SPEKTEK Selasar BPKB

Embed Size (px)

DESCRIPTION

uraian spesifikasi teknis pekerjaan pembuatan selasar kantor

Citation preview

Nama Konsultan

SPESIFIKASI TEKNIS

SPESIFIKASI TEKNISPASAL 1SPESIFIKASI UMUMA. Lingkup PekerjaanPekerjaan yang akan dilaksanakan pada proyek ini sesuai dengan gambar kerja.

B.Persyaratan dan PeraturanSemua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan teknik yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indonesia (NI), Standar Industri Indonesia (SSI), Peraturan Nasional maupun peraturan setempat lain yang berlaku atas jenis bahan tersebut.

C.Merek DagangMerek-merek dagangan untuk bahn-bahan tertentu yang disebut dalam persyaratan teknis ini dimaksudkan hanya sebagai bahan perbandingan dalam hal bentuk,modal mutu,jenis dan sebagainya.Sehingga tidak diartikan sebagai persyaratan merek yang mengikat.Pemborong dapat mengusulkan merek dagang lain yang setaraf(sekualitas) setelah mendapatkan persetujuan dari direksi pelaksanan.Dalam hal yang disebutkan 3 (tiga) merek dagang atau lebih untuk jenis bahan yang sama,maka pemborong diwajibkan untuk menyediakan salah satu daripadanya sesuai dengan persetujuan Direksi Pelaksana.

D. SituasiPemborong wajib meneliti situasi terutama keadaan tanah bangunan,sifat dan luasnya pekerjaan yang dapat mempengaruhi harga penawaran,kelalaian dan ketidaktelitian pemborong dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan tuntutan.

E. UkuranUkuran/satuan yang digunakan semuanya dinyatakan dalam matriks,kecuali untuk pekerjaan/bahan-bahan tertentu dinyatakan sesuai dengan kebutuhan.

PASAL 2PEKERJAAN PERSIAPAN

A. Pembersihan LapanganSebelum pengukurandimulai lokasi pekerjaan proyek harus dibersihkan dari sisa-sisa bangunan, rumput,semak,akar pohon tanah, humus dan segala sesuatu yang tidak diperlukan atau dapat mengganggu pekerjaan.

B. Pengukuran1. Kontraktor harus mengadakan pengukuran kembali terhadap tapak proyek dengan teliti,dengan disaksikan oleh pengawas lapangan untuk mengetahui batas-batas tapak, peil / ketinggian tanah,letak pohon-pohon dan bangunan yang tidak akan dibongkar (Jika ada) dengan menggunakan alat-alat Waterpass dan Theodolit.2. Jika terdapat perbedaan antara gambar dengan keadaan lapangan sebenarnya maka pengawas lapangan akan mengeluarkan keputusannya tentang hal tersebut.Dan pemborong wajib melakukan penggambaran kembali tapak proyek lengkap dengan keterangan mengenai peil/ketinggian tanah,batas-batas,letak pohon dan sebagainya.3. Peil nol ( 0,00) ditetapkan sesuai gambar dan dilapangan disesuaikan kondisi bangunan yang sudah ada dan keinginan pada waktu rencana awal pelaksanaan dicantumkan di dalam berita acara peninjauan lapangan.4. Kontraktor diwajibkan membuat tanda tetap untuk ukuran peil nol diatas patok yang kuat, dan memeliharanya selama waktu pekerjaan berlangsung dan patok tersebut telah disetujui oleh direksi.5. Ukuran-ukuran pokok dari pekerjaan dapat dilihat dalam gambar.6. Ukuran yang tidak tercantum,tidak jelas atau saling berbeda harus segera dilaporkan kepada pengawas lapangan.7. Apabila dianggap perlu pengawas lapangan berhak memerintah kepada pemborong untuk merubah ketinggian,letak atau ukuran sesuatu bagian pekerjaan.8. Semua ketepatan pekerjaan pengukuran dan sudut siku-siku lebih terjamin dan diperhatikan ketelitian yang sebenarnya dengan menggunakan alat-alat waterpass dan theodolit.9. Pengambilan dan pemakaian ukuranukuran yang keliru adalah menjadi tanggung jawab pemborong.

C. Pembuatan Tugu Patokan Dasar1. Letak tugu patokan dasar (bendcmark)ditentukan oleh pengawas lapangan dan dibuat oleh pemborong.2. Terbuat dari beton bertulang dengan penampang 20 x 20 cm tertanam kuat sedalam 1 meter kedalam tanah dengan bagian yang muncul diatas muka tanah secukupnya dan dibuat sedikit 3 buah patok dalam satu unit bangunan.3. Pada tugu patokan dasar dicantumkan letak peil lebih kurang 0,00 setinggi dengan permukaan bangunan yang telah ada.

D. Pengadaan Utilitas1. Pemborong harus mengadakan sumber Air bersih untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan,termasuk pompa dan reservoir/bak air berukuran sekurang-kurangnya 600 liter yang senantiasa terisi penuh.2. Air harus selalu bersih,bebas dari lumpur,minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang merusak.3. Pemborong harus mengadakan fasilitas listrik dengan daya sekurang-kurangnya 1 (satu) KVA yang berasal dari PLN atau generator.4. Pemborong harus membuat saluran pembuangan air hujan, wadah septictank sementara dan lampu lampu penerang.

E. Pembongkaran1. Pembongkaran bangunan lama harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti.2. Pembongkaran yang sekiranya dapat mengakibatkan keruntuhan harus terlebih dahulu di topang dan di kunci baik menggunakan balok kayu atau alat bantu lain yang sesuai.3. Pembongkaran dilakukan titik demi titik / tahap demi tahap dengan baik dan hati-hati agar hasil pekerjaan yang diperoleh baik dan tidak membahayakan pekerja.

F. Foto Foto Dokumen BerkalaKontraktor harus memperhitungkan biaya dokumentasi berupa foto-foto berwarna yang diambil secara berkala dan seluruh pelaksanaan pekerjaan.

G. P3KKontraktor selama pelaksanaan harus menyediakan obat-obatan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan.

H. Kantor dan Gudang PelaksanaKontraktor harus memperhitungkan biaya pembuatan direksi dan gudang untuk kontraktor.

I. Keamanan.Kontraktor harus memperhitungkan biaya untuk keamanan dengan menepatkan petugas keamanan untuk menjaga barang milik kontraktor ataupun direksi.

J. AsuransiKontraktor harus memperhitungkan biaya asuransi permulaan pelaksanaan proyek hingga selesai.

K. Pembongkaran/ pembersihan lapanganKontraktor harus memperhitungkan biaya pembongkaran terhadap bagian-bagian pekerjaan.Kontraktor harus memperhitungkan biaya pembersihan lapangan,pengeluaran segala alat-alat,puing-puing serta barang-barang bekas bongkaran dari proyek dan lain sebagainya.

L. Masa PemeliharaanKontraktor harus memperhitungkan biaya masa pemeliharaan 6 (enam) Bulan hari kelender,memperbaiki segala kerusakan dan kekurangan-kekurangan dan bertanggung jawab atas kerusakan akibat kesalahan teknis.

PASAL 3SYARAT-SYARAT TEKNIS

A. A i rTidak diperkenankan menggunakan air yang mengandung minyak asam alkali garam-garam organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak mutu bahan atau merusak bangunan.

B. Pasir UrugPasir untuk pengurukan harus bersih dan keras.pasir laut dapat digunakan dengan syarat-syarat harus dicuci dahulu dengan memenuhi syarat-syarat dalam PUBI 1970/NI-3

C. Pasir Pasang1. Pasir untuk pasangan,plesteran harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PBI-1971 /NI-2 yaitu butir-butir harus tajam dan keras,tidak dapat dihancurkan dengan jari.2. Kadar Lumpur tidak boleh melebihi 5 %3. Pasir laut tidak boleh digunakan.

D. Pasir beton1. Pasir untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI/NI-32. Butir-butir tajam,keras dan tidak dapat dihancurkan dengan jaridan pengaruh cuaca.3. Kadar Lumpur tidak boleh lebih 5%4. Pasir laut tidak boleh dipergunakan.

E. Batu Gunung/Batu kali1. Batu gunung/batu kali harus keras padat dan tidak boleh mengandung tanah.2. Tidak diperkenankan menggunakan batu karang.

F. Kerikil /batu pecah/Chipping1. Kerikil/batu pecah./chipping untuk beton harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PBI 1971/NI -2 atau PUBI -1970 /NI_32. Kerikil/batu pecah/chipping tidak boleh mengadung Lumpur lebih dari 1 %.

G. Portland Cement1. Yang digunakan adalah terdiri dari satu jenis merk dan mutu baik atas persetujuan direksi dan ditetapkan harus memakai produk lokal.Semen yang tidak boleh digunakan adalah : Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya Kantong zaknya telah sobek Semen yang tertumpah Semen yang telah dipakai untuk mencampur kering dan sudah bermalam Semen yang sudah lama dijemur/kena matahariKeamanan/tempat menyimpan semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban lantai atau percikan air.

H. Kayu1. Kayu Harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PPKI-19612. Harus Kering udara ( Kadar lengas rata-rata 12 15 % )

I. Baja Tulang Beton dan Kawat Beton.1. Jenis baja tulangan harus dihasilkan dari pabrik-pabrik baja yang sudah dikenal dan yang berbentuk batang polos atau batang-batang yang berprofil 2. Baja Polos harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PBI- 1970/NI3.3. Mutu tulangan baja yang dipakai misalnya U-24 tergantung yang ditentukan dalam bestek ini / gambar kerja.Dimana U 24 untuk semua tulangan pokok pondasi telapak,sloef,kolom balok dan ring balok.

PASAL 4PEKERJAAN PEMASANGAN BOUWPALNK

A. Lingkup PekerjaanPemasangan Bouwplank harus kokoh dan kuat serta dipasang disekeliling lokasi bagian yang akan dibangun terutama pada daerah pondasi telapak, kolom utama dan sloef.

B. BahanBahan yang dipakai untuk pasangan Bouwplank menggunakan papan kayu kls II dengan patok kayu Kls II

C. PelaksanaanPapan Bouwplank diserut rata pada bagian atasnya dan harus waterpass.Pemasangan Bouwplank harus kokoh dan kuat selama pekerjaan galian masih berlangsung.

PASAL 5PEKERJAAN GALIAN TANAH

A. Lingkup Pekerjaan1. Galian tanah pondasi Telapak2. Galian tanah pondasi batu belah3. Galian tanah saluran,pipa dan lain-lain.

B. Pelaksanaan1. Galian Tanah untuk semua pekerjaan tanah harus mencapai kedalaman yang tercantum dalam gambar kerja.2. Kecuali hal lain yang tidak tercantum dalam gambar kerja,maka kedalaman galian harus mencapai tanah keras/asli ( bukan bekas timbunan)3. Tebing galian harus cukup landai sehingga tidak mudah longsor.

PASAL 6PEKERJAAN PENIMBUNAN SERTA PEMADATAN

A. Lingkup Pekerjaan1. Timbunan kembali galian pondasi batu gunung / batu kali2. Timbunan bawah lantai.

B. PelaksanaanPenimbunan harus dilaksanakan dalam bentuk lapis demi lapis dengan ketebalan maksimal 20 cm setiap kali penimbunan dan dipadatkan dengan alat pemadatan berupa stamper tangan.

PASAL 7PEKERJAAN TIMBUNAN

A. Lingkup Pekerjaan1. Alas Pondasi Telapak2. Timbunan bawah lantai3. Alas saluran air hujan4. Alas pasangan beton tumbuk /rabat beton

B. BahanPasir yang sesuai dengan syarat-syarat teknis bahan yang disebutkan padapasal 3.

C. Pelaksanaan1. Dibawah lantai pondasi diberi lapis urug tebal minimal 10 cm padat.2. Dibawah lantai bangunan diberi lapis pasir sesuai dengan gambar kerja /Bestek.3. Pemadatan timbunan pasir dilakukan lapis demi lapis dengan menggunakan stemper tangan sambil disiram dengan air agar pemadatannya berhasil baik.

PASAL 8PEKERJAAN PASANGAN

A. Pasangan Pondasi Batu Gunung/Batu kali/Batu Belah1. Lingkup Pekerjaan Terdiri Atas Pondasi bangunan Utama dengan pondasi batu gunung/kali2. Bahan yang dipergunakan adalah Batu gunung/batu kali yang sesuai dengan syarat teknis bahan yang disebutkan dalam pasal (3)3. Pasir pasangan yang sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan/ disyaratkan pada pasal (3)4. Pasangan batu kosong pada pondasi batu gunung harus tersusun rapi tanpa menggunakan adukan.5. Pondasi batu gunung menggunakan adukan 1 : 56. Bila pada lubang-lubang galian terdapat banyak air tergenang karena air tanah/air hujuan maka air harus dipompa dan tanah lumpurnya harus dikeluarkan sampai mendapatkan hasil yang baik serta kering.7. Pada pondasi setempat maupun menerus dimana pada bagian atas terdapat kolom beton maka pada bagian tersebut disediakan stek-stek tulangan kolom yang sesuai dengan besarnya kolom.

B. Pekerjaan Plesteran1. Semua dinding tembok bangunan yang dikerjakan baik yang kelihatan maupun yang tertutup dengan plafon harus diplester.2. Pada bagian tertentu sesuai dengan gambar diberi siar ( garis horizontal).3. Pasir yang digunakan sesuai dengan syarat-syarat teknis bahan pada pasal (3).4. Sebelum pekerjaan plesteran dikerjakan maka terlebih dahulu permukaan batu merah harus disiram dengan air sampai jenuh.5. Komposisi adukan adalah 1 : 5, Untuk dinding dan 1 : 3 untuk plesteran trasraam dan 1 : 3 untuk plesteran beton.6. Ketebalan Plesteran minimal 10 15 mm7. Bidang plesteran harus rata.8. Beton yang akan diplester harus dibersihkan dari kotoran /dikerak terlebih dahulu sebelum pekerjaan plesteran dimulai.PASAL 9PEKERJAAN ACIAN

A. Lingkup Pekerjaan1. Semua dinding tembok yang telah diplester kecuali yang tertanam dalam tanah2. Semua permukaan beton yang telah diplester.

B. Bahan1. Semen Portland sesuai dengan syarat teknis bahan yang disyaratkan dalam pasal (3).2. Air yang sesuai dengan syarat teknis bahan yang disyaratkan pasal ( 3 )

C. Pelaksanaan1. Acian dibuat dalam campuran 1 PC : 2 air dengan cara air dimasukkan terlebih dahulu kedalam tempat yang disediakan untuk membuat acian sampai kira-kira kapasitas tempat baru kemudian semen dimasukkan sesuai dengan kebutuhan. 2. Tebal acian 1,5 mm

PASAL 10PEKERJAAN BETON

1. Lingkup PekerjaanBagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, pengadaan bahan material beserta kelengkapan untuk konstruksi beton yang memadai berikut pemasangan sesuai dengan gambar dan Persyaratan Teknis ini.Pekerjaan beton meliputi : Pekerjaan Rabat Beton Pekerjaan Beton Lantai Kerja Pekerjaan sloof beton bertulang Pekerjaan kolom beton bertulang Pekerjaan balok beton bertulang Pekerjaan beton bertulang lainnya sesuai gambar kerja dan bestekKontraktor diwajibkan mempersiapkan gambar kerja ( Shop drawing ) berikut rencana pengecorannya minimal 7 hari sebelum pekerjaan dimulai serta harus mendapat persetujuan dari konsultan pengawas.

2. Pengendalian PekerjaanPekerjaan ini harus sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03, PUBB NI-3 tahun 1970, NI-8 tahun 1964, PBI NI-2 tahun 1971 terutama mengenai :1. Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton (PBI 1971 NI-2, Bagian II Bab 3 Pasal 3.1 sampai dengan Pasal 3.9) ;2. Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan beton (PBI 1971 NI-2, Bagian II Bab 4-5-6 seluruh pasal) ;3. Syarat-syarat pekerjaan tulangan (PBI 1971 NI-2, Bagian IV Bab 8 seluruh pasal).

3. Bahan-bahana. Beton Site MixBeton Site MixBeton Site Mix yang dipergunakan adalah beton segar dengan campuran 1PC : 2PSR : 3KR dan air secukupnyaUntuk bahan Betonyang digunakan harus dari bahan yang bermutu baik dan disetujui oleh Direksi dan Konsultan Pengawas. Persyaratan Bahan :1. Portland Cement yang digunakan adalah Portland Cementsetara Tonasa, 2. Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas dari bahan organis, lumpur dan sebagainya, sesuai dengan persyaratan yang tercantum didalam PBI 1971.3. Split atau kerikil beton yang digunakan harus bersih dari segala macam kotoran serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan persyaratan yang tercantum didalam PBI 1971 ( ukuran 2/3 dan ).4. Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton.

b. Baja TulanganBaja tulangan yang digunakan harus dari baja mutu U-24 ( 12) dan U-39 menurut PBI 1971 yaitu baja lunak dengan tegangan leleh 1400 kg/cm2 dan tegangan patah minimum 2400-5-6. Untuk mutu baja yang menggunakan U-24 terdapat pada jenis tulangan ( polos ) dengan 12, sedangkan Untuk mutu baja yang menggunakan U-39 terdapat pada jenis tulangan( ulir ) dengan > 12 Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran (Lumpur, lemak dan karat). Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng. Kualitas tulangan yang akan digunakan sekualitas keluaran Pabrik Baja Krakatau Steel.

c. Bekistingc.1. Semua pekerjaan bekisting menggunakan bahan terbuat dari kayu minimal Kls II. Balok-balok penyangga berukuran 5/7 cm atau yang lebih dikenal dengan nama balok kaso, sedangkan kayu yang digunakan adalah jenis kayu yang keras.c.2. Pasangan bekisting harus rapi, cukup kuat dan kaku untuk menahan getaran dan kejutan gaya yang dikirim tanpa berubah bentuk. Kerapihan dan ketelitian pemasangan bekisting harus diperhatikan agar setelah bekisting dibongkar menghasilkan bidang beton yang rata.c.3. Celah-celah antara cetakan harus rapat agar pada waktu mengecor air tidak menembus keluar. Sebelum pengecoran bagian dalam bekisting harus bersih dari kotoran.

4. Pelaksanaana. Pekerjaan Persiapan Membuat shop drawing dan mengkoordinasikan / melaporkan kepada Konsultan Pengawas, untuk selanjutnya mendapatkan persetujuan dari Konsultan Perencana dan diketahui Pimpinan Proyek ; Memeriksa kembali gambar serta perhitungan konstruksi yang dibuat oleh Konsultan Perencana, jika terdapat hal yang dianggap meragukan serta membahayakan, Kontraktor Pelaksana harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan dilanjutkan kepada Konsultan Perencana. Sebelum ada kepastian dari kebenaran perhitungan tersebut, KontraktorPelaksana tidak diijinkan meneruskan bagian pekerjaan tersebut.b. Pekerjaan Penulangan Pembengkokan, pemotongan dan penempatan tulangan harus sesuai dengan gambar kerja dan mengikuti persyaratan yang tercantum di dalam PBI 1971 (Bab 5 pasal 3-4-5) ; Pengikat antara tulangan pokok dan tulangan sengkang harus dilakukan dengan kuat menggunakan kawat baja, sehingga menjamin tulangan-tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan penggetaran berlangsung ; Rangka tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga terdapat jarak bebas dari bekisting atau lantai kerja setebal/sejauh selimut beton yang diperlukan ( antara 2 cm 2,5 cm ).c. Persiapan Pengecoran Sebelum Pengecoran beton dilakukan, kontraktor wajib melaporkan kepada konsultan pengawas untuk pemeriksaan ( berupa penggunann bahan tulangan dan diminta persetujuannya untuk memulai pengecoran, hal ini berlaku untuk semua pekerjaan beton bertulang.d. Pengecoran Pengecoran beton dapat dilakukan setelah :a. Direksi / Pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui acuan / bekisting yang dibuatb. Direksi / Pengawas Lapangan selesai memeriksa dan menyetujui pembesian yang akan di cor, dan harus bersih dari kotoranc. Direksi / Pengawas lapangan telah menerima Campuran Beton untuk pengecoran. Pemadatan struktur dilakukan dengan menggunakan alat penggetar ( Vibrator ) dengan kondisi baik. Untuk melindungi beton yang dicor dari cahaya Matahari, hujan maupun angin sampai beton tersebut mengeras dengan baik dan untuk pengeringan yang terlalu cepat, maka harus dilakukan perawatan sebagai berikut :1. Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton dibasahi sampai cetakan tersebut di bongkar.2. Membasahi permukaan atas adukan beton selama 14 hari terus menerus setelah adukan beton cukup keras.

e. Pembongkaran Bekisting Pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan hati-hati dan mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas. Beton yang masih muda tidak diijinkan untuk dibebani segera. Setelah cetakan dibongkar permukaan beton diperiksa, jika terdapat permukaan yang cacat akibat pembungkaran bekisting maupun oleh proses pengecoran maka kontraktor harus segera memperbaikinya. Umumnya diperlukan waktu sekurang-kurangnya 4 ( empat ) hari sebelum cetakan dibuka untuk bagian dinding-dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan lainnya sampai 7 ( tujuh ) hari untuk dinding-dinding pemikul serta 21 (dua puluh satu) hari untuk pemikul beban dan plat lantai. Bahan-bahan bekas cetakan yang sudah tidak digunakan lagi harus segera dikumpulkan serta segera dkeluarkan dari lokasi agar tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan selanjutnya. Seluruh pekerjaan dan pembuatan dan pembongkaran bekisting harus sesuai dengan PBI 1971.f. Ceklist PekerjaanSebelum pelaksanaan pengecoran dilakukan, terlebih dahulu kontraktor pelaksana membuat form cheklist pekerjaan untuk diajukan ke Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana untuk persetujuan mengenai pekerjaan penulangan. Apabila pada pengecekan penulangan tidak sesuai dengan gambar kerja, maka terlebih dahulu Kontraktor Pelaksana memperbaiki atau membongkarpekerjaan tersebut sampai dengan adanya persetujuan dari Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas serta diketahui oleh Pimpinan Proyek.

PASAL 11PEKERJAAN KAYU

A. Rangka Atap1. Lingkup Pekerjaan terdiri dari semua bangunan yang menggunakan atap Seng Gelombang BJLS 20.2. Bahana. Semua kayu yang dipakai adalah Kls IIb. Ukuran 5 x 7 cm digunakan untuk gording3. Pelaksanaana. Ukuran kayu yang disebutkan diatas menunjukkan ukuran jadi.b. Dilarang memakai kayu yang cacat seperti retak-retak dan mata kayu yang lapukc. Jarak kasau dengan reng disesuaikan dengan ukuran yang tercantum dalam gambar.

B. Pekerjaan Lisplank1. Lingkup Pekerjaan adalah Semua Lisplank yang tertera dalam gambar kerja.2. BahanPapan kayu kls II atau setara 2 X 30 cm disusun dua sesuai dengan gambar kerja3. Pelaksanaana. Semua bagian lisplank yang nampak harus diserut ratab. Tidak boleh menggunakan kayu yang cacat.c. Sebelum pekerjaan cat untuk lisplank terlebih dahulu didempul lalu dicat rata.

PASAL 12PEKERJAAN ATAP

A. Lingkup PekerjaanSemua Bangunan sesuai dengan gambar

B. Bahan 1. Bahan yang digunakan adalah Atap Seng Gelombang BJLS20KI atau sejenis 2. Syarat-syarat bahan sesuai spesifikasi yang dikeluarkan oleh Pabrik.

C. Pelaksanaan1. Sebelum Pemasangan harus diperhatikan spesifikasi pemasangan sesuai gambar kerja2. Pek.Nok diperkuat dengan pasangan sesuai dengan arah atap.3. Jarak gording dan tempat memasang sesuai dengan gambar kerja.4. Overlap atap sesuai dengan spesifikasi pabrik.

PASAL 13PEKERJAAN KERAMIK

A. Lingkup PekerjaanSesuai dengan gambar kerja

B. Bahan1. Keramik Merek Asia Tile atau setara yang digunakan harus disetujui oleh direksi lapangan setara KW. 12. Ukuran keramik Lantai Utama yang digunakan 30x30 cm.C. Pelaksanaan1. Sebelum pemasangan keramik harus direndam dalam air sampai jenuh.2. Sebelum pemasangan,terlebih dahulu dilihat oleh direksi lapangan3. Sebelum Pemasangan lantai dilapisi pasir dengan ketebalan bervariasi sesuai dengan gambar kerja dan perlu dibuatkan lantai kerja.4. Adukan digunakan 1 : 35. Permukaan bidang atas lantai harus rata dan rapi.

PASAL 14PEKERJAAN PENGECATAN

A. Bagian yang dicat tembok adalah dinding bagian dalam dan luar,kolom,beton.B. Merek dan warna yang digunakan adalah merek seperti yang disebutkan dalam kontrak dan ditentukan oleh direksi Teknik.C. Bidang yang dicat harus terlebih dahulu dibersihkan dan telah diaci dan diplamur serta digosok sehingga permukaannya rata dan halus.D. Pengecetan tembok pada bidang yang luas harus menggunakan roller,sedangkan pada bidang yang sempit menggunakan kuas dengan minimal 3 kali sapuan.E. Direksi teknik berhak meminta kontraktor untuk mengulangi kembali pekerjaan pengecetan apabila dilihat kualitas cat belum memperlihatkan hasil yang optimal. Batasan yang optimal ditentukan oleh direksi Teknik.F. Sebelum dicat kayu, dasar kayu harus sebelumnya dimeni paling sedikit 2 kali.G. Bidang kayu yang akan dicat sebelumnya telah dibersihkan dan dihaluskan dengan kertas gosok dan plamur kayu.H. Bagian yang dicat kayu adalah kusen pintu jendela bingkai pintu jendela, lisplank.Cat kayu yang dipergunakan mempunyai merek Gloteks atau merek lain yang disetujui Direksi Teknik.I. Pelaksanaan cat harus baik,dilaksanakan selapis demi selapis minimal 3 kali dengan menggunakan kuas.J. Cat kayu dan politur harus yang berkualitas baik.Ketika tiba dilokasi,catnya masih dalam kaleng aslinya.Direksi Teknik berhak menolak pemakaian cat apabila tiba dilokasi,segel cat sudah terbuka.

PASAL 15PEKERJAAN PENYELESAIAN

Segera setelah pekerjaan selesai, Kontraktor berkewajiban untuk membereskan seluruh lapangan pekerjaan yang terdiri dari :1. bekas bongkaran pekerjaan, bekas galian2. pembongkaran los kerja, bahan dan Direksi Keet,3. pembongkaran steiger,4. perbaiki kembali bagian pekerjaan yang rusak, serta penyempurnaan seluruh pekerjaan.5. Bahan-bahan bekas bongkaran atau berasal dari galian tanah menjadi milik Kontraktor .6. Barak bekas kerja, gudang bahan, kantor lapangan dan perlengkapannya, serta perancah-perancah atau papan cetak beton menjadi milik Proyek.

Gorontalo, 2015Halaman - 1

Halaman - 21