Upload
rahmah-martiyasih
View
259
Download
21
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan sterilisasi mikrobiologi
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sterilisasi merupakan salah satu tahapan penting yang harus dilakukan dan
merupakan aturan standar dalam sebuah kerja mikrobiologi. Sterilisasi dapat
dikatakan sebagai proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari
segala bentuk kehidupan. Dalam bidang bioteknologi, kata seterilisasi sering dipakai
untuk menggambarkan langkah yang diambil agar media biakan atau membunuh
semua bentuk kehidupan mikroorganisme.
Saat melakukan praktikum atau kerja mikrobiologi, praktikan atau pelaksana
kerja akan banyak bersinggungan dengan mikrooorganisme yang kasat mata.
Kontaminasi mikroba dapat terjadi saat penggunaan alat dan bahan. Potensi
terkontaminasi mikroba sangatlah besar jika tidak dilakukan sterilisasi. Kontaminasi
yang timbul dari mikroba yang tidak diharapkan dikhawatirkan dapat menghambat
aktivitas dari mikroba yang ditumbuhkan atau dapat membahayakan keselamatan
dari pelaksana kegiatan tersebut.
Sterilisasi tidak dapat dilakukan jika kita tidak mengenal dan mengetahui
spesifikasi serta prinsip kerja alat-alat sterilisasi tersebut. Kesalahan prosedur
penggunaan alat sterilisasi dapat membahayakan keselamatan. Alat dan proses
steriliasi tergantung pada jenis alat dan bahan yang digunakan selama praktikum.
Karena pentingnya cara-cara mematikan, menyingkirkan dan menghambat
pertumbuhan mikroorganime dalam mikrobiologi maka proses sterilisi sangat
diperlukan. Selain itu, diperlukan pemahaman yang baik menegnai alat sterilisasi
yang mekanismenya tergantung pada alat dan bahan yang beragam. Oleh karena itu,
percobaan ini dilakukan agar praktikan mengenal standar yang dipakai
dilaboratorium serta mengetahui cara-cara yang digunakan dalam proses sterilisasi,
agar kedepannya praktikan dapat mengerjakan prosedur percobaan sesuai dengan
tujuan dan praktikum berjalan dengan lancar.
B. Tujuan
Praktikum “STERILISASI” ini bertujuan untuk mengenal dan mengetahui
spesifikasi alat sterilisasi, mengenal dan mengetahui prinsip kerja alat-alat
sterilisasi, serta menguasai teknik kerja aseptis
1
BAB II
MATERI DAN METODE
2.1 MATERI
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah saringan Zeitz, erlenmeyer
yang dapat dipasang vakum, pompa vakum, jarum ose, jarum inakoluasi, jarum
spatula, pinset, scalpel, pembakar bunsen, lampu spirtus, tabung reaksi, gelas piala
atau beaker glass, pipet, oven, arnold steam sterilizer, pengukus nasi atau dandang,
autoklaf, kompor gas, autoklaf listrik, BSC (Biological Safety Cabinet) serta LAF
(Laminar Air Flow).
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah ekstrak enzim, bahan
medium tertentu dengan senyawa gula, garam fisiologis, natrium bikarbonat,
medium cair, ekstrak buah atau sayur, dan medium agar.
2.2 METODE
Beberapa metode pada proses sterilisasi antara lain:
A. Sterilisasi Secara Mekanik (Filtrasi)
Saringan disterilkan sebelum digunakan, misal melalui tyndalisasi, dan dibungkus
dahulu dengan aluminium foil
Lapisan atau membran penyaring (asbes, kertas saring khusu) disterilkan dalam
cawan petri dengan tyndalisasi
Membran penyaring dipasang dalam alat penyaring dan dikerjakan didalam ruang
steril
Bahan yang akan disaring dituangkan kedalam saringan dengan hati-hati, pekerjaan
dilakukan di dalam ruang steril
Saringan dihubungkan dengan Erlenmeyer yang sudah steril dan dilakukan di ruang
2
steril
Erlenmeyer dihubungkan dengan pompa vakum dan pompa vakum dihidupkan
dengan hati-hati
Cairan bahan hasil saringan pada erlenmeyer dipindahkan kedalam botol lainnya
yang sudah steril secara aseptis
Botol ditutup dengan kapas steril dan aluminium foil dan disimpan pada suhu dingin
sebelum digunakan lebih lanjut
B. Sterilisasi secara Fisik (Pemanasan atau Penyinaran)
1) Sterilisasi dengan pemijaran
Jarum ose, jarum inakulasi, jarum spatula dipegang tangkai dan ujungnya dikenakan
pada lidah api sampai membara
Pinset dan scalpel dikenakan pada lidah api cukup lama tetapi tidak sampai membara
Alat-alat digunakan secara langsung setelah sebelumnya dibiarkan beberapa saat
sehingga tidak mematikan jasad renik
Alat-alat kemudian didinginkan sampai kira-kira 40-45oC
2) Sterilisasi dengan panas kering
Alat-alat yang akan disterilkan dibungkus dengan aluminium foil
Pengatur suhu oven diatur mencapai suhu 160-1800C
3
Proses sterilisasi sekitar 2-3 jam
3) Sterilisasi dengan uap air panas
Bahan yang akan disterilkan (dalam botol) diletakkan dalam alat sterilisasi
Alat sterilisasi dipanaskan sampai thermometer menunjukkan 1000C dan dibiarkan
selama 30 menit
Bahan dari alat sterilisasi diambil dan disimpan selama 24 jam pada suhu kamar,
agar spora dapat hidup menjadi sel vegetatif
Sterilisasi alat yang disimpan dengan alat sterilisasi yang dipanaskan sampai
thermometer menunjukkan 1000C dan dibiarkan selama 30 menit
Bahan dari alat sterilisasi diambil dan disimpan selama 24 jam pada suhu kamar,
agar spora dapat hidup menjadi sel vegetative (dilakukan 2 kali)
4) Sterilisasi dengan uap air panas bertekanan
Akuades diisikan ke dalam autoklaf sampai dibawah sarangan (dasar tempat
meletakkan benda-benda)
Medium diletakkan dalam botol pada sarangan
Perapian dihidupkan
Tutup autoklaf dipasang dengan mengencangkan sekrup-sekrup
Katup pengeluaran uap dibiarkan tetap terbuka untuk mengeluarkan uap udara yang
masih terbuka yang masih ada dalam autoklaf sampai beberapa saat
4
Katup pengeluaran uap ditutp setelah uap banyajk keluar dari autoklaf
Sterilisasi dilangsungkan dan diamati alat pencatat suhu
Suhu dan tekanan dipastikan menunjukkan pada botol sterilisasi pada 1210C 15 ib/psi
(2 atm) selama 15 menit
Kompor dimatikan selama 15 menit
5) Sterilisasi dengan penyinaran ultraviolet
Lampu UV dihidupkan selama 2 jam, dan dimatikan dengan segera sebelum
memulai pekerjaan
Kaca penutup dipastikan terkunci pada posisi terendah
Lampu neon dan blower dinyalakan dan dibiarkan selama 5 menit
Tangan dan lengan dicuci dengan sabun germisidal/alkohol 70%
Permukaan interior BSC diusap dengan alkohol 7% atau desinfektan yang cocok dan
dibiarkan menguap
Alat dan bahan yang akan dikerjakan dimasukan, tetapi jangan terlalu penuh karean
memperbesar resiko kontaminan
Bahan dan alat yang telah dimasukkan diatur sedemikian rupa sehingga efektif dalam
bekerja dan tercipta areal yang benar-benar steril
5
Pembakar Bunsen yang digunakan berbahan bakar gas
Pekerjaan dilakukan secara aseptis dan polaaliran udara jangan sampai terganggu
Setelah selesai bekerja, pekerjaan dibiarkan 2-3 menit agar kontaminan tidak keluar
dari BSC
Permukaan interior BSC diusap dengan alkohol 70% dan dibiarkan menguap
Tangan dibasuh dengan desinfektan
Lampu neon dan blower dimatikan
A.
6
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama praktikum, berikut beberapa
alat sterilisasi beserta prinsip kerja dan spesifiikasi alat yang disterilisasi.
No Alat Sterilisasi Prinsip Kerja Spesifikasi Alat
1
Oven
Panas kering.
Suhu 1600-1800C
Lama 2-3 jam.
Alat yang akan
disterilisasikan
dibungkus
dengan
alumunium foil.
Bisa untuk
sterilisasi alat
dan bahan.
Cocok untuk alat
yang terbuat dari
kaca
(ex. Erlenmeyer,
tabung reaksi,
dll)
7
2
Autoklaf
Uap panas
bertekanan
Suhu 1210 C
Tekanan 2 atm
Lamanya 15
menit.
Dapat
membunuh
bakteri sampai
tingkat spora
Untuk sterilisasi
alat dibutuhkan
waktu 20 menit,
sedangkan
sterilisasi bahan
dibutuhkan
waktu 15 menit.
Cocok
digunakan untuk
sterilisasi
medium
pertumbuhan
jasad renik.
Digunakan untuk
sterilisasi
medium atau
larutan atau alat-
alat yang tidak
tahan suhu
tinggi.
3
Arnold Steam Sterilizer
Uap air panas,
suhu 1000 C
selama 30 menit
dan diulang tiga
kali dengan
interval waktu
24 jam.
Cocok untuk
bahan-bahan
berair
(ex. Ekstrak buah
atau sayur)
8
4
Incubator
Kisaran untuk
inkubator
produksi
Heraeus B5042
misalnya 100-700
C.
Untuk
menginkubasi
atau mengeram
mikroba pada
suhu optimum
pertumbuhannya.
5
sartorius membrane filter
Secara mekanik
(filtrasi).
Digunakan untuk
bahan cair yang
peka panas,
seperti enzim,
antibiotik,dll.
6
BSC (Biological Safety
Cabinet)
Penyiaran ultra
violet
Sebelum
digunakan
nyalakan neon
dan blower
selama 5 menit,
kemudian
semprot alkohol
70%.
Lamanya 2 jam.
Digunakan untuk
sterilisasi alat
dan bahan.
Alat dan bahan
yang akan
disterilisasikan
jangan terlalu
penuh karena
akan
menimbulkan
kontaminan.
B. Pembahasan
Steril merupakan keadaan dimana alat-alat yang digunakan sudah terbebas
dari bakteri yang mengkontaminasi. Sedangkan sterilisasi adalah proses
penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme
9
(protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) yang terdapat dalam suatu benda.
Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk
membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Sterilisasi didesain untuk
membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Target suatu metode inaktivasi
tergantung dari metode dan tipe mikroorganisme yaitu tergantung dari asam nukleat,
protein atau membran mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut
sterilant (Pratiwi, 2006).
Sterilisasi dapat didefinisikan sebagai proses yang efektif membunuh atau
menghilangkan agen menular (seperti jamur, bakteri, virus dan prion) dari
permukaan, peralatan, makanan, obat-obatan, atau media kultur biologis. Dalam
prakteknya sterilitas dicapai oleh paparan dari obyek yang akan disterilkan untuk
kimia atau agen fisik untuk waktu yang ditentukan. Berbagai agen yang digunakan
sebagai steriliants adalah: suhu tinggi, radiasi pengion, cairan kimia atau gas.
Keberhasilan proses tergantung pada pilihan metode yang diterapkan untuk sterilisasi
(Sultana, Y, 2007).
1. Kekeringan perangkat untuk diproses
2. Suhu dan kelembaban daerah pengolahan
3. Ada atau tidaknya perangkat yang disiapkan dan disusun pada alat sterilisasi
4. Ada tidaknya agen sterilisasi yang nyata dalam sistem
5. Kondisi sterilisasi dan protokol perawatan
6. Benar atau tidak metode sterilisasi yang benar dan siklus yang digunakan
(Sultana, Y, 2007).
Menurut Vinay, et al dalam Sterilization Methods in Orthodontics (2011)
Sterilisasi adalah suatu proses di mana sebuah partikel, permukaan atau media
dibebaskan dari semua mikro-organisme baik dalam keadaan vegetatif atau spora.
Teknik sterilisasi pada dasarnya dapat ditempuh melalui tiga cara:
1. Secara fisik
2. Secara kimia/chemical
3. Secara mekanik
1. STERILISASI SECARA FISIK
A. Metode Radiasi
10
Dalam mikrobiologi, radiasi gelombang elektromagnetik yang banyak
digunakan adalah radiasi sinar ultraviolet, radiasi sinar gamma atau sinar X dan
sinar matahari.
Sinar matahari banyak mengandung sinyal ultraviolet, sehingga secara
langsung dapat dipakai untuk proses sterilisasi. Sinar ultraviolet bisa diperoleh
dengan menggunakan katoda panas (reaksi termis) yaitu kedalam tabung katoda
bertekanan rendah diisi dengan uap air raksa; panjang gelombang yang dihasilkan
dalam proses ini biasanya dalam orde 2.500 s/d 2.600 Angstrom (Gabriel JF, 1996).
Radiasi untuk sterilisasi lainnya adalah menggunakan sinar gamma (γ) aitu
radiasi ionisasi. Sinar γ memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dan energy
yang lebih besar sehingga memberikannya kekuatan penetrasi yang baik. Efek dari
radiasi ionisasi adalah terbentuknya radikal bebas yang sangat reaktif yang akan
merusak struktur makromolekul seperti DNA dan protein. Peralatan bedah seperti
syringe dan rubber gloves umum disterilisasi menggunakan sinar γ dari isotop cobalt
60 (60 Co). Radiasi sinar gamma digunakan dimana saat sterilisasi panas dapat
menimbulkan efek pada tekstur, rasa dan penampakan bahan seperti pada buah dan
sayur. Sinar γ juga mampu menembus kemasan / packaging produk (Hogg, 2005)
B. Metode pemanasan dengan uap air dan pengaruh tekanan (auto clave)
Autoclaving adalah metode yang paling populer dari sterilisasi dan dianggap
sebagai standar emas untuk prosedur sterilisasi. Prinsip dasarnya adalah bahwa
ketika tekanan di dalam ruang tertutup meningkat, temperatur di mana air mendidih
juga meningkat (Vinay, et al, 2011)
Menurut Morello et al. (2003:81) tekanan yang digunakan untuk sterilisasi
pada umumnya 15 Psi atau sekitar 1 atm dan dengan suhu 121oC (250oF). Jadi
tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi =
15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan adalah 15 menit pada
suhu 121oC. Dengan syarat suhu, tekanan dan waktu tersebut maka segala bentuk
mikroorganisme dapat dimatikan.
11
Adanya udara dalam wadah saat sterilisasi dapat mengakibatkan kurang
efisiennya sterilisasi. Autoklaf hanya dapat mencapai suhu maksimal pada kondisi
uap air murni (Hogg, 2005).
Sebagian besar media sangat terpengaruh oleh pemanasan yang berlebihan,
tetapi sterilisasi menggunakan autoklaf adalah cara yang paling memuaskan untuk
sterilisasi media atau bahan yang tahan panas lebih dari 100oC. Kombinasi waktu dan
tekanan untuk sterilisasi media umumnya menggunakan suhu 115 °C (0.69 kg/cm2)
selama 20 menit atau 121 °C (1.06 kg/cm2) selama 15 menit. Penetrasi suhu dan
tekanan akan semakin menurun pada volume yang besar. Oleh karena itu jika
mensterilisasi cairan melebihi 1L disarankan untuk melebihkan waktu sterilisasi.
Wadah seperti tabung, erlenmeyer, botol sebaiknya diberi ruang kosong (head space)
antara mulut wadah dengan batas cairan. Setelah selesai sterilisasi sebaiknya alat dan
bahan dibiarkan dingin sampai 80oC di dalam autoklaf sebelum diangkat (Barrow
dan Feltham, 1993).
C. Metode pemanasan secara kering
Sterilisasi panas kering merusak oksidasi konstituen, denaturasi protein dari
bakteri, dan kerusakan oksidatif pada sel bakteri. Mikroorganisme akan mengalami
kekeringan jika dipaparkan pada suhu tinggi dan akibatnya sel akan lisis dan mati.
Kekurangan sterilisasi panas kering yaitu masih bertahannya endospora bakteri
(Vinay, et al, 2011). Alat yang dipakai untuk sterilisasi panas kering yaitu:
12
Oven
Oven adalah suatu wadah yang mampu menjaga suhu pada 160-170 °C.
Umumnya alat-alat yang disterilisasi dengan oven adalah alat gelas seperti cawan
atau pipet ukur dan bukan untuk alat plastik atau karet. Sterilisasi dapat dilakukan
pada suhu 170oC selama 1 jam. Waktu sterilisasi dihitung setelah oven mencapai
suhu yang diinginkan. Oven yang baik memiliki termostat dan termometer atau
alat perekam temperatur, dan juga dilengkapi indikator waktu dan pemprograman
waktu. Setelah disterilisasi peralatan gelas sebaiknya didinginkan pada oven untuk
mencegah keretakan karena penurunan suhu mendadak. Untuk pengecekan
kinerja oven (verifikasi) dapat dilakukan dengan pengujian kehomogenan
temperatur di seluruh sudut oven pada pemakaian pertama atau setelah adanya
perbaikan. Verifikasi ini dilakukan dengan termometer terkalibrasi (ISO7128
2007:17-18).
Berbeda sedikit dengan peraturan ISO, Collins et al. (2004) menyatakan
bahwa sterilisasi panas kering dilakukan pada suhu 160oC selama 2 jam atau
180oC selama 30 menit dengan waktu pemanasan (heating-up) selama 1 jam dan
waktu penurunan suhu (cooling down) selama 2 jam.
Peletakan alat-alat pada oven sebaiknya memperhatikan distribusi panas
yang dihasilkan elemen. Disarankan untuk menghindari loading yang terlalu
banyak dan penempatan tanpa jeda sehingga mampu mengurangi penetrasi panas.
Semua alat sebaiknya dibungkus dengan bahan yang tidak mudah meleleh terkena
panas seperti kertas sampul (kraft paper) bukan dengan plastik.
Microwave oven
Microwave oven adalah alat yang mampu memanaskan dengan gelombang
mikro pada tekanan atmosfer. Pemanasan yang terjadi adalah hasil interaksi antara
bolak medan elektromagnetik dan bahan dielektrik. Dibandingkan dengan
pemanas konvensional menggunakan air atau uap sebagai media pemanas,
microwave memiliki potensi yang lebih baik. Penggunaan alat ini selain untuk
sterilisasi peralatan gelas dapat juga untuk memanaskan bahan cair atau
mencairkan agar (Tang et al, 2008).
D. Metode pemanasan dengan uap air panas
13
Cara uap air panas membunuh mikroorganisme adalah bukan dengan
mengeringkannya tetapi dengan menonaktifkan enzim-enzimnya sehingga
metabolisme berhenti bekerja. alat-alat yang menggunakan cara ini untuk sterilisasi
antara lain:
Steamers dan boiling water baths
Steamers dan boiling water baths adalah semua alat yang terdiri dari suatu
wadah untuk menampung air yang memiliki elemen pemanas dan bertutup
(closefitting lid). Uap air yang dihasilkan alat ini berada pada tekanan atmosfer.
Boiling waterbath mampu memanaskan air sampai atau hamper mendekati titik
didih dengan atau tanpa menghasilkan uap air. Penggunaan umum alat ini adalah
untuk mencairkan media agar atau membuat media tidak tahan panas dan tekanan.
Steaming (tyndallization)
Steaming (tyndallization) yang dikembangkan oleh John Tyndall adalah
istilah untuk cara sterilisasi dengan uap air panas yang dapat mencapai suhu
100°C pada wadah tanpa tekanan. Sterilisasi menggunakan uap air panas dapat
dilakukan sekali atau tiga kali (tahap) dengan hari yang berlainan dengan
memanaskannya pada 80 °C selama satu jam (Barrow and Feltham, 1993).
Sedangkan menurut Hogg (2005:341) tindalisasi dilakukan pada suhu 90-
100 °C selama 30 menit secara bertahap 3 kali. Selama jeda tahapan media
diinkubasi pada 37°C semalam. Pemanasan tiga tahap dimaksudkan untuk
memberi kesempatan endospora untuk berkecambah sehingga akan mati pada
tahap pemanasan selanjutnya.
E. Metode incineration (pembakaran langsung)
Pemijaran dapat langsung membunuh mikroorganisme (termasuk endospora)
yang disterilkan dengan cara membakar mikroorganisme sehingga cara ini adalah
cara paling cepat. Namun kekurangannya adalah sangat terbatasnya cakupan alat
yang disterilisasi menggunakan pemijaran dan ketidakpraktisan dalam mensterilisasi
alat berukuran besar. Alat yang dipakai untuk sterilisasi dengan api yaitu: Bunsen
burner dan pembakar spirtus (Hogg, 2005).
14
Bunsen burner dan pembakar spirtus digunakan untuk sterilisasi alat
inokulasi dengan pembakaran seperti sterilisasi jarum inokulum atau spreader.
Untuk memastikan kesterilannya jarum inokulum dibakar sampai membara dan
spreader dapat dicelupkan alkohol lalu dibakar. Bunsen burner berbahan bakar gas
yang disalurkan melalui pipa sedangkan pembakar spirtus berbahan bakar spirtus
(methanol). Namun pembakar spirtus lebih mudah ditemukan di banyak laboratorium
karena efisien dan portable (Hogg, 2005).
2. STERILISASI SECARA KIMIAWI
Sterilisasi secara kimia yaitu memaparkan alat atau bahan yang mengandung
mikroba terhadap suatu senyawa kimia sehingga dengan suatu reaksi tertentu dapat
membunuh atau menghentikan pertumbuhan mikroba tersebut tanpa merusak bahan
atau alat yang disterilisasi. Selain waktu sterilisasi, efektivitas suatu senyawa kimia
dalam membunuh mikroba dipengaruhi oleh beberapa faktor:
1. Jumlah mikroorganisme. Semakin besar jumlah kontaminan maka semakin
lama waktu sterilisasi.
2. Keadaan populasi mikroorganisme. Seringkali kontaminan yang harus
dimusnahkan bukan satu spesies, melainkan campuran bakteri, jamur,
spora dan virus sehingga membutuhkan spektrum bahan antimikroba yang
luas.
3. Temperatur dan pH dari lingkungan
4. Konsentrasi (dosis) senyawa antimikroba.
5. Cara senyawa antimikroba dalam membunuh (mode of action).
6. Adanya pelarut, senyawa organic lain yang menginterferensi dan inhibitor
seperti saliva, darah dan feces (Talaro dan Talaro, 2002:323).
Sterilisasi dengan metode ini bersifat desinfeksi. Disinfeksi dapat memberi
kesempatan beberapa mikroorganisme dapat survive. Disinfektan adalah agen kimia
yang digunakan untuk mendisinfeksi objek tidak hidup (inanimate) seperti
permukaan benda. Terminologi sanitasi digunakan untuk mendeskripsikan kombinasi
disinfeksi dan pembersihan. Proses perusakan sel yang disebabkan disinfektan dapat
berupa koagulasi atau denaturasi protein karena bereaksi dengan enzim
mikroorganisme (Hogg, 2005).
15
Berikut adalah beberapa jenis senyawa kimia yang bersifat disinfektan
menurut Hogg (2005:344-347).
a. Alkohol
Alkohol merupakan antiseptik kulit yang paling efektif dan desinfektan
untuk alat-alat medis. Etil dan isoprofil adalah yang paling banyak digunakan.
Konsentrasi yang efektif antara 50-70%. Alkohol mendenaturasi protein dan
lipid yang mengebabkan desintegrasi membran sel. Alkohol lebih efisien dalam
mematikan mikroorganisme pada konsentrasi dibawah 100%. Dengan adanya
air bercampur alkohol maka denaturasi protein lebih mudah terjadi (seperti
halnya uap panas lebih efisien disbanding panas kering). Konsentrasi yang
sering digunakan untuk disinfektan adalah 70%. Selain mendenaturasi protein,
alcohol juga dapat melarutkan lemak sehingga berpengaruh terhadap membran
sel dan kapsul beberapa jenis virus. Sel vegetatif dan hifa dapat dimatikan
dengan alkohol, namun spora seringkali resisten (Vinay, et al, 2011).
b. Halogen
Salah satu jenis halogen adalah klorin. Klorin (Chlorine) efektif sebagai
disinfeksi dalam bentuk gas bebas dan sebagai senyawa pelepas klorin seperti
chlorite dan chloramines. Gas klorin (compressed) umumnya digunakan
sebagai disinfektan pada pengolahan air, kolam renang atau untuk keperluan
industry. Bentuk senyawa klorin lainnya adalah Sodium hypochlorite (bleach)
yang dapat mengoksidasi gugus sulphydryl (-SH) dan disulphide (S-S) pada
protein. Seperti klotrin, hipoklorit dapat diinaktivasi dengan keberadaan materi
organic. Senyawa lain yang lebih stabil yaitu chloramines yang memiliki
keunggulan lebih tahan terhadap bahan organik. chloramines juga lebih tidak
beracun dan mampu melepas klorin secara perlahan sehingga memperpanjang
efek bakterisidal disinfektan ini. Jenis halogen lain adalah iodine. Daya kerja
iodine adalah bereaksi dengan residu tyrosine pada protein. Efek disinfeksi
iodine dapat ditingkatkan dengan melarutkannya pada ethanol 70% (iodine 1%
+ ethanol 70%).
c. Senyawa fenol (Phenolics)
16
Senyawa fenol memiliki gugus asam karboksilat yang bersifat
mematikan dengan daya kerja merusak protein dan membrane. Salah satu
keuntungan menggunakan senyawa fenol adalah tetap aktif walaupun terdapat
senyawa organik dan detergen. Disinfektan seperti Dettol, Lysol dan
Chlorhexidine adalah derivatif dari senyawa fenol. Salah satu senyawa fenol
bernama Hexachlorophene sangat efektif membunuh bakteri gram positif
seperti staphylococci atau streptococci sehingga digunakan sebagai salah
satubahan pembuatan sabun, deodorant dan shampo.
3. STERILISASI SECARA MEKANIK
Prinsip sterilisasi secara mekanik (filtrasi) yaitu menyaring suatu cairan non
steril dengan kertas membran sehingga cairan yang melewatinya akan terbebas
mikroba (steril). Pada umumnya bahan yang disterilkan melalui cara ini adalah bahan
yang mengandung senyawa tidak tahan suhu tinggi atau tekanan tinggi seperti serum
darah, antibiotik, glukosa dan lain-lain.
Medium disaring dengan saringan porselin atau dengan tanah diatom. Dengan
jalan ini, maka zat-zat organik tidak akan mengalami penguraian sama sekali. Hanya
sayang, virus tak dapat terpisah dengan penyaringan semacam ini. Oleh karena itu,
sehabis penyaringan, medium masih perlu dipanaskan dengan autoclave meskipun
tidak selama 15 menit dengan teperatur 121oC (Dwidjoseputro, 2005).
Sterilisasi tidak hanya pada alatnya saja, tetapi saat pembiakan atau transfer
biakan juga perlu dijaga sterilisasinya, atau dikenal dengan istilah aseptis. Agar
tercipta suasana aseptis, harus memperhatikan dan memahami beberapa hal berikut
ini.
1. Desinfeksi Meja Kerja
a. Singkirkan semua barang yang tidak diperlukan dari meja dan ruang kerja
b. Semprotkan meja kerja denga alkohol 70 % beberapa kali hingga merata
c. Kemudian semprotkan lagi alkohol pada tlapak tangan
d. Letakkan alat dan bahan-bahan yang diperlukan pada meja kerja dan
semprotkan kembali alkohol pada semua peralatan.
17
e. Setelah itu diamkan beberapa saat dan kembali semprotkan alkohol ke
seluruh permukaan tangan ketika hendak mulai bekerja.
f. Letakkan pembakar spiritus lalu biarkan.
www.chem-is-try.org
2. Memindahkan Biakan secara Aseptis
a. Persiapkan alat dan bahan seperti spirirtus,jarum inokulum(jarum ose), rak
tabung dan dua buah tabung tertutup yang berisi biakan bakteri/virus.
b. Bakarlah ujung hingga pangkal jarum inokulum dengan pembakar spirirtus.
c. Buka tutup kedua tabung dan bakar mulut kedua buah tabung tersebut dengan
pembakar spiritus agar kontaminan mati.
d. Ambil satu ulasan pada tabung pertama dengan jarum inokulum kemudian
masukkan jarum tadi pada tabung kedua dengan teknik spread zig-zag.
e. Bakar kembali mulut tabing agar kontamina pada proses transfer mati.
f. Tutup kembali tabung tersebut, dan bakar ujung jarum inokulum untuk
memebunuh sisa bakteri yang ada (Dayat, 2009)
18
www.chem-is-try.org
3. Memindahkan Biakan dari Cawan
a. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Bakar mulut cawan bagian tepi dengan memutarnya di atas api, serta
pijarkan jarum inokulum dan di dinginkan.
c. Buka mulut cawan yang berisi biakan koloni dan ambil koloni
tunggalnya dengan menempelkan jarum inokulum loop.
d. Kemudian tanamkan kembali koloni yang sudah diambil tadi pada media
yang baru dengan teknik spread kontinyu.
e. Panaskan kembali mulut cawan dan tutup rapat serta panaskanjarum
inokulum yang telah digunakan (Dayat, 2009)
19
www.chem-is-try.org
4. Memindahkan Cairan dengan pipet
a. Persiapkan alat dan bahan-bahan yang akan digunakan.
b. Lepaskan bungkus pipat dan panaskan ujung pipet pada pembakar
spiritus. (Usahakan daerah ujung pipet berdekatan dengan api).
c. Ambil dua buah tabung dan buka tutpnya untuk dipanaskan bagian ujung
mulut tabung.
d. Pipet cairan pada tabung pertama dengan menekan tombol S pada filter
dengan volume tertentu. Kemudian pindahkan ke tabung lainnya dan
keluarkan cairan tersebut dengan menekan E pada filter.
e. Setelah itu bakar kedua mulut tabung tadi dan tutup kembali dengan rapat
(Dayat, 2009)
20
www.chem-is-try.org
5. Menuangkan Media
a. Persiapkan alat dan bahan yang digunakan.
b. Panaskan mulut erlenmeyer yang berisi media pertumuhan
mikroorganisme.
c. Tuangkan media dalam erlemneyer ke cawan petri yang berisi biakan
murni.
d. Ratakan dengan menggoyangkan cawan (Dayat, 2009)
21
www.chem-is-try.org
22
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup,
dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri,
mycoplasma, virus) yang terdapat dalam suatu benda.
2. Sterilisasi dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu secara fisik, kimiawi,
dan mekanik
3. Secara fisik sterilisasi dapat dilakukan dengan cara Radiasi dengan sinarr
UV atau gamma. Pemanasan secara kering dengan menggunakan oven
atau microwave; pemanasan dengan uap air bertekanan menggunakan
autoklaf, pemanasan dengan uap air melalui Steamers, boiling water
baths dan Steaming (tyndallization); pembakaran langsung (pemijaran)
memanfaatkan Bunsen dan pembakar spirtus. Secara kimiawi dapat
menggunakan alkohol, beberapa senyawa halogen, dan fenol. Secara
mekanik dilakukan dengan filtasi, yaitu penyaringan langsung.
4. Proses sterilisasi menggunakan alat sterilisasi disesuaikan dengan jenis
alat dan bahan yang akan disuci hamakan
5. Seluruh proses kerja transfer biakan harus dilakukan secara aseptis.
Untuk menjaga tempat kerja tetap steril, dilakukan desinfeksi meja kerja
B. Saran
Menjaga lingkungan kerja tetap aseptis serta harus menguasai prinsip kerja
masing-masing alat sterilisasi. Usahakan untuk menguasai teknik transfer biakan dan
teknik pipetting agar memudahkan dalam melakukan percobaan selama praktikum.
23
DAFTAR PUSTAKA
Barrow, G.I. and R.K.A. Feltham. (1993). Cowan and Steel’s, Manual for the
Identification of Medical Bacteria. New York : Cambridge University Press.
Collins, et al. 2004. Collin and Lyne’s, Microbiological Methods. 8th Edition. Arnold
Publishers, London.
Dayat. (2009). Metode Sterilisasi Mikrobiologi.
http://ghalapunk.blogspot.com/2009/03/metode-sterillisasi-
mikrobiologi.html diakses 4 April 2013, pukul 10.00 WIB
Dwidjoseputro,D. (2005). Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta
Gabriel JF. (1996). Fisika Kedokteran. EGC: Jakarta
Hogg, Stuart. (2005). Essential Microbiology. John Wiley and Sons, Ltd.
ISO 7218:2007(E). Microbiology of food and animal feeding stuffs — General
requirements and guidance for microbiological examinations, 3rd edition.
Morello et al. (2003). Laboratory Manual and Workbook in Microbiology,
Application to Patient Care. 7th Edition. Mc Graw Hill Companies.
Pratiwi, Sylvia T. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Erlangga: Bandung
Sultana, Yasmin. (2007). Pharmaceutical Microbiology and Biotechnology ;
sterilization methods and principles. Dept of pharmaceutics, Jamia
Hamdard: New Delhi
Talaro, K.P. and Arthur Talaro. (2002). Foundation in Microbiology, 4th Edition. Mc
Graw Hill Companies.
Tang et al. (2008). Microwave sterilization of sliced beef in gravy in 7-oz trays.
Journal of Food Engineering 89: 375–383
Vinay, P et al. (2011). Sterilization Methods in Orthodontics. International Journal
of Dental Clinics:3(1 ) :44-47
24