85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN ASPEK AFEKTIF SISWA MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS III SD NEGERI II BAKALAN KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: SITI ISTIQOMAH NIM X 7108754 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

skripsi siti istiqomah - Institutional repositoryTujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan aspeki afektif siswa melalui pembelajaran tematik pada siswa kelas III

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

PENINGKATAN ASPEK AFEKTIF SISWA

MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK

PADA SISWA KELAS III SD NEGERI II BAKALAN

KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SKRIPSI

Oleh:

SITI ISTIQOMAH

NIM X 7108754

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

PENINGKATAN ASPEK AFEKTIF SISWA

MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK

PADA SISWA KELAS III SD NEGERI II BAKALAN

KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh:

SITI ISTIQOMAH

NIM X 7108754

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul PENINGKATAN ASPEK AFEKTIF SISWA MELALUI

PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS III SD NEGERI II

BAKALAN KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh :

Nama : SITI ISTIQOMAH

NIM : X7108754

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Hari :

Tanggal :

OLEH:

Pembimbing I

Drs. Suharno, M.Pd.

NIP. 19521129 198003 1 001

Pembimbing II

Drs. Samidi, M.Pd.

NIP. 19511108 198803 1 001

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul PENINGKATAN ASPEK AFEKTIF SISWA MELALUI

PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS III SD NEGERI II

BAKALAN KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh :

Nama : SITI ISTIQOMAH

NIM : X7108754

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Senin

Tanggal : 4 Juli 2011

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Kartono, M.Pd. ...............................................

Sekretaris : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. ...............................................

Anggota I : Drs. Suharno, M.Pd. ...............................................

Anggota II : Drs. Samidi, M.Pd. ...............................................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

NIP.19600727 198702 1 001

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

ABSTRAK

Siti Istiqomah. NIM X7108754. PENINGKATAN ASPEK AFEKTIF SISWAMELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS III SD NEGERI II BAKALAN KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas sebelas Maret Surakarta, Juli 2011.

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan aspeki afektif siswa melalui pembelajaran tematik pada siswa kelas III SD Negeri II Bakalan.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas terdiri dari dua siklus, tiap siklus terdiri dari 3 pertemuan. Setiap siklus meliputi empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas III SD Negeri II Bakalan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis model interaktif yang terdiri dari tiga komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari observasi terhadap aktivitas siswa dapat disimpulkan bahwa pada pelaksanaan tindakan kelas siklus I menunjukkan adanya peningkatan aspek afektif siswa meskipun hanya mencapai 66 di pertemuan ke-1, 71 di pertemuan ke-2, dan 74 di pertemuan ke-3, jika dirata-rata menjadi 70. Namun pada siklus II aspek afektif siswa sudah mengalami peningkatan yaitu mencapai 72 di pertemuan ke-1, 76 di pertemuan ke-2, dan 81 di pertemuan ke-3, jika dirata-rata menjadi 76. Perkembangan rata-rata nilaipsikomotorik siswa dari siklus I sampai siklus II menunjukkan adanya peningkatan yaitu pada siklus I 64 dan pada siklus II 73. Hasil belajar siswa juga terjadi peningkatan yaitu pada siklus I 72,17 dan pada siklus II naik menjadi 78,83. Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan 60) pada tes siklus I 73% siswa dan pada tes siklus II 93% siswa tuntas.

Secara keseluruhan aspek afektif siswa naik, dari kondisi awal 48 setelah melalui dua siklus menjadi 76. Maka mengalami peningkatan sebesar 28. Dengan demikian dapat dibuat suatu kesimpulan bahwa pembelajaran temaik dapat meningkatkan aspek afektif siswa pada siswa kelas III SD Negeri II Bakalantahun pelajaran 2009/ 2010.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

ABSTRACT

Siti Istiqomah. NIM X7108754.THE IMPROVEMENT OF THE STUDENTS AFFECTIVE ASPECT USING THEMATIC LEARNING IN III GRADERSOF SD NEGERI II BAKALAN OF PURWANTORO SUBDISTRICS OFWONOGIRI REGENCY IN THE SCHOOL YEAR OF 2009/2010. Thesis.Surakarta.Teacher Training and Education Faculty.Surakarta Sebelas Maret University, July 2011.

The purposes of this classroom action research are to improve the students affective aspect using thematic learning in III graders of SD Negeri II Bakalan.

This study belongs to a classroom action research consisting of two cycles, each of which consist of 3 meetings. Each cycles included four stages: planning, acting, observing and reflecting. The subject of research was the IIIgraders of SD Negeri II Bakalan. Techniques of collecting data used were documentation and observation. Technique of analyzing data used was an interactive model analysis consisting of three analysis components: data reduction, data display and conclusion drawing or verification.

Based on the observation of student activities, it can be concluded that: the implementation of students affective aspect in the first cycle just reaches 66 in the first meeting, 71 in the second meeting and 74 in the third one, or 70 in average. But, in the second cycle the students affective aspect had increased 72 in the first meeting, 76 in the second meeting and 81 in the third one, or 76 in average. From the result of psychomotor observation, the mean value obtaines is 64 in cycle I and 73 in cycle II. The increase in the mean value of class in the cycle I of 72,17 and cycle II of 78,83. For the students who pass the learning successfully with Minimum Passing Criteria (KKM) of 60, in the cycle I 73% and cycle II 93% students have passed the learning successfully.

In all aspects, it can be said that the students affective aspect increases from 48 in earlier condition up to 76 after having two cycles, therefore it is increasing for 28. Finally, it can be concluded that thematic learning can increase students affective aspect in III graders of SD Negeri II Bakalan, in the school year of 2009/ 2010.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

MOTTO

Niscaya Allah SWT akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu

dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat

( Terjemahan QS.Al Mujaadilah:11)

Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil. Kita baru yakin

kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik.

( Evelyn Underhill )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

PERSEMBAHAN

Karya kecil ini kupersembahkan kepada:

Ibu ( Suratni ) dan ayahku ( Jaeran, S.Pd, M.Pd) tercinta, Saudara-saudaraku,

Sahabat-sahabatku semua dalam kebersamaan perjuangan,

Semoga kita istiqomah di jalan panjang ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah dzat yang esa atas limpahan

rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan skripsi ini

guna memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan,

yang berjudul Peningkatan Aspek Afektif Siswa Melalui Pembelajaran Tematik

Pada Siswa Kelas III SD Negeri II Bakalan Kecamatan Purwantoro Kabupaten

Wonogiri Tahun Pelajaran 2009/2010.

Selama penelitian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. R. Indianto, M.Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Kartono, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Suharno, M.Pd., Dosen Pembimbing I dan Drs. Samidi, M.Pd., Dosen

Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan

kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat peneliti selesaikan.

5. Gudel Saino, S.Pd, M.Pd., Kepala SD Negeri II Bakalan yang telah

memberikan izin tempat dalam penelitian, beserta para tenaga guru dan

karyawan yang telah membantu peneliti melaksanakan penelitian.

6. Siswa-siswi kelas III SD Negeri II Bakalan Tahun Pelajaran 2009/2010

yang menjadi subyek dalam penelitian dan telah membantu dalam

memperoleh data dalam penelitian ini.

7. Dosen-dosen PGSD yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan

kepada peneliti.

8. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan moral maupun material.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

9. Sahabat-sahabat mahasiswa PGSD yang telah membantu peneliti selama

menjadi mahasiswa dan dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Berbagai pihak yang telah membantu peneliti, yang tidak mungkin peneliti

sebutkan satu persatu.

Semoga amal kebaikan semuanya mendapat balasan kebaikan yang

berlipat dari Allah SWT.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan yang jauh

dari sempurna. Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang membangun

sangat kami harapkan. Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.

Surakarta, Juli 2011

Peneliti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................. i

PENGAJUAN SKRIPSI ....................................................................... ii

PERSETUJUAN ................................................................................... iii

PENGESAHAN .................................................................................... iv

ABSTRAK ........................................................................................... v

ABSTRACT ......................................................................................... vi

MOTTO ................................................................................................ vii

PERSEMBAHAN ................................................................................. viii

KATA PENGANTAR .......................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Perumusan Masalah ................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................... 5

A. Kajian Pustaka ........................................................................... 5

1. Tinjauan tentang Aspek Afektif ........................................... 5

a. Pengertian Aspek Afektif ............................................... 6

b. Karakteristik Aspek Afektif ........................................... 7

2. Tinjauan tentang Pembelajaran Tematik .............................. 8

a. Konsep dan Makna Pembelajaran .................................. 8

b. Hakikat Pembelajaran Tematik ...................................... 10

B. Penelitian yang Relevan ............................................................. 17

C. Kerangka Berfikir ...................................................................... 19

D. Hipotesis ................................................................................... 15

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 20

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 22

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ................................................... 24

C. Subjek Penelitian ....................................................................... 24

D. Sumber Data .............................................................................. 24

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 25

F. Validitas Data ............................................................................ 26

G. Teknik Analisis Data ................................................................. 27

H. Indikator Kinerja ....................................................................... 29

I. Prosedur Penelitian .................................................................... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 37

A. HASIL PENELITIAN ............................................................... 37

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................. 37

2. Deskripsi Kondisi Awal ....................................................... 37

3. Hasil Penelitian .................................................................... 39

B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN .................................... 61

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................ 66

A. Simpulan ................................................................................... 66

B. Implikasi ................................................................................... 66

C. Saran ......................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 70

LAMPIRAN ......................................................................................... 72

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jadwal Penelitian ................................................................ 21

Tabel 2 Observasi Afektif Siswa Pra Tindakan ................................ 38

Tabel 3 Observasi Afektif Siswa Siklus I ......................................... 46

Tabel 4 Observasi Guru Siklus I ...................................................... 48

Tabel 5 Observasi Afektif Siswa Siklus II ....................................... 57

Tabel 6 Observasi Guru Siklus II ..................................................... 59

Tabel 7 Perkembangan Observasi Afektif Siswa .............................. 63

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bagan Kerangka Berfikir .................................................... 19

Gambar 2 Bagan Siklus PTK .............................................................. 22

Gambar 3 Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif ........ 27

Gambar 4 Grafik Observasi Afektif Siswa Pra Tindakan ..................... 38

Gambar 5 Jaring-jaring Indikator Tematik Model Webbed .................. 40

Gambar 6 Grafik Observasi Afektif Siswa Siklus I .............................. 46

Gambar 7 Grafik Observasi Guru Siklus I ........................................... 48

Gambar 8 Jaring-jaring Indikator Tematik Model Webbed .................. 52

Gambar 9 Grafik Observasi Afektif Siswa Siklus II ............................ 57

Gambar 10 Grafik Observasi Guru Siklus II .......................................... 59

Gambar 11 Grafik Perkembangan Observasi Afektif Siswa ................... 70

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Siklus I ................................................................. 72

Lampiran 2 Lembar Kerja Siklus I Pertemuan 1 .............................. 82

Lampiran 3 Lembar Kerja Siklus I Pertemuan 2 .............................. 83

Lampiran 4 Lembar Kerja Siklus I Pertemuan 3 .............................. 84

Lampiran 5 Soal Siklus I Pertemuan 1 ............................................ 85

Lampiran 6 Soal Siklus I Pertemuan 2 ............................................ 87

Lampiran 7 Soal Siklus I Pertemuan 3 ............................................ 89

Lampiran 8 RPP Siklus II ............................................................... 91

Lampiran 9 Lembar Kerja Siklus II Pertemuan 1 ............................ 100

Lampiran 10 Lembar Kerja Siklus II Pertemuan 2 ............................ 101

Lampiran 11 Lembar Kerja Siklus I IPertemuan 3 ............................ 102

Lampiran 12 Soal Siklus II Pertemuan 1 ........................................... 103

Lampiran 13 Soal Siklus II Pertemuan 2 ........................................... 105

Lampiran 14 Soal Siklus II Pertemuan 3 ........................................... 107

Lampiran 15 Kisi-kisi Soal Siklus I Pertemuan 1 .............................. 109

Lampiran 16 Kisi-kisi Soal Siklus I Pertemuan 2 .............................. 111

Lampiran 17 Kisi-kisi Soal Siklus I Pertemuan 3 .............................. 113

Lampiran 18 Kisi-kisi Soal Siklus II Pertemuan 1 ............................. 115

Lampiran 19 Kisi-kisi Soal Siklus II Pertemuan 2 ............................. 117

Lampiran 20 Kisi-kisi Soal Siklus II Pertemuan 3 ............................. 119

Lampiran 21 Daftar Nilai Siswa Siklus I ........................................... 121

Lampiran 22 Daftar Nilai Siswa Siklus II .......................................... 122

Lampiran 23 Observasi Afektif Siswa Pra Tindakan ......................... 123

Lampiran 24 Observasi Afektif Siswa Siklus I Pertemuan 1............... 124

Lampiran 25 Observasi Afektif Siswa Siklus I Pertemuan 2............... 125

Lampiran 26 Observasi Afektif Siswa Siklus I Pertemuan 3............... 126

Lampiran 27 Rata-rata Afektif Siswa Siklus I ................................... 127

Lampiran 28 Observasi Afektif Siswa Siklus II Pertemuan 1 ............. 129

Lampiran 29 Observasi Afektif Siswa Siklus II Pertemuan 2 ............. 130

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

Lampiran 30 Observasi Afektif Siswa Siklus I Pertemuan 3............... 131

Lampiran 31 Rata-rata Afektif Siswa Siklus II .................................. 132

Lampiran 32 Rubrik Penilaian Observasi Afektif Siswa .................... 134

Lampiran 33 Observasi Psikomotorik Siswa Siklus I Pertemuan 1 .... 135

Lampiran 34 Observasi Psikomotorik Siswa Siklus I Pertemuan 2 .... 136

Lampiran 35 Observasi Psikomotorik Siswa Siklus I Pertemuan 3 .... 137

Lampiran 36 Rata-rata Psikomotorik Siswa Siklus I .......................... 138

Lampiran 37 Observasi Psikomotorik Siswa Siklus II Pertemuan 1 ... 140

Lampiran 38 Observasi Psikomotorik Siswa Siklus II Pertemuan 2 ... 141

Lampiran 39 Observasi Psikomotorik Siswa Siklus II Pertemuan 3 ... 142

Lampiran 40 Rata-rata Psikomotorik Siswa Siklus II ........................ 143

Lampiran 41 Rubrik Penilaian Observasi Psikomotorik Siswa .......... 145

Lampiran 42 Observasi Terhadap Guru Siklus I Pertemuan 1 ........... 146

Lampiran 43 Observasi Terhadap Guru Siklus I Pertemuan 2 ........... 147

Lampiran 44 Observasi Terhadap Guru Siklus I Pertemuan 3 ........... 148

Lampiran 45 Observasi Terhadap Guru Siklus II Pertemuan 1 .......... 149

Lampiran 46 Observasi Terhadap Guru Siklus II Pertemuan 2 .......... 150

Lampiran 47 Observasi Terhadap Guru Siklus II Pertemuan 3 .......... 151

Lampiran 48 Foto-Foto Pelaksanaan PTK ......................................... 152

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) Berdasarkan

waktu ke waktu semakin pesat dan canggih yang didukung pula pengaruh arus

globalisasi yang semakin hebat. Fenonema tersebut memunculkan adanya

persaingan dalam berbagai bidang pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa

yang turut menentukan sikap, mental, perilaku, kepribadian, dan kecerdasan anak

adalah pendidikan, pengalaman dan latihan-latihan yang diberikan dan dialami

anak sejak kecil. Menurut Carla Rinaldi dalam Yew Kam Keong (2006: 15)

Kesuksesan dalam pendidikan anak sejak dini bergantung pada apakah

pendidikan itu dapat berhubungan dengan lingkungan belajar di rumah dan di

sekolah. Hal itu didasarkan pada interaksi dan komunikasi antara anak, guru dan

orang tua . Berdasarkan uraian tersebut kegiatan pembelajaran akan sangat

bermakna bagi peserta didik, apabila kegiatan pembelajaran tersebut

mengutamakan interaksi dan komunikasi yang harmonis antara guru dan peserta

didiknya. Peserta didik tidak hanya sebagai pendengar tetapi juga harus dapat

berperan aktif menyampaikan ide-idenya dalam suatu pembelajaran melalui

bimbingan Berdasarkan guru.

Proses pendidikan berlangsung dalam lingkungan pendidikan, yaitu

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Orang tua,

guru, para pemimpin dan orang dewasa lainya dalam masyarakat, merupakan

pendidik. Karena mereka dapat berperan memberi contoh atau teladan kepada

peserta didik dan remaja. Guru merupakan salah satu komponen yang sangat

penting dalam bidang pendidikan. Karena guru langsung berhadapan dengan

peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang di dalamnya mencakup kegiatan

pentransferan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penanaman nilai-nilai positif

melalui bimbingan dan juga teladan. Melalui sentuhan-sentuhan guru di sekolah,

diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang memiliki kompetensi tinggi

1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

dan siap menghadapi tantangan hidup yang semakin keras. Oleh karena itu, dalam

proses pembelajaran guru harus memberikan sesuatu yang benar-benar bermakna,

sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Jangan sampai masa-masa

keemasan peserta didik malah terbalik hanya karena strategi, teknik, metode atau

model pembelajaran yang guru sampaikan tidak sesuai dengan masa

perkembangan mereka.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah selalu

mengembangkan kurikulum dan sistem pembelajaran. Dalam Undang- Undang

Nomor 2 tahun 2005 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu

tiap tingkat satuan pendidikan berhak menyusun kurikulum sendiri sesuai

eksistensi satuan pendidikan yang bersangkutan. Guru berhak menambah

indikator-indikator sesuai lingkungan peserta didik dan menggunakan pendekatan

dalam pembelajaran agar peserta didik dapat menerima dengan mudah apa yang

diajarkan guru sesuai tingkat perkembangannya.

Pelaksanaan Pembelajaran di kelas III SD Negeri II Bakalan pada

umunya kurang efektif dan bermakna bagi peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari

nilai observasi afektif pra tindakan peserta didik yang masih rendah. Penulis

memperoleh data rata-rata nilai afektif siswa yaitu 48 (lampiran 23 halaman 123).

Rendahnya nilai tersebut bukan bersumber dari kemampuan peserta didik yang

rendah, akan tetapi permasalahnya berawal dari guru. Karena di dalam proses

pembelajaran guru masih menggunakan metode konvensional dan kurang

menempatkan diri peserta didik pada subyek utama dalam pembelajaran.

Sehingga pembelajaran kurang bermakna dan menjenuhkan. Jika masalah ini

tidak segera diatasi maka nilai afektif peserta didik dalam pelajaran akan semakin

kurang baik. Afektif merupakan bagian dari pendidikan karakter yang akan

bepengaruh terhadap kepribadian peserta didik.

Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh berbagai hal antara lain

kemampuan peserta didik dan kemampuan guru itu sendiri di dalam

melaksanakan proses pembelajaran yang bermakna. Agar pembelajaran di kelas

III dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik maka dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

pembelajaran guru harus dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan

tingkat perkembangan peserta didik kelas III. Menurut Piaget dalam Noehi

Nasution M.A, dkk (1992: 57) fase perkembangan kognitif anak pada umur 2-7

tahun berada dalam fase pra-operasional, umur 7-12 tahun berada dalam fase

operasi konkrit. Tahap ini ditandai dengan adanya kemampuan untuk memperoleh

data tentang dunia dan mengubahnya dalam pikiran anak sehingga dapat disusun

atau diorganisasikan dan digunakan secara selektif dalam pemecahan masalah.

Namun dalam taraf ini anak hanya dapat memecahkan masalah yang langsung

dihadapinya secara nyata.

Untuk itu sesuai umur dan tingkat perkembangan peserta didik kelas III

lebih tepat menggunakan pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik merupakan

strategi pembelajaran yang diterapkan bagi peserta didik kelas awal sekolah dasar.

Di dalam buku Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/ MI (2006: 97)

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema

untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan

pengalaman yang bermakna kepada siswa. Dengan pembelajaran tematik peserta

didik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai

kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama. Sehingga

diharapkan peserta didik merasakan manfaat dan makna belajar karena materi

disajikan dalam konteks tema yang jelas. Atas dasar permasalahan-permasalahan

itu maka penulis ingin mempelajari lebih jauh tentang Peningkatan Aspek

Afektif Siswa melalui Pembelajaran Tematik Pada Siswa Kelas III SD Negeri II

Bakalan Kecamatan Purwantoro Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2009/

2010 .

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan permasalahan dalam

penelitian ini adalah apakah pembelajaran tematik dapat meningkatkan aspek

afektif siswa pada siswa kelas III SD Negeri II Bakalan?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk meningkatkan aspek afektif siswa melalui pembelajaran tematik pada siswa

kelas III SD Negeri II Bakalan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan masukan dalam proses belajar mengajar di sekolah melalui

pembelajaran tematik.

b. Sebagai sebuah pijakan untuk mengembangkan penelitian-penelitian dengan

menggunakan pembelajaran tematik.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peserta didik, dapat mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna

sehingga dapat meningkatkan aspek afektifnya.

b. Bagi guru, bermanfaat untuk memperoleh pengalaman meningkatkan aspek

afektif dengan melaksanakan pembelajaran tematik.

c. Bagi sekolah, dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk

perbaikan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran tematik yang

dapat meningkatkan aspek afektif siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Tinjauan tentang Aspek Afektif

a. Pengertian Aspek Afektif

Aspek afektif dapat dibentuk melalui pelaksanaan pendidikan. Sikap

bukan pembawaan yang melekat sejak seseorang dilahirkan. Akan tetapi dapat

berubah-ubah, dapat dipelajari dan diajarkan sehingga lebih berkembang.

Gerungan WA (1990: 276) berpendapat sebagai berikut:

Pengertian afektif itu dapat diterjemahkan dengan kata sikap terhadap obyek tertentu, yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan tetapi sikap tersebut disertai dengan kecenderungan untuk bertindak sebagai sikap kecenderungan terhadap obyek tadi. Jadi afektifdapat diterjemahkan sebagai sebagai sikap serta kesediaan terhadap sesuatu.

Ada hubungan yang erat antara sikap dan tindakan atau motif yang

mendorong seseorang untuk bertindak sesuai dengan sikap yang ada pada

dirinya.

Hidayati, dkk (2008:4-31) menyatakan, aspek afektif adalah sikap

yang menyertai manusia dengan perasaan-perasaan tertentu yang dimiliki

seseorang terhadap suatu obyek dan semua itu terbentuk atas pengalaman.

Menurut M.G.Dwijiastuti,dkk (2006: 57), aspek afektif berkenaan

dengan aspek perasaan, nilai, sikap dan minat dari perilaku peserta didik.

Afektif adalah aspek yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Afektif

mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.

(http://zaifbio.wordpress.com/2009/11/15/ranah-penilaian-kognitif-afektif-dan-

psikomotorik/)

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, maka disimpulkan bahwa

aspek afektif adalah aspek yang berkenaan dengan perasaan, nilai, sikap, dan

minat dari perilaku peserta didik terhadap sesuatu.

5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila seseorang telah

memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Hasil belajar afektif tampak pada

siswa dalam tingkah laku seperti perhatian terhadap pelajaran disiplin,

menghargai guru, dan dalam hubungan sosial.

Menurut Gagne dalam Nana Sudjana (1989: 22) jenis-jenis kategori

domain afektif dari tingkat paling rendah ke tingkat paling kompleks adalah

sebagai berikut:

1) Penerimaan yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar

yang datang pada anak dalam bentuk masalah, situasi atau gejala yang lain.

Dalam tipe hasil belajar ini termasuk kesadaran keinginan untuk menerima

rangsang dari luar, kontrol, dan seleksi rangsang atau kejadian.

2) Pemberian respon yaitu reaksi yang diberikan kepada anak terhadap

stimulasi yang datang dari luar. Hal ini menyangkut ketetapan reaksi,

perasaan kepuasan, dalam menjawab stimulasi dari luar.

3) Penghargaan yaitu berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap

stimulus. Dalam hal ini berkenaan dengan kesediaan menerima nilai, latar

belakang, dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.

4) Pengorganisasian yaitu pengembangan dari nilai ke dalam satu organisasi,

termasuk hubungan satu nilai pemantapan, dan prioritas nilai yang telah

dimilikinya sebelumnya.

5) Karakteristik yaitu nilai yang merupakan perpaduan semua sistem nilai yang

telah dimiliki seorang anak yang mempengaruhi pola kepribadiannya, dan

tingkah laku lainnya.

Berdasrkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa domain afektif

adalah sesuatu yang berkenaan dengan aspek perasaan, nilai, sikap dan minat

dari perilaku peserta didik. Aspek-aspek tersebut digolongkan dari tingkatan

yang paling rendah ke tingkatan paling tinggi sesuai dengan sifat dan tujuanya.

b. Karakteristik Afektif

Ada 5 tipe karakteristik afektif yang penting berdasarkan tujuannya,

yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

1) Sikap

Sikap merupakan suatu kencenderungan untuk bertindak secara suka atau

tidak suka terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara

mengamati dan menirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui

penguatan serta menerima informasi verbal. Penilaian sikap adalah

penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap

mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dan sebagainya.

Untuk itu pendidik harus membuat rencana pembelajaran termasuk

pengalaman belajar peserta didik yang membuat sikap peserta didik

terhadap mata pelajaran menjadi lebih positif.

2) Minat

Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir

melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek

khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian

atau pencapaian. Hal penting pada minat adalah intensitasnya. Secara

umum minat termasuk karakteristik afektif yang memiliki intensitas tinggi.

3) Konsep Diri

Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu

terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Target, arah, dan

intensitas konsep diri pada dasarnya seperti ranah afektif yang lain. Target

konsep diri biasanya orang tetapi bisa juga institusi seperti sekolah. Arah

konsep diri bisa positif atau negatif, dan intensitasnya bisa dinyatakan

dalam suatu daerah kontinum, yaitu mulai dari rendah sampai tinggi.

4) Nilai

Nilai menurut Rokeach (1968) merupakan suatu keyakinan tentang

perbuatan, tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap

buruk. Target nilai cenderung menjadi ide, target nilai dapat juga berupa

sesuatu seperti sikap dan perilaku. Arah nilai dapat positif dan dapat

negatif. Selanjutnya intensitas nilai dapat dikatakan tinggi atau rendah

tergantung pada situasi dan nilai yang diacu. Oleh karenanya satuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

pendidikan harus membantu peserta didik menemukan dan menguatkan

nilai yang bermakna dan signifikan bagi peserta didik untuk memperoleh

kebahagiaan personal dan memberi konstribusi positif terhadap

masyarakat.

5) Moral

Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan

orang lain atau perasaan terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri.

Misalnya menipu orang lain, membohongi orang lain, atau melukai orang

lain baik fisik maupun psikis. Moral juga sering dikaitkan dengan

keyakinan agama seseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan yang berdosa

dan berpahala. Jadi moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan

seseorang. (http://zaifbio.wordpress.com/2009/11/15/ranah-penilaian-

kognitif-afektif-dan-psikomotorik/)

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik

afektif banyak dipengaruhi bahkan ditentukan oleh pengalaman belajar

seseorang. Dari pengalaman tersebut akan membedakan seseorang dalam

menghadapi serta memecahkan masalah yang dihadapinya.

2. Tinjauan tentang Pembelajaran Tematik

a. Konsep dan Makna Pembelajaran

Kata pembelajaran identik dengan kata mengajar berasal dari kata

dasar ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya

diketahui, ditambah dengan awalan pe dan akhiran an menjadi

pembelajaran yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar/ mengajarkan

sehingga peserta didik mau belajar. Pembelajaran adalah pengembangan

pengetahuan, keterampilan, atau sikap baru pada saat seseorang individu

berinteraksi dengan informasi dan lingkungan yang terjadi disepanjang waktu.

Syaiful Sagala (2003: 1) mengemukakan bahwa:

Mengajar adalah mengorganisasikan aktivitas siswa dalam arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi, melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

learning) agar proses belajar lebih memadai. Pembelajaran menunjuk pada proses belajar yang menempatkan siswa sebagai center stage perfomance. Pembelajaran lebih menekankan bahwa peserta didik sebagai makhluk berkesadaran memahami arti penting interaksi dirinya dengan lingkungan yang menghasilkan pengalaman adalah suatu kebutuhan.

Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui

kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya,

motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang sosial ekonominya.

Kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran

merupakan modal utama penyampaian bahan ajar dan menjadi indikator

suksesnya pelaksanaan pembelajaran. Proses pembelajaran dialami oleh

seorang manusia sepanjang hayat serta dapat berlaku dimanapun dan

kapanpun.

Menurut Radno Harsanto (2007: 16) Proses pembelajaran dirancang

oleh siswa dan untuk siswa (student centered). Proses pembelajaran

dirancang, dikonstruksi dan dikondisikan untuk siswa. Konstruksi proses

pembelajaran dapat dimulai dengan adanya perubahan paradigma pendekatan

dalam proses belajar mengajar.

Dalam pembelajaran guru harus memahami hakekat materi pelajaran

yang diajarkannya sebagai suatu pelajaran yang dapat mengembangkan

kemampuan berfikir siswa dan memahami berbagai model pembelajaran yang

dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan

pengajaran yang matang oleh guru.

Menurut Nabisi Lapono (2008: 3-97) menyatakan bahwa:

Pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Maka diharapkan guru selalu ingat bahwa tugasnya adalah membuat siswa dapat belajar secara optimal sesuai dengan perkembangan mental dan fisiknya.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah suatu kegiatan pengembangan pengetahuan, keterampilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

yang dirancang untuk siswa dengan perencanaan yang matang yang bertujuan

untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna.

b. Hakikat Pembelajaran Tematik

1) Latar Belakang Pembelajaran Tematik

Munculnya pembelajaran tematik dilatarbelakangi oleh pemikiran

tentang pentingnya pembelajaran terkait dengan kehidupan nyata dan

perkembangan anak yang memandang sesuatu secara keseluruhan. Teori

yang mendasari pengembangan pembelajaran tematik adalah teori psikologi

Gestalt.

Teori belajar Gestalt memandang kejiwaan manusia terikat pada pengamatan yang berwujud pada bentuk menyeluruh. Menurut teori belajar ini seorang belajar jika ia mendapat insight. Dalam belajar yang penting adalah peyesuaian pertama yaitu memperoleh response yang tepat untuk memecahkan masalah yang dihadapi. (Slameto, 2003:9).

Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus

dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight. Maka dapat digunakan

untuk menghadapi situasi-situasi yang baru. Di dalam Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan SD/MI (2006:93) dikemukakan sebagai berikut:

Peserta didik yang duduk di sekolah dasar kelas I, II, dan III berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti Inteligen Quality (IQ), Emotional Quality (EQ), dan Social Quality (SQ) tumbuh berkembang sangat luar biasa.

Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala

sesuatu sebagai satu kesatuan (holistik) serta mampu memahami hubungan

antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih sangat

bergantung pada benda-benda konkret dan pengalaman yang dialami siswa

secara langsung.

Peserta didik yang telah masuk taman kanak-kanak memiliki

kesiapan bersekolah lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak masuk

taman kanak-kanak. Selain itu perbedaan pendekatan, model dan prinsip

pembelajaran antara kelas I-III dengan pendidikan prasekolah dapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

menyebabkan peserta didik mengulang kelas. Atas dasar pemikiran itulah

dalam rangka implementasi standar isi yang termuat dalam Standar Nasional

Pendidikan, maka pembelajaran kelas I-III lebih sesuai dijalankan dalam

pembelajaran yang melalui pendekatan pembelajaran tematik.

2) Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik yang diharapkan berkembang di SD saat ini

mengarah pada penggabungan Berdasarkan webbed model (model jaring

laba-laba) dan integrated model (model terpadu). Penggabungan kedua

model yang dimaksud adalah penggunaan tema untuk menggabungkan

beberapa mata pelajaran dengan menetapkan prioritas Berdasarkan

kurikulum untuk menemukan keterkaitan antar mata pelajaran. Sehingga

peserta didik akan memperoleh pandangan hubungan yang utuh tentang

kegiatan Berdasarkan ilmu yang berbeda-beda. Beberapa ahli

mendefinisikan tentang pengertian pembelajaran tematik, diantaranya:

Sukayati dan Sri Wulandari (2009: 13) mengemukakan bahwa:

Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan atau memadukan beberapa Kompetensi Dasar dan Indikator dari kurikulum atau St ndar Isi dari beberapa mata pelajaran menjadi satu kesatuan untuk dikemas dalam satu tema.

Di dalam buku Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI

(2006: 97), Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan

tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat

memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik.

Menurut M.Solehuddin, dkk (2006: 6.11), Pembelajaran tematik

merupakan model pembelajaran yang dirancang dan diorganisasikan seputar

tema atau topik tertentu yang sesuai dengan dunia nyata dan perkembangan

anak.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas disimpulkan bahwa

pembelajaran tematik adalah suatu pembelajaran yang mengaitkan beberapa

mata pelajaran dengan menetapkan prioritas berdasarkan kurikulum untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

menemukan keterkaitan antar mata pelajaran menjadi satu kesatuan untuk

dikemas dalam satu tema. Dengan adanya kaitan tersebut maka peserta didik

akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga

pembelajaran lebih bermakna.

3) Karakteristik Pembelajaran Tematik

Sebagai suatu proses, pembelajaran tematik mempunyai beberapa

karakteristik. Dengan mengetahui karakteristiknya maka pembelajaran akan

lebih efektif. Di dalam buku Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI

(2006: 98), pembelajaran tematik memiliki karakteristik sebagai berikut:

a) Berpusat pada Siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered),

hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak

menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak

berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan

kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

b) Memberikan Pengalaman Langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung

kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung siswa

dihadapkan pada suatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk

memahami hal-hal yang lebih abstrak.

c) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran

tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan pada pembahasan tema-

tema yang paling dekat dan berkaitan dengan kehidupan siswa.

d) Menyajikan konsep Berdasarkan berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep Berdasarkan

berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan

demikian, siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh.

Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-

masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

e) Bersifat Fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru

dalam mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata

pelajaran lain. Bahkan mengaitkanya dengan kehidupan siswa dan

keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

f) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang

dimiliki sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

g) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Dalam pembelajaran siswa diajak bermain sambil belajar

melalui permainan yang menarik sehingga siswa tidak merasa bosan.

Permainan dirancang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

karakteristik pembelajaran tematik adalah berpusat pada siswa serta

memberikan pengalaman langsung sesuai dunia nyata. Pemisahan mata

pelajaran yang tidak begitu jelas dan penyajian beberapa mata pelajaran

membuat siswa optimal dalam mengembangkan potensi yang dimiliki

sesuai dengan tingkat perkembangannya.

4) Keuntungan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki beberapa keuntungan bagi peserta

didik. Sehingga pemerintah menekankan penggunaan pembelajaran tematik

untuk mengajar siswa kelas rendah.

M.Solehuddin (2006: 6.6) menjelaskan bahwa ada beberapa

keuntungan menggunakan pembelajaran tematik bagi anak, diantaranya

adalah:

(1)Meningkatkan perkembangan konsep pada anak,(2) Mengintegrasikan belajar isi dan proses, (3) Mengakomodasi kebutuhan dan gaya belajar anak yang beragam, (4) Memungkinkan anak untuk mendalami suatu materi pembelajaran secara intensif, (5) Meningkatkan keterikatan kelompok, (6) Mengakomodasi minat-minat anak yang berubah dan mengandung munculnya niat baru.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keuntungan

pembelajaran tematik adalah meningkatkan perkembangan konsep anak

sehingga memungkinkan anak untuk mendalami suatu pembelajaran secara

intensif. Minat anak terhadap pembelajaran juga akan terus muncul.

5) Landasan Pembelajaran Tematik

Untuk memperkuat manfaat penggunaan pembelajaran tematik

maka ada beberapa landasan yang mendasari pembelajaran tersebut. Di

dalam buku Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI (2006: 97)

dijelaskan bahwa landasan pembelajaran tematik mencakup:

a) Landasan Filosofis

Dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi tiga aliran

filsafat, yaitu:

(1) Progresivisme

Memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada

pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, dan

memperhatikan pengalaman siswa.

(2) Konstruktivisme

Melihat pengalaman langsung yang dialami siswa dalam

membangun pengetahuanya sendiri sebagai kunci dalam

pembelajaran.

(3) Humanisme

Melihat siswa Berdasarkan segi kekhasan/ keunikan, potensi dan

motivasi yang dimiliki.

b) Landasan Psikologis

Dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan

psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi

perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi atau materi

pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat

kedalaman materi sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

c) Landasan yuridis

Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak

memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan

pribadinya dan tingkat kecerdasanya sesuai dengan minat dan bakatnya

(pasal 9) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan

berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat

dan kemampuanya (Bab V Pasal 1-b).

Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa landasan

pembelajaran tematik adalah landasan filosofis, landasan psikologis dan

landasan yuridis. Ketiga landasan tersebut saling terkait satu sama lain

sehingga akan memperkuat kedudukan pembelajaran tematik.

6) Rambu-rambu Pembelajaran Tematik

Dalam penggunaan pembelajaran tematik ada rambu-rambu yang

harus diperhatikan oleh guru. Agar dalam pelaksanaanya tidak menyimpang

jauh dari karakteristiknya. Menurut Sukayati & Sri Wulandari (2009: 16),

ada beberapa rambu-rambu yang harus diperhatikan dalam pembelajaran

tematik yaitu sebagai berikut:

(1) Tidak semua mata pelajaran dipadukan atau dikaitkan, (2) Kompetensi Dasar yang tidak dapat dipadukan atau diintegrasikan jangan dipaksakan untuk dipadukan, (3) Kompetensi Dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan baik melalui tema lain atau disajikan secara mandiri, (4) Untuk peserta didik kelas I dan II kegiatan ditekankan pada kemampuan membaca, menulis dan berhitung serta penanaman nilai moral, (5) Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, minat, lingkungan, daerah setempat, dan cukup populer.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa rambu-rambu

pembelajaran tematik yaitu tidak semua mata pelajaran dapat dipadukan.

Sehingga guru harus bisa memilih materi yang bisa dipadukan antar

pelajaran satu dengan yang lain.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

7) Implikasi Pembelajaran Tematik

Implikasi pembelajaran tematik ditujukan bagi guru dan peserta

didik, sarana prasarana, sumber dan media pembelajaran, serta pengaturan

ruang.

Menurut Sukayanti & Sri Wulandari (2009: 17) ada beberapa

implikasi dalam pembelajaran tematik yaitu sebagai berikut:

a) Implikasi bagi guru dan peserta didik

(1) Bagi Guru

Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif, baik dalam

menyiapkan kegiatan/ pengalaman belajar yang bermanfaat bagi

peserta didik, juga dalam memilih kompetensi dasar dari berbagai

mata pelajaran serta mengaturnya agar pembelajaran lebih

bermakna, menarik dan menyenangkan.

(2) Bagi peserta didik

(a) Peserta didik harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang

dalam pelaksanaanya dimungkinkan untuk bekerja baik secara

individu maupun kelompok.

(b) Peserta didik harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang

bervariasi secara aktif, misalnya melakukan diskusi kelompok,

mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah.

b) Implikasi terhadap sarana prasarana, sumber dan media pembelajaran.

(1) Pembelajaran tematik dalam pelaksanaanya memerlukan sarana

prasarana belajar.

(2) Perlu memanfaatkan sumber belajar baik yang sifatnya didesain

khusus untuk keperluan pembelajaran, maupun sumber belajar yang

tersedia di lingkungan sekitar.

(3) Perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang

bervariasi, sehingga membantu peserta didik memahami konsep-

konsep yang abstrak.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

(4) Dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk

masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan menggunakan

buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi.

c) Implikasi terhadap pengaturan ruang

(1) Ruang dapat ditata, disesuaikan dengan tema yang sedang

dilaksanakan.

(2) Susunan bangku peserta didik dapat diubah-ubah disesuaikan dengan

pembelajaran yang sedang berlangsung.

(3) Peserta didik tidak selalu duduk di kursi, tetapi dapat duduk di tikar

atau karpet.

(4) Kegiatan pembelajaran hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan

baik di dalam maupun di luar kelas.

(5) Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk menunjang hasil karya

peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar.

(6) Alat, sarana, dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga

memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan merapikan

kembali.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Implikasi

pembelajaran tematik mencakup tiga hal, yaitu implikasi bagi guru dan

peserta didik, implikasi terhadap sarana prasarana, sumber dan media

pembelajaran dan implikasi terhadap pengaturan ruang.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dalam penelitian ini adalah:

Penelitian Guntur Sutopo tahun 2007 dengan judul: Peningkatan

Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Melalui Pembelajaran Tematik Pada

Kelas 2 SD Negeri Cermo 2 Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali Tahun

Pelajaran 2006/ 2007 . Penelitian ini menunjukkan prestasi belajar Ilmu

Pengetahuan Alam meningkat melalui pembelajaran tematik. Hal ini dapat

dilihat pada rata-rata nilai pra tindakan 6,25; siklus I 6,56 dan siklus II 7,38.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Penelitian ini memiliki persamaan yaitu pada penggunaan pembelajaran

tematik. Adapun perbedaan penelitian ini adalah pada tujuan yang dicapai yaitu

peningkatan aspek afektif dan peningkatan prestasi belajar yang mana

peningkatan aspek afektif hanya menekankan pada aspek sikap saja sedangkan

prestasi belajar menekankan pada tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar anak

dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Berdasarkan

observasi awal yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa dalam

pembelajaran di kelas III SDN II Bakalan, rata-rata nilai observasi afektif masih

rendah. Hal tersebut disebabkan karena metode mengajar guru masih

konvensional. Di dalam pembelajaran yang bermakna, siswa diharapkan dapat

berfikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten sesuai perkembangan

kemampuan anak. Anak usia SD cenderung memandang sesuatu lebih secara

keseluruhan daripada secara bagian-bagian. Mereka belum membedakan dan

memisahkan pengetahuan tentang suatu objek atau kegiatan berdasarkan

pengelompokkan akademik.

Pembelajaran yang sesuai dengan dunia anak adalah pembelajaran

tematik. Karena dalam pembelajaran tematik anak dapat mempelajari substansi

materi dan melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang terkait langsung

dengan pengalaman hidupnya. Dalam pembelajaran tematik konsep-konsep yang

diajarkan harus jelas. Oleh karena itu guru harus mengamati, meneliti dan

mengembangkan konsep yang ada. Dengan konsep yang jelas dan didukung

dengan menghubungkan mata pelajaran satu dengan mata pelajaran yang lain

maka pembelajaran akan bermakna. Sehingga pembelajaran yang semula berpusat

pada guru menjadi berpusat pada siswa, guru hanya sebagai fasilitator dan

motivator.

Berdasarkan uraian di atas, maka alur kerangka berpikir penelitian ini

dapat digambarkan pada gambar 1 berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Gambar 1: Bagan Kerangka Berpikir

D. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat

dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas yaitu Dengan menerapkan

pembelajaran tematik dapat meningkatkan aspek afektif siswa pada siswa kelas III

SD Negeri II Bakalan.

Kondisi Awal

1. Pembelajaran berpusat pada

guru, sehingga siswa pasif

2. Guru masih menggunakan

metode pembelajaran

konvensional

Aspek afektif

siswa rendah

dalam

pembelajaran

Tindakan

Dalam pembelajaran, guru

menggunakan pembelajaran

tematik.

Kondisi Akhir

1. Aspek afektif siswa meningkat

dalam pembelajaran

2. Keterampilan guru meningkat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri II

Bakalan yang terletak di RT 03 RW 08 Dusun Wotgalih, Desa Bakalan,

Kecamatan Purwantoro, Kabupaten Wonogiri, Kode Pos 57695. Sekolah ini

dipimpin oleh Bapak Gudel Saino, S.Pd, M.Pd selaku kepala sekolah. Sekolah

Dasar Negeri II Bakalan memiliki 6 ruang kelas. Kelas yang digunakan dalam

Penelitian Tindakan Kelas adalah siswa kelas III.

Alasan pemilihan sekolah ini sebagai lokasi penelitian adalah pertama,

peneliti sebagai guru kelas di Sekolah Dasar Negeri II Bakalan sejak 17 Juli 2007.

Kedua, sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai tempat penelitian yang

sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang. Ketiga, berdasarkan

observasi peneliti di lapangan, aspek afektif siswa di kelas III masih rendah. Maka

hasil penelitian diharapkan dapat memberi masukan yang digunakan untuk

meningkatkan aspek afektif.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini adalah dilaksanakan pada semester II tahun

pelajaran 2009/2010 selama 6 bulan. Dimulai pada bulan Januari sampai Juni

2010. Adapun perincian jadwal penelitian tertera pada tabel 1 berikut:

20

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Tabel 1. Jadwal Penelitian

No Rincian Kegiatan

Waktu

Januari

2010

Februari

2010

Maret

2010

April

2010

Mei

2010

Juni

2010

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1. Penyusun Proposal X X X X X

2. Penyempurnaan Proposal X X X X X

3. Pengusulan Ijin Penelitian X X X

4. Pelaksanaan PTKa. Siklus Ib. Siklus II

X X XX X X X

5. Pengolahan dan analisis data X X X X X

6. Penyusunan Laporan Penelitian X X X X

7. Ujian SkripsiX

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran

2009/2010 mulai bulan April sampai dengan bulan Mei 2010. Pelaksanaan

Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan 2 siklus, yaitu:

a. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 12 April sampai dengan tanggal 30 April

2010.

b. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2010 sampai dengan tanggal 29 Mei

2010.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Berdasarkan Berdasarkan masalah-masalah yang diajukan dalam

penelitian ini, maka bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Dengan menggunakan bentuk penelitian ini akan mampu menyerap

informasi-informasi untuk meningkatkan kegiatan belajar-mengajar yang lebih

profesional.

2. Strategi Penelitian

Strategi penelitian ini berupa tindakan (action) yang menggunakan model

siklus. Langkah-langkah pelaksanaan PTK dilakukan melalui empat tahap, yaitu

perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observasing), dan

refleksi (reflecting). Secara jelas langkah-langkah tersebut dapat divisualisasikan

pada gambar 2 berikut:

Model PTK (pengembangan)(Sarwiji Suwandi, 2009: 28)

Adapun rancangan penelitiannya sebagai berikut :

a. Siklus I

1) Perencanaan

a) Membuat rencana pembelajaran dengan tema kegemaran dilaksanakan

selama 3 kali pertemuan.

b) Menyiapkan media pembelajaran.

Gambar 2. Siklus PTK

Plan

Reflec Act

Observe

Plan

Reflec Act

Observe

Siklus 1 Siklus 2

dst

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

c) Membuat lembar pengamatan sikap (afektif) dan keterampilan

(psikomotorik) siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

d) Membuat alat evaluasi tindakan.

2) Pelaksanaan

a) Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah guru melaksanakan

pembelajaran selama 3 kali pertemuan.

b) Melakukan penilaian pada lembar kerja siswa tiap-tiap pertemuan.

c) Mengumpulkan hasil penilaian proses dalam catatan penting.

3) Observasi

Dalam tahap ini guru melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan

tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan.

Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara kolaboratif dengan

guru mitra dengan menggunakan instrumen observasi guru mitra terhadap

guru dan observasi guru mitra terhadap siswa. Sumber data diperoleh dari

guru mitra (kolaborator), siswa dan proses pembelajaran.

4) Refleksi

Kegiatan guru setelah proses pembelajaran (reflecting) adalah: Mencermati

hasil pembelajaran dan mengkaji sejauh mana kompetensi yang sudah

dikuasai oleh siswa. Berdasarkan hasil analisis sebagai refleksi untuk

rencana tindak lanjut.

b. Siklus II

1) Perencanaan

a) Membuat rencana pembelajaran dengan tema pendidikan dilaksanakan

selama 3 kali pertemuan.

b) Menyiapkan media pembelajaran.

c) Membuat lembar pengamatan sikap (afektif) dan keterampilan

(psikomotorik) siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

d) Membuat alat evaluasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

2) Pelaksanaan

a) Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan

pembelajaran selama 3 kali pertemuan.

b) Melakukan penilaian pada lembar kerja siswa tiap-tiap pertemuan.

c) Mengumpulkan hasil penilaian proses dalam catatan penting.

3) Observasi

Dalam tahap ini guru melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan

tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan.

Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara kolaboratif dengan

guru mitra dengan menggunakan instrumen observasi guru mitra terhadap

guru dan observasi guru mitra terhadap siswa. Sumber data diperoleh dari

guru mitra (kolaborator), siswa dan proses pembelajaran.

4) Refleksi

Dalam tahap ini guru mencermati hasil pembelajaran dan mengkaji sejauh

mana kompetensi yang sudah dikuasai oleh siswa serta mengetahui

perubahan apa yang terjadi. Berdasarkan hasil analisis sebagai refleksi untuk

rencana tindak lanjut.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas III SDN

II Bakalan Kecamatan Purwantoro Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran

2009/2010 sebanyak 30 siswa, yang terdiri Berdasarkan 15 siswa laki-laki dan 15

siswa perempuan. Siswa-siswa tersebut bertempat tinggal disekitar lingkungan

sekolah yaitu di Dusun Wotgalih, Desa Bakalan, Kecamatan Purwantoro.

D. Sumber Data

Data atau informasi yang penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam

penelitian ini adalah data kualitatif. Data tersebut berupa informasi tentang aspek

afektif siswa dalam pembelajaran di kelas III SD Negeri II Bakalan, hasil

observasi, dan aktifitas siswa dalam pembelajaran. Informasi tersebut akan digali

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Berdasarkan sumber data yang dapat dimanfaatkan secara kualitatif dalam

penelitian ini, meliputi: (1) Informasi dari nara sumber. Nara sumber dalam

penelitian ini terdiri dari siswa kelas III, guru kelas, kepala sekolah, serta orang

tua siswa. (2) Hasil pengamatan proses pembelajaran dalam kelas dengan

menggunakan pembelajaran tematik. (3) Arsip atau dokumen yang berhubungan

dengan aspek afektif siswa. (4) Tempat, artinya segala sesuatu yang berada di

dalam kelas, maupun di luar kelas di lingkungan sekolah maupun masyarakat.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang sesuai dengan apa yang diharapkan dalam

penelitian, diperlukan alat atau metode untuk mendapatkan data yang tepat dan

objektif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan

siswa kelas III SD Negeri II Bakalan Kecamatan Purwantoro Kabupaten

Wonogiri. Menurut W.Gulo (2002: 123), Dokumen adalah catatan tertulis

tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalu. Metode

dokumentasi yang digunakan meliputi: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), foto kegiatan, nama siswa, hasil observasi selama proses pembelajaran

sebelum dan sesudah penelitian dilakukan.

2. Observasi

Observasi dilakukan pada siswa kelas III SD Negeri II Bakalan

Kecamatan Purwantoro Kabupaten Wonogiri dengan menggunakan pedoman

observasi afektif berupa aktifitas siswa. Selain itu, observasi dilakukan terhadap

guru sebagai pelaksana pembelajaran dengan menggunakan pedoman observasi

KBM terhadap guru, sedangkan yang melakukan observasi adalah guru mitra.

Hasil observasi digunakan untuk mendapatkan data afektif siswa.

Suharsimi Arikunto (2006: 156) Observasi atau yang disebut pengamatan

meliputi pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

seluruh alat indra. Jadi mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan,

penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Observasi dapat dilakukan

dengan dua cara yaitu:

a. Observasi non-sistematis, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat

dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan.

b. Observasi sistematis, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan

menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.

Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin

timbul dan akan diamati dengan cara memberi simbol pada kolom tempat

peristiwa muncul. Dalam penelitian ini menggunakan observasi sistematis.

F. Validitas Data

Data yang sudah digali, dikumpulkan, dan dicatat dalam kegiatan

penelitian, harus dimantapkan kebenarannya. Oleh karena itu, penulis harus

memilih dan menentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas

data yang telah diperolehnya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan

oleh St. Y. Slamet dan Suwarto, WA (2007: 54) bahwa Ketepatan data tersebut

tidak hanya bergantung Berdasarkan ketepatan memilih sumber data dan teknik

pengumpulannya, tetapi juga diperlukan teknik pengembangan validitas datanya .

Untuk menjamin dan mengembangkan validitas data yang dikumpulkan

dalam penelitian ini, penulis menggunakan cara trianggulasi. Adapun dari

trianggulasi yang ada, penulis hanya menggunakan dua teknik, yaitu:

1. Trianggulasi Data (sumber)

Mengumpulkan data yang sejenis dari sumber data yang berbeda agar

lebih mantap kebenarannya. Dengan teknik trianggulasi data diharapkkan dapat

memberikan informasi yang lebih tepat dan akurat, sesuai dengan keadaan siswa

kelas III SD Negeri II Bakalan Kecamatan Purwantoro Kabupaten Wonogiri

Tahun Pelajaran 2009/2010 sebagai subjek penelitian. Data yang divalidasi

menggunakan teknik trianggulasi data adalah data mengenai aspek afektif siswa

dalam pembelajaran, data mengenai ketertarikan siswa terhadap pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

dengan pembelajaran tematik, dan data hasil belajar siswa. Sumber data yang

dimaksud adalah siswa kelas III, guru kelas, kepala sekolah, serta kegiatan

pembelajaran di kelas III.

2. Trianggulasi Metode

Mengumpulkan data yang sejenis dengan menggunakan teknik

pengumpulan data yang berbeda. Di sini yang ditekankan adalah penggunaan

teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda yang mengarah pada sumber

data yang sama untuk menguji kemantapan informasinya. Data yang divalidasi

menggunakan teknik trianggulasi metode adalah data mengenai aspek afektif

siswa dalam pembelajaran dengan pembelajaran tematik. Teknik pengumpulan

data yang digunakan adalah teknik dokumentasi dan observasi.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

model interaktif. Kegiatan pokok analisa data dalam penelitian ini meliputi tiga

komponen yaitu: reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau

verifikasi data. Adapun rincian model analisis interaktif dapat diuraikan dalam

gambar 3 berikut:

Gambar 3. Komponen-komponen analisis data model Interaktif

( HB. Sutopo, 2002: 92 )

IREDUKSI DATA

PENGUMPULANDATA

IISAJIAN DATA

IIIPENARIKAN

KESIMPULAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Berdasarkan gambar 3 di atas, maka proses analisis model interaktif

dimulai dari pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan penarikan

kesimpulan.

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data di sini peneliti melakukannya sejak proses pembuatan

proposal, dengan cara mengumpulkan data-data yang terkait dengan apa yang

akan dibahas Berdasarkan lapangan. Dalam hal ini, data yang dikumpulkan masih

mentah artinya data yang dikumpulkan belum mampu memberikan keterangan

untuk dapat menarik suatu kesimpulan. Maka perlu proses lebih lanjut yaitu

reduksi data.

2. Reduksi Data

Reduksi data merupakan seleksi data kasar yang ada di lapangan. Proses

reduksi data berlangsung secara terus menerus selama pelaksanaan penelitian

sampai pada laporan akhir. Penulis melakukan reduksi data sejak berlangsungnya

pengambilan keputusan tentang kerangka kerja, sampai dengan selesainya menulis

laporan akhir penelitian. Reduksi data yang dilakukan merupakan bagian analisis

yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus dan membuang hal-hal yang

tidak penting serta mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir

dapat dilakukan.

3. Sajian Data

Sajian data adalah suatu sekumpulan informasi yang memungkinkan

kesimpulan data dilakukan. Pada bagian ini peneliti merakit informasi-informasi

yang telah diperoleh selama penelitian untuk mempermudah dalam penarikan

kesimpulan. Dalam penyajian data ini, yang harus diperhatikan adalah penyajian

data yang baik dan mempunyai kejelasan dengan sistematikanya, karena hal ini

akan mempermudah peneliti dalam membuat kesimpulan.

4. Penarikan Kesimpulan

Berdasarkan awal pengumpulan data sudah ada pernyataan-pernyataan

yang digunakan sebagai arahan-arahan dan sebagai kesimpulan sementara. Selama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

proses ini berlangsung peneliti tetap bersifat terbuka terhadap semua informasi

yang masuk. Peneliti belum membuat kesimpulan akhir sampai proses

pengumpulan data berakhir.

Keempat komponen tersebut di atas harus merupakan unsur yang ada

dalam proses analisis data. Keempatnya merupakan suatu unsur yang saling

berkait pada saat sebelum, selama serta sesudah pengumpulan data. Dalam

penelitian ini, peneliti bergerak diantara keempat komponen tersebut yakni tahap

pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi atau kesimpulan

data. Langkah langkah analisis (HB. Sutopo, 2002: 92) sebagai berikut:

(1) Melakukan analisis awal, bila data-data yang didapat sudah cukup, maka dapat dikumpulkan, (2) Mengembangkan bentuk sajian data dengan menyusun coding atau matrik yang berguna untuk penelitian selanjutnya, (3) Melakukan analisis dikelas dan mengembangkan matrik antar kasus, (4) Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman data apabila kurang jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus, (5) Melakukan analisis antar kasus, (6) Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian, (7) Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian Berdasarkanpengembangan saran dalam laporan akhir penelitian.

H.Indikator Kinerja

1. Pada siklus I, 70 % siswa dalam penilaian afektif dan psikomotorik siswa rata-

rata nilai 65.

2. Pada siklus II, 80 % siswa dalam penilaian afektif dan psikomotorik siswa rata-

rata nilai 70.

I. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan prosedur Penelitian Tindakan Kelas.

Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif

oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan rasional

Berdasarkan tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas memperdalam

pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi dimana

praktik pembelajaran tersebut dilakukan. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan

dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II Siklus.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari siklus-siklus. Setiap

siklus terdiri dari empat langkah yaitu:

1. Siklus I

a. Rencana Tindakan

Perencanaan tindakan meliputi:

1) Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan penggunaan

pembelajaran tematik yang terdiri Berdasarkan 3 pertemuan.

2) Menyiapkan alat dan media pembelajaran.

3) Penyusunan alat-alat evaluasi tindakan berupa: soal, instrumen observasi

proses pembelajaran afektif dan psikomotorik siswa.

b. Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan siklus I terdiri Berdasarkan tiga pertemuan, yaitu:

1) Pertemuan ke-1

a) Siswa bertanya jawab dengan guru tentang isi lagu dan mengkaitkannya

dengan materi pembelajaran.

b) Guru menunjukkan gambar tentang macam-macam kenampakan alam

serta menjelaskan tentang daratan dan perairan dengan menggunakan

globe.

c) Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan seksama.

d) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 6

siswa.

e) Setiap kelompok mencatat tentang perbandingan bagian daratan dan

perairan yang diamati dari globe.

f) Tiap kelompok melaporkan hasil diskusi kelompok.

g) Siswa tanya jawab dengan guru tentang bentuk globe, kemudian dengan

menggunakan pita siswa diminta kedepan untuk dililitkan mengelilingi

globe.

h) Guru menjelaskan kepada siswa bahwa panjang pita yang mengelilingi

benda adalah keliling.

i) Siswa menghitung keliling ubin yang berbentuk persegi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

j) Guru memberi contoh tentang cara membaca yang benar.

k) Siswa membaca bacaan bergantian kemudian menjawab tentang isi

bacaan.

l) Siswa secara individual mengerjakan soal latihan.

m) Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang terbaik.

2) Pertemuan ke-2

a) Tanya jawab tentang isi lagu, bahwa gunung termasuk daratan

b) Siswa memperhatikan peta macam-macam daerah yang termasuk

daratan yang ditunjukkan guru.

c) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang ciri-ciri daerah daratan.

d) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok untuk melakukan kegiatan permainan

tebak daratan .

e) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang jalannya permainan, yaitu

menebak daratan dari bacaan yang dibacakan dahulu.

f) Siswa bersama kelompoknya bermain tebak ciri-ciri daerah yang

termasuk daratan.

g) Tiap kelompok melaporkan hasil diskusi, kelompok lain menanggapi.

h) Hasil diskusi ditulis dalam kertas yang berbentuk persegi panjang dan

berwarna menarik.

i) Siswa tanya jawab dengan guru tentang cara menghitung keliling persegi

panjang, sambil mengingat pelajaran di pertemuan sebelumnya.

j) Siswa menghitung keliling peta yang berbentuk persegi panjang.

k) Guru memberi contoh tentang cara membaca yang benar.

l) Siswa membaca bacaan bergantian kemudian menjawab tentang isi

bacaan.

m)Siswa secara individual mengerjakan soal latihan.

n) Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang terbaik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

3) Pertemuan ke-3

a) Berdasarkan apersepsi guru mengkaitkan sungai dengan materi ajar

b) Siswa memperhatikan gambar macam-macam daerah yang termasuk

perairan yang ditunjukkan guru.

c) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang ciri-ciri daerah perairan.

d) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 6

siswa.

e) Siswa diskusi kelompok mengisi kata yang rumpang untuk menjelaskan

ciri-ciri daerah sebaran air.

f) Tiap kelompok melaporkan hasil diskusi, kelompok lain menanggapi.

g) Guru memotivasi siswa dengan mengajak bernyanyi kapal api secara

bersama-sama.

h) Guru mengajak anak menggambar kapal api, yang terdiri dari berbagai

bentuk bangun datar termasuk persegi panjang

i) Siswa menggambar bangun persegi dan persegi panjang dengan keliling

tertentu serta diberi warna yang menarik.

j) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara membuat kalimat

tanya.

k) Siswa membuat kalimat tanya.

l) Siswa secara individual mengerjakan soal latihan.

m)Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang terbaik yaitu

memajang hasil karya terbaik.

c. Observasi

Pengamatan pelaksanaan pembelajaran selama tiga pertemuan

dilakukan secara kolaboratif dengan guru mitra dengan menggunakan

instrumen observasi guru mitra terhadap guru dan observasi guru mitra

terhadap siswa. Sumber data diperoleh dari guru mitra (kolaborator), siswa dan

proses pembelajaran. Hal-hal yang diamati meliputi sikap dan keterampilan

siswa selama proses pembelajaran dengan pembelajaran tematik serta kondisi

proses pembelajaran secara umum.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

d. Refleksi

Berdasarkan langkah observasi akan diperoleh data yang bervariasi

atau multi data. Tindakan dikatakan berhasil jika analisis data menunjukkan

ketercapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam tujuan penelitian.

Berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi dengan teman observer

maupun dengan siswa menunjukkan aspek afektif siswa dan kegiatan

pembelajaran belum signifikan sehingga peneliti melanjutkan ke siklus II

dengan memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam proses pembelajaran

siklus I. Menganalisis data yang ada berdasarkan format pembelajaran yang

dilaksanakan. Tujuannya untuk mengetahui keberhasilan dari proses

pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran tematik.

2. Siklus II

a. Rencana Tindakan

Perencanaan tindakan meliputi:

1) Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan penggunaan

pembelajaran tematik yang terdiri dari 3 pertemuan.

2) Menyiapkan alat dan media pembelajaran.

3) Penyusunan alat-alat evaluasi tindakan berupa: soal, instrumen observasi

proses pembelajaran afektif dan psikomotorik siswa.

b. Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan siklus I terdiri Berdasarkan dua pertemuan, yaitu :

1) Pertemuan ke-1

a) Siswa bertanya jawab dengan guru mengenai isi lagu hujan, dan

dikaitkan dengan materi ajar.

b) Siswa memperhatikan gambar tentang keadaan cuaca yang ditunjukkan

guru.

c) Guru membagi siswa menjadi 10 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 3

siswa.

d) Siswa menyimak penjelasan guru tentang permainan bisik berantai

tentang cuaca.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

e) Siswa bersama kelompoknya keluar kelas bermain bisik berantai untuk

mengidentifikasi keadaan cuaca.

f) Laporan diskusi disertai gambar keadaan cuaca sederhana, kemudian

guru memberi contoh gambar deskripsi cuaca yang berbentuk gambar

seri.

g) Guru menjelaskan materi gambar seri dengan menggunakan media

gambar seri.

h) Guru menyuruh siswa ke depan kelas bergantian mengurutkan kalimat

sesuai gambar seri.

i) Guru menyiapkan gambar seri dengan isi cerita yang lain, misalnya

tentang tempat belanja.

j) Siswa memperhatikan gambar serta penjelasan guru tentang jenis tempat

belanja.

k) Siswa ke depan kelas bergiliran menulis contoh kegunaan dan jenis

tempat belanja dalam gambar seri yang tersedia di papan pajangan.

l) Siswa secara individual mengerjakan soal latihan.

m) Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang terbaik.

2) Pertemuan ke-2

a) Tanya jawab isi lagu dikaitkan dengan materi.

b) Guru membagi siswa menjadi 10 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 3

siswa.

c) Siswa bersama kelompoknya keluar kelas untuk mengidentifikasi kondisi

cuaca berdasarkan keadaan langit.

d) Siswa mempresentasikan hasil diskusi, kelompok lain menanggapi.

e) Siswa membuat kalimat tentang isi diskusi yang telah disampaikan,

kemudian menerapkan kalimat lain dengan melihat gambar seri yang

disediakan guru.

f) Guru menyuruh siswa ke depan kelas bergantian membuat kalimat sesuai

gambar seri.

g) Guru menjelaskan tentang perbedaan pasar nyata dan tidak nyata.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

h) Siswa bermain peran tentang jual beli di pasar tradisional.

i) Siswa tanya jawab dengan guru tentang keuntungan dan kerugian jual

beli di pasar tradisional.

j) Siswa secara individual mengerjakan soal latihan.

k) Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang terbaik.

3) Pertemuan ke-3

a) Siswa memperhatikan gambar macam-macam simbol cuaca.

b) Guru menggambar secara sederhana simbol untuk menunjukkan kondisi

cuaca.

c) Guru membagi siswa menjadi 10 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 3

siswa.

d) Siswa bersama kelompoknya menggambar secara sederhana simbol yang

bisa digunakan untuk menunjukkan kondisi cuaca.

e) Setiap kelompok menggambar simbol cuaca dan memberi warna yang

menarik.

f) Tiap kelompok melaporkan hasil diskusi kelompok.

g) Guru menjelaskan materi membuat karangan berdasar gambar seri

dengan menggunakan media gambar seri.

h) Guru membimbing siswa membuat karangan sederhana sesuai gambar

seri.

i) Menyanyikan lagu tentang pasar kreasi guru, dilanjutkan tanya jawab

tentang isi lagu.

j) Guru menjelaskan tentang keuntungan dan kerugian jual beli di pasar

swalayan.

k) Siswa menjawab pertanyaan tentang keuntungan dan kerugian jual beli

di pasar swalayan.

l) Siswa secara individual mengerjakan soal latihan.

m) Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang terbaik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

c. Observasi

Pengamatan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II selama tiga

pertemuan dilakukan secara kolaboratif dengan guru mitra dengan

menggunakan instrumen observasi guru mitra terhadap guru dan observasi

guru mitra terhadap siswa. Sumber data diperoleh dari guru mitra

(kolaborator), siswa dan proses pembelajaran. Hal-hal yang diamati meliputi

sikap dan keterampilan siswa selama proses pembelajaran dengan

pembelajaran tematik serta kondisi proses pembelajaran secara umum.

d. Refleksi

Berdasarkan langkah observasi akan diperoleh data yang bervariasi.

Tindakan dikatakan berhasil jika analisis data menunjukkan ketercapaian

indikator kinerja yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil pengamatan dan

wawancara dengan teman observer maupun siswa diperoleh data di lapangan

sebagai berikut :

1) Kegiatan pembelajaran berjalan lancar sesuai dengan rencana tindakan dan

suasana belajar menyenangkan.

2) Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran, memperhatikan dan

mendengarkan penjelasan dari guru, menjawab pertanyaan baik pada guru

maupun teman, menghargai teman diskusi, mengemukakan pendapat/ ide/

gagasan, membantu teman dalam kelompok yang ditunjukkan dalam lembar

penilaian afektif siswa.

3) Siswa terampil dalam kegiatan diskusi selama pembelajaran berlangsung

yang ditunjukkan dalam lembar penilaian psikomotorik siswa.

4) Penilaian afektif siswa meningkat mencapai target indikator kinerja yang

telah ditetapkan yaitu 80% siswa dalam penilaian afektif dan psikomotorik

siswa mendapat nilai 70.

Demikian tahapan-tahapan tiap siklus, dalam penelitian ini siklus

dilakukan secara berulang-ulang mulai dari siklus I dan berlanjut ke siklus II

untuk mendapatkan hasil yang mendekati kesempurnaan atau sampai

mengalami peningkatan afektif siswa dalam pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri II Bakalan Kecamatan

Purwantoro Kabupaten Wonogiri. SD Negeri II Bakalan berdiri pada Tahun 1984.

Secara geografis Sekolah Dasar Negeri II Bakalan berada di Dusun Wotgalih

Desa Bakalan Kecamatan Purwantoro Kabupaten Wonogiri. Letak Sekolah Dasar

Negeri II Bakalan berada di ujung timur Kabupaten Wonogiri, yang berbatasan

langsung dengan Provinsi Jawa Timur. Jumlah siswa di SD Negeri II Bakalan

sebanyak 144 siswa yang terdiri Berdasarkan 6 kelas. SD Negeri II Bakalan

dilengkapi audio class yang berguna untuk pergantian jam, pengumumuan

penting dan memutar lagu-lagu nasional saat jam istirahat. Lokasi SD cukup luas

dan berdampingan dengan lapangan desa dan Sekolah Taman Kanak-kanak dusun

Wotgalih. Personil ketenagaan SD Negeri II Bakalan terdiri Berdasarkan Kepala

Sekolah, 6 guru kelas, 1 guru olahraga, 1 guru agama Islam, penjaga dan

tenaga administrasi.

Kegiatan belajar mengajar di sekolah ini pada umumnya masih

konvensional. Sebagian besar guru masih menggunakan pembelajaran dengan

ceramah. Mereka kurang menggunakan variasi dalam mengajar. Padahal berbagai

jenis alat peraga untuk berbagai mata pelajaran tersedia dengan lengkap, semua

terawat dengan baik. Setelah penelitian ini diharapkan aspek afektif siswa kelas

III SD Negeri II Bakalan dapat meningkat.

2. Deskripsi Kondisi Awal

Hasil observasi pra tindakan yang dilakukan peneliti pada siswa kelas III

SD Negeri II Bakalan Kecamatan Purwantoro Kabupaten Wonogiri Tahun

Pelajaran 2009/ 2010 yang semula guru dalam kegiatan pembelajarannya belum

menerapkan pembelajaran tematik, menunjukkan aspek afektif siswa masih

rendah.

37

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Pencapaian aspek afektif siswa kelas III SD Negeri II Bakalan

Kecamatan Purwantoro Kabupaten Wonogiri pada kondisi awal pra tindakan

diperoleh rata-rata nilai siswa ( lampiran 23 ). Data berdasarkan kondisi awal

dapat dibuat tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2. Observasi Afektif Pra Tindakan

Berdasarkan tabel 2 maka dapat digambarkan grafik pada gambar 4 berikut:

Gambar 4. Grafik Observasi Afektif Pra Tindakan

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui penilaian afektif siswa,

sejumlah 2 siswa atau 6,67 % siswa mendapat kriteria sangat rendah, 18 siswa

atau 60 % siswa mendapat kriteria rendah, 6 siswa atau 20 % siswa mendapat

kriteria sedang dan 4 siswa atau 13,33 % siswa penilaian afektifnya mendapat

kriteria tinggi. Rata-rata nilai afektif siswa pra tindakan yaitu 48.

2

18

64

002468

101214161820

S R R S T S T

Frekuensi

Kriteria Afektif

Observasi Afektif Siswa Pra Tindakan

No Kriteria Afektif Frekuensi Prosentase (%)

1 Sangat Rendah 2 6,67 %

2 Rendah 18 60 %

3 Sedang 6 20 %

4 Tinggi 4 13,33 %

5 Sangat Tinggi 0 0 %

Rata-rata 48

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Berdasarkan hasil observasi awal pada tabel di atas rata-rata nilai afektif

yang dicapai oleh siswa kelas III SDN II Bakalan belum mencapai indikator

kinerja yang ditetapkan yaitu nilai rata-rata siklus I 65 dan siklus II 70. Maka

peneliti melaksanakan pembelajaran menggunakan pembelajaran tematik.

3. Hasil Penelitian

a. Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan tanggal 12 April 2010 sampai tanggal

30 April 2010. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode

Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari siklus-siklus, tiap siklus terdiri dari

4 tahapan. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti merencanakan pembelajaran dengan

pembelajaran tematik. Disamping itu peneliti juga membuka catatan penting

tentang hasil observasi afektif siswa dalam pembelajaran di kelas III.

Berdasarkan catatan dan observasi afektif siswa kelas III dalam

pembelajaran hasilnya kurang memuaskan. Dengan berpedoman pada

silabus pada standar kompetensi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam,

Bahasa Indonesia, Matematika di kelas III, maka dilakukan langkah-langkah

untuk merencanakan model pembelajaran tematik sebagai berikut :

a) Memilih tema

Untuk siklus I peneliti memilih tema Kegemaran . Alasan pemilihan

tema ini yaitu tema kegemaran dapat dipadukan dengan mata pelajaran

yang lain, dapat menimbulkan minat dan motivasi belajar anak dikelas,

dapat didasarkan pada kurikulum yang berlaku dalam keberhasilan

belajar anak.

b) Melakukan analisis standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator

yang sesuai dengan tema. Berdasarkan standar kompetensi, kompetensi

dasar, dan indikator yang dipilih yang sesuai dengan tema baru kemudian

dibuat jaring-jaring pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

c) Membuat jaring-jaring indikator

Berdasarkan tema kegemaran tersebut dan dianalisis terhadap st ndar

kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator, maka disusunlah jaring-

jaring indikator dalam tema pada gambar 5 berikut:

Gambar 5. Jaring-jaring indikator tematik model webbed

(Silabus Tematik Kelas III, 2008: 50)

d) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tematik berdasarkan

jaring-jaring indikator. Rencana pelaksanaan pembelajaran tema

kegemaran dilaksanakan selama 3 kali pertemuan ( lampiran 1 ).

e) Menyiapkan alat dan media pembelajaran.

Ilmu Pengetahuan Alam- Mengidentifikasi berbagai

bentuk permukaan bumi (daratan dan sebaran air)

- Menjelaskan bahwa sebagian besar permukaan bumi terdiri dari air

- Menjelaskan ciri-ciri daerah yang termasuk daratan

- Menjelaskan ciri-ciri daerah yang termasuk sebaran air

- Menjelaskan bentuk bumi datar tetapi bulat

Matematika- Menghitung

keliling bangun persegi

- Menghitung keliling bangun persegi panjang

- Menggambar bangun datar persegi dengan keliling tertentu

- Menggambar bangun datar persegi panjang dengan keliling tertentu Bahasa Indonesia

- Membaca cerita dengan isi teks agak panjang

- Menjawab pertanyaan dari bacaan

- Mengajukan pertanyaan dari bacaan

- Membuat kalimat tanya

Kegemaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

f) Membuat lembar observasi afektif ( lampiran 24 ) dan psikomotorik

siswa (lampiran 33) serta lembar observasi guru ( lampiran 42 ).

g) Menyiapkan lembar kerja siswa siklus I ( lampiran 2 ).

h) Menyiapkan soal tes siklus I dan lembar penilaian ( lampiran 3 ).

2) Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini guru melaksanakan model pembelajaran tematik

sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Rencana

pembelajaran pada siklus I dengan tema kegemaran dilaksanakan selama 3

kali pertemuan.

a) Pertemuan ke-1

Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari senin tanggal 12 April

2010. Guru melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah

disusun dengan menggunakan model pembelajaran tematik.

(1) Kegiatan Awal

Pada tahap ini guru melakukan apersepsi yaitu siswa diajak

menyanyikan lagu nenek moyangku seorang pelaut agar anak

tertarik dan semangat mengikuti pembelajaran. Kemudian

menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.

(2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti dimulai dengan mengajak siswa memperhatikan

peta kenampakan alam yang ditunjukkan guru serta tanya jawab

tentang kenampakan alam yang ada di Indonesia dan kenampakan

alam yang pernah dilihat di dalam lingkungan sekitar. Siswa ke

depan kelas menunjukkan macam-macam gambar kenampakan alam.

Bersama kelompoknya, siswa mengamati globe yang telah

disediakan guru. Guru menjelaskan bagian-bagian dari globe serta

dapat membedakan bagian daratan dengan lautan. Siswa secara

berkelompok mencatat tentang bagian daratan dan perairan yang

diamati dari globe. Misalnya: mencatat berapa perbandingan daratan

dan perairan. Setiap kelompok menyampaikan hasil pengamatannya,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

kelompok lain menanggapi. Guru meminta siswa untuk melilitkan

pita mengelilingi globe. Panjang pita yang mengelilingi benda adalah

keliling. Siswa menghitung keliling ubin yang berbentuk persegi.

Siswa saling bekerjasama menghitung keliling ubin. Kemudian

siswa membaca cerita dengan isi teks agak panjang dengan intonasi

yang jelas secara bergantian. Dilanjutkan tanya jawab tentang isi

teks bacaan. Untuk menggali pemahaman siswa guru menyimpulkan

materi.

(3) Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir guru mengadakan evaluasi. Untuk

memotivasi siswa setiap kelompok diberi penghargaan untuk

kelompok terbaik. Setelah itu guru memberi tindak lanjut berupa

pemberian tugas rumah.

b) Pertemuan ke-2

Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari senin tanggal 19 April

2010. Pada pertemuan kedua melaksanakan rencana pelaksanaan

pembelajaran yang telah disusun dengan menggunakan model

pembelajaran tematik.

(1) Kegiatan awal

Pembelajaran diawali dengan apersepsi yaitu guru mengajak

siswa menyanyi lagu naik-naik ke puncak gunung dengan tujuan

membangkitkan motivasi anak. Tujuan pembelajaran juga

disampaikan agar siswa mengetahui kemampuan apa yang harus

dicapai.

(2) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, guru tanya jawab dengan siswa tentang isi

lagu, bahwa gunung termasuk daratan. Siswa memperhatikan peta

macam-macam daerah yang termasuk daratan yang ditunjukkan

guru. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok untuk melakukan kegiatan

permainan tebak daratan . Siswa memperhatikan penjelasan guru

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

tentang jalannya permainan, yaitu menebak daratan dari bacaan yang

dibacakan dulu. Siswa bersama kelompoknya bermain tebak ciri-ciri

daerah yang termasuk daratan. Setiap kelompok mempresentasikan

hasil diskusi, kelompok lain menanggapi boleh mengajukan

pertanyaan dari hasil presentasi yang telah di bacakan. Hasil diskusi

ditulis dalam kertas yang berbentuk persegi panjang dan berwarna

menarik. Siswa tanya jawab dengan guru tentang cara menghitung

keliling persegi panjang, sambil mengingat pelajaran di pertemuan

sebelumnya. Kemudian siswa menghitung keliling peta yang

berbentuk persegi panjang. Siswa memperhatikan contoh dari guru

tentang cara membaca yang benar. Secara bergantian siswa

membaca cerita tentang daratan dengan isi teks agak panjang. Siswa

tanya jawab dengan guru tentang isi teks bacaan. Untuk menggali

pemahaman siswa guru menyimpulkan materi.

(3) Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir guru mengadakan evaluasi. Untuk

memotivasi siswa, setiap kelompok diberi penghargaan untuk

kelompok terbaik. Setelah itu guru memberi tindak lanjut berupa

pemberian tugas rumah.

c) Pertemuan ke-3

Pertemuan ke tiga dilaksankan pada hari senin tanggal 26 April

2010. Pada pertemuan ketiga melaksanakan rencana pelaksanaan

pembelajaran yang telah disusun dengan menggunakan model

pembelajaran tematik.

(1) Kegiatan Awal

Pembelajaran diawali dengan apersepsi dengan tanya jawab

kepada siswa apakah sudah pernah melihat sungai. Selanjutnya guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

(2) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti dari apersepsi guru mengkaitkan sungai

dengan materi ajar. Siswa memperhatikan gambar macam-macam

daerah sebaran air yang ditunjukkan guru. Kemudian tanya jawab

dengan guru tentang ciri-ciri daerah sebaran air. Siswa

memperhatikan penjelasan guru tentang daerah sebaran air. Siswa

dibagi menjadi 5 kelompok untuk mengisi kata yang rumpang untuk

menjelaskan ciri-ciri daerah sebaran air. Setiap kelompok

mempresentasikan hasil diskusi, kelompok lain menanggapi. Guru

mengajak bernyanyi kapal api secara bersama-sama. Siswa

mengamati demonstrasi yang ditunjukkan guru tentang kapal yang

akan berlabuh dipelabuhan. Siswa tanya jawab dengan guru tentang

bagaimana bentuk bumi yang kita diami ini. Guru mengajak anak

menggambar kapal api, yang terdiri dari berbagai bentuk bangun

datar termasuk persegi panjang. Siswa memperhatikan penjelasan

guru tentang cara menggambar bangun persegi dan persegi panjang

dengan keliling tertentu. Siswa menggambar bangun persegi dan

persegi panjang dengan keliling tertentu serta diberi warna yang

menarik. Guru memberi pertanyaan warna apa yang paling

disukai? siswa menjawab dengan beragam. Siswa memperhatikan

penjelasan guru tentang cara membuat kalimat tanya. Siswa maju ke

depan kelas bergantian untuk membuat kalimat tanya. Untuk

menggali pemahaman siswa guru menyimpulkan materi.

(3) Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir guru mengadakan evaluasi. Untuk

memotivasi siswa, setiap kelompok terbaik diberi penghargaan.

3) Observasi

Dalam tahap ini peneliti secara kolaboratif melaksanakan

pemantauan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar dengan

menggunakan pembelajaran tematik. Peneliti bersama guru mitra melakukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

pengamatan sikap siswa dan psikomotorik siswa selama kegiatan

pembelajaran serta mengamati keterampilan guru dalam mengajar dengan

menggunakan pembelajaran tematik.

a) Hasil observasi bagi siswa

(1) Observasi afektif siswa

Berdasarkan keseluruhan data observasi terhadap siswa dari tiga kali

pertemuan dalam siklus I dapat diperoleh kesimpulan bahwa aspek

afektif siswa sudah mencapai target minimalnya. Aspek afektif siswa

meliputi: (1) siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan

dari guru, (2) siswa menjawab pertanyaan baik pada guru maupun

teman, (3) siswa menghargai teman dalam kegiatan diskusi, (4)

siswa mengemukakan pendapat/ide/gagasan, (5) siswa membantu

teman dalam kelompok. Data hasil observasi afektif terhadap siswa

pada siklus I pertemuan ke-1 selengkapnya terdapat di lampiran 24

pada halaman 124, yaitu mencapai rata-rata 66. Pada pertemuan ke-2

mencapai rata-rata 71, data hasil observasi terhadap siswa pada

pertemuan ke-2 selengkapnya terdapat di lampiran 25 pada halaman

125. Pada pertemuan ke-3 mencapai rata-rata 74, data hasil observasi

terhadap siswa pada pertemuan ke-3 selengkapnya terdapat di

lampiran 26 pada halaman 126. Secara keseluruhan aspek afektif

siswa rata-rata nilai sudah mencapai kriteria tinggi yaitu 70, data

rata-rata afektif siswa tiga pertemuan selengkapnya terdapat di

lampiran 27 halaman 127.

Hasil observasi afektif siswa siklus I yang dilakukan oleh guru kelas

dapat dilihat pada tabel 3 berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Tabel 3. Observasi Afektif Siswa Siklus I

Berdasarkan tabel 3 observasi afektif siswa siklus I dapat dibuat gambar 6

sebagai berikut:

Gambar 6. Grafik Observasi Afektif Siswa Siklus I

Berdasarkan tabel 6 di atas dapat diketahui penilaian afektif siswa,

sejumlah 2 siswa atau 6,67 % siswa mendapat kriteria rendah, 5 siswa atau

16,67 % siswa mendapat kriteria sedang, 18 siswa atau 60 % siswa

mendapat kritreia tinggi dan 5 siswa atau 16,67 % siswa mendapat kriteria

sangat tinggi.

(2) Observasi psikomotorik siswa

Berdasarkan data observasi pada siklus I (lampiran 36) diperoleh data

hasil belajar psikomotorik siswa meliputi : (1) Siswa menyiapkan bahan

pembelajaran, (2) Siswa menyiapkan peralatan diskusi, (3) Siswa

02

5

18

5

02468

101214161820

S R R S T S T

Frekuensi

Kriteria Afektif

Observasi Afektif Siswa Siklus I

No Kriteria Afektif Frekuensi Prosentase

1 Sangat Rendah 0 0 %

2 Rendah 2 6,67%

3 Sedang 5 16,67%

4 Tinggi 18 60 %

5 Sangat Tinggi 5 16,67 %

Rata-rata kelas 70

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

mencatat hasil diskusi, (4) Siswa membersihkan tempat dan peralatan,

(5) Siswa menyimpulkan hasil diskusi. Secara keseluruhan rata-rata

nilai psikomotorik siswa siklus I sudah mencapai kriteria tinggi yaitu

64.

b) Hasil observasi bagi guru

Berdasarkan data observasi dalam siklus 1 selama 3 kali

pertemuan ( lampiran 44 ) diperoleh hasil observasi sebagai berikut :

(1) Guru sudah menyiapkan ruang, alat dan media pembelajaran

dengan baik.

(2) Guru kurang dalam memeriksa kesiapan siswa.

(3) Guru sudah baik dalam melakukan apersepsi.

(4) Guru kurang dalam menyampaikan tujuan pembelajaran.

(5) Guru sudah baik dalam menunjukkan penguasaan materi

pembelajaran.

(6) Guru kurang mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang

relevan, menguasai kelas, melaksanakan pembelajaran yang

memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif.

(7) Guru kurang dalam melaksanakan pembelajaran yang sesuai

dengan waktu yang telah dialokasikan.

(8) Guru belum menghasilkan pesan yang menarik.

(9) Guru kurang menggunakan media secara efektif dan efisien.

(10)Guru sudah baik dalam melibatkan siswa dalam pemanfaatan

media.

(11) Guru sudah baik dalam menumbuhkan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran.

(12) Guru masih kurang dalam merespon positif partisipasi siswa.

(13) Guru kurang memfasilitasi terjadinya interaksi guru dan sumber

belajar.

(14) Guru sudah baik dalam menunjukkan sikap terbuka terhadap

respon siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

(15) Guru sudah melakukan refleksi pembelajaran, menyusun

rangkuman dengan melibatkan siswa tetapi belum optimal.

(16) Guru sudah baik dalam melakukan penilaian akhir sesuai dengan

tujuan dan telah melaksanakan tindak lanjut.

Berdasarkan hasil observasi terhadap guru selama kegiatan

pembelajaran tersebut didapat rata-rata nilai baik yaitu 78. Hasil

observasi guru dapat dilihat pada tabel 4 berikut:

Tabel 4 : Observasi Guru Siklus I

Observasi Guru Siklus I

No Keterangan Pertemuan 1

Pertemuan 2

Pertemuan 3

1 Siklus I 75 78 80

Berdasarkan tabel 4 nilai observasi guru siklus I dapat dilihat grafik pada

gambar 7 sebagai berikut:

Gambar 7. Observasi Guru Siklus I

4) Refleksi

Setelah dilakukan tindakan dan observasi, peneliti melakukan

analisis data terhadap hasil observasi dan hasil belajar yang telah dilakukan.

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam

proses pembelajaran siklus I, kelebihan dan kekurangan pembelajaran

75

78

80

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

P 1 P 2 P 3

Skor

Observasi Guru Siklus I

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

tematik, dan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh siswa selama proses

pembelajaran.

a) Hasil Observasi

Hasil observasi terhadap siswa pada siklus I pertemuan ke-1

yang terdapat di lampiran 24 pada halaman 124, aspek afektif siswa

mencapai nilai rata-rata 66. Pada pertemuan ke-2 yang terdapat di

lampiran 25 pada halaman 125, aspek afektifnya mencapai nilai rata-rata

71. Kemudian Pada pertemuan ke-3 yang terdapat di lampiran 26 pada

halaman 126, aspek afektifnya mencapai nilai rata-rata 74. Selain aspek

afektif, aspek psikomotorik siswa pertemuan ke-1 yang terdapat di

lampiran 33 halaman 135 mencapai nilai rata-rata 61, pertemuan ke-2

yang terdapat di lampiran 34 halaman 136 mencapai nilai rata-rata 63.

Kemudian pada pertemuan ke-3 yang terdapat di lampiran 35 halaman

137 mencapai nilai rata-rata 67. Secara keseluruhan aspek afektif dan

aspek psikomotorik siswa sudah mencapai indikator kinerja yang

ditetapkan. Sehingga pada siklus II, indikator kinerja lebih ditingkatkan

untuk mencapai hasil yang optimal. Pada siklus I terdapat kekurangan-

kekurangan bagi siswa yaitu: siswa kurang berani dalam mengemukakan

pertanyaan dan pendapat, siswa kurang memperhatikan penjelasan guru,

siswa kurang berani menjawab pertanyaan guru, belum terciptanya kerja

sama dalam kelompok secara optimal.

Refleksi hasil observasi tidak hanya terhadap siswa namun juga

terhadap guru sebagai peneliti. Hasil observasi terhadap guru pada siklus

I pertemuan ke-1 yang terdapat di lampiran 42 halaman 146 mencapai

nilai rata-rata 75, pada pertemuan ke-2 yang terdapat di lampiran 43

halaman 147 mencapai nilai rata-rata 78, sedangkan pada pertemuan ke-3

yang terdapat di lampiran 44 halaman 148 mencapai nilai rata-rata 80.

Tiap-tiap pertemuan sudah mengalami peningkatan, sehingga dapat

disimpulkan bahwa guru sudah memfasilitasi pembelajaran dengan baik.

Pada siklus I terdapat kekurangan-kekurangan bagi guru yaitu guru

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

menyampaikan materi terkesan masih terpisah-pisah, guru kurang dalam

menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, guru belum

melaksanakan alokasi waktu dengan baik, guru belum optimal dalam

menguasai kelas.

b) Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa dari tes evaluasi disetiap akhir siklus

merupakan data pelengkap afektif siswa dalam pembelajaran. Kriteria

ketuntasan minimal (KKM) untuk mata pelajaran IPA di SD Negeri II

Bakalan adalah 60. Data hasil belajar siswa selengkapnya terdapat pada

lampiran 21 pada halaman 121. Hasil belajar pada siklus I nilai terendah

siswa adalah 53. Sedangkan nilai tertinggi siswa adalah 87. Hanya 8

siswa yang tidak mencapai KKM yaitu siswa yang mendapat nilai

dibawah 60. Sedangkan rata-rata nilai pada siklus I ini adalah 72,17.

Berdasarkan analisis dari hasil tes evaluasi dan observasi dapat

digunakan untuk bahan acuan dalam melakukan perbaikan-perbaikan

atau revisi terhadap rencana selanjutnya pada siklus II.

b. Siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan tanggal 7 Mei 2010 sampai dengan 29

Mei 2010. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan strategi Penelitian

Tindakan Kelas yang terdiri Berdasarkan siklus-siklus, tiap siklus terdiri

Berdasarkan 4 tahapan. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

1) Tahap Perencanaan Tindakan

Hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus I

diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran tematik

yang dilaksanakan pada siklus I belum menunjukkan adanya peningkatan

aspek afektif yang cukup signifikan. Oleh karena itu peneliti menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran kembali dengan menggunakan

pembelajaran tematik dengan indikator yang berbeda.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Kegiatan perencanaan tindakan dilaksanakan pada hari Sabtu 8 Mei

2010 di ruang guru SDN II Bakalan. Pelaksanaan tindakan pada siklus II

dilaksanakan dalam 3 pertemuan (dengan alokasi waktu 3x35 menit).

Dengan berpedoman pada silabus pada standar kompetensi mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Sosial di

kelas III, maka dilakukan langkah-langkah untuk merencanakan model

pembelajaran tematik sebagai berikut:

a) Memilih tema

Untuk siklus I peneliti memilih tema Pendidikan . Alasan pemilihan

tema pendidikan yaitu dapat dipadukan dengan mata pelajaran yang lain,

dapat menimbulkan minat dan motivasi belajar anak di kelas, dapat

didasarkan pada kurikulum yang berlaku dalam keberhasilan belajar

anak.

b) Melakukan analisis standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator

yang sesuai dengan tema. Berdasarkan standar kompetensi, kompetensi

dasar, dan indikator yang dipilih yang sesuai dengan tema baru kemudian

dibuat jaring-jaring pembelajaran.

c) Membuat jaring-jaring indikator

Berdasarkan tema Kegemaran tersebut dan dianalisis terhadap st ndar

kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator, maka disusunlah jaring-

jaring indikator dalam tema pada gambar 8 sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Gambar 8. Jaring-jaring indikator tematik model webbed

(Silabus Tematik Kelas III, 2008: 56)

d) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tematik berdasarkan

jaring-jaring indikator. Rencana Pelaksanaan pembelajaran tema

pendidikan dilaksanakan selama 3 kali pertemuan (lampiran 4).

e) Menyiapkan alat dan media pembelajaran.

f) Membuat lembar observasi afektif (lampiran 28) dan psikomotorik siswa

(lampiran 37) serta lembar observasi guru (lampiran 45).

g) Menyiapkan lembar kerja siswa siklus II (lampiran 5).

h) Menyiapkan soal tes setelah dilaksankan pembelajaran (lampiran 6).

i) Menyiapkan lembar penilaian.

2) Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini guru menerapkan pembelajaran melalui

pembelajaran tematik sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran

yang telah disusun. Pembelajaran yang telah disusun pada siklus II dengan

Ilmu Pengetahuan AlamMenjelaskan pengertian cuacaMengidentifikasi kondisi cuacaMenjelaskan keadaan cuaca yang akan terjadi berdasarkan keadaan awan di langitMenggambar secara sederhana simbol yang bisa digunakan untuk menunjukkan kondisi

IPSMenjelaskan kegunaan dan tempat belanja.Menyebutkan jenis-jenis tempat belanja.Menjelaskan perbedaan pasar nyata dan tidak nyataMenjelaskan keuntungan dan kerugian jual beli di pasar tradisional.Menjelaskan keuntungan dan kerugian jual beli di pasar swalayan.

Bahasa IndonesiaMenentukan urutan dan maksud gambar seriMembuat kalimat berdasarkan gambar seriMembuat karangan sederhana berdasarkan gambar seri

Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

menggunakan pembelajaran tematik dengan alat dan media pembelajaran

yang telah disiapkan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah

disusun ini akan dilaksanakan tiga kali pertemuan.

a) Pertemuan ke-1

Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari selasa tanggal 11 Mei

2010. Guru melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah

disusun dengan menggunakan model pembelajaran tematik.

(1) Kegiatan Awal

Pada tahap ini guru melakukan apersepsi yaitu siswa diajak

menyanyikan lagu hujan agar anak tertarik dan semangat

mengikuti proses pembelajaran. Kemudian menyampaikan tujuan

pembelajaran yang harus dicapai.

(2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti diawali dengan siswa bertanya jawab dengan

guru mengenai isi lagu hujan, dan dikaitkan dengan materi

ajar.Siswa memperhatikan gambar tentang keadaan cuaca yang

ditunjukkan guru. Guru membagi siswa menjadi 10 kelompok, tiap

kelompok terdiri dari 3 anggota. Siswa menyimak penjelasan guru

tentang permainan bisik berantai tentang cuaca. Siswa bersama

kelompoknya bermain bisik berantai untuk mengidentifikasi keadaan

cuaca. Laporan diskusi disertai gambar keadaan cuaca sederhana,

kemudian guru memberi contoh gambar deskripsi cuaca yang

berbentuk gambar seri. Guru menjelaskan materi gambar seri dengan

menggunakan media gambar seri. Guru menyuruh siswa ke depan

kelas bergantian mengurutkan kalimat sesuai gambar seri. Guru

menyiapkan gambar seri dengan isi cerita yang lain, misalnya

tentang tempat belanja. Siswa memperhatikan gambar serta

penjelasan guru tentang jenis tempat belanja. Siswa ke depan kelas

bergiliran menulis contoh kegunaan dan jenis tempat belanja dalam

gambar seri yang tersedia di papan pajangan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

(3) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir yaitu siswa secara individual mengerjakan

soal latihan. Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang

terbaik.

b) Pertemuan ke-2

Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari selasa tanggal 18 Mei

2010. Guru melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah

disusun dengan menggunakan model pembelajaran tematik.

(1) Kegiatan Awal

Pada tahap ini guru melakukan apersepsi yaitu siswa diajak

menyanyikan lagu awan putih agar anak tertarik dan semangat

mengikuti pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Kemudian

menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.

(2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti diawali dengan siswa memperhatikan

demonstrasi guru tentang proses terbentuknya awan. Guru membagi

siswa menjadi 10 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 3 orang

anggota. Siswa bersama kelompoknya keluar kelas untuk

mengidentifikasi kondisi cuaca berdasarkan keadaan langit. Siswa

mempresentasikan hasil diskusi, kelompok lain menanggapi. Siswa

membuat kalimat tentang isi diskusi yang telah disampaikan,

kemudian menerapkan kalimat lain dengan melihat gambar seri yang

disediakan guru. Guru menyuruh siswa ke depan kelas bergantian

membuat kalimat sesuai gambar seri. Guru menjelaskan tentang

perbedaan pasar nyata dan tidak nyata. Siswa bermain peran tentang

suasana di pasar tradisional. Siswa tanya jawab dengan guru tentang

keuntungan dan kerugian jual beli di pasar tradisional.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

(3) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir yaitu siswa secara individual mengerjakan

soal latihan. Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang

terbaik.

c) Pertemuan ke-3

Pertemuan ke-3 dilaksanakan pada hari selasa tanggal 25 Mei

2010. Guru melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah

disusun dengan menggunakan model pembelajaran tematik.

(1) Kegiatan Awal

Pada tahap ini guru melakukan apersepsi yaitu menanyakan

kepada siswa apakah bentuk awan di langit. Kemudian

menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.

(2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti diawali dari siswa memperhatikan gambar

macam-macam simbol cuaca. Guru menggambar secara sederhana

simbol untuk menunjukkan kondisi cuaca. Guru membagi siswa

menjadi 10 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 3 orang siswa.

Siswa bersama kelompoknya menggambar secara sederhana simbol

yang bisa digunakan untuk menunjukkan kondisi cuaca. Setiap

kelompok menggambar simbol cuaca dan memberi warna yang

menarik. Tiap kelompok melaporkan hasil diskusi kelompok. Guru

menjelaskan materi membuat karangan berdasar gambar seri dengan

menggunakan media gambar seri. Kemudian membimbing siswa

membuat karangan sederhana sesuai gambar seri. Menyanyikan lagu

tentang pasar kreasi guru, dilanjutkan tanya jawab tentang isi lagu.

Guru menjelaskan tentang keuntungan dan kerugian jual beli di pasar

swalayan. Siswa menjawab pertanyaan tentang keuntungan dan

kerugian jual beli di pasar swalayan ke depan kelas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

(3) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir yaitu siswa secara individual mengerjakan

soal latihan. Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang

terbaik.

3) Observasi

Dalam tahap ini peneliti secara kolaboratif melaksanakan

pemantauan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar dengan

menggunakan pembelajaran tematik. Peneliti bersama guru mitra melakukan

pengamatan sikap siswa dan psikomotorik siswa selama kegiatan

pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran tematik serta mengamati

keterampilan guru dalam mengajar dengan menggunakan pembelajaran

tematik.

a) Hasil observasi bagi siswa

(1) Observasi Afektif Siswa

Berdasarkan keseluruhan data observasi terhadap siswa dari tiga kali

pertemuan dalam siklus II dapat diperoleh kesimpulan bahwa aspek

afektif siswa sudah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan.

Aspek afektif siswa meliputi: (1) siswa memperhatikan dan

mendengarkan penjelasan dari guru, (2) siswa membantu teman

dalam kelompok, (3) siswa menghargai teman dalam kegiatan

diskusi, (4) siswa menjawab pertanyaan baik pada guru maupun

teman, (5) siswa mengemukakan pendapat/ ide/ gagasan. Data hasil

observasi afektif terhadap siswa pada siklus II pertemuan ke-1

selengkapnya terdapat di lampiran 28 pada halaman 129, yaitu

mencapai rata-rata 72. Pada pertemuan ke-2 mencapai rata-rata 76,

data hasil observasi terhadap siswa pada pertemuan ke-2

selengkapnya terdapat di lampiran 29 pada halaman 130. Pada

pertemuan ke-3 mencapai rata-rata 81, data hasil observasi terhadap

siswa pada pertemuan ke-3 selengkapnya terdapat di lampiran 30

pada halaman 131. Secara keseluruhan aspek afektif siswa rata-rata

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

nilai sudah mencapai kriteria tinggi yaitu 76 (lampiran 31 halaman

132). Hasil observasi afektif siswa siklus II yang dilakukan oleh guru

kelas dapat dilihat pada tabel 5 berikut:

Tabel 5. Observasi Afektif Siswa Siklus II

Berdasarkan tabel 5 Hasil observasi afektif siswa siklus II dapat

dibuat gambar 9 berikut:

Gambar 9. Observasi Afektif Siswa Siklus II

Berdasarkan tabel 5 di atas dapat diketahui penilaian afektif

siswa, sejumlah 1 siswa atau 3 % siswa mendapat kriteria sedang, 23

siswa atau 77 % siswa mendapat kritreia tinggi dan 6 siswa atau 20

% siswa mendapat kriteria sangat tinggi. Rata-rata nilai afektif siswa

siklus II yaitu 76.

(2) Obsevasi psikomotorik siswa

Berdasarkan data observasi pada siklus II ( lampiran 40 )

diperoleh data hasil belajar psikomotorik siswa meliputi : (1) Siswa

menyiapkan bahan pembelajaran, (2) Siswa menyiapkan peralatan

0 0 1

23

6

0

5

10

15

20

25

S R R S T S T

Frekuensi

Kriteria Afektif

Observasi Afektif Siswa Siklus II

No Kriteria Afektif Frekuensi Prosentase

1 Sangat Rendah 0 0 %2 Rendah 0 0 %

3 Sedang 1 3 %4 Tinggi 23 77 %

5 Sangat Tinggi 6 20%Rata-rata kelas 76

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

diskusi, (3) Siswa mencatat hasil diskusi, (4) Siswa membersihkan

tempat dan peralatan, (5) Siswa menyimpulkan hasil diskusi. Secara

keseluruhan rata-rata nilai psikomotorik siswa siklus II sudah

mengalami peningkatan dan mencapai kriteria tinggi yaitu 73. Hasil

observasi psikomotorik siswa siklus II yang dilakukan oleh guru

kelas dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut:

b) Hasil observasi bagi guru

Berdasarkan data observasi dalam siklus II selama 3 kali

pertemuan ( lampiran 47 ) diperoleh hasil observasi sebagai berikut :

(1) Guru sudah menyiapkan ruang, alat dan media pembelajaran dengan

baik.

(2) Guru kurang dalam memeriksa kesiapan siswa.

(3) Guru sudah baik dalam melakukan apersepsi.

(4) Guru kurang dalam menyampaikan tujuan pembelajaran.

(5) Guru sudah baik dalam menunjukkan penguasaan materi

pembelajaran.

(6) Guru sudah menguasai kelas, melaksanakan pembelajaran yang

memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif dengan baik.

(7) Guru sudah baik dalam melaksanakan pembelajaran yang sesuai

dengan waktu yang telah dialokasikan.

(8) Guru belum menghasilkan pesan yang menarik.

(9) Guru sudah menggunakan media secara efektif dan efisien dengan

baik.

(10)Guru sudah baik dalam melibatkan siswa dalam pemanfaatan media.

(11)Guru sudah baik dalam menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran.

(12)Guru masih kurang dalam merespon positif partisipasi siswa.

(13)Guru kurang memfasilitasi terjadinya interaksi guru dan sumber

belajar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

(14)Guru kurang dalam menunjukkan sikap terbuka terhadap respon

siswa.

(15)Guru sudah melakukan refleksi pembelajaran, menyusun rangkuman

dengan melibatkan siswa tetapi belum optimal.

(16)Guru sudah melakukan penilaian akhir sesuai dengan tujuan dan

telah melaksanakan tindak lanjut dengan baik.

Berdasarkan hasil observasi terhadap guru selama kegiatan pembelajaran

tersebut didapat rata-rata nilai 85. Hasil observasi guru dapat dilihat pada

tabel 6 berikut:

Tabel 6 : Observasi Guru Siklus II

Observasi Guru Siklus II

No Keterangan Pertemuan 1

Pertemuan 2

Pertemuan 3

1 Siklus I 83 85 87

Berdasarkan tabel 6 nilai observasi guru siklus II dapat dilihat grafik pada

gambar 10 sebagai berikut:

Gambar 10. Observasi Guru Siklus II

4) Refleksi

Setelah dilakukan tindakan dan observasi, peneliti melakukan

analisis data terhadap hasil observasi dan hasil belajar yang telah dilakukan.

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam

proses pembelajaran siklus II, kelebihan dan kekurangan pembelajaran

83

85

87

8182838485868788

P 1 P 2 P 3

Skor

Observasi Guru Siklus II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

tematik, dan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh siswa selama proses

pembelajaran.

a) Hasil Observasi

Hasil observasi terhadap siswa pada siklus II pertemuan ke-1

yang terdapat di lampiran 28 pada halaman 129, aspek afektif siswa

mencapai nilai rata-rata 72. Pada pertemuan ke-2 yang terdapat di

lampiran 29 pada halaman 130, aspek afektifnya mencapai nilai rata-rata

76. Kemudian Pada pertemuan ke-3 yang terdapat di lampiran 30 pada

halaman 131, aspek afektifnya mencapai nilai rata-rata 81. Selain aspek

afektif, aspek psikomotorik siswa pertemuan ke-1 yang terdapat di

lampiran 37 halaman 140 mencapai nilai rata-rata 70, pertemuan ke-2

yang terdapat di lampiran 38 halaman 141 mencapai nilai rata-rata 72.

Kemudian Pada pertemuan ke-3 yang terdapat di lampiran 39 halaman

142 mencapai nilai rata-rata 77. Sehingga, aspek afektif dan aspek

psikomotorik siswa tiga pertemuan di siklus II sudah melebihi target

minimalnya.

Pada siklus II refleksi hasil observasi tidak hanya terhadap siswa

namun juga terhadap guru sebagai peneliti. Hasil observasi terhadap guru

pada siklus I pertemuan ke-1 yang terdapat di lampiran 45 halaman 149

mencapai nilai rata-rata 83, pada pertemuan ke-2 yang terdapat di

lampiran 46 halaman 150 mencapai nilai rata-rata 85, sedangkan pada

pertemuan ke-3 yang terdapat di lampiran 47 halaman 151 mencapai nilai

rata-rata 87. Pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan

daripada siklus I, sehingga dapat disimpulkan bahwa guru sudah

memfasilitasi pembelajaran lebih baik dari siklus I.

b) Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa dari tes evaluasi disetiap akhir siklus

merupakan data pelengkap afektif siswa dalam pembelajaran. Kriteria

ketuntasan minimal (KKM) untuk mata pelajaran IPA di SD Negeri II

Bakalan adalah 60. Data hasil belajar siswa selengkapnya terdapat pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

lampiran 22 pada halaman 122. Hasil belajar pada siklus II nilai terendah

siswa adalah 58. Sedangkan nilai tertinggi siswa adalah 93. Hanya 2

siswa yang tidak mencapai KKM yaitu siswa yang mendapat nilai

dibawah 60. Sedangkan rata-rata nilai pada siklus II ini adalah 93. Hasil

belajar pada siklus II meningkat, hal ini disebabkan karena siswa lebih

aktif dalam pembelajaran.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang ada dapat dilihat

adanya peningkatan aspek afektif siswa dalam pembelajaran matematika melalui

pembelajaran tematik pada siswa kelas III SD N II Bakalan Kecamatan

Purwantoro Kabupaten Wonogiri. Peningkatan aktivitas siswa dalam

pembelajaran antara lain:

1. Siswa lebih senang melakukan aktivitas dalam pembelajaran dengan

pembelajaran tematik.

2. Siswa lebih memperhatikan penjelasan guru.

3. Keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan semakin meningkat.

4. Siswa lebih menghargai teman dalam diskusi.

5. Siswa lebih aktif mengemukakan pendapat/ ide/gagasan.

6. Siswa lebih aktif dalam membantu teman yang mengalami kesulitan.

Selain itu, peningkatan aspek afektif siswa selama pembelajaran dapat

dilihat dari adanya hasil yang meningkat setelah tindakan bila dibandingkan

dengan kondisi awal. Hasil peningkatan aspek afektif siswa tersebut merupakan

standar target yang harus dicapai yaitu rata-rata nilai 65 pada siklus I dan rata-

rata nilai 70 pada siklus II. Hal ini sesuai dengan siklus I dan II melalui

pembelajaran tematik pada pembelajaran diperoleh data hasil observasi.

Hasil penelitian dapat dikemukakan setelah tindakan demi tindakan

dilaksanakan sesuai dengan prosedur penelitian yang ada. Hasil penelitian pada

dasarnya merupakan jawaban atas permasalahan yang telah ditemukan dalam

pembelajaran. Sebagaimana telah dipaparkan dalam deskripsi hasil penelitian di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

atas dapat ditemukan hambatan di setiap siklus. Hambatan yang terjadi pada

siklus I yaitu siswa kurang berani dalam mengemukakan pertanyaan dan

pendapat, siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, siswa kurang berani

menjawab pertanyaan guru, belum terciptanya kerja sama dalam kelompok secara

optimal. sehingga hal ini dapat menimbulkan ketidaktercapaian indikator yang

diharapkan. Guru perlu menindaklanjuti permasalahan di siklus I tersebut pada

siklus II dengan cara: (1) guru memilih tema yang berbeda dalam pembelajaran

tematik, (2) diadakan pengubahan kelompok, siswa diberi kebebasan namun

dengan pengarahan dari guru, (3) guru memberi motivasi berupa hadiah bagi

kelompok terbaik atau yang paling kompak. Kemudian pada siklus II deskripsi

hambatan yang muncul hampir sama dengan siklus I yaitu adanya beberapa

kelompok yang kurang bekerjasama dengan teman sekelompoknya, siswa ada

yang kurang semangat dalam pembelajaran sehingga hal ini dapat menimbulkan

ketidaktercapaian indikator yang diharapkan. Guru perlu menindaklanjuti

permasalahan di siklus II tersebut pada dengan cara: (1) diadakan pengubahan

kelompok, siswa diberi kebebasan memilih kelompoknya sendiri, (2) Guru

melaksanakan pembelajaran di luar kelas agar siswa tidak bosan.

Sesuai dengan hasil observasi terhadap siswa, maka dapat diketahui

peningkatan aspek afektif siswa dalam pembelajaran. Peningkatan observasi

afektif dari pra tindakan, siklus I sampai siklus II dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Perkembangan Observasi Afektif

KeteranganPra

Tindakan Siklus I Siklus II

Rata-rata nilai 48 70 76Berdasarkan tabel 7 maka dapat digambarkan grafik perkembangan

observasi afektif siswa dari siklus I hingga siklus II, yaitu dapat dilihat pada

gambar 11:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Gambar 11. Perkembangan Observasi Afektif Siswa

Perkembangan rata-rata nilai afektif siswa dari pra tindakan, siklus I

sampai siklus II menunjukkan adanya peningkatan yaitu pada pra tindakan rata-

rata nilai 48, siklus I rata-rata nilai 70 dan siklus II rata-rata nilai 76. Berdasarkan

perhitungan rata-rata aspek afektif siswa, merefleksikan bahwa pembelajaran

melalui pembelajaran tematik dinyatakan berhasil karena secara klasikal telah

menunjukkan peningkatan aspek afektif siswa kelas III dalam pembelajaran.

Peningkatan aspek afektif tersebut tercapai secara bertahap. Dimulai dari

pelaksanaan siklus I pertemuan ke-1 ternyata aspek afektif siswa berdasarkan

observasi terhadap siswa hanya mencapai nilai rata-rata 66, Kemudian pada

pertemuan yang ke-2, aspek afektif siswa mencapai nilai rata-rata 71. Sedangkan

pada pertemuan ke-3, aspek afektif siswa mencapai nilai rata-rata 74. Secara

keseluruhan rata-rata nilai observasi afektif siswa mencapai kriteria tinggi yaitu

nilai rata-rata 70. Dilihat dari hasil belajar pada siklus I nilai terendah siswa

adalah 53, nilai tertinggi adalah 87. Rata-rata nilai hasil belajar pada siklus I

adalah 72,17. Hasil observasi terhadap guru pada siklus I pertemuan ke-1

mencapai nilai rata-rata 75, pada pertemuan ke-2 mencapai nilai rata-rata 78,

sedangkan pada pertemuan ke-3 mencapai nilai rata-rata 80. Maka dapat

dikatakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran sudah baik namun

juga masih terdapat kekurangan.

48

7076

0

20

40

60

80

Pra Tindakan Siklus I Siklus II

Frekuensi

Perkembangan Observasi Afektif Siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Selama siklus II berlangsung diperoleh data hasil observasi yaitu aspek

afektif siswa hanya mencapai nilai rata-rata 72, pada pertemuan yang ke-2 aspek

afektifnya sudah mencapai nilai rata-rata 76, Kemudian pada pertemuan ke-3

aspek afektifnya mencapai nilai rata-rata 81. Secara keseluruhan rata-rata nilai

observasi afektif siswa mencapai kriteria tinggi yaitu 76. Hasil belajar pada siklus

II nilai terendah siswa adalah 58 yang diperoleh oleh 2 siswa, nilai tertinggi siswa

adalah 93. Rata-rata nilai hasil belajar pada siklus II adalah 78,83. Hasil observasi

terhadap guru pada siklus II pertemuan ke-1 mencapai nilai rata-rata 83, pada

pertemuan yang ke-2 mencapai nilai rata-rata 85, kemudian pada pertemuan ke-3

mencapai nilai rata-rata 87. Pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan

daripada siklus I, maka kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran sudah

semakin meningkat.

Aspek afektif siswa di siklus II sudah meningkat dibandingkan dengan

aspek afektif di siklus I. Peningkatan ini disebabkan karena guru menggunakan

pembelajaran tematik dalam pembelajaran, sehingga siswa lebih semangat untuk

aktif dalam pembelajaran. Dengan demikian telah menunjukkan kesesuaian antara

penggunaan pembelajaran tematik dalam pembelajaran dengan data di lapangan.

Keadaan tersebut sesuai dengan pendapat M.Solehudin, dkk bahwa pembelajaran

tematik merupakan model pembelajaran yang dirancang dan diorganisasikan

seputar tema atau topik tertentu yang sesuai dengan dunia nyata dan

perkembangan anak. Agar murid dapat belajar secara aktif guru perlu

menciptakan strategi yang tepat guna sedemikian rupa, sehingga peserta didik

mempunyai semangat yang tinggi untuk belajar.

Berdasarkan hasil pelaksanaan siklus II dipandang sudah cukup. Dengan

demikian hipotesis tindakan dan indikator kinerja sudah dapat dicapai, maka tidak

perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Aspek afektif siswa di siklus II sudah

meningkat dibandingkan dengan aspek afektif siswa di siklus I. Keadaan tersebut

jika dikaitkan dengan data di lapangan ternyata sudah sesuai indikator yang sudah

ditentukan. Menurut M.G.Dwijiastuti, dkk aspek afektif berkenaan dengan aspek

perasaan, nilai, sikap dan minat dari perilaku peserta didik sehingga guru

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

hendaknya dapat merekayasa sistem pembelajaran secara sistematis agar dapat

merangsang aspek afektif siswa tersebut. Dengan demikian jika aspek afektif

siswa baik, maka hal tersebut dapat membawa dampak positif terhadap

perkembangan peserta didik, sehingga perlu diperhatikan untuk lebih

dipertahankan.

Melalui keseluruhan tindakan atau siklus yang telah dilaksanakan dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran tematik dapat meningkatkan aspek afektif

siswa. Hal ini terlihat jelas dengan adanya peningkatan nilai rata-rata observasi

afektif siswa yang dicapai dari siklus ke siklus secara kelompok. Dengan

demikian dapat dibuat suatu rekomendasi bahwa terjadi peningkatan aspek afektif

siswa melalui pembelajaran tematik pada siswa kelas III SD N II Bakalan tahun

pelajaran 2009/ 2010.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan

dalam dua siklus yang menerapkan pembelajaran tematik pada siswa kelas III

SDN II Bakalan tahun ajaran 2009/ 2010, maka dapat dianalisis kesimpulan yaitu

hasil penelitian tindakan kelas siklus I menunjukkan adanya peningkatan aspek

afektif siswa meskipun hanya mencapai 66 di pertemuan ke-1, 71 di pertemuan

ke-2, dan 74 di pertemuan ke-3, jika dirata-rata menjadi 70. Namun pada siklus II

aspek afektif siswa sudah mengalami peningkatan yaitu mencapai 72 di

pertemuan ke-1, 76 di pertemuan ke-2, dan 81 di pertemuan ke-3, jika dirata-rata

menjadi 76. Perkembangan rata-rata nilai psikomotorik siswa dari siklus I sampai

siklus II menunjukkan adanya peningkatan yaitu pada siklus I 64 dan pada siklus

II 73. Hasil belajar siswa juga terjadi peningkatan yaitu pada siklus I 72,17 dan

pada siklus II naik menjadi 78,83. Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan 60)

pada tes siklus I 73% siswa dan pada tes siklus II 93% siswa tuntas.

Secara keseluruhan aspek afektif siswa naik, dari kondisi awal 48 setelah

melalui dua siklus menjadi 76. Maka mengalami peningkatan sebesar 28. Dengan

demikian dapat dibuat suatu kesimpulan bahwa ketika dalam pembelajaran

digunakan pembelajaran temaik maka aspek afektif siswa kelas III SD Negeri II

Bakalan dapat meningkat.

B. Implikasi

Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan

pada pembelajaran dengan penggunaan pembelajaran tematik dalam pelaksanaan

pembelajaran. Model yang dipakai dalam penelitian ini adalah model siklus.

Prosedur penelitiannya terdiri dari 2 siklus. Dalam setiap pelaksanaan siklus

terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi dan

refleksi. Kegiatan ini dilaksanakan berdaur ulang.

66

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Berdasarkan pada kajian teori dan hasil penelitian ini, maka dapat

diajukan implikasi yang berguna dalam upaya meningkatkan aspek afektif siswa

baik secara teoretis maupun secara praktis.

1. Implikasi Teoretis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan penggunaan

pembelajaran tematik dapat meningkatkan aspek afektif siswa serta mendapatkan

respon positif dari siswa, hal tersebut dapat ditinjau dari hal berikut: (1)

Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran tematik meningkatkan aspek

afektif siswa karena pembelajaran tematik melibatkan afektif siswa dalam

kegiatan pembelajaran, dan penghargaan dari guru saat siswa berhasil melakukan

kegiatan dengan baik. Secara umum telah menunjukkan perubahan yang

signifikan. Guru dalam melaksanakan pembelajaran semakin mantap dan luwes

dengan kekurangan-kekurangan kecil diantaranya kontrol waktu. Nilai rata-rata

aspek afektif, psikomotorik dan hasil belajar siswa juga meningkat. Hal ini

terbukti adanya peningkatan siswa dalam menjawab pertanyaan, mengeluarkan

pendapat, berinteraksi dengan guru, kerjasama dengan kelompok meningkat, dan

menyelesaikan soal-soal latihan. Dengan partisipasi siswa yang aktif dan kreatif

siswa dalam pembelajaran yang semakin meningkat, suasana kelaspun menjadi

lebih hidup dan menyenangkan dan pada akhirnya aspek afektif siswa kelas III

SDN II Bakalan meningkat, (2) Penerapan pembelajaran tematik secara tepat dan

optimal sehingga aspek afektif siswa meningkat.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan

calon guru untuk meningkatkan keefektifan strategi guru dalam mengajar dan

meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sehubungan dengan aspek afektif

dan hasil belajar siswa yang akan dicapai. Aspek afektif siswa dapat ditingkatkan

dengan menerapkan metode pembelajaran dan media yang tepat bagi siswa.

Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti

yang diuraikan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan peneliti untuk

membantu guna dalam menghadapi permasalahan yang sejenis. Di samping itu,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

perlu penelitian lanjut tentang upaya guru untuk mempertahankan atau menjaga

dan meningkatkan aspek afektif siswa. Pembelajaran dengan menggunakan

pembelajaran tematik pada hakikatnya dapat digunakan dan dikembangkan oleh

guru yang menghadapi permasalahan yang sejenis, terutama untuk mengatasi

masalah peningkatan aspek afektif siswa, yang pada umumnya dimiliki oleh

sebagian besar siswa. Adapun kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan

penelitian ini harus diatasi semaksimal mungkin.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penggunaan pembelajaran tematik

pada siswa kelas III SDN II Bakalan tahun ajaran 2009/ 2010, maka saran-saran

yang diberikan sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu

pendidikan pada umumnya dan meningkatkan kompetensi peserta didik SDN II

Bakalan pada khususnya sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. Peserta didik hendaknya dapat berperan aktif dengan menyampaikan ide

atau pemikiran pada proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran

dapat berjalan dengan lancar sehingga memperoleh aspek afektif yang

optimal.

b. Siswa dapat mengaplikasikan hasil belajarnya kedalam kehidupan sehari

hari.

2. Bagi Guru

a. Untuk meningkatkan aspek afektif diharapkan menggunakan pembelajaran

tematik.

b. Untuk memperoleh jawaban yang tepat, sesuai dengan tujuan penelitian

disarankan untuk menggali pendapat atau tanggapan siswa dengan kalimat

yang lebih mengarah pada proses pembelajaran dengan pembelajaran

tematik.

c. Adanya tindak lanjut terhadap penggunaan pembelajaran tematik pada

tema yang lain.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

3. Bagi Sekolah

Penelitian dengan classroom action research membantu dalam

meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu sekolah

hendaknya mengupayakan agar para guru selalu menggunakan pendekatan

pembelajaran yang inovatif dalam meningkatkan mutu pembelajaran di

sekolah.