Upload
yelius-jeye-wardane
View
628
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebanyakan orang berpendapat bahwa pelajaran matematika adalah
pelajaran yang sulit dan cukup berat. Oleh karena itu kita sebagai guru
matematika sangat perlu memahami dan mengembangkan berbagai metode dan
strategi pembelajaran sesuai dengan kondisi siswa dan kondisi tempat belajar. Hal
ini sangat berguna untuk memotivasi semangat belajar matematika siswa, dan
juga kualitas serta kuantitas pendidikan.
Interaksi belajar mengajar yang baik adalah guru sebagai pengajar tidak
mendominasi kegiatan, tetapi membantu menciptakan kondisi yang kondusif serta
memberikan motivasi dan bimbingan agar siswa dapat mengembangkan potensi
dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh karena itu dalam
pembelajarannya, faktor keaktifan sebagai subjek belajar sangat menentukan.
Peserta didik yang baik memiliki karakter bersemangat tinggi dalam memecahkan
suatu masalah yang dihadapinya atau suatu masalah dimohonkan kepadanya
untuk dipecahkan, tidak harus ada pada siswa yang berotak cerdas/IQ tinggi.
Namun, bagi siswa yang berkemampuan rata-rata sedang atau kurangpun dapat
dilatih untuk memiliki karakter yang mampu menyelesaikan masalah.
Kecakapan hidup seseorang tidak terjadi dengan sendirinya tetapi melalui
suatu proses yang terus berlanjut. Keberlanjutan perkembangan proses kecakapan
hidup atau keterampilan hidup seseorang selama proses pembelajaran sebenarnya
dapat diamati. Hal ini juga berlaku bagi siswa, di mana perkembangan
1
keterampilan proses seorang siswa selama proses pembelajaran dapat diikuti atau
diamati.
Keterampilan proses merupakan salah satu aspek yang sangat penting
dalam suatu proses pembelajaran matematika. Mengajar dengan keterampilan
proses berarti memberi kesempatan siswa untuk bekerja dengan ilmu
pengetahuan, tidak sekedar menceritakan atau mendengarkan cerita tentang ilmu
pengetahuan. Karena sebenarnya melalui pembelajaran matematika tidak semata-
mata hanya menanamkan pengetahuan saja. Tetapi sangat mungkin diterapkan
pembentukan sikap positif, keterampilan cermat, dan kritis.
Pelajaran matematika di sekolah merupakan pelajaran yang bersifat
abstrak, sehingga diperlukan strategi pembelajaran yang tepat untuk mengajarkan
matematika agar peserta didik lebih mudah memahami konsep yang terkandung
dalam setiap materi yang dipelajari. Karena sampai saat ini masih banyak
kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar matematika. Hal ini disebabkan
karena banyak anggapan bahwa pembelajaran matematika sulit dan kurang
diperhatikannya keterampilan proses dan strategi belajar selama pembelajaran
matematika berlangsung. Sehingga hal tersebut akhirnya berpengaruh terhadap
hasil belajar matematika.
Suasana belajar di kelas menjadi sangat monoton dan kurang menarik.
Maka untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu strategi
pembelajaran yang tepat dan menarik di mana peserta didik kooperatif, dapat
bertanya meskipun tidak pada guru secara langsung, mengemukakan pendapat,
2
dan memiliki jiwa kepemimpinan yang heroik serta dapat meningkatkan
keterampilan.proses,siswa.
,Menurut,Lowney,(2005:11),,gaya,kepemimpinan yang heroik adalah gaya
kepemimpinan yang bersifat memiliki kesadaran seperti seorang pahlawan (hero).
Gaya kepemimpinan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Kesadaran diri untuk mengembangkan potensi-potensi dengan menambah
keterampilan pribadi secara terus menerus.
2) Kesadaran mau mencari kelemahan-kelemahan diri yang dapat dipakai sebagai
titik tolak memperbaiki konsep diri.
3) Kesadaran untuk mengambil nilai manfaat dari apa yang telah dipelajari dan
nilai positif, penuh cinta kasih dengan orang lain.
4) Kesadaran untuk menentukan pendirian sebagai pandangan hidup yang rela
berkorban.
5) Kesadaran untuk menyemangati diri sendiri dan orang lain dengan ambisi
heroic.
Menurut Isjani (2009:4), pemebelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
secara kooperatif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok yang
heterogen. Student Team merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif
(pembelajaran kelompok kecil). Strategi Student Team Heroic Leadership adalah
suatu strategi pembelajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk berpikir,
menjawab, saling membantu sama lain, dan dapat menumbuhkan jiwa
kepemimpinan yang heroik. Peran guru pada saat kegiatan belajar berlangsung
3
adalah memfasilitasi berlangsungnya diskusi. Di samping itu, guru juga akan
menyiapkan beberapa pertanyaan (soal) yang diambil dari bahan tersebut.
Pertanyaan tersebut dipakai sebagai review untuk materi yang ditugaskan saat itu.
Penerapan strategi ini, diharapkan dapat menambah nuansa baru bagi
pembelajaran matematika pada materi Akar-Akar Persamaan Kuadrat. Agar
dalam pembelajarannya, keterampilan proses yang ada dapat berpengaruh positif
terhadap hasil belajar dan peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar.
Berdasarkan penuturan salah satu guru matematika kelas X di MAN 2
Lubuklinggau, bahwa masih banyak siswa kelas X yang kurang pemahamannya
mengenai materi Akar-Akar Persamaan Kuadrat. Hal ini terlihat dari hasil ulangan
harian yang rata-rata dibawah 50 sedangkan kriteria ketuntasan minimal adalah
60. Semua ini bukan semata-mata hanya kesalahan peserta didik tetapi dapat juga
karena penggunaan strategi pembelajaran yang kurang tepat dan kurang
diperhatikannya keterampilan proses selama pembelajaran matematika.
Strategi pembelajaran yang biasa diterapkan guru kelas X di MAN 2
Lubuklinggau adalah strategi pembelajaran konvensional. Yang mana proses ini
tetap menekankan penyampaian tekstual serta kurang mengembangkan motivasi
dan kemampuan belajar peserta didik. Kebiasaan bersikap pasif dalam proses
pembelajaran dapat mengakibatkan sebagian besar peserta didik takut dan malu
bertanya pada guru mengenai materi yang kurang dipahami, semoga dengan
strategi ini minat dan belajar siswa bisa lebih berkembang.
4
Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Pembelajaran Strategi Student Team Heroic Leadership terhadap Hasil
Belajar Matematika di Kelas X Madrasah Aliyah Negeri 2 Lubuklinggau”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian dan pokok-pokok pemikiran tersebut, maka
permasalahan yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah ”Adakah pengaruh
pembelajaran Strategi Student Team Heroic Leadership terhadap hasil belajar
matematika di Kelas X Madrasah Aliyah Negeri 2 Lubuklinggau”?
C. Batasan Masalah
Agar permasalahan yang dibahas tidak terlalu meluas, maka penulis perlu
membatasi ruang lingkup dari permasalahan yaitu materi Akar-Akar Persamaan
Kuadrat di Kelas X MAN 2.Lubuklinggau.Tahun.Pelajaran.2010/2011.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas X MAN 2
Lubuklinggau sudah baik setelah mengikuti pembelajaran Strategi Student Team
Heroic Leadership terhadap hasil belajar matematika di Kelas X Madrasah
Aliyah Negeri 2 Lubuklinggau.
E. Manfaat Penelitian
Hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat,
antara lain sebagai berikut:
5
1. Peserta didik :
- Dengan menggunakan strategi pembelajaran student team heroic leadership
diharapkan dapat membentuk peserta didik yang memiliki jiwa
kepemimpinan kepahlawanan (heroik) secara akademik.
- Mampu memberikan sikap positif terhadap mata pelajaran matematika.
2. Guru, sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi
pembelajaran yang sesuai dan bervariasi.
3. Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang
bermanfaat bagi sekolah dengan adanya informasi yang diperoleh sehingga
dapat meningkatkan kualitas dan mutu sekolah untuk lebih maju dan
berkembang.
4. Peneliti, dapat menambah pengalaman secara langsung bagaimana penggunaan
strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan.
E. Penjelasan Istilah
Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang digunakan,
perlu adanya batasan istilah. Beberapa istilah yang perlu dijelaskan adalah :
1. Pengaruh yang dimaksud adalah akibat yang ditimbulkan atau yang akan terjadi
setelah diberikan perlakuan pembelajaran dengan strategi student team heroic
leadership terhadap hasil belajar matematika siswa.
2. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan strategi student team heroic
leadership.
6
3. Srategi Student Team Heroic Leadership merupakan suatu pembelajaran
yang mengatur strategi dengan membagi peserta didik menjadi beberapa
kelompok beranggotakan 4 sampai 6 orang yang memberi kesempatan pada
peserta didik untuk berpikir, menjawab, saling membantu sama lain, dan dapat
menumbuhkan gaya kepemimpinan yang bersifat memiliki kesadaran seperti
seorang pahlawan (hero).
4. Keterampilan Proses adalah suatu tuntutan proses aktif peserta didik dalam
melakukan suatu kegiatan secara motorik yang merupakan pengejawantahan
fungsi mental yang dilakukan oleh peserta didik dan dirancang secara sistematis
strategi pembelajarannya, dari mulai rancangan awal strategi diterapkan hingga
menutup stategi tersebut yang dilakukan oleh pengajar untuk memperoleh suatu
keterampilan tertentu secara optimal.
7
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Belajar
Belajar merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan oleh setiap
makhluk hidup khususnya manusia. Melalui belajar manusia dapat meningkatkan
kesejahteraan hidupnya dimasa mendatang. Tujuan belajar adalah
mengembangkan intelektual, menambah keterampilan, dan mengembangkan
kepribadian diri peserta didik.
Sardiman (2001:22) menyatakan bahwa belajar secara umum adalah suatu
proses interaksi antara diri manusia (id-ego-super ego) dengan lingkungannya,
yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Dalam hal ini
terkandung suatu maksud bahwa proses interaksi itu adalah:
a. Proses internalisasi dari sesuatu ke dalam diri yang belajar.
b. Dilakukan secara aktif, dengan segenap panca indra ikut berperan.
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto, 2003: 2).
Menurut Hamalik (2001: 27), belajar adalah suatu proses suatu kegiatan
dan bukan suatu hasil atau tujuan dan belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi
lebih luas dari itu yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil
latihan melainkan pengubahan kelakuan
8
Slameto (2003: 2), menyatakan bahwa belajar adalah proses usaha untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Syah (2003:
68), belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif
menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif. Sehubungan dengan pengertian ini perlu diutarakan
sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan
fisik, keadaan mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses
belajar.
Sesuai dengan pendapat diatas, Cornelius (dalam Abdurrahman, 2003:
253) mengemukakan lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika
merupakan :
1. Sarana berpikir yang jelas dan logis.
2. Sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.
3. Sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman.
4. Sarana untuk mengembangkan kreativitas.
5. Sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.
Suatu proses belajar dapat berjalan efektif apabila seluruh komponen yang
berpengaruh dalam proses belajar mengajar saling mendukung dalam mencapai
tujuan, diantaranya siswa termotivasi. Komponen yang berpengaruh dalam proses
belajar mengajar adalah guru, siswa, metode, kurikulum, dan sarana prasarana.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat dirumuskan defenisi
belajar yaitu suatu proses untuk mencapai suatu tujuan yaitu perubahan kearah
9
yang lebih baik. Perubahan tersebut adalah perubahan pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, sikap dan tingkah laku yang bersifat menetap belajar adalah suatu
proses atau serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungan yang menyangkut pengetahuan, keterampilan dan sikap.
B. Hakikat Mengajar
Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan
kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk
berlangsungnya proses belajar. Menurut Sardiman (2001:45) mengajar adalah
menyampaikan pengetahuan pada anak didik.
Menurut Hamalik (2001:48), mengajar adalah usaha mengorganisasi
lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa. Adapun defenisi
lain di negara-negara modern yang sudah maju mengatakan bahwa mengajar
adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar. Defenisi ini menunjukkan
bahwa yang aktif adalah siswa, yang mengalami proses belajar. Guru hanya
membimbing, menunjukkan jalan dengan memperhitungkan kepribadian siswa.
Kesempatan untuk berbuat dan aktif berpikir lebih banyak diberikan kepada
siswa.
Mengajar didefinisikan oleh Sudjana (2000: 37), sebagai alat yang
direncanakan melalui pengaturan dan penyediaan kondisi yang memungkinkan
siswa melakukan berbagai kegiatan belajar seoptimal mungkin. Istilah mengajar
dan belajar adalah dua perisiwa yang berbeda akan tetapi antara keduanya
terdapat hubungan yang erat sekali.
10
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah
suatu kegiatan membimbing dan mengorganisasikan lingkungan sekitar anak
didik, agar tercipta lingkungan belajar yang kondusif yang memungkinkan
terjadinya proses belajar yang optimal. Jadi istilahnya belajar dan mengajar adalah
dua peristiwa yang berbeda, akan tetapi antara keduanya terdapat hubungan yang
erat sekali.
C. Keterampilan Proses Pembelajaran Matematika
Menurut Dimyati (2006:135), keterampilan pembelajaran yang dimaksud
adalah kegiatan yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan terjadinya
belajar pada diri peserta didik. Dalam suatu kegiatan pembelajaran dapat
dikatakan terjadi belajar, apabila terjadi proses perubahan perilaku pada diri
peserta didik sebagai hasil dari suatu pengalaman.
Menurut Hamalik (2001:148), proses pembelajaran melibatkan berbagai
kegiatan dan tindakan yang perlu dilakukan oleh siswa untuk memperoleh hasil
belajar yang baik. Dalam proses tersebut guru memberi bimbingan dan
menyediakan berbagai kesempatan yang dapat mendorong siswa belajar dan
untuk memperoleh pengalaman sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Sedangkan menurut Syah (dalam Setyanti, 2007:15), yang dimaksud
keterampilan proses adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku proses
aktif yang kompleks dan tersusun secara mulus dan sesuai dengan keadaan
strategi pembelajaran yang disusun untuk mencapai hasil tertentu.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan keterampilan proses
pembelajaran adalah suatu tuntutan proses aktif peserta didik dalam melakukan
11
suatu kegiatan secara motorik yang merupakan pengejawantahan fungsi mental
yang dilakukan oleh peserta didik dan dirancang secara sistematis strategi
pembelajarannya oleh pengajar untuk memperoleh hasil belajar secara optimal.
Oleh karena itu keterampilan proses disini akan menjadi ciri kekhasan suatu
rancangan strategi pembelajaran dari mulai rancangan awal strategi diterapkan,
proses, akibat/dampak yang dihasilkan, hingga menutup strategi tersebut.
D. Hakikat Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan dasar untuk menentukan tingkat keberhasilan
siswa dalam memahami suatu materi pelajaran. Dengan belajar maka siswa dapat
berkembang dan menjawab tantangan yang muncul. Slameto (2003: 74), belajar
yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang
diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai.
Abdurrahman (2003: 253), Liebeck menyatakan ada dua macam hasil
belajar matematika yang harus dikuasai oleh siswa, yaitu:
a) Perhitungan matematika (mathematics calculation)
b) Penalaran matematika (mathematics reasoning)
Berdasarkan hasil belajar matematika, maka Abdurrahman (2003: 253),
Lenner mengemukakan bahwa kurikulum bidang studi matematika mencakup tiga
elemen:
a) Konsep, yaitu menunjuk pada pemahaman dasar.
b) Keterampilan, yaitu menunjuk pada sesuatu yang dilakukan oleh seseorang.
c) Pemecahan masalah, yaitu aplikasi dari konsep dan keterampilan.
12
Penilaian hasil belajar adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana proses belajar dan pembelajaran telah berjalan secara efektif.
Keefektifan pembelajaran tampak pada kemampuan peserta didik mencapai tujuan
belajar yang telah ditetapkan.
Sudjana (2002: 39), menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai siswa
dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor
yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari
dalam diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Disamping faktor
kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar,
minat, dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi,
faktor fisik, dan psikis. Faktor yang datang dari luar, yang mempengaruhi hasil
belajar yaitu, kualitas pengajaran. Yang dimaksud dengan kualitas pengajaran
adalah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam
mencapai tujuan pengajaran.
Kedua faktor di atas (kemampuan siswa dan kualitas pengajar)
mempunyai hubungan berbanding lurus dengan hasil belajar. Artinya, makin
tinggi kemampuan siswa dan kualitas pengajaran, makin tinggi pula hasil belajar
siswa.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan setelah pembelajaran dilaksanakan
yang suatu prestasi kegiatan yang telah dicapai, dikerjakan, baik secara individu
maupun kelompok yang biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, atau
kata.
13
E. Strategi pembelajaran Student Team Heroic Leadership
Pendekatan (approach) pembelajaran matematika adalah cara yang
ditempuh guru dalam pelaksanaan pembelajaran agar konsep yang disajikan dapat
diadaptasikan oleh peserta didik.
Menurut Isjani (2009:4), pembelajaran kooferatif adalah suatu model
pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok yang
heterogen. Student Team merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif
(pembelajaran kelompok kecil).
Strategi adalah siasat, maka strategi dalam pembelajaran matematika
adalah siasat atau kiat yang sengaja direncanakan oleh guru, berkenaan dengan
segala persiapan pembelajaran untuk mencapai tujuan. Sedangkan pengertian
heroic leadership (kepemimpinan berjiwa pahlawan), menurut Lowney (dalam
Setyanty, 2007:21), menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan yang heroik adalah
gaya kepemimpinan yang bersifat memiliki kesadaran seperti seorang pahlawan
(hero). Jadi penulis memilih strategi pembelajaran dengan nama Student Team
Heroic Leadership.
Pembelajaran dengan menerapkan strategi kepemimpinan yang heroic
adalah dimulai dengan menanamkan kesadaran diri bahwa peserta didik baik
dalam kelompok maupun dalam kelas supaya merasa dirinya adalah pemimpin
yang mempunyai sifat heroik. Selanjutnya menurut Yukl (2009:515), pemimpin
14
heroic diharapkan menjadi lebih bijaksana dan lebih berani daripada orang lain
dalam organisasi dan untuk mengetahui segalanya yang tejadi didalamnya.
Kesadaran kepahlawanan dalam gaya kepemimpinan heroic menurut
Lowney (2005:11) dijelaskan meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Kesadaran diri untuk mengembangkan potensi-potensi dengan menambah
keterampilan pribadi secara terus menerus.
2) Kesadaran mau mencari kelemahan-kelemahan diri yang dapat dipakai sebagai
titik tolak memperbaiki konsep diri.
3) Kesadaran untuk mengambil nilai manfaat dari apa yang telah dipelajari dan
nilai positif, penuh cinta kasih dengan orang lain.
4) Kesadaran untuk menentukan pendirian sebagai pandangan hidup yang rela
berkorban.
5) Kesadaran untuk menyemangati diri sendiri dan orang lain dengan ambisi
heroic.
Jadi pembelajaran matematika dengan strategi student team heroic
leadership merupakan suatu pembelajaran yang mengatur strategi dengan
membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok beranggotakan 4 sampai 6
orang yang memberi kesempatan pada peserta didik untuk berpikir, menjawab,
saling membantu sama lain, dan dapat menumbuhkan gaya kepemimpinan yang
bersifat memiliki kesadaran seperti seorang pahlawan (hero).
Pada saat tatap muka dan pelaksanaannya setiap peserta didik diminta
menyiapkan pertanyaan-pertanyaan (soal-soal) yang akan diajukan/dilempar pada
peserta didik kelompok lain. Peran guru pada saat kegiatan belajar berlangsung
15
adalah memfasilitasi berlangsungnya diskusi. Di samping itu, guru juga akan
menyiapkan beberapa pertanyaan (soal) yang diambil dari bahan tersebut.
Pertanyaan tersebut dipakai sebagai review untuk materi yang ditugaskan saat itu.
Pada kelompok tersebut setiap individu memerankan sebagai pemimpin yang
mempunyai semangat kepahlawanan akademik.
Strategi Student Team Heroic Leadership (STHL) merupakan model
pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok kecil. Adapun langkah-
langkah pembelajaran strategi Student Team Heroic Leadership (STHL) sebagai
berikut:
a. Siswa dipilih satu orang yang bisa jadi pemimpin kelompok
melalui guru yang bersangkutan dengan bidang studi yang diajarkan.
b. Siswa dibagi menjadi kelompok kecil yang heterogen menurut
prestasi, jenis kelamin, suku n ras.
c. Guru menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
d. Guru menyajikan bahan pelajaran dan siswa bekerja dalam tim
dengan menerapkan strategi Student Team Heroic Leadership
e. Guru membimbing kelompok siswa
f. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
kooperatif dengan salah satu pemimpin yang hero.
g. Setelah selesai diskusi, lewat pemimpin kelompok yang hero
menyampaikan hasil pembahasan kelompok
h. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi
kesimpulan dan memberi evaluasi
16
i. Penutup
F. Akar-Akar Persamaan Kuadrat
Persamaan + bx + c = 0 dapat diselesaikan dengan cara menentukan
nilai pengganti x yang memenuhi persamaan itu. Nilai pengganti x yang
memenuhi persamaan kuadrat + bx + c = 0 disebut penyelesaian atau akar
dari persamaan kuadrat yang bersangkutan.
Untuk menyelesaikan (menentukan akar-akar) persamaan kuadrat ada
beberapa cara, diantaranya adalah dengan cara:
1. memfaktorkan
Menentukan akar-akar persamaan kuadrat dengan cara memfaktorkan
menggunakan sebuah sifat yang berlaku pada sistem bilangan real. Sifat itu dapat
dinyatakan sebagai berikut:
Jika a, b R dan berlaku a . b = 0 maka a = 0 atau b = 0
Catatan:
Pengertian a = 0 atau b = 0 dapat ditafsirkan sebagai:
1. a = 0 dan b 0
2. a 0 dan b = 0
3. a = 0 dan b = 0
Contoh:
Carilah akar-akar persamaan kuadrat !
Jawab :
17
(3x + 10)(x -1) = 0
3x + 10 = 0 atau x – 1 = 0
3x = -10 x = 1
x =
= -3
Jadi, HP = { -3 , 1 }
2. melengkapkan kuadrat sempurna
Bahwa akar-akar persamaan kuadrat dapat ditentukan dengan proses
melengkapkan kuadrat sempurna melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1. Ubahlah persamaan kuadrat semula ke dalam bentuk
(x + p) = q, dengan q 0
melalui proses melengkapkan kuadrat sempurna.
2. Tentukan akar-akar persamaan kuadrat itu sesuai dengan bentuk persamaan
yang terakhir.
(x + p) = atau x = -p
Contoh :
Carilah akar-akar persamaan kuadrat !
Jawab:
xx 42 = 1
{kedua ruas ditambah dengan (
18
(x -2)
x – 2 =
x = 2
x dan x
Jadi, HP = { }
3. menggunakan rumus kuadrat
Jika a, b, dan c bilangan-bilangan real dan a 0, maka akar-akar persamaan
kuadrat + bx + c = 0 ditentukan oleh:
x atau x
catatan:
1. Akar-akar persamaan + bx + c = 0 sering ditulis dalam bentuk:
2. x merupakan cara penulisan singkat untuk x atau x
Contoh :
Carilah penyelesaian
Jawab:
, pada persamaan ini a = 1, b = -10, c = 21
=
=
19
=
Maka dan
Jadi, HP = {3,7}
G. Hipotesis Penelitian
Arikunto (2009:64), menyatakan bahwa hipotesis merupakan suatu
jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah peneliti sampai terbukti
melalui data yang terkumpul. Berdasarkan rumusan masalah dan uraian tersebut
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Untuk menghasilkan hipotesis tersebut maka diperlukan pasangan
hipotesis nol (H ) dan hipotesis alternatif (H ) sebagai berikut :
H : Tidak ada pengaruh pembelajaran strategi student team heroic leadership
terhadap hasil belajar matematika di kelas X Semester Ganjil MAN 2
Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2010/2011.
H : Ada pengaruh pembelajaran strategi student team heroic leadership terhadap
hasil belajar matematika di kelas X Semester Ganjil MAN 2
Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2010/2011.
Dari hipotesis tersebut bearti terima Ho jika thitung < ttabel dengan taraf signifikan
.
20
H. Penelitian yang Relevan
Sebelumnya penelitian dengan strategi Student Team Heroic Leadership
(STHL) sudah pernah diteliti oleh Desy Rikha Setyanty, S.Pd (2007) dengan judul
penelitian Efektivitas Pembelajaran Matematika Bangun Ruang dengan Strategi
Student Team Heroic Leadership dan Pemberian Tugas Terstruktur pada Peserta
Didik Kelas VIII SMP Negeri 5 Semarang. Dari hasil penelitiannya
menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa jauh lebih baik dengan menggunakan
strategi Student Team Heroic Leadership (STHL) daripada yang tidak
menggunakan strategi Student Team Heroic Leadership (STHL). Yang menjadi
perbedaan dalam penelitian ini terletak pada objek dan materi dalam penelitian
yang pernah dilakukan di SMP Negeri 5 Semarang dengan materi pokok Bangun
Ruang, sedangkan pada penelitian ini akan menerapkan strategi Student Team
Heroic Leadership (STHL) di MAN 2 Lubuklinggau dengan materi pokok Akar-
Akar Persamaan Kuadrat, serta waktu yang dilaksanakan juga berbeda. Jadi
strategi Student Team Heroic Leadership (STHL) ini bearti dapat berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa.
21
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Arikunto (2006: 3) menyatakan bahwa, eksperimen adalah suatu cara untuk
mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja
ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau
menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan
dengan maksud untuk melihat akibat pemberian perlakuan.
Peneliti mengadakan eksperimen dengan memberikan pembelajaran di
kelas-kelas yang menjadi sampel dengan perlakuan yang berbeda. Pada kelas
eksperimen selama proses belajar mengajar menggunakan strategi student team
heroic leadership sedangkan pada kelas kontrol selama proses belajar mengajar
menggunakan pendekatan konvensional.
Desain penelitian yang digunakan berbentuk Control group pretest-postest
yang melibatkan dua kelompok yang dapat digambarkann :
E O X1 O
K O X2 O
Keterangan :
E = Kelas Eksperimen.
K = Kelas kontrol.
X1 = Pembelajaran dengan strategi student team heroic leadership.
X2 = Pembelajaran dengan pendekatan konvensional.
22
O = Pretest dan postest.
B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel bebas (X)
Variabel bebas X adalah variabel yang mempengaruhi pada variabel lain.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel X adalah pembelajaran strategi
student team heroic leadership.
b. Variabel terikat (Y)
Variabel terikat Y adalah veriabel yang dipengaruhi oleh veriabel bebas.
Yang menjadi variabel Y adalah hasil belajar matematika pada pembelajaran
matematika Akar-Akar Persamaan Kuadrat.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah “Totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung
atau pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu
dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jika yang ingin dipelajari sifat-
sifatnya”. (Arikunto, 2009:108), Sesuai dengan pendapat di atas penulis
menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan objek
penelitian. Seperti pada tabel 1.
23
Tabel 1Populasi Penelitian
NoKelas
JumlahJumlah
Laki-laki Perempuan12345
Xa
Xb
Xc
Xd
Xe
1318132020
2722272121
4040404141
Jumlah 84 118 202 Sumber: Tata Usaha MAN 2 Lubuklinggau Tahun 2010/2011 (27 Juli 2010)
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah “Sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Arikunto,
2006:131). Teknik pengambilan sampelnya secara random sampling (random
sampling). Sampel diambil dari kelas X Semester Ganjil MAN 2 Lubuklinggau
Tahun Pelajaran 2010/2011. Untuk melaksanakan penelitian, penulis menentukan
sampel sebanyak 2 kelas yaitu:
1. Kelas Eksperimen yaitu kelas yang menggunakan metode Strategi Student
Team Heroic Leadership.
2. Kelas Kontrol yaitu kelas yang tidak menggunakan Strategi Student Team
Heroic Leadership dan menggunakan strategi pembelajaran konvensional.
Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik cluster random
sampling, yaitu dari lima kelas yang ada diambil secara acak dua kelas. Pada
penelitian ini terambil kelas X.C dengan 40 siswa sebagai kelas eksperimen dan
kelas X.D sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 41 siswa. Jumlah responden
sampel dalam penelitian ini adalah 81 orang. Untuk menguji coba instrumen
diambil satu kelas yaitu kelas XI IA 1 dengan jumlah siswa 36 orang.
24
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik tes.
1. Teknik Tes
Arikunto (2006: 150), menyatakan bahwa tes adalah serentetan pertanyaan
atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok. Tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa
setelah diberi perlakuan. Tes yang digunakan berbentuk essay dengan jumlah 6
soal.
2. Observasi
Arikunto (2006: 157), menyatakan bahwa observasi dapat dilakukan
dengan dua cara, yang kemudian digunakan untuk menyebut jenis observasi,
yaitu:
a. Observasi non-sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak
menggunakan instrumen penelitian.
b. Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan
pedoman sebagai instrumen penelitian.
Dalam penelitian ini, jenis observasi yang dilakukan adalah observasi
sistematis, yaitu dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen penelitian.
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dikelas
selama mengikuti proses pembelajaran dengan pendekataan problem posing.
25
E. Uji Coba Instrumen
Sesuai dengan jenis penelitian untuk mengumpulkan data yang diperlukan
dalam penelitian ini, maka instrumen yang digunakan yaitu soal tes hasil belajar
yang tujuannya untuk mengetahui penguasaan materi pembelajaran. Tes tersebut
berjumlah 6 soal yang berbentuk essay.
Arikunto (2006: 160) menyatakan, instrumen merupakan alat atau fasilitas
yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah. Instrumen didalam penelitian ini memiliki
kedudukan yang paling tinggi, karena data yang diperoleh dapat menggambarkan
variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat penelitian hipotesis. Jadi, benar
tidaknya data yang diperoleh sangat menentukan mutu hasil penelitian. Sedangkan
benar tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data
tersebut. Instrumen yang baik harus memenuhi empat syarat penting yaitu, valid,
realibel, tingkat kesukaran dan daya pembeda.
Mengetahui tingkat kebaikan instrumen suatu penelitian, maka terlebih
dahulu instrumen tersebut di uji coba. Hal ini diperlukan untuk mengetahui
tingkat validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran setiap item
butir soal dari suatu instrumen. Uji coba instrumen dilaksanakan di kelas XI IA 1
MA. Negeri 2 Lubuklinggau tahun pelajaran 2010/2011, pada hari Selasa tanggal
21 September 2010 dengan jumlah peserta 36 orang.
1. Validitas
26
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2006: 168). Suatu
instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya
instrumen yang kurang valid berarti mempunyai validitas rendah. Jadi sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mampu mengukur apa yang diinginkan
dan dapat menangkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi
rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul
tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.
Validitas isi dari tes dapat diketahui dari kesesuaian antara tujuan
pembelajaran dan ruang lingkup materi yang telah diberikan dengan butir-butir tes
yang menyusunnya. Tes dikatakan valid apabila tes tepat mengukur apa yang
hendak diukur. Untuk mengetahui validitas butir soal dilakukan dengan
mengkorelasikan skor butir soal dengan skor total yang diperoleh koefisien
korelasi dihitung dengan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut :
(Arikunto, 2006: 170)
Keterangan :
rXY = Koefisien korelasi.
X = Skor butir soal.
Y = Skor total.
N = Banyak soal.
Interprestasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut :
27
rXY ≤ 0,00 tidak valid
0,00 < rXY ≤ 0,20 valid sangat rendah
0,20 < rXY ≤ 0,40 valid rendah
0,40 < rXY ≤ 0,60 valid cukup
0,60 < rXY ≤ 0,80 valid tinggi
0,80 < rXY ≤ 1,00 valid sangat tinggi
Mendapatkan kesignifikanan validitas instrumen, maka diperlukan uji
statistik t dengan rumus :
(Sudjana, 2005: 377)
Keterangan :
n = Banyak data
r = Korelasi
t = Distribusi student t.
Taraf signifikan ( = 0,05), maka hipotesis diterima jika thitung < ttabel.
Dimana distribusi t yang digunakan mempunyai dk = (n-2). Dalam hal lain
hipotesisnya ditolak, dengan kata lain soal tersebut dikatakan valid.
Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran B), rekapitulasi hasil analisis
validitas butir soal diperlihatkan pada tabel 2.2.
28
Tabel 2.2Hasil Analisis Validitas
Tes Penguasaan Materi Akar-Akar Persamaan Kuadrat
No Nilai rxy thitung ttabel Keterangan1 0,28 1,69 2,04 Tidak Valid/ Sangat Rendah2 0,50 3,39 2,04 Valid/ Sedang3 0,28 1,69 2,04 Tidak Valid/ Sangat Rendah4 0,66 5,11 2,04 Valid/ Tinggi5 0,33 2,05 2,04 Tidak Valid/ Sangat Rendah6 0,62 4,61 2,04 Valid/ Tinggi7 0,65 4,97 2,04 Valid/Tinggi8 0,45 2,97 2,04 Valid/Sedang9 0,40 2,55 2,04 Valid/ Sedang
2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006: 178). Instrumen yang sudah dapat
dipercaya (reliabel) akan menghasilkan data yang dapat dipercaya.
Mengetahui reliabilitas tes bentuk uraian digunakan rumus Alpha
dikemukakan oleh Arikunto (2006: 196) sebagai berikut :
Keterangan:
r11 = Raliabilitas instrumen.
= Jumlah varians butir.
= varians total.
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal.
29
Dengan :
Tingkat reliabilitas diklasifikasikan pada kriteria interprestasi menurut
Guilford (dalam Sukasno, 2006: 76) sebagai berikut :
r11 ≤ 0,20 derajat reliabilitas sangat rendah
0,20 < r11 ≤ 0,40 derajat reliabilitas rendah
0,40 < r11 ≤ 0,60 derajat reliabilitas sedang
0,60 < r11 ≤ 0,80 derajat reliabilitas tinggi
0,80 < r11 ≤ 1,00 derajat reliabilitas sangat tinggi
Setelah data hasil uji coba dianalisis dengan menggunakan rumus di atas
(lampiran B), diperolah koefisien reliabilitas sebesar 0,56, maka instrumen
penelitian ini memiliki derajat reliabilitas sedang, sehingga dapat dipercaya
sebagai alat ukur.
3. Daya Pembeda
Arikunto (2006: 211) menyatakan bahwa daya pembeda instrumen adalah
kemampuan suatu instrumen untuk membedakan antara siswa yang pandai
(kemampuan tinggi) dengan siswa yang tidak pandai (kemampuan rendah). Jika
suatu soal dapat dijawab benar oleh semua siswa baik siswa yang pandai maupun
siswa yang kurang pandai, maka soal tes tersebut tidak baik karena tidak memiliki
daya pembeda. Demikian pula sebaliknya jika semua siswa baik siswa yang
pandai maupun yang kurang pandai tidak dapat menjawab dengan benar.
Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut juga indeks
diskriminan (daya pembeda). Dalam penghitungan daya pembeda butir soal
30
tersebut dibagi dua, separuh kelompok atas dan separuh kelompok bawah. Untuk
menghitung daya pembeda setiap butir soal essay digunakan rumus yang
dikemukakan Karno To (dalam Sukasno, 2006: 77) sebagai berikut
Keterangan :
DP = Indeks daya pembeda.
SA = Jumlah skor kelompok atas.
SB = Jumlah skor kelompok bawah.
IA = Jumlah skor ideal salah satu kelompok (kelompok atas atau bawah).
Kriteria klasifikasi daya pembeda instrumen dikemukakan Suherman dan
Sukjaya (dalam Sukasno, 2006: 77) sebagai berikut :
DP ≤ 0, 00 sangat jelek
0, 00 < DP ≤ 0,20 jelek
0, 20 < DP ≤ 0,40 cukup
0, 40 < DP ≤ 0,70 baik
0, 70 < DP ≤ 1,00 sangat baik
Dari hasil perhitungan (lampiran B), dapat dikemukakan rekapitulasi hasil
analisis daya pembeda tes penguasaan materi bentuk akar seperti pada tabel 2.3.
31
Tabel 2.3Hasil Analisis Daya Pembeda
Tes Penguasaan Materi Akar-Akar Persamaan Kuadrat
Nomor Soal
Jumlah skor
kelompok atas
Jumlah skor
Kelompok
Bawah
Jumlah skorIdeal
Kelompok
Atas/bawah
DayaPembeda
(DP) Ket
1 18 14 20 0,2 Cukup2 30 16 30 0,13 Jelek3 26 21 30 0,17 Jelek4 35 16 40 0,49 Baik5 29 23 40 0,18 Jelek6 54 31 70 0,33 Cukup7 26 14 70 0,17 Jelek 8 50 37 50 0,26 Cukup9 31 21 50 0,2 Cukup
4. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran atau taraf kesukaran suatu butir soal, menunjukan
apakah butir soal tersebut tergolong butir soal yang sukar, sedang atau mudah.
Butir soal yang baik adalah butir soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu
sukar (Arikunto, 2006: 207). Untuk keperluan penghitungan daya pembeda butir
soal tersebut dibagi dua, separuh kelompok atas dan separuh kelompok bawah.
Untuk menghitung tingkat kesukaran butir soal, digunakan rumus yang
dikemukakan Karno To (dalam Sukasno, 2006: 79) sebagai berikut:
Keterangan :
TK = Indeks tingkat kesukaran.
32
SA = Jumlah skor kelompok atas.
SB = Jumlah skor kelompok bawah.
IA = Jumlah skor ideal kelompok atas.
IB = Jumlah skor ideal kelompok bawah.
Dengan kriteria tingkat kesukaran sebagai berikut :
TK ≤ 0,00 terlalu sukar
0,00 < TK ≤ 0,30 sukar
0,30 < TK ≤ 0,70 sedang
0,70 < TK ≤ 1,00 mudah
Dari hasil perhitungan (lampiran B), dapat dikemukakan rekapitulasi
hasil analisis tingkat kesukaran tes penguasaan materi bentuk akar seperti pada
tabel 2.4
Tabel 2.4Hasil Analisis Tingkat Kesukaran
Tes Penguasaan Materi Akar-Akar Persamaan Kuadrat
Nomor Soal
Jumlah skor
kelompok atas
Jumlah skor
KelompokBawah
Jumlah skorIdeal
KelompokAtas/bawah
Tingkat Kesukaran
(TK) Ket
1 18 14 20 0,8 Terlalu Mudah
2 30 16 30 0,77 Mudah3 26 21 30 0,68 Mudah 4 35 16 40 0,64 Mudah 5 29 23 40 0,65 Mudah6 54 31 70 0,60 Mudah 7 26 14 70 0,29 Sulit8 50 37 50 0,87 Terlalu
Mudah9 31 21 50 0,52 Sedang
Berdasarkan analisis hasil uji coba tes belajar, maka rekapitulasi hasil uji
coba tes dapat dilihat pada tabel 2.5.
33
Tabel 2.5Rekapitulasi Hasil Uji Coba
NoSoal
Validitas TingkatKesukaran
Daya Pembeda
Ket
1 0,28 Rendah 0,8 Terlalu Mudah
0,2 Cukup TidakDipakai
2 0,50 Sedang 0,77 Mudah 0,13 Jelek Dipakai3 0,28 Sangat
Rendah0,78 Mudah 0,17 Jelek Tidak
dipakai4 0,66 Tinggi 0,64 Mudah 0,49 Baik Dipakai5 0,33 Rendah 0,65 Mudah 0,18 Jelek Dipakai6 0,62 Tinggi 0,60 Mudah 0,33 Cukup Dipakai7 0,65 Tinggi 0,29 Sulit 0,17 Jelek Dipakai8 0,45 Sedang 0,87 Terlalu
Mudah 0,26 Cukup Dipakai
9 0,40 Rendah 0,52 Sedang 0,2 Cukup Dipakai
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Tes Hasil Relajar
Teknik analisis data terhadap hasil belajar adalah sebagai berikut :
a. Menentukan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku
Menentukan skor rata-rata dan simpangan baku pada tes awal dan tes
akhir, untuk data hasil belajar pada kelompok eksperimen maupun kelas kontrol
dengan rumus:
dan
Keterangan : = nilai rata-rata hasil belajar siswa
= nilai siswa keseluruhan
n = banyak data
s = simpangan baku (Sudjana,2002:67)
b. Uji Normalitas
34
Uji Normalitas dilakukan untuk menentukan apakah kelas tersebut
berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah uji Chi-Kuadrat
dengan hipotesis statistik sebagai berikut:
H : Berdistribusi normal
H : Tidak berdistribusi normal
X
dengan,
X = harga Chi-Kuadrat
O = frekuensi hasil pengamatan
E = frekuensi yang diharapkan
k = banyaknya kelasH interval
Selanjutnya hitung dibandingkan dengan tabel dengan derajat
kebebasan (dk) = j-1. dimana j adalah banyaknya kelas interval. Jika hitung <
tabel, maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal, dalam hal
lainnya data tidak berdistribusi normal (Sudijono, 2007:383-389).
c. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dalam varians antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dimaksudkan untuk mengetahui keadaan varians antara kedua
kelompok, sama ataukah berbeda. Pengujian homogenitas ini mengujikan uji
varians dua buah peubah. Dengan demikian hipotesis yang akan diuji adalah:
H0 = Hipotesis pembanding, kedua varians sama atau homogen
Ha = Hipotesis kerja, kedua varians tidak sama atau heterogen.
35
Dimana dk1=(n1-1) dan dk2=(n2-1)
Uji statistiknya menggunakan uji varians (F), dengan rumus:
Keterangan :
F = Uji varians
S12 = Varians terbesar
S22 = Varians terkecil
Kriteria pengujiannya adalah terima H0 jika F dan tolak H0 jika
mempunyai harga – harga yang lain dengan α = 5%, n1-1 adalah dk pembilang
dan n2-1 adalah dk penyebut (Sudjana, 2002 : 249).
d. Uji Kesamaan Rata-Rata
Uji kesamaan dua rata – rata ini digunakan untuk menguji kesamaan
antara dua rata – rata data, dalam hal ini antara data kelompok eksperimen dan
data kelompok kontrol.
a. Jika kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka uji statistik yang
digunakan uji-t dengan rumus :
dengan
Keterangan :
= nilai rata – rata kelompok eksperimen
= nilai rata – rata kelompok kontrol
n1 = banyak sampel kelompok eksperimen
36
n2 = banyak sampel kelompok kontrol
s = simpangan baku
Kriteria pengujiannya adalah terima H0 jika thitung < ttabel diamana ttabel didapat
dari daftar distribusi t dengan dk = (n1 + n2 -2) dan peluang (1- alpha). Untuk
harga – harga t lainnya H0 ditolak. (Sudjana, 2002 : 243)
b. Jika kedua data berdistribusi normal dan tidak homogen, maka uji statistik
yang digunakan adalah uji-t semu (t’) dengan rumus :
Keterangan :
nilai rata – rata kelompok eksperimen
nilai rata – rata kelompok kontrol
n1 = banyak sampel kelompok eksperimen
n2 = banyak sampel kelompok kontrol
varians terbesar
varians terkecil
Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika t’ ≥ dan terima H0 jika
terjadi sebaliknya. Dengan : , , dan
37
Peluang untuk penggunaan daftar distribusi t ialah (1- )
sedangkan dk-nya masing-masing ( ) dan (n -1) (Sudjana, 2002: 243).
G. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelitian ini dilakukan dengan tiga tahapan, yakni
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Sebelum mengadakan penelitian penulis menyiapkan semua yang
berhubungan dengan pelaksanaan penelitian diantaranya adalah:
a) Mempersiapkan surat izin uji coba instrumen dan surat izin penelitian
b) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) baik RPP kelas
eksperimen maupun RPP kelas kontrol.
c) Mempersiapkan instrumen pembelajaran.
d) Melakukan uji coba instrumen
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan yang peneliti lakukan pada saat meneliti adalah
sebagai berikut:
a. Memberikan tes awal/pretes sebelum materi diajarkan saat penelitian baik
kelas kontrol maupun kelas eksperimen.
b. Melaksanakan kegiatan belajar-mengajar. Untuk kelas eksperimen diberikan
strategi Student Team Heroic Leadership dan untuk kelas kontrol dengan
pembelajaran konvensional. Proses pembelajaran ini dilakukan langsung oleh
peneliti di MAN 2 Lubuklinggau Kelas X semester I.
38
c. Melakukan tes akhir/postes, Tujuannya adalah untuk mendapatkan data hasil
belajar pada kedua kelas
3. Tahap Akhir
Tahap akhir yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan hasil yang telah
diteliti adalah sebagai berikut :
a. Mengumpulkan data hasil penelitian
b. Analisis butir soal dan penskoran
c. Menarik kesimpulan.
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
39
Pelaksanaan ini dilaksanakan di kelas XD Madrasah Aliyah Negeri 2
Lubuklinggau mulai tanggal 20 September sampai dengan 20 Oktober tahun
pelajaran 2010/ 2011. Pelaksanaannya dilakukan secara langsung oleh peneliti dan
sesuai dengan jadwal yang berlaku disekolah. Strategi pembelajaran yang
digunakan adalah strategi student team heroic leadership pada materi akar-akar
persamaan kuadrat. Pelaksanaan penelitian dimulai dengan memberi tes awal,
melaksanakan pembelajaran dan tes akhir. Tes awal digunakan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa pada materi akar-akar persamaan kuadrat sedangkan tes
akhir untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran.
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Pembelajaran matematika dengan strategi student team heroic leadership
di ajarkan pada siswa kelas X MA Negeri 2 Lubuklinggau dengan uraian materi
pokok yaitu Akar-akar persamaan kuadrat. Jumlah siswa kelas X pada sekolah ini
adalah 202 siswa, yang terdiri dari 5 kelas. Dari seluruh siswa kelas X diambil dua
kelas secara acak yaitu kelas XD sebagai kelas eksperimen dan kelas XC sebagai
kelas kontrol. Pada kelas eksperimen, proses pembelajarannya menggunakan
strategi student team heroic leadership, sedangkan pada kelas kontrol, proses
pembelajarannya dilakukan secara konvensional. Pada pelaksanaan pembelajaran
peneliti bertindak sebagai pengajar di kelas eksperimen. Dalam mengumpulkan
data penelitian menggunakan metode eksperimen murni dengan mengajar di
kelas-kelas yang menjadi sampel dengan perlakuan yang berbeda pada masing-
masing kelas.
40
Sehari sebelum pertemuan pertama dilaksanakan, peneliti mengadakan
sosialisasi tentang pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi
student team heroic leadership. Sosialisasi ini diperlukan karena strategi student
team heroic leadership ini belum pernah diterapkan sebelumnya. Peneliti juga
menginformasikan materi yang akan diajarkan dengan strategi student team
heroic leadership yaitu materi akar-akar persamaan kuadrat.
Jumlah pertemuan tatap muka yang dilakukan adalah 6 kali pertemuan
yaitu mulai tanggal 20 September 2010 sampai dengan tanggal 9 Oktober 2010,
dengan rincian 2 kali pertemuan mengajar dengan strategi student team heroic
leadership, satu kali pretes dan satu kali postes. Dalam pertemuan tatap muka
kepada siswa diberikan contoh-contoh soal dan siswa diminta untuk membuat soal
sebanyak mungkin berikut penyelesaiannya dari situasi yang ada (sesuai dengan
materi) lalu soal tersebut dikumpul kepada guru.
Pada kelas eksperimen, siswa dibagi kedalam beberapa kelompok belajar
yang beranggotakan 6-7 orang dan terbentuk sebanyak 6 kelompok, 5 kelompok
beranggotakan 6 orang dan 2 kelompok beranggotakan 5 orang.
1. Data Hasil Pre-test
Kemampuan pre-test adalah kemampuan yang dimiliki siswa sebelum
mengikuti pelajaran yang diberikan. Pre-test ini dilakukan untuk mengetahui
kemampuan siswa sebelum diberikan pembelajaran matematika. Soal tes yang
digunakan berbentuk essay yang terdiri dari enam soal. Skor masing-msing soal
adalah soal nomor satu skornya tiga, soal nomor dua skornya empat, soal nomor
tiga skornya tujuh, soal nomor empat skornya tujuh, soal nomor lima skornya
41
lima, dan soal nomor enam skornya lima juga, jadi jumlah skor sebanyak enam
soal tersebut adalah tiga puluh satu. Berdasarkan hasil perhitungan, rekapitulasi
hasil pre-test siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada
tabel 4.1 dan 4.2.
Tabel 4.1Data Skor untuk Tiap Butir Soal Pre-Test Kelas Eksperimen
No NoTes
Skor Tiap Butir Soal Skor % Ket1 2 3 4 5 6
42
1 Guntur.A 4 1 1 1 1 0 8 25,81 Belum Tuntas2 Dixi T.H 4 1 1 1 0 0 7 22,58 Belum Tuntas3 Heny.N 1 1 1 0 2 1 6 19,36 Belum Tuntas4 Marlina 3 3 1 1 1 0 9 29,03 Belum Tuntas5 Zidane 4 1 1 1 0 0 7 22,58 Belum Tuntas6 Risma.K 4 3 1 1 0 0 9 29,03 Belum Tuntas7 Hilya.F 4 3 1 1 2 0 11 35,48 Belum Tuntas8 Elok.A.n 2 3 1 1 1 0 8 25,81 Belum Tuntas9 Selva.A 1 1 1 1 1 0 5 16,13 Belum Tuntas10 Deby.A.L 1 2 0 0 2 0 5 16,13 Belum Tuntas11 Rafy.H 4 2 0 0 3 0 11 35,48 Belum Tuntas12 Bayu.S 4 1 1 1 2 0 11 35,48 Belum Tuntas13 Serly.O 1 0 1 2 0 0 4 12,9 Belum Tuntas14 Rati.L 1 1 1 0 0 0 3 9,68 Belum Tuntas15 Lombang.I 4 1 1 1 0 0 7 22,58 Belum Tuntas16 Arsita 2 3 2 2 0 0 9 29,03 Belum Tuntas17 Novisa 4 1 1 0 0 0 6 19,36 Belum Tuntas18 Rima Siha 2 1 1 0 0 0 4 12,9 Belum Tuntas19 Laida 4 1 1 1 1 0 8 25,81 Belum Tuntas20 Fitri.A 4 1 1 0 1 0 7 22,58 Belum Tuntas21 M.Iqbal 4 1 1 1 1 0 8 25,81 Belum Tuntas22 Rita.D 4 2 0 0 2 0 8 25,81 Belum Tuntas23 Pera.L 1 0 0 1 0 0 2 3,23 Belum Tuntas24 Wiwin.R 1 1 0 1 0 1 4 12,9 Belum Tuntas25 Jhontra.V 1 1 1 1 1 1 6 19,36 Belum Tuntas26 Iki.R 4 1 0 0 1 1 7 22,58 Belum Tuntas27 Defri.R 4 1 0 0 1 1 7 22,58 Belum Tuntas28 Mardiansya 4 1 1 1 1 0 8 25,81 Belum Tuntas29 Harianto 1 1 1 1 1 0 6 19,36 Belum Tuntas30 A. Syajili 4 1 1 1 1 1 9 29,03 Belum Tuntas31 Imam.D 4 1 1 1 0 0 7 22,58 Belum Tuntas32 Eko.W 1 1 1 1 0 0 4 12,9 Belum Tuntas33 Indra.L 4 1 1 1 0 0 7 22,58 Belum Tuntas34 Hendro 4 1 1 1 1 0 8 25,81 Belum Tuntas35 Arif 4 0 0 0 1 1 6 19,36 Belum Tuntas36 Eka.R 4 1 0 0 3 1 9 29,03 Belum Tuntas37 Siska.A 4 3 1 2 1 2 13 41,94 Belum Tuntas38 Basor.A 1 0 0 1 0 0 2 3,32 Belum Tuntas
111 49 29 30 32 10 263 848,41
2,92 1.29 0,76 0,79 0,84 0,26 6,92 22,33 S = 2,29
Tabel 4.2 Data Skor untuk Tiap Butir Soal pre-test kelas Kontrol
No NoTes
Skor Tiap Butir Soal Skor % Ket1 2 3 4 5 6
1 Ida.B.F 2 1 1 1 2 2 9 29,03 Belum Tuntas
43
2 Refal.M 2 1 1 1 2 2 9 29,03 Belum Tuntas3 Herma Y 1 1 1 1 2 0 6 19,36 Belum Tuntas4 Agustin.M 1 1 1 1 1 1 6 19,36 Belum Tuntas5 Purnama.S 1 1 1 1 1 0 5 16,12 Belum Tuntas6 Santi 1 1 1 1 0 0 4 12,90 Belum Tuntas7 Welsi.A 3 1 1 1 2 2 10 32,26 Belum Tuntas8 Iis Siska 1 1 1 1 0 0 4 12,90 Belum Tuntas9 Eni.F 1 1 1 0 0 0 3 9,68 Belum Tuntas10 Ana.K 0 1 1 0 1 1 4 12,90 Belum Tuntas11 Dwi.P.A 1 1 1 1 3 0 7 22,58 Belum Tuntas12 Siti.N 1 1 1 1 0 0 4 12,90 Belum Tuntas13 Tri.W 1 1 1 1 2 2 9 29,03 Belum Tuntas14 Iswayudi 1 1 2 2 0 0 6 19,36 Belum Tuntas15 Eji.S 1 1 1 1 0 0 4 12,90 Belum Tuntas16 Aam. S 1 1 3 2 0 1 8 25,81 Belum Tuntas17 Medisa.S 1 1 1 3 2 1 9 29,03 Belum Tuntas18 Yogi 1 1 1 1 3 0 7 22,58 Belum Tuntas19 Rendi.G 1 1 1 1 0 1 5 16,12 Belum Tuntas20 M.Rian 1 1 1 1 1 1 6 12,90 Belum Tuntas21 Ilham.H 3 1 2 2 0 0 8 25,81 Belum Tuntas22 Rika.P.S 1 1 1 2 2 3 10 32,26 Belum Tuntas23 Meta.P 1 1 1 1 0 0 4 12,90 Belum Tuntas24 Indah 1 1 1 1 0 0 4 12,90 Belum Tuntas25 Resi.N.L 1 3 1 3 0 0 8 25,81 Belum Tuntas26 Midarna 1 1 1 1 0 1 5 16,12 Belum Tuntas27 Fera.A 1 3 1 2 0 0 7 22,58 Belum Tuntas28 Eka.K 2 1 0 0 0 0 3 9,68 Belum Tuntas29 Desi.R 1 1 1 1 0 0 4 12,90 Belum Tuntas30 Yuliana 1 2 1 1 4 3 12 38,71 Belum Tuntas31 Marzian 1 1 1 1 1 1 6 19,36 Belum Tuntas32 Sulwis.P 2 1 1 1 1 1 7 22,58 Belum Tuntas33 Yuliana.P 1 1 1 1 1 1 6 19,36 Belum Tuntas34 Iin Marlina 2 1 1 1 1 2 8 25,81 Belum Tuntas35 Resi T.M 1 1 1 1 1 1 6 19,36 Belum Tuntas36 Setya.R 3 1 1 1 1 2 9 29,03 Belum Tuntas37 Marlina 2 1 1 1 1 1 7 22,58 Belum Tuntas38 Narzian 1 1 1 1 1 1 6 19,36 Belum Tuntas
50 42 40 43 35 30 237
1,32 1,11 1,05 1,13 0,92 0,79 6,24 S = 2,39
Berdasarkan tabel 4.1 pada kelas kontrol dan tabel 4.2 pada kelas
eksperimen, dapat dilihat pada kelas kontrol bahwa siswa yang mendapat nilai
lebih dari 60 (tuntas) dalam pre-test ini sebanyak 0 siswa dan yang nilainya
kurang dari 60 (belum tuntas) sebanyak 38 siswa. Nilai yang tertinggi adalah
38,71 dan yang terendah adalah 9,68. Sedangkan pada kelas eksperimen, siswa
44
yang mendapat nilai lebih dari 60 (tuntas) dalam pre-test ini sebanyak 0 siswa dan
yang nilainya kurang dari 60 (belum tuntas) adalah 38 siswa. Nilai yang tertinggi
adalah 41,94 dan yang terendah adalah 3,23. nilai rata-rata dan simpangan baku
dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3Rata-rata ( ) dan Simpangan Baku (s)
Hasil Tes Awal
Kelas Rata-rata ( ) Simpangan Baku (s)Eksperimen 6,92 2,29
Kontrol 6,24 2,39
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa rata-rata skor kemampuan awal
kelas yang diberi pembelajaran dengan pendekatan strategi student team heroic
leadership sebesar 6,92 dan kelas tanpa menggunakan strategi student team heroic
leadership sebesar 6,24. Ini berarti bahwa kemampuan awal siswa dua kelompok
tersebut sebelum melaksanakan pembelajaran relatif sama, karena kedua kelas
sama-sama belum diberi perlakuan pembelajaran, sehingga pada tahap selanjutnya
dapat diberi perlakuan pembelajaran pada masing-masing kelas, dimana pada
kelas eksperimen dengan menggunakan strategi student team heroic leadership
dan pada kelas kontrol tanpa menggunakan strategi student team heroic
leadership.
2. Data Hasil Post-Test
Kemampuan akhir siswa dalam penguasaan materi akar-akar persamaan
kuadrat merupakan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
Kemampuan akhir siswa diperoleh melalui Post-test. Pelaksanaan post-test
dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti
45
pembelajaran matematika yang diterapkan. Pos-test diadakan pada pertemuan
terakhir yaitu pertemuan yang kelima. Soal tes yang digunakan berbentuk essai
yang terdiri dari enam soal. Skor masing-masing soal adalah soal nomor satu
skornya tiga, soal nomor dua skornya empat, soal nomor tiga skornya tujuh, soal
nomor empat skornya tujuh, soal nomor lima skornya lima, dan soal nomor enam
skornya lima. Data post-test digunakan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran
strategi student team heroic leadersip terhadap hasil belajar matematika siswa
kelas X Madrasah Aliyah Negeri 2 Lubuklinggau. Berdasarkan hasil perhitungan,
rekapitulasi hasil post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat
pada tabel 4.4 dan 4.5.
Tabel 4.4Data Skor untuk Tiap Butir Soal Tes Akhir Kelas Eksperimen
No NoTes
Skor Tiap Butir Soal Skor % Ket1 2 3 4 5 6
1 Guntur.A 4 3 5 5 2 2 21 67,74 Tuntas2 Dixi T.H 4 3 7 6 1 1 22 70,97 Tuntas3 Heny.N 2 0 2 3 3 0 10 32,26 Belum Tuntas4 Marlina 4 2 7 7 5 2 27 87,09 Tuntas5 Zidane 4 3 3 3 3 4 20 64,52 Tuntas6 Risma.K 2 3 5 4 4 5 23 74,19 Tuntas7 Hilya.F 4 3 3 2 5 3 20 64,52 Tuntas8 Elok.A.n 4 2 5 1 3 4 19 61,29 Tuntas9 Selva.A 4 3 5 4 3 3 22 70,97 Tuntas10 Deby.A.L 4 3 4 5 5 4 25 80,65 Tuntas
46
11 Rafy.H 4 2 3 3 3 4 19 61,29 Tuntas12 Bayu.S 4 1 7 7 5 5 29 93,55 Tuntas13 Serly.O 1 1 1 2 0 0 5 16,13 Belum Tuntas14 Rati.L 4 3 3 3 2 2 17 54,84 Belum Tuntas15 Lombang.I 4 3 5 5 1 1 19 61,29 Tuntas16 Arsita 4 3 3 2 3 5 20 64,52 Tuntas17 Novisa 4 3 4 5 5 1 22 70,97 Tuntas18 Rima Siha 4 2 3 3 3 4 19 61,29 Tuntas19 Laida 3 3 5 2 4 5 22 70,97 Tuntas20 Fitri.A 2 3 2 7 1 3 18 48,39 Belum Tuntas21 M.Iqbal 3 2 5 4 3 2 19 61,29 Tuntas22 Rita.D 4 1 7 7 5 5 29 93,55 Tuntas23 Pera.L 4 3 4 4 5 5 25 80,65 Tuntas24 Wiwin.R 4 1 2 4 5 4 20 64,52 Tuntas25 Jhontra.V 3 0 6 6 5 4 24 77,42 Tuntas26 Basor.A 1 0 1 0 0 0 2 6,45 Belum Tuntas27 Defri.R 4 3 7 7 5 5 31 100 Tuntas28 Mardiansya 4 1 7 6 4 5 27 87,09 Tuntas29 Harianto 4 1 3 3 4 5 20 64,52 Tuntas30 A. Syajili 4 1 3 3 4 5 25 80,65 Tuntas31 Imam.D 4 2 6 7 4 0 23 74,19 Tuntas32 Eko.W 4 1 6 6 3 4 24 77,42 Tuntas33 Indra.L 3 1 1 1 7 2 19 61,29 Tuntas34 Hendro 4 3 4 2 5 3 21 67,74 Tuntas35 Arif 3 2 3 2 0 0 10 19,36 Belum Tuntas36 Eka.R 4 3 6 2 4 1 20 64,52 Tuntas37 Siska.A 4 3 7 7 5 4 30 96,77 Tuntas38 Iki. R 4 1 6 6 5 5 27 87,09 Tuntas
135 79 165 156 135 115 795 2551,64
3,55 2,08 4,34 4,11 3,55 3,03 20,92 67,15 S = 5,89
Tabel 4.5Data Skor untuk Tiap Butir Soal Tes Akhir Kelas Kontrol
No NoTes
Skor Tiap Butir Soal Skor % Ket1 2 3 4 5 6
1 Ida.B.F 4 3 7 6 5 5 30 96,77 Tuntas2 Refal.M 4 3 7 7 5 5 31 100 Tuntas3 Herma Y 2 1 3 0 4 3 13 41,94 Belum Tuntas4 Agustin.M 3 2 4 4 2 2 19 61,29 Tuntas5 Purnama.S 2 3 7 5 2 1 20 64,52 Tuntas6 Santi 4 3 3 3 4 2 19 61,29 Tuntas7 Welsi.A 4 3 6 2 2 2 19 61,29 Tuntas8 Iis Siska 4 3 7 7 5 2 24 77,42 Tuntas9 Eni.F 1 3 7 6 1 1 19 61,29 Tuntas10 Ana.F 1 1 7 6 2 2 19 61,29 Tuntas
47
11 Dwi.P.A 1 1 6 1 5 5 19 61,29 Tuntas12 Siti.N 1 1 7 6 2 2 19 61,29 Tuntas13 Tri.W 4 2 4 7 5 4 26 83,87 Tuntas14 Iswayudi 1 1 0 1 0 0 4 12,9 Belum Tuntas15 Eji.S 3 2 4 4 4 2 19 64,52 Tuntas16 Aam. S 2 2 7 4 2 2 19 64,52 Tuntas17 Medisa.S 1 0 1 1 1 0 4 12,9 Belum Tuntas18 Yogi 2 2 6 4 4 1 19 61,29 Tuntas19 Rendi.G 4 1 6 6 2 2 21 67,74 Tuntas20 M.Rian 2 1 3 3 1 0 10 32,26 Belum Tuntas21 Ilham.H 3 1 6 2 5 2 19 61,29 Tuntas22 Rika.P.S 2 2 3 3 2 0 12 38,71 Tuntas23 Meta.P 2 3 6 3 2 2 18 22,56 Belum Tuntas24 Indah 2 2 2 2 2 2 12 38,71 Belum Tuntas25 Resi.N.U 2 3 3 3 4 4 19 61,58 Tuntas26 Midarna 2 1 0 0 3 1 7 22,58 Belum Tuntas27 Fera.A 4 2 6 1 5 2 20 64,52 Tuntas28 Eka.K 3 2 4 4 3 3 19 61,29 Tuntas29 Desi.R 2 2 5 5 4 2 20 64,52 Tuntas30 Yuliana 4 3 6 1 3 2 19 61,58 Tuntas31 Marzian 2 1 1 0 0 0 4 12,9 Belum Tuntas32 Sulwis.P 4 3 5 5 3 2 22 70,97 Tuntas33 Yuliana.P 3 2 1 1 2 1 10 32,26 Belum Tuntas34 Iin. M 4 3 7 7 5 2 28 90,32 Tuntas35 Resti.T.M 2 3 4 4 3 3 19 61,58 Tuntas36 Setya.R 3 2 5 4 4 1 19 61,58 Tuntas37 Marlina 3 1 1 0 2 1 8 25,81 Belum Tuntas38 Narzian 2 3 4 4 3 3 19 61,58 Tuntas
107 79 202 148 118 80 667
2,82 2,08 5,32 3,89 3,11 2,11 17,55 S = 8,15
Berdasarkan tabel 4.3 pada kelas eksperimen dan tabel 4.4 kelas kontrol,
dapat dilihat pada kelas kontrol bahwa siswa yang mendapat nilai lebih dari 60
(tuntas) dalam post-test ini sebanyak 32 siswa dan yang nilainya kurang dari atau
sama dengan 60 (belum tuntas) sebanyak 6 siswa. Nilai yang tertinggi adalah
100,00 dan yang terendah adalah 6,45. Sedangkan pada kelas eksperimen, siswa
yang mendapat nilai lebih dari 60 (tuntas) dalam post-test ini sebanyak 28 siswa
dan yang nilainya kurang dari atau sama dengan 60 (belum tuntas) adalah 10
siswa. Nilai yang tertinggi adalah 100,00 dan yang terendah adalah 12,9.
Persentase ketuntasan belajar dapat dilihat pada tabel 4.6.
48
Tabel 4.6Persentase Ketuntasan Belajar Dari Skor Tes Akhir
KelasJumlah Siswa
Jumlah Siswa Yang Mendapat
Ketuntasan Belajar
Nilai < 60 Nilai > 60Eksperimen 38 6 32Kontrol 38 10 28
Jadi, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata kelas eksperimen lebih besar
daripada kelas kontrol. Skor rata-rata ( ) pre-test kelas eksperimen adalah
19,4 sedangkan skor rata-rata ( ) post-test adalah 39,38. Berarti terjadi
peningkatan rata-rata skor sebesar 19,98. Skor rata-rata ( ) pre-tes kelas
kontrol adalah 16,52 sedangkan skor rata-rata ( ) post-test adalah 34,93.
Berarti terjadi peningkatan rata-rata skor sebesar 18,41. Hal ini menunjukkan
bahwa peningkatan skor rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi
daripada peningkatan skor rata-rata belajar kelas kontrol. Dari tabel 4.4 dapat
dilihat bahwa persentase ketuntasan belajar siswa kelas eksperimen sebesar
94,74% sedangkan kelas kontrol sebesar 81,08%.
Disamping ketuntasan belajar, dari skor tes akhir dapat dilihat
perbedaan rata-ratanya. Rata-rata ( ) dan simpangan baku (s) skor tes akhir
dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.7Rata-rata ( ) dan Simpangan baku (s)
Hasil Tes Akhir
Kelas Rata-rata ( ) Simpangan Baku (s)Eksperimen 20,92 5,89
Kontrol 17,55 8,15
Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa rata-rata skor kelas eksperimen
sebesar 27,44, lebih tinggi dari kelas kontrol sebesar 25,27. Dibandingkan
49
dengan tabel 4.3, maka terjadi peningkatan rata-rata skor, untuk kelas
eksperimen sebesar 57,43%, sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 53,86%
dan rata-rata peningkatan skor sebesar 55,51%.
C. Pembahasan Data Hasil Penelitian
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah ”Ada pengaruh yang
signifikan pembelajaran strategi student team heroic leadership terhadap hasil
belajar matematika siswa pada kelas X MA Negeri 2 Lubuklinggau”.
Sebelum pengujian hipotesi maka terlebih dahulu mencari rata-rata dan
simpangan baku pre-test dan post-test untuk data hasil belajar pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol, menguji normalitas data, selanjutnya uji
homogenitas varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, setelah itu
menguji hipotesis dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata.
1. Menentukan Rata-rata dan Simpangan Baku
Dengan menggunakan tabel pre-test dan post-test pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol, dapat diperoleh rata-rata ( ) dan simpangan baku (s), uaitu:
a. Pre-test (eksperimen dan kontrol)
Eksperimen:
= = 6,92
Kontrol:
50
= = 6,24
= 2,39
b. Post-test (ekperimen dan kontrol)
Ekperiemen:
= = 20,92
Kontrol:
= = 17,55
2. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kenormalan data masing-
masing kelompok. Untuk mengetahui kenormalan data, digunakan uji normalitas
dengan uji kecocokan (chi kuadrat). Berdasarkan ketentuan statistik (Lampiran
C) mengenai uji normalitas data dengan taraf kepercayaan 0,05, jika
, maka data berdistribusi normal.
51
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Skor Tes Akhir Kelas Kontrol
Kelasinterval
BatasKelas
Z Ztabel L
2 – 6
7 – 11
12 – 16
17 – 21
22 – 26
27 – 31
1
2
2
15
11
7
1,5
6,5
11,5
16,5
21,5
26,5
31,5
-3,29
-2,45
-1,59
-0,75
0,09
0,95
1,79
0,4995
0,4929
0,4441
0,2734
0,0359
0,3289
0,4633
0,0066
0,0488
0,1707
0,3093
0,293
0,1344
0,2508
1,8544
6,4866
11,7534
11,134
5,1072
2,238
0,011
3,103
0,897
0,002
0,702
38 = 9,9678
hitung= 9,9678 dan tabel = 11,07
Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh nilai hitung = 9,9678. Selanjutnya hitung
dibandingkan tabel dengan derajat kebebasan (dk) = j – 1, dimana j adalah
banyaknya kelas interval. Jika hitung < tabel, maka dapat dinyatakan bahwa data
berdistribusi normal dan dalam hal lainnya data tidak berdistribusi normal. Nilai
tabel dengan α = 5% dan dk = 5 adalah 11,070. Dengan demikian hitung < tabel,
maka data berdistribusi normal.
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Skor Tes Akhir Kelas Kontrol
Kelasinterval
BatasKelas
Z Ztabel L
52
3 – 7
8 – 12
13 – 17
18 – 22
23 – 27
28 - 32
1
1
4
19
10
3
2,5
7,5
12,5
17,5
22,5
27,5
32,5
-3,18
-2,24
-1,29
-0,35
0,59
1,54
2,49
0,4993
0,4875
0,4015
0,1368
0,2224
0,4382
0,4936
0,0118
0,086
0,2647
0,3592
0,2158
0,0554
0,4484
3,268
10,0586
13,6496
8,2004
2,1052
0,6786
1,5739
3,6493
2,0973
0,3949
0,3803
38 = 7,7743
hitung= 7,7743 dan tabel = 11,07
Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh nilai hitung = 7,7743. Selanjutnya hitung
dibandingkan tabel dengan derajat kebebasan (dk) = j – 1, dimana j adalah
banyaknya kelas interval. Jika hitung < tabel, maka dapat dinyatakan bahwa data
berdistribusi normal dan dalam hal lainnya data tidak berdistribusi normal. Nilai
tabel dengan α = 5% dan dk = 5 adalah 11,07. Dengan demikian hitung < tabel,
maka data berdistribusi normal.
3. Uji Homogenitas
Dari hasil perhitungan statistik (Lampiran C) tentang uji homogenitas, jika
Fhitung < Ftabel maka varians dari kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah
53
homogen. Hasil uji homogenitas varians tes awal dan tes akhir pada taraf
kepercayaan = 0,05 dapat dilihat pada tabel 4.7
Tabel 4.9Hasil Uji Homogenitas Skor Tes Awal dan Skor Tes Akhir
Fhitung Dk Ftabel kesimpulanTes Awal 0,96 30-40 1,74 HomogenTes Akhir 1,64 30-40 1,74 Homogen
Pada tabel menunjukkan bahwa varians kedua kelompok yang
dibandingkan pada tes awal dan tes akhir adalah homogen karena Fhitung < Ftabel.
1. Uji Kesamaan Rata-Rata
Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas, maka kedua
kelompok data tes awal adalah normal dan homogen. Dengan demikian uji
kesamaan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk data tes awal
dan tes akhir menggunakan rumus uji-t. Hasil uji-t (Lampiran C) untuk data tes
akhir dan tes awal dapat dilihat pada tabel 4.10
Tabel 4.9 Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Skor Tes Awal dan Skor Tes Akhir
thitung Dk ttabel KesimpulanTes Awal 0,65 60 2,00 thitung < ttabel
Terima H0
Tes Akhir 2,40 60 2,00 thitung > ttabel
Tolak H0
Pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa analisis uji-t mengenai kemampuan
awal siswa (Lampiran C) kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai
54
kemampuan awal yang sama dengan taraf kepercayaan = 0,05 karena thitung <
ttabel.
Setelah diberikan pembelajaran yang berbeda, untuk kelas eksperimen dan
kelas kontrol terjadi peningkatan skor. Peningkatan skor tersebut merupakan hasil
dari belajar siswa. Kelas eksperimen diberi pembelajaran menggunakan mind
mapping (peta pikiran), sedangkan kelas kontrol tidak menggunakan mind
mapping (peta pikiran).
Berdasarkan hasil analisis uji-t mengenai kemampuan akhir (Lampiran C)
menunjukkan bahwa skor rata-rata kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas
kontrol pada taraf kepercayaan = 0,05 karena thitung > ttabel yaitu thitung = 2,40 dan
ttabel = 2,00. Hal ini berarti hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya
menggunakan mind mapping (peta pikiran) lebih baik dari pada siswa
pembelajarannya tidak menggunakan mind mapping (peta pikiran). Dengan
demikian terdapat pengaruh penggunaan mind mapping terhadap hasil belajar
matematika siswa.
BAB VSIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian yang telah dilakukan
maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang
pembelajarannya menggunakan mind mapping lebih baik daripada hasil
belajar matematika siswa yang pembelajarannya tidak menggunakan mind
55
mapping. Hal ini berarti terdapat pengaruh penggunaan mind mapping
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII Sekolah Menengah
Pertama Negeri 3 Lubuklinggau.
B. Saran
Sehubungan dengan hasil penelitian dan kesimpulan penulis menyarankan
sebagai berikut:
1. Penggunaan mind mapping dapat dijadikan alternatif bagi guru sebagai
media dalam pembelajaran matematika, karena dapat meningkatkan hasil
belajar siswa khususnya pada materi bentuk aljabar.
2. Penggunaan mind mapping dapat dijadikan bahan masukan untuk guru
supaya lebih menyempurnakan kegiatan belajar serta dapat mencapai
hasil belajar yang lebih baik.
3. Siswa diharapkan lebih mudah memahami serta mengingat dalam
pembelajaran dengan menggunakan mind mapping sehingga dapat
meningkatkan hasil belajarnya.
56
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
matematika siswa yang menggunakan pendekatan problem posing secara
signifikan lebih baik dari pada hasil belajar matematika yang meggunakan
pendekatan konvensional.
Selanjutnya, pada aktivitas siwa secara berkelompok selama diterapkannya
pendekatan pembelajaran dengan problem posing aktivitas hasil belajar pada
pertemuan pertama 28,57%, pertemuan kedua dan ketiga 57,14% dan pada
pertemuan keempat mencapai 71,42%. Hal ini menunjukan bahwa ada
peningkatan aktivitas belajar setelah diterapkannya pembelajaran dengan
pendekatan problem posing. Jadi dapat disimpulkan secara keseluruhan aktivitas
pembelajaran dengan pendekatan problem posing termasuk dalam kategori sangat
baik. Hal ini sangat dimungkinkan dapat terjadi, karena pada pendekatan problem
posing, siswa tidak diberikan suatu informasi yang harus dipatuhi. Siswa diberi
kesempatan yang seluas-luasnya untuk membentuk soal sesuai dengan apa yang
dikehendaki, kemudian siswa diminta untuk mencari dan menyelidiki situasi
tersebut dengan cara menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki. Siswa harus
mengaitkan informasi tersebut dengan pengetahuan yang telah ia miliki selama
57
ini. Menurut Sutiarso (2000: 2), pengajaran dengan metode problem posing akan
menjamin aktivitas belajar siswa yang lebih baik, karena sebagai individu-
individu yang memiliki potensi alami dapat mengembangkan wawasannya sendiri
sehingga tidak hanya terpaku kepada langkah-langkah yang disajikan oleh guru
saja.
Siswa tidak hanya diminta penyelesaiannya. Penyelesaian dari soal yang
mereka buat bisa dikerjakan sendiri. Bisa juga minta tolong pada temannya.
Mungkin juga soal tersebut dikerjakan secara kelompok. Dengan cara dikerjakan
secara kooperatif akan memudahkan pekerjaan mereka. Sebab yang memikirkan
masalah tersebut banyak anak. Selain itu, dengan belajar kelompok suatu soal atau
masalah dapat diselesaikan dengan banyak cara dan banyak penyelesaian.
BAB VSIMPULAN DAN SARAN
58
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data tentang penerapan
pembelajaran matematika dengan pendekatan problem posing di kelas X5 SMA
Negeri 4 Lubuklinggau dengan uraian materi pokok yaitu Bentuk Akar dapat
disimpulkan bahwa :
1. Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan pendekatan problem posing
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 4 Lubuklinggau.
Rata-rata skor tes akhir kelas eksperimen sebesar 27,44 dan kelas kontrol
sebesar 25,27.
2. Aktivitas siswa kelas X SMA Negeri 4 Lubuklinggau setelah mengikuti
pembelajaran dengan pendekatan problem posing adalah baik. Aktivitas siswa
secara berkelompok mengalami peningkatan pada setiap pertemuan
pembelajaran, hal ini di lihat dari persentase aktivitas siswa yang termasuk
dalam kategori baik.
B. Saran
Sehubungan dengan hasil penelitian serta kesimpulan, penulis
menyarankan sebagai berikut :
a. Sebaiknya guru matematika diharapkan dapat melaksanakan pembelajaran
matematika dengan pendekatan problem posing sehingga dapat membuat
pembelajaran siswa lebih relevan.
59
b. Dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan problem posing, siswa
diharapkan untuk lebih terampil dalam membuat soal dalam bentuk yang
berbeda.
c. Siswa diharapkan lebih kreatif dalam pembelajaran dengan pendekatan
problem posing sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Ari, Rosihan. 2009. Buku Khazanah Matematika untuk Kelas X SMA dan MA. Jakarta: Tiga Serangkai.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 1992. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hamzah. 2008. Orientasi Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
60
Kalimi, Ichwan. 2008. Pengaruh Penggunaan Pendekatan Problem Posing Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau. Skripsi tidak diterbitkan. Lubuklinggau: Jurusan MIPA STKIP – PGRI Lubuklinggau.
Nasution. 2010. Aktivitas Belajar. [online]. http://edukasi.kompasiana. Com/2010/04/11/aktivitas-belajar/.[18 Agustus 2010]
Sanjaya, Wina. 2008. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Pranada Media Group.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sriyono. 2008. Aktivitas dan Prestasi Belajar. [online]. http://ipotes. wordpress.com/2008/05/24/prestasi belajar/.[18 Agustus]
Sudjana, Nana. 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
Sukasno, 2006. Evaluasi Pembelajaran Matematika (Bahan Ajar STKIP-PGRI Lubuklinggau). STKIP-PGRI Lubuklinggau: Tidak Dipublikasikan
Suryanto. 1998. Hasil Belajar. [online].http://Suryanto.blog.unait.ac.id/1998/10/ 26. [18 Januari 2010].
Sutiarso. 2000. Problem Posing. [online]. http://Mufhida.Com/pengertian-pendekatan-problem-posing. [18 Januari 2010].
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Tasker. 1992. Teori Konstruktivisme. [online].http://www.docstoc.Com/docs/ 13874666/teori-belajar-aliran psikologi#. [18 Januari 2010].
Tim. 2009. Pedoman Penulisan Makalah dan Skripsi Mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau. Lubuklinggau: STKIP PGRI Lubuklinggau.
Puspita, Yulisa Handayani. 2006. Pembelajaran Aritmatika Sosial Menggunakan Pendekatan Problem Posing Di Kelas VII SMPN 2 Lubuklinggau. Skripsi tidak diterbitkan. Palembang: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Palembang.
61
LEMBAR OBSERVASIAKTIVITAS SISWA DALAM BELAJAR
Hari / Tanggal : Sabtu, 31 Juli 2010Kelas : X5
Pertemuan : Pertama Materi : Menjumlahkan dan Mengurangkan Bilangan Bentuk Akar
No Nama Kelompok
Aktivitas KelompokMendengarkan
(1)
Bertanya
(2)
MembentukSoal(3)
MembahasSoal(4)
1 Kelompok I 2 Kelompok II - -3 Kelompok III - 4 Kelompok IV -5 Kelompok V - 6 Kelompok VI 7 Kelompok VII -
Jumlah 7 3 7 5
Keterangan :a. Baik sekali, jika muncul 4 deskriptor.b. Baik, jika muncul 3 deskriptorc. Cukup, jika muncul 2 deskriptor.d. Kurang, jika muncul 1 deskriptor.e. Kurang Sekali, jika tidak ada satupun deskriptor muncul.
Lubuklinggau, Juli 2010Observer
Yuliana Susanti
62
LEMBAR OBSERVASIAKTIVITAS SISWA DALAM BELAJAR
Hari / Tanggal : Jum’at, 6 Agustus 2010Kelas : X5
Pertemuan : Kedua Materi : Mengali dan Membagi Bilangan Bentuk Akar
No Nama Kelompok
Aktivitas KelompokMendengarkan
(1)
Bertanya
(2)
MembentukSoal(3)
MembahasSoal(4)
1 Kelompok I 2 Kelompok II 3 Kelompok III - 4 Kelompok IV 5 Kelompok V - -6 Kelompok VI -7 Kelompok VII
Jumlah 7 5 7 5
Keterangan :a. Baik sekali, jika muncul 4 deskriptor.b. Baik, jika muncul 3 deskriptorc. Cukup, jika muncul 2 deskriptor.d. Kurang, jika muncul 1 deskriptor.e. Kurang Sekali, jika tidak ada satupun deskriptor muncul.
Lubuklinggau, Agustus 2010Observer
Yuliana Susanti
63
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM BELAJAR
Hari / Tanggal : Sabtu, 7 Agustus 2010Kelas : X5
Pertemuan : Ketiga Materi : Merasionalkan penyebut sebuah pecahan bentuk akar
, dan .
No Nama Kelompok
Aktivitas KelompokMendengarkan
(1)
Bertanya
(2)
MembentukSoal(3)
MembahasSoal(4)
1 Kelompok I 2 Kelompok II 3 Kelompok III -4 Kelompok IV 5 Kelompok V 6 Kelompok VI - 7 Kelompok VII -
Jumlah 7 5 7 6
Keterangan :a. Baik sekali, jika muncul 4 deskriptor.b. Baik, jika muncul 3 deskriptorc. Cukup, jika muncul 2 deskriptor.d. Kurang, jika muncul 1 deskriptor.e. Kurang Sekali, jika tidak ada satupun deskriptor muncul.
Lubuklinggau, Agustus 2010Observer
64
Yuliana Susanti
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM BELAJAR
Hari / Tanggal : Jum’at, 13 Agustus 2010Kelas : X5
Pertemuan : Keempat Materi : Merasionalkan penyebut sebuah pecahan bentuk akar
dan .
No Nama Kelompok
Aktivitas KelompokMendengarkan
(1)
Bertanya
(2)
MembentukSoal(3)
MembahasSoal(4)
1 Kelompok I 2 Kelompok II - 3 Kelompok III 4 Kelompok IV 5 Kelompok V -6 Kelompok VI 7 Kelompok VII
Jumlah 7 5 7 6
Keterangan :a. Baik sekali, jika muncul 4 deskriptor.b. Baik, jika muncul 3 deskriptorc. Cukup, jika muncul 2 deskriptor.d. Kurang, jika muncul 1 deskriptor.e. Kurang Sekali, jika tidak ada satupun deskriptor muncul.
Lubuklinggau, Agustus 2010Observer
65
Yuliana Susanti
Rekapitulasi persentase data aktivitas siswa secara berkelompok dalam pembelajaran matematika dengan penerapan problem posing
Pertemuan ke-I :
a. Baik Sekali = x 100 = 28,57%
b. Baik = x 100 = 57,14%
c. Cukup = x 100 = 14,28%
d. Kurang = x 100 = 0%
e. Kurang Sekali = x 100 = 0%
Pertemuan ke-II :
a. Baik Sekali = x 100 = 57,14%
b. Baik = x 100 = 28,57%
c. Cukup = x 100 = 14,28%
d. Kurang = x 100 = 0%
e. Kurang Sekali = x 100 = 0%
Pertemuan ke-III :
66
a. Baik Sekali = x 100 = 57,14%
b. Baik = x 100 = 42,85%
c. Cukup = x 100 = 0%
d. Kurang = x 100 = 0%
e. Kurang Sekali = x 100 = 0%
Pertemuan ke-IV :
a. Baik Sekali = x 100 = 71,42%
b. Baik = x 100 = 28,57%
c. Cukup = x 100 = 0%
d. Kurang = x 100 = 0%
e. Kurang Sekali = x 100 = 0%
Tabel Rekapitulasi Persentase Data Aktivitas Siswa
Dalam Pembelajaran Dengan Pendekatan Problem Posing
KategoriPertemuan
IPertemuan
IIPertemuan
IIIPertemuan
IVRatarata%f % F % f % f %
Baik Sekali 2 28,57 4 57,14 4 57,14 5 71,42 53,56Baik 4 57,14 2 28,57 3 42,85 2 28,57 39,28Cukup 1 14,28 1 14,28 0 0 0 0 7,14Kurang 0 0 0 0 0 0 0 0 0Kurang Sekali 0 0 0 0 0 0 0 0 0
67
UJI COBA INSTRUMEN
A. Uji Validitas
Untuk mengetahui valid tidaknya instrumen tes, penulis akan
mengujikan instrument tes kepada 40 siswa di luar populasi. Tes yang
diberikan kepada masing-masing sampel terdiri dari 8 soal essay. Rumus
korelasi yang digunakan yaitu korelasi Product Moment.
Keterangan :
rXY = Koefisien korelasi.
X = Skor butir soal.
Y = Skor total.
N = Banyak soal.
Untuk menghitung validitas soal no 1
=
=
=
=
=
68
=
= 0,32 (Validitas Rendah)
Untuk menghitung validitas soal no 2
=
=
=
=
=
=
= 0,15 (Validitas Sangat Rendah)
Untuk menghitung validitas soal no 3
=
=
=
=
69
=
=
= 0,16 (Validitas Sangat Rendah)
Untuk menghitung validitas soal no 4
=
=
=
=
=
=
= 0,55 (Validitas Sedang)
Untuk menghitung validitas soal no 5
=
=
70
=
=
=
=
= 0,62 (Validitas Tinggi)
Untuk menghitung validitas soal no 6
=
=
=
=
=
=
= 0,44 (Validitas Sedang)
Untuk menghitung validitas soal no 7
=
71
=
=
=
=
=
= 0,56 (Validitas Sedang)
Untuk menghitung validitas soal no 8
=
=
=
=
=
=
= 0,77 (Validitas Tinggi)
B. Thitung
72
Untuk menganalisis validitas instrumen menggunakan rumus thitung
Hasil analisis validitas thitung soal no 1
=
=
=
=
=
=
= 1,98
Hasil analisis validitas thitung soal no 2
=
=
=
=
=
73
=
= 0,89
Hasil analisis validitas thitung soal no 3
=
=
=
=
=
=
= 0,95
Hasil analisis validitas thitung soal no 4
=
=
=
=
=
74
=
= 3,85
Hasil analisis validitas thitung soal no 5
=
=
=
=
=
=
= 4,63
Hasil analisis validitas thitung soal no 6
=
=
=
=
=
75
=
= 2,89
Hasil analisis validitas thitung soal no 7
=
=
=
=
=
=
= 3,92
Hasil analisis validitas thitung soal no 8
=
=
=
=
=
76
=
= 7,01
TabelHasil Analisis Validitas Tes
dalam Menyelesaikan Soal-Soal Bentuk Akar
No Nilai rxy thitung ttabel Keterangan1 0,32 1,98 2,02 Tidak Valid/ Sangat Rendah2 0,15 0,89 2,02 Tidak Valid/ Sangat Rendah3 0,16 0,95 2,02 Tidak Valid/ Sangat Rendah4 0,55 3,85 2,02 Valid/ Sedang5 0,62 4,63 2,02 Valid/ Tinggi6 0,44 2,89 2,02 Valid/ Sedang7 0,56 3,92 2,02 Valid/ Sedang8 0,77 7,01 2,02 Valid/ Tinggi
Taraf nyata % =0,05
ttabel = t(1-1/2 )(n-2)
ttabel = t(0,975)(34)
ttabel = 2,02
C. Perhitungan Reliabilitas
Varians setiap butir soal
Untuk Soal No 1
=
=
=
77
=
= 2,42
Untuk Soal No 2
=
=
=
=
= 0,33
Untuk Soal No 3
=
=
=
=
= 1,33
78
Untuk Soal No 4
=
=
=
=
= 3,25
Untuk Soal No 5
=
=
=
=
= 3,14
Untuk Soal No 6
79
=
=
=
=
= 4,53
Untuk Soal No 7
=
=
=
=
= 2,25
Untuk Soal No 8
=
80
=
=
=
= 11,9
=
= 2,42 + 0,33 +1,33 + 3,25 + 3,14 + 4,53 +2,25 +11,9
= 29,15
Varians Total
=
=
=
=
= 49,42
Maka :
=
81
=
=
=
=
= 0,47
Setelah data hasil uji coba dianalisis dengan menggunakan rumus reliabilitas,
diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,47, ini berarti soal tes tersebut
mempunyai reliabilitas sedang, sehingga dipercaya sebagai alat ukur.
82
SKOR HASIL TES UJI COBATES PENGUASAAN MATERI BENTUK AKAR
N0 No TestNo Soal Skor
Nilai1 2 3 4 5 6 7 81 T – 1 5 3 6 6 5 9 5 8 472 T – 2 5 2 6 4 2 8 2 6 353 T – 3 4 2 4 5 1 5 4 8 334 T – 4 4 1 6 4 0 9 4 8 325 T – 5 4 2 4 2 4 6 2 6 306 T – 6 2 1 2 4 3 8 2 6 307 T – 7 5 2 6 5 4 0 0 8 308 T – 8 4 2 6 2 0 6 2 7 299 T – 9 4 1 3 4 0 5 6 7 2910 T – 10 2 2 6 2 3 3 2 8 2811 T – 11 1 1 1 4 2 6 1 8 2812 T – 12 0 2 4 2 4 6 2 8 2813 T – 13 5 2 2 0 4 5 4 6 2814 T – 14 4 1 4 2 4 4 2 6 2715 T – 15 4 1 4 0 4 8 2 6 2716 T – 16 5 2 6 4 1 6 2 0 2617 T – 17 5 2 6 6 4 2 0 0 2518 T – 18 5 2 5 0 4 2 0 6 2519 T -19 5 1 5 0 2 6 2 6 2420 T – 20 2 2 2 6 0 3 0 8 2321 T – 21 2 2 5 3 3 1 0 7 2322 T – 22 5 2 6 2 0 1 0 7 2323 T – 23 5 2 3 2 4 4 2 0 2224 T – 24 2 1 4 2 1 3 1 8 2225 T – 25 2 2 2 2 4 4 2 6 2226 T – 26 2 0 2 2 2 8 2 1 21
27 T – 27 4 2 4 2 2 7 0 0 2128 T – 28 2 1 2 2 3 6 0 6 2029 T – 29 2 2 2 0 1 6 0 6 1930 T – 30 5 1 4 2 0 6 0 0 1831 T – 31 2 2 2 0 4 5 2 0 1732 T – 32 4 2 4 0 0 8 0 6 1633 T – 33 5 2 5 0 0 3 0 0 1534 T – 34 5 2 3 2 0 2 0 0 14
83
35 T – 35 2 2 2 2 0 4 0 0 1236 T – 36 0 2 4 2 0 2 0 0 10
Skor Kelompok Atas dan Kelompok Bawah Uji InstrumenTes Penguasaan Materi Bentuk Akar
No No TestNo soal Skor
Total1 2 3 4 5 6 7 8Kelompok Atas
1 T – 1 5 3 6 6 5 9 5 8 472 T – 2 5 2 6 4 2 8 2 6 353 T – 3 4 2 4 5 1 5 4 8 334 T – 4 4 1 6 4 0 9 4 8 325 T – 5 5 2 6 5 4 0 0 8 306 T – 7 2 1 2 4 3 8 2 6 307 T – 9 4 2 4 2 4 6 2 6 308 T – 6 4 1 3 4 0 5 5 7 299 T – 8 4 2 6 2 0 6 2 7 2910 T – 10 2 2 6 2 3 3 2 8 2811 T – 11 1 1 1 4 2 6 1 8 28
12 T – 12 0 2 4 2 4 6 2 8 2813 T – 13 5 2 2 0 4 5 4 6 2814 T – 14 4 1 4 2 4 4 2 6 2715 T – 15 4 1 4 0 4 8 2 6 2716 T – 16 5 2 6 4 1 6 2 0 2617 T – 17 5 2 6 6 4 2 0 0 2518 T – 18 5 2 5 0 4 2 0 6 25
Jumlah 68 31 81 56 49 98 41 112 537Kelompok Bawah
1 T – 27 5 1 5 0 2 6 2 6 242 T – 26 5 2 2 6 0 3 0 8 233 T – 28 2 2 5 3 3 1 0 7 234 T – 29 5 2 6 2 0 1 0 7 235 T – 30 5 2 3 2 4 4 2 0 226 T – 31 2 1 4 2 1 3 1 8 227 T – 32 2 2 2 2 4 4 2 6 228 T – 33 2 0 2 2 2 8 2 1 219 T – 34 4 2 4 2 2 7 0 0 2110 T – 35 2 1 2 2 3 6 0 6 2011 T – 36 2 2 2 0 1 6 0 6 1912 T – 12 5 1 4 2 0 6 0 0 1813 T – 13 2 2 2 0 4 5 2 0 17
84
14 T – 14 4 2 4 0 0 8 0 6 1615 T – 15 5 2 5 0 0 3 0 0 1516 T – 16 5 2 3 2 0 2 0 0 1417 T – 17 2 2 2 2 0 4 0 0 1218 T - 18 0 2 4 2 0 2 0 0 10
Jumlah 56 30 61 31 26 79 11 61 342Daya pembeda dicari dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
DP = Indeks daya pembeda.
SA = Jumlah skor kelompok atas.
SB = Jumlah skor kelompok bawah.
IA = Jumlah skor ideal salah satu kelompok (kelompok atas atau bawah).
Skor Ideal Kelompok Atas Bawah
1. 5 x 18 = 90
2. 3 x 18 = 54
3. 6 x 18 = 108
4. 6 x 18 = 108
5. 5 x 18 = 90
6. 9 x 18 = 162
7. 5 x 18 = 90
8. 8 x 18 = 144
D. Perhitungan Daya Pembeda
Daya Pembeda Untuk Soal No 1
=
85
= (Jelek )
Daya Pembeda Untuk Soal No 2
=
= (Jelek )
Daya Pembeda Untuk Soal No 3
=
= (Jelek)
Daya Pembeda Untuk Soal No 4
=
= (Cukup )
Daya Pembeda Untuk Soal No 5
=
= (Cukup )
Daya Pembeda Untuk Soal No 6
=
= (Jelek )
86
Daya Pembeda Untuk Soal No 7
=
= (Cukup)
Daya Pembeda Untuk Soal No 8
=
= ( Cukup )
E. Tingkat Kesukaran
Keterangan :
TK = Indeks tingkat kesukaran.
SA = Jumlah skor kelompok atas.
SB = Jumlah skor kelompok bawah.
IA = Jumlah skor ideal kelompok atas.
IB = Jumlah skor ideal kelompok bawah.
Tingkat Kesukaran Untuk Soal No 1
=
= (Sedang)
87
Tingkat Kesukaran Untuk Soal No 2
=
= (Sedang)
Tingkat Kesukaran Untuk Soal No 3
=
= (Sedang)
Tingkat Kesukaran Untuk Soal No 4
=
= (Sedang)
Tingkat Kesukaran Untuk Soal No 5
=
= (Sedang)
Tingkat Kesukaran Untuk Soal No 6
=
= (Sedang)
88
Tingkat Kesukaran Untuk Soal No 7
=
= (Sukar)
Tingkat Kesukaran Untuk Soal No 8
=
= (Sedang)
Hasil Analisis Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Uji Instrumen Penguasaan Materi Bentuk Akar
No TesNo Soal Skor
Nilai1 2 3 4 5 6 7 8Jumlah Skor Kelompok Atas (A) 68 31 81 56 49 98 41 112 537Jumlah Skor Kelompok Bawah (B) 56 30 61 31 26 79 11 61 342Jumlah A – B 12 1 20 25 26 79 30 51 181Jumlah A + B 124 61 142 87 75 177 52 173 891Daya Pembeda 0,13 0,01 0,18 0,23 0,25 0,11 0,33 0,35 0,19Tingkat Kesukaran 0,69 0,56 0,65 0,40 0,42 0,54 0,28 0,60 0,51
Rekapitulasi Hasil Analisis Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Uji InstrumenPenguasaan Materi Bentuk Akar
NoSoal
Jumlah SkorKelompok atas
Jumlah SkorKelompok Bawah
Jumlah Skor IdealKelompok Atas/ Bawah
DP TK Interprestasi DP - TK
1 68 56 55 0,13 0,69 Jelek – Sedang 2 31 30 33 0,01 0,56 Jelek – Sedang 3 81 61 66 0,18 0,65 Jelek – Sedang 4 56 31 66 0,23 0,40 Cukup – Sedang 5 49 26 55 0,25 0,42 Cukup – Sedang 6 98 79 99 0,11 0,54 Jelek – Sedang 7 41 11 55 0,33 0,28 Cukup – Sukar
89
8 112 112 88 0,35 0.60 Cukup – Sedang
TABELREKAPITULASI HASIL UJI COBA TES HASIL BELAJAR
NoSoal
Validitas TingkatKesukaran
Daya Pembeda
Keterangan
1 0,32 Rendah 0,69 Sedang 0,13 Jelek Dipakai (Revisi)2 0,15 Sangat Rendah 0,56 Sedang 0,01 Jelek Tidak dipakai3 0,16 Sangat Rendah 0,65 Sedang 0,18 Jelek Tidak dipakai4 0,55 Sedang 0,40 Sedang 0,23 Cukup Dipakai5 0,62 Tinggi 0,42 Sedang 0,25 Cukup Dipakai6 0,44 Sedang 0,54 Sedang 0,11 Jelek Dipakai7 0,56 Sedang 0,28 Sukar 0,33 Cukup Dipakai8 0,77 Tinggi 0,60 Sedang 0,35 Cukup Dipakai
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa kedelapan soal
bisa dipakai sebagai instrumen tes dengan derajat reliabilitas sedang, yaitu sebesar
0, 47.
90
DATA SKOR UNTUK TIAP BUTIR SOAL TES AWALKELAS EKSPERIMEN
No NoTes
Skor Tiap Butir Soal Skor % Ket1 2 3 4 5 6
1 S-1 2 3 3 4 0 1 13 34,21 Belum Tuntas2 S-2 2 0 1 2 0 0 5 13,15 Belum Tuntas3 S-3 2 1 1 4 0 0 8 21,05 Belum Tuntas4 S-4 2 0 1 4 0 0 7 18,42 Belum Tuntas5 S-5 2 0 1 4 0 0 7 18,42 Belum Tuntas6 S-6 2 0 1 4 2 0 9 23,68 Belum Tuntas7 S-7 2 0 1 5 0 0 8 21,05 Belum Tuntas8 S-8 2 1 1 4 0 2 10 26,31 Belum Tuntas9 S-9 2 5 1 4 0 0 12 31,57 Belum Tuntas10 S-10 2 0 0 4 0 0 6 15,78 Belum Tuntas11 S-11 2 0 1 4 0 2 10 26,31 Belum Tuntas12 S-12 2 0 1 4 0 0 7 18,42 Belum Tuntas13 S-13 1 0 1 0 0 0 2 5,26 Belum Tuntas14 S-14 2 2 1 5 0 0 10 26,31 Belum Tuntas15 S-15 0 0 1 4 0 0 5 13,15 Belum Tuntas16 S-16 2 0 1 4 0 0 7 18,42 Belum Tuntas17 S-17 1 0 1 3 0 0 5 13,15 Belum Tuntas18 S-18 2 0 1 0 0 0 3 7,89 Belum Tuntas19 S-19 2 0 1 4 0 0 7 18,42 Belum Tuntas20 S-20 2 0 1 0 2 0 5 13,15 Belum Tuntas21 S-21 2 1 1 0 0 0 4 1,05 Belum Tuntas22 S-22 4 0 1 5 0 0 10 26,31 Belum Tuntas23 S-23 1 0 1 4 0 0 6 15,78 Belum Tuntas24 S-24 2 0 1 5 0 0 8 21,05 Belum Tuntas25 S-25 2 0 1 1 5 0 9 23,68 Belum Tuntas26 S-26 4 0 1 4 0 0 9 23,68 Belum Tuntas27 S-27 2 0 1 5 0 0 8 21,05 Belum Tuntas28 S-28 2 0 1 4 0 0 7 18,42 Belum Tuntas29 S-29 1 0 1 5 0 3 10 26,31 Belum Tuntas30 S-30 2 0 0 3 0 0 5 13,15 Belum Tuntas31 S-31 2 0 1 0 0 0 3 7,89 Belum Tuntas32 S-32 0 0 1 3 0 0 4 1,05 Belum Tuntas33 S-33 2 0 1 4 0 0 7 18,42 Belum Tuntas34 S-34 1 0 1 1 0 0 3 7,89 Belum Tuntas35 S-35 2 0 1 3 0 0 6 15,78 Belum Tuntas36 S-36 4 0 1 1 0 0 6 15,78 Belum Tuntas37 S-37 2 0 1 1 0 2 6 15,78 Belum Tuntas38 S-38 4 0 1 4 0 0 9 23,68 Belum Tuntas
75 13 38 120 9 10 267 680,83
1,97 0,34 1 3,15 0,23 0,26 7,02 17,91
91
S = 2,68DATA SKOR UNTUK TIAP BUTIR SOAL TES AWAL
KELAS KONTROL
No NoTes
Skor Tiap Butir Soal Skor % Ket1 2 3 4 5 6
1 S-1 1 0 1 4 0 0 6 15,78 Belum Tuntas2 S-2 2 0 1 2 0 0 5 13,15 Belum Tuntas3 S-3 2 0 1 4 0 0 7 18,42 Belum Tuntas4 S-4 1 0 1 5 2 0 9 23,68 Belum Tuntas5 S-5 2 2 1 1 0 0 6 15,78 Belum Tuntas6 S-6 3 1 1 5 2 0 12 31,57 Belum Tuntas7 S-7 1 1 1 0 0 2 5 13,15 Belum Tuntas8 S-8 1 0 1 4 0 0 6 15,78 Belum Tuntas9 S-9 4 0 1 4 0 0 9 23,68 Belum Tuntas10 S-10 3 0 1 5 0 0 9 23,68 Belum Tuntas11 S-11 2 0 1 4 0 0 7 18,42 Belum Tuntas12 S-12 4 0 0 0 0 3 7 18,42 Belum Tuntas13 S-13 1 0 1 4 0 0 6 15,78 Belum Tuntas14 S-14 2 0 1 0 0 0 3 7,89 Belum Tuntas15 S-15 3 2 1 0 0 0 6 15,78 Belum Tuntas16 S-16 3 5 1 4 0 0 13 34,21 Belum Tuntas17 S-17 1 0 1 4 2 0 8 21,05 Belum Tuntas18 S-18 4 0 1 0 0 2 7 18,42 Belum Tuntas19 S-19 1 0 1 2 0 0 4 10,52 Belum Tuntas20 S-20 2 0 1 4 0 0 7 18,42 Belum Tuntas21 S-21 1 0 1 4 0 0 6 15,78 Belum Tuntas22 S-22 2 0 3 4 0 0 9 23,68 Belum Tuntas23 S-23 1 2 1 1 0 2 7 18,42 Belum Tuntas24 S-24 1 0 3 1 0 0 5 13,15 Belum Tuntas25 S-25 4 0 1 0 0 0 5 13,15 Belum Tuntas26 S-26 2 5 1 4 0 0 12 31,57 Belum Tuntas27 S-27 0 0 1 4 0 0 5 13,15 Belum Tuntas28 S-28 4 0 1 4 0 0 9 23,68 Belum Tuntas29 S-29 2 0 1 2 0 0 5 13,15 Belum Tuntas30 S-30 0 0 3 1 0 0 4 10,52 Belum Tuntas31 S-31 4 5 1 0 0 0 10 26,31 Belum Tuntas32 S-32 4 0 1 4 0 0 9 23,68 Belum Tuntas33 S-33 4 0 1 2 0 0 7 18,42 Belum Tuntas34 S-34 4 0 1 0 0 0 5 13,15 Belum Tuntas35 S-35 2 0 1 4 0 2 9 23,68 Belum Tuntas36 S-36 0 0 1 2 0 0 3 7,89 Belum Tuntas37 S-37 4 2 1 2 0 0 9 23,68 Belum Tuntas
82 25 42 95 6 11 261 686,64
2,21 0,67 1,13 2,56 0,16 0,29 7,05 18,55 S = 2,46
92
DATA SKOR UNTUK TIAP BUTIR SOAL TES AKHIRKELAS EKSPERIMEN
No NoTes
Skor Tiap Butir Soal Skor % Keterangan1 2 3 4 5 6
1 S-1 4 5 5 6 6 8 34 89,47 Tuntas2 S-2 4 6 5 5 2 2 24 63,15 Tuntas3 S-3 4 5 5 5 2 8 29 76,31 Tuntas4 S-4 4 5 5 6 2 8 30 78,94 Tuntas5 S-5 4 4 4 4 0 4 24 63,15 Tuntas6 S-6 4 5 5 3 0 8 25 65,78 Tuntas7 S-7 3 5 5 6 2 8 29 76,31 Tuntas8 S-8 4 5 1 5 0 6 21 55,26 Belum Tuntas9 S-9 2 5 5 5 2 8 27 71,05 Tuntas10 S-10 4 4 5 5 2 8 28 73,68 Tuntas11 S-11 4 5 5 6 2 8 30 78,94 Tuntas12 S-12 3 5 5 4 6 8 31 81,57 Tuntas13 S-13 4 4 5 5 2 8 28 73,68 Tuntas14 S-14 3 4 5 6 5 8 31 81,57 Tuntas15 S-15 2 4 5 6 0 8 25 65,78 Tuntas16 S-16 4 4 4 5 0 8 25 65,78 Tuntas17 S-17 2 5 5 5 2 8 27 71,05 Tuntas18 S-18 2 0 5 6 4 8 25 65,78 Tuntas19 S-19 3 4 5 2 2 8 24 63,15 Tuntas20 S-20 4 5 5 6 4 8 32 84,21 Tuntas21 S-21 4 5 3 5 2 8 27 71,05 Tuntas22 S-22 4 5 5 6 0 8 28 73,68 Tuntas23 S-23 4 4 5 5 2 8 28 73,68 Tuntas24 S-24 4 5 5 6 5 8 33 86,84 Tuntas25 S-25 4 5 5 6 2 8 30 78,94 Tuntas26 S-26 3 4 5 6 2 8 28 73,68 Tuntas27 S-27 4 0 5 6 0 3 18 47,36 Belum Tuntas28 S-28 4 4 5 5 4 6 28 73,68 Tuntas29 S-29 4 5 5 6 4 6 30 78,94 Tuntas30 S-30 3 4 3 2 5 8 25 65,78 Tuntas31 S-31 4 3 5 6 5 8 31 81,57 Tuntas32 S-32 3 5 3 5 2 8 26 68,42 Tuntas33 S-33 4 5 5 5 4 4 27 71,05 Tuntas34 S-34 4 5 5 6 4 4 28 73,68 Tuntas35 S-35 4 4 5 6 4 6 29 76,31 Tuntas36 S-36 3 4 5 5 4 6 27 71,05 Tuntas37 S-37 3 4 5 4 4 6 26 68,42 Tuntas38 S-38 4 2 5 6 4 4 25 65,78 Tuntas
135 162 178 197 102 265 1043 2744,52
3,55 4,26 4,68 5,18 2,68 6,97 27,44 72,22 S = 3,11
DATA SKOR UNTUK TIAP BUTIR SOAL TES AKHIR
93
KELAS KONTROL
No NoTes
Skor Tiap Butir Soal Skor % Keterangan1 2 3 4 5 6
1 S-1 3 0 5 6 2 8 24 63,15 Tuntas2 S-2 1 4 5 5 4 8 27 71,05 Tuntas3 S-3 4 5 1 5 0 3 18 47,36 Belum Tuntas4 S-4 3 0 5 5 4 8 25 65,78 Tuntas5 S-5 3 0 5 5 4 8 25 65,78 Tuntas6 S-6 1 0 5 5 4 3 18 47,36 Belum Tuntas7 S-7 3 3 5 5 4 8 28 73,68 Tuntas8 S-8 1 5 1 5 4 8 24 63,15 Tuntas9 S-9 3 4 5 5 5 8 30 78,94 Tuntas10 S-10 4 1 5 5 3 0 18 47,36 Belum Tuntas11 S-11 4 5 5 5 5 3 27 71,05 Tuntas12 S-12 4 4 5 2 4 8 27 71,05 Tuntas13 S-13 3 5 5 5 5 8 31 81,57 Tuntas14 S-14 4 0 1 4 5 8 22 57,89 Belum Tuntas15 S-15 3 4 3 5 4 6 25 65,78 Tuntas16 S-16 1 4 1 5 4 3 18 47,36 Belum Tuntas17 S-17 1 5 3 5 4 8 26 68,42 Tuntas18 S-18 3 4 3 5 4 6 25 65,78 Tuntas19 S-19 3 0 5 5 4 8 25 65,78 Tuntas20 S-20 3 0 5 5 4 8 25 65,78 Tuntas21 S-21 3 0 5 5 4 8 25 65,78 Tuntas22 S-22 4 5 5 5 2 6 27 71,05 Tuntas23 S-23 3 4 3 3 4 8 27 71,05 Tuntas24 S-24 3 4 5 5 4 8 29 76,31 Tuntas25 S-25 3 5 3 5 4 6 26 68,42 Tuntas26 S-26 4 2 5 1 4 6 22 57,89 Belum Tuntas27 S-27 4 4 3 5 2 6 24 63,15 Tuntas28 S-28 3 4 5 5 4 6 27 71,05 Tuntas29 S-29 4 5 5 4 2 6 26 68,42 Tuntas30 S-30 3 5 5 5 2 6 26 68,42 Tuntas31 S-31 3 1 5 6 5 8 28 73,68 Tuntas32 S-32 3 4 5 5 4 8 29 76,31 Tuntas33 S-33 3 5 5 1 4 8 26 68,42 Tuntas34 S-34 4 4 5 6 5 8 32 84,21 Tuntas35 S-35 4 5 5 5 2 6 27 71,05 Tuntas36 S-36 1 4 1 5 4 6 21 55,26 Belum Tuntas37 S-37 3 4 1 5 4 8 25 65,78 Tuntas
110 118 149 173 137 246 935 2460,32
2,97 3,18 4,02 4,67 3,70 6,64 25,27 66,49 S = 5,50
PERHITUNGAN RATA-RATA DAN SIMPANGAN BAKU
94
TES AWAL KELAS EKSPERIMEN
KelasInterval
fi xi fi. xi fi
2 – 3 4 2,5 10 -4,52 20,430 81,724 – 5 7 4,5 31,5 -2,52 6,350 44,456 – 7 12 6,5 78 -0,52 0,270 3,248 – 9 8 8,5 68 1,48 2,190 17,52
10 – 11 5 10,5 52,5 3,48 12,110 60,5512 -1 3 2 12,5 25 5,48 30,030 60,06Jumlah 38 267,54Rata – rata = 7,02Simpangan Baku = 2,68
PERHITUNGAN RATA-RATA DAN SIMPANGAN BAKUTES AWAL KELAS KONTROL
95
KelasInterval
fi xi fi. xi fi
3 – 4 4 3,5 14 -3,55 12,602 50,4085 – 6 13 5,5 71,5 -1,55 2,402 31,2267 – 8 8 7,5 60 0,45 0,202 1,6169 – 10 9 9,5 85,5 2,45 6,002 54,01811 – 12 2 11,5 23 4,45 19,802 39,60413 – 14 1 13,5 13,5 6,45 41,602 41,602Jumlah 37 218,474Rata – rata = 7,05Simpangan Baku = 2,46
PERHITUNGAN RATA-RATA DAN SIMPANGAN BAKUTES AKHIR KELAS EKSPERIMEN
96
KelasInterval
fi xi fi. xi fi
18 – 20 1 18,5 18,5 -8,94 79,923 79,92321 – 23 1 21,5 21,5 -5,94 35,283 35,28324 – 26 11 24,5 269,5 -2,94 8,643 95,07327 – 29 15 27,5 412,5 0,06 0,003 0,04530 – 32 8 30,5 244 3,06 9,363 74,90433 – 35 2 33,5 67 6,06 36,723 73,446Jumlah 38 358,674Rata – rata = 27,44Simpangan Baku = 3,11
PERHITUNGAN RATA-RATA DAN SIMPANGAN BAKUTES AKHIR KELAS KONTROL
Kelas fi xi fi. xi fi
97
Interval17 – 19 4 17,5 70 -7,77 60,372 241,48820 – 22 3 20,5 61,5 -4,77 22,752 68,25623 – 25 11 23,5 258,5 -1,77 3,132 34,45226 – 28 14 26,5 371 1,23 1,512 621,16829 – 31 4 29,5 118 4,23 17,892 71,56832 – 34 1 32,5 32,5 7,23 52,272 52,568Jumlah 37 1089,5Rata – rata = 25,27Simpangan Baku = 5,50
UJI NORMALITAS SKOR TES AWALKELAS EKSPERIMEN
Distribusi Frekuensi Skor Tes Awal Kelas EksperimenKelas
intervalBatasKelas
Z Ztabel L
98
2 – 3
4 – 5
6 – 7
8 – 9
10 – 11
12 – 13
4
7
12
8
5
2
1,5
3,5
5,5
7,5
9,5
11,5
13,5
-2,05
-1,31
-0,56
0,17
0,92
1,67
2,41
0,4798
0,4049
0,2123
0,0675
0,3212
0,4525
0,4920
0,0749
0,1926
0,2798
0,2537
0,1313
0,0395
2,8462
7,3188
10,632
9,6406
4,9894
1,501
0,4677
0,0138
0,1760
0,2791
0,0000
0,1632
38 = 1,0998
Kesimpulan : Data Berdistribusi Normal
UJI NORMALITAS SKOR TES AWALKELAS KONTROL
Distribusi Frekuensi Skor Tes Awal Kelas Eksperimen
99
Kelasinterval
BatasKelas
Z Ztabel L
3 – 4
5 – 6
7 – 8
9 – 10
11 – 12
13 – 14
4
13
8
9
2
1
2,5
4,5
6,5
8,5
10,5
12,5
14,5
-1,84
-1,03
-0,22
0,58
1,40
2,21
3,02
0,4671
0,3485
0,0871
0,2190
0,4192
0,4864
0,4987
0,1186
0,2614
0,3061
0,2002
0,0672
0,0123
4,3882
9,6718
11,3257
7,4074
2,4864
0,4551
0,0343
1,1452
0,9765
0,3423
0,0951
0,6524
37 = 3,2449
Kesimpulan : Data Berdistribusi Normal
UJI NORMALITAS SKOR TES AKHIRKELAS EKSPERIMEN
100
Distribusi Frekuensi Skor Tes Akhir Kelas EksperimenKelas
intervalBatasKelas
Z Ztabel L
18 – 20
21 – 23
24 – 26
27 – 29
30 – 32
33 – 35
1
1
11
15
8
2
17,5
20,5
23,5
26,5
29,5
32,5
35,5
-3,18
-2,23
-1,26
-0,30
0,66
1,62
2,59
0,4993
0,4871
0,3962
0,1179
0,2454
0,4474
0,4952
0,0122
0,0909
0,2783
0,3633
0,2020
0,0478
0,4636
3,4542
10,5754
13,8054
7,6760
1,8164
0,6206
1,7439
0,0170
0,1033
0,0136
0,0185
38 = 2,5169
Kesimpulan : Data Berdistribusi Normal
UJI NORMALITAS SKOR TES AKHIRKELAS KONTROL
101
Distribusi Frekuensi Skor Tes Akhir Kelas KontrolKelas
intervalBatasKelas
Z Ztabel L
17 – 19
20 – 22
23 – 25
26 – 28
29 – 31
32 – 34
4
3
11
14
4
1
16,5
19,5
22,5
25,5
28,5
31,5
34,5
-1,59
-1,04
-0,50
0,04
0,58
1,13
1,67
0,4441
0,3508
0,1915
0,0160
0,2190
0,3708
0,4525
0,0933
0,1593
0,2075
0,2030
0,1518
0,0817
3,4521
5,8941
7,6775
7,5110
5,6166
3,0229
0,0869
1,4210
1,4378
5,6060
0,4652
1,3537
37 = 10,3706
Kesimpulan : Data Berdistribusi Normal
102
UJI HOMOGENITAS
Untuk uji homogenitas digunakan uji-F dengan rumus :
1. Skor tes awal kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
a. Data : Se = 2,68 dan
Sk = 2,46
Se = Simpangan baku kelas eksperimen
Sk = Simpangan baku kelas kontrol
b. Hipotesis yang akan di uji
H0 = Hipotesis pembanding, kedua varians sama/ homogen
Ha = Hipotesis kerja, kedua varians tidak sama/ tidak homogen.
c. Nilai Fhitung
Simpangan baku kelas eksperimen lebih besar dari pada simpangan baku
kelas kontrol, maka :
d. Nilai Ftabel
Nilai Ftabel dengan deraajat kebebasan dk = 38-1 = 37, dk = 37-1 = 36, dan
103
Nilai F dengan dk = (37:36) tersebut tidak terdapat didalam tabel, maka
nilai Ftabel ditentukan dengan menggunakan harga F yang lain yang berdk
= (37:36). Jadi nilai Ftabel (0,05) (40:36) = 1,72
e. Uji Hipotesis
Fhitung = 1,18 dan Ftabel = 1,72, karena Fhitung < Fhitung maaka H0 diterima.
Dengan demikian kedua varians skor tes awal (kelas eksperimen dan kelas
kontrol) adalah homogen.
2. Skor Tes Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
a. Data : Se = 3,11 dan
Sk = 5,50
Se = Simpangan baku kelas eksperimen
Sk = Simpangan baku kelas kontrol
b. Hipotesis yang akan di uji
H0 = Hipotesis pembanding, kedua varians sama/ homogen
Ha = Hipotesis kerja, kedua varians tidak sama/ tidak homogen.
c. Nilai Fhitung
Simpangan baku kelas kontrol lebih besar dari pada simpangan baku kelas
eksperimen, maka :
d. Nilai Ftabel
Nilai Ftabel dengan deraajat kebebasan dk = 38-1 = 37, dk = 37-1 = 36, dan
104
Nilai F dengan dk = (37:36) tersebut tidak terdapat didalam tabel, maka
nilai Ftabel ditentukan dengan menggunakan harga F yang lain yang berdk
= (37:36). Jadi nilai Ftabel (0,05) (40:36) = 1,72
e. Uji Hipotesis
Fhitung = 3,12 dan Ftabel = 1,72, karena Fhitung > Fhitung maka H0 ditolak.
Dengan demikian kedua varians skor tes akhir (kelas eksperimen dan kelas
kontrol) adalah tidak homogen.
105
UJI KESAMAAN DUA RATA-RATA
1. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Skor Tes Awal
Hipotesis yang akan di uji adalah :
H0 = Hipotesis pembanding, rata-rata skor kelas eksperimen dan kelas kontrol
adalah sama.
Ha = Hipotesis kerja, rata-rata skor kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata
skor kelas kontrol.
a. Data
; ;
; ;
Indeks e untuk kelas eksperimen dan k untuk kelas kontrol.
b. Nilai thitung
Kedua kelompok data adalah normal dan homogen, maka menggunakan
uji-t dengan rumus :
dengan
Terlebih dahulu cari simpangan baku gabungan kedua kelompok, yaitu :
=
106
=
=
=
s 2 =
s =
s = 2,573
Setelah didapat nilai simpangan bakunya, maka cari nilai thitung
menggunakan uji-t dengan rumus :
=
=
=
=
=
= - 0, 05
c. Nilai ttabel
Nilai ttabel dengan derajat kebebasan dk = ne + nk – 2 = 38 + 37 – 2 = 73 dan
.
107
Nilai ttabel dengan dk = 73 tersebut tidak terdapat di dalam tabel, maka nilai
ttabel ditentukan dengan menggunakan harga t yang lain yang ber dk = 120.
Jadi nilai ttabel = t0,95(120) = 1,98
d. Uji Hipotesis
thitung = -0,05 dan ttabel = 1,98 karena , maka H 0
diterima. Dengan demikian kedua rata-rata skor tes awal (kelas eksperimen
dan kelas kontrol) adalah sama.
2. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Skor Tes Akhir
Hipotesis yang akan di uji adalah :
H0 = Hipotesis pembanding, rata-rata skor kelas eksperimen dan kelas kontrol
adalah sama.
Ha = Hipotesis kerja, rata-rata skor kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata
skor kelas kontrol.
a. Data
; ;
; ;
Indeks e untuk kelas eksperimen dan k untuk kelas kontrol.
b. Nilai thitung
Kedua kelompok data adalah normal dan tidak homogen, maka
menggunakan uji-t semu (t’) dengan rumus :
=
108
=
=
=
=
=
t’ = 2,12
c. Nilai ttabel
Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika t’ ≥ dan terima H0
jika terjadi sebaliknya. Dengan : ,
dan
Maka
dan
109
=
=
=
= 2,02
d. Uji Hipotesis
t’ = 2,12 dan = 2,02 karena t’ ≥ , maka H 0 ditolak.
Dengan demikian rata-rata skor kelas eksperimen lebih besar daripada
rata-rata skor kelas kontrol.
110