Upload
others
View
15
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STRATEGI KOMUNIKASI LAYANAN KESEHATAN
UMAT (LKU) DALAM MENSOSIALISASIKAN
PROGRAM WAKAF TUNAI AMBULANCE PLUS
DI MASJID AN NASHR BINTARO
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
Nany Suryaningsih
NIM : 109051000081
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/ 2013 M
STRATEGI KOMUNIKASI LAYANAN KESEHATAN
UMAT (LKU) DALAM MENSOSIALISASIKAN
PROGRAM WAKAF TUNAI AMBULANCE PLUS
DI MASJID AN NASHR BINTARO
Skripsi
Diajukan kepada fakultas Dakwah dan Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
NANY SURYANINGSIH
NIM. 109051000081
Pembimbing:
Umi Musyarofah, MA
NIP: 19710816 199703 2 002
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiat
atau hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 24 Mei 2013
Penulis
Nany Suryaningsih
i
ABSTRAK
Nany Suryaningsih
“Strategi Komunikasi Layanan Kesehatan Umat (LKU) dalam
Mensosialisasikan Program Wakaf Tunai Ambulance Plus Di Masjid An
Nashr Bintaro”.
Layanan Kesehatan Umat (LKU) merupakan salah satu organisasi Islam
yang didirikan oleh Yayasan Masjid An-Nashr Bintaro. Organisasi ini bergerak
dibidang kesehatan yang menjadi poliklinik dalam membantu melayani kesehatan
umat, yakni melayani pasien dhua’fa dan masyarakat yang tidak mampu untuk
berobat secara gratis, dan memberikan pendampingan berupa bantuan pengurus ke
rumah sakit, dan instansi kesehatan lain yang menjadi rujukan LKU untuk pasien
dhu’afa yang memerlukan perawatan lebih intensif dengan fasilitas perawatan
yang lebih lengkap.
Dalam membantu pasien untuk penanganan lebih lanjut, LKU
membutuhkan adanya kendaraan berupa ambulance untuk mengantarkan pasien.
Atas keberhasilan LKU dalam mewujudkan program wakaf tunai ambulance plus,
masyarakat sudah bisa menikmati hasil dengan menggunakan ambulance secara
gratis. Dari latar belakang masalah di atas maka muncul pertanyaan, Bagaimana
bentuk strategi komunikasi yang digunakan LKU masjid An-Nashr dalam
Mensosialisasikan Program Wakaf Tunai Ambulance Plus? Dan Bagaimana
Analisis SWOT LKU masjid An-Nashr dalam Mensosialisasikan Program Wakaf
Tunai Ambulance Plus?
Terealisasinya ambulance plus ini tidak terlepas dari adanya strategi
komunikasi yang dilakukan LKU dalam mensosialisasikan program ambulance
plus ke masyarakat. LKU menggunakan (model) perencanaan komunikasi lima
langkah “research, plan, Execute, Measure, dan Report” yang menyatakan
adanya tahapan-tahapan dalam mencapai perencanaan yang menyangkut
pelaksanaan program untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. LKU menggunakan metode Analisis SWOT (Strenght, Weakness,
Oppurtunity, Threat) yang dicetuskan oleh Albert Humphrey. Analisis SWOT
adalah analisis yang digunakan untuk mengevaluasi peluang dan ancaman di
lingkungan maupun kekuatan serta kelemahan yang dimiliki internal organisasi.
Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi
lapangan, wawancara mendalam, dan dokumentasi berupa foto, catatan, arsip
tertulis lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa, LKU menggunakan strategi komunikasi lima
langkah dalam mensosialisasikan program wakaf tunai ambulance plus yaitu:
LKU melakukan research karena adanya kebutuhan mendesak untuk pegadaan
ambulance, plan LKU menentukan proses komunikasinya seperti: menentukan
sumber, pesan, media, sasaran, dan efek. Execute (pelaksanaan) LKU melakukan
proses sosialisasi melalui lembaga dakwah seperti: majlis taklim. Measure
(evalulasi) LKU mengevaluasi penggunaan media yang digunakan. Report
(pelaporan) LKU melakukan tindakan akhir dengan membuat laporan. Dan LKU
menggunakan penetapan strategi analis SWOT untuk mengevaluasi organisasi.
Keywords: Ambulance, LKU, Program, Strategi Komunikasi, SWOT.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin, pertama-pertama penulis mengucap rasa
syukur yang mendalam atas diberikannya nikmat sehat, nikmat Islam dan nikmat
iman oleh Allah SWT. Karena dengan nikmat tersebut, penulis mendapatkan
kemudahan untuk bisa menyelesaikan skripsi ini yang merupakan syarat untuk
meraih gelar sarjana dalam bidang Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI).
Walaupun dalam prosesnya, penulis menyadari banyak terjadi kendala yang
dihadapi. Namun, atas izin Allah SWT, penulis mampu menyelesaikanya dengan
rasa syukur yang amat mendalam.
Shalawat serta salam senantiasa terucap kepada baginda Nabi besar,
panutan semua umat Islam yang mengajak menuju jalan kebenaran serta
menyelamatkan umat Islam dari kesesatan, Nabi yang telah menerangi jalan
kehidupan dari kegelapan menuju jalan penuh terang benderang, yaitu Nabi
Muhammad saw beserta keluarga, para sahabat, dan tabi’in yang selalu mengikuti
perintah dan ajarannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan dengan
mendapatkan bimbingan, bantuan, dan dorongan semangat dari semua pihak yang
telah membantu dalam hal apapun. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Arief Subhan M.A sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Bapak Drs. Wahidin Saputra, M.A selaku Pembantu Dekan
Bidang Akademik, Bapak Drs. H. Mahmud Djalal, M.A selaku Pembantu
Dekan Bidang Administrasi dan Keuangan, dan juga Bapak Drs. Study Rizal
LK, M.A selaku pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan.
2. Bapak Drs. Jumroni, M.Si selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam.
iii
3. Ibu Umi Musyarofah, M.A selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam dan juga selaku dosen pembimbing yang senantiasa dengan sabar
meluangkan waktunya untuk membantu dan mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Dra, Rini Laili Prihatini, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik
yang telah membantu mengarahkan seluruh mahasiswa untuk mengikuti
proses kegiatan akademik.
5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang
bermanfaat bagi penulis.
6. Segenap karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi dan juga Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan kemudahan penulis untuk mendapatkan berbagai
referensi dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Orang tuaku Tercinta, Alm Bapak Supni dan Ibu Aisah yang selalu
mendoakan dan memberikan motivasi serta kasih sayangnya yang tidak
terbatas demi kesuksesan penulis untuk terus menuntut ilmu sampai nanti.
8. Bapak Aninda dan Ibu Ida, yang sudah memberikan motivasi serta kasih
sayangnya dan membantu dalam proses mencari jati diri dalam mencapai
kesuksesan.
9. Suami tersayang Wahyudin, yang selalu ada setiap saat di samping penulis,
yang seantiasa dengan sabar memberikan dukungan semangat dan doa agar
terselesaikan skripsi ini.
10. Adik tercinta Nahya dan Naimah yang selalu mendoakan dan membantu
proses mencari jati diri dalam mencapai kesuksesan.
11. Ibu Ismadiantina, selaku koordinator satuan tugas Layanan Kesehatan Umat,
Masjid An Nashr yang senantiasa memberikan kemudahan bagi penulis untuk
iv
mendapatkan berbagai sumber data guna untuk menyelesaikan skripsi ini.
12. Bapak Hanafi, selaku kesekrertariatan mesjid An Nashr yang senantiasa
membantu penulis untuk mendapatkan berbagai sumber data guna untuk
menyelesaikan skripsi ini.
13. Seluruh jajaran pengurus Layanan Kesehatan Umat Masjid An-Nashr yang
bersedia menerima penulis untuk meneliti serta meluangkan waktunya untuk
membantu saat wawancara dan observasi lapangan.
14. Teman-teman seperjuangan KPI C 2009, yang saling membantu satu sama
lain dan tetap menjaga kekompakan.
15. Sahabat sejalan, Popy Oktarini, Fatmawati Harahap dan Reza Wahyu Irawan
yang selalu menginspirasi, membantu, dan yang selalu menyemangati
penulis, hingga skripsi ini dapat diselesaikan
Dan akhir kata dari penulis, semoga segala bentuk motivasi, dukungan, harpan
dan keberkahan doa yang diberikan kepada penulis mendapatkan balasan yang
berlimpah dan ridha dari Allah SWT. Amin’yarabbalalamin.
Jakarta, 14 Mei 2013
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................. 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 7
D. Metodologi Penelitian …………………………………… 8
E. Tinjauan Pustaka …………………………………… ........ 11
F. Sistematika Penulisan ........................................................ 14
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Ruang Lingkup Strategi dan Komunikasi .......................... 16
B. Ruang Lingkup Sosialisasi, Program, dan Wakaf ............... 35
C. Model Perencanaan Komunikasi Lima Langkah ................. 39
BAB III GAMBARAN UMUM LAYANAN KESEHATAN UMAT (LKU)
A. Profil Layanan Kesehatan Umat (LKU) An Nashr ............ 42
1. Sejarah Berdirinya ........................................................ 42
2. Visi dan Misi ................................................................. 46
3. Tujuan Didirikan ........................................................... 47
4. Program-Program Yayasan ........................................... 47
5. Susunan Pengurus ........................................................ 54
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Model Strategi Komunikasi LKU dalam Mensosialisasikan
Program Wakaf Tunai Ambulance Plus .............................. 58
1. Model Perencanaan Komunikasi Lima Langkah ....... 58
vi
B. Analisis SWOT LKU Masjid An Nashr
dalam Mensosialisasikan Program Wakaf Tunai
Ambulance Plus .................................................................. 66
1. Pendekatan Analisis SWOT ......................................... 66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 69
B. Saran-Saran ........................................................................ 70
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 71
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Matrik SWOT ...................................................................................... 24
Tabel 2: Unsur-unsur Komunikasi .................................................................... 28
Tabel 3: Jumlah Dokter yang bekerjasama dengan LKU .................................. 44
Tabel 4: Jadwal Praktek Dokter LKU An Nashr ................................................ 44
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu amal sosial kemasyarakatan adalah wakaf yang dapat
dikatakan sebagai salah satu bentuk realisasi ibadah dalam Islam, yang dapat
menjadi sumber dana dakwah ialah tumbuh subur dan selalu dilaksanakan
oleh bangsa Indonesia. Wujud perwakafan tersebut banyak macamnya, ada
yang berwujud tanah, gedung dan wakaf lainnya.1
Dalam istilah syara secara umum, wakaf dapat diartikan sejenis
pemberian yang pelaksanaannya dilakukan dengan jalan menahan (pemilikan),
lalu menjadikan manfaatnya berlaku umum.2 Bentuk wakaf terbagi menjadi
dua jenis, pertama, benda wakaf yang tidak bergerak seperti: tanah, bangunan,
pohon untuk diambil buahnya, dan sumur untuk diambil airnya. Kedua, benda
wakaf yang bergerak seperti: perlengkapan rumah ibadah, senjata, hewan,
pakaian, buku, uang, saham atau surat berharga lainnya.3
Menurut Mundzir Qahaf, wakaf adalah memberikan harta atau pokok
benda yang produktif terlepas dari campur tangan pribadi, menyalurkan hasil
dan manfaatnya secara khusus sesuai dengan tujuan wakaf, baik untuk
kepentingan perorangan maupun untuk kepentingan masyarakat, agama atau
umum.4
1Suparman Usman, Hukum Perwakafan Di Indonesia (Jakarta: Darul Ulum Press, 1995),
h.5. 2Tim Penulis, Paradigma Baru Wakaf di Indonesia, (Jakarta: Diktorat Pemberdayaaaan
Wakaf dan Diktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h.1.
3Tim Penulis, Fikih Wakaf, (Jakarta: Diktorat Pemberdayaan Wakaf Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h.40. 4Mundzir Qahaf, Managemen Wakaf produktif, Terjemahan Muhyidin Mas Rida dan
Abdurrahman Kasdi, (Jakarta: Khalifa, 2004), h.3.
2
Menurut Rasjid Sulaiman dalam buku Fikih Sunnah, wakaf ialah
menahan suatu benda yang kekal zatnya, yang dapat diambil manfaat guna
diberikan di jalan kebaikan. Sebagai firman Allah SWT dalam surat Al-Hajj:
77.
“Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu,
sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat
kemenangan.”
M. Quraish Shihab berpendapat bahwa ayat di atas, perintah yang
ditunjukan kepada kaum beriman agar melaksanakan misi mereka. Allah
berfirman: Hai orang-orang yang beriman, jangan sampai kamu terpedaya
oleh kaum musyrikin. Ruku dan sujudah kamu semua, yakni laksanakanlah
sholat dengan baik dan benar, serta sembahlah Tuhan pemelihara yang selalu
berbuat baik kepada kamu, persembahan dan ibadah antara lain dengan
berpuasa, mengeluarkan zakat, melaksanakan haji, dan aneka ibadah lainnya
dan perbuatlah kebajikan seperti bersedekah, silaturrahim, serta aneka amal-
amal baik dan akhlak yang mulia, semoga kamu yakni lakukanlah semua itu
dengan harapan mendapat kemenangan.5
M. Quraish Shihab berpendapat bahwa ayat ini secara umum telah
mencakup semua tuntunan Islam, dimulai dari akidah yang ditandai dengan
penamaan mereka yang diajak dengan orang-orang yang beriman, selanjutnya
dengan memerintahkan shalat dengan menyebut dua rukunnya yang paling
menonjol yaitu ruku’ dan sujud. Penyebutan shalat secara khusus karena
ibadah ini merupakan tiang agama.
5 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,
(Jakarta: Lentera Hati, 2005), Cet. ke-5, h. 132.
3
Setelah itu disebut aneka ibadah yang mencakup banyak hal, bahkan
dapat mencakup aktivitas sehari-hari jika motivasinya adalah mencari ridha
Ilahi, dan akhirnya ditutup dengan perintah berbuat kebajikan yang
menampung seluruh kebaikan duniawi dan ukhrawi, baik yang berdasar
wahyu maupun nilai-nilai yang sejalan dengan tujuan syariat, baik yang
berupa hukum dan undang-undang maupun tradisi dan adat istiadat. Jika hal-
hal di atas dipenuhi oleh satu masyarakat, maka tidak diragukan pastilah
mereka, secara individual dan kolektif, akan meraih keberuntungan yakni
meraih apa yang mereka harapkan di dunia dan di akhirat.
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),
sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja
yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah maha mengetahuinya.”(QS.
Ali Imran: 92)
Wakaf merupakan bentuk keagamaan yang dianjurkan Allah SWT
untuk dijadikan sarana penyalur harta yang dikaruniakan oleh-Nya kepada
manusia lain. Amalan wakaf amat besar bagi kehidupan sosial oleh karenanya
Islam meletakkan amalan wakaf sebagai satu macam ibadah yang amat
digembirakan.6
Salah satu ajaran luhur agama Islam yang selalu mengemukakan
adalah ajaran tentang wakaf. Wakaf merupakan salah satu ajuran yang
menyangkut kehidupan bermasyarakat dalam rangka ibadah ijtimaiyah (ibadah
sosial) karena wakaf merupakan ibadah, maka tujuan utamanya adalah
pengabdian kepada Allah SWT dan ikhlas karena mencari keridhaan-Nya.7
6M. Daud Ali, Sistem Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta: UI-Press, 1998), h. 79.
7Abdul Ghafur Anshori, Hukum dan Praktek Perwakafan di Indonesia, h. 1.
4
Sebagai wujud sikap kepedulian kepada sesama manusia, khususnya
kaum dhuafa, maka Badan Ta’mir Masjid An Nashr (BTMA) mendirikan
Layanan Kesehatan Umat (LKU) An Nashr. Sejak didirikan, 8 Mei 2003,
hingga sekarang, LKU An Nashr telah memberikan layanan kesehatan gratis
bagi kaum dhu’afa di lingkungan Bintaro Jaya, khususnya Sektor V. Setiap
hari para pemulung sampah, tukang becak, atau siapa pun yang tidak dapat
menjangkau pelayanan kesehatan, datang berobat ke LKU An Nashr.8
Layanan Kesehatan Umat (LKU) telah memiliki dukungan dari
beberapa dokter yang menginfakkan ilmu, tenaga dan waktunya tanpa
mengharapkan imbalan. Awalnya, kegiatan LKU An Nashr hanya didukung
oleh 2 orang dokter umum, tahun 2010, telah meningkat menjadi 16 dokter,
yaitu 7 dokter umum, 1 dokter spesialis penyakit dalam, 1 dokter spesialis
akupunktur, 2 dokter spesialis anak, 1 dokter spesialis kebidanan dan
kandungan, 1 dokter spesialis kulit dan kelamin, 1 dokter paru dan 2 dokter
gigi. Pada tahun 2007 telah ditambah dengan pelayanan pemijatan reflexology
dan praktek bekam muslimah.
Perkembangan ini menjadikan LKU An Nashr tidak hanya menjadi
rujukan kaum dhu’afa saja. Masyarakat umum juga memanfaatkan layanan
kesehatan di LKU An Nashr dengan tarif yang terjangkau. Biaya yang
dikeluarkan oleh mereka yang mampu didonasikan kepada mereka yang tak
berpunya (kaum dhu’afa), supaya mendapatkan layanan kesehatan yang layak
secara gratis.9
Berangkat dari salah satu pasien dhu’afa yang ditangani oleh Layanan
Kesehatan Umat (LKU) Masjid An Nashr, yang ketika itu sakit dan perlu
8Wawancara Pribadi dengan Tina, Koordinator Satgas LKU, Jakarta, 24 April 2013.
9Wawancara pribadi dengan Tina koordinator satuan pelaksana LKU.
5
penanganan lebih untuk dirujuk kerumah sakit besar, dimana LKU belum
mempunyai Ambulance sebagai kendaraan operasional untuk mengantar
pasien, LKU sering kali menyewa ambulance disalah satu masjid yang
terletak di Bintaro, dengan membayar sewa ambulance cukup mahal dan
harus mengocek dana kas masjid.
Ketika LKU mengadakan pengobatan gratis dan bakti sosial di daerah
bencana dan atau pasien perlu dirujuk ke rumah sakit, LKU meminjam
ambulance dari masjid lain, itu pun selama tidak dipakai.10
Tersendatnya
peminjaman ambulance di masjid lain membuat keterlambatannya dalam
menjalankan kegiatan dan pengiriman bantuan tertunda lebih lama.
Karena itu LKU membuat program wakaf tunai ambulance plus ini,
sebagai sikap empati yang tinggi terhadap pasien, dan untuk menunjang
operasional LKU An Nashr dalam upaya pelayanan kesehatan kepada umat,
khususnya kaum dhu’afa.
Program Wakaf Tunai Ambulance Plus yang diluncurkan oleh LKU
kini telah terwujud. Sejak program ini diluncurkan pada bulan Ramadhan
1431 H, telah terkumpul dana umat sekitar 200 juta rupiah. Dana tersebut
dipergunakan untuk pengadaan ambulance Mitsubishi L300.
Atas keberhasilan dalam merancang sebuah program wakaf tunai
ambulance plus. Dengan hal tersebut LKU melakukan strategi-strategi dalam
mensosialisasikan wakaf tunai ambulance plus tersebut. Dalam ilmu
pengetahuan banyak ditemukan model. Oleh sebab itu, ada pakar yang
menyamakan model dengan teori, dengan dasar pemikiran bahwa kapan
10
Wawancara pribadi dengan Ibu Tina koordinator satuan pelaksana LKU, pada 27 Maret
2013.
6
seseorang menjelaskan model berarti ia sedang berteori.11
Melihat akan pentingnya ambulance sebagai sarana penunjang
operasional LKU dalam membantu pasien yang harus mendapat penanganan
lebih, dan juga memudahkan LKU dalam menjalankan kegiatan pengiriman
bantuan ke tempat bencana, dengan lancar tanpa adanya keterlambatan. Oleh
karena itu LKU membuat program wakaf tunai ambulance plus ini, sebagai
sikap empati yang tinggi terhadap pasien, dan untuk menunjang operasional
LKU An Nashr dalam upaya pelayanan kesehatan kepada umat, khususnya
kaum dhu’afa.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik mengangkat
masalah ini kedalam proposal dan karya ilmiyah dengan mengambil judul:
“STRATEGI KOMUNIKASI LAYANAN KESEHATAN UMAT (LKU)
DALAM MENSOSIALISASIKAN PROGRAM WAKAF TUNAI
AMBULANCE PLUS DI MASJID AN NASHR BINTARO”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan masalah
Untuk mempermudah pemahaman dalam penelitian ini, sekaligus
terfokus pada ruang lingkup penelitian, maka penulis membatasi pada
bentuk srategi atau usaha Layanan Kesehatan Umat (LKU) masjid An-
Nashr dalam mensosialisasikan Program Wakaf Tunai Ambulance Plus
dalam ruang lingkup model perencanaan komunikasi lima langkah yaitu:
Research, Plan¸ Execute, Measure dan Report.12
Dan dalam menetapkan
11
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2013), h. 65. 12
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2013), h. 72.
7
strategi, penulis menggunakan model analisis SWOT, yaitu: Strengths
(kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats
(ancaman).13
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana model strategi komunikasi yang digunakan Layanan
Kesehatan Umat (LKU) masjid An-Nashr dalam Mensosialisasikan
Program Wakaf Tunai Ambulance Plus?
b. Bagaimana Analisis SWOT Layanan Kesehatan Umat (LKU) masjid
An-Nashr dalam Mensosialisasikan Program Wakaf Tunai Ambulance
Plus?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini peneliti mempunyai tujuan yang ingin dicapai, yaitu:
1. Untuk mengetahui model strategi komunikasi yang digunakan Layanan
Kesehatan Umat (LKU) masjid An-Nashr Bintaro dalam
mensosialisasikan Program Wakaf Tunai Ambulance Plus.
2. Untuk mengetahui analisis SWOT Layanan Kesehatan Umat (LKU)
masjid An-Nashr Bintaro dalam Mensosialisasikan Program Wakaf Tunai
Ambulance Plus.
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah:
a. Manfaat Akademisi
Penelitian ini diharapkan bisa memperkaya khazanah ilmu
komunikasi tentang bentuk-bentuk komuikasi dan strategi komunikasi,
13
Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, h. 103.
8
serta sebagai tambahan referensi bahan pustaka, khususnya tentang
analisis dengan minat pada kajian strategi komunikasi dan kajian ilmu
sosial.
b. Manfaat Praktis
1) Membantu Layanan Kesehatan Umat (LKU) sebagai bahan masukan,
agar ke depan dapat lebih baik.
2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan menjadi
bahan evaluasi berkenaan dengan strategi komunikasi yang digunakan
selanjutnya.
D. Metodelologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metodelogi penelitian adalah cara untuk mencapai suatu maksud
sehubungan dengan upaya tertentu, maka metode menyangkut masalah
kerja yaitu cara kerja untuk memahami objek.14
Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
yang bersifat deskriptif analisis.15
Penelitian kualitatif adalah sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau tulisan dari orang-orang perilaku yang diamati.16
Metodelogi
kulitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang
fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya
14
Anas Sudjana, Metode Riset dan Metode Bimbingan Skripsi, (Yogyakarta: Reproduksi UD Darma, 1980), h.16.
15Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.
Rieneka Cipta 1998), Cet. II, h.245. 16
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1999), cet. Ke-1, h. 138.
9
sendiri dan dalam peristilahannya.17
Pada penulisan ini penulis mencari
sumber informasi sebagai studi deskriptif yang menggambarkan objek apa
adanya sesuai dengan kenyataan.
Berdasarkan metode penelitian tersebut, peneliti berharap
mendapatkan data penelitian yang bersifat deskriptif sehingga peneliti
dapat menganalisa dan menelaah lebih dekat, mendalam, dan menyeluruh,
untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai strategi komunikasi
Layanan Kesehatan Umat (LKU) masjid An Nashr dalam
mensosialisasikan program wakaf tunai ambulance plus.
2. Tempat dan waktu Penelitian
Tempat Penelitian dilakukan di Masjid An-Nashr, Jl Bintaro Utama
Raya V, Jurang Manggu Timur, Pondok Aren, Jakarta, Phone 021
7370777. Website: annashrpeduli.blogspot.com. Penelitian ini telah
dilakukan sejak bulan Maret sampai dengan Mei 2013.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah
pengurus Layanan Kesehatan Umat masjid An-Nashr sedangkan yang
menjadi objek penelitian adalah Strategi komunikasi Layanan Kesehatan
Umat masjid An-Nashr Bintaro dalam mensosialisasikan program wakaf
tunai ambulance plus.
4. Tehnik Pengumpulan Data
Untuk menyelesaikan penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan
data agar lengkap dengan melakukan beberapa teknik, antara lain:
17
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet Ke-1, h.139.
10
a. Data Primer
1) Wawancara
wawancara mendalam adalah proses memperolah
keterangan untuk tujuan penelitian dengan tanya jawab sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan orang yang
diwawancarai.18
Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan
untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan
mengungkapkan pertanyaan-pertayaan. Dalam hal ini penelitian
mewawancarai pihak-pihak yang terlibat dalam strategi
komunikasi LKU masjid An-Nashr Bintaro dalam
mensosialisasikan program wakaf tunai ambulance plus, yaitu: ibu
Ismadiantina sebagai koordinator satuan tugas (SATGAS) LKU,
ibu Kenny Lopiani Sule sebagai bendahara LKU, dan bapak Imam
Chanafi sebagai staff sekretariat Yayasan.
2) Observasi Langsung
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang
sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.19
Observasi
Langsung yaitu untuk mengamati kegiatan program wakaf tunai
ambulance plus ini benar terbukti, yaitu dengan observasi bentuk
fisik, dan kondisi dari ambulance yang merupakan hasil dari
berjalannya program wakaf tunai ambulance plus, dan
mengobservasi adanya berkas-berkas kegiatan seperti melihat
media kotak sebagai strategi komunikasi LKU yang diletakkan di
latar masjid An Nashr Bintaro.
18
Moh. Nazin, Metode Penelitian, (Bandung: Ghalia Indonesia, 1999), h. 234. 19
Suharsimi, Arikuntoro, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.
Rieneka Cipta 1998), Cet. Ke-2, h. 54.
11
b. Data Sekunder
Berupa dokumentasi. Dokumentasi adalah kegiatan mencari
data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah, foto dan sebagainya yang menyangkut
dengan penelitian guna mendukung data penelitian.
5. Tehnik Analisis Data
Merupakan proses penyaderhanaan dalam bentuk yang mudah
dibacadan diinterpretasikan. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil
keputusan atau kesimpulan-kesimpulan yang benar melalui proses
pengumpulan, penyusunan, penyajian, dan menganalisa data, hasil peneliti
yang berwujud kata-kata.
Berawal dari data yang terkumpul, kemudian dikelompokkan
sesuai dengan tujuan penelitian. Dan peneliti juga mengklarifikasi dengan
kerangka yang ada, dan kemudian disimpulkan.
6. Tehnik Penulisan
Dalam penulisan deskripsi ini, penulis berpedoman pada buku
“Pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, disertasi dan tesis)” yang di
terbitkan oleh CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
E. TINJAUAN PUSTAKA
Langkah awal sebelum melakukan penelitian lebih lanjut untuk
kemudian menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah adalah menelaah terlebih
dahulu skripsi dan penelitian sebelumnya yang mempunyai judul atau objek
dan subjek penelitian yang sama atau hampir sama dengan yang akan diteliti.
Tujuannya adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang diteliti sekarang tidak
12
sama dengan penelitian terdahulu. Adapun skripsi sebelumnya yang
membahas tentang Strategi Komunikasi, peneliti uraikan sebagai berikut:
1. Strategi Komunikasi Badan Narkotika Provinsi DKI Jakarta dalam
Mensosialisasikan Kesadaran Anti Narkoba. Ditulis oleh Badru Tamam Al
Wahdi, Nim: 106051001788 (skripsi UIN 2010), skripsi ini terfokus pada
strategi komunikasi yang diterapkan Badan Narkotika Provinsi DKI
Jakarta dalam mensosialisasikan kesadaran anti narkoba, dan fokus
terhadap strategi komunikasi yang lebih efektif yang diterapkan oleh
Badan Narkotika Provinsi DKI Jakarta.
2. Strategi Komunikasi Linda Agum Gumelar dalam Program Pita Pink di
Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta. Ditulis Oleh Desi Lestari, Nim:
104051001782 (skripsi UIN 2008), skripsi ini membahas tentang bentuk-
bentuk komunikasi yang diterapkan oleh Linda Agum Gumelar dalam
proses pembinaan Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta. Dan lebih
terfokus pada strategi komunikasi yang dipakai Linda Agum Gumelar
dalam implementasi program kampanye gerakan penyakit kangker
payudara Program Pita Pink di Yayasan Kesehatan payudara.
3. Strategi Komunikasi Tabung wakaf Indonesia dalam Mensosialisasikan
Wakaf Produktif di Daerah Jakarta Selatan. Ditulis oleh: Deniza Anggia
Ayu, Nim: 108051000137 (skripsi UIN 2012), skripsi ini terfokus pada
strategi komunikasi Tabung Wakaf Indonesia dalam mempromosikan
kesiatan wakaf produktif di Jakarta Selatan.
4. Strategi Komunikasi Program pembibitan Penghafal Al-Qur’an Daarul
Qur’an dalam mensosialisasikan Program Sedekah Produktif. Ditulis oleh:
13
Syarif Fadilah, Nim: 107051002655 (skripsi UIN 2011), skripsi ini
membahas tentang strategi komunikasi PPPA Daarul Qur’an dalam
mensosialisasikan program sedekah produktif, dan terfokus pada upaya
PPPA Daarul Qur’an menghadapi hambatan-hambatan dalam
mensosialisasikan sedekah produktif.
5. Strategi Komunikasi Pemasaran PT. Weha Dinamika selaras dalam
program Amal Usaha E-Miracle. Ditulis oleh Abdul Rohman, Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2011, yang menjadi kesamaan skripsi ini adalah sama-sama
membahas strategi komunikasi, namun yang menjadi perbedaan dari
skripsi ini adalah strategi Layanan Kesehatan Umat dalam
mensosialisasikan Wakaf Tunai Ambulance Plus.
6. Strategi Komunikasi Marketing Lembaga Amil Zakat. Ditulis oleh:
Muhammad Anwar Sani, Nim: 201051000898 (skripsi UIN 2011), skripsi
ini membahas tentang strategi komunikasi marketing dalam pengelolaan
zakat yang modern di lingkungan masjid.
Dari penelitian di atas sangat berbeda dengan penelitian yang penulis
angkat, penulis lebih terfokus pada strategi komunikasi Layanan
Kesehatan Umat (LKU) dalam mensosialisasikan program wakaf tunai
ambulance plus, dan penulis menggunakan pendekatan analisis SWOT,
untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan
yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
14
F. Sistematika Penulisan
Untuk ketertiban pembahasan serta untuk mempermudah analisis
materi dalam penulisan skripsi, maka penulis menjelaskan dalam sistematika
penulisan. Penelitian dalam skripsi ini dibagi menjadi lima bab, setiap bab
dirinci dalam beberapa sub bab sebagai berikut:
BAB I Merupakan bab pendahuluan. Pada bab ini membahas tentang:
latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan
pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II Menjelaskan tentang Landasan teoritis. Pada bab ini membahas
tentang: Model perencanaan komunikasi lima langkah,
Pengertian strategi, jenis-jenis strategi, manfaat strategi,
langkah-langkah strategi, faktor-faktor strategi, pengertian
komunikasi, Proses Komunikasi, Tahapan Strategi
Komunikasi, dan sosialisasi program wakaf tunai Ambulance
plus.
BAB III Gambaran Umum, temuan peneliti, membahas tentang latar
belakang berdirinya LKU, visi misi LKU, struktur organisasi
dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan LKU Masjid An-Nashr.
BAB IV Temuan dan Analisis, analisis hasil temuan, menguraikan
strategi komunikasi Layanan Kesehatan Umat Masjid An-
Nashr dalam mensosialisasikan program wakaf tunai
Ambulance plus. Bentuk komunikasi Layanan Kesehatan Umat
Masjid An-Nashr dalam mensosialisasikan program wakaf
15
tunai Ambulance plus. Penerapan metode komunikasi Layanan
Kesehatan Umat Masjid An-Nashr.
BAB V Merupakan penutup, pada bab ini membahas tentang:
Kesimpulan dan saran-saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi Komunikasi
1. Pengertian Strategi
Strategi berasal dari bahasa Yunani klasik yaitu stratos yang
berarti militer dan Ag berarti memimpin. Pada awalnya strategi diartikan
sebagai generalship atau sesuatu yang dilakukan oleh para jendral dalam
membuat rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan perang.1
Namun pada akhirnya, arti strategi berkembang untuk semua kegiatan
organisasi termasuk keperluan ekonomi, sosial, budaya, dan agama.2
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, strategi adalah ilmu siasat
(perang) atau akal untuk mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan.3
Dengan kata lain strategi adalah suatu ilmu untuk menggunakan sumber
daya yang ada untuk melaksanakan kebijakan tertentu.4
Karl Von Clausewitz (1780-1831) seorang pensiun jenderal Prusia
dalam bukunya On War merumuskan strategi ialah “suatu seni
menggunakan sarana pertempuran untuk mencapai tujuan perang”.
Marthin-Anderson (1968) juga merumuskan “strategi adalah seni di mana
melibatkan kemampuan intelegasi atau pikiran untuk membawa semua
1Setiawan Hari Purnoto dan Zulkiefli Mansyah, Manajemen Strategi:sebuah konsep
pengantar, (Jakarta: LPPEE UI, 1999), h.8. 2Rafi’ Udin dan Manna Abdul Djaliel, Prinsip dan strategi dakwah, (Bandung: Pustaka
Setia, 1997), h. 76. 3 Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta: Pustaka Armani,
1996), h. 462. 4Tim penyusun Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), h. 199.
17
sumber daya yang tersedia dalam mencapai tujuan dengan memperoleh
keuntungan yang maksimal dan efisien”.5
Sandra Oliver dalam bukunya Strategy public relation
mendefinisikan strategi sebagai sebuah cara untuk mencapai sebuah hasil
akhir. Hasil akhir menyangkut tujuan dan sasaran organisasi, ada strategi
yang luas untuk keseluruhan organisasi dan strategi kompetitif untuk
masing-masing aktivitas. Dan strategi adalah jalan yang dipilih organisasi
untuk diikuti dalam mencapai misinya.6
Sedangkan menurut Sthepanie K. Marrus, seperti yang dikutip
dalam buku Husein Umar, strategi adalah sebuah proses penentuan
rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang
organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar
tujuan tersebut tercapai.7
Menurut Steiner dan Miller, strategi adalah penempatan misi
perusahaan, penempatan sasaran organisasi dalam mengikat kekuatan
eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk
mencapai sasaran dalam memastikan implementasinya secara tepat,
sehingga tujuan dan sasaran organisasi akan tercapai
Secara umum strategi mempunyai pengertian yaitu sebagai suatu
garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Dalam menetapkan strategi, harus didahului oleh analisis
5Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2013), h. 61. 6 Sandra Oliver, Startegi Public Relaton, (Jakarta:Erlangga, 2007), h.2.
7 Husein Umar, Strategic Management Action, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2001), h. 31.
18
kekuatan lawan yang meliputi jumlah personal, kekuatan dan
persenjangan, kondisi lapangan, posisi musuh dan lain sebagainya.8
Adapun pengertian strategi menurut para pakar adalah sebagai
berikut:
a. William F. Gluek
Strategi adalah rencana yang dipersatukan secara komprehensif
terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan atau
lembaga terhadap tantangan lingkungan dan dirancang untuk
meyakinkan bahwa sasaran dasar persahaan akan dicapai dengan
pelaksanaan yang tepat oleh organisasi tertentu.9
b. J L Thompson
Strategi adalah cara untuk mencapai sebuah hasil akhir. Hasil
akhir menyangkut tujuan dan sasaran organisasi. Bennett
menggambarkan organisasi sebagai arah yang dipilih organisasi untuk
diikuti dalam mencapai misinya.10
c. Onong Uchana Effendy
Strategi adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai
tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut strategi tidak
berfungsi sebagai peta jalan yang hanya memberi arah saja, melainkan
harus mampu menunjukkan taktik operasionalnya.11
Dari beberapa definisi di atas, terlihat jelas kesamaan antara
satu definisi dengan definisi lainnya. Para ahli pada intinya
8 Abu Ahmad, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h.11.
9 Harimurti Krida Laksana, Kamus Sinonim Bahasa Indonesia, (Jakarta: Nusa Indah,
1981), h.173. 10
Sadra Oliver, Stategi Public Relations, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006), h. 2. 11
Onong Uchana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remadja
Rosdakarya, 2007), Cetakan k-21, h. 32.
19
menjelaskan bahwa strategi adalah rencana atau sebuah cara untuk
mencapai suatu tujuan. Strategi bukan hanya sekedar planning saja,
strategi juga menunjukkan bagaimana mengimplementasikan langkah-
langkah yang akan dituju sehingga memudahkan dalam proses
pelaksanaannya. Strategi menjadi acuan untuk mencapai hasil yang
diharapkan oleh sebuah perusahaan atau organisasi.
Strategi menghasilkan gagasan dan konsepsi yang
dikembangkan oleh para paraktisi. Karena itu para pakar strategi tidak
saja lahir dari kalangan yang memiliki latar belakang militer, tapi juga
dari profesi lain, misalnya pakar strategi Henry Kissinger berlatar
belakang sejarah, Thomas Schelling berlatar belakang ekonomi, dan
Albert Wohlsetter berlatar belakang matematika.12
2. Manfaat Strategi
Menurut Mintaberg ada lima kegunaan dari strategi, yaitu:
a. Sebuah rencana, merupakan suatu arah tindakan yang diinginkan
secara sadar.
b. Sebuah cara, merupakan suatu manuver spesifik yang dimaksudkan
untuk mengecoh lawan atau kompetitor.
c. Sebuah pola, dalam suatu rangkaian tindakan.
d. Sebuah posisi, merupakan suatu cara untuk menempatkan organisasi
dalam sebuah lingkungan.
e. Sebuah perspektif, merupakan suatu cara yang terintegrasi dalam
memandang dunia.13
12
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2013), h. 61. 13
Sandra Oliver, Strategi Public Relations, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006), h.2.
20
3. Tahapan-Tahapan Strategi
Dalam proses srategi, terdapat tiga tahapan yang harus dijalankan
yaitu:
a. Perumusan strategi
Termasuk mengembangkan tujuan, mengenali peluang dan
ancaman eksternal, menetapkan kekuatan dan kelemahan internal,
menetapkan suatu objektivitas, menghasilkan strategi alternatif serta
memilih strategi tertentu ynag akan dilaksanakan. Dalam perumusan
strategi juga ditentukan suatu sikap untuk memutuskan, memperluas,
menghindari, atau melakukan suatu keputusan dalam proses kegiatan.14
b. Implementasi strategi
Sudah merumuskan dan memilih strategi yang ditetapkan,
maka langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi yang
ditetapkan tersebut. Dalam tahap pelaksanaan strategi yang telah
dipilih sangat membutuhkan komitmen dan kerjasama dari seluruh
unit, tingkat dan anggota organisasi.
Dalam pelaksanaan strategi yang tidak menerapkan komitmen
dan kerjasama dalam pelaksanaan strategi, maka proses formulasi dan
analisis strategi hanya akan menjadi impian yang jauh dari kenyataan.
Implementasi strategi bertumpu pada alokasi dan perorganisasian
sumber daya yang ditampakkan melalui penetapan struktur organisasi
dan mekanisme kepemimpinan yang dijalankan bersama budaya
perusahaan dan organisasi.15
14
David Fred, Managemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002), h.3. 15
David Fred, Managemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002), h.4.
21
c. Evaluasi Strategi
Tahap akhir dari menyusun strategi adalah evaluasi
implementasi strategi. Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan
yang telah dicapai, dan dapat diukur kembali untuk menetapkan tujuan
berikutnya. Evaluasi menjadi tolak ukur untuk strategi yang akan
dilaksanakan kembali oleh suatu organisasi dan evaluasi sangat
diperlukan untuk memastikan sasaran yang dinyatakan telah dicapai.
Ada tiga macam langkah dasar untuk mengevaluasi strategi, yaitu:
1) Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar
strategi. Adanya perubahan yang ada akan menjadi satu hambatan
dalam pencapaian tujuan, begitu pula dengan faktor internal yang
diantaranya strategi tidak efektif atau hasil implementasi yang
buruk dapat berakibat buruk pula bagi hasil yang akan dicapai.
2) Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan
kenyataan). Prosesnya dapat dilakukan dengan menyidiki
penyimpanan dari rencana, menyimak kemajuan yang dibuat
kearah pencapaian sasaran yang dinyatakan. Kriteria untuk
mengevaluasi strategi harus dapat diukur dan mudah dibuktikan.
3) Mengembalikan tindakan korektif untuk memastikan bahwa
prestasi sesuai dengan rencana. Dalam hal ini tidak harus berarti
strategi yang ada ditinggalkan atau harus merumuskan strategi
yang baru. Tindakan korektif diperlukan bila tindakan atau hasil
tidak sesuai dengan yang dibayangkan semula atau pencapaian
yang diharapkan.16
16
David Fred, Managemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002), h.4.
22
4. Faktor-faktor Strategi
Suatu strategi haruslah efektif dan jelas, karena strategi
mengarahkan organisasi kepada tujuannya. Oleh karena itu, dalam
menetapkan suatu strategi haruslah memperhatikan beberapa faktor, antara
lain:
a. Lingkungan
Lingkungan tidak pernah berada pada satu kondisi dan selalu
terjadi perubahan yang berpengaruh sangat luas terhadap gejala sendi
kehidupan manusia. Sebagai individu dan masyarakat, tidak hanya
kepada cara berfikir, tetapi juga tingkah laku, kebiasaan, kebutuhan
dan pandangan hidup.
b. Lingkungan Organisasi
Lingkungan organisasi mencakup segala sumber daya dan
kebijakan organisasi yang ada.
c. Kepemimpinan
Seseorang pemimpin adalah orang yang tertinggi dalam
mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, pemimpin dalam menilai
perkembangan yang ada dalam lingkungan, baik internal maupun
eksternal sangat berbeda.17
5. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang
digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan
(weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam
17
Sondang P Siagian, Manajemen Modern, (Jakarta: Masagung, 1994), Cet. Ke-2, h. 9.
23
suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang
membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities,
dan threats).
Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari
spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan
eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan
tersebut18
Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan
memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya,
kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana
aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu
mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang
ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang
mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang
ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi
ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara
mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman
(threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset
pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an
dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500.
18
Aris A Aziz. “Pengertian Analisis SWOT” Artikel diakses pada 24 Mei 2013 dari
http://putracijaty.blogspot.com/2012/03/makalah-analisis-swot.html.
24
Tabel I
Matrik SWOT
Strength (S)
Identifikasi kekuatan
Weakness (W)
Identifikasi Kelemahan
Opportunities (O)
Identifikasi
Kesempatan
S-O Strategies
Menggunakan kekuatan
untuk menangkap
kesempatan
W-O Strategies
Mengatasi Kelemahan
dengan mengambil
kesempatan
Threats (T)
Identifikasi Ancaman
S-T Strategies
Menggunakan kekuatan
untuk menghindari
ancaman
W-T Strategies
Meminimalkan
kelemahan dan
menghindari ancaman
Sumber: Kearns, 1992
Strategi yang disusun, dikonsentrasikan, dan dikonsepsikan
dengan baik dapat membuahkan pelaksanaan yang disebut strategis,
menurut Hisyam Alie, untuk mencapai strategi yang strategis harus
memperhatikan:
1) Strenght (kekuatan), yaitu memperhitungkan kekuatan yang
dimiliki yang biasanya menyangkut manusianya, dana serta piranti
yang dimilikinya.
2) Weakness (peluang), yakni memperhitungkan kelemahan-
kelemahan yang dimilikinya, menyangkut aspek-aspek
sebagaimana dimiliki sebagai kekuatan, misalnya kualitas
manusianya, dana dan sebagainya.
3) Opportunity (peluang), yakni seberapa besar peluang yang
mungkin tersedia di luar, sehingga peluang yang sangat kecil
sekalipun dapat diterobos.
4) Threats (ancaman), yakni memperhitungkan kemungkinan adanya
ancaman baik dari luar maupun dari dalam. Ancaman ini perlu
25
diketahui oleh organisasi secara baik. Dengan mengetahui
ancaman, organisasi diharapkan dapat mengambil langkah-langkah
awal agar ancaman tersebut tidak menjadi kenyataan.19
Untuk lebih memudahkan pemahaman tentang analisis SWOT,
peneliti cantumkan tabel di bawah ini:
Analisa SWOT merupakan salah satu insterumen analisis
lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang telah dikenal luas.
Analisis ini bertumpu pada basis data tahunan dengan pola 3-1-5.
Maksudnya, data yang ada diupayakan mencakup data perkembangan
organisasi pada tiga tahun sebelum dilakukan analisis, apa yang akan
diinginkan pada tahun ke depan pasca analisis. Hal ini dimaksudkan agar
strategi yang akan diambil memiliki dasar dan fakta yang dapat
dipertanggungjawabkan.20
6. Pengertian Komunikasi
Komunikasi secara etimologi berasal dari bahasa latin yaitu
“Communication”. Istilah ini bersumber dari perkataan “Communis” yang
berarti sama, sama disini maksudnya sama makna atau sama arti. Jadi
komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu
pesan yanng disampaikan oleh komunikator yang diterima oleh
komunikan.21
Adapun pengertian menurut istilah atau terminology banyak
dikemukakan oleh sarjana-sarjana yang menekuni ilmu komunikasi, yaitu:
19
Rafi’udin dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka
Setia, 1997), h. 77. 20
M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, Manajemen Strategi Perspektif
Syari’ah, (Jakarta: Khairul Bayaan, 2003), Cet. Ke-1, h.29. 21
Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1992), h. 10.
26
a. Laswell, 1960, mengatakan komunikasi pada dasarnya merupakan
suatu proses yang menjelaskan “siapa” dan mengatakan “apa”,
“dengan saluran apa”, “kepada siapa”, dan “dengan akibat atau hasil
apa” (who?, says what?, in which channel?, to whom?, with effect?).22
b. Rogers dan D Law Recnce Kincaid mendefinisikan komunikasi adalah
suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan
pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya
akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.23
c. Menurut William J. Seller, memberikan komunikasi yang lebih bersifat
universal. Dia mengatakan bahwa komunikasi adalah proses di mana
simbol verbal dan non verbal di kirimkan dan diterima dan di beri
arti.24
d. Menurut pakar komunikasi Onong Uchjana mendefinisikan
komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang
kepada orang lain untuk memberitahu atau merubah sikap, pendapat
atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui
media.25
Menurut Onong Uchjana Effendy, ada beberapa sebab mengapa
manusia melakukan komunikasi, yaitu untuk:
a. Mengubah sikap (to change the attitude)
b. Mengubah opini, pendapat atau pandangan (to change the opinion)
22
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), Cet ke-1, h. 19. 23
Hafied Changara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998),
h. 20. 24
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Kasara, 2009), Cet. Ke-10,
h.4. 25
Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), Cet.
Ke-7, h. 5.
27
c. Mengubah perilaku (to change the behavior)
d. Mengubah masyarakat (to chnage the society).26
Selain pengertian di atas, Bareslon dan Steiner mendefinisikan
komunikasi sebagai penyampaian informasi, ide, gagasan, emosi,
keterampilan, dan sterusnya melalui penggunaan simbol, kata, gambar,
angka, grafik, dan lain-lain. Kemudian Shannon dan Weaver megartikan
komunikasi sebagai mencakup prosedur melalui mana pikiran seseorang
dapat mempengaruhi orang lain.27
Sampai tahun 1976, menurut catatan Dance dan Larson dalam
Miller sudah ada 126 definisi komunnikasi. Ada definisi yang dibuat
menurut perspektif sosiologi, budaya, elektronika, ekonomi, dan ada pula
dari perspektif ilmu politik. Meski definisi yang dibuat para pakar
memiliki perspektif yang berbeda satu sama lainnya, namu definisi-
definisi tersebut pada dasarnya tidak terlepas dari subtansi komunikasi itu
sendiri sebagai suatu proses pengalihan informasi (pesan) dari seseorang
kepada orang lain, atau sebaliknya (cangara, 2007).28
7. Proses Komunikasi
Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap yaitu:
a. Proses komunikasi secara primer
Adalah suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol)
sebagai media primer. Lambang sebagai media primer dalam proses
komunikasi adalah bahasa, isyarat, warna, dan lain sebagainya yang
26
Onong Uchjana efendy, Ilmu Komunikasi: Tteori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1992), h. 55. 27
Aubery Fisher, Teori-teori Komunikasi, (Bandung: Remaja Karya, 1986), h. 10. 28
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, h. 34.
28
secara langsung mampu”menerjemahkan” pikir atau perasaan
komunikator kepada komunikan.29
b. Proses komunikasi secara skunder
Adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang
lain dengan menggunakan alat atau sarannya berada di tempat yang
relatif jauh dan atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, surat kabar,
majalah , radio, teleisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang
sering digunakan dalam komunikasi.30
8. Unsur-unsur Komunikasi
Jika proses komunikasi yang dimaksud dalam definisi di atas
dilukiskan dalam gambar, maka proses tersebut dapat dilihat sebagai
berikut:
Tabel 2
Unsur-unsur Komunikasi
SUMBER PESAN MEDIA PENERIMA EFEK
UMPAN
BALIK
Lingkungan
Gambar unsur-unsur komunikasi.
31
Dari gambar ini dapat disimpulkan bahwa terjadinya suatu
proses komunikasi karena didukung oleh beberapa elemen atau unsur,
yaitu:
29
Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan praktek, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1992), h. 11. 30
Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan praktek, h. 11. 31
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, h. 34.
29
a. Source (sumber)
Sumber adalah dasar yang digunakan di dalam
penyampaian pesan, yang digunakan dalam rangka memperkuat
pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, dan
sejenisnya.32
Sumber adalah pihak yang menyampaikan atau menngirim
pesan kepada penerima. Sumber banyak sering disebut dengan
banyak nama atau istilah, antara lain: komunikator, pengirim, atau
dalam bahasa Inggris disebut source, sender atau encoder.33
Syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang
komunikator adalah:
1) Memiliki kredibilitas yanng tinggi bagi komunikannya
2) Keterampilan berkomunikasi
3) Mempunyai pengetahuan yang luas
4) Sikap
5) Memiliki daya tarik.34
b. Massage (pesan)
Pesan ialah pernyataan yang disampaikan pengirim pada
penerima. Pernyataan bisa dalam bentuk verbal (bahasas tertulis
atau lisan) maupun non-verbal (isyarat) yang bisa dimengerti oleh
penenrima. Dalam bahasa Inggris pesan bisa diartikan dengan kata:
massage, content atau information.35
32
Widjadja, Komunikasi dan hubungan masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h. 11 33
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, h. 34. 34
Widjadja, Komunikasi dan hubungan masyarakat, h. 11. 35
Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, h. 34.
30
c. Penerima
Penerima adalaah pihak yang menjadi sasaran pesan yang
dikirim dari sumber kepada penerima. Penerima bisa disebut
denngan berbagai macam sebutan, anatara lain: khlayak, sasaran,
target, adopter, komunikan. Dalam bahasa Inggris penerima
disebut dengan nama receiver, audience atau decoder.
d. Efek
Efek ialah perbedaan anatara apa yang dipikirkan,
dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah
menerima pesan. Efek bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan
tingkah laku seseorang. Karena itu, efek bisa juga diartikan
perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan
tindakan seseorang sebagai akibat penerima pesan. Efek bisa
disebut sebagai akibat atau dampak.
e. Umpan Balik
Umpan balik ialah tanggapan yang diberikan oleh penerima
sebagai akibat penerimaan pesan dari sumber. Sebenernya ada juga
yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah efek atau
pengaruh. Dalam bahasa Inggris umpan balik sering disebut
dengan istilah feedback, reaction, response, dan semacamnya.36
f. Lingkungan
Lingkungan ialah situasi yang mempengaruhi jalannya
komunikasi. Lingkungan dapat diartikan dalam bentuk fisik, sosial
36
Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, h. 35.
31
budaya, psikologis dan dimensi waktu. Sebuah informasi tidak bisa
dikirim karena terhambat oleh kendala fisik sehingga informasi itu
tidak bisa diterima. Misalnya tempatnya jauh di daerah
pegunungan, lingkungan sosial budaya masyarakat, lingkungan
psikologis masyarakat yang masih trauma akibat bencana yang
baru menimpanya, dan sebagainya.37
9. Bentuk-bentuk Komunikasi
a. Komunikasi pribadi (personal communication)
Komunikasi pribadi terbagi menjadi dua macam, diantaranya:
1) Komunikasi intrapersonal
Menurut Wilbur Schramm, yang dikutip oleh Phil. Astrid S.
Susanto, bahwa manusia apabila dihadapi dengan suatu pesan
untuk mengambil keputusan menerima ataupun menolaknya akan
mengadakan terlebih dahulu suatu “komunikasi dengan dirinya”
khususnya menimbang untung rugi yang diajukan oleh
komunikator.38
2) Komunikasi antarpersonal
Menurut Onong Uchjana Effendy, komunikasi
antarpersonal adalah komunikasi antara komunikator dengan
seorang komunikan. Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif
dalam hal mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang,
karena sifatnya dialogis, berupa percakapan.39
37
Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, h. 36. 38
Phil. Astrid S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, h. 39
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2008), Cet. Ke-7, h. 23.
32
Hubungan antarpesonal adalah hubungan yang langsung,
keuntungan dari padanya ialah bahwa reaksi atau arus balik dapat
diperoleh segera. Dalam hubunngan antarpersonal, proses
komunikasi semakin jelas dan dapat memberi arus balik secara
langsung kepada komunikator.
b. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi antar seseorang
(komunikator) dengan sejumlah orang (komunikan) yang berkumpul
bersama-sama dalam bentuk kelompok.40
Kelompok adalah
sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi
satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama
lain, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut.41
c. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat
formal, dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang
lebih besar dari pada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi
seringkali melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antar
pribadi dan adakalannya juga komunikasi publik. Komunikasi formal
adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke
bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal, sedangkan
komunikasi informal tidak tergantung pada struktur organisasi, seperti
komunikasi antar sejawat, juga termasuk gosip.42
40
Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, (Bandung: Remaja Alumni,
1986, h. 5), Cet. Ke-7, h. 23. 41
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, (Bandung: Remadja karya, 1986), h. 7. 42
Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2005),
Cet. Ke.-2, h.33.
33
Komunikasi organisasi adalah sebagai pertunjukkan dan
penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian
dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit
komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarki antara yang satu
dengan yang lain dan berfungsi dalam suatu lingkungan.43
Komunikasi organisasi cendrung menekan kegiatan
penanganan pesan yang terkandung dalam suatu batas organisasional,
fokusnya adalah menerima, menafsirkan dan bertindak berdasarkan
informasi dalam suatu konteks. Komunikasi organisasi adalah
“perilaku pengorganisasian” yang terjadi dan bagaimana mereka yang
terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa
yang sedang terjadi.44
10. Stategi Komunikasi
Strategi komunikasi merupakan panduan perencanaan komunikasi
(communication planning) dengan manajemen komunikasi
(communication management) untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Strategi komunikasi harus menunjukan bagaimana
operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata
pendekatannya bisa berbeda-beda tergantung pada suatu kondisi dan
situasi.45
Dalam menangani masalah komunikasi, para perencana
dihadapkan pada sejumlah persoalan, terutama dalam kaitannya dengan
strategi penggunaan sumber daya komunikasi yang tersedia untuk
mencapai tujuan yang ingin dicapai.46
43
Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, , h. 7. 44
Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, , h. 33. 45
Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhanlindo, 2002), h. 301. 46
Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, h. 61.
34
Rogers (1982) memberi batasan pengertian strategi komunikasi
sebagai suatu rancangan yang dibuat untuk mengubah tingkah laku
manusia dalam skala yang lebih besar melalui transfer ide-ide baru.
Seorang pakar perencanaan komunikasi Middleton (1980) membuat
definisi dengan menyatakan “Strategi komunikasi adalah kombinasi yang
terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan,
saluran (media), penerima sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang
untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal”.
Pemilihan strategi merupakan langkah krusial yang memerlukan
penanganan secara hati-hati dalam perencanaan komunikasi, sebab jika
pemilihan strategi salah atau keliru maka hasil yang diperoleh bisa fatal,
terutama kerugian dari segi waktu, materi, dan tenaga. Oleh karena itu
strategi juga merupakan rahasia yang harus disembunyikan oleh para
perencanaan.47
Dalam strategi komunikasi, peran komunikan sangatlah penting.
Strategi komunikasi haruslah bersifat dinamis, sehingga komunikator
sebagai pelaksana dapat segera mengadakan perubahan apabila ada suatu
faktor yang mempengaruhi. Suatu pengaruh yang menghambat
komunikasi dapat datang sewaktu-waktu.
Seorang komunikan akan mempunyai kemampuan dan strategi
untuk melakukan perubahan sikap, pendapat, dan tingkah laku komunikasi
melalui daya tarik, jika pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut
serta dengannya.
Menurut R. Wayne Peace, Brend D. Petterson dan M Dallas Burnet
dalam bukunya Techniques for effective communication, seperti yang
47
Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, h. 62.
35
dikutip oleh Onong Uchjana Effendy, tujuan sentral strategi komunikasi
terdiri atas tiga tujuan utama yaitu:
a. To secure understanding: memastikan bahwa komunikan mengerti
pesan yang diterima, andaikan sudah dapat mengerti dan menerima
maka penenerimaannya itu harus dibina.
b. To establish acceptance: setelah komunikan megerti dan menerima
pesan, maka pesan ini harus dilakukan pembinaan.
c. To motivation action: setelah penerimaan itu dibina maka kegitan ini
harus dimotivasikan.
Tiga tujuan ini sangat berkaitan erat, karena pertama To secure
understanding: memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang
diterimanya. Andaikan sudah dapat mengerti dan menerima maka
penenerimaannya itu harus dibina (To establish acceptance), yang pada
akhirnya kegiatan dimotivasikan (To motivation action).48
B. Sosialisasi Program Wakaf Tunai Ambulance Plus
1. Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi secara garis besar mengandung pengertian proes belajar
seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan
masyarakat di lingkungannya, dapat juga diartikan usaha untuk mengubah
milik perorangan menjadi milik umum.49
Sosialisasi didefinisikan sebagai:
“a process by which a child learns to be a partcipant member of
society”- “proses melalui mana seorang anak belajar menjadi anggota
48
Onong Uchjana Effendy, Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007), h. 32. 49
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus besar bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
pustaka, 2002), Cet. Ke-2, h. 1085.
36
dalam suatu pokok bahasan berjudul society in man; dari sini tergambar
pandangannya bahwa melalui sosialisasi masyarakat dimasukan kedalam
manusia.50
Sosialisasi adalah proses yang diikuti secara aktif oleh kedua belah
pihak yang mensosialisasi. Aktivitas mensosialisasikan disebut aktivitas
melaksanakan sosialisasi, sedangkan aktivitas disosialisasi adalah aktivitas
diinternalisasi.51
Media sosialisasi dalam melaksanakan sosialisasi, maka
dibutuhkan media sebagai alat berlangsungnya sosialisasi, antara lain yaitu
media massa. Media massa memiliki berbagai bentuk yang terdiri atas
media cetak (surat kabar dan majalah) maupun elektronik (radio, televisi,
film, dan internet), itu semua merupakan bentuk komunikasi menjangkau
sejumlah besar orang. Peningkatan teknologi memungkinkan peningkatan
pesan serta peningkatan frekuensi penerapan masyarakatpun memberi
peluang bagi media massa untuk berperan sebagai agen sosialisasi yang
semakin penting.52
2. Pengertian Program
Pengertian program dalam kamus bahasa Indonesia, program
adalah rancangan mengenai asas serta usaha yang dijalankan.53
Sedangkan
secara etimologis kata program berasal dari bahasa Inggris, “programme”
yang artinya acara atau rencana.54
Dan menurut John r. Bittner yang
50
Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi , (Jakarta: Lembaga Penerbit Fak. Ekonomi UI
2000), Edisi ke-2, h. 23. 51
Dwi Narwoko-Bagong Suryanto, Sosiologi Teks Pengantar, (Jakarta: Prenada Media,
2004), h. 56. 52
Kamanto Unarto, Pengantar Sosiologi, h.26. 53
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), Edisi ke-3, Cet. Ke-3, h. 897. 54
Morrisa, Media Penyiaran Strategi: Mengelola Radio dan Televisi, (Tangerang:
Ramdina Prakasa, 2005), Cet. Ke-1, h. 97.
37
dikutip Masduki, program atau dikenal sebagai acara ini merupakan
barang yang dibutuhkan khalayak.55
Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh seseorang atau kelompok organisasi, lembaga, bahkan
negara juga mempunyai suatu program. Suharsimi Arikunto
mengemukakan program adalah, sederetan rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk mencapai suatu kegatan tertentu.56
3. Pengertian Wakaf Tunai
Wakaf tunai adalah wakaf yang dilakukan seseorang, kelompok
orang, dan lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang tunai.57
Wakaf
tunai (cash waqf/wakaf al-nuqud) dapat juga diartikan sebagai wakaf yang
diberikan oleh muwakif/wakif (orang yang berwakaf) dalam bentuk uang
tunai yang diberikan kepada lembaga pengelola wakaf (nadzir) untuk
kemudian dikembangkan dan hasilnya untuk kemashlahatan umat,
sementara pokok wakaf uangnya tidak boleh habis sampai kapanpun.58
Wakaf uang adalah salah satu wakaf produktif.Dilihat dari dasar
pelaksanaannya wakaf memang ditujukan untuk produktif agar hasilnya
dapat lebih optimal. Untuk mengelola wakaf secara produktif, terdapat
beberapa asa yang mendasarinya, yaitu :
a. Asas keabadian manfaat
55
Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta: PT. LKIS, 2005), h. 35. 56
Arikunto Suharsimi, Penilaian Program Pendidikan. (Yogyakarta: Bina Aksara, 1988),
h.1. 57
Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam,
Pedoman Pengelolaan Wakaf tunai, (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Direktorat
Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2006), h. 1. 58
Ryan Indrawan, Strategi Pengelolaan Wakaf Uang pada Badan Wakaf Indonesia,
(Jakarta: FSH UIN JAKARTA, 2012), h. 16.
38
b. Asas pertanggungjawaban
c. Asas profesionalitas manajemen
d. Asas keadilan sosial.59
Bank Indonesia memberikan defenisi wakaf tunai sebagai
penyerahan aset wakaf berupa uang tunai yang tidak dapat
dipindahtangankan dan dibekukan selain untuk kepentingan umum yang
tidak mengurangi ataupun menghilangkan jumlah pokok.60
4. Program Wakaf Tunai Abulance Plus
Program Wakaf Tunai Ambulance Plus yang diluncurkan oleh
Layanan Kesehatan Umat kini telah terwujud. Ambulance Plus LKU
Masjid An Nashr telah melayani kaum dhuafa yang membutuhkan rujukan
perawatan ke rumah sakit. Ambulance tersebut juga dipergunakan untuk
menunjang kegiatan bakti sosial LKU masjid An Nashr di daerah
binaannya. Bahkan ambulance itu juga digunakan untuk program
kemanusiaan, salah satunya ialah mengirimkan bantuan sembako kepada
korban kebakaran di Jakarta Timur.
Ambulance Plus LKU Masjid An Nashr juga dapat digunakan
untuk menghantarkan jenazah dari rumah sakit atau rumah duka ke tempat
pemakaman. Hal ini seiring dengan rencana BTMA yang akan merintis
program Layanan Perawatan Jenazah (LPJ).61
59
Direktorat pemberdayaan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimas Islam, Departemen Agama
RI, Wakaf for Beginners-Panduan Praktis untuk Remaja agar Mencintai Wakaf, (Jakarta:
Direktorat pemberdayaan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimas Islam, Departemen Agama RI, 2009),
h. 61. 60
Direktorat pemberdayaan Wakaf, Wakaf for Beginners-Panduan Praktis untuk Remaja
agar Mencintai Wakaf, h. 91. 61
Wawancara Pribadi dengan Ibu Tina, Jakarta, 27 April 2013.
39
C. Model Perencanaan Komunikasi Lima Langkah
Model dan mode dua istilah sering kali mengacaukan, sebab setiap
membicarakan model pikiran kita seringkali dikaitkan dengan fashion, life
style, atau aksesoris. Mode bisa juga menjadi model jika mode tersebut
dijadikan sampel atau contoh yang mewakili sejumlah objek. Tapi tidak semua
model lahir dari dunia fashion, bahkan banyak sekali model yang digambarkan
justru berkembang dari berbagai fenomena hidup. Misalnya miniatur rumah
adat, mainan anak-anak seperti mobil, boneka, senjata dan lain semacamnya.
Oleh karena itu, model sering didefinisikan sebagai gambaran yang
sistematis dan abstrak dengan menunjukkan potensi-potensi tertentu yang
berkaitan dengan aspek dari sebuah proses. Ada juga yang mengambarkkan
model sebagai cara untuk menunjukkan sebuah objek, dimana didalamya
dijelaskan kompleksitas suatu proses, pemikiran, dan hubungan antara unsur-
unsur yang mendukungnya. Dalam ilmu pengetahuan banyak juga ditemukan
model. Oleh sebab itu, ada pakar yang menyamakan model dengan teori,
dengan dasar pemikiran bahwa kapan seseorang menjelaskan model berarti ia
sedang berteori.62
Model perencanaan komunikasi lima langkah, terdiri atas lima tahap,
yakni:
1. Penelitian (Research)
Penelitian (research) dimaksudkan untuk mengetahui problematik
yang dihadapi suatu lembaga. Problematik bisa dalam bentuk wabah
penyakit yang akan menyerang anggota masyarakat, kerugian perusahaan,
ketidak percayaan terhadap organisasi, dan lain sebagainya.
62
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2013), h. 65.
40
2. Perencanaan (Plan)
Perencanaan (plan) adalah tindakan yang akan diambil setelah
memperoleh hasil penelitian (diagnose). Perencanaan yang dimaksud
adalah perencanaan komunikasi. Dengan demikian, diperlukan strategi
tentang pemilihan atau penentuan sumber (komunikator), pesan media,
sasaran (segmen), dan efek yang diharapkan.63
3. Pelaksanaan (Execute)
Pelaksanaan (execute) adalah tindakan yang diambil dalam rangka
implementasi perencanaan komunikasi yang telh dibuat. Pelaksanaan
dapat dilakukan dalam bentuk tayangan televisi, wawancara diradio,
pemasangan iklan di surat kabar, pembagian stiker kepada target sasaran,
pemasangan baliho dijalanan, dan pemberangkatan tim penyuluhan untuk
bertatap muka dengan komunitas di lokasi yang menjadi target sasaran.
4. Pengukuran/evaluasi (Measure)
Pengukuran/evaluasi (measure) dilakukan untuk mengetahui hasil
akhir dari kegiatan yang telah dilaksanakan. Misalnya apakah daya media
yang digunakakan dapat mencapai target sasaran, apakah pesan yang
disampaikan dapat dipahami oleh penerima, dan tindakan apa yang telah
dilakukan khalayak setelah menerima dan mengerti informasi yang
disampaikan.
5. Pelaporan (Report)
Pelaporan (report) ialah tindakan terakhir dari kegiatan
perencanaan komunikasi yang telah dilaksanakan. Laporan sebaiknya
63
Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2013), h. 72.
41
dibuat secara tertulis kepada pipinan kegiatan (proyek) untuk dijadikan
bahan pertimbangan. Jika dalam pelaporan itu diperoleh hasil positif da
berhasil, maka bisa dijadikan sebagai landasan untuk program selanjutnya.
Tapi jika laporan itu ditemukan hal-hal yang kurang sempurna, maka
temuan tersebut bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi
atau memeodifikasi program yang akan dilakukan.64
64
Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2013), h. 73.
42
BAB III
GAMBARAN UMUM LAYANAN KESEHATAN UMAT (LKU) MASJID
AN NASHR BINTARO
A. Sejarah Singkat Berdiri
1. Sejarah Berdiri LKU
Layanan Kesehatan Umat (LKU) masjid An Nashr didirikan pada
tanggal 8 Mei 2003, berdasarkan keputusan BTMA No. 036/KU/V/2003,
yaitu tetang penunjukan satuan petugas (satgas) pengurusan praktek dokter
bagi kaum dhu’afa di masjid An Nashr.
Tujuan pendirian poloklinik adalah memberikan pelayanan
kesehatan dalam bentuk konsultasi dokter berikut obat-obatan secara
murah (gratis) kepada kaum tidak mampu (dhu’afa). Selain dari pada itu,
untuk merefleksikan dakwah bil hal ditengah masyarakat, maka kepada
pasien dan keluarganya juga diberikan pencerahan keimanan dan
keislaman.1
Poliklinik Masjid An Nashr diharapkan mampu berkembang di
wilayah Bintaro dan memantapkan posisisnya di hati kaum dhu’afa di
sekitar masjid pada khususnya dan di wilayah Bintaro Jaya pada
umumnya. Kehadirannya diperlukan untuk menerbitkan harapan mereka
yang sempat terendam dalam kepapaan tanpa ada yang memperdulikan.
Untuk itu poliklinik Masjid An Nashr kedepannya akan tetap eksis dengan
beragam layanan yang lebih variatif dan diproyeksikan akan dapat
1Website LKU Masjid An Nashr, http://annashrnews.wordpress.com/agenda/, diakses
pada tanggal 27 April 2013, 15:25.
43
melayani kaum dhu’afa dengan cakupan wilayah yang semakin luas dan
jumlah pasien yang semakin banyak.
Namun demikian poliklinik Masjid An Nashr tidak bisa bergerak
sendiri tanpa dukungan lembaga lain, antara lain dari profesi kedokteran,
farmasi dan para penyandang dana. Diharapkan poliklinik Masjid An
Nashr mampu menjadi pusat layanan kesehatan bagi kaum dhu’afa, yang
dapat hadir melayani kaum dhu’afa dengan tulus dan kasih sayang secara
paripurna dan tanpa biaya.
Sejak saat itu, para pemulung sampah, tukang becak, atau siapapun
yang selama ini tidak dapat menjangkau pelayanan kesehatan, datang
menjadi pasien poliklinik setiap harinya. Satuan petugas (satgas) poliklinik
yang dibantu ibu-ibu majlis taklim masjid An Nashr secara berkala juga
mengunjungi lokasi masyarakat miskin diwilayah sekitar masjid untuk
memberikan penyuluhan kesehatan dan promosi pelayanan kesehatan yang
dilakukan poliklinik masjid An Nashr. Selain itu bila ada pasien gawat
yang perlu penanganan segera atau khususu, maka tim petugas besera
tenaga dokter secepatnya akan menandatangani pasien tersebut di tempat
tinggalnya, dan bila dianggap perlu bisa dilakukan rujukan kerumah sakit
yang telah menjadi mitra LKC.2
Kegiatan semula hanya didukung oleh dua orang tenaga dokter
umum, 2007 telah menambah dengan pelayanan pemijatan reflexiology
dan praktek bekam muslimah, 2008 menambah menjadi sembilan orang
dokter, sampai saat ini bertambah menjadi 14 dokter umum dan dokter
2Website LKU Masjid An Nashr, http://annashrnews.wordpress.com/agenda/, diakses
pada tanggal 27 April 2013, 15:25.
44
spesialis yaitu: 5 dokter umum, 1 dokter spesialis penyakit dalam, 1 dokter
spesialis akupuntur, 2 dokter spesialis anak, 1 dokter spesialis kandungan,
1 dokter spesilis kulitdan kelamin, 1 dokter gigi, 1 dokter spesialis
kejiwaan, dan 1 dokter spesialis paru.
Para dokter yang sudah terlibat dalam pelayanan kesehatan di
masjid An Nashr saat ini adalah:3
TABEL 3
Jumlah Dokter yang Bekerjasama dengan LKU
Nama Dokter Spesialis Dokter
1. Dr. Rima Wardhani, Sp. KK. dokter kulit dan kelamin
2. Dr. Hurni Sri Bernanti dokter umum
3. Dr. Lusi dokter umum
4. Drg. Rahmi M. Awiek dokter gigi
5. Dr. Lusiana, Sp. A. dokter spesialis anak
6. Dr. Layla S.C, Sp.A. dokter spesialis anak
7. Dr. Indah Dina Maritha dokter Umum
8. Dr. Handaya Dipanegara, Sp
Ak. M Kes.
dokter spesialis akupuntuur medik
9. Dr. Indra Djaman, Sp. PD. dokter spesialis penyakit dalam
10. Dr. Mariza A. Ambarsari dokter umum
11. Dr. Adinda dokter umum
12. Dr. Hesti, Sp. P dokter spesialis paru
13. Dr. Dahlia, Sp.KJ dokter spesialis kejiwaan
14. Dr. Dewi Rumiris, Sp.OG dokter spesialis kandungan
Tabel 4
Jadwal Praktek Dokter LKU An Nashr
Hari Jam Praktek Dokter
Senin 08.30 – 09.30
10.00 – 12.00
Dr. Rima Wardhani, (kulit dan
kelamin)
Dr. Hurni Sri Bernanti (dokter
umum)
Selasa 10.00 – 11.30
13.30 – 15.00
Dr.Lusi(Dokter Umum)
Drg. Rahmi M. Awiek (dokter
gigi)
Rabu 15.30 – 17.00 Dr. Lusiana, Sp. A. (dokter
spesialis anak)
3Website LKU Masjid An Nashr, http://annashrnews.wordpress.com/agenda/, diakses
pada tanggal 27 April 2013, 15:25.
45
Kamis
Kamis
09.00 – 10.00
10.00 – 12. 00
14.30 – 15.30
16.00 – 17.00
Dr. Layla S.C, Sp.A. (dokter
spesialis anak)
Dr. Indah Dina Maritha (dokter
Umum)
Dr.Handaya Dipanegara, Sp Ak.
M Kes. (dokter spesialis
akupuntuur medik)
Dr. Hurni Sri Bernanti (dokter
umum)
Jum’at 06.00 – 07.30
1730 – 19.00
Dr. Indra Djaman., Sp. PD.
(dokter spesialis penyakit dalam)
Dr. Mariza A. Ambarsari
(Dokter Umum)
Sabtu 08.00 – 09.00 Dr. Adinda (Dokter Umum)
Setiap selasa
minggu 1
Rabu minggu
terakhir
Seminggu Sekali
15.00 – 16.30
10.00
Sesuai perjanjian
Dr. Hesti, Sp. P (Dokter
spesialis Paru)
Dr. Dahlia, (dokter spesialis
kejiwaan
Dr. Dewi Rumiris, Sp.OG
(dokter spesialis kandungan)
Layanan yang diberikan saat ini dalam bentuk pelayaan dalam
gedung, pengobatan gratis diwilayah miskin dan rujukan. Pelayanan dalam
gedung poliklinik yang bertempat di masjid An Nashr, Bintaro Jaya Sektor
V, Tangerang Selatan. Jumlah pasien yang ditangani dari tahun ke tahun
semakin meningkat, jumlah pasien yang ditangani di tahun 2003 hanya
berjumlah 52 orang, 2004 menjadi 210 orang, 2005 menjadi 354 orang,
2006 menjadi 408 orang, 2007 menjadi 671, dan sampai saat ini 2013 terus
bertambah jumlah pasien yang berobat di LKU An Nashsr.
Adapun program layanan kesehatan dalam bentuk pengobatan
gratis dan pengobatan murah yang diselenggarakan di wilayah miskin
telah terlaksana di desa Perigi baru, kecamatan Pondok Aren, Tangerang
selatan secara berkala setiap bulan.4
4Website LKU Masjid An Nashr, http://annashrnews.wordpress.com/agenda/, diakses
pada tanggal 27 April 2013, 15:25.
46
Dalam hal pasien memerlukan perawatan intensif, poliklinik akan
memberikan rujukan ke puskesmas atau rumah sakit dan membantu
pengurusannya. Lembaga pelayanan kesehatan lain yang saat ini telah
menjadi mitra rujukan adalah LKC (layanan Kesehatan Cuma-Cuma)
Dompet Dhu’afa untuk rawat inap, PT Pertamina Bina Medika
(PERTAMEDIKA) untuk pengobatan gigi gratis, rumah sakit mata
Cicendo, Bandung. Adapun dana untuk pengurusan rujukan kerumah sakit
atau untuk pembelian obat bermerk dan paten (untuk jenis penyakit berat)
bersumber dari dana infaq dan shodaqah poliklinik ditambah dari donatur,
pengurus dan para dokter.5
2. Visi, Misi, dan Tujuan
Visi : Menjadi poliklinik yang melayani kesehatan umat
khususnya kaum dhu’afa secara paripurna dan tanpa biaya.
Misi :
1. Memberikan pelayanan kesehatan secara gratis kepada
dhu’afa (non-profit) dan murah kepada non dhu’afa
(komersial) sehingga terjadi subsidi silang.
2. Mendirikan kegiatan layanan kesehatan untuk umat
dalam bentuk unit usaha yang mampu menjadi salah satu
sumber dana (profit centre) masjid.
3. Memberikan pendampingan dan bantuan pengurus ke
rumah sakit, puskesmas, instansi kesehatan lain yang
menjadi rujukan LKU untuk pasien dhu’afa yang
5Wawancara Pribadi dengan Ibu Tina, Jakarta, 27 April 2013.
47
memerlukan perawatan yang lebih intensif dan seksama
dengan fasilitas perawatan yang lebih lengkap.
4. Menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga kesehatan
lain, dokter dan farmasi (apotek) sehingga memudahkan
pengadaan tenaga medis, obat-obatan dan perawatan yang
murah.6
3. Tujuan Didirikan
Tujuan : poliklinik LKU didirikan dengan menjadi provit centre
masjid, sehingga dalam pelayanannya dibagi menjadi dua
jenis, yaitu komersial dan non komersial (non – profit),
sehigga akan menjadi subsidi silang antar pasien tanpa
membebani keuangan masjid secara keseluruhan.7
4. Program Layanan Kesehatan Umat (LKU) An Nashr
Ragam program yang telah ada dan akan dikembangkan adalah:
a. Layanan poliklinik dalam gedung
Selain layanan praktek dokter umum, praktek dokter penyakit
dalam, praktek dokter spesialis anak, praktek dokter penyakit
akupuntur medik, praktek dokter penyakit kulit dan kelamin, layanan
ini sudah dikembangkan ke praktek dokter gigi, praktek dokter gigi
spesialis anak, praktek dokter spesialis kebidanan dan kandungan,
praktek dokter spesialis mata, praktek dokter spesialis THT dan
Praktek dokter spesialis bedah mulut. Dan untuk semua layanan
tersebut sudah dilakukan penambahan ruangan.
6Wawancara Pribadi dengan Ibu Tina, Jakarta, 27 April 2013.
7Website LKU Masjid An Nashr, http://annashrnews.wordpress.com/agenda/, diakses
pada tanggal 27 April 2013, 18:20.
48
b. Layanan pengobatan gratis dan murah (di luar gedung atau wilayah
miskin)
Layanan ini lebih dititikberatkan untuk memberikan layanan
kesehatan kepada kaum miskin yang jauh dari lokasi poliklinik.
Cakupan wilayah direncanakan dapat diperluas, dengan target seluruh
wilayah Binataro Jaya dan sekitarnya, dengan cara terjun langsung
kewilayah miskin yang ditargetkan atau menjalin kerjasama dengan
layanan kesehatan yang sudah ada diwilayah-wilayah miski. Adapun
ragam layanan yang diberikan mencakup pelayanan dokter umum,
gigi, mata dan beberapa spesialis disesuaikan dengan kebutuhan. Dan
memberikan rujukan.
c. Bimbingan dan bantuan pengurusan surat gakin
Untuk setiap penykit yang berat, pasien akan dirujuk ke rumah
sakit mitra dan untuk itu sellalu dibutuhkan adanya surat keterangan
keluarga miskin (gakin), yang belum banyak diketahui oleh pasien
dhu’afa cara untuk mendapatkannya. Dalam hal ini, tim satgas akan
memberikan arahan dan bla perlu membantu proses pengurusannya
tanpa memungut biaya dari pasien yang bersangkutan.
d. Farmasi (apotek)
Untuk keperluan obat-obatan, pihak poliklinik menjalin
kemitraan dengan lembaga farmasi yang diharapkan dapat menyuplai
obat dengan harga murah atau bahkan gratis, poliklinik akan
menyediakan obat-obatan generik, sehingga apabila diperlukan obat-
obatan di luar yang dimiliki poliklinik diupayakan penebusan ke
49
apotek mitra yang dapat memberikan harga murah (terjangkau) dengan
subsidi poliklinik.
e. Pelayanan khitanan
Pelayanan khitanan ini sudah dimulai sejak bulan maret 2008.
Sejak dibukanya LKU masjid An Nashr telah banyak mengkhitankan
anak-anak dhu’afa atau kurang mampu. Dan pada bulan Juni LKU An
Nashr dengan beberapa dokter serta LKC Ciputat, telah membantu
Masjid Jami Bintaro sektor satu dalam pelaksanaan kegiatan sunatan
masal sebanyak 50 orang dari total 130 orang anak kurang mampu
yang dikhitankan.
f. Penyuluhan kesehatan
Melihat kenyataan bahwa kaum dhu’afa kurang meyadari akan
pentingnya menjaga kesehatan, maka dirasakan perlu dilakukan
penyuluhan kesehatan, terutama dalam mengadapi wabah suatu
penyakit, agar dapat dilakukan pencegahan dan penularan.
g. Kegiatan posyandu
Agar dapat lebih memenuhi kebutuhan layanan kesehatan bagi
kaum dhu’afa dalam hal vaksinasi dan penimbangan balita secara
periodik, maka dibentuklah posyandu LKU Masjid An Nashr.
Keberhasilan program terlihat melalui grafik pada kartu KMS setiap
bulan.8
Kegiatan ini rutindilaksanakan sebualn sekali setiap minggu
kedua dari jam 08.00 WIB sampai jam 11.00 WIB. Peserta posyandu
8Website LKU Masjid An Nashr, http://annashrnews.wordpress.com/agenda/, diakses
pada tanggal 27 April 2013, 15:25.
50
adalah anak-anak bayi atau balita dan ibu-ibu hamil atau menyusui
yang tinggal di Bintaro Jaya sektor 5 dan sekitarnya, dan kegiatan yang
dilakukan adalah mulai dari pendaftaran peserta, penimbangan bayi
dan balita, pengisian KMS, penyuluhan, pelayanan dan konsultasi KB,
imunisasi, pemberian Pil tambah darah untuk ibu hamil, pemberian
vitamin A dosis tinggi berupa obat tetes kemulut tiap Februari dan
Agustus, Pemberian makanan tambahan dan pengobatan ringan.
Penimbangan blita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan balita
melalui pertambahan berat badan setiap bulan.
Selain dokter internal LKU masjid An Nashr, posyandu LKU
Masjid An Nashr mendapatkan bantuan medis dari petugas kesehatan
Puskesmas Jurang Manggu Timur. Sementara pelayanan gizi
mencakup layanan konsultasi, pemberian makanan tambahan untuk
pasien mal nutrisi (gizi buruk) dan balita. Sambil menunggu
tersediannya tenaga ahli gizi, maka konsultasi gizi akan ditangani oleh
para dokter yang ada. Dan PMT berkordinasi dengan kegiatan majelis
taklim ibu-ibu An Nashr.
h. Toga (Tanaman obat keluarga)
Upaya pengobatan tradisional dengan obat-obat tradisional
merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dan sekaligus
merupakan teknologi tepat guna yang potensial untuk menunjang
pembangunan kesehatan. Hal ini dimanfaatkan oleh masyarakat serta
bahan-bahannya banyak terdapat diseluruh pelosok tanah air. Dalam
rangka peningkatan dan pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat
51
dan penyebarluasannya dilakukan melalui TOGA (tanaman obat
keluarga).
Penanaman tanaman obat keluarga ini kami lakukan pada
sebidang tanah kosong di depan LKU kami, dan alhamdulillah sudah
ada 30 jenis tanaman obat yang kami tanam. Kami harapkan toga ini
dapat menjadi contoh bagi masyarakat dilingkungan masjid An Nashr
dan sekitarnya.9
i. Kegiatan PAUD (pendidikan anak Usia Dini)
Pendidikan anak usia dini sebagai strategi pembangunan
sumber daya manusia yang fundamental dan strategis. Sebab, anak-
anak ini berada dalam masa keemasan, sekaligus periode kritis dalam
tahap perkembangan manusia. Sementara banyak anak-anak
dilingkungan masjid An Nashr dan sekitarnya dibiarkan berkembang
sendiri tanpa pengarahan, hal tersebut disebabkan karena
ketidakberdayaan orang tua untuk mengirimkan anak-anak mereka ke
taman kanak-kanak atau sejenisnya.
Ditambah tingkat pendidikan orang tua itu sendiri yang relative
rendah. Sehingga dengan fakta tersebut LKU mencoba menampung
mereka pada kegatan PAUD yang kami adakan setiap minggu 2 (dua)
kali, hari senin dan Jum’at dari jam 13.00 WIB sampai dengan jam
14.30 WIB, dibimbing oleh tiga orang guru taman kanak-kanak yang
menginfakkan ilmu, waktu dan tenaganya demi suksesnya acara kami
tersebut.10
9Website LKU Masjid An Nashr, http://annashrnews.wordpress.com/agenda/, diakses
pada tanggal 27 April 2013, 15:25. 10
Website LKU Masjid An Nashr, http://annashrnews.wordpress.com/agenda/, diakses
pada tanggal 27 April 2013, 15:25.
52
j. Program Wakaf Tunai Ambulance PLus
LKU An Nashr meluncurkan program ”Wakaf Tunai
Ambulance Plus”. Program wakaf ambulance ini diluncurkan untuk
menunjang operasional LKU An Nashr dalam upaya pelayanan
kesehatan kepada umat, khususnya kaum dhu’afa. Sebab selama ini
ketika mengadakan pengobatan gratis dan bakti sosial di daerah
bencana dan atau pasien perlu dirujuk ke rumah sakit, LKU meminjam
ambulance dari masjid lain, itu pun selama tidak dipakai.
Untuk memperkenalkan ke masyarakat, Layanan Keshatan
Umat (LKU) melakukan sosialisasi kejamaah jumat, majlis taklim,
super market, dan donatur-donatur tetap maupun donatur tidak tetap.
Program ini dilaksanakan sejak bulan Agustus 2010. Dengan Program
wakaf tunai ambulance plus ini dapat sedikit meringankan beban kaum
dhuafa dalam masalah kesehatan. Program ini sangat diperlukan untuk
membangun masa depan anak yang sehat dan cerdas. Selain itu juga
untuk pengurangan angka kematian. Ambulance Plus LKU Masjid An
Nashr merupakan hasil wakaf tunai dari jamaah masjid An Nashr
Program Wakaf Tunai Ambulance Plus yang diluncurkan oleh
Badan Ta’mir Masjid An Nashr (BTMA) telah terwujud. Sejak
program ini diluncurkan pada bulan Ramadhan 1431 H, telah
terkumpul dana umat sekitar 200 juta rupiah. Dana tersebut
dipergunakan untuk pengadaan ambulance Mitsubishi L300.11
11
Website LKU Masjid An Nashr, http://annashrnews.wordpress.com/agenda/, diakses
pada tanggal 27 April 2013, 15:25.
53
Ambulance Plus Layanan Kesehatan Umat (LKU) Masjid An
Nashr disediakan gratis untuk kaum dhuafa, yang membutuhkan
layanan kesehatan. Namun masyarakat umum pun dipersilakan untuk
memanfaatkan ambulance tersebut, dengan infak seikhlasnya untuk
perawatan dan operasional ambulance tersebut.
Sejak keberadaannya, Ambulance Plus LKU Masjid An Nashr
telah melayani kaum dhuafa yang membutuhkan rujukan perawatan ke
rumah sakit. Ambulance tersebut juga dipergunakan untuk menunjang
kegiatan bakti sosial LKU masjid An Nashr di daerah binaannya.
Bahkan ambulance itu juga digunakan untuk program kemanusiaan,
salah satunya ialah mengirimkan bantuan sembako kepada korban
kebakaran di Jakarta Timur.12
Ambulance Plus LKU Masjid An Nashr juga dapat digunakan
untuk menghantarkan jenazah dari rumah sakit atau rumah duka ke
tempat pemakaman. Hal ini seiring dengan rencana BTMA yang akan
merintis program Layanan Perawatan Jenazah (LPJ).
LKU masjid An Nashr memberikan kemudahan untuk kaum
muslimin yang membutuhkan pelayanan Ambulance Plus LKU dengan
membuka layanan telephon Sekretariat Masjid An Nashr di nomor
telepon 021-7370777 atau 021-36444988 (Hanafi) atau 021-94007447
(Gatot).
LKU juga memudahkan para donaturnya yang ingin
menginfakkan sebagian hartanya untuk perawatan dan biaya operasinal
12
Website LKU Masjid An Nashr, http://annashrnews.wordpress.com/agenda/, diakses
pada tanggal 27 April 2013, 15:25.
54
Ambulance Plus LKU Masjid An-Nashr, donator dapat mengunjungi
langsung ke Sekretariat Masjid An Nashr atau melalui Rekening BCA
KCP Bintaro Sentra Menteng a.n Ismadiantina/Nurwan Noerhasan
dengan nomor 6800434252. (Sulthon).
Dalam mensosialisasikan program ”Wakaf Tunai Ambulance
Plus” di masyarakat masih relatif baru dan tidak mudah. Oleh karena
itu, dalam mensosialisasikan program ”Wakaf Tunai Ambulance Plus”
dibutuhkan peran strategi komunikasi yang dilakukan oleh Layanan
Kesehatan Umat (LKU), sehingga dalam penyampaian pesannya
dibutuhkan suatu strategi yang merupakan perencanaan untuk mencapi
tujuan yang telah ditetapkan.13
5. Susunan Pengurus
Berdasarkan rapat BTMA telah ditetapkan pengurus poliklinik
Masjid An-Nashr dengan susunan sebagai berikut:
Pembina : dr. H. Indra Djaman, Sp.AK.
Ketua : dr. H.R. Handaya Dipanegara, Sp.AK.
Wakil ketua : dr. Hurni Sri Bernanti
Koordinator Satgas LKU : Ibu. Hj. Ismadiantina
Sekretaris : Ibu. Hj. Vonny Sandra Lina
Bendahara : Ibu Kenny Sule
Anggot Satgas LKU : Ibu Hj. Baby Pramono
Ibu Riena Primori
Ibu Ira
13
Website LKU Masjid An Nashr, http://annashrnews.wordpress.com/agenda/, diakses
pada tanggal 27 April 2013, 15:25.
55
Ibu Hj. Rani
Ibu Hj. Lakshmi.14
Untuk menginformasikan segala kegiatan dan program masjid An
Nashr, maka BTMA membuat blog masjid dengan alamat
www.masjidannashr.blogspot.com, website masjid dengan alamat www.
masjidannashr.com, dan E-mail masjid yaitu masjidannashr @gmail.com.
Melalui Bidang Teknologi dan Informasi (TI), BTMA juga memproduksi
CD/DVD Dakwah Islam dan membuat dokumentasi kegiatan masjid
berupa audiovisual dan fotografi, menerbitkan Warta An-Nashr bulletin
Jum’at dan edisi khusus Idul Fitri dan Idul Adha. Bidang TI masjid An
Nashr juga mengelola dan menerbitkan Tabloid Masjid, yang kini menjadi
tabloid kawasan di bawah naungan FORSIL (Forum Silaturahim Masjid-
Masjid Bintaro dan Sekitar).
B. Sejarah Singkat Berdiri Masjid An Nashr
1. Sejarah Berdirinya Masjid An Nashr
Tahun 1993 di Bintaro Jaya sektor V belum ada masjid. Warga pun
melakukan sholat tarawih keliling dari rumah ke rumah. Karena tempatnya
tidak bisa menampung jamaah, maka didirikan tenda di lahan fasilitas
umum/fasilitas sosial (fasum/fasos) sebagai tempat sholat tarawih. Tapi
ketika sholat Jum’at warga menyebar ke masjid-masjid, yang jaraknya
cukup jauh dari sektor V. Dari situ ada keinginan untuk membangun
masjid.
14
Wawancara Pribadi dengan Ibu Tina, Jakarta, 27 April 2013.
56
H.M. Soekirno bersama rekan-rekan berinisiatif mendirikan
Yayasan An Nashr dan mengumpulkan warga untuk menggalang dana
pembangunan masjid. Akhirnya, kami membeli tanah seluas 1.000 m2 di
jalan Puyuh Timur. Harga tanahnya 95 juta, sedangkan dana yang
terkumpul dari warga sebesar 85 juta, jadi kurang 10 juta.
Kemudian kami meminta kepada PT. Jaya Real Property (JRP)
untuk membangunkan masjid di lahan tersebut. Kami juga meminta JRP
untuk melunasi kekurangan dana pembelian tanah tersebut. Tapi JRP
menolak. Alasannya, JRP sudah membangunkan masjid di sektor 9.
Akhirnya, JRP membangunkan musholla An Nashr di lahan fasum/fasos,
yang kini berkembang menjadi masjid An Nashr. Pembangunan musholla
An Nashr dimulai tahun 1996 dan selesai tahun 1997. Kemudian JRP
menyerahkan pengelolaan musholla An Nashr kepada pengurus Badan
Ta’mir Masjid An Nashr (BTMA) periode 1 Juni 1997 s.d 31 Mei 2000,
yang diwakili oleh Ketua BTMA Zulfikar Mauris.
2. Kepengurusan Badan Ta’mir Masjid An Nashr
Kepengurusan BTMA diawali dari masa bakti BTMA periode 1
Juni 1997 sampai dengan 31 Mei 2000, yang diketuai oleh Zulfikar
Mauris. Kepengurusan BTMA pertama ini dikukuhkan oleh PT. Jaya Real
Property, melalui surat nomor: 298 eks/JRP/PP-HW/V/1997, yang
ditandatangani oleh Wakil Direktur Ir. Gatot Setyo Waluyo.
Pengelolaan dan pengurusan masjid An Nashr kemudian
dilanjutkan oleh BTMA periode 2000 – 2004, yang diketuai oleh Prof.
Ansori. Anton A. Saragih diangkat menjadi Ketua BTMA periode 2004 –
57
2007. Setelah itu, kepengurusan BTMA diamanahkan kepada Indra
Djaman, yang terpilih sebagai Ketua BTMA periode 2007 – 2010.
Untuk pemilihan Ketua BTMA periode 2010 – 2013 dimulai
dengan pembentukan DMMA, yang bertugas melakukan proses pemilihan
Ketua BTMA. Adapun anggota DMMA adalah Abu Nalis (Ketua), Ary
Koeswiranto (Sekretaris), Ahmed Kurnia, Ani Budiono, Anton A. Saragih,
Anwar Chan, Baby, Bagus S., Ella, Harun Reksodiputro, Heru Djoni, Hery
Juwito, Iskandar Zen, Krishna Soejitno, Lativa, Lukman Ashadi, Munas,
Mustadjab, Sjamsir S., Sukirno, dan Suprianto.
58
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Model Strategi Komunikasi Layanan Kesehatan Umat (LKU) An Nashr
Bintaro dalam Mensosialisasikan Wakaf Tunai Ambulance Plus
Seorang pakar perencanaan komunikasi Middleton (1980) membuat
definisi dengan menyatakan “Strategi komunikasi adalah kombinasi yang
terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran
(media), penerima sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang untuk
mencapai tujuan komunikasi yang optimal”.
Model perencanaan komunikasi lima langkah yang dilakukan LKU
dalam menentukan strategi komunikasinya untuk mensosialisasikan program
wakaf tunai ambulance plus, terdiri atas lima tahap, yakni:
1. Penelitian (Research)
Penelitian (research) dimaksudkan untuk mengetahui problematik
yang dihadapi suatu lembaga. Problematik bisa dalam bentuk wabah
penyakit yang akan menyerang anggota masyarakat, kerugian perusahaan,
ketidak percayaan terhadap organisasi, dan lain sebagainya.1
Sebelum program wakaf tunai ambulance plus diluncurkan oleh
LKU, panitia pengurus LKU terlebih dahulu mendiskusikan tentang
program wakaf tunai ambulance plus, mendiskusikan berapa besar biaya
yang dibutuhkan untuk pembelian ambulance plus tersebut, tipe
ambulance seperti apa yang akan dibeli, dan mencari tempat penjualan
1Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2013), h. 72.
59
ambulance yang dapat memberikan standart ambulance internasional
dengan tarif yang tidak terlalu mahal.
2. Perencanaan (Plan)
Perencanaan (plan) adalah tindakan yang akan diambil setelah
memperoleh hasil penelitian (diagnose). Perencanaan yang dimaksud
adalah perencanaan komunikasi. Dengan demikian, diperlukan strategi
tentang pemilihan atau penentuan sumber (komunikator), pesan, media,
sasaran (segmen), dan efek yang diharapkan.2
Setelah LKU melakukan research tentang adanya problematik
yang merupakan hasil penelitian LKU dalam persiapan program wakaf
tunai ambulance plus, yaitu mengenai berapa besar biaya yang dibutuhkan
untuk pembelian ambulance plus tersebut, tipe ambulance seperti apa yang
akan dibeli, dan lokasi penjualan ambulance yang dapat memberikan
standart ambulance internasional dengan tarif yang tidak terlalu mahal.
Maka LKU melakukan perencanaan dalam menentukan sumber
(komunikator), pesan, media, sasaran, dan efek yang diharapkan.
a. Menentukan Komunikator
Dalam berbagai kajian komunikasi, komunikator menjadi
sumber dan kendali semua aktivitas komunikasi. Karena itu jika suatu
proses komunikasi tidak berhasil dengan baik, maka kesalahan utama
bersumber dari komunikator, karena komunikatorlah yang tidak
memahami penyusunan pesan, memilih media yang tepat.3 LKU
2Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2013), h. 72. 3Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, h. 72.
60
memilih beberapa orang pengurus untuk menjadi penitia dalam
mensukseskan program wakaf tunai ambulance plus, dalam
mensosialisasikan program tersebut. Diantaranya: LKU melibatkan
ketua masjid An Nashr Bapak Ir. Sutedjo, yang mempunyai peran
penting dimasyarakat, dalam hal mensosialisasikan program ke
jama’ah bapak Ir. Sutedjo menjelaskan mengenai wakaf tunai
ambulance plus, dan menjelaskan akan fungsi dan manfaat dengan
adanya ambulance tersebut. kemudian melibatkan para dokter yang
mempunyai jaringan komunikasi luas antar rumah sakit, melibatkan
pengurus yang merupakan pegawai swasta yang dapat membantu
mensosialisasikan program melalui profesinya masing-masing dalam
kepandaian berkomunikasi.
b. Menentukan Target Sasaran
Memahami masyarakat, terutama yang akan menjadi target
sasaran program komunikasi merupakan hal yang sangat penting.
Sebab semua aktivitas komunikasi diarahkan kepada mereka.
Merekalah yang menentukan berhasil tidaknya suatu program, sebab
bagaimanapun besarnya waktu dan teaga yang dikeluarkan untuk
memenuhi mereka, namun jika mereka tidak tertarik pada program
yang ditawarkan, maka kegiatan komunikasi yang akan dilakukan akan
sia-sia.4
Calon donatur yang menjadi target sasaran LKU adalah semua
umat muslim yang mau membantu program wakaf tunai ambulance
plusa pada umumnya, dan masyarakat Bintaro pada khususnya
4Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2013), h. 72.
61
meliputi (jamaah masjid An Nashr itu sendiri, para pegawai yang
bekerja di kantor dekat dengan lingkungan sekitar masjid, Majlis
taklim ibu-ibu Bintaro)
c. Menyusun Pesan
Dalam penyusunan pesan sangat tergantung pada program yang
akan disampaikan, karena program LKU ini sifatnya mengajak agar
para jamaah dan masyarakat menjadi donatur dalam mensukseskan
program wakaf tunai ambulance plus, LKU melakukan perancangan
pesan agar calon donatur mau bergabung menjadi donatur program
wakaf tunai ambulance plus tersebut.
Berikut contoh pesan yang dirangkai oleh LKU dalam
mensosialisasikan program wakaf tunnai ambulance plus.
“Bagi kaum muslimin yang ingin menginfakkan sebagian hartanya
untuk program Ambulance Plus LKU Masjid An-Nashr, dapat langsung
disalurkan ke Sekretariat Masjid An Nashr atau melalui Rekening BCA KCP
Bintaro Sentra Menteng a.n Ismadiantina / Nurwan Noerhasan dengan nomor
6800434252. (Sulthon)”
d. Memilih Media dan Saluran Komunikasi
Media strategi LKU Masjid An Nashr dalam mensosialisasikan
wakaf tunai ambulance plus yaitu:
1) Media internet
Media sosialisasi dalam melaksanakan sosialisasi, maka
dibutuhkan media sebagai alat berlangsungnya sosialisasi, antara
lain yaitu media massa. Media massa memiliki berbagai bentuk
yang terdiri atas media cetak (surat kabar dan majalah) maupun
elektronik (radio, televisi, film, dan internet), itu semua merupakan
bentuk komunikasi menjangkau sejumlah besar orang. Peningkatan
62
teknologi memungkinkan peningkatan pesan serta peningkatan
frekuensi penerapan masyarakatpun memberi peluang bagi media
massa untuk berperan sebagai agen sosialisasi yang semakin
penting.5
Cara lain LKU Masjid An Nashr dalam mensosialisasikan
wakaf tunai ambulance plus yaitu lewat media internet, di zaman
sekarang ini orang-oranng semakin mudah dalam mendapatkan
suatu informasi atau berita dari manapun sumbernya, baik dari
media massa maupun media internet.
LKU Masjid An Nashr mempunyai blog di antaranya yaitu:
layanankesehatanumat.blogspot.com dan web lain yang dapat
diakses di annashrnews.wordpree.com yang di dalamnnya banyak
program-program yang dilakukan LKU Masjid An Nashr, termasuk
program wakaf tunai ambulance plus, strategi dalam
mensosialisasikan program ini sangatlah efektif, karena semua
orang yang menggunakan media internet ini dapat mengunjungi
web LKU Masjid An Nashr tersebut, dan juga dapat langsung
mencari informasi tentang program wakaf tunai ambulance plus
tanpa harus bertanya langsung kepada petugas LKU Masjid An
Nashr.
2) Komunitas
Salah satu media strategi yang digunakan LKU Masjid An
Nashr yaitu strategi komunitas, dimana strategi ini sangat efektif
dilakukan oleh LKU Masjid An Nashr. LKU Masjid An Nashr
5 Kamanto unarto, Pengantar Sosiologi, h.26
63
memanfaatkan komunitas Black Berry Messager sebagai satu
strategi dalam mensosialisasikan program wakaf tunai ambulance
plus. Karena dengan strategi ini tidak memerlukan biaya besar dan
tenaga yang besar, strategi ini lebih mudah dan proses
penyampaianya cepat.
3) Media Kupon
LKU Masjid An Nashr menggunakan penjualan kupon
wakaf tunai, dimana kupon tersebut mempunyai nilai harga, mulai
dari kupon yang bernominal Rp. 10.000, Rp. 50.000, dan
Rp.100.000, dengan menjual kupon menggunakan komunikasi
interpersonal dapat mensosialisasikan program wakaf tunai
ambulance plus, biasanya kegiatan penjualan kupon ini
dilaksanakan satu minggu sekali setiap hari Jum’at, setelah sholat
jum’at.
3. Pelaksanaan (Execute)
Pelaksanaan (execute) adalah tindakan yang diambil dalam rangka
implementasi perencanaan komunikasi yang telah dibuat. Pelaksanaan
dapat dilakukan dalam bentuk tayangan televisi, wawancara di radio,
pemasangan iklan di surat kabar, pembagian stiker kepada target sasaran,
pemasangan baliho dijalanan, dan pemberangkatan tim penyuluhan untuk
bertatap muka dengan komunitas di lokasi yang menjadi target sasaran.6
Dalam pelaksanaannya LKU mensosialisasikan lewat tatap muka
melalui pengajian di majlis taklim. Adapun cara yang dilakukan LKU
Masjid An Nashr dalam mensosialisasikan program wakaf tunai
6Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2013), h. 73.
64
ambulance plus kepada masyarakat yaitu dengan memberikan pangajian di
majelis taklim. Pengajian ini bersifat terikat, dengan kata lain pengajian ini
ada jadwal pasti setiap hari rabu pukul 13.00 WIB.
LKU Masjid An Nashr mnggunakan pengajian sebagai salah satu
media mensosialisasikan wakaf tunai ambulance plus karena objek yang
akan dituju yaitu para jama’ah tersebut lebih mudah diharapkan untuk
menjadi calon donatur dari wakaf tunai ambulance plus ini.
Pengajian ini bentuknya interaksi langsung antara penceramah
dengaan jamaah, dengan tujan mensosialisasikan wakaf tunai ambulance
plus, agar para jamaah menjadi para donatur langsung dari wakaf tunai
ambulance plus.
Kegiatan ini cukup efektif karena adanya komunikasi dua arah,
yaitu para jamaah atau calon donatur, bisa bertanya langsung dengan para
petugas atau pengurus yang ditunjuk langsung oleh LKU Masjid An
Nashr tentang apa saja yang berkaitan dengan program wakaf tunai
ambulance plus.
4. Pengukuran/evaluasi (Measure)
Pengukuran/evaluasi (measure) dilakukan untuk mengetahui hasil
akhir dari kegiatan yang telah dilaksanakan. Misalnya apakah daya media
yang digunakakan dapat mencapai target sasaran?, apakah pesan yang
disampaikan dapat dipahami oleh penerima?, dan tindakan apa yang telah
dilakukan khalayak setelah menerima dan mengerti informasi yang
disampaikan.
Pada tahap evaluasi dari penggunaan media yang digunakan dalam
mensosialisasikan program wakaf tunai ambulance plus yang efektif
65
adalah dengan menggunakan media komunitas Black Berry Massanger,
melalui media ini komunikator yang ditunjuk LKU mendapatkan respon
langsung dari komunikannya, dan mengetahui langsung apakah
komunikan tersebut mau menjadi donatur dalam program yang
ditawarkan, dan langsung dapat mengetahui jumlah nominal yang akan
diberikan dari donatur. Selain media komunitas, LKU juga menggunakan
media kupon, media ini juga mendapatkan respon langsung dari jamaah
dan masyarakat untuk memberikan bantuan dana sesuai nominal kupon
yang dipilih oleh donatur tersebut.
5. Pelaporan (Report)
Pelaporan (report) ialah tindakan terakhir dari kegiatan
perencanaan komunikasi yang telah dilaksanakan. Laporan sebaiknya
dibuat secara tertulis kepada pimpinan kegiatan (proyek) untuk dijadikan
bahan pertimbangan. Jika dalam pelaporan itu diperoleh hasil positif dan
berhasil, maka bisa dijadikan sebagai landasan untuk program selanjutnya.
Tapi jika laporan itu ditemukan hal-hal yang kurang sempurna, maka
temuan tersebut bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi
atau memeodifikasi program yang akan dilakukan.7
Dari kegiatan program tersebut LKU melakukan tindakan akhir
setelah program itu diluncurkan dan program itu berhasil diwujudkan dan
direport di sebuah blog yang ditulis oleh LKU.
7Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2013), h. 73.
66
B. Analisis SWOT LKU Masjid An Nashr dalam Mensosialisasikan Wakaf
Tunai Ambulance Plus.
Analisis SWOT merupakan analisis lingkungan internal dan analisis
eksternal organisasi. Hasil dari analisis SWOT ini dapat menunjukan
kualitas dan kuantifikasi organisasi, dengan sejumlah kemampuan inti, bila
resultansi kekuatan dan kelemahannya positif yang kemudian memberikan
rekomodasi strategis terhadap strategi perusahaan serta rekomondasi
fungsional kebutuhan atau modifikasi sumberdaya organisasi.8
Untuk menganalisis strategi LKU Masjid An Nashr dalam
mensosialisasikan program wakaf tunai ambulance plus, penulis
menggunakan pendekatan analisis SWOT yang terdiri dari:
1. Strenght (kekuatan)
Kekuatan merupakan keuntungan yang dimiliki oleh suatu
organisasi. Dari beberapa keberhasilan yang telah dicapai oleh LKU
Masjid An Nashr dalam mensosialisasikan program wakaf tunai
ambulance plus, hal ini tidak terlepas dari beberapa kekuatan yang
dimiliki oleh LKU Masjid An Nashr yaitu:
a. Dukungan masyarakat. Lingkungan masyarakat dalam hal ini
meliputi para donatur, jamaah dan pengurus keterlibatan mereka
sebagai donatur di LKU Masjid An Nashr ini membuktikan adanya
dukungan dari masyarakat luas agar dapat memenuhi harapan yang
mereka niatkan dalam hal mewakafkan hartanya untuk terwujudnya
program wakaf tunai ambulance plus.
8 Ismail Yusanto dan M Karebaet, Managemen Strategis Perspektif Syariah, H. 29
67
b. Majelis taklim. Dengan adanya pengajian-pengajian yang terbentuk
dalam majelis taklim . hal ini merupakan wadah LKU Masjid An
Nashr dalam mensosialisasikan programnya.
c. Sarana penunjang. Pihak LKU Masjid An Nashr menyediakan
sarana berupa kantor sebagai tempat untuk melayani para donatur.
Selain kantor yang memadai untuk pelayanan donatur, sarana yang
ada seperti alat elektronik dan juga pengurus yang dapat menunjang
operasional LKU Masjid An Nashr.
2. Wekaness (kelemahan)
Kelemahan merupakan keterbatasan yang dimiliki oleh suatu
organisasi. Kelemahan yang dimiliki oleh suatu lembaga. LKU Masjid
An Nashr memiliki kelemahan dalam mensosialisasikan program wakaf
tunai ambulance plus ini. Akan tetapi kelemahan ini tidaklah dijadikan
suatu penghambat dalam menjalankan organisasinya. Kurang banyak
dalam memanfaatkan media internet dalam mensosialisasikan program
tersebut.
Selain itu kelemahan LKU dalam mensosialisasikan wakaf tunai
adalah waktu dan tenaga dari pengurus LKU itu sendiri, karena
pengurus LKU kbanayakan ibu-ibu yang sudah berkeluarga dan sifatnya
relawan (tidak dibayar), terkadang pengurus sulit untuk mengatur waktu
dalam mensosialisasikan, pengurus sibuk dengan keluarga, sehingga
sulit untuk membagi waktu dan membutuhkan tenaga yang luar biasa.
3. Opotunity (peluang)
Peluang merupakan situasi yang menguntungkan bagi suatu
lembaga. Peluang yang dimiliki oleh LKU Masjid An Nashr adalah
68
lingkungannya yaitu kawasan Bintaro, yang rata-rata berpenghasilan
lebih.
4. Threaths (tantangan)
Tantangan merupakan keadaan yang sangat tidak
menguntungkan suatu lembaga. Adapun tantangan yang dihadapi oleh
LKU Masjid An Nashr yaitu banyaknya persaingan dalam pencarian
donatur, setiap lembaga ingin menonjolkan setiap program. Oleh karena
itu LKU Masjid An Nashr harus berinovasi dalam mengelola segala
program agar kepercayaan donatur untuk menyaluarkan dana ke LKU
Masjid An Nashr akan menjadi donatur setia di LKU Masjid An Nashr.
Dari uraian di atas tampak bahwa LKU Masjid An Nashr
menggunakan analisis SWOT dalam menjalankan organisasinya.
sehingga LKU Masjid An Nashr dapat mengetahui posisi organisasinya
yang akan menjadi bahan rujukan dalam penetapan strategi selanjutnya
dan dapat memanfaatkan peluang-peluang yang ada untuk mengubah
kelemahan-kelemahan yang dimiliki menjadi kekuatan.
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian mengenai Strategi Komunikasi Layanan
Kesehatan Umat (LKU) dalam Mensosialisasikan Program Wakaf Tunai
Ambulance plus. Bahwa strategi komunikasi yang diterapkan oleh pengurus
LKU dalam mensosialisasikan program wakaf tunai ambulance plus berhasil.
Ini terbukti dengan terealisasinya Ambulan Plus standar internasional, yang
sudah di gunakan sejak 2011 lalu, hingga sekarang.
1. Layanan Kesehatan Umat (LKU) menggunakan Model perencanaan
komunikasi lima langkah, terdiri atas lima tahap, yakni: Penelitian
(Research), Perencanaan (Plan), Pelaksanaan (Execute), Pengukuran/
evaluasi (Measure), Pelaporan (Report)
Penggunaan media yang digunakan LKU dalam mensosialisasikan
program wakaf tunai ambulance plus yang efektif adalah dengan
menggunakan media komunitas Black Berry Massanger, melalui media ini
komunikator yang ditunjuk LKU mendapatkan respon langsung dari
komunikannya, dan mengetahui langsung apakah komunikan tersebut mau
menjadi donatur dalam program yang ditawarkan, dan langsung dapat
mengetahui jumlah nominal yang akan diberikan dari donatur. Selain
media komunitas, LKU juga menggunakan media kupon, media ini juga
mendapatkan respon langsung dari jamaah dan masyarakat untuk
memberikan bantuan dana sesuai nominal kupon yang dipilih oleh donatur
tersebut.
70
2. Analisis SWOT Strategi Komunikasi LKU Masjid An Nashr dalam
Mensosialisasikan Wakaf Tunai Ambulance Plus. Iplementasi strategi
yang dilakukan Layanan Kesehatan Umat (LKU) Masjid An Nashr adalah
upaya untuk mensosialisasikan program wakaf tunai ambulance plus yang
dilakukan di Masjid An Nashr.
Analisis SWOT yang terdiri dari: Strenght (kekuatan), Wekaness
(kelemahan), Opotunity (peluang), dan Threaths (tantangan)
B. Saran-Saran
Tentu sebagai organisasi nirlaba tujuan LKU bukan kepada profit
orented. Melainkan bentuk kepedulian terhadap sesama. Ada beberapa catatan
yang penulis ingin sampaikan, tentunya saran-saran inidisampaikan bertujuan
tak lain demi kebaikan dan kualitas LKU di masa yang akan datang. Adapun
saran yang ingin penulis sampaikan sebagai berikut:
1. Hendaknya sosialisasi tentang “program wakaf tunai ambulance plus” di
sosialisasikan lewat media elektronik seperti TV. Karena berdasarkan hasil
beberapa survei, televisi merupakan media yang paling mudah untuk
menyampaikan pesan. Dan televisi telah dimiliki oleh lebih dari sepuluh
penduduk Indonesia. Melauli TV memungkinkan lebih cepat terwujudnya
Ambulance plus, tidak menunggu lama hampir setahun lamanya.
2. Bentuk kampanye bukan saja melalui kotak yang ada di super market,
tetapi juga door to dor dari rumah kerumah harus ditingkatkan.
3. Kepada Ibu Hj. Ismadiantina semoga tetap istiqomah dalam bekerja di LKU,
serta dapat memberikan konstribusi pemikiran terbaik demi kemajuan LKU.
71
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abu. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. 1997.
Ali, M. Daud Sistem Islam Zakat dan Wakaf. Jakarta: UI-Press, 1998.
Ali, Muhammad Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern. Jakarta: Pustaka
Armani, 1996.
Anshori, Abdul Ghafur. Hukum dan Praktek Perwakafan di Indonesia. ________
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
PT. Rieneka Cipta 1998. Cet. II.
Changara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikas. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1998.
________________Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2013.
David, Fred R. Manajemen Strategi Konsep. Jakarta: Prenhanlindo, 2002.
Departemen Pendidikan, Tim penyusun dan Kebudayaan RI, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997.
Effendy, Onong Uchjana Ilmu Komunikasi: Tteori dan Praktek. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 1992.
________________Dimensi-Dimensi Komunikasi. Bandung: Remaja Alumni,
1986, h. 5.
________________Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008,
Cet. Ke-7.
Fisher, Aubery. Teori-teori Komunikas. Bandung: Remaja Karya, 1986.
Fred, David. Managemen Strattegi Konsep. Jakarta: Prenhalindo, 2002.
Kamus Pusat Bahasa, Tim Penyusun Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai pustaka, 2002, Cet. Ke-2.
Laksana, Harimurti Krida. Kamus Sinonim Bahasa Indonesia. Jakarta: Nusa
Indah, 1981.
Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional. Yogyakarta: PT. LKIS, 2005.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1999.
72
Morrisa, Media Penyiaran Strategi: Mengelola Radio dan Televisi. Tangerang:
Ramdina Prakasa, 2005. Cet. Ke-1.
Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Kasara, 2009. Cet. Ke-
10.
Mukaddimah Al Qur'an versi terjemahan Departemen Agama Republik
Indonesia________________
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi. Bandung: Remadja karya, 1986
Narwoko, Dwi dan Suryanto, Bagong. Sosiologi Teks Pengantar.Jakarta: Prenada
Media, 2004.
Nazin, Moh. Metode Penelitian. Bandung: Ghalia Indonesia, 1999.
Nurudin, SistemKomunikasi Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2005.
Cet. Ke-2.
Oliver, Sadra Stategi Public Relations. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006.
Purnoto, Setiawan Hari dan Mansyah, Zulkiefli Manajemen Strategi:sebuah
konsep pengantar. Jakarta: LPPEE UI, 1999.
Qahaf, Mundzir Managemen Wakaf produktif, Terjemahan Muhyidin Mas Rida
dan Abdurrahman Kasdi. Jakarta: Khalifa, 2004.
Roudhonah, Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007, Cet ke-1.
Sudjana, Anas. Metode Riset dan Metode Bimbingan Skripsi. Yogyakarta:
Reproduksi UD Darma. 1980.
Susanto, Phil. Astrid S. Komunikasi dalam Teori dan Praktek. _____________
Tim Penulis, Fiqih Wakaf, Jakarta: Diktorat Pemberdayaan Wakaf dan Diktorat
Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Republik
Indonesia, 2006.
__________ Paradigma Baru Wakaf di Indonesia, Jakarta: Diktorat
Pemberdayaan Wakaf dan Diktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
Departemen Agama Republik Indonesia, 2006.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka, 2005, Edisi ke-3, Cet. Ke-3.
73
Udin, Rafi dan Djaliel, Manna Abdul Prinsip dan strategi dakwah, Bandung:
Pustaka Setia, 1997.
Umar, Husein. Strategic Management In Action. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2001.
Unarto, Kamanto Pengantar Sosiologi. ____________________
Usman, Suparman. Hukum Perwakafan Di Indonesia. Jakarta: Darul Ulum Press,
1995.
Widjadja, Komunikasi dan hubungan masyarakat, Jakarta: Bumi Aksara, 2002.
Yusanto, Ismail dan Karebaet, M, Managemen Strategis Perspektif Syariah.
_____
Arsip Buku
Akta Notaris LKU Tahun 2008
Wawancara Pribadi
Wawancara Pribadi dengan Ibu Tina. Jakarta 24 April 2013.
Wawancara Pribadi dengan Bapak Hanafi. Jakarta 24 April 2013.
Wawancara Pribadi dengan Ibu Rina. Jakarta 29 April 2013.
Wawancara Pribadi dengan Tina. Jakarta 29 April 2013.
Wawancara Pribadi dengan Ibu Keni. Jakarta 18 Mei 2013.
Wawancara Pribadi dengan bapak Hanafi. Jakarta 18 Mei 2013.
Dokumen Online
Aris A Aziz. “Pengertian Analisis SWOT” Artikel diakses pada 24 Mei 2013 dari
http://putracijaty.blogspot.com/2012/03/makalah-analisis-swot.html
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Pedoman Wawancara
Nama : Ibu Ismadiantina
Jabatan : Koordinator Satgas
Hari/Tanggal : Rabu 24 April 2013
Waktu Wawancara : 08.30-12.40 WIB
Tempat Wawancara : Masjid An nashr
1. Sudah berapa lama Layanan Kesehatan Umat (LKU) berdiri?
Layanan Kesehatan Umat (LKU) sejak tanggal 8 Mei 2003, ya kira-kira sudah berusia
kurang lebih 10 tahun.
2. Bagaimana awal berdirinya LKU?
Awalnya si, majlis taklim ibu-ibu Bintaro cuma mengaji saja, terus saya berfikir
“kalau Cuma ngaji, ya cuma dapat ilmunya saja, habis ngaji pulang, hanya bermanfaat
untuk kita saja ilmunya”, kita melihat masih banyak mansyarakat yang kurang mampu
dibelakang Bintaro seperti: pemulung, tukang becak, tukang sampah, yanng memang
tidak dapat menjangkau pelayanan kesehatan, kami mencoba untuk membentuk
organisasi yang dapat membmerikan layanan kesehatan, untuk kaum dhu’afa tersebut.
3. Apa yang melatar belakangi berdirinya Layanan Kesehatan Umat (LKU)?
Ya itu tadi, adanya rasa empati ibu-ibu majlis taklim yang tinggi terhadap masyarakat
sekitar Bintaro, yang memang faktanya banyak masyarakat di sekitar sini belum
menyadari pentingnya memelihara kesehatan dan juga tidak mampu secara financial
untuk berobat dikala sakit.
4. Apa visi dan misi Layanan Kesehatan Umat (LKU)?
Visinya, Ingin menjadi poliklinik yang melayani kesehatan umat khususnya kaum
dhu’afa secara paripurna dan tanpa biaya.
Misinya, Ingin Memberikan pelayanan kesehatan secara gratis kepada dhu’afa (non-
profit) dan murah kepada non dhu’afa (komersial) sehingga terjadi subsidi silang.
Mendirikan kegiatan layanan kesehatan untuk umat dalam bentuk unit usaha yang
mampu menjadi salah satu sumber dana (profit centre) masjid. Memberikan
pendampingan dan bantuan pengurus ke rumah sakit, puskesmas, instansi kesehatan
lain yang menjadi rujukan LKU untuk pasien dhu’afa yang memerlukan perawatan
yang lebih intensif dan seksama dengan fasilitas perawatan yang lebih lengkap.
Menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga kesehatan lain, dokter dan farmasi
(apotek) sehingga memudahkan pengadaan tenaga medis, obat-obatan dan perawatan
yang murah.
Pewawancara Pihak yang diwawancarai
Nany Suryaningsih Ibu Ismadiantina
Koordinator Satgas
Pedoman Wawancara
Nama : Ibu Ismadiantina
Jabatan : Koordinator Satgas
Hari/Tanggal : Senin 29 April 2013
Waktu Wawancara : 08.30-15.40 WIB
Tempat Wawancara : Masjid An nashr
1. Program apa saja yang sudah sudah terlaksana di Layanan Kesehatan Umat (LKU)?
Banyak sekali, ada praktek dokter ini dilakukan setiap hari, sesuai jadwal dokter yang
sudah ada dijadwal. Ada posyandu ini dilakukan sebulan sekali untuk pos yandu
setiap hari Rabu di minggu ke-2 setiap bulannya. Terus ada Poswindu
2. Berasal dari mana saja sumber dana Layanan Kesehatan Umat (LKU)?
Dari para jamaah masjid, dari kotak infak yang kita letakkan di depan masjid, kan ada
beberapa kotak, ada kotak untuk masjid, kotak infak, dan juga kotak untuk LKU.
Dari ibu-ibu majlis taklim yang suaminya mempunyai penghasilan lebih, para
karyawan yang bekerja di daerah dekat dengan masjid. Dulu kita mempunyai donatur
tetap, yaitu Indosat, tetapi sekarang sudah tidak. Para Dokter juga menjadi donatur
kita, dokter di LKU bukan saja menginfakkan tenaga dan ilmu nya saja, melainkan
para dokter juga menginfakkan hartanya untuk LKU.
3. Pendekatan seperti apa yang diterapkan untuk menjaga kesolidan dengan para
donatur?
Menjaga silaturahim dengan para donatur, ya lewat BBM (komunitas) kita bisa
menginformasikan adanya program baru, mengadakan pengajian ibu-ibu, majlis
taklim tadi, dengan adanya pengajian seminggu sekali, kita dapat berkumpul dan
dapat menginformasikan program-program LKU.
4. Menurut Ibu, Apa latar belakang LKU meluncurkan program wakaf tunai ambulance
plus ini?
Program wakaf tunai ambulance plus ini diluncurkan untuk menjadi operasional LKU
yang diharapkan dapat membatu, mengantar, menjemput pasien yang tidak mampu
secara financial untuk berobat dikala sakit, dan dapat merujuk pasien kerumah sakit.
Ketika ada salah satu pasien dhu’afa yang kita tangani sakit dan perlu penanganan
lebih yang harus dirujuk kerumah sakit besar, dimana kita (LKU) belum punya
Ambulance sebagai kendaraan operasional untuk mengantar pasien yang sakit, mau
ga mau kita sewa ambulance disalah satu masjid yang terletak di Bintaro, dan
sewanya ya lumayan mahal bisa 250.000,- bahkan harga sewanya bisa lebih dari itu,
sewanya juga belum sama bensinnya, setiap sewa ambulance kita harus mengocek
dana kas masjid. Bukan cuma itu ketika kita mengadakan pengobatan gratis dan bakti
sosial di daerah bencana ketempat yang lokasinya jauh, kita kesulitan untuk
menjangkau ke lokasi dan keterlambatan dalam menjalankan kegiatan dalam
pengiriman bantuan juga tertunda lebih lama, karena kita belum punya kendaraan
operasional. Kita meluncurkan program ini, bukan hanya asebagai ambulance yang
berfungsi untuk mengantar jemput pasien kerumah saki saja, melainkan ambulance
diharapkan bisa multi fungsi, yaitu: bisa untuk mengntar jenazah ke pemakaman,
mengntar sembako ke lokasi tempat bencana, mengantarkan bakti sosial yanng
membutuhkan, dan dapat mengantar makanan ke panti sekitar Bintaro.
5. Menurut ibu, apa yang dimaksud dengan wakaf tunai ambulance plus?
Bagaimana kita mengumpulkan dana atau uang tunai dari para donatur, yang mana
dana tunai tersebut menjadi dana wakaf untuk pengadaan ambulance plus.
6. Strategi apa yang digunakan LKU dalam mensosialisasikan Wakaf Tunai Ambulance
Plus?
Strategi ynag kita gunakan yaitu lewat salah satu media black berry massanger (BBM)
kita bikin komunitas, kita tinggal tulis ”LKU sedang mengadakan program wkaf tunai
ambulance plus ni, yang membutuhkan dana banyak, bagi siapa saja yang mau
mengimfakkan hartanya untuk pengadaan ambulance, ditunggu kabarnya. Karena
dengan BBM kita tidak memerlukan biaya besar dan tenga yang besar. Kita juga
melakukan lewat tatap muka melalui pengajian di majlis taklim. Pengajian ini bersifat
terikat, dengan kata lain pengajian ini ada jadwal pasti setiap hari rabu pukul 13.00
WIB. Pengajian ini bentuknya interaksi langsung antara penceramah dengaan jamaah,
dengan tujan mensosialisasikan wakaf tunai ambulance plus, agar para jamaah
menjadi para donatur langsung dari wakaf tunai ambulance plus.
7. Bagaimana proses mensosialisasikan program wakaf tunai ambbulance plus ini?
Kita menentukan siapa yang akan mensosialisasikan program ini kemasyarakat, kita
melibatkan ketua Masjid An Nashr sebagai pembicara untuk membantu
mensosialisasikan, kalau kita sedang mengadakan program untuk pengadaan
abulance. Dan beberapa ibu-ibu malis taklim, dan beberapa pengurus LKU, serta para
dokter. Kemudian kita menentukan siapa aja yang akan menjadi sasaran donatur,
biasanya ibu-ibu majlis taklim yang suaminya berpenghasilan lebih, para dokter,
jamaah masjid, karyawan yang bekerja dekat dengan lingkungan kita, dan masyarakat
sekitar Bintaro yang rata-rata berpenghasilan lebih. Disini kita menjelaskan dulu apa
si wakaf tunai ambulance plus itu? Untuk apa wakaf tunai ini diadakan? Nah disini
kita jelaskan kepada calon donator siapa saja, bahwa kita LKU sedang meluncurkan
program wakaf tunai, dimana wakaf tunai tersebut adalah pengumpulan dana dari
umat muslim yang mana dana tersebut kita kumpulkan menjadi dana wakaf untuk
pengadaan ambulance, ambulance tersebut akan digunakan dan dimanfaatkan utuk
umat, khususnya untuk masyarakat yang tidak mampu.
Pewawancara Pihak yang diwawancarai
Nany Suryaningsih Ibu Ismadiantina
Koordinator Satgas
Pedoman Wawancara
Nama : Ibu Ismadiantina
Jabatan : Koordinator Satgas
Hari/Tanggal : Sabtu 18 Mei 2013
Waktu Wawancara : 08.30-15.40 WIB
Tempat Wawancara : Masjid An nashr
1. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dalam mensosialisasikan program tersebut?
Salah satunya karena letak Masjid An Nashr yang strategis, yaitu berada di kawasan
Bintaro, yang rata-rata masyarakatnya berpenghasilan lebih.
2. Apa harapan Ibu ke depan dengan Layanan Kesehatan Umat?
Saya mengharapkan agar LKU lebih maju lagi dan semakin banyak umat yang
ditolong, juga mengaharapkan agar LKU ini lebih lengkap lagi, seperti adanya
laboratorium, rawat inap, dan menjadi rumah sakit besar dengan fasilitas lengkap.
3. Menurut Ibu strategi apa yang paling efektif digunakan oleh LKU dalam
mensosialisasikan program wakaf tersebut?
Ya kalau menurut saya, strategi lewat khutbah Jum’at yang di umumkan oleh Bapak
Ir. Sutedjo. Dengan menjelaskan apa itu wakaf tunai ambulance plus ke para jama’ah,
seperti yang saya bilang tadi, dan menjelaskan fungsi dan manfaat atas ambulance
tersebut.
Pewawancara Pihak yang diwawancarai
Nany Suryaningsih Ibu Ismadiantina
Koordinator Satgas
Pedoman Wawancara
Nama : Bapak Imam Chanafi
Jabatan : Staff Sekertariat Yayasan
Hari/Tanggal : Rabu 24 April 2013
Waktu Wawancara : 13.00-14.30 WIB
Tempat Wawancara : Masjid An Nashr
1. Menurut Bapak, apakah manfaat didirikan Layanan Kesehatan Umat (LKU)?
Memberikan manfaat terutama bagi warga sekitar Bintaro khususnya untuk kaum
marjinal, yang sangat membutuhkan pelayanan kesehatan yang murah bahkan gratis,
karena di wilayah Bintaro yang berada pada perumahan elit bnyak juga warga miskin
yang bantuan kesehatan.
2. Menurut Bapak, seperti apa strategi komunikasi yang digunakan dalam
mensosialisasikan program wakaf tunai ambulance plus?
LKU Masjid An Nashr dalam mensosialisasikan wakaf tunai ambulance plus yaitu
lewat media internet, di zaman sekarang ini orang-orang semakin mudah dalam
mendapatkan suatu informasi atau berita dari manapun sumbernya, baik dari media
massa maupun media internet.
LKU Masjid An Nashr mempunyai blog diantaranya yaitu:
layanankesehatanumat.blogspot.com dan web lain yang dapat diakses di
annashrnews.wordpree.com. Dan LKU Masjid An Nashr menggunakan penjualan
kupon wakaf tunai, dimana kupon tersebut mempunyai nilai harga, mulai dari kupon
yang bernominal Rp. 10.000, Rp. 50.000, dan Rp.100.000, kita menawarkan kepada
jamaah dan masyarakat dengan memberikan kupon dengan nominal berbeda, terserah
jamaah dan masyarakat mau menyumbang dengan nominal kupon yang mana,
jumlah nominal kupon yang dipilih, kami jadikan dana wakaf untuk pengadaan
ambulance plus. Biasanya kegiatan penjualan kupon ini dilaksanakan satu minggu
sekali setiap hari Jum’at, setelah sholat jum’at
3. Menurut bapak strategi komunikasi penting atau tidak dalam menjalankan program
wakaf tunai ambulance plus?
Sangat penting sekali, karena adanya strategi komunikasi membuat suatu produk atau
program dapat sampai ke masyarakat dengan cepat dan insya Allah akurat dengan
hasil yang memuaskan. Strategi komunikasi dapat menentukan keberhasilan suatu
produk atau program.
4. Apa harapan Bapak ke depan untuk Layanan Kesehatan Umat?
Harapan besar yaitu; membmangun pelayanan kesehatan paripurna bagi masyarakat
sekitar Bintaro, dengan memberikan pelayanan, rawat jalan, rawat inap, pelayanan
ambulance bagi pasien yang dirujuk ke rumah sakit, dan pelayanan jenazah yang
lebih baik dari sekarang.
5. Apa rencana kedepan untuk Layanan Kesehatan Umat?
Rencanya, agar LKU bias membangun menjadi rumah sakit di wilayah Bintaro
Pewawancara Pihak yang diwawancarai
Nany Suryaningsih Bapak Imam Chanafi
Staff Sekertariat Yayasan
Pedoman Wawancara
Nama : Ibu Kenny Lopiani Sule
Jabatan : Bendahara Layanan Kesehatan Umat
Tanggal : 18 Mei 2013
Waktu Wawancara : 11.00-12.00 WIB
Tempat Wawancara : Sekretariat Masjid An-Nashr
1. Bagaimana proses perekrutan donatur?
Prosesnya, kita lebih memanfaatkan teknologi, seperti SMS, BBM, yang kita
sosialisasikan ke teman-teman, lingkungan, dan mengunakan proposal jika ada
kegiatan khusus. Adanya pengkoleksian seperti dari teman-teman, dokter dan
pengurus. Dari sini kita mempunyai relasi untuk menjadi donator kita.
2. Apakah ada pengurus LKU yang menjadi donatur Program wakaf tunai ambublance
plus?
Ada, salah satunya dokter LKU sendiri, dokter disini bukan hanya menyumbangkan
tenaga dan ilmunya saja, tetapi juga mereka menyumbangkan hartanya untuk
membantu LKU. Selain itu SATGAS juga membantu sebagai donator, satgas juga
selain menginfakkan tenaga dan waktunya meraka juga menginfakakan hartanya
untuk membantu program LKU, bagi mereka yang memang hatinya terbuka.
3. Berapa banyak donatur yang membantu mensukseskan program wakaf tunai
ambulance plus?
Ya banyak, kurang lebih 20-30 donatur setia dari Intern, belum lagi dunatur kaum
muslim yang lainnya.
4. Siapa saja Donatur tetap di LKU? Dan Donatur tidak tetap di LKU?
Tadinya kita punya donator tetap dari Indosat, tetapi sekarang sudah tidak lagi, yah
paling donator setia itu tadi 20-30 donatur dari Intern, ya kalau yang tidak tetap
banyak seperti, infak obat dari pasien yang mampu, kotak amal di pelataran masjid,
kotak amal di Indomaret, dan kotak amal di klinik LKU.
5. Faktor apa saja yang menjadi penghambat LKU dalam mensosialisasikan program
tersebut?
Karena SATGAS sifatnya relawan, jadi waktu dan tenaga yang menjadi factor
penghambat, ya SATGAS ibu-ibu semua yang mereka memang sudah berumah
tangga punya anak dan cucu, mereka juga harus membagi waktu untuk keluarga dan
LKU.
6. Menurut Ibu apakah strategi yang digunakan LKU sudah efektif?
Sudah efektif, karrena teman kita yang di Bandung sanamereka menjadi donator,
dengan mengirimkan dana melalui Bank (transfer). Efektif sekali.
7. Apa harapan ibu untuk LKU ke depan?
Harapan saya, LKU dapat menjadi rumah sakit, karena pasien yang dibantu semakin
banyak, jadi ingin menjadikan LKU rumah sakit untuk kelas menegah ke bawah
yang ada rawat inapnya.
Pewawancara Pihak yang diwawancarai
Nany Suryaningsih Ibu Kenny Lopiani Sule
Bendahara LKU
AMBULANCE PLUS LKU MASJID AN NASHR; GRATIS UNTUK KAUM DHUAFA
Ambulance Plus LKU Masjid An Nashr merupakan hasil wakaf tunai dari jamaah masjid
An Nashr
Ambulance Plus LKU Masjid An Nashr diperuntukkan gratis bagi kaum Dhuafa
Mengantarkan pasien untuk dirujuk ke RSUP Fatmawati menggunakan Ambulance Plus
LKU Masjid An Nashr
Mengantarkan jenazah bapak Ibrahim dari RSUP Fatmawati ke rumah duka
Jenazah almarhum bapak Ibrahim diturunkan dari Ambulance Plus LKU Masjid An Nashr.
LKU Masjid An Nashr Peduli Bencana
Ambulance Plus LKU Masjid An Nashr ketika dipergunakan untuk mengirimkan bantuan
sembako kepada korban kebakaran di Jakarta Timur.
Bagi Anda yang membutuhkan pelayanan Ambulance Plus LKU masjid An Nashr dapat
menghubungi Sekretariat Masjid An Nashr di nomor telepon 021-7370777 atau 021-36444988
(Hanafi) atau 021-94007447 (Gatot).
Bagi kaum muslimin yang ingin menginfakkan sebagian hartanya untuk perawatan dan
biaya operasinal Ambulance Plus LKU Masjid An-Nashr, dapat langsung disalurkan ke
Sekretariat Masjid An Nashr atau melalui Rekening BCA KCP Bintaro Sentra Menteng a.n
Ismadiantina / Nurwan Noerhasan dengan nomor 6800434252. (Sulthon)
Masjid An Nashr Bintaro Sektor V
Pelaksanaan Sholat Dzuhur di Masjid An Nashr Bintaro
Denah Lokasi Masjid An Nashr