108
SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH DI DINAS PERTAMANAN DAN KEBERSIHAN KOTA MAKASSAR Disusun Oleh : KASRIANA Nomor Stambuk : 105610524915 JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

SKRIPSI

RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH

DI DINAS PERTAMANAN DAN KEBERSIHAN

KOTA MAKASSAR

Disusun Oleh :

KASRIANA

Nomor Stambuk : 105610524915

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

i

RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH

DI DINAS PERTAMANAN DAN KEBERSIHAN

KOTA MAKASSAR

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Disusun dan Diajukan Oleh

KASRIANA

Nomor Stambuk : 105610524915

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUAHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

ii

Page 4: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

iii

Page 5: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Kasriana

Nomor Stambuk : 105610524915

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitan saya sendiri tanpa

bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan

plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian

hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik

sesuai aturan yang berlaku.

Makassar, 27 Agustus 2019

Yang Menyatakan,

Kasriana

Page 6: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

v

RAK

Responsivitas Pelayanan Pengelolaan Sampah Di Dinas Pertamanan Dan

Kebersihan Kota Makassar. (dibimbing Fatmawati dan Haerana).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui responsivitas pelayanan

pengelolaan sampah di Dinas Pertamanan Dan Kebersihan Kota Makassar. Jenis

penelitian ini adalah penelitian Kualitatif, Informan dalam penelitian ini adalah

purvisive, pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi.

Analisis data melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan,

sedangkan keabsahan data menggunakan tringulasi sumber, teknik dan waktu.

Hasil penelitian menunjukkan responsivitas Dinas Pertamanan Dan

Kebersihan Kota Makassar dalam pelayanan pengelolaan sampah dilihat dari

empat dimensi : 1) Kecepatan melayani yang ditunjukkan petugas/apartur yang

belum maksimal dalam menjalankankan tugasnya, masyarakat menilai kesigapan

dan sukarela petugas dalam melakukan pelayanan pengangkutan sampah masih

lambat ditangani, 2) Ketepatan melayani dalam menjalankan tanggungjawabnya

terkait kesesuaian prosedur dan tupoksinya serta melakukan pemungutan biaya

retribusi sampah, Dinas Pertamanan Dan Kebersihan Kota Makassar dinilai sudah

tepat dalam menjalankannya tugasnya, 3) Kecermatan melayani terkait kefokusan

dan kesungguhan petugas/aparatur dinilai handal dalam memberikan pelayanan

namun belum maksimal dalam menggunakan alat bantu pelayanan terkait

penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan, dan 4) Kemampuan

menanggapi keluhan pada dasarnya di nilai belum ditindaklanjuti baik dari segi

penyediaan akses dan mengikutsertakan masyarakat yang ikut andil dalam

mewujudkan program-program pemerintah terkait pelayanan pengelolaan sampah.

Kata Kunci : Responsivitas, Pelayanan Publik, Pelayanan Sampah

Page 7: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ku ucapkan kepada Allah SWT atas

limpahan rahmat dan taufik-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan sesuai dengan waktu yang tela direncanakan. Skripsi ini berjudul

Responsivitas Pelayanan Pengelolaan Sampah Dinas Pertamanan Dan

Kebersihan Kota Makassar.

Skripsi ini penulis buat bertujuan untuk memenuhi syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Univeritas Muhammadiyah Makassar.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua pembimbing, Ibu Dr. Hj.

Fatmawati, M.Si selaku pembimbing I dan Ibu Haerana, S.Sos, M.Pd selaku

pembimbing II yang penuh dengan kesabaran telah meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan mulai penyusunan proposal hingga penyelesaian skripsi

ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skrispsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan

yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat

kepada :

1. Kepada para penguji yang senantiasa memberikan masukan dan arahan.

Page 8: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

vii

2. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak/Ibu Dosen dan Asisten Dosen Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Makasar.

5. Bapak Nasrul Haq, S.Sos., M.PA Ketua Program Ilmu Administrasi Negara

Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, S.E., M.M. Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

7. Kepada para informan yang telah bersedia membantu dalam penelitian skripsi

ini kepada Kepala Dinas Peramanan Dan Kebersihan Kota Makassar beserta

stafnya/Pegawai DPK, Kepala Seksi Persampahan Kecamatan Tamalate dan

Mariso beserta angotanya dan tokoh masyarakat. Tentunya peneliti juga

berterima kasih kepada lembaga-lembaga yang telah berperan atas berjalannya

penelitian ini. Adapun lembaga-lembaga itu adalah Kantor Dinas Pertamanan

Dan Kebersihan Kota Makassar dan Kantor Kecamatan Tamalate dan Mariso.

8. Kepada kedua orang tua, Ayahanda Mustari dan Ibunda Saryani yang telah

berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, membiayai, mendidik dan

memberikan nasehat kepada penulis dengan limpahan kasih sayang. Do,a restu

dan pengorbanan yang tulus dan ikhlas yang telah menjadi pemacu yang selalu

mengirngi langkah penulis dalam perjuangan meraih masa depan yang

bermanfaat. Demikian pula penulis mengucapkan kepada saudari

Page 9: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

viii

Kasrianingsih, S.E yang tak hentinya memberikan motivasi dan selalu

menemaniku dengan candaannya.

9. Teman-teman seangkatan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, sahabat-

sahabat kelas A Ilmu Administrasi Negara yang selama ini menjadi teman

seperjuanganku dalam menulis skripsi.

10. Senior – senior Jurusan Administrasi maupun Ilmu Pemerintahan yang selalu

memberi saran dan membantu serta memberikan dukungan semangat kepada

penulis.

11. Teman-teman penyemangat Dandi Irawan Hamid, Arif Hidayatullah,

Hernawati Haruna, Sitti Jamilah Said, Hardianti, Srianti Kamran, Muh. Sahar,

Nulaila Sudirman, yang banyak memberikan dukungan dan semangat kepada

penulis.

Penulis menyadari bahwa tidak ada karya manusia yang sempurna didunia ini.

maka dari itu, dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran

yang membangun sehingga dapat memperbaiki kekurangan yang ada dalam

penulisan skripsi ini. Semoga bantuan dari semua pihak akan senantiasa

mendapatkan pahala yang berlipat ganda di sisi Allah SWT, Amin.

Makassar, 27 Agustus 2019

Penulis

Page 10: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

ix

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Halaman Pengajuan Skripsi.................................................................................... i

Halaman Persetujuan Ujian Akhir......................................................................... ii

Penerimaan Tim..................................................................................................... iii

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah......................................................... iv

Abstrak.................................................................................................................. v

Kata Pengantar...................................................................................................... vi

Daftar Isi............................................................................................................... ix

Daftar Tabel........................................................................................................... x

Daftar Gambar...................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah....................................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian........................................................................................ 8

D. Manfaat Penelitian...................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 10

A. Konsep Pelayanan Publik.......................................................................... 10

B. Konsep dan Teori Responsivitas............................................................... 16

C. Konsep Persampahan................................................................................ 19

D. Kerangka Pikir.......................................................................................... 26

E. Fokus Penelitian........................................................................................ 27

F. Deskripsi Fokus Penelitian........................................................................ 28

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................... 30

A. Waktu Dan Lokasi Penelitian.................................................................... 30

B. Jenis Dan Tipe Penelitian.......................................................................... 30

C. Sumber Data.............................................................................................. 30

D. Informan Penelitian................................................................................... 31

E. Teknik Pengumpulan Data........................................................................ 32

F. Teknik Analisis Data................................................................................. 32

G. Teknik Pengabsahan Data......................................................................... 33

Page 11: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

x

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 35

A. Deskripsi Lokasi Penelitian....................................................................... 35

B. Responsivitas Pelayanan Pengelolaan Sampah Di Dinas Pertamanan Dan

Kebersihan Kota Makassar....................................................................... 52

BAB V PENUTUP.............................................................................................. 83

A. Kesimpulan............................................................................................... 83

B. Saran......................................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 86

LAMPIRAN

Page 12: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Informan Penelitian.................................................................... 31

Tabel 4.1 Luas Wilayah Dan Persentase Terhadap Luas wilayah Menurut

Kecamatan Di Kota Makassar 2019...................................................................... 37

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kota Makassar........................................................ 38

Tabel 4.3 Jadwal Pelayanan Pengangkutan Persampahan Menurut Kecamatan

Tahun 2019............................................................................................................ 55

Tabel 4.4 Tarif Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan Kota Makassar.. 64

Tabel 4.5 Jumlah Volume Timbunan Sampah 2015-2018................................... 69

Tabel 4.6 Perbandingan Penanganan Sampah Tahun 2016-2018........................ 70

Tabel 4.7 Jumlah Timbunan Sampah Yang Ada Di Kota Makassar................... 71

Tabel 4.8 Jumlah Sarana Pengumpul Sampah Perkecamatan Di Kota Makassar. 73

Tabel 4.9 Sarana dan Prasarana Kec. Tamalate.................................................... 75

Page 13: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir....................................................................... 27

Gambar 4.1 Peta Wilayah Administrasi Kota Makassar...................................... 36

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Dinas Pertamanan Dan Kebersihan.................. 51

Page 14: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pelaksanaan pelayanan publik birokrasi dituntut untuk memberikan

pelayanan yang baik kepada masyarakat atau yang lebih dikenal dengan istilah

Good Governance saat ini menjadi isu hangat dalam kajian serta pengelolaan

administrasi publik. Hal ini ditunjukkan dengan gencarnya tuntutan dari

masyarakat untuk memperbaiki sistem pemerintahan kepada penyelenggara

negara baik badan eksekutif, legislatif maupun yudikatif untuk lebih baik dan

lebih bersih. Tuntutan ini tentunya tidak tanpa alasan. Buruknya sistem

pemerintahan di Indonesia mulai dari pemerintahan yang korup, birokrasi yang

berbelit-belit hingga pelayanan publik yang masih terdapat banyak kekurangan.

Penerapan prinsip Good Governance bukanlah hanya tugas tanggung jawab

pemerintah, tetapi juga organisasi pelaku bisnis di sektor swasta dan organisasi

masyarakat madani. Sebagai bagian dari proses reformasi Indonesia, pelaksanaan

Good Governance di lingkungan pemerintahan itu sangat menentukan apakah

reformasi akan berjalan terus atau berhenti disini (Istianto, 2011 : 97).

Dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,

dijelaskan masyarakat berhak mendapat pelayanan yang berkualitas sesuai dengan

asas dan tujuan pelayanan (Pasal 18). Pelayanan publik sering disebut sebagai

pelayanan konstitusional. Pernyataan ini disebabkan oleh klausul-klausul

konstitusi semua negara yang menyebutkan bahwa negara harus memberikan

berbagai fasilitas kepada warganegara.

Page 15: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

2

Permasalahan utama pelayanan publik pada dasarnya adalah berkaitan

dengan responsivitas pegawai dan peningkatan kualitas pelayanan itu sendiri.

Respon atau daya tanggap yang berkualitas, cermat dan bertanggungjawab sangat

tergantung pada berbagai aspek, yaitu bagaimana pola penyelenggaraannya (tata

laksana), dukungan sumber daya manusia, dan kelembagaan.

Dari banyak contoh dilapangan, seringkali terlihat aparatur birokrasi

melayani kepentingan publik masih belum menyadari fungsinya sebagai pelayan

masyarakat. penekanan kepada hasil dan kualitas pelayanan sangatlah kurang

sehingga lambat laun pekerjaan-pekerjaan dalam organisasi menjadi kurang

menantang dan kurang menggairahkan (Dwiyanto, 2014: 97 dalam Muhammad

Aprizal Nureslan).

Salah satu bidang pelayanan publik yang disediakan oleh pemerintah yaitu

pelayanan pengelolaan sampah. Dalam Undang-Undang No. 18 tahun 2008

tentang pengelolaan sampah pada pasal 11 berbunyi setiap orang berhak

mendapatkan pelayanan dalam pengelolaan sampah secara baik dan berwawasan

lingkungan pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau pihak lain yang diberi

tanggungjawab untuk itu. Selain itu pemerintah membuat peraturan tentang

pengelolaan sampah dan sampah sejenis sampah rumah tangga dengan Peraturan

Pemerintahan No. 81 Tahun 2012. Muatan pokok yang utama diamanatkan oleh

peraturan pemerintah ini, yaitu: Memberikan landasan yang kuat bagi pemerintah

daerah dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah yang berwawasan

lingkungan dari berbagai aspek antara lain legal formal, manajemen,

Page 16: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

3

Teknis operasional, pembiayaan, kelembagaan, dan sumber daya manusia.

memberikan kejelasan perihal pembagian tugas dan peran seluruh para pihak

terkait dalam pengelolaan sampah mulai dari kementerian/lembaga ditingkat

pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dunia usaha, pengelola

kawasan sampai masayarakat. Memberikan landasan operasional bagi

pelaksanaan 5 R (reduce, reuse, recycle, replace, replant) dalam pengelolaan

sampah mengantikan paradigma lama kumpul-angkut-buang. memberikan

landasan hukum yang kuat bagi pelibatan dunia usaha untuk turut bertanggung

jawab dalam pengelolaan sampah sesuai dengan perannya.

Berangkat dari permasalahan lingkungan, pengelolaan sampah di Kota

Makassar tidak akan pernah berhenti di sekitar lingkungan hidup. Diketahui

bahwa total sampah di Indonesia 64 juta ton pertahun dan diperkirakan pada tahun

2019 jumlah sampah di Indonesia terus akan meningkat hingga 68 juta ton. Salah

contoh ialah Kota Makassar, Kota yang memiliki penduduk kurang lebih 1,6 juta

ini pada tahun 2019 menghasilkan jumlah sampah 1.200 ton perhari yang terdiri

atas 82,19% sampah organik dan sisanya sampah anorganik. Hal tersebut

berdampak dari beberapa macam fenomena yang diikuti tidak sedikit berdampak

negatif yang akan dihasilkan yaitu masalah sampah. Sampah pada umumnya

dihasilkan dari pola konsumsi masyarakat maupun gaya hidup yang menghasilkan

meningkatnya volume sampah setiap harinya menyebabkan bertumpuknya

sampah di TPS sehingga menyebabkan sampah berserakan. Tidak hanya itu saja

pengangkutan sampah yang tidak sama dengan pembuangan sampah pada

masyarakat sehingga menyebabkan bertambahnya volume sampah karena daya

Page 17: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

4

tampung yang kurang cukup yang tidak diimbangi dengan pengelolaannya dengan

baik sehingga menyebabkan bertumpuknya sampah. (Sumber: Data Dinas

Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar, 2019)

Kota Makassar di bawah pemerintahan Walikota Ir. H. Mohammad

Ramdhan Pomanto dan Wakil Walikota Dr. Syamsul Rizal, S.Sos, M.Si telah

melihat permasalahan persampahan di Kota Makassar sebagai masalah yang

serius hal ini ditindaklanjuti dengan mengeluarkan program “Makassar Tidak

Rantasa’ (MTR)” pada 15 Juni 2014 dalam acara akbar A’bbulo Sibatang Lompoa

yang digelar Celebes Convention Centre (CCC) jalan Metro Tanjung Bunga.

Program ini adalah salah satu gebrakan Walikota Makassar yang diharapkan

sebagai upaya bersama warga Kota Makassar terhadap kepedulian lingkungan

serta salah satu upaya dalam menjaga kebersihan di Kota Makassar, melalui

program ini masyarakat dan aparat kebersihan diajak untuk memahami tentang

penaganan dan pengelolaan sampah serta membangun kesadaran/mental

masyarakat Kota Makassar atas pentingnya menjaga lingkungan yang bersih.

Program ini tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) dilaksanakan oleh

pegawai di Dinas Pertamanan dan Kebersihan di bawah naungan Dinas

Lingkungan Hidup Kota Makassar berserta Unit Pelaksanaan Teknis (UPT)

Pelaksanaannya di masing-masing kecamatan yang titik terfokus pada jalan-jalan

utama. Program ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan bersih dan sehat.

Dalam mencapai tujuan dari program “Makassar Tidak Rantasa” ini, maka

pemerintah membuat beberapa kegiatan/program seperti: a) Kerja Bakti

TNI/POLRI, b) Jumat dan Sabtu Bersih, c) MABELLO (Makassar Bersih Lorong-

Page 18: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

5

Lorong ta’), d) LISA (Lihat Sampah Ambil), e) Gerakan aksi “Gerakan

Makassar” (GEMA).

Program “Makassar Tidak Rantasa” (MTR) ini sedikit banyak telah

terlihat hasilnya dengan kesuksesan Kota Makassar meraih Piala Adipura

(Penghargaan atas keberhasilan kebersihan dan pengelolaan lingkungan

perkotaan). Namun, penghargaan tersebut ternyata dinilai banyak pihak belum

pantas diterima Kota Makassar dan hanyalah sebagai suatu ironi serta formalitas

semata. Penghargaan tersebut ternyata tidak sesuai dengan kondisi nyata di

lapangan. Permasalahan sampah di Kota Makassar belum terlihat tertangani

secara maksimal.

Dilihat dari kondisi di beberapa lokasi di Kota Makassar serta laporan

masyarakat mengenai pelayanan persampahan yang diberikan, minimnya tempat

pembuangan sampah, dan keterlambatan pengangkutan sampah berdampak pada

menumpuknya sampah setidaknya yang berlokasi di Kecamatan Mariso Makassar

yang merupakan salah stau lokasi di Kota Makassar yang populasi penduduknya

sangat padat. Lokasi ini seharusnya menjadi perhatian khusus mengingat

penumpukan sampah plastik dapat mempengaruhi aktfitas keluar masuknya air

saat musim hujan, jika tidak diatasi dengan cepat kemungiknan terjadi banjir

karena drainase disekitar pemukiman penduduk setempat sangat tersumbat.

Merujuk hasil penelitian dari Ronald Malino (Analisis Angkutan

Persampahan Kota Makassar Studi Kasus: Kecamatan Tamalanrea, 2017)

menjelaskan bahwa faktor lain masalah pelayanan persampahan adalah kurangnya

Page 19: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

6

kontainer pengankutan sampah di TPS (Tempat Pembuangan Sementara) dan

kinerja para petugas kebersihan yang belum efektif dan efesien dalam

menjalankan tanggungjawabnya sehingga volume sampah pada tahun 2017

mencapai 4057,28 m3 per hari, sedangkan yang tertangani adalah sebesar 3642,56

m3 perhari (89,78% tertangani).

Menurut Amu Roslina (Aprizal 2016 : 11) ada beberapa faktor yang

menyebabkan ketidaklancaran armada angkutan sampah dalam menjalankan

tugasnya seperti: letak TPS yang sulit dijangkau karena tidak sesuai dengan jalur

mobil angkutan, Mobil angkutan berhenti beroperasi hingga beberapa hari

kemudian karena alasan teknis seperti; sopir angkutan tidak masuk kerja,

Kerusakan dan keterbatasan jumlah armada angkutan.

Pemerintah seharusnya lebih dapat merespon masalah ini, seperti yang

tertuang dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan

daerah pada Bab III pasal 14 ayat (1) ditetapkan bahwa urusan wajib yang

menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk Kabupaten/Kota merupakan

urusan yang berskala Kabupaten/Kota meliputi penyediaan sarana dan prasarana

umum (point d) dan pengendalian lingkungan hidup (point j)

Pada kasus lainnya, warga yang bermukim di dekat Tempat Pembuangan

Akhir (TPA) khususnya yang berlokasi di Borong Jambu Kecamatan Manggala

mengeluhkan sampah yang semakin menggunung yang sudah melebihi kapasitas

dan mengambil tanah warga karena lokasi di TPA tidak mampu lagi menampung

Page 20: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

7

volume sampah. Lahan yang kini tersisa hanya mampu berfungsi kurang hingga

tahun 2020 mendatang.

Tentunya realita ini tidak sesuai dengan salah satu ayat pada Pasal 6

Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah yang

menjelaskan bahwa tugas pemerintah dan pemerintahan daerah dalam pengelolaan

sampah adalah melaksanakan pengelolaan sampah dan memfasilitasi penyediaan

prasarana dan sarana pengelolaan sampah.

Masalah lain yang kemudian muncul terkait pelayanan yang belum

diberikan dengan semestinya adalah bagaimana Dinas Pertamanan dan

Kebersihan selaku penyedia layanan yang sangat bertanggungajwab

menindaklanjuti setiap keluhan masyarakat mengenai pelayanan sampah dengan

cepat, cermat dan menyeluruh. Masyarakat Kota Makassar masih merasa

pemerintah kurang tanggap atas segala keluhan. Hal itu terlihat dengan lambatnya

penanganan dan solusi yang diberikan atas setiap masalah yang terjadi di

lapangan.

Kondisi ini akan menjadi semakin parah apabila daya tanggap pemerintah

terhadap penanganan limbah atau sampah menumpuk setiap harinya. Sarana dan

prasarana seperti tempat pembuangan sementara (TPS) sangat minim sehingga

masyarakat membuang sampah disembarang tempat. Hal ini tentunya akan

berdampak pada penumpukan sampah dan limbah yang dihasilkan dari pabrik

yang akan merusak keindahan kota sehingga berdampak negatif yang dihasilkan

bagi pencemaran lingkungan dan kesehatan bagi masyarakat.

Page 21: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

8

Pemerintah harus lebih bisa memikirkan terkait masalah persampahan

yang terus meningkat seperti yang telah dirumuskan dalam Undang-Undang

No.18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, yang menjelaskan bahwa

pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan

kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya (BAB II pasal

24).

Untuk itu pemerintah atau pegawai dalam hal ini Dinas pertamanan dan

Kebersihan dituntut untuk dapat meningkatkan mutu kerja, daya tanggap dan

kualitas pelayanan yang lebih baik terhadap pengelolaan sampah agar dapat

memberikan kepuasan bagi konsumen dalam hal ini masyarakat. Tujuan utama

responsivitas adalah kualitas kerja yang tepat pada sasaran misi organisasi agar

dapat memperoleh tujuan pengembangan yang ditargetkan aparat birokrasi.

Berangkat dari permasalahan- permasalahan tersebut, maka perlu adanya

pengkajian lebih dalam mengenai Responsivitas Pelayanan Dinas Pertamanan dan

Kebersihan dalam Pengelolaan Sampah di Kota Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah : Bagaimana Responsivitas Pelayanan Pengelolaan Sampah

Di Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Responsivitas Pelayanan Pengelolaan Sampah Di Dinas

Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar.

Page 22: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

9

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapakan dapat memberikan kontribusi

dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pada Ilmu Administrasi

Negara menegenai pelaksanaan pengelolaan persampahan.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi pemerintah dalam

upaya mengatasi masalah mengenai responsivitas pelayanan pengelolaan

sampah Di Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar dimasa yang

akan datang.

b. Sebagai upaya pembenahan terhadap pengelolaan sampah yang lebih baik

kedepannya.

Page 23: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pelayanan Publik

a. Defenisi Pelayanan Publik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pelayanan memiliki beberapa

makna perihal cara melayani, usaha melayani kebutuhan publik dengan

memperoleh imbalan dan kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual

beli barang atau jasa. Pelayanan berarti melayani suatu jasa yang dihubungkan

oleh masyarakat oleh segala bidang. Kegiatan pelayanan kepada masyarakat

merupakan salah satu tugas dan fungsi administrasi Negara (Sedarmayanti,

2013: 243)

Pendapat lain tentang pelayanan publik adalah sebagai segala sesuatu yang

berbentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa

publik yang pada prinsipnya menjadi tanggungjawab yang dilaksanakan oleh

instansi pemerintah pusat, daerah, dan lingkungan Badan Usaha Milik Negara

Atau Badan Usaha Milik Daerah dalam upaya pemenuhan kebutuhan

masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-

undangan (Menurut Ratminto & Atik, 2005:5)

Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara

ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat di pisahkan dengan

kehidupan manusia (L.P.Sinambela 2006 : 198)

Page 24: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

11

11

Pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu

kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak

terkait pada suatu produk secara fisik. (Kotler dalam Sinambela, 2006 : 4).

Budiman Rusli dalam Sinambella (2006:3) berpendapat bahwa selama

hidupnya manusia selalu membutuhkan pelayanan, pelayanan menurutnya

sesuai dengan life cycle theory of leadership (LCTL) bahwa pada awal

kehidupan manusia pelayanan secara fisik sangat tinggi, tetapi seiring dengan

usia manusia pelayanan yang dibutuhkan akan semakin menurun. Moenir

dalam jurnal ilmu administrasi 2 (2008:138) mengemukakan bahwa pelayanan

itu adalah,:

1. Adanya kemudahan dalam pengurusan kepentingan yakni pelayanan yang

cepat dalam arti tanpa hambatan.

2. Memperoleh pelayanan secara wajar, yaitu pelayanan tanpa disertai kata-

kata yang bernada meminta sesuatu kepada pihak yang dilayani dengan

alasan apapun.

3. Memperoleh perlakuan yang sama dalam pelayanan, yaitu tanpa pilih

kasih dimana aturan dan prosedur diterapkan sama.

4. Memperoleh perlakuan yang jujur dan terus terang. Ini menyangkut

keterbukaan pihak yang melayani , seperti jika ada masalah yang dihadapi

dalam pemberian layanan sebaiknya dikemukakan terus terang.

Dalam Undang – Undang No. 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik

mendefinisikan pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam

rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-

Page 25: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

12

12

undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau

pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik

(BAB I, Pasal I, Ayat I).

Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

63/KEP/M.PAN/7/2003, pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang

dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan

kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan perundang-

undangan. Pada hakekatnya, pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima

kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur negara

sebagai abdi masyarakat.

Dalam buku ajar Manajemen Pelayanan Publik oleh Badu Ahmad (2013:11),

mendefinisikan pelayanan publik merupakan suatu upaya membantu atau

memberi manfaat kepada publik melalui penyediaan barang dan atau jasa yang

diperlukan oleh mereka.

Dari beberapa definisi di atas dapat diketahui bahwa ciri pokok pelayanan

publik adalah tidak kasat mata (tidak dapat diraba) dan melibatkan upaya manusia

atau peralatan lain dalam hal ini lembaga yang menyelenggarakan pelayanan demi

memenuhi kebutuhan masyarakat berdasarkan Undang-undang yang ditetapkan.

b. Jenis Pelayanan Publik

Kewajiban pemerintah adalah memberikan pelayanan publik yang menjadi hak

setiap warga negaranya ataupun memberikan pelayanan kepada warga Negara

yang memenuhi kewajibannya terhadap Negara. Bentuk pelayanan publik yang

Page 26: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

13

13

diberikan kepada masyarakat dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis

pelayanan, yaitu:

a. Pelayanan pemerintah, adalah jenis pelayanan masyarakat yang terkait;

b. tugas-tugas umum pemerintah seperti pelayanan KTP, SIM, pajak,

dan keimigrasian;

c. Pelayanan pembangunan, yaitu suatu jenis pelayanan masyarakat yang

terkait dengan penyediaan sarana dan prasarana untuk memberikan

fasilitasi kepada masyarakat dalam melakukan aktifitasnya sebagai warga

Negara;

d. Pelayanan sandang, pangan, dan papan, merupakan jenis pelayanan yang

menyediakan bahan kebutuhan pokok masyarakat dan kebutuhan

perumahan;

e. Pelayanan kemasyarakatan, yaitu jenis pelayanan masyarakat yang dilihat

dari sifat dan kepentingannya lebih ditekankan pada kegiatan-kegiatan

social kemasyarakatan (Badu Ahmad, 2013 : 30-31).

c. Asas-asas Pelayanan Publik

Pelayanan publik mempunyai tujuan untuk memeberikan kepuasan bagi

masyarakat pengguna jasa, maka dari itu penyelenggaraannya

membutuhkan asas-asas pelayanan. Dalam hali ini instansi memberikan

pelayanan publik harus memperhatikan asas pelayanan publik.

Asas-asas pelayanan publik menurut Keputusan MENPAN No. 63 Tahun

2003 sebagai berikut :

Page 27: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

14

14

a. Transparansi, bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak

yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah

dimengerti.

b. Akuntabilitas, Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

c. Kondisional, sesuai dengan kondisi dan kemampuan dan pemberi dan

penerima layanan dengan tetap beregang prinsip efesiensi dan efektivitas.

d. Partisipatif, Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan

pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan harapan

masyarakat.

e. Kesamaan hak, Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku ras,

agama, gender dan status ekonomi.

f. Keseimbangan hak dan kewajiban pemberi dan penerima layananan publik

harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.

d. Prinsip-Prinsip Penyelenggaran Pelayanan Publik

Sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor 63 tahun 2003, bahwa pemberian pelayanan umum

kepada masyarakat merupakan perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai

abdi negara dan abdi masyarakat, sehingga penyelenggaraannya perlu

ditingkatkan secara terus menerus sesuai dengan sasaran pembangunan. Dalam

keputusan tersebut ditetapkan sepuluh sendi pelayanan yang harus

dilaksanakan oleh instansi dalam suatu depertemen yang berfungsi sebagai unit

pelayanan umum. Kesepuluh sendi tersebut adalah :

Page 28: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

15

15

a. Kesederhanaan; Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah

dipahami dan mudah dilaksanakan.

b. Kejelasan. mencakup dalam hal sebagai berikut :

1) Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik.

2) Unit kerja / pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam

memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa

dalam pelaksanaan pelayanan publik.

3) Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.

c. Kepastian waktu; Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam

kurun waktu yang telah ditentukan.

e. Kualitas Pelayanan Publik

Menurut Ibrahim dalam Hardiansyah (2011 : 40) Kualitas pelayanan publik

merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,

manusia, proses dan lingkungan dimana penilaian kualitasnya ditentukan pada

saat terjadinya pemberian pelayanan publik tersebut.

Menurut Fitzsimmons dalam Sedarmayanti (2009 : 90) mengutarakan bahwa

kualitas pelayanan merupakan sesuatu yang kompleks sehingga untuk

menentukan sejauh mana kualitas dari pelayanan dapat dilihat dari lima dimensi,

yaitu:

a. Reliability (handal), kemampuan untuk memberikan secara tepat dan

benar, jenis pelayanan yang telah dijanjikan kepada konsumen/pelanggan.

b. Resposiveness (pertanggungjawaban), kesadaran atau keinginan untuk

membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat.

Page 29: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

16

16

c. Assurance (jaminan), pengetahuan/wawasan, kesopan santunan,

kepercayaan diri dari pemberi layanan, respek terhadap konsumen.

d. Emphaty (empati), kemauan pemberian layanan untuk melakukan

pendekatan, memberikan perlindungan, serta berusaha untuk mengetahui

keinginan dan kebutuhan konsumen.

Ciri-ciri kualitas pelayanan publik menurut Tjiptono dalam Hardiyansyah

(2011:40) yaitu :

a. Ketepatan waktu pelayanan, yang meliputi waktu tunggu dan waktu proses;

b. Akurasi pelayanan, yang meliputi bebas dari kesalahan

c. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan

d. Kemudahan mendapatkan pelayanan, misalnya banyaknya petugas yang

melayani dan banyaknya fasilitas pendukung seperti komputer

e. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan berkaita dengan lokasi, ruang

tempat pelayanan, tempat parker, ketersediaan informasi dan lain-lain

f. Atribut pendukung pelayanan lainnya seperti ruang tunggu ber-ac, kebersihan

dan lain-lain

B. Konsep dan Teori Responsivitas

1. Pengertian responsivitas

Responsivitas adalah kemampuan provider untuk mengenali kebutuhan

masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, serta mengembangkan

program-program pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa responsivitas ini mengukur daya tanggap

Page 30: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

17

17

provider terhadap harapan, keinginan dan aspirasi serta tuntutan customers.

(Ratminto & Atik Septi Winarsih,2013 : 180-181 ).

Menurut Siagian dalam Suprayogi Sugiandi (2011 : 124 ). dalam

pembahasannya mengenai teori pengembangan organisasi mengindikasikan

bahwa responsivitas menyangkut kemampuan aparatur dalam menghadapi dan

mengantisipasi aspirasi baru, perkembangan baru, tuntutan baru, dan pengetahuan

baru. Birokrasi harus merespon secara cepat agar tidak tertinggal dalam

menjalankan tugas dan fungsinya.

Menurut (Santosa dalam jurnal Yulinda mawarni : 2014) mengatakan

bahwa responsivitas merupakan kemampuan lembaga publik dalam merespon

kebutuhan masyarakat terutama yang berkaitan dengan basic needs (kebutuhan

dasar) dan HAM (hak sipil, hak politik, hak ekonomi, hak social, dan hak

budaya).

Dari beberapa pendapat mengenai responsivitas dapat disimpukan bahwa

responsivitas merupakan bentuk tanggapan dan kerelaan penyedia layanan dalam

membantu memberikan pertolongan kepada masyarakat dalam bentuk pelayanan.

Birokrasi dalam mendekatkan layanan terhadap masyarakat perlu upaya untuk

mengenali apa saja kebutuhan masyarakat. Kemudian pengenalan kebutuhan

masyarakat tersebut menjadi agenda penting bagi pemerintah untuk

mengembangkan pemberian layanan, sehingga masyarakat dapat merasa puas.

2. Indikator Responsivitas

Menurut Zeihtmal dkk (Hardiansyah 2011 : 146) menjelaskan beberapa

indikator responsivitas sebagai berikut :

Page 31: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

18

18

a. Petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan cepat. Pelayanan dengan cepat

merupakan kesigapan dan sukarela dari penyedia layanan dalam menjawab

pertanyaan dan memenuhi permintaan pelanggan.

b. Petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan tepat yaitu pelayanan yang

diberikan sesuai dengan keinginan masyarakat sehingga tidak ada yang merasa

dirugikan atas pelayanan yang didapatkan.

c. Petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan cermat. Dalam arti penyediaan

layanan harus selalu fokus dan sungguh-sungguh dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat.

d. Semua keluhan pelanggan direspon oleh petugas. Dalam arti bahwa setiap

penyedia layanan harus menanggapi keluhan masyarakat dan dicarikan solusi

terbaik.

3. Responsivitas Pelayanan Publik

Responsivitas Pelayanan Publik sangat diperlukan karena merupakan bukti

kemampuan organisasi publik untuk menyediakan tuntutan seluruh rakyat di suatu

negara. Dalam hal ini responsivitas merupakan cara yang efisien dalam mengatur

urusan baik di tingkat pusat maupun daerah atau lokal dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat, karenanya baik pemerintah pusat maupun daerah

dikatakan responsif terhadap kebutuhan masyarakat apabila kebutuhan masyarakat

tadi diidentifikasi oleh para pembuat kebijakan dengan pengetahuan yang

dimiliki, secara tepat dan dapat menjawab yang menjadi kepentingan publik

(Widodo dalam Safitri 2016).

Page 32: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

19

19

Responsivitas merupakan konsep menyangkut kemampuan aparatur dalam

menghadapi dan mengantisipasi aspirasi baru, perkembangan baru, tuntutan baru,

dan pengetahuan baru. Menurut Lenvinne dalam Hardiyansyah (2011: 53)

menyatakan responsivitas ini mengukur daya tanggap providers terhadap harapan,

keinginan, dan aspirasi serta tuntutan customers.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan responsivitas pelayanan publik

merupakan tanggapan dari pemberi layanan terhadap umpan balik yang diberikan

oleh masyarakat terkait pelayanan yang diterima. Responsivitas perlu ditingkatkan

dalam pelayanan publik, mengingat dalam menilai kualitas pelayanan yang

diberikan, pemerintah harus mendengar kebutuhan dan keluhan warga negara

yang diberikan layanan sebagai bahan evaluasi. Masalah dan keluhan tersebut

kemudian direspon dengan tepat dan secepat mungkin.

C. Konsep Persampahan

a. Definisi sampah

Menurut World Health Organization (WHO) definisi sampah adalah

sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang

dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya .

Selanjutnya dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan

sampah menjelaskan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau

dari proses alam yang berbentuk padat (Ayat 1).

Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan, sampah

(waste) adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau

sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi

Page 33: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

20

20

dengan sendirinya. Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah hasil kegiatan

manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna. Dengan demikian sampah

mengandung prinsip sebagai berikut :

a. Adanya sesuatu benda atau bahan padat

b. Adanya hubungan langsung/tidak langsung dengan kegiatan manusia

c. Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi

Juli Soemirat (2011) berpendapat bahwa sampah adalah sesuatu yang tidak

dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Azwar (2009) mengatakan yang

dimaksud dengan sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak

disenangi atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan

yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri) tetapi bukan biologis karena

kotoran manusia (human waste) tidak termasuk kedalamnya. Selanjutnya, Manik

(2009) mendefinisikan sampah sebagai suatu benda yang tidak digunakan atau

tidak dikehendaki dan harus dibuang, yang dihasilkan oleh kegiatan manusia.

pendapat dari Juli Soemirat, Azwar, dan Manik (Hastuti 2015 : 27).

b. Jenis-jenis sampah

Jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beraneka ragam, ada yang

berupa sampah rumah tangga, sampah industri, sampah pasar, sampah rumah

sakit, sampah pertanian, sampah perkebunan, sampah peternakan, sampah

institusi/kantor/sekolah, dan sebagainya.

(Gelbert, 1996) seperti yang dikutip melalui Kajian Pustaka.com

menjelaskan terkait jenis-jenis sampah. Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat

digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut :

Page 34: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

21

21

1. Sampah organik, adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati

yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah

ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah

tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah

organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus

(selain kertas, karet dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan

ranting. Selain itu, pasar tradisional juga banyak menyumbangkan sampah

organik seperti sampah sayuran, buah-buahan dan lain-lain.

2. Sampah Anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non

hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi

pengolahan bahan tambang. Sampah anorganik dibedakan menjadi :

sampah logam dan produk-produk olahannya, sampah plastik, sampah

kertas, sampah kaca dan keramik, sampah detergen. Sebagian besar

anorganik tidak dapat diurai oleh alam/mikroorganisme secara

keseluruhan (unbiodegradable). Sementara, sebagian lainnya hanya dapat

diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah

tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik, dan kaleng.

c. Sumber-sumber sampah

a. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes).

Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah

tangga yang sudah dipakai dan dibuang, seperti sisa-sisa makanan baik

yang sudah dimasak atau belum, bekas pembungkus baik kertas, plastik,

daun, dan sebagainya, pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan bacaan,

Page 35: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

22

22

perabot rumah tangga, daun-daunan dari kebun atau taman.

b. Sampah yang berasal dari perkantoran.

Sampah ini dari perkantoran baik perkantoran pendidikan, perdagangan,

departemen, perusahaan, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas-kertas,

plastik, karbon, klip dan sebagainya. Umumnya sampah ini bersifat

anorganik, dan mudah terbakar (rubbish).

c. Sampah yang berasal dari jalan raya.

Sampah ini berasal dari pembersihan jalan, umumnya terdiri dari:

kertaskertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban,

onderdil-onderdil kendaraan yang jatuh, daun-daunan, plastik, dan

sebagainya.

d. Sampah yang berasal dari industri (industrial wastes).

Sampah ini berasal dari kawasan industri, termasuk sampah yang

berasal dari pembangunan industri, dan segala sampah yang berasal dari

proses produksi, misalnya : sampah-sampah pengepakan barang, logam,

plastik, kayu, potongan tekstil, kaleng, dan sebagainya.

e. Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan.

Sampah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian misalnya:

jerami, sisa sayur-mayur, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang

patah, dan sebagainya.

f. Sampah yang berasal dari pertambangan.

Sampah ini berasal dari daerah pertambangan, dan jenisnya tergantung

dari jenis usaha pertambangan itu sendiri, maisalnya: batu-batuan,

Page 36: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

23

23

tanah/cadas, pasir, sisa-sisa pembakaran (arang), dan sebagainya.

g. Sampah yang berasal dari petenakan dan perikanan.

Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan ini, berupa :

kotoran kotoran ternak, sisa-sisa makanan bangkai binatang, dan

sebagainya (Notoatmojo 2015 : 29).

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kuantitas dan Kualitas Sampah

Menurut Slamet (Hastuti 2015 : 31) sampah baik kualitas maupun

kuantitasnya sangat dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dan taraf hidup

masyarakat. Beberapa faktor yang penting antara lain :

1. Jumlah Penduduk

Dapat dipahami dengan mudah bahwa semakin banyak penduduk

semakin banyak pula sampahnya. Penanganan sampah pun berpacu dengan

laju pertambahan penduduk.

2. Keadaan sosial ekonomi

Semakin tinggi keadaan social ekonomi masyarakat, semakin banyak

jumlah perkapita sampah yang dibuang. Kualitas sampahnya pun semakin

banyak bersifat tidak dapat busuk. Perubahan kualitas sampahnya ini,

tergantung pada bahan yang tersedia, peraturan yang berlaku serta kesadaran

masyarakat akan persoalan persampahan. Kenaikan kesejahteraan ini pun akan

meningkatkan kegiatan konstruksi dan pembaharuan bangunan-bangunan,

transportasi pun bertambah, dan produk pertanian, industri dan lain-lain akan

bertambah dengan konsekuensi bertambahnya volume dan jenis sampah.

Page 37: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

24

24

3. Kemajuan teknologi

Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas sampah,

karena pemakaian bahan baku yang semakin beragam, cara pengepakan dan

produk manufaktur yang semakin beragam pula.

4. Tingkat pendidikan

Menurut Hermawan (Hastuti 2015 : 32). Untuk meningkatkan mutu

lingkungan, pendidikan mempunyai peranan penting karena melalui

pendidikan, manusia makin mengetahui dan sadar akan bahaya limbah rumah

tangga terhadap lingkungan, terutama bahaya pencemaran terhadap kesehatan

manusia dan dengan pendidikan dapat ditanamkan berpikir kritis, kreatif dan

rasional. Semakin tinggi tingkat pendidikan selayaknya semakin tinggi

kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam penanganan sampah.

5. Pelayanan Pengelolaan sampah

Pasal 11 Undang-Undang No. 18 tahun 2008 tentang pengelolaan

sampah dijelaskan setiap orang berhak mendapatkan pelayanan dalam

pengelolaan sampah secara baik dan berwawasan lingkungan dari pemerintah,

pemerintah daerah, dan/atau pihak lain yang diberi tanggung jawab untuk itu.

Menurut Reksosoebroto (Hastuti 2015 : 32) penanganan sampah sangat

penting untuk mencapai kualitas lingkungan yang bersih dan sehat, dengan

demikian sampah harus dikelola dengan sebaik-baiknya sedemikian rupa

sehingga hal-hal yang negatif bagi kehidupan tidak sampai terjadi. Dalam

ilmu kesehatan lingkungan, suatu penanganan sampah dianggap baik jika

sampah tersebut tidak menjadi tempat berkembangbiaknya bibit penyakit serta

Page 38: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

25

25

sampah tersebut tidak menjadi media perantara menyebar luasnya suatu

penyakit. Syarat lainnya yang harus terpenuhi dalam penanganan sampah ialah

tidak mencemari udara, air, dan tanah, tidak menimbulkan bau (segi estetis),

tidak menimbulkan kebakaran dan lain sebagainya.

Menurut Cunningham (Hastuti 2015 : 33) tahap penanganan sampah

modern terdiri dari 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sebelum akhirnya

dimusnahkan atau dihancurkan.

e. Hambatan dalam Pengelolaan Sampah

Menurut Slamet (2013) masalah pengelolaan sampah di Indonesia

merupakan masalah yang rumit karena :

1. Cepatnya perkembangan teknologi, lebih cepat daripada kemampuan

masyarakat untuk mengelola dan memahami persoalan persampahan.

2. Meningkatnya tingkat hidup masyarakat, yang tidak disertai dengan

keselarasan pengetahuan tentang persampahan.

3. Kebiasaan pengelolaan sampah yang tidak efisien menimbulkan pencemaran

udara, tanah dan air, gangguan estetika dan memperbanyak populasi lalat dan

tikus.

4. Semakin sulitnya mendapatkan lahan sebagai tempat pembuangan akhir

sampah, selain tanah serta formasi tanah yang tidak cocok bagi pembuangan

sampah, juga terjadi kompetisi yang semakin rumit akan penggunaan tanah.

5. Semakin banyaknya masyarakat yang berkeberatan bahwa daerahnya dipakai

tempat pembuangan sampah.

6. Kurangnya pengawasan dan pelaksanaan peraturan.

Page 39: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

26

26

7. Sulitnya mencari partisipasi masyarakat untuk membuang sampah pada

tempatnya dan memelihara kebersihan.

8. Pembiayaan yang tidak memadai, mengingat bahwa sampai saat ini

kebanyakan sampah dikelola oleh jawatan pemerintah.

D. Kerangka Pikir

Kerangka pikir adalah model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah

penting (Sugiono, 2013 : 65).

Responsivitas pelayanan di suatu instansi sangat dibutuhkan dalam

pengelolaan sampah. pengelolaan berupa pengelolaan dapat dilihat dari seberapa

tanggap dan sejauh mana pemerintah serius dalam memberikan layanan atau

kinerja dalam kebijakan yang dibuat oleh Dinas Pertamanan dan Kebersihan di

Kota Makassar dalam menindaklanjuti masalah dan keluhan mengenai sampah

dari masyarakat.

Untuk mengukur responsivitas pemerintah dalam pengelolaan sampah di

kota makassar, maka penulis menggunakan empat indikator yang di kemukakan

oleh Zeithaml dkk (Hardiansyah 2011: 14) yaitu : Petugas/aparatur melakukan

pelayanan dengan cepat, Petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan tepat,

Petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan cermat, dan semua keluhan

pelanggan direspon oleh petugas.

Page 40: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

27

27

Gambar 2.1 Bagan Kerangka pikir

E. Fokus Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir maka fokus penelitian tentang Responsivitas

Pelayanan Pengelolaan Sampah Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar

yaitu : 1) Kecepatan Melayani, 2) Ketepatan Melayani, 3) Kecermatan Melayani,

4) Kemampuan Menanggapi Keluhan.

F. Deskripsi Fokus Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian di atas yang dikemukakan oleh Zeithaml dkk

(Hardiansyah 2011: 14) maka deskripsi fokus penelitian dilihat dari empat

dimensi yaitu :

Responsivitas Pelayanan Pengelolaan

Sampah Di Dinas Pertamanan Dan

Kebersihan Kota Makassar

Ketepatan

melayani

Kecermatan

melayani

PELAYANAN PRIMA

Kemampuan

menanggapi

keluhan

Kecepatan

Melayani

Page 41: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

28

28

1. Petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan cepat yaitu bagaimana

kesigapan dan sukarela penyedia layanan dalam menjawab dan memenuhi

keinginan pelanggan, yang di dalamnya terdapat aspek :

a. Kesigapan Pemberi Layanan. Dalam hal ini dapat dinilai sejauh mana

kesigapan yang dilaksanakan oleh para petugas Dinas Pertamanan dan

Kebersihan dalam mengangkut sampah.

b. Sukarela Pemberi Layanan yang dimaksud disini petugas Dinas

Pertamanan dan Kebersihan secara sukarela memberikan keahlian, tenaga

dan waktunya saat melayani masyarakat dalam pengangkutan

persampahan.

2. Petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan tepat yaitu pelayanan yang

diberikan sesuai dengan keinginan masyarakat sehingga tidak ada yang merasa

dirugikan atas pelayanan yang didapatkan. Pelayanan dengan tepat berkaitan

dengan :

a. Kesesuaian Prosedur Pelayanan yang dimaksud disini prosedur pelayanan

yang sederhana tidak bebelit-belit, yang mudah dipahami dan mudah

dilaksanakan. Kedisiplinan petugas, dan dan keadilan yang merata yaitu

dapat menjangkau yang berberda status, ekonomi, jarak, dan lokasi yang

harus dilakukan oleh para petugas Dinas Pertamanan dan Kebersihan.

b. ketetapan biaya dalam hal ini retribusi atau iuran sampah.

3. Petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan cermat. Dalam arti setiap

penyedia layanan harus harus selalu fokus dan sungguh-sunguh dalam

Page 42: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

29

29

memberikan pelayanan kepada masyarakat. Tingkat kecermatan dan

kesungguhan dalam memberikan pelayanan di lihat dari aspek :

a. Kehandalan memberi layanan. Dapat kita lihat melalui seberapa besar

jumlah volume sampah yang diangkut oleh petugas setiap tahunnya.

b. Kemampuan petugas dalam menggunakan alat bantu layanan. Hal ini

berkaitan dengan pengadaan sarana dan prasarana yang disediakan oleh

pemerintah dalam pelayanan persampahan.

4. Semua keluhan pelanggan direspon oleh petugas. Dalam arti bahwa setiap

penyedia layanan harus menanggapi keluhan masyarakat dan dicarikan solusi

terbaik. Yang dilihat dari dari aspek :

a. Penyediaan akses

Dalam aspek ini Petugas/aparatur Dinas Pertamanan dan Kebersihan harus

menyediakan media pelaporan yang berkaitan dengan penyediaan sarana

teknologi telekomunikasi dan informatika kepada masyarakat untuk dapat

menyampaikan keluhannya.

b. Peran serta masyarakat

Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah bisa meliputi partisipasi

masyarakat. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah tergantung dari

cara pemerintah/penyedia layanan mensosialisasikan program-programnya

dalam penanggulangan kebersihan.

Page 43: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 2 bulan dari tanggal 14 Agustus sampai

14 Oktober 2019 dan dilaksanakan di Dinas Pertamanan dan Kebersihan yang

beralamat di Jl. Urip Sumihardjo, No. 8, Maccini, Kec. Makassar, Kota Makassar

Sulawesi Selatan, di bawah naungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Lokasi-

lokasi tersebut dipilih karena Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar

merupakan instansi pemerintah yang berkaitan dengan pelayanan sampah di Kota

Makassar dan beberapa kecamatan yang dinilai memiliki perbedaan atas

pelayanan persampahan.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui Responsivitas Pelayanan Pengelolaan Sampah berdasarkan

permasalahan yang dibahas yaitu yang terjadi di Dinas Pertamanan dan

Kebersihan Kota Makassar. Adapun tipe penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

Alasan peneliti menggunakan tipe ini adalah untuk menggambarkan secara

deskriptif bagaimana Responsivitas Pelayanan Pengelolaan Sampah. Deskriptif

digunakan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan deskripsi kata-kata

tertulis atau lisan dari informan.

C. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini

adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang ingin diperoleh

Page 44: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

31

31

adalah data empiris yang didapatkan dari informan berdasarkan hasil wawancara.

Jenis data yang ingin diperoleh adalah mengenai responsivitas pelayanan

pengelolaan sampah. Sedangkan data sekunder adalah berupa dokumen-dokumen

resmi, buku-buku, hasil penelitian yang terwujud laporan dan sebagainya.

D. Informan Penelitian

Hasil penelitian ditetapkan secara purposive yaitu peneliti memilih

informan secara sengaja yang dianggap mempunya pengethuan tentang masalah

yang akan diteliti, dimana yang dimaksud disini adalah informan yang

diharapakan mampu memberikan data secara objektif, netral dan dapat

dipertanggunggungjawabkan. Adapun informan dalam penelitian ini adalah:

Kepala Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar, Pegawai / staff Dinas

Kebersihan dan Pertamanan Kota Makassar, Staff TPA Tamangapa Antang,

Petugas pengangkut sampah/ kebersihan, dan Masyarakat Kota Makassar pada

umumnya. Karakteristik informan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Data informan Penelitian

NO.

Jabatan

Nama

Inisial

1. Kepala Dinas Pertamanan dan

Kebersihan

Drs. Abdul Azis Hasan, M.Si AZH

2. Staff Teknis/ Pegawai DPK Syamsul Bahri, SP SB

3. Pegawai/Staff Kec. Tamalate

dan Kec. Mariso

Syamsul Gaffur Ahmad,S.Sos SGA

4. Staff TPA Tamangapa Antang Herianto HR

5. PetugasKebersihan/Pengangkut

Sampah

Hamzah Agus HA

6. Masyarakat Sitti Rahmawati SR

Page 45: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

32

32

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik dalam pengumpulan data dengan

menggunakan alat bantu buku untuk mencatat informasi serta kamera untuk

menjadi bukti yang konkrit mengenai wawancara dengan pihak yang

memahami permasalahan dalam hal ini dari pimpinan Dinas Pertamanan dan

Kebersihan Kota Makassar, Pegawai/staff Dinas Pertamanan dan Kebersihan,

Staff TPA Tamangapa Antang, Petugas pengangkut sampah/ kebersihan, dan

Masyarakat Kota Makassar.

2. Observasi

Untuk mendapatkan gambaran mengenai responsivitas pelayanan

pengelolaan sampah maka peneliti melakukan observasi. Dimana peneliti

datang dilokasi dan mengamati secara langsung bagaimana responsivitas

pelayanan pengelolaan sampah Di Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota

Makassar untuk melihat kegiatan yang dilakukan serta mencatat gejala-gejala

yang diselidiki.

3. Dokumentasi

Dokumentasi bisa berupa tulisan atau berita dari media online, arsip-arsip

tertulis dari dinas yang terkait untuk membantu penelitian.

F. Tehnik Analisis data

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Page 46: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

33

33

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti yang telah dikemukakan,

semakin lama peneliti dilapangan, maka jumlah data akan semakin banyak.

Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data, mereduksi

data berarti merangkum, memilih hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya. Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran

yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan

data selanjutnya dan mencari bila diperlukan.

2. Penyajian Data (Data Display)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejelasnya.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion Drawing and Verificaion)

Langkah ketiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dan

verifikasi. Kesimpulan awal yang yang dikemukakan masih bersifat

sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang valid

dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

G. Teknik Pengabsahan Data

Dalam penelitian ini untuk menguji keabsahan data dengan menggunakan

teknik triangulasi yaitu dengan melakukan pemeriksaan data untuk keperluan

pengecekan apakah proses dan hasil yang di terima sudah di pahami oleh peneliti

secara benar berdasarkan apa yang di maksud informan dalam penelitian di

antaranya yaitu dengan mewawancarai informan secara mendalam dan melakukan

Page 47: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

34

34

pengujian apakah informasi yang di dapat sesuai dengan observasi yang di

lakukan di lapangan.

Teknik yang digunakan untuk pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain adalah tehnik triangulasi, baik triangulasi sumber

maupun metode. Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari melalui waktu dan alat

yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Triangulasi terdiri atas tiga bagian,

antara lain:

1. Triangulasi sumber data, Dilakukan dengan membandingkan dan mengecek

baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan

cara yang berbeda dalam metode kualitatif yang dilakukan dengan

membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.

2. Triangulasi metode, Dilakukan untuk menguji sumber data, memiliki tujuan

untuk mencari kesamaan data metode yang berbeda.

3. Triangulasi waktu, Triangulasi waktu berkenaan dengan waktu pengambilan

data peneliti melakukan wawancara dengan informan dalam kondisi waktu

yang berbeda untuk menentukan kredibilitas data.

Page 48: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

35

BAB IV

GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Profil Umum Kota Makassar

Kota Makassar menjadi ibukota Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1965 (Lembaran Negara Tahun 1965

Nomor 94), dan kemudian berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1965

Daerah Tingkat II Kotapraja Makassar diubah menjadi Daerah Tingkat II

Kotamadya Makassar. Tanggal 31 Agustus 1971 nama Kota Makassar

berubah menjadi Ujung Pandang, hal tersebut diatur berdasrkan Peraturan

Pemerintah Nomor 51 Tahun 1971. Saat itu Kota Makassar dimekarkan dari

21 Km2 menjadi 115,87 Km2, terdiri dari 11 wilayah kecamatan, 62

lingkungan dengan penduduk sekitar 700 ribu jiwa.

a. Kondisi Geografis

Pemekaran ini mengadopsi sebagian dari wilayah Kabupaten Gowa,

Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkajene Kupulauan. Kota Makassar

merupakan ibukota Provinsi Sulawasi Sealatan. Secara geografis Kota

Makassar terletak pada pesisir pantai Barat bagian Selatan Sulawesi Selatan,

Pada titik koordinat 119024’17’38‖ Bujur Timur dan 508’6’19‖ Lintang

Selatan.

Secara administratif Kota Makassar mempunyai batas-batas wilayah

yaitu :

- Sebelah Selatan berbatas dengan Kabupaten Gowa

Page 49: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

36

36

- Sebelah Utara berbatas dengan Kabupaten Maros

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Maros,dan

- Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar.

Topografi pada umumnya berupa daerah pantai. Letak ketinggian Kota

Makassar berkisar 0,5-10 meter dari permukaan laut.

Kota Makassar memiliki luas wilayah 175,77 km2 yang terbagi kedalam

14 kecamatan dan 143 Kelurahan. Selain memiliki wilayah daratan, Kota

Makassar juga memiliki wilayah kepulauan yang dapat dilihat sepanjang garis

pantai Kota Makassar.

Gambar 4.1 : Peta Wilayah Administrasi Kota Makassar

Sumber : WebSite Kota Makassar- Peta Administrasi Kota Makassar

Adapun pulau-pulau wilayah Kota Makassar merupakan bagian dari dua

Kecamatan yaitu Kecamatan Ujung Pandang dan Ujung Tanah. Pulau-pulau ini

merupakan gugusan pulau-pulau karang yang terdiri dari 12 pulau, bagian dari

gugsan pulau-pulau Sangkarang. Pulau tersebut adalah Pulau Lanjukang, Pulau

Page 50: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

37

37

Langkai, Pulau Lumu-lumu, Pulau Bone Tambung, Pulau Kodingareng Keke,

Pulau Samalona, Pulau Lae-lae, Pulau Gusung dan Pulau Kayangan. Rincian luas

masing-masing kecamatan, diperbandingkan dengan persentase luas wilayah Kota

Makassar sebagai berikut:

Tabel 4.1 : Luas Wilayah Dan Persentase Terhadap Luas Wilayah

Menurut Kecamatan Di Kota Makassar Tahun 2019

No.

Kode

Wil.

Kecamatan

Luas

Wilayah

(km2)

Presentase Terhadap

Luas Kota Makassar

1. 010 Mariso 1,82 1,04

2. 020 Mamajang 2,25 1,28

3. 030 Tamalate 20,21 11,50

4. 031 Rappocini 9,23 5,25

5. 040 Makassar 2,52 1,43

6. 050 Ujung Pandang 2,63 1,50

7. 060 Wajo 1,99 1,13

8. 070 Bontoala 2,10 1,19

9. 080 Ujung Tanah 5,94 3,38

10. 090 Tallo 5,83 3,32

11. 100 Panakukkang 17,5 9,70

12. 101 Manggala 24,14 13,73

13. 110 Biringkanaya 48,22 27,43

14. 111 Tamalanrea 31,84 18,12

JUMLAH 175,77 100,00

Sumber : Dinas pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar 2019

Page 51: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

38

38

b. Keadaan Penduduk Kota Makassar

Jumlah penduduk Kota Makassar pada tahun 2019 tercatat kurang lebih

1.608.027 jiwa yang terdiri dari 696.086 laki-laki dan 71.986 perempuan.

kepadatan penduduk Kota Makassar mencapai 17.637 Km².

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kota Makassar

Kode

Wilayah

Kecamatan

Laki-

laki

Perempuan

Jumlah

Penduduk

Makassar

Kepadatan

Sex.

Ratio

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Mariso 30.947 30.815 61.762 182 339

2 Mamajang 30.580 31.387 61.967 225 275

3 Makassar 44.539 45.019 89.558 254 353

4 Ujungpandang 14.108 14.835 28.943 263 110

5 Wajo 20.062 18.948 39.010 199 196

6 Bontoala 33.523 33.647 67.170 210 320

7 Tallo 87.702 85.001 172.703 871 198

8 Ujung Tanah 28.542 28.046 56.588 594 95

9 Panakukang 86.721 85.239 171.960 1.715 100

10 Tamalate 109.290 106.590 215.880 1.818 119

11 Biringkanaya 118.497 116.867 235.364 4.822 49

12 Manggala 80.130 78.759 158.889 2.374 67

13 Rappocini 85.856 87.091 172.947 924 187

14 Tamalanrea 64.059 61.703 125.762 3.186 39

Jumlah 834.556 823.947 1.658.503 17.637 2.448

Sumber : Sub.Sekretariat Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar 2019

Penyebaran penduduk terpadat di Kota Makassar Tahun 2016 dirinci menurut

kecamatan, menunjukkan bahwa penduduk masih terkonsentrasi di wilayah

Kecamatan Biringkanaya, yaitu sebanyak 235.364 jiwa atau sekitar 14,19 persen

dari total penduduk, disusul Kecamatan Tamalate sebanyak 215.880 jiwa atau

sekitar 13,02 persen. Kemudian Kecamatan Rappocini sebanyak 172.947 jiwa

atau sekitar 10,43 persen dan yang terendah adalah Kecamatan Ujung Pandang

sebanyak 28.943 jiwa atau sekitar 1,74 persen.

Page 52: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

39

39

c. Keadaan iklim Kota Makassar

Kota Makassar memiliki kondisi iklim sedang hingga tropis memilki suhu

udara rata-rata berkisar antara 26° -29°C. Kota Makassar adalah kota yang terletak

dekat dengan pantai yang membentang sepanjang koridor barat dan utara yang

dikenal sebagai “Waterfront City” yang didalamnya mengalir beberapa sungai

(Sungai Tallo, Sungai Jeneberang, dan Sungai Pampang).

2. Gambaran Umum Kantor Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota

Makassar

Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar sebagai Institusi Satuan

Kerja Perangkat Daerah Kota Makassar yang pembentukannya diharapkan akan

lebih kaya dengan fungsinya agar dapat memberikan inspirasi dan imajinasi dalam

mengakomodasi dan memfasilitasi kepentingan pelayanan terhadap masyarakat

dalam bidang penanganan kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) serta

pemakaman. Selain daripada itu institusi ini memiliki tugas dan fungsi yang

sangat luas dalam mengakselerasikan hasil pembangunan mendukung terciptanya

pelestarian lingkungan hidup, karena itu kapasitas kinerjanya diharapkan akan

lebih efektif dan efisien.

Pembentukan Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar sesuai

Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 3 Tahun 2009 tanggal 7 Juni 2009

tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah dimana dalam kedudukannya

merupakan Perangkat Daerah Pemerintah Kota Makassar.

Page 53: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

40

40

Struktur dan uraian tugas pokok Dinas Pertamanan dan Kebersihan dalam

rangka melaksanakan tugas utama dan fungsinya memiliki perangkat organisasi

yang tercantum dalam struktur organisasi dengan uraian tugas sebagai berikut :

a. Kepala Dinas Pertamanan dan Kebersihan

b. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas memberikan pelayanan administratif bagi

seluruh satuan kerja di lingkungan Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota

Makassar. Sekretariat menyelenggarakan fungsi :

a) Penanganan kesekretariatan

b) Pelaksanaan urusan kepegawaian dinas

c) Pelaksanaan urusan keuangan dan penyusunan neraca SKPD

d) Pengkoordinasian perumusan program dan rencana kerja Dinas

Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar

e) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan

c. Sub Bagian Umum Kepegawaian

Sub bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas menyusun rencana

kerja, melaksanakan tugas teknis ketatausahaan, mengelola administrasi

kepegawaian serta melaksanakan urusan kerumahtanggaan dinas/kantor,

Sub bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi :

a) Melaksanakan penyusunan rencana dan program kerja Subbagian

Umum dan Kepegawaian;

Page 54: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

41

41

b) Mengatur pelaksanaan kegiatan sebagian urusan ketatausahaan

meliputi surat-menyurat, kearsipan, surat perjalanan dinas,

mendistribusikan surat sesuai bidang;

c) Melaksanakan usul kenaikan pangkat, mutasi dan pension;

d) Melaksanakan usul gaji berkala, usul tugas belajar dan izin belajar;

e) Menghimpun dan mengsosialisasi peraturan perundang-undangan

di bidang kepegawaian dalam lingkup dinas;

f) Menyiapkan bahan penyusunan standarisasi yang meliputi bidang

kepegawaian, pelayanan, organisasi dan ketatalaksanaan;

d. Sub Bagian Keuangan

Sub bagian keuangan mempunyai tugas menyusun rencana kerja dan

melaksanakan tugas teknis keuangan dinas/kantor. Sub bagian keuangan

menyelenggarakn fungsi :

a) Menyusun rencana dan program kerja Sub bagian Keuangan

b) Mengumpulkan dan menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja

Perangkat Daerah

c) Mengumpulkan dan menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kerja

Anggaran (RKA) dan Dokumen Perencanaan Anggaran (DPA)

dari masing-masing Bidang dan Sekretariat sebagai bahan

konsultasi perencanaan ke Bappeda melalui Kepala Dinas

d) Menyusun realisasi perhitungan anggaran dan administrasi

perbendaharaan dinas

Page 55: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

42

42

e) Mengumpulkan dan menyiapkan bahan Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi dari masing-masing satuan kerja

f) Menyusun laporan neraca SKPD dengan melakukan koordinasi

dengan Sub bagian Perlengkapan.

e. Sub Bagian Perlengkapan

Sub bagian Perlengkapan mempunyai tugas menyusun rencana kerja dan

melaksanakan tugas teknis perlengkapan, membuat laporan serta

mengevaluasi semua pengadaan barang. Sub bagian Perlengkapan

menyelenggarakan fungsi :

a) Menyusun rencana dan program kerja Sub bagian Perlengkapan

b) Menyusun Rencana Kebutuhan Barang Unit (RKBU)

c) Meminta usulan rencana Rencana Kebutuhan Barang Unit

(RKBU) dari semua bidang dalam Lingkup Dinas Pertamanan

dan Kebersihan

d) Membuat Daftar Kebutuhan Barang (RKB)

e) Membuat Rencana Tahunan Barang Unit (RTBU)

f) Menyusun kebutuhan biaya pemeliharaan untuk tahun anggaran

dan bahan penyusunan APBD

f. Bidang Pertamanan

Bidang Pertamanan mempunyai tugas melaksanakan pembangunan dan

pemeliharaan taman, tata keindahan taman (dekorasi) kota serta

pembibitan dan pengembangan tanaman. Bidang Pertamanan

menyelenggarakan fungsi :

Page 56: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

43

43

a) Penyiapan perumusan kebijaksanan umum dan teknis pembangunan,

pemeliharaan taman dan tata keindahan (dekorasi) kota, pembibitan

dan pengembangan tanaman

b) Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program pembangunan dan

pemeliharaan di bidang pertamanan, dan tata keindahan (dekorasi) luar

dan dalam ruang, pembibitan dan pengembangan tanaman

c) Penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian teknis pembangunan

dan pemeliharaan taman, serta penataan keindahan

d) Penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian teknis pembibitan dan

pengadaan tanaman hias dan pohon pelindung yang siap ditanam

e) Penanganan administrasi urusan tertentu

g. Bidang Pengembangan Kapasitas Kebersihan Kota

Bidang Pengembangan Kapasitas Kebersihan Kota mempunyai tugas

melaksanakan kegiatan pembinaan kelembagaan masyarakat,

pengembangan partisipasi masyarakat, penyuluhan/pembinaan dan

penyadaran masyarakat dalam bidang teknik Penanganan

Kebersihan/Persampahan. Bidang Pengembangan Kapasitas Kebersihan

Kota menyelenggarakan fungsi :

a) Melaksanakan penyusunan rencana kerja sesuai tugas pokok dan

fungsinya

b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan umum dan teknis

kelembagaan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan

Bidang Pengembangan Kapasitas Kebersihan Kota

Page 57: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

44

44

c) Penyiapan bahan bimbingan teknis pembinaan peran serta

masyarakat dan kegiatan-kegiatan penyelenggaraan Bidang

Pengembangan Kapasitas Kebersihan Kota

d) Penyiapan bahan bimbingan teknis, penyuluhan, sosialisasi

kebijakan penyelenggaraan Bidang Pengembangan Kapasitas

Kebersihan Kota

e) Mengembangkan lokasi-lokasi percontohan peran serta masyarakat

dalam kegiatan kebersihan/persampahan serta mempromosikan

program kegiatan 3 R; kegiatan persampahan (penanganan daur

ulang) yang berorientasi peningkatan sumber daya manusia,

lingkungan dan ekonomi

f) Penanganan administrasi urusan tertentu

h. Seksi Pembinaan Kelembagaan Masyarakat

Seksi Pembinaan Kelembagaan Masyarakat mempunyai tugas

melaksanakan kegiatan pembinaan kelembagaan masyarakat dalam

penyelenggaraan kebersihan/persampahan. Seksi Pembinaan Kelembagaan

Masyarakat menyelenggarakan fungsi :

a) Melaksanakan penyusunan rencana dan program kerja Seksi

Pembinaan Kelembagaan Masyarakat

b) Membina dan mengembangkan fungsi kelembagaan masyarakat

dalam penyelenggaraan kebersihan/persampahan kota

c) Penyiapan bahan kebijakan umum dan teknis penanganan lembaga

masyarakat dalam penyelenggaraan kebersihan/persampahan

Page 58: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

45

45

d) Membimbing pemberdayaan lembaga masyarakat dalam

penyelenggaraan kebersihan/persampahan kota

e) Mengembangkan potensi kelembagaan masyarakat dalam

penyelenggaraan kebersihan/persampahan kota

f) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas

g) Melaksanakan bidang kedinasan lain yang diberikan oleh atasan

i. Bidang Penataan Kebersihan Kota

Bidang Penataan Kebersihan Kota mempunyai tugas melaksanakan

kegiatan pengembangan teknik penanganan kebersihan kota,

melaksanakan monitoring dan evaluasi Kebersihan Kota dan pemeliharaan

peralatan dan alat berat. Bidang Penataan Kebersihan Kota

menyelenggarakan fungsi:

a) Melaksanakan penyusunan rencana kerja sesuai tugas pokok dan

fungsinya

b) Penyiapan bahan/data perencanaan dan perumusan teknik

pengembangan penyelenggaraan Bidang Penataan Kebersihan

Kota

c) Penyelenggaraan penanganan persampahan meliputi pengumpulan,

pengangkutan, penanganan sampah dan Tempat Pengolahan Akhir

(TPA)

d) Melaksanakan penataan sistem dan mekanisme pembersihan jalan,

penanganan TPS/Kontainer dan penataan zona/blok/jalur

pelayanan pengangkutan sampah

Page 59: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

46

46

e) Penyiapan bahan perumusan standar pelayanan penyelenggaraan

Bidang Penataan Kebersihan Kota

f) Penyiapan bahan perumusan kebutuhan sarana dan prasarana

penyelenggaraan kebersihan/persampahan kota

g) Melaksanakan penelitian/kajian, observasi pengembangan sistem

penanganan kebersihan/persampahan

h) Melaksanakan monitoring dan evaluasi sistem pelaksanaan

penyelenggaraan kebersihan/persampahan kota

i) Melaksanakan pemeliharaan peralatan dan alat berat

j) Penanganan administrasi urusan tertentu.

j. Seksi Pengembangan Teknik Penanganan Kebersihan Kota

Seksi Pengembangan Teknik Penanganan Kebersihan Kota mempunyai

tugas melaksanakan penelitian/kajian, pengembangan sistem dan teknologi

penanganan dalam penyelenggaraan kebersihan / persampahan kota. Seksi

Pengembangan Teknik Penanganan Kebersihan Kota menyelenggarakan

fungsi :

a) Melaksanakan penyusunan rencana dan program kerja Seksi

Pengembangan Teknik Penanganan Kebersihan Kota

b) Melaksanakan kajian dan perencanaan dan perumusan

pengembangan teknik penyelenggaraan dan untuk penanganan

kebersihan/persampahan kota

c) Melaksanakan perumusan standar pelayanan penyelenggaraan

kebersihan/persampahan kota

Page 60: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

47

47

d) Melaksanakan penelitian/kajian pengembangan sistem dan

teknologi penanganan penyelenggaraan kebersihan/persampahan

kota

e) Melaksanakan pengumpulan sampah, pengangkutan sampah

meliputi pembersihan/penyapuan jalan, penanganan TPS/Kontainer

dan pengangkutan sampah dari sumber ke TPA

k. Seksi Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kebersihan Kota

Seksi Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kebersihan Kota mempunyai

tugas melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan dalam

penyelenggaraan kebersihan/persampahan kota. Seksi Monitoring dan

Evaluasi Pelaksanaan Kebersihan Kota menyelenggarakan fungsi :

a) Melaksanakan penyusunan rencana dan program kerja Seksi

Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kebersihan Kota

b) Melaksanakan monitoring, evaluasi penyelenggaraan bidang

penanganan kebersihan/persampahan kota

c) Melaksanakan evaluasi sistem penanganan penyelenggaraan

kebersihan/ persampahan kota

d) Mempersiapkan bahan/data hasil evaluasi sistem penanganan

penyelenggaraan kebersihan/persampahan kota

e) Melaksanakan koordinasi pemberian sanksi pelanggaran dan

pemberian penghargaan terhadap sistem penanganan

kebersihan/persampahan kota

f) Melaksanakan penertiban kebersihan/persampahan kota

Page 61: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

48

48

g) Mempersiapkan bahan/data dan petunjuk penyelenggaraan lomba

kebersihan baik tingkat kecamatan maupun tingkat kota

h) Melakukan koordinasi dengan unit kerja lain yang berkaitan

dengan bidang tugasnya

i) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas

j) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan

3. Visi dan Misi Dinas Pertamanan Dan Kebersihan

Dalam aktivitasnya, Dinas Pertamanan dan Kebersihan ini mempunyai visi

dan misi kantor dinas yang melandasi dan merupakan tujuan secara umum

apa yang ingin dicapai kantor dinas dalam bidang kegiatan dan usaha visi

misi yang dimaksud adalah :

a. VISI

“Mewujudkan Kota Makassar ASRI dan NYAMAN berkelas dunia.”

b. MISI

1. Mengurangi laju timbunan sampah dalam rangka pengelolaan

persampahan/kebersihan yang berkelanjutan (Zero Waste

Management);

2. Meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan system

pengelolaan persampahan/kebersihan dan pengelolaan Ruang

terbuka hijau (RTH);

3. Memberdayakan masyarakat dan meningkatkan peran aktif dunia

usaha/swasta dalam pengelolaan persampahan/kebersihan dan

pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH);

Page 62: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

49

49

4. Meningkatkan kemampuan manajemen dan kelembagaan dalam

system pengelolaan persampahan/kebersihan dan pengelolaan

Ruang Terbuka Hijau (RTH) sesuai dengan prinsip good and

cooperate governance;

5. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan

persampahan / kebersihan dan pengelolaan RTH;

6. Menerapkan inovasi dan teknologi hijau dalam pengelolaan

persampahan dan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

4. Tugas Dan Fungsi Pokok Dinas Pertamanan Dan Kebersihan

a. Tugas Pokok :

Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar mempunyai tugas

pokok merumuskan, membina, mengendalikan kebijakan di bidang

pertamanan, penghijauan, tata kelola keindahan (dekorasi) kota,

penyelenggaraan kebersihan/persampahan, penanganan pemakaman

dan Tempat Penanganan Akhir Sampah (TPA)

b. Fungsi :

1. Penyusunan rumusan kebijakan teknis pembinaan umum di bidang

pertamanan, penghijauan, tata kelolah keindahan (dekorasi) kota,

penyelenggaraan kebersihan mengenai persampahan, penanganan

pemakaman dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah

2. Penyusunan rencana dan program pembinaan, pengembangan di

bidang pertamanan, penghijauan, tata keindahan (dekorasi) kota,

penyelenggaraan kebersihan mengenai persampahan, penanganan

pemakaman dan Tempat Pembuangan Akhir Sampah

Page 63: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

50

50

3. Penyusunan rencana dan program pengkoordinasian dan kerja

sama dengan pihak terkait di bidang pertamanan, penghijauan, tata

keindahan (dekorasi) kota, penyelenggaraan kebersihan atau

persampahan, penanganan pemakaman dan Tempat Pembuangan

Akhir Sampah

4. Penyusunan rencana dan program penertiban, peningkatan peran

serta masyarakat di bidang pertamanan, penghijauan, tata

keindahan (dekorasi) kota, penyelenggaraan kebersihan atau

persampahan, penanganan pemakaman dan Tempat Pembuangan

Akhir Sampah

5. Pelayanan perizinan pemakaman

6. Pelaksanaan perencanaan dan pengendalian teknis operasional

penanganan keuangan, kepegawaian dan pengurusan barang milik

daerah yang berada dalam penguasaannya

7. Pelaksanaan kesekretariatan dinas

8. Pembinaan unit pelaksana teknis

Page 64: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

51

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Dinas Pertamanan Dan Kebersihan

Page 65: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

52

52

B. Responsivitas Pelayanan Pengelolaan Sampah Dinas Pertamanan Dan

Kebersihan Kota Makassar

Dalam mewujudkan pelayanan yang maksimal dan sesuai dengan harapan

masyarakat terkait dengan persampahan, maka dirasa sangat perlu adanya

responsivitas atau daya tanggap pelayanan persampahan yang tinggi dari Dinas

Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar dalam menjalankan setiap tugas,

pokok dan fungsinya sebagai institusi yg memiliki tanggung jawab tertinggi untuk

mengakomodasi dan memfasilitasi kepentingan pelayanan terhadap masyarakat

dalam bidang penanganan kebersihan khususnya persampahan.

Untuk mengukur sejauhmana tingkat responsivitas pelayanan persampahan

Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar, penulis menggunakan empat

indikator responsivitas menurut Zeithaml, dkk (Hardiyansyah, 2011 : 46) yang

sekaligus menjadi fokus dalam penelitian ini, yaitu: (1) Petugas / aparatur

melakukan pelayanan dengan cepat , (2) Petugas / aparatur melakukan pelayanan

dengan tepat, (3) Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan cermat, (4)

Semua keluhan pelanggan direspon oleh petugas.

1. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan cepat.

Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar sebagai Instansi yang

bertanggungjawab atas pelayanan persampahan harus bisa lebih peka dan

bertindak cepat dalam pengangkutan persampahan yang sering dikeluhkan

masyarakat. Kecepatan dalam melayani dan menanggapi permintaan masyarakat

Page 66: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

53

53

merupakan salah satu wujud pemerintah serius atau tidak dalam memberikan

pelayanan.

Pelayanan dengan cepat ini berkaitan dengan kesigapan dan ketulusan

penyedia layanan dalam menjawab pertanyaan dan memenuhi permintaan

pelanggan yang di dalamnya terdapat aspek : a) Kesigapan Pemberi Layanan, b)

Sukarela Pemberi Layanan.

a. Kesigapan Pemberi Layanan

Kesigapan dalam memberi pelayanan kepada masyarakat dengan menilai

sejauh mana para petugas yang dilaksanakan Dinas Pertamanan dan Kebersihan

Kota Makassar bersama kecamatan masing-masing dalam mengangkut sampah.

Penilaian terkait tingkat kecepatan pemerintah terkait pelayanan pengangkutan

sampah, dapat dilihat dari hasil wawancara dengan Bapak “AZN” selaku Kepala

Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat. Berikut hasil wawancaranya :

“....Hal utama yang harus dilakukan para petugas atau penyedia layanan

dalam memberikan bentuk pelayanan yang memuaskan kepada

masyarakat yaitu dengan memberikan pelayanan yang cepat dan

maksimal. Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar tetap

memiliki tanggungjawab dan fungsi institusi untuk melakukan koordinasi

dan pengawasan terhadap kecamatan yang telah diberi kewenanangan

operasional pelayanan sesuai yang tertuang dalam Peraturan Walikota

(perwali) No. 3 Tahun 2015 yang sebagian besar kewenangan sudah

dilimpahkan kepihak kecamatan dan jajarannya kelurahan, RT dan RW.

Jadi, untuk masalah tingkat kecepatan dalam pengangkutan persampahan

kami dari pihak petugas sangat sigap dalam hal pelayanan dan selalu

melakukan koordinasi dengan baik. Petugas kebersihan pun selalu cepat

dan siaga dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dan respon

kami kepada masyarakat tentunya siapa saja yang menghubungi terkait

Page 67: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

54

54

masalah persampahan akan kami tidaklanjuti secepatnya. Selain itu, kami

rasa tanggungjawab itu sudah menjadi kewenangan dari pihak kecamatan

dalam melayani masyarakat harus pula diterapkan dengan

baik..”(Wawancara dengan Bapak AZN 16 September 2019).

Berdasarkan penjelasan dari hasil wawancara di atas maka penulis

menyimpulkan bahwa tingkat kecepatan yang dilakukan oleh penyedia layanan

dalam hal ini Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar sudah sigap

dalam melayani masyarakat sebab dari pihak penyedia selalu melakukan

koordinasi dengan petugas kebersihan lainnya seperti yang tertuang dalam

Peraturan Walikota (Perwali) No. 3 Tahun 2015 yang sebagian besar kewenangan

sudah dilimpahkan kepihak kecamatan dan jajarannya, sehingga pelayanan yang

dilakukan dengan cepat dapat segera teratasi oleh pihak pemerintah maupun

petugas kebersihan di tiap-tiap kecamatan.

Hal ini pun diungkapkan oleh bapak “SY” selaku Kepala Seksi Kebersihan

Kec. Mariso yang mengatakan bahwa:

“...Masalah sistem pelayanan persampahan yang yang sering dikeluhkan

warga disini mengenai kecepatan para petugas kebersihan, sebagian

masyarakat masih menganggap petugas kebersihan terkadang lambat

mengakut sampah di depan rumah tiap warga padahal tersebut sudah

ditangani dengan baik dari pihak petugas kebersihan bahkan semua pihak

dari kecamatan sudah menyediakan via pelaporan melalui jaringan internet

atau layanan grup. Jadi, koordinasi petugas mengenai keluhan

pengangkutan persampahan dalam hitungan menit saja kami langsung di

eksekusi atau menindaklanjuti dengan cepat. Petugas juga melihat skala

permasalahan dari para warga jika waktunya memang bisa dituntaskan

dalam waktu satu hari maka akan dituntasakan pada saat itu, contoh saja

perbaikan selokan kan itu bisa memakan waktu 2-3 hari jadi kembali lagi

itu tergantung tingkat atau skala permasalah tapi bukan berarti kami

lambat atau kurang memperhatikan masalah tersebut karena itu sudah

menjadi kewenangan kami selaku petugas...” (Hasil wawancara dengan

bapak SY 8 Oktober 2019)

Page 68: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

55

55

Hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pengangkutan persampahan

yang dilakukan oleh petugas sudah sigap dan cepat. Petugas juga melihat skala

permasalahan dari para warga jika waktunya memang bisa dituntaskan dalam

paling lambat dua sampai tiga hari tergantung tingkat permasalahan.

Tabel 4.3 Jadwal pelayanan pengangkutan persampahan menurut Kecamatan

Tahun 2019

No Wadah Kapasitas Pelayanan Waktu Lama

Pengang

kutan

Ket.

1. Kantong

Plastik

10-40 K 1 KK 07.12 2-3 Hari Individual

2. Tong 40 L 1 KK 07.12 2-3 Hari Maksimal

3 hari

3. Tong 120 L 2-3 KK 07.12 2-3 Hari Toko

4. Tong 140 L 4-6 KK 07.12 2-3 Hari -

5. Kontainer 1000 L 80 KK 06.30 2-3 Hari Komunal

6. Motor Viar 500 L 40 KK 05.00 2-3 Hari Komunal

7.

Tong/Truk

30-40 L

Pejalan

Kaki,

Taman

07.30

2-3 Hari

-

Sumber : Sekt. Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar 2019

Hal yang sama diungkapkan oleh bapak MD selaku petugas kebersihan di

Kec.Mariso, yang sering dikeluhkan masyarakat terkait pelayanan pengangkutan

sampah yang diberikan khusunya di Kecamatan Mariso yakni :

“..Masalah keterlambatan waktu pengangkutan dan armada/ sarana TPS

yang belum cukup tersedia. Terkait masalah keterlambatan pengangkutan

sampah, dari pihak kecamatan dibantu melalui koordinasi dari Dinas

Pertamanan dan Kebersihan langsung menindaklanjuti keluhan tersebut.

Penanganan keterlambatan pengangkutan paling lama selama tiga hari,

tergantung jarak lokasi, setelah itu sampah sudah kembali diangkut oleh

petugas..”(wawancara dengan IS 1 Oktober 2019)

Page 69: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

56

56

Berdasarkan penjelasan dari hasil wawancara di atas maka penulis

menyimpulkan bahwa kesigapan dari para penyedia pelayanan sangatlah

diperlukan karena itu salah satu faktor pendukung tercapainya tujuan pelayanan

yang optimal. Kecepatan atapun kesigapan dalam melayani akan selalu menjadi

prioritas utama dalam pelayanan apapun bentuk permasalah dari para penerima

layanan tetap harus dilaksanakan dengan semestinya.

Terkait dengan kesigapan pemerintah dalam masalah pengangkutan pelayanan

persampahan, Ibu FRA selaku warga yang bermukim di sekitar Kelurahan Lette

Kec. Mariso, mengeluhkan tingkat kesigapan pemerintah. Berikut wawancaranya:

“...Khususnya warga di Kelurahan Lette ini pernah bermasalah bagian

drainase atau salurannya yang tersumbat akibat sampah yang tertumpuk.

Petugas yang hanya melakukan pengangkutan satukali sehari itupun hanya

dilakukan saat malam hari sesudah magrib dan itupun hanya mengangkut

sampah yang memang di simpan didepan rumah. Saya rasa petugas belum

sepenuhnya melakukan tugasnya dengan baik karena yang namanya

petugas kebersihan harus semuanya diperhatikan untuk masalah

sampahnya terutama di tiap-tiap selokan warga disini agar tidak terjadi

penyumbakan. Jadi, saya rasa petugas dalam hal kecepatan dalam

mengangkut sampah masih sangat lambat dan kurang peduli..”(Hasil

wawancara FRA 9 Oktober 2019).

Wawancara di atas diketahui bahwa tingkat kesigapan petugas dalam

pengangkutan persampahan masih kurang peduli hal itu dilihat dari jadwal

pengangkutannya yang dilakukan sekali sehari sehingga mengakibatkan

penumpukan disekitar pemukiman penduduk.

Sesuai dengan hasil wawancara dan observasi penulis dengan pemerintah dan

warga di berbagai lokasi, dapat dilihat bahwa tingkat kecepatan dan kesigapan

pihak Pemerintah mulai dari Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar

Page 70: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

57

57

dan Kecamatan Mariso terkait pelayanan pengangkutan persampahan Pada

Kecamatan Mariso khususnya di Kelurahan Lette. Kecepatan dan kesigapan

pemerintah dalam pelayanan pengangkutan sampah dapat dikatakan sangat

rendah. Hal itu dilihat dari pernyataan warga setempat yang merasa petugas

kebersihan sangat lambat melakukan pengangkutan dan bahkan semua

keluhannya jarang ditanggapi oleh pemerintah.

b. Sukarela Pemberi Layanan.

Sukarela dalam pemberian layanan yang dimaksud disini petugas Dinas

Pertamanan dan Kebersihan secara sukarela atau dengan kemauan sendiri

memberikan keahlian, tenaga dan waktunya saat melakukan pelayanan kepada

masyarakat.

Untuk mengetahui sukarela petugas/aparatur dalam memberikan tenaga dan

waktunya, Berikut hasil wawancara selaku Kepala Seksi Evaluasi dan Monotoring

Pengelolaan Kota bapak SB Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar,

Beliau mengatakan :

“...Kerelaan kami selaku petugas dan penyedian layanan meluangkan tenaga

waktu untuk kepentingan masyarakat demi terciptanya kota yang bersih dan

asri itu mungkin tidak bisa dihitung lagi. Kami selalu memberikan pelayanan

yang mungkin petugas hanya berhenti melakukan pelayanan pada saat

transportasi bermasalah atau rusak. Pihak kecamatan yang selalu melakukan

koordinasi dengan pihak DPK dan harus mampu melakukan peran dan

tanggungjawabnya..”(Hasil wawancara bapak SB 19 Sepetember 2019).

Hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat kerelaan para

petugas Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar dalam meluangkan

tenaga dan waktunya untuk kepentingan masyarakat sangat tinggi hal itu dilihat

Page 71: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

58

58

dari kepedulian petugas yang hanya berhenti melakukan pelayanan pada saat

transportasi bermasalah atau rusak.

Hal lain juga dikemukakan oleh bapak AP selaku Pengawas dan

Penanggungjawab Kebersihan Kec. Tamalate terkait kerelaan hati para petugas

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, beliau mengatakan :

“...Soal kerelaan dan keahlian kami yang mampu menjalankan dan

tanggungjawab sebagai penyedia layanan tidak bisa diragukan lagi

bagaimana petugas sangat telaten pada saat pengakutan dan melayani

masyarakat. Segenap tenaga dan kemampuan kami pun kerahkan sebisa

mungkin, jarang petugas kebersihan mendengar keluhan dari segi

pengangkutan sampah dari para warga di sekitar area Kec. Tamalate ini

karena petugas selalu cepat dan siaga dalam melayani dan mengangkut

sampah-sampah warga. Adapun keluhan yang biasa diungkapkan

masyarakat hanya keterlambatan pengangkutan yang tidak sesuai jadwal.

Itupun sangat jarang terjadi dan jika itu terjadi kami tentunya dengan cepat

menghubungi petugas yang bersangkutan untuk selanjutnya

ditindaklanjuti...”(Wawancara bapak AP 30 september 2019).

Wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa sukarela dalam pelayanan yang

dilakukan para penyedia layanan dengan sepenuh hati hati melakukan

tanggungjawabnya pada saat pengangkutan dan menjalankan tugasnya dengan

baik pada saat melayani masyarakat.

Opini yang sama juga diutarakan bapak IS selaku petugas kebersihan di Kec.

Tamalate terkait kerelaan hati para petugas meluangkan waktu, keahlian dan

tenaganya dalam mengangkut sampah. Berikut kutipan wawancarnya:

“...Ya sejauh ini Alhamdulillah kami para petugas kebersihan selalu rela

hati mengangkut sampah bahkan waktu dan tenaga kami tak bisa dihitung

bagaimana keseriusan kami menjalankan tanggungjawab kami dalam

melakukan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat agar merasa puas

dengan pelayanan yang kami lakukan dei terciptanya lingkungan yang

Page 72: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

59

59

bersih dan sehat di kecamatan ini..”(Wawancara dengan bpak. IS 1

Oktober 2019).

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat

menilai kerelaan hati meluangkan waktu dan tenaganya sejauh ini sudah sangat

baik dan maksimal, masyarakat sangat merasa puas terhadap pelayanan yag

diberikan pihak penyedia layanan.

Dalam hal ini penulis dapat disimpulkan bahwa kerelaan hati para petugas

kebersihan maupun pemerintah memberikan tenaga dan meluangkan waktunya

dalam melayani masyarakat sudah cukup baik dilihat dari segi keahliannya dalam

menjalankan perannya dan tanggungjawabnya memenuhi keiginan dan harapan

pelanggan ataupun masyarakat dalam pengangkutan sampah yang pada saat

melakukan pelayanan. Hal itu juga agar memberikan kesan pelayanan yang

maksimal dan masyarakat dapat merasa puas atas pelayanan yang diberikan pihak

aparatur/petugas.

2. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan tepat.

Pelayanan dengan tepat yang dimaksud disini adalah tidak terjadinya

kesalahan dalam melayani, artinya pelayanan yang diberikan sesuai dengan

keinginan masyarakat sehingga tidak ada yang merasa dirugikan atas pelayanan

yang didapatnya. Ketepatan melayani dapat dikaitkan dengan :

a. Kesesuaian Prosedur Pelayanan

Kesesuain prosedur yang dimaksud disini prosedur pelayanan yang sederhana

tidak bebelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan, kedisiplinan

Page 73: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

60

60

petugas, dan keadilan yang merata yaitu dapat menjangkau yang berberda status,

ekonomi, jarak, lokasi dan perbedaan fisik dan mental yang harus dilakukan oleh

para petugas Dinas Pertamanan dan Kebersihan bersama pihak kecamatan dan

petugas kebersihan saat melakukan pelayanan. Jika pelayanan sesuai dengan

prosedur yang dilaksanakan pemerintah ataupun petugas maka pelayanan dapat

dikatakan tepat dan maksimal.

Untuk itu mari kita lihat hasil wawancara terkait indikator ketepatan melayani

terkait dengan kesesuaian prosedur. Berikut wawancara dengan bapak AZN

selaku Kepala Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar sebagai berikut:

“...Dalam pelayanan hal utama yang harus diperhatikan yaitu bagaimana

pihak pemerintah mampu memberikan pelayanan sesuai SOP yang telah

ditetapkan sebelumnya. Kedisiplinan dan keadilan satu hal yang penting,

kami selaku penyedia layanan memang dituntut untuk berlaku adil kepada

siapapun termasuk kepada masyarakat. Kami selalu memberikan

pelayanan yang mudah dipahami oleh masyarakat dan terbuka dalam hal

membuka ruang melaporkan keluhannya kepada pihak DPK. Selalu

disiplin dan berlaku adil pada saat melayani tidak memandang ras, agama,

jarak maupun lokasi mereka itu yang kami junjung tinggi dan segera atau

sebisa mampu menanggapi keuhan dan permasalahan masyarakat..” (Hasil

wawancara dengan Bapak AZN 16 September 2019).

Berdasarkan hasil wawancara di atas disimpulkan bahwa Dinas Pertamanan

dan Kebersihan dalam menjalankan fungsinya sesuai prosedur yang berlaku yaitu

memberikan keadilan yang merata tanpa ada membeda-bedakan lokasi dalam

pelayanan kepada masyarakat dan disiplin dalam mejalankan tugasnya.

Hal senada juga diungkapkan Bapak HA selaku Petugas Kebersihan Kec.

Mariso, beliau mengatakan :

Page 74: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

61

61

“...Kami selalu disiplin saat melakukan pengangkutan sampah. Jarak dan

lokasi tidak menjadi masalah untuk kami selama itu menjadi

tanggungjawab kami sebagai petugas kebersihan dan sama sekali kami

tidak membeda-bedakan golongan mereka baik kalangan kaya maupun

miskin, tugas ya tetap tugas dan itu harus dilaksanakan dengan

semaksimal mungkin..”(Wawancara HA 21 September 2019).

Wawancara di atas di ketahui bahwa petugas kebersihan dalam melakukan

tugasnya bersikap adil kepada penerima layanan dan tugas tetap dilaksanakan

dengan semaksimal mungkin. Mendukung pernyataan yang dilontarkan ibu RA

warga setempat Kec. Mariso yang mengatakan :

“...Mengenai pelayanan yang diberikan pihak pemerintah dan petugas

kebersihan sejauh ini kami memahami apa yang dilakukan dan dijalankan

pihak petugas. pemerintah juga terbuka dan berlaku adil kepada kami,

jarak dan lokasi rumah saya kan masuk lorong tetapi petugas tetap masuk

dan mengankut sampah kami walaupun hanya berjalan kami masuk lorong

saya...”(RA 19 September 2019).

Hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat memahami

setiap aturan dan tugas yang dilaksanakan pihak petugas/aparatur yang sudah

sesuai dengan prosedur yang ditetapkan pemerintah yaitu bersikap adil dan

disiplin pada saat pelayanan pengelolaan persampahan.

Dari hasil wawancara dengan informan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

dalam pelaksanaannya kesesuaian standar pelayanan menjadi acuan bagi para

penyedia layanan sebagai standar dalam melaksanakan pelayanan publik. Hal ini

dapat di lihat dari segi ketepatan dalam menjalankan prosedur atau regulasi yang

ditetapkan, penulis menilai bahwa kedisiplinan petugas kebersihan dan pihak

pemerintah yang selalu memberikan pemahaman terkait dengan pelayanan

persampahan yang diberikan kepada masyarakat. Keadilan yang diberikan pun

kepada masyarakat sudah dikatakan cukup baik dalam melakukan pelayanan

Page 75: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

62

62

sebab jarak dan lokasi tidak menjadi masalah bagi petugas dalam menjalankan

tanggungjawabnya selaku penyedia layanan.

b. Ketetapan biaya

Sampah yang tidak pernah berhenti terproduksi oleh sisa aktivitas manusia

tentu saja perlu perhatian serius dalam hal pengelolaan dan pelayanannya. Hal itu

dapat dilihat dari bagaimana Pemerintah dalam hal ini Dinas Pertamanan dan

Kebersihan Kota Makassar serta pihak Kecamatan menetapkan biaya dalam hal

ini retribusi atau iuran sampah guna menunjang pelayanan dalam hal

persampahan.

Berikut adalah hasil wawancara dengan bapak SGA selaku Kepala Seksi

Kebersihan Kec. Tamalate terkait ketetapan biaya atau retribusi iuran

persampahan yang mengatakan bahwa :

“...Ketepatan dalam melayani kami dari pihak pemerintah sangat

mematuhi aturan yang berlaku. Terkait iuran retribusi pihak kecamatan

hanya memberikan Rp. 16.000/perbulan untuk pelayanan pengangkutan

persampahan hal itu agar tidak memberatkan masyarakat dan kebersihan

kota tetap terjaga..”(Wawancara Bapak SGA 28 September 2019).

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa

ketetapan iuran retribusi pelayanan persampahan dari pihak kecamatan sangat

mematuhi aturan yang berlaku dengan menetapkan iuran dengan tidak

memberatkan penerima layanan.

Selanjutnya Bpk. SB selaku Kepala Seksi Monotoring dan Evaluasi

Pengelolaan Kota di Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar sedikit

Page 76: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

63

63

menambahkan mengenai ketentuan biaya yang dipungut dari pelayanan

persampahan sebagai berikut:

“...Menyangkut retribusi pelayanan persampahan/kebersihan Kota

Makassar telah diatur jelas dalam Peraturan Walikota Makassar No. 56 thn

2015. ada dua jenis pemungutan biaya mengenai pelayanan persampahan.

Pertama adalah retribusi, biaya ini dipungut oleh Dinas Pertamanan dan

Kebersihan menyangkut pengangkutan sampah dari kontainer ke TPA

yang dilakukan oleh Dinas Pertamanan dan Kebersihan. Selanjutnya yang

kedua adalah iuran yang merupakan kesepakatan bersama oleh pihak

Kecamatan/ Lurah/ RT masing-masing dengan masyarakat untuk biaya

pengangkutan sampah dari rumah ke kontainer yang dilakukan oleh

petugas kebersihan dari pihak Kecamatan. Jadi kalau iuran biasa berbeda-

beda tiap kelurahan. Iuran merupakan biaya yang tidak wajib dibayar, ada

beberapa Kecamatan/Kelurahan yang tidak membuat peraturan untuk

memungut iuran kepada warganya.”(Wawancara Bapak SB 19 September

2019).

Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa Retribusi pelayanan

persampahan/kebersihan Kota Makassar telah diatur jelas dalam Peraturan

Walikota Makassar No. 56 thn 2015 yaitu retribusi, biaya ini dipungut oleh Dinas

Pertamanan dan Kebersihan menyangkut pengangkutan sampah dari kontainer ke

TPA yang dilakukan oleh Dinas Pertamanan dan Kebersihan. Selanjutnya iuran

yang merupakan kesepakatan bersama oleh pihak Kecamatan/ Lurah/ RT masing-

masing dengan masyarakat untuk biaya pengangkutan sampah dari rumah ke

kontainer yang dilakukan oleh petugas kebersihan dari pihak Kecamatan.

Adapun tarif retribusi pelayanan persampahan/kebersihan Kota Makassar

Tahun 2015 sesuai dengan Pertauran Walikota Makassar No. 56 Tahun 2015

adalah sebagai berikut:

Page 77: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

64

64

Tabel 4.4 Tarif Retribusi Pelayanan persampahan/kebersihan Kota Makassar

No

.

Jenis Zona Lokasi Uraian Vol. Tarif/M3

1. Pengangkutan

sampah rumah

tangga

Zona

1

Lorong/Gang/Set

apak

Non

Permanen 1M3 Rp.16.000

Permanen 1M3 Rp.32.000

Industri

Rumah

Tangga

Kecil

1M3

Rp.48.000

Industri

Rumah

Tangga

Menengah

1M3

Rp.64.000

Industri

Rumah

Tangga

Besar

1M3

Rp.80.000

Zona

2

Jalan

penghubung/

Kompleks

Perumahan

Non

Permanen

1M3 Rp.32.000

Permanen 1M3 Rp.48.000

Industri

Rumah

Tangga

Kecil

1M3

Rp.48.000

Industri

Rumah

Tangga

Menengah

1M3

Rp.64.000

Industri

Rumah

Tangga

Besar

1M3

Rp.80.000

Zona

3

Jalan utama/

protocol

Non

Permanen

1M3 Rp.48.000

Industri

Rumah

Tangga

Kecil

1M3

Rp.48.000

Industri

Rumah

1M3

Rp.64.000

Page 78: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

65

65

Tangga

Menengah

Industri

Rumah

Tangga

Besar

1M3

Rp.80.000

2. Pengangkutan

Sampah

Komersil

Zona

1

Lorong/ Gang/

Setapak

PK5

1M3

Rp.32.000

Ruko 1M3 Rp.48.000

Poliklinik/

Balai

Pengobata

n/ Pkm

1M3

Rp.32.000

Rumah

Kost

1M3 Rp.32.000

Hotel

berbintang

1M3 Rp.64.000

Zona

2

Jalan

penghubung/

Kompleks

perumahan

Ruko/

Sekolah

1M3

Rp.64.000

Kantor/

Perguruan

tinggi

1M3 Rp.64.000

Restoran 1M3 Rp.48.000

Rumah

makan

1M3 Rp.32.000

Kafe/ Bar/

Rumah

Kopi/

Karaoke

1M3

Rp.32.000

Coto/ Sop/

Warung

Nasi

1M3

Rp.32.000

Salon/

Tukang

Cukur/

Refleks

1M3

Rp.32.000

Pusat

Kebugaran

1M3 Rp.48.000

Apotik 1M3 Rp.48.000

Zona

3

Jalan Utama/

Protokol

PK5 1M3 Rp.64.000

Sekolah 1M3 Rp.80000

Page 79: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

66

66

Hotel Non

Bintang

1M3

Rp.80.000

Hotel

Bintang

1M3

Rp.94.000

Kafe/ Bar/

Rumah

Kopi/

Karaoke

1M3

Rp.48.000

Catering 1M3 Rp80.000

Penjahit 1M3 Rp64.000

Bengkel

Reparasi

1M3 Rp64.000

Sumber : Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar 2019

Hal ini juga diungkapkan oleh Bapak SY selaku Kepala Seksi Kebersihan Kel.

Lette Kec. Mariso yang mengatakan bahwa :

“...Tarif iuran persampahan disini berbeda-beda dilihat dari segi tempat

pengakutan, misal petugas kebersihan melakukan pengangkutan di

toko,apotik dan lain sebagainya memang ketetapan tarifnya disesuaikan

juga. Tapi untuk hal pemukiman penduduk itu sudah ditetapkan juga

tarifnya perbulan..”(Hasil wawancara bapak SY 8 Oktober 2019).

Hasil wawancara di atas disimpulkan bahwa pemungutan tarif iuran retribusi

pelayanan persampahan berbeda-beda hal itu sesuai zona maupun lokasinya. Lain

halnya yang dilontarkan warga Maccini Sombala Kec. Tamalate ibu RH terkait

ketepatan iuran pelayanan persampahan, beliau mengatakan :

“...Petugas Kebersihan disini sangat kurang peduli terhadap masalah kami

apalagi sampah yang tertumpuk kadang diangkut sekali seminggu itupun

perlu melapor ke pihak kelurahan padahal iuran yang kami bayar kan

selalu dibayar tepat waktu tapi pelayanan yang di berikan kadang tidak

tepat. Kadang sampah dibiarkan membusuk berhari-hari baru diangkut kan

itu mengganggu aktivitas warga disini..”(Wawancara RH 18 September

2019).

Page 80: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

67

67

Wawancara di atas dapat diketahui bahwa masyarakat menilai pemerintah

masih kurang peduli. Retribusi iuran persampahan yang rutin dibayar tepat waktu

namun hal pelayanan yang diberikan petugas/aparatur belum tepat waktu.

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian responsivitas

terkait pelayanan yang tepat belum sepenuhnya dijalankan dengan tepat oleh

pemerintah. penilaian terkait indikator ketepatan melayani adalah dengan melihat

ketepatan biaya. Penulis menilai ketepatan pemerintah dalam menjalankan

regulasi pemungutan biaya retribusi maupun iuran belum sesuai ketentuan. Hal itu

masih menjadi keluhan dari masyarakat Kel. Maccini Sombala Kec. Tamalate

yang belum sepenuhnya mendapat pelayanan dengan baik padahal iuran yang

dipungut dari warga dengan zona dan jenis lokasi masing-masing rutin dibayar

dengan kesepakatan bersama.

3. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan cermat.

Indikator ini mencakup tingkat kefokusan dan kesungguhan penyedia layanan

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kecermatan dan kesungguhan

pemerintah dalam memberikan pelayanan persampahan yang baik tentu saja akan

menghasilkan kota yang bersih dan nyaman. Tingkat kecermatan dan

kesungguhan dalam memberikan pelayanan persampahan kepada masyarakat

dapat kita lihat dari aspek :

a. Kehandalan memberi layanan.

Tingkat kehandalan dalam memberi layanan dapat kita lihat melalui seberapa

besar jumlah volume sampah yang diangkut setiap tahunnya. Tentunya jumlah

Page 81: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

68

68

volume yang diangkut merupakan hasil dari salah satu aktivitas pelayanan

persampahan yang dilakukan pemerintah yang dapat menilai seberapa jauh

kecermatan dan kesungguhan dalam memberikan pelayanan.

Untuk membuktikan tingkat kecermatan dan kesungguhan pemerintah dalam

memberikan pelayanan persampahan, maka penulis mengunjungi TPA

Tamangapa untuk mewawancarai petugas kebersihan yang merupakan pihak yang

melakukan proses pelayanan sampah di lokasi, berikut adalah pernyataan dari

Bapak SN yang mengemukakan bahwa:

“...Petugas kebersihan disini ada tujuh puluh dua orang dengan staf beserta

penjaga posko, tugas kami shif-shifan pagi sampai malam, ada yang

masuk pagi dan ada yang malamnya kalau ditanyakan mengenai

kecermatan dan kehandalan kami dalam melayani masalah persampahan

kami selaku petugas sangat sungguh-sungguh dalam menjalankan

tanggungjawab kami. Buktinya saja kami tidak pernah absen pada saat

bertugas skecuali kalau ada masalah mobil yang bermasalah atau sedang

sakit nah itu kami baru absen dan tidak mengangkut

sampahnya.(Wawancara SN 7 Oktober 2019).

Wawancara di atas dapat diketahui bahwa kecermatan dan kesungguhan yang

dilakukan para petugas kebersihan dalam pengangkutan sampah sudah sangat baik

dan maksimal dilihat dari tingkat kepeduliannya dalam pengangkutan sampah.

Kemudian hasil wawancara juga dilakukan oleh Bapak HR selaku Pengawas

Posko Tamangapa Antang terkait kecermatan dan kesungguhannya dalam

pelayanan persampahan, beliau menjelaskan :

“...Dalam perhari kami mengakut sampah sekitar 800 ton perhari dan

berhasil diangkut dan ditimbung ke TPA. Hal itu sudah menunjukkan hasil

dan kesungguhan dan bentuk keseriusan kami dalam melayani demi

kebersihan kota ini. untuk kehadalan para petugas itu adek bisa lihat

sendiri bagaimana cara kerja kita setiap hari yang tak pernah absen dalam

Page 82: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

69

69

melayani masalah persampahan ini..”(Hasil wawancara bapak HR 7

Oktober 2019).

Hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kesungguhan pihak petugas

pengawas posko yang dapat dilihat dari kehandalan dalam bekerja saat pelayanan

yang berhasil diangkut dengan besar volume sampah 800 ton/perhari dan

ditimbung ke TPA.

Berikut adalah data mengenai jumlah volume Timbunan sampah di UPT.

Tamangapa Antang Kec. Manggala pada Tahun 2015-2019 :

Tabel 4.5 Jumlah Volume Timbunan Sampah 2015-2019

No. Jumlah Volume Sampah (M3) Volume Sampah Di

Timbung (M3)

Tahun

1. 556,942.22 389,859.55 2015

2. 585,672.82 409,970.97 2016

3. 614,403.43 430.082.40 2017

4. 643,134.04 450,193.83 2018

5. 671,864.64 470,305.25 2019

Sumber : UPT. Tamangapa Antang Kec. Manggala pada Tahun 2019

Hal yang sama juga diungkapkan oleh bapak SY selaku Staf Kebersihan Kel.

Lette Kec. Mariso, beliau mengatakan :

“...Kalau soal kesungguhan tidak bisa dinilai bagaimana kerelaan kami

sebagai petugas mengingatkan dan melayani masyarakat disini. Petugas

kebersihan dari kelurahan ada empat orang yang kami kerahkan sedangkan

jumlah volume sampah dipemukiman penduduk sudah mencapai 4-5 m3

perhari ditambah lagi pola pikir masyarakat yang masih kurang peduli

terhadap kebersihan lingkungannya..”(Hail Wawancara bapak SY 8

Oktober 2019).

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa

kecermatan petugas yang tekait dengan pelayanan pengelolaan sampah sudah

Page 83: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

70

70

dianggap baik namun tingkat partisipasi dari masyarakat yang dinilai masih

kurang peduli terhadap kebersihan lingkungannya. Berikut adalah data

penanganan sampah selama tiga tahun terakhir di Kota Makassar dapat dilihat

pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.6 Perbandingan Penanganan Sampah Tahun 2016-2018

NO. Tahun

Pelayanan

Timbunan

Sampah

Tertangani % Terhadap

Timbunan

1. 2016 5.556, 22 m3/Hari 5.339,10 m3/Hari 94,72%

2. 2017 5.931,40 m3/Hari 5.623,61 m3/hari 94,81%

3. 2018 6.431,34 m3/Hari 6.401,93 m3/Hari 95,15%

Sumber : Data Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar 2019

Lain halnya yang dikemukakan Oleh Kepala Seksi Evaluasi dan Monotoring

Pengelolahan Kebersihan Dinas Pertamanan dan Kebersihan bapak SB, beliau

menjelaskan :

“...Kesungguhan dan kecermatan yang dilakukan Dinas Pertamanan dan

Kebersihan Kota Makassar untuk masalah persampahan tentunya kita

selalu melakukan inisisatif untuk berkoordinasi dengan seluruh kecamatan

di Kota Makassar ini untuk meningkatkan masalah pelayanan sampah dan

kebersihan. Kita selalu menekankan untuk bekerja bersungguh-sungguh

dalam membuat kota menjadi bersih dan asri. Sebagaimana yang adik lihat

sendiri data mengenai jumlah volume sampah yang diproduksi dan

diangkut. Dalam tiga tahun terakhir jumlah volume sampah yang terangkut

mencapat angka di atas 90%, data ini bisa dijadikan sebagai penilaian

terhadap tingkat kecermatan dan kesungguhan kami dalam memberikan

pelayanan dalam hal sampah dan kebersihan.”

Hasil wawancara di atas disimpulkan bahwa kesungguhan dan kecermatan

yang dilakukan Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar untuk masalah

persampahan tentunya selalu menekankan untuk bekerja bersungguh-sungguh

dalam membuat kota menjadi bersih dan asri hal itu dilihat dari data mengenai

Page 84: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

71

71

jumlah volume sampah yang diproduksi dan diangkut. Dalam tiga tahun terakhir

jumlah volume sampah yang terangkut mencapat angka di atas 90%, data ini bisa

dijadikan sebagai penilaian terhadap tingkat kecermatan dan kesungguhan para

petugas/aparatur.

Adapun Data Jumlah Timbunan Sampah Menurut Dinas Pertamanan Dan

Kebersihan Yang Ada Di Kota Makassar yakni :

Tabel 4.7 Jumlah Timbunan Sampah Yang Ada Di Kota Makassar

N

O

.

Lokasi

Timbunan

(M3/hari) Persentase

Terhadap

Total

Timbulan

(%)

Sampah

Terangkut

(M3/Hari)

Persentase

Terhadap

Total

Timbulan

(%)

1 Pemukiman :

a. Mewah 132,62 2,24 128,15 96,63%

b. Menengah 314,52 5,30 298,23 94,82%

c. Sederhana 1265,27 21,33 1200,24 94,86%

2 Fasilitas kota :

a. Pasar 936,68 15,79 906,86 96,82%

b. Area perkantoran 226,38 3,82 215,67 95,27%

c. Area pendidikan 119,78 2,02 117,23 97,87%

d. Terminal 98,68 1,66 92,88 94,12%

e. Pelabuhan 217,47 3,67 20,47 95,86%

f. Hotel 218,65 3,69 20,32 94,36%

g. Rumah sakit 214,66 3,62 202,47 94,32%

h. Sarana Ibadah 88,46 1,49 81,98 92,67%

3 Kawasan Industri 129,27 2,18 121,27 93,81%

4 Perairan terbuka 875,74 14,76 858,05 97,98%

5 Pantai Wisata 184,63 3,11 173,68 94,07%

7 Sapuan jalan &taman 162,54 2,74 152,64 93,91%

8 Lain lain 527,31 8,89 450,16 85,37%

Total timbulan sampah kota 5.931,40 100 5.623,61 94,81%

Sumber : Data Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar 2019

Page 85: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

72

72

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka penulis menarik kesimpulan bahwa

mengenai kecermatan yang dilakukan Dinas Pertamanan dan Kebersihan sudah

bisa dikatan baik dalam melayani masalah sampah. Hal itu didasari oleh

pengakuan petugas kebersihan yang menjelaskan terkait kesungguhan kinerjanya

selama di lapangan. Selain itu penilaian dari kehandalan petugas kebersihan sudah

cermat dan bersungguh-sungguh dalam hal pengangkutan sampah dengan

mengangkut seluruh sampah hingga bersih setiap harinya.

Pengakuan dari pemerintah Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar

dengan melihat kondisi volume sampah selama tiga tahun terakhir persentase

volume sampah yang terproduksi setiap harinya yang mencapai 90% pada tahun

2017 bahkan hampir mencapai 95% dan akan terus meningkat setiap tahunnya.

b. Kemampuan Petugas Dalam Menggunakan Alat Bantu Layanan

Kemampuan petugas dalam menggunakan alat bantu layanan sangat

dibutuhkan agar lebih memudahkan penyedia layanan dalam menunjang

kelancaran dalam hal proses pengelolaan pelayanan persampahan. Hal itu dapat

dilihat dari bagaimana pemerintah dalam hal ini Dinas Pertamanan dan

Kebersihan Kota Makassar serta pihak kecamatan menyiapkan atau mengadakan

sarana dan prasarana guna menunjang pelayanan yang maksimal dalam hal

pengelolaan persampahan.

Untuk itu mari kita lihat hasil wawancara dengan bapak AZN selaku Kepala

Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar, beliau mengatakan :

“...Alat bantu dalam pelayanan dengan menyediakan sarana dan prasarana

sudah menjadi kewenangan tetap Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota

Page 86: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

73

73

Makassar dalam hal operasional pelayanan persampahan adalah jenis

pelayanan pengangkutan kontainer/angkutan komunal yang bersifat stasioner

dan periodik. Pelayanan ini berupa pengadaan TPS berupa kontainer yang

bermuatan 6 dan 10 m kubik yang ditempatkan di tempat-tempat umum

seperti: Pasar, pusat perbelanjaan (Mall), restoran, rumah sakit, tempat

hiburan dan sebagainya. Selanjutnya pengelolaan TPA Tamangapa Antang

juga tetap menjadi tanggungjawab kami. Sejauh ini Dinas Pertamanan dan

Kebersihan sebagai institusi yg memiliki tanggung jawab tertinggi untuk

mengakomodasi dan memfasilitasi kepentingan pelayanan terhadap

masyarakat dalam bidang penanganan kebersihan sudah mengikuti aturan

yang berlaku dengan semestinya. pengadaan sarana dan prasarana seperti yang

dikemukakan sebelumnya dirasa sudah memenuhi kebutuhan..”(Wawancara

bapak AZN 16 September 2019).

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa Pihak

pemerintah kota yang memiliki tanggungjawab tertinggi untuk mengakomodasi

dan memfasilitasi kepentingan pelayanan terhadap masyarakat dalam bidang

penanganan kebersihan sudah mengikuti prosedur dan aturan yang berlaku dengan

semestinya.

Untuk mengetahui jumlah sarana dan prasarana pengumpul sampah dirinci

menurut kecamatan dan jenis di Kota Makassar dapat dilihat pada tabel di bawah

ini :

Tabel 4.8 Jumlah Sarana Pengumpul Sampah Perkecamatan Di Kota Makassar

NO. Kecamatan Mobil Tangkasi Motor Fakuda/Viar

1. Mariso 9 49

2. Mamajang 7 60

3. Tamalate 8 102

4. Rappocini 12 100

5. Makassar 1 62

6. Ujung Pandang 10 46

7. Wajo 9 36

8. Bontoala 7 57

9. Ujung Tanah 8 55

10. Tallo 12 76

11. Panakkukang 10 81

Page 87: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

74

74

12. Manggala 13 76

13. Biringkanaya 15 91

14. Biringkanaya 13 83

JUMLAH 147 974

Sumber : Data Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar 2019

Berdasarkan data di atas bahwa jumlah atau total sarana dan prasarana

yang disediakan Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar untuk mobil

Tangkasi berjumlah 147 buah dan untuk motor Fakuda/Viar sebanyak 974 di

setiap kecamatan untuk pelayanan pengelolaan persampahan di Kota Makassar.

Lain halnya yang dikemukakan Bapak HR selaku Pengawas armada

Tamangapa Antang Kec. Manggala terkait sarana dan prasarana yang dimiliki

pemerintah guna menunjang pelayanan persampahan. Berikut isi wawancaranya :

“...Terkait sarana dan prasarana sudah bisa dilihat TPA disini hanya ada

satu yaitu TPA Tamangapa Antang dan hanya memiliki luas kurang lebih

16,8 hektar dan bisa diperkiran pada tahun 2020 timbunan sampah disini

sudah tidak bisa lagi menampung banyak sampah, saya sangat

mengharapkan pemerintah lebih peka terhadap kondisi TPA disini atau

minimal menyedikan lahan tambahan untuk penampungan...”(Hasil

wawancara bapak HR 20 September 2019).

Hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pemerintah masih kurang

memperhatikan terkait sarana dan prasarana pelayanan persampahan di Kota

Makassar. Keluhan dari beberapa masyarakat pun seharusnya ditanggapi. Senada

dengan hasil wawancara yang diungkapkan staf kelurahan selaku Kolektor

Kebersihan Kel. Maccini Sombala Kec. Tamalate, mengatakan bahwa :

“...Banyak hal yang seharusnya menjadi perhatian dan tanggungjawab

pemerintah masalah pengangkutan terutama sarana dan prasarana dalam

pelayanan sampah. Dari pihak kelurahan ada satu orang yang memang

diarahkan untuk memantau jalannya pelayanan dari petugas kebersihan

Page 88: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

75

75

dan sejauh ini yang menjadi pokok perhatian kami adalah penambahan

kontainer dan TPS ya walaupun via transportasi disini sudah ada beberapa

tp hal itu kami rasa masih butuh penambahan trasnportasi agar lebih

mempermudah lagi proses pelayan dalam pengelolaan

persampahan..”(Wawancara bapak ABD 20 September 2019).

Hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian responsivitas

terkait pelayanan persampahan belum sepenuhnya dijalankan dengan tepat oleh

pihak pemerintah dalam hal ini Dinas Pertamanan dan Kebersihan yang dibantu

dengan Pemerintah Kecamatan masing-masing hal itu dilihat dari segi Sarana dan

prasarana yaitu dengan penambahan kontainer dan tempat pembuangan sementara

yang harus disediakan oleh pihak pemerintah.

Beliau juga memaparkan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Kec.

Tamalate sebagai berikut:

Tabel. 4.9 Sarana dan Prasarana Kec. Tamalate

No. Jenis Satgas Jumlah Petugas Jumlah Unit

1. Motor 3 Roda (Viar) 102 102

2. Mobil Tangkasi Ki 8 8

3. Mobil Tongkang 10 10

4. Mobil arm Broll 9 9

5. Staf 4 -

JUMLAH 133 123

Sumber : Kecamatan Tamalate Tahun 2019

Mendukung pernyataan yang dilontarkan ibu RA warga setempat Kec.

Tamalate yang mengatakan :

“...Mengenai sarana dan prasarana tempat pembuangan sampah kami kami

belum disediakan seperti TPS ataupun Truk pengangkut sampah yang ada

itu cuman petugas yang mobil viar yang biasa mengangkut dan petugas

penyapu jalan yang dikerahkan langsung dari kecamatan untuk

membersihkan sekitar jalanan umum. Jadi, sampah itu kami biasa simpan

Page 89: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

76

76

di depan rumah saja untuk di ambil dan diangkut oleh petugas

kebersihan...”(RA 19 September 2019).

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa indikator penilaian

responsivitas terkait kecermatan dalam pelayanan yang belum sepenuhnya

dijalankan dengan baik oleh pihak Pemerintah dalam hal ini Dinas Pertamanan

dan Kebersihan yang dibantu dengan Pemerintah Kecamatan masing-masing.

Jadi dalam indikator kecermatan melayani ini, penulis menilai dari dua hal

yaitu, dari kehandalan petugas dalam melayani dan melaksanakan atau regulasi

yang ditetapkan, kemampuan petugas menggunakan alat bantu pelayanan yaitu

dengan penyediaan sarana dan prasarana penunjang pelayanan. Dalam hal

pengadaan sarana dan prasarana penunjang pelayanan persampahan, penulis

menilai bahwa Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar dan pihak

Kecamatan belum maksimal dan belum cukup menyediakan sarana dan prasarana

yang dibutuhkan oleh masyarakat. Hal itu dilihat dari beberapa lokasi khususnya

di Kec. Tamalate.

4. Semua keluhan pelanggan direspon oleh petugas

Setiap penyedia layanan sudah pasti menyiapkan dan memberikan hal yang

terbaik yang dapat mereka tawarkan dan berikan kepada penerima layanan.

Namun, seperti yang kita ketahui bahwa tidak ada hal yang sempurna di dunia ini,

termasuk dalam memberikan pelayanan persampahan. Dengan itu, tidak bisa

dipungkiri bahwa keluhan akan lahir ketika suatu layanan dianggap kurang

memuaskan dan kurang memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh penerima

Page 90: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

77

77

layanan. Respon petugas/aparatur dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dapat

dilihat dari aspek :

a. Penyediaan Akses

Aspek ini menilai setiap penyedia layanan baik dari Dinas Pertamanan dan

Kebersihan maupun pihak kecamatan masing-masing harus menyediakan akses

kepada masyarakat untuk dapat menyampaikan keluhannya agar dari pihak

penyedia layanan mampu mencarikan solusi yang terbaik dari permasalahan yang

ada.

Respon penyedia layanan dalam menyediakan akses dan dapat dilihat dengan

Penyediaan media pelaporan yang berkaitan dengan penyediaan sarana teknologi

telekomunikasi dan informatika agar masyarakat lebih mudah menyampaikan

keluhan-keluhannya terkait masalah pelayanan pengelolaan persampahan.

Berikut adalah hasil kutipan wawancara dengan bapak AZN selaku Kepala

Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar dalam memberikan akses

melalui media pelaporan informatika dan merespon setiap keluhan dari

masyarakat yang mengatakan bahwa :

“...Dinas pertamanan Dan Kebersihan mempunyai tanggungjawab yang

besar terkait pelayanan persampahan di Kota Makassar. Pelayanan yang

diberikan para petugas dalam menanggapi berbagai keluhan masyarakat

selama ini kami sudah menyediakan via pelaporan di jaringan internet dan

bahkan ada beberapa staf teknis evaluasi pengelolaan kebersihan yang

melakukan pengawasan dan koordinasi dengan kecamatan sehingga bisa

dikatakan berbagai keluhan atau aspirasi dari masyarakat dapat segera

diketahui dengan cepat..”(Hasil wawancara bapak AZN 16 September

2019).

Page 91: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

78

78

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa Dinas

pertamanan dan Kebersihan mempunyai tanggungjawab yang besar terkait

pelayanan persampahan di Kota Makassar. Pelayanan yang diberikan para petugas

dalam menanggapi berbagai keluhan masyarakat dengan melakukan koordianasi

pada tiap-tiap kecamatan.

Senada dengan pernyataan yang dilontarkan oleh bapak AP selaku

Pengawas dan Penanggungjawab Kebersihan Kec. Tamalate, berikut hasil

wawancaranya :

“...Yah, sesungguhnya kami telah berusaha untuk memberikan pelayanan

yang terbaik kepada masyarakat terkait persampahan. Namun jika dirasa

belum cukup tentu kami memohon maaf dan akan meningkatkan

pelayanan kami ke depannya. Terkait keluhan, kami juga selalu terbuka

dengan siapa saja yang ingin memberikan keluhan terkait pelayanan kami.

Masyarakat bisa menghubungi Kantor Kecamatan, atau langsung melalui

saya dan untuk media pelaporan yang kami gunakan saat ini adalah

internet atau whatsapp grup agar masyarakat lebih mudah melaporkan

keluhannya...” (Hasil wawancara dengan bapak AP 30 September 2019)

Hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pihak kecamatan melakukan

media pelaporan keluhan masyarakat dengan menyediakan akses melalui

telekomunikasi di jaringan internet agar lebih memudahkan masyarakat

melaporkan keluhannya terkait pelayanan pengelolaan persampahan.

Dari hasil wawancara di atas mengenai indikator merespon segala keluhan

maka dapat dikatakan Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar bersama

pihak kecamatan sudah membuka ruang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk

menyampaikan keinginan maupun keluhan atas penyelenggaraan pelayanan

persampahan yang diberikan.

Page 92: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

79

79

Keluhan yang dirasakan dapat disampaikan melalui Dinas Pertamanan dan

Kebersihan Kota Makassar ataupun dari pihak kecamatan, kelurahan bahkan RT

setempat. Ini menunjukkan bahwa Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota

Makassar telah mempermudahkan masyarakat untuk menyampaikan keluhannya

melalui media pelaporan dengan memberikan akses media telekomunikasi dan

informatika atau internet. Dalam hal merespon keluhan dapat dikatakan bahwa

Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar bersama pihak kecamatan

sudah cukup tanggap dalam menindaklanjuti keluhan warganya. Hal itu dinilai

dari pengakuan warga yang menyatakan bahwa keluhan yang disampaikan sudah

cukup ditindaklanjuti dengan baik dan cepat.

b. Peran serta masyarakat

Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah bisa meliputi partisipasi

masyarakat dalam pengelolaan lingkungan, membayar retribusi yang telah

ditetapkan oleh pemerintah daerah, pengadaan tong sampah, gerobak sampah,

hingga pengumpulan sampah ke lokasi tempat pembuangan sementara (TPS) dan

sebagainya. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah tergantung dari

cara pemerintah mensosialisasikan program-programnya dalam penanggulangan

kebersihan. Memberikan dorongan pada masyarakat agar membiasakan pada

tingkah laku yang sesuai dengan yang telah ditetapkan pemerintah.

Berikut adalah hasil wawancara dengan bapak “SGA” selaku Kepala Seksi

Kebersihan Kec. Tamalate terkait dengan peran serta masyarakat dalam pelayanan

pengelolaan persampahan, beliau mengatakan :

Page 93: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

80

80

“...Banyak hal yang harus dibenahi dari pola pikir masyarakat mulai kesadaran

membuang sampah di sembarang tempat, medukung program pemerintah dan

ikut serta dalam sosialisasi yang diadakan pihak kecamatan terkhusus

melaksanakan program yang diterapkan di kecamatan ini yaitu Gerakan sabtu

bersih (Geber) yang kami laksanakan sekali seminggu setiap pagi jam 07.30.

Program lain yang dikeluarkan pihak walikota“Lihat Sampah Ambil (LISA)

hal itu kami juga telah terapkan beberapa tahun yang lalu di kecamatan ini.

Namun, kesadaran masyarakat yang masih minim dan kurang peduli dengan

apa yang menjadi perhatian pemerintah dan aspirasi dari masyarakat itu

sendiri yang masih kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan. Sosialisasi

yang kami lakukan setiap sebulan sekali dengan mengadakan musyawarah di

kelurahan mengikutsertakan masyarakat dan para petugas kelurahan maupun

kecamatan tapi lagi-lagi masyarakat kadang banyak yang tidak menghadiri

sosialisasi yang diadakan pihak kecamatan. Pola pikir masyarakat yang hanya

memakai paradigma membungkus sampah dengan kantong plastic ataupun

membuangnnya di sembarang tempat saat ini masih tetap diterapkan, jadi hal

itulah yang menjadi perhatian penuh dari kami pihak pengelolah dan selaku

penyedia layanan untuk merubah mindset masyarakat dengan

mengikutsertakan masyarakat dalam pelayanan pengelolaan persampahan ini”

(Wawancara dengan bapak SGA 28 September 2019).

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapa disimpulkan bahwa dalam hal

pengelolaan persampahan peran serta masyarakat atau partisipasi masyarakat

sangat diperlukan dalam pelayanan pengelolaan persampahan di Kota Makassar.

Pihak pemerintah dan petugas kebersihan yang mengadakan sosialisai melalui

program-program yang dikeluarkan pemerintah telah dilaksanakan dengan baik.

Opini yang sama pun dikatakan oleh bapak “SY” selaku Kepala Seksi

Kebersihan Kec. Mariso yang mengatakan bahwa :

“...Masyarakat disini masih kurang peduli dengan apa yang kadang di

lakukan dan ditetapkan pemerintah. Kami pernah mengadakan sosialisasi

dengan mengadakan penyuluhan bank sampah di rumah warga namun

sedikit dari warga yang menghadiri dan menghargai niat baik kami para

petugas. Untuk masalah program yang dilakukan kecamatan ini beum ada

namun pelayan yang kami berikan tak pernah absen dan rutin

dilakukan..”(Hasil wawancara dengan bapak SY 8 Oktober 2019).

Page 94: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

81

81

Hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pihak kecamatan telah

melaksanakan sosialisasi namun partisipasi masyarakat yang tidak mempedulikan

dengan apa yang menjadi perhatian dari pemerintah.

Pernyataan di atas didukung oleh warga Jl. Daeng Tata 3, Kel.

Parangtambung, Kec. Tamalate ibu RP, Mengatakan bahwa :

“...Iya pihak kecamatan disini pernah mengadakan sosialisai di kantor

kelurahan sebulan yang lalu namun sedikit warga yang menghadirinya

mungkin kebanyakan warga yang sibuk dengan aktivitas masing-masing jadi

pada saat itu hanya sekitar 12 orang yang hadir. Untuk program yang

dilakukan setiap hari sabtu itu saya tidak pernah datang untuk melaksanakan

sabtu bersih di sekitar kantor kelurahan dan rumah warga..”(Wawancara RP

25 September 2019).

Wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa peran serta masyarakat masih

sangat minim dan kepeduliannya terhadap kebersihan lingkungan maupun kota

dengan tidak menjaga kebersihan Kota dan kelestarian lingkungan sekitar.

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

partisipasi masyarakat sangat mendukung terlaksanya program pengelolaan

sampah dan kebersihan di suatu kota atau wilayah. Partisapasi adalah proses

melibatkan orang atau masyarakat, terutama mereka yang terkena dampak

langsung untuk mendefinisikan masalah melibatkan solusi dengan mereka.

Pelayanan pengelolaan persampahan peran serta masyarakat atau partisipasi

masyarakat sangat diperlukan dalam pelayanan pengelolaan persampahan di Kota

Makassar. Pihak pemerintah dan petugas kebersihan yang mengadakan sosialisai

melalui program-program yang dikeluarkan pemerintah telah dilaksanakan dengan

baik. Namun dalam hal ini bisa dilihat peran atau partisipasi masyarakat yang

Page 95: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

82

82

masih sangat minim dan kurang mempedulikan kebersihan kota dan

lingkungannya seperti terlihat di kecamatan Tamalate dan Kecamatan Mariso

warga masih jarang mengikuti program yang telah di keluarkan oleh pemerintah

ataupun pihak penyedia layanan.

Page 96: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

83

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Responsivitas Pelayanan Pengelolaan

Sampah Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar yang dilihat dari 4

dimensi yaitu : Dimensi Kecepatan melayani yang ditunjukkan Dinas Pertamanan

dan Kebersihan Kota Makassar dapat dilihat dari dua aspek yaitu Kesigapan

pemberian layanan dan sukarela pemberi layanan. Kesigapan yang dilakukan oleh

pertugas Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar bersama pihak

Kecamatan dan petugas kebersihan dalam mengangkut sampah dapat dikatakan

masih sangat rendah, hal itu dilihat dari pernyataan dan laporan dari warga di

berbagai lokasi yang menganggap petugas sangat lambat saat melakukan

pengangkutan serta masyarakat membutuhkan pelayanan yang cepat ditangani,

diatasi dan direspon oleh pemerintah. Sedangkan sukarela dalam pemberian

layanan terkait pelayanan pengangkutan persampahan dalam melayani masyarakat

sudah dianggap baik, pernyataan tersebut di akui masyarakat di berbagai lokasi

serta kerelaan hati para petugas kebersihan maupun pemerintah memberikan

tenaga dan meluangkan waktunya pada saat pelayanan. Dimensi Ketepatan

melayani dalam hal menjalankan tanggungjawab terkait kesesuaian prosedur dan

tupoksinya serta melakukan pemungutan biaya retribusi sampah, Dinas

Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar berserta petugas kebersihan di setiap

Kecamatan dinilai sudah tepat dalam menjalankannya tugasnya sesuai dengan

Peraturan Walikota Makassar No. 56 Tahun 2015 Tentang tata cara pelaksanaan

Page 97: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

84

84

pemungutan retribusi pelayananan persampahan pada Dinas Pertamanan dan

Kebersihan tanpa merugikan pihak lain.

Dimensi Kecermatan melayani terkait tingkat kefokusan dan kesungguhan

dalam memberikan pelayanan persampahan kepada masyarakat yang dilihat dari

dua aspek yang pertama kehandalan pemberian layanan dengan menghitung

seberapa besar jumlah volume sampah yang diangkut setiap harinya yang

merupakan salah satu hasil akhir dalam menjalankan pelayanan persampahan.

Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar dan UPT Kecamatan dalam

melakukan pengangkutan sampah dihasilkan mencapai 800 Ton/perhari hal ini

merupakan wujud kesungguhan para petugas/aparatur dalam melakukan tugasnya

agar tercipta lingkungan yang bersih. Kedua kemampuan petugas menggunakan

alat bantu pelayanan yaitu Dinas Pertamanan dan Kebersihan harus mampu

mengadakan sarana dan prasarana untuk mengakomodasi dan memfasilitasi

kepentingan pelayanan terhadap masyarakat dalam bidang penanganan kebersihan

dinilai masih kurang. Dimensi Kemampuan menanggapi keluhan Dinas

Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar dalam hal merespon keluhan dan

memenuhi kebutuhan dan aspirasi masyarakat, baik dari segi penyediaan akses

dan mengikutsertakan masyarakat yang ikut andil dalam mewujudkan program-

program pemerintah terkait pelayanan pengelolaan sampah dinilai belum

maksimal hal itu berdasarkan pengakuan maupun pengaduan mereka dari

beberapa warga diberbagai lokasi yang keluhannya belum sepenuhnya

ditindaklanjuti.

Page 98: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

85

85

B. Saran

Setelah mengadakan penelitian oleh penulis maka dengan segala kerendahan

hati penulis mencoba memberikan saran atau masukan yang senantiasa nantinya

akan bermanfaat untuk Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar untuk

meningkatkan pelayanan pengelolaan sampah yang diberikan kepada masyarakat :

1. Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar beserta Kecamatan masing-

masing disarankan dapat menyediakan sarana dan prasarana yang memadai

sebagai usaha untuk menunjang pelayanan persampahan kepada masyarakat di

seluruh lokasi yang membutuhkan, baik di daerah perkotaan maupun di daerah

pemukiman kecil.

2. Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar beserta kecamatan masing-

masing disarankan dapat memaksimalkan dan meningkatkan jadwal

pengangkutan sampah terkhusus pada daerah pemukiman kecil.

3. Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar beserta Kecamatan masing-

masing disarankan dapat merespon seluruh keluhan yang diberikan oleh

masyarakat terkhusus pada daerah pemukiman kecil dengan secepat mungkin

dan disarankan dapat meningkatkan seluruh aspek pelayanan persampahan

kepada masyarakat yang tinggal di daerah pemukiman kecil.

Page 99: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

86

DAFTAR PUSTAKA

Azwar. 2009. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

Aprizal Nureslan, Muhammad, 2016. Responsivitas Pelayanan Persampahan Di

dinas Pertamanan Dan Kebersihan Kota Makassar. Program Studi

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen

Ilmu Admnistrasi. Universitas Hasanudin.

Batinggi A, Badu Ahmad. 2013. Manajemen Pelayanan Publik. Yogyakarta :

Penerbit Andi.

Dwiyanto, Agus. 2014. Mewujudkan Good Governace Melalui Pelayanan Publik.

Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Gelbert M. Prihanto D. dan Suprihatin A.1990. Konsep Pendidikan Lingkungan

Hidup. Malang : Buku Panduan Lingkungan Hidup.

Hastuti, Sri Endah. 2015. Inovasi. Sanitary Landfill Dalam Penanganan Sampah

Pada Dinas Pertamanan Dan Kebersihan Kota Makassar.

Hardiansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik. Yogyakarta : Gava Media.

Isianto, Bambang. 2011. Manajemen Pemeritahan Dalam Perspektif Pelayanan

Publik. Jakarta : Mitra Wacana Media.

Jurnal Ilmu Administrasi Negara. Volume XI/ Nomor 2/ September 2008

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/ tahun 2003.

Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

Marwan, Yulinda. 2014. Responsivitas Pelayanan Publik Di Puskesmas

Berstandar 150 9001 : 2008 (Studi Pada Puskesmas Jeruk Kecamatan

Lakasantri, Kota Surabaya. S1 Admnistrasi Publik, FIS UNESA. Vol. 2

No. 3.

Peraturan Walikota, No. 3 Tahun 2015 tentang pelimpahan kewenangan

pemungutan retribusi pelayanan persampahan/kebersihan kepada camat

dan lingkup pemerintah Kota Makassar.

Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Sampah Dan

Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.

Ratminto dan Atik Septi Winasrsih. 2005. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Page 100: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

87

87

Ronald Malino. 2017. Analisis Angkutan Persampahan Kota Makassar Studi

Kasus: Kecamatan Tamalanrea

Sedarmayanti. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Refika Adiatma :

Bandung.

Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia Dan Poduktifitas Kerja. Bandung :

CV. Mandarnaju.

Sinambela, L. Poltak. 2006. Reformasi birokrasi. Teori Kebijakan Dan

Implementasi. Jakarta : Bumi Aksara.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif. Kualitatif Dan R & D. Bandung :

Alfabeta, CV.

2013. Metode Penelitian Kombinasi. CV. Alfabeta. Bandung

Suprayogi Sugandi, Yogi. 2011. Administrasi Publik : Konsep Dan

Perkembangan Ilmu Di Indonesia. Bandung : Graham Ilmu.

Sri Wahyuni, Andi. 2016. Inovasi Dalam Pelayanan Publik Sektor Jasa PT PLN

Kabupaten Kepulauan Selayar, Program Studi Ilmu Sosial Dan Imu Ilmu

Politik. Universitas Hasanudin. Di Akses pada tanggal 1 Juli tahun 2019

dari Http//Jurnalfis.Core.ac.vk>pdf.

Safitri, Dewi Indri. 2016. Responsivitas Pelayanan Publik (Studi Kasus

Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar)

Triaz Rizmaulia. 2018. Responsivitas Pelayanan Pengelolaan Persampahan Di

Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung

Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik Pasal 18

Undang-Undang No.18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah Pasal 11

Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah Pada BAB III

Pasal 14 Ayat 1.

Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta; Grasindo

Widodo, Joko. 2016 Analisis Kebijakan Publik. Malang; Bayu Media

Page 101: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

88

88

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 102: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

89

89

Wawancara dengan Kepala Dinas Pertamanan Dan Kebersihan Kota Makassar

Wawancara dengan Kepala Teknis Evaluasi Pengelolaan Kebersihan DPK

Page 103: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

90

90

Wawancara dengan Staf Teknis Evaluasi dan Monotoring Kebersihan DPK

Wawancara dengan Kepala Seksi Persampahan, Kec. Tamalate

Wawancara dengan Staf Teknis Kebersihan Kecamatan Tamalate

Page 104: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

91

91

Wawancara dengan Staf Kantor Kecamatan Tamalate

Wawancara dengan Pengawas Dan Penanggungjawab Kebersihan Kec. Tamalate

Wawancara Kepala Kolektor Kebersihan Kel. Maccini Sombala Kec. Tamalate

Wawancara dengan Kepala Seksi Persampahan Kecamatan Mariso

Page 105: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

92

92

Wawancara dengan Kepala RT Kel. Lette Kecamatan Mariso

Wawancara Kepala UPT. Kebersihan Tamangapa Antang Kec. Manggala

Page 106: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

93

93

Tempat Pembuangan Akhir Tamangapa Antang Kec. Manggala

Wawancara dengan Petugas Kebersihan Antang Kecamatan Manggala

Wawancara dengan masyarakat Antang Kec. Manggala

Page 107: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

94

94

Wawancara dengan masyarakat Maccini Sombala Kec. Tamalate

Wawancara dengan masyarakat Alauddin Kel. Manuruki Kec. Tamalate

Wawancara masyarakat Jl.Daeng Tata 3 Kel. Parangtambung Kec. Tamalate

Wawancara dengan masyarakat Jl. Cendrawasi 5 Lrg. 3. Kel. Lette Kec. Mariso

Page 108: SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH …

95

95

RIWAYAT HIDUP

KASRIANA, Lahir pada tanggal 21 November 1995.

Anak kedua dari dua bersaudara, hasil buah cinta dari

pasangan Mustari dan Saryani. Penulis menempuh

pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Borongkaramasa

Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa selesai pada tahun

2008. Pada tahun itu juga penulis melanjutkan pendidikan

di SMP Negeri 5 Pallangga dan tamat pada tahun 2011, kemudian penulis

melanjutkan pendidikan di SMK Negeri 1 Pallangga dengan mengambil jurusan

Disain Grafis dan tamat pada tahun 2014. Kemudian pada tahun 2015, penulis

melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi tepatnya di Universitas

Muhammadiyah Makassar dengan mengambil jurusan Ilmu Administrasi Negara,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Strata 1 (S1). Penulis sangat bersyukur

diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk menimba ilmu yang merupakan bekal

dimasa depan. Saat ini penulis berharap dapat mengamalkan ilmu yang telah

diperoleh dengan baik dan membahagiakan orang tua serta berusaha menjadi

manusia yang berguna bagi Agama, Keluarga, Masyarakat, Bangsa dan Negara.