145
1 SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK RESILIENSI SISWA SMP ISLAM RUHAMA TANGERANG SELATAN Disusun Oleh : MUTIARA CITRA MAHMUDA 11140110000033 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

  • Upload
    ngonhu

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

1

SKRIPSI

PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

MEMBENTUK RESILIENSI SISWA SMP ISLAM RUHAMA

TANGERANG SELATAN

Disusun Oleh :

MUTIARA CITRA MAHMUDA

11140110000033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 2: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

2

SKRIPSI

PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

MEMBENTUK RESILIENSI SISWA SMP ISLAM RUHAMA

TANGERANG SELATAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama

Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

MUTIARA CITRA MAHMUDA

11140110000033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 3: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

i

ABSTRAK

Mutiara Citra Mahmuda (11140110000033). Peranan Guru PAI dalam

Membentuk Resiliensi Siswa SMP Islam Ruhama Tangerang Selatan.

Membentuk siswa untuk dapat bounce back dan memiliki strategi coping yang

memadai dalam menghadapi masalah adalah suatu keharusan bagi para guru di

generasi millenial yang penuh tantangan dan kompetisi ini. Resiliensi menjadi

bekal penting bagi para siswa untuk dapat menghadapi berbagai masalah baik

yang sudah maupun yang akan terlewati. Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk

mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk mengetahui

resiliensi siswa yang diajarkan guru Pendidikan Agama Islam, (3) untuk

mengetahui faktor-faktor pembentuk resiliensi siswa, dan (4) untuk mengetahui

peranan guru PAI daam membentuk resiliensi siswa SMP Islam Ruhama

Tangerang Selatan. Subjek dalam penelitian ini adalah 3 orang siswa dengan

masing-masing adversity yang dihadapi, Sarah (perempuan, 14 tahun) yang

mengalami perceraian orangtua, Andi (laki-laki, 14 tahun) yang mengalami

kecelakaan saat mengendarai kendaraan bermotor, Jono (laki-laki, 14 tahun) yang

mengalami broken home, dan Ibu Lia sebagai Guru Pendidikan Agama Islam

yang konsisten dalam menyebarkan nilai-nilai resiliensi dalam Pendidikan Agama

Islam. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif

studi kasus, setelah mendapatkan data dari wawancara dan observasi, peneliti

melakukan cek validitas, reliabilitas dan triangulasi sumber data yang didapatkan

di lapangan. Dalam proses analisis data, peneliti memulai dari (1) reduksi data, (2)

display data dan (3) penarikan kesimpulan. Hasil temuan dalam penelitian ini

adalah (1) problematika yang dialami siswa adalah perceraian orangtua,

kecelakaan dan broken home, (2) resiliensi siswa berada dalam tingkatan normal

atau rata-rata sesuai dengan penerapan nilai-nilai sabar, ikhlas, tawakkal, dan

ikhtiyar dalam kehidupan sehari-hari, (3) faktor pembentuk resiliensi siswa yang

paling besar adalah orangtua, pribadi sendiri, dan teman sebaya, (3) guru PAI

memiliki peran dalam membentuk resiliensi siswa SMP Islam Ruhama Tangerang

Selatan sebagai pembimbing kepribadian dan kognitif, pembina rohani dan suri

tauladan.

Kata Kunci: Resiliensi, Guru PAI, Siswa

Page 4: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

ii

ABSTRACT

Mutiara Citra Mahmuda (11140110000033). Islamic Education Teacher Role

in Bulding A Resilience in Student of Islamic Junior High School Ruhama

South of Tangerang.

Helping students to be able to bounce back and have an adequate coping strategy

in dealing with problems is a must for teachers in this millennial era that full of

challenges and competition. Resilience is an important provision for students to

be able to face various problems that was passed or will be faced. The purpose of

this study are: (1) to find out what the problems are faced by students, (2) to find

out the resilience of students taught by Islamic Religious Education teachers, (3)

to determine the factors forming the resilience of students, and (4) to know the

role Islamic Education teachers in building a resilience of Ruhama Islamic Junior

High School students in South Tangerang. Subjects in this study were 3 students

with each adversity faced, Sarah (female, 14 years) who experienced parental

divorce, Andi (male, 14 years) who had an accident while driving a motorcycle,

Jono (male, 14 years old) who experienced a broken home, and Mrs. Lia as an

Islamic Religious Education Teacher who is consistent in spreading the values of

resilience in Islamic Religious Education. The method used in this study is a

qualitative descriptive case study, after obtaining data from interviews and

observations, the researcher checks the validity, reliability and triangulation of

data sources obtained in the field. In the process of data analysis, researchers

start from (1) data reduction, (2) data display and (3) conclusion drawing. The

findings in this study are (1) the problems experienced by students are parental,

accidental and broken home divorce, (2) resilience of student informants is at a

normal level or on average according to the application of the values of hijrah,

patience, sincerity, tawakkal, and ikhtiyar in everyday life, (3) the biggest factors

forming student resilience are mother, personal, and peers, (3) Islamic Education

teachers have a role in forming resilience of students of Ruhama Tangerang

Selatan Islamic Middle School as personality and cognitive counselors, spiritual

mother and role model.

Kata Kunci: Resilience, Islamic Education Teacher, Student

Page 5: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

iii

Page 6: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

iv

Page 7: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin segala puji kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan nikmat iman, Islam dan ikhsan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan sebaik-baiknya dan semoga memberi manfaat bagi

yang membaca. Tak lupa pula shalawat teriring salam senantiasa tercurahkan

kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga, para sahabat dan para

pengikutnya hingga akhir zaman.

Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak

sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat doa, perjuangan,

kesungguhan hati dan dorongan serta masukan-masukan yang positif dari

berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu

penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Hj. Marhamah Saleh, Lc., MA., Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Sururin selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu

untuk memberi bimbingan, dan arahan kepada penulis. Kebaikan Ibu dalam

segala hal akan selalu terkenang bagi diri penulis. Semoga keberkahan hidup

senantiasa mengiringi, dan senantiasa dalam lindungan-Nya.

5. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dari awal hingga akhir

Page 8: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

vi

perkuliahan. Semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan

keberkahan dari Allah SWT.

6. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Bu Isti selaku Staf Jurusan

Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi

kemudahan penulis dalam setiap proses administratif selama perkuliahan.

7. Dra. Nani selaku guru Akidah Akhlak dan Sejarah Kebudayaan Islam di SMP

Islam Ruhama yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian di sekolah ini dan telah membantu banyak dalam kegiatan

penelitian di SMP Islam Ruhama.

8. Seluruh dewan guru SMP Islam Ruhama yang telah membantu penulis dalam

melaksanakan penelitian ini, serta siswa dan siswi SMP Islam Ruhama telah

kooperatif dalam penelitian ini.

9. Orangtua tercinta, kepada Mamah Irhamnida, M.Ag dan Papah Drs. Mahmud

Siyam, yang selalu mendoakan penulis, mendengarkan keluhan-keluhan

penulis dan memberikan moril, dan materil kepada penulis agar dapat

menyelesaikan studi dan meraih kesuksesan.

10. Muhammad Adam Ardiansyah, Nurhaliza Putri Mahmuda dan Muhammad

Hafiz Rizki. Ketiga adik yang kerap mewarnai hari-hari penulis dan tak luput

mendoakan kesuksesan penulis terutama dalam selesainya penulisan skripsi

ini.

11. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Agama Islam Angkatan 2014,

terutama kelas A “MAFAZA” semoga kesuksesan menyertai kalian, dan

senantiasa dinaungi keberkahan dan lindungan Allah SWT. Terimakasih telah

menjadi teman yang baik, memberikan canda tawa dan kebersamaan dengan

kalian yang kelak akan dirindukan.

12. Teman-teman penulis sejak SMA Rahma, Rusyda, Rini, Ulfa, Libek, Lina,

Laras, Rike, Nisfi dan Diana yang menjadi motivator harian dan tak kenal

lelah menyemangati penulis dalam proses penulisan skripsi ini.

13. Tetangga-tetangga penulis di Gang Mandor, terutama Syechan Salbila yang

rajin mengajak ngaji dan mengerjakan tugas hingga selesainya skripsi ini.

Page 9: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

vii

14. Kakak senior, teman-teman dan adek-adek di Lembaga Tahfiz dan Ta‟lim Al-

Qur‟an (LTTQ) Masjid Fathullah, Ikatan Mahasiswa Studi Arab se-Indonesia

(IMASASI) wilayah 3, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang

Ciputat dan Gerakan Islam Cinta yang turut memberikan warna dalam

perjalanan perkuliahan penulis hingga tahap akhir ini, semoga semakin jaya

dan semakin membawa berkah bagi umat dan masyarakat.

Ucapan terimakasih juga dihaturkan kepada pihak-pihak yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu, namun turut membantu penulis dalam penulisan

skripsi ini ataupun memberikan pelajaran hidup bagi penulis penulis tidak dapat

membalasnya dengan apapun, semoga Allah SWT yang akan membalas dengan

balasan sebaik-baiknya di dunia dna di akhirat.

Demikianlah skripsi ini dibuat. Walaupun penulis sudah berusaha dengan

sebaik mungkin untuk meminimalisir kekurangan akan tetapi nanti pasti

ditemukan kekurangan dan kelemahan. Harapan besar semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi siapa saja yang

membacanya, serta kritik dan saran juga akan penulis terima dengan hati terbuka.

Jakarta, 30 September 2018

Penulis

Mutiara Citra Mahmuda

Page 10: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

viii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................ i

ABSTRACT .......................................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................................ iv

KATA PENGANTAR .......................................................................................... v

DAFTAR ISI .......................................................................................................viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 8

C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 9

D. Perumusan Masalah ................................................................................. 10

E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 10

F. Kegunaan Penelitian.................................................................................. 10

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 12

A. Definisi Istilah .......................................................................................... 12

1. Guru Pendidikan Agama Islam .......................................................... 12

a. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam ................................... 12

b. Karakteristik Guru Pendidikan Agama Islam .............................. 15

c. Syarat Guru Pendidikan Agama Islam .......................................... 17

d. Tugas Guru Pendidikan Agama Islam .......................................... 19

e. Peran Guru Pendidikan Agama Islam ........................................... 20

2. Resiliensi ............................................................................................. 25

a. Pengertian Resiliensi ..................................................................... 25

b. Aspek Resiliensi ............................................................................ 26

c. Tahapan Resiliensi ........................................................................ 28

d. Faktor Resiliensi ........................................................................... 29

3. Resiliensi dalam Pendidikan Agama Islam ......................................... 30

4. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................ 34

Page 11: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

ix

5. Kerangka Berpikir ............................................................................... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 37

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 37

B. Metode Penelitian...................................................................................... 38

C. Pengumpulan Data dan Pengolahan Data ................................................. 38

1. Observasi ............................................................................................. 38

2. Wawancara .......................................................................................... 39

3. Dokumentasi dan Data Arsip .............................................................. 41

D. Instrumen .................................................................................................. 41

1. Peneliti ................................................................................................ 42

2. Matriks Variabel Penelitian................................................................. 42

3. Protokol Observasi .............................................................................. 45

4. Pedoman Wawancara .......................................................................... 45

E. Pengecekkan Keabsahan Data................................................................... 46

1. Validitias ............................................................................................. 46

2. Reliabilitas .......................................................................................... 47

3. Triangulasi........................................................................................... 47

F. Analisis Data ............................................................................................. 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 52

A. Deskripsi Data ........................................................................................... 52

1. Sejarah SMP Islam Ruhama Tangerang Selatan ................................. 52

2. Visi, Misi dan Tujuan SMP Islam Ruhama Tangerang Selatan .......... 52

3. Profil SMP Islam Ruhama Tangerang Seltan ..................................... 53

B. Analisis Data dan Pembahasan ................................................................. 54

1. Identitas Informan ............................................................................... 54

2. Problematika Siswa ............................................................................. 55

3. Resiliensi Siswa .................................................................................. 57

4. Faktor Pembentuk Resiliensi Siswa .................................................... 71

5. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Resiliensi

Siswa ................................................................................................... 73

Page 12: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

x

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ......................................... 78

A. Kesimpulan ............................................................................................... 78

B. Implikasi .................................................................................................... 79

C. Saran .......................................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 81

LAMPIRAN ......................................................................................................... 85

Page 13: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Karakteristik Guru Pendidikan Agama Islam ....................................... 16

Tabel 2.2 Peran Guru Pendidikan Agama Islam .................................................. 27

Tabel 3.1 Matriks Variabel Penelitian .................................................................. 40

Page 14: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makluk sosial, salah satu manifestasi nyata dari manusia

sebagai makluk sosial adalah kebutuhannya akan pertolongan orang lain sejak ia

lahir hingga masa perkembangannya. Manusia lahir dari rahim seorang Ibu,

dengan jerih payah seorang Ibu yang mengandungnya selama 9 bulan, maka

lahirlah seorang manusia. Setelah lahir, bayi membutuhkan asupan gizi dan

makanan yang baik, maka dari itu seorang Ibu akan membeirnya ASI. Kemudian

orangtua akan mengajari bayi duduk, merangkak, berdiri, berjalan hingga berlari.

Setelah seorang balita mulai tumbuh menjadi anak-anak, ia mulai mencari teman

bermain untuk menghilangkan rasa jenuhnya. Dari masa kanak-kanak, sudah

terlihat jelas bahwa manusia tidak hidup sendiri, ia membutuhkan sosok orangtua

dan teman bermain, meski tak jarang selama berkumpul dengan temannya, anak-

anak akan menangis karena kalah dari permainan atau merasa tersakiti.

Tangisan seorang anak di kala bermain bisa mengindikasikan ada

masalah yang terjadi. Masalah terjadi karena ditemukan kesenjangan (gap) antara

keinginan dengan realita yang terjadi. Seorang anak mengharapkan ia bisa berlari

kencang melawan temannya, namun setelah ia berlari beberapa langkah, kakinya

tersandung sebuah batu sehingga ia jatuh di tanah dan tidak bisa melanjutkan

larinya. Harapan seorang anak untuk memenangkan kompetisi tersebut bertolak

belakang dengan realita yang terjadi bahwa ia tiba-tiba jatuh dan tidak bisa

melanjutkan untuk berlari lagi. Kesenjangan antara harapan dengan realita inilah

acapkali membuat manusia merasa sedih, gundah dan marah. Tidak semua reaksi

dari datangnya masalah adalah tangisan ataupun kemarahan, boleh jadi seorang

manusia menghadapi masalah dengan bersikap negatif, dan boleh jadi seorang

manusia menghadapi masalah dan menyikapinya dengan hal-hal yang positif.

Manusia mulai belajar menyiapi masalah sejak ia masih kecil, mulai dari

masalah yang sederhana seperti saat ia belajar untuk berjalan, seringkali ia

terjatuh dan kemudian bangkit lagi. Hingga masalah yang membuat seorang anak

Page 15: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

2

memutar otaknya seperti saat seorang anak mengendarai sepeda dan kemudian

ada paku yang menusuk bannya. Ia pun tidak bisa melanjutkan perjalanannya dan

mencari solusi untuk memperbaiki ban bocornya. Adapula masalah traumatis

yang sangat menggoncang emosi dan mental seorang manusia, seperti

meninggalnya seorang Ibu dan Ayah yang merawatnya sejak kecil, hilangnya

seorang tempat bersandar dan bergantung adalah hal yang tidak mudah untuk

dihadapi, seorang anak bisa menjadi murung, tidak bersemangat, hingga depresi.

Depresi merupakan penyakit mental yang tidak bisa disepelekan. Depresi

dintadai dengan perasaan cemas dan sedih yang intens, jika depresi dibiarkan

berlarut-larut maka akan membuat seseorang mengalami gangguan-gangguan

perilaku dan bisa berujung kepada keputusan untuk mengakhiri hidupnya dengan

cara bunuh diri. Depresi menjadi alasan terkuat seseorang untuk bunuh diri

(commit suicide), tercatat sebanyak 40% manusia pengidap depresi memiliki

rencana untuk bunuh diri, dan hanya 15% yang berhasil melakukannya. Oleh

karena itu, depresi menjadi permasalahan yang serius dan perlu ditangani secara

khusus, terlebih menurut prediksi WHO, bahwa pada tahun 2020 masyarakat di

negara-negara berkembang, depresi merupakan salah satu gangguan mental yang

paling banyak ditemukan dan menjadi penyebab kematian terbesar kedua setelah

serangan jantung. Sebanyak 28 dari 32 orang pasien terlebih dahulu mengalami

depresi sebelum terserang penyakit.1 Sejalan dengan data tersebut, stress mental

dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh seorang. John Hopkins Medical

School mengemukakan dalam Aries Dirgayunita bahwa orang yang emosional

dan pemurung cenderung menderita penyakit yang serius seperti kanker, tekanan

darah tinggi, jantung dan tidak memiliki umur panjang.2

Seseorang yang mengidap depresi bisa melakukan pengobatan secara

biologis maupun secara psikologikal. Obat yang akan dikonsumsi oleh pengidap

depresi beragam tergantung dari tingkat depresinya, selain dengan mengonsumsi

obat, pasien bisa melakukan terapi elektorokonvulsan, yaitu terapi yang bekerja

1World Health Organization, Mental Health Action Plan 2013-2020. Geneva, 2013.

2Aries Dirgayunita, Depresi: Ciri, Penyebab Dan Penanganannya, Journal An-Nafs:

Kajian Dan Penelitian Psikologi, Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Probolinggo, Vol.

1 No. 1 Juni 2016, hal. 3

Page 16: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

3

dengan sengatan listrik, terapi ini menuai banyak kontroversi di kalangan para

ahli. Pasien juga bisa melakukan terapi-terapi psikologis yang mampu

mengurangi gangguan depresinya, seperti terapi kognitif yang berfokus pada

penanganan struktur mental seorang pasien, terapi perilaku dengan membantu

pasien mengubah pola pikir dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar, dan

terapi intrepersonal yang membantu pasien menyelesaikan gangguan sosial

interpersonalnya. 3

“Sedia payung sebelum hujan,” peribahasa ini memiliki makna yang

mendalam, bahwa pencegahan (preventif) lebih baik daripada pengobatan

(kuratif). Sama halnya dengan penanganan depresi, terlepas dari berbagai cara

untuk mengobati depresi, pencegahan depresi akan menjadi solusi terbaik untuk

kedepannya. Dengan program preventif ini, akan menekan angka depresi

seseorang menjadi lebih minim. Pencegahan ini bisa dilakukan dengan terapi-

terapi psikologis, terapi model ABC (Antecedent, Consequence, dan Belief) yang

dikembangkan oleh Albert Ellies dan Pisa Cognitive Behavioral and Social

Problem.4

Tidak setiap orang mengalami depresi usai menghadapi maslaah yang

traumatis. Ada sebagian orang yang kuat, tetap bersikap dan berpikir positif

terhadap seberat apapun masalah yang dihadapi. Untuk menjadi pribadi yang

tegar dan tidak guncang saat menemukan masalah, perlu proses pembentukan

kepribadian yang positif secara terus menerus sehingga terciptalah resiliensi.

Konsep resiliensi didasari oleh kemampuan seseorang untuk menerima,

menghadapi dan mentransformasikan masalah-maslaah ataupun kejadian negatif

yang sudah, sedang dan akan dihadapi sepanjang hidupnya. Resiliensi akan

membantu individu menjadi pribadi yang kuat, tegar dan mampu bertahan dalam

situasi apapun.5

3Tita Menawati Liansyah, Pencegahan danPenanganan Depresi Pada Siswa, Jurnal Genta

Mulisa, Volume VI No. 1 Januari-Juni 2015, hal. 20 4Ibid., hal. 22

5Erlina Lisyanti Widuri, Regulasi Emosi dan Resiliensi Pada Mahasiswa Tahun Pertama,

Humanitas Vol. IX no. 2 Agustus 2012, hal. 149

Page 17: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

4

Resiliensi bukanlah kemampuan yang tiba-tiba ada dalam diri seseorang,

karena resiliensi termasuk kedalam sebuah proses yang cukup panjang. Hal ini

senada dengan yang disebutkan oleh Masten dalam Erlina bahwa resiliensi adalah

sebuah proses dan bukan atribut atau sikap bawaan yang tetap. Oleh karena itu,

resiliensi akan lebih tepat dipandang sebagai perkembangan kesehatan mental

dalam diri seseorang yang dapat ditingkatkan dalam siklus kehidupan seseorang. 6

Menurut Reivich dan Shatte dalam Zahrotul Uyun, resiliensi memiliki

komponen penting yang mampu mendukung seseorang untuk menjadi pribadi

yang resilien, yiati: (1) regulasi emosi, (2) pengendalian impuls, (2) optimisme,

(4) empati, (5) analisis penyebab masalah, (6) efikasi diri, dan (7) peningkatan

aspek positif. Ketujuh komponen resiliensi ini membuat seseorang mampu

bersikap positif baik dari segi emosi, pola pikir hingga mental.7

Resiliensi terbentuk dari beberapa faktor yang mempengaruhi, Grotberg

dalam Zahrotul Uyun mengemukakan bahwa ada 3 faktor yang dapat

mempengaruhi resiliensi seseorang. Pertama adalah faktor I am. Faktor I am

adalah kekuatan yang datang dari dalam diri seseorang seperti perasaan, tingkah

laku dan kepercayaan yang ia anut. I am juga memiliki beberapa faktor, seperti:

perasaan dicintai dan sikap yang menarik, mencintai, empati, alruistic, bangga

kepada diri sendiri, mandiri, bertanggung jawab dan penuh dengan harpan, iman

serta kepercayaan yang teguh.8

Kedua adalah faktor I have, I have adalah aspek dengan bantuan dan

sumber dari luar diri seseorang, yaitu: memiliki hubungan dengan orang lain,

budaya atau tatanan keluarga, suri tauladan atau sosok yang dapat ditiru dan

motivasi eksternal.9

Faktor I Can merupakan faktor ketiga, yiatu kompetensi sosial dan

interpersonal seseorang, seperti: keterampilan berkomunikasi, kemampuan

memcahkan amsalah, mengatur berbagai perasaan dan rangsangan, mengukur

6Ibid., hal. 150

7Zahrotul Uyun, Resiliensi dalam Pendidikan Karakter, Prociding Seminat Nasional

Psikologi Islami 2012, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta 21 April 2012,

hal. 202-204 8Ibid., hal. 4

9Ibid., hal. 5

Page 18: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

5

tempramen diri sendiri dan orang lain serta mencari hubungan yang dapat

dipercaya.10

Dilihat dari faktor I am, keimanan serta kepercayaan yang teguh turut

ikut andil dalam membentuk resiliensi eseorang. Hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Pandu Prapanca dengan judul, “Pengaruh Tingkat

Religiusitas Terhadap Self Resiliensi Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas

Negeri 2 Karanganyar.” Hasil penelitiannya membuktikan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara Tingkat religiustias dengan Self Resiliensi.

Religiusitas memberikan kontribusi pada siswa kelas X SMAN 2 Karanganyar

sebesar 15,6% dalam meningkatkan religiusitas siswa.11

Menurut Chaplin dalam Ros Mayasari, religiusitas merupakan suatu

sistem yang kompleks, terbentuk dari kepercayaan dan keakinan kaan adanya

Tuhan, dan kemudian melakukan beragam usaha atau pendekatan dalam bentuk

ibadah-ibadah dan ritual agar dapat berhubungan dnegan Tuhan. Dalam kajian

keislaman, Zakiyah Dradjat mengungkapkan bahwa wujud terpenting dari

religiusitas adalah seseorang dapat merasakan dan mengalami secara batiniyah

tentng Tuhan, tentng adanya dunia akhirat, dan komponen lain yang ada dalam

agama Islam.12

Religiusitas bisa dilihat dari beberapa dimensi yanga da di dalamnya,

Glock dan Stark dalam Zainab Pontoh mengemukakan bahwa religiusitas

seseorang bisa diukur dengan memperhatikan seberapa jauh pengetahuannya

terkait agama yang ia anut (religious knowledge/intellectual). Seberapa kokoh

keyakinan dalam dirinya akan agamanya (religious belief/ideological), seberapa

tekun ia melakukan ibadah (religious practice/ritualistic), dan seberapa dalam

10

Ibid., 11

Pandu Prapanca, Pengaruh Tingkat Religiusitas Terhadap Self Resiliensi Siswa Kelas X

Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Karanganyar, E-Journal Bimbingan Konseling Edisi 1 Tahun

ke-6 2017, hal. 68 12

Ros Mayasari, Religiusitas Islam dan Kebahagiaan, Al-Munzir, vol. 7, No. 2, November

2015, hal. 87

Page 19: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

6

penghayatan agamanya (religious experience) sehingga dapat mempengaruhi

gerak-gerik dan tingkah lakunya sehari-hari (religious consequence/effect).13

Seorang ahli psikologi, Toulles, mengemukakan dalam Slamet Susilo

bahwa pendidikan merupakan salah satu pembentuk religiusitas seseorang, hal ini

dikarenakan pendidikan merupakan faktor sosial yang dapat membentuk

kepribadian dan sikap siswa baik dengan penyampaian materi di kelas formal,

pembiasaan di luar kelas maupun contoh nyata dan suri tauladan yang ditampilkan

oleh guru. Pengalaman-pengalaman keberagamaan yang murid dapatkan di

sekolah, mempunyai dampak yang cukup besar dalam praktek keagamaan murid

tersebut di kemudian hari dan di luar sekolahnya.14

Pendidikan Agama Islam memiliki tuntutan yang sangat besar dari

berbagai pihak untuk mengembangkan religiusitas siswa. Religiusitas dipercaya

oleh sebagian masyarakat Indonesia untuk mencipatakan pribadi yang ideal

(subjective well-being). Sebagaimana yang diungkapkan oleh, bahwa saat dimensi

keberagamaan Islam hadir dalam kehidupan remaja, maka mereka akan

cenderung berpikir sebelum bersikap dan bertindak baik terhadap dirinya maupun

terhadap orang di sekitarnya, dan menjunjung tinggi norma dan nilai agama serta

moral. Hal inilah yang akan mencegah remaja melakukan tindakan-tindakan

amoral.15

Pendidikan Agama Islam memiliki beberapa komponen dalam

prosesnya, yaitu: guru, peserta didik, materi ajar, dan lain sebagainya. Guru,

sebagai pemeran utama dalam berlangsungnya proses penddikan, memiliki peran

yang signifikan dalam berhasil atau tidaknya pendidikan tersebut. Oleh karena itu,

pengkajian terkait peranan guru Pendidikan Agama Islam perlu dilakukan secara

13

Zaenab Pontoh, Hubungan Antara Religiusitas dan Dukungan Sosial dengan

Kebahagiaan Pelaku Konversi Agama, Persona Jurnal Psikologi Indonesia, Vol. 4 No. 01 Januari

2015, hal. 123 14

Slamet Susilo. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan

Religiusitas Siswa di SMA Negeri 3 Yogyakarta, Publikasi Ilmiah Program Studi Magister

Pendidikan Islam Universitas Muhamamdiyah Surakarta, 2013 hal. 6 15

Iredho Fani Reza, Hubungan Antara Religiusitas Dengan Moralitas Pada Remaja di

Madrasah Aliyah, Humanitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Vol. X no. 2 Agustus 2013, hal.

56

Page 20: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

7

mendalam untuk menunjang peningkatan dan kemajuan dair praktis Pendidikan

Agama Islam di sekolah.

Siswa dalam tingkat Sekolah Menengah Pertama merupakan remaja

tahap awal yang masih cenderung bingung dalam memahami identitas dirinya,

karena mereka mengalami transisi dari kanak-kanak menjadi pribadi yang lebih

dewasa. Mereka mengetahui apa yang menjadi tanggung jawab mereka namun di

sisi lain mereka belum terlalu mampu untuk melaksanakan tanggung jawab

tersebut. Hal inilah yang terkadang membuat remaja sulit menentukan keputusan

dan pilihan yang tepat dalam hidupnya terutama saat situasi dan kondisi yang sulit

dan kemudian sangat membutuhkan figur teladan atau orang untuk bersandar

yang tepat dan dapat menuntunnya untuk memilih keputusan yang bijaksana.16

SMP Islam Ruhama Tangerang Selatan merupakan sekolah tingkat

Menengah Pertama yang berlokasi di JL Tarumanegara No. 67 Cirendeu, Ciputat

Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten. SMP Islam Ruhama Tangerang Selatan

sebagai sekolah Islam memiliki banyak kegiatan demi mendukung religiusitas

siswa, mulai dari kegiatan pembiasaan sebelum KBM berlangsung hingga

konsultasi dengan guru PAI bagi siswa yang memiliki masalah.

Pemilihan SMP Islam Ruhama Tangerang Selatan sebagai tempat

penelitian, karena peneliti menemukan di lapangan terdapat beberapa siswa yang

mengalami gangguan sosial karena berbagai masalah traumatis yang dihadapinya,

seperti perceraian orangtua dan keluarga yang berantakan (broken home) serta

kecelakaan. Akibat dari beberapa masalah yang terjadi tersebut, beberapa siswa

menunjukkan emosi murung, menolak untuk bersosialisasi, tidak mengikuti

pelajaran dengan baik, hingga tidak mengikuti berbagai disiplin sekolah.

SMP Islam Ruhama Tangerang Selatan sebagai sekolah Islam setidaknya

mampu mengatasi siswa bermasalah dengan nilai-nilai Islam, baik guru secara

keseluruhan maupun guru Pendidikan Agama Islam perlu memperhatikan sikap

psikologis setiap siswanya demi berjalannya pembelajaran secara efektif dan juga

psikologis siswa itu sendiri. Untuk mencegah depresi atas masalah yang bisa

16

Budi Gautama, Solusi dalam Menghadpai Permasalahan Remaja, Jurnal Hikmah, vol

VII 102 N0. 01 Januari 2013, hal. 102

Page 21: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

8

datang kapan saja, pelru dilakukan tindakan kuratif yang optimal, salah satunya

adalah membentuk resiliensi siswa.

Pendidikan Agama Islam memuat banyak materi-materi yang

mendukung dan memotivasi siswa untuk selalu bersikap positif, bersabar dalam

setiap cobaan yang datang dan juga menjadi pribadi yang teguh karena Allah

tidak mungkin memberikan cobaan di luar kemampuan hamba-Nya. Sudah

menjadi tugas guru PAI untuk menyampaikan materi-materi tersebut dengan baik

dalam bentuk pemahaman maupun pemberian contoh nyata sebagai suri tauladan

bagi para murid.

Agama Islam memberikan berbagai jawaban solutif bagi setiap

permasalahan yang terjadi dalam kehidupan, hal ini tentu dapat dipahami setelah

seseorang mempelajari hal tersbut, dan dalam kasus remaja ini tentu mereka

memahami berbagai aturan agama tersebut setelah mengikuti pembelajaran yang

disampaian oleh gurunya. Melihat pentingnya resiliensi pada siswa, materi

Pendidikan Agama Islam yang memuat nilai-nilai untuk bersikap tegar dalam

menghadapi cobaan dan guru Pendidikan Agama Islam yang menjadi jembatan

siswa untuk memahami agama, maka peneliti tertarik untuk menjadikan Peranan

Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Resiliensi Siswa SMP

Islam Ruhama Tangerang Selatan sebagai judul penelitian ini.

B. Identifikasi Masalah

Permasalahan yang peneliti temukan dalam kajian ini adalah:

1. Depresi menjadi salah satu ancaman terbesar bagi remaja untuk

melakukan bunuh diri maupun penyebab penyakit-penyakit kronis

2. Resiliensi dapat membantu remaja untuk menjadi pribadi yang tegar dan

tidak mengalami depresi

3. Religiusitas adalah salah satu faktor pembentuk resiliensi siswa

4. Pendidikan Agama Islam memiliki materi yang memuat aspek-aspek

resiliensi

5. Masalah traumatis yang dialami siswa membuat beberapa siswa depresi.

Page 22: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

9

6. Peranan guru PAI dalam membentuk resiliensi melalui pembelajaran,

perhatian dan suri tauladan

7. Nilai-nilai Islam dalam materi Pendidikan Agama Islam dapat mendukung

pembentukan resiliensi pada diri siswa

C. Pembatasan Masalah

Peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini agar lebih terarah dan

fokus pada beberapa poin sebagai berikut:

1. Tingkat resiliensi siswa SMP Islam Ruhama Tangerang Selatan.

Pengertian resiliensi ini merujuk kepada definisi yang dikemukakan oleh

Conor dan Davidson dalam Rizki Febrianilah bahwa resiliensi merupakan

perwujudan khusus kualitas dan kemampuan seseorang yang membuatnya

mampu untuk menghadapi kesulitan. Bentuk penanaman nilai resiliensi

dalam PAI termuat dalam materi (1) Ikhtiyar, (2) Tawakkal, (3) ikhlas, (4)

Sabar dan (5) shalat.

2. Peranan guru Pendidikan Agama Islam dalam membentuk resiliensi siswa

SMP Islam Ruhama Tangerang Selatan. Penelit akan mengamati dan

menganalisa aktivitas guru Pendidikan Agama Islam dalam Kegiatan

Belajar Mengajar (KBM) yang berkaitan dengan penanaman nilai

resiliensi siswa, perilaku serta kegiatan yang diadakan oleh guru

Pendidikan Agama Islam di luar KBM dalam rangka menciptakan siswa

yang resilien.

D. Perumusan Masalah

Untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini, peneliti merumuskan

masalah dalam beberapa pertanyaan di bawah ini:

1. Apa saja problematika traumatis yang dihadapi siswa SMP Islam Ruhama

Tangerang Selatan?

2. Bagaimana resiliensi siswa SMP Islam Ruhama Tangaerang Selatan?

Page 23: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

10

3. Apa saja faktor-faktor yang membentuk resiliensi siswa SMP Islam

Ruhama Tangerang Selatan?

4. Bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam dalam membentuk

resiliensi siswa SMP Islam Ruhama Tangerang Selatan?

E. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui problematika traumatis yang dihadapi oleh siswa SMP

Islam Ruhama Tangerang Selatan.

2. Untuk mengetahui resiliensi siswa SMP Islam Ruhama Tangaerang

Selatan

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang membentuk resiliensi siswa SMP

Islam Ruhama Tangerang Selatan?

4. Untuk mengetahui peran guru Pendidikan Agama Islam dalam membentuk

resiliensi siswa SMP Islam Ruhama Tangerang Selatan?

F. Keguanaan penelitian

Peneliti membagi kegunaan dalam penelitian ini menjadi 2 garis besar,

yaitu keguanaan teoritis dan keguanaan praktis.

1. Keguanaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi kontribusi ilmiah dalam

pengembangan kajian terkait resiliensi dan Pendidikan Agama Islam.

Banyak peneliti yang mengkaji tentang resiliensi dan religiusitas agama

Islam, adapun penelitian ini terfokus kepada Pendidikan Agama Islam dan

resiliensi siswa, oleh karena itu penelitian ini juga bisa menjadi referensi

bagi peneliti lainnya untuk pengkajian leih dalam dan pengembangan yang

lebih luas lagi.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Kepala Sekolah

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan bagi kepala

sekolah sebagai sarana evaluasi dan pengembangan dan peningkatan

Page 24: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

11

sistem pendidikan yang ada di sekolah yang tidak hany berfokus pada

sisi kognitif siswa, namun juga afektif dan psikomotorik siswa.

b. Bagi Guru

Menjadi sousi ilmiah dari permasalahan yang akan dihadapi

siswa dikemudian hari agar pembelajaran dapat berlangsung secara

optimal dan mengalami peningkatan yang signifikan

c. Bagi Orangtua

Memberikan gambaran dan penjelasan ilmiah bagi para

orangtua bahwa yang bertanggung jawab atas berlangsungnya

kependidikan anak bukanlah guru semata, melainkan juga

keturutsertaan para orangtua untuk mendukung pendidikan anak yang

optimal.

d. Bagi Pembaca

Menjadi khazanah keilmuan yang menambah wawasan

pembaca terkait resiliensi dan Pendidikan Agama Islam

Page 25: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

12

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Definisi Istilah

1. Guru Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian guru Pendidikan Agama Islam

Pendidikan merupakan suatu proses panjang yang memerlukan

segenap usaha sadar dan rencana yang matang dalam implementasinya,

karena pendidikan diyakini mampu membangun peradaban dan

mengoptimalkan potensi anak bangsa hingga tercipta generasi yang

memumpuni untuk memajukan negara. Hal ini tertuang dalam Undang-

Undang Dasar nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Bab I Pasal 1 bahwa pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.”17

Indonesia merupakan negara yang memegang pancasila sebagai

ideologi dan dasar negara yang sangat dijunjung tinggi, posisi kepercayaan

akan adanya Tuhan Yang Maha Esa pun menjadi perhatian yang

mendalam bagi para pemegang kebijakan, termasuk dalam hal pendidikan

nasional. Undang Undang Dasar No. 20 tahun 2003 Sistem Pendidikan

Nasional Bab V pasal 12 ayat 1 tentang Peserta Didik bahwa setiap peserta

didik berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang ia

anut dan diajarkan oleh pendidik yang seagama.18

Pendidikan Agama Islam menurut Yusuf Qardhawi dalam Saekan

adalah pendidikan yang tidak hanya terfokus pada kemampuan kognitif

peserta didik, namun juga menekankan urgensi pengembangan akal, hati,

17

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional hal. 1

18Ibid., hal. 5

Page 26: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

13

jasmani, rohani, sikap dan keterampilannya. Hal ini sejalan dengan

pendapat Marimba bahwa PAI merupakan proses bimbingan jasmani dan

rohani yang berlandaskan hukum-hukum Islam, dengan tujuan membentuk

Insan ideal sesuai dengan norma-norma Islam.19

Tidak seperti mata pelajaran lainnya, Pendidikan Agama Islam

menekankan pada pemahaman siswa akan agama Islam secara

komprehensif dan juga bagaimana pemahaman siswa akan agama tersebut

dapat berdampak pada sikap dan perilakunya sehari-hari. Keberhasilan

proses pemahaman ini tidak dapat terlepas dari komponen-komponen yang

ada dalam pendidikan Agama Islam. Salah satu komponen pendidikan

Agama Islam yang mempengaruhi pemahaman siswa adalah pendidik.

Pendidik atau guru bukanlah satu-satunya petugas dalam

pendidikan seorang anak. Dalam agama Islam, orangtualah yang memiliki

tugas utama dalam mendidik dan membimbing anak, sebagaimana yang

Allah perintahkan dalam al-Qur‟an kepada setiap orang yang beriman agar

menjaga diri dan keluarga dari api neraka, salah satu cara untuk menjaga

sanak famili dari panasnya api neraka adalah mendidik dan mengajari

keluarga dan anak-anak dengan baik. Barulah kemudian guru yang

menjadi bagian dari masyarakat menempati posisi nomor dua sebagai

pendidik setelah orang tua. Pemerintah dan diri sendiri juga termasuk

dalam pendidik menurut Islam.20

Guru menjadi salah satu dari komponen pendidikan formal yang

tidak bisa terpisahkan. Perannya yang sangat sentral dalam keberhasilan

dan keefektifan pendidikan telah membuatnya menjadi sorotan pula dalam

berbagai kajian permasalahan pendidikan. Karena segala kurikulum,

materi, metode, hingga sarana dan prasarana akan berguna secara optimal

dalam proses belajar mengajar saat guru mampu menguasai lima hal

tersebut.

19

M. Saekan Muchith, Guru PAI yang Profesional, Quality Vol. 4 No. 2, 2016, hal. 222 20

Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Silami Integrasi Jasmani, Rohani dan Kalbu Memanusiakan Manusia, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010) cet. Ke-4 hal. 170

Page 27: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

14

Secara yuridis, pengertian pendidik tertuang dalam Undang Undang no. 20

tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat 2 tentang Pendidik

dan Tenaga Kependidikan, yaitu: pendidik merupakan tenaga profesional

yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,

melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat.21

Lebih merinci lagi, Undang-Undang RI nomor 14 tahun 2005 tentang guru

dan dosen, yaitu: guru adalah pendidik profeional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.22

Beberapa pakar pedagogis dan ulama mendefinisikan pendidik atau guru

dengan ciri khas dan sudut pandang yang berbeda. Definisi dari masing-

masing ahli berbeda dengan melihat fungsi, tugas dan peran guru dari

berbagai sisi. Salah satunya yang dikemukakan oleh Hadari Nawawi, ia

menyatakan dalam Sukring bahwa guru adalah orang yang kerjanya

mengajar dan memberikan pelajaran di sekolah atau kelas, dan segala

proses yang dilaksanakan akan menjadi bekal untuk kedewasaan para anak

didik.23

Sejalan dengan Hadari Nawawi yang memandang guru lebih kepada

sebuah profesi pekerjaan, maka profesionalitas sangatlah dibutuhkan oleh

seorang guru, sebagaimana yang dipaparkan oleh Zakiah Daradjat, bahwa

guru adalah pendidik profesional, secara implisit ia akan merelakan dirinya

dan menerima tanggung jawab pendidikan yang telah berada di

pundaknya.24

21

Ahmad Habibullah, Suprapto, dkk, Kajian Peraturan Dan Perundang-undangan Pendidikan Agama Pada Sekolah, (Jakarta: Pena Cita Satria, 2008) cet ke-1 hal. 121

22 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen

Pasal 23

Ibid., 24

Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012) Ed. 1 cet. Ke-10 hal 9

Page 28: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

15

Para ulama terdahulu lebih memandang guru sebagai suatu kegiatan

pengabdian baik kepada Allah untuk menyebarkan ajaran Islam, ataupun

kepada masyarakat dalam skala luas untuk mencerdaskan anak didik. Ibn

Qoyyimah menyebut guru sebagai rabbani, yang diambil dari akar kata

rabba yurabbi dengan arti mendidik, membimbing dan mengajarkan.

Menurutnya seorang guru adalah seseorang yang mengajarkan, mendidik

dan memperbaiki anak ajarnya. Tidak hanya mengajar, guru juga harus

memiliki sifat zuhud, pemahaman agama yang mendalam, berhati-hati

dalam berfatwa dan menjawap pertanyaan murid, rela berkorban untuk

mendakwahkan agama, mengamalkan ilmu, takut kepada Allah, rindu dan

cinta akan ilmu, dan teratur selama proses mengajar.25

Kegiatan mendidik yang pada sejarah awal Islam sebagai kegiatan

pengabdian untuk umat dan tidak mengharapkan imbalan, kini menjadi

seorang pendidik adalah sebuah profesi yang menuntut kompetensi

tertentu dan juga sumber penghasilan penyokong kebutuhan kehidupan

sehari-hari. Oleh karena itu, guru Pendidikan Agama Islam dituntut untuk

selalu komitmen dalam mempertahankan profesionalitas keguruannya,

menjalankan amanat dan tugas yang diembannya, sehingga akan melekat

pada dirinya sikap dedikatif yang tinggi untuk menjamin mutu dan

kinerjanya sebagai pendidik.26

Jadi, guru Pendidikan Agama Islam adalah penanggung jawab

dalam proses pemahaman dan bimbingan kognitif, afektif, religiusitas dan

juga psikomotorik siswa dengan berlandaskan nilai-nilai Islam.

b. Karakteristik Guru Pendidikan Agama Islam

Tidak semua orang dapat menyandang gelar guru Pendidikan

Agam Islam yang ideal. Dengan banyaknya tugas dan beban yang

diembannya, akan muncul banyak celah bagi guru PAI untuk tidak

25

Abu M. Iqbal, Pemikiran Pendidikan Islam Gagasan-Gagasan Besar para Ilmuwan Muslim, (Jogja: Pustaka Pelajar, 2015) cet ke-1 hal 481

26M. Rasyid Ridla, Profesionalitas Guru Pendidikan Agama Islam dalam Proses

Pembelajaran, Tadris, Volume 3 no. 1, 2008. Hal. 32

Page 29: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

16

melakukan tugasnya secara optimal. Berikut pemaparan tentang

karakteristik dan sifat-sifat ideal yang perlu dimiliki oleh guru Pendidikan

Agama Islam:

Tabel 2.1

Karakteristik Tugas Pendidik dalam Pendidikan Islam27

No Pendidik Karakteristik dan Tugas

1 Ustadz Seorang guru yang dituntut untuk komitmen terhadap

profesionalisme dalam mengembangkan tugasnya

2 Murabbi Orang yang mendidik dan menyiapkan peserta didik agar

mampu berkreasi serta mampu mengatur, dan memelihara

hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi

dirinya, masyarakat dan sekitarnya

3 Mu’allim Orang yang menguasai ilmu dan mampu

mengembangkannya serta menjelaskan fungsinya dalam

kehidupan, menjelaskan dimensi teoritis dan praktisnya,

sekaligus melakukan transfer ilmu pengetahuan, internalisasi

serta implementasi

4 Mu’addib Orang yang mampu menyiapkan peserta didik untuk

bertanggungjawab dalam membangun peradaban yang

berkualitas di masa depan

5 Mudarris Orang yang memiliki kepekaan intelektual dan informasi

serta memperbaharui pengetahuan dan keahliannya secara

27

Sukring, Pendidik Dan Peserta Didik dalam Pendidikan Islam, (2013, Jakarta: Graha Ilmu) hal. 80

Page 30: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

17

berkelanjutan dan berusaha mencerdaskan peserta didiknya,

memberantas kebodohan mereka, serta melatih keterampilan

sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya

6 Mursyid Orang yang mampu menjadi model atau sentral identifikasi

diri atau menjadi pusat panutan, teladan dan konsultan bagi

peserta didiknya

Ibn Taimiyah dalam M. Abu Iqbal berpendapat bahwa seorang

guru perlu memiliki karakteristik dan kepribadian yang mulia, seperti: (1)

menjadi seorang khalifah (pengganti) Rasul Muhammad SAW sebagai

penyebar ajaran agama Islam, (2) menjadi seorang panutan dalam setiap

tingkah lakunya, bersikap jujur, berakhlak mulia dan memegang teguh

syariat Islam dimanapun ia berada, (3) seorang guru haruslah memiliki

kemauan dan tekad yang kuat dalam mengajar dan mendidik muridnya,

sehingga ia selalu optimal dan serius untuk mendidik muridnya, tidak

sekedar main-main, (4) memiliki kebiasaan untuk dekat dan mempelajari

al-Qur‟an, saat seorang guru selalu belajar dan membaca al-Qur‟an, maka

murid akan mudah terbawa dan termotivasi pula untuk selalu belajar al-

Quran, dan dengan terus menerus membaca al-Qur‟an seorang guru dapat

meningkatkan dan meluaskan khazanah ilmu pengetahuannya terkait

Islam.28

Selain karakteristik yang harus dimiliki seorang guru PAI, guru

PAI juga harus memiliki 4 kompetensi guru yang memumpuni, yaitu

kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan juga kompetensi

28

Abu M. Iqbal, Op. Cit, hal. 63

Page 31: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

18

sosial. Guru perlu memiliki wawasan mendalam dan keterampilan terkait

pendidik profesional, memiliki kemampuan interaksi dan komunikasi

intrapersonal dan interpersonal yang mendukung kesuksesan proses

pembelajaran, memiliki kepribadian yang matang dan bijak, serta memiliki

keterampilan yang dimiliki melalui proses pendidikan profesional.29

c. Syarat Guru Pendidikan Agama Islam

Menjadi guru yang ideal bukanlah hal mudah, banyak syarat-syarat

yang harus terpenuhi dan juga prinsip-prinsip yang dipegang teguh. Guru

memiliki delapan prinsip yan harus dipenuhi agar ia mampu memberikan

kontribusi positifnya bagi keberlangsungan pendidikan, yaitu: prinsip

teologis, formal, fungsional, kultural, komprehensivitas, substansial, sosial

dan identitas.30

Ada beberapa hal yang perlu ada dan menjadi syarat bagi para guru,

yaitu: takwa kepada Allah SWT, berilmu, sehat jasmani dan berkelakuan

baik. Takwa kepada Allah SWT merupakan wujud nyata dari tujuan

pendidikan agama Islam itu sendiri, maka untuk menyebarkan

pemahaman dan membentuk ketakwaan dalam diri peserta didik,

pendidik harus terlebih dahulu bertakwa kepada Allah SWT. Guru perlu

menjadi suri tauladan dalam segi kedalaman ilmunya, kekuatan dan

kesehatan jasmani, serta budi pekertina yang baik.31

M Ali dalam Moh. Haitami Salim berpendapat bahwa seorang

guru yang baik perlu menunaikan beberapa syarat, seperti: (1) memiliki

keterampilan konsep dan teori ilmu yang mendalam, (2) keahlian dalam

suatu bidang yang spesifik dan berkaitan dengan bidang profesi yang ia

jalani, (3) memiliki latar belakang pendidikan keguruan yang sesuai, (4)

memiliki kepekaan sosial yang tinggi dalam melihat kebutuhan

29

M. Saekan Muchith, Op. Cit.,hal. 224 30

Mukani, Redefinisi Peran Guru Menuju Pendidikan Islam Bermutu, Jurnal Pendidikan Agama Islam vol. 2 no. 1, 2004, hal. 175-188

31M. Asep Fathur Rozi, Profesionalisme Guru: Antara Beban dan Tanggung Jawab,

Edukasi, vol. 3 no. 2, 2015, hal. 954

Page 32: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

19

masyarakat, serta (5) memiliki minat tinggi untuk terus mengembangkan

diri. 32

Seorang guru perlu memiliki sopan santun dan tata krama ketika

berhadapan dengan murid, seperti (1) menjadi suri tauladan seperti yang

dipaparkan oleh banyak ulama, (2) menyebar luaskan agama Islam secara

sempurna tanpa ada yang disembunyikan, (3) memelihara ilmu

pengetahuan yang dimilikinya dengan cara belajar, mengulanginya,

mengamalkannya dan mengajarkannya kepada anak didik, serta (4)

memiliki motivasi belajar yang tinggi, baik motivasi untuk diri sendiri

maupun motivasi untuk anak didik.33

Pada intinya syarat seorang guru kembali kepada 4 kompetensi guru,

yaitu kompetensi pedagogi yang selalu meningkatkan keilmuannya,

kompetensi profesional (dalam hal ini pendidikan Agama Islam) maka

seorang guru perlu memiliki nilai-nilai Islami yang terinternalisasi dalam

pribadinya, kompetensi kepribadian dengan berakhlak mulia dan

kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik dan efektif sebagai

kompetensi sosial seorang guru.34

d. Tugas Guru Pendidikan Agama Islam

Tugas seorang guru menurut S Nasution dalam Moh. Haitami

adalah: (1) menyampaikan materi yang ia kuasai, (2) menjadi seorang

model bagi anak didik sesuai dengan teori dan materi yang diajarkan, dan

(3) menjadi seorang suri tauladan yang mulia dan baik bagi setiap anak

didiknya.35

Ibnu Taimiyah dalam Abu M. Iqbal berpendapat bahwa guru yang baik

ialah seorang guru yang mampu mengembangkan potensi yang ada

dalam diri siswa, mulai dari potensi berpikirnya, potensi keterampilan

hingga pontensi berbudi pekerti yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa

32

Moh. Haitami Salim dan Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012) Hal. 145

33Ibid., hal. 63

34Moh. Haitami Salim dan Syamsul Kurniawan, Op. Cit., hal. 147

35Moh. Haitami Salim dan Syamsul Kurniawan, Op. Cit., hal. 144

Page 33: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

20

seorang guru tidak hanya bertugas sekedar penyampaian materi saja,

namun juga bertugas untuk meningkatkan kemampuan psikomotorik dan

afektif siswa.36

Ada setidaknya 3 misi yang harus dimiliki oleh guru PAI, yaitu: misi

dakwah Islam, misi pedagodik dan misi pendidikan. Pertama, dakwah

dalam Islam tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang dan sembarang

cara.

Kedua, misi pedagogik yang diemban oleh guru PAI adalah

menjadikan pembelajaran agama sebagai pembelajaran yang

menyenangkan dan memberi kesadaran bagi siswa betapa pentingnya

mempelajari agama Islam. Ketiga, Guru tidak hanya bertugas

menyampaikan materi pelajaran tetapi juga membimbing jasmani dan

rohani siswa sehingga terbentuklah pribadi-pribadi yang berbudi pekerti

sesuai dengan norma-norma Islam.37

e. Peran Guru Pendidikan Agama Islam

Sebagaimana yang telah tertuang dalam UUD nomor 14 tahun 2005

tentang guru, maka guru memiliki peran yang kompleks terhadap para

peserta didiknya selama proses pendidikan yaitu:

1) Pendidik profesional, seorang guru adalah seorang pendidik

profesional yang memiliki kompetensi dalam merancang

perangkat pendukung pembelajaran peserta didik. Terlebih

untuk guru Agama Islam, ia harus mampu

menginternalisasikan materi-materi yang diajarkannya dalam

keprbadian dan ucapan kesehariannya, sehingga peserta didik

mampu belajar dengan melihat suri tauladan dalam diri guru.

Untuk mendukung kompetensi ini, maka diperlukan latar

pendidikan yang relevan dengan keguruan atau pedagogis.

2) Pengajar, kegiatan belajar pembelajaran adalah kegiatan inti

dalam proses pendidikan, dan guru memiliki kontrol dalam

36

Abu M. Iqbal, Op. Cit., hal. 13 37

M. Saekan Muchith, Op. Cit., hal. 233

Page 34: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

21

menguasai kegiatan pembelajaran. Seorang guru harus

mampu menguasai suasana kelas untuk menjaga proses

pembelajaran tetap kondusif dari awal waktu Kegiatan

Belajar Mengajar (KBM) hingga akhir sehingga tercapainya

tujuan pembelajaran. Penguasaan guru terhadap kelas

pembelajaran terlihat dari sikap dan reaksi siswa selama

pembelajaran.saat guru dapat menangani kelas dengan baik,

para peserta didik akan mematuhi cara dan metode

pembelajaran yang guru siapkan, namun saat guru tidak

mampu menguasai kelas dengan baik, maka peserta didik

akan bersikap semaunya dan tidak mengikuti pembelajaran

dengan baik.

3) Pembimbing, pendidikan merupakan proses bimbingan yang

kontinu dan komprehensif. Guru menjadi pembimbing

peserta didik agar peserta didik mampu memahami apa yang

harus dilakukan dan pa yang tidak bisa dilakukan. Peserta

didik memiliki kemampuan dan pengetahuan yang terbatas,

oleh karena itu guru perlu membimbing peserta didik agar

mereka mampu mengoptimalkan segenap potensi dan

pengetahuan yang dimilikinya sehingga mampu menjadi

insan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan bagi orang lain.

4) Pelatih, setiap anak memiliki fitrah, kemampuan dan

kecenderungan masing-masing akan suatu hal. Seorang guru

perlu menemukan potensi yang dimiliki setiap muridnya agar

ia mampu melatih dan mendukung siswa untuk

mengembangkan kemampuan dan bakat siswa. Pendidikan

nasional Indonesia tidak hanya terpaku pada pencapaian

kognitif siswa, namun juga pada segi afektif dan

psikomotorik siswa. Oleh karena itu, peran guru sebagai

pembimbing peserta didik adalah mencakup kegiatan

Page 35: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

22

pengarahan dan bimbingan instruksional, afektif dan

psikomotorik siswa.

Mengingat peran guru yang sentral dalam poros berjalannya

pendidikan, maka seorang guru selain memiliki peran sebagai pengajar

juga memiliki peran ganda dalam profesinya, seperti:

1) Menjadi pembina bagi muridnya. Seorang guru memiliki

peran membina dan membimbing setiap anak didiknya

dengan adil dan bijaksana, binaan seorang guru kepada anak

didik tentu akan membekas di benak anak didik saat sang

guru juga membina sang murid dengan sepenuh hati. Tidak

dapat menutup kemungkinan seorang murid menghadapi

masalah, saat itulah guru bermain perannya sebagai pembina

yang mampu membantu siswanya untuk memecahkan

masalah tersebut.

2) Spiritual father (Bapak rohani), guru pendidikan agama Islam

haruslah memiliki ilmu pengetahuan agama dan juga

pengalaman beragama yang memumpuni, dengan ini guru

dapat menjadi seorang bapak rohani bagi muridnya dengan

cara memberikan santapan rohani dalam bentuk nasihat,

motivasi dan juga bimbingan kepada murid. Manusia

memiliki kebutuhan jasmani dan rohani, kebutuhan jasmani

dapat dipenuhi dengan makanan dan minuman, sedangkan

kebutuhan rohani bisa diperoleh melalui pengalaman

beragama seperti shalat, membaca al-Qur‟an, mendengarkan

ceramah, dsb.

3) Guru memiliki peran sebagai suri tauladan atau role model

yang nyata bagi muridnya, baik teladan dalam sisi kedalaman

dan keluasan ilmunya maupun teladan dalam sikap dan budi

pekertinya.38

38

Abd. Rachman Assegaf, Filsafat Pendidikan Islam Paradigma Baru Pendidikan Hadhari Berbasis Integral – Interkonektif, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011) cet. Ke- 1, hal. 12

Page 36: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

23

Peran guru bisa diperhatikan dalam konteks hubungannya dengan

peserta didik. Kegiatan utama pendidikan di sekolah adalah belajar dan

pembelajaran di dalam kelas. Guru perlu memiliki kontrol, kekuatan dan

keterampilan untuk menguasai kondisi dan situasi kelas belajarnya.

Penguasaan guru terhadap situasi kelasnya bukan berarti membuat murid

menjadi pasif selama proses pembelajaran. Dalam hal ini, gurulah yang

memegang kendali atas apa yang perlu dilakukan selama pembelajaran

demi tercapainya tujuan pembelajaran dengan menerapkan berbagai

pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan

dan kemampuan siswa.39

Moh. Haitami Salim menyatakan bahwa Guru PAI memiliki peran

dalam proses belajar mengajar, psikologi dan juga pribadi guru, yaitu:

Tabel 2. 2

Peran Guru Pendidikan Agama Islam 40

Proses Pengajaran Psikologi Pribadi

Demonstrator yang

mampu menguasai dan

meningkatkan khazanah

keilmuan baik pribadi

maupun anak didiknya

Ahli Psikologi

Pendidikan yang mampu

memahami karakteristik

setiap anak didik

Petugas sosial

yag bermanfaat

bagi lingkungan

sekitarnya

Pengelola kelas yang

andal

Seniman dalam

hubungan antar manusia

Pelajar dan

ilmuwan sejati,

tidak pernah

berhenti belajar

Mediator dan fasilitator

anak didik selama

pembelajaran

Mampu membentuk

kelompok belajar yang

menyenangkan

Orangtua anak

didik yang

mengayomi dan

39

Sulaiman Saat, Guru: Status dan Kedudukannya di Sekolah dan Dalam Masyarakat, Auladuna Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar,, Vol. 1 no. 1 Juni 2014, hal. 107

40Moh Haitami Salim dan Syamsul Kurniawan, Op. Cit., hal. 148-161

Page 37: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

24

mengasihi

Evaluator yang mampu

menilai dan mengukur

perkembangan anak

didiknya dengan baik

Suri tauladan

yang ideal

Administrator Memberikan

keamanan bagi

anak muridnya

Guru adalah orangtua kedua di sekolah bagi para peserta didik.

Setiap gerak gerik dan ucapannya mampu mempengaruhi cara peserta didik

bersikap. Guru PAI memiliki beban yang lebih berat pada pengembangan

kepribadian siswa sesuai dengan nilai-nilai Islam. Guru PAI memiliki

pengetahuan yang lebih mendalam tentang Islam dan kemampuan untuk

mengembangkan kepribadian siswa, meskipun pada dasarnya setiap guru

juga memiliki tanggung jawab untuk membentuk pribadi siswa yang

budiman.

Setiap siswa memiliki beban dan masalah yang beragam. Kedua

hal inilah yang dapat memicu pergolakan batin siswa sehingga membuat

siswa tidak bersikap sebagaimana biasanya. Siswa merespon atas masalah

dan tuntutan beban yang harus diembannya dengan berbagai sikap, jika ia

bisa mengatasinya maka ia tidak akan mengalami stres, sedangkan jika ia

tidak mampu mengatasinya maka ia akan mengalami strs negatif atau yang

bisa disebut dengan distress.41

Stres dapat terlihat dari respon psikis dan fisik yang tampak dalam

diri siswa sesuai dengan tahapan stres yang dimilikinya. Untuk mencegah

siswa mengalami stres, perlu dibentuknya pribadi yang kuat, tegar dan kebal

dalam menghadapi segala sesuatu. Pembentukan kepribadian dan karakter

tersebut tidak hanya dilakukan oleh siswa itu sendiri, tapi juga dipengaruhi

41

Rafy Sapuri, Psikologi Islam: Tuntunan Jiwa Manudia Modern, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009) hal. 418

Page 38: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

25

oleh communities of character yang ada disekelilingnya, yakni keluarga,

sekolah, teman, institusi keagamaan, media, pemerintah, dan pihak

lainnya.42

Guru sebagai bagian dari communities of character secara

konseptual memiliki peran yang signifikan dalam setiap proses

pembentukan karakter siswa, begitu pula dalam pembentukan resiliensi

dalam pribadi siswa yang kuat dan mampu menghadapi masalah dan cobaan

terberat sekalipun. Oleh karena itu, guru tidak hanya berperan dalam

membuat peserta didik paham mengenai suatu materi (knowing), namun

juga paham bagaimana harus bertindak (doing) dan bersikap (being).43

2. Resiliensi

a. Pengertian Resiliensi

Resiliensi dalam bahasa Inggris disebut dengan resilience. Resilience

secara bahasa menurut kamus Cambridge adalah, “the ability to be

happy, successful, etc. again after something difficult or bad has

happened.” 44

Resiliensi adalah kemampuan untuk menjadi senang,

sukses dan lain sebagainya setelah suatu hal yang sulit dan buruk terjadi.

Seseorang yang memiliki resiliensi dalam dirinya disebut dengan pribadi

yang resilien atau dalam bahasa Inggris resilient. Resilient secara bahasa

adalah, “strong enough to get better quickly after problems, illness,

damage etc.”45

Pribadi yang resilien adalah pribadi yang cukup kuat

untuk menjadi lebih baik setelah terjadinya permasalahan, sakit dan

kehancuran.

Dalam perkembangan kehidupan manusia, tentu akan ada suatu

masa datangnya tekanan traumatis ataupun kejadian yang tidak sesuai

dengan harapan. Hal ini bisa jadi membuat seseorang mengalami stres

42

Zahrotul Uyun, Resiliensi dalam Pendidikan Karakter, Prosiding Seminar Nasional Psikologi Islami 2012, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta 21 April 2012, hal. 207

43 M. Saekan Muchith, Op. Cit., hal. 220

44Cambridge Advanced Learner’s Dictionary, Cambridge University Press.

45Pearson Education Limited, Longman Active Study Dictionary 5th Edition, (Inggris,

2010). Hal. 758

Page 39: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

26

dan depresi jika tidak dapat atau tidak siap menghadapinya. Tapi tidak

menutup kemungkinan juga manusia mampu menghadapi masalah

seberat apapun dengan segenap kekuatan dan kemampuannya, proses

bertahan ini lah yang biasa disebut dengan resiliensi.

Kajian resiliensi termasuk kedalam kajian ranah psikologi, dimana para

pengkaji akan mengkaji tentang keadaan jiwa seseorang dalam

menghadapi berbagai masalah. Definisi resiliensi dapat dilihat dari sisi

secara fisik, lingkungan sosial, individu, dan ekonomi. Salah satunya

seperti yang disebut oleh Abel dalam kajian yang dilakukan oleh

Community and Regional Resilience Institute, “resilience in the

Ecological system domain is the ability to persist through future

disturbances.”46

Konsep resiliensi didasari oleh kemampuan seseorang untuk menerima,

menghadapi dan mentransformasikan masalah-masalah ataupun kejadian

negatif yang sudah, sedang dan akan dihadapi sepanjang hidupnya.

Resiliensi akan membantu individu menjadi pribadi yang kuat, tegar dan

mampu bertahan dalam situasi apapun.47

Resiliensi bukanlah kemampuan yang tiba-tiba ada dalam diri seseorang,

karena resiliensi termasuk kedalam sebuah proses yang cukup panjang.

Hal ini senada dengan yang disebutkan oleh Masten dalam Erlina bahwa

resiliensi adalah sebuah proses dan bukan atribut atau sikap bawaan yang

tetap. Oleh karena itu, resiliensi akan lebih tepat dipandang sebagai

perkembangan kesehatan mental dalam diri seseorang yang dapat

ditingkatkan dalam siklus kehidupan seseorang.48

Dari beberapa pemaparan yang telah disebutkan, resiliensi memiliki

makna yang fokus kepada kemampuan seseorang dalam mengahadapi

beragam masalah yang menekan dan traumatis, menjadikan hal-hal

46

Community and Regional Regional Institute, Definitions of Community Resilience: An Analysis, Meriidan Institute

47Erlina Lisyanti Widuri, Regulasi Emosi dan Resiliensi Pada Mahasiswa Tahun Perama,

Humanitas Vol. IX no. 2 Agustus 2012 hal. 149 48

Ibid., hal. 150

Page 40: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

27

negatif yang terjadi dalam hidupnya sebagai pemicu untuk menjadi lebih

baik.

b. Aspek Resiliensi

Conor dan Davidson dalam Rizki Febrinabilah menyatakan bahwa

resiliensi merupakan perwujudan khusus kualitas dan kemampuan

seseorang yang membuatnya mampu untuk menghadapi kesulitan.

Resiliensi mengandung 5 aspek kepribadian, yaitu:

1) Kompetensi personal. Memiliki pemahaman mendalam terkait

tujuan hidup, menjadikan masalah sebagai bagian dari

pelajaran kehidupan sehingga ia tetap mampu meraih tujuan

hidupnya dalam situasi apapun.

2) Percaya diri. Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini,

setiap orang pasti memiliki kekurangan dan kelebihan,

seseorang dengan kepercayaan diri mampu menerima dan

memperbaiki kekurangan dalam dirinya dan juga

mengoptimalkan kelebihan yang ia punya sehingga menjadi

manfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

3) Bersikap positif. Seperti koin dengan dua sisi, begitu pula

kehidupan yang kerap memiliki sisi positif dan sisi negatif

secara bersamaan. Resiliensi mampu membuat seseorang

berpikir positif meski berada dalam situasi negatif sekalipun.

Pikiran positif akan membawa seseorang kepada perbuatan

yang positif pula.

4) Pengendalian diri. Seseorang yang resilien akan mampu

mengendalikan dirinya dan beradaptasi dengan berbagai situasi

yang mengguncang dan tidak terbawa emosi berlebihan saat

menghadapinya.

5) Pengaruh spiritual. Keyakinan terhadap adanya Tuhan beserta

ketentuan-Nya menjadi pengaruh yang signifikan bagi

seseorang untuk bertindak. Kepercayaan bahwa seseorang

Page 41: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

28

memiliki Tuhan untuk memohon pertolongan juga menjadi

salah satu alasan baginya untuk tidak berputus asa.49

Komponen lain yang ada dalam resiliensi disebutkan oleh Reivich

dan Shatte dalam Zahrotul Uyun, yaitu:

1) Regulasi emosi, adalah kemampuan seseorang untuk tetap

tenang dalam menghadapi tekanan.

2) Pengendalian impuls, adalah kemampuan seseorang untuk

mengendalikan keinginan dan dorongan yang muncul dalam

dirinya, termasuk juga mengendalikan tekanan yang ia hadapi.

3) Optimisme, seorang prbadi yang resilien mampu berpikir dan

bersikap optimis dan positif meskipun dalam situasi genting

sehingga ia dapat mengatur arah hidupnya dengan baik.

4) Empati, adalah kemampuan individu untuk memahami tanda-

tanda psikologis yang terjadi di orang sekitarnya, sehingga ia

mampu bertindak sesuai dengan keadaan.

5) Analisis penyebab masalah, adalah saat seseorang mampu

sexcara akurat mengidentifikasikan penyebab dari masalah

yang ia hadapi.

6) Efikasi diri, adalah kemampuan dan keyakinan seseorang

untuk memecahkan masalahnya sendiri secara efektif.

7) Peningkatan aspek positif, seorang individu yang bersikap dan

berpikir positif dan membedakan resiko yang realistis dan

tidak realistis serta memiliki makna dan tujuan hidupnya. 50

c. Tahapan Resiliensi

Sebagaimana yang telah disebutkan bahwa resiliensi adalah sebuah

proses yang dinamis. Proses ini memiliki beberapa tahapan, hal ini

dijelaskan oleh Coulson dalam Jabbal Apriawal terkait 4 tahapan (level)

49

Rizki Febrinaliah dan Ratih Arruum Llistiyandini, Hubungan Antara Self-Compassion Dengan Resiliensi Pada Mantan Pecandu Narkoba Dewasa Awal, Prosiding Konferensi Nasional Peneliti Muda Psikologi Indonesia 2016 Vol. 1 no. 1, hal. 22

50 Zahrotul Uyun, Op. Cit., hal. 202-204

Page 42: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

29

yang dapat terjadi ketika seseorang menghadapi situasi yang cukup

menekan, yaitu:

1) Succumbing (mengalah), adalah suatu kondisi individu yang

menurun dan membuatnya mengalah atau menyerah setelah

menghadapi suatu ancaman atau situasi yang menekan.

Individu yang menempati tahap ini berpotensi untuk

mengalami stres dan depresi, dan cenderung mencari pelarian

yang membuatnya merasa lebih tenang, pelarian ini bisa ke

arah positif seperti melakukan hal-hal keagamaan atau juga ke

arah yang negatif seperti menggunakan narkoba, melakukan

kriminalitas hingga bunuh diri.

2) Survival (bertahan), pada level ini seorang individu telah

berhasil untuk tidak menyerah dan putusa asa, ia memutuskan

untuk tetap bertahan meskipun akan terasa sangat berat dan

sulit.

3) Recovery (pemulihan), merupakan suatu kondisi ketika

individu mampu pulih kembali pada fungsi psikologis dan

emosinya secara wajar dan dapat beradaptasi terhadap situasi

yang menekan.

4) Thriving (Berkembang dengan pesat), setelah mengalami

berbagai gejolak dan tekanan dan juga usaha untuk tetap

bertahan hingga pulih, seseorang pada level ini seorang

individu dapat memandang masalah yang dihadapinya sebagai

batu loncatan untuk mengembangkan dirinya menjadi pribadi

yang lebih baik dan tegar dari sebelumnya.51

d. Faktor resiliensi

Resiliensi yang terdapat dalam diri seseorang dapat dipengaruhi

oleh beberapa faktor. Gotberg mengemukakan dalam Eva Zulaifah tentang

3 sumber resiliensi, yaitu: (1) Sumber internal dalam diri pribadi yang

51

Jabbal Apriawal, Resiliensi Pada Karyawan yang Mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), Empathy Vol. I no. 1 Desember 2012

Page 43: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

30

disebut dengan istilah ‘I am’, (2) sumber eksternal dengan istilah „I have‟,

serta (3) sumber dari kemampuan interpersonal dengan istilah ‘I can’.52

Faktor I am adalah kekuatan yang datang dari dalam diri seseorang

seperti perasaan, tingkah laku dan kepercayaan yang ia anut. I am juga

memiliki beberapa faktor, seperti: perasaan dicintai dan sikap yang

menarik, mencintai, empati, altruistic, bangga kepada diri sendiri, mandiri,

bertanggung jawab dan penuh dengan harapan, iman serta kepercayaan

yang teguh.53

Iman serta kepercayaan yang teguh merupakan bagian dari sisi

religiusitas seseorang. Religiusitas terdiri dari beberapa dimensi yang

saling mempengaruhi dan kompleks sebagaimana yang dipaparkan oleh

Glock and Stark dalam Fridayanti bahwa seseorang yang memiliki ilmu

mengenai agama secara mendalam akan memiliki keimanan dan keyakinan

yang teguh terhadap adanya Tuhan, pengetahuan dan keyakinan yang

mendalam tersebut akan membuat seseorang mentaati perintah Tuhan dan

menjauhi larangan-Nya, penghayatan akan ajaran agama juga akan

berdampak pada kepribadian dan perilaku seseorang sehari-hari.54

Umat muslim memiliki pedoman hidup sesuai perintah Tuhan

dalam bentuk al-Qur‟an dan Hadits, kedua sumber hukum Islam tersebut

menjadi „buku wajib‟ bagi umat Muslim untuk mengetahui apa tujuan

hidup di dunia ini. Saat seseorang telah mengetahui ke arah mana ia akan

mengarahkan kehidupannya, maka ia akan lebih memaknai hidup yang ia

jalani. Tujuan hidup adalah salah satu dari dimensi PWB (Psychological

Well Being) atau psikologis seseorang yang berkaitan dengan kebahagiaan

dan kesejahteraan. Seseorang yang memiliki religiusitas yang tinggi, maka

ia juga memiliki harapan yang tinggi akan hidup, harapan tersebut akan

mendukung seseorang untuk terus berpikir dan bertindak positif selama

hidupnya. Kebahagiaan dan kesejahteraan akan dirasakan oleh seseorang

52

Eva Zulaifah, Op. Cit., hal. 4 53

Ibid., hal. 4 54

Fridayanti, Religiusitas, Spiritualitas dalam Kajian Psikologi dan Urgensi Perumusan Religiusitas Islam, Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2015, Vol. 2, No. 2, hal. 200

Page 44: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

31

yang memiliki pemikiran dan tindakan positif, oleh karena itu religiusitas

dapat menjadi jalan keluar bagi orang-orang yang hendak mencari

kebahagiaan.55

Faktor kedua dari resiliensi adalah I have. I have adalah aspek

dengan bantuan dan sumber dari luar diri seseorang, yaitu: memiliki

hubungan dengan orang lain, budaya atau tatanan keluarga, suri tauladan

atau sosok yang dapat ditiru, dan motivasi ekstrenal.56

Faktor I Can adalah kompetensi sosial dan interpersonal

seseorang, seperti: keterampilan berkomunikasi, kemampuan memecahkan

masalah, mengatur berbagai perasaan dan ransangan, mengukur

tempramen diri sendiri dan orang lain serta mencari hubungan yang dapat

dipercaya.57

3. Resiliensi dalam Pendidikan Agama Islam

Permasalahan adalah kejadian yang pasti terjadi dalam kehidupan setiap

manusia. Dalam Islam, permasalahan dan cobaan bisa terjadi karena Allah ingin

menguji hamba-Nya atau memberikan balasan atas apa yang telah dilakukan

hamba-Nya. Oleh karena itu, Allah selalu memerintahkan hamba-Nya untuk

tidak berputus asa dalam menghadapi segala cobaan, sebagaimana Allah

berfirman dalam al-Qur‟an:

إل الله روح من ي يأس ل إنه يا بن اذهبوا ف تحسسوا من يوسف وأخيه ول ت يأسوا من روح الله

الكافرون القوم

“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf

dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.

55

Ros Mayasari, Religiusitas Islam dan Kebahagiaan, Al-Munzir Vol. 7, No. 2, November 2014 hal. 99

56Ibid., hal. 5

57Ibid.,

Page 45: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

32

Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang

kafir". (Q.S. Yusuf 12:87)

Allah adalah Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

dengan rahmat-Nya tidak ada satu makhlukpun yang luput dari curahan kasih

sayang dan rezeki-Nya. Masalah kerap datang sebagai pengingat betapa

lemahnya manusia dan butuh pertolongan Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa.

Maka tak jarang seseorang menjadi pribadi yang lebih baik dan mendekatkan

diri kepada Allah SWT setelah berbagai masalah yang ia hadapi. Selain tidak

berputus asa, Allah juga memberikan bagi hamba-Nya untuk menyelesaikan

suatu masalah, yaitu sabar dan shalat.

Dalam Islam, konsep resiliensi sejalan dengan sikap sabar, hijrah,

ikhtiyar, ikhlas dan tawakkal. Sabar adalah suatu kondisi seseorang mampu

mengendalikan emosinya, tidak terbawa amarah dan berpikir positif. 58

Al

Jauziah dalam Qurotul Uyun menyatakan bahwa kesabaran adalah ketenangan

dan ketabahan seseorag dalam menghadapi dan menerima penderitaan

sehingga ia mampu mengatasi masalah tanpa berkeluh kesah.59

Orang

bersabar akan selalu tenang dalam menghadapi masalah karena ia yakin

setelah kesulitan pasti ada kemudahan sebagaimana firman Allah dalam Al-

Qur‟an:

ن مع العسر يسراإ

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Q.S. Al-Insyirah

94:6)

Dalam al-Qur‟an surat al-Baqarah ayat 45, sabar disandingkan dengan

kata shalat, hal ini menunjukkan bahwa sabar saja tidak cukup untuk

58

Subandi, Sabar: Sebuah Konsep Psikologi, Jurnal Psikologi, Volume 38 No. 2, 2011, hal. 215

59Qurotul Uyun, Sabar dan Shalat Sebagai Meningkatkan Resiliensi di Daerah Bencana,

Yogyakarta, Jurnal Intevensi Psikologi, Vol. 4 no. 2 Desember 2012, hal. 256

Page 46: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

33

menyelesaikan masalah yang terjadi. Umat muslim perlu mendirikan shalat

dengan kekhusyu‟an penuh agar hati selalu terpaut dengan Allah SWT dan

merasakan ketenangan juga kedamaian dalam hatinya.

Resiliensi dalam Islam juga disebut sebagai Hijrah. Secara terminologi

hijrah memiliki arti at-tarku yaitu berpindah, secara terminologi, perpindahan

tersebut bisa dilihat dari 2 aspek, yaitu perpindahan fisik yang biasa disebut

dengan hijrah makaniyah dan perpindahan mental atau hati atau biasa disebut

dnngan hijrah maknawiyah/qalbiyah. Esesensi yang sama dari kedua

perpindahan tersebut adalah perpindahan menuju sesuatu yang lebih baik.

Syahar dalam Zahrotul Uyun menyatakan bahwa hijrah adalah kemampuan

seseorang untuk berpindah dari nilai yang kurang baik menuju nilai yang lebih

baik, menjadikan masalah yang bersifat negatif menjadi sesuatu yang positif

untuk memperbaiki pribadinya. Hal ini sejalan dengan aspek-aspek resiliensi

dengan bersikap positif.60

Cobaan adalah bagian dari Allah mengajak hamba-Nya untuk menjadi

hamba yang lebih tangguh dan kuat. Karena saat seseorang telah kuat dan

tangguh dalam menghadapi segala cobaan yang dihadapinya, kesabaran itulah

yang akan membuat hamba Allah dicintai oleh Allah.

لونكم و و الثمرات و الن فس و موا ال من ن قص و الوع و الوف من بشيء لنب

الصابرين بشر

"Dan sesungguhnya akan Kami beri kamu percobaan dengan se­suatu

dari ketakutan dan kelaparan dan kekurangan dari harta­ benda dan jiwa-jiwa

dan buah buahan; dan berilah khabar yang menggembirakan kepada orang

yang sabar.” (Q.S. Al-Baqarah 155)

60

Zahrotul Uyun, Op. Cit., hal. 2013

Page 47: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

34

Ikhtiyar adalah bagian langkah seorang muslim untuk menyelesaikan

masalah. Sabar tidak cukup menjawab rintangan yang ada, dibutuhkan usaha

keras dan tekad yang kuat untuk dapat menyelesaikan masalah itu sendiri.

Ikhtiyar adalah usaha seseorang secara optimal untuk mencapai tujuan yang ia

harapkan dan mendapatkan ridho Allah SWT. ikhtiyar menjadi bagian aspek

resiliensi yaitu kompetensi personal. Seseorang paham akan kemampuan dan

kelemahan yang ia miliki, maka saat ia dihadapi sebuah masalah, ia akan

mengerahkan segenap kemampuan yang ia miliki dan juga memohon

pertolongan orang lain untuk melengkapi kekurangan yang ia miliki dalam

menyelesaikan masalah tersebut.61

Manusia tidak dapat memastikan segala hal berjalan sesuai dengan yang

ia harapkan, karena tugas manusia adalah selalu berusaha dengan giat dan

menyerahkan hasil terbaik dari jerih payahnya kepada Allah SWT. Sikap ini

dinamakan dengan tawakkal, lebih rinci lagi, tawakkal adalah saat seseorang

menyerahkan segala sesuatu kepada kehendak Allah SWT setelah ia berjuang

dan berusaha untuk mewujudkannya.62

Menerima segala sesuatu dan melakukan sesuatu dengan ikhlas adalah

bagian dari resiliensi seseorang. Ikhlas adalah menerima segala sesuatu karena

Allah SWT. Seseorang yang menerima dengan lapang dada dan ikhlas segala

cobaan dan masalah yang ada akan selalu mendapatkan ketenangan dan

ketentraman dalam hatinya. Karena ia yakin, segala sesuatu terjadi atas

kehendak-Nya.63

1. Hasil Penelitian yang Relevan

Sejauh ini penelitian terdahulu lebih memfokuskan Hubungan antara

resiliensi dengan sikap religiusitas, misalnya pada penelitian yang dilakukan

61

Mu’ammar, “Kajian Hadis Tentang Konsep Ikhtiyar Dan Takdir dalam Pemikiran Muhammad Al-Ghazali dan Nurcholis Madjid,” Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2011. Dipublikasikan, hal. 37

62Mohd Fathi Yakan Bin Zakaria, “Konsep Tawakkal dalam al-Qur’an,” Skripsi Fakultas

Ushuluddin UIN Sultan Syarif Riau: 2013. Dipublikasikan. Hal. 20 63

Shofaussamawati, Ikhlas Perspektif Al-Qur’an, Hermeuntik, Vo. 7 No. 2, 2013, hal. 379

Page 48: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

35

oleh Pandu Prapanca dengan judul, “Pengaruh Tingkat Religiusitas Terhadap

Self Resiliensi Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Karanganyar”

dengan hasil penelitian terdapat pengaruh yang signifikan antara Tingkat

Religiusitas dengan Self Resiliensi.64

Penelitian yang tidak jauh berbeda

dengan judul, “Hubungan Antara Religiusitas Dengan Resiliensi pada Remaja

di Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta,” oleh Dhita Luthfi

Aisha yang juga menyatakan adanya hubungan positif yang signifikan antara

religiusitas dengan resiliensi remaja panti asuhan.65

Penelitian relevan yang

lainnya peneliti kaji juga dari penelitian dengan judul “Sabar dan Shalat

Sebagai Model Untuk Meningkatkan Resiliensi di Daerah Bencana,

Yogyakarta” oleh Qurotul Uyun, dalam penelitian ini dipaparkan mengenai

implikasi pembiasaan sabar dan shalat untuk meningkatkan resiliensi korban

bencana alam.66

Ketiga penelitian di atas memaparkan terkait tingkat religiusitas yang

masih umum pada remaja dan pengaruhnya terhadap resiliensi diri. Oleh

karena itu, sejauh ini belum ditemukan secara rinci dan juga mendalam

mengenai Peranan Guru Pendidikan Agama Islam sebagai jembatan

religiusitas seorang remaja dalam membentuk resiliensi siswa.

64

Pandu Prapanca, Pengaruh Tingkat Religiusitas Terhadap Self Resiliensi Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Karanganyar, E-Journal Bimbingan Konseling Edisi 1 Tahun ke-6 2017 hal. 68

65Dhita Luthfi Aisha, Hubungan Antara Religiusitas Dengan Resiliensi pada Remaja di

Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Naskah Publikasi hal. 12

66Qurotul Uyun, Loc. Cit.,

Page 49: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

36

Bagan 2. 1

Alur Kerangka Berpikir

2. Kerangka Berfikir

Adversity yang

dialami siswa

Siswa mengalami

kesulitan belajar

Peran Guru

Pendidikan Agama

Islam

1. Pembina

2. Spiritual Father

3. Suri tauladan

Resiliensi dalam

Islam

1. Hijrah

2. Sabar

3. Shalat

4. Ikhtiyar

5. Tawakkal

6. Ikhlas

Pembentukan

resiliensi siswa oleh

guru PAI

Peranan guru PAI

dalam membentuk

resiliensi siswa

Page 50: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

Tempat yang menjadi objek penelitian ini adalah SMP Islam Ruhama

Tangerang Selatan yang berlokasi di JL. Jl. Tarumanegara No. 67 Cirendeu,

Tangerang Selatan. Penelitian ini akan menghabiskan waktu selama kurang lebih

7 bulan.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian menurut Coghlan dan Brannick dalam Samiaji Sarosa

adalah, “cara yang akan digunakan oleh para peneliti untuk mencawab permasalah

penelitian atau rumusan masalah.”67

Cara-cara yang ditempuh peneliti ini perlu

disesuaikan dengan tujuan peneliti melakukan penelitian tersebut, apakah

penelitian dilakukan untuk membuktikan suatu hipotesis, atau untuk menjabarkan

suatu keadaan atau fenomena yang terjadi dan tujuan penelitian lainnya.

Penelitian kualitatif biasanya digunakan oleh seseorang yang ingin menggali

motif dari perilaku seseorang atau menjabarkan suatu fenomena. Melalui

penelitian seperti ini, seseorang akan mampu menganalisa beragam faktor yang

mendukung seseorang untuk memiliki suatu sikap atau yang membuat seseorang

menyukai atau tidak menyukai sesuatu. Penelitian ini tepat bagi peneliti yang

ingin menggali lebih dalam peran guru Pendidikan Islam, oleh karena itu

pendekatan penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif.68

Peneliti menggunakan desain penelitian kualitatif deskriptif dengan tujuan

menggambarkan, menjabarkan suatu kondisi sosial, situasi dan beragam realitas

yang terjadi di masyarakat. Peneliti perlu meneliti masalah dalam penelitian ini

secara mendalam mengenai bagaimana guru Pendidikan Agama Islam

membentuk resiliensi siswa SMP Islam Ruhama Tangerang Selatan dan

67

Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar, (Jakarta: PT Indeks, 2017) hal. 39 68

C. R. Kothari, Research Methodologies (Research and Techniques), (New Delihi: New Age International (P) Limited, Publishers, 2004) versi revisi kedua, hal. 4

Page 51: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

38

bagaimana resiliensi siswa SMP Islam Ruhama Tangerang Selatan. Penelitian

akan suatu kasus secara mendalam inilah yang disebut dengan studi kasus.69

Subjek penelitian ini adalah guru PAI, 3 orang siswa dengan adveristy yang

beragam. Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam

penelitian ini adalah observasi, wawancara semi-terstruktur, angket dan

dokumentasi data.

C. Pengumpulan dan Pengolahan Data

Peneliti melakukan pengumpulan dan pengolahan data yang valid sesuai

dengan metode penelitian ini, yaitu metode kualitatif. Ada 3 prosedur

pengumpulan dan pengolahan data yang akan peneliti lakukan untuk menjawab

permasalahan penelitian ini, yaitu:

1. Observasi

Dalam observasi, peneliti akan merekam dan menganalisa perilaku

dan interaksi yang terjadi. Peneliti juga melihat kejadian, fenomena dan

pengalaman sesuai dengan kaca matanya. Penelitian ini mengumpulkan data

melalui non-participant observation, yaitu peneliti turut masuk kedalam

populasi objek studi hanya untuk mengamati kelakuan, interaksi dan

fenomena yang terjadi dan tidak memiliki peran atau andil dalam merubah

kondisi atau fenomena di lapangan.70

Pengamatan ini dilakukan untuk mendapatkan data yang tidak bisa

didapatkan dengan metode observasi dan dokumentasi data arsip.

Pengamatan ini juga dilakukan sebagai rujukan apakah informan

memberikan jawaban sesuai dengan fakta yang terjadi atau tidak. Meskipun

demikian, memungkinkan pula terjadi bias dalam pengamatan ini karena

pengamatan ini hanya berdasarkan pengamatan dengan mata dan pemikiran

peneliti pribadi murni dan tidak memperhatikan pendapat-pendapat yang

mungkin orang lain miliki terkait pengamatan tersebut.

69

Burham Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2011) cet. Ke-5 hal. 68-69 70

Dawn Snape, Liz Spencer dkk. Qualitative Research Practice, (Wiltshire, Great Britain The Cromwell Press Ltd: 2003) hal. 35

Page 52: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

39

Peneliti menggunakan protokol observasi selama pengamatan

berlangsung. Protokol ini diharapkan mampu membimbing dan

mengarahkan peneliti untuk mengamati subjek penelitian secara terarah

sesuai dengan tujuan penelitian. Ketelitian, kepekaan dan kesigapan peneliti

sangat diperlukan dalam melakukan pengamatan ini.

Peneliti mengamati kejadian yang terjadi selama pembelajaran PAI di

kelas dalam jam pembelajaran efektif, peneliti juga mengamati perilaku

siswa SMP Islam Ruhama Tangerang Selatan yang berkaitan dengan

Pendidikan Agama Islam dan resiliensi diri. Hasil pengamatan tersebut akan

menjadi sumber bagi penulis untuk mendeskripsikan bagaimana peran guru

Pendidikan Agama Islam dalam membentuk resiliensi siswa.

2. Wawancara

Wawancara yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah semi-

structured interview, dimana peneliti membuat pedoman wawancara terkait

peranan guru PAI dalam membentuk resiliensi siswa SMP Islam Ruhama

Tangerang Selatan. Peneliti tidak terpaku hanya kepada pedoman

wawancara tersebut, akan tetapi peneliti akan mengikuti alur jawaban

informan juga agar mendapat pemahaman dan pengertian yang utuh akan

maksud informan.71

Jenis pertanyaan yang akan dilontarkan peneliti kepada interviewee

adalah pertanyaan open-ended. Peneliti akan memahami segala hal yang

dijabarkan oleh informan untuk kemudian memilah dan menelaah hasil

wawancara tersebut sesuai kebutuhan penelitian. Pertanyaan open-ended

akan memungkinkan informan untuk tidak membatasi jawabannya dan

mengikuti alur pembicaraan yang terarah sesuai dengan pedoman topik

wawancara semi terstruktur ini.72

71

Beverley Hancock, Elizabeth Ockleford dkk, An Introduction to Qualitative Research, (The National Institute of Health Research Research Design Service Eeast Midlands/ Yorkshire and the Humber, 2009) hal. 16

72Robert Y. Kin, Qualitative Research Method from Start to Finish, (Neew York: The

Guilford Press, 2011) hal. 135

Page 53: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

40

Pertanyaan terbuka ini secara alami akan memberikan kesempatan

bagi peneliti dan juga pihak yang diwawancara untuk mendiskusikan topik

secara mendalam dan lebih detail. Jika informan hanya mampu menjawab

secara singkat atau memiliki kesulitan untuk menjawab, maka peneliti perlu

mampu mendukung informan bisa menjawab pertanyaan dengan jawaban

lebih lengkap dan detail dengan cara peneliti memberikan respon-respon

dan gaya bahasa serta intonasi yang sesuai dengan keadaan dan psikologis

informan. Peneliti tidak perlu membuat informan menjadi terpojok atau

kesulitan selama wawancara karena jika demikian akan terjadi bias dalam

hasil wawancara, maka peneliti juga perlu memiliki kemampuan dalam

mendengarkan dengan baik, menjadikan wawancara untuk mengumpulkan

data dengan berbagi kisah dan rasa yang sebenarnya mengenai topik yang

diteliti.73

Pedoman topik wawancara ini akan tercantum dalam pedoman

wawancara yang peneliti rancang untuk melakukan wawancara yan

mendalam dan terarah. Selain terdapat topik wawancara, prosedur dan

kebutuhan dalam wawancara juga tercantum dalam pedoman wawancara

agar peneliti dapat memastikan wawancara berjalan optimal sesuai dengan

yang direncanakan.

Informan yang akan peneliti wawancara terbagi menjadi dua, yaitu

informan pelaku dan informan pengamat. Informan pelaku adalah orang-

orang yang memberikan keterangan langsung akan dirinya, perbuatannya,

sikapnya dan interpretasinya akan suatu fenomena yang terjadi, sedangkan

informan pengamat adalah orang-orang yang menjadi saksi akan suatu

kondisi atau memberikan informasi dari hasil pengamatan dan

pengetahuannya.74

Informan pelaku dalam penelitian ini adalah:

73

Beverley Hancock, Op. Cit., hal. 17 74

Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu, (Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2015) cet. Ke-2 hal. 139

Page 54: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

41

a. Guru Pendidikan Agama Islam

b. 3 siswa yang mengalami adversity

3. Dokumentasi dan data arsip

Dokumentasi merupakan penggalian data yang peneliti lakukan

dan dapatkan dari sumber non-manusia. Dokumentasi ini dilakukan guna

mendukung dan menambah bukti dari sumber-sumber yang telah ada.

Penggunaan dokumen ini tidak lain untuk membantu peneliti dalam

melakukan verifikasi ejaan dan jusul atau nama yang benar dari organisasi-

lembaga/pihak terkait dan peneliti akan mendapatkan rincian spesifik demi

mendukung informasi dari sumber-sumber lain yang telah ia dapatkan

dengan metode yang berbeda.75

Setelah menemukan data-data yang dibutuhkan, peneliti akan

langsung melakukan review hasil data yang dikumpulkan. Untuk

memastikan apakah data yang telah dikumpulkan telah mencukupi atau

belum, jika sudah maka peneliti akan melanjutkan ke tahap penelitian

pengujian keabsahan data.

Sumber data primer yang peneliti gunakan adalah buku tentang

Guru Pendidikan Agama Islam dan juga resiliensi, sedangkan untuk

sumber data sekunder, peneliti mengumpulkan data-data dan dokumentasi

dari sekolah.

D. Instrumen

Dalam penelitian studi kasus, peneliti membutukan protokol studi kasus

demi menunjang berjalannya penelitian secara akurat dan optimal. Protokol ini

merupakan cara untuk meningkatkan reliabilitas penelitian studi kasus dan

membimbing peneliti itu sendiri untuk fokus terhadap hal-hal yang perlu ditelaah,

diamati dan diteliti. Dengan memiliki protokol studi kasus ini, peneliti akan

memiliki gambaran secara jelas tentang pertanyaan penelitian, tujuan penelitian,

75

Robert K. Yin, Op. Cit., hal. 104

Page 55: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

42

cara-cara menjawab pertanyaan penelitian dan juga menjadi lembar cek apakah

data sudah mencukupi apa belum.76

1. Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen kunci dari

penelitian. Oleh karena itu, validitas dalam metode ini banyak bergantung

pada kemampuan, keterampilan serta kecermatan peneliti yang melakukan

penelitian baik melalui studi pustaka dan literatur maupun melalui

pengamatan dan wawancara.77

Peneliti memiliki peran yang sangat vital dalam penelitian ini, karena

data dan informasi yang dikumpulkan, kejadian yang diamati, realita yang

dibangun serta analisis data semuanya melalui mata, telinga dan

pemikirannya. Maka untuk mencegah terjadinya bias dalam hasil penelitian,

peneliti akan melakukan validitas untuk menjamin keabsahan data yang

diperoleh oleh peneliti.78

2. Matriks Variabel Penelitian

Peneliti merancang matriks variabel untuk memetakan pertanyaan-

pertanyaan dan topik apa yang akan diajukan dan diamati selama proses

pengumpulan data. Variabel ini mengacu pada referensi dan teori terkait

peranan guru Pendidikan Agama Islam dan resiliensi siswa

76

Ibid., hal. 83-84 77

Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan, (Jakarta: Kencana, 2013) cet. Ke-13 ed. Ke-3 hal. 186

78Marilyn Lichtman, Qualitative Research in Education A User’s Guide, (Amerika: SAGE

publication, 2013) hal. 21-22

Page 56: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

43

VARIABEL DIMENSI KARAKTERISTIK

Peran guru

Pendidikan

Agama Islam

Pembina 1. Membimbing peserta didik

2. Mencegah anak memiliki akhlak

yang buruk

3. Mengarahkan murid untuk

menjadi pribadi yang berakhlak

mulia

4. Membantu siswa untuk bersiap

dalam menghadapi berbagai

masalah

Spiritual Father 1. Tidak mengutamakan materi

(zuhud)

2. Mengajar untuk mencari ridha

Allah SWT (Zuhud)

3. Tidak berselisih

4. Ikhlas dalam pekerjaan

5. Pemaaf

6. Menjadi orangtua sebelum

menjadi seorang guru

7. Mengetahui tabiat siswa

8. Menguasai mata pelajaran

Role Model 1. Postur psikologis yang tampak

dalam masalah-masalah penting

2. Penggunaan gaya bahasa

3. Gaya dalam bekerja yang optimal

4. Menjadikan kesalahan sebagai

pengalaman

5. Menggunakan pakaian yang sopan

dan rapi

6. Mewujudkan pergaulan berbasis

moral dan etika

7. Berpikir untuk memecahkan

masalah

8. Mengambil keputusan yang

rasional dan intuitif

9. Memiliki gaya hidup sehat

Resiliensi

dalam Islam

Hijrah 1. Meninggalkan keburukan

2. Bertekad untuk menjadi pribadi

yang lebih baik dari sebelumnya

3. Mendekatkan diri kepada Allah

SWT

Sabar 1. Tidak berkeluh kesah dalam

menghadapi masalah

2. Tegar dalam menghadapi masalah

3. Jarang merasakan gelisah

Page 57: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

44

4. Mampu menahan hawa nafsu jahat

Shalat 1. Mendirikan shalat 5 waktu

2. Khusyu‟ dalam shalat

3. Memiliki ketenangan pikiran

4. Dzikir dan do‟a setelah shalat

Ikhtiyar 1. Berusaha mencapai tujuan dengan

sungguh-sungguh

2. Tidak putus asa

Tawakkal 1. Memelihara diri dari keinginan

dirinya

2. Memasrahkan segala yang terjadi

adalah kehendak Allah SWT

Ikhlas 1. Menjadikan Allah sebagai satu-

satunya sesembahan

2. Menjadikan Allah sebagai tujuan

dalam melakukan segala perbuatan

3. Tidak menyukai kepopuleran

4. Menganggap diri melebihi batas di

sisi Allah SWT

5. Menyembunyikan amal kebajikan

Page 58: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

45

3. Protokol observasi

Protokol observasi perlu mengandung hal-hal yang perlu diperhatikan

selama observasi, yaitu:

a. Peneliti mendapat akses untuk mewawancarai informan

b. Bahan-bahan utama penunjang observasi lapangan, seperti: kertas,

pensil, klip, lembar protokol observasi

c. Peneliti perlu memperhatikan tempat dilaksanakannya wawancara.

Tempat yang dipilih merupakan tempat terjadinya fenomena atau

kejadian yang ingin diteliti. Dalam hal ini, peneliti akan melakukan

pengamatan di ruangan kelas selama pembelajaran Pendidikan

Agama Islam.

d. Membuat jadwal-jadwal yang jelas untuk melakukan pengumpulan

data79

4. Pedoman wawancara

Pedoman wawncara dalam penelitian ini bukanlah daftar pertanyaan

baku yang akan diajukan oleh peneliti kepada informan, melainkan daftar

tema dan topik yang akan didiskusikan bersama informan. Pertanyaan

terbuka ini akan memungkinkan peneliti untuk mendapatkan informasi

sebanyak-banyaknya sesuai dengan kebutuhan penelitian. Aspek yang akan

ditulis dalam pedoman wawancara adalah sebagai berikut:

a. Informasi biografis, demografis dan pribadi informan. Untuk

menjamin keamanan dan kenyamanan informan, peneliti menjamin

kerahasiaan informasi tersebut dan informasi pribadi ini akan peneliti

kodifikasi.

b. Topik. Tema dan topik besar yang akan peneliti diskusikan bersama

informan.

c. Jenis-jenis pertanyan:

1) Pengetahuan

79

Robert K. Yin, Op. Cit., hal. 88

Page 59: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

46

2) Opini

3) Perasaan

4) Pengalaman

d. Fleksibilitas. Karena pertanyaan dalam wawancara ini semi terstruktur

dan terbuka, maka akan mungkin akan muncul pertanyaan di luar jenis

pertanyaan di atas, maka peneliti akan tetap merekam dan mencatatnya

sesuai dengan kategori dan tipe pertanyaan yang dilontarkan.80

E. Pengecekkan Keabsahan Data

1. Validitas

Validitas menunjukkan apakah hasil penelitian menjelaskan dan

mengukur apa yang harus dijelaskan dan diukur dan validitas akan

interpretasi data. Ada 5 macam validitas dalam penelitian kualitatif:

a. Validitas konstruk

Validitas konstruk mamperhatikan hal-hal yang ada dalam teori

namun tidak tertulis secara jelas dan juga tidak nampak oleh mata.

Oleh karena itu, validitas konstruk ini dilakukan dengan mengamati

dan mengukur perilaku yang menyediakan bukti dari konstruk ini.

Untuk memastikan konstruk dalam penelitian ini valid, peneliti perlu

memahami keterkaitan antaran teori dengan hasil penelitian dengan

memberikan bukti melalui hasil pengamatan dan pola pengamatan

yang jelas.81

b. Validitas isi/konten

Dalam validitas konten, peneliti akan melakukan pengecekkan

opersionalisasi dengan domain konten yang relevan dalam konstruk

penelitian. Validitasi ini dilakukan dengan cara, pertama,

mendefinisikan secara sistematis segala kemungkinan dalam perilaku

80

Marilyn Lichtman, Op. Cit., hal. 204 81

Sari Wahyuni, Qualitative Research Method: Theory And Practice, (Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2012) hal. 37

Page 60: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

47

yang akan diukur dan diteliti dan kedua, meminta penilaian oleh para

ahli dalam bidang penelitian ini.82

2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana akurasi metode dan teknik

penelitian dilakukan oleh peneliti atau bagaimana peneliti dapat memastikan

bahwa hasil penelitian, metode penelitian dan tujuan penelitian merupakan

kesatuan proses yang konsisten dan stabil. Peneliti harus mampu menjawab

apakah teori yang diangkat dalam penelitian ini memiliki keterkaitan satu

dengan lainnya dan apakah data yang dikumpulkan dengan berbagai metode

sesuai dengan tujuan penelitian.83

Reliabilitas juga bisa menunjukkan hal-hal berikut:

a. Stabilitas pengamatan. Apakah hasil pengamatan akan sama saat

peneliti melakukan pengamatan di tempat dan waktu yang berbeda.

b. Bentuk paralel. Apakah peneliti akan membuahkan hasil pengamatan

dan interpretasi yang sama dengan apa yang fenomena lain yang ia

amati selama pengamatan

c. Reliabilitas antar peniali. Apakah pengamat atau peneliti lain

memiliki kesamaan kerangka teoritis dan juga pengamatan fenomena

yang sama akan memiliki interpretasi yang sama pula atau tidak.84

3. Triangulasi

Triangulasi merupakan salah satu cara untuk menguji validitas dan

kredibilitas data yang telah didapatkan dan dikumpulkan oleh peneliti.

Pelaksanaan teknis untuk menguji keabsahan data dengan melakukan

triangulasi menurut Denzim dalam Burhan Bungin adalah sebagai berikut:

a. Triangulasi kejujuran peneliti

Peneliti adalah subjek utama juga instrumen penting dalam

penelitian kualitatif. Namun sebagai manusia, boleh jadi peneliti

82

Ibid., hal. 39-40 83

Sari Wahyuni, Op. Cit., hal. 45 84

Lois Cohen, Lawrence Manion dan Keith Morrison, Research Methods in Education, (Routledge, 2007) ed. 6 hal. 148

Page 61: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

48

melakukan hal-hal yang dapat merusak kejujuran dan subjektivitasnya

sebagai seorang peneliti. Maka perlu bagi peneliti untuk melakukan

proses verifikasi terhadap hasil penelitiannya untuk meminta bantuan

peneliti lain dalam menguji data yang telah dikumpulkannya dan untuk

memastikan apakah data yang ia miliki sesuai dengan realita yang

terjadi atau tidak.85

b. Triangulasi dengan sumber data

Penelitian kualitatif membutuhkan beberapa sumber data untuk

diinterpretasi, yaitu: Catatan observasi, hasil wawancara dan

dokumentasi data arsip. Triangulasi sumber data dilakukan dengan

tujuan untuk menguji derajat kepercayaan informasi-informasi dan

data yang dikumpulkan dengan membandingkan satu data dengan data

yang lain. Teknis melakukan triangulasi sumber data menurut

Moleong dalam Burham adalah dengan membandingkan suatu data

dengan data lain, seperti membandingkan hasil pengamatan dengan

hasil wawancara, membandingkan hasil wawancara dengan pendapat

orang umum, membandingkan hasil wawancara dengan dokumentasi

data yang ada dan membandingkan hasil wawancara pada hari tertentu

dengan hari lainnya. Triangulasi ini yang kemudian diharapkan

menghasilkan baik persamaan dan keterkaitan antara satu data dengan

data lainnya maupun alasan-alasan terjadinya perbedaan.86

c. Triangulasi dengan metode

Triangulasi dengan metode ini sejalan dengan triangulasi

sumber data dengan membandingkan satu metode pengumpulan data

dengan metode lainnya. Peneliti perlu memastikan apakah informasi

yang didapat dengan metode wawancara sama dengan metode

observasi, apakah informasi yang dikumpulkan dengan metode

observasi sesuai dengan informasi yang didapat dari dokumentasi data

85

Burham Bungin, Op Cit., hal. 264 86

Ibid., hal. 265

Page 62: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

49

arsip dan apakah hasil informasi metode observasi sesuai dengan

metode wawancara. Peneliti perlu menemukan keasamaan data dengan

metode yang berbeda, maka dari itu jika terdapat perbedaan informasi

dengan metode-metode yang dilakukan, peneliti harus dapat

menjelaskan perbedaan tersebut.87

d. Triangulasi dengan Teori

Menurut Bardiansyah dalam Burham, triangulasi dengan teori

dilakukan dengan mengorganisasikan data dengan memikirkan alur

pikiran dan logika dan melihat apakah kemungkinan-kemungkinan

yang terjadi dapat ditunjang kebenarannya oleh teori apa tidak. Peneliti

dianggap memiliki derajat kepercayaan hasil penelitian yang tinggi

saat peneliti belum dapat menemukan informasi yang cukup kuat

untuk menjelaskan kembali informasi yang telah diperoleh.88

F. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif berbeda dengan analisis data

penelitian kuantitatif. Menurut Hatch, Analisis merupakan pengorganisasian

dan pengkajian data yang memungkinkan bagi peneliti untuk melihat pola,

mengidentifikasi tema, menggali keterkaitan dan hubungan, mengembangkan

penjelasan, menginterpretasi, mengkritik atau menggeneralisasikan teori.

Analisis sering melibakan sintesis, evaluasi, intrpretasi, kategorisasi,

hipotesisasi, perbandingan dan penemuan pola. Peneliti selalu melibatkan

kemampuan intelektualnya untuk memahami data kualitatif yang

diperolehnya.89

Peneliti menerapkan analisis data model Miles dan Huberman dengan

tahapan sebagai berikut:

a. Reduksi data

87

Ibid., 88

Ibid., hal. 266 89

Research Support Gorup at the Social Science Research Lab, Qualitative Research Introduction, Center for Teaching and Learning, American University, Washington DS, hal. 1

Page 63: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

50

Peneliti akan menelaah dan menyeleksi data mentah yang telah

terkumpul guna memilih data yang diperlukan dan sesuai dengan

penelitian dan yang tiak sesuai. Lalu peneliti akan membuat sebuah

pola yang besar atau biasa juga disebut tahap pengkodifikasian data

mentah yang akan memudahkan peneliti untuk memasuki ke tahap

selanjutnya yaitu Data Display.

b. Model data (Data Display)

Model data adalah suatu kumpulan informasi yang tersusun

dan dapat dijadikan kesimpulan, deskripsi dan pengambilan tindakan.

Pada umumnya, model data kualitatif bukanlah dalam bentuk angka,

melainkan berbentuk teks naratif. Peneliti akan merancang matriks

data kualitatif dalam tabel analisis.

c. Penarikan/Verifikasi Kesimpulan

Langkah terakhir dari proses analisis data kualitatif model

Miles dan Hurben adalah penarikan dan verifikasi kesimpulan. data

akan disajikan secara interaktif dan sistematis agar peneliti dan

pembaca memahami alur penelitian secara utuh. Peneliti akan

mengambil kesimpulan secara jelas dengan melakukan alanalisa

interaktif antar data yang dikumpulkan, yaitu wawancara, observasi

serta dokumentasi.90

90

Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011) cet. Ke-2 hal. 131-135

Page 64: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

51

Rumusan Masalah

Pengumpulan Data Alur Kerangka Berpikir

Skema Kodifikasi

Potongan Kodifikasi

Reduksi Data

Data Display

Penarikan Kesimpulan

Membuat

memo

Pencaria

n kata

Penhubunga

n data

Pengambilan

kembali

Bagan 3.1

Alur Analisis Data

Page 65: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Sejarah SMP Islam Ruhama Tangerang Selatan

SMP Islam Ruhama Tangerang Selatan pertama kali didirikan pada

tahun 1987 dengan SK Pendirian nomor 490/L02/E.88 tanggal 5 Juli 1988

di bawah naungan Prof. Dr. H. Zakiah Daradjat. Pendirian sekolah ini

bertujuan untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang cakap dan dan

terampil dalam bidang ilmu yang digelutinya serta berakhlakul karimah.

Tujuan ini kemudian dirincikan lagi dalam bentuk visi misi sekolah.

Hingga saat ini, SMP Islam Ruhama Tangerang Selatan telah berhasil

meluluskan tiga puluh angkatan dan telah tiga kali berada dalam kelompok

A selama proses akreditasi.

2. Visi, Misi dan Tujuan SMP Islam Ruhama Tangerang Selatan

Visi dan Misi SMP Islam Ruhama terpambang jelas di dinding

depan ruangan guru. Penempatan visi dan misi sekolah di lokasi yang

strategis dan dipenuhi lalu lalang dari berbagai orang, mulai dari kepala

sekolah, guru, murid, staff hingga wali murid pun bisa melihatnya dengan

jelas. Hal ini juga bisa sebagai pengingat berbagai kalangan terkait visi

mimsi sekolah yang harus dijaga dan dilakukan secara sinergi dan

bersama-sama.

Visi SMP Islam Ruhama Tangerang Selatan:

“Unggul dalam Ilmu Pengetahuan Dasar yang Berlandasskan iman

dan taqwa.”

Misi SMP Islam Ruhama Tangerang Selatan:

a. Mendidik siswa sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan yang

dilaluinya

b. Menanamkan wawasan ke Islaman dan kebangsaan dalam kehidupan

bermasyarakat

Page 66: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

53

c. Mempraktikkan Akhlakul Karimah dalam kehidupan sehari-hari

d. Mengembangkan minat dan bakat sesuai dengan potensi yang dimiliki

siswa.

Tujuan SMP Islam Ruhama Tangerang Selatan adalah,

“membentuk insan yng berilmu, beramal dan bermoral serta

berkepribadian yang berwawasan Islami.”

3. Profil SMP Islam Ruhama

Nama Sekolah : SMP Islam Ruhama

Alamat Sekolah : Jl. Tarumanegara No. 67 Cirendeu

No. Telp : (021) 7499845

No. Fax : (021) 7499845

Kelurahan : Cirendeu

Kecamatan : Ciputat Timur

Kota Madya : Tangerang Selatan

Provinsi : Banten

Kode Pos : 15419

Nama Kepala Sekolah : Drs. Juhdi Asidi

Status Sekolah : Swasta

Standar Sekolah : Tingkat Akreditasi A

Keadaan Gedung : Permanen

Nomor Statistik Sekolah (NSS) : 202280310021

Nomor Pokok Sekolah Nasional

(SPSN)

: 20603523

Tahun didirikan/dibangun : 1987

Status Tanah : Milik Sendiri

B. Analisis Data dan Pembahasan

1. Identitas Informan

Page 67: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

54

3 informan ini terdiri dari 1 orang perempuan dan 2 orang laki-laki

yang duduk di kelas IX dengan kisaran umur sekitar 13-15 tahun.

Pemilihan ketiga informan ini berdasarkan tingkatan permasalahan yang

dialami, mampu bersosialisasi dan bertindak normal seperti biasa

meskipun memiliki masalah yang cukup berat. Setelah pemilihan informan

siswa, peneliti melakukan wawancara dan pengamatan mengenai resiliensi

yang dibina oleh guru PAI kepada masing-masing informan dengan

penanaman aklak mulia seperti hijrah, sabar, tawakkal, ikhlas dan ikhtiyar

serta pembiasaan shalat 5 waktu.

Siswi dengan nama Sarah adalah siswi kelas IX berusia 14 tahun

yang tinggal bersama Ibu sebagai orangtua tunggal, Kakek, Nenek dan

Adik yang sehari-harinya tinggal di pondok pesantren. Ia tinggal di daerah

tidak jauh dari sekolah. Sarah tidak begitu aktif di kelas namun ia selalu

mengerjakan tugas tepat waktu. Meskipun terlihat pasif saat kegiatan

pembelajaran, ia tidak menunjukkan kemurungan ataupun kesedihan di

wajahnya.

Siswa bernama Andi adalah siswa yang pernah mengalami

kecelakaan saat ia mengendarai sepeda motor. Ia tinggal dengan kedua

orangtua dan adiknya. Di sekolah ia tampak seperti siswa biasa pada

umumnya, mampu berkomunikasi dengan baik dengan teman sebayanya

dan juga para guru, meskipun cenderung ke pasif dengan tidak memulai

pembicaraan sebelum ada yang menanyainya terlebih dahulu.

Jono adalah siswa berusia 14 tahun yang tinggal bersama Ayah,

Ibu dan Adiknya. Ia berangkat ke sekolah dan pulang dari sekolah dengan

membawa sepeda motor sendiri. Ia adalah siswa yang periang dan senang

membuat suasana di kelas menjadi ramai dengan candaannya.

Guru PAI dalam penelitian ini adalah seorang perempuan dengan

kisaran umur 35-40 tahun. Ibu Lia sebagai guru PAI telah mengajar di

SMP Ruhama lebih dari 5 tahun. Sebelumnya Ibu Lia pernah mengajar di

TK di daerah tidak jauh dari rumahnya, Sarah pernah menjadi murid Ibu

Lia saat ia duduk di Taman Kanak-Kanak.

Page 68: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

55

2. Problematika Informan Siswa

Penelitian ini dimulai dari bulan Maret 2018 sampai bulan

September 2018. Proses awal dalam penelitian ini dimulai dengan studi

pendahuluan terkait problematika yang terjadi di SMP Islam Ruhama

Tangerang Selatan dan Resiliensi siswa. Peneliti menemukan beberapa

permasalahan yang dihadapi oleh beberapa siswa di SMP Islam Ruhama

Tangerang Selatan bersumber dari masing-masing siswa kelas IX dan guru

PAI, yakni:

a. Perceraian orangtua

b. Broken Home

c. Kecelakaan

d. Meninggalnya sanak saudara

e. Bullying

Ditinjau dari kelima problematika di atas dan juga siswa yang

mengalami adversity tersebut, peneliti memilih 3 informan kunci dari

pihak siswa. Problematika yang dihadapi oleh Sarah adalah perceraian

orangtua. Orangtuanya bercerai sejak ia masih berumur 5 tahun. Sampai

saat ini ia tinggal dengan Ibu sebagai orangtua tunggal, Kakek, Nenek dan

adiknya yang menetap di pondok pesantren. Ia tidak pernah menceritakan

hal ini kepada guru karena baginya, kebanyakan orang bertanya kepadanya

terkait maslaah yang dihadapinya hanya ingin tahu bukan karena peduli

dan ingin membantu. Lain halnya dengan Ibu Lia yang sudah mengetahui

hal ini sejak Sarah masih TK. Kini Ayah Sarah telah menikah dengan

wanita lain dan tinggal bersama keluarga barunya. Ayah Sarah rutin setiap

bulannya membayar iuran sekolah Sarah dan Adiknya, terkadang juga

memberikan uang jajan meskipun tidak rutin. (Wawancara Sarah, 28

Agustus 2018)

Andi mengalami kecelakaan motor saat ia berusia 12 tahun dan

duduk di kelas VII. Usianya yang masih belia dalam mengendarai

kendaraan bermotor membuatnya lengah dan belum terlalu mahir dalam

mengendarai kendaraan bermotor di jalan raya. Ia berusaha untuk

Page 69: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

56

menyalip mobil di depannya dan tidak melihat ada motor dari arah

depannya yang sedang berpacu dengan kecepatan tinggi. Alhasil,

keduanya bertabrakan di tengah jalan raya. Andi mengalami luka ringan

dan trauma untuk mengendarai motor lagi. Ia tidak henti memeluk

orangtuanya karena ketakutan dan juga merasakan nyeri dan sakit dari

lukanya. (Wawancara Andi, 28 Agustus 2018)

Ayah Jono pernah mengidap penyakit stroke dalam waktu yang

cukup lama. Usai pulih dari penyakit stroke yang dialaminya, sang Ayah

mulai melakukan hal yang membuat Jono sedih dan ketakutan. Sang Ayah

kerap mengusir Jono, Ibu serta adiknya dari rumah dengan nada bicara

yang tinggi dan kasar. Semakin sering Ayah mencoba untuk mengusir

anak dan istrinya dengan penuh emosi yang tak terkendali, Jono mulai

terbiasa dalam menghadapi tempramen Ayahnya yang naik turun.

Meskipun demikian, Jono tidak menampakkan wajah murung dan

sedihnya di sekolah, karena sekolah adalah tempat teraman baginya saat

ini, tempat yang bisa membuatnya kembali dalam keadaan tenang dan

senang. (Wawancara Jono, 28 Agustus 2018)

Dari ketiga masalah yang dihadapi oleh masing-masing informan

siswa, Ibu Lia sebagai guru PAI tahu secara detail mengenai masalah

Sarah dan orangtuanya karena tepat saat kejadian Ibu Lia juga menjadi

gurunya. Namun untuk keadaan terkini, Ibu Lia tidak begitu mengetahui

kondisi keluarga Sarah. Begitu pula untuk masalah Andi dan Jono. “Kalau

secara rinci siswa yang rumahnya jauh saya nggak tau kecuali kebetulan

dia tetangga saya saya tau, tapi kalau mereka kadang cerita sama saya

tau.” (Wawancara Guru PAI, 28 Agustus 2018)

3. Resiliensi Informan Siswa

Anak-anak dan remaja masa kini menghadapi masalah yang lebih

kompleks dibandingkan dengan permasalahan yang dihadapi anak-anak

dan remaja sekitar 50 tahun lalu. Pesatnya perkembangan teknologi dan

telekomunikasi, membuat yang jauh menjadi dekat dan juga sebaliknya.

Page 70: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

57

Beban dan tuntutan anak-anak dan remaja yang semakin tinggi pula untuk

menguasai berbagai macam hal dengan harapan sang anak akan dapat

menjadi pribadi yang bermanfaat dan mandiri di hari nanti kerap membuat

anak merasa tertekan, depresi dan tidak bahagia.

Tugas orangtua dan guru bukanlah membuat dunia menjadi lebih

mudah bagi sang anak, namun bagaimana membuat anak siap menghadapi

beragam tantangan dan cobaan mendatang. Resiliensi menjadi bekal utama

bagi anak untuk memiliki pribadi yang tegar dan kuat dalam kuatnya arus

kompetisi masa kini.

Seorang anak yang memiliki resiliensi dalam dirinya memiliki

kriteria dan ciri khas yang tampak dalam pribadinya sehari-hari. Resiliensi

bukanlah hal yang dibawa melalui gen atau dibawa sejak lahir, melainkan

suatu kemampuan yang terus menerus ditanam dan kembangkan dalam

kepribadian anak secara konsisten.

Menurut Robert Brooks dan Sam Goldstein, seorang anak yang

resilien memiliki ciri khas seperti berikut:

a. Mampu membuat tujuan dan harapan yang realistik

Ketiga informan memiliki tujuan terdekat yang sama

yaitu mendapatkan nilai yang tinggi agar dapat memilih

sekolah favorit yang diminati. Tujuan dan harapan ini dibangun

dengan dukungan keluarga, guru dan teman sebayanya.

b. Mampu memecahkan masalah yang dihadapinya

Bagi Sarah, permasalahan yang menimpa keluarganya

merupakan salah satu dari takdir Allah. Ia tidak bisa membantu

kedua orangtuanya dalam memilih keputusan Ayah dan Ibunya

perceraian karena ia masih sangat belia saat itu. Namun untuk

reaksi pribadinya terhadap masalah yang dihadapinya selama

kurang lebih 8 tahun telah membuatnya terbiasa untuk tegar

dalam menghadapinya.

Page 71: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

58

Begitu juga dengan Sarah, apa yang terjadi pada

orangtuanya Jono adalah hal di luar kuasa Jono. Ia tidak bisa

mengatur sang Ayah untuk melakukan semua hal yang

diinginkannya. Jono hanya mampu menanggapi Ayah Jono

dengan sabar dan telaten dalam merawatnya. Meskipun

terkadang Jono merasa takut dan kesal, tapi ia lebih sering

menghilangkan rasa itu demi kebaikan keluargana.

Andi yang saat kejadian masih menjadi siswa baru di

SMP Islam Ruhama Tangerang Selatan bingung untuk

memutskan apa yang perlu dilakukannya. Ia hanya bercerita

kepada orngtua dan teman baiknya dan kemudian melakukan

pengobatan secara rutin hingga ia sembuh secara fisik dan

psikis.

c. Memiliki kepercayaan diri dalam menentukan keputusan

Andi belum memiliki kepercayaan penuh pada dirinya

saat menentukan sebuah keputusan. Ia biasa terlebih dahulu

menanyakan kepada orang yang menurutnya lebih paham akan

masalahnya seperti orangtua dan teman terdekat untuk

meyakinkan bahwa keputusannya sudah sesuai.

Sarah dan Jono terbiasa untuk memndam apa yang

sedang dipikirkan dan dirasakannya. Begitu juga dalam hal

membuat sebuah keputusan, mereka yakin pada diri sendiri

keputusan yang mereka ambil selama ini adalah yang terbaik,

selama keputusan tersebut tidak mengganggu kenyamanan

orang lain.

d. Memandang kesalahan yang diperbuat atau dialaminya sebagai

sebuah tantangan untuk menjadi lebih baik

Apa yang menimpa Sarah dan Jono bukanlah kesalahan

murni ang dibuat oleh keduanya. Meskipun demikian, Jono

tidak sepenuhnya menyalahkan tempramen Ayahnya yang

Page 72: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

59

kerap mengusir keluarganya. Sarah masih memandang sang

Ayah lah sumber kesalahan dari perceraian kedua orangtuanya.

Mereka memandang masalah yang dihadapinya adalah bagian

dari takdir Allah dan fase kehidupan yang perlu mereka hadapi.

Pasca kecelakaan yang menimpanya, Andi menjadi

lebih berhati-hati saat mengendarai kendaraan bermotor. Ia

tidak mau apa yang telah menimpanya terulang lagi.

e. Memahami bagaimana strategi terbaik dalam menghadapi

masalah

Strategi terbaik menurut masing-masing informan

adalah menghadapi masalah dengan kepala dingin dan tidak

emosi. Sarah memilih untuk diam saja meskipun ia merasa

sedih dan kecewa, begitu pula Jono. Andi lebih

mempercayakan orangtuanya untuk mendengarkan keluh

kesahnya sehingga ia bisa merasa lebih lega dan dapat

bergantung pada dukungan dan pertolongan orangtuanya.

f. Konsep diri yang penuh dengan kekuatan dan kemampuan

Apa yang telah menimpa Sarah sebenarnya membuat

Sarah tumbuh menjadi anak yang tidak begitu semangat dan

ceria dalam kesehariannya. Ia dibayangi ketakutan akan

kesedihan dan kekecewaan Ibunya. Dibalik semua rasa itu,

Sarah memilih untuk tetap tegar dan sabar demi kebaikan

keluarga, terutama sang Ibu.

Jono selalu percaya pada dirinya bahwa ia memiliki

keukuatan dan kendali penuh atas dirinya. Terlepas dari apa

yang menimpanya, dialah yang mampu memutuskan apa yang

terbaik bagi dirinya. Ia memilih untuk bersikap bijak di sekolah

dengan tidak membawa permasalahan yang terjadi di rumahnya

dan fokus pada pembelajaran dan bergaul dengan temannya.

Begitu pula Andi, sebagai laki-laki ia merasa malu untuk

terlihat lemah di hadapan teman-temannya, oleh karena itu ia

Page 73: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

60

memilih untuk menunjukkan kekuataan dan percaya dirinya

bahwa ia bisa menghadapi masalah yang dihadapinya.

g. Mampu mengembangkan kemampuan interpersonal

Dari ketiga informan, Jono lah yang terlihat lebih aktif

dalam percakapan dan komunikasi dengan sesama. Jono pandai

memecah suasana dengan candaan dan jenakanya. Ia dikenal

sebagai orang yang ceria karena tidak semua orang tahu apa

yang sebenarnya dirasakan dan sedang dihadapi oleh Jono.

Andi dan Sarah tidak terlibat begitu banyak percakapan dengan

teman-teman dan guru kecuali dengan teman dekatnya.

h. Merasa nyaman dalam mencari bantuan dari orang lain91

Menjadi pribadi yang resilien bukanlah menjadi pribadi

yang meniadakan bantuan orang lain dalam kehidupannya.

Setiap orang membutuhkan bantuan dari orang lain sesuai

dengan kemampuannya. Orang yang mempercayakan orang

lain untuk membantunya akan merasakan diriya lebih dihargai,

dicintai dan dianggap keberadaannya. Sarah kerap bercerita

kepada Ibunya tentang masalah-masalah yang dihadapinya,

begitu pula Andi. Jono sendiri lebih memilih untuk

memecahkan masalahnya sendiri selama ia mampu

menyelesaikannya tanpa membuat orang lain dibuat repot

olehnya.

Dalam Pendidikan Agama Islam tingkat Sekolah Menengah

Pertama, ada nilai-nilai yang diajarkan secara konsisten berkaitan dengan

resiliensi siswa, yakni hijrah, sabar, ikhtiyar, tawakkal, ikhlas dan

pembiasaan shalat 5 waktu.

Sabar adalah suatu kondisi seseorang mampu mengendalikan

emosinya, tidak terbawa amarah dan berpikir positif.92

Al Jauziah dalam

91

Robert Brooks and Sam Goldstein, Nurturing Resilience Our Children, (Amerika: The

McGraw Hills Companies, 2002) hal. 6

Page 74: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

61

Qurotul Uyun menyatakan bahwa kesabaran adalah ketenangan dan

ketabahan seseorag dalam menghadapi dan menerima penderitaan

sehingga ia mampu mengatasi masalah tanpa berkeluh kesah.93

Orang

bersabar akan selalu tenang dalam menghadapi masalah karena ia yakin

setelah kesulitan pasti ada kemudahan sebagaimana firman Allah dalam

Al-Qur‟an:

ن مع العسر يسراإ

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Q.S. Al-

Insyirah 94:6)

Dalam al-Qur‟an surat al-Baqarah ayat 45, sabar disandingkan

dengan kata shalat, hal ini menunjukkan bahwa sabar saja tidak cukup

untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Umat muslim perlu mendirikan

shalat dengan kekhusyu‟an penuh agar hati selalu terpaut dengan Allah

SWT dan merasakan ketenangan juga kedamaian dalam hatinya.

Resiliensi dalam Islam juga disebut sebagai Hijrah. Secara

terminologi hijrah memiliki arti at-tarku yaitu berpindah, secara

terminologi, perpindahan tersebut bisa dilihat dari 2 aspek, yaitu

perpindahan fisik yang biasa disebut dengan hijrah makaniyah dan

perpindahan mental atau hati atau biasa disebut dnngan hijrah

maknawiyah/qalbiyah. Esesensi yang sama dari kedua perpindahan

tersebut adalah perpindahan menuju sesuatu yang lebih baik. Syahar dalam

Zahrotul Uyun menyatakan bahwa hijrah adalah kemampuan seseorang

untuk berpindah dari nilai yang kurang baik menuju nilai yang lebih baik,

menjadikan masalah yang bersifat negatif menjadi sesuatu yang positif

92

Subandi, Sabar: Sebuah Konsep Psikologi, Jurnal Psikologi, Volume 38 No. 2, 2011,

hal. 215 93

Qurotul Uyun, Sabar dan Shalat Sebagai Meningkatkan Resiliensi di Daerah Bencana,

Yogyakarta, Jurnal Intevensi Psikologi, Vol. 4 no. 2 Desember 2012, hal. 256

Page 75: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

62

untuk memperbaiki pribadinya. Hal ini sejalan dengan aspek-aspek

resiliensi dengan bersikap positif.94

Ikhtiyar adalah bagian langkah seorang muslim untuk menyelesaikan

masalah. Sabar tidak cukup menjawab rintangan yang ada, dibutuhkan

usaha keras dan tekad yang kuat untuk dapat menyelesaikan masalah itu

sendiri. Ikhtiyar adalah usaha seseorang secara optimal untuk mencapai

tujuan yang ia harapkan dan mendapatkan ridho Allah SWT. ikhtiyar

menjadi bagian aspek resiliensi yaitu kompetensi personal. Seseorang

paham akan kemampuan dan kelemahan yang ia miliki, maka saat ia

dihadapi sebuah masalah, ia akan mengerahkan segenap kemampuan yang

ia miliki dan juga memohon pertolongan orang lain untuk melengkapi

kekurangan yang ia miliki dalam menyelesaikan masalah tersebut.95

Manusia tidak dapat memastikan segala hal berjalan sesuai dengan

yang ia harapkan, karena tugas manusia adalah selalu berusaha dengan giat

dan menyerahkan hasil terbaik dari jerih payahnya kepada Allah SWT.

Sikap ini dinamakan dengan tawakkal, lebih rinci lagi, tawakkal adalah

saat seseorang menyerahkan segala sesuatu kepada kehendak Allah SWT

setelah ia berjuang dan berusaha untuk mewujudkannya.96

Menerima segala sesuatu dan melakukan sesuatu dengan ikhlas

adalah bagian dari resiliensi seseorang. Ikhlas adalah menerima segala

sesuatu karena Allah SWT. Seseorang yang menerima dengan lapang dada

dan ikhlas segala cobaan dan masalah yang ada akan selalu mendapatkan

ketenangan dan ketentraman dalam hatinya. Karena ia yakin, segala

sesuatu terjadi atas kehendak-Nya.97

94

Zahrotul Uyun, Op. Cit., hal. 2013 95

Mu‟ammar, “Kajian Hadis Tentang Konsep Ikhtiyar Dan Takdir dalam Pemikiran

Muhammad Al-Ghazali dan Nurcholis Madjid,” Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta: 2011. Dipublikasikan, hal. 37 96

Mohd Fathi Yakan Bin Zakaria, “Konsep Tawakkal dalam al-Qur‟an,” Skripsi Fakultas

Ushuluddin UIN Sultan Syarif Riau: 2013. Dipublikasikan. Hal. 20 97

Shofaussamawati, Ikhlas Perspektif Al-Qur‟an, Hermeuntik, Vo. 7 No. 2, 2013, hal. 379

Page 76: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

63

Berkaitan dengan nilai-nilai Islam mengenai kepribadian yang

resilien dalam Pendidikan Agama Islam, peneliti telah melakukan

wawancara dan pengamatan Informan siswa. Ada 7 aspek yang peneliti

amati dan wawancara kepada informan siswa sesuai dengan pengalaman,

pemahaman, kepribadian dan pendapatnya mengenai resiliensi yang

diajarkan oleh guru Pendidikan Agama Islam melalui nilai-nilai Islami,

yaitu:

a. Hijrah

Ibu Lia sebagai Guru PAI tidak secara rutin menyampaikan

terkait pentingnya hijrah dalam diri. Materi hijrah hanya

disampaikan pada mteri Sejarah Kebudayaan Islam, guru PAI

menekankan pengertian hijrah kepada Hijrah Makaniyah. Ketiga

responden menjawab makna hijrah yaitu berpindahnya seseorang

dari suatu tempat ke suatu tempat lainnya. Adapun penanaman

nilai hijrah pada informan Sarah tidak terlalu terlihat, karena saat

terjadi perceraian informan Sarah masih duduk di bangku TK dan

kini ia tinggal bersama ibu sebagai orangtua tunggal, adik, kakek

dan neneknya. Informan Andi membutuhkan waktu sektar 3

minggu pasca kelekaan hingga ia benar-benar merasa lebih baik

dan melupakan traumanya. Informan Jono mulai menampakkan

nilai Hijrah Maknawiyah dalam dirinya, ia mulai lebih rajin shalat

dan menggunakan pakaian rapih usai ayahnya sembuh dari

penyakit Stroke, ia juga mulai terbiasa dengan tempramen ayahnya

yang kerap mengusir ia, ibu dan adiknya dari rumah.

Sarah terbilang dalam usia dini saat orangtuanya bercerai,

pemahaman akan dampak setelah orangtuanya bercerai belum ia

pahami seutuhnya. Yang ia tahu adalah ia tidak akan tinggal

bersama Ayahnya lagi. Hal ini tidak berlangsung lama sampai ia

duduk di bangku Sekolah Dasar, dimana teman sebayanya masih

bisa berkomunikasi dengan baik dan tinggal bersama dengan kedua

orangtuanya. Perbedaan latar belakang tersebut kadang membuat

Page 77: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

64

Sarah menjadi lebih murung daripada anak seusianya. Saat ia mulai

memasuki sekolah Menengah Pertama, ia mulai bisa mengontrol

emosi dan perasaannya di depan orang banyak.

Hijrah Maknawiyah yang dilakukan oleh Sarah adalah tidak

terus menerus berada dalam kesedihan akan kejadian yang

menimpa keluarganya. Ia memutuskan untuk tetap ceria seperti

anak-anak pada umumnya agar ia juga bisa menghibur dan tidak

membebani Ibunya.

Andi mengalami trauma pasca kecelakaan motor kurang

lebih selama 3 minggu. Dalam kurun waktu 3 minggu tersebut,

Andi tidak bisa dan tidak mau mengendarai sepeda motor

sendirian. Kejadian saat kecelakaan terjadi masih melekat dalam

ingatan Andi, dan hal itulah yang membuatnya terkurung dalam

ketakutan untuk mengendarai sepeda motor tersebut. Ia mulai

meninggalkan (hijrah) rasa takutnya setelah merasa lebih tenang

dan tidak melulu mengingat kejadian tersebut. Hingga saat ini,

traumanya berganti menjadi kehati-hatian yang semakin meningkat

agar tidak terjadi lagi kecelakaan akibat kelengahannya.

Jono merasa bersyukur Ayahnya sembuh dari penyakit

strokenya, namun setelah sembuh dari penyakit yang diidapnya,

justru sang Ayah menunjukkan kepribadian yang membuatnya

takut dan sedih, yakni mengusir keluarganya dari rumah. Jono tidak

tahu menahu mengapa Ayahnya kerap mengusir ia, Ibu dan

adiknya dari rumah yang mereka tinggali bersama. Baginya,

keadaan tersebut akan berangsur membaik kalau ia juga

menanggapinya dengan positif. Awalnya ia merasa marah saat

pertama kali Ayahnya menunjukkan perilaku tersebut, namun

seiring berjalannya waktu, Jono mulai terbiasa dan tidak

menjadikan hal tersebut sebagai permasalahan besar yang dapat

mengganggu kegiatan kesehariannya.

b. Shalat

Page 78: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

65

Sarah selalu shalat 5 waktu setiap harinya meskipun tidak

selalu tepat waktu. baginya, shalat merupakan kewajiban bagi

setiap muslim yang tidak bisa ditawar-tawar. Keberadaan

mamahnya dirumah yang mengawasi kesehariannya juga membuat

ia selalu melaksanakan shalat. Selain pengetahuan akan kewajiban

shalat, pengawasan dari Ibu, ia juga memberikan alasan bahwa ia

tidak memiliki begitu banyak kegiatan yang dapat membuatnya

bisa menghindari waktu shalat. Oleh karena itu, ia selalu

melaksanakan shalat 5 waktu setiap hari.

Andi kerap melaksanakan shalat wajib setiap harinya, meski

terkadang tertinggal waktu shubuh karena bangun terlalu siang.

Begitu juga Jono, ia selalu melakukan shalat 5 waktu meskipun

sering dilanda kemalasan namun shalat harus tetap dijalankan.

c. Sabar

Nilai sabar adalah nilai yang guru PAI paling sering

sampaikan baik dalam setting pembelajaran maupun di luar kelas.

“Sabar itu juga sama saya sering terapkan ke mereka sifat sabar itu

misalnya dalam menghadapi teman-teman dalam pergaulan

mislnya teman udah punya buku paket ya sama juga dengan

keikhlasan itu ya kalian harus bersabar duu mungkin ini orangtua

belum mampu untuk membelikan gitu terus dalam pelajaran sabar

juga dalam artian pembelajaran juga mereka harus, bu kok saya ga

bisa bisa , ya sabar ya mungkin karena memang belum masuk ke

pelajaran kamu itu, ya sabar jadi jangan berputus asa untuk sealu

berusaha kalau belum dapet ya sabar belum dapet nilai sabar ya

berkaitan semua”. (Wawancara Guru PAI, 28 Agustus 2018)

Informan Sarah membagikan ceritanya mengenai masalah

keluarga dengan antusias meskipun matanya terlihat menahan air

mata. Ia merasa bangga hingga saat ini ia masih bisa bertahan

seperti teman lainnya terlepas dari masalah keluarga yang di

Page 79: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

66

hadapinya. Mengenai masalah yang dihadapinya Sarah

mengungkapkan kesabarannya namun tidak mengenai

keikhlasannya“Sabar si udah tapi kalau ikhlasnya belum”

(Wawancara Sarah, 28 Agustus 2018).

Menghadapi sang Ayah, Sarah tidak melampiaskan

emosinya dengan kemarahan berkepanjangan, berteriak tidak

karuan atau perbuatan lainnya yang biasa dilakukan seseorang

untuk meluapkan amarahnya. Sarah memilih untuk diam dan

tenang demi kebaikan keluarganya. Karena ia khawatir jika ia

berontak, hal itu hanya akan memperumit permasalahan dan

membuat keluarganya terutama Ibu Sarah khawatir.

Usai kecelakaan, Andi langsung menceritakan kejadian

yang menimpanya kepada orangtuanya. Ia mengakui bahwa ia

merasakan sabar tapi ia tidak tahu yang dimaksud dengan sabar itu

apa. Ia tidak bisa menjelaskan sabar dengan kata-kata, ia

menyatakan bahwa ia sabar usai kecelakaan itu dengan terus

berdo‟a agar lekas sembuh dan dihindarkan dari kejadian dan

bahaya yang serupa.

Jono mulai merasa dalam puncak emosi saat Ayahnya

pertama kali mengusir ia dan keluarganya dari rumah. Namun,

karena ia tidak membalas api dengan api, pertengkaran tersebut

tidak pernah berujung ke hal yang lebih parah dari hal tersebut.

Jono lebih memutuskan untuk menghadapi Sang Ayah dengan

kesabaran penuh, selain untuk menenangkan tempramen Sang

Ayah, juga untuk menenangkan ketakutan Ibu dan adiknya.

d. Ikhtiyar

Guru PAI kerap menjelaskan kepada para siswa terkait

pentingnya penerapan ikhtiyar dalam kehidupan sehari-hari,

terutama dalam pembelajaran. “ikhtiyar itu ya anak itu suruh

berusaha untuk mencapai pembelajaran, misalkan dia kurang, dia

Page 80: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

67

harus berusaha untuk belajar” (Wawancara guru PAI, 28 Agustus

2018)

Ketiga informan bisa menjawab dengan baik mengenai

definisi ikhtiyar, adapun bentuk ikhtiyar yang kerap di lakukan

oleh ketiga informan adalah belajar dengan rajin di rumah. Ikhtiyar

lainnya yang berkaitan dengan masalah masing-masing informan

adalah tidak menyebarkan aib orangtua atau masalah keluarga ke

sembarang orang, melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan

masalah yang ada sehingga masalah terselesaikan dengan baik.

Sebagai anak pertama yang menjadi contoh bagi adiknya,

Sarah memilih untuk memutuskan keputusan yang bijak dan demi

kebaikan bersama dibandingkan untuk memenangkan egonya. Ia

memiliki tujuan dan harapan yang jelas untuk kehidupan

kedepannya. Untuk mencapai harapannya tersebut, Sarah telah

membayangkan dan memperkirakan usaha-usaha apa yang perlu ia

lakukan. Pun dalam belajar, ia berusaha seoptimal mungkin untuk

dapat memahami setiap mata pelajaran dengan baik.

Andi merasakan bahwa menghilangkan traumanya untuk

mengendarai sepeda motor tidaklah mudah. Ia butuh bantuan dari

orang sekitar seperti orangtua dan teman sebayanya. Usahanya

yang tidak pantang menyerah dalam mengalahkan ketakutan dan

trauma yang ada di dirinya membuatnya berhasil dalam

menaklukkan traumanya itu. Sekarang ia mulai kembali

mengendarai sepeda motor dengan baik dan kehati-hatian yang

lebih tinggi.

Permasalahan pribadi termasuk permasalahan keluarga

seperti yang dialaminya bukanlah hal yang perlu ia ceritakan

kepada semua orang. Baginya, menjaga nama baik keluarga juga

sebagai salah satu usahanya untuk menstabilkan keadaan

keluarganya. Ia bisa membedakan, kepada siapa ia bisa bercerita

mengenai masalah keluarganya dan kepada siapa ia harus menutupi

Page 81: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

68

masalah ini.Sejauh ini, sekolah adalah tempat yang sangat

menyenangkan baginya, oleh karena itu ia memilih untuk tidak

membawa masalah keluarganya ke lingkungan sekolah, termasuk

kepada para guru.

Terlepas dari sikap Ayahnya yang tidak menyambut dengan

baik keberadaan ia, Ibu beserta adiknya di rumah, Jono masih

membantu Ibunya dalam merawat Ayah yang masih lemah pasca

penyakit stroke yang dialaminya.

e. Ikhlas

Penjelasan dan nasihat guru PAI kepada siswa termasuk

ketiga informan terkait ikhlas adalah sebagai berikut, “mereka itu

harus ikhlas dalam setiap menerima pelajaran, misalnya dia dapet,

udah berusaha, tapi dia dapet nilai jelek tapi ya saya ini kan untuk

belajar ikhlas jadi kamutuh harus bisa lebih berusaha lagi

seandainya dapet nilai jelek, jadi jangan, adatuh anak yang dapet

nilainyanya jelek, dirobek-robek gitu kertas ulangannya nah itu

maksudnya kamu bukan tergolong orang yang ikhlas gitu, ikhlas

itu dalam pembelajaran, terkadang saya terapkan juga misalkan

dalam kehidupan dia dengan orangtua gitu karena kita kan

ngembangin agama itu kan bukan hanya pembelajaran aja tapi juga

ke orangtua ke guru gitu ya saya terangkan ikhlas yang misalkan

kalian dikasih uang jajaan sekian nah itu kalian ga perlu memaki-

maki orangtua, kalian harus ikhlas, mungkin rezeki orangtua kalian

Cuma segini terus misalnya belum punya buku paket, itu ga perlu

marah-marah dengan orangtua kadang kan orangtua belum mampu

untuk membelikan, sudah saya sampaikan” (Wawancara Guru PAI,

28 Agustus 2018)

Sarah melakukan semampunya dalam menghadapi kejadian

yang menimpanya. ia sudah merasa sabar dalam menghadapi

Ayahnya, namun belum bisa ikhlas untuk menerima apa yang telah

Page 82: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

69

diperbuat Ayahnya. Setiap ia merindukan sosok Ayah dalam

kehidupannya, yang terlintas di pikirannya justru kesalahan yang

telah diperbuat sang Ayah yang membuat keluarganya berantakan

hingga saat ini. Meskipun demikian, Sarah kerap menjabarkan

kebaikan yang hingga saat ini Ayahnya tetap lakukan seperti

membiaya sekolah ia dan adiknya, mengunjunginya di rumah, dan

juga memberikannya uang saku meskipun tidak rutin.

Andi menganggap kecelakaan yang menimpanya sebagai

pembelajaran untuk lebih berhati-hati dalam berkendara terutama

di jalan raya. Ia tidak mengutuk dirinya karena tidak berhati-hati

dan menyebabkan kecelakaan terjadi, ia memilih untuk

menjadikannya pelajaran dan membuatnya sadar pentingnya fokus

dan kehati-hatian saat berkendara.

Awalnya Jono tidak bisa merasa ikhlas atas apa yang telah

Ayahnya perbuaat terhadap ibu dan adiknya. Baginya seorang

Ayah seharusnya dapat melindungi dan membuat keluarga menjadi

merasa lebih aman, bukan malah membuat keluarganya merasa

terancam dan ketakutan. Namun semakin ia terbiasa dengan

perilaku yang ditunjukkan sang Ayah terhadapnya, ia mulai bisa

menerima perilaku Ayahnya sedikit demi sedikit.

f. Tawakkal

Guru PAI menyampaikan tawakkal lebih sering terkait

praktek „ibadah mahdhoh dalam keseharian. “Tawakkal ya kita

bina dia dalam ibadah dia untuk selalu bertawakkal kepada Allah

terus” (Wawancara guru PAI, 28 Agustus 2018) selain mengenai

ibadah, guru PAI juga menyampaikan pentingnya tawakkal setelah

selesai berikhtiyar dengan optimal.

Berserah diri kepada Allah SWT adalah hal yang selama ini

Sarah lakukan untuk menengakan pikiran dan hatinya. Ia tidak

begitu mengerti apa yang sejatinya terbaik bagi diri dan

Page 83: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

70

keluarganya. Jadi yang terbaik baginya ialah berusaha dengan

seoptimal mungkin dan menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT

lewat do‟a dan keyakinan akan terkabulnya do‟a tersebut.

Ketakutan untuk mengendarai sepeda motor pasca

kecelakaan motor itu karena Andi dibayang-bayangi dengan

kesakitan dan tabrakan yang serupa atau bahkan lebih parah dari

yang ia alami. Tidak ada yang bisa menjamin ia akan selalu

selamat sampai tujuan, oleh karena itu Andi memutuskan untuk

melupakan rasa takutnya dan berdoa, berserah diri kepada Allah

untuk melindunginya selama di perjalanan.

Andi kerap menyebutkan nama Ayahnya setelah usai shalat

dalam do‟anya agar Ayahnya sadar atas apa yang dilakukannya dan

tidak mengulanginya lagi.

4. Faktor Pembentuk Resiliensi Informan Siswa

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi resiliensi seseorang.

Ketiga faktor yang sangat berpengaruh dalam pembentukan resiliensi

dalam diri seseorang adalah sebagai berikut:

a. Diri sendiri (Faktor internal) 98

Sarah memiliki kepribadian yang lebih tangguh dibandingkan

dua informan lainnya dikarenakan dirinya lebih lama dalam

menghadapi adversitynya yaitu sekitar 7-8 tahun sejak perceraian

orangtua hingga kini ia duduk di kelas IX SMP. Ketangguhannya

ditunjukkan dengan kemampuannya yang semakin baik dalam

mengatur emosi dan perasaannya.

Setelah kecelakaan 2 tahun lalu, meski dibayang-bayangi

ketakutan akan kejadian tersebut, Andi mulai membangun kembali

keberanian dirinya dalam hal apapun, terutama dalam hal mengendari

kendaraan. Ia merasakan trauma dan ketakutannya hanya membuatnya

98Paula Fleshman dan Judy Schoenberg, The Resilience Factor, (New York: Girl Scouts,

2011) hal. 4

Page 84: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

71

terjerembap lebih jauh ke dalam kegelapan yang membuatnya

tertinggal dengan teman-teman lainnya. Cara dan strategi yang ia

lakukan untuk bangkit adalah menghilangkan trauma yang

dimilikinya.

Jono melihat kejadian yang menerpa keluarganya sebagai

cobaan untuk keluarganya agar menjadi lebih kuat. Meskipun

terkadang ia lelah dengan perbuatan yang dilakukan Ayahnya

terhadap Ibu dan adiknya, ia tetap melakukan tanggung jawabnya

sebagai anak dengan merawat Ayahnya sehari-hari bersama Ibu dan

adiknya.

b. Keluarga (Faktor eksternal) 99

Keluarga sangat berpengaruh dalam pembentukan resiliensi

ketiga informan. Bagi Sarah, Ibu lah yang membuatnya bisa bertahan

hingga sekarang. Ibu yang kerap mengingatkannya untuk menjaga

emosi dan juga melaksanakan shalat 5 waktu. Sarah bisa menaklukkan

emosinya demi kebaikan dan kebahagiaan Ibunya, agar sang Ibu tidak

mengkhawatirkan dirinya dan bisa hidup bahagia seperti Ibu-Ibu

lainnya.

Bagi Andi, orang yang menjadi tempat pertama bercerita

adalah orangtuanya. Setiap ada masalah yang menimpanya ia akan

langsung bercerita secara terbuka kepada Ayah dan Ibunya. Kedua

orangtuanya terus mendukung Andi untuk mengembangkan dirinya

dan menjadikan dirinya lebih kuat dalam menghadapi berbagai

cobaan.

Sama seperti Sarah, Ibu adalah sosok yang sangat berpengaruh

dalam pembentukan kepribadian dan resiliensi Jono. Ibunya yang

lebih sering berhadapan dengan sang Ayah dan masih terlihat tegar

menjadi contoh nyata baginya untuk menghadapi tempramen

Ayahnya. Jono memutuskan tidak membalas perbuatan Ayahnya

99Ibid.

Page 85: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

72

dengan emosi untuk menjaga dan melindungi Ibu dan Adiknya dari

bahaya dan ancaman yang lebih tinggi.

c. Komunitas dan lingkungan sekitar (Faktor eksternal) 100

Sekolah adalah bagian dari komunitas dan lingkungan sekitar

para informan hidup sehari-hari. Bagi ketiga informan, sekolah adalah

tempat yang menyenangkan dan aman bagi mereka. Segala

permasalahan yang mereka hadapi di rumah bisa mereka lupakan

sementara selama mereka berada di sekolah bersama teman-teman

sebayanya. Kebersamaan dengan teman-teman adalah alasan terbsear

bagi ketiga informan untuk senang saat memasuki lingkungan

sekolah.

Ada beberapa guru yang membuat informan nyaman berada di

sekolah. Sarah menyukai Ibu Eva (Guru Bahasa) karena kepekaannya

lebih dari guru-guru lainnya. Andi tidak begitu dekat dengan guru-

guru di sekolah, ia lebih memilih untuk bergaul hanya dengan teman-

temannya. Jono merasakan sangat senang untuk bercerita dengan Pak

Eko (Guru SBK) karena kepribadian Pak Eko yang peduli dan lucu.

5. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Membentuk

Resiliensi Siswa

Mengingat peran guru yang sentral dalam poros berjalannya

pendidikan, maka seorang guru selain memiliki peran sebagai pengajar

juga memiliki peran ganda dalam profesinya, seperti:

a. Pembimbing

Menjadi pembina bagi muridnya. Seorang guru memiliki peran

membina dan membimbing setiap anak didiknya dengan adil dan

bijaksana, binaan seorang guru kepada anak didik tentu akan

membekas di benak anak didik saat sang guru juga membina sang

murid dengan sepenuh hati. Tidak dapat menutup kemungkinan

seorang murid menghadapi masalah, saat itulah guru bermain perannya

100

Ibid.

Page 86: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

73

sebagai pembina yang mampu membantu siswanya untuk memecahkan

masalah tersebut.101

Ibu Lia mengungkapkan bahwa ia kerap meluangkan waktu

dan memberikan bagi para siswa untuk berkeluh kesah terkait masalah

yang dihadapinya. Bimbingan yang dimaksud berupa nasihat, waktu

untuk bercerita dan juga bantuan dalam penyelesaian masalah.

Meskipun demikian, dari ketiga informan hanya Sarah yang

menceritakan masalah pribadinya kepada Guru PAI. Menurut Sarah,

“dia cenderung kalau ada yang bilang yaudah gitu doang, nggak

terlalu peka banget lah” (Wawancara Sarah, 28 Agustus 2018)

Selain menyediakan ruang dan waktu untuk siswa melakukan,

guru PAI juga membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang

dimilikinya terutama dalam pengembangan Akhlakul karimah dan

kemampuan dalam membaca al-Qur‟an. Bagi Faiz, “Guru PAI

menjadi pembimbing yang membuat saya lebih baik.” (Wawancara

Faiz, 28 Agustus 2018)

b. Pembina rohani

Spiritual father (Bapak rohani), guru pendidikan agama Islam

haruslah memiliki ilmu pengetahuan agama dan juga pengalaman

beragama yang memumpuni, dengan ini guru dapat menjadi seorang

bapak rohani bagi muridnya dengan cara memberikan santapan rohani

dalam bentuk nasihat, motivasi dan juga bimbingan kepada murid.

Manusia memiliki kebutuhan jasmani dan rohani, kebutuhan jasmani

dapat dipenuhi dengan makanan dan minuman, sedangkan kebutuhan

rohani bisa diperoleh melalui pengalaman beragama seperti shalat,

membaca al-Qur‟an, mendengarkan ceramah, dsb.102

Bagi ketiga Informan, Guru PAI adalah pembina rohani di

sekolah. Membina para siswa untuk memiliki pribadi yang lebih taat

101

Abd. Rachman Assegaf, Filsafat Pendidikan Islam Paradigma Baru Pendidikan

Hadhari Berbasis Integral – Interkonektif, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011) cet. Ke- 1,

hal. 12 102

Ibid.,

Page 87: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

74

dan lebih memahami agama. Tidak hanya memberikan teori namun

juga penjelasan bagaimana menjadi pribadi yang baik, termasuk

penanaman nilai-nilai sabar, ikhlas, ikhtiyar dan tawakkal.

Guru PAI kerap mengawasi siswa dalam kesehariannya,

terutama saat kegiatan shalat berjamaah. Guru PAI mengajak siswa

untuk khusyu’ dan menghayati setiap gerakan dalam shalat dan juga

do‟a setelah shalat. Selain shalat, guru PAI juga sering mengajak para

siswi untuk mengenakan pakaian yang rapih, seperti untuk perempuan

dengan menggunakan dalaman kerudung agar tidak ada rambut yang

terlihat (wawancara guru PAI, 28 Agustus 2018)

Di mata informan, Guru PAI selalu mengingatkan dan

mengajarkan pentingnya penanaman nilai hijrah, sabar, ikhtiyar, ikhlas

dan tawakkal serta shalat 5 waktu sehari-hari. Namun untuk

penanaman dan pengawasan secara riil kepada informan belum

dirasakan oleh para informan. “Iya kebanyakan kan, apadah namanya,

udah belajar doang terus gausa diamalin gitu” (Wawancara Sarah, 28

Agustus 2018)

c. Suri Tauladan

Guru memiliki peran sebagai suri tauladan atau role model

yang nyata bagi muridnya, baik teladan dalam sisi kedalaman dan

keluasan ilmunya maupun teladan dalam sikap dan budi pekertinya.

Guru perlu memiki kemampuan profesional ntuk mendidik siswa

dengan keteladanan hingga tumbuh etika dan perilaku yang baik dalam

diri siswa sesuai dengan apa yang diajarkan dan ditunjukkan dalam

kepribadian sang guru itu sendiri. 103

Terlepas dari baiknya kepribadian yang dimiliki oleh guru PAI,

manusia tetap memiliki kekurangan dan kelebihan dalam dirinya.

“Hmm ngikutin sifatnya kalau ada yang baik diikutin, kalau ada yang

103

Abu Muhammad Iqbal, Pemikiran Pendidikan Islam Gagasan-Gagasan Besar Para

Ilmluwan Muslim, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015) hal. 94

Page 88: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

75

jahat lebih baiknya gausa diceritain” (wawancara Sarah, 28 Agustus

2018)

Guru PAI selalu menggunakan pakaian yang sopan dan rapih,

berbicara dan berinteraksi dengan siswa dan sesama guru dengan

bahasa yang ramah dan sopan. Ketiga informan kerap melihat guru

PAI sebagai sosok teladan terutama dalam hal keagamaan.

Page 89: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

76

Page 90: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

78

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis data yang ditemukan di lapangan, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Problematika yang pada dihadapi oleh para siswa adalah perceraian

orangtua, broken home, korban bully, kecelakaan serta meninggalnya

sanak saudara. Untuk subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah

siswa dengan perceraian orangtua, broken home dan kecelakaan

2. Resiliensi siswa yang diajarkan oleh guru PAI melalui nilai sabar,

ikhlas, ikhtiyar, tawakkal dan pembiasaan shalat 5 waktu sehari-hari

berbeda-beda untuk masing-masing informan.

3. Faktor yang paling mempengarui resiliensi adalah orangtua. Setelah

orangtua, faktor internal dari kepribadian masing-masing siswa adalah

hal kedua yang paling mempengaruhi resiliensi siswa. Ketiga adalah

teman terdekat informan yang kerap mendengarkan cerita dan keluh

kesah dari informan.

4. Peranan guru PAI membentuk nilai resiliensi dalam Pendidikan Islam

adalah sebagai konsultan, pembimbing kognitif dan kepribadian,

pembina rohani dan suri tauladan.

B. Implikasi

1. Pendalaman wawasan dan kemampuan guru dalam membentuk

resiliensi siswa

2. Penanaman resiliensi secara mendalam dan intens kepada seluruh

siswa dalam setiap mata pelajaran dan kegiatan sekolah

3. Pengembangan strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam

bermuatan nilai-nilai resiliensi untuk siswa

C. Saran

Berdasarkan penelitian dan kesimpulan yang didapatkan, terdapat

beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, yaitu:

Page 91: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

79

1. Bagi Guru Pendidikan Agama Islam

a. Guru Pendidikan Agama islam perlu menumbuhkan rasa empati yang

tinggi kepada seluruh siswa agar dapat merasakan apa yang siswa

rasakan dan melihat dunia melalui sudut pandang siswa sehingga guru

PAI dapat dengan mudah memasuki dunia siswa

b. Dengan wawasan dan kemampuan yang guru PAI miliki, guru PAI

perlu menanamkan nilai-nilai Islami berkaitan dengan resiliensi diri

secara intens kepada para siswa secara adil dan merata agar

kedepannya siswa menjadi tegar dan tahan terhadap berbagai

tantangan dan kesulitan yang akan dihadapi

c. Guru PAI memiliki peran sebagai pebina rohani yang tidak hanya

untuk menyampaikan nilai-nilai Islam tapi bagaiana nilai-nilai yang

disampaikan tersebut dapat tertanam dalam pribadi masing-masing

siswa.

2. Bagi Orangtua Siswa

a. Orangtua merupakan orang yang paling memiliki andil dalam

pembentukan resiliensi siswa sesuai dengan hasil penelitian ini.

Dengan ini diharapkan orangtua mampu memahami perannya sebagai

pembentuk resiliensi siswa dengan terus mendidik dan melatih anak

dalam kesehariannya agar menjadi pribadi yang resilien/

b. Siswa merupakan anak remaja yang masih memerlukan pengawasan

dari orangtua, oleh karena itu orangtua perlu memberikan pengawasan

dan pembinaan kepada anak secara optimal agar apa yang diajarkan di

sekolah oleh guru-guru termasuk guru PAI dapat terealisasikan di

kehidupan sehari-hari.

c. Orangtua perlu memberikan perhatian kepada anak secara intens agar

anak merasa diperhatikan dan dicintai sehingga mereka bisa merasa

lebih aman dan tentram

d. Disiplin sangat dibutuhkan dalam membentuk pribadi yang resilien,

disiplin yang diterapkan di lingkungan sekolah akan menjadi optimal

jika disiplin tersebut diterapkan dalam lingkungan rumah, dan hal ini

Page 92: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

80

orangtualah yang memiliki peran untuk mendisiplinkan anak-anak di

rumah.

e. Segala keputusan yang akan dipilih hendaknya mempertimbangkan

secara matang untuk kebaikan anak kedepannya dan tidak

mengorbankan anaknya baik secara fisik ataupun psikologis.

3. Bagi lembaga Pendidikan

a. Memberikan pelatihan secara kepada guru PAI untuk dapat

menambahkan pemahaman terkait psikologis dan problematika yang

dialami siswa.

b. Membantu guru PAI untuk menanamkan nilai-nilai Islami yang agar

terciptanya siswa yang memiliki pribadi yang resilien

Page 93: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

81

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan

Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Depok: PT

RajaGrafindo Persada, 2015.

Aisha, Dhita Luthfi. Hubungan Antara Religiusitas Dengan Resiliensi pada

Remaja di Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta.

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Naskah Publikasi

Apriawal, Jabbal. Resiliensi Pada Karyawan yang Mengalami Pemutusan

Hubungan Kerja (PHK). Empathy Vol. I. No. 1, 2012

Assegaf, Abd. Rachman. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2011.

Bungin Burham. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana, 2011.

Brooks Robert dan Sam Goldstein. Nurturing Resilience Our Children. Amerika:

The McGraw Hills Companies. 2002.

Cohen, Louis, Lawrence Manion dan Keith Morrison. Research Methods in

Education. Routledge, 2007.

Community and Regional Regional Institute, Definitions of Community

Resilience: An Analysis, Meriidan Institute

Daradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.

Dirgayunita, Aries. Depresi: Ciri, Penyebab dan Penangannya. Journal An-Nafs:

Kajian dan Penelitian Psikologi, Sekolah Tinggi Agama Islam

Muhammadiyah Probolinggo vol. 1. No. 1, 2016.

Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers,

2011.

Febrinaliah, Rizki dan Ratih Arruum Llistiyandini. Hubungan Antara Self-

Compassion Dengan Resiliensi Pada Mantan Pecandu Narkoba Dewasa

Awal. Prosiding Konferensi Nasional Peneliti Muda Psikologi Indonesia

2016 Vol. 1 No. 1.

Fleshman, Paula dan Judy Schoenberg. The Resilience Factor. New York: Girl

Scouts. 2011

Fridayanti. Religiusitas, Spiritualitas dalam Kajian Psikologi dan Urgensi

Perumusan Religiusitas Islam. Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Vol. 2.

No. 2, 2015.

Page 94: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

82

Gautama, Budi. Solusi dalam Menghadapi Permasalahan Remaja. Jurnal Hikmah.

No. 01 Januari 2013.

Habibullah, Ahmad, Suprapto, dkk.Kajian Peraturan Dan Perundang-undangan

Pendidikan Agama Pada Sekolah. Jakarta: Pena Cita Satria, 2008.

Hamrin, Nur Khadijah Binti, “Ikhlas dalam Beramal menurut Mufassir,” Skripsi

pada Prodi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel 2018. Dipublikasikan.

Hancock, Beverley dkk. An Introduction to Qualitative Research. The National

Institute of Health Research Research Design Service Eeast Midlands/

Yorkshire and the Humber, 2009.

Iqbal, Abu M. Pemikiran Pendidikan Islam Gagasan-Gagasan Besar para

Ilmuwan Muslim. Jogja: Pustaka Pelajar, 2015.

Isa, Syaikh Abd Qadir. Cetak Biru Tasawuf Spiritualitas Ideal dalam Islam.

Tangerang Selatan: Ciputat Press, 2007.

Kothari, C. R.. Research Methodologies (Research and Techniques). New Delihi:

New Age International (P) Limited, Publishers, 2004.

Liansyah, Tita Menawati. Pencegahan dan Penanganan Depresi Pada Siswa.

Jurnal Genta Mulia, vol. VI. No. 1, 2015

Lichtman, Marilyn. Qualitative Research in Education A User’s Guide. Amerika:

SAGE publication, 2013.

Mayasari, Ros. Religiusitas. Islam dan Kebahagiaan. Al-Munzir Vol. 7. No. 2,

2014.

Mu‟ammar, “Kajian Hadis Tentang Konsep Ikhtiar dan Takdir dalam Pemikiran

Muhammad Al-Ghazali dan Nurcholis Madjid,” Skripsi Program Studi

Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta 2011. Dipublikasikan.

Muchith, M. Saekan. Guru PAI yang Profesional, Quality Vol. 4. 2, 2016.

Mulyasa. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2012

Mukani. Redefinisi Peran Guru Menuju Pendidikan Islam Bermutu. Jurnal

Pendidikan Agama Islam vol. 2. No. 1, 2004.

Najati, Muhammad Utman. Psikologi dalam al-Qur’an.Bandung: CV Pustaka

Setia, 2005.

Page 95: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

83

Pontoh, Zaenab dan M. Farid. Hubungan Antara Religiusitas dan Dukungan

Sosial dengan Kebahagiaan Pelaku Konversi Agama. Persona Jurnal

Psikologi Indonesia Vol. 4. No. 1, 2015

Prapanca, Pandu. Pengaruh Tingkat Religiusitas Terhadap Self Resiliensi Siswa

Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Karanganyar. E-Journal

Bimbingan Konseling Edisi 1. Tahun ke-6, 2017

Research Support Gorup at the Social Science Research Lab. Qualitative Research

Introduction, Center for Teaching and Learning, American University,

Washington DS

Reza, Iredho Fani. Hubungan Antara Religiusitas dengan Moralitas Pada Remaja

di Madrasah Aliyah. Humanitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Vol. X.

No. 2, 2013.

Ridla, M. Rasyid. Profesionalitas Guru Pendidikan Agama Islam dalam Proses

Pembelajaran. Tadris, Volume 3. No. 1, 2008.

Ritchie, Jane dan Jane Lewis. Qualitative Research Practice a Guide for Social

Science Students And Researchers. London: SAGE Publications. 2003.

Rozi, M. Asep Fathur. Profesionalisme Guru: Antara Beban dan Tanggung Jawab.

Edukasi, vol. 3. No. 2, 2015.

Saat, Sulaiman. Guru: Status dan Kedudukannya di Sekolah dan Dalam

Masyarakat. Auladuna Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin

Makassar, Vol. 1. No. 1 2014

Salim, Moh Haitami dan Syamsul Kurniawan. Studi Ilmu Pendidikan Islam.

Yogyakarta. Ar-Ruzz Media. 2012.

Sapuri, Rafy. Psikologi Islam: Tuntunan Jiwa Manudia Modern. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2009.

Sarosa, Samiaji. Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar. Jakarta: PT Indeks, 2017.

Setiawan, Erik dkk. Makna Hijrah pada Mahasiswa Fikom Unisba di Komunitas

(„followers‟) Akun Line „@DakwahIslam‟. Media Tor Vol 10, 1, 2017

Shoffaussamawati. Ikhlas Perspektif dalam Al-Qur‟an. Hermeuntik. Vol. 7 No. 2

2013

Siregar, Budi Gautama. Solusi dalam Menghadapi Permasalahan Remaja. Jurnal

Hikmah Vo. VII. No. 01, 2013.

Snape, Dawn dkk. Qualitative Research Practice. Wiltshire, Great Britain The

Cromwell Press Ltd: 2003.

Page 96: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

84

Subandi. Sabar: Sebuah Konsep Psikologi. Jurnal Psikologi. Vol. 38 No. 2. 2011.

Sukring. Pendidik Dan Peserta Didik dalam Pendidikan Islam. Jakarta: Graha

Ilmu, 2013.

Susilo, Slamet, Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan

Religiusitas Siswa di SMA Negeri 3 Yogyakarta. Publikasi Ilmiah Program

Studi Magister Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Suyanto, Bagong dan Sutinah. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif

Pendekatan. Jakarta: Kencana, 2013.

Tafsir, Ahmad. Filsafat Pendidikan Silami Integrasi Jasmani, Rohani dan Kalbu

Memanusiakan Manusia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan

Dosen Pasal

Uyun, Qurotul. Sabar dan Shalat Sebagai Meningkatkan Resiliensi di Daerah

Bencana, Yogyakarta. Jurnal Intevensi Psikologi, Vol. 4. No. 2, 2012

Uyun, Zahrotul. “Resiliensi dalam Pendidikan Karakter.” Prosiding Seminar

Nasional Psikologi Islami 2012. 21 April 2012. Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Wahyuni, Sari. Qualitative Research Method: Theory And Practice.Jakarta:

Penerbit Salemba Empat, 2012.

Widuri, Erlina Lisyanti. Regulasi Emosi dan Resiliensi Pada Mahasiswa Tahun

Perama. Humanitas Vol. IX. No. 2, 2012.

Yin, Robert K. Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2005.

-------------------. Qualitative Research Method from Start to Finish. New York:

The Guilford Press, 2011

Zakaria, Mohd Fathi Yakan Bin. “Konsep Tawakkal dalam Al-Qur‟an.” Skripsi.

Fakultas Ushuluddin UIN Sultan Syarif Riau: 2013. Dipublikasikan.

Page 97: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

85

85

LAMPIRAN

Page 98: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

85

85

MATRIKS VARIABEL PENELITIAN

VARIABEL DIMENSI KARAKTERISTIK INDIKATOR SUMBER

REFERENSI

PERTANYAAN

Peran guru

Pendidikan

Agama

Islam

Pembina 5. Membimbing

peserta didik

6. Mencegah

anak memiliki

akhlak yang

buruk

7. Mengarahkan

murid untuk

menjadi

pribadi yang

berakhlak

mulia

8. Membantu

siswa untuk

bersiap dalam

menghadapi

berbagai

masalah

1.1 Guru mengetahui

kelemahan murid

1.2 Guru mengetahui

kekurangan murid

1.3 Guru selalu

menyediakan waktu ran

dan ruang untuk

berbincang dengan siswa

1.4 Guru memberikan

nasihat islami secara rutin

kepada siswa

2.1 Guru menceritakan

kisah-kisah tentang akhlak

yang mulia

2.2 Guru langsung

menegur siswa saat siswa

melakukan kejahatan atau

bertindak tidak sopan

2.3 Guru memiliki catatan

tentang perilaku buruk

Abd. Rachman

Assegaf,

Filsafat

Pendidikan

Islam, (Jakarta:

PT

RajaGrafindo

Persada, 2011)

hal. 111

1.1.1 Bagaimana anda

membimbing siswa? (W,

O)

1.1.2 Guru mengetahui

kelemahan murid (K)

1.1.3 Guru mengetahui

kekurangan murid (K)

1.1.4 Guru selalu menyediakan

waktu dan ruang untuk

berbincang dengan siswa

(K)

1.1.5 Guru memberikan

nasihat islami secara

rutin kepada siswa (K,

O)

2.1.1 Apa yang anda lakukan

saat menemukan siswa

memiliki akhlak yang

buruk? (W, O)

2.1.2 Guru menceritakan

kisah-kisah tentang

akhlak yang mulia (K)

2.1.3 Guru langsung menegur

siswa saat siswa

Page 99: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

86

86

siswa

3.1 Guru menjelaskan cara

untuk menjadi pribadi yang

berakhlak baik

3.2 Guru memiliki catatan

kepribadian siswa

4.1 Guru mendengarkan

keluhan siswa

4.2 Guru membantu siswa

memecahkan masalah

melakukan kejahatan

atau bertindak tidak

sopan (K)

2.1.4 Guru memiliki catatan

tentang perilaku buruk

siswa (K)

3.1.1 Bagaimana cara anda

membentuk akhlak pada

siswa? (W)

3.1.2 Guru menjelaskan cara

untuk menjadi pribadi

yang berakhlak baik (K)

3.1.3 Guru memiliki catatan

kepribadian siswa (K)

4.1.1 Apa yang anda lakukan

untuk menyiapkan siswa

yang tegar dalam

menghadapi segala

masalah? (W)

4.1.2 Guru mendengarkan

keluhan siswa (K)

4.1.3 Guru membantu siswa

memecahkan masalah

(K)

Spiritual

Father

9. Tidak

mengutamaka

n materi

(zuhud)

1.1 Guru mengajak

siswa untuk

mengutamakan

akhirat

1.1.1 Apa yang menjadi tujuan

hidup bagi anda? (W)

1.1.2 Guru mengajak siswa

untuk mengutamakan

Page 100: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

87

87

10. Mengajar

untuk mencari

ridha Allah

SWT (Zuhud)

11. Tidak

berselisih

12. Ikhlas dalam

pekerjaan

13. Pemaaf

14. Menjadi

orangtua

kedua bagi

murid

15. Mengetahui

tabiat siswa

16. Menguasai

mata pelajaran

1.2 Guru memberikan

kisah tentang hamba

Allah yang zuhud

1.3 Guru menjelaskan

keutamaan dari

sikap zuhud

2.1 Guru mengajar para

siswa untuk mengamalkan

ilmu yang dimilikinya

2.2 Guru mengajar para

siswa untuk mendekatkan

diri kepada Allah SWT

2.3 Guru mengajak siswa

untuk melakukan segala

sesuatu untuk menggapai

ridla Allah SWT

3.1 Guru tidak menanggapi

ajakan orang lain untuk

berselisih

3.2 Guru menjelaskan

bahayanya berselisih

dengan sesama

3.3 Guru memberikan

arahan kepada siswa setiap

ada perselisihan di antara

siswa

4.1 Guru tidak meminta

akhirat (K)

1.1.3 Guru memberikan kisah

tentang hamba Allah

yang zuhud (K)

1.1.4 Guru menjelaskan

keutamaan dari sikap

zuhud (K)

2.1.1 Apa tujuan anda menjadi

seorang guru PAI? (W)

2.1.2 Guru mengajar para

siswa untuk

mengamalkan ilmu yang

dimilikinya (K)

2.1.3 Guru mengajar para

siswa untuk

mendekatkan diri kepada

Allah SWT (K)

2.1.4 Guru mengajak siswa

untuk melakukan segala

sesuatu untuk menggapai

ridla Allah SWT (K)

3.1.1 Apa reaksi anda saat

menghadapi perbedaan

pendapat dan juga

masalah dengan orang

lain? (W)

3.1.2 Guru tidak menanggapi

ajakan orang lain untuk

Page 101: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

88

88

bayaran atau ganjaran

setiap siswa memohon

bimbingan

4.2 Guru menjelaskan

pentingnya memiliki sifat

ikhlas

4.3 Guru mengajak siswa

untuk tidak mengingat-

ngingat segala sesuatu

yang telah siswa beri

kepada orang lain

5.1 Guru memaafkan

kesalahan orang lain

setelah masalah selesai

5.2 Guru menjelaskan

pentingnya memiliki sifat

pemaaf

5.3 Guru memberkan

arahan kepada siswa cara

memaafkan orang lain

dengan bijak

6.1 Guru tidak pilih kasih

dalam membimbing siswa

6.2 Guru memiliki target

yang jelas dalam

membimbing siswa

7.1 Guru memahami tabiat

siswa

berselisih (K)

3.1.3 Guru menjelaskan

bahayanya berselisih

dengan sesama (K)

3.1.4 Guru memberikan arahan

kepada siswa setiap ada

perselisihan di antara

siswa (K)

4.1.1 Seperti apa wujud ikhlas

yang anda terapkan dalam

mengajar? (W)

4.1.2 Guru tidak meminta

bayaran atau ganjaran setiap

siswa memohon bimbingan (K)

4.2.1 Guru menjelaskan

pentingnya memiliki sifat ikhlas

(K)

4.3.1 Guru mengajak siswa

untuk tidak mengingat-ngingat

segala sesuatu yang telah siswa

beri kepada orang lain (K)

5.1.1 Apa yang anda lakukan

jika orang lain

melakukan masalah

terhadap anda? (W)

5.1.2 Guru memaafkan

kesalahan orang lain

setelah masalah selesai

Page 102: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

89

89

7.2 Guru mengetahui

kebiasaan siswa

7.3 Guru memahami

kepribadian setiap siswa

8.1 Guru menyiapkan

materi sebelum pelajaran

dimulai

8.2 Guru tidak hanya

mnejadikan buku mata

pelajaran sebagai satu-

satunya sumber belajar

8.3 Guru mampu

menjawab pertanyaan-

pertanyaan murid

(K)

5.1.3 Guru menjelaskan

pentingnya memiliki sifat

pemaaf (K)

5.1.4 Guru memberkan arahan

kepada siswa cara

memaafkan orang lain

dengan bijak (K)

6.1.1 Bagaimana peran anda

terhadap pengembangan

psikologis peserta didik?

(W)

6.1.2 Guru tidak pilih kasih

dalam membimbing

siswa (K)

6.1.3 Guru memiliki target

yang jelas dalam

membimbing siswa (K)

7.1.1 Apa yang anda ketahui

dari tabiat para siswa?

(W)

7.1.2 Guru memahami tabiat

siswa (K)

7.1.3 Guru mengetahui

kebiasaan siswa (K)

7.1.4 Guru memahami

kepribadian setiap siswa

(K)

Page 103: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

90

90

8.1.1 Bagaimana anda

menguasai mata

pelajaran PAI? (W)

8.1.2 Guru menyiapkan materi

sebelum pelajaran

dimulai (K)

8.1.3 Guru tidak hanya

mnejadikan buku mata

pelajaran sebagai satu-

satunya sumber belajar (K)

8.1.4 Guru mampu menjawab

pertanyaan-pertanyaan

murid (K)

Role

Model

10. Postur

psikologis

yang tampak

dalam

masalah-

masalah

penting

11. Penggunaan

gaya bahasa

12. Gaya dalam

bekerja yang

optimal

13. Menjadikan

1.1 Guru selalu ceria

1.2 Guru selalu berjalan

dengan tegap

2.1 Guru selalu

menggunakan kalimat yang

mudah dimengerti setiap

berbicara

2.2 Guru memiliki intonasi

yang lembut saat berbicara

2.3 Guru tidak pernah

berbicara kasar

3.1 Guru selalu masuk

kelas tepat waktu

3.2 Guru selalu mengajak

siswa untuk shalat

G. Mulyas

a, Standar

Kompetensi

dan

Sertifikasi

Guru,

(Bandung: PT

Remaja

Rosdakarya,

2012) cet.

Ke-6 hal. 128

1.1.1 Bagaimana reaksi anda

saat menghadapi

masalah? (W)

1.1.2 Guru selalu ceria (K, O)

1.1.3 Guru selalu berjalan

dengan tegap (K, O)

2.1.1 Bagaimana anda

berbincang dengan

peserta didik? (O)

2.1.2 Guru selalu

menggunakan kalimat

yang mudah dimengerti

setiap berbicara (K, O)

2.1.3 Guru memiliki intonasi

yang lembut saat

Page 104: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

91

91

kesalahan

sebagai

pengalaman

14. Menggunakan

pakaian yang

sopan dan rapi

15. Mewujudkan

pergaulan

berbasis moral

dan etika

16. Berpikir untuk

memecahkan

masalah

17. Mengambil

keputusan

yang rasional

dan intuitif

18. Memiliki gaya

hidup sehat

berjamaah

4.1 Guru selalu mencatat

kesalahan yang ia lakukan

4.2 Guru selalu

memperbaiki diri

5.1 Guru selalu memakai

pakaian yang rapih

5.2 Guru tidak pernah

menggulung lengannya

5.3 Guru selalu memakai

sepatu yang bersih

5.4 Guru selalu memakai

pakaian yang bersih

6.1 Guru selalu

mengedepankan etikanya

di hadapan siswa

6.2 Guru mengajarkan

siswa cara beretika dengan

baik

7.1 Guru tidak mencari

kambing hitam untuk

disalahkan setiap ada

masalah yang datang

7.2 Guru mencari solusi

terbaik yang bisa dilakukan

setiap ada masalah

8.1 Guru mengambil

keputusan secara adil

berbicara (K, O)

2.1.4 Guru tidak pernah

berbicara kasar (K, O)

3.1.1 Bagaimana deskripsi

bekerja yang optimal

menurut anda? (W, O)

3.1.2 Guru selalu masuk kelas

tepat waktu (K, O)

3.1.3 Guru selalu mengajak

siswa untuk shalat

berjamaah (K, O)

4.1.1 Apa yang anda lakukan

terhadap kesalahan yang

anda buat? (W)

4.1.2 Guru selalu mencatat

kesalahan yang ia

lakukan (K)

4.1.3 Guru selalu memperbaiki

diri (K)

5.1.1 Bagaimana anda

berpakaian sehari-hari?

(K, O)

5.1.2 Guru selalu memakai

pakaian yang rapih (K,

O)

5.1.3 Guru tidak pernah

menggulung lengannya

(K, O)

Page 105: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

92

92

8.2 Guru mengambil

keputusan demi

kepentingan bersama

9.1 Guru selalu masuk

sekolah

9.2 Guru rutin berolahraga

9.3 Guru rutin memakan

makanan yang sehat

9.4 Guru memiliki jadwal

yang jelas dalam jadwal

makan

9.5 Guru memiliki jadwal

yang jelas dalam

berolahraga

5.1.4 Guru selalu memakai

sepatu yang bersih (K,

O)

5.1.5 Guru selalu memakai

pakaian yang bersih (K,

O)

6.1.1 Bagaimana pergaulan

yang anda sukai? (W)

6.1.2 Guru selalu

mengedepankan etikanya

di hadapan siswa (K, O)

6.1.3 Guru mengajarkan siswa

cara beretika dengan baik

(K, O)

7.1.1 Apa yang anda pikirkan

saat terjadi masalah? (W)

7.1.2 Guru tidak mencari

kambing hitam untuk

disalahkan setiap ada

masalah yang datang (K)

7.1.3 Guru mencari solusi

terbaik yang bisa

dilakukan setiap ada

masalah (K)

8.1.1 Bagaimana anda

mengambil sebuah

keputusan? (W)

8.1.2 Guru mengambil

Page 106: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

93

93

keputusan secara adil (K)

8.1.3 Guru mengambil

keputusan demi

kepentingan bersama (K)

9.1.1 Apakah anda memiliki

standar sendiri dalam

menjaga kesehatan dan

kebugaran jasmani? (W)

9.1.2 Guru selalu masuk

sekolah (K)

9.1.3 Guru rutin berolahraga

(K)

9.1.4 Guru rutin memakan

makanan yang sehat (K)

9.1.5 Guru memiliki jadwal

yang jelas dalam jadwal

makan (K)

9.1.6 Guru memiliki jadwal

yang jelas dalam

berolahraga (K)

Resiliensi

dalam Islam

Hijrah 4. Meninggalkan

keburukan

5. Bertekad

untuk menjadi

pribadi yang

lebih baik dari

sebelumnya

1.1 Siswa menyadari yang

ia lakukan adalah

keburukan

1.2 Siswa tidak mengulangi

keburukan tersebut

2.1 Siswa memiliki target

yang jelas untuk

Erik Setiawan

dkk, Makna

Hijarh pada

Mahasiswa

Fikom Unisba

di Komunitas

(„followers‟)

Akun Line

1.1.1 Apa yang anda lakukan

setelah berbuat

keburukan? (W)

1.1.2 Siswa menyadari yang ia

lakukan adalah

keburukan (K)

1.1.3 Siswa tidak mengulangi

keburukan tersebut (K)

Page 107: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

94

94

6. Mendekatkan

diri kepada

Allah SWT

memperbaiki diri

2.2 Siswa meminta

temannya untuk

mengingatkan setiap ia

berbuat keburukan

3.1 Siswa rutin membaca

buku Islami

3.2 Siswa rutin

mendengarkan ceramah

ulama

3.3 Siswa menjauhkan diri

dari berbuat dosa

„@DakwahIsla

m‟, Media Tor

Vol 10 (1)

2017

2.1.1 Apa yang anda lakukan

saat memiliki kehendak

untuk menjadi pribadi

yang lebih baik? (W)

2.1.2 Siswa memiliki target

yang jelas untuk

memperbaiki diri (K)

2.1.3 Siswa meminta temannya

untuk mengingatkan

setiap ia berbuat

keburukan (K)

3.1.1 Bagaimana cara anda

mendekatkan diri kepada

Allah SWT? (W)

3.1.2 Siswa rutin membaca

buku Islami (K)

3.1.3 Siswa rutin

mendengarkan ceramah

ulama (K)

3.1.4 Siswa menjauhkan diri

dari berbuat dosa (K)

Sabar 5. Tidak

berkeluh

kesah dalam

menghadapi

masalah

6. Tegar dalam

menghadapi

1.1 Siswa selalu

menghadapi masalah

dengan tenang

1.2 Siswa tidak mengeluh

setiap ada masalah

yang datang

2.1 Siswa mampu bersikap

Muhammad

Utman Najati,

Psikologi

dalam al-

Qur’an,

(Bandung: CV

Pustaka Setia,

1.1.1 Apa yang anda lakukan

saat menghadapi

masalah? (W)

1.1.2 Siswa selalu menghadapi

masalah dengan tenang

(K)

1.1.3 Siswa tidak mengeluh

Page 108: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

95

95

masalah

7. Jarang

merasakan

gelisah

8. Mampu

menahan

hawa nafsu

jahat

seperti biasa saat

menghadapi masalah

2.2 Siswa mencari solusi

terbaik untuk

menyelesaikan masalah

2.3 Siswa tidak

menyalahkan orang lain

dalam masalah yang

dihadapinya

3.1 Siswa selalu bermuka

ceria

3.2 Siswa selalu tenang

4.1 Siswa dapat menahan

godaan untuk berbuat jahat

4.2 Siswa menjaga jarak

dengan teman yang

mengajaknya kepada

keburukan

4.3 Siswa berkumpul

dengan teman yang ia

anggap sopan dan

berperilaku baik

4.4 Siswa memiliki cara

tersendiri untuk menahan

diri agar tidak melakukan

keburukan

2005) setiap ada masalah yang

datang (K)

2.1.1 Seberapa sering anda

merasakan gelisah? (W)

2.1.2 Siswa mampu bersikap

seperti biasa saat

menghadapi masalah (K)

2.1.3 Siswa mencari solusi

terbaik untuk

menyelesaikan masalah

(K)

2.1.4 Siswa tidak menyalahkan

orang lain dalam masalah

yang dihadapinya (K)

3.1.1 Siswa selalu bermuka

ceria (K, O)

3.2 Siswa selalu tenang (K)

4.1.1 Apakah anda mampu

menahan hawa nafsu? (W)

4.1.2 Siswa dapat menahan

godaan untuk berbuat jahat (K)

4.2.1 Siswa menjaga jarak

dengan teman yang

mengajaknya kepada keburukan

(K)

Page 109: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

96

96

4.3.1 Siswa berkumpul dengan

teman yang ia anggap sopan dan

berperilaku baik (K)

4.4.1 Siswa memiliki cara

tersendiri untuk menahan diri

agar tidak melakukan keburukan

(K)

Shalat 5. Mendirikan

shalat 5 waktu

6. Khusyu‟

dalam shalat

7. Memiliki

ketenangan

pikiran

8. Dzikir dan

do‟a setelah

shalat

1.1 Siswa selalu

meninggalkan

pekerjaan saat adzan

berkumandang untuk

mengerjakan shalat

1.2 Siswa tidak pernah

meninggalkan shalat 5

waktu

2.1 Siswa selalu

memikirkan Allah SWT

dalam shalatnya

2.2 Siswa melakukan

gerakan shalat dengan

tuma‟ninah

3.1 Siswa bersikap tenang

selama shalat

3.2 Siswa selalu mencari

tempat yang tenang untuk

shalat

1.1.1 Apakah anda tidak

pernah meninggalkan

shalat wajib? (W)

1.1.2 Siswa selalu

meninggalkan pekerjaan

saat adzan

berkumandang untuk

mengerjakan shalat (K)

2.1.1 Apa yang anda pikirkan

selama anda shalat? (W)

2.1.2 Siswa selalu memikirkan

Allah SWT dalam

shalatnya (K)

2.1.3 Siswa melakukan

gerakan shalat dengan

tuma‟ninah (K)

3.1.1 Kapan anda merasakan

ketenangan? (W)

3.1.2 Siswa bersikap tenang

selama shalat (K)

Page 110: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

97

97

4.1 Siswa tidak langsung

berdiri usai shalat

4.2 Siswa rutin berdo‟a dan

berdzikir setelah shalat 5

waktu

3.1.3 Siswa selalu mencari

tempat yang tenang

untuk shalat (K)

4.1.1 Apa yang anda lakukan

usai shalat? (W)

4.1.2 Siswa tidak langsung

berdiri usai shalat (K)

4.1.3 Siswa rutin berdo‟a dan

berdzikir setelah shalat 5

waktu (K)

Ikhtiyar 3. Berusaha

mencapai

tujuan dengan

sungguh-

sungguh

4. Tidak putus

asa

1.1 Siswa memiliki

tujuan hidup yang

jelas

1.2 Siswa memiliki cita-

cita yang jelas

1.3 Siswa merancang

upaya yang perlu ia

lakukan untuk

mencapai

keinginannya

1.4 Siswa mengikuti

secara konsisten

rencana upaya yang

ia rancang

a. Siswa selalu

berusaha untuk

menggapai

keinginannya

Mu‟ammar,

“Kajian Hadis

Tentang

Konsep Ikhtiar

dan Takdir

dalam

Pemikiran

Muhammad

Al-Ghazali dan

Nurcholis

Madjid,”

Skripsi

Program Studi

Tafsir Hadis

Fakultas

Ushuluddin

Universitas

Islam Negeri

1.1.1 Apa yang anda lakukan

saat anda memiliki

sebuah keinginan? (W)

1.1.2 Siswa memiliki tujuan

hidup yang jelas (K)

1.1.3 Siswa memiliki cita-cita

yang jelas (K)

1.1.4 Siswa merancang upaya

yang perlu ia lakukan

untuk mencapai

keinginannya (K)

1.1.5 Siswa mengikuti secara

konsisten rencana upaya

yang ia rancang (K)

2.1.1 Apakah anda pernah

putus asa? (W)

2.1.2 Siswa selalu berusaha

untuk menggapai

Page 111: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

98

98

b. Siswa tetap

berusaha meskipun

pernah merasakan

kegagalan

Syarif

Hidayatullah

Jakarta 2011.

Dipublikasikan

.

keinginannya (K)

2.1.3 Siswa tetap berusaha

meskipun pernah

merasakan kegagalan (K)

Tawakkal 3. Memelihara

diri dari

keinginan

dirinya

4. Memasrahkan

segala yang

terjadi adalah

kehendak

Allah SWT

1.1 Siswa tidak

menjadikan

keinginannya sebagai

tolak ukur

keberhasilannya

1.2 Siswa menjadikan

Allah SWT sebagai

landasan

keinginannya

2.1 Siswa berdo‟a kepada

Allah SWT setelah

berusaha

2.2 Siswa memasrahkan

hasil dari usahanya

kepada Allah SWT

Syaikh Abd

Qadir Isa,

Cetak Biru

Tasawuf

Spiritualitas

Ideal dalam

Islam,

(Tangerang

Selatan:

Ciputat Press,

2007) cet. Ke-1

hal. 178

1.1.1 Apa yang menjadi lasan

atau landasan anda

mengingkan sesuatu?

(W)

1.1.2 Siswa tidak menjadikan

keinginannya sebagai

tolak ukur

keberhasilannya (K)

1.1.3 Siswa menjadikan Allah

SWT sebagai landasan

keinginannya (K)

2.1.1 Bagaimana cara anda

memasrahkan segala

yang terjadi atas

kehendak Allah SWT?

(W)

2.1.2 Siswa berdo‟a kepada

Allah SWT setelah

berusaha (K)

2.1.3 Siswa memasrahkan

hasil dari usahanya

kepada Allah SWT (K)

Page 112: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

99

99

Ikhlas 6. Menjadikan

Allah sebagai

satu-satunya

sesembahan

7. Menjadikan

Allah sebagai

tujuan dalam

melakukan

segala

perbuatan

8. Tidak

menyukai

kepopuleran

9. Menganggap

diri melebihi

batas di sisi

Allah SWT

10. Menyembunyi

kan amal

kebajikan

1.1 Siswa hanya

menyembah Allah

SWT semata

1.2 Siswa selalu

menjadikan Allah

nomor 1 sebagai dasar

pertimbangan

pengambilan

keputusannya

1.3 Siswa menghabiskan

waktu lebih banyak

dengan

mengagungkan Allah

SWT

2.1 Siswa memiliki tujuan

hidup untuk menggapai

ridho Allah SWT

2.2 Siswa tidak kecewa

saat usahanya tidak dipuji

orang

2.3 Siswa tidak marah saat

usahanya dicibir orang

3.1 Siswa menyukai

suasana yang tenang

3.2 Siswa tidak suka

berada di tengah keramaian

3.3 Siswa tidak suka

Nur Khadijah

Binti Hamrin,

“Ikhlas dalam

Beramal

menurut

Mufassir,”

Skripsi pada

Prodi Ilmu Al-

Qur‟an dan

Tafsir Fakultas

Ushuluddin

dan Filsafat

Universitas

Islam Negeri

Sunan Ampel

2018.

Dipublikasikan

.

1.1.1 Siapa yang anda

sembah? (W)

1.1.2 Siswa hanya menyembah

Allah SWT semata (K)

1.1.3 Siswa selalu menjadikan

Allah nomor 1 sebagai

dasar pertimbangan

pengambilan

keputusannya (K)

1.1.4 Siswa menghabiskan

waktu lebih banyak

dengan mengagungkan

Allah SWT (K)

2.1.1 Apa yang anda niatkan

dalam melakukan setiap

kegiatan? (W)

2.1.2 Siswa memiliki tujuan

hidup untuk menggapai

ridho Allah SWT (K)

2.1.3 Siswa tidak kecewa saat

usahanya tidak dipuji

orang (K)

2.1.4 Siswa tidak marah saat

usahanya dicibir orang

(K)

3.1.1 Apakah anda menyukai

kepopuleran? (W)

3.1.2 Siswa menyukai suasana

Page 113: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

100

100

menjadi terkenal

4.1 Siswa merasa diri

penuh dosa

4.2 Siswa bertaubat atas

perbuatan buruk yang

dilakukannya

4.3 Siswa selalu giat

melakukan kebaikan

5.1 Siswa selalu melupakan

kebaikan yang pernah

dilakukannya

5.2 Siswa selalu mengingat

kebaikan orang lain

5.3 Siswa tidak membuat

status di sosial media

terkait perbuatan baiknya

yang tenang (K)

3.1.3 Siswa tidak suka berada

di tengah keramaian (K)

3.1.4 Siswa tidak suka menjadi

terkenal (K)

4.1.1 Apakah anda merasa diri

penuh dosa atau

sebaliknya? (W)

4.1.2 Siswa merasa diri penuh

dosa (K)

4.1.3 Siswa bertaubat atas

perbuatan buruk yang

dilakukannya (K)

4.1.4 Siswa selalu giat

melakukan kebaikan (K)

5.1.1 Apa yang anda lakukan

saat orang tahu anda

beramal kebaikan? (W)

5.1.2 Siswa selalu melupakan

kebaikan yang pernah

dilakukannya (K)

5.1.3 Siswa selalu mengingat

kebaikan orang lain (K)

5.1.4 Siswa tidak membuat

status di sosial media

terkait perbuatan baiknya

(K)

Page 114: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

101

101

Page 115: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

102

102

Page 116: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

81

Protokol Observasi

1. Tujuan Observasi

Pengamatan dilakukan untuk mendapatkan deskripsi mendalam mengenai

peran guru Pendidikan Agama Islam dalam membentuk resiliensi siswa di

sekolah.

2. Petunjuk pelaksanaan

a. Pengamatan ini adalah pengamatan non-partisipasi

b. Peneliti hanya menjadi pengamat dan tidak ikut berpartisipasi dalam

mempengaruhi keadaan subjek penelitian

c. Peneliti mencatat hasil pengamatan sesuai dengan kategori aspek yang

perlu diamati

d. Peneliti memastikan kelengkapan alat dan media observasi seperti protokol

observasi, alat tulis, kertas, klip dan papan jalan.

e. Peneliti merekam kejadian baik dengan digital audio recorder maupun

video recorder jika diperlukan

f. Peneliti mengumpulkan catatan selama pengamatan berlangsung

g. Peneliti mereduksi data sesuai dengan keperluan data penelitian

h. Jika pengamatan dianggap mencukupi, peneliti akan melakukan analisa

data

3. Aspek yang diteliti

No. Aspek yang diteliti Waktu dan

Tempat Keterangan

1. Interaksi guru PAI dengan

siswa

2. Perilaku informan siswa di

dalam kelas

3. Perilaku informan siswa di luar

kelas

4. Perilaku guru PAI di dalam

Page 117: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

82

82

kelas

5. Perilaku guru PAI di luar kelas

4. Catatan Lapangan

Catatan Deskriptif

Tempat:

Tanggal:

Kegiatan:

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

........................................................................................................................

Catatan Reflektif

Tempat:

Tanggal:

Kegiatan:

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

........................................................................................................................

Page 118: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

83

83

Pedoman Wawancara

1. Tujuan Wawancara

Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan mendapatkan informasi

dari informan terkait peranan guru Pendidikan Agama Islam di sekolah

dalam membentuk resiliensi siswa

2. Petunjuk pelaksanaan

a. Wawancara ini merupakan semi-structured interview

b. Pertanyaan yang diajukan berupa pertanyaan terbuka yang tidak baku dan

suatu waktu bisa bertambah sesuai dengan jawaban dan alur wawancara

c. Peneliti menjaga kerahasiaan informan demi keamanan dan kenyamanan

informan

d. Peneliti memperhatikan gaya bahasa dan intonasi dalam mengajukan

pertanyaan wawancara sesuai dengan informan yang dihadapinya

e. Peneliti menyiapkan perlengkapan wawancara: buku catatan, pedoman

wawancara, digital audio recorder, dan alat tulis.

f. Peneliti mencatat respon dan jawaban dari informan

g. Peneliti melakukan kodifikasi dan reduksi catatan jawaban wawancara

sesuai dengan kebutuhan data

h. Jika data dianggap melalui wawancara dianggap cukup, maka peneliti akan

menganalisa jawaban wawancara informan

3. Informan yang akan diwawancara

a. Guru Pendidikan Agama Islam sebagai informan pelaku

b. Siswa yang mengalami adversity sebagai informan pelaku

c. Wali kelas informan dari pihak siswa sebagai informan pengamat

4. Pedoman topik

a. Guru Pendidikan Agama Islam

b. Siswa

c. Wali kelas

5. Lembar transkrip hasil wawancara

Lembar Transkrip Wawancara

Page 119: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

84

84

Kode informan:

Jabatan/status informan:

Hari/tanggal:

Waktu :

Tempat:

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

........................................................................................................................

Page 120: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

85

85

Lembar Pedoman Wawancara Siswa

1. Informasi pribadi

Nama informan/kode:

Kelas :

Tanggal :

Tempat :

2. Topik.

Resiliensi diri

Perlakuan yang dilakukan oleh guru PAI dalam membina resiliensi siswa

3. Jenis-jenis pertanyan:

a. Pengetahuan: Apa yang saudara/i pahami mengenai sabar, shalat,

hijrah, ikhtiyar, tawakkal, dan ikhlas?

b. Opini: seberapa penting sabar, shalat, hijrah, ikhtiyar, tawakkal, dan

ikhlas dalam hidup saudara/i?

c. Perasaan: apa yang saudara/i rasakan saat mengalami adversity

tersebut?

d. Pengalaman: Apa yang dilakukan guru PAI dalam menanamkan

sabar, shalat, hijrah, ikhtiyar, tawakkal, dan ikhlas

4. Fleksibilitas

Page 121: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

86

86

Lembar Pedoman Wawancara Guru PAI

1. Informasi pribadi

Nama informan/kode:

Tanggal :

Tempat :

2. Topik.

Resiliensi diri

Perlakuan yang dilakukan oleh guru PAI dalam membina resiliensi siswa

3. Jenis-jenis pertanyan:

a. Pengetahuan: Apa yang bapak/ibu pahami mengenai sabar, shalat,

hijrah, ikhtiyar, tawakkal, dan ikhlas?

b. Opini: seberapa penting sabar, shalat, hijrah, ikhtiyar, tawakkal, dan

ikhlas untuk ditanamkan dalam pribadi siswa?

c. Perasaan: apa yang bapak/ibu rasakan saat melihat siswa murung, ada

masalah atau bertindak tidak seperti biasanya?

d. Pengalaman: Apa yang bapak/ibu lakukan untuk menanamkan sabar,

shalat, hijrah, ikhtiyar, tawakkal, dan ikhlas dalam diri siswa?

4. Fleksibilitas

Page 122: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

87

87

Lembar Transkrip Wawancara

Nama informan: Ibu Lia

Jabatan/status informan: Guru PAI

Hari/tanggal: Jum‟at, 28 Agustus 2018

Waktu : 09.00

Tempat: Ruang guru

Pewawancara PAI diajarkan sabar shalat dll, kalau misalkan

ibu sendiri memandang aspek2 yang saya sebut

tadi itu seperti apa bu?

Guru PAI Maksudnya ke siswanya gitu?

Pewawancara Definisi ibu sendiri, kayak misalkan, shalat itu

apa ikhtiyar itu apa

Guru PAI Ohh gitu ya itukan ada di pelajaran akidah

akhlak, kebetulan saya sendiri, nah ikhtiyar itu

ya anak itu suruh berusaha untuk mencapai

pembelajarn, misalkan dia kurang, dia harus

berusaha untuk belajar, nah terus untuk apa lagi?

tawakkal, Nah tawakkal ya kita bina dia dalam

ibadah dia untuk selalu bertawakkal kepada

Allah terus

Pewawancara Kalau ikhlas bu?

Guru PAI Ikhlasnya mereka itu harus ikhlas dalam setiap

menerima pelajaran, misalnya dia dapet, udah

berusaha, tapi dia dapet nilai jelek tapi ya saya

ini kan untuk belajar ikhlas jadi kamutuh harus

bisa lebih berusaha lagi seandainya dapet nilai

jelek, jadi jangan, adatuh anak yang dapet

nilainyanya jelek, dirobek-robek gitu kertas

Page 123: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

88

88

ulangannya nah itu maksudnya kamu bukan

tergolong orang yang ikhlas gitu, ikhlas itu

dalam pembelajaran, terkadang saya terapkan

juga misalkan dalam kehidupan dia dengan

orangtua gitu karena kita kan ngembangin

agama itu kan bukan hanya pembelajaran aja

tapi juga ke orangtua ke guru gitu ya saya

terangkan ikhlas yang misalkan kalian dikasih

uang jajaan sekian nah itu kalian ga perlu

memaki-maki orangtua, kalian harus ikhlas,

mungkin rezeki orangtua kalian Cuma segini

terus misalnya belum punya buku paket, itu ga

perlu marah-marah dengan orangtua kadang kan

orangtua belum mampu untuk membelikan,

sudah saya sampaikan

Pewawancara Kalau sabar bu?

Guru PAI Sabar itu juga sama saya sering terapkan ke

mereka sifat sabar itu misalnya dalam

menghadapi teman-teman dalam pergaulan

mislnya teman udah punya buku paket ya sama

juga dengan keikhlasan itu ya kalian harus

bersabar duu mungkin ini orangtua belum

mampu untuk membelikan gitu terus dalam

pelajaran sabar juga dalam artian pembelajaran

juga mereka harus, bu kok saya ga bisa bisa , ya

sbaar ya mungkin karena memang belum masuk

Page 124: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

89

89

ke pelajaran kamu itu, ya sabar jadi jangan

berputus asa untuk sealu berusaha kalau belum

dapet ya sabar belum dapet nilai sabar ya

berkaitan semua si

Pewawancara Kalau mengenai shalat bu? Ibu mengajar tentang

shalat juga apa ada guru khusus fiqh nya?

Guru PAI Saya juga ngajar fiqh di kelas 81 dan 82 wakut

beberapa tahun yang lalu saya memang

belajarnya fiqh nah untuk shalat memang terus

terang untuk tingkaatan anak yang sekolah disini

ni mereka shalatnya masih susah, Bolong-

bolong, Iya masih susah, 1 faktor mungkin dari

lingkungan rumahnya, kadang saya sering tanya

praktek karena terbuktinya itu pas mereka

praktek ujiann kelas 3 saya, mereka tuh harus

bisa bacaan shalat

Pewawancara Untuk persyaratan lulus ya bu?

Guru PAI Iya ternyata mereka banyak yang nggak bisa, lah

terus kamu ga pernah shalat? Jarang-jarang bu

gitu jawabnya, terus orangtua kamu nggak

pernah marah? nggak orangtuaku nggak pernah

bilangin aku shalat kadang saya bilang, siapa

yang nggak pernah shalat shubuh? Shalat gitu

ya, kamu nggak pernah dibangunin? Nggak, nah

gitu kadang peran orangtuanya juga yang kurang

maksimal untuk mengajarkan anaknya shalat

Pewawancara Kalau terkait hijrah bu?

Page 125: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

90

90

Guru PAI Terkait hijrah ya, maksudnya mereka yang

tadinya nakal gitu?

Pewawancara Untuk materinya ada nggak bu?

Guru PAI Untuk materi hijrah kayaknya nggak ada, tapi

kita kaitkan dengan pembelajaran SKI, kita

contohkan dengan keadaan nabi yang beerhijrah

nah terus kita kaitkan dengan pembelajaran

mereka, misalkan di kelas 8 kalian itu males-

males belajar nilai dengan nilai seininya coba

sekarang kalian berhijrah kita kaitkan dengan

pembelajaran hijrah itu, pengertiannya untuk

rajin belajar, rajin masuk, perubahan sikap,

perubahan siakp mereka.

Pewawancara Kalau menurut ibu sendiri, untuk aspek-aspek

yangt adi saya sebutkan itu apakah penting

untuk ditanamkan dalam pribadi siswa?

Guru PAI Penting banget, apalagi kan masa usia mereka

ini masa labil ya ya contohnya seperti ini ni

kasus-kasus anak-anak kita sudah ngasih

peraturan-peraturan segala macem tetep mereka

langgar, mereka anak SMP ini kan memang

bener-bener usia transisi kan kita tarik ulur kita

sebagai orangtua sebagai pendidik sama karena

saya ngerasain juga punya anak SMP gitu anal

saya kan di pesantren pesantren darunnajaah di

Parung nah itu kemarin saya ngerasain hampir-

hampir dia pindah ke sekolah ini abis liburan

kemarin yaitu karena pengaruh lingkungan, di

Page 126: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

91

91

rumah nggak,, dia ggak pernah main, ini nih

(menunjuk gadget) setannya ni HP, HP itu, nah

anak yang segini juga begini kita disini

peraturan nggak boleh bawa HP ternyata mereka

masih ada yang bawa HP kita sita, nangis-nangis

tuh dia udah kayak apa Ibu HP aku HP aku aku

janji nggak baw alagi jadi mereka itu mendingan

nggak makan nggak apa daripada nggak pegang

HP jadi makanya penerapan-penerapan

kesemuanya itu penting banget memang masa

SMP itu bener-bener deh sayangerasain punya

anak SMP itu saya punya anak banyak ya, ya pas

yang terakhir ini nih terasa karena anak saya

tamat SD itu selalu di Pesantren tapi semua yang

kakanya itu saya nggak pernah ngerasain terasa

sepeti anak yang terakhir ini sesulit ini ya

mereka pulang SMP awal liburan balik lagi

nggak ada masalah, tapi anak saya yang ini nih

ini sampe selama dia libur dari tanggal 2 Juni

sampe masuk lagi 8 Juni nggak lepas dari HP,

lepas HP itu Cuma pas tidur doang, tidurnya itu

jam berapa? Jam 4 setengah 4 tidur baru

matanya istirahat, aduh saya aja udah stress

banget sama matanya

Pewawancara Kalau Ibu melihat ekspresi siswa yang tiba-tiba

murung, atau yang biasanya ceria jadi sedih itu

gimana reaksi Ibu gimana?

Guru PAI Iya itu kadang saya tanya dia kan tadinya ceria

nih, pas giliran saya ngajar kenapa kamu

ngantuk apa sedih apa bagaimana, kalau yang

Page 127: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

92

92

perempuan itu kadang dekat terus terang saya

bukannya nyombongin diri anak-anak

perempuan yang sini rata-rata deket sama saya

gitu, karena memang saya udah usia juga ya jadi

mereka ngemong ke saya gitu ya, terus mungkin

karena penyampaian ngajar saya atau

bagaiamana tapi mereka semua anak rata-rata

kalau mereka sampai anak yang ibunya hamil

aja curhat ke saya, ibu masa saya punya adek

lagi aku kan malu bu masa aku udah kelas 3 mau

punya adek lagi, sampe hal seperti itu, yauda

gapapa,

Pewawancara Jadi siswa juga terbuka sama ibu atau bagaimana

Guru PAI Ya kadang ada yang terbuka, ya ga semua siswa

si ya masing-masing anak anaknya juga si, kalau

saya selalu terbuka untuk anak, terkadang saya

menerapkan untuk menutupi aurat dengan

menggunakan ciput sudah 2 tahun kebelekang,

ada yang gitu, ada yang nggak mau, ada yang

nurut, gitu ketinggalan

Pewawancara Terus, berarti kalau misalkan ada siswa yang

murung ibu langsung bertanya gitu

Guru PAI Iya kadang saya bertanya, terutama kalau anak

kelas saya, akrena kalau lagi belajar saya tanya,

kenapa kamu nangis, kamu abis nangis nih,

kenapa? Kamu berantem sama temen, ternyata

masalah laki, kadang yaa Allah kamu tuh belum

cukup umur abisnya bu dia gini gini akhirnya

cerita gitu ya kadang anak puber ya kita juga

Pewawancara Tapi ada ga si bu siswa yang secara rutin atau

Page 128: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

93

93

konsisten, setiap punya masalah itu cerita ke ibu

Guru PAI Ada itu anak kelas 9 itu ama saya tu akhirnya

anak-anak satu sekolah ini selalu ngejulukin

anak itu ibunya ibu Lia hahahah laki-laki sama

perempuan, kebetulan dia memang apa rada

deket bersudaraan, liat saudaranya deket

akhirnya dia deket juga sama saya ya tapi ya gitu

emang anaknya kadang deket kadang kalau sama

saya tuh melihat keadaan juga engan yang satu,

sesuatu yang nggak perlu diceritain kadang dia

ceritain juga ke saya

Pewawancara Karena butuh sosok yang mendengarkan ya bu

Guru PAI Kemarin kan saya sudah menyebarkan angket

dan banyak permasalahan anak-anak itu

perceraian orangtua, meninggalnya sanak

saudara dan kecelakaan, kalaku ibu sendiri ibu

tau secar inci nggak si tentang masala tersebut

atau nunggu muridnya cerita sendiri bu?

Pewawancara Kalau secara rinci siswa yang rumahnya jauh

saya nggak tau kecuali kebetulan dia tetangga

saya saya tau, tapi kalau mereka kadang cerita

sama saya tau, kaya siswa bandel ini ada ini

kelas 9 saya tau orangtuanya itu tuna netra

orangtuanya mijit tapi anaknya tidak pernah

menghargai orangtuanya padahal aorangtuanya

udah dateng sudah saya bilangin ya susah emang

anaknya belagu tapi keseringan si anak anak

yang dekat sama saya ya saya tahu

Guru PAI Untuk treatmentnya itu untuk siswa yang

orangtuanya bercerai itu gimana? Atau

Page 129: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

94

94

meninggal

Pewawancara Ya karena kalau yang meninggal itu ya kadang

saya saranin gitu supaya walaupun orangtua

kamu nggak ada gitu kan kan juga harusnya

belajar kan kan mereka diajari yang namanya

takdir dan lain sebagainya gitu itupun saya

kaitkan saya bilang nih ada si kemarin yang

orangtuanya meninggal saya juga kan dirmah itu

pengurus jenazah saya dirumah di lingkungan

saya, jadi saat orangtua siswa ini rumahnya

deket saya ya saya urusin lah, saat itu lah saya

nasihat semua usia itu kan nggak ada yang abadi

ya semua usia itu Allah yang kasih

Guru PAI Teratment ke siswanya sendiri yang ditinggal

orangtuanya bagaimana bu?

Pewawancara Kita kasih semangat ya dalam bentuk nasihat

dalam bentuk pengertian dia bahwa semua

itupun yang kit amiliki yang kita sayangi itu

nggak ada yang kekal kita juganggak tau kapan

entah bayi entah gede entah tua itu kadang

kemarin ibunya masih muda anaknya masih

kelas 2 SMP . iya jadinya ya kita kasih semangat

aja naak itu walaupun dia udah kehilangan

orangtua

Guru PAI Kalau bu punya catatan perkembangan siswa

nggak?

Pewawancara Sekolah sini nggak ada, nggak ada jadi

sepintaspintas mereka curhat sepintas mereka

ngobrol kalau catatan khusus mah yang udah

begini nih yang udah berkasus yang udah pada

Page 130: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

95

95

melanggar akhirnya kita tangani curhat sudah

nggak bisa akhirnya dengan melibatkan banyak

kayak gini nih sebenarnya ini nih bukan anak

kelas saya dia sudah naik kelas 9 dtapi karena

dia melanggar baru dua bulan udah beberapa

kali melanggar peraturan sekolah dengan

merokok ya akhirnya berkaitan dengan saya

kelas delapan tahun lalu ternyata pas kita lihat

ternyata dia nilainya, nilainya kebetulan da si

rajin masujknya jadi kita kategorikan dia naik

kelas, nah karena sistem pembelajarn sekarnag

kehadiran yang nomor 1, kedua sikap, ketiga

baru pengetahuan

Pewawancara Untuk sikap diliat darimana?

Guru PAI Akhlak mereka ini, ya sikap ini, akhlak, jadi

sikapnya itu meliput semuanya, akhlak dia

terhadap guru, terhadap kepala sekolah, ya ini

udah melanggar ini dia merokok, Ngerokok

karena lingkungan temen, Nggak tau juga tapi

dia ngerokok di sekolah, dia bawa temannya dia

rombongan ngobrol udah gitu diposting lagi di

hp difoto lagi begini berempat dan begaya

sembari begini, gimana sekolah nggak kesel

liatnya, lingkungan sekolah lagi,

Pewawancara Kalau ibu sendiri ada cara khusus nggak untuk

menanamkan sikap ikhlas, sabar, tawakkal

Guru PAI Ya itu dengan pendekatan dan pembelajaran kita

kita kaitkan dengan pembelajaran setiap

menyampakan ini ilmu pelajaran, sekarang saya

juga, apa, kadang emreka saya sampai

Page 131: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

96

96

menceritakan ini kan bapaknya tukang ojek,

diceritain orangtua itu nggak pernah ngarepin

apa apa yang penting kalian rajin belajar, rajin

masuk, itu orangtua seudah seneng, jangan bikin

masalah di sekolah, karena mohon maaf nih saya

bilnag gitu ya kalau saya jelasin, ibu bukan

mnghina pekerjaan ornagtua kalian, ada yang

orangtuanya tukang ojek, coba kalian bayangin

kepanasan, keujanan, saya bilang gitu hanya

untuk kamu untuk kalian bayar spp, sekolah

makanya kalian bersyukur nah itu sekarang kita

terapkan, syukur, sabar kalau orangtua belum

ada nggak perlu marah marah gitu saya terapkan

dalam pelajaran

Pewawancara Untuk reaksinya bagaimana bu?

Guru PAI Ada yang sampai nangis dia mungkin

ngebayangin orangtuanya ya ada yang seorang

ibu yang mungkin suaminya sudah nggak ada

penghasilan udah nggak ada, ibu kalian itu apa

kuli kuli nyuci dari perumahan perumahan itu

harus kalian bayangin saya bilang gitu

sebetulnya ya kadang gitu tersentuh sampai ada

yang nangis,

Pewawancara Kayak muhasabah berati ya bu

Guru PAI Iya he eh terkadang saya terkaitnya itu dengan

tugas tugas itu mereka lalai meraka nggak

pernah mengerjakan akhirnya saya alihkan

pembicaraan ke demikian kalian terus aja nggak

pernah ngerjain apa kalian nggak pernah kasian

ke orangtua yang beliin buku, ini kan buku

Page 132: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

97

97

mahal ratusan ribu, orangtua kalian boleh kuli

kuli yang bapaknya, coba kalian bayangin

bapaknya tukang ojek, coba kalau ujan keujanan,

panas kepanasan, pada nangis

Page 133: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

98

98

Lembar Transkrip Wawancara

Nama informan: Sarah

Jabatan/status informan: Siswa

Hari/tanggal: Jum‟at, 28 Agustus 2018

Waktu : 13.00

Tempat: Kelas

Pewawancara Hai Sarah, gimana kabarnya sarah?

Sarah Baik, ka

Pewawancara Alhamdulillah, sehat-sehat terus ya Sarah

Sarah Aamiin makasih ka

Pewawancara Katamu Ayah sama Ibumu itu udah cerai ya Sar,

itu gimana ceritanya?

Sarah Tapi kalau abis itu beberapa tahun kemudian

ayah nikah lagi, tapi aku nggak tahu kalau ayah

nikah lagi

Pewawancara Kalau sekarang tinggal sama?

Sarah Sama nenek, kakek mamah sekarnag adek di

pesantren

Pewawancara Oh adek kamu pesantren, SD berarti?

Sarah SMP

Pewawancara Oh SMP berarti gajauh dong umurnya,

Sarah Iya dia beda dua tahun doang

Pewawancara Terus kalau kamu sendiri di sekolah pernah

nggak si bicarain masalah ini ke guru-guru apa

kamu diem aja

Sarah GA pernah sama sekali

Pewawancara Ga pernah sama sekali? Apa emang karena

kamu ngerasa enjoy?

Sarah Saya kalau misalkan cerita ke orang lain kan

Page 134: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

99

99

kebanyakan orang Cuma penegn tahu bukan

peduli.

Pewawancara Tapi orang lain tau nggak? Meskipun kamu

nggak pernah cerit a

Sarah Mungkin sahabat dair SD

Pewawancara Yang kenal dari lama ya, berarti guru-guru

nggak ada yang tahu ya?

Sarah Ada, Bu Lia

Pewawancara Bu Lia itu gimana?

Sarah Bu Lia itu guru Tk

Pewawancara Bu Lia ngasih kamu motivasi gitu nggak?

Sarah Dia cenderung kalau ada yang bilang yaudah

gitu doang, nggak terlalu peka banget lah

Pewawancara Nggak terlalu peka ya? Guru yang menurut

kamu paling peka itu siapa?

Sarah Bu Zuya

Pewawancara Bu Zuya itu guru bahasa?

Sarah Arab

Pewawancara Kalau misalkan di PAI sendiri , itu kamu sering

dengerin ini nggak? Nasihat siapa, bu Lia ya

engajarnya

Sarah Iya

Pewawancara Tentang kayak kamu tuh harus ikhlas, harus

sabar, tawakkal,

Sarah Iya kayak gitu

Pewawancara Ngasih taunya dalam bentuk penyampaian

materi aja apa intens kamu tuh harus gini harus

gini

Sarah Iya kebanyakan kan, apadah namanya, udah

belajar doang terus gausa diamalin gitu

Page 135: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

100

100

Pewawancara Kalau menurut kamu sendiri guru PAI tuh jadi

apa si buat kamu? Kalau aku misalkan, oh guru

PAI Cuma jadi pengjaar, atau pembimbing juga

Sarah Pembimbing juga

Pewawancara Oh pembimbing juga? Terus kalau misalnya,

kalau misalnya apa dia ngajarin terus kan juga

buat sehari-hari, ga boleh marah-marah, ga

boleh, harus ikhlas, sabar,

Sarah Jadi teladan juga ga buat kamu?

Pewawancara Hmm ngikutin sifatnya kalau ada yang baik

diikutin, kalau ada yang jahat lebih baiknya

gausa diceritain

Sarah Berarti sekarang selain perceraian kamu punya

masalah lain nggak yang buat kamu trauma

kayak aduh ngedown banget nih gara-gara ini,

Pewawancara Nggak si, paling suka kangen aj, tapi ayahku si

baik, kayak misalnya kalau misalkan itu yang

bayar SPP semuanya kan Ayah tapi jarang ke

rumah, sering ke rumah tapi mungkin 1 bulan

sekali atau nggak ditransfer,

Sarah Kalau kamu lagi ngerasa kayak punya masalah

gitu yang pertama kali kamu lakuin apa?

Pewawancara Hmmm mungkin sabar aja

Sarah Sabar aja, diem aja ya? Bukan tipe orang yang

berontak gitu?

Pewawancara Kalau berontak kasian orangtuanya juga

takutnya entar malah pikiran

Sarah Kalau ada masalah kamu lebih pilih gmn?

Pewawancara Kalau aku kadang nggak suka bawa maslaah

kalau ada masalah yaudah

Page 136: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

101

101

Sarah Pas ada maslaah itu kamu pikir positif apa udah

uring-uringan

Pewawancara Biasa aja, tapi kadang kalau lagi kangen inget

juga negatifnya

Sarah Kalau kamu sendiri ngukur diri kamu udah jadi

orang yang sabar ikhlas belum?

Pewawancara Sabar si udah tapi kalau ikhlasnya belum

Sarah Kamu tau apa itu ikhtiyar?

Pewawancara Tawakkal itu menjalani perintah Allah dan

menjauhi larangannya kalau ikhtiyar nggak tau

Sarah Kalau shalat kamu rajin apa?

Pewawancara Lima waktu soalnya kan mamah dirumah nggak

ada kegiatan jadi kalau nggak shalat ngapain

gitu

Sarah Kalau kamu sendiri ngukur diri kamu udah jadi

orang yang sabar ikhlas belum?

Pewawancara Sabar si udah tapi kalau ikhlasnya belum

Sarah Kamu tau apa itu ikhtiyar?

Pewawancara Tawakkal itu menjalani perintah Allah dan

menjauhi larangannya kalau ikhtiyar nggak tau

Sarah Kalau shalat kamu rajin apa?

Pewawancara Lima waktu soalnya kan mamah dirumah nggak

ada kegiatan jadi kalau nggak shalat ngapain

gitu

Page 137: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

102

102

Lembar Transkrip Wawancara

Nama informan: Andi

Jabatan/status informan: Siswa

Hari/tanggal: Jum‟at, 28 Agustus 2018

Waktu : 13.30

Tempat: Kelas

Pewawancara Hai Andi, gimana kabarnya?

Andi Alhamdulillah ka

Pewawancara Katanya kamu pernah jatoh dari

motor ya, ndi?

Andi Iya ka

Pewawancara Ya ampun, gimana ceritanya itu bisa

jatuh ndi?

Andi Iya jatoh dari motor aku yang nyetir

jadi aku nyalip, nggak parah lukanya,

abis itu aku trauma nggak mau naik

motor lagi, pertama kali aku cerita ke

orangtua, itu kejadian pas pertama

kali masuk kelas 7, sekarang aku

udah nggak trauma,

Pewawancara Guru yang paling sering kamu

curhatin siapa?

Andi Kelas 7 doang, bu Dita, guru

pelajaran MTK

Pewawancara Dia adalah guru yangpaling peka

yang suka nasihatin saya

Andi Sabar nggak tau, hijarh nggak tau

semuanya nggak tau

Pewawancara Kalau menurut kamu guru PAI itu

Page 138: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

103

103

sebagai apa?

Andi Guru PAI menjadi pembimbing yang

membuat saya lebih baik

Pewawancara Saya pernah si sabar tpai nggak bisa

definisiinnya

Andi Guru yang paling peka menurut

hafidz siapa?

Pewawancara Siapa ya, bu Lia

Andi Biasanya bu Lia ngapain

Pewawancara Ya ngapain ya, gimana gimana

Andi Misalkan kamu kan tadi bu Lia

bilang peka

Pewawancara Bu Lia paling ngasih saran

Andi Sabar itu nahan diri, tawakkal ini

bukan apa si lupa, ikhlas dalam

berbuat, ikhtiyar hmmmm lupa, kalau

hijrah itu berpindah

Pewawancara Menurut kamu kita penting nggak

kita buat bersabar?

Andi Penting

Pewawancara Bagi Andi, guru PAI itu siapa di

hidup Andi?

Andi Guru PAI lebih ke pembimbing lah,

pembina rohani juga

Page 139: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

104

104

Lembar Transkrip Wawancara

Nama informan: Jono

Jabatan/status informan: Siswa

Hari/tanggal: Jum‟at, 28 Agustus 2018

Waktu : 14.00

Tempat: Kelas

Pewawancara Hai Jono

Jono Hai ka

Pewawancara Sehat Jon?

Jono Alhamdulillah dong ka

Pewawancara Mantap, Jono gmn kabarnya Ayah,

katanya Ayah sakit?

Jono Iya ka, tapi sekarang udah sembuh

Pewawancara Alhamdulillah

Jono Gatau ka, abis sembuh dari stroke

Ayah jadi suka marah-marah

Pewawancara Marah-marah gimana itu?

Jono Ngusir-ngusir aku gitu dari rumah

Pewawancara Kok gitu, kamunya nakal kali hehe

Jono Hehe nggak ka, bukan aku doang,

Ayah suka ngusir aku, Ibu sama adek

aku

Pewawancara Wah, mungkin Ayahmu lagi banyak

pikiran Jon... Setiap ayahmu coba

ngusir kamu dari rumah, perasaan

kamu gimana?

Jono Ya awalnya kesel ka, tapi sekarang

udah biasa aja

Pewawancara Kamu bales dengan ucap kasar gitu

Page 140: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

105

105

atau diem aja?

Jono Aku nggak bales, aku diem aja kasian

Ibuku juga nanti yang kena

Pewawancara Wih anak pintar, bagus ya... berarti

yang buat kamu kuat menghadapi

Ayah kamu itu Ibumu ya

Jono Iya ka, sama sekolah

Pewawancara Sekolah?

Jono Iya, kalau di sekolah bawannya

seneng aja gitu, jadi ga kepikiran

Pewawancara Senengnya karena belajarnya, karena

gurunya apa karena temen-temennya

nih

Jono Temen-temennya ka, gurunya juga

ada

Pewawancara Kamu pernah denger ga guru PAI

ngajarin kamu tentang ikhlas, sabar,

shalat, hijrah, tawakkal, ikhtiyar dan

ikhlas

Jono Pernah ka

Pewawancara Kalau ikhlas itu apa

Jono Nerima

Pewawancara Ya kurang lebih gitu, terima apa

adanya, niatkan semua untuk Allah,

kalau Hijrah?

Jono Hmmm apa ya ka, gatau

Pewawancara Kalau sabar?

Jono Sabar menghadapi cobaan

Pewawancara Tawakkal?

Jono Apa ya, lupa ka

Page 141: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

106

106

Pewawancara Ikhtiyar?

Jono Lupa juga ka

Pewawancara Wah kumaha atuh lupa semua ini

kayaknya

Jono Hehe iya ka

Pewawancara Emang guru PAI ga sering ngasih tau

itu?

Jono Ngasih tau, tapi nggak bisa jelasinnya

aku

Pewawancara Yaudah, nanti belajar lagi ya, terus

terakhir nih Jon, menurutmu, guru

PAI itu bagi kamu sebagai apa si?

Jono Sebagai pembimbing ka, biar bisa

makin baik lagi

Page 142: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

107

107

Observasi

No. Aspek yang diteliti Waktu dan

Tempat Keterangan

1. Interaksi guru PAI dengan

siswa Ruang kelas

Guru PAI memosisikan

dirinya sebagai

orangtua, sehingga

interaksi yang terjadi

adalah interaksi antara

ibu dan anak, guru PAI

kerap secara refleks

menegur murid yang

melakukan kesalahan,

mendekati setiap murid

selama pembelajaran

untuk mendapatkan

fokus dan perhatian

siswa selama

pembelajaran

2. Perilaku informan siswa di

dalam kelas Ruang kelas

Sarah: Fokus ke buku

cetak dan buku tulis

yang ada di

hadapannya. Sesekali

mengobrol dengan

teman sebangkunya.

Andi: Matanya tampak

tidak fokus ke guru

maupun buku, seperti

melamun, namun

sesekali terlihat

berusaha untuk tetap

Page 143: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

108

108

fokus dengan menatap

guru lekat

Jono: Kerap bercanda

dan mengobrol dengan

temannya. Responsif

terhadap arahan guru

3. Perilaku informan siswa di luar

kelas

Koridor

Sekolah

Sarah: Mengikuti

temannya secara

berkelompok,

mengobrol dan

bercanda. Menyalami

guru yang lewat

Andi: Mengajak teman

untuk mengobrol dan

berkeliling sekolah

Jono: Mengobrol,

bermain dengan

temannya dan pergi ke

kantin

4. Perilaku guru PAI di dalam

kelas Ruang kelas

Raut muka pada

awalnya KBM terlihat

sangat bersemangat dan

ceria, namun mulai

memasuki pertengahan

waktu KBM terlihat

guru PAI semakin lelah

dengan perilaku murid

yang tidak bisa diatur

5. Perilaku guru PAI di luar kelas Koridor

sekolah

Kerap menyapa guru-

guru lain dan muridnya.

Page 144: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

109

109

Selalu berjalan dengan

senyuman dan

menanyai kabar orang

yang berpapasan

dengannya. Guru PAI

sekaku mengingat

tegurannya kepada

murid-murid, sehingga

setiap bertemu murid

yang bersangkutan ia

selalu mengingatkan

murid tersebut terkait

tegurannya.

Catatan Deskriptif

Tempat: Kelas

Tanggal: 28 September 2018

Kegiatan: Pembelajaran

-Pembukaan dan persiapan

-Peringatan ke 2 murid yang tidak membaca do‟a dengan adab yang benar dan

kerudung yang berantakan, lalu mencatat nama siswa tsb

-Mengabsen siswa

-Mengecek tugas siswa

-Memperingati siswa yang pertemuan lalu kabur dan nakal

-Memberikan buku tugas yang telah dinilai

-Guru mengambil buku paket dan UKS siswa

-Guru berkeliling untuk persiapan siswa mengisi soal ulangan

-Siswa belum memahami intruksi ulangan

-Guru menasihati murid karena

-Guru – siswa itneraksi tidak sopan (saling menjawab dan lebih membangkang)

Page 145: SKRIPSI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42174/2/MUTIARA... · mengetahui apa saja problematika yang dihadapi siswa, (2) untuk

110

110

-Ibu membuang tutup pulpen

-Murid menyontek atau bekerjasama dengan kode dari jauh

-Siswa meminjam tip-ex dengan melempar

-Siswa tidak mengisi jawaban ulangan dengan tenang

-Peringatan 10 menit

-Bell berbunyi, ulangan dikumpulkan

-Siswa tidak mengerjakan ulangan dengan baik

-Peringatan tidak naik kelas dan akhlak-akhlak