaan bertolak pada suatu hal yang menarik

bagi anak.

Ciri pelaksanaan metode natural ini adalah:

1) Menggunakan bahasa sehari-hari yang sederhana.

2) Memanfaatkan setiap kesempatan untuk memberikan pembelajaran.

3) Berawal dari pengalaman anak.

4) Memberi penekanan pada pelajaran membaca.

5) Mengandalkan dorongan meniru

Pelaksanaan metode ini dapat diilustrasikan sebagai berikut: ada

seorang anak membawa kopiah di dalam kelas, kemudian guru

memanfaatkan situasi seperti itu untuk menjelaskan bahwa kopiah berwarna

hitam, biasanya digunakan untuk sembahyang. Seperti itulah penerapan

metode ini.

Page 27: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

16

c. Metode Maternal Reflektif (MMR)

Secara garis besar, kegiatan pembelajaran dengan metode ini

terdiri dari tiga aspek, yaitu:

1) kegiatan percakapan

Dalam metode ini dikenal dua jenis percakapan, yaitu percakapan

dari hati ke hati dan percakapan linguistik. Percakapan dari hati ke hati

merupakan percakapan yang spontan, fleksibel untuk mengembangkan

empati anak. Ungkapan-ungkapan yang dimaksud anak melalui kata-

kata yang kurang jelas, atau gerakan-gerakan isyarat yang ditangkap

oleh guru dan dibahasakan sesuai dengan maksudnya kemudian

meminta anak untuk mengucapkannya kembali. Percakapan linguistik

merupakan kegiatan refleksi terhadap kebahasaan yang telah

digunakannya dengan mempercakapkan bacaan-bacaan hasil

percakapan, atau bacaan lain yang telah dipelajarinya.

2) Kegiatan membaca dan menulis

Dengan MMR, anak menerima pembelajaran melalui membaca

ujaran dan atau melalui pemanfaatan sisa pendengarannya. Ungkapan-

ungkapan yang belum ditangkap secara sempurna dengan kegiatan

percakapan, ditulis atau divisualkan dalam bentuk tulisan dan kemudian

dibacanya.

Page 28: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

17

4. Pendekatan Pembelajaran Anak Tunarungu

Dalam melaksanakan metode pembelajaran bagi siswa tunarungu harus

memperhatikan pendekatan-pendekatan dalam menyapaikan atau melaksanakan

metode tersebut mengingat keadaan siswa tunarungu yang mempunyai

hambatan pendengaran. Berikut pendekatan-pendekatan dalam pembelajaran

anak tunarungu:

a. Setiap program pembelajaran hendaknya disusun dengan memasukkan kapan

dan bagaimana pemberian bantuan dan intervensi dengan memberikan

petunjuk khusus oleh guru.

b. Menggunakan bahasa isyarat, bahasa jari, dan lebih ditekankan menggali

kemampuan berbicara atau dapat diterapkan pola total komunikasi.

c. Dalam pemberian tanda khusus, penjelasan harus dilakukan dengan bertatap

muka langsung.

d. Pola penyampaian petunjuk khusus (yang bersifat dapat dilihat saat

terjadinya komunikasi antara anak-anak dan orang lain yang mampu

mendengar) sangat dianjurkan untuk dilakukan semenjak berusia dini.

e. Dalam kegiatan pembelajaran dengan mengaplikasikan pola gerak irama

hendaknya seorang guru menyusun program pola geraknya dengan lebih

menitik beratkan pada pemberian latihan gerak keseimbangan dan

kemampuan merespon secara visual. Sedang saat memberi intervensi

diperlukan keterarahan wajah. Proses pola gerak yang akan disusun

sebaiknya berdasarkan atas informasi-informasi yang dianggap memenuhi

Page 29: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

18

kebutuhan setiap anak tunarungu dimana informasinya diperoleh melalui

kegiatan asesmen.

f. Asesmen kebutuhan terhadap anak-anak tunarungu dapat dilakukan guru

dengan menggunakan tes baku, tes baku dalam hal ini adalah tes yang

mempunyai instrumen yang dapat dipakai untuk memantau atau dengan

pengamatan langsung terhadap perilaku-perilaku khusus (bukan

menggunakan Tanya jawab), dan kemampuan kognisi dan sosial dari setiap

anak yang bersangkutan (need assessment) dalam kegiatan ini disarankan

menggunakan dua pola instrumen, yakni Play Assesment Chart (PAC)

untuk mengukur kemampuan fungsional berkaitan dengan kemampuan

sensori motor bahasa, dan Geddes Psychomotor Inventry (GPI) untuk

mengukur sampai sejauh mana penyimpangan-penyimpangan gerak tubuh

dari anak tunarungu.14

5. Persiapan dalam pembelajaran anak tunarungu

a. Penggunaan Alat Bantu. Merupakan sistem untuk memperkeras volume

suara yang terdiri dari mikrofon (untuk mengambil suara), amplifier (untuk

mengeraskan suara), dan Receiver (untuk mengirim suara). Model-model

alat bantu yang dapat digunakan yaitu: 1). alat bantu dengar tubuh (body

14 Bandi Pelphie, Pembelajaran Untuk Anak Berkebutuhan Khusus, ( Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi direktorat Ketenagaan, 2007), hal. 116-117.

Page 30: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

19

type hearing aid); 2). Alat Bantu gagang kaca mata (fremes of glasses); dan

3). alat bantu yang dipasang di belakang telinga (behind the ear type).15

b. Mengubah cara komunikasi. Ada tiga metode dalam mengubah cara

komunikasi, yaitu: 1). Metode manual, ada dua macam pada metode ini,

yaitu metode dengan menggunakan bahasa isyarat (sign language) atau

menggunakan bahasa isyarat standar (American Sign Language) dan metode

dengan menggambarkan alphabet secara manual (finger spelling).16 2).

Metode oral, yaitu metode dengan cara pembimbingan ucapan dan membaca

ucapan (speech reading). Metode ini difokuskan pada pemanfaatan

pendengaran yang tersisa (residual hearing) dalam meningkatkan

sensitifitas untuk membedakan suara dengan cara menggunakan alat-alat

visual, gerak bibir, posisi bibir, gigi dan ekspresi wajah.17 3). Metode

komunikasi total, metode ini memuat spekrum model bahasa yang lengkap.

Dengan komunikasi total setiap tunarungu mempunyai kesempatan

mengembangkan setiap sisa pendengarannya dengan alat Bantu. Metode ini

merupakan gabungan dari metode Manual dan Oral.18

15 J. David Smith, Inklusi Sekolah Ramah untuk Semua, ( Bandung: Nuansa, 2006), hal. 281. 16 Idid., hal. 283. 17 Ibid., hal.285. 18 Ibid., hal.286.

Page 31: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

20

F. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu

penelitian yang dilaksanakan di tengah-tengah kancah kehidupan masyarakat.19

Berdasarkan maksud suatu penelitian dilaksanakan, penelitian ini termasuk

dalam penelitian deskriptif (descriptive research). Karena bertujuan untuk

menggambarkan ciri tertentu dari suatu fenomena dan berusaha

mendeskripsikan dan menginterpretasikan apa yang ada (bisa mengenai kondisi

atau hubungan yang ada pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang

berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau kecenderungan yang tengah

berkembang).20

2. Penentuan Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah sumber utama penelitian yang memiliki data dan

mengenai variabel-variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti

mengambil sampel strategi pembelajaran PAI di kelas tunarungu SMPLB.

Dengan demikian, subyek atau sumber untuk mendapatkan data dalam

penelitian ini adalah:

a. Kepala Sekolah yang merupakan penanggung jawab atas keseluruhan proses

pengajaran dan pendidikan yang diselenggarakan sekolah. Dalam hal ini

adalah Kepala SLB YAPENAS Condong Catur.

19 Dudung Abdurrohman, Pengantar Metode penelitian, (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta,

2003), hal. 7. 20 Sumanto, Metode Penelitian, Sosial dan Pendidikan, (Yogyakarta: Andi Offset, tt), hal. 77.

Page 32: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

21

b. Guru Pendidikan Agama Islam kelas tunarungu SMPLB yang berjumlah

satu guru yang mengetahui dan mempraktekkan secara langsung dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

c. Siswa SMPLB tunarungu yang berjumlah enam siswa sebagai obyek dalam

penerapan strategi yang telah ditentukan oleh guru.

3. Metode Pengumpulan Data

Untuk dapat memperoleh data di lapangan, penelitian ini menggunakan

beberapa metode, yaitu:

a. Observasi

Observasi yang dilakukan penulis, yaitu dengan terjun secara langsung

untuk mengetahui gejala-gejala yang diselidiki. Obyek yang akan diobservasi

adalah hal-hal yang berkaitan dengan fisik sekolah serta aktivitas guru dan

siswa dalam interaksi belajar mengajar pendidikan Agama Islam bagi

tunarungu.

b. Interview atau Wawancara

Interview yang digunakan dalam penelitian ini adalah interview bebas

terpimpin, artinya interview tersebut dilaksanakan dengan menggunakan

perangkat-perangkat pertanyaan, tetapi tidak menutup kemungkinan muncul

pertanyaan baru yang ada hubungannya dengan permasalahan. Wawancara

tersebut akan ditujukan antara lain kepada:

1) Kepala Sekolah atau yang mewakili yaitu untuk memperoleh data tentang

gambaran umum sekolah.

Page 33: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

22

2) Guru Pendidikan Agama Islam tunarungu SMPLB, yaitu untuk

memperoleh informasi tentang proses pengajaran yang dilaksanakannya.

3) Siswa SMPLB tunarungu yang berjumlah enam siswa, yaitu untuk

mengetahui tanggapan siswa mengenai proses pembelajaran yang setiap

hari dilaksanakan.

c. Dokumentasi

metode dokumentasi yaitu vcara mengumpulkan data mengenai

peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip. Metode ini dilakukan untuk meneliti

dokumen yang ada disekolah yang berkaitan dengan obyek penelitian

seperti letak geografis, jumlah staf pengajar, jumlah siswa struktur

organisasi dan lain sebagainya.

4. Metode Analisis Data

Data yang terkumpul dalam penelitian ini berupa data kualitatif. Dalam

menganalisis data kualitatif peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Setelah data terkumpul, data tersebut diklasifikasi dan dianalisis dengan

menggunakan teknik deskriptif analitis, yaitu metode yang digunakan terhadap

suatu data yang telah dikumpulkan, kemudian disusun, dijelaskan dan

selanjutnya dianalisis.21 Sehingga berdasarkan data itu dapat ditarik kesimpulan.

Dalam metode ini, ada empat tahapan analisis data yaitu :

21 Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik, (Bandung: Tarsito,

1990), hal. 140.

Page 34: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

23

a. Pengumpulan data, yaitu proses mengumpulkan semua data dari lapangan

penelitian yang diperlukan. Dalam pengumpulan data dilaksanakan kegiatan

triangulasi, yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data tersebut.22

b. Mengklasifikasikan data, yaitu dengan cara memisah-misahkan atau

menggolong-golongkan sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti.

c. Menjelaskan data, bahan-bahan keterangan yang telah berhasil dihimpun

dalam penelitian dan telah diatur dengan baik, kemudian dijelaskan atau

diterangkan mengenai arti dan makna yang terkandung pada data tersebut.23

Dalam proses ini biasanya ditempuh dengan menggunakan dua tahap, yaitu:

tahap diskusi dan tahap interpretasi. Pada tahapan diskusi, data yang

mempunyai ciri-ciri khusus diterangkan terlebih dahulu, sehingga datanya

menjadi jelas. Adapun pada tahapan interpretasi, yaitu menjelaskan data

yang telah berhasil dikumpulkan atas dasar prinsip-prinsip uraian tertentu,

misalnya menggambarkan, membandingkan dan sebagainya. Pada data

kualitatif, usaha untuk menjelaskan data itu dapat dilakukan dalam bentuk

ungkapan-ungkapan atau kalimat-kalimat.24

22 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991), hal.

178. 23 Dudung Abdurrahman, Pengantar metode Penelitian,( Yogyakarta, Kurnia kalam semesta,

2003) hal. 65 24 Ibid., hal:66.

Page 35: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

24

d. Menarik Kesimpulan

Berdasarkan data yang sudah didiskusikan dan diinterpretasikan terhadap

data tersebut. Pada akhirnya peneliti berusaha menarik kesimpulan-

kesimpulan. Kesimpulan-kesimpulan yang dikemukakan tersusun

berdasarkan hasil diskusi dan interpretasi terhadap data yang telah dihimpun

dalam penelitian. Kesimpulan adalah jawaban-jawaban terhadap masalah

penelitian yang sudah dirumuskan dalam rencana penelitian.25

G. Sistematika Pembahasan

Untuk membantu dan memudahkan dalam memahami isi skripsi, maka perlu

dijelaskan sistematika pembahasan yang dipakai yaitu:

1. Bagian Formalitas

Bagian formalitas berisi tentang halaman judul, halaman pengesahan,

halaman nota dinas, motto dan persembahan, daftar isi dan daftar tabel.

2. Bagian Isi Skripsi

Bagian ini memuat empat bab yaitu:

Bab I. Pendahuluan

Bab pendahuluan ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, landasan teori,

metode penelitian, sistematika pembahasan.

25 Ibid,.67.

Page 36: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

25

Bab II. Gambaran Umum

Pada bab ini memuat gambaran secara umum tentang SLB YAPENAS

Condong Catur yang menyangkut letak geografis, sejarah singkat berdirinya

SLB YAPENAS, struktur organisasi, keadaan guru dan karyawan, keadaan

siswa, sarana dan fasilitasnya.

Bab III. Pembahasan

Bab ini merupakan bab pembahasan yang berisi mengenai pelaksanaan

pembelajaran PAI, pendekatan yang dipakai dalam pembelajaran, strategi

pembelajaran pendidikan agama Islam bagi siswa SMPLB tunarungu di SLB

YAPENAS Condong Catur, dan penghambat dan pendukung pembelajaran

PAI.

BAB IV. Penutup

Pada bab ini dikemukakan kesimpulan dari hasil penelitian dan berisi

saran-saran yang penulis ajukan dalam rangka memperbaiki proses

pembelajaran PAI di SLB YAPENAS dan penutup.

3. Bagian Akhir Skripsi

Sebagai kelengkapan dalam penyusunan skripsi ini, dalam akhir

penulis cantumkan daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan beberapa surat

keterangan yang berhubungan dengan penelitian dalam penyusunan skripsi

ini, serta riwayat hidup penyusun.

Page 37: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

26

BAB II

GAMBARAN UMUM SLB YAPENAS

CONDONG CATUR DEPOK SLEMAN

A. Letak Geografis

SLB B/C YAPENAS adalah salah satu lembaga swasta pendidikan luar biasa

yang berada di dusun Nglaren. Tepatnya di Jl. Sepak bola Nglaren Condong catur

Depok Sleman Yogyakarta. Kira-kira 15 km ke arah barat dari kota Sleman

Yogyakarta.

Adapun batas wilayah SLB YAPENAS adalah sebagai berikut:

1. Sebelah utara bersebelahan dengan perumahan penduduk.

2. Sebelah selatan berbatasan dengan perumahan penduduk.

3. Sebelah barat berbatasan dengan jalan Sepak Bola.

4. Sebelah timur berbatasan dengan perumahan penduduk.

SLB YAPENAS di bangun diatas tanah dengan luas 177 m² dan luas

bangunan 125 m². hak kepemilikan bangunan merupakan hak milik sendiri

(berasal dari tanah wakaf). Saat ini SLB YAPENAS tengah mengadakan renovasi

dan membangun gedung baru di daerah Pringwulung yang rencanannya bangunan

tersebut akan dijadikan gedung ketrampilan untuk melatih siswa dalam

mengembangkan skill yang dimilikinya.

Letak geografis SLB YAPENAS berada pada wilayah yang cukup strategis

yang mudah dijangkau oleh masyarakat, baik dengan kendaraan pribadi maupun

dengan kendaraan umum. Selain itu SLB YAPENAS dilihat dari segi lingkungan

Page 38: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

27

sekitar juga berada pada lingkungan yang cukup baik karena tidak berada didekat

jalan raya. Sehingga dalam proses pembelajaran untuk para siswa lebih kondusif

dan mendukung.26

B. Sejarah dan perkembangan SLB YAPENAS

SLB YAPENAS merupakan sekolah luar biasa yang berada di bawah Dinas

Pendidikan. SLB YAPENAS didirikan pada tangggal 13 Juli 1979, dengan akta

notaris Daliso Rudiyanto, S.H. nomor 14 tanggal 14 Juli 1979. adapun ijin

operasionalnya atau SK kelembagaan dengan nomor 13/05/SM/IX/82, tertanggal

23 November 1982.27

Siswa SLB YAPENAS terdiri dari berbagai siswa berkebutuhan khusus baik

dari segi mental, fisik maupun yang lainnya. Pada saat ini SLB YAPENAS

mempunyai siswa diffabel dari golongan tunarungu, tunagrahita, dan autis.

Adapun jenjang pendidikan yang ada di SLB YAPENAS ini meliputi jenjang

taman kanak-kanak (TK) hingga SMA.

Dalam perkembangannya SLB YAPENAS sudah mengalami perpidahan

tempat selama 6 kali, yaitu:

1. Jl. Mawar Perumnas Condong Catur Depok Sleman pada tahun 1983-1984,

sekolahan berstatus sewa.

26 Hasil wawancara dengan Bapak Marjani selaku kepala sekolah, pada hari Sabtu tanggal 29

November 2008 27 Dokumen Status Lembaga Pendidikan Luar Biasa SLB YAPENAS Condong Catur Depok

Sleman

Page 39: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

28

2. Jl. Cempaka Perumnas Condong Catur Depok Sleman pada tahun 1984-1986,

sekolahan berstus sewa.

3. Jl. Delima Leles, Condong Catur Depok Sleman pada tahun1986-1988,

sekolahan berstatus sewa.

4. Dusun karang Asem Condong Catur Depok Sleman pada tahun 1988-1991,

sekolahan berstatus sewa.

5. Dusun leles pada tahun 1991-1993, sekolahan berstatus sewa.

6. Jl. Sepak Bola Nglaren Condong Catur Depok Sleman pada tahun 1993

sampai sekarang, dan status tanah yang digunakan sekarang adalah milik

sendiri.28

Saat ini SLB YAPENAS mulai melebarkan sayap dengan memulai

membangun gedung baru yang bertempat di Pringwulung, Sleman, Yogyakarta

yang rencananya akan digunakan sebagai gedung ketrampilan.

C. Visi dan Misi SLB YAPENAS

Setiap lembaga pedidikan terutama sekolah pasti memiliki visi, misi yang

akan dicapai sebagai tujuan akhir dari proses pembelajaran yang telah

dilaksanakan. Adapun visi dan misi SLB YAPENAS adalah sebagai berikut:

1. Visi SLB YAPENAS

Terwujutnya anak berkebutuhan khusus yang mandiri berdasarkan iman dan

taqwa.

28 Wawancara dengan bapak kepala sekolah SLB B/C YAPENAS Condong Catur pada

tanggal 1 Desember 2008

Page 40: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

29

2. Misi SLB YAPENAS

a. Menyelenggarakan pendidikan yang berkelanjutan dari TKLB ,SDLB

,SMPLB dan SMALB.

b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga pendidik dan tenaga

kependidikan memalui uji sertifikasi, peningkatan kualifikasi,

pengiriman diklat, dan pertemuan-pertemuan ilmiah.

c. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada semua warga

sekolah.

d. Pengadaan sarana prasarana sekolah yang memenuhi standar minimal.

e. Menyelenggarakan bengkel kerja/unit usaha produktif dan tempat kerja

terlindung.

f. Menjalin hubungan kerja sama dengan instansi pemerintah, masyarakat,

dunia usaha dan industri.

g. Menumbuhkembangkan pengamalan agama dan budaya luhur semua

warga sekolah.

h. Meningkatkan citra, harkat dan martabat anak berkebutuhan khusus

sehingga tidak mendapatkan perlakuan yang diskriminatif dari pihak

manapun.29

29 Dokumentasi . Profil SLB B/C YAPENAS Condong Catur Yogyakarta.

Page 41: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

30

D. Struktur Organisasi SLB YAPENAS

Sebuah organisasi tentunya tidak lepas dari adanya susunan kepengurusan,

sebagai bukti pertanggungjawaban yang nantinya akan dilaksanakan dalam akhir

kegiatan. Selain itu dalam suatu organisasi juga perlu pola kerja yang sama untuk

mengharmoniskan antar anggota demi terlaksananya tujuan bersama sesuai

dengan yang diharapkan.

Sama halnya dengan SLB YAPENAS sebagai salah satu lembaga yang

memiliki beberapa komponen sebagai pelaksana kurukulum yang telah ada di

sekolah maupun pelaksana administrasi sekolah. Adanya struktur organisasi

dimaksudkan agar pembagian tugas dan tanggung jawab dapat merata, sehingga

dapat terlaksana dengan baik dan sistematis untuk mencapai tujuan bersama.

Berikut adalah gambaran dalam bentuk bagan atau table struktur organisasi SLB

YAPENAS tahun 2007-2008.

Page 42: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

31

Tabel 130 Struktur Organisasi SLB YAPENAS Tahun 2007-2008

Wakil Ka-Sekolah

Urusan Sarana Urusan Kurikulum Urusan Pembinaan

Kesiswaan

Urusan Hubungan

Masyarakat

Tunarungu Tunagrahita Autis

Tabel di atas merupakan gambaran kepengurusan yang ada di SLB

YAPENAS. Adapun keterangannya adalah sebagai berikut:

Kepala Sekolah : Marjani, S.Pd.

Koordinator bidang :

1. Kurikulum : Tri Rukmana

30 Dokumentasi Papan Struktur Organisasi SLB YAPENAS Condong Catur Depok

Yogyakarta

Kepala Sekolah

Komite Sekolah

Wali Kelas

Tata Usaha

Guru Kelas

Peserta Didik/ Siswa

Guru Mata Pelajaran

Page 43: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

32

2. Kesiswaan : Martinah

3. Sarana Prasarana : Muh. Sholikhin, S.Ag.

4. Humas : Nordjajadi

5. Tata Usaha : Sayekti Ningsih, S. Pd.

Dewan Guru : Lihat Tabel 2

Mengingat keterbatasan tenaga didik, maka guru kelas yang ada harus

merangkap untuk menagani bidang lain, seperti TU, tenaga perpustakaan dan

bidang lainnya. Memgenai tugas dari masing-masing bidang personalia adalah

sebagai berikut:

1. Kepala sekolah

Kepala sekolah sebagai pemimpin, administrator, fasilitator dan

supervisor melaksanakan tugas sebagai berikut :

a. Menyusun perencanaan sekolah.

b. Mengorganisasikan kegiatan sekolah

c. Mengarahkan kegiatan.

d. Melaksanakan pengawasan.

e. Melakukan evaluasi.

f. Menentukan kebijakan.

g. Mengadakan rapat.

h. Mengambil keputusan.

i. Mengatur pelaksanaan proses belajar mengajar.

Page 44: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

33

j. Mengatur administrasi

k. Menyelenggarakan hubungan sekolah dengan masyarakat dan dunia

usaha.

2. Wakil Kepala Urusan Pengajaran

a. Menyusun program pengajaran dan pengembangannya.

b. Menyediakan perlengkapan / format administrasi guru yang berkaitan

dengan KBM.

c. Menyusun pembagian tugas guru.

d. Menyusun jadwal pelajaran.

e. Mengkoordinasikan pembuatan soal ulangan umum / TPB dan

pelaksanaannya.

f. Mengkoordinasikan kegiatan UAS / UAN.

g. Menyusun laporan pelaksanaan pengajaran secara berkala.

h. Mengarahkan penyusunan program satuan pembelajaran.

i. Mengkoordinasikan pelaksanaan KBM yang ditekankan pada pelajaran 3

M.

j. Mengkoordinasikan pelaksanaan KBM keterampilan terpadu.

k. Melayani dan mengkoordinasikan kegiatan penelitihan, observasi maupun

praktek mengajar bagi mahasiswa / instansi terkait.

l. Menindaklanjuti hasil observasi penerimaan siswa baru.

m. Mengkoordinasikan kegiatan ekstrakurikuler.

Page 45: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

34

n. Membimbing dan mengarahkan kegiatan : tim keterampilan, Jum’at bersih

dan kegiatan olahraga dan kesenian.

3. Wakil Kepala Urusan Kesiswaan.

a. Menyusun program bimbingan kesiswaan.

b. Menyelenggarakan administrasi kesiswaan.

c. Menyediakan perlengkapan / format adminitrasi yang berkaitan

dengan kesiswaan.

d. Mengkoordinasikan kegiatan siswa untuk urusan keluar dan ke dalam.

e. Mengkoordinasikan kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengadakan

penjaringan di masyarakat.

f. Menyusun data-data kesiswaan.

g. Membuat daftar peserta UAS/UAN untuk diserahkan ke urusan

pengajaran.

h. Mengkoordinasikan kegiatan upacara.

i. Menyelenggarakan kegiatan peringatan hari besar agama/ nasional yang

dilaksanakan di sekolah.

j. Mengelola kegiatan UKS.

4. Wakil Kepala Urusan Bimbingan dan Penyuluhan.

a. Mengoordinasikan kegiatan BP di sekolah dengan berkordinasi dengan

wali kelas.

Page 46: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

35

b. Menyusun perlengkapan / format administrasi guru yang berkaitan dengan

BP.

c. Memberikan layanan bimbingan dan penyuluhan kepada siswa

d. Mengkoordinasikan penempatan dan penyaluran siswa.

e. Mengkoordinasikan pelaksanaan observasi siswa baru (maksimal 3 bulan )

f. Mengkoordinasikan pelayanan dan penyelenggaraan.

g. Penyimpanan dan pengelolaan data-data siswa.

5. Wakil Kepala Urusan Hubungan Masyarakat.

a. Menyebarluaskan informasi tentang keberadan anak tuna dan sekolah

kepada masyarakat dan instansi terkait.

b. Menyusun, membuat dan membagikan brosur dan informasi pendaftaran

siswa baru di sekolah sekitar dan masyarakat.

c. Menjalin kerjasama dengan fihak-fihak terkait dalam penye-

d. lenggaraan pendidikan.

e. Mengkoordinasikan kegiatan penerimaan tamu di sekolah.

f. Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dan lembaga

pemerintah serta dengan dunia usaha.

g. Mengkoordinasikan kegiatan keakraban guru-guru, karyawan dan

keluarga pada setiap akhir semester.

h. Mengkoordinasikan kegiatan social kemasyarakatan.

Page 47: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

36

6. Wakil Kepala Urusan Saran Prasarana.

a. Invenatrisasi barang dan buku-buku milik sekolah.

b. Merencanakan pengadaan, penggunaan sarana prasarana sekolah.

c. Menyelenggarakan administrasi serta pengelolaan barang yang meliputi :

pencatatan, penyimpanan, pemeliharaan, pengamanan, pengembangan dan

penghapusan .

d. Mendayagunakan saran prasarana.

e. Pengelolaan perpustakaan.

7. Urusan Tata Usaha

a. Melaksanakan tata usaha sekolah.

b. Merencanakan pengadaan dan pengelolaan ATK.

c. Penyusunan RAPBS.

d. Menyelesaikan laporan-laporan sekolah.

e. Menyelesaikan persuratan.

f. Menyelesaikan urusan rumah tangga sekolah.

g. Pengurusan kesejahteraan pegawai.

h. Pengetikan soal-soal ulangan umum, UAS / UAN.

i. Pengetikan PAK jabatan guru.

Page 48: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

37

Adapun struktur kepengurusan Yayasan SLB YAPENAS adalah sebagai

berikut:

Pembina : Tohari

: H. Sukis

Penasehat : M. Masdik

: Drs. Mujiono

Ketua I : Djamroni A.F.

II : Slamet Suparman

Sekertaris I : Rukmana

II : Marjani, S.Pd.

Bendahara I : Mardiningsih, S.Pd.

II : Widiyati, S.Pd.

Seksi Pendidikan : 1. Mohammad Hannat, S.Pd.

2. Siti Andriyani

Seksi Usaha : 1. F.X. Supriyono

2. Melan

3. Roghib,S.Pd.

4. Muh. Sholihin, S.Ag.

Anggota : 1. Sukiswanto

2. Sri Handayani

3. Mardinah, S.Pd.

4. Martinah

Page 49: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

38

5. Sutrisno

6. Sudiasih

7. Chalimah

8. Nordjajadi 31

E. Keadaan Guru dan Siswa

1. Guru

Guru adalah salah satu sumber primer belajar dalam mengantarkan ilmu

pengetahuan kepada siswa melalui proses pembelajaran, dan keberadaan guru

disini sangat penting karena selain guru sebagai sumber belajar, juga sebagai

educator, manajerial, dan fasilitator dalam rangka menghantarkan siswa

memperoleh pengetahuan yang luas.

Adapun jumlah guru yang bertugas di SLB YAPENAS secara kuantitatif

berjumlah sekitar 18 orang, dengan perincian sebagai berikut :

b) Guru Tetap adalah guru yang diangkat dan ditetapkan di SLB YAPENAS

oleh pemerintah, jumlahnya ada 13 orang.

c) Guru tidak tetap, yakni guru honorer yang diangkat dan diberi gaji oleh pihak

sekolah. Mereka diangkat untuk menutupi kekurangan tenaga edukatif,

jumlahnya ada 5 orang.32

Keterangan lebih jelas dapat dilihat pada table dibawah ini :

31 Dokumentasi. Profil SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman

32 Wawancara dengan bapak kepala sekolah SLB YAPENAS Condong Catur pada tanggal 1 Desember 2008

Page 50: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

39

Tabel 233

Nama-nama Guru dan Karyawan SLB YAPENAS Tahun 2007/2008

Ijasah Terakhir No. Nama Guru Status Peg. Tingkat

pend. Jurusan Th.

Lulus

Tugas Mengajar

1. Marjani, S.Pd. NIP. 131599999

PNS S.1 PLB 1999 Ka. SLB YAPENAS

2. Prabowo Wahyono,S.Ag. NIP. 130529794

PNS S.1 PAI 1995 Gr. Kelas

3. Drs. Sujono NIP. 130804762

PNS S.1 ADM Negara

1992 Gr. Kelas

4. Roghib,S.Pd NIP. 131415689

PNS S.1 PLS 2002 Gr. Kelas

5. Tri Rukmana NIP. 131598345

PNS S.1 PLB 2006 Gr. Kelas

6. Iriyanti NIP. 131598345

PNS S.1 PLS 2002 Gr. Kelas

7. Widiyati NIP. 131412402

PNS S.1 PLS 2002 Gr. Kelas

8. Mardinah, S.Pd. NIP. 131613105

PNS S.1 BK 1997 Gr. Kelas

9. Siti Andriyani NIP.131680066

PNS SGPLB C 1985 Gr. Kelas

10. Martinah NIP. 131471663

PNS SGPLB D 1982 Gr. Kelas

11. Chalimah NIP. 490033372

PNS D III PLB 1989 Gr. Kelas

12. Nordjajadi NIP. 490033087

PNS SGPLB D 1991 Gr. Kelas

13. Muh. Sholihin,S.Ag GTT S.1 Tarbiyah 1998 Gr. Kelas 14. Sayekti

Ningsih,S.Pd. GTT S.1 PLB 2003 Gr. Kelas

15. Widyasari, S.Pd. GTT S.1 PLB 2003 Gr. Kelas 16. Saryati, S.Pd GTY S.1 PLB 1991 Gr. Kelas 17. Marsinem GTT S.1 BK 2006 Gr. Kelas 18. M. Anwar.N. S.H GTT S.1/Akta

IV Hukum 2005 Gr. Kelas

33 Dokumentasi data Guru SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman

Page 51: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

40

Data Karyawan

Ijazah Terakhir No Nama Karyawan

Status Peg.

Pend. Jurusan Tahun

Tugas

1. Suparni PTT Yysn

SMP Kebersihan Sekolah

Tabel diatas menunjukkan bahwa tenaga pendidik yang ada di SLB

YAPENAS secara keilmuwan adalah baik. Hal tersebut ditunjukkan berdasarkan

kesesuaian dalam bidang keilmuwan yang dimiliki oleh masing-masing guru.

Meskipun ada beberapa guru bukan lulusan dari jurusan PLB.

2. Siswa

Siswa berkebutuhan khusus yang ada di SLB YAPENAS terdiri dari siswa

tunarungu, tunagrahita dan autis yang terdiri mulai jenjang TK, SD, SMP dan

SMA. Sedangkan jumlah siswa yang ada di SLB YAPENAS saat ini secara

keseluruhan berjumlah 74 siswa. perinciannya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 334 Jumlah Siswa SLB YAPENAS Tahun Ajaran 2007/2008

No. Jenjang L P Jumlah

1. TKLB 1 3 4 Siswa

2. SDLB 21 24 45 Siswa

3. SMPLB 11 4 15 Siswa

4. SMALB 5 5 10 Siswa

Jumlah 38 36 74 Siswa

34 Dokumentasi data siswa SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman

Page 52: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

41

Adapun jumlah siswa SMPLB pada golongan B atau siswa tunarungu saat ini

berjumlah 6 siswa, dengan rincian kelas tujuh ada dua siswa, kelas delapan ada

tiga siswa, dan kelas sembilan ada dua siswa. Siswa-siswi yang bersekolah di

SLB YAPENAS tersebut kebanyakan berasal dari daerah-daerah sekitar

Condongcatur seperti Nglaren, Janti, Widoro, dan daerah lain di sekitarnya.

Klasifikasi tingkat ketunarunguan siswa SMPLB tunarungu SLB

YAPENAS yang berjumlah 6 siswa dapat dikategorikan pada tingkat

ketunarunguan berat. Berikut perinciannya:

Mengingat keadaan siswa mengalami ketunarunguan yang masuk pada

kategori berat, maka dalam proses pembelajaran sangat diperlukan komponen-

komponen pembelajaran yang sesuai dan ideal dengan keadaan siswa yaitu dari

tenaga guru yang professional dalam bidang ketunarunguan, strategi, pendekatan

No. Nama L/P Golongan

1 Mujiyatno L 4

2 Tuti Dyah Widyaningsih P 3

3 Wahyu Haryono L 4

4 Wahid Setyo Adhi L 4

5 Nurjanto L 4

6 Sundari P 4

Page 53: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

42

yang cocok, serta media pembelajaran yang dapat membantu dalam proses

pembelajaran.35

F. Sarana dan Fasilitas SLB YAPENAS

Untuk melaksanakan proses pembelajaran yang efektif alangkah baiknya

jika dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai. Begitu pula di SLB

YAPENAS. Untuk terciptanya pendidikan yang baik dalam sebuah lembaga

pendidikan sebagai tempat dilaksanakannya pembelajaran sarana dan prasarana

yang memadai sangat diperlukan. Terlebih ketika lembaga pendidikan tersebut

adalah lembaga pendidikan yang didalamnya mendidik anak-anak yang memiliki

kekhususan seperti di sekolah-sekolah luar biasa, sarana prasarana dalam

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar memiliki peran penting sebagai media

pembelajaran bagi siswa yang ada disekolah tersebut. Adapun sarana prasarana

yang ada di SLB YAPENAS meliputi :

1. Ruang

Ruang dalam hal ini adalah sebagai tempat pelaksanaan proses

pembelajaran. Selain itu juga digunakan sebagai tempat untuk melaksanakan

semua aktivitas yang ada di SMPLB/B YAPENAS. Untuk mengetahui

keadaan ruang yang ada di SLB YAPENAS dapat dilihat pada tabel dibawah

ini :

35 Hasil Wawancara dengan Bapak Tri Rukmana selaku guru PAI, hari Selasa tanggal 2

Desember 2008

Page 54: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

43

Tabel 436 Keadaan ruang SLB YAPENAS Tahun Ajaran 2007/2008

Milik No. Jenis Ruang

Baik Rusak

Ringan

Rusak Berat

1. Ruang Kantor �

2. Ruang Kepala dan TU �

3. Ruang Guru dan

Perpustakaan

4. Ruang Kelas �

5. Ruang Kesehatan �

Keterangan :

Kondisi : Baik

Pemanfaatan : Penggunaan ruang-ruang tersebut cukup baik sesuai dengan

fungsinya masing-masing.

2. Perlengkapan

Untuk melaksanakan semua aktivitas disekolah tentunya dibutuhkan

adanya perlengkapan yang memadai. Termasuk dalam melaksanakan

pembelajaran baik diruang kelas maupun diluar ruang. Berikut adalah dafar

perlengkapan yang ada di SLB YAPENAS :

36 Dokumentasi data Guru SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman

Page 55: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

44

Tabel 537 Keadaan Fasilitas Umum SLB YAPENAS Tahun Ajaran 2007/2008

Keadaan No. Jenis Fasilitas

Baik Rusak Ringan Rusak Berat

Keterangan

1. Meja Guru 18 Cukup

2. Kursi Guru 18 Cukup

3. Rak Buku Administrasi 2 Kurang

4. Almari/Filing Cabinet 2 Kurang

5. Papan Data 5 Kurang

6. Mesin Ketik 1 2 Kurang

7. Mesin Stensil Kurang

8. Komputer 3 1 Kurang

9 Laptop 1 Kurang

10. Mesin Foto Copy - Kurang

11. Meja Murid 60 15 Cukup

12. Kursi Murid 63 7 Cukup

13. Papan Tulis 12 5 Cukup

14. Papan Absen 8 5 Cukup

15. Almari Kelas 10 Cukup

16. Tempat Tidur 1 Kurang

17. Timbangan 1 Kurang

18. Kartu Kesehatan Kurang

19. Kendaraan Roda Dua Kurang

20. KendaraanRoda Empat Kurang

37 Dokumentasi data Guru SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman

Page 56: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

45

3. Perpustakaan

Perpustakaan merupakan salah satu tempat sebagai penunjang dalam

proses pendidikan. Seperti kita ketahui bahwa fungsi dari adanya

perpustakaan yakni sebagai salah satu sumber informasi dan pengetahuan bagi

guru dan siswa.

Perpustakaan yang ada di SLB YAPENAS tergolong perpustakaan yang

sederhana dengan segala keterbatasan yang ada. Mulai dari buku-buku

penunjang, buku-buku pelajaran dan ruang serta fasilitas sebagai salah satu

tempat belajar bagi siswa.

Page 57: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

46

BAB III

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAGI SISWA SMPLB TUNARUNGU

DI SLB YAPENAS

A. Pelaksanaan Pembelajaran PAI

Pembelajaran berasal dari kata “belajar” yang mendapat sufik pe- dan afik –

an yang berarti sebuah proses berusaha berlatih membelajarkan kepada peserta

didik. Dalam psikologi, belajar proses berarti cara-cara atau langkah-langkah

khusus yang dengannya beberapa perubahan akan ditimbulkan sehingga tercapai

hasil-hasil tertentu. Jadi proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan

perilaku kognitif, efektif, dan psikomotorik yang terjadi pada siswa. Perubahan

itu bersifat positif dalam arti berorientasi kearah yang lebih maju dari pada

keadaan sebelumnya.38

Sedangkan yang dimaksud dengan pendidikan adalah: “ Usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.”

(Sisdiknas Bab I Pasal I).

Jadi, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah sebuah proses usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

38 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekata Baru,( Bandung: Remaja Rosdakarya,

1995). Hal. 111.

Page 58: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

47

agar peserta didik secara aktif mengembangkan dirinya untuk memiliki

kecerdasan spiritual agama Islam, yang mencakup aspek hubungan social,

hubungan dengan alam, dan hubungan dengan pencipta.

1. Tujuan Pembelajaran PAI

Tujuan merupaka faktor utama dalam proses pembelajaran. Karena

tujuan adalah sebagai pegangan atau pedoman dalam proses belajar mengajar,

sehingga dengan adanya tujuan, proses belajar mengajar dapat dijalankan

dengan sistematis dan berstruktur.

Tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam SMPLB tunarungu SLB

YAPENAS adalah:

a. Menumbuh kembangkan aqidah melalui pemberian, pemupukan, dan

pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta

pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia

muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah

SWT.

b. Mewujudkan manusia Indonesia berakhlak mulia yaitu manusai yang

produktif, jujur, adil, etis, disiplin, toleransi, serta menjaga harmoni secara

personal dan sosial.39

39 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMPLB Tunarungu, (Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Sekolah Luar Biasa, 2006), Hal. 4

Page 59: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

48

2. Materi Pendidikan Agama Islam

Materi pendidikan agama Islam SMPLB-B YAPENAS mengacu pada

buku paket yang telah dikeluarkan oleh direktur pembinaan sekolah luar biasa

pusat. Ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai

berikut:

a. Al-Qur’an dan Al-Hadits

b. Aqidah

c. Akhlak

d. Fiqih

e. Tarikh

Adapun materi yang masuk dari kelima aspek tersebut dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Kelas VII Aspek Semester I Semester II

Al-Qur’an dan

Al-Hadits

Menerapkan hukum bacaan “Al” Syamsiyah dan “Al” Qomariyah

Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati

Aqidah

a. Meningkatkan iman kepada Allah dengan memahami sifat-sifatnya

b. Memahami Al-Asma Al-Husna

Meningkatkan keimanan kepada malaikat

Akhlak Membiasakan perilaku terpuji Membiasakan perilaku terpuji

Fiqih

a. Memahami ketentuan-ketentuan thoharoh

b. Memahami tata cara Sholat c Mamahami tata cara sholat

jama’ah dan munfarid

a. Memahami tatacara sholat jum’at

b. Sholat jama’ah dan qashar

Page 60: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

49

Tarikh Memahami sejarah Nabi Muhammad saw

Memahami sejarah Nabi Muhammad saw

Kelas VIII Aspek

Semester I Semester II

Al-Qur’an Dan

Al-Hadits

Menerapkan hukum bacaan Qalqalah dan ra

Menerapkan hukum bacaan mad dan waqaf

Aqidah Meningkatkan keimanan kepada kitab-kitab Allah

Meningkatkan iman kepada Rasul-rasul Allah

Akhlak Membiasakan perilaku terpuji a. Membiasakan perilaku

terpuji b. Menghindari perilaku tercela

Fiqih

a. memahami tata cara shalat sunah b. Memahami macam-macam sujud c. Memahami tata cara puasa d. Memahami zakat

a. Memahami hukum Islam tentang makanan dan minuman

b. Memahami hukum Islam tentang binatang sebagai sumber makanan

Tarikh Memahami sejarah Nabi Muhammad saw

Memahami sejarah dakwah Islam

Kelas IX Aspek

Semester I Semester II

Al-Qur’an Dan Al-Hadits

a. Mengamalkan ajaran Al-Qur’an surat At-Tin

b. Hadits menuntut ilmu

a. Mangamalkan surat Al-Insyirah

b. Hadits tentang kebersihan

Aqidah Meningkatkan keimanan kepada hari akhir

Meningkatkan iman kepada Qadha dan Qadar

Akhlak Membiasakan berperilaku terpuji Menghindari perilaku tercela

Fiqih a. Penyembelihan hewan Qurban b. Haji dan umrah

Tata cara shalat sunnah

Tarikh Perkembangan Islam di Nusantara Memahami sejarah tradisi Islam

Page 61: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

50

Materi yang ada pada tabel di atas adalah merupakan panduan

pembelajaran pendidikan agama Islam yang dikeluarkan oleh Departemen

Pendidikan Luar Biasa pusat yang mempunyai tanggung jawab membuat

konsep kurikulum sekolah luar biasa se Indonesia.

3. Pelaksanaan Pembelajaran PAI

Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMPLB

YAPENAS pada dasarnya mengikuti kurikulum yang dikeluarkan oleh

direktur pembinaan sekolah luar biasa pusat, baik dari segi muatan materi

maupun jumlah jam pembelajaran setiap satu pekannya. Pembelajaran PAI di

SMPLB YAPENAS dalam sepekan dilaksanakan satu pertemuan dengan dua

jam pelajaran yaitu selama 2 x 35 menit.40 Hal ini dirasakan oleh guru PAI

bahwa jumlah jam pembelajaran PAI setiap pekannya terlalu sedikit,

mengingat keadaan siswa yang menyandang ketunarunguan. Maka dari itu,

guru mempunyai inisiatif menambah pembelajaran PAI di luar ruang kelas

seperti waktu istirahat dengan cara praktik dalam kebiasaan sehari-hari.41

Guru yang mengampu pembelajaran PAI adalah Bapak Tri Rukmana, S.Pd.

Beliau adalah sarjana S.1 jurusan Pendidikan Luar Biasa bagian tunarungu,

sehingga beliau merupakan guru yang memang spesifik pada siswa tunarungu.

40 Ibid., hal. 3 41 Hasil Wawancara dengan Bapak Tri Rukmana selaku guru agama Islam pada tanggal 2

Desember 2008

Page 62: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

51

4. Pendekatan Pembelajaran PAI

Dalam proses pembelajaran, sebuah pendekatan merupakan hal yang

sangat penting dalam upaya membangun interaksi edukatif antara guru dan

siswa secara efektif. Dalam mengajar guru harus pandai menggunakan

pendekatan yang sesuai denghan keadaan masing-masing siswa, mengingat

bahwa siswa adalah sebagai individu dengan segala perbedaan. Sehingga

dengan pendekatan yang sesuai akan tercapai interaksi yang baik dan efektif

dalam proses pembelajaran. Guru PAI SMPLB YAPENAS menerapkan

beberapa pendekatan pembelajaran yaitu:

a. Pendekatan Individual

Pada setiap proses pembelajaran PAI, guru selalu memperhatikan masing-

masing siswa secara individual. Mulai dari awal pembelajaran guru sudah

langsung memperhatikan setiap siswa dengan cara memberi pertanyaan

satu persatu, baik menyangkut materi yang akan diajarkan maupun materi

yang sudah diajarkan. Sebagai contoh: guru bertanya kepada seorang

siswa, " Tuti, kamu sholat dalam sehari berapa kali?". Hampir setiap awal

pelajaran guru bertanya pada masing-masing siswa. Selain itu, guru juga

sering menghampiri siswa mengajak bicara santai serta menanyakan

apakah sudah mengerti atau belum mengenai materi yang diajarkan.

Menurut bapak Tri Rukmana selaku guru agama Islam, dalam

menjalankan pembelajaran bagi siswa tunarungu harus membuat suasana

kelas menjadi santai, akrab, sabar dan memahami keterbatasan siswa yang

Page 63: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

52

mengalami ketunarunguan, sehingga siswa tidak merasa minder dengan

keadaannya dan tidak takut untuk bertanya.

Penggunaan pendekatan ini yang dilakukan oleh guru, sangat cocok

dan tepat digunakan bagi siswa tunarungu, mengingat keadaan siswa yang

mengalami ketunarunguan. Pendekatan ini sangat mendukung lancarnya

proses pembelajaran terutama bagi siswa berkelainan. Pendekatan

individual adalah sebuah pendekatan secara personal kepada masing-

masing siswa yang mempunyai karakterisrik berbeda-beda dengan tujuan

guru dapat mengetahui keadaan siswa secara individu, sehingga guru

dapat menangani kesulitan masing-masing siswa dalam proses

pembelajaran dengan tepat sesuai karakteristik siswa. Pendekatan ini

membantu guru dalam memecahkan sebuah permasalahan yang dihadapi

dalam pembelajaran. Selain itu, pendekatan ini sangat penting dalam

pendidikan luar biasa disebabkan karna anak berkelainan cenderung

terganggu emosinya, emosi tidak stabil, menderita perasaan minder,

dihantui rasa frustasi, mudah tersinggung, dan mudah marah.

b. Pendekatan Kelompok

Pendekatan ini dipakai oleh guru ketika materi memungkinkan dan

mendukung adanya kerjasama antar siswa. Pelaksanaan pendekatan ini

dilakukan oleh guru dalam bentuk pertanyaan kemudian guru meminta

Page 64: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

53

siswa untuk mengerjakan dengan kerjasama dan ditulis dalam satu lembar

kerja, kemudian siswa diminta untuk membacakan hasil kerja sama tersebut

meskipun dengan kalimat yang kurang jelas, akan tetapi masih bisa

dipahami oleh guru. Pendekatan ini menurut guru dipakai selain untuk

melatih siswa kerjasama, juga agar siswa memperkaya bahasa masing-

masing siswa dengan bantuan temannya. Proses pendekatan ini dilakukan

oleh siswa tidak hanya memakai bahasa lisan, tetapi siswa sering

mengungkapkan dengan bahasa isyarat. Sebagai contoh: Guru menuliskan

pertanyaan pada papan tulis, bagaimana cara kita sholat?. Siswa

bekerjasama seperti mempraktikkan sholat meskipun dalam keadaan duduk,

seperti takbir dan lain-lain.

Pendekatan ini sangat membantu siswa untuk melakukan kontak sosial

kepada temannya dalam wujud saling kerjasama. Penggunaan pendekatan

ini berjalan cukup bagus meskipun keadaan siswa mengalami ketunaruguan.

Manusia adalah makhluk homo socius yaitu makhluk yang mempunyai

kecenderungan untuk hidup bersama. Demikian juga siswa dalam kelas

mereka mempunyai kecenderungan untuk saling membantu dan kerjasama.

Maka dari itu, dalam proses pembelajaran perlu diterapkan pendekatan

kelompok. pendekatan ini digunakan untuk membina dan mengembangkan

sikap sosial siswa. Dengan pendekatan kelompok diharapkan menumbuhkan

rasa sosial yang tinggi pada diri setiap siswa. Siswa dibina untuk

mengendalikan rasa egois yang ada pada diri masing-masing, sehingga

Page 65: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

54

terbina sikap setiakawanan sosial di kelas dalam belajar. Penggunaan

pendekatan ini, guru harus mepertimbangkan bahwa hal itu tidak

bertentangan dengan tujuan, fasilitas, metode, dan materi pembelajaran

apakah cocok dengan pendekatan ini.42

c. Pendekatan Pembiasaan

Pendekatan ini dilakukan oleh guru tidak hanya dilakukan dalam

kelas, akan tetapi banyak diterapkan pada waktu-waktu istirahat terutama

pada waktu sholat dluhur dan pada hari-hari besar Islam. Sebagai contoh:

pada saat waktu sholat dluhur, siswa selalu diajak untuk melakukan sholat

berjamaah. Mulai dari wudlu sampai sholat guru selalu mendampingi.

Contoh lain, pada waktu ibadah qurban, siswa diajak langsung menangani

hewan qurban dari mulai menjalankan penyembelihan sampai

membagikannya. Menurut guru PAI pendekatan ini sangat membantu

pendalaman materi dan sangat cocok bagi siswa tunarungu karena siswa

tidak mengalami kesusahan dalam menerima informasi.

Dalam pembelajaran PAI, pendekatan ini sangat penting dilakukan

untuk memperdalam atau mempraktekkan pelajaran PAI yang sudah didapat

dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pendekatan ini siswa dibiasakan

mengamalkan ajaran agama, baik secara individual maupun kecara

kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini sering digunakan

42 Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

1995), hal. 64.

Page 66: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

55

untuk mendukung pendalaman materi dalam bidang Akidah Akhlak dan

Fikih seperti berakhlak mulia, wudhu, sholat, qurban dan lainnya.43

B. Strategi Pembelajaran PAI

Strategi pembelajaran PAI yang dipakai oleh guru di SMPLB tunarungu

YAPENAS adalah sebagai berikut:

a. Ceramah

Ceramah adalah cara menyampaikan sebuah materi pelajaran dengan

cara penuturan lisan kepada siswa. Strategi ini digunakan oleh guru PAI

hampir pada setiap pertemuan, yaitu pada awal pelajaran. Strategi ini

digunakan oleh guru untuk memulai sebuah materi pembelajaran. Mengingat

keadaan siswa yang mempunyai ketunarunguan, dalam melaksanakan strategi

ini, guru selalu menggunakan bahasa-bahasa yang simpel, mudah, susunan

kata sederhana, dan dalam menyampaikan materi guru selalu berada dekat

pada siswa. Hal demikian dilakukan karena strategi ini lebih menggunakan

fungsi pendengaran, padahal siswa mengalami ketunarunguan. Strategi ini

hampir digunakan pada semua materi pelajaran PAI. Sebagai contoh, pada

pelajaran Aqidah ada materi iman kepada kitab-kitab Allah, guru memulai

dengan menulis judul pada papan tulis, kemudian guru menjelaskan mengenai

jumlah kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nya dengan kalimat

43 Hasil Wawancara dengan Bapak Tri Rukmana selaku guru Agama Islam pada tanggal 4

Desember 2008

Page 67: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

56

yang sederhana, keras dan diulang-ulangi, contoh, " Kitab Allah empat,

Qur'an, Injil, Taurat, Zabur. Qur'an Nabi Muhammad, Injil Nabi Isa, Taurat

Nabi Musa, Zabur Nabi Daud". Tujuan dari pemakaian strategi ini selain

sebagai strategi pelajaran, juga untuk membantu memaksimalkan sisa-sisa

pendengaran siswa tunarungu yang masih ada, sehingga akan memperbaiki

siswa dalam berkomunikasi dengan lisan. Strategi ini digunakan pada semua

bidang pelajaran PAI.

Ceramah adalah sebuah strategi yang menitik beratkan pada

penggunaan fungsi pendengaran sebagai media belajar. Oleh karna itu, apabila

strategi ini digunakan pada siswa tunarungu, siswa akan mengalami kesulitan

dalam menerima informasi dari guru jika guru tidak menguasai teknik

ceramah yang tepat bagi siswa tunarungu. Menurut pakar pendidikan luar

biasa, berkomunikasi dengan siswa tunarungu harus memperhatikan dalam

aspek susunan bahasa. Pakar pendidikan luar biasa Fitzgerald Key, mencetus

sebuah metode penyampaian informasi kepada siswa tunarungu yang disebut

dengan metode konstruktif, metode ini menitik beratkan pada penguasaan

struktur kata dan tata bahasa dengan pola latihan drilling (tubian) dari kalimat

yang sederhana sampai kalimat yang komplek. Dengan latihan yang terus

menerus, diharapkan anak akan mengenal pola-pola kalimat tertentu dan

mampu menyusun kalimat baru.

Tehnik dari metode ini antara lain adalah:

Page 68: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

57

1) Kegiatan pembelajaran diawali dari guru dan hampir seluruh kegiatan di

berpusat pada guru.

2) Guru menitik beratkan pada penguasaan struktur dan tata bahasa.

3) Penggunaan kalimat diawali dengan bahasa yang sederhana sampai pada

kalimat yang komplek.

Penggunaan strategi ceramah yang dilakukan oleh guru PAI di SLB

YAPENAS sudah bagus dan berjalan dengan baik, karna guru dalam

menggunakan strategi ini sudah memperhatikan metode konstrutif, sehingga

siswa dapat menerima pelajaran dengan lebih baik sekalian dapat

memperkaya bahasa bagi siswa tunarungu.

b. Keteladanan

. Strategi ini dipakai oleh guru PAI dalam mempermudah penerimaan

materi yang berhubungan dengan perilaku ketauladanan tokoh. Strategi ini

sering digunakan pada bidang pelajaran tarikh, akidah akhlak, dan fiqih

seperti mencontoh sifat-sifat Rasul, tata cara bergaul dengan orang lain yang

baik, menghormati tamu, dan lain-lain. Strategi ini dilakukan oleh guru tidak

sebatas hanya dalam kelas, tetapi juga dilakukan di luar kelas dengan cara

mempraktikkan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari, seperti:

berbicara sopan, ramah, hidup bersih dan lain-lain.44

44 Hasil Wawancara dengan Bapak Tri Rukmana selaku guru agama Islam pada tanggal 1

Desember 2008

Page 69: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

58

Keteladanan berarti perilaku yang baik yang dapat ditiru oleh siswa.

Strategi ini memiliki peranan yang signifikan dalam upaya mencapai

keberhasilan pendidikan agama Islam. Karena secara psikologis, siswa banyak

meniru dan mencontoh perilaku sosok figurnya termasuk diantaranya sosok

seorang guru. Oleh karena itu, keteladanan sangat terkait dengan perilaku, dan

perilaku yang baik adalah tolok ukur keberhasilan pendidikan agama Islam. 45

Strategi ini, sangat mendukung keberhasilan pembelajaran PAI di SMPLB

YAPENAS, mengingat keadaan siswa yang menyandang ketunarunguan.

Karena strategi ini lebih banyak menggunakan indera penglihatan sehingga

anak tunarungu tidak mengalami kesulitan dengan strategi ini.

c. Tanya jawab

Strategi ini digunakan oleh guru terutama pada awal dan akhir

pelajaran. Pada awal pelajaran pertanyaan sebagai pre-test, dan pada akhir

pelajaran sebagai post-test. Akan tetapi guru juga sering menggunakannya

pada pertengahan pelajaran sebagai kombinasi terhadap strategi yang sedang

dilaksanakan. Strategi ini digunakan hampir pada semua bidang pelajaran

PAI. Strategi tanya jawab ini di lakukan oleh guru tidak hanya

menggunakan lisan, akan tetapi agar lebih jelas guru selalu menuliskan pada

45 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hal.124.

Page 70: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

59

papan tulis pertanyaan yang diajukan, kemudian siswa disuruh menjawab

meskipun dengan kalimat yang kurang jelas, dan sering menggunakan

bahasa isyarat, kemudian guru meluruskan dan memperjelas jawaban

tersebut dengan menuliskan pada papan tulis. Sebagai contoh, guru

mengajukan pertanyaan: Apa puasa?, siswa menjawab dengan bahasa yang

tidak jelas, dengan disertai isyarat-isyarat. Kemudian guru meluruskan dan

memperjelas jawaban dengan menuliskan pada papan tulis.

Strategi Tanya jawab adalah penyampaian pelajaran dengan cara guru

pertanyaan dan siswa menjawab, atau sebaliknya. Strategi ini digunakan

oleh guru untuk evaluasi awal hasil pembelajaran PAI terhadap siswa dan

biasa dilakukan oleh guru pada awal dan akhir pelajaran. Penggunaan

strategi ini dimaksudkan agar siswa dapat aktif dalam pembelajaran,

meskipun keadaannya menyandang ketunarunguan. Hal ini sangat

mendukung bertambahnya kekayaan bahasa bagi siswa tunarungu. Strategi

ini sangat disukai oleh siswa tunarungu di SMPLB YAPENAS karena

mereka merasa mampu untuk berbuat seperti orang yang normal. Ketika

strategi ini dipakai oleh guru di kelas, terlihat siswa langsung bereaksi untuk

menjawab pertanyaan meskipun dengan suara yang kurang jelas, tetapi

masih dapat dipahami.46

46 Hasil observasi di kelas VIII pada hari Senin tanggal 1 Desember 2008

Page 71: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

60

d. Pemberian Tugas

Strategi pemberian tugas adalah sebuah cara penyajian bahan pelajaran

dimana guru memberikan sejumlah tugas terhadap siswa untuk mempelajari

sesuatu, dan kemudian mempertanggungjawabkannya. Strategi ini selalu

digunakan oleh guru PAI dalam bentuk pekerjaan rumah (PR) dengan

tujuan agar siswa mau belajar pada saat di rumah. Penggunaan strategi ini

hampir sama pada siswa normal, yaitu dalam bentuk pertanyaan tertulis,

akan tetapi hanya berbeda pada susunan kalimatnya, pertanyaan yang

diberikan oleh guru berupa kalimat-kalimat yang sederhana, contoh, Apa

haji?, Rukun haji?, Dilarang dalam haji?, dan sebagainya. Strategi ini selalu

digunakan oleh guru pada setiap akhir semua bidang pelajaran PAI sebagai

pekerjaan rumah.

e. Drill atau Latihan

Strategi ini sering digunakan oleh guru pada pembelajaran PAI

terlebih pada bidang fiqih, al-Qur’an al- Hadits, dan akhlak. Karena

pelajaran tersebut dalam tolok ukur keberhasilannya lebih pada apakah

siswa dapat mempraktikkanya atau tidak. Strategi ini digunakan oleh guru

dengan proses menerangkan materi terlebih dahulu kemudian dilanjutkan

dengan mempraktikkan. Sebagai contoh: dalam bidang fiqih ada materi

sholat. Pada awalnya guru menjelaskan tata cara dan rukun sholat kemudian

guru mengajak siswa untuk mempraktikkan. contoh lain dalam pelajaran al-

Page 72: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

61

Qur'an dan al-Hadits adalah materi tentang kebersihan, guru menuliskan

hadits " Annadhofatu minal iman" guru memakai strategi ini dengan latihan

(tubian) terus menerus sampai lancar, kemudian guru menjelaskan arti dan

maksud dari hadits tersebut, dan kemudian diajak untuk mempraktikkan

bersama-sama. Seperti itu juga, dalam mengajar siswa untuk menghafal

bacaan sholat dengan mengajak siswa untuk terus menerus mengulangi

bacaan tersebut dan dipraktikkan pada kehidupan sehari-hari pada setiap

sholat.

Strategi driil atau latihan adalah sebuah cara mengajar dimana siswa

melakukan kegiatan-kegiatan latihan atau kegiatan mempraktikkan terhadap

materi yang yang sudah dipelajari, agar siswa dapat lebih mendalami materi

dan dapat mengamalkan pada kehidupan sehari-hari.47 Jadi siswa dalam

pembelajaran PAI lebih ditekankan pada aplikasi terhadap materi yang

sudah dipelajari. Sebagai contoh pada pelajaran fiqih ada materi sholat,

dengan strategi ini akan lebih mudah guru memberi pemahaman dan dapat

dilihat secara langsung keberhasilannya.48

47 Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hal. 125. 48 Hasil Wawancara dengan Bapak Tri Rukmana selaku guru Agama Islam pada tanggal 1

Desember 2008

Page 73: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

62

Dalam setiap proses pembelajaran PAI yang dilaksanakan di SMPLB-

B YAPENAS tidak hanya menggunakan satu strategi saja dalam setiap

pembelajaran, akan tetapi guru mengkobinasikan dari semua strategi di atas,

hal tersebut bermaksud agar siswa tidak jenuh dengan proses

pembembelajaran yang dilaksanakan.49

Dalam melaksanakan semua strategi tersebut, guru mengembangkan

sebuah teori metode pembelajaran bahasa yaitu Metode Maternal Reflektif

(MMR). Secara garis besar, kegiatan pembelajaran dengan metode ini terdiri

atas kegiatan percakapan, termasuk di dalamnya menyimak, membaca dan

menulis yang dikemas secara terpadu dan utuh. Berikut perincian dari metode

MMR ini:

1) Kegiatan percakapan

Dalam metode ini dikenal dua jenis percakapan, yaitu percakapan dari

hati ke hati dan percakapan linguistik. Percakapan dari hati ke hati

merupakan percakapan yang spontan, fleksibel untuk mengembangkan

empati anak. Ungkapan-ungkapan yang dimaksud anak melalui kata-kata

yang kurang jelas, atau gerakan-gerakan isyarat yang ditangkap oleh guru

dan dibahasakan sesuai dengan maksudnya kemudian meminta anak untuk

mengucapkannya kembali. Percakapan linguistik merupakan kegiatan

refleksi terhadap kebahasaan yang telah digunakannya dengan

49 Hasil Observasi pelaksanaan pembelajaran PAI pada tanggal 15 Desember 2008

Page 74: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

63

mempercakapkan bacaan-bacaan hasil percakapan, atau bacaan lain yang

telah dipelajarinya. Melalui percakapan ini diharapkan siswa menyadari

dan menemukan sendiri bentuk-bentuk atau kaidah bahasa yang berlaku.

2) Kegiatan membaca dan menulis

Dengan MMR, kemampuan berbahasa (menyimak, berbicara,

membaca dan menulis) penyandang tunarungu dikembangkan melalui

percakapan. Pada mulanya pola bahasa siswa berada pada taraf

pengungkapan diri melalui getaran, isyarat, atau suara-suara yang tidak

jelas kemudian dibahasakan oleh guru. Kemudian siswa menerima

pembelajaran melalui membaca ujaran dan melalui pemanfaatan sisa

pendengarannya. Ungkapan-ungkapan yang belum ditangkap secara

sempurna dengan kegiatan percakapan, ditulis atau divisualkan dalam

bentuk tulisan dan kemudian dibacanya.

Bapak Tri Rukmana, S.Pd selaku guru PAI mengembangkan metode

MMR dalam membantu pelaksanaan strategi pembelajaran PAI dengan

beberapa tahap yaitu:

1. Guru memulai pembelajaran dengan menulis judul materi pada papan tulis

untuk merespon siswa berkomunikasi semampunya.

Page 75: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

64

2. Kemudian guru menulis beberapa pertanyaan dengan susunan kalimat yang

sederhana agar mudah dipahami siswa, misalkan: Apa qurban?, Apa haji?

dan lain-lain.

3. Setelah siswa merespon pertanyaan dengan isyarat, atau kalimat yang tidak

jelas, guru menafsirkan dan membenarkan jawaban dari pertanyaan itu

dengan ceramah dan menuliskan pada papan tulis.

4. Dalam memberi pembelajaran, guru memakai kalimat yang sederhana

dengan tujuan mudah dipahami oleh siswa.

5. Guru sering menggunakan bahasa isyarat dengan sandi jari atau gaya tubuh

untuk memahamkan pelajaran.

6. Pada akhirnya semua materi dijadikan dalam bentuk visual yang sederhana.

7. Dalam melaksanakan strategi pembelajaran, guru membuat desain ruang

kelas yang cocok bagi siswa tunarungu agar mudah menerima informasi

atau pembelajaran, yaitu: a. antara guru dan siswa bertatap muka

langsung; b. tempat duduk guru dan siswa berdekatan. 50

50 Hasil Wawancara dengan Bapak Tri Rukmana selaku guru Agama Islam pada tanggal 15

Desember 2008

Page 76: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

65

C. Penghambat dan Pendukung Pembelajaran PAI

1. Penghambat

Dalam pelaksanaan pembelajaran PAI siswa tunarungu di SMPLB

YAPENAS mempunyai hambatan yang berasal dari beberapa elemen, yaitu:

a. Siswa, keadaan siswa yang mengalami ketunarunguan menjadi terhambat

dalam menerima informasi atau pelajaran dari guru, terutama pelajaran al-

Qur’an dan al-Hadits yang banyak menggunakan bahasa Arab. Selain itu,

latar belakang siswa yang tergolong dari keluarga yang kurang mampu,

sehingga semua siswa tidak mempunyai alat bantu pendengaran, dan

keluarga juga kurang memperhatikan pendidikan anaknya, sehingga

motivasi untuk belajar kurang.

b. Fasilitas, fasilitas pendukung pembelajaran PAI masih sangat kurang,

yaitu buku-buku bacaan khusus bagi siswa tunarungu dan fasilitas untuk

praktik keagamaan berupa tempat sholat, sehingga ketika akan

melaksanakan praktik harus ke masjid terdekat, dengan demikian sering

menyita waktu.

c. Media pendukung belajar, media pendukung belajar bagi siswa tunarungu

masih sangat kurang, yaitu alat bantu pendengaran bagi siswa, pengeras

bunyi, dan teknologi elektronik audio visual.

d. Yang menjadi permasalahan mendasar proses pembelajaran PAI bagi

siswa SMPLB di SLB YAPENAS saat ini adalah kurangnya alat bantu

yang digunakan siswa dan fasilitas sekolah yang belum memenuhi

Page 77: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

66

standar. Hal demikian sangat menghambat jalannya proses pembelajaran,

sehingga hasil pembelajaran kurang maksimal. 51

Usaha yang dilakukan oleh guru PAI dalam menutupi hambatan tersebut

adalah:

a. Guru membuat desain ruang kelas yang sesuai dengan keadaan siswa,

yaitu tempat duduk siswa dan guru berdekatan, langsung berhadap-

hadapan antara guru dan siswa, sehingga siswa dapat lebih mudah

menerima informasi.

b. Guru membuat modul yang berisi rangkuman-rangkuman pelajaran

PAI dengan menggunakan bahasa yang sederhana, mudah dipahami

oleh siswa tunarungu, sehingga memudahkan siswa untuk belajar

mandiri.

c. Pelaksanakan praktik keagamaan dilakukan bersamaan dengan jam

istirahat kedua yaitu pada setiap waktu dluhur, sehingga tidak begitu

menyita waktu.

d. Dalam mengajarkan pelajaran yang berupa huruf arab, seperti al-

Qur'an, al-Hadits, bacaan sholat, guru tanpa putus asa selalu

mendampingi dan melatih siswa untuk terus menerus mengulangi

bacaan-bacaan tersebut.52

51 Hasil wawancara dengan bapak Tri Rukmana selaku guru PAI, tanggal 22 Desember 2008 52 Hasil wawancara dengan bapak Tri Rukmana selaku guru PAI, tanggal 29 Januari 2009

Page 78: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

67

2. Pendukung

Pendukung pelaksanaan pembelajaran PAI di SMPLB YAPENAS adalah

berasal dari:

a. Guru, guru yang mengajar PAI adalah guru profesional dalam menangani

siswa tunarungu dan juga mempunyai latar belakang pendidikan spesifik

pada siswa tunarungu, sehingga guru mengetahui betul bagaimana

mengajar siswa tunarungu.

b. Letak sekolah dan keadaan kelas, letak sekolah yang berada pada daerah

yang tidak terlalu ramai oleh suara-suara dari luar sekolah sehingga

membuat proses pembelajaran menjadi lebih kondusif. Dan juga keadaan

kelas yang didesain sesuai keadaan siswa penyandang tunarungu membuat

proses pembelajaran lebih baik.

c. Suasana keakraban, antara guru dan siswa terjalin hubungan yang sangat

akrab. Guru sudah seperti menganggap siswa menjadi seperti anaknya

sendiri. Hal ini karena siswa sejak sekolah dasar sudah sekolah di SLB

YAPENAS, sehingga siswa tidak merasa minder dengan keadaannya.

Page 79: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

68

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah diadakan penelitian terhadap strategi pembelajaran PAI bagi siswa

SMPLB tunarungu di SLB YAPENAS, diperoleh data-data kualitatif. Dari

analisis data-data tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru PAI bagi siswa SMPLB

tunarungu SLB YAPENAS adalah Ceramah, Keteladanan, Tanya jawab,

Pemberian Tugas, dan Drill atau Latihan. Pelaksanaan strategi pembelajaran

yang dilakukan oleh guru PAI tersebut diatas sudah baik, sesuai dengan

keadaan siswa, berjalan dengan lancar, dan kondusif. Karena pada

pelaksanaannya guru sangat memperhatikan karakteristik pembelajaran bagi

siswa tunarungu dan memperhatikan hal-hal yang harus dilakukan dalam

mengajar siswa tunarungu.

2. Pendekatan yang dipakai dalam pembelajaran PAI adalah pendekatan

individual, kelompok, dan pembiasaan.

3. Kendala yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran PAI

adalah berasal dari:

a. Siswa, yaitu siswa tidak menggunakan alat bantu dengar yang dapat

membantu indera pendengaran sedikit lebih baik, sehingga siswa

mengalami kesulitan dalam menerima informasi pelajaran, selain itu

motivasi belajar siswa rendah.

Page 80: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

69

b. Fasilitas, fasilitas pendukung pembelajaran PAI masih sangat kurang,

yaitu buku-buku bacaan khusus bagi siswa tunarungu dan fasilitas untuk

praktik keagamaan berupa tempat sholat, sehingga ketika akan

melaksanakan praktik harus ke masjid terdekat, dengan demikian sering

menyita waktu.

c. Media pembelajaran, media pendukung belajar bagi siswa tunarungu

masih sangat kurang, yaitu alat bantu pendengaran bagi siswa, pengeras

bunyi, dan teknologi elektronik audio visual yang dapat memudahkan

siswa tunarungu memperoleh pengetahuan.

Page 81: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

70

B. SARAN-SARAN

1. Untuk Sekolah

Yang menjadi penghambat pembelajaran PAI adalah kurangnya

fasilitas sekolah, dan media pembelajaran. Maka dari itu, dari pihak sekolah

hendaknya berusaha untuk melengkapi fasilitas sekolah, dan media

pembelajaran meskipun dengan sedikit demi sedikit sebagai pendukung

keberhasilan pembelajaran.

2. Untuk Guru

Secara umum dalam melaksanakan pembelajaran sudah bagus, dengan

pemilihan strategi, metode, dan desain ruang kelas yang tepat. meski

demikian, guru harusnya selalu memberi motifasi kepada siswa untuk belajar

mandiri, mengingat keadaan siswa yang mengalami ketunarunguan.

3. Untuk Orang Tua

Sebagai orang tua, harusnya memperhatikan kemajuan pendidikan

anaknya, dengan cara menberi dorongan untuk rajin, dan belajar mandiri,

meskipun keadaan siswa menyandang ketunarunguan.

Page 82: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

71

C. PENUTUP

Dengan rasa syukur, terucap kata Alhamdulillah kehadirat Allah SWT; yang

selalu melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skipsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Semua ini hanyalah karena kedangkalan ilmu pengetahuan yang

penulis miliki, meskipun telah berusaha semaksimal mungkin. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak.

Akhirnya atas keridloan Allah SWT; tiada kata yang patut penulis ucapkan,

hanyalah suatu harapan semoga skripsi ini dapat memberi sumbangan pikiran

bagi pembaca dan penulis khususnya. Selanjutnya penulis mengucapkan

terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya penyusunan

skripsi ini. Semoga amal baiknya selalu diterima dan mendapatkan balasan yang

berlipat ganda dari Allah SWT. Amien.

Page 83: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

72

DAFTAR PUSTAKA

Amandemen Undang Undang dasar 1945. 2007.Yogyakarta: Pustaka Yustisia. Bandi Pelphie.

2007. Pembelajaran Untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi direktorat Ketenagaan.

Dudung Abdurrohman. 2003. Pengantar Metode penelitian. Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta. Departemen Agama RI. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: Diponegoro. Henry Guntur Tarigan. 1993. Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa. Bandung: Angkasa. J.S.Badudu & Sutan M. Zain. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. J. David Smith.

2006. Inklusi Sekolah Ramah untuk Semua. Bandung: Nuansa. Lexy J. Moleong. 1991, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda Karya. Muhibin Syah. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja

Rosdakarya. Muhammad Efendi. 2006. Pengantar Pedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: Bumi Aksara. Murni Winarsih.

2007. Intervensi Dini Bagi Anak Tunarungu dalam Memperoleh Bahasa. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.

Page 84: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

73

Permanarian Somad dan tati Hernawati. 1996.Ortopedagogik Anak tunarungu. Bandung: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain.

1995, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta. Sumanto. Metode Penelitian, Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset. Sutrisno Hadi. 1990. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset. Sunnan Ibnu Majjah Juz 1, Semarang: Thoha Putra. Tabrani Rusyan, dkk. 1994. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Rosda Karya. Winarno Surakhmad. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik. Bandung: Tarsito. Yosfan Azwandi.

2007. Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi direktorat Ketenagaan.

Page 85: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

74

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Guru dan Karyawan SLB YAPENAS

Lampiran 2 : Panduan Pertanyaan Dalam Wawancara

Lampiran 3 : Surat - Surat Izin Penelitian

Lampiran 4 : Bukti Seminar Proposal

Lampiran 5 : Berita Acara Seminar

Lampiran 6 : Daftar Hadir Seminar

Lampiran 7 : Kartu Bimbingan Skripsi

Lampiran 8 : Transkip Nilai Komulatif

Lampiran 9 : Sertifikat KKN

Lampiran 10 : Sertifikat PPL II

Lampiran 11 : Sertifikat TOAFL

Lampiran 12 : Sertifikat TOEFL

Lampiran 13 : Sertifikat Teknologi Informasi dan Komunikasi

Lampiran 14 : Daftar Riwayat Hidup

Page 86: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …digilib.uin-suka.ac.id/2956/1/BAB I,IV.pdf · SMPLB Tunarungu di SLB YAPENAS Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, Jurusan Kependidikan

75