47
ARDIANSYAH YUNI SITA SOENDARI DIAGNOSIS PSIKIATRIK PEMBIMBING dr. Agung , Sp. KJ

Slide Tugas Dr. Agung

Embed Size (px)

Citation preview

  • ARDIANSYAHYUNI SITA SOENDARIDIAGNOSIS PSIKIATRIKPEMBIMBINGdr. Agung , Sp. KJ

  • PENDAHULUANFenomena perilaku manusia terdiri dari 3 aspek besar, yaitu:1. perilaku 2. pikiran3. perasaan

  • Kriteria gangguan jiwaGangguan jiwa menurut pendekatan:narrow approach yaitu paradima yang hanya menggunakan standard : penderitaan dan atau disfungsi seseorangbroad approach yaitu paradigma menggunaka standard normalitas dan abnormalitas

  • Definisi kesehatan jiwa menurut WHO, yaitu orang yg sehat jiwanya adalah seseorang yg:

    Merasasehat dan bahagiaMampu menghadapi tantangan hidupDapat menerima orang lain sebagaimana adanya (dapat berempati atau tidak secara apriorier berpandangan negatif thp orang yg berbeda)Mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.

  • Pendekatan komprehensifGangguan jiwa tidak berdiri sendiri, manifestasi gangguan jiwa berupa perilaku, pikiran dan perasaan, yg erat kaitannya dengan tubuh dan kondisi tubuh/ jasmani seseorang serta lingkungan sosialnya.

  • Apabila memeriksa dan mengobati seseorang yang menderita penyakit fisik, jangan lupa untuk mengingat bahwa pada saat itu juga, aspek prilaku, pikiran dan perasaan ikut berperan, berpengaruh serta terpengaruhSebaliknya Walaupun keluhan utama mental atau kejiwaan, maupun problem psikososial, jangan lupa aspek fisiknya.

  • Pendekatan deskriptif fenomenologisPendekatan deskriptif merupakan dasar pendekatan untuk memastikan suatu diagnosis diterima secara nasional dan internasional sebagai suatu kesepakatan.Pendekatan ini bersifat netralPendekatan fenomenologis merupakan upaya menelaah suatu fenomena berdasarkan berdasarkan situasi tertentu, bukan berdasarkan interpretasi dari orang observasi

  • PENDEKATANNYA MERUPAKAN SUATU PENGALAMAN ATAU PENGHAYATAN INTERAKTIF (BUKAN SEKEDAR OBSERVASI PASIF SAJA ATAU HANYA BERDASARKAN ALLOANAMNESIS SAJA) DENGAN CARA MENGGUNAKAN PANCA INDERA.

    DESKRIPSI FENOMENOLOGIS MENGINTEGRASIKAN:1. APA YG DIOBSERVASI DARI PRILAKU, PIKIRAN DAN PERASAAN ORANG ITU2. APA YG DIRASAKAN ATAU DIHAYATI ORANG YG MELAKUKAN OBSERVASI

    MEMBINA RAPPORT DENGAN BEREMPATI

  • Evaluasi multiaksial dan manfaatnyaBerguna untuk memahami pasien secara menyeluruh dari segi:Ada tidaknya gangguan jiwaKepribadianKondisi medik atau fisikProblem psikososial dan lingkunganejala menjadi suatuFungsinya sebagai makhluk psikososial

    Untuk memastikan suatu gangguan jiwa diperlukan beberapa syarat:Kumpulan gejala (sindrom) yang bermaknaUrutan herarkis mulai F0 sampai F5 dalam upaya membedakan berbagai diagnosis bandingTelusuri jangka waktu/ berapa lama perjalanan penyakit termasuk ada tidaknya serta sifat dari awitan gejala

  • Urutan hierarkisUrutan hierarkis adalah gangguan-gangguan jiwa yang secara hierarkis terletak dalam urutan di atas mempunyai lebih banyak gejala dari gangguan jiwa yg terletak dalam blok di bawahnya.

  • Blok Gangguan Jiwa

    Blok F0 : gangguan mental organik, termasuk gangguan mental simptomatikBlok F1: gangguan mental dan prilaku akibat penggunaan zat psikoaktifBlok F2 : skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham (gangguan psikotiknnon-organik)Blok F3 : gangguan suasana perasaan (mood/afektif)Blok F4 : gangguan neurotik, gangguan somatoform dan gangguan yg berkaitan dengan stresBlok F5 : gangguan prilaku yg berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisikBlok F6 : gangguan kepribadian dan prilaku masa dewasaBlok F7 : retardasi mentalBlok F8 : gangguan perkembangan psikologiBlok F9 : gangguan perilaku dan emosional dengan awitan, biasanya pada masa kanak dan remaja

  • Ciri khas blok-blok gangguan jiwa

  • Blok F0 : Gangguan Mental Organik, termasuk gangguan mental simptomatik

    Ciri khas: gangguan jiwa (mental) nya disebabkan oleh:Penyakit atau gangguan fisik/kondisi medik yang secara primer mempengaruhi otak secara fisiologis sehinggs terjadi disfungsi otakPenyakit atau kondisi fisik di luar otak yang secara sekunder atau secara sistemik mempengaruhi fungsi otak secara fisiologis sehingga terjadi disfungsi otak.Untuk memastikan diagnosis blok ini diperlukan bukti riwayat penyakit, pemeriksaan fisik dan laboratorium yg menyokong hal itu

  • Blok F1: gangguan mental dan prilaku akibat penggunaan zat psikoaktifDisebabkan oleh akibat langsung dari penggunaan zat psikoaktif yg secara fisiologis mempengaruhi otak dan menimbulkan gangguan mental dan prilakuDikatagorikan sebagai gangguan jiwa apabila secara klinis ada gejala yg memenuhi kriteria gangguan jiwa

  • Zat yang digunakan F10 : AlkoholF11 : OpioidaF12 : KanabioidaF13 : Sedativa atau hipnotika (gol benzodiazepin, barbiturat; pil BK, rohipno)F14 : KokainF15: Stimulansia (amphetamin, metamphetamin, termasuk kafein)F16 : HalusinogenikaF17 : TembakauF18 : Pelarut yang mudah menguapF19 :Zat multipel dan penggunaan zat psikoaktif lainnya

  • Sindrom klinis apabila penggunaan zatIntoksikasi akutPenggunaan yg merugikanSindrom ketergantunganKeadaan putus zatKeadaan putus zatdan deliriumGangguan psikotik akibat zat psikoaktifGangguan psikotik residual dan beronset lambatSindrom amnestik

  • Blok F2 : skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham (gangguan psikotiknnon-organik)Gangguan dasarnya adalah gejala psikotik:halusinasi, waham, perilaku kataton, perilaku kacau, pembicaraan kacau disertai tilikan yg buruk.Gejala psikotik mendominasi gambaran kinisnya baik dalam intensitas dan lama perjalanan penyakit

  • F20 : skizofreniaCiri khas: terdapat gejala skizrofrenia, dan berlangsung selama 1 bulanF21 : gangguan skizotipalF22 : gangguan waham menetapciri khas: hanya terdapat waham dan berlangsung paling sedikit 3 bulanF23 : gangguan psikotik akut dan sementaraciri khas: terdapat gejala psikotik yg timbul akut (berlangsung kurang 2 minggu)F24 : gangguan waham terinduksiciri khas: terdapat waham pada satu atau lebih orang akibat ia diinduksi oleh seorang penderita gangguan waham.

  • F25 : gangguan skizoafektifciri khas: terdapat episode psikotik. Terdapat gejala skizofren dan gejala mood/afektif secara bersamaan.F28 : gangguan psikotik lainnya

  • Blok F3 : gangguan suasana perasaan (mood/afektif)Gangguan perasaan/ mood yg pada umumnya bersifat episodik(kecuali pada distrimia)Kadang-kadang ditemukan juga gejala psikotik yg bertaraf berat dalam intensitasnya, tapi lama/jangka waktu gejala psikotik itu selalu lebih pendek dari lama/ jangka waktu episode gangguan mood yg mendasarinya, sehingga menjelang episode itu berakhir tinggal gejala moodnya.

  • F30 : episode manik F31 : gangguan afektif bipolarciri khas : terdapat episode-episode manik dan depresifF32 : episode depresifF33 : episode depresif berulangF34 : gangguan suasana perasaan (mood) menetap, misal distrimia (F34.1)F38 : gangguan suasana perasaan lain

  • Blok F4 : gangguan neurotik, gangguan somatoform dan gangguan yg berkaitan dengan stresGejala utamanya: kecemasan yg dpt bersifat kronis (gg. Cemas menyeluruh) atau episodik (gg. Panik), atau kecamasan timbul pada situasi/ objek fobik atau bila melawan pikiran obsesif

    Gangguan berkaitan dg stres. Ada 2 jenis atresor:Stresor ygsering timbul dlm kehidupan sehari-hari (di PHK, kegagalan studi, kematian yg wajar) Gangguan penyesuaianStresor bertaraf malapetaka dan tidak lazim dialami dlm kehidupan sehari-hari(pembunuan, bencana hebat, penyiksaan) Gangguan stres pasca trauma

  • F40-F49 : gangguan neoretik, gangguan somatofonrm dan gangguan yang berkaitan

    Ciri khasnya : kecemasan pobia,obsesif kompulsifreaksi terhadap stres disosiatif somatoform

  • F40 : gangguan ansietasfobik Ciri khasnya: terdapat pobia F41 : gangguan ansietas lainnya Ciri khasnya terdapat ansietas F41.0 : gangguan panik F41.1 : gangguan ansietas menyeluruh

    F41.2 : gangguan campuran ansietas dan depresifGangguan panik disertai komplikasi kecemasan antisipatorik, agora pobia

    Con

  • ConF42. : gangguan obsesif kompulsif F42.0 : pedominan pikiran obsesional F42.1 : pedominan tindakan kompulsif F42.2 : campuran tindakan dan pikiran obsesional

  • F43 : reaksi terhadap stres berat dan gangguan penyesuaian. Tidak semua orang yang mengalami stresor akan menderita gangguan jiwa.Ciri khas gangguan jiwa golongan ini disebabkan oleh stresor baik stresor atau musibah yang bertahap luar biasa atau stresor yang berupa perubahan dalam kehidupan yang sering dialami oleh kebanyakan orang. Stresor dapat terjadi sekali atau berulang atau berkepanjangan. Gambaran klinis tidak memenuhi gangguan jiwa blok F0, F1, F2, F3. Beberapa jenis :F43.0 : reaki stress akutF43.1: Gangguan stress pasca trauma F43.2 : Gangguan penyesuaian

  • F44 gangguan disosiatif Ciri khas :Hilanganya sebagian atau seluruhan integrasi normal dari diri seseorang Gol yang termasuk : F44.o : amnesia disosiatifF44.1 : fungue disosiatifF44.2 : Stupor diosiatifF44.3 : gangguan trans dan keserupan F44.4- F44.7: Gangguan disosiatif dari gerakan dan penginderaan ( motorik , konvulsi , anestesia , campuran )

  • F45 : Gangguan samatoform Ciri khas : tentang gejala fisik yang berulang berulang dan disertai permintaan akan dipemeriksa medis Ansietas dan depresi F45.0 : Gangguan somatisasiCiri khas :banyak keluhan gejala fisik , minimal 2 tahun . Tidak mau menerima penjelasa n banyak dokter F45.1 : Gangguan somatisasi tak terinci F45.2 Gangguan hipokondrik F45.3 : disfungsi autonomik F45 .4 : Gangguan nyeri somatoform menetap F45.8 : Gangguan somatoform lainnya .

  • Blok F5 : gangguan prilaku yg berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisikJenisnya:gangguan makan, gangguan tidur non-organik, disfungsi seksual bukan disebabkan gangguan atau penyakit organik, gangguan psikomatik

  • Yang tergolong :F50 : gangguan makan F50.0 : Anoreksia Nervosa F50.1 : Bulimia Nervosa F.50.5 : muntah yang berhubungan dengan faktor psiologis lainnya

    F51.0 : insomnia non organik Diagnosis ditegakan apabila terbukti kesukaran tidurnya bukan merupakan gejala dari gangguan jiwa yang terdapat blok F0-F4F51.1 ; hipersomnia non organik Diagnosis ditegakan bila gangguan itu bukan merupakan gejala dari ganggguan jiwa yang terdapat blok F0-F4F51.3 : somna bolisme F51.4 : teror tidur F51.5 : mimpi buruk

    F5 : sindrom tingkah laku yang berhubungan dengan gangguan psiologis dan faktor fisik

  • ConF52. Disfungsi seksual bukan disebabkan oleh gangguan atau penyakit organik.Ini bukan merupakan gejala dari gangguan jiwa terdapat dalam blok F0=F4

    F52.0 : kurang atau hilangnya nafsu seksual F52.1 : tidak menyukai dan tidak menikmati sek F52.2 : kegagalan dari respon genita F52.3 : disfungsi orgasme F52.4 : ejakulasi dini F52.5 : vaginismus non organik F52.6 : Dispareunia Non organik F52.7 dorongan seksual yang berlebihan

  • F53. : gangguan jiwa dan perilaku yang berhubungan dengan masanifas yang tak dikelasifikasikan tempat lain

    F53.0 : gangguan jiwa dan perilaku ringan yang berhubungan dengan masanifas misalnya depresi paska lahir yang (YTT) F53.1 : gangguan jiwa yang berperilaku benar yang berhubungan dengan masanifasMisalnya misikosis masanifas ( YTT)F54 : faktor psikologis dan berperilaku yang berhubungan dengan gangguan atau penyakit YDK Gangguan fisik atau kondisi mediknya dicatat akses tiga Contoh : asma (F54 plus J45), dermatitis dan eksema (F5 plus L23 25 dll) F55 : penyalahgunaan zat F55.0 : Antidepresiva F55.1 : pencahar F55.2 : analgetika F55.3 : antasidaF55.4 : vitamin \F55.5 : steroida atau hormon

  • Blok F6 : gangguan kepribadian dan prilaku masa dewasaBlok ini mencangkup berbagai keadaan dan pola perilaku yg secara klinis bermakna yg cenderung menetap dan merupakan ekspresi dari gaya hidup yg khas dari seseorang serta cara berhubungan dg diri sendiri serta orang lainPola prilaku timbul secara dini dlm masa pertumbuhan atau perkembangan individu sebagai hasil dari faktor genetik, konstitusional, maupun pengalaman sosial, didapat pd masa kehidupan selanjutnya

  • F60 : gangguan kepribadian khaskatagori diberikan untuk berusia 17/18 tahun keatas.ciri khas: gangguan berat dalam sifat dan kecanderungan perilaku individu, biasanya meliputi beberapa bidang dari kepribadiannya dan berkaitan dg gg. Dlm hubungan pribadi dan sosial.F60.0 : gangguan kepribadian paranoidF60.1 : gangguan kepribadian skizoidF60.2 : gangguan kepribadian disosial (antisosial)F60.3 : gangguan kepribadian emosional tak stabilF60.30 : tipe infulsifF60.31 : tipe ambangF60.4 : gangguan kepribadia histrionikF60.5 : gangguan kepribadian anankastikF60.6 : gangguan kepribadian cemas (menghindar)

  • F60.7 : gangguan kepribadian dependenF60.8 : gangguan kepribadian khas lainnyatermasuk : gangguan kepribadian narsisistik, gangguan kepribadian pasif-agresif, gangguan kepribadian immaturF61 : gangguan kepribadian campuran lainnya.F62 : gangguan kepribadian yg berlangsung lama, yg tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otakF63 : gangguan kebiasaan dan impulsF63.0 : judi patologisF63.1 : bakar patologis (piromania)F63.2 : curi patologis (kleptomania)F63.5 :trikotilomaniaF64 : gangguan identitas jenisF64.0 : transseksualismeF64.1 : transvestisme peran gandaF64.2 : gangguan identitas jenis kelamin masa kanak

  • F65 : gangguan preferensi seksualF65.0 : fetishismeF65.1 : transvestisme fetishistikF65.2 : ekshibisionismeF65.3 : voyeurismeF65.4 : pedofiliaF65.5 : sadomasokismeF66 : gangguan psikologis dan perilaku yg berhubungan dengan perkembangan dan orentasi seksualF65.6 : gangguan preferensi multipelF66.0 : gangguan maturitas seksualF66.1 : orentasi seksual egodistonikF68 : gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa lainnyaF68.0 : elaborasi gejala fisik karena alasan psikologisF68.1 : kesenjangan atau berpura-pura membuat gejala atau disabilitas, baik fisik maupun psikologis (gangguan buatan)

  • Blok F7 : retardasi mentaliQ di bawah 70, semua aspek perkembangannya terlambat atau terhenti sehingga menimbulkan disfungsi danberawitan di bawah usia 18 tahun.Jenis:F70 : Retardasi Mental Ringan : IQ 50-69F71 : Retardasi Mental Sedang : IQ 35-49F72 : Retardasi Mental Berat : IQ 20-34F73 : Retardasi Mental Sangat Berat : IQ di bawah 20

  • Blok F8 : gangguan perkembangan psikologiGangguan perkembangan khasIQ normal dan biasanya hanya satu aspek dari fungsi individu yg terganggu, mulai dlm masa bayi atau kanak.Gangguan perkembangan pervasifGangguan dasarnya adalah abnormalitas kualitatif dalam interaksi timbal balik dg orang lain, sehingga akibatnya, pd kasus berat terjadi Retardasi Mental. Onsetnya dlm masa bayi atau di bawah usia 5 tahun.

  • F80 : gangguan perkembangan khas berbicara dan berbahasaF80.0 : gangguan artikulasi berbicara khasF80.1 : gangguan berbahasaekspresifF80.2 : gangguan berbahasa reseptifF80.3 : afasia yg didapat dengan epilepsi (sindrom landau-kliffner)F81 : gangguan perkembangan belajar khas F81.1 : gangguan mengejar khasF81.2 : gangguan berhitung khasF81.3 : gangguan belajar campuranF81.8 : gangguan belajar lainnyaF82 : gangguan motorik khasF83 : gangguan perkembangan campuran

  • F84 : gangguan perkembangan pervasifF84.0 : autisme masa kananF84.1 : autisme tak khasF84.2 : sindrom rettF84.3 : gangguan disintegratifF84.5 : sindrom asperger

  • Blok F9 : gangguan perilaku dan emosional dengan awitan, biasanya pada masa kanak dan remajaF90 : gangguan hiperkinetikciri khas : kurang perhatian dan aktivitas berlebihan (hiperaktivitas)gejala : tidak dapat menunaikan tugas, cepat teralih perhatiannya, impulsif, tidak dpt tekun, tidak dpt menunggu giliran, tidak dpt duduk dg tenang, bergerak kesana kemari, lompat, sering lari, dll.usia timbul dbawah 5 thnF91 : gangguan tingkah lakuCiri khas: pola tingkah laku dissosial, agresif atau menentang yg berulang dan menetapF91.0 : gangguan tingkah laku yg berbatas lingkungan keluargaF91.1 : gangguan tingkah laku tak berkelompokF91.2 : gangguan tingkah laku berkelompokF91.3 : gangguan sikap menentang (membangkang)

  • F92 : gangguan campuran tingkah laku dan emosiF93 : gangguan emosional dg awitan khas pd masa kanakF93.0 :gangguan ansietas perpisahan masa kanakCiri khas: anak khawatir orangtua yg akrab dg dirinya akan terkena bencana, hilang, tidak akan kembali, diculik, dibunuh, dllF93.1 : gangguan ansietas fobik masa kanakF93.2 : gangguan ansietas sosial masa kanakF93.3 :gangguan persaingan antar saudaraF94 : gangguan fungsi sosial dg awitan khas pd masa kanak dan remajaF94.0 :mutisme elektifF94.1 : gangguan kelekatan reaktif masa kanak

  • F95 : gangguan tikF95.0 : gangguan tik sementaraF95.1 : gangguan tik motorik atau vokal kronikF95.2 : gangguan campuran tik vokal dan multipelF98 : gangguan perilaku dan emosional dg awitan biasanya pd masa kanak dan remajaF98.0 : eneuresis nonorganikF98.1 : enkopresis nonorganikF98.2 : gangguan makan masa bayi dan kanakciri khas : menolak makan, rewel, menghadapi makanan yg memadai dari pengasuh yg baik, tanpa penyakit organikF98.3 : pika masa bayai dan kanakciri khas : terus menerus makan zat yg tak bergizi, misal: tanah, cat, dsbF98.4 : gangguan gerakan stereotipikF98.5 : gagap

  • Hubungan antara taraf berat stresor dengan gangguan jiwa

    Sedangkan peristiwa yang sama oleh orang lain dapat menjadi suatu problem sesaat, sedangkan untuk orang lain lagi, peristiwa yang sama itu dapat menjadi sumber konflik yang berkepanjangan, sehingga peristiwa itu menjadi suatu stresor yang bermakna

    Tidak semua orang yang mengalami stresor akan mengalami gangguan jiwa demikian pula stresor yang sama yang dialami oleh beberapa orang, dapat menimbulkan gangguan jiwa yang berbedaTerdapat 2 faktor :Taraf berat stressor secara objektifKemampuan adaptasi (kemampuan mengontrol atau merasa dikontrol oleh problem itu) daya tahan (baik fisik maupun psikologis), motivasi, kepribadian dan persepsi subjektif seseorang

  • Stressor yang ringan pada orang dengan daya tahan / kemampuan adaptasi / kepribadian / persepsi subjektif yang lemah / rentan, menimbulkan gangguan jiwa Stressor yang sama ringannya pada orang yang berdaya tahan / kemampuan adaptasi / kepribadian / persepsi subjektif kuat, tidak menimbulkan gangguan jiwa Stressor yang berat pada orang yang berdaya tahan / kemampuan adaptasi / kepribadian / persepsi subjektif kuat dapat menimbulkan gangguan jiwa.

  • Therapy is the art of the possible, Mengurangi taraf berat stressor. Memperkuat daya adaptasi Mengubah persepsi subjektif terhadap stressor Membantu dirinya mengontrol / mengendalikan gejala / atau problem kehidupannya Kombinasi pelbagai upaya di atas Menggunakan pelbagai aspek Humaniora (lihat bab Humaniora sebagai landasan kedokteran dan psikiatri) untuk meningkatkan kualitas hidupnya

  • *