8
1. LATAR BELAKANG Saat ini merokok bukanlah hal yang tabu bagi masyarakat di Indonesia. Merokok sendiri merupakan kegiatan dengan membakar dan menghisap asap tembakau. Rokok sendiri tidak hanya sekedar mengandung tembakau namun mengandung sekitar 4000 bahan kimiawi lainnya seperti : tar, nikotin, benzopyrin, metilkloride, aseton, ammonia dan karbon monoksida. Tar, nikotin, karbon monoksida merupakan 3 zat penting yang sangat berbahaya bagi tubuh. Kandungan nikotin dalam rokok menimbulkan ketagihan. Maka dari itu, perokok berat sulit melepaskan kebiasaan tersebut. Sedangkan kandungan lainnya dapat bersifat karsinogenik sehingga dapat menyebabkan kanker. walaupun begitu, setelah mengetahui bahaya dari merokok, masyarakat Indonesia tetap melakukannya oleh karena faktor kebiasaan dan kurangnya edukasi yang lebih lanjut dari merokok. Kebiasaan merokok dipengaruhi oleh faktor keluarga, lingkungan dan pekerjaan. Menurut Global adult tobacco survey (GATS) Indonesia oleh WHO tahun 2011, terdapat 61 juta perokok di Indonesia yang merupakan sepertiga (36%) dari penduduk Indonesia. Survey menunjukan 63% dari penduduk laki-laki merokok. Kendati pada wanita rendah (5%), namun angka ini diperkirakan akan meningkat. Pada kalangan muda (usia 13-15 tahun), 20% menghisap rokok (remaja putra 41%; remaja putri 3,5%). 78% persen perokok mulai merokok sebelum usia 19 tahun dan sepertiga pelajar melaporkan mencoba rokok pertama mereka 1

smoking cessation

Embed Size (px)

DESCRIPTION

smoking cessation ilm koas edit

Citation preview

1. LATAR BELAKANG Saat ini merokok bukanlah hal yang tabu bagi masyarakat di Indonesia. Merokok sendiri merupakan kegiatan dengan membakar dan menghisap asap tembakau. Rokok sendiri tidak hanya sekedar mengandung tembakau namun mengandung sekitar 4000 bahan kimiawi lainnya seperti : tar, nikotin, benzopyrin, metilkloride, aseton, ammonia dan karbon monoksida. Tar, nikotin, karbon monoksida merupakan 3 zat penting yang sangat berbahaya bagi tubuh. Kandungan nikotin dalam rokok menimbulkan ketagihan. Maka dari itu, perokok berat sulit melepaskan kebiasaan tersebut. Sedangkan kandungan lainnya dapat bersifat karsinogenik sehingga dapat menyebabkan kanker. walaupun begitu, setelah mengetahui bahaya dari merokok, masyarakat Indonesia tetap melakukannya oleh karena faktor kebiasaan dan kurangnya edukasi yang lebih lanjut dari merokok.Kebiasaan merokok dipengaruhi oleh faktor keluarga, lingkungan dan pekerjaan. Menurut Global adult tobacco survey (GATS) Indonesia oleh WHO tahun 2011, terdapat 61 juta perokok di Indonesia yang merupakan sepertiga (36%) dari penduduk Indonesia. Survey menunjukan 63% dari penduduk laki-laki merokok. Kendati pada wanita rendah (5%), namun angka ini diperkirakan akan meningkat. Pada kalangan muda (usia 13-15 tahun), 20% menghisap rokok (remaja putra 41%; remaja putri 3,5%). 78% persen perokok mulai merokok sebelum usia 19 tahun dan sepertiga pelajar melaporkan mencoba rokok pertama mereka sebelum usia 10 tahun. Pada tahun 2009, CDC mengatakan sebagian perokok di Indonesia (90%) menggunakan rokok kretek. Menurut The Tobacco Atlas oleh yang dikeluarkan oleh American Cancer Society tahun 2006, di indonesia merokok membunuh setidaknya 225.000 orang setiap tahunnya. Lebih dari 97 juta orang Indonesia yang tidak merokok secara reguler terpapar asap rokok. 78% anak muda (usia 13-15 tahun) terpapar asap rokok di tempat umum dan 69% anak muda terpapar asap rokok di rumah.Kecenderungan Masalah Rokok

a. Kebiasaan merokok yang dimulai pada usia yang semakin lama semakin muda b. Semakin banyak wanita yang menjadi perokok aktifc. Jumlah perokok yang semakin meningkat di negara berkembangd. jumlah perokok pasif yang semakin meningkatRiwayat Berhenti merokok: Ada, kira-kira sekitar 2 tahun yang laluPasien pernah mencoba berhenti merokok 2 tahun yang lalu dikarenakan saat itu pasien mengalami batuk yang lama (kurang lebih sekitar 3 minggu) hingga dahak berwarna kecokelatan. Pasien kemudian disarankan untuk berhenti merokok oleh dokter di puskesmas karena dapat menyebabkan iritasi pada tenggorokan pasien. setelah sembuh, pasien kembali merokok dengan alasan karena merasa teman-teman di lingkungan rumah dan kerja pasien kebanyakan merokok dan membuatnya sulit untuk berhenti. Selain itu ada perasaan aneh pada pasien jika tidak merokok (pasien sudah merasa sangat terbiasa dengan merokok) dan merasa tidak bersemangat.Rencana berhenti merokok : Ada keinginan untuk berhenti merokokpasien mengetahui bahwa merokok tidak baik bagi kesehatannya dan sudah mengetahui bahwa merokok dapat menyebabkan kanker paru-paru. Namun, pasien mengatakan ingin berhenti jika sudah memiliki niat yang mantap dan memiliki pekerjaan yang tidak berat agar pasien tidak merasa cepat lelah bila tidak merokokHasil dan Pembahasan

Hasil

Tabel yang dilampirkan berikut adalah data pengamatan jumlah rokok yang dihisap oleh pasien dari tanggal 23 Februari 2015 sampai dengan 28 Februari 2015.

TanggalJumlah batang rokok yang dihisap dalam sehariWaktuSkalaTempat aktifitasDengan siapa

23 Februari 2015105.002Kamar mandisendiri

308.001Tempat kerja Teman

411.001Tempat kerjaTeman

513.002wartegTeman

617.002Tempat kerjaTeman

719.303Rumah Sendiri

TanggalJumlah batang rokok yang dihisap dalam sehariWaktuSkalaTempat aktifitasDengan siapa

24 Februari 2015105.303Kamar mandiSendiri

207.001Tempat kerjaTeman

310.301Tempat kerjaTeman

412.002Tempat Kerja Teman

513.303WartegTeman

618.002Rumah Sendiri

TanggalJumlah batang rokok yang dihisap dalam sehariWaktuSkalaTempat aktifitasDengan siapa

25 Februari 2015105.003Kamar mandiSendiri

207.001Tempat kerjaTeman

312.303Warteg Teman

417.002Tempat kerjaTeman

520.003RumahSendiri

TanggalJumlah batang rokok yang dihisap dalam sehariWaktuSkalaTempat aktifitasDengan siapa

26 Februari 2015105.003Kamar mandiSendiri

212.303WartegSendiri

318.001Rumah Teman

420.003Rumah Sendiri

TanggalJumlah batang rokok yang dihisap dalam sehariWaktuSkalaTempat aktifitasDengan siapa

27 Februari 2015106.003Kamar mandiSendiri

207.002DapurSendiri

313.303WartegTeman

419.303Rumah Sendiri

TanggalJumlah batang rokok yang dihisap dalam sehariWaktuSkalaTempat aktifitasDengan siapa

28 Februari 2015105.003Kamar mandiSendiri

213.003WartegTeman

319.303Rumah Sendiri

Berikut ini merupakan tabel jumlah batang rokok yang dihisap setiap hari selama masa pengamatan : Hari 123456

Jumlah rokok765443

1. PEMBAHASANPada pasien ini diketahui bahwa ia memiliki kebiasaan merokok 6-7 batang perhari yang mana merupakan perokok ringan. Pasien direncanakan untuk mengurangi rokok secara perlahan dimana dengan mengurangi 1 batang / hari, dengan mengurangi merokok pada saat yang tidak terlalu penting (skala 1) dan memprioritaskan saat-saat yang penting untuk merokok seperti saat buang air atau setelah makan. Dengan edukasi yang tepat, pasien mengerti akan bahaya dari merokok baik bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain di sekitarnya sehingga timbul niat untuk berhenti merokok.

Pasien tidak sulit untuk diarahkan agar berhenti merokok. sejak hari pertama memulai program berhenti merokok pasien mengatakan ia agak sulit berhenti karena diajak temannya untuk merokok bersama. pasien mengatakan bahwa baginya saat yang paling penting untuk merokok adalah saat buang air besar dan setelah makan, selain saat-saat tersebut pasien tidak keberatan untuk tidak merokok. saat menjalani program pasien mengatakan ia mengalihkan merokok di saat yang tidak perlu dengan menghisap permen mint seperti relaxa atau permen kopiko. Pasien cukup puas atas perubahan yang ia lakukan. 2. KESIMPULANMerokok merupakan hal yang berbahaya namun dianggap biasa oleh masyarakat karena faktor kebiasaan dan lingkungan. Kurangnya edukasi dan dukungan dari lingkungan menyebabkan kurangnya kesadaran diri seseorang untuk berhenti merokok. Dalam program yang dilakukan selama 6 hari ini pasien telah mendapat edukasi dan berhasil mencoba untuk mengurangi kebiasaan merokoknya dengan hanya merokok hanya pada saat-saat yang penting saja. diharapkan setelah ini pasien dapat melanjutkan program ini sendiri dan dapat berhenti merokok.2