27
SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1. LINGKUP PEKERJAAN 1. Lingkup pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana sesuai Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Krian - Kab. Sidoarjo yang terdiri dari : a. Pekerjaan Pematangan Lahan a. Pekerjaan Persiapan b. Pekerjaan Tangga c. Pekerjaan Beton Decker Atas Saluran dan Ramp Beton d. Pekerjaan Drainase b. Pekerjaan Area Parkir Roda 4 1) Pekerjaan Tanah 2) Pekerjaan Pasangan dan Vegetasi 3) Pekerjaan Drainase c. Pekerjaan Pendestrian 1) Pekerjaan Persiapan 2) Pekerjaan Pasangan d. Pekerjaan Vegetasi 1) Pekerjaan Persiapan 2) Pekerjaan Taman e. Pekerjaan Instalasi Air Bersih dan Air Kotor 1) Pembuatan Ground Tank 1 Unit 2) Pembuatan Sumur 1 Unit 3) Sanitasi f. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal 2. Selain pekerjaan diatas yang merupakan pekerjaan pokok yang harus diselesaikan, Kontraktor Pelaksana dituntut harus melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pendukung yang diatur didalam pasal-pasal selanjutnya didalam bab ini, yang terdiri atas : a) Penyediaan tenaga. b) Pembuatan rencana jadual pelaksanaan. c) Penyediaan perlengkapan dan penjagaan keamanan. d) Penyediaan peralatan. e) Penyediaan bahan. f) Pembuatan shop drawing (gambar pelaksanaan). g) Pembuatan gambar sesuai pelaksanaan (as build drawing). h) Pembuatan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan. i) Pembenahan/perbaikan kembali lingkungan sekitar dan pembersihan lokasi. Pasal 2. PENYEDIAAN TENAGA 1. Selama masa pelaksanaan Kontraktor harus menyediakan tenaga inti yang cukup memadai untuk proyek ini yang sekurang-kurangnya terdiri dari : a. 1 (satu) orang Site Manager (S1 Teknik Arsitektur) berpengalaman 5 tahun, memiliki Surat Keterangan Keahlian (SKA Arsitek) dan telah memiliki NPWP yang selalu ada dilapangan.

SPEKTEK- Ruang Terbuka Hijau

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Spek teknik

Citation preview

Page 1: SPEKTEK- Ruang Terbuka Hijau

SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1. LINGKUP PEKERJAAN

1. Lingkup pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana sesuai Surat Perjanjian

Pemborongan Pekerjaan Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Krian - Kab. Sidoarjo

yang terdiri dari :

a. Pekerjaan Pematangan Lahan

a. Pekerjaan Persiapan

b. Pekerjaan Tangga

c. Pekerjaan Beton Decker Atas Saluran dan Ramp Beton

d. Pekerjaan Drainase

b. Pekerjaan Area Parkir Roda 4

1) Pekerjaan Tanah

2) Pekerjaan Pasangan dan Vegetasi

3) Pekerjaan Drainase

c. Pekerjaan Pendestrian

1) Pekerjaan Persiapan

2) Pekerjaan Pasangan

d. Pekerjaan Vegetasi

1) Pekerjaan Persiapan

2) Pekerjaan Taman

e. Pekerjaan Instalasi Air Bersih dan Air Kotor

1) Pembuatan Ground Tank 1 Unit

2) Pembuatan Sumur 1 Unit

3) Sanitasi

f. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

2. Selain pekerjaan diatas yang merupakan pekerjaan pokok yang harus diselesaikan, Kontraktor

Pelaksana dituntut harus melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pendukung yang diatur didalam

pasal-pasal selanjutnya didalam bab ini, yang terdiri atas :

a) Penyediaan tenaga.

b) Pembuatan rencana jadual pelaksanaan.

c) Penyediaan perlengkapan dan penjagaan keamanan.

d) Penyediaan peralatan.

e) Penyediaan bahan.

f) Pembuatan shop drawing (gambar pelaksanaan).

g) Pembuatan gambar sesuai pelaksanaan (as build drawing).

h) Pembuatan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan.

i) Pembenahan/perbaikan kembali lingkungan sekitar dan pembersihan lokasi.

Pasal 2. PENYEDIAAN TENAGA

1. Selama masa pelaksanaan Kontraktor harus menyediakan tenaga inti yang cukup memadai

untuk proyek ini yang sekurang-kurangnya terdiri dari :

a. 1 (satu) orang Site Manager (S1 – Teknik Arsitektur) berpengalaman 5 tahun, memiliki

Surat Keterangan Keahlian (SKA – Arsitek) dan telah memiliki NPWP yang selalu ada

dilapangan.

Page 2: SPEKTEK- Ruang Terbuka Hijau

b. 1 (satu) orang Pelaksana (D3 – Teknik Sipil/Arsitek) berpengalaman 5 tahun, memiliki

SKT TA022 Tk. I Pelaksana Bangunan Gedung / Pekerjaan Gedung yang selalu ada

dilapangan.

c. 1 (satu) orang Juru Ukur (STM/SMK) berpengalaman 5 tahun, memiliki SKT TS004 Tk. I

Juru Ukur / Teknisi Survey Pemetaa yang selalu ada dilapangan.

d. 1 (satu) orang tenaga Administrasi proyek (STM/SMK/SMA yang berpengalaman yang

memiliki kemampuan di bidang adminsitrasi proyek).

e. 1 (satu) orang tenaga logistik (STM/SMK/SMA).

f. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja)

dikeluarkan, Kontraktor Pelaksana sudah harus menyerahkan nama-nama tenaga yang

dipergunakan diatas lengkap dengan curriculum vitaenya serta Bagan Organisasinya.

2. Pada setiap tahapan pekerjaan konstruksi, Kontraktor harus menyediakan tenaga mandor,

tukang dan pekerja yang cukup trampil serta cukup jumlahnya, ditambah 1 (satu) orang

draftman bila diperlukan untuk pembuatan shop drawing.

3. Kontraktor berkewajiban menambah / mengganti tenaga seperti yang dimaksud pada butir 1

dan 2 diatas apabila diminta oleh Pengawas berdasarkan pertimbangan-pertimbangan teknis

yang masuk akal. Kelalaian dalam hal ini dapat dikenakan sangsi / denda kelalaian sesuai

pasal 16 (isi Surat Perjanjian Pemborongan pada pasal 8) RKS ini.

Pasal 3. PEMBUATAN RENCANA JADUAL PELAKSANAAN

1. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat Jadual Pelaksanaan dalam

bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik presentasi yang direncanakan berdasarkan

butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawarannya.

2. Pembuatan Rencana Jadual Pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor Pelaksana

selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari setelah dimulainya pelaksanaan dilapangan pekerjaan.

Penyelesaian yang dimaksud disini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan

Konsultan Pengawas.

3. Bila selama waktu 10 (sepuluh) hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai Kontraktor

Pelaksana belum dapat menyelesaikan pembuatan Jadual Pelaksanaan, maka Kontraktor

Pelaksana harus dapat menyajikan jadual pelaksanaan sementara minimal untuk waktu 2 (dua)

minggu pertama dan 2 (dua) minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan.

4. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanan disusun, Kontraktor Pelaksana harus

melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang

harus dibuat pada saat memulai pelaksanaan.

Jadual Pelaksanaan 2 (dua) mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawasan.

Pasal 4. PENYEDIAAN PERLENGKAPAN DAN PENJAGAAN KEAMANAN

1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan / mendirikan barak kerja dan gudang penyimpanan

alat dan bahan bangunan untuk keperluan pekerjaan konstruksi yang kelayakannya akan dinilai

oleh Konsultan Pengawas. Bila Konsultan Pengawas menilai barak / gudang tersebut kurang

layak dengan alasan-alasan teknis, maka Kontraktor Pelaksana harys melakukan perbaikan /

penyempurnaan sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.

2. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan / mendirikan barak direksi (Direksi Keet) yang

dilengkapi:

a. Meja rapat lengkap dengan tempat duduk dalam jumlah yang cukup.

b. Meja dan kursi berlaci dan berkunci.

c. 1 set Dokumen Kontrak.

Page 3: SPEKTEK- Ruang Terbuka Hijau

d. Direksi keet tersebut harus dibangun dengan persyaratan sebagai berikut:

1) Atap : Asbes semen / Seng gelombang

2) Dinding : Lapis Tripleks

3) Pondasi : Batu kali setempat untuk kolom dan rollag batu bata sebagai frame

block

4) Lantai : Rabat beton / concrete block

5) Dilengkapi pula kamar kecil (1,5 x 2 m) beserta penyediaan air bersih dan saluran

pembuangan air kotorannya untuk keperluan Direksi dan tamu-tamu Direksi.

3. Kontraktor harus menyediakan air minum yang cukup ditempat pekerjaan untuk para pekerja,

kotak obat yang memadai untuk PPPK, serta perlengkapan-perlengkapan keselamatan kerja.

Bila terjadi kecelakaan di tempat pekerjaan Kontraktor Pelaksana harus segera mengambil

tindakan penyelamatan. Biaya pengobatan dan lain-lain sepenuhnya menjadi tanggung jawab

Kontraktor Pelaksana (dalam hal ini Kontraktor Pelaksana diwajibkan mengikuti ASTEK).

4. Semua material yang tersebutkan didalam butir 1, 2 dam 3 diatas setelah selesainya

pelaksanaan, kembali menjadi milik Kontraktor Pelaksana dan harus dibersihkan dari lapangan

pekerjaan.

Pasal 5. PENYEDIAAN PERALATAN

1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan peralatan yang memadai jumlahnya serta berfungsi

dengan baik yang macamnya sesuai dengan tahapan pelaksanaan masing-masing komponen

konstruksinya yang terdiri dari :

a) Molen 0.13 m3 1 unit

b) Stumpper 1 unit

c) Tandem Vibratory Roller 1 Unit

d) Theodolite 1 Unit

e) Kereta Dorong 4 set

2. Kontraktor Pengawas dapat menghentikan pelaksanaan komponen konstruksi bila secara

teknis peralatan yang dipergunakan Kontraktor Pelaksana dinilai tidak memenuhi persyaratan

baik jumlahnya maupun kelayakan fungsinya.

3. Guna kesempurnaan pelaksanaan konstruksi, selama masa pelaksanaan Kontraktor Pelaksana

harus senantiasa menyediakan alat ukur theodolite guna pengukuran dan pengontrolan

kebenarannya oleh Konsultan Pengawas.

Bila Kontraktor Pelaksana tidak dapat menyediakannya, Konsultan Pengawas berhak

menyediakannya dengan biaya sewa sepenuhnya harus ditanggung oleh Kontraktor Pelaksana.

Pasal 6. PENYEDIAAN BAHAN BANGUNAN

1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan bahan-bahan bangunan yang memenuhi persyaratan

mutu dan jumlah / volumenya sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan konstruksi sesuai

dengan jadual pelaksanaan.

2. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah sebagai dibawah ini :

Sedangkan bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan disyaratkan langsung

didalam pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan komponen konstruksi di belakang.

a. A i r :

Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan

penyiraman guna pemeliharaannya harus air tawar yang bersih, tidak mengandung

minyak, garam, asam dan zat organik lainnya yang telah dinyatakan memenuhi syarat

Page 4: SPEKTEK- Ruang Terbuka Hijau

sebagai air untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium tidak lagi diperlukan

rekomendasi laboratorium.

b. Semen Portland ( PC ) :

Semen Portland yang digunakan adalah PC jenis I harus satu merk untuk penggunaan

dalam pelaksanaan satu satuan komponen bangunan, belum mengeras sebagian atau

seluruhnya. Penyimpanannya harus dilakukan dengan cara dan didalam tempat (gudang)

yang memenuhi syarat untuk menjamin keutuhan kondisi sesuai persyaratan diatas.

c. Pasir ( Ps ) :

Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran lumpur,

asam, garam dan bahan organis lainnya, yang terdiri atas :

- Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut pasir urug.

- Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar adalah

terletak antara 0,075 – 1,25 mm yang lazim dipasaran disebut pasir pasang.

- Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat rekomendasi

dari laboratorium.

d. Kerikil ( Kr ) :

Kerikil untuk beton harus menggunakan kerikil dari batu kali hitam pecah, bersih dan

bermutu baik serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang

tercantum dalam PBI 1971.

e. Batu bata :

Batu bata untuk pekerjaan pasangan dinding dan lain-lain yang disebutkan didalam

gambar, harus menggunakan batu bata merah yang memenuhi standart sebagai berikut :

1) Berukuran standart dan berwarna merah bata tua sebagai hasil dari pembakaran yang

sempurna / matang.

Pembakaran yang dimaksud adalah pembakaran dengan menggunakan kayu.

2) Sisi-sisinya bersudut tajam, dan kuat tidak dapat dikopek dengan tangan,

berpermukaan rata dan tidak menampakkan retak-retak merugikan.

3) Tidak boleh mengandung garam yang dapat larut sedemikian banyaknya sehingga

pengkristalannya dapat mengakibatkan lebih dari 50 % permukaan bata tertutup tebal

oleh bercak-bercak putih.

Pasal 7. PEMBUATAN SHOP DRAWING

1. Shop Drawing (Gambar Kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu komponen

konstruksi dilaksanakan bila :

a. Gambar detail konstruksi yang tertuang didalam dokumen kontrak tidak ada atau kurang

memadai.

b. Terjadinya penyimpangan pelaksanaan (tetapi masih dalam batas toleransi yang diijinkan)

pada konstruksi yang mendahuluinya.

Misalnya : gambar kerja untuk konstruksi kuda-kuda atap bila terjadi penyimpangan

kedudukan kolom tempat bertumpunya kuda-kuda tersebut.

c. Direksi (Konsultan Pengawas) memerintahkan secara tertulis untuk itu demi kesempurnaan

konstruksi.

Page 5: SPEKTEK- Ruang Terbuka Hijau

2. Shop drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Direksi sebelum elemen konstruksi yang

bersangkutan dilaksanakan.

Pasal 8. PEMBUATAN GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN (AS BUILD DRAWING) DAN BUKU

PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN

1. Sebelum penyerahan pekerjaan ke I, Kontraktor Pelaksana sudah harus menyelesaikan

gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas:

a. Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam pelaksanaannya.

b. Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar perubahan.

2. Penyelesaian yang pada ayat 1 diatas harus diartikan telah memperoleh persetujuan Direksi

setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.

3. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan merupakan

bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan ke I. Kekurangan dalam hal ini

akan berakibat Penyerahan Pekerjaan ke I tidak dapat dilakukan.

Pasal 9. PEMBENAHAN / PERBAIKAN KEMBALI

1. Pembenahan / perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Kontraktor Pelaksana meliputi:

a. Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa pemeliharaan

mengalami kerusakan atau dijumpai kekurang sempurnaan pelaksanaan.

b. Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan diluar pekerjaan pokok

yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi (misalnya: jalan, halaman dan

lain sebagainya).

2. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-sisa

pelaksanaan termasuk bowkeet dan Direksi keet harus dilaksanakan sebelum masa kontrak

berakhir.

Pasal 10. PERATURAN / PERSYARATAN TEKNIK YANG MENGIKAT

1. Peraturan Teknik yang dikeluarkan / ditetapkan oleh Pemerintah RI.

a. Apabila tidak disebutkan lain didalam RKS dan Gambar maka berlaku mengikat peraturan-

peraturan dibawah ini :

1) Peraturan Beton (PB) 1989 dan SK SNI 1991.

2) Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPBB NI-3/56).

3) Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2010)

4) Peraturan Umum Muatan Indonesia (PUMI BI 18/1970).

5) Peraturan Umum Bahan Indonesia (PUBI 1982).

6) Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI).

7) Peraturan Perburuhan di Indonesia (tentang Pengerahan Tenaga Kerja).

8) Peraturan-peraturan Pemerintah/Perda setempat.

9) SKSNI T -15-1991-03.

10) Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Atruktur Tembok

Bertulang untuk Gedung 1983.

2. Persyaratan Teknik Pada Gambar/RKS yang harus diikuti.

a. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail maka gambar

detail yang diikuti.

b. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang

diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan

Page 6: SPEKTEK- Ruang Terbuka Hijau

menyebabkan ketikdaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan

keputusan Direksi lebih dahulu.

c. Bila terdapat perbedaan antara RKS dan Gambar, maka RKS yang diikuti kecuali bila hal

tersebut terjadi karena kesalahan penulisan yang jelas mengakibatkan

kerusakan/kelemahan konstruksi harus mendapatkan keputusan Direksi.

d. RKS dan Gambar saling melengkapi bila didalam gambar menyebutkan lengkap sedang

RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti, demikian juga sebaliknya.

e. Yang dimaksud dengan RKS dan Gambar diatas adalah RKS dan Gambar setelah

mendapatkan perubahan/penyempurnaan didalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.

Pasal 11. PENELITIAN DOKUMEN PELAKSANAAN

1. Kontraktor Pelaksana berkewajiban meneliti kembali seluruh dokumen pelaksanaan secara

seksama dan bertanggung jawab. Bila didalam penelitian tersebut dijumpai:

a. Hal-hal yang disebutkan dalam sub pasal 6.2. diatas.

b. Gambar atau persyaratan pelaksanaan yang tidak memenuhi syarat teknis yang bila

dilaksanakan dapat menimbulkan kerusakan konstruksi atau kegagalan struktur, maka

Kontraktor Pelaksana wajib melaporkannya kepada Direksi secara tertulis, dan

menangguhkan pelaksanaan sampai memperoleh keputusan yang pasti dari Direksi.

2. Bila akibat kurang ketelitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pemeriksaan Dokumen

Pelaksanaan tersebut, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan

maka Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi yang

sudah dilaksanakan tersebut dan memperbaiki/melaksanakan kembali setelah memperoleh

keputusan Direksi tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain.

Pasal 12. PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pengadaan Air dan Listrik Kerja

1) Air dapat diambil dari sumber terdekat dilapangan dengan izin dari Direksi atau

Pemimpin Kegiatan. Jika sumber air tidak ada atau tidak ada izin untuk memakai

sumber air yang ada, maka Kontraktor harus membuat sumur pompa atau dipasok

dari luar dan air harus bersih, bebas dari bau, bebas dari limbah, minyak dan bahan-

bahan kimia lain yang merusak.

2) Listrik untuk bekerja harus disediakan kontraktor dan diperoleh dari sumber listrik

terdekat

b. Mobilisasi dan Demobilisasi

Termasuk dalam pekerjaan mobilisasi/demobilisasi disini adalah kewajiban Kontraktor

untuk:

1) Mendatangkan peralatan untuk sarana bekerja.

2) Memindahkan peralatan-peralatan sesuai kebutuhan.

c. Mengadakan atau membangun bangsal Direksi dan barak kerja.

d. Mengadakan persiapan tempat penimbunan dan penyimpanan bahan.

e. Mengadakan pengukuran / Uitzet

f. Menyediakan kotak PPPK dan perlengkapannya.

g. Jalan masuk ke lokasi proyek.

h. Papan nama proyek.

Page 7: SPEKTEK- Ruang Terbuka Hijau

2. Bahan – Bahan

a. Usuk meranti 5/7 dan kayu papan untuk Bowplank.

b. Bahan untuk bangsal Direksi seperti diatur pada Pasal 4

3. Syarat - syarat Pelaksanaan

a. Pekerjaan Persiapan

1) Sebelum memulai pekerjaan, masih dalam keadaan awal setidak – tidaknya difoto

dari 4 (empat) arah sebagai laporan fisik sebelum dimulainya pekerjaan.

2) Sebelum pekerjaan dimulai, maka Kontraktor mengadakan persiapan ijin dan

berkoordinasi dengan Pemimpin Proyek.

b. Jalan masuk ke lokasi proyek

Jalan masuk ke lokasi proyek ini melalui jalan yang ada, apabila jalan ke lokasi belum ada,

maka Kontraktor harus membuat jalan maupun jembatan/gorong- gorong dari beton

bertulang pada saluran pintu masuk dan diwajibkan untuk memelihara selama pekerjaan

berlangsung serta mengadakan perbaikan apabila terjadi kerusakan – kerusakan akibat

adanya kegiatan proyek ini.

4. Papan nama proyek baik ukuran maupun bentuknya akan ditentukan kemudian.

Pasal 13. PEKERJAAN TANAH

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan Galian

Galian lubang atau menerus pada permukaan lahan dilaksanakan pada:

1) Semua bagian untuk pekerjaan galian pondasi dan pedestrian

2) Semua jalur untuk pekerjaan drainase

3) Semua jalur untuk pekerjaan pemasangan instalasi pipa penyiraman

4) Semua jalur untuk pekerjaan pemasangan instalasi listrik

5) Semua bagian untuk pekerjaan penanaman pohon/semak/perdu (vegetasi)

6) Serta bagian - bagian yang ditunjukkan dalam gambar.

Galian lubang tanah dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik lebar, panjang,

kedalaman, kemiringan. Bila terjadi kesulitan pelaksanaan pekerjaan menurut gambar,

Pemborong segera mengajukan usulan kepada Direksi mengenai penyelesaiannya.

b. Pekerjaan Urugan

Pekerjaan pengurugan tanah dilaksanankan pada:

1) Semua bekas bagian untuk pekerjaan galian pondasi dan pedestrian

2) Semua bekas jalur untuk pekerjaan drainase

3) Semua bekas jalur untuk pekerjaan pemasangan instalasi pipa penyiraman

4) Semua bekas jalur untuk pekerjaan pemasangan instalasi listrik

5) Semua bagian dari tanah yang akan ditanam Pohon / semak / perdu

6) Pelaksanaan pengurugan menurut gambar serta peil-peil yang telah ditetapkan.

2. Bahan – bahan

a. Urugan Tanah

Page 8: SPEKTEK- Ruang Terbuka Hijau

1) Bahan urugan berupa tanah urug harus bersih dari kotoran, humus dan organisme

lainnya yang dapat mengakibatkan penyusutan atau perubahan kepadatan urugan itu

sendiri.

2) Tanah urug dapat digunakan tanah bekas galian

b. Pasir

Pasir urug harus berbutir halus dan bergradasi tidak seragam.

c. Umum

1) Semua bahan urugan yang akan digunakan berupa tanah atau pasir sebelum

digunakan,harus sudah mendapat ijin Direksi.

2) Apabila tanah untuk pengurugan diambil dari luar lokasi, maka tanah yang diambil

harus dari satu sumber serta tidak mengandung unsur sampah didalamnya dan

sudah mendapat persetujuan dari pihak Direksi.

3) Apabila bahan material susah di dapat di lapangan kontraktor wajib mencari alternatif

lain dan harus disetujui Direksi

3. Syarat – syarat Pelaksanaan

a. Pekerjaan Galian

1) Kedalaman galian saluran komplek minimal sesuai dengan gambar, sedangkan untuk

galian pondasi minimal sama dengan gambar atau telah mencapai tanah keras. Yang

dimaksud tanah keras adalah tanah dengan kemampuan daya dukung 1 kg/cm2.

2) Apabila sampai kedalaman sesuai dengan gambar belum mendapatkan tanah keras,

maka Kontraktor harus menggali lebih dalam maksimal 1,50 m dari gambar rencana.

3) Apabila pada kedalaman yang dimaksud pada butir 2) belum menemukan tanah

keras maka Kontraktor harus menghentikan galian dan dikonsultasikan dengan

Direksi dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan pemecahan sebaik-baiknya.

4) Apabila dalam melaksanakan penggalian kedalaman galian pada tanah keras lebih

dalam dan untuk mendapatkan kedalaman yang sesuai dengan kedalaman dilakukan

dengan gambar, maka Penyesuaian kedalaman dilakukan dengan menggunakan

beton tumbuk tanpa biaya tambahan dari Pemberi Tugas.

5) Pada galian tanah yang mudah longsor, Kontraktor harus mengadakan tindakan

pencegahan dengan memasang penahan atau cara lain yang disetujui Direksi.

6) Selama pelaksanaan penggalian, harus dibersihkan juga bekas – bekas akar, poko

kayu, longsoran atau benda – benda yang dapat mengganggu konstruksi pondasi.

7) Dalam pelaksanaan penggalian, pemasangan pondasi dan pekerjaan lain didalam

galian harus dihindarkan dari genangan air. Untuk itu Kontraktor harus menyediakan

pompa air dengan jumlah yang cukup untuk menunjang kelancaran pekerjaan

tersebut.

b. Pekerjaan Urugan

1) Pelaksanaan pengurugan harus dilaksanakan dengan cara setiap lapis dengan

ketebalan tiap lapisan + 25 cm dan dipadatkan dengan stamper.

2) Tanah yang akan diurugkan harus bersih dari segala sampah atau kotoran dan

dalam keadaan terurai, bukan merupakan bongkahan-bongkahan tanah agar mudah

dipadatkan.

Page 9: SPEKTEK- Ruang Terbuka Hijau

3) Tanah bongkahan tidak diijinkan untuk mengurug, disebabkan apabila terkena air

tanah dan terurai mudah terjadi penurunan lantai.

4) Dalam pelaksanaan pengurugan terutama urugan pasir dibawah lantai dan paving,

Kontraktor harus memperhatikan tingkat kepadatannya, sehingga tidak akan terjadi

penurunan lantai dan paving akibat konsolidasi urugan.

Pasal 14. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan Pasangan Pondasi Rollag Batu Merah

1) Urugan pasir dibawah bata merah sebagai landasan pondasi.

2) Pasang bata merah berjajar dengan posisi berdiri.

b. Pekerjaan Pasangan bata merah ½ bata terdiri dari :

1) Pasangan dinding trassram dengan campuran 1 Pc : 4 Ps antara lain :

Pasangan diatas Lantai setinggi 30 cm.

Tempat-tempat yang oleh Direksi dianggap perlu/tempat yang selalu berhubungan

dengan air.

2) Pasangan dinding biasa dengan campuran 1 Pc : 6 Ps dilaksanakan pada semua

pekerjaan diluar pasal 14.1. poin b.1

c. Pasangan Batu Kali

1) Pasangan batu kosong (aanstamping) dilaksanakan pada semua tempat-tempat yang

tertera pada gambar perencanaan, spesifikasi teknis dan bill of quantity

2) Pasangan batu kali dengan campuran 1 Pc : 6 Ps dilaksanakan pada semua tempat-

tempat yang tertera pada gambar perencanaan, spesifikasi teknis dan bill of quantity

d. Plesteran

1) Plesteran biasa dengan campuran 1 Pc : 3 Ps dilaksanakan pada semua pekerjaan

beton yang nampak.

2) Plesteran ekspose dengan campuran 1 Pc : 2 Ps dilaksanakan pada tempat-tempat

yang ditentukan dalam gambar perencanaan, spesifikasi teknis dan bill of quantity

3) Siar/setrikan pasangan batu kali menggunakan campuran 1 Pc : 2 Ps

e. Benangan

1) Benangan sudut dengan campuran 1 Pc : 4 Ps dilaksanakan pada semua pekerjaan

plesteran sudut yang nampak.

2) Benangan sudut, dengan campuran bagian campuran 1 Pc : 4 Ps selebar 7 cm dari

sudut pasangan tembok dan yang dimaksudkan diatas.

3) Acian dengan menggunakan air PC, setelah agak kering permukaan acian digosok

dengan kertas semen.

2. Bahan – bahan

a. Bata Merah

Bata merah harus kualitas baik, mempunyai rusuk – rusuk yang tajam dan siku, bidang

sisinya datar, padat dan tidak menunjukkan retak – retak dengan kuat tekan minimal 10

kg/cm2. Apabila dilakukan pemeriksaan dengan menggoreskan ujungnya pada rusuk yang

panjang pada bidang keras dan kasar sepanjang 1 meter, maka penjangnya berkurang

akibat aus maksimum 1 cm.

b. Batu kali

Batu kali untuk pondasi harus bersih dari kotoran, keras dan memenuhi persyaratan yang

ada di PUBI 1970 (NI-3). Batu Gunung yang digunakan berasal dari daerah terdekat.

Page 10: SPEKTEK- Ruang Terbuka Hijau

c. Semen Portland (PC).

Semen Portland harus mempergunakan semen Gresik atau merk lain yang sekwalitas dan

yang digunakan harus satu jenis merk pabrik juga untuk pekerjaan beton bertulang.

d. Pasir Pasang

Pasir pasang berasal dari lokasi setempat, gradasi tidak seragam, berujung runcing, bersih

dari lumpur dan kotoran lainnya.

3. Syarat – syarat Pelaksanaan

a. Perekat untuk Pasangan

1) Pencampuran unsur-unsur perekat dicampur berdasar pada perbandingan volume

dengan perbandingan setiap unsur perekat sesuai dengan yang telah ditentukan

diatas.

2) Untuk plesteran, pasir yang digunakan harus diayak hingga lembut.

3) Air sebagai bahan pencampur adalah air bersih yang diijinkan.

b. Pasangan Bata merah

1) Bata merah pecah yang dipasang jumlahnya tidak boleh melebihi 20 % dari jumlah

bata merah yang utuh.

2) Pasangan tembok bata merah harus dipasang dengan hubungan (verband) yang baik

tegak lurus siku dan rata. Tinggi pasangan tembok ½ batu hanya diperbolehkan

maximum tinggi 1 meter untuk setiap hari kerja.

3) Semua voeg/siar diantara pasangan batu pada hari pemasangan harus dikeruk yang

rapi.

c. Pasangan batu kali

1) Pasangan Batu Kali

a) Pemasangan batu belah untuk pondasi bila tidak dipakai Aanstamping harus diberi

dasar pasir setelah 5 cm di siram air hingga padat.

b) Batu belah harus bersih dari kotoran.

c) Ukuran sisi maksimum 20 cm dan pemasangan harus bersilang, semua

permukaan bagian dalam harus terisi adukan (mortal) sesuai dengan campuran

yang digunakan.

d) Semua nat yang tebal harus diisi batu kricak.

e) Tinggi pemasangan dalam 1 hari tidak boleh lebih dari 0,5 m.

f) Sisi samping pondasi harus dibuat (plester kasar) sesuai dengan adukan

pondasinya.

g) Dalam proses pengeringan pondasi harus selalu dibasahi atau disiram air.

h) Selama pondasi belum selesai mencapai bentuk profilnya, lubang bekas galiannya

tidak boleh diurug.

d. Plesteran

1) Sebelum bidang permukaan diplester baik itu pasangan batu merah maupun beton,

harus terlebih dahulu disiram permukaannya dengan air agar mortar plesteran dapat

merekat dengan baik dipermukaan tersebut.

2) Hasil permukaan plesteran harus menghasilkan permukaan yang halus dan rata.

3) Seluruh beton yang tampak harus menghasilkan permukaan yang halus dan rata. Bila

pelaksanaan pekerjaan beton tidak dapat menghasilkan permukaan yang halus dan

rata, maka permukaan tersebut harus diplester hingga menghasilkan permukaan

seperti yang dimaksudkan didalam gambar rancangan pelaksanaan.

4) Permukaan beton yang akan diplester harus disiapkan lebih dahulu dengan pekerjaan

pendahuluan dengan ukuran sebagai berikut :

Page 11: SPEKTEK- Ruang Terbuka Hijau

a) permukaan dibuat kasar dengan batel

b) dibasahi dengan air

c) disaput air semen (Pc)

5) Mortar untuk plesteran adalah campuran 1 Pc : 2 Ps yang diaduk secara benar-benar

homogen.

6) Ketebalan plesteran rata-rata adalah 15 mm.

7) Plesteran biasa diakhiri dengan acian halus dari adukan air semen (Pc).

Pasal 15. PEKERJAAN BETON

1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan beton sesuai dimensi dan mutu yang telah di

tunjukkan dalam spesifikasi teknis, gambar dan bill of quantity

2. Bahan – bahan

a. Semen Portland

Semen Portland yang dipakai harus dari jenis I menurut peraturan Semen Portland

Indonesia 1972 (NI-8) atau British Standard No.12 1965. Semen harus sampai ditempat

kerja dalam kondisi serta dalam kantong-kantong semen asli dari pabrik. Merk PC

dianjurkan Dalam Negeri seperti Gresik, Tiga Roda, dan lain-lain satu macam dan dengan

persetujuan Pengawas Lapangan / Direksi. Semen harus disimpan dalam gudang yang

kedap air, berventilasi baik, diatas lantai setinggi 30 cm. Kantong-kantong semen tidak

boleh ditumbuk lebih dari 10 lapis. Penyimpanan selalu terpisah untuk setiap pengiriman.

b. Agregat

Agregat (pasir, kerikil atau batu pecah) dapat dipakai Agregat alami atau buatan asal

memenuhi syarat menurut PBI 1971 (NI-2) Pasal 3.3, 3.4, 3.5 dan SK-SNI 1991. Agregat

tidak boleh mengandung bahan yang dapat merusak beton dan ketahanan tulangan

terhadap karatan. Untuk itu Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh yang memenuhi

syarat dari berbagai sumber (tempat pengambilan).

Agregat-agregat harus disimpan di tempat yang saling terpisah dalam tumpukan yang

tidak lebih dari 1 m berpermukaan yang bersih,

padat serta kering dan harus dicegah terhadap pengotoran.

c. Air

Air untuk campuran dan untuk pemeliharaan beton harus dari air bersih dan tidak

mengandung zat-zat yang dapat merusak beton. Air tersebut harus memenuhi syarat-

syarat menurut PBI 1971 (NI-2) Pasal 3.6.

d. Baja Tulangan

1) Baja tulangan yang dipakai harus dari baja mutu U-24 menurut PBI 1971 atau

Japanese Standard Class SR 24, dan harus disertai sertifikat dari pabrik pembuatnya.

Bila baja tulangan oleh Pengawas Lapangan / Direksi diragukan kwalitasnya, harus

diperiksakan di Lembaga Penelitian bahan yang diakui, atas biaya Kontraktor.

Page 12: SPEKTEK- Ruang Terbuka Hijau

2) Ukuran baja harus sesuai tersebut dalam gambar. Penggantian dengan diameter lain,

hanya diperkenankan atas persetujuan tertulis Pengawas Lapangan / Direksi. Bila

penggantian disetujui, maka luas penampang yang diperlukan tidak boleh kurang dari

yang tersebut di dalam gambar atau perhitungan. Segala biaya yang diakibatkan oleh

penggantian tulangan terhadap yang digambar, sejauh bukan kesalahan gambar,

adalah tanggung jawab kontraktor.

3) Semua baja tulangan harus disimpan yang bebas lembab, dipisahkan sesuai

diameter serta asal pembelian. Semua baja tulangan harus dilindungi terhadap segala

macam kotoran dan lemak serta sejauh mungkin dilindungi terhadap karatan.

e. Bekisting / Acuan

Bahan acuan dapat dibuat dari papan kayu kelas III yang cukup kering dengan tebal

minimum 3 cm atau panil-panil plywood baru, berukuran 120 x 120 cm dengan ketebalan

1,2 cm dengan rangka penguat, penyokong, penyangga dan lain-lain, sehingga mampu

mendukung beton sampai selesai proses ikatan beton.

f. Semua bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan Pengawas

Lapangan/Direksi. Dalam keadaan diragukan maka Perencana berhak meminta

pemeriksaan Laboratorium bahan konstruksi teknik atas biaya Kontraktor.

3. Syarat – syarat Pelaksanaan

a. Bekisting.

1) Bahan untuk bekisting harus dari kayu meranti sesuai persyaratan kayu struktural

yang diatur pada RKS ini yang terdiri dari:

a) Papan bekisting minimal tebal 2 cm.

b) Klem bekisting minimal perpenampang 4/6 cm.

c) Perancah dan penyanggah lainnya minimal berpenampang 5/7 cm

2) Bekisting harus dipotong dan dirangkai sedemikian rupa sehingga:

a) Kokoh, tidak rusak atau berubah bentuk akibat beban adukan beton dan atau

tekanan lateralnya pada saat pengecoran.

b) Antara bekisting yang satu dengan yang lain harus sejajar dan tegak lurus atau

sesuai dengan gambar.

c) Tidak menyebabkan adukan beton terurai, dalam hal ini khusus untuk bekisting

kolom disyaratkan tinggi penuangan maksimum adalah 2 m dari permukaan dasar

yang telah mengeras.

d) Mudah pembongkarannya tidak membahayakan konstruksi. Untuk dapat

memenuhi hal ini, Kontraktor Pelaksana harus membuat gambar pelaksanaannya

(shop drawing) lebih dahulu beserta perhitungan konstruksinya, dan telah

mendapatkan persetujuan Direksi (Konsultan Pengawas) sebelum bekisting

dilaksanakan.

3) Bahan bekisting yang telah dipakai tidak boleh dipakai kembali kecuali dengan ijin

Direksi secara tertulis.

4) Bila memenuhi syarat kontruksi, pemakaian bahan lain selain yang disebutkan di

atas, boleh dilakukan sepanjang telah memperoleh ijin dari Direksi (Konsultan

Pengawas).

b. Tulangan.

Page 13: SPEKTEK- Ruang Terbuka Hijau

1) Baja tulangan secara umum menggunakan baja polos atau pada gambar tertera ‘ ’

sebagai kode diameternya.

2) Baja tulangan yang akan digunakan dalam pelaksanaan hendaknya harus dilakukan

pengujian laboratorium lebih dahulu menurut prosedur teknis yang berlaku, dan biaya

pengujian sepenuhnya harus ditanggung Kontraktor Pelaksana dan sudah harus

dianggap telah termasuk didalam faktor-faktor penawaran.

3) Baja tulangan yang didatangkan dilapangan pekerjaan tidak diperkenankan langsung

dikerjakan sebelum mendapat pembenaran / persetujuan dari Direksi (Konsultan

Pengawas).

4) Bila baja tulangan yang tercantum didalam gambar ternyata tidak ada/sulit ditemukan

dipasaran, Kontraktor Pelaksana harus segera mengajukan permintaan ijin secara

tertulis yang dilampiri dengan rencana perubahan beserta perhitungan teknisnya. Bila

Direksi meluluskan, Kontraktor Pelaksana dapat melaksanakannya sesuai dengan ijin

Direksi.

5) Perlakuan pelaksanaan tulangan (penyambungan pembengkokan, pemasangan

tulangan lewatan dan lain-lain) harus memenuhi SK SNI 1991.

6) Sebelum pengecoran rangkaian tulangan sudah harus dilengkapi dengan beton

decking dengan ukuran standard yang sama dimana jumlah, penempatan dan

mutunya harus disetujui Direksi (Konsultan Pengawas).

7) Baja-baja tulangan yang akan dipakai sampai saat akan dilakukan pengecoran beton

harus bebas dari kotoran, lemak atau karat serta kotoran-kotoran lain yang dapat

mengurangi daya rekat antara campuran agregat beton dengan tulangan itu sendiri.

8) Untuk kotoran berupa karat dapat digunakan bahan kimia penghilang karat (Rust

Remover) yang tidak mengurangi diameter dan kekuatan baja tulangan.

c. Adukan Beton.

1) Adukan beton harus memenuhi mutu karakteristik beton K. 225 dan untuk beton –

beton praktis dengan campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr sesuai dengan rekomendasi

didalam SK SNI 1991.

2) Sebelum mix design dilakukan Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pengujian

agregat dilaboratorium. Bahan agregat yang dipakai untuk perencanaan campuran

beton (mix design) harus telah mendapatkan rekomendasi dari laboratorium dan

dipakai sebagai tolok banding pemeriksaan untuk agregat yang didatangkan

dilapangan pekerjaan.

3) Hasil dari perencanaan campuran yang akan dipakai pedoman didalam pelaksanaan

pekerjaann ini harus dikalibrasikan dalam perbandingan campuran dengan satuan

volume (bukan berat) yang selanjutnya dinyatakan dalam takaran bahan dilapangan

pekerjaan.

4) Selain persyaratan diatas, Kontraktor Pelaksana diperkenankan menggunakan beton

siap tuang (ready mixed concret) dari perusahaan yang tersedia :

a) Memenuhi persyaratan pengujian adukan dilapangan pekerjaan oleh Direksi

(Konsultan Pengawas).

b) Menyediakan benda-benda uji dalam jumlah yang ditetapkan Direksi sesuai

prosedur teknis pengambilan sample.

c) Diuji benda-benda ujinya dilaboratorium lain diluar laboratoriumnya sendiri.

Page 14: SPEKTEK- Ruang Terbuka Hijau

d. Pengecoran Beton.

1) Apabila Kontraktor Pelaksana hendak memulai pekerjaan pengecoran beton, maka

Kontraktor harus memberitahukan secara tertulis kepada Direksi kapan pengecoran

dilaksanakan.

2) Pengecoran hanya boleh dilaksanakan bila :

a) Kontraktor telah menyelesaikan pekerjaan penulangan dan bekisting serta

pemasangan beton becking secara sempurna dan bersih serta telah mendapatkan

persetujuan Direksi.

b) Kontraktor telah menyediakan bahan, peralatan dan persiapan tenaga serta

dinyatakan dalam daftar bahan alat dan tenaga kerja.

c) Kontraktor telah membuat schedule rencana pengecoran dan strategi pengecoran

berupa gambar serta letak bahan serta arah pengecoran.

3) Bila Kontraktor bertindak menyimpang dari ketentuan-ketentuan diatas, Konsultan

Pengawas berhak menghentikan pekerjaan ini dan semua resiko sepenuhnya

menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

e. Pemeliharaan Beton.

1) Kontraktor Pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar

matahari langsung, angin dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar.

2) Kontraktor Pelaksana diwajibkan menghindarkan pengeringan yang terlalu cepat

dengan cara-cara sebagai dibawah ini :

a) Semua bekisting yang melingkari beton yang baru dicor harus dibasahi secara

teratur sampai dibongkar.

b) Semua permukaan beton yang tidak terlindungi oleh bekisting (misalnya

permukaan plat lantai) harus ditutup dengan karung goni basah selama perkiraan

pengikatan awal berlangsung dan selanjutnya digenangi dengan air selama 14

hari sejak saat pengecoran, kecuali ditentukan lain oleh Direksi.

3) Pemeliharaan dengan penyiraman air / minimal 2 x sehari harus dilakukan setelah

berkisting dibuka selama ± 7 hari.

4) Tidak dibenarkan menimbun atau mengangkut barang diatas beton atau memakai

bagian beton sebagai tumpuan selama menurut Direksi bahwa beton tersebut belum

cukup mengeras.

f. Pembongkaran Bekisting.

1) Pembongkaran bekisting tidak dibenarkan bila :

a) Umur beton belum mencapai kekuatan sesuai SK SNI 1991.

b) Umur beton belum mencapai kekuatan yang memadai untuk medukung beban

kerja diatasnya bila hal tersebut akan dilakukan.

2) Sebelum melaksanakan pembongkaran, Kontraktor Pelaksana harus mengajukan ijin

pembongkaran secara lisan kepada Direksi (Konsultan Pengawas). Namun sebelum

Direksi memberikan ijin secara tertulis (baik melalui surat resmi maupun tertulis dalam

buku Direksi). Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan melakukan pembongkaran.

3) Pembongkaran bekisting harus dilaksanakan secara hati-hati sedemikian rupa

sehingga:

a) Tidak menyebabkan kerusakan konstruksi baik bagi betonnya sendiri maupun

konstruksi lainnya.

Page 15: SPEKTEK- Ruang Terbuka Hijau

b) Tidak membahayakan pekerja dan orang lain.

4) Bahan-bahan bekisting bekas bongkaran harus dikumpulkan disuatu tempat atas

petunjuk Direksi sehingga tidak menghambat jalannya pelaksanaan selanjutnya.

g. Akibat-akibat dari kesalahan Kontraktor Pelaksana dalam hal ini sepenuhnya menjadi

tanggung jawabnya.

Pasal 16. PEKERJAAN PELAPIS DINDING DAN LANTAI

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan Paving block

Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan berbagai jenis Paving Block

pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini

atau sesuai Petunjuk Pengawas Lapangan.

b. Pekerjaan Batu Alam

Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan berbagai jenis Batu Alam

pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini

atau sesuai Petunjuk Pengawas Lapangan.

2. Bahan-bahan

a. Pekerjaan Paving block

1) Untuk semua paving block menggunakan paving ukuran 10x20cm, tebal 8 cm, K-300,

warna merah dan abu-abu, produksi Conbloc atau sekualitas.

2) Pasang kanstein baru menggunakan kanstein ukuran 20x15x40cm produksi Conbloc

atau sekualitas

3) Khusus untuk Paving block dan Kanstein yang dimaksud sebelum didatangkan atau

memulai pemasangan Kontraktor harus mengajukan contoh terlebih dahulu kepada

Direksi dan Konsultan Pengawas serta dilakukan tes uji karakteristik ke Laboratorium

Teknik Sipil dan semua biaya ditanggung kontraktor

b. Pekerjaan Batu Alam

1) Semua bahan batu alam harus sesuai dengan jenis/type yang tertera pada gambar

dan spesifikasi yang dimaksud.

2) Khusus untuk batu alam yang dimaksud diatas Kontraktor harus mengajukan contoh

terlebih dahulu kepada Direksi.

3) Sebelum mengadakan pemasangan/mendatangkan bahan Kontraktor harus

mengajukan contoh bahan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk

mendapatkan persetujuan.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Pekerjaan paving block

1) Umum

a) Lapisan Subgrade

Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu,

sehingga mempunyai profil dengan kemiringan sama dengan yang kita perlukan

untuk kemiringan Drainage (Water run off) yaitu minimal 1,5 %. Subgrade atau

lapisan tanah dasar tersebut harus kita padatkan dengan kepadatan minimal 90 %

MDD (Modified Max Dry Density) sebelum pekerjaan subbase dilaksanakan sesuai

Page 16: SPEKTEK- Ruang Terbuka Hijau

dengan spesifikasi teknis yang kita butuhkan. Ini sangat penting untuk kekuatan

landasan area paving nantinya.

b) Lapisan Urugan Pasir

Pekerjaan lapisan urugan pasir harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi

teknis yang kita butuhkan. Profil lapisan permukaan dari subbase juga harus

mempunyai minimal kemiringan 2%, satu arah melintang kearah saluran / parit n.

Kemiringan ini sangat penting untuk jangka panjang kestabilan paving kita.

Pemasangan paving yang paling utama adalah perkerasan landasan bawah harus

benar- benar baik dan padat untuk lapisan menggunakan pasir hitam dengan

ketebalan 10 cm berfungsi untuk meratakan pada saat pemasangan.

c) Kanstein/Penguat tepi (Kerb)

Kanstin atau Penguat tepi atau Kerb harus sudah kita pasang sebelum

pemasangan paving dilakukan. Hal ini harus dilakukan untuk menahan paving

pada tiap sisi agar paving tidak bergeser sehingga paving akan lebih rapi pada

hasil akhirnya

2) Pemasangan Paving

d) Pasir alas seperti yang dipersyaratkan segera digelar diatas lapisan base.

Kemudian diratakan dengan jidar kayu sehingga mencapai kerataan yang

seragam dan harus mengikuti kemiringan yang sudah dibentuk sebelumnya pada

lapisan base.

e) Penggelaran pasir alas tidak melebihi jarak 1 meter di depan paving terpasang

dengan tebal screeding.

f) Pemasangan paving harus kita mulai dari satu titik/garis (starting point) diatas

lapisan pasir alas (laying course).

g) Tentukan kemiringan dengan menggunakan benang yang kita tarik tegang dan

kita arahkan melintang sebagai pedoman garis A dan memanjang sebagai garis B,

kemudian kita buat pasangan kepala masing-masing diujung benang tersebut.

h) Pemasangaan paving harus segera kita lakukan setelah penggelaran pasir alas.

Hindari terjadinya kontak langsung antar block dengan membuat jarak celah/naat

dengaan spasi 2-3 mm untuk pengisian joint filler.

i) Apabila tidak disebutkan dalam spesifikasi teknis, maka profil melintang

permukaan paving minimal mencapai 2 % dan maksimal 4 % denga toleransi

cross fall 10 mm untuk setiap jarak 3 meter dan 20 mm utnuk jarak 10 meter garis

lurus. Pembedaan maksimum kerataaan antaar block tidak boleh melebihi 3 mm.

j) Pengisian joint filler harus segera kita lakukan setelah pamasangan paving dan

seera dilanjutkan dengan pemadatan paving.

k) Pemadatan paving dilakukan dengan menggunakan alat plat compactor yang

mempunyai plat area 0,35 s/d 0,50 m2 dengan gaya sentrifugal sebesar 16 s/d 20

kN dan getaran dengan frekwensi 75 s/d 100 MHz. Pemadatan hendaknya

dilakukan secara simultan bersamaan dengan pemasangan paving dengan

minimal akhir pemadatan meter dibelakang akhir pasangan. Jangan meninggalkan

pasangan paving tanpa adanya pemadatan, karena hal tersebut dapat

memudahkan terjadinya deformasi dan pergeseran garis joint akibat adanya

sesuatu yang melintas melewati pasangan paving tersebut. Pemadatan sebaiknya

kita lakukan dua putaran, putaran yang pertama ditujukan untuk memadatkan

pasir alas dengan penurunan 5-15 mm (tergantung pasir yang dipakai).

Page 17: SPEKTEK- Ruang Terbuka Hijau

Pemadatan putaran kedua, disertai dengan menyapu pasir pengisi celah/naat

block, dan masing-masing putaran dilakukan paling sedikit 2 lintasan.

3) Pemasangan Kanstein

a) Kanstin atau Penguat tepi atau Kerb harus sudah kita pasang sebelum

pemasangan paving dilakukan. Hal ini harus dilakukan untuk menahan paving

pada tiap sisi agar paving tidak bergeser sehingga paving akan lebih rapi pada

hasil akhirnya. Pemasangan Kanstein dipasang sesuai gambar atau

menyesuaikan kondisi lapangan setelah dilakukan pengukuran (Uitzet). Nat-nat

pada sambungan Kansten diisi dengan perekat 1PC:3 Ps.

b. Pekerjaan Batu Alam

1) Semua bahan – bahan yang datang harus mendapatkan persetujuan dari Direksi

untuk dapat dilakukan pekerjaan selanjutnya

2) Batu Alam sebelum dipasang harus disiram dengan air agar monolit terlebih dahulu

3) Batu Alam yang akan dipasang harus bersih dari semua kotoran dan debu

4) Ujung pertemuan antar sisi batu alam harus dilakukan pemotongan bagian dalam

batu alam agar sisi pertemuan menjadi satu garis lurus

5) Pemasangan batu alam dilakukan dengan campuran 1 Pc : 4 Ps

6) Setiap sekali pemasangan batu alam, maka permukaan batu alam harus segera

dibersihkan dari segala kotoran akibat campuran atau debu pada hari itu juga agar

kondisi permukaan batu alam tetap bersih dan tidak terjadi kerak.

7) Setelah sehari pemasangan batu alam selesai maka permukaan batu alam bisa

dilakukan pelapisan Coating.

Pasal 17. PEKERJAAN PENGECATAN

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pengecatan pada tempat-tempat seperti

ditunjukkan dalam Gambar Kerja ( Grill besi dan batu alam ) serta Spesifikasi Teknis ini atau

sesuai Petunjuk Pengawas Lapangan.

2. Bahan-bahan

a. Umum

Warna untuk setiap pengecatan ditentukan kemudian oleh Direksi.

.

b. Cat besi

Cat besi menggunakan cat besi merk Emco atau sekualitas

c. Coating batu alam

Coating batu alam menggunakan merk Propan atau sekualitas

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Pengecatan Besi

1) Permukaan baja/besi harus dilapis meni besi terlebih dahulu, selanjutnya bisa

dilakukan pengecatan sebanyak 2 kali lapis cat hingga rata.

Page 18: SPEKTEK- Ruang Terbuka Hijau

2) Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk harus utuh, rata dan tidak ada

bintik – bintik atau gelembung udara. Bidang cat dijaga terhadap pengotoran –

pengotoran.

b. Pengecatan Dinding

1) Pengecatan dinding baru dapat dilaksanakan setelah bidang plesteran tembok benar –

benar sudah kering.

2) Permukaan – permukaan tembok yang cacat atau tidak rata harus diperbaiki terlebih

dahulu dengan bahan – bahan yang sama dengan dindingnya, baru dilaksanakan

plamuuran tembok dengan bahan yang telah disetujui oleh Direksi sampai rata dan

halus.

3) Untuk permukaan dinding lama harus dikerok untuk menghilangkan cat dan plamuran

lama sampai mendekati permukaan existing baru dilaksanakan perataan / plamuuran

baru.

4) Setelah plamuuran betul – betul kering, maka plamuuran diamplas sampai halus dan

dibersihkan dari debu yang menempel.

5) Untuk warna – warna sejenis, Kontraktor diharuskan menggunakan kaleng – kaleng

dengan nomor pencampuran yang sama dari pabrik.

6) Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk harus utuh, rata dan tidak ada

bagian – bagian yang belang dan bidang cat dijaga terhadap pengotoran – pengotoran.

7) Proses pengecatan plafond sama dengan proses pengecatan dinding.

8) Selain pengecatan dinding baru dinding lama yang kotor akibat pembongkaran atau

pemasangan dinding maka Kontraktor harus melakukan pengecatan.

c. Coating batu alam

Permukaan yang akan dilapisi coating harus bersih dari kotoran dan debu, selanjutnya

bisa dilakukan pengecatan politur sebanyak 2 kali lapis hingga rata.

Pasal 18. PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR

1. Lingkup Pekerjaan

a. Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan dan lain lain,

pengiriman ke site, pemasangan, pengujian atau pengetesan (commissioning) dan

pemeliharaan seluruh Pekerjaan Plambing/Sanitasi seperti disyaratkan dalam Spesifikasi

Teknik, Gambar Perencanaan dan Bill Of Quantity (BQ)

b. Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus sesuai dengan Pedoman Plumbing

Indonesia tahun 1979, serta tidak bertentangan dengan ketentuan dari jawatan

keselamatan kerja.

c. Kontraktor harus memintakan ijin yang mungkin diperlukan untuk menjalankan instalasi

yang dinyatakan dalam spesifikasi ini, atas tangguhannya sendiri. Kontraktor harus

menyerahkan ijin/keterangan tertulis tersebut diatas kepada Pengelola Proyek/Konsultan

Pengawas.

d. Pemasangan semua sistem perpipaan air bersih untuk distribusi dari pipa utama sampai

alat-alat plumbing taman lengkap dengan sambungan-sambungan tikungan dan

perlengkapan lainnya yang diperlukan.

2. Bahan-bahan

a. Pipa distribusi air bersih baru menggunakan pipa PVC type AW produksi Maspion atau

sekualitas dengan diameter sesuai yang tertera dalam gambar perencanaan, spesifikasi

teknis dan bill of quatity

Page 19: SPEKTEK- Ruang Terbuka Hijau

b. Bahan dan peralatan sambungan / Aksesoris dipakai dari mutu terbaik, kualitas dan

produksi yang sama dengan pipa yang digunakan serta telah mendapat persetujuan

Konsultan Pengawas.

c. Peralatan dan material yang akan dipakai atau dipasang harus diajukan contohnya kepada

Konsultan Pengawas sebelum dilakukan pemasangan atau pemakaian dapat berlangsung

setelah mendapatkan persetujuan dari Konsultan pengawas.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Persetujuan Alat dan Bahan

1) Kontraktor wajib menyediakan contoh peralatan yang akan dipasang, untuk disetujui

oleh Konsultan Pengawas yang ahli yang ditunjuk sebelum peralatan tersebut

dipasang.

2) Kontraktor bertanggung jawab atas komponen yang diperlukan misalnya, fixture,

fitting atau fixture times untuk kelengkapan instalasi.

3) Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan yang hilang dari

pencurian atau kerusakan. Bahan atau alat yang hilang atau yang rusak harus diganti

oleh kontraktor tanpa tambahan biaya.

4) Kontraktor bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pembiayaan yang perlu, karena

timbulnya perubahan-perubahan yang diakibatkan dari adanya penyimpangan

bahan/peralatan sebagai pengganti yang disetujui secara tertulis oleh Pengelola

Proyek/Konsultan Pengawas. Biaya pengujian bahan/peralatan/fixture tersebut

(apabila diminta oleh pengelola proyek/konsultan Pengawas) ditanggung oleh

kontraktor.

5) Sesuatu bahan, peralatan atau fixture yang akan digunakan dan tidak disebutkan

dalam spesifikasi ini hanya diperbolehkan apabila disetujui secara tertulis oleh

Pengelola proyek/konsultan pengawas. Biaya pengujian bahan ditanggung oleh

Kontraktor.

b. Teknis Pemasangan Pipa Instalasi Air Bersih

1) Semua pemasangan pipa distribusi air bersih baru dan dipasang tertanam dalam

tanah.

2) Penyambungan instalasi distribusi air bersih dari Ground Water Tank kemudian di

distribusikan dengan menggunakan Pompa Air menuju alat-alat sanitair a.l : Kran, dll.

3) Kontraktor harus terus mengadakan koordinasi dengan User, Konsultan pengawas

dan pihak Tim teknis selama pelaksanaan pemasangan pipa distribusi air bersih baru.

c. Referensi

Syarat penerimaan bahan-bahan dan peralatan, pemasangan serta kualitas harus sesuai

dengan standart yang berlaku dan disesuaikan dengan Pedoman Plumbing Indonesia

1979.

Pasal 19. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

1. Lingkup Pekerjaan

a. Umum

1) Pengadaan bahan-bahan dan alat-alat sampai ditempat lokasi

Page 20: SPEKTEK- Ruang Terbuka Hijau

2) Pemasangan bahan-bahan dan alat-alat tersebut sampai bisa beroperasi dengan

sempurna, sampai mendapat persetujuan Direksi.

3) Pengujian-pengujian dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan selama dalam masa

pemeliharaan.

b. Pemasangan instalasi penerangan, stop kontak dan Penyambungan Daya Baru.

1) Seluruh pemasangan tersebut diatas dari jenis, type dan ukuran serta cara pemasangan

sesuai yang dinyatakan dalam gambar.

2) Pemasangan armateur lampu, saklar-saklar dan stop kontak dari macam dan jenis

sesuai yang dinyatakan dalam gambar / RKS.

3) Pemasangan pekerjaan lain dan nyata-nyata menurut gambar dan RKS harus dipasang.

2. Bahan – bahan

a. Persyaratan Umum

Bahan-bahan yang akan dipasang harus baru dan memenuhi persyaratan-persyaratan

bahan berdasarkan PUIL 2010, syarat-syarat LMK dan peraturan-peraturan setempat atau

peraturan Standart Internasional yang berlaku.

b. Bahan dan peralatan untuk sistem distribusi daya listrik.

1) Box Panel dengan ketebalan 1,8 mm warna cat oven warna abu-abu atau cream

menggunakan merk Saka atau sekwalitas.

2) Sirkuit breaker menggunakan MCB,MCCB merk Scheneider atau sekualitas yang

mendapat Sertifikat PLN atau LMK dan berstandar SNI

3) Kabel-kabel tegangan rendah dalam hal ini kabel instalasi penerangan dan stop kontak

dengan jenis dan ukuran sesuai yang dinyatakan dalam gambar dengan merk Eterna

atau sekwalitas (bersertifikat LMK) jenis NYY. Sedangkan Kabel Induk Daya Panel

menggunakan jenis NYY.

4) Semua bahan dan peralatan harus baru dan sesuai dengan syarat-syarat yang dimaksud

dalam gambar dan RKS.

c. Pipa-pipa instalasi dan persilangan

1) Pipa kabel digunakan pipa merk Clipsal atau sekualitas.

2) Persilangan-persilangan pipa disambung dengan T doosyang dilengkapi dengan

tutupnya menggunakan merk Clipsal atau sekwalitas.

3) Isolasi kabel menggunakan merk Unibell atau sekualitas.

d. Saklar dan stop kontak

1) Armateur – armateur saklar dan stop kontak menggunaan merk Panasonic atau

sekualitas.

2) Doos menggunakan tipe inbouw (tertanam dalam dinding) menggunakan merk

Panasonic atau sekwalitas.

e. Titik lampu untuk instalasi penerangan

1) Armateur-armateur lampu yang terpasang terdiri dari jenis :

a. Lampu Taman type Ballglass diameter 30 cm produksi DLX atau sekwalitas.

b. Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) type tiang Oktagonal jenis Parabolic

(lengkung), tinggi 7 meter ; merk Raja Lampu atau sekwalitas, terdiri dari 2 jenis

tiang yang terpasang :

1. Tiang yang mempunyai cabang 1

Page 21: SPEKTEK- Ruang Terbuka Hijau

2. Tiang yang mempunyai cabang 2

2) Sedangkan isi lampu dari armature-armature tersebut diatas yaitu :

a. Untuk Armature lampu Taman menggunakan lampu SL Tornado 24 Watt merk

Philips atau sekwalitas.

b. Untuk armature Lampu PJU menggunakan lampu Mercury HPLN 250 Watt merk

Philips atau sekwalitas.

3) Semua bahan-bahan adalah harus baru dan sesuai dengan syarat-syarat yang dimaksud

dalam gambar dan terlebih dahulu diajukan contoh atau brosur/katalog, 15 (lima belas)

sebelum terpasang untuk mendapat persetujuan dari pihak Direksi.

3. Syarat – syarat Pelaksanaan

a. Persyaratan Umum

1) Gambar Rencana

Gambar rencana menunjukkan tata letak secara umum dari peralatan – peralatan yaitu

lampu– lampu,stop kontak, dll. Penyesuaian harus dilakukan dilapangan, jarak-jarak dan

ketinggian ditentukan oleh kondisi dilapangan.

2) Gambar pelaksanaan

Gambar-gambar jaringan terpasang, dibuat oleh Kontraktor berdasarkan gambar

rencana. Perubahan atas gambar-gambar rencana harus melalui persetujuan Direksi,

setelah ada pengajuan tertulis dari Kontraktor.

3) Standart dan peraturan pemasangan

Seluruh pekerjaan harus diselenggarakan mengikuti Standart dalam Peraturan Umum

Instalasi Listrik 2010 dan Standart Internasional yang tidak bertentangan dengan PUIL

2010.

4) Instalatir dan Tenaga pelaksana

a) Surat ijin bekerja yang masih berlaku bagi instalatir adalah klasifikasi C, yang harus

dimiliki secara hak oleh Kontraktor, satu copy dari Surat Ijin tersebut harus diserahkan

kepada Direksi.

b) Kontraktor harus menempatkan secara penuh (full time) seorang Koordinator yang

ahli dalam bidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan dan serupa dan dapat

sepenuhnya mewakili Kontraktor dengan predikat baik. Tenaga-tenaga pelaksana

harus dipilih hanya yang berpengalaman dan mampu menangani pekerjaan instalasi

listrik secara umum kuat, aman dan rapi.

b. Sistim Distribusi Penyambungan Daya Listrik

- Adanya pekerjaan Penyambungan Daya Baru ke PLN untuk memenuhi kebutuhan Daya

Listrik Instalasi Penerangan dan Stop Kontak.

- 10 (sepuluh) hari setelah dterbitkannya SPMK, Kontraktor harus segera mengajukan

proses Penyambungan Daya Baru tersebut ke PLN agar tidak terjadi keterlambatan

pekerjaan.

- Kapasitas Penyambungan Daya Baru sesuai dengan yang dicantumkan dalam Gambar

atau Bill of Quantity (BQ).

- Panel Taman (Panel Induk) :

1. Bahan, dari pelat baja tebal 2 mm, dicat dasar tahan karat bagian luar dan

dalam sebelum dicat akhir dengan cat open warna abu-abu / Cream

sekwalitas Saka.

Page 22: SPEKTEK- Ruang Terbuka Hijau

2. Bentuk fisik Panel Induk dan sub Panel, harus mempunyai pintu yang dapat

dikunci dan handel serta dapat dibuka/tutup dengan mudah yang dilengkapi

dengan :

3. Lampu kecil untuk menunjukkan phase R, S, T berwarna merah, kuning dan

hijau dan saklar untuk mematikan, sesuai dengan daya yang dibutuhkan.

4. Pada panel induk dipasang meter penunjuk Volt meter, switch selector

voltage. Dalam hal ini sesuai seperti yang ditunjukkan dalam Gambar.

5. Bus-bar

bus-bar disanggah kokoh dengan bahan isolator

Bus-bar netral dan bus-bar pentanahan dipasang pada posisi

berseberangan (atas dan bawah/kiri dan kanan)

Bus-bar diberi tanda untuk phase R, S, T, nol dan pentanahan

Bus-bar pentanahan (ground) dihubungkan dengan bagian-bagian

yang harus tidak bertegangan, antara lain : kotak panel atau benda-

benda konduktif.

6. Kabel-kabel

Ujung-ujung kabel berkas (standart) harus mempunyai sepatu kabel

(schoen) type compression yang diameter / ukurannya disesuaikan

dengan penampang kabel yang terpasang.

c. Titik Instalasi Penerangan

- Armatur/Kap Lampu

1. Jenis armature /kap lampu yang terpasang harus disesuaikan dengan jenis

lampunya sebagai isi dari kap tersebut

2. Bentuk, jenis dan fungsinya seperti yang tertera dalam gambar.

3. Seluruh penyambungan kabel didalam Armature/Kap harus menggunakan

terminal kabel , kecuali yang dipasang pada Fitting bisa langsung

disambungkan di mur yang sudah tersedia didalam Fitting tersebut.

4. Sebelum Kap tersebut dipasang ,Kontraktor harus mengajukan contoh

bahan atau brosur/katalog, untuk mendapat persetujuan dari Pihak

Direksi/Konsultan Pengawas.

- Jenis Lampu

1. Lampu Mercury HPLN.

Daya Lampu Mercury HPLN yang terpasang 250 Watt

Lampu berfungsi sebagai Penerangan Area Parkir dan dibeberapa

tempat seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

Pemasangan lampu terletak didalam armature/kap yang berfungsi untuk

itu dimana permukaanya terbuat kaca sehingga dapat meneruskan

cahaya kebidang yang diteranginya serta dapat dibuka dan ditutup

dengan baik apabila lampu tersebut perlu diganti (mati).

Kabel-kabel dalam kap harus ditata/diatur sedemikian rupa sehingga

tidak menempel body kap lampu tersebut.

2. Lampu SL

Lampu SL yang terpasang jenis SL Tornado mempunyai daya 24 Watt

Lampu ini sebagai isi dari Armature/kap lampu Taman type Ball Glass.

Page 23: SPEKTEK- Ruang Terbuka Hijau

d. Titik Instalasi Stop kontak (kotak kontak)

1. Seluruh stop kontak harus memiliki terminal fasa netral dan pentanahan

(grounding).

2. Pemasangan stop kontak tertanam dalam dinding (inbouw) dan terletak didalam

Rumah Pompa yang berfungsi sebagai sumber daya dari Pompa Air.

3. Tinggi pemasangan stop kontak, disesuaikan dengan kondisi tata letak Pompa.

4. Pemasangan stop kontak terdiri dari 3 buah stop kontak (stop kontak 3x) yang

dipasang sejajar dan pemasangannya dengan cara di paralel satu dengan yang

lainnya.

5. Jenis stop kontak yang terpasang yaitu Type Water Proffing dikarenakan

pemasangannya diarea basah untuk menjaga keamanan serta kontinuitas

jaringan instalasi dayanya bisa berfungsi dengan baik.

6. Semua stop kontak satu fasa harus mempunyai rating 10 A/16 A – 250 V/380 V.

7. Pemasangan ketinggian Stop Kontak harus koordinasi terlebih dahulu dengan

Konsultan Pengawas sebelum dipasang.

e. Kabel

1. Kabel-kabel yang dipergunakan sesuai ukuran, jenis yang dinyatakan dalam

gambar.

2. Kabel-kabel instalasi menggunakan warna-warna sesuai PUIL 2010 ,yaitu :

Merah fasa R

Kuning fasa S

Hitam fasa T

Biru fasa Netral/nol

Kuning strip hijau untuk pentanahan/arde

3. Pemasangan jaringan kabel yang terpasang adalah jaringan kabel yang

tertanam didalam tanah jenis NYY dan dilindungi dengan Pipa Clipsal.

4. Jalur pemasangan kabel tanam harus sesuai dengan gambar yang sudah ada.

Tidak diijinkan mamasang jalur dengan potong kompas (melintang).

5. Apabila dikarenakan dengan kondisi tidak memungkinkan terpasang sesuai

dengan gambar,maka kontraktor harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan

pihak Direksi/Konsultan Pengawas untuk mencari jalan keluarnya.

6. Didalam pipa pelindung jaringan instalasi tidak diijinkan adanya sambungan

kabel didalamnya. Stop kontak (kotak kontak)

4. PENGUJIAN INSTALASI

1. Kontraktor harus mempersiapkan peralatan, tenaga ahli dan fasilitas lainnya

untuk menyelenggarakan serangkaian pengujian terhadap material equipment,

serta instalasinya, untuk memperlihatkan bahwa seluruh pekerjaan sudah

dilaksanakan dengan baik, memenuhi segala persyaratan dan apa yang

dimaksudkan. Semua pengujian diselenggarakan atas biaya kontraktor.

2. Pengujian berikut harus dilakukan untuk kabel instalasi, sebelum dan sesudah

dipasang : test insulasi, test kontinuitas, dengan disaksikan oleh Direksi dan

dicatat hasilnya.

3. Sebelum pengujian diadakan antara lain pemeriksaan-pemeriksaan berikut :

Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang dimaksud.

Pemeriksaan kekuatan mekanis

Pemeriksaan kontinuitas rangkaian.

Page 24: SPEKTEK- Ruang Terbuka Hijau

Kontraktor harus membuat Gambar As Built Drawing yang dikerjakan dan

juga berfungsi sebagai Jaminan Instalasi Listrik dari Kontraktor (Biro Teknik)

yang bisa dipertanggung jawabkan serta hasil tes uji Pentanahan Panel juga

tertera.

Pasal 20. PEKERJAAN VEGETASI

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga , bahan-bahan dan peralatan dan alat bantu lainnya

yang dibutuhkan untuk pelaksanaan penanaman. Pekerjaan penanaman yang dilaksanakan

meliputi semua pekerjaan yang tertera dalam gambar Kerja dan sesuai petunjuk Pengawas

Lapangan, meliputi pembentukan tanah, penanaman dan pemeliharaan/perawatan tanaman.

2. Tahapan Pekerjaan.

a. Tahapan pelaksanaan pekerjaan menyesuaikan dengan kondisi lahan dan kesiapan

lapangan.

b. Pekerjaan penanaman hanya dilaksanakan pada bagian site yang telah siap dan tidak lagi

dilakukan pekerjaan fisik, untuk menghindari kerusakan tanaman sebagai akibat aktivitas

pembangunan fisik lainnya.

c. Semua Pekerjaan penanaman harus dilaksanakan mengikuti petunjuk Gambar kerja dan

sesuai petunjuk yang diberikan Pengawas.

d. Jika terjadi perbedaan antara Gambar Kerja dan keadaan lapangan, Kontraktor harus

melaporkan kepada Pengawas Lapangan untuk diambil keputusan penyelesaiinya.

e. Semua tata letak tanaman dilapangan yang menyimpang dari ketentuan Gambar Kerja

yang disebabkan karena keadaan lapangan, harus mendapat persetujuan Pengawas.

3. Bahan-bahan

Semua bahan-bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus disesuaikan dengan

spesfikasi teknis, gambar perencanaan dan bill of quantity. Bahan-bahan yang dipergunakan

harus diajukan contoh terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi dan

Pengawas Lapangan.

4. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Umum

1) Dalam melakukan berbagai aktivitas pekerjaan tidak diperkenankan mengakibatkan

terganggunya kelancaran lalu lintas, serta tetap memperhatikan keamanan baik pekerja

maupun pemakai jalan.

2) Dalam mendatangkan alat maupun bahan ke lokasi harus memperhitungkan berbagai

hal, terutama yang menyangkut keamanan dan kelancaran lalulintas, serta kebersihan

lingkungannya.

3) Alat dan bahan harus ditempatkan pada tempat yang aman, tidak mengganggu

kelancaran pekerjaan lain dan memperhitungkan keselamatan baik pelaksana maupun

yang lainnya.

4) Alat-alat yang dipergunakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pelaksana.

b. Pekerjaan Persiapan dan pembentukan Tanah

1) Sebelum pekerjaan dimulai, keadaan tapak/site harus bersih dari segala macam

kotoran/sampah dan rintangan-rintangan lain yang dapat mengganggu kelancaran

pekerjaan.

Page 25: SPEKTEK- Ruang Terbuka Hijau

2) Pelaksana diwajibkan untuk mengadakan pengukuran yang dilakukan dengan cermat

dan teliti, agar dapat dicapai titik akurasi yang maksimal sesuai gambar rencana.

Pengukuran dilakukan untuk menentukan titik/patok untuk semua pekerjaan sesuai

gambar rencana.

3) Semua kelainan/perbedaan berkaitan dengan hasil pengukuran harus dibicarakan

dengan petugas yang berwenang/pengawas.

c. Pekerjaan Urugan dan Pembentukan Tanah Subur.

1) Pembersihan area yang akan ditimbun.

2) Timbunan/urugan tanah subur untuk area taman/area tanam, ketebalan urugan 15-20cm.

3) Pembentukan urugan/timbunan tanah sesuai piel ketinggian yang direncanakan.

4) Dalam melaksanakan pengurugan tanah, harus diperhatikan kebersihan lingkungan

jalan. Tanah tidak berceceran mengotori jalan. Jalan harus segera dibersihkan bila

terdapat ceceran tanah akibat pekerjaan pengurugan tanah di lokasi pekerjaan.

5) Setelah pekerjaan tanah selesai segera dilaksanakan penanaman pohon semak perdu

dan tanaman rumput. Untuk menutupi permukaan tanah tersebut.

6) Penyiraman rumput dilakukan 2 kali dalam sehari, pagi dan sore.

d. Pekerjaan Penyediaan Tanaman

Sebelum tanaman ditanam di tempat yang telah ditentukan, terlebih dahulu harus dilakukan

penilaian kebenaran jenis tanaman, kesehatan tanaman dan ukuran tanaman tersebut oleh

pengawas.

1) Dalam menyiapkan tanaman dikebun bibit/nursery, tanaman yang akan ditanam harus

sudah disiapkan dalam polybag dan dalam kondisi sehat dan segar. Tanaman diangkut

ke lokasi penanaman pada pagi hari atau sore hari. Tidak dibenarkan menyimpan

tanaman terlalu lama di lokasi pekerjaan ( tidak lebih dari 2 hari ).

2) Khusus untuk tanaman Pohon hendaknya bukan merupakan tanaman yang baru

dicabut/dipindahkan dari tanah asal. Nursery harus mempersiapkan tanaman,

perakaran terbungkus karung dengan baik, minimal 3 minggu sebelum di tanam.

Sebaiknya pelaksana memilih pohon yang telah ditanam dalam pot. Untuk

mempertahankan kelembaban tanaman tersebut disiram 2 kali sehari, pagi dan sore.

3) Besar dan tinggi tanaman yang akan ditanam harus sesuai dengan yang tertulis dalam

persyaratan atau gambar rencana dan disetujui oleh pengawas.

4) Jenis tanaman yang tidak terdapat dalam rencana, tetapi pada pelaksanaan diminta

sebagai pengganti ataupun sebagai tanaman tambahan, akan ditentukan kemudian

oleh direksi atau pengawas.

e. Pekerjaan Penanaman

1) Persiapan Tanam

Yang termasuk pekerjaan ini adalah pembuatan lubang tanam, penggunaan pestisida

untuk mencegah serangan serangga ulat tanah, pemberian pupuk kandang.

2) Penanaman Tanaman

Page 26: SPEKTEK- Ruang Terbuka Hijau

a) Tanaman dikeluarkan dari wadah sementara (pot, karung, polybag, dll) dengan hati-

hati supaya akar tidak rusak.

b) Akar diurai agar menjadi “bebas“ dan tidak membelit atau terlipat.

c) Tanaman ditanam dalam keadaan akar “bebas“ menghadap keluar

d) Tanah atas dikembalikan ke dalam lubang dan dipadatkan di sekitar leher batang

tanaman.

e) Kemudian dipasang steger/penyangga untuk menjaga agar tanaman dapat berdiri

tegak dengan stabil. Mengingat pohon sangat peka terhadap goncangan, maka

pemasangan steger/penyangga pohon harus benar-benar kuat.

f) Siram tanaman dengan baik sehingga air dapat meresap dan menjangkau daerah

perakaran.

f. Pemeliharaan

Lamanya waktu pemeliharaan 180 hari. Ketentuan ini dapat berubah atas persetujuan

Direksi/Pengawas. Selama masa pemeliharaan pelaksana diwajibkan melakukan

penyiraman dan pemupukan serta pemangkasan, dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Pemeliharaan yang dilakukana adalah penyiraman dan pemupukan. Penyiraman

dilakukan setiap hari (pagi dan sore, bila tidak terjadi hujan).

2) Pemupukan baru dilakukan lebih kurang 1 bulan setelah penanaman. Pupuk yang

diberikan sebaiknya pupuk NPK,

3) Pemangkasan tanaman, baru dilakukam jika pertumbuhan tanaman sudah melebihi

batas maksimal ukuran tumbuh yang direncanakan, atau telah tumbuh ranting – ranting

liar yang tidak diharapkan.

4) Penyemprotan obat-obatan baik insektisida maupun fungisida dilakukan jika terlihat

adanya gejala serangan hama atau penyakit.

Pasal 21. PEKERJAAN PEMBERSIHAN

1. Lingkup Pekerjaan

a. Penumpukan sisa-sisa pekerjaan ke suatu tempat yang ditentukan oleh Pengelola

Proyek/Direksi.

b. Pengangkutan sisa pekerjaan dan kotoran-kotoran atau bekas pembersihan halaman site.

c. Pembersihan bangunan keseluruhan dari noda-noda atau kotoran-kotoran sampai saat

serah terima, seperti :

1) Pembersihan lantai

2) Pembersihan dinding

3) Dan lain yang nyata harus tetap dalam keadaan bersih.

2. Bahan-bahan

Dalam hal ini tidak dijelaskan, karena merupakan peralatan kerja.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sisa bahan bangunan agar dibersihkan dari site dan diangkut/dibuang keluar site, sehingga

site kelihatan rapi, bersih dan siap untuk dihuni dengan nyaman.

b. Kebersihan dalam bangunan harus dijaga dan dipelihara sampai habis masa pemeliharaan

sehingga penghuni bangunan betul-betul nyaman dan sehat.

Page 27: SPEKTEK- Ruang Terbuka Hijau

c. Saluran-saluran harus dibersihkan dari kotoran-kotoran atau sampah-sampah sehingga

jalannya air lancar dan tidak terjadi genangan air yang mengganggu kesehatan.

Pasal 19. P E N U T U P

1. Semua material yang merupakan barang produksi yang akan dipasang, terlebih dahulu harus

diajukan contohnya untuk mendapatkan persetujuan Direksi.

2. Semua material dari hasil alam akan diperiksa oleh Direksi pada saat didatangkan di lapangan.

3. Material-material yang tidak disetujui harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lama

adalan 2x24 jam. Bila Kontraktor tidak mengindahkan, Direksi berhak menyelenggarakan atas

biaya Kontraktor.

4. Bagian-bagian yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi tidak disebutkan didalam RKS

dan gambar tetap harus diselenggarakan oleh Kontraktor.

5. Bagian-bagian yang secara konstruktif harus ada tetapi tidak disebutkan didalam RKS dan

gambar tetap harus diselenggarakan oleh Kontraktor dan pelaksanaannya akan ditentukan

lebih lanjut oleh Direksi.