100
SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM TERHADAP PERGESERAN MAKNA DAN ESENSI WALIMATUL ‘URS (STUDY KASUS DI DESA GAYUH REJO KECAMATAN GUNUNG SUGIH) Disusun Oleh: RAFI YOGA TAMA NPM.1502030047 Jurusan : Ahwalus Syakhsiyyah (AS) Fakultas: Syari'ah INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO 1441 H/ 2019 M

SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

i

SKRIPSI

TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM

TERHADAP PERGESERAN MAKNA DAN ESENSI

WALIMATUL ‘URS (STUDY KASUS DI DESA GAYUH

REJO KECAMATAN GUNUNG SUGIH)

Disusun Oleh:

RAFI YOGA TAMA

NPM.1502030047

Jurusan : Ahwalus Syakhsiyyah (AS)

Fakultas: Syari'ah

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(IAIN) METRO

1441 H/ 2019 M

Page 2: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

ii

TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM

TERHADAP PERGESERAN MAKNA DAN ESENSI

WALIMATUL ‘URS (STUDY KASUS DI DESA GAYUH REJO

KECAMATAN GUNUNG SUGIH)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh:

RAFI YOGA TAMA

NPM. 1502030047

Pembimbing I : Husnul Fatarib, Ph.D.

Pembimbing II : Dr. Azmi Siradjuddin, Lc.,M.Hum.

Jurusan: Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah (AS)

Fakultas Syariah

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

1441 H / 2019 M

Page 3: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

iii

Page 4: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

iv

Page 5: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

v

Page 6: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

vi

ABSTRAK

TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM TERHADAP

PERGESERAN MAKNA DAN ESENSI WALIMATUL ‘URS

(STUDY KASUS DI DESA GAYUH REJO KECAMATAN GUNUNG

SUGIH)

Oleh:

RAFI YOGA TAMA

Perkawinan tidak boleh dilakukan secara sembunyi-sembunyi, karena akan

mengundang kecurigaan masyarakat, bahkan akan memicu munculnya fitnah.

Oleh sebab itu, perkawinan harus dipersaksikan oleh masyarakat sekitar. Salah

satu segi hukum Islam yang berkaitan dengan manusia dalam hubungannya

dengan sesama adalah menyangkut perkawinan (pernikahan). Yang di dalamnya

terdapat suatu bentuk upacara yang disebut walimah al-urs, Al-Qur‟an tidak

menyinggung mengenai pelaksanaan walimah al-urs, tetapi hanya menganjurkan

untuk melangsungkan perkawinan. walimatul urs‟ berdasarkan makna dan

esensinya terjadi pergeseran yang sebelumnya dalam ajaran agama Islam

walimatul „urs untuk mengespresikan kebahagian dengan rasa syukur dan untuk

memberitahu masyarakat sekitar telah terjadinya pernikahan serta agar tidak

menimbulkan fitnah bagi kedua mempelai, akan tetapi dalam prakteknya saat ini

sering didapati bahwa saat ini walimatul „urs lebih bersifat gengsi, seperti

dijadikan sebagai bisnis atau agar dianggap sebagai orang yang mampu. Kesan

bahwa walimatul „urs merupakan kebiasaan atau trend yang harus diikuti sudah

saatnya dihilangkan dan dikembalikan kepada sunnah Rasulullah Saw., karena

dalam Islam, walimah mempunyai dasar hukum dan aturan yang jelas untuk

diikuti. Hal itu dapat meningkatkan esensi walimatul „urs dari sekedar kebiasaan

menjadi suatu upaya mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan Rasulullah Saw.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research) dan Sifat

penelitian dalam skripsi ini bersifat Deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan

menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan

sifat-sifat populasi atau daerah tertentu, penelitian ini menggambarkan situasi atau

kejadian.dalam penelitian ini juga peneliti menggunakan pendekatan

fenomenologi dan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan, peneliti

menggunakan metode observasi, wawancara serta dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan dan analisis data yang telah

dilakukan, maka dapat dismpulkan bahwa pelaksanaan walimatul „urs didesa

Gayuh Rejo memiliki tujuan untuk membahagiakan anak dan sebagai hiburan

untuk tamu tamu undangan tetapi ada dampak sosial dari pelaksanaan walimatul

„urs itu sendiri seperti; kecemburuan Sosial, dimanfaatkan untuk memperoleh

keuntungan (Bisnis), Gengsi, mengganggu ketentraman masyarakat. Sebuah

walimatul „urs dalam islam lebih ditekankan pada kesederhanaan, kemudahan,

kebahagian dan kesenangan atau murah meriah sesuai kebutuhanya Yang

terpenting dalam mengadakan walimatul „urs itu disesuaikan dengan

kemampuannya masing-masing dan jangan ada keborosan atau kemubaziran dan

jangan ada maksut lain yang dilarang oleh agama islam.

Page 7: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

vii

ORISINALITAS PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rafi Yoga Tama

NPM : 1502030047

Jurusan : Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah (AS)

Fakultas : Syari‟ah

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah asli hasil penelitian saya

kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan dalam

daftar pustaka.

Metro. 3 Desember 2019

Yang menyatakan

Rafi Yoga Tama

NPM. 1502030047

Page 8: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

viii

MOTTO

Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya.” (QS. Al-Baqarah: 286)

Page 9: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

ix

PERSEMBAHAN

Tiada kata yang pantas selain ucapan rasa syukur kepada Allah

SWT dan ucapan Alhamdulillahirabbil „alamiin. Peneliti persembahkan

skripsi ini kepada:

1. Kedua orang tuaku, Ayahanda Sugito dan Ibunda Sri Lestari, atas segala

pengorbanan yang tak terbalaskan, doa, kesabaran, keikhlasan, cinta dan

kasih sayangnya.

2. Dosen pembimbing bapak Husnul Fatarib, Ph.D dan bapak Dr. Azmi

Siradjuddin, Lc.,M.Hum. yang telah banyak memberikan masukan, kritik-

saran dan memotivasi, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi ini.

3. Sahabat Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah 2015 yang selalu memberi semangat dan

berdiri tegap di sampingku saat suka maupun duka, berbagi nasihat dan

keceriaan.

4. Almamater tercinta Institut Agama Islam Negeri Metro.

Page 10: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas taufik hidayah

dan inayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan

untuk menyelesaikan pendidikan Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah (AS)

Fakultas Syari‟ah IAIN Metro guna memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H).

Dalam upaya penyelesaian skripsi ini, peneliti telah menerima banyak

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, peneliti

sampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu Prof. Enizar selaku Rektor IAIN Metro.

2. Bapak Husnul Fatarib, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Metro.

3. Ibu Nurhidayati, MH selaku Ketua Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah IAIN

Metro.

4. Bapak Husnul Fatarib, Ph.D dan Bapak Dr. Azmi Siraddjudin Lc.M.Hum

selaku pembimbing skripsi yang telah memberi bimbingan yang sangat

berharga dalam mengarahkan dan memberikan motivasi sehingga peneliti

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

5. Narasumber dari Kelurahan Gunung Sugih Raya dan Masyarakat desa

Gayuh Rejo yang telah banyak membantu peneliti dalam memberikan

informasi mengenai penelitian ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Metro yang telah memberikan ilmu

pengetahuan dan sarana prasarana selama peneliti menempuh pendidikan.

Page 11: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

xi

Kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini akan sangat diharapkan dan

diterima dengan lapang dada. Semoga hasil penelitian ini yang telah dilakukan

kiranya dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu Hukum Islam.

Metro, November 2019

Peneliti,

Rafi Yoga Tama

Npm. 1502030047

Page 12: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... ...... I

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ..... II

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... .... III

NOTA DINAS ................................................................................................. .... IV

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ...... V

ABSTRAK ...................................................................................................... .... VI

HALAMAN ORISINALITAS PENELITIAN ............................................. ... VII

HALAMAN MOTTO .................................................................................... . VIII

HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... .... IX

HALAMAN KATA PENGANTAR .............................................................. ...... X

DAFTAR ISI ................................................................................................... .... XI

DAFTAR TABEL........................................................................................... ... XII

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. . XIII

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ ....... 1

B. Pertanyaan Penelitian ................................................................ ....... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. ....... 9

D. Penelitian Relevan ..................................................................... ....... 9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pergeseran Makna dan Esensi ................................................... ..... 13

1. Pengertian Pergeseran Makna dan Esensi .......................... ..... 13

Page 13: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

xiii

2. Teori Nilai.................................................................................. 14

a. Etika ............................................................................... ..... 14

b. Estetika .......................................................................... ..... 16

B. Walimatul „Urs .......................................................................... ..... 16

1. Pengertian Walimatul „Urs .................................................. ..... 16

2. Dasar Hukum Walimatul „Urs ............................................. ..... 18

3. Pelaksanaan Walimatul „Urs ............................................... ..... 19

4. Hukum Menghadiri Undangan Walimatul „Urs .................. ..... 22

5. Hikmah Walimatul „Urs ...................................................... ..... 25

C. Aspek Sosiologi Hukum Dalam Walimatul „Urs ...................... ..... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Sifat Penelitian ........................................................... ..... 29

B. Sumber Data .............................................................................. ..... 30

C. Teknik pengumpul Data ............................................................ ..... 31

D. Teknik Analisa Data .................................................................. ..... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Desa Gayuh Rejo Kec. Gunung Sugih ......... ..... 35

1. Sejarah Desa Gayuh Rejo .................................................... ..... 35

2. Kondisi Wilayah Desa Gayuh Rejo ........................................... 35

3. Keadaan Penduduk .............................................................. ..... 36

4. Keadaan Sosial Ekonomi ..................................................... ..... 37

5. Pendidikan ........................................................................... ..... 38

Page 14: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

xiv

6. Keadaan Sosial Keagamaan dan Sosial Kebudayaan .......... ..... 39

B. Pelaksanaan Walimatul „Urs di Desa Gayuh Rejo kecamatan

Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah ................................ 39

1. Pelaksanaan walimatul „urs ....................................................... 39

2. Undangan dan Biaya dalam Walimatul „Urs ............................. 42

C. Faktor Yang Melatarbelakangi Walimatul „Urs Di Desa Gayuh Rejo

Kecamatan Gunung Sugih ......................................................... ..... 45

1. Faktor Tradisi ...................................................................... ..... 45

2. Faktor Sosial ........................................................................ ..... 46

3. Faktor Agama dan Pendidikan ............................................ ..... 48

D. Tinjauan Hukum Keluarga Islam Terhadap Pergeseran Makna dan

Esensi Walimatul „Urs di Desa Gayuh Rejo ............................. ..... 50

BAB V PENUTUP

A. Simpulan .................................................................................... ..... 57

B. Saran .......................................................................................... ..... 58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 15: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1. Jumlah penduduk didesa Gayuh Rejo tahun 2019 ................................ 35

4.2. Distribusi penduduk desa Gayuh Rejo berdasarkan agama

tahun 2019 .............................................................................................. 36

4.3. Distribusi penduduk desa Gayuh Rejo berdasarkan mata

pencaharian tahun 2019 .......................................................................... 36

4.4. Distribusi penduduk desa Gayuh Rejo berdasarkan tingkat

pendidikan pada tahun 2019 ................................................................... 37

Page 16: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran-lampiran:

1. Outline

2. APD (Alat Pengumpul Data)

3. Surat Bebas Pustaka

4. SK Pembimbing

5. Surat Izin Prasurvey

6. Surat Keterangan

7. Surat Izin Riset

8. Surat Tugas

9. Dokumentasi

10. Kartu Konsultasi Bimbingan Skripsi

11. Daftar Riwayat Hidup

Page 17: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkawinan merupakan hak sakral yang dilakukan oleh manusia

sebagai satu-satunya cara yang dibenarkan oleh agama untuk menyalurkan

kebutuhan seksual secara legal. Perkawinan dengan demikian tidak boleh

sembunyi-sembunyi, karena akan mengundang kecurigaan masyarakat,

bahkan akan memicu munculnya fitnah. Oleh sebab itu, perkawinan harus

dipersaksikan oleh masyarakat sekitar.1

Perkawinan bagi umat Islam merupakan ikatan lahir batin antara

seorang laki-laki dan seorang perempuan sebagai suami istri berdasar akad

nikah yang diatur dalam undang-undang dengan tujuan membentuk keluarga

sakinah, mawadah, warahmah atau rumah tangga yang bahagia sesuai hukum

Islam. Tujuan perkawinan yang lain selain membentuk keluarga yang

bahagia, juga bertujuan lain yaitu bersifat kekal. Dalam perkawinan perlu

ditanamkan bahwa perkawinan itu berlangsung untuk waktu seumur hidup

dan selama-lamanya kecuali dipisahkan oleh kematian.2

Salah satu segi hukum Islam yang berkaitan dengan manusia dalam

hubungannya dengan sesama adalah menyangkut perkawinan (pernikahan).

Yang di dalamnya terdapat suatu bentuk upacara yang disebut walimah al-

1Enizar, Pembentukan Keluarga Berdasarkan Hadist Rasulullah SAW, (Metro:

STAIN Jurai Siwo Metro, 2015), 84. 2 Eka Widiasmara, Kedudukan Perkawinan dan perceraian dibawah tangan ditinjau

dari hukum islam dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di indonesia ( Fakultas

Hukum Universitas diponegoro semarang, 2010)

Page 18: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

2

urs, Al-Qur‟an tidak menyinggung mengenai pelaksanaan walimah al-urs,

tetapi hanya menganjurkan untuk melangsungkan perkawinan.

Walimah atau lengkapnya walimah al-„urs yaitu perhelatan yang

dilakukan setelah selesai akad nikah.3 Islam mengajarkan kepada orang yang

melaksanakan perkawinan untuk mengadakan walimah, tetapi tidak

memberikan bentuk minimum dari walimah itu.4

Pesta perkawinan atau yang disebut juga walimah adalah pecahan dari

kata “walama” yang artinya mengumpulkan. Karena dengan pesta tersebut

dimaksudkan memberikan doa restu agar kedua mempelai mau berkumpul

dengan rukun. Selain itu tujuan walimah adalah sebagai informasi dan

pengumuman bahwa telah terjadi perkawinan, sehingga tidak menimbulkan

fitnah dikemudian hari.5

Saat ini, pelaksanaan walimatul „urs telah mengalami suatu perubahan

atau pergeseran yang hampir keluar dari tujuan walimatul „urs itu sendiri.6

Dahulu pesta perkawinan cukup mengundang para tetangga dan

keluarga. Hanya merekalah yang nantinya akan menjadi saksi dihari yang

sangat bersejarah untuk kedua mempelai, yang diiringi dengan bacaan

shalawat dan pujian rasa syukur kepada Allah SWT. karena sang putri telah

disunting oleh pria idamanannya yang disanjung-sanjung dan menjadi

3 Mardani, hukum Perkawinan Islam diDunia Islam Modern, cet.1 (Yogyakarta:

Graha ilmu, 2011), 148. 4Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat, cet. 4 (Jakarta: Rajawali pres, 2014),

137. 5 Mardani , hukum Perkawinan Islam diDunia Islam Modern, cet.1 (Yogyakarta:

Graha ilmu, 2011), 150. 6Wawancara pra survey dengan Bapak Sukeni di Desa Gayuh Rejo Kec.Gunung

Sugih, 12 april 2019.

Page 19: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

3

harapan keluarga kelak. Kebahagian orang tua kedua mempelai tiada

bandingannya. Karena kedua orang tua mempelai merasa telah melaksanakan

kewajiban dengan baik.

Melaksanakan suatu perkawinan dan walimatul „urs memang

merupakan perintah agama Islam. Namun demikian, untuk saat ini sudah

menjadi budaya umum bahwa yang namanya pesta perkawinan atau

walimatul „urs harus mewah, dengan menyediakan makanan yang enak dan

sebagainya. Hal ini tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi dimasyarakat

desa Gayuh rejo Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah.

Tradisi pesta perkawinan atau walimatul‟urs merupakan suatu keharusan

yang wajib diadakan walaupun mereka kurang mampu, akan tetapi mereka

berusaha untuk memeriahkannya walaupun dengan biaya yang sangat

banyak.7

Walimatul „urs seperti diatas memang memerlukan dana yang cukup

besar dan terkadang calon mempelai meminta kepada kedua orang tua untuk

melaksanakan pesta perkawinan, sehingga dengan kebiasaan yang seperti ini

orang tua enggan atau menunda untuk menikahkan anaknya karena belum

siap dengan biaya resepsinya. Kalaupun mau diadakan terpaksa dengan cara

berhutang terlebih dahulu.8

Pelaksanaan walimatul „urs di Desa Gayuh Rejo berdasarkan

kebiasaan sebagian masyarakat mendapatkan biaya dari hutang terlebih

7Wawancara pra survei dengan Bapak Trihatno didesa Gayuh rejo Kec. Gunung

Sugih, 18 April 2019. 8Wawancara Pra Survei dengan Bapak Boyadi desa Gayuh Rejo Kec.Gunung Sugih,

20 April 2019.

Page 20: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

4

dahulu, yang dimaksut disini ialah pihak penyelenggara Walimatul „Urs

terlebih dahulu mengambil barang keperluan Walimah ke pedagang berupa

sembako, undangan dan tarup atau tenda beserta rias dan kelengkapannya.

Kemudian pembayarannya dilakukan setelah acara Walimatul „Urs usai.

Berhutang dalam prakteknya merupakaan sesuatu yang tidak dilarang

dalam agama Islam, hal ini tidak lain agar sesama umat Islam saling tolong

menolong dalam kebaikan. Yang dilarang disini ialah apabila hutang tersebut

mengakibatkan ia tidak mampu membayarnya dan dapat menyengsarakan

dirinya bahkan keluarganya, maka hal itu tidak diperbolehkan.

Pada jaman sekarang sumbangan dalam Walimatul „Urs bukan hanya

sekedar membantu finansial serta bertujuan untuk menjalin tali persaudaraan

dengan tetangga yang mempunyai hajat. Akan tetapi apa yang disumbangkan

oleh tamu harus dikembalikan serupa ketika tamu tersebut mengadakan pesta

perkawinan juga.

Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan diatas, walimatul urs‟

berdasarkan makna dan esensinya terjadi pergeseran yang sebelumnya dalam

ajaran agama Islam walimatul „urs untuk mengespresikan kebahagian dengan

rasa syukur dan untuk memberitahu masyarakat sekitar telah terjadinya

pernikahan serta agar tidak menimbulkan fitnah bagi kedua mempelai, akan

tetapi dalam prakteknya saat ini sering didapati bahwa saat ini walimatul „urs

lebih bersifat gengsi, seperti dijadikan untuk mencari keuntungan, untuk

mencari kehormatan dan agar dianggap sebagai orang yang mampu.

Page 21: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

5

Study islam dengan pendekatan sosiologi dalam pandangan Atho‟

mudzhar lebih mendekati kajian sosiologi agama klasik dari pada sosiologi

agama modern dengaan alasan study Islam dalam perspektif sosiologis

mempelajari hubungan timbal balik antara agama dan masyarakat. Hal ini

berarti, study islam dapat didekati dari perspektif fenomena budaya dan dapat

pula dari perspektif fenomena sosial atau kebudayaan sekaligus.

Menurut Imam Syafi‟i, bahwa Walimah terjadi pada setiap dakwah

(perayaan dengan mengundang seseorang) yang dilaksanakan dalam rangka

untuk memperoleh kebahagian yang baru. Yang paling mansyur menurut

pendapat yang mutlak, bahwa pelaksanaan walimah hanya dikenal dalam

sebuah perkawinan.9

Islam mengajarkan kepada orang yang melaksanakan perkawinan

untuk mengadakan walimah, tetapi tidak memberikan bentuk minimum atau

bentuk maksimum dari walimah itu.10

Hal ini dapat diartikan bahwa

mengadakan walimah bentuknya adalah bebas, maka dari itu terjadilah

bermacam corak tradisi dalam pelaksanaan walimatul „urs, asal

pelaksanaanya tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Yang terpenting

dalam mengadakan walimatul „urs itu di sesuaikan dengan kemampuannya

masing-masing dan jangan ada keborosan atau kemubaziran dan jangan ada

maksud lain yang dilarang oleh agama Islam.11

9 Taqiyudin Abi Bakar, Kifayatul Ahyar, juz II, ( Semarang: CV Toha Putra), 68.

10Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat, cet. 4 (Jakarta: Rajawali pres, 2014),

137. 11

Ibid. 137

Page 22: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

6

Sebuah walimatul „urs dalam Islam lebih ditekankan pada

kesederhanaan, kemudahan, kebahagian dan kesenangan (murah meriah)

yang sesuai dengan kebutuhannya karena kaum muslimin yang taat selalu

mengikuti firman Allah SWT:

ل و Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya.”12

Kesederhanaan yang dianjurkan oleh agama Islam dalam

melaksanakan sebuah ibadah merupakan ciri khas Islam yang tidak pernah

memaksakan dan memberatkan umatnya dalam melaksanakan sebuah

ibadah.Apabila kita memperhatikan pelaksanaan walimatul „urs dalam

masyarakat muslim dimana saja, maka kita akan menemukan bahwa walimah

tersebut biasanya dilaksanakan berdasarkan adat istiadat dan kebiasaan

masyarakat setempat.

Islam menganjurkan bagi suami untuk mengadakan pesta (walimah),

memberi makan keluarganya, teman-temannya, memberi bagian untuk kaum

kafir, dan orang-orang yang membutuhkan, sebagai rasa syukur kepada Allah

dan memberitahukan atas anugerahnya dan hal tersebut tidak membebaninya,

tidak membebankan kepadanya melainkan memberikan sesuatu yang ia

mampu.13

Sungguh Rasulullah saw telah mengajarkan, ia mengadakan

12

QS. Al-Baqarah: 286 13

Nur Khozin, Fiqh Keluarga, cet.1 (Jakarta: Amzah, 2010), 111

Page 23: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

7

walimatul „urs sesuai kemampuananya dan ia tidak menambah dari seekor

kambing.14

Hal ini berdasarkan hadist Rasulullah saw:

ل ع ى عن س ق ل: م ل لن ب ص ع ى شيء من ئو م ) لبخ رى م م(ز نب، ل بش ة.

Artinya: “Dari Anas, ia bekata “Rasulullah Saw Belum pernah mengadakan

Walimah untuk istri-istrinya, seperti beliau mengadakan Walimah untuk Zainab,

beliau mengadakan Walimah untuknya dengan seekor kambing.”(HR. Bukhari

dan Muslim)15

Hadits Nabi yang lain bahwa Rasulullah saw menyuruh agar

pernikahan itu diberitahukan secara terbuka dan jangan sembunyikan dari

masyarakat minimal masyarakat sekitar. Salah satu hadits dijelaskan bahwa

pernikahan harus diberitahukan kepada khalayak ramai:

عن ع ئشة رض عن لن ب ص ق ل: ع ن و ىذ لن ح ج وه فى لم جد ضرب و ع يو ب لغرب ل.) بن م جو(

Artinya:“Dari Aisyah r.a dari Nabi saw, beliau bersabda, umumkanlah

pernikahan ini! Rayakanlah di dalam masjid. Danpukullah alat music rebana untuk

memeriahkan (acara)nya”.16

Berdasarkan hadits diatas, diarahkan agar perkawinan dilaksanakan di

masjid, karena masjid biasanya dihadiri oleh jama‟ah untuk melaksanakan

ibadah. Diarahkan juga untuk memukul alat kesenian (gendang) waktu

pelaksanaan akad nikah, agar menarik perhatian orang bahwa telah terjadi

pernikahan.17

14

Ali Yusuf As-Subki, Fiqih Keluarga, cet. 2 (Jakarta: Amzah, 2012), 111. 15

Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani,Terjemah Bulughul Maram Kitab Hukum-Hukum

Islam,cet-1 (Surabaya:Mutiara Ilmu, 2011), 482. 16

Ibid., 88-89. 17

Enizar, Pembentukan keluarga berdasarkan Hadist Rasulullah SAW, (Metro:

STAIN JURAI SIWO METRO, 2015). 89

Page 24: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

8

Uraian di atas, maka walimah bertujuan untuk memperkenalkan bagi

mereka yang telah melaksanakan akad nikah (perkawinan) untuk berumah

tangga, agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan oleh ajaran agama Islam.

Kesan bahwa walimatul „urs merupakan kebiasaan atau trend yang

harus diikuti sudah saatnya dihilangkan dan dikembalikan kepada sunnah

Rasulullah Saw., karena dalam Islam, walimah mempunyai dasar hukum dan

aturan yang jelas untuk diikuti. Hal itu dapat meningkatkan esensi walimatul

„urs dari sekedar kebiasaan menjadi suatu upaya mengikuti ketentuan yang

telah ditetapkan Rasulullah Saw.18

Berdasarkan fenomena diatas penulis menganggap perlu untuk

meneliti lebih lanjut dan menuangkannya dalam kajian ilmiah dengan judul

Tinjauan Sosiologi Hukum Keluarga Islam terhadap Pergeseran Makna dan

Esensi Walimatul „Urs (Studi Kasus di Desa Gayuh Rejo Kecamatan Gunung

Sugih Kabupaten Lampung Tengah).

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas terdapat pertanyaan penelitian untuk

dikaji dan dibahas dalam wujud karya ilmiah, yaitu:

Bagaimana pergeseran makna dan esensi walimatul „urs didesa Gayuh

Rejo Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah di tinjauan dari

Aspek sosiologi hukum keluarga Islam?

16Ibid,. 90

Page 25: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pergeseran makna dan Esensi Walimatul „Urs di

desa Gayuh Rejo Kecamatan Gunung sugih Kabupaten Lampung Tengah

2. Manfaat Penelitian

a. Secara Teoritis

Memperkaya khasanah keilmuan dalam bidang hukum

keluargaIslam mengenaipernikahan khususnya dalam acara pesta

perkawinan atau walimatul „urs.

b. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

pemikiran ilmiah khususnya kepada penyusun dan kepada

masyarakat Islam pada umumnya, yang berkaitan dengan pernikahan

atau walimatul „urs.

D. Penelitian Relevan

Penelitian relevan memuat uraian sistematis mengenai hasil

penelitian-penelitian terdahulu tentang persoalan yang akan dikaji. Terdapat

beberapa penelitian yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat

dalam pembahasan topik penelitian ini. Oleh karena itu, dalam kajian

penelitian ini, peneliti memaparkan perkembangan beberapa karya ilmiah

terkait dengan pembahasan peneliti, diantaranya adalah:

Page 26: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

10

1. Umi Shalihah dalam skripsinya yang berjudul “ Tinjauan Hukum Islam

terhadap tradisi punjungan dalam pelaksanaan walimatul „urs pada

masyarakat desa Sumberjo kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung

Timur”.19

Kesimpulan dari karya ilmiah yang diteliti oleh Umi shalihah

ialah menjelaskan bahwa pelaksanaan walimah yang dilakukan dengan

menggunakan tradisi punjungan dan mengadakan hiburan yang secara

berlebihan yang mengakibatkan dampak negatifbaik bagi masyarakat

sumberjo maupun tamu undangan yang datang.

Penelitian yang akan dilakukan memiliki persamaan tema besar

yaitu permasalahan walimatul „urs yang dilakukan secara besar- besaran

dan sama-sama menggunakan penelitian lapangan. Namun terdapat

perbedaan yakni karya ilmiah Umi Shalihah lebih terfokuskan kepada

tradisi punjungan didalam walimatul „urs yang didalamnya bermaksut

mengundang dan mengharapkan sumbangan. Sedangkan karya ilmiah

peneliti tidak hanya terfokus kepada satu faktor melainkan beberapa faktor

yang mengakibatkan pergeseran walimatul „urs.

2. Heradianaskripsinya yang berjudul “Tinjauan Hukum IslamTerhadap

Tradisi Hiburan dalam Pesta Perkawinan (Walimatul „Urs) di Kecamatan

Bontomarannu Kabupaten Gowa”.20

Pokok permasalahan yang diteliti

oleh Herdiana adalah pandangan hukum Islam terhadap tradisi hiburan

19

Skripsi Umi Shalihah, Tinjauan Hukum Islam terhadap tradisi punjungan dalam

pelaksanaan walimatul „urs pada masyarakat desa Sumberjo kecamatan Way Jepara Kabupaten

Lampung Timur( Metro; Stain Metro) 20

Skripsi Herdiana, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Tradisi Hiburan dalam Pesta

Perkawinan (Walimatul „Urs) di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa. (Makasar: UIN

Alaudin)

Page 27: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

11

dalam pesta perkawinan. Pokok permasalahan tersebut kemudian

dirumuskan kedalam beberapa masalah penelitian yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi tradisi hiburan dalam pesta perkawinan dan pandangan

hukum Islam terhadap masalah tersebut di Kecamatan Bontomarannu

Kabupaten Gowa.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti memiliki perbedaan yaitu

pada penelitian Herdiana tidak terfokuspada pergeseran Walimatul „Urs

tetapi lebih memfokuskan pada hiburan pada pesta pernikahan yang ada

di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa yang telah keluar dari

ajaran agama islam. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

tidak hanya terfokus pada hiburan didalam walimatul „urs tetapi

permasalahan yang mengakibatkan pergeseran walimatul „urs yang

didapatkan dengan melihat fenomena dan fakta-fakta kejadian dalam

masyarakat yang melaksanakan walimatul „urs.

3. Jalaludin Skripsinya yang berjudul “ Tradisi Bekhalek dalam walimatul

„urs di desa pea jambu kec. Singkohor Kab. Aceh Singkil. Menurut

Mazhab Syafi‟i.”21

Kesimpulan karya ilmiah yang diteliti oleh Jalaludin

ialah menjelaskan bahwa pelaksanaan walimatul „urs yang dilakukan

secara mewah dan besar-besaran tetapi dilakukan dengan cara berhutang

terlebih dahulu hal tersebut dilakukan demi mendapatkan pengakuan

sosial.

21

Skripsi Jalaludin, Tradisi Bekhalek dalam walimatul „urs di desa pea jambu kec.

Singkohor Kab. Aceh Singkil. Menurut Mazhab Syafi‟i., ( Sumatra Utara: Uin Sumatra Utara)

Page 28: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

12

Penelitian yang akan dilakukan memiliki persamaan tema besar

yaitu permasalahan walimatul „urs yang dilakukan secara besar- besaran

dan didapat dengan cara berhutang hanya untuk mendapat pengakuan atau

kehormatan. Penelitian yang dilakukan oleh jalaludin memfokuskan pada

pelaksanaan walimatul urs dengan cara berhutang. Sedangkan penelitian

yang dilakukan peneliti tidak hanya fokus pada hutang dalam walimah

tetapi lebih umum mengenai permasalahan-permasalahan didalam

walimatul „urs.

Page 29: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pergeseran Makna dan Esensi

1. Pengertian Pergeseran Makna dan Esensi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI pergeseran yaitu

merupakan peralihan, perpindahan, pergantian.1 Definisi pergeseran juga

memiliki arti yang universal (keseluruhan). Akan tetapi, pergeseran yang

dimaksutkan oleh peneliti disini adalah pergeseran yang merupakan suatu

perubahan yang terjadi dari ruang lama menjadi ruang baru. Hal ini dikaitkan

kepada perubahan budaya yang terlihat pada pesta perkawinan atau

Walimatul „Urs saat ini.

Makna atau arti adalah hubungan antara lambang bunyi dengan

acuannya. Makna merupakan bentuk responsi dari stimulus yang diperoleh

pemeran dalam komunikasi sesuai dengan asosiasi maupun hasil belajar yang

dimiliki.2

Esensi adalah apanya kenyataan, yaitu hakikatnya.3 Pengertian

mengenai esensi mengalami perubahan sesuai dengan konsep penggunaanya,

sehingga esensi ialah pada konsepnya sendiri. Menurut Thomas Aquinas,

1Hasan alwi, dkk., Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: balai pustaka, 1990). 361

2Wikipedia, http://id.m.wikipedia.org/wiki/Makna. Diakses pada 06 agustus 2019

pukul 21:00 WIB 3Hadi, Protasius, Epistimologi filsafat pengetahuan, ( Yogyakarta: Kanisius, 1994).

121

Page 30: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

14

esensi adalah apanya sesuatu yang terlepas dari persoalan apakah sesuatu itu

ada atau tidak.4

Sehingga pergeseran makna dan esensi Walimatul „Urs merupakan

suatu proses perubahan makna dan esensi Walimatul „Urs yang lama menjadi

makna dan esensi yang baru. Hal ini dikaitkan kepada perubahan budaya

yang terlihat pada pesta perkawinan atau Walimatul „Urs saat ini. Di mana

Walimatul „Urs yang semula merupakan acara pesta perkawinan dengan

makna dan esensinya yang penting yaitu mengumumkan telah terjadinya

pernikahan dan untuk menghindari dari prasangka zina. Namun apabila

penyelenggaraan Walimatul „Urs memiliki tujuan lain dari syariat islam

misalnya untuk ajang gengsi dan sebagainya, maka dapat dikatakan

penyelenggaraan Walimatul „Urs tersebut telah mengalami pergeseran.

2. Teori Nilai

Teori ilmu atau Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani

yaitu; Axiosyang berarti sesuai atau wajar. Sedangkan logos yang berarti

ilmu. Menurut Jhon Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilai merujuk pada

pemikiran atau suatu sistem seperti politik, sosial dan agama. Sistem

mepunyai rancangan bagaimana tatanan, rancangan dan aturan sebagai suatu

bentuk pengendalian terhadap suatu institusi dapat terwujud.5

Menurut Richard Bender, suatu nilai adalah sebuah pengalaman yang

memberikan suatu pemuasan kebutuhan yang diakui bertalian, atau yang

menyumbangkan pada pemuasan yang demikian. Dengan demikian

4Mage, Bryan, The Story of Philosophy ( Yogyakarta: Kanisius, 2001). 60

5Dikutip http://adikke3ku. Wordpress.com/2008/05/19/aksiologi-ilmu

Page 31: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

15

kehidupan yang bermanfaat ialah percapaian dan sejumlah pengalaman nilai

yang senantiasa bertambah.

Aksiologi ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai,

pada umumnya ditinjau dari sudut pandangan kefilsafatan. Didunia ini

terdapat banyak cabang pengetahuan yang bersangkutan dengan masalah-

masalah nilai yang khusus seperti epistimologis, etika dan estetika.

Epistimologi bersangkutan dengan masalah kebenaran, etika bersangkutan

dengan masalah kebaikan dan estetika bersangkutan dengan masalah

keindahan.6

Secara Etimologis istilah Aksiologi berasal dari bahasa Yunani kuno,

terdiri dari kata “aksios” yang berarti nilai dan kata “logos” yang berarti teori.

Jadi aksiologi merupakan cabang filsafat yang mempelajari nilai.7

a. Etika

Etika berasal dari kata “Ethos” (yunani) yang berarti adat

kebiasaan. Dalam istilah lain, para ahli yang bergerak dalam bidang etika

menyebutkan dengan moral, berasal dari bahasa yunani, juga berarti

kebiasaan. Etika merupakan teori tentang nilai, pembahasaan secara

teoritis tentang nilai, ilmu kesusilaan yang memuat dasar untuk berbuat

susila. Sedangkan moral pelaksanaannya dalam kehidupan.8

Jadi etika merupakan cabang filsafat yang membicarakan

perbuatan manusia. Cara memandangnya dari sudut baik dan tidak baik,

etika merupakan filsafat tentang perilaku manusia.

6 Louis O. Kattsoff, pengantar filsafat, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1996). 327

7 Uyoh Sadulloh, pengantar filsafat pendidikan, ( Bandung: Alfabeta CV, 2007). 36

8Ibid. 40

Page 32: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

16

b. Estetika

Estetika merupakan nilai-nilai yang berkaitan dengan kreasi seni

dengan pengalaman-pengalaman kita yang berhubungan dengan seni.

Hasil-hasil ciptaan seni didasarkan atas prinsip-prinsip yang dapat

dikelompokan sebagai rekayasa, pola, bentuk dll.

B. Walimatul ‘Urs

1. Pengertian Walimatul Urs’

Walimah (١لوليمة) artinya al-jam‟u= kumpul, sebab antara suami dan

isrti berkumpul, bahkan sanak saudara, kerabat dan para tetangga.9 Walimah

,yang artinya makanan pengantin ( ١لوليم ) berasal dari bahasa arab (١لوليمة)

maksudnya adalah makanan yang disediakan khusus dalam acara pesta

perkawinan. Bisa juga diartikan sebagai makanan untuk tamu undangan atau

lainnya.10

Secara terminologiwalimatul „urs adalah suatu pesta yang mengiringi

akad perkawinan, atau perjamuan karena sudah menikah. Walimatul sendiri

diserap dalam bahasa Indonesia menjadi walimah, dalam fiqh Islam

mengandung makna yang umum dan makna yang khusus.

Makna yang umum adalah seluruh bentuk perayaan yang melibatkan

banyak orang. Sedangkan walimah dalam makna khusus disebut dengan

walimatul„urs, yang mengandung pengertian peresmian perkawinan yang

tujuannya untuk memberitahukan kepada khalayak ramai bahwa kedua

9Tihami, Fikih Munakahat: Kajian Fikih Nikah Lengkap, (Jakarta:Rajawali Press,

2014), 131. 10

Enizar, Pembentukan Keluarga Berdasarkan Hadist Rasulullah Saw, (Metro:

STAIN Jurai Siwo Metro, 2015), 88.

Page 33: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

17

pengantin telah resmi menjadi suami istri, sekaligus rasa syukur kepada Allah

atas berlangsungnya perkawinan tersebut.11

Menurut Imam Syafi‟i, bahwa Walimah terjadi pada setiap dakwah

(perayaan dengan mengundang seseorang) yang dilaksanakan dalam rangka

untuk memperoleh kebahagian yang baru. Yang paling mansyur menurut

pendapat yang mutlak, bahwa pelaksanaan walimah hanya dikenal dalam

sebuah perkawinan.12

Menurut Sayyid Sabiq, walimah diambil dari kata al-walmu dan

mempunyai makna makanan yang dikhususkan dalam sebuah pesta

perkawinan. Dalam kamus hukum, walimah adalah makanan pesta

perkawinan atau tiap-tiap makanan yang dibuat untuk undangan atau lainnya

undangan.13

Jadi bisa diambil dari suatu pemahaman bahwa pengertian Walimatul

„Urs adalah upacara perjamuan makan yang diadakan baik waktu akad,

sesudah akad, atau dukhul (sebelum dan sesudah jima‟). Inti dari upacara

tersebut adalah untuk memberitahu dan merayakan perkawinan yang

dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur dan kebagian kedua mempelai atau

kedua keluarga.

11

LiaLaqunaJamali, LukmanZain, dan Ahmad Faqih Hasyim. Hikmah Walimah Al-

„Urs (PestaPernikahan) Dengan Kehormatan Perempuan Perspektif Hadits.

www.portalgaruda.org Diunduh Pada 16 November 2018. 12

Taqiyudin Abi Bakar, Kifayatul Ahyar, juz II, ( Semarang: CV Toha Putra), 68. 13

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah , terj. Muhammad Thalib, Juz. VII, cet. ke-2, (Bandung:

PT Al-Ma‟arif, 1982), 148.

Page 34: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

18

2. Dasar Hukum

Hukum walimatul „ursuntuk pengantin adalah sunnah, ketentuan ini

telah menjadi kesepakatan para ulama. Bahkan, sebagian ulama ada yang

mengatakan hukumnya wajib hal tersebut berlandaskan kepada adanya

perintah dari Rasulullah dan kita mempunyai kewajiban untuk mendatangi

undangan walimah tersebut.14

Nabi Muhammad Sawmengatakan kepada Abdurahman bin Auf ra.

ketika ia telah memberitahu kepada Nabi kalau ia telah menikah berdasarkan

kepada sabda beliau:

ل لوبش ة أ

Artinya: “Adakanlah Walimah walaupun hanya dengan seekor Kambing.‟‟

(HR.Muttafaq alaih). Jumhur ulama sepakat bahwa mengadakan walimah itu hukumnya

sunnah mu‟akad hal ini berdasarkan hadist Rasulullah saw:15

ع ن س ق ل: م ل لن ب ص ع ى ش يء م ن ئو م ل ع ى )م م لبخ رى (ز نب، ل بش ة.

Artinya: “Dari Anas, ia bekata “Rasulullah Saw Belum pernah

mengadakan Walimah untuk istri-istrinya, seperti beliau mengadakan

Walimah untuk Zainab, beliau mengadakan Walimah untuknya dengan

seekor kambing.”(HR. Bukhari dan Muslim)16

14

Siti Zulaikha, Fiqh Munakahat 1. ( Yogyakarta: Idea Press, 2015), 97. 15

Tihami, Fikih Munakahat: Kajian Fikih Nikah Lengkap, (Jakarta:Rajawali Press,

2014), 132. 16

Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani,Terjemah Bulughul Maram Kitab Hukum-Hukum

Islam,cet-1 (Surabaya:Mutiara Ilmu, 2011), 482.

Page 35: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

19

Dari riwayat lain, mengatakan;

ن عن ص ي ة بنت شيبة ق لت: ل لن ب ص ع ى ب ض ئو بد من ش ي. لبخ رى

Artinya: Dari Shafiyah binti Syaibah, bahwa ia berkata, "Nabi SAW

mengadakan walimah atas (pernikahannya) dengan sebagian istrinya

dengan dua mud gandum". (HR. Bukhari)

Beberapa hadits tersebut diatas menunjukan bahwa walimah itu boleh

diadakan dengan makanan apa saja, sesuai kemampuan. Hal itu ditunjukan

oleh Nabi sawbahwa perbedaan-perbedaan walimah beliau bukan

membedakan atau melebihkan salah satu dari yang lain, tetapi semata-mata

disesuaikan dengan keadaan ketika sulit atau lapang.17

3. Pelaksanaan Walimatul ‘Urs

Pada masa Rasulullah sawbeliau selalu melakukan walimatul urs

setelah pelaksanaan akad nikah dan hanya memerintahkan sahabat (pengantin

pria) yang mampu untuk mengadakan walimatul „urs.18

Hal ini terlihat dalam

salah satu hadist berikut: ع ى عبد لر حن بن عوف ث ر ص رة. عن س رض ن لن ب ص رأى

ف ق ل: م ىذ ؟ ق ل: ت ز جت مرأة ع ى زن و ة من ذىب. ق ل: ب رك لله لك، ل لو بش ة. لجم عة ب د د

17

Ibid., 133. 18

Enizar, Pembentukan Keluarga Berdasarkan Hadist Rasulullah Saw, (Metro:

STAIN Jurai Siwo Metro, 2015), 91.

Page 36: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

20

Artinya: “Dari anas, ketika Rasulullah sawmelihat Abd. ar-Rahman ibn

„Auf ada warna kuning, Rasulullah sawbertanya: kenapa kuning-kuning

seperti ini? “Abd al-Rahman menjawab: aku baru saja menikahi seorang

perempuan dengan mahar emas seberat sebiji kurma. Rasulullah

sawmengatakan: semoga Allah memeberikan berkah kepadamu dan

adakanlah walimah meskipun hanya dengan seekor kambing”.

Dari hadits diatas, diketahui bahwa Rasulullah sawmemerintahkan

kepada pengantin laki-laki yang baru saja menikah untuk melakukan

walimatul „urs. Disamping itu, pengantin laki-laki yang diperintah adalah

pengantin yang mampu untuk melakukan walimatul „urs tersebut. Dengan

demikian pelaksanaan walimatul „urs adalah pengantin laki-laki. Keluarga

pengantin laki-laki atau perempuan tidak dibebani untuk mengadakan

walimatul „urs anaknya, kecuali jika keluarga pengantin laki-laki atau

perempuan dengan kehendak sendiri melakukannya.

Pernikahan sebagai salah satu akad mempunyai konsekuensi hukum

terhadap halalnya hubungan antara laki-laki dan perempuan yang sebelumnya

haram. Oleh sebab itu, pelaksanaan akad pernikahan tidak boleh

disembunyikan darimasyarakat minimal masyarakat sekitarnya.19

Hadits Nabi yang lain bahwa Rasulullah saw menyuruh agar

pernikahan itu diberitahukan secara terbuka dan jangan sembunyikan dari

masyarakat minimal masyarakat sekitar. Salah satu hadits dijelaskan bahwa

pernikahan harus diberitahukan kepada khalayak ramai:

عن ع ئشة رض عن لن ب ص ق ل: ع ن و ىذ لن ح ج وه فى رب ل.) بن م جو( لم جد ضرب و ع يو ب لغ

19

Enizar, PembentukanKeluarga., 88.

Page 37: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

21

Artinya:“Dari Aisyah r.a dari Nabi saw, beliau bersabda, umumkanlah

pernikahanini! Rayakanlah di dalam masjid. Dan pukullah alat music

rebana untuk memeriahkan (acara)nya”.20

Berdasarkan haditsdiatas, diarahkan agar pernikahan dilaksanakan di

masjid, karena masjid biasanya dihadiri oleh jama‟ah untukmelaksanakan

ibadah. Diarahkan juga untuk memukul alat kesenian (gendang) waktu

pelaksanaan akad nikah, agar menarik perhatian orang bahwa telah terjadi

pernikahan.21

Uraian di atas, maka walimah bertujuan untuk memperkenalkan bagi

mereka yang telah melaksanakan akad nikah (perkawinan) untuk berumah

tangga, agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan oleh ajaran agama Islam

4. Hukum Mengadiri Undangan Walimah

Untuk menunjukan perhatian, memeriahkan dan mengembirakan

orang yang mengundang, maka orang yang diundang walimah wajib

mendatanginya.Adapun wajibnya mendatangi undangan walimah, apabila:22

a. Tidak ada udzur syar‟i

b. Dalam walimah itu tidak diselenggarakan untuk perbuatan munkar

c. Tidak membedakan kaya dan miskin.

Dasar hukum wajibnya mendatangi undangan walimah adalah hadist

Nabi sawsebagai berikut:

ذ دعي حد كم ل لط م ف يجب. لإ ن ش ء ط م, ش ء ت رك.()ر ه لبخ رى

20

Ibid., 88-89. 21

Ibid.,89. 22

Tihami, Sohari Sahrani, Fikih Munakahat: Kajian Fikih Nikah Lengkap, (Jakarta:

Rajawali Press, 2014), 133.

Page 38: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

22

Artinya: “Jika salah seorang diantaramu diundang makan, hendaklah

dijabbah (dikabulkan), jika ia menghendaki makalanlah, jika ia

menghendaki tinggalkanlah.” (HR. Bukhari dan Ahmad)23

عوة ف قد عن ب ىر رة ن ر و لله ص ى لله ع يو م ق ل : من ت رك لد عصى لله ر ولو . )ر ه م م(

Artinya: Dari abu hurairah r.a bahwa Rasulullah Saw Telah bersabda:

“Barangsiapa tidak menghadiri undangan, sesungguhnya ia telah

durhaka kepada Allah dan Rasulnya.” (HR Bukhari)24

Ada Ulama yang berpendapat bahwa hukum menghadiri undangan

adalah wajib kifayah. Namun ada juga ulama yang mengatakan Sunnah, akan

tetapi pendapat pertamalah yang lebih jelas. Adapun hukum mendatangi

undangan selain walimah, menurut jumhur ulama adalah sunnah muakkad.

Sebagian golongan Syafi‟i berpendapat wajib. Akan tetapi, Ibnu Hazm

menyangkal bahwa pendapat ini dari jumhur sahabat dan tabiin karena

hadist-hadits diatas memberikan pengertian tentang wajibnya menghadiri

undangan, baik undangan mempelai maupun walinya.25

Secara rinci, undangan itu wajib didatangi apabila memenuhi syarat

sebagai berikut:26

a. Pengundangnya mukalaf, merdeka, dan berakal sehat.

b. Undangannya tidak dikhususkan kepada orang-orang kaya saja,

sedangkan orang miskin tidak

23

Al-Hafizh Ibn Hajar Al-Asqolani, Bulughul Maram: Hadist Hukum-Hukum Syariat

Islam, (Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 2011), 430. 24

Ibid., 431. 25

Ibid., 135. 26

Ibid., 136.

Page 39: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

23

c. Undangan tidak ditujukan hanya kepada orang yang disenangi atau

dihormati.

d. Pengundangnya beragama Islam (pendapat yang lebih sah)

e. Khusus pula dihari pertama (pendapat yang terkenal)

f. Belum didahului oleh undangan lain. Kalau ada undangan lain, maka

yang pertama harus didahulukan.

g. Tidak diselenggarakan kemungkarandan hal-hal lain yang

menghalangi kehadirannya.

h. Yang diundang tidak ada unzur syarak

Memperhatikan syarat-syarat tersebut, jelas bahwa apabila walimah

dalam pesta perkawinan hanya mengundang orang kaya saja, hukumnya

adalah makruh.Nabi Muhammad Saw bersabda:

عن ب ىر رة ن ر و ل لله ص.م. ق ل: شر ط م لوليمة ين من أ عوة ف قد عصى لله تي دعى لي من أب ى من ل يب لد

.و.أخرجو م م أ ض ر و ل

Artinya: “dari abu Hurairah r.a bahwa Nabi Muhammad Saw Bersabda,

“Makanan yang paling jelek adalah pesta perkawinan yang tidak

mengundang orang yang mau datang kepadanya (miskin), tetapi

mengundang orang yang enggan datang kepadanya (kaya). Barangsiapa

tidak menghadiri undangan, maka sesungguhnya ia telah durhaka

kepada Allah dan Rasul-Nya.” ( HR Muslim)27

27

Al-Hafizh Ibn Hajar Al-Asqolani, Bulughul maram, 431.

Page 40: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

24

Dari riwayat lain juga disebutkan:

غني ء ت رك ل قرء ن ب ىر رة ق ل: شر ط م ط م لوليمة دعى ل

)ر ه لبخ رى(

Artinya: “ sesungguhnya Abu Hurairah berkata:” sejelek-jeleknya

makanan ialah makanan walimah yang hanya mengundang orang-orang

kaya akan tetapi meninggalkan orang-orang miskin.” ( HR. Bukhari)28

5. Hikmah Walimah

Diadakan walimah dalam pesta perkawinan mempunyai beberapa

keuntungan (hikmah), antara lain sebagai berikut:29

a. Merupakan rasa syukur kepada Allahswt

b. Tanda penyerahan anak gadis kepada suami dari kedua orang tuanya

c. Sebagai tanda resminya adanya akad nikah

d. Sebagai tanda memulai hidup baru bagi suami istri

e. Sebagai realisasi arti Sosiologi dari akad nikah

f. Sebagai pengumuman bagi masyarakat, bahwa antara mempelai

telah resmi menjadi suami istri sehingga masyarakat tidak curiga

terhadap perilaku yang dilakukan oleh kedua mempelai.

Disamping itu, dengan adanya walimatul „urs kita dapat melaksanakan

perintah Rasulullah sawyang menganjurkan kaum muslimin untuk

28

Ibnu hajar As Qolani, Fathul Baari Penjelas Kitab Shahih Al Bukhari Pembahasan

Nikah,(Jakarta: Pustaka Azzam, 2015), 493. 29

Tihami, Sohari Sahrani, Fikih Munakahat: Kajian Fikih Nikah Lengkap, (Jakarta:

Rajawali Press, 2014)., 151.

Page 41: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

25

melaksanakan walimatul „urs walaupun hanya dengan menyembelih satu ekor

kambing.

C. Aspek Sosiologi Hukum Islam dalam Walimatul ‘Urs

Sosiologi hukum Islam adalah cabang dari sosiologi atau sosiologi

hukum yang meneliti mengapa masyarakat berhasil mematuhi hukum Islam

dan mengapa mereka gagal mematuhi hukum Islam tersebut, serta faktor

sosial yang mempengaruhinya.30

Sehingga dalam hukum Islam, pengaruh

budaya atau sosial memiliki tempat khusus dalam pembahasan yang disebut

„urf atau adat kebiasaan. Jika masyarakat sudah memiliki norma yang dapat

mewujudkan keadilan dan ketertiban, maka hukum itu dapat diberlakukan

dalam Islam.

Sosiologi hukum membahas tentang pengaruh timbal balik antara

perubahan hukum dan masyarakat. Perubahan hukum dapat

mempengaruhiperubahan masyarakat, dan sebaliknya perubahan masyarakat

dapat menyebabkan terjadinya perubahan hukum.31

Tujuan sosiologi adalah untuk mendapatkan pengetahuan yang

sedalam-dalamnya tentang masyarakat, karena sosiologi merupakan ilmu

pengetahuan yang bertujuan untuk mendapatkan fakta-fakta masyarakat yang

30

Mochamad Sodik, Sosiologi Hukum Islam Dan Refleksi Sosial Keagamaan,

(Yogyakarta: Press UIN Sunan Kalijaga, 2011), 52. 31

Soerjono Soekamto, Pengantar Sosiologi Hukum, (Jakarta: Bharata Karya Aksara,

1977), 17.

Page 42: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

26

mungkin dapat dipergunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang

terjadi dalam masyarakat.32

Manfaat sosiologi hukum untuk memahami bekerjanyahukum dalam

masyarakat dapat dilihat dari fungsi hukum itu dalam masyarakat. Fungsi

hukum yang dimaksud dapat diamati dari beberapa sudut pandang seperti

fungsi hukum sebagai sosial kontrol didalam masyarakat, fungsi hukum

sebagai alat untuk mengubah masyarakat, fungsi hukum sebagai simbol

pengetahuan, fungsi hukum sebagai instruman politik, dan fungsi hukum

sebagai alat integrasi.33

Proses perubahan yang terjadi dalam masyarakat merupakan suatu

gejala yang umum, bahwa perubahan tersebut terutama akan mengenai gejala

sosial yang dinamakan hukum. Tanpa disadari perubahan yang terjadi

dibidang-bidang lainnya akan berpengaruh terhadap nilai-nilai yang berkaitan

dengan hukum. Terkadang hukum sebagai kaidah maupun perilaku memberi

bentuk dan tata tertib pada bidang lainnya, seperti ekonomi, pendidikan,

pembangunan desa dan sebagainya.34

Salah satu kecendrungan pemikiran

hukum yaitu teori sosiologis, yang terutama membahas hubungan antara

prinsip-prinsip tersebut dalam masyarakat.35

Aspek sosiologi hukum dimaksudkan untuk melihat hukum sebagai

gejala sosiologis dan berusaha menjelaskan bahwa hukum tidak semata-mata

32

Azmi Siradjuddin, Sosiologi Hukum ( Metro : STAIN Jurai Siwo Metro, 2016), 9 33

Zainudin Ali, Sosiologi Hukum, ( Jakarta: Sinar Grafika, 2006), 8. 34

Soerjono Soekanto dan Soleman B. Taneko, Hukum Adat Indonesia, cet. Ke-6 (

Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), 370.

35

Ibid. 371.

Page 43: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

27

merupakan gejala normatif yang bersifat statik dan arti perubahan atau

merupakan gejala yang berharga mati. Sosiologi hukum menjelaskan suatu

praktik hukum didalam kehidupan sosial masyarakat terjadi.36

Hubungan

timbal balik antara hukum dengan gejala-gejala sosial lainnya dapat diketahui

dengan mempelajari fenomena sosial dalam masyarakat yang tampak aspek

hukumnya.37

Walimatul „Urs merupakan realisasi arti sosiologis dari akad nikah.

Mengadakan Walimatul „Urs Sunnah Hukumnya bagi pengantin sesuai

dengan kemampuannya, karena Rasulullah SAW. juga mengadakan

Walimatul „Urs pada saat menikahi istri-istrinya, dan beliau memerintahkan

para sahabatnya untuk mengadakan Walimatul „Urs.38

Dengan demikian,

aspek sosiologi hukum dari Walimatul „Urs dalam kehidupan masyarakat

dapat dilihat dari tujuan Walimatul „Urs itu sendiri, yakni untuk

mengumumkan telah terjadinya pernikahan sebagai fenomena sosial dalam

masyarakat yang mengandung hukum sunnah bagi pengantin yang

mengadakan.

36

Zainuddin Ali, sosiologi hukum (Jakarta: sinar Grafika, 2006), 8. 37

Ibid, 13-15 38

Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim, Ensiklopedia Fiqih Wanita, terj. Achmad

Zaeni Dahlan dan Sandi Heryana ( Depok: Pustaka Khazanah Fawa‟id, 2016), 257.

Page 44: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

28

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode merupakan unsur yang sangat signifikan dalam hal percapaian

suatu tujuan. Metode penelitian berarti cara atau strategi bagaimana sebuah

penelitian mampu membuahkan hasil yang memuaskan yakni hasil penelitian

yang objektif terstruktur dan akurat. Oleh karenanya pada tataran ini perlu

disampaikan hal-hal berikut.

A. Jenis Dan Sifat Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dikaji penelitiadalah penelitian lapangan(field

research),yaitu penelitian yang dilakukan dilapangan atau dilokasi penelitian,

suatu tempat yang dipilih sebagai lokasi untuk menyelidiki gejala objektif

yang terjadi dilokasi tersebut, yang dilakukan juga untuk penyusunan laporan

ilmiah.1 Oleh karena itu, penelitian yang peneliti kaji merupakan penelitian

lapangan, dengan melakukan penelitian diDesa Gayuh Rejo Kecamatan

Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah. Terkait Dengan “Tinjauan

Sosiologi Hukum Keluarga Islam Terhadap Pergeseran Makna dan Esensi

Walimatul „Urs”.

1Abdurahman Fathoni, Metodelogi Penelitian dan Tehnik penyusunan Skripsi,

(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), h. 96

Page 45: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

29

2. Sifat penelitian

Sifat penelitian dalam skripsi ini bersifat Deskriptif, yaitu penelitian

yang bertujuan menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu, penelitian

ini menggambarkan situasi atau kejadian.2

Menurut Zainudin Ali, penelitian Deskriptif adalah penelitian yang

terdiri atas satu Variabel atau lebih. Namun, tidak saling bersinggungan

sehingga disebut penelitian bersifat deskriptif.3 Untuk itu peneliti dalam

melakukan penelitian menggunakan dua variabel yaitu Walimatul „Urs dan

Pergeseran Makna dan esensinya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan Fenomenologi, fokus model

pendekatan fenomenologi adalah pengalaman yang dialami oleh individu.

Bagaimana individu memaknai pengalamannya tersebut berkaitan dengan

fenomena tertentu yang sangat berarti bagi individu yang bersangkutan.

Pengalaman yang dibahas disini bukan sekedar pengalaman yang biasa,

melainkan pengalaman yang berkaitan dangan struktur dan tingkat kesadaran

individu secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena model

pendekatan Fenomenologi memfokuskan pada pengalaman pribadi individu,

subjek penelitiannya adalah orang yang mengalami langsung kejadian atau

fenomena yang terjadi, bukan individu yang hanya mengetahui suatu

fenomena secara tidak langsung atau melalui media tertentu.4

2Sumadi Suryabrata, metode penelitian , ( jakarta: Rajawali press, 2012), 75

3Zainuddin Ali, metode penelitian hukum, (jakarta: Sinar Grafika, 2009), 11

4Ghony dan Fauzan,metode penelitian kualitatif, ( Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2012), 59

Page 46: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

30

B. Sumber Data

Sumber data didalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat

diperoleh. Menurut lofland sumber data dalam penelitian utama kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti

dokumen-dokumen, sumber data tertulis, foto, dan lain-lain. Dalam penelitian

ini peneliti menggunakan beberapa sumber data, baik itu sumber primer

ataupun sekunder. Sumber data Primer adalah sumber pertama dimana sebuah

data dihasilkan5. Sumber Data Primernya yaitu Kepala Desa, tokoh

masyarakat, Tokoh Agama, dan pihak penyelenggara Walimatul „Urs.

Sedangkan Sumber data sekunder adalah sumber data kedua sesudah

sumber data primer. Sumber data sekundernya yaitu buku Fiqih Munakahat,

Kompilasi Hukum Islam, buku pembentuk keluarga berdasarkan hadist

Rasulullah saw. Serta buku-buku lain yang relevan dengan masalah penelitian

ini.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada dasarnya merupakan suatu kegiatan

operasional agar tindakannya masuk pada pengertian penelitian yang

sebenarnya. Bagi peneliti, terutama petugas lapangan sangat ditentukan oleh

alat-alat yang tersedia, sehingga dengan matangnya persiapan baik teori

maupun pengalaman, sangat berpengaruh pula pada hasil pengumpulan data.6

5 Burhan Bugin, Metodologi Penelitian Sosial Dan Ekonomi ( jakarta: kencana, 2013),

129 6 P. Joko Subagyo, Metode penelitian dalam teori dan praktek, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2011), 37

Page 47: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

31

Seperti yang peneliti kaji sekarang, menggunakan penelitian

deskriptif, dengan demikian pengumpulan datanya adalah metode wawancara

dan dokumentasi.

1. Wawancara

Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi

verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.7

Dalam wawancara pertanyaan dan jawaban diberikan secara verbal.

Biasanya komunikasi ini dilakukan dalam keadaan saling berhadapan

namum komunikasi dapat dilaksanakan melalui telephone. Sering

interview dilakukan antara dua orang tetapi dapat juga sekaligus

diinterview dua orang atau lebih.

Teknik wawancara ini dimaksudkan untuk memperoleh data

yang akurat dari sumber data primer yang dibutuhkan untuk penelitian,

wawancara akan dilakukan dengan narasumber untuk mendapatkan

informasi tentang penerapan Tinjauan Sosiologi Hukum Keluarga Islam

terhadap Pergeseran Makna dan Esensi Walimatul Urs‟ di Desa Gayuh

Rejo Kecamatan Gunung Sugih.

2. Dokumentasi

Dokumen merupakan rekaman kejadian masa lalu yang ditulis

atau dicetak mereka berupa catatan anekdot, surat, buku harian, dan

dokumen-dokumen. Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data-

data yang terkaitTinjauan Sosiologi Hukum Keluarga Islam terhadap

7 S. Nasution, Metode Research,111.

Page 48: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

32

Pergeseran Makna dan Esensi Walimatul Urs‟ di Desa Gayuh Rejo

Kecamatan Gunung Sugih. Dokumentasi ini digunakan untuk

memperkuat data yang dikumpulkan sebagai bukti nyata guna

mendapatkan data yang diperlukan secara maksimal.

3. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara melihat dan mengamati secara langsung

objek penelitian dengan memiliki tujuan tertentu. Observasi digunakan

untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan

pengindraan.8

Perananan penelitian dalam pengamatan penelitian ini adalah

dengan partisipasi sebagai pengamat (pemeran serta dalam pengamat).

Perananan peneliti sebagai pengamat dalam hal ini tidak sepenuhnya

sebagai pemeran serta tetapi melakukan fungsi pengamatan peranan

demikian masih membatasi para subjek menyerahkan dan memberikan

informasi terutama yang bersifat rahasia.9 Oleh karena itu, dalam hal ini

pengamat membatasi aktivitas pengamatan.

Adapun dalam penelitian ini, peneliti akan mengamati

pergeseran walimatul „urs yang ada didesa Gayuh Rejo kecamatan

Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah

8Burhan Bungin, penelitian kualitatif, .118

9Lexi J. Melong, metodelogi penelitian, 177

Page 49: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

33

D. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif. Penelitian

kualitatif atau naturalisticinquiry adalah prosedur penelitian yang

mengahasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang dapat diamati, demikanlah pendapat Bogdan dan

Guba.10

Analisis data bisa diartikan sebagai upaya yang dilakukan dengan

jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya

menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola,

menemukan yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang

dapat diceritakan kepada orang lain.

Data yang telah terkumpul dianalisis secara induktif, dan berlangsung

secara terus menerus. Analisis data yang dilakukan meliputi mereduksi data,

menyajikan data, diplay data, manarik kesimpulan dan melaksanakan

verifikasi.11

Oleh karena itu, didalam penelitian ini peneliti menggunakan

metode berpikir induktif yaitu analisis yang berangkat dari data-data kasus

yang diperoleh dari narasumber kemudian menarik sebuah kesimpulan

umum mengenai Tinjauan Sosiologi Hukum Keluarga Islam terhadap

Pergeseran Makna dan Esensi walimatul Urs‟ di desa Gayuh Rejo Kecamatan

Gunung Sugih.

10

Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian, (Bandung: Pt Refika Aditama, 2012), 181. 11

Ibid., 216.

Page 50: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Desa Gayuh Rejo Kecamatan Gunung Sugih

1. Sejarah Desa Gayuh Rejo

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti terhadap dokumentasi

profil desa Gayuh Rejo, peneliti mendapatkan data bahwa desa gayuh Rejo

mulai dibuka pada tahun 1957 pada awalnya desa Gayuh Rejo ini adalah

terdiri dari hutan belantara pada waktu itu progam pemerintah untuk

pemerataan penduduk maka warga dari masyarakat dari pula jawa

ditransmigrasikan ke pulau sumatra.

2. Kondisi Wilayah Desa Gayuh Rejo

Kelurahan Gunung Sugih Raya memiliki luas wilayah 15,946 Ha

terdiri dari 8 kepala lingkungan dan 28 RT dengan batas-batas wilayah

sebagai berikut:

a. Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Seputih jaya

b. Sebelah timur berbatsan dengan desa Gunung Sari

c. Sebelah selatan berbatasan dengan desa Terbanggi Agung

d. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Padang Ratu

Secara Geografis Desa Gayuh Rejo merupakan daerah dengan

jarak dari desa Gayuh Rejo

a. Kepusat Pemerintah kecamatan 3 KM

b. Jarak antar Ibu kota Kabupaten 3 KM

Page 51: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

35

c. Jarak dari ibu kota provinsi 70 KM

d. Jarak dari ibu kota Negara 270 KM

3. Keadaan Penduduk

Penduduk Desa Gayuh Rejo terdiri atas berbagai suku bangsa

(Heterogen), tidak hanya masyarakat bersuku Lampung terdapat banyak

suku lainya seperti suku Jawa, suku Batak bahkan suku sunda yang

berdomisili di Desa Gayuh Rejo. Menurut data yang peneliti peroleh

jumlah penduduk yaitu berjumlah 5527. Yang terdiri dari 2803 laki-laki

dan 2724 perempuan.

Kemudian mengenai agama yang dianut oleh masyarakat desa

Gayuh Rejo yaitu Beragama Islam. Dari jumlah jiwa yang tinggal didesa

Gayuh Rejo, semua Masyarakat menganut Agama Islam.

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk menurut RT di Desa Gayuh Rejo

No Kelompok RT Jumlah Jiwa

1 Lingkungan 1 693 Jiwa

2 Lingkungan 2 1486 Jiwa

3 Lingkungan 3 538 Jiwa

4 Lingkungan 4 502 Jiwa

5 Lingkungan 5 701 Jiwa

6 Lingkungan 6 703 Jiwa

7 Lingkungan 7 423 Jiwa

8 Lingkungan 8 476 Jiwa

Jumlah 5527Jiwa

Sumber: Profil Desa Gayuh Rejo

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa untuk

jumlah penduduk bila dilihat dari kelompok Ketua Lingkungan dapat

disimpulkan untuk jumlah penduduk yang ada pada masing kelompok

Page 52: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

36

ketua lingkungan tersebut paling banyak adalah pada kelompok Dari

Lingkungan 2 yaitu berjumlah 1486 jiwa.

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Menurut Agama yang Dianut

Masyarakat Desa Gayuh Rejo

No Agama Jumlah Jiwa

1 Islam 5493 Jiwa

2 Kristen 34 Jiwa

3 Hindu -

4 Budha -

Jumlah 5527 Jiwa

Sumber: Profil Desa Gayuh Rejo

Berdasarkan tabel di atasdapat dilihat bahwa mayoritas masyarakat

di desa Gayuh Rejo menganut agama Islam dengan 1462 jiwa, agama

kristen 34 jiwa, agama hindu - jiwa, dan agama Budha - jiwa.

4. Keadaan Sosial Ekonomi

Hampir sebagian penduduk yang ada di desa Gayuh Rejo memiliki

mata pencarian diantaranya sebagai PNS, Pedagang, Petani, dan Buruh

yang secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3

Mata Pencaharian Masyarakat Desa Gayuh Rejo

No Mata Pencarian Jumlah (Orang)

1 PNS 247 Jiwa

2 Pedagang 1458 Jiwa

3 Petani 2632 Jiwa

4 Buruh 56 Jiwa

Jumlah 4393 Jiwa

Sumber: Profil Desa Gayuh Rejo

Page 53: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

37

Pada tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah penduduk

berdasarkan mata pencarian yang ada didesa Gayuh Rejo yang terbagi

menurut jenis pekerjaannya, yaitu penduduk yang bekerja sebagai PNS

yang sebanyak 105 orang dan untuk penduduk yang bekerja sebagai

pedagang yaitu sebanyak 247 orang, untuk penduduk dengan pekerjaan

petani sebanyak 785 orang,untuk penduduk dengan pekerjaan buruh

sebanyak 56 orang. Dalam tabel di atas maka terlihat jelas bahwa jumlah

penduduk pada masing-masing bagian pekerjaan paling banyak

didominasi oleh penduduk yang memiliki pekerjaan sebagai petani.

5. Pendidikan

Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh penduduk desa Gayuh Rejo

yang secara rinci dapat dilihat berdasarkan tabel berikut ini:

Tabel 4.4

Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan

Masyarakat Desa Gayuh Rejo

No Pendidikan Jumlah

Penduduk

1 Sarjana 231 Jiwa

2 SMA 3371 Jiwa

3 SMP 886 Jiwa

4 SD 301 Jiwa

5 Tidak bersekolah 743 Jiwa

Jumlah 5527Jiwa

Sumber: Profil Desa Gayuh Rejo

Tabel di atas menerangkan bahwa jumlah penduduk didesa Gayuh

Rejo berdasarkan tingkat pendidikan yaitu terbagi dari penduduk yang

memiliki tingkat pendidikan sarjana berjumlah 64 orang, SMA berjumlah

Page 54: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

38

853 orang, SMP berjumlah 109 orang, SD berjumlah 125 orang, dan yang

tidak bersekolah berjumlah 335 orang. Dilihat dari jumlah penduduk

menurut tingkat pendidikannya tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa penduduk yang ada didesa Gayuh Rejo didomisili oleh pendidikan

SMA yaitu berjumlah 853 Jiwa.

6. Keadaan Sosial Keagamaan dan Sosial Kebudayaan

Mayoritas masyarakat desa Gayuh Rejomenganut agama Islam.

Akan tetapi masih ada masyarakat desa Gayuh Rejo yang belum tahu

benar tentang arti Islam itu sendiri. Hal ini dibuktikan dengan masih

diadakanya tradisi dalam kehidupan masyarakat. Yang paling menonjol

disini adalah pada pelaksanaan pernikahan, kematian dan kelahiran. Pada

pelaksanaan upacara-upacara tersebut pasti selalu tersedia makanan dan

acara kenduri. Hanya saja pada saat sekarang ini, pelaksanaan upacara-

upacara tersebut sudah disisipi dengan hal-hal yang bersifat Islami, yaitu

pada waktu upacara selalu dilakukan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur‟an

dan diakhiri dengan pembacaan doa oleh Kyai. Dengan adanya perpaduan

antara adat istiadat dengan ajaran Islam ini, maka adat istiadat masyarakat

tetap terpelihara dan ajaran Islam bisa dijalankan oleh masyarakat. Dan

demi untuk menunjang sarana beribadah, didesa Gayuh Rejo terdapat satu

9 masjid dan 12 buah mushola.1

1Wawancara bapak Yudi selaku seketaris kelurahan Gunung Sugih Raya, 23 Oktober

2019

Page 55: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

39

B. Pelaksanaan Walimatul ‘Urs di Desa Gayuh Rejo kecamatan Gunung

Sugih Kabupaten Lampung Tengah

1. Pelaksanaan Walimatul ‘Urs

Umat Islam dalam segala kegiatannya manjadikan tuntutan Islam

sebagai pedoman. Kesan bahwa walimatul „urs merupakan kebiasaan atau

trend yang harus diikuti sudah saatnya dihilangkan dan dikembalikan

kepada sunnah Rasulullah SAW. Karena dalam Islam walimah mempunyai

dasar hukum dan aturan yang jelas untuk diikuti. Karena hal tersebut dapat

meningkatkan esensi walimatul „urs dari sekedar kebiasaan menjadi suatu

upaya mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan Rasulullah SAW.2

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan,

masyarakat Desa Gayuh Rejo dalam memandang resepsi perkawinan atau

Walimatul „Urs telah menjadi kebiasaan bahkan suatu keharusan dalam

perkawinan kebanyakan dilakukan secara besar-besaran walaupun

masyarakat ada yang mengadakan secara sederhana. Berdasarkan

pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti disini, kemewahan dapat

dilihat dari pelaksanaannya, baik dilihat dari segi pengeluaran biaya seperti

biaya dalam menyiapkan keperluan walimah, hidangan yang disuguhkan,

banyaknya tamu undangan, biaya tarup beserta rias maupun

kelengkapannya bahkan biaya hiburan.

Menurut bapak Trihatno selaku ketua lingkungan mengatakan

bahwasanya masyarakat di Desa Gayuh Rejo dalam mengadakan suatu

2Enizar, Pembentukan Keluarga Berdasarkan Hadist Rasulullah Saw, (Metro: STAIN

Jurai Siwo Metro, 2015), 90.

Page 56: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

40

pesta perkawinan atau Walimatul „Urs rata-rata masyarakat sudah memakai

kebiasaan yang biasanya dilakukan masyarakat setempat bahkan sudah

menjadi suatu keharusan. Karena setiap ada perkawinan pasti

melaksanakan pesta perkawinan dan biasanya diadakan ditempat kedua

calon mempelai wanita dan laki-laki. Mengenai waktu saat berlangsungnya

Walimatul „urs masyarakat melaksanakan setelah akad nikah dan

diselenggarakan satu hari semalam. Saat ini, sudah menjadi kebiasaan

setempat apabila resepsi perkawinan selalu menyediakan hiburan seperti

orgen atau dangdutan dengan tujuan sebagai hiburan para tamu undangan,

agar suasana tidak sepi, dan agar panitia lebih bersemangat.3

Berdasarkan kebiasaan adat Jawa setiap melaksanakan acara besar

seperti Walimatul „Urs, kedua keluarga calon mempelai melakukan

perhitungan atau mencari hari baik. Sebelum melaksanakan ritual

perkawinan, mayoritas masyarakat Jawa selalu menggunakan perhitungan

berdasarkan hari kelahiran masing-masing pasangan, dengan maksut agar

perkawinan tersebut dapat langgeng dan dijauhkan dari mara bahaya.

Tradisi perhitungan dalam perkawinan ini merupakan tradisi yang sudah

diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang hingga sekarang ini,

tradisi ini masih dipraktekkan oleh masyarakat Desa Gayuh Rejo.

Sehingga pelaksanaan Walimatul „Urs yang ada di Desa Gayuh

Rejo, pihak penyelenggara adalah kedua pihak mempelai wanita dan di

kediaman mempelai laki-laki, diadakan sehari semalam dan berdasarkan

3Wawancara dengan Bapak Trihatno kepala Lingkungan di Desa Gayuh Rejo

Kec.Gunung Sugih, 14 Oktober 2019.

Page 57: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

41

kebiasaan setempat Masyarakat Jawa di Desa Gayuh Rejo dalam

melaksanakan acara besar seperti walimatul „urs selalu melalui perhitungan

yang telah diwariskan nenek moyang secara turun-temurun. penjelasan di

atas bahwaasanya pelaksanaan walimah diselenggarakan untuk kebahagian

anak dan sebagai rasa syukur kepada Allah SWT.

2. Undangan dan Biaya dalam Walimatul ‘Urs

Sebelum Walimatul „Urs dilaksanakan, masyarakat Desa Gayuh

Rejomengundang tamu undangan dengan cara undangan berupa kertas,

undangan berupa roti dan undangan berupa punjungan nasi. Berdasarkan

kebiasaan masyarakat setempat pihak keluarga sudah memberitahukan

kepada para kerabat dan tetangga seminggu sebelum pelaksanaan

Walimatul „Urs biasanya menggunakan undangan kertas atau undangan

beruparoti sedangakan cara mengundang menggunakan punjangan nasi

diberikan tiga hari sebelum pelaksanaan walimatul „Urs.

Hal tersebut dilakukan agar para kerabat dan tetangga ingat bahwa

akan diadakan resepsi perkawinan ditempat pihak si pewalimah. Dalam

sistem sosial di dalam pengundangan tidak ada perbedaan dalam cara

mengundang masyarakat di Desa Gayuh Rejo, maksutnya disini adalah

adanya kesetaraan baik dari orang-orang yang memiliki status sosial tinggi

atau yang memiliki kekayaan dan jabatan dan masyarakat ekonomi kelas

menengah kebawah. Hanya saja yang membedakan disini ialah

berdasarkan sistem kekerabatan.

Page 58: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

42

Biaya perkawinan yang tidak boleh dan menyimpang dengan

ajaran Islam ialah apabila pernikahan tersebut dilangsungkan secara

berlebih-lebihan, bermegah-megahan serta memaksakan diri dengan

berhutang kepada orang lain dan saling membangga-banggakan dirinya

dengannya.4 Bentuk penyimpangannya adalah:

a. Tradisi ini bukan tradisi umat Islam bahkan tradisi ini diambil dari

umat nasrani pada tata cara pernikahan mereka dan merupakan hal

yang telah maklum bahwa tidak diperkenankan menyerupai orang-

orang kafir berdasarkan sabda Nabi: “ Barangsiapa menyerupai suatu

kaum, maka ia termasuk darinya “. ( HR Abu Daud).

b. Mubazir dan sikap berlebih-lebihan dalam menyiapkan tradisi ini jelas

bertentangan dengan ajaran Islam.5

Masyarakat Desa Gayuh Rejo dalam prakteknya sebagian

masyarakat mendapatkan biaya dari hutang terlebih dahulu, yang dimaksut

disini ialah pihak penyelenggara Walimatul „Urs terlebih dahulu

mengambil barang keperluan Walimah ke pedagang berupa sembako,

undangan dan perlengkapan lainnya dan tarup beserta rias dan

kelengkapannya. Kemudian pembayarannya dilakukan setelah acara

Walimatul „Urs usai.

Berdasarkan data masyarakat yang melangsungkan perkawinan

pada tahun 2019 yaitu berjumlah empat puluh satu (41) orang. Jumlah

tersebut semua melaksanakan pesta Perkawinan baik itu secara sederhana

4 Tihami, Sohari Sahrani, Fikih Munakahat: Kajian Fikih Nikah Lengkap. (jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2014). 146 5 Ibid. 147

Page 59: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

43

maupun secara besar-besaran. Misalnya bapak Boyadi dan ibu Saropah

dalam masyarakat ekonomi nya menengah, bapak Boyadi adalah seorang

petani dan ibu Saropah seorang ibu rumah tangga. Beliau dalam

menyelenggarakan walimatul „urs dengan cara berhutang terlebih dahulu.

Seperti berhutang keperluan walimatul „urs, seperti; terlebih dahulu

mengambil barang keperluan Walimah ke pedagang berupa sembako,

undangan dan perlengkapan lainnya dan tarup beserta rias dan

kelengkapannya. Kemudian pembayarannya dilakukan setelah acara

Walimatul „Urs usai. Hal tersebut dilakukan karena permintaan dari anak

agar nantinya memiliki kesan yang indah dan adanya rasa malu akan

kedatangan besan.6

Bapak Sukadi dan ibu Suwanti, mereka menyelenggarakan

Walimatul „Urs secara mewah, hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan

walimatul „urs tersebut. Bapak Sukadi adalah seorang pedagang (blantik).

Tetapi, Beliau menunda menikahkan anaknya karena belum mempunyai

biaya. Karena menurut beliau lebih baik menunda pesta perkawinan dari

pada dengan cara berhutang terlebih dahulu atau menjual sesuatu untuk

mengadakan pesta perkawinan. Bapak Sukadi dan ibu Suwanti menunda

menikahkan anaknya selama kurang lebih 2 tahun, karena beliau

menginginkan pesta perkawianan yang mewah dan adanya sifat gengsi

6Wawancara dengan Bapak Boyadi dan Ibu Saropah selaku pihak penyelenggara

Walimatul „Urs di Desa Gayuh Rejo Kec.Gunung Sugih, Oktober 2019.

Page 60: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

44

apabila berhutang terlebih dahulu dan apabila dilaksanakan secara

sederhana.7

Sedangkan menurut bapak Ismadi dan ibu Kasih, masyarakat Desa

Gayuh Rejo dalam melakukan walimatul „urs sudah menjadi tuntutan

sosial dan tidak menjadi masalah apabila itu dilakukan secara besar-

besaran dan mewah.Beliau dalam cara mengundang tidak ada perbedaan

bagi masyarakat yang kaya atau yang miskin ia menyamaratakan

mengundang menggunakan kertas undangan. Bapak Ismadi dan ibu kasih

pernah melaksanakan acara walimatul „Urs, namun sebelum acara

dilaksanakan Beliau menjual sebidang tanah guna menambah biaya untuk

memenuhi keperluan acara resepsi Walimatul „Urs, hal itu dilakukan untuk

menyenangkan anak agar tidak terjadi kecemburuan karena saat

perkawinan anak pertama beliau melaksanakan acara pesta perkawinan.8

Hal inibertolak belakang apa yang terjadi diDesa Gayuh Rejo

mereka mengadakan Walimatul „Urs dengan cara berhutang terlebih

dahulu. Berhutang dalam prakteknya merupakaan sesuatu yang tidak

dilarang dalam agama Islam, hal ini tidak lain agar sesama umat Islam

saling tolong menolong dalam kebaikan. Yang dilarang disini ialah apabila

hutang tersebut mengakibatkan ia tidak mampu membayarnya dan dapat

menyengsarakan dirinya bahkan keluarganya, maka hal itu tidak

diperbolehkan.

7Wawancara dengan Bapak sukadi dan ibu Suwanti selaku pihak penyelenggara

Walimatul „Urs di Desa Gayuh Rejo Kec.Gunung Sugih, Oktober 2019. 8Wawancara dengan Bapak Ismadi dan Ibu Kasih selaku Pihak penyelenggara

Walimatul „Urs di Desa Gayuh Rejo Kec.Gunung Sugih, Oktober 2019.

Page 61: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

45

C. Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Pergeseran Makna dan Esensi

Walimatul ‘Urs di Desa Gayuh Rejo

1. Faktor Tradisi

Dalam pemaparan wilayah yang sudah peneliti jelaskan,

bahwasanya masyarakat Desa Gayuh Rejo semua mayoritas masyarakat

menganut Agama Islam. Masyarakat Desa Gayuh Rejo dalam

melaksanakan acara perkawinan atau Walimatul „Urs, masyarakat masih

menaati dan melaksanakan sistem Walimatul „Urs yang sesuai dengan adat

kebiasaan setempat tetapi sebagian masyarakat masih memperhatikan sisi

Syari‟ahnya.

Tradisi pesta pernikahan pada awalnya adalah berasal dari tradisi

atau kebiasaan masyarakat setempat untuk menyenangkan calon mempelai

dan untuk menghormati tamu undangan. Mereka beranggapan setiap acara

pernikahan di Desa Gayuh Rejo berdasarkan Adat Kebiasaan Setempat

selalu diadakan Walimatul „Urs atau Pesta Perkawinan, sehingga jika tidak

dilakukan, dampaknya akan diperbincangkan orang dengan cara

membanding-bandingkan antara orang yang melaksanakan Walimatul

„Urs. Dengan adanya penjelasan di atas, seharusnya walimatul „Urs

muncul karena disebabkan oleh itikad baik dari masyarakat atau pihak

penyelenggara Walimatul „Urs untuk menyenangkan Anaknya dan untuk

memuliakan tamu yang datang dalam Walimatul „Urs.Tetapi, saat ini juga

walimatul „urs banyak dimanfaatkan untuk mencari keuntungan, mencari

kehormatan dan adanya perilaku gengsi.

Page 62: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

46

2. Faktor Sosial

Pelaksanaan walimatul „urs hendaknya selalu memperhatikan

kaidah-kaidah dan rambu-rambu yang diajarkan oleh Islam. Sehingga

dalam penyelenggaraanya walimah tidak melewati batas kewajaran yang

tidak sesuai dengan syariat islam. Meskipun Esensi dari walimah adalah

makan-makan, namun tentunya tidak berarti kita dibenarkan untuk

berlebih-lebihan dalam menghambur-hamburkan uang. Sedangkan

berdasarkan Makna yang sangat penting yaitu mengumumkan terjadinya

perkawinan dan juga menghindarkan dari prasangka zina. Namun apabila

penyelenggaraan walimatul „urs ini mempunyai tujuan untuk gengsi dan

dianggap sebagai orang yang mampu dengan cara mengadakan pesta yang

besar maka hal ini tidak dibenarkan

Pesta perkawinan yang mewah yang dilakukan oleh masyarakat

Desa Gayuh Rejo seakan-akan sudah menjadi kebiasaan dan bahkan

menjadi keharusan bagi masyarakat setempat. Mereka beranggapan bahwa

jika tidak melakukan pesta perkawianan sebagaimana yang telah menjadi

kebiasaan masyarakat setempat, maka mereka akan diperbincangkan

tetangga atau masyarakat, sehingga mengeluarkan biaya yang besar pun

tidak menjadi masalah bagi masyarakat Desa Gayuh Rejo. Seharusnya

dalam mengadakan pesta perkawinan disesuaikan dengan keadaan

ekonomi jangan memaksakan diri.9

9Wawancara dengan Bapak Sukeni selaku Tokoh Agama di Desa Gayuh Rejo

Kec.Gunung Sugih, Oktobor 2019.

Page 63: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

47

Menurut bapak Nur Muis dan bapak Suparlan bagi masyarakat

yang melaksanakan pesta perkawinan secara mewah, mereka akan

memiliki kesan yang indah dan akan selalu mengingatnya dan jika secara

sederhana saja kurang memiliki kesan. Dalam biaya yang digunakan

masyarakat ada yang sampai menjual barang, ada yang berhutang

keperluan walimah terlebih dahulu, ada juga dari tabungan masing-

masing. Berdasarkan kebiasaan disini pengundangan dengan tiga cara

yaitu; undangan berupa kertas, undangan berupa roti diwadah mika dan

undangan berupa punjungan nasi. Resepsi perkawinan semacam ini

menurutnya demi membuat bahagia anaknya dan adanya sifat malu atau

gengsi apabila adanya kedatangan tamu undangan jika melakukan

walimatul „urs secara sederhana.10

3. Faktor Pendidikan dan Pemahaman Keagamaan

Kesadaran secara bahasa berasal dari kata “sadar” yang berarti

merasa, tahu, dan mengerti.11

Kesadaran sering digunakan sebagai istilah

yang mencakup pengertian persepsi, pemikiran, perasaan, dan ingatan

seseorang yang aktif pada saat tertentu. Dalam pengertian ini kesadaran

sama artinya dengan mawas diri (awareness). Namun kesadaran juga

mencakup persepsi dan pemikiran yang secara samar-samar disadari oleh

individu hingga akhirnya perhatian terpusat.12

10

Wawancara dengan BapakNur Muis dan bpak Suparlan selaku Tokoh Masyarakat di

Desa Gayuh Rejo Kec.Gunung Sugih, Oktober 2019. 11

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, cet. ke-2 (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), 975. 12

Rita L. Atkinson, Richard C. Atkinson dan Ernest R. Hilgard, Pengantar Psikologi,

terj. Nurdjannah Taufiq, Rukmini Barhana (Jakarta: Erlangga, 1987), 250.

Page 64: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

48

Kesadaran masyarakat merupakan suatu keadaan adanya rasa

tanggung jawab dan akal dari masyarakat, yang mampu merasakan,

berpikir dan membuat persepsi13

untuk menjalankan suatu ketertiban

dengan baik. Kesadaran masyarakat lahir dari masyarakat itu sendiri, yang

lahir dalam masyarakat, dipengaruhi oleh lingkungan, peraturan-peraturan

dan peranan pemerintahnya.

Faktor internal yang mempengaruhi kesadaran masyarakat adalah

faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan14

, yakni

kesadaran beragama individu. Jiwa keagamaan sebenarnya merupakan

bagian dari komponen internal psikis manusia. Pembentukan kesadaran

agama pada diri seseorang pada hakikatnya tak lebih dari usaha untuk

menumbuh dan mengembangkan potensi dan daya psikis.15

Pengaruhnya

terlihat dalam kelakuan dan tindak agama orang itu dalam hidupnya.16

Aspek pertama yang digunakan sebagai indikator atas suatu

tindakan adalah kesadaran. Menurut Vygotsky cikal bakal kesadaran

subjektif individu sebagai suatu hal yang sekunder dan merupakan turunan

dari kesadaran sosial, atau internalisasi proses dan konsepsi yang

berkembang dalam kebudayaan yang lebih luas yang menyebar ke setiap

individu di suatu masyarakat melalui percakapan.17

13

Adam Kuper dan Jessica Kuper, Ensiklopedi Ilmu-Ilmu Sosial, terj. Haris Munandar,

et.al. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2000),162. 14

Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, cet. ke-3 (Jakarta: Rajawali

Pers, 2010), 205. 15

Jalaluddin, Psikologi Agama, 262. 16

Ibid,. 17. 17

Adam Kuper dan Jessica Kuper, Ensiklopedi Ilmu, 163.

Page 65: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

49

Agama menyangkut kehidupan batin manusia. Oleh karena itu,

kesadaran agama dan pengalaman agama seseorang lebih menggambarkan

sisi-sisi batin dalam kehidupan yang ada kaitannya dengan sesuatu yang

sakral dan dunia gaib. Dari kesadaran agama dan pengalaman agama

kemudian muncul sikap keagamaan yang ditampilkan seseorang. Sikap

keagamaan merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang

mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya

terhadap agama.18

Faktor eksternal merupakan faktor yang datang dari luar diri

individu, berupa pengalaman-pengalaman, pendidikan, lingkungan, dan

budaya. Pendidikan sebagai faktor eksternal bersifat aktif, penuh tanggung

jawab dan ingin mengarahkan perkembangan individu ke suatu tujuan

tertentu. Pendidikan dijalankan dengan penuh kesadaran dan dengan

sistematis untuk mengembangkan potensi-potensi ataupun bakat-bakat

yang ada pada individu sesuai dengan tujuan pendidikan.19

D. Tinjauan Hukum Keluarga Islam Terhadap Pergeseran Makna dan

Esensi Walimatul ‘Urs di Desa Gayuh Rejo

Pada masa Rasulullah SAW. Beliau selalu melakukan walimatul „urs

setelah pelaksanaan akad nikah dan hanya memerintahkan sahabat (pengantin

pria) yang mampu untuk mengadakan walimatul „urs.20

Hal ini terlihat dalam

salah satu hadist berikut:

18

Jalaluddin, Psikologi Agama,257 19

Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta: Andi, 2003), 50. 20

Enizar, Pembentukan Keluarga Berdasarkan Hadist Rasulullah Saw, (Metro:

STAIN Jurai Siwo Metro, 2015), 91.

Page 66: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

50

عن س رض ن لن ب ص رأى ع ى عبد لر حن بن عوف ث ر ص رة. ف ق ل: م ىذ ؟ ق ل: ت ز جت مرأة ع ى زن و ة من ذىب. ق ل: ب رك

لله لك، ل لو بش ة. لجم عة ب د دArtinya: “Dari anas, ketika Rasulullah sawmelihat Abd. ar-Rahman ibn „Auf

ada warna kuning, Rasulullah SAW. bertanya: kenapa kuning-kuning seperti

ini? “Abd al-Rahman menjawab: aku baru saja menikahi seorang perempuan

dengan mahar emas seberat sebiji kurma. Rasulullah SAW. mengatakan:

semoga Allah memeberikan berkah kepadamu dan adakanlah walimah

meskipun hanya dengan seekor kambing”.

Berdasarkan hadits di atas, diketahui bahwa Rasulullah SAW.

memerintahkan kepada pengantin laki-laki yang baru saja menikah untuk

melakukan walimatul „urs karena memiliki tujuan untuk memberi tahu

Khalayak bahwa telah terjadi perkawinan sehingga tidak akan menimbulkan

fitnah.

Berdasarkan Hadist di atas ternyata tidak selaras dengan kebiasaan

masyarakat di desa Gayuh Rejo dalam menyelenggarakan Walimatul „Urs, hal

ini terlihat dari kemegahan dalam setiap acara pesta perkawinan atau

Walimatul „Urs tersebut. Mereka mendirikan tenda yang mahal dengan rias

pengantinnya, mengundang banyak tamu undangan dengan menyediakan

beraneka macam makanan, mereka juga menyuguhkan hiburan untuk para

tamu undangan yang datang.21

Sedangkan mengenai hiburan yang diselenggarakan pada resepsi

walimatul „Urs, Rasulullah SAW. tidak melarang asal hiburan itu tidak

menjuru pada dampak negatif atau juga kemaksiatan atau kemusyrikan, karena

21

Wawancara dengan Bapak Sukeni selaku tokoh Agama di Desa Gayuh Rejo

Kec.Gunung Sugih, Oktober 2019.

Page 67: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

51

Rasulullah SAW menyukai kegembiraan dan hal-hal yang

membangkitkannya. Untuk itulah dalam mengadakan acara Walimatul „Urs,

beliau membolehkan seandainya ada acara hiburan di dalamnya, sesuai

dengan sabda beliau:

عن ع ئشة رض عن لن ب ص ق ل: ع ن و ىذ لن ح ج وه فى لم جد ضرب و ع يو ب لغرب ل.) بن م جو(

Artinya:“Dari Aisyah r.a dari Nabi saw, beliau bersabda, umumkanlah

pernikahan ini! Rayakanlah di dalam masjid. Dan pukullah alat musik rebana

untuk memeriahkan (acara)nya”.22

Berdasarkan hadits di atas, diarahkan agar perkawinan dilaksanakan di

masjid, karena masjid biasanya dihadiri oleh jama‟ah untuk melaksanakan

ibadah. Diarahkan juga untuk memukul alat kesenian (gendang) waktu

pelaksanaan akad nikah, agar menarik perhatian orang bahwa telah terjadi

pernikahan.23

Pada dasarnya hiburan dengan alat musik pada saat Walimatul „Urs itu

diperbolehkan, musik dan nyanyian bukanlah merupakan hal yang haram

karena musik dan nyanyian itu merupakan hiburan, akan tetapi harus

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Dari segi tema, isi dan lirik lagu sesuai dengan adab dan ajaran Islam.

2. Dari segi gaya penampilan (busana) baik penyanyi maupun pemain

musiknya tidak melanggar Syari‟at Islam.

22

Enizar, Pembentukan keluarga berdasarkan Hadist Rasulullah SAW, (Metro:

STAIN JURAI SIWO METRO, 2015). 89 23

Ibid. 88-89

Page 68: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

52

3. Tidak disertai hal-hal yang haram, seperti adanya Khamr dan pergaulan

bebas

4. Tidak berlebihan dalam menyukainya, sehingga lalai dalam mengingat

Allah.

5. Tidak mengganggu orang lain

6. Tidak menimbulkan Rangsangan / syahwat bagi yang melihat dan

mendengarkan.24

Hiburan yang ditampilkan pada resepsi Walimatul „Urs yang ada di

Desa Gayuh Rejo dengan diadakannya orgen atau dangdutan, biasanya acara

tersebut dilakukan sampai larut malam minimal sampai pukul 22.00 malam,

jelas hal ini dapat mengganggu istirahat dan ketentraman masyarakat sekitar.

Terkadang dalam acara orgen atau dangdutan tersebut sering terjadi

perkelahian karena sebagian masyarakat mengonsumsi minum-minuman

keras.

Diperbolehkan hiburan dalam Walimatul „Urs yang dimaksut peneliti

disisni ialah suatu hiburan yeng memiliki aturan seperti kesopanan, terhindar

dari perkataan kotor dan tindakan amoral dan tentunya sesuai dengan tuntutan

Al-Qur‟an dan sunnah. Namun apabila dalam hiburan tersebut adanya sikap

berlebih-lebihan, adanya meminum-minuman keras dan perbuatan

menyimpang lainya, maka hal tersebut tidak diperbolehkan.

Acara hiburan seperti orgen atau dangdutan yang dilaksanakan oleh

masyarakat desa Gayuh Rejo, dalam hukum Islam haram hukumnya, karana

24

Hamin Thohari, fiqh parenting, (bekasi: pustaka inti, 2005), cet. 1, h. 152-153

Page 69: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

53

banyak sekali penyimpangan dan kemaksiatan. Dari pemaparan yang telah

peneliti jelaskan bahwasanya ada beberapa dampak sosial dari walimatul „urs

secara mewah dan besar-besaran, bahwasanya dapat diambil pengertian bahwa

apa yang dilakukan oleh masyarakat Desa Gayuh Rejo adalah suatu

kekeliruan. Walaupun tujuan awalnya adalah untuk membahagiakan kedua

mempelai dan untuk memuliakan tamu undangan, tetapi dengan hal seperti ini

dapat mengakibatkan kecemburuan sosial, ketentraman orang lain dan

masyarakat sekitar, dan menafikannya nilai-nilai agama.

Pelaksanaan walimatul „urs, khususnya dalam cara mengundang

masyarakat Desa Gayuh Rejo berdasarkan kebiasaan setempat ada tiga cara

pengundangannya yaitu dengan kertas undangan, pengundangan berupa roti,

dan pengundangan berupa punjungan Nasi. Meski pada dasarnyapihak yang

menyelenggarakan walimah bermaksut bersedekah namun dibalik itu semua si

pewalimah ada maksut lain yaitu kedatangan tamu undangan dengan

membawa sumbangan baik itu berupa uang atau barang. Berdasarkan

penjelasan di atas, dalam prakteknya di Desa Gayuh Rejo dalam pelaksanaan

walimah masih adanya mencari keuntungan. Berdasarkan sabda Rasulullah

SAW:

ثن ب ر ىيم بن مو ى لر زي حق بن ب ر ىيم ق أخب ر عي ى بن حد ث ن لأ ز عي عن أب د بن ع ي عن بن لم ي ب عن و س حد م ج ر

بن عب س أن لن ب ص ى لله ع يو م ق ل:مثل ل ذي رجع ف صدقتو كمثل ل ب قيء ث ود ف ق يئو ف يأك و

Page 70: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

54

Artinya: telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Musa Ar Razi dan

Ishaq bin Ibrahim keduanya berkata; telah mengabarkan kepada kami isa

bin Yunus telah menceritakan kepada kami Al Auza‟i dari Abu Jafar

Muhammad bin Ali dari Ibnu Musayyab dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi

SAW bersabda: permisalan orang yang mengambil kembali sedekahnya,

seperti seekor anjing yang muntah kemudian ia menjilat dan memakan

kembali muntahanya. (HR. Muslim).

Hadist di atas telah jelas bahwasanya Rasulullah SAW melarang

mengharapkan kembali sebuah sedekah yang telah telah diberikan. Rasulullah

SAW. mengibaratkan seseorang yang mengharapkan atau meminta

sedekahnya kembali bagaikan anjing yang muntah kemudian ia menjilat dan

memakan kembali muntahannya. Berdasarkan Makna dan Esensinya

bahwasanya apabila sedekah itu telah diberikan haram atau tidak

diperbolehkan meminta atau mengharapkan imbalan kembali.

Berdasarkan hadist di atas, perilaku yang telah dilakukan oleh

masyarakat di Desa Gayuh Rejo yang menyelenggarakan Walimatul „Urs

dengan cara pengundangan baik itu dengan undangan kertas, undangan

dengan berupa roti maupun undangan yang berupa punjungan nasi, jika pihak

pewalimah mengharapkan akan dihargai dengan nominal uang atau sama

halnya mencari keuntungan maka hal itu tidak dibenarkan oleh agama

(Haram).

Tetapi apabila pihak si pewalimah memberi undangan kepada orang

yang diundang dengan didasari keikhlasan maka menurut peneliti perilaku ini

tidaklah bertentangan dengan syariat Islam, karena Islam menganjurkan untuk

selalu taat dan bersedekah dijalan Allah.

Peneliti berpendapat bahwa dalam melaksanakan Walimatul „Urs

seharusnya disesuaikan dengan keadaan ekonomi si pewalimah, jangan

Page 71: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

55

memaksakan diri. Sebuah Walimatul „urs dalam Islam lebih ditekankan pada

kesederhanaan, kebahagiaan, dan kesenangan (murah-meriah) yang sesuai

dengan kebutuhanya. Kesederhanaan yang dianjurkan oleh agama

Islamdalam melaksanakan sebuah ibadah merupakan ciri khas Islam yang

tidak pernah memaksakan dan memberatkan umatnya dalam melaksanakan

sebuah ibadah. Dan sebagai umat yang taat tidaklah pantas memaksakan diri

untuk melaksanakan walimah melebihi batas kemampuannya demi mencari

pengakuan orang lain (kehormatan), hindari perilaku Gengsi dan mencari

keuntungan (bisnis).

Page 72: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

56

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penjelasan yang telah peneliti bahas pada bab-bab sebelumnya,

bahwasanya peneliti dapat memberikan kesimpulan bahwa Walimatul „Urs

atau pesta perkawinan di Desa Gayuh Rejo telah menjadi suatu tradisi atau

kebiasaan bahkan sudah menjadi keharusan yang pelaksanaannya berkaitan

dengan dilangsungkanya sebuah perkawinan. Tujuan awal masyarakat desa

Gayuh Rejo dalam walimatul „Urs sangatlah baik yaitu untuk untuk

menyenangkan anak dan untuk menghibur tamu undangan dan sebagai ucapan

rasa syukur, akan tetapi dalam pelaksanaanya telah mengalami

suatupergeseran dan dampak yang diakibatkan sangat mengganggu

masyarakat.

Walimatul „urs atau pesta perkawinanyang dilakukan oleh masyarakat

Desa Gayuh Rejo mengakibatkan hal-hal negatif diantaranya: kecemburuan

sosial, dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan (bisnis), adanya sifat

gengsi, mengganggu ketentraman yang diakibatkan oleh masyarakat yang

meminum-minuman keras dan hiburan yang sampai larut malam.

Islam dalam melaksanakan sebuah ibadah merupakan ciri khas Islam

yang tidak pernah memaksakan dan memberatkan umatnya dalam

melaksanakan sebuah ibadah. Sebuah walimatul „urs dalam Islam lebih

ditekankan pada kesederhanaan, kemudahan, kebahagian dan kesenangan atau

Page 73: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

57

murah meriah sesuai kebutuhanya. Hal ini dapat diartikan bahwa mengadakan

walimatul „urs bentuknya adalah bebas, asal pelaksanaanya tidak bertentangan

dengan ajaran Islam. Yang terpenting dalam mengadakan walimatul „urs itu

disesuaikan dengan kemampuannya masing-masing dan jangan ada keborosan

atau kemubaziran dan jangan ada maksut lain yang dilarang oleh agama Islam.

B. Saran

1. Bagi masyarakat agar memahami bahwa pesta perkawinan atau Walimatul

„Urs yang dianjurkan oleh Agama dan yang dilakukan Rasulullah SAW

sangatlah sederhana, tidak membebankan pihak yang akan mengadakan

perkawinan. Agar dalam prakteknya saat ini tidak mengalami pergeseran

yang menyimpang dari tujuan Walimatul „Urs itu sendiri.

2. Menghimbau kepada semua pihak yang berwenang untuk mengkaji dan

menelaah secara mendalam peran sosiologi terhadap hukum Islam.

Page 74: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Amin.Dkk.Rekontruksi Metodologi Ilmu-Ilmu

Keislaman.Yogyakarta: SUKA-Press, 2003.

Abidin, Slamet dan Aminudin.Fiqh Munakahat 1. Bandung: Pustaka Setia, 1999.

Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim, Ensiklopedia Fiqih Wanita, terj. Achmad

Adam Kuper dan Jessica Kuper, Ensiklopedi Ilmu-Ilmu Sosial, terj. Haris

Munandar, et.al. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2000

Al-Asqalani,Al-Hafidz Ibnu Hajar.Terjemah Bulughul Maram Kitab Hukum-

Hukum Islam.Surabaya:Mutiara Ilmu, 2011.

Ali, Muhammad.Fiqh.Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja, 2013.

Ali, Zainudin.Sosiologi Hukum.Jakarta: Sinar Grafika, 2006.

As-Qolani, Ibnu Hajar.Fathul Baari Penjelas Kitab Shahih Al Bukhari

Pembahasan Nikah.Jakarta: Pustaka Azzam, 2015.

As-Subkhi, Ali Yusuf dan Nur khozin.Fiqih Keluarga.Jakarta: Amzah, 2010.

Azmi Siradjuddin, Sosiologi Hukum,Metro : STAIN Jurai Siwo Metro, 2016

Burhan Bugin, Metodologi Penelitian Sosial Dan Ekonomi jakarta: kencana,

2013

Departemen AgamaRI.Al-Qur‟an Dan Terjemahnya.Semarang: CVToha Putra,

1989.

Enizar.Pembentukan keluarga berdasarkan Hadist Rasulullah SAW.Metro:

STAIN Jurai Siwo Metro, 2015.

Fathoni, Abdurrahman.Metodologi Penelitian Dan Teknik Penyusunan Skripsi.

Jakarta: Rineka Cipta, 2011.

Hadi, Protasius, Epistimologi filsafat pengetahuan, Yogyakarta: Kanisius, 1994

Hasan alwi, dkk., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: balai pustaka, 1990

Jamali, LiaLaquna. LukmanZain, dan Ahmad FaqihHasyim. HikmahWalimah Al-

„Urs

(PestaPernikahan)DenganKehormatanPerempuanPerspektifHadits.

www.portalgaruda.orgDiunduhPada 16 November 2018.

Page 75: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

Louis O. Kattsoff, pengantar filsafat, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1996

Mage, Bryan, The Story of Philosophy,Yogyakarta: Kanisius, 2001

Mardani. Hukum Perkawinan Islam Didunia Islam Modern. Yogyakarta:Graha

Ilmu. 2011.

Niken Gelorowati, pergeseran tradisi pasang tuwuhan, Fakultas Ilmu Sosial

UNY, 2013.

Rita L. Atkinson, Richard C. Atkinson dan Ernest R. Hilgard, Pengantar

Psikologi, terj. Nurdjannah Taufiq, Rukmini Barhana Jakarta: Erlangga,

1987

Sabiq, Sayyid.Fiqih Sunnah. terj. Muhammad Thalib. Bandung: PT Al-Ma‟arif,

1982.

Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, cet. ke-3 Jakarta:

Rajawali Pers, 2010

Sodik, Mochamad.Sosiologi Hukum Islam Dan Refleksi Sosial

Keagamaan.Yogyakarta: Press UIN sunan Kalijaga, 2011.

Soekamto, Soerjono.Pengantar Sosiologi Hukum.Jakarta: Bharata Karya Aksara,

1977.

Soerjono Soekanto dan Soleman B. Taneko, Hukum Adat Indonesia, cet. Ke-6 (

Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), 370.

Sudarsono.Pokok-Pokok Hukum Islam.Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992.

Suharsaputra, Uhar.Metode Penelitian.Bandung: PT Refika Aditama, 2012.

Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek, Jakarta:

Rineka cipta 2011

Suryabrata, Sumadi.Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers,2012.

Tihami dan sohari sahrani.Fikih Munakahat. Jakarta: Rajawali Press, 2014.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, cet. ke-2 Jakarta: Balai Pustaka, 2002

Page 76: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

Uyoh Sadulloh, pengantar filsafat pendidikan, Bandung: Alfabeta CV, 2007

Zaeni Dahlan dan Sandi Heryana Depok: Pustaka Khazanah Fawa‟id, 2016

Zainuddin Ali, metode penelitian hukum, jakarta: Sinar Grafika, 2009

Zainuddin Ali, sosiologi hukum Jakarta: sinar Grafika, 2006.

Zulaikha, Siti.Fiqh Munakahat 1.Yogyakarta: Idea Press, 2015.

Page 77: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …
Page 78: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …
Page 79: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …
Page 80: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …
Page 81: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …
Page 82: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …
Page 83: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …
Page 84: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

DOKUMENTASI

A. Hasil pengamatan Walimatul ‘Urs di Desa Gayuh Rejo

1. Walimatul „urs dikediaman bapak boyadi dan ibu Saropah

Page 85: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …
Page 86: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

2. Walimatul „urs dikediaman bapak Sukadi dan Ibu Suwanti

Page 87: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

3. Walimatul „urs dikediaman bapak Ismadi dan ibu Kasih

Page 88: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …
Page 89: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

DOKUMENTASI

Wawancara dengan Tokoh Agama Desa Gayuh Rejo Bapak Sukeni

Wawancara dengan ketua Lingkungan Desa Gayuh Rejo Bapak Trihatno

Page 90: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

Wawancara dengan Tokoh Masyarakat bapak Suparlan

Wawancara dengan tokoh Masyarakat Bapak Nur Muis

Page 91: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

Wawancara dengan pihak pelaksana Walimatul „Urs Bapak Boyadi dan

Ibu Saropah

Wawancara dengan pihak pelaksana Walimatul „Urs Bapak Sukadi dan

ibu Suwanti

Page 92: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

Wawancara dengan pihak penyelenggara Walimatul „Urs Bapak Ismadi

dan Ibu Kasih

Page 93: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …
Page 94: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …
Page 95: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …
Page 96: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …
Page 97: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …
Page 98: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …
Page 99: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …
Page 100: SKRIPSI TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM …

RIWAYAT HIDUP

Peneliti bernama Rafi Yoga Tama. Lahir di Metro pada tanggal 14

Maret 1997, sebagai anak Pertama Tunggal, dari pasangan bapak Sugito dan

Ibu Sri Lestari. Peneliti menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 03 Gunung

Sugih Pasar pada tahun 2009, Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Gunung

Sugih diselesaikan pada tahun 2012, SMA PGRI 01 Punggur diselesaikan

pada tahun 2015, dan pada tahun 2015 peneliti terdaftar sebagai Mahasiswa

Jurusan Ahwal Al-Syakhsiyyah Fakultas Syari‟ah IAIN Metro melalui jalur

Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN).

Selama menjadi mahasiswa peneliti mengikuti organisasi Kepramukaan

Kampus IAIN Metro.