18
 S P E S I F I K A S I T E K N I S 1. PEKERJAAN PONDASI A. Lingkup Pekerjaan 1. Menyediakan tenaga ker ja, bah an- bah an, per ala tan dan ala t-al at bantu lai nny a unt uk mel aks ana kan  pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan sempurna. 2. Pondasi batu belah di gunakan pada beberapa bagian sesuai gambar teknis. 3. Pekerj an ponda si beton  bertulang dengan mutu beton K. 175 untuk pagar besi termasuk pekerjaan besi beton dan pekerjaan bekisting / acuan dan semua pekerjaan beton non struktur, seperti yang ditunjukan pada gambar. B. Persyaratan Bahan 1. Semen Portland Har us memakai mut u yang ter bai k dar i sat u jenis mer k ata s per set ujuan Dire ksi Pel aks ana dan har us memenuhi NI-8 . Seme n yang tel ah mengeras seb agia n ata u sel uru hnya tidak dib ena rka n dip erguna kan . Penyimpan an semen Por tla nd har us diusah aka n sedemi kia n rup a seh ingga beb as dari kel embaban, air den gan lantai terangkat dari tanah dan ditumpuhkan sesuai dengan syarat penumpukan semen. 2. Pasir Beton Pasir harus terdiri dari butir - butir yang bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan sebagainnya dan harus memenuhi komposis butir serta kekerasan yang dicantum dalam PBI 1971. 3. Kerikil dan Pasir Beton Digunakan kerikil dan pasir yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempuyai gr adasi ke kerasan sesuai dengan syarat- syarat PBI 1971 . Penyimpa nan harus dipisahkan satu dari yang lain, hingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan  perbandingan adukan beton yang tepat. 4. Air Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, alk ali dan bahan- bah an org anis /ba han lai n yan g dap at mer usa k bet on dan har us memenuhi NI-3 pasal 10. Apabila di pandang perlu Direksi Pelaksana dapat minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan  bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor. 5. Besi Beton Digunakan besi beton mutu U.24 kecil dari dia. 10 mm. Besi harus bersih dan lapisan minyak/letmak dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi harus bulat serta memenuh i NI-2 9 PBI 1971. Bila dipandang perlu kontrakt or diwaji bkan untuk memeriksa mutu besi beton ke Laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan : a. Peraturan – peraturan/standart setempat yang biasa dipakai. b. Peraturan - peraturan Beton bertulang Indonesia 1971, NI – 2 c. Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia 196l, N1-5 d. Peraturan semen Portland Indonesia 1972, NI-8 e. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat. f. Ketent uan-k etentu an umum untuk rnelak sanak an Pembo rong Pekerj aan Umum (AV) No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan tambahan Lembaran Negara No. 1457. g. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan Direksi Pelaksana.

Spekteknis RUSA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Spekteknis RUSA

5/8/2018 Spekteknis RUSA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/spekteknis-rusa 1/18

 

S P E S I F I K A S I T E K N I S

1. PEKERJAAN PONDASI

A. Lingkup Pekerjaan

1. Menyediakan tenaga

kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan

 pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan sempurna.

2. Pondasi batu belah di

gunakan pada beberapa bagian sesuai gambar teknis.

3. Pekerjan pondasi beton

 bertulang dengan mutu beton K. 175 untuk pagar besi termasuk pekerjaan besi beton

dan pekerjaan bekisting / acuan dan semua pekerjaan beton non struktur, seperti yang

ditunjukan pada gambar.

B. Persyaratan Bahan

1. Semen Portland 

Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Direksi

Pelaksana dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras sebagian atau

seluruhnya tidak dibenarkan dipergunakan. Penyimpanan semen Portland harus

diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, air dengan lantai

terangkat dari tanah dan ditumpuhkan sesuai dengan syarat penumpukan semen.

2. Pasir Beton

Pasir harus terdiri dari butir - butir yang bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan

sebagainnya dan harus memenuhi komposis butir serta kekerasan yang dicantum dalam

PBI 1971.

3. Kerikil dan Pasir BetonDigunakan kerikil dan pasir yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempuyai

gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971. Penyimpanan harus

dipisahkan satu dari yang lain, hingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan

 perbandingan adukan beton yang tepat.

4. Air

Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam,

alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton dan harus

memenuhi NI-3 pasal 10. Apabila di pandang perlu Direksi Pelaksana dapat minta

kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan

 bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.

5. Besi Beton

Digunakan besi beton mutu U.24 kecil dari dia. 10 mm. Besi harus bersih dan lapisanminyak/letmak dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi harus bulat

serta memenuhi NI-2 9 PBI 1971. Bila dipandang perlu kontraktor diwajibkan untuk 

memeriksa mutu besi beton ke Laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah

Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :

a. Peraturan – peraturan/standart setempat yang biasa dipakai.

b. Peraturan - peraturan Beton bertulang Indonesia 1971, NI – 2

c. Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia 196l, N1-5

d. Peraturan semen Portland Indonesia 1972, NI-8

e. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.

f. Ketentuan-ketentuan umum untuk rnelaksanakan Pemborong Pekerjaan Umum

(AV) No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan tambahan Lembaran Negara No. 1457.g. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan

Direksi Pelaksana.

Page 2: Spekteknis RUSA

5/8/2018 Spekteknis RUSA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/spekteknis-rusa 2/18

 

C. Syarat – Syarat

Pelaksanaan

1. Mutu Beton

Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah K-175 dan harus

memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI 1971

2. Pembesian

a. Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan,

sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratan harus sesuai PBI

1971.

 b. Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan gambar 

kontruksi.

c. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut tidak 

 berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari papan acauan atau lantai

kerja dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam PB1-1971.

d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus dikeluarkan dari lapangan kerja

dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari perencana/ Direksi

Pelaksana.3. Cara Pengadukan

a. Cara pengadukan harus menggunakan mesin molen

  b. Takaran untuk semen, pasir dan kerikil harus disetujui terlebih dahulu oleh

Direksi.

c. Selama pengadukan kekentalan beton harus diawasi dengan jalan memeriksa

slump, minimum 5 cm dan maximum 10 cm.

4. Pengecoran Beton

a. Kontraktor diawasi melaksanakan pekerjaan persiapan dengan

membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan

ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penernpatan

 penyangga.

 b. Pengecoran Beton hanya dapat dilaksanakan dengan persetujuan DireksiLapangan.

c. Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin dengan menggunakan alat

 penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya

cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang kerikil/split yang dapat

memperlemah kontruksi.

d. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari

 berikutnya maka tempat perhatian tersebut harus disetujui oleh Direksi Lapangan.

5. Pekerjaan Acuan/Bekisting

a. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah

ditetapkan

 b. Acuan/Bekisting harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan

  perkuatan, sehingga cukup kokoh dan menjamin tidak berubah bentuk dankedudukannya selama pengecoran dilakukan.

c. Acuan harus rapat dan tidak bocor, permukaannya harus datar dan licin,

  bebas dari kotoran-kotoran serbuk gergaji, potongan kayu tanah/lumpur dan

sebagainya sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa

merusak permukaan beton.

d. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material besi,pasir,kerikil

dan semen kepada Direksi Lapangan, untuk mendapatkan persetujuan sebelum

 pekerjaan dimulai. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi Pelaksana,

akan dipakai sebagai standar/pedoman untuk memeriksa/ menerima material yang

dikirim oleh kontraktor ke Site.

e. Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan pada tempat penyimpananyang aman, sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan dapat terjamin sesuai

 persyaratan.

Page 3: Spekteknis RUSA

5/8/2018 Spekteknis RUSA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/spekteknis-rusa 3/18

 

f. Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak-dan tidak sepuh

seng, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi

  beton/rangka harus memenuhi syarat–syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI

tahun 1971).

g. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, sehingga tidak terjadi

 penguapan 

cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan,

harus diperhatikan.

h. Beton dibasahi paling sedikit selama sepuluh hari setelah pengecoran.

6. Pekerjaan Pembongkaran bekisting hanya boleh

dilakukan dengan izin tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas

7. Pengujian Mutu Pekerjaan

a. Sebelum dilaksanakan pemasangan, kontraktor diwajibkan untuk 

memberikan pada Direksi Pelaksana ‘Certificate Test’ bahan besi dari

 produsen/pabrik. Bila tidak ada 'Certificate Test, maka kontraktor harus melakukan

 pengujian atas besi

 b. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh kontraktor dengan mengambil

  benda uji berupa kubus/selinder yang ukurannya sesuai dengansyarat-syarat/ketentuan dalam PBI 1971. Pembuatannya harus disaksikan oleh

Direksi Pelaksana. Jumlah dan frekwensi pembuatan kubus beton serta

ketentuan-ketentuan lainnya sesuai dengan PBI-1971.

c. Kontraktor diwajibkan membuat Trial Mix terlebih dahulu, sebelum

memulai pekerjaan beton.

d. Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan kepada Direksi Pelaksana

secepatnya

e. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut menjadi

tanggung jawab kontraktor.

8. Syarat-syarat Pengaman Pekerjaan

a. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x

24 jam setelah pengecoran. b. Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan

 pekerjaan lain.

c. Bila terjadi kerusakan, kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya

dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan menjadi

tanggung jawab kontraktor.

d. Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi

dengan air terus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai ketentuan dalam PBI

1971)

2. PEKERJAAN BETON

A. Lingkup Pekerjaan

1. Beton bertulang

digunakan untuk :

a. Sloof  

 b. Kolom

c. Balok 

2. Semua pekerjaan beton harus berdasarkan Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971,

Pemborong harus mempelajari terlebih dahulu metoda kerja dari pekerjaan beton ini,

dengan mengacu pada peraturan tersebut dan spesifikasi ini. Kegagalan pekerjaan

  beton yang terjadi akibat menyimpangan dari spesifikasi ini harus diperbaiki dan

seluruh biayanya menjadi tanggung jawab Pemborong.

Page 4: Spekteknis RUSA

5/8/2018 Spekteknis RUSA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/spekteknis-rusa 4/18

 

3. Secara umum, elevasi dari permukaan lantai beton adalah 5 cm dibawah elevasi

arsitektur, kecuali pada pekerjaan - pekerjaan lain yang tidak menggunakan finishing

arsitektur, elevasi struktur adalah sama dengan elevasi arsitektur.

B. Bahan yang digunakan

1. Batu bata harus memenuhi NI–10

2 . Semen

Selain yang dispesifikasi khusus, semen harus memenuhi kriteria Peraturan Portland

Cement Indonesia. Sebelum menggunakan semen. Pemborong harus menyerahkan

sertifikat pengujian semen dan produsen kepada Pengawas, Pengawas dapat meminta

 pengetesan semen yang berada di lapangan apabila dianggap perlu . Semua biaya

 pengetesan ini adalah tanggung jawab Pemborong.

Semen harus dikirim ke tempat pekerjaan dalarn keadaan tertutup rapat dalam

kemasan aslinya dari pabrik, sesuai dengan yang telah disetujui oleh Pengawas.

Semen harus diletakkan dalam silo atau ruangan, sehingga tidak mendapat pengaruh

langsung dari perubahan cuaca dan kelembaban. Gudang penyimpanan semen harus

diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan penyimpanan pada saat pengiriman

maupun pengambilan pada saat pemakaian. Semen yang digunakan harus dalamkeadaan fresh (belum mengeras).

Semen yang sudah mengalami perubahan akibat cuaca maupun kelembaban tidak 

diperkenankan untuk dipakai. Semen yang tidak memenuhi syarat harus segera

dikeluarkan dari tempat pekerjaan, dengan sepengetahuan Pernberi Tugas/

Pengawas.

3 . Aggregat 

a. Aggregat yang digunakan harus sesuai dengan Peraturan Beton

Bertulang Indonesia 1971. Pemborong harus mengajukan sample dan hasil test

aggregat yang akan digunakan sebelum aggregat tersebut dikirim ketempat

 pekerjaan.

 b. Aggregat kasar adalah aggregat yang tertahan pada ayakan no. 5,

aggregat halus adalah aggregat yang dapat melewati ayakan no. 5. Kedua jenis

aggregat ini harus dikombinasikan dalam suatu proporsi yang baik, sehingga

menghasilkan beton dengan mutu terbaik.

c. Aggregat kasar harus bersih dari lumpur dan bahan- bahan kimia yang

dapat mempengaruhi kekuatan beton, memiliki ukuran yang beragam, keras dan

memiliki bentuk yang baik.

d. Aggregat halus yang dimaksud adalah pasir yang bersih, bebas dari

segala jenis kerang, silk, clay, garam dan bahan - bahan lain. Apabila kadar lumpur 

aggregat halus melebihi 5% dari aggregat kasar melebihi 1% maka aggregat harus

dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan. Sesuai trail mix yang dilakukan,

aggregat yang digunakan  untuk campuran beton harus berasal dari satu sumber,

yang telah disetujui oleh Pengawas.e. Aggregat harus disimpan dalam keadaan terpisah satu sama lain

  berdasarkan ukurannya diatas permukaan yang keras. Sehingga terhindar dari

kemungkinan tercampur dengan lumpur maupun tanah. Harus dibuatkan pula

saluran air disekitar penyimpanan agar kadar air dari aggregat tidak berubah terlalu

 banyak.

f. Pemborong harus melakukan pengujian laboratorium dari aggregat yang

akan digunakan, dari sumber yang telah disetujui. Penggujian dilakukan oleh

  badan yang independen. Test periodik dapat dilakukan terhadap permintaan

Pengawas untuk melakukan cek terhadap kadar air dari aggregat. Seluruh biaya

 pengetesan ini adalah tanggungjawab Pemborong.

4 . Air 

Page 5: Spekteknis RUSA

5/8/2018 Spekteknis RUSA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/spekteknis-rusa 5/18

 

a. Air yang digunakan adalah air yang jernih, tidak mengandung bahan

kimia maupun bahan – bahan organik yang dapat merusak beton dan atau baja

tulangan.

 b. Air yang dapat digunakan adalah air PAM maupun air yang berasal dari

sumber  lain yang telah ditest dan disetujui Pemberi Tugas/ Pengawas.

c. Test terhadap ini harus mengacu pada peraturan beton bertulang

Indonesia 1971 Apabila dianggap perlu air dapat ditampung ditempat kerja tetapi

harus terjaga dari pencemaran

d. Semua biaya untuk mendapatkan air bersih dan biaya pemeriksaan

dilaboraturium menjadi tanggung jawab pemborong.

5 . Bahan Tambahan

a. Bahan Tarnbahan Campuran beton harus digunakan sesuai dengan

 petunjuk dari produsen bahan tersebut.

  b. Apabila Pemborong menganggap perlu menggunakan bahan tambahan

campuran beton, Pemborong harus meminta persetujuan Pemberi Tugas

/Pengawas. Metoda pemakaian, jumlah yang akan digunakan dan jenis bahan

tambahan carnpuran beton harus diajukan oleh Pemborong oleh Pengawas sebelum

dilaksanakan.

6 . Besi Tulangan

a. Semua besi beton/tulangan yang digunakan untuk penulangan

struktur bangunan sesuai dengan gambar yaitu mutu baja U-24. Besi tulangan yang

digunakan tidak boleh ditekuk dan memiliki ukuran yang penuh, sesuai dengan

gambar. Besi tulangan ini bebas dari karat, lemak- nabati maupun hewani

C. Campuran Beton

1. Campuran beton yang digunakan adalah beton dengan kekuatan karekteristik BO

untuk pekerjaan beton tumbuk lantai kerja. Mutu beton 1:2:3 digunakan untuk semua

 beton struktur bangunan seperti tersebut pada ayat A diatas. kckuatan karakteristik yang dimaksud adalah sesuai dengan ketentuan Peraturan Beton Bertulang Indonesia

1971.

2. Dalam menentukan campuran beton, terutama gradasi aggregat dan kekentalannya

yang perlu diperhatikan pula peruntukan beton tersebut dan ukuran potongan beton

yang akan dicor, agar beton dapat dipadatkan dengan baik, dan tidak terjadi pemisahan

aggregat.

3. Beton juga harus diperhitungkan untuk tidak mengalarni pengendapan selama

 pengangkutan dan pengecorannya. Beton yang mudah mengendap tidak diperkenankan

dipergunakan.

4. Ukuran maksimum aggregat untuk beton struktur adalah 2 cm. Untuk struktur 

dengan penampang tipis, ukuran aggregat maksimum yang dipakai adalah 1 cm.

5. Setelah Pernborong mendapat persetujuan dari Pengawas tentang campuran betonakan dipakai, serta bahan- bahan yang akan digunakan dalam campuran beton tersebut.

Pemborong harus tetap menggunakan carnpuran serta bahan – bahan tadi selama

  pekerjaan beton, kecuali apabila dilakukan trial mix yang baru dan mendapat

 peresetujuan dari Pengawas.

D. Campuran Beton yang dilakukan di Lapangan

1. Dalam melakukan pencampuran beton, baik semen, aggregat,

maupun air harus dicampur dengan perbandingan berat. Apabila akan dilakukan

dengan perbandingan volume. Pemborong harus mengajukan metoda dan alat penakar 

kepada Pengawas untuk disetujui.

2. Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin

(Molen), type dan kapasitasnya harus mendapat persetujuan dari Pengawas. Metoda

Page 6: Spekteknis RUSA

5/8/2018 Spekteknis RUSA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/spekteknis-rusa 6/18

 

 pengadukan, kecepatan pengadukan harus disesuaikan dengan rekomendasi dari pabrik 

 pembuat mesin tersebut. Kapasitas mesin pengaduk tidak boleh dilampaui.

E. Pengecoran Beton

1. Pengecoran beton tidak dibenarkan dimulai sebelum pemasangan besi beton

selesai diperiksa dan mendapat persetujuan dari Pengawas.

2. Sebelum pengecoran dimulai, semua pekerjaan acuan (bekisting) baja-bajatulangan, tarik pipa-pipa instalasi air dan listrik serta angkur- angkur yang harus

ditanam dalam beton, harus sudah selesai terpasang dan mendapat persetujuan dari

Pengawas. Tempat- tempat yang akan dicor terlebih dahulu harus dibersihkan dari

segala kotoran-kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan lain-lain) dan dibasahi dengan

air semen.

3. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan rnenuangkan

adukan dengan nenjatuhkan dari suatu ketinggian yang akan mengakibatkan

 pengendapan aggregat.

4. Pengecoran dilakukan secara terus menerus. Adukan yang tidak dicor dalam waktu

lebih dari 15 menit setelah keluar dari mesin adukan beton dan    juga adukan yang

tumpah dalam pengangkutan tidak diperkenankan untuk dipakai lagi.

5. Pada pengecoran lanjutan (sambungan antar beton lama dan beton baru), maka

 permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan dengan

menyikat sampai aggregat kasar tampak, kemudian disiram dengan air  semen. Lokasi

dari Construction joint ini harus disetujui oleh Pengawas.

6. Beton tidak diperkenankan dicor dalam keadaan hujan. Pemborong harus

menyediakan pelindung atau metoda lain pada saat hujan.

F. Pemeliharaan Beton ( Curing)

a. Beton harus dilindungi selama berlangsung proses pengerasan terhadap matahari,

 pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan pengrusakan secara mekanis atau

 pengeringan sebelum waktunya.

 b. Semua permukaan beton yang terbuka harus dijaga tetap basah, selama 24 hari

dengan menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada permukaan betontersebut ataupun dengan menutupi dengan karung goni basah.

c. Metode pemeliharaan beton harus diajukan oleh Pemborong pada Pengawas untuk 

disetujui. Selain menggunakan air, apabila diperlukan pemeliharaan beton dapat

dilakukan dengan campuran kimia untuk pemeliharaan beton. Campuran kimia ini

harus benar- benar telah dibersihkan pada saat pekerjaan finishing dimulai.

G. Test Material

1. Betona. Test mutu beton rnaupun, material - material beton harus dilaksanakan oleh

laboratorium independen yang telah disetujui oleh Pengawas.

 b. Pengujian slump dan kubus beton harus memenuhi syarat Peraturan Beton

Bertulang Indonesia 1971.c. Untuk pengujian mutu beton di lapangan digunakan pengujian slump dengan

menggunakan kerucut Abrams. Selain pelaksanaan harus ada pengujian slump,

ketinggian slump yang diisyaratkan oleh Peraturan Beton Bertulang Indonesia

1971 berkisar antara 7,5 cm sampai dengan 15 cm. Cara pengujian slump adalah

sebagai berikut : adukan beton diambil saat sebelum dituangkan kedalam cetakan

 beton (bekisting), cetakan slump dibasahi dan ditempatkan diatas kayu yang rata

atau plat baja. Masukan adukan beton ke dalam. cetakan dalam 3 lapis yang kira-

kira sama tebalnya . Setiap lapis dipadatkan dengan menusuk- nusuk tongkat

 pemadat d. 16 mm panjang 60 cm dengan ujungnya yang bulat ( seperti peluru )

masing -masing 25 kali . Ratakan permukaan adukan beton dan biarkan selama 30

detik. Selain waki menunggu ini cetakan dan plat slump dibcrsihkan dari adukan

  beton yang berjatuhan. Angkat cetakan perlahan-lahan . Dalam pengangkatan posisi cetakan harus dijaga tetap dalam keadaan vertikal . Ukur penurunan dan

Page 7: Spekteknis RUSA

5/8/2018 Spekteknis RUSA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/spekteknis-rusa 7/18

 

adukan beton ( slump.), pengukuran dilakukan pada 4 titik, yang nilai penurunan

diambil harga rata-rata.

d. Sedangkan pengujian mutu beton di laboratorium digunakan test kuat tekan

yang berbentuk kubus dengan ukuran 15 x 15 x 15 cm.

e. Pengambilan adukan beton, pencetakan dan curingnya harus dibawah

Pengawas. Prosedurnya harus memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Bertulang

Indonesia 1971.

f. Pengambilan beton kubus uji dilakukan sedekat mungkin pada lokasi  yang

akan dicor, untuk menggunakan concrate pump, kubus diambil  setelah  beton

 pompa.

g. Untuk pembuatan campuran beton dilapangan, maka pengambilan kubus uji

sebagai berikut: 3 kubus uji harus diambil dari setiap 5 meter kubik beton yang

dicor, serta 1 slump test untuk setiap sample test . Jumlah minimal kubus coba

yang harus diambil adalah 20 buah. Kubus itu dipergunakan untuk test kekuatan

3,7 dan 28 hari.

h. Pengawas berhak meminta setiap saat kepada Pemborong untuk membuat uji

coba dari adukan yang dibuat.

i. Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan kubus coba menjadi tanggung jawab Pemborong.

  j. Kubus coba harus ditandai untuk identifikasi dengan suatu kode yang ada

menunjukkan tanggal pengecoran, pembuatan adukan bagian struktur yang

 bersangkutan dan lain - lain setelah selesai percobaan.

k. Cara pembuatan kubus beton adalah sebagai berikut : Isi cetakan dengan

adukan beton dalam 3 lapis, setiap lapis diisi kira- kira 1/3 isi cetakan. Masing-

inasing lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali secara merata.

Kemudian ratakan permukaan beton. Biarkan beton dalam cetakan selama 24 jam

dan letakan pada tempat yang bebas getaran. Setelah waktu 24 jam keluarkan

 benda uji dari cetakan dan rendam benda uji kedalam bak yang berisi air, agar 

  proses pemotongan (curing) beton berlangsung dengan baik, maka perendam

dilakukan sampai batas pengujian kuat tekan.2. Core Test 

a. Apabila temyata hasil test 28 hari tidak memenuhi syarat kekuatan, Pengawas

  berhak meminta core test untuk struktur - stuktur beton yang tidak memenuhi

syarat- syarat tersebut. Peralatan coring dan metoda - metodanya harus disetujui

oleh Pengawas.

 b. Seluruh biaya pengambilan sample untuk core test dan biaya pengetesannya

menjadi tanggung jawab Pemborong

3. Evaluasi hasil test a. Apabila ternyata hasil test 28 hari tidak memenuhi syarat, Pemborong dapat

membongkar dan mengganti seluruh volume beton yang dicor dan segala biaya

yang menjadi konsekwensinya adalah tanggung jawab Pemborong.

 b. Sebelum melakukan pembongkaran struktur, Pemborong dapat mengusulkan untuk 

melakukan core test pada struktur - struktur yang sudah selesai di cor.

c. Pemborong juga dapat mengusulkan untuk melaksanakan loading test pada

struktur tertentu. Metoda pelaksanaan loading test harus terlebih dahulu disetujui

oleh Pengawas.

d. Semua biaya pengetesan, pembongkaran maupun pengecoran kembali menjadi

tanggung jawab Pemborong.

H. Pembengkokan dan Pemasangan Besi Tulangan

1. Pembengkokan besi beton harus dilakukan secara hati-hati dan teliti, tepat pada

ukuran posisi pembengkokan sesuai dengan gambar dan tidak menyimpang dari

Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971.

2. Pembengkokan itu dilakukan tenaga yang ahli, dengan menggunakan alat-alatsedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan cacat, patah, retak-retak dsb.

Page 8: Spekteknis RUSA

5/8/2018 Spekteknis RUSA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/spekteknis-rusa 8/18

 

3. Sebelum penyetelan dan pemasangan dimulai. Pemborong harus membuat rencana

kerja pemotongan dan pembengkokan. baja tulangan (bar cutter dan bar bending

schedulle), yang sebelumnya harus diserahkan kepada Pengawas untuk disetujui.

4. Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil- peil sesuai dengan gambar dan sudah

diperhitungkan terhadap toleransi penurunannya. Pemasangan dengan menggunakan

 pelindung beton (beton decking) sesuai dengan gambar. Apabila hal tersebut tidak 

tercantum didalam gambar atau dalam spesifikasi ini, maka dapat digunakan

Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 sesuai tabel berikut ini.

Selimut Beton

Bagian Konstruksi Tebal selimut Beton minimum (cm)

- Pelat 3

- Dinding 3

- Balok 5

- Kolom 5

5. Pembengkokan kembali besi ulir tidak diperkenankan. Apabila baja polos yang sudah

dicor beton, jari- jari pembengkokan minimal harus dua kali diameter dari tulangantersebut.

6. Semua pemotongan, pernbengkokan dan toleransi pembengkokan baru sesuai dengan

 peraturan beton Bertulang Indonesia 1971. Semua tulangan harus diikat dengan baik 

dengan kawat beton

7. Pemotongan atau ketentuan penempatan sambungan harus disesuaikan dengan gambar 

atau ditempat yang ditentukan dan disetujui oleh Pengawas.

8. Tulangan yang telah terpasang tetapi belum. dicor harus dilindungi sepenuhnya

terhadap korosi, sesuai pengarahan yang diberikan oleh Pengawas.

9. Apabila tulangan selesai dipasang, pemborong harus melaporkannya kepada

Pengawas untuk diperiksa dan disetujui. Pemborong tidak diperkenankan melakukan

 pengecoran sebelum tulangan yang terpasang diperiksa dan disetujui oleh Pengawas,

tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari Pengawas.

Acuan

Umum.

a. Acuan, baik yang sementara maupun yang permanen, dimaksudkan untuk 

membentuk struktur- sturktur beton dengan segala detailnya. Acuan yang dibuat

harus dapat dipertahankan bentuknya, baik selama pemasangan tulangan maupun

 pengecorannya.

 b. Perancah termasuk segala jenis unsur- unsurnya seperti pengaku, balok pengikat

dan tiang, juga termasuk pondasi sementara yang diperlukan untuk memikul acuan

tanpa menimbulkan settlement.

c. Baik acuan maupun perancah harus dilaksanakan oleh Pemborong, untuk 

menyangga berat maupun tekanan dari beton dalam keadaan basah dan peralatanyang mungkin ada diatasnya, serta beban- beban kejut dan getaran . Kesemuanya

ini harus direncanakan dengan metoda ereksi dan pembongkaran yang sederhana

sehingga memudahkan pemasangan, penambahan maupun pembongkarannya.

d. Deflekasi (lendutan) yang diijinkan terjadi adalah 1/900 bentang dan balok 

kantilever, lendutan yang dlijinkan adalah 1/300 bentang.

e. Brancing-brancing harus dipasang untuk menghindari pergerakan horizontal

transversal maupun longitudinal yang terjadi.

f. Gambar-gambar yang menunjukan detail dari acuan maupun perancah,

 perhitungan perancah, elevasi dari acuan maupun perancah harus diajukan olch

 pemborong untuk disetujui oleh Pengawas.

 Bekisting yang digunakan

a. Acuan dibuat dari multipleks dengan ketebalan minimum 10 mm. Atau material

lain yang disetujui oleh Pengawas.

Page 9: Spekteknis RUSA

5/8/2018 Spekteknis RUSA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/spekteknis-rusa 9/18

 

b. Acuan yang dipakai harus bersih dari segala macam kotoran, apabila akan

digunakan kembali acuan harus bersih, acuan yang sudah rusak dan tidak lurus lagi

tidak diperkenankan dipakai kembali.

c. Untuk mengejar kecepatan pengecoran, diisyaratkan agar Pemborong membuat

 panel-panel bekisting yang standar untuk acuan bagian konstruksi yang tipikal.

 Pelaksanaan Pekerjaan

a. Multipleks yang digunakan untuk acuan harus ditumpu sepanjang tepinya.

Kaso-kaso, pengaku dan penumpu harus dipasang sedemikian rupa sehingga dapat

dipertahankan kelurusannya dan kekuatannya  selama pengecoran maupun

 pemadatan beton dilakukan.

  b. Pengaku, acuan serta perancah yang dibuat harus dipersiapkan terhadap

kemungkinan settlement dari perancah tersebut. Acuan harus diperbaiki apabila

ternyata perancah mengalami settlement.

c. Semua tiang perancah harus dipasang dengan pengaku vertikal horizontal maupun

diagonal. Barcing lateral harus dari dua arah dan bracing diagonal baru dua sisi,

 baik horizontal maupun vertikal.

d. Apabila tiang ternyata perlu disambung, pemasangan bracing harus diatur sesuai

dengan lokasi penyambungan tersebut.e. Sebelum pekerjaan pengecoran beton dilaksanakan, semua unsur yang harus

  berada di dalam beton tersebut sudah ditempatkan secara benar, termasuk 

 pengaturan selimut betonnya.

f. Seluruh perancah dan acuan harus diperiksa kembali pada saat pengecoran beton

akan dimulai. Apabi!a temyata ada bagian perancah atau acuan yang berubah

 posisi, perancah maupun acuan tersebut harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum

 pengecoran dilaksanakan.

Waktu untuk melepas Bekisting 

a. Acuan dapat dilepaskan dari beton apabila pembongkarannya dapat

dipastikan tidak mengakibatkan kerusakan beton, dan acuan tersebut sudah mudah

dilepaskan dari beton.

 b. Waktu untuk melepas acuan dan perancah tergantung dari cuaca, metoda pemeliharaan beton, kekuatan beton type dari struktur dan beban rencana. Dalam

segala hal, waktu untuk melepas acuan dan perancah tidak kurang dari :

 No Unsur Struktur Waktu

1

2

3

4

5

6

Samping balok, didinding, kolom

yang tidak dlbebani

Pelat

Balok ( acuannya saja)

Perancah pelat diantara balok 

Perancah balok dan plat slab

Perancah kantilever 

24 jam

28 hari

7 hari

14 hari

14 hari

28 hari

c. Pekerjaan pembongkaran acuan harus dilaporkan dan disetujui sebelumnya

oleh Pengawas.

Finishing Beton

1. Permukaan yang kelihatan

a. Beton yang permukaannya kelihatan (exposed) harus difinish dengan

adukan. Lubang-lubang yang terjadi pada beton harus diisi dengan adukan .

 b. Untuk dinding penahan tanah, lubang pengikat acuan tidak diperkenankan.

Page 10: Spekteknis RUSA

5/8/2018 Spekteknis RUSA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/spekteknis-rusa 10/18

 

c. Lubang - lubang pada permukaan beton tidak boleh lebih besar dari 3 mm,

lubang yang lebih besar diameter 3 mm tapi lebih kecil dari 20 mm tidak boleh

melebihi 0.5% dari permukaan beton tersebut. Lubang yang lebih besar dari 20

mm tidak diperkenankan. Apabila terdapat lubang yang lebih besar dari 20 mm,

harus dikonsultasikan oleh Pengawas.

d. Jika permukaan beton tidak cacat, adukan yang digunakan untuk perbaikan

harus berwana sama dengan beton disekelilingnya. Sample harus dibuat dahulu

sebelum perbaikan permukaan beton tersebut dimulai.

2. Pelat  a. Permukaan pelat harus merupakan permukaan yang rata tanpa adanya

kelebihan adukan ataupun lubang- lubang pada permukaan pelat tersebut, diluar 

 batas toleransi yang diijinkan.

  b. Apabila penambahan permukaan finishing tersebut langsung dilakukan

sebelum beton mengeras secara total, semua kelebihan air, adukan maupun

kotoran-kotoran lain dibersihkan dengan cara disikat hati- hati untuk mencegah

ikut terbawanya aggregat yang sudah dicorkan.

c. Apabila plat difinish dengan adukan, permukaan beton tersebut harusdibuat kasar sesuai dengan schedule finishing yang ada. Permukaan beton tersebut

harus diratakan sehingga memiliki yang sama, tidak melewati batas toleransi yang

diijinkan.

Toleransi Pekerjaan Pengecoran

Toleransi pelaksanaan dari seluruh pekerjaan beton, dalam segala hal tidak boleh melebihi

schedule toleransi dibawah ini.

Posisi as kolom dan as dinding

geser (posisi bangunan)

6 mm dalam 3 m panjang nilai maksimum 1cm

untuk seluruh panjang

Posisi Pondasi dan Pile cap

Dimensi pondasi dan Pile cap

2 % dari lebar pondasi dengan nilai maksirnum 5 cmminus 1 cm sampai plus 5 cm minus 5% sampai plus

10 % dengan nilai maksimum 5 cm

Dimensi unsur-unsur vertikal dan

miring

Dimensi horizontal kolom dan

dinding geser dari ketinggiannya

5 mm dalam 5 mm dengan nilai maksimum

1 cm untuk seluruh panjang

1,2 cm dari ketingglan 30 meter 2 cm dari

ketinggian 60 meter 2,5 cm dari ketinggian

90 meter 

Level rata-rata

Jarak lantai ke lantai 3 meter, deviasi = 6

Mm

Jarak lantai ke lantai 6 meter, deviasi = 1,2Jarak lantai ke lantai lebih dari 12 meter,

deviasi = 2 mm

Deviasi level dari permukaan plat

6 mm dari 3 meter panjang 1 cm dari 6

meter panjang dengan nilai maksimurn 2

cm untuk panjang keseluruhan.

Deviasi potongan (plat, balok 

kolom maupun dinding geser)

Dimensi < 15 cm + 1 cm sampai -3mm

Dimensi >= 15 cm + 1,2 cm sampai – mm

Bukaan pada dinding dan plat 6 mm

3. PEKERJAAN DINDING

1. PEKERJAAN PASANGAN BATA

Page 11: Spekteknis RUSA

5/8/2018 Spekteknis RUSA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/spekteknis-rusa 11/18

 

A. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu

yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang

 baik.

2. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang disebutkan tujuan

dalam gambar atau sesuai petunjuk Pimpinan kegiatan.Persyaratan Bahan

1. Batu bata harus memenuhi NI–10

2. Semen Portland harus memenuhi NI-8

3. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2

4. Air harus memenuhi PVBI-1982 Pasal 9.

Syarat–syarat Pelaksanaan

1. Pasangan batu bata merah adalah pasangan 1/2 bata, dengan menggunakan adukan

1 Pc : 4 Pc.

2. Batu bata merah yang digunakan batu bata merah, ex lokal dengan kualitas terbaik 

yang disetujui Pimpinan kegiatan, siku dan sama ukurannya 5 x 11 x 22 cm.

3. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga

 jenuh.

4. Setelah bata terpasang dengan baik, nad/siar harus dikerok sedalam 1 cm dan

dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.

5. Pasangan dinding batu bata sebelum diplaster harus dibasahi dengan air terlebih

dahulu dan siar-siar dikerok serta dibersihkan.

6. Pernasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maksimum 24

lapis setiap harinya diikuti dengan cor kolom/balok beton praktis.

7. Pembuatan lubang pada pasangan bata untuk penempatan steager sama sekali tidak 

diperkenankan.

8. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian

 pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 6 mm jarak 50 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan

  bagian yang ditanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali

ditentukan lain.

9. Tidak diperkenankan memasang batu bata merah yang patah/rusak melebihi 5 %

10. Pemasangan batu bata untuk dinding ½ batu harus menghasilkan dinding finish

setebal 15 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.

2. PEKERJAAN PLESTERAN

A. Lingkup Pekerjaan

5. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja,

 bahan-bahan, peralatan termasuk alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk 

melaksanakan pekerjaan plesteran , sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang

 bermutu baik.

2. Pekerjaan pelesteran dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan luar 

serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjuk dalam gambar.

Persyaratan Bahan

1. Semen Portland harus memenuhi N1-8 (dipilih dari satu produk  

untuk seluruh pekerjaan)

2. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2

3. Air harus memenuhi NI- 3 pasal 10

4. Penggunaan adukan plesteran :a. Adukan 1 Pc : 4 Ps dipakai untuk seluruh pelesteran dinding lainnya.

Page 12: Spekteknis RUSA

5/8/2018 Spekteknis RUSA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/spekteknis-rusa 12/18

 

 b. Seluruh pemukaan plesteran acian dari bahan Pc.

Syarat–syarat Pelaksanaan

1. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang

digunakan sesuai dengan petunjuk Pimpinan kegiatan dan persyaratan tertulis dalarn

uraian dan syarat pekerjaan ini.

2. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana perkerjaan bidang beton atau pasangan dinding batu bata telah disetujui oleh Pimpinan kegiatan sesuai

uraian Syarat Pekerjaan ini.

3. Untuk dinding bagian luar dari nol lantai bangunan sampai ketinggian

1.4m dinding diplester kasar sesuai dengan bangunan stasiun yang ada.

4. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk 

dalam gambar arsitektur terutama pada garnbar detail dan gambar potongan mengenai

ukuran tebal/tinggi/peil dan bentuk propilnya.

5. Campuran adukan perekat yang dimaksud adalah campuran dalam

volume, cara pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi

 persyaratan sebagai berikut :

a. Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang

  berhubungan dengan udara luar, dan semua pasangan batu bata dibawah

 permukaan tanah sampai ketinggian 20 cm dari permukaan lantai dipakai adukan

 plesteran 1 Pc : 2 Ps.

 b. Untuk adukan kedap air, harus ditambah dengan Daily bond, dengan

 perbandingan 1 bagian Pc. 1 bagian Daily bond.

c. Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 Pc : 4 Ps

d. Plesteran halus (acian) dipakai campuran Pc dan air sampai

mendapatkan campuran homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran

 berumur 8 hari, untuk adukan plesteran finishing harus ditambah dengan additive

 plamix dengan dosis 200-250 gram plamix untuk setiap 40 Kg semen.

e. Semua jenis adukan perekat tersebut diatas harus disiapkan sedemikian

rupa sehingga selalu dalam keadaan baik dan belum mengering. Diusahakan agar   jarak waktu pencampuran aduk perekat tersebut dengan pemasangannya tidak 

melebihi 30 menit terutama untuk adukan kedap air.

6. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai

 pemasangan instalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.

7. Untuk beton, sebelum diplester permukaan harus dibersihkan dari

sisa-sisa bekisting dan permukaan diketre (scrath) terlebih dahulu dan semua

lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau form time harus tertutup adukan plester.

8. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan

difinish dengan cat dipakai pelesteran halus (acian) diatas permukaan plesterannya.

9. Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diberapen dengan

memakai spesi kedap air.

10. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya diberi alur-alur garis horizontal atau diretek (scrath) untuk memberi

ikatan yang lebih baik terhadap bahan finishingnya kecuali untuk yang menerima cat.

11. Pasangan kepala pelesteran dibuat pada jarak 1 m, dipasang tegak dan

menggunakan keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan karataan bidang.

12. Ketebalan pelesteran harus mencapai ketebalan permukaan

dinding/kolom yang dinyatakan dalam gambar. Tebal pelesteran mininum 2,5 cm

13. Untuk setiap permukaan bahan yang ada beda jenisnya yang bertemu

dalarn satu bidang datar, harus diberi naat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm

dalamnya 0,5 cm, kecuali bila ada petunjuk lain di dalam gambar.

14. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau

cembung bidang yang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m, jika melebihi,

kontraktor berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.

Page 13: Spekteknis RUSA

5/8/2018 Spekteknis RUSA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/spekteknis-rusa 13/18

 

15. Kelembaban pelesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung

wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi pelesteran setiap kali terlihat kering

dan melindungi dari terik panas rnatahari langsung dengan bahan penutup yang bias

mencegah penguapan air secara cepat.

16. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik,

 pelesteran harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterirna

oleh Pimpinan kegiatan dengan biaya atas tanggungan Kontraktor . Selama 7 (tujuh)

hari setelah pengacian selesai, Kontraktor harus selalu menyiram dengan air, sampai

 jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.

17. Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum difinish,

kontraktor wajib memelihara dan menjagannya terhadap kerusakan-kerusakan dan

  pengotoran bahan lain, Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab

Kontraktor dan wajib diperbaiki.

18. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum

 plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu.

4. PEKERJAAN KUSEN DAN PINTU

A. Lingkup Pekerjaan

1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu lainnya untuk 

melaksanakan pekerjaan sehingga menghasilkan pekerjaan yang baik dan sempurna

sesuai gambar dan RKS.

2. Pekerjaan meliputi pembuatan kusen, pintu panil dan jendela seperti yang ditunjukkan

dalam gambar.

B. Persyaratan Bahan

1. Bahan Rangka:

a. Dari bahan kayu kelas I .

 b. Bentuk dan profil disesuaikan terhadap shop drawing yang telah

disetujui oleh Direksi Pelaksana.

c. Nilai batas deformasi yang diizinkan 2 Mm.d. Untuk jendela menggunakan bahan anyaman rotan yang bingkai menjadi

 jendela mati yang terkunci dengan kusen.

e. Bahan yang diproses pabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu dengan

seksama sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan,

kelengkungan, pewarnaan yang disyaratkan oleh Direksi Pelaksana.

f. Tidak pecah-pecah, cacat kayu, mata kayu, kering dan tidak lapuk.

C. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan meneliti

gambar-gambar dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang). Termasuk 

mempelajari bentuk, penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detailsesuai gambar.

2. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu ditempat

 pekerjaan harus ditempatkan pada ruangan/tempat dengan sirkulasi udara yang baik,

tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.

3. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.

4. Daun pintu jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized

atas persetujuan Direksi Pelaksana tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan

tampak.

Pekerjaan Alat Pengantung Dan Pengunci

Page 14: Spekteknis RUSA

5/8/2018 Spekteknis RUSA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/spekteknis-rusa 14/18

 

Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan

tenaga kerja, bahan-bahan perlengkapan daun pintu/jendela dan alat bantu lainnya

untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan

sempurna sesuai gambar dan RKS

2. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan pada daun pintu, daun jendela seperti

yang ditunjukan/ disyaratkan dalam detail gambar.

Persyaratan Bahan

1. Semua yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang

tercantum dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian

‘hard ware’ akibat dari pemilihan merk, Kontraktor wajib melapor hal tersebut kepada

 NIK untuk mendapatkan persetujuan.

2. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari

  plat alumunium berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini

dihubungkan dengan cincin nikel ke setiap anak kunci.

Perlengkapan Pintu, Jendela1. Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu

Semua daun pintu menggunakan peralatan kunci sebagai berikut :

a. Engsel Jendela : Merk SES atau setara

  b. Engsel Pintu : Merk SES atau setara

c. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu

yang dipasang setinggi 90 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Pimpinan kegiatan.

d. Pegangan pintu dipakai handle merk SES atau setara.

2. Pekerjaan Engsel

a. Untuk pintu pada dipasang engsel merk setara SES dipasang dengan baik 

sehingga terjamin kekuatan dan kerapiannya, dipasang sesuai dengan gambar 

untuk itu.

 b. Untuk jendela dipasang engsel merk SES atau setara

c. Untuk pintu–pintu aluminium pada kelas dipasang engsel merk SES atau

setara yang distel dengan posisi single action.

3. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapat persetujuan dari

direksi.

Persyaratan Pelaksanaan

1. Engsel atas dipasang ± 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.

2. Engsel bawah dipasang ± 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu Engsel tengah

dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.

3. Penarik pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.

4. Pemasangan harus rapi, lurus dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukanoleh Pimpinan kegiatan.

5. Apabila hal tersebut tidak tercapai, Kontraktor memperbaiki tanpa tambahan biaya.

6. Door holder didasar daun pintu 6 cm dari tepi daun pnitu.

7. Pemasangan harus baik sehingga pada saat ditekan ke bawah, karet holdcr akan

menekan lantai pada posisi yang dikehendaki.

8. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan

 pengujian secara kasar dan halus.

9. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya .

10. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksana) berdasarkan

gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan lapangan.

11. Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan

termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum

Page 15: Spekteknis RUSA

5/8/2018 Spekteknis RUSA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/spekteknis-rusa 15/18

 

tercakup secara Iengkap di dalam Gambar Dokumen Kontrak sesuai dengan Standar 

Spesifikasi Pabrik.

12. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Pimpinan

kegiatan.

5. PEKERJAAN KUDA-KUDA DAN ATAP

1. PEKERJAAN KAYU

A. Lingkup Pekerjaan

a. Menyediakan tenaga kerja,

  bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan

seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan rapi.

 b. Pekerjaan ini meliputi : kuda– 

kuda dan rangka atap dengan semua bagian penguatnya dan pekerjaan kayu kasar pada

umumnya.

B. Persyaratan Bahan

1. Jenis kayu yang dipakai :a. Kayu yang kering Kelas I, digunakan untuk seluruh pekerjaan yang

disebutkan diatas, terkecuali dinyatakan lain dalam buku Syarat–syarat Teknis dan

yang dinyatakan dalam gambar.

 b. Harus benar-benar kayu bermutu terbaik dari jenis masing-masing

c. Dapat dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih

kayu, pecah-pecah, mata kayu, basah dan lapuk. Syarat-syarat kelernbaban kayu

yang dipakai harus memenuhi syarat PPKI. kelembaban tidak dibenarkan melebihi

12 %.

d. Semua kayu yang dipasang/dipakai ialah yang disetujui oleh Pimpinan

Kegiatan.

C. Syarat–syarat Pelaksanaan

1. Semua proses pemotongan dan pembuatan dikerjakan dengan mesin, kecuali untuk 

detail tertentu atas persetujuan Pimpinan kegiatan.

2. Semua pengikat berupa paku baut, kawat dan lainnya harus digalvanisasi sesuai

dengan NI 5, Bab IV, Pasal 14, 15 dan 17 tidak diperkenankan pekerjaan ditempat

 pemasangan.

3. Pengukuran keadaan lapangan diperlukan sebelum memulai pekerjaan untuk 

mendapatkan ketetapan pemasangan dilapangan

4. Bentuk kuda–kuda dibuat sesuai pola dari atap yang telah direncanakan  dalam

gambar, dengan memperhatikan letak dan bentuk atap dan lain-lain yang akan

terpasang bersamanya.

5. Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui toleransi

kerataan 0,5 cm untuk setiap 2 m2.

2. PEKERJAAN ATAP

Lingkup Pekerjaan

1. Berkaitan dengan pekerjaan penutup atap bangunan sesuai dengan gambar.

Termasuk didalamnya penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat

 bantu termasuk pengangkutan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.

Bahan

1. Bahan penutup atap adalah seng untuk kandang perawatan,

sedangkan atap asbes di gunakan pada peneduh rusa dan rumah pakan.

Page 16: Spekteknis RUSA

5/8/2018 Spekteknis RUSA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/spekteknis-rusa 16/18

 

Pedoman Pelaksanaan

1. Pemasangan Atap Ijuk harus rapi dan sesuai dengan standar pemasangan yang ada,

sambungan harus rata dengan tindihan sesuai dengan persetujuan direksi.

6. PEKERJAAN RANGKA PAGAR A. Lingkup Pekerjaan

1. Untuk rangka pagar digunakan Pipa GIP 2 “, bagian tengah dipasang kawat

harmonika uk. 4 cm tebal kawat 2 mm, ujung-ujung kawat terpasang pada besi Siku dan

 besi beton 10 mm sesuai dengan gambar teknis.

2. Pada bagian tengah kawat harmonika, dilas skor dari besi Dia. 10 mm.

3. Setiap pondasi tiang pipa GIP dan Sambungan sisi terluar di beri angkur besi beton

12 mm.

7. PEKERJAAN PINTU PAGAR 

A. Lingkup Pekerjaan

1. Untuk rangka pagar digunakan Besi GIP 2”, besi siku 80.80.5 dan

40.40.4 bagian tengah dipasang kawat harmonika uk. 4 cm tebal kawat 2 mm, ujung-

ujung kawat terpasang pada besi Siku dan Pipa GIP sesuai dengan gambar teknis.

2. Pada bagian tengah kawat harmonika, dilas skor dari besi Dia. 12

mm.

3. Pintu terpasang lengkap dengan Engsel, Grendel panjang 30 cm

dan kunci gembok dengan plang besi komplit.

4. Besi dicat dengan cat minyak.

8. PEKERJAAN JALAN SETAPAK 

A. Lingkup Pekerjaan

1. Berkaitan dengan pekerjaan urugan pasir, coran lantai, pasangan pondasi batu bata

 jalan setapak dan saluran sesuai dengan gambar. Termasuk didalamnya penyediaan

tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu termasuk pengangkutan yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.

2. Pada bagian tertentu di pasang rumput lempeng sesuai dengan gambar teknis.

B. Bahan

1. Semen Portland harus memenuhi N1-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh

 pekerjaan)

2. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2

3. Air harus memenuhi NI- 3 pasal 104. Kerikil dan pasir yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempuyai gradasi

kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971

C. Pedoman Pelaksanaan

1. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam

setelah pengecoran.

2. Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan

 pekerjaan lain.

3. Bila terjadi kerusakan, kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak 

mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab

kontraktor.

4. Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan

air terus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai ketentuan dalam PBI 1971)

Page 17: Spekteknis RUSA

5/8/2018 Spekteknis RUSA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/spekteknis-rusa 17/18

 

9. PEKERJAAN TEMPAT MINUM DAN MANDI RUSA

A. Lingkup Pekerjaan

1. Untuk tempat minum rusa digunakan drum plastik yang dibelah dua dan ditempatkan

sesuai dengan permintaan user.

2. Pada bagian tepi danau dilakukan galian tanah untuk tempat mandi rusa dan bagian

kelilingnya disusun batu kali diameter 30 – 60 cm sesuai gambar teknis.

10. PEKERJAAN PENGECATAN

Lingkup Pekerjaan

1. Persiapan permukaan yang akan diberi cat

2. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan

3. Pengecatan permukaan Besi dan kayu dengan cat minyak, serta beton dengan cat

tembok / Air, dengan warna yang ditentukan oleh user.

Standar Pekerjaan

1. Sebelum pengecatan yang dimulai, Pemborong harus melakukan percobaan

  pengecatan pada bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan dimana

 bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara

  pekerjaan. Bidang-bidang akan dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan oleh

direksi Lapangan.

2. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi lapangan,

  bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan pekerjaan

 pengecatan.

Contoh Dan Bahan Untuk Perawatan

1. Pemborong harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada

 bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah

lapisan dan jenis lapisan (dari dasar sampai dengan lapisan akhir).

2. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Direksi Lapangan dan

disetujui secara tertulis, setelah itu barulah pemborong melanjutkan dengan pembuatan

mock up3. Pemborong harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan, untuk kemudian akan

diteruskan kepada pemberi tugas, minimal 5 galon tiap warna dan jenis cat yang

dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan

 jelas Identitas cat yang ada di dalamnya.

11.PENUTUP

Sebelum pekerjaan diserahterimakan, Kontraktor diwajibkan membersihkan Lokasi

 pekerjaan luar dan dalam dari sisa-sisa bahan bangunan, kotoran-kotoran, sehingga pada

saat serah terima dilaksanakan, bangunan dalam keadaan bersih dan rapi

A. Pada waktu diadakan serah

terima pertama pekerjaan, maka Kontraktor harus menyerahkan

a. Surat Izin Mendirikan bangunan (IBM) yang dikeluarkan Pemerintah Daerahsetempat

 b. Surat Tanda good keer pemasangan instalasi listrik dan berikut akan gambar 

 pemasangan instalasi dari pihak PLN setempat.

c. Bukti setoran bahan galian C

d. Bukti pembayaran ASTEK 

e. dan lain-lain dirasa perlu

B. Walaupun di dalam

spesifikasi teknis ini tidak lengkap tercantum satu persatu, baik mengenai kir bahan-bahan

dan lain sebagainya, maka pekerjaan tersebut dikerjakan dan bukan merupakan pekerjaan

tambahan

Sawahlunto, Mei 2011

Page 18: Spekteknis RUSA

5/8/2018 Spekteknis RUSA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/spekteknis-rusa 18/18

 

PERENCANA