Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SKRIPSI
PENGARUH PELAYANAN, OBYEK DAN DAYA TARIK
WISATA SERTA FASILITAS TERHADAP
KEPUASAN WISATAWAN
(Study Kasus Pengunjung Pasar Yosomulyo Pelangi (Payungi)
Di Kota Metro)
Oleh:
JALALLUDIN MUHAMAD AKBAR
NPM. 1502040239
Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
1441 H/2020 M
ii
PENGARUH PELAYANAN, OBYEK DAN DAYA TARIK
WISATA SERTA FASILITAS TERHADAP
KEPUASAN WISATAWAN
(Study Kasus Pengunjung Pasar Yosomulyo Pelangi (Payungi)
Di Kota Metro)
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Oleh:
JALALLUDIN MUHAMAD AKBAR
NPM. 1502040239
Pembimbing I : Drs. H. M. Saleh, M.A
Pembimbing II : Dharma Setyawan, M.A
Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
1441 H/2020 M
iii
\
iv
v
vi
PENGARUH PELAYANAN, OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA
SERTA FASILITAS TERHADAP
KEPUASAN WISATAWAN
(Study Kasus Pengunjung Pasar Yosomulyo Pelangi (Payungi)
Di Kota Metro)
ABSTRAK
Oleh
JALALLUDIN MUHAMAD AKBAR
Keadaan alam Indonesia yang merupakan negara kepulauan sehingga
begitu banyak potensi pariwisata yang dapat dikembangkan di setiap daerah.
Selain menyimpan berjuta pesona wisata alam, Indonesia juga kaya akan wisata
budayanya yang terbukti dengan begitu banyaknya peninggalan-peninggalan
sejarah serta keanekaragaman seni dan adat budaya masyarakat lokal maupun
wisatawan mancanegara, sehingga dengan banyaknya potensi yang dimiliki
menjadikan Indonesia sebagai salah satu daerah tujuan wisata. Untuk tetap
menjaga kuantitas wisatawan, perlu diadakannya pengukuran kepuasan wisatawan
yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Untuk itu, peneliti tertarik untuk
meneliti bagaimana pengaruh pelayanan, obyek dan daya tarik wisata serta
fasilitas terhadap kepuasan wisatawan Pasar Yosomulyo Pelangi di Kota Metro.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelayanan, obyek dan
daya tarik wisata serta fasilitas terhadap kepuasan wisatawan Pasar Yosomulyo
Pelangi (Payungi) di Kota Metro. Untuk mengetahui faktor mana yang paling
dominan mempengaruhi kepuasan wisatawan Pasar Yosomulyo Pelangi.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan. Penelitian yang penaliti
lakukan bersifat korelasi kuantitatif. Populasi yang dijadikan peneliti sebagai
subyek penelitian adalah semua wisatawan Pasar Yosomulyo Pelangi (Payungi)
yang berjumlah 2005 wisatawan. Teknik yang digunakan dalam pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah Probabiliti Sampling dengan rumus Solvin.
Jumlah sampel yang digunakan adalah 95 wisastawan. Dengan analisis regresi
linear berganda menggunalan SPSS versi 16 yang berfungsi untuk membuktikan
hipotesis penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel obyek dan daya tarik
wisata tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap kepuasan wisatawan.
Sedangkan variabel pelayanan dan fasilitas berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan wisatawan. Kemudian melalui uji F bahwa variabel pelayanan,
obyek dan daya tarik wisata serta fasilitas berpengaruh positif dan signifikan
secara bersama-sama terhadap kepuasan wisatawan. Dengan R Square sebesar
0,579 menunjukkan bahwa sebesar 57,9% variabel kepuasan wisatawan bisa
dijelaskan oleh ketiga variabel independen yang digunakan dalam persamaan
regresi. Sedangkan sisanya 42,1% dijelaskan oleh variabel lain di luar ketiga
variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
Kata kunci: pelayanan, obyek dan daya tarik wisata serta fasilitas
vii
viii
MOTTO
شئ ن ث الله ي ق أ الل د ف ب ي روا ك ظ ان يروا ف الرض ف ل س ق
ير د ء ق ي ل ش ى ك ل ن الله ع إ رة خ ة ال أ النشArtinya : “Katakanlah: Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah
bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah
menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
(Q.S. Al-Ankabut : 20)
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
1. Orang tuaku Bapak Samino dan Ibu Turiyem yang senantiasa
memberikan dukungan penuh, baik dukungan moril berupa doa dan
motivasi maupun dukungan materil untuk terus melanjutkan
pendidikandan menggapai impian.
2. Saudari-saudariku Anis Tika Azizah, Glandis Lutfiana dan Yayi Syahdah
Syakhi yang senantiasa selalu memberikan nasihat, semangat dan
motivasi.
3. Sahabat-sahabatku Ridwan Pangestu, Ayang Setia Permana, Faizal Amri,
Ananda Muhammad Yusuf, Arif Rusdianto, Taufiqur Rohman, Alfin
Sugiarta, Riko Andre Irawan, Siti Choiriah, Anita Fitriana, Aprida
Kurniasih dan Nur Ummamatul Fitrianti yang senantiasa selalu
memberikan nasihat, semangat dan motivasi.
4. Teman-teman Ekonomi Syariah angkatan 2015 khususnya Ekonomi
Syariah kelas C yang telah menguatkan untuk tetap berjuang
menyelesaikan pendidikan ini.
5. Para dosen yang telah memberi ilmu dan membimbingku dari awal hingga
akhir perkuliahan, khususnya kepada Ibu Suraya Murcitaningrum, M.S.I,
Bapak Drs. H. M. Salem, MA dan Bapak Dharma Setyawan MA.
6. Almamaterku, Institut Agama Islam Negari (IAIN) Metro.
7. Seseorang yang selalu memotivasi, menyemangati dan membantu
menyelesaikan skripsi ini.
x
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. yang telah memberikan peneliti
banyak kenikmatan, baik nikmat Iman, Islam dan Ihsan sehingga peneliti mampu
menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan lancar tanpa hambatan yang berarti.
Sholawat beserta salam senantiasa tersanjungkan kepada baginda Nabi
Muhammad saw., seorang Nabi yang patut diteladani baik dalam perkataan
maupun perbuatan beliau, dan mudah-mudahan kelak kita akan mendapatkan
syafa’at beliau di yaumil akhir, Aamiin.
Penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan
untuk menyelesaikan pendidikan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro guna mendapatkan gelar Sarjana
Ekonomi (SE).
Di dalam upaya penyelesaian skripsi ini, peneliti telah menerima banyak
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kepada kedua orang tua saya (Ayah Samino dan Ibu Turiyem) yang selalu
memberi dukungan, perhatian, kasih sayang, dan arahan
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Enizar, M.Ag selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Metro
3. Ibu Dr. Widhiya Ninsiana, M. Hum Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam
xi
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iv
NOTA DINAS ................................................................................................. v
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
HALAMAN ORISINALITAS PENELITIAN ............................................ vii
HALAMAN MOTTO ................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 8
C. Tujuan ........................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitaian ....................................................................... 9
E. Penelitian Relevan .......................................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kepuasan Konsumen ..................................................................... 14
1. Pengertian Kepuasan Konsumen .............................................. 14
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Wisatawan ....... 15
3. Sifat-sifat Konsumen ................................................................ 16
4. Macam-macam Kepuasan Konsumen ...................................... 19
B. Pelayanan ....................................................................................... 20
1. Pengertian Pelayanan ............................................................... 20
2. Dimensi Kualitas Layanan ....................................................... 21
xiii
3. Prinsip-prinsip Kualitas Jasa .................................................... 25
C. Obyek dan Daya Tarik Wisata (Atraksi) .............................................. 27
1. Pengertian Obyek dan Daya Tarik Wisata (Atraksi) ................ 27
2. Macam-macam Obyek dan Daya Tarik Wisata ....................... 28
3. Unsur Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata ........................... 29
D. Fasilitas Pariwisata ......................................................................... 32
1. Pengertian Fasilitas Pariwisata ................................................. 32
2. Komponen Fasilitas Pariwisata ................................................ 33
E. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 34
F. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian .................................................................... 37
B. Variabel dan Definisi Variabel ...................................................... 38
1. Variabel Penelitian .................................................................. 38
2. Definisi Operasional Variabel ................................................. 38
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling......................................... 40
1. Populasi Penelitian ................................................................... 40
2. Sampel Penelitian ..................................................................... 40
3. Teknik Pengambilan Sampel.................................................... 41
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 42
1. Kuesioner ................................................................................. 42
2. Wawancara ............................................................................... 42
E. Instrumen Penelitian....................................................................... 43
F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 44
1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ............................................. 44
2. Uji Asumsi Klasik .................................................................... 45
3. Analisi Regresi Linier Berganda .............................................. 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASA
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. 48
1. Sejarah Singkat Kelurahan Yosomulyo .................................... 48
xiv
2. Sejarah Singkat Obyek Wisata Pasar Yosomulyo Pelangi ....... 49
B. Hasil Analisis Data dan Pembahasan ............................................ 51
1. Uji Validitas ............................................................................ 51
2. Uji Reliabilitas......................................................................... 54
3. Uji Asumsi Klasik ................................................................... 55
4. Uji Regresi Linear Berganda ................................................... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.................................................................................... 64
B. Saran .............................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nama Obyek Wisata Dan Lokasi Di Kota Metro ............................ 4
Tabel 3.1 Skala Likert ...................................................................................... 44
Tabel 4.1 Uji Validitas Pelayanan (X1). .......................................................... 51
Table 4.2 Uji Validitas Obyek dan Daya Tarik Wisata (X2) ........................... 52
Table 4.3 Uji Validitas Fasilitas (X3) .............................................................. 53
Table 4.4 Uji Validitas Kepuasan Wisatawan (Y) ........................................... 53
Table 4.5 Uji Reliabilitas ................................................................................. 54
Table 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas............................................................... 56
Table 4.7 Hasil Uji Regresi Linear Berganda .................................................. 58
Table 4.8 Hasil Uji t ......................................................................................... 59
Table 4.9 Hasil Uji F ....................................................................................... 62
Table 4.10 Hasil Uji Determinasi..................................................................... 63
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ......................................................................... 35
Gambaer 4.1 P-P Plot ....................................................................................... 55
Gambar 4.2 Grafik Scatterplots ....................................................................... 57
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
2. Jawaban Responden
3. Tabel r
4. Table t
5. Table F
6. Surat Keterangan Pembimbing Skripsi
7. Surat Izin Pra Survey
8. Surat Tugas
9. Surat Izin Research
10. Surat Balasan Izin Research
11. Alat Pengumpul Data
12. Out Line
13. Surat Keterangan Bebas Pustaka
14. Formulr Konsultasi Bimbingan
15. Riwayat Hidup
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan yang
dapat menjadi suatu aset dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Selain
sektor pertanian, perdagangan, perindustrian, pertambangan dan lain-lain,
sektor pariwisata juga sangat berpotensi untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Hal ini di tunjang dengan keadaan alam Indonesia yang
merupakan negara kepulauan sehingga begitu banyak potensi pariwisata yang
dapat dikembangkan di setiap daerah yang mampu mendatangkan wisatawan
lokal maupun mancanegara. Selain menyimpan berjuta pesona wisata
alamnya yang begitu indah, Indonesia juga kaya akan wisata budayanya yang
terbukti dengan begitu banyaknya peninggalan-peninggalan sejarah serta
keanekaragaman seni dan adat budaya masyarakat lokal maupun wisatawan
mancanegara, sehingga dengan banyaknya potensi yang dimiliki menjadikan
Indonesia sebagai salah satu daerah tujuan wisata.1
Dengan berkembangnya suatu usaha pariwisata di suatu daerah akan
mendorong munculnya berbagai usaha-usaha penunjang lainya seperti usaha
perhotelan, restoran, souvenir dan sebagainya. Dengan begitu banyaknya
tempat pariwisata yang ada tentunya faktor kepuasan pengunjung harus
1Helln Angga Devy dan Sumanto, “Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam
Sebagai Daerah Tujuan Wisata Di Kabupaten Karang Anyar,” Jurnal Sosiologi DILEMA, Vol.32,
No.1, Tahun 2017, 34-35.
2
menjadi prioritas oleh pelaku usaha pariwisata. Pengukuran kepuasan
pengunjung perlu dilakukan dengan alasan yaitu pertama, tingkat pesaing
yang semakin meningkat. Kedua, semakin besar investasi yang dicurahkan
oleh perusahaan untuk mengimplementasikan program kepuasan konsumen.
Ketiga, harapan konsumen yang berubah dari waktu ke waktu, menurut
Kirom dalam Deddy Kaligis.2
Untuk meningkatkan kepuasan konsumen, pengelola tempat wisata
harus memperhatikan beberapa faktor seperti pelayanan, obyek dan daya tarik
wisata serta fasilitas. Pemberian pelayanan yang baik kepada wisatawan oleh
suatu perusahaan, akan menciptakan kepuasan wisatawan. Apabila wisatawan
merasa puas, mereka akan berkunjung ulang dan merekomendasikan kepada
orang lain untuk berkunjung di tempat yang sama. Obyek wisata yang
memiliki daya tarik tersendiri tentunya akan membuat wisatawan tertarik
untuk mengunjunginya. Destinasi wisata yang bagus harus mampu
menyediakan fasilitas wisata yang sesuai dengan kebutuhan pengunjung
untuk memberikan kemudahan dan memenuhi kebutuhan mereka selama
berkunjung.
Sedangkan dalam Islam sendiri melihat pariwisata itu penting maka
perlu dilakukan bagi setiap mukmin untuk mengambil pelajaran dan
peringatan darinya. Dalam Al-Qur’anulkarim terdapat perintah untuk berjalan
di muka bumi di beberapa tempat. Seperti firman Allah yang terdapat dalam
Al-Qur’an:
2Deddy Kaligis, “Pengukuran Tingkat Kepuasan Pengunjung Di Objek Wisata Puncak
Temboan Desa Rurukan Satu Kota Tomohon”, Jurnal Cocos , Vol. 5, No. 2, Tahun 2014, 4.
3
قبة ٱل ض ث ٱنظروا كي أر سيروا ف ٱل قل بي ف كان ع )١١:النعام( مكذ
Artinya: Katakanlah(Muhammad), “Jelajahilah bumi, kemudian
perhatikanlah bagai-mana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu.”.
(QS. Al-An’am: 11).3
Dari ayat di atas kita diperintahkan untuk melakukan perjalanan di
muka bumi, serta memperhatikan apa yang telah ditimpakan oleh Allah
terhadap generasi-generasi terdahulu, yaitu mereka yang mendustakan rasul-
rasul-Nya dan mengingkarinya. Mereka ditimpa oleh azab, pembalasan, dan
siksaan di dunia, di samping azab pedih yang telah menunggu mereka di hari
kemudian.
Setiap daerah di Indonesia saling bersaha menunjukkan keunggulan
potensi-potensi wisata yang dimilikinya untuk menarik wisatawan supaya
berkunjung ke daerah tersebut. Salah satu daerah di Indonesia yang berusaha
menunjukkan keunggulan potensi wisatanya adalah Kota Metro.
Kota Metro merupakan salah satu Kabupaten/Kota yang ada di
Provinsi Lampung yang sangat berpotensi bagi perkembangan kemajuan
pariwisata, mengingat daerah ini merupakan daerah yang strategis diapit oleh
dua kabupaten, yaitu Kabupaten Lampung Tengah dan Kabupaten Lampung
Timur. Disamping yang letaknya strategis, Kota Metro juga kaya akan objek
wisata, baik objek wisata alam maupun obyek wisata buatan yang telah dapat
diperkenalkan pada wisatawan, beraneka jenis objek-objek wisata tersebut
3Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Bandung: PT.Syaamin Cipta Media,
2005), 129.
4
merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Didapatkan data dari Portal
Resmi Pemerintah Kota Metro yang diunggah pada tahun 2017 yang
berkaitan dengan nama-nama obyek wisata dan lokasi di Kota Metro sebagai
berikut:
Tabel 1.1
Nama Obyek Wisata Dan Lokasi Di Kota Metro
Obyek Wisata Jenis Obyek
Wisata Alamat Luas
Masjid Taqwa Kota Metro Wisata Relegius Jln. AH.Nasution,
Kec. Metro Pusat
1,4
ha
Taman Merdeka Kota
Metro Wisata Alam
Jln. AH. Nasution,
Kec. Metro Pusat 1,5ha
Taman Wisata Dam
Raman Kota Metro Wisata Alam
Kelurahan Purwoasri,
Kec. Metro Utara 26 ha
Bumi Perkemahan Wisata Alam Kelurahan Sumbersari,
Kec. Metro Selatan 7 ha
Taman Wisata Palem
Indah Wisata Alam
Kelurahan Ganjaragung,
Metro Barat -
Gua Lawa/Gua Warak Wisata Alam KelurahanRejomulyo, Metro
Selatan -
Sumber: Portal Resmi Pemerintah Kota Metro Dinas Komunikasi Dan
Informatika 2017.
Berikut ini adalah beberapa tempat wisata yang terdapat di Kota
Metro, diantaranya : Objek Wisata Dam Raman, TMII (Taman Metro
Indonesia Indah), Taman Palem Indah, Jembatan Gantung Pelita, Payungi
(Pasar Yosomulyo Pelangi), Taman Bunga Sakura, Taman Celosia, Goa
5
Warak dan Goa Macan Putih, Taman Merdeka, Masjid Taqwa Metro,
Rekreasi Olahraga Palem Indah, Sawah Bertingkat Bantul Metro, Samber
Park, Jembatan Gantung 28 Metro, Perkebunan Rezeki Jaya Organik Metro,
dan Stadion Tejosari.4
Pasar Yosomulyo Pelangi (Payungi) terletak di Kelurahan
Yosomulyo, Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro, Lampung. Payungi resmi
dibuka pada 28 Oktober 2018, dengan diresmikan langsung oleh Wali Kota
Metro, Achmad Pairin, S.Sos.5 Seperti halnya destinasi digital yang lain,
selain menghadirkan pasar yang menyediakan berbagai penganan tradisional,
di Payungi ini juga terdapat banyak spot foto yang sangat instagramable.
Berbagai gambar mural terlukis di dinding rumah warga serta lantai jalanan.
Sementara di bagian atas jalannya, bergantungan caping-caping petani serta
berbagai hiasan warna-warni. Begitu juga dengan payung para pedagang yang
menghiasi pinggiran gang yang berwarna pelangi. Tak hanya itu, di sini juga
tersedia berbagai permainan anak yang dihadirkan mulai dari flying fox,
memancing ikan, arena lempar pisau, rumah kelinci, rumah baca, dan yang
lainnya.6 Para pedagang dan petugas yang ramah akan selalu ditemui disetiap
meja penjualan barang dagangan. Fasilitas seperti tempat duduk untuk
beristirahat dan menikmani makanan, lokasi parkir, dan mushola diharapkan
dapat membuat wisatawan merasa nyaman ketika berkunjung ke Payungi.
4https://suara1996.blogspot.com/2019/03/13-tempat-wisata-di-kota-metro-lampung.html
diunduh pada tanggal 15 Oktober 2019. 5DJKN, “PAYUNGI, Pasar Instagramable Kota Metro,” dalam www.djkn.kemenkeu.go.id
diunduh pada tanggal 21 Juni 2019. 6Teguh Prasetyo, ”Payungi Kota Metro Banyak Spot Foto Instragamable dan Kudapan”,
Tribun Lampung, 16 Maret 2019.
6
Diperoleh sebuah data dari akun resmi instagram Payungi, bahwa
dalam gelaran pasar yang ke-28 pendapatannya mencapai Rp. 48.264.000
dalam satu hari. Dimulai dari tanggal 28 Oktober 2018 sampai gelaran yang
ke-28 yaitu pada tanggal 28 april 2019 omset Payungi tercatat sebanyak Rp.
1.034.689.000.7 Di sini peneliti sangat tertarik untuk meneliti salah satu objek
wisata yang terletak di Kota Metro yaitu objek wisata Pasar Yosomulyo
Pelangi yang terletak di Desa Yosomulyo Kecamatan Metro Pusat. Setelah
peneliti melakuan prasurvey ternyata kawasan ini sangat ramai dikunjungi
wisatawan dengan beranekaragam usia, dari orang tua, dewasa serta anak-
anak. Dari hasil prasurvey yang peneliti lakukan pada tanggal 28 Juli 2019
diketahui jumlah pengunjung objek wisata Payungi mencapai 2.005 jiwa
terhitung dari pukul 06.00 – 11.00 WIB. Pada hari itu payungi dibuka selama
24 jam, kegiatan di pagi hari masih terlihat sama seperti minggu-minggu
sebelumnya, transaksi jual beli dari para pedagang dan pembeli serta para
pengunjung yang sedang asik berekreasi. Pada siang hari diadakan melukis
pada dinding-dinding pembatas rumah milik warga. Pagelaran musik
membuat payungi ramai dipenuhi pengunjung serta pedagang pada malam
harinya.
Peneliti juga melakukan wawancara terdapat beberapa pengunjung
dengan adanya pengembangan ekowisata Pasar Yosomulyo Pelangi
(Payungi). Wawancara pertama kepada Bapak Andi, pengunjung yang
beerasal dari desa 21 Polos. Beliau mengetahui tentang keberadaan Payungi
7https://www.instagram.com/p/BxGS8CiJ3kM/ diunduh pada tanggal 30 Juli 2019.
7
ini berasal dari sebuah postingan pada sosial media yaitu facebook. Hampir
setiap hari minggu beliau mengunjungi Payungi bersama dengan keluarganya.
Hal ini dikarenakan tempatnya yang nyaman, para pedagang yang begitu
ramah, banyak wahana bermain untuk anak-anak, dan kulinernya yang begitu
variatif.8
Wawancara kedua dilakukan kepada Ibu Milda warga Perumahan
Prasanti yang mengunjungi Payungi bersama teman beserta para keluarganya.
Beliau mengetaui Payungi dari sebuah postingan di facebook. Beliau juga
hampir setiap hari berkunjung ke Payungi untuk berekreasi. Alasan yang
membuat Ibu Milda sering berkunjung ke Payungi yaitu karena harga
dagangannya murah meriah, wahana bermain untuk anak –anak yang begitu
banyak dan aman, serta beberapa fasilitas yang dapat membuat wisatawan
merasa menjadi lebih nyaman, seperti tempat duduk yang untuk menikmati
beberapa dagangan, mushola, dan lokasi parkiryang luas dan aman.9
Wawancara ketiga dilakukan kepada Ibu Sri warga Yosomulyo yang
mengunjungi Payungi bersama teman-temannya beserta para keluarganya.
8Bapak Andi warga Desa 21 Polos, wawancara, Minggu 28 Juli 2019, Pukul 08.15.
9Ibu Milda pengunjung dari Perumahan Prasanti,wawancara, Minggu 28 Juli 2019, Pukul
08.50.
8
Beliau mengunjungi Payungi bukan hanya untuk berekreasi, tetapi juga
karena bersilaturahmi bersama teman-temannya. Beliau mendapat informasi
mengenai Payungi ini berasal dari salah seorang temannya yang menjadi
pedagang di sana. Menurut Ibu Sri, Payungi merupakan pasar yang bisa
mengajak pengunjung untuk mengenang masa lalu. Karena banyak makanan
tradisional yang dijajakan di sana. Jajanan yang kekinian pun juga tidak
ketinggalan diperdagangkan. Ibu Sri sering mengunjungi Payungi karena
kulinernya yang begitu bervariatif dan lezat. Beliau juga merasa senang
karena anak-anak bisa bermain dengan begitu banyaknya wahana yang
disediakan.10
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul:”PENGARUH PELAYANAN, OBYEK
DAN DAYA TARIK WISATA SERTA FASILITAS TERHADAP
KEPUASAN WISATAWAN (Study Kasus Pengunjung Pasar Yosomulyo
Pelangi (Payungi) Di Kota Metro).”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah peneliti paparkan,
permsalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimanan pengaruh pelayanan terhadap kepuasan wisatawan Pasar
Yosomulyo Pelangi (Payungi) Kota Metro?
2. Bagaimanan pengaruh obyek dan daya tarik wisata terhadap kepuasan
wisatawan Pasar Yosomulyo Pelangi (Payungi) Kota Metro?
10
Ibu Sri warga Kelurahan Yosomulyo,wawancara, Minggu 28 Juli 2019, Pukul 09.30.
9
3. Bagaimanan pengaruh fasilitas terhadap kepuasan wisatawan Pasar
Yosomulyo Pelangi (Payungi) Kota Metro?
4. Bagaimana pengaruh pelayanan, obyek dan daya tarik wisata serta
fasilitas terhadap kepuasan wisatawan Pasar Yosomulyo Pelangi
(Payungi) Kota Metro?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dijelaskan di
atas, adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimanan pengaruh pelayanan terhadap
kepuasan wisatawan Pasar Yosomulyo Pelangi (Payungi) Kota Metro.
2. Untuk mengetahui bagaimanan pengaruh obyek dan daya tarik wisata
terhadap kepuasan wisatawan Pasar Yosomulyo Pelangi (Payungi)
Kota Metro.
3. Untuk mengetahui bagaimanan pengaruh fasilitas terhadap kepuasan
wisatawan Pasar Yosomulyo Pelangi (Payungi) Kota Metro.
4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pelayanan, obyek dan daya
tarik wisata serta fasilitas terhadap kepuasan wisatawan Pasar
Yosomulyo Pelangi (Payungi) Kota Metro.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan
tentang pariwisata khususnya mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan wisatawan Pasar Yosomulyo Pelangi
(Payungi) di Kota Metro.
10
2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi dan
tambahan ilmu bagi masyarakat pengelola Pasar Yosomulyo Pelangi
untuk terus memperbaiki obyek wisata Pasar Yosomulyo Pelangi
sehingga jumlah pengunjung terus mengalami peningkatan.
E. Penelitian Relevan
Penelitian relevan menurut uraian secara sistematris mengenai hasil
penelitian terdahulu (prior research) tentang persoalan yang akan dikaji
Peneliti mengemukakan dan menunjukan dengan tegas bahwa masalah yang
akan dibahas belum pernah diteliti atau berbeda dengan penelitian
sebelumnya.11
1. Penelitian skripsi yang dilakukan oleh M. Akrom K. Jurusan
Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro (2014),
dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kunjungan Wisatawan Di Pantai Cahaya, Weleri, Kabupaten
Kendal”.Dalam penelitian ini terdapat beberapa faktor yang diduga
berpengaruh terhadap jumlah kunjungan wisatawan ke Pantai
Cahaya yaitu pendapatan wisatawan, biaya perjalanan, biaya
perjalanan ke obyek wisata lain, lama perjalanan dan
fasilitas.Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat diketahui
bahwa pendapatan dan fasilitas berpengaruh positif terhadap
jumlah kunjungan wisatawan Pantai Cahaya, sedangkan biaya
11
Zuhairi et al., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), 39.
11
perjalanan, biaya perjalanan ke obyek wisata lain dan lama
perjalanan tidak berpengaruh terhadap jumlah kunjungan
wisatawan Pantai Cahaya.12
Berdasarkan penelitian diatas, dapat diketahui bahwa
penelitian yang peneliti lakukan sama-sama membahas tentang
pengaruh fasillitas terhadap kunjungan wisatawan.Perbedaan
darikedua penelitian ini yaitu, peneliti hanyaterfokus pada faktor
obyek dan daya tarik wisata, fasilitas serta kualitas pelayanan yang
diduga berpengaruh terhadap kepuasan wisatawan. Peneliti tidak
melakukan penelitian mengenai faktor pendapatan wisatawan,
biaya perjalanan, biaya perjalanan ke obyek wisata lain, dan
lamanya perjalanan.
2. Penelitan skripsi yang dilakukan oleh Laila Wahida Rahma
Nasution dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kepuasan Wisatawan Kota Berastagi.” Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh daya tarik wisata, pengangkutan, dan
kualitas pelayanan terhadap kepuasan wisatawan Kota
Berastagi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan
daya tarik wisata, perangkutan, dan kualitas pelayanan berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan wisatawan Kota Berastagi dengan
diperoleh hasil F hitung > F tabel (10,299 > 2,76), dan ketika di
analisis secara parsial variabel daya tarik wisata, pengangkutan,
12
M. Akrom K., Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Wisatawan Di
Pantai Cahaya, Weleri, Kabupaten Kendal, Skripsi Universitas Diponegoro, Semarang, Tahun
2014.
12
dan kualitas pelayanan berpengaruh positif signifikan terhadap
kepuasan wisatawan di Kota Berastagi.13
Berdasarkan penelitian yang dikemukakan diatas, bahwa
penelitian yang akan peneliti lakukan memiliki fokus yang sama
yaitu faktor daya tarik wisata dan kualitas pelayanan terhadap
kepuasan wisatawan. Perbedaan dari kedua penelitian ini yaitu,
peneliti tidak terfokus untuk membahas faktor pengangkutan,
melainkan membahas faktor fasilitas.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Ratih Hardiyati dengan judul
“Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Konsumen Menggunakan Jasa Penginapan (Villa) Agrowisata
Kebun Teh Pagilaran.” Penelitian ini terfokus untuk mengetahui
pengaruhdimensi dalam kualitas pelayanan yaitu variabel tangible,
reliability, responsiveness, assurance, dan empathy terhadap
kepuasan konsumen. Hasil dari penelitian ini yaitu jika diurutkan
secara individu dari masing-masing variabel yang paling
berpengaruh adalah variabel assurance dengan koefisien regresi
sebesar 0,316, lalu tangible dengan koefisien regresi sebesar 0,271,
kemudian diikuti dengan responsiveness dengan koefisien regresi
sebesar 0,201, dan reliability dengan koefisien regresi sebesar
0,197 sedangkan variabel yang berpengaruh paling rendah adalah
emphaty dengan koefisien regresi sebesar 0,165. Agrowisata
13
Laila Wahida Rahma Nasution, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan
Wisatawan Kota Berastagi, Skripsi Universitas Sumatera Utara, Medan, Tahun 2018.
13
Kebun Teh Pagilaran perlu mempertahankan elemen-elemen yang
sudah dinilai baik oleh pelanggan serta perlu memperbaiki hal-hal
yang masih kurang.14
Berdasarkan peenelitian di atas, bahwa penelitian yang akan
peneliti lakukan memiliki persamaan yaitu terfokus pada pengaruh
kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen. Namun yang
membedakan dari penelitian relevan ini yaitu, peneliti tidak
terfokus pada beberapa dimensi dalam kualitas pelayanan, tetapi
fokus pada tiga faktor yang diduga mempunyai pengaruh terhadap
kepuasan wisatawan, yaitu faktor pelayanan, obyek dan daya tarik
wisata serta fasilitas.
Deskripsi di atas menegaskan bahwa penelitian dengan judul
“Pengaruh Pelayanan, Obyek Dan Daya Tarik Wisata Serta Fasilitas
Terhadap Kepuasan Wisatawan (Study Kasus Pengunjung Pasar Yosomulyo
Pelangi (Payungi) di Kota Metro)” belum diteliti sebelumnya, khususnya
lembaga IAIN Metro.
14 Ratih Hardiyati, Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen
Menggunakan Jasa Penginapan (Villa) Agrowisata Kebun Teh Pagilaran, Skripsi Universitas
Diponegoro, Semarang, Tahun 2010.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kepuasan Konsumen
1. Pengertian Kepuasan Konsumen
Menurut Supranto dalam Stela Sangkaeng, Lisbeth Mananeke, dan
Sem G. Oroh, kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja/hasil yang dirasakan dengan harapan.1 Menurut
Zeithaml dalam Rezki Teguh Sulistiyana, Djamhur Hamid, dan Devi Farah
Azizah, kepuasan konsumen dapat di definisikan sebagai evaluasi pelanggan
dari produk atau jasa telah memenuhi kebutuhan pelanggan dan ekspektasi
konsumen. Kegagalan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen
diasumsikan sebagai ketidakpuasan dengan layanan produk atau jasa. Pada
dasarnya, kepuasan dan ketidakpuasan konsumen atas produk atau jasa akan
berpengaruh pada pola perilaku selanjutnya.2
Poerwanto, menemukan ada 7 dimensi kualitas produk wista yang
semuanya merupakan satu kesatuan yang tidak dipisahkan antara kualitas
1 Stela Sangkaeng, Lisbeth Mananeke, dan Sem G. Oroh, Pengaruh Citra, Promosi dan
Kualitas Pelayanan Objek Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan di Objek Wisata Taman Laut
Bunaken Sulawesi Utara, Jurnal EMBA, Vol. 3, No. 3, Tahun 2015, 1091. 2Rezki Teguh Sulistiyana, Djamhur Hamid, dan Devi Farah Azizah, Pengaruh Fasilitas
Wisata Dan Harga Terhadap Kepuasan Konsumen (Studi Pada Museum Satwa), Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB),Vol. 25, No. 1, Tahun 2015, 3-4.
15
dimensi yang satu dengan lainnya dan berkaitan dengan tingkat kepuasan
wistawan. Tujuh dimensi kualitas produk wisata tersebut, yaitu:3
a. atraksi (daya tarik obyek),
b. informasi,
c. fasilitas umum,
d. sumber daya manusia (sdm),
e. pelayanan,
f. kebersihan, dan
g. aksesibilitas.
2. Factor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Wisatawan
Menurut Laws dalam Naidoo et al., dalam Eka Rosyidah, Aprilia
Sunarti, dan Edriana Pangestuti, bahwa persepsi wisatawan dalam
mengonsumsi produk dan jasa selama wisatawan berkunjung ke beberapa
destinasi akan dipengaruhi oleh perbedaan faslitas, daya tarik wisata, dan
playanan di masing-masing destinasi.4
Yuksel et al. dalam Asya Hanif, Andriani Kusumawati, dan M. Kholid
Mawardi mengukur kepuasan dengan tiga item, pertama berkaitan dengan
senang atau tidaknya wisatawan terhadap keputusannya untuk berkunjung ke
destinasi pariwisata, kedua yaitu kepercayaan bahwa memilih destinasi terkait
3 Endang Sulistiyani, Membangun Loyalitas Wisatawan Melalui Peningkatan Kualitas
Obyek Wisata, Promosi dan Kepuasan Wisatawan di Kawasan Wisata Tawangmangu
Karanganyar, Jurnal Pengembangan Humaniora, Vol. 10 No. 3, Tahun 2010, 162. 4 Eka Rosyidah, Aprilia Sunarti, dan Edriana Pangestuti, Pengaruh Daya Tarik Wisata dan
Fasilitas Layanan Terhadap Kepuasan Wisatawan di Pantai Balekambang Kabupaten Malang,
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 51, No. 2, Tahun 2017, 17.
16
merupakan hal yang benar, dan ketiga tingkat kepuasan secara keseluruhan
selama berwisata ke destinasi pariwisata.5
Kepuasan pelanggan (konsumen) bagi perusahaan merupakan sesuatu
yang harus diupayakan terus-menerus, karena hal tersebut merupakan kunci
sukses jangka panjang perusahaan. Jika tingkat kepuasan pelanggan semakin
tinggi, maka akan memberikan manfaat antara lain adalah memberikan dasar
yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan.
Pembelian ulang dan loyalitas pelanggan kepada perusahaan merupakan jalan
untuk meraih laba yang semakin besar.6
3. Sifat-sifat Konsumen
Sifat-sifat konsumen antara lain dapat digambarkan sebagai
berikut:7
a. Konsumen Pengambil Keputusan
Merupakan tipe konsumen yang telah mengetahui apa yang
diinginkan dan dibutuhkannya dan perusahaan harus mampu
menyediakannya dengan cepat. Untuk menghadapi konsumen ini,
misalnya dalam menjawab pertanyaan-pertanayaan dan memberikan
keterangan kepadanya harus bersifat khusus, tidak perlu memberikan
keterangan yang bersifat umum.
5 Asya Hanif, Andriani Kusumawati, dan M. Kholid Mawardi, Pengaruh Citra Destinasi
Terhadap Kepuasan Wisatawan serta Dampaknya terhadap Loyalitas Wisatawan (Studi Pada
Wisatawan Nusantara Yang Berkunjung Ke Kota Batu), Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 38,
No. 1, Tahun 2016, 46. 6 Agus Supandi Soegoto, Bauran Pemasaran Jasa Pengaruh terhadap Kepuasan
Konsumen PT. Nusa Tongkaina Wisata Tirta (NTWT) Manado, Jurnal Pendidikan Manajemen
Bisnis, Vol. 9, No. 17, Tahun 2010, 16. 7Donni Juni Priansa, Perilaku Konsumen dalam Persaingan Bisnis Kontemporer,
(Bandung: Alfabeta, 2017), 80-82.
17
b. Konsumen yang Seolah Serba Tahu
Tipe konsumen yang seolah-olah mengetahui segalanya tentang
produk, dialah yang bercerita kepada perusahaan, walaupun apa yang
diceritakannya itu tidak seluruhnya benar, tetapi perusahaan tidak perlu
membantahnya. Untuk menghadapi konsumen semacam ini, misalnya
perusahaan dapat memberikan keterangan-keterangan yang tepat
secara bijaksana dengan menempuh cara yang tidak langsung dan ini
bisa mempengaruhi sikap konsumen tersebut.
c. Konsumen yang Menghendaki Fakta
Tipe konsumen yang menghendaki fakta-fakta, diberikan
nasihat tentang konstruksi dan cara-cara penggunaan barang yang akan
dibelinya. Tipe konsumen seperti ini membutuhkan waktu lama untuk
mempertimbangkan pembeliannya.
d. Konsumen Sukar Mengambil Keputusan
Tipe konsumen yang sukar untuk mengambil simpulan,
biasanya ia sukar dalam menentukan ukuran dan warna dari barang
yang akan dibelinya. Untuk menghadapi tipe konsumen semacam ini
dalah dengan mencoba menentukan apa sebenarnya yang dibutuhkan
konsumen tersebut. Perusahaan harus berusaha membantu konsumen
dalam mengambil keputusan.
e. Konsumen yang Aktif Berbicara
Tipe konsumen yang tidak pasti, biasanya ia senang
mengobrol, tetapi tidak mengarah kepada pembelian. Untuk
18
menghadapinya, jika pada saat itu tidak banyak konsumen yang lain,
maka perusahaan bisa melayani obrolan tersebut dan mengarahkan
pembicaraan sedikit demi sedikit ke arah pembelian.
f. Konsumen yang Gerogi
Tipe konsumen yang gerogi, biasanya ia merasa canggung di
dalam toko dan merasa takut kalau kekurangan pengetahuannya
tentang suatu produk akan menjadi nyata jika ia bertanya-tanya. Untuk
menghadapi konsumen seperti ini, perusahaan harus pandai melayani
konsumen ini, jangan menunjukkan kean bahwa konsumen tidak
mengetahui apa-apa tentang suatu produk.
g. Konsumen Pengambil Keputusan Namun Salah
Tipe konsumen yang memiliki banyak rencana. Konsumen
tersebut biasanya mendatangi toko dengan telah memiliki keputusan
tertentu dalam pikirannya untuk membeli barang di toko tersebut,
namun menurut penjual yang ada di toko, pilihan konsumen tersebut
tidak sesuai dengan maksud penggunaannya, sehingga ia memberikan
koreksi kepada kosumen tersebut. Untuk menghadapi kosumen
semacam ini tidak perlu berdebat dengannya, namun cukup
menyarankan penggunaan dan manfaat dari barang tersebut dan barang
yang seharusnya dibeli.
19
h. Konsumen yang Menyukai Diskon
Tipe konsumen yang selalu menghendaki potongan harga dari
barang yang dibel. Untuk menghadapinya cukup dengan
menginformasikan bulan-bulan tertentu yang ada diskonnya.
4. Macam-macam Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2:8
a. Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi
atau pemakaian suatu produk. Misal karena makan membuat perut kita
kenyang.
b. Kepuasan Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari
atribut yang bersifat tidak berwujud. Misalperasaan bangga karena
mendapatkan pelayanan yang sangat istimewa dari sebuah rumah
makan yang mewah.
Griffin menyatakan bahwa sukses tidaknya suatu perusahaan dalam
menciptakan konsumen yang loyal sangat bergantung pada kemampuan perusahaan
dalam menciptakan nilai, secara terus menerus berupaya untuk memperbaikinya.
Sebaliknya, semakin besar kesenjangan antara tingkat harapan dengan yang
dirasakan konsumen, semakin tinggi tingkat ketidakpuasan yang dialami oleh
konsumen.9
8http://digilib.uinsby.ac.id/2054/5/Bab%202.pdf diunduh pada tanggal 09 Oktober 2019.
20
B. Pelayanan
1. Pengertian Pelayanan
Pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak
berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Selain itu juga
bahwa pelayanan merupakan proses yang terdiri atas serangkaian aktivitas
yang biasa (umum tidak harus selalu) terjadi pada interaksi antara
pelanggan dan karyawan, jasa dan sumber daya, fisik atau barang, dan
penyedia jasa, yang disediakan sebagai solusi atas masalah pelanggan.
Sementara itu, perspektif pelayanan sebagai sebuah sistem, dimana setiap
bisnis jasa dipandang sebagai sebuah sistem yang terdiri atas dua
komponen utama: (1) operasi jasa, dan (2) penyampaian jasa lain.
Pelayanan juga diartikan perilaku petugas layanan dalam memenuhi apa
yang diinginkan atau diharapkan.10
Sementara pendapat lain mengatakan bahwa kualitas jasa/layanan
adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat
keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Dengan kata
lain ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan, yaitu
jasa yang diharapkan (expected service) dan jasa yang dipersepsikan
(perceived service).11
Definisi kualitas pelayanan berpusat pada upaya
pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan
9Donni Juni Priansa, Perilaku Konsumen dalam Persaingan Bisnis Kontemporer, 199-200.
10M. Nur Rianto Al-Alif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syari’ah, (Bandung: Alfabeta,
2012), 209. 11
Fandy Tjipjono, Manajemen Jasa, (Yogyakarta: ANDI, 2004), 59.
21
penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan.12
Menurut
Mowen dalam Hendra Fure, kualitas pelayanan merupakan evaluasi
konsumen tentang kesempurnaan kerja layanan. Kualitas pelayanan
bersifat dimensi yaitu berubah menurut tuntutan pelanggan.13
Berdasarkan teori di atas, bahwa pelayanan adalah mutu suatu
tindakan atau kegiatan yang ditawarkan kepada konsumen yang
diharapkan dapat memenuhi keinginan konsumen yang meliputi pelayanan
yang diharapkan oleh konsumen dan pelayanan yang diterima oleh
konsumen. Bila pelayanan yang diterima atau dirasakan sesuai dengan
yanag diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan
memuaskan. Jika pelayanan yang diterima melebihi harapan pelanggan,
maka kualitas pelayanan dipersepsikan sebagai kualitas pelayanan yang
ideal. Akan tetapi bila pelayanan yang diterima lebih rendah daripada yang
diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan sebagai kualitas
pelayanan yang buruk.
2. Dimensi Kualitas Layanan
Kuallitas suatu layanan dapat dinilai melalui dimensi-dimensinya.
Karena jika kualitas layanan memiliki mutu yang tinggi maka dapat
12
Fatmawati Kalebos, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Wisatawan yang
Berkunjung ke Daerah Wisata Kepulauan, Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen, Vol.4, No.3, Tahun
2016, 494. 13
Hendra Fure, Lokasi, Keberagaman Produk, Harga, dan Kualitas Pelayanan
Pengaruhnya Terhadap Minat Beli Pada Pasar Tradisional Bersehati Calaca, Jurnal EMBA, Vol.1,
No.3, Tahun 2013, 275.
22
memenuhi harapan para konsumen. Dimensi kualitas jasa menurut Kolter
dan Keller dalam Donni Juni Priansa terdiri dari:14
a. Keandalan (Reliability)
Merupakan kemampuan untuk melakukan atau menyediakan
jasa yang dijanjikan dengan cepat dan terpercaya. Sedangkan menurut
Fandy Tjipjono keandalan yaitu kemampuan memberikan pelayanan
yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.15
Berdasarkan teori keandalan di atas, bahwa keandalan sebuah
layanan yang diberikan oleh karyawan atau pedagang harus sesuai janji.
Dengan memberikan pelayanan yang sesuai dengan janji diharapkan
pelayan atau pedagang tersebut bisa mendapatkan simpati dari
konsumen atas ketepatan pelayanan yang diterima konsumen.
b. Keresponsifan (Responsiveness)
Merupakan kemampua untuk membantu konsumen dan
memberikan jasa dengan cepat atau ketanggapan. Sedangkan menurut
Fandy Tjipjono daya tanggap yaitu keinginan para staf untuk membantu
para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.16
Berdasarkan teori keresponsifan di atas, bahwa suatu pelayanan
yang baik diharapkan terwujud apabila seorang pedagang atau
karyawan memberikan respon yang cepat dan tepat dalam membantu
memenuhi keinginan konsumen. Semakin cepan seorang pedagang atau
14
Donni Juni Priansa, Perilaku Konsumen dalam Persaingan Bisnis Kontemporer, 56. 15
Fandy Tjipjono, Manajemen Jasa, 70. 16
Ibid.,
23
karyawan memberikan respon terhadap permintaan konsumen, maka
semakin baik penilaian konsumen terhadap pelayanan yang diterima.
c. Keyakinan (Confidence)
Merupakan pengetahuan dan kesopanan karyawan serta
kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan
atau “assurance”. Menurut Fandy Tjipjono dan Gregorius Chandea
jaminan berarti bahwa para karyawan selalu bersikap sopan dan
menguasai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk
menangani setiap pertanyaan atau masalah pelanggan.17
Berdasarkan teori keyakinan di atas, bahwa keyakinan
dibutuhkan oleh konsumen untuk menciptakan rasa aman atas
pelayanan yang diberikan. Jaminan atas pelayanan dapat diwujudkan
dengan sikap atau tingkah laku yang baik dan keterampilan dari seorang
pedagang atau karyawan dalam melayani konsumen yang nantinya
diharapkan bisa menarik minat konsumen.
d. Empaty (Empathy)
Berkaitan dengan kemampuan perusahaan dan personilnya
untuk merasakan apa yang dirasakan oleh konsumen. Menurut Berry
dan Parasuraman dalam Donni Juni Priansa, empati meliputi
kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik,
perhatian dan memahami kebutuhan para kosumen.18
17
Fandy Tjipjono dan Gregorius Chandra, Service, Quality &Satisfaction, (Yogyakarta:
ANDI, 2011), 198. 18
Donni Juni Priansa, Perilaku Konsumen dalam Persaingan Bisnis Kontemporer, 57.
24
Berdasarkan teori empati di atas, bahwa empati dapat dijadikan
sebagai cara untuk memberikan pelayanan yang diharapkan dapat
menarik hati konsumen. Pelayanan tersebut berupa tindakan yang
diberikan oleh karyawan atau pedagang dalam memperhatikan dan
memahami apasaja kebutuhan konsumen.
e. Berwujud (Tangible)
Berkaitan dengan penampilan fasilitas fisik, peralatan, personel
dan media komunikasi. Menurut Irawan dalam Desry Yelli,tangible
yang baik akan mempengaruhi persepsi pelanggan. Pada saat
bersamaan tangible ini merupakan salah satu sumber yang
mempengaruhi harapan pelanggan.19
Berdasarkan teori tangible di atas, benda berwujud dari suatu
pelayanan dapat dilihat secara nyata oleh konsumen, misalnya saja dari
penampilan dari seorang karyawan atau pedagang. Penampilan yang
rapi dan bersih akan memberikan kesan yang baik serta diharapkan
dapat menarik perhatian para konsumen.
Berdasarkan teori dimensi kualitas layanan di atas, bahwa seluruh
pendapat tersebut memberikan teori agar suatu layanan dapat
dikategorikan memuaskan konsumen. Demikian pula dengan mengetahui
dimensi kualitas layanan akan diketahuin apakah layanan yang diberikan
kepada konsumen berkualitas baik atau buruk.
25
3. Prinsip-prinsip Kualitas Jasa
Untuk menciptakan suatu perusahaan yang kondusif, terdapat
prinsip-prinsip yang harus dijadikan acuan dalam pemberian kualitas jasa,
prinsip tersebut adalah:20
a. Sistem dan Kebijakan
Kualitas jasa perlu didukung oleh sistem dan kebijakan
perusahaan yang suportif, artinya kualitas jasa muncul bukan hanya
karena kebutuhan konsumen namun juga kebutuhan perusahaan untuk
terus berkembang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
b. Kepemimpinan
Strategi kualitas perusahaan harus merupakan inisiatif dan
komitmen dari manajemen puncak, manajemen puncak harus
memimpin perusahaan untuk meningkatkan kinerja kualitasnya, tanpa
adanya kepemimpinan dari menejemen puncak maka usaha untuk
meningkatkan kualitas hanya berdampak kecil bagi perusahaan.
c. Pendidikan dan Pelatihan
Agar jasa yang dihasilkan berkualtas maka diperlukan
pendidikan dan pelatihan yang memadai dari setiap personel organisasi
dalam proses dan penyampaian jasa.
19
Desry Yulli, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Wisatawan pada Kawasan
Obyek Wisata Air Terjun Tujuh tingkat di Kecamatan Hulu Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi,
Skripsi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Pekanbaru, Tahun 2011, 17. 20
Donni Juni Priansa, Perilaku Konsumen dalam Persaingan Bisnis Kontemporer, 53.
26
d. Perencanaan
Meliputi pengukuran dan tujuan kualitas yang dipergunakan
dalam mengarahkan personal untuk mencapai visi dan misi organisasi.
e. Review
Proses review meupakan satu-satunya alat yang paling efektif
bagi menejemen untuk mengubah prilaku organisasional. Proses ini
merupakan suatu mekanisme yang menjamin adanya perhatian yang
konsisten dan terus menerus untuk memberikan jasa yang berkualitas.
f. Kepuasan Konsumen
Jasa yang berkualitas harus didasarkan pasa kenyataan bahwa
jasa tersebut mampu memberikan kepuasan kepada konsumennya
secara memadai. Semakin puas konsumen merasakan jasa yang
diterimanya, maka semakin berkualitas jasa tersebut dipandang oleh
konsumennya.
g. Komunikasi
Implementasi strategi dalam organisasi dipengaruhi oleh
komunikasi terhadap karyawan, konsumen, dan stakeholder’s
perusahaan.
h. Rewards
Penghargaan dan pengakuan merupakan aset yang penting
dalam implementasi strategi kualitas. Setiap karyawan yang berprestasi
baik perlua diberi penghargaan agar memiliki motivasi untuk selalu
terus menerus memberikan jasa yang berkualitas.
27
C. Obyek dan Daya Tarik Wisata (Atraksi)
1. Pengertian Obyek dan Daya Tarik Wisata (Atraksi)
Sebuah destinasi pada hakekatnya adalah merupakan suatu tempat
atau kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah
administratif yang di dalamnya terdapat unsur daya tarik, fasilitas,
aksesibilitas serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi untuk
mewujudkan kegiatan kepariwisataan, termasuk manajemen dan
regulasinya.21
Daya tarik wisata adalah sesuatu yang harus ada, karena
daya tarik merupakan unsur utama produk pariwisata seperti
diungkapkan oleh Pitana dalam Faikar Adam Wiradipoetra dan Erlangga
Brahmanto.22
Menurut Undang-Undang Republik Indonesioa Nomor 10
Tahun 2009 Pasal 14 Ayat 1, yang disebut dengan usaha daya tarik wisata
adalah usaha yang kegiatannya mengelola daya tarik wisata alam, daya
tarik wisata budaya, dan daya tarik wisata buatan/binaan manusia. Secara
lebih spesifik disebutkan bahwa daya tarik wisata alam, merupakan segala
sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, keaslian, dan nilai yang
berupa keanekaragaman kekayaan alam yang menjadi sasaran atau tujuan
kunjungan wisatawan.23
21
Dilla Pratiyudha Sayangbatti dan M. Baiquni, Motivasi dan Persepsi Wisatawan tentang
Daya Tarik Destinasi terhadap Minat Kunjungan Kembali di Kota Wisata Batu, Jurnal Nasional
Pariwisata, Volume 5, Nomor 2, Tahun 2013, 129. 22
Faikar Adam Wiradipoetra dan Erlangga Brahmanto, Analisis Persepsi Wisatawan
Mengenai Penurunan Kualitas Daya Tarik Wisata terhadap Minat Berkunjung, Jurnal Pariwisata,
Vol. 3, No. 2, Tahun 2016, 131. 23
Hary Hermawan, Pengaruh Daya Tarik Wisata, Keselamatan, Dan Sarana Wisata
Terhadap Kepuasan Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Wisatawan : Studi Community Based
Tourism Di Gunung Api Purba Nglanggera, Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 1,
Tahun2017, 563.
28
Dari teori di atas, obyek dan daya tarik wisata adalah suatu lokasi
yang mempunyai keindahan, keunikan, keaslian dan nilai yang dapat
dijadikan sebagai tempat hiburan bagi orang yang berlibur dalam upaya
memenuhi kebutuhan rohani dan menumbuhkan cinta keindahan alam.
Obyek dan daya tarik wisata dapat berupa alam, budaya, tata hidup
dansebagainya yang memiliki daya tarik dan nilai jual untuk dikunjungi
ataupundinikmati oleh wisatawan. Dalam arti luas, apa saja yang
mempunyai daya tarikwisata atau menarik wisatawan dapat disebut
sebagai objek dan daya tarik wisata.
2. Macam-macam Obyek dan Daya Tarik Wisata
Secara garis besar menurut Oka A. Yoeti ada empat kelompok
yang merupakan daya tarik bagi wisatawan datang pada suatu DTW,
yaitu:24
a. Natural Attractions
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah: pemandangan
(landscape),pemandangan laut (seascape), pantai (beaches), danau
(lakes), air terjun (waterfall), kebun raya (National Parks), agrowisata
(agrotourism), gunung berapi (volcanos), dan flora dan fauna.
b. Build Attractions
Termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah bangunan
(buildings), dengan arsitek yang menarik, seperti rumah adat dan yang
24
Melisa Anindita, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kunjungan Ke
Kolam Renang Boja, Skripsi Universitas Diponegoro Semarang, Tahun 2015, 25.
29
termasuk bangunan kuno dan modern seperti Forbiden City (China),
Big Ben (London), Jam Gadang (Bukittinggi), Museum, maupun TMII.
c. Cultural Attractions
Dalam kelompok ini termasuk diantaranya: peninggalan sejarah
(historical building), cerita-cerita rakyat (folklore), kesenian tradisional
(traditional dances), museum, upacara keagamaan, festival kesenian,
dan semacamnya.
d. Sosial Attractions
Tata cara hidup suatu masyarakat (the way of life), ragam
bahasa (languange), upacara perkawinan, potong gigi, khitanan, dan
kegiatan sosial lainnya.
3. Unsur Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata
Menurut Edward Inskeep dalam M. Akrom K., mengatakan bahwa
suatu objekwisata harus mempunyai 5 unsur penting, yaitu:25
a. Daya tarik
Daya tarik merupakan faktor utama yang menarik wisatawan
mengadakan perjalanan mengunjungi suatu tempat, baik suatu tempat
primer yang menjadi tujuan utamanya, atau tujuan sekunder yang
dikunjungi dalam suatu perjalanan primer karena keinginannya untuk
menyaksikan, merasakan, dan menikmati daya tarik tujuan tersebut.
25 M. Akrom K., Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Wisatawan Di
Pantai Cahaya, Weleri, Kabupaten Kendal,44-48.
30
b. Prasarana Wisata
Prasarana wisata ini dibutuhkan untuk melayani wisatawan
selama perjalanan wisata, biasanya dipakai untuk kebutuhan menginap,
makan, minum, dan lain-lain.
c. Sarana Wisata
Sarana Wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata
yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam
menikmati perjalanan wisatanya. Berbagai sarana wisata yang harus
disediakan di daerah tujuan wisata antara lain biro perjalanan, alat
transportasi, dan alat komunikasi, serta sarana pendukung lainnya.
d. Infrastruktur
Infrastruktur adalah situasi yang mendukung fungsi sarana dan
prasarana wisata, baik yang berupa sistem pengaturan maupun
bangunan fisik diatas permukaan tanah dan dibawah tanah, seperti:
sistem pengairan, sumber listrik dan energi, sistem jalur angkutan dan
terminal, sistem komunikasi, serta sistem keamanan atau pengawasan.
Infrastruktur yang memadai dan terlaksana dengan baik di daerah
tujuan wisata akan membantu meningkatkan fungsi sarana wisata,
sekaligus membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas
hidupnya.
e. Masyarakat, Lingkungan, dan Budaya
Daerah dan tujuan wisata yang memiliki berbagai objek dan daya
tarik wisata akan mengundang kehadiran wistawan. Beberapa hal yang
31
perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan masyarakat, lingkungan
danbudaya adalah sebagai berikut:
1) Masyarakat
Masyarakat di sekitar obyek wisatalah yang akanmenyambut
kehadiran wisatawan tersebut, sekaligus akanmemberikan layanan
yang diperlukan oleh para wisatawan.Layanan yang khusus dalam
penyajiannya serta mempunyaikekhasan sendiri akan memberikan
kesan yang mendalam. Untukitu masyarakat di sekitar objek wisata
perlu mengetahui berbagaijenis dan kualitas layanan yang dibutuhkan
oleh para wisatawan.
2) Lingkungan
Disamping masyarakat di sekitar objek wisata,
lingkunganalam di sekitar objek wisata pun perlu diperhatikan
denganseksama agar tidak rusak dan tercemar. Lalu-lalang manusia
yangterus meningkat dari tahun ke tahun dapat mengakibatkan
rusaknyaekosistim dari fauna dan flora di sekitar objek wisata. Oleh
sebabitu perlu adanya upaya untuk menjaga kelestarian
lingkunganmelalui penegakan berbagai aturan dan persyaratan
dalampengelolaan suatu objek wisata.
3) Budaya
Lingkungan masyarakat dalam lingkungan alam di suatuobjek
wisata merupakan lingkungan budaya yang menjadi pilarpenyangga
kelangsungan hidup suatu masyarakat. Oleh karena itu lingkungan
32
budaya ini pun kelestariannya tak boleh tercemar olehbudaya asing,
tetapi harus ditingkatkan kualitasnya sehingga dapatmemberikan
kenangan yang mengesankan bagi setiap wisatawanyang berkunjung.
Dari teori di atas, setiap obyek dan daya tarik wisata memiliki nilai,
karakteristik dan unsur berbeda-beda yang menunjukkan seberapa kuat
suatu daya tarik bisa menarik minat pengunjungnya.
D. Fasilitas Pariwisata
1. Pengertian Fasilitas Pariwisata
Menurut Yoeti dalam Rezki Teguh Sulistiyana, Djamhur
Hamid,dan Devi Farah Azizah fasilitas wisata adalah semua fasilitas yang
fungsinya memenuhi kebutuhan wisatawan yang tinggal untuk sementara
waktu di daerah tujuan wisata yang dikunjunginya, dimana mereka dapat
santai menikmati dan berpartisipasi dalam kegiatan yang tersedia di
daerah tujuan wisata tersebut.26
Menurut Spillane dalam Rosita, Sri Marhanah, dan Woro Hanoum
Wahadi Fasilitas merupakan sarana dan prasarana yang mendukung
operasional objek wisata untuk mengakomodasi segala kebutuhan
wisatawan, tidak secara langsung mendorong pertumbuhan tetapi
berkembang pada saat yang sama atau sesudah atraksi berkembang.27
Menurut Tjiptono dalam Lintang Tyas Kristanti dan Naili Farida, fasilitas
26
Rezki Teguh Sulistiyana, Djamhur Hamid, dan Devi Farah Azizah, Pengaruh Fasilitas
Wisata Dan Harga Terhadap Kepuasan Konsumen (Studi Pada Museum Satwa),Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 1, Tahun 2015, 3. 27
Rosita, Sri Marhanah, dan Woro Hanoum Wahadi, Pengaruh Fasilitas Wisata Dan
Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pengunjung Di Taman Margasatwa Ragunan Jakarta,
Jurnal Manajemen Resort dan Leisure Vol.13, No.1, Tahun 2016, 63.
33
merupakan segala sesuatu yang memudahkan konsumen dalam
menggunakan jasa perusahaan tersebut.28
Dari pengertian diatas, fasilitas wisata merupakan sarana
penunjang yang dapat menciptakan rasa menyenangkan yang disertai
dengan kemudahan dan pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam
menikmati produk wisata yang ditawarkan.
2. Komponen Fasilitas Pariwisata
Komponen fasilitas menurut Hasan terdiri dari:
a. Akomodasi: hotel, apartemen, villa, perkemahan, taman, wisma dan
sejenisnya.
b. Restoran, bar, kafe (mulai dari restoran cepat saji sampai restoran
mewah).
c. Transportasi di destinasi : taksi, rental mobil, dan sejenisnya.
d. Olahraga: ruang olahraga, golf, stadion, pusat kebugaran, dan
lainnya.
e. Fasilitas kesehatan, money changer, dan lain sebagainya.
f. Outlet Ritel: toko, souvenir,dan sejenisnya.
g. Layanan: layanan Informasi, penyewaan peralatan, dan polisi
pariwisata.
Selain itu, menurut Sunaryo, kebutuhan lain yang mungkin
diinginkan dan diperlukan wisatawan seperti : toilet umum, rest area,
28
Lintang Tyas Kristanti dan Naili Farida, Pengaruh Citra Destinasi dan Fasilitas Wisata
terhadap Niat Berperilaku Melalui Kepuasan Sebagai Variabel Intervening (Studi pada
Pengunjung Museum Kereta Api Ambarawa), Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, Vol. 5, No. 3, Tahun
2016, 3.
34
tempat parkir, klinik kesehatan, dan sarana ibadah sebaiknya juga
tersedia di destinasi.29
Menurut Sumayang dalam Anjar Hari Kiswanto, beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam penyediaan fasilitas antara lain:30
a. Kelengkapan, kebersihan, dan kerapian fasilitas yang ditawarkan
adalah keadaan fasilitas perusahaan yang dilengkapi oleh atribut
yang menyertainya dan didukung dengan kebersihan dan kerapian
saat konsumen menggunakan fasilitas tersebut.
b. Kondisi dan fungsi fasilitas yang akan ditawarkan adalah fasilitas
yang berfungsi dengan baik dan tidak mengalami kerusakan.
c. Kemudahan menggunakan fasilitas yang ditawarkan adalah fasilitas
yang ditawarkan kepada konsumen adalah fasilitas yang sudah
familier bagi konsumen sehingga konsumen dapat menggunakannya
dengan mudah.
d. Kelengkapan alat yang digunakan adalah alat yang digunakan oleh
konsumen sesuai dengan spesifikasinya.
E. Kerangka Pemikiran
Kerangka berfikir adalah konseptual mengenai bagaimana satu teori
berhubungan di antara berbagai faktor yang telah diidentifikasikan penting
29
Ramita Esternita Sipayung, Peran Mediasi Kepuasan Pada Pengaruh Atraksi,
Aksesbilitas, Kualitas Pelayanan, dan Aminitas Terhadap Loyalitas Wisatawan Studi Kasus pada
Atraksi Sigale-gale, Desa Tomok, Kabupaten Samosir, Skripsi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, Tahun 2018, 33-34. 30
Anjar Hari Kiswanto, Pengaruh Harga, Lokasi Dan Fasilitas Terhadap Keputusan
Berkunjung Wisatawan Di Objek Wisata Dampo Awang Beach Rembang, Skripsi Universitas
Negeri Semarang, Tahun 2011, 26.
35
terhadap penelitian.31
Dalam kerangka berfikir, hal inti yang perlu
dikemukakan ialah hubungan antarvariabel yang diteliti.Kerangka berfikir
penulis dalam penelitian ini yaitu:
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
Keterangan:
Pelayanan (X1) : Variabel Independen
Obyek dan Daya Tarik Wisata (X2) : Variabel Independen
Fasilitas (X3) : Variabel Independen
Kepuasan Wisatawan (Y) : Variabel Dependen
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penelitian.
Hipotesis penelitian ini menandung pernnyataan mengenai hubungan atau
31
Juliansyah Noor, Metode Penelitian. (Jakarta: Kencana, 2011), 76.
Pelayanan
(X1)
Obyek dan Daya
Tarik Wisata
(X2)
Kepuasan
Wisatawan
(Y)
H1
H2
H4
Fasilitas
(X3) H3
36
pengaruh, baik secara positif atau negatif antara dua variabel atau lebih.32
Hipotesi
penelitian terhadap rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:
Ha1 : Terdapat pengaruh pelayanan terhadap kepuasan wisatawan Pasar
Yosomulyo Pelangi (Payungi) Kota Metro.
H 01 : Tidak terdapat pengaruh pelayanan terhadap kepuasan wisatawan
Pasar Yosomulyo Pelangi (Payungi) Kota Metro.
Ha2 : Terdapat pengaruh obyek dan daya tayik wisata terhadap kepuasan
wisatawan Pasar Yosomulyo Pelangi (Payungi) Kota Metro.
H 02 :Tidak terdapat pengaruh obyek dan daya tayik wisata terhadap
kepuasan wisatawan Pasar Yosomulyo Pelangi (Payungi) Kota Metro.
Ha3 : Terdapat pengaruh fasilitas terhadap kepuasan wisatawan Pasar
Yosomulyo Pelangi (Payungi) Kota Metro.
H 03 : Tidak terdapat pengaruh fasilitas terhadap kepuasan wisatawan Pasar
Yosomulyo Pelangi (Payungi) Kota Metro.
Ha4 : Terdapat pengaruh pelayanan, obyek dan daya tariksertafasilitas
terhadap kepuasan wisatawan Pasar Yosomulyo Pelangi (Payungi)
Kota Metro.
H 04 : Tidak terdapat pengaruh pelayanan, obyek dan daya
tariksertafasilitas terhadap kepuasan wisatawan Pasar Yosomulyo
Pelangi (Payungi) Kota Metro.
32
Ibid.,83
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian menjelaskan tentang bentuk, jenis dan sifat
penelitian. Selain itu, perlu juga dijelaskan variabel-variabel yang dilibatkan
dalam penelitian serta sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut.
Rancangan penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar
peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karateristik variabel dan
tujuan penelitian.1
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan. Penelitian
lapangan, penelitian ini bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang
latar belakang keadaan sekarang dan intraksi lingkungan suatu unit sosial
masyarakat. Penelitian yang peneliti lakukan bersifat korelasi kuantitatif.
Korelasi kuantitatif adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-
variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi.2
Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian lapangan untuk
mengetahui tentangpengaruh pelayanan, obyek dan daya tarik wisata serta
fasilitas terhadap kepuasan wisatawan Pasar Yosomulyo Pelangi (Payungi)
di Kota Metro.
1Zuhairi dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Edisi Revisi, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2015),h.47. 2 Sumadi Suryabrata, Metode penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), 80.
38
B. Variabel dan Definisi Variabel
1. Variabel Penelitian
Variabel adalah konstruk yang sifat-sifatnya telah diberi angka
(kuantitatif) atau juga dapat diartikan variabel adalah konsep yang
mempunyai bermacam-macam nilai, berupa kuantitatif maupun kualitatif
yang dapat berubah-ubah nilainya.3
Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a. Variabel bebas (independent variable)
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab atau
berubah mempengaruhi suatu variabel lain (variable independent).
Juga sering disebut dengan variabel bebas, prediktor, stimulus,
eksogen atau antecendent. Adapun variabel bebas dalam penelitian
ini pelayanan, obyek dan daya tarik wisata serta fasilitas.
b. Variabel terikat (dependent variable)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat, karena adanya variabel lain (variabel bebas). Variabel
ini juga sering disebut variabel terikat, variabel respon atau endogen.4
Adapun variabel terikat dalam penelitaian ini adalah kepuasan
wisatawan Pasar Yosomulyo Pelangi (Payungi) di Kota Metro.
2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel dimaksudkan untuk memberikan
suatu kejelasan untuk operasional dari masing-masing variabel.
3Ibid., 18
4 Ibid., 19
39
Berdasarkan hal itu definisi operasional variabel dalam penelitian ini
adalah:
a. Pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan
apapun. Selain itu juga bahwa pelayanan merupakan proses yang
terdiri atas serangkaian aktivitas yang biasa (umum tidak harus
selalu) terjadi pada interaksi antara pelanggan dan karyawan, jasa
dan sumber daya, fisik atau barang, dan penyedia jasa, yang
disediakan sebagai solusi atas masalah pelanggan.
b. Obyek dan daya tarik wisata (atraksi) adalah sesuatu yang
harus ada, karena daya tarik merupakan unsur utama produk
pariwisata.Secara lebih spesifik disebutkan bahwa daya tarik
wisata alam, merupakan segala sesuatu yang memiliki keunikan,
keindahan, keaslian, dan nilai yang berupa keanekaragaman
kekayaan alam yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan
wisatawan.
c. Fasilitas wisata adalah semua fasilitas yang fungsinya memenuhi
kebutuhan wisatawan yang tinggal untuk sementara waktu di
daerah tujuan wisata yang dikunjunginya, dimana mereka dapat
santai menikmati dan berpartisipasi dalam kegiatan yang tersedia
di daerah tujuan wisata tersebut.
40
d. kepuasan konsumen dapat di definisikan sebagai evaluasi
pelanggan dari produk atau jasa telah memenuhi kebutuhan
pelanggan dan ekspektasi konsumen.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.5
Populasi yang dijadikan peneliti sebagai subyek penelitian adalah
semua pengunjung Pasar Yosomuyo Pelangi (Payungi) di Kota Metro.
Maka jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 2.005 pengunjung.
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah suatu prosedur pengambilan data, dimana
hanya sebagain populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk
menentukan sifat serta ciri yang dikendaki dari suatu populasi.6
Adapun dalam penelitian ini respondennya adalah pengunjung
Pasar Yosomulyo Pelangi (Payungi) di Kota Metro. Berdasarkan
penentuan jumlah responden yang akan dijadikan sampel, peneliti
menggunakan teknik Solvin dengan rumus sebagai berikut:
n = 21 Ne
N
5 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Alfabeta: Bandung,
2014), 80. 6Sofyan Siregar, Statistik Parameter Untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi
Aksara,2014), 56.
41
keterangan:
n = sampel
N = populasi
E = perkiraan tingkat kesalahan7
Dalam penelitian ini, digunakan presentase 10% sebagai batas
kesalahan pengambilan sampel, sehingga berdasarkan rumus tersebut
jumlah sampel dan populasi sebanyak.
2)1,0(20051
2005
n
05,21
2005n
25,95n
Berdasarkan hasil perhitungan diatas dengan jumlah populasi 2005
mahasiswi maka sampel dalam penelitian ini berjumlah 95,25, namun
karena subyek bukan bilangan pecahan, maka dibulatkan menjadi 95
responden.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan
yakni Probability Sampling. Probability Sampling merupakan metode
sampling yang setiap anggota populasi memiliki peluang sama untuk
terpilih sebagai sampel.8
7Ibid., 61.
8 Sugiono, Metode penelitian..., 82.
42
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pengumpulan data primer dan
data sekunder dari suatu penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah
yang amat penting, karena data yang dikumpulkan akan digunakan untuk
pemecahan masalah yang sedang diteliti atau untuk menguji hipotesis yang
telah dirumuskan.9
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
1. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang
memungkinkan analisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku dan
karakteristik beberapa orang utama didalam organisasinya, yang biasa
dipengaruhi oleh sistem yang diajukan atau sistem yang sudah ada. Ada
dua jenis kuesioner dalam pengumpulan data yaitu kuesioner tertutup dan
kuesioner terbuka.10
Adapun dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup,
yaitu kuesioner berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada
responden sudah dalam bentuk pilihan ganda.
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mendapatkan informasi secara langsung. Adapun wawancara yang
peneliti gunakan adalah wawancara semi struktur yaitu wawancara yang
9 Ibid., 39.
10Ibid., 44.
43
pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara
terstruktur. Adapun tujuan wawancara semi struktur adalah untuk
menemukan permasalahan secara lebih terbuka dan pihak yang
diwawancarai dimintai pendapatnya.11
Adapun dalam penelitian ini pihak yang diwawancarai adalah
pengelola Payungi guna mendapatkan informasi-informasi yang lebih
lengkap mengenai Payungi.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan suatu alat yang digunakan mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamatai.12
Dalam penelitia ini menggunakan
instrumen penelitian berupa kuesioner dengan skla likert. Skla likert adalah
skala yang dapat digunkan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu.13
Dengan skala likert,
maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.14
Instrumen pertanyaan atau pernyataan ini akan menghasilkan total
skorbagi tiap anggota sampel yang diwakili oleh setiap nilai skor seperti
berikut:
11
Sugiyono, Metode Penelitian..., 140. 12
Ibid., 102. 13
Syofian Siregar, Metode Penelitian…, 25. 14
Sugiono, Metode Penelitian…, 93.
44
Tabel 3.1
Skala Likert
Sangat
Setuju Setuju
Kurang
Setuju
Tidak
Setuju
Sangat Tidak
Setuju
5 4 3 2 1
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
a) Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji apakah kuesioner yang
dibuat valid atau tidak.15
Untuk mengukur validitas kuesioner ini,
peneliti menggunakan SPSS versi 16. Suatu instrumen penelitian dapat
dikatakan valid, apabila Koefisien korelasi product moment melebihi
0,3 atau Koefisien korelasi product moment > r-tabel (α ; n – 2). n =
jumlah sampel atau Nilai sig. ≤ α.16
b) Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur
yang sama pula.17
Adapun teknik yang peneliti gunakan untuk mengukur
reliabilitas suatu instrumen penelitian adalah dengan teknik Alpha
15
Syofian siregar, Metode Penelitian…, 48. 16
Ibid., 17
Ibid., 57.
45
Cronbach. kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliable dengan
menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas rhitung > 0,6.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah nilai residual
yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi
secara normal.18
b. Multikolinearitas
Multikolinearitas artinya antarvariabel bebas yang terdapat dalam
model regresi memiliki hubungan linear yang sempurna. Jika nilai VIF
dibawah 10, maka tidak terjadi gejala multikolinearitas.19
c. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan yang mana dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variansi dari residual pada satu pengamatan
ke pengamatan lain. model regresi yang baik adalah tak terjadi
heteroskedastisitas.20
3. Analisi Regresi Linier Berganda
Regresi linear berganda adalah alat yang dapat digunakan untuk
memprediksi permintaan di masa akan datang berdasarkan data masa lalu
18
Romie Priyastama, Buku Sakti Kuasai SPSS, (Yogyakarta: StartUp, 2017), 117. 19
Ibid., 122. 20
Ibid., 125.
46
atau untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas
(independent) terhadap satu variabel tak bebas (dependent).21
a. Uji T (Uji Parsial)
Pengujian hipotesis untuk korelasi, digunakan uji t untuk mengetahui
apakah variabel bebas secara sendiri-sendiri memiliki pengaruh terhadap
variabel terikat. Hal ini berdasarkan perbandingan nilai thitung masing-masing
koefisien dengan ttabel dan tingkat signifikan 10%. Uji t digunakan untuk
mengetahui apakah variabel bebas memiliki pengaruh secara parsial atau
sendiri-sendiri terhadap variabel terikat.
1) Jika thitung<ttabel atau jika P-value (Aymp.Sig) > = 0,1, maka H0
diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti variabel independen tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
2) Jika thitung> ttabel atau P-value (Aymp.Sig) < = 0,1 maka H0 ditolak
dan H1 diterima. Hal ini berarti variabel independen berpengaruh
terhadap variabel dependen.
b. Uji F (Uji Simultan)
Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel bebas secara
simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan atau
tidak signifikan dengan variabel terikat (Y).
1) Jika P-value (Aymp.Sig) > = 0,1, atau Fhitung< Ftabel maka H0 diterima dan
H1 ditolak. Hal ini berarti variabel independen secara simultan tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan dengan variabel dependen.
21
Ghozali dalam skripsi Ropinov Saputra, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program
SPSS, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2005), 58-59.
47
2) Jika P-value (Aymp.Sig) < = 0,1, atau Fhitung> Ftabel maka H0 ditolak dan
H1 diterima.22
c. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel X terhadap Y. Persyaratan yang harus terpenuhi agar
dapat memaknai nilai koefisien determinasi adalah hasil uji F dalam analisis
regresi linier berganda bernilai signifikan, yang berarti bahwa ada pengaruh
variabel X secara simultan terhadap variabel Y. Sebaliknya, jika hasil
analisis uji F tidak signifikan maka nilai koefisien determinasi tidak dapat
digunakan atau dipakai untuk memprediksi kontribusi pengaruh variabel X
secara simultan terhadap variabel Y.23
22
Ibid., 59. 23
www.spssindonesia.com, diakses pada 06 Oktober 2019.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat Kelurahan Yosomulyo
Sesuai dengan peningkatan Kota Administratif menjadi Kota
Madya (sekarang disebut Kota) berdasarkan UU No. 12 tahun 1999
tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tk. II Way Kanan, Kabupaten
Daerah Tk. II Lampung Timur dan Kotamadya Daerah Tk. II Metro dan
ditindaklanjuti dengan Perda Kota Metro No. 25 tahun 2000 tentang
Pemekaran Wilayah Kota Metro yang menjadi 5 Kecamatan dengan 22
Kelurahan. Adapun Kelurahan Yosodadi dimekarkan menjadi 3
Kelurahan dengan masing – masing wilayah sebagai berikut :
a. Kelurahan Yosodadi meliputi Bedeng No. 21 dan Bedeng No. 21
A wilayah timur.
b. Kelurahan Yosorejo meliputi Bedeng No. 21 dan Bedeng 21 A
wilayah barat.
c. Kelurahan Yosomulyo meliputi Bedeng No. 21 B (Desa
Yosomukti), Bedeng 21 C (Desa Yosomulyo) dan Bedeng 21 D
(Desa Yosoasri). Secara struktural hierarkis, Kelurahan Yosodadi
dan Yosorejo berada dalam 1 wilayah Kecamatan Metro Timur,
49
sedangkan Kelurahan Yosomulyo dalam wilayah Kecamatan
Metro Pusat.1
Luas wilayah Metro Pusat adalah 11,71 Km², dengan wilayah
masing-masing kelurahan adalah sebagai berikut2 :
1. Metro 2,28 Km²
2. Imopuro 1,19 Km²
3. Hadimulyo Barat 1,50 Km²
4. Hadimulyo Timur 3,37 Km²
5. Yosomulyo 3,37 Km²
Kelurahan Yosomulyo dan Hadimulyo Timur termasuk dalam
wilayah yang lebar di Metro Pusat dengan luas wilayah 3,37 Km². Pada
tahun 2017 Yosomulyo tercatat mempunyai jumlah penduduk sebanyak
8.156 dengan jumlah 4.094 laki-laki dan 4.062 perempuan yang terbagi
menjadi 14 RW dan 45 RT.3
2. Sejarah Singkat Obyek Wisata Pasar Yosomulyo Pelangi
Sejarah Pasar Yosomulyo Pelangi berawal dari ide kreatif yang
dimunculkan oleh Bapak Dharma Setyawan dan Bapak Ahmad Tsauban,
awal mulanya menggerakan masyarakat dan pemuda karang taruna RW
07 dengan membuat mural sebagai awal dibentuknya kampung warna-
warni yang kemudia disebut sabagai Yosomulyo Pelangi. kemudian
disusul dengan rumah baca dan festival permainan tradisional. Dari
1 http://yosomulyo.metrokota.go.id/wp-content/uploads/2018/12/SEJARAH-
YOSOMULYO.pdf diakses pada 15 Januari 2020. 2 https://metrokota.bps.go.id diakses pada 15 Januari 2020 3Ibid,.
50
situlah kemudian Pasar Yosomulyo Pelangi (Payungi) dibentuk.
Pendirian Payungi juga dilatarbelakangi oleh pasar-pasar tradisional yang
telah ditinggalkan oleh warga, bahkan pemerintah pun juga mengabaikan
pasar tradisional. Padahal pasar tradisional ini memiliki beberapa potensi
di dalamnya seperti dilestarikannya kuliner tradisional, interaksi warga
dan pedagang untuk saling bernegosiasi yang tidak bisa didapatkan di
pasar-pasar modern dan pasar tradisional ini merupakan milik semua
orang yang bisa menghasilkan pendapatan bagi para warga.4
Pedagang berasal dari warga sekitar yang sebelumnya
mendapatkan pelatihan-pelatihan untuk dijadikan sebagai bekal awal
menjadi pedagang. Kemudian ada kendala modal yang dihadapai oleh
para warga, solusi yang dilakukan yaitu dengan meminjamkan uang
mushola yang berjumlah 15 juta rupiah kepada para pedagang yang siap
berkontribusi dengan Pasar Yosomulyo Pelangi. Yang kemudian dalam
dua kali gelaran, uang pinjaman mushola itu bias selesai dikembalikan.5
Daya tarik wisata yang disajikan sesuai dengan namanya Pasar
Yosomulyo Pelangi (Payungi) merupakan sebuah pasar yang berada di
Kelurahan Yosomulyo dengan keunikanya berharap payung yang
berwarna warni dapat memayungi masyarakat dari teriknya panas dan
hujan, serta dapat menjadi modal utama mendapatkan keuntungan.
Payungi juga bergerak dibidang digital sesuai dengan perkembangan
zaman namun tidak meningalkan kualitas tradisionalnya seperti
4 https://youtu.be/r6HHTTrhykE diakses pada 09 Februari 2020.
5 Ibid.
51
memberikan kejutan tema disetiap pagelarannya dan memberikan kesan
tersendiri untuk para pengunjungnya. Kunjungan pagelaran Payungi
hanya di buka pada hari minggu saja seperti pasar pada umumnya yaitu
mulai dari jam 06.00-10.00 WIB. Dengan menggunakan media social
seperti instagram dan facebook, Payungi ini dipromosikan.
Fasilitas yang disajikan di Pasar Yosomulyo Pelangi (Payungi)
seperti jajanan tradisonal, permainan anak tradisional, pojok boekoe
cangkir, flying fox, spot selfie, panahan, lempar pisau serta lebah trigona.
B. Hasil Analisis Data dan Pembahasan
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji apakah kuesioner yang
dibuat valid atau tidak. Pada penelitian ini jumlah responden (n)
adalah 95 dengan alpha 0,1 maka didapat rtabel sebesar 0,170. Suatu
kuesioner dinyatakan valid apabila rhitung>rtabel dan nilai sig≤ α. Uji
validitas dari empat variabel digunakan dalam penelitian ini, yaitu
pelayanan (X1), obyek dan daya tarik wisata (X2), fasilitas (X3) dan
kepuasan wisatawan (Y).
Tabel 4.1
Uji Validitas Pelayanan (X1)
Item
Pernyataan
rhitung rtabel Nilai Sig. Keputusan
Keandalan O,612 0,170 0,000 Valid
Keresponsifan 0,687 0,170 0,000 Valid
Pengetahuan 0,548 0,170 0,000 Valid
Sopan santun 0,620 0,170 0,000 Valid
52
Sumber: data primer diolah
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa keseluruhan
pernyataan pada variabel X1 dapat dinyatakan valid karena item
pernyataan memiliki rhitung>rtabel dan nilai sig< α. Hal ini menunjukkan
bahwa pernyataan yang diajukan kepada responden pada variabel
pelayanan mengukur apa yang diinginkan oleh responden.
Tabel 4.2
Uji Validitas Obyek dan Daya Tarik Wisata (X2)
Sumber: data primer diolah
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa keseluruhan
pernyataan pada variabel X2 dapat dinyatakan valid karena item
pernyataan memiliki rhitung>rtabel dan nilai sig< α. Hal ini menunjukkan
bahwa pernyataan yang diajukan kepada responden pada variabel
obyek dan daya tarik wisata mengukur apa yang diinginkan oleh
responden.
Kemudahan
berkomunikasi
0,584 0,170 0,000 Valid
Pemahaman
kebutuhan
wisatawan
0,542 0,170 0,000 Valid
Penampilan 0,545 0,170 0,000 Valid
Item
Pernyataan
rhitung rtabel Nilai
Sig.
Keputusan
Daya tarik O,680 0,170 0,000 Valid
Masyarakat 0,520 0,170 0,000 Valid
Lingkungan 0,572 0,170 0,000 Valid
Souvenir 0,753 0,170 0,000 Valid
53
Tabel 4.3
Uji ValiditasFasilitas (X3)
Sumber: data primer diolah
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa keseluruhan
pernyataan pada variabel X3 dapat dinyatakan valid karena item
pernyataan memiliki rhitung>rtabel dan nilai sig< α. Hal ini menunjukkan
bahwa pernyataan yang diajukan kepada responden pada variabel
fasilitas mengukur apa yang diinginkan oleh responden.
Tabel 4.4
Uji Validitas Kepuasan Wisatawan (Y)
Sumber: data primer diolah
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa keseluruhan
pernyataan pada variabel Y dapat dinyatakan valid karena item
pernyataan memiliki rhitung>rtabel dan nilai sig< α. Hal ini menunjukkan
Item
Pernyataan
rhitung rtabel Nilai Sig. Keputusan
Lahan parkir O,793 0,170 0,000 Valid
Toilet umum 0,896 0,170 0,000 Valid
Mushola 0,708 0,170 0,000 Valid
Rest area 0,768 0,170 0,000 Valid
Item
Pernyataan
rhitung rtabel Nilai Sig. Keputusan
Pelayanan O,806 0,170 0,000 Valid
Obyek dan
daya tarik
wisata
0,838 0,170 0,000 Valid
Fasilitas 0,858 0,170 0,000 Valid
54
bahwa pernyataan yang diajukan kepada responden pada variabel
kepuasan wisatawan mengukur apa yang diinginkan oleh responden.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur
yang sama pula.6 Dalam hal ini uji reliabilitas yang digunakan dengan
metode Cronbach Alpha. Dengan kriteria bahwa tingkat alpha hitung
lebih besar dari koefisien reliabilitas sebesar 0,60 maka data yang
diujikan memiliki tingkat reliabel yang baik. Adapun tingkat pengukuran
tingkat alpha dilakukan dengan menggunan program SPSS versi 16.
Hasil output-nya sebagai berikut:
Tabel 4.5
Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.876 18
Sumber: data primer diolah
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa 18 pernyataan
yang diajukan dalam penelitian ini memiliki nilai Cronbach Alpha lebih
besar dari koefisien reliabilitas yaitu 0,876>0,60, sehingga dapat
dikatakan semua pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah
6Sofyan Siregar, Statistik Parameter Untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi
Aksara,2014), 57.
55
reliabel yang berarti bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian
ini merupakan kuesioner yang baik.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang
dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi
secara normal.7 Normalitas dapat dilihat dengan melihat kurva normal P-
P plot seperti berikut :
Gambar 4.1
P-P Plot
Sumber: data Primer diolah
Berdasarkan grafik P-P plot diatas terlihat bahwa data menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat
dikataka bahwa data penelitian terdistribusi normal.
7 Romie Priyastama, Buku Sakti Kuasai SPSS, (Yogyakarta: Start Up, 2017), 117.
56
b. Hasil Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah ditemukan adanya korelasi yang sempurna
atau mendekati sempurna antarvariabel independen pada model regresi.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel bebas.8 Uji multikolinearitas dilaukan dengan nilai Tolerance
dan Varience Inflation Factor (VIF), dimana nilai tolerance harus lebih
besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10.
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Pelayanan X1 .640 1.562
ODTW X2 .444 2.251
Fasilitas X3 .533 1.877
a. Dependent Variable: Total_Y
Berdasarkan tabel 4.6 diatas terlihat bahwa nilai tolerance lebih
besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10, yang ditunjukkan dengan
nilai tolerance untuk pelayanan (X1) sebesar 0,640, obyek dan daya tarik
wisata (X2) sebesar 0,444 dan fasilitas (X3) sebesar 0,533. Sedangkan
nilai VIF untuk pelayanan (X1) sebesar 1,562, obyek dan daya tarik
wisata (X2) sebesar 2,251 dan fasilitas (X3) sebesar 1,877. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antara
variabel bebas dalam model regresi.
8 Ibid., 122
57
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan yang mana dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variansi dari residual pada satu pengamatan ke
pengamatan lain. model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas.9 Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat pola titik pada scatterplots.
Gambar 4.2
Grafik scatterplots
Sumber: data primer diolah
Berdasarkan gambar 4.2 grafik scatterplots menunjukkan bahwa
titik-titik berada diatas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan
tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran titik-titik tersebut.
Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan
regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk variable
9 Ibid., 125.
58
pelayanan, obyek dan daya tarik wisata serta fasilitas yang
mempengaruhi kepuasan wisatawan.
4. Uji Regresi Linear Berganda
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear
berganda. Dari hasil pengolahan data, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Uji Regresi Linear Berganda Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
B Std. Error
1 (Constant) 2.143 1.270
Pelayanan .214 .053
Obyen dan Daya Tarik Wisata -.078 .083
Fasilitas .348 .051
a. Dependent Variable: Kepuasan Wisatawan
Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari koefisien regresi di atas, maka
dapat diketahui bahwa variabel pelayanan sebesar 0,214 yang artinya dengan
adanya peningkatan pelayanan sebesar 1% maka akan diikuti dengan peningkatan
kepuasan wisatawan sebesar 21,4%. Koefisien regresi pada variabel fasilitas
sebesar 0,348, hal ini berarti jika fasilitas ditingkatkan maka akan diikuti dengan
kepuasan wisatawan yang meningkat sebesar 34,8%. Sedangkan koefisien regresi
pada variable obyek dan daya tarik wisata sebesar -0,078 yang artinya dengan
adanya peningkatan obyek dan daya tarik wisata sebesar 1 % maka akan diikuti
dengan penurunan kepuasan wisatawan sebesar 7,8 %.
59
a. Hasil Uji t (Uji Parsial)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel secara individual terhadap variabel
dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,1. Dengan ttabel = t (α/2 ;
n-k-1). Jika nilai sig. lebih kecil dari 0,1 dan nilai thitung> ttabel maka Ha
diterima dan H0 ditolak, sedangkan jika nilai sig. lebih besar dari 0,1 atau
thitung< ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak. Hasil uji statistik t dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji t Coefficients
a
ttabel = t (α/2 ; n-k-1) = t (0,05 ; 91) = 1,662 Sumber: data primer diolah
Berdasarkan pada tabel di atas untuk mengetahui besarannya
pengaruh masing-masing variabel bebas secara parsial (individual)
terhadap variabel terikat adalah sebagai berikut:
1) Pelayanan (X1) terhadap Kepuasan Wisatawan (Y)
Terlihat bahwa thitung koefisien pelayanan adalah 4,038,
sedangkan ttabel dengan alpha 0,1 dan df = 91 adalah 1,662. Oleh
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 2.143 1.270 1.687 .095
Pelayanan .214 .053 .338 4.038 .000
Obyen dan Daya Tarik Wisata -.078 .083 -.094 -.938 .351
Fasilitas .348 .051 .623 6.800 .000
a. Dependent Variable: Kepuasan Wisatawan
60
karena itu dapat disimpulkan bahwa thitung> ttabel (4,038 > 1,662)
yang artinya variabel pelayanan secara parsial berpengaruh positif
terhadap kepuasan wisatawan sehingga Ha1 diterima dan H01
ditolak. Dapat pula disimpulkan bahwa semakin meningkatnya
nilai pelayanan, maka akan meningkat pula kepuasan wisatawan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelayanan
berpengaruh positif terhadap kepuasan wisatawan. Hasil tersebut
selaras dengan teori yang ada dalam penelitian ini. Kualitas
pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan
keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk
mengimbangi harapan pelanggan.
2) Obyek dan Daya Tarik Wisata (X2) terhadap Kepuasan Wisatawan
(Y)
Terlihat bahwa thitung koefisien ODTW adalah -0,938,
sedangkan ttabel dengan alpha 0,1 dan df = 91 adalah 1,662. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa thitung< ttabel (-0,938< 1,662)
yang artinya variabel obyek dan daya tarik wisata secara parsial
tidak berpengaruh terhadap kepuasan wisatawan sehingga Ha2
ditolak dan H02 diterima.
Hasil penelitian ini dapat diartikan bahwa wisatawan akan
tetap meraskan kepuasan meskipun tidak terdapat obyek dan daya
tarik wisata. Hal ini tentu tidak selaras dengan teori yang ada. Daya
61
tarik adalah sesuatu yang harus ada, kerena daya tarik merupakan
unsur utama produk pariwisata.
3) fasilitas (X3) terhadap Kepuasan Wisatawan (Y)
Berdasarkan tabel 4.7 Terlihat bahwa thitung koefisien fasilitas
adalah 6,800, sedangkan ttabel dengan alpha 0,1 dan df = 91 adalah
1,662. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa thitung> ttabel
(6,800>1,662) yang artinya variabel fasilitas secara parsial
berpengaruh positif terhadap kepuasan wisatawan sehingga Ha3
diterima dan H03 ditolak. Dapt pula disimpulkan bahwa semakin
meningkatnya nilai fasilitas, maka akan meningkat pula kepuasan
wisatawan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fasilitas berpengaruh
positif terhadap kepuasan wisatawan. Hasil tersebut sesuai dengan
teori yang ada dalam penelitian ini. Fasilitas merupakan sarana
penunjang yang dapat menciptakan rasa menyenangkan yang
disertai dengan kemudahan dan pemenuhan kebutuhan wisatawan
dalam menikmati produk wisata yang ditawarkan.
b. Hasil Uji F
Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel bebas
secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh yang
signifikan atau tidak signifikan terhadap variabel terikat (Y).
dengan Ftabel = F (k ; n-k). Jika nilai sig. lebih kecil dari 0,1 dan
nilai Fhitung> ttabel maka Hα4 diterima dan H04 ditolak. Sedangkan
62
jika sig. lebih besar dari 0,1 dan Fhitung< ttabel maka Hα4 ditolak dan
H04 diterima. Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9
Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 134.202 3 44.734 44.112 .000a
Residual 92.283 91 1.014
Total 226.484 94
a. Predictors: (Constant), Fasilitas, Pelayanan, Obyen dan Daya Tarik Wisata
b.Dependent Variable: Kepuasan Wisatawan
Ftabel =F (k ; n-k) = F (3 ; 92) = 2,14
Sumber: data primer diolah
Berdasarkan hasil Uji F pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa
nilai Fhitung adalah sebesar 44,112. Dengan probabilitas sebesar
10%, maka didapat Ftabel sebesar 2,14. Karena nilai Fhitung (44,112)
> Ftabel (2,14) dan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,1
maka dapat disimpulkan bahwa Hα4 diterima dan H04 ditolak yang
artinya pelayanan, obyek dan daya tarik wisata serta fasilitas
secara bersama-sama dengan signifikan memberikan pengaruh
positif terhadap kepuasan wisatawan.
c. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui berapa
persen pengaruh variabel X secara simultan terhadap variabel Y.
Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut
ini:
63
Tabel 4.10
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .770a .593 .579 1.007
a. Predictors: (Constant), Fasilitas, Pelayanan, Obyen dan Daya Tarik
Wisata
Sumber: data primer diolah
Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa nilai
koefisien determinasi sebesar 0,579 hal ini berarti variabel
pelayanan (X1) obyek dan daya tarik wisata (X2) serta fasilitas
secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap variabel
kepuasan wisatawan (Y) sebesar 57,9%. Sedangkan sisanya
sebesar 42,1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak
disertakan dalam penelitian ini.
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelayanan, obyek
dan daya tarik wisata serta fasilitas terhadap kepuasan wisatawan. Responden
dalam penelitian ini berjumlah 95 orang yang merupakan wisatawan Pasar
Yosomulyo Pelangi (Payungi). Berdasarkan data yang dikumpulkan dan
pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan
regresi linear berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelayanan berpengaruh positif terhadap kepuasan wisatawan. Hal ini
dibuktikan dengan besarnya tingkat signifikan sebesar 0,000<0,1 atau
nilai thitung>ttabel (4,038 > 1,662). Dapat pula disimpulkan bahwa
semakin meningkatnya nilai pelayanan, maka akan meningkat pula
kepuasan wisatawan.
2. Obyek dan daya tarik wisata tidak berpengaruh secara parsial terhadap
keputusan kepuasan konsumen. Hal tersebut dikarenakan nilai sig.
0,351>0,1 atau nilai thitung<ttabel (-0,938<1,662). Artinya, ada atau
tidaknya obyek dan daya tarik wisata, wisatawan tetap merasakan
kepuasan.
3. fasilitas secara parsial berpengaruh positif terhadap kepuasan
wisatawan. Hal ini dibuktikan dengan besarnya tingkat signifikan
sebesar 0,000 < 0,1 atau nilai thitumg>ttabel (6,800 > 1,662) yang artinya
65
semakin meningkatnya nilai fasilitas, maka akan meningkat pula
kepuasan wisatawan.
4. Pelayanan, obyek dan daya tarik wisata serta fasilitas secara simultan
berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Pengaruh ini dijelaskan
oleh besarnya tingkat signifikan sebesar 0,000<0,1 atau thitung>ttabel
(44,112 > 2,14).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas adapaun saran yang dapat
diberikan adalah:
1. Bagi pengelola dan pedagang di Payungi agar memperhatikan
pelayanan, obyek dan dayatarik wisata serta fasilitas yang terdapat di
Payungi guna meningkatkan kepuasan para wisatawan. Dan juga
memperhatikan factor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kepuasan
wisatawan seperti aksesibilitas, informasi, dan keamanan serta faktor
lainnya yang tidak disertakan dalam penelitian ini.
2. Bagi wisatwan agar berhati-hati dalam memarkirkan kendaraan dan
tetap menjaga anak-anaknya serta barang bawaan masing-masing agar
tidak terjadi hal-hal tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Alif, M. Nur Rianto. Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syari’ah. Bandung:
Alfabeta, 2012.
Anindita, Melisa. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Kunjungan Ke Kolam Renang Boja.Skripsi, Universitas Diponegoro
Semarang, Tahun 2015.
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemah. Bandung: PT.Syaamin Cipta Media,
2005.
Devy, Helln Angga dan Sumanto. “Jurnal Sosiologi DILEMA:Pengembangan
Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam Sebagai Daerah Tujuan Wisata Di
Kabupaten Karang Anyar”. Vol.32, No.1, Tahun 2017.
DJKN. “PAYUNGI, Pasar Instagramable Kota Metro”. Dalam KPKNL Mero.
Fure, Hendra. “Jurnal EMBA: Lokasi, Keberagaman Produk, Harga, dan
Kualitas Pelayanan Pengaruhnya Terhadap Minat Beli Pada Pasar
Tradisional Bersehati Calaca”. Vol.1, No.3, September 2013.
Ghozali dalam skripsi Ropinov Saputra. Aplikasi Analisis Multivariate dengan
Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
2005.
Hanif, Asya, Andriani Kusumawati, dan M. Kholid Mawardi. “Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB): Pengaruh Citra Destinasi Terhadap
Kepuasan Wisatawan serta Dampaknya terhadap Loyalitas Wisatawan
(Studi Pada Wisatawan Nusantara Yang Berkunjung Ke Kota Batu)”.
Vol. 38, No. 1, September 2016.
Hardiyati, Ratih. “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Konsumen Menggunakan Jasa Penginapan (Villa) Agrowisata Kebun
Teh Pagilaran”. Skripsi, Semarang: Universitas Diponegoro, Tahun 2010.
Hermawan, Hary. “Jurnal Media Wisata: Pengaruh Daya Tarik Wisata,
Keselamatan, Dan Sarana Wisata Terhadap Kepuasan Serta
Dampaknya Terhadap Loyalitas Wisatawan : Studi Community Based
Tourism Di Gunung Api Purba Nglanggera”. Vol. 15, No. 1, Mei 2017.
K., M. Akrom. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan
Wisatawan Di Pantai Cahaya, Weleri, Kabupaten Kendal”.Skripsi,
Semarang :Universitas Diponegoro, Tahun 2014.
Kalebos, Fatmawati. ” Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen: Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kepuasan Wisatawan yang Berkunjung ke Daerah
Wisata Kepulauan”. Vol.4, No.3, Tahun 2016.
Kaligis, Deddy. “Jurnal Cocos: Pengukuran Tingkat Kepuasan Pengunjung Di
Objek Wisata Puncak Temboan Desa Rurukan Satu Kota Tomohon”.
Vol. 5, No. 2, Tahun 2014.
Kiswanto, Anjar Hari. Pengaruh Harga, Lokasi Dan Fasilitas Terhadap Keputusan
Berkunjung Wisatawan Di Objek Wisata Dampo Awang Beach
Rembang.Skripsi, Universitas Negeri Semarang, Tahun 2011.
Kristanti, Lintang Tyas dan Naili Farida. “Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis:
Pengaruh Citra Destinasi dan Fasilitas Wisata terhadap Niat
Berperilaku Melalui Kepuasan Sebagai Variabel Intervening (Studi
pada Pengunjung Museum Kereta Api Ambarawa)”. Vol. 5, No. 3,
Tahun 2016.
Nasution, Laila Wahida Rahma. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan
Wisatawan Kota Berastagi”.Skripsi, Medan: Universitas Sumatera Utara,
Tahun 2018.
Noor,Juliansyah. Metode Penelitian. Jakarta: Kencana, 2011.
Prasetyo, Teguh. ”Payungi Kota Metro Banyak Spot Foto Instragamable dan
Kudapan”. Tribun Lampung. 16 Maret 2019.
Priansa, Donni Juni. Perilaku Konsumen dalam Persaingan Bisnis Kontemporer.
Bandung: Alfabeta, 2017.
Priyastama, Romie. Buku Sakti Kuasai SPSS. Yogyakarta: StartUp. 2017.
Rosita, Sri Marhanah, dan Woro HanoumWahadi. “Jurnal Manajemen Resort dan
Leisure: Pengaruh Fasilitas Wisata Dan Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Pengunjung Di Taman Margasatwa Ragunan Jakarta”.
Vol.13, No.1, April 2016.
Rosyidah, Eka, Sunarti Aprilia, dan Edriana Pangestuti. “Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB): Pengaruh Daya Tarik Wisata dan Fasilitas Layanan
Terhadap Kepuasan Wisatawan di Pantai Balekambang Kabupaten
Malang”. Vol. 51, No. 2, Oktober 2017
Sangkaeng, Stela, Lisbeth Mananeke, dan Sem G. Oroh. “Jurnal EMBA:
Pengaruh Citra, Promosi dan Kualitas Pelayanan Objek Wisata
Terhadap Kepuasan Wisatawan di Objek Wisata Taman Laut Bunaken
Sulawesi Utara”. Vol. 3, No. 3, September 2015.
Sayangbatti, Dilla Pratiyudha, dan M. Baiquni. “Jurnal Nasional Pariwisata:
Motivasi dan Persepsi Wisatawan tentang Daya Tarik Destinasi
terhadap Minat Kunjungan Kembali di Kota Wisata Batu”. Vol. 5, No.
2, Agustus 2013.
Sipayung, Ramita Esternita. Peran Mediasi Kepuasan Pada Pengaruh Atraksi,
Aksesbilitas, Kualitas Pelayanan, dan Aminitas Terhadap Loyalitas
Wisatawan Studi Kasus pada Atraksi Sigale-gale, Desa Tomok,
Kabupaten Samosir.Skripsi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,
Tahun 2018.
Siregar, Sofyan. Statistik Parameter Untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2014.
Soegoto, Agus Supandi. “Jurnal Pendidikan Manajemen Bisnis: Bauran
Pemasaran Jasa Pengaruh terhadap Kepuasan Konsumen PT. Nusa
Tongkaina Wisata Tirta (NTWT) Manado”. Vol. 9, No. 17, Februari
2010.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta:
Bandung, 2014.
Sulistiyana, Rezki Teguh, Djamhur Hamid, dan Devi Farah Azizah. “Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB): Pengaruh Fasilitas Wisata Dan Harga
Terhadap Kepuasan Konsumen (Studi Pada Museum Satwa”)”. |Vol.
25, No. 1, Agustus 2015.
Sulistiyani, Endang. “Jurnal Pengembangan Humaniora: “Membangun Loyalitas
Wisatawan Melalui Peningkatan Kualitas Obyek Wisata, Promosi dan
Kepuasan Wisatawan di Kawasan Wisata Tawangmangu Karanganyar”. Vol.
10, No. 3, Desember 2010.
Suryabrata, Sumadi. Metode penelitian,. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014.
Tjipjono, Fandy. Manajemen Jasa. Yogyakarta: ANDI, 2004.
Tjipjono, Fandy dan Gregorius Chandra, Service, Quality &Satisfaction.
Yogyakarta: ANDI, 2011.
Wiradipoetra, Faikar Adam, dan Erlangga Brahmanto. “Jurnal Pariwisata:
Analisis Persepsi Wisatawan Mengenai Penurunan Kualitas Daya
Tarik Wisata terhadap Minat Berkunjung”. Vol. 3, No. 2, September
2016.
Yulli, Desry. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Wisatawan pada
Kawasan Obyek Wisata Air Terjun Tujuh tingkat di Kecamatan Hulu
Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi”.Skripsi, Pekanbaru: Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Tahun 2011.
Zuhairi et al. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Rajawali Pers, 2016.
Zuhairi dkk.Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2015.
http://digilib.uinsby.ac.id/2054/5/Bab%202.pdf diunduh pada tanggal 09 Oktober
2019.
http://yosomulyo.metrokota.go.id/wp-content/uploads/2018/12/SEJARAH-YOSOMULYO.pdf diakses pada 15 Januari 2020.
https://metrokota.bps.go.id diakses pada 15 Januari 2020.
https://suara1996.blogspot.com/2019/03/13-tempat-wisata-di-kota-metro-lampung.htmldiunduh pada tanggal 15 Oktober 2019.
https://www.instagram.com/p/BxGS8CiJ3kM/ diunduh pada tanggal 30 Juli 2019.
https://youtu.be/r6HHTTrhykE diakses pada 09 Februari 2020.
www.spssindonesia.com, diakses pada 06 Oktober 2019.
LAMPIRAN
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Pelayanan Yang Diberikan Kepada Wisatawan
Penampilan Para Pedagang
Obyek Dan Daya Tarik Wisata
Obyek Flying Fox
Kampoeng Kelinci
Kelestarian Lingkungan
Souvenir
Lokasi Parkir
Toulet Umum
Toilet Sementara Toilet Mushola Dalam
Renovasi
Mushola
Dalam Tahap Renovasi
Rest Area