10
PENGOLAHAN LlMBAH RUMAH SAKIT Soehartati Gondhowiardjo Ketua Departemen Radioterapi Perjan RSUPN Cipto Mangunkusumo PENDAHULUAN Pembangunan di bidang kesehatan pada hakekatnya merupakan bagian integral dari. pembangunan kesejahteraan bangsa yang secara berkesinambungan dan terus menerus dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai cita-cita luhur, yakni terciptanya masyarakat adil, makmur, baik spiritual, maupun material. GBHN 1999 mengamanatkan perlunya meningkatkan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling mendukung melalui pendekatan paradigma sehat dengan memberikan prioritas pad a upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, penyembuhan, pemufihan dan rehabilitasi. Pokok pemikiran dalam GBHN tersebut merupakan dasar untuk mengembangkan rencana pembangunan Indonesia sehat 2010. Salah satu dasar mencapai Indonesia sehat 2010 adalah paradigma sehat, yaitu pembangunan kesehatan jangka panjang yang mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan melalui kesadaran yang lebih tinggi pada upaya promotif dan preventif. Dalam melaksanakan upaya kegiatan yang bersifat promotif dan preventif, pengaruh lingkungan perlu mendapat perhatian lebih seksama oleh semua pihak, baik tenaga kesehatan maupun masyarakat secara keseluruhan, pentingnya factor lingkungan dalam menilai pelayanan kesehatan dan genetika sudah lama dikenal dalam pembangunan kesehatan sebagaimana dikenal dengan konsep Bloom. Untuk dapat bersain dalam era globalls6s1 menuntut bahwa setlap keglatan harus memperhatikan aspek lingkungan hidup dan keselamatan kerja. Landasan pembangunan Nasional yang berorientasi global ini menuntut para pemrakarsa maupun pengolah industri baik manufaktur maupun jasa (termasuk pelayanan Rumah Sakit) untuk mengubah pola piker kegiatan usahanya yang konvensional kearah bisnis modern yang berwawasan lingkungan serta memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja. Menurut Bloom, 1974 (Azrul, 1983), derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor 41 yaitu : lingkungan, perilaku, keturunan dan pelayanan kesehatan. Rumah sakit (RS) adalah salah satu institusi pelayanan sosial masyarakat yang dikefola secara social ekonomi dan didirikan dengan tujuan untuk memproduksi pelayanan kesehatan bermutu kepada individu, keluarga dan masyarakat. Tugas RS umum adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan (kuratif), pemulihan (rehabilitatif), juga paliatif yang dilaksanakan secara serasi dan terpadudengan upaya penerangan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) (keputusan Men Kes RI No. 983/1992). Untuk menjalankan fungsi dan tujuan tersebut, maka RS harus didukung oleh organisasi dan manajemen yang baik. Sebagai sarana pelayanan kesehatan dengan kegiatan yang multi kompleks, rumah sakit dapat menimbulkan berbagai dampak, baik dampak positif maupun negatif. Dampak positif yang dihasilkan adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sedangkan dampak negatif yang mungkin ditimbulkan adalah terjadinya penularan penyakit kepada pasien, karyawan dan pengunjung rumah sa kit, juga pencemaran lingkungan oleh mikro-organisme patogen, bahan kimia berbahaya, beracun, radioaktif, gas-gas yang menurunkan kwalitas udara serta vektor penyakit yang terjadi melalui pencemaran lingkungan melalui pembuangan limbah padat, dan cair yang dihasilkan. Rumah sakit tergantung tipenya, merupakan penghn!illl IImbah medik terbosar, yang tergolong limbah B3 yaitu limbah yang bersifat infeksius, radioaktif, korosif dan kemungkinan mudah terbakar, yang mengandung potensi bahaya bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan karena tercemar bahaya infeksius, toksik dan radioaktif, sehingga pengelolaan limbaan menjadi hal yang sangat penting terutama mengetahui karakteristik limbah dan pemilihan teknologi dan sarana pengendaliannya. Maka Rumah sa kit bertanggung jawab terhadap pengelolaan limbah yang dihasilkannya. Setiap RS diharapkan memiliki strategi

Soehartati Gondhowiardjo Ketua Departemen Radioterapi ...digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/HSL PENEL P2PLR TH... · Langkah Penerapan Sistem Manajemen ... limbah yang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Soehartati Gondhowiardjo Ketua Departemen Radioterapi ...digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/HSL PENEL P2PLR TH... · Langkah Penerapan Sistem Manajemen ... limbah yang

PENGOLAHAN LlMBAH RUMAH SAKIT

Soehartati GondhowiardjoKetua Departemen Radioterapi Perjan RSUPN Cipto Mangunkusumo

PENDAHULUAN

Pembangunan di bidang kesehatan padahakekatnya merupakan bagian integral dari.pembangunan kesejahteraan bangsa yangsecara berkesinambungan dan terusmenerus dilakukan oleh bangsa Indonesiauntuk mencapai cita-cita luhur, yakniterciptanya masyarakat adil, makmur, baikspiritual, maupun material.

GBHN 1999 mengamanatkan perlunyameningkatkan mutu sumber daya manusiadan lingkungan yang saling mendukungmelalui pendekatan paradigma sehat denganmemberikan prioritas pad a upayapeningkatan kesehatan, pencegahan,penyembuhan, pemufihan dan rehabilitasi.Pokok pemikiran dalam GBHN tersebutmerupakan dasar untuk mengembangkanrencana pembangunan Indonesia sehat2010. Salah satu dasar mencapai Indonesiasehat 2010 adalah paradigma sehat, yaitupembangunan kesehatan jangka panjangyang mendorong masyarakat untuk bersikapmandiri dalam menjaga kesehatan melaluikesadaran yang lebih tinggi pada upayapromotif dan preventif.

Dalam melaksanakan upaya kegiatanyang bersifat promotif dan preventif,pengaruh lingkungan perlu mendapatperhatian lebih seksama oleh semua pihak,baik tenaga kesehatan maupun masyarakatsecara keseluruhan, pentingnya factorlingkungan dalam menilai pelayanankesehatan dan genetika sudah lama dikenaldalam pembangunan kesehatansebagaimana dikenal dengan konsep Bloom.

Untuk dapat bersain dalam eragloballs6s1 menuntut bahwa setlap keglatanharus memperhatikan aspek lingkunganhidup dan keselamatan kerja. Landasanpembangunan Nasional yang berorientasiglobal ini menuntut para pemrakarsa maupunpengolah industri baik manufaktur maupunjasa (termasuk pelayanan Rumah Sakit)untuk mengubah pola piker kegiatanusahanya yang konvensional kearah bisnismodern yang berwawasan lingkungan sertamemperhatikan kesehatan dan keselamatankerja.

Menurut Bloom, 1974 (Azrul, 1983),derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor

41

yaitu : lingkungan, perilaku, keturunan danpelayanan kesehatan. Rumah sakit (RS)adalah salah satu institusi pelayanan sosialmasyarakat yang dikefola secara socialekonomi dan didirikan dengan tujuan untukmemproduksi pelayanan kesehatan bermutukepada individu, keluarga dan masyarakat.Tugas RS umum adalah melaksanakanupaya kesehatan secara berdaya guna danberhasil guna dengan mengutamakan upayapenyembuhan (kuratif), pemulihan(rehabilitatif), juga paliatif yang dilaksanakansecara serasi dan terpadudengan upayapenerangan (promotif) dan pencegahanpenyakit (preventif) (keputusan Men Kes RINo. 983/1992). Untuk menjalankan fungsidan tujuan tersebut, maka RS harusdidukung oleh organisasi dan manajemenyang baik. Sebagai sarana pelayanankesehatan dengan kegiatan yang multikompleks, rumah sakit dapat menimbulkanberbagai dampak, baik dampak positifmaupun negatif.

Dampak positif yang dihasilkan adalahmeningkatkan derajat kesehatan masyarakat,sedangkan dampak negatif yang mungkinditimbulkan adalah terjadinya penularanpenyakit kepada pasien, karyawan danpengunjung rumah sakit, juga pencemaranlingkungan oleh mikro-organisme patogen,bahan kimia berbahaya, beracun, radioaktif,gas-gas yang menurunkan kwalitas udaraserta vektor penyakit yang terjadi melaluipencemaran lingkungan melaluipembuangan limbah padat, dan cair yangdihasilkan.

Rumah sakit tergantung tipenya,merupakan penghn!illl IImbah medik terbosar,yang tergolong limbah B3 yaitu limbah yangbersifat infeksius, radioaktif, korosif dankemungkinan mudah terbakar, yangmengandung potensi bahaya bagi kesehatanmasyarakat dan lingkungan karena tercemarbahaya infeksius, toksik dan radioaktif,sehingga pengelolaan limbaan menjadi halyang sangat penting terutama mengetahuikarakteristik limbah dan pemilihan teknologidan sarana pengendaliannya. Maka Rumahsakit bertanggung jawab terhadappengelolaan limbah yang dihasilkannya.Setiap RS diharapkan memiliki strategi

Page 2: Soehartati Gondhowiardjo Ketua Departemen Radioterapi ...digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/HSL PENEL P2PLR TH... · Langkah Penerapan Sistem Manajemen ... limbah yang

pengelolaan limbah yang komprehensif danmemperhatikan prinsip-prinsip yang telahdiatur.

SISTIM MANAJEMEN LlNGKUNGANRUMAH SAKIT (SMLRS)

Konsep lama pengelolaan lingkunganrumah sakit lebih menekc;nkan pengolahansetelah terjadinya limbah (end of pipeapproach) yang diakui membawakonsekuensi ekonomi biaya tinggi tidakmembantu kearah konsep pembangunanberkelanjutan (Adi-sasmito, 1998).

Sesuai dengan situasi globalisasi kinitelah berkembang pemikiran mengenaikonsep pengelolaan lingkungan sebagaisebuah system dengan berbagai manajemenyang dikenal sebagai system manajemen­lingkungan (SML-EnvironmentalManagement System) dimana langkahpenerapannya sebagaimana terlihat padadiagram Gambar 1.

Didalam perencanaan umum kegiatanrumah sakit sebaiknya memuat programmanajemen lingkung an (PML) dan agar lebihefektif sebaiknya perencanaan manajemenlingkungan dipadukan dalam rencanastrategi rumah sakit.

I Tahap Kelima I I Penyempurnaan ITahap Pertama

Pengkajian SML I

r I BerkelanjutanPengembangan dan komitmen

terhadap kcbijaksanaan lingkungan~

Tahap Kedua

PerencanaanAspek lingkungan dan dampaklingkungan tcrkaitpersyaratan perundang-undangandan perusahaanTujuan dan sasaranRencana kerja dan programManajemen lingkungan

Tahap Ketiga

Pcnerapan dan operasiAlokasi sumbor dayaTahap Keempat

Struktur dan tanggung jawab

Evaluasi berkala

K- daran dan pelatihan

Pemantauan

Komunikasi

TInd. Koreksi & Pencegahan

Dokumentasi

Rekaman dan auditPcngendalian operasional : program

rnanajemcn yang spesilikKesiapan dan respon terhadapkeadaan darurat

Sumber: H. Hadiwiardjo, 1997

Gambar 1. Urutan Langkah untuk Menerapkan SML di Perusahaan

42

Page 3: Soehartati Gondhowiardjo Ketua Departemen Radioterapi ...digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/HSL PENEL P2PLR TH... · Langkah Penerapan Sistem Manajemen ... limbah yang

1. Langkah Penerapan Sistem ManajemenUngkungan Rumah SakitLangkah penerapan SMLRS(Adisasmito, 1998) meliputi :• Komitmen dan Kebijakan

ManajemenUnsur terpenting dalam menjalankanSMLRS adalah dukunganmanajemen , puncak dalammenentukan nilai-nilai kebijakanlingkungan untuk membentuk danmenjalankan SMLRS. Rumah sakitharus selalu mentaati peraturanperundangan yang berlaku danmencegah terjadinya pencemaran.

• PerencanaanFase perencanaan dari siklusperbaikan berkelanjutan (lihatGambar 2.) membutuhkanperumusan perencanaan untukmemenuhi tujuan dan sasaranorganisasi, yaitu denganmemasukkan hal-hal sebagaiberikut :

i. Identifikasi aspek lingkungandan evaluasi dampaklingkungan

ii. Persyaratan perundang-undangan

iii. Kebijakan lingkungan dankriteria kinerja internal

iv. Tujuan dan sasaran lingkunganv. Perencanaan lingkungan dan

program manajemenlingkungan.

• PelaksanaanPelaksanaan SMLRS perlumempertimbangkan hal-hal berikut :

• Sumber daya manusia• Mensinergikan dan meng-

integrasikan SML ke dalam aktivitasrutin rumah sakit.

• SMLRS harus dapatmompertanggungjawabkan thmdipertanggungjawabkan

• Kesadaran mengenai lingkungan danmotivasi

• Pengetahuan, keterampilan, danpelatihan

• Komunikasi, informasi, danpelaporan

• Pengendalian operasional• Persia pan cara penanganan

keadaan darurat

• Pengawasan

43

Pengawasan dan pengaturan adalahsalah satu cara untuk mengukurkesuksesan dari kinerja lingkungandi organisasi dan untuk membuatnyata SML adalah mempertemukantujuan-tujuan yang dijanjikan dansasaran-sasaran. Yang harus diingatadalah apa yang dimonitor harusdapat diukur dan dapatdilaksanakan. Selain itu rumah sakit

seharusnya mengevaluasi hal - halsebagai berikut :

• Pengukuran dan monitoring kinerjayang telah dilaksanakan

• Perbaikan dan tindakan pencegahan• Catatan SML dan manajemen

informasi• Audit SML• Tindakan

Akhirnya SML di rumah sakit adalahkerangka yang seharusnyadikembangkan secara terus menerus.Secara periodik, rumah sakit harusmenyimpan dokumen pencatatan danpelaporan SMLnya dengan faktor-faktorinternal dan eksternal yang dinamis yangmempengaruhi kebijakan-kebijakan dankegiatan-kegiatan lingkungan danperbaikan kinerja lingkungan rumahsakit. Jika tidak menyuguhkanpemeriksaan manajemen sebagailangkah akhir dalam proses SML, rumahsakit akan mendapat kerugian mengingatpemeriksaan manajemen memulai danmengakhiri dari keseluruhan prosesSML. Hasil akhir dari pemeriksaan inimerupakan prioritas tindakan yangutama jika rumah sakit mengharapkankaryawannya menerima system tersebut.

PROGRAM PENCEGAHAN PENCEMARANRS (P2RS)

Saat ini mulai berkembang strategipengelolaan lingkungan yang berorientasipreventif dengan mencegah pencemaransedini mungkin atau meminimisasipencemaran mulai dari sumbernya (resourcereduction) yang dikena! dengan terminologipencegahan pencemaran (P2, pollutionprevention).

Page 4: Soehartati Gondhowiardjo Ketua Departemen Radioterapi ...digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/HSL PENEL P2PLR TH... · Langkah Penerapan Sistem Manajemen ... limbah yang

I PENYEMPURNAAN BERKELANJUTAN I •

Audit dan pengkajian I

KoreksiManajemen SML

Ir

,,..

Susunan Program Manajemen Lingkungan

• Prosedur dan pelaksanaan• Sumber daya• Garis tanggung jawabSempurnakan

• Pelatihan karyawan • Perencanaan tanggap darurat• Pemeliharaan Rekaman* Unsur lainnya•

Tentukan Tujuan 8 Sasaran Lingkungan : ~

Sempurnakan

Ases Aspek Lingkungan I ~

CegahDampak Lingkungan

'''".~Susun Kebijakan Lingkungan

I~Sempurnakan

Adanya Komitmen Manajemen Puncak I

Sumber: H. Hadiwiardjo, 1997

Gambar 2. Diagram Alir Proses Penyempurnaan Berkelanjutan

StrQtliloj P~RS ini mlim(ik"mkgn ;

• Penggunaan material yang rasional• Modifikasi dan subtitusi material

• Praktek-praktek atau proses kegiatandengan lebih efisien termasukreduksi dan efisiensi penggunaanenergi, air dan sumber daya lainnya.

Dan selanjutnya limbah yang dihasilkandiupayakan semaksimal mung kin direduksiatau diminmisasi melalui praktek-praktek :• Penggunaan kembali (reuse)• Daur ulang (recycle)• Pemulihan kembali (recovery)

44

Tujuan P2RS adalah ;• Mereduksi risiko pelanggaran atau

kerugian masyarakat akibat dari dampaklimbah rumah sakit

• Mereduksi biaya operasional pelayananrumah sakit dan biaya operasionalpengolahan limbah.

• Meningkatkan citra rumah sakit di matamasyarakat

Langkah penerapan programpencemaran dapat dilihat pada Gambar 3.

Page 5: Soehartati Gondhowiardjo Ketua Departemen Radioterapi ...digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/HSL PENEL P2PLR TH... · Langkah Penerapan Sistem Manajemen ... limbah yang

Pembentukan Program• Komitmen manajemen* Penetapan kebijakan* Diseminasi kebijakan

Pcngorganisasian Program* Pembentukan gugus tugas program* Penentuan kettJa tim program* Penentuan tujuan

Kajian Rona Awal* Identifikasi kapasitas operasional RS* Identifikasi sumber dan alimn limbah• Idenlifikasi sumber dala* Rencana waklu dan lempal* Pengumpulan data dan kunjungan lapangan* Kajian data

Perumusan Program• Penetapan dan penenluan priorilas program• Penetapan target dan sasamn program• Identifikasi potensi daya dukung dan hambatan• Identifikasi faktor ekslernal

Studi Kelayakan• Teknis• Lingkungan* Finansial

Implementasi Program* Pendanaan* Pelalihan* Modifikasi alat• Subslilusi malerial• Perjanjil1n kerjasamu burl! dengM plhak okslema I

Laporan Perkcmbangan Program• Pengukuran* Pcnilaian

Pengembangan Program P2

Sumber : Adisasmita dan Yuliansyah, 1998

Gambar 3: Program Pencegahan Pencemaran di Rumah Sakit

45

Page 6: Soehartati Gondhowiardjo Ketua Departemen Radioterapi ...digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/HSL PENEL P2PLR TH... · Langkah Penerapan Sistem Manajemen ... limbah yang

LlMBAH RUMAH SAKIT

1. Pengertian LimbahLimbah adalah bahan sisa pada suatu

kegiatan atau proses produksi (PP RI NO.19tahun 1994). Limbah rumah sakit adalahlimbah yang berasal dari pelayanan medis,perawatan pasien, pengobatan danperawatan gigi, veterinary, farmasi atau yangsejenis dan yang berasal dari kegatanlaboratorium serta penelitian (Kusnoputranto,1993).

Oalam lingkungan rumah sakit, ancamanyang timbul dari limbah rumah sakit terutamapada saat penanganan, yaitu saatpemilahan, pengumpulan, penampungan,pengangkutan dan pemusnahan ataupembuangannya. Karena volume limbahyang dihasilkn melebihi kapasitas ataukemampuan pembuangan/pemusnahannyadan beberapa diantara jenis limbahberpotensi menimbulkan bahaya kepadapetugas yang terlibat dalam penanganannya.

2. Jenis- jenis kategori limbahberdasarkan potensi bahaya yangterkandung didalamnya(Kusnoputranto, 1993) :

• Limbah benda tajam• Limbah infeksius yaitu yang berhubungan

dengan perawatan intensif atau isolasipenyait menular atau kontaminasiorganisme patogen.

• Limbah jaringan tubuh.• Limbah sitotoksik• Limbah farmasi• Limbah kimia dan plastik• Limbah radioaktif yaitu bahan yang

terkontaminasi dengan radio isotop,kedokteran nuklir, radio immunoassayserta bisa berbentuk padat, cair atau gas.Limbah radioaktif dibuang sesuaipersyaratan teknis dan peraturanperundangan yang berlaku (PPNo.13/1975) dan diserahkan ke BATAN.

3. Sumber dan Sifat LimbahSumber limbah dari obstetrik, unit gawat

darurat dan bedah, laboratorium, radiologi,ruang mayat, patologi dan otopsi, unit isolasi,unit perawatan, unit pelayanan, farmasi,gizi/dapur, binatu dan halaman serta kantor.

Sifat limbah yang dibuang tergantungukuran, fungsi dan kegiatan rumah sakit.Secara umum air limbah mengandung bahanbuangan dari pasien, bahan otopsi, jaringanhewan labolatorium, sisa makanan daridapur, laundry, limbah kimia dari

46

laboratorium yang mengandung berbagaibahan kimia (tosik dan non tosik dan lain ­lain).

4. Karakteristik kimia, fisik dan biologilimbahLimbah rumah sakit bisa mengandung

berbagai mikroorgnisme termasuk pathogen,bahan organik dan anorganik, tergantungjenis rumah sakitnya, tingkat pengolahanyang dilakukan sebelum dibuang, dan jenissarana yang ada. Bila rumah sakit memilikiunit pengolahan sendiri maka harusdimonitor : BOD, COD, TSS, amoniak bebas,phosphat, pH suhu, perkiraan jumlah kumangolongan E coli dan koliform untuk menilaihasil ke~a unit pengolahan. sesuaiKeputusan Menteri Negara LingkunganHidup NO.58 tahun 1995.

Berdasarkan keputusan Gubernur OKIJakarta No. 58 tahun 1995 ditambah

parameter logam berat, zat beracun, tanpabakteriologik dan lain - lain. Adapunkarakteristik limbah cair klinis meliputi :• pH adalah derajat keasaman limbah cair,

diukur dengan menggunakan pH meterdigital.

• BOD (Biological Oxygen Demand)adalah banyaknya oksigen yangdiperlukan untuk menguraikan bendaorganic oleh bakteri pada suhu 200C ,selama 5 hari, dengan satuan milligramperliter (mgllt).

• COD (Chemical Oxygen Demand)adalah oksigen yang dibutuhkan untukmenguraikan bahan - bahan organicsecara kimiawi. dinyatakan dengansatuan milligram per liter (mgllt).

• TSS (Total Suspended Solid) adalahberat zat padat yang bersuspensiataupun tak terlarut dalam volumetertentu dari limbah cairo dinyatakandengan milgram per liter.

• Kandungan bakteri adalah : bakterlgolongan Ecoli yang terdapat secaranormal didalam urine dan tinja manusia.Sumber bakteri pathogen dalam limbahcair berasal dari tinja manusia sakit.untuk menganalisis bakteri pathogenyang terdapat dalam limbah cairo cukupsulit sehingga parameter mikrobiologis­nya digunakan perkiraan terdekat jumlahgolongan E coli (MPN : Most ProbableNumber) dalam 100 mililiter cair sertaperkiraan terdekat jumlah Koliform dalam100 mililiter limbah cairo

Page 7: Soehartati Gondhowiardjo Ketua Departemen Radioterapi ...digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/HSL PENEL P2PLR TH... · Langkah Penerapan Sistem Manajemen ... limbah yang

Tahun 2000 ditetapkan bahwa mutubaku limbah cair (fisika, kimia, biologi)dengan 8 (suhu, ph, BOD, COD, TSS, bebasNH3, P04, E.Coli) parameter serta 12parameter baku mutu radioaktivitas.

Keputusan Menteri Negara Lingkunganhidup No. Kep. 39 I Men LH I 8 I 1996tanggal 26 Agustus 1996 tentang jenis usahaatau kegiatan yang wajiQ dilengkapi AnalisisMengenai Dampak Lingkungan (AMDAL),menetapkan bahwa terdapat 11 jenis usahaatau kegiatan wajib AMDAL, salah satunyaadalah usaha kesehatan.

AscarisBacilus anthraxBrucellaEntamuba histolitikaLeptosmira ictero haemorhagicMycobacterium tuberculosisSalmonela paratyphiSalmonela typhiiSalmonelaSchistosoma

ShigellaTaeniaVibrio choleraVirus

Sumber : Medcalf and Eddy, 1991

5. Dampak limbah cair terhadap kualitaslingkungan dan kesehatan,(Kusnoputranto, 1993) :• Dampak terhadap kesehatan

manusia meliputi gangguankenyamanan dan estetika, kerusakanharta-benda, tanaman dan binatanghidup serta ekosistem dalam skalabesa~ gangguan terhadapkesehatan manusia, genetika danreproduksi manusia.

• Dampak dan akibat terhadap kualitaslingkungan meliputi : limbah yangmemerlukan oksigen, agen - agenpenyebab penyakit, asam, garam,logam beracun, pestisida, herbisida,plastic, deterjen, senyawa chlorine,panas, unsur nutrisi tumbuh­tumbuhan, sedimen endapan danbahan radioaktif.

athogen di limbah cairPenyakit

Caeing NematodaAnthraxBrucellosis, demam maltaDisentri

Leptopirosis (penyakit weil}TuberculosisDemam paratyphoidDemam typhoidKeracunan makananSchistosomiasisCholeraCacing pitaCholeraPoliomvelitis, heoatitis

Tobie 2 Komposlsilimboh eolt rurnoh tnngga yang bolum diolahKonsentrasi

Menen!Jah22050022010025

Kandungan

BODCODTSSGemukNH3 bebas

mglltmglltmg/lt

mg/ltma/lt

Kuat400100035015050

Lemah1102501005012

47

Page 8: Soehartati Gondhowiardjo Ketua Departemen Radioterapi ...digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/HSL PENEL P2PLR TH... · Langkah Penerapan Sistem Manajemen ... limbah yang

Melihat dampak yang ditimbulkan diatas,maka limbah yang dihasilkan dari suatuproses produksi harus diolah denganmemperhatikan kriteria yang ada, sehinggapengaruh tersebut dapat diperkecil ataudihilangkan. Menurut Mara (1983), kriteriauntuk sistem pengolahan limbah cairmeliputi :• Kriteria kesehatan : Pengolahan tersebut

harus mampu menghilangkan organismepathogen

• Kriteria penggunaan kembali : Prosespengolahan harus menjamin produksiuntuk dapat digunakan kembali sepertidalam pertanian dan perikanan.

• Kriteria ekologi : Jika limbah kpermukaanair tidak mengganggu kemampuanpembersihan sendiri oleh badan air

• Kriteria gangguan dan kenyamanan :Bau yang ditimbulkan oleh systempengolahan harus dibawah standarambang batas, sehingga tidak adabagian system yang mengganggukeindahan dan kenyamanan

• Kriteria budaya : Metode pengolahanyang dipilih untuk pengumpulan,pengolahan dan penggunaan kembaliharus sesuai dengan kebiasaan dankepercayaaan setempat.

• Kriteria operasional : Tenaga terdidikyang dibutuhkan untuk tugas operasionaldan pemeliharaan mudah didapatkanmelalui latihan yang minimum.

• Kriteria biaya : Modal dan biaya yangdikeluarkan untuk pengolahan tersebutharus sesuai dengan kemampuanmayarakat atau institusi yang akanmenanggung biaya tersebut.

6. Pengelolaan limbah klinis sertastrategi pelaksanaannyaMenurut Mara (1983) pengelolaan limbah

klinis rumah sakit dimulai dengan suatuperencanaan kemudian dilanjutkan denganpelaksanaan, evaluasi perencanaan ­pelaksanaan dan penggunaan kembali.

Pengelolaan meliputi pemanfaatansumber daya seperti metode pengumpulansampai pengolahan dan pembuangan yangdipakai meliputi kebutuhan energi, jumlahdan jenis tenaga, peralatan, bahan ataumaterial, dana, waktu operasional.

Kebutuhan sumber daya sang attergantung jumlah dan mutu limbah rumahsakit, serta jenis metode pengelolaan yangditetapkan.

Tujuan pengelolaan limbah adalah untukmenghilangkan atau mengurangi bahkan

48

kalau dapat menghilangkan sifat bahanberbahaya dan beracun agar tidakmembahayakan kesehatan manusia danuntuk mencegah terjadinya pencemaranserta kerusakan lingkungan.

PerencanaanOalam perencanaan perlu diketahui

jumlah dan mutu limbah rumah sakit,karakteristik dari beberapa carapengumpulan, pengolahan dan pembuanganlimbah rumah sakit. Berdasarkankarakteristik limbah rumah sakit dipilihbeberapa alternatif metode pengelolaanlimbah sesuai dengan karakteristik limbahtersebut.

Alternatif pengelolaan limbahdisesuaikan dengan ketersediaan sumberdaya (energi, ketenagaan, bahan, peralatan,waktu operasi dan dana) untuk memperolehsatu alternatif pengelolaan limbah rumahsakit yang tepat guna. Jadi perencanaan iniditentukan metode pengelolaan limbahrumah sakit dengan menghitung kebutuhan :akan jumlah dan jenis tenaga kebutuhanakan energi, peralatan, bahan, anggaran danbiaya pengelolaan untuk jangka watu tertentu(1 tahun), penentuan waktu operasional danpenentuan mutu buangan limbah serta tolokukur pencapaian program pengelolaanlimbah rumah sakit.

Perencanaan ini berbentuk proposalperencanaan pengelolaan limbah rumahsakit yang meliputi karakteristik limbah rumahsakit, metode pengelolaan yang akanditerapkan sesuai kebutuhan akan sumberdaya dan hasil pengelolaan yang diharapkanakan dapat dicapai.

Keputusan Oir. Jen PPM dan PPL, No.HK. 00.06.6.44. tahun 1993, tentang kwalitastenaga dibidang kesehatan lingkungan yangbekerja di rumah sakit, yaitu :

Untuk rumah sakit kelas A dan B (rumahsaklt pemerintah) dan 50tingkDt,PengelolalDireksi rumah sakit dibantu olehseorang tenaga S1 dibidang kesehatanlingkungan, tekni penyehatan, kesehatanmasyarakat, biologi, teknik kimia, tekniklingkungan dan teknik sipil.

Tenaga pelaksana meliputi pengawassistim plumbing, operator proses pengolahandengan walifikasi 01 ditambah pelatihankhusus. Untuk kegiatan pengawasan olehtenaga kwalifikasi 03 atau 04 ditambahpelatihan khusus.

Page 9: Soehartati Gondhowiardjo Ketua Departemen Radioterapi ...digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/HSL PENEL P2PLR TH... · Langkah Penerapan Sistem Manajemen ... limbah yang

Pelaksanaan Pengelolaan limbahKegiatan meliputi persiapan

pelaksanaan, pelaksanaan dan evaluasi.Kegiatan persiapan meliputi persiapanpengadaan dana, saran dan prasarana,pengadaan ketenagaan, pengadaan energi,alat dan bahan serta rencana waktu

operasional.

PengawasanPengawasan terhadap pelaksanaan

pengelolaan yang perlu diperhatikan adalah :1. Jumlah dan mutu limbah, harus diawasi

terutama terhadap fluktuasi mutu limbah.Hal ini erat kaitannya dengan prosespengolahan limbah yang dioperasikandan berhubungan dengan efektif danefisiensi system pengolahannya.

2. Metode dan proses pengolahanOalam hal ini perlu pemantauan hasilpengolahan limbah pads tahap tertentudan dalam waktu tertentu. Sehinggadapat diketahui pengoperasian prosespengolahan berjalan sesuai dengan yangdiharapkan.

3. Pemanfaatan sumber daya. Misalnya :pemakaian energi, tenaga kerja, bahan ­bahan, pemanfaatan dan pemeliharaanalat-alat, dana yang dibutuhkan sertapemanfaatan waktu operasi perlumendapat pengawasan yang ketat,sesuai dengan yang telah direncanakandan disesuaikan dengan keadaan dilapangan.

4. Pengawasan atau pematauan mutubuangan. Hal ini hendaknya dilakukanpada tahapan tertentu dari prosespengolahan. Berdasarkan keputusangubernur DKI Jakarta No. 582 th 1995,maka pemantauan mutu buangannyadilakukan 3 bulan sekali, metiputi fisikadan kimiawi tanpa bakteriologi.Sedangkan menu rut Keputusan MenteriNf.)gara Lingkungan Hidup, No 58 th1995, pasal 7, yaitu pemeriksaandilakukan sebulan sekali terhadapparameter baku mutu limbah cairolampiran A meliputi BOD, COD, TSS,ph, sedangkan lampiran 0 meliputi suhu,TSS, BOD, COD, Amoniak bebas,phosfat, kuman golongan E. Coli/100 mldan radioaktivitas yang berlaku th 2000.

Evaluasi dan LaporanEvaluasi terhadap hasil pengelolaan

limbah meliputi :Apakah pengelolaan sudah memenuhi

standart yang berlaku ? Bila telah memenuhi

49

standart, bagaimana ratio pemakaian sumberdaya limbah yang dikelola termasuk unitbiaya pengelolaannya. Bila belum, mengapa? Adakah kendalanya ? Upaya apa yangtetah dilaksanakan ?

Seluruh hasil eva(uasi dari pengelolaanlimbah rumah sakit ini hendaknya dilaporkansecara rutin, berkala dan berjenjang padakepala rumah sakit serta instansi yang terkaityang mempunyai wewenang dalampengawasan mutu buangan limbah.Laporannya meliputi tolok ukur pengelolaanmisalnya jumlah dan mutu limbah, unit biaya,ratio ketenagaan, ratio pemakaian alat danbahan, mutu buangan, kendala di lapangan,serta masalah yang dihadapi.

Strategi pengolahan limbah Rumah SakitTarget yang akan dicapai• Reduksi limbah pada sumbernya• Reduksi volume melalui pengolahan

sementara

• Pembuangan akhir yang sebenarnyaKendala atau hambatan

• Terbatasnya lahan, peralatan, bahan,tenaga, dana

• Konservasi sumber daya alam• Minimasasi dampak lingkungan dan

kesehatanMetoda kerjaAktifitas daur ulang atau penggunaankembali.

Metode evaluasi

• Untuk menentukan apakah dampakterhadap lingkungan hidup danpengaruhnya terhadap kesehatan cukupbesar atau masih dalam batas ambangdan baku mutu yang telah ditetapkan.Kualitas air limbah rumah sakit yang akandibuang ke lingkungan harus memenuhipersyaratan baku mutu limbah cair yangberlaku.

• Untuk menentukan keberhasllan.Parameter evatuasi antara lain biayaperton, limbah yang dikumpulkan ataudiangkut oleh setiap tenaga ke~a perluanalisa. Data - data ini untu menetapkanefisiensi dan kelayakan pengelolaanlimbah. Untuk sampah padat indikatorkeberhasilan lainnya yaitu akumulasisampah yang tidak terolah, pengukurantingkat kepadatan lalat dan ada tidaknyakeluhan dari masyarakat yang tinggal dirumah sakit, pengunjung, pasien sertapetugas rumah sakit menurutKusnoputranto (1993).

Page 10: Soehartati Gondhowiardjo Ketua Departemen Radioterapi ...digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/HSL PENEL P2PLR TH... · Langkah Penerapan Sistem Manajemen ... limbah yang

PENGELOLAAN LlMBAH DI PERJANRSUPN CIPTO MANGUNKUSUMO

Berdasarkan uraian dan acuan-acuandiatas maka saat ini Perjan RSUPN CiptoMangun Kusumo mempunyai programpengelolaan limbah yang dituangkan dalamberbagai Surat Keputusan Direktur sbb :• SK Direktur no 2864/TU.K134/X/98

perihal Prosedur Baku OperasionalPengelolaan Limbah Cair pada SumberPenghasil Limbah dengan lampirannya.

• SK Direktur no 2264/TU.K134NIII/98

perihal Prosedur Baku OperasionalPengelolaan Limbah padat denganlampirannya

Yang kemudian berdasarkan kemajuandalam teknologi dan adanya ketentuan yangkemudian berlaku diperbaharui berdasarkan,• Pedoman Umum Pengelolaan limbah

Cair Perjan RSUPN Cipto MangunKusumo

• Pedoman Umum Pengelolaan LimbahPadat Medis Perjan RSUPN CiptoMangun Kusumo

Kemudian diterbitkan SK direkturperihar :• Protap pembuangan limbah cair• Protap pengumpulan limbah padat medis• Protap supervisi pengelolaan limbah

padat medis• Protap pewadahan dan pemilahan

limbah padat medis non benda tajam• Protap pewadahan dan pemilahan

limbah padat medis bend a tajam• Protap pengangkutan internal limbah

padat medis• Protap pengangkutan eksternal limbah

padat medis

50

PENUTUP

Rumah sakit sebagai penghasil limbahmedik terbesar, yang tergolong limbah B3yaitu limbah yang bersifat infeksius,radioaktif, korosif dan kemungkinan mudahterbakar, yang mengandung potensi bahayabagi kesehatan masyarakat dan lingkungankarena tercemar bahaya infeksius, toksik danradioaktif, bertanggung jawab terhadappengelolaan limbah yang dihasilkannya.Setiap RS diharapkan memifiki strategipengelolaan limbah yang komprehensif danmemperhatikan prinsip~prinsip yang telahdiatur.

DIRANGKUM DARI

• Felicianus Novyanto S , Tesis : Analisissistim pengolahan klinis dari KamarBedah Rumah Sakit Petamburan,Jakarta, 2002, , Program KajianAdministrasi Rumah Sakit, PascasarjanaFakultas Kesehatan Masyarakat,Universitas Indonesia.

• Ahadin AR. ,Tesis ManajemenPengolahan limbah Cair di Pav. KartikaRSPAD Gatot SUbroto, Jakarta, 1998,Program Kajian Administrasi RumahSakit, pascasarjana Fakultas KesehatanMasyarakat, Universitas Indonesia ..

• Grace S Rumengan , Tesis : ManajemenPengolahanLimbah Cair Klinis di RumahSakit St Carolus, Jakarta, 1996, ,Program Kajian Administrasi RumahSakit, Pascasarjana Fakultas KesehatanMasyarakat, Universitas Indonesia.

• Hananto AJ Tesis ManajemenPengolahan Limbah Cair Kfnisis RSUPPersahabatan, Jakarta, 2000, , ProgramKajian Administrasi Rumah Sakit,Pascasa~ana Fakultas KesehatanMasyarakat, Universitas Indonesia

• Kumpulan SK Direktur Perjan RSUPNClpto MangunkuBumo, JQkarta.