Click here to load reader
Upload
aji-panjalu
View
370
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Statement SPP Kab. Tasikmalaya 24 april 2013
Citation preview
SERIKAT PETANI PASUNDAN (SPP)KABUPATEN TASIKMALAYA
Sekretariat : Jalan Laskar Wanita Indonesia Nomor. 05 RT 003/RW 008 Cikalang, Tawang, Kota Tasikmalaya Kode Pos 46114
STATEMENT
“ PEMKAB TASIKMALAYA JANGAN JADI JONGOS PERHUTANI DAN
PERUSAHAAN PERKEBUNAN ”
Kepada Yth. Seluruh Pimpinan Pemerintahaan Kab. Tasikmalaya
Assalamu`allaikum Wr. Wb.
Hari ini kami Serikat Petani Pasundan, atasnama petani dan mewakili masyarakat lainnya di
kabupaten Tasikmalaya berdemonstrasi untuk menyampaikan aspirasi dan tujuan sebagai
berikut: 1). Hendak menyampaikan pesan kepada seluruh Pimpinan pemerintahan di kabupaten
Tasikmalaya, bahwa selama ini rakyat tidak pernah diam menuruti apa saja yang dilakukan
pemerintah kabupaten Tasikmalaya. 2). Kami ingin menyampaikan pesan dan pengingatan
bahwa; kami sangat kecewa atas kinerja seluruh Pimpinan pemerintahan kabupaten Tasikmalaya
yang berkerja dengan hanya didasari kepentingannya sendiri, Pengetahuannya sendiri dan
dengan Caranya sendiri, dengan dampak-hasilnya diukur sendiri. Tidak didasarkan kepada
penting dan tidak pentingnya menurut kepentingan rakyat, atau manfaat dan tidak
manfaatnya menurut rakyat. Sehinga kesan yang dirasakan masyarakat, keberadaan
pemerintahan kabupaten Tasikmalaya yang dipimpin oleh Bupati H. Uu Ruzhanul Ulum hanya
dirasakan manfaatnya oleh Bupati sendiri dan para Pejabat orang dekatnya. Tanpa bisa dirasakan
kenikmatannya yang berarti oleh masyarakat, terutama nasib para petani yang notabene jadi
subjek sasaran mayoritas Program Gerbang Desa yang digembar-gemborkan.
Fakta yang paling nyata dari hal tersebut diatas adalah kebijakan Pemda kabupaten Tasikmalaya
dibidang Pertanahan, tidak ada secuilpun Kebijakan pemerintah dibidang Pengelolaan,
Pemanfaatan, Penguasaan dan Kontrol dibidang Pertanahan. Padahal tanah merupakan
sumber pokok kehidupan ekonomi, sosial masyarakat dan sumber pokok kehidupan lingkungan
hidup yang lainya. Akibatnya dari kelalaiaan ini adalah 70% dari 17 juta penduduk kabupaten
Tasikmalaya tidak memiliki tanah yang layak untuk huniaan ataupun untuk mata penchariaanya
sebagai petani, disisi lain ada tanah Negara yang luasnya 60% (persen) dari total tanah daratan di
wilayah kabupaten Tasikmalaya yang mencapai sekitar 179.000 ha. Sedangkan yang disebut
tanah Negara sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang POKOK AGRARIA (UUPA)
No. 60 Tahun 1960 adalah Tanah yang belum tercatat pemilikinnya dipemerintah dan
bukan milik pemerintah. Dimana pemanfaatannya selagi tidak merusak lingkungan
prioritasnya harus dijadikan alat kemakmuran masyarakat. Akan tetapi karena tidak adanya
Page 1 of 4
kepedulian pemerintah kabupaten Tasikmalaya dalam mengupayakan kemakmuran masyarakat
atas tanah Negara, maka Pimpinan pemerintahan di kabupaten Tasikmalaya tidak pernah
mendata dan mencatatnya secara jelas “ Berapa luas tanah Negara seluruhnya di kabupaten
Tasikmalay; Berapa luas tanah Negara yang disewakan ke Perusahaan Perkebuna; Kapan saja
habis masa sewany; Mau diapakan tanah Negara tersebut kalau habis masa sewany; Berapa
persen tiap periode habis masa sewa untuk diupayakan dimohon demi kepentingan masyaraka;
Berapa persen yang harus dijadikan kawasan lindun; Berapa persen untuk cadangan
pembangunan”. Begitupun juga tanah Negara didalam kawasan di luar Perusahahan Kebun, “
Berapa luas tanah Negara seluruhnya; Berapa luas dalam bentuk hutan primer; Berapa luas
hutan lindung dan suaka yang tidak bisa dibudidayaka; Berapa luas tanah Negara yang bukan
hutan tapi masih dianggap hutan; Berapa luas tanah kawasan hutan yang bisa diberdayakan
menjadi lahan pertaniaan, perkebunan, pertambangan, ataupun perkampungan; Berapa luas
tanah Negara yang dikelola dan diklaim oleh Perhutani dan apakah memiliki landasan hukum
penguasaannya; Dimana saja batas-batasnya dan siapa yg mengkontrolnya”.
Karena kalau Pemkab. Tasikmalaya tidak memiliki data dan program dalam kaitan dengan
kawasan ini, Pemkab. bisa dibohongi misalnya: Bisa saja hutan alam yang primer yang bukan
dalam kawasan kelola Perhutani dibabat/ditebang/dipanen oleh Perhutani dengan alasan
penanaman kembali. Padahal buktinya Perhutani mau memperluas wilayah kelolanya dan
mengambil kayu-kayu serta kekayaan hutan tanpa ada yang mengkontrol/mengawasinya.
Seperti halnya kejadiaan beberapa tahun lalu di Cigalontang ataupun bisa saja tanah Negara
yang sudah bukan hutan lagi atau tanah Negara eks-Hutan yang sudah lama digarap masyarakat
diaku-aku oleh Perhutani dan seolah-olah dalam wilayah kewenanganya serta dengan
sewenang-wenang mengusir masyarakat tersebut dari garapannya. Padahal Perhutani sendiri
tidak memiliki kekuatan hukum dalam kepemilikan atau pengelolaannya. Bahkan akibat dari
tidak adanya program dan data yang dimiliki Pemkab. Tasikmalaya yang terkait dengan tanah
Negara ini satu minggu yang lalu, Pemkab. Tasikmalaya telah dipecundangi dan dibuat dungu
oleh Perhutani. Dimana Pemkab. Tasikmalaya melalui Bupatinya diundang rapat di Perhutani
KPH Tasikmalaya dengan agenda “ Pengamanan Kawasan Hutan” di wilayah klaim Perhutani
yang selanjutnya Pemkab. Tasikmalaya ditugaskan sebgai DANSATGAS nya. Hal inilah yang
membuat rakyat marah dan memicu aksi ini. Dimana rakyat menilai lebih jauhnya lagi
mencurigai Pemkab. Tasikmalaya karena atas kecerobohannya Bupati yang telah
memerintahkahkan Pejabat Tinggi Pemkab. Tasikmalaya yakni Asda I. Padahal seharusnya
Pemkab. lah yang mengundang Perhutani, karena Perhutani bukanlah atasan Pemkab.
Tasikmalaya dan asset Perhutani termasuk kawasan yang diklaimnya tidak terkait sama sekali
dengan Pemkab. Tasikmalaya. Bahkan seharusnya justru Pemkab. Tasikmalaya mempertanyakan
lebih dahulu; “Apakah dikawasan yang sekarang besengketa dengan masyarakat adalah
Page 2 of 4
benar-benar secara legal dan sah milik Perhutani?, atau dalam kawasan pengelolaan
perhutani, apa buktinya? ” jangan-jangan Perhutani hanya mengaku-ngaku saja tanpa alas
hukum yang sah. Hal ini sangat layak dipertanyakan Pemkab. Tasikmalaya karena dalam kasus
serupa disaat Perhutani mempidanakan Pengusaha dan Mantan Bupati Tasikmalaya Tatang
Fahranul Hakim yang dituduh sebgai penyerobot di areal desa Ciandum dan ciheras kabupaten
Tasikmalaya. Tuntan Perhutani itu di SP3 kan karena alasan penyidikan Perhutani tidak mampu
memperlihatkan bukti kepemilikanya secara sah dan meyakinkan. Tindakan Pemkab.
Tasikmalaya ini makin nampak Ironis, tatkala ditataran Pemerintahan Pusat dengan 9 (Sembilan)
Kementerian dan Kapolri serta pihak BPN RI, Badan Informasi Geospasial, KOMNASHAM
membuat Nota Kesepakatan Bersama yang terkait dengan status kawasan hutan yang baik yang
dikuasai oleh Dephut secara langsung atau kawasan hutan yang oleh Dephut diserah kelolakan
kepada pihak Perusahaan Swasta atau BUMN termasuk kepada Perhutani. Dimana pada intinya
Kesepakatan Menteri-menteri tersebut adalah: 1). Bahwa status dalam kawasan hutan ini ada
peraturan yang sah tapi tumpang- tindih satu sama lainnya dan harus segera dilakukan upaya
singkronisasi semua aturan dan Undang-undang nya dengan jangka waktu paling lambat 3 tahun
ke depan. 2). Karena adanya Putusan MK yang merubah isi UU Kehutanan No. 41 tahun 1996
yang tadinya keabsahan wilayah hutan hanya didasarkan oleh penunjukan menteri kehutanan,
sekarang harus dikukuhkan oleh Negara karena kalau penunjukan sipatnya subjektif. keputusan
MK ini dinilai oleh menteri terkait yang telah bersepakat memiliki konsekuensi harus diadakan
evaluasi menyeluruh tentang keberadaan kawasan hutan, baik hutan yang dikelola secara
langsung dalam kekuasaan menteri kehutanan atau kawasan yang diserah kelolakan kepada
pihak Swasta dan BUMN TERMASUK PERHUTANI. Yang didalamnya diklarifikasi kembali
fungsinya sebagai kawasan hutan serta harus dibuatkan berita acara tata batasnya (BATB),
karena dalam kondisi sekarang ada 25000 desa di Indoenesia yang berada dalam kawasan yang
diklaim oleh Dephut sebagai kawasan hutan.Terkait dengan hal tersebut diatas, kami memohon Pemerintahan kabupaten Tasikmalaya melalui
kelembagaan DPRD kabupaten Tasikmalaya untuk membuat Perda tentang Pendataan,
Pengaturan Penguasan dan Pemanfaatan tanah Negara yang berada di kabupaten
Tasikmalaya. Yang pada prinsipnya mengatur secara tegas : 1. Memerintahkan kepada Pemkab. Tasikmalaya untuk mencatat dan mendata termasuk
mengklarifikasi status Keabsahan Penguasaan semua tanah Negara yang ada di kabupaten
Tasikmalaya. 2. Membuat rencana kedepan Penataan Peruntukan atau Pemanfaatan semua tanah Negara
sesuai dengan fungsi dan manfaatnya. Serta tata kelolanya dan mengusungnya sebagai
data perencanaan yang terintegrasi dengan Pemerintahan propinsi serta Perencanaan
Nasional. Dan memasukan Renana tersebut dalam RPJMD ataupun Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah. Sehingga siapapun Bupatinya tidak gampang
Page 3 of 4
mengeluarkan ijin prinsip pemanfaatan tanah Negara tanpa mengacu ke Perencanaan
yang sudah ditetapkan. 3. Memerintahkan kepada Pemkab. agar APABILA diatas tanah Negara yang sudah digarap
masyarakat atau yang dibutuhkan oleh masyarakat dan Pemkab. serta telah sesuai dengan
Perencanaan Daerah harus dimohonkan oleh Pemkab. Dan harus diberikan dasar
legalitasnya pada marayarakat (tidak seperti sekarang ini rakyat dibiarkan terlunta-lunta
berjuang sendiri). Bahkan dibiarkan sekalipun dikriminalsasikan tanpa adanya bantuaan
dari Pemkab. Tasikmalaya.4. Mengatur agar Pemkab. Tasikmalaya membuat berita acara tata batas seluruh kawasan
tanah Negara terutama dikawasan yang diklaim oleh Perhutani sebagai kawasan yang
direncanakan untuk dimohon oleh Pemkab. Tasikmalaya. 5. Mengatur dan memerintahkan Pemkab. Tasikmalaya untuk membuat Lembaga
Pengaturan Perijinan Pengawasan dan Penyelesaian konflik Pertanahan atas tanah Negara
yang sipatnya permanen. Karena sekalipun Tim Penyelesaian Sengketa atas tanah Negara
yang sekarang ada hanya dibentuk oleh keputusan Bupati yang sipatnya ad-hok.
Demikian tuntutan ini kami sampaikan. Atas perhatianya dan kerjasamanya kami ucapkan
terimakasih.
Wassalamu’alikum Wr. Wb.
Tasikmalaya, 24 April 2013
Ttd.
AGUSTIANASekjen SPP
Ttd.
YAYAN HARDIANAKoordinator Aksi
Page 4 of 4