Upload
dinhbao
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SOSIALISASI PROGRAM SOSIAL BANK INDONESIA
Oleh :
Erni Rosalia
Cimanggis Indah Regency Kav. A1 No. 30
Email : [email protected]
Dospem : Marisa Puspita Sary, M.Si.
Abstract
Bank Indonesia making innovation or as a solution of the Bank Indonesia Responsibility as aninstituions who among the household economy of Indonesia. Is innovation or the programs : BI-Corner, GenBI and Program Bantuan Dana PSBI. The succes ofthis programis caused by thepublicreations strategy in socializing. The purpose of this study is to determine the motives, strategies and public relations obstaclesin disseminating “program sosial Bank Indonesia”. The methodology used is qualitative research methods. Data collected through in-depth interviews ,observation and documentations studies. Data analyzed is data reductins, data presentation, verification and conclusion. Keyword : Public Relations and Socialization
PENDAHULUAN
1.1. Gambaran Umum
Kehadiran sebuah Bank Sentral dalam suatu negara diperlukan untuk
menjaga stabilitas perekonomian, serta memastikan kesinambungan pembangunan
dan pencapaian kesejahteraan masyarakat di negara tersebut. Demikian pula di
Indonesia, Bank Indonesia sebagai bank sentral memiliki peran strategis dalam
menjaga stabilitas makro ekonomi dan stabilitas sistem keuangan, untuk
mewujudkan suasana yang kondusif bagi pembangunan ekonomi yang sehat,
inklusif, dan berkesinambungan.
Sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang, Bank Indonesia diberikan
amanah untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah. Dalam
pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki tugas dan kewenangan sebagai otoritas
moneter, makropudensial, serta sistem pembayaran dan pengelolaan uang rupiah.
Efektivitas pelaksanaan tugas dan kewenangan tersebut hanya akan tercapai
apabila kredibiltas Bank Indonesia dapat terjaga dan para pemangku kepentingan
memahami dengan baik fungsi Bank Indonesia dalam perekonomian nasional.
Dalam konteks tersebut, sejak tahun 2014 Bank Indonesia mulai
bertransformasi melakukan penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki agar menjadi
lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional. Hal ini dilakukan untuk
memastikan kebijkan-kebijakan yang dikeluarkan Bank Indonesia berkualitas tinggi
dan memberikan kontribusi optimal pada perekonomian Indonesia.
Kredibiitas Bank Indonesia dapat terjaga dengan baik apabila fungsi Humas,
yang di mana dalam Bank Indonesia dikelola dan dijalankan oleh Departemen
Komunikasi Bank Indonesa dapat mewujudkan komunikasi kebijakan Bank
Indonesia yang efektif melalui pelaksanaan program yang terencana dan
manajemen stakeholders yang optimal dan didukung oleh pelaksanaan fungsi sosial
Bank Indonesia sesuai tata kelola yang baik. Dalam hal ini, Departemen komunikasi
Bank Indonesia harus dapat melakukan pemantauan dan analisis ataupun isu/opini
stakeholders dalam pemberitaan maupun forum lainnya serta menyusun
rekomendasi komunikasi kepada para pemangku kepentingan, merumuskan strategi
dan program komunikasi serta koordinasi komunikasi kebijakan dan isu kritikal Bank
Indonesia.
Selain itu, Departemen Komunikasi Bank Indonesia juga harus mampu
melaksanakan peran sebagai juru bicara lembaga dan melaksanakan manajemen
opini publik di media massa serta melakukan perencanaan, koordinasi, kerjasama,
pelaksanaan dan evaluasi program sosial yang dijalankan Bank Indonesia.
Sementara itu, upaya untuk meningkatkan pemahaman para pemangku
kepentingan terhadap keberadaan dan peran Bank Indonesia juga terus dilakukan
melalui edukasi dan sosialisasi yang berkelanjutan. Edukasi dan sosialisasi ini tidak
hanya dilakukan untuk hal-hal yang terkait dengan pelaksanaan tugas pokok, namun
juga dilaksanakan melalui berbagai program sosial agar masyarakat merasakan
secara langsung keberadaan Bank Indonesia. Dan pelaksanaan program sosial
yang bisa disebut juga sebagai Coorporate social Responsibility (CSR) Bank
Indonesia tersebut, di jalankan oleh Departemen Komunikasi Bank Indonesia divisi
Program Sosial Bank Indonesia.
Melihat hal tersebut, penulis tertarik untuk mengobservasi mengenai kegiatan
sosialisasi yang dilaksanakan Divisi Prgram Sosial Bank Indonesia (PSBI) dan
Hubungan Stakeholders selaku divisi yang menjalankan CSR Bank Indonesia.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari perkataan Latin “communicatio” yang berarti
“pemberitahuan” atau “pertukaran pikiran”. Istilah communicatio tersebut bersumber
pada kata “communis” yang berarti “sama”. Yang dimaksudkan dengan sama disini
ialah “sama makna”. Jadi antara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi harus
terdapat kesamaan makna. Jika tidak terjadi kesamaan makna, maka komunikasi
tidak berlangsung.
Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang
bermakna sama bagi kedua pihak. Dalam situasi tertentu, komunikasi menggunakan
media tertentu untuk mencapai sasaran yang jauh tempatnya dan/atau banyak
jumlahnya. Dalam situasi tertentu pula komunikasi dimaksudkan atau ditujukan
untuk merubah sikap (attitude), pendapat (opinion) atau tingkah laku (behavior)
seseorang atau sejumlah orang, sehingga ada efek tertentu yang diharapkan.
Sasa Djuarsa Sendjaja, dalam bukunya yang berjudul Pengantar Komunikasi
(1996), menjabarkan tujuh buah definisi yang dapat mewakili sudut pandang dan
konteks pengertian komunikasi. Definisi-definisi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Hoyland, Janis & Kelley: 1953
Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator)
menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan
mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak).
2. Berelson dan Stainer, 1964
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan
lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar,
angka-angka dan lain-lain.
3. Lasswell, 1960
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa,
mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau
hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?) .
2.2. Strategi
Kata strategi berasal dari kata Yunani strategos yang diartikan sebagai “The
art of the general”. Jauh sebelum abad ke 19 nampak bahwa kemenangan sesuatu
bangsa atas peperangan banyak tergantung pada adanya panglima-panglima
perang yang ulung dan bijaksana. Antoni Henri Jomini (1779-1869) dan Karl von
Clausewitz (1780-1831) adalah diantaranya yang merintis dan memulai mempelajari
strategi secara ilmiah. Jomini memberikan pengertian strategi yang bersifat
deskriptif. Ia katakan bahwa strategi adalah seni menyelenggarakan perang di atas
peta dan meliputi seluruh kawasan operasi. Sedangkan Clausewitz memberikan
rumusan, bahwa strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran
untuk kepentingan perang.
Strategi merupakan perpaduan dari perencanaan komunikasi (communication
planning) dan manajemen komunikasi (communication management) untuk
mencapai suatu tujuan, dan untuk mencapai tujuan tersebut strategi harus dapat
menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis.
2.3. Humas (Hubungan Masyarakat)
Istilah “Hubungan Masyarakat” yang disingkat Humas itu adalah terjemahan
dari istilah public relations yang biasa disingkat PR. Secara terminologis terjemahan
tersebut sebenarmya kurang tepat : sama dengan kurang tepatnya tejemahan istilah
public opinion menjadi “pendapat umum”. Akan tetapi, oleh karena istilah hubungan
masyarakat itu telah di kenal luas dan sudah dipergunakan oleh lembaga-lembaga
resim, maka sukarlah untu diganti dengan sitilah baru, meskipun lebih tepat. Bahkan
lembaga-lembaga pendidikan pun, yang mengajar pengetahuan public relations
menggunakan istilah hubungan masyarakat.
Menurut definisi kamus terbitan institute of public relation(IPR), humas adalah
keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan
dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara
suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. Jadi, humas adalah suatu rangkaian
kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa sebagai rangkaian kampanye atau
program terpadu. Semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur.
Karena begitu banyaknya definisi public relations dari berbagai Negara di
seluruh dunia, yang terhimpun dalam organisasi yang bernama “The International
Public Relations Association” (IPRA), bersepakat untuk memutuskan sebuah definisi
dengan harapan dapat diterima dan dipraktek bersama. Definisinya adalah sebagai
berikut : Hubungan masyarakat adalah fungsi manajemen dari sikap budi yang
berencana dan berkesinambungan, yang dengan itu organisasi-organisasi dan
lembaga-lembaga yang bersifat umum dan pribadi berupaya membina pengertian,
simpati, dan dukungan dari mereka yang ada kaitannya atau yang mungkin ada
hubungannya dengan jalan menilai pendapat umum di antara mereka, untuk
mengkorelasikan, sedapat mungkin, kebijaksanaan dan tata cara mereka, yang
dengan informasi yang berencana dan tersebar luas, mencapai kerja sama yang
lebih produktif dan pemenuhan kepentingan bersama yang lebih efisien.
Terdapat begitu banyak definisi Humas, namun pada intinya Humas atau PR
tersebut senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui
pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu
dampak, yakni berupa perubahan yang positif. Dengan demikian, Humas adalah
suatu bentuk komunikasi yang berlaku terhadap semua jenis organisasi baik itu
bersifat komersial maupun nonkomersial.
Humas merupakan fungsi startegis dalam manajemen perusahaan yang
melakukan komunikasi untuk menimbulkan pemahaman dan penerimaan publik
yang dituju. Agar pemahaman dari strategi Humas bisa diterima maka komunikasi
dua arah perlu dilakukan dari proses penyampaian suatu pesan seseorang atau
kelompok (komunikator) untuk memberi tahu atau mengubah sikap opini dan
perilaku kepada perseorangan atau kelompok (komunikan), baik berhadapan
langsung maupun tidak langsung, melalui media sebagai alat atau saluran
penyampaian pesan untuk mencapai tujuan atau target dalam proses komunikasi
dua arah yang hendak dicapai merupakan tugas dan fungsi utama Humas.
2.4. Strategi Humas
Mengacu kepada pola strategi humas, maka menurut Ahmad S. Adnanputra
yang dikutip oleh Ruslan, (2006:134) batasan pengertian tentang strategi humas
adalah: “Alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan humas
dalam kerangka suatu rencana humas”. Sebagaimana yang kita ketahui humas
bertujuan untuk menegakan dan mengembangkan suatu “citra yang
menguntungkan” bagi organisasi atau perusahaan, atau produk barang dan jasa
terhadap para stake holdernya sasaran yang terkait yaitu publik internal dan publik
eksternal. Adapun tahap-tahap kegiatan strategi humas:
1. Komponen sasaran, umumnya adalah stake holder dan publik yang
mempunyai kepentingan yang sama. Sasaran umum tersebut secara
stuktural dan formal yang dipersempit melalui upaya segmentasi yang
dilandasi “seberapa jauh sasaran itu menyandang opini bersama, potensi,
polemik, dan pengaruhnya bagi masa depan organisasi, lembaga, nama
perusahaan dan produk yang menjadi perhatian sasaran khusus”. Maksud
sasaran khusus disini adalah yang disebut publik sasaran (target publik).
2. Komponen sasaran yang pada strategi humas berfungsi untuk mengarahkan
ketiga kemungkinan tersebut kearah posisi atau dimensi yang
menguntungkan. Humas berfungsi menciptakan iklim yang kondusif dan
mengembangkan tanggung jawab serta partisipasi antara pejabat humas
dan masyarakat (khalayak sebagai sasaran) untuk mewujudkan tujuan
bersama.
Fungsi tersebut dapat diwujudkan melalui beberapa aspek-aspek pendekatan
atau strategi humas :
1. Strategi Operasional
Melalui pelaksanaan program humas yang dilakukan dengan pendekatan
kemasyarakat, melalui mekanisme sosial cultural dan nilai-nilai yang
berlaku di masyarakat dari opini publik atau kehendak masyarakat. Artinya
humas mutlak bersikap atau berkemampuan untuk mendengar, dan bukan
sekedar mendengar mengenai aspirasi yang ada di dalam masyarakat
yang dianut.
2. Pendekatan Persuasive dan Edukatif
Fungsi humas adalah menciptakan komunikasi dua arah (timbal balik)
dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada pihak publiknya
yang bersifat mendidik dan memberikan penerangan, maupun dengan
melakukan pendekatan persuasif, agar tercipta saling pengertian,
menghargai, pemahaman, toleransi dan lain sebagainya. Pendekatan ini
biasanya dilaksanakan dengan mengadakan sosialisasi mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan pokok permasalahan.
3. Pendekatan Tanggung Jawab Sosial Humas
Menumbuhkan sikap tanggung jawab sosial bahwa tujuan dan sasaran
yang hendak dicapai tersebut bukan ditunjukan untuk mengambil
keuntungan sepihak dari publik sasarannya (masyarakat), namun untuk
memperoleh keuntungan bersama.
4. Pendekatan kerja sama
Berupa membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan
berbagai kalangan, baik hubungan kedalam (internal relations) maupun
hubungan keluar (eksternal relations) untuk meningkatkan kerja sama.
Humas berkewajiban memasyarakatkan misi instansi yang diwakilinya agar
diterima dan mendapat dukungan dari masyarakat, dan untuk memperoleh
opini publik serta perubahan sikap yang positif bagi kedua belah pihak
(mutual understanding)
2.5. Sosialisasi
Dikutip melalui jurnal Strategi Humas Dalam Mensosialisasikan Program
Listrik Pintar Pt. Pln (Persero) Wilayah Suluttenggo Di Ranotana, Journal Volume III.
No.1. 2014 oleh Marlanny Rumimpunu :
“Rincian Mc Qual dalam berbagai definisi sosialisasi, antara lain sebagai
“pengajaran nilai-nilai dan norma-norma yang dibangun dengan cara
memberi ganjaran dan imbalan berbagai jenis perilaku.” Sosialisasi
dimaksudkan pula sebagai proses pembelajaran di manakita memplajari
harapan-harapan yang seiring dengan suatu peran atau status tertentu
dalam masyarakat.
Sebagaimana yang diuraikan di atas, tertib sosial tidak terjadi dengan
sendirinya, tetapi dicapai melalui proses pengenalan akan nilai dan norma sosial
sebagai tata kelakuan bagi anggota masyarakat. Bentuk pengenalan ini selalu
dilakukan dari lingkungan keluarga sebagai kesatuan unit sosial terkecil di
dalam struktur sosial. Misalnya seorang yang lahir pada awalnya tidak
mengetahui siapa dirinya, walaupun di dalam dirinya terdapat potensi untuk
berkembang.
Secara sederhana sosialisasi dapat diartikan sebagai proses belajar bagi
seseorang atau sekelompok orang selama hidupnya untuk mengenali pola-pola
hidup, nilai-nilai dan norma sosial agar ia dapat berkembang menjadi pribadi
yang bisa diterimaoleh kelompoknya. Berikut ini adalah batasan sosialiasi yang
diberikan oleh para pakar :
1. Charlote Buehler, mendefinisikan sosialisas sebagai proses yang membantu
individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan
berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dalam
kelompoknya.
2. Peter Berger, mendefinisikan sosialisasi sebagai suatu proses di mana anak
belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.
3. Bruce J. Cohen, mendefinisikan sosialisasi sebagai proses-proses manusia
mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakat, untuk memperoleh
kepribadian dan membangun kapasitasnya agar berfungsi dengan baik
sebagai individu maupun sebagai aggota suatu kelompok.
Dari berbagai definisi (batasan) di atas dapat dijabarkan pengertian dari
sosialisasi, diantaranya :
1. Sosialisasi ditempuh oleh seorang individu melalui proses belajar untuk
memahami, menghayati, menyesuaikan dan melaksanakan tindakan sosial
yang sesuai dengan pola perilaku masyarakatnya.
2. Sosialisasi ditempuh seorang individu secara bertahap dan
berkesinambungan, sejak ia dilahirkan hingga akhir khayatnya.
3. Sosialisasi erat sekali kaitannya dengan enkulturasi atau proses
pembudayaan, yaitu proses belajar dariseorang individu untuk belajar
mengenal, menghayati dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya
terhadap sistem adat, norma, bahasa, seni, agama, bahasa, serta semua
peraturan dan pendirianyang hidup dalam lingkungan kebudayaan
masyarakatnya.
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau
nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau
masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai
peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang
harus dijalankan oleh individu.
Melalui proses sosialisasiseseorang atau sekelompok orang menjadi
mengetahui dan memahami bagaimana ia atau mereka harus bertinghkah laku
dilingkungan masyarakatnya; juga mengetahui dan menjalankan hak-hakdan
kewajibannya berdasarkan peranan-peranan yang dimilikinya. Dari keterangan
tersebut dapat disimpulkan hakikat dari sosialisasi itu sendiri, yaitu:
1. Dalam arti sempit, sosialisasi merupakan seperangkat kegiatan masyarakat
yang di dalamnya individu-individu belajar dan diajar memahirkan diri dalam
peranan sosiali sesuia dengan bakatnya.
2. Dalam arti luas, sosialisasi merupakan proses seseorang mempelajari dan
menghayati (mendarahdagingkan) norma-norma kelompok atau “kesatuan kerja”
ditempat ia hidup sehingga ia sendiri menjadi seorang pribadi yang unik dan
berperilaku sesuai dengan harapan kelompoknya.
Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer
(dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Menurut Goffman
kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan
tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam
situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu,
bersama-sama menjalani hidup yang terkukung, dan diatur secara formal.
a. Sosialisasi primer
Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai
sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi
anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-
5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota
keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan
dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.
b. Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi
primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam
masyarakat. Bentuk-bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses
resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam
proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama.
Tipe sosialisasi setiap kelompok masyarakat mempunyai standar dan nilai
yang berbeda. Perbedaan standar dan nilai pun tidak terlepas dari tipe sosialisasi
yang ada. Ada dua tipe sosialisasi. Kedua tipe sosialisasi tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Formal
Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut
ketentuan yang berlaku dalam negara, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan
militer.
b. Informal
Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat
kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan kelompok-
kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat.
2.6. Program Sosial Bank Indonesia
Dalam rangka usaha Bank Indonesia (BI) untuk mengupayakan secara terus
menerus penjagaan stabilitas ekonomi Indonesia, dalam hal ini nilai rupiah, Bank
Indonesia menyelenggarakan beberapa program sosial atau bisa disebut
melaksanakan program Coorporate Social Responsibility (CSR) yang diharapkan
dapat membantu menjaga dan meningkatkan kredibilitas Bank Indonesia sebagai
bank sentral pemangku kebijakan kegiatan perekonomian di Indonesia.
Program sosial Bank Indonesia yang diadakan, diharapkan dapat memajukan
perekonomian masyarakat Indonesia sehingga apa yang menjadi amanat Bank
Indonesia sesuai Undang-Undang dapat terwujud dengan baik. Beberapa program
sosial yang dilaksanakan Bank Indonesia dalam ruang lingkup imlementasi
Indonesia Cerdas diantaranya adalah program BI-Corner, Program GenBI dan juga
program bantuan dana PSBI.
BI-Corner merupakan salah satu program sosial yang diselenggarakan oleh
divisi Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) dengan maksud untuk mengupayakan
secara terus menerus pemahaman yang benar kepada masyarakat tentang
keberadaan dan perannya Bank Indonesia melalui kegiatan edukasi dan sosialisasi,
Bank Indonesia berinisiatif untuk memperkuat edukasi masyarakat di bidang
ekonomi melalui penyedian sarana Pojok Baca (BI-Corner). BI-Corner bertujuan
untuk memberikan akses dan perolehan informasi atau literatur terkini yang
berkualitas baik dari dalam maupun luar negeri, terutama di bidang ekonomi dan
keuangan serta menciptakan komunitas yang mengerti keuangan dan generasi yang
gemar membaca.
Generasi Baru Indonesia (GenBI) adalah sebuah komunitas yang terdiri dari
beberapa kumpulan mahasiswa dari berbagai universitas pada sebuah wilayah yang
terpilih dan menang sebagai penerima beasiswa Bank Indonesia. Dasar
pembentukan komunitas ini ialah agar mahasiswa yang telah menerima beasiswa
Bank Indonesia, yang berasal dari beragam latar disiplin ilmu dan keahlian yang
dimiliki, akan menjadi energi baru yang mampu memberikan kontribusi yang baik
bagi kemajuan negara. Komunitas GenBI ini, berasal dari mereka si penerima
beasiswa yang dibimbing untuk membagi energi bagi negeri dengan cara melakukan
beberapa kegiatan aktivis, yang melibatkan peran masyarakat didalamnya, sampai
kerah memberikan pelayanan sepenuh hati.
Program Bantuan Dana PSBI merupakan salah satu program sosial yang
dijalankan Bank Indonesia dengan memberikan bantuan dana kepada lembaga-
lembaga yang ada di Indonesia yang membutuhkan. Lembaga yang menerima
manfaat ini terdiri dari institusi pendidikan, lembaga keagamaan, organisasi
masyarakat dan lain sebagainya. Dengan memberikan bantuan tersebut, Bank
Indonesia berharap dapat membantu lembaga terkait untuk memajukan kualitas
masyarakat Indonesia.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Proses kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan oleh divisi Program Sosial
Bank Indonesia merupakan hal wajib yang harus dilaksanakan sebagai dasar
pemahaman edukasi kepada publik mengenai program sosial yang dijalankan Bank
Indonesia tersebut, sehingga tujuan atau visi dan misi program dapat berjalan dan
bermanfaat sebagaimana mestinya.
sebagaimana yang dijabarkan pada saat wawancara penulis dengan kepala
divisi Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) dan Hubungan Stakeholders :
“Sebagai satuan kerja Departemen Komunikasi yang memang disinikan tugas kita sebagai departemen yang memberikan layanan informasi publik kitaterus berupaya melaksanakan edukasi kepada publik kita salah satunya dengan mengadakan sosialisasi. Untuk divisi PSBI ini sosialisasi merupakan halyang memang harus dilaksanakan terlebih kami disini yang memang bertanggung jawab secara langsung atas program sosial atau mungkin kalau di perusahaan lain disebutnya CSR. Program-program kita merupakan program yang akan membawa reputasi terhadap Bank Indonesia itu sendiri, jadi untuk memastikan hal tersebut adalah kita selalu melaksanakan dengan baik sosialisasi
program kami sehingga masayaraakat di luar sana memahami dengan baik terhadap program-program yang kami jalankan.” Dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi yang dilaksasanakan oleh divisi PSBI
dan Hubungan Stakeholders tersebut tentunya memiliki SOP atau aturan yang harus
dipatuhi. Untuk alur pelaksanaan sosialisasi program BI-Corner dilakukan pada saat
aktivasi BI-Corner atau peresmian BI-Corner di lembaga-lembaga terkait
dilaksanakan berdasarkan jadwal yang memang telah ditentukan, jadwal tersebut
diatur oleh APISI yang merupakan mitra Bank Indonesia untuk program BI-Corner.
Sementara untuk program GenBI atau program Beasiswa Bank Indonesia
dilakukan pada saat Bank Indonesia akan melakukan seleksi melalui pendaftaran
beasiswa Bank Indonesia yang biasanya untuk sosialisasi ini dibantu oleh
mahasiswa/i dari masing-masing universitas Negeri yang telah mendapatkan
beasiswa Bank Indonesia atau dalam hal ini mahasiswa yang menjadi anggota
GenBI.
Sosialisasi yang dilaksanakan oleh Divisi PSBI dan Hubungan Stakeholders
mengenai Program Bantuan Dana PSBI yaitu melaksanakan survei tempat untuk
mengetahui dan melakukan analisis kepada lembaga terkait penerima bantuan dana
PSBI serta memberikan pemahaman ataupun edukasi kepada lembaga mengenai
ketentuan penggunaan bantuan dana PSBI, memberikan pemahaman mengenai
syarat penerima bantuan dana PSBI dan proses pemberian bantuan dana.
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau
nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau
masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai
peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang
harus dijalankan oleh individu Untuk pelaksanaan kegiatan sosialisasi yang penulis
lakukan yaitu, penulis ditugaskan untuk melaksanakan sosialisasi terkait dengan
program BI-Corner (perpustakaan BI) yaitu kerjasama anatara Bank Indonesia
dengan institusi pendidikan di mulai dari jenjang PAUD hingga Perguruan Tinggi
dengan membuat perpustakaan Bank Inonesia di lembaga tersebut, dan juga
sosialisasi program beasiswa GenBI (Generasi Baru Bank Indonesia) yaitu program
beasiswa yang diberikan Bank Indonesia untuk mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri
(PTN) yang berprestasi.
Berdasarsakan Teori dan Aplikasi atau praktek kegiatan sosialisasi yang
dijalankan oleh Bank Indonesia sudah sejalan dengan yang dijabarkan. Strategi
sosialisasi yang dijalankan divisi PSBI difungsikan secara baik sesuai dengan
tujuan sosialisasi humas yaitu berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman
melalui pengetahuan yang diberikan kepada publik yang dituju
4.2. Saran
Pada dasarnya pelaksanaan sosialisasi yang dilaksanakan divisi PSBI
maupun divisi lainnya yang ada di Departemen Komunikasi Bank Indonesia sudah
dijalankan dengan baik, begitu pula jika dikaitkan dengan teori yang ada. Kegiatan
sosialisasi tersebut sudah sejalan dengan teori. Namun saran yang penulisberikan
untuk kegiatan sosialisasi PSBI adalah perlu diperbaiki kembali koordinasi yang baik
antara petugas sosialisasi dengan panitia tempat diadakannya sosialisasi sehingga
tidak terjadi misscommunication atau kesalahpahaman informasi. Selain itu
diharapkan ada perbaikan waktu pelaksanaan sosialisasi sesuai dengan jadwal
sosialiasasi yang telah disepakati pada saat rapat.
DAFTAR PUSTAKA
Divisi Program Sosial Bank Indonesia. 2016. Dedikasi Untuk Negeri. Jakarta : Bank Indonesia.
Feriyanto Andri & Endang Sita Triana. 2015. Komunikasi Bisnis”Strategi Komunikasi Dalam Mengelola Bisnis. Yogyakarta: Mediatera.
Ruslan Rosady. 2016. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi : Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta : Rajawali.
Jurnal : Rabilzani Syahzehan. 2013. Jurnal Penelitian Strategi Humas Dalam Sosialisasi
Keselamatan dan Kesehatan Kerjab(K3) Bagi Karyawan Area Generator Turbin Gas Unit III PT. Menamas Mitra Energi di Desa Tanjung Batu Kecamatan Tenggarong Seberang. Vol. 14.
Rumimpunu Marlanny. 2014. Jurnal Penelitian Strategi Humas Dalam Mensosialisasikan Program Listrik Pintar PT. PLN (Persero) Wilayah Sulutenggo di Ranotama. Vol.III, No.1.
Sumber Lain :
www.bi.go.id
hasil wawancara dengan staf Divisi PSBI dan Hubungan Stakeholder