9
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL TANGGAL TERBIT Januari 2016 DITETAPKAN OLEH DIREKTUR, Prof. Dr. Nasronudin, dr., Sp.PD, K-PTI, FINASIM NIP. 195611031984031001 PENGERTIAN Pelayanan kepada pasien terkait pencegahan dan penanganan kekerasan fisik yang terjadi pada pasien bayi, anak, dan manusia lanjut usia. TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk: 1. Menciptakan rasa aman dan nyaman bagi pasien 2. Mencegah terjadinya kekerasan fisik pada pasien KEBIJAKAN Kebijakan direktur rumah sakit nomor ..../UN3.24/2016 tentang perlindungan terhadap kekerasan fisik. PROSEDUR Persiapan 1. Ada ketentuan jadwal besuk bagi pasien. 2. Kebijakan terkait kunjungan di luar jam besuk. 3. Skrining pasien-pasien yang beresiko mengalami kekerasan fisik. 4. Identifikasi pengunjung RS yang mencurigakan. Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya PERLINDUNGAN BAYI, ANAK, PEREMPUAN DAN LANJUT USIA TERHADAP KEKERASAN FISIK NO. DOKUMEN /UN3.9.1/PP /2016 NO. REVISI 00 HALAMAN 1 / 2

SPO Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SPO Perlindungan terhadap Kekerasan Fisik

Citation preview

Page 1: SPO Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL

TANGGAL TERBIT

Januari 2016

DITETAPKAN OLEHDIREKTUR,

Prof. Dr. Nasronudin, dr., Sp.PD, K-PTI, FINASIM

NIP. 195611031984031001

PENGERTIAN Pelayanan kepada pasien terkait pencegahan dan penanganan

kekerasan fisik yang terjadi pada pasien bayi, anak, dan manusia

lanjut usia.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:

1. Menciptakan rasa aman dan nyaman bagi pasien

2. Mencegah terjadinya kekerasan fisik pada pasien

KEBIJAKAN Kebijakan direktur rumah sakit nomor ..../UN3.24/2016 tentang

perlindungan terhadap kekerasan fisik.

PROSEDUR Persiapan1. Ada ketentuan jadwal besuk bagi pasien.

2. Kebijakan terkait kunjungan di luar jam besuk.

3. Skrining pasien-pasien yang beresiko mengalami kekerasan

fisik.

4. Identifikasi pengunjung RS yang mencurigakan.

5. Terdapat nomor darurat terkait kejadian kekerasan fisik.

6. Adanya alat pemantau CCTV pada area-area yang rawan.

Prosedur Kerja1. Identifikasi pasien beresiko thd kekerasan dimulai dari Unit

Gawat Darurat.

2. Permintaan perlindungan dari kekerasan fisik bisa dilakukan

atas permintaan keluarga pasien atau lembaga tertentu.

3. Di Unit Rawat Inap segera merespon bila pasien butuh

Rumah SakitUniversitas Airlangga

Surabaya

PERLINDUNGAN BAYI, ANAK, PEREMPUAN DAN LANJUT USIA TERHADAP KEKERASAN FISIK

NO. DOKUMEN

/UN3.9.1/PP/2016

NO. REVISI

00

HALAMAN

1 / 2

Page 2: SPO Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik

bantuan dg koordinasi dengan pihak terkait.

4. Instalasi Keamanan dan Ketertiban Lingkungan (Kamtibling)

melaksanakan penjagaan khusus terkait ancaman kekerasan

fisik.

5. Penunggu pasien mendapatkan kartu penunggu dan

pembesuk menunjukan identitas dan harus seizin dari

penunggu pasien.

6. Lokasi terpencil dan terisolasi dilakukan penjagaan dan

pengawasan dengan kamera CCTV.

Penanganan kejadian kekerasan fisik thd pasien sesuai SPO Black CodeA. Prosedur I : Orang yang menemukan kasus

1. Ingat keselamatan anda adalah yang utama,

bersikaplahsetenang mungkin.

2. Jangan melakukan gerakan yang gegabah dan tiba-tiba

3. Ajak bicara dan menjawab percakapan, lakukan apa yang

mereka inginkan jangan lebih.

4. Bila memungkinkan cari tahu penyebab/alasan

tindakannya.

5. Ingat apa yang menjadi ciri pelaku (pakaian, penampilan,

umur, dll)

6. Segera hubungi line 333 informasikan “Black Code”,

sebutkan nama, lokasi kejadian dan hal-hal lain yang

terkait. Bila ruangan dilengkapi dengan alarm emergensi,

tekan alarm bila situasi memungkinkan.

7. Jika penyerang melarikan diri, catat rute yang diambil,

nomor dan jenis kendaraan dan informasi lainnya.

8. Berikan informasi saat anggota security tiba. Tunggu

Rumah SakitUniversitas Airlangga

Surabaya

PERLINDUNGAN BAYI, ANAK, PEREMPUAN DAN LANJUT USIA TERHADAP KEKERASAN FISIK

NO. DOKUMEN

/UN3.9.1/PP/2016

NO. REVISI

00

HALAMAN

2 / 2

Page 3: SPO Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik

instruksi lebih lanjut.

B. Prosedur II : Pusat pengendali informasi emergensi (PPIE)Informasi Black Code melalui telepon “333”1. Konfirmasi informasi yang masuk terkait “Black Code”

baik nama, tempat dan detail kejadian.

2. Informasikan lewat pengeras suara sebagai berikut,

contoh: “Perhatian untuk seluruh staf, Respon Black Code

di Unit Rawat Inap” ulangi sebanyak 3 (tiga) kali.

3. Hubungi Komandan Regu Jaga Security dan Kepala

Instalasi Kamtibling.

4. Pegang kendali komunikasi lewat telepon dan radio.

5. Hubungi pihak kepolisian atas instruksi dari Komandan

Regu Jaga atau Kepala Instalasi Kamtibling yang berada

di lokasi kejadian.

6. Bila kondisi telah terkendali kembali diinformasikan lewat

pengeras suara, sebagai berikut, contoh : “Perhatian

untuk seluruh staf, Black Code di Unit Rawat Inap Telah

Terkendali” ulangi sebanyak 3 (tiga) kali.

Informasi Black Code melalui alarm emergensi1. Konfirmasi informasi yang masuk dengan

menginstruksikan anggota security meluncur ke lokasi

alarm aktif.

2. Setelah mendapat kepastian, informasikan lewat

pengeras suara sebagai berikut, contoh : Perhatian untuk

seluruh staf, Respon Black Code di Unit Rawat Inap”

ulangi sebanyak 3 (tiga) kali.

Rumah SakitUniversitas Airlangga

Surabaya

PERLINDUNGAN BAYI, ANAK, PEREMPUAN DAN LANJUT USIA TERHADAP KEKERASAN FISIK

NO. DOKUMEN

/UN3.9.1/PP/2016

NO. REVISI

00

HALAMAN

3 / 2

Page 4: SPO Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik

3. Hubungi Komandan Regu Jaga Security dan Kepala

Instalasi Kamtibling.

4. Pegang kendali komunikasi lewat telepon dan radio.

5. Hubungi pihak kepolisian atas instruksi dari Komandan

Regu Jaga atau Kepala Instalasi Kamtibling yang berada

di lokasi kejadian.

6. Bila kondisi telah terkendali kembali diinformasikan lewat

pengeras suara, sebagai berikut, contoh : “Perhatian

untuk seluruh staf, Black Code di Unit Rawat Inap Telah

Terkendali” ulangi sebanyak 3 (tiga) kali.

7. Instruksikan anggota security untuk menon-aktifkan alarm

emergensi.

C. Prosedur III : Penanggung jawab ruangan1. Pastikan telah menghubungi line 333 untuk menyatakan

kondisi “Black Code”.

2. Bantu persiapkan jalur masuk ke lokasi kejadian agar

memudahkan bantuan datang.

3. Jika berada dilokasi yang berdekatan dengan tempat

kejadian berlangsung, amankan area anda dan keluar

dari area berbahaya.Buat laporan kasus.

D. Prosedur IV : Komandan regu jaga security1. Segera merespon informasi Black Code dengan menuju

ke lokasi kejadian.

2. Pastikan Pos Induk telah menghubungi Kepala Instalasi

Kamtibling.

3. Berkoordinasi dengan penanggung jawab di ruangan

untuk memahami situasi dan rencana penanganan.

Rumah SakitUniversitas Airlangga

Surabaya

PERLINDUNGAN BAYI, ANAK, PEREMPUAN DAN LANJUT USIA TERHADAP KEKERASAN FISIK

NO. DOKUMEN

/UN3.9.1/PP/2016

NO. REVISI

00

HALAMAN

4 / 2

Page 5: SPO Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik

4. Informasikan ke Pos Induk untuk prosedur evakuasi bila

diperlukan.

5. Tetap tenang dan tidak gegabah dalam mengambil

tindakan agar tidak membahayakan diri sendiri atau

orang-orang disekitar lokasi kejadian.

6. Amankan area kejadian dari orang-orang yang tidak

berkepentingan.

7. Berikan informasi lengkap apabila Kepala Instalasi

Kamtibling atau pihak kepolisian tiba di lokasi kejadian.

8. Hubungi Pos Induk Security bila diperlukan tenaga

bantuan.

9. Upayakan memperkecil akses pelaku dengan mengatur

penempatan anggota.Kenakan alat pelindung diri dan

siapkan perlengkapan pengamanan.

10.Bertindak secara tim, bila dipeluang untuk melumpuhkan.

11.Bila pihak kepolisian telah dilokasi serakan komando

kepada polisi, namun tetap melakukan koordinasi dengan

anggota lain dilokasi kejadian.

12. Informasikan kepada Pos Induk Security, bila kondisi

telah bisa ditangani.Buat laporan kronologis penanganan

kasus.

E. Prosedur V : Kepala instalasi kamtibling1. Segera merespon informasi Black Code dengan menuju

ke lokasi kejadian.

2. Berkoordinasi dengan penanggung jawab di ruangan dan

Komandan Regu jaga Security untuk memahami situasi

dan membuat rencana penanganan.

3. Informasikan ke Pos Induk untuk prosedur evakuasi bila

Rumah SakitUniversitas Airlangga

Surabaya

PERLINDUNGAN BAYI, ANAK, PEREMPUAN DAN LANJUT USIA TERHADAP KEKERASAN FISIK

NO. DOKUMEN

/UN3.9.1/PP/2016

NO. REVISI

00

HALAMAN

5 / 2

Page 6: SPO Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik

diperlukan.

4. Pastikan anggota telah mengenakan alat pelindung diri.

5. Berikan informasi lengkap apabila pihak kepolisian tiba di

lokasi kejadian.

6. Instruksikan Komandan Regu Jaga Security dan

anggotanya untuk memperkecil akses pelaku dengan

mengatur penempatan anggota.

7. Informasikan kepada Pos Induk Security, bila kondisi

telah bisa ditangani.

8. Bila pelaku diamankan pihak kepolisian, instruksikan agar

penanggung jawab ruangan dan komandan regu jaga

security untuk mendampingi pihak kepolisian sebagai

saksi.

9. Melaporkan kejadian dan penanganan yang dilakukan

kepada jajaran direksi.

UNIT TERKAIT Unit gawat darurat

Unit rawat jalan

Unit rawat inap

Kamar operasi

Intensive Care Unit (ICU)

Neonatal Intensive Care Unit (NICU)

Unit Catheterization Laboratory

Unit radiologi

Unit laboratorium

Rumah SakitUniversitas Airlangga

Surabaya

PERLINDUNGAN BAYI, ANAK, PEREMPUAN DAN LANJUT USIA TERHADAP KEKERASAN FISIK

NO. DOKUMEN

/UN3.9.1/PP/2016

NO. REVISI

00

HALAMAN

6 / 2