158
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebanyakan orang berpendapat bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit dan cukup berat. Oleh karena itu kita sebagai guru matematika sangat perlu memahami dan mengembangkan berbagai metode dan strategi pembelajaran sesuai dengan kondisi siswa dan kondisi tempat belajar. Hal ini sangat berguna untuk memotivasi semangat belajar matematika siswa, dan juga kualitas serta kuantitas pendidikan. Interaksi belajar mengajar yang baik adalah guru sebagai pengajar tidak mendominasi kegiatan, tetapi membantu menciptakan kondisi yang kondusif serta memberikan motivasi dan bimbingan agar siswa dapat mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh karena itu dalam pembelajarannya, faktor keaktifan sebagai subjek belajar sangat menentukan. Peserta didik yang baik memiliki karakter bersemangat tinggi dalam memecahkan 1

SKRIPSI PISNI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI PISNI

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebanyakan orang berpendapat bahwa pelajaran matematika adalah

pelajaran yang sulit dan cukup berat. Oleh karena itu kita sebagai guru

matematika sangat perlu memahami dan mengembangkan berbagai metode dan

strategi pembelajaran sesuai dengan kondisi siswa dan kondisi tempat belajar. Hal

ini sangat berguna untuk memotivasi semangat belajar matematika siswa, dan

juga kualitas serta kuantitas pendidikan.

Interaksi belajar mengajar yang baik adalah guru sebagai pengajar tidak

mendominasi kegiatan, tetapi membantu menciptakan kondisi yang kondusif serta

memberikan motivasi dan bimbingan agar siswa dapat mengembangkan potensi

dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh karena itu dalam

pembelajarannya, faktor keaktifan sebagai subjek belajar sangat menentukan.

Peserta didik yang baik memiliki karakter bersemangat tinggi dalam memecahkan

suatu masalah yang dihadapinya atau suatu masalah dimohonkan kepadanya

untuk dipecahkan, tidak harus ada pada siswa yang berotak cerdas/IQ tinggi.

Namun, bagi siswa yang berkemampuan rata-rata sedang atau kurangpun dapat

dilatih untuk memiliki karakter yang mampu menyelesaikan masalah.

Kecakapan hidup seseorang tidak terjadi dengan sendirinya tetapi melalui

suatu proses yang terus berlanjut. Keberlanjutan perkembangan proses kecakapan

hidup atau keterampilan hidup seseorang selama proses pembelajaran sebenarnya

dapat diamati. Hal ini juga berlaku bagi siswa, di mana perkembangan

1

Page 2: SKRIPSI PISNI

keterampilan proses seorang siswa selama proses pembelajaran dapat diikuti atau

diamati.

Keterampilan proses merupakan salah satu aspek yang sangat penting

dalam suatu proses pembelajaran matematika. Mengajar dengan keterampilan

proses berarti memberi kesempatan siswa untuk bekerja dengan ilmu

pengetahuan, tidak sekedar menceritakan atau mendengarkan cerita tentang ilmu

pengetahuan. Karena sebenarnya melalui pembelajaran matematika tidak semata-

mata hanya menanamkan pengetahuan saja. Tetapi sangat mungkin diterapkan

pembentukan sikap positif, keterampilan cermat, dan kritis.

Pelajaran matematika di sekolah merupakan pelajaran yang bersifat

abstrak, sehingga diperlukan strategi pembelajaran yang tepat untuk mengajarkan

matematika agar peserta didik lebih mudah memahami konsep yang terkandung

dalam setiap materi yang dipelajari. Karena sampai saat ini masih banyak

kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar matematika. Hal ini disebabkan

karena banyak anggapan bahwa pembelajaran matematika sulit dan kurang

diperhatikannya keterampilan proses dan strategi belajar selama pembelajaran

matematika berlangsung. Sehingga hal tersebut akhirnya berpengaruh terhadap

hasil belajar matematika.

Suasana belajar di kelas menjadi sangat monoton dan kurang menarik.

Maka untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu strategi

pembelajaran yang tepat dan menarik di mana peserta didik kooperatif, dapat

bertanya meskipun tidak pada guru secara langsung, mengemukakan pendapat,

2

Page 3: SKRIPSI PISNI

dan memiliki jiwa kepemimpinan yang heroik serta dapat meningkatkan

keterampilan.proses,siswa.

,Menurut,Lowney,(2005:11),,gaya,kepemimpinan yang heroik adalah gaya

kepemimpinan yang bersifat memiliki kesadaran seperti seorang pahlawan (hero).

Gaya kepemimpinan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Kesadaran diri untuk mengembangkan potensi-potensi dengan menambah

keterampilan pribadi secara terus menerus.

2) Kesadaran mau mencari kelemahan-kelemahan diri yang dapat dipakai sebagai

titik tolak memperbaiki konsep diri.

3) Kesadaran untuk mengambil nilai manfaat dari apa yang telah dipelajari dan

nilai positif, penuh cinta kasih dengan orang lain.

4) Kesadaran untuk menentukan pendirian sebagai pandangan hidup yang rela

berkorban.

5) Kesadaran untuk menyemangati diri sendiri dan orang lain dengan ambisi

heroic.

Menurut Isjani (2009:4), pemebelajaran kooperatif adalah suatu model

pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil

secara kooperatif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok yang

heterogen. Student Team merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif

(pembelajaran kelompok kecil). Strategi Student Team Heroic Leadership adalah

suatu strategi pembelajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk berpikir,

menjawab, saling membantu sama lain, dan dapat menumbuhkan jiwa

kepemimpinan yang heroik. Peran guru pada saat kegiatan belajar berlangsung

3

Page 4: SKRIPSI PISNI

adalah memfasilitasi berlangsungnya diskusi. Di samping itu, guru juga akan

menyiapkan beberapa pertanyaan (soal) yang diambil dari bahan tersebut.

Pertanyaan tersebut dipakai sebagai review untuk materi yang ditugaskan saat itu.

Penerapan strategi ini, diharapkan dapat menambah nuansa baru bagi

pembelajaran matematika pada materi Akar-Akar Persamaan Kuadrat. Agar

dalam pembelajarannya, keterampilan proses yang ada dapat berpengaruh positif

terhadap hasil belajar dan peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar.

Berdasarkan penuturan salah satu guru matematika kelas X di MAN 2

Lubuklinggau, bahwa masih banyak siswa kelas X yang kurang pemahamannya

mengenai materi Akar-Akar Persamaan Kuadrat. Hal ini terlihat dari hasil ulangan

harian yang rata-rata dibawah 50 sedangkan kriteria ketuntasan minimal adalah

60. Semua ini bukan semata-mata hanya kesalahan peserta didik tetapi dapat juga

karena penggunaan strategi pembelajaran yang kurang tepat dan kurang

diperhatikannya keterampilan proses selama pembelajaran matematika.

Strategi pembelajaran yang biasa diterapkan guru kelas X di MAN 2

Lubuklinggau adalah strategi pembelajaran konvensional. Yang mana proses ini

tetap menekankan penyampaian tekstual serta kurang mengembangkan motivasi

dan kemampuan belajar peserta didik. Kebiasaan bersikap pasif dalam proses

pembelajaran dapat mengakibatkan sebagian besar peserta didik takut dan malu

bertanya pada guru mengenai materi yang kurang dipahami, semoga dengan

strategi ini minat dan belajar siswa bisa lebih berkembang.

4

Page 5: SKRIPSI PISNI

Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Pembelajaran Strategi Student Team Heroic Leadership terhadap Hasil

Belajar Matematika di Kelas X Madrasah Aliyah Negeri 2 Lubuklinggau”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian dan pokok-pokok pemikiran tersebut, maka

permasalahan yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah ”Adakah pengaruh

pembelajaran Strategi Student Team Heroic Leadership terhadap hasil belajar

matematika di Kelas X Madrasah Aliyah Negeri 2 Lubuklinggau”?

C. Batasan Masalah

Agar permasalahan yang dibahas tidak terlalu meluas, maka penulis perlu

membatasi ruang lingkup dari permasalahan yaitu materi Akar-Akar Persamaan

Kuadrat di Kelas X MAN 2.Lubuklinggau.Tahun.Pelajaran.2010/2011.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas X MAN 2

Lubuklinggau sudah baik setelah mengikuti pembelajaran Strategi Student Team

Heroic Leadership terhadap hasil belajar matematika di Kelas X Madrasah

Aliyah Negeri 2 Lubuklinggau.

E. Manfaat Penelitian

Hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat,

antara lain sebagai berikut:

5

Page 6: SKRIPSI PISNI

1. Peserta didik :

- Dengan menggunakan strategi pembelajaran student team heroic leadership

diharapkan dapat membentuk peserta didik yang memiliki jiwa

kepemimpinan kepahlawanan (heroik) secara akademik.

- Mampu memberikan sikap positif terhadap mata pelajaran matematika.

2. Guru, sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi

pembelajaran yang sesuai dan bervariasi.

3. Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang

bermanfaat bagi sekolah dengan adanya informasi yang diperoleh sehingga

dapat meningkatkan kualitas dan mutu sekolah untuk lebih maju dan

berkembang.

4. Peneliti, dapat menambah pengalaman secara langsung bagaimana penggunaan

strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan.

E. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang digunakan,

perlu adanya batasan istilah. Beberapa istilah yang perlu dijelaskan adalah :

1. Pengaruh yang dimaksud adalah akibat yang ditimbulkan atau yang akan terjadi

setelah diberikan perlakuan pembelajaran dengan strategi student team heroic

leadership terhadap hasil belajar matematika siswa.

2. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif setelah

mengikuti kegiatan pembelajaran dengan strategi student team heroic

leadership.

6

Page 7: SKRIPSI PISNI

3. Srategi Student Team Heroic Leadership merupakan suatu pembelajaran

yang mengatur strategi dengan membagi peserta didik menjadi beberapa

kelompok beranggotakan 4 sampai 6 orang yang memberi kesempatan pada

peserta didik untuk berpikir, menjawab, saling membantu sama lain, dan dapat

menumbuhkan gaya kepemimpinan yang bersifat memiliki kesadaran seperti

seorang pahlawan (hero).

4. Keterampilan Proses adalah suatu tuntutan proses aktif peserta didik dalam

melakukan suatu kegiatan secara motorik yang merupakan pengejawantahan

fungsi mental yang dilakukan oleh peserta didik dan dirancang secara sistematis

strategi pembelajarannya, dari mulai rancangan awal strategi diterapkan hingga

menutup stategi tersebut yang dilakukan oleh pengajar untuk memperoleh suatu

keterampilan tertentu secara optimal.

7

Page 8: SKRIPSI PISNI

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan oleh setiap

makhluk hidup khususnya manusia. Melalui belajar manusia dapat meningkatkan

kesejahteraan hidupnya dimasa mendatang. Tujuan belajar adalah

mengembangkan intelektual, menambah keterampilan, dan mengembangkan

kepribadian diri peserta didik.

Sardiman (2001:22) menyatakan bahwa belajar secara umum adalah suatu

proses interaksi antara diri manusia (id-ego-super ego) dengan lingkungannya,

yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Dalam hal ini

terkandung suatu maksud bahwa proses interaksi itu adalah:

a. Proses internalisasi dari sesuatu ke dalam diri yang belajar.

b. Dilakukan secara aktif, dengan segenap panca indra ikut berperan.

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses

perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto, 2003: 2).

Menurut Hamalik (2001: 27), belajar adalah suatu proses suatu kegiatan

dan bukan suatu hasil atau tujuan dan belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi

lebih luas dari itu yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil

latihan melainkan pengubahan kelakuan

8

Page 9: SKRIPSI PISNI

Slameto (2003: 2), menyatakan bahwa belajar adalah proses usaha untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Syah (2003:

68), belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif

menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang

melibatkan proses kognitif. Sehubungan dengan pengertian ini perlu diutarakan

sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan

fisik, keadaan mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses

belajar.

Sesuai dengan pendapat diatas, Cornelius (dalam Abdurrahman, 2003:

253) mengemukakan lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika

merupakan :

1. Sarana berpikir yang jelas dan logis.

2. Sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.

3. Sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman.

4. Sarana untuk mengembangkan kreativitas.

5. Sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Suatu proses belajar dapat berjalan efektif apabila seluruh komponen yang

berpengaruh dalam proses belajar mengajar saling mendukung dalam mencapai

tujuan, diantaranya siswa termotivasi. Komponen yang berpengaruh dalam proses

belajar mengajar adalah guru, siswa, metode, kurikulum, dan sarana prasarana.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat dirumuskan defenisi

belajar yaitu suatu proses untuk mencapai suatu tujuan yaitu perubahan kearah

9

Page 10: SKRIPSI PISNI

yang lebih baik. Perubahan tersebut adalah perubahan pengetahuan, pemahaman,

keterampilan, sikap dan tingkah laku yang bersifat menetap belajar adalah suatu

proses atau serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan

lingkungan yang menyangkut pengetahuan, keterampilan dan sikap.

B. Hakikat Mengajar

Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan

kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk

berlangsungnya proses belajar. Menurut Sardiman (2001:45) mengajar adalah

menyampaikan pengetahuan pada anak didik.

Menurut Hamalik (2001:48), mengajar adalah usaha mengorganisasi

lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa. Adapun defenisi

lain di negara-negara modern yang sudah maju mengatakan bahwa mengajar

adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar. Defenisi ini menunjukkan

bahwa yang aktif adalah siswa, yang mengalami proses belajar. Guru hanya

membimbing, menunjukkan jalan dengan memperhitungkan kepribadian siswa.

Kesempatan untuk berbuat dan aktif berpikir lebih banyak diberikan kepada

siswa.

Mengajar didefinisikan oleh Sudjana (2000: 37), sebagai alat yang

direncanakan melalui pengaturan dan penyediaan kondisi yang memungkinkan

siswa melakukan berbagai kegiatan belajar seoptimal mungkin. Istilah mengajar

dan belajar adalah dua perisiwa yang berbeda akan tetapi antara keduanya

terdapat hubungan yang erat sekali.

10

Page 11: SKRIPSI PISNI

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah

suatu kegiatan membimbing dan mengorganisasikan lingkungan sekitar anak

didik, agar tercipta lingkungan belajar yang kondusif yang memungkinkan

terjadinya proses belajar yang optimal. Jadi istilahnya belajar dan mengajar adalah

dua peristiwa yang berbeda, akan tetapi antara keduanya terdapat hubungan yang

erat sekali.

C. Keterampilan Proses Pembelajaran Matematika

Menurut Dimyati (2006:135), keterampilan pembelajaran yang dimaksud

adalah kegiatan yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan terjadinya

belajar pada diri peserta didik. Dalam suatu kegiatan pembelajaran dapat

dikatakan terjadi belajar, apabila terjadi proses perubahan perilaku pada diri

peserta didik sebagai hasil dari suatu pengalaman.

Menurut Hamalik (2001:148), proses pembelajaran melibatkan berbagai

kegiatan dan tindakan yang perlu dilakukan oleh siswa untuk memperoleh hasil

belajar yang baik. Dalam proses tersebut guru memberi bimbingan dan

menyediakan berbagai kesempatan yang dapat mendorong siswa belajar dan

untuk memperoleh pengalaman sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Sedangkan menurut Syah (dalam Setyanti, 2007:15), yang dimaksud

keterampilan proses adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku proses

aktif yang kompleks dan tersusun secara mulus dan sesuai dengan keadaan

strategi pembelajaran yang disusun untuk mencapai hasil tertentu.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan keterampilan proses

pembelajaran adalah suatu tuntutan proses aktif peserta didik dalam melakukan

11

Page 12: SKRIPSI PISNI

suatu kegiatan secara motorik yang merupakan pengejawantahan fungsi mental

yang dilakukan oleh peserta didik dan dirancang secara sistematis strategi

pembelajarannya oleh pengajar untuk memperoleh hasil belajar secara optimal.

Oleh karena itu keterampilan proses disini akan menjadi ciri kekhasan suatu

rancangan strategi pembelajaran dari mulai rancangan awal strategi diterapkan,

proses, akibat/dampak yang dihasilkan, hingga menutup strategi tersebut.

D. Hakikat Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan dasar untuk menentukan tingkat keberhasilan

siswa dalam memahami suatu materi pelajaran. Dengan belajar maka siswa dapat

berkembang dan menjawab tantangan yang muncul. Slameto (2003: 74), belajar

yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang

diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai.

Abdurrahman (2003: 253), Liebeck menyatakan ada dua macam hasil

belajar matematika yang harus dikuasai oleh siswa, yaitu:

a) Perhitungan matematika (mathematics calculation)

b) Penalaran matematika (mathematics reasoning)

Berdasarkan hasil belajar matematika, maka Abdurrahman (2003: 253),

Lenner mengemukakan bahwa kurikulum bidang studi matematika mencakup tiga

elemen:

a) Konsep, yaitu menunjuk pada pemahaman dasar.

b) Keterampilan, yaitu menunjuk pada sesuatu yang dilakukan oleh seseorang.

c) Pemecahan masalah, yaitu aplikasi dari konsep dan keterampilan.

12

Page 13: SKRIPSI PISNI

Penilaian hasil belajar adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui

sejauh mana proses belajar dan pembelajaran telah berjalan secara efektif.

Keefektifan pembelajaran tampak pada kemampuan peserta didik mencapai tujuan

belajar yang telah ditetapkan.

Sudjana (2002: 39), menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai siswa

dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor

yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari

dalam diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Disamping faktor

kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar,

minat, dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi,

faktor fisik, dan psikis. Faktor yang datang dari luar, yang mempengaruhi hasil

belajar yaitu, kualitas pengajaran. Yang dimaksud dengan kualitas pengajaran

adalah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam

mencapai tujuan pengajaran.

Kedua faktor di atas (kemampuan siswa dan kualitas pengajar)

mempunyai hubungan berbanding lurus dengan hasil belajar. Artinya, makin

tinggi kemampuan siswa dan kualitas pengajaran, makin tinggi pula hasil belajar

siswa.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan setelah pembelajaran dilaksanakan

yang suatu prestasi kegiatan yang telah dicapai, dikerjakan, baik secara individu

maupun kelompok yang biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, atau

kata.

13

Page 14: SKRIPSI PISNI

E. Strategi pembelajaran Student Team Heroic Leadership

Pendekatan (approach) pembelajaran matematika adalah cara yang

ditempuh guru dalam pelaksanaan pembelajaran agar konsep yang disajikan dapat

diadaptasikan oleh peserta didik.

Menurut Isjani (2009:4), pembelajaran kooferatif adalah suatu model

pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil

secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok yang

heterogen. Student Team merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif

(pembelajaran kelompok kecil).

Strategi adalah siasat, maka strategi dalam pembelajaran matematika

adalah siasat atau kiat yang sengaja direncanakan oleh guru, berkenaan dengan

segala persiapan pembelajaran untuk mencapai tujuan. Sedangkan pengertian

heroic leadership (kepemimpinan berjiwa pahlawan), menurut Lowney (dalam

Setyanty, 2007:21), menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan yang heroik adalah

gaya kepemimpinan yang bersifat memiliki kesadaran seperti seorang pahlawan

(hero). Jadi penulis memilih strategi pembelajaran dengan nama Student Team

Heroic Leadership.

Pembelajaran dengan menerapkan strategi kepemimpinan yang heroic

adalah dimulai dengan menanamkan kesadaran diri bahwa peserta didik baik

dalam kelompok maupun dalam kelas supaya merasa dirinya adalah pemimpin

yang mempunyai sifat heroik. Selanjutnya menurut Yukl (2009:515), pemimpin

14

Page 15: SKRIPSI PISNI

heroic diharapkan menjadi lebih bijaksana dan lebih berani daripada orang lain

dalam organisasi dan untuk mengetahui segalanya yang tejadi didalamnya.

Kesadaran kepahlawanan dalam gaya kepemimpinan heroic menurut

Lowney (2005:11) dijelaskan meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Kesadaran diri untuk mengembangkan potensi-potensi dengan menambah

keterampilan pribadi secara terus menerus.

2) Kesadaran mau mencari kelemahan-kelemahan diri yang dapat dipakai sebagai

titik tolak memperbaiki konsep diri.

3) Kesadaran untuk mengambil nilai manfaat dari apa yang telah dipelajari dan

nilai positif, penuh cinta kasih dengan orang lain.

4) Kesadaran untuk menentukan pendirian sebagai pandangan hidup yang rela

berkorban.

5) Kesadaran untuk menyemangati diri sendiri dan orang lain dengan ambisi

heroic.

Jadi pembelajaran matematika dengan strategi student team heroic

leadership merupakan suatu pembelajaran yang mengatur strategi dengan

membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok beranggotakan 4 sampai 6

orang yang memberi kesempatan pada peserta didik untuk berpikir, menjawab,

saling membantu sama lain, dan dapat menumbuhkan gaya kepemimpinan yang

bersifat memiliki kesadaran seperti seorang pahlawan (hero).

Pada saat tatap muka dan pelaksanaannya setiap peserta didik diminta

menyiapkan pertanyaan-pertanyaan (soal-soal) yang akan diajukan/dilempar pada

peserta didik kelompok lain. Peran guru pada saat kegiatan belajar berlangsung

15

Page 16: SKRIPSI PISNI

adalah memfasilitasi berlangsungnya diskusi. Di samping itu, guru juga akan

menyiapkan beberapa pertanyaan (soal) yang diambil dari bahan tersebut.

Pertanyaan tersebut dipakai sebagai review untuk materi yang ditugaskan saat itu.

Pada kelompok tersebut setiap individu memerankan sebagai pemimpin yang

mempunyai semangat kepahlawanan akademik.

Strategi Student Team Heroic Leadership (STHL) merupakan model

pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok kecil. Adapun langkah-

langkah pembelajaran strategi Student Team Heroic Leadership (STHL) sebagai

berikut:

a. Siswa dipilih satu orang yang bisa jadi pemimpin kelompok

melalui guru yang bersangkutan dengan bidang studi yang diajarkan.

b. Siswa dibagi menjadi kelompok kecil yang heterogen menurut

prestasi, jenis kelamin, suku n ras.

c. Guru menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

d. Guru menyajikan bahan pelajaran dan siswa bekerja dalam tim

dengan menerapkan strategi Student Team Heroic Leadership

e. Guru membimbing kelompok siswa

f. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara

kooperatif dengan salah satu pemimpin yang hero.

g. Setelah selesai diskusi, lewat pemimpin kelompok yang hero

menyampaikan hasil pembahasan kelompok

h. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi

kesimpulan dan memberi evaluasi

16

Page 17: SKRIPSI PISNI

i. Penutup

F. Akar-Akar Persamaan Kuadrat

Persamaan + bx + c = 0 dapat diselesaikan dengan cara menentukan

nilai pengganti x yang memenuhi persamaan itu. Nilai pengganti x yang

memenuhi persamaan kuadrat + bx + c = 0 disebut penyelesaian atau akar

dari persamaan kuadrat yang bersangkutan.

Untuk menyelesaikan (menentukan akar-akar) persamaan kuadrat ada

beberapa cara, diantaranya adalah dengan cara:

1. memfaktorkan

Menentukan akar-akar persamaan kuadrat dengan cara memfaktorkan

menggunakan sebuah sifat yang berlaku pada sistem bilangan real. Sifat itu dapat

dinyatakan sebagai berikut:

Jika a, b R dan berlaku a . b = 0 maka a = 0 atau b = 0

Catatan:

Pengertian a = 0 atau b = 0 dapat ditafsirkan sebagai:

1. a = 0 dan b 0

2. a 0 dan b = 0

3. a = 0 dan b = 0

Contoh:

Carilah akar-akar persamaan kuadrat !

Jawab :

17

Page 18: SKRIPSI PISNI

(3x + 10)(x -1) = 0

3x + 10 = 0 atau x – 1 = 0

3x = -10 x = 1

x =

= -3

Jadi, HP = { -3 , 1 }

2. melengkapkan kuadrat sempurna

Bahwa akar-akar persamaan kuadrat dapat ditentukan dengan proses

melengkapkan kuadrat sempurna melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Ubahlah persamaan kuadrat semula ke dalam bentuk

(x + p) = q, dengan q 0

melalui proses melengkapkan kuadrat sempurna.

2. Tentukan akar-akar persamaan kuadrat itu sesuai dengan bentuk persamaan

yang terakhir.

(x + p) = atau x = -p

Contoh :

Carilah akar-akar persamaan kuadrat !

Jawab:

xx 42 = 1

{kedua ruas ditambah dengan (

18

Page 19: SKRIPSI PISNI

(x -2)

x – 2 =

x = 2

x dan x

Jadi, HP = { }

3. menggunakan rumus kuadrat

Jika a, b, dan c bilangan-bilangan real dan a 0, maka akar-akar persamaan

kuadrat + bx + c = 0 ditentukan oleh:

x atau x

catatan:

1. Akar-akar persamaan + bx + c = 0 sering ditulis dalam bentuk:

2. x merupakan cara penulisan singkat untuk x atau x

Contoh :

Carilah penyelesaian

Jawab:

, pada persamaan ini a = 1, b = -10, c = 21

=

=

19

Page 20: SKRIPSI PISNI

=

Maka dan

Jadi, HP = {3,7}

G. Hipotesis Penelitian

Arikunto (2009:64), menyatakan bahwa hipotesis merupakan suatu

jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah peneliti sampai terbukti

melalui data yang terkumpul. Berdasarkan rumusan masalah dan uraian tersebut

maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Untuk menghasilkan hipotesis tersebut maka diperlukan pasangan

hipotesis nol (H ) dan hipotesis alternatif (H ) sebagai berikut :

H : Tidak ada pengaruh pembelajaran strategi student team heroic leadership

terhadap hasil belajar matematika di kelas X Semester Ganjil MAN 2

Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2010/2011.

H : Ada pengaruh pembelajaran strategi student team heroic leadership terhadap

hasil belajar matematika di kelas X Semester Ganjil MAN 2

Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2010/2011.

Dari hipotesis tersebut bearti terima Ho jika thitung < ttabel dengan taraf signifikan

.

20

Page 21: SKRIPSI PISNI

H. Penelitian yang Relevan

Sebelumnya penelitian dengan strategi Student Team Heroic Leadership

(STHL) sudah pernah diteliti oleh Desy Rikha Setyanty, S.Pd (2007) dengan judul

penelitian Efektivitas Pembelajaran Matematika Bangun Ruang dengan Strategi

Student Team Heroic Leadership dan Pemberian Tugas Terstruktur pada Peserta

Didik Kelas VIII SMP Negeri 5 Semarang. Dari hasil penelitiannya

menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa jauh lebih baik dengan menggunakan

strategi Student Team Heroic Leadership (STHL) daripada yang tidak

menggunakan strategi Student Team Heroic Leadership (STHL). Yang menjadi

perbedaan dalam penelitian ini terletak pada objek dan materi dalam penelitian

yang pernah dilakukan di SMP Negeri 5 Semarang dengan materi pokok Bangun

Ruang, sedangkan pada penelitian ini akan menerapkan strategi Student Team

Heroic Leadership (STHL) di MAN 2 Lubuklinggau dengan materi pokok Akar-

Akar Persamaan Kuadrat, serta waktu yang dilaksanakan juga berbeda. Jadi

strategi Student Team Heroic Leadership (STHL) ini bearti dapat berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa.

21

Page 22: SKRIPSI PISNI

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

Arikunto (2006: 3) menyatakan bahwa, eksperimen adalah suatu cara untuk

mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja

ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau

menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan

dengan maksud untuk melihat akibat pemberian perlakuan.

Peneliti mengadakan eksperimen dengan memberikan pembelajaran di

kelas-kelas yang menjadi sampel dengan perlakuan yang berbeda. Pada kelas

eksperimen selama proses belajar mengajar menggunakan strategi student team

heroic leadership sedangkan pada kelas kontrol selama proses belajar mengajar

menggunakan pendekatan konvensional.

Desain penelitian yang digunakan berbentuk Control group pretest-postest

yang melibatkan dua kelompok yang dapat digambarkann :

E O X1 O

K O X2 O

Keterangan :

E = Kelas Eksperimen.

K = Kelas kontrol.

X1 = Pembelajaran dengan strategi student team heroic leadership.

X2 = Pembelajaran dengan pendekatan konvensional.

22

Page 23: SKRIPSI PISNI

O = Pretest dan postest.

B. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel bebas (X)

Variabel bebas X adalah variabel yang mempengaruhi pada variabel lain.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel X adalah pembelajaran strategi

student team heroic leadership.

b. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat Y adalah veriabel yang dipengaruhi oleh veriabel bebas.

Yang menjadi variabel Y adalah hasil belajar matematika pada pembelajaran

matematika Akar-Akar Persamaan Kuadrat.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah “Totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung

atau pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu

dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jika yang ingin dipelajari sifat-

sifatnya”. (Arikunto, 2009:108), Sesuai dengan pendapat di atas penulis

menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan objek

penelitian. Seperti pada tabel 1.

23

Page 24: SKRIPSI PISNI

Tabel 1Populasi Penelitian

NoKelas

JumlahJumlah

Laki-laki Perempuan12345

Xa

Xb

Xc

Xd

Xe

1318132020

2722272121

4040404141

Jumlah 84 118 202 Sumber: Tata Usaha MAN 2 Lubuklinggau Tahun 2010/2011 (27 Juli 2010)

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah “Sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Arikunto,

2006:131). Teknik pengambilan sampelnya secara random sampling (random

sampling). Sampel diambil dari kelas X Semester Ganjil MAN 2 Lubuklinggau

Tahun Pelajaran 2010/2011. Untuk melaksanakan penelitian, penulis menentukan

sampel sebanyak 2 kelas yaitu:

1. Kelas Eksperimen yaitu kelas yang menggunakan metode Strategi Student

Team Heroic Leadership.

2. Kelas Kontrol yaitu kelas yang tidak menggunakan Strategi Student Team

Heroic Leadership dan menggunakan strategi pembelajaran konvensional.

Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik cluster random

sampling, yaitu dari lima kelas yang ada diambil secara acak dua kelas. Pada

penelitian ini terambil kelas X.C dengan 40 siswa sebagai kelas eksperimen dan

kelas X.D sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 41 siswa. Jumlah responden

sampel dalam penelitian ini adalah 81 orang. Untuk menguji coba instrumen

diambil satu kelas yaitu kelas XI IA 1 dengan jumlah siswa 36 orang.

24

Page 25: SKRIPSI PISNI

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik tes.

1. Teknik Tes

Arikunto (2006: 150), menyatakan bahwa tes adalah serentetan pertanyaan

atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,

pengetahuan intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau

kelompok. Tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa

setelah diberi perlakuan. Tes yang digunakan berbentuk essay dengan jumlah 6

soal.

2. Observasi

Arikunto (2006: 157), menyatakan bahwa observasi dapat dilakukan

dengan dua cara, yang kemudian digunakan untuk menyebut jenis observasi,

yaitu:

a. Observasi non-sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak

menggunakan instrumen penelitian.

b. Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan

pedoman sebagai instrumen penelitian.

Dalam penelitian ini, jenis observasi yang dilakukan adalah observasi

sistematis, yaitu dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen penelitian.

Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dikelas

selama mengikuti proses pembelajaran dengan pendekataan problem posing.

25

Page 26: SKRIPSI PISNI

E. Uji Coba Instrumen

Sesuai dengan jenis penelitian untuk mengumpulkan data yang diperlukan

dalam penelitian ini, maka instrumen yang digunakan yaitu soal tes hasil belajar

yang tujuannya untuk mengetahui penguasaan materi pembelajaran. Tes tersebut

berjumlah 6 soal yang berbentuk essay.

Arikunto (2006: 160) menyatakan, instrumen merupakan alat atau fasilitas

yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih

mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis

sehingga lebih mudah diolah. Instrumen didalam penelitian ini memiliki

kedudukan yang paling tinggi, karena data yang diperoleh dapat menggambarkan

variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat penelitian hipotesis. Jadi, benar

tidaknya data yang diperoleh sangat menentukan mutu hasil penelitian. Sedangkan

benar tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data

tersebut. Instrumen yang baik harus memenuhi empat syarat penting yaitu, valid,

realibel, tingkat kesukaran dan daya pembeda.

Mengetahui tingkat kebaikan instrumen suatu penelitian, maka terlebih

dahulu instrumen tersebut di uji coba. Hal ini diperlukan untuk mengetahui

tingkat validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran setiap item

butir soal dari suatu instrumen. Uji coba instrumen dilaksanakan di kelas XI IA 1

MA. Negeri 2 Lubuklinggau tahun pelajaran 2010/2011, pada hari Selasa tanggal

21 September 2010 dengan jumlah peserta 36 orang.

1. Validitas

26

Page 27: SKRIPSI PISNI

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2006: 168). Suatu

instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya

instrumen yang kurang valid berarti mempunyai validitas rendah. Jadi sebuah

instrumen dikatakan valid apabila mampu mampu mengukur apa yang diinginkan

dan dapat menangkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi

rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul

tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Validitas isi dari tes dapat diketahui dari kesesuaian antara tujuan

pembelajaran dan ruang lingkup materi yang telah diberikan dengan butir-butir tes

yang menyusunnya. Tes dikatakan valid apabila tes tepat mengukur apa yang

hendak diukur. Untuk mengetahui validitas butir soal dilakukan dengan

mengkorelasikan skor butir soal dengan skor total yang diperoleh koefisien

korelasi dihitung dengan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut :

(Arikunto, 2006: 170)

Keterangan :

rXY = Koefisien korelasi.

X = Skor butir soal.

Y = Skor total.

N = Banyak soal.

Interprestasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut :

27

Page 28: SKRIPSI PISNI

rXY ≤ 0,00 tidak valid

0,00 < rXY ≤ 0,20 valid sangat rendah

0,20 < rXY ≤ 0,40 valid rendah

0,40 < rXY ≤ 0,60 valid cukup

0,60 < rXY ≤ 0,80 valid tinggi

0,80 < rXY ≤ 1,00 valid sangat tinggi

Mendapatkan kesignifikanan validitas instrumen, maka diperlukan uji

statistik t dengan rumus :

(Sudjana, 2005: 377)

Keterangan :

n = Banyak data

r = Korelasi

t = Distribusi student t.

Taraf signifikan ( = 0,05), maka hipotesis diterima jika thitung < ttabel.

Dimana distribusi t yang digunakan mempunyai dk = (n-2). Dalam hal lain

hipotesisnya ditolak, dengan kata lain soal tersebut dikatakan valid.

Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran B), rekapitulasi hasil analisis

validitas butir soal diperlihatkan pada tabel 2.2.

28

Page 29: SKRIPSI PISNI

Tabel 2.2Hasil Analisis Validitas

Tes Penguasaan Materi Akar-Akar Persamaan Kuadrat

No Nilai rxy thitung ttabel Keterangan1 0,28 1,69 2,04 Tidak Valid/ Sangat Rendah2 0,50 3,39 2,04 Valid/ Sedang3 0,28 1,69 2,04 Tidak Valid/ Sangat Rendah4 0,66 5,11 2,04 Valid/ Tinggi5 0,33 2,05 2,04 Tidak Valid/ Sangat Rendah6 0,62 4,61 2,04 Valid/ Tinggi7 0,65 4,97 2,04 Valid/Tinggi8 0,45 2,97 2,04 Valid/Sedang9 0,40 2,55 2,04 Valid/ Sedang

2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006: 178). Instrumen yang sudah dapat

dipercaya (reliabel) akan menghasilkan data yang dapat dipercaya.

Mengetahui reliabilitas tes bentuk uraian digunakan rumus Alpha

dikemukakan oleh Arikunto (2006: 196) sebagai berikut :

Keterangan:

r11 = Raliabilitas instrumen.

= Jumlah varians butir.

= varians total.

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal.

29

Page 30: SKRIPSI PISNI

Dengan :

Tingkat reliabilitas diklasifikasikan pada kriteria interprestasi menurut

Guilford (dalam Sukasno, 2006: 76) sebagai berikut :

r11 ≤ 0,20 derajat reliabilitas sangat rendah

0,20 < r11 ≤ 0,40 derajat reliabilitas rendah

0,40 < r11 ≤ 0,60 derajat reliabilitas sedang

0,60 < r11 ≤ 0,80 derajat reliabilitas tinggi

0,80 < r11 ≤ 1,00 derajat reliabilitas sangat tinggi

Setelah data hasil uji coba dianalisis dengan menggunakan rumus di atas

(lampiran B), diperolah koefisien reliabilitas sebesar 0,56, maka instrumen

penelitian ini memiliki derajat reliabilitas sedang, sehingga dapat dipercaya

sebagai alat ukur.

3. Daya Pembeda

Arikunto (2006: 211) menyatakan bahwa daya pembeda instrumen adalah

kemampuan suatu instrumen untuk membedakan antara siswa yang pandai

(kemampuan tinggi) dengan siswa yang tidak pandai (kemampuan rendah). Jika

suatu soal dapat dijawab benar oleh semua siswa baik siswa yang pandai maupun

siswa yang kurang pandai, maka soal tes tersebut tidak baik karena tidak memiliki

daya pembeda. Demikian pula sebaliknya jika semua siswa baik siswa yang

pandai maupun yang kurang pandai tidak dapat menjawab dengan benar.

Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut juga indeks

diskriminan (daya pembeda). Dalam penghitungan daya pembeda butir soal

30

Page 31: SKRIPSI PISNI

tersebut dibagi dua, separuh kelompok atas dan separuh kelompok bawah. Untuk

menghitung daya pembeda setiap butir soal essay digunakan rumus yang

dikemukakan Karno To (dalam Sukasno, 2006: 77) sebagai berikut

Keterangan :

DP = Indeks daya pembeda.

SA = Jumlah skor kelompok atas.

SB = Jumlah skor kelompok bawah.

IA = Jumlah skor ideal salah satu kelompok (kelompok atas atau bawah).

Kriteria klasifikasi daya pembeda instrumen dikemukakan Suherman dan

Sukjaya (dalam Sukasno, 2006: 77) sebagai berikut :

DP ≤ 0, 00 sangat jelek

0, 00 < DP ≤ 0,20 jelek

0, 20 < DP ≤ 0,40 cukup

0, 40 < DP ≤ 0,70 baik

0, 70 < DP ≤ 1,00 sangat baik

Dari hasil perhitungan (lampiran B), dapat dikemukakan rekapitulasi hasil

analisis daya pembeda tes penguasaan materi bentuk akar seperti pada tabel 2.3.

31

Page 32: SKRIPSI PISNI

Tabel 2.3Hasil Analisis Daya Pembeda

Tes Penguasaan Materi Akar-Akar Persamaan Kuadrat

Nomor Soal

Jumlah skor

kelompok atas

Jumlah skor

Kelompok

Bawah

Jumlah skorIdeal

Kelompok

Atas/bawah

DayaPembeda

(DP) Ket

1 18 14 20 0,2 Cukup2 30 16 30 0,13 Jelek3 26 21 30 0,17 Jelek4 35 16 40 0,49 Baik5 29 23 40 0,18 Jelek6 54 31 70 0,33 Cukup7 26 14 70 0,17 Jelek 8 50 37 50 0,26 Cukup9 31 21 50 0,2 Cukup

4. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran atau taraf kesukaran suatu butir soal, menunjukan

apakah butir soal tersebut tergolong butir soal yang sukar, sedang atau mudah.

Butir soal yang baik adalah butir soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu

sukar (Arikunto, 2006: 207). Untuk keperluan penghitungan daya pembeda butir

soal tersebut dibagi dua, separuh kelompok atas dan separuh kelompok bawah.

Untuk menghitung tingkat kesukaran butir soal, digunakan rumus yang

dikemukakan Karno To (dalam Sukasno, 2006: 79) sebagai berikut:

Keterangan :

TK = Indeks tingkat kesukaran.

32

Page 33: SKRIPSI PISNI

SA = Jumlah skor kelompok atas.

SB = Jumlah skor kelompok bawah.

IA = Jumlah skor ideal kelompok atas.

IB = Jumlah skor ideal kelompok bawah.

Dengan kriteria tingkat kesukaran sebagai berikut :

TK ≤ 0,00 terlalu sukar

0,00 < TK ≤ 0,30 sukar

0,30 < TK ≤ 0,70 sedang

0,70 < TK ≤ 1,00 mudah

Dari hasil perhitungan (lampiran B), dapat dikemukakan rekapitulasi

hasil analisis tingkat kesukaran tes penguasaan materi bentuk akar seperti pada

tabel 2.4

Tabel 2.4Hasil Analisis Tingkat Kesukaran

Tes Penguasaan Materi Akar-Akar Persamaan Kuadrat

Nomor Soal

Jumlah skor

kelompok atas

Jumlah skor

KelompokBawah

Jumlah skorIdeal

KelompokAtas/bawah

Tingkat Kesukaran

(TK) Ket

1 18 14 20 0,8 Terlalu Mudah

2 30 16 30 0,77 Mudah3 26 21 30 0,68 Mudah 4 35 16 40 0,64 Mudah 5 29 23 40 0,65 Mudah6 54 31 70 0,60 Mudah 7 26 14 70 0,29 Sulit8 50 37 50 0,87 Terlalu

Mudah9 31 21 50 0,52 Sedang

Berdasarkan analisis hasil uji coba tes belajar, maka rekapitulasi hasil uji

coba tes dapat dilihat pada tabel 2.5.

33

Page 34: SKRIPSI PISNI

Tabel 2.5Rekapitulasi Hasil Uji Coba

NoSoal

Validitas TingkatKesukaran

Daya Pembeda

Ket

1 0,28 Rendah 0,8 Terlalu Mudah

0,2 Cukup TidakDipakai

2 0,50 Sedang 0,77 Mudah 0,13 Jelek Dipakai3 0,28 Sangat

Rendah0,78 Mudah 0,17 Jelek Tidak

dipakai4 0,66 Tinggi 0,64 Mudah 0,49 Baik Dipakai5 0,33 Rendah 0,65 Mudah 0,18 Jelek Dipakai6 0,62 Tinggi 0,60 Mudah 0,33 Cukup Dipakai7 0,65 Tinggi 0,29 Sulit 0,17 Jelek Dipakai8 0,45 Sedang 0,87 Terlalu

Mudah 0,26 Cukup Dipakai

9 0,40 Rendah 0,52 Sedang 0,2 Cukup Dipakai

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Tes Hasil Relajar

Teknik analisis data terhadap hasil belajar adalah sebagai berikut :

a. Menentukan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku

Menentukan skor rata-rata dan simpangan baku pada tes awal dan tes

akhir, untuk data hasil belajar pada kelompok eksperimen maupun kelas kontrol

dengan rumus:

dan

Keterangan : = nilai rata-rata hasil belajar siswa

= nilai siswa keseluruhan

n = banyak data

s = simpangan baku (Sudjana,2002:67)

b. Uji Normalitas

34

Page 35: SKRIPSI PISNI

Uji Normalitas dilakukan untuk menentukan apakah kelas tersebut

berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah uji Chi-Kuadrat

dengan hipotesis statistik sebagai berikut:

H : Berdistribusi normal

H : Tidak berdistribusi normal

X

dengan,

X = harga Chi-Kuadrat

O = frekuensi hasil pengamatan

E = frekuensi yang diharapkan

k = banyaknya kelasH interval

Selanjutnya hitung dibandingkan dengan tabel dengan derajat

kebebasan (dk) = j-1. dimana j adalah banyaknya kelas interval. Jika hitung <

tabel, maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal, dalam hal

lainnya data tidak berdistribusi normal (Sudijono, 2007:383-389).

c. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dalam varians antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol dimaksudkan untuk mengetahui keadaan varians antara kedua

kelompok, sama ataukah berbeda. Pengujian homogenitas ini mengujikan uji

varians dua buah peubah. Dengan demikian hipotesis yang akan diuji adalah:

H0 = Hipotesis pembanding, kedua varians sama atau homogen

Ha = Hipotesis kerja, kedua varians tidak sama atau heterogen.

35

Page 36: SKRIPSI PISNI

Dimana dk1=(n1-1) dan dk2=(n2-1)

Uji statistiknya menggunakan uji varians (F), dengan rumus:

Keterangan :

F = Uji varians

S12 = Varians terbesar

S22 = Varians terkecil

Kriteria pengujiannya adalah terima H0 jika F dan tolak H0 jika

mempunyai harga – harga yang lain dengan α = 5%, n1-1 adalah dk pembilang

dan n2-1 adalah dk penyebut (Sudjana, 2002 : 249).

d. Uji Kesamaan Rata-Rata

Uji kesamaan dua rata – rata ini digunakan untuk menguji kesamaan

antara dua rata – rata data, dalam hal ini antara data kelompok eksperimen dan

data kelompok kontrol.

a. Jika kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka uji statistik yang

digunakan uji-t dengan rumus :

dengan

Keterangan :

= nilai rata – rata kelompok eksperimen

= nilai rata – rata kelompok kontrol

n1 = banyak sampel kelompok eksperimen

36

Page 37: SKRIPSI PISNI

n2 = banyak sampel kelompok kontrol

s = simpangan baku

Kriteria pengujiannya adalah terima H0 jika thitung < ttabel diamana ttabel didapat

dari daftar distribusi t dengan dk = (n1 + n2 -2) dan peluang (1- alpha). Untuk

harga – harga t lainnya H0 ditolak. (Sudjana, 2002 : 243)

b. Jika kedua data berdistribusi normal dan tidak homogen, maka uji statistik

yang digunakan adalah uji-t semu (t’) dengan rumus :

Keterangan :

nilai rata – rata kelompok eksperimen

nilai rata – rata kelompok kontrol

n1 = banyak sampel kelompok eksperimen

n2 = banyak sampel kelompok kontrol

varians terbesar

varians terkecil

Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika t’ ≥ dan terima H0 jika

terjadi sebaliknya. Dengan : , , dan

37

Page 38: SKRIPSI PISNI

Peluang untuk penggunaan daftar distribusi t ialah (1- )

sedangkan dk-nya masing-masing ( ) dan (n -1) (Sudjana, 2002: 243).

G. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur penelitian ini dilakukan dengan tiga tahapan, yakni

sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Sebelum mengadakan penelitian penulis menyiapkan semua yang

berhubungan dengan pelaksanaan penelitian diantaranya adalah:

a) Mempersiapkan surat izin uji coba instrumen dan surat izin penelitian

b) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) baik RPP kelas

eksperimen maupun RPP kelas kontrol.

c) Mempersiapkan instrumen pembelajaran.

d) Melakukan uji coba instrumen

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan yang peneliti lakukan pada saat meneliti adalah

sebagai berikut:

a. Memberikan tes awal/pretes sebelum materi diajarkan saat penelitian baik

kelas kontrol maupun kelas eksperimen.

b. Melaksanakan kegiatan belajar-mengajar. Untuk kelas eksperimen diberikan

strategi Student Team Heroic Leadership dan untuk kelas kontrol dengan

pembelajaran konvensional. Proses pembelajaran ini dilakukan langsung oleh

peneliti di MAN 2 Lubuklinggau Kelas X semester I.

38

Page 39: SKRIPSI PISNI

c. Melakukan tes akhir/postes, Tujuannya adalah untuk mendapatkan data hasil

belajar pada kedua kelas

3. Tahap Akhir

Tahap akhir yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan hasil yang telah

diteliti adalah sebagai berikut :

a. Mengumpulkan data hasil penelitian

b. Analisis butir soal dan penskoran

c. Menarik kesimpulan.

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

39

Page 40: SKRIPSI PISNI

Pelaksanaan ini dilaksanakan di kelas XD Madrasah Aliyah Negeri 2

Lubuklinggau mulai tanggal 20 September sampai dengan 20 Oktober tahun

pelajaran 2010/ 2011. Pelaksanaannya dilakukan secara langsung oleh peneliti dan

sesuai dengan jadwal yang berlaku disekolah. Strategi pembelajaran yang

digunakan adalah strategi student team heroic leadership pada materi akar-akar

persamaan kuadrat. Pelaksanaan penelitian dimulai dengan memberi tes awal,

melaksanakan pembelajaran dan tes akhir. Tes awal digunakan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa pada materi akar-akar persamaan kuadrat sedangkan tes

akhir untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran.

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Pembelajaran matematika dengan strategi student team heroic leadership

di ajarkan pada siswa kelas X MA Negeri 2 Lubuklinggau dengan uraian materi

pokok yaitu Akar-akar persamaan kuadrat. Jumlah siswa kelas X pada sekolah ini

adalah 202 siswa, yang terdiri dari 5 kelas. Dari seluruh siswa kelas X diambil dua

kelas secara acak yaitu kelas XD sebagai kelas eksperimen dan kelas XC sebagai

kelas kontrol. Pada kelas eksperimen, proses pembelajarannya menggunakan

strategi student team heroic leadership, sedangkan pada kelas kontrol, proses

pembelajarannya dilakukan secara konvensional. Pada pelaksanaan pembelajaran

peneliti bertindak sebagai pengajar di kelas eksperimen. Dalam mengumpulkan

data penelitian menggunakan metode eksperimen murni dengan mengajar di

kelas-kelas yang menjadi sampel dengan perlakuan yang berbeda pada masing-

masing kelas.

40

Page 41: SKRIPSI PISNI

Sehari sebelum pertemuan pertama dilaksanakan, peneliti mengadakan

sosialisasi tentang pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi

student team heroic leadership. Sosialisasi ini diperlukan karena strategi student

team heroic leadership ini belum pernah diterapkan sebelumnya. Peneliti juga

menginformasikan materi yang akan diajarkan dengan strategi student team

heroic leadership yaitu materi akar-akar persamaan kuadrat.

Jumlah pertemuan tatap muka yang dilakukan adalah 6 kali pertemuan

yaitu mulai tanggal 20 September 2010 sampai dengan tanggal 9 Oktober 2010,

dengan rincian 2 kali pertemuan mengajar dengan strategi student team heroic

leadership, satu kali pretes dan satu kali postes. Dalam pertemuan tatap muka

kepada siswa diberikan contoh-contoh soal dan siswa diminta untuk membuat soal

sebanyak mungkin berikut penyelesaiannya dari situasi yang ada (sesuai dengan

materi) lalu soal tersebut dikumpul kepada guru.

Pada kelas eksperimen, siswa dibagi kedalam beberapa kelompok belajar

yang beranggotakan 6-7 orang dan terbentuk sebanyak 6 kelompok, 5 kelompok

beranggotakan 6 orang dan 2 kelompok beranggotakan 5 orang.

1. Data Hasil Pre-test

Kemampuan pre-test adalah kemampuan yang dimiliki siswa sebelum

mengikuti pelajaran yang diberikan. Pre-test ini dilakukan untuk mengetahui

kemampuan siswa sebelum diberikan pembelajaran matematika. Soal tes yang

digunakan berbentuk essay yang terdiri dari enam soal. Skor masing-msing soal

adalah soal nomor satu skornya tiga, soal nomor dua skornya empat, soal nomor

tiga skornya tujuh, soal nomor empat skornya tujuh, soal nomor lima skornya

41

Page 42: SKRIPSI PISNI

lima, dan soal nomor enam skornya lima juga, jadi jumlah skor sebanyak enam

soal tersebut adalah tiga puluh satu. Berdasarkan hasil perhitungan, rekapitulasi

hasil pre-test siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada

tabel 4.1 dan 4.2.

Tabel 4.1Data Skor untuk Tiap Butir Soal Pre-Test Kelas Eksperimen

No NoTes

Skor Tiap Butir Soal Skor % Ket1 2 3 4 5 6

42

Page 43: SKRIPSI PISNI

1 Guntur.A 4 1 1 1 1 0 8 25,81 Belum Tuntas2 Dixi T.H 4 1 1 1 0 0 7 22,58 Belum Tuntas3 Heny.N 1 1 1 0 2 1 6 19,36 Belum Tuntas4 Marlina 3 3 1 1 1 0 9 29,03 Belum Tuntas5 Zidane 4 1 1 1 0 0 7 22,58 Belum Tuntas6 Risma.K 4 3 1 1 0 0 9 29,03 Belum Tuntas7 Hilya.F 4 3 1 1 2 0 11 35,48 Belum Tuntas8 Elok.A.n 2 3 1 1 1 0 8 25,81 Belum Tuntas9 Selva.A 1 1 1 1 1 0 5 16,13 Belum Tuntas10 Deby.A.L 1 2 0 0 2 0 5 16,13 Belum Tuntas11 Rafy.H 4 2 0 0 3 0 11 35,48 Belum Tuntas12 Bayu.S 4 1 1 1 2 0 11 35,48 Belum Tuntas13 Serly.O 1 0 1 2 0 0 4 12,9 Belum Tuntas14 Rati.L 1 1 1 0 0 0 3 9,68 Belum Tuntas15 Lombang.I 4 1 1 1 0 0 7 22,58 Belum Tuntas16 Arsita 2 3 2 2 0 0 9 29,03 Belum Tuntas17 Novisa 4 1 1 0 0 0 6 19,36 Belum Tuntas18 Rima Siha 2 1 1 0 0 0 4 12,9 Belum Tuntas19 Laida 4 1 1 1 1 0 8 25,81 Belum Tuntas20 Fitri.A 4 1 1 0 1 0 7 22,58 Belum Tuntas21 M.Iqbal 4 1 1 1 1 0 8 25,81 Belum Tuntas22 Rita.D 4 2 0 0 2 0 8 25,81 Belum Tuntas23 Pera.L 1 0 0 1 0 0 2 3,23 Belum Tuntas24 Wiwin.R 1 1 0 1 0 1 4 12,9 Belum Tuntas25 Jhontra.V 1 1 1 1 1 1 6 19,36 Belum Tuntas26 Iki.R 4 1 0 0 1 1 7 22,58 Belum Tuntas27 Defri.R 4 1 0 0 1 1 7 22,58 Belum Tuntas28 Mardiansya 4 1 1 1 1 0 8 25,81 Belum Tuntas29 Harianto 1 1 1 1 1 0 6 19,36 Belum Tuntas30 A. Syajili 4 1 1 1 1 1 9 29,03 Belum Tuntas31 Imam.D 4 1 1 1 0 0 7 22,58 Belum Tuntas32 Eko.W 1 1 1 1 0 0 4 12,9 Belum Tuntas33 Indra.L 4 1 1 1 0 0 7 22,58 Belum Tuntas34 Hendro 4 1 1 1 1 0 8 25,81 Belum Tuntas35 Arif 4 0 0 0 1 1 6 19,36 Belum Tuntas36 Eka.R 4 1 0 0 3 1 9 29,03 Belum Tuntas37 Siska.A 4 3 1 2 1 2 13 41,94 Belum Tuntas38 Basor.A 1 0 0 1 0 0 2 3,32 Belum Tuntas

111 49 29 30 32 10 263 848,41

2,92 1.29 0,76 0,79 0,84 0,26 6,92 22,33 S = 2,29

Tabel 4.2 Data Skor untuk Tiap Butir Soal pre-test kelas Kontrol

No NoTes

Skor Tiap Butir Soal Skor % Ket1 2 3 4 5 6

1 Ida.B.F 2 1 1 1 2 2 9 29,03 Belum Tuntas

43

Page 44: SKRIPSI PISNI

2 Refal.M 2 1 1 1 2 2 9 29,03 Belum Tuntas3 Herma Y 1 1 1 1 2 0 6 19,36 Belum Tuntas4 Agustin.M 1 1 1 1 1 1 6 19,36 Belum Tuntas5 Purnama.S 1 1 1 1 1 0 5 16,12 Belum Tuntas6 Santi 1 1 1 1 0 0 4 12,90 Belum Tuntas7 Welsi.A 3 1 1 1 2 2 10 32,26 Belum Tuntas8 Iis Siska 1 1 1 1 0 0 4 12,90 Belum Tuntas9 Eni.F 1 1 1 0 0 0 3 9,68 Belum Tuntas10 Ana.K 0 1 1 0 1 1 4 12,90 Belum Tuntas11 Dwi.P.A 1 1 1 1 3 0 7 22,58 Belum Tuntas12 Siti.N 1 1 1 1 0 0 4 12,90 Belum Tuntas13 Tri.W 1 1 1 1 2 2 9 29,03 Belum Tuntas14 Iswayudi 1 1 2 2 0 0 6 19,36 Belum Tuntas15 Eji.S 1 1 1 1 0 0 4 12,90 Belum Tuntas16 Aam. S 1 1 3 2 0 1 8 25,81 Belum Tuntas17 Medisa.S 1 1 1 3 2 1 9 29,03 Belum Tuntas18 Yogi 1 1 1 1 3 0 7 22,58 Belum Tuntas19 Rendi.G 1 1 1 1 0 1 5 16,12 Belum Tuntas20 M.Rian 1 1 1 1 1 1 6 12,90 Belum Tuntas21 Ilham.H 3 1 2 2 0 0 8 25,81 Belum Tuntas22 Rika.P.S 1 1 1 2 2 3 10 32,26 Belum Tuntas23 Meta.P 1 1 1 1 0 0 4 12,90 Belum Tuntas24 Indah 1 1 1 1 0 0 4 12,90 Belum Tuntas25 Resi.N.L 1 3 1 3 0 0 8 25,81 Belum Tuntas26 Midarna 1 1 1 1 0 1 5 16,12 Belum Tuntas27 Fera.A 1 3 1 2 0 0 7 22,58 Belum Tuntas28 Eka.K 2 1 0 0 0 0 3 9,68 Belum Tuntas29 Desi.R 1 1 1 1 0 0 4 12,90 Belum Tuntas30 Yuliana 1 2 1 1 4 3 12 38,71 Belum Tuntas31 Marzian 1 1 1 1 1 1 6 19,36 Belum Tuntas32 Sulwis.P 2 1 1 1 1 1 7 22,58 Belum Tuntas33 Yuliana.P 1 1 1 1 1 1 6 19,36 Belum Tuntas34 Iin Marlina 2 1 1 1 1 2 8 25,81 Belum Tuntas35 Resi T.M 1 1 1 1 1 1 6 19,36 Belum Tuntas36 Setya.R 3 1 1 1 1 2 9 29,03 Belum Tuntas37 Marlina 2 1 1 1 1 1 7 22,58 Belum Tuntas38 Narzian 1 1 1 1 1 1 6 19,36 Belum Tuntas

50 42 40 43 35 30 237

1,32 1,11 1,05 1,13 0,92 0,79 6,24 S = 2,39

Berdasarkan tabel 4.1 pada kelas kontrol dan tabel 4.2 pada kelas

eksperimen, dapat dilihat pada kelas kontrol bahwa siswa yang mendapat nilai

lebih dari 60 (tuntas) dalam pre-test ini sebanyak 0 siswa dan yang nilainya

kurang dari 60 (belum tuntas) sebanyak 38 siswa. Nilai yang tertinggi adalah

38,71 dan yang terendah adalah 9,68. Sedangkan pada kelas eksperimen, siswa

44

Page 45: SKRIPSI PISNI

yang mendapat nilai lebih dari 60 (tuntas) dalam pre-test ini sebanyak 0 siswa dan

yang nilainya kurang dari 60 (belum tuntas) adalah 38 siswa. Nilai yang tertinggi

adalah 41,94 dan yang terendah adalah 3,23. nilai rata-rata dan simpangan baku

dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3Rata-rata ( ) dan Simpangan Baku (s)

Hasil Tes Awal

Kelas Rata-rata ( ) Simpangan Baku (s)Eksperimen 6,92 2,29

Kontrol 6,24 2,39

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa rata-rata skor kemampuan awal

kelas yang diberi pembelajaran dengan pendekatan strategi student team heroic

leadership sebesar 6,92 dan kelas tanpa menggunakan strategi student team heroic

leadership sebesar 6,24. Ini berarti bahwa kemampuan awal siswa dua kelompok

tersebut sebelum melaksanakan pembelajaran relatif sama, karena kedua kelas

sama-sama belum diberi perlakuan pembelajaran, sehingga pada tahap selanjutnya

dapat diberi perlakuan pembelajaran pada masing-masing kelas, dimana pada

kelas eksperimen dengan menggunakan strategi student team heroic leadership

dan pada kelas kontrol tanpa menggunakan strategi student team heroic

leadership.

2. Data Hasil Post-Test

Kemampuan akhir siswa dalam penguasaan materi akar-akar persamaan

kuadrat merupakan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

Kemampuan akhir siswa diperoleh melalui Post-test. Pelaksanaan post-test

dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti

45

Page 46: SKRIPSI PISNI

pembelajaran matematika yang diterapkan. Pos-test diadakan pada pertemuan

terakhir yaitu pertemuan yang kelima. Soal tes yang digunakan berbentuk essai

yang terdiri dari enam soal. Skor masing-masing soal adalah soal nomor satu

skornya tiga, soal nomor dua skornya empat, soal nomor tiga skornya tujuh, soal

nomor empat skornya tujuh, soal nomor lima skornya lima, dan soal nomor enam

skornya lima. Data post-test digunakan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran

strategi student team heroic leadersip terhadap hasil belajar matematika siswa

kelas X Madrasah Aliyah Negeri 2 Lubuklinggau. Berdasarkan hasil perhitungan,

rekapitulasi hasil post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat

pada tabel 4.4 dan 4.5.

Tabel 4.4Data Skor untuk Tiap Butir Soal Tes Akhir Kelas Eksperimen

No NoTes

Skor Tiap Butir Soal Skor % Ket1 2 3 4 5 6

1 Guntur.A 4 3 5 5 2 2 21 67,74 Tuntas2 Dixi T.H 4 3 7 6 1 1 22 70,97 Tuntas3 Heny.N 2 0 2 3 3 0 10 32,26 Belum Tuntas4 Marlina 4 2 7 7 5 2 27 87,09 Tuntas5 Zidane 4 3 3 3 3 4 20 64,52 Tuntas6 Risma.K 2 3 5 4 4 5 23 74,19 Tuntas7 Hilya.F 4 3 3 2 5 3 20 64,52 Tuntas8 Elok.A.n 4 2 5 1 3 4 19 61,29 Tuntas9 Selva.A 4 3 5 4 3 3 22 70,97 Tuntas10 Deby.A.L 4 3 4 5 5 4 25 80,65 Tuntas

46

Page 47: SKRIPSI PISNI

11 Rafy.H 4 2 3 3 3 4 19 61,29 Tuntas12 Bayu.S 4 1 7 7 5 5 29 93,55 Tuntas13 Serly.O 1 1 1 2 0 0 5 16,13 Belum Tuntas14 Rati.L 4 3 3 3 2 2 17 54,84 Belum Tuntas15 Lombang.I 4 3 5 5 1 1 19 61,29 Tuntas16 Arsita 4 3 3 2 3 5 20 64,52 Tuntas17 Novisa 4 3 4 5 5 1 22 70,97 Tuntas18 Rima Siha 4 2 3 3 3 4 19 61,29 Tuntas19 Laida 3 3 5 2 4 5 22 70,97 Tuntas20 Fitri.A 2 3 2 7 1 3 18 48,39 Belum Tuntas21 M.Iqbal 3 2 5 4 3 2 19 61,29 Tuntas22 Rita.D 4 1 7 7 5 5 29 93,55 Tuntas23 Pera.L 4 3 4 4 5 5 25 80,65 Tuntas24 Wiwin.R 4 1 2 4 5 4 20 64,52 Tuntas25 Jhontra.V 3 0 6 6 5 4 24 77,42 Tuntas26 Basor.A 1 0 1 0 0 0 2 6,45 Belum Tuntas27 Defri.R 4 3 7 7 5 5 31 100 Tuntas28 Mardiansya 4 1 7 6 4 5 27 87,09 Tuntas29 Harianto 4 1 3 3 4 5 20 64,52 Tuntas30 A. Syajili 4 1 3 3 4 5 25 80,65 Tuntas31 Imam.D 4 2 6 7 4 0 23 74,19 Tuntas32 Eko.W 4 1 6 6 3 4 24 77,42 Tuntas33 Indra.L 3 1 1 1 7 2 19 61,29 Tuntas34 Hendro 4 3 4 2 5 3 21 67,74 Tuntas35 Arif 3 2 3 2 0 0 10 19,36 Belum Tuntas36 Eka.R 4 3 6 2 4 1 20 64,52 Tuntas37 Siska.A 4 3 7 7 5 4 30 96,77 Tuntas38 Iki. R 4 1 6 6 5 5 27 87,09 Tuntas

135 79 165 156 135 115 795 2551,64

3,55 2,08 4,34 4,11 3,55 3,03 20,92 67,15 S = 5,89

Tabel 4.5Data Skor untuk Tiap Butir Soal Tes Akhir Kelas Kontrol

No NoTes

Skor Tiap Butir Soal Skor % Ket1 2 3 4 5 6

1 Ida.B.F 4 3 7 6 5 5 30 96,77 Tuntas2 Refal.M 4 3 7 7 5 5 31 100 Tuntas3 Herma Y 2 1 3 0 4 3 13 41,94 Belum Tuntas4 Agustin.M 3 2 4 4 2 2 19 61,29 Tuntas5 Purnama.S 2 3 7 5 2 1 20 64,52 Tuntas6 Santi 4 3 3 3 4 2 19 61,29 Tuntas7 Welsi.A 4 3 6 2 2 2 19 61,29 Tuntas8 Iis Siska 4 3 7 7 5 2 24 77,42 Tuntas9 Eni.F 1 3 7 6 1 1 19 61,29 Tuntas10 Ana.F 1 1 7 6 2 2 19 61,29 Tuntas

47

Page 48: SKRIPSI PISNI

11 Dwi.P.A 1 1 6 1 5 5 19 61,29 Tuntas12 Siti.N 1 1 7 6 2 2 19 61,29 Tuntas13 Tri.W 4 2 4 7 5 4 26 83,87 Tuntas14 Iswayudi 1 1 0 1 0 0 4 12,9 Belum Tuntas15 Eji.S 3 2 4 4 4 2 19 64,52 Tuntas16 Aam. S 2 2 7 4 2 2 19 64,52 Tuntas17 Medisa.S 1 0 1 1 1 0 4 12,9 Belum Tuntas18 Yogi 2 2 6 4 4 1 19 61,29 Tuntas19 Rendi.G 4 1 6 6 2 2 21 67,74 Tuntas20 M.Rian 2 1 3 3 1 0 10 32,26 Belum Tuntas21 Ilham.H 3 1 6 2 5 2 19 61,29 Tuntas22 Rika.P.S 2 2 3 3 2 0 12 38,71 Tuntas23 Meta.P 2 3 6 3 2 2 18 22,56 Belum Tuntas24 Indah 2 2 2 2 2 2 12 38,71 Belum Tuntas25 Resi.N.U 2 3 3 3 4 4 19 61,58 Tuntas26 Midarna 2 1 0 0 3 1 7 22,58 Belum Tuntas27 Fera.A 4 2 6 1 5 2 20 64,52 Tuntas28 Eka.K 3 2 4 4 3 3 19 61,29 Tuntas29 Desi.R 2 2 5 5 4 2 20 64,52 Tuntas30 Yuliana 4 3 6 1 3 2 19 61,58 Tuntas31 Marzian 2 1 1 0 0 0 4 12,9 Belum Tuntas32 Sulwis.P 4 3 5 5 3 2 22 70,97 Tuntas33 Yuliana.P 3 2 1 1 2 1 10 32,26 Belum Tuntas34 Iin. M 4 3 7 7 5 2 28 90,32 Tuntas35 Resti.T.M 2 3 4 4 3 3 19 61,58 Tuntas36 Setya.R 3 2 5 4 4 1 19 61,58 Tuntas37 Marlina 3 1 1 0 2 1 8 25,81 Belum Tuntas38 Narzian 2 3 4 4 3 3 19 61,58 Tuntas

107 79 202 148 118 80 667

2,82 2,08 5,32 3,89 3,11 2,11 17,55 S = 8,15

Berdasarkan tabel 4.3 pada kelas eksperimen dan tabel 4.4 kelas kontrol,

dapat dilihat pada kelas kontrol bahwa siswa yang mendapat nilai lebih dari 60

(tuntas) dalam post-test ini sebanyak 32 siswa dan yang nilainya kurang dari atau

sama dengan 60 (belum tuntas) sebanyak 6 siswa. Nilai yang tertinggi adalah

100,00 dan yang terendah adalah 6,45. Sedangkan pada kelas eksperimen, siswa

yang mendapat nilai lebih dari 60 (tuntas) dalam post-test ini sebanyak 28 siswa

dan yang nilainya kurang dari atau sama dengan 60 (belum tuntas) adalah 10

siswa. Nilai yang tertinggi adalah 100,00 dan yang terendah adalah 12,9.

Persentase ketuntasan belajar dapat dilihat pada tabel 4.6.

48

Page 49: SKRIPSI PISNI

Tabel 4.6Persentase Ketuntasan Belajar Dari Skor Tes Akhir

KelasJumlah Siswa

Jumlah Siswa Yang Mendapat

Ketuntasan Belajar

Nilai < 60 Nilai > 60Eksperimen 38 6 32Kontrol 38 10 28

Jadi, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata kelas eksperimen lebih besar

daripada kelas kontrol. Skor rata-rata ( ) pre-test kelas eksperimen adalah

19,4 sedangkan skor rata-rata ( ) post-test adalah 39,38. Berarti terjadi

peningkatan rata-rata skor sebesar 19,98. Skor rata-rata ( ) pre-tes kelas

kontrol adalah 16,52 sedangkan skor rata-rata ( ) post-test adalah 34,93.

Berarti terjadi peningkatan rata-rata skor sebesar 18,41. Hal ini menunjukkan

bahwa peningkatan skor rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi

daripada peningkatan skor rata-rata belajar kelas kontrol. Dari tabel 4.4 dapat

dilihat bahwa persentase ketuntasan belajar siswa kelas eksperimen sebesar

94,74% sedangkan kelas kontrol sebesar 81,08%.

Disamping ketuntasan belajar, dari skor tes akhir dapat dilihat

perbedaan rata-ratanya. Rata-rata ( ) dan simpangan baku (s) skor tes akhir

dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.7Rata-rata ( ) dan Simpangan baku (s)

Hasil Tes Akhir

Kelas Rata-rata ( ) Simpangan Baku (s)Eksperimen 20,92 5,89

Kontrol 17,55 8,15

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa rata-rata skor kelas eksperimen

sebesar 27,44, lebih tinggi dari kelas kontrol sebesar 25,27. Dibandingkan

49

Page 50: SKRIPSI PISNI

dengan tabel 4.3, maka terjadi peningkatan rata-rata skor, untuk kelas

eksperimen sebesar 57,43%, sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 53,86%

dan rata-rata peningkatan skor sebesar 55,51%.

C. Pembahasan Data Hasil Penelitian

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah ”Ada pengaruh yang

signifikan pembelajaran strategi student team heroic leadership terhadap hasil

belajar matematika siswa pada kelas X MA Negeri 2 Lubuklinggau”.

Sebelum pengujian hipotesi maka terlebih dahulu mencari rata-rata dan

simpangan baku pre-test dan post-test untuk data hasil belajar pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol, menguji normalitas data, selanjutnya uji

homogenitas varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, setelah itu

menguji hipotesis dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata.

1. Menentukan Rata-rata dan Simpangan Baku

Dengan menggunakan tabel pre-test dan post-test pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol, dapat diperoleh rata-rata ( ) dan simpangan baku (s), uaitu:

a. Pre-test (eksperimen dan kontrol)

Eksperimen:

= = 6,92

Kontrol:

50

Page 51: SKRIPSI PISNI

= = 6,24

= 2,39

b. Post-test (ekperimen dan kontrol)

Ekperiemen:

= = 20,92

Kontrol:

= = 17,55

2. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kenormalan data masing-

masing kelompok. Untuk mengetahui kenormalan data, digunakan uji normalitas

dengan uji kecocokan (chi kuadrat). Berdasarkan ketentuan statistik (Lampiran

C) mengenai uji normalitas data dengan taraf kepercayaan 0,05, jika

, maka data berdistribusi normal.

51

Page 52: SKRIPSI PISNI

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Skor Tes Akhir Kelas Kontrol

Kelasinterval

BatasKelas

Z Ztabel L

2 – 6

7 – 11

12 – 16

17 – 21

22 – 26

27 – 31

1

2

2

15

11

7

1,5

6,5

11,5

16,5

21,5

26,5

31,5

-3,29

-2,45

-1,59

-0,75

0,09

0,95

1,79

0,4995

0,4929

0,4441

0,2734

0,0359

0,3289

0,4633

0,0066

0,0488

0,1707

0,3093

0,293

0,1344

0,2508

1,8544

6,4866

11,7534

11,134

5,1072

2,238

0,011

3,103

0,897

0,002

0,702

38 = 9,9678

hitung= 9,9678 dan tabel = 11,07

Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh nilai hitung = 9,9678. Selanjutnya hitung

dibandingkan tabel dengan derajat kebebasan (dk) = j – 1, dimana j adalah

banyaknya kelas interval. Jika hitung < tabel, maka dapat dinyatakan bahwa data

berdistribusi normal dan dalam hal lainnya data tidak berdistribusi normal. Nilai

tabel dengan α = 5% dan dk = 5 adalah 11,070. Dengan demikian hitung < tabel,

maka data berdistribusi normal.

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Skor Tes Akhir Kelas Kontrol

Kelasinterval

BatasKelas

Z Ztabel L

52

Page 53: SKRIPSI PISNI

3 – 7

8 – 12

13 – 17

18 – 22

23 – 27

28 - 32

1

1

4

19

10

3

2,5

7,5

12,5

17,5

22,5

27,5

32,5

-3,18

-2,24

-1,29

-0,35

0,59

1,54

2,49

0,4993

0,4875

0,4015

0,1368

0,2224

0,4382

0,4936

0,0118

0,086

0,2647

0,3592

0,2158

0,0554

0,4484

3,268

10,0586

13,6496

8,2004

2,1052

0,6786

1,5739

3,6493

2,0973

0,3949

0,3803

38 = 7,7743

hitung= 7,7743 dan tabel = 11,07

Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh nilai hitung = 7,7743. Selanjutnya hitung

dibandingkan tabel dengan derajat kebebasan (dk) = j – 1, dimana j adalah

banyaknya kelas interval. Jika hitung < tabel, maka dapat dinyatakan bahwa data

berdistribusi normal dan dalam hal lainnya data tidak berdistribusi normal. Nilai

tabel dengan α = 5% dan dk = 5 adalah 11,07. Dengan demikian hitung < tabel,

maka data berdistribusi normal.

3. Uji Homogenitas

Dari hasil perhitungan statistik (Lampiran C) tentang uji homogenitas, jika

Fhitung < Ftabel maka varians dari kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah

53

Page 54: SKRIPSI PISNI

homogen. Hasil uji homogenitas varians tes awal dan tes akhir pada taraf

kepercayaan = 0,05 dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.9Hasil Uji Homogenitas Skor Tes Awal dan Skor Tes Akhir

Fhitung Dk Ftabel kesimpulanTes Awal 0,96 30-40 1,74 HomogenTes Akhir 1,64 30-40 1,74 Homogen

Pada tabel menunjukkan bahwa varians kedua kelompok yang

dibandingkan pada tes awal dan tes akhir adalah homogen karena Fhitung < Ftabel.

1. Uji Kesamaan Rata-Rata

Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas, maka kedua

kelompok data tes awal adalah normal dan homogen. Dengan demikian uji

kesamaan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk data tes awal

dan tes akhir menggunakan rumus uji-t. Hasil uji-t (Lampiran C) untuk data tes

akhir dan tes awal dapat dilihat pada tabel 4.10

Tabel 4.9 Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Skor Tes Awal dan Skor Tes Akhir

thitung Dk ttabel KesimpulanTes Awal 0,65 60 2,00 thitung < ttabel

Terima H0

Tes Akhir 2,40 60 2,00 thitung > ttabel

Tolak H0

Pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa analisis uji-t mengenai kemampuan

awal siswa (Lampiran C) kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai

54

Page 55: SKRIPSI PISNI

kemampuan awal yang sama dengan taraf kepercayaan = 0,05 karena thitung <

ttabel.

Setelah diberikan pembelajaran yang berbeda, untuk kelas eksperimen dan

kelas kontrol terjadi peningkatan skor. Peningkatan skor tersebut merupakan hasil

dari belajar siswa. Kelas eksperimen diberi pembelajaran menggunakan mind

mapping (peta pikiran), sedangkan kelas kontrol tidak menggunakan mind

mapping (peta pikiran).

Berdasarkan hasil analisis uji-t mengenai kemampuan akhir (Lampiran C)

menunjukkan bahwa skor rata-rata kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas

kontrol pada taraf kepercayaan = 0,05 karena thitung > ttabel yaitu thitung = 2,40 dan

ttabel = 2,00. Hal ini berarti hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya

menggunakan mind mapping (peta pikiran) lebih baik dari pada siswa

pembelajarannya tidak menggunakan mind mapping (peta pikiran). Dengan

demikian terdapat pengaruh penggunaan mind mapping terhadap hasil belajar

matematika siswa.

BAB VSIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian yang telah dilakukan

maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang

pembelajarannya menggunakan mind mapping lebih baik daripada hasil

belajar matematika siswa yang pembelajarannya tidak menggunakan mind

55

Page 56: SKRIPSI PISNI

mapping. Hal ini berarti terdapat pengaruh penggunaan mind mapping

terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII Sekolah Menengah

Pertama Negeri 3 Lubuklinggau.

B. Saran

Sehubungan dengan hasil penelitian dan kesimpulan penulis menyarankan

sebagai berikut:

1. Penggunaan mind mapping dapat dijadikan alternatif bagi guru sebagai

media dalam pembelajaran matematika, karena dapat meningkatkan hasil

belajar siswa khususnya pada materi bentuk aljabar.

2. Penggunaan mind mapping dapat dijadikan bahan masukan untuk guru

supaya lebih menyempurnakan kegiatan belajar serta dapat mencapai

hasil belajar yang lebih baik.

3. Siswa diharapkan lebih mudah memahami serta mengingat dalam

pembelajaran dengan menggunakan mind mapping sehingga dapat

meningkatkan hasil belajarnya.

56

Page 57: SKRIPSI PISNI

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

matematika siswa yang menggunakan pendekatan problem posing secara

signifikan lebih baik dari pada hasil belajar matematika yang meggunakan

pendekatan konvensional.

Selanjutnya, pada aktivitas siwa secara berkelompok selama diterapkannya

pendekatan pembelajaran dengan problem posing aktivitas hasil belajar pada

pertemuan pertama 28,57%, pertemuan kedua dan ketiga 57,14% dan pada

pertemuan keempat mencapai 71,42%. Hal ini menunjukan bahwa ada

peningkatan aktivitas belajar setelah diterapkannya pembelajaran dengan

pendekatan problem posing. Jadi dapat disimpulkan secara keseluruhan aktivitas

pembelajaran dengan pendekatan problem posing termasuk dalam kategori sangat

baik. Hal ini sangat dimungkinkan dapat terjadi, karena pada pendekatan problem

posing, siswa tidak diberikan suatu informasi yang harus dipatuhi. Siswa diberi

kesempatan yang seluas-luasnya untuk membentuk soal sesuai dengan apa yang

dikehendaki, kemudian siswa diminta untuk mencari dan menyelidiki situasi

tersebut dengan cara menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki. Siswa harus

mengaitkan informasi tersebut dengan pengetahuan yang telah ia miliki selama

57

Page 58: SKRIPSI PISNI

ini. Menurut Sutiarso (2000: 2), pengajaran dengan metode problem posing akan

menjamin aktivitas belajar siswa yang lebih baik, karena sebagai individu-

individu yang memiliki potensi alami dapat mengembangkan wawasannya sendiri

sehingga tidak hanya terpaku kepada langkah-langkah yang disajikan oleh guru

saja.

Siswa tidak hanya diminta penyelesaiannya. Penyelesaian dari soal yang

mereka buat bisa dikerjakan sendiri. Bisa juga minta tolong pada temannya.

Mungkin juga soal tersebut dikerjakan secara kelompok. Dengan cara dikerjakan

secara kooperatif akan memudahkan pekerjaan mereka. Sebab yang memikirkan

masalah tersebut banyak anak. Selain itu, dengan belajar kelompok suatu soal atau

masalah dapat diselesaikan dengan banyak cara dan banyak penyelesaian.

BAB VSIMPULAN DAN SARAN

58

Page 59: SKRIPSI PISNI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data tentang penerapan

pembelajaran matematika dengan pendekatan problem posing di kelas X5 SMA

Negeri 4 Lubuklinggau dengan uraian materi pokok yaitu Bentuk Akar dapat

disimpulkan bahwa :

1. Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan pendekatan problem posing

terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 4 Lubuklinggau.

Rata-rata skor tes akhir kelas eksperimen sebesar 27,44 dan kelas kontrol

sebesar 25,27.

2. Aktivitas siswa kelas X SMA Negeri 4 Lubuklinggau setelah mengikuti

pembelajaran dengan pendekatan problem posing adalah baik. Aktivitas siswa

secara berkelompok mengalami peningkatan pada setiap pertemuan

pembelajaran, hal ini di lihat dari persentase aktivitas siswa yang termasuk

dalam kategori baik.

B. Saran

Sehubungan dengan hasil penelitian serta kesimpulan, penulis

menyarankan sebagai berikut :

a. Sebaiknya guru matematika diharapkan dapat melaksanakan pembelajaran

matematika dengan pendekatan problem posing sehingga dapat membuat

pembelajaran siswa lebih relevan.

59

Page 60: SKRIPSI PISNI

b. Dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan problem posing, siswa

diharapkan untuk lebih terampil dalam membuat soal dalam bentuk yang

berbeda.

c. Siswa diharapkan lebih kreatif dalam pembelajaran dengan pendekatan

problem posing sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ari, Rosihan. 2009. Buku Khazanah Matematika untuk Kelas X SMA dan MA. Jakarta: Tiga Serangkai.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 1992. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hamzah. 2008. Orientasi Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

60

Page 61: SKRIPSI PISNI

Kalimi, Ichwan. 2008. Pengaruh Penggunaan Pendekatan Problem Posing Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau. Skripsi tidak diterbitkan. Lubuklinggau: Jurusan MIPA STKIP – PGRI Lubuklinggau.

Nasution. 2010. Aktivitas Belajar. [online]. http://edukasi.kompasiana. Com/2010/04/11/aktivitas-belajar/.[18 Agustus 2010]

Sanjaya, Wina. 2008. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Pranada Media Group.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sriyono. 2008. Aktivitas dan Prestasi Belajar. [online]. http://ipotes. wordpress.com/2008/05/24/prestasi belajar/.[18 Agustus]

Sudjana, Nana. 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Sukasno, 2006. Evaluasi Pembelajaran Matematika (Bahan Ajar STKIP-PGRI Lubuklinggau). STKIP-PGRI Lubuklinggau: Tidak Dipublikasikan

Suryanto. 1998. Hasil Belajar. [online].http://Suryanto.blog.unait.ac.id/1998/10/ 26. [18 Januari 2010].

Sutiarso. 2000. Problem Posing. [online]. http://Mufhida.Com/pengertian-pendekatan-problem-posing. [18 Januari 2010].

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tasker. 1992. Teori Konstruktivisme. [online].http://www.docstoc.Com/docs/ 13874666/teori-belajar-aliran psikologi#. [18 Januari 2010].

Tim. 2009. Pedoman Penulisan Makalah dan Skripsi Mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau. Lubuklinggau: STKIP PGRI Lubuklinggau.

Puspita, Yulisa Handayani. 2006. Pembelajaran Aritmatika Sosial Menggunakan Pendekatan Problem Posing Di Kelas VII SMPN 2 Lubuklinggau. Skripsi tidak diterbitkan. Palembang: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Palembang.

61

Page 62: SKRIPSI PISNI

LEMBAR OBSERVASIAKTIVITAS SISWA DALAM BELAJAR

Hari / Tanggal : Sabtu, 31 Juli 2010Kelas : X5

Pertemuan : Pertama Materi : Menjumlahkan dan Mengurangkan Bilangan Bentuk Akar

No Nama Kelompok

Aktivitas KelompokMendengarkan

(1)

Bertanya

(2)

MembentukSoal(3)

MembahasSoal(4)

1 Kelompok I 2 Kelompok II - -3 Kelompok III - 4 Kelompok IV -5 Kelompok V - 6 Kelompok VI 7 Kelompok VII -

Jumlah 7 3 7 5

Keterangan :a. Baik sekali, jika muncul 4 deskriptor.b. Baik, jika muncul 3 deskriptorc. Cukup, jika muncul 2 deskriptor.d. Kurang, jika muncul 1 deskriptor.e. Kurang Sekali, jika tidak ada satupun deskriptor muncul.

Lubuklinggau, Juli 2010Observer

Yuliana Susanti

62

Page 63: SKRIPSI PISNI

LEMBAR OBSERVASIAKTIVITAS SISWA DALAM BELAJAR

Hari / Tanggal : Jum’at, 6 Agustus 2010Kelas : X5

Pertemuan : Kedua Materi : Mengali dan Membagi Bilangan Bentuk Akar

No Nama Kelompok

Aktivitas KelompokMendengarkan

(1)

Bertanya

(2)

MembentukSoal(3)

MembahasSoal(4)

1 Kelompok I 2 Kelompok II 3 Kelompok III - 4 Kelompok IV 5 Kelompok V - -6 Kelompok VI -7 Kelompok VII

Jumlah 7 5 7 5

Keterangan :a. Baik sekali, jika muncul 4 deskriptor.b. Baik, jika muncul 3 deskriptorc. Cukup, jika muncul 2 deskriptor.d. Kurang, jika muncul 1 deskriptor.e. Kurang Sekali, jika tidak ada satupun deskriptor muncul.

Lubuklinggau, Agustus 2010Observer

Yuliana Susanti

63

Page 64: SKRIPSI PISNI

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM BELAJAR

Hari / Tanggal : Sabtu, 7 Agustus 2010Kelas : X5

Pertemuan : Ketiga Materi : Merasionalkan penyebut sebuah pecahan bentuk akar

, dan .

No Nama Kelompok

Aktivitas KelompokMendengarkan

(1)

Bertanya

(2)

MembentukSoal(3)

MembahasSoal(4)

1 Kelompok I 2 Kelompok II 3 Kelompok III -4 Kelompok IV 5 Kelompok V 6 Kelompok VI - 7 Kelompok VII -

Jumlah 7 5 7 6

Keterangan :a. Baik sekali, jika muncul 4 deskriptor.b. Baik, jika muncul 3 deskriptorc. Cukup, jika muncul 2 deskriptor.d. Kurang, jika muncul 1 deskriptor.e. Kurang Sekali, jika tidak ada satupun deskriptor muncul.

Lubuklinggau, Agustus 2010Observer

64

Page 65: SKRIPSI PISNI

Yuliana Susanti

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM BELAJAR

Hari / Tanggal : Jum’at, 13 Agustus 2010Kelas : X5

Pertemuan : Keempat Materi : Merasionalkan penyebut sebuah pecahan bentuk akar

dan .

No Nama Kelompok

Aktivitas KelompokMendengarkan

(1)

Bertanya

(2)

MembentukSoal(3)

MembahasSoal(4)

1 Kelompok I 2 Kelompok II - 3 Kelompok III 4 Kelompok IV 5 Kelompok V -6 Kelompok VI 7 Kelompok VII

Jumlah 7 5 7 6

Keterangan :a. Baik sekali, jika muncul 4 deskriptor.b. Baik, jika muncul 3 deskriptorc. Cukup, jika muncul 2 deskriptor.d. Kurang, jika muncul 1 deskriptor.e. Kurang Sekali, jika tidak ada satupun deskriptor muncul.

Lubuklinggau, Agustus 2010Observer

65

Page 66: SKRIPSI PISNI

Yuliana Susanti

Rekapitulasi persentase data aktivitas siswa secara berkelompok dalam pembelajaran matematika dengan penerapan problem posing

Pertemuan ke-I :

a. Baik Sekali = x 100 = 28,57%

b. Baik = x 100 = 57,14%

c. Cukup = x 100 = 14,28%

d. Kurang = x 100 = 0%

e. Kurang Sekali = x 100 = 0%

Pertemuan ke-II :

a. Baik Sekali = x 100 = 57,14%

b. Baik = x 100 = 28,57%

c. Cukup = x 100 = 14,28%

d. Kurang = x 100 = 0%

e. Kurang Sekali = x 100 = 0%

Pertemuan ke-III :

66

Page 67: SKRIPSI PISNI

a. Baik Sekali = x 100 = 57,14%

b. Baik = x 100 = 42,85%

c. Cukup = x 100 = 0%

d. Kurang = x 100 = 0%

e. Kurang Sekali = x 100 = 0%

Pertemuan ke-IV :

a. Baik Sekali = x 100 = 71,42%

b. Baik = x 100 = 28,57%

c. Cukup = x 100 = 0%

d. Kurang = x 100 = 0%

e. Kurang Sekali = x 100 = 0%

Tabel Rekapitulasi Persentase Data Aktivitas Siswa

Dalam Pembelajaran Dengan Pendekatan Problem Posing

KategoriPertemuan

IPertemuan

IIPertemuan

IIIPertemuan

IVRatarata%f % F % f % f %

Baik Sekali 2 28,57 4 57,14 4 57,14 5 71,42 53,56Baik 4 57,14 2 28,57 3 42,85 2 28,57 39,28Cukup 1 14,28 1 14,28 0 0 0 0 7,14Kurang 0 0 0 0 0 0 0 0 0Kurang Sekali 0 0 0 0 0 0 0 0 0

67

Page 68: SKRIPSI PISNI

UJI COBA INSTRUMEN

A. Uji Validitas

Untuk mengetahui valid tidaknya instrumen tes, penulis akan

mengujikan instrument tes kepada 40 siswa di luar populasi. Tes yang

diberikan kepada masing-masing sampel terdiri dari 8 soal essay. Rumus

korelasi yang digunakan yaitu korelasi Product Moment.

Keterangan :

rXY = Koefisien korelasi.

X = Skor butir soal.

Y = Skor total.

N = Banyak soal.

Untuk menghitung validitas soal no 1

=

=

=

=

=

68

Page 69: SKRIPSI PISNI

=

= 0,32 (Validitas Rendah)

Untuk menghitung validitas soal no 2

=

=

=

=

=

=

= 0,15 (Validitas Sangat Rendah)

Untuk menghitung validitas soal no 3

=

=

=

=

69

Page 70: SKRIPSI PISNI

=

=

= 0,16 (Validitas Sangat Rendah)

Untuk menghitung validitas soal no 4

=

=

=

=

=

=

= 0,55 (Validitas Sedang)

Untuk menghitung validitas soal no 5

=

=

70

Page 71: SKRIPSI PISNI

=

=

=

=

= 0,62 (Validitas Tinggi)

Untuk menghitung validitas soal no 6

=

=

=

=

=

=

= 0,44 (Validitas Sedang)

Untuk menghitung validitas soal no 7

=

71

Page 72: SKRIPSI PISNI

=

=

=

=

=

= 0,56 (Validitas Sedang)

Untuk menghitung validitas soal no 8

=

=

=

=

=

=

= 0,77 (Validitas Tinggi)

B. Thitung

72

Page 73: SKRIPSI PISNI

Untuk menganalisis validitas instrumen menggunakan rumus thitung

Hasil analisis validitas thitung soal no 1

=

=

=

=

=

=

= 1,98

Hasil analisis validitas thitung soal no 2

=

=

=

=

=

73

Page 74: SKRIPSI PISNI

=

= 0,89

Hasil analisis validitas thitung soal no 3

=

=

=

=

=

=

= 0,95

Hasil analisis validitas thitung soal no 4

=

=

=

=

=

74

Page 75: SKRIPSI PISNI

=

= 3,85

Hasil analisis validitas thitung soal no 5

=

=

=

=

=

=

= 4,63

Hasil analisis validitas thitung soal no 6

=

=

=

=

=

75

Page 76: SKRIPSI PISNI

=

= 2,89

Hasil analisis validitas thitung soal no 7

=

=

=

=

=

=

= 3,92

Hasil analisis validitas thitung soal no 8

=

=

=

=

=

76

Page 77: SKRIPSI PISNI

=

= 7,01

TabelHasil Analisis Validitas Tes

dalam Menyelesaikan Soal-Soal Bentuk Akar

No Nilai rxy thitung ttabel Keterangan1 0,32 1,98 2,02 Tidak Valid/ Sangat Rendah2 0,15 0,89 2,02 Tidak Valid/ Sangat Rendah3 0,16 0,95 2,02 Tidak Valid/ Sangat Rendah4 0,55 3,85 2,02 Valid/ Sedang5 0,62 4,63 2,02 Valid/ Tinggi6 0,44 2,89 2,02 Valid/ Sedang7 0,56 3,92 2,02 Valid/ Sedang8 0,77 7,01 2,02 Valid/ Tinggi

Taraf nyata % =0,05

ttabel = t(1-1/2 )(n-2)

ttabel = t(0,975)(34)

ttabel = 2,02

C. Perhitungan Reliabilitas

Varians setiap butir soal

Untuk Soal No 1

=

=

=

77

Page 78: SKRIPSI PISNI

=

= 2,42

Untuk Soal No 2

=

=

=

=

= 0,33

Untuk Soal No 3

=

=

=

=

= 1,33

78

Page 79: SKRIPSI PISNI

Untuk Soal No 4

=

=

=

=

= 3,25

Untuk Soal No 5

=

=

=

=

= 3,14

Untuk Soal No 6

79

Page 80: SKRIPSI PISNI

=

=

=

=

= 4,53

Untuk Soal No 7

=

=

=

=

= 2,25

Untuk Soal No 8

=

80

Page 81: SKRIPSI PISNI

=

=

=

= 11,9

=

= 2,42 + 0,33 +1,33 + 3,25 + 3,14 + 4,53 +2,25 +11,9

= 29,15

Varians Total

=

=

=

=

= 49,42

Maka :

=

81

Page 82: SKRIPSI PISNI

=

=

=

=

= 0,47

Setelah data hasil uji coba dianalisis dengan menggunakan rumus reliabilitas,

diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,47, ini berarti soal tes tersebut

mempunyai reliabilitas sedang, sehingga dipercaya sebagai alat ukur.

82

Page 83: SKRIPSI PISNI

SKOR HASIL TES UJI COBATES PENGUASAAN MATERI BENTUK AKAR

N0 No TestNo Soal Skor

Nilai1 2 3 4 5 6 7 81 T – 1 5 3 6 6 5 9 5 8 472 T – 2 5 2 6 4 2 8 2 6 353 T – 3 4 2 4 5 1 5 4 8 334 T – 4 4 1 6 4 0 9 4 8 325 T – 5 4 2 4 2 4 6 2 6 306 T – 6 2 1 2 4 3 8 2 6 307 T – 7 5 2 6 5 4 0 0 8 308 T – 8 4 2 6 2 0 6 2 7 299 T – 9 4 1 3 4 0 5 6 7 2910 T – 10 2 2 6 2 3 3 2 8 2811 T – 11 1 1 1 4 2 6 1 8 2812 T – 12 0 2 4 2 4 6 2 8 2813 T – 13 5 2 2 0 4 5 4 6 2814 T – 14 4 1 4 2 4 4 2 6 2715 T – 15 4 1 4 0 4 8 2 6 2716 T – 16 5 2 6 4 1 6 2 0 2617 T – 17 5 2 6 6 4 2 0 0 2518 T – 18 5 2 5 0 4 2 0 6 2519 T -19 5 1 5 0 2 6 2 6 2420 T – 20 2 2 2 6 0 3 0 8 2321 T – 21 2 2 5 3 3 1 0 7 2322 T – 22 5 2 6 2 0 1 0 7 2323 T – 23 5 2 3 2 4 4 2 0 2224 T – 24 2 1 4 2 1 3 1 8 2225 T – 25 2 2 2 2 4 4 2 6 2226 T – 26 2 0 2 2 2 8 2 1 21

27 T – 27 4 2 4 2 2 7 0 0 2128 T – 28 2 1 2 2 3 6 0 6 2029 T – 29 2 2 2 0 1 6 0 6 1930 T – 30 5 1 4 2 0 6 0 0 1831 T – 31 2 2 2 0 4 5 2 0 1732 T – 32 4 2 4 0 0 8 0 6 1633 T – 33 5 2 5 0 0 3 0 0 1534 T – 34 5 2 3 2 0 2 0 0 14

83

Page 84: SKRIPSI PISNI

35 T – 35 2 2 2 2 0 4 0 0 1236 T – 36 0 2 4 2 0 2 0 0 10

Skor Kelompok Atas dan Kelompok Bawah Uji InstrumenTes Penguasaan Materi Bentuk Akar

No No TestNo soal Skor

Total1 2 3 4 5 6 7 8Kelompok Atas

1 T – 1 5 3 6 6 5 9 5 8 472 T – 2 5 2 6 4 2 8 2 6 353 T – 3 4 2 4 5 1 5 4 8 334 T – 4 4 1 6 4 0 9 4 8 325 T – 5 5 2 6 5 4 0 0 8 306 T – 7 2 1 2 4 3 8 2 6 307 T – 9 4 2 4 2 4 6 2 6 308 T – 6 4 1 3 4 0 5 5 7 299 T – 8 4 2 6 2 0 6 2 7 2910 T – 10 2 2 6 2 3 3 2 8 2811 T – 11 1 1 1 4 2 6 1 8 28

12 T – 12 0 2 4 2 4 6 2 8 2813 T – 13 5 2 2 0 4 5 4 6 2814 T – 14 4 1 4 2 4 4 2 6 2715 T – 15 4 1 4 0 4 8 2 6 2716 T – 16 5 2 6 4 1 6 2 0 2617 T – 17 5 2 6 6 4 2 0 0 2518 T – 18 5 2 5 0 4 2 0 6 25

Jumlah 68 31 81 56 49 98 41 112 537Kelompok Bawah

1 T – 27 5 1 5 0 2 6 2 6 242 T – 26 5 2 2 6 0 3 0 8 233 T – 28 2 2 5 3 3 1 0 7 234 T – 29 5 2 6 2 0 1 0 7 235 T – 30 5 2 3 2 4 4 2 0 226 T – 31 2 1 4 2 1 3 1 8 227 T – 32 2 2 2 2 4 4 2 6 228 T – 33 2 0 2 2 2 8 2 1 219 T – 34 4 2 4 2 2 7 0 0 2110 T – 35 2 1 2 2 3 6 0 6 2011 T – 36 2 2 2 0 1 6 0 6 1912 T – 12 5 1 4 2 0 6 0 0 1813 T – 13 2 2 2 0 4 5 2 0 17

84

Page 85: SKRIPSI PISNI

14 T – 14 4 2 4 0 0 8 0 6 1615 T – 15 5 2 5 0 0 3 0 0 1516 T – 16 5 2 3 2 0 2 0 0 1417 T – 17 2 2 2 2 0 4 0 0 1218 T - 18 0 2 4 2 0 2 0 0 10

Jumlah 56 30 61 31 26 79 11 61 342Daya pembeda dicari dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

DP = Indeks daya pembeda.

SA = Jumlah skor kelompok atas.

SB = Jumlah skor kelompok bawah.

IA = Jumlah skor ideal salah satu kelompok (kelompok atas atau bawah).

Skor Ideal Kelompok Atas Bawah

1. 5 x 18 = 90

2. 3 x 18 = 54

3. 6 x 18 = 108

4. 6 x 18 = 108

5. 5 x 18 = 90

6. 9 x 18 = 162

7. 5 x 18 = 90

8. 8 x 18 = 144

D. Perhitungan Daya Pembeda

Daya Pembeda Untuk Soal No 1

=

85

Page 86: SKRIPSI PISNI

= (Jelek )

Daya Pembeda Untuk Soal No 2

=

= (Jelek )

Daya Pembeda Untuk Soal No 3

=

= (Jelek)

Daya Pembeda Untuk Soal No 4

=

= (Cukup )

Daya Pembeda Untuk Soal No 5

=

= (Cukup )

Daya Pembeda Untuk Soal No 6

=

= (Jelek )

86

Page 87: SKRIPSI PISNI

Daya Pembeda Untuk Soal No 7

=

= (Cukup)

Daya Pembeda Untuk Soal No 8

=

= ( Cukup )

E. Tingkat Kesukaran

Keterangan :

TK = Indeks tingkat kesukaran.

SA = Jumlah skor kelompok atas.

SB = Jumlah skor kelompok bawah.

IA = Jumlah skor ideal kelompok atas.

IB = Jumlah skor ideal kelompok bawah.

Tingkat Kesukaran Untuk Soal No 1

=

= (Sedang)

87

Page 88: SKRIPSI PISNI

Tingkat Kesukaran Untuk Soal No 2

=

= (Sedang)

Tingkat Kesukaran Untuk Soal No 3

=

= (Sedang)

Tingkat Kesukaran Untuk Soal No 4

=

= (Sedang)

Tingkat Kesukaran Untuk Soal No 5

=

= (Sedang)

Tingkat Kesukaran Untuk Soal No 6

=

= (Sedang)

88

Page 89: SKRIPSI PISNI

Tingkat Kesukaran Untuk Soal No 7

=

= (Sukar)

Tingkat Kesukaran Untuk Soal No 8

=

= (Sedang)

Hasil Analisis Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Uji Instrumen Penguasaan Materi Bentuk Akar

No TesNo Soal Skor

Nilai1 2 3 4 5 6 7 8Jumlah Skor Kelompok Atas (A) 68 31 81 56 49 98 41 112 537Jumlah Skor Kelompok Bawah (B) 56 30 61 31 26 79 11 61 342Jumlah A – B 12 1 20 25 26 79 30 51 181Jumlah A + B 124 61 142 87 75 177 52 173 891Daya Pembeda 0,13 0,01 0,18 0,23 0,25 0,11 0,33 0,35 0,19Tingkat Kesukaran 0,69 0,56 0,65 0,40 0,42 0,54 0,28 0,60 0,51

Rekapitulasi Hasil Analisis Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Uji InstrumenPenguasaan Materi Bentuk Akar

NoSoal

Jumlah SkorKelompok atas

Jumlah SkorKelompok Bawah

Jumlah Skor IdealKelompok Atas/ Bawah

DP TK Interprestasi DP - TK

1 68 56 55 0,13 0,69 Jelek – Sedang 2 31 30 33 0,01 0,56 Jelek – Sedang 3 81 61 66 0,18 0,65 Jelek – Sedang 4 56 31 66 0,23 0,40 Cukup – Sedang 5 49 26 55 0,25 0,42 Cukup – Sedang 6 98 79 99 0,11 0,54 Jelek – Sedang 7 41 11 55 0,33 0,28 Cukup – Sukar

89

Page 90: SKRIPSI PISNI

8 112 112 88 0,35 0.60 Cukup – Sedang

TABELREKAPITULASI HASIL UJI COBA TES HASIL BELAJAR

NoSoal

Validitas TingkatKesukaran

Daya Pembeda

Keterangan

1 0,32 Rendah 0,69 Sedang 0,13 Jelek Dipakai (Revisi)2 0,15 Sangat Rendah 0,56 Sedang 0,01 Jelek Tidak dipakai3 0,16 Sangat Rendah 0,65 Sedang 0,18 Jelek Tidak dipakai4 0,55 Sedang 0,40 Sedang 0,23 Cukup Dipakai5 0,62 Tinggi 0,42 Sedang 0,25 Cukup Dipakai6 0,44 Sedang 0,54 Sedang 0,11 Jelek Dipakai7 0,56 Sedang 0,28 Sukar 0,33 Cukup Dipakai8 0,77 Tinggi 0,60 Sedang 0,35 Cukup Dipakai

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa kedelapan soal

bisa dipakai sebagai instrumen tes dengan derajat reliabilitas sedang, yaitu sebesar

0, 47.

90

Page 91: SKRIPSI PISNI

DATA SKOR UNTUK TIAP BUTIR SOAL TES AWALKELAS EKSPERIMEN

No NoTes

Skor Tiap Butir Soal Skor % Ket1 2 3 4 5 6

1 S-1 2 3 3 4 0 1 13 34,21 Belum Tuntas2 S-2 2 0 1 2 0 0 5 13,15 Belum Tuntas3 S-3 2 1 1 4 0 0 8 21,05 Belum Tuntas4 S-4 2 0 1 4 0 0 7 18,42 Belum Tuntas5 S-5 2 0 1 4 0 0 7 18,42 Belum Tuntas6 S-6 2 0 1 4 2 0 9 23,68 Belum Tuntas7 S-7 2 0 1 5 0 0 8 21,05 Belum Tuntas8 S-8 2 1 1 4 0 2 10 26,31 Belum Tuntas9 S-9 2 5 1 4 0 0 12 31,57 Belum Tuntas10 S-10 2 0 0 4 0 0 6 15,78 Belum Tuntas11 S-11 2 0 1 4 0 2 10 26,31 Belum Tuntas12 S-12 2 0 1 4 0 0 7 18,42 Belum Tuntas13 S-13 1 0 1 0 0 0 2 5,26 Belum Tuntas14 S-14 2 2 1 5 0 0 10 26,31 Belum Tuntas15 S-15 0 0 1 4 0 0 5 13,15 Belum Tuntas16 S-16 2 0 1 4 0 0 7 18,42 Belum Tuntas17 S-17 1 0 1 3 0 0 5 13,15 Belum Tuntas18 S-18 2 0 1 0 0 0 3 7,89 Belum Tuntas19 S-19 2 0 1 4 0 0 7 18,42 Belum Tuntas20 S-20 2 0 1 0 2 0 5 13,15 Belum Tuntas21 S-21 2 1 1 0 0 0 4 1,05 Belum Tuntas22 S-22 4 0 1 5 0 0 10 26,31 Belum Tuntas23 S-23 1 0 1 4 0 0 6 15,78 Belum Tuntas24 S-24 2 0 1 5 0 0 8 21,05 Belum Tuntas25 S-25 2 0 1 1 5 0 9 23,68 Belum Tuntas26 S-26 4 0 1 4 0 0 9 23,68 Belum Tuntas27 S-27 2 0 1 5 0 0 8 21,05 Belum Tuntas28 S-28 2 0 1 4 0 0 7 18,42 Belum Tuntas29 S-29 1 0 1 5 0 3 10 26,31 Belum Tuntas30 S-30 2 0 0 3 0 0 5 13,15 Belum Tuntas31 S-31 2 0 1 0 0 0 3 7,89 Belum Tuntas32 S-32 0 0 1 3 0 0 4 1,05 Belum Tuntas33 S-33 2 0 1 4 0 0 7 18,42 Belum Tuntas34 S-34 1 0 1 1 0 0 3 7,89 Belum Tuntas35 S-35 2 0 1 3 0 0 6 15,78 Belum Tuntas36 S-36 4 0 1 1 0 0 6 15,78 Belum Tuntas37 S-37 2 0 1 1 0 2 6 15,78 Belum Tuntas38 S-38 4 0 1 4 0 0 9 23,68 Belum Tuntas

75 13 38 120 9 10 267 680,83

1,97 0,34 1 3,15 0,23 0,26 7,02 17,91

91

Page 92: SKRIPSI PISNI

S = 2,68DATA SKOR UNTUK TIAP BUTIR SOAL TES AWAL

KELAS KONTROL

No NoTes

Skor Tiap Butir Soal Skor % Ket1 2 3 4 5 6

1 S-1 1 0 1 4 0 0 6 15,78 Belum Tuntas2 S-2 2 0 1 2 0 0 5 13,15 Belum Tuntas3 S-3 2 0 1 4 0 0 7 18,42 Belum Tuntas4 S-4 1 0 1 5 2 0 9 23,68 Belum Tuntas5 S-5 2 2 1 1 0 0 6 15,78 Belum Tuntas6 S-6 3 1 1 5 2 0 12 31,57 Belum Tuntas7 S-7 1 1 1 0 0 2 5 13,15 Belum Tuntas8 S-8 1 0 1 4 0 0 6 15,78 Belum Tuntas9 S-9 4 0 1 4 0 0 9 23,68 Belum Tuntas10 S-10 3 0 1 5 0 0 9 23,68 Belum Tuntas11 S-11 2 0 1 4 0 0 7 18,42 Belum Tuntas12 S-12 4 0 0 0 0 3 7 18,42 Belum Tuntas13 S-13 1 0 1 4 0 0 6 15,78 Belum Tuntas14 S-14 2 0 1 0 0 0 3 7,89 Belum Tuntas15 S-15 3 2 1 0 0 0 6 15,78 Belum Tuntas16 S-16 3 5 1 4 0 0 13 34,21 Belum Tuntas17 S-17 1 0 1 4 2 0 8 21,05 Belum Tuntas18 S-18 4 0 1 0 0 2 7 18,42 Belum Tuntas19 S-19 1 0 1 2 0 0 4 10,52 Belum Tuntas20 S-20 2 0 1 4 0 0 7 18,42 Belum Tuntas21 S-21 1 0 1 4 0 0 6 15,78 Belum Tuntas22 S-22 2 0 3 4 0 0 9 23,68 Belum Tuntas23 S-23 1 2 1 1 0 2 7 18,42 Belum Tuntas24 S-24 1 0 3 1 0 0 5 13,15 Belum Tuntas25 S-25 4 0 1 0 0 0 5 13,15 Belum Tuntas26 S-26 2 5 1 4 0 0 12 31,57 Belum Tuntas27 S-27 0 0 1 4 0 0 5 13,15 Belum Tuntas28 S-28 4 0 1 4 0 0 9 23,68 Belum Tuntas29 S-29 2 0 1 2 0 0 5 13,15 Belum Tuntas30 S-30 0 0 3 1 0 0 4 10,52 Belum Tuntas31 S-31 4 5 1 0 0 0 10 26,31 Belum Tuntas32 S-32 4 0 1 4 0 0 9 23,68 Belum Tuntas33 S-33 4 0 1 2 0 0 7 18,42 Belum Tuntas34 S-34 4 0 1 0 0 0 5 13,15 Belum Tuntas35 S-35 2 0 1 4 0 2 9 23,68 Belum Tuntas36 S-36 0 0 1 2 0 0 3 7,89 Belum Tuntas37 S-37 4 2 1 2 0 0 9 23,68 Belum Tuntas

82 25 42 95 6 11 261 686,64

2,21 0,67 1,13 2,56 0,16 0,29 7,05 18,55 S = 2,46

92

Page 93: SKRIPSI PISNI

DATA SKOR UNTUK TIAP BUTIR SOAL TES AKHIRKELAS EKSPERIMEN

No NoTes

Skor Tiap Butir Soal Skor % Keterangan1 2 3 4 5 6

1 S-1 4 5 5 6 6 8 34 89,47 Tuntas2 S-2 4 6 5 5 2 2 24 63,15 Tuntas3 S-3 4 5 5 5 2 8 29 76,31 Tuntas4 S-4 4 5 5 6 2 8 30 78,94 Tuntas5 S-5 4 4 4 4 0 4 24 63,15 Tuntas6 S-6 4 5 5 3 0 8 25 65,78 Tuntas7 S-7 3 5 5 6 2 8 29 76,31 Tuntas8 S-8 4 5 1 5 0 6 21 55,26 Belum Tuntas9 S-9 2 5 5 5 2 8 27 71,05 Tuntas10 S-10 4 4 5 5 2 8 28 73,68 Tuntas11 S-11 4 5 5 6 2 8 30 78,94 Tuntas12 S-12 3 5 5 4 6 8 31 81,57 Tuntas13 S-13 4 4 5 5 2 8 28 73,68 Tuntas14 S-14 3 4 5 6 5 8 31 81,57 Tuntas15 S-15 2 4 5 6 0 8 25 65,78 Tuntas16 S-16 4 4 4 5 0 8 25 65,78 Tuntas17 S-17 2 5 5 5 2 8 27 71,05 Tuntas18 S-18 2 0 5 6 4 8 25 65,78 Tuntas19 S-19 3 4 5 2 2 8 24 63,15 Tuntas20 S-20 4 5 5 6 4 8 32 84,21 Tuntas21 S-21 4 5 3 5 2 8 27 71,05 Tuntas22 S-22 4 5 5 6 0 8 28 73,68 Tuntas23 S-23 4 4 5 5 2 8 28 73,68 Tuntas24 S-24 4 5 5 6 5 8 33 86,84 Tuntas25 S-25 4 5 5 6 2 8 30 78,94 Tuntas26 S-26 3 4 5 6 2 8 28 73,68 Tuntas27 S-27 4 0 5 6 0 3 18 47,36 Belum Tuntas28 S-28 4 4 5 5 4 6 28 73,68 Tuntas29 S-29 4 5 5 6 4 6 30 78,94 Tuntas30 S-30 3 4 3 2 5 8 25 65,78 Tuntas31 S-31 4 3 5 6 5 8 31 81,57 Tuntas32 S-32 3 5 3 5 2 8 26 68,42 Tuntas33 S-33 4 5 5 5 4 4 27 71,05 Tuntas34 S-34 4 5 5 6 4 4 28 73,68 Tuntas35 S-35 4 4 5 6 4 6 29 76,31 Tuntas36 S-36 3 4 5 5 4 6 27 71,05 Tuntas37 S-37 3 4 5 4 4 6 26 68,42 Tuntas38 S-38 4 2 5 6 4 4 25 65,78 Tuntas

135 162 178 197 102 265 1043 2744,52

3,55 4,26 4,68 5,18 2,68 6,97 27,44 72,22 S = 3,11

DATA SKOR UNTUK TIAP BUTIR SOAL TES AKHIR

93

Page 94: SKRIPSI PISNI

KELAS KONTROL

No NoTes

Skor Tiap Butir Soal Skor % Keterangan1 2 3 4 5 6

1 S-1 3 0 5 6 2 8 24 63,15 Tuntas2 S-2 1 4 5 5 4 8 27 71,05 Tuntas3 S-3 4 5 1 5 0 3 18 47,36 Belum Tuntas4 S-4 3 0 5 5 4 8 25 65,78 Tuntas5 S-5 3 0 5 5 4 8 25 65,78 Tuntas6 S-6 1 0 5 5 4 3 18 47,36 Belum Tuntas7 S-7 3 3 5 5 4 8 28 73,68 Tuntas8 S-8 1 5 1 5 4 8 24 63,15 Tuntas9 S-9 3 4 5 5 5 8 30 78,94 Tuntas10 S-10 4 1 5 5 3 0 18 47,36 Belum Tuntas11 S-11 4 5 5 5 5 3 27 71,05 Tuntas12 S-12 4 4 5 2 4 8 27 71,05 Tuntas13 S-13 3 5 5 5 5 8 31 81,57 Tuntas14 S-14 4 0 1 4 5 8 22 57,89 Belum Tuntas15 S-15 3 4 3 5 4 6 25 65,78 Tuntas16 S-16 1 4 1 5 4 3 18 47,36 Belum Tuntas17 S-17 1 5 3 5 4 8 26 68,42 Tuntas18 S-18 3 4 3 5 4 6 25 65,78 Tuntas19 S-19 3 0 5 5 4 8 25 65,78 Tuntas20 S-20 3 0 5 5 4 8 25 65,78 Tuntas21 S-21 3 0 5 5 4 8 25 65,78 Tuntas22 S-22 4 5 5 5 2 6 27 71,05 Tuntas23 S-23 3 4 3 3 4 8 27 71,05 Tuntas24 S-24 3 4 5 5 4 8 29 76,31 Tuntas25 S-25 3 5 3 5 4 6 26 68,42 Tuntas26 S-26 4 2 5 1 4 6 22 57,89 Belum Tuntas27 S-27 4 4 3 5 2 6 24 63,15 Tuntas28 S-28 3 4 5 5 4 6 27 71,05 Tuntas29 S-29 4 5 5 4 2 6 26 68,42 Tuntas30 S-30 3 5 5 5 2 6 26 68,42 Tuntas31 S-31 3 1 5 6 5 8 28 73,68 Tuntas32 S-32 3 4 5 5 4 8 29 76,31 Tuntas33 S-33 3 5 5 1 4 8 26 68,42 Tuntas34 S-34 4 4 5 6 5 8 32 84,21 Tuntas35 S-35 4 5 5 5 2 6 27 71,05 Tuntas36 S-36 1 4 1 5 4 6 21 55,26 Belum Tuntas37 S-37 3 4 1 5 4 8 25 65,78 Tuntas

110 118 149 173 137 246 935 2460,32

2,97 3,18 4,02 4,67 3,70 6,64 25,27 66,49 S = 5,50

PERHITUNGAN RATA-RATA DAN SIMPANGAN BAKU

94

Page 95: SKRIPSI PISNI

TES AWAL KELAS EKSPERIMEN

KelasInterval

fi xi fi. xi fi

2 – 3 4 2,5 10 -4,52 20,430 81,724 – 5 7 4,5 31,5 -2,52 6,350 44,456 – 7 12 6,5 78 -0,52 0,270 3,248 – 9 8 8,5 68 1,48 2,190 17,52

10 – 11 5 10,5 52,5 3,48 12,110 60,5512 -1 3 2 12,5 25 5,48 30,030 60,06Jumlah 38 267,54Rata – rata = 7,02Simpangan Baku = 2,68

PERHITUNGAN RATA-RATA DAN SIMPANGAN BAKUTES AWAL KELAS KONTROL

95

Page 96: SKRIPSI PISNI

KelasInterval

fi xi fi. xi fi

3 – 4 4 3,5 14 -3,55 12,602 50,4085 – 6 13 5,5 71,5 -1,55 2,402 31,2267 – 8 8 7,5 60 0,45 0,202 1,6169 – 10 9 9,5 85,5 2,45 6,002 54,01811 – 12 2 11,5 23 4,45 19,802 39,60413 – 14 1 13,5 13,5 6,45 41,602 41,602Jumlah 37 218,474Rata – rata = 7,05Simpangan Baku = 2,46

PERHITUNGAN RATA-RATA DAN SIMPANGAN BAKUTES AKHIR KELAS EKSPERIMEN

96

Page 97: SKRIPSI PISNI

KelasInterval

fi xi fi. xi fi

18 – 20 1 18,5 18,5 -8,94 79,923 79,92321 – 23 1 21,5 21,5 -5,94 35,283 35,28324 – 26 11 24,5 269,5 -2,94 8,643 95,07327 – 29 15 27,5 412,5 0,06 0,003 0,04530 – 32 8 30,5 244 3,06 9,363 74,90433 – 35 2 33,5 67 6,06 36,723 73,446Jumlah 38 358,674Rata – rata = 27,44Simpangan Baku = 3,11

PERHITUNGAN RATA-RATA DAN SIMPANGAN BAKUTES AKHIR KELAS KONTROL

Kelas fi xi fi. xi fi

97

Page 98: SKRIPSI PISNI

Interval17 – 19 4 17,5 70 -7,77 60,372 241,48820 – 22 3 20,5 61,5 -4,77 22,752 68,25623 – 25 11 23,5 258,5 -1,77 3,132 34,45226 – 28 14 26,5 371 1,23 1,512 621,16829 – 31 4 29,5 118 4,23 17,892 71,56832 – 34 1 32,5 32,5 7,23 52,272 52,568Jumlah 37 1089,5Rata – rata = 25,27Simpangan Baku = 5,50

UJI NORMALITAS SKOR TES AWALKELAS EKSPERIMEN

Distribusi Frekuensi Skor Tes Awal Kelas EksperimenKelas

intervalBatasKelas

Z Ztabel L

98

Page 99: SKRIPSI PISNI

2 – 3

4 – 5

6 – 7

8 – 9

10 – 11

12 – 13

4

7

12

8

5

2

1,5

3,5

5,5

7,5

9,5

11,5

13,5

-2,05

-1,31

-0,56

0,17

0,92

1,67

2,41

0,4798

0,4049

0,2123

0,0675

0,3212

0,4525

0,4920

0,0749

0,1926

0,2798

0,2537

0,1313

0,0395

2,8462

7,3188

10,632

9,6406

4,9894

1,501

0,4677

0,0138

0,1760

0,2791

0,0000

0,1632

38 = 1,0998

Kesimpulan : Data Berdistribusi Normal

UJI NORMALITAS SKOR TES AWALKELAS KONTROL

Distribusi Frekuensi Skor Tes Awal Kelas Eksperimen

99

Page 100: SKRIPSI PISNI

Kelasinterval

BatasKelas

Z Ztabel L

3 – 4

5 – 6

7 – 8

9 – 10

11 – 12

13 – 14

4

13

8

9

2

1

2,5

4,5

6,5

8,5

10,5

12,5

14,5

-1,84

-1,03

-0,22

0,58

1,40

2,21

3,02

0,4671

0,3485

0,0871

0,2190

0,4192

0,4864

0,4987

0,1186

0,2614

0,3061

0,2002

0,0672

0,0123

4,3882

9,6718

11,3257

7,4074

2,4864

0,4551

0,0343

1,1452

0,9765

0,3423

0,0951

0,6524

37 = 3,2449

Kesimpulan : Data Berdistribusi Normal

UJI NORMALITAS SKOR TES AKHIRKELAS EKSPERIMEN

100

Page 101: SKRIPSI PISNI

Distribusi Frekuensi Skor Tes Akhir Kelas EksperimenKelas

intervalBatasKelas

Z Ztabel L

18 – 20

21 – 23

24 – 26

27 – 29

30 – 32

33 – 35

1

1

11

15

8

2

17,5

20,5

23,5

26,5

29,5

32,5

35,5

-3,18

-2,23

-1,26

-0,30

0,66

1,62

2,59

0,4993

0,4871

0,3962

0,1179

0,2454

0,4474

0,4952

0,0122

0,0909

0,2783

0,3633

0,2020

0,0478

0,4636

3,4542

10,5754

13,8054

7,6760

1,8164

0,6206

1,7439

0,0170

0,1033

0,0136

0,0185

38 = 2,5169

Kesimpulan : Data Berdistribusi Normal

UJI NORMALITAS SKOR TES AKHIRKELAS KONTROL

101

Page 102: SKRIPSI PISNI

Distribusi Frekuensi Skor Tes Akhir Kelas KontrolKelas

intervalBatasKelas

Z Ztabel L

17 – 19

20 – 22

23 – 25

26 – 28

29 – 31

32 – 34

4

3

11

14

4

1

16,5

19,5

22,5

25,5

28,5

31,5

34,5

-1,59

-1,04

-0,50

0,04

0,58

1,13

1,67

0,4441

0,3508

0,1915

0,0160

0,2190

0,3708

0,4525

0,0933

0,1593

0,2075

0,2030

0,1518

0,0817

3,4521

5,8941

7,6775

7,5110

5,6166

3,0229

0,0869

1,4210

1,4378

5,6060

0,4652

1,3537

37 = 10,3706

Kesimpulan : Data Berdistribusi Normal

102

Page 103: SKRIPSI PISNI

UJI HOMOGENITAS

Untuk uji homogenitas digunakan uji-F dengan rumus :

1. Skor tes awal kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

a. Data : Se = 2,68 dan

Sk = 2,46

Se = Simpangan baku kelas eksperimen

Sk = Simpangan baku kelas kontrol

b. Hipotesis yang akan di uji

H0 = Hipotesis pembanding, kedua varians sama/ homogen

Ha = Hipotesis kerja, kedua varians tidak sama/ tidak homogen.

c. Nilai Fhitung

Simpangan baku kelas eksperimen lebih besar dari pada simpangan baku

kelas kontrol, maka :

d. Nilai Ftabel

Nilai Ftabel dengan deraajat kebebasan dk = 38-1 = 37, dk = 37-1 = 36, dan

103

Page 104: SKRIPSI PISNI

Nilai F dengan dk = (37:36) tersebut tidak terdapat didalam tabel, maka

nilai Ftabel ditentukan dengan menggunakan harga F yang lain yang berdk

= (37:36). Jadi nilai Ftabel (0,05) (40:36) = 1,72

e. Uji Hipotesis

Fhitung = 1,18 dan Ftabel = 1,72, karena Fhitung < Fhitung maaka H0 diterima.

Dengan demikian kedua varians skor tes awal (kelas eksperimen dan kelas

kontrol) adalah homogen.

2. Skor Tes Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

a. Data : Se = 3,11 dan

Sk = 5,50

Se = Simpangan baku kelas eksperimen

Sk = Simpangan baku kelas kontrol

b. Hipotesis yang akan di uji

H0 = Hipotesis pembanding, kedua varians sama/ homogen

Ha = Hipotesis kerja, kedua varians tidak sama/ tidak homogen.

c. Nilai Fhitung

Simpangan baku kelas kontrol lebih besar dari pada simpangan baku kelas

eksperimen, maka :

d. Nilai Ftabel

Nilai Ftabel dengan deraajat kebebasan dk = 38-1 = 37, dk = 37-1 = 36, dan

104

Page 105: SKRIPSI PISNI

Nilai F dengan dk = (37:36) tersebut tidak terdapat didalam tabel, maka

nilai Ftabel ditentukan dengan menggunakan harga F yang lain yang berdk

= (37:36). Jadi nilai Ftabel (0,05) (40:36) = 1,72

e. Uji Hipotesis

Fhitung = 3,12 dan Ftabel = 1,72, karena Fhitung > Fhitung maka H0 ditolak.

Dengan demikian kedua varians skor tes akhir (kelas eksperimen dan kelas

kontrol) adalah tidak homogen.

105

Page 106: SKRIPSI PISNI

UJI KESAMAAN DUA RATA-RATA

1. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Skor Tes Awal

Hipotesis yang akan di uji adalah :

H0 = Hipotesis pembanding, rata-rata skor kelas eksperimen dan kelas kontrol

adalah sama.

Ha = Hipotesis kerja, rata-rata skor kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata

skor kelas kontrol.

a. Data

; ;

; ;

Indeks e untuk kelas eksperimen dan k untuk kelas kontrol.

b. Nilai thitung

Kedua kelompok data adalah normal dan homogen, maka menggunakan

uji-t dengan rumus :

dengan

Terlebih dahulu cari simpangan baku gabungan kedua kelompok, yaitu :

=

106

Page 107: SKRIPSI PISNI

=

=

=

s 2 =

s =

s = 2,573

Setelah didapat nilai simpangan bakunya, maka cari nilai thitung

menggunakan uji-t dengan rumus :

=

=

=

=

=

= - 0, 05

c. Nilai ttabel

Nilai ttabel dengan derajat kebebasan dk = ne + nk – 2 = 38 + 37 – 2 = 73 dan

.

107

Page 108: SKRIPSI PISNI

Nilai ttabel dengan dk = 73 tersebut tidak terdapat di dalam tabel, maka nilai

ttabel ditentukan dengan menggunakan harga t yang lain yang ber dk = 120.

Jadi nilai ttabel = t0,95(120) = 1,98

d. Uji Hipotesis

thitung = -0,05 dan ttabel = 1,98 karena , maka H 0

diterima. Dengan demikian kedua rata-rata skor tes awal (kelas eksperimen

dan kelas kontrol) adalah sama.

2. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Skor Tes Akhir

Hipotesis yang akan di uji adalah :

H0 = Hipotesis pembanding, rata-rata skor kelas eksperimen dan kelas kontrol

adalah sama.

Ha = Hipotesis kerja, rata-rata skor kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata

skor kelas kontrol.

a. Data

; ;

; ;

Indeks e untuk kelas eksperimen dan k untuk kelas kontrol.

b. Nilai thitung

Kedua kelompok data adalah normal dan tidak homogen, maka

menggunakan uji-t semu (t’) dengan rumus :

=

108

Page 109: SKRIPSI PISNI

=

=

=

=

=

t’ = 2,12

c. Nilai ttabel

Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika t’ ≥ dan terima H0

jika terjadi sebaliknya. Dengan : ,

dan

Maka

dan

109

Page 110: SKRIPSI PISNI

=

=

=

= 2,02

d. Uji Hipotesis

t’ = 2,12 dan = 2,02 karena t’ ≥ , maka H 0 ditolak.

Dengan demikian rata-rata skor kelas eksperimen lebih besar daripada

rata-rata skor kelas kontrol.

110