Upload
vonga
View
241
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
Spesifikasi Teknis dan Gambar
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
I. PERSYARATAN TEKNIS
UMUM A. Umum
Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara umum berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini bisa diterapkan untuk Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Jalan Dan Jembatan Perdesaan dengan menggunakan perkerasan jalan paving. Pekerjaan jalan paving stone pada kegiatan ini meliputi pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah dan pekerjaan jalan yang sesuai dengan ketentuan dalam RAB yang ada. Seluruh pekerjaan yang akan dilaksanakan harus sesuai dengan RKS, gambar kerja dan RAB yang telah ditentukan.
1. Kecuali disebut secara khusus dalam dokumen-dokumen dimaksud, lingkup pekerjaan yang disepakati, tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut: a. Pengadaan Tenaga Kerja b. Pengadaan Bahan / Material c. Pengadaan Peralatan dan Alat Bantu, sesuai dengan kebutuhan lingkup pekerjaan
yang ditugaskan d. Pembuatan Shop Drawing (gambar kerja) As Built Drawing (gambar terlaksana)
2. Persyaratan Teknis Umum ini menjadi satu kesatuan dengan persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan dan secara bersama-sama merupakan persyaratan dari segi teknis bagi seluruh pekerjaan sebagaimana diungkapkan dalam satu atau lebih dari dokumen-dokumen berikut: a. Gambar-gambar pelelangan / pelaksanaan b. Persyaratan teknis umum / pelaksanaan pekerjaan / bahan c. Rincian volume pekerjaan / rincian penawaran d. Dokumen-dokumen pelelangan / pelaksanaan yang lain
B. Bahan 1. Persetujuan Bahan
a. Adalah tanggung jawab dari Penyedia jasa/Supplier untuk mengajukan contoh pada waktunya, sedemikian sehingga pemberian persetujuan atau contoh tersebut tidak akan menyebabkan keterlambatan pada jadwal pengadaan bahan.
b. Untuk bahan produk/pabrikan yang masih harus dibuktikan kesetarafannya dengan
sesuatu merk dagang yang disebutkan, keputusan atau contoh akan diberikan oleh
Direksi Lapangan /Pengawas dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari kerja sejak
dilengkapinya pembuktian kesetarafannya.
Persetujuan atau sesuatu bahan/produk harus diartikan sebagai perijinan untuk memasukkan bahan/produk tersebut dengan tetap berada dalam kondisi layak untuk dipakai. Apabila selama waktu itu ternyata bahwa bahan/produk menjadi tidak lagi layak untuk dipakai dalam pekerjaan, Direksi/Pengawas berhak untuk memerintahkan agar: a. Bahan/produk tersebut segera diperbaiki sehingga kembali menjadi layak untuk
dipakai. b. Dalam hal dimana perbaikan tidak lagi mungkin, supaya bahan/produk tersebut
segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan selama 2 x 24 jam untuk diganti dengan
yang memenuhi syarat.
C. Pelaksanaan 1. Rencana Pelaksanaan
a. Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditanda tanganinya KONTRAK oleh kedua belah
pihak, Penyedia Jasa harus menyerahkan Jadwal Pelaksanaan kepada Direksi Lapangan /Pengawas.
b. Pembuatan gambar-gambar kerja. c. Permintaan persetujuan atau bahan serta gambar kerja maupun rencana kerja. d. Harga borongan dari masing-masing kegiatan tersebut. e. Jadwal untuk seluruh kegiatan tersebut.
Spesifikasi Teknis dan Gambar
f. Direksi Lapangan/Pengawas akan memeriksa rencana kerja dan memberikan tanggapan itu dalam waktu 1 (satu) minggu.
g. Penyedia Jasa harus memasukkan kembali perbaikan atau rencana kerja, Direksi Lapangan/ Pengawas meminta diadakannya perbaikan/ penyempurnaan atau rencana kerja tadi paling lambat 4 (empat) hari sebelum mulai suatu pelaksanaan atau pekerjaan sebelum dimulainya waktu pelaksanaan tahap berikutnya.
h. Penyedia Jasa tidak dibenarkan memulai sesuatu pelaksanaan atau pekerjaan sebelum adanya persetujuan dari Direksi Lapangan /Pengawas atau rencana kerja ini. Kecuali dapat dibuktikan bahwa Direksi Lapangan/Pengawas telah melalaikan kewajibannya untuk memeriksa rencana kerja pada waktunya, maka kegagalan Penyedia Jasa untuk memulai pekerjaan sehubungan dengan belum adanya rencana kerja yang disetujui Direksi Lapangan, sepenuhnya merupakan tanggung jawab dari Penyedia Jasa bersangkutan.
i. Penyedia Jasa diwajibkan untuk menyiapkan buku direksi dan buku tamu untuk
mencatat semua instruksi dari Direksi Lapangan maupun pengawas. Dan juga untuk
mencatat semua pihak yang datang ke lokasi diluar pihak yang terkait dalam buku
tamu.
2. Gambar Kerja (Shop Drawing)
a. Untuk bagian-bagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan (construction drawings) belum meberikan petunjuk mengenai cara untuk mencapai keadaan terlaksana, Penyedia Jasa wajib mempersiapkan gambar kerja yang secara terperinci akan memperlihatkan cara pelaksanaan tersebut.
b. Format dari gambar kerja harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Direksi Lapangan /Pengawas.
c. Gambar kerja harus diajukan kepada Direksi Lapangan /Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya untuk gambar-gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap (tiga)
d. Pengajuan gambar kerja tersebut paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum
pemesan bahan atau pelaksanaan pekerjaan dimulai.
3. Ijin Pelaksanaan
Ijin pelaksanaan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum memulai pekerjaan tersebut,
Penyedia Jasa diwajibkan untuk mengajukan ijin pelaksanaan secara tertulis kepada
Direksi Lapangan /Pengawas dengan dilampiri gambar kerja yang sudah disetujui. Ijin
pelaksanaan yang disetujui sebagai pegangan Penyedia Jasa untuk melaksanakan
pada bagian pekerjaan tersebut.
4. Laporan Harian, Mingguan Dan Bulanan
a. Selambat-lambatnya pada setiap hari Sabtu dalam masa dimana pelaksanaan pekerjaan berlangsung, Pemborong wajib untuk menyerahkan kepada Direksi Lapangan / Pengawas suatu laporan mingguan yang berisi progress pelaksanaan harian dari berbagai bagian pekerjaan yang dilaksanakan dalam satu minggu serta dilengkapi foto-foto pelaksanaan, perhitungan volume dan lembar surat pengiriman bahan paving dan beton kerb yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan/pengawas.
b. Selambat-lambatnya pada minggu terakhir dari setiap bulan, Penyedia Jasa wajib menyerahkan kepada Direksi Lapangan/ Pengawas suatu laporan bulanan yang menggambarkan dalam garis besarnya, berbagai progress pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang yang dilaksanakan dalam satu bulan.
c. Kelalaian Penyedia Jasa untuk menyusun dan menyerahkan laporan mingguan maupun bulanan dinilai sama dengan kelalaian dalam melaksanakan perintah Direksi Lapangan /Pengawas dalam pelaksanaan penyelesaian pekerjaan.
d. Untuk memulai suatu bagian pekerjaan yang baru, Pemborong diwajibkan untuk
memberitahu Direksi Lapangan /Pengawas mengenai hal tersebut paling sedikit 2 x
24 jam sebelumnya.
Spesifikasi Teknis dan Gambar
5. Kualitas Pekerjaan
Pekerjaan harus dikerjakan dengan kualitas pengerjaan yang terbaik sesuai Rencana
Kerja dan Syarat (RKS) untuk jenis pekerjaan bersangkutan.
6. Pengujian Hasil Pekerjaan
a. Benda uji (paving dan topi uskup) akan di ambil pada saat pengiriman paving di lokasi pekerjaan, dan berikutnya akan diambil juga untuk benda uji paving dan topi uskup yang telah terpasang Untuk partai sampai dengan 500.000 buah bata beton, dari setiap kelompok 50.000 buah diambil contoh rata-rata sebanyak 20 buah, Untuk partai lebih dari 500.000 buah, dari setiap kelompok 100.000 buah diambil contoh sebanyak 5 buah.
b. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka semua pekerjaan akan diuji
dengan cara dan tolok ukur pengujian yang dipersyaratkan
Kuat tekan dihitung dengan rumus sebagai berikut : P
Kuat tekan = -------- L
Keterangan : P = beban tekan, N
L = luas bidang tekan mm2
c. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka Badan/Lembaga yang akan melakukan pengujian dipilih atau persetujuan Direksi Lapangan/Pengawas dari Lembaga/Badan Penguji milik Pemerintah atau yang diakui Pemerintah atau Badan lain yang oleh Direksi Lapangan/Pengawas dianggap memiliki obyektifitas dan integritas yang meyakinkan. Atau hal yang terakhir ini Penyedia Jasa /Supplier tidak berhak mengajukan sanggahan.
d. Semua biaya pengujian dalam jumlah seperti yang dipersyaratkan menjadi beban
Penyedia Jasa.
7. Kebersihan Dan Keamanan
a. Pemborong bertanggung jawab untuk menjaga agar area kerja senantiasa berada dalam keadaan rapi (penempatan bahan bahan/material yang digunakan) dan bersih.
b. Pemborong bertanggung tawab atau keamanan di area kerja, termasuk apabila diperlukan tenaga, peralatan atau tanda-tanda khusus.
c. Waktu penyerahan pekerjaan tahap pertama (100%), kondisi lokasi pekerjaan
harus bersih dari sisa-sisa material yang tidak digunakan, termasuk pekerjaan
demobilisasi.
D. Penyelesaian dan Penyerahan Dokumen Terlaksana (AS BUILT DOCUMENT/ MC 100%) a. Pada penyelesaian dari setiap pekerjaan Penyedia Jasa wajib menyusun Dokumen
Terlaksana yang terdiri dari:
Gambar-gambar terlaksana (As Built drawing) Laporan Bulanan, Harian dan Mingguan
Foto-foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan Perhitungan Volume Akhir sesuai dengan gambar as built Persyaratan teknis terlaksana dari pekerjaan, sebagaimana yang telah
dilaksanakan. b. Dokumen terlaksana bisa disusun dari:
Dokumen pelaksanaan
Gambar-gambar perubahan
Perubahan persyaratan teknis
Spesifikasi Teknis dan Gambar
Brosur teknis yang diberi tanda pengenal khusus berupa cap sesuai petunjuk Direksi Lapangan /Pengawas
c. Dokumen terlaksana ini harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Lapangan/Pengawas
II. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN LAPANGAN
A. Pekerjaan Persiapan
1. Direksi Keet / Kantor Lapangan Sebelum Penyedia Jasa memulai pelaksanaan pekerjaan ini diharuskan menyediakan
Direksi Keet/ Kantor Lapangan yang digunakan untuk penyimpanan bahan dan
peralatan. Direksi Keet/ Kantor Lapangan juga harus bisa berfungsi sebagai tempat
melaksanakan rapat koordinasi tentang penyelesaian pekerjaan, dilengkapi dengan
gambar pelaksanaan, progres kemajuan fisik pekerjaan, buku direksi/buku tamu dan
kotak P3K lengkap dengan isinya.
Papan Nama Proyek
Penyedia jasa harus memasang papan nama proyek di lokasi pekerjaan dengan ukuran
0,8 x 1,2 m2, yang dipasang saat pelaksanaan pekerjaan dimulai.
PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO
DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
JALAN LETTU SUYITNO NO.39 BOJONEGORO
NAMA : PEKERJAAN : ………………………………
LOKASI : KECAMATAN ………………..
VOLUME : PANJANG : ……… LEBAR : ………..
80
BIAYA : Rp. ……………. cm
TAHUN ANGGARAN : TAHUN ………
WAKTU PELAKSANAKAN : ……………… BULAN
KONSULTAN
PENGAWAS : …………………..
PELAKSANA : …………………..
120 cm
20
PROYEK INI TERSELENGGARA OLEH DANA cm YANG DIHIMPUN DARI PAJAK YANG SAUDARA BAYAR
2. Mengadakan Pengukuran Dan Pemasangan Patok Penyedia Jasa bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran persiapan
Patok/Pengukuran pekerjaan sesuai dengan yang diberikan Konsultan Pengawas secara tertulis, serta bertanggung jawab atau ketinggian, posisi, serta kelurusan seluruh bagian pekerjaan serta pengadaan peralatan, tenaga kerja yang diperlukan.
Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada kesalahan dalam hal tersebut diatas, maka hal tersebut merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa serta wajib memperbaiki kesalahan tersebut dan akibat-akibatnya, kecuali bila kesalahan pekerjaan serta pengadaan peralatan, tenaga kerja yang diperlukan.
Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh Konsultan Pengawas atau wakilnya tidak
menyebabkan tanggung jawab Penyedia Jasa menjadi berkurang. Penyedia Jasa
Spesifikasi Teknis dan Gambar
wajib melindungi semua patok ukur dan lain-lain atau seluruh referensi dan realisasi
yang perlu pada pengukuran pekerjaan ini. Pemasangan Patok setiap jarak 50.00 m’, dengan dimensi patok 4/6 cm panjang 60
cm, diwarnai dengan cat meni serta diberi notasi STA sesuai dengan pengukuran
panjang.3. MOBILISASI 3.1 UMUM
1. Uraian
Lingkup kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan tergantung pada
jenis dan volume pekerjaan yang harus di laksanakan, sebagaimana disyaratkan di
bagian-bagian lain dari Dokumen Kontrak, dan secara umum harus rnemenuhi berikut:
a. Ketentuan Mobilisasi untuk semua Kontrak
Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk base camp
Penyedia Jasa dan kegiatan pelaksanaan.
Mobilisasi semua Personil Penyedia Jasa sesuai dengan struktur organisasi
pelaksana yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan termasuk para pekerja
yang diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dalam
Kontrak termasuk, tetapi tidak terbatas, Koordinator Manajemen dan
Keselamatan Lalu Lintas (KMKL) sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan
dalam Seksi 1.8, Personil Ahli K3 atau Petugas K3 sesuai dengan ketentuan
yang disyaratkan dalam Seksi 1.19 dari Spesifikasi ini, dan Manajer Kendali
Mutu (Quality Control Manager, QCM) sesuai dengan ketentuan yang
disyaratkan dalam Seksi 1.21 dari Spesifikasi ini .
Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan
dimana peralatan tersebut akan digunakan menurut Kontrak ini .
Penyediaan dan pemeliharaan base camp Penyedia Jasa, jika perlu termasuk
kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel , gudang, ruang laboratoriurn beserta
peralatan ujinya, dan sebagainya.
Perkuatan jembatan lama untuk pengangkutan alat-alat berat.
Mobilisasi personil dan peralatan dapat di lakukan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan lapangan namun ketentuan ini hanya berlaku untuk
pentahapan mobilisasi peralatan utarna dan personel terkaitnya dan harus
sudah diatur jadwalnya terlebih dahulu saat tahap pengadaan jasa
pemborongannya. Pengaturan mobilisasi secara bertahap ini tidak
mengbapuskan denda sesuai Pasal 1.2.3.2) akibat keterlambatan mobilisasi
setiap tahapannya sesuwai jadwal yang di sepakati dan merupakan bagian
yang tidak terpisah dari Kontrak.
Setiap tahapan Mobilisasi Pera latan Utarna harus terlebih dulu diajukan
permohonan mobilisasinya oleh Penyedia jasa kepada Direksi pekerjaan paling
sedikit 30 hari sebelum tanggal rencana awal mobilisasi setiap peralatan utama
tersebut. Direksi pekerjaan perlu melakukan monitoring/ harian atas rencana
mobilisasi hingga terlaksananya mobilisasi peralatan utama beserta personil
operator terkait dengan lengkap dan baik.
Dalam segala hal, mobilisasi personil dan peralatan utama yang dilakukan
secara bertahap dan terjadwal tidak boleh melampaui dua pertiga periode
pelaksanaan konstruksinya.
Ketentuan periode mobilisasi Fasil itas dan Pelayanan Pengendalian Mutu tetap
sesuai Pasal 1.2.1.3) paragraph pertama di bawah ini.
b. Ketentuan Mobilisasi Kantor Lapangan dan Fasi litasnya untuk Direksi Pekerjaan
Kebutuhan ini akan disediakan dalam Kontrak lain .
c. Ketentuan Mobi isasi Fasilitas Pengenda ian Mutu
Penyediaan dan pemeliharaan laboratorium uji mutu bahan dan pekerjaan di
lapangan harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 1.4 dari
Spesifikasi ini. Gedung laboratorium dan peralatannya, yang dipasok menurut
Kontrak ini, akan tetap menjadi milik Penyedia Jasa pada waktu kegiatan selesai.
Spesifikasi Teknis dan Gambar
d. Kegiatan Demobilisasi untuk Semua Kontrak
Pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa pada saat akhir Kontrak,
termasuk pem indahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah
milik Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti
semula sebelum Pekerjaan dimulai.
2. Pekerjaan Seksi Lain yang Berkaitan dengan Seksi lni
a) Syarat syarat Kontrak : Pasal – Pasal yang berkaitan
b) Kantor Lapangan dan Fasilitasnya : Seksi 1.3
c) Pelayanan Pengujian Laboratorium : Seksi 1.4
d) Kajian Teknis Lapangan : Seksi 1.9
e) Jadwal Pelaksanaan : Seksi 1.12
f) Pekerjaan Pembersihan : Seksi 1.16
g) Pengamanan Lingkungan hidup : Seksi 1.17
h) Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Seksi 1.19
i) Ketentuan-ketentuan tersendiri lainnya seperti didefinisikan dalam Seksi lain yang ber hubungan dalam Spesiftkasi ini.
3. Periode Mobilisasi
Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak maka mobilisasi dari seluruh mata
pekerjaan yang terdaftar dalam Pasal 3.1.1 harus diselesaikan dalam jangka
waktu 60 hari terhitung mulai tanggal mulai kerja, kecuali penyediaan Fasilitas dan
Pelayanan Pengendalian Mutu yang terdiri dari tenaga ahli, tenaga terampil, dan
sumber daya uji mutu lainnya yang siap operasional, harus diselesaikan dalam
waktu paling lama 45 hari
Setiap kegagalan Penyedia Jasa dalam memobilisasi Fasilitas dan Pelayanan
Pengendalian Mutu sebagimana disebutkan di atas, akan membuat Direksi
Pekerjaan melaksanakan pekerjaan semacam ini yang dianggap perlu dan akan
membebankan seluruh biaya tersebut ditainbah sepuluh persen pada Penyedia
Jasa, dimana biaya tersebut akan dipotongkan dari setiap pembayaran yang
dibayarkan atau akan dibayarkan kepada Penyedia Jasa menurut Kontrak ini.
Bahkan, pernotongan sebagairnana yang disebutkan dalam Pasal 1 .2.3.2) tetap
berlaku .
4. Pengajuan Kesiapan Kerja
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu program mobilisasi menurut detil dan waktu yang disyaratkan dalam Pasal 1.2.2 dari Spesiflkasi ini. Bilamana perkuatan bangunan pelengkap antara lain jembatan lama atau pembuatan jembatan darurat atau pembuatan tirnbunan darurat pada jalan yang berdekatan dengan proyek, diperlukan untuk rnemperlancar pengangkutan peralatan, instalasi atau bahan milik Penyedia Jasa, detil pekerjaan darurat ini juga harus diserahkan bersa dengan program mobilisasi sesuai dengan ketentuan Seksi I 0.2 dari Spesifikasi ini
3.2 PROGRAM MOBILISASI
1. Dalam waktu paling lambat 7 hari setelah Surat Perintab Mulai Kerja, Penyedia Jasa harus melaksanakan Rapat Persiapan Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) yang dihadiri Pengguna Jasa, Direksi Pekerjaan , Direksi Teknis (bila ada), dan Penyedia Jasa untuk membahas semua ha!baik yang teknis maupun yang non teknis dalarn kegiatan ini. Agenda dalam rapat harus mencakup namun tidak terbatas pada berikut ini:
a) Pendahuluan
b) Singkronisasi struktur organisasi
1. Struktur organisasi pengguna jasa
2. Struktur organisasi penyedia jasa
3. Struktur organisasi direksi pekerjaan
c) Masalah – masalah Lapangan
1. Ruang Milik Jalan ( RUMIJA )
2. Sumber Sumber Bahan
3. Lokasi Base Camp
d) Wakil penyedia jasa
Spesifikasi Teknis dan Gambar
e) Pengajuan
f) Persetujan
g) Dokumen Penyelesaian Pekerjaan/Penyerahan pertama pekerjaan selesai
h) Rencana kerja :
Bagan Jadwal Pelaksanaan kontrak yang menunjukkan waktu dan urutan kegiatan utama yang membentuk Pekerjaaan.
Rencana Mobilisasi.
Rencana Relokasi.
Rencana Keselarnatan dan Kesebatan Kerja Konstruksi (RK3K).
Progran1 Mutu dalam bentuk Rencana M.utu Kontrak (RMK).
Rencana Manajernen dru1Keselamatan Lalu Lintas (RMKL)
Rencana lnspeksi dan Pengujian.
Dokumen Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan ( jika ada), Dokumen Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan( jika ada), atau sekurang-kurangnya standar dan prosedur pengelolaan lingkungan yang berlaku khusus untuk kegiatan tersebut
i) Komunikasi dan korespondensi.
j) Rapat Pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan pekerjaan. k) Pelaporan Dan Pemantauan Standar Prosedur Pelaksanaan (SOP) rapat persiapan pelaksanaan mengacu pada SOP Rapat Persiapan Pelaksanaan Bina Marga Nomor: DJBM/SMM/PP/15 tanggal 19 Juli 2012 dan perubahan-perubahannya, bila ada.
2. Dalam waktu 14 hari setelah Rapat Persiapan Pelaksanaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan Program Mobilisasi (termasuk program perkuatan bangunan pelengkap antara lain jembatan, bila ada) dan Jadwal Kemajuan Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan untuk dimintakan persetujuannya.
3. Program mobilisasi harus menetapkan waktu watuk semua kegiatan mobilisasi yang disyaratkan dalam Pasal 1 .2.1.1) dan harus mencakup informasi tambahan berikut.
a. Lokasi base camp Penyedia Jasa dengan denah lokasi umum dan denah detil di lapangan yang menunjukkan lokasi kantor Penyedia Jasa, bengkel, gudang, mesin pemecah batu, instalasi pencampur aspal, atau in sta lasi pencampur mortar beton, dan laboratoriu m bilam an a fasilitas tersebut termasuk dalam Lingkup Kontrak.
b. Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua peralatan yang tercantum dalam Daftar Peralatan yang diusulkan dalam Penawaran, bersama dengan usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan peralatan di lapangan.
c. Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan dalam Penawaran harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
d. Suatu daftar detil yang menunjukkan struktur yang memerlukan perkuatan agar aman dilewati alat-alat berat, usulan metodologi pelaksanaan dan jadwal tanggal mulai dan tanggal selesai untuk perkuatan setiap struktur.
e. Suatu jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar chart) yang menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva kemajuan untuk menyatakan persentase kemajuan mobilisasi
3.3 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
1. Pengukuran
Pengukuran kemajuan mobilisasi akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan atas dasar jadwal kemajuan mobilisasi yang lengkap dan telah disetujui seperti yang diuraikan dalam Pasal 3.1) di atas.
2. Dasar Pembayaran
Mobilisasi harus dibayar atas dasar lump sum menurut jadwal pembayaran yang diberikan dibawah, dimana pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua peralatan, dan untuk semua pekerja, bahan, perkakas, dan biaya lainnya yang perlu untuk menyelesaikan pekerjaan yang
Spesifikasi Teknis dan Gambar
diuraikan dalam Pasal 3.1.1) dari Spesifikasi ini. Walaupun demikian Direksi Pekerjaan dapat, setiap saat.
selama pelaksanaan pekerjaan, memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah peralatan yang dianggap perlu tanpa menyebabkan peru bahan harga lump sum untuk Mobilisasi .
Pembayaran biaya lump sum ini akan dilakukan dalam tiga angsuran sebagai berikut:
50 % (lima puluh persen) bila mobilisasi 50 % selesai, dan fasilitas serta pelayanan pengujian laboratoritun telab lengkap 100% dimobilisasi.
20 % (dua puluh persen) bi la semua peralatan utama berada dilapangan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.
30 % (tiga puluh persen) bi la demobilisasi selesai dilaksanakan.
Bilamana Penyedia Jasa tidak menyelesaikan mobilisasi sesuai dengan salah satu dari kedua batas waktu yang disyaratkan dalam Pasal 3.1.3) atau keterlambatan setiap tahapan mobilisasi peralatan utama dan personil yang terkait terhadap jadwalnya sesuai Pasal 3.1.1).a).vi), maka jumlah yang disahkan Direksi Pekerjaan untuk pembayaran adalah persentase angsuran penuh dari harga lump sum Mobilisasi dikurangi sejum lah dari 1 % (satu persen) n ilai angsuran untuk setiap keterla mbatan satu hari dalam penyelesaian sampai maksirn um 50 (lima puluh) hari.
Nomor mata uang Uraian Satuan Pekerjaan
1.2 Mobilisasi Lump sum
III. PEKERJAAN TANAH
A. Galian Tanah 1. Pelaksanaan
Pekerjaan ini harus mencakup penggalian tanah untuk kansteen dan ujung badan jalan,
penanganan, pembuangan atau penumpukan tanah , batu atau bahan lain dari jalan atau
sekitarnya yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini.
Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan
dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Lapangan dan harus mencakup
pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu,
batu bata, beton, pasangan batu dan bahan perkerasan lama, yang tidak digunakan
untuk pekerjaan permanen.
2. Pengukuran dan Pembayaran
(a) Metode Pengukuran Jumlah yang diukur adalah jumlah meter kubik galian tanah . Perhitungan volume untuk
pembayaran berdasarkan ukuran-ukuran yang ada pada Gambar Kerja (Shop Drawing)
atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Lapangan.
(b) Dasar Pembayaran Volume galian tanah yang telah diukur sebagaimana yang dijelaskan diatas, harus
dibayar menurut Harga Satuan per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang
didaftar dibawah ini dan terdaftar dalam Jadwal Penawaran.
Uraian
Galian Tanah
Satuan Pengukuran
Meter Kubik
Spesifikasi Teknis dan Gambar
B. Timbunan
Pekerjaan ini mencakup pemasokan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan
material timbunan pada lokasi yang telah disiapkan, dengan elevasi, kelandaian dan
dimensi yang ditunjukkan pada Gambar rencana atau sebagaimana yang diperintahkan
oleh Direksi Lapangan.
1. Pelaksanaan a. Penghamparan
Material timbunan harus dibawa ke lokasi pada kadar air dalam rentang yang
disyaratkan. Kelembaban dalam bahan harus tersebar secara merata. Material
timbunan harus dihampar dan dibentuk dengan salah satu metode yang Tebal
maksimum lapisan lepas tidak boleh melebihi 30 cm, kecuali diperintahkan lain oleh
Direksi Lapangan.
b. Pemadatan Segera setelah penghamparan dan pembentukan akhir, harus dipadatkan
menyeluruh dengan three wheel roller 6-8 ton yang cocok dan memadai yang
disetujui oleh Direksi Lapangan.
Proses penggilasan harus dimulai sepanjang tepi dan bergerak dalam arah
memanjang. Proses penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas mesin gilas
menjadi tak tampak dan lapis tersebut terpadatkan merata.
Material sepanjang batu tepi, tembok, dan pada tempat-tempat yang tak terjangkau
mesin gilas harus dipadatkan dengan timbris mekanis atau pemadat lainnya yang
disetujui.
2. Material Material harus diambil dari luar lokasi pekerjaan sehingga tidak membahayakan
konstruksi itu sendiri, atau dari tempat-tempat yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
3. Pengukuran dan Pembayaran
(a) Metode Pengukuran Jumlah volume urugan material timbunan untuk bahu jalan yang diukur adalah jumlah
meter kubik. Perhitungan volume untuk pembayaran berdasarkan ukuran-ukuran yang
ada pada Gambar Kerja (Shop Drawing) atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi
Lapangan.
(b) Dasar Pembayaran Volume Urugan material timbunan yang telah diukur sebagaimana yang dijelaskan
diatas, harus dibayar menurut Harga Satuan per satuan pengukuran untuk Mata
Pembayaran yang didaftar dibawah ini dan terdaftar dalam Jadwal Penawaran.
Uraian
Timbunan Tanah
Satuan Pengukuran
Meter Kubik
Spesifikasi Teknis dan Gambar
IV. Urugan Pudel Untuk Lapis Pondasi Bawah, Normalisasi Badan Jalan (Leveling)
dan Bahu Jalan
Pekerjaan ini mencakup pemasokan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan bahan pudel pada lokasi yang telah disiapkan atau permukaan lainnya yang disetujui, untuk pelaksanaan normalisasi badan jalan lama sesuai dengan elevasi, kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar rencana atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Lapangan.
1. Pelaksanaan a. Penghamparan
Pudel harus dibawa ke lokasi pekerjaan sebagai campuran yang merata dan harus dihampar pada kadar air dalam rentang yang disyaratkan. Kelembaban dalam bahan harus tersebar secara merata. Pudel Agregat harus dihampar dan dibentuk dengan salah satu metode yang disetujui yang tidak menyebabkan segregasi dari partikel agregat kasar dan partikel agregat halus. Material yang tersegregasi harus diperbaiki atau dibuang dan diganti dengan bahan yang bergradasi baik. Tebal maksimum lapisan lepas tidak boleh melebihi 15 cm, kecuali diperintahkan lain
oleh Direksi Lapangan.
b. Pemadatan Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, masing-masing lapis harus
dipadatkan menyeluruh dengan three wheel roller 6-8 ton yang cocok dan memadai
yang disetujui oleh Direksi Lapangan. Proses penggilasan harus dimulai sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke
arah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian yang ber- “super elevasi”,
penggilasan harus dimulai pada bagian rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke
arah bagian yang tinggi. Proses penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas
mesin gilas menjadi tak tampak dan lapis tersebut terpadatkan merata. Material sepanjang batu tepi, tembok, dan pada tempat-tempat yang tak terjangkau
mesin gilas harus dipadatkan dengan timbris mekanis atau pemadat lainnya yang
disetujui.
a. Material Material Pudel harus dipilih dari sumber dari daerah Rengel atau yang disetujui oleh
Direksi Lapangan.
b. Pengujian
Suatu program pengujian pengendalian mutu (uji kepadatan) bahan secara rutin harus
dilaksanakan untuk mengendalikan ketidak seragaman bahan yang dibawa ke Lokasi
pekerjaan. Pengujian Sand Cone harus dilakukan pada waktu-waktu tertentu
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Lapangan, dengan ketentuan tebal minimal
konstruksi LPB Pudel 10 cm.
c. Pengukuran dan Pembayaran
(a) Metode Pengukuran Jumlah volume urugan pudel untuk normalisasi dan bahu jalan yang diukur adalah
jumlah meter kubik. Perhitungan volume untuk pembayaran berdasarkan ukuran-
ukuran yang ada pada Gambar Kerja (Shop Drawing) atau seperti yang diperintahkan
oleh Direksi Lapangan.
Spesifikasi Teknis dan Gambar
(b) Dasar Pembayaran Volume Urugan Pudel yang telah diukur sebagaimana yang dijelaskan diatas, harus
dibayar menurut Harga Satuan per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang
didaftar dibawah ini dan terdaftar dalam Jadwal Penawaran.
Uraian
Urugan Pudel untuk Normalisasi Badan Jalan Urugan Pudel untuk Konstruksi LPB Urugan Pudel untuk Bahu Jalan
Satuan Pengukuran
Meter Kubik
Meter Kubik Meter Kubik
Spesifikasi Teknis dan Gambar
V. PEKERJAAN JALAN A. Lapis Pondasi Bawah (LPB) Telford
Pekerjaan ini mencakup pemasokan, pengangkutan, pemecahan batu menjadi ukuran
15/20 cm, pemasangan dan pemadatan material pada lokasi permukaan jalan lama yang
disepakati, untuk pelaksanaan normalisasi badan jalan lama sesuai dengan elevasi,
kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar rencana atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Lapangan.
1. Pelaksanaan a. Pemasangan
Material yang telah dipersiapkan dengan ukuran 15/20 cm, dipasang diatas pasir
dengan ketebalan sesuai dengan yang disyaratkan, batu dipasang berdiri dengan
ketebalan sesuai dengan Gambar rencana dalam posisi rapat. Dikunci dengan batu
pecah ukuran 5/7 cm, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Lapangan.
b. Pemadatan Proses penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dengan sekali compact/lintasan dengan perhitungan satu kali kebelakang dan satu kali kedepan, perpindahan alat diasumsikan selebar roda belakang alat dan bergerak lurus sampai arah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian yang ber”super elevasi”,
proses penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak kearah yang lebih tinggi. Proses penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh bagian terpadatkan secara merata, pada tahapan inilah pasir sawur ditebarkan sebagai
bahan pengisi dari celah-celah pasangan tersebut.
2. Material Material batu harus dipilih dari sumber yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
3. Pengukuran dan Pembayaran
(a) Metode Pengukuran Jumlah volume pemasangan Lapis Pondasi yang diukur adalah jumlah meter persegi. Perhitungan volume untuk pembayaran berdasarkan ukuran-ukuran yang ada pada Gambar Kerja (Shop Drawing) atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Lapangan.
(b) Dasar Pembayaran Volume Pemasangan Lapis Pondasi yang telah diukur sebagaimana yang dijelaskan
diatas, harus dibayar menurut Harga Satuan per satuan pengukuran untuk Mata
Pembayaran yang didaftar dibawah ini dan terdaftar dalam Jadwal Penawaran.
Uraian
Pas. LPB Telford
Satuan Pengukuran
Meter persegi
B. LAPIS GROSOK a. Pekerjaan grosok adalah lapisan / hamparan paling atas pada konstruksi perkerasan
jalan macadam tanpa lapisan penetrasi.
1. Material : a. Bahan yang dipergunakan sebagai pasir kali pilihan yang memenuhi persyaratan atau
sesuai dengan petunjuk Direksi / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan. 2. Pelaksanaan :
a. Pekerjaaan penghamparan Grosok dilaksanakan setelah selesai pekerjaan lapis katelan, LPB Telford atau LPB Pudel.
b. Grosok dihampar rata diatas lapisan katel, LPB Telford atau LPB Pudel setebal 3 Cm dan digilas rata dan padat menggunakan mesin gilas berat 6 - 8 Ton Minimal 3 s/d 4 lintasan sehingga lapisan grosok benar-benar rata dan padat.
3. Pengukuran dan Pembayaran a. Metode Pengukuran
Spesifikasi Teknis dan Gambar
Jumlah volume pemasangan batu tepi yang diukur adalah jumlah meter panjang. Perhitungan volume untuk pembayaran berdasarkan ukuran-ukuran yang ada pada Gambar Kerja (Shop Drawing) atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Lapangan.
b. Dasar Pembayaran Volume Pemasangan Batu tepi yang telah diukur sebagaimana yang dijelaskan diatas,
harus dibayar menurut Harga Satuan per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran
yang didaftar dibawah ini dan terdaftar dalam Jadwal Penawaran.
Uraian
Hamparan pasir grosok
Satuan Pengukuran
Meter Persegi
Spesifikasi Teknis dan Gambar
VI. PEKERJAAN JALAN PAVING
1. Umum
Pekerjaan ini meliputi pengadaan seluruh material, penyiapan pondasi atau landasan, dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan Jalan Poros Desa menggunakan Paving Stone. Pekerjaan Jalan Paving yang tidak memenuhi syarat harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa dengan biaya sendiri, sesuai yang diperintahkan oleh Direksi Lapangan. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas kestabilan dan keutuhan dari semua pekerjaan yang telah diselesaikan dan harus dengan biayanya sendiri untuk menukar/mengganti setiap bagian yang rusak atau tidak baik yang menurut pendapat Direksi Lapangan, disebabkan karena kelalaian Penyedia Jasa. Akan tetapi, Penyedia Jasa tidak akan diminta pertanggung-jawabannya terhadap
kerusakan yang timbul dari alam (force majeure) seperti angin topan atau dari
pergeseran lapisan tanah yang tidak dapat dihindari di tempat pekerjaan, asalkan
pekerjaan yang rusak tersebut telah diterima dan dinyatakan secara tertulis sebagai
memuaskan dan selesai oleh Direksi Lapangan.
2. Material
1. Paving Stone dan Topi Uskup Material paving yang digunakan harus berukuran 10,5 x 21 cm dengan tebal 8 cm, dan material topi uskup dengan tebal 8 cm atau seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana dan harus memenuhi kualitas yang baik dan mempunyai kekuatan tekan minimal setara dengan beton mutu K 300 dan material hasil produksi pabrikan (tidak diproduksi di lokasi). Bentuk Paving Stone dan Topi Uskup harus ditunjukkan terlebih dahulu kepada Direksi Lapangan untuk disetujui.
2. Kansteen / Kerb (Interlock) Material Kansteen/Kerb yang digunakan harus berukuran 18x30x60 cm seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana dan harus memenuhi kualitas yang baik dan mempunyai kekuatan tekan yang setara dengan beton mutu K 225 dan material hasil produksi pabrikan (tidak diproduksi di lokasi). Bentuk Kansteen/Kerb ditunjukkan terlebih dahulu kepada Direksi Teknik untuk disetujui.
3. Abu batu Pada dasar Paving Block, Uskup dan Kansteen harus digunakan abu batu dengan
ketebalan minimum 5 cm yang disiram dengan air sampai jenuh. Material abu batu
harus ditunjukkan dahulu kepada Direksi Lapangan untuk disetujui.
3. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pekerjaan Awal Pada jalan yang akan dipasang paving harus dibersihkan dahulu dari akar-akar pohon atau material-material lain yang mengganggu, dan di ratakan (normalisasi) menggunakan pudel, telford atapun slytlaag sebelum dipasang abu batu dengan ketebalan seperti yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Lapangan.
2. Pemasangan Paving Stone dan Topi Uskup Pemasangan Paving Stone harus dikerjakan sesuai dengan petunjuk dari pabrik atas persetujuan Direksi Lapangan. Paving Stone harus dipasang pada abu batu yang padat dengan ketebalan minimum 5 cm dan akan bergerak turun secara bersamaan setelah dipadatkan dengan mesin pemadat.
3. Penyelesaian Akhir dan Pemadatan Paving Penyelesaian pada permukaan Paving Block harus rata dan seragam. Selisih
ketinggian antara satu dengan yang lain tidak boleh lebih dari 6 mm. Kemudian
Jalan Paving harus dipadatkan menggunakan Three Wheel Roller 6-8 ton.
Spesifikasi Teknis dan Gambar
4. Pengukuran dan Pembayaran 1. Metode Pengukuran
Jumlah yang diukur adalah jumlah meter persegi untuk Paving Stone, Jumlah meter panjang untuk topi uskup dan Kansteen/Kerb yang telah terpasang dan diterima baik oleh Direksi Teknik. Perhitungan volume untuk pembayaran berdasarkan ukuran-ukuran yang ada pada Gambar Rencana atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.
2. Dasar Pembayaran Kuantitas Paving Stone, Topi Uskup, dan Kansteen/Kerb yang diukur sebagaimana
yang dijelaskan diatas, harus dibayar menurut Harga Satuan per satuan pengukuran
untuk Mata Pembayaran yang didaftar dibawah ini dan terdaftar dalam Jadwal
Penawaran.
Uraian
Paving Stone K. 300 Uk. 10,5x21x8 cm Topi Uskup K. 300 tebal 8 cm Kansteen / Kerb Uk. 18x30x60 cm
Satuan Pengukuran
Meter persegi Meter Panjang Meter Panjang
Spesifikasi Teknis dan Gambar
VIII. PASANG BETON
1. Umum
a. Uraian Pekerjaan ini terdiri dari pembuatan semua struktur beton termasuk beton tak
bertulang, beton bertulang dan bagian beton dari struktur yang tercantum dalam
gambar rencana atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Lapangan/Konsultan
Pengawas.
b. Standar-standar yang dipakai Pada setiap tahapan pekerjaan beton, yakni perencanaan, pelaksanaan dan
pemeliharaannya berlaku ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam peraturan
beton bertulang Indonesia, yang selanjutnya disingkat dengan PBI. Hal-hal yang
belum diatur dalam ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam PBI, maka dipakai
standar SKSNI-T15.ACI, ASTM dan AASHTO.
c. Mutu beton Jenis mutu beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian pekerjaan yang
tercantum dalam gambar rencana harus sesuai dengan uraian dalam spesifikasi
teknis ini atau sesuai dengan petunjuk Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas. Jika
tidak ditentukan, maka mutu beton yang dipakai adalah sebagai berikut:
1. K 300 (fc’ 25 MPa) digunakan untuk plat-plat pracetak, balok precast, box culvert
dan badan jalan cor. 2. K 225 (fc’ 20 MPa) digunakan untuk pelat injak dan tembok penahan tanah. 3. Beton Mutu Rendah B0 Digunakan untuk bahu jalan 4. Untuk menjaga mutu beton yang dibuat, maka harus ada keterlibatan dari pihak
terkait lain yang menangani pekerjaan Quality Assurance (QA) dan Quality
Control (QC) di lapangan beban biaya Penyedia Jasa.
Tabel 1.
Ukuran Nominal Agregat
Mutu beton Ukuran nominal Karakteristik dalam kg/cm2
struktur (Kg/Cm) agregat (mm) pengujian pada saat
pelaksanaan
K 300 (fc’ 25 MPa) 20 300
K 225 (fc’ 20 MPa) 20 225
d. Pengajuan
1. Penyedia Jasa harus mengajukan contoh semua bahan yang hendak digunakan
dengan data pengujian yang harus memenuhi spesifikasi.
2. Penyedia Jasa harus mengajukan desain campurannya untuk setiap jenis
pekerjaan pengecoran beton.
3. Penyedia Jasa harus mengajukan secara tertulis hasil seluruh pengajian
pengendalian kualitas yang terinci kepada Direksi Lapangan/Konsultan
Pengawas. Hasil pengujian kuat tekan 3 hari, 7 hari dan 28 hari berturut-turut
setelah tanggal pencampurannya.
4. Penyedia Jasa harus mengajukan gambar dari semua perancah yang akan
digunakan, mendiskusikan metode kontruksi dan program kerjanya serta
memperoleh persetujuan sebelum memasang setiap perancah atau memulai
pekerjaan beton lainnya. Persetujuan tersebut tidak akan membebaskan
Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya pada setiap struktur.
5. Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas
secara tertulis paling tidak 24 jam sebelum memulai untuk mencampur atau
mengecor beton.
Spesifikasi Teknis dan Gambar
e. Kondisi Pekerjaan
Penyedia Jasa harus menjaga suhu dari semua bahan-bahan terutama agregat kasar
pada tingkatan yang serendah mungkin dan harus menjaga suhu dari beton di bawah
30C pada waktu pengecoran. Sebagai tambahan, maka Penyedia Jasa tidak akan mengecor beton apabila: - Hujan atau bila udara penuh debu (tercemar) - Kondisi lapangan yang tidak memungkinkan atau tidak ada persetujuan Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas untuk mengecor.
f. Pembetulan pekerjaan yang kurang memuaskan Penyedia Jasa harus melaksanakan semua pekerjaan yang menurut ketentuan atau
syarat-syarat tidak atau kurang memenuhi :
1. Pembetulan dari pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang dirinci dalam spesifikasi, atau hasil akhir permukaan yang tidak memuaskan, atau tidak memenuhi persyaratan sifat campuran yang dirinci dalam spesifikasi, harus meminta petunjuk Direksi Lapangan/Konsultan Pegawas yang meliputi : - Perubahan dalam perbandingan campuran untuk sisa pekerjaan. - Penguatan atau pembuangan seluruh dan penggantian bagian pekerjaan
yang dianggap kurang memuaskan
- Tambahan pada cacat-cacat kecil
2. Dalam hal adanya perselisihan mengenai kualitas pekerjaan beton atau setiap
keraguan mengenai kelayakan data pengujian yang tersedia, maka Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas dapat meminta Penyedia Jasa untuk
melaksanakan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menjamin bahwa
suatu penilaian yang cukup baik mengenai kualitas pekerjaan dapat dibuat.
Pengujian tambahan tersebut harus atas biaya sendiri dari Penyedia Jasa.
2. Persyaratan Bahan Secara umum, kecuali ditentukan lain secara khusus dalam spesifikasi ini, semua bahan
yang dipakai untuk pekerjaan beton harus memenuhi ketentuan yang tercantum pada
bagian 2 bab 3 dari PEDOMAN BETON 1988 (SKBI-1.453.1988).
a. Semen 1. Semua semen yang boleh digunakan adalah Semen Portland type-1 yang
ditentukan dalam SII 0013-81 atau Standart Umum Bahan Bangunan Indonesia
1986 dan harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam standart
tersebut.
2. Kecuali diijinkan lain oleh Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas, maka hanya
produk dari satu pabrik (Satu merk) untuk setiap jenis semen Portland yang boleh
digunakan untuk pekerjaan beton.
3. Semen yang diterima dalam kantong-kantong yang masih tersegel dan tidak
pecah.
4. Kecuali jika diperintahkan lain oleh Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas,
keterangan hasil pengujian dari pabrik harus disertakan bersama setiap
pengiriman semen untuk menjamin mutu semen sesuai standart.
5. Penyedia Jasa harus menyediakan contoh dari setiap pengiriman semen yang
telah diserahkan ke tempat kerja kepada Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas
yang diperlukan untuk pengujian. Bila menurut penilaian Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas semen tersebut berbungkah atau berbongkol,
Direksi Lapangan /Konsultan Pengawas harus menolak semen tersebut dan
Penyedia Jasa harus segera menyingkirkannya dari tempat pekerjaan.
6. Semen yang telah disimpan lebih dari 40 (empat puluh) hari dan semen yang
menurut penilaian Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas kualitasnya
meragukan tidak boleh digunakan dalam pekerjaan. Bahan yang ditolak harus
segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 1 x 24 jam.
7. Segera setelah sampai di lokasi pekerjaan semen harus disimpan di tempat
penyimpanan yang telah direncanakan sesuai dengan tujuannya atau ditempat
kering yang bebas dari pengaruh cuaca buruk serta mempunyai sistem ventilasi
Spesifikasi Teknis dan Gambar
yang baik dan lantai tempat penyimpanan terletak lebih tinggi 450 mm dari
permukaan tanah dan 20 cm dari dinding serta fasilitas lain untuk mencegah
penyerapan terhadap kelembaban.
8. Jenis semen yang berbeda harus disimpan di tempat yang terpisah dan diberi tanda yang jelas. Semen yang dikirimkan ke lokasi pekerjaan dalam kantong oleh
pemasok (supplier) atau pabrik harus disimpan di dalam kantong tersebut telah dibuka, semen tersebut harus segera digunakan. Bila ada keterbatasan ruang
untuk penyimpanan semen dilokasi pekerjaan, semen harus disimpan di pusat
lokasi proyek dan dapat didistribusikan sesuai kebutuhan masing-masing pekerjaan.
3. Pengadukan Beton
a. Pengukuran Berat Bahan Untuk Beton
Semua semen yang digunakan untuk membuat beton harus diukur beratnya dengan
menggunakan alat timbangan yang disetujui atau membuat ukuran setiap pengadukan
beton, jumlah kantong semen yang diperlukan. Untuk beton dengan mutu diatas, agregat
halus dan sejumlah agregat kasar harus diukur beratnya tersendiri atau secara kumulatif
dengan menggunakan pengukur berat mesin pengaduk. Kotak pengukur volume harus
dibuat dengan konstruksi yang baik dari bahan kayu serta mempunyai volume/isi yang
tetap dari bermacam-macam agregat untuk satu adukan dari suatu campuran. Kotak
tersebut harus mempunyai dasar yang tertutup dan harus ditandai dengan jelas agregat
yang mana yang digunakan. Pada saat menghitung ukuran dari kotak pengukur agregat
halus harus diberi kelonggaran yang berguna untuk melebarnya agregat halus
sehubungan dengan adanya kandungan kadar air yang ada pada timbunan pasir di lokasi
pekerjaan.sebelum Penyedia Jasa menggunakan kotak pengukuran volume dalam
pekerjaannya, hal tersebut harus mendapat persetujuan Direksi Lapangan/Konsultan
Pengawas yang menyangkut ukuran dan bentuk kotak tersebut. Semua pengaduk dan
mesin pengaduk harus dijaga agar bebas kerak beton dan harus dibersihkan sebelum
pengadukan dimulai.
b. Pengadukan Beton
Campuran beton harus diaduk dalam alat pengaduk mekanis atau beton molen yang mampu mengkombinasikan agregat, semen dan air (termasuk bahan campuran tambahan, jika ada) ke dalam suatu campuran yang berwarna seragam dan melepaskan campuran tanpa pemisahan. Pada permulaan pekerjaan, dengan pengaduk yang bersih, pengadukan pertama hanya terdiri dari setengah bagian dari jumlah normal agregat kasar untuk mengganti pelekatan bahan lain pada drum. Keadaan kadar air asli agregat harus ditentukan sebelum dimulainya pengadukan setiap harinya dan pada periode tertentu dalam 1 hari pengadukan bila diperlukan. Penyedia Jasa harus memperhitungkan kandungan air dalam angregat bila
menentukan jumlah air yang ditambahkan ke setiap campuran, dan akan mengatur
jumlah air yang ditambahkan ke setiap adukan untuk menjaga rasio air/semen dari
adukan selalu tetap.
c. Pengawasan Mutu Beton
1. Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas berhak meminta setiap saat pada Penyedia Jasa untuk membuat benda uji berupa silinder atau Kubus Beton dari
adukan beton yang dibuat. Pengambilan contoh beton harus sesuai dengan
ketentuan dari PBI 89 dan ASTM C172. pembuatan dan perawatan benda uji
harus sesuai ketentuan ASTM C31 dan diuji berdasarkan ASTM C39 di
laboratorium yang berwenang dan disetujui oleh Direksi Lapangan/Konsultan
Pengawas.
2. Jumlah pengambilan dari setiap mutu beton yang dituang dalam satu hari harus diambil tidak kurang dari satu kali. Satu pengambilan contoh mewakili suatu volume rata-rata yang tidak lebih dari 20. Pada setiap kali pengambilan contoh beton harus dibuat empat pasang spesimen silinder/kubus yang dites sebagai berikut:
- 1 pasang dites pada umur 3 hari
Spesifikasi Teknis dan Gambar
- 1 pasang dites pada umur 7 hari - 2 pasang dites pada umur 28 hari
3. Apabila dalam pelaksanaan nanti kedapatan bahwa hasil uji tekan gagal
memenuhi syarat spesifikasi dan telah pula dilakukan penyelidikan lain dan
hasilnya gagal pula, maka bagian pekerjaan tersebut harus diperkuat dengan
suatu metode yang mana seluruh biaya untuk itu, baik untuk perencanaan
maupun pelaksanaannya ditanggung oleh Penyedia Jasa sepenuhnya.
4. Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan, Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut : - Konstruksi beton kropos - Konstruksi beton tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau
posisinya tidak sesuai dengan gambar. - Konstruksi yang tidak tegak lurus atau tidak rata seperti yang direncanakan
- Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain
Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus dibongkar
dan diganti dengan yang baru, kecuali Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas
menyetujui untuk diadakan perbaikan atau perkuatan dan cacat yang ditimbulkan
tersebut.
4. Persyaratan Pelaksanaan
Secara umum, kecuali ditentukan lain secara khusus dalam spesifikasi ini, persyaratan
mengenai pelaksanaan pembetonan yang meliputi pengadukan, pengangkutan,
penanganan, pengecoran, perawatan, bekisting, penulangan, siar kosntruksi, sparing
dan lain-lain harus memenuhi ketentuan yang tercantum pada bagian 1 bab 5 dan bab 6
dari PEDOMAN BETON 1988 (SKBI 1.4.53.1988).
a. Pembuatan Bekisting
1. Semua cetakan beton harus didisain oleh Penyedia Jasa dan diserahkan kepada
Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas berupa gambar dan perhitungan untuk
mendapat persetujuaan. Gambar dan perhitungan tersebut hendaknya
diserahkan minimal 7 (tujuh) hari sebelum bekisting mulai dikerjakan.
2. Cetakan harus benar-benar lurus, rata dan kokoh sehingga cukup untuk
menahan defleksi, gerakan-gerakan dan getaran yang membahayakan akibat
tekanan dan adukan beton cair atau padat.
3. Semua sambungan harus ditutup rapat untuk menghindari kebocoran air semen
dan dibuat sedemikian sehingga permukaan beton yang kelihatan (exposed
surface) lurus, rata dan kokoh.
4. Bila ada bagian beton yang sempit dan mempunyai kedalaman yang sangat
besar, harus dibuat lubang-lubang pada sisi-sisi cetakan di posisi yang diseetujui
Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas untuk memungkinkan penuangan dan
pemadatan beton yang memadai.
5. Cetakan harus mempunyai lubang-lubang sementara yang kegunaannya untuk
membuang kotoran. Lubang-lubang ini harus ditutup dengan rapi sebelum
pengecoran.
6. Bekisting harus dibuat sedemikian sehingga pembongkarannya dapat mudah
dilakukan tanpa membahayakan kontruksi.
7. Apabila pemasangan bekisting tidak sesuai dengan ketentuan atau dianggap
kurang baik maka Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas berhak menyuruh
membongkar dan memperbaiki dengan biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa.
8. Sebelum pengecoran dilaksanakan, semua permukaan cetakan harus bersih dari
segala sesuatu yang dapat mengurangi mutu beton dan kekuatannya, terutama
kotoran-kotoran yang menempel, ataupun serpiham-serpihan kayu, kawat sisa
pemotongan, dan lain-lainnya. Permukaan dalam cetakan harus disemprot
dengan menggunakan air bertekanan udara (kompressor) untuk dikumpulkan di
suatu tempat dan selanjutnya diambil dan dibuang.
Spesifikasi Teknis dan Gambar
9. Semua bahan cetakan harus dirawat dengan baik. Bahan yang rusak tidak
diijinkan digunakan. Sebelum digunakan lagi semua cetakan harus dibersihkan.
b. Pembongkaran Bekisting
1. Pembongkaran dilakukan dimana bahan kosntruksi bagian tersebut harus dapat
memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan, atau pembongkaran dapat
dilaksanakan sesuai kekuatan beton. Tidak ada cetakan yang boleh dibuka
sebelum disetujui oleh Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas. Persetujuan ini
tidak membebaskan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya.
2. Pembongkaran bekisting dilaksanakan dengan hati-hati, jangan sampai merusak
betonnya sendiri, Penyedia Jasa wajib memperbaiki dengan biayanya sendiri,
setiap kerusakan yang timbul akibat pembongkaran dan pemukulan cetakan dan penopangnya. Kerusakan-kerusakan kecil mungkin dapat diperbaiki dengan
mengisi plester/spesi sesuai kebijaksanaan Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas. Semua permukaan beton harus benar-benar halus. Setiap
permukaan yang bersisik harus dibersihkan dan lubang-lubang udara di permukaan diisi dengan campuran spesi 1 : 1 ½.
c. Kerusakan pada Permukaan Bekisting
Pembuatan bekisting dan pembetonan harus sedemikian sehingga tidak diperlukan
lagi perbaikan, permukaan harus rata/halus dan padat. Jika noda timbul setelah
pembongkaran bekisting, keputusan Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas dalam
hal perbaikan yang diperlukan harus dilakukan segera.
Tindakan tersebut termasuk (tetapi tidak dibatasi) dalam:
1. Sirip, lubang gelembung, pelunturan warna permukaan dari kerusakan kecil lain
dapat disikat dengan karung/kain kasar segera setelah bekisting dilepas:
2. Permukaan beton yang tidak rata dan ketidakteraturan yang lambat laun harus
digosok dengan Carbo rundum dan air setelah beton dipelihara dengan baik.
Kerusakan yang seperti ini dan kerusakan lain harus diperbaiki dengan cara
yang disetujui Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
d. Pengecoran Beton
1. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, sesuai dengan
gambar pelaksanaan, pemasangan intalasi-intalasi yang harus ditanam,
penompang dan pengikat dan lain-lain selesai dikerjakan. Sebelum pengecoran
dimulai permukaan-permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus
disetujui oleh Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
2. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan cetakan harus bersih dari
air yang tergenang, reruntuhan atau bahan lepas yang lainya. Permukaan
bekisting dan bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor
harus dibasahi dengan merata namun tidak berlebihan.
3. Penyedia Jasa harus memperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian
pengecoran yang akan masih berlanjut, terhadap sistem struktur yang ada.
4. Beton hanya boleh dicor pada waktu Direksi atau Wakilnya yang ditunjuk serta
pengawas Penyedia Jasa yang setaraf ada ditempat kerja, dan persiapan betul-
betul telah memadai. Sebelum pengecoran dimulai, Penyedia Jasa wajib
meminta ijin tertulis dan pihak Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas untuk
memulai pengecoran tersebut.
5. Paling lama 2 jam setelah waktu pengadukan pertama kali, beton harus sudah
dituang seluruhnya. Beton yang akan dicor harus diusahakan agar
pengangkutannya ke tempat posisi terahkir sependek mungkin dan dengan alat
yang dapat melindungi dari pengaruh kontaminasi atau segregasi
6. Dalam pemadatan setiap lapisan pada beton, kepala vibrator harus dapat
menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang
Spesifikasi Teknis dan Gambar
terletak di bawahnya. Lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan
terpisahnya bahan beton dengan airnya.
7. Jadwal waktu pengecoran harus diatur sedemikian sehingga tidak ada permukaan
beton yang dibiarkan lebih dari 30 menit sebelum pengecoran berikutnya.
8. Pengecoran beton tidak diperkenakan selama hujan deras, kecuali dilakukan
dalam tempat yang terlindung.
9. Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang
kropos atau cacat lainya maka perbaikan hanya dilakukan setelah mendapat
persetujuan dari Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas mengenai cara
pengisian atau penambahan dan penutupan lainnya.
10. Jika ketidaksempurnaan tersebut tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan
permukaan beton yang diharapkan, maka harus dibongkar atau diganti dengan
pembetonan kembali. Semua resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebut
dan biaya perbaikan kembali merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa.
11. Seluruh permukaan beton harus dilindungi selama proses pengerasan terhadap
sinar matahari dan hembusan angin kering.
12. Semua permukaan beton yang terlihat harus diambil tindakan sebagai berikut:
Sebelum beton mulai mengeras, maka beton setelah pengecoran pada hari-hari
pertama harus disiram, ditutupi dengan karung basah atau digenangi dengan air
selama paling sedikit 2 minggu secara terus menerus.
Tidak diperkenakan menaruh bahan-bahan diatas kontruksi beton yang baru
dicor (dalam tahap pengeringan) atau mempergunakannya sebagai jalan
mengangkut bahan-bahan.
DATA LUMINER LENGKAP
1. Design Luminer Lengkap LED
a. Luminer lengkap LED terdiri dari: CHIP LED,Driver,dan Housing.
b. CHIP LED On Board dan Driver LED harus didesain agar dapat dipisahkan sehingga
memudahkan perawatan dan penggantian dan satu kesatuan merk.
c. Luminer Lengkap LED yang digunakan wajib memiliki IP > 65 yang dibuktikan dengan test
report.
2. Housing (Rumah Lampu)
a) Housing harus dilengkapi dengan heatsink agar didapatkan pendinginan yang efektif.
b) Housing harus terbuat dari bahan dasar aluminium yang diproses dengan metode High
Pressure Full Die Cast sehingga tahan korosi.
3. Depresiasi Lumens & Photometric (Lumens Depriciation Test)
Luminer yang ditawarkan wajib memiliki hasil tes depresiasi lumens yang menggunakan
Serttifikasi CE atau yang setara
Street Light 20 Watt Lengkap Armateur
Working Voltage : 176 – 265 Volt
Flux Luminos : 1900 – 2000 Lm
Power Factor : ≥ 0.9
Work Hour : ≥ 50.000 Jam
IP Grade : ≥ IP 65
Sertifikasi : CE
Street Light 20 Watt Solar Cell
a. Lampu LED Type Chip On Board
b. Mempunyai Pabrik Di indonesia dan TKDN Sesuai Perpres No. 16 Tahun 2018
c. Garansi dari pabrikan 5 tahun (bukan dari distributor)
d. Driver dan armatur merupakan satu kesatuan merk
e. System solar cell yang sudah tersertifikasi dari pabrik LED yang dibuktikan dengan surat
dukungan dari pabrikan lampu.
f. Garansi Baterry untuk solar cell 3 tahun dan garansi system solar cell selama 5 tahun.
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN LAINNYA.
1. Komponen LED, dimana komponen listrik didalamnya, seperti : Lampu, Ballast, Kapasitor dan
Ignitor yang ditawarkan harus dalam satu merk pabrikan.
2. Persyaratan-persyaratan yang harus dibuktikan pada saat pelelangan dengan melampirkan :
a) Surat Dukungan dari pabrikan.
b) Surat Garansi dari pabrik selama 5 tahun
c) Brosure resmi dari pabrikan
d) Untuk kontraktor harus dilengkapi dengan Surat Penunjukan/ Dukungan ASLI dari Pabrikan
e) Hasil uji mutu Lampu dan Driver yang digunakan.