Upload
m-muhaimin
View
216
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
st
Citation preview
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Susu adalah cairan berwarna putih yang disekresi oleh kelenjar mammae
(ambing)pada binatang mamalia betina, untuk bahan makanan dan sumber gizi
bagi anaknya (Winarno, 1993). Susu terdiri atas komponen air, protein, lemak,
karbohidrat, mineral dan vitamin. Sedangkan komponen lainnya yang terkandung
dalam susu yang jumlahnya sedikit tetapi penting antara lain lesitin, kolesterol dan
asam-asam organik. Susu merupakan sumber kalsium paling baik, karena
disamping kadar kalsiumnya tinggi, laktosa dalam susu membantu absorpsi susu
dalam saluran cerna (Almatsier, 2002). Untuk mengetahui karakteristik dan
kualitas susu, maka pada praktikum kali ini akan dilakukan beberapa pengujian
yang meliputi: uji warna, bau, rasa, kekentalan (viskositas), uji pH dan keasaman,
uji berat jenis serta uji alkohol untuk mengetahui apakah susu tersebut sudah
rusak atau belum. Selain itu akan dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh
enzim terhadap susu.
Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa yang
lezat, mudah dicerna dan harganya ekonomis. Telur juga memiliki nilai gizi yang
sangat tinggi, hampir seluruh putih telurnya merupakan protein yang dapat
digunakan sebagai zat pembangun. Hasil metabolisme lemak dapat berupa energi
dua kali lipat energi yang dihasilkan dari metabolisme karbohidrat. Telur terdiri
dari protein 13%, lemak 12% serta vitamin dan mineral. Kualitas telur dibedakan
menjadi 2 yaitu kualitas internal yang berupa warna kuning telur, diameter
kuning telur,tinggi kuning telur, lebar putih telur, lebar kuning telur dan lain-lain.
Sedangkan kualitas eksternalnya berupa ukuran (berat), warna cangkang,
kebersihan cangkang, ketebalan cangkang, ukuran rongga udara. Sehingga untuk
mempertahankan kualitas telur perlu dilakukan pengawetan. Proses pengawetan
yang umumnya dilakukan adalah pengawetan dengan cangkang (contoh: cool
storage, shell sealing) atau pengawetan tanpa cangkang (contoh telur bubuk). Pada
praktikum kali ini akan dilakukan pengamatan karakteristik telur dari berbagai
spesies ternak, kualitas eksternal dan kualitas internal telur serta sifat fungsional
telur.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini antara lain:
1. Mengamati perbedaan berbagai karakteristik susu dan produk olahan susu
2. Mengetahui nilai pH susu
3. Untuk mengetahui apakah kondisi susu masih bagus atau sudah rusak
4. Untuk mengetahui berat jenis berbagai sampel susu dengan menggunakan alat
laktometer
5. Untuk mengetahui pengaruh penambahan enzim protease terhadap susu,
dimana pada praktikum ini digunakan ekstrak kasar enzim bromelin (nanas)
6. Mengamati perbedaan karakteristik telur yang meliputi kualitas eksternal dan
internal beberapa spesies ternak
7. Mengamati sifat fungsional telur sebagai emulsifier, sebagai clarifiying agent
dan pembentuk busa
8. Mengetahui beberapa cara pengawetan telur
BAB 3 METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 alat
1. Piring plastik
2. Jangka sorong
3. Sperometer/penggaris
4. Tabung reaksi
5. Kompor
6. Panci
7. Gelas ukur
8. Wadah
9. Spatula
10. Refrigerator
11. pH meter
12. Laktometer
3.1.2 Bahan
1. Susu
2. Alkohol
3. Nanas
4. Telur
5. Air
6. Minyak goreng
3.2 Skema Kerja
3.2.1 Susu
a. Pengamatan Karakteristik Susu
Gambar 3.1 diagram alir pengamatan karakteristik susu
b. Pengukuran pH
\
Gambar 3.2 diagram alir pengukuran pH
c Pengamatan Uji Alkohol
Beberapa sampel susu
Pengamatan
Pembandingan warna, kekentalan, aroma dan cita rasa
susu
Pengambilan 5 ml
Pengukuran nilai pH
Susu 5 ml
dimasukkan dalam tabung reaksi
Penambahan 5 ml alcohol 70%
Gambar 3.3 diagram alir pengujian alkohol
d Pengamatan Berat Jenis Susu
Gambar 3.4 diagram alir pengamatan berat jenis susu
e Pengamatan Pengaruh Enzim Terhadap Susu
digoyangkan hingga homogen
Pengamatan perubahan yang terjadi
Susu 50 ml
Masukkan ke dalam gelas ukur
penghitungan massa jenis susu
Pencatatan skala
susu sebanyak 100 ml
(dibagi menjadi 2 )
5 ml tabung A 5 ml tabung B
Gambar 3.5 diagram alir pengamatan pengaruh enzim terhadap susu
3.1.2 Telur
a. Prosedur Pengamatan Karakteristik Telur
Gambar 3.6 diagram alir prosedur pengamatan karakteristik telur
10 ml ekstrak nanas
dengan pemanasan
10 ml ekstrak nanas
tanpa pemanasan
Homogenkan biarkan 5 menit
Pengamatan perubahan
Beberapa Sampel Telur
Pengamatan
Dibandingkan kualitas eksternal
Dibandingkan kualitas internal
b. Pengukuran Diameter dan Tinggi Putih Telur dan Kuning Telur
Gambar 3.7 diagram alir Pengukuran diameter dan tinggi putih telur dan kuning telur
c. Prosedur pengamatan telur sebagai emulsifier
Gambar 3.8 diagram alir Prosedur pengamatan telur sebagai emulsifier
Telur
Pengukuran Diameter Putih Telur
Pengukuran Diameter Kuning Telur
3 Tabung Reaksi
Pemberian 5 ml air
Pemberian 1 ml minyak
Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3
1 ml kuning telur 1 ml putih telur 1 ml telur yang
sudah tercampur
Pengamatan
d Prosedur Pengamatan Telur Sebagai Clarifiying Agent
Gambar 3.9 diagram alir Prosedur pengamatan telur sebagai clarifiying agent
e Prosedur Pengamatan Telur sebagai Pembentuk Busa
Air 100 ml + teh
Didihkan
wadah 1 wadah 2
wadah 3
5 ml putih telur 5 ml kuning
telur
5 ml telur
dicampur
Pengamatan
2 butir telur
Diambil putih telur (sampel A) Diambil putih dan kuning telur
(sampel B)
Pengukuran volume (Va1) Pengukuran volume (Vb1)
Pengocokan selama 5 menit
Gambar 3.10 diagram alir Prosedur pengamatan telur sebagai pembentuk busa
f. Pengawetan Telur dengan Pelapisan Minyak Goreng
Gambar 3.11 diagram alir Pengawetan Telur Dengan Pelapisan Minyak Goreng
4 butir telur
1 butir sebagai control 3 butir sebagai pengawetan
pengujian kualitas eksternal
Pencelupan,pengangkatan,pengeringan
Pengujian kualitas internal
Penyimpanan pada suhu ruang
masing-masing (5,10, dan 15 hari)
Pengujian kualitas eksternal dan
internal
Pengamatan perbedaan
Pemanasan Minyak
goreng
Pemindahan pada gelas ukur
pencatatan volume (Va2 dan Vb2)
Penghitungan kemampuan
pembentukan busa
g. Pengawetan Telur dengan Penyimpanan Referigerator
Gambar 3.12 diagram alir Pengawetan Telur Dengan Penyimpanan
Referigerator
4 butir telur
1 butir sebagai control 3 butir sebagai pengawetan
pengujian kualitas eksternal
Pengujian kualitas internal
Penyimpanan pada refrigator
masing-masing (5,10, dan 15
hari)
Pengujian kualitas eksternal dan
internal
Pengamatan