45
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK KELAS X SMA SWASTA AL- HIDAYAH MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh RIAN KURNIAWAN HRP NPM. 0702040208 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATRA UTARA MEDAN 2011

Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Skripsi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, diunggah untuk menjadi referensi bagi para calon sarjana yang mengambil variabel cerpen dan mind mapping. Beliau juga merupakan sastrawan di Riau.

Citation preview

Page 1: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MIND MAP TERHADAP

KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK KELAS X SMA SWASTA AL-

HIDAYAH MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna

Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia

Oleh

RIAN KURNIAWAN HRP

NPM. 0702040208

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATRA UTARA

MEDAN

2011

Page 2: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT yang telah

menganugerahkan nikmat akal dan hati kepada manusia sehingga dapat berpikir dan

merasakan satu dari sekian banyak nikmat kebesaran-Nya. Salah satu adalah

keberhasilan peneliti menyelesaikan karya tulis ini sebagai syarat untuk meraih gelar

Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara. Shalawat dan salam peneliti curahkan sepenuhnya

kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia dari

zaman kebodohan menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Melihat minat dan kemampuan siswa yang kurang memahami materi sastra

khususnya di bidang cerita pendek (cerpen) ini menimbulkan keinginan peneliti

memilih judul “Pengaruh model pembelajaran Mind Map terhadap kemampuan

menulis cerita pendek siswa kelas X SMA Swasta Al-Hidayah Medan tahun

pembelajaran 2010/2011.”

Berkat usaha dan doa akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan walaupun masih

ada kekurangannya. Peneliti menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak

akan berjalan lancar tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak terutama kepada

Orang tua penulis yaitu Kadirun Harahap dan Nurmawati, S.Pd yang telah

memberikan kasih sayang serta dukungan moril dan materil yang tidak pernah lelah

mendoakan peneliti dalam setiap sujud mereka. Peneliti juga mengucapkan

terimakasih kepada :

Page 3: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

1 . Drs.Agussani, M.AP., Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

2. Arifin Gultom,S.H.,M.H., Pembantu Rektor III Universitas Muhammadiyah

Sumatera Utara.

3. Dra. Hj.Nur’ain Lubis, M.AP., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan.

4. Dra. Syamsuyurnita,M.Pd., Kajur Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

5. Drs. Charles Butar-Butar, M.Pd., dan Elly Prihasti Wuriyani, S.S.,M.Pd.,

Pembimbing skripsi peneliti.

6. Yulhasni, S.S., Juwita Erdaini, M.Hum., Agung Saputra, S.Sos., Hadi Susanto,

S.Sos., Budi Arya Utama, S.Sos., Sahran Saputra, S.Sos., Dosen beserta senior

yang selalu mendukung pembelajaran akademis peneliti.

7. Benni Adi Sahata Harahap, S.Kep., Rusyadie Azhar Harahap dan Anggi Natama

Harahap, Abang dan adik yang selalu mendukung peneliti.

8. Barisan Mahasiswa UMSU dan HMI UMSU yang mengajarkan peneliti mengenal

dunia pergerakan mahasiswa.

9. Teater Sisi UMSU dan KONTAN yang mengajarkan peneliti menjadi manusia

berbudaya.

10.M.Fadil Akbar, S.E., Sahrial Hsb dan Andi Kyoko yang menjadi sahabat terbaik

peneliti.

11.Guru SMAN 2, SLTPN 13 dan SDN 015 Pekanbaru, Riau.

Peneliti mengucapkan terima kasih untuk bantuan semua pihak yang telah

diberikan, tanpa kalian skripsi ini tidak akan berhasil terselesaikan dan menjadi

Page 4: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

sebuah ilmu bagi peneliti serta masyarakat yang berhubungan dengan skripsi peneliti.

Peneliti terkesan dengan perhatian dan respon dari setiap unsur dan elemen tersebut

di atas. Bagi peneliti sesungguhnya sentuhan hangat dari unsur dan elemen di atas

secara langsung dan tidak langsunglah yang membuat terus termotivasi untuk terus

berkarya.

Medan, Juli 2011

Peneliti

Rian Kurniawan Hrp

NPM.0702040208

Page 5: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

ABSTRAK

Rian Kurniawan Hrp. NPM. 0702040208. Pengaruh model pembelajaran

Mind Map terhadap kemampuan menulis cerita pendek siswa kelas X SMA

Swasta Al-Hidayah Medan tahun pembelajaran 2010/2011. Skripsi. Medan:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Sumatera Utara. 2011.

Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Mind Map

terhadap kemampuan menulis cerita pendek siswa kelas X SMA Swasta Al-Hidayah

Medan tahun pembelajaran 2010/2011.

Penelitian dilaksanakan di SMA Swasta Al-Hidayah Medan, populasi

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang berjumlah 107 siswa. Dengan jumlah

populasi yang lebih dari 100 siswa maka penelitian ini digunakan metode random

sampling acak kelas yang kemudian terpilihlah kelas X.1 (kelas eksperimen)

berjumlah 36 siswa dan kelas X.2 (kelas kontrol) berjumlah 40 siswa. Metode yang

digunakan adalah metode deskriptif dan inferensial. Alat pengumpulan data adalah

tes, yaitu berupa tes Mind Map dalam menulis cerita pendek dan tes kemampuan

menulis cerita pendek. Analisis data dilakukan dengan analisis menggunakan uji t.

2222)()(

))((

YYNXXN

YXYXNrxy

21

2

r

nrthitung

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang positif

antara model pembelajaran Mind Map terhadap kemampuan menulis cerita pendek

siswa kelas X SMA Swasta Al-Hidayah Medan Tahun Pembelajaran 2010/2011.

Dengan mengkonsultasikan harga thitung = 17,85 untuk = 0,05 dan ttabel = 1,998

ternyata thitung > ttabel, yakni 17,85 > 1,998. Dengan demikian H0 di tolak dan Ha

diterima, yang berarti bahwa ada pengaruh model pembelajaran Mind Map terhadap

kemampuan menulis siswa.

Page 6: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran sastra pada saat ini mencapai titik degradasi yang hampir

sempurna. Hal ini dapat dilihat dari minat dan kemampuan siswa yang kurang

memahami materi sastra. Kemunduran ini bukan tidak memiliki efek yang panjang

bagi pendidikan nasional khususnya pada mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia

hingga menjadi kenyataan tragis yang tak bisa terelakkan di dunia pendidikan bangsa

Indonesia.

Pembelajaran sastra sering dianaktirikan oleh guru. Guru sering melewatkan

bahkan tidak mengajarkan sastra dikarenakan menganggap sastra merupakan sesuatu

yang mudah dan tidak mendongkrak ujian nasional, sebab hanya sebagian soal sastra

masuk pada ujian akhir nasional setiap tahunnya. Faktor hanya sedikit media

pembelajaran dalam dunia sastra juga mengakibatkan guru enggan untuk

mengajarkan sastra, sebagai contoh dalam mengajarkan puisi, drama dan cerpen.

Dalam hal ini jika media pembelajaran tidak ada maka materi tidak dapat ditanggapi

dan akhirnya pembelajaran sastra tersebut hanya berbasiskan hafalan bukan apresiasi

sebagaimana mestinya. Apresiasi sastra merupakan pengembangan wahana berfikir

siswa untuk mendalami kerangka sastra seutuhnya. Menurut Taufik Ismail untuk

meningkatkan minat siswa terhadap sastra dimulai dahulu dengan memberikan buku

Page 7: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

bacaan yang berbentuk cerita, (Riau Pos, 23 Oktober 2005). Materi pembelajaran

sastra harus mengacu pada kebermanfaatan secara konkret. Oleh karena itu dalam

pembelajaran sastra diperlukan sebuah pendekatan yang mengaitkan secara langsung

dengan kehidupan siswa baik konsep maupun praktik di lapangan.

Sastra merupakan bagian yang cukup besar dalam pelajaran bahasa indonesia

bukan merupakan satuan terkecil yang harus dipinggirkan. Pembelajaran sastra harus

menjadi integritas yang sama pentingnya dengan ilmu lain. Inovatif dan kreatifnya

pengajar sastra merupakan unsur penting terciptanya masyarakat Indonesia yang

paham dan mengerti dari generalisasi sastra pada umumnya. Pendek kata,

pembelajaran sastra mampu menumbuhkan rasa nasionalisme dan kecintaan terhadap

kultur dan budaya bangsa untuk diambil manfaatnya membentuk kepribadian dan

moral.

Tumbuhnya kesadaran siswa akan pentingnya mengapresiasi sastra akan

mendorong mereka pada kemampuan melihat permasalahan secara objektif,

membentuk karakter, merumuskan watak dan kepribadian. Pendeknya, bila salah satu

tujuan pendidikan adalah meningkatkan kualitas kemampuan seseorang maka tidak

bisa tidak pengajaran sastra mesti diletakkan sama pentingnya dengan pengajaran

lainnya.

Terlepas dari uraian pembelajaran sastra di atas, cerita pendek merupakan

salah satu komponen dari materi yang terhambat dalam penyaluran ilmunya. Hal ini

Page 8: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

terkait dengan banyaknya siswa yang tidak mampu menuliskan cerpen. Pola dan

konsep yang selama ini diajarkan gurunya belum mampu menuntun mereka menuju

ide-ide segar dalam pembuatan cerpen. Siswa selalu terbentur dengan keadaan

mereka yang buntu akan ide cerita.

Untuk menyikapi permasalahan tersebut perlu disisipi dengan satu model

pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran menulis cerpen.

Melalui model tersebut diharapkan adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran,

hasil pembelajaran berupa keterampilan menulis cerpen siswa pun meningkat.

Pemetaan pikiran atau biasa dikenal dengan istilah Mind Map adalah salah satu model

pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Berakar dari

kesulitan siswa dalam memahami dan menerapkan unsur intrinsik dalam cerpen yang

dibuatnya serta kesulitan dalam mengembangkan ide cerita dipilihlah model

pemetaan pikiran (Mind Map). Model yang dipopulerkan oleh Buzan ini merupakan

model yang efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis. Dalam model

pemetaan pikiran (Mind Map) tersebut, pertama-tama siswa menuliskan satu kata

kunci dari tema yang dipilih di tengah kertas. Tema tersebut kemudian dijabarkan

dalam ranting-ranting berupa unsur cerpen yang meliputi alur, penokohan, watak,

setting, sudut pandang serta ending cerita yang telah dipilih. Pada dasarnya dengan

model ini, siswa dituntun untuk membuat perencanaan sebelum menulis cerpen.

Jika dalam perencanaan tulisan sering dikenal dengan pembuatan kerangka

karangan, dalam pemetaan pikiran kerangka karangan tersebut berupa kata kunci

Page 9: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

yang dilengkapi dengan gambar berwarna yang dipetakan. Selain lebih menarik,

kelebihan lain dari peta pikiran ini adalah siswa dapat menambahkan kata kunci di

mana pun jika di tengah kegiatan menulis ia mendapatkan ide baru. Pemetaan pikiran

tersebut dapat terus berkembang sesuai dengan keinginan penulisnya. Dengan

demikian, dalam model ini siswa dibebaskan untuk menulis “apa pun” sesuai dengan

keinginan serta kreativitas. Di samping itu, simbol serta gambar berwarna yang

digunakan berpotensi mengoptimalkan fungsi kerja otak kanan yang memacu

kreativitas serta imajinasi sehingga diharapkan siswa tidak kehabisan ide dalam

menulis cerpen. Implikasi dari uraian di atas dalam kaitannya dengan penelitian ini

adalah pengaruh model pembelajaran peta pikiran (Mind Map ) terhadap kemampuan

menulis cerita pendek pada siswa kelas X SMA Swasta Al-Hidayah Medan tahun

pembelajaran 2010/2011.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah penelitian ini sebagai berikut :

1. Strategi Menulis cerita pendek yang digunakan guru masih konvensional sehingga

Siswa merasa sulit berkonsentrasi dan menemukan ide.

2. Model pembelajaran Mind Map dianggap dapat meningkatkan kemampuan

menulis cerita pendek siswa.

3. Kemampuan menulis cerita pendek siswa masih kurang memuaskan.

Page 10: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

C. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi hanya pada pengaruh model pembelajaran Mind Map

terhadap kemampuan menulis cerita pendek siswa kelas X SMA Swasta Al-Hidayah

Medan tahun pembelajaran 2010/2011.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pengaruh kualitas hasil pembelajaran menulis cerita pendek dengan

model pembelajaran Mind Map pada siswa kelas X SMA Swasta Al-Hidayah

Medan ?

2. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran Mind Map untuk meningkatkan

kemampuan menulis cerita pendek pada siswa kelas X SMA Swasta Al-Hidayah

Medan?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk.

1. Mendeskripsikan pengaruh kualitas hasil pembelajaran menulis cerita pendek

dengan model pembelajaran Mind Map pada siswa kelas X SMA Swasta Al-

Hidayah Medan.

2. Mengetahui pengaruh kemampuan menulis cerita pendek dengan penerapan

model pembelajaran Mind Map pada siswa kelas X SMA Swasta Al-Hidayah

Medan.

Page 11: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memperkaya khasanah ilmu

pengetahuan pembelajaran sastra khususnya pada aspek model alternatif

pembelajaran menulis cerpen.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1. Pembelajaran menulis cerpen lebih bermakna.

2. Melatih siswa untuk berpikir imajinatif dan kreatif.

3. Meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa.

4. Membuka ruang sastra yang terbuka untuk menjadi penulis muda.

b. Bagi Guru dan Sekolah

1. Meningkatkan kinerja guru.

2. Mendorong guru untuk melaksanakan pembelajaran yang inovatif kreatif.

3. Mengatasi permasalahan pembelajaran menulis cerita pendek yang dialami oleh

guru.

4. Menguraikan dalam simposium guru di sekolah dan mengembangkannya dalam

mata pelajaran lain.

c. Bagi Peneliti

1. Mengembangkan wawasan dan pengalaman peneliti.

2. Mengaplikasikan teori yang telah diperoleh.

Page 12: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

3. Mengembangkan hasil pada penelitian selanjutnya.

4. Mempublikasikan hasil penelitian dalam bentuk media internet dan jurnal.

Page 13: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Kajian Teori

Pada dasarnya manusia ialah makhluk yang selalu berkembang untuk menuju

keadaan yang lebih baik. Hal ini terlihat dari berbedanya dan cepatnya pertumbuhan

di berbagai sektor melalui inovasi-inovasi dan penemuan yang memudahkan dalam

segala bentuk unsur kehidupan.

Sesuai dengan ayat Al-Quran Surat Al-A’rad (13:11) :

Artinya: ”Bagi manusia ada malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran di

muka dan di belakangnya, mereka menjaga atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah

tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada

pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu

kaum maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi

mereka selain Dia .”

Page 14: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

Maka merujuk pada ayat di atas perlu dilakukan inovasi dalam ilmu

pengetahuan di bidang bahasa dan sastra Indonesia dalam model pembelajaran cerita

pendek. Hal ini dimaksudkan agar kelak tercipta generasi yang mampu berkompetisi.

1. Model Mind Map

Mind Map atau Peta Pikiran adalah model mempelajari konsep yang

ditemukan oleh Buzan. Konsep ini didasarkan pada cara kerja otak kita menyimpan

informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak kita tidak menyimpan informasi

dalam kotak-kotak sel saraf yang terjejer rapi melainkan dikumpulkan pada sel-sel

saraf yang bercabang-cabang yang apabila dilihat sekilas akan tampak seperti cabang-

cabang pohon. Dari fakta tersebut maka disimpulkan apabila kita juga menyimpan

informasi seperti cara kerja otak, maka akan semakin baik informasi tersimpan dalam

otak dan hasil akhirnya tentu saja proses belajar kita akan semakin mudah.

Mind Map sudah dikenal secara global oleh masyarakat dunia. Keampuhan

dan keajaibannya dalam memecahkan berbagai persoalan mampu meningkatkan pola

berpikir yang monoton dan instan menjadi kreatif serta inovatif sehingga mencapai

kesuksesan dalam setiap kesempatan.

Hal itulah yang membuat menarik dengan menjadikannya salah satu model

dalam penelitian ini. Mind Map sebenarnya sudah ada sejak beberapa abad dahulu

ketika beberapa ahli membuat catatan-catatan kecil dalam bukunya seperti Leonardo

Page 15: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

Da Vinci, Charles Darwin, Thomas Edison dan Galileo. Namun yang jelas bahwa

mereka semua memulainya dengan catatan kecil yang menyerupai Mind Map.

Dalam mempelajari cerita pendek diperlukan sebuah kerangka konsep model

pembelajaran yang pas agar lebih mudah memahami materi tersebut. Mind Map

merupakan proses kreatif dalam mengoptimalkan kerja otak hal ini terkait dengan

pendapat Buzan (2009:103) bahwa, “Mind Map adalah alat berpikir kreatif yang

mencerminkan cara keja alami otak. Mind Map memungkinkan otak menggunakan

semua gambar dan asosiasinya dalam pola radial dan jaringan sebagaimana otak

dirancang, seperti yang secara internal selalu digunakan otak dan terhadap mana anda

perlu membiarkannya membiasakan sendiri.”

Setiap proses berpikir dari model Mind Map ialah upaya pengoptimalisasian

otak kanan dan otak kiri yang mampu menembus kerangka berpikir manusia pada

umumnya. Ingatan dan kreativitas menjadi target yang harus dicapai dari Model Mind

Map. Buzan (2009:12) mengatakan Mind Map adalah sistem penyimpanan, penarikan

data dan akses yang luar biasa untuk perpustakaan raksasa yang sebenarnya ada

dalam otak anda yang menakjubkan.

Mind Map disebut juga dengan peta pikiran/ingatan, Mel Silberman dalam

Buzan (2009) mengatakan Mind Map atau pemetaan pikiran/ingatan adalah cara

kreatif bagi peserta didik menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran. Dengan membuat

Page 16: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

Mind Map atau peta pikiran/ingatan akan memudahkan peserta didik untuk

mengidentifikasi secara jelas dan kreatif apa yang telah mereka simak atau pelajari.

Mind Map juga merupakan peta perjalanan yang hebat bagi ingatan, dengan

memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam mengatur segala fakta dan hasil

pemikiran berdasarkan hasil informasi simakan. Buzan (2004:9) model Mind Map

berupaya untuk mengingat (remembering) dan menarik kembali (recalling) informasi

dengan lebih mudah dan dapat diandalkan daripada menggunakan pola mencatat

tradisional.

Buzan (2004), Mind Map cara yang kreatif dan efektif untuk menyampaikan

kembali informasi yang telah diserap otak dengan cara mencatat dengan

menggunakan garis, lambang, kata-kata serta gambar berdasarkan perangkat dan

aturan yang sederhana, mendasar, alami dan akrab di otak.

Manfaat menggunakan model Mind Map menurut Buzan (2004:11) dapat

membantu peserta didik seperti:

1. Menjadi lebih kreatif

2. Menghemat waktu

3. Memecahkan masalah

4. Berkonsentrasi

5. Mengingat dengan lebih baik

6. Belajar lebih cepat dan efisien

7. Belajar dengan lebih mudah

Page 17: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

8. Melihat “gambaran” keseluruhan

9. Berkomunikasi

Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan cara kerja peta pikiran adalah

menuliskan tema utama sebagai titik sentral / tengah dan memikirkan cabang-cabang

atau tema-tema turunan yang keluar dari titik tengah tersebut dan mencari hubungan

antara tema turunan. Itu berarti setiap kali kita mempelajari sesuatu hal maka fokus

kita diarahkan pada apakah tema utamanya, poin-poin penting dari tema yang utama

yang sedang kita pelajari, pengembangan dari setiap poin penting tersebut dan

mencari hubungan antara setiap poin. Dengan cara ini maka kita bisa mendapatkan

gambaran hal-hal apa saja yang telah kita ketahui dan area mana saja yang masih

belum dikuasai dengan baik.

Menurut Buzan (2009:15) ada beberapa hal yang dapat ditangkap dari uraian

panjang di atas. Dalam membuat Mind Map merupakan perpaduan dari beberapa

langkah, yaitu:

a. Mulailah dari tengah kertas kosong karena memulai dari tengah kertas memberi

kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan

dirinya dengan lebih bebas dan alami.

b. Menggunakan gambar karena sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu

kita menggunakan imajinasi. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat

kita tetap terfokus, membantu kita berkonsentrasi dan mengaktifkan otak kita.

c. Gunakan warna karena bagi otak, warna sama menariknya dengan gambar.Warna

membuat Mind Map lebih hidup, menambah energi kepada pemikiran kreatif dan

menyenangkan.

Page 18: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

d. Gunakan cabang-cabang utama karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang

mengaitkan dua (atau tiga, atau empat) hal sekaligus. Bila kita menghubungkan

cabang-cabang kita akan lebih mengerti dan mengingat.

e. Gunakan garis hubung yang melengkung karena garis lurus akan membosankan

otak.

f. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis karena kata kunci tunggal memberi

lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada Mind Map.

g. Gunakan gambar di setiap anak cabangnya karena seperti gambar sentral, setiap

gambar bermakna seribu kata.

Gambar Mind Map

Mind Map merupakan sebuah konsep yang mudah untuk dilakukan baik di

masyarakat umum maupun pada siswa khususnya. Penerapan Model ini diharapkan

membuat stimulus yang positif dalam kegiatan belajar mengajar siswa terutama

dalam materi cerita pendek.

Page 19: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

Pada akhirnya bisa ditarik sebuah analogi bahwa Mind Map merupakan

sebuah peta pikiran yang mengoptimalkan kemampuan otak dengan menggunakan

gambar, garis lengkung dan kata kunci. Secara keseluruhan Mind Map mampu

meningkatkan kreatifitas dan daya ingat seseorang. Tidak hanya sampai disitu sebab

Buzan (2009:177) mengatakan Mind Map bukan hanya alat kerja, mereka juga bisa

membantu anda merencanakan serta menyusun kehidupan sosial dan pribadi, juga

membantu melejitkan kreatifitas ke ketinggian yang menakjubkan. Disini anda akan

menemukan kiat-kiat menggunakan Mind Map untuk menulis cerita pendek.

2. Kemampuan Menulis

Kata kemampuan berasal dari kata mampu yang mendapat imbuhan ke-an.

Departemen Pendidikan Nasional (KBBI,2005:707) mengatakan bahwa

”Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan.”

Dari definisi yang diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

adalah kesanggupan atau penguasaan, menggunakan instrumentarium yang tepat dan

mencerminkan kapasitas seseorang. Sementara itu terkait dengan berbagai

kemampuan ada beberapa keterampilan berbahasa yang menjadi komponen utama.

Adapun yang Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu:

a. Keterampilan menyimak (listening skill)

b. Keterampilan berbicara (speaking skill)

c. Keterampilan membaca (reading skill)

Page 20: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

d. Keterampilan menulis (writing skill) (Nida ,1957; Harris , 1977; Tarigan,1986:1).

Menulis ialah kegiatan lahiriah yang semestinya selalu kita laksanakan. Mulai

dari beranjak mengenal pendidikan hingga di akhir proses belajar kita dalam

kehidupan. Kemampuan menulis merupakan kemampuan berbahasa utama yang

menjadi unsur pendukung dalam berkomunikasi.

Menulis adalah kegiatan hakiki yang akan selalu dilaksanakan sampai kapan

pun. Menulis dalam KBBI (2005:1219) dituliskan bahwa “Menulis adalah membuat

huruf, angka dengan pena; melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan.”. Seiring

dengan itu Tarigan (1993:21) mengatakan “Konsep dan pola menulis itu sendiri

mampu diterjemahkan dalam berbagai arti namun semuanya hampir sama yaitu

menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi

bahasa.”. Proyeksi dari menulis sendiri ialah mampu mempersatukan pemahaman

dengan pembaca sehingga setiap apa yang tertulis memiliki pemahaman yang

konvensi dengan pembaca.

Keseriusan dalam menulis terkadang bukanlah hal yang mudah untuk dicapai

sebab seringkali mereka yang belajar menulis buntu akan apa tulisan yang harus

diciptakan. Azas kreatif dituntut dalam hal ini yaitu penulis harus mampu

menemukan ide kreatif dan inovasi agar kendala-kendala yang menjadi penghambat

mampu terlewati. Hal lain dari kreatif menulis ialah mampu menulis beraneka ragam

pokok pembicaraan (subyek) dengan idiom yang wajar, ekspresi yang cerah serta

Page 21: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

mudah dipahami dan perasaan yang tajam terhadap gaya bahasa yang beraneka ragam

dalam bahasa target (Lado, 1979 :230-2).

Sejak zaman yunani kuno tulisan telah diperkenalkan dengan tertulisnya

tulisan Hyroglief di peninggalan bangunannya begitu juga di nusantara banyak

terdapat pada gua dan candi. Maka dari itu peradaban ini harus senantiasa dilanjutkan

untuk kelangsungan kehidupan manusia secara menyeluruh.

Menurut Tarigan(1993:4) bahwa “Keterampilan menulis merupakan suatu ciri

dari orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar.”. Pelajar menjadi sisi yang

penting dalam pembangunan bangsa dan diharapkan mampu menyongsong era baru

nantinya. Maka dari itu keterampilan menulis merupakan wajib menjadi bahan pokok

dalam setiap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di setiap jenjang. Salah satu

dari indikator kemampuan menulis di bidang bahasa dan sastra Indonesia ialah

mampu menulis cerpen. Namun melihat dari apatisnya siswa saat ini untuk menulis

seperti yang telah dipaparkan pada bab pendahuluan. Peneliti bermaksud untuk

meneliti apa saja hambatan dalam penulisan cerpen. Peneliti akan terjun langsung ke

dalam dunia menulis cerpen siswa.

Faktor penulisan sangat erat dalam peningkatan kualitas cerpen sebab cerpen

harus ditulis berdasarkan ide kreatif siswa. Menulis merupakan sebuah proses seperti

yang dipaparkan (Proet dan Gill,1986) sebagai berikut:

Page 22: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

1. Pendekatan frekuensi menyatakan bahwa banyaknya latihan mengarang sekalipun

tidak dikoreksi (seperti buku harian atau surat), akan membantu meningkatkan

keterampilan menulis seseorang

2. Pendekatan gramatikal berpendapat bahwa pengetahuan orang mengenai struktur

bahasa akan mempercepat kemahiran orang dalam menulis

3. Pendekatan koreksi berkata bahwa seseorang menjadi penulis karena dia menerima

banyak koreksi atau masukan yang diperoleh atas tulisannya

4. Pendekatan formal mengungkapkan bahwa keterampilan menulis akan diperoleh

bila pengetahuan bahasa,pengalineaan, pewacanaan, serta konvensi aturan

penulisan dikuasai dengan baik.

Tiada yang sulit jika siswa mempelajari setiap seluk beluk dalam menulis.

Kecenderungan untuk sukses lebih besar dibanding menemui kegagalan.

Harmonisnya padanan kata dan imajinasi akan membuat pembelajaran semakin

sempurna.

Menurut Barrs (1983:829-831), pendekatan proses dalam menulis terutama

bagi penulis pemula mudah diikuti. Dia akan memahami dan melakukan dengan

cepat hal-hal yang harus dipersiapkan dan dilakukan dalam menulis. Pendekatan ini

pun sangat membantu pemahaman dan sikap, baik guru menulis atau pun penulis itu

sendiri, bahwa menulis merupakan suatu proses yang kemampuan, pelaksanaan dan

hasilnya diperoleh secara bertahap artinya untuk menghasilkan tulisan yang baik

umumnya siswa melakukan berkali-kali. Sangat sedikit penulis yang dapat

menghasilkan karangan yang benar-benar memuaskan dengan hanya sekali tulis.

Kegiatan menulis sangat diharapkan menjadi rutinitas siswa setiap harinya.

Hal ini dengan melihat banyaknya media massa cetak yang menyediakan kolom

Page 23: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

untuk menerima karya-karya mereka baik dalam bentuk fiksi maupun non-fiksi.

Fenomena inilah yang harus menjadi alat pemacu bagi siswa untuk meningkatkan

kemampuan menulisnya khususnya di bidang sastra. Materi pembelajaran menulis

tidaklah seberapa namun dengan tekad dan kemampuan yang sejalan. Restrukturisasi

dalam menulis akan lebih baik dan menjadi titik balik meningkatkan kualitas menulis

siswa di indonesia. Pelajaran bahasa dan sastra Indonesia memberi keleluasaan dalam

berkreasi terlebih lagi di bidang sastra. Khusus dalam hal ini ialah peningkatan

kualitas menulis cerita pendek (cerpen).

3. Cerita Pendek (Cerpen)

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (KBBI, 2005:210) mengatakan

bahwa “Cerpen adalah kisah pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan

kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh di satu situasi.”

selain itu menurut Kosasih (2008:222) bahwa “ Cerita pendek (cerpen) adalah cerita

yang menurut wujud fisiknya berbentuk pendek.”

Kemudian Bahrudin, dkk (2006:14) mengatakan bahwa “Cerpen adalah

karangan pendek yang berbentuk prosa yang didalamnya dikisahkan sepenggal

kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau

menyenangkan dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan.”

Selanjutnya Zulfahnur, dkk (1996:62) mengatakan “cerpen adalah suatu cerita

yang melukiskan suatu peristiwa (kejadian) apa saja yang menyangkut persoalan

Page 24: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

jiwa/kehidupan manusia.” Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa cerpen

adalah kisah pendek (kurang dari 10.000 kata) yang melukiskan suatu peristiwa yang

didalamnya dikisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa

yang mengharukan atau menyenangkan dan mengandung kesan yang tidak mudah

dilupakan.

Cerita pendek atau yang lebih populer dikenal dengan akronim cerpen,

merupakan salah satu jenis fiksi yang paling banyak ditulis orang. Cerpen hampir

sama dengan novel dan novelet yaitu memiliki unsur yang sama seperti tema, alur,

penokohan latar dan gaya bahasa. Sesuai dengan namanya cerpen tentulah pendek

dan itulah yang membedakannya dengan novel dan novelet.

Sebuah cerpen memiliki tema, pesan moral dan gaya penulisan tersendiri,

sesuai dengan kecenderungan dan kemampuan pengarangnya. Proses penulisan

sebuah cerpen cenderung lebih mudah dibanding penulisan sebuah novel, oleh sebab

itu genre ini lebih banyak dimanfaatkan oleh para penulis untuk menyampaikan ide

dan gagasan mereka kepada khalayak. Sifat cerpen juga sangat elastis dan cepat

mengakomodasi persoalan yang sedang berkembang di masyarakat. Dengan

posisinya yang seperti itu, cerpen bisa dijadikan gambaran dan cermin sosial

mengenai kondisi sosial budaya suatu tempat saat cerpen itu ditulis. Sebagai karya

sastra yang pendek, biasanya cerpen yang baik memiliki kata dan kalimat yang tepat,

kuat dan enerjik, sehingga pesan dan maksud pengarang akan terasa lebih merasuk di

hati para pembaca.

Page 25: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

Cerpen merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Berdasarkan

fisiknya, cerpen adalah cerita pendek. Selain bentuk fisiknya yang pendek, ciri cerpen

adalah bersifat rekaan atau fiksi. Cerpen bukan penuturan kejadian yang pernah

terjadi berdasarkan kenyataan, tetapi murni hasil ciptaan yang direka oleh

pengarangnya. Cerpen juga bersifat naratif yang dihasilkan oleh imajinasi

pengarangnya. Cerpen merupakan proses penggambaran manusia ke alam imajinasi

pengarang yang menggunakan bahasa sebagai medium pengantar. Cerpen merupakan

suatu cerita tentang sebagian kecil dari kehidupan tokoh-tokohnya. Tokohnya terbatas

jumlahnya dan perkembangan cerita yang berpusat pada satu aspek dari seluruh

aspek-aspek lainnya dari kehidupan dan waktu penceritaannya pendek.

Berikut adalah hakikat dari cerita pendek,

a. Ciri-ciri cerpen

Bahrudin, dkk (2006:14) mengatakan bahwa ciri-ciri cerpen adalah sebagai

berikut:

1. Cerita fiktif dan rekaan. Walaupun bukan cerita sebenarnya, isi ceritanya logis

dengan kehidupan sebenarnya.

2. Pokok cerita berfokus pada satu aspek cerita yang menimbulkan efek dan kesan

tunggal.

3. Mengungkapkan masalah yang terbatas pada hal-hal yang penting saja.

4. Menyajikan peristiwa yang cermat dan jelas.

Page 26: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

b. Unsur cerpen

Cerpen dibentuk atas beberapa unsur. Untuk mendapat suatu karya sastra

khususnya cerpen, seorang pengarang harus terlebih dahulu memperhatikan beberapa

unsur-unsur yang membangun suatu cerpen. Unsur-unsur tersebut adalah unsur

intrinsik dan ekstrinsik. Jadi untuk memperoleh cerpen yang baik kedua unsur

tersebut harus terjalin dengan baik. Sebab kedua hal tersebut saling berhubungan satu

sama lainnya. Pada bagian ini unsur ekstrinsik tidak dibicarakan, akan tetapi

penelitian ini difokuskan pada unsur intrinsik saja.

Unsur intrinsik ialah unsur-unsur yang membangun karya itu sendiri. Unsur

intrinsik sebuah cerpen merupakan unsur-unsur yang secara langsung turut serta

membangun cerita. Unsur-unsur intrinsik cerpen tersebut akan diuraikan seperti

dibawah ini.

1.Tema

Menurut asal katanya, tema merupakan kata yunani thitenai yang berarti

menempatkan. Kosasih (2008:223) menyatakan :

“Tema merupakan inti atau ide dasar sebuah cerita. Dari ide dasar itulah

kemudian cerita dibangun oleh pengarangnya dengan memanfaatkan unsur-unsur

intrinsik seperti plot, penokohan dan latar. Tema merupakan pangkal tolak pengarang

dalam menceritakan dunia rekaan yang diciptakaannya. Tema menyangku segala

persoalan dalam kehidupan manusia, baik itu berupa masalah kemanusiaan,

kekuasaan, kasih sayang kecemburuan dan sebagainya. Tema jarang dituliskan secara

tersurat oleh pengarangnya. Untuk dapat merumuskan tema, terlebih dahulu kita

harus mengenali unsur-unsur intrinsik yang dipakai pengarang untuk

mengembangkan ceritanya.”

Page 27: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

Kemudian Zulfahnur, dkk (1996:25) mengatakan,” Tema adalah ide sentral

yang mendasari suatu cerita, tema mempunyai tiga fungsi yaitu sebagai pedoman bagi

pengarang dalam mengarang cerita, sasaran/tujuan penggarapan cerita dan mengikat

peristiwa-peristiwa cerita dalam suatu alur.”

Jadi dapat disimpulkan bahwa tema adalah gagasan dasar umum atau ide

sentral yang merupakan pangkal tolak pengarang dalam menceritakan dunia rekaan

yang diciptakannya yang menyangkut segala persoalan dalam kehidupan manusia.

2. Alur

Alur cerita ialah peristiwa yang jalin-menjalin berdasar atas urutan atau

hubungan tertentu. Sebuah rangkaian peristiwa dapat terjalin berdasar atas urutan

waktu, urutan kejadian, atau hubungan sebab-akibat. Jalin-menjalinnya berbagai

peristiwa, baik secara linear atau lurus maupun secara kausalitas sehingga

membentuk satu kesatuan yang utuh, padu, dan bulat dalam suatu prosa fiksi.

Selain itu Kosasih (2008:225) mengatakan, “alur (plot) merupakan sebagian

dari unsur intrinsik suatu karya sastra. Alur merupakan pola pengembangan cerita

yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat.”

Menurut Zulfahnur (1996:27) bahwa, ”Alur adalah rangkaian peristiwa cerita

yang disusun secara logis dan kausalitas.” sehingga bisa ditarik sebuah persepsi

bahwa alur adalah rangkaian peristiwa cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab

akibat.

Page 28: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

Struktur alur sendiri tidaklah seragam sehingga banyak model dalam

penulisan cerpen. Hal ini sesuai dengan Pendapat (Bahrudin, 2006:14) yaitu:

a. Alur maju atau progresif yaitu pengungkapan cerita dari sudut peristiwa-peristiwa

yang terjadi dari masa kini ke masa yang akan datang.

b. Sorot balik atau regresif yaitu pengungkapan cerita dari sudut peristiwa-peristiwa

yang terjadi sebelumnya atau masa lampau ke masa kini.

c. Alur campuran yaitu pengungkapan cerita kadang-kadang peristiwa yang terjadi

pada masa kini dan masa lampau kemudian kembali menceritakan masa kini.

3. Latar (Setting)

Menurut Kosasih (2008:227), ”Latar (setting) merupakan salah satu unsur

intrinsik karya sastra. Latar mencakup keadaan tempat, waktu dan budaya. Tempat

dan waktu yang dirujuk dalam sebuah cerita bisa merupakan sesuatu yang faktual

atau bisa pula yang imajiner.”

Selanjutnya Zulfahnur (1996:37) mengatakan, ”Latar (setting) adalah situasi

tempat, ruang dan waktu terjadinya cerita. Tercakup di dalamnya lingkungan

geografis, rumah tangga, pekerjaan, benda-benda dan alat-alat yang berkaitan dengan

tempat terjadinya peristiwa-peristiwa, suasana dan periode sejarah.”

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa latar

(setting) adalah salah satu unsur intrinsik cerpen mencakup situasi tempat, waktu,

budaya, lingkungan geografis, rumah tangga, pekerjaan, benda-benda dan alat-alat

Page 29: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

yang berkaitan dengan tempat terjadinya peristiwa-peristiwa, suasana dan periode

sejarah.

4. Penokohan

Penokohan berkaitan dengan bagaimana sifat-sifat tokoh itu digambarkan

dalam cerita oleh pengarang. Penokohan merupakan cara pengarang menggambarkan

karakter tokoh-tokoh dalam cerita (Kosasih, 2008:228).

Kemudian Zulfahnur (1996:29) mengatakan, ”Penokohan atau perwatakan

pelukisan tokoh/pelaku cerita mulai dari sifat-sifat, sikap dan tingkah lakunya dalam

cerita.”

Dengan demikian jelas bahwa Penokohan atau perwatakan merupakan cara

pengarang mengembangkan karakter dari tokoh/pelaku cerita melalui sifat-sifat, sikap

dan tingkah lakunya dalam cerita. Penokohan sekaligus mencakup masalah siapa

tokoh cerita, bagaimana perwatakan dan bagaimana penempatan dan pelukisannya

dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada

pembaca. Penokohan sekaligus menunjuk pada teknik perwujudan dan

pengembangan tokoh dalam sebuah cerita.

5. Sudut pandang (Point of view)

Sudut pandang menurut Kosasih (2008:229) bahwa, ”Sudut pandang atau

point of view adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita.” sedangkan

Page 30: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

menurut Zulfahnur (1996:36) “Sudut pandang adalah tempat pengarang di dalam

cerita dalam mengisahkan ceritanya.”

Sudut pandang (point of view) merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara

sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya. Segala

sesuatu yang dikemukakan dalam karya fiksi memang milik pengarang, pandangan

hidup, dan tafsirannya terhadap kehidupan. Namun semuanya itu dalam karya fiksi

disalurkan lewat sudut pandang tokoh, lewat kacamata tokoh cerita. Sudut pandang

adalah cara memandang tokoh-tokoh cerita dengan menempatkan dirinya pada posisi

tertentu.

Ada dua macam posisi pengarang ini yaitu :

a. Berperan langsung sebagai orang pertama sebagai tokoh yang terlihat dalam cerita

yang bersangkutan. Pengarang menggunakan istilah “aku” dalam ceritanya dan ia

menjadi tokoh di dalam cerita tersebut.

b. Hanya sebagai orang ketiga yang berperan sebagai pengamat. Dalam cerita

pengarang mempergunakan kata Ia, Dia dan nama orang. Pengarang seolah-olah

berdiri di luar pagar. Pengarang tidak memegang peran apapun. Ia hanya

menceritakan apa yang terjadi di antara tokoh-tokoh yang dikarangnya (Kosasih,

2008:230).

Berbeda pendapat dengan ahli sebelumnya, menurut Harry Shaw (dalam Zulfahnur,

1996:36) sudut pandang terbagi menjadi tiga macam, yaitu :

a. Pengarang terlibat (auther participant) ; pengarang ikut ambil bagian dalam cerita

sebagai tokoh utama atau yang lain,mengisahkan tentang dirinya.Dalam cerita ini

pengarang menggunakan kata ganti orang pertama (aku atau saya).

b. Pengarang sebagai pengamat (auther observant) ; posisi pengarang sebagai

pengamat yang mengisahkan pengamatannya sebagai tokoh samping. Pengarang

berada di luar cerita dan menggunakan kata ganti orang ketiga (ia atau dia) di

dalam cerita.

Page 31: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

c. Pengarang serba tahu (auther emnicient) ; pengarang berada di luar cerita

(impersonal) tetapi serba tahu tentang apa yang dirasa dan dipikirkan oleh tokoh

cerita. Dalam kisahan cerita pengarang memakai nama-nama orang dan dia (orang

ketiga).

6. Amanat

Menurut Zulfahnur (1996:26) bahwa, ”Amanat adalah pesan berupa ide,

gagasan, ajaran moral dan nilai-nilai kemanusiaan yang ingin disampaikan pengarang

lewat cerita.”

Selanjutnya Kosasih (2008:230) mengatakan bahwa “Amanat merupakan

ajaran moral atau pesan didaktis yang hendak disampaikan pengarang kepada

pembaca melalui karya itu. Tidak jauh berbeda dengan bentuk cerita lainnya, amanat

dalam cerpen akan disimpan rapi dan disembunyikannya pengarangnya dalam

keseluruhan isi cerita. Karena itu, untuk menemukannya tidak cukup dengan

membaca dua atau tiga paragraf, melainkan harus menghabiskannya sampai tuntas.”

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa amanat adalah ajaran

moral berupa ide, gagasan dan nilai-nilai kemanusiaan yang hendak disampaikan

pengarang kepada pembaca lewat cerita.

7. Gaya Bahasa

Menurut Zulfahnur, dkk. (1996:36) bahwa, ”Gaya bahasa adalah cara

membentuk atau menciptakan bahasa sastra dengan memilih diksi, sintaksis,

Page 32: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

ungkapan-ungkapan, majas, irama dan imaji-imaji yang tepat untuk memperoleh

kesan estetik.”

Kemudian Kosasih (2008:230) mengatakan “Dalam cerita, penggunaan

bahasa berfungsi untuk menciptakan suatu nada atau suasana persuasif serta

merumuskan dialog yang mampu memperlihatkan hubungan dan interaksi antara

sesama tokoh. Gaya bahasa merupakan pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh

seseorang dalam bertutur atau menulis; pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh

efek-efek tertentu; cara khas untuk menyatakan pikiran dan perasaan pikiran dan

perasaan dalam cerita.”

Fungsi gaya bahasa dalam cerpen, yaitu :

a. Memberi warna pada karangan, sehingga gaya bahasa mencerminkan ekspresi

individu.

b. Alat melukiskan suasana cerita dan mengintesifkan penceritaan.

B. Kerangka Konseptual

Menulis cerita pendek merupakan suatu proses kreatif sastra yang sangat

kompleks sehingga memerlukan model yang pas dalam peningkatan kualitas

menulisnya di kalangan siswa. Untuk dapat mencapai target tersebut model Mind

Map dianggap sebagai model yang efektif dalam pelaksanaan di kelas. Mind Map

merupakan model pemetaan pikiran yang diperkenalkan dengan membuat pohon-

pohon kecil untuk merangsang kinerja otak siswa dalam mengingat perencanaannya

ketika menulis cerita pendek. Mulai dari membuat peta pikiran yang meliputi tema,

alur, latar, penokohan, sudut pandang (point of view), amanat dan gaya bahasa.

Page 33: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

Dalam model pemetaan pikiran (Mind Mapping) tersebut, pertama-tama siswa

menuliskan satu kata kunci dari tema yang dipilih di tengah kertas. Tema tersebut

kemudian dijabarkan dalam ranting-ranting berupa unsur cerpen yang meliputi alur,

penokohan, watak, setting, sudut pandang serta ending cerita yang telah dipilih. Pada

dasarnya dengan model ini, siswa dituntun untuk membuat perencanaan sebelum

menulis cerpen.

Mind Map diharapkan mampu menyerap daya ingat siswa dalam membuat

cerpen berupa kata-kata kunci yang dituliskan dalam bentuk gambar-ganbar kecil.

Dengan demikian, model Mind Map merupakan salah satu model yang mampu

meningkatkan kualitas pembelajaran menulis cerita pendek di kelas X SMA Swasta

Al-Hidayah Medan.

C. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara

teoritis dianggap paling mungkin paling tinggi kebenarannya. Secara teknik hipotesis

adalah pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya melalui

data yang diperoleh dari sampel penelitian. Secara statistik hipotesis merupakan

pernyataan keadaan parameter yang akan diuji melalui statistik sampel.

Di dalam hipotesis itu terkandung suatu ramalan. Ketetapan ramalan itu

tergantung pada penguasaan peneliti itu atas ketepatan landasan teoritis dan

generalisasi yang telah dibacakan pada sumber-sumber acuan ketikan melakukan

telaah pustaka (Margono,2009:68).

Page 34: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

Suatu pedoman yang dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis adalah :

a. Hipotesis dinyatakan sebagai hubungan antara ubahan-ubahan.

b. Hipotesis dinyatakan dengan kalimat pernyataan.

c. Hipotesis dapat diuji kebenarannya atau peneliti mengumpulkan data untuk

menguji kebenarannya.

d. Hipotesis dirumuskan dengan jelas.

Berdasarkan uraian diatas maka diajukan hipotesis penelitian :

Ho: Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Mind Map terhadap kemampuan

menulis cerita pendek siswa kelas X SMA Swasta Al-Hidayah Medan tahun

pembelajaran 2010/2011.

Ha: Terdapat pengaruh model pembelajaran Mind Map terhadap kemampuan

menulis cerita pendek siswa kelas X SMA Swasta Al-Hidayah Medan tahun

pembelajaran 2010/2011.

Page 35: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di lokasi yang dianggap kompeten. SMA Al-Hidayah

Medan yang terletak di Jalan Letda Sujono merupakan lokasi terpilih dalam

penelitian. Hal ini dengan mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:

a. Di sekolah tersebut belum pernah diadakan penelitian yang sama dengan variabel

masalah pada penelitian ini.

b. Jumlah siswa di sekolah tersebut cukup memadai untuk melakukan sampel

penelitian sehingga data yang diperoleh lebih sahih.

c. Jarak tempuh yang dekat dengan pusat kota.

2. Waktu Penelitian

Proses merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian, maka

menimbang hal itu penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – Juni tahun T.P

2010/2011.

Page 36: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

Tabel 1

Rencana Waktu Penelitian

No

Kegiatan

Bulan/Minggu ke

Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penulisan

Proposal

√ √ √ √ √ √

2 Seminar

Proposal

3 Bimbingan

Proposal

√ √ √ √

4 Perbaikan

Proposal

√ √ √

5 Pelaksanaan

Penelitian

√ √

6 Pengolahan

Data

√ √

7 Penulisan

Hasil

penelitian

√ √

8 Bimbingan

dan revisi

skripsi

√ √ √ √

9 Penggandaan

Skripsi

Page 37: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang

lingkup dan waktu yang kita tentukan (Margono, 2009:118). Melihat dari berbagai

sudut pada hakikatnya pengertian populasi hampir sama seperti yang dikatakan

Arikunto (2002:108) tentang populasi, “Populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian.”

Menelusuri dari dua pendapat di atas jelaslah sudah bahwa populasi ialah

keseluruhan anggota dari suatu subjek penelitian yang merupakan data. Maka

populasi dari penelitian ini ialah kelas X yang mendapat perlakuan sebagai subjek

penelitian. Adapun jumlah siswa di kelas X ini ialah 107 siswa.

Tabel 2

Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah

1 X.1 36 Siswa

2 X.2 40 Siswa

3 X.3 31 Siswa

Jumlah 107 Siswa

Page 38: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sampel adalah

sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan

menggunakan cara-cara tertentu (Margono:121).

Sampel sendiri digunakan jika :

a. Ukuran populasi banyak/tak terbatas.

b. Masalah biaya.

c. Masalah waktu.

d. Percobaan yang sifatnya merusak.

e. Masalah ketelitian.

f. Masalah ekonomis.

Berdasarkan pendapat di atas maka peneliti menggunakan model Random

Sampling yang dijuruskan pada sistem acak kelas. Sistem acak kelas membuat

peluang setiap sampel sama. Melalui sistem tersebut terpilihlah sebagai jumlah

sampel yaitu 76 siswa (sampel total) dengan rincian 36 siswa dari kelas X.1

menggunakan model pembelajaran Mind Map dan 40 siswa dari kelas X.2

menggunakan model konvensional.

Page 39: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

C. Model Penelitian

Untuk mencapai tujuan yang diinginkan seseorang dalam melaksanakan aktifitas

selalu menggunakan model sebab dengan adanya model atau cara dapat menunjukkan

tujuan tersebut teranalisis dengan baik. Pada penelitian ini model yang digunakan

adalah model eksperimen. Penelitian ini melibatkan dua kelas yang diberi perlakuan

berbeda. Di dalam kelas kontrol digunakan teknik konvensional sedangkan di kelas

eksperimen digunakan model pembelajaran Mind Map.

Tabel 3

Desain Penelitian

Kelompok

Perlakuan

Tes

Eksperimen X1 T

Kontrol X2 T

Keterangan :

X1 : Perlakuan dengan model pembelajaran Mind Map

X2 : Perlakuan dengan model pembelajaran Konvensional

T : Tes

Page 40: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

Tabel 4

Langkah-langkah eksperimen

Pertemuan ke - Kelas Eksperimen

(Model Pembelajaran

Mind Map )

Kelas Kontrol

(Model Pembelajaran

konvensional)

Waktu

I

1.Memberikan materi

pentingnya menulis cerpen.

2.Menjelaskan bagaimana

menulis cerpen dengan

model pembelajaran Mind

Map.

-Siswa menulis kata kunci

dari bagian tengah kertas

kosong.

-Siswa menambahkan

gambar untuk kata kunci.

- Siswa menyertai warna

pada gambar

-Siswa menghubungkan

1.Memberikan materi

pentingnya menulis cerpen

2.Menjelaskan bagaimana

menulis cerpen dengan

model konvensional (biasa)

-Siswa menulis langsung

cerpen setelah menentukan

tema.

20 ”

Menit

45”

Menit

Page 41: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

cabang-cabang utama ke

gambar pusat (kata kunci).

-Dalam menghubungkan

cabang-cabang utama

menggunakan garis yang

melengkung.

-Siswa menulis kata kunci

tambahan untuk setiap garis

penghubung.

3. Tanya jawab guna

menganalisis kesulitan

siswa dalam menulis cerpen

3. Tanya jawab guna

menganalisis kesulitan siswa

dalam menulis cerpen

25 “

Menit

II Tes

- Menulis Cerpen dengan

Mind Map

Tes

- Menulis Cerpen dengan

konvensional

2 x 45”

Menit

Page 42: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

D. Variabel Penelitian

Adapun variabel penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel bebas (X1) yaitu kemampuan menulis cerpen dengan model pembelajaran

Mind Map.

2. Variabel bebas (X2) yaitu kemampuan menulis cerpen dengan model pembelajaran

konvensional.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan untuk menjaring

data penelitian. Data merupakan informasi yang harus diperoleh dari setiap

penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes penugasan yaitu

menulis cerita pendek.

Tabel 5

Indikator Penilaian

No Aspek yang dinilai Rentang skor Interval Skor

1 Tema 5-10 5-8 (kurang

sesuai)

9-10 (tepat)

2 Alur 10-15 10 – 12 (kurang

jelas)

Page 43: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

13-15 (jelas)

3 Latar (Setting) 10-15 10 – 12

(kurang

kompleks)

13-15

(kompleks)

4 Penokohan 10-15 10 – 12

(tidak jelas)

13-15 (jelas)

5 Sudut Pandang 10-15 10 – 12

(tidak jelas)

13-15 (jelas)

6 Amanat 10-15 10 – 12 (tidak

jelas)

13-15 (jelas)

7 Gaya Bahasa 10-15 10 – 12 (kurang

pemakaian)

13-15 (memakai

gaya bahasa)

Jumlah 100

Page 44: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

F. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data penelitian ini digunakan teknik dan langkah – langkah

sebagai berikut :

1. Menetapkan atau menghitung skor / nilai mentah tiap – tiap anggota sampel, baik

variabel X1 maupun variabel X2.

2. Mencari skor / nilai rata – rata baik untuk hasil tes (yang menggunakan model

pembelajaran Mind Map) maupun tes (menggunakan model pembelajaran

konvensional) dengan cara menjumlahkan semua nilai siswa dibagi jumlah siswa.

3. Menentukan hasil belajar siswa dalam menulis cerpen dengan menggunakan model

pembelajaran Mind Map dan hasil belajar siswa dalam menulis cerpen tanpa

menggunakan model pembelajaran Mind Map (konvensional).

4. Mencari besar perbedaan hasil menulis cerpen kelas X1 yang di ajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran Mind Map dengan siswa kelas X2 yang di ajar

tanpa menggunakan model pembelajaran Mind Map, digunakan teknik analisis data

dengan menggunakan uji t.

5. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis ini dilakukan dengan cara membandingkan harga

thitung dengan ttabel pada N = 76 dengan tingkat kepercayaan 0,05%.

Page 45: Skripsi (Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta AL-Hidayah)-Rian Kurniawan Harahap, S.Pd

Rumus statistik uji t yang digunakan adalah:

21

21

11

nnS

XXt

2

)1()1(

21

2

22

2

112

nn

SnSnS

Dimana:

X1 : Nilai rata-rata kelas model pembelajaran Mind Map.

X2 : Nilai rata-rata kelas model konvensional.

n1 : Jumlah siswa kelas model pembelajaran Mind Map.

n2 : Jumlah siswa kelas model konvensional.

S1 : Simpangan baku kelas model model pembelajaran Mind Map.

S2 : Simpangan baku kelas model konvensional.

Kriteria pengujian:

Terima H0 jika –t(1- )21 < thitung < t(1- )

21 dalam lain H0 ditolak.

Dimana t(1- )21 diperoleh dari daftar distribusi t.

Untuk taraf nyata = 0,05 dan dk = n1 + n2 – 2