9

Click here to load reader

Skripsi pak hadi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Skripsi pak hadi

SEMIOTIKA DALAM NASKAH DRAMA CENDRA MATAHARI

KARYA G.P. ADE DHARMAWI

OLEH

SHINTIA MINANDAR

1105113581

Page 2: Skripsi pak hadi

1.2 identifikasi masalah

Sebagai hasil kreativitas daya cipta manusia, karya sastra memiliki jenis yang beragam. Jenis-

jenis karya sastra tersebut oleh pakar seni (sastrawan) digolongkan mejadi beberapa golongan

sesuai pembedanya. Karya sastra bukanlah sebuah ilmu nemun seni. Hal inilah yang

memungkinkan sastra bersifat sangat lentur dan nyaris sulit melihat batasannya. Hal ini pula

yang meyebabkan belum ada satu pakar seni maupun sastrawan yang berhasil membuat definisi

mutlak tentang sastra. Poin penggolongannya dapat berdasarkan waktu, kesesuaian ciri, teks

atau non-teks, daerah kepengarangan, kegunaan/fungsi, dimensi, bahan pembuatan, proses

pembuatan, dsb. Namun secara umum pembagian karya sastra yang populer dikalangan

akademisi, karya sastra digolongkan menjadi tiga, yaitu puisi, prosa, dan drama.

Terlepas dari itu semua, tetap yang menjadi standar adalah sesuatu dikatakan baik, bila dia

memberi bekas yang baik. Dalam sastra pun demikian, sastra dikatakan baik bukan hanya karena

nilai seninya tinggi namun “apa yang dibawa” dalam sastra itu bernilai baik. Permasalahannya

standar baik seperti apa yang patut dijadikan landasan? Bila kita bicara hakikat, maka

jawabannya adalah agama (islam). Kembali pada sastra, drama sebagai penggolongan sastra

dengan sifat sastra yang lentur memungkinkan drama terus akan mengalami perkembangan.

Perkembangan itu dapat mempengaruhi unsur dalam dan unsur luar drama, shingga

kemungkinan munculnya „masalah‟ akan terbuka lebar. Hal yang mungkin bisa dikaji dalam

drama adalah dari unsur intrinsik dan unsur ekstrinsiknya.

Dari dua unsur ini fokus permasalahan yang dapat diangkat bisa dipersempit lagi menjadi tema,

alur, latar

Menurut Rusyana dalam Waluyo (2002: 154) bahwa minat anak dalam membaca karya sastra

yang terbanyak adalah prosa, kemudian puisi selanjutnya drama. Perbandingannya adalah 6: 3: 1.

Hal ini disebabkan menghayati naskah drama yang berwujud dialog itu cukup sulit dan harus

tekun. Penghayatan naskah drama lebih sulit daripada penghayatan naskah prosa dan puisi.

1.3 pembatasan masalah

Page 3: Skripsi pak hadi

Berdasarkan uraian tersebut, penulis hanya membatasi masalah yang akan dikaji yaitu, semiotika

dalm dialog tokoh pada drama Cendra Matahari. Dilihat dari kacamata semiotika, dialog tokoh

pada naskah drama ini akan dibagi dalam tiga kelas, yakni ikon, indeks, dan simbol. Melalui

semiotika, penulis berusaha membuka pemikiran pembaca dalam menilk pemaknaan yang

tersembunyi dalam kata atau frase atau kalmat dalam dialok drama ini

1.4 perumusan masalah

Agar tidak terjadi peluberan terhadap fokus masalah dalam penelitian ini.

1.Bagai mana ikon dalam dialog naskah drama ”cendra matahari” oleh G.P Ade Dharmawi?

2.Bagai mana indeks dalam dialog naskah drama “cendra matahari” oleh G.P Ade Dharmawi?

3.Bagai mana symbol dalam dialog naskah drama “cendra matahari” oleh G.P Ade Dharmawi?

1.5 tujuan penelitian

Tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini ialah untuk mendiskripsi kan semiotika terhadap

dialog antar tokoh yang derdapat pada naskah drama “cendra matahari” karya G.P Ade Darmawi

1.6 mafaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini,yaitu:

Manfaat teoretis

Secara teoretis, penelirian yang dilakukan oleh penulis merupakkan salah satu cara

mempertahankan asset bangsa terutama bidang pendidikan. Penelitian ini dapat d jadikan

rujukan teori bagi pembaca atau penelit lain.

Manfaat Praktis

Penelitian ini

Manfaat Edukatif

Page 4: Skripsi pak hadi

Nilai dedukatif yang ada dalam penelitian ini dapat diidentifikasi dengan mudah ebagai

masukan dalam bidang edukatif

1.7 Definisi Operasional

1. Semiotika

2. Naskah

3. Naskah drama

4. Naskah drama “Cendra Matahari”

Page 5: Skripsi pak hadi

BAB II TINJAUAN TEORETIS

2.1 Teori yang digunakan

Adapun teori yang penulis gunakan demi kesinambungan penelitian ini adalah semiotika,

yang terdiri dari tiga bagian yaitu ikon, indeks, dan simbol. Berikut ini penjabaran teori tersebut.

2.1.1 Semiotika

Istilah semiotik oleh Charles Sandes Pierce disebut juga semiologi menurut Ferdinand De

Sausure

2.1.1.1 Ikon

Ikon adalah tanda yang mirip dengan objek yang di wakilnya.Dengan kata lain, tanda yang

memiliki ciri-ciri sama dengan apa yang d maksud kan .Ikon merupakan perwakilan dari ciri

fisik (2 atau 3 dimensi) dimana bentuk tersebut menyerupai dengan apa yang di persentasi kan

nya.

Ikon tidak memerlukan kesepakatan (konvensi) dalam penggunaannya, ikon bukan hanya

gambar yang disederhanakan namun setiap gambar yang mewakili objek yang dipresentasikan.

Dalam pengertian lain ditemkan juga bahwa ikon merupakan tanda yang dapat mnunjukkan

sesuatu (ide, , pemikiran, perasaan, benda, dan tindakan) sacara kausal atau faktual.

Contoh ikon seperti

2.1.1.2 Indeks

2.1.1.3 Simbol

2.1.2 Naskah

2.1.3 penelitian yang relevan

Page 6: Skripsi pak hadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu Penelitian

Adapun waktu yang penulis butuhkn dalam membuat pebelitian ini adalah empat bulan, yakni

dari Februari hingga Mei 2013. Kegiatan penelitian selama rentang waktu ini mencakup

pencarian data, analisis data, deskrisi data, dan terakhir penyimpulan data. Agar lebih jelas ,

kegiatan penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

No Kegiatan Penelitian Bulan

Februari Maret April Mai

1 Mengumpulkan Data

2 Menganalisi Data

3 Mendeskripsikan Data

4 Menyimpulkan Hasil

3.2 Metode Penelitian

Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini dalah metod analisis deskriptif. Metode ini

memaparkan secara deskriptif hasil analisis data dipaparkan dalam bentuk kata-kata bukan

angka. Melalui metode deskriptif ini penulis berupaya menggambarkan bagaimana ikon, indeks,

dan simbol yang terdapat dalam naskah drama “Cendra Matahari” karya G.P. Ade Dharmawi.

Secara keseluruhan yang didukung oleh teori-teori dan sumber pndukung lainnya.

3.3 Data dan Sumber Data

Data yang ada dalam penelitian ini adalah data primer dari naskah drama “Cendra Matahari”

karya G.P. Ade Dharmawi. Selain data primer, terdapat data sekuler berupa teori-teori dari

berbagai buku dan sumber lainnya . Buku dan sumber lainnya tersebut berhubungan dengan

penelitian dan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi penulis guna melengkapi data-data yang

ditelaah.

Naskah drama yang diperoleh dari pustaka fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Riau ini diterbitkan di Tanah Merah, Indragiri Hilir, Riau. Berikut ini kutipan yang termasuk

Page 7: Skripsi pak hadi

ikin, indeks, dan symbol dalam dialog pada naskah drama “Cendra Matahari” karya G.P Ade

Daharmawi yang penulis gunakan sebagai data penelitian.

3.4 Teknik Penelitian

2.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data ialah dengan mengambil sebanyak-

banyaknya informasi tentang teks cerita drama yang diteliti. Penulis mengunjungi berbagai

perpustakaan yang ada di Universitas Riau. Teknik pengumpulan data semacam ini disebut

teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi ialah teknik yang mengumpulkan data penelitian

sehubungan dengan masalahnya.

2.4.2 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah kajian pustaka. Teknik analisis ini adalah cara-cara

yang digunakan untuk menganalisis atau mengolah data yang terumpul atau diperoleh dari

penelitian.

3.5 keabsahan data

Untuk megetahui keabsahan data, penulis menggunakan teknik pengecekan terhadap data yang

akan diteliti, mecari kesesuaian antara temuan dan teori, akurat atau tidak akuratnya data yang

diteliti dalam naskah drama “Cendra Matahari” karya G.P. Ade Dharmawi

Page 8: Skripsi pak hadi

BAB IV PENYAJIAN HASIL PENELITIAN

Setelah membaca dan menganalisis seluruh dialog dalam naskah drama ini, jumlah dialog

yang penulis temukan ada korelasinya dengan semiotika berjumlah 61 dialog. Berikut deskripsi

dialog-dialog tersebut:

1. 01/Bergerak perlahan dengan gerakan berlawanan namun padu dalam keserasian sambil

mengibar-ngibarkan bendera identitasnya masing-masing.

Bendera yang dimaksudkan dalam hal ini adalah tanda sebenarnya dari kata bendera itu

sendiri. Yaitu sebuah kain dengan corak khas identitas si pemilik. Sehingga kata bendera

dalam dialog ini tergolong pada ikon.

2. 06/ampun beribu-ribu ampun.

Page 9: Skripsi pak hadi

http://repository.upi.edu/operator/upload/t_pendas_0910023_chapter1.pdf