Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Diterbitkan oleh
STASIUN METEOROLOGI SULTAN MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA
JL. Sultan Muhammad Salahuddin Bima, 84173
Bima – Nusa Tenggara Barat
TIM PENYUSUN
Pembina
SATRIA TOPAN PRIMADI, S.Si
Ketua
SUPRIADIN, SP
Anggota
1. SURYA TRI DARMA PUTRA, S.Tr
2. ZUKURNAIN, S.Tr
3. NI PUTU ANDINI G, S.Tr
4. DENNI K. SUSWANTORO, S.Tr
5. FAHMI PAHLEVI, S.Tr
6. LAVIA FARARETA AIQIU, S.Tr
Email: [email protected]
Penasehat
BAKHRUDDIN, S.Sos
Redaktur
LAKSITA WIDOMURTI, S.Tr
ii
K A T A P E N G A N T A R
Segala Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya
buku analisis kondisi cuaca dan prakiraan cuaca wilayah Bima - Dompu NTB. Terima kasih juga kami
sampaikan kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan buku / buletin ini dengan
harapan atas kerjasama yang telah berjalan dengan baik dapat terus ditingkatkan.
Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima yang berlokasi di Jalan Sultan
Muhammad Salahuddin Bima merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) yang memiliki tugas antara lain menyediakan dan mendistribusikan informasi
Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika (MKKuG) untuk wilayah Kota Bima, Kabupaten
Bima, Kabupaten Dompu, dan sekitarnya.
Sebagai salah satu bentuk pelaksanaan tupoksi tersebut, Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad
Salahuddin Bima secara rutin menerbitkan buletin yang berisi informasi data iklim yang terukur di stasiun,
evaluasi curah hujan dan sifat hujan bulan sebelumnya, prakiraan curah hujan / sifat hujan bulan berjalan
dan bulan berikutnya yang bersumber dari informasi pada website BMKG di www.bmkg.go.id dan
www.iklim.ntb.bmkg.go.id serta verifikasi prakiraan cuaca harian dengan data hasil observasi di lapangan
setiap bulannya dan mempertimbangkan kondisi fisis dan dinamika atmosfer serta kondisi lokal masing –
masing wilayah.
Demi peningkatan kualitas muatan informasi dalam buku / buletin ini, kami sangat mengaharapkan
kritik, saran dan pendapat dari berbagai pihak. Semoga informasi yang kami sajikan dapat memberikan
manfaat bagi pihak terkait khususnya dan masyarakat secara umum.
Bima, Januari 2020
Kepala Stasiun Meteorologi
Sultan Muhammad Salahuddin Bima
SATRIA TOPAN PRIMADI, S.Si
NIP. 19840716 200701 1 003
iii
DAFTAR ISI
halaman
K A T A P E N G A N T A R ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................... iii
I. INFORMASI UMUM ............................................................................................................ 5
1.1 Pengenalan .................................................................................................................. 5
1.2 Fenomena Global Yang Mempengaruhi Musim di Bima – Dompu .......................... 7
1.3 Fenomena Regional Yang Mempengaruhi Musim di Bima – Dompu ....................... 8
II. ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER .................................................................................. 9
A. Fenomena Cuaca Skala Global ................................................................................... 9
A.1 Analisis Enso (El nino – La Nina) ....................................................................... 9
B. Fenomena Cuaca Skala Regional............................................................................... 10 B.02 Analisis Suhu Muka Laut................................................................................. 11
C. Analisis Unsur Cuaca Bulan Oktober 2019 ............................................................... 12
C.1 Suhu Udara......................................................................................................... 12
C.2 Curah Hujan ....................................................................................................... 13
C.3 Angin Permukaan............................................................................................... 14
III. KONDISI IKLIM TERKINI WILAYAH BIMA DAN DOMPU ........................................ 15
A. Prakiraan Puncak Musim Hujan 2019/2020 .......................................................... 15
B. Hari Tanpa Hujan (HTH) Bulan Desember 2019................................................. 16
B.1. Dasarian I Bulan Desember 2019................................................................... 16
B.2. Dasarian II Desember 2019 ............................................................................ 17
B.3. Dasarian III Desember 2019 .......................................................................... 18
IV. PRAKIRAAN BULANAN WILAYAH BIMA DAN DOMPU ......................................... 19
A. Prakiraan Curah Hujan Bulan Januari 2020 .......................................................... 19
B. Prakiraan Curah Hujan Bulan Februari 2020 ........................................................ 20
C. Prakiraan Curah Hujan Bulan Maret 2020 ............................................................ 21
V. PRAKIRAAN CUACA BULAN JANUARI 2019 .............................................................. 22
A. Prakiraan Curah Hujan Dasarian I Januari 2020 ................................................... 22
B. Prakiraan Curah Hujan Dasarian III Bulan Januari 2020 ...................................... 22
C. Parameter Lainnya ................................................................................................. 23
VI. INFORMASI PRODUK LAYANAN STASIUN METEOROLOGI SULTAN
MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA .............................................................................. 24
A. Informasi Dokumen Penerbangan ......................................................................... 24
B. Informasi Prakiraan Cuaca .................................................................................... 24
C. Informasi Peringatan Dini Cuaca .......................................................................... 28
D. Informasi Gempa Dirasakan di wilayah Bima dan Dompu................................... 29
IX. ANALISIS KEJADIAN CUACA EKSTRIM BULAN NOVEMBER 2019 ....................... 37
1. Analisis angin kencang di kecamatan Hu’u Kabupaten Dompu tanggal 6
Desember 2019 ............................................................................................................... 37
iv
2. Analisis Banjir Dan Angin Kencang Di Kabupaten Bima Dan Dompu Tanggal 11
Desember 2019........................................................................................................ 40
3. Analisis Kondisi Hujan Di Kabupaten Bima Tanggal 15 Desember 2019 ........... 44
4. Analisis Angin Kencang Di Kecamatan Dompu Tanggal 17 Desember 2019 .... 48
5. Analisis Banjir Desa Sandue Kecamatan Sanggar Kab Bima Tanggal 18 Desember
2019 ......................................................................................................................... 51
6. Analisis Angin Kencang Di Kota Bima Tanggal 21 Desember 2019 .................. 54
7. Analisis Angin Kencang Di Kab Dompu Tanggal 23 Desember 2019 ................. 57
8. Analisis Banjir Kota Bima Tanggal 25 Dan 26 Desember 2019........................... 61
9. Analisis Banjir Kecamatan Bolo Dan Madapangga Kabupaten Bima Tanggal 31
Desember 2019 ............................................................................................................... 66
X. RINGKASAN ...................................................................................................................... 71
DAFTAR ISTILAH .................................................................................................................... 72
5 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
I. INFORMASI UMUM
1.1 Pengenalan
1. Cuaca adalah suatu kondisi atmosfer yang terjadi pada suatu tempat dalam waktu yang
relatif singkat dan cakupan wilayah yang relatif sempit . Data cuaca diperoleh secara
periodik dan terus menerus setiap 1 (satu) jam selama 24 jam, kecuali ada cuaca
signifikan, perubahan cuaca diamati setiap saat. Unsur cuaca yang diamati Stasiun
Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima terdiri dari:
✓ Suhu Udara
✓ Arah dan Kecepatan Angin
✓ Curah Hujan
✓ Kelembapan udara
✓ Tekanan Udara
✓ Perawanan (visual)
✓ Keadaan cuaca (present weather)
✓ Jarak pandang
✓ Penyinaran Matahari
2. Iklim keadaan rata-rata cuaca dalam jangka waktu yang relatif lama dan cakupan
wilayah yang relatif lebih luas. Untuk wilayah Indonesia beriklim Tropis.
3. Musim adalah selang waktu dengan cuaca yang paling sering terjadi atau mencolok.
Indonesia memiliki 2 (dua) musim, yaitu Musim Kemarau dan Musim Hujan.
Zona Musim ( ZOM )
Zona Musim (ZOM) merupakan wilayah yang memiliki karakteristik hujan yang
relatif sama. Batasan wilayah ZOM dapat melintasi batas administrasi suatu daerah,
sehingga untuk satu kabupaten belum tentu satu Zona Musim. Berdasarkan distribusi
curah hujan rata-ratanya, wilayah Bima dan Dompu dibagi menjadi 4 (empat) Zona
Musim yang ditunjukkan dengan nomor ZOM yaitu, 237 untuk wilayah Bima dan
Dompu bagian utara, 238 wilayah Dompu, 239 untuk wilayah Bima bagian selatan, dan
240 untuk wilayah Bima Bagian timur.
6 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
Gambar 1.1 Peta ZOM Wilayah Bima dan Dompu (ZOM 237 – 240)
Musim Kemarau dan Musim Hujan
Suatu Zona Musim (ZOM) dikatakan masuk musim kemarau jika dalam 10 hari/satu
dasarian jumlah curah hujannya kurang dari 50 mm dan diikuti oleh dasarian berikutnya
atau dengan kata lain dalam satu bulan jumlah curah hujannya kurang dari 150 mm.
Sedangkan dikatakan masuk musim hujan apabila dalam 10 hari / satu dasarian jumlah
curah hujannya lebih dari 50 mm dan diikuti oleh dasarian berikutnya atau dengan kata
lain dalam satu bulan jumlah curah hujannya lebih dari 150 mm.
Dasarian adalah masa selama 10 ( sepuluh ) hari
Dalam satu bulan dibagi menjadi 3 ( tiga ) dasarian yaitu :
• Dasarian I: masa dari tanggal 1 sampai dengan 10.
• Dasarian II: masa dari tanggal 11 sampai dengan 20.
• Dasarian III: masa dari tanggal 21 sampai dengan akhir bulan.
Contoh:
Awal musim hujan berkisar antara Juli I – Juli III
Artinya = Tanggal 01 Juli sampai dengan 31 Juli
4. Curah Hujan adalah ketinggian air hujan yang terkumpul dalam penakar hujan pada
tempat yang datar, tidak menyerap, tidak meresap dan tidak mengalir. Unsur hujan 1
(satu) milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar
tertampung air hujan setinggi satu milimeter atau tertampung air hujan sebanyak satu
liter.
7 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
Kriteria Intensitas Curah Hujan
a. Hujan ringan intensitasnya 5 – 20 mm/hari.
b. Hujan sedang intensitasnya 20 – 50 mm/hari.
c. Hujan lebat intensitasnya 50 -100 mm/hari.
d. Hujan sangat lebat intensitasnya > 100 mm/hari.
Normal Curah Hujan :
a. Rata - rata curah hujan bulanan: nilai rata rata curah hujan masing - masing
bulan dengan periode minimal 10 tahun.
b. Normal curah hujan bulanan: nilai rata rata curah hujan masing - masing bulan
selama 30 tahun.
Sifat Hujan :
Perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu bulan, dengan
nilai rata - rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat, sehingga jika sifat hujan
Atas Normal bukan berarti jumlah curah hujan yang melimpah ataupun sebaliknya jika
sifat hujan Bawah Normal bukan berarti tidak ada hujan.
Sifat hujan dibagi menjadi tiga kriteria yaitu :
a. Atas Normal ( AN ) jika nilai perbandingan jumlah curah hujan selama 1 bulan
terhadap rata ratanya > 115 %.
b. Normal ( N ) jika nilai perbandingan jumlah curah hujan selama 1 bulan
terhadap rata ratanya antara 85 – 115 %.
c. Bawah Normal ( BN ) jika nilai perbandingan jumlah curah hujan selama 1
bulan terhadap rata ratanya < 85 %.
1.2 Fenomena Global Yang Mempengaruhi Musim di Bima – Dompu
1. El Nino
El Nino merupakan fenomena global dari sistem interaksi atmosfer yang ditandai
dengan memanasnya suhu muka laut dibanding rata – ratanya di wilayah Ekuator
Pasifik Tengah atau anomali suhu muka laut di daerah tersebut bernilai positif yang
menyebabkan curah hujan di Indonesia akan lebih sedikit dan musim kemarau yang
lebih panjang.
8 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
2. La Nina
La Nina merupakan fenomena global dari sistem interaksi atmosfer yang ditandai
dengan mendinginnya suhu muka laut di banding rata – ratanya di wilayah Ekuator
Pasifik Tengah atau anomali suhu muka laut di daerah tersebut bernilai negatif.
Fenomena La Nina akan menyebabkan curah hujan disebagian besar wilayah Indonesia
akan bertambah dari normalnya tergantung dari intensitas La Nina tersebut.
1.3 Fenomena Regional Yang Mempengaruhi Musim di Bima – Dompu
1. Sirkulasi Monsoon Asia – Australia
Sirkulasi angin yang mengalami perubahan arah setiap setengah tahun sekali.
Sirkulasi Monsoon Asia (Angin Baratan), berkaitan dengan berlangsungnya musim hujan di
wilayah Indonesia. Sebaliknya, Monsoon Australia (Angin Timuran) berkaitan dengan
berlangsungnya musim kemarau di Wilayah Indonesia. Sirkulasi Monsoon sangat
mempengaruhi Iklim terutama wilayah Bima – Dompu.
2. Suhu Permukaan Laut di Wilayah Perairan Indonesia
Suhu permukaan laut merupakan indikator banyak dan sedikitnya kandungan uap
air di Atmosfer, yang sangat mempengaruhi proses pembentukan awan di wilayah
Indonesia. Jika suhu muka laut dingin kandungan uap air di Atmsofer sedikit sehingga
berpeluang kecil untuk proses pembentukan awan di Indonesia, sebaliknya suhu permukaan
laut yang hangat menyebabkan banyaknya kandungan uap air di Atmosfer.
9 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
II. ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER
A. Fenomena Cuaca Skala Global
A.1 Analisis Enso (El nino – La Nina)
Gambar 2.1 Anomali SST
Sumber: www.bmkg.go.id
Secara umum, SST di Samudera Pasifik bagian barat lebih hangat dibandingkan
normalnya, sama halnya dii wilayah Samudera bagian barat didominasi anomali positif.
Anomali SST di wilayah Nino3.4 menunjukkan kodisi netral. Sedangkan anomali SST di
wilayah Samudera Hindia masih menunjukkan kondisi Indian Ocean Dipole (IOD) positif,
dengan kecenderungan menuju kondisi netral.
10 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
B. Fenomena Cuaca Skala Regional
B.1 Analisis Angin Monsoon
Angin 850 mb Das III Desember 2019 Prediksi Anging 850mb Das I Januari 2020
Gambar 2.2 Pola angin lapisan 850 mb
Sumber: www.bmkg.go.id
Analisis dasarian III Desember 2019: aliran massa udara di wilayah Indonesi
umumnya didominasi angin baratan yaitu massa udara berasal dari Benua Asia. Daerah
pertemuan angin terdapat disekitar Samudera Hindia barat Sumatera, Perairan Laut Jawa
dan Papua. Prediksi dasarian I Januari 2020: aliran massa udara di wilayah Indonesia
diprediksi didominasi angin baratan. Daerah pertemuan angin terdapat di laut Jawa hingga
Papua.
11 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
B.02 Analisis Suhu Muka Laut
Gambar 2.3 Analisis Mingguan Suhu muka laut
Sumber: www.bmkg.go.id
Analisis suhu muka laut hingga awal Januari 2020. Untuk analisis suhu muka laut di
perairan Pulau Sumbawa berkisar 29-32 0C baik di perairan utara dan selatan Bima dan
Dompu. Kondisi Suhu muka laut yang cukup panas untuk meningkatkan penguapan di
wilayah Bima dan Dompu
12 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
C. Analisis Unsur Cuaca Bulan Oktober 2019
C.1 Suhu Udara
Gambar 2.4 Parameter suhu udara rata-rata, minimum, dan maksimum
Suhu udara harian rata - rata bulan Desember 2019 berkisar antara 28.0 – 30.0 °C,
suhu udara rata-rata harian tertinggi 31.4 °C terjadi pada tanggal 8 Desember 2019, suhu
udara rata rata harian terendah 26.7°C terjadi pada tanggal 116 Desember 2019. Rata - rata
suhu udara harian pada periode ini tercatat sebesar 28.7° C.
Suhu udara rata - rata maksimum pada bulan Desember 2019 berkisar antara 35.0 –
13 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
36.5°C. Rata- rata suhu udara maksimum tercatat sebesar 35.6°C. Suhu udara maksimum
tertinggi tercatat sebesar 39.0°C pada tanggal 1 Desember 2019 dan suhu udara maksimum
terendah 33.0°C terjadi pada tanggal 16 Desember 2019. Suhu udara rata-rata minimum
berkisar antara 25.0-26.0°C. Rata- rata suhu udara minimum tercatat sebesar 25.3°C,
dengan suhu udara minimum terendah 23.8°C terjadi pada tgl 21 Desember 2019 dan suhu
udara minimum tertinggi 27.0° C terjadi pada tanggal 4 Desember 2019. Dibandingkan
dengan data normalnya (1985-2014) suhu udara di wilayah Bima pada bulan Agustus 2019
adalah Normal.
C.2 Curah Hujan
Gambar 2.5 Parameter curah hujan normal, atas normal dan bawah normal
14 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
Selama bulan Desember 2019 terjadi 21 hari hujan. Hingga jumlah curah hujan yang
tertakar di Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima adalah 201.8
mm/bulan. Sehingga kriteria hujan pada Desember 2019 di Stasiun Meteorologi Sultan
Muhammad Salahuddin Bima termasuk pada criteria Normal.
C.3 Angin Permukaan
Gambar 2.6 Windrose angina
Kecepatan angin terbesar pada bulan Desember 2019 yaitu antara 16 s/d 20 Knots sebanyak
0,1% dan arah angin terbanyak antara 350° s/d 010° sebanyak 9,5%. Kecepatan angin
terbanyak berkisar antara 1 s/d 5 Knots sebesar 19,4%.
15 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
III. KONDISI IKLIM TERKINI WILAYAH BIMA DAN DOMPU
A. Prakiraan Puncak Musim Hujan 2019/2020
Gambar 3.1 Prakiraan Puncak Musim Hujan 2019/2020
Sumber: www.iklim.ntb.bmkg.go.id
Puncak musim hujan 2019/2020 diprakirakan pada bulan Januari hingga
Februari 2020. Dari dinamika atmosfer dan laut serta prakiraan Musim Hujan 2019/2020
diatas, perlu dicermati dan diwaspadai adanya potensi bencana hidrometeorologis
seperti kejadian banjir dan tanah longsor di wilayah Bima dan Dompu pada periode
Musim Hujan 2019/2020.
16 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
B. Hari Tanpa Hujan (HTH) Bulan Desember 2019
B.1. Dasarian I Bulan Desember 2019
Gambar 3.1 Hari Tanpa Hujan Desember Dasarian I 2019
Sumber: www.iklim.ntb.bmkg.go.id
Hari Tanpa Hujan Berturut – turut (HTH) umumnya dalam kategori Pendek (1-5
hari) sampai terjadi hujan hingga tanggal updating. Namun terdapat beberapa wilayah yang
memiliki HTH dengan kategori Kekeringan Ekstrem (>60 hari). HTH terpanjang terpantau
di Pos Hujan Sape, Kabupaten Bima sepanjang 224 hari. Daerah dengan HTH kategori
Kekeringan Ekstrem (>60 hari) : Bima adalah Sape, Wawo.
17 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
B.2. Dasarian II Desember 2019
Gambar 3.2 Hari Tanpa Hujan November Dasarian III 2019
Sumber: www.iklim.ntb.bmkg.go.id
Hari Tanpa Hujan Berturut – turut (HTH) umumnya dalam kategori Pendek (1-5
hari) sampai terjadi hujan hingga tanggal updating. Namun terdapat pula wilayah yang
memiliki HTH dengan kategori Kekeringan Ekstrem (>60 hari). HTH terpanjang dan
masuk dalam kategori Kekeringan Ekstrem (60 hari) terpantau di Pos Hujan Sape,
Kabupaten Bima sepanjang 234 hari.
18 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
B.3. Dasarian III Desember 2019
Gambar 3.2 Hari Tanpa Hujan November Dasarian III 2019
Sumber: www.iklim.ntb.bmkg.go.id
Hari Tanpa Hujan Berturut – turut (HTH) umumnya dalam kategori Pendek
(1-5 hari) sampai terjadi hujan hingga tanggal updating. Namun terdapat wilayah yang
memiliki HTH dengan kategori Kekeringan Ekstrem (>60 hari). HTH terpanjang
terpantau di Pos Hujan Sape, Kabupaten Bima sepanjang 245 hari
19 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
IV. PRAKIRAAN BULANAN WILAYAH BIMA DAN DOMPU
A. Prakiraan Curah Hujan Bulan Januari 2020
Gambar 4.2 Peta Prakiraan Curah Hujan Bulan Januari 2019
Sumber: www.iklim.ntb.bmkg.go.id
Pada januari 2020 diprediksi merupakan puncak musim hujan untuk wilayah Biam dan
Dompu. Terlihat dari prakiraan hujan bulanan untuj Januari 2020 dalam kategori tinggi disleuruh
wilayah Bima dan Dompu. Kecuali di wilayah Bima bagian timur (Wera, Sape bagian timur, dan
Lambu bagian timur) hujan pada Januari 2020 dalam kategori Menengah
20 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
B. Prakiraan Curah Hujan Bulan Februari 2020
Gambar 4.3 Peta Prakiraan Curah Hujan Bulan Februari 2020
Sumber: www.iklim.ntb.bmkg.go.id
Pada Februari 2020 hujan diprediksi masih turun secara merata di wilayah Bima dan Dompu.
Namun, terjadi penurunan curah hujan di bulan Februari 2020. Terlihat dari prakiraan hujan bulanan
untuk bulan Februari 2020 secara umum dalam kategori Menengah. Kecuali untuk wilayah Donggo,
Hu’u, dan Parado diprakiraan dalam kategori tinggi.
21 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
C. Prakiraan Curah Hujan Bulan Maret 2020
Gambar 4.3 Peta Prakiraan Curah Hujan Bulan Maret 2020
Sumber: www.iklim.ntb.bmkg.go.id
Pada Maret 2020 hujan diprediksi masih turun secara merata di wilayah Bima dan Dompu.
Namun, terjadi penurunan curah hujan di bulan Maret 2020. Terlihat dari prakiraan hujan bulanan
untuk bulan Februari 2020 secara umum dalam kategori Rendah. Kecuali untuk wilayah Hu’u, Pajo,
Parado, Monta, Woha, Madapangga, Langgudu bagian barat, dan Belo berada pada kategori
Menengah.
22 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
V. PRAKIRAAN CUACA BULAN JANUARI 2019
A. Prakiraan Curah Hujan Dasarian I Januari 2020
Gambar 5.1 Prakiraan Curah Hujan Dasarian I Januari 2020
Sumber: www.bmkg.go.id
Pada dasarian I januari 2020 potensi terjadi hujan di wilayah Bima dan Dompu cukup tinggi.
Dilihat pada gambar 5.1 hujan yang terjadi pada dasarian I Januari 2020 didominasi hujan dengan
intensitas sedang hingga lebat di seluruh wilayah Bima dan Dompu
B. Prakiraan Curah Hujan Dasarian III Bulan Januari 2020
Gambar 5.2 Prakiraan Curah Hujan Dasaria II Januari 2020
Sumber: www.bmkg.go.id
23 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
Pada dasarian II Januari 2020 peluang terjadi hujan di wilayah Bima dan Dompu cukup
tinggi. Berdasarkangambar 5.2 terlihat wilayah Bima di dominasi hujan dengan intensitas sedang
hingga lebat.
C. Parameter Lainnya
Melihat analisis data dan mempertimbangkan dinamika atmosfer pada bulan
Desember 2019, maka prospek cuaca bulan Januari 2019 di wilayah Bima – Dompu sebagai
berikut:
➢ Arah angin permukaan : Barat Laut - Utara
➢ Kecepatan angin rata – rata : 10 – 20 Knots (16 – 30 km/jam)
➢ Kecepatan angin maksimum : 30 Knots (50 km/jam)
➢ Suhu udara : 24-34 °C
➢ Kelembapan udara : 62-93 %
Pada bulan Januari 2020 berpotensi terjadi cuaca ekstrim seperti gelombang tinggi > 2.0
meter di perairan selatan NTB dan Perairan Samudera Hindia selatan NTB dan potensi
Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dapat di sertai kilat/petir dan angin kencang di
wilayah Bima dan Dompu maka waspadai bencana hidrometeorologis yang dapat
terjadi.
24 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
VI. INFORMASI PRODUK LAYANAN STASIUN METEOROLOGI SULTAN
MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA
A. Informasi Dokumen Penerbangan
Tugas pertama Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima adalah
menyediakan pelayanan cuaca penerbangan antara lain dalam bentuk dokumen penerbangan
seperti Met Report, Metar, Speci dan Tafor.
Tabel 7.1 Persentase Prakiraan TAFOR Pada Bulan November 2019
Jam (UTC) 00 06 12 18
Persentase (%) 76 82 87 82
Hasil persentase rata-rata prakiraan Tafor pada bulan November 2019 berkisar 76-
87%, hal ini menunjukkan bahwa tingkat kebenaran/keakuraatan Tafor di Stasiun
Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Baik.
B. Informasi Prakiraan Cuaca
Tugas kedua Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima juga
menyediakan prakiraan cuaca untuk wilayah Bima dan Dompu dengan skala kecamatan.
Informasi yang di berikan berupa keadaan cuaca dua hari kedepan (pagi, siang, malam dan
dini hari), arah dan kecepatan angin, suhu udara dan kelembapan udara serta tinggi
gelombang laut di sekitar wilayah perairan Bima. Pengguna informasi prakiraan cuaca
disebarkan ke Stasiun koordinator informasi cuaca NTB (Stasiun Meteorologi BIL) sebagai
bahan pertimbanagan dan meneruskan kemabali prakiraan cuaca yang telah di buat oleh
stasiun coordinator (BIL) ke instansi lain dan beberapa media seperti BPBD,
Dishubkominfo, Adpel, Walikota Bima, Bupati Dompu, Radar Tambora dll. Informasi
prakiraan cuaca hari ini juga dapat di akses di web dan facebook Stasiun Meteorologi Bima.
Berikut adalah contoh bentuk dari informasi prakiraan cuaca Stasiun Meteorologi Sultan
Muhammad Salahuddin Bima.
25 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
Gambar 7.1 Contoh Informasi Cuaca Harian yang di kirmkan ke stasiun koordinator (BIL) sebagai bahan
pertimbangan
Gambar 7.2 Contoh Informasi Cuaca Harian yang di diseminasikan
26 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
Dari hasil informasi cuaca selama bulan Desember 2019, rata-rata kondisi cuaca di
wilayah Bima dan Dompu pada pagi hari Cerah Berawan, siang hari Hujan dengan intesitas
ringan hingga sedang, malam dan dini hari cerah berawan. Suhu udara berkisar antara 24 -
36 °C, kelembaban udara berkisar 60-90% dan arah angin dominan dari Barat hingga Barat
Laut, dengan kecepatan 20-30 km/jam. Pada informasi tinggi gelombang laut menunjukkan
tinggi gelombang yang lebih dari 2meter yaitu di wilayah Perairan Selatan Bima dan
Perairan Samudera Hindia selatan NTB.
27 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
Gambar 7.3 Contoh Informasi Prakiraan Cuaca 3 hari kedepan dan informasi tinggi
gelombang wilayah perairan Bima dan Dompu
Selain memeberikan informasi cuaca harian, Stasiun Meteorologi Muhammad
Salahuddin Bima juga mendiseminasikan informasi cuaca 3 hari kedepan, analisa kondisi
atmosfer, dan prakiraan tinggi gelombang. Dalam informasi ini juga berisikan peringatan
dini cuaca untuk wilayah Bima dan Dompu secara umum. Begitu pula dalam informasi
tinggi gelombang laut terdapat peringatan dini dan kriteria bahaya tinggi gelombang laut.
28 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
C. Informasi Peringatan Dini Cuaca
Tugas ketiga Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima yaitu
memberikan informasi peringatan dini cuaca untuk wilayah Bima dan Dompu.
Gambar 7.4 Contoh Peringatan Dini Cuaca
Pada bulan Desember 2019 Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin
Bima mengeluarkan 67 kali Peringatan Dini Cuaca Ekstrem di wilayah Bima dan
Dompu yang tersebar di wilayah Donggo, Soromandi, Bolo, Madapangga, Tambora, Kilo,
Sanggar, pekat, kempo, Kota Bima. Cuaca signifikan yang terjadi adalah hujan dengan
intensitas sedang hingga lebat dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada siang hingga
sore hari.
29 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
D. Informasi Gempa Dirasakan di wilayah Bima dan Dompu
Berdasarkan Tabel 7.1 terdapat 138 kali Gempa Bumi yang terjadi di wilayah Bima
dan Dompu. Berikut daftar gempa yang terjadi di wilayah Bima dan Dompu selama bulan
Desember 2019.
Tabel 7.1 Kejadian Gempa diwilayah Bima dan Dompu
Sumber: Stasiun Geofisika Mataram
No Tanggal
Waktu
(WIB) Lintang Bujur Kedalaman Magnitudo Keterangan
1 01/12/2019 02:46:47 -9.18 117.85 75 2.7
90 km Tenggara
SUMBAWA-NTB
2 01/12/2019 10:10:37 -8.5 117.07 124 1.9
5 km Tenggara
PERNANG-NTB
3 01/12/2019 11:38:35 -8.7 117.90 151 2.9
58 km Tenggara
SUMBAWA-NTB
4
01/12/2019 12:11:26 -11.09 118.25 10 4.0
(185 km BaratDaya
KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
5 01/12/2019 16:25:54 -8.67 118.36 110 3.2
19 km BaratDaya
DOMPU-NTB
6 01/12/2019 19:56:45 -8.83 117.69 10 1.6
48 km Tenggara
SUMBAWA-NTB
7 01/12/2019 20:39:12 -8.5 118.07 182 1.9
44 km BaratLaut
DOMPU-NTB
8 02/12/2019 13:45:08 -8.66 117.07 10 1.9
22 km Tenggara
PERNANG-NTB
9 02/12/2019 23:15:03 -8.17 117.69 10 2.5
46 km TimurLaut
SUMBAWA-NTB
10
03/12/2019 10:54:44 -9.51 117.97 18 2.3
113 km BaratLaut
KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
11 03/12/2019 11:56:49 -8.43 117.60 12 2.5
21 km TimurLaut
SUMBAWA-NTB
12 03/12/2019 12:27:25 -8.41 117.73 61 2.2
35 km TimurLaut
SUMBAWA-NTB
13 03/12/2019 14:14:23 -8.24 118.46 127 2.1
32 km BaratLaut
DOMPU-NTB
14
03/12/2019 17:06:06 -9.46 118.89 29 2.6
18 km BaratLaut KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
15
04/12/2019 18:45:09 -10.33 117.53 79 2.5
(181 km BaratDaya
KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
30 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
16
05/12/2019 04:53:54 -11.05 118.12 10 3.0
(188 km BaratDaya
KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
17 05/12/2019 20:42:52 -8.67 117.55 4 2.1
24 km Tenggara
SUMBAWA-NTB
18 05/12/2019 22:00:16 -8.42 117.56 10 1.9
17 km TimurLaut
SUMBAWA-NTB
19
06/12/2019 01:06:24 -9.57 118.80 10 2.2
20 km BaratLaut KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
20
06/12/2019 01:23:12 -9.44 118.31 24 2.7
76 km BaratLaut KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
21
06/12/2019 08:03:34 -11.55 117.02 10 4.9
(308 km BaratDaya
KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
22 06/12/2019 09:20:33 -8.71 118.25 133 1.6
30 km BaratDaya
DOMPU-NTB
23 06/12/2019 10:34:58 -8.12 117.63 83 2.8
47 km TimurLaut
SUMBAWA-NTB
24
06/12/2019 14:57:34 -9.4 117.08 38 2.3
76 km Tenggara
SUMBAWABARAT-
NTB
25 06/12/2019 15:08:44 -8.64 118.00 5 2.0
52 km BaratDaya
DOMPU-NTB
26
06/12/2019 16:51:22 -10.92 117.61 10 2.9
(212 km BaratDaya
KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
27 06/12/2019 21:05:22 -8.29 118.00 166 3.8
58 km BaratLaut
DOMPU-NTB
28 07/12/2019 05:54:12 -8.08 117.59 10 2.2
49 km TimurLaut
SUMBAWA-NTB
29 07/12/2019 09:15:20 -8.58 118.37 114 2.5
11 km BaratDaya
DOMPU-NTB
30 07/12/2019 11:59:21 -8.61 118.37 110 2.3
13 km BaratDaya
DOMPU-NTB
31
07/12/2019 13:35:42 -9.34 117.33 46 2.2
83 km Tenggara
SUMBAWABARAT-
NTB
32 07/12/2019 23:03:20 -8.66 118.35 116 3.9
18 km BaratDaya
DOMPU-NTB
33 07/12/2019 23:30:54 -9.36 117.83 10 1.9
106 km Tenggara
SUMBAWA-NTB
34
08/12/2019 03:30:07 -9.05 117.01 103 2.6
37 km Tenggara
SUMBAWABARAT-
NTB
35 08/12/2019 08:17:27 -9.15 117.97 65 2.0
87 km BaratDaya
DOMPU-NTB
36 08/12/2019 08:52:18 -8.05 117.77 10 2.3
62 km TimurLaut
SUMBAWA-NTB
31 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
37
08/12/2019 12:44:43 -10.22 117.40 10 2.4
(173 km Tenggara
SUMBAWABARAT-
NTB
38
08/12/2019 17:00:47 -9.44 118.07 28 2.3
103 km BaratLaut
KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
39 08/12/2019 21:07:32 -11 118.94 95 2.6
(144 km BaratDaya
WANOKAKA-NTT
40
09/12/2019 15:44:32 -9.97 118.51 10 2.2
67 km BaratDaya KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
41 10/12/2019 22:42:08 -9.45 117.95 25 2.9
116 km BaratDaya
DOMPU-NTB
42
11/12/2019 05:38:58 -11.37 117.97 10 3.7
(227 km BaratDaya
KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
43 11/12/2019 06:23:41 -8.76 117.77 10 2.0
49 km Tenggara
SUMBAWA-NTB
44 11/12/2019 09:19:37 -9.31 118.16 27 2.3
92 km BaratDaya
DOMPU-NTB
45 11/12/2019 11:37:24 -7.92 118.00 10 2.1
85 km BaratLaut
DOMPU-NTB
46
11/12/2019 19:05:55 -9.32 118.50 20 2.5
61 km BaratLaut KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
47
11/12/2019 20:32:45 -9.76 118.98 10 2.2
18 km BaratDaya KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
48
11/12/2019 20:39:09 -9.51 117.33 15 2.4
99 km Tenggara
SUMBAWABARAT-
NTB
49 11/12/2019 21:02:00 -9.44 117.52 25 3.8
106 km Tenggara
SUMBAWA-NTB
50
11/12/2019 21:52:12 -9.68 117.37 19 2.3
117 km Tenggara
SUMBAWABARAT-
NTB
51
11/12/2019 21:55:09 -9.68 118.09 14 2.3
99 km BaratDaya KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
52
11/12/2019 22:13:57 -9.96 118.67 10 2.4
53 km BaratDaya KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
53
11/12/2019 22:42:54 -9.19 118.67 10 2.3
56 km BaratLaut KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
54 12/12/2019 21:42:12 -7.88 118.03 10 2.5
87 km BaratLaut
DOMPU-NTB
55 13/12/2019 15:30:13 -8.32 118.96 145 2.9
28 km TimurLaut
BIMA-NTB
32 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
56
13/12/2019 18:00:10 -9.98 117.67 10 3.2
152 km BaratDaya
KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
57 13/12/2019 19:52:56 -7.78 118.82 10 3.2
74 km TimurLaut
BIMA-NTB
58 13/12/2019 20:05:26 -8.73 117.67 172 3.3
38 km Tenggara
SUMBAWA-NTB
59 13/12/2019 22:16:33 -7.7 118.90 10 2.6
85 km TimurLaut
BIMA-NTB
60
15/12/2019 08:11:24 -9.03 117.07 5 1.9
38 km Tenggara
SUMBAWABARAT-
NTB
61 15/12/2019 19:07:09 -8.13 117.89 15 2.4
65 km TimurLaut
SUMBAWA-NTB
62 16/12/2019 00:01:44 -9.36 117.93 25 2.1
109 km BaratDaya
DOMPU-NTB
63 16/12/2019 06:26:25 -7.86 118.64 15 2.6
66 km BaratLaut BIMA-
NTB
64 16/12/2019 18:07:48 -8.35 118.52 173 3.6
21 km TimurLaut
DOMPU-NTB
65 16/12/2019 20:37:48 -8.72 118.86 124 2.9
31 km Tenggara KOTA-
BIMA-NTB
66
16/12/2019 22:32:17 -9.53 117.97 26 2.4
112 km BaratLaut
KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
67 16/12/2019 22:40:54 -8.68 118.37 115 2.6
19 km BaratDaya
DOMPU-NTB
68
17/12/2019 10:54:38 -10.92 117.88 8 3.1
191 km BaratDaya
KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
69 17/12/2019 12:58:05 -8.11 117.77 10 2.2
57 km TimurLaut
SUMBAWA-NTB
70
17/12/2019 22:57:52 -9.87 118.54 10 2.4
58 km BaratDaya KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
71 17/12/2019 23:30:59 -8.67 118.33 96 1.8
21 km BaratDaya
DOMPU-NTB
72
18/12/2019 08.55.23 -9.26 118.67 10 2.6
50 km BaratLaut KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
73 18/12/2019 13.03.36 -8.51 117.04 10 2.0
5 km Selatan
PERNANG-NTB
74
18/12/2019 19.42.44 -9.78 117,55 11 3.9
137 km Tenggara
SUMBAWABARAT-
NTB
75 18/12/2019 22.41.44 -9.14 118.48 64 2.5
67 km Tenggara
DOMPU-NTB
76 18/12/2019 23.39.05 -8.23 117.32 293 2.6
30 km BaratLaut
SUMBAWA-NTB
33 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
77
19/12/2019 05.40.45 -9.47 118.32 10 2.1
75 km BaratLaut KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
78 19/12/2019 08.39.47 -9.19 117.71 10 2.3
84 km Tenggara
SUMBAWA-NTB
79 19/12/2019 19.44.58 -8.47 117.75 89 2.2
36 km TimurLaut
SUMBAWA-NTB
80 19/12/2019 20.54.32 -8.26 117.81 18 2.5
50 km TimurLaut
SUMBAWA-NTB
81
19/12/2019 21.32.10 -11.2 117.58 80 3.3
(237 km BaratDaya
KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
82 20/12/2019 03.09.15 -8.39 117.75 13 2.3
38 km TimurLaut
SUMBAWA-NTB
83 20/12/2019 03.47.09 -8.44 117.18 138 2.4
15 km TimurLaut
PERNANG-NTB
84 20/12/2019 06.05.46 -8.74 117.75 10 1.7
46 km Tenggara
SUMBAWA-NTB
85 20/12/2019 09:38:59 -8.41 117.25 10 3.5
20 km BaratLaut
SUMBAWA-NTB
86 20/12/2019 10:59:58 -8.27 118.18 10 1.9
43 km BaratLaut
DOMPU-NTB
87 20/12/2019 11:02:45 -8.57 118.11 30 1.9
39 km BaratDaya
DOMPU-NTB
88 20/12/2019 12:08:19 -7.95 118.26 159 2.4
68 km BaratLaut
DOMPU-NTB
89 20/12/2019 22:14:43 -8.25 118.18 13 2.8
44 km BaratLaut
DOMPU-NTB
90
20/12/2019 22:46:28 -9.49 118.41 28 2.8
64 km BaratLaut KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
91 21/12/2019 04:05:06 -11.17 118.50 10 3.4
(182 km BaratDaya
WANOKAKA-NTT
92 21/12/2019 09:21:12 -7.78 118.81 30 2.9
74 km TimurLaut
BIMA-NTB
93 21/12/2019 13:42:26 -8.55 118.11 135 1.7
39 km BaratDaya
DOMPU-NTB
94 21/12/2019 15:35:15 -8.82 117.68 10 1.8
46 km Tenggara
SUMBAWA-NTB
95
21/12/2019 17:36:22 -9.9 117.18 23 2.6
132 km Tenggara
SUMBAWABARAT-
NTB
96
21/12/2019 21:59:02 -8.95 117.13 134 1.9
37 km Tenggara
SUMBAWABARAT-
NTB
97 22/12/2019 03:53:30 -7.6 118.83 51 2.9
94 km TimurLaut
BIMA-NTB
98 22/12/2019 09:09:49 -7.98 117.59 10 2.7
59 km TimurLaut
SUMBAWA-NTB
99 22/12/2019 16:30:50 -8.69 118.38 113 2.8
19 km BaratDaya
DOMPU-NTB
34 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
100
22/12/2019 21:56:16 -10.89 118.01 10 2.7
(180 km BaratDaya
KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
101
23/12/2019 06:21:50 -10 118.89 31 2.9
(46 km BaratDaya
KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
102 23/12/2019 10:32:37 -7.86 117.71 10 2.4
77 km TimurLaut
SUMBAWA-NTB
103 24/12/2019 09:08:05 -8.3 118.24 12 2.5
36 km BaratLaut
DOMPU-NTB
104 24/12/2019 11:34:44 -8.63 118.26 122 1.5
25 km BaratDaya
DOMPU-NTB
105
24/12/2019 12:56:09 -8.78 117.17 31 2.3
35 km Tenggara
SUMBAWABARAT-
NTB
106 24/12/2019 15:19:19 -8.09 117.83 10 2.3
63 km TimurLaut
SUMBAWA-NTB
107 24/12/2019 17:37:13 -8.28 118.45 16 2.3
28 km BaratLaut
DOMPU-NTB
108 24/12/2019 22:53:23 -8.09 117.68 80 2.8
53 km TimurLaut
SUMBAWA-NTB
109
25/12/2019 07:31:26 -9.77 118.75 10 2.5
32 km BaratDaya KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
110 25/12/2019 08:11:07 -8.05 117.79 10 2.1
63 km TimurLaut
SUMBAWA-NTB
111
25/12/2019 11:22:29 -10.2 118.18 10 2.6
(112 km BaratDaya
KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
112 25/12/2019 17:22:47 -8.62 118.35 115 2.4
15 km BaratDaya
DOMPU-NTB
113 25/12/2019 20:54:06 -8.06 117.94 10 2.7
74 km TimurLaut
SUMBAWA-NTB
114
25/12/2019 21:39:34 -9.93 118.98 10 2.2
37 km BaratDaya KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
115 26/12/2019 00:52:23 -7.72 118.40 69 3.6
88 km BaratLaut BIMA-
NTB
116 26/12/2019 04:57:03 -8.07 117.98 22 2.2
74 km BaratLaut
DOMPU-NTB
117 26/12/2019 14:12:52 -9.14 118.87 10 2.4
44 km BaratLaut
TAMBOLAKA-NTT
118 26/12/2019 18:22:09 -8.58 118.09 134 1.5
41 km BaratDaya
DOMPU-NTB
119 26/12/2019 18:55:20 -8.78 117.50 4 1.7
33 km Tenggara
SUMBAWA-NTB
120 26/12/2019 20:00:51 -7.95 118.16 33 2.3
73 km BaratLaut
DOMPU-NTB
121 27/12/2019 09:55:02 -8.93 118.51 1 2.5
44 km Tenggara
DOMPU-NTB
35 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
122 27/12/2019 12:18:56 -8.45 118.78 129 2.6
3 km TimurLaut KOTA-
BIMA-NTB
123 28/12/2019 07:59:52 -8.5 117.42 10 2.3
1 km Selatan
SUMBAWA-NTB
124
28/12/2019 08:37:54 -9.63 118.09 22 2.4
99 km BaratDaya KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
125 28/12/2019 10:41:50 -8.42 117.81 61 2.3
44 km TimurLaut
SUMBAWA-NTB
126 29/12/2019 06:13:17 -8.95 118.15 10 2.6
57 km BaratDaya
DOMPU-NTB
127
29/12/2019 06:49:43 -11.63 118.11 10 3.4
(246 km BaratDaya
KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
128 29/12/2019 17:10:28 -9.12 118.14 67 2.7
74 km BaratDaya
DOMPU-NTB
129 29/12/2019 17:55:08 -7.91 117.40 10 3.0
64 km BaratLaut
SUMBAWA-NTB
130 29/12/2019 18:33:48 -9.04 118.78 72 2.9
59 km BaratLaut
TAMBOLAKA-NTT
131
30/12/2019 07:07:16 -9.45 118.94 25 2.7
16 km BaratLaut KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
132
30/12/2019 13:44:53 -9.47 117.93 27 3.0
118 km BaratLaut
KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
133 30/12/2019 21:56:04 -9.54 117.70 10 2.9
120 km Tenggara
SUMBAWA-NTB
134
30/12/2019 23:27:12 -9.87 117.31 10 3.2
133 km Tenggara
SUMBAWABARAT-
NTB
135 31/12/2019 10.06.32 -9,23 118,84 84 2,1
41 km BaratLaut
TAMBOLAKA-NTT
136 31/12/2019 10.18.34 -7,82 117,16 10 2,4
67 km TimurLaut
PULAUSARINGI-NTB
137
31/12/2019 11.41.57 -9,29 118,42 10 2,3
71 Km BaratLaut KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
138
31/12/2019 20.08.26 -11,31 118,36 10 3,7
(203 km BaratDaya
KODI-
SUMBABARATDAYA-
NTT
36 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
Gambar 7.5 Peta Seimisitas Wilayah NTB dan Sekitarnya Bulan November 2019.
37 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
IX. ANALISIS KEJADIAN CUACA EKSTRIM BULAN NOVEMBER 2019
Berdasarkan peraturan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika no:
KEP.009.2010 tentang prosedur standar pelaksanaan peringatan dini, pelaporan dan
diseminasi informasi cuaca ekstrim. Pengertian dari cuaca ekstrim adalah kejadian cuaca
yang tidak normal/tidak lazim yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan
jiwa dan harta.
Kriteria cuaca ekstrem, yaitu:
➢ Suhu udara ± 3°C dari normalnya
➢ Hujan lebat > 50mm/hari atau 20mm/jam
➢ Kecepatan angin > 45 km/jam
➢ Hujan Es
➢ Angin Puting Beliung
➢ Tinggi Gelombang > 2 meter
➢ Jarak Pandang < 1 km
1. Analisis angin kencang di kecamatan Hu’u Kabupaten Dompu tanggal 6 Desember
2019
I. INFORMASI
LOKASI Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu
TANGGAL Jumat, 06 Desember 2019
DAMPAK 20 unit rumah di Desa Hu'u Kecamatan Hu'u Kabupaten Dompu
mengalami kerusakan
II. ANALISIS METEOROLOGI
INDIKATOR KETERANGAN 1. Suhu Muka Laut
dan Anomali
Data model Sea Surface Temperature (SST) menunjukkan bahwa pada tanggal 06 Desember 2019 suhu muka laut wilayah perairan di sekitar pulau Sumbawa cukup hangat berkisar antara 29 - 31°C. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa potensi penguapan di sekitar perairan pulau Sumbawa cukup hangat untuk membentuk awan hujan di wilayah sekitar pulau Sumbawa.
2. MJO
(Madden Julian Oscilation )
Madden Julian Osilasi hingga tanggal 20 November 2019 berada di phase 2 sehingga tidak berpengaruh terhadap peningkatan aktifitas pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia.
38 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
3. SOI
(South Oscilation Index) dan Nino 3.4
Nilai Indeks Osilasi Selatan ( SOI ) hingga tgl 06 Desember 2019 adalah -6,3, aktivitas potensi pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia timur tidak signifikan. Sedangkan nilai indeks Nino 3.4 mingguan yaitu +0.4. Kondisi ini menunjukkan bahwa tidak signifikan terhadap peningkatan curah hujan harian di wilayah Indonesia.
4. Pola Angin Analisis data angin gradient tanggal 06 Desember 2019 jam 00.00 UTC. Tidak ada pola-pola gangguan cuaca yang terbentuk diwilayah NTB. Pada umumnya angin gradient bertiup dari arah Barat Laut-Utara dengan kecepatan maksimum 15 knots.
5. Pola Tekanan Data analisis medan tekanan 06 Desember 2019 pukul 00.00 UTC menunjukkan adanya daerah tekanan rendah di Perairan Utara NTB yang menyebabkan terjadinya pengumpulan massa udara basah di wilayah NTB dan sekitarnya.
6. Kelembapan
Relatif
Berdasarkan data model Kelembapan udara lapisan permukaan hingga 200 mb tanggal 06 Desember 2019 untuk wilayah wilayah Bima dan Dompu sebagai berikut :
Lapisan RH Pukul 06.00
UTC
1000 hPa 70 – 80 %
850 hPa 60 – 80 %
700 hPa 50 – 60 %
500 hPa 40 – 50 %
200 hPa 70 - 90 %
Massa udara basah dari lapisan permukaan hingga 200 hPa dengan nilai 50-90% sehingga mendukung untuk pertumbuhan awan hujan di wilayah sekitar wilayah Bima dan Dompu.
39 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
7. K Indeks, L Indeks
dan Showalter
indeks
Analisis K indeks, L indeks dan showalter indeks tgl 06 Desember 2019 pukul 00.00 UTC
K indeks L indeks Showalter indeks 20-30 -2 s/d -1 -1 s/d -2
• K-Indeks menunjukkan nilai 20 - 30. Kondisi tersebut
menunjukkan adanya aktifitas konveksi yang signifikan
dan potensi terjadinya (Thunderstorm).
• Lifted Indeks menunjukkan nilai -2 s/d -1. Kondisi
tersebut menunjukan kondisi udara yang labil dan
berpotensi terjadinya Petir (Thunderstorm) meski perlu
adanya pemicu yang kuat, aktivitas konvektif cukup
signifikan.
• Showalter Indeks menunjukan nilai -1 s/d -2. Kondisi
tersebut merupakan kondisi atmosfer yang labil dan
berpeluang terjadi pertumbuhan awan konvektif, aktivitas
konvektif signifikan.
Data diatas menunjukan kondisi atmosfer yang labil diatas wilayah sekitar wilayah Bima dan Dompu.
8. Citra Satelit Cuaca
• Berdasarkan pantauan citra satelit tanggal 06 Desember
2019 diketahui terdapat pertumbuhan sel awan konvektif
di wilayah Kecamatan Hu’u dan sekitarnya pada pukul
12.10 Wita. Sel tersebut terus tumbuh dengan suhu puncak
awan mencapai -56°C s/d -62°C dan memasuki fase
matang pada pukul 12.30 Wita awan Cumulonimbus. Pada
pukul 12.40 Wita inti sel mulai punah dan awan bergerak
ke arah barat daya.
9. Citra Radar Cuaca • Berdasarkan Analisis Citra radar terlihat adanya
pembentukan awan Cumulunimbus (CB) Single Cell di
wilayah Kecamatan Hu’u dan sekitarnya pada pkl 12.10
WITA. Memasuki fase puncak pada pkl 12.30 WITA di
wilayah Kecamatan Hu’u. Dalam perkembangannya awan
kemudian mulai meluruh atau punah pada pkl 13.10 WITA.
Pergerakan awan bergerak ke arah Barat Daya.
• Jika dilihat dari Citra Radar awan yang terbentuk diwilayah
Kecamataan Hu’u adalah awan Cumulunimbus (CB) Single
Cell yang menyebabkan sirkulasi massa udara yang kuat
yang menyebabkan terjadinya angin kencang pada wilayah
tersebut.
40 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa : 1. Berdasarkan analisis terhadap suhu muka laut di perairan Indonesia khususnya
perairan disekitar pulau Sumbawa diketahui bahwa kondisi suhu pemukaan
laut perairan wilayah tersebut cukup hangat dan mendukung terjadinya
penguapan dalam pembentukan awan.
2. Berdasarkan analisis secara Lokal dari data K Indeks, L indeks dan Showalter
indeks menunjukan bahwa kondisi atmosfer pada saat terjadi angin kencang di
wilayah Kecamatan Hu’u adalah labil dan mendukung terjadinya pembentukan
awan konvektif seperti Cumulonimbus.
3. Massa udara basah dari lapisan permukaan hingga 200 hPa dengan nilai 50-
90% mendukung untuk pertumbuhan awan konvektif di wilayah sekitar
wilayah Bima dan Dompu.
4. Analisis Citra Radar dan Citra Satelit menunjukkan pada saat tarjadi angin
kencang di wilayah Kecamatan Hu’u disebabkan oleh adanya aktivitas Awan
Cumulunimbus (CB) Single Cell dengan nilai reflektifitas 55 dBz dan suhu
puncak awan mencapai -56°C s/d -62°C. Adanya awan cb single cell
menunjukkan bahwa disekitar lokasi terbentuknya awan tersebut terdapat
arus updraft dan downdraft yang kuat penyebab angin kencang.
2. Analisis Banjir Dan Angin Kencang Di Kabupaten Bima Dan Dompu Tanggal 11
Desember 2019
III. INFORMASI
LOKASI Lokasi Angin kencang di Desa Lanci Jaya dan Nusa Jaya Kecamatan
Manggalewa Kabupaten Dompu serta di Desa Penapali Kecamatan
Woha Kabupaten Bima.
Lokasi Banjir di Desa Tolokalo Kecamatan Kempo Kabupaten
Dompu.
TANGGAL Rabu tgl 11 Desember 2019. Pkl 15.00 WITA.
41 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
DAMPAK Bencana angin kencang mengakibatkan:
1. 3 Orang Luka tertimpa atap bangunan
2. 173 rumah warga, 2 bangunan sekolah, 1 bangunan pasar dan
1 bangunan pondok pesantren di wilayah Kecamatan
Manggalewa dalam kondisi rusak berat.
3. Sebuah rumah panggung 12 tiang di wilayah di Kecamatan
Woha.
4. Beberapa Pohon Tumbang.
Bencana banjir mengakibatkan:
1. Jalur menuju Calabai tergenang air sehingga menghambat
arus kendaraan.
IV. DATA CURAH HUJAN
POS HUJAN Ch (mm/hari) Kategori
10 DES 2019 11 DES 2019 12 DES 2019
MANGGGALEWA - 2 18 RINGAN
PEKAT 3 0 10 RINGAN
KEMPO 0 11 40 SEDANG
SANGGAR - - - NIHIL
V. ANALISIS METEOROLOGI
INDIKATOR KETERANGAN 10. Suhu Muka
Laut dan Anomali
Data model analisis SST tanggal 11 Desember 2019 menunjukkan bahwa suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia khususnya perairan Pulau Sumbawa cukup hangat berkisar antara 30-31°C. Anomali suhu muka laut di Perairan Utara dan Selatan Pulau Sumbawa terpantau berkisar antara +1 s/d 3 °C. Kondisi ini menunjukan adanya potensi penguapan yang cukup tinggi untuk pembentukan awan hujan diwilayah Pulau Sumbawa.
11. MJO
(Madden Julian Oscilation )
Madden Julian Osilasi tanggal 11 Desember 2019 berada di phase 2 tidak berpengaruh terhadap peningkatan aktifitas pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia.
12. SOI
(South Oscilation Index) dan Nino 3.4
Nilai Indeks Osilasi Selatan ( SOI ) tgl 11 Desember 2019 adalah -4.7, aktivitas potensi pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia Timur tidak signifikan. Sedangkan nilai indeks Nino 3.4 mingguan yaitu +0.47, tidak signifikan terhadap peningkatan hujan harian di wilayah Indonesia.
42 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
13. Pola Tekanan Data analisis medan tekanan 11 Desember 2019 pukul 00.00 UTC menunjukkan adanya daerah tekanan rendah di Perairan Utara NTB yang menyebabkan terjadinya pengumpulan massa udara basah di wilayah NTB dan sekitarnya.
14. Pola Angin Analisis data angin gradient tanggal 11 Desember 2019 jam 00.00 UTC. Tidak ada pola-pola gangguan cuaca yang terbentuk diwilayah NTB. Pada umumnya angin gradient bertiup dari arah Barat Laut-Utara dengan kecepatan maksimum 15 knots.
15. Kelembapan
Relatif
Berdasarkan data Kelembapan udara lapisan 200 mb tanggal 11 Desember 2019 untuk wilayah sekitar Pulau Sumbawa sebagai berikut :
Lapisan RH Pukul 06.00
UTC
1000 hPa 60 – 70 %
850 hPa 80 – 90 %
700 hPa 60 – 70 %
500 hPa 50 – 60 %
200 hPa 70 - 90 %
Massa udara basah dari lapisan permukaan hingga 200 hPa dengan nilai 50-90% sehingga mendukung untuk pertumbuhan awan hujan di wilayah sekitar wilayah Bima dan Dompu.
16. K Indeks, L
Indeks dan
Showalter indeks
Analisis K indeks, L indeks dan showalter indeks tgl 11 Desember 2019 pukul 00.00 UTC
K indeks L indeks Showalter indeks 20-25 -1 s/d -2 0 s/d -2
• K-Indeks menunjukkan nilai 20 - 30. Kondisi tersebut
menunjukkan adanya aktifitas konveksi yang cukup kuat.
• Lifted Indeks menunjukkan nilai -1 s/d -2. Kondisi
tersebut menunjukan kondisi udara yang cukup labil dan
berpotensi terjadinya Petir (Thunderstrom).
• Showalter Indeks menunjukan nilai 0 s/d -2. Kondisi
tersebut merupakan kondisi atmosfer yang labil dan
berpeluang terjadinya pertumbuhan awan konvektif
( kemungkinan thunderstorm).
Data diatas menunjukan adanya kondisi atmosfer yang cukup labil diatas wilayah pulau Sumbawa.
43 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
17. Citra Satelit
Cuaca
Berdasarkan citra satelit tanggal 11 Desember 2019 pukul 13.50 terlihat adanya pertumbuhan awan hujan diwilayah Kecamatan Manggalewa, awan hujan semakin berkembang hingga pukul 15.00 wita dengan suhu puncak awan mencapai -69 s/d -75° C. Sebaran awan bergerak ke arah Barat dan mengalami peluruhan pukul 16.00 wita. Dilihat dari suhu puncak awan jenis awan yang terbentuk wilayah Kecamatan Manggalewa dan Kecamatan Woha adalah awan jenis Cumulonimbus.
18. Citra Radar
Stamet Bima
Berdasarkan citra radar cuaca Bima pada tanggal 11 Desember 2019 pukul 13.50 terlihat adanya pertumbuhan awan hujan di wilayah kecamatan Manggalewa , pukul 14.30 wita pertumbuhan meluas ke wilayah Kecamatan Kempo dengan nilai reflektifitas awan sampai pukul 14.30 wita mencapai nilai 55-60 dBZ. Kondisi ini menyebabkan terjadinya hujan dengan intensitas sedang – lebat disertai petir dan angin kencang. Kejadian angin kencang tersebut ditandai dengan terbentuknya Rear Inflow Jet (RIJ) yang muncul pada tampilan Citra Radar pada pukul 15.00 WITA. RIJ merupakan pola intensitas yang kecil menjorok masuk dalam struktur intensitas maksimum yang dapat menyatakan adanya aliran udara masuk dan dapat menyebabkan angin kencang. Kejadian angin kencang ini disebabkan oleh gabungan dari 2 sel awan konvektif (Collision) yang terlihat pada hasil Vertical cut citra radar pada pukul 15.00 WITA. Pukul 15.30 wita reflektifitas awan perlahan mengalami penurunan dan hingga punah pada 15.40 wita. Dilihat dari nilai reflektifitasnya yang cukup besar menunjukan bahwa jenis awan yang terbentuk di atas wilayah Kecamatan Manggalewa adalah awan Cumulunimbus.
44 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
Gambar 1. Kondisi penggilingan padi milik warga yang tergenang banjir.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa : 5. Berdasarkan analisis secara Global, Suhu muka laut di perairan Indonesia
termasuk perairan disekitar pulau Sumbawa yang cukup hangat meningkatkan
potensi penguapan untuk pertumbuhan awan hujan.
6. Kelembapan udara yang cukup basah dari lapisan gradient hingga lapisan 200
hPa, dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan.
7. Analisa citra Satelit menunjukan suhu puncak awan diatas wilayah Palibelo
berkisar antara - 62 s/d -69° C. Terindikasi merupakan awan konvektif jenis
Cumulonimbus.
8. Berdasarkan analisis secara Lokal dari data K Indeks, L indeks dan Showalter
indeks menunjukkan bahwa kondisi atmosfer pada saat itu cukup labil.
9. Berdasarkan Citra Satelit dan Citra Radar Cuaca Bima menunjukkan adanya
pertumbuhan awan Cumulonimbus yang tumbuh secara aktif yang disebabkan
oleh kondisi atmosfer yang labil dan bergerak aktif ke wilayah Barat Bima dan
Dompu.
10. Analisa citra radar terlihat adanya pola RIJ yang menandakan adanya angin
kencang, kejadian angin kencang di sebabkan oleh gabungan dari 2 sel awan
konvektiv (Collision).
3. Analisis Kondisi Hujan Di Kabupaten Bima Tanggal 15 Desember 2019
I. INFORMASI
LOKASI Desa Bolo, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima
TANGGAL Minggu, tanggal 15 Desember 2019 pukul 13.40 WITA di wilayah
Desa Bolo Kecamatan Madapangga.
DAMPAK Meluapnya aliran sungai menyebabkan penggilingan padi dan
mobil milik warga terendam banjir. Total kerugian mencapai
kurang lebih 200 juta.
45 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
VII. DATA CURAH HUJAN
POS HUJAN Ch (mm/hari) Kategori
14 DESEMBER 2019
15 DESEMBER 2019
Madapangga 1
5 70 Hujan Lebat
Madapangga 2
0 79 Hujan Lebat
Donggo 1 - 4.5 Hujan Ringan
Donggo 2 14 36 Hujan Sedang
II. ANALISIS METEOROLOGI
INDIKATOR KETERANGAN 19. SST (Sea
Surface
Temperature)
Data model Sea Surface Temperature (SST) menunjukkan bahwa pada tanggal 15 Desember 2019 suhu muka laut wilayah perairan di sekitar pulau Sumbawa cukup hangat berkisar antara 30 - 32°C. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa potensi penguapan di sekitar perairan pulau Sumbawa cukup hangat untuk membentuk awan hujan di wilayah sekitar pulau Sumbawa.
20. MJO
(Madden Julian Oscilation )
Madden Julian Osilasi tanggal 13 Desember 2019 berada di phase 2 sehingga tidak berpengaruh terhadap peningkatan aktifitas pertumbuhan awan dan peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia khususnya wilayah Bima dan Dompu.
21. SOI
(South Oscilation Index) dan Nino 3.4
Nilai Indeks Osilasi Selatan ( SOI ) adalah -4.4. Suplai uap air bergerak dari Pasifik Barat ke Pasifik Timur, aktivitas potensi pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia timur tidak signifikan. Sedangkan nilai indeks Nino 3.4 mingguan yaitu +0.43. Kondisi ini menunjukkan bahwa tidak signifikan terhadap peningkatan curah hujan harian di wilayah Indonesia.
22. Pola Angin Analisis data angin gradient tanggal 15 Desember 2019 jam 12.00 UTC terlihat adanya pola belokan angin (shearline) di wilayah Bima bagian Barat hingga utara. Kondisi tersebut menyebabkan perlambatan angin di sekitar pulau Sumbawa, khususnya wilayah bima dan Dompu sehingga meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar Bima dan Dompu. Pada umumnya angin gradient bertiup dari arah tenggara-selatan dengan kecepatan maksimum 15 knots.
23. Pola Tekanan Data analisis medan tekanan 15 Desember 2019 pukul 00.00 UTC menunjukkan tidak adanya daerah tekanan rendah diwilayah Sumbawa dan sekitarnya. Sehingga tidak berpengaruh signifikan dalam pembentukan awan hujan diwilayah Bima dompu.
46 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
24. Kelembapan
Relatif
Berdasarkan data model Kelembapan udara lapisan 850 hingga 200 mb tanggal 15 Desember 2019 untuk wilayah wilayah Bima dan Dompu sebagai berikut :
Lapisan RH Pukul 06.00
UTC
850 hPa 70 – 90 %
700 hPa 60 – 80 %
500 hPa 40 – 60 %
200 hPa 50 - 70 %
Masa udara terlihat basah dari lapisan 850 hingga 200 hPa dengan nilai 40-90% mendukung untuk pertumbuhan awan hujan di wilayah sekitar wilayah Bima dan Dompu.
25. K Indeks, L
Indeks dan
Showalter indeks
Analisis K indeks, L indeks dan showalter indeks tgl 15 Desember 2019 pukul 00.00 UTC
K indeks L indeks Showalter indeks 30-35 -2 s/d -4 -1 s/d -2
• K-Indeks menunjukkan nilai 30 - 35. Kondisi tersebut
menunjukkan adanya aktifitas konveksi yang signifikan dan
potensi terjadinya badai Guntur (Thunderstorm) .
• Lifted Indeks menunjukkan nilai -2 s/d -4. Kondisi tersebut
menunjukan kondisi udara yang labil dan memungkinkan
terjadinya Petir (Thunderstorm).
• Showalter Indeks menunjukan nilai -1 s/d -2. Kondisi tersebut
merupakan kondisi atmosfer yang labil dan berpeluang
terjadinya badai guntur.
Data diatas menunjukan kondisi atmosfer yang labil diatas wilayah sekitar wilayah Bima dan Dompu.
26. Citra Satelit
Cuaca
• Berdasarkan pantauan citra satelit tanggal 15 Desember 2019
diketahui terdapat pertumbuhan awan konvektif di wilayah
Dompu dan sekitarnya pada pukul 12.20 WITA. Sel tersebut
terus tumbuh dan kemudian mencapai masa puncaknya atau
pada fase matang awan Cumulonimbus pada pukul 12.50 WITA.
Suhu puncak awan Cumulonimbus saat terjadi banjir adalah
senilai -60°C s/d -80°C. Pada pukul 13.00 WITA dan seterusnya
inti sel mulai punah dan awan terus bergerak ke arah barat daya.
47 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
27. Citra Radar
Cuaca
• Berdasarkan pantauan Citra radar terlihat adanya pembentukan
awan konvektif di wilayah Dompu dan sekitarnya pada pkl 12.10
WITA. Memasuki fase puncak pada pkl 12.50 WITA di wilayah
Dompu dan sekitarnya. Nilai dbZ tertinggi yang tertangkap oleh
radar saat terjadi Banjir di Kecamatan Madapangga senilai 55-60
dBZ. Produk PAC mencatat nilai rentang akumulasi curah hujan
yang tertangkap oleh radar selama 6 jam yaitu senilai 25 – 50
mm. Pembentukan awan kemudian mulai meluruh atau punah
pada pkl 13.30 WITA dan seterusnya dengan pergerakan awan
dominan ke arah Barat daya.
III. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa : 11. Data curah hujan pada pos hujan Madapangga selama 24 jam pada tanggal 15
November 2019 ditakar 79 mm. Nilai ini menunjukkan bahwa hujan dalam kategori
lebat.
12. Berdasarkan analisis terhadap suhu muka laut di perairan Indonesia khususnya
perairan disekitar pulau Sumbawa diketahui bahwa kondisi suhu pemukaan laut
perairan wilayah Sumbawa dan sekitarnya hangat dan mendukung terjadinya
penguapan yang sangat mendukung dalam proses pembentukan awan hujan.
13. Analisis Madden Julian Osilasi berada di phase 2 sehingga tidak berpengaruh
terhadap peningkatan aktifitas pertumbuhan awan dan peningkatan curah hujan di
wilayah Indonesia.
14. Analisis terhadap tekanan udara dan angin gradient di sekitar wilayah pulau
Sumbawa di ketahui bahwa terdapat belokan angin di sebelah barat wilayah Bima
dan Dompu.
15. Kelembapan udara wilayah Bima dan Dompu bernilai 40-90% dari lapisan 850
hingga lapisan 200 hPa, sehingga berpotensi terjadinya pertumbuhan awan hujan.
16. Berdasarkan analisis secara Lokal dari data K Indeks, L indeks dan Showalter indeks
menunjukan bahwa kondisi atmosfer pada saat terjadi banjir di wilayah Kecamatan
Madapangga adalah labil dan mendukung terjadinya pembentukan awan konvektif
seperti Cumulonimbus termasuk adanya badai guntur.
17. Analisis citra Satelit dan citra radar menunjukkan pada saat terjadi hujan di wilayah
Kecamatan Madapangga disebabkan oleh adanya aktivitas awan konvektif dengan
nilai suhu puncak awan yang dapat mencapai -60°C s/d -80°C atau 55-60 dBz. Awan
tersebut terindikasi merupakan awan konvektif jenis Cumulonimbus (Cb). Dengan
nilai akumulasi curah hujan pada Produk PAC sebesar 25-50 mm.
18. Analisis kondisi atmoser pada kejadian banjir di wilayah Kecamatan Madapangga
menunjukkan bahwa hujan yang terjadi dipicu oleh suhu muka laut yang hangat dan
masa udara yang basah yang menyebabkan terbentuknya awan hujan berupa awan
konvektif Cumulonimbus (Cb).
48 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
Gambar 1 a. Kondisi rumah warga yang rusak
berat.
Gambar 1 b. Kondisi atap rumah warga yang rusak berat.
4. Analisis Angin Kencang Di Kecamatan Dompu Tanggal 17 Desember 2019
I. INFORMASI
LOKASI Kecamatan Dompu
TANGGAL Selasa 17 Desember 2019
DAMPAK Kerusakan bangunan pedagang kaki lima (PKL) yang berada di sekitar
sekolah Tinggi Ilmu ekonomi (STIE) Dompu, Taman Kota dan Cabang
Swete Dompu.
II. ANALISIS METEOROLOGI
INDIKATOR KETERANGAN 28. Suhu Muka
Laut dan Anomali
Data model Sea Surface Temperature (SST) menunjukkan bahwa pada tanggal 17 Desember 2019 suhu muka laut wilayah perairan di sekitar pulau Sumbawa cukup hangat berkisar antara 30 – 32 °C. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa potensi penguapan di sekitar perairan pulau Sumbawa hangat untuk membentuk awan hujan di wilayah sekitar pulau Sumbawa.
29. MJO
(Madden Julian Oscilation )
Madden Julian Osilasi hingga tanggal 17 Desember 2019 berada di phase 3 sehingga tidak berpengaruh terhadap peningkatan aktifitas pertumbuhan awan dan peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia.
49 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
30. SOI
(South Oscilation Index) dan Nino 3.4
Nilai Indeks Osilasi Selatan ( SOI ) hingga tgl 17 Desember 2019 adalah -5.7, Suplai uap air bergerak dari Pasifik Barat ke Pasifik Timur, aktivitas potensi pembentukan awan hujan di wil. Indonesia Timur tidak signifikan
31. Pola Angin Analisis data angin gradient tanggal 17 Desember 2019 jam 00.00 UTC terlihat adanya pola belokan angin (Shearline) di wilayah Pulau Sumbawa
32. Pola Tekanan Data analisis medan tekanan 17 Desember 2019 pukul 00.00 UTC menunjukkan adanya palung tekanan rendah fi Perairan Utara Pulau Sumbawa
33. Kelembapan
Relatif
Berdasarkan data model Kelembapan udara lapisan permukaan hingga 200 mb tanggal 24 November 2019 untuk wilayah wilayah Bima dan Dompu sebagai berikut :
Lapisan RH Pukul 06.00
UTC
850 hPa 80-90 %
700 hPa 60-70%
500 hPa 60-70%
200 hPa 80-90%
Masa udara terlihat cukup basah dari lapisan 850 mbhingga 200 hPa sehingga mendukung untuk pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah Bima dan Dompu.
34. K Indeks, L
Indeks dan
Showalter indeks
Analisis K indeks, L indeks dan showalter indeks tgl 17 Desember 2019 pukul 00.00 UTC
K indeks L indeks Showalter indeks 10-20 -2 s/d -1 -1 s/d -2
• K-Indeks menunjukkan nilai 10 - 20. Kondisi tersebut
menunjukkan tidak adanya aktifitas konveksi yang signifikan
dan potensi terjadinya (Thunderstorm).
• Lifted Indeks menunjukkan nilai -2 s/d -1. Kondisi tersebut
menunjukan kondisi udara yang labil dan berpotensi
terjadinya Petir (Thunderstorm) meski perlu adanya pemicu
yang kuat, aktivitas konvektif cukup signifikan.
• Showalter Indeks menunjukan nilai -1 s/d -2. Kondisi
tersebut merupakan kondisi atmosfer yang labil dan
berpeluang terjadi pertumbuhan awan konvektif, aktivitas
konvektif signifikan.
Data diatas menunjukan kondisi atmosfer yang labil diatas wilayah sekitar wilayah Bima dan Dompu.
50 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
35. Citra Satelit
Cuaca
• Berdasarkan pantauan citra satelit tanggal 17 Desember 2019
diketahui terdapat pertumbuhan sel awan konvektif di
Kecamatan Dompu dan sekitarnya pada pukul 16.20 Wita. Sel
tersebut terus tumbuh dan kemudian pada pukul 16.40 Wita
awan Cumulonimbus memasuki fase matang. Pada pukul
17.20 Wita inti sel mulai punah dan awan bergerak ke arah
Barat.
36. Citra Radar
Cuaca
• Berdasarkan Citra radar pertumbuhan awan konvektif terjadi
pada pukul 16.00 WITA di wilayah kecamatan Dompu. Fase
puncak awan konvektif terjadi pada pukul 16.40 WITA.
Sedangkan awan konvektif memasuki fase luruh pada pukul
17.20 WITTA
• Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap hasil vertical
cut terhadap penampang vertikal awan Cb pada jam 16.40
Wita di ketahui terbentuk pola Tight Low-level reflectivity
gradient. Pola tersebut tampak dari adanya perubahan
gradient singkat dari zona awan dengan reflektivitas rendah
menuju ke zona awan dengan reflektivitas tinggi. Adanya pola
tersebut menunjukkan lokasi updraft dan downdraft kuat
pada sel awan konfektif yang menyebabkan terjadinya angin
kencang pada lingkungan disekitar awan.
III. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa : 19. Berdasarkan analisis terhadap suhu muka laut di perairan Indonesia khususnya
perairan disekitar pulau Sumbawa diketahui bahwa kondisi suhu pemukaan laut
perairan wilayah tersebut hangat dan mendukung terjadinya penguapan dalam
pembentukan awan.
20. Berdasarkan Analisa pada kelembapan udara disekitar Pulau Sumbawa terlihat
cuukup basah sehingga mendukung pertumbuhan awan hujan di wilayah Bima
dan Dompu.
21. Berdasarkan analisis secara Lokal dari data K Indeks, L indeks dan Showalter
indeks menunjukan bahwa kondisi atmosfer pada saat terjadi angin kencang di
wilayah Kota Bima adalah labil dan mendukung terjadinya pembentukan awan
konvektif seperti Cumulonimbus.
22. Terbentuknya pola Tight Low-level reflectivity gradient menunjukkan bahwa
disekitar lokasi terbentuknya awan tersebut terdapat updraft dan downdraft kuat
penyebab angin kencang. Awan tersebut terindikasi merupakan awan konvektif
jenis Cumulonimbus (Cb) single cell.
51 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
5. Analisis Banjir Desa Sandue Kecamatan Sanggar Kab Bima Tanggal 18 Desember
2019
I. INFORMASI
LOKASI Lokasi terjadinya banjir adalah di Desa Sandue, Kecamatan Sanggar,
Kabupaten Bima.
TANGGAL Rabu tgl 18 Desember 2019. Pkl 16.00 WITA.
DAMPAK Bencana banjir mengakibatkan:
5. Puluhan rumah terendam banjir.
II. DATA CURAH HUJAN
POS HUJAN Ch (mm/hari) Kategori
16 DES 2019 17 DES 2019 18 DES 2019
SANGGAR 23 1 63 LEBAT
Gambar 1 a
Gambar 1 c
Gambar 1 b
Gambar 1. (a), (b), (c) Dampak banjir di desa Sandue, Kecamatan Sanggar
52 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
III. ANALISIS METEOROLOGI
INDIKATOR KETERANGAN 37. Suhu Muka
Laut dan Anomali
Data model analisis SST tanggal 18 Desember 2019 menunjukkan bahwa suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia khususnya perairan Pulau Sumbawa cukup hangat berkisar antara 30-32°C. Anomali suhu muka laut di Perairan sekitar wilayah Pulau Sumbawa terpantau berkisar antara +1 s/d 3 °C. Kondisi ini menunjukan potensi penguapan yang cukup tinggi untuk membentuk awan hujan di wilayah Pulau Sumbawa.
38. MJO
(Madden Julian Oscilation )
Monitoring Madden Julian Oscillation tanggal 18 Desember 2019 berada pada fase 3 (wilayah Samudera Hindia) dalam kondisi netral, sehingga tidak berpengaruh terhadap peningkatan aktifitas pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia.
39. SOI
(South Oscilation Index) dan Nino 3.4
Nilai Indeks Osilasi Selatan ( SOI ) tgl 18 Desember 2019 adalah -5.7, aktivitas potensi pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia Timur tidak signifikan. Sedangkan nilai indeks Nino 3.4 mingguan yaitu +0.33, menunjukkan bahwa Nino 3.4 tidak mempengaruhi peningkatan hujan harian di wilayah Indonesia.
40. Pola Tekanan Data analisis terhadap tekanan udara tanggal 18 Desember 2019 pukul 00.00 UTC menunjukkan tekanan udara wilayah Bima dan Dompu berada pada kondisi cukup rendah yaitu kisaran 1006-1010 hPa.
41. Pola Angin Analisis data angin gradient tanggal 18 Desember 2019 jam 00.00 UTC. Menunjukkan adanya pola belokan angina (shearline) di sekitar wilayah Pulau Sumbawa yang menyebabkan terjadinya perlambatan angina dan pengumpulan massa udara basah di sekitar wilayah pulau Sumbawa, khususnya wilayah bima dan Dompu yang meningkatkan potensi terbentuknya awan-awan konvektif dan awan hujan wilayah Bima dan Dompu.
42. Kelembapan
Relatif
Berdasarkan data Kelembapan udara lapisan 200 mb tanggal 18 Desember 2019 untuk wilayah sekitar Pulau Sumbawa sebagai berikut :
Lapisan RH Pukul 06.00
UTC
1000 hPa 50 – 70 %
850 hPa 60 – 80 %
700 hPa 30 – 40 %
500 hPa 10 – 30 %
200 hPa 30 - 50 %
Kondisi kelembapan atmosfer wilayah Bima dan Dompu cukup basah dari lapisan permukaan hingga lapisan 850hPa. Pada lapisan 700hPa hingga lapisan 500 hPa wilayah Bima dan Dompu terpantau cukup kering dan di lapisan 200 hPa wilayah Bima dan Dompu terpantau cukup kering. Kondisi kelembaban udara tersebut masih cukup mendukung untuk mendukung pertumbuhan awan hujan wilayah Bima dan Dompu.
53 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
43. K Indeks, L
Indeks dan
Showalter indeks
Analisis K indeks, L indeks dan showalter indeks tgl 18 Desember 2019 pukul 00.00 UTC
K indeks L indeks Showalter indeks 30-35 -3 s/d -2 0 s/d -1
• K-Indeks menunjukkan nilai 30 - 35. Kondisi tersebut
menunjukkan adanya aktifitas konveksi yang kuat.
• Lifted Indeks menunjukkan nilai -3 s/d -2. Kondisi tersebut
menunjukan kondisi udara yang labil dan berpotensi
terjadinya Petir (Thunderstrom).
• Showalter Indeks menunjukan nilai 0 s/d -1. Kondisi
tersebut merupakan kondisi atmosfer yang labil dan
berpeluang terjadinya pertumbuhan awan konvektif
( kemungkinan thunderstorm).
Kondisi diatas menunjukan kondisi atmosfer yang labil di wilayah Bima dan Dompu.
44. Citra Satelit
Cuaca
Berdasarkan citra satelit tanggal 18 Desember 2019 pukul 14.00 WITA terlihat adanya pertumbuhan awan konvektif diwilayah Kecamatan Kilo, awan tersebut terus berkembang dan bergerak menuju ke barat, yaitu menuju ke wilayah Kecamatan Sanggar. Pada pukul 14.40 WITA awan tersebut mencapai fase matang dengan suhu puncak awan mencapai -62 ℃ - -72 ℃. Awan
tersebut terus bergerak dan memasuki fase punah pada pukul 16.40
WITA. Pada pukul 18.10 WITA awan tersebut tampak telah punah.
Berdasarkan karakterik suhu puncak awan dan ketebalan awan di
ketahui bahwa awan tersebut adalah awan konvektif jenis
Cumulonimbus (Cb). 45. Citra Radar
Stamet Bima
Berdasarkan citra radar cuaca Bima pada tanggal 18 Desember 2019 pukul 14.00 terlihat adanya pertumbuhan awan hujan di wilayah kecamatan Kilo. Awan tersebut terus berkembang dan makin meluas kea rah barat hingga mencapai wilayah kecamatan Sanggar. Ketika mencapai wilayah Kecamatan Sanggar awan tersebut terus berkembang dan mendapai fase matang pada pukul 14.40 WITA dengan nilai refleksivitas 50-55 dBz. Setelah mencapai fase matang. Awan tersebut mulai mencapai fase luruh pada pukul 16.40 WITA. Pada pukul 18.10 WITA awan tersebut telah punah. Dilihat dari nilai reflektifitasnya yang cukup besar menunjukan bahwa jenis awan yang terbentuk di atas wilayah Kecamatan Manggalewa adalah awan Cumulunimbus (Cb). Analisis terhadap produk PAC pukul 16.10 WITA citra radar menunjukkan keberadaan awan konvektif tersebut menyebabkan terjadinya hujan dalam durasi hujan yang cukup lama di beberapa kecamatan yaitu di kecamatan Kilo, Manggalewa, Kempo, dan Sanggar.
54 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
Gambar 1. Dampak angin kencang di wilayah Pantai Lawata Kota Bima
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa : 23. Berdasarkan analisis secara Global, Suhu muka laut di perairan Indonesia termasuk
perairan disekitar pulau Sumbawa yang cukup hangat meningkatkan potensi
penguapan untuk pertumbuhan awan hujan.
24. Kelembapan udara yang cukup basah dari lapisan permukan hingga lapisan 850 hPa,
mendukung proses pertumbuhan awan konvektif di wilayah sekitar Bima dan
Dompu.
25. Analisis terhadap streamline menunjukkan adanya belokan angin (shearline)
disekitar wilayah Bima dan Dompu yang meningkatkan potensi pembentukan awan
hujan.
26. Analisa citra Satelit menunjukan suhu puncak awan diatas wilayah Sanggar berkisar
antara - 62 s/d -72° C. Terindikasi merupakan awan konvektif jenis Cumulonimbus.
27. Berdasarkan analisis secara Lokal dari data K Indeks, L indeks dan Showalter indeks
menunjukkan bahwa kondisi atmosfer pada saat terjadinya banjir wilayah Sanggar
adalah labil.
28. Berdasarkan Citra Satelit dan Citra Radar Cuaca Bima menunjukkan adanya
pertumbuhan awan Cumulonimbus yang tumbuh secara aktif yang disebabkan oleh
kondisi atmosfer yang labil dan bergerak ke arah Barat wilayah Bima dan Dompu.
29. Analisis terhadap PAC citra radar menunjukkan terjadi hujan dalam durasi cukup
lama yang meningkatkan potensi terjadinya banjir.
6. Analisis Angin Kencang Di Kota Bima Tanggal 21 Desember 2019
I. INFORMASI
LOKASI Kota Bima
TANGGAL Sabtu 21 Desember 2019
DAMPAK Kerusakan 11 unit lapak pedagang yang berada di sekitar Pantai Lawata
Kota Bima
55 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
II. ANALISIS METEOROLOGI
INDIKATOR KETERANGAN 46. Suhu Muka
Laut dan Anomali
Data model Sea Surface Temperature (SST) menunjukkan bahwa pada tanggal 20 Desember 2019 suhu muka laut wilayah perairan di sekitar pulau Sumbawa cukup hangat berkisar antara 30 – 32 °C. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa potensi penguapan di sekitar perairan pulau Sumbawa hangat untuk membentuk awan hujan di wilayah sekitar pulau Sumbawa.
47. MJO
(Madden Julian Oscilation )
Madden Julian Osilasi hingga tanggal 19 Desember 2019 berada di phase Netral sehingga tidak berpengaruh terhadap peningkatan aktifitas pertumbuhan awan dan peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia.
48. SOI
(South Oscilation Index) dan Nino 3.4
Nilai Indeks Osilasi Selatan ( SOI ) hingga tgl 19 Desember 2019 adalah -3,2, Suplai uap air bergerak dari Pasifik Barat ke Pasifik Timur, aktivitas potensi pembentukan awan hujan di wil. Indonesia Timur tidak signifikan
49. Pola Angin Analisis data angin gradient tanggal 21 Desember 2019 jam 00.00 UTC terlihat adanya pola belokan angin (Shearline) di wilayah Pulau Sumbawa
50. Pola Tekanan Data analisis medan tekanan 21 Desember 2019 pukul 00.00 UTC menunjukkan adanya palung tekanan rendah di Perairan Utara Pulau Sumbawa
51. Kelembapan
Relatif
Berdasarkan data model Kelembapan udara lapisan permukaan hingga 200 mb tanggal 21 Desember 2019 untuk wilayah wilayah Bima dan Dompu sebagai berikut :
Lapisan RH Pukul 06.00
UTC
850 hPa 80-90 %
700 hPa 60-70%
500 hPa 30-40%
200 hPa 60-70%
Masa udara terlihat cukup basah dari lapisan 850 -700 hpa dan 200 hpa kecuali, pada lapisan 500 hpa massa udara terlihat cukup kering. Meskipun demikian kondisi ini cukup mendukung untuk pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah Bima dan Dompu dan sekitarnya.
56 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
52. K Indeks, L
Indeks dan
Showalter indeks
Analisis K indeks, L indeks dan showalter indeks tgl 21 Desember 2019 pukul 00.00 UTC
K indeks L indeks Showalter indeks 30-35 -3 s/d -2 -1 s/d -2
• K-Indeks menunjukkan nilai 30 - 35. Kondisi tersebut
menunjukkan tidak adanya aktifitas konveksi yang signifikan
dan potensi terjadinya (Thunderstorm).
• Lifted Indeks menunjukkan nilai -3 s/d -2. Kondisi tersebut
menunjukan kondisi udara yang labil dan berpotensi
terjadinya Petir (Thunderstorm) meski perlu adanya pemicu
yang kuat, aktivitas konvektif cukup signifikan.
• Showalter Indeks menunjukan nilai -1 s/d -2. Kondisi tersebut
merupakan kondisi atmosfer yang labil dan berpeluang terjadi
pertumbuhan awan konvektif, aktivitas konvektif signifikan.
Data diatas menunjukan kondisi atmosfer yang labil diatas wilayah sekitar wilayah Bima dan Dompu.
53. Citra Satelit
Cuaca
• Berdasarkan pantauan citra satelit tanggal 21 Desember 2019
diketahui terdapat pertumbuhan sel awan konvektif di Kota
Bima dan sekitarnya pada pukul 14.00 Wita. Sel tersebut terus
tumbuh dan kemudian pada pukul 14.10 Wita awan
Cumulonimbus memasuki fase matang. Pada pukul 14.40 Wita
inti sel mulai punah dan awan bergerak ke arah Barat Laut.
54. Citra Radar
Cuaca
• Berdasarkan Citra radar pertumbuhan awan konvektif terjadi
pada pukul 14.00 WITA di wilayah Kota Bima. Pada pukul 14.10
WITA terlihat adanya awan CB single sel dengan nilai
reflektifitas yang cukup tinggi yaitu 55 dBz . Lalu awan
konvektif memasuki fase luruh pada pukul 14.40 WITA
• Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap hasil vertical cut
terhadap penampang vertikal awan Cb pada jam 14.10 Wita di
ketahui terbentuk pola Bow Echo. Pola tersebut tampak dari
adanya pola echo radar yang melengkung. Menunjukkan lokasi
updraft dan downdraft kuat pada sel awan konfektif yang
menyebabkan terjadinya angin kencang pada lingkungan
disekitar awan.
57 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
III. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa : 30. Berdasarkan analisis terhadap suhu muka laut di perairan Indonesia khususnya
perairan disekitar pulau Sumbawa diketahui bahwa kondisi suhu pemukaan laut
perairan wilayah tersebut hangat dan mendukung terjadinya penguapan dalam
pembentukan awan.
31. Berdasarkan Analisa pada kelembapan udara disekitar Pulau Sumbawa terlihat
cukup basah sehingga mendukung pertumbuhan awan hujan di wilayah Bima dan
Dompu.
32. Berdasarkan Analisis data angin gradient tanggal 21 Desember 2019 terlihat
adanya pola belokan angin (Shearline) di wilayah Pulau Sumbawa yang
menyebabkan massa udara terkonsentrasi diwilayah Bima dan Dompu.
33. Berdasarkan analisis secara Lokal dari data K Indeks, L indeks dan Showalter indeks
menunjukan bahwa kondisi atmosfer pada saat terjadi angin kencang di wilayah
Kota Bima adalah labil dan mendukung terjadinya pembentukan awan konvektif
seperti Cumulonimbus.
34. Terbentuknya pola Bow Echo menunjukkan adanya awan konvektif yaitu
Cumulonimbus yang cukup kuat dimana awan tersebut terdapat updraft dan
downdraft kuat penyebab angin kencang.
7. Analisis Angin Kencang Di Kab Dompu Tanggal 23 Desember 2019
I. INFORMASI
LOKASI Desa Serakapi Kecamatan Woja Kab Dompu
HARI/TANGGAL Senin, 23 Desember 2019
DAMPAK 10 rumah warga atapnya diterbangkan oleh angin dan 20 pohon besar di
sepanjang jalur Lintas Saneo tumbang menghadang jalan serta menimpa
1 tiang listrik.
58 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
Gambar 1. Dampak angin kencang di wilayah Desa Serakapi Kab Dompu.
II. ANALISIS METEOROLOGI
INDIKATOR KETERANGAN 55. Suhu Muka
Laut dan Anomali
Data update model Sea Surface Temperature (SST) pada tanggal 22 Desember 2019 menunjukkan bahwa suhu muka laut wilayah perairan di sekitar pulau Sumbawa cukup hangat berkisar antara 30 – 32 °C. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa potensi penguapan di sekitar perairan pulau Sumbawa hangat untuk membentuk awan hujan di wilayah sekitar pulau Sumbawa.
56. MJO
(Madden Julian Oscilation )
Madden Julian Osilasi hingga tanggal 22 Desember 2019 berada di phase Netral sehingga tidak berpengaruh terhadap peningkatan aktifitas pertumbuhan awan dan peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia.
57. SOI
(South Oscilation Index) dan Nino 3.4
Nilai Indeks Osilasi Selatan ( SOI ) hingga tgl 23 Desember 2019 adalah -3,8. Suplai uap air bergerak dari Pasifik Barat ke Pasifik Timur, aktivitas potensi pembentukan awan hujan di wil. Indonesia Timur tidak signifikan
58. Pola Angin Analisis data angin gradient tanggal 23 Desember 2019 jam 00.00 UTC terlihat adanya pola belokan angin (Shearline) di wilayah Pulau Sumbawa
59. Pola Tekanan Data analisis medan tekanan 23 Desember 2019 pukul 00.00 UTC menunjukkan adanya palung tekanan rendah di Perairan Utara Pulau Sumbawa.
59 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
60. Kelembapan
Relatif
Berdasarkan data model Kelembapan udara lapisan permukaan hingga 200 mb tanggal 23 Desember 2019 untuk wilayah wilayah Bima dan Dompu sebagai berikut :
Lapisan RH Pukul 06.00
UTC
850 hPa 60-80 %
700 hPa 60-80%
500 hPa 20-30%
200 hPa 40-60%
Masa udara terlihat cukup basah dari lapisan 850 -700 hpa dan 200 hpa kecuali, pada lapisan 500 hpa massa udara terlihat cukup kering. Meskipun demikian kondisi ini cukup mendukung untuk pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah Bima dan Dompu dan sekitarnya.
61. K Indeks, L
Indeks dan
Showalter indeks
Analisis K indeks, L indeks dan showalter indeks tgl 21 Desember 2019 pukul 00.00 UTC
K indeks L indeks Showalter indeks 30-35 -3 s/d -2 -1 s/d -2
• K-Indeks menunjukkan nilai 30 - 35. Kondisi tersebut
menunjukkan adanya peluang terjadinya aktifitas konveksi yang
signifikan dan potensi terjadinya (Thunderstorm).
• Lifted Indeks menunjukkan nilai -3 s/d -2. Kondisi tersebut
menunjukan kondisi udara yang labil dan berpotensi terjadinya
Petir (Thunderstorm) meski perlu adanya pemicu yang kuat,
aktivitas konvektif cukup signifikan.
• Showalter Indeks menunjukan nilai -1 s/d -2. Kondisi tersebut
merupakan kondisi atmosfer yang labil dan berpeluang terjadi
pertumbuhan awan konvektif, aktivitas konvektif signifikan.
Data diatas menunjukan kondisi atmosfer yang labil diatas wilayah sekitar wilayah Bima dan Dompu.
62. Citra Satelit
Cuaca
• Berdasarkan citra satelit tanggal 23 Desember 2019 pukul 13.00
WITA terlihat adanya pertumbuhan awan konvektif diwilayah
Kota Bima, awan tersebut terus berkembang dan bergerak menuju
ke barat, yaitu menuju ke wilayah Kecamatan Sanggar. Pada pukul
13.30 WITA awan tersebut mencapai fase matang dengan suhu
puncak awan mencapai -62 ℃ - -72 ℃. Awan tersebut terus
bergerak dan memasuki fase punah pada pukul 14.00 WITA. Pada
pukul 14.30 WITA awan tersebut tampak masuk fase punah.
Berdasarkan karakterik suhu puncak awan dan ketebalan awan di
ketahui bahwa awan tersebut adalah awan konvektif jenis
Cumulonimbus (Cb).
60 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
63. Citra Radar
Cuaca
• Berdasarkan Citra radar pertumbuhan awan konvektif terjadi
pada pukul 13.10 WITA di wilayah Donggo, Madapangga dan
Woha dengan nilai puncak reflektifitas 45-55 dBZ. Pada pukul
15.50 WITA terjadi tumbukan (koalisi) antara kedua inti sel awan
CB di wilayah Dompu dan sekitarnya . Pada pukul 14.00 WITA
awan CB kemudian bergerak ke barat menuju arah Woja dan
kemudian mengalami masa peluruhan pada pukul 14.30 WITA
saat berada di wilayah Manggalewa dan sekitarnya.
• Angin kencang di wilayah Woja, Dompu adalah karena adanya
aktivitas awan konvektif Cumulonimbus yang saling berkoalisi.
Ketika dua sel konvektif bergabung menjadi sebuah sel konvektif
yang lebih besar, aktivitas penggabungan dua sel tersebut
menyebabkan terjadinya arus naik dan turun yang kuat dan
menyebabkan terjadinya angin kencang di lingkungan sekitar.
III. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa : 35. Berdasarkan analisis terhadap suhu muka laut di perairan Indonesia khususnya
perairan disekitar pulau Sumbawa diketahui bahwa kondisi suhu pemukaan laut
perairan wilayah tersebut hangat dan mendukung terjadinya penguapan dalam
pembentukan awan.
36. Berdasarkan Analisa pada kelembapan udara disekitar Pulau Sumbawa terlihat cukup
basah sehingga mendukung pertumbuhan awan hujan di wilayah Bima dan Dompu.
37. Berdasarkan Analisis tekanan udara tanggal 23 Desember 2019 terlihat adanya pola
belokan angin (Shearline) di wilayah Pulau Sumbawa yang menyebabkan perlambatan
angin dan terkonsenterasinya massa udara basah di sekitar wilayah Bima dan Dompu
38. Berdasarkan Analisis tekanan udara tanggal 23 Desember 2019 terlihat adanya pola
palung tekanan rendah (through) di wilayah Pulau Sumbawa yang menyebabkan
massa udara terkonsentrasi diwilayah Bima dan Dompu.
39. Berdasarkan analisis secara Lokal dari data K Indeks, L indeks dan Showalter indeks
menunjukan bahwa kondisi atmosfer pada saat terjadi angin kencang di wilayah Kota
Bima adalah labil dan mendukung terjadinya pembentukan awan konvektif seperti
Cumulonimbus.
40. Terjadinya Koalisi dari dua sel awan Cb kecil menjadi sebuah sel yang lebih besar
menyebabkan menyebabkan terjadinya arus naik dan turun yang kuat dan
menyebabkan terjadinya angin kencang di lingkungan sekitar.
61 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
8. Analisis Banjir Kota Bima Tanggal 25 Dan 26 Desember 2019
i. INFORMASI
LOKASI Lokasi terjadinya banjir adalah di Kelurahan Ni’u, Sambina’e, Panggi dan
Sabali Kumbe, Kota Bima, NTB.
TANGGAL - Rabu tgl 25 Desember 2019. Pkl 13.05 WITA.
- Kamis tgl 26 Desember 2019. Pkl 14.00 WITA.
DAMPAK Bencana banjir mengakibatkan:
ii. KK terdampak banjir niu -+30kk
iii. Sambinae -+35kk
iv. Angin kencang manggemaci 1 kk.
v. Beberapa pohon tumbang.
Gambar 1 c
Gambar 1 d
Gambar 1 e
Gambar 2 (a), (b), (c) Dampak banjir di Kelurahan Ni’u, Sambina’e dan Panggi, Kota Bima Tanggal 25 Desember 2019
62 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
DATA CURAH HUJAN
POS HUJAN
Ch (mm/hari) Kategori
23 DES 2019 24 DES 2019 25 DES 2019
Raba 53 19 25 LEBAT
Rasana’e Timur
3 2 4 RINGAN
II. ANALISIS METEOROLOGI
INDIKATOR KETERANGAN 64. Suhu Muka
Laut dan Anomali
Data model analisis SST tanggal 25 Desember 2019 menunjukkan bahwa suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia khususnya perairan Pulau Sumbawa cukup hangat berkisar antara 31-32°C. Anomali suhu muka laut di Perairan sekitar wilayah Pulau Sumbawa terpantau berkisar antara -1 s/d +2 °C. Kondisi ini menunjukan bahwa terdapat cukup banyak pasokan uap air dari penguapan di sekitar perairan Pulau Sumbawa.
65. MJO
(Madden Julian Oscilation )
Monitoring Madden Julian Oscillation tanggal 24 Desember 2019 berada pada fase 5 (wilayah Samudera Pasifik Barat), sehingga tidak begitu berpengaruh terhadap peningkatan aktifitas pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia.
Gambar 2 a
Gambar 2 b
Gambar 3 (a), (b), Dampak banjir di Kelurahan Ni’u, Sambina’e dan Panggi, Kota Bima Tanggal 25 Desember 2019
63 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
66. SOI
(South Oscilation Index) dan Nino 3.4
Nilai Indeks Osilasi Selatan ( SOI ) tgl 25 Desember 2019 adalah -4.6, aktivitas potensi pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia Timur tidak signifikan. Sedangkan nilai indeks Nino 3.4 mingguan yaitu +0.23, menunjukkan bahwa Nino 3.4 tidak mempengaruhi peningkatan hujan harian di wilayah Indonesia.
67. Pola Tekanan Data analisis terhadap tekanan udara tanggal 25 Desember 2019 pukul 00.00 UTC menunjukkan tekanan udara wilayah Bima dan Dompu berada pada kondisi cukup rendah yaitu kisaran 1007-1010 hPa.
68. Pola Angin Analisis data angin gradient tanggal 25 dan 26 Desember 2019 jam 00.00 UTC. Menunjukkan adanya pola Eddy di wilayah perairan Laut Banda yang menyebabkan terbentuknya pola belokan angin (shearline) di sekitar wilayah Pulau Sumbawa yang menyebabkan terjadinya perlambatan angin dan pengumpulan massa udara basah di sekitar wilayah pulau Sumbawa, khususnya wilayah Bima dan Dompu yang meningkatkan potensi pembentukan awan-awan konvektif dan awan hujan wilayah Bima dan Dompu.
69. Kelembapan
Relatif
Berdasarkan data Kelembapan udara lapisan 200 mb tanggal 26 Desember 2019 untuk wilayah sekitar Pulau Sumbawa sebagai berikut :
Lapisan RH Pukul 06.00
UTC
1000 hPa 50 – 60 %
850 hPa 40 – 70 %
700 hPa 50 – 60 %
500 hPa 40 – 50 %
200 hPa 20 - 40 %
Kondisi kelembapan atmosfer tersebut cukup basah dari lapisan permukaan hingga lapisan 500hPa. Pada lapisan 200hPa wilayah Bima dan Dompu terpantau cukup kering dan di lapisan 200 hPa wilayah Bima dan Dompu terpantau cukup kering. Kondisi kelembaban udara tersebut cukup mendukung pembentukan dan pertumbuhan awan hujan wilayah Bima dan Dompu.
64 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
70. K Indeks, L
Indeks dan
Showalter indeks
Analisis K indeks, L indeks dan showalter indeks tgl 26 Desember 2019 pukul 00.00 UTC
K indeks L indeks Showalter indeks 30-35 -3 s/d -2 -1 s/d 0
• K-Indeks menunjukkan nilai 30 - 35. Kondisi tersebut
menunjukkan adanya aktifitas konveksi yang kuat.
• Lifted Indeks menunjukkan nilai -3 s/d -2. Kondisi tersebut
menunjukan kondisi udara yang labil dan berpotensi terjadinya
Petir (Thunderstrom).
• Showalter Indeks menunjukan nilai 0 s/d -1. Kondisi tersebut
merupakan kondisi atmosfer yang labil dan berpeluang
terjadinya pertumbuhan awan konvektif ( kemungkinan
thunderstorm).
Berdasarkan kondisi labilitas tersebut diketahui bahwa kondisi atmosfer diatas wilayah Bima dan Dompu adalah labil.
71. Citra Satelit
Cuaca
• Berdasarkan citra satelit tanggal 25 Desember 2019 pukul 12.10
WITA terlihat adanya pertumbuhan awan konvektif diwilayah
Kota Bima, awan tersebut terus berkembang. Luasan inti dan
selimut awan menjadi lebih luas. Pada pukul 12.50 WITA awan
tersebut mencapai fase matang dengan suhu puncak awan
mencapai -75℃- -69 ℃. Awan tersebut terus berkembang hingga
pada pukul 13.50 WITA awan tersebut memasuki fase punah dan
bergerak menuju ke wilayah lain.
• Berdasarkan citra satelit tanggal 26 Desember 2019 pukul 12.10
WITA terlihat adanya pertumbuhan awan konvektif diwilayah
Kota Bima, awan tersebut terus berkembang dan makin. Pukul
13.50 WITA awan tersebut mencapai fase matang dengan suhu
puncak awan mencapai -80℃- -75℃. Awan tersebut terus
berkembang hingga pada pukul 15.10 WITA awan tersebut memasuki
fase punah
• Berdasarkan karakterik suhu puncak awan dan ketebalan awan di
ketahui bahwa awan tersebut adalah awan konvektif jenis
Cumulonimbus (Cb).
65 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
72. Citra Radar
Stamet Bima
• Berdasarkan citra radar cuaca Bima pada tanggal 25 Desember
2019 pukul 12.00 terlihat adanya pertumbuhan awan hujan di
Kota Bima. Awan tersebut terus berkembang dan makin meluas.
Seiring waktu awan tersebut terus berkembang hingga pada pukul
13.50 WITA awan tersebut mencapai fase matang dengan nilai
refleksivitas 60-65 dBz. Setelah mencapai fase matang. Awan
tersebut mulai luruh pada pukul 13.30 WITA.
• Berdasarkan citra radar cuaca Bima pada tanggal 26 Desember
2019 pukul 12.10 terlihat adanya aktivitas sel konvektif di sekitar
Kota Bima. Awan tersebut terus berkembang mengalami
perkembangan dan makin meluas cakupannya. Awan tersebut
mencapai fase matang pada pukul 12.50 WITA di sekitar wilayah
Kota Bima dan jam 13.50 WITA di daerah Dompu, Woja, dan Pajo.
Pukul 15.10 WITA, sel konvektif di sekitar wilayah Kota Bima
memasuki fase punah, sementara di wilayah Dompu pukul 15.10
WITA mulai memasuki fase punah pukul 17.00 WITA.
• Dilihat dari nilai reflektifitasnya yang cukup besar menunjukan
bahwa jenis awan yang terbentuk di atas wilayah Kota Bima dan di
Dompu adalah awan Cumulunimbus (Cb).
• Analisis terhadap produk PAC tanggal 25 dan 26 menunjukkan
bahwa banjir disebabkan oleh hujan dalam durasi yang cukup
lama
66 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
III. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa : 41. Berdasarkan analisis secara Global, Suhu muka laut di perairan Indonesia termasuk
perairan disekitar pulau Sumbawa yang cukup hangat meningkatkan potensi
penguapan untuk pertumbuhan awan hujan.
42. Kelembapan udara yang cukup basah dari lapisan permukan hingga lapisan 850 hPa,
mendukung proses pertumbuhan awan konvektif di wilayah sekitar Bima dan Dompu.
43. Analisis terhadap streamline menunjukkan adanya belokan angin (shearline) disekitar
wilayah Bima dan Dompu yang meningkatkan potensi pembentukan awan hujan.
44. Analisa citra Satelit menunjukan suhu puncak awan diatas wilayah Sanggar berkisar
antara - 62 s/d -72° C. Terindikasi merupakan awan konvektif jenis Cumulonimbus.
45. Berdasarkan analisis secara Lokal dari data K Indeks, L indeks dan Showalter indeks
menunjukkan bahwa kondisi atmosfer pada saat terjadinya banjir wilayah Sanggar
adalah labil.
46. Berdasarkan Citra Satelit dan Citra Radar Cuaca Bima menunjukkan adanya
pertumbuhan awan Cumulonimbus yang tumbuh secara aktif yang disebabkan oleh
kondisi atmosfer yang labil dan bergerak ke arah Barat wilayah Bima dan Dompu.
47. Analisis terhadap PAC citra radar menunjukkan terjadi hujan dalam durasi cukup lama
yang meningkatkan potensi terjadinya banjir.
9. Analisis Banjir Kecamatan Bolo Dan Madapangga Kabupaten Bima Tanggal
31 Desember 2019
I. INFORMASI
LOKASI Lokasi terjadinya banjir adalah di :
- Desa Bolo, Kecamatan Bolo.
- Desa Candi dan Desa Monggo di kecamatan Madapangga.
TANGGAL Selasa, tanggal 31 Desember 2019. Pkl 14.30-15.30 WITA.
DAMPAK Bencana banjir mengakibatkan 3 desa terendam yaitu desa Bolo di
kecamatan Bolo, desa Candi dan desa Monggo di Kecamatan Madapangga.
Gambar 1 f
67 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
II. DATA CURAH HUJAN
POS HUJAN Ch (mm/hari) Kategori
29 DES 2019 30 DES 2019 31 DES 2019
MADAPANGGA 1
15 19 78 LEBAT
MADAPANGGA 2
4 28 59 LEBAT
III. ANALISIS METEOROLOGI
INDIKATOR KETERANGAN 73. Suhu Muka
Laut dan Anomali
Data model analisis SST tanggal 30 Desember 2019 menunjukkan bahwa suhu muka laut di wilayah perairan sekitar Pulau Sumbawa berada dalam kondisi hangat, berkisar antara 30-32°C. Anomali suhu muka laut di Perairan sekitar wilayah Pulau Sumbawa terpantau berkisar antara -1 s/d +2 °C. Kondisi ini mengindikasikan adanya potensi penguapan yang cukup tinggi untuk mensuplai uap air dalam membentuk awan hujan di wilayah Pulau Sumbawa.
74. MJO
(Madden Julian Oscilation )
Monitoring Madden Julian Oscillation tanggal 29 Desember 2019 berada pada fase 7 (wilayah Samudera Pasifik barat), sehingga tidak begitu berpengaruh terhadap peningkatan aktifitas pertumbuhan maupun pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.
75. SOI
(South Oscilation Index) dan Nino 3.4
Nilai Indeks Osilasi Selatan ( SOI ) tgl 31 Desember 2019 adalah -5.4, aktivitas potensi pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia Timur tidak signifikan. Sedangkan nilai indeks Nino 3.4 mingguan yaitu +0.22, menunjukkan bahwa Nino 3.4 tidak mempengaruhi peningkatan hujan harian di wilayah Indonesia.
76. Pola Tekanan Data analisis terhadap tekanan udara tanggal 31 Desember 2019 pukul 00.00 UTC menunjukkan tekanan udara wilayah Bima dan Dompu berada pada rentang 1009-1011 hPa.
Gambar 1 g
Gambar 4 c
Gambar 1. Dampak banjir (a),(b) di desa Bolo, Kecamatan Bolo (c) di Desa Candi, kecamatan
Madapangga
68 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
77. Pola Angin Analisis terhadap data angin gradient tanggal 31 Desember 2019 jam 00.00 UTC menunjukkan adanya pola belokan angin (shearline) di sekitar wilayah Pulau Sumbawa yang menyebabkan terjadinya perlambatan angin dan meningkatnya konsenterasi massa udara basah di sekitar wilayah pulau Sumbawa, khususnya wilayah bima dan Dompu. Akibatnya potensi terbentuknya awan-awan konvektif dan awan hujan wilayah Bima dan Dompu meningkat.
78. Kelembapan
Relatif
Data Kelembapan udara lapisan permukaan hingga lapisan 200 mb tanggal 31 Desember 2019 untuk wilayah sekitar Pulau Sumbawa sebagai berikut :
Lapisan RH Pukul 06.00
UTC
1000 hPa 60 – 70 %
850 hPa 60 – 70 %
700 hPa 50 – 60 %
500 hPa 50 – 60 %
200 hPa 80 - 90 %
Kondisi kelembapan atmosfer wilayah Bima dan Dompu dari lapisan permukaan hingga lapisan 200 hPa berada dalam kondisi basah. Kondisi kelembaban udara tersebut dalam proses pembentukan dan pertumbuhan awan khususnya awan-awab tebal dan menjulang tinggi seperti awan konvektif Cumulunimbus (Cb).
79. K Indeks, L
Indeks dan
Showalter indeks
Analisis K indeks, L indeks dan showalter indeks tgl 31 Desember 2019 pukul 06.00 UTC
K indeks L indeks Showalter indeks 30-35 -2 s/d -1 0 s/d -1
• K-Indeks menunjukkan nilai 30 - 35. Kondisi tersebut
menunjukkan adanya aktifitas konveksi yang kuat.
• Lifted Indeks menunjukkan nilai -2 s/d -1. Kondisi tersebut
menunjukan kondisi udara yang cukup labil dan berpotensi
terjadinya Petir (Thunderstrom).
• Showalter Indeks menunjukan nilai 0 s/d -1. Kondisi tersebut
merupakan kondisi atmosfer yang labil dan berpeluang
terjadinya pertumbuhan awan konvektif ( kemungkinan
thunderstorm).
Kondisi diatas menunjukan bahwa atmosfer di sekitar wilayah Bima dan Dompu dalam kondisi yang labil dan potensi terbentuknya awan-awan konvektif di sekitar wilayah Bima dan Dompu meningkat.
69 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
80. Citra Satelit
Cuaca
Berdasarkan citra satelit tanggal 31 Desember 2019 pukul 13.10 WITA terlihat adanya pertumbuhan sel awan konvektif diwilayah Kecamatan Bolo dan Kota Bima. Awan tersebut terus berkembang dan bergerak menuju ke timur, yaitu menuju ke wilayah Kecamatan Dompu. Pada pukul 13.40 WITA awan tersebut mencapai fase matang dengan suhu puncak awan mencapai -80 ℃ - -100 ℃. Pada pukul
14.30 WITA tampak bahwa inti sel awan konvektif tersebut telah terpecah
dan awan tersebut telah memasuki fase punah. Pada pukul 16.40 WITA
awan tersebut inti sel konvektif awan tersebut telah luruh sepenuhnya.
Berdasarkan karakterik suhu puncak awan dan ketebalan awan di ketahui
bahwa awan tersebut adalah awan konvektif jenis Cumulonimbus (Cb). 81. Citra Radar
Stamet Bima
Berdasarkan citra radar cuaca Bima pada tanggal 31 Desember 2019 pukul 12.20 WITA terlihat adanya pertumbuhan awan hujan di wilayah kecamatan Donggo. Awan tersebut terus berkembang dan makin meluas ke arah timur hingga mencapai wilayah kecamatan Madapangga, Bolo, Woha, Belo, Palibelo dan Monta pada pukul 13.40 WITA, pada saat tersebut diketahui awan telah memasuki fase matang nilai refleksivitas 50-55 dBz. Selanjutnya pada pukul 14.10 WITA tampak bahwa awan telah memasuki fase punah yang ditandai dengan terpecahnya sel awan menjadi beberapa pecawan awan konvektif yang lebih kecil dan pada masing-masing sel tidak ditemukan adanya inti awan. Pada pukul 15.30 WITA awan tersebut telah punah. Dilihat dari nilai reflektifitasnya yang cukup tinggi di ketahui bahwa jenis awan yang terbentuk adalah adalah awan Cumulunimbus (Cb). Dalam proses pertumbuhan awan tersebut diketahui terdapat proses koalisi dari beberapa sel konvektif kecil yang saling bergabung membentuk suatu sel konvektif yang lebih besar dan luas. Analisis terhadap produk PAC pukul 14.30 WITA citra radar menunjukkan keberadaan awan konvektif tersebut menyebabkan terjadinya hujan dalam durasi yang cukup lama sehingga akumulasi presipitasi di beberapa kecamatan yaitu di kecamatan Donggo, Bolo dan Madapangga menjadi tinggi.
70 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa : 48. Berdasarkan analisis secara Global, Suhu muka laut di perairan Indonesia termasuk
perairan disekitar pulau Sumbawa dalam kondisi hangat yang meningkatkan potensi
penguapan untuk pertumbuhan awan hujan.
49. Kelembapan udara di sekitar wilayah Pulau Sumbawa dari lapisan permukaan hingga
lapisan 200 hPa dalam kondisi basah sehingga mendukung proses pertumbuhan awan
konvektif di wilayah sekitar Bima dan Dompu.
50. Analisis terhadap streamline menunjukkan adanya belokan angin (shearline) disekitar
wilayah Bima dan Dompu yang meningkatkan potensi pembentukan awan hujan.
51. Analisa citra Satelit menunjukan suhu puncak awan diatas wilayah Sanggar berkisar antara
- 80 s/d -100° C. Terindikasi merupakan awan konvektif jenis Cumulonimbus.
52. Berdasarkan analisis secara Lokal dari data K Indeks, L indeks dan Showalter indeks
menunjukkan bahwa kondisi atmosfer pada saat terjadinya banjir wilayah Bolo dan
Madapangga adalah labil.
53. Berdasarkan Citra Satelit dan Citra Radar Cuaca Bima menunjukkan adanya pertumbuhan
awan Cumulonimbus yang tumbuh secara aktif yang disebabkan oleh kondisi atmosfer
yang labil dan bergerak ke arah timur wilayah Bima dan Dompu.
54. Analisis terhadap PAC citra radar menunjukkan terjadi hujan dalam durasi cukup lama
yang meningkatkan potensi terjadinya banjir.
71 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
X. RINGKASAN
1. Pantauan ENSO bulan Desember di wilayah Indonesia khususnya wilayah Bima–
Dompu berada pada kondisi Netral, sehingga kondisi tersebut tidak berpengaruh pada
durasi hujan harian.
2. Suhu muka laut (SST) di perairan Utara Pulau Sumbawa selama bulan Desember 2019
terpantau dalam kondisi cukup panas berkisar antara 29-32 °C baik diperairan utara dan
selatan Bima dan Dompu yang dapat meningkatkan aktifitas penguapan di wilayah
Bima dan Dompu.
3. Kondisi arah angin bulan Desember 2019 diwilayah pulau Sumbawa didominasi oleh
angin Baratan. Kondisi ini mendukung pertumbuhan awan hujan.
4. Kondisi cuaca selama bulan Desember 2019 umumnya cerah berawan, suhu udara pada
kriteria normal berkisar antara 24-35°C, angin dari arah utara dengan kecepatan
maksimum mencapai 30 km/jam.
5. Kondisi cuaca bulan Januari 2020 untuk wilayah Bima dan dompu umumnya berpotensi
hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan anginakencang
72 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
DAFTAR ISTILAH
Anomali adalah penyimpangan dari nilai
rata – rata selama 30 tahun
Konveksi adalah proses pemanasan
vertikal yang membawa uap air pada
siang hari sehingga dapat membantu
pembentukan awan konvektif
Awan Konvektif adalah awan tebal yang
menjulang tinggi yang terbentuk dari
konveksi. Awan ini biasanya
mengakibatkan terjadinya hujan tiba-tiba,
petir dan angin kencang
Konvergensi adalah proses
mengumpulnya massa udara di suatu
daerah dengan ciri membentuk awal
tebal, pada wilayah yang dilintasi
konvergensi biasanya hanya memiliki
lama waktu sehari. Mengindikasikan
daerah cuaca buruk (signifikan)
Divergensi adalah beraian angin yang
mengindikasikan cuaca baik.
Eddy adalah Pusaran angin dengan durasi
harian dan biasanya jika suatu daerah
terdapat eddy, maka cenderung banyak
hujan
ITCZ (Inter Tropical Convergence
Zone) adalah area disekitar wilayah tropis
yang dicirikan dengan pola pumpunan
(konvergensi) angin dalam skala yang
luas dan dapat berpotensi terjadi cuaca
buruk di sepanjang wilayah yang
dilewatinya
Sheraline adalah Garis atau zona lintasan
yang terdapat perubahan arah dan
kecepatan angin secara tiba-tiba
SIKLON TROPIS adalah sistem tekanan
rendah dengan angin berputar secara
siklonik yang terbentuk di lautan wilayah
tropis dengan kecepatan angin maksimal
34,8 knot/64,4 km/jam disekitar pusaran
ENSO (El Nino Southern Oscillation)
adalah fenomena interaksi lautan-
atmosfer skala global dengan variabilitas
internnual yang terjadi karena adanya
penyimpangan (anomali) suhu muka laut
di wilayah Samudera Pasifik Ekuatorial
UTC (Coordinated Universal Time)
adalah dasar patokan waktu sipil untuk
seluruh dunia, UTC menjadi standar
waktu 24-jam yang menjaga agar skala
waktu dseluruh dunia terkoordinasi secara
sinkron. Indonesia terbagi menjadi 3 zona
waktu yaitu WIB +7, WITA +8, WIT +9
MET REPORT adalah singkatan dari
”meteorological report”. Digunakan
dalam bahasa laporan cuaca penerbangan
yang menyatakan bahwa laporan yang
dibuat adalah laporan rutin hasil dari
pengamatan cuaca
METAR adalah kata sandi yang
digunakan untuk menunjukkan bahwa
sandi atau keterangan yang mengikutinya
adalah informasi cuaca yang sedang
73 Buletin Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
berlangsung di Bandar Udara. Metar
dibuat secara rutin, biasanya dibuat secara
berkala setiap 30 menit sekali, untuk
dikirim ke atau dipertukarkan dengan
Stasiun Meteorologi Penerbangan lainnya,
dan/atau dikirim ke Pusat-Pusat Data dan
Analisis yang ditentukan
SPECI adalah kata sandi yang digunakan
untuk menunjukkan bahwa sandi atau
keterangan yang mengikutinya adalah
informasi tentang adanya fenomena
khusus pada suatu saat di suatu Bandar
Udara dan atau di sekitarnya. SPECI
dibuat untuk dikirim ke atau
dipertukarkan dengan Stasiun
Meteorologi Penerbangan lainnya,
dan/atau dikirim ke Pusat-Pusat Data dan
Analisis yang ditentukan
TAFOR adalah singkatan dari ”terminal
forecast”. Sandi meteorologi yang
menunjukkan bahwa berita yang tertulis
di belakangnya adalah tentang prakiraan
cuaca Banda udara. TAFOR memuat
informasi tentang akan terjadinya cuaca
di suatu Banda Udara pada waktu yang
akan datang. Unsur cuaca yang
diprakirakan meliputi angin permukaan,
jarak pandang mendatar, fenomena cuaca,
awan dan perubahan signifikan dari satu
atau lebih unsur tersebut selama selang
waktu prakiraan.