28
63 STRATEGI PEMBELAJARAN MENGHADAPI REVOLUSI PENDIDIKAN FOUR POINT ZERO (4.0) STUDI KASUS DI SMP NEGERI KECAMATAN KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT Oleh: Ahd. Gozali (SMP 5 Kinali) ABSTRAK Revolusi Industri 4.0 telah banyak merubah hidup dan kerja manusia secara fundamental. Pendidikan 4.0 adalah program untuk mendukung terwujudnya pendidikan cerdas melalui peningkatan dan pemerataan kualitas pendidikan keterampilan abad 21, yaitu kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis dan kreatif. Seorang guru perlu mempersiapkan berbagai strategi agar dapat menciptakan suasana belajar yang lebih menguntungkan, baik dengan ataupun tidak menggunakan kemajuan teknologi. Teknologi Pendidikan adalah pengembangan, penerapan, dan penilaian sistem-sistem, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia. Di sini diutamakan proses belajar itu sendiri di samping alat-alat yang dapat membantu proses belajar itu. Teknologi pendidikan itu dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan instruktional technology atau educational technology. Penelitian ini tertuju kepada guru di SMPN Sekecamatan Kinali, dengan pendekatan kualitatif. Menggunakan metode pemgumpulan data dengan observasi dan wawancara. Penelitian ini menemukan hasil. 1) Pembelajaran masih banyak yang menggunakan pola lama. 2) Media ICT dan e-Learning belum sepenuhnya dapat diterapkan. 3) Pembelajaran yang kolaboratif, komunikatif, kritis dan kreatif belum sepenuhnya terwujud. Bahkan masih jauh, jika para pendidik tidak melakukan terobosan-terobosan inovatif dalam pendekatan dan metode pembelajarannya. 4) Keefektifan problem solving mutlak masih sangat diperlukan, agar persoalan-persoalan yang muncul dalam pembelajaran dapat diatasi dengan cara yang tepat. Sehingga kesan pembelajaran tidak terabaikan. Key Word: Revolusi Industri 4.0. Pembelajaran Abad 21, Strategi Pembelajaran 4.0 Pendahuluan Era Revolusi Industri 4.0 (selanjutnya: Era 4.0) membawa dampak yang tidak sederhana. Ia berdampak pada seluruh aspek kehidupan manusia. Termasuk

STRATEGI PEMBELAJARAN MENGHADAPI REVOLUSI …

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STRATEGI PEMBELAJARAN MENGHADAPI REVOLUSI …

63

STRATEGI PEMBELAJARAN MENGHADAPI REVOLUSI

PENDIDIKAN FOUR POINT ZERO (4.0) STUDI KASUS DI SMP NEGERI

KECAMATAN KINALI

KABUPATEN PASAMAN BARAT

Oleh: Ahd. Gozali

(SMP 5 Kinali)

ABSTRAK

Revolusi Industri 4.0 telah banyak merubah hidup dan kerja

manusia secara fundamental. Pendidikan 4.0 adalah program untuk

mendukung terwujudnya pendidikan cerdas melalui peningkatan dan

pemerataan kualitas pendidikan keterampilan abad 21, yaitu kolaborasi,

komunikasi, berpikir kritis dan kreatif. Seorang guru perlu

mempersiapkan berbagai strategi agar dapat menciptakan suasana

belajar yang lebih menguntungkan, baik dengan ataupun tidak

menggunakan kemajuan teknologi. Teknologi Pendidikan adalah

pengembangan, penerapan, dan penilaian sistem-sistem, teknik dan alat

bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia. Di

sini diutamakan proses belajar itu sendiri di samping alat-alat yang

dapat membantu proses belajar itu. Teknologi pendidikan itu dalam

bahasa Inggris diistilahkan dengan instruktional technology atau

educational technology. Penelitian ini tertuju kepada guru di SMPN

Sekecamatan Kinali, dengan pendekatan kualitatif. Menggunakan

metode pemgumpulan data dengan observasi dan wawancara. Penelitian

ini menemukan hasil. 1) Pembelajaran masih banyak yang menggunakan

pola lama. 2) Media ICT dan e-Learning belum sepenuhnya dapat

diterapkan. 3) Pembelajaran yang kolaboratif, komunikatif, kritis dan

kreatif belum sepenuhnya terwujud. Bahkan masih jauh, jika para

pendidik tidak melakukan terobosan-terobosan inovatif dalam

pendekatan dan metode pembelajarannya. 4) Keefektifan problem

solving mutlak masih sangat diperlukan, agar persoalan-persoalan yang

muncul dalam pembelajaran dapat diatasi dengan cara yang tepat.

Sehingga kesan pembelajaran tidak terabaikan.

Key Word: Revolusi Industri 4.0. Pembelajaran Abad 21, Strategi

Pembelajaran 4.0

Pendahuluan

Era Revolusi Industri 4.0 (selanjutnya: Era 4.0) membawa dampak yang

tidak sederhana. Ia berdampak pada seluruh aspek kehidupan manusia. Termasuk

Page 2: STRATEGI PEMBELAJARAN MENGHADAPI REVOLUSI …

64

dalam hal ini adalah pendidikan. Era ini ditandai dengan semakin sentralnya peran

teknologi cyber dalam kehidupan manusia. Maka tak heran jika dalam dunia

pendidikan muncul istilah “Pendidikan 4.0”.

Revolusi industri 4.0 telah mengubah hidup dan kerja manusia secara

fundamental. Berbeda dengan revolusi industri sebelumnya, revolusi industri

generasi ke-4 ini memiliki skala, ruang lingkup dan kompleksitas yang lebih luas.

Kemajuan teknologi baru yang mengintegrasikan dunia fisik, digital dan biologis

telah mempengaruhi semua disiplin ilmu, ekonomi, industri dan pemerintah.

Pendidikan 4.0 merupakan istilah umum yang digunakan oleh para ahli

teori pendidikan untuk menggambarkan berbagai cara untuk mengintegrasikan

teknologi cyber baik secara fisik maupun tidak ke dalam pembelajaran. Ini adalah

lompatan dari pendidikan 3.0 yang mencakup pertemuan ilmu saraf, psikologi

kognitif, dan teknologi pendidikan, menggunakan teknologi digital dan mobile

berbasis web, termasuk aplikasi, perangkat keras dan perangkat lunak dan hal lain

dengan E di depannya.

Pendidikan 4.0 adalah fenomena yang merespon kebutuhan revolusi

industri keempat dimana manusia dan mesin di selaraskan untuk mendapatkan

solusi, memecahkan masalah dan tentu saja menemukan kemungkinan inovasi

baru. Pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, menyesuaikan kurikulum

pendidikan dengan tantangan dan kebutuhan pada era sekarang ini. Kurikulum

yang membuka akses bagi generasi milenial mendapatkan ilmu dan pelatihan

untuk menjadi pekerja yang kompetitif dan produktif.

Pendidikan 4.0 adalah program untuk mendukung terwujudnya pendidikan

cerdas melalui peningkatan dan pemerataan kualitas pendidikan, perluasan akses

dan relevansi memanfaatkan teknologi dalam mewujudkan pendidikan Kelas

Dunia untuk menghasilkan peserta didik yang memiliki setidaknya 4 keterampilan

abad 21, yaitu kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis dan kreatif, mengacu pada

standar kompetensi global dalam mempersiapkan generasi muda memasuki

realitas kerja global dan kehidupan abad 21.

Pada situasi seperti ini, guru memundak tanggung jawab besar dalam

membentuk moral bangsa, moral generasi penerus perjuangan the founding

Page 3: STRATEGI PEMBELAJARAN MENGHADAPI REVOLUSI …

65

fathers. Membimbing agar peserta didiknya untuk tidak kecanduan terhadap

gadged yang kurang sehat. Menimbulkan kecintaan belajar. Mengarahkan mereka

untuk menikmati kemajuan teknologi pada arah yang lebih positif.

Dikarenakan itulah, maka seorang guru perlu mempersiapkan berbagai

strategi agar dapat menciptakan suasana belajar yang lebih menguntungkan, baik

dengan ataupun tidak menggunakan kemajuan teknologi. Moedjiono berpendapat

bahwa strategi pembelajaran adalah kegiatan guru untuk memikirkan dan

mengupayakan terjadinya antara aspek - aspek dari komponen pembentuk sistem

pembelajaran, dimana guru menggunakan siasat tertentu.1

Dalam menghadapi era pendidikan 4.0 Riley menyebutkan “Hari ini kita

menyiapkan para siswa untuk memasuki dunia kerja yang belum tercipta, dengan

menggunakan teknologi yang belum ditemukan, untuk menyelesaikan

permasalahan yang juga belum diketahui”.2

Pendidikan mestinya berorientasi terhadap dunia kerja, dengan tidak

meyampinglkan akhlak, karakter, dan aspek non-materi lainnya. Hal ini dilakukan

agar pendidikan selaras dengan pancasila pada sila pertama.

Dari berbagai keterangan di atas, sepertinya ada yang luput dari para

pendidik, khususnya terhadap guru-guru yang berkhidmat di SMP Negeri

sekecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat, yaitu kurangnya persiapan dalam

menghadapi “era baru” ini. Imbas dari itu, pembelajaran terkesan kurang

mengasyikkan, peserta didik bosan, dan pembelajaran menjadi kurang diminati

dan menjadi aktivitas yang kurang mengasyikkan.

Pembelajaran yang disajikan yang bernuansa konvensional tidak lagi

diminati. Metode ceramah yang selama ini dianggap paling jitu tidak lagi

berfungsi, tugas rumah dianggap menjadi beban yang patut untuk dihindarkan,

dan berbagai persoalan lainnya yang membuat kelas bak penjara.

1 Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Program Peningkatan Kualifikasi

Guru dan Madrasah dan Guru Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah, (Cet. Ke I; Jakarta:

Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam Departemen Agama RI, 2009), h. 37 2 Ungkapan dari Richard Riley, Secretary of State of Education USA 1993-2001, lihat juga

pada Transformasi Perguruan Tinggi Era Pendidikan 4.0 lldikti5.ristekdikti.go.id/asset

Page 4: STRATEGI PEMBELAJARAN MENGHADAPI REVOLUSI …

66

Mengkaji hal itu, persoalan utamanya bukan hanya karena trend “anak

sekarang”, tetapi juga muncul dari sistem pengelolaan pembelajaran yang

dilakukan oleh pendidik yang belum siap dengan era pendidikan 4.0 dan

kemajuan abad 21. Sehingga solusi dan jalan keluar perlu dicarikan, agar

pelajaran menjadi lebih mengasyikkan dan menempati posisi pertama di hati

peserta didik dan menjadi kebutuhan yang mempunyai kecondongan

berpengetahuan secara psikologi. Maka strategi pembelajaran yang terintegrasi

dengan kemajuan teknologi dan revolusi industri mutlak diperlukan, dan harus

dikuasai oleh guru.

Penelitian ini berfokus kepada beberpa hal yang berkaitan dengan integrasi

teknologi dengan strategi pembelajaran, yaitu:

1. Budaya Belajar di SMP Negeri Sekecamatan Kinali

2. Integrasi ICT dalam Pembelajaran di SMP Negeri Sekecamatan Kinali

3. Model Pembelajaran Kolaborasi, Komunikasi, Berpikir Kritis dan Kreatif di

SMP Negeri Sekecamatan Kinali

4. Langkah-langkah Problem Solving yang Dilakukan Oleh Guru

A. Pengertian Strategi

Secara umum strategi mempunyai pengertian sebagai suatu garis besar

haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola

umum kegiatan guru murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar

untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.3

Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai a plan, method, or

series of activities designed to achieves a particular aducational goal (J.R.

David, 1976). Jadi dengan demikian, strategi pembelajaran dapat diartikan

3 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : Pustaka Setia,

2005), h. 11

Page 5: STRATEGI PEMBELAJARAN MENGHADAPI REVOLUSI …

67

sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.4

Kemp (1995) menjelaskan, bahwa strategi pembelajaran adalah suatu

kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan

pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan pendapat

diatas, Dick and Carrey (1985) juga menyebutkan bahwa strategi

pembelajaran itu adalah sutu set materi dan prosedur pembelajaran yang

digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.5

Dari beberapa pengertian diatas, ada dua hal yang patut kita cermati,

yakni : pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian

kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber

daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru

sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu.

Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian

tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran,

pemanfaatan, berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam

upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Tujuan yang jelas dapat diukur

keberhasilannya, sebab tujuan adalah ruh dari implementasi sautu strategi.6

B. Kontribusi Strategi Terhadap Capaian Belajar

1. Manfaat Strategi Pembelajaran Bagi Siswa.

a. Siswa terbiasa belajar dengan perencanaan yang disesuaikan dengan

kemampuan diri sendiri

b. Siswa memiliki pengalaman yang berbeda beda dengan temannya,

meski ada juga pengalaman belajar yang sama.

c. Siswa dapat memacu prestasi belajar berdasarkan kecepatan

belajarnya sendiri secara optimal.

4 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta : Prenadamedia

Group, 2008), h. 186 5 Ibid., h. 187

6 Zaenal mustakim, Strategi Dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan : Matagraf

Yogyakarta, 2017), h. 93-94

Page 6: STRATEGI PEMBELAJARAN MENGHADAPI REVOLUSI …

68

d. Terjadi persaingan yang sehat dalam mencapai hasil belajar yang

efektif dan efisien.

e. Siswa dapat mencapai kepuasan jika dapat mencapai hasil belajar

sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

f. Siswa dapat mengulang uji kompetensi ( remidi ) jika terjadi

kegagalan dalam Uji kompetensi.

g. Siswa dapat berkolaborasi dalam proses pembelajaran, sehingga

menumbuhkan tanggung jawab bersama dan tanggung jawab diri

sendiri.

2. Manfaat Strategi Pembelajaran Bagi Guru.

a. Guru dapat mengelola proses pembelajaran untuk mencapai hasil

yang efektif dan efisien.

b. Guru dapat mengontrol kemampuan siswa secara teratur.

c. Guru dapat mengetahui bobot soal yang dipelajari siswa pada saat

proses belajar mengajar dimulai.

d. Guru dapat memberikan bimbingan kepada siswa, ketika siswa

mengalami kesulitan, misalnya dengan memberikan teknik

pengorganisasian materi yang dipelajari sisiwa, atau teknik belajar

yang lain.

e. Guru dapat membuat peta kemampuan siswa, sehingga dapat dipakai

sebagai bahan analisis.

f. Guru dapat melaksanakan program belajar akseleratif bagi siswa yang

mampu.

3. Integrasi Strategi Pembelajaran dengan Teknologi

Teknologi Pendidikan adalah pengembangan, penerapan, dan

penilaian sistem-sistem, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan

meningkatkan proses belajar manusia. Di sini diutamakan proses belajar

itu sendiri di samping alat-alat yang dapat membantu proses belajar itu.

Page 7: STRATEGI PEMBELAJARAN MENGHADAPI REVOLUSI …

69

Teknologi pendidikan itu dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan

instruktional technology atau educational technology.7

Dengan menggunakan bantuan teknologi informasi dan komunikasi

tersebut, dan dengan adanya alat-alat itu dapat mengubah pikiran manusia,

mengubah cara kerja dan cara hidupnya. Demikian juga, pendidikan tidak

terlepas dari pengaruh teknologi. Kejadian ini dapat diidentifikasikan

sebagai kemajuan ilmu pengetahuan teknologi, informasi dan

komunikasi.8

Dalam dunia pendidikan, ada beberapa hal yang termasuk sebagai

teknologi pembelajaran. Sebagiannya di jelaskaskan di bawah ini:

1. E-Learning

E-learning atau electronic learning merupakan konsep

pembelajaran yang dilakukan melalui jaringan media elektronik.

Perkembangan teknologi yang sangat maju di era modern dan

globalisasi memungkinkan berbagai kegiatan dilakukan secara cepat

dan efisien. Perkembangan teknologi sudah banyak memberi pengaruh

terhadap cara hidup kita, salah satunya adalah dalam bidang

pendidikan dengan penggunaan e-learning dalam kegiatan

pembelajaran di sekolah, perguruan tinggi, dan lain sebagainya.

Knight dalam Saefuddin mengungkapkan bahwa E-

learning membawa pembelajaran kepada pelajar bukan pelajar ke

pembelajaran. Bentuk pembelajaran tradisional bahwa pelajar harus

pergi keluar untuk mencari pembelajaran mereka sendiri. Sedangkan

Model e-learning disebut juga Pull Model of Learning.9

Tujuan dari pengembangan e-learning sendiri adalah proses

belajar sepanjang waktu (long life learning), siswa/mahasiswa dapat

lebih aktif dalam proses pembelajaran, menghemat waktu karena

7 Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 1

8 Ibid. h. 99

9 Udin Saefudin Sa’ud, Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2008), h. 71

Page 8: STRATEGI PEMBELAJARAN MENGHADAPI REVOLUSI …

70

apabila diterapkan dalam proses belajar maka mahasiswa tidak perlu

harus hadir di kelas hanya untuk mengumpulkan tugas, cukup tugas

tersebut dikirim melalui aplikasi pada mobile phone yang secara tidak

langsung akan meningkatkan kualitas proses belajar itu sendiri.

Dalam Sanaki: 2009, Secara khusus Clark dan Mayer

mengungkapkan bahwa e-learning mempunyai ciri-ciri antara lain:

a. Memiliki content yang relevan dengan tujuan pembelajaran,

b. Menggunakan metode instruksional, misalnya penyajian contoh

dan latihan,

c. Membangun pemahman dan kemampuan yang terkait dengan

tujuan pembelajaran baik secara perorangan atau kelompok,

d. Menggunkan elemen-elemen seperti kata-kata dan gambar-

gambar untuk menyempaikan materi pembelajaran.10

Sesuai dengan konsep e-learning, maka Tujuan dari penggunaan

e-learning sebagai sistem pembelajaran adalah:

a. Meningkatkan klualitas belajar pembelajar.

b. Mengubah budaya mengajar pengajar.

c. Mengubah belajar pembelajar yang pasif kepada budaya belajar

yang aktif, sehingga terbentuk indepen- dent learning.

d. Memperluas basis dan kesempatan belajar oleh

masyarakat.

e. Mengembangkan dan memperluas produk dan layanan

baru.11

Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengaplikasikan

pembelajaran yang berbasis E-Learning. Diantaranya adalah dengan

memanfaatkan beberapa aplikasi yang telah didesain oleh para ahli.

Aplikasi-aplikasi ini memungkinkan peserta didik untuk belajar sendiri

10

Hujair A.H Sanaky, Media Pembelajaran, (Yogyakarta, Safiria Insani Press, 2009), h.

208 11

Ibid. h. 204-205

Page 9: STRATEGI PEMBELAJARAN MENGHADAPI REVOLUSI …

71

di rumahnya. Guru sebagai pembimbing bisa mengirimkan materi

ajarnya di sana, juga bisa melakukan evaluasi online, tanpa harus

terikat dengan waktu dan tempat. Aplikas-aplikasi yang dimaksud

adalah:

a. Geschool

Geschool adalah website jejaring sosial edukasi. Sebagaimana

jejaring sosial lainnya, geschool bertujuan untuk pertemanan

dengan berbagai fiturnya dan geschool menggabungkan

kemampuan jejaring sosial Facebook dan Twitter sehingga sangat

layak untuk menjadi media sosial baik pelajar maupun masyarakat

secara luas. Namun basis utama dari geschool adalah tersedianya

pembelajaran online yang lengkap yang dirancang sedemikian rupa

untuk dapat belajar kapan saja dimana saja seiring aktivitas sosial

seseorang. Dan karena berbasis pendidikan ini geschool secara

khusus membangun komunitas sekolah – sekolah baik secara

akademis maupun sosial.

Geschool menyediakan berbagai macam kebutuhan tentang

pendidikan mulai dari materi pelajaran-pelajaran, contoh soal-soal

ujian, dari mulai sekolah dasar hingga sekolah menengah. Sehingga

banyak berguna untuk memudahkan siswa dalam belajar. dengan

tampilan yang menarik juga membuat siswa tertarik dan nyaman

dalam belajar. Selain itu geschool juga menyediakan berbagai

macam kuis atau permainan sehingga membuat kita tak jenuh

dalam menggali informasi. dengan banyaknya reaword membuat

kita lebih semangat dalam mengumpulkan poin untuk mencapai

tingkatan yang lebih tinggi.12

b. Edmodo

Edmodo adalah platform pembelajaran berbasis jejaring sosial

yang diperuntukan untuk guru, murid sekaligus orang tua murid.

12

https://www.geschool.net

Page 10: STRATEGI PEMBELAJARAN MENGHADAPI REVOLUSI …

72

Edmodo pertama kali dikembangkan pada akhir tahun 2008 oleh

Nic Borg dan Jeff O’hara dan Edmodo sendiri bisa dibilang

merupakan program e-learning yang menerapkan sistem

pembelajaran yang mudah, efisien sekaligus lebih menyenangkan.13

Edmodo menjadi salah satu jaringan sosial yang paling cepat

berkembang di tahun 2011 awal, terbukti dengan adanya sekitar 1

juta pengguna di dalamnya. Hanya beberapa bulan kemudian,

pengguna bertambah menjadi 7 juta orang dan akhirnya pada tahun

2015, terdapat 50 juta pengguna Edmodo yang berasal dari

berbagai belahan dunia.

Edmodo mempunyai beberapa manfaat dalam pembelajaran

sebagai berikut :

1) Edmodo merupakan wahana komunikasi dan diskusi yang

sangat efiesien untuk para guru dan murid.

2) Dengan Edmodo, siswa satu dengan siswa lainnya dapat

dengan mudah berinteraksi dan berdiskusi dengan pantauan

langsung dari gurunya.

3) Selain itu, Edmodo mempermudah komunikasi antara guru,

murid sekaligus orang tua murid.

4) Sebagai sarana yang tepat untuk ujian maupun quiz.

5) Guru dapat memberikan bahan ajar seperti pertanyaan, foto,

video pembelajaran kepada murid dengan mudah. Selain itu,

murid juga dapat mengunduh bahan ajar tersebut

6) Dengan adanya Edmodo, orang tua murid dapat memantau

kegiatan belajar anaknya dengan mudah.

7) Mempermudah guru dalam memberikan soal dari mana saja

dan kapan saja.

c. Blogger

Media blog ini pertama kali dipopulerkan oleh Blogger.com,

yang dimiliki oleh Pyra Labs sebelum pada akhirnya diakuisisi oleh

13

https://go.edmodo.com/about/

Page 11: STRATEGI PEMBELAJARAN MENGHADAPI REVOLUSI …

73

pihak Google pada sekitar akhir tahun 2002.14

Semenjak itu,

banyak terdapat aplikasi-aplikasi yang bersifat sumber terbuka

(open source) yang diperuntukkan kepada perkembangan para

penulis blog (blogger) tersebut.

Blog merupakan singkatan dari "Web Log" adalah sebuah

aplikasi web yang berupa tulisan-tulisan ataupun gambar yang

biasa disebut dengan sebuah posting atau postingan dalam sebuah

halaman website umum seperti blog. Tulisan-tulisan ini seringkali

dimuat dalam urut terbalik biasanya isi terbaru dahulu baru

kemudian diikuti isi yang lebih lama, meskipun tidak selamanya

seperti ini. Situs web seperti blog ini biasanya dapat diakses oleh

semua pengguna Internet sesuai dengan topik atau tujuan yang

sedang dicari oleh pengunjung atau visitor darisearch engine.

Educational Blogger Network dalam “use weblog technology

for the teaching of writing and reading across the disciplines”

(eBn, 2003) menambahkan bahwa blog telah mampu merambah

segala bidang, mulai jurnalisme, politik, hiburan, dan pendidikan,

dari pendidikan awal sampai lanjutan. Meskipun masih berupa

embrio, namun ide tersebut menyimpan potensi untuk berkembang

lagi. Campbell (2003) lebih lanjut menyarankan kalau blog bisa

digunakan sebagai media bagi mahasiswa untuk mengungkapkan

pendapat, ide, dan informasi menarik lainnya dalam lingkup

pembelajaran bahasa Inggris. Duber (2002) bahkan telah

menyediakan link ke beberapa blog tutor yang ada di dunia maya

sana.

d. Google Kelas

Google Kelas atau Google Classroom adalah serangkaian

tools produktivitas gratis dari Google meliputi Gmail, Drive, dan

Docs, tersedia untuk pengguna Google Apps for Education.

14

Alfa Hartoko, Menjadi Kaya dan Terkenal dengan Blogspot, (Jakarta: PT Elex Media

Komputindo, 2010), h. 2

Page 12: STRATEGI PEMBELAJARAN MENGHADAPI REVOLUSI …

74

Classroom dirancang untuk membantu guru atau pengajar membuat

dan mengumpulkan tugas tanpa menggunakan kertas, termasuk

fitur untuk menghemat waktu Guru seperti kemampuan untuk

membuat salinan Google Docs secara otomatis bagi setiap siswa.

Classroom juga dapat membuat folder Drive untuk setiap tugas dan

setiap siswa, agar semuanya tetap teratur.

Google Classroom membuat kegiatan belajar mengajar

menjadi lebih produktif dan bermakna dengan menyederhanakan

tugas, meningkatkan kolaborasi, dan membina komunikasi.

Pengajar dapat membuat kelas, memberikan tugas, mengirim

masukan, dan melihat semuanya di satu tempat.15

2. Media ICT dalam Kelas

Secara etimologi media berasal dari bahasa latin dan merupakan

bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti ‘perantara’

atau ‘pengantar’. Kata kunci media adalah “perantara”.16

Sedangkan

media secara terminologi cukup beragam, sesuai sudut pandang para

pakar media pendidikan. Heinich, dkk misalnya mengemukakan istilah

medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber

dan penerima.17

Sadiman mengatakan, media adalah segala sesuatu

yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke

penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar

terjadi.18

Dalam proses pembelajaran antara meteri, guru, strategi dan

media, dan siswa menjadi rangkaian mutual yang saling

mempengaruhi sesuai kedudukan masing–masing. Guru berkedudukan

15

https://support.google.com/edu/classroom/ 16

Musfiqon, Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran, (Jakarta: Prestasi Pustaka,

2012), h. 26 17

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2011), h.4 18

Arief S. Sadiman, et. all, Media Pendidikan “Pengertian Pengembangan dan

Pemanfaatannya”, (Bandung: Rajawali Pers, 2010, h. 6

Page 13: STRATEGI PEMBELAJARAN MENGHADAPI REVOLUSI …

75

sebagai penyalur pesan dan siswa berkedudukan sebagai penerima

pesan. Sedangkan media berkedudukan sebagai perantara dalam

pembelajaran. Namun pemilihan media yang tepat sangat dipengaruhi

strategi, pendekatan, metode dan format pembelajaran yang digunakan

guru.19

Perkembangan Information and Communication Technology

(ICT) atau Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam

beberapa dekade terakhir berjalan sangat cepat sejalan dengan

perkembangan teknologi telekomunikasi, termasuk jaringan komputer.

Berbagai teknologi dan aplikasi pendukung juga telah dikembangkan

sebagai upaya untuk mendukung dan mempermudah aktivitas

kehidupan manusia dan organisasi, termasuk kegiatan belajar mengajar

dalam dunia pendidikan.

Sebagai perangkat yang dipergunakan dalam pembelaajaran,

media pembelajaran berbasis ICT ini memiliki manfaat yang sangat

banyak. Di antaranya: 20

a. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku.

b. Pembelajaran bisa lebih menarik.

c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori

belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal

partisipasi siswa, umpan balik dan pengetahuan.

d. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat

kerana kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk

mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang

cukup banyak dan kemungkinanya dapat diserap oleh siswa.

e. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata

dan gambar sebagai media pembelajaran dapat

mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara

yang terorganisasikan dengan baik, spesifik dan jelas.

19

Musfiqon, Op., Cit., h. 37 20

Azhar Arsyad, Op., Cit., h. 25-27

Page 14: STRATEGI PEMBELAJARAN MENGHADAPI REVOLUSI …

76

f. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau

diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk

penggunaan secra individu.

g. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap

proses belajar dapat ditingkatkan.

h. Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif, beban guru

untuk menjelaskan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran

dapat dikurangi bahkan dihilangkan sehingga dapat memusatkan

perhatian kepada aspek penting lain dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan pendapat di atas, maka peneliti mengatakan manfaat

dari media pembelajaran berbasis ICT adalah sebagai alat bantu

seorang guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada

peserta didik agar menjadi lebih baku dan lebih jelas dengan mengatasi

keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indera sehingga

memungkinkan peserta didik belajar mandiri sesuai bakat dan

kemampuan visual, auditor, dan kinestetiknya.

Dalam aplikasinya, media pembelajaran berbasis ICT yang bisa

dimanfaatkan dan dirancang oleh guru, kemudian dipergunakan di

dalam kelas sangat banyak. Diantaranya:

a. MS Powerpoint

Microsoft Power Point merupakan salah satu program

berbasis multi media yang dirancang khusus untuk menyampaikan

presentasi yang mampu menjadikannya sebagai media komunikasi

yang menarik. Beberapa hal yang menjadikan media ini menarik

untuk digunakan sebagai alat presentasi adalah berbagai

kemampuan pengolahan teks, wana, dan gambar, serta animasi-

animasi yang bisa diolah sendiri sesuai kreatifitas penggunanya.

Banyak manfaat yang dimiliki oleh PowerPoint di antaranya:

Page 15: STRATEGI PEMBELAJARAN MENGHADAPI REVOLUSI …

77

Program atau software ini mempunyai beragam fungsi dan

manfaat, antara lain:

1) Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan

animasi.

2) Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik.

3) Dapat disimpan dalam bentuk CD / Disket / Flashdisk,

sehingga paraktis untuk di bawa ke mana-mana.

4) Memudahkan pengguna mengatur materi yang hendak

disampaikan.

5) Membuat audience lebih gampang memahami materi presentasi

karena hanya menampilkan poin-poin utama yang disuguhkan

dalam bentuk slide.

6) Membuat penyajian materi lebih berkesan, apalagi jika

pengguna menambahkan animasi-animasi di dalamnya. Sebab,

pada kasus yang sering ditemui, audience kurang fokus dan

bosan apabila materi nan ditampilkan monoton.

b. Prezi

Prezi adalah sebuah perangkat

lunak untuk presentasi berbasis internet (SaaS). Selain untuk

presentasi, Prezi juga dapat digunakan sebagai alat untuk

mengeksplorasi dan berbagi ide di atas kanvas virtual. Prezi

menjadi unggul karena program ini menggunakan en:Zooming

User Interface (ZUI), yang memungkinkan pengguna Prezi untuk

memperbesar dan memperkecil tampilan media presentasi mereka.

Prezi digunakan sebagai alat untuk membuat presentasi

dalam bentuk linier maupun non-linier, yaitu presentasi terstruktur

sebagai contoh dari presentasi linier, atau presentasi berbentuk

peta-pikiran (mind-map) sebagai contoh dari presentasi non-linier.

Pada Prezi, teks, gambar, video, dan media presentasi lainnya

ditempatkan di atas kanvas presentasi, dan dapat dikelompokkan

dalam bingkai-bingkai yang telah disediakan. Pengguna kemudian

Page 16: STRATEGI PEMBELAJARAN MENGHADAPI REVOLUSI …

78

menentukan ukuran relatif dan posisi antara semua objek presentasi

dan dapat mengitari serta menyorot objek-objek tersebut. Untuk

membuat presentasi linier, pengguna dapat membangun jalur

navigasi presentasi yang telah ditentukan sebelumnya.

Prezi sendiri bermanfaat sebagai:

1) Membuat proses pembelajaran lebih menyenangkan dan

informati

2) Meningkatkan kualitas belajar.

3) Pembelajaran menggunakan prezi lebih baik dari pada hanya

menerangkan tanpa menggunakan media apapun

4) Dengan adanya pembelajaran menggunakan prezi, siswa akan

lebih tertarik terhadap pembelajaran, sehingga proses

pembelajaran lebih berkualitas

5) Materi juga akan lebih tersusun secara sistematis, sehingga

mempermudah guru pada saat menjelaskan materi

c. Lectora Inspire

Lectora inspire adalah Authoring Tool untuk pengembangan

konten E-Learning yang dikembangkan oleh Trivantis Corporation.

Pendirinya adalah Timothy D. Loudermilk di Cincinnati, Ohio,

Amerika tahun 1999. Pada tahun 2000, Lectora menjadi yang

pertama sistem Authoring AICC-bersertifikat di pasar. Pencapaian

ini memberikan Lectora kredibilitas yang dibutuhkan untuk

mendapatkan penerimaan dalam industri elearning. Lectora inspire

merupakan salah satu program aplikasi yang dapat digunakan

untuk membuat presentasi maupun media pembelajaran.

Selanjutnya pada tahun 2011 Lectora mendapat penghargaan

dalam bidang produk E-Learning inovatif, Authoring tool, Tool

presentasi terbaik dan teknologi E-Learning terbaik.

Keuntungan lainnya menggunakan lectora Inspire sebagai

media pembelajaran. Yaitu:

Page 17: STRATEGI PEMBELAJARAN MENGHADAPI REVOLUSI …

79

1) Lectora itu mudah, dapat dimanfaatkan guru atau siapapun

yang belum (bahkan tidak) mahir menggunakan bahasa

pemrograman yang rumit.

2) Sistem pembelajaran lebih interaktif.

3) Lectora itu multifungsi, dapat digunakan untuk membuat

website, konten e-learning interaktif, dan presentasi produk

atau profil perusahaan.

4) Mampu mengombinasikan gambar, audio, video, dan animasi

dalam satu kesatuan.

5) Fitur-fitur yang disediakan Lectora Inspire sangat

memudahkan pengguna pemula untuk membuat multimedia

(audio dan video) pembelajaran.

6) Mampu memvisualisasikan materi abstrak.

7) Media penyimpanan yang ralatif mudah dan fleksibel.

8) Template Lectora cukup lengkap.

9) Lectora Inspire menyediakan Media library yang sangat

membantu pengguna.

10) Mampu membawa objek besar dalam kelas.

11) Lectora sangat memungkinkan penggunanya untuk

mengkonversi presentasi Microsoft PowerPoint ke konten e-

learning.

12) Menampilkan objek yang tidak bisa dijangkau oleh mata

telanjang.

13) Lectora Inspire menyediakan 8 tipe pertanyaan yang mudah

diterapkan disertai skor di akhir evaluasi.

d. Ispring Suite

iSpring merupakan perangkat untuk membuat media

pembelajaran yang bersifat presentasi yang dapat digunakan dalam

proses pembelajaran yang memuat aspek media pada audio, visual,

audio visual, dan beragam jenis evaluasi yang sudah disediakan.

Selain itu, iSpring dapat mengkonversi file powerpoint menjadi

Page 18: STRATEGI PEMBELAJARAN MENGHADAPI REVOLUSI …

80

bentuk flash yang aktraktif sehingga user dapat menggunakannya

baik secara langsung maupun dioptimalkan untuk pembelajaran

dalam bentuk e-learning. berinteraksi langsung terhadap materi

yang disampaikan ditambah dengan materi-materi pokok dalam

power point.

iSpring adalah adalah alat yang memberikan beberapa fitur

pada power poiny yang di dalamnya termasuk terdapat karakter

simulasi dialog yang realistik dengan tambahan fitur evaluasi

penilaian. Hasil dari pembuatan media pembelajaran menggunakan

iSpring dapat dikonversikan dalam bentuk format flash, power

point, HTML5, dan MP4 video, atau bahkan bisa dijadikan sebagai

media berbasis mobile.

Software iSpring sudah banyak digunakan dalam berbagai

bidang seperti bidang pemasaran, video simulasi, interaksi kursus,

hingga pada pembelajaran di kelas. Hal ini dikarenakan proses

pembuatannya yang mudah tetapi dapat menciptakan karya yang

inovatif dan menarik.

METODE PENELITIAN

A. Model dan Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field study research)

yang bermaksud mempelajari secara intensif tentang latar belakang

keadaan sekarang dan interaksi suatu sosial, individu, kelompok,

lembaga, dan masyarakat.21

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif, yang berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu

peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut

perspektif peneliti sendiri.22

Pendekatan ini digunakan karena data yang

21

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta:

Bumi Aksara, 2000), h. 5 22

Ibid., h. 81

Page 19: STRATEGI PEMBELAJARAN MENGHADAPI REVOLUSI …

81

diperoleh adalah data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis dan lisan

dari orang-orang serta berupa perilaku yang diamati.

B. Sumber Data

Pengumpulan data merupakan cara-cara tertentu atau teknik-teknik

tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. 23

Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.24

Teknik

pengumpulan data ini menggunakan pendekatan Field Research, yaitu riset

yang dilakukan di ranah atau medan terjadinya gejala- gejala,25

Data-data dalam penelitian ini diperoleh langsung dari sumber primer

yaitu sumber yang langsung didapat dari objek penelitian, atau datang

langsung dari sampel yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini data

Primernya adalah guru PAI dan peserta didik di SMP Negeri sekecamatan

Kinali yang diambil secara random.

Menurut Sugiyono, bermacam-macam teknik pengumpulan data yang

secara umum melipiti: observasi, wawancara, kuesioner, dokumentasi, dan

gabungan.26

Maka dalam penelitian ini, peneliti menetapkan teknik yang pakai

adalah teknik gabungan, yaitu menggabungkan hasil antara observasi,

wawancara. Dijelaskan sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti

melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat

dari dekat kegiatan yang dilakukan.27

Observasi adalah dasar semua ilmu

pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu

23

Amri Darwis, Metode Penelitian Pendidikan islam Pengembangan Ilmu Berparadigma

Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2014), h. 56 24

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

(Bandung: Alfabeta, 2012), h. 308 25

Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, (Yogyakarta: Andi Offset, 2000), h. 63 26

Ibid., h. 309 27

Ridwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula,

(Bandung: Alfabeta, 2004), h. 104

Page 20: STRATEGI PEMBELAJARAN MENGHADAPI REVOLUSI …

82

fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.28

Sanafiah Faisal membedakan observasi menjadi observasi berpartisifasi

(participant observastion), Observasi secara terang-terangan dan tersamar

(overt observastion and covert observastion), observasi yang tak

berstruktur (unstructured observation), masing-masing tipe dan jenis

observasi tersebut digunakan sesuai dengan karakteristik objek material

sumber data penelitian.29

Observasi partisipatif merupakan seperangkat strategi dalam

penelitian yang tujuannya adalah untuk mendapatkan data yang lengkap.

Hal ini dilakukan dengan mengembangkan keakraban yang dekat dan

mendalam dengan satu kelompok orang dilingkungan alamiah mereka.

Dalam penelitian ini peneliti menetapkan sejumlah tujuan dan

menempatkan dirinya sebagai bagian dari objek yang sedang di telitinya.30

Observasi Terus Terang atau Tersamar Konsekuensinya peneliti

harus secara cermat dan bijaksana menerapkan teknik pengumpulan data

di lapangan pada nara sumber, agar benar-benar data diperolehnya bersifat

alamiah.

Observasi berstruktur, fokus observasi akan berkembang selama

kegiatan observasi berlangsung. Kalau masalah penelitian sudah jelas

seperti dalam penelitian kuantitatif, maka observasi dapat dilakukan secara

berstruktur dengan menggunakan pedoman observasi.

Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan

secara sistematis tentang apa yang akan di observasi. Hal ini dikarenakan

peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam

melaksanakan penelitian tidak menggunakan instrumen yang telah baku,

tapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.31

Dari keterangan di atas, maka dalam penelitian ini, penalti

menetapkan jenis observasi yang digunakan adalah observasi terstuktur,

28

Sugiyono, Op. Cit., h. 310 29

Ibid. 30

Ibid., h. 310 31

Ibid., h. 310-313

Page 21: STRATEGI PEMBELAJARAN MENGHADAPI REVOLUSI …

83

karena dalam melakukan observasi ini, peneliti telah menentukan beberapa

hal yang akan diamati dan berapa hal data yang akan diperoleh, seperti :

(1) program pembelajaran guru PAI, (2) strategi yang digunakan guru PAI,

(3) metode pembelajaran guru PAI, dan (4) problem solving oleh guru pai

terhadap peserta didik,

2. Wawancara

Wawancara yaitu suatu kegiatan dilakukan untuk mendapatkan

informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan –

pertanyaan pada responden.32

Wawancara lapangan adalah produksi

bersama peneliti dan anggota. Anggota yang peserta aktif yang wawasan,

perasaan, dan kerjasama merupakan bagian penting dari proses diskusi

yang mengungkapkan makna subjektif. Kehadiran pewawancara dan dari

keterlibatan bagaimana dia mendengarkan, menghadiri, mendorong,

menyela, memulai topik, dan berakhir tanggapan-merupakan bagian

integral akun responden.

Esterberg mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu;

Wawancara terstruktur (structured interview); Wawancara semiterstruktur

(semistructure Interview); Wawancara tak berstruktur (unstructured

Interview).33

Maka dalam penelitian ini, teknik wawancara yang

dipergunakan adalah wawancara restruktur.

C. Metode Analisis

Analisis data adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke

dalam pola, kategori dan satuan uraian sehingga dapat ditemukan tema atau

dapat dirumuskan. Keabsahan informasi penelitian diperoleh melalui langkah

sebagai berikut:

1. Mereduksi data merupakan proses menyeleksi, merangkum, memilih hal-

hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya dan membuang yang tidak perlu.34

32

Ibid., h. 39 33

Ibid., h. 317-319 34

Ibid., h. 338

Page 22: STRATEGI PEMBELAJARAN MENGHADAPI REVOLUSI …

84

2. Mendisplaykan data adalah menampilkan informasi yang diperoleh dari

proses reduksi data kemudian informasi tersebut dihimpun dan

diorganisasikan berdasarkanfokus permasalahan yang diteliti.35

3. Menarik kesimpulan dan verifikasi data.

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Budaya belajar guru PAI di SMP Negeri sekecamatan Kinali

Pada bagian ini, penulis melihat beberapa aspek yang dilakukan guru

dalam pelaksanaan pembelajaran. Penulis melakukan observasi yang sifatnya

partisipan. Terlihat bahwa dalam mengajar, guru-guru lebih banyak

menggunakan metode dan pendekatan konvensional. Metode yang digunakan

ceramah monoton, tulis tugas monoton. Guru masuk ke dalam kelas dan

menyuruh peserta didik membahas LKS nya dan mengerjakan beberapa soal

yang ada di dalamnya.

Dalam wawancara dengan salah seorang guru, beliau menyebutkan

bahwa dirinya tidak sempat membuat rancangan desain dan metode

pembelajaran. Beliau memberikan alasan bahwa guru banyak disibukkan hal

lain sesudah pulang sekolah. Di sana memang banyak guru yang menyibukkan

dirinya dengan berbagai hal, seperti berkebun dan lain sebagainya. Hal ini

membuat guru tidak sempat merancang desain pembelajaran yang dapat

disajikan secara menarik kepada peserta didik.

Sesuai dengan pengamatan penulis, secara umum pembelajaran yang

dilakkuan diberbabai sekolah ini adalah berupa pembelajaran satu arah,

dimana guru mendominasi kelas. Peserta didik jarang dibimbing untuk

berkolaborasi. Peserta didik juga jarang diberikan kesempatannya untuk

memberikan gagasannya terkait materi yang dipelajari.

Meski demikian, disetiap sekolah, ada beberpa guru yang mengerti dan

dapat mengoperasikan berbagai teknologi dalam pembelajaran, namun

terkendala oleh sarana dan prasarana yang kurang memadai. Rata-rata dalam

setiap sekolah hanya mempunyai satu atau dua proyektor, dan tidak seberapa

35 Ibid., h. 341

Page 23: STRATEGI PEMBELAJARAN MENGHADAPI REVOLUSI …

85

sekolah yang menyediakan koneksi internet yang dpaat diakses oleh guru

maupun peserta didik untuk menunjang pembelajaran yang dilaksanakan.

Tentunya hal ini menjadi penghambat besar dalam melakukan inovasi

pembelajaran yang terintegrasi dengan tuntutan global.

B. Integrasi ICT dalam Pembelajaran di SMP Negeri Sekecamatan Kinali

Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran dimana peserta

didik aktif berkontribusi dalam menuntaskan materi pelajaran yang sedang

dibahas. Untuk mencapai hal ini, tentunya pendidik harus mempunyai

kompetensi dibidang pengelolaan pembelajaran. Dalam menyajikan

pembelajaran guru dituntut mempunyai kemampuan dalam mengoperasikan

berbagai alat yang dapat dijadikan media pembelajaran berbasis ICT.

Dalam kasus ini, peneliti melakukan pengamatan di SMPN 6 Kinali.

Sebagian besar guru sudah mampu mengoperasikan media jenis ini meski

belum terlalu mahir, namun kepandaiannya cukup untuk mengorganisasikan

peserta didik saat pembelajaran dilaksanakan. Meskipun demikian, guru

belum mau memanfaatkan sumber daya yang ada. Akibatnya berbagai sarana

pembelajaran yang telah disediakan oleh sekolah tidak termanfaatkan.

Bapak Sulpianto misalnya, seorang guru yang mengajarkan Pendidikan

Jasmani dan Olah Raga, yang lebih memilih pembelajaran dilaksanakan di

bawah teriknya matahari untuk mempraktekkan berbagai gerakan dan teori

yang terdapat dalam bidang studinya. Seharusnya, saat-saat seperti ini, media

pembelajaran ICT sangat membantu guru dan peserta didik. Karena merasa

bosan dan lelah, peserta didik lebih memilih bermain di kantin daripada

belajar di lapangan yang panas. Guru dan peserta didik tentunya akan

dirugikan kondisi seperti ini.

Ibu Erni Yeti, sebagai wakil kurikulum menyampaikan, “kami sudah

berupaya untuk menyediakan berbagai fasilitas belajar, namun guru-guru

belum bisa memanfaatkannya dengan maksimal”. Salah seorang guru yang

mengajarkan bidang studi Bahasa Inggris menyebutkan:

Page 24: STRATEGI PEMBELAJARAN MENGHADAPI REVOLUSI …

86

“dulu pembelajaran juga dilakukan seperti ini (ceramah dan mencatat. ed), tapi

siswa mengerti, anehnya anak-anak sekarang tidak bisa dilakukan seperti itu.

Jika kami dipaksa harus menggunakan Infokus, hal itu tidak mungkin, banyak

di antara kita yang belum memahami penggunaannya”.

Untuk persoalan yang berkaitan dengan penerapan ICT dalam

pembelajaran, yang merupakan imbas dari revolusi 4.0 dan tutuntutan

pembelajaran abad 21, maka yang aktif dalam dalam bidang ini hanya SMPN

2 Kinali, itupun hanya terbatas pada media pembelajaran yang didesain

menggunakan MS Powerpoint, itupun karena sekolah ini merupakan sekolah

SMP model di Kecamatan Kinali yang telah disumbsidi oleh pemerintah.

Sisanya seperti e-learning dan penilaian harian atau penilaian tengah semester

berbasis online sama sekali belum pernah dilakukan. Guru PAI SMPN 6

penah melakukannya dua kali, satu kali dengan Geschool dan satu kali dengan

Googke Classroom pada semester satu tahun pelajaran 2019/2020.

C. Model Pembelajaran yang Kolaboratif, Komunikatif, Kritis dan Kreatif

di SMP Negeri Sekecamatan Kinali

Penulis bertanya kepada salah seorang guru di SMPN 3 Kinali tentang

bagaimana cara guru tersebut mengajar di kelas. Guru ini menyebutkan:

“Bidang studi yang saya ajarkan itu Matematika. Saya masuk ke dalam kelas,

dan sesudah mengambil absensi siswa, saya memulai pembelajaran dengan

menjelaskan materi yang sedang dipelajari. Saya menjelaskan berbagai rumus

yang dipakai pada saat itu, menjelaskannya satu persatu. Nanti sesudah saya

selesai menjelaskan, saya memerintahkan beberapa siswa untuk maju ke

depan menjawab beberapa soal yang saya buat. Menggunakan langkah-

langkah yang saya ajarkan. Kemudian peserta didik akan melihat.”

Dari ungkapan salah seorang guru di atas, terlihat bahwa guru tersebut sudah

memenuhi aspke kolaborasi dan komunikasi, sesuai dengan tuntutan

pembelajaran abad 21. Namun pada aspek kritis dan kreatif, belum terlihat

padan strategi pembelajaran yang dilakukannya.

Ibu Nur dari SMPN 2 Kinali mengungkapkan:

“Saya mengajarkan bahasa Indonesia, kebanyakan metode yang saya gunakan

adalah diskusi, sebab banyak sekali teks yang mesti dipelajari. Dalam

kesempatan-kesempatan tertentu, sayan juga melengkapi pembelajaran dengan

powerpoint untuk menyajikan materi kepada peserta didik”.

Page 25: STRATEGI PEMBELAJARAN MENGHADAPI REVOLUSI …

87

Saat penulis menanya tentang empat aspek pembelajaran abad 21. Ibu Nur

menjelaskan:

“Siswa dalam berdikusi terlihat aktif, mereka saling berbagi ide tentang

maslaah-malasalah pembelajaran yang mereka hadapi. Mereka banyak

menemukan gagasan-gagasan baru dalam memecahkan berbagai persoalan

pembelajaran tersebut. Jika model pembelajaran seperti ini diterapkan, saya

hanya membimbing mereka agar diskusi tetap terarah”

Dari ungkapan di atas, dalam amatan penulis, pembelajaran yang

dilakukan ibu Nur termasuk pembelajaran yang bagus. Dimana dia telah

menerapkan media ICT dalam pembelajaran yang dilakukannya, juga

menerapkan empat pilar pembelajaran abad 21. Namun pembelajaran seperti

ini belum sepenuhnya diterapkan oleh guru-guru di sekolah tersebut, juga di

sekolah-sekolah lain di Kecamatan Kinali.

D. Langkah-langkah Problem Solving yang Dilakukan Oleh Guru

Dalam pembelajaran, tentunya banyak persoalan yang ditemukan.

Persoalan itu bisa saja muncul dari peserta didik, lingkungan belajar, maupun

materi pelajaran yang sedang diajarkan. Menghadapi situasi-situasi seperti ini,

guru harus mempunyai langkah-langkah efektif dalam memecahkan berbagai

persoalan tersebut, dan mengembalikan suasana belajar kepada habitatnya.

Bapak Teguh yang mengajarkan Prakarya di SMPN 5 Kinali

menyebutkan:

“Ada banyak hal yang dihadapi saat pembelajaran telah dimulai. Tidak jarang

kita menemukan peserta didik yang kurang bersemangat saat belajar. Ada juga

beberapa peserta didik yang memang tidak menyukai bidang studi saya,

mungkin karena bidang studi saya berada di luar minatnya. Hal seperti ini

menurut saya biasa. Karena tidak semua peserta didik kreatif dalam berkarya,

sesuai dengan indikator-indikator yang ada dalam materi saya. Namun

meskipun demikian, saya tetap memberi motivasi kepada peserta didik agar

mereka dapat mebgikuti pelajaran dengan baik”.

Ibu Suryaningsih yang mengajarkan IPS di SMPN 7 Kinali

menyebutkan:

“Saya sering mengajar pada jam-jam terakhir. Banyak sekali siswa-siswa yang

mengantuk dan sudah mulai lelah karena mengikuti pembelajaran sejak

Page 26: STRATEGI PEMBELAJARAN MENGHADAPI REVOLUSI …

88

paginya. Pada kondisi seperti ini pembelajaran yang saya lakukan akan lebih

fleksibel dari biasanya.”.

Hal-hal yangbberkaitan dengan pemecahan masalah dalam pembelajaran,

secara umum pendidik di SMP Negeri sekecamatan kinali tampak begitu

faham dengan kondisi peserta didiknya. Meskipun demikian, tentu masih

banyak hal-hal yang perlu diperbaiki, demi eningkatkan hasil belajar yang

lebih maksimal.

E. Pembahasan

Dengan berbagai amatan dan hasil wawancara yang telah disebutkan di

atas, peneliti mengambil beberapa poin penting. Yaitu:

1. Dalam hal budaya belajar yang dilakukan guru di SMP Negeri

Sekecamatan Kinali, tampaknya masih lebih banyak menerapkan dan

menggunakan cara-cara lama. Hal ini dilihat dari keseriusan dan

ketertarikan peserta didik terhadap beberapa bidang studi yang

dipelajarinya. Sepertinya peserta didik memilih-milih guru untuk diikuti

pelajarannya dengan serius. Hal ini tentunya muncul karena peran seorang

guru dalam mengolah dan mengelola pembelajaran di kelas.

2. Berkaitan dengan penerapan media ICT dalam pembelajaran, penulis

mengetahui bahwa hanya sebagian kecil yang memfungsikan hal ini.

Penyebab terbanyak adalah selain sarana prasarana yang kurang memadai,

guru-guru juga kurang memahami dalam mengoperasikan komputer dan

internet.

3. Pembelajaran abad 21 yang menitik beratkan pada aspek kolaborasi,

komunikasi, berpikir kritis dan kreatif, mengacu pada standar kompetensi

global nampaknya masih kurang. Ditandai dengan banyaknya

pembelajaran satu arah yang didominasi oleh guru di kelas.

4. Dalam bidang problem solving, para pendidik nampaknya mempunyai

pengalaman yang banyak dalam menghadapi situasi pembelajaran. Namun

solusi-solusi yang diterapakan belum sepenuhnya mampu memutar arah

pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Page 27: STRATEGI PEMBELAJARAN MENGHADAPI REVOLUSI …

89

PENUTUP

Dari hasil penelitian di atas, peneliti dapat mengambil kesimpulan, yaitu:

1. Pembelajaran masih banyak yang menggunakan pola lama

2. Media ICT dan e-Learning belum sepenuhnya dapat diterapkan.

3. Pembelajaran yang kolaboratif, komunikatif, kritis dan kreatif belum

sepenuhnya terwujud. Bahkan masih jauh, jika para pendidik tidak

melakukan terobosan-terobosan inovatif dalam pendekatan dan metode

pembelajarannya.

4. Keefektifan problem solving mutlak masih sangat diperlukan, agar

persoalan-persoalan yang muncul dalam pembelajaran dapat diatasi

dengan cara yang tepat. Sehingga kesan pembelajaran tidak terabaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. Abu dan Joko Tri Prasetya, 2005, Strategi Belajar Mengajar, Bandung :

Pustaka Setia

Arsyad. Azhar, 2011, Media Pembelajaran, Jakarta: Kharisma Putra Utama

Darwis. Amri, 2014, Metode Penelitian Pendidikan islam Pengembangan Ilmu

Berparadigma Islam, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

Hadi. Sutrisno, 2000, Metodologi Research I, Yogyakarta: Andi Offset

Hartoko. Alfa, 2010, Menjadi Kaya dan Terkenal dengan Blogspot, Jakarta: PT

Elex Media Komputindo

Masitoh dan Laksmi Dewi, 2009, Strategi Pembelajaran, Program Peningkatan

Kualifikasi Guru dan Madrasah dan Guru Pendidikan Agama Islam

Pada Sekolah, Cet. Ke I; Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan

Agama Islam Departemen Agama RI

Musfiqon, 2012, Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran, Jakarta:

Prestasi Pustaka

Mustakim. Zaenal, 2017, Strategi Dan Metode Pembelajaran, Pekalongan :

Matagraf Yogyakarta

Nasution, 2008, Teknologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara

Ridwan, 2004, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula, Bandung: Alfabeta

Sa’ud. Udin Saefudin, Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2008

Page 28: STRATEGI PEMBELAJARAN MENGHADAPI REVOLUSI …

90

Sadiman. Arief S., et. all, 2010, Media Pendidikan “Pengertian Pengembangan

dan Pemanfaatannya”, Bandung: Rajawali Pers

Sanaky. Hujair A.H, 2009, Media Pembelajaran, Yogyakarta, Safiria Insani Press

Sanjaya. Wina, 2008, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta:

Prenadamedia Group

Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Usman. Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, 2000, Metodologi Penelitian Sosial,

Jakarta: Bumi Aksara

https://go.edmodo.com/about/

https://support.google.com/edu/classroom/

https://www.geschool.net

lldikti5.ristekdikti.go.id/asset