119
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN ( Strategi Kelangsungan Usaha Industri Kerajinan Rotan di Sentra Indusri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo ) Di susun oleh : PUJI RAHAYU D 0304063 SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Sosiologi FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN

( Strategi Kelangsungan Usaha Industri Kerajinan Rotan di Sentra Indusri

Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo )

Di susun oleh :

PUJI RAHAYU

D 0304063

SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana

Jurusan Sosiologi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

v Inna ma’al ‘usri yusro (Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada

kemudahan)

(Alam Nasyrah : 94 : 6)

v Segala yang indah belum tentu baik, namun segala yang baik sudah tentu

indah (AN)

Page 5: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:

Ayah, Ibu dan Kakak-kakakku

(Terima Kasih Atas Kasih Sayang, Cinta, Pengertian Dan Kesabaran Selama Ini)

Dan untuk masa depanku beserta segala hal yang mengisinya

Page 6: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr Wb.

Alhamdulillahirobbil’alamin ya Allah, segala puji dan syukur penulis

panjatkan ke hadirat-Mu atas terselesaikannya skripsi ini dengan baik dan lancar.

Karena melalui kerahmatan-Mu semua dapat terjadi. Disamping itu, selain atas

ridho-Mu, penulis juga menyadari bahwa karya ini tidak lepas dari bantuan

berbagai pihak dalam penyusunan skripsi. Untuk itu penulis menyampaikan

terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu terselesaikannya karya

kecil ini. Melalui kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih setulus hati

kepada :

1. Prof. Drs. Pawito Phd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dr. Bagus Haryono, M.Si selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Dr. Mahendra Wijaya, M.S selaku pembimbing dengan penuh

kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. Jefta Leibo, SU selaku pembimbing akademis yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulis melaksanakan

kuliah.

5. Semua informan yang dengan tulus telah membantu dan memberikan

informasi kepada penulis.

6. Teman-teman Sosiologi FISIP UNS khususnya angkatan Tahun 2004

dan teman-teman Alumni SMU N 1 Kartasura, terima kasih atas

kebersamaan kita selama ini.

7. Segala pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang

telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

Page 7: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

membangun dari pembaca Penulis berharap skripsi ini dapat berguna untuk

pembelajaran yang lebih baik. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Surakarta, Maret 2011

Penulis

Page 8: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFTAR MATRIK ......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

ABSTRAK ....................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................1

B. Perumuan Masalah.......................................................................4

C. Tujuan Penelitian.........................................................................5

D. Manfaat Penelitian.......................................................................5

E. Tinjauan Pustaka..........................................................................5

F. Paradigma dan Teori yang Digunakan........................................17

G. Kerangka Pemikiran....................................................................25

H. Definisi Konsep..........................................................................26

I. Definisi Operasional....................................................................26

J. Metodologi Penelitian

1. Lokasi Penelitian................................................................27

2. Jenis Penelitian...................................................................27

3. Sumber Data.......................................................................27

4. Teknik Pengumpulan Data.................................................28

5. Metode Pengambilan Sampel.............................................29

Page 9: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

6. Teknik Analisis Data..........................................................29

7. Validitas Data.....................................................................30

BAB II DESKRIPSI LOKASI

A. Keadaan Demografis Desa Trangsan...........................................32

B. Kondisi Demografis Desa Trangsan............................................32

C. Sejarah Lokasi Penelitian

1. Sejarah Desa Trangsan........................................................38

2. Perkembangan Industri Kerajinan Rotan............................39

BAB III PROFIL USAHA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA

TRANGSAN................................................................................46

BAB IV STRATEGI PRODUKSI DAN STRATEGI PEMASARAN

KERAJINAN ROTAN DI DESA TRANGSAN

A. Strategi Produksi..........................................................................51

B. Strategi Pemasaran.......................................................................67

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................89

B. Implikasi

1. Implikasi Teoritis.............................................................93

2. Implikasi Metodologis.....................................................95

C. Saran.............................................................................................97

DAFTAR PUTAKA

LAMPIRAN

Page 10: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Bagan Model Analisis Interaktif.....................................................28

Gambar 2 Skema Alur Pemasaran Kerajinan Rotan......................................65

Page 11: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1: Jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin

Desa Trangsan tahun 2008……………………… ................................29

Tabel 2: Jumlah penduduk menurut mata pencaharian Desa Trangsan

tahun 2008………………………………………….............................30

Tabel 3: Jumlah peduduk menurut tingkat pendidikan pencaharian

Desa Trangsan tahun 2008…………………………………................22

Tabel 4: Sarana pendidikan Desa Trangsan tahun 2008………………...............34

Tabel 5: Sarana komunikasi Desa Trangsan tahun 2008……………..................34

Tabel 6: Sarana perekonomian Desa Trangsan tahun 2008..................................35

Tabel 7: Sarana transportasi Desa Trangsan tahun 2008......................................37

Tabel 8: Jumlah status tenaga kerja dalam usaha industri kerajinan

Rotan di Desa Trangsan........................................................................58

Tabel 9: Jam kerja karyawan industri kerajinan rotan di Desa Trangsa...............59

Tabel 10: Proses Produksi industri kerajinan rotan di Desa Trangsan..................63

Page 12: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR MATRIK

Halaman

Matrik 1: Produk Kerajinan Rotan Desa Trangsan...............................................65

Matrik 2: Strategi Produksi Kerajinan Rotan Desa Trangan ……........................72

Matrik 3: Harga Kerajinan Rotan Desa Trangsan.................................................75

Matrik 4: Tempat Pemasaran Kerajinan Rotan Desa Trangsan............................82

Matrik 5: Strategi Pemasaran Kerajinan Rotan Desa Trangsan............................85

Matrik 6: Temuan Strategi Produksi dan Pemasaran............................................88

Page 13: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara

Lampiran 2 Hasil Wawancara

Lampiran 3 Dokumentasi

Lampiran 4 Jurnal Internasional

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian

Page 14: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

ABSTRAK

Puji Rahayu, D 0304063, 2008, Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo).

Penulis tertarik untuk mengangkat masalah tersebut karena pada saat ini dimana sedang terjadi kelangkaan kenaikan harga rotan yang kemudian membawa pengaruh pada kelangsungan usaha indutri kerajinan rotan. Dalam kondisi yang demikian sentra indutri rotan di Desa Trangan masih tetap bertahan , mekipun terjadi kenaikan harga bahan baku rotan. Sehingga dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana strategi kelangsungan usaha yang diterapkan oleh para pengrajin rotan tersebut.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan paradigma definisi sosial, adapun teori yang digunakan adalah teori aksi yang dikemukakan oleh Talcot Parsons. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik obervasi dan indepth interviewing terhadap responden. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode pengambilan non probabilitas sampel dan dalam pemilihan reponden secara purposive sampling. Strategi pengambilan sampel ini dimakudkan untuk dapat menangkap atau menggambarkan tema sentral dari studi ini melalui informasi yang saling menyilang dari berbagai tipe responden. Fokus dari penelitian ini adalah pengusaha atau pengrajin rotan yang ada di Desa Trangsan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi yang diterapkan oleh para pengrajin terbagi dalam dua hal, yaitu strategi produki dan strategi pemasaran.

Dalam mempertahankan kelangsungan usahanya, pengrajin menghadapi permasalahan di dalam memenuhi faktor-faktor produksi khususnya dalam pengadaan bahan baku karena mahalnya harga rotan pada saat ini. Adapun strategi yang diterapkan oleh para pengrajin yaitu berupa penyesuaian diri dengan cara mengganti bahan baku rotan dengan bahan baku lain seperti misalnya pelepah pisang dan enceng gondok. Namun demikian sebagian besar pengrajin masih menggunakan rotan sebagai bahan baku utama.

Kemudian dalam hal pemasaran, dengan adanya kesamaan latar belakang sebagai pengusaha, para pengrajin rotan memiliki tata cara dan strategi yang hampir sama dalam memasarkan dan menjual produknya. Meskipun strategi tersebut tidak merujuk pada suatu referensi tertentu yang tertuang dalam bentuk tertulis maupun sumber lainnya. Namun karena menerapkan strategi tersebut, para pengrajin mampu mempertahankan kelangsungan usahanya. Strategi pemasaran yang diterapkan para pengrajin yaitu: memilih konsumen yang dituju, mengidentifikasi keinginan konsumen, menentukan marketing mix, yaitu sarana untuk memenuhi keinginan konsumen degan mengkombinasikan komponen produk, harga, promosi dan tempat pelayanan.

Page 15: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

ABSTRACT Puji Rahayu, D 0304063, 2008, Industry Business Continuity Strategy

Rattan (Rattan Industry Business Continuity Strategy in the center of rattan industry in the Village District Trangsan Gatak Sukoharjo).

The authors are interested to raise the issue because at this time where is the scarcity of cane price increase which then had an impact on the sustainability of rattan craft industry. In this condition, the center of rattan industry in the village of Trangan still persist, there mekipun rattan raw material price increases. So therefore, this study aims to describe how business continuity strategy applied by the craftsmen of these rattan.

In this study, the authors use the paradigm of social definition, while the theories used is the theory of action proposed by Talcot Parsons. This study used a qualitative descriptive method by using techniques obervasi and indepth interviewing of respondents. The samples in this study using the method of making non-probability sample of respondents and in the selection of a purposive sampling. This sampling strategy is intended to capture or describe the central theme of this study through a mutual information crosses of various types of respondents. The focus of this research are businessmen or artisans in the village of rattan Trangsan.

The results of this study indicate that the strategy applied by the craftsmen are divided into two things, namely the production strategy and marketing strategy.

In a going concern, craftsmen faced problems in meeting the factors of production, especially in the procurement of raw materials due to the high price of rattan at the moment. The strategy applied by the craftsmen in the form of adjustment by replacing raw rattan with other raw materials such as banana bark and water hyacinth. However, most craftsmen still use the cane as the main raw material.

Then in terms of marketing, with a similar background as a businessman, rattan craftsmen have ordinances and similar strategies in marketing and selling their products. Although this strategy does not refer to a particular reference set out in written form as well as other sources. However, due to implement the strategy, the craftsmen are able to maintain its survival. The marketing strategies employed craftsmen are: selecting the target customers, identify customer desires, determine marketing mix, namely the means to meet consumer desire to combine components degan product, price, promotion and place of service.

Page 16: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

1

BAB l

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara penghasil rotan terbesar di dunia,

diperkirakan 80% bahan baku rotan di seluruh dunia dihasilkan oleh Indonesia,

sisanya dihasilkan oleh Negara lain seperti: Philippina, Vietnam dan negara-

negara Asia lainnya. Daerah penghasil rotan yaitu Pulau Kalimantan, Pulau

Sumatera, Pulau Sulawesi dan Pulau Papua dengan potensi rotan Indonesia

sekitar 622.000 ton/Tahun. Sebanyak 80 persen bahan baku rotan dunia berasal

dari Indonesia. Dari jumlah itu, 90 persen merupakan sumbangan rotan alam yang

terdapat di Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera dan hanya 10 persen dihasilkan

dari budi daya. (Tempo, 19 November 2007).

Sayangnya penanganan pemerintah terhadap keunggulan ini begitu

dangkal, tampak tidak memiliki strategi yang jelas. Menurut sejarah komoditas

rotan atau nama lainnya Lepidocaryodidae, yang ada cuma kebijakan pemerintah

yang tidak konsisten. Kebijakan ekspor rotan sebagai bahan baku terus berubah-

ubah. Sistem buka tutup kebijakan ekspor silih berganti. Sebelum tahun 1986

merupakan era bebas ekspor rotan. Indonesia secara besar-besaran mengekspor

bahan baku rotan ke berbagai negara, terutama Taiwan yang menjadi pembeli

terbesar. Tak pelak, perlahan-lahan industri mebel rotan Taiwan bangkit dan

menguasai pasar mebel dunia. Melihat kondisi demikian, pemerintah kemudian

Page 17: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

mengubah dengan menyatakan larangan ekspor bahan baku rotan antara 1986–

1998. Bagi Asmindo (Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia), era

pelarangan ini mampu mendorong tumbuhnya industri mebel rotan nasional

sekaligus meningkatnya ekspor. Di pihak lain industri mebel Taiwan akhirnya

menjerit karena kekurangan bahan baku. Indonesia terjaga dari mimpi indah

sebagai eksportir rotan. (Sinatra, 2008).

Akan tetapi, bagi petani kondisi saat itu justru merugikan mereka karena

harga rotan justru merosot. Petani tidak mampu menutupi kebutuhan hidupnya

yang terus merangkak yang tidak diimbangi dengan harga rotan yang memadai.

Masa perkembangan yang dialami produsen terganjal tatkala pemerintah

kemudian membuka ekspor bahan baku rotan pada 1998. Pemerintah tidak punya

strategi untuk mengatasi masalah rotan, terbukti dengan dikeluarkannya

keputusan yang berbeda–beda oleh Departemen Perdagangan dan Perindustrian

tentang ekspor rotan pada tahun yang sama. Mulai SK Nomor

34/MPP/Kep/1/1998 yang mengatur ekspor lampit rotan dengan sistem kuota

kemudian dicabut dengan SK Nomor 184/MPP/Kep/4/1998. Masih pada tahun

yang sama kemudian diterbitkan SK Nomor 187/MPP/Kep/4/1998 yang

membebaskan ekspor bahan baku rotan dan diterbitkan lagi SK Nomor

440/MPP/Kep/9/1998 mengatur khusus ekspor rotan bulat. Pada periode tersebut,

Asmindo mengalami kekurangan bahan baku dan harga rotan fluktuatif. Di saat

itu juga, ekspor yang sebagian besar ditujukan ke Cina memberi kesempatan

negara itu membangun industri mebelnya. Kesulitan bahan baku rotan yang

Page 18: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

dianggap sudah mengganggu industri kemudian menelurkan lahirnya SK Nomor

355/MPP/Kep/5/2004 tentang Pengaturan ekspor rotan alam dalam bentuk

mentah dan setengah jadi dikunci terhadap ekspor, yang diizinkan adalah ekspor

rotan budidaya itu pun dengan sistem kuota. (Sinatra, 2008)

Dalam perkembangan selanjutnya ketika ekspor bahan baku dibuka

kembali pada tahun 2005, yaitu dengan dikeluarkannya SK Menteri Perdagangan

No.12/M-DAG/PER/2005 tentang Ketentuan Ekspor Rotan, industri rotan

nasional perkembangannya mulai terhambat dan kegiatan usaha tersebut menjadi

lesu. Sebaliknya di negara-negara pesaing seperti China, Taiwan dan Italia

industri pengolahan rotannya bangkit kembali dan berkembang pesat. (Sinatra,

2008).

Adanya isu bahwa harga rotan internasional tinggi sehingga ekspor

bahan baku rotan sangat banyak ke internasional berdampak pada kenaikan biaya

produksi. Hal ini membuat para produsen rotan berlomba-lomba untuk

mengekspor bahan baku. Dengan kondisi yang demikian, maka dampak yang

terjadi di Indonesia yaitu bahan baku rotan menjadi langka sehingga harga bahan

baku rotan menjadi tinggi. Keadaan ini tentu sangat berpengaruh pada dunia

industri rotan dalam negeri, dengan sendirinya biaya produksi tinggi maka daya

saing di luar negeri rendah karena kalah bersaing dengan harga internasional.

Maka industri rotan dalam negeri produksinya menurun karena order rendah,

bahkan ada yang sudah tidak mampu berproduksi lagi.

Page 19: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Akibatnya apabila hal ini tidak segera diatasi, maka bisa jadi industri

pengolahan rotan akan menjadi semakin terpuruk. Salah satu sentra industri rotan

di Jawa Tengah yaitu industri kerajinan rotan di Trangsan Sukoharjo. Sejak tahun

2005, baik produksi, ekspor maupun penyerapan tenaga kerja di sub sektor

industri pengolahan rotan di Trangsan mengalami penurunan yang cukup

signifikan. Dan penurunan tersebut berlanjut pada tahun 2006 dan.pada tahun

2007, beberapa produsen atau pengrajin rotan di Trangsan mengalami penurunan

produksi, bahkan ada yang jatuh pailit dan tidak berproduksi lagi, tapi ada juga

yang masih bertahan. Hal tersebut disebabkan oleh sulitnya memperoleh bahan

baku rotan, namun sebaliknya di negara pesaing bahan baku tersebut lebih mudah

didapatkan. Hal ini menarik untuk diteliti mengenai bagaimana strategi para

pengrajin rotan di Desa Trangsan Sukoharjo yang masih bertahan dalam

menghadapi kelangkaan dan kenaikan harga bahan baku.

B. RUMUAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat disimpulkan rumusan

masalah sebagai berikut:

”Bagaimana strategi kelangsungan usaha industri kerajinan rotan di

sentra industri kerajinan rotan di Desa Trangsan Sukoharjo ?”

Page 20: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi

kelangsungan usaha industri kerajinan rotan di sentra indusri kerajinan rotan di

Desa Trangsan Sukoharjo.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu pengetahuan, serta

memperluas khasanah ilmu terutama kajian-kajian sosiologis yang

berhubungan dengan nilai-nilai kewirausahaan dan sosiologi ekonomi.

2. Manfaat Metodologis

Penelitian seperti ini dapat digunakan sebagai bahan acuan, atau sebagai

bahan pembanding untuk digunakan dalam penelitian sejenis.

3. Manfaat Praktis

Memberikan informasi mengenai strategi yang digunakan oleh para

pengrajin dalam mempertahankan kelangsungan industri kerajinan rotan.

E. TINJAUAN PUTAKA

1. Strategi Kelangsungan Usaha

Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan strategi

yang diterapkan oleh pengrajin dalam rangka mempertahankan kelangsungan

Page 21: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

usahanya yaitu indusri kerajinan rotan. Jadi sebelum masuk pada tujuan utama

tersebut, konsep strategi harus dipahami terlebih dahulu. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia konsep strategi menunjuk pada suatu rencana. Konsep strategi

didefinisikan sebagai berikut :

“Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk

mencapai sasaran khusus.”(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1985: 859).

Alfred D Chandler memiliki pendapat mengenai pengertian konsep

strategi sebagai berikut :

”Strategi adalah penentuan tujuan jangka panjang dan penerapan

serangkaian tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai

tujuan tertentu.”(Alfred D. Chandler dalam Robert M. Grant, 1997:10)

Menurut James Brian Quinn, strategi memiliki pengertian sebagai

berikut :

”Strategi merupakan suatu bentuk atau rencana yang mengintegrasikan

tujuan-tujuan utama, kebijakan-kebijakan, dan rangkaian tindakan dalam suatu

organisasi menjadi suatu kesatuan yang utuh. Strategi yang diformulasikan

dengan baik akan membantu penyusunan dan pengalokasian sumber daya yang

dimiliki perusahaan menjadi suatu bentuk yang unik dan dapat bertahan. Strategi

yang baik disusun berdasarkan internal dan kelemahan perusahaan, antisipasi

perusahaan dalam lingkungan, serta kesatuan pergerakan yang dilakukan oleh

mata-mata musuh.” (James Brian Quinn alam RobertM Grant, 1997:10)

Page 22: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Kemudian Kenneth Andrews berpendapat bahwa :

”Strategi merupakan bentuk dari tujuan-tujuan, kebijakan utama, dan

rencana untuk mencapai tujuan, yang dipaparkan sedemikian rupa sehingga dapat

menerangkan dalam usaha apa organisasi tersebut bergerak atau seharusnya

bergerak.” (Kenneth Andrews dalam Robert M Grant, 1997:10)

Jadi pada intinya konsep strategi itu berkaitan langsung dengan konsep

perencanaan yang mengarah pada tujuan yang hendak dicapai. Sedangkan faktor-

faktor yang menunjang tercapainya suatu tujuan dalam sebuah strategi menurut

Robert M. Grant adalah sebagai berikut:

a) Tujuan yang sederhana, konsisten dan berjangka panjang

b) Pemahaman yang baik mengenai lingkungan persaingan.

c) Penilaian yang obyektif megenai sumber daya yang dimiliki.

d) Pelaksanaan yang efektif. ( Robert M. Grant,1997:7)

Dari faktor-faktor tersebut, yang pertama adalah berupa tujuan yang

sederhana. Di sini memiliki pengertian bahwa di dalam strategi itu telah

dirumuskan dengan sederhana dan jelas tujuan apa yang hendak dicapai. Sehingga

dengan demikian akan terjadi suatu hubungan yang sinergis antara pelaku atau

pelaksana daripada strategi tersebut dengan tujuan yang hendak dicapai. Dan

strategi tersebut harus dilaksanakan dengan konsisten, terutama mengenai

prosedur yang ada didalamnya, sehingga tidak akan menyimpamg dari tujuan

yang telah ditetapkan. Dan yang terakhir adalah berjangka panjang, maksudnya

adalah strategi yang diterapkan haruslah berorientasi pada masa depan.

Page 23: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Faktor yang kedua, pemahaman yang baik mengenai lingkungan

persaingan merupakan salah satu faktor utama yang sangat menentukan tercapai

atau tidaknya suatu tujuan yang dirumuskan dalam sebuah strategi. Semakin baik

seseorang memahami para pesaingnya, maka akan semakin baik pula rumusan

strategi yang akan disusunnya. Sehingga kemudian tujuan yang ingin dicapainya

akan dapat dengan mudah terwujud.

Faktor yang ketiga adalah penilaian yang obyektif mengenai sumber

daya yang dimiliki. Artinya bahwa sebelum merumuskan suatu strategi, seseorang

harus benar-benar memahami sumber daya yang dimiliki. Sehingga dengan

pemahaman yang baik itu, ia akan dapat merencanakan pemanfaatan sumber daya

yang ada untuk mewujudkan tujuannya secara efektif dan efisien.

Dan faktor yang terakhir adalah pelaksanaan yang efektif. Faktor ini

sangat berpengaruh terhadap kesuksesan dari sebuah strategi, karena tanpa

pelaksanaan yang baik strategi sebaik apapun tidak akan menghasilkan atau tidak

akan mewujudkan suatu tujuan yang maksimal seperti yang diharapkan. Hal ini

menyangkut hal-hal yang bersifat teknis seperti kapabilitas pelakunya, faktor-

faktor penunjang dan timing yang tepat.

2. Industri

Pengertian industri menurut Departemen Perindustrian adalah sebagai

berikut :

”Yang dimaksud dengan industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang

mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi menjadi barang jadi

Page 24: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang

bangun dan perekayasaan industri.”(Pasal 1(2),UU Perindustrian No.5 tahun

1989)

Soerjono Soekanto memberikan definisi dari konsep industri sebagai

berikut:

Industri adalah kategori organisasi-organisasi produktif yang

mempergunakan tipe teknologi yang sama. (Soerjono Soekanto, 1985:236)

Dalam hal ini Soekanto juga memberikan penjelasan bahwa industri ada

dua macam yaitu industri basic dan industri non basic, yang memiliki pengertian

sebagai berikut :

”Industri basic adalah industri yang mmproduksi barang-barang dan

jasa-jasa konsumsi diluar masyarakat setempat yang bersangkutan dan

menghasilkan uang bagi masyarakat setempat tersebut (industri

dasar).”(Soekanto, 1985: 236-273)

”Sedangkan industri non basic adalah industri yang menghasilkan

barang-barang dan jasa-jasa bagi konsumsi masyarakat setempat (industri non

dasar).” (Soekanto, 1985: 236-237)

Bertolak dari dua penggolongan industri menurut Soekanto di atas,

maka penulis menyimpulkan bahwa industri kerajinan rotan yang menjadi obyek

dalam penelitian ini termasuk jenis industri basic atau industri dasar. Hal tersebut

tentunya didukung dengan adanya faktor, bahwa hasil produksi dari industri

kerajinan rotan ini sebagian besar dipasarkan ke luar daerah bahkan luar negeri.

Page 25: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Setelah membahas tentang pengertian industri, maka penulis selanjutnya

akan mengetengahkan tentang pengertian kerajinan. Larasati Suliantoro Sulaiman

mengemukakan bahwa pengertian dari kerajinan dapat ditinjau dari beberapa arti:

- Arti kata umum:

Kerajinan adalah suatu ketrampilan yang dihubungkan dengan suatu

pembuatan barang yang harus dikerjakan secara rajin dan teliti, biasanya

dikerjakan dengan menggunakan tangan.

- Arti dalam budaya :

Kerajinan berhubungan erat dengan sistem upacara kepercayaan,

pendidikan, kesenian, teknologi, peralatan bahkan juga mata penaharian.

(Mubyarto, 1985:360)

Dari dua pengertian diatas maka dapat ditemukan beberapa unsur yang

terkandung dalam pengertian kerajinan yaitu :

1. Adanya penciptaan suatu barang.

2. Penekanan pada ketrampilan tenaga manusia.

3. Barang yang diciptakan itu berguna untuk memenuhi kebutuhan.

4. Barang yang dicipta itu dapat bernilai seni.

sehingga dapat disimpulkan bahwa kerajinan merupakan suatu

ketrampilan tenaga manusia untuk menciptakan suatu barang yang mempunyai

kualifikasi fungsional dan estetika.

Page 26: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Industri rotan disini yang diusahakan dalam bentuk industri kerajinan

yang dikerjakan dengan menggunakan alat-alat yang sederhana sebagai

teknologinya dan juga dibantu dengan ketrampilan tangan para pekerjanya.

Dalam industri kerajinan pada umumnya terdapat pemilik industri

kerajinan, yaitu orang yang mengusahakan dan mengkoordinir semua kegiatan

produksi kerajinan dan memiliki alat-alat produksi. Pemilik industri kerajinan ini

dapat pula disebut sebagai pengusaha atau wirausaha.

Menurut W.J.S. Poerwodarminto pengusaha diartikan sebagai orang

yang mengusahakan perusahaan atau orang yang melakukan pekerjaan besar dan

alat-alat atau cara-cara yang teratur, bermaksud untuk mencari keuntungan

(menghasilkan sesuatu, membuat barang-barang, berdagang)

Pengusaha adalah orang yang mampu melakukan koordinasi, organisasi

dan pengawasan. Seorang wirausaha adalah orang yang memiliki pengetahuan

yang luas tentang lingkungan dan membuat keputusan-keputusan tentang

lingkungan usaha, mengelola sejumlah modal dan mnghadapi ketidakpastian

untuk meraih keuntungan.

Keputusan seseorang untuk terjun dan memilih profesi sebagai seorang

pengusaha atau wirausaha didorong oleh beberapa kondisi. Kondisi-konisi yang

mendorong tersebut adalah:

1. Orang tersebut lahir atau dibesarkan dalam keluarga yang memiliki tradisi

yang kuat dibidang usaha (confidence modalities)

Page 27: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

2. Orang tersebut berada dalam kondisi yang menekan, sehingga tidak ada

pilihan lain bagi dirinya selain menjadi wirausaha (tension modalities)

3. Seseorang yang memang mempersiapkan diri untuk menjadi pengusaha

(Emotion modalities)

Seorang pengusaha atau enterpreneur menggunakan strategi yang

disusun dan dilaksanakan untuk menjaga keberlangsungan usahanya. Sehingga

usaha yang mereka miliki dapat terus bertahan. Strategi yang dilakukan dan

diterapkan di sini berupa strategi produksi dan pemasaran.

a. Strategi Produksi

Strategi produksi merupakan strategi yang yang menitikberatkan pada

proses produksi guna meningkakan pemanfaatan atas nilai produk yang mereka

buat, sekaligus sebagai bentuk usaha untuk dapat mempertahankan kelangsungan

usaha mereka. Kegiatan produksi sebenarnya berkenaan dengan pemilihan proses

produksi alternatif, seperti pemilihan usaha dan alokasi sumber daya secara

optimal, yang mana merupakan masalah pokok dalam produksi.

Secara konseptual Beatti dan Taylor menjelaskan definisi tentang

konsep produksi sebagai berikut :

”Produksi merupakan suatu proses kombinasi dan koordinasi materi-

materi dan kekuatan-kekuatan (input, sumber daya, jasa-jasa produksi) dalam

pembuatan suatu barang dan jasa.”(Beatti dan Taylor, 1993:3)

Menurut Adiningsih, produksi memiliki pengertian sebagai berikut:

Page 28: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

”Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output sehingga

nilai barang tersebut bertambah.” (Adiningsih, 1991:22)

Sedangkan menurut Sofjan Assauri dalam bukunya Manajemen

Produksi, produksi didefinisikan sebagai berikut:

”Produksi merupakan suatu cara, metode, teknik, untuk menciptakan

atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-

sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana). (Sofjan Assauri,1980:25)

b. Strategi Pemasaran

Selain melakukan strategi produksi, strategi pemasaran juga merupakan

faktor yang sangat menentukan dalam menjaga kelangsungan suatu usaha,

khususnya bisnis industri kerajinan rotan ini, di tengah persaingan dunia

internasional yang kian menantang.

Sebelum membahas berbagai pengertian dari konsep strategi pemasaran,

kita harus melihat dan memahami terlebih dahulu konsep pemasaran, yang

kemudian akan menjadi dasar dalam pembahasan konsep strategi pemasaran itu

sendiri.

“Pemasaran adalah suatu kegiatan manusia yang diarahkan untuk

memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.”

(Sofjan Assauri, 1980:5)

“Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan

usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan

dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik

Page 29: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial.” (William J. Stanton

dalam Basu Swastha Dharmemesa dan Tani Handoko, 1997)

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa arti dari pemasaran adalah

jauh lebih luas dari pada arti penjualan. Pemasaran mencakup usaha perusahaan

yang dimulai dengan mengidentifikasikan kebutuhan konsumen yang perlu

dipuaskan, menentukan produk yang hendak diproduksi, menentukan harga

produk yang sesuai, menentukan cara-cara promosi dan penyaluran atau

penjualan produk tersebut. Jadi kegiatan pemasaran adalah kegiatan-kegiatan

yang saling berhubungan sebagai suatu sistem.

“Strategi pemasaran adalah suatu proses, cara atau perbuatan

memasarkan suatu barang. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1985:859)

“Strategi pemasaran merupakan serangkaian tujuan dan sasaran,

kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran

perusahaan dari waktu ke waktu, sebagai tanggapan dalam menghadapi

lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.” (Sofjan Assauri,

1980:54)

Dalam industri kerajinan sangkar burung Manunggal terdapat hubungan

dagang yang terjadi antara pengrajin, pedagang dan pelanggan sangkar burung

didasarkan adanya kepentingan dari masing-masing pihak untuk mendapatkan

tujuan yang diinginkan. Pengrajin menginginkan barang hasil produksinya dapat

laku terjual kepada konsumen sehingga mendapatkan keuntungan, sedangkan

pedagang menginginkan penghasilan dengan menjual barang dagangan dari

Page 30: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

pengrajin. Pelanggan memperoleh sangkar burung yang sesuai dengan

kemampuan dan keingginannya. Untuk itu penelitian ini akan yang membahas

bagaimana hubungan dagang antara pengrajin, pedagang dan pelanggan sangkar

burung tentang perdagangan sangkar burung dan bagaimana kaitan aspek sosial

budaya dalam strategi pemasaran sangkar burung. (DESI PUJI UTAMI, 2008

“HUBUNGAN DAGANG ANTARA PENGRAJIN, PEDAGANG DAN

PELANGGAN SANGKAR BURUNG” di Kampung Debegan Kelurahan

Mojosongo Kota Surakarta).

Industry refers to the production of an economic good (either material

or a service) within an economy . There are four key industrial economic sectors :

the primary sector , largely raw material extraction industries such as mining and

farming ; the secondary sector , involving refining , construction , and

manufacturing ; the , which deals with services (such as law and medicine ) and

distribution of manufactured goods; and the quaternary sector , a relatively new

type of knowledge industry focusing on technological research, design and

development such as computer programming, and biochemistry. A fifth, quinary ,

sector has been proposed encompassing nonprofit activities. The economy is also

broadly separated into public sector and private sector , with industry generally

categorized as private. Industries are also any business or manufacturing. (Urban

Diversiy and Economic Growth, John M. Quigley)

Industri mengacu pada produksi sebuah barang ekonomi (baik material

atau jasa) dalam perekonomian. Ada empat kunci sektor ekonomi industri: sektor

primer, sebagian besar bahan baku industri ekstraksi seperti pertambangan dan

pertanian, sektor sekunder, yang melibatkan pemurnian, konstruksi, dan

Page 31: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

manufaktur,, yang berkaitan dengan pelayanan (seperti hukum dan kedokteran)

dan distribusi pokok produksi, dan sektor kuartener, jenis yang relatif baru

industri sektor pengetahuan berfokus pada penelitian teknologi, desain dan

pembangunan seperti pemrograman komputer, dan biokimia, kelima bagian

dalam sektor ini telah diusulkan mencakup kegiatan nirlaba. Ekonomi juga luas

dipisahkan menjadi sektor publik dan sektor swasta, dengan industri pada

umumnya dikategorikan sebagai pribadi. Industri juga setiap bisnis atau

manufaktur.

In today's global economy, the most successful engineering managers

rely on a combination of technical skills and business principles. Industrial and

systems engineering (ISE) aims at imparting fundamental knowledge to develop

the ability to address complex industrial issues, emphasising on how to design,

run, control and optimise production systems. The field of industrial engineering

embraces a broad spectrum of technical activities including the classical

techniques of work methods, production and facilities planning, quality control

and safety. It also embraces the fields of human factors, operations research,

manufacturing systems, and organisation and management systems. The ISE

discipline is intellectually challenging and blends with the latest quantitative tools

from a systems perspective of solving problems. (Second International Fuzzy

Systems Symposium (FUZZYSS'11)17 - 18 November 2011 Hacettepe

University,Ankara,Turkey)

Dalam perekonomian global saat ini, para manajer teknik paling sukses

bergantung pada suatu kombinasi dari keterampilan teknis dan prinsip-prinsip

bisnis. Industri dan rekayasa sistem (ISE) bertujuan untuk menyampaikan

Page 32: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

pengetahuan dasar untuk mengembangkan kemampuan untuk menangani

masalah-masalah industri yang kompleks, menekankan mengenai bagaimana

merancang, menjalankan, kontrol dan sistem mengoptimalkan produksi.

Bidang teknik industri mencakup spektrum yang luas dari kegiatan teknis

termasuk teknik klasik metode kerja, produksi dan perencanaan fasilitas, kontrol

kualitas dan keselamatan. Hal ini juga mencakup bidang faktor manusia, riset

operasi, sistem manufaktur, dan organisasi dan sistem manajemen. ESI disiplin

intelektual menantang dan menyatu dengan alat kuantitatif terbaru dari perspektif

sistem pemecahan masalah.

F. Paradigma dan Teori yang Digunakan

Dalam menganalisa penelitian ini penulis menggunakan disiplin ilmu

sosiologi. Dalam sosiologi ada tiga paradigma yang umum digunakan dalam

penelitian suatu kasus, yaitu paradigma fakta sosial, definisi sosial dan perilaku

sosial. Sedangkan paradigma sendiri dapat diartikan sebagai suatu pandangan

yang mendasar dari ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang

semestinya dipelajari oleh suatu ilmu pengetahuan. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan paradigma definisi sosial, yang mana dalam hal ini paradigma

definisi sosial juga memandang hal tersebut sebagai pokok bahasan.

Max Weber mengartikan tindakan sosial adalah suatu tindakan individu

sepanjang tindakan itu mempunyai makna atau arti subyektif bagi dirinya dan

diarahkan kepada orang lain.(Ritzer, 1992:45). Di dalam bertindak pelaku

Page 33: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

mempunyai suatu tujuan yang hendak dicapai. Entah tindakan itu bersifat lahiriah

atau batiniah yang berupa perenungan, perencanaan, pengambilan keputusan atau

kelakuan.

Memandang makna dari sebuah tindakan-tindakan, Weber membedakan

tindakan atas dasar rasionalitas tindakan sosial ke dalam 4 tipe yaitu :

a. Zwerk Rational

Yaitu tindakan sosial murni. Dalam tindakan ini, aktor tidak hanya sekedar

menilai cara yang terbaik untuk mencapai tujuannya tetapi juga menentukan

nilai dari tujuan itu sendiri. Tujuan dari Zwerk Rational tidak absolut. Ia dapat

juga menjadi cara yang paling rasional, maka mudah memahami tindakan itu.

b. Werk Rational Action

Dalam tindakan tipe ini, aktor tidak dapat menilai apakah cara-cara yang

dipilihnya itu merupakan pilihan yang tepat ataukah lebih tepat untuk

mencapai tujuan yang lain. Dalam tindakan ini, tujuan dan cara-cara

mencapainya cenderung menjadi sukar untuk dibedakan. Namun tindakan ini

rasional, karena pilihan terhadap cara-cara kiranya sudah menentukan tujuan

yang diinginkan. Tindakan tipe kedua ini masih rasional sehingga dapat

dipertanggungjawabkan untuk dipahami.

c. Affectual Action

Affectual Action merupakan tindak yang dibuat-buat. Dipengaruhi oleh

perasaan emosi dan kepura-puraan si aktor. Tindakan ini sukar dipahami dan

kurang rasional.

Page 34: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

d. Traditional Action

Tindakan yang didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan dalam mengerjakan

sesuatu di masa lalu saja. (Ritzer, 1992: 47-48)

Bertolak dari adanya pemaknaan terhadap tindakan sosial secara

rasional seperti tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa pekerjaan yang

dilakukan oleh pengrajin rotan disini merupakan tindakan zwerk rational, dimana

dalam memilih strategi yang digunakan untuk kelangsungan usahanya merupakan

salah satu wujud konkret dari tindakan tersebut.

Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori aksi yang

dikemukakan oleh Talcot Parsons, yang juga merupakan pengikut Weber. Ada

beberapa asumsi fundamental Teori Aksi yang dikemukakan oleh Hinkle dengan

merujuk karya Mac Iver, Znanieki dan Parsons sebagai berikut:

1) Tindakan manusia muncul dari kesadarannya sendiri sebagai dan dari

situasi eksternal dalam posisinya sebagai obyek.

2) Sebagai subyek manusia bertindak/berperilaku untuk mencapai tujuan

tertentu.

3) Dalam bertindak manusia menggunakan cara, teknik, prosedur, metode

serta perangkat yang diperkirakan cocok untuk mencapai tujuan

tersebut.

4) Kelangsungan tindakan manusia hanya dibatasi oleh kondisi yang tak

dapat diubah dengan sendirinya.

Page 35: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

5) Manusia memilih, menilai dan mengevaluasi terhadap tindakan yang

akan, sedang dan telah dilakukannya.

6) Ukuran-ukuran, aturan-aturan atau prinsip-prinsip moral diharapkan

pada saat pengambilan keputusan.

7) Studi mengenai antar hubungan sosial memerlukan pemakaian teknik

penemuan yang bersifat subyektif seperti metode verstehen, imajinasi,

sympathetic reconstruction atau seakan-akan mengalami sendiri

vicarious experience. ( Ritzer,2003:46)

Pengrajin rotan adalah individu ataupun sekelompok individu yang

mempunyai status sebagai pengrajin. Mereka beraktivitas sesuai dengan status

yang dimilikinya yaitu mencari bahan baku, membuat dan memasarkan hasil

produksi kerajinannya dengan cara-caranya sendiri. Tujuan utama dari penetapan

cara atau strategi usaha adalah untuk menjaga kelangsungan usaha dengan hasil

perolehan keuntungan.

Pekerjaan adalah suatu bentuk kebutuhan guna mengekspresikan

eksistensi manusia terhadap manusia yang lain. Bentuk pekerjaan itupun

bermacam-macam sesuai dengan keahlian dan keinginan dari masing-masing

individu. Manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan sebagai makhluk sosial.

Dengan kata lain, dengan bekerja maka manusia telah melakukan tindakan sosial.

Yaitu untuk mengekspresikan eksistensi dirinya melalui hasil karya yang mana itu

adalah hasil dari pilihannya sendiri. Sehingga ketika manusia bekerja sesuai

Page 36: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

dengan apa yang dikehendakinya, maka manusia itu akan mampu memaknai arti

dari sebuah pekerjaan yang dilakukannya.

Dilihat secara ekonomis dikenal tindakan rasional yang melihat tindakan

aktor bertujuan untuk memaksimalkan pemanfaatan dan keuntungan dari hasil

pekerjaan yang dipilihnya. Menurut Beker (dalam Damsar,1997) perilaku rasional

berarti memaksimalkan keajegan perilaku yang diantisipasi atau diharapkan

membawa imbalan atau hasil dimasa yang akan datang.

Dalam hal ini rasional berarti:

a. Aktor melakukan perhitungan dari pemanfaaan atau preferensi dalam

pemilihan suatu bentuk tindakan.

b. Aktor juga menghitung biaya bagi setiap jalur perilaku.

c. Aktor berusaha memaksimalkan pemanfaatan untuk mencapai pilihan

tertentu. (Damsar, 1997:39)

Tindakan untuk menjaga kelangsungan usaha yang dilakukan oleh para

pengrajin rotan merupakan tindakan rasional. Dimana mereka melakukan atau

menerapkan strategi dalam usaha mereka tersebut. Strategi di sini berupa strategi

produksi dan pemasaran.

Parsons dalam Teori aksinya juga menyusun skema unit-unit dasar

tindakan sosial dengan karakteristik sebagai berikut:

1. Adanya individu selaku aktor.

2. Aktor dipandang sebagai pemburu tujuan-tujuan tertentu.

Page 37: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

3. Aktor mempunyai alternatif, cara, alat serta teknik untuk mencapai

tujuannnya.

4. Aktor berhadapan dengan sejumlah kondisi situasional yang dapat

membatasi tindakannya dalam mencapai tujuan. Kendala tersebut berupa

situasi dan kondisi sebagian ada yang tidak dapat dikendalikan oleh

individu, misalnya jenis kelamin dan tradisi.

5. Aktor berada dibawah kendala dan nilai-nilai dasar, norma-norma dan

berbagai ide abstrak yang mempengaruhinya dalam memilih dan

menentukan tujuan. Contohnya kendala kebudayaan. (Ritzer dalam

Alimanan 2003:48-49)

Di dalam industri kerajinan rotan di Desa Trangsan ini, aktor (dalam hal

ini pengrajin) akan megggunakan cara, teknik, prosedur, metode serta perangkat

yang diperkirakan cocok untuk mengejar, mencapai tujuan dalam situasi dimana

norma- norma mengarahkannya dalam memilih alternatif cara dan arah. Norma-

norma itu tidak menetapkan pilihannya terhadap cara atau alat, tetapi ditentukan

oleh kemampuan aktor untuk memilih. Kemampuan inilah yang disebut Parsons

sebagai voluntarism. Singkatnya voluntarism adalah kemampuan individu untuk

melakukan tindakan dalam arti menetapkan cara atau alat dari sejumlah alternatif

yang tersedia dalam rangka mencapai tujuannya.

Konsep voluntarisme Parsons inilah yang menempatkan Teori Aksi ke

dalam paradigma definisi sosial. Dalam konsep ini aktor merupakan pelaku aktif

dan kreatif serta mempunyai kemampuan menilai dan memilih dari alternatif

Page 38: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

tindakan. Walaupun aktor tidak mempunyai kebebasan total, namun ia

mempunyai kemauan bebas dalam memilih berbagai alternatif tindakan. Berbagai

tujuan yang hendak dicapai, kondisi dan norma serta situasi penting lainnya

kesemuanya membatasi kebebasan aktor.

Terkait dengan adanya penjelasan dari Teori Aksi tersebut diatas, maka

pengrajin rotan di sini berlaku sebagai aktor yang aktif dan kreatif dalam

melakukan suatu tindakannya, di mana dia senantiasa melakukan sesuatu yang

dianggapnya baik. Dalam mempertahankan kelangsungan usaha industri kerajinan

rotan yang dimilikinya, aktor akan menggunakan strategi atau cara untuk

mencapai tujuannya.

Seperti telah dikemukakan diatas, bahwa tindakan manusia itu muncul

dari kesadarannya sendiri sebagai subyek dan dari situasi eksternal dalam

posisinya sebagai obyek. Disini berarti bahwa pengrajin yang berlaku sebagai

aktor akan melakukan suatu tindakan, dimana tindakan tersebut merupakan suatu

tuntutan dari situasi eksternal yang ada. Adapun contoh dari situasi eksternal

tersebut misalnya kelangkaan bahan baku ataupun kondisi pasar yang sepi yang

dapat menjadi hambatan dari usaha industri kerajinan rotan ini untuk tetap

bertahan. Sehingga kemudian para pengrajin rotan dituntut untuk dapat bertahan

dengan menggunakan berbagai cara atau strategi yang dianggapnya baik untuk

dapat mencapai tujuannya. Jadi tindakan yang dilakukan oleh si aktor, dalam hal

ini adalah pengrajin rotan tidak lain adalah berupa strategi yang sengaja dipilih

dengan harapan untuk dapat mempertahankan kelangsungan usahanya.

Page 39: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Dalam dunia sosial, perjuangan kompetitif itu mungkin antara individu-

individu atau antara kelompok-kelompok yang berbeda dalam suatu masyarakat

atau antara penduduk yang berbeda ras dan etnisnya, masing-masing dengan pola

budayanya tersendiri untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Hasil dari

kompetitif ini adalah bahwa mereka yang paling bisa menyesuaikan diri atau yang

paling sehatlah yang dapat hidup terus (survival of the fittest). Mereka yang

mampu menyesuaikan diri dengan hasil yang saling memuaskan pasti berhasil

dalam perjuangan kompetitif dan untuk menghasilkan lebih banyak lagi dari pada

saingannya, dan untuk menjadi dominan. Sebaliknya mereka yang tidak mampu

menyesuaikan dirinya secara berhasil akan dirundung malapetaka atau tunduk.

Jadi proses evolusi meliputi suatu seleksi bertahap atas banyak generasi manusia

atau kelompok yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Terkait

dalam hal ini para pengrajin rotan di Desa Trangsan yang mampu

mempertahankan usahanya yaitu mereka yang mampu menyesuaikan diri dengan

perubahan lingkungan dan memenangkan persaingan dengan para pengrajin

lainnnya.

G. Kerangka Pemikiran

Pada awal berdirinya, industri kerajinan rotan belum banyak mengalami

hambatan dalam kegiatannya. Pengusaha masih relatif sedikit jumlahnya sehingga

dalam pengadaan bahan baku produksi masih mudah dan tingkat persaingan harga

dan kualitas produk masih rendah. Dalam perkembangannya ternyata memiliki

Page 40: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

berbagai hambatan seperti kelangkaan dan mahalnya harga bahan baku rotan yang

berpengaruh terhadap proses produksi dan tingkat persaingan usaha yang semakin

ketat. Untuk mempertahankan usahanya maka sangat penting menggunakan

strategi. Strategi yang diterapkan oleh para pengrajin yaitu berupa strategi

produksi dan strategi pemasaran.

Dengan menerapkan strategi produksi dan strategi pemasaran yang

tepat, para pengrajin akan tetap eksis ditengah persaingan dan berbagai hambatan

yang mengancam usaha mereka.

Dari penjelasan tersebut diatas, dalam penelitian ini kerangka pemikiran dapat

digambarkan sebagai berikut:

H. Definisi Konsep

a) Kelangsungan Usaha

Kemampuan seseorang atau kelompok sosial untuk tetap mempertahankan

usahanya dalam kondisi atau keadaan tertentu.

Hambatan:

Mahalnya bahan baku, tingkat persaingan usaha tinggi

Strategi produksi dan strategi pemasaran

Eksistensi industri kerajinan rotan.

Industri kerajinan rotan

Page 41: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

b) Industri

Merupakan suatu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

baku, barang setengah jadi menjadi barang yang mempunyai nilai lebih tinggi.

c) Kerajinan

Suatu ketrampilan tenaga manusia untuk menciptakan suatu barang yang

memiliki kualifikasi fungsional dan estetis.

I. Definisi Operasional

1. Strategi Kelangsungan Usaha

Strategi merupakan bentuk dari tujuan-tujuan, kebijakan utama, dan rencana

dalam rangka mempertahankan keberlangsungan kegiatan ekonomi

perusahaan dan untuk mencapai tujuan perusahaan.

2. Industri Kerajinan Rotan

Suatu ketrampilan tenaga manusia untuk menciptakan suatu barang yang

memiliki kualifikasi fungsional dan estetis, yang bahan baku produksinya

adalah menggunakan rotan.

J. Metodologi Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Trangsan Kelurahan Gatak

Kabupaten Sukoharjo dengan alasan bahwa berdasarkan informasi yang

Page 42: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

diperoleh bahwa Desa Trangsan ini merupakan salah satu sentra industri

kerajinan rotan di Jawa Tengah.

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini berbentuk penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk

memberikan gambaran tentang berbagai strategi yang diterapkan oleh para

pengrajin dalam mempertahankan kelangsungan usaha industri kerajinan

rotannya dalam menghadapi kenaikan bahan baku.

3. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer

Sumber data primer diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan oleh

peneliti. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah

informan. Informan adalah orang yang dianggap mengetahui

permasalahan yang akan dihadapi dan bersedia memberikan informasi

yang dibutuhkan.

b. Data Sekunder

Merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik

oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain. Misal

dalambentuk tabel atau diagram.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

sebagai berikut :

Page 43: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

a. Wawancara

Adalah cara pengumpulan data dilakukan dengan teknik

percakapan dengan informan dengan maksud untuk mencari informasi

yang berkaitan dengan kajian penelitian ini. Dalam melakukan

wawancara di lapangan penulis menggunakan daftar pertanyaan atau

“interview guide” yang telah dipersiapkan sebelumnya. Tujuan dari

interview guide itu sendiri adalah untuk memudahkan peneliti alam

memberikan pertanyaan kepada informan agar dapat terarah sesuai

dengan informasi yang dibutuhkan.

b. Dokumentasi

Adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara mencatat

arsip-arsip, surat-surat dan dokumen lain yang mendukung.

c. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan

fenomena yang diteliti. Observasi memungkinkan melihat dan

mengamati sendiri perilaku atau kejadian sebagaimana keadaan

sebenarnya. Dalam penelitian ini penulis datang ke lokasi penelitian

untuk melihat secara langsung mengenai aktivitas yang ada dan sedang

berlangsung.

5. Metode Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang jumlahnya kurang dari

jumlah populasi. Sampel ini diambil dari anggota populasi yang diketahui

Page 44: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

peneliti dapat menjadi sumber informasi data yang diinginkan dan diperlukan

dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini sampel yang diambil sebanyak 6

(enam) orang pengrajin rotan. Jumlah ini diambil bukan dengan ukuran

tertentu yang sifatnya baku, tetapi peneliti menganggap bahwa data yang

diperlukan telah cukup, sehingga pencarian data atau informasi dihentikan

pada orang tersebut atau responden ke-6 tersebut.

6. Teknik Analisis Data

Data yang berupa kalimat-kalimat yang dikumpulkan melalui

observasi, wawancara diolah dan dianalisis supaya menghasilkan kesimpulan

yang valid. Ada tiga komponen pokok dalam tahap analisis (Sutopo,1988:35).

a. Reduksi Data

Reduksi data ini berlangsung terus selama pelaksanaan penelitian.

Reduksi data dilakukan dengan membuat ringkasan dari catatan data yang

diperoleh di lapangan baik itu hasil observasi maupun hasil wawancara

yang berhubungan dengan strategi kelangsungan usaha industri kerajinan

rotan. Dalam reduksi data ini, peneliti mempertegas, memperpendek,

membuang hal-hal yang tidak penting.

b. Sajian Data

Sajian data ini merupakan rangkaian kalimat yang peneliti susun secara

logis dan sistematis sehingga mudah dibaca. Sajian data ini mengacu pada

masalah penelitian yang telah dirumuskan sehingga diharapkan dapat

menceritakan dan menjawab permasalahan yang ada. Sajian data dalam

Page 45: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

penelitian ini selain dalam bentuk narasi juga disajikan dalam bentuk

bagan (skema), tabel.

c. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan setelah semua data terkumpul dan telah

direduksi. Kesimpulan perlu diverifikasi supaya mantap dan dapat

dipertanggungjawabkan. Dalam verifikasi penarikan kesimpulan ini

dilakukan penelusuran data kembali dengan cepat dengan melihat kembali

sebentar pada catatan lapangan.

7. Validitas Data

Validitas data membuktikan bahwa apa yang diamati sesuai dengan

apa yang ada dalam dunia kenyataan dan apakah penjelasan yang diberikan

sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Untuk menguji keabsahan data yang terkumpul peneliti menggunakan

teknik trianggulasi sumber dengan cara mengecek, membandingkan informasi

yang diperoleh melalui sumber yang berbeda.

Untuk lebih jelasnya, proses analisis interaktif dapat digambarkan

dengan skema sebagai berikut:

Page 46: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Bagan Model Analisis Interaktif

(Sutopo. 2002: 87)

Penarikan Kesimpulan

Reduksi Data Penyajian Data

Pengumpulan Data

Page 47: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

BAB II

DESKRIPSI LOKASI

A. Keadaan Geografis Desa Trangsan

Desa Trangsan merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan

Gatak. Desa Trangsan berada pada ketiggian 718 meter diatas permukaan laut

(dpl). Desa Trangsan beriklim tropis dengan suhu rata-rata 36 C. Jarak Desa

Trangsan dengan pusat pemerintahan Kecamatan Gatak sejauh 1 km, sedangkan

jarak Desa Trangsan dengan pusat pemerintahan Kota Sukoharjo sejauh 20 km,

dan jarak Desa Trangsan dengan Ibu Kota Propinsi Jawa Tengah sejauh 113 km.

Desa Trangsan memiliki wilayah seluas 248.256 Ha yang terdiri dari 10

RW dan 37 RT. Adapun batas-batas Desa Trangsan dengan wilayah lain secara

administratif yaitu :

· Sebelah utara : Desa Gumpang dan Mayang

· Sebelah selatan : Desa Luang

· Sebelah barat : Desa Wironanggan dan Ngemplak

· Sebelah timur : Desa Trosemi dan Waru

B. Kondisi Demografis Desa Trangsan

1. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Jumlah atau keadaan penduduk Desa Trangsan menurut umur dan jenis

kelamin dapat dilihat dari tabel sebagai berikut

Tabel 1

Page 48: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Tabel 1

Jumlah Penduduk Menurut Umur

No. Umur Jumlah Persen

1. 0-4 th 403 6,3

2. 5-9 th 494 7,7

3. 10-14 th 476 7,4

4. 15-19 th 515 8,1

5. 20-24 th 495 7,7

6. 25-29 th 484 7,6

7. 30-39 th 765 12,0

8. 40-49 th 944 14,8

9. 50-59 th 864 13,6

10. 60 th + 911 14,3

Jumlah 6351 100

Sumber : Data Monografi Desa Trangsan, Desember 2008

Komposisi penduduk menurut umur secara garis besar dikelompokkan

menjadi 3 kategori yaitu :

a. Usia muda atau angkatan belum produktif, yaitu usia 0-14 tahun.

b.Usia dewasa/angkatan kerja produktif, yaitu usia 15-59 tahun.

c. Usia tua/angkatan tidak produktif yaitu usia 60 tahun keatas.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari kategori usia muda, dewasa

dan usia tua, dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk Desa Trangsan

tergolong dalam kategori dewasa. Dimana penduduk yang berusia antara 0-14

tahun (usia muda) berjumlah 173 jiwa atau sebesar 21,6 %, sedangkan penduduk

Page 49: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

yang berusia antara 15-59 tahun ( usia dewasa) berjumlah 4067 jiwa atau 64,0 %

dan penduduk yang berusia 60 tahun ke atas (usia tua) berjumlah 911 atau 14,3 %

dari jumlah penduduk secara keseluruhan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya sebagian besar

penduduk Desa Trangsan adalah penduduk dengan usia atau angkatan kerja yang

produktif, yaitu sebesar 64 %.

2. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Jenis mata pencaharian masyarakat Desa Trangsan antara lain petani,

buruh tani, buruh/swasta, pegawai negeri, pengrajin, pedagang, TNI/POLRI, dan

lain sebagainya. Selain itu, ada pula sebagian penduduk yang belum memiliki

pekerjaan tetap, masih menganggur dan masih sekolah.

Untuk lebih jelas mengenai mata pencaharian penduduk Desa Trangsan

dapat dilihat dari tabel berikut ini :

Tabel 2

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian

No. Mata Pencaharian Jumlah Persen

1. Petani 356 23,3 %

2. Buruh Tani 564 37 %

3. Buruh/Swasta 65 4,2 %

4. Pegawai Negeri 127 8,3 %

5. Pengrajin 250 16,4 %

Page 50: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

6. Pedagang 125 8,2 %

7. Peternak 2 0,1 %

8. Nelayan 0 0 %

9. Montir 2 0,1 %

10. Dokter 2 0,1 %

11 TNI/POLRI 18 1,1 %

12. Pensiunan 38 2,4 %

Jumlah 1524 100 %

Sumber : Data Monografi Desa Trangsan, Desember 2008

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah terbesar dari mata

pencaharian penduduk Desa Trangsan adalah Buruh Tani yaitu 564 jiwa,

sedangkan penduduk yang bermata pencaharian sebagai peternak, montir dan

dokter sangat kecil, yaitu masing-masing profesi jumlahnya 2 orang, sedangkan

jumlah dari pengrajin yaitu 250 orang atau sekitar 16,4 %, pengrajin disini

sebagian besar adalah pengrajin rotan.

3. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk dapat

meningkatkan dan mewujukan kemajuan bangsa. Hal ini sesuai dengan arah dan

tujuan bangsa yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu untuk

mencerdaskan dan memajukan segenap tanah air dan tumpah darah Indonesia. Di

Page 51: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

sini tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap pola pikir dan keterbukaan

masyarakat pada perkembangan dan kemajuan suatu daerah.

Dalam hal pendidikan, masyarakat Desa Trangsan dapat dikelompokkan

ke dalam 3 kelompok kategori berdasarkan tingkat pendidikan tersebut adalah

sebagai berikut :

a. Tingkat pendidikan rendah

Penduduk yang termasuk dalam tingkat pendidikan rendah adalah penduduk

yang tidak pernah sekolah, penduduk yang belum / tidak tamat SD.

b. Tingkat pendidikan lanjutan / menengah

Yaitu penduduk yang tamat SLTP dan yang tamat SLTA.

c. Tingkat pendidikan tinggi

Yaitu penduduk yang tamat perguruan tinggi (Universitas, Institut,

Akademi, dan lain-lain).

Dalam membicarakan jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan ini

dibatasi pada penduduk yang berumur 5 tahun ke atas. Jumlah penduduk Desa

Trangsan berdasarkan tingkat pendidikan adalah 6351 jiwa. Dan untuk lebih jelas

mengenai jumlah pnduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat dari tabel

berikut ini :

Page 52: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Tabel 3

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah %

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Tamat Akademi/PT

Tamat SLTA

Tamat SLTP

Tamat SD

Tidak tamat SD

Belum tamat SD

Tidak sekolah

114

643

887

2156

1105

326

1120

1,7 %

10,1 %

13,9 %

33,9 %

17,3 %

5,1 %

17,6 %

Jumlah 6351

Sumber : Data Monografi Desa Trangsan, Desember 2008

Tingkat pendidikan juga akan berpengaruh pada pemilihan pekerjaan.

Banyaknya dari penduduk Desa Trangsan yang berpendidikan masih minim

kemudian terjun bekerja sebagai petani ataupun sebagai buruh industri, terutama

bekerja di industri rotan yang ada di daerah mereka sendiri karena bekerja di

bidang tersebut tidak memerlukan pendidikan formal yang tinggi.

Dari data yang telah disajikan dalam tabel 3, menunjukkan bahwa

penduduk yang termasuk dalam tingkat pendidikan rendah yaitu penduduk yang

tidak pernah sekolah, penduduk yang belum / tidak tamat SD dan tamat SD di

Desa Trangsan ini menempati urutan pertama jumlah penduduk berdasarkan

Page 53: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

tingkat pendidikan yaitu sebanyak 5707 orang atau 73,9 %. Disusul kemudian

penduduk yang berpendidikan menengah yaitu tamat SLTP dan SLTA sebanyak

1530 orang atau 14 %, sedangkan untuk penduduk yang lulus pendidikan tinggi

sebanyak 114 atau 1,7 %.

Dari data ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat

Desa Trangsan adalah tergolong rendah, karena sebagian besar masyarakat

memiliki tingkat pendidikan rendah yaitu mereka yang hanya tamat SD, belum

tamat SD dan yang tidak bersekolah sama sekali.

4. Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan yang ada di Desa Trangsan berdasarkan monografi

pemerintahan Desa Trangsan berikut ini :

Tabel 4

Sarana Pendidikan

No Sarana Pendidikan Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

TK

SD/sederajat

SLTP/sederajat

SLTA/sederajat

TPA

3

5

2

0

11

Jumlah 21

Sumber : Data Monografi Desa Trangsan, Desember 2008

5. Sarana Komunikasi

Page 54: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Sarana komunikasi yang terdapat di Desa Trangsan dapat dilihat dalam

tabel berikut:

Tabel 5

Sarana Komunikasi

No Sarana Perdagangan Jumlah

1.

2.

3.

4.

ORARI

Pesawat TV

Pesawat Radio

Antena Parabola

3 unit

1073 unit

700 unit

3 unit

Jumlah 1779 unit

Sumber : Data Monografi Desa Trangsan, Desember 2008

Sarana komunikasi sangat penting bagi manusia. Dengan sarana

komunikasi manusia dapat menyampaikan dan menerima informasi dengan cepat.

Dengan demikian mereka tidak akan ketinggalan informasi . Pada tabel 5 dapat

diketahui bahwa sarana komunikasi yang ada di Desa Trangsan meliputi 3 unit

ORARI, 17 unit pesawat TV, 7 unit pesawat radio dan 3 unit antena parabola.

6. Sarana Perekonomian / perdagangan

Sarana perekonomian Desa Trangsan sebagian besar terdapat dan

berpusat di daerah Kecamatan Gatak yang jaraknya sekitar 1 km dari Desa

Trangsan. Berdasarkan data terakhir Kecamatan Gatak untuk sementara ini ada

283 buah yang terdiri dari unit perekonomian seperti terlihat pada tabel berikut :

Page 55: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Tabel 6

Sarana Perekonomian

No Sarana Perekonomian Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Pasar

Warung

Kios

Toko

Bank

KUD

2 buah

11 buah

-

250 buah

1 buah

1 buah

Jumlah 283 buah

Sumber : Data Monografi Desa Trangsan, Desember 2008

Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa sarana perdagangan / perekonomian

yang ada di Desa Trangsan yang paling besar jumlahnya adalah warung, yakni 11

buah. Hal ini membuktikan bahwa sarana perdagangan / perekonomian yang

paling banyak diminati warga masyarakat Desa Trangsan adalah warung karena

dianggap dekat dan ekonomis serta cukup mudah didatangi suatu saat atau kapan

saja. Selain itu, bank juga menjadi sarana penting dalam melakukan transaksi

keuangan terutama bagi para pengrajin rotan dalam melakukan kegiatan

ekonominya.

7. Sarana Transportasi

Kemajuan ekonomi di Desa Trangsan tentu saja didukung oleh sarana

dan prasarananya. Prasarana yang ada di daerah ini terutama alat perhubungan

yang berupa alat transportasi. Sarana transportasi merupakan faktor penting dalam

Page 56: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

memperlancar mobilitas serta berbagai aktifitas masyarakat di Desa Trangsan

terutama dalam industri kerajinan rotan . Kondisi jalan yang sudah baik, sarana

dan prasarana yang lancar dan memadai akan mempengaruhi kemajuan dan

perkembangan suatu daerah. Jalan yang sudah beraspal dan tersedianya alat

transportasi yang baik membuat Desa Trangsan lebih mudah diakses oleh

masyarakat setempat ataupun orang yang berasal dari luar daerah. Sarana

transportasi yang dimiliki penduduk Desa Trangsan yang terdiri dari sarana

transportasi milik pribadi atau kendaraan-kendaraan pribadi atau umum.

Kendaraan pribadi pada umumnya berupa sepeda, sepeda motor dan mobil.

Sedangkan kendaraan umum berupa angkutan-angkutan desa seperti delman, bus,

truk, becak, dan sebagainya.

Sarana transportasi yang ada di Desa Trangsan dapat dilihat dari tabel

berikut ini:

Tabel 7

Sarana Transportasi

No Sarana Transportasi Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

Sepeda

Sepeda motor

Mobil pribadi

Truk

Gerobag

1125

300

30

4

5

Page 57: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

6.

7.

Becak

Delman

6

1

Jumlah 1459

Sumber : Data Monografi Desa Trangsan, Desember 2008

Sarana transportasi sangat penting bagi industri kerajinan rotan Desa

Trangsan yaitu untuk mengangkut bahan baku dan memasarkan produk mereka.

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sepeda dan sepeda motor merupakan

sarana transporasi yang paling banyak dimiliki oleh penduduk Desa Trangsan.

Hal ini disebabkan karena secara ekonomis lebih mudah didapatkan daripada

sarana transportasi yang lain. Di Desa Trangsan ini terdapat 1125 unit sepeda dan

300 buah sepeda motor.

C. Sejarah Lokasi Penelitian

a. Sejarah Desa Trangsan

Nama Desa Trangsan itu sendiri berasal dari Bumi TROWANGSAN,

nama tersebut diambil sesuai dengan nama raja atau pemimpin yang membawahi

bumi Trowangsan pada waktu itu, karena pemerintahan pada waktu itu dipimpin

oleh Raja R. Ng. Setrowongso, adapun bumi yang dibawakan disebut Bumi

Trowangsan, karena masyarakat salah mengucap ejaan maka Trowangsan

menjadi Trangsan.

Page 58: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Desa Trangsan pada waktu jaman penjajahan Belanda dulu, lebih kurang

tahun 1927 semula terdiri dari dua kelurahan yaitu Kelurahan Dani dan Kelurahan

Trangsan, pada perkembangannya kemudian dua kelurahan ini menjadi satu pada

jaman Kerajaan Surakarta sedang mengalami kejayaan, yaitu waktu Sri

Susuhunan PAKU BUWONO ke X menjadi raja (sekitar tahun 1928).

Adapun peninggalan sejarahnya adalah sebagai berikut :

1. Sumber Air Gayam Pitu

Gayam Pitu menurut sejarah merupakan sumber air yang besar karena pada

kejayaan Raja Sri Susuhunan PAKU BUWONO X dan waktu itu pertanian

onderneming, pernah air mau dijadikan oncoran kemantren ke Desa Timulus

Baki oleh Belanda tetapi gagal dan Jepang datang ke Indonesia.

2. Sendang Air Dani

Sendang Air Dani merupakan sumber air utama untuk keperluan sehari-hari

oleh masyarakat desa.

3. Petilasan Patung Mbah Lembu

Pada waktu itu dijadikan kepercayaan adat di desa, setiap ada pengantin atau

orang yang punya hajat harus berjalan mengelilingi arah di sekitar Parung

Mbah Lembu itu, dengan tujuan selamat, agar tidak ada halangan suatu

apapun pada waktu menyelenggarakan hajatan tersebut.

b. Perkembangan Industri Kerajinan Rotan

Page 59: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Perkembangan industri kerajinan rotan Desa Trangsan yaitu sekitar pada

waktu tahun 1928 mulai masuk dan dikembangkan oleh Bapak Martosenotono

alias Rebo dan Bapak Wongsoijoyo serta Bapak Lurah Wongsolaksono sendiri.

Kemudian Bapak Lurah Wongsolaksono mengikutsertakan hasil kerajinan

rotannya di pameran kerajinan yang diselenggarakan di Alun-Alun Utara bernama

Toko Strelling, pada waktu jaman jaya-jayanya Sri Susuhunan PAKU BUWONO

ke X, dan diterima baik hasil exposisi tersebut, untuk selanjutnya Bapak Lurah

Wongsoksono ditambah gelar Lurah Demang Wongsolaksono, beliau meninggal

sekitar Bulan Oktober tahun 1949 ditembak Belanda pada waktu terjadi kles

Belanda ke I.

Setelah Lurah Demang Wongsolaksono meninggal, kemudian oleh

Bapak Martosenotono dan Bapak Wongsoijoyo terus mengembangkan kerajinan

rotan di Desa Trangsan untuk mengenang Lurah Wongsolaksono, tetapi karena

ada waktu itu rotan masih langka di Desa Trangsan, maka bahan baku yang

digunakan bambu. Demikian terus dilakukan pewarisan secara turun-temurun

hingga industri kerajinan rotan di Desa Trangsan bisa berkembang seperti

sekarang ini. Berikut perkembangan industri kerajinan rotan di Desa Trangsan,

menurut Bapak Sriyana (45 tahun) :

“Kerajinan rotan di Desa Trangsan ini mulai marak itu tahun 1950an, tapi pada waktu itu jumlah pengrajinnya masih sedikit, belum seperti sekarang ini. Baru pada tahun 1970an mulai mengalami perkembangan baik dari jumlah produksi ataupun jumlah pengrajin, karena pada masa ini bahan baku rotan mudah didapat dan harganya masih murah. Tetapi setelah tahun 1991 sampai

Page 60: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

sekarang kondisi industri kerajinan rotan di Desa Trangsan ini sedang mengalami kelesuan karena rotan sulit didapat dan harganya mahal.”

Dari penuturan Bapak Sriyana di atas, maka dapat dismpulkan bahwa

perkembangan industri kerajinan rotan di Desa Trangsan dapat dibagi menjadi 3

tahapan :

1. Tahun 1950 sampai 1970

Pada masa ini industri kerajinan rotan di Desa Trangsan belum menjadi

mata pencaharian pokok bagi para pengrajinnya tetapi hanya sebagai

pekerjaan sampingan, selain itu pengrajin rotan di Desa Trangsan pun

jumlahnya masih relatif sedikit.

2. Tahun 1970 sampai 1990

Pada masa ini industri kerajinan rotan di Desa Trangsan mengalami masa

kejayaan, karena ada masa ini bahan baku rotan mudah didapat, harganya

pun murah dan permintaan pasar cukup tinggi sehingga banyak para

pengrajin yang usahanya berkembang pesat pada masa ini. Selain itu,

banyak penduduk Trangsan yang tertarik dan berminat untuk mendirikan

usaha kerajinan rotan ini.

3. Tahun 1990 sampai 2007

Pada tahun ini rotan mulai sulit didapat karena harga rotan sangat tinggi di

pasar internasional sehingga sebagian besar rotan mentah Indonesia

diekspor keluar negeri. Akibatnya industri kerajinan rotan dalam negeri

mengalami krisis bahan baku, demikian juga halnya industri kerajinan di

Page 61: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Desa Trangsan ini mengalami kelesuan dalam proses produksi, para

pengrajin sangat tertekan dengan kondisi seperti ini. Sehingga pada masa ini

banyak pengrajin rotan di Desa Trangsan ini yang mengurangi jumlah

produksinya.

Page 62: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

BAB III

PROFIL USAHA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN

DI DESA TRANGSAN

Pada saat ini terdapat sekitar 200 pengrajin rotan di Desa Trangsan yang

terdiri dari sekitar 12 % industri besar, 72% industri mernengah dan 16% industri

rumah tangga. Produksi per tahun 300-an ribu unit, 280 ribu diantaranya untuk

memenuhi pasar luar negeri. Para pengrajin biasanya menjadikan tempat tinggal

mereka sebagai tempat berlangsungnya kegiatan usaha. Para pengrajin yang

mempunyai modal usaha yang besar serta jumlah tenaga kerja yang banyak akan

menjadikan usaha yang besar pula, dimana ditandai dengan jumlah produksi yang

tinggi setiap harinya, demikian sebaliknya.

Dalam penelitian ini, informan dan responden yang diteliti sebagai

sampel adalah yang sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian yaitu para

pengusaha atau pengrajin rotan, tentang sejauh mana kebijakan ekspor rotan yang

dilakukan pemerintah akhir-akhir ini berdampak pada usaha industri kerajinan

rotan mereka terutama dalam hal produksi yaitu dalam pengadaan bahan baku,

masalah-masalah apa saja yang mereka hadapi dan menjadi kendala dalam proses

produksi maupun dalam hal pemasaran, kemudian bagaimana mereka

menerapkan cara-cara atau strategi dalam menghadapi masalah - masalah tersebut

agar usaha mereka dapat tetap bertahan dalam kondisi tersebut

Page 63: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Pada bagian ini, peneliti akan uraikan enam profil dan latar belakang

tentang bagaimana awalnya mereka menjadi pengrajin rotan dan gambaran umum

mengenai kegiatan ekonomi mereka. Profil informan dan responden tersebut

adalah sebagai berikut :

1. Bapak Saryanto (Pengrajin)

Umur : 39 tahun

Pendidikan: SLTA

Bapak Saryanto adalah salah satu pengrajin rotan di Desa Trangsan.

Beliau mempunyai 1 orang istri dan 4 orang anak. Sebelumnya Bapak Saryanto

adalah seorang buruh industri kerajinan rotan di tempat saudaranya yang juga

mempunyai usaha kerajinan rotan. Kemudian karena semakin lama kebutuhan

hidup beliau semakin banyak dan pendapatan yang didapat dirasakan sudah tidak

dapat mencukupi kebutuhan lagi, ditambah lagi beliau juga sudah cukup terampil

dalam pembuatan kerajinan rotan karena sudah lama bekerja dalam bidang ini,

dan atas dukungan dari istrinya yaitu Ibu Darwanti, akhirnya beliau memutuskan

untuk merintis usaha industri kerajinan rotan sendiri pada tahun 2001 dan diberi

nama “Wayan Rotan”. Produk yang dihasilkan sebagian besar berupa handicraft.

Dalam mengelola usahanya, Bapak Saryanto dibantu oleh istrinya

dalam mengurusi admistrasi sedangkan beliau mengurusi bidang produksi.

Wayan rotan sampai saat ini mempunyai tenaga kerja sebanyak 10 orang, yang

semuanya merupakan rekan Bapak Saryanto sewaktu masih menjadi buruh

Page 64: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

industri. Penghasilan rata-rata Pak Saryanto dalam menjalankan usaha ini sebulan

sekitar Rp.2.000.000,-

2. Bapak Waloeyo (Pengrajin)

Umur : 44 tahun

Pendidikan: SLTP

Beliau merupakan pengrajin yang merintis usahanya pada sekitar tahun

2000, awalnya beliau merupakan buruh industri anyam rotan. Dulu pada saat

beliau masih bekerja sebagai buruh industri, mendapat tawaran pesanan dari

seseorang untuk membuat tas sebanyak 100 pcs, lalu beliau menyanggupinya,

hanya dengan modal Rp.600.000,- itu pun sudah termasuk DP pertama kali Rp.

200.000,-. Sejak itu beliau mencoba memproduksi dan memasarkan produknya

sendiri. Waloeyo Rotan mempunyai 4 orang tenaga kerja, yang masih mempunyai

hubungan kerabat dengan Bapak Waloyo sendiri. Produk yang dihasilkan

Waloeyo Rotan berupa handicraft. Penghasilan yang didapatkan Bapak Waloyo

tidak tentu jumlahnya, tergantung dari banyak sedikitnya pesanan yang diterima.

Rata-rata penghasilannya dalam sebulan yaitu Rp. 1.000.000,00

3. Ibu Asri ( pengrajin )

Umur : 24 tahun

Pendidikan: SLTA

Beliau memulai usahanya cukup baru yaitu pada tahun 2005. Bekerja

sama dengan suaminya Bapak Joko, beliau merintis usaha custion ( mebel meja,

Page 65: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

kursi yang bahan bakunya terdiri dari busa, kayu, rotan, kain tetron) yang diberi

nama Tirta Foam ini dengan modal awal Rp.15 juta. Tirta Foam sendiri telah

mempunyai 7 orang tenaga kerja tetap, sebagian besar merupakan tetangga dan

masih kerabat, sistem pengupahannya dihitung secara harian yaitu Rp.

20.000/hari. Hasil produksinya seagian besar dipasarkan ke Yogyakarta.

Keuntungan bersih yang bisa dihasilkan Tirta Foam rata-rata Rp.1.500.000/

bulan.

4. Ichwanto

Umur : 48 tahun

Pendidikan: SLTA

Bapak Ichwanto memulai usahanya sekitar tahun 1989, dengan modal

awal pada waktu itu Rp. 2.000.000,-. Sampai saat ini beliau mempunyai 22 orang

pekerja. Selain menjadi pengusaha kerajinan rotan, beliau juga merangkap

menjual bahan baku rotan. Beliau mengolah dari bahan mentah menjadi rotan

jadi, yang nanti akan dijual kepada para pengrajin rotan di Desa Trangsan dan

beberapa daerah lainnya. Rotan ini dipasarkan ke Yogyakarta, Cirebon dan di

Trangsan sendiri. Omzet yang dihasilkan Bapak Ichwanto mencapai

Rp.100.000.000/ bulan dengan keuntungan Rp.18.000.000/ bulan.

5. Bapak Abu Tiarto

Umur : 50 tahun

Pendidikan: SLTA

Page 66: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Bapak Abu Tiarto merintis usaha industri rotannya sudah cukup lama

yaitu sejak tahun 1984 dan diberi nama Rotan Sari. Beliau mempunyai 1 orang

istri dan 3 orang anak. Ada 50 orang yang bekerja sebagai tenaga kerja tetap.

Hasil kerajinan mebel yang diproduksi Rotan Sari ini dikirim dan dipasarkan

sebagian besar ke daerah Bali, cara pembayarannya yaitu dengan sistem kredit

dengan jangka waktu tertentu yang telah disepakati, biasanya jangka waktu yang

disepakati oleh Bapak Abu yaitu satu bulan harus lunas. Omzet yang bisa

dihasilkan Rotan Sari dalam selama satu bulan bisa mencapai Rp. 85.000.000,-

per bulan dengan keuntungan Rp.18.000.000,- per bulan.

6. Bapak Bayu Aji Jumianto

Umur : 40 tahun

Pendidikan: SLTA

Beliau merintis usahanya sejak 12 tahun yang lalu, keahliannya untuk

menekuni bisnis ini diwariskan dari orang tuanya, dulu mereka pertama-tama

membuat rak, tas dan kursi dari bambu yang dikombinasikan dengan rotan. Saat

ini pekerjaan ini merupakan pekerjaan utama beliau. Bapak Bayu mempunyai 7

orang pekerja tetap, yakni 1 harian dan 6 borongan. Sebagian besar produknya

adalah mebel meja dan kursi. Keuntungan yang dapat dihasilkan dari usaha

industri rotan Bapak Bayu ini tidak tentu, tergantung dari jumlah pesanan yang

diterima, namun rata-rata Rp.1.500.000,- dapat dicapai oleh Bapak Bayu dalam

waktu satu bulan.

Page 67: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

BAB IV

STRATEGI PRODUKSI DAN STRATEGI PEMASARAN

A. Strategi Produksi

Untuk menjadi sebuah produk haruslah melewati tahapan-tahapan

tertentu yang dinamakan dengan proses produksi Kegiatan produksi merupakan

suatu proses atau kegiatan utama sebagai suatu usaha atau badan usaha, dimana

produksi tersebut memiliki makna suatu proses kombinasi dan koordinasi materi-

materi dan kekuatan-kekuatan ( input, sumber daya, jasa- jasa dan produksi

dalam hal pembuatan suatu barang dan jasa). Atau dengan kata lain dapat

dikatakan sebagai suatu proses mengubah input menjadi output sehingga nilai

barang tersebut bertambah, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari

nilai tambah dari barang atau jasa yang telah dihasilkan.

Kegiatan produksi sebenarnya berkenaan dengan pemilihan proses

produksi alternatif, seperti pemilihan usaha dan alokasi sumber daya secara

optimal, yang mana merupakan masalah pokok dalam produksi. Dalam rangka

mempertahankan kelangsungan usahanya, para pengrajin rotan di Desa Trangsan

menjalankan atau melakukan berbagai langkah dalam rangka mengatur atau

mengkoordinasikan faktor-faktor produksi supaya faktor yang satu dengan yang

lainnya dapat berjalan secara selaras sehingga usaha tersebut dapat terus berjalan

dan menekan seminimal mungkin adanya berbagai masalah yang mungkin timbul.

Page 68: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Dalam proses produksi, ada beberapa hal yang harus tersedia, yaitu modal, tenaga

kerja, peralatan produksi, dan bahan baku.

1. Modal

Industri Dalam setiap usaha berbentuk apapun, modal merupakan faktor

terpenting yang harus tersedia untuk penyelenggaraan dan menunjang proses

produksi, di mana dengan tersedianya modal dalam jumlah yang yang mencukupi

maka proses produksi akan dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, jumlah modal

yang tersedia juga akan sangat menentukan hasil yang akan diperoleh.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan akan modal, para pengrajin rotan

di Desa Trangsan pada umumnya mereka mengusahakan sendiri dalam artian

berasal dari tabungan mereka, atau dibantu pihak keluarga. Hal ini seperti yang

dikemukakan oleh Bapak Waloeyo dalam petikan wawancara sebagai berikut :

“…Dulu waktu pertama kali saya merintis usaha ini hanya dengan uang tabungan saya enam ratus ribu, itupun sudah termasuk uang muka dari pembeli saya dua ratus ribu, kemudian saya belikan untuk membeli alat-alat dan bahan baku, pada waktu itu saya menerima pesanan tas sebanyak 100 pcs…Sebenarnya yang menerima pesanan itu kakak saya, yang sudah terlebih dahulu mendirikan usaha menjadi pengrajin rotan, tapi saya bilang pada dia kalau saya ingin membuatnya sendiri, akhirnya dia juga mendukung keinginan saya untuk membuka usaha sendiri.”

Seperti yang telah banyak disinggung pada bagian sebelumnya, bahwa

sebagian besar pengrajin rotan di Desa Trangsan ini masih mempunyai hubungan

kerabat atau keluarga, sehingga ikatan sosial yang terbentuk di antara sesama

pengrajin sangatlah tinggi. Salah satu contoh yang menggambarkan hubungan

sosial ini misalnya antara Bapak Waloyo dan kakaknya, dimana Bapak Waloyo

Page 69: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

telah bekerja pada kakaknya sudah cukup lama dan ia banyak belajar tentang

berbagai hal yang berkaitan dengan kerajinan rotan. Dan kemudian setelah sekian

lama bekerja pada kakaknya, ia kemudian memutuskan untuk mendirikan usaha

kerajinan rotan sendiri dengan ketrampilan dan modal yang yang telah ia miliki,

yang sebelumnya telah dapatkan ketika masih bekerja pada kakanya. Pada saat itu

kakaknya sangat mendukung dan memberikan andil yang cukup besar dalam

pendirian usaha tersebut, dimana ia telah memberikan bantuan modal berupa

peralatan produksi.

Namun demikian, selain berasal dari tabungan sendiri atau kerabat, tidak

sedikit pula pengrajin yang memperoleh modal dari pihak-pihak resmi atau pihak

luar seperti misalnya, pinjaman pihak swasta atau bank. Hal ini seperti yang

diungkapkan oleh Ibu Asri berikut ini :

“…Untuk awal mula usaha saya ini, waktu itu saya mempunyai modal sendiri sebesar lima juta rupiah yang dikasih sama mertua, kemudian karena uang saya habis untuk membeli alat-alat produksi berupa mesin-mesin jahit, lalu saya pinjam ke bank sebesar sepuluh juta juta untuk membeli bahan-bahan produksinya. Alhamdulillah usaha saya berjalan lancar sampai saat ini…”

Mengingat tingginya permintaan pasar akan produk kerajinan rotan ini,

para pengrajin rotan di Desa Trangsan ini mengaku bahwa pada dasarnya mereka

menginginkan adanya suntikan dana dari pemerintah untuk menambah modal

mereka sehingga selain dapat menjaga kelangsungan usaha, juga dapat

meningkatkan kapasitas produksi dan omset mereka, seperti misalnya adanya

fasilitas pinjaman/kredit dengan bunga ringan, dan lain sebagainya. Hal ini

Page 70: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

mengingat bahwa ada sebagian dari para pengrajin merasa takut terhadap suku

bunga pinjaman yang jumlahnya besar apabila mereka meminjam langsung ke

pihak-pihak luar seperti bank Hal ini seperti yang dikemukakan oleh salah satu

responden yaitu Ibu Waloeyo sebagai berikut:

“…Sebenarnya ya pengen mbak mau nambah modal, biar produksi dan omsetnya bertambah, tapi kalau disuruh pinjam ke bank, saya gak mau soalnya takut bunganya itu lho tinggi, ya mendingan saya kumpulkan sedikit-sedikit dari keuntungan saya aja mbak untuk nambah modal. Dulu disini juga pernah ada ditawari kaya semacam kredit bank, tapi ya mengingat bunganya yang tinggi itu jadi ya banyak pengrajin yang kurang berminat…”

Sebagian para pengrajin bertahan untuk tetap menjalankan kegiatan

produksi kerajinan rotan mereka dengan modal yang mereka miliki saat ini.

Keuntungan yang mereka dapatkanlah yang biasanya mereka gunakan untuk

memperbesar usaha mereka yaitu dengan sedikit menyisihkan keuntungan untuk

menambah modal usaha.

Permasalahan yang sering timbul akibat kurangnya atau minimnya

modal yang dimilliki para pengrajin rotan di Desa Trangsan ini juga

menyebabkan disaat-saat tertentu mereka tidak dapat berproduksi, seperti

misalnya ketika terjadinya penurunan permintaan pasar sehingga produk yang

telah siap jual tidak ada yang mengambil atau membelinya hingga beberapa

minggu. Hal ini kemudian membuat mereka hanya dapat menunggu sampai

produk mereka terjual, hasil dari penjualan tersebut mereka kemudian baru bisa

membeli dan mempersiapkan bahan-bahan untuk berproduksi lagi. Selain itu,

permasalahan modal juga biasa terjadi apabila barang yang sudah dipesan oleh

Page 71: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

pembeli tidak diambil-ambil sesuai kesepakatan, hal ini seperti yang

dikemukakan oleh salah satu responden berikut ini :

“…Sulitnya kalau modalnya kecil kaya saya ini mbak, kadang- kadang pesanan gak diambil-ambil kalo pas barangnya udah siap, jadinya gak ada uang buat beli bahan, kalo cuma beberapa hari saja sih masih bisa pake yang lain dulu, tapi kalo misalnya udah sampai berminggu-minggu belum diambil, ya menghambat produksi, ada lagi pembeli yang pembayarannya lebih lama dari waktu yang disepakati sehingga tidak ada modal untuk mmbeli bahan baku lagi….”

Hal ini seperti juga yang dituturkan oleh Bapak Abu berikut ini:

“…Kadang-kadang itu kalau pas harga bahan baku naik terus,

sedangkan harga produk yang kita jual masih harga lama gitu, sehingga kadang-

kadang membuat kita harus ini harus istilahnya tambah modal terus,ya dengan

kata lain mau gak mau keuntungan ya pasti berkurang.”

Dalam menghadapi permasalahan modal tersebut, para pengusaha hanya

dapat melakukan pemanfaatan modal yang telah ada semaksimal mungkin dengan

tetap menjaga keberlangsungan siklus atau perputaran modal usaha, serta

berusaha menyisihkan sebagian keuntungan yang didapatkan untuk dijadikan

tambahan modal.

2. Tenaga Kerja

Industri kerajinan rotan di Trangsan ini cukup penting dalam

penyerapan tenaga kerja, terutama penduduk sekitar Desa Trangsan. Seperti yang

telah dijelaskan, dimana Stayle dan Morse membuat penggolongan jenis industri

berdasarkan jumlah tenaga kerja sebagai berikut ini :

Page 72: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

a. Industri kerajinan rumah tangga memiliki tenaga kerja antar 1-4 orang.

b. Industri kecil memiliki jumlah tnaga kerja antar 5-19 orang.

c. Industri sedang memiliki jumlah tenaga kerja antara 20-49 orang.

d. Industri besar memiliki jumlah tenaga kerja lebih dari 50 orang.

Sebagian besar pengrajin rotan di Desa Trangsan, khususnya para

responden yang berhasil penulis mintai keterangan (wawancarai) dalam

mengelola usaha ini mereka dibantu oleh para anggota keluarganya. Adapun

minimnya jumlah tenaga kerja yang membantu tersebut antara lain disebabkan

oleh minimnya modal yang mereka miliki. Semakin kecil modal awal yang

dikeluarkan, maka jumlah tenaga kerja yang dimiliki juga semakin sedikit. Alasan

utama mengapa terjadi hal yang demikian adalah karena untuk menggunakan atau

memanfaatkan tenaga kerja yang lebih banyak. Namun demikian apabila

permintaan pesanan sedang meningkat, dan jumlah tenaga kerja tetap mereka

dirasa tidak sanggup mengerjakan dalam waktu yang telah ditentukan, para

pengrajin biasanya memperkerjakan atau mengambil tenaga kerja dari luar, dalam

arti tenaga kerja sementara, jika order sudah selesai dikerjakan, mereka sudah

tidak bekerja lagi. Hal ini seperti yang diungkapkan Bapak Bayu berikut ini:

“…saya mengambil tenaga kerja dari luar kalau misalnya lagi banyak order dan saya rasa tidak sanggup menyelesaikan orderan tersebut pada waktu tersebut dengan tenaga kerja tetap yang saya miliki. Dan untuk tenaga kerja sementara itu, kalau mereka sudah selesai dengan order tersebut maka mereka tidak bekerja lagi.”

Page 73: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Untuk perekrutan tenaga kerja pada industri kerajinan rotan ini,

pengrajin tidak membatasi bahwa tenaga kerjanya harus berpendidikan tinggi,

tetapi bebas asalkan mempunyai kemauan keras untuk bekerja.

Membicarakan pembangunan industri tentunya tidak saja ditujukan

kepada industri besar atau sedang, akan tetapi harus pula diarahkan kepada

indusri kecil atau industri kerajinan (rumah tangga). Pada kenyataannya

keberadaan industri-industri sejenis ini masih sangat diperlukan. Hal ini

dikarenakan industri mampu untuk menyerap banyak tenaga kerja yang tidak

tertampung pada lapangan kerja yang ada saat ini.

Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat diperlukan oleh setiap

pengrajin baik yang berskala besar ataupun kecil yang ada di Desa Trangsan

dalam menunjang kelangsungan kegiatan produksi.

Secara garis besar tenaga kerja yang bekerja yang ada di industri

kerajinan rotan di Desa Trangsan apat dikategorikan menjadi tiga golongan yaitu :

1. Tenaga kerja harian

Merupakan tenaga kerja yang memiliki hubungan secara tetap (permanent)

dan terikat dengan pemilik usaha (pengrajin) yang mempekerjakannya.

Tenaga kerja ini upahnya dihitung secara tetap setiap harinya berdasarkan

ketentuan yang berlaku. Sistem kerja harian mempunyai kelebihan seperti

Page 74: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

waktu kerjanya terjadwal, pekerja dengan mudah dapat diawasi sehingga bila

hasil kerjanya kurang memuaskan bisa langsug ditegur. Sedangkan

kelemahannya, pekerja dapat bekerja seenaknya (santai) karena cepat atau

lambat pekerjannya akan tetap selesai dan upahnya tetap.

2. Tenaga kerja borongan

Adalah tenaga kerja yang tidak terikat dengan pemilik usaha (pengrajin).

Upah diterima setelah mereka menyelesaikan pekerjaannya. Kelebihan sistem

ini adalah bagi seorang pekerja apabila menginginkan upah yang tinggi maka

ia harus cepat menyelesaikan pekerjanya secepat mungkin, apalagi pekerja

borongan tidak mengenal jam kerja. Kelemahannya adalah bahwa para

pengusaha tidak bisa secara langsung mengawasi tenaga kerja jenis ini

sehingga hanya berdasarkan rasa kepercayaan saja.

3. Tenaga kerja sementara

Adalah tenaga kerja yang bekerja hanya sementara saja pada pemilik usaha

(pengrajin), biasanya tenaga kerja sementara direkrut pada waktu pengrajin

sedang banyak order atau pesanan, sedangkan jumlah tenaga kerja tetap

mereka tidak mampu menyelesaikan pesanan itu dalam waktu yang telah

ditentukan. Setelah selesai menyelesaikan order tersebut, maka selesai pula

waktu kerjanya pada pengrajin tersebut. Biasanya tenaga kerja sementara ini

bisa bekerja dengan lebih dari satu pengrajin.

Page 75: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Selain itu dalam menjalankan usahanya, para pengrajin juga melakukan

pembagian tugas bagi tenaga kerjanya sesuai dengan ketrampilan dan kemampuan

dari masing-masing tenaga kerja. Pembagian tugas tersebut seperti misalnya

meliputi proses penganyaman, penyemprotan obat, dan finishing.

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dapat diketahui

bahwa jumlah tenaga kerja yang dimiliki oleh masing-masing pengrajin adalah

sebagai berikut :

Tabel. 8

Jumlah dan Status Tenaga Kerja dalam Usaha Industri Kerajinan Rotan

di Desa Trangsan

No Nama

Responden

Jml Tenaga

Kerja Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Saryanto

Waloeyo

Asri Fitria Sari

Ichwanto

Abu Tiarto

Bayu Aji

10

4

7

22

50

7

Teman dan kerabat

Tetangga dan kerabat

Tetangga

Teman dan tetangga

Tetangga

Teman dan tetangga

Sumber : data primer

Berkaitan dengan adanya tenaga kerja adalah upah kerja. Upah

diberikan oleh majikan sebagai imbalan atas hasil dari mereka bekerja. Sistem

pemberian upah yang diberlakukan kepada tenaga kerja adalah harian dan

borongan, sedang untuk tenaga kerja sementara termasuk ke dalam upah

borongan. Untuk tenaga kerja harian upah yang diberikan antara Rp. 15.000,00

Page 76: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

sampai dengan Rp. 25.000,00 sesuai dengan spesialisasi masing-masing, makin

sulit pekerjaannya, upahnya juga semakin tinggi, selain itu upah tenaga kerja juga

tergantung dari ketentuan masing-masing pemilik usaha (pengrajin). Upah tenaga

harian diberikan seminggu sekali yakni pada akhir pekan. Sedangkan untuk

tenaga kerja borongan, upah diberikan setelah mereka menyelesaikan

pekerjannya, misal dalam sebulan mereka bisa menyelesaikan orderan 100 pcs

kursi, maka setelah selesai mereka akan menerima upah, namun biasanya tiap

minggu mereka boleh minta uang pada pemilik usaha atau pengrajin, atau

istilahnya kas bon (hutang), nanti setelah menerima upah, mereka baru membayar

hutangnya.

Tenaga kerja pada industri kerajinan rotan di Desa Trangsan rata-rata

bekerja selama 6 hari dalam seminggu, sehingga pada hari Minggu mereka libur.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam tabel jam kerja karyawan berikut ini:

Tabel 9

Jam Kerja Karyawan

Industri Kerajinan Rotan di Desa Trangsan

Hari Kerja Jam Kerja Jam Istirahat Lama Kerja Perhari

Senin

Selasa

Rabu

Kamis

Jumat

Sabtu

08.00-16.00

08.00-16.00

08.00-16.00

08.00-16.00

08.00-16.00

08.00-14.00

12.00-13.00

12.00-13.00

12.00-13.00

12.00-13.00

11.30-13.00

12.00-13.00

7 jam

7 jam

7 jam

7 jam

6,5 jam

5 jam

Page 77: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Total Jam Kerja Seminggu 39,5 jam

Sumber : Data Sekunder

3. Alat Produksi

Alat produksi merupakan bagian yang penting dari proses produksi,

karena dengan peralatan produksi maka proses produksi akan dapat berjalan

dengan lancar.

Adapun alat-alat yang dibutuhkan pada umumnya dalam industri

kerajinan rotan di Desa Trangsan ini antara lain yaitu:

Kompressor : Alat untuk menyemprotkan melamin sebagai proses finishing

sehingga produk menjadi halus dan mengkilap.

Bor: Alat untuk membuat lubang di kayu.

Tembak paku: Alat untuk menancapkan paku kecil.

Gergaji: Alat utuk memotong kayu.

Amplas: Untuk menghaluskan serat kayu dan rotan.

Gunting: Alat untuk memotong bahan.

Umumya alat-alat produksi dibeli pada waktu awal mula membuka

usaha, setelah itu pengrajin tinggal menggunakan dan merawatnya semaksimal

mungkin agar tidak mudah rusak dan tahan lama..

4. Bahan baku

Page 78: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Suatu perusahaan akan selalu memerlukan bahan baku untuk diolah

menjadi barang setengah jadi ataupun barang jadi. Bahan mentah ini perlu

diangkut dari tempat sumbernya menuju perusahaan atau tempat produksi untuk

dapat diolah lebih lanjut. Bagi seorang pengusaha akan sangat berkepentingan

untuk selalu dapat atau memperoleh bahan baku yang dibutuhkan dengan mudah,

layak harganya dan dengan biaya pengangkutan yang serendah mungkin, serta

tidak mudah rusak bila diproses nantinya, sehingga akan dapat menekan biaya

yang akan dikeluarkan untuk produksi serta dapat menghasilkan barang dengan

kualitas yang baik.

Demikian juga dengan apa yang dilakukan oleh pengrajin rotan yang

ada di Desa Trangsan, akan selalu melakukan segala cara untuk memperoleh

bahan baku yang baik, murah harganya. Karena ketersediaan bahan baku

merupakan salah satu faktor yang menentukan kelangsungan produksi dan

kelangsungan perusahaan. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian terdahulu,

bahwa bahan baku yang digunakan dalam industri kerajinan rotan di Desa

Trangsan ini bermacam-macam, tergantung dari bentuk dan macam produk yang

dibuat. Namun demikian sebagian besar bahan baku yang sering digunakan oleh

pengrajin rotan adalah rotan, kayu, dan enceng gondok. Adapun yang bahan

bakunya menggunakan busa, seperti yang digunakan pada Tirta Foam, usaha

industri rotan milik Ibu Asri ini, beliau mendapatkan pasokan bahan baku busa

dari Semarang. Seperti penuturannya sebagai berikut:

Page 79: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

“…untuk pembelian busa, saya disetori dari supplier saya dari Semarang, namanya yaitu Pabrik Neo Seroja Inti Foam, banyak sedikitnya pembelian bahan baku saya, tergantung pada besar kecilnya order yang saya terima pada waktu itu, sedangkan untuk enceng gondok beli dari Surabaya tapi kadang-kadang beli di pengecer deket sini.”

Dalam pengadaan bahan baku terutama rotan, sebagian besar pengrajin

mengadakan kerja sama dengan pemasok bahan baku dari Surabaya, mereka

tinggal memesan lewat telepon kemudian bahan baku akan diantarkan, sedangkan

transaksi dilakukan lewat rekening bank. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh

Bapak Abu berikut ini:

“…Kalau untuk pembelian bahan baku yang saya gunakan yaitu rotan, saya membelinya dari pemasok bahan baku Surabaya karena sudah langganan sudah cukup lama, saya tinggal pesan lewat telepon, lalu memesan rotan apa yang saya ingin beli lalu barang akan langsung diantar ke rumah, sedangkan untuk transaksi pembayaran dilakukan melalui rekening bank...”

Dari petikan wawancara diatas dapat diketahui bahwa dalam

memperoleh bahan baku mereka berlangganan dengan pemasoknya, seperti yang

dilakukan oleh Bapak Abu dan Ibu Asri. Dan hal ini menjadikan salah satu

strategi mereka untuk tetap bisa berproduksi, karena jika membeli dari pemasok

harganya lebih murah daripada membeli secara eceran, dan hal ini tentu saja akan

mengurangi biaya produksi.

Ada juga pengrajin yang membeli langsung dari pengusaha bahan baku

di Surabaya, adapun yang membeli di pengrajin setempat yang juga khusus

menjual rotan jadi dalam bentuk eceran. Seperti penuturan Bapak Waloeyo

berikut ini:

Page 80: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

“…kadang-kadang kalau rotan yang kita butuhkan hanya sedikit atau saat lagi sepi order, maka saya membelinya secara eceran saja di pengecer bahan baku disini, tapi kalau sedang rame order, ya saya pesan langsung dari Surabaya.”

Tindakan tersebut dilakukan para pengrajin dengan pertimbangan

tertentu dan bertujuan untuk menghemat biaya transpotasi yang otomatis

sekaligus menghemat biaya produksi.

Harga bahan baku rotan disetiap daerah berbeda beda, hal ini disebakan

jauh dekatnya jarak tempuh lokasi rotan itu berasal. Untuk di Desa Trangsan,

harga rotan saat ini berkisar antara Rp.6000/kg sampai Rp.8.000/kg tergantung

dari kualitasnya. Sedangkan harga enceng gondok Rp.5.000/kg. Selain harganya

lebih murah, enceng gondok juga lebih mudah didapat daripada rotan, maka dari

itu para pengrajin menjadikan enceng gondok sebagai bahan baku alternatif.

Tabel 10

Proses Produksi Industri Kerajinan Rotan Desa Trangsan

Jenis

produk Tahap Tenaga Alat

Bahan

baku Waktu

Tas atau

handi

craft

· Rotan yang telah

dipilih kemudian

dianyam.

· Membentuk mal

yakni pola atau

Untuk

tenaga

biasanya

dilakukan

oleh laki-

laki dan

perempuan.

Menggunak

an amplas,

gunting,

paku

tembak

penyemprot

cat.

Rotan

dan

bambu

Untuk

menghasilkan

sebuah tas sampai

dengan selesai

biasanya proses

produksinya

memerlukan

waktu 2,5 jam.

Page 81: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

cetakan yang

diinginkan,

proses ini

bertujuan agar

barang yang

dihasilkan nanti

bentuk dan

ukurannya sama.

· Rotan yang telah

dianyam

kemudian

dibentuk dan

diselesaikan

anyamannya

diatas mal.

· Produk setengah

jadi tersebut

diamplas sampai

serat

permukaanya

halus, setelah itu

diberi pewarna

sesuai yang

diinginkan,

kemudian diberi

semprotan

melamin.

Meja dan · Membuat Untuk Gergaji, Kayu, Untuk

Page 82: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

kursi kerangka bentuk

kursi sesuai

keinginan.

· Menganyam

rotan diatas

kerangka kursi

yang telah

dibentuk

· Produk setengah

jadi tersebut

diamplas sampai

serat

permukaanya

halus, setelah itu

diberi pewarna

sesuai yang

diinginkan,

kemudian diberi

semprotan

melamin.

membuat

kerajinan

mebel,

semua

tenaga

kerjanya

adalah laki-

laki.

gunting,

amplas dan

penyemprot

cat.

bambu

dan

Rotan

menghasilkan

sebuah kursi rata-

rata memerlukan

waktu 3 jam

custion · Menjahit busa

pada kain

dibentuk sesuai

keinginan yang

Tenaga

kerja laki-

laki

Mesin jahit,

mesin obras,

jarum

Busa,

kerang

ka

kursi,

Untuk

menghasilkan

sebuah meja atau

kursi memerlukan

Page 83: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

akan digunakan

sebagai alas

duduk.

· Menganyam

enceng gondok

pada kerangka

kursi sesuai

kebutuhan.

· Meletakkan busa

diatas kursi yang

telah dianyam

dengan enceng

gondok

kemudian dijahit.

enceng

gondo

k

waktu rata-rata

2,5 jam

Matrik 1

Strategi Produksi Kerajinan Rotan

No. Faktor Produksi

Permasalahan Strategi

1. Modal Umumnya tidak mengalami kesulitan yang berarti dalam hal permodalan

Penggunaan modal yang efisien dan tepat guna untuk menjaga kelangsungan produksi

2. Tenaga Kerja

Besarnya kapasitas produksi dan batas waktu pemesanan yang harus diselesaikan pengrajin

Pemanfaatan tenaga kerja secara maksimal dengan mempekerjakannya sesuai dengan keahlian masing-masing (pembagian kerja) agar

Page 84: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

waktu dan jumlah produksi dapat tercapai sesuai rencana

3. Alat Produksi Biaya untuk pembelian alat produksi biasanya dikeluarkan pada waktu awal usaha.

Merawat semaksimal mungkin agar alat-alat yang digunakan awet dan tidak mudah rusak.

4. Bahan Baku Semakin mahal dan langkanya bahan baku rotan

Mengganti bahan baku rotan dengan bahan baku alternatif yaitu enceng gondok

Rumusan Weber mengenai tindakan individu sepanjang tindakannya itu

mempunyai makna atau arti bagi dirinya dan diarahkan kepada orang lain,

termasuk tindakan manusia untuk menentukan, memilih dan melakukan pekerjaan

adalah merupakan tindakan sosial yang ada kaitannya dengan teori pendekatan

definisi sosial.

Pendekatan definisi sosial tersebut menunjuk pada teori aksi. Terkait

dengan adanya Teori Aksi diatas, maka pengrajin rotan di sini berlaku sebagai

aktor yang aktif dan kreatif dalam melakukan suatu tindakannya, di mana dia

senantiasa melakukan sesuatu yang dianggapnya baik. Dalam mempertahankan

kelangsungan usaha industri kerajinan rotan yang dimilikinya, aktor akan

menggunakan strategi atau cara untuk mencapai tujuannya.

Disini berarti bahwa pengrajin yang berlaku sebagai aktor akan

melakukan suatu tindakan, dimana tindakan tersebut merupakan suatu tuntutan

Page 85: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

dari situasi eksternal yang ada. Adapun contoh dari situasi eksternal tersebut

misalnya kelangkaan bahan baku ataupun kondisi pasar yang sepi yang dapat

menjadi hambatan dari usaha industri kerajinan rotan ini untuk tetap bertahan.

Sehingga kemudian para pengrajin rotan dituntut untuk dapat bertahan dengan

menggunakan berbagai cara atau strategi yang dianggapnya baik untuk dapat

mencapai tujuannya. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa dalam

menghadapi kelangkaan dan mahalnya harga bahan baku rotan, para pengrajin

mencari cara agar produkinya dapat terus berjalan, dan salah satu strategi yang

mereka gunakan yaitu dengan cara mengganti bahan baku rotan dengan bahan

baku sejenis yang bisa digunakan, seperti enceng gondok dan pelepah pisang. Jadi

tindakan yang dilakukan oleh si aktor, dalam hal ini adalah pengrajin rotan tidak

lain adalah berupa strategi yang sengaja dipilih dengan harapan untuk dapat

mempertahankan kelangsungan usahanya

B. Strategi Pemasaran

Selain produksi, pemasaran juga merupakan sebuah kegiatan utama

dalam suatu usaha, yang kemudian juga sangat mempengaruhi keberhasilan dan

kelangsungan hidup usaha tersebut. Dalam berbagai bidang usaha khususnya

dalam dunia industri, kegiatan pemasaran atau penjualan menjadi faktor penentu

kelangsungan siklus usaha, sehingga kemudian diperlukan sebuah sistem dan

Page 86: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

strategi yang baik dalam menjual atau memasarkan produk-produk hasil produksi

mereka tersebut.

Dalam hal ini, yang dimaksud pemasaran menurut Sofjan Assauri

adalah:

“Pemasaran adalah suatu kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.” (Sofjan Assauri, 1980:5)

Sedangkan yang dimaksud dengan strategi pemasaran menurutnya

adalah suatu rangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi

arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaaan dari waktu ke waktu, sebagai

tanggapan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu

berubah. (Sofjan Assauri, 1980:154)

Dalam konsep strategi pemasaran itu sendiri, tidaklah mutlak

menyangkut masalah memasarkan, melainkan harus memenuhi aspek-aspek

perputaran produk, mulai dari produsen sampai ke tangan konsumen. Dalam hal

ini, pengrajin selain sebagai pemilik juga sebagai penyalur atau distributor.

Pemasaran ini bukanlah sesuatu yang mudah, mengingat diperlukannya

sikap komunikatif antara pengrajin dengan konsumen. Prinsip “pembeli adalah

raja” harus selalu dipenuhi oleh para pengrajin karena pembeli merupakan aset

yang berharga untuk mempertahankan usahanya.

Dengan adanya kesamaan latar belakang, baik itu dalam kesamaan asal

daerah, kemampuan manajerial, latar belakang pendidikan sebagai pengusaha,

Page 87: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

para pengrajin rotan memiliki tata cara dan strategi yang sama dalam memasarkan

atau menjual produknya. Meskipun strategi tersebut tidak merujuk pada suatu

referensi tertentu yang tertuang dalam bentuk tertulis maupun sumber lainnya.

Namun karena menerapkan strategi tersebut, para pengrajin mampu

mempertahankan kelangsungan usaha yang mereka jalani ini.

Dalam kegiatan pemasaran, dikenal adanya elemen-elemen strategi

pemasaran yaitu :

1. Memilih konsumen yang dituju.

Yaitu memiliki target pasar calon pembeli, apakah dari kalangan bawah,

menengah atau atas sehingga bisa disesuaikan dengan harga produk yang akan

ditawarkan.

2. Mengidentifikasikan keinginan konsumen.

Mengidentifikasi keinginan konsumen, faktor yang diperhatikan :

a. Barang/ jasa yang dibutuhkan konsumen.

b. Harga produk yang dapat dijangkau oleh konsumen.

3. Menentukan marketing mix.

Yaitu sarana untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen dengan

mengkombinaikan komponen ( 4P ) produk (product), harga (price), promosi

(promotion), tempat pelayanan (place).

a. produk (product)

Page 88: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Menentukan produk/ jasa yang akan ditawarkan ke pasar umumnya

menjadi langkah paling awal. Ide mengenai produk bisa didapatkan dari beberapa

sumber. Cara termudah adalah dengan membandingkan langsung produk sejenis

seperti yang ingin dijual, dan melakukan riset kecil-kecilan ke target pasar

mengenai kelebihan dan kekurangan dari produk tersebut. Hasil dari riset tersebut

diharapkan memberikan informasi yang lebih akurat bagi wirausaha mengenai

prospek pasar yang akan dimasukinya dan produk macam mana yang diharapkan

oleh target pasar.

Ini pula yang dilakukan oleh salah seorang pengrajin rotan guna

meningkatkan kualitas barang yang diproduksi dan tentunya akan berimbas pada

proses pemasaran kerajinan rotan itu sendiri. Berikut ini adalah ulasan wawancara

yang dituturkan oleh informan tersebut.

“Ketika saya melakukan pemasaran, maka saya harus menentukan dulu kualitas barang atau jasa yang akan saya tawarkan. Ya itu juga yang akan menentukan harga yang saya tetapkan”.

Produk adalah obyek dari penjualan serta pemasaran. Berikut ini adalah

petikan wawancara dengan Bapak Saryanto, pengrajin rotan di Desa Trangsan

Kabupaten Sukoharjo:

“Di Wayan Rotan ini, kami menghasilkan produk yang berbeda dengan kerajinan rotan yang dihasilkan oleh pengrajin lainnya di Desa Trangan ini. Kami menghasilkan handicraft. Biasanya tempat lain memproduki kursi, meja, dan kerajinan yang lain. Namun saya lewat Wayan Rotan ini ingin menampilkan hal yang baru”.

Page 89: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Seperti yang disampaikan oleh informan di atas, Desa Trangsan

memiliki produk kerajinan rotan yang bermacam-macam. Berikut ini adalah

keterangan dari pengrajin rotan yang lain di mana masih dalam lingkup Desa

Trangsan. Berikut jawaban dari Bapak Waloeyo terkait dengan produk kerajinan

yang dihasilkannya.

”Produk yang kami hasilkan dari industri ini adalah tas. Namun sejalan dengan perkembangannya kami pun membuat kipas, lampion, hiasan lampu, kotak laci, dll. Ini kami produksi sesuai dengan pesanan, apalagi sekarang untuk mendapatkan rotan sangatlah sulit”.

Ibu Asri mengemukakan pendapat yang berbeda dengan kedua informan

sebelumnya. Berikut penuturan Ibu Asri tentang produk yang dihasilkan oleh

Tirta Foam.

”Kerajinan ini lebih sering memproduksi mebel yang terdiri atas meja dan kursi. Produk dari Tirta Foam sedikit dikombinasikan dengan kayu dan busa”.

Produk dari kerajinan rotan yang dihasilkan oleh para pengrajin di Desa

Trangsan merupakan produk yang memiliki keunggulan tersendiri. Di bawah ini

adalah jawaban dari Bapak Ichwanto yang juga merupakan pengrajin rotan di

Desa Trangsan.

”Saya memproduksi kerajinan rotan yang berbentuk keranjang, meja, dan kursi namun bukan sembarang kerajinan rotan. Saya menghasilkan kerajinan rotan yang mempunyai nilai seni yang tinggi”.

Tas, meja, kursi, handicraft adalah beberapa hasil produk yang

dihasilkan para pengrajin rotan di Desa Trangsan Kabupaten Sukoharjo. Sebagai

Page 90: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

pembandingnya, berikut ini adalah jawaban dari Bapak Abu Tiarto tentang

produk rotan yang dihasilkan industrinya.

” Hasil akhir dari indutri kerajinan rotan di tempat saya ini adalah meja, kursi, rak, almari, laci, dll. Dalam sehari saya dan beberapa karyawan mampu menghasilkan 4 pcs mebel”.

Dan informan terakhir dalam penelitian ini adalah Bapak Bayu Aji

Jumianto. Berikut penulturan informan yang bersangkutan terkait dengan hasil

produksi dari industri kerajinan rotan yang beliau miliki.

”Dulu kami pertama-tama membuat rak, tas dan kursi dari bambu yang dikombinasikan dengan rotan. Namun sekarang produk yang kami hasilkan juga terdiri dari furniture (mebel kayu yang dikombinasikan dengan rotan) atau anyaman rotan. Bahan baku yang dibutuhkan antara lain yaitu, debog (pelepah pisang), enceng gondok, rotan”.

Guna memperjelas hasil penelitian ini, maka hasil wawancara di atas

peneliti gambarkan dalam matrik di bawah ini.

Matrik 2

Produk Kerajinan Rotan Desa Trangsan

No Informan Produk

1 Bapak Saryanto Rak baju, keranjang baju, tempat sampah,

handicraft ( berdasarkan pesanan

pelanggan).

2 Bapak Waloeyo Tas, kipas, lampion, hiasan lampu, kotak

laci.

3 Ibu Asri Meja dan kursi

Page 91: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

4 Bapak Ichwanto Keranjang, meja, dan kursi

5 Bapak Abu Diarto Meja, kursi, rak, almari, laci.

6 Bapak Bayu Aji Jumianto Rak, tas dan kursi dari bambu yang

dikombinasikan dengan rotan, sekarang

furniture (mebel kayu yang dikombinasikan

dengan rotan) atau anyaman rotan.

Sumber: Hasil Wawancara

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan produk yang ingin

ditawarkan, yaitu:

1. Penampilan produk yang menarik

2. Kualitas produk

3. Pelayanan yang memuaskan konsumen

4. Produk pesaing

Inilah yang menjadi salah satu kunci sukses pemasaran. Wiraswasta

dalam hal ini adalah pengrajin rotan harus mengetahui karakteristik barang yang

akan dipasarkan. Barang tersebut akan dijadikan objek penjualan yang nantinya

akan mendatangkan income bagi beberapa pihak antara lain pengrajin dan

distributor.

b. harga (price)

Menentukan harga produk tidak semudah yang dibayangkan. Pertanyaan

utamanya adalah, Bilamanakah harga produk atau jasa dapat diterima oleh pasar?

Cara yang umum digunakan adalah dengan menggunakan patokan hitungan biaya

Page 92: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

produk tersebut dari awal disiapkan hingga siap jual. Setiap produk memiliki

berbagai komponen biayanya sendiri, dari awal produksi hingga produk tersebut

dipajang di rak-rak display penjualan. Penetapan harga ini dipengaruhi oleh:

1. Biaya produksi

2. Laba bersih yang diinginkan

3. Permintaaan pasar/ konsumen

4. Harga pesaing

Menentukan harga berdasarkan biaya dilakukan dengan menambahkan

presentase margin tertentu ke biaya produk, dan presentase tersebut dianggap

sebagai keuntungan.

Persentase didapatkan sesuai dengan rata-rata margin di pasaran.

Menggunakan metode ini memiliki kelemahan sendiri. Produk akan mengalami

krisis keunikan (uniqueness) dimana keunikan yang memiliki daya pembeda

produk dari saingannya luput diperhitungkan. Keunikan justru mampu membantu

produk agar memiliki harga premium di pasar.

Harga di sini diberlakukan untuk menutup biaya produksi dan biaya

distribusinya, di mana dalam harga tersebut juga akan diberlakukan bagi

pengrajin. Artinya pengrajin mengambil laba dari harga jual barang yang

dihasilkan dan didistribusikan. Berikut ini kutipan wawancara dengan Ibu Asri,

pemilik Tirta Foam kepada peneliti:

“Saya cukup bersyukur dengan apa yang saya peroleh dari kerajinan rotan yang saya tekuni ini. Dengan segala jerih payah saya bersama pekerja,

Page 93: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

akhirnya usaha ini telah berkembang sedemikian besar. Saya menentukan harga produk custion miliknya berkisar antara Rp. 26.000- Rp. 300.000,-/ pcs. Keuntungan bersih yang bisa dihasilkan Tirta Foam sekitar Rp.1.500.000/ bulan”.

Bapak Saryanto menuturkan hal yang berbeda dengan Ibu Asri terkait

dengan hasil kerajinan rotan di tempatnya. Berikut ini adalah ungkapan beliau

yang disampaikan kepada peneliti.

“Kalau ditanya harga handicraft, ya itu tergantung bentuk dan tingkat kesulitan dalam proses pembuatannya. Namun secara garis besar harganya berkisar dari Rp 7.000,00 – Rp 25.000,00”.

Harga mempengaruhi besarnya penjualan barang-barang hasil produksi

kerajinan rotan di Desa Trangsan Kabupaten Sukoharjo. Berikut ini adalah harga

produk kerajinan rotan di Desa Trangsan khususnya di tempat Bapak Waloeyo.

“Harga yang ditentukan untuk produk saya untuk sebuah tas berkisar antara Rp.15.000-Rp.60.000, untuk kipas Rp.3.000/buah, kotak laci Rp.28.000-Rp.80.000, sedangkan untuk hiasan lampu Rp.120.000-Rp.250.000.

Lain lagi harga hasil produksi Bapak Ichwanto. Berikut penuturan dari

pengrajin rotan tersebut.

“Harga dari kerajinnan rotan yang kami hasilkan berkisar dari harga Rp 100. 000,00 sampai dengan Rp. 200.000,00. Ya tergantung pada bentuk, ukuran, dan tingkat kesulitannya”.

Berbeda pula dengan jawaban dari Bapak Abu Diarto terkait dengan

harga kerajinan rotan yang diproduksi di industrinya. Di bawah ini adalah

ungkapan Bapak Abu Diarto terkait dengan harga produk rotan yang

diproduksinya.

Page 94: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

“Produk yang dihasilkan Rotan Sari berupa meja, kursi, rak, almari, laci, dll. Harga yang ditentukan berkisar antara Rp.125.000, sampai Rp.600.000 tergantung dari jenis barang dan tingkat kesulitan dalam pembuatannnya”.

Begitu juga dengan jawaban dari Bapak Bayu Aji Jumianto. Berikut ini

adalah penuturan dari beliau tentang harga barang-barang yang beliau produksi.

“Harga kerajinan rotan saya sekitar Rp 115.000,00 sampai kisaran Rp 200.000,00 ya tergantung bentuknya Mbak”.

Hasil wawancara di atas peneliti abstraksikan dalam matrik di bawah

ini.

Matrik 3

Harga Kerajinan Rotan Desa Trangsan

No Informan Harga Kerajinan Rotan

1 Bapak Saryanto Rak pakaian : Rp. 20.000-Rp. 50.000

Keranjang sampah : Rp.20.000-Rp.50.000

Handicraft (souvenir ): Rp 7.000,00 –

Rp 25.000.

2 Bapak Waloeyo Tas : Rp.15.000-Rp.60.000

Kipas : Rp.3.000/buah

Kotak laci : Rp.28.000-Rp.80.000,

Hiasan lampu Rp.120.000-Rp.250.000.

3 Ibu Asri Meja kursi : Rp. 26.000- Rp. 300.000,- /

pcs ( tergantung dari bentuk dan bahan )

4 Bapak Ichwanto Keranjang : Rp. 25.000 - Rp.50.000

Rak , laci : Rp. 30.000 - Rp.50.000

5 Bapak Abu Diarto Meja kursi : Rp.125.000, - Rp.600.000

Almari : Rp.50.000 – Rp.100.000

Rak, laci : Rp. 35.000 – Rp.50.000

Page 95: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

6 Bapak Bayu Aji Jumianto Rak pakaian : Rp. 35.000 - Rp.60.000

Meja kursi : Rp 115.000,00 - Rp

200.000,00

Sumber: Hasil Wawancara

Dari hasil wawancara di atas dapat kita lihat bahwa kerajinan rotan tidak

bisa dipandang remeh. Sebuah usaha yang ditekuni maka akan membuahkan hasil

yang bisa dikatakan fantastik. Inilah yang dapat dijadikan bukti dari ketekunan

Ibu Asri ini kita dapat belajar bagaimana mengembangkan usaha kecil menjadi

usaha yang besar.

c. promosi (promotion)

Aspek penting lainnya adalah mengenai promosi dari produk.

Bagaimana suatu produk akan dikenalkan ke pasar agar pelanggan tergerak untuk

membelinya. Salah satu cara berpromosi efektif adalah dengan beriklan. Bagi

wirausaha yang baru memulai bisnis, iklan dilakukan dengan mempertimbangkan

efektifitas dan efisiensi-nya. Untuk mendapatkan efektifitas beriklan sebaiknya

dilakukan pemilihan media iklan yang benar-benar cocok dengan karakter target

pasar dari produk. Mungkin tidak diperlukan untuk memasang iklan di segala

media/ tempat karena belum tentu berpengaruh kepada peningkatan penjualan.

Selain itu pemasangan iklan juga berhubungan dengan biaya yang dikeluarkan.

Pada tahap-tahap awal memulai bisnis, sebaiknya masalah biaya

mendapat perhatian khusus agar tidak menjadi ganjalan dalam operasional usaha.

Tentukan juga tujuan dari promosi, apakah untuk menciptakan kesadaran merek

Page 96: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

atau dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan. Jangan lupa untuk mengukur

hasil dari setiap kegiatan promosi yang dilakukan, apakah sesuai dengan harapan

atau masih perlu perbaikan untuk kegiatan promosi berikutnya.

Sebagaimana yang telah disinggung pada bagian terdahulu, bahwa pada

saat ini telah terjadi suatu perubahan dalam sistem pemasaran atau penjualan

produk kerajinan. Jika pada waktu dulu para pengrajin hanya memamerkan dan

menjual produk kerajinannya di wilayah sekitar Desa Trangsan, saat ini mereka

telah menjual dan memasarkannya ke luar kota. Dalam menentukan lokasi

pemasaran pada umumnya, saat ini mereka telah mempunyai distributor atau

pelanggan tetap di kota-kota besar, namun tidak menutup kemungkinan mereka

akan mencari lokasi pemasaran yang baru.

Untuk lebih jelasnya proses pemasaran kerajinan rotan Desa Trangsan

dapat dilihat dalam skema pemasaran sederhana berikut ini:

Skema 1. Alur Pemasaran Kerajinan Rotan

Pengrajin rotan

(produsen)

Pedagang perantara

Toko pengecer

Pembeli eceran

Page 97: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Namun untuk mendapatkan seorang pelanggan tidaklah mudah,

dibutuhkan waktu dan kerja sama yang baik untuk mendapatkan seorang

pelanggan, mengingat semakin banyaknya pengrajin menyebabkan pelanggan

dalam hal ini adalah seorang distributor, mempunyai pilihan untuk menentukan

pemesanan barang kepada para pengrajin. Biasanya pada awalnya, para pengrajin

membawa barang hasil kerajinan itu dan menawarkan langsung para distributor.

Akibat semakin banyaknya pengrajin rotan di Desa Trangsan ini maka

secara langsung menyebabkan adanya persaingan harga antar sesama pengrajin,

misal ada pengrajin yang melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan harga jual

terendah, meskipun mereka berdalih bahwa produk yang mereka hasilkan pun

bentuknya tidaklah persis sama, masing-masing pengrajin mempunyai

karakteristik yang mereka tonjolkan dalam produk kerajinan mereka, sehingga

mereka menentukan harga sendiri-sendiri, namun hal ini tetap saja akan

merugikan pengrajin lainnya.

Bahkan pada kenyataanya banyak pengrajin yang rela menurunkan

harga barang produksinya hanya agar cepat laku terjual. Kondisi seperti inilah

yang menyebabkan persaingan tidak sehat antara para pengrajin dan merusak

pasar. Di sentra industri kerajinan rotan di Desa Trangsan ini tidak ada suatu

perkumpulan atau paguyuban yang khusus memiliki peranan khusus untuk

Page 98: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

menangani persaingan harga antar para pengrajin rotan. Hal ini seperti yang

dikemukakan oleh Bapak Waloeyo dalam petikan wawancara berikut:

“…Sebenarnya persaingan itu ya tetap ada, khususnya dalam hal harga, kadang-kadang ada yang menjual produknya dibawah harga rata-rata untuk menarik konsumen, ya tapi mau gimana lagi namanya juga orang jualan, soal paguyuban antar pengrajin, dulu pernah ada, tapi tidak membahas tentang persaingan harga antar pengrajin, tapi bahas tentang kredit modal dari pemerintah atau pihak swasta…”

Oleh karena itu untu menghindari persaingan yang tidak sehat, para

pengrajin rotan di Desa Trangsan ini jika membahas masalah persaingan harga,

pemasaran dan hal- hal yang berkaitan dengan usaha mereka biasanya hanya

dilakukan secara kelompok-kelompok kecil, atau sekedar bincang-bincang antar

pengrajin, tidak melalui lembaga atau paguyuban secara formal.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pemasaran yaitu berusaha

menjalin hubungan baik dengan para pedagang perantara atau distributor, sebab

para pedagang tersebutlah yang merupakan perantara penjualan mereka ke

konsumen. Para pengrajin menjaga kontinuitas hubungan baik dengan para

distributor tersebut, sehingga proses pemasaran produk kerajinan rotan rotan

mereka berjalan lancar, sistem pembayarannya pun dipermudah. Para distributor

tidak harus membayar tunai pada saat awal menerima produk, namun diberi

jangka waktu antara satu sampai dua bulan.

Seperti yang diungkakan oleh Bapak Abu berikut ini:

“Dengan adanya disributor, jadi sangat mempermudah saya dalam menjual barang, jadi saya gak perlu repot-repot memasarkan atau menawarkan produk saya langsung ke konsumen, tinggal terima pesanan saja dari distributor.”

Page 99: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak Waloeyo:

“menjaga hubungan dengan pelanggan itu penting sekali, karena mereka yang membantu kita untuk menjual dan memasarkan produk, dan sistem pembayarannyapun dipermudah karena kita sudah saling mengenal. Bahkan untuk menjaga pelanggan, setiap order yang saya terima dari mereka saya kirim dengan ongkos transport saya yang tanggung, ya itung-itung buat ngikat pelanggan. ”

Pengrajin selalu menjaga hubungan baik dengan para pelanggan.

Dengan adanya pelanggan, maka ada perputaran uang. Bagi pengrajin pelanggan

adalah orang yang bisa menentukan nasib masa depan usaha mereka. Tanpa

pelanggan maka dipastikan usaha mereka akan mengalami kebangkrutan, oleh

karena itu untuk menjaga kepuasan pelanggan maka pengrajin melakukan

berbagai cara antara lain menjaga kualitas dan memperkaya disain produk, dan

menjualnya dengan harga bersaing dan tidak terlalu mahal. Pengrajin akan

mendapatkan uang dari penjualan produk kerajinan dan dapat digunakan untuk

membeli bahan baku untuk proses produksi, di sisi lain pelanggan mendapatkan

produk sesuai dengan kebutuhannya.

d. tempat pelayanan (place)

Tidak kalah penting adalah mengenai di mana produk tersebut yang

akan ditawarkan tersebut mudah ditemukan oleh target pasar yang dituju. Pada

beberapa industri, misalnya ritel atau restoran, masalah penempatan berarti sangat

penting. Begitu juga dengan kerajinan rotan yang dihasilkan oleh para penrajin di

Desa Trangsan Sukoharjo. Ungkapan “Lokasi, Lokasi, Lokasi” sebaiknya sangat

Page 100: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

diperhatikan oleh wirausaha, karena bisa jadi pemilihan lokasi tempat usaha yang

buruk dapat berakibat langsung kepada kegagalan dari usaha yang dijalankan.

Berikut ini jawaban dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti

kepada informan terkait dengan tempat pemasaran hasil produksi kerajinan rotan

di Desa Trangsan Kabupaten Sukoharjo.

”Saya melakukan penjualan barang-barang hasil produksi ke seorang distributor. Barang yang sudah jadi kemudian dikirim dan dipasarkan ke distributor di Jogja antara lain yaitu Asiatic Atmosphere, Sentana Rotan, Summer, Trading Cash”.

Begitu pula yang diungkapkan Bapak Saryanto:

“Saya memasarkan produk itu ya melalui distributor, pabrik Asia Trend Perkasa di Jogja, sedangkan nanti untuk pemasaran lebih lanjut seperti misalnya ikut pameran kerajinan, itu semua mereka yang urus, saya cuma menerima order yang saya terima dari pabrik.”

Sama halnya dengan Bapak Saryanto, Bapak Waloeyo juga

menggunakan Jogja sebagai tempat pemasaran hasil kerajinan rotan yang

diproduksi di tempatnya. Berikut pengakuan dari BapakWaloeyo.

“Saya memasarkan kerajinan rotan ke Jogja karena Jogja terkenal dengan konsumen dari barang-barang yang bernilai seni tinggi”.

Berbeda dengan Bapak Waloeyo yang hanya memasarkan produknya ke

Jogja, Bapak Ichwanto juga memasarkan kerajinannya ke daerah lain. Berikut ini

adalah jawaban dari beiau tentang tempat pemasaran kerajinannya.

“Saya memasarkan kerajinan rotan ke Kota Jogja, Cirebon dan di Desa Trangsan sendiri. Ini saya lakukan karena permintaan tidak hanya berasal dari satu kota tetapi juga kota-kota lainnya”.

Page 101: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Sedangkan pengrajin lain di Desa Trangsan, Bapak Abu Diarto

menuturkan hal yang berbeda dengan beberapa informan sebelumnya. Berikut ini

adalah penjelasan dari Bapak Abu Diarto.

”Saya memasarkan barang-barang ke Pulau Bali. Di sana ada teman saya yang menjadi distributor dan pastinya akan menjualkan barang-barang kerajinan dari industri rotan yang saya kelola”.

Informan terakhir dalam penelitian ini juga memiliki jawaban yang

berbeda dengan kelima informan sebelumnya. Berikut penjelasan dari Bapak

Bayu Aji Jumianto terkait dengan tempat pemasaran dari kerajinan rotan yang

beliau produksi.

“Surabaya adalah tujuan dari pemasaran kerajinan-kerajiann rotan yang saya produksi”.

Dari petikan wawancara di atas, dapat diketahui bahwa melalui para

distributor tersebut nantinya produk kerajinan rotan mereka dipasarkan di

pameran-pameran berstandar internasional. Sehingga mereka bisa mendapat order

yang lebih besar.

Sedangkan untuk pegusaha bahan baku seperti Bapak Ichwanto sebagian

besar produknya dikirim ke luar kota, seperti penuturannya berikut ini:

“Untuk rotan yang sudah jadi nantinya akan saya kirim ke pelanggan saya yaitu di jogja dan cirebon, biasanya pembayarannya diutang dulu selama satu setengah bulan, tapi saya juga jual secara eceran, pembelinya ya terutama pengrajin sekitar.”

Untuk lebih jelasnya lihatlah matrik pemasaran kerajinan Rotan dari

Desa Trangsan berikut ini.

Page 102: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Matrik 4

Tempat Pemasaran Kerajinan Rotan

Desa Trangsan

No Informan Tempat Pemasaran

1 Bapak Saryanto Animal Art and Amazing Wood, Sania

Craft

2 Bapak Waloeyo Earth Colections Jogjakarta

3 Ibu Asri Jogja antara lain yaitu Asiatic

Atmosphere, Sentana Rotan, Summer,

Trading Cash.

4 Bapak Ichwanto Yogyakarta, Cirebon dan di Trangsan

5 Bapak Abu Diarto Bali Galeria Kuta

6 Bapak Bayu Aji Jumianto Joe Art Galery, Surabaya

Sumber: Hasil Wawancara

Para pengrajin rotan di Desa Trangsan tidak hanya menjual dalam

pesanan atau partai besar, tetapi mereka juga tetap memasarkan produk mereka di

rumah tempat mereka melakukan proses produksi, agar konsumen yang ingin

memesan barang secara langsung dapat melihat sampel produk yang mereka buat,

mereka juga menerima pesanan atau sketsa bentuk langsung dari pembeli di

tempat produksi, selain itu merka juga memasarkan produknya di toko-toko

eceran.

Hasil wawancara membuktikan bahwa proses pemasaran tidak bisa

dilakukan seorang diri. Para pengrajin lebih konsen kepada proses produksinya,

sedangkan untuk proses distribusi dan penjualan diserahkan kepada salah seorang

Page 103: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

distributor di luar Sukoharjo. Artinya perlu koordinasi yang baik dari pengrajin

maupun dari pihak distributor.

Arti dari pemasaran adalah jauh lebih luas dari pada arti penjualan.

Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan

mengidentifikasikan kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan

produk yang hendak diproduksi, menentukan harga produk yang sesuai,

menentukan cara-cara promosi dan penyaluran atau penjualan produk tersebut.

Jadi kegiatan pemasaran adalah kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan

sebagai suatu sistem.

Strategi pemasaran dalam industri rotan ini adalah menggunakan strategi

pemasaran tunggal dan berganda. Dalam hal ini strategi pemasaran tunggal dapat

diartikan sebagai sebuah strategi dalam memasarkan barang hasil produksi dalam

sebuah perusahaan, dalam hal ini adalah industri rotan di Desa Trangsan. Pasar

yang dipilih bisa berupa segmen yang kurang terlayani atau juga yang kurang

menarik bagi industri-industri lain.

Tujuan pokok strategi ini adalah mencari suatu segmen yang diabaikan

saat ini atau kurang terlayani, kemudian berusaha memenuhi kebutuhan segmen

tersebut. Hasil yang diharapkan dapat tercapai adalah biaya yang terendah dan

laba yang lebih tinggi. Bila dilaksanakan dengan baik, maka industri yang

menjalankannya akan memperoleh reputasi tersendiri dalam segmen pasar yang

dituju. Meskipun demikian strategi ini juga memiliki resiko besar, yakni bila

Page 104: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

terjadi perubahan lingkungan, terutama selera pasar. Jika konsumen konsumen

sudah berubah selera, maka penghasilan dari industri secara keseluruhan akan

tergoncang. Selain itu bila segmen tersebut ternyata bisa mendatangkan

keuntungan yang besar, maka sangat mungkin bila banyak pesaing yang tertarik.

Dengan meningkatnya persaingan, maka profitabilitas perusahaan dapat

berkurang.

Dalam penelitian ini, industri rotan yang menggunakan strategi tunggal

adalah Industri dari Bapak Saryanto, Bapak Waloeyo, Bapak Abu Diarto dan

Bapak Aji Jumianto. Meski ada yang memasarkan di wilayah yang sama, namun

tempat yang digunakan untuk memasarkan hail industri rotan berbeda.

Berbeda dengan strategi pasar tunggal yang hanya melayani satu

segmen pasar saja, maka dalam strategi pasar berganda industri berusaha

melayani beberapa pasar yang berbeda. Usaha yang dilakukan adalah

mendistribusikan produk yang sama kepada sejumlah segmen pasar.

Tujuan strategi ini adalah untuk mendiversifikasikan dan mengurangi

resiko, sehingga tergantung semata-mata pada satu segmen saja. Dengan

demikian bila suatu segmen pasar mengalami goncangan atau penurunan maka

secara keseluruhan indutri tidak terlalu terpengaruh. Persyaratan yang dibutuhkan

adalah: 1) memilih dan mempertimbangkan dengan matang dan hati-hati segmen-

segmen yang akan dilayani, 2) menghindari konfrontasi dengan industri yang

melayani semua pasar.

Page 105: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Dalam penelitian ini industri yang menggunakan strategi pemasaran

ganda adalah Ibu Asri dan Bapak Ichwanto. Namun kedua industri tersebut

memiliki pasar yang bereda sehingga hal itu tidak akan menjatuhkan industri

rotan lain di Desa Trangsan.

Matrik 5

Strategi Pemasaran Pengrajin Rotan Desa Trangsan

No Permasalahan Strategi

1. Banyaknya pengrajin

menyebabkan makin

tingginya tingkat persaingan

dalam memperoleh

konsumen maupun

mempertahankan pelanggan.

a. Memilih konsumen yang dituju.

b. Mengidentifikasi keinginan

konsumen.

c. Menentukan marketing mix

· produk (product), Menjaga

keunggulan produksi baik dari

segi kualitas maupun variasi

bentuk produk yang dihasilkan.

· harga (price), pengrajin

mematok harga tidak terlalu

tinggi, yang terpenting biaya

produksi dan tenaga kerja bisa

terbayar, laba juga tidak terlalu

banyak

· promosi (promotion), pengrajin

melakukan kerja sama dengan

para distributor dalam menjual

hasil kerajinannya.

· tempat pelayanan (place),

pengrajin memilih tempat

Page 106: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

pemasaran yang tepat agar

barang hasil produksinya tetap

laku di pasaran

2.

Persaingan harga yang tidak

sehat, selain karena oknum

pengrajin juga dipicu oleh

tidak adanya lembaga atau

institusi yang bisa

mengontrol

a. Membuat kesepakatan harga jual

terendah antar sesama pengrajin.

b. Memperluas jaringan pemasaran

sampai ke luar daerah

c. Memberikan layanan atau jasa

kepada konsumen, baik berupa

potongan harga sampai dengan jasa

pengantaran barang ke tempat

konsumen.

Rasa kebersamaan dan persaudaraan juga sangat menonjol yang

mengiringi kegiatan dari usaha tersebut. Hal ini terlihat dari adanya hubungan

antara pegrajin satu dengan pengrajin yang lain. Interaksi yang kuat menjadi ciri

khas masyarakat desa yang ikut serta dalam kegiatan ini karena sebagian besar

dari mereka merupakan kerabat atau saudara.

Dari segi kemandirian usaha ini, penulis melihat bahwa para pengrajin

memegang kendali penuh setiap kegiatan termasuk dalam hal produksi dan

pemasaran. Hubungan antara tindakan yang dilakukan pengrajin yang dikaitkan

oleh teori Weber dalam memaknai sebuah tindakan, termasuk dalam tindakan

zwerk rasional karena tindakan yang dilakukan manusia dilihat dari segi perilaku

Page 107: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

sebagai mata rantai dari alat dan tujuan, dimana dalam memilih strategi yang

digunakan untuk kelangsungan usahanya merupakan salah satu wujud konkret

dari tindakan tersebut.

Dalam kegiatan pemasaran, dikenal adanya elemen-elemen strategi

pemasaran yaitu : memilih konsumen yang dituju, mengidentifikasi keinginan

konsumen dan menentukan marketing mix, yaitu sarana untuk memenuhi

keinginan dan kebutuhan konsumen dengan mengkombinaikan komponen ( 4P )

produk (product), harga (price), promosi (promotion), tempat pelayanan (place).

Strategi atau langkah-langkah yang diambil dan dilakukan oleh para

pengrajin merupakan suatu tindakan sosial dalam rangka menjaga kelangsungan

usahanya. Langkah-langkah atau strategi yang kemudian dimanifetasikan dalam

bentuk tindakan-tindakan ini dilakukankan atas dasar kesadarannya sebagai

subyek dan dari situasi ekternal dan posisinya sebagai obyek. Di sini berarti

bahwa pengrajin yang berlaku sebagai aktor akan melakukan suatu tindakan,

dimana tindakan tersebut merupakan tuntutan dari situasi ekternal yang ada.

Adapun contoh dari situasi ekternal tersebut misalnya adanya persaingan usaha

dari sesama pengrajin yang dapat menjadi hambatan bagi indutri kerajinan rotan

ini untuk tetap bertahan. Sehingga kemudian para pengrajin dituntut untuk dapat

bersaing dengan menggunakan berbagai cara atau strategi yang dianggapnya baik

untuk dapat mencapai tujuannya. Jadi tindakan yang dilakukan oleh si aktor,

dalam hal ini adalah pengrajin, dalam memilih, menilai dan mengevaluai tindakan

Page 108: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

yang akan, sedang dan telah dilakukannya tidak lain adalah berupa strategi yang

sengaja dipilih dengan harapan untuk dapat mempertahankan kelangsungan

usahanya.

Matrik 6

Temuan Strategi Produksi dan Strategi Pemasaran

Faktor Permasalahan Strategi

Produksi Modal Umumnya tidak mengalami kesulitan yang berarti dalam hal permodalan

Penggunaan modal yang efisien dan tepat guna.

Tenaga Kerja

Besarnya kapasitas produksi dan batas waktu pemesanan yang harus diselesaikan pengrajin

Pemanfaatan tenaga kerja secara maksimal dengan mempekerjakannya sesuai dengan keahlian masing-masing (pembagian kerja).

Alat Produksi Biaya untuk pembelian alat produksi biasanya dikeluarkan pada waktu awal usaha.

Merawat semaksimal mungkin

Bahan Baku Semakin mahal dan langkanya bahan baku rotan

Mengganti bahan baku rotan dengan bahan baku alternatif yaitu enceng gondok.

Pemasaran Persaingan memperoleh konsumen

Banyaknya pengrajin menyebabkan makin tingginya tingkat persaingan dalam memperoleh konsumen maupun mempertahankan pelanggan.

a. Memilih konsumen yang dituju.

b. Mengidentifikasi keinginan konsumen.

c. Menentukan marketing mix

· produk (product) · harga (price) · promosi (promotion). · tempat pelayanan

(place) Persaingan harga

Persaingan harga yang tidak sehat, selain karena oknum pengrajin juga dipicu oleh tidak

a. Membuat kesepakatan harga jual terendah.

b. Memperluas jaringan

Page 109: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

adanya lembaga atau institusi yang bisa mengontrol

pemasaran c. Memberikan layanan

kepada konsumen, baik berupa potongan harga sampai dengan jasa pengantaran barang.

Page 110: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Fokus utama dari penelitian ini adalah mengenai strategi kelangsungan

usaha yang diterapkan oleh para pengrajin rotan di Desa Trangsan Kecamatan

Gatak Kabupaten Sukoharjo, yakni dalam hal produksi khususnya pengadaan

bahan baku pasar kebijakan ekspor rotan pemerintah dan juga dalam hal strategi

pemasarannya.

a. Produksi

Dalam hal produksi, penelitian ini mengkaji strategi yang diterapkan

oleh para pengrajin dalam rangka mempertahankan usahanya dalam menghadapi

permasalahan didalam memenuhi faktor-faktor produksi berupa tenaga kerja,

pengadaan bahan baku, alat-alat produksi.

Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat diperlukan oleh setiap

pengrajin baik yang berskala besar ataupun kecil yang ada di Desa Trangsan

dalam menunjang kelangsungan kegiatan produksi. Secara garis besar tenaga

kerja yang bekerja yang ada di industri kerajinan rotan di Desa Trangsan dapat

dikategorikan menjadi tiga golongan yaitu : tenaga kerja harian, tenaga kerja

borongan dan tenaga kerja sementara. Berkaitan dengan adanya tenaga kerja

adalah upah kerja. Upah diberikan oleh majikan sebagai imbalan atas hasil dari

mereka bekerja. Sistem pemberian upah yang diberlakukan kepada tenaga kerja

Page 111: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

adalah harian dan borongan, sedang untuk tenaga kerja sementara termasuk ke

dalam upah borongan. Untuk tenaga kerja harian upah yang diberikan antara Rp.

15.000,00 sampai dengan Rp. 25.000,00 sesuai dengan spesialisasi pekerjaan

masing-masing, makin sulit pekerjaannya, upahnya juga semakin tinggi, selain itu

upah tenaga kerja juga tergantung dari ketentuan masing-masing pemilik usaha

(pengrajin). Upah tenaga harian diberikan seminggu sekali yakni pada akhir

pekan. Sedangkan untuk tenaga kerja borongan, upah diberikan setelah mereka

menyelesaikan pekerjannya, misal dalam sebulan mereka bisa menyelesaikan

orderan 100 pcs kursi, maka setelah selesai mereka akan menerima upah, namun

biasanya tiap minggu mereka boleh minta uang pada pemilik usaha atau

pengrajin, atau istilahnya kas bon (hutang), nanti setelah menerima upah, mereka

baru membayar hutangnya.

Alat produksi merupakan bagian yang penting dari proses produksi,

karena dengan peralatan produksi maka proses produksi akan dapat berjalan

dengan lancar. Adapun alat-alat yang dibutuhkan pada umumnya dalam industri

kerajinan rotan di Desa Trangsan ini antara lain yaitu: kompressor (alat untuk

menyemprotkan melamin sebagai proses finishing sehingga produk menjadi

halus dan mengkilap), bor (alat untuk membuat lubang di kayu), tembak paku

(alat untuk menancapkan paku kecil), gergaji (alat utuk memotong kayu), gunting

(alat untuk memotong bahan), amplas. (untuk menghaluskan serat kayu dan

rotan).

Page 112: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Ketersediaan bahan baku merupakan salah satu faktor yang menentukan

kelangsungan produksi dan kelangsungan perusahaan. Seperti yang telah

dijelaskan pada bagian terdahulu, pada awalnya para pengrajin rotan di Desa

Trangsan ini menggunakan rotan, namun seiring langka dan mahalnya rotan,

maka mereka mulai mencari bahan pengganti yang sejenis rotan dan mudah

didapat, akhirnya mereka menemukan enceng gondok dan pelepah pisang. Namun

demikian sebagian besar pengrajin masih menggunakan rotan sebagai bahan

utama. Adapun pengrajin yang bahan bakunya menggunakan busa, seperti yang

digunakan pada Tirta Foam. Dalam pengadaan bahan baku terutama rotan,

sebagian besar pengrajin mengadakan kerja sama dengan pemasok bahan baku

dari Surabaya, mereka tinggal memesan lewat telepon kemudian bahan baku akan

diantarkan, sedangkan transaksi dilakukan lewat rekening bank.

Disini berarti bahwa pengrajin yang berlaku sebagai aktor akan

melakukan suatu tindakan, dimana tindakan tersebut merupakan suatu tuntutan

dari situasi eksternal yang ada. Adapun contoh dari situasi eksternal tersebut

misalnya kelangkaan bahan baku ataupun kondisi pasar yang sepi yang dapat

menjadi hambatan dari usaha industri kerajinan rotan ini untuk tetap bertahan.

Sehingga kemudian para pengrajin rotan dituntut untuk dapat bertahan dengan

menggunakan berbagai cara atau strategi yang dianggapnya baik untuk dapat

mencapai tujuannya. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa dalam

menghadapi kelangkaan dan mahalnya harga bahan baku rotan, para pengrajin

Page 113: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

mencari cara agar produkinya dapat terus berjalan, dan salah satu strategi yang

mereka gunakan yaitu dengan cara mengganti bahan baku rotan dengan bahan

baku sejenis yang bisa digunakan, seperti enceng gondok dan pelepah pisang. Jadi

tindakan yang dilakukan oleh si aktor, dalam hal ini adalah pengrajin rotan tidak

lain adalah berupa strategi yang sengaja dipilih dengan harapan untuk dapat

mempertahankan kelangsungan usahanya

b. Pemasaran

Dengan adanya kesamaan latar belakang, baik itu dalam kesamaan asal

daerah, kemampuan manajerial, latar belakang pendidikan sebagai pengusaha,

para pengrajin rotan memiliki tata cara dan strategi yang sama dalam memasarkan

atau menjual produknya. Meskipun strategi tersebut tidak merujuk pada suatu

referensi tertentu yang tertuang dalam bentuk tertulis maupun sumber lainnya.

Namun karena menerapkan strategi tersebut, para pengrajin mampu

mempertahankan kelangsungan usaha yang mereka jalani ini.

Dalam kegiatan pemasaran, dikenal adanya elemen-elemen strategi

pemasaran yaitu : memilih konsumen yang dituju, mengidentifikasi keinginan

konsumen, menentukan marketing mix, yaitu sarana untuk memenuhi keinginan

dan kebutuhan konsumen dengan mengkombinaikan komponen ( 4P ) produk

(product), harga (price), promosi (promotion), tempat pelayanan (place).

Strategi atau langkah-langkah yang diambil dan dilakukan oleh para

pengrajin merupakan suatu tindakan sosial dalam rangka menjaga kelangsungan

Page 114: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

usahanya.. Di sini berarti bahwa pengrajin yang berlaku sebagai aktor akan

melakukan suatu tindakan, dimana tindakan tersebut merupakan tuntutan dari

situasi ekternal yang ada. Adapun contoh dari situasi ekternal tersebut misalnya

adanya persaingan usaha dari sesama pengrajin yang dapat menjadi hambatan

bagi indutri kerajinan rotan ini untuk tetap bertahan. Sehingga kemudian para

pengrajin dituntut untuk dapat bersaing dengan menggunakan berbagai cara atau

strategi yang dianggapnya baik untuk dapat mencapai tujuannya. Jadi tindakan

yang dilakukan oleh si aktor, dalam hal ini adalah pengrajin, dalam memilih,

menilai dan mengevaluai tindakan yang akan, sedang dan telah dilakukannya

tidak lain adalah berupa strategi yang sengaja dipilih dengan harapan untuk dapat

mempertahankan kelangsungan usahanya.

B. IMPLIKASI

1. Implikasi Teoritis

Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan penulis dalam

menganalisis permasalahan yang menjadi obyek penelitian ini adalah paradigma

definisi sosial. Secara definitif, paradigma ini merumuskan sosiologi sebagai ilmu

yang berusaha untuk menafsirkan dan memahami (Interpretative Understanding)

tindakan sosial antar hubungan sosial untuk sampai pada penjelasan kausal. Bagi

Max Weber studi tentang tindakan sosial berarti mencari pengertian subyektif

atau motivasi yang terkait pada tindakan-tindakan sosial.

Page 115: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Dalam definisi ini terkandung dua konsep dasar, petama konsep

tindakan sosial dan yang kedua tentang penafsiran (Interpretative Understanding).

Max Weber menganjurkan bahwa dalam mempelajari tindakan sosial itu,

sebaiknya menggunakan penafsiran dan pemahaman, sebab seorang peneliti

sosiologi dalam menghadapi tindakan sesorang atau aktor harus dapat mencoba

menginterpretasikannya. Dalam arti harus memahami motif dari tindakan si aktor

tersebut.( Ritzer dalam Alimandan, 1992:44-46)

Dalam penelitian ini, penulis berusaha menginterpretasikan strategi atau

langkah-langkah yang diterapkan oleh para pengrajin rotan di Desa Trangsan,

dalam rangka mempertahankan kelangsungan usahanya.

Kemudian, dalam penelitian ini penulis menggunakan teori aksi. Teori

ini dikembangkan oleh Talcot Parsons, dimana hal ini ia memilih istilah action

dan bukan behaviour, karena menurutnya memiliki konotasi yang berbeda.

Behaviour secara tidak langsung menyatakan kesesuaian mekanik antara perilaku

(respon) dengan rangsangan (stimulus). Sedangkan istilah action menyatakan

secara tidak langsung suatu aktivitas, kreativitas dan penghayatan diri individu.

Tindakan sosial yang dimaksudkan Weber dapat berupa tindakan yang nyata-

nyata diarahkan kepada orang lain, juga dapat berupa tindakan yang bersifat

membatin atau bersifat subyektif yang telah terjadi karena pengaruh positif dari

situasi tertentu atau merupakan tindakan perulangan dengan sengaja sebagai

Page 116: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

akibat dari pengaruh situasi serupa. Atau persetujuan secara pasif dalam situasi

tertentu. (Ritzer,1992:44-45)

Strategi atau langkah-langkah yang diambil dan dilakukan oleh para

pengrajin rotan di Desa Trangsan merupakan suatu tindakan sosial dalam rangka

menjaga kelangsungan usahanya. Langkah-langkah atau strategi yang kemudian

dimanifestasikan dalam bentuk tindakan-tindakan ini dilakukan atas dasar

kesadarannya sebagai subyek dari situasi eksternal dan posisinya sebagai obyek.

Di sini berarti bahwa pengrajin rotan yang berlaku sebagai aktor akan melakukan

suatu tindakan, dimana tindakan tersebut merupakan suatu tuntutan dari situasi

eksternal yang ada. Bertolak dari adanya pemaknaan terhadap tindakan atas dasar

rasionalitas, maka dapat dikatakan bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh para

pengrajin rotan disini merupakan tindakan zwerk rational, dimana dalam memilih

strategi yang digunakan untuk kelangsungan usahanya merupakan salah satu

wujud konktret dari tindakan tersebut. Maka di sini pengrajin mempunyai tujuan

atau prinsip untuk memperoleh keuntungan maksimal dengan menekan biaya

produksi yang seminimal mungkin agar kelangsungan uahanya tetap terjaga.

2. Implikasi Metodologis

Penelitian ini berjudul “Strategi kelangsungan Industri Kerajinan Rotan

di Desa Trangsan dalam menghadapi Kenaikan Bahan Baku Rotan”. Adapun

yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah strategi yang

Page 117: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

diterapkan oleh para pengusaha kerajinan rotan yang ada di Desa Trangsan ,

Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo. Dalam rangka mempertahankan

kelangsungan usahanya dalam menghadapi kelangkaan dan mahalnya bahan baku

rotan, maupun dalam menghadapi tingkat persaingan usaha yang semakin tinggi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan strategi yang diterapkan

oleh para pengusaha kerajinan rotan dalam rangka mempertahankan

kelangsungan usahanya di tengah-tengah persaingan usaha, khususnya dalam hal

produksi dan pemasaran

Data yang diperoleh dalam penelitian ini, diperoleh dengan cara peneliti

terjun langsung ke lapangan untuk mengamati berbagai peristiwa dan fenomena

yang terjadi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara teknik

wawancara mendalam (indepth interview), obervasi langsung serta pencarian data

dari dokumentasi. Kegiatan observasi merupakan bentuk pengamatan melalui

kegiatan pemusatan perhatian terhadap obyek yang diteliti. Dalam penelitian ini,

penulis datang ke lokasi penelitian untuk pengamatan secara langsung mengenai

aktivitas yang ada dan sedang berlangsung.

Dalam pengambilan sampel, penulis menggunakan teknik purposive

sampling atau sampling bertujuan, yakni memilih informan yang dianggap tahu

dan dapat dipercaya menjadi sumber data yang lengkap dan megetahuinya secara

mendalam.

Page 118: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Untuk menganalis data yang telah diperoleh, penulis menggunakan

teknik analisis interaktif, proses ini diawali dengan pengumpulan data.

Dikarenakan data yang diperoleh berkembang di lapangan, maka penulis

membuat reduksi data dan penyajian data. Penulis menyeleksi data yang diperoleh

di lapangan kemudian diikuti dengan penyusunan sajian data berupa uraian yang

sistematik. Setelah pengumpulan data berakhir, tindakan penelitian selanjutnya

adalah menarik kesimpulan dan verifikasi berdasarkan seluruh hal yang terdapat

dalam penulisan reduki data dan sajian data.

3. Saran

1. Bagi pemerintah

Untuk melindungi industri kerajinan rotan di dalam negeri,

pemerintah sebaiknya memperhatikan undang undang tentang larangan

ekpor rotan mentah. Adanya isu bahwa harga rotan internasional tinggi

sehingga ekspor bahan baku rotan sangat banyak ke internasional

berdampak pada kenaikan biaya produksi. Hal ini membuat para

produsen rotan berlomba-lomba untuk mengekspor bahan baku. Dengan

kondisi yang demikian, maka dampak yang terjadi di Indonesia yaitu

bahan baku rotan menjadi langka sehingga harga bahan baku rotan

menjadi tinggi. Keadaan ini tentu sangat berpengaruh pada dunia

industri rotan dalam negeri, dengan sendirinya biaya produksi tinggi

maka daya saing di luar negeri rendah karena kalah bersaing dengan

Page 119: STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN · 2013. 7. 22. · Rotan (Strategi Kelangsungan Usaha Industri Rotan di sentra Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

harga internasional. Maka industri rotan dalam negeri produksinya

menurun karena order rendah, bahkan ada yang sudah tidak mampu

berproduksi lagi. Akibatnya apabila hal ini tidak segera diatasi, maka

bisa jadi industri pengolahan rotan akan menjadi semakin terpuruk.

2. Bagi pengrajin

a. Para pengrajin tidak hendaknya bersama-sama membentuk suatu

paguyuban atau koperasi, yang akan semakin merekatkan kerjasama

antar pengrajin serta mempunyai suatu wadah yang menampung

aspirasi, ide dan kreativitas. Beberapa bahasan dapat mereka

sampaikan dalam forum tersebut misal adanya kesepakatan

mengenai harga barang produksi sehingga akan mencitakan iklim

persaigan yang sehat.

b. Tetap menjaga kualitas, mutu dan kreativitas produk kerajinan

c. Terus mencari dan mengembangkan bahan baku alternatif selain

rotan, untuk menjaga kelangsungan usaha apabila terjadi krisis

bahan baku.

d. Pengrajin agar tetap menjaga kelangsungan usahanya guna

melestarikan kerajinan rotan di Desa Trangsan ini..