Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SKRIPSI
RICCA ROHMATUL MUHIMMAH
PERBEDAAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA
EKSTRAK ETANOL HERBA MENIRAN HIJAU
(Phyllanthus niruri Linn) DENGAN MENIRAN
MERAH (Phyllanthus urinaria Linn) TERHADAP
Staphylococcus aureus SECARA INVITRO
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
ii
Lembar Pengesahan
PERBEDAAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA
EKSTRAK ETANOL HERBA MENIRAN HIJAU
(Phyllanthus niruri Linn) DENGAN MENIRAN MERAH
(Phyllanthus urinaria Linn) TERHADAP Staphylococcus
aureus SECARA INVITRO
SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
2014
Oleh:
RICCA ROHMATUL MUHIMMAH
NIM : 09040038
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Drs.Herra Studiawan M.Si.Apt Siti Rofida, S.Si, M.farm.Apt
NIP :195703101986011001 NIP:11408040453
iii
Lembar Pengujian
PERBEDAAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA
EKSTRAK ETANOL HERBA MENIRAN HIJAU
(Phyllanthus niruri Linn) DENGAN MENIRAN MERAH
(Phyllanthus urinaria Linn) TERHADAP Staphylococcus
aureus SECARA INVITRO
SKRIPSI
Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji
Pada tanggal 23 April 2014
Oleh:
RICCA ROHMATUL MUHIMMAH
NIM : 09040038
Disetujui oleh :
Penguji I Penguji II
Drs. Herra Studiawan, MS, Apt Siti Rofida,S.Si. M.farm. Apt
NIP : 195703101986011001 NIP UMM : 11408040453
Penguji III Penguji IV
Ahmad Shobrun Jamil, S.Si,MP Nailis Syifa’, S.Farm.,M.Sc.,Apt
NIP UMM : 1130907469 NIP UMM : 11413110522
iv
KATA PENGANTAR
Biamillahirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum warohmatullahi waborakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT Maha Mendengar lagi Maha Melihat dan atas
limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul “PERBEDAAN AKTIVITAS
ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL HERBA MENIRAN HIJAU
(Phyllanthus niruri Linn) DENGAN MENIRAN MERAH (Phyllanthus
urinaria Linn) TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA INVITRO”
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana farmasi di Universitas
Muhammadiyah Malang. Dalam penulisan skripsi ini, tentunya banyak pihak yang telah
memberikan bantuan baik moral maupun material. Oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Drs. Herra Studiawan, M.S,Apt., selaku pembimbing I atas segala
waktu, kesabaran, ketelitian, bimbingan serta nasehat dan arahan kepada
penulis selama menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Ibu Siti Rofida, S.Si.,M.Farm.,Apt., selaku pembimbing II atas segala waktu,
kesabaran, ketelitian, bimbingan serta nasehat dan arahan kepada penulis
selama menyelesaikan tugas akhir ini.
3. Bapak Ahmad Shobrun Jamil, S.Si, MP, selaku dosen penguji I yang telah
berkenan meluangkan waktu untuk menguji dan memberikan saran, masukan
dan kritik yang membangun sehingga terselesaikan tugas akhir ini.
4. Ibu Nailis Syifa’, S.Farm.,M.Sc. Apt. selaku dosen penguji II dan Ketua
Program Studi Farmasi yang telah berkenan meluangkan waktu dan
memberikan saran, masukan dan kritik yang membangun sehingga
terselesaikan tugas akhir ini.
5. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep. Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang atas kesempatan yang
diberikan untuk mengikuti program sarjana.
6. Ibu Ika Ratna Hidayati, S.Farm.,Apt. selaku dosen wali yang telah
memberikan bimbingan dan nasehat selama masa pendidikan.
v
7. Ibu Sovia Aprina Basuki, S.Farm. M.Si,Apt selaku Kepala Laboraturium
Kimia Terpadu, yang telah memberikan kesempatan untuk menggunakan
fasilitas laboraturium.
8. Seluruh staf pengajar Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah
Malang atas segala bimbingan dan bekal ilmu yang diberikan selama masa
pendidikan.
9. Umi, Abi, Ayah(Alm) yang kucintai yang setiap saat selalu mendoakanku
agar menjadi anak yang sholehah, sukses dan senantiasa sabar memberikan
bimbingan dan motivasi, serta kakakku Mbak Leli, Mas Tiok dan adekku
Ayu yang selalu memberikan motivasi dan perhatian serta keluarga besar atas
doa pada peneliti.
10. Pyu, Mama Aistal, Budhe Yayuk, Budhe Yul, Eyang, Mas David, Mbak
Silvi, Mas Rosyid, Gunawan, Mas Fajar, Mas Irul dan Teman-teman
seperjuangan Mega, Mbak Rini, Mbak Lisarah, Riris, Mbak Chesa, Devi,
Mbak sovie dan Nia yang telah memberikan semangat dan dukungan serta
menemani peneliti dalam suka maupun duka.
11. Mbak Susi, Mbak Bunga, Mas Pujon, Mas Ferdy, Mbak Evi selaku staf
Laboratorium terima kasih atas semua bantuan.
12. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada peneliti baik langsung
maupun tidak langsung dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Akhirnya hanya kepada Allah SAW kita kembalikan semua urusan dan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis
dan para pembaca pada umumnya. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna perbaikan lagi skripsi ini agar bermanfaat bagi semua pihak,
amin.
Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh
Malang, 26 Mei 2014
Penulis,
Ricca Rohmatul Muhimmah
vi
RINGKASAN
PERBEDAAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL
HERBA MENIRAN HIJAU (Phyllanthus niruri Linn) DENGAN MENIRAN
MERAH (Phyllanthus urinaria Linn) TERHADAP Staphylococcus aureus
SECARA INVITRO
Penyakit infeksi dewasa ini di Indonesia masih merupakan masalah
kesehatan utama baik di komunitas masyarakat maupun di rumah sakit, dan
merupakan penyebab tingginya angka terjadinya kesakitan serta kematian di
negara berkembang termasuk di Indonesia. Infeksi tersebut umumnya berasal dari
flora normal manusia bersifat patogen. Dan salah satu kuman yang paling sering
menyebabkan penyakit infeksi ini adalah Staphylococcus aureus.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membedakan aktivitas antimikroba
dan untuk mengetahui zona hambat ekstrak etanol herba meniran hijau
(Phylanthus niruri L) dengan meniran merah (Phylanthus urinaria Linn) terhadap
Staphylococcus aureus. Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah
ekstrak etanol herba meniran hijau (Phylanthus niruri L) dan meniran merah
(Phylanthus urinaria Linn). Ekstrak etanol herba yang akan diteliti dan telah
diterminasi, dicuci bersih, dipotong – potong dan dilakukan pengeringan lalu
dimaserasi dengan pelarut etanol 96%, tutup, rendam dan biarkan pada suhu
kamar selama 24 jam, kemudian disaring, dilakukan tiga kali maserasi, dan
dirotavapor untuk mendapatkan ekstrak kental.
Pada penelitian ini proses pembuatan sediaan uji dan uji kepekaan, dibuat
dalam berbagai macam konsentrasi larutan uji (100mg/ml, 50mg/ml, 25mg/ml,
12,5mg/ml, 6,25mg/ml, 3,125mg/ml), dan kemudian dilakukan uji antimikroba
terhadap Staphylococcus aureus dengan metode difusi cakram dengan tiga kali
replikasi. Setelah 24 jam, diamati dan diukur diameter zona hambat pada setiap
konsentrasi.
Dari pengujian dengan menggunakan ekstrak etanol herba meniran hijau
(Phylanthus niruri L) dan meniran merah (Phylanthus urinaria Linn). Hasil pada
penelitian ini, meniran hijau menunjukkan aktivitas sebagai antimikroba dengan
adanya zona bening dengan nilai 6,7 mm pada konsentrasi 3,125 mg/ml,
sedangkan pada meniran merah sudah menunjukkan aktivitas sebagai antimikroba
dengan adanya zona bening dengan nilai 6,3 mm pada konsentrasi 6,25 mg/ml.
Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol herba meniran hijau dan meniran
merah mempunyai efek antimikroba terhadap pertumbuhan Staphylococcus
aureus, dari hasil skrining fitokimia yang telah dilakukan ekstrak etanol herba
meniran hijau dan meniran merah mengandung senyawa kimia yaitu flavanoid,
saponin, triterpenoid/steroid dan polifenol yang diduga memberikan efek
antimikroba tersebut. Akibat kerja flavanoid, saponin dan polifenol yang terdapat
pada herba meniran, dapat merusak membran sitoplasma Staphylococcus aureus.
Rusaknya membran sitoplasma menyebabkan terganggunya sistem transport yang
vii
berfungsi sebagai jalan keluar masuknya protein, air, lemak dan bahan-bahan
yang di butuhkan oleh bakteri untuk melakukan fungsi kehidupan. Kerusakan ini
dapat menganggu siklus respirasi dan menganggu dalam produksi ATP. Karena
terganggunya fungsi- fungsi tersebut, maka bakteri tidak mampu bertahan hidup
dan akan mati.
viii
ABSTRAK
PERBEDAAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL
HERBA MENIRAN HIJAU (Phyllanthus niruri Linn) DENGAN MENIRAN
MERAH (Phyllanthus urinaria Linn) TERHADAP Staphylococcus aureus
SECARA INVITRO
Ricca Rohmatul Muhimmah
Penyakit infeksi di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan utama. Salah
satu kuman yang paling sering menyebabkan penyakit infeksi adalah
Staphylococcus aureus. Salah satu tanaman tradisional yang dapat digunakan
sebagai antimikroba adalah meniran hijau (Phyllanthus niruri Linn) dan meniran
merah (Phyllanthus urinaria Linn), karena mengandung senyawa kimia yang
berfungsi sebagai antimikroba seperti flavanoid, saponin, dan polifenol. Tujuan
penelitian ini, untuk mengetahui perbedaan aktivitas antimikroba meniran hijau
dan meniran merah terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus, dengan
menggunakan metode difusi cakram dalam berbagai konsentrasi dari 100 mg/ml,
50 mg/ml, 25 mg/ml, 12,5 mg/ml, 6,25 mg/ml, 3,125 mg/ml. Data dapat diperoleh
dengan melihat zona jernih disekitar cakram setelah dilakukan perlakuan selama
24 jam. Dan analisa data yang digunakan adalah T Test Independent. Hasil
penelitian ini, meniran hijau menunjukkan aktivitas sebagai antimikroba dengan
adanya zona bening dengan nilai 6,7 mm pada konsentrasi 3,125 mg/ml,
sedangkan pada meniran merah sudah menunjukkan aktivitas sebagai antimikroba
dengan adanya zona bening dengan nilai 6,3 mm pada konsentrasi 6,25 mg/ml,.
Hasil analisa data menggunakan T Test Independent menunjukkan adanya
perbedaan yang bermakna p<0,05 (p = 0,016), pada konsentrasi 3,125 mg/ml dan
25 mg/ml.
Kesimpulan dari penelitian ini, meniran hijau dan meniran merah mempunyai
efek antimikroba terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus. Pada konsentrasi
3,125 mg/ml dan 25 mg/ml menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna,
sedangkan pada konsentrasi 50 mg/ml, 12,5 mg/ml, dan 6,25 mg/ml tidak
menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna.
Kata Kunci : Meniran hijau (Phyllanthus niruri Linn), Meniran merah
(Phyllanthus urinaria Linn), Staphylococcus aureus, dan Aktivitas antimikroba.
ix
ABSTRACT
THE DIFFERENCES OF ANTIMICROBIAL ACTIVITIES OF EXTRACT
ETHANOL HERB GREEN MENIRAN (Phyllanthus niruri Linn) WITH
RED MENIRAN (Phyllanthus urinaria Linn) TO Staphylococcus aureus
BASED ON INVITRO MANNER
Ricca Rohmatul Muhimmah
Infectious diseases in Indonesia still become the main problem. One of microbes
that causes most infectious diseases is Staphylococcus aureus. One of traditional
plants that can be used as anti microbial is green meniran (Phyllanthus niruri
Linn) and red meniran (Phyllanthus urinaria Linn), because contains chemical
compound that serve as anti microbial such as flavanoid, saponin, and
polyphenol. The research aimed at knowing the differences of anti microbial
activities of green meniran and red meniran to the growth of Staphylococcus
aureus, by using diffusion method of inner disc of various concentration from 100
mg/ml, 50 mg/ml, 25 mg/ml, 12.5 mg/ml, 6.25 mg/ml, 3.125 mg/ml. Data can be
obtained by looking at the transparent zone around the disc after treatment of 24
hours and the used data analysis is T test independent. The results, green meniran
showed antimicrobial activities with the presence of transparent zone with value
of 6.7 mm in concentration of 3.125 mg/ml, while at the red meniran has shown
anti microbial activities with the presence of transparent zone with value of 6.3
mm inconcentration of 6.25 mg/ml. The data analysis results by using T test
Independent showed significant differences p<0.05 (p 0.016) at concentration of
3.125 mg/ml and 25 mg/ml.
The conclusion of the research, green meniran and red meniran have
antimicrobial effects to the growth of Staphylococcus aureus at concentration of
25 mg/ml and 3.125 mg/ml respectively, showed significant differences, while at
concentration of 50 mg/ml, 12.5 mg/ml, and 6.25 mg/ml did not show significant
differences.
Keywords: Green meniran (Phyllanthus niruri Linn), Red meniran (Phyllanthus
urinaria Linn), Staphylococcus aureus, and Antimicrobial activities.
x
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ............................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
LEMBAR PENGUJIAN ................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
RINGKASAN................................................................................................. vi
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 4
1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 5
2.1 Tinjauan Tentang Tanaman ............................................................. 5
2.1.1 Klasifikasi Meniran Hijau ..................................................... 5
2.1.2 Klasifikasi Meniran Merah .................................................... 5
2.1.3 Morfologi ............................................................................... 6
2.1.4 Nama Daerah .......................................................................... 7
2.1.5 Kandungan Tanaman ............................................................. 7
2.1.6 Kegunaan Tanaman ................................................................. 7
2.1.7 Senyawa Dari Alam Yang Mempunyai Aktivitas
Sebagai Antimikroba ............................................................. 9
2.2 Tinjauan Tentang Staphylococcus aureus ...................................... 10
2.2.1 Klasifikasi ............................................................................... 10
xi
2.2.2 Morfologi dan Identifikasi ...................................................... 11
2.2.3 Organela.................................................................................. 11
2.2.4 Terapi ...................................................................................... 12
2.3 Uji Aktivitas Antimikroba secara in-vitro ....................................... 13
2.3.1 Metode Dilusi Tabung ............................................................ 13
2.3.2 Metode Dilusi Agar ................................................................. 14
2.3.3 Metode Difusi Cakram ........................................................... 14
2.3.4 Metode Bioautografi ............................................................... 14
2.4 Tinjauan Tentang Ekstrak ................................................................. 15
2.4.1 Metode Ekstraksi .................................................................... 15
2.4.2 Kromatografi Lapis Tipis ....................................................... 17
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL .......................................................... 19
3.1 Kerangka Konsep ............................................................................. 19
BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................. 21
4.1 Bahan Penelitian .............................................................................. 21
4.1.1 Bahan Tambahan .................................................................... 21
4.1.2 Bahan Kimia dan Bahan Lain ................................................. 21
4.2 Alat-Alat Penelitian ......................................................................... 22
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................... 22
4.3.1 Populasi .................................................................................. 22
4.3.2 Sampel .................................................................................... 22
4.4 Variabel Penelitian .......................................................................... 22
4.4.1 Variabel Bebas ........................................................................ 22
4.4.2 Variabel Terikat ...................................................................... 22
4.5. Definisi Operasional ........................................................................ 23
4.6 Sterilisasi Alat ................................................................................... 23
4.6.1 Sterilisasi Kering ..................................................................... 23
4.6.2 Sterilisasi Basah ...................................................................... 23
4.7 Rancangan Penelitian ....................................................................... 24
4.7.1 Penyiapan Bahan .................................................................... 24
4.7.2 Pembuatan Ekstrak Bahan Dengan Cara Maserasi ................. 24
4.8 Pembuatan Media ............................................................................ 24
xii
4.8.1 Pembuatan Medium Nutrient Agar Plate (NAP) ................... 24
4.8.2 Pembuatan Medium Nutrient Broth ....................................... 25
4.8.3 Pembiakan Bakteri Staphylococcus aureus ............................ 25
4.9 Proses Pembuatan Konsentrasi dan Uji Kepekaan Ekstrak Daun
Meniran Merah Dan Meniran Hijau Terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus Metode Difusi Cakram .............................. 25
4.10 Analisis Data ................................................................................... 26
4.11 Skrining Zat Kandungan dalam Ekstrak yang aktif ........................ 26
4.11.1 Skrining Flavonoid ............................................................... 26
4.11.2 Skrining Glikosida Saponin dan Terpenoid.......................... 27
4.11.3 Skrining Senyawa Polifenol ................................................. 27
4.12 Bagan Alur Kerja ............................................................................ 29
4.12.1 Proses Pembuatan Ekstrak .................................................... 29
4.12.2 Preparasi Bakteri ................................................................... 30
4.12.3 Pembuatan Konsentrasi ........................................................ 30
4.12.4 Proses Pengujian ................................................................... 31
BAB V HASIL PENELITIAN......................................................................... 32
5.1 Hasil Ekstraksi Ekstrak Etanol Herba Meniran Merah dan
Meniran Hijau .................................................................................. 32
5.2 Hasil Pengujian Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol Herba
Meniran Hijau Dan Meniran Merah Pada Bakteri
Staphylococcus aureus Dengan Metode Difusi Cakram ................. 32
5.3 Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Herba Meniran Hijau
Dan Meniran Merah......................................................................... 34
5.4 Analisis Data ..................................................................................... 37
BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................... 38
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 43
LAMPIRAN .................................................................................................... 46
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
5.1 Hasil pembuatan ekstrak etanol herba meniran merah dan meniran
hijau ........................................................................................................... 32
5.2 Hasil pengamatan zona hambat ekstrak etanol herba meniran hijau
terhadap bakteri Staphylococcus aureus .................................................. 33
5.3 Hasil pengamatan zona hambat ekstrak etanol herba meniran
merah (Phyllanthus urinaria Linn) terhadap bakteri Staphylococcus
aureus. ....................................................................................................... 33
5.4 Hasil skrining kandungan kimia ekstrak etanol herba meniran hijau
dan meniran merah .................................................................................... 35
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Gambar Meniran Hijau (Phyllanthus niruri L.) ........................................ .5
2.2 Gambar Meniran Merah (Phyllanthus urinaria L.) .................................. .6
2.3 Gambar Staphylococcus aureus ............................................................... 10
2.4 Gambar Struktur Staphylococcus aureus .................................................. 11
3.1 Gambar Bagan Kerangka konseptual ....................................................... 19
4.1 Gambar Bagan Proses Pembuatan Ekstrak ............................................... 29
4.2 Gambar Bagan Proses Preparasi Bakteri .................................................. 30
4.3 Gambar Bagan Proses Pembuatan Konsentrasi ........................................ 30
4.4 Gambar Bagan Pengujian ......................................................................... 31
5.1 Nilai Zona Hambat Ekstra Etanol Meniran Merah dan Meniran
Hijau Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aereus…………………..34
5.2 Uji KLT senyawa flavanoid ekstrak etanol herba meniran merah dan
meniran hijau............................................................................................. 35
5.3 Uji KLT senyawa Sapogenin Steroid/Triterpenoid ekstrak etanol herba
meniran merah dan meniran hijau………………………………………36
5.4 Uji KLT senyawa tanpa hidrolisis ekstrak etanol herba meniran hijau dan
meniran merah…………………………………………………………...36
5.5 Uji KLT Senyawa Polifenol ekstrak etanol herba meniran merah dan
meniran hijau…………………………………………………………….37
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Riwayat Hidup .....................................................................................46
2. Surat Pernyataan..............................................................................................47
3. Surat Determinasi ...........................................................................................48
4. Surat Penelitian ...............................................................................................50
5. Proses Pembuatan Ekstrak .............................................................................51
6. Hasil Uji Buih .................................................................................................52
7. Gambar Hasil Uji Aktivitas antimikroba ekstrak etanol herba meniran
merah dan meniran hijau terhadap Staphylococcus aureus ...........................53
8. Gambar Alat-Alat Penelitian .........................................................................56
9. T-Test Independent .......................................................................................57
xvi
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012. Aktivitas Antiseptik pada Genus Piper. Diakses tanggal 25
September 2013 http://wahyurelly.blogspot.com/2012/06/aktivitas-
antiseptik-pada-genus-piper.html.
Ajizah, A, 2004. Sensitivitas Salmonella Thyphimurium Terhadap Ekstrak Daun
Psidium guajava L. Bioscientiae, Vol I.
Ansel, Hc, 2005. Pengantar Sediaan Farmasi. Jilid IV.UI Press : Jakarta.
Bagalkotkar, G., Sagineedu, S.R., Saad, M.S., and Stanslas, J., 2006.
Phytochemicals from Phyllanthus niruri Linn. and their pharmacological
properties: a review, J. Pharm. Pharmac. 58(12), 1559-1570.
Chularojmontri L, Suvara KW, Angkara H, Suphan C, Somchit N, Supatra S,
2005. Antioxidative and Cardioprotective effects of Phyllanthus urinaria
L on Doxorubicin-Induced Cardiotoxicity. Biol Pharm Bull 28 (7): 1165-
1171.
Departemen Kesehatan RI., 1995. Farmakope Indonesia. Edisi ke-4, Jakarta:
Departemen Kesehatan, hal 7.
Departemen Kesehatan RI., 2000. Parameter Standart Umum Ekstrak
Tumbuhan Obat. Cetakan pertama. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pengawas Obat dan Makanan.
Ditjen POM, 1978. Materia Medika Indonesia, Jilid II, Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Dyah, Paramitasari, 2011. Panduan Praktis Lengkap Dan Menguntungkan
Budidaya Rimpang Jahe, Kunyit, Kencur, Temulawak. Cahaya Atma.
Dzen S.M, Roekistiningsih SS, Winarsih S, 2003. Bakteriologi Medik.
Bayumedia Publising. Malang.
Eiff. v, Becker K, Machka K, Stammer H, Peters G, 2001. Nasal Carriage as a
Source of Staphylococcus aureus Bacteremia. January 4;344:11-16.
Finegold, S, 2001. Diagnostic Microbiology. Toranto: Mosby Company.
Grossi, V,. Baas, M., Schogt, N., Klein Breteler, W. C. M., De Leeuw, J.W., and,
Rontani, J. F., 1996, Formation of Phytadiens in water column : myth or
reality Organic Geochemistry, 24 : 833 – 839.
Ho Lai C. Shih HF, Yerra KR, Madamanchi G, Chih HT, Ying JL, Chien HH,
Wen CW, Yew MT,. 2008. Inhibition of Helicobacter pylori-induced
xvii
inflammation in human gastric epithelial AGS cells by Phyllanthus
urinaria extracts. J Ethnopharmacol (August): 522-526.
Huang ST, Jong HSP, Rong CY. 2010. Anti cancer of Phyllanthus urinaria and
relevant mechanism. Chang Gung Med J 33: 477-487.
Ifandari, Suranto, Y Nining sri wuryaningsih, 2012. Pengaruh pemberian ekstrak
meniran merah (Phyllanthus urinaria) terhadap penekanan jumlah limfosit
pada organ timus mencit balb/C yang diinfeksi bakteri Salmonella thypi.
Jurnal Bioteknologi (Mei).
I W.G.Gunawan, I G.A.Gede Bawa, dan N.L. Sutrisnayanti, 2008. Isolasi Dan
Identifikasi Senyawa Terpenoid Yang Aktif Antibakteri Pada Herba
Meniran(Phyllanthus niruri Linn), Jurnal Kimia 2.
Jawetz, 1996. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 20. EGC. Jakarta.
Jawetz, Melnick, & Adelberg, 2005. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 21. EGC.
Jakarta.
Kardinan, A. dan Kusuma, F.R., 2004. Meniran Penambah Daya Tahan
Tubuh Alami, Agromedia Pustaka, Jakarta.
Liu J, Lin H, McIntosh H. 2001. Genus Phyllanthus for chronic hepatitis B virus
infection: a systematic review. J Viral Hepat 8 (5): 358-366.
Maat S, 1997. Phyllanthus niruri L sebagai imunostimulator pada mencit.
Program Pascasarjana Universitas Airlangga, Surabaya.
Nurhani, Endang Sri Lestari, 2010, Perbedaan prevalensi dan pola resistensi
Staphylococcus aureus pada tiga sekolah dasar SDN Pandean Lamper 02,
SD Kristen II YSKI, DAN sd Manyaran 01 di kota Semarang, Artikel
karya tulis ilmiah.
Ngunyen, R. T, Harvey, H, R., Zang, X., Heemst, J.D.H. Hetenyi, M, and
Hatcher, P.G., 2002, Prevention of algaenan and proteinaceous material
during the oxic decay of Botryococcus braunii as revealed by pyrolisis-
gas chromatography/mass spectrometry and 13 C NMR Spectrocopy,
Ohio State University, Colombus, USA.
Rahman Dwiariawan, 2008. Uji Efek Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Dan
Kloroform Meniran(Phyllanthus niruri Linn) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Staphylococcus aureus ATCCS 6538 Dan Eschericia coli ATCC
11229 Secara In Vitro, Tugas Akhir . Fakultas Kedokteran UMS, Solo.
Ramadhani, AN, 2009. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Sukun
(Artocarpus altilis) Terhadap Larva Artemia Salina Leach dengan Metode
Brine Shrimp Lethality Test (BST). Tugas Akhir. Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro, Semarang.
xviii
Robinson, Trevor, 1995. Kandungan Organic Tumbuhan Tinggi,
Bandung:Penerbit. ITB.
Sharififar F, Shirin P, Moslem A, 2009. Immune modulatory activity of Aqueous
extract of Achillea wilhelmsii C. Kock. in Mice. Indian J Exp Biol 47:
668-670.
Sharma SK, Sheela MA, Deepak HB, Amit A, Chandrasekaran CV, 2011.
Hepatoprotective activity of the Phyllanthus species on tert-butyl
hydroperoxide (t-BH)-induced cytotoxicity in HepG2 cells. Pharmacogn
Mag 7 (27): 229 - 233.
Shulman, Phair, and Sommers ,1994. Dasar Biologi Dan Klinis Penyakit Infeksi
Edisi Ke- IV .Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Stahl E., 1985. Analisa Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi, ITB,
Bandung.
Suparjo, 2008. Saponin Dalam Jurnal Fakultas Peternakan Universitas Jambi.
http// jojo66.files.wordpress.com/2008/06/Saponin.pdf. diakses tanggal
25 September 2013.
Syahrurrahman, 2001, Buku ajar Mikrobiologi kedokteran edisi Revisi,
Binarupa Aksara, Jakarta.
Topik Hidayat, Kusumawaty D, Kusdianti K, Yati DD, Muchtar AA, Mariana D.
2008. Analisis Filogenetik Molekuler pada Phyllanthus niruri L.
(Euphorbiaceae) Menggunakan Urutan Basa DNA Daerah Internal
Transcribed Spacer (ITS). Jurnal Matematika & Sains 13 (1): 16-21.
Uun. Kunaepah, 2008. Pengaruh Lama Fermentasi Dan Konsentrasi Glukosa
Terhadap Aktivitas Antibakteri Polifenol Total Dan Mutu Kimia Kefir
Susu Kacang Merah. Tugas Akhir. Universitas Diponegoro Semarang..
Wibowo mangunwardoyo, Eni cahyaningsih, 2009, Jurnal Ilmu Kefarmasian
Indonesia.
Zsa zsa maranani, 2010. Pengaruh Health Care Terhadap Kejadian Infeksi Dan
Pola Resistesi Staphylococcus aureus Pasien RSUP Dr Kariadi Semarang
Periode 2008 – 2009, Artikel Ilmiah.