140
i SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ACCURATE BERDASARKAN PERSEPSI PENGGUNANYA Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Disusun Oleh: LATIFA ZAHRA 1113093000018 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M / 1439 H

SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan

i

SKRIPSI

KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI

AKUNTANSI ACCURATE BERDASARKAN PERSEPSI PENGGUNANYA

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun Oleh

LATIFA ZAHRA

1113093000018

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M 1439 H

i

SKRIPSI

KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI

AKUNTANSI ACCURATE BERDASARKAN PERSEPSI PENGGUNANYA

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun Oleh

LATIFA ZAHRA

1113093000018

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M 1439 H

ii

SKRIPSI

KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI

AKUNTANSI ACCURATE BERDASARKAN PERSEPSI PENGGUNANYA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh

LATIFA ZAHRA

1113093000018

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M 1439 H

iii

iv

v

vi

ABSTRAK

Latifa Zahra ndash 1113093000018 Kesiapan Keberhasilan Penerapan Sistem

Informasi Akuntansi Accurate Berdasarkan Persepsi Penggunanya dibawah

bimbingan Arsquoang Subiyakto dan Nur Aeni Hidayah

Kesiapan pengguna sistem atau user merupakan salah satu pengaruh dari

keberhasilan penerapan Sistem Informasi (SI) Beberapa perusahaan telah

menerapkan Accurate sebagai salah satu Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang

membantu dalam pembukuan perusahaan Namun kurangnya kesiapan pengguna

dalam memanfaatkan sistem mengakibatkan kinerja operasional perusahaan tidak

berjalan maksimal Selain itu belum pernah dilakukan pengujian terkait

keberhasilan penerapan SI dari sisi kesiapan pengguna Sehingga perlu dilakukan

penelitian terkait kesiapan pengguna terhadap keberhasilan SIA Accurate

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan model kesiapan dan

keberhasilan SI dengan teknik analisis PLS-SEM dengan SmartPLS 30 Hasilnya

terdapat 23 hipotesis yang diuji 14 hipotesis yang diterima atau berpengaruh dan 9

hipotesis ditolak Sehingga faktor-faktor pengaruh kesiapan pengguna terhadap

keberhasilan penerapan SI yaitu optimism melalui information quality system

quality dan service quality Innovativeness melalui system quality dan service

quality Discomfort berpengaruh secara negatif melalui system quality dan

information quality Insecurity berpengaruh secara negatif melalui information

quality system quality dan service quality Information quality melalui success

information system Service quality melalui user satisfaction dan success

information system User satisfaction melalui success information system Dengan

demikian hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan diketahui

sejauh mana kesiapan pengguna terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate dan

juga faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan penerapan SIA

Accurate

Kata kunci Sistem Informasi Akuntansi Accurate Technology Readiness Index

Model Keberhasilan Sistem Informasi PLS-SEM

BAB I-V + 109 Halaman + xv + 18 Gambar + 18 Tabel + 47 Daftar Pustaka +

Lampiran

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkah rahmat dan

hidayah-Nya yang sungguh melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul ldquoKesiapan Keberhasilan Penerapan Sistem Informasi

Akuntansi Accurate Berdasarkan Persepsi Penggunanyardquo dengan baik Shalawat

serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW

beserta keluarga sahabat serta para pengikutnya hinga akhir zaman

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan berbagai pihak Oleh karena itu perkenankanlah penulis untuk dapat

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

1 Bapak Dr Agus Salim SAg MSi selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

2 Ibu Nia Kumaladewi MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi dan Ibu Meinarini Catur Utami MT selaku

Sekretaris Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi

3 Bapak Arsquoang Subiyakto MKom sebagai Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama proses

penyelesaian skripsi ini Terima kasih banyak untuk seluruh waktu tenaga

kesediaan menjawab setiap pertanyaan penulis dan senantiasa memberikan

dukungan moril serta membagikan banyak pengetahuan agar penulis bisa

menyelesaikan skripsi ini dengan baik

viii

4 Ibu Nur Aeni Hidayah MMSI sebagai Dosen Pembimbing II yang selalu

ada setiap saat tidak pernah lelah menyemangati penulis mengingatkan

penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini Terima kasih atas

kesabarannya dalam membimbing penulis selalu memberi masukkan yang

positif arahan yang jelas sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini

dengan baik

5 Seluruh Dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah membagikan

ilmunya kepada penulis selama proses perkuliahan

6 Kedua orang tua penulis Bapak Arifin Adam dan Ibu Sri Mulyati Terima

kasih untuk mama dan papa yang telah membesarkan dan mendidik penulis

dari lahir hingga saat ini terima kasih untuk seluruh cinta dan kasih yang

mama dan papa berikan untukku Terima kasih untuk doa-doa yang selalu

mengiri langkahku disegala cuaca saat senang maupun sedih

7 Adikku tersayang Laristi Lahun Laiyla Terima kasih telah mengisi hari-

hari penulis sehingga penulis tidak pernah merasa kesepian semoga kalian

akan selalu menjadi saudara dan sahabat terbaik yang mengiri langkah

penulis kedepannya

8 Sahabatku Dwi Rizki Sabarkhah Terima kasih karena telah menerima

penulis apa adanya selalu ada setiap saat dan memberikan pengaruh yang

positif tidak pernah bosan mendengar keluh kesah penulis Terima kasih

juga untuk teman-teman Nia Amel Fira Ana serta grup NASGOR GX

PEDES yang selalu menghibur penulis dengan canda dan tawanya

ix

x

DAFTAR ISI

COVER i

LEMBAR PERSETUJUAN Error Bookmark not defined

LEMBAR PENGESAHAN Error Bookmark not defined

LEMBAR PERNYATAAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR TABEL xiv

BAB I PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Identifikasi Masalah 6

13 Rumusan Masalah 6

14 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah 7

15 Tujuan dan Sasaran Penelitian 7

16 Manfaat Penelitian 8

17 Metodologi Penelitian 9

18 Model Penelitian 9

19 Pertanyaan Penelitian 10

110 Sistematika Penulisan 11

BAB II LANDASAN TEORI 2

21 Definisi Kesiapan 2

22 Definisi Keberhasilan 2

23 Definisi Pengguna Sistem 3

24 Definisi Sistem Informasi 5

25 Definisi Sistem Informasi Akuntansi 5

26 Sistem Informasi Akuntansi Accurate 7

261 SIA Accurate versi 5 8

262 Modul SIA Accurate versi 5 9

263 Kelebihan SIA Accurate versi 5 dengan versi sebelumnya 11

264 Kekurangan SIA Accurate versi 5 12

xi

27 Konsep Dasar Kesiapan Teknologi (Technology Readiness) 13

28 Konsep Dasar Keberhasilan Sistem Informasi (Success SI) 14

29 Populasi Dan Sampel 18

291 Teknik Sampling 19

292 Teknik Menentukan Ukuran Sampel 21

210 Teknik Pengumpulan Data 22

211 Skala Likert 23

212 PLS-SEM 24

211 Model yang Diadopsi 28

2111 Model IPO Logic 32

2112 Model Kesiapan Teknologi (Technology Readiness) 33

2113 Model Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information) 37

212 Penelitian Sejenis 43

213 Pengembangan Hipotesis 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 49

31 Pendekatan Penelitian 49

32 Prosedur Penelitian 50

33 Populasi dan Sampel 51

34 Instrumen Penelitian 52

35 Pengumpulan dan Pemrosesan Data 54

36 Analisis dan Interpretasi Data 54

BAB IV HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI 56

41 Hasil Analisis 56

411 Hasil Analisis Demografis 56

412 Hasil Analisis Pengukuran Model 61

413 Hasil Struktur Model 70

42 Interpretasi Hasil dan Pembahasan 78

421 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Analisis Data Demografis 78

422 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Pengukuran Model 80

423 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Struktural Model 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 96

51 Kesimpulan 96

xii

52 Saran 98

Daftar Pustaka 100

LAMPIRAN 114

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 1 Model Penelitian 10

Gambar 2 1 Model Pengukuran Keberhasilan Proyek SI 17

Gambar 2 2 Revisi Model 18

Gambar 2 3 IPO LOGIC 32

Gambar 2 4 Model TRI 20 33

Gambar 2 5 Model Keberhasilan SI 37

Gambar 2 6 Model Keberhasilan SI 42

Gambar 3 1 Prosedur Penelitian 50

Gambar 4 1 Diagram Jenis Kelamin Responden 56

Gambar 4 2 Diagram Pendidikan Terakhir Responden 57

Gambar 4 3 Diagram Pengetahuan Keberadaan Sistem 58

Gambar 4 4 Diagram Pengalaman Penggunaan Sistem 58

Gambar 4 5 Diagram Skala Intensitas Penggunaan Sistem 59

Gambar 4 6 StatusPosisi Pekerjaan 60

Gambar 4 7 Diagram Kemampuan Penggunaan Komputer 60

Gambar 4 8 Hasil Awal Analisis Outer Model 68

Gambar 4 9 Hasil Akhir Analisis Outer Model Setelah Penghapusan Indikator 69

Gambar 4 10 Hasil Uji T-test 72

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2 1 Perbedaan Varian Accurate 5 9

Tabel 2 2 Variabel TRI dan Keberhasilan SI 29

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI 29

Tabel 3 1 Waktu Penelitian 51

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian 52

Tabel 4 1 Hasil Awal Uji Loading Factor 62

Tabel 4 2 Hasil Uji Loading Factor Setelah Penghapusan Indikator 63

Tabel 4 3 Hasil Uji Composite Reliability 64

Tabel 4 4 Hasil Uji Average Variance Extracted (AVE) 65

Tabel 4 5 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading) 66

Tabel 4 6 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading Fornell-Lackerrsquos) 67

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient 70

Tabel 4 8 Hasil Uji Coefficient of Determination (R-Square) 72

Tabel 4 9 Hasil Uji T-test 73

Tabel 4 10 Hasil Uji Effect Size 74

Tabel 4 11 Hasil Uji Predictive Relevance 75

Tabel 4 12 Hasil Uji Relative Impact 76

Tabel 4 13 Hasil Analisis Struktural Model 77

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Saat ini peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) khususnya SI telah

sering sekali kita gunakan dalam kegiatan sehari-hari Sutabri (2012) menyatakan

bahwa SI tidak lagi dipandang hanya sebagai pelengkap tetapi sudah menjadi

pendukung utama dalam proses bisnis yang ada pada suatu organisasi Oleh karena

itu Peranan TIK dapat berkontribusi pada perubahan cara manusia dalam bekerja

dan berinteraksi di bidangnya (Patel Gali Patel amp Parmar 2011)

Sistem informasi Akuntansi (SIA) adalah suatu sistem yang mengumpulkan

merekam menyimpan dan mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi para

pembuat keputusan (Romney amp Steinbart 2012) Pemanfaatan SIA dalam industri

keuangan telah meningkat di segala bidang dan telah mengubah tatanan sistem

keuangan modern Dengan menggunakan teknologi SI terbukti dapat menekan

biaya menciptakan proses kerja yang lebih cepat dan efisien serta menawarkan

tingkat fleksbilitas yang tinggi (Arvidsson Holmstroumlm amp Lyytinen 2014) Salah

satu contoh SIA adalah SIA Accurate Penggunaan SIA Accurate sesuai dengan

salah satu tujuan utama SI yaitu untuk menyajikan informasi sebagai pendukung

pengambilan keputusan perencanaan pengendalian dan perbaikan selanjutnya

(Puspitawati amp Anggadini 2011)

Accurate adalah merupakan salah satu programsoftware SIA buatan putra-

putri bangsa Pengembang sistemnya (developer system) adalah CPSSoft (PT Cipta

2

Piranti Sejahtera) dan CPSSoft tidak melayani penjualan mereka fokus di

pengembangan program dan administrasi Berbagai perusahaan hampir di seluruh

indonesia telah menggunakan SIA Accurate dari tahun 1998 hingga sekarang

Karena SIA Accurate merupakan produk lokal yang sesuai dengan Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Perpajakan di Indonesia SIA Accurate

ini merupakan salah satu program pembukuan perusahaan dalam bentuk paket

modul lengkap siap pakai yang terdiri dari General Ledger CashBank Inventory

Purchase Sales Fixed Asset dan tersedia untuk varian project dan manufaktur

yang bisa diaplikasikan di berbagai jenis dan skala usaha kecil menengah bagi

perusahaan baik yang bergerak di bidang trading distribusi service atau

manufaktur dan lain sebagainya SIA Accurate ini menyediakan layanan dengan

menggunakan Bahasa Indonesia sehingga penggunaan sistem ini akan mudah

dipahami oleh masyarakat Indonesia

Menurut Parasuraman dalam Lazuardi (2017) menyatakan bahwa setiap

orang bisa menjadi pengguna teknologi informasi (TI) atau SI namun cara

mengimplementasikannya tergantung pada derajat kesiapan seseorang dalam

menerima teknologi atau sistem tersebut Dan langkah pertama yang harus

dilakukan dalam implementasi teknologi adalah mengetahui kesiapan pengguna

dalam menerima teknologi tersebut (Parasuraman amp Colby 2015) Adanya

pengidentifikasian akan faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna

dalam pengadopsian teknologi penting agar tujuan dari adopsi teknologi dapat

tercapai dan lebih bermanfaat (Noprianto et al 2017)

3

Hasil observasi peneliti dalam penerapan SIA Accurate menemukan beberapa

masalah dari sisi pengguna dan juga kelemahan dari SIA Accurate itu sendiri

Seperti mesin pencarian SIA Accurate tidak dapat mendeteksi keyword secara

keseluruhan kalimat hanya dapat mendeteksi kata pertama dalam kalimat Contoh

lainnya adalah output atau laporan yang dihasilkan terkadang tidak sesuai dengan

filter yang telah diatur oleh pengguna Oleh karena itu para pengguna yang

menggunakan SIA Accurate masih mengalami kesulitan dalam mempelajari

halkasus baru lainnya Beberapa pengguna yang malas belajar tidak dapat

memanfaatkan sistem secara baik sehingga mengakibatkan pengguna menunda

pekerjaannya dengan menggunakan sistem atau cara lama kemudian meminta

bantuan penggunauser lainnya yang lebih mengerti untuk memindahkannya ke

SIA Accurate Melihat kasus diatas tingkat kesiapan pengguna dalam

menggunakan SIA Accurate ini mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam

menerapkan teknologi atau sistem baru

Selain itu belum pernah dilakukan pengujian keberhasilan penerapan SIA

Accurate dari persepsi kesiapan pengguna sehingga studi penelitian ini akan

menguji tingkat keberhasilan penerapan SIA Accurate yang dinilai dari sikap

kesiapan pengguna dan keberhasilan sistem Penelitian ini menggunakan

pengembangan model kesiapan dan keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017) Model

ini sesuai dengan kasus yang telah dijelaskan sebelumnya peneliti memilih model

ini agar mengetahui apa saja faktor-faktor yang mepengaruhi keberhasilan

penerapan sistem dari sisi pengguna maupun sistem itu sendiri Diketahuinya

faktor-faktor yang berpengaruh akan menjadi harapan dari penelitian ini untuk

4

memberikan masukan atau rekomendasi bagi para pengguna SIA Accurate dalam

memanfaatkan SIA Accurate

Menurut peneliti model yang diajukan ini memiliki sembilan variabel

dimana lima variabel diantaranya merupakan faktor dari pengguna dan empat

variabel lainnya merupakan faktor dari sistem itu sendiri Kelima faktor dari

pengguna tersebut adalah Optimism Innovativeness Discomfort Insecurity dan

User Satisfaction Sedangkan keempat faktor dari sistem adalah Indormation

Quality System Quality Service Quality dan Success Information System

Variabel di atas menjelaskan tentang faktor yang mempengaruhi pengguna

terhadap penggunaan sistem seperti apakah pengguna memiliki rasa optimis

(Optimism) atau keyakinan terhadap sistem yang akan memberikan output sesuai

ekspektasinya apakah pengguna memiliki kecenderungan dalam ingin mencoba hal

baru (Innovativeness) terhadap sistem apakah pengguna merasa terbebani

(Discomfort) karena kurang menguasai sistem apakah pengguna memiliki rasa

tidak aman (Insecurity) dan keraguan terhadap integritas sistem dan apakah

pengguna merasa puas (User Satisfaction) terhadap keseluruhan penerapan sistem

Selain itu variabel diatas juga dapat memaparkan faktor yang mempengaruhi sistem

terhadapkeberhasilan penerapannya seperti apakah kualitas output (Information

Quality) yang dihasilkan oleh sistem sudah sesuai dengan harapan pengguna

apakah kualitas sistem (System Quality) secara keseluruhan mudah digunakan

apakah peningkatan kualitas layanan (Service Quality) telah diberikan sesuai

5

kebutuhan pengguna dan apakah penerapan sistem telah berhasil (Success

Information System) dimanfaatkan sesuai dengan harapan dan kebutuhan pengguna

Upaya mengetahui tingkat kesiapan pengguna dan keberhasilan pemerapan

SI perlu adanya pengukuran sejauh mana kesiapan pengguna terhadap keberhasilan

penerapan SIA Accurate Karena kecenderungan sikap seseorang dalam

menggunakan SI akan mencerminkan kesiapan pengguna dalam pemanfaataan

sistem dan tingkat keberhasilan penerapan sistem Penggunaan model ini sesuai

dengan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menggabungkan model

kesiapan teknologi Technology Readiness Index (TRI) Parasuraman dan Colby

(2015) serta model keberhasilan SI Delone dan McLean (2003) yang telah

dimodifikasi oleh Subiyakto (2015) sebagai salah satu model alternatif pengukuran

keberhasilan proyek SI

Berdasarkan pembahasan diatas penelitian ini bermaksut untuk mencari tahu

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesiapan pengguna dalam keberhasilan

menggunakan SIA Accurate Pengukuran kesiapan merupakan hal penting untuk

dilakukan karena salah satu tantangan terberat dalam penerapan sistem maupun

teknologi informasi baru adalah kesiapan dari penggunanya (Jogiyanto 2007

Pambudi 2015) Ketidaksiapan dapat menimbulkan dampak kegagalan dalam

penerapan teknologi informasi itu sendiri (Florestiyanto 2012 Subiyakto 2017)

Harapan dari penelitian ini dapat memaparkan faktor-faktor penting yang

mempengaruhi tingkat kesiapan dan keberhasilan penerapan SIA Accurate

sehingga akan menjadi rekomendasimasukan bagi para pengguna dalam

memanfaatkan SI dan teknologi informasi Oleh karena itu peneliti tertarik untuk

6

melakukan penelitian dengan judul ldquoKesiapan Keberhasilan Penerapan Sistem

Informasi Akuntansi Accurate Berdasarkan Persepsi Penggunanyardquo

12 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah berdasarkan latar belakkang yang telah dijelaskan di

atas adalah sebagai berikut

1 Ditemukan kelemahan dari SIA Accurate seperti output dari mesin

pencarian dan laporan yang dihasilkan oleh SIA Accurate tidak sesuai

dengan harapan pengguna sehingga menyebabkan kesulitan dalam

pemanfaatan sistem

2 Ditemukan masalah dari beberapa pengguna SIA Accurate yang malas

belajar tidak dapat menggunakan sistem secara maksimal karena masih

menunda dan memberikan pekerjaannya kepada pihak lain apabila

mengalami kesulitan baru

3 Belum pernah dilakukan pengujian terkait dengan keberhasilan penerapan

SIA Accurate berdasarkan persepsi kesiapan penggunanya

13 Rumusan Masalah

Berdasarkan indentifikasi di atas Kecenderungan sikap seseorang dalam

menggunakan SI akan mencerminkan kesiapan pengguna sedangkan ketidaksiapan

dapat menimbulkan dampak kegagalan dalam penerapan TI itu sendiri

(Florestiyanto 2012 Subiyakto 2017) Dari beberapa hasil pengamatan peneliti

sedikitnya penelitian yang menguji keberhasilan penerapan SIA Accurate

7

berdasarkan persepsi kesiapan pengguna Harapan dari penelitian ini dapat

memaparkan faktor-faktor penting yang mempengaruhi tingkat kesiapan dan

keberhasilan penerapan SIA Accurate sehingga akan menjadi

rekomendasimasukan bagi para pengguna dalam memanfaatkan SI dan TI

14 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Berikut beberapa batasan dalam penelitian ini

1) Peneliti mengambil sampel dengan teknik pengambilan sampel pusposive

sampling sejumlah 125 responden yaitu pengguna SIA Accurate versi 5 di

beberapa perusahaan Jakarta yang telah menggunakan sistem ini tanpa

dibatasi lamanya waktu penggunaan

2) Proses yang dilakukan pada penelitian ini adalah menguji pengaruh kesiapan

pengguna SIA Accurate terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate

3) Secara teori penelitian ini mengadopsi 9 variabel dari penggunaan model

keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017)

4) Teknik analisis data ini penulis menggunakan metode PLS SEM dan untuk

pengelolaan data yang didapat peneliti menggunakan software SmartPLS

versi 30

15 Tujuan dan Sasaran Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1) Menguji kesiapan pengguna terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate

8

2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna terhadap

keberhasilan penerapan SIA Accurate

Merujuk pada tujuan penelitian diatas sasaran penelitian ini ialah

1) Diketahuinya keberhasilan penerapan SIA Accurate berdasarkan persepsi

kesiapan pengguna

2) Diketahuinya faktor-faktor yang berpengaruh dalam kesiapan pengguna

dalam keberhasilan penerapan SIA Accurate

16 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak

Manfaat tersebut adalah

1) Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan refrensi baru dalam

penggunaan model kesiapan dan keberhasilan dalam penerapan SIA

Accurate

2) Secara metodologi penelitian ini akan menambah refrensi penggunaan

pendekatan kuantitatif untuk riset pada prodi Sistem Informasi Fakultas Sains

dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3) Secara praktis hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan bagi pihak terkait

sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam rencana pemanfaatan dan

perkembangan sistem berikutnya

9

17 Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode untuk membantu

dalam melakukan analisis Penelitian ini menggunakan pendekatan secara

kuantitatif dan model kesiapan dan keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017)

Kuesioner yang dibuat dari pemaduan variabel dan indikator dari kedua model

tersebut Pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel purposive

sampling dimana sampel responden adalah seluruh pengguna sistem yang

khususnya pernah menggunakan SIA Accurate di perusahaannya masing-masing

dan berdomisili Jakarta Kuesioner disebarkan secara langsung penyebaran secara

langsung bertujuan untuk mendapatkan responden yang sesuai dan pernah

menggunakan SIA Accurate secara langsung Tahap akhir seluruh kuesioner yang

telah terisi akan ditampung di MS Excel dan nantinya akan dianalisis Penelitian

ini menggunakan teknik analisis data adalah PLS-SEM dengan tools SmartPLS

versi 30

18 Model Penelitian

Model yang digunakan pada penelitian ini adalah model kesiapan dan keberhasilan

SI dari Subiyakto (2017) yang telah menggabungkan diantara model kesiapan TRI

20 (Parasuraman amp Colby 2015) dengan model Keberhasilan SI Delone dan

McLean (2003) yang telah dimodifikasi oleh Subiyakto (2015)Model penelitian

pengukuran pengaruh kesiapan terhadap keberhasilan penerapan sistem ini terdiri

dari 9 variabel yaitu Optimism (OPT) Innovativeness (INN) Discomfort (DIS)

Insecure (INS) Information Quality (INQ) System Quality (SYQ) Service Quality

10

(SVQ) User Satisfaction (USF) Success Information System (SIS) Untuk

pengadopsian penggabungan dan pengkombinasian kedua model tersebut peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) menggunakan asumsi mengenai model logika input-

process-output oleh (Davis amp Yen 1998) Berikut model yang diajukan pada

penelitian ini

Gambar 1 1 Model Penelitian

19 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan tujuan dan sasaran pada penelitian ini maka pertanyaan penelitian

dalam hal ini

11

1 Apakah kesiapan pengguna berpengaruh terhadap keberhasilan penerapan

SIA Accurate

2 Apa saja faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna dalam keberhasilan

penerapan SIA Accurate dari persepsi kesiapan pengguna

21 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap INQ SYQ

SVQ dan USF

22 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap INQ SYQ

SVQ dan USF

23 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

SYQ SVQ dan USF

24 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

SYQ SVQ dan USF

25 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dam SIS

26 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan SIS

27 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan SIS

28 Apakah USF berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

110 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan penelitian pembahasan terbagi dalam lima bab yang

secara singkat akan diuraikan sebagai berikut

12

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah rumusan masalah ruang lingkup dan batasan

tujuan dan sasaran manfaat penelitian metodologi penelitian model penelitian

pertanyaan penelitian dan sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai dasar-dasar teori yang mendukung tentang

pengukuran pengaruh kesiapan dan keberhasilan pengguna terkait penerapan SIA

Accurate

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas tentang metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

metode pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan analisis data dan hasilnya serta interpretasi hasil penelitian

dengan merujuk kepada basis teori sebelumnya

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang berkenaan dengan hasil pemecahan masalah serta

beberapa saran untuk pengembangan keberhasilan penerapan SIA Accurate

2

BAB II

LANDASAN TEORI

21 Definisi Kesiapan

Kesiapan adalah tingkatan atau keadaan yang harus dicapai dalam proses

perkembangan perorangan pada tingkatan pertumbuhan mental fisik sosial dan

emosional (Hamalik 2008) Kesiapan adalah kondisi seseorang secara keseluruhan

yang dapat membuatnya siap untuk dapat memberikan respon atau jawaban dalam

suatu cara tertentu terhadap suatu situasi yang dihadapinya Maka seseorang akan

menyesuaikan kondisi tersebut dan akan berpengaruh atau memiliki kecenderungan

untuk memberi respon (Slameto 2010)

Definisi Kepuasan menurut Kotler dalam Abdurrahman dan Prasetyo

(2016) adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil

dengan harapannya Kepuasan dapat dilihat dari kesesuaian harapan dengan apa

yang didapat dari suatu pelayanan (Tjiptono dalam Abdurrahman dan Prasetyo

2016) Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin ldquosatisrdquo (artinya

cukup baik memadai) dan ldquofaciordquo (artinya melakukan atau membuat) sehingga

secara sederhana dapat diartikan sebagai lsquoupaya pemenuhan sesuatursquo (Tjitptono

dalam Hartono dan Wahyono 2015)

22 Definisi Keberhasilan

Dalam buku Djamarah dan Zain (2010) WJS Poerwadarminto berpendapat

bahwa keberhasilan adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan dikerjakan dan

3

sebagainya) Sedangkan menurut Masrsquoud Khasan Abdul Qohar keberhasilan

adalah apa yang telah dapat diciptakan hasil pekerjaan hasil yang menyenangkan

hati yanng diperoleh dengan jalan keuletan kerja

Keberhasilan dari sistem informasi ditentukan bagaimana sistem itu dapat

dijalankan oleh pengguna dengan efektif dan pengguna merasa puas menggunakan

sistem tersebut dan juga bagaimana perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari

sistem yang digunakannya Doll dan Torkzadeh dalam Istianingsih dan Wiwik

Utami (2009) menyatakan bahwa kepuasan pengguna sistem informasi dapat

digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu sistem informasi Kepuasan

pengguna akhir ini kemudian menjadi bagian dalam pengembangan model

keberhasilan sistem informasi selanjutnya

23 Definisi Pengguna Sistem

Dalam bukunya Rusdiana dan Irfan (2014) Pelaku sistem terdiri atas tujuh

kelompok yaitu sebagai berikut

1) Pemakai

Pada umumnya ada tiga jenis pemakai yaitu operasional pengawas

dan eksekutif

2) Manajemen

Ada tiga jenis manajemen yaitu manajemen pemakai yang bertugas

menangani pemakaian ketika sistem baru diterapkan manajemen sistem

yang diterapkan dalam pengembangan sistem manajemen umum yang

terlibat dalam strategi perencanaan sistem dan sistem pendukung

pengambilan keputusan

4

3) Pemeriksa

Pemeriksa menentukan segala sesuatunya berdasarkan ukuran

ukuran standar yang dikembangkan di banyak perusahaan sejenis

4) Penganalisis sistem

Fungsi dari penganalisis sistem antara lain sebagai berikut

a) Arkeolog yaitu menelusuri cara sistem lama berjalan sistem

tersebut dijalankan dan segala hal menyangkut sistem lama

b) Inovator yaitu membantu mengembangkan dan membuka

wawasan pemakai bagi kemungkinan lain

c) Mediator yaitu menjalankan fungsi komunikasi dari semua level

antara lain pemakai manajer programmer pemeriksa dan pelaku sistem

lain yang mungkin belum memiliki sikap dan cara pandangan yang sama

dan

d) Pimpinan yaitu penganalisis sistem harus personal yang

berpengalaman dari programmer atau desainer

5) Pendesain Sistem

Pendesain sistem menerima hasil penganalisis sistem berupa

kebutuhan pemakai yang tidak berorientasi pada teknologi tertentu

kemudian ditransformasikan ke desaian arsitektur tingkat tinggi dan dapat

diformulasikan oleh programmer

6) Programmer

Setelah penganalisis sistem memberikan hasil kerjanya dan diolah

oleh pendesain sistem programmer dapat mulai bekerja

5

7) Personal Pengoperasian

Pelaku ini bertugas dan bertanggung jawab di pusat komputer

misalnya jaringan keamanan perangkat lunak pencetakan back-up

24 Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam organisasi yang membantu

kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi

yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi organisasi agar dapat

menyediakan laporan yang diperlukan oleh pihak luar (Sutabri 2012)

Menurut pandangan Hall dalam Kadir (2014) sistem informasi adalah

sebuah rangkaian prosedur formal di mana data dikelompokkan diproses menjadi

informasi dan didistribusikan kepada pemakai Sama halnya seperti menurut

Sidharta dalam (Rusmana 2015) bahwa sebuah sistem informasi adalah sistem

buatan manusia yang berisi himpunan terintegrasi dari komponen-komponen

manual dan komponen-komponen terkomputerisasi yang bertujuan untuk

mengumpulkan data memproses data dan menghasilkan informasi untuk pemakai

25 Definisi Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi sering dirancang dengan menggunakan software agar

informasi yang dihasilkan menjadi lebih akurat efisien dan tepat waktu (Davis

Alderman amp Robinson 1990) Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu sistem

yang mengumpulkan merekam menyimpan dan mengolah data untuk

menghasilkan informasi bagi para pembuat keputusan (Romney amp Steinbart 2012)

Terdapat 6 komponen dalam Sistem Informasi Akuntansi yakni

6

1 Orang yang menggunakan sistem

2 Prosedur dan instruksi yang digunakan untuk mengumpulkan mengolah

dan menyimpan data

3 Data tentang organisasi dan kegiatan bisnisnya

4 Software yang digunakan untuk mengolah data

5 Infrastruktur teknologi informasi meliputi komputer perangkat tambahan

dan peralatan komunikasi jaringan yang digunakan dalam Sistem

Informasi Akuntansi

6 Sistem pengendalian internal dan perangkat keamanan untuk menjaga data

Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2012) sebuah sistem informasi akuntansi

yang didesain dengan baik dapat

1 Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya dari produk dan jasa

2 Meningkatkan efisiensi

3 Meningkatkan pembagian pengetahuan

4 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari suatu rantai Supply

5 Meningkatkan struktur dari pengendalian internal

6 Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan

Menurut Sutabri (2004) sistem informasi akuntansi meliputi beragam

aktivitas yang berkaitan dengan siklus pemrosesan akuntansi perusahaan Meskipun

tidak ada dua organisasi yang identik tetapi sebagian besar mengalami jenis

kejadian ekonomi yang serupa Kejadian-kejadian ini menghasilkantransaksi-

7

transaksi yang dapat dikelompok menjadi empat siklus aktivitas bisnis yang umum

yaitu

1 Siklus pendapatan

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pendistribusian barang dan jasa

ke entitas-entitas lain dan pengumpulan pembayaran yang berkaitan

2 Siklus pengeluaran

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan barang dan jasa dari

entitas-entitas lain dan pelunasan kewajiban-kewajiban yang berkaitan

3 Siklus produksi

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pengubahan sumber daya menjadi

barang dan jasa

4 Siklus keuangan

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan dan manajemen dana

modal termasuk kas

26 Sistem Informasi Akuntansi Accurate

Salah satu contoh sistem informasi akuntansi adalah Accurate Penggunaan Sistem

Informasi Akuntansi (SIA) Accurate sesuai dengan salah satu tujuan utama sistem

informasi yaitu untuk menyajikan informasi sebagai pendukung pengambilan

keputusan perencanaan pengendalian dan perbaikan selanjutnya (Puspitawati amp

Anggadini 2011) SIA Accurate merupakan salah satu program akuntansi buatan

putra-putri bangsa Pengembang sistemnya (developer system) adalah CPSSoft (PT

Cipta Piranti Sejahtera) dan CPSSoft tidak melayani penjualan mereka fokus di

pengembangan program dan administrasi Versi pertama SIA Accurate adalah

8

Accurate 2000 Accounting Software yang diliris sekitar tahun 2000 Sistem

Acccurate merupakan produk lokal yang sesuai dengan Pernyataan Standard

Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Perpajakan di Indonesia

261 SIA Accurate versi 5

SIA Accurate ini merupakan salah satu program pembukuan perusahaan

dalam varian paket modul lengkap siap pakai dan tersedia untuk varian

project ataupun manufaktur yang bisa diaplikasikan di berbagai jenis dan

skala usaha kecil menengah bagi perusahaan baik yang bergerak di bidang

trading distribusi service atau manufaktur dan lain sebagainya SIA

Accurate ini menyediakan layanan dengan menggunakan Bahasa Indonesia

sehingga penggunaan sistem ini akan mudah dipahami oleh masyarakat

Indonesia

SIA Accurate versi 5 memiliki 3 varian paket dengan beragam

modul yang ditawarkan bagi setiap perusahaan yaitu Standard Edition

Deluxe Edition dan Enterprise Edition Untuk varian Standar Edition

cocok untuk perusahaan skala kecil seperti jasa dan dagang yang hanya

cukup menghasilkan laporan keuangan standar tanpa perlu laporan

keuangan perproyek atau perdepartment Sedangkan Deluxe Edition

merupakan perpaduan dari beberapa modul standar ditambah dengan fungsi

berupa pengisian proyek dan departemen Kalau varian Enterprice Edition

cocok untuk perusahaan manufacturing karena sudah dilengkapi dengan

Bill Of Material Production Order Production Activity Finished

Production Activity dan bahkan dapat mengetahui selisih antara Bill Of

9

Material Budged dengan Production Activity Berikut tabel perbedaan

daftar modul dan fitur pada setiap varian paket

Tabel 2 1 Perbedaan Varian Accurate 5 (sumber wwwcpssoftcom)

Modul dan Fitur Standard

Edition

Enterprise

Edition

Deluxe

Edition

Modul Pembelian

Modul Penjualan Modul Persediaan Modul Buku Besar Modul Kas Bank Modul Aktiva Tetap Modul RMA Modul Proyek Modul Manufaktur

Transaksi berulang dengan pengingat Mengakses grafik laporan dengan

tabletsmartphone

262 Modul SIA Accurate versi 5

Berikut beberapa penjelasan modul yang tersedia

1 Modul Pembelian (Purchase Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Permintaan Pembelian (Purchase

Requisition Form) Formulir Pesanan Pembelian (Purchase Order

Form) Formulir Penerimaan Barang (Received Item Form) Formulir

Faktur Pembelian (Purchase Invoice Form) Formulir Retur Pembelian

(Purchase Return Form) dan Formulir Pembayaran Pembelian

(Purchase Payment Form)

2 Modul Penjualan (Sales Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Penawaran Penjualan (Sales

Quotation Form) Formulir Pesanan Penjualan (Sales Order Form)

10

Formulir Faktur Penjualan (Sales Invoice Form) Formulir Retur

Penjualan (Sales Return Form) dan Formulir Penerimaan Penjualan

(Sales Receipt Form)

3 Modul Persediaan (Inventory Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Barang dan Jasa (List Of Item)

Formulir Penyesuain Persediaan (Inventory Adjustment Form)

Formulir Pembiayaan Pesanan (Job Costing Form) Daftar Gudang

(List Of Warehouse) Formulir Grup Barang (Item Grouping Form)

Formulir Penyesuaian Harga Jual Barang (Set Selling Price Adjustment

Form) dan Formulir Pindah Barang (Item Transfer Form)

4 Modul Buku Besar (General Ledger Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Akun (List Of Account) Daftar Mata

Uang (List Of Currency) Informasi Perusahaan (Company Info)

Formulir Bukti Jurnal (Journal Voucher Form) Proses Akhir Bulan

(Period End Process) dan Laporan Keuangan (Financial Statemen)

5 Modul Kas Bank (Cash Bank Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Pembayaran (Payment Form

Formulir Penerimaan (Deposit Form) Buku Bank (Bank Book)

Formulir Rekonsiliasi Bank (Bank Reconcile Form)

6 Modul Aktiva Tetap (Fixed Asset Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Aktiva Tetap Baru (New Fixed Asset

Form) Daftar Tipe Aktiva Tetap Pajak (List Of Fiscal Fixed Asset

11

Type) Daftar Tipe Aktiva Tetap (List Of Fixed Asset Type) Daftar

Aktiva Tetap (Fixed Asset List)

7 Modul RMA (Return Merchandise Authorization Module)

Modul ini terdiri dari Formulir RMA (RMA Form) dan Formulir

RMA Action (RMA Action Form)

8 Modul Proyek (Project Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Bahan Baku Daftar Biaya Proyek

Formulir Work Price Analysis Formulir Proyek Formulir Material In

Used Formulir Project Survey Formulir Project Bill Formulir Project

Ending

263 Kelebihan SIA Accurate versi 5 dengan versi sebelumnya

Berikut beberapa perbedaan antara SIA Accurate versi 4 dan Accurate versi

5 yaitu

1 Adanya Fitur E-Faktur

Fitur E-Faktur dibuat untuk membantu pengguna SIA Accurate

terutama Pengusaha Kena Pajak (PKP) untuk menghasilkan laporan siap

pakai sekaligus sebagai pendukung kebijakan dari Direktorat Jendral

Pajak yang mewajibkan penggunaan E-Faktur bagi perusahaan PKP

2 Database Server Firebird 25

Database firebird yang digunakan di dalam aplikasi Accurate versi

4 adalah Firebird versi 21 dan untuk Accurate versi 5 ini dikembangkan

12

dengan menggunakan database Firebird 25 dengan konfigurasi Super

Classic(SC) yang sudah diakui secara umum

3 Lisensi SIA Accurate

Di Accurate sebelumnya lisensi Accurate berupa nomor serial di-

input langsung ke SIA Accurate di masing-masing komputer Pengguna

memerlukan bantuan customer support CPSSoft atau tenaga penjual

untuk mendapatkan nomor serial yang dimaksud Di Accurate 5 License

Manager yang berkomunikasi dengan License Server CPSSoft untuk

mendapatkan nomor serial lisensi kemudian dikirimkan ke komputer

Accurate Client secara otomatis

264 Kekurangan SIA Accurate versi 5

1 Tidak bisa di Custom

SIA Accurate adalah software paket Kenapa tidak bisa Karena SIA

Accurate sudah mensurvei ke perusahaan-perusahaan dari UMKM

UKM di Indonesia dan Perusahaan menengah ke atas Jadi SIA Accurate

di buat sesuai dengan kebutuhan perusahaan-perusahaan di Indonesia

sesuai dengan PSAK dan perpajakan di Indonesia juga Laporan dan

form seperti PO Invoice dan lain-lain masih bisa di custom

2 Tidak mencakup Seluruh Operasional Perusahaan

Basic dari program SIA Accurate adalah accounting software bukan

oprasional software Contoh seperti pembayaran gaji perkaryawan belum

bisa di 5 bisa di catat secara global saja Untuk pencatatan gaji

13

perkaryawan dan SIA Accurate pajaknya baru bisa di SIA Accurate

Online

3 Tidak mendapatkan Training Pembelian Baru

Dulu SIA Accurate memang mempaket kan dalam pembelian baru

SIA Accurate maka mendapatkan training namun harganya lebih mahal

Sekarang sudah banyak SMK dan Universitas di Indonesia yang bekerja

sama dengan SIA Accurate sehingga SDM siap pakainya sudah banyak

Maka dari itu SIA Accurate menekan harga software semurah mungkin

dan jika di perusahaan Anda sudah ada karyawan yang sudah bisa

menggunakan SIA Accurate Kenapa harus mengambil jasa training

Jadi training di SIA Accurate sangat flexibel tergantung kebutuhan

perusahaan

27 Konsep Dasar Kesiapan Teknologi (Technology Readiness)

Penelitian Sheu amp Kim (2008) yang melibatkan 50 organisasi sebagai obyek

penelitian menyatakan bahwa tingkat kesiapan yang rendah menjadi sebab

kegagalan proyek SI khususnya kesiapan pengguna yang paling dominan

berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi SI Penelitian Sheu dan Kim

menunjukkan bahwa faktor kesiapan pengguna lebih kuat pengaruhnya terhadap

keberhasilan proyek SI dibandingkan dengan keterlibatan pengguna dalam proyek

SI

Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa adanya proses penerapan

teknologi atau sistem pada suatu organisasi menyebabkan beberapa tantangan baru

14

bagi organisasi tersebut seperti beberapa pengguna yang memiliki tingkat kesiapan

rendah pada sistem atau teknologi baru akan mengalami kesulitan dalam

mempelajari hal baru bahkan beberapa pengguna baru lainnya dapat memberikan

penolakan merasa enggan atau tidak mampu dalam menggunakan teknologi atau

sistem baru tersebut sehingga penerapan teknologi atau sistem baru pada organisasi

tersebut akan menjadi sia-sia bahkan gagal Oleh karena itu dengan adanya suatu

pengukuran dan penilaian dalam tingkat kesiapan dan kemampuan pengguna suatu

teknologi maka akan meminimalisir tingkat kesalahan kesulitan dan resiko yang

ada (Pambudi 2015)

28 Konsep Dasar Keberhasilan Sistem Informasi (Success SI)

Selama bertahun-tahun para peneliti dan praktisi telah berusaha untuk berhasil

dalam mengelola proyek SI sehingga dapat mencapai kinerja yang maksimal

Pengukuran keberhasilan proyek SI pun menjadi topik yang menarik di kalangan

peneliti dan praktisi tersebut sejak Standish Group mempublikasikan penemuan

mereka pada tahun 1994 Keberhasilan proyek adalah konsep utama tetapi teori

tersebut masih merupakan konsep yang ambigu Antara para peneliti dan praktisi

pun juga masih terjadi kurang sepakat tentang model tersebut Mereka cenderung

fokus pada satu atau sebagian dimensi Sehingga mereka belum mendapat

gambaran yang jelas tentang pengukuran keberhasilan SI

Subiyakto dan Ahlan (2014) mencoba menjawab permasalahan tersebut

dengan mengembangkan model alternatif pengukuran keberhasilan proyek

berdasarkan input-process-output (IPO) model Mereka membandingkan

15

mengadopsi mengadaptasi dan mengkombinasi teori sebelumnya yaitu Davisrsquos

IPO model teori keberhasilan proyek model Delone dan McLean dan kerangka

klasifikasi proyek

Pertama Subiyakto (2014) membandingkan dua model yaitu model Delone

dan McLean dan Model IPO Mereka menemukan bahwa model proses dan model

kausal Delone dan McLean tidak lengkap dalam istilah model IPO sebuah proyek

Model ini hanya fokus pada pemanfaatan dan layanan dari produk Dalam konteks

pengukuran keberhasilan proyek model ini kurang menjelaskan dimensi input dari

model IPO Dengan demikian model IPO lebih komprehensif dibandingkan model

Delone dan McLean

Kedua Subiyakto (2014) mengadopsi teori keberhasilan proyek

pengukuran keberhasilan SI Delone dan McLean dan kerangka klasifikasi proyek

Pengadopsian teori keberhasilan proyek dilaksanakan untuk mengembangkan

aspek kausalitas model Mereka mengadopsi semua variable model Delone dan

McLean serta tiga dari empat variabel kerangka klasifikasi proyek (McLeod amp

MacDonell 2011) yaitu konten proyek orang dan aksi konteks organisasi Hal ini

dikarenakan proses proyek akan diwakili oleh dimensi proses

Ketiga Subiyakto dan Ahlan (2014) menyesuaikan penempatan variable

sejalan dengan logika IPO dan definisi keberhasilan proyek Tiga penyesuaiannya

adalah sebagai berikut

a Menempatkan 2 dimensi model Delone dan Mclean (system creation dan

system utilization) ke dalam dimensi proses dari model Hal ini didukung

juga oleh beberapa peneliti bahwa proses proyek terdiri dari dua subproses

16

yaitu produksi produk dan pemanfaatannya Penempatan dimensi dampak

sistem dari model DeLone dan McLean sebagai dimensi output dari model

sejalan dengan definisi keberhasilan proyek

b Mengembangkan hubungan antara variabel dimensi input terhadap

variable dimensi proses Dalam hal ini masing-masing varibel dimensi

input memiliki hubungan terhadap masing-masing variabel dari dimensi

proses yang sejalan dengan model proses dan kausal dari IPO model

c Mengembangkan hubungan antara konteks organisasi terhadap semua

variabel dalam model yang berdasarkan konsep pengaruh lingkungan

sistem

Keempat model dikembangkan atas kombinasi dari empat teori yang telah

disebutkan sebelumnya Kombinasi ini dilakukan untuk menanggapi dua isu utama

di lingkup model keberhasilan proyek SI yaitu validitas dan kelengkapan

pengukuran model Kelengkapan model berarti model tersebut dikembangkan

untuk mencakup dimensi keseluruhan proyek dalam konteks aspek proses dan

kausal Validitas adalah berarti bahwa model ini mewakili secara teori keberhasilan

proyek Tiga dimensi utama yang dari model ini adalah dimensi input proses dan

output Dimensi proses terdiri dari dua subdimensi yaitu pembuatan sistem (system

creation) dan pemanfaatan sistem (system utilization) Model ini (Gambar 34)

mengandung 9 variabel dan 36 hubungan antar variable tersebut Konten proyek

(project content) orang dan aksi (people and action) dan konteks organisasi

(institutional contexts) adalah tiga variabel dimensi input Kualitas informasi

(information quality) kualitas sistem (system quality) kualitas layanan (service

17

quality) penggunaan (system use) dan kepuasan pengguna (user satisfaction)

adalah lima variabel untuk dimensi proses Manfaat bersih (net benefit) adalah

variabel untuk dimensi output

Gambar 2 1 Model Pengukuran Keberhasilan Proyek SI Berdasarkan Model IPO

(Subiyakto dan Ahlan 2014)

Selanjutnya pada tahun 2015 Subiyakto Ahlan Kartiwi dan Sukmana

memvalidasi model baru tersebut secara kualitatif untuk mengetahui kelayakan

model tersebut melalui Focus Group Study (FGS) Mereka melakukan 4 teknik FGS

yaitu interview konsultasi diskusi dan seminar Ada 16 partisipan (9 doktor 3

calon doktor dan 4 akademisi) dari 20 anggota terdaftar yang tergabung dalam

kelompok penelitian ini Mereka memiliki kepentingan keterampilan

penegtahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian SI Mereka juga dipilih

karena kredibilitas mereka sebagai key informants

18

Hasil dari FGS mengungkapkan delapan tema menyeluruh berkaitan dengan

validitas model dan kelayakan pelaksanaan penelitian Kemudian telah disimpulkan

dalam empat poin validasi yaitu kejelasan proses pemodelan penggunaan dasar

teoritis kewajaran metode penelitian dan ketersediaan sumber daya penelitian

Berdasarkan poin tersebut Subiyakto et al merevisi modelnya melalui

penyederhanaan jumlah hubungan antar variable dengan menghapus 6 hubungan

Model tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 2 2 Revisi Model (Subiyakto et al 2015)

29 Populasi Dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya Guritno dan Sudaryono (2011) Dalam metode

penelitian kata populasi amat populer dipakai untuk menyebutkan

serumpunsekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian Populasi penelitian

merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia hewan

tumbuh-tumbuhan udara gejala nilai peristiwa sikap hidup dan sebagainya

19

Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin 2006)

Jenis populasi terbagi dua yaitu

1) Populasi fitnit artinya jumlah individu ditentukan

2) Populasi infinit artinya jumlah individu tidak terhingga atau tidak

diketahui dengan pasti

Sampel ialah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut Sehingga pengambilan sampel harus menggunakan cara-cara tertentu yang

berdasarkan oleh pertimbangan-pertimbangan yang ada (Sugiyono 2011)

291 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel Terdapat dua metode dasar

penarikan sampel yaitu (Guritno amp Sudaryono 2011)

a Probability Sampling

Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel Beberapa metode penarikan sampel probabilitas

adalah sebagai berikut

1 Simple Random Sampling

Simple random sampling dikatakan sederhana karena pengambilan

sampel dari populasinya dilakukan secara acak tanpa memperhatikan status

atau tingkat pendidikan yang ada dalam suatu populasi

2 Stratified Random Sampling

20

Stratified Random Sampling merupakan suatu prosedur penarikan

sampel berstrata yaitu suatu subsampel acak sederhana yang ditarik dari

setiap strata atau tingkatan yang kurang lebih sama dalam beberapa

karakteristik (Siregar 2013)

3 Cluster Sampling

Cluster Sampling merupakan suatu prosedur penarikan sampel

probabilitas yang memilih subpopulasi yang disebut cluster Kemudian

setiap elemen di dalam kelompok cluster tersebut dipilih sebagai anggota

sampel

b Nonprobability Sampling

Nonprobability Sampling merupakan suatu prosedur penarikan

sampel yang bersifat subjektif Dalam hal ini probabilitas pemilihan

elemen-elemen populasi tidak dapat ditentukan Hal ini disebabkan setiap

elemen populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai

sampel Beberapa teknik pengambilan sampel nonprobabilitas sebagai

berikut (Guritno amp Sudaryono 2011)

1 Convience Sampling

Convience Sampling adalah teknik penarikan sampel berdasarkan

kemudahan Prosedurnya adalah semata-mata langsung menghubungi

unitunit penarikan sampel yang mudah dijumpai seperti mahasiswa dalam

satu kelas jamarsquoah tempat ibadah pengunjung toko dan lainnya Seringkali

pengambilan sampel ini dilakukan untuk menguji kuesioner atau penelitian

ekspolorasi

21

2 Quota Sampling

Quota Sampling adalah penarikan sampel berdasarkan kuota

Prinsipnya adalah karakteristik tertentu yang relevan menjelaskan dimensi

populasi Peneliti harus mengetahui distribusi populasi

3 Purposive Sampling

Purposive Sampling adalah penarikan sampel berdasarkan

pertimbangan atau kriteria tertentu

4 Snowball Sampling

Snowball Sampling adalah metode penarikan sampel dengan

responden yang berhasil diperoleh diminta untuk menunjukkan responden

lainnya secara berantai

5 Accidental Sampling

Accidental Sampling adalah metode penarikan sampel dimana

pemilihan anggota sampelnya dilakukan terhadap orangbenda yang

kebetulan ada atau dijumpai (Hadi 2016 Sugiyono 2011)

292 Teknik Menentukan Ukuran Sampel

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan ketepatan ukuran pengukuran penelitian

ini menggunakan metode analisis SEM Berdasarkan studi penelitian Monte Carlo

berbagai estimasi penentuan sampel yang disimpulkan

1 Model SEM dengan jumlah variabel laten sampai dengan lima buah dan

setiap konstruk dijelaskan 3 atau lebih indikator jumlah sampel 100-150

sudah dianggap memadai (Santoso 2011)

22

2 Ukuran sampel untuk model SEM adalah antara 100-200 atau dengan cara

jumlah indikator dikali 5 sampai 10 (Ferdinand AT 2000)

3 Ukuran sampel untuk estimasi Maximum Likehood harus setidaknya 5x

jumlah parameter bebas dalam model termasuk error (Bentler amp Chou

1987)

4 SEM yang menggunakan model estimasi maximum likehood estimation

(MLE) adalah 100-200 sampel (Ghozali 2011)

210 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2011) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang

paling utama dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data Dengan metode pengumpulan data yang tepat akan

memungkinkan peneliti untuk memperoleh data yang valid sehingga dapat

membantu dalam penelitian Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan

berbagai metode

1 Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

oleh peneliti untuk memperoleh informasi dengan cara berkomunikasi

langsung (seperti tanya jawab) antara pewawancara dan responden

2 Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab (Sugiyono dalam Setiawan 2016)

23

Kuesioner ini dapat membantu peneliti memperoleh informasi terkait

dengan permasalahan penelitian

3 Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

suatu pengamatan disertai dengan pencatatan terhadap keadaan atau

perilaku objek penelitian (Fathoni dalam Setiawan 2016) Observasi ini

dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai objek penelitian secara

keseluruhan

4 Studi Pustaka

Studi pustaka adalah teknik survei terhadap data yang telah ada

dengan menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu

yang berkepentingan mencari metode-metode serta teknik penelitian

baik dalam mengumpulkan data atau dalam menganalisis data yang telah

pernah digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu (Nazir dalam Yunita

2017)

211 Skala Likert

Menurut Sugiyono (2011) skala likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat

dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Sewaktu

menanggapi pertanyaan dalam skala likert responden menentukan tingkat

persetujuan mereka terhadap suatu pertanyaan dengan memilih salah satu dari

pilihan yang tersedia Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti

ini

24

1 Sangat tidak setuju

2 Tidak setuju

3 Kurang setuju

4 Setuju

5 Sangat setuju

Selain pilihan dengan lima skala seperti contoh di atas kadang digunakan juga

skala dengan tujuan atau sembilan tingkat Suatu studi empiris menemukan bahwa

beberapa karakteristik statistik hasil kuesioner dengan berbagai jumlah pilihan

tersebut ternyata sangat mirip (Dawes 2008)

212 PLS-SEM

PLS-SEM merupakan salah satu metode yang digunakan dalam menganalisis dan

dinilai kuat karena digunakan pada setiap jenis skala data seperti data interval data

nominal dan rasio serta syarat asumsi yang lebih fleksibel (Yamin amp Kurniawan

2011) Partial Least Square (PLS) dikembangkan pertama kalinya oleh Herman

Wold pada tahun 1975 Software yang digunakan untuk analisis menggunakan

PLS-SEM antara lain SmartPLS XLSTAT PLS-PM Visual PLS dan lainnya

PLS dapat digunakan untuk tujuan konfirmasi (seperti pengujian hipotesis)

dan tujuan eksplorasi PLS juga dapat menduga apakah terdapat atau tidak

hubungan antar variabel dan kemudian proposisi untuk pengujian Tujuan

utamanya adalah menjelaskan hubungan antar konstruk dan menekankan

pengertian tentang nilai hubungan tersebut Penggunaan PLS untuk prediksi dan

membangun teori serta sampel yang dibutuhkan relatif kecil dengan minimum

25

sepuluh kali item konstruk yang paling kompleks (Ghozali 2011 Ghozali amp

Hengky 2015 Yamin amp Kurniawan 2011)

Kepopuleran penggunaan PLS-SEM diantara para peneliti dan praktisi

adalah karena empat alasan Pertama algoritma PLS tidak terbatas hanya untuk

hubungan antara indikator dengan konstrak latennya yang bersifat reflektif saja

tetapi algoritma PLS juga dipakai untuk hubungan yang bersifat formatif Kedua

PLS dapat digunakan untuk menaksir model path dengan sample size yang kecil

Ketiga PLS-SEM dapat digunakan untuk model yang sangat kompleks (terdiri atas

banyak variabel laten dan manifes) tanpa mengalami masalah dalam estimasi data

Keempat PLS dapat digunakan ketika distribusi data sangat miring (skew) (Yamin

amp Kurniawan 2011)

Evaluasi model dalam PLS meliputi dua tahap yaitu evalusi outer model

atau model pengukuran dan evaluasi terhadap inner model atau model struktural

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Sarstedt 2017 Wong 2013 Yamin

2011)

1 Evaluasi Pengukuran Model (Outer Model)

Model ini meliputi pemeriksaan individual item reliability internal

consistency atau construct reliability average variance extracted dan

discriminant validity Ketiga pengukuran tersebut dikelompokkan dalam

convergent validity yaitu mengukur besarnya korelasi antara konstrak

dengan variabel laten Measurement model dilakukan untuk dapat

mengetahui hubungan antara konstrak (variabel) dengan indikator-

indikatornya (Yamin amp Kurniawan 2011)

26

Pemeriksaaan individual item reliability dapat melihat nilai

standardized loading factor Nilai ini menggambarkan besarnya korelasi

antara setiap item pengukuran (indikator) dengan konstraknya Untuk nilai

ideal loading factor berupa diatas 07 ini berarti bahwa indikator tersebut

sudah valid sebagai indikator yang dapat mengukur konstrak

Pengukuran lainnya dari convergent validity adalah melihat nilai

Average Variance Extracted (AVE) Nilai ini menggambarkan besaran varian

atau keragaman variabel manifes yang dapat dikandung oleh konstrak laten

Untuk nilai AVE ideal yaitu 05 hal ini berarti convergent validity baik

Artinya variabel laten dapat menjelaskan rata-rata lebih dari setengah varian

dari indikator-indikatornya

Discriminant validity dievaluasi melalui cross loading kemudian

membandingkan nilai AVE dengan kuadrat nilai korelasi antar konstrak

Ukuran cross loading adalah membandingkan korelasi dengan konstraknya

dan konstrak blok lainnya hal ini menunjukkan konstrak tersebut

memprediksi ukuran pada blok mereka dengan lebih baik dari blok lainnya

Ukuran discriminant validity lainnya adalah bahwa nilai akar AVE harus

lebih tinggi daripada korelasi antara konstrak dengan konstrak lainnya atau

nilai AVE lebih tinggi dari kuadrat korelasi antara konstrak

2 Evaluasi Struktural Model (Inner Model)

Pengukuran struktural model dilakukan untuk dapat mengetahui hubungan

antara konstrak yang dihipotesiskan oleh peneliti(Yamin amp Kurniawan

27

2011) Dalam model ini terdapat beberapa tahap dalam melakukan

evaluasinya

Tahap pertama adalah dengan melihat signifikansi hubungan antara

konstrak Hal ini dapat dilihat dari koefisien jalur (path coefficient) yang

menggambarkan kekuatan hubungan antara konstrak Pengukuran path

coefficient (β) memiliki nilai ambang batas diatas 01 hal ini untuk

menyatakan bahwa jalur (path) yang dimaksud mempunyai pengaruh di

dalam model

Tahap kedua adalah dengan mengevaluasi nilai R2 (coefficient of

determination) Nilai ini menjelaskan varian dari tiap target endogenous

variabel dengan standar pengukuran sekitar 067 sebagai kuat sekitar 033

moderat dan dibawah 019 menunjukan tingkat varian yang lemah

Tahap ketiga adalah dengan melihati nilai t-test dengan metode

boostrapping menggunakan uji two-tailed dengan tingkat signifikansi 5

untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian Bila nilai t-test lebih besar dari

196 maka hipotesis penelitian yang dibuat dapat diterima

Tahap keempat yaitu pengujian f2 (effect size) Pengujian ini dilakukan

untuk dapat memprediksi pengaruh variabel tertentu terhadap variabel

lainnya dalam struktur model dengan nilai ambang batas sekitar 002 untuk

pengaruh kecil 015 untuk pengaruh menegah dan 035 untuk pengaruh yang

besar f2 dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

28

Tahap kelima yaitu pengujian 1198762 (predictive relevance) dengan

menggunakan metode blindfolding untuk dapat memberikan bukti bahwa

variabel tertentu yang digunakan dalam suatu model yang dibuat mempunyai

keterkaitan prediktif (predictive relevance) dengan variabel lainnya dalam

model tersebut dengan nilai ambang batas pengukuran di atas nol

Tahap keenam yaitu melakukan pengujian 1199022 (Relative Impact) dengan

menggunakan metode blindfolding juga untuk dapat mengukur relatif

pengaruh sebuah keterkaitan antara prediktif sebuah variabel tertentu dengan

variabel lainnya yang memiliki nilai ambang batas sebesar 002 untuk

pengaruh kecil 015 untuk pengaruh sedang dan 035 untuk pengaruh besar

Rumus yang digunakan dalam perhitungan 1199022 adalah sebagai berikut

211 Model yang Diadopsi

Model yang digunakan pada penelitian ini adalah model kesiapan dan keberhasilan

SI oleh Subiyakto (2017) Gambar model penelitian ini dapat dilihat di bab satu

pada gambar 11 Berikut model yang diajukan pada penelitian ini

Variabel TRI dan Keberhasilan SI

Berikut dijabarkan pengertian dari variabel yang diadopsi ke dalam model TRI

dan Keberhasilan SI lengkap dengan referensi model tersebut

29

Tabel 2 2 Variabel TRI dan Keberhasilan SI Variabel Pengertian Referensi

Optimsm (OPT) Visi yang positif tentang teknologi dan keyakinan kontrol

yang lebih besar fleksibilitas dan efisiensi dalam

kehidupan manusia (Parasuraman

amp Colby

2015

Subiyakto

2017)

Innovativness

(INN)

Kecenderungan untuk menjadi pelopor pemimpin atau

opinion-former dalam penggunaan teknologi

Discomfort (DIS) Persepsi tentang kurangnya kontrol atas teknologi dan

perasaan tertekan dalam penggunaan teknologi

Insecurity (INS) Ketidakpercayaan teknologi dan skeptisis kemampuan

diri untuk menggunakannya dengan tepat

Information

Quality (INQ)

Tingkat sejauh mana informasi yang dihasilkan secara

konsisten memenuhi persyaratan dan harapan pengguna

(Delone amp

McLean

2003

Subiyakto

2017)

System Quality

(SYQ)

Tingkat untuk mendeskripsikan kualitas dari konten yang

dimiliki sistem informasi

Service Quality

(SVQ)

Tingkat untuk menilai sebarapa baik kualitas layanan

kepada pengguna

User Satisfaction

(USF) Kepuasan pengguna menggunakan sistem informasi

Success

Information

System (SIS)

Pencapaian sistem informasi berdasarkan perencanaan

pengembangannya

Indikator TRI dan Keberhasilan SI

Setelah penjabaran dari pengertian variabel berikut ini adalah penjabaran

pengertian dari indikator-indikator yang diadopsi ke dalam model lengkap dengan

referensinya

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI

Indikator Definisi Referensi

Easiness (OPT1) Tingkat yang terkait dengan kemampuan suatu sistem

untuk memberikan kebebasan dari kendala kesulitan dan

masalah

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Connectivity

(OPT2)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan suatu sistem

untuk berhasil terhubung dengan sistem lain

Efficiency (OPT3) Tingkat yang terkait dengan pencapaian sistem untuk

menghasilkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk mencapai output

Effectiveness

(OPT4)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan sistem untuk

mencapai tujuan penggunaannya

Productivity

(OPT5)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

menghasilkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk menghasilkan output

30

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI (lanjutan)

Indikator Definisi Referensi

Problem Solving

(INN1)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

menemukan solusi terhadap masalah

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Independence

(INN2)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan sistem untuk

mendukung penggunanya agar bebas dari kontrol atau

pengaruh

Challenge (INN3) Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

berhasil menangani atau mencapai sesuatu dalam situasi

atau masalah yang sulit

Stimulatioon

(INN4)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

mendorong sesuatu untuk terjadi berkembang atau

membaik

Competitiveness

(INN5)

Tingkat yang terkait kemampuan sistem untuk sukses

pengguna dibanding kompetitornya

Complexity (DIS1) Tingkat yang terkait dengan fitur sistem yang

membingungkan atau sulit dipahami

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Difficulty (DIS2) Tingkat yang terkait dengan kondisi suatu sistem yang

tidak dapat dioperasikan dengan mudah

Dependence (DIS3) Tingkat yang terkait dengan kondisi suatu sistem yang

membutuhkan pihak lain untuk mengoperasikannya

Lack of Support

(DIS4)

Tingkat yang terkait dengan sistem yang tidak memiliki

atau cukup dukungan dalam operasinya

Inappropriateness

(DIS5) Tingkat yang berkaitan dengan keadaan yang tidak pantas

Failure (INS1) Tingkat yang terkait dengan kemungkinan bahwa sistem

tidak menyenangkan atau terdapat hal berbahaya yang

bisa terjadi

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Threat (INS2) Tingkat yang terkait dengan situasi sistem yang bisa

menimbulkan kerugian atau bahaya

Reducing

Interaction (INS3)

Tingkat yang terkait dengan implementasi sistem yang

membuat interaksi manusia semakin berkurang dalam

ukuran jumlah dan kepentingan

Distraction (INS4) Tingkat yang terkait dengan penggunaan sistem lebih

diperhatikan dan mencegah orang berkonsentrasi pada

hal lain

Incredulity (INS5) Tingkat yang terkait dengan keraguan sistem dari

penggunaannya

Accuracy (INQ1) Tingkat kelayakan dari informasi yang dihasilkan

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Timeliness (INQ2) Tingkat presisi dari proses pengolahan informasi SI pada

durasi waktu yang direncanakan

Completeness

(INQ3)

Tingkat dari informasi yang dihasilkan oleh SI utuh atau

tanpa ada bagian yang hilang

Consistency (INQ4) Kecenderungan dari SI untuk masih mendemonstrasikan

informasi yang sama dalam operasi layanan

pemeliharaan atau kualitas

Relevance (INQ5) Tingkat keterkaitan dari informasi yang dihasilkan oleh

SI dengan pokok bahasannya

31

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI (lanjutan)

Indikator Definisi Referensi

Ease of Use

(SYQ1)

Tingkat kebebasan SI dari kendala kesulitan dan

masalah selama penggunaannya

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Maintainability

(SYQ2)

Tingkat yang terkait dengan kemudahan SI dalam

pemeliaharaannya

Response Time

(SYQ3)

Tingkat yang terkait dengan jumlah waktu yang

dibutuhkan untuk menanggapi perintah dari pengguna

tersebut

Fuctionality

(SYQ4)

Tingkat yang terkait dengan SI dapat dioperasikan sesuai

dengan persyaratan yang telah direncanakan

Safety (SYQ5) Tingkat kekebalan SI dari serangan yang tak terduga

bahaya atau kerusakan

Responsiveness

(SVQ1)

Tingkat reaksi SI untuk melayani penggunanya dengan

cara waktu dan situasi yang sesuai

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Flexibilty (SVQ2) Tingkat adaptasi SI untuk melayani penggunanya sesuai

dengan kebutuhan yang diminta

Security (SVQ3) Tingkat keamanan dari sistem yang terintegrasi untuk

melayani pengguna dengan aman dari serangan bahaya

atau kerusakan yang tak terduga

Fuctionality

(SVQ4)

Tingkat yang terkait dengan cakupan layanan SI sesuai

dengan persyaratan fungsional

Extension (SVQ5) Tingkat yang terkait dengan cakupan layanan tambahan

SI yang melebihi persyaratan fungsional

Efficiency (USF1) Tingkat kepuasan pengguna SI berdasarkan pada

pencapaian sistem untuk menghasilkan output

dibandingkan dengan sumber daya yang dibutuhkan

untuk mencapai output (Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Effectivity (USF2) Tingkat kepuasan pengguna SI berdasarkan pada

kemampuan sistem untuk memenuhi kebutuhan

pengguna untuk mencapai tujuannya

Flexibility (USF3) Tingkat kepuasan pengguna SI yang terkait dengan

kemampuan beradaptasi dari sistem sesuai dengan

kebutuhan yang diminta

Overall Satisfaction

(USF4)

Tingkat kepuasan pengguna SI terkait dengan

kecukupan keseluruhan aspek sistem

IS Efficiency (SIS1) Tingkat yang terkait dengan perbandingan dari nilai

output SI dan sumber daya yang dibutuhkan untuk

mencapai output

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei 2013

Subiyakto

2017)

IS Effectivity (SIS2) Tingkat yang terkait dengan kapabilitas kemampuan

sistem untuk memenuhi kebutuhan pengguna untuk

mencapai tujuannya

User Satisfaction

(SIS3)

Sejauh mana SI dapat membantu pengguna menciptakan

nilai bagi bisnis mereka

Productictivity

Improvement

(SIS4)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

meningkatkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk menghasilkan output

Competitive

Advantage (SIS5)

Tingkat yang terkait dengan posisi yang menguntungkan

dari pengguna SI yang terintegrasi untuk bersaing dalam

kompetisi bisnis

32

2111 Model IPO Logic

Beberapa penelitian menggunakan input-process-output Logic pada model

penelitiannya Logika IPO di adopsi untuk tujuan yang sama dalam

pengukuran kualitas dari suatu sistem Teori dasar sistem ini digunakan untuk

dapat memberi gambaran akan konsep sistematis dari suatu sistem (Subiyakto

et al 2014) Model logika komputer IPO logic yang digunakan milik Davis

(1998) dan Kellogg (2004) sampai saat ini masih banyak digunakan dalam

penelitian di bidang teknologi dan informasi Logika IPO ini digunakan pada

penelitian yang bertujuan dalam hal pengukuran kualitas suatu sistem

Teori dasar IPO digunakan juga untuk menggambarkan konsep

sistematis dari suatu sistem dan mudah dimengerti oleh para pengguna para

desainer pun juga dapat mengevaluasi dan memperbaiki desain (Davis 1998

Kellogg 2004) Model logic bila digambarkan secara langsung belum tentu

dapat dilihat hubungan sebab-akibat atau hubungan tujuan dan dampak dari

program ataupun proyek secara langsung Namun ini bukan berarti bahwa

program tersebut dikatakan tidak berhasil tetapi kemungkinan adanya bahwa

program sebagai salah satu dari banyak faktor yang dapat mempengaruhi

suatu dampak yang dapat ditimbulkannya (Solihin Dadang 2012) Berikut

adalah gambar 25 merupakan alur dari IPO logic

Gambar 2 3 IPO LOGIC (Davis 1998)

33

2112 Model Kesiapan Teknologi (Technology Readiness)

Technology Readiness atau kesiapan penggunaan teknologi merupakan

kecenderungan sikap masyarakat dalam merangkul dan menggunakan

teknologi baru di rumah dan di tempat kerja (Parasuraman 2000)

Setiap orang bisa menjadi konsumen teknologi namun cara

mengimplementasikannya tergantung pada derajat kesiapan seseorang

dalam menerima teknologi tersebut Menurut Parasuraman (2000) langkah

pertama yang harus dilakukan dalam implementasi teknologi adalah

mengetahui kesiapan konsumen dalam menerima teknologi tersebut Dalam

konteks ini Technology Readiness Index dikembangkan oleh Parasuraman

(2000) untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana seseorang atau

organisasi siap untuk mengadopsi sebuah teknologi informasi Berikut

gambar terbaru dari model TRI 20

Gambar 2 4 Model TRI20 oleh Parasuraman dan Colby 2015

(Sumber Rockresearchcom)

34

TRI merupakan skala multy-item yang terdiri dari 36 pertanyaan untuk

mengukur technology readiness Skala 36-item terdiri dari empat dimensi

komponen keyakinan yang berkaitan dengan teknologi yang memperngaruhi

tingkat seseorang dalam Technology Readiness Keyakinan ini menetapkan

kesediaan seseorang untuk berinteraksi dengan teknologi baru Seiring

berjalannya waktu dan perkembangan IT yang meningkat dengan pesat maka

pemilik model melakukan pembaharuan di tahun 2014 bersama Charles L

Colby sehingga menghasilkan model TRI 20 tetap dengan mempertahankan

4 dimensi sebelumnya namun perubahan serta pembaharuan instrumen

menjadi 16 butir Model TRI 20 ini terdiri dari empat dimensi dua adalah

kontributor dan dua lagi adalah inhibitor pada adopsi teknologi

Kontributornya sebagai berikut

1 Optimism (kepercayaan diri) yaitu menggambarkan sebuah ekspektasi

dari kebenaran positif teknologi

2 Innovativeness (inovasi) yaitu mengenai otoritas penggunaan teknologi

Sedangkan inhibitor adalah

3 Discomfort (ketidaknyamanan) adalah keraguan tentang jaminan orang

awam akan pengalamannya dengan teknologi

4 Insecurity (ketidakamanan) adalah resiko kemungkinan orang-orang

melakukan transaksi berbasis teknologi (technology-based transactions)

Sebagai kontributor optimisme dan inovasi sebagai penggerak dari

Technology Readiness Pada kenyataannya skor tinggi diukur pada dimensi-

dimensi ini yang pada umumnya akan memperbesar kesiapan teknologi

35

(Technology Readiness) Sabaliknya ketidaknyamanan dan ketidakamanan

mencegah atau menunda berkecenderungan membuat orang-orang untuk

menggunakan teknologi baru Dengan demikian skor tinggi yang diukur pada

dimensi-dimensi ini akan menurunkan seluruh kesiapan teknologi

(Technology Readiness) Selama bertahun-tahun TRI telah banyak

bermanfaat bagi para peneliti yang tertarik pada media sosial akses mobile

dan layanan teknologi lainnya Skala 36-item yang di bangun oleh

Parasurman telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa untuk memfasilitasi

perkembangannya di banyak Negara dan telah digunakan di berbagai sektor

layanan termasuk pendidikan perbankan telekomunikasi kesehatan dan

layanan professional lainnya

Parasuraman (2000) memberikan tiga kategori pada pengukuran

Technology Readiness Index yaitu

1 High Technology Readiness (TRI gt 351)

2 Medium Technology Readiness (29 =lt TRI =lt 351)

3 Low Technology Readiness (TRI =lt 289)

Terdapat 5 segmen kategori pengguna sistem yang didefiniskan oleh

Parasuraman dan Colby (2015)

1 Explolers Memiliki optimisme dan rasa inovatif yang tinggi terhadap

teknologisistem sehingga memiliki antusiasme terhadap penggunaan

teknologisistem informasi

2 Pioneer Memiliki optimisme dan rasa inovatif yang tinggi terhadap

teknologisistem namun memiliki sikap kritis terhadap penggunaan

36

teknologisistem informasi Hal tersebut menyebabkan pengguna akan

selektif dalam penggunaan teknologisistem informasi

3 Paranoids Memiliki rasa optimis terhadap teknologisistem namun

memiliki rasa inovatif yang rendah Pengguna kategori ini memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang tinggi terhadap penggunaan

teknologisistem Hal ini menyebabkan rendahnya antusiasme terhadap

penggunaan teknologi

4 Laggards Memiliki rasa optimis dan rasa inovatif terhadap

teknologisistem yang rendah Jenis pegguna seperti ini memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang tinggi terhadap penggunaan

teknologisistem Hal ini menyebabkan penolakan terhadap penggunaan

teknologi

5 Skeptics Memiliki rasa optimis dan rasa inovatif yang rendah terhadap

teknologisistem Jenis pegguna seperti ini juga memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang rendah terhadap penggunaan

teknologisistem Pengguna seperti ini akan menerima teknologisistem

namun tidak memiliki antusiasme terhadap teknologisistem

37

2113 Model Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information)

Gambar 2 5 Model Keberhasilan SI (DeLone amp McLean 1992)

Model keberhasilan ini didasarkan pada proses dan hubungan kausal

dari dimensi-dimensi di model Model ini tidak mengukur ke enam dimensi

pengukuran keberhasilan sistem informasi secara independen tetapi

mengukurnya secara keseluruhan satu mempengaruhi yang lainnya

Pertimbangan proses beragumentasi bahwa suatu sistem terdiri dari

beberapa proses yaitu satu proses mengikuti proses lainnya Suatu model

proses mengusulkan bahwa suatu sistem informasi terdiri dari beberapa

proses yaitu sebagai berikut ini

a Suatu sistem informasi mula-mula dibuat berisi dengan banyak fitur

yang dapat memperlihatkan beberapa tingkat kualitas sistem dan

informasinya

b Pemakai-pemakai dan manajer-manajer mempunyai pengalaman dengan

fitur-fitur tersebut dengan menggunakan sistemnya entah mereka puas

atau tidak puas dengan sistemnya atau produk informasinya

38

c Penggunaan dari sistem dan produk informasinya kemudian mempunyai

dampak atau pengaruh (influence) di pemakai individual di dalam

melakukan pekerjaannya dan dampak-dampak individu ini secara

kolektif akan berakibat pada dampak- dampak organisasional

Berbeda dengan model proses model kausal (causal model) atau

disebut juga dengan model varian (variance model) berusaha untuk

menjelaskan kovarian (covariance) dari elemen-elemen model untuk

menentukan apakah variansi dari satu elemen dapat dijelaskan oleh variansi

dari elemen-elemen lainnya atau dengan kata lain untuk menentukan apakah

terjadi hubungan kausal diantara mereka Misalnya semakin tinggi kualitas

sistem diharapkan akan menyebabkan kepuasan pemakai dan penggunaan

yang lebih tinggi yang selanjutnya akan memperngaruhi secara positif

produktivitas individual dengan hasil peningkatan produktivitas

organisasional Model kausal ini menunjukkan bagaimana arah hubungan

satu elemen dengan elemen lain apakah menyebabkan lebih besar

(mempunyai pengaruh positif) atau lebih kecil (mempunyai pengaruh

negatif)

Dari model proses dan kausal ini maka dapat dijelaskan bahwa kualitas

sistem (system quality) dan kualitas informasi (information quality) secara

mandiri dan bersama-sama mempengaruhi baik penggunaan (use) dan

kepuasan pemakai (user satisfaction) Besarnya penggunaan (use) dapat

mempengaruhi kepuasan pemakai (user satisfaction) secara positif atau

negatif Penggunaan dan kepuasan pemakai mempengaruhi dampak

39

individual (individual impact) dan selanjutnya mempengaruhi dampak

organisasional (organization impact) Sejak tahun 1992 sampai tahun 2002

banyak penelitian yang telah merujuk dan menggunakan model Delone dan

McLean (1992) Kepopuleran model ini menunjukkan bukti yang kuat dari

kebutuhan untuk mengintegrasikan penemuan-penemuan riset secara

komprehensif di bidang sistem informasi Model ini banyak mengundang

perhatian dari para peneliti salah satunya adalah Peter B Seddon yang

melontarkan kritik terhadap model yang diajukan oleh DeLone amp Mclean

Menurut Seddon dalam Jogiyanto (2007) masalah utama dari model

DampM (DeLone amp McLean) adalah mencoba mengkombinasikan proses dan

penjelasan kausal dari keberhasilan sistem informasi di model mereka

Dengan demikian model mereka tercampur antara model proses (process

model) dan model varian (variance model) Menanggapi kritik Seddon

tersebut yang menyatakan bahwa proses dan kausal adalah dua konsep yang

berbeda dan membingungkan untuk digabungkan DeLone dan McLean

(2003) menyetujui kritik ini Pembuatan model keberhasilan sistem informasi

DampM (DampM Information Success Model) dipicu oleh suatu proses

pembuatan informasi dan dampak dari penggunaan sistem informasinya

DeLone dan McLean mendasarkan modelnya pada model proses yang terdiri

dari tiga komponen proses yaitu

a Pembuatan dari suatu sistem informasi

b Penggunaan sistem informasi tersebut

c Konsekuensi atau dampak dari penggunaan sistem

40

Masing-masing dari proses-proses ini diperlukan (necessary) tetapi

masih belum cukup (not sufficient) untuk suatu kondisi supaya dapat

memberikan hasil (outcome) Misalnya tanpa penggunaan sistem tidak akan

ada konsekuensinya atau manfaatnya Demikian juga dengan pemakaian

sistem mungkin juga tidak akan dihasilkan manfaat Dengan demikian untuk

memahami seluruh dimensi dari keberhasilan sistem informasi model varian

atau model kausal diperlukan

Kritik lainnya oleh Seddon tentang pemakaian sistem (system use)

adalah suatu perilaku (behavior) sehingga harus dikeluarkan sebagai

pengukur sukses dari model kausal DeLone dan McLean (2003) tidak

sependapat dengan kritik ini Mereka berargumentasi bahwa pemakaian

sistem (use) harus mendahului dampak dan manfaat mereka percaya bahwa

pemakaian sistem merupakan pengukur yang tepat untuk mengukur sukses di

kebanyakan kasus

DeLone dan McLean (2003) lebih lanjut mengatakan bahwa

permasalahan dengan menggunakan pemakaian sistem (use) sebagai

pengukur keberhasilan adalah pada definisinya yang terlalu sederhana tanpa

memperhatikan sifat dari penggunaannya Peneliti-peneliti harus

mempertimbangkan sifat (nature) perluasan (extent) kualitas (quality) dan

ketepatan (appropriateness) dari pemakaian sistem Sehingga penghapusan

pemakaian sistem (use) dari model ditolak oleh Delone dan McLean (2003)

Selain itu kenyataannya juga pemakaian sistem (system use atau system

41

usage) masih digunakan di banyak riset-riset empiris dan berlanjut

dikembangkan dan diuji oleh peneliti-peneliti sistem informasi

Dari kontribusi-kontribusi penelitian-penelitian sebelumnya dan akibat

perubahan-perubahan dari peran dan penanganan sistem informasi yang telah

berkembang DeLone dan McLean (2003) memperbarui modelnya dan

menyebutnya sebagai model keberhasilan sistem informasi DampM yang

diperbarui (updated DampM IS Success model) Hal-hal yang diperbarui dalam

model ini adalah sebagai berikut

a Menambah dimensi kualitas pelayanan (service quality) sebagai

tambahan dari dimensi-dimensi kualitas yang telah ada

b Menggabungkan dampak individual (individual impact) dan dampak

organisasional (organizational impact) menjadi satu variabel yaitu

manfaatmanfaat bersih (net benefits)

c Menambahkan dimensi minat memakai (intention to use) sebagai

alternative dari dimensi pemakaian (use)

d Pemakaian (use) dan kepuasan pemakai (user satisfaction) sangat erat

berhubungan Pemakaian (use) harus mendahului kepuasan pemakai

(user satisfaction) sebagai suatu proses tetapi pengalaman yang positif

karena menggunakan (use) akan mengakibatkan kepuasan pemakai yang

lebih tinggi sebagai suatu kausal Secara sama peningkatan kepuasan

pemakai akan mengakibatkan peningkatan minat menggunakan

(intention to use) dan kemudian akan menggunakan (use)

42

e Jika manfaat-manfaat bersih (net benefits) positif akan menguatkan minat

memakai dan menggunakan serta tingkat kepuasan pemakai Umpan

balik ini masih valid bahkan untuk manfaat-manfaat bersih yang negatif

f Model yang diperbarui mempunyai arah panah untuk

mendemonstrasikan hubungan yang diusulkan antar dimensi-dimensi

keberhasilan dalam bentuk proses tetapi tidak menunjukkan arah

hubungannya yang positif atau negatif dalam bentuk kausal

Dari hasil analisis tersebut maka Delone dan McLean (2003)

mengusulkan suatu model yang diperbarui yang nampak pada gambar berikut

ini

Gambar 2 6 Model Keberhasilan SI (DeLone amp McLean 2003)

43

212 Penelitian Sejenis

Tabel 2 3 Penelitian Sejenis

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

1 Peranan Sistem Informasi

Akuntansi dalam Efektifitas

Pelaporan Informasi Akuntansi

Pertanggungjawaban pada PT

Pos Indonesia (Persero)

Manado (Koloay Morasa amp

Elim 2014)

DeLone and

McLean

1 System Quality

2 Information

Quality

3 Service Quality

4 Information Use

5 User Satisfaction

6 Net Benefit

Untuk mengetahui bagaimana

peranan sistem informasi

akuntansi pertanggungjawaban

kantor cabang PT Pos

Indonesia (Persero) Manado

Penelitian menyimpulkan bahwa Sistem

Informasi Akuntansi pada PT Pos

Indonesian (Persero) Manado telah

berperan secara efektif dalam pelaporan

informasi akuntansi pertanggungjawaban

kantor cabang Terbukti dengan

terpenuhinya karakteristik output kualitatif

berupa informasi yang menjelaskan telah

tercapainya tujuan dalam perusahaan

2 Kajian Keberhasilan

Penggunaan Sistem Informasi

Accurate Dengan

Menggunakan Model

Kesuksesan Sistem Informasi

DeLone Dan Mclean (Hudin amp

Riana 2016)

Updated

DeLone dan

McLane (2003)

1 System quality

2 Information

quality

3 Service quality

4 Use

5 User satisfaction

6 Net benefit

Penelitian ini akan

menganalisis faktor-faktor

yang mengukur keberhasilan

model kesuksesan sistem

informasi DeLone amp McLean

terhadap pengguna Sistem

Informasi Akuntansi Accurate

di enam perusahaan di Kota

Sukabumi

Penelitian ini membuktikan bahwa kualitas

informasi dan kualitas pelayanan tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel

penggunaan dan variabel lainnya teruji

signifikan dalam mengukur keberhasilan

penggunan Sistem Accurate dengan nilai

R-square 057 untuk penggunaan 094

untuk kepuasan pengguna dan 094 untuk

manfaat bersih Selain itu nilai Goodness

of Fit (GoF) sebesar 072 atau 72

sehingga model dinyatakan telah sesuai

secara substansial dalam

merepresentasikan hasil penelitian

44

Tabel 23 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

3 Evaluasi Net Benefit Sistem

Informasi Akuntansi Pada

Software Akuntansi Accurate

dan Zahir MenurutModel

Delone amp Mclean 2003

(Tjahjanadi amp Sarosa)

Updated

DeLone dan

McLane (2003)

1 System quality

2 Information

quality

3 Service quality

4 Use

5 User satisfaction

6 Net benefit

menganalisis Net Benefit

software akuntansi menurut

model kesuksesan DeLone amp

McLean (2003)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Information Quality System Quality dan

Service Quality berpengaruh terhadap User

Satisfaction User Satisfaction berpengaruh

terhadap Net Benefit Akan tetapi

Information Quality System Quality dan

Service Quality tidak berpengaruh terhadap

Use Use tidak berpengaruh terhadap User

Satisfaction dan Use tidak berpengaruh

terhadap Net Benefit

4 Evaluasi Kesiapan Pengguna

dalam Adopsi SI Terintegrasi

di bidang Keuangan

Menggunakan Metode TRI

(Florestiyanto 2012)

Technology

Readiness Index

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Melakukan evaluasi kesiapan

pengguna dalam adopsi TIK

diukur dari keyakinan positif

dan keyakinan negatif

pengguna terhadap teknologi

dengan mengadiopsi TRI 10

Seluruh variable penelitian berpengaruh

terhadap technology readiness

5 Analisis Kesiapan Pengguna

Sistem Informasi Akademik

(Pambudi 2015)

Technology

Readiness Index

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Melakukan analisis kesiapan

kompetensi teknologi

pengguna pada proses

implementasi SIA di PNM

dengan menggunakan SEM-

PLS dan metode TRI

Seluruh variable Tri berpengaruh secara

signifikan terhadap Technology Readiness

faktor ketidaknyamanan menempati urutan

teratas dan inovasi urutan terbawah

45

Tabel 23 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

6 An Updated and

Streamline Technology

Readiness Index TRI 20

(Parasuraman amp Colby

2015)

TRI 20 1 Optimism

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Pada papper ini adanya

penyederhanaan indikator

dari 36 pada TRI versi 10

kini menjadi 16 variabel pada

TRI 20

Adanya perbaharuan 16 indikator

pada model TRI 20

7 Implementation in of

Input process-output

Model for Measuring

Information System

Project Success (

Subiyakto amp Ahlan

2014)

IPO Model

Measuring IS Project

Success

1 Project Contents

People amp Actions

2 Institutinal Context

3 System Use

4 Information

Quality

5 System Quality

6 Service Quality

7 User Satisfication

8 Net Benefits

Memberikan alternative

model keberhasilan proyek

SI menggunakan IPO model

Permodelan usulan yang dibuat

berdasarkan empat teori dasar yaitu IPO

Logic Model The Project Success

Theories The DampM Success Model dan

The Project Classifictory Framework

8 Development of the

Readiness and Success

Model for Assessing the

Information System

Integration (Subiyakto

2017)

The technology

readiness and IS

success model

combination

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

5 Information

Quality

6 System Quality

7 Service Quality

8 UserSatisfication

9 Success

Information

Systems

Tujuan penelitian ini

menggabungkan dua model

menjadi satu kesiapan dan

keberhasilan sistem untuk

mengetahui pengaruh

kesiapan terhadap

keberhasilan integrasi sistem

Hasil penelitian ini menunjukkan anatara

penggabungan dua model yang

dikembangkan menjadi satu model antara

model kesiapan dengan model keberhasilan

sistem yang memiliki Sembilan variabel

dengan 23 indikator

46

Tabel 21 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

9 Pengukuran Pengaruh

Kesiapan Terhadap

Keberhasilan Penerapan

Sistem Ubiquitous

Computing Di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

(Gregoryo Gusti 2017)

Model TRI

Parasuraman amp

Colby (2014) dan

Model Keberhasilan

Sistem Informasi

(Delone amp McLean

2003) yang

dikembangkan oleh

(Subiyakto 2017)

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

5 Information Quality

6 System Quality

7 Service Quality

8 UserSatisfication

9 Success Information

Systems

Untuk mengetahui pengaruh

kesiapan terhadap

keberhasilan penerapan

sistem Ubiquitous

Computing di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

khususnya Fakultas Sains

dan Teknologi

Hasilnya terdapat 23 hipotesis yang diuji

11 hipotesis yang diterima atau

berpengaruh dan 12 hipotesis ditolak

Sehingga faktor-faktor pengaruh kesiapan

terhadap keberhasilan sistem yaitu OPT

melalui SYQ SVQ dan USF INN melalui

INQ dan SVQ INS berpengaruh secarah

negatif melalui INQ SYQ dan SVQ INQ

melalui USF SVQ melalui USF USF

melalui SIS

47

213 Pengembangan Hipotesis

Hipotesis dikembangkan berdasarkan teori-teori dari Parasuraman amp Colby

(2015) Delone amp McLean (2003) dan Subiyakto (2017) Maka dari itu dapat

dijabarkan hipotesis untuk variabel construct sebagai berikut

H1 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap INQ

H2 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap SYQ

H3 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap SVQ

H4 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H5 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap INQ

H6 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap SYQ

H7 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap SVQ

H8 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H9 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

H10 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SYQ

H11 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SVQ

H12 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap USF

H13 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

H14 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SYQ

H15 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SVQ

H16 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap USF

H17 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H18 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H19 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

48

H20 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H21 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H22 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H23 Apakah USF berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Secara umum penelitian ini dilakukan dengan menerapkan pendekatan kuantitatif

(Creswell 2017) dan struktur penelitian yang berurutan sesuai dengan tujuannya

yaitu untuk mengetahui pengaruh kesiapan terhadap keberhasilan penerapan SIA

Accurate dan menguji hipotesis yang berhubungan antara pengaruh kesiapan

terhadap keberhasilan penerapan sistem Teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui pengadaan survei yang disebarkan kepada responden di beberapa

perusahaan Jakarta khususnya pengguna SIA Accurate dengan berinstrumenkan

pertanyaan kuesioner analisis data dilaksanakan secara statistik dengan

menggunakan perangkat lunak komputer sesuai kebutuhan

Dalam penelitian ini perangkat lunak yang digunakan yaitu MS Word 2016

untuk penulisan laporan MS Excell 2016 untuk membantu pengolahan data

demografis serta SmartPLS versi 30 untuk pengolahan data hasil kuesioner dari

responden yang terkumpul Serta Edraw Max 8 untuk pembuatan gambar yang

mendukung penulisan laporan penelitian (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle

2015 Sarstedt 2017 Wong 2013 Yamin amp Kurniawan 2011)

50

32 Prosedur Penelitian

Melihat dari pendekatan dan strategi penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya

penelitian ini akan dilakukan menggunakan delapan tahapan yang secara prosedural

dan berurutan yang terdiri dari kajian pustaka pengembangan model perancangan

penelitian pembuatan instrument penelitian atau indikator pengumpulan data

analisis data interpretasi dan pembuatan laporan Berikut gambar yang akan

memperjelas urutan prosedural penelitian ini

Gambar 3 1 Prosedur Penelitian

51

Selanjutnya akan digambarkan durasi proses dari ke delapan tahapan

dalam penelitian ini beserta kegiatan strukturalnya pada tabel 31

Tabel 3 1 Waktu Penelitian

No Tahapan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1 Kajian Pustaka

2 Pengembangan Model

3 Perancangan Penelitian

4 Pembuatan Instrumen

5 Pengumpulan Data

6 Analisis Data

7 Interpretasi

8 Pembuatan Laporan

33 Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel pada penelitian ini ialah para pengguna SIA Accurate versi 5

di beberapa perusahaan Jakarta yang pernah menggunakan sistem ini tanpa dibatasi

lamanya waktu penggunaan Tahap pertama peneliti mengambil teknik sampling

melalui purposive sampling yang dilakukan untuk memilih bagian dari populasi

dimana kriteria yang dipilih adalah pengguna yang memiliki pengalaman dalam

menggunakan SIA Accurate Selanjutnya peneliti menentukan jumlah responden

berdasarkan teori dengan pertimbangan jumlah populasi keterbatasan waktu dan

biaya maka dari itu peneliti mengkerucutkan daerah penelitian pada Jakarta Selatan

Jakarta Timur Jakarta Barat Dari 15 perusahaan yang menggunakan SIA Accurate

dan dijadikan target sampel penelitian 4 diantaranya menerima permohonan

penelitian yang diajukan dan 11 perusahaan lainnya menolak Dengan perkiraan

responden yang mencapai lebih dari 100 orang hal tersebut menurut beberapa ahli

(Guritno 2011 Wong 2013) telah mencakupi sampel yang dibutuhkan dalam

Structural Equation Modeling (SEM) maka peneliti mendapatkan jumlah

responden sebanyak 125 orang

52

34 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini berupa sebuah kuesioner yang berisi lembaran surat

pengantar dari peneliti sebagai permohonan untuk pengisiannya dan lembar kedua

dan ketiga yang berisikan pertanyaaan-pertanyaan penelitian Lembar pertanyaan

penelitian ini terdiri dari tujuh pertanyaan yang ditujukan sebagai data demografi

mengenai profil responden (1) jenis kelamin (2) pendidikan terakhir (3)

pengetahuan pengguna dalam keberadaan SIA Accurate (4) pengalaman

penggunaan SIA Accurate (5) skala intensitas akses SIA Accurate (6) tingkat

kesiapan terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate (7) status responden di

perusahaan dan empat puluh empat pertanyaan ditujukan sebagai data statistik

inferensial Daftar pertanyaan lengkap penelitian dapat dilihat pada bagian

lampiran Secara khusus peneliti menggunakan lima poin skala likert dari tingkatan

ldquoSangat Tidak Setujurdquo (1) sampai ldquoSangat Setujurdquo (5) untuk pengukuran dalam

kuesioner tersebut Berikut tabel 32 indikator dan butir pertanyaan penelitian

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian

Variabel Indikator Pertanyaan

Optimism

(OPT)

Easiness Sistem bebas dari kesulitan kendala dan

masalah

Connectivity Sistem dapat mudah terhubung dengan sistem

lain

Effectiveness Sistem berjalan secara efektif

Efficiency Sistem berjalan secara efisien

Productivity Sistem berjalan secara produktif

Innovativeness

(INN)

Problem Solving Sistem merupakan alat pemecah masalah bagi

penggunanya

Independence Sistem membantu pengguna bebas dari kendali

dan pengaruh

Challenge Sistem mendukung penggunanya untuk mencapai

tujuan dalam situasi atau masalah yang sulit

Stimulation Sistem mendorong penggunanya untuk mencapai

tujuan

Competitiveness Sistem mendukung penggunanya untuk menjadi

lebih sukses daripada pesaingnya

53

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian (lanjutan)

Variabel Indikator Pertanyaan

Discomfort

(DIS)

Complexity Sistem membingungkan pengguna dalam

penggunaannya

Difficulty Sistem tidak mudah untuk digunakan

Dependence Sistem tidak bebas untuk digunakan

Lack Of Support Sistem dijalankan tanpa dukungan operasi secara

penuh

Innapropriateness Sistem tidak sesuai dengan perencanaan

pengembangannya

Insecurity

(INS)

Failure Sistem tidak berhasil dijalankan sesuai rencana

pengembangannya

Threat Sistem berada dalam kondisi yang dapat

menyebabkan bahaya

Reducing Interaction Sistem membuat penggunanya menjadi kurang

dalam berinteraksi

Distraction Sistem membuat penggunanya tidak fokus kepada

yang sebenarnya penting untuk mereka

Incredulity Sistem meragukan untuk digunakan

Information

Quality

(INQ)

Accuracy Sistem menghasilkan informasi secara akurat

Timeliness Sistem menghasilkan informasi secara tepat waktu

Completeness Sistem menghasilkan informasi secara lengkap

Consistency Sistem menghasilkan informasi secara konsisten

sepanjang operasinya

Relevance Sistem menghasilkan informasi sesuai kebutuhan

penggunanya

System

Quality

(SYQ)

Ease of Use Sistem mudah dalam penggunaannya

Maintainability Sistem mudah dalam perawatannya

Response Time Sistem mampu merespon secara cepat mengikuti

perintah yang diberikan

Fuctionality Sistem mampu melakukan semua fungsi yang

disyaratkan dalam pengembangannya

Safety Sistem aman dalam penggunaanya

Service

Quality

(SVQ)

Responsiveness Sistem memberikan layanan secara cepat

Flexibility Sistem menyediakan layanan yang fleksibel sesuai

kondisi pengguna

Security Sistem memberikan layanan yang aman

Functionality Sistem menyediakan layanan yang sesuai

persyaratan dalam pengembangannya

Extension Sistem menyediakan layanan lebih dari fungsi yang

disyaratkan

User

Satisfaction

(USF)

Efficiency Pengguna puas dengan tingkat efisiensi sistem

Effectiveness Pengguna puas dengan tingkat efektifitas sistem

Flexibility Pengguna puas dengan tingkat fleksibilitas sistem

Overall Satisfaction Pengguna puas dengan kinerja sistem

Success

Information

System

(SIS)

IS Efficiency Sistem beroperasi secara efisien

IS Effectiveness Sistem beroperasi secara efektif

User Satisfaction Sistem meningkatkan kepuasan penggunanya

Productivity Improvement Sistem meningkatkan produktivitas

Competitive Advantage Sistem meningkatkan daya saing perusahaan

54

35 Pengumpulan dan Pemrosesan Data

Proses pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti ialah menyebar kuesioner

secara langsung kepada respondenpengguna SIA Accurate Penyebaran kuesioner

dilakukan secara langsung pada beberapa perusahaan pengguna SIA Accurate di

Jakarta Prosedur awal yang dilakukan dalam kegiatan pengumpulan data adalah

perizinan yang diajukan peneliti kepada perusahaan terkait setelah disetujui proses

pengambilan data dilakukan dengan menyerahkan kuesioner kepada perwakilan

masing-masing perusahaan dan menjelaskan bagaimana cara pengisian kuesioner

tersebut Proses pengumpulan data dilakukan selama tiga bulan dibeberapa

perusahaan pengguna SIA Accurate di Jakarta Berdasarkan hasil penyebaran

kuesioner peneliti berhasil mengumpulkan 125 kuesioner secara langsung kepada

pengguna yang telah menggunakan SIA Accurate Keseluruhan kuesioner yang

diperoleh dinyatakan valid karena sesuai dengan kriteria dan dinyatakan lengkap

36 Analisis dan Interpretasi Data

Analisis data dibagi menjadi dua yaitu analisis demografis dan analisis statistis

inferensial Pertama peneliti melakukan analisis data demografis dengan

menggunakan perangkat lunak Ms Word 2016 Kedua peneliti melakukan analisis

statistis inferensial menggunakan SmartPLS versi 30 terdapat dua analisis yang

dilakukan oleh penelti dalam tahap ini yaitu analisis measurement model (outer

model) dan structural model (inner model) Measurement model (outer model)

dilakukan melalui proses pengujian validitas dan reliabilitas outer model melalui

indikator reliability internal consistency reliability convergent validity dan

55

discriminant validity Sedangkan pengujian structural model (inner model) melalui

path ceofficient (β) coefficient of determination (R2) t-test melalui metode

bootstrapping effect size (f2) predictive relevance (Q2) dan relative impact (q2)

menggunakan metode pengujian blindfolding Setelah itu untuk interpretasi hasil

peneliti mendiskusikan hasil analisis demografi responden dengan kondisi lapangan

yang berjalan dan juga menterjemahkan hasil analisis model secara statistik

kuantitatif dengan membandingkan dan mempertimbangkan sejumlah literatur

terkait sebelumnya

56

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI

41 Hasil Analisis

411 Hasil Analisis Demografis

Hasil analisis demografis dilakukan pada bagian profil responden dan untuk

menghasilkan informasi demografis terkait profil responden tingkat pendidikan

dan bagaimana responden tersebut menilai kemampuannya menggunakan

komputer

1) Jenis Kelamin

Gambar 41 memperlihatkan bahwa dari 125 data responden yang

terlibat dalam penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 70 orang (56) dan jumlah dari responden

perempuan yaitu sebanyak 55 orang (44)

Gambar 4 1 Diagram Jenis Kelamin Responden

Laki-laki

56

Perempuan

44

Laki-laki Perempuan

57

2) Pendidikan Terakhir

Gambar 42 menunjukan bahwa responden yang terlibat dalam

penelitian ini memiliki keragaman tingkat pendidikan Sebanyak 71

responden (57) merupakan lulusan S1 25 responden (20) lulusan

SLTA 23 responden (18) merupakan lulusan Diploma dan 6 responden

merupakan lulusan S2 (5)

Gambar 4 2 Diagram Pendidikan Terakhir Responden

3) Pengetahuan mengenai Keberadaan Sistem

Berdasarkan gambar 43 dari jumlah 125 responden mayoritas

sudah mengetahui mengenai keberadaan SIA Accurate yaitu sebanyak 119

responden (95) sisanya sebanyak 6 orang (5) belum mengetahui

mengenai adanya SIA Accurate

SLTA

20

Diploma

18S1

57

S2

5

SLTA Diploma S1 S2

58

Gambar 4 3 Diagram Pengetahuan Keberadaan Sistem

4) Pengalaman Penggunaan Sistem

Pengalaman responden dalam menggunakan sistem di institusi atau

perusahaan tersebut adalah lt1 tahun sebanyak 69 (55) 1-3 tahun

sebanyak 15 (12) 3-5 tahun sebanyak 16 (13) dan gt5 tahun sebanyak

25 (20 ) responden Gambar 44 menunjukan durasi pengalaman

responden dalam menggunakan SIA Accurate di penelitian ini

Gambar 4 4 Diagram Pengalaman Penggunaan Sistem

Tidak5

Iya95

Tidak Iya

lt 1 Tahun

55

1 - 3 Tahun

12

3 - 5 Tahun

13

gt 5 Tahun

20

lt 1 Tahun 1 - 3 Tahun 3 - 5 Tahun gt 5 Tahun

59

5) Skala Intensitas Penggunaan Sistem

Skala intensitas responden dalam menggunakan sistem dalam

pekerjaan di institusi atau perusahaan tersebut adalah ldquoselalurdquo sebanyak 79

responden (63) ldquoterkadangrdquo sebanyak 30 (24) ldquojarangrdquo sebanyak 16

(13) dan ldquotidak pernahrdquo sebanyak 0 (0 ) responden Gambar 45

menunjukan durasi pengalaman responden dalam menggunakan SIA

Accurate di penelitian ini

Gambar 4 5 Diagram Skala Intensitas Penggunaan Sistem

6) StatusPosisi Pekerjaan

Berdasarkan gambar 46 dapat diketahui bahwa responden pada

penelitian ini bagian marketing sebanyak 43 orang (34) dilanjutkan oleh

bagian logistik sebanyak 37 orang (30) bagian keuangan sebanyak 13

orang (11) bagian Admin sebanyak 24 orang (19) dan terakhir bagian

TI sebanyak 8 orang (6)

Selalu

63

Terkadang

24

Jarang

13

Selalu Terkadang Jarang

60

Gambar 4 6 StatusPosisi Pekerjaan

7) Kemampuan Penggunaan Komputer

Gambar 47 menunjukan penilaian responden atas kapabilitas

penggunaan komputer Hasil ini diambil berdasarkan jawaban responden

atas pertanyaan kemampuan penggunaan komputer yang memiliki pilihan

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil dan Sangat Tidak Terampil

Sebanyak 20 (16) responden menjawab ldquoSangat Terampilrdquo 87 (70)

responden menjawab ldquoTerampilrdquo dan 18 responden menjawab ldquoTidak

Terampilrdquo

Gambar 4 7 Diagram Kemampuan Penggunaan Komputer

Marketing

34

Keuangan

11Admin

19

Logistik

30

TI

6

Marketing Keuangan Admin Logistik TI

Sangat Terampil

17

Terampil

68

Tidak Terampil

15

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil

61

412 Hasil Analisis Pengukuran Model

Analisis pengukuran model (measurement model) dilakukan melalui empat tahap

pengujian seperti yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya Empat

pengujian itu adalah individual item reliability internal consistency reliability

average variance extracted dan discriminant validity (Afthanorhan 2013 Hair

2012 Ringle 2015 Subiyakto 2015 Wong 2013 Yamin 2011) Berikut ini adalah

penjelasan tentang pelaksanaan dan hasil dari empat pengujian tersebut

1) Uji Individual Item Reliabilty

Standardized loading factor menggambarkan besarnya korelasi

antara setiap item pengukuran (indikator) dengan konstruknya dengan

melihat nilai outer loading Nilai outer loading diatas 07 dapat dikatakan

baik artinya bahwa indikator tersebut dikatakan valid sebagai indikator yang

mengukur konstruk Mengacu pada standar nilai outer loading setelah

melalui pengujian pada SmartPLS 30 dengan hasil pada tabel 41 dan

gambar 48 dilakukan penghapusan pada tiga indikator yang memiliki outer

loading dibawah 07 yaitu INN1 INQ1 dan INQ2 Setelah penghapusan

ketiga indikator tersebut setelah diuji kembali menggunakan SmartPLS 30

seluruh outer loading sudah memenuhi syarat gt07Internal Consistency

dengan hasil pada tabel 42 dan gambar 49

62

Tabel 4 1 Hasil Awal Uji Loading Factor

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884

DIS2 0933

DIS3 0920

DIS4 0935

DIS5 0881

INN1 -0008

INN2 0895

INN3 0881

INN4 0888

INN5 0757

INQ1 0699

INQ2 0145

INQ3 0848

INQ4 0750

INQ5 0748

INS1 0893

INS2 0901

INS3 0915

INS4 0875

INS5 0840

OPT1 0856

OPT2 0856

OPT3 0855

OPT4 0793

OPT5 0818

SIS1 0894

SIS2 0897

SIS3 0902

SIS4 0899

SIS5 0890

SVQ1 0914

SVQ2 0907

SVQ3 0890

SVQ4 0897

SVQ5 0868

SYQ1 0903

SYQ2 0778

SYQ3 0852

SYQ4 0864

SYQ5 0882

USF1 0835

USF2 0821

USF3 0859

USF4 0779

63

Tabel 4 2 Hasil Uji Loading Factor Setelah Penghapusan Indikator

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884

DIS2 0933

DIS3 0920

DIS4 0935

DIS5 0881

INN1

INN2 0895

INN3 0881

INN4 0888

INN5 0757

INQ1

INQ2

INQ3 0848

INQ4 0750

INQ5 0748

INS1 0893

INS2 0901

INS3 0915

INS4 0875

INS5 0840

OPT1 0856

OPT2 0856

OPT3 0855

OPT4 0793

OPT5 0818

SIS1 0894

SIS2 0897

SIS3 0902

SIS4 0899

SIS5 0890

SVQ1 0914

SVQ2 0907

SVQ3 0890

SVQ4 0897

SVQ5 0868

SYQ1 0903

SYQ2 0778

SYQ3 0852

SYQ4 0864

SYQ5 0882

USF1 0835

USF2 0821

USF3 0859

USF4 0779

Keterangan

Dihapus

64

2) Uji Internal Consistency Reliability

Pengujian ini dilakukan dengan melihat hasil nilai composite

reliability (CR) dengan batas ambang di atas 07 Hasilnya dapat dilihat pada

Tabel 43 bahwa nilai CR dari semua variabel di atas 07 sehingga memenuhi

syarat dan valid untuk digunakan dalam model penelitian ini

Tabel 4 3 Hasil Uji Composite Reliability

Composite Reliability

DIS 0960

INN 0917

INQ 0852

INS 0948

OPT 0921

SIS 0953

SVQ 0953

SYQ 0933

USF 0894

3) Uji Average Variance Extracted

Pengujian convergent validity selanjutnya dilakukan dengan melihat

nilai average variance extracted (AVE) Nilai ini menggambarkan besaran

varian atau keragaman variabel manifes (indikator) yang dapat dikandung

oleh variabel laten (konstruk) Nilai AVE minimal 05 menunjukan ukuran

convergent validity yang baik Artinya variabel laten (konstruk) dapat

menjelaskan rata-rata lebih dari setengah variance dari indikator-

indikatornya Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 44 yang menunjukan bahwa

nilai AVE dari semua variabel di atas 05 sehingga memenuhi syarat untuk

digunakan

65

Tabel 4 4 Hasil Uji Average Variance Extracted (AVE)

Average Variance Extracted (AVE)

DIS 0829

INN 0735

INQ 0658

INS 0784

OPT 0699

SIS 0804

SVQ 0802

SYQ 0736

USF 0679

4) Discrimant Validity

Pengujian ini dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dengan memeriksa

cross loading pertama dilakukan dengan membandingkan korelasi indikator

dengan konstruknya dan konstruk blok lainnya Bila korelasi antara indikator

dengan konstruknya lebih tinggi dari korelasi dengan konstruk blok lainnya

hal ini menunjukkan konstruk tersebut memprediksi ukuran pada blok mereka

lebih baik dari blok lainnya Selanjutnya dengan memeriksa cross loading

Fornell-Lackerrsquos yaitu dengan membandingkannya dengan nilai akar AVE

dimana nilai akar AVE harus lebih tinggi daripada korelasi antara konstruk

dengan konstruk lainnya Hasilnya dapat dilihat pada tabel 45 dan indikator

yang diberi blok kuning pada setiap variabel memiliki nilai lebih tinggi dari

korelasi dengan konstruk blok lainnya

66

Tabel 4 5 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading)

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884 0535 0039 0723 0036 0012 0095 0033 0076

DIS2 0932 0485 0040 0766 0065 0035 0166 0143 0111

DIS3 0920 0538 0038 0739 0096 0020 0124 0066 0090

DIS4 0936 0507 0080 0784 0106 0032 0166 0117 0141

DIS5 0880 0471 -0017 0704 0016 -0057 0085 0026 0026

INN2 0551 0895 0060 0539 0068 0168 0169 0146 0209

INN3 0420 0881 0135 0408 0176 0215 0232 0225 0311

INN4 0398 0889 0060 0363 0159 0174 0248 0226 0222

INN5 0539 0757 0058 0498 0120 0164 0287 0245 0197

INQ3 0082 0179 0882 0134 0542 0351 0634 0627 0524

INQ4 -0018 0004 0809 0071 0451 0182 0489 0535 0277

INQ5 0040 0011 0736 0098 0299 0334 0224 0221 0443

INS1 0744 0492 0091 0890 0018 0075 0132 0120 0120

INS2 0734 0452 0128 0901 0006 0098 0194 0168 0190

INS3 0741 0489 0125 0915 0039 0069 0174 0151 0180

INS4 0714 0443 0130 0877 0034 0084 0164 0152 0156

INS5 0718 0452 0063 0841 -0048 0033 0050 0037 0111

OPT1 0116 0213 0431 0040 0856 0446 0636 0597 0521

OPT2 0133 0161 0479 0079 0855 0487 0703 0623 0554

OPT3 0031 0131 0529 -0043 0855 0495 0672 0635 0559

OPT4 0022 0095 0366 -0023 0793 0408 0627 0577 0431

OPT5 0031 0061 0441 0025 0818 0376 0638 0599 0420

SIS1 0095 0181 0268 0109 0460 0895 0612 0523 0700

SIS2 -0039 0150 0279 0020 0475 0898 0583 0473 0701

SIS3 0039 0215 0374 0120 0480 0901 0641 0585 0791

SIS4 0010 0193 0438 0072 0505 0899 0642 0578 0736

SIS5 -0012 0216 0275 0063 0464 0890 0617 0526 0689

SVQ1 0166 0279 0435 0182 0706 0619 0914 0837 0578

SVQ2 0085 0205 0493 0100 0733 0590 0907 0744 0611

SVQ3 0154 0249 0598 0173 0657 0675 0890 0838 0682

SVQ4 0116 0243 0532 0162 0729 0660 0897 0823 0654

SVQ5 0164 0275 0496 0173 0688 0539 0868 0759 0599

SYQ1 0142 0289 0541 0192 0682 0604 0878 0905 0597

SYQ2 0028 0173 0418 0076 0496 0383 0586 0778 0518

SYQ3 0079 0158 0464 0090 0604 0478 0708 0850 0569

SYQ4 0090 0241 0494 0185 0621 0536 0787 0867 0582

SYQ5 0084 0208 0567 0107 0687 0544 0839 0883 0563

USF1 0111 0254 0489 0129 0533 0628 0587 0599 0835

USF2 0121 0137 0408 0136 0464 0650 0512 0464 0820

USF3 0043 0275 0501 0106 0491 0732 0633 0579 0858

USF4 0103 0247 0328 0225 0483 0648 0563 0526 0781

67

Tabel 4 6 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading Fornell-Lackerrsquos)

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS 0911

INN 0552 0857

INQ 0050 0096 0811

INS 0821 0523 0129 0885

OPT 0081 0160 0541 0019 0836

SIS 0021 0214 0366 0087 0532 0897

SVQ 0153 0279 0572 0176 0785 0691 0895

SYQ 0102 0253 0583 0156 0726 0600 0894 0858

USF 0112 0280 0527 0179 0598 0808 0699 0660 0824

Tabel 46 menunjukan bahwa nilai akar AVE lebih tinggi daripada

korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya Sehingga berdasarkan hasil

pemeriksaan dua tahap cross loading diketahui bahwa tidak ada masalah dalam

uji discriminant validity

68

Gambar 4 8 Hasil Awal Analisis Outer Model

69

Gambar 4 9 Hasil Akhir Analisis Outer Model Setelah Penghapusan Indikator

70

413 Hasil Struktur Model

Analisis struktur model dilakukan melalui enam tahapan pengujian yaitu

pengujian path coefficient (β) coefficient of determination (R2) t-test

menggunakan metode bootstrapping effect size (f2) predictive relevance (1198762)

dan relative impact (1199022) (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Wong 2013 Yamin

2011) Secara grafis hasilnya dapat dilihat pada Tabel 413 Berikut adalah

penjelasan dari ke enam tahap pengujian

1) Path Coefficient (β)

Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai ambang batas yaitu di atas 01

dimana jalur (path) dapat dinyatakan memiliki pengaruh dalam model jika

hasil nilai uji path coefficient berada diatas 01 Hasilnya dari 23 jalur

hipotesis yang ada pada model penelitian ini 8 memiliki pengaruh yang tidak

signifikan dapat dilihat pada tabel 47 dan gambar hasil nilai uji path

coefficient semuanya memiliki nilai diatas 01

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient

Jalur Β

DIS -gt INQ -0271

DIS -gt SVQ -0180

DIS -gt SYQ -0273

DIS -gt USF -0159

INN -gt INQ -0030

INN -gt SVQ 0129

INN -gt SYQ 0133

INN -gt USF 0129

INQ -gt SIS -0157

71

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient (lanjutan)

Jalur β

INQ -gt USF 0160

INS -gt INQ 0356

INS -gt SVQ 0242

INS -gt SYQ 0296

INS -gt USF 0137

OPT -gt INQ 0561

OPT -gt SVQ 0774

OPT -gt SYQ 0721

OPT -gt USF 0132

SVQ -gt SIS 0437

SVQ -gt USF 0401

SYQ -gt SIS -0152

SYQ -gt USF 0075

USF -gt SIS 0686

2) Coefficient of Determination (R2)

Pengujian ini dilakukan untuk menjelaskan varian dari tiap target endogenous

variabel (variabel yang dianggap dipengaruhi oleh variabel lain dalam model)

dengan standar pengukuran sekitar 0670 sebagai kuat sekitar 0333 moderat

dan 0190 atau di bawahnya menunjukan tingkat varian yang lemah

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Wong 2013) Tabel 48

menunjukan bahwa R2 dari Information Quality (INQ) memiliki nilai 0332

R2 dari Success Information S (SIS) memiliki nilai 0708 R2 dari Service

Quality (SVQ) memiliki nilai 0658 R2 dari System Quality (SYQ) memiliki

nilai 0575 dan R2 dari User Satisfaction (USF) memiliki nilai 0536 Hal

tersebut dapat diartikan bahwa Optimism (OPT) Innovativeness (INN)

Discomfort (DIS) Insecurity (INS) menjelaskan secara moderat (332 )

varian dari INQ selanjutnya menjelaskan secara kuat (708 ) varian dari

SIS selanjutnya menjelaskan secara moderat (658 ) varian dari SVQ

selanjutnya menjelaskan secara moderat (575 ) varian dari SYQ Disisi

72

lain INQ SVQ dan SYQ menjelaskan secara moderat (536 ) varian dari

USF

Tabel 4 8 Hasil Uji Coefficient of Determination (R-Square)

Variabel Endogen R Square

INQ 0332

SIS 0708

SVQ 0658

SYQ 0575

USF 0536

3) T-test

Pengujian ini dilakukan dengan metode bootstrapping menggunakan uji two-

tailed dengan tingkat signifikansi 5 (005) untuk menguji hipotesis-

hipotesis penelitian Hipotesis tersebut akan diterima jika memiliki t-test lebih

besar dari 196 (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Wong 2013)

Adapun tingkat signifikansi lain yaitu 10 akan diterima jika memiliki t-test

165 (Hair et al 2011)

Gambar 4 10 Hasil Uji T-test

73

Gambar 410 diatas menunjukan bahwa ada 14 dari 23 hipotesis yang

diterima dan sisanya ditolak Berikut penjelasan hasil nilai t-test yang dapat

dilihat pada tabel 49

Tabel 4 9 Hasil Uji T-test

Hubungan antar Variabel

(Dependen -gt Independen) T-test

DIS -gt INQ 1929

DIS -gt SVQ 1626

DIS -gt SYQ 2181

DIS -gt USF 1518

INN -gt INQ 0254

INN -gt SVQ 1792

INN -gt SYQ 1811

INN -gt USF 1450

INQ -gt SIS 2123

INQ -gt USF 1254

INS -gt INQ 2547

INS -gt SVQ 2527

INS -gt SYQ 2668

INS -gt USF 1433

OPT -gt INQ 7128

OPT -gt SVQ 16486

OPT -gt SYQ 14434

OPT -gt USF 0993

SVQ -gt SIS 3371

SVQ -gt USF 2412

SYQ -gt SIS 1107

SYQ -gt USF 0397

USF -gt SIS 7666

4) Effect Size (f2)

Pada tahap ini dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh variabel

tertentu terhadap variabel lainnya dalam struktur model dengan nilai ambang

batas sekitar 002 untuk pengaruh kecil 015 untuk menengah dan 035 untuk

pengaruh besar Dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

74

Dimana

Nilai yang diperoleh ketika konstruk eksogen dimasukkan ke

model

Nilai yang diperoleh ketika konstruk eksogen dikeluarkan dari

model

Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 410 hasil dari pengujian terhadap 23

jalur yang ada pada penelitian ini 4 jalur memiliki pengaruh yang besar dan 19

jalur lainnya memiliki pengaruh yang kecil

Tabel 4 10 Hasil Uji Effect Size

Jalur f2

Analisis f2 R2-in R2-ex sum f2

DIS -gt INQ 0332 0310 003342 Kecil

DIS -gt SVQ 0658 0649 002735 Kecil

DIS -gt SYQ 0575 0552 005414 Kecil

DIS -gt USF 0536 0529 001439 Kecil

INN -gt INQ 0332 0332 000048 Kecil

INN -gt SVQ 0658 0647 003321 Kecil

INN -gt SYQ 0575 0536 009179 Kecil

INN -gt USF 0536 0525 002300 Kecil

INQ -gt SIS 0708 0693 004967 Kecil

INQ -gt USF 0536 0520 003377 Kecil

INS -gt INQ 0332 0293 005889 Kecil

INS -gt SVQ 0658 064 005370 Kecil

INS -gt SYQ 0575 0547 006591 Kecil

INS -gt USF 0551 0531 004359 Kecil

OPT -gt INQ 0332 0029 045428 Besar

OPT -gt SVQ 0658 0081 168985 Besar

OPT -gt SYQ 0575 0075 117652 Besar

OPT -gt USF 0536 0539 - 000715 Kecil

SVQ -gt SIS 0708 0674 011464 Kecil

SVQ -gt USF 0536 0512 005100 Kecil

SYQ -gt SIS 0708 0703 001548 Kecil

SYQ -gt USF 0536 0535 000146 Kecil

USF -gt SIS 0708 0480 077795 Besar

75

5) Predictive Relevance (1198762)

Pengujian ini dilakukan dengan metode blindfolding untuk memberikan bukti

bahwa variabel tertentu yang digunakan dalam model mempunyai keterkaitan

prediktif (predictive relevance) dengan variabel lainnya dalam model dengan

ambang batas pengukuran di atas nol sama seperti pada Tabel 411

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Wong 2013)

Tabel 4 11 Hasil Uji Predictive Relevance

Variabel Endogen Q Square

INQ 0201

SIS 0525

SVQ 0486

SYQ 0388

USF 0323

6) Relative Impact (1199022)

Pengujian ini dilakukan dengan metode blindfolding untuk mengukur relatif

pengaruh dari sebuah keterkaitan prediktif suatu variabel tertentu dengan

variabel lainnya dengan nilai ambang batas sekitar 002 untuk pengaruh kecil

015 untuk pengaruh menengahsedang dan 035 untuk pengaruh besar (Hair

et al 2012) Rumus yang digunakan untuk perhitungan 1199022 adalah sebagai

berikut

q2 = 1198762 119894119899119888119897119906119889119890 minus 1198762 119890119909119888119897119906119889119890

1minus 1198762 119894119899119888119897119906119889119890

Tabel 412 menunjukan hasil bahwa 3 jalur mempunyai nilai yang besar

1 memiliki pengaruh sedang dan 19 jalur lainnya memiliki pengaruh kecil

76

Tabel 4 12 Hasil Uji Relative Impact

Jalur q2

Analisis q2 Q2-in Q2-ex sum q2

DIS -gt INQ 0201 0187 0018 Kecil

DIS -gt SVQ 0486 0480 0012 Kecil

DIS -gt SYQ 0388 0372 0026 Kecil

DIS -gt USF 0323 0320 0004 Kecil

INN -gt INQ 0201 0202 - 0001 Kecil

INN -gt SVQ 0486 0487 - 0002 Kecil

INN -gt SYQ 0388 0380 0013 Kecil

INN -gt USF 0323 0318 0007 Kecil

INQ -gt SIS 0525 0514 0023 Kecil

INQ -gt USF 0323 0314 0013 Kecil

INS -gt INQ 0201 0176 0031 Kecil

INS -gt SVQ 0486 0472 0027 Kecil

INS -gt SYQ 0388 0369 0031 Kecil

INS -gt USF 0323 0321 0003 Kecil

OPT -gt INQ 0201 0012 0237 Menengah

OPT -gt SVQ 0486 0055 0839 Besar

OPT -gt SYQ 0388 0048 0556 Besar

OPT -gt USF 0323 0325 - 0003 Kecil

SVQ -gt SIS 0525 0499 0055 Kecil

SVQ -gt USF 0323 0312 0016 Kecil

SYQ -gt SIS 0525 0522 0006 Kecil

SYQ -gt USF 0323 0325 - 0003 Kecil

USF -gt SIS 0525 0353 0362 Besar

77

Tabel 4 13 Hasil Analisis Struktural Model

Hipotesis β t-test R2

f2 q2 Analyses

No Jalur R2-in R2-ex sum f2 Q2-in Q2-ex sum q2 β t-test R2 f2 Q2 q2

H1 OPT -gt INQ 0561 7128 0332 0332 0029 045428 0201 0012 0237 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Menengah

H2 OPT -gt SYQ 0721 14434 0575 0575 0075 117652 0388 0048 0556 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Besar

H3 OPT -gt SVQ 0774 16486 0658 0658 0081 168985 0486 0055 0839 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Besar

H4 OPT -gt USF 0132 0993 0536 0536 0539 - 000715 0323 0325 - 0003 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H5 INN -gt INQ -0030 0254 0332 0332 0332 000048 0201 0202 - 0001 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H6 INN -gt SYQ 0133 1811 0575 0575 0536 009179 0388 0380 0013 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H7 INN -gt SVQ 0129 1792 0658 0658 0647 003321 0486 0487 - 0002 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H8 INN -gt USF 0129 1450 0536 0536 0525 002300 0323 0318 0007 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H9 DIS -gt INQ -0271 1929 0332 0332 0310 003342 0201 0187 0018 Tidak Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H10 DIS -gt SYQ -0273 2181 0575 0575 0552 005414 0388 0372 0026 Tidak Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H11 DIS -gt SVQ -0180 1626 0658 0658 0649 002735 0486 0480 0012 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H12 DIS -gt USF -0159 1518 0536 0536 0529 001439 0323 0320 0004 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H13 INS -gt INQ 0356 2547 0332 0332 0293 005889 0201 0176 0031 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H14 INS -gt SYQ 0296 2668 0575 0575 0547 006591 0388 0369 0031 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H15 INS -gt SVQ 0242 2527 0658 0658 064 005370 0486 0472 0027 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H16 INS -gt USF 0137 1433 0551 0551 0531 004359 0323 0321 0003 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H17 INQ -gt USF 0160 1254 0536 0536 0520 003377 0323 0314 0013 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H18 INQ -gt SIS -0157 2123 0708 0708 0693 004967 0525 0514 0023 Tidak Signifikan Diterima Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H19 SYQ -gt USF 0075 0397 0536 0536 0535 000146 0323 0325 - 0003 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H20 SYQ -gt SIS -0152 1107 0708 0708 0703 001548 0525 0522 0006 Tidak Signifikan Ditolak Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H21 SVQ -gt USF 0401 2412 0536 0536 0512 005100 0323 0312 0016 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H22 SVQ -gt SIS 0437 3371 0708 0708 0674 011464 0525 0499 0055 Signifikan Diterima Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H23 USF -gt SIS 0686 7666 0708 0708 0480 077795 0525 0353 0362 Signifikan Diterima Kuat Besar Predictive Relevance Besar

78

42 Interpretasi Hasil dan Pembahasan

421 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Analisis Data Demografis

Berdasarkan hasil analisis informasi demografis responden peneliti melakukan

interpretasi dan mendiskusikan hasil analisisnya sebagai berikut

1) Jenis Kelamin

Gambar 41 memperlihatkan bahwa dari 125 data responden yang

terlibat dalam penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 70 orang (56) dan jumlah dari responden

perempuan yaitu sebanyak 55 orang (44)

2) Pendidikan Terakhir

Gambar 42 menunjukan bahwa responden yang terlibat dalam

penelitian ini memiliki keragaman tingkat pendidikan Sebanyak 71

responden (57) merupakan lulusan S1 25 responden (20) lulusan

SLTA 23 responden (18) merupakan lulusan Diploma dan 6 responden

merupakan lulusan S2 (5) Beragamnya tingkat pendidikan responden

akan berimplikasi terhadap variasi jawaban serta peneliti menilai bahwa

kuesioner penelitian akan mampu dipahami

3) Pengetahuan mengenai Keberadaan Sistem

Berdasarkan gambar 43 dari jumlah 125 responden mayoritas

sudah mengetahui mengenai keberadaan SIA Accurate yaitu sebanyak 119

responden (95) sisanya sebanyak 6 orang (5) belum mengetahui

mengenai adanya SIA Accurate

79

4) Pengalaman Penggunaan Sistem

Pengalaman responden dalam menggunakan sistem di institusi atau

perusahaan tersebut adalah lt1 tahun sebanyak 69 (55) 1-3 tahun

sebanyak 15 (12) 3-5 tahun sebanyak 16 (13) dan gt5 tahun sebanyak

25 (20 ) responden Gambar 44 menunjukan durasi pengalaman

responden dalam menggunakan SIA Accurate di penelitian ini

5) Skala Intensitas Penggunaan Sistem

Skala intensitas responden dalam menggunakan sistem dalam

pekerjaan di institusi atau perusahaan tersebut adalah ldquoselalurdquo sebanyak 79

responden (63) ldquoterkadangrdquo sebanyak 30 (24) ldquojarangrdquo sebanyak 16

(13) dan ldquotidak pernahrdquo sebanyak 0 (0 ) responden Gambar 45

menunjukan durasi pengalaman responden dalam menggunakan SIA

Accurate di penelitian ini

6) StatusPosisi Pekerjaan

Berdasarkan gambar 46 dapat diketahui bahwa responden pada

penelitian ini bagian marketing sebanyak 43 orang (34) dilanjutkan oleh

bagian logistik sebanyak 37 orang (30) bagian keuangan sebanyak 13

orang (11) bagian Admin sebanyak 24 orang (19) dan terakhir bagian

TI sebanyak 8 orang (6)

7) Kemampuan Penggunaan Komputer

Gambar 47 menunjukan penilaian responden atas kapabilitas

penggunaan komputer Hasil ini diambil berdasarkan jawaban responden

atas pertanyaan kemampuan penggunaan komputer yang memiliki pilihan

80

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil dan Sangat Tidak Terampil

Sebanyak 20 (16) responden menjawab ldquoSangat Terampilrdquo 87 (70)

responden menjawab ldquoTerampilrdquo dan 18 responden menjawab ldquoTidak

Terampilrdquo Hal tersebut menandakan bahwa kemampuan responden sudah

cukup baik dalam menggunakan komputer Peneliti memperkirakan hal ini

berkaitan dengan mayoritas responden berusia dibawa 30 tahun yang

popular disebut dengan generasi Y (Anantatmula 2012) yang dianggap

telah terbiasa dengan penggunaan teknologi informasi

422 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Pengukuran Model

Berdasarkan hasil analisis model pengukuran ada beberapa poin penting

yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut

1) Hasil akhir dari analisis telah menunjukan bahwa pengukuran model dari

model penelitian ini telah memenuhi syarat dan memiliki karakteristik yang

baik sehingga layak untuk dilanjutkan ke tahap analisis struktur model untuk

menguji inner model

2) Terdapat tiga indikator yang memiliki nilai outer loading dibawah 07 yaitu

INN1 INQ1 dan INQ2 Namun hal tersebut masih dapat ditoleransi dengan

melihat nilai composite reliability diatas 07

Peneliti beranggapan bahwa hal-hal pada poin dua disebabkan karena

pertimbangan waktu kerja para responden menyebabkan proses pengisian

kuesioner yang tidak didampingi langsung oleh peneliti sehingga memungkinkan

adanya pemaknaan pertanyaan yang tidak tepat Terkait dengan hal ini meskipun

pembuatan instrumen dan penjelasan awal kepada beberapa pihak yang mewakili

81

penerimaan kuesioner penelititan pada setiap perusahaan dalam penelitian ini telah

dilakukan dengan sebaik mungkin hal-hal di luar rencana dan kendali tidak dapat

dihindari khususnya saat pelaksanaan penelitian di lapangan

423 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Struktural Model

Bagian ini akan memaparkan interpretasi dan diskusi berdasarkan hasil dari enam

tahap analisis struktur model yaitu path coefficient (β) coefficient of determination

(R2) t-test menggunakan metode bootstrapping effect size (f2) predictive relevance

(1198762) dan relative impact (1199022) Berikut adalah pemaparan yang dilakukan dengan

mengikuti pertanyaan-pertanyaan penelitian dan hipotesis-hipotesis yang telah

dirumuskan sebelumnya

H1 Apakah Optimisme (Optimism) berpengaruh secara signifikan terhadap

Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

pertama (H1) diterima Artinya Optimisme (Optimism) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0561 Dilihat dari nilai f2 hipotesis OPTrarrINQ memiliki pengaruh

besar tetapi q2 pengaruh yang menengah serta memiliki nilai yang lemah dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT yang terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

82

ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel OPT tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap INQ

H2 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kualitas Sistem

(System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua (H2) diterima Artinya Optimisme (Optimsm) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality) dengan nilai path coefficient

(β) 0721 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis OPTrarrSYQ memiliki pengaruh yang

besar serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of determination (R2)

Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output

(Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang

menyatakan variabel OPT memiliki nilai signifikan terhadap SYQ dan juga terdapat

pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H3 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tiga (H3) diterima Artinya Optimisme (Optimsm) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0774 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis OPTrarrSVQ memiliki

83

pengaruh yang besar serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of

determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model

input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti 2017

Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT memiliki nilai signifikan terhadap

SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini

memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output

H4 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kepuasan

Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-empat (H4) tidak diterima Artinya Optimisme (Optimsm) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

walaupun nilai path coefficient (β) 0132 Dilihat dari nilai f2 dan coefficient of

determination (R2) hipotesis OPTrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta

memiliki nilai yang cukup dilihat dari q2 Hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT memiliki nilai

signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada dimensi input dalam model

penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

84

H5 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh secara signifikan terhadap

Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-lima (H5) tidak diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

dengan nilai path coefficient (β) -0030 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INNrarrINQ memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang kecil dilihat

dari coefficient of determination (R2) Hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN memiliki nilai

signifikan terhadap INQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model

penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H6 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-enam (H6) diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality) dengan nilai path coefficient

(β) 0133 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrSYQ memiliki pengaruh

tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient

of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model

input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017)

85

yang menyatakan variabel INN terdapat pada dimensi input dalam model penelitian

ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output Namun

hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Gusti (2017) yang menyatakan

variabel INN tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap SYQ

H7 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tujuh (H7) diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0129 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrSVQ memiliki

pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti

2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN memiliki nilai signifikan

terhadap SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini

memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output

H8 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kepuasan

Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-delapan (H8) tidak diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) dengan

86

nilai path coefficient (β) 0129 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrUSF

memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Gusti (2017) bahwa variabel INN tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

ataupun output

H9 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif secara

signifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sembilan (H9) diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information

Quality) dengan nilai path coefficient (β) -0271 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai

dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan

peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS yang

terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak

87

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan

variabel DIS tidak memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap INQ

H10 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kualitas Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sepuluh (H10) diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

dengan nilai path coefficient (β) -0273 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

DISrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap SYQ

H11 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kualitas Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sebelas (H11) tidak diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service

88

Quality) dengan nilai path coefficient (β) -0180 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrSVQ memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup

dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap SVQ Namun hasil ini tidak

sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis

1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS

yang terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H12 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua belas (H12) tidak diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User

Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) -0159 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup

dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak

sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis

1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS

89

yang terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H13 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tiga belas (H13) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information

Quality) dengan nilai path coefficient (β) 0356 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap INQ dan juga terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output

H14 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-empat belas (H14) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

dengan nilai path coefficient (β) 0296 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrSYQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

90

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki nilai signifikan terhadap SYQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam

model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H15 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-lima belas (H15) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality)

dengan nilai path coefficient (β) 0296 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrSVQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki nilai signifikan terhadap SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam

model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H16 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

91

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-enam belas (H16) tidak diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap User Satisfaction dengan nilai

path coefficient (β) 0137 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INSrarrUSF memiliki

pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of

determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel INS tidak memiliki pengaruh negatif

yang signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS yang terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

ataupun output

H17 Apakah Kualitas Informasi (Information Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tujuh belas (H17) tidak diterima Artinya Kualitas Informasi (Information

Quality) tidak memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna

(User Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) 0160 Dilihat dari nilai f2 dan

q2 hipotesis SYQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini tidak sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti2017 Hudin et al 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan

92

variabel INQ memiliki nilai signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output

H18 Apakah Kualitas Informasi (Information Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-delapan belas (H18) diterima Artinya Kualitas Informasi (Information Quality)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) -0157 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis INQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INQ terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Gusti

(2017) bahwa INQ tidak memiliki pengaruh terhadap SIS

H19 Apakah Kualitas Sistem (System Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sembilan belas (H19) tidak diterima Artinya Kualitas Sistem (System Quality)

93

tidak memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User

Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) 0075 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis SYQrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

penelitian Gusti (2017) yang menyatakan bahwa variabel SYQ tidak berpengaruh

signifikan terdap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Hudin

et al 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SYQ yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output

H20 Apakah Kualitas Sistem (System Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh (H20) tidak diterima Artinya Kualitas Sistem (System Quality) tidak

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) -0152 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis SYQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai

dengan penelitian Gusti (2017) yang menyatakan bahwa variabel SYQ tidak

berpengaruh signifikan terhadap SIS Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

94

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SYQ yang terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output

H21 Apakah Kualitas Layanan (Service Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis ke-dua

puluh satu (H21) diterima Artinya Kualitas Layanan (Service Quality) memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) dengan

nilai path coefficient (β) 0401 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis SVQrarrUSF

memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti

2017 Hudin etal 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SVQ

berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada dimensi

process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi

output

H22 Apakah Kualitas Layanan (Service Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh dua (H22) diterima Artinya Kualitas Layanan (Service Quality)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

95

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) 0437 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis SVQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SVQ yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel SVQ tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap SIS

H23 Apakah Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) berpengaruh signifikan

terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh tiga (H23) diterima Artinya Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) 0686 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis USFrarrSIS memiliki pengaruh yang besar serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel USF

memiliki pengaruh signifikan terhadap SIS dan juga terdapat pada dimensi process

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi output

96

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan peneliti berikut adalah kesimpulan penting pada

penelitian ini

1) Telah dilakukan pengukuran tentang tingkat kesiapan pengguna dalam

keberhasian penerapan SIA Accurate dan faktor apa saja yang

mempengaruhi keberhasilan SIA Accurate dalam perspektif pengguna

sistem di beberapa perusahaan jakarta

2) Adanya penghapusan 3 indikator dari 44 indikator pada penelitian ini

adapun indikator yang dihapus antara lain INN1 INQ1 dan INQ2 Dari

hasil ini peneliti beranggapan penghapusan indikator terjadi dikarenakan

kurang tepatnya item instrument pada penelitian yang dilakukan

3) Tidak diterimanya 9 dari 23 hipotesis yaitu OPTrarrUSF INNrarrINQ

INNrarrUSF DISrarrSVQ DISrarrUSF INSrarrUSF INQrarrUSF SYQrarrUSF

dan SYQrarrSIS Perbedaan hasil temuan penelitian ini dengan penelitian

terdahulu dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah adanya

perbedaan objek sampel dan instrumen penelitian

4) Diterimanya 14 hipotesis yaitu OPTrarrINQ OPTrarrSYQ OPTrarrSVQ

INNrarrSYQ INNrarrSVQ DISrarrINQ DISrarrSYQ INSrarrINQ INSrarrSYQ

INSrarrSVQ INQrarrSIS SVQrarrUSF SVQrarrSIS USFrarrSIS Sehingga

dapat dilihat bahwa di beberapa perusahaan Jakarta terdapat beberapa

97

pengaruh yang terjadi antara kesiapan pengguna dalam menggunakan

sistem informasi terhadap keberhasilan sistem yaitu sebagai berikut

a Optimism (OPT) berpengaruh terhadap Information Quality (INQ) System

Quality (SYQ) dan Service Quality (SVQ) sehingga akan menjadi faktor

pendorong Success Information System (SIS)

b Innovativeness (INN) berpengaruh terhadap System Quality (SYQ) dan

Service Quality (SVQ) sehingga akan menjadi faktor pendorong Success

Information System (SIS)

c Discomfort (DIS) memiliki pengaruh negatif terhadap Information Quality

(INQ) dan System Quality (SYQ) Hal tersebut akan menjadi faktor

penghambat dalam Success Information System (SIS)

d Insecurty (INS) memiliki pengaruh negatif terhadap Information Quality

(INQ) System Quality (SYQ) dan Service Quality (SVQ) Hal tersebut akan

menjadi faktor penghambat dalam Success Information System (SIS)

e Information Quality (INQ) memiliki pengaruh terhadap Success

Information System (SIS)

f Service Quality (SVQ) memiliki pengaruh terhadap User Satisfaction (USF)

serta Success Information System (SIS)

g User Satisfaction (USF) memiliki pengaruh terhadap Success Information

System (SIS)

98

52 Saran

Bagian ini berisikan saran yang berkaitan langsung dengan temuan penelitian

sebagai pertimbangan praktis bagi pihak-pihak yang memiliki ketertarikan untuk

tindak lanjut penelitian selanjutnya

1) Berdasarkan batasan metode dan hasil penelitian peneliti memberikan

saran bagi para mahasiswa dan peneliti selanjutnya (khususnya yang tertarik

pada kajian sejenis) diharapkan dapat meninjau kembali dan memperhatikan

hal-hal berikut

a Penelitian ini memiliki keterbatasan cakupan wilayah perusahaan di

Jakarta Penelitian yang akan datang diharapkan akan mampu

mencakup wilayah yang lebih luas sehingga akan memperkaya jumlah

responden yang terlibat dan mampu memberikan hasil yang lebih

akurat

b Terkait dengan hasil analisis dan interpretasi data penelitian yang akan

datang diharapkan mampu melakukan pengelompokan analisis

berdasarkan posisi jabatan sehingga akan mampu memberikan hasil

interpretasi dari berbagai prespektif responden yang terlibat

2) Diharapkan bagi para pengguna SIA Accurate di seluruh sektor perusahaan

agar dapat memperhatikan pandangan optimisme pemikiran inovatif rasa

ketidaknyamanan rasa ketidakamanan kualitas informasi kualitas sistem

kualitas pelayanan serta kepuasan pengguna sistem yang diterima oleh

sumber daya manusia di masing-masing perusahaan karena hal-hal tersebut

menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan sistem informasi

99

Pihak-pihak manajerial alangkah baiknya agar dapat menciptakan strategi

pengimplementasian sistem informasi seperti memberikan training dan

evaluasi kepada stafnya setelah menggunakan sistem dengan upaya

meningkatkan pandangan optimisme pemikiran inovatif kualitas informasi

kualitas sistem kualitas pelayanan juga kepuasan pengguna sistem dalam

keberhasilan penerapan sistem informasi

Daftar Pustaka

Afthanorhan B W amp Asyraf W M (2013) A comparison of partial least square

structural equation modeling (PLS-SEM) and covariance based structural

equation modeling (CB-SEM) for confirmatory factor analysis International

Journal of Engineering Science and Innovative Technology (IJESIT) 2(5)

198ndash205

Arvidsson V Holmstroumlm J amp Lyytinen K (2014) Information systems use as

strategy practice A multi-dimensional view of strategic information system

implementation and use Journal of Strategic Information Systems 23(1) 45ndash

61 httpsdoiorg101016jjsis201401004

Creswell J W (2017) Research Design Qualitative Quantitative and Mixed

Method Aproaches SAGE Publications 203ndash223

httpsdoiorg1041359781849208956

Davis J R Alderman C W amp Robinson L A (1990) Accounting Information

Systems A Cycle Approach Wiley 3 edition (February 1990)

Davis W S amp Yen D C (1998) The Information System Consultantrsquos

Handbook Systems Analysis and Design CRC Press

Dawes J (2008) Do data characteristics change according to the number of scale

points use And experiment using 5 point 7 point and 10 point scales

International Journal of Market Research 50(1) 1ndash20 httpsdoiorgArticle

Delone W H amp McLean E R (2003) The DeLone and McLean model of

information systems success A ten-year update Journal of Management

Information Systems 19(4) 9ndash30 Retrieved from

httpmesharpemetapresscomindexpeqdjk46vy52v4q6pdf

Djamarah S B amp Zain A (2010) Strategi Belajar Mengajar (Rineka Cipta Ed)

Jakarta

Florestiyanto M Y (2012) Evaluasi Kesiapan Pengguna Dalam Adopsi Sistem

Informasi Terintegrasi Di Bidang Keuangan Menggunakan Metode

Technology Rediness Index Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF)

1(4) 288ndash296

Ghozali I (2011) Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS19 (Edisi

Keli) Semarang Universitas Diponogoro

Ghozali I amp Hengky L (2015) Partial Least Squares Konsep Teknik dan

Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 30 Untuk Penelitian Empiris

Semarang Badan Penerbit UNDIP

Guritno S amp Sudaryono R (2011) Theory and Application of IT Research

Metodologi Penelitian Teknologi Informasi Yogyakarta Andi

101

Gusti G (2017) Ubiquitous Computing Di Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Hadi S (2016) Statistik Jakarta Pustaka Pelajar

Hair J F Sarstedt M Ringle C M amp Mena J A (2012) An assessment of the

use of partial least squares structural equation modeling in marketing research

Journal of the Academy of Marketing Science 40(3) 414ndash433

Hamalik O (2008) Kurikulum dan Pembelajaran Jakarta Sinar Grafika

Howsawi E M Eager D amp Bagia R (2011) Understanding project success

The four-level project success framework IEEE International Conference on

Industrial Engineering and Engineering Management 620ndash624

httpsdoiorg101109IEEM20116117991

Hudin J M amp Riana D (2016) Kajian Keberhasilan Penggunaan Sistem

Informasi Accurate Dengan Menggunakan Model Kesuksesan Sistem

Informasi Delon Dan Mclean Jurnal Sistem Informasi (Journal Of

Information Systems) 12(1) 1ndash8

HttpsDoiOrgHttpDxDoiOrg1021609JsiV13i1500

Jogiyanto (2007) Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi Yogyakarta

Andi

Kadir A (2014) Pengenalan Sistem Informasi (Edisi Revisi) Yogyakarta Andi

Offest

Koloay L P Morasa J amp Elim I (2014) Peranan Sistem Informasi Akuntansi

Dalam Efektifitas Pelaporan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Pada

Pt Pos Indonesia (Persero) Manado Universitas Sam Ratulangi Manado 2(3)

254ndash265

Lazuardi L I (2017) Pengaruh Kesiapan Penerimaan Pengguna Terhadap

Penerapan Sistem Informasi diantara Lembaga Keuangan Mikro Syariah Uin

Syarif Hidayatullah

McLeod L amp MacDonell S G (2011) Factors that affect software systems

development project outcomes ACM Computing Surveys 43(4) 24ndash56

httpsdoiorg10114519788021978803

Pambudi S A (2015) Analisis Kesiapan Pengguna Sistem Informasi Akademik

Semnasteknomedia Online 3(1) 2-1ndash127

Parasuraman A (2000) Technology Readiness Index (TRI) A Multiple-item Scale

to Measure Readiness Embrace New Technologies Journal of Service

Reasearch 2(4)

Parasuraman A amp Colby C L (2015) An Updated and Streamlined Technology

Readiness Index TRI 20 Journal of Service Research 18(1) 59ndash74

httpsdoiorg1011771094670514539730

Patel C J Gali V S Patel D V amp Parmar R D (2011) The effects of

102

information and communication technologies ( ICTs ) on higher education 

From objectivism to social constructivism Journal of Vocational and

Technical Educatio 3(November) 113ndash120 Retrieved from

httpwwwacademicjournalsorgijvtePDFPdf2011NovPatel et

alpdf5CnhttpwwwacademicjournalsorgIJVTE

Puspitawati L amp Anggadini S D (2011) Sistem Informasi Akuntansi

Yogyakarta Graha Ilmu

Ringle C M Silva D da amp Bido D (2015) Structural equation modeling with

the SmartPLS

Romney M B amp Steinbart P J (2012) Accounting Information Systems (12th

Edition) Accounting Information System 1ndash67

Rusmana Ni Y (2015) Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Dana Bantuan

Pada Kecamatan Arjosari Jurnal Speed 7(2) 38ndash41 Retrieved from

httpspeedwebidejournalindexphpSpeedarticleview89

Santoso S (2011) Elex Structural Equation Modeling (SEM) Konsep dan Apllikasi

dengan AMOS 18 Jakarta PT Elex Media Komputindo Kompas Gramedia

Sarstedt M Ringle C M amp Hair J F (2017) Partial Least Squares Structural

Equation Modeling Springer International Publishing AG 2017 C Homburg

et Al (Eds) Handbook of Market Research Retrieved from

httpsdoiorg101007978-3-319-05542-8_15-

Setiawan A B (2016) Evaluasi Kepuasan Pengguna Sistem Aplikasi Surat

Keterangan Tinggal Sementara Online (SKTS) dengan Menggunakan Metode

End-User Computing Satisfaction Surabaya Skripsi Universitas Airlangga

Sheu M amp Kim H (2008) User Readiness for IS Development An Examination

of 50 Cases Systems Research and Behavioral Science 8(3) 27ndash42

httpsdoiorg101002sres

Siregar S (2013) Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi

dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS versi 17 Jakarta Bumi

Aksara

Slameto (2010) Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rineka Cipta

Subiyakto A (2017) Development of the Readiness and Success Model for

Assessing the Information System Integration The author version of the

presented paper ( In publishing ) Development of the Readiness and Success

Model for Assessing the Information System Integration In International

Conference on Science and Technology (ICOSAT) Jakarta

Subiyakto A amp Ahlan A R (2014) Implementation of Input-Process-Output

Model for Measuring Information System Project Success TELKOMNIKA

Indonesian Journal of Electrical Engineering 12(7) 5603ndash5612

103

httpsdoiorghttpdoiorg1011591ijeecsv12i7pp5603-5612

Subiyakto A Ahlan A R Kartiwi M amp Sukmana H T (2015) Influences of

the Input Factors towards Success of An Information System Project

TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and Control)

13(2) 686 httpsdoiorg1012928telkomnikav13i21323

Subiyakto A Ahlan A R Putra S J amp Kartiwi M (2015) Validation of

Information System Project Success Model A Focus Group Study SAGE

Open 5(2) 1ndash14 httpsdoiorg1011772158244015581650

Subiyakto A Ahlan A R Kartiwi M amp Sukmana H T (2015) Measurement

of Information System Project Success Based on Perceptions of the Internal

Stakeholders International Journal of Electrical and Computer Engineering

(IJECE) 5(2) 271-279 Sugiyono (2011) Metode Penelitian Kuantitatif

Kualitatif dan RampD Bandung CV Alfabeta

Sutabri T (2004) Analisis Sistem Informasi Jakarta CVAndi Offset

Tjahjanadi N Y amp Sarosa S (nd) Evaluasi Net Benefit Sistem Informasi

Akutansi Pada Software Akutansi Accurate dan Zahir Menurut Model Delone

amp Mclean 2003 240

Wong K K K (2013) Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-

SEM) Techniques Using SmartPLS Marketing Bulletin 24(1) 1ndash32

httpsdoiorg101108EBR-10-2013-0128

Yamin S amp Kurniawan H (2011) Generasi Baru Mengolah Data Penelitian

dengan Partial Least Square Path Modeling  Aplikasi dengan software

XLSTAT SmartPLS dan Visual PLS Edisi 1 Jakarta Salemaba Infotek

Yunita I (2017) Pengukuran Kepuasan Pengguna terhadap Tulis (Technology Uin

Library Information System) pada Pusat Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN

Page 2: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan

i

SKRIPSI

KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI

AKUNTANSI ACCURATE BERDASARKAN PERSEPSI PENGGUNANYA

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun Oleh

LATIFA ZAHRA

1113093000018

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M 1439 H

ii

SKRIPSI

KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI

AKUNTANSI ACCURATE BERDASARKAN PERSEPSI PENGGUNANYA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh

LATIFA ZAHRA

1113093000018

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M 1439 H

iii

iv

v

vi

ABSTRAK

Latifa Zahra ndash 1113093000018 Kesiapan Keberhasilan Penerapan Sistem

Informasi Akuntansi Accurate Berdasarkan Persepsi Penggunanya dibawah

bimbingan Arsquoang Subiyakto dan Nur Aeni Hidayah

Kesiapan pengguna sistem atau user merupakan salah satu pengaruh dari

keberhasilan penerapan Sistem Informasi (SI) Beberapa perusahaan telah

menerapkan Accurate sebagai salah satu Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang

membantu dalam pembukuan perusahaan Namun kurangnya kesiapan pengguna

dalam memanfaatkan sistem mengakibatkan kinerja operasional perusahaan tidak

berjalan maksimal Selain itu belum pernah dilakukan pengujian terkait

keberhasilan penerapan SI dari sisi kesiapan pengguna Sehingga perlu dilakukan

penelitian terkait kesiapan pengguna terhadap keberhasilan SIA Accurate

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan model kesiapan dan

keberhasilan SI dengan teknik analisis PLS-SEM dengan SmartPLS 30 Hasilnya

terdapat 23 hipotesis yang diuji 14 hipotesis yang diterima atau berpengaruh dan 9

hipotesis ditolak Sehingga faktor-faktor pengaruh kesiapan pengguna terhadap

keberhasilan penerapan SI yaitu optimism melalui information quality system

quality dan service quality Innovativeness melalui system quality dan service

quality Discomfort berpengaruh secara negatif melalui system quality dan

information quality Insecurity berpengaruh secara negatif melalui information

quality system quality dan service quality Information quality melalui success

information system Service quality melalui user satisfaction dan success

information system User satisfaction melalui success information system Dengan

demikian hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan diketahui

sejauh mana kesiapan pengguna terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate dan

juga faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan penerapan SIA

Accurate

Kata kunci Sistem Informasi Akuntansi Accurate Technology Readiness Index

Model Keberhasilan Sistem Informasi PLS-SEM

BAB I-V + 109 Halaman + xv + 18 Gambar + 18 Tabel + 47 Daftar Pustaka +

Lampiran

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkah rahmat dan

hidayah-Nya yang sungguh melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul ldquoKesiapan Keberhasilan Penerapan Sistem Informasi

Akuntansi Accurate Berdasarkan Persepsi Penggunanyardquo dengan baik Shalawat

serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW

beserta keluarga sahabat serta para pengikutnya hinga akhir zaman

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan berbagai pihak Oleh karena itu perkenankanlah penulis untuk dapat

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

1 Bapak Dr Agus Salim SAg MSi selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

2 Ibu Nia Kumaladewi MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi dan Ibu Meinarini Catur Utami MT selaku

Sekretaris Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi

3 Bapak Arsquoang Subiyakto MKom sebagai Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama proses

penyelesaian skripsi ini Terima kasih banyak untuk seluruh waktu tenaga

kesediaan menjawab setiap pertanyaan penulis dan senantiasa memberikan

dukungan moril serta membagikan banyak pengetahuan agar penulis bisa

menyelesaikan skripsi ini dengan baik

viii

4 Ibu Nur Aeni Hidayah MMSI sebagai Dosen Pembimbing II yang selalu

ada setiap saat tidak pernah lelah menyemangati penulis mengingatkan

penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini Terima kasih atas

kesabarannya dalam membimbing penulis selalu memberi masukkan yang

positif arahan yang jelas sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini

dengan baik

5 Seluruh Dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah membagikan

ilmunya kepada penulis selama proses perkuliahan

6 Kedua orang tua penulis Bapak Arifin Adam dan Ibu Sri Mulyati Terima

kasih untuk mama dan papa yang telah membesarkan dan mendidik penulis

dari lahir hingga saat ini terima kasih untuk seluruh cinta dan kasih yang

mama dan papa berikan untukku Terima kasih untuk doa-doa yang selalu

mengiri langkahku disegala cuaca saat senang maupun sedih

7 Adikku tersayang Laristi Lahun Laiyla Terima kasih telah mengisi hari-

hari penulis sehingga penulis tidak pernah merasa kesepian semoga kalian

akan selalu menjadi saudara dan sahabat terbaik yang mengiri langkah

penulis kedepannya

8 Sahabatku Dwi Rizki Sabarkhah Terima kasih karena telah menerima

penulis apa adanya selalu ada setiap saat dan memberikan pengaruh yang

positif tidak pernah bosan mendengar keluh kesah penulis Terima kasih

juga untuk teman-teman Nia Amel Fira Ana serta grup NASGOR GX

PEDES yang selalu menghibur penulis dengan canda dan tawanya

ix

x

DAFTAR ISI

COVER i

LEMBAR PERSETUJUAN Error Bookmark not defined

LEMBAR PENGESAHAN Error Bookmark not defined

LEMBAR PERNYATAAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR TABEL xiv

BAB I PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Identifikasi Masalah 6

13 Rumusan Masalah 6

14 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah 7

15 Tujuan dan Sasaran Penelitian 7

16 Manfaat Penelitian 8

17 Metodologi Penelitian 9

18 Model Penelitian 9

19 Pertanyaan Penelitian 10

110 Sistematika Penulisan 11

BAB II LANDASAN TEORI 2

21 Definisi Kesiapan 2

22 Definisi Keberhasilan 2

23 Definisi Pengguna Sistem 3

24 Definisi Sistem Informasi 5

25 Definisi Sistem Informasi Akuntansi 5

26 Sistem Informasi Akuntansi Accurate 7

261 SIA Accurate versi 5 8

262 Modul SIA Accurate versi 5 9

263 Kelebihan SIA Accurate versi 5 dengan versi sebelumnya 11

264 Kekurangan SIA Accurate versi 5 12

xi

27 Konsep Dasar Kesiapan Teknologi (Technology Readiness) 13

28 Konsep Dasar Keberhasilan Sistem Informasi (Success SI) 14

29 Populasi Dan Sampel 18

291 Teknik Sampling 19

292 Teknik Menentukan Ukuran Sampel 21

210 Teknik Pengumpulan Data 22

211 Skala Likert 23

212 PLS-SEM 24

211 Model yang Diadopsi 28

2111 Model IPO Logic 32

2112 Model Kesiapan Teknologi (Technology Readiness) 33

2113 Model Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information) 37

212 Penelitian Sejenis 43

213 Pengembangan Hipotesis 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 49

31 Pendekatan Penelitian 49

32 Prosedur Penelitian 50

33 Populasi dan Sampel 51

34 Instrumen Penelitian 52

35 Pengumpulan dan Pemrosesan Data 54

36 Analisis dan Interpretasi Data 54

BAB IV HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI 56

41 Hasil Analisis 56

411 Hasil Analisis Demografis 56

412 Hasil Analisis Pengukuran Model 61

413 Hasil Struktur Model 70

42 Interpretasi Hasil dan Pembahasan 78

421 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Analisis Data Demografis 78

422 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Pengukuran Model 80

423 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Struktural Model 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 96

51 Kesimpulan 96

xii

52 Saran 98

Daftar Pustaka 100

LAMPIRAN 114

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 1 Model Penelitian 10

Gambar 2 1 Model Pengukuran Keberhasilan Proyek SI 17

Gambar 2 2 Revisi Model 18

Gambar 2 3 IPO LOGIC 32

Gambar 2 4 Model TRI 20 33

Gambar 2 5 Model Keberhasilan SI 37

Gambar 2 6 Model Keberhasilan SI 42

Gambar 3 1 Prosedur Penelitian 50

Gambar 4 1 Diagram Jenis Kelamin Responden 56

Gambar 4 2 Diagram Pendidikan Terakhir Responden 57

Gambar 4 3 Diagram Pengetahuan Keberadaan Sistem 58

Gambar 4 4 Diagram Pengalaman Penggunaan Sistem 58

Gambar 4 5 Diagram Skala Intensitas Penggunaan Sistem 59

Gambar 4 6 StatusPosisi Pekerjaan 60

Gambar 4 7 Diagram Kemampuan Penggunaan Komputer 60

Gambar 4 8 Hasil Awal Analisis Outer Model 68

Gambar 4 9 Hasil Akhir Analisis Outer Model Setelah Penghapusan Indikator 69

Gambar 4 10 Hasil Uji T-test 72

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2 1 Perbedaan Varian Accurate 5 9

Tabel 2 2 Variabel TRI dan Keberhasilan SI 29

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI 29

Tabel 3 1 Waktu Penelitian 51

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian 52

Tabel 4 1 Hasil Awal Uji Loading Factor 62

Tabel 4 2 Hasil Uji Loading Factor Setelah Penghapusan Indikator 63

Tabel 4 3 Hasil Uji Composite Reliability 64

Tabel 4 4 Hasil Uji Average Variance Extracted (AVE) 65

Tabel 4 5 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading) 66

Tabel 4 6 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading Fornell-Lackerrsquos) 67

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient 70

Tabel 4 8 Hasil Uji Coefficient of Determination (R-Square) 72

Tabel 4 9 Hasil Uji T-test 73

Tabel 4 10 Hasil Uji Effect Size 74

Tabel 4 11 Hasil Uji Predictive Relevance 75

Tabel 4 12 Hasil Uji Relative Impact 76

Tabel 4 13 Hasil Analisis Struktural Model 77

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Saat ini peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) khususnya SI telah

sering sekali kita gunakan dalam kegiatan sehari-hari Sutabri (2012) menyatakan

bahwa SI tidak lagi dipandang hanya sebagai pelengkap tetapi sudah menjadi

pendukung utama dalam proses bisnis yang ada pada suatu organisasi Oleh karena

itu Peranan TIK dapat berkontribusi pada perubahan cara manusia dalam bekerja

dan berinteraksi di bidangnya (Patel Gali Patel amp Parmar 2011)

Sistem informasi Akuntansi (SIA) adalah suatu sistem yang mengumpulkan

merekam menyimpan dan mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi para

pembuat keputusan (Romney amp Steinbart 2012) Pemanfaatan SIA dalam industri

keuangan telah meningkat di segala bidang dan telah mengubah tatanan sistem

keuangan modern Dengan menggunakan teknologi SI terbukti dapat menekan

biaya menciptakan proses kerja yang lebih cepat dan efisien serta menawarkan

tingkat fleksbilitas yang tinggi (Arvidsson Holmstroumlm amp Lyytinen 2014) Salah

satu contoh SIA adalah SIA Accurate Penggunaan SIA Accurate sesuai dengan

salah satu tujuan utama SI yaitu untuk menyajikan informasi sebagai pendukung

pengambilan keputusan perencanaan pengendalian dan perbaikan selanjutnya

(Puspitawati amp Anggadini 2011)

Accurate adalah merupakan salah satu programsoftware SIA buatan putra-

putri bangsa Pengembang sistemnya (developer system) adalah CPSSoft (PT Cipta

2

Piranti Sejahtera) dan CPSSoft tidak melayani penjualan mereka fokus di

pengembangan program dan administrasi Berbagai perusahaan hampir di seluruh

indonesia telah menggunakan SIA Accurate dari tahun 1998 hingga sekarang

Karena SIA Accurate merupakan produk lokal yang sesuai dengan Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Perpajakan di Indonesia SIA Accurate

ini merupakan salah satu program pembukuan perusahaan dalam bentuk paket

modul lengkap siap pakai yang terdiri dari General Ledger CashBank Inventory

Purchase Sales Fixed Asset dan tersedia untuk varian project dan manufaktur

yang bisa diaplikasikan di berbagai jenis dan skala usaha kecil menengah bagi

perusahaan baik yang bergerak di bidang trading distribusi service atau

manufaktur dan lain sebagainya SIA Accurate ini menyediakan layanan dengan

menggunakan Bahasa Indonesia sehingga penggunaan sistem ini akan mudah

dipahami oleh masyarakat Indonesia

Menurut Parasuraman dalam Lazuardi (2017) menyatakan bahwa setiap

orang bisa menjadi pengguna teknologi informasi (TI) atau SI namun cara

mengimplementasikannya tergantung pada derajat kesiapan seseorang dalam

menerima teknologi atau sistem tersebut Dan langkah pertama yang harus

dilakukan dalam implementasi teknologi adalah mengetahui kesiapan pengguna

dalam menerima teknologi tersebut (Parasuraman amp Colby 2015) Adanya

pengidentifikasian akan faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna

dalam pengadopsian teknologi penting agar tujuan dari adopsi teknologi dapat

tercapai dan lebih bermanfaat (Noprianto et al 2017)

3

Hasil observasi peneliti dalam penerapan SIA Accurate menemukan beberapa

masalah dari sisi pengguna dan juga kelemahan dari SIA Accurate itu sendiri

Seperti mesin pencarian SIA Accurate tidak dapat mendeteksi keyword secara

keseluruhan kalimat hanya dapat mendeteksi kata pertama dalam kalimat Contoh

lainnya adalah output atau laporan yang dihasilkan terkadang tidak sesuai dengan

filter yang telah diatur oleh pengguna Oleh karena itu para pengguna yang

menggunakan SIA Accurate masih mengalami kesulitan dalam mempelajari

halkasus baru lainnya Beberapa pengguna yang malas belajar tidak dapat

memanfaatkan sistem secara baik sehingga mengakibatkan pengguna menunda

pekerjaannya dengan menggunakan sistem atau cara lama kemudian meminta

bantuan penggunauser lainnya yang lebih mengerti untuk memindahkannya ke

SIA Accurate Melihat kasus diatas tingkat kesiapan pengguna dalam

menggunakan SIA Accurate ini mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam

menerapkan teknologi atau sistem baru

Selain itu belum pernah dilakukan pengujian keberhasilan penerapan SIA

Accurate dari persepsi kesiapan pengguna sehingga studi penelitian ini akan

menguji tingkat keberhasilan penerapan SIA Accurate yang dinilai dari sikap

kesiapan pengguna dan keberhasilan sistem Penelitian ini menggunakan

pengembangan model kesiapan dan keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017) Model

ini sesuai dengan kasus yang telah dijelaskan sebelumnya peneliti memilih model

ini agar mengetahui apa saja faktor-faktor yang mepengaruhi keberhasilan

penerapan sistem dari sisi pengguna maupun sistem itu sendiri Diketahuinya

faktor-faktor yang berpengaruh akan menjadi harapan dari penelitian ini untuk

4

memberikan masukan atau rekomendasi bagi para pengguna SIA Accurate dalam

memanfaatkan SIA Accurate

Menurut peneliti model yang diajukan ini memiliki sembilan variabel

dimana lima variabel diantaranya merupakan faktor dari pengguna dan empat

variabel lainnya merupakan faktor dari sistem itu sendiri Kelima faktor dari

pengguna tersebut adalah Optimism Innovativeness Discomfort Insecurity dan

User Satisfaction Sedangkan keempat faktor dari sistem adalah Indormation

Quality System Quality Service Quality dan Success Information System

Variabel di atas menjelaskan tentang faktor yang mempengaruhi pengguna

terhadap penggunaan sistem seperti apakah pengguna memiliki rasa optimis

(Optimism) atau keyakinan terhadap sistem yang akan memberikan output sesuai

ekspektasinya apakah pengguna memiliki kecenderungan dalam ingin mencoba hal

baru (Innovativeness) terhadap sistem apakah pengguna merasa terbebani

(Discomfort) karena kurang menguasai sistem apakah pengguna memiliki rasa

tidak aman (Insecurity) dan keraguan terhadap integritas sistem dan apakah

pengguna merasa puas (User Satisfaction) terhadap keseluruhan penerapan sistem

Selain itu variabel diatas juga dapat memaparkan faktor yang mempengaruhi sistem

terhadapkeberhasilan penerapannya seperti apakah kualitas output (Information

Quality) yang dihasilkan oleh sistem sudah sesuai dengan harapan pengguna

apakah kualitas sistem (System Quality) secara keseluruhan mudah digunakan

apakah peningkatan kualitas layanan (Service Quality) telah diberikan sesuai

5

kebutuhan pengguna dan apakah penerapan sistem telah berhasil (Success

Information System) dimanfaatkan sesuai dengan harapan dan kebutuhan pengguna

Upaya mengetahui tingkat kesiapan pengguna dan keberhasilan pemerapan

SI perlu adanya pengukuran sejauh mana kesiapan pengguna terhadap keberhasilan

penerapan SIA Accurate Karena kecenderungan sikap seseorang dalam

menggunakan SI akan mencerminkan kesiapan pengguna dalam pemanfaataan

sistem dan tingkat keberhasilan penerapan sistem Penggunaan model ini sesuai

dengan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menggabungkan model

kesiapan teknologi Technology Readiness Index (TRI) Parasuraman dan Colby

(2015) serta model keberhasilan SI Delone dan McLean (2003) yang telah

dimodifikasi oleh Subiyakto (2015) sebagai salah satu model alternatif pengukuran

keberhasilan proyek SI

Berdasarkan pembahasan diatas penelitian ini bermaksut untuk mencari tahu

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesiapan pengguna dalam keberhasilan

menggunakan SIA Accurate Pengukuran kesiapan merupakan hal penting untuk

dilakukan karena salah satu tantangan terberat dalam penerapan sistem maupun

teknologi informasi baru adalah kesiapan dari penggunanya (Jogiyanto 2007

Pambudi 2015) Ketidaksiapan dapat menimbulkan dampak kegagalan dalam

penerapan teknologi informasi itu sendiri (Florestiyanto 2012 Subiyakto 2017)

Harapan dari penelitian ini dapat memaparkan faktor-faktor penting yang

mempengaruhi tingkat kesiapan dan keberhasilan penerapan SIA Accurate

sehingga akan menjadi rekomendasimasukan bagi para pengguna dalam

memanfaatkan SI dan teknologi informasi Oleh karena itu peneliti tertarik untuk

6

melakukan penelitian dengan judul ldquoKesiapan Keberhasilan Penerapan Sistem

Informasi Akuntansi Accurate Berdasarkan Persepsi Penggunanyardquo

12 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah berdasarkan latar belakkang yang telah dijelaskan di

atas adalah sebagai berikut

1 Ditemukan kelemahan dari SIA Accurate seperti output dari mesin

pencarian dan laporan yang dihasilkan oleh SIA Accurate tidak sesuai

dengan harapan pengguna sehingga menyebabkan kesulitan dalam

pemanfaatan sistem

2 Ditemukan masalah dari beberapa pengguna SIA Accurate yang malas

belajar tidak dapat menggunakan sistem secara maksimal karena masih

menunda dan memberikan pekerjaannya kepada pihak lain apabila

mengalami kesulitan baru

3 Belum pernah dilakukan pengujian terkait dengan keberhasilan penerapan

SIA Accurate berdasarkan persepsi kesiapan penggunanya

13 Rumusan Masalah

Berdasarkan indentifikasi di atas Kecenderungan sikap seseorang dalam

menggunakan SI akan mencerminkan kesiapan pengguna sedangkan ketidaksiapan

dapat menimbulkan dampak kegagalan dalam penerapan TI itu sendiri

(Florestiyanto 2012 Subiyakto 2017) Dari beberapa hasil pengamatan peneliti

sedikitnya penelitian yang menguji keberhasilan penerapan SIA Accurate

7

berdasarkan persepsi kesiapan pengguna Harapan dari penelitian ini dapat

memaparkan faktor-faktor penting yang mempengaruhi tingkat kesiapan dan

keberhasilan penerapan SIA Accurate sehingga akan menjadi

rekomendasimasukan bagi para pengguna dalam memanfaatkan SI dan TI

14 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Berikut beberapa batasan dalam penelitian ini

1) Peneliti mengambil sampel dengan teknik pengambilan sampel pusposive

sampling sejumlah 125 responden yaitu pengguna SIA Accurate versi 5 di

beberapa perusahaan Jakarta yang telah menggunakan sistem ini tanpa

dibatasi lamanya waktu penggunaan

2) Proses yang dilakukan pada penelitian ini adalah menguji pengaruh kesiapan

pengguna SIA Accurate terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate

3) Secara teori penelitian ini mengadopsi 9 variabel dari penggunaan model

keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017)

4) Teknik analisis data ini penulis menggunakan metode PLS SEM dan untuk

pengelolaan data yang didapat peneliti menggunakan software SmartPLS

versi 30

15 Tujuan dan Sasaran Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1) Menguji kesiapan pengguna terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate

8

2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna terhadap

keberhasilan penerapan SIA Accurate

Merujuk pada tujuan penelitian diatas sasaran penelitian ini ialah

1) Diketahuinya keberhasilan penerapan SIA Accurate berdasarkan persepsi

kesiapan pengguna

2) Diketahuinya faktor-faktor yang berpengaruh dalam kesiapan pengguna

dalam keberhasilan penerapan SIA Accurate

16 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak

Manfaat tersebut adalah

1) Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan refrensi baru dalam

penggunaan model kesiapan dan keberhasilan dalam penerapan SIA

Accurate

2) Secara metodologi penelitian ini akan menambah refrensi penggunaan

pendekatan kuantitatif untuk riset pada prodi Sistem Informasi Fakultas Sains

dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3) Secara praktis hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan bagi pihak terkait

sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam rencana pemanfaatan dan

perkembangan sistem berikutnya

9

17 Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode untuk membantu

dalam melakukan analisis Penelitian ini menggunakan pendekatan secara

kuantitatif dan model kesiapan dan keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017)

Kuesioner yang dibuat dari pemaduan variabel dan indikator dari kedua model

tersebut Pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel purposive

sampling dimana sampel responden adalah seluruh pengguna sistem yang

khususnya pernah menggunakan SIA Accurate di perusahaannya masing-masing

dan berdomisili Jakarta Kuesioner disebarkan secara langsung penyebaran secara

langsung bertujuan untuk mendapatkan responden yang sesuai dan pernah

menggunakan SIA Accurate secara langsung Tahap akhir seluruh kuesioner yang

telah terisi akan ditampung di MS Excel dan nantinya akan dianalisis Penelitian

ini menggunakan teknik analisis data adalah PLS-SEM dengan tools SmartPLS

versi 30

18 Model Penelitian

Model yang digunakan pada penelitian ini adalah model kesiapan dan keberhasilan

SI dari Subiyakto (2017) yang telah menggabungkan diantara model kesiapan TRI

20 (Parasuraman amp Colby 2015) dengan model Keberhasilan SI Delone dan

McLean (2003) yang telah dimodifikasi oleh Subiyakto (2015)Model penelitian

pengukuran pengaruh kesiapan terhadap keberhasilan penerapan sistem ini terdiri

dari 9 variabel yaitu Optimism (OPT) Innovativeness (INN) Discomfort (DIS)

Insecure (INS) Information Quality (INQ) System Quality (SYQ) Service Quality

10

(SVQ) User Satisfaction (USF) Success Information System (SIS) Untuk

pengadopsian penggabungan dan pengkombinasian kedua model tersebut peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) menggunakan asumsi mengenai model logika input-

process-output oleh (Davis amp Yen 1998) Berikut model yang diajukan pada

penelitian ini

Gambar 1 1 Model Penelitian

19 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan tujuan dan sasaran pada penelitian ini maka pertanyaan penelitian

dalam hal ini

11

1 Apakah kesiapan pengguna berpengaruh terhadap keberhasilan penerapan

SIA Accurate

2 Apa saja faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna dalam keberhasilan

penerapan SIA Accurate dari persepsi kesiapan pengguna

21 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap INQ SYQ

SVQ dan USF

22 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap INQ SYQ

SVQ dan USF

23 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

SYQ SVQ dan USF

24 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

SYQ SVQ dan USF

25 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dam SIS

26 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan SIS

27 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan SIS

28 Apakah USF berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

110 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan penelitian pembahasan terbagi dalam lima bab yang

secara singkat akan diuraikan sebagai berikut

12

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah rumusan masalah ruang lingkup dan batasan

tujuan dan sasaran manfaat penelitian metodologi penelitian model penelitian

pertanyaan penelitian dan sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai dasar-dasar teori yang mendukung tentang

pengukuran pengaruh kesiapan dan keberhasilan pengguna terkait penerapan SIA

Accurate

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas tentang metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

metode pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan analisis data dan hasilnya serta interpretasi hasil penelitian

dengan merujuk kepada basis teori sebelumnya

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang berkenaan dengan hasil pemecahan masalah serta

beberapa saran untuk pengembangan keberhasilan penerapan SIA Accurate

2

BAB II

LANDASAN TEORI

21 Definisi Kesiapan

Kesiapan adalah tingkatan atau keadaan yang harus dicapai dalam proses

perkembangan perorangan pada tingkatan pertumbuhan mental fisik sosial dan

emosional (Hamalik 2008) Kesiapan adalah kondisi seseorang secara keseluruhan

yang dapat membuatnya siap untuk dapat memberikan respon atau jawaban dalam

suatu cara tertentu terhadap suatu situasi yang dihadapinya Maka seseorang akan

menyesuaikan kondisi tersebut dan akan berpengaruh atau memiliki kecenderungan

untuk memberi respon (Slameto 2010)

Definisi Kepuasan menurut Kotler dalam Abdurrahman dan Prasetyo

(2016) adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil

dengan harapannya Kepuasan dapat dilihat dari kesesuaian harapan dengan apa

yang didapat dari suatu pelayanan (Tjiptono dalam Abdurrahman dan Prasetyo

2016) Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin ldquosatisrdquo (artinya

cukup baik memadai) dan ldquofaciordquo (artinya melakukan atau membuat) sehingga

secara sederhana dapat diartikan sebagai lsquoupaya pemenuhan sesuatursquo (Tjitptono

dalam Hartono dan Wahyono 2015)

22 Definisi Keberhasilan

Dalam buku Djamarah dan Zain (2010) WJS Poerwadarminto berpendapat

bahwa keberhasilan adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan dikerjakan dan

3

sebagainya) Sedangkan menurut Masrsquoud Khasan Abdul Qohar keberhasilan

adalah apa yang telah dapat diciptakan hasil pekerjaan hasil yang menyenangkan

hati yanng diperoleh dengan jalan keuletan kerja

Keberhasilan dari sistem informasi ditentukan bagaimana sistem itu dapat

dijalankan oleh pengguna dengan efektif dan pengguna merasa puas menggunakan

sistem tersebut dan juga bagaimana perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari

sistem yang digunakannya Doll dan Torkzadeh dalam Istianingsih dan Wiwik

Utami (2009) menyatakan bahwa kepuasan pengguna sistem informasi dapat

digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu sistem informasi Kepuasan

pengguna akhir ini kemudian menjadi bagian dalam pengembangan model

keberhasilan sistem informasi selanjutnya

23 Definisi Pengguna Sistem

Dalam bukunya Rusdiana dan Irfan (2014) Pelaku sistem terdiri atas tujuh

kelompok yaitu sebagai berikut

1) Pemakai

Pada umumnya ada tiga jenis pemakai yaitu operasional pengawas

dan eksekutif

2) Manajemen

Ada tiga jenis manajemen yaitu manajemen pemakai yang bertugas

menangani pemakaian ketika sistem baru diterapkan manajemen sistem

yang diterapkan dalam pengembangan sistem manajemen umum yang

terlibat dalam strategi perencanaan sistem dan sistem pendukung

pengambilan keputusan

4

3) Pemeriksa

Pemeriksa menentukan segala sesuatunya berdasarkan ukuran

ukuran standar yang dikembangkan di banyak perusahaan sejenis

4) Penganalisis sistem

Fungsi dari penganalisis sistem antara lain sebagai berikut

a) Arkeolog yaitu menelusuri cara sistem lama berjalan sistem

tersebut dijalankan dan segala hal menyangkut sistem lama

b) Inovator yaitu membantu mengembangkan dan membuka

wawasan pemakai bagi kemungkinan lain

c) Mediator yaitu menjalankan fungsi komunikasi dari semua level

antara lain pemakai manajer programmer pemeriksa dan pelaku sistem

lain yang mungkin belum memiliki sikap dan cara pandangan yang sama

dan

d) Pimpinan yaitu penganalisis sistem harus personal yang

berpengalaman dari programmer atau desainer

5) Pendesain Sistem

Pendesain sistem menerima hasil penganalisis sistem berupa

kebutuhan pemakai yang tidak berorientasi pada teknologi tertentu

kemudian ditransformasikan ke desaian arsitektur tingkat tinggi dan dapat

diformulasikan oleh programmer

6) Programmer

Setelah penganalisis sistem memberikan hasil kerjanya dan diolah

oleh pendesain sistem programmer dapat mulai bekerja

5

7) Personal Pengoperasian

Pelaku ini bertugas dan bertanggung jawab di pusat komputer

misalnya jaringan keamanan perangkat lunak pencetakan back-up

24 Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam organisasi yang membantu

kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi

yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi organisasi agar dapat

menyediakan laporan yang diperlukan oleh pihak luar (Sutabri 2012)

Menurut pandangan Hall dalam Kadir (2014) sistem informasi adalah

sebuah rangkaian prosedur formal di mana data dikelompokkan diproses menjadi

informasi dan didistribusikan kepada pemakai Sama halnya seperti menurut

Sidharta dalam (Rusmana 2015) bahwa sebuah sistem informasi adalah sistem

buatan manusia yang berisi himpunan terintegrasi dari komponen-komponen

manual dan komponen-komponen terkomputerisasi yang bertujuan untuk

mengumpulkan data memproses data dan menghasilkan informasi untuk pemakai

25 Definisi Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi sering dirancang dengan menggunakan software agar

informasi yang dihasilkan menjadi lebih akurat efisien dan tepat waktu (Davis

Alderman amp Robinson 1990) Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu sistem

yang mengumpulkan merekam menyimpan dan mengolah data untuk

menghasilkan informasi bagi para pembuat keputusan (Romney amp Steinbart 2012)

Terdapat 6 komponen dalam Sistem Informasi Akuntansi yakni

6

1 Orang yang menggunakan sistem

2 Prosedur dan instruksi yang digunakan untuk mengumpulkan mengolah

dan menyimpan data

3 Data tentang organisasi dan kegiatan bisnisnya

4 Software yang digunakan untuk mengolah data

5 Infrastruktur teknologi informasi meliputi komputer perangkat tambahan

dan peralatan komunikasi jaringan yang digunakan dalam Sistem

Informasi Akuntansi

6 Sistem pengendalian internal dan perangkat keamanan untuk menjaga data

Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2012) sebuah sistem informasi akuntansi

yang didesain dengan baik dapat

1 Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya dari produk dan jasa

2 Meningkatkan efisiensi

3 Meningkatkan pembagian pengetahuan

4 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari suatu rantai Supply

5 Meningkatkan struktur dari pengendalian internal

6 Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan

Menurut Sutabri (2004) sistem informasi akuntansi meliputi beragam

aktivitas yang berkaitan dengan siklus pemrosesan akuntansi perusahaan Meskipun

tidak ada dua organisasi yang identik tetapi sebagian besar mengalami jenis

kejadian ekonomi yang serupa Kejadian-kejadian ini menghasilkantransaksi-

7

transaksi yang dapat dikelompok menjadi empat siklus aktivitas bisnis yang umum

yaitu

1 Siklus pendapatan

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pendistribusian barang dan jasa

ke entitas-entitas lain dan pengumpulan pembayaran yang berkaitan

2 Siklus pengeluaran

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan barang dan jasa dari

entitas-entitas lain dan pelunasan kewajiban-kewajiban yang berkaitan

3 Siklus produksi

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pengubahan sumber daya menjadi

barang dan jasa

4 Siklus keuangan

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan dan manajemen dana

modal termasuk kas

26 Sistem Informasi Akuntansi Accurate

Salah satu contoh sistem informasi akuntansi adalah Accurate Penggunaan Sistem

Informasi Akuntansi (SIA) Accurate sesuai dengan salah satu tujuan utama sistem

informasi yaitu untuk menyajikan informasi sebagai pendukung pengambilan

keputusan perencanaan pengendalian dan perbaikan selanjutnya (Puspitawati amp

Anggadini 2011) SIA Accurate merupakan salah satu program akuntansi buatan

putra-putri bangsa Pengembang sistemnya (developer system) adalah CPSSoft (PT

Cipta Piranti Sejahtera) dan CPSSoft tidak melayani penjualan mereka fokus di

pengembangan program dan administrasi Versi pertama SIA Accurate adalah

8

Accurate 2000 Accounting Software yang diliris sekitar tahun 2000 Sistem

Acccurate merupakan produk lokal yang sesuai dengan Pernyataan Standard

Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Perpajakan di Indonesia

261 SIA Accurate versi 5

SIA Accurate ini merupakan salah satu program pembukuan perusahaan

dalam varian paket modul lengkap siap pakai dan tersedia untuk varian

project ataupun manufaktur yang bisa diaplikasikan di berbagai jenis dan

skala usaha kecil menengah bagi perusahaan baik yang bergerak di bidang

trading distribusi service atau manufaktur dan lain sebagainya SIA

Accurate ini menyediakan layanan dengan menggunakan Bahasa Indonesia

sehingga penggunaan sistem ini akan mudah dipahami oleh masyarakat

Indonesia

SIA Accurate versi 5 memiliki 3 varian paket dengan beragam

modul yang ditawarkan bagi setiap perusahaan yaitu Standard Edition

Deluxe Edition dan Enterprise Edition Untuk varian Standar Edition

cocok untuk perusahaan skala kecil seperti jasa dan dagang yang hanya

cukup menghasilkan laporan keuangan standar tanpa perlu laporan

keuangan perproyek atau perdepartment Sedangkan Deluxe Edition

merupakan perpaduan dari beberapa modul standar ditambah dengan fungsi

berupa pengisian proyek dan departemen Kalau varian Enterprice Edition

cocok untuk perusahaan manufacturing karena sudah dilengkapi dengan

Bill Of Material Production Order Production Activity Finished

Production Activity dan bahkan dapat mengetahui selisih antara Bill Of

9

Material Budged dengan Production Activity Berikut tabel perbedaan

daftar modul dan fitur pada setiap varian paket

Tabel 2 1 Perbedaan Varian Accurate 5 (sumber wwwcpssoftcom)

Modul dan Fitur Standard

Edition

Enterprise

Edition

Deluxe

Edition

Modul Pembelian

Modul Penjualan Modul Persediaan Modul Buku Besar Modul Kas Bank Modul Aktiva Tetap Modul RMA Modul Proyek Modul Manufaktur

Transaksi berulang dengan pengingat Mengakses grafik laporan dengan

tabletsmartphone

262 Modul SIA Accurate versi 5

Berikut beberapa penjelasan modul yang tersedia

1 Modul Pembelian (Purchase Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Permintaan Pembelian (Purchase

Requisition Form) Formulir Pesanan Pembelian (Purchase Order

Form) Formulir Penerimaan Barang (Received Item Form) Formulir

Faktur Pembelian (Purchase Invoice Form) Formulir Retur Pembelian

(Purchase Return Form) dan Formulir Pembayaran Pembelian

(Purchase Payment Form)

2 Modul Penjualan (Sales Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Penawaran Penjualan (Sales

Quotation Form) Formulir Pesanan Penjualan (Sales Order Form)

10

Formulir Faktur Penjualan (Sales Invoice Form) Formulir Retur

Penjualan (Sales Return Form) dan Formulir Penerimaan Penjualan

(Sales Receipt Form)

3 Modul Persediaan (Inventory Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Barang dan Jasa (List Of Item)

Formulir Penyesuain Persediaan (Inventory Adjustment Form)

Formulir Pembiayaan Pesanan (Job Costing Form) Daftar Gudang

(List Of Warehouse) Formulir Grup Barang (Item Grouping Form)

Formulir Penyesuaian Harga Jual Barang (Set Selling Price Adjustment

Form) dan Formulir Pindah Barang (Item Transfer Form)

4 Modul Buku Besar (General Ledger Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Akun (List Of Account) Daftar Mata

Uang (List Of Currency) Informasi Perusahaan (Company Info)

Formulir Bukti Jurnal (Journal Voucher Form) Proses Akhir Bulan

(Period End Process) dan Laporan Keuangan (Financial Statemen)

5 Modul Kas Bank (Cash Bank Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Pembayaran (Payment Form

Formulir Penerimaan (Deposit Form) Buku Bank (Bank Book)

Formulir Rekonsiliasi Bank (Bank Reconcile Form)

6 Modul Aktiva Tetap (Fixed Asset Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Aktiva Tetap Baru (New Fixed Asset

Form) Daftar Tipe Aktiva Tetap Pajak (List Of Fiscal Fixed Asset

11

Type) Daftar Tipe Aktiva Tetap (List Of Fixed Asset Type) Daftar

Aktiva Tetap (Fixed Asset List)

7 Modul RMA (Return Merchandise Authorization Module)

Modul ini terdiri dari Formulir RMA (RMA Form) dan Formulir

RMA Action (RMA Action Form)

8 Modul Proyek (Project Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Bahan Baku Daftar Biaya Proyek

Formulir Work Price Analysis Formulir Proyek Formulir Material In

Used Formulir Project Survey Formulir Project Bill Formulir Project

Ending

263 Kelebihan SIA Accurate versi 5 dengan versi sebelumnya

Berikut beberapa perbedaan antara SIA Accurate versi 4 dan Accurate versi

5 yaitu

1 Adanya Fitur E-Faktur

Fitur E-Faktur dibuat untuk membantu pengguna SIA Accurate

terutama Pengusaha Kena Pajak (PKP) untuk menghasilkan laporan siap

pakai sekaligus sebagai pendukung kebijakan dari Direktorat Jendral

Pajak yang mewajibkan penggunaan E-Faktur bagi perusahaan PKP

2 Database Server Firebird 25

Database firebird yang digunakan di dalam aplikasi Accurate versi

4 adalah Firebird versi 21 dan untuk Accurate versi 5 ini dikembangkan

12

dengan menggunakan database Firebird 25 dengan konfigurasi Super

Classic(SC) yang sudah diakui secara umum

3 Lisensi SIA Accurate

Di Accurate sebelumnya lisensi Accurate berupa nomor serial di-

input langsung ke SIA Accurate di masing-masing komputer Pengguna

memerlukan bantuan customer support CPSSoft atau tenaga penjual

untuk mendapatkan nomor serial yang dimaksud Di Accurate 5 License

Manager yang berkomunikasi dengan License Server CPSSoft untuk

mendapatkan nomor serial lisensi kemudian dikirimkan ke komputer

Accurate Client secara otomatis

264 Kekurangan SIA Accurate versi 5

1 Tidak bisa di Custom

SIA Accurate adalah software paket Kenapa tidak bisa Karena SIA

Accurate sudah mensurvei ke perusahaan-perusahaan dari UMKM

UKM di Indonesia dan Perusahaan menengah ke atas Jadi SIA Accurate

di buat sesuai dengan kebutuhan perusahaan-perusahaan di Indonesia

sesuai dengan PSAK dan perpajakan di Indonesia juga Laporan dan

form seperti PO Invoice dan lain-lain masih bisa di custom

2 Tidak mencakup Seluruh Operasional Perusahaan

Basic dari program SIA Accurate adalah accounting software bukan

oprasional software Contoh seperti pembayaran gaji perkaryawan belum

bisa di 5 bisa di catat secara global saja Untuk pencatatan gaji

13

perkaryawan dan SIA Accurate pajaknya baru bisa di SIA Accurate

Online

3 Tidak mendapatkan Training Pembelian Baru

Dulu SIA Accurate memang mempaket kan dalam pembelian baru

SIA Accurate maka mendapatkan training namun harganya lebih mahal

Sekarang sudah banyak SMK dan Universitas di Indonesia yang bekerja

sama dengan SIA Accurate sehingga SDM siap pakainya sudah banyak

Maka dari itu SIA Accurate menekan harga software semurah mungkin

dan jika di perusahaan Anda sudah ada karyawan yang sudah bisa

menggunakan SIA Accurate Kenapa harus mengambil jasa training

Jadi training di SIA Accurate sangat flexibel tergantung kebutuhan

perusahaan

27 Konsep Dasar Kesiapan Teknologi (Technology Readiness)

Penelitian Sheu amp Kim (2008) yang melibatkan 50 organisasi sebagai obyek

penelitian menyatakan bahwa tingkat kesiapan yang rendah menjadi sebab

kegagalan proyek SI khususnya kesiapan pengguna yang paling dominan

berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi SI Penelitian Sheu dan Kim

menunjukkan bahwa faktor kesiapan pengguna lebih kuat pengaruhnya terhadap

keberhasilan proyek SI dibandingkan dengan keterlibatan pengguna dalam proyek

SI

Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa adanya proses penerapan

teknologi atau sistem pada suatu organisasi menyebabkan beberapa tantangan baru

14

bagi organisasi tersebut seperti beberapa pengguna yang memiliki tingkat kesiapan

rendah pada sistem atau teknologi baru akan mengalami kesulitan dalam

mempelajari hal baru bahkan beberapa pengguna baru lainnya dapat memberikan

penolakan merasa enggan atau tidak mampu dalam menggunakan teknologi atau

sistem baru tersebut sehingga penerapan teknologi atau sistem baru pada organisasi

tersebut akan menjadi sia-sia bahkan gagal Oleh karena itu dengan adanya suatu

pengukuran dan penilaian dalam tingkat kesiapan dan kemampuan pengguna suatu

teknologi maka akan meminimalisir tingkat kesalahan kesulitan dan resiko yang

ada (Pambudi 2015)

28 Konsep Dasar Keberhasilan Sistem Informasi (Success SI)

Selama bertahun-tahun para peneliti dan praktisi telah berusaha untuk berhasil

dalam mengelola proyek SI sehingga dapat mencapai kinerja yang maksimal

Pengukuran keberhasilan proyek SI pun menjadi topik yang menarik di kalangan

peneliti dan praktisi tersebut sejak Standish Group mempublikasikan penemuan

mereka pada tahun 1994 Keberhasilan proyek adalah konsep utama tetapi teori

tersebut masih merupakan konsep yang ambigu Antara para peneliti dan praktisi

pun juga masih terjadi kurang sepakat tentang model tersebut Mereka cenderung

fokus pada satu atau sebagian dimensi Sehingga mereka belum mendapat

gambaran yang jelas tentang pengukuran keberhasilan SI

Subiyakto dan Ahlan (2014) mencoba menjawab permasalahan tersebut

dengan mengembangkan model alternatif pengukuran keberhasilan proyek

berdasarkan input-process-output (IPO) model Mereka membandingkan

15

mengadopsi mengadaptasi dan mengkombinasi teori sebelumnya yaitu Davisrsquos

IPO model teori keberhasilan proyek model Delone dan McLean dan kerangka

klasifikasi proyek

Pertama Subiyakto (2014) membandingkan dua model yaitu model Delone

dan McLean dan Model IPO Mereka menemukan bahwa model proses dan model

kausal Delone dan McLean tidak lengkap dalam istilah model IPO sebuah proyek

Model ini hanya fokus pada pemanfaatan dan layanan dari produk Dalam konteks

pengukuran keberhasilan proyek model ini kurang menjelaskan dimensi input dari

model IPO Dengan demikian model IPO lebih komprehensif dibandingkan model

Delone dan McLean

Kedua Subiyakto (2014) mengadopsi teori keberhasilan proyek

pengukuran keberhasilan SI Delone dan McLean dan kerangka klasifikasi proyek

Pengadopsian teori keberhasilan proyek dilaksanakan untuk mengembangkan

aspek kausalitas model Mereka mengadopsi semua variable model Delone dan

McLean serta tiga dari empat variabel kerangka klasifikasi proyek (McLeod amp

MacDonell 2011) yaitu konten proyek orang dan aksi konteks organisasi Hal ini

dikarenakan proses proyek akan diwakili oleh dimensi proses

Ketiga Subiyakto dan Ahlan (2014) menyesuaikan penempatan variable

sejalan dengan logika IPO dan definisi keberhasilan proyek Tiga penyesuaiannya

adalah sebagai berikut

a Menempatkan 2 dimensi model Delone dan Mclean (system creation dan

system utilization) ke dalam dimensi proses dari model Hal ini didukung

juga oleh beberapa peneliti bahwa proses proyek terdiri dari dua subproses

16

yaitu produksi produk dan pemanfaatannya Penempatan dimensi dampak

sistem dari model DeLone dan McLean sebagai dimensi output dari model

sejalan dengan definisi keberhasilan proyek

b Mengembangkan hubungan antara variabel dimensi input terhadap

variable dimensi proses Dalam hal ini masing-masing varibel dimensi

input memiliki hubungan terhadap masing-masing variabel dari dimensi

proses yang sejalan dengan model proses dan kausal dari IPO model

c Mengembangkan hubungan antara konteks organisasi terhadap semua

variabel dalam model yang berdasarkan konsep pengaruh lingkungan

sistem

Keempat model dikembangkan atas kombinasi dari empat teori yang telah

disebutkan sebelumnya Kombinasi ini dilakukan untuk menanggapi dua isu utama

di lingkup model keberhasilan proyek SI yaitu validitas dan kelengkapan

pengukuran model Kelengkapan model berarti model tersebut dikembangkan

untuk mencakup dimensi keseluruhan proyek dalam konteks aspek proses dan

kausal Validitas adalah berarti bahwa model ini mewakili secara teori keberhasilan

proyek Tiga dimensi utama yang dari model ini adalah dimensi input proses dan

output Dimensi proses terdiri dari dua subdimensi yaitu pembuatan sistem (system

creation) dan pemanfaatan sistem (system utilization) Model ini (Gambar 34)

mengandung 9 variabel dan 36 hubungan antar variable tersebut Konten proyek

(project content) orang dan aksi (people and action) dan konteks organisasi

(institutional contexts) adalah tiga variabel dimensi input Kualitas informasi

(information quality) kualitas sistem (system quality) kualitas layanan (service

17

quality) penggunaan (system use) dan kepuasan pengguna (user satisfaction)

adalah lima variabel untuk dimensi proses Manfaat bersih (net benefit) adalah

variabel untuk dimensi output

Gambar 2 1 Model Pengukuran Keberhasilan Proyek SI Berdasarkan Model IPO

(Subiyakto dan Ahlan 2014)

Selanjutnya pada tahun 2015 Subiyakto Ahlan Kartiwi dan Sukmana

memvalidasi model baru tersebut secara kualitatif untuk mengetahui kelayakan

model tersebut melalui Focus Group Study (FGS) Mereka melakukan 4 teknik FGS

yaitu interview konsultasi diskusi dan seminar Ada 16 partisipan (9 doktor 3

calon doktor dan 4 akademisi) dari 20 anggota terdaftar yang tergabung dalam

kelompok penelitian ini Mereka memiliki kepentingan keterampilan

penegtahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian SI Mereka juga dipilih

karena kredibilitas mereka sebagai key informants

18

Hasil dari FGS mengungkapkan delapan tema menyeluruh berkaitan dengan

validitas model dan kelayakan pelaksanaan penelitian Kemudian telah disimpulkan

dalam empat poin validasi yaitu kejelasan proses pemodelan penggunaan dasar

teoritis kewajaran metode penelitian dan ketersediaan sumber daya penelitian

Berdasarkan poin tersebut Subiyakto et al merevisi modelnya melalui

penyederhanaan jumlah hubungan antar variable dengan menghapus 6 hubungan

Model tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 2 2 Revisi Model (Subiyakto et al 2015)

29 Populasi Dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya Guritno dan Sudaryono (2011) Dalam metode

penelitian kata populasi amat populer dipakai untuk menyebutkan

serumpunsekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian Populasi penelitian

merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia hewan

tumbuh-tumbuhan udara gejala nilai peristiwa sikap hidup dan sebagainya

19

Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin 2006)

Jenis populasi terbagi dua yaitu

1) Populasi fitnit artinya jumlah individu ditentukan

2) Populasi infinit artinya jumlah individu tidak terhingga atau tidak

diketahui dengan pasti

Sampel ialah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut Sehingga pengambilan sampel harus menggunakan cara-cara tertentu yang

berdasarkan oleh pertimbangan-pertimbangan yang ada (Sugiyono 2011)

291 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel Terdapat dua metode dasar

penarikan sampel yaitu (Guritno amp Sudaryono 2011)

a Probability Sampling

Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel Beberapa metode penarikan sampel probabilitas

adalah sebagai berikut

1 Simple Random Sampling

Simple random sampling dikatakan sederhana karena pengambilan

sampel dari populasinya dilakukan secara acak tanpa memperhatikan status

atau tingkat pendidikan yang ada dalam suatu populasi

2 Stratified Random Sampling

20

Stratified Random Sampling merupakan suatu prosedur penarikan

sampel berstrata yaitu suatu subsampel acak sederhana yang ditarik dari

setiap strata atau tingkatan yang kurang lebih sama dalam beberapa

karakteristik (Siregar 2013)

3 Cluster Sampling

Cluster Sampling merupakan suatu prosedur penarikan sampel

probabilitas yang memilih subpopulasi yang disebut cluster Kemudian

setiap elemen di dalam kelompok cluster tersebut dipilih sebagai anggota

sampel

b Nonprobability Sampling

Nonprobability Sampling merupakan suatu prosedur penarikan

sampel yang bersifat subjektif Dalam hal ini probabilitas pemilihan

elemen-elemen populasi tidak dapat ditentukan Hal ini disebabkan setiap

elemen populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai

sampel Beberapa teknik pengambilan sampel nonprobabilitas sebagai

berikut (Guritno amp Sudaryono 2011)

1 Convience Sampling

Convience Sampling adalah teknik penarikan sampel berdasarkan

kemudahan Prosedurnya adalah semata-mata langsung menghubungi

unitunit penarikan sampel yang mudah dijumpai seperti mahasiswa dalam

satu kelas jamarsquoah tempat ibadah pengunjung toko dan lainnya Seringkali

pengambilan sampel ini dilakukan untuk menguji kuesioner atau penelitian

ekspolorasi

21

2 Quota Sampling

Quota Sampling adalah penarikan sampel berdasarkan kuota

Prinsipnya adalah karakteristik tertentu yang relevan menjelaskan dimensi

populasi Peneliti harus mengetahui distribusi populasi

3 Purposive Sampling

Purposive Sampling adalah penarikan sampel berdasarkan

pertimbangan atau kriteria tertentu

4 Snowball Sampling

Snowball Sampling adalah metode penarikan sampel dengan

responden yang berhasil diperoleh diminta untuk menunjukkan responden

lainnya secara berantai

5 Accidental Sampling

Accidental Sampling adalah metode penarikan sampel dimana

pemilihan anggota sampelnya dilakukan terhadap orangbenda yang

kebetulan ada atau dijumpai (Hadi 2016 Sugiyono 2011)

292 Teknik Menentukan Ukuran Sampel

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan ketepatan ukuran pengukuran penelitian

ini menggunakan metode analisis SEM Berdasarkan studi penelitian Monte Carlo

berbagai estimasi penentuan sampel yang disimpulkan

1 Model SEM dengan jumlah variabel laten sampai dengan lima buah dan

setiap konstruk dijelaskan 3 atau lebih indikator jumlah sampel 100-150

sudah dianggap memadai (Santoso 2011)

22

2 Ukuran sampel untuk model SEM adalah antara 100-200 atau dengan cara

jumlah indikator dikali 5 sampai 10 (Ferdinand AT 2000)

3 Ukuran sampel untuk estimasi Maximum Likehood harus setidaknya 5x

jumlah parameter bebas dalam model termasuk error (Bentler amp Chou

1987)

4 SEM yang menggunakan model estimasi maximum likehood estimation

(MLE) adalah 100-200 sampel (Ghozali 2011)

210 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2011) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang

paling utama dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data Dengan metode pengumpulan data yang tepat akan

memungkinkan peneliti untuk memperoleh data yang valid sehingga dapat

membantu dalam penelitian Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan

berbagai metode

1 Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

oleh peneliti untuk memperoleh informasi dengan cara berkomunikasi

langsung (seperti tanya jawab) antara pewawancara dan responden

2 Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab (Sugiyono dalam Setiawan 2016)

23

Kuesioner ini dapat membantu peneliti memperoleh informasi terkait

dengan permasalahan penelitian

3 Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

suatu pengamatan disertai dengan pencatatan terhadap keadaan atau

perilaku objek penelitian (Fathoni dalam Setiawan 2016) Observasi ini

dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai objek penelitian secara

keseluruhan

4 Studi Pustaka

Studi pustaka adalah teknik survei terhadap data yang telah ada

dengan menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu

yang berkepentingan mencari metode-metode serta teknik penelitian

baik dalam mengumpulkan data atau dalam menganalisis data yang telah

pernah digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu (Nazir dalam Yunita

2017)

211 Skala Likert

Menurut Sugiyono (2011) skala likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat

dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Sewaktu

menanggapi pertanyaan dalam skala likert responden menentukan tingkat

persetujuan mereka terhadap suatu pertanyaan dengan memilih salah satu dari

pilihan yang tersedia Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti

ini

24

1 Sangat tidak setuju

2 Tidak setuju

3 Kurang setuju

4 Setuju

5 Sangat setuju

Selain pilihan dengan lima skala seperti contoh di atas kadang digunakan juga

skala dengan tujuan atau sembilan tingkat Suatu studi empiris menemukan bahwa

beberapa karakteristik statistik hasil kuesioner dengan berbagai jumlah pilihan

tersebut ternyata sangat mirip (Dawes 2008)

212 PLS-SEM

PLS-SEM merupakan salah satu metode yang digunakan dalam menganalisis dan

dinilai kuat karena digunakan pada setiap jenis skala data seperti data interval data

nominal dan rasio serta syarat asumsi yang lebih fleksibel (Yamin amp Kurniawan

2011) Partial Least Square (PLS) dikembangkan pertama kalinya oleh Herman

Wold pada tahun 1975 Software yang digunakan untuk analisis menggunakan

PLS-SEM antara lain SmartPLS XLSTAT PLS-PM Visual PLS dan lainnya

PLS dapat digunakan untuk tujuan konfirmasi (seperti pengujian hipotesis)

dan tujuan eksplorasi PLS juga dapat menduga apakah terdapat atau tidak

hubungan antar variabel dan kemudian proposisi untuk pengujian Tujuan

utamanya adalah menjelaskan hubungan antar konstruk dan menekankan

pengertian tentang nilai hubungan tersebut Penggunaan PLS untuk prediksi dan

membangun teori serta sampel yang dibutuhkan relatif kecil dengan minimum

25

sepuluh kali item konstruk yang paling kompleks (Ghozali 2011 Ghozali amp

Hengky 2015 Yamin amp Kurniawan 2011)

Kepopuleran penggunaan PLS-SEM diantara para peneliti dan praktisi

adalah karena empat alasan Pertama algoritma PLS tidak terbatas hanya untuk

hubungan antara indikator dengan konstrak latennya yang bersifat reflektif saja

tetapi algoritma PLS juga dipakai untuk hubungan yang bersifat formatif Kedua

PLS dapat digunakan untuk menaksir model path dengan sample size yang kecil

Ketiga PLS-SEM dapat digunakan untuk model yang sangat kompleks (terdiri atas

banyak variabel laten dan manifes) tanpa mengalami masalah dalam estimasi data

Keempat PLS dapat digunakan ketika distribusi data sangat miring (skew) (Yamin

amp Kurniawan 2011)

Evaluasi model dalam PLS meliputi dua tahap yaitu evalusi outer model

atau model pengukuran dan evaluasi terhadap inner model atau model struktural

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Sarstedt 2017 Wong 2013 Yamin

2011)

1 Evaluasi Pengukuran Model (Outer Model)

Model ini meliputi pemeriksaan individual item reliability internal

consistency atau construct reliability average variance extracted dan

discriminant validity Ketiga pengukuran tersebut dikelompokkan dalam

convergent validity yaitu mengukur besarnya korelasi antara konstrak

dengan variabel laten Measurement model dilakukan untuk dapat

mengetahui hubungan antara konstrak (variabel) dengan indikator-

indikatornya (Yamin amp Kurniawan 2011)

26

Pemeriksaaan individual item reliability dapat melihat nilai

standardized loading factor Nilai ini menggambarkan besarnya korelasi

antara setiap item pengukuran (indikator) dengan konstraknya Untuk nilai

ideal loading factor berupa diatas 07 ini berarti bahwa indikator tersebut

sudah valid sebagai indikator yang dapat mengukur konstrak

Pengukuran lainnya dari convergent validity adalah melihat nilai

Average Variance Extracted (AVE) Nilai ini menggambarkan besaran varian

atau keragaman variabel manifes yang dapat dikandung oleh konstrak laten

Untuk nilai AVE ideal yaitu 05 hal ini berarti convergent validity baik

Artinya variabel laten dapat menjelaskan rata-rata lebih dari setengah varian

dari indikator-indikatornya

Discriminant validity dievaluasi melalui cross loading kemudian

membandingkan nilai AVE dengan kuadrat nilai korelasi antar konstrak

Ukuran cross loading adalah membandingkan korelasi dengan konstraknya

dan konstrak blok lainnya hal ini menunjukkan konstrak tersebut

memprediksi ukuran pada blok mereka dengan lebih baik dari blok lainnya

Ukuran discriminant validity lainnya adalah bahwa nilai akar AVE harus

lebih tinggi daripada korelasi antara konstrak dengan konstrak lainnya atau

nilai AVE lebih tinggi dari kuadrat korelasi antara konstrak

2 Evaluasi Struktural Model (Inner Model)

Pengukuran struktural model dilakukan untuk dapat mengetahui hubungan

antara konstrak yang dihipotesiskan oleh peneliti(Yamin amp Kurniawan

27

2011) Dalam model ini terdapat beberapa tahap dalam melakukan

evaluasinya

Tahap pertama adalah dengan melihat signifikansi hubungan antara

konstrak Hal ini dapat dilihat dari koefisien jalur (path coefficient) yang

menggambarkan kekuatan hubungan antara konstrak Pengukuran path

coefficient (β) memiliki nilai ambang batas diatas 01 hal ini untuk

menyatakan bahwa jalur (path) yang dimaksud mempunyai pengaruh di

dalam model

Tahap kedua adalah dengan mengevaluasi nilai R2 (coefficient of

determination) Nilai ini menjelaskan varian dari tiap target endogenous

variabel dengan standar pengukuran sekitar 067 sebagai kuat sekitar 033

moderat dan dibawah 019 menunjukan tingkat varian yang lemah

Tahap ketiga adalah dengan melihati nilai t-test dengan metode

boostrapping menggunakan uji two-tailed dengan tingkat signifikansi 5

untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian Bila nilai t-test lebih besar dari

196 maka hipotesis penelitian yang dibuat dapat diterima

Tahap keempat yaitu pengujian f2 (effect size) Pengujian ini dilakukan

untuk dapat memprediksi pengaruh variabel tertentu terhadap variabel

lainnya dalam struktur model dengan nilai ambang batas sekitar 002 untuk

pengaruh kecil 015 untuk pengaruh menegah dan 035 untuk pengaruh yang

besar f2 dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

28

Tahap kelima yaitu pengujian 1198762 (predictive relevance) dengan

menggunakan metode blindfolding untuk dapat memberikan bukti bahwa

variabel tertentu yang digunakan dalam suatu model yang dibuat mempunyai

keterkaitan prediktif (predictive relevance) dengan variabel lainnya dalam

model tersebut dengan nilai ambang batas pengukuran di atas nol

Tahap keenam yaitu melakukan pengujian 1199022 (Relative Impact) dengan

menggunakan metode blindfolding juga untuk dapat mengukur relatif

pengaruh sebuah keterkaitan antara prediktif sebuah variabel tertentu dengan

variabel lainnya yang memiliki nilai ambang batas sebesar 002 untuk

pengaruh kecil 015 untuk pengaruh sedang dan 035 untuk pengaruh besar

Rumus yang digunakan dalam perhitungan 1199022 adalah sebagai berikut

211 Model yang Diadopsi

Model yang digunakan pada penelitian ini adalah model kesiapan dan keberhasilan

SI oleh Subiyakto (2017) Gambar model penelitian ini dapat dilihat di bab satu

pada gambar 11 Berikut model yang diajukan pada penelitian ini

Variabel TRI dan Keberhasilan SI

Berikut dijabarkan pengertian dari variabel yang diadopsi ke dalam model TRI

dan Keberhasilan SI lengkap dengan referensi model tersebut

29

Tabel 2 2 Variabel TRI dan Keberhasilan SI Variabel Pengertian Referensi

Optimsm (OPT) Visi yang positif tentang teknologi dan keyakinan kontrol

yang lebih besar fleksibilitas dan efisiensi dalam

kehidupan manusia (Parasuraman

amp Colby

2015

Subiyakto

2017)

Innovativness

(INN)

Kecenderungan untuk menjadi pelopor pemimpin atau

opinion-former dalam penggunaan teknologi

Discomfort (DIS) Persepsi tentang kurangnya kontrol atas teknologi dan

perasaan tertekan dalam penggunaan teknologi

Insecurity (INS) Ketidakpercayaan teknologi dan skeptisis kemampuan

diri untuk menggunakannya dengan tepat

Information

Quality (INQ)

Tingkat sejauh mana informasi yang dihasilkan secara

konsisten memenuhi persyaratan dan harapan pengguna

(Delone amp

McLean

2003

Subiyakto

2017)

System Quality

(SYQ)

Tingkat untuk mendeskripsikan kualitas dari konten yang

dimiliki sistem informasi

Service Quality

(SVQ)

Tingkat untuk menilai sebarapa baik kualitas layanan

kepada pengguna

User Satisfaction

(USF) Kepuasan pengguna menggunakan sistem informasi

Success

Information

System (SIS)

Pencapaian sistem informasi berdasarkan perencanaan

pengembangannya

Indikator TRI dan Keberhasilan SI

Setelah penjabaran dari pengertian variabel berikut ini adalah penjabaran

pengertian dari indikator-indikator yang diadopsi ke dalam model lengkap dengan

referensinya

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI

Indikator Definisi Referensi

Easiness (OPT1) Tingkat yang terkait dengan kemampuan suatu sistem

untuk memberikan kebebasan dari kendala kesulitan dan

masalah

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Connectivity

(OPT2)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan suatu sistem

untuk berhasil terhubung dengan sistem lain

Efficiency (OPT3) Tingkat yang terkait dengan pencapaian sistem untuk

menghasilkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk mencapai output

Effectiveness

(OPT4)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan sistem untuk

mencapai tujuan penggunaannya

Productivity

(OPT5)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

menghasilkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk menghasilkan output

30

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI (lanjutan)

Indikator Definisi Referensi

Problem Solving

(INN1)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

menemukan solusi terhadap masalah

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Independence

(INN2)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan sistem untuk

mendukung penggunanya agar bebas dari kontrol atau

pengaruh

Challenge (INN3) Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

berhasil menangani atau mencapai sesuatu dalam situasi

atau masalah yang sulit

Stimulatioon

(INN4)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

mendorong sesuatu untuk terjadi berkembang atau

membaik

Competitiveness

(INN5)

Tingkat yang terkait kemampuan sistem untuk sukses

pengguna dibanding kompetitornya

Complexity (DIS1) Tingkat yang terkait dengan fitur sistem yang

membingungkan atau sulit dipahami

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Difficulty (DIS2) Tingkat yang terkait dengan kondisi suatu sistem yang

tidak dapat dioperasikan dengan mudah

Dependence (DIS3) Tingkat yang terkait dengan kondisi suatu sistem yang

membutuhkan pihak lain untuk mengoperasikannya

Lack of Support

(DIS4)

Tingkat yang terkait dengan sistem yang tidak memiliki

atau cukup dukungan dalam operasinya

Inappropriateness

(DIS5) Tingkat yang berkaitan dengan keadaan yang tidak pantas

Failure (INS1) Tingkat yang terkait dengan kemungkinan bahwa sistem

tidak menyenangkan atau terdapat hal berbahaya yang

bisa terjadi

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Threat (INS2) Tingkat yang terkait dengan situasi sistem yang bisa

menimbulkan kerugian atau bahaya

Reducing

Interaction (INS3)

Tingkat yang terkait dengan implementasi sistem yang

membuat interaksi manusia semakin berkurang dalam

ukuran jumlah dan kepentingan

Distraction (INS4) Tingkat yang terkait dengan penggunaan sistem lebih

diperhatikan dan mencegah orang berkonsentrasi pada

hal lain

Incredulity (INS5) Tingkat yang terkait dengan keraguan sistem dari

penggunaannya

Accuracy (INQ1) Tingkat kelayakan dari informasi yang dihasilkan

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Timeliness (INQ2) Tingkat presisi dari proses pengolahan informasi SI pada

durasi waktu yang direncanakan

Completeness

(INQ3)

Tingkat dari informasi yang dihasilkan oleh SI utuh atau

tanpa ada bagian yang hilang

Consistency (INQ4) Kecenderungan dari SI untuk masih mendemonstrasikan

informasi yang sama dalam operasi layanan

pemeliharaan atau kualitas

Relevance (INQ5) Tingkat keterkaitan dari informasi yang dihasilkan oleh

SI dengan pokok bahasannya

31

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI (lanjutan)

Indikator Definisi Referensi

Ease of Use

(SYQ1)

Tingkat kebebasan SI dari kendala kesulitan dan

masalah selama penggunaannya

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Maintainability

(SYQ2)

Tingkat yang terkait dengan kemudahan SI dalam

pemeliaharaannya

Response Time

(SYQ3)

Tingkat yang terkait dengan jumlah waktu yang

dibutuhkan untuk menanggapi perintah dari pengguna

tersebut

Fuctionality

(SYQ4)

Tingkat yang terkait dengan SI dapat dioperasikan sesuai

dengan persyaratan yang telah direncanakan

Safety (SYQ5) Tingkat kekebalan SI dari serangan yang tak terduga

bahaya atau kerusakan

Responsiveness

(SVQ1)

Tingkat reaksi SI untuk melayani penggunanya dengan

cara waktu dan situasi yang sesuai

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Flexibilty (SVQ2) Tingkat adaptasi SI untuk melayani penggunanya sesuai

dengan kebutuhan yang diminta

Security (SVQ3) Tingkat keamanan dari sistem yang terintegrasi untuk

melayani pengguna dengan aman dari serangan bahaya

atau kerusakan yang tak terduga

Fuctionality

(SVQ4)

Tingkat yang terkait dengan cakupan layanan SI sesuai

dengan persyaratan fungsional

Extension (SVQ5) Tingkat yang terkait dengan cakupan layanan tambahan

SI yang melebihi persyaratan fungsional

Efficiency (USF1) Tingkat kepuasan pengguna SI berdasarkan pada

pencapaian sistem untuk menghasilkan output

dibandingkan dengan sumber daya yang dibutuhkan

untuk mencapai output (Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Effectivity (USF2) Tingkat kepuasan pengguna SI berdasarkan pada

kemampuan sistem untuk memenuhi kebutuhan

pengguna untuk mencapai tujuannya

Flexibility (USF3) Tingkat kepuasan pengguna SI yang terkait dengan

kemampuan beradaptasi dari sistem sesuai dengan

kebutuhan yang diminta

Overall Satisfaction

(USF4)

Tingkat kepuasan pengguna SI terkait dengan

kecukupan keseluruhan aspek sistem

IS Efficiency (SIS1) Tingkat yang terkait dengan perbandingan dari nilai

output SI dan sumber daya yang dibutuhkan untuk

mencapai output

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei 2013

Subiyakto

2017)

IS Effectivity (SIS2) Tingkat yang terkait dengan kapabilitas kemampuan

sistem untuk memenuhi kebutuhan pengguna untuk

mencapai tujuannya

User Satisfaction

(SIS3)

Sejauh mana SI dapat membantu pengguna menciptakan

nilai bagi bisnis mereka

Productictivity

Improvement

(SIS4)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

meningkatkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk menghasilkan output

Competitive

Advantage (SIS5)

Tingkat yang terkait dengan posisi yang menguntungkan

dari pengguna SI yang terintegrasi untuk bersaing dalam

kompetisi bisnis

32

2111 Model IPO Logic

Beberapa penelitian menggunakan input-process-output Logic pada model

penelitiannya Logika IPO di adopsi untuk tujuan yang sama dalam

pengukuran kualitas dari suatu sistem Teori dasar sistem ini digunakan untuk

dapat memberi gambaran akan konsep sistematis dari suatu sistem (Subiyakto

et al 2014) Model logika komputer IPO logic yang digunakan milik Davis

(1998) dan Kellogg (2004) sampai saat ini masih banyak digunakan dalam

penelitian di bidang teknologi dan informasi Logika IPO ini digunakan pada

penelitian yang bertujuan dalam hal pengukuran kualitas suatu sistem

Teori dasar IPO digunakan juga untuk menggambarkan konsep

sistematis dari suatu sistem dan mudah dimengerti oleh para pengguna para

desainer pun juga dapat mengevaluasi dan memperbaiki desain (Davis 1998

Kellogg 2004) Model logic bila digambarkan secara langsung belum tentu

dapat dilihat hubungan sebab-akibat atau hubungan tujuan dan dampak dari

program ataupun proyek secara langsung Namun ini bukan berarti bahwa

program tersebut dikatakan tidak berhasil tetapi kemungkinan adanya bahwa

program sebagai salah satu dari banyak faktor yang dapat mempengaruhi

suatu dampak yang dapat ditimbulkannya (Solihin Dadang 2012) Berikut

adalah gambar 25 merupakan alur dari IPO logic

Gambar 2 3 IPO LOGIC (Davis 1998)

33

2112 Model Kesiapan Teknologi (Technology Readiness)

Technology Readiness atau kesiapan penggunaan teknologi merupakan

kecenderungan sikap masyarakat dalam merangkul dan menggunakan

teknologi baru di rumah dan di tempat kerja (Parasuraman 2000)

Setiap orang bisa menjadi konsumen teknologi namun cara

mengimplementasikannya tergantung pada derajat kesiapan seseorang

dalam menerima teknologi tersebut Menurut Parasuraman (2000) langkah

pertama yang harus dilakukan dalam implementasi teknologi adalah

mengetahui kesiapan konsumen dalam menerima teknologi tersebut Dalam

konteks ini Technology Readiness Index dikembangkan oleh Parasuraman

(2000) untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana seseorang atau

organisasi siap untuk mengadopsi sebuah teknologi informasi Berikut

gambar terbaru dari model TRI 20

Gambar 2 4 Model TRI20 oleh Parasuraman dan Colby 2015

(Sumber Rockresearchcom)

34

TRI merupakan skala multy-item yang terdiri dari 36 pertanyaan untuk

mengukur technology readiness Skala 36-item terdiri dari empat dimensi

komponen keyakinan yang berkaitan dengan teknologi yang memperngaruhi

tingkat seseorang dalam Technology Readiness Keyakinan ini menetapkan

kesediaan seseorang untuk berinteraksi dengan teknologi baru Seiring

berjalannya waktu dan perkembangan IT yang meningkat dengan pesat maka

pemilik model melakukan pembaharuan di tahun 2014 bersama Charles L

Colby sehingga menghasilkan model TRI 20 tetap dengan mempertahankan

4 dimensi sebelumnya namun perubahan serta pembaharuan instrumen

menjadi 16 butir Model TRI 20 ini terdiri dari empat dimensi dua adalah

kontributor dan dua lagi adalah inhibitor pada adopsi teknologi

Kontributornya sebagai berikut

1 Optimism (kepercayaan diri) yaitu menggambarkan sebuah ekspektasi

dari kebenaran positif teknologi

2 Innovativeness (inovasi) yaitu mengenai otoritas penggunaan teknologi

Sedangkan inhibitor adalah

3 Discomfort (ketidaknyamanan) adalah keraguan tentang jaminan orang

awam akan pengalamannya dengan teknologi

4 Insecurity (ketidakamanan) adalah resiko kemungkinan orang-orang

melakukan transaksi berbasis teknologi (technology-based transactions)

Sebagai kontributor optimisme dan inovasi sebagai penggerak dari

Technology Readiness Pada kenyataannya skor tinggi diukur pada dimensi-

dimensi ini yang pada umumnya akan memperbesar kesiapan teknologi

35

(Technology Readiness) Sabaliknya ketidaknyamanan dan ketidakamanan

mencegah atau menunda berkecenderungan membuat orang-orang untuk

menggunakan teknologi baru Dengan demikian skor tinggi yang diukur pada

dimensi-dimensi ini akan menurunkan seluruh kesiapan teknologi

(Technology Readiness) Selama bertahun-tahun TRI telah banyak

bermanfaat bagi para peneliti yang tertarik pada media sosial akses mobile

dan layanan teknologi lainnya Skala 36-item yang di bangun oleh

Parasurman telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa untuk memfasilitasi

perkembangannya di banyak Negara dan telah digunakan di berbagai sektor

layanan termasuk pendidikan perbankan telekomunikasi kesehatan dan

layanan professional lainnya

Parasuraman (2000) memberikan tiga kategori pada pengukuran

Technology Readiness Index yaitu

1 High Technology Readiness (TRI gt 351)

2 Medium Technology Readiness (29 =lt TRI =lt 351)

3 Low Technology Readiness (TRI =lt 289)

Terdapat 5 segmen kategori pengguna sistem yang didefiniskan oleh

Parasuraman dan Colby (2015)

1 Explolers Memiliki optimisme dan rasa inovatif yang tinggi terhadap

teknologisistem sehingga memiliki antusiasme terhadap penggunaan

teknologisistem informasi

2 Pioneer Memiliki optimisme dan rasa inovatif yang tinggi terhadap

teknologisistem namun memiliki sikap kritis terhadap penggunaan

36

teknologisistem informasi Hal tersebut menyebabkan pengguna akan

selektif dalam penggunaan teknologisistem informasi

3 Paranoids Memiliki rasa optimis terhadap teknologisistem namun

memiliki rasa inovatif yang rendah Pengguna kategori ini memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang tinggi terhadap penggunaan

teknologisistem Hal ini menyebabkan rendahnya antusiasme terhadap

penggunaan teknologi

4 Laggards Memiliki rasa optimis dan rasa inovatif terhadap

teknologisistem yang rendah Jenis pegguna seperti ini memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang tinggi terhadap penggunaan

teknologisistem Hal ini menyebabkan penolakan terhadap penggunaan

teknologi

5 Skeptics Memiliki rasa optimis dan rasa inovatif yang rendah terhadap

teknologisistem Jenis pegguna seperti ini juga memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang rendah terhadap penggunaan

teknologisistem Pengguna seperti ini akan menerima teknologisistem

namun tidak memiliki antusiasme terhadap teknologisistem

37

2113 Model Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information)

Gambar 2 5 Model Keberhasilan SI (DeLone amp McLean 1992)

Model keberhasilan ini didasarkan pada proses dan hubungan kausal

dari dimensi-dimensi di model Model ini tidak mengukur ke enam dimensi

pengukuran keberhasilan sistem informasi secara independen tetapi

mengukurnya secara keseluruhan satu mempengaruhi yang lainnya

Pertimbangan proses beragumentasi bahwa suatu sistem terdiri dari

beberapa proses yaitu satu proses mengikuti proses lainnya Suatu model

proses mengusulkan bahwa suatu sistem informasi terdiri dari beberapa

proses yaitu sebagai berikut ini

a Suatu sistem informasi mula-mula dibuat berisi dengan banyak fitur

yang dapat memperlihatkan beberapa tingkat kualitas sistem dan

informasinya

b Pemakai-pemakai dan manajer-manajer mempunyai pengalaman dengan

fitur-fitur tersebut dengan menggunakan sistemnya entah mereka puas

atau tidak puas dengan sistemnya atau produk informasinya

38

c Penggunaan dari sistem dan produk informasinya kemudian mempunyai

dampak atau pengaruh (influence) di pemakai individual di dalam

melakukan pekerjaannya dan dampak-dampak individu ini secara

kolektif akan berakibat pada dampak- dampak organisasional

Berbeda dengan model proses model kausal (causal model) atau

disebut juga dengan model varian (variance model) berusaha untuk

menjelaskan kovarian (covariance) dari elemen-elemen model untuk

menentukan apakah variansi dari satu elemen dapat dijelaskan oleh variansi

dari elemen-elemen lainnya atau dengan kata lain untuk menentukan apakah

terjadi hubungan kausal diantara mereka Misalnya semakin tinggi kualitas

sistem diharapkan akan menyebabkan kepuasan pemakai dan penggunaan

yang lebih tinggi yang selanjutnya akan memperngaruhi secara positif

produktivitas individual dengan hasil peningkatan produktivitas

organisasional Model kausal ini menunjukkan bagaimana arah hubungan

satu elemen dengan elemen lain apakah menyebabkan lebih besar

(mempunyai pengaruh positif) atau lebih kecil (mempunyai pengaruh

negatif)

Dari model proses dan kausal ini maka dapat dijelaskan bahwa kualitas

sistem (system quality) dan kualitas informasi (information quality) secara

mandiri dan bersama-sama mempengaruhi baik penggunaan (use) dan

kepuasan pemakai (user satisfaction) Besarnya penggunaan (use) dapat

mempengaruhi kepuasan pemakai (user satisfaction) secara positif atau

negatif Penggunaan dan kepuasan pemakai mempengaruhi dampak

39

individual (individual impact) dan selanjutnya mempengaruhi dampak

organisasional (organization impact) Sejak tahun 1992 sampai tahun 2002

banyak penelitian yang telah merujuk dan menggunakan model Delone dan

McLean (1992) Kepopuleran model ini menunjukkan bukti yang kuat dari

kebutuhan untuk mengintegrasikan penemuan-penemuan riset secara

komprehensif di bidang sistem informasi Model ini banyak mengundang

perhatian dari para peneliti salah satunya adalah Peter B Seddon yang

melontarkan kritik terhadap model yang diajukan oleh DeLone amp Mclean

Menurut Seddon dalam Jogiyanto (2007) masalah utama dari model

DampM (DeLone amp McLean) adalah mencoba mengkombinasikan proses dan

penjelasan kausal dari keberhasilan sistem informasi di model mereka

Dengan demikian model mereka tercampur antara model proses (process

model) dan model varian (variance model) Menanggapi kritik Seddon

tersebut yang menyatakan bahwa proses dan kausal adalah dua konsep yang

berbeda dan membingungkan untuk digabungkan DeLone dan McLean

(2003) menyetujui kritik ini Pembuatan model keberhasilan sistem informasi

DampM (DampM Information Success Model) dipicu oleh suatu proses

pembuatan informasi dan dampak dari penggunaan sistem informasinya

DeLone dan McLean mendasarkan modelnya pada model proses yang terdiri

dari tiga komponen proses yaitu

a Pembuatan dari suatu sistem informasi

b Penggunaan sistem informasi tersebut

c Konsekuensi atau dampak dari penggunaan sistem

40

Masing-masing dari proses-proses ini diperlukan (necessary) tetapi

masih belum cukup (not sufficient) untuk suatu kondisi supaya dapat

memberikan hasil (outcome) Misalnya tanpa penggunaan sistem tidak akan

ada konsekuensinya atau manfaatnya Demikian juga dengan pemakaian

sistem mungkin juga tidak akan dihasilkan manfaat Dengan demikian untuk

memahami seluruh dimensi dari keberhasilan sistem informasi model varian

atau model kausal diperlukan

Kritik lainnya oleh Seddon tentang pemakaian sistem (system use)

adalah suatu perilaku (behavior) sehingga harus dikeluarkan sebagai

pengukur sukses dari model kausal DeLone dan McLean (2003) tidak

sependapat dengan kritik ini Mereka berargumentasi bahwa pemakaian

sistem (use) harus mendahului dampak dan manfaat mereka percaya bahwa

pemakaian sistem merupakan pengukur yang tepat untuk mengukur sukses di

kebanyakan kasus

DeLone dan McLean (2003) lebih lanjut mengatakan bahwa

permasalahan dengan menggunakan pemakaian sistem (use) sebagai

pengukur keberhasilan adalah pada definisinya yang terlalu sederhana tanpa

memperhatikan sifat dari penggunaannya Peneliti-peneliti harus

mempertimbangkan sifat (nature) perluasan (extent) kualitas (quality) dan

ketepatan (appropriateness) dari pemakaian sistem Sehingga penghapusan

pemakaian sistem (use) dari model ditolak oleh Delone dan McLean (2003)

Selain itu kenyataannya juga pemakaian sistem (system use atau system

41

usage) masih digunakan di banyak riset-riset empiris dan berlanjut

dikembangkan dan diuji oleh peneliti-peneliti sistem informasi

Dari kontribusi-kontribusi penelitian-penelitian sebelumnya dan akibat

perubahan-perubahan dari peran dan penanganan sistem informasi yang telah

berkembang DeLone dan McLean (2003) memperbarui modelnya dan

menyebutnya sebagai model keberhasilan sistem informasi DampM yang

diperbarui (updated DampM IS Success model) Hal-hal yang diperbarui dalam

model ini adalah sebagai berikut

a Menambah dimensi kualitas pelayanan (service quality) sebagai

tambahan dari dimensi-dimensi kualitas yang telah ada

b Menggabungkan dampak individual (individual impact) dan dampak

organisasional (organizational impact) menjadi satu variabel yaitu

manfaatmanfaat bersih (net benefits)

c Menambahkan dimensi minat memakai (intention to use) sebagai

alternative dari dimensi pemakaian (use)

d Pemakaian (use) dan kepuasan pemakai (user satisfaction) sangat erat

berhubungan Pemakaian (use) harus mendahului kepuasan pemakai

(user satisfaction) sebagai suatu proses tetapi pengalaman yang positif

karena menggunakan (use) akan mengakibatkan kepuasan pemakai yang

lebih tinggi sebagai suatu kausal Secara sama peningkatan kepuasan

pemakai akan mengakibatkan peningkatan minat menggunakan

(intention to use) dan kemudian akan menggunakan (use)

42

e Jika manfaat-manfaat bersih (net benefits) positif akan menguatkan minat

memakai dan menggunakan serta tingkat kepuasan pemakai Umpan

balik ini masih valid bahkan untuk manfaat-manfaat bersih yang negatif

f Model yang diperbarui mempunyai arah panah untuk

mendemonstrasikan hubungan yang diusulkan antar dimensi-dimensi

keberhasilan dalam bentuk proses tetapi tidak menunjukkan arah

hubungannya yang positif atau negatif dalam bentuk kausal

Dari hasil analisis tersebut maka Delone dan McLean (2003)

mengusulkan suatu model yang diperbarui yang nampak pada gambar berikut

ini

Gambar 2 6 Model Keberhasilan SI (DeLone amp McLean 2003)

43

212 Penelitian Sejenis

Tabel 2 3 Penelitian Sejenis

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

1 Peranan Sistem Informasi

Akuntansi dalam Efektifitas

Pelaporan Informasi Akuntansi

Pertanggungjawaban pada PT

Pos Indonesia (Persero)

Manado (Koloay Morasa amp

Elim 2014)

DeLone and

McLean

1 System Quality

2 Information

Quality

3 Service Quality

4 Information Use

5 User Satisfaction

6 Net Benefit

Untuk mengetahui bagaimana

peranan sistem informasi

akuntansi pertanggungjawaban

kantor cabang PT Pos

Indonesia (Persero) Manado

Penelitian menyimpulkan bahwa Sistem

Informasi Akuntansi pada PT Pos

Indonesian (Persero) Manado telah

berperan secara efektif dalam pelaporan

informasi akuntansi pertanggungjawaban

kantor cabang Terbukti dengan

terpenuhinya karakteristik output kualitatif

berupa informasi yang menjelaskan telah

tercapainya tujuan dalam perusahaan

2 Kajian Keberhasilan

Penggunaan Sistem Informasi

Accurate Dengan

Menggunakan Model

Kesuksesan Sistem Informasi

DeLone Dan Mclean (Hudin amp

Riana 2016)

Updated

DeLone dan

McLane (2003)

1 System quality

2 Information

quality

3 Service quality

4 Use

5 User satisfaction

6 Net benefit

Penelitian ini akan

menganalisis faktor-faktor

yang mengukur keberhasilan

model kesuksesan sistem

informasi DeLone amp McLean

terhadap pengguna Sistem

Informasi Akuntansi Accurate

di enam perusahaan di Kota

Sukabumi

Penelitian ini membuktikan bahwa kualitas

informasi dan kualitas pelayanan tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel

penggunaan dan variabel lainnya teruji

signifikan dalam mengukur keberhasilan

penggunan Sistem Accurate dengan nilai

R-square 057 untuk penggunaan 094

untuk kepuasan pengguna dan 094 untuk

manfaat bersih Selain itu nilai Goodness

of Fit (GoF) sebesar 072 atau 72

sehingga model dinyatakan telah sesuai

secara substansial dalam

merepresentasikan hasil penelitian

44

Tabel 23 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

3 Evaluasi Net Benefit Sistem

Informasi Akuntansi Pada

Software Akuntansi Accurate

dan Zahir MenurutModel

Delone amp Mclean 2003

(Tjahjanadi amp Sarosa)

Updated

DeLone dan

McLane (2003)

1 System quality

2 Information

quality

3 Service quality

4 Use

5 User satisfaction

6 Net benefit

menganalisis Net Benefit

software akuntansi menurut

model kesuksesan DeLone amp

McLean (2003)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Information Quality System Quality dan

Service Quality berpengaruh terhadap User

Satisfaction User Satisfaction berpengaruh

terhadap Net Benefit Akan tetapi

Information Quality System Quality dan

Service Quality tidak berpengaruh terhadap

Use Use tidak berpengaruh terhadap User

Satisfaction dan Use tidak berpengaruh

terhadap Net Benefit

4 Evaluasi Kesiapan Pengguna

dalam Adopsi SI Terintegrasi

di bidang Keuangan

Menggunakan Metode TRI

(Florestiyanto 2012)

Technology

Readiness Index

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Melakukan evaluasi kesiapan

pengguna dalam adopsi TIK

diukur dari keyakinan positif

dan keyakinan negatif

pengguna terhadap teknologi

dengan mengadiopsi TRI 10

Seluruh variable penelitian berpengaruh

terhadap technology readiness

5 Analisis Kesiapan Pengguna

Sistem Informasi Akademik

(Pambudi 2015)

Technology

Readiness Index

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Melakukan analisis kesiapan

kompetensi teknologi

pengguna pada proses

implementasi SIA di PNM

dengan menggunakan SEM-

PLS dan metode TRI

Seluruh variable Tri berpengaruh secara

signifikan terhadap Technology Readiness

faktor ketidaknyamanan menempati urutan

teratas dan inovasi urutan terbawah

45

Tabel 23 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

6 An Updated and

Streamline Technology

Readiness Index TRI 20

(Parasuraman amp Colby

2015)

TRI 20 1 Optimism

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Pada papper ini adanya

penyederhanaan indikator

dari 36 pada TRI versi 10

kini menjadi 16 variabel pada

TRI 20

Adanya perbaharuan 16 indikator

pada model TRI 20

7 Implementation in of

Input process-output

Model for Measuring

Information System

Project Success (

Subiyakto amp Ahlan

2014)

IPO Model

Measuring IS Project

Success

1 Project Contents

People amp Actions

2 Institutinal Context

3 System Use

4 Information

Quality

5 System Quality

6 Service Quality

7 User Satisfication

8 Net Benefits

Memberikan alternative

model keberhasilan proyek

SI menggunakan IPO model

Permodelan usulan yang dibuat

berdasarkan empat teori dasar yaitu IPO

Logic Model The Project Success

Theories The DampM Success Model dan

The Project Classifictory Framework

8 Development of the

Readiness and Success

Model for Assessing the

Information System

Integration (Subiyakto

2017)

The technology

readiness and IS

success model

combination

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

5 Information

Quality

6 System Quality

7 Service Quality

8 UserSatisfication

9 Success

Information

Systems

Tujuan penelitian ini

menggabungkan dua model

menjadi satu kesiapan dan

keberhasilan sistem untuk

mengetahui pengaruh

kesiapan terhadap

keberhasilan integrasi sistem

Hasil penelitian ini menunjukkan anatara

penggabungan dua model yang

dikembangkan menjadi satu model antara

model kesiapan dengan model keberhasilan

sistem yang memiliki Sembilan variabel

dengan 23 indikator

46

Tabel 21 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

9 Pengukuran Pengaruh

Kesiapan Terhadap

Keberhasilan Penerapan

Sistem Ubiquitous

Computing Di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

(Gregoryo Gusti 2017)

Model TRI

Parasuraman amp

Colby (2014) dan

Model Keberhasilan

Sistem Informasi

(Delone amp McLean

2003) yang

dikembangkan oleh

(Subiyakto 2017)

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

5 Information Quality

6 System Quality

7 Service Quality

8 UserSatisfication

9 Success Information

Systems

Untuk mengetahui pengaruh

kesiapan terhadap

keberhasilan penerapan

sistem Ubiquitous

Computing di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

khususnya Fakultas Sains

dan Teknologi

Hasilnya terdapat 23 hipotesis yang diuji

11 hipotesis yang diterima atau

berpengaruh dan 12 hipotesis ditolak

Sehingga faktor-faktor pengaruh kesiapan

terhadap keberhasilan sistem yaitu OPT

melalui SYQ SVQ dan USF INN melalui

INQ dan SVQ INS berpengaruh secarah

negatif melalui INQ SYQ dan SVQ INQ

melalui USF SVQ melalui USF USF

melalui SIS

47

213 Pengembangan Hipotesis

Hipotesis dikembangkan berdasarkan teori-teori dari Parasuraman amp Colby

(2015) Delone amp McLean (2003) dan Subiyakto (2017) Maka dari itu dapat

dijabarkan hipotesis untuk variabel construct sebagai berikut

H1 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap INQ

H2 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap SYQ

H3 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap SVQ

H4 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H5 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap INQ

H6 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap SYQ

H7 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap SVQ

H8 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H9 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

H10 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SYQ

H11 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SVQ

H12 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap USF

H13 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

H14 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SYQ

H15 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SVQ

H16 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap USF

H17 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H18 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H19 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

48

H20 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H21 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H22 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H23 Apakah USF berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Secara umum penelitian ini dilakukan dengan menerapkan pendekatan kuantitatif

(Creswell 2017) dan struktur penelitian yang berurutan sesuai dengan tujuannya

yaitu untuk mengetahui pengaruh kesiapan terhadap keberhasilan penerapan SIA

Accurate dan menguji hipotesis yang berhubungan antara pengaruh kesiapan

terhadap keberhasilan penerapan sistem Teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui pengadaan survei yang disebarkan kepada responden di beberapa

perusahaan Jakarta khususnya pengguna SIA Accurate dengan berinstrumenkan

pertanyaan kuesioner analisis data dilaksanakan secara statistik dengan

menggunakan perangkat lunak komputer sesuai kebutuhan

Dalam penelitian ini perangkat lunak yang digunakan yaitu MS Word 2016

untuk penulisan laporan MS Excell 2016 untuk membantu pengolahan data

demografis serta SmartPLS versi 30 untuk pengolahan data hasil kuesioner dari

responden yang terkumpul Serta Edraw Max 8 untuk pembuatan gambar yang

mendukung penulisan laporan penelitian (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle

2015 Sarstedt 2017 Wong 2013 Yamin amp Kurniawan 2011)

50

32 Prosedur Penelitian

Melihat dari pendekatan dan strategi penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya

penelitian ini akan dilakukan menggunakan delapan tahapan yang secara prosedural

dan berurutan yang terdiri dari kajian pustaka pengembangan model perancangan

penelitian pembuatan instrument penelitian atau indikator pengumpulan data

analisis data interpretasi dan pembuatan laporan Berikut gambar yang akan

memperjelas urutan prosedural penelitian ini

Gambar 3 1 Prosedur Penelitian

51

Selanjutnya akan digambarkan durasi proses dari ke delapan tahapan

dalam penelitian ini beserta kegiatan strukturalnya pada tabel 31

Tabel 3 1 Waktu Penelitian

No Tahapan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1 Kajian Pustaka

2 Pengembangan Model

3 Perancangan Penelitian

4 Pembuatan Instrumen

5 Pengumpulan Data

6 Analisis Data

7 Interpretasi

8 Pembuatan Laporan

33 Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel pada penelitian ini ialah para pengguna SIA Accurate versi 5

di beberapa perusahaan Jakarta yang pernah menggunakan sistem ini tanpa dibatasi

lamanya waktu penggunaan Tahap pertama peneliti mengambil teknik sampling

melalui purposive sampling yang dilakukan untuk memilih bagian dari populasi

dimana kriteria yang dipilih adalah pengguna yang memiliki pengalaman dalam

menggunakan SIA Accurate Selanjutnya peneliti menentukan jumlah responden

berdasarkan teori dengan pertimbangan jumlah populasi keterbatasan waktu dan

biaya maka dari itu peneliti mengkerucutkan daerah penelitian pada Jakarta Selatan

Jakarta Timur Jakarta Barat Dari 15 perusahaan yang menggunakan SIA Accurate

dan dijadikan target sampel penelitian 4 diantaranya menerima permohonan

penelitian yang diajukan dan 11 perusahaan lainnya menolak Dengan perkiraan

responden yang mencapai lebih dari 100 orang hal tersebut menurut beberapa ahli

(Guritno 2011 Wong 2013) telah mencakupi sampel yang dibutuhkan dalam

Structural Equation Modeling (SEM) maka peneliti mendapatkan jumlah

responden sebanyak 125 orang

52

34 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini berupa sebuah kuesioner yang berisi lembaran surat

pengantar dari peneliti sebagai permohonan untuk pengisiannya dan lembar kedua

dan ketiga yang berisikan pertanyaaan-pertanyaan penelitian Lembar pertanyaan

penelitian ini terdiri dari tujuh pertanyaan yang ditujukan sebagai data demografi

mengenai profil responden (1) jenis kelamin (2) pendidikan terakhir (3)

pengetahuan pengguna dalam keberadaan SIA Accurate (4) pengalaman

penggunaan SIA Accurate (5) skala intensitas akses SIA Accurate (6) tingkat

kesiapan terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate (7) status responden di

perusahaan dan empat puluh empat pertanyaan ditujukan sebagai data statistik

inferensial Daftar pertanyaan lengkap penelitian dapat dilihat pada bagian

lampiran Secara khusus peneliti menggunakan lima poin skala likert dari tingkatan

ldquoSangat Tidak Setujurdquo (1) sampai ldquoSangat Setujurdquo (5) untuk pengukuran dalam

kuesioner tersebut Berikut tabel 32 indikator dan butir pertanyaan penelitian

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian

Variabel Indikator Pertanyaan

Optimism

(OPT)

Easiness Sistem bebas dari kesulitan kendala dan

masalah

Connectivity Sistem dapat mudah terhubung dengan sistem

lain

Effectiveness Sistem berjalan secara efektif

Efficiency Sistem berjalan secara efisien

Productivity Sistem berjalan secara produktif

Innovativeness

(INN)

Problem Solving Sistem merupakan alat pemecah masalah bagi

penggunanya

Independence Sistem membantu pengguna bebas dari kendali

dan pengaruh

Challenge Sistem mendukung penggunanya untuk mencapai

tujuan dalam situasi atau masalah yang sulit

Stimulation Sistem mendorong penggunanya untuk mencapai

tujuan

Competitiveness Sistem mendukung penggunanya untuk menjadi

lebih sukses daripada pesaingnya

53

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian (lanjutan)

Variabel Indikator Pertanyaan

Discomfort

(DIS)

Complexity Sistem membingungkan pengguna dalam

penggunaannya

Difficulty Sistem tidak mudah untuk digunakan

Dependence Sistem tidak bebas untuk digunakan

Lack Of Support Sistem dijalankan tanpa dukungan operasi secara

penuh

Innapropriateness Sistem tidak sesuai dengan perencanaan

pengembangannya

Insecurity

(INS)

Failure Sistem tidak berhasil dijalankan sesuai rencana

pengembangannya

Threat Sistem berada dalam kondisi yang dapat

menyebabkan bahaya

Reducing Interaction Sistem membuat penggunanya menjadi kurang

dalam berinteraksi

Distraction Sistem membuat penggunanya tidak fokus kepada

yang sebenarnya penting untuk mereka

Incredulity Sistem meragukan untuk digunakan

Information

Quality

(INQ)

Accuracy Sistem menghasilkan informasi secara akurat

Timeliness Sistem menghasilkan informasi secara tepat waktu

Completeness Sistem menghasilkan informasi secara lengkap

Consistency Sistem menghasilkan informasi secara konsisten

sepanjang operasinya

Relevance Sistem menghasilkan informasi sesuai kebutuhan

penggunanya

System

Quality

(SYQ)

Ease of Use Sistem mudah dalam penggunaannya

Maintainability Sistem mudah dalam perawatannya

Response Time Sistem mampu merespon secara cepat mengikuti

perintah yang diberikan

Fuctionality Sistem mampu melakukan semua fungsi yang

disyaratkan dalam pengembangannya

Safety Sistem aman dalam penggunaanya

Service

Quality

(SVQ)

Responsiveness Sistem memberikan layanan secara cepat

Flexibility Sistem menyediakan layanan yang fleksibel sesuai

kondisi pengguna

Security Sistem memberikan layanan yang aman

Functionality Sistem menyediakan layanan yang sesuai

persyaratan dalam pengembangannya

Extension Sistem menyediakan layanan lebih dari fungsi yang

disyaratkan

User

Satisfaction

(USF)

Efficiency Pengguna puas dengan tingkat efisiensi sistem

Effectiveness Pengguna puas dengan tingkat efektifitas sistem

Flexibility Pengguna puas dengan tingkat fleksibilitas sistem

Overall Satisfaction Pengguna puas dengan kinerja sistem

Success

Information

System

(SIS)

IS Efficiency Sistem beroperasi secara efisien

IS Effectiveness Sistem beroperasi secara efektif

User Satisfaction Sistem meningkatkan kepuasan penggunanya

Productivity Improvement Sistem meningkatkan produktivitas

Competitive Advantage Sistem meningkatkan daya saing perusahaan

54

35 Pengumpulan dan Pemrosesan Data

Proses pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti ialah menyebar kuesioner

secara langsung kepada respondenpengguna SIA Accurate Penyebaran kuesioner

dilakukan secara langsung pada beberapa perusahaan pengguna SIA Accurate di

Jakarta Prosedur awal yang dilakukan dalam kegiatan pengumpulan data adalah

perizinan yang diajukan peneliti kepada perusahaan terkait setelah disetujui proses

pengambilan data dilakukan dengan menyerahkan kuesioner kepada perwakilan

masing-masing perusahaan dan menjelaskan bagaimana cara pengisian kuesioner

tersebut Proses pengumpulan data dilakukan selama tiga bulan dibeberapa

perusahaan pengguna SIA Accurate di Jakarta Berdasarkan hasil penyebaran

kuesioner peneliti berhasil mengumpulkan 125 kuesioner secara langsung kepada

pengguna yang telah menggunakan SIA Accurate Keseluruhan kuesioner yang

diperoleh dinyatakan valid karena sesuai dengan kriteria dan dinyatakan lengkap

36 Analisis dan Interpretasi Data

Analisis data dibagi menjadi dua yaitu analisis demografis dan analisis statistis

inferensial Pertama peneliti melakukan analisis data demografis dengan

menggunakan perangkat lunak Ms Word 2016 Kedua peneliti melakukan analisis

statistis inferensial menggunakan SmartPLS versi 30 terdapat dua analisis yang

dilakukan oleh penelti dalam tahap ini yaitu analisis measurement model (outer

model) dan structural model (inner model) Measurement model (outer model)

dilakukan melalui proses pengujian validitas dan reliabilitas outer model melalui

indikator reliability internal consistency reliability convergent validity dan

55

discriminant validity Sedangkan pengujian structural model (inner model) melalui

path ceofficient (β) coefficient of determination (R2) t-test melalui metode

bootstrapping effect size (f2) predictive relevance (Q2) dan relative impact (q2)

menggunakan metode pengujian blindfolding Setelah itu untuk interpretasi hasil

peneliti mendiskusikan hasil analisis demografi responden dengan kondisi lapangan

yang berjalan dan juga menterjemahkan hasil analisis model secara statistik

kuantitatif dengan membandingkan dan mempertimbangkan sejumlah literatur

terkait sebelumnya

56

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI

41 Hasil Analisis

411 Hasil Analisis Demografis

Hasil analisis demografis dilakukan pada bagian profil responden dan untuk

menghasilkan informasi demografis terkait profil responden tingkat pendidikan

dan bagaimana responden tersebut menilai kemampuannya menggunakan

komputer

1) Jenis Kelamin

Gambar 41 memperlihatkan bahwa dari 125 data responden yang

terlibat dalam penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 70 orang (56) dan jumlah dari responden

perempuan yaitu sebanyak 55 orang (44)

Gambar 4 1 Diagram Jenis Kelamin Responden

Laki-laki

56

Perempuan

44

Laki-laki Perempuan

57

2) Pendidikan Terakhir

Gambar 42 menunjukan bahwa responden yang terlibat dalam

penelitian ini memiliki keragaman tingkat pendidikan Sebanyak 71

responden (57) merupakan lulusan S1 25 responden (20) lulusan

SLTA 23 responden (18) merupakan lulusan Diploma dan 6 responden

merupakan lulusan S2 (5)

Gambar 4 2 Diagram Pendidikan Terakhir Responden

3) Pengetahuan mengenai Keberadaan Sistem

Berdasarkan gambar 43 dari jumlah 125 responden mayoritas

sudah mengetahui mengenai keberadaan SIA Accurate yaitu sebanyak 119

responden (95) sisanya sebanyak 6 orang (5) belum mengetahui

mengenai adanya SIA Accurate

SLTA

20

Diploma

18S1

57

S2

5

SLTA Diploma S1 S2

58

Gambar 4 3 Diagram Pengetahuan Keberadaan Sistem

4) Pengalaman Penggunaan Sistem

Pengalaman responden dalam menggunakan sistem di institusi atau

perusahaan tersebut adalah lt1 tahun sebanyak 69 (55) 1-3 tahun

sebanyak 15 (12) 3-5 tahun sebanyak 16 (13) dan gt5 tahun sebanyak

25 (20 ) responden Gambar 44 menunjukan durasi pengalaman

responden dalam menggunakan SIA Accurate di penelitian ini

Gambar 4 4 Diagram Pengalaman Penggunaan Sistem

Tidak5

Iya95

Tidak Iya

lt 1 Tahun

55

1 - 3 Tahun

12

3 - 5 Tahun

13

gt 5 Tahun

20

lt 1 Tahun 1 - 3 Tahun 3 - 5 Tahun gt 5 Tahun

59

5) Skala Intensitas Penggunaan Sistem

Skala intensitas responden dalam menggunakan sistem dalam

pekerjaan di institusi atau perusahaan tersebut adalah ldquoselalurdquo sebanyak 79

responden (63) ldquoterkadangrdquo sebanyak 30 (24) ldquojarangrdquo sebanyak 16

(13) dan ldquotidak pernahrdquo sebanyak 0 (0 ) responden Gambar 45

menunjukan durasi pengalaman responden dalam menggunakan SIA

Accurate di penelitian ini

Gambar 4 5 Diagram Skala Intensitas Penggunaan Sistem

6) StatusPosisi Pekerjaan

Berdasarkan gambar 46 dapat diketahui bahwa responden pada

penelitian ini bagian marketing sebanyak 43 orang (34) dilanjutkan oleh

bagian logistik sebanyak 37 orang (30) bagian keuangan sebanyak 13

orang (11) bagian Admin sebanyak 24 orang (19) dan terakhir bagian

TI sebanyak 8 orang (6)

Selalu

63

Terkadang

24

Jarang

13

Selalu Terkadang Jarang

60

Gambar 4 6 StatusPosisi Pekerjaan

7) Kemampuan Penggunaan Komputer

Gambar 47 menunjukan penilaian responden atas kapabilitas

penggunaan komputer Hasil ini diambil berdasarkan jawaban responden

atas pertanyaan kemampuan penggunaan komputer yang memiliki pilihan

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil dan Sangat Tidak Terampil

Sebanyak 20 (16) responden menjawab ldquoSangat Terampilrdquo 87 (70)

responden menjawab ldquoTerampilrdquo dan 18 responden menjawab ldquoTidak

Terampilrdquo

Gambar 4 7 Diagram Kemampuan Penggunaan Komputer

Marketing

34

Keuangan

11Admin

19

Logistik

30

TI

6

Marketing Keuangan Admin Logistik TI

Sangat Terampil

17

Terampil

68

Tidak Terampil

15

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil

61

412 Hasil Analisis Pengukuran Model

Analisis pengukuran model (measurement model) dilakukan melalui empat tahap

pengujian seperti yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya Empat

pengujian itu adalah individual item reliability internal consistency reliability

average variance extracted dan discriminant validity (Afthanorhan 2013 Hair

2012 Ringle 2015 Subiyakto 2015 Wong 2013 Yamin 2011) Berikut ini adalah

penjelasan tentang pelaksanaan dan hasil dari empat pengujian tersebut

1) Uji Individual Item Reliabilty

Standardized loading factor menggambarkan besarnya korelasi

antara setiap item pengukuran (indikator) dengan konstruknya dengan

melihat nilai outer loading Nilai outer loading diatas 07 dapat dikatakan

baik artinya bahwa indikator tersebut dikatakan valid sebagai indikator yang

mengukur konstruk Mengacu pada standar nilai outer loading setelah

melalui pengujian pada SmartPLS 30 dengan hasil pada tabel 41 dan

gambar 48 dilakukan penghapusan pada tiga indikator yang memiliki outer

loading dibawah 07 yaitu INN1 INQ1 dan INQ2 Setelah penghapusan

ketiga indikator tersebut setelah diuji kembali menggunakan SmartPLS 30

seluruh outer loading sudah memenuhi syarat gt07Internal Consistency

dengan hasil pada tabel 42 dan gambar 49

62

Tabel 4 1 Hasil Awal Uji Loading Factor

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884

DIS2 0933

DIS3 0920

DIS4 0935

DIS5 0881

INN1 -0008

INN2 0895

INN3 0881

INN4 0888

INN5 0757

INQ1 0699

INQ2 0145

INQ3 0848

INQ4 0750

INQ5 0748

INS1 0893

INS2 0901

INS3 0915

INS4 0875

INS5 0840

OPT1 0856

OPT2 0856

OPT3 0855

OPT4 0793

OPT5 0818

SIS1 0894

SIS2 0897

SIS3 0902

SIS4 0899

SIS5 0890

SVQ1 0914

SVQ2 0907

SVQ3 0890

SVQ4 0897

SVQ5 0868

SYQ1 0903

SYQ2 0778

SYQ3 0852

SYQ4 0864

SYQ5 0882

USF1 0835

USF2 0821

USF3 0859

USF4 0779

63

Tabel 4 2 Hasil Uji Loading Factor Setelah Penghapusan Indikator

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884

DIS2 0933

DIS3 0920

DIS4 0935

DIS5 0881

INN1

INN2 0895

INN3 0881

INN4 0888

INN5 0757

INQ1

INQ2

INQ3 0848

INQ4 0750

INQ5 0748

INS1 0893

INS2 0901

INS3 0915

INS4 0875

INS5 0840

OPT1 0856

OPT2 0856

OPT3 0855

OPT4 0793

OPT5 0818

SIS1 0894

SIS2 0897

SIS3 0902

SIS4 0899

SIS5 0890

SVQ1 0914

SVQ2 0907

SVQ3 0890

SVQ4 0897

SVQ5 0868

SYQ1 0903

SYQ2 0778

SYQ3 0852

SYQ4 0864

SYQ5 0882

USF1 0835

USF2 0821

USF3 0859

USF4 0779

Keterangan

Dihapus

64

2) Uji Internal Consistency Reliability

Pengujian ini dilakukan dengan melihat hasil nilai composite

reliability (CR) dengan batas ambang di atas 07 Hasilnya dapat dilihat pada

Tabel 43 bahwa nilai CR dari semua variabel di atas 07 sehingga memenuhi

syarat dan valid untuk digunakan dalam model penelitian ini

Tabel 4 3 Hasil Uji Composite Reliability

Composite Reliability

DIS 0960

INN 0917

INQ 0852

INS 0948

OPT 0921

SIS 0953

SVQ 0953

SYQ 0933

USF 0894

3) Uji Average Variance Extracted

Pengujian convergent validity selanjutnya dilakukan dengan melihat

nilai average variance extracted (AVE) Nilai ini menggambarkan besaran

varian atau keragaman variabel manifes (indikator) yang dapat dikandung

oleh variabel laten (konstruk) Nilai AVE minimal 05 menunjukan ukuran

convergent validity yang baik Artinya variabel laten (konstruk) dapat

menjelaskan rata-rata lebih dari setengah variance dari indikator-

indikatornya Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 44 yang menunjukan bahwa

nilai AVE dari semua variabel di atas 05 sehingga memenuhi syarat untuk

digunakan

65

Tabel 4 4 Hasil Uji Average Variance Extracted (AVE)

Average Variance Extracted (AVE)

DIS 0829

INN 0735

INQ 0658

INS 0784

OPT 0699

SIS 0804

SVQ 0802

SYQ 0736

USF 0679

4) Discrimant Validity

Pengujian ini dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dengan memeriksa

cross loading pertama dilakukan dengan membandingkan korelasi indikator

dengan konstruknya dan konstruk blok lainnya Bila korelasi antara indikator

dengan konstruknya lebih tinggi dari korelasi dengan konstruk blok lainnya

hal ini menunjukkan konstruk tersebut memprediksi ukuran pada blok mereka

lebih baik dari blok lainnya Selanjutnya dengan memeriksa cross loading

Fornell-Lackerrsquos yaitu dengan membandingkannya dengan nilai akar AVE

dimana nilai akar AVE harus lebih tinggi daripada korelasi antara konstruk

dengan konstruk lainnya Hasilnya dapat dilihat pada tabel 45 dan indikator

yang diberi blok kuning pada setiap variabel memiliki nilai lebih tinggi dari

korelasi dengan konstruk blok lainnya

66

Tabel 4 5 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading)

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884 0535 0039 0723 0036 0012 0095 0033 0076

DIS2 0932 0485 0040 0766 0065 0035 0166 0143 0111

DIS3 0920 0538 0038 0739 0096 0020 0124 0066 0090

DIS4 0936 0507 0080 0784 0106 0032 0166 0117 0141

DIS5 0880 0471 -0017 0704 0016 -0057 0085 0026 0026

INN2 0551 0895 0060 0539 0068 0168 0169 0146 0209

INN3 0420 0881 0135 0408 0176 0215 0232 0225 0311

INN4 0398 0889 0060 0363 0159 0174 0248 0226 0222

INN5 0539 0757 0058 0498 0120 0164 0287 0245 0197

INQ3 0082 0179 0882 0134 0542 0351 0634 0627 0524

INQ4 -0018 0004 0809 0071 0451 0182 0489 0535 0277

INQ5 0040 0011 0736 0098 0299 0334 0224 0221 0443

INS1 0744 0492 0091 0890 0018 0075 0132 0120 0120

INS2 0734 0452 0128 0901 0006 0098 0194 0168 0190

INS3 0741 0489 0125 0915 0039 0069 0174 0151 0180

INS4 0714 0443 0130 0877 0034 0084 0164 0152 0156

INS5 0718 0452 0063 0841 -0048 0033 0050 0037 0111

OPT1 0116 0213 0431 0040 0856 0446 0636 0597 0521

OPT2 0133 0161 0479 0079 0855 0487 0703 0623 0554

OPT3 0031 0131 0529 -0043 0855 0495 0672 0635 0559

OPT4 0022 0095 0366 -0023 0793 0408 0627 0577 0431

OPT5 0031 0061 0441 0025 0818 0376 0638 0599 0420

SIS1 0095 0181 0268 0109 0460 0895 0612 0523 0700

SIS2 -0039 0150 0279 0020 0475 0898 0583 0473 0701

SIS3 0039 0215 0374 0120 0480 0901 0641 0585 0791

SIS4 0010 0193 0438 0072 0505 0899 0642 0578 0736

SIS5 -0012 0216 0275 0063 0464 0890 0617 0526 0689

SVQ1 0166 0279 0435 0182 0706 0619 0914 0837 0578

SVQ2 0085 0205 0493 0100 0733 0590 0907 0744 0611

SVQ3 0154 0249 0598 0173 0657 0675 0890 0838 0682

SVQ4 0116 0243 0532 0162 0729 0660 0897 0823 0654

SVQ5 0164 0275 0496 0173 0688 0539 0868 0759 0599

SYQ1 0142 0289 0541 0192 0682 0604 0878 0905 0597

SYQ2 0028 0173 0418 0076 0496 0383 0586 0778 0518

SYQ3 0079 0158 0464 0090 0604 0478 0708 0850 0569

SYQ4 0090 0241 0494 0185 0621 0536 0787 0867 0582

SYQ5 0084 0208 0567 0107 0687 0544 0839 0883 0563

USF1 0111 0254 0489 0129 0533 0628 0587 0599 0835

USF2 0121 0137 0408 0136 0464 0650 0512 0464 0820

USF3 0043 0275 0501 0106 0491 0732 0633 0579 0858

USF4 0103 0247 0328 0225 0483 0648 0563 0526 0781

67

Tabel 4 6 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading Fornell-Lackerrsquos)

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS 0911

INN 0552 0857

INQ 0050 0096 0811

INS 0821 0523 0129 0885

OPT 0081 0160 0541 0019 0836

SIS 0021 0214 0366 0087 0532 0897

SVQ 0153 0279 0572 0176 0785 0691 0895

SYQ 0102 0253 0583 0156 0726 0600 0894 0858

USF 0112 0280 0527 0179 0598 0808 0699 0660 0824

Tabel 46 menunjukan bahwa nilai akar AVE lebih tinggi daripada

korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya Sehingga berdasarkan hasil

pemeriksaan dua tahap cross loading diketahui bahwa tidak ada masalah dalam

uji discriminant validity

68

Gambar 4 8 Hasil Awal Analisis Outer Model

69

Gambar 4 9 Hasil Akhir Analisis Outer Model Setelah Penghapusan Indikator

70

413 Hasil Struktur Model

Analisis struktur model dilakukan melalui enam tahapan pengujian yaitu

pengujian path coefficient (β) coefficient of determination (R2) t-test

menggunakan metode bootstrapping effect size (f2) predictive relevance (1198762)

dan relative impact (1199022) (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Wong 2013 Yamin

2011) Secara grafis hasilnya dapat dilihat pada Tabel 413 Berikut adalah

penjelasan dari ke enam tahap pengujian

1) Path Coefficient (β)

Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai ambang batas yaitu di atas 01

dimana jalur (path) dapat dinyatakan memiliki pengaruh dalam model jika

hasil nilai uji path coefficient berada diatas 01 Hasilnya dari 23 jalur

hipotesis yang ada pada model penelitian ini 8 memiliki pengaruh yang tidak

signifikan dapat dilihat pada tabel 47 dan gambar hasil nilai uji path

coefficient semuanya memiliki nilai diatas 01

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient

Jalur Β

DIS -gt INQ -0271

DIS -gt SVQ -0180

DIS -gt SYQ -0273

DIS -gt USF -0159

INN -gt INQ -0030

INN -gt SVQ 0129

INN -gt SYQ 0133

INN -gt USF 0129

INQ -gt SIS -0157

71

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient (lanjutan)

Jalur β

INQ -gt USF 0160

INS -gt INQ 0356

INS -gt SVQ 0242

INS -gt SYQ 0296

INS -gt USF 0137

OPT -gt INQ 0561

OPT -gt SVQ 0774

OPT -gt SYQ 0721

OPT -gt USF 0132

SVQ -gt SIS 0437

SVQ -gt USF 0401

SYQ -gt SIS -0152

SYQ -gt USF 0075

USF -gt SIS 0686

2) Coefficient of Determination (R2)

Pengujian ini dilakukan untuk menjelaskan varian dari tiap target endogenous

variabel (variabel yang dianggap dipengaruhi oleh variabel lain dalam model)

dengan standar pengukuran sekitar 0670 sebagai kuat sekitar 0333 moderat

dan 0190 atau di bawahnya menunjukan tingkat varian yang lemah

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Wong 2013) Tabel 48

menunjukan bahwa R2 dari Information Quality (INQ) memiliki nilai 0332

R2 dari Success Information S (SIS) memiliki nilai 0708 R2 dari Service

Quality (SVQ) memiliki nilai 0658 R2 dari System Quality (SYQ) memiliki

nilai 0575 dan R2 dari User Satisfaction (USF) memiliki nilai 0536 Hal

tersebut dapat diartikan bahwa Optimism (OPT) Innovativeness (INN)

Discomfort (DIS) Insecurity (INS) menjelaskan secara moderat (332 )

varian dari INQ selanjutnya menjelaskan secara kuat (708 ) varian dari

SIS selanjutnya menjelaskan secara moderat (658 ) varian dari SVQ

selanjutnya menjelaskan secara moderat (575 ) varian dari SYQ Disisi

72

lain INQ SVQ dan SYQ menjelaskan secara moderat (536 ) varian dari

USF

Tabel 4 8 Hasil Uji Coefficient of Determination (R-Square)

Variabel Endogen R Square

INQ 0332

SIS 0708

SVQ 0658

SYQ 0575

USF 0536

3) T-test

Pengujian ini dilakukan dengan metode bootstrapping menggunakan uji two-

tailed dengan tingkat signifikansi 5 (005) untuk menguji hipotesis-

hipotesis penelitian Hipotesis tersebut akan diterima jika memiliki t-test lebih

besar dari 196 (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Wong 2013)

Adapun tingkat signifikansi lain yaitu 10 akan diterima jika memiliki t-test

165 (Hair et al 2011)

Gambar 4 10 Hasil Uji T-test

73

Gambar 410 diatas menunjukan bahwa ada 14 dari 23 hipotesis yang

diterima dan sisanya ditolak Berikut penjelasan hasil nilai t-test yang dapat

dilihat pada tabel 49

Tabel 4 9 Hasil Uji T-test

Hubungan antar Variabel

(Dependen -gt Independen) T-test

DIS -gt INQ 1929

DIS -gt SVQ 1626

DIS -gt SYQ 2181

DIS -gt USF 1518

INN -gt INQ 0254

INN -gt SVQ 1792

INN -gt SYQ 1811

INN -gt USF 1450

INQ -gt SIS 2123

INQ -gt USF 1254

INS -gt INQ 2547

INS -gt SVQ 2527

INS -gt SYQ 2668

INS -gt USF 1433

OPT -gt INQ 7128

OPT -gt SVQ 16486

OPT -gt SYQ 14434

OPT -gt USF 0993

SVQ -gt SIS 3371

SVQ -gt USF 2412

SYQ -gt SIS 1107

SYQ -gt USF 0397

USF -gt SIS 7666

4) Effect Size (f2)

Pada tahap ini dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh variabel

tertentu terhadap variabel lainnya dalam struktur model dengan nilai ambang

batas sekitar 002 untuk pengaruh kecil 015 untuk menengah dan 035 untuk

pengaruh besar Dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

74

Dimana

Nilai yang diperoleh ketika konstruk eksogen dimasukkan ke

model

Nilai yang diperoleh ketika konstruk eksogen dikeluarkan dari

model

Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 410 hasil dari pengujian terhadap 23

jalur yang ada pada penelitian ini 4 jalur memiliki pengaruh yang besar dan 19

jalur lainnya memiliki pengaruh yang kecil

Tabel 4 10 Hasil Uji Effect Size

Jalur f2

Analisis f2 R2-in R2-ex sum f2

DIS -gt INQ 0332 0310 003342 Kecil

DIS -gt SVQ 0658 0649 002735 Kecil

DIS -gt SYQ 0575 0552 005414 Kecil

DIS -gt USF 0536 0529 001439 Kecil

INN -gt INQ 0332 0332 000048 Kecil

INN -gt SVQ 0658 0647 003321 Kecil

INN -gt SYQ 0575 0536 009179 Kecil

INN -gt USF 0536 0525 002300 Kecil

INQ -gt SIS 0708 0693 004967 Kecil

INQ -gt USF 0536 0520 003377 Kecil

INS -gt INQ 0332 0293 005889 Kecil

INS -gt SVQ 0658 064 005370 Kecil

INS -gt SYQ 0575 0547 006591 Kecil

INS -gt USF 0551 0531 004359 Kecil

OPT -gt INQ 0332 0029 045428 Besar

OPT -gt SVQ 0658 0081 168985 Besar

OPT -gt SYQ 0575 0075 117652 Besar

OPT -gt USF 0536 0539 - 000715 Kecil

SVQ -gt SIS 0708 0674 011464 Kecil

SVQ -gt USF 0536 0512 005100 Kecil

SYQ -gt SIS 0708 0703 001548 Kecil

SYQ -gt USF 0536 0535 000146 Kecil

USF -gt SIS 0708 0480 077795 Besar

75

5) Predictive Relevance (1198762)

Pengujian ini dilakukan dengan metode blindfolding untuk memberikan bukti

bahwa variabel tertentu yang digunakan dalam model mempunyai keterkaitan

prediktif (predictive relevance) dengan variabel lainnya dalam model dengan

ambang batas pengukuran di atas nol sama seperti pada Tabel 411

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Wong 2013)

Tabel 4 11 Hasil Uji Predictive Relevance

Variabel Endogen Q Square

INQ 0201

SIS 0525

SVQ 0486

SYQ 0388

USF 0323

6) Relative Impact (1199022)

Pengujian ini dilakukan dengan metode blindfolding untuk mengukur relatif

pengaruh dari sebuah keterkaitan prediktif suatu variabel tertentu dengan

variabel lainnya dengan nilai ambang batas sekitar 002 untuk pengaruh kecil

015 untuk pengaruh menengahsedang dan 035 untuk pengaruh besar (Hair

et al 2012) Rumus yang digunakan untuk perhitungan 1199022 adalah sebagai

berikut

q2 = 1198762 119894119899119888119897119906119889119890 minus 1198762 119890119909119888119897119906119889119890

1minus 1198762 119894119899119888119897119906119889119890

Tabel 412 menunjukan hasil bahwa 3 jalur mempunyai nilai yang besar

1 memiliki pengaruh sedang dan 19 jalur lainnya memiliki pengaruh kecil

76

Tabel 4 12 Hasil Uji Relative Impact

Jalur q2

Analisis q2 Q2-in Q2-ex sum q2

DIS -gt INQ 0201 0187 0018 Kecil

DIS -gt SVQ 0486 0480 0012 Kecil

DIS -gt SYQ 0388 0372 0026 Kecil

DIS -gt USF 0323 0320 0004 Kecil

INN -gt INQ 0201 0202 - 0001 Kecil

INN -gt SVQ 0486 0487 - 0002 Kecil

INN -gt SYQ 0388 0380 0013 Kecil

INN -gt USF 0323 0318 0007 Kecil

INQ -gt SIS 0525 0514 0023 Kecil

INQ -gt USF 0323 0314 0013 Kecil

INS -gt INQ 0201 0176 0031 Kecil

INS -gt SVQ 0486 0472 0027 Kecil

INS -gt SYQ 0388 0369 0031 Kecil

INS -gt USF 0323 0321 0003 Kecil

OPT -gt INQ 0201 0012 0237 Menengah

OPT -gt SVQ 0486 0055 0839 Besar

OPT -gt SYQ 0388 0048 0556 Besar

OPT -gt USF 0323 0325 - 0003 Kecil

SVQ -gt SIS 0525 0499 0055 Kecil

SVQ -gt USF 0323 0312 0016 Kecil

SYQ -gt SIS 0525 0522 0006 Kecil

SYQ -gt USF 0323 0325 - 0003 Kecil

USF -gt SIS 0525 0353 0362 Besar

77

Tabel 4 13 Hasil Analisis Struktural Model

Hipotesis β t-test R2

f2 q2 Analyses

No Jalur R2-in R2-ex sum f2 Q2-in Q2-ex sum q2 β t-test R2 f2 Q2 q2

H1 OPT -gt INQ 0561 7128 0332 0332 0029 045428 0201 0012 0237 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Menengah

H2 OPT -gt SYQ 0721 14434 0575 0575 0075 117652 0388 0048 0556 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Besar

H3 OPT -gt SVQ 0774 16486 0658 0658 0081 168985 0486 0055 0839 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Besar

H4 OPT -gt USF 0132 0993 0536 0536 0539 - 000715 0323 0325 - 0003 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H5 INN -gt INQ -0030 0254 0332 0332 0332 000048 0201 0202 - 0001 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H6 INN -gt SYQ 0133 1811 0575 0575 0536 009179 0388 0380 0013 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H7 INN -gt SVQ 0129 1792 0658 0658 0647 003321 0486 0487 - 0002 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H8 INN -gt USF 0129 1450 0536 0536 0525 002300 0323 0318 0007 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H9 DIS -gt INQ -0271 1929 0332 0332 0310 003342 0201 0187 0018 Tidak Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H10 DIS -gt SYQ -0273 2181 0575 0575 0552 005414 0388 0372 0026 Tidak Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H11 DIS -gt SVQ -0180 1626 0658 0658 0649 002735 0486 0480 0012 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H12 DIS -gt USF -0159 1518 0536 0536 0529 001439 0323 0320 0004 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H13 INS -gt INQ 0356 2547 0332 0332 0293 005889 0201 0176 0031 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H14 INS -gt SYQ 0296 2668 0575 0575 0547 006591 0388 0369 0031 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H15 INS -gt SVQ 0242 2527 0658 0658 064 005370 0486 0472 0027 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H16 INS -gt USF 0137 1433 0551 0551 0531 004359 0323 0321 0003 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H17 INQ -gt USF 0160 1254 0536 0536 0520 003377 0323 0314 0013 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H18 INQ -gt SIS -0157 2123 0708 0708 0693 004967 0525 0514 0023 Tidak Signifikan Diterima Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H19 SYQ -gt USF 0075 0397 0536 0536 0535 000146 0323 0325 - 0003 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H20 SYQ -gt SIS -0152 1107 0708 0708 0703 001548 0525 0522 0006 Tidak Signifikan Ditolak Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H21 SVQ -gt USF 0401 2412 0536 0536 0512 005100 0323 0312 0016 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H22 SVQ -gt SIS 0437 3371 0708 0708 0674 011464 0525 0499 0055 Signifikan Diterima Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H23 USF -gt SIS 0686 7666 0708 0708 0480 077795 0525 0353 0362 Signifikan Diterima Kuat Besar Predictive Relevance Besar

78

42 Interpretasi Hasil dan Pembahasan

421 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Analisis Data Demografis

Berdasarkan hasil analisis informasi demografis responden peneliti melakukan

interpretasi dan mendiskusikan hasil analisisnya sebagai berikut

1) Jenis Kelamin

Gambar 41 memperlihatkan bahwa dari 125 data responden yang

terlibat dalam penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 70 orang (56) dan jumlah dari responden

perempuan yaitu sebanyak 55 orang (44)

2) Pendidikan Terakhir

Gambar 42 menunjukan bahwa responden yang terlibat dalam

penelitian ini memiliki keragaman tingkat pendidikan Sebanyak 71

responden (57) merupakan lulusan S1 25 responden (20) lulusan

SLTA 23 responden (18) merupakan lulusan Diploma dan 6 responden

merupakan lulusan S2 (5) Beragamnya tingkat pendidikan responden

akan berimplikasi terhadap variasi jawaban serta peneliti menilai bahwa

kuesioner penelitian akan mampu dipahami

3) Pengetahuan mengenai Keberadaan Sistem

Berdasarkan gambar 43 dari jumlah 125 responden mayoritas

sudah mengetahui mengenai keberadaan SIA Accurate yaitu sebanyak 119

responden (95) sisanya sebanyak 6 orang (5) belum mengetahui

mengenai adanya SIA Accurate

79

4) Pengalaman Penggunaan Sistem

Pengalaman responden dalam menggunakan sistem di institusi atau

perusahaan tersebut adalah lt1 tahun sebanyak 69 (55) 1-3 tahun

sebanyak 15 (12) 3-5 tahun sebanyak 16 (13) dan gt5 tahun sebanyak

25 (20 ) responden Gambar 44 menunjukan durasi pengalaman

responden dalam menggunakan SIA Accurate di penelitian ini

5) Skala Intensitas Penggunaan Sistem

Skala intensitas responden dalam menggunakan sistem dalam

pekerjaan di institusi atau perusahaan tersebut adalah ldquoselalurdquo sebanyak 79

responden (63) ldquoterkadangrdquo sebanyak 30 (24) ldquojarangrdquo sebanyak 16

(13) dan ldquotidak pernahrdquo sebanyak 0 (0 ) responden Gambar 45

menunjukan durasi pengalaman responden dalam menggunakan SIA

Accurate di penelitian ini

6) StatusPosisi Pekerjaan

Berdasarkan gambar 46 dapat diketahui bahwa responden pada

penelitian ini bagian marketing sebanyak 43 orang (34) dilanjutkan oleh

bagian logistik sebanyak 37 orang (30) bagian keuangan sebanyak 13

orang (11) bagian Admin sebanyak 24 orang (19) dan terakhir bagian

TI sebanyak 8 orang (6)

7) Kemampuan Penggunaan Komputer

Gambar 47 menunjukan penilaian responden atas kapabilitas

penggunaan komputer Hasil ini diambil berdasarkan jawaban responden

atas pertanyaan kemampuan penggunaan komputer yang memiliki pilihan

80

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil dan Sangat Tidak Terampil

Sebanyak 20 (16) responden menjawab ldquoSangat Terampilrdquo 87 (70)

responden menjawab ldquoTerampilrdquo dan 18 responden menjawab ldquoTidak

Terampilrdquo Hal tersebut menandakan bahwa kemampuan responden sudah

cukup baik dalam menggunakan komputer Peneliti memperkirakan hal ini

berkaitan dengan mayoritas responden berusia dibawa 30 tahun yang

popular disebut dengan generasi Y (Anantatmula 2012) yang dianggap

telah terbiasa dengan penggunaan teknologi informasi

422 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Pengukuran Model

Berdasarkan hasil analisis model pengukuran ada beberapa poin penting

yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut

1) Hasil akhir dari analisis telah menunjukan bahwa pengukuran model dari

model penelitian ini telah memenuhi syarat dan memiliki karakteristik yang

baik sehingga layak untuk dilanjutkan ke tahap analisis struktur model untuk

menguji inner model

2) Terdapat tiga indikator yang memiliki nilai outer loading dibawah 07 yaitu

INN1 INQ1 dan INQ2 Namun hal tersebut masih dapat ditoleransi dengan

melihat nilai composite reliability diatas 07

Peneliti beranggapan bahwa hal-hal pada poin dua disebabkan karena

pertimbangan waktu kerja para responden menyebabkan proses pengisian

kuesioner yang tidak didampingi langsung oleh peneliti sehingga memungkinkan

adanya pemaknaan pertanyaan yang tidak tepat Terkait dengan hal ini meskipun

pembuatan instrumen dan penjelasan awal kepada beberapa pihak yang mewakili

81

penerimaan kuesioner penelititan pada setiap perusahaan dalam penelitian ini telah

dilakukan dengan sebaik mungkin hal-hal di luar rencana dan kendali tidak dapat

dihindari khususnya saat pelaksanaan penelitian di lapangan

423 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Struktural Model

Bagian ini akan memaparkan interpretasi dan diskusi berdasarkan hasil dari enam

tahap analisis struktur model yaitu path coefficient (β) coefficient of determination

(R2) t-test menggunakan metode bootstrapping effect size (f2) predictive relevance

(1198762) dan relative impact (1199022) Berikut adalah pemaparan yang dilakukan dengan

mengikuti pertanyaan-pertanyaan penelitian dan hipotesis-hipotesis yang telah

dirumuskan sebelumnya

H1 Apakah Optimisme (Optimism) berpengaruh secara signifikan terhadap

Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

pertama (H1) diterima Artinya Optimisme (Optimism) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0561 Dilihat dari nilai f2 hipotesis OPTrarrINQ memiliki pengaruh

besar tetapi q2 pengaruh yang menengah serta memiliki nilai yang lemah dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT yang terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

82

ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel OPT tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap INQ

H2 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kualitas Sistem

(System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua (H2) diterima Artinya Optimisme (Optimsm) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality) dengan nilai path coefficient

(β) 0721 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis OPTrarrSYQ memiliki pengaruh yang

besar serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of determination (R2)

Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output

(Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang

menyatakan variabel OPT memiliki nilai signifikan terhadap SYQ dan juga terdapat

pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H3 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tiga (H3) diterima Artinya Optimisme (Optimsm) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0774 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis OPTrarrSVQ memiliki

83

pengaruh yang besar serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of

determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model

input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti 2017

Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT memiliki nilai signifikan terhadap

SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini

memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output

H4 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kepuasan

Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-empat (H4) tidak diterima Artinya Optimisme (Optimsm) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

walaupun nilai path coefficient (β) 0132 Dilihat dari nilai f2 dan coefficient of

determination (R2) hipotesis OPTrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta

memiliki nilai yang cukup dilihat dari q2 Hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT memiliki nilai

signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada dimensi input dalam model

penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

84

H5 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh secara signifikan terhadap

Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-lima (H5) tidak diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

dengan nilai path coefficient (β) -0030 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INNrarrINQ memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang kecil dilihat

dari coefficient of determination (R2) Hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN memiliki nilai

signifikan terhadap INQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model

penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H6 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-enam (H6) diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality) dengan nilai path coefficient

(β) 0133 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrSYQ memiliki pengaruh

tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient

of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model

input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017)

85

yang menyatakan variabel INN terdapat pada dimensi input dalam model penelitian

ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output Namun

hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Gusti (2017) yang menyatakan

variabel INN tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap SYQ

H7 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tujuh (H7) diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0129 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrSVQ memiliki

pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti

2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN memiliki nilai signifikan

terhadap SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini

memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output

H8 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kepuasan

Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-delapan (H8) tidak diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) dengan

86

nilai path coefficient (β) 0129 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrUSF

memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Gusti (2017) bahwa variabel INN tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

ataupun output

H9 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif secara

signifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sembilan (H9) diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information

Quality) dengan nilai path coefficient (β) -0271 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai

dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan

peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS yang

terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak

87

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan

variabel DIS tidak memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap INQ

H10 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kualitas Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sepuluh (H10) diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

dengan nilai path coefficient (β) -0273 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

DISrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap SYQ

H11 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kualitas Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sebelas (H11) tidak diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service

88

Quality) dengan nilai path coefficient (β) -0180 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrSVQ memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup

dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap SVQ Namun hasil ini tidak

sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis

1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS

yang terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H12 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua belas (H12) tidak diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User

Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) -0159 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup

dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak

sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis

1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS

89

yang terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H13 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tiga belas (H13) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information

Quality) dengan nilai path coefficient (β) 0356 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap INQ dan juga terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output

H14 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-empat belas (H14) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

dengan nilai path coefficient (β) 0296 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrSYQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

90

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki nilai signifikan terhadap SYQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam

model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H15 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-lima belas (H15) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality)

dengan nilai path coefficient (β) 0296 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrSVQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki nilai signifikan terhadap SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam

model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H16 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

91

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-enam belas (H16) tidak diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap User Satisfaction dengan nilai

path coefficient (β) 0137 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INSrarrUSF memiliki

pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of

determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel INS tidak memiliki pengaruh negatif

yang signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS yang terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

ataupun output

H17 Apakah Kualitas Informasi (Information Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tujuh belas (H17) tidak diterima Artinya Kualitas Informasi (Information

Quality) tidak memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna

(User Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) 0160 Dilihat dari nilai f2 dan

q2 hipotesis SYQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini tidak sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti2017 Hudin et al 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan

92

variabel INQ memiliki nilai signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output

H18 Apakah Kualitas Informasi (Information Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-delapan belas (H18) diterima Artinya Kualitas Informasi (Information Quality)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) -0157 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis INQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INQ terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Gusti

(2017) bahwa INQ tidak memiliki pengaruh terhadap SIS

H19 Apakah Kualitas Sistem (System Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sembilan belas (H19) tidak diterima Artinya Kualitas Sistem (System Quality)

93

tidak memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User

Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) 0075 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis SYQrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

penelitian Gusti (2017) yang menyatakan bahwa variabel SYQ tidak berpengaruh

signifikan terdap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Hudin

et al 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SYQ yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output

H20 Apakah Kualitas Sistem (System Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh (H20) tidak diterima Artinya Kualitas Sistem (System Quality) tidak

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) -0152 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis SYQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai

dengan penelitian Gusti (2017) yang menyatakan bahwa variabel SYQ tidak

berpengaruh signifikan terhadap SIS Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

94

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SYQ yang terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output

H21 Apakah Kualitas Layanan (Service Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis ke-dua

puluh satu (H21) diterima Artinya Kualitas Layanan (Service Quality) memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) dengan

nilai path coefficient (β) 0401 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis SVQrarrUSF

memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti

2017 Hudin etal 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SVQ

berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada dimensi

process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi

output

H22 Apakah Kualitas Layanan (Service Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh dua (H22) diterima Artinya Kualitas Layanan (Service Quality)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

95

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) 0437 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis SVQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SVQ yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel SVQ tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap SIS

H23 Apakah Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) berpengaruh signifikan

terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh tiga (H23) diterima Artinya Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) 0686 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis USFrarrSIS memiliki pengaruh yang besar serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel USF

memiliki pengaruh signifikan terhadap SIS dan juga terdapat pada dimensi process

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi output

96

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan peneliti berikut adalah kesimpulan penting pada

penelitian ini

1) Telah dilakukan pengukuran tentang tingkat kesiapan pengguna dalam

keberhasian penerapan SIA Accurate dan faktor apa saja yang

mempengaruhi keberhasilan SIA Accurate dalam perspektif pengguna

sistem di beberapa perusahaan jakarta

2) Adanya penghapusan 3 indikator dari 44 indikator pada penelitian ini

adapun indikator yang dihapus antara lain INN1 INQ1 dan INQ2 Dari

hasil ini peneliti beranggapan penghapusan indikator terjadi dikarenakan

kurang tepatnya item instrument pada penelitian yang dilakukan

3) Tidak diterimanya 9 dari 23 hipotesis yaitu OPTrarrUSF INNrarrINQ

INNrarrUSF DISrarrSVQ DISrarrUSF INSrarrUSF INQrarrUSF SYQrarrUSF

dan SYQrarrSIS Perbedaan hasil temuan penelitian ini dengan penelitian

terdahulu dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah adanya

perbedaan objek sampel dan instrumen penelitian

4) Diterimanya 14 hipotesis yaitu OPTrarrINQ OPTrarrSYQ OPTrarrSVQ

INNrarrSYQ INNrarrSVQ DISrarrINQ DISrarrSYQ INSrarrINQ INSrarrSYQ

INSrarrSVQ INQrarrSIS SVQrarrUSF SVQrarrSIS USFrarrSIS Sehingga

dapat dilihat bahwa di beberapa perusahaan Jakarta terdapat beberapa

97

pengaruh yang terjadi antara kesiapan pengguna dalam menggunakan

sistem informasi terhadap keberhasilan sistem yaitu sebagai berikut

a Optimism (OPT) berpengaruh terhadap Information Quality (INQ) System

Quality (SYQ) dan Service Quality (SVQ) sehingga akan menjadi faktor

pendorong Success Information System (SIS)

b Innovativeness (INN) berpengaruh terhadap System Quality (SYQ) dan

Service Quality (SVQ) sehingga akan menjadi faktor pendorong Success

Information System (SIS)

c Discomfort (DIS) memiliki pengaruh negatif terhadap Information Quality

(INQ) dan System Quality (SYQ) Hal tersebut akan menjadi faktor

penghambat dalam Success Information System (SIS)

d Insecurty (INS) memiliki pengaruh negatif terhadap Information Quality

(INQ) System Quality (SYQ) dan Service Quality (SVQ) Hal tersebut akan

menjadi faktor penghambat dalam Success Information System (SIS)

e Information Quality (INQ) memiliki pengaruh terhadap Success

Information System (SIS)

f Service Quality (SVQ) memiliki pengaruh terhadap User Satisfaction (USF)

serta Success Information System (SIS)

g User Satisfaction (USF) memiliki pengaruh terhadap Success Information

System (SIS)

98

52 Saran

Bagian ini berisikan saran yang berkaitan langsung dengan temuan penelitian

sebagai pertimbangan praktis bagi pihak-pihak yang memiliki ketertarikan untuk

tindak lanjut penelitian selanjutnya

1) Berdasarkan batasan metode dan hasil penelitian peneliti memberikan

saran bagi para mahasiswa dan peneliti selanjutnya (khususnya yang tertarik

pada kajian sejenis) diharapkan dapat meninjau kembali dan memperhatikan

hal-hal berikut

a Penelitian ini memiliki keterbatasan cakupan wilayah perusahaan di

Jakarta Penelitian yang akan datang diharapkan akan mampu

mencakup wilayah yang lebih luas sehingga akan memperkaya jumlah

responden yang terlibat dan mampu memberikan hasil yang lebih

akurat

b Terkait dengan hasil analisis dan interpretasi data penelitian yang akan

datang diharapkan mampu melakukan pengelompokan analisis

berdasarkan posisi jabatan sehingga akan mampu memberikan hasil

interpretasi dari berbagai prespektif responden yang terlibat

2) Diharapkan bagi para pengguna SIA Accurate di seluruh sektor perusahaan

agar dapat memperhatikan pandangan optimisme pemikiran inovatif rasa

ketidaknyamanan rasa ketidakamanan kualitas informasi kualitas sistem

kualitas pelayanan serta kepuasan pengguna sistem yang diterima oleh

sumber daya manusia di masing-masing perusahaan karena hal-hal tersebut

menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan sistem informasi

99

Pihak-pihak manajerial alangkah baiknya agar dapat menciptakan strategi

pengimplementasian sistem informasi seperti memberikan training dan

evaluasi kepada stafnya setelah menggunakan sistem dengan upaya

meningkatkan pandangan optimisme pemikiran inovatif kualitas informasi

kualitas sistem kualitas pelayanan juga kepuasan pengguna sistem dalam

keberhasilan penerapan sistem informasi

Daftar Pustaka

Afthanorhan B W amp Asyraf W M (2013) A comparison of partial least square

structural equation modeling (PLS-SEM) and covariance based structural

equation modeling (CB-SEM) for confirmatory factor analysis International

Journal of Engineering Science and Innovative Technology (IJESIT) 2(5)

198ndash205

Arvidsson V Holmstroumlm J amp Lyytinen K (2014) Information systems use as

strategy practice A multi-dimensional view of strategic information system

implementation and use Journal of Strategic Information Systems 23(1) 45ndash

61 httpsdoiorg101016jjsis201401004

Creswell J W (2017) Research Design Qualitative Quantitative and Mixed

Method Aproaches SAGE Publications 203ndash223

httpsdoiorg1041359781849208956

Davis J R Alderman C W amp Robinson L A (1990) Accounting Information

Systems A Cycle Approach Wiley 3 edition (February 1990)

Davis W S amp Yen D C (1998) The Information System Consultantrsquos

Handbook Systems Analysis and Design CRC Press

Dawes J (2008) Do data characteristics change according to the number of scale

points use And experiment using 5 point 7 point and 10 point scales

International Journal of Market Research 50(1) 1ndash20 httpsdoiorgArticle

Delone W H amp McLean E R (2003) The DeLone and McLean model of

information systems success A ten-year update Journal of Management

Information Systems 19(4) 9ndash30 Retrieved from

httpmesharpemetapresscomindexpeqdjk46vy52v4q6pdf

Djamarah S B amp Zain A (2010) Strategi Belajar Mengajar (Rineka Cipta Ed)

Jakarta

Florestiyanto M Y (2012) Evaluasi Kesiapan Pengguna Dalam Adopsi Sistem

Informasi Terintegrasi Di Bidang Keuangan Menggunakan Metode

Technology Rediness Index Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF)

1(4) 288ndash296

Ghozali I (2011) Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS19 (Edisi

Keli) Semarang Universitas Diponogoro

Ghozali I amp Hengky L (2015) Partial Least Squares Konsep Teknik dan

Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 30 Untuk Penelitian Empiris

Semarang Badan Penerbit UNDIP

Guritno S amp Sudaryono R (2011) Theory and Application of IT Research

Metodologi Penelitian Teknologi Informasi Yogyakarta Andi

101

Gusti G (2017) Ubiquitous Computing Di Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Hadi S (2016) Statistik Jakarta Pustaka Pelajar

Hair J F Sarstedt M Ringle C M amp Mena J A (2012) An assessment of the

use of partial least squares structural equation modeling in marketing research

Journal of the Academy of Marketing Science 40(3) 414ndash433

Hamalik O (2008) Kurikulum dan Pembelajaran Jakarta Sinar Grafika

Howsawi E M Eager D amp Bagia R (2011) Understanding project success

The four-level project success framework IEEE International Conference on

Industrial Engineering and Engineering Management 620ndash624

httpsdoiorg101109IEEM20116117991

Hudin J M amp Riana D (2016) Kajian Keberhasilan Penggunaan Sistem

Informasi Accurate Dengan Menggunakan Model Kesuksesan Sistem

Informasi Delon Dan Mclean Jurnal Sistem Informasi (Journal Of

Information Systems) 12(1) 1ndash8

HttpsDoiOrgHttpDxDoiOrg1021609JsiV13i1500

Jogiyanto (2007) Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi Yogyakarta

Andi

Kadir A (2014) Pengenalan Sistem Informasi (Edisi Revisi) Yogyakarta Andi

Offest

Koloay L P Morasa J amp Elim I (2014) Peranan Sistem Informasi Akuntansi

Dalam Efektifitas Pelaporan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Pada

Pt Pos Indonesia (Persero) Manado Universitas Sam Ratulangi Manado 2(3)

254ndash265

Lazuardi L I (2017) Pengaruh Kesiapan Penerimaan Pengguna Terhadap

Penerapan Sistem Informasi diantara Lembaga Keuangan Mikro Syariah Uin

Syarif Hidayatullah

McLeod L amp MacDonell S G (2011) Factors that affect software systems

development project outcomes ACM Computing Surveys 43(4) 24ndash56

httpsdoiorg10114519788021978803

Pambudi S A (2015) Analisis Kesiapan Pengguna Sistem Informasi Akademik

Semnasteknomedia Online 3(1) 2-1ndash127

Parasuraman A (2000) Technology Readiness Index (TRI) A Multiple-item Scale

to Measure Readiness Embrace New Technologies Journal of Service

Reasearch 2(4)

Parasuraman A amp Colby C L (2015) An Updated and Streamlined Technology

Readiness Index TRI 20 Journal of Service Research 18(1) 59ndash74

httpsdoiorg1011771094670514539730

Patel C J Gali V S Patel D V amp Parmar R D (2011) The effects of

102

information and communication technologies ( ICTs ) on higher education 

From objectivism to social constructivism Journal of Vocational and

Technical Educatio 3(November) 113ndash120 Retrieved from

httpwwwacademicjournalsorgijvtePDFPdf2011NovPatel et

alpdf5CnhttpwwwacademicjournalsorgIJVTE

Puspitawati L amp Anggadini S D (2011) Sistem Informasi Akuntansi

Yogyakarta Graha Ilmu

Ringle C M Silva D da amp Bido D (2015) Structural equation modeling with

the SmartPLS

Romney M B amp Steinbart P J (2012) Accounting Information Systems (12th

Edition) Accounting Information System 1ndash67

Rusmana Ni Y (2015) Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Dana Bantuan

Pada Kecamatan Arjosari Jurnal Speed 7(2) 38ndash41 Retrieved from

httpspeedwebidejournalindexphpSpeedarticleview89

Santoso S (2011) Elex Structural Equation Modeling (SEM) Konsep dan Apllikasi

dengan AMOS 18 Jakarta PT Elex Media Komputindo Kompas Gramedia

Sarstedt M Ringle C M amp Hair J F (2017) Partial Least Squares Structural

Equation Modeling Springer International Publishing AG 2017 C Homburg

et Al (Eds) Handbook of Market Research Retrieved from

httpsdoiorg101007978-3-319-05542-8_15-

Setiawan A B (2016) Evaluasi Kepuasan Pengguna Sistem Aplikasi Surat

Keterangan Tinggal Sementara Online (SKTS) dengan Menggunakan Metode

End-User Computing Satisfaction Surabaya Skripsi Universitas Airlangga

Sheu M amp Kim H (2008) User Readiness for IS Development An Examination

of 50 Cases Systems Research and Behavioral Science 8(3) 27ndash42

httpsdoiorg101002sres

Siregar S (2013) Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi

dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS versi 17 Jakarta Bumi

Aksara

Slameto (2010) Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rineka Cipta

Subiyakto A (2017) Development of the Readiness and Success Model for

Assessing the Information System Integration The author version of the

presented paper ( In publishing ) Development of the Readiness and Success

Model for Assessing the Information System Integration In International

Conference on Science and Technology (ICOSAT) Jakarta

Subiyakto A amp Ahlan A R (2014) Implementation of Input-Process-Output

Model for Measuring Information System Project Success TELKOMNIKA

Indonesian Journal of Electrical Engineering 12(7) 5603ndash5612

103

httpsdoiorghttpdoiorg1011591ijeecsv12i7pp5603-5612

Subiyakto A Ahlan A R Kartiwi M amp Sukmana H T (2015) Influences of

the Input Factors towards Success of An Information System Project

TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and Control)

13(2) 686 httpsdoiorg1012928telkomnikav13i21323

Subiyakto A Ahlan A R Putra S J amp Kartiwi M (2015) Validation of

Information System Project Success Model A Focus Group Study SAGE

Open 5(2) 1ndash14 httpsdoiorg1011772158244015581650

Subiyakto A Ahlan A R Kartiwi M amp Sukmana H T (2015) Measurement

of Information System Project Success Based on Perceptions of the Internal

Stakeholders International Journal of Electrical and Computer Engineering

(IJECE) 5(2) 271-279 Sugiyono (2011) Metode Penelitian Kuantitatif

Kualitatif dan RampD Bandung CV Alfabeta

Sutabri T (2004) Analisis Sistem Informasi Jakarta CVAndi Offset

Tjahjanadi N Y amp Sarosa S (nd) Evaluasi Net Benefit Sistem Informasi

Akutansi Pada Software Akutansi Accurate dan Zahir Menurut Model Delone

amp Mclean 2003 240

Wong K K K (2013) Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-

SEM) Techniques Using SmartPLS Marketing Bulletin 24(1) 1ndash32

httpsdoiorg101108EBR-10-2013-0128

Yamin S amp Kurniawan H (2011) Generasi Baru Mengolah Data Penelitian

dengan Partial Least Square Path Modeling  Aplikasi dengan software

XLSTAT SmartPLS dan Visual PLS Edisi 1 Jakarta Salemaba Infotek

Yunita I (2017) Pengukuran Kepuasan Pengguna terhadap Tulis (Technology Uin

Library Information System) pada Pusat Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN

Page 3: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan

ii

SKRIPSI

KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI

AKUNTANSI ACCURATE BERDASARKAN PERSEPSI PENGGUNANYA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh

LATIFA ZAHRA

1113093000018

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M 1439 H

iii

iv

v

vi

ABSTRAK

Latifa Zahra ndash 1113093000018 Kesiapan Keberhasilan Penerapan Sistem

Informasi Akuntansi Accurate Berdasarkan Persepsi Penggunanya dibawah

bimbingan Arsquoang Subiyakto dan Nur Aeni Hidayah

Kesiapan pengguna sistem atau user merupakan salah satu pengaruh dari

keberhasilan penerapan Sistem Informasi (SI) Beberapa perusahaan telah

menerapkan Accurate sebagai salah satu Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang

membantu dalam pembukuan perusahaan Namun kurangnya kesiapan pengguna

dalam memanfaatkan sistem mengakibatkan kinerja operasional perusahaan tidak

berjalan maksimal Selain itu belum pernah dilakukan pengujian terkait

keberhasilan penerapan SI dari sisi kesiapan pengguna Sehingga perlu dilakukan

penelitian terkait kesiapan pengguna terhadap keberhasilan SIA Accurate

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan model kesiapan dan

keberhasilan SI dengan teknik analisis PLS-SEM dengan SmartPLS 30 Hasilnya

terdapat 23 hipotesis yang diuji 14 hipotesis yang diterima atau berpengaruh dan 9

hipotesis ditolak Sehingga faktor-faktor pengaruh kesiapan pengguna terhadap

keberhasilan penerapan SI yaitu optimism melalui information quality system

quality dan service quality Innovativeness melalui system quality dan service

quality Discomfort berpengaruh secara negatif melalui system quality dan

information quality Insecurity berpengaruh secara negatif melalui information

quality system quality dan service quality Information quality melalui success

information system Service quality melalui user satisfaction dan success

information system User satisfaction melalui success information system Dengan

demikian hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan diketahui

sejauh mana kesiapan pengguna terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate dan

juga faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan penerapan SIA

Accurate

Kata kunci Sistem Informasi Akuntansi Accurate Technology Readiness Index

Model Keberhasilan Sistem Informasi PLS-SEM

BAB I-V + 109 Halaman + xv + 18 Gambar + 18 Tabel + 47 Daftar Pustaka +

Lampiran

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkah rahmat dan

hidayah-Nya yang sungguh melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul ldquoKesiapan Keberhasilan Penerapan Sistem Informasi

Akuntansi Accurate Berdasarkan Persepsi Penggunanyardquo dengan baik Shalawat

serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW

beserta keluarga sahabat serta para pengikutnya hinga akhir zaman

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan berbagai pihak Oleh karena itu perkenankanlah penulis untuk dapat

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

1 Bapak Dr Agus Salim SAg MSi selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

2 Ibu Nia Kumaladewi MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi dan Ibu Meinarini Catur Utami MT selaku

Sekretaris Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi

3 Bapak Arsquoang Subiyakto MKom sebagai Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama proses

penyelesaian skripsi ini Terima kasih banyak untuk seluruh waktu tenaga

kesediaan menjawab setiap pertanyaan penulis dan senantiasa memberikan

dukungan moril serta membagikan banyak pengetahuan agar penulis bisa

menyelesaikan skripsi ini dengan baik

viii

4 Ibu Nur Aeni Hidayah MMSI sebagai Dosen Pembimbing II yang selalu

ada setiap saat tidak pernah lelah menyemangati penulis mengingatkan

penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini Terima kasih atas

kesabarannya dalam membimbing penulis selalu memberi masukkan yang

positif arahan yang jelas sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini

dengan baik

5 Seluruh Dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah membagikan

ilmunya kepada penulis selama proses perkuliahan

6 Kedua orang tua penulis Bapak Arifin Adam dan Ibu Sri Mulyati Terima

kasih untuk mama dan papa yang telah membesarkan dan mendidik penulis

dari lahir hingga saat ini terima kasih untuk seluruh cinta dan kasih yang

mama dan papa berikan untukku Terima kasih untuk doa-doa yang selalu

mengiri langkahku disegala cuaca saat senang maupun sedih

7 Adikku tersayang Laristi Lahun Laiyla Terima kasih telah mengisi hari-

hari penulis sehingga penulis tidak pernah merasa kesepian semoga kalian

akan selalu menjadi saudara dan sahabat terbaik yang mengiri langkah

penulis kedepannya

8 Sahabatku Dwi Rizki Sabarkhah Terima kasih karena telah menerima

penulis apa adanya selalu ada setiap saat dan memberikan pengaruh yang

positif tidak pernah bosan mendengar keluh kesah penulis Terima kasih

juga untuk teman-teman Nia Amel Fira Ana serta grup NASGOR GX

PEDES yang selalu menghibur penulis dengan canda dan tawanya

ix

x

DAFTAR ISI

COVER i

LEMBAR PERSETUJUAN Error Bookmark not defined

LEMBAR PENGESAHAN Error Bookmark not defined

LEMBAR PERNYATAAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR TABEL xiv

BAB I PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Identifikasi Masalah 6

13 Rumusan Masalah 6

14 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah 7

15 Tujuan dan Sasaran Penelitian 7

16 Manfaat Penelitian 8

17 Metodologi Penelitian 9

18 Model Penelitian 9

19 Pertanyaan Penelitian 10

110 Sistematika Penulisan 11

BAB II LANDASAN TEORI 2

21 Definisi Kesiapan 2

22 Definisi Keberhasilan 2

23 Definisi Pengguna Sistem 3

24 Definisi Sistem Informasi 5

25 Definisi Sistem Informasi Akuntansi 5

26 Sistem Informasi Akuntansi Accurate 7

261 SIA Accurate versi 5 8

262 Modul SIA Accurate versi 5 9

263 Kelebihan SIA Accurate versi 5 dengan versi sebelumnya 11

264 Kekurangan SIA Accurate versi 5 12

xi

27 Konsep Dasar Kesiapan Teknologi (Technology Readiness) 13

28 Konsep Dasar Keberhasilan Sistem Informasi (Success SI) 14

29 Populasi Dan Sampel 18

291 Teknik Sampling 19

292 Teknik Menentukan Ukuran Sampel 21

210 Teknik Pengumpulan Data 22

211 Skala Likert 23

212 PLS-SEM 24

211 Model yang Diadopsi 28

2111 Model IPO Logic 32

2112 Model Kesiapan Teknologi (Technology Readiness) 33

2113 Model Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information) 37

212 Penelitian Sejenis 43

213 Pengembangan Hipotesis 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 49

31 Pendekatan Penelitian 49

32 Prosedur Penelitian 50

33 Populasi dan Sampel 51

34 Instrumen Penelitian 52

35 Pengumpulan dan Pemrosesan Data 54

36 Analisis dan Interpretasi Data 54

BAB IV HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI 56

41 Hasil Analisis 56

411 Hasil Analisis Demografis 56

412 Hasil Analisis Pengukuran Model 61

413 Hasil Struktur Model 70

42 Interpretasi Hasil dan Pembahasan 78

421 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Analisis Data Demografis 78

422 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Pengukuran Model 80

423 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Struktural Model 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 96

51 Kesimpulan 96

xii

52 Saran 98

Daftar Pustaka 100

LAMPIRAN 114

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 1 Model Penelitian 10

Gambar 2 1 Model Pengukuran Keberhasilan Proyek SI 17

Gambar 2 2 Revisi Model 18

Gambar 2 3 IPO LOGIC 32

Gambar 2 4 Model TRI 20 33

Gambar 2 5 Model Keberhasilan SI 37

Gambar 2 6 Model Keberhasilan SI 42

Gambar 3 1 Prosedur Penelitian 50

Gambar 4 1 Diagram Jenis Kelamin Responden 56

Gambar 4 2 Diagram Pendidikan Terakhir Responden 57

Gambar 4 3 Diagram Pengetahuan Keberadaan Sistem 58

Gambar 4 4 Diagram Pengalaman Penggunaan Sistem 58

Gambar 4 5 Diagram Skala Intensitas Penggunaan Sistem 59

Gambar 4 6 StatusPosisi Pekerjaan 60

Gambar 4 7 Diagram Kemampuan Penggunaan Komputer 60

Gambar 4 8 Hasil Awal Analisis Outer Model 68

Gambar 4 9 Hasil Akhir Analisis Outer Model Setelah Penghapusan Indikator 69

Gambar 4 10 Hasil Uji T-test 72

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2 1 Perbedaan Varian Accurate 5 9

Tabel 2 2 Variabel TRI dan Keberhasilan SI 29

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI 29

Tabel 3 1 Waktu Penelitian 51

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian 52

Tabel 4 1 Hasil Awal Uji Loading Factor 62

Tabel 4 2 Hasil Uji Loading Factor Setelah Penghapusan Indikator 63

Tabel 4 3 Hasil Uji Composite Reliability 64

Tabel 4 4 Hasil Uji Average Variance Extracted (AVE) 65

Tabel 4 5 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading) 66

Tabel 4 6 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading Fornell-Lackerrsquos) 67

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient 70

Tabel 4 8 Hasil Uji Coefficient of Determination (R-Square) 72

Tabel 4 9 Hasil Uji T-test 73

Tabel 4 10 Hasil Uji Effect Size 74

Tabel 4 11 Hasil Uji Predictive Relevance 75

Tabel 4 12 Hasil Uji Relative Impact 76

Tabel 4 13 Hasil Analisis Struktural Model 77

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Saat ini peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) khususnya SI telah

sering sekali kita gunakan dalam kegiatan sehari-hari Sutabri (2012) menyatakan

bahwa SI tidak lagi dipandang hanya sebagai pelengkap tetapi sudah menjadi

pendukung utama dalam proses bisnis yang ada pada suatu organisasi Oleh karena

itu Peranan TIK dapat berkontribusi pada perubahan cara manusia dalam bekerja

dan berinteraksi di bidangnya (Patel Gali Patel amp Parmar 2011)

Sistem informasi Akuntansi (SIA) adalah suatu sistem yang mengumpulkan

merekam menyimpan dan mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi para

pembuat keputusan (Romney amp Steinbart 2012) Pemanfaatan SIA dalam industri

keuangan telah meningkat di segala bidang dan telah mengubah tatanan sistem

keuangan modern Dengan menggunakan teknologi SI terbukti dapat menekan

biaya menciptakan proses kerja yang lebih cepat dan efisien serta menawarkan

tingkat fleksbilitas yang tinggi (Arvidsson Holmstroumlm amp Lyytinen 2014) Salah

satu contoh SIA adalah SIA Accurate Penggunaan SIA Accurate sesuai dengan

salah satu tujuan utama SI yaitu untuk menyajikan informasi sebagai pendukung

pengambilan keputusan perencanaan pengendalian dan perbaikan selanjutnya

(Puspitawati amp Anggadini 2011)

Accurate adalah merupakan salah satu programsoftware SIA buatan putra-

putri bangsa Pengembang sistemnya (developer system) adalah CPSSoft (PT Cipta

2

Piranti Sejahtera) dan CPSSoft tidak melayani penjualan mereka fokus di

pengembangan program dan administrasi Berbagai perusahaan hampir di seluruh

indonesia telah menggunakan SIA Accurate dari tahun 1998 hingga sekarang

Karena SIA Accurate merupakan produk lokal yang sesuai dengan Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Perpajakan di Indonesia SIA Accurate

ini merupakan salah satu program pembukuan perusahaan dalam bentuk paket

modul lengkap siap pakai yang terdiri dari General Ledger CashBank Inventory

Purchase Sales Fixed Asset dan tersedia untuk varian project dan manufaktur

yang bisa diaplikasikan di berbagai jenis dan skala usaha kecil menengah bagi

perusahaan baik yang bergerak di bidang trading distribusi service atau

manufaktur dan lain sebagainya SIA Accurate ini menyediakan layanan dengan

menggunakan Bahasa Indonesia sehingga penggunaan sistem ini akan mudah

dipahami oleh masyarakat Indonesia

Menurut Parasuraman dalam Lazuardi (2017) menyatakan bahwa setiap

orang bisa menjadi pengguna teknologi informasi (TI) atau SI namun cara

mengimplementasikannya tergantung pada derajat kesiapan seseorang dalam

menerima teknologi atau sistem tersebut Dan langkah pertama yang harus

dilakukan dalam implementasi teknologi adalah mengetahui kesiapan pengguna

dalam menerima teknologi tersebut (Parasuraman amp Colby 2015) Adanya

pengidentifikasian akan faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna

dalam pengadopsian teknologi penting agar tujuan dari adopsi teknologi dapat

tercapai dan lebih bermanfaat (Noprianto et al 2017)

3

Hasil observasi peneliti dalam penerapan SIA Accurate menemukan beberapa

masalah dari sisi pengguna dan juga kelemahan dari SIA Accurate itu sendiri

Seperti mesin pencarian SIA Accurate tidak dapat mendeteksi keyword secara

keseluruhan kalimat hanya dapat mendeteksi kata pertama dalam kalimat Contoh

lainnya adalah output atau laporan yang dihasilkan terkadang tidak sesuai dengan

filter yang telah diatur oleh pengguna Oleh karena itu para pengguna yang

menggunakan SIA Accurate masih mengalami kesulitan dalam mempelajari

halkasus baru lainnya Beberapa pengguna yang malas belajar tidak dapat

memanfaatkan sistem secara baik sehingga mengakibatkan pengguna menunda

pekerjaannya dengan menggunakan sistem atau cara lama kemudian meminta

bantuan penggunauser lainnya yang lebih mengerti untuk memindahkannya ke

SIA Accurate Melihat kasus diatas tingkat kesiapan pengguna dalam

menggunakan SIA Accurate ini mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam

menerapkan teknologi atau sistem baru

Selain itu belum pernah dilakukan pengujian keberhasilan penerapan SIA

Accurate dari persepsi kesiapan pengguna sehingga studi penelitian ini akan

menguji tingkat keberhasilan penerapan SIA Accurate yang dinilai dari sikap

kesiapan pengguna dan keberhasilan sistem Penelitian ini menggunakan

pengembangan model kesiapan dan keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017) Model

ini sesuai dengan kasus yang telah dijelaskan sebelumnya peneliti memilih model

ini agar mengetahui apa saja faktor-faktor yang mepengaruhi keberhasilan

penerapan sistem dari sisi pengguna maupun sistem itu sendiri Diketahuinya

faktor-faktor yang berpengaruh akan menjadi harapan dari penelitian ini untuk

4

memberikan masukan atau rekomendasi bagi para pengguna SIA Accurate dalam

memanfaatkan SIA Accurate

Menurut peneliti model yang diajukan ini memiliki sembilan variabel

dimana lima variabel diantaranya merupakan faktor dari pengguna dan empat

variabel lainnya merupakan faktor dari sistem itu sendiri Kelima faktor dari

pengguna tersebut adalah Optimism Innovativeness Discomfort Insecurity dan

User Satisfaction Sedangkan keempat faktor dari sistem adalah Indormation

Quality System Quality Service Quality dan Success Information System

Variabel di atas menjelaskan tentang faktor yang mempengaruhi pengguna

terhadap penggunaan sistem seperti apakah pengguna memiliki rasa optimis

(Optimism) atau keyakinan terhadap sistem yang akan memberikan output sesuai

ekspektasinya apakah pengguna memiliki kecenderungan dalam ingin mencoba hal

baru (Innovativeness) terhadap sistem apakah pengguna merasa terbebani

(Discomfort) karena kurang menguasai sistem apakah pengguna memiliki rasa

tidak aman (Insecurity) dan keraguan terhadap integritas sistem dan apakah

pengguna merasa puas (User Satisfaction) terhadap keseluruhan penerapan sistem

Selain itu variabel diatas juga dapat memaparkan faktor yang mempengaruhi sistem

terhadapkeberhasilan penerapannya seperti apakah kualitas output (Information

Quality) yang dihasilkan oleh sistem sudah sesuai dengan harapan pengguna

apakah kualitas sistem (System Quality) secara keseluruhan mudah digunakan

apakah peningkatan kualitas layanan (Service Quality) telah diberikan sesuai

5

kebutuhan pengguna dan apakah penerapan sistem telah berhasil (Success

Information System) dimanfaatkan sesuai dengan harapan dan kebutuhan pengguna

Upaya mengetahui tingkat kesiapan pengguna dan keberhasilan pemerapan

SI perlu adanya pengukuran sejauh mana kesiapan pengguna terhadap keberhasilan

penerapan SIA Accurate Karena kecenderungan sikap seseorang dalam

menggunakan SI akan mencerminkan kesiapan pengguna dalam pemanfaataan

sistem dan tingkat keberhasilan penerapan sistem Penggunaan model ini sesuai

dengan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menggabungkan model

kesiapan teknologi Technology Readiness Index (TRI) Parasuraman dan Colby

(2015) serta model keberhasilan SI Delone dan McLean (2003) yang telah

dimodifikasi oleh Subiyakto (2015) sebagai salah satu model alternatif pengukuran

keberhasilan proyek SI

Berdasarkan pembahasan diatas penelitian ini bermaksut untuk mencari tahu

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesiapan pengguna dalam keberhasilan

menggunakan SIA Accurate Pengukuran kesiapan merupakan hal penting untuk

dilakukan karena salah satu tantangan terberat dalam penerapan sistem maupun

teknologi informasi baru adalah kesiapan dari penggunanya (Jogiyanto 2007

Pambudi 2015) Ketidaksiapan dapat menimbulkan dampak kegagalan dalam

penerapan teknologi informasi itu sendiri (Florestiyanto 2012 Subiyakto 2017)

Harapan dari penelitian ini dapat memaparkan faktor-faktor penting yang

mempengaruhi tingkat kesiapan dan keberhasilan penerapan SIA Accurate

sehingga akan menjadi rekomendasimasukan bagi para pengguna dalam

memanfaatkan SI dan teknologi informasi Oleh karena itu peneliti tertarik untuk

6

melakukan penelitian dengan judul ldquoKesiapan Keberhasilan Penerapan Sistem

Informasi Akuntansi Accurate Berdasarkan Persepsi Penggunanyardquo

12 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah berdasarkan latar belakkang yang telah dijelaskan di

atas adalah sebagai berikut

1 Ditemukan kelemahan dari SIA Accurate seperti output dari mesin

pencarian dan laporan yang dihasilkan oleh SIA Accurate tidak sesuai

dengan harapan pengguna sehingga menyebabkan kesulitan dalam

pemanfaatan sistem

2 Ditemukan masalah dari beberapa pengguna SIA Accurate yang malas

belajar tidak dapat menggunakan sistem secara maksimal karena masih

menunda dan memberikan pekerjaannya kepada pihak lain apabila

mengalami kesulitan baru

3 Belum pernah dilakukan pengujian terkait dengan keberhasilan penerapan

SIA Accurate berdasarkan persepsi kesiapan penggunanya

13 Rumusan Masalah

Berdasarkan indentifikasi di atas Kecenderungan sikap seseorang dalam

menggunakan SI akan mencerminkan kesiapan pengguna sedangkan ketidaksiapan

dapat menimbulkan dampak kegagalan dalam penerapan TI itu sendiri

(Florestiyanto 2012 Subiyakto 2017) Dari beberapa hasil pengamatan peneliti

sedikitnya penelitian yang menguji keberhasilan penerapan SIA Accurate

7

berdasarkan persepsi kesiapan pengguna Harapan dari penelitian ini dapat

memaparkan faktor-faktor penting yang mempengaruhi tingkat kesiapan dan

keberhasilan penerapan SIA Accurate sehingga akan menjadi

rekomendasimasukan bagi para pengguna dalam memanfaatkan SI dan TI

14 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Berikut beberapa batasan dalam penelitian ini

1) Peneliti mengambil sampel dengan teknik pengambilan sampel pusposive

sampling sejumlah 125 responden yaitu pengguna SIA Accurate versi 5 di

beberapa perusahaan Jakarta yang telah menggunakan sistem ini tanpa

dibatasi lamanya waktu penggunaan

2) Proses yang dilakukan pada penelitian ini adalah menguji pengaruh kesiapan

pengguna SIA Accurate terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate

3) Secara teori penelitian ini mengadopsi 9 variabel dari penggunaan model

keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017)

4) Teknik analisis data ini penulis menggunakan metode PLS SEM dan untuk

pengelolaan data yang didapat peneliti menggunakan software SmartPLS

versi 30

15 Tujuan dan Sasaran Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1) Menguji kesiapan pengguna terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate

8

2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna terhadap

keberhasilan penerapan SIA Accurate

Merujuk pada tujuan penelitian diatas sasaran penelitian ini ialah

1) Diketahuinya keberhasilan penerapan SIA Accurate berdasarkan persepsi

kesiapan pengguna

2) Diketahuinya faktor-faktor yang berpengaruh dalam kesiapan pengguna

dalam keberhasilan penerapan SIA Accurate

16 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak

Manfaat tersebut adalah

1) Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan refrensi baru dalam

penggunaan model kesiapan dan keberhasilan dalam penerapan SIA

Accurate

2) Secara metodologi penelitian ini akan menambah refrensi penggunaan

pendekatan kuantitatif untuk riset pada prodi Sistem Informasi Fakultas Sains

dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3) Secara praktis hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan bagi pihak terkait

sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam rencana pemanfaatan dan

perkembangan sistem berikutnya

9

17 Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode untuk membantu

dalam melakukan analisis Penelitian ini menggunakan pendekatan secara

kuantitatif dan model kesiapan dan keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017)

Kuesioner yang dibuat dari pemaduan variabel dan indikator dari kedua model

tersebut Pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel purposive

sampling dimana sampel responden adalah seluruh pengguna sistem yang

khususnya pernah menggunakan SIA Accurate di perusahaannya masing-masing

dan berdomisili Jakarta Kuesioner disebarkan secara langsung penyebaran secara

langsung bertujuan untuk mendapatkan responden yang sesuai dan pernah

menggunakan SIA Accurate secara langsung Tahap akhir seluruh kuesioner yang

telah terisi akan ditampung di MS Excel dan nantinya akan dianalisis Penelitian

ini menggunakan teknik analisis data adalah PLS-SEM dengan tools SmartPLS

versi 30

18 Model Penelitian

Model yang digunakan pada penelitian ini adalah model kesiapan dan keberhasilan

SI dari Subiyakto (2017) yang telah menggabungkan diantara model kesiapan TRI

20 (Parasuraman amp Colby 2015) dengan model Keberhasilan SI Delone dan

McLean (2003) yang telah dimodifikasi oleh Subiyakto (2015)Model penelitian

pengukuran pengaruh kesiapan terhadap keberhasilan penerapan sistem ini terdiri

dari 9 variabel yaitu Optimism (OPT) Innovativeness (INN) Discomfort (DIS)

Insecure (INS) Information Quality (INQ) System Quality (SYQ) Service Quality

10

(SVQ) User Satisfaction (USF) Success Information System (SIS) Untuk

pengadopsian penggabungan dan pengkombinasian kedua model tersebut peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) menggunakan asumsi mengenai model logika input-

process-output oleh (Davis amp Yen 1998) Berikut model yang diajukan pada

penelitian ini

Gambar 1 1 Model Penelitian

19 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan tujuan dan sasaran pada penelitian ini maka pertanyaan penelitian

dalam hal ini

11

1 Apakah kesiapan pengguna berpengaruh terhadap keberhasilan penerapan

SIA Accurate

2 Apa saja faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna dalam keberhasilan

penerapan SIA Accurate dari persepsi kesiapan pengguna

21 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap INQ SYQ

SVQ dan USF

22 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap INQ SYQ

SVQ dan USF

23 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

SYQ SVQ dan USF

24 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

SYQ SVQ dan USF

25 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dam SIS

26 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan SIS

27 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan SIS

28 Apakah USF berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

110 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan penelitian pembahasan terbagi dalam lima bab yang

secara singkat akan diuraikan sebagai berikut

12

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah rumusan masalah ruang lingkup dan batasan

tujuan dan sasaran manfaat penelitian metodologi penelitian model penelitian

pertanyaan penelitian dan sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai dasar-dasar teori yang mendukung tentang

pengukuran pengaruh kesiapan dan keberhasilan pengguna terkait penerapan SIA

Accurate

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas tentang metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

metode pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan analisis data dan hasilnya serta interpretasi hasil penelitian

dengan merujuk kepada basis teori sebelumnya

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang berkenaan dengan hasil pemecahan masalah serta

beberapa saran untuk pengembangan keberhasilan penerapan SIA Accurate

2

BAB II

LANDASAN TEORI

21 Definisi Kesiapan

Kesiapan adalah tingkatan atau keadaan yang harus dicapai dalam proses

perkembangan perorangan pada tingkatan pertumbuhan mental fisik sosial dan

emosional (Hamalik 2008) Kesiapan adalah kondisi seseorang secara keseluruhan

yang dapat membuatnya siap untuk dapat memberikan respon atau jawaban dalam

suatu cara tertentu terhadap suatu situasi yang dihadapinya Maka seseorang akan

menyesuaikan kondisi tersebut dan akan berpengaruh atau memiliki kecenderungan

untuk memberi respon (Slameto 2010)

Definisi Kepuasan menurut Kotler dalam Abdurrahman dan Prasetyo

(2016) adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil

dengan harapannya Kepuasan dapat dilihat dari kesesuaian harapan dengan apa

yang didapat dari suatu pelayanan (Tjiptono dalam Abdurrahman dan Prasetyo

2016) Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin ldquosatisrdquo (artinya

cukup baik memadai) dan ldquofaciordquo (artinya melakukan atau membuat) sehingga

secara sederhana dapat diartikan sebagai lsquoupaya pemenuhan sesuatursquo (Tjitptono

dalam Hartono dan Wahyono 2015)

22 Definisi Keberhasilan

Dalam buku Djamarah dan Zain (2010) WJS Poerwadarminto berpendapat

bahwa keberhasilan adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan dikerjakan dan

3

sebagainya) Sedangkan menurut Masrsquoud Khasan Abdul Qohar keberhasilan

adalah apa yang telah dapat diciptakan hasil pekerjaan hasil yang menyenangkan

hati yanng diperoleh dengan jalan keuletan kerja

Keberhasilan dari sistem informasi ditentukan bagaimana sistem itu dapat

dijalankan oleh pengguna dengan efektif dan pengguna merasa puas menggunakan

sistem tersebut dan juga bagaimana perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari

sistem yang digunakannya Doll dan Torkzadeh dalam Istianingsih dan Wiwik

Utami (2009) menyatakan bahwa kepuasan pengguna sistem informasi dapat

digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu sistem informasi Kepuasan

pengguna akhir ini kemudian menjadi bagian dalam pengembangan model

keberhasilan sistem informasi selanjutnya

23 Definisi Pengguna Sistem

Dalam bukunya Rusdiana dan Irfan (2014) Pelaku sistem terdiri atas tujuh

kelompok yaitu sebagai berikut

1) Pemakai

Pada umumnya ada tiga jenis pemakai yaitu operasional pengawas

dan eksekutif

2) Manajemen

Ada tiga jenis manajemen yaitu manajemen pemakai yang bertugas

menangani pemakaian ketika sistem baru diterapkan manajemen sistem

yang diterapkan dalam pengembangan sistem manajemen umum yang

terlibat dalam strategi perencanaan sistem dan sistem pendukung

pengambilan keputusan

4

3) Pemeriksa

Pemeriksa menentukan segala sesuatunya berdasarkan ukuran

ukuran standar yang dikembangkan di banyak perusahaan sejenis

4) Penganalisis sistem

Fungsi dari penganalisis sistem antara lain sebagai berikut

a) Arkeolog yaitu menelusuri cara sistem lama berjalan sistem

tersebut dijalankan dan segala hal menyangkut sistem lama

b) Inovator yaitu membantu mengembangkan dan membuka

wawasan pemakai bagi kemungkinan lain

c) Mediator yaitu menjalankan fungsi komunikasi dari semua level

antara lain pemakai manajer programmer pemeriksa dan pelaku sistem

lain yang mungkin belum memiliki sikap dan cara pandangan yang sama

dan

d) Pimpinan yaitu penganalisis sistem harus personal yang

berpengalaman dari programmer atau desainer

5) Pendesain Sistem

Pendesain sistem menerima hasil penganalisis sistem berupa

kebutuhan pemakai yang tidak berorientasi pada teknologi tertentu

kemudian ditransformasikan ke desaian arsitektur tingkat tinggi dan dapat

diformulasikan oleh programmer

6) Programmer

Setelah penganalisis sistem memberikan hasil kerjanya dan diolah

oleh pendesain sistem programmer dapat mulai bekerja

5

7) Personal Pengoperasian

Pelaku ini bertugas dan bertanggung jawab di pusat komputer

misalnya jaringan keamanan perangkat lunak pencetakan back-up

24 Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam organisasi yang membantu

kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi

yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi organisasi agar dapat

menyediakan laporan yang diperlukan oleh pihak luar (Sutabri 2012)

Menurut pandangan Hall dalam Kadir (2014) sistem informasi adalah

sebuah rangkaian prosedur formal di mana data dikelompokkan diproses menjadi

informasi dan didistribusikan kepada pemakai Sama halnya seperti menurut

Sidharta dalam (Rusmana 2015) bahwa sebuah sistem informasi adalah sistem

buatan manusia yang berisi himpunan terintegrasi dari komponen-komponen

manual dan komponen-komponen terkomputerisasi yang bertujuan untuk

mengumpulkan data memproses data dan menghasilkan informasi untuk pemakai

25 Definisi Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi sering dirancang dengan menggunakan software agar

informasi yang dihasilkan menjadi lebih akurat efisien dan tepat waktu (Davis

Alderman amp Robinson 1990) Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu sistem

yang mengumpulkan merekam menyimpan dan mengolah data untuk

menghasilkan informasi bagi para pembuat keputusan (Romney amp Steinbart 2012)

Terdapat 6 komponen dalam Sistem Informasi Akuntansi yakni

6

1 Orang yang menggunakan sistem

2 Prosedur dan instruksi yang digunakan untuk mengumpulkan mengolah

dan menyimpan data

3 Data tentang organisasi dan kegiatan bisnisnya

4 Software yang digunakan untuk mengolah data

5 Infrastruktur teknologi informasi meliputi komputer perangkat tambahan

dan peralatan komunikasi jaringan yang digunakan dalam Sistem

Informasi Akuntansi

6 Sistem pengendalian internal dan perangkat keamanan untuk menjaga data

Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2012) sebuah sistem informasi akuntansi

yang didesain dengan baik dapat

1 Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya dari produk dan jasa

2 Meningkatkan efisiensi

3 Meningkatkan pembagian pengetahuan

4 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari suatu rantai Supply

5 Meningkatkan struktur dari pengendalian internal

6 Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan

Menurut Sutabri (2004) sistem informasi akuntansi meliputi beragam

aktivitas yang berkaitan dengan siklus pemrosesan akuntansi perusahaan Meskipun

tidak ada dua organisasi yang identik tetapi sebagian besar mengalami jenis

kejadian ekonomi yang serupa Kejadian-kejadian ini menghasilkantransaksi-

7

transaksi yang dapat dikelompok menjadi empat siklus aktivitas bisnis yang umum

yaitu

1 Siklus pendapatan

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pendistribusian barang dan jasa

ke entitas-entitas lain dan pengumpulan pembayaran yang berkaitan

2 Siklus pengeluaran

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan barang dan jasa dari

entitas-entitas lain dan pelunasan kewajiban-kewajiban yang berkaitan

3 Siklus produksi

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pengubahan sumber daya menjadi

barang dan jasa

4 Siklus keuangan

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan dan manajemen dana

modal termasuk kas

26 Sistem Informasi Akuntansi Accurate

Salah satu contoh sistem informasi akuntansi adalah Accurate Penggunaan Sistem

Informasi Akuntansi (SIA) Accurate sesuai dengan salah satu tujuan utama sistem

informasi yaitu untuk menyajikan informasi sebagai pendukung pengambilan

keputusan perencanaan pengendalian dan perbaikan selanjutnya (Puspitawati amp

Anggadini 2011) SIA Accurate merupakan salah satu program akuntansi buatan

putra-putri bangsa Pengembang sistemnya (developer system) adalah CPSSoft (PT

Cipta Piranti Sejahtera) dan CPSSoft tidak melayani penjualan mereka fokus di

pengembangan program dan administrasi Versi pertama SIA Accurate adalah

8

Accurate 2000 Accounting Software yang diliris sekitar tahun 2000 Sistem

Acccurate merupakan produk lokal yang sesuai dengan Pernyataan Standard

Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Perpajakan di Indonesia

261 SIA Accurate versi 5

SIA Accurate ini merupakan salah satu program pembukuan perusahaan

dalam varian paket modul lengkap siap pakai dan tersedia untuk varian

project ataupun manufaktur yang bisa diaplikasikan di berbagai jenis dan

skala usaha kecil menengah bagi perusahaan baik yang bergerak di bidang

trading distribusi service atau manufaktur dan lain sebagainya SIA

Accurate ini menyediakan layanan dengan menggunakan Bahasa Indonesia

sehingga penggunaan sistem ini akan mudah dipahami oleh masyarakat

Indonesia

SIA Accurate versi 5 memiliki 3 varian paket dengan beragam

modul yang ditawarkan bagi setiap perusahaan yaitu Standard Edition

Deluxe Edition dan Enterprise Edition Untuk varian Standar Edition

cocok untuk perusahaan skala kecil seperti jasa dan dagang yang hanya

cukup menghasilkan laporan keuangan standar tanpa perlu laporan

keuangan perproyek atau perdepartment Sedangkan Deluxe Edition

merupakan perpaduan dari beberapa modul standar ditambah dengan fungsi

berupa pengisian proyek dan departemen Kalau varian Enterprice Edition

cocok untuk perusahaan manufacturing karena sudah dilengkapi dengan

Bill Of Material Production Order Production Activity Finished

Production Activity dan bahkan dapat mengetahui selisih antara Bill Of

9

Material Budged dengan Production Activity Berikut tabel perbedaan

daftar modul dan fitur pada setiap varian paket

Tabel 2 1 Perbedaan Varian Accurate 5 (sumber wwwcpssoftcom)

Modul dan Fitur Standard

Edition

Enterprise

Edition

Deluxe

Edition

Modul Pembelian

Modul Penjualan Modul Persediaan Modul Buku Besar Modul Kas Bank Modul Aktiva Tetap Modul RMA Modul Proyek Modul Manufaktur

Transaksi berulang dengan pengingat Mengakses grafik laporan dengan

tabletsmartphone

262 Modul SIA Accurate versi 5

Berikut beberapa penjelasan modul yang tersedia

1 Modul Pembelian (Purchase Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Permintaan Pembelian (Purchase

Requisition Form) Formulir Pesanan Pembelian (Purchase Order

Form) Formulir Penerimaan Barang (Received Item Form) Formulir

Faktur Pembelian (Purchase Invoice Form) Formulir Retur Pembelian

(Purchase Return Form) dan Formulir Pembayaran Pembelian

(Purchase Payment Form)

2 Modul Penjualan (Sales Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Penawaran Penjualan (Sales

Quotation Form) Formulir Pesanan Penjualan (Sales Order Form)

10

Formulir Faktur Penjualan (Sales Invoice Form) Formulir Retur

Penjualan (Sales Return Form) dan Formulir Penerimaan Penjualan

(Sales Receipt Form)

3 Modul Persediaan (Inventory Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Barang dan Jasa (List Of Item)

Formulir Penyesuain Persediaan (Inventory Adjustment Form)

Formulir Pembiayaan Pesanan (Job Costing Form) Daftar Gudang

(List Of Warehouse) Formulir Grup Barang (Item Grouping Form)

Formulir Penyesuaian Harga Jual Barang (Set Selling Price Adjustment

Form) dan Formulir Pindah Barang (Item Transfer Form)

4 Modul Buku Besar (General Ledger Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Akun (List Of Account) Daftar Mata

Uang (List Of Currency) Informasi Perusahaan (Company Info)

Formulir Bukti Jurnal (Journal Voucher Form) Proses Akhir Bulan

(Period End Process) dan Laporan Keuangan (Financial Statemen)

5 Modul Kas Bank (Cash Bank Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Pembayaran (Payment Form

Formulir Penerimaan (Deposit Form) Buku Bank (Bank Book)

Formulir Rekonsiliasi Bank (Bank Reconcile Form)

6 Modul Aktiva Tetap (Fixed Asset Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Aktiva Tetap Baru (New Fixed Asset

Form) Daftar Tipe Aktiva Tetap Pajak (List Of Fiscal Fixed Asset

11

Type) Daftar Tipe Aktiva Tetap (List Of Fixed Asset Type) Daftar

Aktiva Tetap (Fixed Asset List)

7 Modul RMA (Return Merchandise Authorization Module)

Modul ini terdiri dari Formulir RMA (RMA Form) dan Formulir

RMA Action (RMA Action Form)

8 Modul Proyek (Project Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Bahan Baku Daftar Biaya Proyek

Formulir Work Price Analysis Formulir Proyek Formulir Material In

Used Formulir Project Survey Formulir Project Bill Formulir Project

Ending

263 Kelebihan SIA Accurate versi 5 dengan versi sebelumnya

Berikut beberapa perbedaan antara SIA Accurate versi 4 dan Accurate versi

5 yaitu

1 Adanya Fitur E-Faktur

Fitur E-Faktur dibuat untuk membantu pengguna SIA Accurate

terutama Pengusaha Kena Pajak (PKP) untuk menghasilkan laporan siap

pakai sekaligus sebagai pendukung kebijakan dari Direktorat Jendral

Pajak yang mewajibkan penggunaan E-Faktur bagi perusahaan PKP

2 Database Server Firebird 25

Database firebird yang digunakan di dalam aplikasi Accurate versi

4 adalah Firebird versi 21 dan untuk Accurate versi 5 ini dikembangkan

12

dengan menggunakan database Firebird 25 dengan konfigurasi Super

Classic(SC) yang sudah diakui secara umum

3 Lisensi SIA Accurate

Di Accurate sebelumnya lisensi Accurate berupa nomor serial di-

input langsung ke SIA Accurate di masing-masing komputer Pengguna

memerlukan bantuan customer support CPSSoft atau tenaga penjual

untuk mendapatkan nomor serial yang dimaksud Di Accurate 5 License

Manager yang berkomunikasi dengan License Server CPSSoft untuk

mendapatkan nomor serial lisensi kemudian dikirimkan ke komputer

Accurate Client secara otomatis

264 Kekurangan SIA Accurate versi 5

1 Tidak bisa di Custom

SIA Accurate adalah software paket Kenapa tidak bisa Karena SIA

Accurate sudah mensurvei ke perusahaan-perusahaan dari UMKM

UKM di Indonesia dan Perusahaan menengah ke atas Jadi SIA Accurate

di buat sesuai dengan kebutuhan perusahaan-perusahaan di Indonesia

sesuai dengan PSAK dan perpajakan di Indonesia juga Laporan dan

form seperti PO Invoice dan lain-lain masih bisa di custom

2 Tidak mencakup Seluruh Operasional Perusahaan

Basic dari program SIA Accurate adalah accounting software bukan

oprasional software Contoh seperti pembayaran gaji perkaryawan belum

bisa di 5 bisa di catat secara global saja Untuk pencatatan gaji

13

perkaryawan dan SIA Accurate pajaknya baru bisa di SIA Accurate

Online

3 Tidak mendapatkan Training Pembelian Baru

Dulu SIA Accurate memang mempaket kan dalam pembelian baru

SIA Accurate maka mendapatkan training namun harganya lebih mahal

Sekarang sudah banyak SMK dan Universitas di Indonesia yang bekerja

sama dengan SIA Accurate sehingga SDM siap pakainya sudah banyak

Maka dari itu SIA Accurate menekan harga software semurah mungkin

dan jika di perusahaan Anda sudah ada karyawan yang sudah bisa

menggunakan SIA Accurate Kenapa harus mengambil jasa training

Jadi training di SIA Accurate sangat flexibel tergantung kebutuhan

perusahaan

27 Konsep Dasar Kesiapan Teknologi (Technology Readiness)

Penelitian Sheu amp Kim (2008) yang melibatkan 50 organisasi sebagai obyek

penelitian menyatakan bahwa tingkat kesiapan yang rendah menjadi sebab

kegagalan proyek SI khususnya kesiapan pengguna yang paling dominan

berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi SI Penelitian Sheu dan Kim

menunjukkan bahwa faktor kesiapan pengguna lebih kuat pengaruhnya terhadap

keberhasilan proyek SI dibandingkan dengan keterlibatan pengguna dalam proyek

SI

Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa adanya proses penerapan

teknologi atau sistem pada suatu organisasi menyebabkan beberapa tantangan baru

14

bagi organisasi tersebut seperti beberapa pengguna yang memiliki tingkat kesiapan

rendah pada sistem atau teknologi baru akan mengalami kesulitan dalam

mempelajari hal baru bahkan beberapa pengguna baru lainnya dapat memberikan

penolakan merasa enggan atau tidak mampu dalam menggunakan teknologi atau

sistem baru tersebut sehingga penerapan teknologi atau sistem baru pada organisasi

tersebut akan menjadi sia-sia bahkan gagal Oleh karena itu dengan adanya suatu

pengukuran dan penilaian dalam tingkat kesiapan dan kemampuan pengguna suatu

teknologi maka akan meminimalisir tingkat kesalahan kesulitan dan resiko yang

ada (Pambudi 2015)

28 Konsep Dasar Keberhasilan Sistem Informasi (Success SI)

Selama bertahun-tahun para peneliti dan praktisi telah berusaha untuk berhasil

dalam mengelola proyek SI sehingga dapat mencapai kinerja yang maksimal

Pengukuran keberhasilan proyek SI pun menjadi topik yang menarik di kalangan

peneliti dan praktisi tersebut sejak Standish Group mempublikasikan penemuan

mereka pada tahun 1994 Keberhasilan proyek adalah konsep utama tetapi teori

tersebut masih merupakan konsep yang ambigu Antara para peneliti dan praktisi

pun juga masih terjadi kurang sepakat tentang model tersebut Mereka cenderung

fokus pada satu atau sebagian dimensi Sehingga mereka belum mendapat

gambaran yang jelas tentang pengukuran keberhasilan SI

Subiyakto dan Ahlan (2014) mencoba menjawab permasalahan tersebut

dengan mengembangkan model alternatif pengukuran keberhasilan proyek

berdasarkan input-process-output (IPO) model Mereka membandingkan

15

mengadopsi mengadaptasi dan mengkombinasi teori sebelumnya yaitu Davisrsquos

IPO model teori keberhasilan proyek model Delone dan McLean dan kerangka

klasifikasi proyek

Pertama Subiyakto (2014) membandingkan dua model yaitu model Delone

dan McLean dan Model IPO Mereka menemukan bahwa model proses dan model

kausal Delone dan McLean tidak lengkap dalam istilah model IPO sebuah proyek

Model ini hanya fokus pada pemanfaatan dan layanan dari produk Dalam konteks

pengukuran keberhasilan proyek model ini kurang menjelaskan dimensi input dari

model IPO Dengan demikian model IPO lebih komprehensif dibandingkan model

Delone dan McLean

Kedua Subiyakto (2014) mengadopsi teori keberhasilan proyek

pengukuran keberhasilan SI Delone dan McLean dan kerangka klasifikasi proyek

Pengadopsian teori keberhasilan proyek dilaksanakan untuk mengembangkan

aspek kausalitas model Mereka mengadopsi semua variable model Delone dan

McLean serta tiga dari empat variabel kerangka klasifikasi proyek (McLeod amp

MacDonell 2011) yaitu konten proyek orang dan aksi konteks organisasi Hal ini

dikarenakan proses proyek akan diwakili oleh dimensi proses

Ketiga Subiyakto dan Ahlan (2014) menyesuaikan penempatan variable

sejalan dengan logika IPO dan definisi keberhasilan proyek Tiga penyesuaiannya

adalah sebagai berikut

a Menempatkan 2 dimensi model Delone dan Mclean (system creation dan

system utilization) ke dalam dimensi proses dari model Hal ini didukung

juga oleh beberapa peneliti bahwa proses proyek terdiri dari dua subproses

16

yaitu produksi produk dan pemanfaatannya Penempatan dimensi dampak

sistem dari model DeLone dan McLean sebagai dimensi output dari model

sejalan dengan definisi keberhasilan proyek

b Mengembangkan hubungan antara variabel dimensi input terhadap

variable dimensi proses Dalam hal ini masing-masing varibel dimensi

input memiliki hubungan terhadap masing-masing variabel dari dimensi

proses yang sejalan dengan model proses dan kausal dari IPO model

c Mengembangkan hubungan antara konteks organisasi terhadap semua

variabel dalam model yang berdasarkan konsep pengaruh lingkungan

sistem

Keempat model dikembangkan atas kombinasi dari empat teori yang telah

disebutkan sebelumnya Kombinasi ini dilakukan untuk menanggapi dua isu utama

di lingkup model keberhasilan proyek SI yaitu validitas dan kelengkapan

pengukuran model Kelengkapan model berarti model tersebut dikembangkan

untuk mencakup dimensi keseluruhan proyek dalam konteks aspek proses dan

kausal Validitas adalah berarti bahwa model ini mewakili secara teori keberhasilan

proyek Tiga dimensi utama yang dari model ini adalah dimensi input proses dan

output Dimensi proses terdiri dari dua subdimensi yaitu pembuatan sistem (system

creation) dan pemanfaatan sistem (system utilization) Model ini (Gambar 34)

mengandung 9 variabel dan 36 hubungan antar variable tersebut Konten proyek

(project content) orang dan aksi (people and action) dan konteks organisasi

(institutional contexts) adalah tiga variabel dimensi input Kualitas informasi

(information quality) kualitas sistem (system quality) kualitas layanan (service

17

quality) penggunaan (system use) dan kepuasan pengguna (user satisfaction)

adalah lima variabel untuk dimensi proses Manfaat bersih (net benefit) adalah

variabel untuk dimensi output

Gambar 2 1 Model Pengukuran Keberhasilan Proyek SI Berdasarkan Model IPO

(Subiyakto dan Ahlan 2014)

Selanjutnya pada tahun 2015 Subiyakto Ahlan Kartiwi dan Sukmana

memvalidasi model baru tersebut secara kualitatif untuk mengetahui kelayakan

model tersebut melalui Focus Group Study (FGS) Mereka melakukan 4 teknik FGS

yaitu interview konsultasi diskusi dan seminar Ada 16 partisipan (9 doktor 3

calon doktor dan 4 akademisi) dari 20 anggota terdaftar yang tergabung dalam

kelompok penelitian ini Mereka memiliki kepentingan keterampilan

penegtahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian SI Mereka juga dipilih

karena kredibilitas mereka sebagai key informants

18

Hasil dari FGS mengungkapkan delapan tema menyeluruh berkaitan dengan

validitas model dan kelayakan pelaksanaan penelitian Kemudian telah disimpulkan

dalam empat poin validasi yaitu kejelasan proses pemodelan penggunaan dasar

teoritis kewajaran metode penelitian dan ketersediaan sumber daya penelitian

Berdasarkan poin tersebut Subiyakto et al merevisi modelnya melalui

penyederhanaan jumlah hubungan antar variable dengan menghapus 6 hubungan

Model tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 2 2 Revisi Model (Subiyakto et al 2015)

29 Populasi Dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya Guritno dan Sudaryono (2011) Dalam metode

penelitian kata populasi amat populer dipakai untuk menyebutkan

serumpunsekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian Populasi penelitian

merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia hewan

tumbuh-tumbuhan udara gejala nilai peristiwa sikap hidup dan sebagainya

19

Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin 2006)

Jenis populasi terbagi dua yaitu

1) Populasi fitnit artinya jumlah individu ditentukan

2) Populasi infinit artinya jumlah individu tidak terhingga atau tidak

diketahui dengan pasti

Sampel ialah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut Sehingga pengambilan sampel harus menggunakan cara-cara tertentu yang

berdasarkan oleh pertimbangan-pertimbangan yang ada (Sugiyono 2011)

291 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel Terdapat dua metode dasar

penarikan sampel yaitu (Guritno amp Sudaryono 2011)

a Probability Sampling

Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel Beberapa metode penarikan sampel probabilitas

adalah sebagai berikut

1 Simple Random Sampling

Simple random sampling dikatakan sederhana karena pengambilan

sampel dari populasinya dilakukan secara acak tanpa memperhatikan status

atau tingkat pendidikan yang ada dalam suatu populasi

2 Stratified Random Sampling

20

Stratified Random Sampling merupakan suatu prosedur penarikan

sampel berstrata yaitu suatu subsampel acak sederhana yang ditarik dari

setiap strata atau tingkatan yang kurang lebih sama dalam beberapa

karakteristik (Siregar 2013)

3 Cluster Sampling

Cluster Sampling merupakan suatu prosedur penarikan sampel

probabilitas yang memilih subpopulasi yang disebut cluster Kemudian

setiap elemen di dalam kelompok cluster tersebut dipilih sebagai anggota

sampel

b Nonprobability Sampling

Nonprobability Sampling merupakan suatu prosedur penarikan

sampel yang bersifat subjektif Dalam hal ini probabilitas pemilihan

elemen-elemen populasi tidak dapat ditentukan Hal ini disebabkan setiap

elemen populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai

sampel Beberapa teknik pengambilan sampel nonprobabilitas sebagai

berikut (Guritno amp Sudaryono 2011)

1 Convience Sampling

Convience Sampling adalah teknik penarikan sampel berdasarkan

kemudahan Prosedurnya adalah semata-mata langsung menghubungi

unitunit penarikan sampel yang mudah dijumpai seperti mahasiswa dalam

satu kelas jamarsquoah tempat ibadah pengunjung toko dan lainnya Seringkali

pengambilan sampel ini dilakukan untuk menguji kuesioner atau penelitian

ekspolorasi

21

2 Quota Sampling

Quota Sampling adalah penarikan sampel berdasarkan kuota

Prinsipnya adalah karakteristik tertentu yang relevan menjelaskan dimensi

populasi Peneliti harus mengetahui distribusi populasi

3 Purposive Sampling

Purposive Sampling adalah penarikan sampel berdasarkan

pertimbangan atau kriteria tertentu

4 Snowball Sampling

Snowball Sampling adalah metode penarikan sampel dengan

responden yang berhasil diperoleh diminta untuk menunjukkan responden

lainnya secara berantai

5 Accidental Sampling

Accidental Sampling adalah metode penarikan sampel dimana

pemilihan anggota sampelnya dilakukan terhadap orangbenda yang

kebetulan ada atau dijumpai (Hadi 2016 Sugiyono 2011)

292 Teknik Menentukan Ukuran Sampel

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan ketepatan ukuran pengukuran penelitian

ini menggunakan metode analisis SEM Berdasarkan studi penelitian Monte Carlo

berbagai estimasi penentuan sampel yang disimpulkan

1 Model SEM dengan jumlah variabel laten sampai dengan lima buah dan

setiap konstruk dijelaskan 3 atau lebih indikator jumlah sampel 100-150

sudah dianggap memadai (Santoso 2011)

22

2 Ukuran sampel untuk model SEM adalah antara 100-200 atau dengan cara

jumlah indikator dikali 5 sampai 10 (Ferdinand AT 2000)

3 Ukuran sampel untuk estimasi Maximum Likehood harus setidaknya 5x

jumlah parameter bebas dalam model termasuk error (Bentler amp Chou

1987)

4 SEM yang menggunakan model estimasi maximum likehood estimation

(MLE) adalah 100-200 sampel (Ghozali 2011)

210 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2011) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang

paling utama dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data Dengan metode pengumpulan data yang tepat akan

memungkinkan peneliti untuk memperoleh data yang valid sehingga dapat

membantu dalam penelitian Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan

berbagai metode

1 Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

oleh peneliti untuk memperoleh informasi dengan cara berkomunikasi

langsung (seperti tanya jawab) antara pewawancara dan responden

2 Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab (Sugiyono dalam Setiawan 2016)

23

Kuesioner ini dapat membantu peneliti memperoleh informasi terkait

dengan permasalahan penelitian

3 Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

suatu pengamatan disertai dengan pencatatan terhadap keadaan atau

perilaku objek penelitian (Fathoni dalam Setiawan 2016) Observasi ini

dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai objek penelitian secara

keseluruhan

4 Studi Pustaka

Studi pustaka adalah teknik survei terhadap data yang telah ada

dengan menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu

yang berkepentingan mencari metode-metode serta teknik penelitian

baik dalam mengumpulkan data atau dalam menganalisis data yang telah

pernah digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu (Nazir dalam Yunita

2017)

211 Skala Likert

Menurut Sugiyono (2011) skala likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat

dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Sewaktu

menanggapi pertanyaan dalam skala likert responden menentukan tingkat

persetujuan mereka terhadap suatu pertanyaan dengan memilih salah satu dari

pilihan yang tersedia Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti

ini

24

1 Sangat tidak setuju

2 Tidak setuju

3 Kurang setuju

4 Setuju

5 Sangat setuju

Selain pilihan dengan lima skala seperti contoh di atas kadang digunakan juga

skala dengan tujuan atau sembilan tingkat Suatu studi empiris menemukan bahwa

beberapa karakteristik statistik hasil kuesioner dengan berbagai jumlah pilihan

tersebut ternyata sangat mirip (Dawes 2008)

212 PLS-SEM

PLS-SEM merupakan salah satu metode yang digunakan dalam menganalisis dan

dinilai kuat karena digunakan pada setiap jenis skala data seperti data interval data

nominal dan rasio serta syarat asumsi yang lebih fleksibel (Yamin amp Kurniawan

2011) Partial Least Square (PLS) dikembangkan pertama kalinya oleh Herman

Wold pada tahun 1975 Software yang digunakan untuk analisis menggunakan

PLS-SEM antara lain SmartPLS XLSTAT PLS-PM Visual PLS dan lainnya

PLS dapat digunakan untuk tujuan konfirmasi (seperti pengujian hipotesis)

dan tujuan eksplorasi PLS juga dapat menduga apakah terdapat atau tidak

hubungan antar variabel dan kemudian proposisi untuk pengujian Tujuan

utamanya adalah menjelaskan hubungan antar konstruk dan menekankan

pengertian tentang nilai hubungan tersebut Penggunaan PLS untuk prediksi dan

membangun teori serta sampel yang dibutuhkan relatif kecil dengan minimum

25

sepuluh kali item konstruk yang paling kompleks (Ghozali 2011 Ghozali amp

Hengky 2015 Yamin amp Kurniawan 2011)

Kepopuleran penggunaan PLS-SEM diantara para peneliti dan praktisi

adalah karena empat alasan Pertama algoritma PLS tidak terbatas hanya untuk

hubungan antara indikator dengan konstrak latennya yang bersifat reflektif saja

tetapi algoritma PLS juga dipakai untuk hubungan yang bersifat formatif Kedua

PLS dapat digunakan untuk menaksir model path dengan sample size yang kecil

Ketiga PLS-SEM dapat digunakan untuk model yang sangat kompleks (terdiri atas

banyak variabel laten dan manifes) tanpa mengalami masalah dalam estimasi data

Keempat PLS dapat digunakan ketika distribusi data sangat miring (skew) (Yamin

amp Kurniawan 2011)

Evaluasi model dalam PLS meliputi dua tahap yaitu evalusi outer model

atau model pengukuran dan evaluasi terhadap inner model atau model struktural

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Sarstedt 2017 Wong 2013 Yamin

2011)

1 Evaluasi Pengukuran Model (Outer Model)

Model ini meliputi pemeriksaan individual item reliability internal

consistency atau construct reliability average variance extracted dan

discriminant validity Ketiga pengukuran tersebut dikelompokkan dalam

convergent validity yaitu mengukur besarnya korelasi antara konstrak

dengan variabel laten Measurement model dilakukan untuk dapat

mengetahui hubungan antara konstrak (variabel) dengan indikator-

indikatornya (Yamin amp Kurniawan 2011)

26

Pemeriksaaan individual item reliability dapat melihat nilai

standardized loading factor Nilai ini menggambarkan besarnya korelasi

antara setiap item pengukuran (indikator) dengan konstraknya Untuk nilai

ideal loading factor berupa diatas 07 ini berarti bahwa indikator tersebut

sudah valid sebagai indikator yang dapat mengukur konstrak

Pengukuran lainnya dari convergent validity adalah melihat nilai

Average Variance Extracted (AVE) Nilai ini menggambarkan besaran varian

atau keragaman variabel manifes yang dapat dikandung oleh konstrak laten

Untuk nilai AVE ideal yaitu 05 hal ini berarti convergent validity baik

Artinya variabel laten dapat menjelaskan rata-rata lebih dari setengah varian

dari indikator-indikatornya

Discriminant validity dievaluasi melalui cross loading kemudian

membandingkan nilai AVE dengan kuadrat nilai korelasi antar konstrak

Ukuran cross loading adalah membandingkan korelasi dengan konstraknya

dan konstrak blok lainnya hal ini menunjukkan konstrak tersebut

memprediksi ukuran pada blok mereka dengan lebih baik dari blok lainnya

Ukuran discriminant validity lainnya adalah bahwa nilai akar AVE harus

lebih tinggi daripada korelasi antara konstrak dengan konstrak lainnya atau

nilai AVE lebih tinggi dari kuadrat korelasi antara konstrak

2 Evaluasi Struktural Model (Inner Model)

Pengukuran struktural model dilakukan untuk dapat mengetahui hubungan

antara konstrak yang dihipotesiskan oleh peneliti(Yamin amp Kurniawan

27

2011) Dalam model ini terdapat beberapa tahap dalam melakukan

evaluasinya

Tahap pertama adalah dengan melihat signifikansi hubungan antara

konstrak Hal ini dapat dilihat dari koefisien jalur (path coefficient) yang

menggambarkan kekuatan hubungan antara konstrak Pengukuran path

coefficient (β) memiliki nilai ambang batas diatas 01 hal ini untuk

menyatakan bahwa jalur (path) yang dimaksud mempunyai pengaruh di

dalam model

Tahap kedua adalah dengan mengevaluasi nilai R2 (coefficient of

determination) Nilai ini menjelaskan varian dari tiap target endogenous

variabel dengan standar pengukuran sekitar 067 sebagai kuat sekitar 033

moderat dan dibawah 019 menunjukan tingkat varian yang lemah

Tahap ketiga adalah dengan melihati nilai t-test dengan metode

boostrapping menggunakan uji two-tailed dengan tingkat signifikansi 5

untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian Bila nilai t-test lebih besar dari

196 maka hipotesis penelitian yang dibuat dapat diterima

Tahap keempat yaitu pengujian f2 (effect size) Pengujian ini dilakukan

untuk dapat memprediksi pengaruh variabel tertentu terhadap variabel

lainnya dalam struktur model dengan nilai ambang batas sekitar 002 untuk

pengaruh kecil 015 untuk pengaruh menegah dan 035 untuk pengaruh yang

besar f2 dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

28

Tahap kelima yaitu pengujian 1198762 (predictive relevance) dengan

menggunakan metode blindfolding untuk dapat memberikan bukti bahwa

variabel tertentu yang digunakan dalam suatu model yang dibuat mempunyai

keterkaitan prediktif (predictive relevance) dengan variabel lainnya dalam

model tersebut dengan nilai ambang batas pengukuran di atas nol

Tahap keenam yaitu melakukan pengujian 1199022 (Relative Impact) dengan

menggunakan metode blindfolding juga untuk dapat mengukur relatif

pengaruh sebuah keterkaitan antara prediktif sebuah variabel tertentu dengan

variabel lainnya yang memiliki nilai ambang batas sebesar 002 untuk

pengaruh kecil 015 untuk pengaruh sedang dan 035 untuk pengaruh besar

Rumus yang digunakan dalam perhitungan 1199022 adalah sebagai berikut

211 Model yang Diadopsi

Model yang digunakan pada penelitian ini adalah model kesiapan dan keberhasilan

SI oleh Subiyakto (2017) Gambar model penelitian ini dapat dilihat di bab satu

pada gambar 11 Berikut model yang diajukan pada penelitian ini

Variabel TRI dan Keberhasilan SI

Berikut dijabarkan pengertian dari variabel yang diadopsi ke dalam model TRI

dan Keberhasilan SI lengkap dengan referensi model tersebut

29

Tabel 2 2 Variabel TRI dan Keberhasilan SI Variabel Pengertian Referensi

Optimsm (OPT) Visi yang positif tentang teknologi dan keyakinan kontrol

yang lebih besar fleksibilitas dan efisiensi dalam

kehidupan manusia (Parasuraman

amp Colby

2015

Subiyakto

2017)

Innovativness

(INN)

Kecenderungan untuk menjadi pelopor pemimpin atau

opinion-former dalam penggunaan teknologi

Discomfort (DIS) Persepsi tentang kurangnya kontrol atas teknologi dan

perasaan tertekan dalam penggunaan teknologi

Insecurity (INS) Ketidakpercayaan teknologi dan skeptisis kemampuan

diri untuk menggunakannya dengan tepat

Information

Quality (INQ)

Tingkat sejauh mana informasi yang dihasilkan secara

konsisten memenuhi persyaratan dan harapan pengguna

(Delone amp

McLean

2003

Subiyakto

2017)

System Quality

(SYQ)

Tingkat untuk mendeskripsikan kualitas dari konten yang

dimiliki sistem informasi

Service Quality

(SVQ)

Tingkat untuk menilai sebarapa baik kualitas layanan

kepada pengguna

User Satisfaction

(USF) Kepuasan pengguna menggunakan sistem informasi

Success

Information

System (SIS)

Pencapaian sistem informasi berdasarkan perencanaan

pengembangannya

Indikator TRI dan Keberhasilan SI

Setelah penjabaran dari pengertian variabel berikut ini adalah penjabaran

pengertian dari indikator-indikator yang diadopsi ke dalam model lengkap dengan

referensinya

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI

Indikator Definisi Referensi

Easiness (OPT1) Tingkat yang terkait dengan kemampuan suatu sistem

untuk memberikan kebebasan dari kendala kesulitan dan

masalah

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Connectivity

(OPT2)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan suatu sistem

untuk berhasil terhubung dengan sistem lain

Efficiency (OPT3) Tingkat yang terkait dengan pencapaian sistem untuk

menghasilkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk mencapai output

Effectiveness

(OPT4)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan sistem untuk

mencapai tujuan penggunaannya

Productivity

(OPT5)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

menghasilkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk menghasilkan output

30

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI (lanjutan)

Indikator Definisi Referensi

Problem Solving

(INN1)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

menemukan solusi terhadap masalah

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Independence

(INN2)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan sistem untuk

mendukung penggunanya agar bebas dari kontrol atau

pengaruh

Challenge (INN3) Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

berhasil menangani atau mencapai sesuatu dalam situasi

atau masalah yang sulit

Stimulatioon

(INN4)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

mendorong sesuatu untuk terjadi berkembang atau

membaik

Competitiveness

(INN5)

Tingkat yang terkait kemampuan sistem untuk sukses

pengguna dibanding kompetitornya

Complexity (DIS1) Tingkat yang terkait dengan fitur sistem yang

membingungkan atau sulit dipahami

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Difficulty (DIS2) Tingkat yang terkait dengan kondisi suatu sistem yang

tidak dapat dioperasikan dengan mudah

Dependence (DIS3) Tingkat yang terkait dengan kondisi suatu sistem yang

membutuhkan pihak lain untuk mengoperasikannya

Lack of Support

(DIS4)

Tingkat yang terkait dengan sistem yang tidak memiliki

atau cukup dukungan dalam operasinya

Inappropriateness

(DIS5) Tingkat yang berkaitan dengan keadaan yang tidak pantas

Failure (INS1) Tingkat yang terkait dengan kemungkinan bahwa sistem

tidak menyenangkan atau terdapat hal berbahaya yang

bisa terjadi

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Threat (INS2) Tingkat yang terkait dengan situasi sistem yang bisa

menimbulkan kerugian atau bahaya

Reducing

Interaction (INS3)

Tingkat yang terkait dengan implementasi sistem yang

membuat interaksi manusia semakin berkurang dalam

ukuran jumlah dan kepentingan

Distraction (INS4) Tingkat yang terkait dengan penggunaan sistem lebih

diperhatikan dan mencegah orang berkonsentrasi pada

hal lain

Incredulity (INS5) Tingkat yang terkait dengan keraguan sistem dari

penggunaannya

Accuracy (INQ1) Tingkat kelayakan dari informasi yang dihasilkan

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Timeliness (INQ2) Tingkat presisi dari proses pengolahan informasi SI pada

durasi waktu yang direncanakan

Completeness

(INQ3)

Tingkat dari informasi yang dihasilkan oleh SI utuh atau

tanpa ada bagian yang hilang

Consistency (INQ4) Kecenderungan dari SI untuk masih mendemonstrasikan

informasi yang sama dalam operasi layanan

pemeliharaan atau kualitas

Relevance (INQ5) Tingkat keterkaitan dari informasi yang dihasilkan oleh

SI dengan pokok bahasannya

31

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI (lanjutan)

Indikator Definisi Referensi

Ease of Use

(SYQ1)

Tingkat kebebasan SI dari kendala kesulitan dan

masalah selama penggunaannya

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Maintainability

(SYQ2)

Tingkat yang terkait dengan kemudahan SI dalam

pemeliaharaannya

Response Time

(SYQ3)

Tingkat yang terkait dengan jumlah waktu yang

dibutuhkan untuk menanggapi perintah dari pengguna

tersebut

Fuctionality

(SYQ4)

Tingkat yang terkait dengan SI dapat dioperasikan sesuai

dengan persyaratan yang telah direncanakan

Safety (SYQ5) Tingkat kekebalan SI dari serangan yang tak terduga

bahaya atau kerusakan

Responsiveness

(SVQ1)

Tingkat reaksi SI untuk melayani penggunanya dengan

cara waktu dan situasi yang sesuai

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Flexibilty (SVQ2) Tingkat adaptasi SI untuk melayani penggunanya sesuai

dengan kebutuhan yang diminta

Security (SVQ3) Tingkat keamanan dari sistem yang terintegrasi untuk

melayani pengguna dengan aman dari serangan bahaya

atau kerusakan yang tak terduga

Fuctionality

(SVQ4)

Tingkat yang terkait dengan cakupan layanan SI sesuai

dengan persyaratan fungsional

Extension (SVQ5) Tingkat yang terkait dengan cakupan layanan tambahan

SI yang melebihi persyaratan fungsional

Efficiency (USF1) Tingkat kepuasan pengguna SI berdasarkan pada

pencapaian sistem untuk menghasilkan output

dibandingkan dengan sumber daya yang dibutuhkan

untuk mencapai output (Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Effectivity (USF2) Tingkat kepuasan pengguna SI berdasarkan pada

kemampuan sistem untuk memenuhi kebutuhan

pengguna untuk mencapai tujuannya

Flexibility (USF3) Tingkat kepuasan pengguna SI yang terkait dengan

kemampuan beradaptasi dari sistem sesuai dengan

kebutuhan yang diminta

Overall Satisfaction

(USF4)

Tingkat kepuasan pengguna SI terkait dengan

kecukupan keseluruhan aspek sistem

IS Efficiency (SIS1) Tingkat yang terkait dengan perbandingan dari nilai

output SI dan sumber daya yang dibutuhkan untuk

mencapai output

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei 2013

Subiyakto

2017)

IS Effectivity (SIS2) Tingkat yang terkait dengan kapabilitas kemampuan

sistem untuk memenuhi kebutuhan pengguna untuk

mencapai tujuannya

User Satisfaction

(SIS3)

Sejauh mana SI dapat membantu pengguna menciptakan

nilai bagi bisnis mereka

Productictivity

Improvement

(SIS4)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

meningkatkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk menghasilkan output

Competitive

Advantage (SIS5)

Tingkat yang terkait dengan posisi yang menguntungkan

dari pengguna SI yang terintegrasi untuk bersaing dalam

kompetisi bisnis

32

2111 Model IPO Logic

Beberapa penelitian menggunakan input-process-output Logic pada model

penelitiannya Logika IPO di adopsi untuk tujuan yang sama dalam

pengukuran kualitas dari suatu sistem Teori dasar sistem ini digunakan untuk

dapat memberi gambaran akan konsep sistematis dari suatu sistem (Subiyakto

et al 2014) Model logika komputer IPO logic yang digunakan milik Davis

(1998) dan Kellogg (2004) sampai saat ini masih banyak digunakan dalam

penelitian di bidang teknologi dan informasi Logika IPO ini digunakan pada

penelitian yang bertujuan dalam hal pengukuran kualitas suatu sistem

Teori dasar IPO digunakan juga untuk menggambarkan konsep

sistematis dari suatu sistem dan mudah dimengerti oleh para pengguna para

desainer pun juga dapat mengevaluasi dan memperbaiki desain (Davis 1998

Kellogg 2004) Model logic bila digambarkan secara langsung belum tentu

dapat dilihat hubungan sebab-akibat atau hubungan tujuan dan dampak dari

program ataupun proyek secara langsung Namun ini bukan berarti bahwa

program tersebut dikatakan tidak berhasil tetapi kemungkinan adanya bahwa

program sebagai salah satu dari banyak faktor yang dapat mempengaruhi

suatu dampak yang dapat ditimbulkannya (Solihin Dadang 2012) Berikut

adalah gambar 25 merupakan alur dari IPO logic

Gambar 2 3 IPO LOGIC (Davis 1998)

33

2112 Model Kesiapan Teknologi (Technology Readiness)

Technology Readiness atau kesiapan penggunaan teknologi merupakan

kecenderungan sikap masyarakat dalam merangkul dan menggunakan

teknologi baru di rumah dan di tempat kerja (Parasuraman 2000)

Setiap orang bisa menjadi konsumen teknologi namun cara

mengimplementasikannya tergantung pada derajat kesiapan seseorang

dalam menerima teknologi tersebut Menurut Parasuraman (2000) langkah

pertama yang harus dilakukan dalam implementasi teknologi adalah

mengetahui kesiapan konsumen dalam menerima teknologi tersebut Dalam

konteks ini Technology Readiness Index dikembangkan oleh Parasuraman

(2000) untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana seseorang atau

organisasi siap untuk mengadopsi sebuah teknologi informasi Berikut

gambar terbaru dari model TRI 20

Gambar 2 4 Model TRI20 oleh Parasuraman dan Colby 2015

(Sumber Rockresearchcom)

34

TRI merupakan skala multy-item yang terdiri dari 36 pertanyaan untuk

mengukur technology readiness Skala 36-item terdiri dari empat dimensi

komponen keyakinan yang berkaitan dengan teknologi yang memperngaruhi

tingkat seseorang dalam Technology Readiness Keyakinan ini menetapkan

kesediaan seseorang untuk berinteraksi dengan teknologi baru Seiring

berjalannya waktu dan perkembangan IT yang meningkat dengan pesat maka

pemilik model melakukan pembaharuan di tahun 2014 bersama Charles L

Colby sehingga menghasilkan model TRI 20 tetap dengan mempertahankan

4 dimensi sebelumnya namun perubahan serta pembaharuan instrumen

menjadi 16 butir Model TRI 20 ini terdiri dari empat dimensi dua adalah

kontributor dan dua lagi adalah inhibitor pada adopsi teknologi

Kontributornya sebagai berikut

1 Optimism (kepercayaan diri) yaitu menggambarkan sebuah ekspektasi

dari kebenaran positif teknologi

2 Innovativeness (inovasi) yaitu mengenai otoritas penggunaan teknologi

Sedangkan inhibitor adalah

3 Discomfort (ketidaknyamanan) adalah keraguan tentang jaminan orang

awam akan pengalamannya dengan teknologi

4 Insecurity (ketidakamanan) adalah resiko kemungkinan orang-orang

melakukan transaksi berbasis teknologi (technology-based transactions)

Sebagai kontributor optimisme dan inovasi sebagai penggerak dari

Technology Readiness Pada kenyataannya skor tinggi diukur pada dimensi-

dimensi ini yang pada umumnya akan memperbesar kesiapan teknologi

35

(Technology Readiness) Sabaliknya ketidaknyamanan dan ketidakamanan

mencegah atau menunda berkecenderungan membuat orang-orang untuk

menggunakan teknologi baru Dengan demikian skor tinggi yang diukur pada

dimensi-dimensi ini akan menurunkan seluruh kesiapan teknologi

(Technology Readiness) Selama bertahun-tahun TRI telah banyak

bermanfaat bagi para peneliti yang tertarik pada media sosial akses mobile

dan layanan teknologi lainnya Skala 36-item yang di bangun oleh

Parasurman telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa untuk memfasilitasi

perkembangannya di banyak Negara dan telah digunakan di berbagai sektor

layanan termasuk pendidikan perbankan telekomunikasi kesehatan dan

layanan professional lainnya

Parasuraman (2000) memberikan tiga kategori pada pengukuran

Technology Readiness Index yaitu

1 High Technology Readiness (TRI gt 351)

2 Medium Technology Readiness (29 =lt TRI =lt 351)

3 Low Technology Readiness (TRI =lt 289)

Terdapat 5 segmen kategori pengguna sistem yang didefiniskan oleh

Parasuraman dan Colby (2015)

1 Explolers Memiliki optimisme dan rasa inovatif yang tinggi terhadap

teknologisistem sehingga memiliki antusiasme terhadap penggunaan

teknologisistem informasi

2 Pioneer Memiliki optimisme dan rasa inovatif yang tinggi terhadap

teknologisistem namun memiliki sikap kritis terhadap penggunaan

36

teknologisistem informasi Hal tersebut menyebabkan pengguna akan

selektif dalam penggunaan teknologisistem informasi

3 Paranoids Memiliki rasa optimis terhadap teknologisistem namun

memiliki rasa inovatif yang rendah Pengguna kategori ini memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang tinggi terhadap penggunaan

teknologisistem Hal ini menyebabkan rendahnya antusiasme terhadap

penggunaan teknologi

4 Laggards Memiliki rasa optimis dan rasa inovatif terhadap

teknologisistem yang rendah Jenis pegguna seperti ini memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang tinggi terhadap penggunaan

teknologisistem Hal ini menyebabkan penolakan terhadap penggunaan

teknologi

5 Skeptics Memiliki rasa optimis dan rasa inovatif yang rendah terhadap

teknologisistem Jenis pegguna seperti ini juga memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang rendah terhadap penggunaan

teknologisistem Pengguna seperti ini akan menerima teknologisistem

namun tidak memiliki antusiasme terhadap teknologisistem

37

2113 Model Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information)

Gambar 2 5 Model Keberhasilan SI (DeLone amp McLean 1992)

Model keberhasilan ini didasarkan pada proses dan hubungan kausal

dari dimensi-dimensi di model Model ini tidak mengukur ke enam dimensi

pengukuran keberhasilan sistem informasi secara independen tetapi

mengukurnya secara keseluruhan satu mempengaruhi yang lainnya

Pertimbangan proses beragumentasi bahwa suatu sistem terdiri dari

beberapa proses yaitu satu proses mengikuti proses lainnya Suatu model

proses mengusulkan bahwa suatu sistem informasi terdiri dari beberapa

proses yaitu sebagai berikut ini

a Suatu sistem informasi mula-mula dibuat berisi dengan banyak fitur

yang dapat memperlihatkan beberapa tingkat kualitas sistem dan

informasinya

b Pemakai-pemakai dan manajer-manajer mempunyai pengalaman dengan

fitur-fitur tersebut dengan menggunakan sistemnya entah mereka puas

atau tidak puas dengan sistemnya atau produk informasinya

38

c Penggunaan dari sistem dan produk informasinya kemudian mempunyai

dampak atau pengaruh (influence) di pemakai individual di dalam

melakukan pekerjaannya dan dampak-dampak individu ini secara

kolektif akan berakibat pada dampak- dampak organisasional

Berbeda dengan model proses model kausal (causal model) atau

disebut juga dengan model varian (variance model) berusaha untuk

menjelaskan kovarian (covariance) dari elemen-elemen model untuk

menentukan apakah variansi dari satu elemen dapat dijelaskan oleh variansi

dari elemen-elemen lainnya atau dengan kata lain untuk menentukan apakah

terjadi hubungan kausal diantara mereka Misalnya semakin tinggi kualitas

sistem diharapkan akan menyebabkan kepuasan pemakai dan penggunaan

yang lebih tinggi yang selanjutnya akan memperngaruhi secara positif

produktivitas individual dengan hasil peningkatan produktivitas

organisasional Model kausal ini menunjukkan bagaimana arah hubungan

satu elemen dengan elemen lain apakah menyebabkan lebih besar

(mempunyai pengaruh positif) atau lebih kecil (mempunyai pengaruh

negatif)

Dari model proses dan kausal ini maka dapat dijelaskan bahwa kualitas

sistem (system quality) dan kualitas informasi (information quality) secara

mandiri dan bersama-sama mempengaruhi baik penggunaan (use) dan

kepuasan pemakai (user satisfaction) Besarnya penggunaan (use) dapat

mempengaruhi kepuasan pemakai (user satisfaction) secara positif atau

negatif Penggunaan dan kepuasan pemakai mempengaruhi dampak

39

individual (individual impact) dan selanjutnya mempengaruhi dampak

organisasional (organization impact) Sejak tahun 1992 sampai tahun 2002

banyak penelitian yang telah merujuk dan menggunakan model Delone dan

McLean (1992) Kepopuleran model ini menunjukkan bukti yang kuat dari

kebutuhan untuk mengintegrasikan penemuan-penemuan riset secara

komprehensif di bidang sistem informasi Model ini banyak mengundang

perhatian dari para peneliti salah satunya adalah Peter B Seddon yang

melontarkan kritik terhadap model yang diajukan oleh DeLone amp Mclean

Menurut Seddon dalam Jogiyanto (2007) masalah utama dari model

DampM (DeLone amp McLean) adalah mencoba mengkombinasikan proses dan

penjelasan kausal dari keberhasilan sistem informasi di model mereka

Dengan demikian model mereka tercampur antara model proses (process

model) dan model varian (variance model) Menanggapi kritik Seddon

tersebut yang menyatakan bahwa proses dan kausal adalah dua konsep yang

berbeda dan membingungkan untuk digabungkan DeLone dan McLean

(2003) menyetujui kritik ini Pembuatan model keberhasilan sistem informasi

DampM (DampM Information Success Model) dipicu oleh suatu proses

pembuatan informasi dan dampak dari penggunaan sistem informasinya

DeLone dan McLean mendasarkan modelnya pada model proses yang terdiri

dari tiga komponen proses yaitu

a Pembuatan dari suatu sistem informasi

b Penggunaan sistem informasi tersebut

c Konsekuensi atau dampak dari penggunaan sistem

40

Masing-masing dari proses-proses ini diperlukan (necessary) tetapi

masih belum cukup (not sufficient) untuk suatu kondisi supaya dapat

memberikan hasil (outcome) Misalnya tanpa penggunaan sistem tidak akan

ada konsekuensinya atau manfaatnya Demikian juga dengan pemakaian

sistem mungkin juga tidak akan dihasilkan manfaat Dengan demikian untuk

memahami seluruh dimensi dari keberhasilan sistem informasi model varian

atau model kausal diperlukan

Kritik lainnya oleh Seddon tentang pemakaian sistem (system use)

adalah suatu perilaku (behavior) sehingga harus dikeluarkan sebagai

pengukur sukses dari model kausal DeLone dan McLean (2003) tidak

sependapat dengan kritik ini Mereka berargumentasi bahwa pemakaian

sistem (use) harus mendahului dampak dan manfaat mereka percaya bahwa

pemakaian sistem merupakan pengukur yang tepat untuk mengukur sukses di

kebanyakan kasus

DeLone dan McLean (2003) lebih lanjut mengatakan bahwa

permasalahan dengan menggunakan pemakaian sistem (use) sebagai

pengukur keberhasilan adalah pada definisinya yang terlalu sederhana tanpa

memperhatikan sifat dari penggunaannya Peneliti-peneliti harus

mempertimbangkan sifat (nature) perluasan (extent) kualitas (quality) dan

ketepatan (appropriateness) dari pemakaian sistem Sehingga penghapusan

pemakaian sistem (use) dari model ditolak oleh Delone dan McLean (2003)

Selain itu kenyataannya juga pemakaian sistem (system use atau system

41

usage) masih digunakan di banyak riset-riset empiris dan berlanjut

dikembangkan dan diuji oleh peneliti-peneliti sistem informasi

Dari kontribusi-kontribusi penelitian-penelitian sebelumnya dan akibat

perubahan-perubahan dari peran dan penanganan sistem informasi yang telah

berkembang DeLone dan McLean (2003) memperbarui modelnya dan

menyebutnya sebagai model keberhasilan sistem informasi DampM yang

diperbarui (updated DampM IS Success model) Hal-hal yang diperbarui dalam

model ini adalah sebagai berikut

a Menambah dimensi kualitas pelayanan (service quality) sebagai

tambahan dari dimensi-dimensi kualitas yang telah ada

b Menggabungkan dampak individual (individual impact) dan dampak

organisasional (organizational impact) menjadi satu variabel yaitu

manfaatmanfaat bersih (net benefits)

c Menambahkan dimensi minat memakai (intention to use) sebagai

alternative dari dimensi pemakaian (use)

d Pemakaian (use) dan kepuasan pemakai (user satisfaction) sangat erat

berhubungan Pemakaian (use) harus mendahului kepuasan pemakai

(user satisfaction) sebagai suatu proses tetapi pengalaman yang positif

karena menggunakan (use) akan mengakibatkan kepuasan pemakai yang

lebih tinggi sebagai suatu kausal Secara sama peningkatan kepuasan

pemakai akan mengakibatkan peningkatan minat menggunakan

(intention to use) dan kemudian akan menggunakan (use)

42

e Jika manfaat-manfaat bersih (net benefits) positif akan menguatkan minat

memakai dan menggunakan serta tingkat kepuasan pemakai Umpan

balik ini masih valid bahkan untuk manfaat-manfaat bersih yang negatif

f Model yang diperbarui mempunyai arah panah untuk

mendemonstrasikan hubungan yang diusulkan antar dimensi-dimensi

keberhasilan dalam bentuk proses tetapi tidak menunjukkan arah

hubungannya yang positif atau negatif dalam bentuk kausal

Dari hasil analisis tersebut maka Delone dan McLean (2003)

mengusulkan suatu model yang diperbarui yang nampak pada gambar berikut

ini

Gambar 2 6 Model Keberhasilan SI (DeLone amp McLean 2003)

43

212 Penelitian Sejenis

Tabel 2 3 Penelitian Sejenis

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

1 Peranan Sistem Informasi

Akuntansi dalam Efektifitas

Pelaporan Informasi Akuntansi

Pertanggungjawaban pada PT

Pos Indonesia (Persero)

Manado (Koloay Morasa amp

Elim 2014)

DeLone and

McLean

1 System Quality

2 Information

Quality

3 Service Quality

4 Information Use

5 User Satisfaction

6 Net Benefit

Untuk mengetahui bagaimana

peranan sistem informasi

akuntansi pertanggungjawaban

kantor cabang PT Pos

Indonesia (Persero) Manado

Penelitian menyimpulkan bahwa Sistem

Informasi Akuntansi pada PT Pos

Indonesian (Persero) Manado telah

berperan secara efektif dalam pelaporan

informasi akuntansi pertanggungjawaban

kantor cabang Terbukti dengan

terpenuhinya karakteristik output kualitatif

berupa informasi yang menjelaskan telah

tercapainya tujuan dalam perusahaan

2 Kajian Keberhasilan

Penggunaan Sistem Informasi

Accurate Dengan

Menggunakan Model

Kesuksesan Sistem Informasi

DeLone Dan Mclean (Hudin amp

Riana 2016)

Updated

DeLone dan

McLane (2003)

1 System quality

2 Information

quality

3 Service quality

4 Use

5 User satisfaction

6 Net benefit

Penelitian ini akan

menganalisis faktor-faktor

yang mengukur keberhasilan

model kesuksesan sistem

informasi DeLone amp McLean

terhadap pengguna Sistem

Informasi Akuntansi Accurate

di enam perusahaan di Kota

Sukabumi

Penelitian ini membuktikan bahwa kualitas

informasi dan kualitas pelayanan tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel

penggunaan dan variabel lainnya teruji

signifikan dalam mengukur keberhasilan

penggunan Sistem Accurate dengan nilai

R-square 057 untuk penggunaan 094

untuk kepuasan pengguna dan 094 untuk

manfaat bersih Selain itu nilai Goodness

of Fit (GoF) sebesar 072 atau 72

sehingga model dinyatakan telah sesuai

secara substansial dalam

merepresentasikan hasil penelitian

44

Tabel 23 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

3 Evaluasi Net Benefit Sistem

Informasi Akuntansi Pada

Software Akuntansi Accurate

dan Zahir MenurutModel

Delone amp Mclean 2003

(Tjahjanadi amp Sarosa)

Updated

DeLone dan

McLane (2003)

1 System quality

2 Information

quality

3 Service quality

4 Use

5 User satisfaction

6 Net benefit

menganalisis Net Benefit

software akuntansi menurut

model kesuksesan DeLone amp

McLean (2003)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Information Quality System Quality dan

Service Quality berpengaruh terhadap User

Satisfaction User Satisfaction berpengaruh

terhadap Net Benefit Akan tetapi

Information Quality System Quality dan

Service Quality tidak berpengaruh terhadap

Use Use tidak berpengaruh terhadap User

Satisfaction dan Use tidak berpengaruh

terhadap Net Benefit

4 Evaluasi Kesiapan Pengguna

dalam Adopsi SI Terintegrasi

di bidang Keuangan

Menggunakan Metode TRI

(Florestiyanto 2012)

Technology

Readiness Index

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Melakukan evaluasi kesiapan

pengguna dalam adopsi TIK

diukur dari keyakinan positif

dan keyakinan negatif

pengguna terhadap teknologi

dengan mengadiopsi TRI 10

Seluruh variable penelitian berpengaruh

terhadap technology readiness

5 Analisis Kesiapan Pengguna

Sistem Informasi Akademik

(Pambudi 2015)

Technology

Readiness Index

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Melakukan analisis kesiapan

kompetensi teknologi

pengguna pada proses

implementasi SIA di PNM

dengan menggunakan SEM-

PLS dan metode TRI

Seluruh variable Tri berpengaruh secara

signifikan terhadap Technology Readiness

faktor ketidaknyamanan menempati urutan

teratas dan inovasi urutan terbawah

45

Tabel 23 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

6 An Updated and

Streamline Technology

Readiness Index TRI 20

(Parasuraman amp Colby

2015)

TRI 20 1 Optimism

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Pada papper ini adanya

penyederhanaan indikator

dari 36 pada TRI versi 10

kini menjadi 16 variabel pada

TRI 20

Adanya perbaharuan 16 indikator

pada model TRI 20

7 Implementation in of

Input process-output

Model for Measuring

Information System

Project Success (

Subiyakto amp Ahlan

2014)

IPO Model

Measuring IS Project

Success

1 Project Contents

People amp Actions

2 Institutinal Context

3 System Use

4 Information

Quality

5 System Quality

6 Service Quality

7 User Satisfication

8 Net Benefits

Memberikan alternative

model keberhasilan proyek

SI menggunakan IPO model

Permodelan usulan yang dibuat

berdasarkan empat teori dasar yaitu IPO

Logic Model The Project Success

Theories The DampM Success Model dan

The Project Classifictory Framework

8 Development of the

Readiness and Success

Model for Assessing the

Information System

Integration (Subiyakto

2017)

The technology

readiness and IS

success model

combination

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

5 Information

Quality

6 System Quality

7 Service Quality

8 UserSatisfication

9 Success

Information

Systems

Tujuan penelitian ini

menggabungkan dua model

menjadi satu kesiapan dan

keberhasilan sistem untuk

mengetahui pengaruh

kesiapan terhadap

keberhasilan integrasi sistem

Hasil penelitian ini menunjukkan anatara

penggabungan dua model yang

dikembangkan menjadi satu model antara

model kesiapan dengan model keberhasilan

sistem yang memiliki Sembilan variabel

dengan 23 indikator

46

Tabel 21 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

9 Pengukuran Pengaruh

Kesiapan Terhadap

Keberhasilan Penerapan

Sistem Ubiquitous

Computing Di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

(Gregoryo Gusti 2017)

Model TRI

Parasuraman amp

Colby (2014) dan

Model Keberhasilan

Sistem Informasi

(Delone amp McLean

2003) yang

dikembangkan oleh

(Subiyakto 2017)

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

5 Information Quality

6 System Quality

7 Service Quality

8 UserSatisfication

9 Success Information

Systems

Untuk mengetahui pengaruh

kesiapan terhadap

keberhasilan penerapan

sistem Ubiquitous

Computing di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

khususnya Fakultas Sains

dan Teknologi

Hasilnya terdapat 23 hipotesis yang diuji

11 hipotesis yang diterima atau

berpengaruh dan 12 hipotesis ditolak

Sehingga faktor-faktor pengaruh kesiapan

terhadap keberhasilan sistem yaitu OPT

melalui SYQ SVQ dan USF INN melalui

INQ dan SVQ INS berpengaruh secarah

negatif melalui INQ SYQ dan SVQ INQ

melalui USF SVQ melalui USF USF

melalui SIS

47

213 Pengembangan Hipotesis

Hipotesis dikembangkan berdasarkan teori-teori dari Parasuraman amp Colby

(2015) Delone amp McLean (2003) dan Subiyakto (2017) Maka dari itu dapat

dijabarkan hipotesis untuk variabel construct sebagai berikut

H1 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap INQ

H2 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap SYQ

H3 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap SVQ

H4 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H5 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap INQ

H6 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap SYQ

H7 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap SVQ

H8 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H9 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

H10 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SYQ

H11 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SVQ

H12 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap USF

H13 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

H14 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SYQ

H15 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SVQ

H16 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap USF

H17 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H18 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H19 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

48

H20 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H21 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H22 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H23 Apakah USF berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Secara umum penelitian ini dilakukan dengan menerapkan pendekatan kuantitatif

(Creswell 2017) dan struktur penelitian yang berurutan sesuai dengan tujuannya

yaitu untuk mengetahui pengaruh kesiapan terhadap keberhasilan penerapan SIA

Accurate dan menguji hipotesis yang berhubungan antara pengaruh kesiapan

terhadap keberhasilan penerapan sistem Teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui pengadaan survei yang disebarkan kepada responden di beberapa

perusahaan Jakarta khususnya pengguna SIA Accurate dengan berinstrumenkan

pertanyaan kuesioner analisis data dilaksanakan secara statistik dengan

menggunakan perangkat lunak komputer sesuai kebutuhan

Dalam penelitian ini perangkat lunak yang digunakan yaitu MS Word 2016

untuk penulisan laporan MS Excell 2016 untuk membantu pengolahan data

demografis serta SmartPLS versi 30 untuk pengolahan data hasil kuesioner dari

responden yang terkumpul Serta Edraw Max 8 untuk pembuatan gambar yang

mendukung penulisan laporan penelitian (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle

2015 Sarstedt 2017 Wong 2013 Yamin amp Kurniawan 2011)

50

32 Prosedur Penelitian

Melihat dari pendekatan dan strategi penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya

penelitian ini akan dilakukan menggunakan delapan tahapan yang secara prosedural

dan berurutan yang terdiri dari kajian pustaka pengembangan model perancangan

penelitian pembuatan instrument penelitian atau indikator pengumpulan data

analisis data interpretasi dan pembuatan laporan Berikut gambar yang akan

memperjelas urutan prosedural penelitian ini

Gambar 3 1 Prosedur Penelitian

51

Selanjutnya akan digambarkan durasi proses dari ke delapan tahapan

dalam penelitian ini beserta kegiatan strukturalnya pada tabel 31

Tabel 3 1 Waktu Penelitian

No Tahapan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1 Kajian Pustaka

2 Pengembangan Model

3 Perancangan Penelitian

4 Pembuatan Instrumen

5 Pengumpulan Data

6 Analisis Data

7 Interpretasi

8 Pembuatan Laporan

33 Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel pada penelitian ini ialah para pengguna SIA Accurate versi 5

di beberapa perusahaan Jakarta yang pernah menggunakan sistem ini tanpa dibatasi

lamanya waktu penggunaan Tahap pertama peneliti mengambil teknik sampling

melalui purposive sampling yang dilakukan untuk memilih bagian dari populasi

dimana kriteria yang dipilih adalah pengguna yang memiliki pengalaman dalam

menggunakan SIA Accurate Selanjutnya peneliti menentukan jumlah responden

berdasarkan teori dengan pertimbangan jumlah populasi keterbatasan waktu dan

biaya maka dari itu peneliti mengkerucutkan daerah penelitian pada Jakarta Selatan

Jakarta Timur Jakarta Barat Dari 15 perusahaan yang menggunakan SIA Accurate

dan dijadikan target sampel penelitian 4 diantaranya menerima permohonan

penelitian yang diajukan dan 11 perusahaan lainnya menolak Dengan perkiraan

responden yang mencapai lebih dari 100 orang hal tersebut menurut beberapa ahli

(Guritno 2011 Wong 2013) telah mencakupi sampel yang dibutuhkan dalam

Structural Equation Modeling (SEM) maka peneliti mendapatkan jumlah

responden sebanyak 125 orang

52

34 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini berupa sebuah kuesioner yang berisi lembaran surat

pengantar dari peneliti sebagai permohonan untuk pengisiannya dan lembar kedua

dan ketiga yang berisikan pertanyaaan-pertanyaan penelitian Lembar pertanyaan

penelitian ini terdiri dari tujuh pertanyaan yang ditujukan sebagai data demografi

mengenai profil responden (1) jenis kelamin (2) pendidikan terakhir (3)

pengetahuan pengguna dalam keberadaan SIA Accurate (4) pengalaman

penggunaan SIA Accurate (5) skala intensitas akses SIA Accurate (6) tingkat

kesiapan terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate (7) status responden di

perusahaan dan empat puluh empat pertanyaan ditujukan sebagai data statistik

inferensial Daftar pertanyaan lengkap penelitian dapat dilihat pada bagian

lampiran Secara khusus peneliti menggunakan lima poin skala likert dari tingkatan

ldquoSangat Tidak Setujurdquo (1) sampai ldquoSangat Setujurdquo (5) untuk pengukuran dalam

kuesioner tersebut Berikut tabel 32 indikator dan butir pertanyaan penelitian

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian

Variabel Indikator Pertanyaan

Optimism

(OPT)

Easiness Sistem bebas dari kesulitan kendala dan

masalah

Connectivity Sistem dapat mudah terhubung dengan sistem

lain

Effectiveness Sistem berjalan secara efektif

Efficiency Sistem berjalan secara efisien

Productivity Sistem berjalan secara produktif

Innovativeness

(INN)

Problem Solving Sistem merupakan alat pemecah masalah bagi

penggunanya

Independence Sistem membantu pengguna bebas dari kendali

dan pengaruh

Challenge Sistem mendukung penggunanya untuk mencapai

tujuan dalam situasi atau masalah yang sulit

Stimulation Sistem mendorong penggunanya untuk mencapai

tujuan

Competitiveness Sistem mendukung penggunanya untuk menjadi

lebih sukses daripada pesaingnya

53

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian (lanjutan)

Variabel Indikator Pertanyaan

Discomfort

(DIS)

Complexity Sistem membingungkan pengguna dalam

penggunaannya

Difficulty Sistem tidak mudah untuk digunakan

Dependence Sistem tidak bebas untuk digunakan

Lack Of Support Sistem dijalankan tanpa dukungan operasi secara

penuh

Innapropriateness Sistem tidak sesuai dengan perencanaan

pengembangannya

Insecurity

(INS)

Failure Sistem tidak berhasil dijalankan sesuai rencana

pengembangannya

Threat Sistem berada dalam kondisi yang dapat

menyebabkan bahaya

Reducing Interaction Sistem membuat penggunanya menjadi kurang

dalam berinteraksi

Distraction Sistem membuat penggunanya tidak fokus kepada

yang sebenarnya penting untuk mereka

Incredulity Sistem meragukan untuk digunakan

Information

Quality

(INQ)

Accuracy Sistem menghasilkan informasi secara akurat

Timeliness Sistem menghasilkan informasi secara tepat waktu

Completeness Sistem menghasilkan informasi secara lengkap

Consistency Sistem menghasilkan informasi secara konsisten

sepanjang operasinya

Relevance Sistem menghasilkan informasi sesuai kebutuhan

penggunanya

System

Quality

(SYQ)

Ease of Use Sistem mudah dalam penggunaannya

Maintainability Sistem mudah dalam perawatannya

Response Time Sistem mampu merespon secara cepat mengikuti

perintah yang diberikan

Fuctionality Sistem mampu melakukan semua fungsi yang

disyaratkan dalam pengembangannya

Safety Sistem aman dalam penggunaanya

Service

Quality

(SVQ)

Responsiveness Sistem memberikan layanan secara cepat

Flexibility Sistem menyediakan layanan yang fleksibel sesuai

kondisi pengguna

Security Sistem memberikan layanan yang aman

Functionality Sistem menyediakan layanan yang sesuai

persyaratan dalam pengembangannya

Extension Sistem menyediakan layanan lebih dari fungsi yang

disyaratkan

User

Satisfaction

(USF)

Efficiency Pengguna puas dengan tingkat efisiensi sistem

Effectiveness Pengguna puas dengan tingkat efektifitas sistem

Flexibility Pengguna puas dengan tingkat fleksibilitas sistem

Overall Satisfaction Pengguna puas dengan kinerja sistem

Success

Information

System

(SIS)

IS Efficiency Sistem beroperasi secara efisien

IS Effectiveness Sistem beroperasi secara efektif

User Satisfaction Sistem meningkatkan kepuasan penggunanya

Productivity Improvement Sistem meningkatkan produktivitas

Competitive Advantage Sistem meningkatkan daya saing perusahaan

54

35 Pengumpulan dan Pemrosesan Data

Proses pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti ialah menyebar kuesioner

secara langsung kepada respondenpengguna SIA Accurate Penyebaran kuesioner

dilakukan secara langsung pada beberapa perusahaan pengguna SIA Accurate di

Jakarta Prosedur awal yang dilakukan dalam kegiatan pengumpulan data adalah

perizinan yang diajukan peneliti kepada perusahaan terkait setelah disetujui proses

pengambilan data dilakukan dengan menyerahkan kuesioner kepada perwakilan

masing-masing perusahaan dan menjelaskan bagaimana cara pengisian kuesioner

tersebut Proses pengumpulan data dilakukan selama tiga bulan dibeberapa

perusahaan pengguna SIA Accurate di Jakarta Berdasarkan hasil penyebaran

kuesioner peneliti berhasil mengumpulkan 125 kuesioner secara langsung kepada

pengguna yang telah menggunakan SIA Accurate Keseluruhan kuesioner yang

diperoleh dinyatakan valid karena sesuai dengan kriteria dan dinyatakan lengkap

36 Analisis dan Interpretasi Data

Analisis data dibagi menjadi dua yaitu analisis demografis dan analisis statistis

inferensial Pertama peneliti melakukan analisis data demografis dengan

menggunakan perangkat lunak Ms Word 2016 Kedua peneliti melakukan analisis

statistis inferensial menggunakan SmartPLS versi 30 terdapat dua analisis yang

dilakukan oleh penelti dalam tahap ini yaitu analisis measurement model (outer

model) dan structural model (inner model) Measurement model (outer model)

dilakukan melalui proses pengujian validitas dan reliabilitas outer model melalui

indikator reliability internal consistency reliability convergent validity dan

55

discriminant validity Sedangkan pengujian structural model (inner model) melalui

path ceofficient (β) coefficient of determination (R2) t-test melalui metode

bootstrapping effect size (f2) predictive relevance (Q2) dan relative impact (q2)

menggunakan metode pengujian blindfolding Setelah itu untuk interpretasi hasil

peneliti mendiskusikan hasil analisis demografi responden dengan kondisi lapangan

yang berjalan dan juga menterjemahkan hasil analisis model secara statistik

kuantitatif dengan membandingkan dan mempertimbangkan sejumlah literatur

terkait sebelumnya

56

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI

41 Hasil Analisis

411 Hasil Analisis Demografis

Hasil analisis demografis dilakukan pada bagian profil responden dan untuk

menghasilkan informasi demografis terkait profil responden tingkat pendidikan

dan bagaimana responden tersebut menilai kemampuannya menggunakan

komputer

1) Jenis Kelamin

Gambar 41 memperlihatkan bahwa dari 125 data responden yang

terlibat dalam penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 70 orang (56) dan jumlah dari responden

perempuan yaitu sebanyak 55 orang (44)

Gambar 4 1 Diagram Jenis Kelamin Responden

Laki-laki

56

Perempuan

44

Laki-laki Perempuan

57

2) Pendidikan Terakhir

Gambar 42 menunjukan bahwa responden yang terlibat dalam

penelitian ini memiliki keragaman tingkat pendidikan Sebanyak 71

responden (57) merupakan lulusan S1 25 responden (20) lulusan

SLTA 23 responden (18) merupakan lulusan Diploma dan 6 responden

merupakan lulusan S2 (5)

Gambar 4 2 Diagram Pendidikan Terakhir Responden

3) Pengetahuan mengenai Keberadaan Sistem

Berdasarkan gambar 43 dari jumlah 125 responden mayoritas

sudah mengetahui mengenai keberadaan SIA Accurate yaitu sebanyak 119

responden (95) sisanya sebanyak 6 orang (5) belum mengetahui

mengenai adanya SIA Accurate

SLTA

20

Diploma

18S1

57

S2

5

SLTA Diploma S1 S2

58

Gambar 4 3 Diagram Pengetahuan Keberadaan Sistem

4) Pengalaman Penggunaan Sistem

Pengalaman responden dalam menggunakan sistem di institusi atau

perusahaan tersebut adalah lt1 tahun sebanyak 69 (55) 1-3 tahun

sebanyak 15 (12) 3-5 tahun sebanyak 16 (13) dan gt5 tahun sebanyak

25 (20 ) responden Gambar 44 menunjukan durasi pengalaman

responden dalam menggunakan SIA Accurate di penelitian ini

Gambar 4 4 Diagram Pengalaman Penggunaan Sistem

Tidak5

Iya95

Tidak Iya

lt 1 Tahun

55

1 - 3 Tahun

12

3 - 5 Tahun

13

gt 5 Tahun

20

lt 1 Tahun 1 - 3 Tahun 3 - 5 Tahun gt 5 Tahun

59

5) Skala Intensitas Penggunaan Sistem

Skala intensitas responden dalam menggunakan sistem dalam

pekerjaan di institusi atau perusahaan tersebut adalah ldquoselalurdquo sebanyak 79

responden (63) ldquoterkadangrdquo sebanyak 30 (24) ldquojarangrdquo sebanyak 16

(13) dan ldquotidak pernahrdquo sebanyak 0 (0 ) responden Gambar 45

menunjukan durasi pengalaman responden dalam menggunakan SIA

Accurate di penelitian ini

Gambar 4 5 Diagram Skala Intensitas Penggunaan Sistem

6) StatusPosisi Pekerjaan

Berdasarkan gambar 46 dapat diketahui bahwa responden pada

penelitian ini bagian marketing sebanyak 43 orang (34) dilanjutkan oleh

bagian logistik sebanyak 37 orang (30) bagian keuangan sebanyak 13

orang (11) bagian Admin sebanyak 24 orang (19) dan terakhir bagian

TI sebanyak 8 orang (6)

Selalu

63

Terkadang

24

Jarang

13

Selalu Terkadang Jarang

60

Gambar 4 6 StatusPosisi Pekerjaan

7) Kemampuan Penggunaan Komputer

Gambar 47 menunjukan penilaian responden atas kapabilitas

penggunaan komputer Hasil ini diambil berdasarkan jawaban responden

atas pertanyaan kemampuan penggunaan komputer yang memiliki pilihan

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil dan Sangat Tidak Terampil

Sebanyak 20 (16) responden menjawab ldquoSangat Terampilrdquo 87 (70)

responden menjawab ldquoTerampilrdquo dan 18 responden menjawab ldquoTidak

Terampilrdquo

Gambar 4 7 Diagram Kemampuan Penggunaan Komputer

Marketing

34

Keuangan

11Admin

19

Logistik

30

TI

6

Marketing Keuangan Admin Logistik TI

Sangat Terampil

17

Terampil

68

Tidak Terampil

15

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil

61

412 Hasil Analisis Pengukuran Model

Analisis pengukuran model (measurement model) dilakukan melalui empat tahap

pengujian seperti yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya Empat

pengujian itu adalah individual item reliability internal consistency reliability

average variance extracted dan discriminant validity (Afthanorhan 2013 Hair

2012 Ringle 2015 Subiyakto 2015 Wong 2013 Yamin 2011) Berikut ini adalah

penjelasan tentang pelaksanaan dan hasil dari empat pengujian tersebut

1) Uji Individual Item Reliabilty

Standardized loading factor menggambarkan besarnya korelasi

antara setiap item pengukuran (indikator) dengan konstruknya dengan

melihat nilai outer loading Nilai outer loading diatas 07 dapat dikatakan

baik artinya bahwa indikator tersebut dikatakan valid sebagai indikator yang

mengukur konstruk Mengacu pada standar nilai outer loading setelah

melalui pengujian pada SmartPLS 30 dengan hasil pada tabel 41 dan

gambar 48 dilakukan penghapusan pada tiga indikator yang memiliki outer

loading dibawah 07 yaitu INN1 INQ1 dan INQ2 Setelah penghapusan

ketiga indikator tersebut setelah diuji kembali menggunakan SmartPLS 30

seluruh outer loading sudah memenuhi syarat gt07Internal Consistency

dengan hasil pada tabel 42 dan gambar 49

62

Tabel 4 1 Hasil Awal Uji Loading Factor

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884

DIS2 0933

DIS3 0920

DIS4 0935

DIS5 0881

INN1 -0008

INN2 0895

INN3 0881

INN4 0888

INN5 0757

INQ1 0699

INQ2 0145

INQ3 0848

INQ4 0750

INQ5 0748

INS1 0893

INS2 0901

INS3 0915

INS4 0875

INS5 0840

OPT1 0856

OPT2 0856

OPT3 0855

OPT4 0793

OPT5 0818

SIS1 0894

SIS2 0897

SIS3 0902

SIS4 0899

SIS5 0890

SVQ1 0914

SVQ2 0907

SVQ3 0890

SVQ4 0897

SVQ5 0868

SYQ1 0903

SYQ2 0778

SYQ3 0852

SYQ4 0864

SYQ5 0882

USF1 0835

USF2 0821

USF3 0859

USF4 0779

63

Tabel 4 2 Hasil Uji Loading Factor Setelah Penghapusan Indikator

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884

DIS2 0933

DIS3 0920

DIS4 0935

DIS5 0881

INN1

INN2 0895

INN3 0881

INN4 0888

INN5 0757

INQ1

INQ2

INQ3 0848

INQ4 0750

INQ5 0748

INS1 0893

INS2 0901

INS3 0915

INS4 0875

INS5 0840

OPT1 0856

OPT2 0856

OPT3 0855

OPT4 0793

OPT5 0818

SIS1 0894

SIS2 0897

SIS3 0902

SIS4 0899

SIS5 0890

SVQ1 0914

SVQ2 0907

SVQ3 0890

SVQ4 0897

SVQ5 0868

SYQ1 0903

SYQ2 0778

SYQ3 0852

SYQ4 0864

SYQ5 0882

USF1 0835

USF2 0821

USF3 0859

USF4 0779

Keterangan

Dihapus

64

2) Uji Internal Consistency Reliability

Pengujian ini dilakukan dengan melihat hasil nilai composite

reliability (CR) dengan batas ambang di atas 07 Hasilnya dapat dilihat pada

Tabel 43 bahwa nilai CR dari semua variabel di atas 07 sehingga memenuhi

syarat dan valid untuk digunakan dalam model penelitian ini

Tabel 4 3 Hasil Uji Composite Reliability

Composite Reliability

DIS 0960

INN 0917

INQ 0852

INS 0948

OPT 0921

SIS 0953

SVQ 0953

SYQ 0933

USF 0894

3) Uji Average Variance Extracted

Pengujian convergent validity selanjutnya dilakukan dengan melihat

nilai average variance extracted (AVE) Nilai ini menggambarkan besaran

varian atau keragaman variabel manifes (indikator) yang dapat dikandung

oleh variabel laten (konstruk) Nilai AVE minimal 05 menunjukan ukuran

convergent validity yang baik Artinya variabel laten (konstruk) dapat

menjelaskan rata-rata lebih dari setengah variance dari indikator-

indikatornya Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 44 yang menunjukan bahwa

nilai AVE dari semua variabel di atas 05 sehingga memenuhi syarat untuk

digunakan

65

Tabel 4 4 Hasil Uji Average Variance Extracted (AVE)

Average Variance Extracted (AVE)

DIS 0829

INN 0735

INQ 0658

INS 0784

OPT 0699

SIS 0804

SVQ 0802

SYQ 0736

USF 0679

4) Discrimant Validity

Pengujian ini dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dengan memeriksa

cross loading pertama dilakukan dengan membandingkan korelasi indikator

dengan konstruknya dan konstruk blok lainnya Bila korelasi antara indikator

dengan konstruknya lebih tinggi dari korelasi dengan konstruk blok lainnya

hal ini menunjukkan konstruk tersebut memprediksi ukuran pada blok mereka

lebih baik dari blok lainnya Selanjutnya dengan memeriksa cross loading

Fornell-Lackerrsquos yaitu dengan membandingkannya dengan nilai akar AVE

dimana nilai akar AVE harus lebih tinggi daripada korelasi antara konstruk

dengan konstruk lainnya Hasilnya dapat dilihat pada tabel 45 dan indikator

yang diberi blok kuning pada setiap variabel memiliki nilai lebih tinggi dari

korelasi dengan konstruk blok lainnya

66

Tabel 4 5 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading)

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884 0535 0039 0723 0036 0012 0095 0033 0076

DIS2 0932 0485 0040 0766 0065 0035 0166 0143 0111

DIS3 0920 0538 0038 0739 0096 0020 0124 0066 0090

DIS4 0936 0507 0080 0784 0106 0032 0166 0117 0141

DIS5 0880 0471 -0017 0704 0016 -0057 0085 0026 0026

INN2 0551 0895 0060 0539 0068 0168 0169 0146 0209

INN3 0420 0881 0135 0408 0176 0215 0232 0225 0311

INN4 0398 0889 0060 0363 0159 0174 0248 0226 0222

INN5 0539 0757 0058 0498 0120 0164 0287 0245 0197

INQ3 0082 0179 0882 0134 0542 0351 0634 0627 0524

INQ4 -0018 0004 0809 0071 0451 0182 0489 0535 0277

INQ5 0040 0011 0736 0098 0299 0334 0224 0221 0443

INS1 0744 0492 0091 0890 0018 0075 0132 0120 0120

INS2 0734 0452 0128 0901 0006 0098 0194 0168 0190

INS3 0741 0489 0125 0915 0039 0069 0174 0151 0180

INS4 0714 0443 0130 0877 0034 0084 0164 0152 0156

INS5 0718 0452 0063 0841 -0048 0033 0050 0037 0111

OPT1 0116 0213 0431 0040 0856 0446 0636 0597 0521

OPT2 0133 0161 0479 0079 0855 0487 0703 0623 0554

OPT3 0031 0131 0529 -0043 0855 0495 0672 0635 0559

OPT4 0022 0095 0366 -0023 0793 0408 0627 0577 0431

OPT5 0031 0061 0441 0025 0818 0376 0638 0599 0420

SIS1 0095 0181 0268 0109 0460 0895 0612 0523 0700

SIS2 -0039 0150 0279 0020 0475 0898 0583 0473 0701

SIS3 0039 0215 0374 0120 0480 0901 0641 0585 0791

SIS4 0010 0193 0438 0072 0505 0899 0642 0578 0736

SIS5 -0012 0216 0275 0063 0464 0890 0617 0526 0689

SVQ1 0166 0279 0435 0182 0706 0619 0914 0837 0578

SVQ2 0085 0205 0493 0100 0733 0590 0907 0744 0611

SVQ3 0154 0249 0598 0173 0657 0675 0890 0838 0682

SVQ4 0116 0243 0532 0162 0729 0660 0897 0823 0654

SVQ5 0164 0275 0496 0173 0688 0539 0868 0759 0599

SYQ1 0142 0289 0541 0192 0682 0604 0878 0905 0597

SYQ2 0028 0173 0418 0076 0496 0383 0586 0778 0518

SYQ3 0079 0158 0464 0090 0604 0478 0708 0850 0569

SYQ4 0090 0241 0494 0185 0621 0536 0787 0867 0582

SYQ5 0084 0208 0567 0107 0687 0544 0839 0883 0563

USF1 0111 0254 0489 0129 0533 0628 0587 0599 0835

USF2 0121 0137 0408 0136 0464 0650 0512 0464 0820

USF3 0043 0275 0501 0106 0491 0732 0633 0579 0858

USF4 0103 0247 0328 0225 0483 0648 0563 0526 0781

67

Tabel 4 6 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading Fornell-Lackerrsquos)

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS 0911

INN 0552 0857

INQ 0050 0096 0811

INS 0821 0523 0129 0885

OPT 0081 0160 0541 0019 0836

SIS 0021 0214 0366 0087 0532 0897

SVQ 0153 0279 0572 0176 0785 0691 0895

SYQ 0102 0253 0583 0156 0726 0600 0894 0858

USF 0112 0280 0527 0179 0598 0808 0699 0660 0824

Tabel 46 menunjukan bahwa nilai akar AVE lebih tinggi daripada

korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya Sehingga berdasarkan hasil

pemeriksaan dua tahap cross loading diketahui bahwa tidak ada masalah dalam

uji discriminant validity

68

Gambar 4 8 Hasil Awal Analisis Outer Model

69

Gambar 4 9 Hasil Akhir Analisis Outer Model Setelah Penghapusan Indikator

70

413 Hasil Struktur Model

Analisis struktur model dilakukan melalui enam tahapan pengujian yaitu

pengujian path coefficient (β) coefficient of determination (R2) t-test

menggunakan metode bootstrapping effect size (f2) predictive relevance (1198762)

dan relative impact (1199022) (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Wong 2013 Yamin

2011) Secara grafis hasilnya dapat dilihat pada Tabel 413 Berikut adalah

penjelasan dari ke enam tahap pengujian

1) Path Coefficient (β)

Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai ambang batas yaitu di atas 01

dimana jalur (path) dapat dinyatakan memiliki pengaruh dalam model jika

hasil nilai uji path coefficient berada diatas 01 Hasilnya dari 23 jalur

hipotesis yang ada pada model penelitian ini 8 memiliki pengaruh yang tidak

signifikan dapat dilihat pada tabel 47 dan gambar hasil nilai uji path

coefficient semuanya memiliki nilai diatas 01

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient

Jalur Β

DIS -gt INQ -0271

DIS -gt SVQ -0180

DIS -gt SYQ -0273

DIS -gt USF -0159

INN -gt INQ -0030

INN -gt SVQ 0129

INN -gt SYQ 0133

INN -gt USF 0129

INQ -gt SIS -0157

71

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient (lanjutan)

Jalur β

INQ -gt USF 0160

INS -gt INQ 0356

INS -gt SVQ 0242

INS -gt SYQ 0296

INS -gt USF 0137

OPT -gt INQ 0561

OPT -gt SVQ 0774

OPT -gt SYQ 0721

OPT -gt USF 0132

SVQ -gt SIS 0437

SVQ -gt USF 0401

SYQ -gt SIS -0152

SYQ -gt USF 0075

USF -gt SIS 0686

2) Coefficient of Determination (R2)

Pengujian ini dilakukan untuk menjelaskan varian dari tiap target endogenous

variabel (variabel yang dianggap dipengaruhi oleh variabel lain dalam model)

dengan standar pengukuran sekitar 0670 sebagai kuat sekitar 0333 moderat

dan 0190 atau di bawahnya menunjukan tingkat varian yang lemah

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Wong 2013) Tabel 48

menunjukan bahwa R2 dari Information Quality (INQ) memiliki nilai 0332

R2 dari Success Information S (SIS) memiliki nilai 0708 R2 dari Service

Quality (SVQ) memiliki nilai 0658 R2 dari System Quality (SYQ) memiliki

nilai 0575 dan R2 dari User Satisfaction (USF) memiliki nilai 0536 Hal

tersebut dapat diartikan bahwa Optimism (OPT) Innovativeness (INN)

Discomfort (DIS) Insecurity (INS) menjelaskan secara moderat (332 )

varian dari INQ selanjutnya menjelaskan secara kuat (708 ) varian dari

SIS selanjutnya menjelaskan secara moderat (658 ) varian dari SVQ

selanjutnya menjelaskan secara moderat (575 ) varian dari SYQ Disisi

72

lain INQ SVQ dan SYQ menjelaskan secara moderat (536 ) varian dari

USF

Tabel 4 8 Hasil Uji Coefficient of Determination (R-Square)

Variabel Endogen R Square

INQ 0332

SIS 0708

SVQ 0658

SYQ 0575

USF 0536

3) T-test

Pengujian ini dilakukan dengan metode bootstrapping menggunakan uji two-

tailed dengan tingkat signifikansi 5 (005) untuk menguji hipotesis-

hipotesis penelitian Hipotesis tersebut akan diterima jika memiliki t-test lebih

besar dari 196 (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Wong 2013)

Adapun tingkat signifikansi lain yaitu 10 akan diterima jika memiliki t-test

165 (Hair et al 2011)

Gambar 4 10 Hasil Uji T-test

73

Gambar 410 diatas menunjukan bahwa ada 14 dari 23 hipotesis yang

diterima dan sisanya ditolak Berikut penjelasan hasil nilai t-test yang dapat

dilihat pada tabel 49

Tabel 4 9 Hasil Uji T-test

Hubungan antar Variabel

(Dependen -gt Independen) T-test

DIS -gt INQ 1929

DIS -gt SVQ 1626

DIS -gt SYQ 2181

DIS -gt USF 1518

INN -gt INQ 0254

INN -gt SVQ 1792

INN -gt SYQ 1811

INN -gt USF 1450

INQ -gt SIS 2123

INQ -gt USF 1254

INS -gt INQ 2547

INS -gt SVQ 2527

INS -gt SYQ 2668

INS -gt USF 1433

OPT -gt INQ 7128

OPT -gt SVQ 16486

OPT -gt SYQ 14434

OPT -gt USF 0993

SVQ -gt SIS 3371

SVQ -gt USF 2412

SYQ -gt SIS 1107

SYQ -gt USF 0397

USF -gt SIS 7666

4) Effect Size (f2)

Pada tahap ini dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh variabel

tertentu terhadap variabel lainnya dalam struktur model dengan nilai ambang

batas sekitar 002 untuk pengaruh kecil 015 untuk menengah dan 035 untuk

pengaruh besar Dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

74

Dimana

Nilai yang diperoleh ketika konstruk eksogen dimasukkan ke

model

Nilai yang diperoleh ketika konstruk eksogen dikeluarkan dari

model

Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 410 hasil dari pengujian terhadap 23

jalur yang ada pada penelitian ini 4 jalur memiliki pengaruh yang besar dan 19

jalur lainnya memiliki pengaruh yang kecil

Tabel 4 10 Hasil Uji Effect Size

Jalur f2

Analisis f2 R2-in R2-ex sum f2

DIS -gt INQ 0332 0310 003342 Kecil

DIS -gt SVQ 0658 0649 002735 Kecil

DIS -gt SYQ 0575 0552 005414 Kecil

DIS -gt USF 0536 0529 001439 Kecil

INN -gt INQ 0332 0332 000048 Kecil

INN -gt SVQ 0658 0647 003321 Kecil

INN -gt SYQ 0575 0536 009179 Kecil

INN -gt USF 0536 0525 002300 Kecil

INQ -gt SIS 0708 0693 004967 Kecil

INQ -gt USF 0536 0520 003377 Kecil

INS -gt INQ 0332 0293 005889 Kecil

INS -gt SVQ 0658 064 005370 Kecil

INS -gt SYQ 0575 0547 006591 Kecil

INS -gt USF 0551 0531 004359 Kecil

OPT -gt INQ 0332 0029 045428 Besar

OPT -gt SVQ 0658 0081 168985 Besar

OPT -gt SYQ 0575 0075 117652 Besar

OPT -gt USF 0536 0539 - 000715 Kecil

SVQ -gt SIS 0708 0674 011464 Kecil

SVQ -gt USF 0536 0512 005100 Kecil

SYQ -gt SIS 0708 0703 001548 Kecil

SYQ -gt USF 0536 0535 000146 Kecil

USF -gt SIS 0708 0480 077795 Besar

75

5) Predictive Relevance (1198762)

Pengujian ini dilakukan dengan metode blindfolding untuk memberikan bukti

bahwa variabel tertentu yang digunakan dalam model mempunyai keterkaitan

prediktif (predictive relevance) dengan variabel lainnya dalam model dengan

ambang batas pengukuran di atas nol sama seperti pada Tabel 411

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Wong 2013)

Tabel 4 11 Hasil Uji Predictive Relevance

Variabel Endogen Q Square

INQ 0201

SIS 0525

SVQ 0486

SYQ 0388

USF 0323

6) Relative Impact (1199022)

Pengujian ini dilakukan dengan metode blindfolding untuk mengukur relatif

pengaruh dari sebuah keterkaitan prediktif suatu variabel tertentu dengan

variabel lainnya dengan nilai ambang batas sekitar 002 untuk pengaruh kecil

015 untuk pengaruh menengahsedang dan 035 untuk pengaruh besar (Hair

et al 2012) Rumus yang digunakan untuk perhitungan 1199022 adalah sebagai

berikut

q2 = 1198762 119894119899119888119897119906119889119890 minus 1198762 119890119909119888119897119906119889119890

1minus 1198762 119894119899119888119897119906119889119890

Tabel 412 menunjukan hasil bahwa 3 jalur mempunyai nilai yang besar

1 memiliki pengaruh sedang dan 19 jalur lainnya memiliki pengaruh kecil

76

Tabel 4 12 Hasil Uji Relative Impact

Jalur q2

Analisis q2 Q2-in Q2-ex sum q2

DIS -gt INQ 0201 0187 0018 Kecil

DIS -gt SVQ 0486 0480 0012 Kecil

DIS -gt SYQ 0388 0372 0026 Kecil

DIS -gt USF 0323 0320 0004 Kecil

INN -gt INQ 0201 0202 - 0001 Kecil

INN -gt SVQ 0486 0487 - 0002 Kecil

INN -gt SYQ 0388 0380 0013 Kecil

INN -gt USF 0323 0318 0007 Kecil

INQ -gt SIS 0525 0514 0023 Kecil

INQ -gt USF 0323 0314 0013 Kecil

INS -gt INQ 0201 0176 0031 Kecil

INS -gt SVQ 0486 0472 0027 Kecil

INS -gt SYQ 0388 0369 0031 Kecil

INS -gt USF 0323 0321 0003 Kecil

OPT -gt INQ 0201 0012 0237 Menengah

OPT -gt SVQ 0486 0055 0839 Besar

OPT -gt SYQ 0388 0048 0556 Besar

OPT -gt USF 0323 0325 - 0003 Kecil

SVQ -gt SIS 0525 0499 0055 Kecil

SVQ -gt USF 0323 0312 0016 Kecil

SYQ -gt SIS 0525 0522 0006 Kecil

SYQ -gt USF 0323 0325 - 0003 Kecil

USF -gt SIS 0525 0353 0362 Besar

77

Tabel 4 13 Hasil Analisis Struktural Model

Hipotesis β t-test R2

f2 q2 Analyses

No Jalur R2-in R2-ex sum f2 Q2-in Q2-ex sum q2 β t-test R2 f2 Q2 q2

H1 OPT -gt INQ 0561 7128 0332 0332 0029 045428 0201 0012 0237 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Menengah

H2 OPT -gt SYQ 0721 14434 0575 0575 0075 117652 0388 0048 0556 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Besar

H3 OPT -gt SVQ 0774 16486 0658 0658 0081 168985 0486 0055 0839 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Besar

H4 OPT -gt USF 0132 0993 0536 0536 0539 - 000715 0323 0325 - 0003 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H5 INN -gt INQ -0030 0254 0332 0332 0332 000048 0201 0202 - 0001 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H6 INN -gt SYQ 0133 1811 0575 0575 0536 009179 0388 0380 0013 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H7 INN -gt SVQ 0129 1792 0658 0658 0647 003321 0486 0487 - 0002 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H8 INN -gt USF 0129 1450 0536 0536 0525 002300 0323 0318 0007 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H9 DIS -gt INQ -0271 1929 0332 0332 0310 003342 0201 0187 0018 Tidak Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H10 DIS -gt SYQ -0273 2181 0575 0575 0552 005414 0388 0372 0026 Tidak Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H11 DIS -gt SVQ -0180 1626 0658 0658 0649 002735 0486 0480 0012 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H12 DIS -gt USF -0159 1518 0536 0536 0529 001439 0323 0320 0004 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H13 INS -gt INQ 0356 2547 0332 0332 0293 005889 0201 0176 0031 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H14 INS -gt SYQ 0296 2668 0575 0575 0547 006591 0388 0369 0031 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H15 INS -gt SVQ 0242 2527 0658 0658 064 005370 0486 0472 0027 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H16 INS -gt USF 0137 1433 0551 0551 0531 004359 0323 0321 0003 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H17 INQ -gt USF 0160 1254 0536 0536 0520 003377 0323 0314 0013 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H18 INQ -gt SIS -0157 2123 0708 0708 0693 004967 0525 0514 0023 Tidak Signifikan Diterima Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H19 SYQ -gt USF 0075 0397 0536 0536 0535 000146 0323 0325 - 0003 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H20 SYQ -gt SIS -0152 1107 0708 0708 0703 001548 0525 0522 0006 Tidak Signifikan Ditolak Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H21 SVQ -gt USF 0401 2412 0536 0536 0512 005100 0323 0312 0016 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H22 SVQ -gt SIS 0437 3371 0708 0708 0674 011464 0525 0499 0055 Signifikan Diterima Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H23 USF -gt SIS 0686 7666 0708 0708 0480 077795 0525 0353 0362 Signifikan Diterima Kuat Besar Predictive Relevance Besar

78

42 Interpretasi Hasil dan Pembahasan

421 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Analisis Data Demografis

Berdasarkan hasil analisis informasi demografis responden peneliti melakukan

interpretasi dan mendiskusikan hasil analisisnya sebagai berikut

1) Jenis Kelamin

Gambar 41 memperlihatkan bahwa dari 125 data responden yang

terlibat dalam penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 70 orang (56) dan jumlah dari responden

perempuan yaitu sebanyak 55 orang (44)

2) Pendidikan Terakhir

Gambar 42 menunjukan bahwa responden yang terlibat dalam

penelitian ini memiliki keragaman tingkat pendidikan Sebanyak 71

responden (57) merupakan lulusan S1 25 responden (20) lulusan

SLTA 23 responden (18) merupakan lulusan Diploma dan 6 responden

merupakan lulusan S2 (5) Beragamnya tingkat pendidikan responden

akan berimplikasi terhadap variasi jawaban serta peneliti menilai bahwa

kuesioner penelitian akan mampu dipahami

3) Pengetahuan mengenai Keberadaan Sistem

Berdasarkan gambar 43 dari jumlah 125 responden mayoritas

sudah mengetahui mengenai keberadaan SIA Accurate yaitu sebanyak 119

responden (95) sisanya sebanyak 6 orang (5) belum mengetahui

mengenai adanya SIA Accurate

79

4) Pengalaman Penggunaan Sistem

Pengalaman responden dalam menggunakan sistem di institusi atau

perusahaan tersebut adalah lt1 tahun sebanyak 69 (55) 1-3 tahun

sebanyak 15 (12) 3-5 tahun sebanyak 16 (13) dan gt5 tahun sebanyak

25 (20 ) responden Gambar 44 menunjukan durasi pengalaman

responden dalam menggunakan SIA Accurate di penelitian ini

5) Skala Intensitas Penggunaan Sistem

Skala intensitas responden dalam menggunakan sistem dalam

pekerjaan di institusi atau perusahaan tersebut adalah ldquoselalurdquo sebanyak 79

responden (63) ldquoterkadangrdquo sebanyak 30 (24) ldquojarangrdquo sebanyak 16

(13) dan ldquotidak pernahrdquo sebanyak 0 (0 ) responden Gambar 45

menunjukan durasi pengalaman responden dalam menggunakan SIA

Accurate di penelitian ini

6) StatusPosisi Pekerjaan

Berdasarkan gambar 46 dapat diketahui bahwa responden pada

penelitian ini bagian marketing sebanyak 43 orang (34) dilanjutkan oleh

bagian logistik sebanyak 37 orang (30) bagian keuangan sebanyak 13

orang (11) bagian Admin sebanyak 24 orang (19) dan terakhir bagian

TI sebanyak 8 orang (6)

7) Kemampuan Penggunaan Komputer

Gambar 47 menunjukan penilaian responden atas kapabilitas

penggunaan komputer Hasil ini diambil berdasarkan jawaban responden

atas pertanyaan kemampuan penggunaan komputer yang memiliki pilihan

80

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil dan Sangat Tidak Terampil

Sebanyak 20 (16) responden menjawab ldquoSangat Terampilrdquo 87 (70)

responden menjawab ldquoTerampilrdquo dan 18 responden menjawab ldquoTidak

Terampilrdquo Hal tersebut menandakan bahwa kemampuan responden sudah

cukup baik dalam menggunakan komputer Peneliti memperkirakan hal ini

berkaitan dengan mayoritas responden berusia dibawa 30 tahun yang

popular disebut dengan generasi Y (Anantatmula 2012) yang dianggap

telah terbiasa dengan penggunaan teknologi informasi

422 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Pengukuran Model

Berdasarkan hasil analisis model pengukuran ada beberapa poin penting

yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut

1) Hasil akhir dari analisis telah menunjukan bahwa pengukuran model dari

model penelitian ini telah memenuhi syarat dan memiliki karakteristik yang

baik sehingga layak untuk dilanjutkan ke tahap analisis struktur model untuk

menguji inner model

2) Terdapat tiga indikator yang memiliki nilai outer loading dibawah 07 yaitu

INN1 INQ1 dan INQ2 Namun hal tersebut masih dapat ditoleransi dengan

melihat nilai composite reliability diatas 07

Peneliti beranggapan bahwa hal-hal pada poin dua disebabkan karena

pertimbangan waktu kerja para responden menyebabkan proses pengisian

kuesioner yang tidak didampingi langsung oleh peneliti sehingga memungkinkan

adanya pemaknaan pertanyaan yang tidak tepat Terkait dengan hal ini meskipun

pembuatan instrumen dan penjelasan awal kepada beberapa pihak yang mewakili

81

penerimaan kuesioner penelititan pada setiap perusahaan dalam penelitian ini telah

dilakukan dengan sebaik mungkin hal-hal di luar rencana dan kendali tidak dapat

dihindari khususnya saat pelaksanaan penelitian di lapangan

423 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Struktural Model

Bagian ini akan memaparkan interpretasi dan diskusi berdasarkan hasil dari enam

tahap analisis struktur model yaitu path coefficient (β) coefficient of determination

(R2) t-test menggunakan metode bootstrapping effect size (f2) predictive relevance

(1198762) dan relative impact (1199022) Berikut adalah pemaparan yang dilakukan dengan

mengikuti pertanyaan-pertanyaan penelitian dan hipotesis-hipotesis yang telah

dirumuskan sebelumnya

H1 Apakah Optimisme (Optimism) berpengaruh secara signifikan terhadap

Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

pertama (H1) diterima Artinya Optimisme (Optimism) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0561 Dilihat dari nilai f2 hipotesis OPTrarrINQ memiliki pengaruh

besar tetapi q2 pengaruh yang menengah serta memiliki nilai yang lemah dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT yang terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

82

ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel OPT tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap INQ

H2 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kualitas Sistem

(System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua (H2) diterima Artinya Optimisme (Optimsm) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality) dengan nilai path coefficient

(β) 0721 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis OPTrarrSYQ memiliki pengaruh yang

besar serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of determination (R2)

Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output

(Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang

menyatakan variabel OPT memiliki nilai signifikan terhadap SYQ dan juga terdapat

pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H3 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tiga (H3) diterima Artinya Optimisme (Optimsm) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0774 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis OPTrarrSVQ memiliki

83

pengaruh yang besar serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of

determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model

input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti 2017

Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT memiliki nilai signifikan terhadap

SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini

memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output

H4 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kepuasan

Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-empat (H4) tidak diterima Artinya Optimisme (Optimsm) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

walaupun nilai path coefficient (β) 0132 Dilihat dari nilai f2 dan coefficient of

determination (R2) hipotesis OPTrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta

memiliki nilai yang cukup dilihat dari q2 Hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT memiliki nilai

signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada dimensi input dalam model

penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

84

H5 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh secara signifikan terhadap

Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-lima (H5) tidak diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

dengan nilai path coefficient (β) -0030 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INNrarrINQ memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang kecil dilihat

dari coefficient of determination (R2) Hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN memiliki nilai

signifikan terhadap INQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model

penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H6 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-enam (H6) diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality) dengan nilai path coefficient

(β) 0133 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrSYQ memiliki pengaruh

tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient

of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model

input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017)

85

yang menyatakan variabel INN terdapat pada dimensi input dalam model penelitian

ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output Namun

hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Gusti (2017) yang menyatakan

variabel INN tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap SYQ

H7 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tujuh (H7) diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0129 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrSVQ memiliki

pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti

2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN memiliki nilai signifikan

terhadap SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini

memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output

H8 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kepuasan

Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-delapan (H8) tidak diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) dengan

86

nilai path coefficient (β) 0129 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrUSF

memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Gusti (2017) bahwa variabel INN tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

ataupun output

H9 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif secara

signifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sembilan (H9) diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information

Quality) dengan nilai path coefficient (β) -0271 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai

dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan

peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS yang

terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak

87

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan

variabel DIS tidak memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap INQ

H10 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kualitas Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sepuluh (H10) diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

dengan nilai path coefficient (β) -0273 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

DISrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap SYQ

H11 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kualitas Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sebelas (H11) tidak diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service

88

Quality) dengan nilai path coefficient (β) -0180 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrSVQ memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup

dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap SVQ Namun hasil ini tidak

sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis

1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS

yang terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H12 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua belas (H12) tidak diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User

Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) -0159 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup

dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak

sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis

1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS

89

yang terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H13 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tiga belas (H13) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information

Quality) dengan nilai path coefficient (β) 0356 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap INQ dan juga terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output

H14 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-empat belas (H14) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

dengan nilai path coefficient (β) 0296 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrSYQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

90

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki nilai signifikan terhadap SYQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam

model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H15 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-lima belas (H15) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality)

dengan nilai path coefficient (β) 0296 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrSVQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki nilai signifikan terhadap SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam

model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H16 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

91

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-enam belas (H16) tidak diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap User Satisfaction dengan nilai

path coefficient (β) 0137 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INSrarrUSF memiliki

pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of

determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel INS tidak memiliki pengaruh negatif

yang signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS yang terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

ataupun output

H17 Apakah Kualitas Informasi (Information Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tujuh belas (H17) tidak diterima Artinya Kualitas Informasi (Information

Quality) tidak memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna

(User Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) 0160 Dilihat dari nilai f2 dan

q2 hipotesis SYQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini tidak sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti2017 Hudin et al 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan

92

variabel INQ memiliki nilai signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output

H18 Apakah Kualitas Informasi (Information Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-delapan belas (H18) diterima Artinya Kualitas Informasi (Information Quality)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) -0157 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis INQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INQ terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Gusti

(2017) bahwa INQ tidak memiliki pengaruh terhadap SIS

H19 Apakah Kualitas Sistem (System Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sembilan belas (H19) tidak diterima Artinya Kualitas Sistem (System Quality)

93

tidak memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User

Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) 0075 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis SYQrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

penelitian Gusti (2017) yang menyatakan bahwa variabel SYQ tidak berpengaruh

signifikan terdap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Hudin

et al 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SYQ yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output

H20 Apakah Kualitas Sistem (System Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh (H20) tidak diterima Artinya Kualitas Sistem (System Quality) tidak

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) -0152 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis SYQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai

dengan penelitian Gusti (2017) yang menyatakan bahwa variabel SYQ tidak

berpengaruh signifikan terhadap SIS Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

94

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SYQ yang terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output

H21 Apakah Kualitas Layanan (Service Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis ke-dua

puluh satu (H21) diterima Artinya Kualitas Layanan (Service Quality) memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) dengan

nilai path coefficient (β) 0401 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis SVQrarrUSF

memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti

2017 Hudin etal 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SVQ

berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada dimensi

process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi

output

H22 Apakah Kualitas Layanan (Service Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh dua (H22) diterima Artinya Kualitas Layanan (Service Quality)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

95

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) 0437 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis SVQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SVQ yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel SVQ tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap SIS

H23 Apakah Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) berpengaruh signifikan

terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh tiga (H23) diterima Artinya Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) 0686 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis USFrarrSIS memiliki pengaruh yang besar serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel USF

memiliki pengaruh signifikan terhadap SIS dan juga terdapat pada dimensi process

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi output

96

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan peneliti berikut adalah kesimpulan penting pada

penelitian ini

1) Telah dilakukan pengukuran tentang tingkat kesiapan pengguna dalam

keberhasian penerapan SIA Accurate dan faktor apa saja yang

mempengaruhi keberhasilan SIA Accurate dalam perspektif pengguna

sistem di beberapa perusahaan jakarta

2) Adanya penghapusan 3 indikator dari 44 indikator pada penelitian ini

adapun indikator yang dihapus antara lain INN1 INQ1 dan INQ2 Dari

hasil ini peneliti beranggapan penghapusan indikator terjadi dikarenakan

kurang tepatnya item instrument pada penelitian yang dilakukan

3) Tidak diterimanya 9 dari 23 hipotesis yaitu OPTrarrUSF INNrarrINQ

INNrarrUSF DISrarrSVQ DISrarrUSF INSrarrUSF INQrarrUSF SYQrarrUSF

dan SYQrarrSIS Perbedaan hasil temuan penelitian ini dengan penelitian

terdahulu dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah adanya

perbedaan objek sampel dan instrumen penelitian

4) Diterimanya 14 hipotesis yaitu OPTrarrINQ OPTrarrSYQ OPTrarrSVQ

INNrarrSYQ INNrarrSVQ DISrarrINQ DISrarrSYQ INSrarrINQ INSrarrSYQ

INSrarrSVQ INQrarrSIS SVQrarrUSF SVQrarrSIS USFrarrSIS Sehingga

dapat dilihat bahwa di beberapa perusahaan Jakarta terdapat beberapa

97

pengaruh yang terjadi antara kesiapan pengguna dalam menggunakan

sistem informasi terhadap keberhasilan sistem yaitu sebagai berikut

a Optimism (OPT) berpengaruh terhadap Information Quality (INQ) System

Quality (SYQ) dan Service Quality (SVQ) sehingga akan menjadi faktor

pendorong Success Information System (SIS)

b Innovativeness (INN) berpengaruh terhadap System Quality (SYQ) dan

Service Quality (SVQ) sehingga akan menjadi faktor pendorong Success

Information System (SIS)

c Discomfort (DIS) memiliki pengaruh negatif terhadap Information Quality

(INQ) dan System Quality (SYQ) Hal tersebut akan menjadi faktor

penghambat dalam Success Information System (SIS)

d Insecurty (INS) memiliki pengaruh negatif terhadap Information Quality

(INQ) System Quality (SYQ) dan Service Quality (SVQ) Hal tersebut akan

menjadi faktor penghambat dalam Success Information System (SIS)

e Information Quality (INQ) memiliki pengaruh terhadap Success

Information System (SIS)

f Service Quality (SVQ) memiliki pengaruh terhadap User Satisfaction (USF)

serta Success Information System (SIS)

g User Satisfaction (USF) memiliki pengaruh terhadap Success Information

System (SIS)

98

52 Saran

Bagian ini berisikan saran yang berkaitan langsung dengan temuan penelitian

sebagai pertimbangan praktis bagi pihak-pihak yang memiliki ketertarikan untuk

tindak lanjut penelitian selanjutnya

1) Berdasarkan batasan metode dan hasil penelitian peneliti memberikan

saran bagi para mahasiswa dan peneliti selanjutnya (khususnya yang tertarik

pada kajian sejenis) diharapkan dapat meninjau kembali dan memperhatikan

hal-hal berikut

a Penelitian ini memiliki keterbatasan cakupan wilayah perusahaan di

Jakarta Penelitian yang akan datang diharapkan akan mampu

mencakup wilayah yang lebih luas sehingga akan memperkaya jumlah

responden yang terlibat dan mampu memberikan hasil yang lebih

akurat

b Terkait dengan hasil analisis dan interpretasi data penelitian yang akan

datang diharapkan mampu melakukan pengelompokan analisis

berdasarkan posisi jabatan sehingga akan mampu memberikan hasil

interpretasi dari berbagai prespektif responden yang terlibat

2) Diharapkan bagi para pengguna SIA Accurate di seluruh sektor perusahaan

agar dapat memperhatikan pandangan optimisme pemikiran inovatif rasa

ketidaknyamanan rasa ketidakamanan kualitas informasi kualitas sistem

kualitas pelayanan serta kepuasan pengguna sistem yang diterima oleh

sumber daya manusia di masing-masing perusahaan karena hal-hal tersebut

menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan sistem informasi

99

Pihak-pihak manajerial alangkah baiknya agar dapat menciptakan strategi

pengimplementasian sistem informasi seperti memberikan training dan

evaluasi kepada stafnya setelah menggunakan sistem dengan upaya

meningkatkan pandangan optimisme pemikiran inovatif kualitas informasi

kualitas sistem kualitas pelayanan juga kepuasan pengguna sistem dalam

keberhasilan penerapan sistem informasi

Daftar Pustaka

Afthanorhan B W amp Asyraf W M (2013) A comparison of partial least square

structural equation modeling (PLS-SEM) and covariance based structural

equation modeling (CB-SEM) for confirmatory factor analysis International

Journal of Engineering Science and Innovative Technology (IJESIT) 2(5)

198ndash205

Arvidsson V Holmstroumlm J amp Lyytinen K (2014) Information systems use as

strategy practice A multi-dimensional view of strategic information system

implementation and use Journal of Strategic Information Systems 23(1) 45ndash

61 httpsdoiorg101016jjsis201401004

Creswell J W (2017) Research Design Qualitative Quantitative and Mixed

Method Aproaches SAGE Publications 203ndash223

httpsdoiorg1041359781849208956

Davis J R Alderman C W amp Robinson L A (1990) Accounting Information

Systems A Cycle Approach Wiley 3 edition (February 1990)

Davis W S amp Yen D C (1998) The Information System Consultantrsquos

Handbook Systems Analysis and Design CRC Press

Dawes J (2008) Do data characteristics change according to the number of scale

points use And experiment using 5 point 7 point and 10 point scales

International Journal of Market Research 50(1) 1ndash20 httpsdoiorgArticle

Delone W H amp McLean E R (2003) The DeLone and McLean model of

information systems success A ten-year update Journal of Management

Information Systems 19(4) 9ndash30 Retrieved from

httpmesharpemetapresscomindexpeqdjk46vy52v4q6pdf

Djamarah S B amp Zain A (2010) Strategi Belajar Mengajar (Rineka Cipta Ed)

Jakarta

Florestiyanto M Y (2012) Evaluasi Kesiapan Pengguna Dalam Adopsi Sistem

Informasi Terintegrasi Di Bidang Keuangan Menggunakan Metode

Technology Rediness Index Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF)

1(4) 288ndash296

Ghozali I (2011) Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS19 (Edisi

Keli) Semarang Universitas Diponogoro

Ghozali I amp Hengky L (2015) Partial Least Squares Konsep Teknik dan

Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 30 Untuk Penelitian Empiris

Semarang Badan Penerbit UNDIP

Guritno S amp Sudaryono R (2011) Theory and Application of IT Research

Metodologi Penelitian Teknologi Informasi Yogyakarta Andi

101

Gusti G (2017) Ubiquitous Computing Di Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Hadi S (2016) Statistik Jakarta Pustaka Pelajar

Hair J F Sarstedt M Ringle C M amp Mena J A (2012) An assessment of the

use of partial least squares structural equation modeling in marketing research

Journal of the Academy of Marketing Science 40(3) 414ndash433

Hamalik O (2008) Kurikulum dan Pembelajaran Jakarta Sinar Grafika

Howsawi E M Eager D amp Bagia R (2011) Understanding project success

The four-level project success framework IEEE International Conference on

Industrial Engineering and Engineering Management 620ndash624

httpsdoiorg101109IEEM20116117991

Hudin J M amp Riana D (2016) Kajian Keberhasilan Penggunaan Sistem

Informasi Accurate Dengan Menggunakan Model Kesuksesan Sistem

Informasi Delon Dan Mclean Jurnal Sistem Informasi (Journal Of

Information Systems) 12(1) 1ndash8

HttpsDoiOrgHttpDxDoiOrg1021609JsiV13i1500

Jogiyanto (2007) Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi Yogyakarta

Andi

Kadir A (2014) Pengenalan Sistem Informasi (Edisi Revisi) Yogyakarta Andi

Offest

Koloay L P Morasa J amp Elim I (2014) Peranan Sistem Informasi Akuntansi

Dalam Efektifitas Pelaporan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Pada

Pt Pos Indonesia (Persero) Manado Universitas Sam Ratulangi Manado 2(3)

254ndash265

Lazuardi L I (2017) Pengaruh Kesiapan Penerimaan Pengguna Terhadap

Penerapan Sistem Informasi diantara Lembaga Keuangan Mikro Syariah Uin

Syarif Hidayatullah

McLeod L amp MacDonell S G (2011) Factors that affect software systems

development project outcomes ACM Computing Surveys 43(4) 24ndash56

httpsdoiorg10114519788021978803

Pambudi S A (2015) Analisis Kesiapan Pengguna Sistem Informasi Akademik

Semnasteknomedia Online 3(1) 2-1ndash127

Parasuraman A (2000) Technology Readiness Index (TRI) A Multiple-item Scale

to Measure Readiness Embrace New Technologies Journal of Service

Reasearch 2(4)

Parasuraman A amp Colby C L (2015) An Updated and Streamlined Technology

Readiness Index TRI 20 Journal of Service Research 18(1) 59ndash74

httpsdoiorg1011771094670514539730

Patel C J Gali V S Patel D V amp Parmar R D (2011) The effects of

102

information and communication technologies ( ICTs ) on higher education 

From objectivism to social constructivism Journal of Vocational and

Technical Educatio 3(November) 113ndash120 Retrieved from

httpwwwacademicjournalsorgijvtePDFPdf2011NovPatel et

alpdf5CnhttpwwwacademicjournalsorgIJVTE

Puspitawati L amp Anggadini S D (2011) Sistem Informasi Akuntansi

Yogyakarta Graha Ilmu

Ringle C M Silva D da amp Bido D (2015) Structural equation modeling with

the SmartPLS

Romney M B amp Steinbart P J (2012) Accounting Information Systems (12th

Edition) Accounting Information System 1ndash67

Rusmana Ni Y (2015) Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Dana Bantuan

Pada Kecamatan Arjosari Jurnal Speed 7(2) 38ndash41 Retrieved from

httpspeedwebidejournalindexphpSpeedarticleview89

Santoso S (2011) Elex Structural Equation Modeling (SEM) Konsep dan Apllikasi

dengan AMOS 18 Jakarta PT Elex Media Komputindo Kompas Gramedia

Sarstedt M Ringle C M amp Hair J F (2017) Partial Least Squares Structural

Equation Modeling Springer International Publishing AG 2017 C Homburg

et Al (Eds) Handbook of Market Research Retrieved from

httpsdoiorg101007978-3-319-05542-8_15-

Setiawan A B (2016) Evaluasi Kepuasan Pengguna Sistem Aplikasi Surat

Keterangan Tinggal Sementara Online (SKTS) dengan Menggunakan Metode

End-User Computing Satisfaction Surabaya Skripsi Universitas Airlangga

Sheu M amp Kim H (2008) User Readiness for IS Development An Examination

of 50 Cases Systems Research and Behavioral Science 8(3) 27ndash42

httpsdoiorg101002sres

Siregar S (2013) Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi

dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS versi 17 Jakarta Bumi

Aksara

Slameto (2010) Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rineka Cipta

Subiyakto A (2017) Development of the Readiness and Success Model for

Assessing the Information System Integration The author version of the

presented paper ( In publishing ) Development of the Readiness and Success

Model for Assessing the Information System Integration In International

Conference on Science and Technology (ICOSAT) Jakarta

Subiyakto A amp Ahlan A R (2014) Implementation of Input-Process-Output

Model for Measuring Information System Project Success TELKOMNIKA

Indonesian Journal of Electrical Engineering 12(7) 5603ndash5612

103

httpsdoiorghttpdoiorg1011591ijeecsv12i7pp5603-5612

Subiyakto A Ahlan A R Kartiwi M amp Sukmana H T (2015) Influences of

the Input Factors towards Success of An Information System Project

TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and Control)

13(2) 686 httpsdoiorg1012928telkomnikav13i21323

Subiyakto A Ahlan A R Putra S J amp Kartiwi M (2015) Validation of

Information System Project Success Model A Focus Group Study SAGE

Open 5(2) 1ndash14 httpsdoiorg1011772158244015581650

Subiyakto A Ahlan A R Kartiwi M amp Sukmana H T (2015) Measurement

of Information System Project Success Based on Perceptions of the Internal

Stakeholders International Journal of Electrical and Computer Engineering

(IJECE) 5(2) 271-279 Sugiyono (2011) Metode Penelitian Kuantitatif

Kualitatif dan RampD Bandung CV Alfabeta

Sutabri T (2004) Analisis Sistem Informasi Jakarta CVAndi Offset

Tjahjanadi N Y amp Sarosa S (nd) Evaluasi Net Benefit Sistem Informasi

Akutansi Pada Software Akutansi Accurate dan Zahir Menurut Model Delone

amp Mclean 2003 240

Wong K K K (2013) Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-

SEM) Techniques Using SmartPLS Marketing Bulletin 24(1) 1ndash32

httpsdoiorg101108EBR-10-2013-0128

Yamin S amp Kurniawan H (2011) Generasi Baru Mengolah Data Penelitian

dengan Partial Least Square Path Modeling  Aplikasi dengan software

XLSTAT SmartPLS dan Visual PLS Edisi 1 Jakarta Salemaba Infotek

Yunita I (2017) Pengukuran Kepuasan Pengguna terhadap Tulis (Technology Uin

Library Information System) pada Pusat Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN

Page 4: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan

iii

iv

v

vi

ABSTRAK

Latifa Zahra ndash 1113093000018 Kesiapan Keberhasilan Penerapan Sistem

Informasi Akuntansi Accurate Berdasarkan Persepsi Penggunanya dibawah

bimbingan Arsquoang Subiyakto dan Nur Aeni Hidayah

Kesiapan pengguna sistem atau user merupakan salah satu pengaruh dari

keberhasilan penerapan Sistem Informasi (SI) Beberapa perusahaan telah

menerapkan Accurate sebagai salah satu Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang

membantu dalam pembukuan perusahaan Namun kurangnya kesiapan pengguna

dalam memanfaatkan sistem mengakibatkan kinerja operasional perusahaan tidak

berjalan maksimal Selain itu belum pernah dilakukan pengujian terkait

keberhasilan penerapan SI dari sisi kesiapan pengguna Sehingga perlu dilakukan

penelitian terkait kesiapan pengguna terhadap keberhasilan SIA Accurate

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan model kesiapan dan

keberhasilan SI dengan teknik analisis PLS-SEM dengan SmartPLS 30 Hasilnya

terdapat 23 hipotesis yang diuji 14 hipotesis yang diterima atau berpengaruh dan 9

hipotesis ditolak Sehingga faktor-faktor pengaruh kesiapan pengguna terhadap

keberhasilan penerapan SI yaitu optimism melalui information quality system

quality dan service quality Innovativeness melalui system quality dan service

quality Discomfort berpengaruh secara negatif melalui system quality dan

information quality Insecurity berpengaruh secara negatif melalui information

quality system quality dan service quality Information quality melalui success

information system Service quality melalui user satisfaction dan success

information system User satisfaction melalui success information system Dengan

demikian hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan diketahui

sejauh mana kesiapan pengguna terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate dan

juga faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan penerapan SIA

Accurate

Kata kunci Sistem Informasi Akuntansi Accurate Technology Readiness Index

Model Keberhasilan Sistem Informasi PLS-SEM

BAB I-V + 109 Halaman + xv + 18 Gambar + 18 Tabel + 47 Daftar Pustaka +

Lampiran

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkah rahmat dan

hidayah-Nya yang sungguh melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul ldquoKesiapan Keberhasilan Penerapan Sistem Informasi

Akuntansi Accurate Berdasarkan Persepsi Penggunanyardquo dengan baik Shalawat

serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW

beserta keluarga sahabat serta para pengikutnya hinga akhir zaman

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan berbagai pihak Oleh karena itu perkenankanlah penulis untuk dapat

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

1 Bapak Dr Agus Salim SAg MSi selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

2 Ibu Nia Kumaladewi MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi dan Ibu Meinarini Catur Utami MT selaku

Sekretaris Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi

3 Bapak Arsquoang Subiyakto MKom sebagai Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama proses

penyelesaian skripsi ini Terima kasih banyak untuk seluruh waktu tenaga

kesediaan menjawab setiap pertanyaan penulis dan senantiasa memberikan

dukungan moril serta membagikan banyak pengetahuan agar penulis bisa

menyelesaikan skripsi ini dengan baik

viii

4 Ibu Nur Aeni Hidayah MMSI sebagai Dosen Pembimbing II yang selalu

ada setiap saat tidak pernah lelah menyemangati penulis mengingatkan

penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini Terima kasih atas

kesabarannya dalam membimbing penulis selalu memberi masukkan yang

positif arahan yang jelas sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini

dengan baik

5 Seluruh Dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah membagikan

ilmunya kepada penulis selama proses perkuliahan

6 Kedua orang tua penulis Bapak Arifin Adam dan Ibu Sri Mulyati Terima

kasih untuk mama dan papa yang telah membesarkan dan mendidik penulis

dari lahir hingga saat ini terima kasih untuk seluruh cinta dan kasih yang

mama dan papa berikan untukku Terima kasih untuk doa-doa yang selalu

mengiri langkahku disegala cuaca saat senang maupun sedih

7 Adikku tersayang Laristi Lahun Laiyla Terima kasih telah mengisi hari-

hari penulis sehingga penulis tidak pernah merasa kesepian semoga kalian

akan selalu menjadi saudara dan sahabat terbaik yang mengiri langkah

penulis kedepannya

8 Sahabatku Dwi Rizki Sabarkhah Terima kasih karena telah menerima

penulis apa adanya selalu ada setiap saat dan memberikan pengaruh yang

positif tidak pernah bosan mendengar keluh kesah penulis Terima kasih

juga untuk teman-teman Nia Amel Fira Ana serta grup NASGOR GX

PEDES yang selalu menghibur penulis dengan canda dan tawanya

ix

x

DAFTAR ISI

COVER i

LEMBAR PERSETUJUAN Error Bookmark not defined

LEMBAR PENGESAHAN Error Bookmark not defined

LEMBAR PERNYATAAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR TABEL xiv

BAB I PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Identifikasi Masalah 6

13 Rumusan Masalah 6

14 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah 7

15 Tujuan dan Sasaran Penelitian 7

16 Manfaat Penelitian 8

17 Metodologi Penelitian 9

18 Model Penelitian 9

19 Pertanyaan Penelitian 10

110 Sistematika Penulisan 11

BAB II LANDASAN TEORI 2

21 Definisi Kesiapan 2

22 Definisi Keberhasilan 2

23 Definisi Pengguna Sistem 3

24 Definisi Sistem Informasi 5

25 Definisi Sistem Informasi Akuntansi 5

26 Sistem Informasi Akuntansi Accurate 7

261 SIA Accurate versi 5 8

262 Modul SIA Accurate versi 5 9

263 Kelebihan SIA Accurate versi 5 dengan versi sebelumnya 11

264 Kekurangan SIA Accurate versi 5 12

xi

27 Konsep Dasar Kesiapan Teknologi (Technology Readiness) 13

28 Konsep Dasar Keberhasilan Sistem Informasi (Success SI) 14

29 Populasi Dan Sampel 18

291 Teknik Sampling 19

292 Teknik Menentukan Ukuran Sampel 21

210 Teknik Pengumpulan Data 22

211 Skala Likert 23

212 PLS-SEM 24

211 Model yang Diadopsi 28

2111 Model IPO Logic 32

2112 Model Kesiapan Teknologi (Technology Readiness) 33

2113 Model Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information) 37

212 Penelitian Sejenis 43

213 Pengembangan Hipotesis 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 49

31 Pendekatan Penelitian 49

32 Prosedur Penelitian 50

33 Populasi dan Sampel 51

34 Instrumen Penelitian 52

35 Pengumpulan dan Pemrosesan Data 54

36 Analisis dan Interpretasi Data 54

BAB IV HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI 56

41 Hasil Analisis 56

411 Hasil Analisis Demografis 56

412 Hasil Analisis Pengukuran Model 61

413 Hasil Struktur Model 70

42 Interpretasi Hasil dan Pembahasan 78

421 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Analisis Data Demografis 78

422 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Pengukuran Model 80

423 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Struktural Model 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 96

51 Kesimpulan 96

xii

52 Saran 98

Daftar Pustaka 100

LAMPIRAN 114

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 1 Model Penelitian 10

Gambar 2 1 Model Pengukuran Keberhasilan Proyek SI 17

Gambar 2 2 Revisi Model 18

Gambar 2 3 IPO LOGIC 32

Gambar 2 4 Model TRI 20 33

Gambar 2 5 Model Keberhasilan SI 37

Gambar 2 6 Model Keberhasilan SI 42

Gambar 3 1 Prosedur Penelitian 50

Gambar 4 1 Diagram Jenis Kelamin Responden 56

Gambar 4 2 Diagram Pendidikan Terakhir Responden 57

Gambar 4 3 Diagram Pengetahuan Keberadaan Sistem 58

Gambar 4 4 Diagram Pengalaman Penggunaan Sistem 58

Gambar 4 5 Diagram Skala Intensitas Penggunaan Sistem 59

Gambar 4 6 StatusPosisi Pekerjaan 60

Gambar 4 7 Diagram Kemampuan Penggunaan Komputer 60

Gambar 4 8 Hasil Awal Analisis Outer Model 68

Gambar 4 9 Hasil Akhir Analisis Outer Model Setelah Penghapusan Indikator 69

Gambar 4 10 Hasil Uji T-test 72

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2 1 Perbedaan Varian Accurate 5 9

Tabel 2 2 Variabel TRI dan Keberhasilan SI 29

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI 29

Tabel 3 1 Waktu Penelitian 51

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian 52

Tabel 4 1 Hasil Awal Uji Loading Factor 62

Tabel 4 2 Hasil Uji Loading Factor Setelah Penghapusan Indikator 63

Tabel 4 3 Hasil Uji Composite Reliability 64

Tabel 4 4 Hasil Uji Average Variance Extracted (AVE) 65

Tabel 4 5 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading) 66

Tabel 4 6 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading Fornell-Lackerrsquos) 67

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient 70

Tabel 4 8 Hasil Uji Coefficient of Determination (R-Square) 72

Tabel 4 9 Hasil Uji T-test 73

Tabel 4 10 Hasil Uji Effect Size 74

Tabel 4 11 Hasil Uji Predictive Relevance 75

Tabel 4 12 Hasil Uji Relative Impact 76

Tabel 4 13 Hasil Analisis Struktural Model 77

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Saat ini peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) khususnya SI telah

sering sekali kita gunakan dalam kegiatan sehari-hari Sutabri (2012) menyatakan

bahwa SI tidak lagi dipandang hanya sebagai pelengkap tetapi sudah menjadi

pendukung utama dalam proses bisnis yang ada pada suatu organisasi Oleh karena

itu Peranan TIK dapat berkontribusi pada perubahan cara manusia dalam bekerja

dan berinteraksi di bidangnya (Patel Gali Patel amp Parmar 2011)

Sistem informasi Akuntansi (SIA) adalah suatu sistem yang mengumpulkan

merekam menyimpan dan mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi para

pembuat keputusan (Romney amp Steinbart 2012) Pemanfaatan SIA dalam industri

keuangan telah meningkat di segala bidang dan telah mengubah tatanan sistem

keuangan modern Dengan menggunakan teknologi SI terbukti dapat menekan

biaya menciptakan proses kerja yang lebih cepat dan efisien serta menawarkan

tingkat fleksbilitas yang tinggi (Arvidsson Holmstroumlm amp Lyytinen 2014) Salah

satu contoh SIA adalah SIA Accurate Penggunaan SIA Accurate sesuai dengan

salah satu tujuan utama SI yaitu untuk menyajikan informasi sebagai pendukung

pengambilan keputusan perencanaan pengendalian dan perbaikan selanjutnya

(Puspitawati amp Anggadini 2011)

Accurate adalah merupakan salah satu programsoftware SIA buatan putra-

putri bangsa Pengembang sistemnya (developer system) adalah CPSSoft (PT Cipta

2

Piranti Sejahtera) dan CPSSoft tidak melayani penjualan mereka fokus di

pengembangan program dan administrasi Berbagai perusahaan hampir di seluruh

indonesia telah menggunakan SIA Accurate dari tahun 1998 hingga sekarang

Karena SIA Accurate merupakan produk lokal yang sesuai dengan Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Perpajakan di Indonesia SIA Accurate

ini merupakan salah satu program pembukuan perusahaan dalam bentuk paket

modul lengkap siap pakai yang terdiri dari General Ledger CashBank Inventory

Purchase Sales Fixed Asset dan tersedia untuk varian project dan manufaktur

yang bisa diaplikasikan di berbagai jenis dan skala usaha kecil menengah bagi

perusahaan baik yang bergerak di bidang trading distribusi service atau

manufaktur dan lain sebagainya SIA Accurate ini menyediakan layanan dengan

menggunakan Bahasa Indonesia sehingga penggunaan sistem ini akan mudah

dipahami oleh masyarakat Indonesia

Menurut Parasuraman dalam Lazuardi (2017) menyatakan bahwa setiap

orang bisa menjadi pengguna teknologi informasi (TI) atau SI namun cara

mengimplementasikannya tergantung pada derajat kesiapan seseorang dalam

menerima teknologi atau sistem tersebut Dan langkah pertama yang harus

dilakukan dalam implementasi teknologi adalah mengetahui kesiapan pengguna

dalam menerima teknologi tersebut (Parasuraman amp Colby 2015) Adanya

pengidentifikasian akan faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna

dalam pengadopsian teknologi penting agar tujuan dari adopsi teknologi dapat

tercapai dan lebih bermanfaat (Noprianto et al 2017)

3

Hasil observasi peneliti dalam penerapan SIA Accurate menemukan beberapa

masalah dari sisi pengguna dan juga kelemahan dari SIA Accurate itu sendiri

Seperti mesin pencarian SIA Accurate tidak dapat mendeteksi keyword secara

keseluruhan kalimat hanya dapat mendeteksi kata pertama dalam kalimat Contoh

lainnya adalah output atau laporan yang dihasilkan terkadang tidak sesuai dengan

filter yang telah diatur oleh pengguna Oleh karena itu para pengguna yang

menggunakan SIA Accurate masih mengalami kesulitan dalam mempelajari

halkasus baru lainnya Beberapa pengguna yang malas belajar tidak dapat

memanfaatkan sistem secara baik sehingga mengakibatkan pengguna menunda

pekerjaannya dengan menggunakan sistem atau cara lama kemudian meminta

bantuan penggunauser lainnya yang lebih mengerti untuk memindahkannya ke

SIA Accurate Melihat kasus diatas tingkat kesiapan pengguna dalam

menggunakan SIA Accurate ini mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam

menerapkan teknologi atau sistem baru

Selain itu belum pernah dilakukan pengujian keberhasilan penerapan SIA

Accurate dari persepsi kesiapan pengguna sehingga studi penelitian ini akan

menguji tingkat keberhasilan penerapan SIA Accurate yang dinilai dari sikap

kesiapan pengguna dan keberhasilan sistem Penelitian ini menggunakan

pengembangan model kesiapan dan keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017) Model

ini sesuai dengan kasus yang telah dijelaskan sebelumnya peneliti memilih model

ini agar mengetahui apa saja faktor-faktor yang mepengaruhi keberhasilan

penerapan sistem dari sisi pengguna maupun sistem itu sendiri Diketahuinya

faktor-faktor yang berpengaruh akan menjadi harapan dari penelitian ini untuk

4

memberikan masukan atau rekomendasi bagi para pengguna SIA Accurate dalam

memanfaatkan SIA Accurate

Menurut peneliti model yang diajukan ini memiliki sembilan variabel

dimana lima variabel diantaranya merupakan faktor dari pengguna dan empat

variabel lainnya merupakan faktor dari sistem itu sendiri Kelima faktor dari

pengguna tersebut adalah Optimism Innovativeness Discomfort Insecurity dan

User Satisfaction Sedangkan keempat faktor dari sistem adalah Indormation

Quality System Quality Service Quality dan Success Information System

Variabel di atas menjelaskan tentang faktor yang mempengaruhi pengguna

terhadap penggunaan sistem seperti apakah pengguna memiliki rasa optimis

(Optimism) atau keyakinan terhadap sistem yang akan memberikan output sesuai

ekspektasinya apakah pengguna memiliki kecenderungan dalam ingin mencoba hal

baru (Innovativeness) terhadap sistem apakah pengguna merasa terbebani

(Discomfort) karena kurang menguasai sistem apakah pengguna memiliki rasa

tidak aman (Insecurity) dan keraguan terhadap integritas sistem dan apakah

pengguna merasa puas (User Satisfaction) terhadap keseluruhan penerapan sistem

Selain itu variabel diatas juga dapat memaparkan faktor yang mempengaruhi sistem

terhadapkeberhasilan penerapannya seperti apakah kualitas output (Information

Quality) yang dihasilkan oleh sistem sudah sesuai dengan harapan pengguna

apakah kualitas sistem (System Quality) secara keseluruhan mudah digunakan

apakah peningkatan kualitas layanan (Service Quality) telah diberikan sesuai

5

kebutuhan pengguna dan apakah penerapan sistem telah berhasil (Success

Information System) dimanfaatkan sesuai dengan harapan dan kebutuhan pengguna

Upaya mengetahui tingkat kesiapan pengguna dan keberhasilan pemerapan

SI perlu adanya pengukuran sejauh mana kesiapan pengguna terhadap keberhasilan

penerapan SIA Accurate Karena kecenderungan sikap seseorang dalam

menggunakan SI akan mencerminkan kesiapan pengguna dalam pemanfaataan

sistem dan tingkat keberhasilan penerapan sistem Penggunaan model ini sesuai

dengan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menggabungkan model

kesiapan teknologi Technology Readiness Index (TRI) Parasuraman dan Colby

(2015) serta model keberhasilan SI Delone dan McLean (2003) yang telah

dimodifikasi oleh Subiyakto (2015) sebagai salah satu model alternatif pengukuran

keberhasilan proyek SI

Berdasarkan pembahasan diatas penelitian ini bermaksut untuk mencari tahu

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesiapan pengguna dalam keberhasilan

menggunakan SIA Accurate Pengukuran kesiapan merupakan hal penting untuk

dilakukan karena salah satu tantangan terberat dalam penerapan sistem maupun

teknologi informasi baru adalah kesiapan dari penggunanya (Jogiyanto 2007

Pambudi 2015) Ketidaksiapan dapat menimbulkan dampak kegagalan dalam

penerapan teknologi informasi itu sendiri (Florestiyanto 2012 Subiyakto 2017)

Harapan dari penelitian ini dapat memaparkan faktor-faktor penting yang

mempengaruhi tingkat kesiapan dan keberhasilan penerapan SIA Accurate

sehingga akan menjadi rekomendasimasukan bagi para pengguna dalam

memanfaatkan SI dan teknologi informasi Oleh karena itu peneliti tertarik untuk

6

melakukan penelitian dengan judul ldquoKesiapan Keberhasilan Penerapan Sistem

Informasi Akuntansi Accurate Berdasarkan Persepsi Penggunanyardquo

12 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah berdasarkan latar belakkang yang telah dijelaskan di

atas adalah sebagai berikut

1 Ditemukan kelemahan dari SIA Accurate seperti output dari mesin

pencarian dan laporan yang dihasilkan oleh SIA Accurate tidak sesuai

dengan harapan pengguna sehingga menyebabkan kesulitan dalam

pemanfaatan sistem

2 Ditemukan masalah dari beberapa pengguna SIA Accurate yang malas

belajar tidak dapat menggunakan sistem secara maksimal karena masih

menunda dan memberikan pekerjaannya kepada pihak lain apabila

mengalami kesulitan baru

3 Belum pernah dilakukan pengujian terkait dengan keberhasilan penerapan

SIA Accurate berdasarkan persepsi kesiapan penggunanya

13 Rumusan Masalah

Berdasarkan indentifikasi di atas Kecenderungan sikap seseorang dalam

menggunakan SI akan mencerminkan kesiapan pengguna sedangkan ketidaksiapan

dapat menimbulkan dampak kegagalan dalam penerapan TI itu sendiri

(Florestiyanto 2012 Subiyakto 2017) Dari beberapa hasil pengamatan peneliti

sedikitnya penelitian yang menguji keberhasilan penerapan SIA Accurate

7

berdasarkan persepsi kesiapan pengguna Harapan dari penelitian ini dapat

memaparkan faktor-faktor penting yang mempengaruhi tingkat kesiapan dan

keberhasilan penerapan SIA Accurate sehingga akan menjadi

rekomendasimasukan bagi para pengguna dalam memanfaatkan SI dan TI

14 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Berikut beberapa batasan dalam penelitian ini

1) Peneliti mengambil sampel dengan teknik pengambilan sampel pusposive

sampling sejumlah 125 responden yaitu pengguna SIA Accurate versi 5 di

beberapa perusahaan Jakarta yang telah menggunakan sistem ini tanpa

dibatasi lamanya waktu penggunaan

2) Proses yang dilakukan pada penelitian ini adalah menguji pengaruh kesiapan

pengguna SIA Accurate terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate

3) Secara teori penelitian ini mengadopsi 9 variabel dari penggunaan model

keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017)

4) Teknik analisis data ini penulis menggunakan metode PLS SEM dan untuk

pengelolaan data yang didapat peneliti menggunakan software SmartPLS

versi 30

15 Tujuan dan Sasaran Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1) Menguji kesiapan pengguna terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate

8

2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna terhadap

keberhasilan penerapan SIA Accurate

Merujuk pada tujuan penelitian diatas sasaran penelitian ini ialah

1) Diketahuinya keberhasilan penerapan SIA Accurate berdasarkan persepsi

kesiapan pengguna

2) Diketahuinya faktor-faktor yang berpengaruh dalam kesiapan pengguna

dalam keberhasilan penerapan SIA Accurate

16 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak

Manfaat tersebut adalah

1) Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan refrensi baru dalam

penggunaan model kesiapan dan keberhasilan dalam penerapan SIA

Accurate

2) Secara metodologi penelitian ini akan menambah refrensi penggunaan

pendekatan kuantitatif untuk riset pada prodi Sistem Informasi Fakultas Sains

dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3) Secara praktis hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan bagi pihak terkait

sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam rencana pemanfaatan dan

perkembangan sistem berikutnya

9

17 Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode untuk membantu

dalam melakukan analisis Penelitian ini menggunakan pendekatan secara

kuantitatif dan model kesiapan dan keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017)

Kuesioner yang dibuat dari pemaduan variabel dan indikator dari kedua model

tersebut Pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel purposive

sampling dimana sampel responden adalah seluruh pengguna sistem yang

khususnya pernah menggunakan SIA Accurate di perusahaannya masing-masing

dan berdomisili Jakarta Kuesioner disebarkan secara langsung penyebaran secara

langsung bertujuan untuk mendapatkan responden yang sesuai dan pernah

menggunakan SIA Accurate secara langsung Tahap akhir seluruh kuesioner yang

telah terisi akan ditampung di MS Excel dan nantinya akan dianalisis Penelitian

ini menggunakan teknik analisis data adalah PLS-SEM dengan tools SmartPLS

versi 30

18 Model Penelitian

Model yang digunakan pada penelitian ini adalah model kesiapan dan keberhasilan

SI dari Subiyakto (2017) yang telah menggabungkan diantara model kesiapan TRI

20 (Parasuraman amp Colby 2015) dengan model Keberhasilan SI Delone dan

McLean (2003) yang telah dimodifikasi oleh Subiyakto (2015)Model penelitian

pengukuran pengaruh kesiapan terhadap keberhasilan penerapan sistem ini terdiri

dari 9 variabel yaitu Optimism (OPT) Innovativeness (INN) Discomfort (DIS)

Insecure (INS) Information Quality (INQ) System Quality (SYQ) Service Quality

10

(SVQ) User Satisfaction (USF) Success Information System (SIS) Untuk

pengadopsian penggabungan dan pengkombinasian kedua model tersebut peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) menggunakan asumsi mengenai model logika input-

process-output oleh (Davis amp Yen 1998) Berikut model yang diajukan pada

penelitian ini

Gambar 1 1 Model Penelitian

19 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan tujuan dan sasaran pada penelitian ini maka pertanyaan penelitian

dalam hal ini

11

1 Apakah kesiapan pengguna berpengaruh terhadap keberhasilan penerapan

SIA Accurate

2 Apa saja faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna dalam keberhasilan

penerapan SIA Accurate dari persepsi kesiapan pengguna

21 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap INQ SYQ

SVQ dan USF

22 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap INQ SYQ

SVQ dan USF

23 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

SYQ SVQ dan USF

24 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

SYQ SVQ dan USF

25 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dam SIS

26 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan SIS

27 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan SIS

28 Apakah USF berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

110 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan penelitian pembahasan terbagi dalam lima bab yang

secara singkat akan diuraikan sebagai berikut

12

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah rumusan masalah ruang lingkup dan batasan

tujuan dan sasaran manfaat penelitian metodologi penelitian model penelitian

pertanyaan penelitian dan sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai dasar-dasar teori yang mendukung tentang

pengukuran pengaruh kesiapan dan keberhasilan pengguna terkait penerapan SIA

Accurate

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas tentang metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

metode pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan analisis data dan hasilnya serta interpretasi hasil penelitian

dengan merujuk kepada basis teori sebelumnya

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang berkenaan dengan hasil pemecahan masalah serta

beberapa saran untuk pengembangan keberhasilan penerapan SIA Accurate

2

BAB II

LANDASAN TEORI

21 Definisi Kesiapan

Kesiapan adalah tingkatan atau keadaan yang harus dicapai dalam proses

perkembangan perorangan pada tingkatan pertumbuhan mental fisik sosial dan

emosional (Hamalik 2008) Kesiapan adalah kondisi seseorang secara keseluruhan

yang dapat membuatnya siap untuk dapat memberikan respon atau jawaban dalam

suatu cara tertentu terhadap suatu situasi yang dihadapinya Maka seseorang akan

menyesuaikan kondisi tersebut dan akan berpengaruh atau memiliki kecenderungan

untuk memberi respon (Slameto 2010)

Definisi Kepuasan menurut Kotler dalam Abdurrahman dan Prasetyo

(2016) adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil

dengan harapannya Kepuasan dapat dilihat dari kesesuaian harapan dengan apa

yang didapat dari suatu pelayanan (Tjiptono dalam Abdurrahman dan Prasetyo

2016) Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin ldquosatisrdquo (artinya

cukup baik memadai) dan ldquofaciordquo (artinya melakukan atau membuat) sehingga

secara sederhana dapat diartikan sebagai lsquoupaya pemenuhan sesuatursquo (Tjitptono

dalam Hartono dan Wahyono 2015)

22 Definisi Keberhasilan

Dalam buku Djamarah dan Zain (2010) WJS Poerwadarminto berpendapat

bahwa keberhasilan adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan dikerjakan dan

3

sebagainya) Sedangkan menurut Masrsquoud Khasan Abdul Qohar keberhasilan

adalah apa yang telah dapat diciptakan hasil pekerjaan hasil yang menyenangkan

hati yanng diperoleh dengan jalan keuletan kerja

Keberhasilan dari sistem informasi ditentukan bagaimana sistem itu dapat

dijalankan oleh pengguna dengan efektif dan pengguna merasa puas menggunakan

sistem tersebut dan juga bagaimana perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari

sistem yang digunakannya Doll dan Torkzadeh dalam Istianingsih dan Wiwik

Utami (2009) menyatakan bahwa kepuasan pengguna sistem informasi dapat

digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu sistem informasi Kepuasan

pengguna akhir ini kemudian menjadi bagian dalam pengembangan model

keberhasilan sistem informasi selanjutnya

23 Definisi Pengguna Sistem

Dalam bukunya Rusdiana dan Irfan (2014) Pelaku sistem terdiri atas tujuh

kelompok yaitu sebagai berikut

1) Pemakai

Pada umumnya ada tiga jenis pemakai yaitu operasional pengawas

dan eksekutif

2) Manajemen

Ada tiga jenis manajemen yaitu manajemen pemakai yang bertugas

menangani pemakaian ketika sistem baru diterapkan manajemen sistem

yang diterapkan dalam pengembangan sistem manajemen umum yang

terlibat dalam strategi perencanaan sistem dan sistem pendukung

pengambilan keputusan

4

3) Pemeriksa

Pemeriksa menentukan segala sesuatunya berdasarkan ukuran

ukuran standar yang dikembangkan di banyak perusahaan sejenis

4) Penganalisis sistem

Fungsi dari penganalisis sistem antara lain sebagai berikut

a) Arkeolog yaitu menelusuri cara sistem lama berjalan sistem

tersebut dijalankan dan segala hal menyangkut sistem lama

b) Inovator yaitu membantu mengembangkan dan membuka

wawasan pemakai bagi kemungkinan lain

c) Mediator yaitu menjalankan fungsi komunikasi dari semua level

antara lain pemakai manajer programmer pemeriksa dan pelaku sistem

lain yang mungkin belum memiliki sikap dan cara pandangan yang sama

dan

d) Pimpinan yaitu penganalisis sistem harus personal yang

berpengalaman dari programmer atau desainer

5) Pendesain Sistem

Pendesain sistem menerima hasil penganalisis sistem berupa

kebutuhan pemakai yang tidak berorientasi pada teknologi tertentu

kemudian ditransformasikan ke desaian arsitektur tingkat tinggi dan dapat

diformulasikan oleh programmer

6) Programmer

Setelah penganalisis sistem memberikan hasil kerjanya dan diolah

oleh pendesain sistem programmer dapat mulai bekerja

5

7) Personal Pengoperasian

Pelaku ini bertugas dan bertanggung jawab di pusat komputer

misalnya jaringan keamanan perangkat lunak pencetakan back-up

24 Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam organisasi yang membantu

kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi

yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi organisasi agar dapat

menyediakan laporan yang diperlukan oleh pihak luar (Sutabri 2012)

Menurut pandangan Hall dalam Kadir (2014) sistem informasi adalah

sebuah rangkaian prosedur formal di mana data dikelompokkan diproses menjadi

informasi dan didistribusikan kepada pemakai Sama halnya seperti menurut

Sidharta dalam (Rusmana 2015) bahwa sebuah sistem informasi adalah sistem

buatan manusia yang berisi himpunan terintegrasi dari komponen-komponen

manual dan komponen-komponen terkomputerisasi yang bertujuan untuk

mengumpulkan data memproses data dan menghasilkan informasi untuk pemakai

25 Definisi Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi sering dirancang dengan menggunakan software agar

informasi yang dihasilkan menjadi lebih akurat efisien dan tepat waktu (Davis

Alderman amp Robinson 1990) Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu sistem

yang mengumpulkan merekam menyimpan dan mengolah data untuk

menghasilkan informasi bagi para pembuat keputusan (Romney amp Steinbart 2012)

Terdapat 6 komponen dalam Sistem Informasi Akuntansi yakni

6

1 Orang yang menggunakan sistem

2 Prosedur dan instruksi yang digunakan untuk mengumpulkan mengolah

dan menyimpan data

3 Data tentang organisasi dan kegiatan bisnisnya

4 Software yang digunakan untuk mengolah data

5 Infrastruktur teknologi informasi meliputi komputer perangkat tambahan

dan peralatan komunikasi jaringan yang digunakan dalam Sistem

Informasi Akuntansi

6 Sistem pengendalian internal dan perangkat keamanan untuk menjaga data

Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2012) sebuah sistem informasi akuntansi

yang didesain dengan baik dapat

1 Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya dari produk dan jasa

2 Meningkatkan efisiensi

3 Meningkatkan pembagian pengetahuan

4 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari suatu rantai Supply

5 Meningkatkan struktur dari pengendalian internal

6 Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan

Menurut Sutabri (2004) sistem informasi akuntansi meliputi beragam

aktivitas yang berkaitan dengan siklus pemrosesan akuntansi perusahaan Meskipun

tidak ada dua organisasi yang identik tetapi sebagian besar mengalami jenis

kejadian ekonomi yang serupa Kejadian-kejadian ini menghasilkantransaksi-

7

transaksi yang dapat dikelompok menjadi empat siklus aktivitas bisnis yang umum

yaitu

1 Siklus pendapatan

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pendistribusian barang dan jasa

ke entitas-entitas lain dan pengumpulan pembayaran yang berkaitan

2 Siklus pengeluaran

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan barang dan jasa dari

entitas-entitas lain dan pelunasan kewajiban-kewajiban yang berkaitan

3 Siklus produksi

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pengubahan sumber daya menjadi

barang dan jasa

4 Siklus keuangan

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan dan manajemen dana

modal termasuk kas

26 Sistem Informasi Akuntansi Accurate

Salah satu contoh sistem informasi akuntansi adalah Accurate Penggunaan Sistem

Informasi Akuntansi (SIA) Accurate sesuai dengan salah satu tujuan utama sistem

informasi yaitu untuk menyajikan informasi sebagai pendukung pengambilan

keputusan perencanaan pengendalian dan perbaikan selanjutnya (Puspitawati amp

Anggadini 2011) SIA Accurate merupakan salah satu program akuntansi buatan

putra-putri bangsa Pengembang sistemnya (developer system) adalah CPSSoft (PT

Cipta Piranti Sejahtera) dan CPSSoft tidak melayani penjualan mereka fokus di

pengembangan program dan administrasi Versi pertama SIA Accurate adalah

8

Accurate 2000 Accounting Software yang diliris sekitar tahun 2000 Sistem

Acccurate merupakan produk lokal yang sesuai dengan Pernyataan Standard

Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Perpajakan di Indonesia

261 SIA Accurate versi 5

SIA Accurate ini merupakan salah satu program pembukuan perusahaan

dalam varian paket modul lengkap siap pakai dan tersedia untuk varian

project ataupun manufaktur yang bisa diaplikasikan di berbagai jenis dan

skala usaha kecil menengah bagi perusahaan baik yang bergerak di bidang

trading distribusi service atau manufaktur dan lain sebagainya SIA

Accurate ini menyediakan layanan dengan menggunakan Bahasa Indonesia

sehingga penggunaan sistem ini akan mudah dipahami oleh masyarakat

Indonesia

SIA Accurate versi 5 memiliki 3 varian paket dengan beragam

modul yang ditawarkan bagi setiap perusahaan yaitu Standard Edition

Deluxe Edition dan Enterprise Edition Untuk varian Standar Edition

cocok untuk perusahaan skala kecil seperti jasa dan dagang yang hanya

cukup menghasilkan laporan keuangan standar tanpa perlu laporan

keuangan perproyek atau perdepartment Sedangkan Deluxe Edition

merupakan perpaduan dari beberapa modul standar ditambah dengan fungsi

berupa pengisian proyek dan departemen Kalau varian Enterprice Edition

cocok untuk perusahaan manufacturing karena sudah dilengkapi dengan

Bill Of Material Production Order Production Activity Finished

Production Activity dan bahkan dapat mengetahui selisih antara Bill Of

9

Material Budged dengan Production Activity Berikut tabel perbedaan

daftar modul dan fitur pada setiap varian paket

Tabel 2 1 Perbedaan Varian Accurate 5 (sumber wwwcpssoftcom)

Modul dan Fitur Standard

Edition

Enterprise

Edition

Deluxe

Edition

Modul Pembelian

Modul Penjualan Modul Persediaan Modul Buku Besar Modul Kas Bank Modul Aktiva Tetap Modul RMA Modul Proyek Modul Manufaktur

Transaksi berulang dengan pengingat Mengakses grafik laporan dengan

tabletsmartphone

262 Modul SIA Accurate versi 5

Berikut beberapa penjelasan modul yang tersedia

1 Modul Pembelian (Purchase Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Permintaan Pembelian (Purchase

Requisition Form) Formulir Pesanan Pembelian (Purchase Order

Form) Formulir Penerimaan Barang (Received Item Form) Formulir

Faktur Pembelian (Purchase Invoice Form) Formulir Retur Pembelian

(Purchase Return Form) dan Formulir Pembayaran Pembelian

(Purchase Payment Form)

2 Modul Penjualan (Sales Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Penawaran Penjualan (Sales

Quotation Form) Formulir Pesanan Penjualan (Sales Order Form)

10

Formulir Faktur Penjualan (Sales Invoice Form) Formulir Retur

Penjualan (Sales Return Form) dan Formulir Penerimaan Penjualan

(Sales Receipt Form)

3 Modul Persediaan (Inventory Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Barang dan Jasa (List Of Item)

Formulir Penyesuain Persediaan (Inventory Adjustment Form)

Formulir Pembiayaan Pesanan (Job Costing Form) Daftar Gudang

(List Of Warehouse) Formulir Grup Barang (Item Grouping Form)

Formulir Penyesuaian Harga Jual Barang (Set Selling Price Adjustment

Form) dan Formulir Pindah Barang (Item Transfer Form)

4 Modul Buku Besar (General Ledger Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Akun (List Of Account) Daftar Mata

Uang (List Of Currency) Informasi Perusahaan (Company Info)

Formulir Bukti Jurnal (Journal Voucher Form) Proses Akhir Bulan

(Period End Process) dan Laporan Keuangan (Financial Statemen)

5 Modul Kas Bank (Cash Bank Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Pembayaran (Payment Form

Formulir Penerimaan (Deposit Form) Buku Bank (Bank Book)

Formulir Rekonsiliasi Bank (Bank Reconcile Form)

6 Modul Aktiva Tetap (Fixed Asset Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Aktiva Tetap Baru (New Fixed Asset

Form) Daftar Tipe Aktiva Tetap Pajak (List Of Fiscal Fixed Asset

11

Type) Daftar Tipe Aktiva Tetap (List Of Fixed Asset Type) Daftar

Aktiva Tetap (Fixed Asset List)

7 Modul RMA (Return Merchandise Authorization Module)

Modul ini terdiri dari Formulir RMA (RMA Form) dan Formulir

RMA Action (RMA Action Form)

8 Modul Proyek (Project Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Bahan Baku Daftar Biaya Proyek

Formulir Work Price Analysis Formulir Proyek Formulir Material In

Used Formulir Project Survey Formulir Project Bill Formulir Project

Ending

263 Kelebihan SIA Accurate versi 5 dengan versi sebelumnya

Berikut beberapa perbedaan antara SIA Accurate versi 4 dan Accurate versi

5 yaitu

1 Adanya Fitur E-Faktur

Fitur E-Faktur dibuat untuk membantu pengguna SIA Accurate

terutama Pengusaha Kena Pajak (PKP) untuk menghasilkan laporan siap

pakai sekaligus sebagai pendukung kebijakan dari Direktorat Jendral

Pajak yang mewajibkan penggunaan E-Faktur bagi perusahaan PKP

2 Database Server Firebird 25

Database firebird yang digunakan di dalam aplikasi Accurate versi

4 adalah Firebird versi 21 dan untuk Accurate versi 5 ini dikembangkan

12

dengan menggunakan database Firebird 25 dengan konfigurasi Super

Classic(SC) yang sudah diakui secara umum

3 Lisensi SIA Accurate

Di Accurate sebelumnya lisensi Accurate berupa nomor serial di-

input langsung ke SIA Accurate di masing-masing komputer Pengguna

memerlukan bantuan customer support CPSSoft atau tenaga penjual

untuk mendapatkan nomor serial yang dimaksud Di Accurate 5 License

Manager yang berkomunikasi dengan License Server CPSSoft untuk

mendapatkan nomor serial lisensi kemudian dikirimkan ke komputer

Accurate Client secara otomatis

264 Kekurangan SIA Accurate versi 5

1 Tidak bisa di Custom

SIA Accurate adalah software paket Kenapa tidak bisa Karena SIA

Accurate sudah mensurvei ke perusahaan-perusahaan dari UMKM

UKM di Indonesia dan Perusahaan menengah ke atas Jadi SIA Accurate

di buat sesuai dengan kebutuhan perusahaan-perusahaan di Indonesia

sesuai dengan PSAK dan perpajakan di Indonesia juga Laporan dan

form seperti PO Invoice dan lain-lain masih bisa di custom

2 Tidak mencakup Seluruh Operasional Perusahaan

Basic dari program SIA Accurate adalah accounting software bukan

oprasional software Contoh seperti pembayaran gaji perkaryawan belum

bisa di 5 bisa di catat secara global saja Untuk pencatatan gaji

13

perkaryawan dan SIA Accurate pajaknya baru bisa di SIA Accurate

Online

3 Tidak mendapatkan Training Pembelian Baru

Dulu SIA Accurate memang mempaket kan dalam pembelian baru

SIA Accurate maka mendapatkan training namun harganya lebih mahal

Sekarang sudah banyak SMK dan Universitas di Indonesia yang bekerja

sama dengan SIA Accurate sehingga SDM siap pakainya sudah banyak

Maka dari itu SIA Accurate menekan harga software semurah mungkin

dan jika di perusahaan Anda sudah ada karyawan yang sudah bisa

menggunakan SIA Accurate Kenapa harus mengambil jasa training

Jadi training di SIA Accurate sangat flexibel tergantung kebutuhan

perusahaan

27 Konsep Dasar Kesiapan Teknologi (Technology Readiness)

Penelitian Sheu amp Kim (2008) yang melibatkan 50 organisasi sebagai obyek

penelitian menyatakan bahwa tingkat kesiapan yang rendah menjadi sebab

kegagalan proyek SI khususnya kesiapan pengguna yang paling dominan

berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi SI Penelitian Sheu dan Kim

menunjukkan bahwa faktor kesiapan pengguna lebih kuat pengaruhnya terhadap

keberhasilan proyek SI dibandingkan dengan keterlibatan pengguna dalam proyek

SI

Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa adanya proses penerapan

teknologi atau sistem pada suatu organisasi menyebabkan beberapa tantangan baru

14

bagi organisasi tersebut seperti beberapa pengguna yang memiliki tingkat kesiapan

rendah pada sistem atau teknologi baru akan mengalami kesulitan dalam

mempelajari hal baru bahkan beberapa pengguna baru lainnya dapat memberikan

penolakan merasa enggan atau tidak mampu dalam menggunakan teknologi atau

sistem baru tersebut sehingga penerapan teknologi atau sistem baru pada organisasi

tersebut akan menjadi sia-sia bahkan gagal Oleh karena itu dengan adanya suatu

pengukuran dan penilaian dalam tingkat kesiapan dan kemampuan pengguna suatu

teknologi maka akan meminimalisir tingkat kesalahan kesulitan dan resiko yang

ada (Pambudi 2015)

28 Konsep Dasar Keberhasilan Sistem Informasi (Success SI)

Selama bertahun-tahun para peneliti dan praktisi telah berusaha untuk berhasil

dalam mengelola proyek SI sehingga dapat mencapai kinerja yang maksimal

Pengukuran keberhasilan proyek SI pun menjadi topik yang menarik di kalangan

peneliti dan praktisi tersebut sejak Standish Group mempublikasikan penemuan

mereka pada tahun 1994 Keberhasilan proyek adalah konsep utama tetapi teori

tersebut masih merupakan konsep yang ambigu Antara para peneliti dan praktisi

pun juga masih terjadi kurang sepakat tentang model tersebut Mereka cenderung

fokus pada satu atau sebagian dimensi Sehingga mereka belum mendapat

gambaran yang jelas tentang pengukuran keberhasilan SI

Subiyakto dan Ahlan (2014) mencoba menjawab permasalahan tersebut

dengan mengembangkan model alternatif pengukuran keberhasilan proyek

berdasarkan input-process-output (IPO) model Mereka membandingkan

15

mengadopsi mengadaptasi dan mengkombinasi teori sebelumnya yaitu Davisrsquos

IPO model teori keberhasilan proyek model Delone dan McLean dan kerangka

klasifikasi proyek

Pertama Subiyakto (2014) membandingkan dua model yaitu model Delone

dan McLean dan Model IPO Mereka menemukan bahwa model proses dan model

kausal Delone dan McLean tidak lengkap dalam istilah model IPO sebuah proyek

Model ini hanya fokus pada pemanfaatan dan layanan dari produk Dalam konteks

pengukuran keberhasilan proyek model ini kurang menjelaskan dimensi input dari

model IPO Dengan demikian model IPO lebih komprehensif dibandingkan model

Delone dan McLean

Kedua Subiyakto (2014) mengadopsi teori keberhasilan proyek

pengukuran keberhasilan SI Delone dan McLean dan kerangka klasifikasi proyek

Pengadopsian teori keberhasilan proyek dilaksanakan untuk mengembangkan

aspek kausalitas model Mereka mengadopsi semua variable model Delone dan

McLean serta tiga dari empat variabel kerangka klasifikasi proyek (McLeod amp

MacDonell 2011) yaitu konten proyek orang dan aksi konteks organisasi Hal ini

dikarenakan proses proyek akan diwakili oleh dimensi proses

Ketiga Subiyakto dan Ahlan (2014) menyesuaikan penempatan variable

sejalan dengan logika IPO dan definisi keberhasilan proyek Tiga penyesuaiannya

adalah sebagai berikut

a Menempatkan 2 dimensi model Delone dan Mclean (system creation dan

system utilization) ke dalam dimensi proses dari model Hal ini didukung

juga oleh beberapa peneliti bahwa proses proyek terdiri dari dua subproses

16

yaitu produksi produk dan pemanfaatannya Penempatan dimensi dampak

sistem dari model DeLone dan McLean sebagai dimensi output dari model

sejalan dengan definisi keberhasilan proyek

b Mengembangkan hubungan antara variabel dimensi input terhadap

variable dimensi proses Dalam hal ini masing-masing varibel dimensi

input memiliki hubungan terhadap masing-masing variabel dari dimensi

proses yang sejalan dengan model proses dan kausal dari IPO model

c Mengembangkan hubungan antara konteks organisasi terhadap semua

variabel dalam model yang berdasarkan konsep pengaruh lingkungan

sistem

Keempat model dikembangkan atas kombinasi dari empat teori yang telah

disebutkan sebelumnya Kombinasi ini dilakukan untuk menanggapi dua isu utama

di lingkup model keberhasilan proyek SI yaitu validitas dan kelengkapan

pengukuran model Kelengkapan model berarti model tersebut dikembangkan

untuk mencakup dimensi keseluruhan proyek dalam konteks aspek proses dan

kausal Validitas adalah berarti bahwa model ini mewakili secara teori keberhasilan

proyek Tiga dimensi utama yang dari model ini adalah dimensi input proses dan

output Dimensi proses terdiri dari dua subdimensi yaitu pembuatan sistem (system

creation) dan pemanfaatan sistem (system utilization) Model ini (Gambar 34)

mengandung 9 variabel dan 36 hubungan antar variable tersebut Konten proyek

(project content) orang dan aksi (people and action) dan konteks organisasi

(institutional contexts) adalah tiga variabel dimensi input Kualitas informasi

(information quality) kualitas sistem (system quality) kualitas layanan (service

17

quality) penggunaan (system use) dan kepuasan pengguna (user satisfaction)

adalah lima variabel untuk dimensi proses Manfaat bersih (net benefit) adalah

variabel untuk dimensi output

Gambar 2 1 Model Pengukuran Keberhasilan Proyek SI Berdasarkan Model IPO

(Subiyakto dan Ahlan 2014)

Selanjutnya pada tahun 2015 Subiyakto Ahlan Kartiwi dan Sukmana

memvalidasi model baru tersebut secara kualitatif untuk mengetahui kelayakan

model tersebut melalui Focus Group Study (FGS) Mereka melakukan 4 teknik FGS

yaitu interview konsultasi diskusi dan seminar Ada 16 partisipan (9 doktor 3

calon doktor dan 4 akademisi) dari 20 anggota terdaftar yang tergabung dalam

kelompok penelitian ini Mereka memiliki kepentingan keterampilan

penegtahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian SI Mereka juga dipilih

karena kredibilitas mereka sebagai key informants

18

Hasil dari FGS mengungkapkan delapan tema menyeluruh berkaitan dengan

validitas model dan kelayakan pelaksanaan penelitian Kemudian telah disimpulkan

dalam empat poin validasi yaitu kejelasan proses pemodelan penggunaan dasar

teoritis kewajaran metode penelitian dan ketersediaan sumber daya penelitian

Berdasarkan poin tersebut Subiyakto et al merevisi modelnya melalui

penyederhanaan jumlah hubungan antar variable dengan menghapus 6 hubungan

Model tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 2 2 Revisi Model (Subiyakto et al 2015)

29 Populasi Dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya Guritno dan Sudaryono (2011) Dalam metode

penelitian kata populasi amat populer dipakai untuk menyebutkan

serumpunsekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian Populasi penelitian

merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia hewan

tumbuh-tumbuhan udara gejala nilai peristiwa sikap hidup dan sebagainya

19

Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin 2006)

Jenis populasi terbagi dua yaitu

1) Populasi fitnit artinya jumlah individu ditentukan

2) Populasi infinit artinya jumlah individu tidak terhingga atau tidak

diketahui dengan pasti

Sampel ialah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut Sehingga pengambilan sampel harus menggunakan cara-cara tertentu yang

berdasarkan oleh pertimbangan-pertimbangan yang ada (Sugiyono 2011)

291 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel Terdapat dua metode dasar

penarikan sampel yaitu (Guritno amp Sudaryono 2011)

a Probability Sampling

Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel Beberapa metode penarikan sampel probabilitas

adalah sebagai berikut

1 Simple Random Sampling

Simple random sampling dikatakan sederhana karena pengambilan

sampel dari populasinya dilakukan secara acak tanpa memperhatikan status

atau tingkat pendidikan yang ada dalam suatu populasi

2 Stratified Random Sampling

20

Stratified Random Sampling merupakan suatu prosedur penarikan

sampel berstrata yaitu suatu subsampel acak sederhana yang ditarik dari

setiap strata atau tingkatan yang kurang lebih sama dalam beberapa

karakteristik (Siregar 2013)

3 Cluster Sampling

Cluster Sampling merupakan suatu prosedur penarikan sampel

probabilitas yang memilih subpopulasi yang disebut cluster Kemudian

setiap elemen di dalam kelompok cluster tersebut dipilih sebagai anggota

sampel

b Nonprobability Sampling

Nonprobability Sampling merupakan suatu prosedur penarikan

sampel yang bersifat subjektif Dalam hal ini probabilitas pemilihan

elemen-elemen populasi tidak dapat ditentukan Hal ini disebabkan setiap

elemen populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai

sampel Beberapa teknik pengambilan sampel nonprobabilitas sebagai

berikut (Guritno amp Sudaryono 2011)

1 Convience Sampling

Convience Sampling adalah teknik penarikan sampel berdasarkan

kemudahan Prosedurnya adalah semata-mata langsung menghubungi

unitunit penarikan sampel yang mudah dijumpai seperti mahasiswa dalam

satu kelas jamarsquoah tempat ibadah pengunjung toko dan lainnya Seringkali

pengambilan sampel ini dilakukan untuk menguji kuesioner atau penelitian

ekspolorasi

21

2 Quota Sampling

Quota Sampling adalah penarikan sampel berdasarkan kuota

Prinsipnya adalah karakteristik tertentu yang relevan menjelaskan dimensi

populasi Peneliti harus mengetahui distribusi populasi

3 Purposive Sampling

Purposive Sampling adalah penarikan sampel berdasarkan

pertimbangan atau kriteria tertentu

4 Snowball Sampling

Snowball Sampling adalah metode penarikan sampel dengan

responden yang berhasil diperoleh diminta untuk menunjukkan responden

lainnya secara berantai

5 Accidental Sampling

Accidental Sampling adalah metode penarikan sampel dimana

pemilihan anggota sampelnya dilakukan terhadap orangbenda yang

kebetulan ada atau dijumpai (Hadi 2016 Sugiyono 2011)

292 Teknik Menentukan Ukuran Sampel

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan ketepatan ukuran pengukuran penelitian

ini menggunakan metode analisis SEM Berdasarkan studi penelitian Monte Carlo

berbagai estimasi penentuan sampel yang disimpulkan

1 Model SEM dengan jumlah variabel laten sampai dengan lima buah dan

setiap konstruk dijelaskan 3 atau lebih indikator jumlah sampel 100-150

sudah dianggap memadai (Santoso 2011)

22

2 Ukuran sampel untuk model SEM adalah antara 100-200 atau dengan cara

jumlah indikator dikali 5 sampai 10 (Ferdinand AT 2000)

3 Ukuran sampel untuk estimasi Maximum Likehood harus setidaknya 5x

jumlah parameter bebas dalam model termasuk error (Bentler amp Chou

1987)

4 SEM yang menggunakan model estimasi maximum likehood estimation

(MLE) adalah 100-200 sampel (Ghozali 2011)

210 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2011) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang

paling utama dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data Dengan metode pengumpulan data yang tepat akan

memungkinkan peneliti untuk memperoleh data yang valid sehingga dapat

membantu dalam penelitian Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan

berbagai metode

1 Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

oleh peneliti untuk memperoleh informasi dengan cara berkomunikasi

langsung (seperti tanya jawab) antara pewawancara dan responden

2 Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab (Sugiyono dalam Setiawan 2016)

23

Kuesioner ini dapat membantu peneliti memperoleh informasi terkait

dengan permasalahan penelitian

3 Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

suatu pengamatan disertai dengan pencatatan terhadap keadaan atau

perilaku objek penelitian (Fathoni dalam Setiawan 2016) Observasi ini

dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai objek penelitian secara

keseluruhan

4 Studi Pustaka

Studi pustaka adalah teknik survei terhadap data yang telah ada

dengan menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu

yang berkepentingan mencari metode-metode serta teknik penelitian

baik dalam mengumpulkan data atau dalam menganalisis data yang telah

pernah digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu (Nazir dalam Yunita

2017)

211 Skala Likert

Menurut Sugiyono (2011) skala likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat

dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Sewaktu

menanggapi pertanyaan dalam skala likert responden menentukan tingkat

persetujuan mereka terhadap suatu pertanyaan dengan memilih salah satu dari

pilihan yang tersedia Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti

ini

24

1 Sangat tidak setuju

2 Tidak setuju

3 Kurang setuju

4 Setuju

5 Sangat setuju

Selain pilihan dengan lima skala seperti contoh di atas kadang digunakan juga

skala dengan tujuan atau sembilan tingkat Suatu studi empiris menemukan bahwa

beberapa karakteristik statistik hasil kuesioner dengan berbagai jumlah pilihan

tersebut ternyata sangat mirip (Dawes 2008)

212 PLS-SEM

PLS-SEM merupakan salah satu metode yang digunakan dalam menganalisis dan

dinilai kuat karena digunakan pada setiap jenis skala data seperti data interval data

nominal dan rasio serta syarat asumsi yang lebih fleksibel (Yamin amp Kurniawan

2011) Partial Least Square (PLS) dikembangkan pertama kalinya oleh Herman

Wold pada tahun 1975 Software yang digunakan untuk analisis menggunakan

PLS-SEM antara lain SmartPLS XLSTAT PLS-PM Visual PLS dan lainnya

PLS dapat digunakan untuk tujuan konfirmasi (seperti pengujian hipotesis)

dan tujuan eksplorasi PLS juga dapat menduga apakah terdapat atau tidak

hubungan antar variabel dan kemudian proposisi untuk pengujian Tujuan

utamanya adalah menjelaskan hubungan antar konstruk dan menekankan

pengertian tentang nilai hubungan tersebut Penggunaan PLS untuk prediksi dan

membangun teori serta sampel yang dibutuhkan relatif kecil dengan minimum

25

sepuluh kali item konstruk yang paling kompleks (Ghozali 2011 Ghozali amp

Hengky 2015 Yamin amp Kurniawan 2011)

Kepopuleran penggunaan PLS-SEM diantara para peneliti dan praktisi

adalah karena empat alasan Pertama algoritma PLS tidak terbatas hanya untuk

hubungan antara indikator dengan konstrak latennya yang bersifat reflektif saja

tetapi algoritma PLS juga dipakai untuk hubungan yang bersifat formatif Kedua

PLS dapat digunakan untuk menaksir model path dengan sample size yang kecil

Ketiga PLS-SEM dapat digunakan untuk model yang sangat kompleks (terdiri atas

banyak variabel laten dan manifes) tanpa mengalami masalah dalam estimasi data

Keempat PLS dapat digunakan ketika distribusi data sangat miring (skew) (Yamin

amp Kurniawan 2011)

Evaluasi model dalam PLS meliputi dua tahap yaitu evalusi outer model

atau model pengukuran dan evaluasi terhadap inner model atau model struktural

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Sarstedt 2017 Wong 2013 Yamin

2011)

1 Evaluasi Pengukuran Model (Outer Model)

Model ini meliputi pemeriksaan individual item reliability internal

consistency atau construct reliability average variance extracted dan

discriminant validity Ketiga pengukuran tersebut dikelompokkan dalam

convergent validity yaitu mengukur besarnya korelasi antara konstrak

dengan variabel laten Measurement model dilakukan untuk dapat

mengetahui hubungan antara konstrak (variabel) dengan indikator-

indikatornya (Yamin amp Kurniawan 2011)

26

Pemeriksaaan individual item reliability dapat melihat nilai

standardized loading factor Nilai ini menggambarkan besarnya korelasi

antara setiap item pengukuran (indikator) dengan konstraknya Untuk nilai

ideal loading factor berupa diatas 07 ini berarti bahwa indikator tersebut

sudah valid sebagai indikator yang dapat mengukur konstrak

Pengukuran lainnya dari convergent validity adalah melihat nilai

Average Variance Extracted (AVE) Nilai ini menggambarkan besaran varian

atau keragaman variabel manifes yang dapat dikandung oleh konstrak laten

Untuk nilai AVE ideal yaitu 05 hal ini berarti convergent validity baik

Artinya variabel laten dapat menjelaskan rata-rata lebih dari setengah varian

dari indikator-indikatornya

Discriminant validity dievaluasi melalui cross loading kemudian

membandingkan nilai AVE dengan kuadrat nilai korelasi antar konstrak

Ukuran cross loading adalah membandingkan korelasi dengan konstraknya

dan konstrak blok lainnya hal ini menunjukkan konstrak tersebut

memprediksi ukuran pada blok mereka dengan lebih baik dari blok lainnya

Ukuran discriminant validity lainnya adalah bahwa nilai akar AVE harus

lebih tinggi daripada korelasi antara konstrak dengan konstrak lainnya atau

nilai AVE lebih tinggi dari kuadrat korelasi antara konstrak

2 Evaluasi Struktural Model (Inner Model)

Pengukuran struktural model dilakukan untuk dapat mengetahui hubungan

antara konstrak yang dihipotesiskan oleh peneliti(Yamin amp Kurniawan

27

2011) Dalam model ini terdapat beberapa tahap dalam melakukan

evaluasinya

Tahap pertama adalah dengan melihat signifikansi hubungan antara

konstrak Hal ini dapat dilihat dari koefisien jalur (path coefficient) yang

menggambarkan kekuatan hubungan antara konstrak Pengukuran path

coefficient (β) memiliki nilai ambang batas diatas 01 hal ini untuk

menyatakan bahwa jalur (path) yang dimaksud mempunyai pengaruh di

dalam model

Tahap kedua adalah dengan mengevaluasi nilai R2 (coefficient of

determination) Nilai ini menjelaskan varian dari tiap target endogenous

variabel dengan standar pengukuran sekitar 067 sebagai kuat sekitar 033

moderat dan dibawah 019 menunjukan tingkat varian yang lemah

Tahap ketiga adalah dengan melihati nilai t-test dengan metode

boostrapping menggunakan uji two-tailed dengan tingkat signifikansi 5

untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian Bila nilai t-test lebih besar dari

196 maka hipotesis penelitian yang dibuat dapat diterima

Tahap keempat yaitu pengujian f2 (effect size) Pengujian ini dilakukan

untuk dapat memprediksi pengaruh variabel tertentu terhadap variabel

lainnya dalam struktur model dengan nilai ambang batas sekitar 002 untuk

pengaruh kecil 015 untuk pengaruh menegah dan 035 untuk pengaruh yang

besar f2 dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

28

Tahap kelima yaitu pengujian 1198762 (predictive relevance) dengan

menggunakan metode blindfolding untuk dapat memberikan bukti bahwa

variabel tertentu yang digunakan dalam suatu model yang dibuat mempunyai

keterkaitan prediktif (predictive relevance) dengan variabel lainnya dalam

model tersebut dengan nilai ambang batas pengukuran di atas nol

Tahap keenam yaitu melakukan pengujian 1199022 (Relative Impact) dengan

menggunakan metode blindfolding juga untuk dapat mengukur relatif

pengaruh sebuah keterkaitan antara prediktif sebuah variabel tertentu dengan

variabel lainnya yang memiliki nilai ambang batas sebesar 002 untuk

pengaruh kecil 015 untuk pengaruh sedang dan 035 untuk pengaruh besar

Rumus yang digunakan dalam perhitungan 1199022 adalah sebagai berikut

211 Model yang Diadopsi

Model yang digunakan pada penelitian ini adalah model kesiapan dan keberhasilan

SI oleh Subiyakto (2017) Gambar model penelitian ini dapat dilihat di bab satu

pada gambar 11 Berikut model yang diajukan pada penelitian ini

Variabel TRI dan Keberhasilan SI

Berikut dijabarkan pengertian dari variabel yang diadopsi ke dalam model TRI

dan Keberhasilan SI lengkap dengan referensi model tersebut

29

Tabel 2 2 Variabel TRI dan Keberhasilan SI Variabel Pengertian Referensi

Optimsm (OPT) Visi yang positif tentang teknologi dan keyakinan kontrol

yang lebih besar fleksibilitas dan efisiensi dalam

kehidupan manusia (Parasuraman

amp Colby

2015

Subiyakto

2017)

Innovativness

(INN)

Kecenderungan untuk menjadi pelopor pemimpin atau

opinion-former dalam penggunaan teknologi

Discomfort (DIS) Persepsi tentang kurangnya kontrol atas teknologi dan

perasaan tertekan dalam penggunaan teknologi

Insecurity (INS) Ketidakpercayaan teknologi dan skeptisis kemampuan

diri untuk menggunakannya dengan tepat

Information

Quality (INQ)

Tingkat sejauh mana informasi yang dihasilkan secara

konsisten memenuhi persyaratan dan harapan pengguna

(Delone amp

McLean

2003

Subiyakto

2017)

System Quality

(SYQ)

Tingkat untuk mendeskripsikan kualitas dari konten yang

dimiliki sistem informasi

Service Quality

(SVQ)

Tingkat untuk menilai sebarapa baik kualitas layanan

kepada pengguna

User Satisfaction

(USF) Kepuasan pengguna menggunakan sistem informasi

Success

Information

System (SIS)

Pencapaian sistem informasi berdasarkan perencanaan

pengembangannya

Indikator TRI dan Keberhasilan SI

Setelah penjabaran dari pengertian variabel berikut ini adalah penjabaran

pengertian dari indikator-indikator yang diadopsi ke dalam model lengkap dengan

referensinya

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI

Indikator Definisi Referensi

Easiness (OPT1) Tingkat yang terkait dengan kemampuan suatu sistem

untuk memberikan kebebasan dari kendala kesulitan dan

masalah

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Connectivity

(OPT2)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan suatu sistem

untuk berhasil terhubung dengan sistem lain

Efficiency (OPT3) Tingkat yang terkait dengan pencapaian sistem untuk

menghasilkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk mencapai output

Effectiveness

(OPT4)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan sistem untuk

mencapai tujuan penggunaannya

Productivity

(OPT5)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

menghasilkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk menghasilkan output

30

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI (lanjutan)

Indikator Definisi Referensi

Problem Solving

(INN1)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

menemukan solusi terhadap masalah

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Independence

(INN2)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan sistem untuk

mendukung penggunanya agar bebas dari kontrol atau

pengaruh

Challenge (INN3) Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

berhasil menangani atau mencapai sesuatu dalam situasi

atau masalah yang sulit

Stimulatioon

(INN4)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

mendorong sesuatu untuk terjadi berkembang atau

membaik

Competitiveness

(INN5)

Tingkat yang terkait kemampuan sistem untuk sukses

pengguna dibanding kompetitornya

Complexity (DIS1) Tingkat yang terkait dengan fitur sistem yang

membingungkan atau sulit dipahami

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Difficulty (DIS2) Tingkat yang terkait dengan kondisi suatu sistem yang

tidak dapat dioperasikan dengan mudah

Dependence (DIS3) Tingkat yang terkait dengan kondisi suatu sistem yang

membutuhkan pihak lain untuk mengoperasikannya

Lack of Support

(DIS4)

Tingkat yang terkait dengan sistem yang tidak memiliki

atau cukup dukungan dalam operasinya

Inappropriateness

(DIS5) Tingkat yang berkaitan dengan keadaan yang tidak pantas

Failure (INS1) Tingkat yang terkait dengan kemungkinan bahwa sistem

tidak menyenangkan atau terdapat hal berbahaya yang

bisa terjadi

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Threat (INS2) Tingkat yang terkait dengan situasi sistem yang bisa

menimbulkan kerugian atau bahaya

Reducing

Interaction (INS3)

Tingkat yang terkait dengan implementasi sistem yang

membuat interaksi manusia semakin berkurang dalam

ukuran jumlah dan kepentingan

Distraction (INS4) Tingkat yang terkait dengan penggunaan sistem lebih

diperhatikan dan mencegah orang berkonsentrasi pada

hal lain

Incredulity (INS5) Tingkat yang terkait dengan keraguan sistem dari

penggunaannya

Accuracy (INQ1) Tingkat kelayakan dari informasi yang dihasilkan

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Timeliness (INQ2) Tingkat presisi dari proses pengolahan informasi SI pada

durasi waktu yang direncanakan

Completeness

(INQ3)

Tingkat dari informasi yang dihasilkan oleh SI utuh atau

tanpa ada bagian yang hilang

Consistency (INQ4) Kecenderungan dari SI untuk masih mendemonstrasikan

informasi yang sama dalam operasi layanan

pemeliharaan atau kualitas

Relevance (INQ5) Tingkat keterkaitan dari informasi yang dihasilkan oleh

SI dengan pokok bahasannya

31

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI (lanjutan)

Indikator Definisi Referensi

Ease of Use

(SYQ1)

Tingkat kebebasan SI dari kendala kesulitan dan

masalah selama penggunaannya

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Maintainability

(SYQ2)

Tingkat yang terkait dengan kemudahan SI dalam

pemeliaharaannya

Response Time

(SYQ3)

Tingkat yang terkait dengan jumlah waktu yang

dibutuhkan untuk menanggapi perintah dari pengguna

tersebut

Fuctionality

(SYQ4)

Tingkat yang terkait dengan SI dapat dioperasikan sesuai

dengan persyaratan yang telah direncanakan

Safety (SYQ5) Tingkat kekebalan SI dari serangan yang tak terduga

bahaya atau kerusakan

Responsiveness

(SVQ1)

Tingkat reaksi SI untuk melayani penggunanya dengan

cara waktu dan situasi yang sesuai

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Flexibilty (SVQ2) Tingkat adaptasi SI untuk melayani penggunanya sesuai

dengan kebutuhan yang diminta

Security (SVQ3) Tingkat keamanan dari sistem yang terintegrasi untuk

melayani pengguna dengan aman dari serangan bahaya

atau kerusakan yang tak terduga

Fuctionality

(SVQ4)

Tingkat yang terkait dengan cakupan layanan SI sesuai

dengan persyaratan fungsional

Extension (SVQ5) Tingkat yang terkait dengan cakupan layanan tambahan

SI yang melebihi persyaratan fungsional

Efficiency (USF1) Tingkat kepuasan pengguna SI berdasarkan pada

pencapaian sistem untuk menghasilkan output

dibandingkan dengan sumber daya yang dibutuhkan

untuk mencapai output (Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Effectivity (USF2) Tingkat kepuasan pengguna SI berdasarkan pada

kemampuan sistem untuk memenuhi kebutuhan

pengguna untuk mencapai tujuannya

Flexibility (USF3) Tingkat kepuasan pengguna SI yang terkait dengan

kemampuan beradaptasi dari sistem sesuai dengan

kebutuhan yang diminta

Overall Satisfaction

(USF4)

Tingkat kepuasan pengguna SI terkait dengan

kecukupan keseluruhan aspek sistem

IS Efficiency (SIS1) Tingkat yang terkait dengan perbandingan dari nilai

output SI dan sumber daya yang dibutuhkan untuk

mencapai output

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei 2013

Subiyakto

2017)

IS Effectivity (SIS2) Tingkat yang terkait dengan kapabilitas kemampuan

sistem untuk memenuhi kebutuhan pengguna untuk

mencapai tujuannya

User Satisfaction

(SIS3)

Sejauh mana SI dapat membantu pengguna menciptakan

nilai bagi bisnis mereka

Productictivity

Improvement

(SIS4)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

meningkatkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk menghasilkan output

Competitive

Advantage (SIS5)

Tingkat yang terkait dengan posisi yang menguntungkan

dari pengguna SI yang terintegrasi untuk bersaing dalam

kompetisi bisnis

32

2111 Model IPO Logic

Beberapa penelitian menggunakan input-process-output Logic pada model

penelitiannya Logika IPO di adopsi untuk tujuan yang sama dalam

pengukuran kualitas dari suatu sistem Teori dasar sistem ini digunakan untuk

dapat memberi gambaran akan konsep sistematis dari suatu sistem (Subiyakto

et al 2014) Model logika komputer IPO logic yang digunakan milik Davis

(1998) dan Kellogg (2004) sampai saat ini masih banyak digunakan dalam

penelitian di bidang teknologi dan informasi Logika IPO ini digunakan pada

penelitian yang bertujuan dalam hal pengukuran kualitas suatu sistem

Teori dasar IPO digunakan juga untuk menggambarkan konsep

sistematis dari suatu sistem dan mudah dimengerti oleh para pengguna para

desainer pun juga dapat mengevaluasi dan memperbaiki desain (Davis 1998

Kellogg 2004) Model logic bila digambarkan secara langsung belum tentu

dapat dilihat hubungan sebab-akibat atau hubungan tujuan dan dampak dari

program ataupun proyek secara langsung Namun ini bukan berarti bahwa

program tersebut dikatakan tidak berhasil tetapi kemungkinan adanya bahwa

program sebagai salah satu dari banyak faktor yang dapat mempengaruhi

suatu dampak yang dapat ditimbulkannya (Solihin Dadang 2012) Berikut

adalah gambar 25 merupakan alur dari IPO logic

Gambar 2 3 IPO LOGIC (Davis 1998)

33

2112 Model Kesiapan Teknologi (Technology Readiness)

Technology Readiness atau kesiapan penggunaan teknologi merupakan

kecenderungan sikap masyarakat dalam merangkul dan menggunakan

teknologi baru di rumah dan di tempat kerja (Parasuraman 2000)

Setiap orang bisa menjadi konsumen teknologi namun cara

mengimplementasikannya tergantung pada derajat kesiapan seseorang

dalam menerima teknologi tersebut Menurut Parasuraman (2000) langkah

pertama yang harus dilakukan dalam implementasi teknologi adalah

mengetahui kesiapan konsumen dalam menerima teknologi tersebut Dalam

konteks ini Technology Readiness Index dikembangkan oleh Parasuraman

(2000) untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana seseorang atau

organisasi siap untuk mengadopsi sebuah teknologi informasi Berikut

gambar terbaru dari model TRI 20

Gambar 2 4 Model TRI20 oleh Parasuraman dan Colby 2015

(Sumber Rockresearchcom)

34

TRI merupakan skala multy-item yang terdiri dari 36 pertanyaan untuk

mengukur technology readiness Skala 36-item terdiri dari empat dimensi

komponen keyakinan yang berkaitan dengan teknologi yang memperngaruhi

tingkat seseorang dalam Technology Readiness Keyakinan ini menetapkan

kesediaan seseorang untuk berinteraksi dengan teknologi baru Seiring

berjalannya waktu dan perkembangan IT yang meningkat dengan pesat maka

pemilik model melakukan pembaharuan di tahun 2014 bersama Charles L

Colby sehingga menghasilkan model TRI 20 tetap dengan mempertahankan

4 dimensi sebelumnya namun perubahan serta pembaharuan instrumen

menjadi 16 butir Model TRI 20 ini terdiri dari empat dimensi dua adalah

kontributor dan dua lagi adalah inhibitor pada adopsi teknologi

Kontributornya sebagai berikut

1 Optimism (kepercayaan diri) yaitu menggambarkan sebuah ekspektasi

dari kebenaran positif teknologi

2 Innovativeness (inovasi) yaitu mengenai otoritas penggunaan teknologi

Sedangkan inhibitor adalah

3 Discomfort (ketidaknyamanan) adalah keraguan tentang jaminan orang

awam akan pengalamannya dengan teknologi

4 Insecurity (ketidakamanan) adalah resiko kemungkinan orang-orang

melakukan transaksi berbasis teknologi (technology-based transactions)

Sebagai kontributor optimisme dan inovasi sebagai penggerak dari

Technology Readiness Pada kenyataannya skor tinggi diukur pada dimensi-

dimensi ini yang pada umumnya akan memperbesar kesiapan teknologi

35

(Technology Readiness) Sabaliknya ketidaknyamanan dan ketidakamanan

mencegah atau menunda berkecenderungan membuat orang-orang untuk

menggunakan teknologi baru Dengan demikian skor tinggi yang diukur pada

dimensi-dimensi ini akan menurunkan seluruh kesiapan teknologi

(Technology Readiness) Selama bertahun-tahun TRI telah banyak

bermanfaat bagi para peneliti yang tertarik pada media sosial akses mobile

dan layanan teknologi lainnya Skala 36-item yang di bangun oleh

Parasurman telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa untuk memfasilitasi

perkembangannya di banyak Negara dan telah digunakan di berbagai sektor

layanan termasuk pendidikan perbankan telekomunikasi kesehatan dan

layanan professional lainnya

Parasuraman (2000) memberikan tiga kategori pada pengukuran

Technology Readiness Index yaitu

1 High Technology Readiness (TRI gt 351)

2 Medium Technology Readiness (29 =lt TRI =lt 351)

3 Low Technology Readiness (TRI =lt 289)

Terdapat 5 segmen kategori pengguna sistem yang didefiniskan oleh

Parasuraman dan Colby (2015)

1 Explolers Memiliki optimisme dan rasa inovatif yang tinggi terhadap

teknologisistem sehingga memiliki antusiasme terhadap penggunaan

teknologisistem informasi

2 Pioneer Memiliki optimisme dan rasa inovatif yang tinggi terhadap

teknologisistem namun memiliki sikap kritis terhadap penggunaan

36

teknologisistem informasi Hal tersebut menyebabkan pengguna akan

selektif dalam penggunaan teknologisistem informasi

3 Paranoids Memiliki rasa optimis terhadap teknologisistem namun

memiliki rasa inovatif yang rendah Pengguna kategori ini memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang tinggi terhadap penggunaan

teknologisistem Hal ini menyebabkan rendahnya antusiasme terhadap

penggunaan teknologi

4 Laggards Memiliki rasa optimis dan rasa inovatif terhadap

teknologisistem yang rendah Jenis pegguna seperti ini memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang tinggi terhadap penggunaan

teknologisistem Hal ini menyebabkan penolakan terhadap penggunaan

teknologi

5 Skeptics Memiliki rasa optimis dan rasa inovatif yang rendah terhadap

teknologisistem Jenis pegguna seperti ini juga memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang rendah terhadap penggunaan

teknologisistem Pengguna seperti ini akan menerima teknologisistem

namun tidak memiliki antusiasme terhadap teknologisistem

37

2113 Model Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information)

Gambar 2 5 Model Keberhasilan SI (DeLone amp McLean 1992)

Model keberhasilan ini didasarkan pada proses dan hubungan kausal

dari dimensi-dimensi di model Model ini tidak mengukur ke enam dimensi

pengukuran keberhasilan sistem informasi secara independen tetapi

mengukurnya secara keseluruhan satu mempengaruhi yang lainnya

Pertimbangan proses beragumentasi bahwa suatu sistem terdiri dari

beberapa proses yaitu satu proses mengikuti proses lainnya Suatu model

proses mengusulkan bahwa suatu sistem informasi terdiri dari beberapa

proses yaitu sebagai berikut ini

a Suatu sistem informasi mula-mula dibuat berisi dengan banyak fitur

yang dapat memperlihatkan beberapa tingkat kualitas sistem dan

informasinya

b Pemakai-pemakai dan manajer-manajer mempunyai pengalaman dengan

fitur-fitur tersebut dengan menggunakan sistemnya entah mereka puas

atau tidak puas dengan sistemnya atau produk informasinya

38

c Penggunaan dari sistem dan produk informasinya kemudian mempunyai

dampak atau pengaruh (influence) di pemakai individual di dalam

melakukan pekerjaannya dan dampak-dampak individu ini secara

kolektif akan berakibat pada dampak- dampak organisasional

Berbeda dengan model proses model kausal (causal model) atau

disebut juga dengan model varian (variance model) berusaha untuk

menjelaskan kovarian (covariance) dari elemen-elemen model untuk

menentukan apakah variansi dari satu elemen dapat dijelaskan oleh variansi

dari elemen-elemen lainnya atau dengan kata lain untuk menentukan apakah

terjadi hubungan kausal diantara mereka Misalnya semakin tinggi kualitas

sistem diharapkan akan menyebabkan kepuasan pemakai dan penggunaan

yang lebih tinggi yang selanjutnya akan memperngaruhi secara positif

produktivitas individual dengan hasil peningkatan produktivitas

organisasional Model kausal ini menunjukkan bagaimana arah hubungan

satu elemen dengan elemen lain apakah menyebabkan lebih besar

(mempunyai pengaruh positif) atau lebih kecil (mempunyai pengaruh

negatif)

Dari model proses dan kausal ini maka dapat dijelaskan bahwa kualitas

sistem (system quality) dan kualitas informasi (information quality) secara

mandiri dan bersama-sama mempengaruhi baik penggunaan (use) dan

kepuasan pemakai (user satisfaction) Besarnya penggunaan (use) dapat

mempengaruhi kepuasan pemakai (user satisfaction) secara positif atau

negatif Penggunaan dan kepuasan pemakai mempengaruhi dampak

39

individual (individual impact) dan selanjutnya mempengaruhi dampak

organisasional (organization impact) Sejak tahun 1992 sampai tahun 2002

banyak penelitian yang telah merujuk dan menggunakan model Delone dan

McLean (1992) Kepopuleran model ini menunjukkan bukti yang kuat dari

kebutuhan untuk mengintegrasikan penemuan-penemuan riset secara

komprehensif di bidang sistem informasi Model ini banyak mengundang

perhatian dari para peneliti salah satunya adalah Peter B Seddon yang

melontarkan kritik terhadap model yang diajukan oleh DeLone amp Mclean

Menurut Seddon dalam Jogiyanto (2007) masalah utama dari model

DampM (DeLone amp McLean) adalah mencoba mengkombinasikan proses dan

penjelasan kausal dari keberhasilan sistem informasi di model mereka

Dengan demikian model mereka tercampur antara model proses (process

model) dan model varian (variance model) Menanggapi kritik Seddon

tersebut yang menyatakan bahwa proses dan kausal adalah dua konsep yang

berbeda dan membingungkan untuk digabungkan DeLone dan McLean

(2003) menyetujui kritik ini Pembuatan model keberhasilan sistem informasi

DampM (DampM Information Success Model) dipicu oleh suatu proses

pembuatan informasi dan dampak dari penggunaan sistem informasinya

DeLone dan McLean mendasarkan modelnya pada model proses yang terdiri

dari tiga komponen proses yaitu

a Pembuatan dari suatu sistem informasi

b Penggunaan sistem informasi tersebut

c Konsekuensi atau dampak dari penggunaan sistem

40

Masing-masing dari proses-proses ini diperlukan (necessary) tetapi

masih belum cukup (not sufficient) untuk suatu kondisi supaya dapat

memberikan hasil (outcome) Misalnya tanpa penggunaan sistem tidak akan

ada konsekuensinya atau manfaatnya Demikian juga dengan pemakaian

sistem mungkin juga tidak akan dihasilkan manfaat Dengan demikian untuk

memahami seluruh dimensi dari keberhasilan sistem informasi model varian

atau model kausal diperlukan

Kritik lainnya oleh Seddon tentang pemakaian sistem (system use)

adalah suatu perilaku (behavior) sehingga harus dikeluarkan sebagai

pengukur sukses dari model kausal DeLone dan McLean (2003) tidak

sependapat dengan kritik ini Mereka berargumentasi bahwa pemakaian

sistem (use) harus mendahului dampak dan manfaat mereka percaya bahwa

pemakaian sistem merupakan pengukur yang tepat untuk mengukur sukses di

kebanyakan kasus

DeLone dan McLean (2003) lebih lanjut mengatakan bahwa

permasalahan dengan menggunakan pemakaian sistem (use) sebagai

pengukur keberhasilan adalah pada definisinya yang terlalu sederhana tanpa

memperhatikan sifat dari penggunaannya Peneliti-peneliti harus

mempertimbangkan sifat (nature) perluasan (extent) kualitas (quality) dan

ketepatan (appropriateness) dari pemakaian sistem Sehingga penghapusan

pemakaian sistem (use) dari model ditolak oleh Delone dan McLean (2003)

Selain itu kenyataannya juga pemakaian sistem (system use atau system

41

usage) masih digunakan di banyak riset-riset empiris dan berlanjut

dikembangkan dan diuji oleh peneliti-peneliti sistem informasi

Dari kontribusi-kontribusi penelitian-penelitian sebelumnya dan akibat

perubahan-perubahan dari peran dan penanganan sistem informasi yang telah

berkembang DeLone dan McLean (2003) memperbarui modelnya dan

menyebutnya sebagai model keberhasilan sistem informasi DampM yang

diperbarui (updated DampM IS Success model) Hal-hal yang diperbarui dalam

model ini adalah sebagai berikut

a Menambah dimensi kualitas pelayanan (service quality) sebagai

tambahan dari dimensi-dimensi kualitas yang telah ada

b Menggabungkan dampak individual (individual impact) dan dampak

organisasional (organizational impact) menjadi satu variabel yaitu

manfaatmanfaat bersih (net benefits)

c Menambahkan dimensi minat memakai (intention to use) sebagai

alternative dari dimensi pemakaian (use)

d Pemakaian (use) dan kepuasan pemakai (user satisfaction) sangat erat

berhubungan Pemakaian (use) harus mendahului kepuasan pemakai

(user satisfaction) sebagai suatu proses tetapi pengalaman yang positif

karena menggunakan (use) akan mengakibatkan kepuasan pemakai yang

lebih tinggi sebagai suatu kausal Secara sama peningkatan kepuasan

pemakai akan mengakibatkan peningkatan minat menggunakan

(intention to use) dan kemudian akan menggunakan (use)

42

e Jika manfaat-manfaat bersih (net benefits) positif akan menguatkan minat

memakai dan menggunakan serta tingkat kepuasan pemakai Umpan

balik ini masih valid bahkan untuk manfaat-manfaat bersih yang negatif

f Model yang diperbarui mempunyai arah panah untuk

mendemonstrasikan hubungan yang diusulkan antar dimensi-dimensi

keberhasilan dalam bentuk proses tetapi tidak menunjukkan arah

hubungannya yang positif atau negatif dalam bentuk kausal

Dari hasil analisis tersebut maka Delone dan McLean (2003)

mengusulkan suatu model yang diperbarui yang nampak pada gambar berikut

ini

Gambar 2 6 Model Keberhasilan SI (DeLone amp McLean 2003)

43

212 Penelitian Sejenis

Tabel 2 3 Penelitian Sejenis

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

1 Peranan Sistem Informasi

Akuntansi dalam Efektifitas

Pelaporan Informasi Akuntansi

Pertanggungjawaban pada PT

Pos Indonesia (Persero)

Manado (Koloay Morasa amp

Elim 2014)

DeLone and

McLean

1 System Quality

2 Information

Quality

3 Service Quality

4 Information Use

5 User Satisfaction

6 Net Benefit

Untuk mengetahui bagaimana

peranan sistem informasi

akuntansi pertanggungjawaban

kantor cabang PT Pos

Indonesia (Persero) Manado

Penelitian menyimpulkan bahwa Sistem

Informasi Akuntansi pada PT Pos

Indonesian (Persero) Manado telah

berperan secara efektif dalam pelaporan

informasi akuntansi pertanggungjawaban

kantor cabang Terbukti dengan

terpenuhinya karakteristik output kualitatif

berupa informasi yang menjelaskan telah

tercapainya tujuan dalam perusahaan

2 Kajian Keberhasilan

Penggunaan Sistem Informasi

Accurate Dengan

Menggunakan Model

Kesuksesan Sistem Informasi

DeLone Dan Mclean (Hudin amp

Riana 2016)

Updated

DeLone dan

McLane (2003)

1 System quality

2 Information

quality

3 Service quality

4 Use

5 User satisfaction

6 Net benefit

Penelitian ini akan

menganalisis faktor-faktor

yang mengukur keberhasilan

model kesuksesan sistem

informasi DeLone amp McLean

terhadap pengguna Sistem

Informasi Akuntansi Accurate

di enam perusahaan di Kota

Sukabumi

Penelitian ini membuktikan bahwa kualitas

informasi dan kualitas pelayanan tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel

penggunaan dan variabel lainnya teruji

signifikan dalam mengukur keberhasilan

penggunan Sistem Accurate dengan nilai

R-square 057 untuk penggunaan 094

untuk kepuasan pengguna dan 094 untuk

manfaat bersih Selain itu nilai Goodness

of Fit (GoF) sebesar 072 atau 72

sehingga model dinyatakan telah sesuai

secara substansial dalam

merepresentasikan hasil penelitian

44

Tabel 23 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

3 Evaluasi Net Benefit Sistem

Informasi Akuntansi Pada

Software Akuntansi Accurate

dan Zahir MenurutModel

Delone amp Mclean 2003

(Tjahjanadi amp Sarosa)

Updated

DeLone dan

McLane (2003)

1 System quality

2 Information

quality

3 Service quality

4 Use

5 User satisfaction

6 Net benefit

menganalisis Net Benefit

software akuntansi menurut

model kesuksesan DeLone amp

McLean (2003)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Information Quality System Quality dan

Service Quality berpengaruh terhadap User

Satisfaction User Satisfaction berpengaruh

terhadap Net Benefit Akan tetapi

Information Quality System Quality dan

Service Quality tidak berpengaruh terhadap

Use Use tidak berpengaruh terhadap User

Satisfaction dan Use tidak berpengaruh

terhadap Net Benefit

4 Evaluasi Kesiapan Pengguna

dalam Adopsi SI Terintegrasi

di bidang Keuangan

Menggunakan Metode TRI

(Florestiyanto 2012)

Technology

Readiness Index

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Melakukan evaluasi kesiapan

pengguna dalam adopsi TIK

diukur dari keyakinan positif

dan keyakinan negatif

pengguna terhadap teknologi

dengan mengadiopsi TRI 10

Seluruh variable penelitian berpengaruh

terhadap technology readiness

5 Analisis Kesiapan Pengguna

Sistem Informasi Akademik

(Pambudi 2015)

Technology

Readiness Index

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Melakukan analisis kesiapan

kompetensi teknologi

pengguna pada proses

implementasi SIA di PNM

dengan menggunakan SEM-

PLS dan metode TRI

Seluruh variable Tri berpengaruh secara

signifikan terhadap Technology Readiness

faktor ketidaknyamanan menempati urutan

teratas dan inovasi urutan terbawah

45

Tabel 23 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

6 An Updated and

Streamline Technology

Readiness Index TRI 20

(Parasuraman amp Colby

2015)

TRI 20 1 Optimism

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Pada papper ini adanya

penyederhanaan indikator

dari 36 pada TRI versi 10

kini menjadi 16 variabel pada

TRI 20

Adanya perbaharuan 16 indikator

pada model TRI 20

7 Implementation in of

Input process-output

Model for Measuring

Information System

Project Success (

Subiyakto amp Ahlan

2014)

IPO Model

Measuring IS Project

Success

1 Project Contents

People amp Actions

2 Institutinal Context

3 System Use

4 Information

Quality

5 System Quality

6 Service Quality

7 User Satisfication

8 Net Benefits

Memberikan alternative

model keberhasilan proyek

SI menggunakan IPO model

Permodelan usulan yang dibuat

berdasarkan empat teori dasar yaitu IPO

Logic Model The Project Success

Theories The DampM Success Model dan

The Project Classifictory Framework

8 Development of the

Readiness and Success

Model for Assessing the

Information System

Integration (Subiyakto

2017)

The technology

readiness and IS

success model

combination

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

5 Information

Quality

6 System Quality

7 Service Quality

8 UserSatisfication

9 Success

Information

Systems

Tujuan penelitian ini

menggabungkan dua model

menjadi satu kesiapan dan

keberhasilan sistem untuk

mengetahui pengaruh

kesiapan terhadap

keberhasilan integrasi sistem

Hasil penelitian ini menunjukkan anatara

penggabungan dua model yang

dikembangkan menjadi satu model antara

model kesiapan dengan model keberhasilan

sistem yang memiliki Sembilan variabel

dengan 23 indikator

46

Tabel 21 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

9 Pengukuran Pengaruh

Kesiapan Terhadap

Keberhasilan Penerapan

Sistem Ubiquitous

Computing Di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

(Gregoryo Gusti 2017)

Model TRI

Parasuraman amp

Colby (2014) dan

Model Keberhasilan

Sistem Informasi

(Delone amp McLean

2003) yang

dikembangkan oleh

(Subiyakto 2017)

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

5 Information Quality

6 System Quality

7 Service Quality

8 UserSatisfication

9 Success Information

Systems

Untuk mengetahui pengaruh

kesiapan terhadap

keberhasilan penerapan

sistem Ubiquitous

Computing di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

khususnya Fakultas Sains

dan Teknologi

Hasilnya terdapat 23 hipotesis yang diuji

11 hipotesis yang diterima atau

berpengaruh dan 12 hipotesis ditolak

Sehingga faktor-faktor pengaruh kesiapan

terhadap keberhasilan sistem yaitu OPT

melalui SYQ SVQ dan USF INN melalui

INQ dan SVQ INS berpengaruh secarah

negatif melalui INQ SYQ dan SVQ INQ

melalui USF SVQ melalui USF USF

melalui SIS

47

213 Pengembangan Hipotesis

Hipotesis dikembangkan berdasarkan teori-teori dari Parasuraman amp Colby

(2015) Delone amp McLean (2003) dan Subiyakto (2017) Maka dari itu dapat

dijabarkan hipotesis untuk variabel construct sebagai berikut

H1 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap INQ

H2 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap SYQ

H3 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap SVQ

H4 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H5 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap INQ

H6 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap SYQ

H7 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap SVQ

H8 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H9 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

H10 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SYQ

H11 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SVQ

H12 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap USF

H13 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

H14 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SYQ

H15 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SVQ

H16 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap USF

H17 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H18 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H19 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

48

H20 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H21 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H22 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H23 Apakah USF berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Secara umum penelitian ini dilakukan dengan menerapkan pendekatan kuantitatif

(Creswell 2017) dan struktur penelitian yang berurutan sesuai dengan tujuannya

yaitu untuk mengetahui pengaruh kesiapan terhadap keberhasilan penerapan SIA

Accurate dan menguji hipotesis yang berhubungan antara pengaruh kesiapan

terhadap keberhasilan penerapan sistem Teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui pengadaan survei yang disebarkan kepada responden di beberapa

perusahaan Jakarta khususnya pengguna SIA Accurate dengan berinstrumenkan

pertanyaan kuesioner analisis data dilaksanakan secara statistik dengan

menggunakan perangkat lunak komputer sesuai kebutuhan

Dalam penelitian ini perangkat lunak yang digunakan yaitu MS Word 2016

untuk penulisan laporan MS Excell 2016 untuk membantu pengolahan data

demografis serta SmartPLS versi 30 untuk pengolahan data hasil kuesioner dari

responden yang terkumpul Serta Edraw Max 8 untuk pembuatan gambar yang

mendukung penulisan laporan penelitian (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle

2015 Sarstedt 2017 Wong 2013 Yamin amp Kurniawan 2011)

50

32 Prosedur Penelitian

Melihat dari pendekatan dan strategi penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya

penelitian ini akan dilakukan menggunakan delapan tahapan yang secara prosedural

dan berurutan yang terdiri dari kajian pustaka pengembangan model perancangan

penelitian pembuatan instrument penelitian atau indikator pengumpulan data

analisis data interpretasi dan pembuatan laporan Berikut gambar yang akan

memperjelas urutan prosedural penelitian ini

Gambar 3 1 Prosedur Penelitian

51

Selanjutnya akan digambarkan durasi proses dari ke delapan tahapan

dalam penelitian ini beserta kegiatan strukturalnya pada tabel 31

Tabel 3 1 Waktu Penelitian

No Tahapan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1 Kajian Pustaka

2 Pengembangan Model

3 Perancangan Penelitian

4 Pembuatan Instrumen

5 Pengumpulan Data

6 Analisis Data

7 Interpretasi

8 Pembuatan Laporan

33 Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel pada penelitian ini ialah para pengguna SIA Accurate versi 5

di beberapa perusahaan Jakarta yang pernah menggunakan sistem ini tanpa dibatasi

lamanya waktu penggunaan Tahap pertama peneliti mengambil teknik sampling

melalui purposive sampling yang dilakukan untuk memilih bagian dari populasi

dimana kriteria yang dipilih adalah pengguna yang memiliki pengalaman dalam

menggunakan SIA Accurate Selanjutnya peneliti menentukan jumlah responden

berdasarkan teori dengan pertimbangan jumlah populasi keterbatasan waktu dan

biaya maka dari itu peneliti mengkerucutkan daerah penelitian pada Jakarta Selatan

Jakarta Timur Jakarta Barat Dari 15 perusahaan yang menggunakan SIA Accurate

dan dijadikan target sampel penelitian 4 diantaranya menerima permohonan

penelitian yang diajukan dan 11 perusahaan lainnya menolak Dengan perkiraan

responden yang mencapai lebih dari 100 orang hal tersebut menurut beberapa ahli

(Guritno 2011 Wong 2013) telah mencakupi sampel yang dibutuhkan dalam

Structural Equation Modeling (SEM) maka peneliti mendapatkan jumlah

responden sebanyak 125 orang

52

34 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini berupa sebuah kuesioner yang berisi lembaran surat

pengantar dari peneliti sebagai permohonan untuk pengisiannya dan lembar kedua

dan ketiga yang berisikan pertanyaaan-pertanyaan penelitian Lembar pertanyaan

penelitian ini terdiri dari tujuh pertanyaan yang ditujukan sebagai data demografi

mengenai profil responden (1) jenis kelamin (2) pendidikan terakhir (3)

pengetahuan pengguna dalam keberadaan SIA Accurate (4) pengalaman

penggunaan SIA Accurate (5) skala intensitas akses SIA Accurate (6) tingkat

kesiapan terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate (7) status responden di

perusahaan dan empat puluh empat pertanyaan ditujukan sebagai data statistik

inferensial Daftar pertanyaan lengkap penelitian dapat dilihat pada bagian

lampiran Secara khusus peneliti menggunakan lima poin skala likert dari tingkatan

ldquoSangat Tidak Setujurdquo (1) sampai ldquoSangat Setujurdquo (5) untuk pengukuran dalam

kuesioner tersebut Berikut tabel 32 indikator dan butir pertanyaan penelitian

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian

Variabel Indikator Pertanyaan

Optimism

(OPT)

Easiness Sistem bebas dari kesulitan kendala dan

masalah

Connectivity Sistem dapat mudah terhubung dengan sistem

lain

Effectiveness Sistem berjalan secara efektif

Efficiency Sistem berjalan secara efisien

Productivity Sistem berjalan secara produktif

Innovativeness

(INN)

Problem Solving Sistem merupakan alat pemecah masalah bagi

penggunanya

Independence Sistem membantu pengguna bebas dari kendali

dan pengaruh

Challenge Sistem mendukung penggunanya untuk mencapai

tujuan dalam situasi atau masalah yang sulit

Stimulation Sistem mendorong penggunanya untuk mencapai

tujuan

Competitiveness Sistem mendukung penggunanya untuk menjadi

lebih sukses daripada pesaingnya

53

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian (lanjutan)

Variabel Indikator Pertanyaan

Discomfort

(DIS)

Complexity Sistem membingungkan pengguna dalam

penggunaannya

Difficulty Sistem tidak mudah untuk digunakan

Dependence Sistem tidak bebas untuk digunakan

Lack Of Support Sistem dijalankan tanpa dukungan operasi secara

penuh

Innapropriateness Sistem tidak sesuai dengan perencanaan

pengembangannya

Insecurity

(INS)

Failure Sistem tidak berhasil dijalankan sesuai rencana

pengembangannya

Threat Sistem berada dalam kondisi yang dapat

menyebabkan bahaya

Reducing Interaction Sistem membuat penggunanya menjadi kurang

dalam berinteraksi

Distraction Sistem membuat penggunanya tidak fokus kepada

yang sebenarnya penting untuk mereka

Incredulity Sistem meragukan untuk digunakan

Information

Quality

(INQ)

Accuracy Sistem menghasilkan informasi secara akurat

Timeliness Sistem menghasilkan informasi secara tepat waktu

Completeness Sistem menghasilkan informasi secara lengkap

Consistency Sistem menghasilkan informasi secara konsisten

sepanjang operasinya

Relevance Sistem menghasilkan informasi sesuai kebutuhan

penggunanya

System

Quality

(SYQ)

Ease of Use Sistem mudah dalam penggunaannya

Maintainability Sistem mudah dalam perawatannya

Response Time Sistem mampu merespon secara cepat mengikuti

perintah yang diberikan

Fuctionality Sistem mampu melakukan semua fungsi yang

disyaratkan dalam pengembangannya

Safety Sistem aman dalam penggunaanya

Service

Quality

(SVQ)

Responsiveness Sistem memberikan layanan secara cepat

Flexibility Sistem menyediakan layanan yang fleksibel sesuai

kondisi pengguna

Security Sistem memberikan layanan yang aman

Functionality Sistem menyediakan layanan yang sesuai

persyaratan dalam pengembangannya

Extension Sistem menyediakan layanan lebih dari fungsi yang

disyaratkan

User

Satisfaction

(USF)

Efficiency Pengguna puas dengan tingkat efisiensi sistem

Effectiveness Pengguna puas dengan tingkat efektifitas sistem

Flexibility Pengguna puas dengan tingkat fleksibilitas sistem

Overall Satisfaction Pengguna puas dengan kinerja sistem

Success

Information

System

(SIS)

IS Efficiency Sistem beroperasi secara efisien

IS Effectiveness Sistem beroperasi secara efektif

User Satisfaction Sistem meningkatkan kepuasan penggunanya

Productivity Improvement Sistem meningkatkan produktivitas

Competitive Advantage Sistem meningkatkan daya saing perusahaan

54

35 Pengumpulan dan Pemrosesan Data

Proses pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti ialah menyebar kuesioner

secara langsung kepada respondenpengguna SIA Accurate Penyebaran kuesioner

dilakukan secara langsung pada beberapa perusahaan pengguna SIA Accurate di

Jakarta Prosedur awal yang dilakukan dalam kegiatan pengumpulan data adalah

perizinan yang diajukan peneliti kepada perusahaan terkait setelah disetujui proses

pengambilan data dilakukan dengan menyerahkan kuesioner kepada perwakilan

masing-masing perusahaan dan menjelaskan bagaimana cara pengisian kuesioner

tersebut Proses pengumpulan data dilakukan selama tiga bulan dibeberapa

perusahaan pengguna SIA Accurate di Jakarta Berdasarkan hasil penyebaran

kuesioner peneliti berhasil mengumpulkan 125 kuesioner secara langsung kepada

pengguna yang telah menggunakan SIA Accurate Keseluruhan kuesioner yang

diperoleh dinyatakan valid karena sesuai dengan kriteria dan dinyatakan lengkap

36 Analisis dan Interpretasi Data

Analisis data dibagi menjadi dua yaitu analisis demografis dan analisis statistis

inferensial Pertama peneliti melakukan analisis data demografis dengan

menggunakan perangkat lunak Ms Word 2016 Kedua peneliti melakukan analisis

statistis inferensial menggunakan SmartPLS versi 30 terdapat dua analisis yang

dilakukan oleh penelti dalam tahap ini yaitu analisis measurement model (outer

model) dan structural model (inner model) Measurement model (outer model)

dilakukan melalui proses pengujian validitas dan reliabilitas outer model melalui

indikator reliability internal consistency reliability convergent validity dan

55

discriminant validity Sedangkan pengujian structural model (inner model) melalui

path ceofficient (β) coefficient of determination (R2) t-test melalui metode

bootstrapping effect size (f2) predictive relevance (Q2) dan relative impact (q2)

menggunakan metode pengujian blindfolding Setelah itu untuk interpretasi hasil

peneliti mendiskusikan hasil analisis demografi responden dengan kondisi lapangan

yang berjalan dan juga menterjemahkan hasil analisis model secara statistik

kuantitatif dengan membandingkan dan mempertimbangkan sejumlah literatur

terkait sebelumnya

56

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI

41 Hasil Analisis

411 Hasil Analisis Demografis

Hasil analisis demografis dilakukan pada bagian profil responden dan untuk

menghasilkan informasi demografis terkait profil responden tingkat pendidikan

dan bagaimana responden tersebut menilai kemampuannya menggunakan

komputer

1) Jenis Kelamin

Gambar 41 memperlihatkan bahwa dari 125 data responden yang

terlibat dalam penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 70 orang (56) dan jumlah dari responden

perempuan yaitu sebanyak 55 orang (44)

Gambar 4 1 Diagram Jenis Kelamin Responden

Laki-laki

56

Perempuan

44

Laki-laki Perempuan

57

2) Pendidikan Terakhir

Gambar 42 menunjukan bahwa responden yang terlibat dalam

penelitian ini memiliki keragaman tingkat pendidikan Sebanyak 71

responden (57) merupakan lulusan S1 25 responden (20) lulusan

SLTA 23 responden (18) merupakan lulusan Diploma dan 6 responden

merupakan lulusan S2 (5)

Gambar 4 2 Diagram Pendidikan Terakhir Responden

3) Pengetahuan mengenai Keberadaan Sistem

Berdasarkan gambar 43 dari jumlah 125 responden mayoritas

sudah mengetahui mengenai keberadaan SIA Accurate yaitu sebanyak 119

responden (95) sisanya sebanyak 6 orang (5) belum mengetahui

mengenai adanya SIA Accurate

SLTA

20

Diploma

18S1

57

S2

5

SLTA Diploma S1 S2

58

Gambar 4 3 Diagram Pengetahuan Keberadaan Sistem

4) Pengalaman Penggunaan Sistem

Pengalaman responden dalam menggunakan sistem di institusi atau

perusahaan tersebut adalah lt1 tahun sebanyak 69 (55) 1-3 tahun

sebanyak 15 (12) 3-5 tahun sebanyak 16 (13) dan gt5 tahun sebanyak

25 (20 ) responden Gambar 44 menunjukan durasi pengalaman

responden dalam menggunakan SIA Accurate di penelitian ini

Gambar 4 4 Diagram Pengalaman Penggunaan Sistem

Tidak5

Iya95

Tidak Iya

lt 1 Tahun

55

1 - 3 Tahun

12

3 - 5 Tahun

13

gt 5 Tahun

20

lt 1 Tahun 1 - 3 Tahun 3 - 5 Tahun gt 5 Tahun

59

5) Skala Intensitas Penggunaan Sistem

Skala intensitas responden dalam menggunakan sistem dalam

pekerjaan di institusi atau perusahaan tersebut adalah ldquoselalurdquo sebanyak 79

responden (63) ldquoterkadangrdquo sebanyak 30 (24) ldquojarangrdquo sebanyak 16

(13) dan ldquotidak pernahrdquo sebanyak 0 (0 ) responden Gambar 45

menunjukan durasi pengalaman responden dalam menggunakan SIA

Accurate di penelitian ini

Gambar 4 5 Diagram Skala Intensitas Penggunaan Sistem

6) StatusPosisi Pekerjaan

Berdasarkan gambar 46 dapat diketahui bahwa responden pada

penelitian ini bagian marketing sebanyak 43 orang (34) dilanjutkan oleh

bagian logistik sebanyak 37 orang (30) bagian keuangan sebanyak 13

orang (11) bagian Admin sebanyak 24 orang (19) dan terakhir bagian

TI sebanyak 8 orang (6)

Selalu

63

Terkadang

24

Jarang

13

Selalu Terkadang Jarang

60

Gambar 4 6 StatusPosisi Pekerjaan

7) Kemampuan Penggunaan Komputer

Gambar 47 menunjukan penilaian responden atas kapabilitas

penggunaan komputer Hasil ini diambil berdasarkan jawaban responden

atas pertanyaan kemampuan penggunaan komputer yang memiliki pilihan

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil dan Sangat Tidak Terampil

Sebanyak 20 (16) responden menjawab ldquoSangat Terampilrdquo 87 (70)

responden menjawab ldquoTerampilrdquo dan 18 responden menjawab ldquoTidak

Terampilrdquo

Gambar 4 7 Diagram Kemampuan Penggunaan Komputer

Marketing

34

Keuangan

11Admin

19

Logistik

30

TI

6

Marketing Keuangan Admin Logistik TI

Sangat Terampil

17

Terampil

68

Tidak Terampil

15

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil

61

412 Hasil Analisis Pengukuran Model

Analisis pengukuran model (measurement model) dilakukan melalui empat tahap

pengujian seperti yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya Empat

pengujian itu adalah individual item reliability internal consistency reliability

average variance extracted dan discriminant validity (Afthanorhan 2013 Hair

2012 Ringle 2015 Subiyakto 2015 Wong 2013 Yamin 2011) Berikut ini adalah

penjelasan tentang pelaksanaan dan hasil dari empat pengujian tersebut

1) Uji Individual Item Reliabilty

Standardized loading factor menggambarkan besarnya korelasi

antara setiap item pengukuran (indikator) dengan konstruknya dengan

melihat nilai outer loading Nilai outer loading diatas 07 dapat dikatakan

baik artinya bahwa indikator tersebut dikatakan valid sebagai indikator yang

mengukur konstruk Mengacu pada standar nilai outer loading setelah

melalui pengujian pada SmartPLS 30 dengan hasil pada tabel 41 dan

gambar 48 dilakukan penghapusan pada tiga indikator yang memiliki outer

loading dibawah 07 yaitu INN1 INQ1 dan INQ2 Setelah penghapusan

ketiga indikator tersebut setelah diuji kembali menggunakan SmartPLS 30

seluruh outer loading sudah memenuhi syarat gt07Internal Consistency

dengan hasil pada tabel 42 dan gambar 49

62

Tabel 4 1 Hasil Awal Uji Loading Factor

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884

DIS2 0933

DIS3 0920

DIS4 0935

DIS5 0881

INN1 -0008

INN2 0895

INN3 0881

INN4 0888

INN5 0757

INQ1 0699

INQ2 0145

INQ3 0848

INQ4 0750

INQ5 0748

INS1 0893

INS2 0901

INS3 0915

INS4 0875

INS5 0840

OPT1 0856

OPT2 0856

OPT3 0855

OPT4 0793

OPT5 0818

SIS1 0894

SIS2 0897

SIS3 0902

SIS4 0899

SIS5 0890

SVQ1 0914

SVQ2 0907

SVQ3 0890

SVQ4 0897

SVQ5 0868

SYQ1 0903

SYQ2 0778

SYQ3 0852

SYQ4 0864

SYQ5 0882

USF1 0835

USF2 0821

USF3 0859

USF4 0779

63

Tabel 4 2 Hasil Uji Loading Factor Setelah Penghapusan Indikator

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884

DIS2 0933

DIS3 0920

DIS4 0935

DIS5 0881

INN1

INN2 0895

INN3 0881

INN4 0888

INN5 0757

INQ1

INQ2

INQ3 0848

INQ4 0750

INQ5 0748

INS1 0893

INS2 0901

INS3 0915

INS4 0875

INS5 0840

OPT1 0856

OPT2 0856

OPT3 0855

OPT4 0793

OPT5 0818

SIS1 0894

SIS2 0897

SIS3 0902

SIS4 0899

SIS5 0890

SVQ1 0914

SVQ2 0907

SVQ3 0890

SVQ4 0897

SVQ5 0868

SYQ1 0903

SYQ2 0778

SYQ3 0852

SYQ4 0864

SYQ5 0882

USF1 0835

USF2 0821

USF3 0859

USF4 0779

Keterangan

Dihapus

64

2) Uji Internal Consistency Reliability

Pengujian ini dilakukan dengan melihat hasil nilai composite

reliability (CR) dengan batas ambang di atas 07 Hasilnya dapat dilihat pada

Tabel 43 bahwa nilai CR dari semua variabel di atas 07 sehingga memenuhi

syarat dan valid untuk digunakan dalam model penelitian ini

Tabel 4 3 Hasil Uji Composite Reliability

Composite Reliability

DIS 0960

INN 0917

INQ 0852

INS 0948

OPT 0921

SIS 0953

SVQ 0953

SYQ 0933

USF 0894

3) Uji Average Variance Extracted

Pengujian convergent validity selanjutnya dilakukan dengan melihat

nilai average variance extracted (AVE) Nilai ini menggambarkan besaran

varian atau keragaman variabel manifes (indikator) yang dapat dikandung

oleh variabel laten (konstruk) Nilai AVE minimal 05 menunjukan ukuran

convergent validity yang baik Artinya variabel laten (konstruk) dapat

menjelaskan rata-rata lebih dari setengah variance dari indikator-

indikatornya Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 44 yang menunjukan bahwa

nilai AVE dari semua variabel di atas 05 sehingga memenuhi syarat untuk

digunakan

65

Tabel 4 4 Hasil Uji Average Variance Extracted (AVE)

Average Variance Extracted (AVE)

DIS 0829

INN 0735

INQ 0658

INS 0784

OPT 0699

SIS 0804

SVQ 0802

SYQ 0736

USF 0679

4) Discrimant Validity

Pengujian ini dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dengan memeriksa

cross loading pertama dilakukan dengan membandingkan korelasi indikator

dengan konstruknya dan konstruk blok lainnya Bila korelasi antara indikator

dengan konstruknya lebih tinggi dari korelasi dengan konstruk blok lainnya

hal ini menunjukkan konstruk tersebut memprediksi ukuran pada blok mereka

lebih baik dari blok lainnya Selanjutnya dengan memeriksa cross loading

Fornell-Lackerrsquos yaitu dengan membandingkannya dengan nilai akar AVE

dimana nilai akar AVE harus lebih tinggi daripada korelasi antara konstruk

dengan konstruk lainnya Hasilnya dapat dilihat pada tabel 45 dan indikator

yang diberi blok kuning pada setiap variabel memiliki nilai lebih tinggi dari

korelasi dengan konstruk blok lainnya

66

Tabel 4 5 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading)

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884 0535 0039 0723 0036 0012 0095 0033 0076

DIS2 0932 0485 0040 0766 0065 0035 0166 0143 0111

DIS3 0920 0538 0038 0739 0096 0020 0124 0066 0090

DIS4 0936 0507 0080 0784 0106 0032 0166 0117 0141

DIS5 0880 0471 -0017 0704 0016 -0057 0085 0026 0026

INN2 0551 0895 0060 0539 0068 0168 0169 0146 0209

INN3 0420 0881 0135 0408 0176 0215 0232 0225 0311

INN4 0398 0889 0060 0363 0159 0174 0248 0226 0222

INN5 0539 0757 0058 0498 0120 0164 0287 0245 0197

INQ3 0082 0179 0882 0134 0542 0351 0634 0627 0524

INQ4 -0018 0004 0809 0071 0451 0182 0489 0535 0277

INQ5 0040 0011 0736 0098 0299 0334 0224 0221 0443

INS1 0744 0492 0091 0890 0018 0075 0132 0120 0120

INS2 0734 0452 0128 0901 0006 0098 0194 0168 0190

INS3 0741 0489 0125 0915 0039 0069 0174 0151 0180

INS4 0714 0443 0130 0877 0034 0084 0164 0152 0156

INS5 0718 0452 0063 0841 -0048 0033 0050 0037 0111

OPT1 0116 0213 0431 0040 0856 0446 0636 0597 0521

OPT2 0133 0161 0479 0079 0855 0487 0703 0623 0554

OPT3 0031 0131 0529 -0043 0855 0495 0672 0635 0559

OPT4 0022 0095 0366 -0023 0793 0408 0627 0577 0431

OPT5 0031 0061 0441 0025 0818 0376 0638 0599 0420

SIS1 0095 0181 0268 0109 0460 0895 0612 0523 0700

SIS2 -0039 0150 0279 0020 0475 0898 0583 0473 0701

SIS3 0039 0215 0374 0120 0480 0901 0641 0585 0791

SIS4 0010 0193 0438 0072 0505 0899 0642 0578 0736

SIS5 -0012 0216 0275 0063 0464 0890 0617 0526 0689

SVQ1 0166 0279 0435 0182 0706 0619 0914 0837 0578

SVQ2 0085 0205 0493 0100 0733 0590 0907 0744 0611

SVQ3 0154 0249 0598 0173 0657 0675 0890 0838 0682

SVQ4 0116 0243 0532 0162 0729 0660 0897 0823 0654

SVQ5 0164 0275 0496 0173 0688 0539 0868 0759 0599

SYQ1 0142 0289 0541 0192 0682 0604 0878 0905 0597

SYQ2 0028 0173 0418 0076 0496 0383 0586 0778 0518

SYQ3 0079 0158 0464 0090 0604 0478 0708 0850 0569

SYQ4 0090 0241 0494 0185 0621 0536 0787 0867 0582

SYQ5 0084 0208 0567 0107 0687 0544 0839 0883 0563

USF1 0111 0254 0489 0129 0533 0628 0587 0599 0835

USF2 0121 0137 0408 0136 0464 0650 0512 0464 0820

USF3 0043 0275 0501 0106 0491 0732 0633 0579 0858

USF4 0103 0247 0328 0225 0483 0648 0563 0526 0781

67

Tabel 4 6 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading Fornell-Lackerrsquos)

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS 0911

INN 0552 0857

INQ 0050 0096 0811

INS 0821 0523 0129 0885

OPT 0081 0160 0541 0019 0836

SIS 0021 0214 0366 0087 0532 0897

SVQ 0153 0279 0572 0176 0785 0691 0895

SYQ 0102 0253 0583 0156 0726 0600 0894 0858

USF 0112 0280 0527 0179 0598 0808 0699 0660 0824

Tabel 46 menunjukan bahwa nilai akar AVE lebih tinggi daripada

korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya Sehingga berdasarkan hasil

pemeriksaan dua tahap cross loading diketahui bahwa tidak ada masalah dalam

uji discriminant validity

68

Gambar 4 8 Hasil Awal Analisis Outer Model

69

Gambar 4 9 Hasil Akhir Analisis Outer Model Setelah Penghapusan Indikator

70

413 Hasil Struktur Model

Analisis struktur model dilakukan melalui enam tahapan pengujian yaitu

pengujian path coefficient (β) coefficient of determination (R2) t-test

menggunakan metode bootstrapping effect size (f2) predictive relevance (1198762)

dan relative impact (1199022) (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Wong 2013 Yamin

2011) Secara grafis hasilnya dapat dilihat pada Tabel 413 Berikut adalah

penjelasan dari ke enam tahap pengujian

1) Path Coefficient (β)

Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai ambang batas yaitu di atas 01

dimana jalur (path) dapat dinyatakan memiliki pengaruh dalam model jika

hasil nilai uji path coefficient berada diatas 01 Hasilnya dari 23 jalur

hipotesis yang ada pada model penelitian ini 8 memiliki pengaruh yang tidak

signifikan dapat dilihat pada tabel 47 dan gambar hasil nilai uji path

coefficient semuanya memiliki nilai diatas 01

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient

Jalur Β

DIS -gt INQ -0271

DIS -gt SVQ -0180

DIS -gt SYQ -0273

DIS -gt USF -0159

INN -gt INQ -0030

INN -gt SVQ 0129

INN -gt SYQ 0133

INN -gt USF 0129

INQ -gt SIS -0157

71

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient (lanjutan)

Jalur β

INQ -gt USF 0160

INS -gt INQ 0356

INS -gt SVQ 0242

INS -gt SYQ 0296

INS -gt USF 0137

OPT -gt INQ 0561

OPT -gt SVQ 0774

OPT -gt SYQ 0721

OPT -gt USF 0132

SVQ -gt SIS 0437

SVQ -gt USF 0401

SYQ -gt SIS -0152

SYQ -gt USF 0075

USF -gt SIS 0686

2) Coefficient of Determination (R2)

Pengujian ini dilakukan untuk menjelaskan varian dari tiap target endogenous

variabel (variabel yang dianggap dipengaruhi oleh variabel lain dalam model)

dengan standar pengukuran sekitar 0670 sebagai kuat sekitar 0333 moderat

dan 0190 atau di bawahnya menunjukan tingkat varian yang lemah

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Wong 2013) Tabel 48

menunjukan bahwa R2 dari Information Quality (INQ) memiliki nilai 0332

R2 dari Success Information S (SIS) memiliki nilai 0708 R2 dari Service

Quality (SVQ) memiliki nilai 0658 R2 dari System Quality (SYQ) memiliki

nilai 0575 dan R2 dari User Satisfaction (USF) memiliki nilai 0536 Hal

tersebut dapat diartikan bahwa Optimism (OPT) Innovativeness (INN)

Discomfort (DIS) Insecurity (INS) menjelaskan secara moderat (332 )

varian dari INQ selanjutnya menjelaskan secara kuat (708 ) varian dari

SIS selanjutnya menjelaskan secara moderat (658 ) varian dari SVQ

selanjutnya menjelaskan secara moderat (575 ) varian dari SYQ Disisi

72

lain INQ SVQ dan SYQ menjelaskan secara moderat (536 ) varian dari

USF

Tabel 4 8 Hasil Uji Coefficient of Determination (R-Square)

Variabel Endogen R Square

INQ 0332

SIS 0708

SVQ 0658

SYQ 0575

USF 0536

3) T-test

Pengujian ini dilakukan dengan metode bootstrapping menggunakan uji two-

tailed dengan tingkat signifikansi 5 (005) untuk menguji hipotesis-

hipotesis penelitian Hipotesis tersebut akan diterima jika memiliki t-test lebih

besar dari 196 (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Wong 2013)

Adapun tingkat signifikansi lain yaitu 10 akan diterima jika memiliki t-test

165 (Hair et al 2011)

Gambar 4 10 Hasil Uji T-test

73

Gambar 410 diatas menunjukan bahwa ada 14 dari 23 hipotesis yang

diterima dan sisanya ditolak Berikut penjelasan hasil nilai t-test yang dapat

dilihat pada tabel 49

Tabel 4 9 Hasil Uji T-test

Hubungan antar Variabel

(Dependen -gt Independen) T-test

DIS -gt INQ 1929

DIS -gt SVQ 1626

DIS -gt SYQ 2181

DIS -gt USF 1518

INN -gt INQ 0254

INN -gt SVQ 1792

INN -gt SYQ 1811

INN -gt USF 1450

INQ -gt SIS 2123

INQ -gt USF 1254

INS -gt INQ 2547

INS -gt SVQ 2527

INS -gt SYQ 2668

INS -gt USF 1433

OPT -gt INQ 7128

OPT -gt SVQ 16486

OPT -gt SYQ 14434

OPT -gt USF 0993

SVQ -gt SIS 3371

SVQ -gt USF 2412

SYQ -gt SIS 1107

SYQ -gt USF 0397

USF -gt SIS 7666

4) Effect Size (f2)

Pada tahap ini dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh variabel

tertentu terhadap variabel lainnya dalam struktur model dengan nilai ambang

batas sekitar 002 untuk pengaruh kecil 015 untuk menengah dan 035 untuk

pengaruh besar Dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

74

Dimana

Nilai yang diperoleh ketika konstruk eksogen dimasukkan ke

model

Nilai yang diperoleh ketika konstruk eksogen dikeluarkan dari

model

Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 410 hasil dari pengujian terhadap 23

jalur yang ada pada penelitian ini 4 jalur memiliki pengaruh yang besar dan 19

jalur lainnya memiliki pengaruh yang kecil

Tabel 4 10 Hasil Uji Effect Size

Jalur f2

Analisis f2 R2-in R2-ex sum f2

DIS -gt INQ 0332 0310 003342 Kecil

DIS -gt SVQ 0658 0649 002735 Kecil

DIS -gt SYQ 0575 0552 005414 Kecil

DIS -gt USF 0536 0529 001439 Kecil

INN -gt INQ 0332 0332 000048 Kecil

INN -gt SVQ 0658 0647 003321 Kecil

INN -gt SYQ 0575 0536 009179 Kecil

INN -gt USF 0536 0525 002300 Kecil

INQ -gt SIS 0708 0693 004967 Kecil

INQ -gt USF 0536 0520 003377 Kecil

INS -gt INQ 0332 0293 005889 Kecil

INS -gt SVQ 0658 064 005370 Kecil

INS -gt SYQ 0575 0547 006591 Kecil

INS -gt USF 0551 0531 004359 Kecil

OPT -gt INQ 0332 0029 045428 Besar

OPT -gt SVQ 0658 0081 168985 Besar

OPT -gt SYQ 0575 0075 117652 Besar

OPT -gt USF 0536 0539 - 000715 Kecil

SVQ -gt SIS 0708 0674 011464 Kecil

SVQ -gt USF 0536 0512 005100 Kecil

SYQ -gt SIS 0708 0703 001548 Kecil

SYQ -gt USF 0536 0535 000146 Kecil

USF -gt SIS 0708 0480 077795 Besar

75

5) Predictive Relevance (1198762)

Pengujian ini dilakukan dengan metode blindfolding untuk memberikan bukti

bahwa variabel tertentu yang digunakan dalam model mempunyai keterkaitan

prediktif (predictive relevance) dengan variabel lainnya dalam model dengan

ambang batas pengukuran di atas nol sama seperti pada Tabel 411

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Wong 2013)

Tabel 4 11 Hasil Uji Predictive Relevance

Variabel Endogen Q Square

INQ 0201

SIS 0525

SVQ 0486

SYQ 0388

USF 0323

6) Relative Impact (1199022)

Pengujian ini dilakukan dengan metode blindfolding untuk mengukur relatif

pengaruh dari sebuah keterkaitan prediktif suatu variabel tertentu dengan

variabel lainnya dengan nilai ambang batas sekitar 002 untuk pengaruh kecil

015 untuk pengaruh menengahsedang dan 035 untuk pengaruh besar (Hair

et al 2012) Rumus yang digunakan untuk perhitungan 1199022 adalah sebagai

berikut

q2 = 1198762 119894119899119888119897119906119889119890 minus 1198762 119890119909119888119897119906119889119890

1minus 1198762 119894119899119888119897119906119889119890

Tabel 412 menunjukan hasil bahwa 3 jalur mempunyai nilai yang besar

1 memiliki pengaruh sedang dan 19 jalur lainnya memiliki pengaruh kecil

76

Tabel 4 12 Hasil Uji Relative Impact

Jalur q2

Analisis q2 Q2-in Q2-ex sum q2

DIS -gt INQ 0201 0187 0018 Kecil

DIS -gt SVQ 0486 0480 0012 Kecil

DIS -gt SYQ 0388 0372 0026 Kecil

DIS -gt USF 0323 0320 0004 Kecil

INN -gt INQ 0201 0202 - 0001 Kecil

INN -gt SVQ 0486 0487 - 0002 Kecil

INN -gt SYQ 0388 0380 0013 Kecil

INN -gt USF 0323 0318 0007 Kecil

INQ -gt SIS 0525 0514 0023 Kecil

INQ -gt USF 0323 0314 0013 Kecil

INS -gt INQ 0201 0176 0031 Kecil

INS -gt SVQ 0486 0472 0027 Kecil

INS -gt SYQ 0388 0369 0031 Kecil

INS -gt USF 0323 0321 0003 Kecil

OPT -gt INQ 0201 0012 0237 Menengah

OPT -gt SVQ 0486 0055 0839 Besar

OPT -gt SYQ 0388 0048 0556 Besar

OPT -gt USF 0323 0325 - 0003 Kecil

SVQ -gt SIS 0525 0499 0055 Kecil

SVQ -gt USF 0323 0312 0016 Kecil

SYQ -gt SIS 0525 0522 0006 Kecil

SYQ -gt USF 0323 0325 - 0003 Kecil

USF -gt SIS 0525 0353 0362 Besar

77

Tabel 4 13 Hasil Analisis Struktural Model

Hipotesis β t-test R2

f2 q2 Analyses

No Jalur R2-in R2-ex sum f2 Q2-in Q2-ex sum q2 β t-test R2 f2 Q2 q2

H1 OPT -gt INQ 0561 7128 0332 0332 0029 045428 0201 0012 0237 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Menengah

H2 OPT -gt SYQ 0721 14434 0575 0575 0075 117652 0388 0048 0556 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Besar

H3 OPT -gt SVQ 0774 16486 0658 0658 0081 168985 0486 0055 0839 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Besar

H4 OPT -gt USF 0132 0993 0536 0536 0539 - 000715 0323 0325 - 0003 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H5 INN -gt INQ -0030 0254 0332 0332 0332 000048 0201 0202 - 0001 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H6 INN -gt SYQ 0133 1811 0575 0575 0536 009179 0388 0380 0013 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H7 INN -gt SVQ 0129 1792 0658 0658 0647 003321 0486 0487 - 0002 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H8 INN -gt USF 0129 1450 0536 0536 0525 002300 0323 0318 0007 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H9 DIS -gt INQ -0271 1929 0332 0332 0310 003342 0201 0187 0018 Tidak Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H10 DIS -gt SYQ -0273 2181 0575 0575 0552 005414 0388 0372 0026 Tidak Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H11 DIS -gt SVQ -0180 1626 0658 0658 0649 002735 0486 0480 0012 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H12 DIS -gt USF -0159 1518 0536 0536 0529 001439 0323 0320 0004 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H13 INS -gt INQ 0356 2547 0332 0332 0293 005889 0201 0176 0031 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H14 INS -gt SYQ 0296 2668 0575 0575 0547 006591 0388 0369 0031 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H15 INS -gt SVQ 0242 2527 0658 0658 064 005370 0486 0472 0027 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H16 INS -gt USF 0137 1433 0551 0551 0531 004359 0323 0321 0003 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H17 INQ -gt USF 0160 1254 0536 0536 0520 003377 0323 0314 0013 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H18 INQ -gt SIS -0157 2123 0708 0708 0693 004967 0525 0514 0023 Tidak Signifikan Diterima Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H19 SYQ -gt USF 0075 0397 0536 0536 0535 000146 0323 0325 - 0003 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H20 SYQ -gt SIS -0152 1107 0708 0708 0703 001548 0525 0522 0006 Tidak Signifikan Ditolak Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H21 SVQ -gt USF 0401 2412 0536 0536 0512 005100 0323 0312 0016 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H22 SVQ -gt SIS 0437 3371 0708 0708 0674 011464 0525 0499 0055 Signifikan Diterima Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H23 USF -gt SIS 0686 7666 0708 0708 0480 077795 0525 0353 0362 Signifikan Diterima Kuat Besar Predictive Relevance Besar

78

42 Interpretasi Hasil dan Pembahasan

421 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Analisis Data Demografis

Berdasarkan hasil analisis informasi demografis responden peneliti melakukan

interpretasi dan mendiskusikan hasil analisisnya sebagai berikut

1) Jenis Kelamin

Gambar 41 memperlihatkan bahwa dari 125 data responden yang

terlibat dalam penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 70 orang (56) dan jumlah dari responden

perempuan yaitu sebanyak 55 orang (44)

2) Pendidikan Terakhir

Gambar 42 menunjukan bahwa responden yang terlibat dalam

penelitian ini memiliki keragaman tingkat pendidikan Sebanyak 71

responden (57) merupakan lulusan S1 25 responden (20) lulusan

SLTA 23 responden (18) merupakan lulusan Diploma dan 6 responden

merupakan lulusan S2 (5) Beragamnya tingkat pendidikan responden

akan berimplikasi terhadap variasi jawaban serta peneliti menilai bahwa

kuesioner penelitian akan mampu dipahami

3) Pengetahuan mengenai Keberadaan Sistem

Berdasarkan gambar 43 dari jumlah 125 responden mayoritas

sudah mengetahui mengenai keberadaan SIA Accurate yaitu sebanyak 119

responden (95) sisanya sebanyak 6 orang (5) belum mengetahui

mengenai adanya SIA Accurate

79

4) Pengalaman Penggunaan Sistem

Pengalaman responden dalam menggunakan sistem di institusi atau

perusahaan tersebut adalah lt1 tahun sebanyak 69 (55) 1-3 tahun

sebanyak 15 (12) 3-5 tahun sebanyak 16 (13) dan gt5 tahun sebanyak

25 (20 ) responden Gambar 44 menunjukan durasi pengalaman

responden dalam menggunakan SIA Accurate di penelitian ini

5) Skala Intensitas Penggunaan Sistem

Skala intensitas responden dalam menggunakan sistem dalam

pekerjaan di institusi atau perusahaan tersebut adalah ldquoselalurdquo sebanyak 79

responden (63) ldquoterkadangrdquo sebanyak 30 (24) ldquojarangrdquo sebanyak 16

(13) dan ldquotidak pernahrdquo sebanyak 0 (0 ) responden Gambar 45

menunjukan durasi pengalaman responden dalam menggunakan SIA

Accurate di penelitian ini

6) StatusPosisi Pekerjaan

Berdasarkan gambar 46 dapat diketahui bahwa responden pada

penelitian ini bagian marketing sebanyak 43 orang (34) dilanjutkan oleh

bagian logistik sebanyak 37 orang (30) bagian keuangan sebanyak 13

orang (11) bagian Admin sebanyak 24 orang (19) dan terakhir bagian

TI sebanyak 8 orang (6)

7) Kemampuan Penggunaan Komputer

Gambar 47 menunjukan penilaian responden atas kapabilitas

penggunaan komputer Hasil ini diambil berdasarkan jawaban responden

atas pertanyaan kemampuan penggunaan komputer yang memiliki pilihan

80

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil dan Sangat Tidak Terampil

Sebanyak 20 (16) responden menjawab ldquoSangat Terampilrdquo 87 (70)

responden menjawab ldquoTerampilrdquo dan 18 responden menjawab ldquoTidak

Terampilrdquo Hal tersebut menandakan bahwa kemampuan responden sudah

cukup baik dalam menggunakan komputer Peneliti memperkirakan hal ini

berkaitan dengan mayoritas responden berusia dibawa 30 tahun yang

popular disebut dengan generasi Y (Anantatmula 2012) yang dianggap

telah terbiasa dengan penggunaan teknologi informasi

422 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Pengukuran Model

Berdasarkan hasil analisis model pengukuran ada beberapa poin penting

yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut

1) Hasil akhir dari analisis telah menunjukan bahwa pengukuran model dari

model penelitian ini telah memenuhi syarat dan memiliki karakteristik yang

baik sehingga layak untuk dilanjutkan ke tahap analisis struktur model untuk

menguji inner model

2) Terdapat tiga indikator yang memiliki nilai outer loading dibawah 07 yaitu

INN1 INQ1 dan INQ2 Namun hal tersebut masih dapat ditoleransi dengan

melihat nilai composite reliability diatas 07

Peneliti beranggapan bahwa hal-hal pada poin dua disebabkan karena

pertimbangan waktu kerja para responden menyebabkan proses pengisian

kuesioner yang tidak didampingi langsung oleh peneliti sehingga memungkinkan

adanya pemaknaan pertanyaan yang tidak tepat Terkait dengan hal ini meskipun

pembuatan instrumen dan penjelasan awal kepada beberapa pihak yang mewakili

81

penerimaan kuesioner penelititan pada setiap perusahaan dalam penelitian ini telah

dilakukan dengan sebaik mungkin hal-hal di luar rencana dan kendali tidak dapat

dihindari khususnya saat pelaksanaan penelitian di lapangan

423 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Struktural Model

Bagian ini akan memaparkan interpretasi dan diskusi berdasarkan hasil dari enam

tahap analisis struktur model yaitu path coefficient (β) coefficient of determination

(R2) t-test menggunakan metode bootstrapping effect size (f2) predictive relevance

(1198762) dan relative impact (1199022) Berikut adalah pemaparan yang dilakukan dengan

mengikuti pertanyaan-pertanyaan penelitian dan hipotesis-hipotesis yang telah

dirumuskan sebelumnya

H1 Apakah Optimisme (Optimism) berpengaruh secara signifikan terhadap

Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

pertama (H1) diterima Artinya Optimisme (Optimism) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0561 Dilihat dari nilai f2 hipotesis OPTrarrINQ memiliki pengaruh

besar tetapi q2 pengaruh yang menengah serta memiliki nilai yang lemah dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT yang terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

82

ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel OPT tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap INQ

H2 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kualitas Sistem

(System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua (H2) diterima Artinya Optimisme (Optimsm) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality) dengan nilai path coefficient

(β) 0721 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis OPTrarrSYQ memiliki pengaruh yang

besar serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of determination (R2)

Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output

(Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang

menyatakan variabel OPT memiliki nilai signifikan terhadap SYQ dan juga terdapat

pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H3 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tiga (H3) diterima Artinya Optimisme (Optimsm) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0774 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis OPTrarrSVQ memiliki

83

pengaruh yang besar serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of

determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model

input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti 2017

Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT memiliki nilai signifikan terhadap

SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini

memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output

H4 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kepuasan

Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-empat (H4) tidak diterima Artinya Optimisme (Optimsm) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

walaupun nilai path coefficient (β) 0132 Dilihat dari nilai f2 dan coefficient of

determination (R2) hipotesis OPTrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta

memiliki nilai yang cukup dilihat dari q2 Hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT memiliki nilai

signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada dimensi input dalam model

penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

84

H5 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh secara signifikan terhadap

Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-lima (H5) tidak diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

dengan nilai path coefficient (β) -0030 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INNrarrINQ memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang kecil dilihat

dari coefficient of determination (R2) Hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN memiliki nilai

signifikan terhadap INQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model

penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H6 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-enam (H6) diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality) dengan nilai path coefficient

(β) 0133 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrSYQ memiliki pengaruh

tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient

of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model

input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017)

85

yang menyatakan variabel INN terdapat pada dimensi input dalam model penelitian

ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output Namun

hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Gusti (2017) yang menyatakan

variabel INN tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap SYQ

H7 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tujuh (H7) diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0129 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrSVQ memiliki

pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti

2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN memiliki nilai signifikan

terhadap SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini

memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output

H8 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kepuasan

Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-delapan (H8) tidak diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) dengan

86

nilai path coefficient (β) 0129 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrUSF

memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Gusti (2017) bahwa variabel INN tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

ataupun output

H9 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif secara

signifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sembilan (H9) diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information

Quality) dengan nilai path coefficient (β) -0271 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai

dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan

peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS yang

terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak

87

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan

variabel DIS tidak memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap INQ

H10 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kualitas Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sepuluh (H10) diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

dengan nilai path coefficient (β) -0273 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

DISrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap SYQ

H11 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kualitas Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sebelas (H11) tidak diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service

88

Quality) dengan nilai path coefficient (β) -0180 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrSVQ memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup

dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap SVQ Namun hasil ini tidak

sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis

1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS

yang terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H12 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua belas (H12) tidak diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User

Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) -0159 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup

dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak

sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis

1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS

89

yang terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H13 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tiga belas (H13) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information

Quality) dengan nilai path coefficient (β) 0356 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap INQ dan juga terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output

H14 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-empat belas (H14) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

dengan nilai path coefficient (β) 0296 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrSYQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

90

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki nilai signifikan terhadap SYQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam

model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H15 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-lima belas (H15) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality)

dengan nilai path coefficient (β) 0296 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrSVQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki nilai signifikan terhadap SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam

model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H16 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

91

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-enam belas (H16) tidak diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap User Satisfaction dengan nilai

path coefficient (β) 0137 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INSrarrUSF memiliki

pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of

determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel INS tidak memiliki pengaruh negatif

yang signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS yang terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

ataupun output

H17 Apakah Kualitas Informasi (Information Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tujuh belas (H17) tidak diterima Artinya Kualitas Informasi (Information

Quality) tidak memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna

(User Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) 0160 Dilihat dari nilai f2 dan

q2 hipotesis SYQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini tidak sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti2017 Hudin et al 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan

92

variabel INQ memiliki nilai signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output

H18 Apakah Kualitas Informasi (Information Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-delapan belas (H18) diterima Artinya Kualitas Informasi (Information Quality)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) -0157 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis INQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INQ terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Gusti

(2017) bahwa INQ tidak memiliki pengaruh terhadap SIS

H19 Apakah Kualitas Sistem (System Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sembilan belas (H19) tidak diterima Artinya Kualitas Sistem (System Quality)

93

tidak memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User

Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) 0075 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis SYQrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

penelitian Gusti (2017) yang menyatakan bahwa variabel SYQ tidak berpengaruh

signifikan terdap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Hudin

et al 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SYQ yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output

H20 Apakah Kualitas Sistem (System Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh (H20) tidak diterima Artinya Kualitas Sistem (System Quality) tidak

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) -0152 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis SYQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai

dengan penelitian Gusti (2017) yang menyatakan bahwa variabel SYQ tidak

berpengaruh signifikan terhadap SIS Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

94

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SYQ yang terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output

H21 Apakah Kualitas Layanan (Service Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis ke-dua

puluh satu (H21) diterima Artinya Kualitas Layanan (Service Quality) memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) dengan

nilai path coefficient (β) 0401 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis SVQrarrUSF

memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti

2017 Hudin etal 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SVQ

berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada dimensi

process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi

output

H22 Apakah Kualitas Layanan (Service Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh dua (H22) diterima Artinya Kualitas Layanan (Service Quality)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

95

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) 0437 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis SVQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SVQ yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel SVQ tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap SIS

H23 Apakah Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) berpengaruh signifikan

terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh tiga (H23) diterima Artinya Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) 0686 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis USFrarrSIS memiliki pengaruh yang besar serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel USF

memiliki pengaruh signifikan terhadap SIS dan juga terdapat pada dimensi process

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi output

96

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan peneliti berikut adalah kesimpulan penting pada

penelitian ini

1) Telah dilakukan pengukuran tentang tingkat kesiapan pengguna dalam

keberhasian penerapan SIA Accurate dan faktor apa saja yang

mempengaruhi keberhasilan SIA Accurate dalam perspektif pengguna

sistem di beberapa perusahaan jakarta

2) Adanya penghapusan 3 indikator dari 44 indikator pada penelitian ini

adapun indikator yang dihapus antara lain INN1 INQ1 dan INQ2 Dari

hasil ini peneliti beranggapan penghapusan indikator terjadi dikarenakan

kurang tepatnya item instrument pada penelitian yang dilakukan

3) Tidak diterimanya 9 dari 23 hipotesis yaitu OPTrarrUSF INNrarrINQ

INNrarrUSF DISrarrSVQ DISrarrUSF INSrarrUSF INQrarrUSF SYQrarrUSF

dan SYQrarrSIS Perbedaan hasil temuan penelitian ini dengan penelitian

terdahulu dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah adanya

perbedaan objek sampel dan instrumen penelitian

4) Diterimanya 14 hipotesis yaitu OPTrarrINQ OPTrarrSYQ OPTrarrSVQ

INNrarrSYQ INNrarrSVQ DISrarrINQ DISrarrSYQ INSrarrINQ INSrarrSYQ

INSrarrSVQ INQrarrSIS SVQrarrUSF SVQrarrSIS USFrarrSIS Sehingga

dapat dilihat bahwa di beberapa perusahaan Jakarta terdapat beberapa

97

pengaruh yang terjadi antara kesiapan pengguna dalam menggunakan

sistem informasi terhadap keberhasilan sistem yaitu sebagai berikut

a Optimism (OPT) berpengaruh terhadap Information Quality (INQ) System

Quality (SYQ) dan Service Quality (SVQ) sehingga akan menjadi faktor

pendorong Success Information System (SIS)

b Innovativeness (INN) berpengaruh terhadap System Quality (SYQ) dan

Service Quality (SVQ) sehingga akan menjadi faktor pendorong Success

Information System (SIS)

c Discomfort (DIS) memiliki pengaruh negatif terhadap Information Quality

(INQ) dan System Quality (SYQ) Hal tersebut akan menjadi faktor

penghambat dalam Success Information System (SIS)

d Insecurty (INS) memiliki pengaruh negatif terhadap Information Quality

(INQ) System Quality (SYQ) dan Service Quality (SVQ) Hal tersebut akan

menjadi faktor penghambat dalam Success Information System (SIS)

e Information Quality (INQ) memiliki pengaruh terhadap Success

Information System (SIS)

f Service Quality (SVQ) memiliki pengaruh terhadap User Satisfaction (USF)

serta Success Information System (SIS)

g User Satisfaction (USF) memiliki pengaruh terhadap Success Information

System (SIS)

98

52 Saran

Bagian ini berisikan saran yang berkaitan langsung dengan temuan penelitian

sebagai pertimbangan praktis bagi pihak-pihak yang memiliki ketertarikan untuk

tindak lanjut penelitian selanjutnya

1) Berdasarkan batasan metode dan hasil penelitian peneliti memberikan

saran bagi para mahasiswa dan peneliti selanjutnya (khususnya yang tertarik

pada kajian sejenis) diharapkan dapat meninjau kembali dan memperhatikan

hal-hal berikut

a Penelitian ini memiliki keterbatasan cakupan wilayah perusahaan di

Jakarta Penelitian yang akan datang diharapkan akan mampu

mencakup wilayah yang lebih luas sehingga akan memperkaya jumlah

responden yang terlibat dan mampu memberikan hasil yang lebih

akurat

b Terkait dengan hasil analisis dan interpretasi data penelitian yang akan

datang diharapkan mampu melakukan pengelompokan analisis

berdasarkan posisi jabatan sehingga akan mampu memberikan hasil

interpretasi dari berbagai prespektif responden yang terlibat

2) Diharapkan bagi para pengguna SIA Accurate di seluruh sektor perusahaan

agar dapat memperhatikan pandangan optimisme pemikiran inovatif rasa

ketidaknyamanan rasa ketidakamanan kualitas informasi kualitas sistem

kualitas pelayanan serta kepuasan pengguna sistem yang diterima oleh

sumber daya manusia di masing-masing perusahaan karena hal-hal tersebut

menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan sistem informasi

99

Pihak-pihak manajerial alangkah baiknya agar dapat menciptakan strategi

pengimplementasian sistem informasi seperti memberikan training dan

evaluasi kepada stafnya setelah menggunakan sistem dengan upaya

meningkatkan pandangan optimisme pemikiran inovatif kualitas informasi

kualitas sistem kualitas pelayanan juga kepuasan pengguna sistem dalam

keberhasilan penerapan sistem informasi

Daftar Pustaka

Afthanorhan B W amp Asyraf W M (2013) A comparison of partial least square

structural equation modeling (PLS-SEM) and covariance based structural

equation modeling (CB-SEM) for confirmatory factor analysis International

Journal of Engineering Science and Innovative Technology (IJESIT) 2(5)

198ndash205

Arvidsson V Holmstroumlm J amp Lyytinen K (2014) Information systems use as

strategy practice A multi-dimensional view of strategic information system

implementation and use Journal of Strategic Information Systems 23(1) 45ndash

61 httpsdoiorg101016jjsis201401004

Creswell J W (2017) Research Design Qualitative Quantitative and Mixed

Method Aproaches SAGE Publications 203ndash223

httpsdoiorg1041359781849208956

Davis J R Alderman C W amp Robinson L A (1990) Accounting Information

Systems A Cycle Approach Wiley 3 edition (February 1990)

Davis W S amp Yen D C (1998) The Information System Consultantrsquos

Handbook Systems Analysis and Design CRC Press

Dawes J (2008) Do data characteristics change according to the number of scale

points use And experiment using 5 point 7 point and 10 point scales

International Journal of Market Research 50(1) 1ndash20 httpsdoiorgArticle

Delone W H amp McLean E R (2003) The DeLone and McLean model of

information systems success A ten-year update Journal of Management

Information Systems 19(4) 9ndash30 Retrieved from

httpmesharpemetapresscomindexpeqdjk46vy52v4q6pdf

Djamarah S B amp Zain A (2010) Strategi Belajar Mengajar (Rineka Cipta Ed)

Jakarta

Florestiyanto M Y (2012) Evaluasi Kesiapan Pengguna Dalam Adopsi Sistem

Informasi Terintegrasi Di Bidang Keuangan Menggunakan Metode

Technology Rediness Index Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF)

1(4) 288ndash296

Ghozali I (2011) Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS19 (Edisi

Keli) Semarang Universitas Diponogoro

Ghozali I amp Hengky L (2015) Partial Least Squares Konsep Teknik dan

Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 30 Untuk Penelitian Empiris

Semarang Badan Penerbit UNDIP

Guritno S amp Sudaryono R (2011) Theory and Application of IT Research

Metodologi Penelitian Teknologi Informasi Yogyakarta Andi

101

Gusti G (2017) Ubiquitous Computing Di Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Hadi S (2016) Statistik Jakarta Pustaka Pelajar

Hair J F Sarstedt M Ringle C M amp Mena J A (2012) An assessment of the

use of partial least squares structural equation modeling in marketing research

Journal of the Academy of Marketing Science 40(3) 414ndash433

Hamalik O (2008) Kurikulum dan Pembelajaran Jakarta Sinar Grafika

Howsawi E M Eager D amp Bagia R (2011) Understanding project success

The four-level project success framework IEEE International Conference on

Industrial Engineering and Engineering Management 620ndash624

httpsdoiorg101109IEEM20116117991

Hudin J M amp Riana D (2016) Kajian Keberhasilan Penggunaan Sistem

Informasi Accurate Dengan Menggunakan Model Kesuksesan Sistem

Informasi Delon Dan Mclean Jurnal Sistem Informasi (Journal Of

Information Systems) 12(1) 1ndash8

HttpsDoiOrgHttpDxDoiOrg1021609JsiV13i1500

Jogiyanto (2007) Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi Yogyakarta

Andi

Kadir A (2014) Pengenalan Sistem Informasi (Edisi Revisi) Yogyakarta Andi

Offest

Koloay L P Morasa J amp Elim I (2014) Peranan Sistem Informasi Akuntansi

Dalam Efektifitas Pelaporan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Pada

Pt Pos Indonesia (Persero) Manado Universitas Sam Ratulangi Manado 2(3)

254ndash265

Lazuardi L I (2017) Pengaruh Kesiapan Penerimaan Pengguna Terhadap

Penerapan Sistem Informasi diantara Lembaga Keuangan Mikro Syariah Uin

Syarif Hidayatullah

McLeod L amp MacDonell S G (2011) Factors that affect software systems

development project outcomes ACM Computing Surveys 43(4) 24ndash56

httpsdoiorg10114519788021978803

Pambudi S A (2015) Analisis Kesiapan Pengguna Sistem Informasi Akademik

Semnasteknomedia Online 3(1) 2-1ndash127

Parasuraman A (2000) Technology Readiness Index (TRI) A Multiple-item Scale

to Measure Readiness Embrace New Technologies Journal of Service

Reasearch 2(4)

Parasuraman A amp Colby C L (2015) An Updated and Streamlined Technology

Readiness Index TRI 20 Journal of Service Research 18(1) 59ndash74

httpsdoiorg1011771094670514539730

Patel C J Gali V S Patel D V amp Parmar R D (2011) The effects of

102

information and communication technologies ( ICTs ) on higher education 

From objectivism to social constructivism Journal of Vocational and

Technical Educatio 3(November) 113ndash120 Retrieved from

httpwwwacademicjournalsorgijvtePDFPdf2011NovPatel et

alpdf5CnhttpwwwacademicjournalsorgIJVTE

Puspitawati L amp Anggadini S D (2011) Sistem Informasi Akuntansi

Yogyakarta Graha Ilmu

Ringle C M Silva D da amp Bido D (2015) Structural equation modeling with

the SmartPLS

Romney M B amp Steinbart P J (2012) Accounting Information Systems (12th

Edition) Accounting Information System 1ndash67

Rusmana Ni Y (2015) Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Dana Bantuan

Pada Kecamatan Arjosari Jurnal Speed 7(2) 38ndash41 Retrieved from

httpspeedwebidejournalindexphpSpeedarticleview89

Santoso S (2011) Elex Structural Equation Modeling (SEM) Konsep dan Apllikasi

dengan AMOS 18 Jakarta PT Elex Media Komputindo Kompas Gramedia

Sarstedt M Ringle C M amp Hair J F (2017) Partial Least Squares Structural

Equation Modeling Springer International Publishing AG 2017 C Homburg

et Al (Eds) Handbook of Market Research Retrieved from

httpsdoiorg101007978-3-319-05542-8_15-

Setiawan A B (2016) Evaluasi Kepuasan Pengguna Sistem Aplikasi Surat

Keterangan Tinggal Sementara Online (SKTS) dengan Menggunakan Metode

End-User Computing Satisfaction Surabaya Skripsi Universitas Airlangga

Sheu M amp Kim H (2008) User Readiness for IS Development An Examination

of 50 Cases Systems Research and Behavioral Science 8(3) 27ndash42

httpsdoiorg101002sres

Siregar S (2013) Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi

dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS versi 17 Jakarta Bumi

Aksara

Slameto (2010) Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rineka Cipta

Subiyakto A (2017) Development of the Readiness and Success Model for

Assessing the Information System Integration The author version of the

presented paper ( In publishing ) Development of the Readiness and Success

Model for Assessing the Information System Integration In International

Conference on Science and Technology (ICOSAT) Jakarta

Subiyakto A amp Ahlan A R (2014) Implementation of Input-Process-Output

Model for Measuring Information System Project Success TELKOMNIKA

Indonesian Journal of Electrical Engineering 12(7) 5603ndash5612

103

httpsdoiorghttpdoiorg1011591ijeecsv12i7pp5603-5612

Subiyakto A Ahlan A R Kartiwi M amp Sukmana H T (2015) Influences of

the Input Factors towards Success of An Information System Project

TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and Control)

13(2) 686 httpsdoiorg1012928telkomnikav13i21323

Subiyakto A Ahlan A R Putra S J amp Kartiwi M (2015) Validation of

Information System Project Success Model A Focus Group Study SAGE

Open 5(2) 1ndash14 httpsdoiorg1011772158244015581650

Subiyakto A Ahlan A R Kartiwi M amp Sukmana H T (2015) Measurement

of Information System Project Success Based on Perceptions of the Internal

Stakeholders International Journal of Electrical and Computer Engineering

(IJECE) 5(2) 271-279 Sugiyono (2011) Metode Penelitian Kuantitatif

Kualitatif dan RampD Bandung CV Alfabeta

Sutabri T (2004) Analisis Sistem Informasi Jakarta CVAndi Offset

Tjahjanadi N Y amp Sarosa S (nd) Evaluasi Net Benefit Sistem Informasi

Akutansi Pada Software Akutansi Accurate dan Zahir Menurut Model Delone

amp Mclean 2003 240

Wong K K K (2013) Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-

SEM) Techniques Using SmartPLS Marketing Bulletin 24(1) 1ndash32

httpsdoiorg101108EBR-10-2013-0128

Yamin S amp Kurniawan H (2011) Generasi Baru Mengolah Data Penelitian

dengan Partial Least Square Path Modeling  Aplikasi dengan software

XLSTAT SmartPLS dan Visual PLS Edisi 1 Jakarta Salemaba Infotek

Yunita I (2017) Pengukuran Kepuasan Pengguna terhadap Tulis (Technology Uin

Library Information System) pada Pusat Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN

Page 5: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan

iv

v

vi

ABSTRAK

Latifa Zahra ndash 1113093000018 Kesiapan Keberhasilan Penerapan Sistem

Informasi Akuntansi Accurate Berdasarkan Persepsi Penggunanya dibawah

bimbingan Arsquoang Subiyakto dan Nur Aeni Hidayah

Kesiapan pengguna sistem atau user merupakan salah satu pengaruh dari

keberhasilan penerapan Sistem Informasi (SI) Beberapa perusahaan telah

menerapkan Accurate sebagai salah satu Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang

membantu dalam pembukuan perusahaan Namun kurangnya kesiapan pengguna

dalam memanfaatkan sistem mengakibatkan kinerja operasional perusahaan tidak

berjalan maksimal Selain itu belum pernah dilakukan pengujian terkait

keberhasilan penerapan SI dari sisi kesiapan pengguna Sehingga perlu dilakukan

penelitian terkait kesiapan pengguna terhadap keberhasilan SIA Accurate

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan model kesiapan dan

keberhasilan SI dengan teknik analisis PLS-SEM dengan SmartPLS 30 Hasilnya

terdapat 23 hipotesis yang diuji 14 hipotesis yang diterima atau berpengaruh dan 9

hipotesis ditolak Sehingga faktor-faktor pengaruh kesiapan pengguna terhadap

keberhasilan penerapan SI yaitu optimism melalui information quality system

quality dan service quality Innovativeness melalui system quality dan service

quality Discomfort berpengaruh secara negatif melalui system quality dan

information quality Insecurity berpengaruh secara negatif melalui information

quality system quality dan service quality Information quality melalui success

information system Service quality melalui user satisfaction dan success

information system User satisfaction melalui success information system Dengan

demikian hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan diketahui

sejauh mana kesiapan pengguna terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate dan

juga faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan penerapan SIA

Accurate

Kata kunci Sistem Informasi Akuntansi Accurate Technology Readiness Index

Model Keberhasilan Sistem Informasi PLS-SEM

BAB I-V + 109 Halaman + xv + 18 Gambar + 18 Tabel + 47 Daftar Pustaka +

Lampiran

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkah rahmat dan

hidayah-Nya yang sungguh melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul ldquoKesiapan Keberhasilan Penerapan Sistem Informasi

Akuntansi Accurate Berdasarkan Persepsi Penggunanyardquo dengan baik Shalawat

serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW

beserta keluarga sahabat serta para pengikutnya hinga akhir zaman

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan berbagai pihak Oleh karena itu perkenankanlah penulis untuk dapat

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

1 Bapak Dr Agus Salim SAg MSi selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

2 Ibu Nia Kumaladewi MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi dan Ibu Meinarini Catur Utami MT selaku

Sekretaris Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi

3 Bapak Arsquoang Subiyakto MKom sebagai Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama proses

penyelesaian skripsi ini Terima kasih banyak untuk seluruh waktu tenaga

kesediaan menjawab setiap pertanyaan penulis dan senantiasa memberikan

dukungan moril serta membagikan banyak pengetahuan agar penulis bisa

menyelesaikan skripsi ini dengan baik

viii

4 Ibu Nur Aeni Hidayah MMSI sebagai Dosen Pembimbing II yang selalu

ada setiap saat tidak pernah lelah menyemangati penulis mengingatkan

penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini Terima kasih atas

kesabarannya dalam membimbing penulis selalu memberi masukkan yang

positif arahan yang jelas sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini

dengan baik

5 Seluruh Dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah membagikan

ilmunya kepada penulis selama proses perkuliahan

6 Kedua orang tua penulis Bapak Arifin Adam dan Ibu Sri Mulyati Terima

kasih untuk mama dan papa yang telah membesarkan dan mendidik penulis

dari lahir hingga saat ini terima kasih untuk seluruh cinta dan kasih yang

mama dan papa berikan untukku Terima kasih untuk doa-doa yang selalu

mengiri langkahku disegala cuaca saat senang maupun sedih

7 Adikku tersayang Laristi Lahun Laiyla Terima kasih telah mengisi hari-

hari penulis sehingga penulis tidak pernah merasa kesepian semoga kalian

akan selalu menjadi saudara dan sahabat terbaik yang mengiri langkah

penulis kedepannya

8 Sahabatku Dwi Rizki Sabarkhah Terima kasih karena telah menerima

penulis apa adanya selalu ada setiap saat dan memberikan pengaruh yang

positif tidak pernah bosan mendengar keluh kesah penulis Terima kasih

juga untuk teman-teman Nia Amel Fira Ana serta grup NASGOR GX

PEDES yang selalu menghibur penulis dengan canda dan tawanya

ix

x

DAFTAR ISI

COVER i

LEMBAR PERSETUJUAN Error Bookmark not defined

LEMBAR PENGESAHAN Error Bookmark not defined

LEMBAR PERNYATAAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR TABEL xiv

BAB I PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Identifikasi Masalah 6

13 Rumusan Masalah 6

14 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah 7

15 Tujuan dan Sasaran Penelitian 7

16 Manfaat Penelitian 8

17 Metodologi Penelitian 9

18 Model Penelitian 9

19 Pertanyaan Penelitian 10

110 Sistematika Penulisan 11

BAB II LANDASAN TEORI 2

21 Definisi Kesiapan 2

22 Definisi Keberhasilan 2

23 Definisi Pengguna Sistem 3

24 Definisi Sistem Informasi 5

25 Definisi Sistem Informasi Akuntansi 5

26 Sistem Informasi Akuntansi Accurate 7

261 SIA Accurate versi 5 8

262 Modul SIA Accurate versi 5 9

263 Kelebihan SIA Accurate versi 5 dengan versi sebelumnya 11

264 Kekurangan SIA Accurate versi 5 12

xi

27 Konsep Dasar Kesiapan Teknologi (Technology Readiness) 13

28 Konsep Dasar Keberhasilan Sistem Informasi (Success SI) 14

29 Populasi Dan Sampel 18

291 Teknik Sampling 19

292 Teknik Menentukan Ukuran Sampel 21

210 Teknik Pengumpulan Data 22

211 Skala Likert 23

212 PLS-SEM 24

211 Model yang Diadopsi 28

2111 Model IPO Logic 32

2112 Model Kesiapan Teknologi (Technology Readiness) 33

2113 Model Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information) 37

212 Penelitian Sejenis 43

213 Pengembangan Hipotesis 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 49

31 Pendekatan Penelitian 49

32 Prosedur Penelitian 50

33 Populasi dan Sampel 51

34 Instrumen Penelitian 52

35 Pengumpulan dan Pemrosesan Data 54

36 Analisis dan Interpretasi Data 54

BAB IV HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI 56

41 Hasil Analisis 56

411 Hasil Analisis Demografis 56

412 Hasil Analisis Pengukuran Model 61

413 Hasil Struktur Model 70

42 Interpretasi Hasil dan Pembahasan 78

421 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Analisis Data Demografis 78

422 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Pengukuran Model 80

423 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Struktural Model 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 96

51 Kesimpulan 96

xii

52 Saran 98

Daftar Pustaka 100

LAMPIRAN 114

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 1 Model Penelitian 10

Gambar 2 1 Model Pengukuran Keberhasilan Proyek SI 17

Gambar 2 2 Revisi Model 18

Gambar 2 3 IPO LOGIC 32

Gambar 2 4 Model TRI 20 33

Gambar 2 5 Model Keberhasilan SI 37

Gambar 2 6 Model Keberhasilan SI 42

Gambar 3 1 Prosedur Penelitian 50

Gambar 4 1 Diagram Jenis Kelamin Responden 56

Gambar 4 2 Diagram Pendidikan Terakhir Responden 57

Gambar 4 3 Diagram Pengetahuan Keberadaan Sistem 58

Gambar 4 4 Diagram Pengalaman Penggunaan Sistem 58

Gambar 4 5 Diagram Skala Intensitas Penggunaan Sistem 59

Gambar 4 6 StatusPosisi Pekerjaan 60

Gambar 4 7 Diagram Kemampuan Penggunaan Komputer 60

Gambar 4 8 Hasil Awal Analisis Outer Model 68

Gambar 4 9 Hasil Akhir Analisis Outer Model Setelah Penghapusan Indikator 69

Gambar 4 10 Hasil Uji T-test 72

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2 1 Perbedaan Varian Accurate 5 9

Tabel 2 2 Variabel TRI dan Keberhasilan SI 29

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI 29

Tabel 3 1 Waktu Penelitian 51

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian 52

Tabel 4 1 Hasil Awal Uji Loading Factor 62

Tabel 4 2 Hasil Uji Loading Factor Setelah Penghapusan Indikator 63

Tabel 4 3 Hasil Uji Composite Reliability 64

Tabel 4 4 Hasil Uji Average Variance Extracted (AVE) 65

Tabel 4 5 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading) 66

Tabel 4 6 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading Fornell-Lackerrsquos) 67

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient 70

Tabel 4 8 Hasil Uji Coefficient of Determination (R-Square) 72

Tabel 4 9 Hasil Uji T-test 73

Tabel 4 10 Hasil Uji Effect Size 74

Tabel 4 11 Hasil Uji Predictive Relevance 75

Tabel 4 12 Hasil Uji Relative Impact 76

Tabel 4 13 Hasil Analisis Struktural Model 77

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Saat ini peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) khususnya SI telah

sering sekali kita gunakan dalam kegiatan sehari-hari Sutabri (2012) menyatakan

bahwa SI tidak lagi dipandang hanya sebagai pelengkap tetapi sudah menjadi

pendukung utama dalam proses bisnis yang ada pada suatu organisasi Oleh karena

itu Peranan TIK dapat berkontribusi pada perubahan cara manusia dalam bekerja

dan berinteraksi di bidangnya (Patel Gali Patel amp Parmar 2011)

Sistem informasi Akuntansi (SIA) adalah suatu sistem yang mengumpulkan

merekam menyimpan dan mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi para

pembuat keputusan (Romney amp Steinbart 2012) Pemanfaatan SIA dalam industri

keuangan telah meningkat di segala bidang dan telah mengubah tatanan sistem

keuangan modern Dengan menggunakan teknologi SI terbukti dapat menekan

biaya menciptakan proses kerja yang lebih cepat dan efisien serta menawarkan

tingkat fleksbilitas yang tinggi (Arvidsson Holmstroumlm amp Lyytinen 2014) Salah

satu contoh SIA adalah SIA Accurate Penggunaan SIA Accurate sesuai dengan

salah satu tujuan utama SI yaitu untuk menyajikan informasi sebagai pendukung

pengambilan keputusan perencanaan pengendalian dan perbaikan selanjutnya

(Puspitawati amp Anggadini 2011)

Accurate adalah merupakan salah satu programsoftware SIA buatan putra-

putri bangsa Pengembang sistemnya (developer system) adalah CPSSoft (PT Cipta

2

Piranti Sejahtera) dan CPSSoft tidak melayani penjualan mereka fokus di

pengembangan program dan administrasi Berbagai perusahaan hampir di seluruh

indonesia telah menggunakan SIA Accurate dari tahun 1998 hingga sekarang

Karena SIA Accurate merupakan produk lokal yang sesuai dengan Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Perpajakan di Indonesia SIA Accurate

ini merupakan salah satu program pembukuan perusahaan dalam bentuk paket

modul lengkap siap pakai yang terdiri dari General Ledger CashBank Inventory

Purchase Sales Fixed Asset dan tersedia untuk varian project dan manufaktur

yang bisa diaplikasikan di berbagai jenis dan skala usaha kecil menengah bagi

perusahaan baik yang bergerak di bidang trading distribusi service atau

manufaktur dan lain sebagainya SIA Accurate ini menyediakan layanan dengan

menggunakan Bahasa Indonesia sehingga penggunaan sistem ini akan mudah

dipahami oleh masyarakat Indonesia

Menurut Parasuraman dalam Lazuardi (2017) menyatakan bahwa setiap

orang bisa menjadi pengguna teknologi informasi (TI) atau SI namun cara

mengimplementasikannya tergantung pada derajat kesiapan seseorang dalam

menerima teknologi atau sistem tersebut Dan langkah pertama yang harus

dilakukan dalam implementasi teknologi adalah mengetahui kesiapan pengguna

dalam menerima teknologi tersebut (Parasuraman amp Colby 2015) Adanya

pengidentifikasian akan faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna

dalam pengadopsian teknologi penting agar tujuan dari adopsi teknologi dapat

tercapai dan lebih bermanfaat (Noprianto et al 2017)

3

Hasil observasi peneliti dalam penerapan SIA Accurate menemukan beberapa

masalah dari sisi pengguna dan juga kelemahan dari SIA Accurate itu sendiri

Seperti mesin pencarian SIA Accurate tidak dapat mendeteksi keyword secara

keseluruhan kalimat hanya dapat mendeteksi kata pertama dalam kalimat Contoh

lainnya adalah output atau laporan yang dihasilkan terkadang tidak sesuai dengan

filter yang telah diatur oleh pengguna Oleh karena itu para pengguna yang

menggunakan SIA Accurate masih mengalami kesulitan dalam mempelajari

halkasus baru lainnya Beberapa pengguna yang malas belajar tidak dapat

memanfaatkan sistem secara baik sehingga mengakibatkan pengguna menunda

pekerjaannya dengan menggunakan sistem atau cara lama kemudian meminta

bantuan penggunauser lainnya yang lebih mengerti untuk memindahkannya ke

SIA Accurate Melihat kasus diatas tingkat kesiapan pengguna dalam

menggunakan SIA Accurate ini mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam

menerapkan teknologi atau sistem baru

Selain itu belum pernah dilakukan pengujian keberhasilan penerapan SIA

Accurate dari persepsi kesiapan pengguna sehingga studi penelitian ini akan

menguji tingkat keberhasilan penerapan SIA Accurate yang dinilai dari sikap

kesiapan pengguna dan keberhasilan sistem Penelitian ini menggunakan

pengembangan model kesiapan dan keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017) Model

ini sesuai dengan kasus yang telah dijelaskan sebelumnya peneliti memilih model

ini agar mengetahui apa saja faktor-faktor yang mepengaruhi keberhasilan

penerapan sistem dari sisi pengguna maupun sistem itu sendiri Diketahuinya

faktor-faktor yang berpengaruh akan menjadi harapan dari penelitian ini untuk

4

memberikan masukan atau rekomendasi bagi para pengguna SIA Accurate dalam

memanfaatkan SIA Accurate

Menurut peneliti model yang diajukan ini memiliki sembilan variabel

dimana lima variabel diantaranya merupakan faktor dari pengguna dan empat

variabel lainnya merupakan faktor dari sistem itu sendiri Kelima faktor dari

pengguna tersebut adalah Optimism Innovativeness Discomfort Insecurity dan

User Satisfaction Sedangkan keempat faktor dari sistem adalah Indormation

Quality System Quality Service Quality dan Success Information System

Variabel di atas menjelaskan tentang faktor yang mempengaruhi pengguna

terhadap penggunaan sistem seperti apakah pengguna memiliki rasa optimis

(Optimism) atau keyakinan terhadap sistem yang akan memberikan output sesuai

ekspektasinya apakah pengguna memiliki kecenderungan dalam ingin mencoba hal

baru (Innovativeness) terhadap sistem apakah pengguna merasa terbebani

(Discomfort) karena kurang menguasai sistem apakah pengguna memiliki rasa

tidak aman (Insecurity) dan keraguan terhadap integritas sistem dan apakah

pengguna merasa puas (User Satisfaction) terhadap keseluruhan penerapan sistem

Selain itu variabel diatas juga dapat memaparkan faktor yang mempengaruhi sistem

terhadapkeberhasilan penerapannya seperti apakah kualitas output (Information

Quality) yang dihasilkan oleh sistem sudah sesuai dengan harapan pengguna

apakah kualitas sistem (System Quality) secara keseluruhan mudah digunakan

apakah peningkatan kualitas layanan (Service Quality) telah diberikan sesuai

5

kebutuhan pengguna dan apakah penerapan sistem telah berhasil (Success

Information System) dimanfaatkan sesuai dengan harapan dan kebutuhan pengguna

Upaya mengetahui tingkat kesiapan pengguna dan keberhasilan pemerapan

SI perlu adanya pengukuran sejauh mana kesiapan pengguna terhadap keberhasilan

penerapan SIA Accurate Karena kecenderungan sikap seseorang dalam

menggunakan SI akan mencerminkan kesiapan pengguna dalam pemanfaataan

sistem dan tingkat keberhasilan penerapan sistem Penggunaan model ini sesuai

dengan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menggabungkan model

kesiapan teknologi Technology Readiness Index (TRI) Parasuraman dan Colby

(2015) serta model keberhasilan SI Delone dan McLean (2003) yang telah

dimodifikasi oleh Subiyakto (2015) sebagai salah satu model alternatif pengukuran

keberhasilan proyek SI

Berdasarkan pembahasan diatas penelitian ini bermaksut untuk mencari tahu

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesiapan pengguna dalam keberhasilan

menggunakan SIA Accurate Pengukuran kesiapan merupakan hal penting untuk

dilakukan karena salah satu tantangan terberat dalam penerapan sistem maupun

teknologi informasi baru adalah kesiapan dari penggunanya (Jogiyanto 2007

Pambudi 2015) Ketidaksiapan dapat menimbulkan dampak kegagalan dalam

penerapan teknologi informasi itu sendiri (Florestiyanto 2012 Subiyakto 2017)

Harapan dari penelitian ini dapat memaparkan faktor-faktor penting yang

mempengaruhi tingkat kesiapan dan keberhasilan penerapan SIA Accurate

sehingga akan menjadi rekomendasimasukan bagi para pengguna dalam

memanfaatkan SI dan teknologi informasi Oleh karena itu peneliti tertarik untuk

6

melakukan penelitian dengan judul ldquoKesiapan Keberhasilan Penerapan Sistem

Informasi Akuntansi Accurate Berdasarkan Persepsi Penggunanyardquo

12 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah berdasarkan latar belakkang yang telah dijelaskan di

atas adalah sebagai berikut

1 Ditemukan kelemahan dari SIA Accurate seperti output dari mesin

pencarian dan laporan yang dihasilkan oleh SIA Accurate tidak sesuai

dengan harapan pengguna sehingga menyebabkan kesulitan dalam

pemanfaatan sistem

2 Ditemukan masalah dari beberapa pengguna SIA Accurate yang malas

belajar tidak dapat menggunakan sistem secara maksimal karena masih

menunda dan memberikan pekerjaannya kepada pihak lain apabila

mengalami kesulitan baru

3 Belum pernah dilakukan pengujian terkait dengan keberhasilan penerapan

SIA Accurate berdasarkan persepsi kesiapan penggunanya

13 Rumusan Masalah

Berdasarkan indentifikasi di atas Kecenderungan sikap seseorang dalam

menggunakan SI akan mencerminkan kesiapan pengguna sedangkan ketidaksiapan

dapat menimbulkan dampak kegagalan dalam penerapan TI itu sendiri

(Florestiyanto 2012 Subiyakto 2017) Dari beberapa hasil pengamatan peneliti

sedikitnya penelitian yang menguji keberhasilan penerapan SIA Accurate

7

berdasarkan persepsi kesiapan pengguna Harapan dari penelitian ini dapat

memaparkan faktor-faktor penting yang mempengaruhi tingkat kesiapan dan

keberhasilan penerapan SIA Accurate sehingga akan menjadi

rekomendasimasukan bagi para pengguna dalam memanfaatkan SI dan TI

14 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Berikut beberapa batasan dalam penelitian ini

1) Peneliti mengambil sampel dengan teknik pengambilan sampel pusposive

sampling sejumlah 125 responden yaitu pengguna SIA Accurate versi 5 di

beberapa perusahaan Jakarta yang telah menggunakan sistem ini tanpa

dibatasi lamanya waktu penggunaan

2) Proses yang dilakukan pada penelitian ini adalah menguji pengaruh kesiapan

pengguna SIA Accurate terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate

3) Secara teori penelitian ini mengadopsi 9 variabel dari penggunaan model

keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017)

4) Teknik analisis data ini penulis menggunakan metode PLS SEM dan untuk

pengelolaan data yang didapat peneliti menggunakan software SmartPLS

versi 30

15 Tujuan dan Sasaran Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1) Menguji kesiapan pengguna terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate

8

2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna terhadap

keberhasilan penerapan SIA Accurate

Merujuk pada tujuan penelitian diatas sasaran penelitian ini ialah

1) Diketahuinya keberhasilan penerapan SIA Accurate berdasarkan persepsi

kesiapan pengguna

2) Diketahuinya faktor-faktor yang berpengaruh dalam kesiapan pengguna

dalam keberhasilan penerapan SIA Accurate

16 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak

Manfaat tersebut adalah

1) Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan refrensi baru dalam

penggunaan model kesiapan dan keberhasilan dalam penerapan SIA

Accurate

2) Secara metodologi penelitian ini akan menambah refrensi penggunaan

pendekatan kuantitatif untuk riset pada prodi Sistem Informasi Fakultas Sains

dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3) Secara praktis hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan bagi pihak terkait

sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam rencana pemanfaatan dan

perkembangan sistem berikutnya

9

17 Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode untuk membantu

dalam melakukan analisis Penelitian ini menggunakan pendekatan secara

kuantitatif dan model kesiapan dan keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017)

Kuesioner yang dibuat dari pemaduan variabel dan indikator dari kedua model

tersebut Pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel purposive

sampling dimana sampel responden adalah seluruh pengguna sistem yang

khususnya pernah menggunakan SIA Accurate di perusahaannya masing-masing

dan berdomisili Jakarta Kuesioner disebarkan secara langsung penyebaran secara

langsung bertujuan untuk mendapatkan responden yang sesuai dan pernah

menggunakan SIA Accurate secara langsung Tahap akhir seluruh kuesioner yang

telah terisi akan ditampung di MS Excel dan nantinya akan dianalisis Penelitian

ini menggunakan teknik analisis data adalah PLS-SEM dengan tools SmartPLS

versi 30

18 Model Penelitian

Model yang digunakan pada penelitian ini adalah model kesiapan dan keberhasilan

SI dari Subiyakto (2017) yang telah menggabungkan diantara model kesiapan TRI

20 (Parasuraman amp Colby 2015) dengan model Keberhasilan SI Delone dan

McLean (2003) yang telah dimodifikasi oleh Subiyakto (2015)Model penelitian

pengukuran pengaruh kesiapan terhadap keberhasilan penerapan sistem ini terdiri

dari 9 variabel yaitu Optimism (OPT) Innovativeness (INN) Discomfort (DIS)

Insecure (INS) Information Quality (INQ) System Quality (SYQ) Service Quality

10

(SVQ) User Satisfaction (USF) Success Information System (SIS) Untuk

pengadopsian penggabungan dan pengkombinasian kedua model tersebut peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) menggunakan asumsi mengenai model logika input-

process-output oleh (Davis amp Yen 1998) Berikut model yang diajukan pada

penelitian ini

Gambar 1 1 Model Penelitian

19 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan tujuan dan sasaran pada penelitian ini maka pertanyaan penelitian

dalam hal ini

11

1 Apakah kesiapan pengguna berpengaruh terhadap keberhasilan penerapan

SIA Accurate

2 Apa saja faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna dalam keberhasilan

penerapan SIA Accurate dari persepsi kesiapan pengguna

21 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap INQ SYQ

SVQ dan USF

22 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap INQ SYQ

SVQ dan USF

23 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

SYQ SVQ dan USF

24 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

SYQ SVQ dan USF

25 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dam SIS

26 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan SIS

27 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan SIS

28 Apakah USF berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

110 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan penelitian pembahasan terbagi dalam lima bab yang

secara singkat akan diuraikan sebagai berikut

12

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah rumusan masalah ruang lingkup dan batasan

tujuan dan sasaran manfaat penelitian metodologi penelitian model penelitian

pertanyaan penelitian dan sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai dasar-dasar teori yang mendukung tentang

pengukuran pengaruh kesiapan dan keberhasilan pengguna terkait penerapan SIA

Accurate

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas tentang metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

metode pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan analisis data dan hasilnya serta interpretasi hasil penelitian

dengan merujuk kepada basis teori sebelumnya

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang berkenaan dengan hasil pemecahan masalah serta

beberapa saran untuk pengembangan keberhasilan penerapan SIA Accurate

2

BAB II

LANDASAN TEORI

21 Definisi Kesiapan

Kesiapan adalah tingkatan atau keadaan yang harus dicapai dalam proses

perkembangan perorangan pada tingkatan pertumbuhan mental fisik sosial dan

emosional (Hamalik 2008) Kesiapan adalah kondisi seseorang secara keseluruhan

yang dapat membuatnya siap untuk dapat memberikan respon atau jawaban dalam

suatu cara tertentu terhadap suatu situasi yang dihadapinya Maka seseorang akan

menyesuaikan kondisi tersebut dan akan berpengaruh atau memiliki kecenderungan

untuk memberi respon (Slameto 2010)

Definisi Kepuasan menurut Kotler dalam Abdurrahman dan Prasetyo

(2016) adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil

dengan harapannya Kepuasan dapat dilihat dari kesesuaian harapan dengan apa

yang didapat dari suatu pelayanan (Tjiptono dalam Abdurrahman dan Prasetyo

2016) Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin ldquosatisrdquo (artinya

cukup baik memadai) dan ldquofaciordquo (artinya melakukan atau membuat) sehingga

secara sederhana dapat diartikan sebagai lsquoupaya pemenuhan sesuatursquo (Tjitptono

dalam Hartono dan Wahyono 2015)

22 Definisi Keberhasilan

Dalam buku Djamarah dan Zain (2010) WJS Poerwadarminto berpendapat

bahwa keberhasilan adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan dikerjakan dan

3

sebagainya) Sedangkan menurut Masrsquoud Khasan Abdul Qohar keberhasilan

adalah apa yang telah dapat diciptakan hasil pekerjaan hasil yang menyenangkan

hati yanng diperoleh dengan jalan keuletan kerja

Keberhasilan dari sistem informasi ditentukan bagaimana sistem itu dapat

dijalankan oleh pengguna dengan efektif dan pengguna merasa puas menggunakan

sistem tersebut dan juga bagaimana perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari

sistem yang digunakannya Doll dan Torkzadeh dalam Istianingsih dan Wiwik

Utami (2009) menyatakan bahwa kepuasan pengguna sistem informasi dapat

digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu sistem informasi Kepuasan

pengguna akhir ini kemudian menjadi bagian dalam pengembangan model

keberhasilan sistem informasi selanjutnya

23 Definisi Pengguna Sistem

Dalam bukunya Rusdiana dan Irfan (2014) Pelaku sistem terdiri atas tujuh

kelompok yaitu sebagai berikut

1) Pemakai

Pada umumnya ada tiga jenis pemakai yaitu operasional pengawas

dan eksekutif

2) Manajemen

Ada tiga jenis manajemen yaitu manajemen pemakai yang bertugas

menangani pemakaian ketika sistem baru diterapkan manajemen sistem

yang diterapkan dalam pengembangan sistem manajemen umum yang

terlibat dalam strategi perencanaan sistem dan sistem pendukung

pengambilan keputusan

4

3) Pemeriksa

Pemeriksa menentukan segala sesuatunya berdasarkan ukuran

ukuran standar yang dikembangkan di banyak perusahaan sejenis

4) Penganalisis sistem

Fungsi dari penganalisis sistem antara lain sebagai berikut

a) Arkeolog yaitu menelusuri cara sistem lama berjalan sistem

tersebut dijalankan dan segala hal menyangkut sistem lama

b) Inovator yaitu membantu mengembangkan dan membuka

wawasan pemakai bagi kemungkinan lain

c) Mediator yaitu menjalankan fungsi komunikasi dari semua level

antara lain pemakai manajer programmer pemeriksa dan pelaku sistem

lain yang mungkin belum memiliki sikap dan cara pandangan yang sama

dan

d) Pimpinan yaitu penganalisis sistem harus personal yang

berpengalaman dari programmer atau desainer

5) Pendesain Sistem

Pendesain sistem menerima hasil penganalisis sistem berupa

kebutuhan pemakai yang tidak berorientasi pada teknologi tertentu

kemudian ditransformasikan ke desaian arsitektur tingkat tinggi dan dapat

diformulasikan oleh programmer

6) Programmer

Setelah penganalisis sistem memberikan hasil kerjanya dan diolah

oleh pendesain sistem programmer dapat mulai bekerja

5

7) Personal Pengoperasian

Pelaku ini bertugas dan bertanggung jawab di pusat komputer

misalnya jaringan keamanan perangkat lunak pencetakan back-up

24 Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam organisasi yang membantu

kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi

yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi organisasi agar dapat

menyediakan laporan yang diperlukan oleh pihak luar (Sutabri 2012)

Menurut pandangan Hall dalam Kadir (2014) sistem informasi adalah

sebuah rangkaian prosedur formal di mana data dikelompokkan diproses menjadi

informasi dan didistribusikan kepada pemakai Sama halnya seperti menurut

Sidharta dalam (Rusmana 2015) bahwa sebuah sistem informasi adalah sistem

buatan manusia yang berisi himpunan terintegrasi dari komponen-komponen

manual dan komponen-komponen terkomputerisasi yang bertujuan untuk

mengumpulkan data memproses data dan menghasilkan informasi untuk pemakai

25 Definisi Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi sering dirancang dengan menggunakan software agar

informasi yang dihasilkan menjadi lebih akurat efisien dan tepat waktu (Davis

Alderman amp Robinson 1990) Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu sistem

yang mengumpulkan merekam menyimpan dan mengolah data untuk

menghasilkan informasi bagi para pembuat keputusan (Romney amp Steinbart 2012)

Terdapat 6 komponen dalam Sistem Informasi Akuntansi yakni

6

1 Orang yang menggunakan sistem

2 Prosedur dan instruksi yang digunakan untuk mengumpulkan mengolah

dan menyimpan data

3 Data tentang organisasi dan kegiatan bisnisnya

4 Software yang digunakan untuk mengolah data

5 Infrastruktur teknologi informasi meliputi komputer perangkat tambahan

dan peralatan komunikasi jaringan yang digunakan dalam Sistem

Informasi Akuntansi

6 Sistem pengendalian internal dan perangkat keamanan untuk menjaga data

Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2012) sebuah sistem informasi akuntansi

yang didesain dengan baik dapat

1 Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya dari produk dan jasa

2 Meningkatkan efisiensi

3 Meningkatkan pembagian pengetahuan

4 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari suatu rantai Supply

5 Meningkatkan struktur dari pengendalian internal

6 Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan

Menurut Sutabri (2004) sistem informasi akuntansi meliputi beragam

aktivitas yang berkaitan dengan siklus pemrosesan akuntansi perusahaan Meskipun

tidak ada dua organisasi yang identik tetapi sebagian besar mengalami jenis

kejadian ekonomi yang serupa Kejadian-kejadian ini menghasilkantransaksi-

7

transaksi yang dapat dikelompok menjadi empat siklus aktivitas bisnis yang umum

yaitu

1 Siklus pendapatan

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pendistribusian barang dan jasa

ke entitas-entitas lain dan pengumpulan pembayaran yang berkaitan

2 Siklus pengeluaran

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan barang dan jasa dari

entitas-entitas lain dan pelunasan kewajiban-kewajiban yang berkaitan

3 Siklus produksi

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pengubahan sumber daya menjadi

barang dan jasa

4 Siklus keuangan

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan dan manajemen dana

modal termasuk kas

26 Sistem Informasi Akuntansi Accurate

Salah satu contoh sistem informasi akuntansi adalah Accurate Penggunaan Sistem

Informasi Akuntansi (SIA) Accurate sesuai dengan salah satu tujuan utama sistem

informasi yaitu untuk menyajikan informasi sebagai pendukung pengambilan

keputusan perencanaan pengendalian dan perbaikan selanjutnya (Puspitawati amp

Anggadini 2011) SIA Accurate merupakan salah satu program akuntansi buatan

putra-putri bangsa Pengembang sistemnya (developer system) adalah CPSSoft (PT

Cipta Piranti Sejahtera) dan CPSSoft tidak melayani penjualan mereka fokus di

pengembangan program dan administrasi Versi pertama SIA Accurate adalah

8

Accurate 2000 Accounting Software yang diliris sekitar tahun 2000 Sistem

Acccurate merupakan produk lokal yang sesuai dengan Pernyataan Standard

Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Perpajakan di Indonesia

261 SIA Accurate versi 5

SIA Accurate ini merupakan salah satu program pembukuan perusahaan

dalam varian paket modul lengkap siap pakai dan tersedia untuk varian

project ataupun manufaktur yang bisa diaplikasikan di berbagai jenis dan

skala usaha kecil menengah bagi perusahaan baik yang bergerak di bidang

trading distribusi service atau manufaktur dan lain sebagainya SIA

Accurate ini menyediakan layanan dengan menggunakan Bahasa Indonesia

sehingga penggunaan sistem ini akan mudah dipahami oleh masyarakat

Indonesia

SIA Accurate versi 5 memiliki 3 varian paket dengan beragam

modul yang ditawarkan bagi setiap perusahaan yaitu Standard Edition

Deluxe Edition dan Enterprise Edition Untuk varian Standar Edition

cocok untuk perusahaan skala kecil seperti jasa dan dagang yang hanya

cukup menghasilkan laporan keuangan standar tanpa perlu laporan

keuangan perproyek atau perdepartment Sedangkan Deluxe Edition

merupakan perpaduan dari beberapa modul standar ditambah dengan fungsi

berupa pengisian proyek dan departemen Kalau varian Enterprice Edition

cocok untuk perusahaan manufacturing karena sudah dilengkapi dengan

Bill Of Material Production Order Production Activity Finished

Production Activity dan bahkan dapat mengetahui selisih antara Bill Of

9

Material Budged dengan Production Activity Berikut tabel perbedaan

daftar modul dan fitur pada setiap varian paket

Tabel 2 1 Perbedaan Varian Accurate 5 (sumber wwwcpssoftcom)

Modul dan Fitur Standard

Edition

Enterprise

Edition

Deluxe

Edition

Modul Pembelian

Modul Penjualan Modul Persediaan Modul Buku Besar Modul Kas Bank Modul Aktiva Tetap Modul RMA Modul Proyek Modul Manufaktur

Transaksi berulang dengan pengingat Mengakses grafik laporan dengan

tabletsmartphone

262 Modul SIA Accurate versi 5

Berikut beberapa penjelasan modul yang tersedia

1 Modul Pembelian (Purchase Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Permintaan Pembelian (Purchase

Requisition Form) Formulir Pesanan Pembelian (Purchase Order

Form) Formulir Penerimaan Barang (Received Item Form) Formulir

Faktur Pembelian (Purchase Invoice Form) Formulir Retur Pembelian

(Purchase Return Form) dan Formulir Pembayaran Pembelian

(Purchase Payment Form)

2 Modul Penjualan (Sales Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Penawaran Penjualan (Sales

Quotation Form) Formulir Pesanan Penjualan (Sales Order Form)

10

Formulir Faktur Penjualan (Sales Invoice Form) Formulir Retur

Penjualan (Sales Return Form) dan Formulir Penerimaan Penjualan

(Sales Receipt Form)

3 Modul Persediaan (Inventory Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Barang dan Jasa (List Of Item)

Formulir Penyesuain Persediaan (Inventory Adjustment Form)

Formulir Pembiayaan Pesanan (Job Costing Form) Daftar Gudang

(List Of Warehouse) Formulir Grup Barang (Item Grouping Form)

Formulir Penyesuaian Harga Jual Barang (Set Selling Price Adjustment

Form) dan Formulir Pindah Barang (Item Transfer Form)

4 Modul Buku Besar (General Ledger Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Akun (List Of Account) Daftar Mata

Uang (List Of Currency) Informasi Perusahaan (Company Info)

Formulir Bukti Jurnal (Journal Voucher Form) Proses Akhir Bulan

(Period End Process) dan Laporan Keuangan (Financial Statemen)

5 Modul Kas Bank (Cash Bank Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Pembayaran (Payment Form

Formulir Penerimaan (Deposit Form) Buku Bank (Bank Book)

Formulir Rekonsiliasi Bank (Bank Reconcile Form)

6 Modul Aktiva Tetap (Fixed Asset Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Aktiva Tetap Baru (New Fixed Asset

Form) Daftar Tipe Aktiva Tetap Pajak (List Of Fiscal Fixed Asset

11

Type) Daftar Tipe Aktiva Tetap (List Of Fixed Asset Type) Daftar

Aktiva Tetap (Fixed Asset List)

7 Modul RMA (Return Merchandise Authorization Module)

Modul ini terdiri dari Formulir RMA (RMA Form) dan Formulir

RMA Action (RMA Action Form)

8 Modul Proyek (Project Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Bahan Baku Daftar Biaya Proyek

Formulir Work Price Analysis Formulir Proyek Formulir Material In

Used Formulir Project Survey Formulir Project Bill Formulir Project

Ending

263 Kelebihan SIA Accurate versi 5 dengan versi sebelumnya

Berikut beberapa perbedaan antara SIA Accurate versi 4 dan Accurate versi

5 yaitu

1 Adanya Fitur E-Faktur

Fitur E-Faktur dibuat untuk membantu pengguna SIA Accurate

terutama Pengusaha Kena Pajak (PKP) untuk menghasilkan laporan siap

pakai sekaligus sebagai pendukung kebijakan dari Direktorat Jendral

Pajak yang mewajibkan penggunaan E-Faktur bagi perusahaan PKP

2 Database Server Firebird 25

Database firebird yang digunakan di dalam aplikasi Accurate versi

4 adalah Firebird versi 21 dan untuk Accurate versi 5 ini dikembangkan

12

dengan menggunakan database Firebird 25 dengan konfigurasi Super

Classic(SC) yang sudah diakui secara umum

3 Lisensi SIA Accurate

Di Accurate sebelumnya lisensi Accurate berupa nomor serial di-

input langsung ke SIA Accurate di masing-masing komputer Pengguna

memerlukan bantuan customer support CPSSoft atau tenaga penjual

untuk mendapatkan nomor serial yang dimaksud Di Accurate 5 License

Manager yang berkomunikasi dengan License Server CPSSoft untuk

mendapatkan nomor serial lisensi kemudian dikirimkan ke komputer

Accurate Client secara otomatis

264 Kekurangan SIA Accurate versi 5

1 Tidak bisa di Custom

SIA Accurate adalah software paket Kenapa tidak bisa Karena SIA

Accurate sudah mensurvei ke perusahaan-perusahaan dari UMKM

UKM di Indonesia dan Perusahaan menengah ke atas Jadi SIA Accurate

di buat sesuai dengan kebutuhan perusahaan-perusahaan di Indonesia

sesuai dengan PSAK dan perpajakan di Indonesia juga Laporan dan

form seperti PO Invoice dan lain-lain masih bisa di custom

2 Tidak mencakup Seluruh Operasional Perusahaan

Basic dari program SIA Accurate adalah accounting software bukan

oprasional software Contoh seperti pembayaran gaji perkaryawan belum

bisa di 5 bisa di catat secara global saja Untuk pencatatan gaji

13

perkaryawan dan SIA Accurate pajaknya baru bisa di SIA Accurate

Online

3 Tidak mendapatkan Training Pembelian Baru

Dulu SIA Accurate memang mempaket kan dalam pembelian baru

SIA Accurate maka mendapatkan training namun harganya lebih mahal

Sekarang sudah banyak SMK dan Universitas di Indonesia yang bekerja

sama dengan SIA Accurate sehingga SDM siap pakainya sudah banyak

Maka dari itu SIA Accurate menekan harga software semurah mungkin

dan jika di perusahaan Anda sudah ada karyawan yang sudah bisa

menggunakan SIA Accurate Kenapa harus mengambil jasa training

Jadi training di SIA Accurate sangat flexibel tergantung kebutuhan

perusahaan

27 Konsep Dasar Kesiapan Teknologi (Technology Readiness)

Penelitian Sheu amp Kim (2008) yang melibatkan 50 organisasi sebagai obyek

penelitian menyatakan bahwa tingkat kesiapan yang rendah menjadi sebab

kegagalan proyek SI khususnya kesiapan pengguna yang paling dominan

berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi SI Penelitian Sheu dan Kim

menunjukkan bahwa faktor kesiapan pengguna lebih kuat pengaruhnya terhadap

keberhasilan proyek SI dibandingkan dengan keterlibatan pengguna dalam proyek

SI

Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa adanya proses penerapan

teknologi atau sistem pada suatu organisasi menyebabkan beberapa tantangan baru

14

bagi organisasi tersebut seperti beberapa pengguna yang memiliki tingkat kesiapan

rendah pada sistem atau teknologi baru akan mengalami kesulitan dalam

mempelajari hal baru bahkan beberapa pengguna baru lainnya dapat memberikan

penolakan merasa enggan atau tidak mampu dalam menggunakan teknologi atau

sistem baru tersebut sehingga penerapan teknologi atau sistem baru pada organisasi

tersebut akan menjadi sia-sia bahkan gagal Oleh karena itu dengan adanya suatu

pengukuran dan penilaian dalam tingkat kesiapan dan kemampuan pengguna suatu

teknologi maka akan meminimalisir tingkat kesalahan kesulitan dan resiko yang

ada (Pambudi 2015)

28 Konsep Dasar Keberhasilan Sistem Informasi (Success SI)

Selama bertahun-tahun para peneliti dan praktisi telah berusaha untuk berhasil

dalam mengelola proyek SI sehingga dapat mencapai kinerja yang maksimal

Pengukuran keberhasilan proyek SI pun menjadi topik yang menarik di kalangan

peneliti dan praktisi tersebut sejak Standish Group mempublikasikan penemuan

mereka pada tahun 1994 Keberhasilan proyek adalah konsep utama tetapi teori

tersebut masih merupakan konsep yang ambigu Antara para peneliti dan praktisi

pun juga masih terjadi kurang sepakat tentang model tersebut Mereka cenderung

fokus pada satu atau sebagian dimensi Sehingga mereka belum mendapat

gambaran yang jelas tentang pengukuran keberhasilan SI

Subiyakto dan Ahlan (2014) mencoba menjawab permasalahan tersebut

dengan mengembangkan model alternatif pengukuran keberhasilan proyek

berdasarkan input-process-output (IPO) model Mereka membandingkan

15

mengadopsi mengadaptasi dan mengkombinasi teori sebelumnya yaitu Davisrsquos

IPO model teori keberhasilan proyek model Delone dan McLean dan kerangka

klasifikasi proyek

Pertama Subiyakto (2014) membandingkan dua model yaitu model Delone

dan McLean dan Model IPO Mereka menemukan bahwa model proses dan model

kausal Delone dan McLean tidak lengkap dalam istilah model IPO sebuah proyek

Model ini hanya fokus pada pemanfaatan dan layanan dari produk Dalam konteks

pengukuran keberhasilan proyek model ini kurang menjelaskan dimensi input dari

model IPO Dengan demikian model IPO lebih komprehensif dibandingkan model

Delone dan McLean

Kedua Subiyakto (2014) mengadopsi teori keberhasilan proyek

pengukuran keberhasilan SI Delone dan McLean dan kerangka klasifikasi proyek

Pengadopsian teori keberhasilan proyek dilaksanakan untuk mengembangkan

aspek kausalitas model Mereka mengadopsi semua variable model Delone dan

McLean serta tiga dari empat variabel kerangka klasifikasi proyek (McLeod amp

MacDonell 2011) yaitu konten proyek orang dan aksi konteks organisasi Hal ini

dikarenakan proses proyek akan diwakili oleh dimensi proses

Ketiga Subiyakto dan Ahlan (2014) menyesuaikan penempatan variable

sejalan dengan logika IPO dan definisi keberhasilan proyek Tiga penyesuaiannya

adalah sebagai berikut

a Menempatkan 2 dimensi model Delone dan Mclean (system creation dan

system utilization) ke dalam dimensi proses dari model Hal ini didukung

juga oleh beberapa peneliti bahwa proses proyek terdiri dari dua subproses

16

yaitu produksi produk dan pemanfaatannya Penempatan dimensi dampak

sistem dari model DeLone dan McLean sebagai dimensi output dari model

sejalan dengan definisi keberhasilan proyek

b Mengembangkan hubungan antara variabel dimensi input terhadap

variable dimensi proses Dalam hal ini masing-masing varibel dimensi

input memiliki hubungan terhadap masing-masing variabel dari dimensi

proses yang sejalan dengan model proses dan kausal dari IPO model

c Mengembangkan hubungan antara konteks organisasi terhadap semua

variabel dalam model yang berdasarkan konsep pengaruh lingkungan

sistem

Keempat model dikembangkan atas kombinasi dari empat teori yang telah

disebutkan sebelumnya Kombinasi ini dilakukan untuk menanggapi dua isu utama

di lingkup model keberhasilan proyek SI yaitu validitas dan kelengkapan

pengukuran model Kelengkapan model berarti model tersebut dikembangkan

untuk mencakup dimensi keseluruhan proyek dalam konteks aspek proses dan

kausal Validitas adalah berarti bahwa model ini mewakili secara teori keberhasilan

proyek Tiga dimensi utama yang dari model ini adalah dimensi input proses dan

output Dimensi proses terdiri dari dua subdimensi yaitu pembuatan sistem (system

creation) dan pemanfaatan sistem (system utilization) Model ini (Gambar 34)

mengandung 9 variabel dan 36 hubungan antar variable tersebut Konten proyek

(project content) orang dan aksi (people and action) dan konteks organisasi

(institutional contexts) adalah tiga variabel dimensi input Kualitas informasi

(information quality) kualitas sistem (system quality) kualitas layanan (service

17

quality) penggunaan (system use) dan kepuasan pengguna (user satisfaction)

adalah lima variabel untuk dimensi proses Manfaat bersih (net benefit) adalah

variabel untuk dimensi output

Gambar 2 1 Model Pengukuran Keberhasilan Proyek SI Berdasarkan Model IPO

(Subiyakto dan Ahlan 2014)

Selanjutnya pada tahun 2015 Subiyakto Ahlan Kartiwi dan Sukmana

memvalidasi model baru tersebut secara kualitatif untuk mengetahui kelayakan

model tersebut melalui Focus Group Study (FGS) Mereka melakukan 4 teknik FGS

yaitu interview konsultasi diskusi dan seminar Ada 16 partisipan (9 doktor 3

calon doktor dan 4 akademisi) dari 20 anggota terdaftar yang tergabung dalam

kelompok penelitian ini Mereka memiliki kepentingan keterampilan

penegtahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian SI Mereka juga dipilih

karena kredibilitas mereka sebagai key informants

18

Hasil dari FGS mengungkapkan delapan tema menyeluruh berkaitan dengan

validitas model dan kelayakan pelaksanaan penelitian Kemudian telah disimpulkan

dalam empat poin validasi yaitu kejelasan proses pemodelan penggunaan dasar

teoritis kewajaran metode penelitian dan ketersediaan sumber daya penelitian

Berdasarkan poin tersebut Subiyakto et al merevisi modelnya melalui

penyederhanaan jumlah hubungan antar variable dengan menghapus 6 hubungan

Model tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 2 2 Revisi Model (Subiyakto et al 2015)

29 Populasi Dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya Guritno dan Sudaryono (2011) Dalam metode

penelitian kata populasi amat populer dipakai untuk menyebutkan

serumpunsekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian Populasi penelitian

merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia hewan

tumbuh-tumbuhan udara gejala nilai peristiwa sikap hidup dan sebagainya

19

Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin 2006)

Jenis populasi terbagi dua yaitu

1) Populasi fitnit artinya jumlah individu ditentukan

2) Populasi infinit artinya jumlah individu tidak terhingga atau tidak

diketahui dengan pasti

Sampel ialah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut Sehingga pengambilan sampel harus menggunakan cara-cara tertentu yang

berdasarkan oleh pertimbangan-pertimbangan yang ada (Sugiyono 2011)

291 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel Terdapat dua metode dasar

penarikan sampel yaitu (Guritno amp Sudaryono 2011)

a Probability Sampling

Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel Beberapa metode penarikan sampel probabilitas

adalah sebagai berikut

1 Simple Random Sampling

Simple random sampling dikatakan sederhana karena pengambilan

sampel dari populasinya dilakukan secara acak tanpa memperhatikan status

atau tingkat pendidikan yang ada dalam suatu populasi

2 Stratified Random Sampling

20

Stratified Random Sampling merupakan suatu prosedur penarikan

sampel berstrata yaitu suatu subsampel acak sederhana yang ditarik dari

setiap strata atau tingkatan yang kurang lebih sama dalam beberapa

karakteristik (Siregar 2013)

3 Cluster Sampling

Cluster Sampling merupakan suatu prosedur penarikan sampel

probabilitas yang memilih subpopulasi yang disebut cluster Kemudian

setiap elemen di dalam kelompok cluster tersebut dipilih sebagai anggota

sampel

b Nonprobability Sampling

Nonprobability Sampling merupakan suatu prosedur penarikan

sampel yang bersifat subjektif Dalam hal ini probabilitas pemilihan

elemen-elemen populasi tidak dapat ditentukan Hal ini disebabkan setiap

elemen populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai

sampel Beberapa teknik pengambilan sampel nonprobabilitas sebagai

berikut (Guritno amp Sudaryono 2011)

1 Convience Sampling

Convience Sampling adalah teknik penarikan sampel berdasarkan

kemudahan Prosedurnya adalah semata-mata langsung menghubungi

unitunit penarikan sampel yang mudah dijumpai seperti mahasiswa dalam

satu kelas jamarsquoah tempat ibadah pengunjung toko dan lainnya Seringkali

pengambilan sampel ini dilakukan untuk menguji kuesioner atau penelitian

ekspolorasi

21

2 Quota Sampling

Quota Sampling adalah penarikan sampel berdasarkan kuota

Prinsipnya adalah karakteristik tertentu yang relevan menjelaskan dimensi

populasi Peneliti harus mengetahui distribusi populasi

3 Purposive Sampling

Purposive Sampling adalah penarikan sampel berdasarkan

pertimbangan atau kriteria tertentu

4 Snowball Sampling

Snowball Sampling adalah metode penarikan sampel dengan

responden yang berhasil diperoleh diminta untuk menunjukkan responden

lainnya secara berantai

5 Accidental Sampling

Accidental Sampling adalah metode penarikan sampel dimana

pemilihan anggota sampelnya dilakukan terhadap orangbenda yang

kebetulan ada atau dijumpai (Hadi 2016 Sugiyono 2011)

292 Teknik Menentukan Ukuran Sampel

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan ketepatan ukuran pengukuran penelitian

ini menggunakan metode analisis SEM Berdasarkan studi penelitian Monte Carlo

berbagai estimasi penentuan sampel yang disimpulkan

1 Model SEM dengan jumlah variabel laten sampai dengan lima buah dan

setiap konstruk dijelaskan 3 atau lebih indikator jumlah sampel 100-150

sudah dianggap memadai (Santoso 2011)

22

2 Ukuran sampel untuk model SEM adalah antara 100-200 atau dengan cara

jumlah indikator dikali 5 sampai 10 (Ferdinand AT 2000)

3 Ukuran sampel untuk estimasi Maximum Likehood harus setidaknya 5x

jumlah parameter bebas dalam model termasuk error (Bentler amp Chou

1987)

4 SEM yang menggunakan model estimasi maximum likehood estimation

(MLE) adalah 100-200 sampel (Ghozali 2011)

210 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2011) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang

paling utama dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data Dengan metode pengumpulan data yang tepat akan

memungkinkan peneliti untuk memperoleh data yang valid sehingga dapat

membantu dalam penelitian Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan

berbagai metode

1 Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

oleh peneliti untuk memperoleh informasi dengan cara berkomunikasi

langsung (seperti tanya jawab) antara pewawancara dan responden

2 Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab (Sugiyono dalam Setiawan 2016)

23

Kuesioner ini dapat membantu peneliti memperoleh informasi terkait

dengan permasalahan penelitian

3 Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

suatu pengamatan disertai dengan pencatatan terhadap keadaan atau

perilaku objek penelitian (Fathoni dalam Setiawan 2016) Observasi ini

dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai objek penelitian secara

keseluruhan

4 Studi Pustaka

Studi pustaka adalah teknik survei terhadap data yang telah ada

dengan menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu

yang berkepentingan mencari metode-metode serta teknik penelitian

baik dalam mengumpulkan data atau dalam menganalisis data yang telah

pernah digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu (Nazir dalam Yunita

2017)

211 Skala Likert

Menurut Sugiyono (2011) skala likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat

dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Sewaktu

menanggapi pertanyaan dalam skala likert responden menentukan tingkat

persetujuan mereka terhadap suatu pertanyaan dengan memilih salah satu dari

pilihan yang tersedia Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti

ini

24

1 Sangat tidak setuju

2 Tidak setuju

3 Kurang setuju

4 Setuju

5 Sangat setuju

Selain pilihan dengan lima skala seperti contoh di atas kadang digunakan juga

skala dengan tujuan atau sembilan tingkat Suatu studi empiris menemukan bahwa

beberapa karakteristik statistik hasil kuesioner dengan berbagai jumlah pilihan

tersebut ternyata sangat mirip (Dawes 2008)

212 PLS-SEM

PLS-SEM merupakan salah satu metode yang digunakan dalam menganalisis dan

dinilai kuat karena digunakan pada setiap jenis skala data seperti data interval data

nominal dan rasio serta syarat asumsi yang lebih fleksibel (Yamin amp Kurniawan

2011) Partial Least Square (PLS) dikembangkan pertama kalinya oleh Herman

Wold pada tahun 1975 Software yang digunakan untuk analisis menggunakan

PLS-SEM antara lain SmartPLS XLSTAT PLS-PM Visual PLS dan lainnya

PLS dapat digunakan untuk tujuan konfirmasi (seperti pengujian hipotesis)

dan tujuan eksplorasi PLS juga dapat menduga apakah terdapat atau tidak

hubungan antar variabel dan kemudian proposisi untuk pengujian Tujuan

utamanya adalah menjelaskan hubungan antar konstruk dan menekankan

pengertian tentang nilai hubungan tersebut Penggunaan PLS untuk prediksi dan

membangun teori serta sampel yang dibutuhkan relatif kecil dengan minimum

25

sepuluh kali item konstruk yang paling kompleks (Ghozali 2011 Ghozali amp

Hengky 2015 Yamin amp Kurniawan 2011)

Kepopuleran penggunaan PLS-SEM diantara para peneliti dan praktisi

adalah karena empat alasan Pertama algoritma PLS tidak terbatas hanya untuk

hubungan antara indikator dengan konstrak latennya yang bersifat reflektif saja

tetapi algoritma PLS juga dipakai untuk hubungan yang bersifat formatif Kedua

PLS dapat digunakan untuk menaksir model path dengan sample size yang kecil

Ketiga PLS-SEM dapat digunakan untuk model yang sangat kompleks (terdiri atas

banyak variabel laten dan manifes) tanpa mengalami masalah dalam estimasi data

Keempat PLS dapat digunakan ketika distribusi data sangat miring (skew) (Yamin

amp Kurniawan 2011)

Evaluasi model dalam PLS meliputi dua tahap yaitu evalusi outer model

atau model pengukuran dan evaluasi terhadap inner model atau model struktural

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Sarstedt 2017 Wong 2013 Yamin

2011)

1 Evaluasi Pengukuran Model (Outer Model)

Model ini meliputi pemeriksaan individual item reliability internal

consistency atau construct reliability average variance extracted dan

discriminant validity Ketiga pengukuran tersebut dikelompokkan dalam

convergent validity yaitu mengukur besarnya korelasi antara konstrak

dengan variabel laten Measurement model dilakukan untuk dapat

mengetahui hubungan antara konstrak (variabel) dengan indikator-

indikatornya (Yamin amp Kurniawan 2011)

26

Pemeriksaaan individual item reliability dapat melihat nilai

standardized loading factor Nilai ini menggambarkan besarnya korelasi

antara setiap item pengukuran (indikator) dengan konstraknya Untuk nilai

ideal loading factor berupa diatas 07 ini berarti bahwa indikator tersebut

sudah valid sebagai indikator yang dapat mengukur konstrak

Pengukuran lainnya dari convergent validity adalah melihat nilai

Average Variance Extracted (AVE) Nilai ini menggambarkan besaran varian

atau keragaman variabel manifes yang dapat dikandung oleh konstrak laten

Untuk nilai AVE ideal yaitu 05 hal ini berarti convergent validity baik

Artinya variabel laten dapat menjelaskan rata-rata lebih dari setengah varian

dari indikator-indikatornya

Discriminant validity dievaluasi melalui cross loading kemudian

membandingkan nilai AVE dengan kuadrat nilai korelasi antar konstrak

Ukuran cross loading adalah membandingkan korelasi dengan konstraknya

dan konstrak blok lainnya hal ini menunjukkan konstrak tersebut

memprediksi ukuran pada blok mereka dengan lebih baik dari blok lainnya

Ukuran discriminant validity lainnya adalah bahwa nilai akar AVE harus

lebih tinggi daripada korelasi antara konstrak dengan konstrak lainnya atau

nilai AVE lebih tinggi dari kuadrat korelasi antara konstrak

2 Evaluasi Struktural Model (Inner Model)

Pengukuran struktural model dilakukan untuk dapat mengetahui hubungan

antara konstrak yang dihipotesiskan oleh peneliti(Yamin amp Kurniawan

27

2011) Dalam model ini terdapat beberapa tahap dalam melakukan

evaluasinya

Tahap pertama adalah dengan melihat signifikansi hubungan antara

konstrak Hal ini dapat dilihat dari koefisien jalur (path coefficient) yang

menggambarkan kekuatan hubungan antara konstrak Pengukuran path

coefficient (β) memiliki nilai ambang batas diatas 01 hal ini untuk

menyatakan bahwa jalur (path) yang dimaksud mempunyai pengaruh di

dalam model

Tahap kedua adalah dengan mengevaluasi nilai R2 (coefficient of

determination) Nilai ini menjelaskan varian dari tiap target endogenous

variabel dengan standar pengukuran sekitar 067 sebagai kuat sekitar 033

moderat dan dibawah 019 menunjukan tingkat varian yang lemah

Tahap ketiga adalah dengan melihati nilai t-test dengan metode

boostrapping menggunakan uji two-tailed dengan tingkat signifikansi 5

untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian Bila nilai t-test lebih besar dari

196 maka hipotesis penelitian yang dibuat dapat diterima

Tahap keempat yaitu pengujian f2 (effect size) Pengujian ini dilakukan

untuk dapat memprediksi pengaruh variabel tertentu terhadap variabel

lainnya dalam struktur model dengan nilai ambang batas sekitar 002 untuk

pengaruh kecil 015 untuk pengaruh menegah dan 035 untuk pengaruh yang

besar f2 dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

28

Tahap kelima yaitu pengujian 1198762 (predictive relevance) dengan

menggunakan metode blindfolding untuk dapat memberikan bukti bahwa

variabel tertentu yang digunakan dalam suatu model yang dibuat mempunyai

keterkaitan prediktif (predictive relevance) dengan variabel lainnya dalam

model tersebut dengan nilai ambang batas pengukuran di atas nol

Tahap keenam yaitu melakukan pengujian 1199022 (Relative Impact) dengan

menggunakan metode blindfolding juga untuk dapat mengukur relatif

pengaruh sebuah keterkaitan antara prediktif sebuah variabel tertentu dengan

variabel lainnya yang memiliki nilai ambang batas sebesar 002 untuk

pengaruh kecil 015 untuk pengaruh sedang dan 035 untuk pengaruh besar

Rumus yang digunakan dalam perhitungan 1199022 adalah sebagai berikut

211 Model yang Diadopsi

Model yang digunakan pada penelitian ini adalah model kesiapan dan keberhasilan

SI oleh Subiyakto (2017) Gambar model penelitian ini dapat dilihat di bab satu

pada gambar 11 Berikut model yang diajukan pada penelitian ini

Variabel TRI dan Keberhasilan SI

Berikut dijabarkan pengertian dari variabel yang diadopsi ke dalam model TRI

dan Keberhasilan SI lengkap dengan referensi model tersebut

29

Tabel 2 2 Variabel TRI dan Keberhasilan SI Variabel Pengertian Referensi

Optimsm (OPT) Visi yang positif tentang teknologi dan keyakinan kontrol

yang lebih besar fleksibilitas dan efisiensi dalam

kehidupan manusia (Parasuraman

amp Colby

2015

Subiyakto

2017)

Innovativness

(INN)

Kecenderungan untuk menjadi pelopor pemimpin atau

opinion-former dalam penggunaan teknologi

Discomfort (DIS) Persepsi tentang kurangnya kontrol atas teknologi dan

perasaan tertekan dalam penggunaan teknologi

Insecurity (INS) Ketidakpercayaan teknologi dan skeptisis kemampuan

diri untuk menggunakannya dengan tepat

Information

Quality (INQ)

Tingkat sejauh mana informasi yang dihasilkan secara

konsisten memenuhi persyaratan dan harapan pengguna

(Delone amp

McLean

2003

Subiyakto

2017)

System Quality

(SYQ)

Tingkat untuk mendeskripsikan kualitas dari konten yang

dimiliki sistem informasi

Service Quality

(SVQ)

Tingkat untuk menilai sebarapa baik kualitas layanan

kepada pengguna

User Satisfaction

(USF) Kepuasan pengguna menggunakan sistem informasi

Success

Information

System (SIS)

Pencapaian sistem informasi berdasarkan perencanaan

pengembangannya

Indikator TRI dan Keberhasilan SI

Setelah penjabaran dari pengertian variabel berikut ini adalah penjabaran

pengertian dari indikator-indikator yang diadopsi ke dalam model lengkap dengan

referensinya

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI

Indikator Definisi Referensi

Easiness (OPT1) Tingkat yang terkait dengan kemampuan suatu sistem

untuk memberikan kebebasan dari kendala kesulitan dan

masalah

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Connectivity

(OPT2)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan suatu sistem

untuk berhasil terhubung dengan sistem lain

Efficiency (OPT3) Tingkat yang terkait dengan pencapaian sistem untuk

menghasilkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk mencapai output

Effectiveness

(OPT4)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan sistem untuk

mencapai tujuan penggunaannya

Productivity

(OPT5)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

menghasilkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk menghasilkan output

30

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI (lanjutan)

Indikator Definisi Referensi

Problem Solving

(INN1)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

menemukan solusi terhadap masalah

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Independence

(INN2)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan sistem untuk

mendukung penggunanya agar bebas dari kontrol atau

pengaruh

Challenge (INN3) Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

berhasil menangani atau mencapai sesuatu dalam situasi

atau masalah yang sulit

Stimulatioon

(INN4)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

mendorong sesuatu untuk terjadi berkembang atau

membaik

Competitiveness

(INN5)

Tingkat yang terkait kemampuan sistem untuk sukses

pengguna dibanding kompetitornya

Complexity (DIS1) Tingkat yang terkait dengan fitur sistem yang

membingungkan atau sulit dipahami

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Difficulty (DIS2) Tingkat yang terkait dengan kondisi suatu sistem yang

tidak dapat dioperasikan dengan mudah

Dependence (DIS3) Tingkat yang terkait dengan kondisi suatu sistem yang

membutuhkan pihak lain untuk mengoperasikannya

Lack of Support

(DIS4)

Tingkat yang terkait dengan sistem yang tidak memiliki

atau cukup dukungan dalam operasinya

Inappropriateness

(DIS5) Tingkat yang berkaitan dengan keadaan yang tidak pantas

Failure (INS1) Tingkat yang terkait dengan kemungkinan bahwa sistem

tidak menyenangkan atau terdapat hal berbahaya yang

bisa terjadi

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Threat (INS2) Tingkat yang terkait dengan situasi sistem yang bisa

menimbulkan kerugian atau bahaya

Reducing

Interaction (INS3)

Tingkat yang terkait dengan implementasi sistem yang

membuat interaksi manusia semakin berkurang dalam

ukuran jumlah dan kepentingan

Distraction (INS4) Tingkat yang terkait dengan penggunaan sistem lebih

diperhatikan dan mencegah orang berkonsentrasi pada

hal lain

Incredulity (INS5) Tingkat yang terkait dengan keraguan sistem dari

penggunaannya

Accuracy (INQ1) Tingkat kelayakan dari informasi yang dihasilkan

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Timeliness (INQ2) Tingkat presisi dari proses pengolahan informasi SI pada

durasi waktu yang direncanakan

Completeness

(INQ3)

Tingkat dari informasi yang dihasilkan oleh SI utuh atau

tanpa ada bagian yang hilang

Consistency (INQ4) Kecenderungan dari SI untuk masih mendemonstrasikan

informasi yang sama dalam operasi layanan

pemeliharaan atau kualitas

Relevance (INQ5) Tingkat keterkaitan dari informasi yang dihasilkan oleh

SI dengan pokok bahasannya

31

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI (lanjutan)

Indikator Definisi Referensi

Ease of Use

(SYQ1)

Tingkat kebebasan SI dari kendala kesulitan dan

masalah selama penggunaannya

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Maintainability

(SYQ2)

Tingkat yang terkait dengan kemudahan SI dalam

pemeliaharaannya

Response Time

(SYQ3)

Tingkat yang terkait dengan jumlah waktu yang

dibutuhkan untuk menanggapi perintah dari pengguna

tersebut

Fuctionality

(SYQ4)

Tingkat yang terkait dengan SI dapat dioperasikan sesuai

dengan persyaratan yang telah direncanakan

Safety (SYQ5) Tingkat kekebalan SI dari serangan yang tak terduga

bahaya atau kerusakan

Responsiveness

(SVQ1)

Tingkat reaksi SI untuk melayani penggunanya dengan

cara waktu dan situasi yang sesuai

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Flexibilty (SVQ2) Tingkat adaptasi SI untuk melayani penggunanya sesuai

dengan kebutuhan yang diminta

Security (SVQ3) Tingkat keamanan dari sistem yang terintegrasi untuk

melayani pengguna dengan aman dari serangan bahaya

atau kerusakan yang tak terduga

Fuctionality

(SVQ4)

Tingkat yang terkait dengan cakupan layanan SI sesuai

dengan persyaratan fungsional

Extension (SVQ5) Tingkat yang terkait dengan cakupan layanan tambahan

SI yang melebihi persyaratan fungsional

Efficiency (USF1) Tingkat kepuasan pengguna SI berdasarkan pada

pencapaian sistem untuk menghasilkan output

dibandingkan dengan sumber daya yang dibutuhkan

untuk mencapai output (Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Effectivity (USF2) Tingkat kepuasan pengguna SI berdasarkan pada

kemampuan sistem untuk memenuhi kebutuhan

pengguna untuk mencapai tujuannya

Flexibility (USF3) Tingkat kepuasan pengguna SI yang terkait dengan

kemampuan beradaptasi dari sistem sesuai dengan

kebutuhan yang diminta

Overall Satisfaction

(USF4)

Tingkat kepuasan pengguna SI terkait dengan

kecukupan keseluruhan aspek sistem

IS Efficiency (SIS1) Tingkat yang terkait dengan perbandingan dari nilai

output SI dan sumber daya yang dibutuhkan untuk

mencapai output

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei 2013

Subiyakto

2017)

IS Effectivity (SIS2) Tingkat yang terkait dengan kapabilitas kemampuan

sistem untuk memenuhi kebutuhan pengguna untuk

mencapai tujuannya

User Satisfaction

(SIS3)

Sejauh mana SI dapat membantu pengguna menciptakan

nilai bagi bisnis mereka

Productictivity

Improvement

(SIS4)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

meningkatkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk menghasilkan output

Competitive

Advantage (SIS5)

Tingkat yang terkait dengan posisi yang menguntungkan

dari pengguna SI yang terintegrasi untuk bersaing dalam

kompetisi bisnis

32

2111 Model IPO Logic

Beberapa penelitian menggunakan input-process-output Logic pada model

penelitiannya Logika IPO di adopsi untuk tujuan yang sama dalam

pengukuran kualitas dari suatu sistem Teori dasar sistem ini digunakan untuk

dapat memberi gambaran akan konsep sistematis dari suatu sistem (Subiyakto

et al 2014) Model logika komputer IPO logic yang digunakan milik Davis

(1998) dan Kellogg (2004) sampai saat ini masih banyak digunakan dalam

penelitian di bidang teknologi dan informasi Logika IPO ini digunakan pada

penelitian yang bertujuan dalam hal pengukuran kualitas suatu sistem

Teori dasar IPO digunakan juga untuk menggambarkan konsep

sistematis dari suatu sistem dan mudah dimengerti oleh para pengguna para

desainer pun juga dapat mengevaluasi dan memperbaiki desain (Davis 1998

Kellogg 2004) Model logic bila digambarkan secara langsung belum tentu

dapat dilihat hubungan sebab-akibat atau hubungan tujuan dan dampak dari

program ataupun proyek secara langsung Namun ini bukan berarti bahwa

program tersebut dikatakan tidak berhasil tetapi kemungkinan adanya bahwa

program sebagai salah satu dari banyak faktor yang dapat mempengaruhi

suatu dampak yang dapat ditimbulkannya (Solihin Dadang 2012) Berikut

adalah gambar 25 merupakan alur dari IPO logic

Gambar 2 3 IPO LOGIC (Davis 1998)

33

2112 Model Kesiapan Teknologi (Technology Readiness)

Technology Readiness atau kesiapan penggunaan teknologi merupakan

kecenderungan sikap masyarakat dalam merangkul dan menggunakan

teknologi baru di rumah dan di tempat kerja (Parasuraman 2000)

Setiap orang bisa menjadi konsumen teknologi namun cara

mengimplementasikannya tergantung pada derajat kesiapan seseorang

dalam menerima teknologi tersebut Menurut Parasuraman (2000) langkah

pertama yang harus dilakukan dalam implementasi teknologi adalah

mengetahui kesiapan konsumen dalam menerima teknologi tersebut Dalam

konteks ini Technology Readiness Index dikembangkan oleh Parasuraman

(2000) untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana seseorang atau

organisasi siap untuk mengadopsi sebuah teknologi informasi Berikut

gambar terbaru dari model TRI 20

Gambar 2 4 Model TRI20 oleh Parasuraman dan Colby 2015

(Sumber Rockresearchcom)

34

TRI merupakan skala multy-item yang terdiri dari 36 pertanyaan untuk

mengukur technology readiness Skala 36-item terdiri dari empat dimensi

komponen keyakinan yang berkaitan dengan teknologi yang memperngaruhi

tingkat seseorang dalam Technology Readiness Keyakinan ini menetapkan

kesediaan seseorang untuk berinteraksi dengan teknologi baru Seiring

berjalannya waktu dan perkembangan IT yang meningkat dengan pesat maka

pemilik model melakukan pembaharuan di tahun 2014 bersama Charles L

Colby sehingga menghasilkan model TRI 20 tetap dengan mempertahankan

4 dimensi sebelumnya namun perubahan serta pembaharuan instrumen

menjadi 16 butir Model TRI 20 ini terdiri dari empat dimensi dua adalah

kontributor dan dua lagi adalah inhibitor pada adopsi teknologi

Kontributornya sebagai berikut

1 Optimism (kepercayaan diri) yaitu menggambarkan sebuah ekspektasi

dari kebenaran positif teknologi

2 Innovativeness (inovasi) yaitu mengenai otoritas penggunaan teknologi

Sedangkan inhibitor adalah

3 Discomfort (ketidaknyamanan) adalah keraguan tentang jaminan orang

awam akan pengalamannya dengan teknologi

4 Insecurity (ketidakamanan) adalah resiko kemungkinan orang-orang

melakukan transaksi berbasis teknologi (technology-based transactions)

Sebagai kontributor optimisme dan inovasi sebagai penggerak dari

Technology Readiness Pada kenyataannya skor tinggi diukur pada dimensi-

dimensi ini yang pada umumnya akan memperbesar kesiapan teknologi

35

(Technology Readiness) Sabaliknya ketidaknyamanan dan ketidakamanan

mencegah atau menunda berkecenderungan membuat orang-orang untuk

menggunakan teknologi baru Dengan demikian skor tinggi yang diukur pada

dimensi-dimensi ini akan menurunkan seluruh kesiapan teknologi

(Technology Readiness) Selama bertahun-tahun TRI telah banyak

bermanfaat bagi para peneliti yang tertarik pada media sosial akses mobile

dan layanan teknologi lainnya Skala 36-item yang di bangun oleh

Parasurman telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa untuk memfasilitasi

perkembangannya di banyak Negara dan telah digunakan di berbagai sektor

layanan termasuk pendidikan perbankan telekomunikasi kesehatan dan

layanan professional lainnya

Parasuraman (2000) memberikan tiga kategori pada pengukuran

Technology Readiness Index yaitu

1 High Technology Readiness (TRI gt 351)

2 Medium Technology Readiness (29 =lt TRI =lt 351)

3 Low Technology Readiness (TRI =lt 289)

Terdapat 5 segmen kategori pengguna sistem yang didefiniskan oleh

Parasuraman dan Colby (2015)

1 Explolers Memiliki optimisme dan rasa inovatif yang tinggi terhadap

teknologisistem sehingga memiliki antusiasme terhadap penggunaan

teknologisistem informasi

2 Pioneer Memiliki optimisme dan rasa inovatif yang tinggi terhadap

teknologisistem namun memiliki sikap kritis terhadap penggunaan

36

teknologisistem informasi Hal tersebut menyebabkan pengguna akan

selektif dalam penggunaan teknologisistem informasi

3 Paranoids Memiliki rasa optimis terhadap teknologisistem namun

memiliki rasa inovatif yang rendah Pengguna kategori ini memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang tinggi terhadap penggunaan

teknologisistem Hal ini menyebabkan rendahnya antusiasme terhadap

penggunaan teknologi

4 Laggards Memiliki rasa optimis dan rasa inovatif terhadap

teknologisistem yang rendah Jenis pegguna seperti ini memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang tinggi terhadap penggunaan

teknologisistem Hal ini menyebabkan penolakan terhadap penggunaan

teknologi

5 Skeptics Memiliki rasa optimis dan rasa inovatif yang rendah terhadap

teknologisistem Jenis pegguna seperti ini juga memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang rendah terhadap penggunaan

teknologisistem Pengguna seperti ini akan menerima teknologisistem

namun tidak memiliki antusiasme terhadap teknologisistem

37

2113 Model Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information)

Gambar 2 5 Model Keberhasilan SI (DeLone amp McLean 1992)

Model keberhasilan ini didasarkan pada proses dan hubungan kausal

dari dimensi-dimensi di model Model ini tidak mengukur ke enam dimensi

pengukuran keberhasilan sistem informasi secara independen tetapi

mengukurnya secara keseluruhan satu mempengaruhi yang lainnya

Pertimbangan proses beragumentasi bahwa suatu sistem terdiri dari

beberapa proses yaitu satu proses mengikuti proses lainnya Suatu model

proses mengusulkan bahwa suatu sistem informasi terdiri dari beberapa

proses yaitu sebagai berikut ini

a Suatu sistem informasi mula-mula dibuat berisi dengan banyak fitur

yang dapat memperlihatkan beberapa tingkat kualitas sistem dan

informasinya

b Pemakai-pemakai dan manajer-manajer mempunyai pengalaman dengan

fitur-fitur tersebut dengan menggunakan sistemnya entah mereka puas

atau tidak puas dengan sistemnya atau produk informasinya

38

c Penggunaan dari sistem dan produk informasinya kemudian mempunyai

dampak atau pengaruh (influence) di pemakai individual di dalam

melakukan pekerjaannya dan dampak-dampak individu ini secara

kolektif akan berakibat pada dampak- dampak organisasional

Berbeda dengan model proses model kausal (causal model) atau

disebut juga dengan model varian (variance model) berusaha untuk

menjelaskan kovarian (covariance) dari elemen-elemen model untuk

menentukan apakah variansi dari satu elemen dapat dijelaskan oleh variansi

dari elemen-elemen lainnya atau dengan kata lain untuk menentukan apakah

terjadi hubungan kausal diantara mereka Misalnya semakin tinggi kualitas

sistem diharapkan akan menyebabkan kepuasan pemakai dan penggunaan

yang lebih tinggi yang selanjutnya akan memperngaruhi secara positif

produktivitas individual dengan hasil peningkatan produktivitas

organisasional Model kausal ini menunjukkan bagaimana arah hubungan

satu elemen dengan elemen lain apakah menyebabkan lebih besar

(mempunyai pengaruh positif) atau lebih kecil (mempunyai pengaruh

negatif)

Dari model proses dan kausal ini maka dapat dijelaskan bahwa kualitas

sistem (system quality) dan kualitas informasi (information quality) secara

mandiri dan bersama-sama mempengaruhi baik penggunaan (use) dan

kepuasan pemakai (user satisfaction) Besarnya penggunaan (use) dapat

mempengaruhi kepuasan pemakai (user satisfaction) secara positif atau

negatif Penggunaan dan kepuasan pemakai mempengaruhi dampak

39

individual (individual impact) dan selanjutnya mempengaruhi dampak

organisasional (organization impact) Sejak tahun 1992 sampai tahun 2002

banyak penelitian yang telah merujuk dan menggunakan model Delone dan

McLean (1992) Kepopuleran model ini menunjukkan bukti yang kuat dari

kebutuhan untuk mengintegrasikan penemuan-penemuan riset secara

komprehensif di bidang sistem informasi Model ini banyak mengundang

perhatian dari para peneliti salah satunya adalah Peter B Seddon yang

melontarkan kritik terhadap model yang diajukan oleh DeLone amp Mclean

Menurut Seddon dalam Jogiyanto (2007) masalah utama dari model

DampM (DeLone amp McLean) adalah mencoba mengkombinasikan proses dan

penjelasan kausal dari keberhasilan sistem informasi di model mereka

Dengan demikian model mereka tercampur antara model proses (process

model) dan model varian (variance model) Menanggapi kritik Seddon

tersebut yang menyatakan bahwa proses dan kausal adalah dua konsep yang

berbeda dan membingungkan untuk digabungkan DeLone dan McLean

(2003) menyetujui kritik ini Pembuatan model keberhasilan sistem informasi

DampM (DampM Information Success Model) dipicu oleh suatu proses

pembuatan informasi dan dampak dari penggunaan sistem informasinya

DeLone dan McLean mendasarkan modelnya pada model proses yang terdiri

dari tiga komponen proses yaitu

a Pembuatan dari suatu sistem informasi

b Penggunaan sistem informasi tersebut

c Konsekuensi atau dampak dari penggunaan sistem

40

Masing-masing dari proses-proses ini diperlukan (necessary) tetapi

masih belum cukup (not sufficient) untuk suatu kondisi supaya dapat

memberikan hasil (outcome) Misalnya tanpa penggunaan sistem tidak akan

ada konsekuensinya atau manfaatnya Demikian juga dengan pemakaian

sistem mungkin juga tidak akan dihasilkan manfaat Dengan demikian untuk

memahami seluruh dimensi dari keberhasilan sistem informasi model varian

atau model kausal diperlukan

Kritik lainnya oleh Seddon tentang pemakaian sistem (system use)

adalah suatu perilaku (behavior) sehingga harus dikeluarkan sebagai

pengukur sukses dari model kausal DeLone dan McLean (2003) tidak

sependapat dengan kritik ini Mereka berargumentasi bahwa pemakaian

sistem (use) harus mendahului dampak dan manfaat mereka percaya bahwa

pemakaian sistem merupakan pengukur yang tepat untuk mengukur sukses di

kebanyakan kasus

DeLone dan McLean (2003) lebih lanjut mengatakan bahwa

permasalahan dengan menggunakan pemakaian sistem (use) sebagai

pengukur keberhasilan adalah pada definisinya yang terlalu sederhana tanpa

memperhatikan sifat dari penggunaannya Peneliti-peneliti harus

mempertimbangkan sifat (nature) perluasan (extent) kualitas (quality) dan

ketepatan (appropriateness) dari pemakaian sistem Sehingga penghapusan

pemakaian sistem (use) dari model ditolak oleh Delone dan McLean (2003)

Selain itu kenyataannya juga pemakaian sistem (system use atau system

41

usage) masih digunakan di banyak riset-riset empiris dan berlanjut

dikembangkan dan diuji oleh peneliti-peneliti sistem informasi

Dari kontribusi-kontribusi penelitian-penelitian sebelumnya dan akibat

perubahan-perubahan dari peran dan penanganan sistem informasi yang telah

berkembang DeLone dan McLean (2003) memperbarui modelnya dan

menyebutnya sebagai model keberhasilan sistem informasi DampM yang

diperbarui (updated DampM IS Success model) Hal-hal yang diperbarui dalam

model ini adalah sebagai berikut

a Menambah dimensi kualitas pelayanan (service quality) sebagai

tambahan dari dimensi-dimensi kualitas yang telah ada

b Menggabungkan dampak individual (individual impact) dan dampak

organisasional (organizational impact) menjadi satu variabel yaitu

manfaatmanfaat bersih (net benefits)

c Menambahkan dimensi minat memakai (intention to use) sebagai

alternative dari dimensi pemakaian (use)

d Pemakaian (use) dan kepuasan pemakai (user satisfaction) sangat erat

berhubungan Pemakaian (use) harus mendahului kepuasan pemakai

(user satisfaction) sebagai suatu proses tetapi pengalaman yang positif

karena menggunakan (use) akan mengakibatkan kepuasan pemakai yang

lebih tinggi sebagai suatu kausal Secara sama peningkatan kepuasan

pemakai akan mengakibatkan peningkatan minat menggunakan

(intention to use) dan kemudian akan menggunakan (use)

42

e Jika manfaat-manfaat bersih (net benefits) positif akan menguatkan minat

memakai dan menggunakan serta tingkat kepuasan pemakai Umpan

balik ini masih valid bahkan untuk manfaat-manfaat bersih yang negatif

f Model yang diperbarui mempunyai arah panah untuk

mendemonstrasikan hubungan yang diusulkan antar dimensi-dimensi

keberhasilan dalam bentuk proses tetapi tidak menunjukkan arah

hubungannya yang positif atau negatif dalam bentuk kausal

Dari hasil analisis tersebut maka Delone dan McLean (2003)

mengusulkan suatu model yang diperbarui yang nampak pada gambar berikut

ini

Gambar 2 6 Model Keberhasilan SI (DeLone amp McLean 2003)

43

212 Penelitian Sejenis

Tabel 2 3 Penelitian Sejenis

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

1 Peranan Sistem Informasi

Akuntansi dalam Efektifitas

Pelaporan Informasi Akuntansi

Pertanggungjawaban pada PT

Pos Indonesia (Persero)

Manado (Koloay Morasa amp

Elim 2014)

DeLone and

McLean

1 System Quality

2 Information

Quality

3 Service Quality

4 Information Use

5 User Satisfaction

6 Net Benefit

Untuk mengetahui bagaimana

peranan sistem informasi

akuntansi pertanggungjawaban

kantor cabang PT Pos

Indonesia (Persero) Manado

Penelitian menyimpulkan bahwa Sistem

Informasi Akuntansi pada PT Pos

Indonesian (Persero) Manado telah

berperan secara efektif dalam pelaporan

informasi akuntansi pertanggungjawaban

kantor cabang Terbukti dengan

terpenuhinya karakteristik output kualitatif

berupa informasi yang menjelaskan telah

tercapainya tujuan dalam perusahaan

2 Kajian Keberhasilan

Penggunaan Sistem Informasi

Accurate Dengan

Menggunakan Model

Kesuksesan Sistem Informasi

DeLone Dan Mclean (Hudin amp

Riana 2016)

Updated

DeLone dan

McLane (2003)

1 System quality

2 Information

quality

3 Service quality

4 Use

5 User satisfaction

6 Net benefit

Penelitian ini akan

menganalisis faktor-faktor

yang mengukur keberhasilan

model kesuksesan sistem

informasi DeLone amp McLean

terhadap pengguna Sistem

Informasi Akuntansi Accurate

di enam perusahaan di Kota

Sukabumi

Penelitian ini membuktikan bahwa kualitas

informasi dan kualitas pelayanan tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel

penggunaan dan variabel lainnya teruji

signifikan dalam mengukur keberhasilan

penggunan Sistem Accurate dengan nilai

R-square 057 untuk penggunaan 094

untuk kepuasan pengguna dan 094 untuk

manfaat bersih Selain itu nilai Goodness

of Fit (GoF) sebesar 072 atau 72

sehingga model dinyatakan telah sesuai

secara substansial dalam

merepresentasikan hasil penelitian

44

Tabel 23 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

3 Evaluasi Net Benefit Sistem

Informasi Akuntansi Pada

Software Akuntansi Accurate

dan Zahir MenurutModel

Delone amp Mclean 2003

(Tjahjanadi amp Sarosa)

Updated

DeLone dan

McLane (2003)

1 System quality

2 Information

quality

3 Service quality

4 Use

5 User satisfaction

6 Net benefit

menganalisis Net Benefit

software akuntansi menurut

model kesuksesan DeLone amp

McLean (2003)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Information Quality System Quality dan

Service Quality berpengaruh terhadap User

Satisfaction User Satisfaction berpengaruh

terhadap Net Benefit Akan tetapi

Information Quality System Quality dan

Service Quality tidak berpengaruh terhadap

Use Use tidak berpengaruh terhadap User

Satisfaction dan Use tidak berpengaruh

terhadap Net Benefit

4 Evaluasi Kesiapan Pengguna

dalam Adopsi SI Terintegrasi

di bidang Keuangan

Menggunakan Metode TRI

(Florestiyanto 2012)

Technology

Readiness Index

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Melakukan evaluasi kesiapan

pengguna dalam adopsi TIK

diukur dari keyakinan positif

dan keyakinan negatif

pengguna terhadap teknologi

dengan mengadiopsi TRI 10

Seluruh variable penelitian berpengaruh

terhadap technology readiness

5 Analisis Kesiapan Pengguna

Sistem Informasi Akademik

(Pambudi 2015)

Technology

Readiness Index

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Melakukan analisis kesiapan

kompetensi teknologi

pengguna pada proses

implementasi SIA di PNM

dengan menggunakan SEM-

PLS dan metode TRI

Seluruh variable Tri berpengaruh secara

signifikan terhadap Technology Readiness

faktor ketidaknyamanan menempati urutan

teratas dan inovasi urutan terbawah

45

Tabel 23 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

6 An Updated and

Streamline Technology

Readiness Index TRI 20

(Parasuraman amp Colby

2015)

TRI 20 1 Optimism

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Pada papper ini adanya

penyederhanaan indikator

dari 36 pada TRI versi 10

kini menjadi 16 variabel pada

TRI 20

Adanya perbaharuan 16 indikator

pada model TRI 20

7 Implementation in of

Input process-output

Model for Measuring

Information System

Project Success (

Subiyakto amp Ahlan

2014)

IPO Model

Measuring IS Project

Success

1 Project Contents

People amp Actions

2 Institutinal Context

3 System Use

4 Information

Quality

5 System Quality

6 Service Quality

7 User Satisfication

8 Net Benefits

Memberikan alternative

model keberhasilan proyek

SI menggunakan IPO model

Permodelan usulan yang dibuat

berdasarkan empat teori dasar yaitu IPO

Logic Model The Project Success

Theories The DampM Success Model dan

The Project Classifictory Framework

8 Development of the

Readiness and Success

Model for Assessing the

Information System

Integration (Subiyakto

2017)

The technology

readiness and IS

success model

combination

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

5 Information

Quality

6 System Quality

7 Service Quality

8 UserSatisfication

9 Success

Information

Systems

Tujuan penelitian ini

menggabungkan dua model

menjadi satu kesiapan dan

keberhasilan sistem untuk

mengetahui pengaruh

kesiapan terhadap

keberhasilan integrasi sistem

Hasil penelitian ini menunjukkan anatara

penggabungan dua model yang

dikembangkan menjadi satu model antara

model kesiapan dengan model keberhasilan

sistem yang memiliki Sembilan variabel

dengan 23 indikator

46

Tabel 21 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

9 Pengukuran Pengaruh

Kesiapan Terhadap

Keberhasilan Penerapan

Sistem Ubiquitous

Computing Di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

(Gregoryo Gusti 2017)

Model TRI

Parasuraman amp

Colby (2014) dan

Model Keberhasilan

Sistem Informasi

(Delone amp McLean

2003) yang

dikembangkan oleh

(Subiyakto 2017)

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

5 Information Quality

6 System Quality

7 Service Quality

8 UserSatisfication

9 Success Information

Systems

Untuk mengetahui pengaruh

kesiapan terhadap

keberhasilan penerapan

sistem Ubiquitous

Computing di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

khususnya Fakultas Sains

dan Teknologi

Hasilnya terdapat 23 hipotesis yang diuji

11 hipotesis yang diterima atau

berpengaruh dan 12 hipotesis ditolak

Sehingga faktor-faktor pengaruh kesiapan

terhadap keberhasilan sistem yaitu OPT

melalui SYQ SVQ dan USF INN melalui

INQ dan SVQ INS berpengaruh secarah

negatif melalui INQ SYQ dan SVQ INQ

melalui USF SVQ melalui USF USF

melalui SIS

47

213 Pengembangan Hipotesis

Hipotesis dikembangkan berdasarkan teori-teori dari Parasuraman amp Colby

(2015) Delone amp McLean (2003) dan Subiyakto (2017) Maka dari itu dapat

dijabarkan hipotesis untuk variabel construct sebagai berikut

H1 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap INQ

H2 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap SYQ

H3 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap SVQ

H4 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H5 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap INQ

H6 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap SYQ

H7 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap SVQ

H8 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H9 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

H10 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SYQ

H11 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SVQ

H12 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap USF

H13 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

H14 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SYQ

H15 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SVQ

H16 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap USF

H17 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H18 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H19 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

48

H20 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H21 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H22 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H23 Apakah USF berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Secara umum penelitian ini dilakukan dengan menerapkan pendekatan kuantitatif

(Creswell 2017) dan struktur penelitian yang berurutan sesuai dengan tujuannya

yaitu untuk mengetahui pengaruh kesiapan terhadap keberhasilan penerapan SIA

Accurate dan menguji hipotesis yang berhubungan antara pengaruh kesiapan

terhadap keberhasilan penerapan sistem Teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui pengadaan survei yang disebarkan kepada responden di beberapa

perusahaan Jakarta khususnya pengguna SIA Accurate dengan berinstrumenkan

pertanyaan kuesioner analisis data dilaksanakan secara statistik dengan

menggunakan perangkat lunak komputer sesuai kebutuhan

Dalam penelitian ini perangkat lunak yang digunakan yaitu MS Word 2016

untuk penulisan laporan MS Excell 2016 untuk membantu pengolahan data

demografis serta SmartPLS versi 30 untuk pengolahan data hasil kuesioner dari

responden yang terkumpul Serta Edraw Max 8 untuk pembuatan gambar yang

mendukung penulisan laporan penelitian (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle

2015 Sarstedt 2017 Wong 2013 Yamin amp Kurniawan 2011)

50

32 Prosedur Penelitian

Melihat dari pendekatan dan strategi penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya

penelitian ini akan dilakukan menggunakan delapan tahapan yang secara prosedural

dan berurutan yang terdiri dari kajian pustaka pengembangan model perancangan

penelitian pembuatan instrument penelitian atau indikator pengumpulan data

analisis data interpretasi dan pembuatan laporan Berikut gambar yang akan

memperjelas urutan prosedural penelitian ini

Gambar 3 1 Prosedur Penelitian

51

Selanjutnya akan digambarkan durasi proses dari ke delapan tahapan

dalam penelitian ini beserta kegiatan strukturalnya pada tabel 31

Tabel 3 1 Waktu Penelitian

No Tahapan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1 Kajian Pustaka

2 Pengembangan Model

3 Perancangan Penelitian

4 Pembuatan Instrumen

5 Pengumpulan Data

6 Analisis Data

7 Interpretasi

8 Pembuatan Laporan

33 Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel pada penelitian ini ialah para pengguna SIA Accurate versi 5

di beberapa perusahaan Jakarta yang pernah menggunakan sistem ini tanpa dibatasi

lamanya waktu penggunaan Tahap pertama peneliti mengambil teknik sampling

melalui purposive sampling yang dilakukan untuk memilih bagian dari populasi

dimana kriteria yang dipilih adalah pengguna yang memiliki pengalaman dalam

menggunakan SIA Accurate Selanjutnya peneliti menentukan jumlah responden

berdasarkan teori dengan pertimbangan jumlah populasi keterbatasan waktu dan

biaya maka dari itu peneliti mengkerucutkan daerah penelitian pada Jakarta Selatan

Jakarta Timur Jakarta Barat Dari 15 perusahaan yang menggunakan SIA Accurate

dan dijadikan target sampel penelitian 4 diantaranya menerima permohonan

penelitian yang diajukan dan 11 perusahaan lainnya menolak Dengan perkiraan

responden yang mencapai lebih dari 100 orang hal tersebut menurut beberapa ahli

(Guritno 2011 Wong 2013) telah mencakupi sampel yang dibutuhkan dalam

Structural Equation Modeling (SEM) maka peneliti mendapatkan jumlah

responden sebanyak 125 orang

52

34 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini berupa sebuah kuesioner yang berisi lembaran surat

pengantar dari peneliti sebagai permohonan untuk pengisiannya dan lembar kedua

dan ketiga yang berisikan pertanyaaan-pertanyaan penelitian Lembar pertanyaan

penelitian ini terdiri dari tujuh pertanyaan yang ditujukan sebagai data demografi

mengenai profil responden (1) jenis kelamin (2) pendidikan terakhir (3)

pengetahuan pengguna dalam keberadaan SIA Accurate (4) pengalaman

penggunaan SIA Accurate (5) skala intensitas akses SIA Accurate (6) tingkat

kesiapan terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate (7) status responden di

perusahaan dan empat puluh empat pertanyaan ditujukan sebagai data statistik

inferensial Daftar pertanyaan lengkap penelitian dapat dilihat pada bagian

lampiran Secara khusus peneliti menggunakan lima poin skala likert dari tingkatan

ldquoSangat Tidak Setujurdquo (1) sampai ldquoSangat Setujurdquo (5) untuk pengukuran dalam

kuesioner tersebut Berikut tabel 32 indikator dan butir pertanyaan penelitian

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian

Variabel Indikator Pertanyaan

Optimism

(OPT)

Easiness Sistem bebas dari kesulitan kendala dan

masalah

Connectivity Sistem dapat mudah terhubung dengan sistem

lain

Effectiveness Sistem berjalan secara efektif

Efficiency Sistem berjalan secara efisien

Productivity Sistem berjalan secara produktif

Innovativeness

(INN)

Problem Solving Sistem merupakan alat pemecah masalah bagi

penggunanya

Independence Sistem membantu pengguna bebas dari kendali

dan pengaruh

Challenge Sistem mendukung penggunanya untuk mencapai

tujuan dalam situasi atau masalah yang sulit

Stimulation Sistem mendorong penggunanya untuk mencapai

tujuan

Competitiveness Sistem mendukung penggunanya untuk menjadi

lebih sukses daripada pesaingnya

53

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian (lanjutan)

Variabel Indikator Pertanyaan

Discomfort

(DIS)

Complexity Sistem membingungkan pengguna dalam

penggunaannya

Difficulty Sistem tidak mudah untuk digunakan

Dependence Sistem tidak bebas untuk digunakan

Lack Of Support Sistem dijalankan tanpa dukungan operasi secara

penuh

Innapropriateness Sistem tidak sesuai dengan perencanaan

pengembangannya

Insecurity

(INS)

Failure Sistem tidak berhasil dijalankan sesuai rencana

pengembangannya

Threat Sistem berada dalam kondisi yang dapat

menyebabkan bahaya

Reducing Interaction Sistem membuat penggunanya menjadi kurang

dalam berinteraksi

Distraction Sistem membuat penggunanya tidak fokus kepada

yang sebenarnya penting untuk mereka

Incredulity Sistem meragukan untuk digunakan

Information

Quality

(INQ)

Accuracy Sistem menghasilkan informasi secara akurat

Timeliness Sistem menghasilkan informasi secara tepat waktu

Completeness Sistem menghasilkan informasi secara lengkap

Consistency Sistem menghasilkan informasi secara konsisten

sepanjang operasinya

Relevance Sistem menghasilkan informasi sesuai kebutuhan

penggunanya

System

Quality

(SYQ)

Ease of Use Sistem mudah dalam penggunaannya

Maintainability Sistem mudah dalam perawatannya

Response Time Sistem mampu merespon secara cepat mengikuti

perintah yang diberikan

Fuctionality Sistem mampu melakukan semua fungsi yang

disyaratkan dalam pengembangannya

Safety Sistem aman dalam penggunaanya

Service

Quality

(SVQ)

Responsiveness Sistem memberikan layanan secara cepat

Flexibility Sistem menyediakan layanan yang fleksibel sesuai

kondisi pengguna

Security Sistem memberikan layanan yang aman

Functionality Sistem menyediakan layanan yang sesuai

persyaratan dalam pengembangannya

Extension Sistem menyediakan layanan lebih dari fungsi yang

disyaratkan

User

Satisfaction

(USF)

Efficiency Pengguna puas dengan tingkat efisiensi sistem

Effectiveness Pengguna puas dengan tingkat efektifitas sistem

Flexibility Pengguna puas dengan tingkat fleksibilitas sistem

Overall Satisfaction Pengguna puas dengan kinerja sistem

Success

Information

System

(SIS)

IS Efficiency Sistem beroperasi secara efisien

IS Effectiveness Sistem beroperasi secara efektif

User Satisfaction Sistem meningkatkan kepuasan penggunanya

Productivity Improvement Sistem meningkatkan produktivitas

Competitive Advantage Sistem meningkatkan daya saing perusahaan

54

35 Pengumpulan dan Pemrosesan Data

Proses pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti ialah menyebar kuesioner

secara langsung kepada respondenpengguna SIA Accurate Penyebaran kuesioner

dilakukan secara langsung pada beberapa perusahaan pengguna SIA Accurate di

Jakarta Prosedur awal yang dilakukan dalam kegiatan pengumpulan data adalah

perizinan yang diajukan peneliti kepada perusahaan terkait setelah disetujui proses

pengambilan data dilakukan dengan menyerahkan kuesioner kepada perwakilan

masing-masing perusahaan dan menjelaskan bagaimana cara pengisian kuesioner

tersebut Proses pengumpulan data dilakukan selama tiga bulan dibeberapa

perusahaan pengguna SIA Accurate di Jakarta Berdasarkan hasil penyebaran

kuesioner peneliti berhasil mengumpulkan 125 kuesioner secara langsung kepada

pengguna yang telah menggunakan SIA Accurate Keseluruhan kuesioner yang

diperoleh dinyatakan valid karena sesuai dengan kriteria dan dinyatakan lengkap

36 Analisis dan Interpretasi Data

Analisis data dibagi menjadi dua yaitu analisis demografis dan analisis statistis

inferensial Pertama peneliti melakukan analisis data demografis dengan

menggunakan perangkat lunak Ms Word 2016 Kedua peneliti melakukan analisis

statistis inferensial menggunakan SmartPLS versi 30 terdapat dua analisis yang

dilakukan oleh penelti dalam tahap ini yaitu analisis measurement model (outer

model) dan structural model (inner model) Measurement model (outer model)

dilakukan melalui proses pengujian validitas dan reliabilitas outer model melalui

indikator reliability internal consistency reliability convergent validity dan

55

discriminant validity Sedangkan pengujian structural model (inner model) melalui

path ceofficient (β) coefficient of determination (R2) t-test melalui metode

bootstrapping effect size (f2) predictive relevance (Q2) dan relative impact (q2)

menggunakan metode pengujian blindfolding Setelah itu untuk interpretasi hasil

peneliti mendiskusikan hasil analisis demografi responden dengan kondisi lapangan

yang berjalan dan juga menterjemahkan hasil analisis model secara statistik

kuantitatif dengan membandingkan dan mempertimbangkan sejumlah literatur

terkait sebelumnya

56

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI

41 Hasil Analisis

411 Hasil Analisis Demografis

Hasil analisis demografis dilakukan pada bagian profil responden dan untuk

menghasilkan informasi demografis terkait profil responden tingkat pendidikan

dan bagaimana responden tersebut menilai kemampuannya menggunakan

komputer

1) Jenis Kelamin

Gambar 41 memperlihatkan bahwa dari 125 data responden yang

terlibat dalam penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 70 orang (56) dan jumlah dari responden

perempuan yaitu sebanyak 55 orang (44)

Gambar 4 1 Diagram Jenis Kelamin Responden

Laki-laki

56

Perempuan

44

Laki-laki Perempuan

57

2) Pendidikan Terakhir

Gambar 42 menunjukan bahwa responden yang terlibat dalam

penelitian ini memiliki keragaman tingkat pendidikan Sebanyak 71

responden (57) merupakan lulusan S1 25 responden (20) lulusan

SLTA 23 responden (18) merupakan lulusan Diploma dan 6 responden

merupakan lulusan S2 (5)

Gambar 4 2 Diagram Pendidikan Terakhir Responden

3) Pengetahuan mengenai Keberadaan Sistem

Berdasarkan gambar 43 dari jumlah 125 responden mayoritas

sudah mengetahui mengenai keberadaan SIA Accurate yaitu sebanyak 119

responden (95) sisanya sebanyak 6 orang (5) belum mengetahui

mengenai adanya SIA Accurate

SLTA

20

Diploma

18S1

57

S2

5

SLTA Diploma S1 S2

58

Gambar 4 3 Diagram Pengetahuan Keberadaan Sistem

4) Pengalaman Penggunaan Sistem

Pengalaman responden dalam menggunakan sistem di institusi atau

perusahaan tersebut adalah lt1 tahun sebanyak 69 (55) 1-3 tahun

sebanyak 15 (12) 3-5 tahun sebanyak 16 (13) dan gt5 tahun sebanyak

25 (20 ) responden Gambar 44 menunjukan durasi pengalaman

responden dalam menggunakan SIA Accurate di penelitian ini

Gambar 4 4 Diagram Pengalaman Penggunaan Sistem

Tidak5

Iya95

Tidak Iya

lt 1 Tahun

55

1 - 3 Tahun

12

3 - 5 Tahun

13

gt 5 Tahun

20

lt 1 Tahun 1 - 3 Tahun 3 - 5 Tahun gt 5 Tahun

59

5) Skala Intensitas Penggunaan Sistem

Skala intensitas responden dalam menggunakan sistem dalam

pekerjaan di institusi atau perusahaan tersebut adalah ldquoselalurdquo sebanyak 79

responden (63) ldquoterkadangrdquo sebanyak 30 (24) ldquojarangrdquo sebanyak 16

(13) dan ldquotidak pernahrdquo sebanyak 0 (0 ) responden Gambar 45

menunjukan durasi pengalaman responden dalam menggunakan SIA

Accurate di penelitian ini

Gambar 4 5 Diagram Skala Intensitas Penggunaan Sistem

6) StatusPosisi Pekerjaan

Berdasarkan gambar 46 dapat diketahui bahwa responden pada

penelitian ini bagian marketing sebanyak 43 orang (34) dilanjutkan oleh

bagian logistik sebanyak 37 orang (30) bagian keuangan sebanyak 13

orang (11) bagian Admin sebanyak 24 orang (19) dan terakhir bagian

TI sebanyak 8 orang (6)

Selalu

63

Terkadang

24

Jarang

13

Selalu Terkadang Jarang

60

Gambar 4 6 StatusPosisi Pekerjaan

7) Kemampuan Penggunaan Komputer

Gambar 47 menunjukan penilaian responden atas kapabilitas

penggunaan komputer Hasil ini diambil berdasarkan jawaban responden

atas pertanyaan kemampuan penggunaan komputer yang memiliki pilihan

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil dan Sangat Tidak Terampil

Sebanyak 20 (16) responden menjawab ldquoSangat Terampilrdquo 87 (70)

responden menjawab ldquoTerampilrdquo dan 18 responden menjawab ldquoTidak

Terampilrdquo

Gambar 4 7 Diagram Kemampuan Penggunaan Komputer

Marketing

34

Keuangan

11Admin

19

Logistik

30

TI

6

Marketing Keuangan Admin Logistik TI

Sangat Terampil

17

Terampil

68

Tidak Terampil

15

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil

61

412 Hasil Analisis Pengukuran Model

Analisis pengukuran model (measurement model) dilakukan melalui empat tahap

pengujian seperti yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya Empat

pengujian itu adalah individual item reliability internal consistency reliability

average variance extracted dan discriminant validity (Afthanorhan 2013 Hair

2012 Ringle 2015 Subiyakto 2015 Wong 2013 Yamin 2011) Berikut ini adalah

penjelasan tentang pelaksanaan dan hasil dari empat pengujian tersebut

1) Uji Individual Item Reliabilty

Standardized loading factor menggambarkan besarnya korelasi

antara setiap item pengukuran (indikator) dengan konstruknya dengan

melihat nilai outer loading Nilai outer loading diatas 07 dapat dikatakan

baik artinya bahwa indikator tersebut dikatakan valid sebagai indikator yang

mengukur konstruk Mengacu pada standar nilai outer loading setelah

melalui pengujian pada SmartPLS 30 dengan hasil pada tabel 41 dan

gambar 48 dilakukan penghapusan pada tiga indikator yang memiliki outer

loading dibawah 07 yaitu INN1 INQ1 dan INQ2 Setelah penghapusan

ketiga indikator tersebut setelah diuji kembali menggunakan SmartPLS 30

seluruh outer loading sudah memenuhi syarat gt07Internal Consistency

dengan hasil pada tabel 42 dan gambar 49

62

Tabel 4 1 Hasil Awal Uji Loading Factor

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884

DIS2 0933

DIS3 0920

DIS4 0935

DIS5 0881

INN1 -0008

INN2 0895

INN3 0881

INN4 0888

INN5 0757

INQ1 0699

INQ2 0145

INQ3 0848

INQ4 0750

INQ5 0748

INS1 0893

INS2 0901

INS3 0915

INS4 0875

INS5 0840

OPT1 0856

OPT2 0856

OPT3 0855

OPT4 0793

OPT5 0818

SIS1 0894

SIS2 0897

SIS3 0902

SIS4 0899

SIS5 0890

SVQ1 0914

SVQ2 0907

SVQ3 0890

SVQ4 0897

SVQ5 0868

SYQ1 0903

SYQ2 0778

SYQ3 0852

SYQ4 0864

SYQ5 0882

USF1 0835

USF2 0821

USF3 0859

USF4 0779

63

Tabel 4 2 Hasil Uji Loading Factor Setelah Penghapusan Indikator

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884

DIS2 0933

DIS3 0920

DIS4 0935

DIS5 0881

INN1

INN2 0895

INN3 0881

INN4 0888

INN5 0757

INQ1

INQ2

INQ3 0848

INQ4 0750

INQ5 0748

INS1 0893

INS2 0901

INS3 0915

INS4 0875

INS5 0840

OPT1 0856

OPT2 0856

OPT3 0855

OPT4 0793

OPT5 0818

SIS1 0894

SIS2 0897

SIS3 0902

SIS4 0899

SIS5 0890

SVQ1 0914

SVQ2 0907

SVQ3 0890

SVQ4 0897

SVQ5 0868

SYQ1 0903

SYQ2 0778

SYQ3 0852

SYQ4 0864

SYQ5 0882

USF1 0835

USF2 0821

USF3 0859

USF4 0779

Keterangan

Dihapus

64

2) Uji Internal Consistency Reliability

Pengujian ini dilakukan dengan melihat hasil nilai composite

reliability (CR) dengan batas ambang di atas 07 Hasilnya dapat dilihat pada

Tabel 43 bahwa nilai CR dari semua variabel di atas 07 sehingga memenuhi

syarat dan valid untuk digunakan dalam model penelitian ini

Tabel 4 3 Hasil Uji Composite Reliability

Composite Reliability

DIS 0960

INN 0917

INQ 0852

INS 0948

OPT 0921

SIS 0953

SVQ 0953

SYQ 0933

USF 0894

3) Uji Average Variance Extracted

Pengujian convergent validity selanjutnya dilakukan dengan melihat

nilai average variance extracted (AVE) Nilai ini menggambarkan besaran

varian atau keragaman variabel manifes (indikator) yang dapat dikandung

oleh variabel laten (konstruk) Nilai AVE minimal 05 menunjukan ukuran

convergent validity yang baik Artinya variabel laten (konstruk) dapat

menjelaskan rata-rata lebih dari setengah variance dari indikator-

indikatornya Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 44 yang menunjukan bahwa

nilai AVE dari semua variabel di atas 05 sehingga memenuhi syarat untuk

digunakan

65

Tabel 4 4 Hasil Uji Average Variance Extracted (AVE)

Average Variance Extracted (AVE)

DIS 0829

INN 0735

INQ 0658

INS 0784

OPT 0699

SIS 0804

SVQ 0802

SYQ 0736

USF 0679

4) Discrimant Validity

Pengujian ini dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dengan memeriksa

cross loading pertama dilakukan dengan membandingkan korelasi indikator

dengan konstruknya dan konstruk blok lainnya Bila korelasi antara indikator

dengan konstruknya lebih tinggi dari korelasi dengan konstruk blok lainnya

hal ini menunjukkan konstruk tersebut memprediksi ukuran pada blok mereka

lebih baik dari blok lainnya Selanjutnya dengan memeriksa cross loading

Fornell-Lackerrsquos yaitu dengan membandingkannya dengan nilai akar AVE

dimana nilai akar AVE harus lebih tinggi daripada korelasi antara konstruk

dengan konstruk lainnya Hasilnya dapat dilihat pada tabel 45 dan indikator

yang diberi blok kuning pada setiap variabel memiliki nilai lebih tinggi dari

korelasi dengan konstruk blok lainnya

66

Tabel 4 5 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading)

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884 0535 0039 0723 0036 0012 0095 0033 0076

DIS2 0932 0485 0040 0766 0065 0035 0166 0143 0111

DIS3 0920 0538 0038 0739 0096 0020 0124 0066 0090

DIS4 0936 0507 0080 0784 0106 0032 0166 0117 0141

DIS5 0880 0471 -0017 0704 0016 -0057 0085 0026 0026

INN2 0551 0895 0060 0539 0068 0168 0169 0146 0209

INN3 0420 0881 0135 0408 0176 0215 0232 0225 0311

INN4 0398 0889 0060 0363 0159 0174 0248 0226 0222

INN5 0539 0757 0058 0498 0120 0164 0287 0245 0197

INQ3 0082 0179 0882 0134 0542 0351 0634 0627 0524

INQ4 -0018 0004 0809 0071 0451 0182 0489 0535 0277

INQ5 0040 0011 0736 0098 0299 0334 0224 0221 0443

INS1 0744 0492 0091 0890 0018 0075 0132 0120 0120

INS2 0734 0452 0128 0901 0006 0098 0194 0168 0190

INS3 0741 0489 0125 0915 0039 0069 0174 0151 0180

INS4 0714 0443 0130 0877 0034 0084 0164 0152 0156

INS5 0718 0452 0063 0841 -0048 0033 0050 0037 0111

OPT1 0116 0213 0431 0040 0856 0446 0636 0597 0521

OPT2 0133 0161 0479 0079 0855 0487 0703 0623 0554

OPT3 0031 0131 0529 -0043 0855 0495 0672 0635 0559

OPT4 0022 0095 0366 -0023 0793 0408 0627 0577 0431

OPT5 0031 0061 0441 0025 0818 0376 0638 0599 0420

SIS1 0095 0181 0268 0109 0460 0895 0612 0523 0700

SIS2 -0039 0150 0279 0020 0475 0898 0583 0473 0701

SIS3 0039 0215 0374 0120 0480 0901 0641 0585 0791

SIS4 0010 0193 0438 0072 0505 0899 0642 0578 0736

SIS5 -0012 0216 0275 0063 0464 0890 0617 0526 0689

SVQ1 0166 0279 0435 0182 0706 0619 0914 0837 0578

SVQ2 0085 0205 0493 0100 0733 0590 0907 0744 0611

SVQ3 0154 0249 0598 0173 0657 0675 0890 0838 0682

SVQ4 0116 0243 0532 0162 0729 0660 0897 0823 0654

SVQ5 0164 0275 0496 0173 0688 0539 0868 0759 0599

SYQ1 0142 0289 0541 0192 0682 0604 0878 0905 0597

SYQ2 0028 0173 0418 0076 0496 0383 0586 0778 0518

SYQ3 0079 0158 0464 0090 0604 0478 0708 0850 0569

SYQ4 0090 0241 0494 0185 0621 0536 0787 0867 0582

SYQ5 0084 0208 0567 0107 0687 0544 0839 0883 0563

USF1 0111 0254 0489 0129 0533 0628 0587 0599 0835

USF2 0121 0137 0408 0136 0464 0650 0512 0464 0820

USF3 0043 0275 0501 0106 0491 0732 0633 0579 0858

USF4 0103 0247 0328 0225 0483 0648 0563 0526 0781

67

Tabel 4 6 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading Fornell-Lackerrsquos)

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS 0911

INN 0552 0857

INQ 0050 0096 0811

INS 0821 0523 0129 0885

OPT 0081 0160 0541 0019 0836

SIS 0021 0214 0366 0087 0532 0897

SVQ 0153 0279 0572 0176 0785 0691 0895

SYQ 0102 0253 0583 0156 0726 0600 0894 0858

USF 0112 0280 0527 0179 0598 0808 0699 0660 0824

Tabel 46 menunjukan bahwa nilai akar AVE lebih tinggi daripada

korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya Sehingga berdasarkan hasil

pemeriksaan dua tahap cross loading diketahui bahwa tidak ada masalah dalam

uji discriminant validity

68

Gambar 4 8 Hasil Awal Analisis Outer Model

69

Gambar 4 9 Hasil Akhir Analisis Outer Model Setelah Penghapusan Indikator

70

413 Hasil Struktur Model

Analisis struktur model dilakukan melalui enam tahapan pengujian yaitu

pengujian path coefficient (β) coefficient of determination (R2) t-test

menggunakan metode bootstrapping effect size (f2) predictive relevance (1198762)

dan relative impact (1199022) (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Wong 2013 Yamin

2011) Secara grafis hasilnya dapat dilihat pada Tabel 413 Berikut adalah

penjelasan dari ke enam tahap pengujian

1) Path Coefficient (β)

Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai ambang batas yaitu di atas 01

dimana jalur (path) dapat dinyatakan memiliki pengaruh dalam model jika

hasil nilai uji path coefficient berada diatas 01 Hasilnya dari 23 jalur

hipotesis yang ada pada model penelitian ini 8 memiliki pengaruh yang tidak

signifikan dapat dilihat pada tabel 47 dan gambar hasil nilai uji path

coefficient semuanya memiliki nilai diatas 01

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient

Jalur Β

DIS -gt INQ -0271

DIS -gt SVQ -0180

DIS -gt SYQ -0273

DIS -gt USF -0159

INN -gt INQ -0030

INN -gt SVQ 0129

INN -gt SYQ 0133

INN -gt USF 0129

INQ -gt SIS -0157

71

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient (lanjutan)

Jalur β

INQ -gt USF 0160

INS -gt INQ 0356

INS -gt SVQ 0242

INS -gt SYQ 0296

INS -gt USF 0137

OPT -gt INQ 0561

OPT -gt SVQ 0774

OPT -gt SYQ 0721

OPT -gt USF 0132

SVQ -gt SIS 0437

SVQ -gt USF 0401

SYQ -gt SIS -0152

SYQ -gt USF 0075

USF -gt SIS 0686

2) Coefficient of Determination (R2)

Pengujian ini dilakukan untuk menjelaskan varian dari tiap target endogenous

variabel (variabel yang dianggap dipengaruhi oleh variabel lain dalam model)

dengan standar pengukuran sekitar 0670 sebagai kuat sekitar 0333 moderat

dan 0190 atau di bawahnya menunjukan tingkat varian yang lemah

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Wong 2013) Tabel 48

menunjukan bahwa R2 dari Information Quality (INQ) memiliki nilai 0332

R2 dari Success Information S (SIS) memiliki nilai 0708 R2 dari Service

Quality (SVQ) memiliki nilai 0658 R2 dari System Quality (SYQ) memiliki

nilai 0575 dan R2 dari User Satisfaction (USF) memiliki nilai 0536 Hal

tersebut dapat diartikan bahwa Optimism (OPT) Innovativeness (INN)

Discomfort (DIS) Insecurity (INS) menjelaskan secara moderat (332 )

varian dari INQ selanjutnya menjelaskan secara kuat (708 ) varian dari

SIS selanjutnya menjelaskan secara moderat (658 ) varian dari SVQ

selanjutnya menjelaskan secara moderat (575 ) varian dari SYQ Disisi

72

lain INQ SVQ dan SYQ menjelaskan secara moderat (536 ) varian dari

USF

Tabel 4 8 Hasil Uji Coefficient of Determination (R-Square)

Variabel Endogen R Square

INQ 0332

SIS 0708

SVQ 0658

SYQ 0575

USF 0536

3) T-test

Pengujian ini dilakukan dengan metode bootstrapping menggunakan uji two-

tailed dengan tingkat signifikansi 5 (005) untuk menguji hipotesis-

hipotesis penelitian Hipotesis tersebut akan diterima jika memiliki t-test lebih

besar dari 196 (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Wong 2013)

Adapun tingkat signifikansi lain yaitu 10 akan diterima jika memiliki t-test

165 (Hair et al 2011)

Gambar 4 10 Hasil Uji T-test

73

Gambar 410 diatas menunjukan bahwa ada 14 dari 23 hipotesis yang

diterima dan sisanya ditolak Berikut penjelasan hasil nilai t-test yang dapat

dilihat pada tabel 49

Tabel 4 9 Hasil Uji T-test

Hubungan antar Variabel

(Dependen -gt Independen) T-test

DIS -gt INQ 1929

DIS -gt SVQ 1626

DIS -gt SYQ 2181

DIS -gt USF 1518

INN -gt INQ 0254

INN -gt SVQ 1792

INN -gt SYQ 1811

INN -gt USF 1450

INQ -gt SIS 2123

INQ -gt USF 1254

INS -gt INQ 2547

INS -gt SVQ 2527

INS -gt SYQ 2668

INS -gt USF 1433

OPT -gt INQ 7128

OPT -gt SVQ 16486

OPT -gt SYQ 14434

OPT -gt USF 0993

SVQ -gt SIS 3371

SVQ -gt USF 2412

SYQ -gt SIS 1107

SYQ -gt USF 0397

USF -gt SIS 7666

4) Effect Size (f2)

Pada tahap ini dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh variabel

tertentu terhadap variabel lainnya dalam struktur model dengan nilai ambang

batas sekitar 002 untuk pengaruh kecil 015 untuk menengah dan 035 untuk

pengaruh besar Dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

74

Dimana

Nilai yang diperoleh ketika konstruk eksogen dimasukkan ke

model

Nilai yang diperoleh ketika konstruk eksogen dikeluarkan dari

model

Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 410 hasil dari pengujian terhadap 23

jalur yang ada pada penelitian ini 4 jalur memiliki pengaruh yang besar dan 19

jalur lainnya memiliki pengaruh yang kecil

Tabel 4 10 Hasil Uji Effect Size

Jalur f2

Analisis f2 R2-in R2-ex sum f2

DIS -gt INQ 0332 0310 003342 Kecil

DIS -gt SVQ 0658 0649 002735 Kecil

DIS -gt SYQ 0575 0552 005414 Kecil

DIS -gt USF 0536 0529 001439 Kecil

INN -gt INQ 0332 0332 000048 Kecil

INN -gt SVQ 0658 0647 003321 Kecil

INN -gt SYQ 0575 0536 009179 Kecil

INN -gt USF 0536 0525 002300 Kecil

INQ -gt SIS 0708 0693 004967 Kecil

INQ -gt USF 0536 0520 003377 Kecil

INS -gt INQ 0332 0293 005889 Kecil

INS -gt SVQ 0658 064 005370 Kecil

INS -gt SYQ 0575 0547 006591 Kecil

INS -gt USF 0551 0531 004359 Kecil

OPT -gt INQ 0332 0029 045428 Besar

OPT -gt SVQ 0658 0081 168985 Besar

OPT -gt SYQ 0575 0075 117652 Besar

OPT -gt USF 0536 0539 - 000715 Kecil

SVQ -gt SIS 0708 0674 011464 Kecil

SVQ -gt USF 0536 0512 005100 Kecil

SYQ -gt SIS 0708 0703 001548 Kecil

SYQ -gt USF 0536 0535 000146 Kecil

USF -gt SIS 0708 0480 077795 Besar

75

5) Predictive Relevance (1198762)

Pengujian ini dilakukan dengan metode blindfolding untuk memberikan bukti

bahwa variabel tertentu yang digunakan dalam model mempunyai keterkaitan

prediktif (predictive relevance) dengan variabel lainnya dalam model dengan

ambang batas pengukuran di atas nol sama seperti pada Tabel 411

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Wong 2013)

Tabel 4 11 Hasil Uji Predictive Relevance

Variabel Endogen Q Square

INQ 0201

SIS 0525

SVQ 0486

SYQ 0388

USF 0323

6) Relative Impact (1199022)

Pengujian ini dilakukan dengan metode blindfolding untuk mengukur relatif

pengaruh dari sebuah keterkaitan prediktif suatu variabel tertentu dengan

variabel lainnya dengan nilai ambang batas sekitar 002 untuk pengaruh kecil

015 untuk pengaruh menengahsedang dan 035 untuk pengaruh besar (Hair

et al 2012) Rumus yang digunakan untuk perhitungan 1199022 adalah sebagai

berikut

q2 = 1198762 119894119899119888119897119906119889119890 minus 1198762 119890119909119888119897119906119889119890

1minus 1198762 119894119899119888119897119906119889119890

Tabel 412 menunjukan hasil bahwa 3 jalur mempunyai nilai yang besar

1 memiliki pengaruh sedang dan 19 jalur lainnya memiliki pengaruh kecil

76

Tabel 4 12 Hasil Uji Relative Impact

Jalur q2

Analisis q2 Q2-in Q2-ex sum q2

DIS -gt INQ 0201 0187 0018 Kecil

DIS -gt SVQ 0486 0480 0012 Kecil

DIS -gt SYQ 0388 0372 0026 Kecil

DIS -gt USF 0323 0320 0004 Kecil

INN -gt INQ 0201 0202 - 0001 Kecil

INN -gt SVQ 0486 0487 - 0002 Kecil

INN -gt SYQ 0388 0380 0013 Kecil

INN -gt USF 0323 0318 0007 Kecil

INQ -gt SIS 0525 0514 0023 Kecil

INQ -gt USF 0323 0314 0013 Kecil

INS -gt INQ 0201 0176 0031 Kecil

INS -gt SVQ 0486 0472 0027 Kecil

INS -gt SYQ 0388 0369 0031 Kecil

INS -gt USF 0323 0321 0003 Kecil

OPT -gt INQ 0201 0012 0237 Menengah

OPT -gt SVQ 0486 0055 0839 Besar

OPT -gt SYQ 0388 0048 0556 Besar

OPT -gt USF 0323 0325 - 0003 Kecil

SVQ -gt SIS 0525 0499 0055 Kecil

SVQ -gt USF 0323 0312 0016 Kecil

SYQ -gt SIS 0525 0522 0006 Kecil

SYQ -gt USF 0323 0325 - 0003 Kecil

USF -gt SIS 0525 0353 0362 Besar

77

Tabel 4 13 Hasil Analisis Struktural Model

Hipotesis β t-test R2

f2 q2 Analyses

No Jalur R2-in R2-ex sum f2 Q2-in Q2-ex sum q2 β t-test R2 f2 Q2 q2

H1 OPT -gt INQ 0561 7128 0332 0332 0029 045428 0201 0012 0237 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Menengah

H2 OPT -gt SYQ 0721 14434 0575 0575 0075 117652 0388 0048 0556 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Besar

H3 OPT -gt SVQ 0774 16486 0658 0658 0081 168985 0486 0055 0839 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Besar

H4 OPT -gt USF 0132 0993 0536 0536 0539 - 000715 0323 0325 - 0003 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H5 INN -gt INQ -0030 0254 0332 0332 0332 000048 0201 0202 - 0001 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H6 INN -gt SYQ 0133 1811 0575 0575 0536 009179 0388 0380 0013 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H7 INN -gt SVQ 0129 1792 0658 0658 0647 003321 0486 0487 - 0002 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H8 INN -gt USF 0129 1450 0536 0536 0525 002300 0323 0318 0007 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H9 DIS -gt INQ -0271 1929 0332 0332 0310 003342 0201 0187 0018 Tidak Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H10 DIS -gt SYQ -0273 2181 0575 0575 0552 005414 0388 0372 0026 Tidak Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H11 DIS -gt SVQ -0180 1626 0658 0658 0649 002735 0486 0480 0012 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H12 DIS -gt USF -0159 1518 0536 0536 0529 001439 0323 0320 0004 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H13 INS -gt INQ 0356 2547 0332 0332 0293 005889 0201 0176 0031 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H14 INS -gt SYQ 0296 2668 0575 0575 0547 006591 0388 0369 0031 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H15 INS -gt SVQ 0242 2527 0658 0658 064 005370 0486 0472 0027 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H16 INS -gt USF 0137 1433 0551 0551 0531 004359 0323 0321 0003 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H17 INQ -gt USF 0160 1254 0536 0536 0520 003377 0323 0314 0013 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H18 INQ -gt SIS -0157 2123 0708 0708 0693 004967 0525 0514 0023 Tidak Signifikan Diterima Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H19 SYQ -gt USF 0075 0397 0536 0536 0535 000146 0323 0325 - 0003 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H20 SYQ -gt SIS -0152 1107 0708 0708 0703 001548 0525 0522 0006 Tidak Signifikan Ditolak Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H21 SVQ -gt USF 0401 2412 0536 0536 0512 005100 0323 0312 0016 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H22 SVQ -gt SIS 0437 3371 0708 0708 0674 011464 0525 0499 0055 Signifikan Diterima Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H23 USF -gt SIS 0686 7666 0708 0708 0480 077795 0525 0353 0362 Signifikan Diterima Kuat Besar Predictive Relevance Besar

78

42 Interpretasi Hasil dan Pembahasan

421 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Analisis Data Demografis

Berdasarkan hasil analisis informasi demografis responden peneliti melakukan

interpretasi dan mendiskusikan hasil analisisnya sebagai berikut

1) Jenis Kelamin

Gambar 41 memperlihatkan bahwa dari 125 data responden yang

terlibat dalam penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 70 orang (56) dan jumlah dari responden

perempuan yaitu sebanyak 55 orang (44)

2) Pendidikan Terakhir

Gambar 42 menunjukan bahwa responden yang terlibat dalam

penelitian ini memiliki keragaman tingkat pendidikan Sebanyak 71

responden (57) merupakan lulusan S1 25 responden (20) lulusan

SLTA 23 responden (18) merupakan lulusan Diploma dan 6 responden

merupakan lulusan S2 (5) Beragamnya tingkat pendidikan responden

akan berimplikasi terhadap variasi jawaban serta peneliti menilai bahwa

kuesioner penelitian akan mampu dipahami

3) Pengetahuan mengenai Keberadaan Sistem

Berdasarkan gambar 43 dari jumlah 125 responden mayoritas

sudah mengetahui mengenai keberadaan SIA Accurate yaitu sebanyak 119

responden (95) sisanya sebanyak 6 orang (5) belum mengetahui

mengenai adanya SIA Accurate

79

4) Pengalaman Penggunaan Sistem

Pengalaman responden dalam menggunakan sistem di institusi atau

perusahaan tersebut adalah lt1 tahun sebanyak 69 (55) 1-3 tahun

sebanyak 15 (12) 3-5 tahun sebanyak 16 (13) dan gt5 tahun sebanyak

25 (20 ) responden Gambar 44 menunjukan durasi pengalaman

responden dalam menggunakan SIA Accurate di penelitian ini

5) Skala Intensitas Penggunaan Sistem

Skala intensitas responden dalam menggunakan sistem dalam

pekerjaan di institusi atau perusahaan tersebut adalah ldquoselalurdquo sebanyak 79

responden (63) ldquoterkadangrdquo sebanyak 30 (24) ldquojarangrdquo sebanyak 16

(13) dan ldquotidak pernahrdquo sebanyak 0 (0 ) responden Gambar 45

menunjukan durasi pengalaman responden dalam menggunakan SIA

Accurate di penelitian ini

6) StatusPosisi Pekerjaan

Berdasarkan gambar 46 dapat diketahui bahwa responden pada

penelitian ini bagian marketing sebanyak 43 orang (34) dilanjutkan oleh

bagian logistik sebanyak 37 orang (30) bagian keuangan sebanyak 13

orang (11) bagian Admin sebanyak 24 orang (19) dan terakhir bagian

TI sebanyak 8 orang (6)

7) Kemampuan Penggunaan Komputer

Gambar 47 menunjukan penilaian responden atas kapabilitas

penggunaan komputer Hasil ini diambil berdasarkan jawaban responden

atas pertanyaan kemampuan penggunaan komputer yang memiliki pilihan

80

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil dan Sangat Tidak Terampil

Sebanyak 20 (16) responden menjawab ldquoSangat Terampilrdquo 87 (70)

responden menjawab ldquoTerampilrdquo dan 18 responden menjawab ldquoTidak

Terampilrdquo Hal tersebut menandakan bahwa kemampuan responden sudah

cukup baik dalam menggunakan komputer Peneliti memperkirakan hal ini

berkaitan dengan mayoritas responden berusia dibawa 30 tahun yang

popular disebut dengan generasi Y (Anantatmula 2012) yang dianggap

telah terbiasa dengan penggunaan teknologi informasi

422 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Pengukuran Model

Berdasarkan hasil analisis model pengukuran ada beberapa poin penting

yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut

1) Hasil akhir dari analisis telah menunjukan bahwa pengukuran model dari

model penelitian ini telah memenuhi syarat dan memiliki karakteristik yang

baik sehingga layak untuk dilanjutkan ke tahap analisis struktur model untuk

menguji inner model

2) Terdapat tiga indikator yang memiliki nilai outer loading dibawah 07 yaitu

INN1 INQ1 dan INQ2 Namun hal tersebut masih dapat ditoleransi dengan

melihat nilai composite reliability diatas 07

Peneliti beranggapan bahwa hal-hal pada poin dua disebabkan karena

pertimbangan waktu kerja para responden menyebabkan proses pengisian

kuesioner yang tidak didampingi langsung oleh peneliti sehingga memungkinkan

adanya pemaknaan pertanyaan yang tidak tepat Terkait dengan hal ini meskipun

pembuatan instrumen dan penjelasan awal kepada beberapa pihak yang mewakili

81

penerimaan kuesioner penelititan pada setiap perusahaan dalam penelitian ini telah

dilakukan dengan sebaik mungkin hal-hal di luar rencana dan kendali tidak dapat

dihindari khususnya saat pelaksanaan penelitian di lapangan

423 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Struktural Model

Bagian ini akan memaparkan interpretasi dan diskusi berdasarkan hasil dari enam

tahap analisis struktur model yaitu path coefficient (β) coefficient of determination

(R2) t-test menggunakan metode bootstrapping effect size (f2) predictive relevance

(1198762) dan relative impact (1199022) Berikut adalah pemaparan yang dilakukan dengan

mengikuti pertanyaan-pertanyaan penelitian dan hipotesis-hipotesis yang telah

dirumuskan sebelumnya

H1 Apakah Optimisme (Optimism) berpengaruh secara signifikan terhadap

Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

pertama (H1) diterima Artinya Optimisme (Optimism) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0561 Dilihat dari nilai f2 hipotesis OPTrarrINQ memiliki pengaruh

besar tetapi q2 pengaruh yang menengah serta memiliki nilai yang lemah dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT yang terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

82

ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel OPT tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap INQ

H2 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kualitas Sistem

(System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua (H2) diterima Artinya Optimisme (Optimsm) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality) dengan nilai path coefficient

(β) 0721 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis OPTrarrSYQ memiliki pengaruh yang

besar serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of determination (R2)

Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output

(Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang

menyatakan variabel OPT memiliki nilai signifikan terhadap SYQ dan juga terdapat

pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H3 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tiga (H3) diterima Artinya Optimisme (Optimsm) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0774 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis OPTrarrSVQ memiliki

83

pengaruh yang besar serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of

determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model

input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti 2017

Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT memiliki nilai signifikan terhadap

SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini

memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output

H4 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kepuasan

Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-empat (H4) tidak diterima Artinya Optimisme (Optimsm) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

walaupun nilai path coefficient (β) 0132 Dilihat dari nilai f2 dan coefficient of

determination (R2) hipotesis OPTrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta

memiliki nilai yang cukup dilihat dari q2 Hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT memiliki nilai

signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada dimensi input dalam model

penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

84

H5 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh secara signifikan terhadap

Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-lima (H5) tidak diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

dengan nilai path coefficient (β) -0030 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INNrarrINQ memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang kecil dilihat

dari coefficient of determination (R2) Hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN memiliki nilai

signifikan terhadap INQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model

penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H6 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-enam (H6) diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality) dengan nilai path coefficient

(β) 0133 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrSYQ memiliki pengaruh

tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient

of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model

input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017)

85

yang menyatakan variabel INN terdapat pada dimensi input dalam model penelitian

ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output Namun

hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Gusti (2017) yang menyatakan

variabel INN tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap SYQ

H7 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tujuh (H7) diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0129 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrSVQ memiliki

pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti

2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN memiliki nilai signifikan

terhadap SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini

memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output

H8 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kepuasan

Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-delapan (H8) tidak diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) dengan

86

nilai path coefficient (β) 0129 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrUSF

memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Gusti (2017) bahwa variabel INN tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

ataupun output

H9 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif secara

signifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sembilan (H9) diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information

Quality) dengan nilai path coefficient (β) -0271 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai

dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan

peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS yang

terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak

87

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan

variabel DIS tidak memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap INQ

H10 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kualitas Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sepuluh (H10) diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

dengan nilai path coefficient (β) -0273 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

DISrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap SYQ

H11 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kualitas Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sebelas (H11) tidak diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service

88

Quality) dengan nilai path coefficient (β) -0180 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrSVQ memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup

dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap SVQ Namun hasil ini tidak

sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis

1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS

yang terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H12 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua belas (H12) tidak diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User

Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) -0159 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup

dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak

sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis

1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS

89

yang terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H13 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tiga belas (H13) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information

Quality) dengan nilai path coefficient (β) 0356 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap INQ dan juga terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output

H14 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-empat belas (H14) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

dengan nilai path coefficient (β) 0296 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrSYQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

90

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki nilai signifikan terhadap SYQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam

model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H15 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-lima belas (H15) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality)

dengan nilai path coefficient (β) 0296 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrSVQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki nilai signifikan terhadap SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam

model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H16 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

91

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-enam belas (H16) tidak diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap User Satisfaction dengan nilai

path coefficient (β) 0137 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INSrarrUSF memiliki

pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of

determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel INS tidak memiliki pengaruh negatif

yang signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS yang terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

ataupun output

H17 Apakah Kualitas Informasi (Information Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tujuh belas (H17) tidak diterima Artinya Kualitas Informasi (Information

Quality) tidak memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna

(User Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) 0160 Dilihat dari nilai f2 dan

q2 hipotesis SYQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini tidak sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti2017 Hudin et al 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan

92

variabel INQ memiliki nilai signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output

H18 Apakah Kualitas Informasi (Information Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-delapan belas (H18) diterima Artinya Kualitas Informasi (Information Quality)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) -0157 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis INQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INQ terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Gusti

(2017) bahwa INQ tidak memiliki pengaruh terhadap SIS

H19 Apakah Kualitas Sistem (System Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sembilan belas (H19) tidak diterima Artinya Kualitas Sistem (System Quality)

93

tidak memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User

Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) 0075 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis SYQrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

penelitian Gusti (2017) yang menyatakan bahwa variabel SYQ tidak berpengaruh

signifikan terdap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Hudin

et al 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SYQ yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output

H20 Apakah Kualitas Sistem (System Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh (H20) tidak diterima Artinya Kualitas Sistem (System Quality) tidak

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) -0152 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis SYQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai

dengan penelitian Gusti (2017) yang menyatakan bahwa variabel SYQ tidak

berpengaruh signifikan terhadap SIS Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

94

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SYQ yang terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output

H21 Apakah Kualitas Layanan (Service Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis ke-dua

puluh satu (H21) diterima Artinya Kualitas Layanan (Service Quality) memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) dengan

nilai path coefficient (β) 0401 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis SVQrarrUSF

memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti

2017 Hudin etal 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SVQ

berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada dimensi

process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi

output

H22 Apakah Kualitas Layanan (Service Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh dua (H22) diterima Artinya Kualitas Layanan (Service Quality)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

95

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) 0437 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis SVQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SVQ yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel SVQ tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap SIS

H23 Apakah Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) berpengaruh signifikan

terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh tiga (H23) diterima Artinya Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) 0686 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis USFrarrSIS memiliki pengaruh yang besar serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel USF

memiliki pengaruh signifikan terhadap SIS dan juga terdapat pada dimensi process

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi output

96

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan peneliti berikut adalah kesimpulan penting pada

penelitian ini

1) Telah dilakukan pengukuran tentang tingkat kesiapan pengguna dalam

keberhasian penerapan SIA Accurate dan faktor apa saja yang

mempengaruhi keberhasilan SIA Accurate dalam perspektif pengguna

sistem di beberapa perusahaan jakarta

2) Adanya penghapusan 3 indikator dari 44 indikator pada penelitian ini

adapun indikator yang dihapus antara lain INN1 INQ1 dan INQ2 Dari

hasil ini peneliti beranggapan penghapusan indikator terjadi dikarenakan

kurang tepatnya item instrument pada penelitian yang dilakukan

3) Tidak diterimanya 9 dari 23 hipotesis yaitu OPTrarrUSF INNrarrINQ

INNrarrUSF DISrarrSVQ DISrarrUSF INSrarrUSF INQrarrUSF SYQrarrUSF

dan SYQrarrSIS Perbedaan hasil temuan penelitian ini dengan penelitian

terdahulu dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah adanya

perbedaan objek sampel dan instrumen penelitian

4) Diterimanya 14 hipotesis yaitu OPTrarrINQ OPTrarrSYQ OPTrarrSVQ

INNrarrSYQ INNrarrSVQ DISrarrINQ DISrarrSYQ INSrarrINQ INSrarrSYQ

INSrarrSVQ INQrarrSIS SVQrarrUSF SVQrarrSIS USFrarrSIS Sehingga

dapat dilihat bahwa di beberapa perusahaan Jakarta terdapat beberapa

97

pengaruh yang terjadi antara kesiapan pengguna dalam menggunakan

sistem informasi terhadap keberhasilan sistem yaitu sebagai berikut

a Optimism (OPT) berpengaruh terhadap Information Quality (INQ) System

Quality (SYQ) dan Service Quality (SVQ) sehingga akan menjadi faktor

pendorong Success Information System (SIS)

b Innovativeness (INN) berpengaruh terhadap System Quality (SYQ) dan

Service Quality (SVQ) sehingga akan menjadi faktor pendorong Success

Information System (SIS)

c Discomfort (DIS) memiliki pengaruh negatif terhadap Information Quality

(INQ) dan System Quality (SYQ) Hal tersebut akan menjadi faktor

penghambat dalam Success Information System (SIS)

d Insecurty (INS) memiliki pengaruh negatif terhadap Information Quality

(INQ) System Quality (SYQ) dan Service Quality (SVQ) Hal tersebut akan

menjadi faktor penghambat dalam Success Information System (SIS)

e Information Quality (INQ) memiliki pengaruh terhadap Success

Information System (SIS)

f Service Quality (SVQ) memiliki pengaruh terhadap User Satisfaction (USF)

serta Success Information System (SIS)

g User Satisfaction (USF) memiliki pengaruh terhadap Success Information

System (SIS)

98

52 Saran

Bagian ini berisikan saran yang berkaitan langsung dengan temuan penelitian

sebagai pertimbangan praktis bagi pihak-pihak yang memiliki ketertarikan untuk

tindak lanjut penelitian selanjutnya

1) Berdasarkan batasan metode dan hasil penelitian peneliti memberikan

saran bagi para mahasiswa dan peneliti selanjutnya (khususnya yang tertarik

pada kajian sejenis) diharapkan dapat meninjau kembali dan memperhatikan

hal-hal berikut

a Penelitian ini memiliki keterbatasan cakupan wilayah perusahaan di

Jakarta Penelitian yang akan datang diharapkan akan mampu

mencakup wilayah yang lebih luas sehingga akan memperkaya jumlah

responden yang terlibat dan mampu memberikan hasil yang lebih

akurat

b Terkait dengan hasil analisis dan interpretasi data penelitian yang akan

datang diharapkan mampu melakukan pengelompokan analisis

berdasarkan posisi jabatan sehingga akan mampu memberikan hasil

interpretasi dari berbagai prespektif responden yang terlibat

2) Diharapkan bagi para pengguna SIA Accurate di seluruh sektor perusahaan

agar dapat memperhatikan pandangan optimisme pemikiran inovatif rasa

ketidaknyamanan rasa ketidakamanan kualitas informasi kualitas sistem

kualitas pelayanan serta kepuasan pengguna sistem yang diterima oleh

sumber daya manusia di masing-masing perusahaan karena hal-hal tersebut

menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan sistem informasi

99

Pihak-pihak manajerial alangkah baiknya agar dapat menciptakan strategi

pengimplementasian sistem informasi seperti memberikan training dan

evaluasi kepada stafnya setelah menggunakan sistem dengan upaya

meningkatkan pandangan optimisme pemikiran inovatif kualitas informasi

kualitas sistem kualitas pelayanan juga kepuasan pengguna sistem dalam

keberhasilan penerapan sistem informasi

Daftar Pustaka

Afthanorhan B W amp Asyraf W M (2013) A comparison of partial least square

structural equation modeling (PLS-SEM) and covariance based structural

equation modeling (CB-SEM) for confirmatory factor analysis International

Journal of Engineering Science and Innovative Technology (IJESIT) 2(5)

198ndash205

Arvidsson V Holmstroumlm J amp Lyytinen K (2014) Information systems use as

strategy practice A multi-dimensional view of strategic information system

implementation and use Journal of Strategic Information Systems 23(1) 45ndash

61 httpsdoiorg101016jjsis201401004

Creswell J W (2017) Research Design Qualitative Quantitative and Mixed

Method Aproaches SAGE Publications 203ndash223

httpsdoiorg1041359781849208956

Davis J R Alderman C W amp Robinson L A (1990) Accounting Information

Systems A Cycle Approach Wiley 3 edition (February 1990)

Davis W S amp Yen D C (1998) The Information System Consultantrsquos

Handbook Systems Analysis and Design CRC Press

Dawes J (2008) Do data characteristics change according to the number of scale

points use And experiment using 5 point 7 point and 10 point scales

International Journal of Market Research 50(1) 1ndash20 httpsdoiorgArticle

Delone W H amp McLean E R (2003) The DeLone and McLean model of

information systems success A ten-year update Journal of Management

Information Systems 19(4) 9ndash30 Retrieved from

httpmesharpemetapresscomindexpeqdjk46vy52v4q6pdf

Djamarah S B amp Zain A (2010) Strategi Belajar Mengajar (Rineka Cipta Ed)

Jakarta

Florestiyanto M Y (2012) Evaluasi Kesiapan Pengguna Dalam Adopsi Sistem

Informasi Terintegrasi Di Bidang Keuangan Menggunakan Metode

Technology Rediness Index Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF)

1(4) 288ndash296

Ghozali I (2011) Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS19 (Edisi

Keli) Semarang Universitas Diponogoro

Ghozali I amp Hengky L (2015) Partial Least Squares Konsep Teknik dan

Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 30 Untuk Penelitian Empiris

Semarang Badan Penerbit UNDIP

Guritno S amp Sudaryono R (2011) Theory and Application of IT Research

Metodologi Penelitian Teknologi Informasi Yogyakarta Andi

101

Gusti G (2017) Ubiquitous Computing Di Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Hadi S (2016) Statistik Jakarta Pustaka Pelajar

Hair J F Sarstedt M Ringle C M amp Mena J A (2012) An assessment of the

use of partial least squares structural equation modeling in marketing research

Journal of the Academy of Marketing Science 40(3) 414ndash433

Hamalik O (2008) Kurikulum dan Pembelajaran Jakarta Sinar Grafika

Howsawi E M Eager D amp Bagia R (2011) Understanding project success

The four-level project success framework IEEE International Conference on

Industrial Engineering and Engineering Management 620ndash624

httpsdoiorg101109IEEM20116117991

Hudin J M amp Riana D (2016) Kajian Keberhasilan Penggunaan Sistem

Informasi Accurate Dengan Menggunakan Model Kesuksesan Sistem

Informasi Delon Dan Mclean Jurnal Sistem Informasi (Journal Of

Information Systems) 12(1) 1ndash8

HttpsDoiOrgHttpDxDoiOrg1021609JsiV13i1500

Jogiyanto (2007) Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi Yogyakarta

Andi

Kadir A (2014) Pengenalan Sistem Informasi (Edisi Revisi) Yogyakarta Andi

Offest

Koloay L P Morasa J amp Elim I (2014) Peranan Sistem Informasi Akuntansi

Dalam Efektifitas Pelaporan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Pada

Pt Pos Indonesia (Persero) Manado Universitas Sam Ratulangi Manado 2(3)

254ndash265

Lazuardi L I (2017) Pengaruh Kesiapan Penerimaan Pengguna Terhadap

Penerapan Sistem Informasi diantara Lembaga Keuangan Mikro Syariah Uin

Syarif Hidayatullah

McLeod L amp MacDonell S G (2011) Factors that affect software systems

development project outcomes ACM Computing Surveys 43(4) 24ndash56

httpsdoiorg10114519788021978803

Pambudi S A (2015) Analisis Kesiapan Pengguna Sistem Informasi Akademik

Semnasteknomedia Online 3(1) 2-1ndash127

Parasuraman A (2000) Technology Readiness Index (TRI) A Multiple-item Scale

to Measure Readiness Embrace New Technologies Journal of Service

Reasearch 2(4)

Parasuraman A amp Colby C L (2015) An Updated and Streamlined Technology

Readiness Index TRI 20 Journal of Service Research 18(1) 59ndash74

httpsdoiorg1011771094670514539730

Patel C J Gali V S Patel D V amp Parmar R D (2011) The effects of

102

information and communication technologies ( ICTs ) on higher education 

From objectivism to social constructivism Journal of Vocational and

Technical Educatio 3(November) 113ndash120 Retrieved from

httpwwwacademicjournalsorgijvtePDFPdf2011NovPatel et

alpdf5CnhttpwwwacademicjournalsorgIJVTE

Puspitawati L amp Anggadini S D (2011) Sistem Informasi Akuntansi

Yogyakarta Graha Ilmu

Ringle C M Silva D da amp Bido D (2015) Structural equation modeling with

the SmartPLS

Romney M B amp Steinbart P J (2012) Accounting Information Systems (12th

Edition) Accounting Information System 1ndash67

Rusmana Ni Y (2015) Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Dana Bantuan

Pada Kecamatan Arjosari Jurnal Speed 7(2) 38ndash41 Retrieved from

httpspeedwebidejournalindexphpSpeedarticleview89

Santoso S (2011) Elex Structural Equation Modeling (SEM) Konsep dan Apllikasi

dengan AMOS 18 Jakarta PT Elex Media Komputindo Kompas Gramedia

Sarstedt M Ringle C M amp Hair J F (2017) Partial Least Squares Structural

Equation Modeling Springer International Publishing AG 2017 C Homburg

et Al (Eds) Handbook of Market Research Retrieved from

httpsdoiorg101007978-3-319-05542-8_15-

Setiawan A B (2016) Evaluasi Kepuasan Pengguna Sistem Aplikasi Surat

Keterangan Tinggal Sementara Online (SKTS) dengan Menggunakan Metode

End-User Computing Satisfaction Surabaya Skripsi Universitas Airlangga

Sheu M amp Kim H (2008) User Readiness for IS Development An Examination

of 50 Cases Systems Research and Behavioral Science 8(3) 27ndash42

httpsdoiorg101002sres

Siregar S (2013) Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi

dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS versi 17 Jakarta Bumi

Aksara

Slameto (2010) Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rineka Cipta

Subiyakto A (2017) Development of the Readiness and Success Model for

Assessing the Information System Integration The author version of the

presented paper ( In publishing ) Development of the Readiness and Success

Model for Assessing the Information System Integration In International

Conference on Science and Technology (ICOSAT) Jakarta

Subiyakto A amp Ahlan A R (2014) Implementation of Input-Process-Output

Model for Measuring Information System Project Success TELKOMNIKA

Indonesian Journal of Electrical Engineering 12(7) 5603ndash5612

103

httpsdoiorghttpdoiorg1011591ijeecsv12i7pp5603-5612

Subiyakto A Ahlan A R Kartiwi M amp Sukmana H T (2015) Influences of

the Input Factors towards Success of An Information System Project

TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and Control)

13(2) 686 httpsdoiorg1012928telkomnikav13i21323

Subiyakto A Ahlan A R Putra S J amp Kartiwi M (2015) Validation of

Information System Project Success Model A Focus Group Study SAGE

Open 5(2) 1ndash14 httpsdoiorg1011772158244015581650

Subiyakto A Ahlan A R Kartiwi M amp Sukmana H T (2015) Measurement

of Information System Project Success Based on Perceptions of the Internal

Stakeholders International Journal of Electrical and Computer Engineering

(IJECE) 5(2) 271-279 Sugiyono (2011) Metode Penelitian Kuantitatif

Kualitatif dan RampD Bandung CV Alfabeta

Sutabri T (2004) Analisis Sistem Informasi Jakarta CVAndi Offset

Tjahjanadi N Y amp Sarosa S (nd) Evaluasi Net Benefit Sistem Informasi

Akutansi Pada Software Akutansi Accurate dan Zahir Menurut Model Delone

amp Mclean 2003 240

Wong K K K (2013) Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-

SEM) Techniques Using SmartPLS Marketing Bulletin 24(1) 1ndash32

httpsdoiorg101108EBR-10-2013-0128

Yamin S amp Kurniawan H (2011) Generasi Baru Mengolah Data Penelitian

dengan Partial Least Square Path Modeling  Aplikasi dengan software

XLSTAT SmartPLS dan Visual PLS Edisi 1 Jakarta Salemaba Infotek

Yunita I (2017) Pengukuran Kepuasan Pengguna terhadap Tulis (Technology Uin

Library Information System) pada Pusat Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN

Page 6: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan

v

vi

ABSTRAK

Latifa Zahra ndash 1113093000018 Kesiapan Keberhasilan Penerapan Sistem

Informasi Akuntansi Accurate Berdasarkan Persepsi Penggunanya dibawah

bimbingan Arsquoang Subiyakto dan Nur Aeni Hidayah

Kesiapan pengguna sistem atau user merupakan salah satu pengaruh dari

keberhasilan penerapan Sistem Informasi (SI) Beberapa perusahaan telah

menerapkan Accurate sebagai salah satu Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang

membantu dalam pembukuan perusahaan Namun kurangnya kesiapan pengguna

dalam memanfaatkan sistem mengakibatkan kinerja operasional perusahaan tidak

berjalan maksimal Selain itu belum pernah dilakukan pengujian terkait

keberhasilan penerapan SI dari sisi kesiapan pengguna Sehingga perlu dilakukan

penelitian terkait kesiapan pengguna terhadap keberhasilan SIA Accurate

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan model kesiapan dan

keberhasilan SI dengan teknik analisis PLS-SEM dengan SmartPLS 30 Hasilnya

terdapat 23 hipotesis yang diuji 14 hipotesis yang diterima atau berpengaruh dan 9

hipotesis ditolak Sehingga faktor-faktor pengaruh kesiapan pengguna terhadap

keberhasilan penerapan SI yaitu optimism melalui information quality system

quality dan service quality Innovativeness melalui system quality dan service

quality Discomfort berpengaruh secara negatif melalui system quality dan

information quality Insecurity berpengaruh secara negatif melalui information

quality system quality dan service quality Information quality melalui success

information system Service quality melalui user satisfaction dan success

information system User satisfaction melalui success information system Dengan

demikian hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan diketahui

sejauh mana kesiapan pengguna terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate dan

juga faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan penerapan SIA

Accurate

Kata kunci Sistem Informasi Akuntansi Accurate Technology Readiness Index

Model Keberhasilan Sistem Informasi PLS-SEM

BAB I-V + 109 Halaman + xv + 18 Gambar + 18 Tabel + 47 Daftar Pustaka +

Lampiran

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkah rahmat dan

hidayah-Nya yang sungguh melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul ldquoKesiapan Keberhasilan Penerapan Sistem Informasi

Akuntansi Accurate Berdasarkan Persepsi Penggunanyardquo dengan baik Shalawat

serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW

beserta keluarga sahabat serta para pengikutnya hinga akhir zaman

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan berbagai pihak Oleh karena itu perkenankanlah penulis untuk dapat

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

1 Bapak Dr Agus Salim SAg MSi selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

2 Ibu Nia Kumaladewi MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi dan Ibu Meinarini Catur Utami MT selaku

Sekretaris Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi

3 Bapak Arsquoang Subiyakto MKom sebagai Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama proses

penyelesaian skripsi ini Terima kasih banyak untuk seluruh waktu tenaga

kesediaan menjawab setiap pertanyaan penulis dan senantiasa memberikan

dukungan moril serta membagikan banyak pengetahuan agar penulis bisa

menyelesaikan skripsi ini dengan baik

viii

4 Ibu Nur Aeni Hidayah MMSI sebagai Dosen Pembimbing II yang selalu

ada setiap saat tidak pernah lelah menyemangati penulis mengingatkan

penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini Terima kasih atas

kesabarannya dalam membimbing penulis selalu memberi masukkan yang

positif arahan yang jelas sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini

dengan baik

5 Seluruh Dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah membagikan

ilmunya kepada penulis selama proses perkuliahan

6 Kedua orang tua penulis Bapak Arifin Adam dan Ibu Sri Mulyati Terima

kasih untuk mama dan papa yang telah membesarkan dan mendidik penulis

dari lahir hingga saat ini terima kasih untuk seluruh cinta dan kasih yang

mama dan papa berikan untukku Terima kasih untuk doa-doa yang selalu

mengiri langkahku disegala cuaca saat senang maupun sedih

7 Adikku tersayang Laristi Lahun Laiyla Terima kasih telah mengisi hari-

hari penulis sehingga penulis tidak pernah merasa kesepian semoga kalian

akan selalu menjadi saudara dan sahabat terbaik yang mengiri langkah

penulis kedepannya

8 Sahabatku Dwi Rizki Sabarkhah Terima kasih karena telah menerima

penulis apa adanya selalu ada setiap saat dan memberikan pengaruh yang

positif tidak pernah bosan mendengar keluh kesah penulis Terima kasih

juga untuk teman-teman Nia Amel Fira Ana serta grup NASGOR GX

PEDES yang selalu menghibur penulis dengan canda dan tawanya

ix

x

DAFTAR ISI

COVER i

LEMBAR PERSETUJUAN Error Bookmark not defined

LEMBAR PENGESAHAN Error Bookmark not defined

LEMBAR PERNYATAAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR TABEL xiv

BAB I PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Identifikasi Masalah 6

13 Rumusan Masalah 6

14 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah 7

15 Tujuan dan Sasaran Penelitian 7

16 Manfaat Penelitian 8

17 Metodologi Penelitian 9

18 Model Penelitian 9

19 Pertanyaan Penelitian 10

110 Sistematika Penulisan 11

BAB II LANDASAN TEORI 2

21 Definisi Kesiapan 2

22 Definisi Keberhasilan 2

23 Definisi Pengguna Sistem 3

24 Definisi Sistem Informasi 5

25 Definisi Sistem Informasi Akuntansi 5

26 Sistem Informasi Akuntansi Accurate 7

261 SIA Accurate versi 5 8

262 Modul SIA Accurate versi 5 9

263 Kelebihan SIA Accurate versi 5 dengan versi sebelumnya 11

264 Kekurangan SIA Accurate versi 5 12

xi

27 Konsep Dasar Kesiapan Teknologi (Technology Readiness) 13

28 Konsep Dasar Keberhasilan Sistem Informasi (Success SI) 14

29 Populasi Dan Sampel 18

291 Teknik Sampling 19

292 Teknik Menentukan Ukuran Sampel 21

210 Teknik Pengumpulan Data 22

211 Skala Likert 23

212 PLS-SEM 24

211 Model yang Diadopsi 28

2111 Model IPO Logic 32

2112 Model Kesiapan Teknologi (Technology Readiness) 33

2113 Model Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information) 37

212 Penelitian Sejenis 43

213 Pengembangan Hipotesis 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 49

31 Pendekatan Penelitian 49

32 Prosedur Penelitian 50

33 Populasi dan Sampel 51

34 Instrumen Penelitian 52

35 Pengumpulan dan Pemrosesan Data 54

36 Analisis dan Interpretasi Data 54

BAB IV HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI 56

41 Hasil Analisis 56

411 Hasil Analisis Demografis 56

412 Hasil Analisis Pengukuran Model 61

413 Hasil Struktur Model 70

42 Interpretasi Hasil dan Pembahasan 78

421 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Analisis Data Demografis 78

422 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Pengukuran Model 80

423 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Struktural Model 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 96

51 Kesimpulan 96

xii

52 Saran 98

Daftar Pustaka 100

LAMPIRAN 114

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 1 Model Penelitian 10

Gambar 2 1 Model Pengukuran Keberhasilan Proyek SI 17

Gambar 2 2 Revisi Model 18

Gambar 2 3 IPO LOGIC 32

Gambar 2 4 Model TRI 20 33

Gambar 2 5 Model Keberhasilan SI 37

Gambar 2 6 Model Keberhasilan SI 42

Gambar 3 1 Prosedur Penelitian 50

Gambar 4 1 Diagram Jenis Kelamin Responden 56

Gambar 4 2 Diagram Pendidikan Terakhir Responden 57

Gambar 4 3 Diagram Pengetahuan Keberadaan Sistem 58

Gambar 4 4 Diagram Pengalaman Penggunaan Sistem 58

Gambar 4 5 Diagram Skala Intensitas Penggunaan Sistem 59

Gambar 4 6 StatusPosisi Pekerjaan 60

Gambar 4 7 Diagram Kemampuan Penggunaan Komputer 60

Gambar 4 8 Hasil Awal Analisis Outer Model 68

Gambar 4 9 Hasil Akhir Analisis Outer Model Setelah Penghapusan Indikator 69

Gambar 4 10 Hasil Uji T-test 72

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2 1 Perbedaan Varian Accurate 5 9

Tabel 2 2 Variabel TRI dan Keberhasilan SI 29

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI 29

Tabel 3 1 Waktu Penelitian 51

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian 52

Tabel 4 1 Hasil Awal Uji Loading Factor 62

Tabel 4 2 Hasil Uji Loading Factor Setelah Penghapusan Indikator 63

Tabel 4 3 Hasil Uji Composite Reliability 64

Tabel 4 4 Hasil Uji Average Variance Extracted (AVE) 65

Tabel 4 5 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading) 66

Tabel 4 6 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading Fornell-Lackerrsquos) 67

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient 70

Tabel 4 8 Hasil Uji Coefficient of Determination (R-Square) 72

Tabel 4 9 Hasil Uji T-test 73

Tabel 4 10 Hasil Uji Effect Size 74

Tabel 4 11 Hasil Uji Predictive Relevance 75

Tabel 4 12 Hasil Uji Relative Impact 76

Tabel 4 13 Hasil Analisis Struktural Model 77

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Saat ini peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) khususnya SI telah

sering sekali kita gunakan dalam kegiatan sehari-hari Sutabri (2012) menyatakan

bahwa SI tidak lagi dipandang hanya sebagai pelengkap tetapi sudah menjadi

pendukung utama dalam proses bisnis yang ada pada suatu organisasi Oleh karena

itu Peranan TIK dapat berkontribusi pada perubahan cara manusia dalam bekerja

dan berinteraksi di bidangnya (Patel Gali Patel amp Parmar 2011)

Sistem informasi Akuntansi (SIA) adalah suatu sistem yang mengumpulkan

merekam menyimpan dan mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi para

pembuat keputusan (Romney amp Steinbart 2012) Pemanfaatan SIA dalam industri

keuangan telah meningkat di segala bidang dan telah mengubah tatanan sistem

keuangan modern Dengan menggunakan teknologi SI terbukti dapat menekan

biaya menciptakan proses kerja yang lebih cepat dan efisien serta menawarkan

tingkat fleksbilitas yang tinggi (Arvidsson Holmstroumlm amp Lyytinen 2014) Salah

satu contoh SIA adalah SIA Accurate Penggunaan SIA Accurate sesuai dengan

salah satu tujuan utama SI yaitu untuk menyajikan informasi sebagai pendukung

pengambilan keputusan perencanaan pengendalian dan perbaikan selanjutnya

(Puspitawati amp Anggadini 2011)

Accurate adalah merupakan salah satu programsoftware SIA buatan putra-

putri bangsa Pengembang sistemnya (developer system) adalah CPSSoft (PT Cipta

2

Piranti Sejahtera) dan CPSSoft tidak melayani penjualan mereka fokus di

pengembangan program dan administrasi Berbagai perusahaan hampir di seluruh

indonesia telah menggunakan SIA Accurate dari tahun 1998 hingga sekarang

Karena SIA Accurate merupakan produk lokal yang sesuai dengan Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Perpajakan di Indonesia SIA Accurate

ini merupakan salah satu program pembukuan perusahaan dalam bentuk paket

modul lengkap siap pakai yang terdiri dari General Ledger CashBank Inventory

Purchase Sales Fixed Asset dan tersedia untuk varian project dan manufaktur

yang bisa diaplikasikan di berbagai jenis dan skala usaha kecil menengah bagi

perusahaan baik yang bergerak di bidang trading distribusi service atau

manufaktur dan lain sebagainya SIA Accurate ini menyediakan layanan dengan

menggunakan Bahasa Indonesia sehingga penggunaan sistem ini akan mudah

dipahami oleh masyarakat Indonesia

Menurut Parasuraman dalam Lazuardi (2017) menyatakan bahwa setiap

orang bisa menjadi pengguna teknologi informasi (TI) atau SI namun cara

mengimplementasikannya tergantung pada derajat kesiapan seseorang dalam

menerima teknologi atau sistem tersebut Dan langkah pertama yang harus

dilakukan dalam implementasi teknologi adalah mengetahui kesiapan pengguna

dalam menerima teknologi tersebut (Parasuraman amp Colby 2015) Adanya

pengidentifikasian akan faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna

dalam pengadopsian teknologi penting agar tujuan dari adopsi teknologi dapat

tercapai dan lebih bermanfaat (Noprianto et al 2017)

3

Hasil observasi peneliti dalam penerapan SIA Accurate menemukan beberapa

masalah dari sisi pengguna dan juga kelemahan dari SIA Accurate itu sendiri

Seperti mesin pencarian SIA Accurate tidak dapat mendeteksi keyword secara

keseluruhan kalimat hanya dapat mendeteksi kata pertama dalam kalimat Contoh

lainnya adalah output atau laporan yang dihasilkan terkadang tidak sesuai dengan

filter yang telah diatur oleh pengguna Oleh karena itu para pengguna yang

menggunakan SIA Accurate masih mengalami kesulitan dalam mempelajari

halkasus baru lainnya Beberapa pengguna yang malas belajar tidak dapat

memanfaatkan sistem secara baik sehingga mengakibatkan pengguna menunda

pekerjaannya dengan menggunakan sistem atau cara lama kemudian meminta

bantuan penggunauser lainnya yang lebih mengerti untuk memindahkannya ke

SIA Accurate Melihat kasus diatas tingkat kesiapan pengguna dalam

menggunakan SIA Accurate ini mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam

menerapkan teknologi atau sistem baru

Selain itu belum pernah dilakukan pengujian keberhasilan penerapan SIA

Accurate dari persepsi kesiapan pengguna sehingga studi penelitian ini akan

menguji tingkat keberhasilan penerapan SIA Accurate yang dinilai dari sikap

kesiapan pengguna dan keberhasilan sistem Penelitian ini menggunakan

pengembangan model kesiapan dan keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017) Model

ini sesuai dengan kasus yang telah dijelaskan sebelumnya peneliti memilih model

ini agar mengetahui apa saja faktor-faktor yang mepengaruhi keberhasilan

penerapan sistem dari sisi pengguna maupun sistem itu sendiri Diketahuinya

faktor-faktor yang berpengaruh akan menjadi harapan dari penelitian ini untuk

4

memberikan masukan atau rekomendasi bagi para pengguna SIA Accurate dalam

memanfaatkan SIA Accurate

Menurut peneliti model yang diajukan ini memiliki sembilan variabel

dimana lima variabel diantaranya merupakan faktor dari pengguna dan empat

variabel lainnya merupakan faktor dari sistem itu sendiri Kelima faktor dari

pengguna tersebut adalah Optimism Innovativeness Discomfort Insecurity dan

User Satisfaction Sedangkan keempat faktor dari sistem adalah Indormation

Quality System Quality Service Quality dan Success Information System

Variabel di atas menjelaskan tentang faktor yang mempengaruhi pengguna

terhadap penggunaan sistem seperti apakah pengguna memiliki rasa optimis

(Optimism) atau keyakinan terhadap sistem yang akan memberikan output sesuai

ekspektasinya apakah pengguna memiliki kecenderungan dalam ingin mencoba hal

baru (Innovativeness) terhadap sistem apakah pengguna merasa terbebani

(Discomfort) karena kurang menguasai sistem apakah pengguna memiliki rasa

tidak aman (Insecurity) dan keraguan terhadap integritas sistem dan apakah

pengguna merasa puas (User Satisfaction) terhadap keseluruhan penerapan sistem

Selain itu variabel diatas juga dapat memaparkan faktor yang mempengaruhi sistem

terhadapkeberhasilan penerapannya seperti apakah kualitas output (Information

Quality) yang dihasilkan oleh sistem sudah sesuai dengan harapan pengguna

apakah kualitas sistem (System Quality) secara keseluruhan mudah digunakan

apakah peningkatan kualitas layanan (Service Quality) telah diberikan sesuai

5

kebutuhan pengguna dan apakah penerapan sistem telah berhasil (Success

Information System) dimanfaatkan sesuai dengan harapan dan kebutuhan pengguna

Upaya mengetahui tingkat kesiapan pengguna dan keberhasilan pemerapan

SI perlu adanya pengukuran sejauh mana kesiapan pengguna terhadap keberhasilan

penerapan SIA Accurate Karena kecenderungan sikap seseorang dalam

menggunakan SI akan mencerminkan kesiapan pengguna dalam pemanfaataan

sistem dan tingkat keberhasilan penerapan sistem Penggunaan model ini sesuai

dengan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menggabungkan model

kesiapan teknologi Technology Readiness Index (TRI) Parasuraman dan Colby

(2015) serta model keberhasilan SI Delone dan McLean (2003) yang telah

dimodifikasi oleh Subiyakto (2015) sebagai salah satu model alternatif pengukuran

keberhasilan proyek SI

Berdasarkan pembahasan diatas penelitian ini bermaksut untuk mencari tahu

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesiapan pengguna dalam keberhasilan

menggunakan SIA Accurate Pengukuran kesiapan merupakan hal penting untuk

dilakukan karena salah satu tantangan terberat dalam penerapan sistem maupun

teknologi informasi baru adalah kesiapan dari penggunanya (Jogiyanto 2007

Pambudi 2015) Ketidaksiapan dapat menimbulkan dampak kegagalan dalam

penerapan teknologi informasi itu sendiri (Florestiyanto 2012 Subiyakto 2017)

Harapan dari penelitian ini dapat memaparkan faktor-faktor penting yang

mempengaruhi tingkat kesiapan dan keberhasilan penerapan SIA Accurate

sehingga akan menjadi rekomendasimasukan bagi para pengguna dalam

memanfaatkan SI dan teknologi informasi Oleh karena itu peneliti tertarik untuk

6

melakukan penelitian dengan judul ldquoKesiapan Keberhasilan Penerapan Sistem

Informasi Akuntansi Accurate Berdasarkan Persepsi Penggunanyardquo

12 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah berdasarkan latar belakkang yang telah dijelaskan di

atas adalah sebagai berikut

1 Ditemukan kelemahan dari SIA Accurate seperti output dari mesin

pencarian dan laporan yang dihasilkan oleh SIA Accurate tidak sesuai

dengan harapan pengguna sehingga menyebabkan kesulitan dalam

pemanfaatan sistem

2 Ditemukan masalah dari beberapa pengguna SIA Accurate yang malas

belajar tidak dapat menggunakan sistem secara maksimal karena masih

menunda dan memberikan pekerjaannya kepada pihak lain apabila

mengalami kesulitan baru

3 Belum pernah dilakukan pengujian terkait dengan keberhasilan penerapan

SIA Accurate berdasarkan persepsi kesiapan penggunanya

13 Rumusan Masalah

Berdasarkan indentifikasi di atas Kecenderungan sikap seseorang dalam

menggunakan SI akan mencerminkan kesiapan pengguna sedangkan ketidaksiapan

dapat menimbulkan dampak kegagalan dalam penerapan TI itu sendiri

(Florestiyanto 2012 Subiyakto 2017) Dari beberapa hasil pengamatan peneliti

sedikitnya penelitian yang menguji keberhasilan penerapan SIA Accurate

7

berdasarkan persepsi kesiapan pengguna Harapan dari penelitian ini dapat

memaparkan faktor-faktor penting yang mempengaruhi tingkat kesiapan dan

keberhasilan penerapan SIA Accurate sehingga akan menjadi

rekomendasimasukan bagi para pengguna dalam memanfaatkan SI dan TI

14 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Berikut beberapa batasan dalam penelitian ini

1) Peneliti mengambil sampel dengan teknik pengambilan sampel pusposive

sampling sejumlah 125 responden yaitu pengguna SIA Accurate versi 5 di

beberapa perusahaan Jakarta yang telah menggunakan sistem ini tanpa

dibatasi lamanya waktu penggunaan

2) Proses yang dilakukan pada penelitian ini adalah menguji pengaruh kesiapan

pengguna SIA Accurate terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate

3) Secara teori penelitian ini mengadopsi 9 variabel dari penggunaan model

keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017)

4) Teknik analisis data ini penulis menggunakan metode PLS SEM dan untuk

pengelolaan data yang didapat peneliti menggunakan software SmartPLS

versi 30

15 Tujuan dan Sasaran Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1) Menguji kesiapan pengguna terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate

8

2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna terhadap

keberhasilan penerapan SIA Accurate

Merujuk pada tujuan penelitian diatas sasaran penelitian ini ialah

1) Diketahuinya keberhasilan penerapan SIA Accurate berdasarkan persepsi

kesiapan pengguna

2) Diketahuinya faktor-faktor yang berpengaruh dalam kesiapan pengguna

dalam keberhasilan penerapan SIA Accurate

16 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak

Manfaat tersebut adalah

1) Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan refrensi baru dalam

penggunaan model kesiapan dan keberhasilan dalam penerapan SIA

Accurate

2) Secara metodologi penelitian ini akan menambah refrensi penggunaan

pendekatan kuantitatif untuk riset pada prodi Sistem Informasi Fakultas Sains

dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3) Secara praktis hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan bagi pihak terkait

sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam rencana pemanfaatan dan

perkembangan sistem berikutnya

9

17 Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode untuk membantu

dalam melakukan analisis Penelitian ini menggunakan pendekatan secara

kuantitatif dan model kesiapan dan keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017)

Kuesioner yang dibuat dari pemaduan variabel dan indikator dari kedua model

tersebut Pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel purposive

sampling dimana sampel responden adalah seluruh pengguna sistem yang

khususnya pernah menggunakan SIA Accurate di perusahaannya masing-masing

dan berdomisili Jakarta Kuesioner disebarkan secara langsung penyebaran secara

langsung bertujuan untuk mendapatkan responden yang sesuai dan pernah

menggunakan SIA Accurate secara langsung Tahap akhir seluruh kuesioner yang

telah terisi akan ditampung di MS Excel dan nantinya akan dianalisis Penelitian

ini menggunakan teknik analisis data adalah PLS-SEM dengan tools SmartPLS

versi 30

18 Model Penelitian

Model yang digunakan pada penelitian ini adalah model kesiapan dan keberhasilan

SI dari Subiyakto (2017) yang telah menggabungkan diantara model kesiapan TRI

20 (Parasuraman amp Colby 2015) dengan model Keberhasilan SI Delone dan

McLean (2003) yang telah dimodifikasi oleh Subiyakto (2015)Model penelitian

pengukuran pengaruh kesiapan terhadap keberhasilan penerapan sistem ini terdiri

dari 9 variabel yaitu Optimism (OPT) Innovativeness (INN) Discomfort (DIS)

Insecure (INS) Information Quality (INQ) System Quality (SYQ) Service Quality

10

(SVQ) User Satisfaction (USF) Success Information System (SIS) Untuk

pengadopsian penggabungan dan pengkombinasian kedua model tersebut peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) menggunakan asumsi mengenai model logika input-

process-output oleh (Davis amp Yen 1998) Berikut model yang diajukan pada

penelitian ini

Gambar 1 1 Model Penelitian

19 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan tujuan dan sasaran pada penelitian ini maka pertanyaan penelitian

dalam hal ini

11

1 Apakah kesiapan pengguna berpengaruh terhadap keberhasilan penerapan

SIA Accurate

2 Apa saja faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna dalam keberhasilan

penerapan SIA Accurate dari persepsi kesiapan pengguna

21 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap INQ SYQ

SVQ dan USF

22 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap INQ SYQ

SVQ dan USF

23 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

SYQ SVQ dan USF

24 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

SYQ SVQ dan USF

25 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dam SIS

26 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan SIS

27 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan SIS

28 Apakah USF berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

110 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan penelitian pembahasan terbagi dalam lima bab yang

secara singkat akan diuraikan sebagai berikut

12

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah rumusan masalah ruang lingkup dan batasan

tujuan dan sasaran manfaat penelitian metodologi penelitian model penelitian

pertanyaan penelitian dan sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai dasar-dasar teori yang mendukung tentang

pengukuran pengaruh kesiapan dan keberhasilan pengguna terkait penerapan SIA

Accurate

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas tentang metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

metode pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan analisis data dan hasilnya serta interpretasi hasil penelitian

dengan merujuk kepada basis teori sebelumnya

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang berkenaan dengan hasil pemecahan masalah serta

beberapa saran untuk pengembangan keberhasilan penerapan SIA Accurate

2

BAB II

LANDASAN TEORI

21 Definisi Kesiapan

Kesiapan adalah tingkatan atau keadaan yang harus dicapai dalam proses

perkembangan perorangan pada tingkatan pertumbuhan mental fisik sosial dan

emosional (Hamalik 2008) Kesiapan adalah kondisi seseorang secara keseluruhan

yang dapat membuatnya siap untuk dapat memberikan respon atau jawaban dalam

suatu cara tertentu terhadap suatu situasi yang dihadapinya Maka seseorang akan

menyesuaikan kondisi tersebut dan akan berpengaruh atau memiliki kecenderungan

untuk memberi respon (Slameto 2010)

Definisi Kepuasan menurut Kotler dalam Abdurrahman dan Prasetyo

(2016) adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil

dengan harapannya Kepuasan dapat dilihat dari kesesuaian harapan dengan apa

yang didapat dari suatu pelayanan (Tjiptono dalam Abdurrahman dan Prasetyo

2016) Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin ldquosatisrdquo (artinya

cukup baik memadai) dan ldquofaciordquo (artinya melakukan atau membuat) sehingga

secara sederhana dapat diartikan sebagai lsquoupaya pemenuhan sesuatursquo (Tjitptono

dalam Hartono dan Wahyono 2015)

22 Definisi Keberhasilan

Dalam buku Djamarah dan Zain (2010) WJS Poerwadarminto berpendapat

bahwa keberhasilan adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan dikerjakan dan

3

sebagainya) Sedangkan menurut Masrsquoud Khasan Abdul Qohar keberhasilan

adalah apa yang telah dapat diciptakan hasil pekerjaan hasil yang menyenangkan

hati yanng diperoleh dengan jalan keuletan kerja

Keberhasilan dari sistem informasi ditentukan bagaimana sistem itu dapat

dijalankan oleh pengguna dengan efektif dan pengguna merasa puas menggunakan

sistem tersebut dan juga bagaimana perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari

sistem yang digunakannya Doll dan Torkzadeh dalam Istianingsih dan Wiwik

Utami (2009) menyatakan bahwa kepuasan pengguna sistem informasi dapat

digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu sistem informasi Kepuasan

pengguna akhir ini kemudian menjadi bagian dalam pengembangan model

keberhasilan sistem informasi selanjutnya

23 Definisi Pengguna Sistem

Dalam bukunya Rusdiana dan Irfan (2014) Pelaku sistem terdiri atas tujuh

kelompok yaitu sebagai berikut

1) Pemakai

Pada umumnya ada tiga jenis pemakai yaitu operasional pengawas

dan eksekutif

2) Manajemen

Ada tiga jenis manajemen yaitu manajemen pemakai yang bertugas

menangani pemakaian ketika sistem baru diterapkan manajemen sistem

yang diterapkan dalam pengembangan sistem manajemen umum yang

terlibat dalam strategi perencanaan sistem dan sistem pendukung

pengambilan keputusan

4

3) Pemeriksa

Pemeriksa menentukan segala sesuatunya berdasarkan ukuran

ukuran standar yang dikembangkan di banyak perusahaan sejenis

4) Penganalisis sistem

Fungsi dari penganalisis sistem antara lain sebagai berikut

a) Arkeolog yaitu menelusuri cara sistem lama berjalan sistem

tersebut dijalankan dan segala hal menyangkut sistem lama

b) Inovator yaitu membantu mengembangkan dan membuka

wawasan pemakai bagi kemungkinan lain

c) Mediator yaitu menjalankan fungsi komunikasi dari semua level

antara lain pemakai manajer programmer pemeriksa dan pelaku sistem

lain yang mungkin belum memiliki sikap dan cara pandangan yang sama

dan

d) Pimpinan yaitu penganalisis sistem harus personal yang

berpengalaman dari programmer atau desainer

5) Pendesain Sistem

Pendesain sistem menerima hasil penganalisis sistem berupa

kebutuhan pemakai yang tidak berorientasi pada teknologi tertentu

kemudian ditransformasikan ke desaian arsitektur tingkat tinggi dan dapat

diformulasikan oleh programmer

6) Programmer

Setelah penganalisis sistem memberikan hasil kerjanya dan diolah

oleh pendesain sistem programmer dapat mulai bekerja

5

7) Personal Pengoperasian

Pelaku ini bertugas dan bertanggung jawab di pusat komputer

misalnya jaringan keamanan perangkat lunak pencetakan back-up

24 Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam organisasi yang membantu

kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi

yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi organisasi agar dapat

menyediakan laporan yang diperlukan oleh pihak luar (Sutabri 2012)

Menurut pandangan Hall dalam Kadir (2014) sistem informasi adalah

sebuah rangkaian prosedur formal di mana data dikelompokkan diproses menjadi

informasi dan didistribusikan kepada pemakai Sama halnya seperti menurut

Sidharta dalam (Rusmana 2015) bahwa sebuah sistem informasi adalah sistem

buatan manusia yang berisi himpunan terintegrasi dari komponen-komponen

manual dan komponen-komponen terkomputerisasi yang bertujuan untuk

mengumpulkan data memproses data dan menghasilkan informasi untuk pemakai

25 Definisi Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi sering dirancang dengan menggunakan software agar

informasi yang dihasilkan menjadi lebih akurat efisien dan tepat waktu (Davis

Alderman amp Robinson 1990) Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu sistem

yang mengumpulkan merekam menyimpan dan mengolah data untuk

menghasilkan informasi bagi para pembuat keputusan (Romney amp Steinbart 2012)

Terdapat 6 komponen dalam Sistem Informasi Akuntansi yakni

6

1 Orang yang menggunakan sistem

2 Prosedur dan instruksi yang digunakan untuk mengumpulkan mengolah

dan menyimpan data

3 Data tentang organisasi dan kegiatan bisnisnya

4 Software yang digunakan untuk mengolah data

5 Infrastruktur teknologi informasi meliputi komputer perangkat tambahan

dan peralatan komunikasi jaringan yang digunakan dalam Sistem

Informasi Akuntansi

6 Sistem pengendalian internal dan perangkat keamanan untuk menjaga data

Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2012) sebuah sistem informasi akuntansi

yang didesain dengan baik dapat

1 Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya dari produk dan jasa

2 Meningkatkan efisiensi

3 Meningkatkan pembagian pengetahuan

4 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari suatu rantai Supply

5 Meningkatkan struktur dari pengendalian internal

6 Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan

Menurut Sutabri (2004) sistem informasi akuntansi meliputi beragam

aktivitas yang berkaitan dengan siklus pemrosesan akuntansi perusahaan Meskipun

tidak ada dua organisasi yang identik tetapi sebagian besar mengalami jenis

kejadian ekonomi yang serupa Kejadian-kejadian ini menghasilkantransaksi-

7

transaksi yang dapat dikelompok menjadi empat siklus aktivitas bisnis yang umum

yaitu

1 Siklus pendapatan

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pendistribusian barang dan jasa

ke entitas-entitas lain dan pengumpulan pembayaran yang berkaitan

2 Siklus pengeluaran

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan barang dan jasa dari

entitas-entitas lain dan pelunasan kewajiban-kewajiban yang berkaitan

3 Siklus produksi

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pengubahan sumber daya menjadi

barang dan jasa

4 Siklus keuangan

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan dan manajemen dana

modal termasuk kas

26 Sistem Informasi Akuntansi Accurate

Salah satu contoh sistem informasi akuntansi adalah Accurate Penggunaan Sistem

Informasi Akuntansi (SIA) Accurate sesuai dengan salah satu tujuan utama sistem

informasi yaitu untuk menyajikan informasi sebagai pendukung pengambilan

keputusan perencanaan pengendalian dan perbaikan selanjutnya (Puspitawati amp

Anggadini 2011) SIA Accurate merupakan salah satu program akuntansi buatan

putra-putri bangsa Pengembang sistemnya (developer system) adalah CPSSoft (PT

Cipta Piranti Sejahtera) dan CPSSoft tidak melayani penjualan mereka fokus di

pengembangan program dan administrasi Versi pertama SIA Accurate adalah

8

Accurate 2000 Accounting Software yang diliris sekitar tahun 2000 Sistem

Acccurate merupakan produk lokal yang sesuai dengan Pernyataan Standard

Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Perpajakan di Indonesia

261 SIA Accurate versi 5

SIA Accurate ini merupakan salah satu program pembukuan perusahaan

dalam varian paket modul lengkap siap pakai dan tersedia untuk varian

project ataupun manufaktur yang bisa diaplikasikan di berbagai jenis dan

skala usaha kecil menengah bagi perusahaan baik yang bergerak di bidang

trading distribusi service atau manufaktur dan lain sebagainya SIA

Accurate ini menyediakan layanan dengan menggunakan Bahasa Indonesia

sehingga penggunaan sistem ini akan mudah dipahami oleh masyarakat

Indonesia

SIA Accurate versi 5 memiliki 3 varian paket dengan beragam

modul yang ditawarkan bagi setiap perusahaan yaitu Standard Edition

Deluxe Edition dan Enterprise Edition Untuk varian Standar Edition

cocok untuk perusahaan skala kecil seperti jasa dan dagang yang hanya

cukup menghasilkan laporan keuangan standar tanpa perlu laporan

keuangan perproyek atau perdepartment Sedangkan Deluxe Edition

merupakan perpaduan dari beberapa modul standar ditambah dengan fungsi

berupa pengisian proyek dan departemen Kalau varian Enterprice Edition

cocok untuk perusahaan manufacturing karena sudah dilengkapi dengan

Bill Of Material Production Order Production Activity Finished

Production Activity dan bahkan dapat mengetahui selisih antara Bill Of

9

Material Budged dengan Production Activity Berikut tabel perbedaan

daftar modul dan fitur pada setiap varian paket

Tabel 2 1 Perbedaan Varian Accurate 5 (sumber wwwcpssoftcom)

Modul dan Fitur Standard

Edition

Enterprise

Edition

Deluxe

Edition

Modul Pembelian

Modul Penjualan Modul Persediaan Modul Buku Besar Modul Kas Bank Modul Aktiva Tetap Modul RMA Modul Proyek Modul Manufaktur

Transaksi berulang dengan pengingat Mengakses grafik laporan dengan

tabletsmartphone

262 Modul SIA Accurate versi 5

Berikut beberapa penjelasan modul yang tersedia

1 Modul Pembelian (Purchase Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Permintaan Pembelian (Purchase

Requisition Form) Formulir Pesanan Pembelian (Purchase Order

Form) Formulir Penerimaan Barang (Received Item Form) Formulir

Faktur Pembelian (Purchase Invoice Form) Formulir Retur Pembelian

(Purchase Return Form) dan Formulir Pembayaran Pembelian

(Purchase Payment Form)

2 Modul Penjualan (Sales Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Penawaran Penjualan (Sales

Quotation Form) Formulir Pesanan Penjualan (Sales Order Form)

10

Formulir Faktur Penjualan (Sales Invoice Form) Formulir Retur

Penjualan (Sales Return Form) dan Formulir Penerimaan Penjualan

(Sales Receipt Form)

3 Modul Persediaan (Inventory Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Barang dan Jasa (List Of Item)

Formulir Penyesuain Persediaan (Inventory Adjustment Form)

Formulir Pembiayaan Pesanan (Job Costing Form) Daftar Gudang

(List Of Warehouse) Formulir Grup Barang (Item Grouping Form)

Formulir Penyesuaian Harga Jual Barang (Set Selling Price Adjustment

Form) dan Formulir Pindah Barang (Item Transfer Form)

4 Modul Buku Besar (General Ledger Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Akun (List Of Account) Daftar Mata

Uang (List Of Currency) Informasi Perusahaan (Company Info)

Formulir Bukti Jurnal (Journal Voucher Form) Proses Akhir Bulan

(Period End Process) dan Laporan Keuangan (Financial Statemen)

5 Modul Kas Bank (Cash Bank Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Pembayaran (Payment Form

Formulir Penerimaan (Deposit Form) Buku Bank (Bank Book)

Formulir Rekonsiliasi Bank (Bank Reconcile Form)

6 Modul Aktiva Tetap (Fixed Asset Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Aktiva Tetap Baru (New Fixed Asset

Form) Daftar Tipe Aktiva Tetap Pajak (List Of Fiscal Fixed Asset

11

Type) Daftar Tipe Aktiva Tetap (List Of Fixed Asset Type) Daftar

Aktiva Tetap (Fixed Asset List)

7 Modul RMA (Return Merchandise Authorization Module)

Modul ini terdiri dari Formulir RMA (RMA Form) dan Formulir

RMA Action (RMA Action Form)

8 Modul Proyek (Project Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Bahan Baku Daftar Biaya Proyek

Formulir Work Price Analysis Formulir Proyek Formulir Material In

Used Formulir Project Survey Formulir Project Bill Formulir Project

Ending

263 Kelebihan SIA Accurate versi 5 dengan versi sebelumnya

Berikut beberapa perbedaan antara SIA Accurate versi 4 dan Accurate versi

5 yaitu

1 Adanya Fitur E-Faktur

Fitur E-Faktur dibuat untuk membantu pengguna SIA Accurate

terutama Pengusaha Kena Pajak (PKP) untuk menghasilkan laporan siap

pakai sekaligus sebagai pendukung kebijakan dari Direktorat Jendral

Pajak yang mewajibkan penggunaan E-Faktur bagi perusahaan PKP

2 Database Server Firebird 25

Database firebird yang digunakan di dalam aplikasi Accurate versi

4 adalah Firebird versi 21 dan untuk Accurate versi 5 ini dikembangkan

12

dengan menggunakan database Firebird 25 dengan konfigurasi Super

Classic(SC) yang sudah diakui secara umum

3 Lisensi SIA Accurate

Di Accurate sebelumnya lisensi Accurate berupa nomor serial di-

input langsung ke SIA Accurate di masing-masing komputer Pengguna

memerlukan bantuan customer support CPSSoft atau tenaga penjual

untuk mendapatkan nomor serial yang dimaksud Di Accurate 5 License

Manager yang berkomunikasi dengan License Server CPSSoft untuk

mendapatkan nomor serial lisensi kemudian dikirimkan ke komputer

Accurate Client secara otomatis

264 Kekurangan SIA Accurate versi 5

1 Tidak bisa di Custom

SIA Accurate adalah software paket Kenapa tidak bisa Karena SIA

Accurate sudah mensurvei ke perusahaan-perusahaan dari UMKM

UKM di Indonesia dan Perusahaan menengah ke atas Jadi SIA Accurate

di buat sesuai dengan kebutuhan perusahaan-perusahaan di Indonesia

sesuai dengan PSAK dan perpajakan di Indonesia juga Laporan dan

form seperti PO Invoice dan lain-lain masih bisa di custom

2 Tidak mencakup Seluruh Operasional Perusahaan

Basic dari program SIA Accurate adalah accounting software bukan

oprasional software Contoh seperti pembayaran gaji perkaryawan belum

bisa di 5 bisa di catat secara global saja Untuk pencatatan gaji

13

perkaryawan dan SIA Accurate pajaknya baru bisa di SIA Accurate

Online

3 Tidak mendapatkan Training Pembelian Baru

Dulu SIA Accurate memang mempaket kan dalam pembelian baru

SIA Accurate maka mendapatkan training namun harganya lebih mahal

Sekarang sudah banyak SMK dan Universitas di Indonesia yang bekerja

sama dengan SIA Accurate sehingga SDM siap pakainya sudah banyak

Maka dari itu SIA Accurate menekan harga software semurah mungkin

dan jika di perusahaan Anda sudah ada karyawan yang sudah bisa

menggunakan SIA Accurate Kenapa harus mengambil jasa training

Jadi training di SIA Accurate sangat flexibel tergantung kebutuhan

perusahaan

27 Konsep Dasar Kesiapan Teknologi (Technology Readiness)

Penelitian Sheu amp Kim (2008) yang melibatkan 50 organisasi sebagai obyek

penelitian menyatakan bahwa tingkat kesiapan yang rendah menjadi sebab

kegagalan proyek SI khususnya kesiapan pengguna yang paling dominan

berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi SI Penelitian Sheu dan Kim

menunjukkan bahwa faktor kesiapan pengguna lebih kuat pengaruhnya terhadap

keberhasilan proyek SI dibandingkan dengan keterlibatan pengguna dalam proyek

SI

Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa adanya proses penerapan

teknologi atau sistem pada suatu organisasi menyebabkan beberapa tantangan baru

14

bagi organisasi tersebut seperti beberapa pengguna yang memiliki tingkat kesiapan

rendah pada sistem atau teknologi baru akan mengalami kesulitan dalam

mempelajari hal baru bahkan beberapa pengguna baru lainnya dapat memberikan

penolakan merasa enggan atau tidak mampu dalam menggunakan teknologi atau

sistem baru tersebut sehingga penerapan teknologi atau sistem baru pada organisasi

tersebut akan menjadi sia-sia bahkan gagal Oleh karena itu dengan adanya suatu

pengukuran dan penilaian dalam tingkat kesiapan dan kemampuan pengguna suatu

teknologi maka akan meminimalisir tingkat kesalahan kesulitan dan resiko yang

ada (Pambudi 2015)

28 Konsep Dasar Keberhasilan Sistem Informasi (Success SI)

Selama bertahun-tahun para peneliti dan praktisi telah berusaha untuk berhasil

dalam mengelola proyek SI sehingga dapat mencapai kinerja yang maksimal

Pengukuran keberhasilan proyek SI pun menjadi topik yang menarik di kalangan

peneliti dan praktisi tersebut sejak Standish Group mempublikasikan penemuan

mereka pada tahun 1994 Keberhasilan proyek adalah konsep utama tetapi teori

tersebut masih merupakan konsep yang ambigu Antara para peneliti dan praktisi

pun juga masih terjadi kurang sepakat tentang model tersebut Mereka cenderung

fokus pada satu atau sebagian dimensi Sehingga mereka belum mendapat

gambaran yang jelas tentang pengukuran keberhasilan SI

Subiyakto dan Ahlan (2014) mencoba menjawab permasalahan tersebut

dengan mengembangkan model alternatif pengukuran keberhasilan proyek

berdasarkan input-process-output (IPO) model Mereka membandingkan

15

mengadopsi mengadaptasi dan mengkombinasi teori sebelumnya yaitu Davisrsquos

IPO model teori keberhasilan proyek model Delone dan McLean dan kerangka

klasifikasi proyek

Pertama Subiyakto (2014) membandingkan dua model yaitu model Delone

dan McLean dan Model IPO Mereka menemukan bahwa model proses dan model

kausal Delone dan McLean tidak lengkap dalam istilah model IPO sebuah proyek

Model ini hanya fokus pada pemanfaatan dan layanan dari produk Dalam konteks

pengukuran keberhasilan proyek model ini kurang menjelaskan dimensi input dari

model IPO Dengan demikian model IPO lebih komprehensif dibandingkan model

Delone dan McLean

Kedua Subiyakto (2014) mengadopsi teori keberhasilan proyek

pengukuran keberhasilan SI Delone dan McLean dan kerangka klasifikasi proyek

Pengadopsian teori keberhasilan proyek dilaksanakan untuk mengembangkan

aspek kausalitas model Mereka mengadopsi semua variable model Delone dan

McLean serta tiga dari empat variabel kerangka klasifikasi proyek (McLeod amp

MacDonell 2011) yaitu konten proyek orang dan aksi konteks organisasi Hal ini

dikarenakan proses proyek akan diwakili oleh dimensi proses

Ketiga Subiyakto dan Ahlan (2014) menyesuaikan penempatan variable

sejalan dengan logika IPO dan definisi keberhasilan proyek Tiga penyesuaiannya

adalah sebagai berikut

a Menempatkan 2 dimensi model Delone dan Mclean (system creation dan

system utilization) ke dalam dimensi proses dari model Hal ini didukung

juga oleh beberapa peneliti bahwa proses proyek terdiri dari dua subproses

16

yaitu produksi produk dan pemanfaatannya Penempatan dimensi dampak

sistem dari model DeLone dan McLean sebagai dimensi output dari model

sejalan dengan definisi keberhasilan proyek

b Mengembangkan hubungan antara variabel dimensi input terhadap

variable dimensi proses Dalam hal ini masing-masing varibel dimensi

input memiliki hubungan terhadap masing-masing variabel dari dimensi

proses yang sejalan dengan model proses dan kausal dari IPO model

c Mengembangkan hubungan antara konteks organisasi terhadap semua

variabel dalam model yang berdasarkan konsep pengaruh lingkungan

sistem

Keempat model dikembangkan atas kombinasi dari empat teori yang telah

disebutkan sebelumnya Kombinasi ini dilakukan untuk menanggapi dua isu utama

di lingkup model keberhasilan proyek SI yaitu validitas dan kelengkapan

pengukuran model Kelengkapan model berarti model tersebut dikembangkan

untuk mencakup dimensi keseluruhan proyek dalam konteks aspek proses dan

kausal Validitas adalah berarti bahwa model ini mewakili secara teori keberhasilan

proyek Tiga dimensi utama yang dari model ini adalah dimensi input proses dan

output Dimensi proses terdiri dari dua subdimensi yaitu pembuatan sistem (system

creation) dan pemanfaatan sistem (system utilization) Model ini (Gambar 34)

mengandung 9 variabel dan 36 hubungan antar variable tersebut Konten proyek

(project content) orang dan aksi (people and action) dan konteks organisasi

(institutional contexts) adalah tiga variabel dimensi input Kualitas informasi

(information quality) kualitas sistem (system quality) kualitas layanan (service

17

quality) penggunaan (system use) dan kepuasan pengguna (user satisfaction)

adalah lima variabel untuk dimensi proses Manfaat bersih (net benefit) adalah

variabel untuk dimensi output

Gambar 2 1 Model Pengukuran Keberhasilan Proyek SI Berdasarkan Model IPO

(Subiyakto dan Ahlan 2014)

Selanjutnya pada tahun 2015 Subiyakto Ahlan Kartiwi dan Sukmana

memvalidasi model baru tersebut secara kualitatif untuk mengetahui kelayakan

model tersebut melalui Focus Group Study (FGS) Mereka melakukan 4 teknik FGS

yaitu interview konsultasi diskusi dan seminar Ada 16 partisipan (9 doktor 3

calon doktor dan 4 akademisi) dari 20 anggota terdaftar yang tergabung dalam

kelompok penelitian ini Mereka memiliki kepentingan keterampilan

penegtahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian SI Mereka juga dipilih

karena kredibilitas mereka sebagai key informants

18

Hasil dari FGS mengungkapkan delapan tema menyeluruh berkaitan dengan

validitas model dan kelayakan pelaksanaan penelitian Kemudian telah disimpulkan

dalam empat poin validasi yaitu kejelasan proses pemodelan penggunaan dasar

teoritis kewajaran metode penelitian dan ketersediaan sumber daya penelitian

Berdasarkan poin tersebut Subiyakto et al merevisi modelnya melalui

penyederhanaan jumlah hubungan antar variable dengan menghapus 6 hubungan

Model tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 2 2 Revisi Model (Subiyakto et al 2015)

29 Populasi Dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya Guritno dan Sudaryono (2011) Dalam metode

penelitian kata populasi amat populer dipakai untuk menyebutkan

serumpunsekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian Populasi penelitian

merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia hewan

tumbuh-tumbuhan udara gejala nilai peristiwa sikap hidup dan sebagainya

19

Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin 2006)

Jenis populasi terbagi dua yaitu

1) Populasi fitnit artinya jumlah individu ditentukan

2) Populasi infinit artinya jumlah individu tidak terhingga atau tidak

diketahui dengan pasti

Sampel ialah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut Sehingga pengambilan sampel harus menggunakan cara-cara tertentu yang

berdasarkan oleh pertimbangan-pertimbangan yang ada (Sugiyono 2011)

291 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel Terdapat dua metode dasar

penarikan sampel yaitu (Guritno amp Sudaryono 2011)

a Probability Sampling

Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel Beberapa metode penarikan sampel probabilitas

adalah sebagai berikut

1 Simple Random Sampling

Simple random sampling dikatakan sederhana karena pengambilan

sampel dari populasinya dilakukan secara acak tanpa memperhatikan status

atau tingkat pendidikan yang ada dalam suatu populasi

2 Stratified Random Sampling

20

Stratified Random Sampling merupakan suatu prosedur penarikan

sampel berstrata yaitu suatu subsampel acak sederhana yang ditarik dari

setiap strata atau tingkatan yang kurang lebih sama dalam beberapa

karakteristik (Siregar 2013)

3 Cluster Sampling

Cluster Sampling merupakan suatu prosedur penarikan sampel

probabilitas yang memilih subpopulasi yang disebut cluster Kemudian

setiap elemen di dalam kelompok cluster tersebut dipilih sebagai anggota

sampel

b Nonprobability Sampling

Nonprobability Sampling merupakan suatu prosedur penarikan

sampel yang bersifat subjektif Dalam hal ini probabilitas pemilihan

elemen-elemen populasi tidak dapat ditentukan Hal ini disebabkan setiap

elemen populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai

sampel Beberapa teknik pengambilan sampel nonprobabilitas sebagai

berikut (Guritno amp Sudaryono 2011)

1 Convience Sampling

Convience Sampling adalah teknik penarikan sampel berdasarkan

kemudahan Prosedurnya adalah semata-mata langsung menghubungi

unitunit penarikan sampel yang mudah dijumpai seperti mahasiswa dalam

satu kelas jamarsquoah tempat ibadah pengunjung toko dan lainnya Seringkali

pengambilan sampel ini dilakukan untuk menguji kuesioner atau penelitian

ekspolorasi

21

2 Quota Sampling

Quota Sampling adalah penarikan sampel berdasarkan kuota

Prinsipnya adalah karakteristik tertentu yang relevan menjelaskan dimensi

populasi Peneliti harus mengetahui distribusi populasi

3 Purposive Sampling

Purposive Sampling adalah penarikan sampel berdasarkan

pertimbangan atau kriteria tertentu

4 Snowball Sampling

Snowball Sampling adalah metode penarikan sampel dengan

responden yang berhasil diperoleh diminta untuk menunjukkan responden

lainnya secara berantai

5 Accidental Sampling

Accidental Sampling adalah metode penarikan sampel dimana

pemilihan anggota sampelnya dilakukan terhadap orangbenda yang

kebetulan ada atau dijumpai (Hadi 2016 Sugiyono 2011)

292 Teknik Menentukan Ukuran Sampel

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan ketepatan ukuran pengukuran penelitian

ini menggunakan metode analisis SEM Berdasarkan studi penelitian Monte Carlo

berbagai estimasi penentuan sampel yang disimpulkan

1 Model SEM dengan jumlah variabel laten sampai dengan lima buah dan

setiap konstruk dijelaskan 3 atau lebih indikator jumlah sampel 100-150

sudah dianggap memadai (Santoso 2011)

22

2 Ukuran sampel untuk model SEM adalah antara 100-200 atau dengan cara

jumlah indikator dikali 5 sampai 10 (Ferdinand AT 2000)

3 Ukuran sampel untuk estimasi Maximum Likehood harus setidaknya 5x

jumlah parameter bebas dalam model termasuk error (Bentler amp Chou

1987)

4 SEM yang menggunakan model estimasi maximum likehood estimation

(MLE) adalah 100-200 sampel (Ghozali 2011)

210 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2011) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang

paling utama dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data Dengan metode pengumpulan data yang tepat akan

memungkinkan peneliti untuk memperoleh data yang valid sehingga dapat

membantu dalam penelitian Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan

berbagai metode

1 Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

oleh peneliti untuk memperoleh informasi dengan cara berkomunikasi

langsung (seperti tanya jawab) antara pewawancara dan responden

2 Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab (Sugiyono dalam Setiawan 2016)

23

Kuesioner ini dapat membantu peneliti memperoleh informasi terkait

dengan permasalahan penelitian

3 Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

suatu pengamatan disertai dengan pencatatan terhadap keadaan atau

perilaku objek penelitian (Fathoni dalam Setiawan 2016) Observasi ini

dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai objek penelitian secara

keseluruhan

4 Studi Pustaka

Studi pustaka adalah teknik survei terhadap data yang telah ada

dengan menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu

yang berkepentingan mencari metode-metode serta teknik penelitian

baik dalam mengumpulkan data atau dalam menganalisis data yang telah

pernah digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu (Nazir dalam Yunita

2017)

211 Skala Likert

Menurut Sugiyono (2011) skala likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat

dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Sewaktu

menanggapi pertanyaan dalam skala likert responden menentukan tingkat

persetujuan mereka terhadap suatu pertanyaan dengan memilih salah satu dari

pilihan yang tersedia Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti

ini

24

1 Sangat tidak setuju

2 Tidak setuju

3 Kurang setuju

4 Setuju

5 Sangat setuju

Selain pilihan dengan lima skala seperti contoh di atas kadang digunakan juga

skala dengan tujuan atau sembilan tingkat Suatu studi empiris menemukan bahwa

beberapa karakteristik statistik hasil kuesioner dengan berbagai jumlah pilihan

tersebut ternyata sangat mirip (Dawes 2008)

212 PLS-SEM

PLS-SEM merupakan salah satu metode yang digunakan dalam menganalisis dan

dinilai kuat karena digunakan pada setiap jenis skala data seperti data interval data

nominal dan rasio serta syarat asumsi yang lebih fleksibel (Yamin amp Kurniawan

2011) Partial Least Square (PLS) dikembangkan pertama kalinya oleh Herman

Wold pada tahun 1975 Software yang digunakan untuk analisis menggunakan

PLS-SEM antara lain SmartPLS XLSTAT PLS-PM Visual PLS dan lainnya

PLS dapat digunakan untuk tujuan konfirmasi (seperti pengujian hipotesis)

dan tujuan eksplorasi PLS juga dapat menduga apakah terdapat atau tidak

hubungan antar variabel dan kemudian proposisi untuk pengujian Tujuan

utamanya adalah menjelaskan hubungan antar konstruk dan menekankan

pengertian tentang nilai hubungan tersebut Penggunaan PLS untuk prediksi dan

membangun teori serta sampel yang dibutuhkan relatif kecil dengan minimum

25

sepuluh kali item konstruk yang paling kompleks (Ghozali 2011 Ghozali amp

Hengky 2015 Yamin amp Kurniawan 2011)

Kepopuleran penggunaan PLS-SEM diantara para peneliti dan praktisi

adalah karena empat alasan Pertama algoritma PLS tidak terbatas hanya untuk

hubungan antara indikator dengan konstrak latennya yang bersifat reflektif saja

tetapi algoritma PLS juga dipakai untuk hubungan yang bersifat formatif Kedua

PLS dapat digunakan untuk menaksir model path dengan sample size yang kecil

Ketiga PLS-SEM dapat digunakan untuk model yang sangat kompleks (terdiri atas

banyak variabel laten dan manifes) tanpa mengalami masalah dalam estimasi data

Keempat PLS dapat digunakan ketika distribusi data sangat miring (skew) (Yamin

amp Kurniawan 2011)

Evaluasi model dalam PLS meliputi dua tahap yaitu evalusi outer model

atau model pengukuran dan evaluasi terhadap inner model atau model struktural

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Sarstedt 2017 Wong 2013 Yamin

2011)

1 Evaluasi Pengukuran Model (Outer Model)

Model ini meliputi pemeriksaan individual item reliability internal

consistency atau construct reliability average variance extracted dan

discriminant validity Ketiga pengukuran tersebut dikelompokkan dalam

convergent validity yaitu mengukur besarnya korelasi antara konstrak

dengan variabel laten Measurement model dilakukan untuk dapat

mengetahui hubungan antara konstrak (variabel) dengan indikator-

indikatornya (Yamin amp Kurniawan 2011)

26

Pemeriksaaan individual item reliability dapat melihat nilai

standardized loading factor Nilai ini menggambarkan besarnya korelasi

antara setiap item pengukuran (indikator) dengan konstraknya Untuk nilai

ideal loading factor berupa diatas 07 ini berarti bahwa indikator tersebut

sudah valid sebagai indikator yang dapat mengukur konstrak

Pengukuran lainnya dari convergent validity adalah melihat nilai

Average Variance Extracted (AVE) Nilai ini menggambarkan besaran varian

atau keragaman variabel manifes yang dapat dikandung oleh konstrak laten

Untuk nilai AVE ideal yaitu 05 hal ini berarti convergent validity baik

Artinya variabel laten dapat menjelaskan rata-rata lebih dari setengah varian

dari indikator-indikatornya

Discriminant validity dievaluasi melalui cross loading kemudian

membandingkan nilai AVE dengan kuadrat nilai korelasi antar konstrak

Ukuran cross loading adalah membandingkan korelasi dengan konstraknya

dan konstrak blok lainnya hal ini menunjukkan konstrak tersebut

memprediksi ukuran pada blok mereka dengan lebih baik dari blok lainnya

Ukuran discriminant validity lainnya adalah bahwa nilai akar AVE harus

lebih tinggi daripada korelasi antara konstrak dengan konstrak lainnya atau

nilai AVE lebih tinggi dari kuadrat korelasi antara konstrak

2 Evaluasi Struktural Model (Inner Model)

Pengukuran struktural model dilakukan untuk dapat mengetahui hubungan

antara konstrak yang dihipotesiskan oleh peneliti(Yamin amp Kurniawan

27

2011) Dalam model ini terdapat beberapa tahap dalam melakukan

evaluasinya

Tahap pertama adalah dengan melihat signifikansi hubungan antara

konstrak Hal ini dapat dilihat dari koefisien jalur (path coefficient) yang

menggambarkan kekuatan hubungan antara konstrak Pengukuran path

coefficient (β) memiliki nilai ambang batas diatas 01 hal ini untuk

menyatakan bahwa jalur (path) yang dimaksud mempunyai pengaruh di

dalam model

Tahap kedua adalah dengan mengevaluasi nilai R2 (coefficient of

determination) Nilai ini menjelaskan varian dari tiap target endogenous

variabel dengan standar pengukuran sekitar 067 sebagai kuat sekitar 033

moderat dan dibawah 019 menunjukan tingkat varian yang lemah

Tahap ketiga adalah dengan melihati nilai t-test dengan metode

boostrapping menggunakan uji two-tailed dengan tingkat signifikansi 5

untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian Bila nilai t-test lebih besar dari

196 maka hipotesis penelitian yang dibuat dapat diterima

Tahap keempat yaitu pengujian f2 (effect size) Pengujian ini dilakukan

untuk dapat memprediksi pengaruh variabel tertentu terhadap variabel

lainnya dalam struktur model dengan nilai ambang batas sekitar 002 untuk

pengaruh kecil 015 untuk pengaruh menegah dan 035 untuk pengaruh yang

besar f2 dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

28

Tahap kelima yaitu pengujian 1198762 (predictive relevance) dengan

menggunakan metode blindfolding untuk dapat memberikan bukti bahwa

variabel tertentu yang digunakan dalam suatu model yang dibuat mempunyai

keterkaitan prediktif (predictive relevance) dengan variabel lainnya dalam

model tersebut dengan nilai ambang batas pengukuran di atas nol

Tahap keenam yaitu melakukan pengujian 1199022 (Relative Impact) dengan

menggunakan metode blindfolding juga untuk dapat mengukur relatif

pengaruh sebuah keterkaitan antara prediktif sebuah variabel tertentu dengan

variabel lainnya yang memiliki nilai ambang batas sebesar 002 untuk

pengaruh kecil 015 untuk pengaruh sedang dan 035 untuk pengaruh besar

Rumus yang digunakan dalam perhitungan 1199022 adalah sebagai berikut

211 Model yang Diadopsi

Model yang digunakan pada penelitian ini adalah model kesiapan dan keberhasilan

SI oleh Subiyakto (2017) Gambar model penelitian ini dapat dilihat di bab satu

pada gambar 11 Berikut model yang diajukan pada penelitian ini

Variabel TRI dan Keberhasilan SI

Berikut dijabarkan pengertian dari variabel yang diadopsi ke dalam model TRI

dan Keberhasilan SI lengkap dengan referensi model tersebut

29

Tabel 2 2 Variabel TRI dan Keberhasilan SI Variabel Pengertian Referensi

Optimsm (OPT) Visi yang positif tentang teknologi dan keyakinan kontrol

yang lebih besar fleksibilitas dan efisiensi dalam

kehidupan manusia (Parasuraman

amp Colby

2015

Subiyakto

2017)

Innovativness

(INN)

Kecenderungan untuk menjadi pelopor pemimpin atau

opinion-former dalam penggunaan teknologi

Discomfort (DIS) Persepsi tentang kurangnya kontrol atas teknologi dan

perasaan tertekan dalam penggunaan teknologi

Insecurity (INS) Ketidakpercayaan teknologi dan skeptisis kemampuan

diri untuk menggunakannya dengan tepat

Information

Quality (INQ)

Tingkat sejauh mana informasi yang dihasilkan secara

konsisten memenuhi persyaratan dan harapan pengguna

(Delone amp

McLean

2003

Subiyakto

2017)

System Quality

(SYQ)

Tingkat untuk mendeskripsikan kualitas dari konten yang

dimiliki sistem informasi

Service Quality

(SVQ)

Tingkat untuk menilai sebarapa baik kualitas layanan

kepada pengguna

User Satisfaction

(USF) Kepuasan pengguna menggunakan sistem informasi

Success

Information

System (SIS)

Pencapaian sistem informasi berdasarkan perencanaan

pengembangannya

Indikator TRI dan Keberhasilan SI

Setelah penjabaran dari pengertian variabel berikut ini adalah penjabaran

pengertian dari indikator-indikator yang diadopsi ke dalam model lengkap dengan

referensinya

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI

Indikator Definisi Referensi

Easiness (OPT1) Tingkat yang terkait dengan kemampuan suatu sistem

untuk memberikan kebebasan dari kendala kesulitan dan

masalah

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Connectivity

(OPT2)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan suatu sistem

untuk berhasil terhubung dengan sistem lain

Efficiency (OPT3) Tingkat yang terkait dengan pencapaian sistem untuk

menghasilkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk mencapai output

Effectiveness

(OPT4)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan sistem untuk

mencapai tujuan penggunaannya

Productivity

(OPT5)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

menghasilkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk menghasilkan output

30

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI (lanjutan)

Indikator Definisi Referensi

Problem Solving

(INN1)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

menemukan solusi terhadap masalah

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Independence

(INN2)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan sistem untuk

mendukung penggunanya agar bebas dari kontrol atau

pengaruh

Challenge (INN3) Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

berhasil menangani atau mencapai sesuatu dalam situasi

atau masalah yang sulit

Stimulatioon

(INN4)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

mendorong sesuatu untuk terjadi berkembang atau

membaik

Competitiveness

(INN5)

Tingkat yang terkait kemampuan sistem untuk sukses

pengguna dibanding kompetitornya

Complexity (DIS1) Tingkat yang terkait dengan fitur sistem yang

membingungkan atau sulit dipahami

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Difficulty (DIS2) Tingkat yang terkait dengan kondisi suatu sistem yang

tidak dapat dioperasikan dengan mudah

Dependence (DIS3) Tingkat yang terkait dengan kondisi suatu sistem yang

membutuhkan pihak lain untuk mengoperasikannya

Lack of Support

(DIS4)

Tingkat yang terkait dengan sistem yang tidak memiliki

atau cukup dukungan dalam operasinya

Inappropriateness

(DIS5) Tingkat yang berkaitan dengan keadaan yang tidak pantas

Failure (INS1) Tingkat yang terkait dengan kemungkinan bahwa sistem

tidak menyenangkan atau terdapat hal berbahaya yang

bisa terjadi

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Threat (INS2) Tingkat yang terkait dengan situasi sistem yang bisa

menimbulkan kerugian atau bahaya

Reducing

Interaction (INS3)

Tingkat yang terkait dengan implementasi sistem yang

membuat interaksi manusia semakin berkurang dalam

ukuran jumlah dan kepentingan

Distraction (INS4) Tingkat yang terkait dengan penggunaan sistem lebih

diperhatikan dan mencegah orang berkonsentrasi pada

hal lain

Incredulity (INS5) Tingkat yang terkait dengan keraguan sistem dari

penggunaannya

Accuracy (INQ1) Tingkat kelayakan dari informasi yang dihasilkan

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Timeliness (INQ2) Tingkat presisi dari proses pengolahan informasi SI pada

durasi waktu yang direncanakan

Completeness

(INQ3)

Tingkat dari informasi yang dihasilkan oleh SI utuh atau

tanpa ada bagian yang hilang

Consistency (INQ4) Kecenderungan dari SI untuk masih mendemonstrasikan

informasi yang sama dalam operasi layanan

pemeliharaan atau kualitas

Relevance (INQ5) Tingkat keterkaitan dari informasi yang dihasilkan oleh

SI dengan pokok bahasannya

31

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI (lanjutan)

Indikator Definisi Referensi

Ease of Use

(SYQ1)

Tingkat kebebasan SI dari kendala kesulitan dan

masalah selama penggunaannya

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Maintainability

(SYQ2)

Tingkat yang terkait dengan kemudahan SI dalam

pemeliaharaannya

Response Time

(SYQ3)

Tingkat yang terkait dengan jumlah waktu yang

dibutuhkan untuk menanggapi perintah dari pengguna

tersebut

Fuctionality

(SYQ4)

Tingkat yang terkait dengan SI dapat dioperasikan sesuai

dengan persyaratan yang telah direncanakan

Safety (SYQ5) Tingkat kekebalan SI dari serangan yang tak terduga

bahaya atau kerusakan

Responsiveness

(SVQ1)

Tingkat reaksi SI untuk melayani penggunanya dengan

cara waktu dan situasi yang sesuai

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Flexibilty (SVQ2) Tingkat adaptasi SI untuk melayani penggunanya sesuai

dengan kebutuhan yang diminta

Security (SVQ3) Tingkat keamanan dari sistem yang terintegrasi untuk

melayani pengguna dengan aman dari serangan bahaya

atau kerusakan yang tak terduga

Fuctionality

(SVQ4)

Tingkat yang terkait dengan cakupan layanan SI sesuai

dengan persyaratan fungsional

Extension (SVQ5) Tingkat yang terkait dengan cakupan layanan tambahan

SI yang melebihi persyaratan fungsional

Efficiency (USF1) Tingkat kepuasan pengguna SI berdasarkan pada

pencapaian sistem untuk menghasilkan output

dibandingkan dengan sumber daya yang dibutuhkan

untuk mencapai output (Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Effectivity (USF2) Tingkat kepuasan pengguna SI berdasarkan pada

kemampuan sistem untuk memenuhi kebutuhan

pengguna untuk mencapai tujuannya

Flexibility (USF3) Tingkat kepuasan pengguna SI yang terkait dengan

kemampuan beradaptasi dari sistem sesuai dengan

kebutuhan yang diminta

Overall Satisfaction

(USF4)

Tingkat kepuasan pengguna SI terkait dengan

kecukupan keseluruhan aspek sistem

IS Efficiency (SIS1) Tingkat yang terkait dengan perbandingan dari nilai

output SI dan sumber daya yang dibutuhkan untuk

mencapai output

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei 2013

Subiyakto

2017)

IS Effectivity (SIS2) Tingkat yang terkait dengan kapabilitas kemampuan

sistem untuk memenuhi kebutuhan pengguna untuk

mencapai tujuannya

User Satisfaction

(SIS3)

Sejauh mana SI dapat membantu pengguna menciptakan

nilai bagi bisnis mereka

Productictivity

Improvement

(SIS4)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

meningkatkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk menghasilkan output

Competitive

Advantage (SIS5)

Tingkat yang terkait dengan posisi yang menguntungkan

dari pengguna SI yang terintegrasi untuk bersaing dalam

kompetisi bisnis

32

2111 Model IPO Logic

Beberapa penelitian menggunakan input-process-output Logic pada model

penelitiannya Logika IPO di adopsi untuk tujuan yang sama dalam

pengukuran kualitas dari suatu sistem Teori dasar sistem ini digunakan untuk

dapat memberi gambaran akan konsep sistematis dari suatu sistem (Subiyakto

et al 2014) Model logika komputer IPO logic yang digunakan milik Davis

(1998) dan Kellogg (2004) sampai saat ini masih banyak digunakan dalam

penelitian di bidang teknologi dan informasi Logika IPO ini digunakan pada

penelitian yang bertujuan dalam hal pengukuran kualitas suatu sistem

Teori dasar IPO digunakan juga untuk menggambarkan konsep

sistematis dari suatu sistem dan mudah dimengerti oleh para pengguna para

desainer pun juga dapat mengevaluasi dan memperbaiki desain (Davis 1998

Kellogg 2004) Model logic bila digambarkan secara langsung belum tentu

dapat dilihat hubungan sebab-akibat atau hubungan tujuan dan dampak dari

program ataupun proyek secara langsung Namun ini bukan berarti bahwa

program tersebut dikatakan tidak berhasil tetapi kemungkinan adanya bahwa

program sebagai salah satu dari banyak faktor yang dapat mempengaruhi

suatu dampak yang dapat ditimbulkannya (Solihin Dadang 2012) Berikut

adalah gambar 25 merupakan alur dari IPO logic

Gambar 2 3 IPO LOGIC (Davis 1998)

33

2112 Model Kesiapan Teknologi (Technology Readiness)

Technology Readiness atau kesiapan penggunaan teknologi merupakan

kecenderungan sikap masyarakat dalam merangkul dan menggunakan

teknologi baru di rumah dan di tempat kerja (Parasuraman 2000)

Setiap orang bisa menjadi konsumen teknologi namun cara

mengimplementasikannya tergantung pada derajat kesiapan seseorang

dalam menerima teknologi tersebut Menurut Parasuraman (2000) langkah

pertama yang harus dilakukan dalam implementasi teknologi adalah

mengetahui kesiapan konsumen dalam menerima teknologi tersebut Dalam

konteks ini Technology Readiness Index dikembangkan oleh Parasuraman

(2000) untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana seseorang atau

organisasi siap untuk mengadopsi sebuah teknologi informasi Berikut

gambar terbaru dari model TRI 20

Gambar 2 4 Model TRI20 oleh Parasuraman dan Colby 2015

(Sumber Rockresearchcom)

34

TRI merupakan skala multy-item yang terdiri dari 36 pertanyaan untuk

mengukur technology readiness Skala 36-item terdiri dari empat dimensi

komponen keyakinan yang berkaitan dengan teknologi yang memperngaruhi

tingkat seseorang dalam Technology Readiness Keyakinan ini menetapkan

kesediaan seseorang untuk berinteraksi dengan teknologi baru Seiring

berjalannya waktu dan perkembangan IT yang meningkat dengan pesat maka

pemilik model melakukan pembaharuan di tahun 2014 bersama Charles L

Colby sehingga menghasilkan model TRI 20 tetap dengan mempertahankan

4 dimensi sebelumnya namun perubahan serta pembaharuan instrumen

menjadi 16 butir Model TRI 20 ini terdiri dari empat dimensi dua adalah

kontributor dan dua lagi adalah inhibitor pada adopsi teknologi

Kontributornya sebagai berikut

1 Optimism (kepercayaan diri) yaitu menggambarkan sebuah ekspektasi

dari kebenaran positif teknologi

2 Innovativeness (inovasi) yaitu mengenai otoritas penggunaan teknologi

Sedangkan inhibitor adalah

3 Discomfort (ketidaknyamanan) adalah keraguan tentang jaminan orang

awam akan pengalamannya dengan teknologi

4 Insecurity (ketidakamanan) adalah resiko kemungkinan orang-orang

melakukan transaksi berbasis teknologi (technology-based transactions)

Sebagai kontributor optimisme dan inovasi sebagai penggerak dari

Technology Readiness Pada kenyataannya skor tinggi diukur pada dimensi-

dimensi ini yang pada umumnya akan memperbesar kesiapan teknologi

35

(Technology Readiness) Sabaliknya ketidaknyamanan dan ketidakamanan

mencegah atau menunda berkecenderungan membuat orang-orang untuk

menggunakan teknologi baru Dengan demikian skor tinggi yang diukur pada

dimensi-dimensi ini akan menurunkan seluruh kesiapan teknologi

(Technology Readiness) Selama bertahun-tahun TRI telah banyak

bermanfaat bagi para peneliti yang tertarik pada media sosial akses mobile

dan layanan teknologi lainnya Skala 36-item yang di bangun oleh

Parasurman telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa untuk memfasilitasi

perkembangannya di banyak Negara dan telah digunakan di berbagai sektor

layanan termasuk pendidikan perbankan telekomunikasi kesehatan dan

layanan professional lainnya

Parasuraman (2000) memberikan tiga kategori pada pengukuran

Technology Readiness Index yaitu

1 High Technology Readiness (TRI gt 351)

2 Medium Technology Readiness (29 =lt TRI =lt 351)

3 Low Technology Readiness (TRI =lt 289)

Terdapat 5 segmen kategori pengguna sistem yang didefiniskan oleh

Parasuraman dan Colby (2015)

1 Explolers Memiliki optimisme dan rasa inovatif yang tinggi terhadap

teknologisistem sehingga memiliki antusiasme terhadap penggunaan

teknologisistem informasi

2 Pioneer Memiliki optimisme dan rasa inovatif yang tinggi terhadap

teknologisistem namun memiliki sikap kritis terhadap penggunaan

36

teknologisistem informasi Hal tersebut menyebabkan pengguna akan

selektif dalam penggunaan teknologisistem informasi

3 Paranoids Memiliki rasa optimis terhadap teknologisistem namun

memiliki rasa inovatif yang rendah Pengguna kategori ini memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang tinggi terhadap penggunaan

teknologisistem Hal ini menyebabkan rendahnya antusiasme terhadap

penggunaan teknologi

4 Laggards Memiliki rasa optimis dan rasa inovatif terhadap

teknologisistem yang rendah Jenis pegguna seperti ini memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang tinggi terhadap penggunaan

teknologisistem Hal ini menyebabkan penolakan terhadap penggunaan

teknologi

5 Skeptics Memiliki rasa optimis dan rasa inovatif yang rendah terhadap

teknologisistem Jenis pegguna seperti ini juga memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang rendah terhadap penggunaan

teknologisistem Pengguna seperti ini akan menerima teknologisistem

namun tidak memiliki antusiasme terhadap teknologisistem

37

2113 Model Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information)

Gambar 2 5 Model Keberhasilan SI (DeLone amp McLean 1992)

Model keberhasilan ini didasarkan pada proses dan hubungan kausal

dari dimensi-dimensi di model Model ini tidak mengukur ke enam dimensi

pengukuran keberhasilan sistem informasi secara independen tetapi

mengukurnya secara keseluruhan satu mempengaruhi yang lainnya

Pertimbangan proses beragumentasi bahwa suatu sistem terdiri dari

beberapa proses yaitu satu proses mengikuti proses lainnya Suatu model

proses mengusulkan bahwa suatu sistem informasi terdiri dari beberapa

proses yaitu sebagai berikut ini

a Suatu sistem informasi mula-mula dibuat berisi dengan banyak fitur

yang dapat memperlihatkan beberapa tingkat kualitas sistem dan

informasinya

b Pemakai-pemakai dan manajer-manajer mempunyai pengalaman dengan

fitur-fitur tersebut dengan menggunakan sistemnya entah mereka puas

atau tidak puas dengan sistemnya atau produk informasinya

38

c Penggunaan dari sistem dan produk informasinya kemudian mempunyai

dampak atau pengaruh (influence) di pemakai individual di dalam

melakukan pekerjaannya dan dampak-dampak individu ini secara

kolektif akan berakibat pada dampak- dampak organisasional

Berbeda dengan model proses model kausal (causal model) atau

disebut juga dengan model varian (variance model) berusaha untuk

menjelaskan kovarian (covariance) dari elemen-elemen model untuk

menentukan apakah variansi dari satu elemen dapat dijelaskan oleh variansi

dari elemen-elemen lainnya atau dengan kata lain untuk menentukan apakah

terjadi hubungan kausal diantara mereka Misalnya semakin tinggi kualitas

sistem diharapkan akan menyebabkan kepuasan pemakai dan penggunaan

yang lebih tinggi yang selanjutnya akan memperngaruhi secara positif

produktivitas individual dengan hasil peningkatan produktivitas

organisasional Model kausal ini menunjukkan bagaimana arah hubungan

satu elemen dengan elemen lain apakah menyebabkan lebih besar

(mempunyai pengaruh positif) atau lebih kecil (mempunyai pengaruh

negatif)

Dari model proses dan kausal ini maka dapat dijelaskan bahwa kualitas

sistem (system quality) dan kualitas informasi (information quality) secara

mandiri dan bersama-sama mempengaruhi baik penggunaan (use) dan

kepuasan pemakai (user satisfaction) Besarnya penggunaan (use) dapat

mempengaruhi kepuasan pemakai (user satisfaction) secara positif atau

negatif Penggunaan dan kepuasan pemakai mempengaruhi dampak

39

individual (individual impact) dan selanjutnya mempengaruhi dampak

organisasional (organization impact) Sejak tahun 1992 sampai tahun 2002

banyak penelitian yang telah merujuk dan menggunakan model Delone dan

McLean (1992) Kepopuleran model ini menunjukkan bukti yang kuat dari

kebutuhan untuk mengintegrasikan penemuan-penemuan riset secara

komprehensif di bidang sistem informasi Model ini banyak mengundang

perhatian dari para peneliti salah satunya adalah Peter B Seddon yang

melontarkan kritik terhadap model yang diajukan oleh DeLone amp Mclean

Menurut Seddon dalam Jogiyanto (2007) masalah utama dari model

DampM (DeLone amp McLean) adalah mencoba mengkombinasikan proses dan

penjelasan kausal dari keberhasilan sistem informasi di model mereka

Dengan demikian model mereka tercampur antara model proses (process

model) dan model varian (variance model) Menanggapi kritik Seddon

tersebut yang menyatakan bahwa proses dan kausal adalah dua konsep yang

berbeda dan membingungkan untuk digabungkan DeLone dan McLean

(2003) menyetujui kritik ini Pembuatan model keberhasilan sistem informasi

DampM (DampM Information Success Model) dipicu oleh suatu proses

pembuatan informasi dan dampak dari penggunaan sistem informasinya

DeLone dan McLean mendasarkan modelnya pada model proses yang terdiri

dari tiga komponen proses yaitu

a Pembuatan dari suatu sistem informasi

b Penggunaan sistem informasi tersebut

c Konsekuensi atau dampak dari penggunaan sistem

40

Masing-masing dari proses-proses ini diperlukan (necessary) tetapi

masih belum cukup (not sufficient) untuk suatu kondisi supaya dapat

memberikan hasil (outcome) Misalnya tanpa penggunaan sistem tidak akan

ada konsekuensinya atau manfaatnya Demikian juga dengan pemakaian

sistem mungkin juga tidak akan dihasilkan manfaat Dengan demikian untuk

memahami seluruh dimensi dari keberhasilan sistem informasi model varian

atau model kausal diperlukan

Kritik lainnya oleh Seddon tentang pemakaian sistem (system use)

adalah suatu perilaku (behavior) sehingga harus dikeluarkan sebagai

pengukur sukses dari model kausal DeLone dan McLean (2003) tidak

sependapat dengan kritik ini Mereka berargumentasi bahwa pemakaian

sistem (use) harus mendahului dampak dan manfaat mereka percaya bahwa

pemakaian sistem merupakan pengukur yang tepat untuk mengukur sukses di

kebanyakan kasus

DeLone dan McLean (2003) lebih lanjut mengatakan bahwa

permasalahan dengan menggunakan pemakaian sistem (use) sebagai

pengukur keberhasilan adalah pada definisinya yang terlalu sederhana tanpa

memperhatikan sifat dari penggunaannya Peneliti-peneliti harus

mempertimbangkan sifat (nature) perluasan (extent) kualitas (quality) dan

ketepatan (appropriateness) dari pemakaian sistem Sehingga penghapusan

pemakaian sistem (use) dari model ditolak oleh Delone dan McLean (2003)

Selain itu kenyataannya juga pemakaian sistem (system use atau system

41

usage) masih digunakan di banyak riset-riset empiris dan berlanjut

dikembangkan dan diuji oleh peneliti-peneliti sistem informasi

Dari kontribusi-kontribusi penelitian-penelitian sebelumnya dan akibat

perubahan-perubahan dari peran dan penanganan sistem informasi yang telah

berkembang DeLone dan McLean (2003) memperbarui modelnya dan

menyebutnya sebagai model keberhasilan sistem informasi DampM yang

diperbarui (updated DampM IS Success model) Hal-hal yang diperbarui dalam

model ini adalah sebagai berikut

a Menambah dimensi kualitas pelayanan (service quality) sebagai

tambahan dari dimensi-dimensi kualitas yang telah ada

b Menggabungkan dampak individual (individual impact) dan dampak

organisasional (organizational impact) menjadi satu variabel yaitu

manfaatmanfaat bersih (net benefits)

c Menambahkan dimensi minat memakai (intention to use) sebagai

alternative dari dimensi pemakaian (use)

d Pemakaian (use) dan kepuasan pemakai (user satisfaction) sangat erat

berhubungan Pemakaian (use) harus mendahului kepuasan pemakai

(user satisfaction) sebagai suatu proses tetapi pengalaman yang positif

karena menggunakan (use) akan mengakibatkan kepuasan pemakai yang

lebih tinggi sebagai suatu kausal Secara sama peningkatan kepuasan

pemakai akan mengakibatkan peningkatan minat menggunakan

(intention to use) dan kemudian akan menggunakan (use)

42

e Jika manfaat-manfaat bersih (net benefits) positif akan menguatkan minat

memakai dan menggunakan serta tingkat kepuasan pemakai Umpan

balik ini masih valid bahkan untuk manfaat-manfaat bersih yang negatif

f Model yang diperbarui mempunyai arah panah untuk

mendemonstrasikan hubungan yang diusulkan antar dimensi-dimensi

keberhasilan dalam bentuk proses tetapi tidak menunjukkan arah

hubungannya yang positif atau negatif dalam bentuk kausal

Dari hasil analisis tersebut maka Delone dan McLean (2003)

mengusulkan suatu model yang diperbarui yang nampak pada gambar berikut

ini

Gambar 2 6 Model Keberhasilan SI (DeLone amp McLean 2003)

43

212 Penelitian Sejenis

Tabel 2 3 Penelitian Sejenis

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

1 Peranan Sistem Informasi

Akuntansi dalam Efektifitas

Pelaporan Informasi Akuntansi

Pertanggungjawaban pada PT

Pos Indonesia (Persero)

Manado (Koloay Morasa amp

Elim 2014)

DeLone and

McLean

1 System Quality

2 Information

Quality

3 Service Quality

4 Information Use

5 User Satisfaction

6 Net Benefit

Untuk mengetahui bagaimana

peranan sistem informasi

akuntansi pertanggungjawaban

kantor cabang PT Pos

Indonesia (Persero) Manado

Penelitian menyimpulkan bahwa Sistem

Informasi Akuntansi pada PT Pos

Indonesian (Persero) Manado telah

berperan secara efektif dalam pelaporan

informasi akuntansi pertanggungjawaban

kantor cabang Terbukti dengan

terpenuhinya karakteristik output kualitatif

berupa informasi yang menjelaskan telah

tercapainya tujuan dalam perusahaan

2 Kajian Keberhasilan

Penggunaan Sistem Informasi

Accurate Dengan

Menggunakan Model

Kesuksesan Sistem Informasi

DeLone Dan Mclean (Hudin amp

Riana 2016)

Updated

DeLone dan

McLane (2003)

1 System quality

2 Information

quality

3 Service quality

4 Use

5 User satisfaction

6 Net benefit

Penelitian ini akan

menganalisis faktor-faktor

yang mengukur keberhasilan

model kesuksesan sistem

informasi DeLone amp McLean

terhadap pengguna Sistem

Informasi Akuntansi Accurate

di enam perusahaan di Kota

Sukabumi

Penelitian ini membuktikan bahwa kualitas

informasi dan kualitas pelayanan tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel

penggunaan dan variabel lainnya teruji

signifikan dalam mengukur keberhasilan

penggunan Sistem Accurate dengan nilai

R-square 057 untuk penggunaan 094

untuk kepuasan pengguna dan 094 untuk

manfaat bersih Selain itu nilai Goodness

of Fit (GoF) sebesar 072 atau 72

sehingga model dinyatakan telah sesuai

secara substansial dalam

merepresentasikan hasil penelitian

44

Tabel 23 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

3 Evaluasi Net Benefit Sistem

Informasi Akuntansi Pada

Software Akuntansi Accurate

dan Zahir MenurutModel

Delone amp Mclean 2003

(Tjahjanadi amp Sarosa)

Updated

DeLone dan

McLane (2003)

1 System quality

2 Information

quality

3 Service quality

4 Use

5 User satisfaction

6 Net benefit

menganalisis Net Benefit

software akuntansi menurut

model kesuksesan DeLone amp

McLean (2003)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Information Quality System Quality dan

Service Quality berpengaruh terhadap User

Satisfaction User Satisfaction berpengaruh

terhadap Net Benefit Akan tetapi

Information Quality System Quality dan

Service Quality tidak berpengaruh terhadap

Use Use tidak berpengaruh terhadap User

Satisfaction dan Use tidak berpengaruh

terhadap Net Benefit

4 Evaluasi Kesiapan Pengguna

dalam Adopsi SI Terintegrasi

di bidang Keuangan

Menggunakan Metode TRI

(Florestiyanto 2012)

Technology

Readiness Index

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Melakukan evaluasi kesiapan

pengguna dalam adopsi TIK

diukur dari keyakinan positif

dan keyakinan negatif

pengguna terhadap teknologi

dengan mengadiopsi TRI 10

Seluruh variable penelitian berpengaruh

terhadap technology readiness

5 Analisis Kesiapan Pengguna

Sistem Informasi Akademik

(Pambudi 2015)

Technology

Readiness Index

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Melakukan analisis kesiapan

kompetensi teknologi

pengguna pada proses

implementasi SIA di PNM

dengan menggunakan SEM-

PLS dan metode TRI

Seluruh variable Tri berpengaruh secara

signifikan terhadap Technology Readiness

faktor ketidaknyamanan menempati urutan

teratas dan inovasi urutan terbawah

45

Tabel 23 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

6 An Updated and

Streamline Technology

Readiness Index TRI 20

(Parasuraman amp Colby

2015)

TRI 20 1 Optimism

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Pada papper ini adanya

penyederhanaan indikator

dari 36 pada TRI versi 10

kini menjadi 16 variabel pada

TRI 20

Adanya perbaharuan 16 indikator

pada model TRI 20

7 Implementation in of

Input process-output

Model for Measuring

Information System

Project Success (

Subiyakto amp Ahlan

2014)

IPO Model

Measuring IS Project

Success

1 Project Contents

People amp Actions

2 Institutinal Context

3 System Use

4 Information

Quality

5 System Quality

6 Service Quality

7 User Satisfication

8 Net Benefits

Memberikan alternative

model keberhasilan proyek

SI menggunakan IPO model

Permodelan usulan yang dibuat

berdasarkan empat teori dasar yaitu IPO

Logic Model The Project Success

Theories The DampM Success Model dan

The Project Classifictory Framework

8 Development of the

Readiness and Success

Model for Assessing the

Information System

Integration (Subiyakto

2017)

The technology

readiness and IS

success model

combination

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

5 Information

Quality

6 System Quality

7 Service Quality

8 UserSatisfication

9 Success

Information

Systems

Tujuan penelitian ini

menggabungkan dua model

menjadi satu kesiapan dan

keberhasilan sistem untuk

mengetahui pengaruh

kesiapan terhadap

keberhasilan integrasi sistem

Hasil penelitian ini menunjukkan anatara

penggabungan dua model yang

dikembangkan menjadi satu model antara

model kesiapan dengan model keberhasilan

sistem yang memiliki Sembilan variabel

dengan 23 indikator

46

Tabel 21 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

9 Pengukuran Pengaruh

Kesiapan Terhadap

Keberhasilan Penerapan

Sistem Ubiquitous

Computing Di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

(Gregoryo Gusti 2017)

Model TRI

Parasuraman amp

Colby (2014) dan

Model Keberhasilan

Sistem Informasi

(Delone amp McLean

2003) yang

dikembangkan oleh

(Subiyakto 2017)

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

5 Information Quality

6 System Quality

7 Service Quality

8 UserSatisfication

9 Success Information

Systems

Untuk mengetahui pengaruh

kesiapan terhadap

keberhasilan penerapan

sistem Ubiquitous

Computing di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

khususnya Fakultas Sains

dan Teknologi

Hasilnya terdapat 23 hipotesis yang diuji

11 hipotesis yang diterima atau

berpengaruh dan 12 hipotesis ditolak

Sehingga faktor-faktor pengaruh kesiapan

terhadap keberhasilan sistem yaitu OPT

melalui SYQ SVQ dan USF INN melalui

INQ dan SVQ INS berpengaruh secarah

negatif melalui INQ SYQ dan SVQ INQ

melalui USF SVQ melalui USF USF

melalui SIS

47

213 Pengembangan Hipotesis

Hipotesis dikembangkan berdasarkan teori-teori dari Parasuraman amp Colby

(2015) Delone amp McLean (2003) dan Subiyakto (2017) Maka dari itu dapat

dijabarkan hipotesis untuk variabel construct sebagai berikut

H1 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap INQ

H2 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap SYQ

H3 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap SVQ

H4 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H5 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap INQ

H6 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap SYQ

H7 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap SVQ

H8 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H9 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

H10 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SYQ

H11 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SVQ

H12 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap USF

H13 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

H14 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SYQ

H15 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SVQ

H16 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap USF

H17 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H18 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H19 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

48

H20 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H21 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H22 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H23 Apakah USF berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Secara umum penelitian ini dilakukan dengan menerapkan pendekatan kuantitatif

(Creswell 2017) dan struktur penelitian yang berurutan sesuai dengan tujuannya

yaitu untuk mengetahui pengaruh kesiapan terhadap keberhasilan penerapan SIA

Accurate dan menguji hipotesis yang berhubungan antara pengaruh kesiapan

terhadap keberhasilan penerapan sistem Teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui pengadaan survei yang disebarkan kepada responden di beberapa

perusahaan Jakarta khususnya pengguna SIA Accurate dengan berinstrumenkan

pertanyaan kuesioner analisis data dilaksanakan secara statistik dengan

menggunakan perangkat lunak komputer sesuai kebutuhan

Dalam penelitian ini perangkat lunak yang digunakan yaitu MS Word 2016

untuk penulisan laporan MS Excell 2016 untuk membantu pengolahan data

demografis serta SmartPLS versi 30 untuk pengolahan data hasil kuesioner dari

responden yang terkumpul Serta Edraw Max 8 untuk pembuatan gambar yang

mendukung penulisan laporan penelitian (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle

2015 Sarstedt 2017 Wong 2013 Yamin amp Kurniawan 2011)

50

32 Prosedur Penelitian

Melihat dari pendekatan dan strategi penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya

penelitian ini akan dilakukan menggunakan delapan tahapan yang secara prosedural

dan berurutan yang terdiri dari kajian pustaka pengembangan model perancangan

penelitian pembuatan instrument penelitian atau indikator pengumpulan data

analisis data interpretasi dan pembuatan laporan Berikut gambar yang akan

memperjelas urutan prosedural penelitian ini

Gambar 3 1 Prosedur Penelitian

51

Selanjutnya akan digambarkan durasi proses dari ke delapan tahapan

dalam penelitian ini beserta kegiatan strukturalnya pada tabel 31

Tabel 3 1 Waktu Penelitian

No Tahapan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1 Kajian Pustaka

2 Pengembangan Model

3 Perancangan Penelitian

4 Pembuatan Instrumen

5 Pengumpulan Data

6 Analisis Data

7 Interpretasi

8 Pembuatan Laporan

33 Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel pada penelitian ini ialah para pengguna SIA Accurate versi 5

di beberapa perusahaan Jakarta yang pernah menggunakan sistem ini tanpa dibatasi

lamanya waktu penggunaan Tahap pertama peneliti mengambil teknik sampling

melalui purposive sampling yang dilakukan untuk memilih bagian dari populasi

dimana kriteria yang dipilih adalah pengguna yang memiliki pengalaman dalam

menggunakan SIA Accurate Selanjutnya peneliti menentukan jumlah responden

berdasarkan teori dengan pertimbangan jumlah populasi keterbatasan waktu dan

biaya maka dari itu peneliti mengkerucutkan daerah penelitian pada Jakarta Selatan

Jakarta Timur Jakarta Barat Dari 15 perusahaan yang menggunakan SIA Accurate

dan dijadikan target sampel penelitian 4 diantaranya menerima permohonan

penelitian yang diajukan dan 11 perusahaan lainnya menolak Dengan perkiraan

responden yang mencapai lebih dari 100 orang hal tersebut menurut beberapa ahli

(Guritno 2011 Wong 2013) telah mencakupi sampel yang dibutuhkan dalam

Structural Equation Modeling (SEM) maka peneliti mendapatkan jumlah

responden sebanyak 125 orang

52

34 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini berupa sebuah kuesioner yang berisi lembaran surat

pengantar dari peneliti sebagai permohonan untuk pengisiannya dan lembar kedua

dan ketiga yang berisikan pertanyaaan-pertanyaan penelitian Lembar pertanyaan

penelitian ini terdiri dari tujuh pertanyaan yang ditujukan sebagai data demografi

mengenai profil responden (1) jenis kelamin (2) pendidikan terakhir (3)

pengetahuan pengguna dalam keberadaan SIA Accurate (4) pengalaman

penggunaan SIA Accurate (5) skala intensitas akses SIA Accurate (6) tingkat

kesiapan terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate (7) status responden di

perusahaan dan empat puluh empat pertanyaan ditujukan sebagai data statistik

inferensial Daftar pertanyaan lengkap penelitian dapat dilihat pada bagian

lampiran Secara khusus peneliti menggunakan lima poin skala likert dari tingkatan

ldquoSangat Tidak Setujurdquo (1) sampai ldquoSangat Setujurdquo (5) untuk pengukuran dalam

kuesioner tersebut Berikut tabel 32 indikator dan butir pertanyaan penelitian

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian

Variabel Indikator Pertanyaan

Optimism

(OPT)

Easiness Sistem bebas dari kesulitan kendala dan

masalah

Connectivity Sistem dapat mudah terhubung dengan sistem

lain

Effectiveness Sistem berjalan secara efektif

Efficiency Sistem berjalan secara efisien

Productivity Sistem berjalan secara produktif

Innovativeness

(INN)

Problem Solving Sistem merupakan alat pemecah masalah bagi

penggunanya

Independence Sistem membantu pengguna bebas dari kendali

dan pengaruh

Challenge Sistem mendukung penggunanya untuk mencapai

tujuan dalam situasi atau masalah yang sulit

Stimulation Sistem mendorong penggunanya untuk mencapai

tujuan

Competitiveness Sistem mendukung penggunanya untuk menjadi

lebih sukses daripada pesaingnya

53

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian (lanjutan)

Variabel Indikator Pertanyaan

Discomfort

(DIS)

Complexity Sistem membingungkan pengguna dalam

penggunaannya

Difficulty Sistem tidak mudah untuk digunakan

Dependence Sistem tidak bebas untuk digunakan

Lack Of Support Sistem dijalankan tanpa dukungan operasi secara

penuh

Innapropriateness Sistem tidak sesuai dengan perencanaan

pengembangannya

Insecurity

(INS)

Failure Sistem tidak berhasil dijalankan sesuai rencana

pengembangannya

Threat Sistem berada dalam kondisi yang dapat

menyebabkan bahaya

Reducing Interaction Sistem membuat penggunanya menjadi kurang

dalam berinteraksi

Distraction Sistem membuat penggunanya tidak fokus kepada

yang sebenarnya penting untuk mereka

Incredulity Sistem meragukan untuk digunakan

Information

Quality

(INQ)

Accuracy Sistem menghasilkan informasi secara akurat

Timeliness Sistem menghasilkan informasi secara tepat waktu

Completeness Sistem menghasilkan informasi secara lengkap

Consistency Sistem menghasilkan informasi secara konsisten

sepanjang operasinya

Relevance Sistem menghasilkan informasi sesuai kebutuhan

penggunanya

System

Quality

(SYQ)

Ease of Use Sistem mudah dalam penggunaannya

Maintainability Sistem mudah dalam perawatannya

Response Time Sistem mampu merespon secara cepat mengikuti

perintah yang diberikan

Fuctionality Sistem mampu melakukan semua fungsi yang

disyaratkan dalam pengembangannya

Safety Sistem aman dalam penggunaanya

Service

Quality

(SVQ)

Responsiveness Sistem memberikan layanan secara cepat

Flexibility Sistem menyediakan layanan yang fleksibel sesuai

kondisi pengguna

Security Sistem memberikan layanan yang aman

Functionality Sistem menyediakan layanan yang sesuai

persyaratan dalam pengembangannya

Extension Sistem menyediakan layanan lebih dari fungsi yang

disyaratkan

User

Satisfaction

(USF)

Efficiency Pengguna puas dengan tingkat efisiensi sistem

Effectiveness Pengguna puas dengan tingkat efektifitas sistem

Flexibility Pengguna puas dengan tingkat fleksibilitas sistem

Overall Satisfaction Pengguna puas dengan kinerja sistem

Success

Information

System

(SIS)

IS Efficiency Sistem beroperasi secara efisien

IS Effectiveness Sistem beroperasi secara efektif

User Satisfaction Sistem meningkatkan kepuasan penggunanya

Productivity Improvement Sistem meningkatkan produktivitas

Competitive Advantage Sistem meningkatkan daya saing perusahaan

54

35 Pengumpulan dan Pemrosesan Data

Proses pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti ialah menyebar kuesioner

secara langsung kepada respondenpengguna SIA Accurate Penyebaran kuesioner

dilakukan secara langsung pada beberapa perusahaan pengguna SIA Accurate di

Jakarta Prosedur awal yang dilakukan dalam kegiatan pengumpulan data adalah

perizinan yang diajukan peneliti kepada perusahaan terkait setelah disetujui proses

pengambilan data dilakukan dengan menyerahkan kuesioner kepada perwakilan

masing-masing perusahaan dan menjelaskan bagaimana cara pengisian kuesioner

tersebut Proses pengumpulan data dilakukan selama tiga bulan dibeberapa

perusahaan pengguna SIA Accurate di Jakarta Berdasarkan hasil penyebaran

kuesioner peneliti berhasil mengumpulkan 125 kuesioner secara langsung kepada

pengguna yang telah menggunakan SIA Accurate Keseluruhan kuesioner yang

diperoleh dinyatakan valid karena sesuai dengan kriteria dan dinyatakan lengkap

36 Analisis dan Interpretasi Data

Analisis data dibagi menjadi dua yaitu analisis demografis dan analisis statistis

inferensial Pertama peneliti melakukan analisis data demografis dengan

menggunakan perangkat lunak Ms Word 2016 Kedua peneliti melakukan analisis

statistis inferensial menggunakan SmartPLS versi 30 terdapat dua analisis yang

dilakukan oleh penelti dalam tahap ini yaitu analisis measurement model (outer

model) dan structural model (inner model) Measurement model (outer model)

dilakukan melalui proses pengujian validitas dan reliabilitas outer model melalui

indikator reliability internal consistency reliability convergent validity dan

55

discriminant validity Sedangkan pengujian structural model (inner model) melalui

path ceofficient (β) coefficient of determination (R2) t-test melalui metode

bootstrapping effect size (f2) predictive relevance (Q2) dan relative impact (q2)

menggunakan metode pengujian blindfolding Setelah itu untuk interpretasi hasil

peneliti mendiskusikan hasil analisis demografi responden dengan kondisi lapangan

yang berjalan dan juga menterjemahkan hasil analisis model secara statistik

kuantitatif dengan membandingkan dan mempertimbangkan sejumlah literatur

terkait sebelumnya

56

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI

41 Hasil Analisis

411 Hasil Analisis Demografis

Hasil analisis demografis dilakukan pada bagian profil responden dan untuk

menghasilkan informasi demografis terkait profil responden tingkat pendidikan

dan bagaimana responden tersebut menilai kemampuannya menggunakan

komputer

1) Jenis Kelamin

Gambar 41 memperlihatkan bahwa dari 125 data responden yang

terlibat dalam penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 70 orang (56) dan jumlah dari responden

perempuan yaitu sebanyak 55 orang (44)

Gambar 4 1 Diagram Jenis Kelamin Responden

Laki-laki

56

Perempuan

44

Laki-laki Perempuan

57

2) Pendidikan Terakhir

Gambar 42 menunjukan bahwa responden yang terlibat dalam

penelitian ini memiliki keragaman tingkat pendidikan Sebanyak 71

responden (57) merupakan lulusan S1 25 responden (20) lulusan

SLTA 23 responden (18) merupakan lulusan Diploma dan 6 responden

merupakan lulusan S2 (5)

Gambar 4 2 Diagram Pendidikan Terakhir Responden

3) Pengetahuan mengenai Keberadaan Sistem

Berdasarkan gambar 43 dari jumlah 125 responden mayoritas

sudah mengetahui mengenai keberadaan SIA Accurate yaitu sebanyak 119

responden (95) sisanya sebanyak 6 orang (5) belum mengetahui

mengenai adanya SIA Accurate

SLTA

20

Diploma

18S1

57

S2

5

SLTA Diploma S1 S2

58

Gambar 4 3 Diagram Pengetahuan Keberadaan Sistem

4) Pengalaman Penggunaan Sistem

Pengalaman responden dalam menggunakan sistem di institusi atau

perusahaan tersebut adalah lt1 tahun sebanyak 69 (55) 1-3 tahun

sebanyak 15 (12) 3-5 tahun sebanyak 16 (13) dan gt5 tahun sebanyak

25 (20 ) responden Gambar 44 menunjukan durasi pengalaman

responden dalam menggunakan SIA Accurate di penelitian ini

Gambar 4 4 Diagram Pengalaman Penggunaan Sistem

Tidak5

Iya95

Tidak Iya

lt 1 Tahun

55

1 - 3 Tahun

12

3 - 5 Tahun

13

gt 5 Tahun

20

lt 1 Tahun 1 - 3 Tahun 3 - 5 Tahun gt 5 Tahun

59

5) Skala Intensitas Penggunaan Sistem

Skala intensitas responden dalam menggunakan sistem dalam

pekerjaan di institusi atau perusahaan tersebut adalah ldquoselalurdquo sebanyak 79

responden (63) ldquoterkadangrdquo sebanyak 30 (24) ldquojarangrdquo sebanyak 16

(13) dan ldquotidak pernahrdquo sebanyak 0 (0 ) responden Gambar 45

menunjukan durasi pengalaman responden dalam menggunakan SIA

Accurate di penelitian ini

Gambar 4 5 Diagram Skala Intensitas Penggunaan Sistem

6) StatusPosisi Pekerjaan

Berdasarkan gambar 46 dapat diketahui bahwa responden pada

penelitian ini bagian marketing sebanyak 43 orang (34) dilanjutkan oleh

bagian logistik sebanyak 37 orang (30) bagian keuangan sebanyak 13

orang (11) bagian Admin sebanyak 24 orang (19) dan terakhir bagian

TI sebanyak 8 orang (6)

Selalu

63

Terkadang

24

Jarang

13

Selalu Terkadang Jarang

60

Gambar 4 6 StatusPosisi Pekerjaan

7) Kemampuan Penggunaan Komputer

Gambar 47 menunjukan penilaian responden atas kapabilitas

penggunaan komputer Hasil ini diambil berdasarkan jawaban responden

atas pertanyaan kemampuan penggunaan komputer yang memiliki pilihan

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil dan Sangat Tidak Terampil

Sebanyak 20 (16) responden menjawab ldquoSangat Terampilrdquo 87 (70)

responden menjawab ldquoTerampilrdquo dan 18 responden menjawab ldquoTidak

Terampilrdquo

Gambar 4 7 Diagram Kemampuan Penggunaan Komputer

Marketing

34

Keuangan

11Admin

19

Logistik

30

TI

6

Marketing Keuangan Admin Logistik TI

Sangat Terampil

17

Terampil

68

Tidak Terampil

15

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil

61

412 Hasil Analisis Pengukuran Model

Analisis pengukuran model (measurement model) dilakukan melalui empat tahap

pengujian seperti yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya Empat

pengujian itu adalah individual item reliability internal consistency reliability

average variance extracted dan discriminant validity (Afthanorhan 2013 Hair

2012 Ringle 2015 Subiyakto 2015 Wong 2013 Yamin 2011) Berikut ini adalah

penjelasan tentang pelaksanaan dan hasil dari empat pengujian tersebut

1) Uji Individual Item Reliabilty

Standardized loading factor menggambarkan besarnya korelasi

antara setiap item pengukuran (indikator) dengan konstruknya dengan

melihat nilai outer loading Nilai outer loading diatas 07 dapat dikatakan

baik artinya bahwa indikator tersebut dikatakan valid sebagai indikator yang

mengukur konstruk Mengacu pada standar nilai outer loading setelah

melalui pengujian pada SmartPLS 30 dengan hasil pada tabel 41 dan

gambar 48 dilakukan penghapusan pada tiga indikator yang memiliki outer

loading dibawah 07 yaitu INN1 INQ1 dan INQ2 Setelah penghapusan

ketiga indikator tersebut setelah diuji kembali menggunakan SmartPLS 30

seluruh outer loading sudah memenuhi syarat gt07Internal Consistency

dengan hasil pada tabel 42 dan gambar 49

62

Tabel 4 1 Hasil Awal Uji Loading Factor

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884

DIS2 0933

DIS3 0920

DIS4 0935

DIS5 0881

INN1 -0008

INN2 0895

INN3 0881

INN4 0888

INN5 0757

INQ1 0699

INQ2 0145

INQ3 0848

INQ4 0750

INQ5 0748

INS1 0893

INS2 0901

INS3 0915

INS4 0875

INS5 0840

OPT1 0856

OPT2 0856

OPT3 0855

OPT4 0793

OPT5 0818

SIS1 0894

SIS2 0897

SIS3 0902

SIS4 0899

SIS5 0890

SVQ1 0914

SVQ2 0907

SVQ3 0890

SVQ4 0897

SVQ5 0868

SYQ1 0903

SYQ2 0778

SYQ3 0852

SYQ4 0864

SYQ5 0882

USF1 0835

USF2 0821

USF3 0859

USF4 0779

63

Tabel 4 2 Hasil Uji Loading Factor Setelah Penghapusan Indikator

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884

DIS2 0933

DIS3 0920

DIS4 0935

DIS5 0881

INN1

INN2 0895

INN3 0881

INN4 0888

INN5 0757

INQ1

INQ2

INQ3 0848

INQ4 0750

INQ5 0748

INS1 0893

INS2 0901

INS3 0915

INS4 0875

INS5 0840

OPT1 0856

OPT2 0856

OPT3 0855

OPT4 0793

OPT5 0818

SIS1 0894

SIS2 0897

SIS3 0902

SIS4 0899

SIS5 0890

SVQ1 0914

SVQ2 0907

SVQ3 0890

SVQ4 0897

SVQ5 0868

SYQ1 0903

SYQ2 0778

SYQ3 0852

SYQ4 0864

SYQ5 0882

USF1 0835

USF2 0821

USF3 0859

USF4 0779

Keterangan

Dihapus

64

2) Uji Internal Consistency Reliability

Pengujian ini dilakukan dengan melihat hasil nilai composite

reliability (CR) dengan batas ambang di atas 07 Hasilnya dapat dilihat pada

Tabel 43 bahwa nilai CR dari semua variabel di atas 07 sehingga memenuhi

syarat dan valid untuk digunakan dalam model penelitian ini

Tabel 4 3 Hasil Uji Composite Reliability

Composite Reliability

DIS 0960

INN 0917

INQ 0852

INS 0948

OPT 0921

SIS 0953

SVQ 0953

SYQ 0933

USF 0894

3) Uji Average Variance Extracted

Pengujian convergent validity selanjutnya dilakukan dengan melihat

nilai average variance extracted (AVE) Nilai ini menggambarkan besaran

varian atau keragaman variabel manifes (indikator) yang dapat dikandung

oleh variabel laten (konstruk) Nilai AVE minimal 05 menunjukan ukuran

convergent validity yang baik Artinya variabel laten (konstruk) dapat

menjelaskan rata-rata lebih dari setengah variance dari indikator-

indikatornya Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 44 yang menunjukan bahwa

nilai AVE dari semua variabel di atas 05 sehingga memenuhi syarat untuk

digunakan

65

Tabel 4 4 Hasil Uji Average Variance Extracted (AVE)

Average Variance Extracted (AVE)

DIS 0829

INN 0735

INQ 0658

INS 0784

OPT 0699

SIS 0804

SVQ 0802

SYQ 0736

USF 0679

4) Discrimant Validity

Pengujian ini dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dengan memeriksa

cross loading pertama dilakukan dengan membandingkan korelasi indikator

dengan konstruknya dan konstruk blok lainnya Bila korelasi antara indikator

dengan konstruknya lebih tinggi dari korelasi dengan konstruk blok lainnya

hal ini menunjukkan konstruk tersebut memprediksi ukuran pada blok mereka

lebih baik dari blok lainnya Selanjutnya dengan memeriksa cross loading

Fornell-Lackerrsquos yaitu dengan membandingkannya dengan nilai akar AVE

dimana nilai akar AVE harus lebih tinggi daripada korelasi antara konstruk

dengan konstruk lainnya Hasilnya dapat dilihat pada tabel 45 dan indikator

yang diberi blok kuning pada setiap variabel memiliki nilai lebih tinggi dari

korelasi dengan konstruk blok lainnya

66

Tabel 4 5 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading)

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884 0535 0039 0723 0036 0012 0095 0033 0076

DIS2 0932 0485 0040 0766 0065 0035 0166 0143 0111

DIS3 0920 0538 0038 0739 0096 0020 0124 0066 0090

DIS4 0936 0507 0080 0784 0106 0032 0166 0117 0141

DIS5 0880 0471 -0017 0704 0016 -0057 0085 0026 0026

INN2 0551 0895 0060 0539 0068 0168 0169 0146 0209

INN3 0420 0881 0135 0408 0176 0215 0232 0225 0311

INN4 0398 0889 0060 0363 0159 0174 0248 0226 0222

INN5 0539 0757 0058 0498 0120 0164 0287 0245 0197

INQ3 0082 0179 0882 0134 0542 0351 0634 0627 0524

INQ4 -0018 0004 0809 0071 0451 0182 0489 0535 0277

INQ5 0040 0011 0736 0098 0299 0334 0224 0221 0443

INS1 0744 0492 0091 0890 0018 0075 0132 0120 0120

INS2 0734 0452 0128 0901 0006 0098 0194 0168 0190

INS3 0741 0489 0125 0915 0039 0069 0174 0151 0180

INS4 0714 0443 0130 0877 0034 0084 0164 0152 0156

INS5 0718 0452 0063 0841 -0048 0033 0050 0037 0111

OPT1 0116 0213 0431 0040 0856 0446 0636 0597 0521

OPT2 0133 0161 0479 0079 0855 0487 0703 0623 0554

OPT3 0031 0131 0529 -0043 0855 0495 0672 0635 0559

OPT4 0022 0095 0366 -0023 0793 0408 0627 0577 0431

OPT5 0031 0061 0441 0025 0818 0376 0638 0599 0420

SIS1 0095 0181 0268 0109 0460 0895 0612 0523 0700

SIS2 -0039 0150 0279 0020 0475 0898 0583 0473 0701

SIS3 0039 0215 0374 0120 0480 0901 0641 0585 0791

SIS4 0010 0193 0438 0072 0505 0899 0642 0578 0736

SIS5 -0012 0216 0275 0063 0464 0890 0617 0526 0689

SVQ1 0166 0279 0435 0182 0706 0619 0914 0837 0578

SVQ2 0085 0205 0493 0100 0733 0590 0907 0744 0611

SVQ3 0154 0249 0598 0173 0657 0675 0890 0838 0682

SVQ4 0116 0243 0532 0162 0729 0660 0897 0823 0654

SVQ5 0164 0275 0496 0173 0688 0539 0868 0759 0599

SYQ1 0142 0289 0541 0192 0682 0604 0878 0905 0597

SYQ2 0028 0173 0418 0076 0496 0383 0586 0778 0518

SYQ3 0079 0158 0464 0090 0604 0478 0708 0850 0569

SYQ4 0090 0241 0494 0185 0621 0536 0787 0867 0582

SYQ5 0084 0208 0567 0107 0687 0544 0839 0883 0563

USF1 0111 0254 0489 0129 0533 0628 0587 0599 0835

USF2 0121 0137 0408 0136 0464 0650 0512 0464 0820

USF3 0043 0275 0501 0106 0491 0732 0633 0579 0858

USF4 0103 0247 0328 0225 0483 0648 0563 0526 0781

67

Tabel 4 6 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading Fornell-Lackerrsquos)

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS 0911

INN 0552 0857

INQ 0050 0096 0811

INS 0821 0523 0129 0885

OPT 0081 0160 0541 0019 0836

SIS 0021 0214 0366 0087 0532 0897

SVQ 0153 0279 0572 0176 0785 0691 0895

SYQ 0102 0253 0583 0156 0726 0600 0894 0858

USF 0112 0280 0527 0179 0598 0808 0699 0660 0824

Tabel 46 menunjukan bahwa nilai akar AVE lebih tinggi daripada

korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya Sehingga berdasarkan hasil

pemeriksaan dua tahap cross loading diketahui bahwa tidak ada masalah dalam

uji discriminant validity

68

Gambar 4 8 Hasil Awal Analisis Outer Model

69

Gambar 4 9 Hasil Akhir Analisis Outer Model Setelah Penghapusan Indikator

70

413 Hasil Struktur Model

Analisis struktur model dilakukan melalui enam tahapan pengujian yaitu

pengujian path coefficient (β) coefficient of determination (R2) t-test

menggunakan metode bootstrapping effect size (f2) predictive relevance (1198762)

dan relative impact (1199022) (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Wong 2013 Yamin

2011) Secara grafis hasilnya dapat dilihat pada Tabel 413 Berikut adalah

penjelasan dari ke enam tahap pengujian

1) Path Coefficient (β)

Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai ambang batas yaitu di atas 01

dimana jalur (path) dapat dinyatakan memiliki pengaruh dalam model jika

hasil nilai uji path coefficient berada diatas 01 Hasilnya dari 23 jalur

hipotesis yang ada pada model penelitian ini 8 memiliki pengaruh yang tidak

signifikan dapat dilihat pada tabel 47 dan gambar hasil nilai uji path

coefficient semuanya memiliki nilai diatas 01

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient

Jalur Β

DIS -gt INQ -0271

DIS -gt SVQ -0180

DIS -gt SYQ -0273

DIS -gt USF -0159

INN -gt INQ -0030

INN -gt SVQ 0129

INN -gt SYQ 0133

INN -gt USF 0129

INQ -gt SIS -0157

71

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient (lanjutan)

Jalur β

INQ -gt USF 0160

INS -gt INQ 0356

INS -gt SVQ 0242

INS -gt SYQ 0296

INS -gt USF 0137

OPT -gt INQ 0561

OPT -gt SVQ 0774

OPT -gt SYQ 0721

OPT -gt USF 0132

SVQ -gt SIS 0437

SVQ -gt USF 0401

SYQ -gt SIS -0152

SYQ -gt USF 0075

USF -gt SIS 0686

2) Coefficient of Determination (R2)

Pengujian ini dilakukan untuk menjelaskan varian dari tiap target endogenous

variabel (variabel yang dianggap dipengaruhi oleh variabel lain dalam model)

dengan standar pengukuran sekitar 0670 sebagai kuat sekitar 0333 moderat

dan 0190 atau di bawahnya menunjukan tingkat varian yang lemah

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Wong 2013) Tabel 48

menunjukan bahwa R2 dari Information Quality (INQ) memiliki nilai 0332

R2 dari Success Information S (SIS) memiliki nilai 0708 R2 dari Service

Quality (SVQ) memiliki nilai 0658 R2 dari System Quality (SYQ) memiliki

nilai 0575 dan R2 dari User Satisfaction (USF) memiliki nilai 0536 Hal

tersebut dapat diartikan bahwa Optimism (OPT) Innovativeness (INN)

Discomfort (DIS) Insecurity (INS) menjelaskan secara moderat (332 )

varian dari INQ selanjutnya menjelaskan secara kuat (708 ) varian dari

SIS selanjutnya menjelaskan secara moderat (658 ) varian dari SVQ

selanjutnya menjelaskan secara moderat (575 ) varian dari SYQ Disisi

72

lain INQ SVQ dan SYQ menjelaskan secara moderat (536 ) varian dari

USF

Tabel 4 8 Hasil Uji Coefficient of Determination (R-Square)

Variabel Endogen R Square

INQ 0332

SIS 0708

SVQ 0658

SYQ 0575

USF 0536

3) T-test

Pengujian ini dilakukan dengan metode bootstrapping menggunakan uji two-

tailed dengan tingkat signifikansi 5 (005) untuk menguji hipotesis-

hipotesis penelitian Hipotesis tersebut akan diterima jika memiliki t-test lebih

besar dari 196 (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Wong 2013)

Adapun tingkat signifikansi lain yaitu 10 akan diterima jika memiliki t-test

165 (Hair et al 2011)

Gambar 4 10 Hasil Uji T-test

73

Gambar 410 diatas menunjukan bahwa ada 14 dari 23 hipotesis yang

diterima dan sisanya ditolak Berikut penjelasan hasil nilai t-test yang dapat

dilihat pada tabel 49

Tabel 4 9 Hasil Uji T-test

Hubungan antar Variabel

(Dependen -gt Independen) T-test

DIS -gt INQ 1929

DIS -gt SVQ 1626

DIS -gt SYQ 2181

DIS -gt USF 1518

INN -gt INQ 0254

INN -gt SVQ 1792

INN -gt SYQ 1811

INN -gt USF 1450

INQ -gt SIS 2123

INQ -gt USF 1254

INS -gt INQ 2547

INS -gt SVQ 2527

INS -gt SYQ 2668

INS -gt USF 1433

OPT -gt INQ 7128

OPT -gt SVQ 16486

OPT -gt SYQ 14434

OPT -gt USF 0993

SVQ -gt SIS 3371

SVQ -gt USF 2412

SYQ -gt SIS 1107

SYQ -gt USF 0397

USF -gt SIS 7666

4) Effect Size (f2)

Pada tahap ini dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh variabel

tertentu terhadap variabel lainnya dalam struktur model dengan nilai ambang

batas sekitar 002 untuk pengaruh kecil 015 untuk menengah dan 035 untuk

pengaruh besar Dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

74

Dimana

Nilai yang diperoleh ketika konstruk eksogen dimasukkan ke

model

Nilai yang diperoleh ketika konstruk eksogen dikeluarkan dari

model

Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 410 hasil dari pengujian terhadap 23

jalur yang ada pada penelitian ini 4 jalur memiliki pengaruh yang besar dan 19

jalur lainnya memiliki pengaruh yang kecil

Tabel 4 10 Hasil Uji Effect Size

Jalur f2

Analisis f2 R2-in R2-ex sum f2

DIS -gt INQ 0332 0310 003342 Kecil

DIS -gt SVQ 0658 0649 002735 Kecil

DIS -gt SYQ 0575 0552 005414 Kecil

DIS -gt USF 0536 0529 001439 Kecil

INN -gt INQ 0332 0332 000048 Kecil

INN -gt SVQ 0658 0647 003321 Kecil

INN -gt SYQ 0575 0536 009179 Kecil

INN -gt USF 0536 0525 002300 Kecil

INQ -gt SIS 0708 0693 004967 Kecil

INQ -gt USF 0536 0520 003377 Kecil

INS -gt INQ 0332 0293 005889 Kecil

INS -gt SVQ 0658 064 005370 Kecil

INS -gt SYQ 0575 0547 006591 Kecil

INS -gt USF 0551 0531 004359 Kecil

OPT -gt INQ 0332 0029 045428 Besar

OPT -gt SVQ 0658 0081 168985 Besar

OPT -gt SYQ 0575 0075 117652 Besar

OPT -gt USF 0536 0539 - 000715 Kecil

SVQ -gt SIS 0708 0674 011464 Kecil

SVQ -gt USF 0536 0512 005100 Kecil

SYQ -gt SIS 0708 0703 001548 Kecil

SYQ -gt USF 0536 0535 000146 Kecil

USF -gt SIS 0708 0480 077795 Besar

75

5) Predictive Relevance (1198762)

Pengujian ini dilakukan dengan metode blindfolding untuk memberikan bukti

bahwa variabel tertentu yang digunakan dalam model mempunyai keterkaitan

prediktif (predictive relevance) dengan variabel lainnya dalam model dengan

ambang batas pengukuran di atas nol sama seperti pada Tabel 411

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Wong 2013)

Tabel 4 11 Hasil Uji Predictive Relevance

Variabel Endogen Q Square

INQ 0201

SIS 0525

SVQ 0486

SYQ 0388

USF 0323

6) Relative Impact (1199022)

Pengujian ini dilakukan dengan metode blindfolding untuk mengukur relatif

pengaruh dari sebuah keterkaitan prediktif suatu variabel tertentu dengan

variabel lainnya dengan nilai ambang batas sekitar 002 untuk pengaruh kecil

015 untuk pengaruh menengahsedang dan 035 untuk pengaruh besar (Hair

et al 2012) Rumus yang digunakan untuk perhitungan 1199022 adalah sebagai

berikut

q2 = 1198762 119894119899119888119897119906119889119890 minus 1198762 119890119909119888119897119906119889119890

1minus 1198762 119894119899119888119897119906119889119890

Tabel 412 menunjukan hasil bahwa 3 jalur mempunyai nilai yang besar

1 memiliki pengaruh sedang dan 19 jalur lainnya memiliki pengaruh kecil

76

Tabel 4 12 Hasil Uji Relative Impact

Jalur q2

Analisis q2 Q2-in Q2-ex sum q2

DIS -gt INQ 0201 0187 0018 Kecil

DIS -gt SVQ 0486 0480 0012 Kecil

DIS -gt SYQ 0388 0372 0026 Kecil

DIS -gt USF 0323 0320 0004 Kecil

INN -gt INQ 0201 0202 - 0001 Kecil

INN -gt SVQ 0486 0487 - 0002 Kecil

INN -gt SYQ 0388 0380 0013 Kecil

INN -gt USF 0323 0318 0007 Kecil

INQ -gt SIS 0525 0514 0023 Kecil

INQ -gt USF 0323 0314 0013 Kecil

INS -gt INQ 0201 0176 0031 Kecil

INS -gt SVQ 0486 0472 0027 Kecil

INS -gt SYQ 0388 0369 0031 Kecil

INS -gt USF 0323 0321 0003 Kecil

OPT -gt INQ 0201 0012 0237 Menengah

OPT -gt SVQ 0486 0055 0839 Besar

OPT -gt SYQ 0388 0048 0556 Besar

OPT -gt USF 0323 0325 - 0003 Kecil

SVQ -gt SIS 0525 0499 0055 Kecil

SVQ -gt USF 0323 0312 0016 Kecil

SYQ -gt SIS 0525 0522 0006 Kecil

SYQ -gt USF 0323 0325 - 0003 Kecil

USF -gt SIS 0525 0353 0362 Besar

77

Tabel 4 13 Hasil Analisis Struktural Model

Hipotesis β t-test R2

f2 q2 Analyses

No Jalur R2-in R2-ex sum f2 Q2-in Q2-ex sum q2 β t-test R2 f2 Q2 q2

H1 OPT -gt INQ 0561 7128 0332 0332 0029 045428 0201 0012 0237 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Menengah

H2 OPT -gt SYQ 0721 14434 0575 0575 0075 117652 0388 0048 0556 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Besar

H3 OPT -gt SVQ 0774 16486 0658 0658 0081 168985 0486 0055 0839 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Besar

H4 OPT -gt USF 0132 0993 0536 0536 0539 - 000715 0323 0325 - 0003 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H5 INN -gt INQ -0030 0254 0332 0332 0332 000048 0201 0202 - 0001 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H6 INN -gt SYQ 0133 1811 0575 0575 0536 009179 0388 0380 0013 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H7 INN -gt SVQ 0129 1792 0658 0658 0647 003321 0486 0487 - 0002 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H8 INN -gt USF 0129 1450 0536 0536 0525 002300 0323 0318 0007 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H9 DIS -gt INQ -0271 1929 0332 0332 0310 003342 0201 0187 0018 Tidak Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H10 DIS -gt SYQ -0273 2181 0575 0575 0552 005414 0388 0372 0026 Tidak Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H11 DIS -gt SVQ -0180 1626 0658 0658 0649 002735 0486 0480 0012 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H12 DIS -gt USF -0159 1518 0536 0536 0529 001439 0323 0320 0004 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H13 INS -gt INQ 0356 2547 0332 0332 0293 005889 0201 0176 0031 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H14 INS -gt SYQ 0296 2668 0575 0575 0547 006591 0388 0369 0031 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H15 INS -gt SVQ 0242 2527 0658 0658 064 005370 0486 0472 0027 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H16 INS -gt USF 0137 1433 0551 0551 0531 004359 0323 0321 0003 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H17 INQ -gt USF 0160 1254 0536 0536 0520 003377 0323 0314 0013 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H18 INQ -gt SIS -0157 2123 0708 0708 0693 004967 0525 0514 0023 Tidak Signifikan Diterima Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H19 SYQ -gt USF 0075 0397 0536 0536 0535 000146 0323 0325 - 0003 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H20 SYQ -gt SIS -0152 1107 0708 0708 0703 001548 0525 0522 0006 Tidak Signifikan Ditolak Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H21 SVQ -gt USF 0401 2412 0536 0536 0512 005100 0323 0312 0016 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H22 SVQ -gt SIS 0437 3371 0708 0708 0674 011464 0525 0499 0055 Signifikan Diterima Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H23 USF -gt SIS 0686 7666 0708 0708 0480 077795 0525 0353 0362 Signifikan Diterima Kuat Besar Predictive Relevance Besar

78

42 Interpretasi Hasil dan Pembahasan

421 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Analisis Data Demografis

Berdasarkan hasil analisis informasi demografis responden peneliti melakukan

interpretasi dan mendiskusikan hasil analisisnya sebagai berikut

1) Jenis Kelamin

Gambar 41 memperlihatkan bahwa dari 125 data responden yang

terlibat dalam penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 70 orang (56) dan jumlah dari responden

perempuan yaitu sebanyak 55 orang (44)

2) Pendidikan Terakhir

Gambar 42 menunjukan bahwa responden yang terlibat dalam

penelitian ini memiliki keragaman tingkat pendidikan Sebanyak 71

responden (57) merupakan lulusan S1 25 responden (20) lulusan

SLTA 23 responden (18) merupakan lulusan Diploma dan 6 responden

merupakan lulusan S2 (5) Beragamnya tingkat pendidikan responden

akan berimplikasi terhadap variasi jawaban serta peneliti menilai bahwa

kuesioner penelitian akan mampu dipahami

3) Pengetahuan mengenai Keberadaan Sistem

Berdasarkan gambar 43 dari jumlah 125 responden mayoritas

sudah mengetahui mengenai keberadaan SIA Accurate yaitu sebanyak 119

responden (95) sisanya sebanyak 6 orang (5) belum mengetahui

mengenai adanya SIA Accurate

79

4) Pengalaman Penggunaan Sistem

Pengalaman responden dalam menggunakan sistem di institusi atau

perusahaan tersebut adalah lt1 tahun sebanyak 69 (55) 1-3 tahun

sebanyak 15 (12) 3-5 tahun sebanyak 16 (13) dan gt5 tahun sebanyak

25 (20 ) responden Gambar 44 menunjukan durasi pengalaman

responden dalam menggunakan SIA Accurate di penelitian ini

5) Skala Intensitas Penggunaan Sistem

Skala intensitas responden dalam menggunakan sistem dalam

pekerjaan di institusi atau perusahaan tersebut adalah ldquoselalurdquo sebanyak 79

responden (63) ldquoterkadangrdquo sebanyak 30 (24) ldquojarangrdquo sebanyak 16

(13) dan ldquotidak pernahrdquo sebanyak 0 (0 ) responden Gambar 45

menunjukan durasi pengalaman responden dalam menggunakan SIA

Accurate di penelitian ini

6) StatusPosisi Pekerjaan

Berdasarkan gambar 46 dapat diketahui bahwa responden pada

penelitian ini bagian marketing sebanyak 43 orang (34) dilanjutkan oleh

bagian logistik sebanyak 37 orang (30) bagian keuangan sebanyak 13

orang (11) bagian Admin sebanyak 24 orang (19) dan terakhir bagian

TI sebanyak 8 orang (6)

7) Kemampuan Penggunaan Komputer

Gambar 47 menunjukan penilaian responden atas kapabilitas

penggunaan komputer Hasil ini diambil berdasarkan jawaban responden

atas pertanyaan kemampuan penggunaan komputer yang memiliki pilihan

80

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil dan Sangat Tidak Terampil

Sebanyak 20 (16) responden menjawab ldquoSangat Terampilrdquo 87 (70)

responden menjawab ldquoTerampilrdquo dan 18 responden menjawab ldquoTidak

Terampilrdquo Hal tersebut menandakan bahwa kemampuan responden sudah

cukup baik dalam menggunakan komputer Peneliti memperkirakan hal ini

berkaitan dengan mayoritas responden berusia dibawa 30 tahun yang

popular disebut dengan generasi Y (Anantatmula 2012) yang dianggap

telah terbiasa dengan penggunaan teknologi informasi

422 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Pengukuran Model

Berdasarkan hasil analisis model pengukuran ada beberapa poin penting

yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut

1) Hasil akhir dari analisis telah menunjukan bahwa pengukuran model dari

model penelitian ini telah memenuhi syarat dan memiliki karakteristik yang

baik sehingga layak untuk dilanjutkan ke tahap analisis struktur model untuk

menguji inner model

2) Terdapat tiga indikator yang memiliki nilai outer loading dibawah 07 yaitu

INN1 INQ1 dan INQ2 Namun hal tersebut masih dapat ditoleransi dengan

melihat nilai composite reliability diatas 07

Peneliti beranggapan bahwa hal-hal pada poin dua disebabkan karena

pertimbangan waktu kerja para responden menyebabkan proses pengisian

kuesioner yang tidak didampingi langsung oleh peneliti sehingga memungkinkan

adanya pemaknaan pertanyaan yang tidak tepat Terkait dengan hal ini meskipun

pembuatan instrumen dan penjelasan awal kepada beberapa pihak yang mewakili

81

penerimaan kuesioner penelititan pada setiap perusahaan dalam penelitian ini telah

dilakukan dengan sebaik mungkin hal-hal di luar rencana dan kendali tidak dapat

dihindari khususnya saat pelaksanaan penelitian di lapangan

423 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Struktural Model

Bagian ini akan memaparkan interpretasi dan diskusi berdasarkan hasil dari enam

tahap analisis struktur model yaitu path coefficient (β) coefficient of determination

(R2) t-test menggunakan metode bootstrapping effect size (f2) predictive relevance

(1198762) dan relative impact (1199022) Berikut adalah pemaparan yang dilakukan dengan

mengikuti pertanyaan-pertanyaan penelitian dan hipotesis-hipotesis yang telah

dirumuskan sebelumnya

H1 Apakah Optimisme (Optimism) berpengaruh secara signifikan terhadap

Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

pertama (H1) diterima Artinya Optimisme (Optimism) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0561 Dilihat dari nilai f2 hipotesis OPTrarrINQ memiliki pengaruh

besar tetapi q2 pengaruh yang menengah serta memiliki nilai yang lemah dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT yang terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

82

ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel OPT tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap INQ

H2 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kualitas Sistem

(System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua (H2) diterima Artinya Optimisme (Optimsm) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality) dengan nilai path coefficient

(β) 0721 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis OPTrarrSYQ memiliki pengaruh yang

besar serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of determination (R2)

Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output

(Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang

menyatakan variabel OPT memiliki nilai signifikan terhadap SYQ dan juga terdapat

pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H3 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tiga (H3) diterima Artinya Optimisme (Optimsm) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0774 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis OPTrarrSVQ memiliki

83

pengaruh yang besar serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of

determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model

input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti 2017

Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT memiliki nilai signifikan terhadap

SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini

memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output

H4 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kepuasan

Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-empat (H4) tidak diterima Artinya Optimisme (Optimsm) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

walaupun nilai path coefficient (β) 0132 Dilihat dari nilai f2 dan coefficient of

determination (R2) hipotesis OPTrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta

memiliki nilai yang cukup dilihat dari q2 Hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT memiliki nilai

signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada dimensi input dalam model

penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

84

H5 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh secara signifikan terhadap

Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-lima (H5) tidak diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

dengan nilai path coefficient (β) -0030 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INNrarrINQ memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang kecil dilihat

dari coefficient of determination (R2) Hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN memiliki nilai

signifikan terhadap INQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model

penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H6 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-enam (H6) diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality) dengan nilai path coefficient

(β) 0133 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrSYQ memiliki pengaruh

tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient

of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model

input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017)

85

yang menyatakan variabel INN terdapat pada dimensi input dalam model penelitian

ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output Namun

hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Gusti (2017) yang menyatakan

variabel INN tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap SYQ

H7 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tujuh (H7) diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0129 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrSVQ memiliki

pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti

2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN memiliki nilai signifikan

terhadap SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini

memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output

H8 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kepuasan

Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-delapan (H8) tidak diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) dengan

86

nilai path coefficient (β) 0129 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrUSF

memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Gusti (2017) bahwa variabel INN tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

ataupun output

H9 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif secara

signifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sembilan (H9) diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information

Quality) dengan nilai path coefficient (β) -0271 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai

dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan

peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS yang

terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak

87

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan

variabel DIS tidak memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap INQ

H10 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kualitas Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sepuluh (H10) diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

dengan nilai path coefficient (β) -0273 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

DISrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap SYQ

H11 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kualitas Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sebelas (H11) tidak diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service

88

Quality) dengan nilai path coefficient (β) -0180 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrSVQ memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup

dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap SVQ Namun hasil ini tidak

sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis

1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS

yang terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H12 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua belas (H12) tidak diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User

Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) -0159 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup

dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak

sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis

1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS

89

yang terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H13 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tiga belas (H13) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information

Quality) dengan nilai path coefficient (β) 0356 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap INQ dan juga terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output

H14 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-empat belas (H14) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

dengan nilai path coefficient (β) 0296 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrSYQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

90

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki nilai signifikan terhadap SYQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam

model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H15 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-lima belas (H15) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality)

dengan nilai path coefficient (β) 0296 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrSVQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki nilai signifikan terhadap SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam

model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H16 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

91

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-enam belas (H16) tidak diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap User Satisfaction dengan nilai

path coefficient (β) 0137 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INSrarrUSF memiliki

pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of

determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel INS tidak memiliki pengaruh negatif

yang signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS yang terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

ataupun output

H17 Apakah Kualitas Informasi (Information Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tujuh belas (H17) tidak diterima Artinya Kualitas Informasi (Information

Quality) tidak memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna

(User Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) 0160 Dilihat dari nilai f2 dan

q2 hipotesis SYQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini tidak sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti2017 Hudin et al 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan

92

variabel INQ memiliki nilai signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output

H18 Apakah Kualitas Informasi (Information Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-delapan belas (H18) diterima Artinya Kualitas Informasi (Information Quality)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) -0157 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis INQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INQ terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Gusti

(2017) bahwa INQ tidak memiliki pengaruh terhadap SIS

H19 Apakah Kualitas Sistem (System Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sembilan belas (H19) tidak diterima Artinya Kualitas Sistem (System Quality)

93

tidak memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User

Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) 0075 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis SYQrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

penelitian Gusti (2017) yang menyatakan bahwa variabel SYQ tidak berpengaruh

signifikan terdap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Hudin

et al 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SYQ yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output

H20 Apakah Kualitas Sistem (System Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh (H20) tidak diterima Artinya Kualitas Sistem (System Quality) tidak

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) -0152 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis SYQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai

dengan penelitian Gusti (2017) yang menyatakan bahwa variabel SYQ tidak

berpengaruh signifikan terhadap SIS Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

94

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SYQ yang terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output

H21 Apakah Kualitas Layanan (Service Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis ke-dua

puluh satu (H21) diterima Artinya Kualitas Layanan (Service Quality) memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) dengan

nilai path coefficient (β) 0401 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis SVQrarrUSF

memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti

2017 Hudin etal 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SVQ

berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada dimensi

process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi

output

H22 Apakah Kualitas Layanan (Service Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh dua (H22) diterima Artinya Kualitas Layanan (Service Quality)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

95

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) 0437 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis SVQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SVQ yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel SVQ tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap SIS

H23 Apakah Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) berpengaruh signifikan

terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh tiga (H23) diterima Artinya Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) 0686 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis USFrarrSIS memiliki pengaruh yang besar serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel USF

memiliki pengaruh signifikan terhadap SIS dan juga terdapat pada dimensi process

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi output

96

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan peneliti berikut adalah kesimpulan penting pada

penelitian ini

1) Telah dilakukan pengukuran tentang tingkat kesiapan pengguna dalam

keberhasian penerapan SIA Accurate dan faktor apa saja yang

mempengaruhi keberhasilan SIA Accurate dalam perspektif pengguna

sistem di beberapa perusahaan jakarta

2) Adanya penghapusan 3 indikator dari 44 indikator pada penelitian ini

adapun indikator yang dihapus antara lain INN1 INQ1 dan INQ2 Dari

hasil ini peneliti beranggapan penghapusan indikator terjadi dikarenakan

kurang tepatnya item instrument pada penelitian yang dilakukan

3) Tidak diterimanya 9 dari 23 hipotesis yaitu OPTrarrUSF INNrarrINQ

INNrarrUSF DISrarrSVQ DISrarrUSF INSrarrUSF INQrarrUSF SYQrarrUSF

dan SYQrarrSIS Perbedaan hasil temuan penelitian ini dengan penelitian

terdahulu dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah adanya

perbedaan objek sampel dan instrumen penelitian

4) Diterimanya 14 hipotesis yaitu OPTrarrINQ OPTrarrSYQ OPTrarrSVQ

INNrarrSYQ INNrarrSVQ DISrarrINQ DISrarrSYQ INSrarrINQ INSrarrSYQ

INSrarrSVQ INQrarrSIS SVQrarrUSF SVQrarrSIS USFrarrSIS Sehingga

dapat dilihat bahwa di beberapa perusahaan Jakarta terdapat beberapa

97

pengaruh yang terjadi antara kesiapan pengguna dalam menggunakan

sistem informasi terhadap keberhasilan sistem yaitu sebagai berikut

a Optimism (OPT) berpengaruh terhadap Information Quality (INQ) System

Quality (SYQ) dan Service Quality (SVQ) sehingga akan menjadi faktor

pendorong Success Information System (SIS)

b Innovativeness (INN) berpengaruh terhadap System Quality (SYQ) dan

Service Quality (SVQ) sehingga akan menjadi faktor pendorong Success

Information System (SIS)

c Discomfort (DIS) memiliki pengaruh negatif terhadap Information Quality

(INQ) dan System Quality (SYQ) Hal tersebut akan menjadi faktor

penghambat dalam Success Information System (SIS)

d Insecurty (INS) memiliki pengaruh negatif terhadap Information Quality

(INQ) System Quality (SYQ) dan Service Quality (SVQ) Hal tersebut akan

menjadi faktor penghambat dalam Success Information System (SIS)

e Information Quality (INQ) memiliki pengaruh terhadap Success

Information System (SIS)

f Service Quality (SVQ) memiliki pengaruh terhadap User Satisfaction (USF)

serta Success Information System (SIS)

g User Satisfaction (USF) memiliki pengaruh terhadap Success Information

System (SIS)

98

52 Saran

Bagian ini berisikan saran yang berkaitan langsung dengan temuan penelitian

sebagai pertimbangan praktis bagi pihak-pihak yang memiliki ketertarikan untuk

tindak lanjut penelitian selanjutnya

1) Berdasarkan batasan metode dan hasil penelitian peneliti memberikan

saran bagi para mahasiswa dan peneliti selanjutnya (khususnya yang tertarik

pada kajian sejenis) diharapkan dapat meninjau kembali dan memperhatikan

hal-hal berikut

a Penelitian ini memiliki keterbatasan cakupan wilayah perusahaan di

Jakarta Penelitian yang akan datang diharapkan akan mampu

mencakup wilayah yang lebih luas sehingga akan memperkaya jumlah

responden yang terlibat dan mampu memberikan hasil yang lebih

akurat

b Terkait dengan hasil analisis dan interpretasi data penelitian yang akan

datang diharapkan mampu melakukan pengelompokan analisis

berdasarkan posisi jabatan sehingga akan mampu memberikan hasil

interpretasi dari berbagai prespektif responden yang terlibat

2) Diharapkan bagi para pengguna SIA Accurate di seluruh sektor perusahaan

agar dapat memperhatikan pandangan optimisme pemikiran inovatif rasa

ketidaknyamanan rasa ketidakamanan kualitas informasi kualitas sistem

kualitas pelayanan serta kepuasan pengguna sistem yang diterima oleh

sumber daya manusia di masing-masing perusahaan karena hal-hal tersebut

menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan sistem informasi

99

Pihak-pihak manajerial alangkah baiknya agar dapat menciptakan strategi

pengimplementasian sistem informasi seperti memberikan training dan

evaluasi kepada stafnya setelah menggunakan sistem dengan upaya

meningkatkan pandangan optimisme pemikiran inovatif kualitas informasi

kualitas sistem kualitas pelayanan juga kepuasan pengguna sistem dalam

keberhasilan penerapan sistem informasi

Daftar Pustaka

Afthanorhan B W amp Asyraf W M (2013) A comparison of partial least square

structural equation modeling (PLS-SEM) and covariance based structural

equation modeling (CB-SEM) for confirmatory factor analysis International

Journal of Engineering Science and Innovative Technology (IJESIT) 2(5)

198ndash205

Arvidsson V Holmstroumlm J amp Lyytinen K (2014) Information systems use as

strategy practice A multi-dimensional view of strategic information system

implementation and use Journal of Strategic Information Systems 23(1) 45ndash

61 httpsdoiorg101016jjsis201401004

Creswell J W (2017) Research Design Qualitative Quantitative and Mixed

Method Aproaches SAGE Publications 203ndash223

httpsdoiorg1041359781849208956

Davis J R Alderman C W amp Robinson L A (1990) Accounting Information

Systems A Cycle Approach Wiley 3 edition (February 1990)

Davis W S amp Yen D C (1998) The Information System Consultantrsquos

Handbook Systems Analysis and Design CRC Press

Dawes J (2008) Do data characteristics change according to the number of scale

points use And experiment using 5 point 7 point and 10 point scales

International Journal of Market Research 50(1) 1ndash20 httpsdoiorgArticle

Delone W H amp McLean E R (2003) The DeLone and McLean model of

information systems success A ten-year update Journal of Management

Information Systems 19(4) 9ndash30 Retrieved from

httpmesharpemetapresscomindexpeqdjk46vy52v4q6pdf

Djamarah S B amp Zain A (2010) Strategi Belajar Mengajar (Rineka Cipta Ed)

Jakarta

Florestiyanto M Y (2012) Evaluasi Kesiapan Pengguna Dalam Adopsi Sistem

Informasi Terintegrasi Di Bidang Keuangan Menggunakan Metode

Technology Rediness Index Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF)

1(4) 288ndash296

Ghozali I (2011) Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS19 (Edisi

Keli) Semarang Universitas Diponogoro

Ghozali I amp Hengky L (2015) Partial Least Squares Konsep Teknik dan

Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 30 Untuk Penelitian Empiris

Semarang Badan Penerbit UNDIP

Guritno S amp Sudaryono R (2011) Theory and Application of IT Research

Metodologi Penelitian Teknologi Informasi Yogyakarta Andi

101

Gusti G (2017) Ubiquitous Computing Di Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Hadi S (2016) Statistik Jakarta Pustaka Pelajar

Hair J F Sarstedt M Ringle C M amp Mena J A (2012) An assessment of the

use of partial least squares structural equation modeling in marketing research

Journal of the Academy of Marketing Science 40(3) 414ndash433

Hamalik O (2008) Kurikulum dan Pembelajaran Jakarta Sinar Grafika

Howsawi E M Eager D amp Bagia R (2011) Understanding project success

The four-level project success framework IEEE International Conference on

Industrial Engineering and Engineering Management 620ndash624

httpsdoiorg101109IEEM20116117991

Hudin J M amp Riana D (2016) Kajian Keberhasilan Penggunaan Sistem

Informasi Accurate Dengan Menggunakan Model Kesuksesan Sistem

Informasi Delon Dan Mclean Jurnal Sistem Informasi (Journal Of

Information Systems) 12(1) 1ndash8

HttpsDoiOrgHttpDxDoiOrg1021609JsiV13i1500

Jogiyanto (2007) Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi Yogyakarta

Andi

Kadir A (2014) Pengenalan Sistem Informasi (Edisi Revisi) Yogyakarta Andi

Offest

Koloay L P Morasa J amp Elim I (2014) Peranan Sistem Informasi Akuntansi

Dalam Efektifitas Pelaporan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Pada

Pt Pos Indonesia (Persero) Manado Universitas Sam Ratulangi Manado 2(3)

254ndash265

Lazuardi L I (2017) Pengaruh Kesiapan Penerimaan Pengguna Terhadap

Penerapan Sistem Informasi diantara Lembaga Keuangan Mikro Syariah Uin

Syarif Hidayatullah

McLeod L amp MacDonell S G (2011) Factors that affect software systems

development project outcomes ACM Computing Surveys 43(4) 24ndash56

httpsdoiorg10114519788021978803

Pambudi S A (2015) Analisis Kesiapan Pengguna Sistem Informasi Akademik

Semnasteknomedia Online 3(1) 2-1ndash127

Parasuraman A (2000) Technology Readiness Index (TRI) A Multiple-item Scale

to Measure Readiness Embrace New Technologies Journal of Service

Reasearch 2(4)

Parasuraman A amp Colby C L (2015) An Updated and Streamlined Technology

Readiness Index TRI 20 Journal of Service Research 18(1) 59ndash74

httpsdoiorg1011771094670514539730

Patel C J Gali V S Patel D V amp Parmar R D (2011) The effects of

102

information and communication technologies ( ICTs ) on higher education 

From objectivism to social constructivism Journal of Vocational and

Technical Educatio 3(November) 113ndash120 Retrieved from

httpwwwacademicjournalsorgijvtePDFPdf2011NovPatel et

alpdf5CnhttpwwwacademicjournalsorgIJVTE

Puspitawati L amp Anggadini S D (2011) Sistem Informasi Akuntansi

Yogyakarta Graha Ilmu

Ringle C M Silva D da amp Bido D (2015) Structural equation modeling with

the SmartPLS

Romney M B amp Steinbart P J (2012) Accounting Information Systems (12th

Edition) Accounting Information System 1ndash67

Rusmana Ni Y (2015) Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Dana Bantuan

Pada Kecamatan Arjosari Jurnal Speed 7(2) 38ndash41 Retrieved from

httpspeedwebidejournalindexphpSpeedarticleview89

Santoso S (2011) Elex Structural Equation Modeling (SEM) Konsep dan Apllikasi

dengan AMOS 18 Jakarta PT Elex Media Komputindo Kompas Gramedia

Sarstedt M Ringle C M amp Hair J F (2017) Partial Least Squares Structural

Equation Modeling Springer International Publishing AG 2017 C Homburg

et Al (Eds) Handbook of Market Research Retrieved from

httpsdoiorg101007978-3-319-05542-8_15-

Setiawan A B (2016) Evaluasi Kepuasan Pengguna Sistem Aplikasi Surat

Keterangan Tinggal Sementara Online (SKTS) dengan Menggunakan Metode

End-User Computing Satisfaction Surabaya Skripsi Universitas Airlangga

Sheu M amp Kim H (2008) User Readiness for IS Development An Examination

of 50 Cases Systems Research and Behavioral Science 8(3) 27ndash42

httpsdoiorg101002sres

Siregar S (2013) Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi

dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS versi 17 Jakarta Bumi

Aksara

Slameto (2010) Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rineka Cipta

Subiyakto A (2017) Development of the Readiness and Success Model for

Assessing the Information System Integration The author version of the

presented paper ( In publishing ) Development of the Readiness and Success

Model for Assessing the Information System Integration In International

Conference on Science and Technology (ICOSAT) Jakarta

Subiyakto A amp Ahlan A R (2014) Implementation of Input-Process-Output

Model for Measuring Information System Project Success TELKOMNIKA

Indonesian Journal of Electrical Engineering 12(7) 5603ndash5612

103

httpsdoiorghttpdoiorg1011591ijeecsv12i7pp5603-5612

Subiyakto A Ahlan A R Kartiwi M amp Sukmana H T (2015) Influences of

the Input Factors towards Success of An Information System Project

TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and Control)

13(2) 686 httpsdoiorg1012928telkomnikav13i21323

Subiyakto A Ahlan A R Putra S J amp Kartiwi M (2015) Validation of

Information System Project Success Model A Focus Group Study SAGE

Open 5(2) 1ndash14 httpsdoiorg1011772158244015581650

Subiyakto A Ahlan A R Kartiwi M amp Sukmana H T (2015) Measurement

of Information System Project Success Based on Perceptions of the Internal

Stakeholders International Journal of Electrical and Computer Engineering

(IJECE) 5(2) 271-279 Sugiyono (2011) Metode Penelitian Kuantitatif

Kualitatif dan RampD Bandung CV Alfabeta

Sutabri T (2004) Analisis Sistem Informasi Jakarta CVAndi Offset

Tjahjanadi N Y amp Sarosa S (nd) Evaluasi Net Benefit Sistem Informasi

Akutansi Pada Software Akutansi Accurate dan Zahir Menurut Model Delone

amp Mclean 2003 240

Wong K K K (2013) Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-

SEM) Techniques Using SmartPLS Marketing Bulletin 24(1) 1ndash32

httpsdoiorg101108EBR-10-2013-0128

Yamin S amp Kurniawan H (2011) Generasi Baru Mengolah Data Penelitian

dengan Partial Least Square Path Modeling  Aplikasi dengan software

XLSTAT SmartPLS dan Visual PLS Edisi 1 Jakarta Salemaba Infotek

Yunita I (2017) Pengukuran Kepuasan Pengguna terhadap Tulis (Technology Uin

Library Information System) pada Pusat Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN

Page 7: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan

vi

ABSTRAK

Latifa Zahra ndash 1113093000018 Kesiapan Keberhasilan Penerapan Sistem

Informasi Akuntansi Accurate Berdasarkan Persepsi Penggunanya dibawah

bimbingan Arsquoang Subiyakto dan Nur Aeni Hidayah

Kesiapan pengguna sistem atau user merupakan salah satu pengaruh dari

keberhasilan penerapan Sistem Informasi (SI) Beberapa perusahaan telah

menerapkan Accurate sebagai salah satu Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang

membantu dalam pembukuan perusahaan Namun kurangnya kesiapan pengguna

dalam memanfaatkan sistem mengakibatkan kinerja operasional perusahaan tidak

berjalan maksimal Selain itu belum pernah dilakukan pengujian terkait

keberhasilan penerapan SI dari sisi kesiapan pengguna Sehingga perlu dilakukan

penelitian terkait kesiapan pengguna terhadap keberhasilan SIA Accurate

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan model kesiapan dan

keberhasilan SI dengan teknik analisis PLS-SEM dengan SmartPLS 30 Hasilnya

terdapat 23 hipotesis yang diuji 14 hipotesis yang diterima atau berpengaruh dan 9

hipotesis ditolak Sehingga faktor-faktor pengaruh kesiapan pengguna terhadap

keberhasilan penerapan SI yaitu optimism melalui information quality system

quality dan service quality Innovativeness melalui system quality dan service

quality Discomfort berpengaruh secara negatif melalui system quality dan

information quality Insecurity berpengaruh secara negatif melalui information

quality system quality dan service quality Information quality melalui success

information system Service quality melalui user satisfaction dan success

information system User satisfaction melalui success information system Dengan

demikian hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan diketahui

sejauh mana kesiapan pengguna terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate dan

juga faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan penerapan SIA

Accurate

Kata kunci Sistem Informasi Akuntansi Accurate Technology Readiness Index

Model Keberhasilan Sistem Informasi PLS-SEM

BAB I-V + 109 Halaman + xv + 18 Gambar + 18 Tabel + 47 Daftar Pustaka +

Lampiran

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkah rahmat dan

hidayah-Nya yang sungguh melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul ldquoKesiapan Keberhasilan Penerapan Sistem Informasi

Akuntansi Accurate Berdasarkan Persepsi Penggunanyardquo dengan baik Shalawat

serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW

beserta keluarga sahabat serta para pengikutnya hinga akhir zaman

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan berbagai pihak Oleh karena itu perkenankanlah penulis untuk dapat

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

1 Bapak Dr Agus Salim SAg MSi selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

2 Ibu Nia Kumaladewi MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi dan Ibu Meinarini Catur Utami MT selaku

Sekretaris Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi

3 Bapak Arsquoang Subiyakto MKom sebagai Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama proses

penyelesaian skripsi ini Terima kasih banyak untuk seluruh waktu tenaga

kesediaan menjawab setiap pertanyaan penulis dan senantiasa memberikan

dukungan moril serta membagikan banyak pengetahuan agar penulis bisa

menyelesaikan skripsi ini dengan baik

viii

4 Ibu Nur Aeni Hidayah MMSI sebagai Dosen Pembimbing II yang selalu

ada setiap saat tidak pernah lelah menyemangati penulis mengingatkan

penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini Terima kasih atas

kesabarannya dalam membimbing penulis selalu memberi masukkan yang

positif arahan yang jelas sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini

dengan baik

5 Seluruh Dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah membagikan

ilmunya kepada penulis selama proses perkuliahan

6 Kedua orang tua penulis Bapak Arifin Adam dan Ibu Sri Mulyati Terima

kasih untuk mama dan papa yang telah membesarkan dan mendidik penulis

dari lahir hingga saat ini terima kasih untuk seluruh cinta dan kasih yang

mama dan papa berikan untukku Terima kasih untuk doa-doa yang selalu

mengiri langkahku disegala cuaca saat senang maupun sedih

7 Adikku tersayang Laristi Lahun Laiyla Terima kasih telah mengisi hari-

hari penulis sehingga penulis tidak pernah merasa kesepian semoga kalian

akan selalu menjadi saudara dan sahabat terbaik yang mengiri langkah

penulis kedepannya

8 Sahabatku Dwi Rizki Sabarkhah Terima kasih karena telah menerima

penulis apa adanya selalu ada setiap saat dan memberikan pengaruh yang

positif tidak pernah bosan mendengar keluh kesah penulis Terima kasih

juga untuk teman-teman Nia Amel Fira Ana serta grup NASGOR GX

PEDES yang selalu menghibur penulis dengan canda dan tawanya

ix

x

DAFTAR ISI

COVER i

LEMBAR PERSETUJUAN Error Bookmark not defined

LEMBAR PENGESAHAN Error Bookmark not defined

LEMBAR PERNYATAAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR TABEL xiv

BAB I PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Identifikasi Masalah 6

13 Rumusan Masalah 6

14 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah 7

15 Tujuan dan Sasaran Penelitian 7

16 Manfaat Penelitian 8

17 Metodologi Penelitian 9

18 Model Penelitian 9

19 Pertanyaan Penelitian 10

110 Sistematika Penulisan 11

BAB II LANDASAN TEORI 2

21 Definisi Kesiapan 2

22 Definisi Keberhasilan 2

23 Definisi Pengguna Sistem 3

24 Definisi Sistem Informasi 5

25 Definisi Sistem Informasi Akuntansi 5

26 Sistem Informasi Akuntansi Accurate 7

261 SIA Accurate versi 5 8

262 Modul SIA Accurate versi 5 9

263 Kelebihan SIA Accurate versi 5 dengan versi sebelumnya 11

264 Kekurangan SIA Accurate versi 5 12

xi

27 Konsep Dasar Kesiapan Teknologi (Technology Readiness) 13

28 Konsep Dasar Keberhasilan Sistem Informasi (Success SI) 14

29 Populasi Dan Sampel 18

291 Teknik Sampling 19

292 Teknik Menentukan Ukuran Sampel 21

210 Teknik Pengumpulan Data 22

211 Skala Likert 23

212 PLS-SEM 24

211 Model yang Diadopsi 28

2111 Model IPO Logic 32

2112 Model Kesiapan Teknologi (Technology Readiness) 33

2113 Model Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information) 37

212 Penelitian Sejenis 43

213 Pengembangan Hipotesis 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 49

31 Pendekatan Penelitian 49

32 Prosedur Penelitian 50

33 Populasi dan Sampel 51

34 Instrumen Penelitian 52

35 Pengumpulan dan Pemrosesan Data 54

36 Analisis dan Interpretasi Data 54

BAB IV HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI 56

41 Hasil Analisis 56

411 Hasil Analisis Demografis 56

412 Hasil Analisis Pengukuran Model 61

413 Hasil Struktur Model 70

42 Interpretasi Hasil dan Pembahasan 78

421 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Analisis Data Demografis 78

422 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Pengukuran Model 80

423 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Struktural Model 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 96

51 Kesimpulan 96

xii

52 Saran 98

Daftar Pustaka 100

LAMPIRAN 114

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 1 Model Penelitian 10

Gambar 2 1 Model Pengukuran Keberhasilan Proyek SI 17

Gambar 2 2 Revisi Model 18

Gambar 2 3 IPO LOGIC 32

Gambar 2 4 Model TRI 20 33

Gambar 2 5 Model Keberhasilan SI 37

Gambar 2 6 Model Keberhasilan SI 42

Gambar 3 1 Prosedur Penelitian 50

Gambar 4 1 Diagram Jenis Kelamin Responden 56

Gambar 4 2 Diagram Pendidikan Terakhir Responden 57

Gambar 4 3 Diagram Pengetahuan Keberadaan Sistem 58

Gambar 4 4 Diagram Pengalaman Penggunaan Sistem 58

Gambar 4 5 Diagram Skala Intensitas Penggunaan Sistem 59

Gambar 4 6 StatusPosisi Pekerjaan 60

Gambar 4 7 Diagram Kemampuan Penggunaan Komputer 60

Gambar 4 8 Hasil Awal Analisis Outer Model 68

Gambar 4 9 Hasil Akhir Analisis Outer Model Setelah Penghapusan Indikator 69

Gambar 4 10 Hasil Uji T-test 72

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2 1 Perbedaan Varian Accurate 5 9

Tabel 2 2 Variabel TRI dan Keberhasilan SI 29

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI 29

Tabel 3 1 Waktu Penelitian 51

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian 52

Tabel 4 1 Hasil Awal Uji Loading Factor 62

Tabel 4 2 Hasil Uji Loading Factor Setelah Penghapusan Indikator 63

Tabel 4 3 Hasil Uji Composite Reliability 64

Tabel 4 4 Hasil Uji Average Variance Extracted (AVE) 65

Tabel 4 5 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading) 66

Tabel 4 6 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading Fornell-Lackerrsquos) 67

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient 70

Tabel 4 8 Hasil Uji Coefficient of Determination (R-Square) 72

Tabel 4 9 Hasil Uji T-test 73

Tabel 4 10 Hasil Uji Effect Size 74

Tabel 4 11 Hasil Uji Predictive Relevance 75

Tabel 4 12 Hasil Uji Relative Impact 76

Tabel 4 13 Hasil Analisis Struktural Model 77

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Saat ini peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) khususnya SI telah

sering sekali kita gunakan dalam kegiatan sehari-hari Sutabri (2012) menyatakan

bahwa SI tidak lagi dipandang hanya sebagai pelengkap tetapi sudah menjadi

pendukung utama dalam proses bisnis yang ada pada suatu organisasi Oleh karena

itu Peranan TIK dapat berkontribusi pada perubahan cara manusia dalam bekerja

dan berinteraksi di bidangnya (Patel Gali Patel amp Parmar 2011)

Sistem informasi Akuntansi (SIA) adalah suatu sistem yang mengumpulkan

merekam menyimpan dan mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi para

pembuat keputusan (Romney amp Steinbart 2012) Pemanfaatan SIA dalam industri

keuangan telah meningkat di segala bidang dan telah mengubah tatanan sistem

keuangan modern Dengan menggunakan teknologi SI terbukti dapat menekan

biaya menciptakan proses kerja yang lebih cepat dan efisien serta menawarkan

tingkat fleksbilitas yang tinggi (Arvidsson Holmstroumlm amp Lyytinen 2014) Salah

satu contoh SIA adalah SIA Accurate Penggunaan SIA Accurate sesuai dengan

salah satu tujuan utama SI yaitu untuk menyajikan informasi sebagai pendukung

pengambilan keputusan perencanaan pengendalian dan perbaikan selanjutnya

(Puspitawati amp Anggadini 2011)

Accurate adalah merupakan salah satu programsoftware SIA buatan putra-

putri bangsa Pengembang sistemnya (developer system) adalah CPSSoft (PT Cipta

2

Piranti Sejahtera) dan CPSSoft tidak melayani penjualan mereka fokus di

pengembangan program dan administrasi Berbagai perusahaan hampir di seluruh

indonesia telah menggunakan SIA Accurate dari tahun 1998 hingga sekarang

Karena SIA Accurate merupakan produk lokal yang sesuai dengan Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Perpajakan di Indonesia SIA Accurate

ini merupakan salah satu program pembukuan perusahaan dalam bentuk paket

modul lengkap siap pakai yang terdiri dari General Ledger CashBank Inventory

Purchase Sales Fixed Asset dan tersedia untuk varian project dan manufaktur

yang bisa diaplikasikan di berbagai jenis dan skala usaha kecil menengah bagi

perusahaan baik yang bergerak di bidang trading distribusi service atau

manufaktur dan lain sebagainya SIA Accurate ini menyediakan layanan dengan

menggunakan Bahasa Indonesia sehingga penggunaan sistem ini akan mudah

dipahami oleh masyarakat Indonesia

Menurut Parasuraman dalam Lazuardi (2017) menyatakan bahwa setiap

orang bisa menjadi pengguna teknologi informasi (TI) atau SI namun cara

mengimplementasikannya tergantung pada derajat kesiapan seseorang dalam

menerima teknologi atau sistem tersebut Dan langkah pertama yang harus

dilakukan dalam implementasi teknologi adalah mengetahui kesiapan pengguna

dalam menerima teknologi tersebut (Parasuraman amp Colby 2015) Adanya

pengidentifikasian akan faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna

dalam pengadopsian teknologi penting agar tujuan dari adopsi teknologi dapat

tercapai dan lebih bermanfaat (Noprianto et al 2017)

3

Hasil observasi peneliti dalam penerapan SIA Accurate menemukan beberapa

masalah dari sisi pengguna dan juga kelemahan dari SIA Accurate itu sendiri

Seperti mesin pencarian SIA Accurate tidak dapat mendeteksi keyword secara

keseluruhan kalimat hanya dapat mendeteksi kata pertama dalam kalimat Contoh

lainnya adalah output atau laporan yang dihasilkan terkadang tidak sesuai dengan

filter yang telah diatur oleh pengguna Oleh karena itu para pengguna yang

menggunakan SIA Accurate masih mengalami kesulitan dalam mempelajari

halkasus baru lainnya Beberapa pengguna yang malas belajar tidak dapat

memanfaatkan sistem secara baik sehingga mengakibatkan pengguna menunda

pekerjaannya dengan menggunakan sistem atau cara lama kemudian meminta

bantuan penggunauser lainnya yang lebih mengerti untuk memindahkannya ke

SIA Accurate Melihat kasus diatas tingkat kesiapan pengguna dalam

menggunakan SIA Accurate ini mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam

menerapkan teknologi atau sistem baru

Selain itu belum pernah dilakukan pengujian keberhasilan penerapan SIA

Accurate dari persepsi kesiapan pengguna sehingga studi penelitian ini akan

menguji tingkat keberhasilan penerapan SIA Accurate yang dinilai dari sikap

kesiapan pengguna dan keberhasilan sistem Penelitian ini menggunakan

pengembangan model kesiapan dan keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017) Model

ini sesuai dengan kasus yang telah dijelaskan sebelumnya peneliti memilih model

ini agar mengetahui apa saja faktor-faktor yang mepengaruhi keberhasilan

penerapan sistem dari sisi pengguna maupun sistem itu sendiri Diketahuinya

faktor-faktor yang berpengaruh akan menjadi harapan dari penelitian ini untuk

4

memberikan masukan atau rekomendasi bagi para pengguna SIA Accurate dalam

memanfaatkan SIA Accurate

Menurut peneliti model yang diajukan ini memiliki sembilan variabel

dimana lima variabel diantaranya merupakan faktor dari pengguna dan empat

variabel lainnya merupakan faktor dari sistem itu sendiri Kelima faktor dari

pengguna tersebut adalah Optimism Innovativeness Discomfort Insecurity dan

User Satisfaction Sedangkan keempat faktor dari sistem adalah Indormation

Quality System Quality Service Quality dan Success Information System

Variabel di atas menjelaskan tentang faktor yang mempengaruhi pengguna

terhadap penggunaan sistem seperti apakah pengguna memiliki rasa optimis

(Optimism) atau keyakinan terhadap sistem yang akan memberikan output sesuai

ekspektasinya apakah pengguna memiliki kecenderungan dalam ingin mencoba hal

baru (Innovativeness) terhadap sistem apakah pengguna merasa terbebani

(Discomfort) karena kurang menguasai sistem apakah pengguna memiliki rasa

tidak aman (Insecurity) dan keraguan terhadap integritas sistem dan apakah

pengguna merasa puas (User Satisfaction) terhadap keseluruhan penerapan sistem

Selain itu variabel diatas juga dapat memaparkan faktor yang mempengaruhi sistem

terhadapkeberhasilan penerapannya seperti apakah kualitas output (Information

Quality) yang dihasilkan oleh sistem sudah sesuai dengan harapan pengguna

apakah kualitas sistem (System Quality) secara keseluruhan mudah digunakan

apakah peningkatan kualitas layanan (Service Quality) telah diberikan sesuai

5

kebutuhan pengguna dan apakah penerapan sistem telah berhasil (Success

Information System) dimanfaatkan sesuai dengan harapan dan kebutuhan pengguna

Upaya mengetahui tingkat kesiapan pengguna dan keberhasilan pemerapan

SI perlu adanya pengukuran sejauh mana kesiapan pengguna terhadap keberhasilan

penerapan SIA Accurate Karena kecenderungan sikap seseorang dalam

menggunakan SI akan mencerminkan kesiapan pengguna dalam pemanfaataan

sistem dan tingkat keberhasilan penerapan sistem Penggunaan model ini sesuai

dengan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menggabungkan model

kesiapan teknologi Technology Readiness Index (TRI) Parasuraman dan Colby

(2015) serta model keberhasilan SI Delone dan McLean (2003) yang telah

dimodifikasi oleh Subiyakto (2015) sebagai salah satu model alternatif pengukuran

keberhasilan proyek SI

Berdasarkan pembahasan diatas penelitian ini bermaksut untuk mencari tahu

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesiapan pengguna dalam keberhasilan

menggunakan SIA Accurate Pengukuran kesiapan merupakan hal penting untuk

dilakukan karena salah satu tantangan terberat dalam penerapan sistem maupun

teknologi informasi baru adalah kesiapan dari penggunanya (Jogiyanto 2007

Pambudi 2015) Ketidaksiapan dapat menimbulkan dampak kegagalan dalam

penerapan teknologi informasi itu sendiri (Florestiyanto 2012 Subiyakto 2017)

Harapan dari penelitian ini dapat memaparkan faktor-faktor penting yang

mempengaruhi tingkat kesiapan dan keberhasilan penerapan SIA Accurate

sehingga akan menjadi rekomendasimasukan bagi para pengguna dalam

memanfaatkan SI dan teknologi informasi Oleh karena itu peneliti tertarik untuk

6

melakukan penelitian dengan judul ldquoKesiapan Keberhasilan Penerapan Sistem

Informasi Akuntansi Accurate Berdasarkan Persepsi Penggunanyardquo

12 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah berdasarkan latar belakkang yang telah dijelaskan di

atas adalah sebagai berikut

1 Ditemukan kelemahan dari SIA Accurate seperti output dari mesin

pencarian dan laporan yang dihasilkan oleh SIA Accurate tidak sesuai

dengan harapan pengguna sehingga menyebabkan kesulitan dalam

pemanfaatan sistem

2 Ditemukan masalah dari beberapa pengguna SIA Accurate yang malas

belajar tidak dapat menggunakan sistem secara maksimal karena masih

menunda dan memberikan pekerjaannya kepada pihak lain apabila

mengalami kesulitan baru

3 Belum pernah dilakukan pengujian terkait dengan keberhasilan penerapan

SIA Accurate berdasarkan persepsi kesiapan penggunanya

13 Rumusan Masalah

Berdasarkan indentifikasi di atas Kecenderungan sikap seseorang dalam

menggunakan SI akan mencerminkan kesiapan pengguna sedangkan ketidaksiapan

dapat menimbulkan dampak kegagalan dalam penerapan TI itu sendiri

(Florestiyanto 2012 Subiyakto 2017) Dari beberapa hasil pengamatan peneliti

sedikitnya penelitian yang menguji keberhasilan penerapan SIA Accurate

7

berdasarkan persepsi kesiapan pengguna Harapan dari penelitian ini dapat

memaparkan faktor-faktor penting yang mempengaruhi tingkat kesiapan dan

keberhasilan penerapan SIA Accurate sehingga akan menjadi

rekomendasimasukan bagi para pengguna dalam memanfaatkan SI dan TI

14 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Berikut beberapa batasan dalam penelitian ini

1) Peneliti mengambil sampel dengan teknik pengambilan sampel pusposive

sampling sejumlah 125 responden yaitu pengguna SIA Accurate versi 5 di

beberapa perusahaan Jakarta yang telah menggunakan sistem ini tanpa

dibatasi lamanya waktu penggunaan

2) Proses yang dilakukan pada penelitian ini adalah menguji pengaruh kesiapan

pengguna SIA Accurate terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate

3) Secara teori penelitian ini mengadopsi 9 variabel dari penggunaan model

keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017)

4) Teknik analisis data ini penulis menggunakan metode PLS SEM dan untuk

pengelolaan data yang didapat peneliti menggunakan software SmartPLS

versi 30

15 Tujuan dan Sasaran Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1) Menguji kesiapan pengguna terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate

8

2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna terhadap

keberhasilan penerapan SIA Accurate

Merujuk pada tujuan penelitian diatas sasaran penelitian ini ialah

1) Diketahuinya keberhasilan penerapan SIA Accurate berdasarkan persepsi

kesiapan pengguna

2) Diketahuinya faktor-faktor yang berpengaruh dalam kesiapan pengguna

dalam keberhasilan penerapan SIA Accurate

16 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak

Manfaat tersebut adalah

1) Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan refrensi baru dalam

penggunaan model kesiapan dan keberhasilan dalam penerapan SIA

Accurate

2) Secara metodologi penelitian ini akan menambah refrensi penggunaan

pendekatan kuantitatif untuk riset pada prodi Sistem Informasi Fakultas Sains

dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3) Secara praktis hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan bagi pihak terkait

sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam rencana pemanfaatan dan

perkembangan sistem berikutnya

9

17 Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode untuk membantu

dalam melakukan analisis Penelitian ini menggunakan pendekatan secara

kuantitatif dan model kesiapan dan keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017)

Kuesioner yang dibuat dari pemaduan variabel dan indikator dari kedua model

tersebut Pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel purposive

sampling dimana sampel responden adalah seluruh pengguna sistem yang

khususnya pernah menggunakan SIA Accurate di perusahaannya masing-masing

dan berdomisili Jakarta Kuesioner disebarkan secara langsung penyebaran secara

langsung bertujuan untuk mendapatkan responden yang sesuai dan pernah

menggunakan SIA Accurate secara langsung Tahap akhir seluruh kuesioner yang

telah terisi akan ditampung di MS Excel dan nantinya akan dianalisis Penelitian

ini menggunakan teknik analisis data adalah PLS-SEM dengan tools SmartPLS

versi 30

18 Model Penelitian

Model yang digunakan pada penelitian ini adalah model kesiapan dan keberhasilan

SI dari Subiyakto (2017) yang telah menggabungkan diantara model kesiapan TRI

20 (Parasuraman amp Colby 2015) dengan model Keberhasilan SI Delone dan

McLean (2003) yang telah dimodifikasi oleh Subiyakto (2015)Model penelitian

pengukuran pengaruh kesiapan terhadap keberhasilan penerapan sistem ini terdiri

dari 9 variabel yaitu Optimism (OPT) Innovativeness (INN) Discomfort (DIS)

Insecure (INS) Information Quality (INQ) System Quality (SYQ) Service Quality

10

(SVQ) User Satisfaction (USF) Success Information System (SIS) Untuk

pengadopsian penggabungan dan pengkombinasian kedua model tersebut peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) menggunakan asumsi mengenai model logika input-

process-output oleh (Davis amp Yen 1998) Berikut model yang diajukan pada

penelitian ini

Gambar 1 1 Model Penelitian

19 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan tujuan dan sasaran pada penelitian ini maka pertanyaan penelitian

dalam hal ini

11

1 Apakah kesiapan pengguna berpengaruh terhadap keberhasilan penerapan

SIA Accurate

2 Apa saja faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna dalam keberhasilan

penerapan SIA Accurate dari persepsi kesiapan pengguna

21 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap INQ SYQ

SVQ dan USF

22 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap INQ SYQ

SVQ dan USF

23 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

SYQ SVQ dan USF

24 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

SYQ SVQ dan USF

25 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dam SIS

26 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan SIS

27 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan SIS

28 Apakah USF berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

110 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan penelitian pembahasan terbagi dalam lima bab yang

secara singkat akan diuraikan sebagai berikut

12

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah rumusan masalah ruang lingkup dan batasan

tujuan dan sasaran manfaat penelitian metodologi penelitian model penelitian

pertanyaan penelitian dan sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai dasar-dasar teori yang mendukung tentang

pengukuran pengaruh kesiapan dan keberhasilan pengguna terkait penerapan SIA

Accurate

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas tentang metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

metode pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan analisis data dan hasilnya serta interpretasi hasil penelitian

dengan merujuk kepada basis teori sebelumnya

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang berkenaan dengan hasil pemecahan masalah serta

beberapa saran untuk pengembangan keberhasilan penerapan SIA Accurate

2

BAB II

LANDASAN TEORI

21 Definisi Kesiapan

Kesiapan adalah tingkatan atau keadaan yang harus dicapai dalam proses

perkembangan perorangan pada tingkatan pertumbuhan mental fisik sosial dan

emosional (Hamalik 2008) Kesiapan adalah kondisi seseorang secara keseluruhan

yang dapat membuatnya siap untuk dapat memberikan respon atau jawaban dalam

suatu cara tertentu terhadap suatu situasi yang dihadapinya Maka seseorang akan

menyesuaikan kondisi tersebut dan akan berpengaruh atau memiliki kecenderungan

untuk memberi respon (Slameto 2010)

Definisi Kepuasan menurut Kotler dalam Abdurrahman dan Prasetyo

(2016) adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil

dengan harapannya Kepuasan dapat dilihat dari kesesuaian harapan dengan apa

yang didapat dari suatu pelayanan (Tjiptono dalam Abdurrahman dan Prasetyo

2016) Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin ldquosatisrdquo (artinya

cukup baik memadai) dan ldquofaciordquo (artinya melakukan atau membuat) sehingga

secara sederhana dapat diartikan sebagai lsquoupaya pemenuhan sesuatursquo (Tjitptono

dalam Hartono dan Wahyono 2015)

22 Definisi Keberhasilan

Dalam buku Djamarah dan Zain (2010) WJS Poerwadarminto berpendapat

bahwa keberhasilan adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan dikerjakan dan

3

sebagainya) Sedangkan menurut Masrsquoud Khasan Abdul Qohar keberhasilan

adalah apa yang telah dapat diciptakan hasil pekerjaan hasil yang menyenangkan

hati yanng diperoleh dengan jalan keuletan kerja

Keberhasilan dari sistem informasi ditentukan bagaimana sistem itu dapat

dijalankan oleh pengguna dengan efektif dan pengguna merasa puas menggunakan

sistem tersebut dan juga bagaimana perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari

sistem yang digunakannya Doll dan Torkzadeh dalam Istianingsih dan Wiwik

Utami (2009) menyatakan bahwa kepuasan pengguna sistem informasi dapat

digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu sistem informasi Kepuasan

pengguna akhir ini kemudian menjadi bagian dalam pengembangan model

keberhasilan sistem informasi selanjutnya

23 Definisi Pengguna Sistem

Dalam bukunya Rusdiana dan Irfan (2014) Pelaku sistem terdiri atas tujuh

kelompok yaitu sebagai berikut

1) Pemakai

Pada umumnya ada tiga jenis pemakai yaitu operasional pengawas

dan eksekutif

2) Manajemen

Ada tiga jenis manajemen yaitu manajemen pemakai yang bertugas

menangani pemakaian ketika sistem baru diterapkan manajemen sistem

yang diterapkan dalam pengembangan sistem manajemen umum yang

terlibat dalam strategi perencanaan sistem dan sistem pendukung

pengambilan keputusan

4

3) Pemeriksa

Pemeriksa menentukan segala sesuatunya berdasarkan ukuran

ukuran standar yang dikembangkan di banyak perusahaan sejenis

4) Penganalisis sistem

Fungsi dari penganalisis sistem antara lain sebagai berikut

a) Arkeolog yaitu menelusuri cara sistem lama berjalan sistem

tersebut dijalankan dan segala hal menyangkut sistem lama

b) Inovator yaitu membantu mengembangkan dan membuka

wawasan pemakai bagi kemungkinan lain

c) Mediator yaitu menjalankan fungsi komunikasi dari semua level

antara lain pemakai manajer programmer pemeriksa dan pelaku sistem

lain yang mungkin belum memiliki sikap dan cara pandangan yang sama

dan

d) Pimpinan yaitu penganalisis sistem harus personal yang

berpengalaman dari programmer atau desainer

5) Pendesain Sistem

Pendesain sistem menerima hasil penganalisis sistem berupa

kebutuhan pemakai yang tidak berorientasi pada teknologi tertentu

kemudian ditransformasikan ke desaian arsitektur tingkat tinggi dan dapat

diformulasikan oleh programmer

6) Programmer

Setelah penganalisis sistem memberikan hasil kerjanya dan diolah

oleh pendesain sistem programmer dapat mulai bekerja

5

7) Personal Pengoperasian

Pelaku ini bertugas dan bertanggung jawab di pusat komputer

misalnya jaringan keamanan perangkat lunak pencetakan back-up

24 Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam organisasi yang membantu

kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi

yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi organisasi agar dapat

menyediakan laporan yang diperlukan oleh pihak luar (Sutabri 2012)

Menurut pandangan Hall dalam Kadir (2014) sistem informasi adalah

sebuah rangkaian prosedur formal di mana data dikelompokkan diproses menjadi

informasi dan didistribusikan kepada pemakai Sama halnya seperti menurut

Sidharta dalam (Rusmana 2015) bahwa sebuah sistem informasi adalah sistem

buatan manusia yang berisi himpunan terintegrasi dari komponen-komponen

manual dan komponen-komponen terkomputerisasi yang bertujuan untuk

mengumpulkan data memproses data dan menghasilkan informasi untuk pemakai

25 Definisi Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi sering dirancang dengan menggunakan software agar

informasi yang dihasilkan menjadi lebih akurat efisien dan tepat waktu (Davis

Alderman amp Robinson 1990) Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu sistem

yang mengumpulkan merekam menyimpan dan mengolah data untuk

menghasilkan informasi bagi para pembuat keputusan (Romney amp Steinbart 2012)

Terdapat 6 komponen dalam Sistem Informasi Akuntansi yakni

6

1 Orang yang menggunakan sistem

2 Prosedur dan instruksi yang digunakan untuk mengumpulkan mengolah

dan menyimpan data

3 Data tentang organisasi dan kegiatan bisnisnya

4 Software yang digunakan untuk mengolah data

5 Infrastruktur teknologi informasi meliputi komputer perangkat tambahan

dan peralatan komunikasi jaringan yang digunakan dalam Sistem

Informasi Akuntansi

6 Sistem pengendalian internal dan perangkat keamanan untuk menjaga data

Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2012) sebuah sistem informasi akuntansi

yang didesain dengan baik dapat

1 Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya dari produk dan jasa

2 Meningkatkan efisiensi

3 Meningkatkan pembagian pengetahuan

4 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari suatu rantai Supply

5 Meningkatkan struktur dari pengendalian internal

6 Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan

Menurut Sutabri (2004) sistem informasi akuntansi meliputi beragam

aktivitas yang berkaitan dengan siklus pemrosesan akuntansi perusahaan Meskipun

tidak ada dua organisasi yang identik tetapi sebagian besar mengalami jenis

kejadian ekonomi yang serupa Kejadian-kejadian ini menghasilkantransaksi-

7

transaksi yang dapat dikelompok menjadi empat siklus aktivitas bisnis yang umum

yaitu

1 Siklus pendapatan

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pendistribusian barang dan jasa

ke entitas-entitas lain dan pengumpulan pembayaran yang berkaitan

2 Siklus pengeluaran

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan barang dan jasa dari

entitas-entitas lain dan pelunasan kewajiban-kewajiban yang berkaitan

3 Siklus produksi

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pengubahan sumber daya menjadi

barang dan jasa

4 Siklus keuangan

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan dan manajemen dana

modal termasuk kas

26 Sistem Informasi Akuntansi Accurate

Salah satu contoh sistem informasi akuntansi adalah Accurate Penggunaan Sistem

Informasi Akuntansi (SIA) Accurate sesuai dengan salah satu tujuan utama sistem

informasi yaitu untuk menyajikan informasi sebagai pendukung pengambilan

keputusan perencanaan pengendalian dan perbaikan selanjutnya (Puspitawati amp

Anggadini 2011) SIA Accurate merupakan salah satu program akuntansi buatan

putra-putri bangsa Pengembang sistemnya (developer system) adalah CPSSoft (PT

Cipta Piranti Sejahtera) dan CPSSoft tidak melayani penjualan mereka fokus di

pengembangan program dan administrasi Versi pertama SIA Accurate adalah

8

Accurate 2000 Accounting Software yang diliris sekitar tahun 2000 Sistem

Acccurate merupakan produk lokal yang sesuai dengan Pernyataan Standard

Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Perpajakan di Indonesia

261 SIA Accurate versi 5

SIA Accurate ini merupakan salah satu program pembukuan perusahaan

dalam varian paket modul lengkap siap pakai dan tersedia untuk varian

project ataupun manufaktur yang bisa diaplikasikan di berbagai jenis dan

skala usaha kecil menengah bagi perusahaan baik yang bergerak di bidang

trading distribusi service atau manufaktur dan lain sebagainya SIA

Accurate ini menyediakan layanan dengan menggunakan Bahasa Indonesia

sehingga penggunaan sistem ini akan mudah dipahami oleh masyarakat

Indonesia

SIA Accurate versi 5 memiliki 3 varian paket dengan beragam

modul yang ditawarkan bagi setiap perusahaan yaitu Standard Edition

Deluxe Edition dan Enterprise Edition Untuk varian Standar Edition

cocok untuk perusahaan skala kecil seperti jasa dan dagang yang hanya

cukup menghasilkan laporan keuangan standar tanpa perlu laporan

keuangan perproyek atau perdepartment Sedangkan Deluxe Edition

merupakan perpaduan dari beberapa modul standar ditambah dengan fungsi

berupa pengisian proyek dan departemen Kalau varian Enterprice Edition

cocok untuk perusahaan manufacturing karena sudah dilengkapi dengan

Bill Of Material Production Order Production Activity Finished

Production Activity dan bahkan dapat mengetahui selisih antara Bill Of

9

Material Budged dengan Production Activity Berikut tabel perbedaan

daftar modul dan fitur pada setiap varian paket

Tabel 2 1 Perbedaan Varian Accurate 5 (sumber wwwcpssoftcom)

Modul dan Fitur Standard

Edition

Enterprise

Edition

Deluxe

Edition

Modul Pembelian

Modul Penjualan Modul Persediaan Modul Buku Besar Modul Kas Bank Modul Aktiva Tetap Modul RMA Modul Proyek Modul Manufaktur

Transaksi berulang dengan pengingat Mengakses grafik laporan dengan

tabletsmartphone

262 Modul SIA Accurate versi 5

Berikut beberapa penjelasan modul yang tersedia

1 Modul Pembelian (Purchase Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Permintaan Pembelian (Purchase

Requisition Form) Formulir Pesanan Pembelian (Purchase Order

Form) Formulir Penerimaan Barang (Received Item Form) Formulir

Faktur Pembelian (Purchase Invoice Form) Formulir Retur Pembelian

(Purchase Return Form) dan Formulir Pembayaran Pembelian

(Purchase Payment Form)

2 Modul Penjualan (Sales Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Penawaran Penjualan (Sales

Quotation Form) Formulir Pesanan Penjualan (Sales Order Form)

10

Formulir Faktur Penjualan (Sales Invoice Form) Formulir Retur

Penjualan (Sales Return Form) dan Formulir Penerimaan Penjualan

(Sales Receipt Form)

3 Modul Persediaan (Inventory Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Barang dan Jasa (List Of Item)

Formulir Penyesuain Persediaan (Inventory Adjustment Form)

Formulir Pembiayaan Pesanan (Job Costing Form) Daftar Gudang

(List Of Warehouse) Formulir Grup Barang (Item Grouping Form)

Formulir Penyesuaian Harga Jual Barang (Set Selling Price Adjustment

Form) dan Formulir Pindah Barang (Item Transfer Form)

4 Modul Buku Besar (General Ledger Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Akun (List Of Account) Daftar Mata

Uang (List Of Currency) Informasi Perusahaan (Company Info)

Formulir Bukti Jurnal (Journal Voucher Form) Proses Akhir Bulan

(Period End Process) dan Laporan Keuangan (Financial Statemen)

5 Modul Kas Bank (Cash Bank Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Pembayaran (Payment Form

Formulir Penerimaan (Deposit Form) Buku Bank (Bank Book)

Formulir Rekonsiliasi Bank (Bank Reconcile Form)

6 Modul Aktiva Tetap (Fixed Asset Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Aktiva Tetap Baru (New Fixed Asset

Form) Daftar Tipe Aktiva Tetap Pajak (List Of Fiscal Fixed Asset

11

Type) Daftar Tipe Aktiva Tetap (List Of Fixed Asset Type) Daftar

Aktiva Tetap (Fixed Asset List)

7 Modul RMA (Return Merchandise Authorization Module)

Modul ini terdiri dari Formulir RMA (RMA Form) dan Formulir

RMA Action (RMA Action Form)

8 Modul Proyek (Project Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Bahan Baku Daftar Biaya Proyek

Formulir Work Price Analysis Formulir Proyek Formulir Material In

Used Formulir Project Survey Formulir Project Bill Formulir Project

Ending

263 Kelebihan SIA Accurate versi 5 dengan versi sebelumnya

Berikut beberapa perbedaan antara SIA Accurate versi 4 dan Accurate versi

5 yaitu

1 Adanya Fitur E-Faktur

Fitur E-Faktur dibuat untuk membantu pengguna SIA Accurate

terutama Pengusaha Kena Pajak (PKP) untuk menghasilkan laporan siap

pakai sekaligus sebagai pendukung kebijakan dari Direktorat Jendral

Pajak yang mewajibkan penggunaan E-Faktur bagi perusahaan PKP

2 Database Server Firebird 25

Database firebird yang digunakan di dalam aplikasi Accurate versi

4 adalah Firebird versi 21 dan untuk Accurate versi 5 ini dikembangkan

12

dengan menggunakan database Firebird 25 dengan konfigurasi Super

Classic(SC) yang sudah diakui secara umum

3 Lisensi SIA Accurate

Di Accurate sebelumnya lisensi Accurate berupa nomor serial di-

input langsung ke SIA Accurate di masing-masing komputer Pengguna

memerlukan bantuan customer support CPSSoft atau tenaga penjual

untuk mendapatkan nomor serial yang dimaksud Di Accurate 5 License

Manager yang berkomunikasi dengan License Server CPSSoft untuk

mendapatkan nomor serial lisensi kemudian dikirimkan ke komputer

Accurate Client secara otomatis

264 Kekurangan SIA Accurate versi 5

1 Tidak bisa di Custom

SIA Accurate adalah software paket Kenapa tidak bisa Karena SIA

Accurate sudah mensurvei ke perusahaan-perusahaan dari UMKM

UKM di Indonesia dan Perusahaan menengah ke atas Jadi SIA Accurate

di buat sesuai dengan kebutuhan perusahaan-perusahaan di Indonesia

sesuai dengan PSAK dan perpajakan di Indonesia juga Laporan dan

form seperti PO Invoice dan lain-lain masih bisa di custom

2 Tidak mencakup Seluruh Operasional Perusahaan

Basic dari program SIA Accurate adalah accounting software bukan

oprasional software Contoh seperti pembayaran gaji perkaryawan belum

bisa di 5 bisa di catat secara global saja Untuk pencatatan gaji

13

perkaryawan dan SIA Accurate pajaknya baru bisa di SIA Accurate

Online

3 Tidak mendapatkan Training Pembelian Baru

Dulu SIA Accurate memang mempaket kan dalam pembelian baru

SIA Accurate maka mendapatkan training namun harganya lebih mahal

Sekarang sudah banyak SMK dan Universitas di Indonesia yang bekerja

sama dengan SIA Accurate sehingga SDM siap pakainya sudah banyak

Maka dari itu SIA Accurate menekan harga software semurah mungkin

dan jika di perusahaan Anda sudah ada karyawan yang sudah bisa

menggunakan SIA Accurate Kenapa harus mengambil jasa training

Jadi training di SIA Accurate sangat flexibel tergantung kebutuhan

perusahaan

27 Konsep Dasar Kesiapan Teknologi (Technology Readiness)

Penelitian Sheu amp Kim (2008) yang melibatkan 50 organisasi sebagai obyek

penelitian menyatakan bahwa tingkat kesiapan yang rendah menjadi sebab

kegagalan proyek SI khususnya kesiapan pengguna yang paling dominan

berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi SI Penelitian Sheu dan Kim

menunjukkan bahwa faktor kesiapan pengguna lebih kuat pengaruhnya terhadap

keberhasilan proyek SI dibandingkan dengan keterlibatan pengguna dalam proyek

SI

Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa adanya proses penerapan

teknologi atau sistem pada suatu organisasi menyebabkan beberapa tantangan baru

14

bagi organisasi tersebut seperti beberapa pengguna yang memiliki tingkat kesiapan

rendah pada sistem atau teknologi baru akan mengalami kesulitan dalam

mempelajari hal baru bahkan beberapa pengguna baru lainnya dapat memberikan

penolakan merasa enggan atau tidak mampu dalam menggunakan teknologi atau

sistem baru tersebut sehingga penerapan teknologi atau sistem baru pada organisasi

tersebut akan menjadi sia-sia bahkan gagal Oleh karena itu dengan adanya suatu

pengukuran dan penilaian dalam tingkat kesiapan dan kemampuan pengguna suatu

teknologi maka akan meminimalisir tingkat kesalahan kesulitan dan resiko yang

ada (Pambudi 2015)

28 Konsep Dasar Keberhasilan Sistem Informasi (Success SI)

Selama bertahun-tahun para peneliti dan praktisi telah berusaha untuk berhasil

dalam mengelola proyek SI sehingga dapat mencapai kinerja yang maksimal

Pengukuran keberhasilan proyek SI pun menjadi topik yang menarik di kalangan

peneliti dan praktisi tersebut sejak Standish Group mempublikasikan penemuan

mereka pada tahun 1994 Keberhasilan proyek adalah konsep utama tetapi teori

tersebut masih merupakan konsep yang ambigu Antara para peneliti dan praktisi

pun juga masih terjadi kurang sepakat tentang model tersebut Mereka cenderung

fokus pada satu atau sebagian dimensi Sehingga mereka belum mendapat

gambaran yang jelas tentang pengukuran keberhasilan SI

Subiyakto dan Ahlan (2014) mencoba menjawab permasalahan tersebut

dengan mengembangkan model alternatif pengukuran keberhasilan proyek

berdasarkan input-process-output (IPO) model Mereka membandingkan

15

mengadopsi mengadaptasi dan mengkombinasi teori sebelumnya yaitu Davisrsquos

IPO model teori keberhasilan proyek model Delone dan McLean dan kerangka

klasifikasi proyek

Pertama Subiyakto (2014) membandingkan dua model yaitu model Delone

dan McLean dan Model IPO Mereka menemukan bahwa model proses dan model

kausal Delone dan McLean tidak lengkap dalam istilah model IPO sebuah proyek

Model ini hanya fokus pada pemanfaatan dan layanan dari produk Dalam konteks

pengukuran keberhasilan proyek model ini kurang menjelaskan dimensi input dari

model IPO Dengan demikian model IPO lebih komprehensif dibandingkan model

Delone dan McLean

Kedua Subiyakto (2014) mengadopsi teori keberhasilan proyek

pengukuran keberhasilan SI Delone dan McLean dan kerangka klasifikasi proyek

Pengadopsian teori keberhasilan proyek dilaksanakan untuk mengembangkan

aspek kausalitas model Mereka mengadopsi semua variable model Delone dan

McLean serta tiga dari empat variabel kerangka klasifikasi proyek (McLeod amp

MacDonell 2011) yaitu konten proyek orang dan aksi konteks organisasi Hal ini

dikarenakan proses proyek akan diwakili oleh dimensi proses

Ketiga Subiyakto dan Ahlan (2014) menyesuaikan penempatan variable

sejalan dengan logika IPO dan definisi keberhasilan proyek Tiga penyesuaiannya

adalah sebagai berikut

a Menempatkan 2 dimensi model Delone dan Mclean (system creation dan

system utilization) ke dalam dimensi proses dari model Hal ini didukung

juga oleh beberapa peneliti bahwa proses proyek terdiri dari dua subproses

16

yaitu produksi produk dan pemanfaatannya Penempatan dimensi dampak

sistem dari model DeLone dan McLean sebagai dimensi output dari model

sejalan dengan definisi keberhasilan proyek

b Mengembangkan hubungan antara variabel dimensi input terhadap

variable dimensi proses Dalam hal ini masing-masing varibel dimensi

input memiliki hubungan terhadap masing-masing variabel dari dimensi

proses yang sejalan dengan model proses dan kausal dari IPO model

c Mengembangkan hubungan antara konteks organisasi terhadap semua

variabel dalam model yang berdasarkan konsep pengaruh lingkungan

sistem

Keempat model dikembangkan atas kombinasi dari empat teori yang telah

disebutkan sebelumnya Kombinasi ini dilakukan untuk menanggapi dua isu utama

di lingkup model keberhasilan proyek SI yaitu validitas dan kelengkapan

pengukuran model Kelengkapan model berarti model tersebut dikembangkan

untuk mencakup dimensi keseluruhan proyek dalam konteks aspek proses dan

kausal Validitas adalah berarti bahwa model ini mewakili secara teori keberhasilan

proyek Tiga dimensi utama yang dari model ini adalah dimensi input proses dan

output Dimensi proses terdiri dari dua subdimensi yaitu pembuatan sistem (system

creation) dan pemanfaatan sistem (system utilization) Model ini (Gambar 34)

mengandung 9 variabel dan 36 hubungan antar variable tersebut Konten proyek

(project content) orang dan aksi (people and action) dan konteks organisasi

(institutional contexts) adalah tiga variabel dimensi input Kualitas informasi

(information quality) kualitas sistem (system quality) kualitas layanan (service

17

quality) penggunaan (system use) dan kepuasan pengguna (user satisfaction)

adalah lima variabel untuk dimensi proses Manfaat bersih (net benefit) adalah

variabel untuk dimensi output

Gambar 2 1 Model Pengukuran Keberhasilan Proyek SI Berdasarkan Model IPO

(Subiyakto dan Ahlan 2014)

Selanjutnya pada tahun 2015 Subiyakto Ahlan Kartiwi dan Sukmana

memvalidasi model baru tersebut secara kualitatif untuk mengetahui kelayakan

model tersebut melalui Focus Group Study (FGS) Mereka melakukan 4 teknik FGS

yaitu interview konsultasi diskusi dan seminar Ada 16 partisipan (9 doktor 3

calon doktor dan 4 akademisi) dari 20 anggota terdaftar yang tergabung dalam

kelompok penelitian ini Mereka memiliki kepentingan keterampilan

penegtahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian SI Mereka juga dipilih

karena kredibilitas mereka sebagai key informants

18

Hasil dari FGS mengungkapkan delapan tema menyeluruh berkaitan dengan

validitas model dan kelayakan pelaksanaan penelitian Kemudian telah disimpulkan

dalam empat poin validasi yaitu kejelasan proses pemodelan penggunaan dasar

teoritis kewajaran metode penelitian dan ketersediaan sumber daya penelitian

Berdasarkan poin tersebut Subiyakto et al merevisi modelnya melalui

penyederhanaan jumlah hubungan antar variable dengan menghapus 6 hubungan

Model tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 2 2 Revisi Model (Subiyakto et al 2015)

29 Populasi Dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya Guritno dan Sudaryono (2011) Dalam metode

penelitian kata populasi amat populer dipakai untuk menyebutkan

serumpunsekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian Populasi penelitian

merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia hewan

tumbuh-tumbuhan udara gejala nilai peristiwa sikap hidup dan sebagainya

19

Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin 2006)

Jenis populasi terbagi dua yaitu

1) Populasi fitnit artinya jumlah individu ditentukan

2) Populasi infinit artinya jumlah individu tidak terhingga atau tidak

diketahui dengan pasti

Sampel ialah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut Sehingga pengambilan sampel harus menggunakan cara-cara tertentu yang

berdasarkan oleh pertimbangan-pertimbangan yang ada (Sugiyono 2011)

291 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel Terdapat dua metode dasar

penarikan sampel yaitu (Guritno amp Sudaryono 2011)

a Probability Sampling

Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel Beberapa metode penarikan sampel probabilitas

adalah sebagai berikut

1 Simple Random Sampling

Simple random sampling dikatakan sederhana karena pengambilan

sampel dari populasinya dilakukan secara acak tanpa memperhatikan status

atau tingkat pendidikan yang ada dalam suatu populasi

2 Stratified Random Sampling

20

Stratified Random Sampling merupakan suatu prosedur penarikan

sampel berstrata yaitu suatu subsampel acak sederhana yang ditarik dari

setiap strata atau tingkatan yang kurang lebih sama dalam beberapa

karakteristik (Siregar 2013)

3 Cluster Sampling

Cluster Sampling merupakan suatu prosedur penarikan sampel

probabilitas yang memilih subpopulasi yang disebut cluster Kemudian

setiap elemen di dalam kelompok cluster tersebut dipilih sebagai anggota

sampel

b Nonprobability Sampling

Nonprobability Sampling merupakan suatu prosedur penarikan

sampel yang bersifat subjektif Dalam hal ini probabilitas pemilihan

elemen-elemen populasi tidak dapat ditentukan Hal ini disebabkan setiap

elemen populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai

sampel Beberapa teknik pengambilan sampel nonprobabilitas sebagai

berikut (Guritno amp Sudaryono 2011)

1 Convience Sampling

Convience Sampling adalah teknik penarikan sampel berdasarkan

kemudahan Prosedurnya adalah semata-mata langsung menghubungi

unitunit penarikan sampel yang mudah dijumpai seperti mahasiswa dalam

satu kelas jamarsquoah tempat ibadah pengunjung toko dan lainnya Seringkali

pengambilan sampel ini dilakukan untuk menguji kuesioner atau penelitian

ekspolorasi

21

2 Quota Sampling

Quota Sampling adalah penarikan sampel berdasarkan kuota

Prinsipnya adalah karakteristik tertentu yang relevan menjelaskan dimensi

populasi Peneliti harus mengetahui distribusi populasi

3 Purposive Sampling

Purposive Sampling adalah penarikan sampel berdasarkan

pertimbangan atau kriteria tertentu

4 Snowball Sampling

Snowball Sampling adalah metode penarikan sampel dengan

responden yang berhasil diperoleh diminta untuk menunjukkan responden

lainnya secara berantai

5 Accidental Sampling

Accidental Sampling adalah metode penarikan sampel dimana

pemilihan anggota sampelnya dilakukan terhadap orangbenda yang

kebetulan ada atau dijumpai (Hadi 2016 Sugiyono 2011)

292 Teknik Menentukan Ukuran Sampel

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan ketepatan ukuran pengukuran penelitian

ini menggunakan metode analisis SEM Berdasarkan studi penelitian Monte Carlo

berbagai estimasi penentuan sampel yang disimpulkan

1 Model SEM dengan jumlah variabel laten sampai dengan lima buah dan

setiap konstruk dijelaskan 3 atau lebih indikator jumlah sampel 100-150

sudah dianggap memadai (Santoso 2011)

22

2 Ukuran sampel untuk model SEM adalah antara 100-200 atau dengan cara

jumlah indikator dikali 5 sampai 10 (Ferdinand AT 2000)

3 Ukuran sampel untuk estimasi Maximum Likehood harus setidaknya 5x

jumlah parameter bebas dalam model termasuk error (Bentler amp Chou

1987)

4 SEM yang menggunakan model estimasi maximum likehood estimation

(MLE) adalah 100-200 sampel (Ghozali 2011)

210 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2011) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang

paling utama dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data Dengan metode pengumpulan data yang tepat akan

memungkinkan peneliti untuk memperoleh data yang valid sehingga dapat

membantu dalam penelitian Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan

berbagai metode

1 Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

oleh peneliti untuk memperoleh informasi dengan cara berkomunikasi

langsung (seperti tanya jawab) antara pewawancara dan responden

2 Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab (Sugiyono dalam Setiawan 2016)

23

Kuesioner ini dapat membantu peneliti memperoleh informasi terkait

dengan permasalahan penelitian

3 Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

suatu pengamatan disertai dengan pencatatan terhadap keadaan atau

perilaku objek penelitian (Fathoni dalam Setiawan 2016) Observasi ini

dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai objek penelitian secara

keseluruhan

4 Studi Pustaka

Studi pustaka adalah teknik survei terhadap data yang telah ada

dengan menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu

yang berkepentingan mencari metode-metode serta teknik penelitian

baik dalam mengumpulkan data atau dalam menganalisis data yang telah

pernah digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu (Nazir dalam Yunita

2017)

211 Skala Likert

Menurut Sugiyono (2011) skala likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat

dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Sewaktu

menanggapi pertanyaan dalam skala likert responden menentukan tingkat

persetujuan mereka terhadap suatu pertanyaan dengan memilih salah satu dari

pilihan yang tersedia Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti

ini

24

1 Sangat tidak setuju

2 Tidak setuju

3 Kurang setuju

4 Setuju

5 Sangat setuju

Selain pilihan dengan lima skala seperti contoh di atas kadang digunakan juga

skala dengan tujuan atau sembilan tingkat Suatu studi empiris menemukan bahwa

beberapa karakteristik statistik hasil kuesioner dengan berbagai jumlah pilihan

tersebut ternyata sangat mirip (Dawes 2008)

212 PLS-SEM

PLS-SEM merupakan salah satu metode yang digunakan dalam menganalisis dan

dinilai kuat karena digunakan pada setiap jenis skala data seperti data interval data

nominal dan rasio serta syarat asumsi yang lebih fleksibel (Yamin amp Kurniawan

2011) Partial Least Square (PLS) dikembangkan pertama kalinya oleh Herman

Wold pada tahun 1975 Software yang digunakan untuk analisis menggunakan

PLS-SEM antara lain SmartPLS XLSTAT PLS-PM Visual PLS dan lainnya

PLS dapat digunakan untuk tujuan konfirmasi (seperti pengujian hipotesis)

dan tujuan eksplorasi PLS juga dapat menduga apakah terdapat atau tidak

hubungan antar variabel dan kemudian proposisi untuk pengujian Tujuan

utamanya adalah menjelaskan hubungan antar konstruk dan menekankan

pengertian tentang nilai hubungan tersebut Penggunaan PLS untuk prediksi dan

membangun teori serta sampel yang dibutuhkan relatif kecil dengan minimum

25

sepuluh kali item konstruk yang paling kompleks (Ghozali 2011 Ghozali amp

Hengky 2015 Yamin amp Kurniawan 2011)

Kepopuleran penggunaan PLS-SEM diantara para peneliti dan praktisi

adalah karena empat alasan Pertama algoritma PLS tidak terbatas hanya untuk

hubungan antara indikator dengan konstrak latennya yang bersifat reflektif saja

tetapi algoritma PLS juga dipakai untuk hubungan yang bersifat formatif Kedua

PLS dapat digunakan untuk menaksir model path dengan sample size yang kecil

Ketiga PLS-SEM dapat digunakan untuk model yang sangat kompleks (terdiri atas

banyak variabel laten dan manifes) tanpa mengalami masalah dalam estimasi data

Keempat PLS dapat digunakan ketika distribusi data sangat miring (skew) (Yamin

amp Kurniawan 2011)

Evaluasi model dalam PLS meliputi dua tahap yaitu evalusi outer model

atau model pengukuran dan evaluasi terhadap inner model atau model struktural

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Sarstedt 2017 Wong 2013 Yamin

2011)

1 Evaluasi Pengukuran Model (Outer Model)

Model ini meliputi pemeriksaan individual item reliability internal

consistency atau construct reliability average variance extracted dan

discriminant validity Ketiga pengukuran tersebut dikelompokkan dalam

convergent validity yaitu mengukur besarnya korelasi antara konstrak

dengan variabel laten Measurement model dilakukan untuk dapat

mengetahui hubungan antara konstrak (variabel) dengan indikator-

indikatornya (Yamin amp Kurniawan 2011)

26

Pemeriksaaan individual item reliability dapat melihat nilai

standardized loading factor Nilai ini menggambarkan besarnya korelasi

antara setiap item pengukuran (indikator) dengan konstraknya Untuk nilai

ideal loading factor berupa diatas 07 ini berarti bahwa indikator tersebut

sudah valid sebagai indikator yang dapat mengukur konstrak

Pengukuran lainnya dari convergent validity adalah melihat nilai

Average Variance Extracted (AVE) Nilai ini menggambarkan besaran varian

atau keragaman variabel manifes yang dapat dikandung oleh konstrak laten

Untuk nilai AVE ideal yaitu 05 hal ini berarti convergent validity baik

Artinya variabel laten dapat menjelaskan rata-rata lebih dari setengah varian

dari indikator-indikatornya

Discriminant validity dievaluasi melalui cross loading kemudian

membandingkan nilai AVE dengan kuadrat nilai korelasi antar konstrak

Ukuran cross loading adalah membandingkan korelasi dengan konstraknya

dan konstrak blok lainnya hal ini menunjukkan konstrak tersebut

memprediksi ukuran pada blok mereka dengan lebih baik dari blok lainnya

Ukuran discriminant validity lainnya adalah bahwa nilai akar AVE harus

lebih tinggi daripada korelasi antara konstrak dengan konstrak lainnya atau

nilai AVE lebih tinggi dari kuadrat korelasi antara konstrak

2 Evaluasi Struktural Model (Inner Model)

Pengukuran struktural model dilakukan untuk dapat mengetahui hubungan

antara konstrak yang dihipotesiskan oleh peneliti(Yamin amp Kurniawan

27

2011) Dalam model ini terdapat beberapa tahap dalam melakukan

evaluasinya

Tahap pertama adalah dengan melihat signifikansi hubungan antara

konstrak Hal ini dapat dilihat dari koefisien jalur (path coefficient) yang

menggambarkan kekuatan hubungan antara konstrak Pengukuran path

coefficient (β) memiliki nilai ambang batas diatas 01 hal ini untuk

menyatakan bahwa jalur (path) yang dimaksud mempunyai pengaruh di

dalam model

Tahap kedua adalah dengan mengevaluasi nilai R2 (coefficient of

determination) Nilai ini menjelaskan varian dari tiap target endogenous

variabel dengan standar pengukuran sekitar 067 sebagai kuat sekitar 033

moderat dan dibawah 019 menunjukan tingkat varian yang lemah

Tahap ketiga adalah dengan melihati nilai t-test dengan metode

boostrapping menggunakan uji two-tailed dengan tingkat signifikansi 5

untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian Bila nilai t-test lebih besar dari

196 maka hipotesis penelitian yang dibuat dapat diterima

Tahap keempat yaitu pengujian f2 (effect size) Pengujian ini dilakukan

untuk dapat memprediksi pengaruh variabel tertentu terhadap variabel

lainnya dalam struktur model dengan nilai ambang batas sekitar 002 untuk

pengaruh kecil 015 untuk pengaruh menegah dan 035 untuk pengaruh yang

besar f2 dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

28

Tahap kelima yaitu pengujian 1198762 (predictive relevance) dengan

menggunakan metode blindfolding untuk dapat memberikan bukti bahwa

variabel tertentu yang digunakan dalam suatu model yang dibuat mempunyai

keterkaitan prediktif (predictive relevance) dengan variabel lainnya dalam

model tersebut dengan nilai ambang batas pengukuran di atas nol

Tahap keenam yaitu melakukan pengujian 1199022 (Relative Impact) dengan

menggunakan metode blindfolding juga untuk dapat mengukur relatif

pengaruh sebuah keterkaitan antara prediktif sebuah variabel tertentu dengan

variabel lainnya yang memiliki nilai ambang batas sebesar 002 untuk

pengaruh kecil 015 untuk pengaruh sedang dan 035 untuk pengaruh besar

Rumus yang digunakan dalam perhitungan 1199022 adalah sebagai berikut

211 Model yang Diadopsi

Model yang digunakan pada penelitian ini adalah model kesiapan dan keberhasilan

SI oleh Subiyakto (2017) Gambar model penelitian ini dapat dilihat di bab satu

pada gambar 11 Berikut model yang diajukan pada penelitian ini

Variabel TRI dan Keberhasilan SI

Berikut dijabarkan pengertian dari variabel yang diadopsi ke dalam model TRI

dan Keberhasilan SI lengkap dengan referensi model tersebut

29

Tabel 2 2 Variabel TRI dan Keberhasilan SI Variabel Pengertian Referensi

Optimsm (OPT) Visi yang positif tentang teknologi dan keyakinan kontrol

yang lebih besar fleksibilitas dan efisiensi dalam

kehidupan manusia (Parasuraman

amp Colby

2015

Subiyakto

2017)

Innovativness

(INN)

Kecenderungan untuk menjadi pelopor pemimpin atau

opinion-former dalam penggunaan teknologi

Discomfort (DIS) Persepsi tentang kurangnya kontrol atas teknologi dan

perasaan tertekan dalam penggunaan teknologi

Insecurity (INS) Ketidakpercayaan teknologi dan skeptisis kemampuan

diri untuk menggunakannya dengan tepat

Information

Quality (INQ)

Tingkat sejauh mana informasi yang dihasilkan secara

konsisten memenuhi persyaratan dan harapan pengguna

(Delone amp

McLean

2003

Subiyakto

2017)

System Quality

(SYQ)

Tingkat untuk mendeskripsikan kualitas dari konten yang

dimiliki sistem informasi

Service Quality

(SVQ)

Tingkat untuk menilai sebarapa baik kualitas layanan

kepada pengguna

User Satisfaction

(USF) Kepuasan pengguna menggunakan sistem informasi

Success

Information

System (SIS)

Pencapaian sistem informasi berdasarkan perencanaan

pengembangannya

Indikator TRI dan Keberhasilan SI

Setelah penjabaran dari pengertian variabel berikut ini adalah penjabaran

pengertian dari indikator-indikator yang diadopsi ke dalam model lengkap dengan

referensinya

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI

Indikator Definisi Referensi

Easiness (OPT1) Tingkat yang terkait dengan kemampuan suatu sistem

untuk memberikan kebebasan dari kendala kesulitan dan

masalah

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Connectivity

(OPT2)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan suatu sistem

untuk berhasil terhubung dengan sistem lain

Efficiency (OPT3) Tingkat yang terkait dengan pencapaian sistem untuk

menghasilkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk mencapai output

Effectiveness

(OPT4)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan sistem untuk

mencapai tujuan penggunaannya

Productivity

(OPT5)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

menghasilkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk menghasilkan output

30

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI (lanjutan)

Indikator Definisi Referensi

Problem Solving

(INN1)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

menemukan solusi terhadap masalah

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Independence

(INN2)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan sistem untuk

mendukung penggunanya agar bebas dari kontrol atau

pengaruh

Challenge (INN3) Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

berhasil menangani atau mencapai sesuatu dalam situasi

atau masalah yang sulit

Stimulatioon

(INN4)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

mendorong sesuatu untuk terjadi berkembang atau

membaik

Competitiveness

(INN5)

Tingkat yang terkait kemampuan sistem untuk sukses

pengguna dibanding kompetitornya

Complexity (DIS1) Tingkat yang terkait dengan fitur sistem yang

membingungkan atau sulit dipahami

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Difficulty (DIS2) Tingkat yang terkait dengan kondisi suatu sistem yang

tidak dapat dioperasikan dengan mudah

Dependence (DIS3) Tingkat yang terkait dengan kondisi suatu sistem yang

membutuhkan pihak lain untuk mengoperasikannya

Lack of Support

(DIS4)

Tingkat yang terkait dengan sistem yang tidak memiliki

atau cukup dukungan dalam operasinya

Inappropriateness

(DIS5) Tingkat yang berkaitan dengan keadaan yang tidak pantas

Failure (INS1) Tingkat yang terkait dengan kemungkinan bahwa sistem

tidak menyenangkan atau terdapat hal berbahaya yang

bisa terjadi

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Threat (INS2) Tingkat yang terkait dengan situasi sistem yang bisa

menimbulkan kerugian atau bahaya

Reducing

Interaction (INS3)

Tingkat yang terkait dengan implementasi sistem yang

membuat interaksi manusia semakin berkurang dalam

ukuran jumlah dan kepentingan

Distraction (INS4) Tingkat yang terkait dengan penggunaan sistem lebih

diperhatikan dan mencegah orang berkonsentrasi pada

hal lain

Incredulity (INS5) Tingkat yang terkait dengan keraguan sistem dari

penggunaannya

Accuracy (INQ1) Tingkat kelayakan dari informasi yang dihasilkan

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Timeliness (INQ2) Tingkat presisi dari proses pengolahan informasi SI pada

durasi waktu yang direncanakan

Completeness

(INQ3)

Tingkat dari informasi yang dihasilkan oleh SI utuh atau

tanpa ada bagian yang hilang

Consistency (INQ4) Kecenderungan dari SI untuk masih mendemonstrasikan

informasi yang sama dalam operasi layanan

pemeliharaan atau kualitas

Relevance (INQ5) Tingkat keterkaitan dari informasi yang dihasilkan oleh

SI dengan pokok bahasannya

31

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI (lanjutan)

Indikator Definisi Referensi

Ease of Use

(SYQ1)

Tingkat kebebasan SI dari kendala kesulitan dan

masalah selama penggunaannya

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Maintainability

(SYQ2)

Tingkat yang terkait dengan kemudahan SI dalam

pemeliaharaannya

Response Time

(SYQ3)

Tingkat yang terkait dengan jumlah waktu yang

dibutuhkan untuk menanggapi perintah dari pengguna

tersebut

Fuctionality

(SYQ4)

Tingkat yang terkait dengan SI dapat dioperasikan sesuai

dengan persyaratan yang telah direncanakan

Safety (SYQ5) Tingkat kekebalan SI dari serangan yang tak terduga

bahaya atau kerusakan

Responsiveness

(SVQ1)

Tingkat reaksi SI untuk melayani penggunanya dengan

cara waktu dan situasi yang sesuai

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Flexibilty (SVQ2) Tingkat adaptasi SI untuk melayani penggunanya sesuai

dengan kebutuhan yang diminta

Security (SVQ3) Tingkat keamanan dari sistem yang terintegrasi untuk

melayani pengguna dengan aman dari serangan bahaya

atau kerusakan yang tak terduga

Fuctionality

(SVQ4)

Tingkat yang terkait dengan cakupan layanan SI sesuai

dengan persyaratan fungsional

Extension (SVQ5) Tingkat yang terkait dengan cakupan layanan tambahan

SI yang melebihi persyaratan fungsional

Efficiency (USF1) Tingkat kepuasan pengguna SI berdasarkan pada

pencapaian sistem untuk menghasilkan output

dibandingkan dengan sumber daya yang dibutuhkan

untuk mencapai output (Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Effectivity (USF2) Tingkat kepuasan pengguna SI berdasarkan pada

kemampuan sistem untuk memenuhi kebutuhan

pengguna untuk mencapai tujuannya

Flexibility (USF3) Tingkat kepuasan pengguna SI yang terkait dengan

kemampuan beradaptasi dari sistem sesuai dengan

kebutuhan yang diminta

Overall Satisfaction

(USF4)

Tingkat kepuasan pengguna SI terkait dengan

kecukupan keseluruhan aspek sistem

IS Efficiency (SIS1) Tingkat yang terkait dengan perbandingan dari nilai

output SI dan sumber daya yang dibutuhkan untuk

mencapai output

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei 2013

Subiyakto

2017)

IS Effectivity (SIS2) Tingkat yang terkait dengan kapabilitas kemampuan

sistem untuk memenuhi kebutuhan pengguna untuk

mencapai tujuannya

User Satisfaction

(SIS3)

Sejauh mana SI dapat membantu pengguna menciptakan

nilai bagi bisnis mereka

Productictivity

Improvement

(SIS4)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

meningkatkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk menghasilkan output

Competitive

Advantage (SIS5)

Tingkat yang terkait dengan posisi yang menguntungkan

dari pengguna SI yang terintegrasi untuk bersaing dalam

kompetisi bisnis

32

2111 Model IPO Logic

Beberapa penelitian menggunakan input-process-output Logic pada model

penelitiannya Logika IPO di adopsi untuk tujuan yang sama dalam

pengukuran kualitas dari suatu sistem Teori dasar sistem ini digunakan untuk

dapat memberi gambaran akan konsep sistematis dari suatu sistem (Subiyakto

et al 2014) Model logika komputer IPO logic yang digunakan milik Davis

(1998) dan Kellogg (2004) sampai saat ini masih banyak digunakan dalam

penelitian di bidang teknologi dan informasi Logika IPO ini digunakan pada

penelitian yang bertujuan dalam hal pengukuran kualitas suatu sistem

Teori dasar IPO digunakan juga untuk menggambarkan konsep

sistematis dari suatu sistem dan mudah dimengerti oleh para pengguna para

desainer pun juga dapat mengevaluasi dan memperbaiki desain (Davis 1998

Kellogg 2004) Model logic bila digambarkan secara langsung belum tentu

dapat dilihat hubungan sebab-akibat atau hubungan tujuan dan dampak dari

program ataupun proyek secara langsung Namun ini bukan berarti bahwa

program tersebut dikatakan tidak berhasil tetapi kemungkinan adanya bahwa

program sebagai salah satu dari banyak faktor yang dapat mempengaruhi

suatu dampak yang dapat ditimbulkannya (Solihin Dadang 2012) Berikut

adalah gambar 25 merupakan alur dari IPO logic

Gambar 2 3 IPO LOGIC (Davis 1998)

33

2112 Model Kesiapan Teknologi (Technology Readiness)

Technology Readiness atau kesiapan penggunaan teknologi merupakan

kecenderungan sikap masyarakat dalam merangkul dan menggunakan

teknologi baru di rumah dan di tempat kerja (Parasuraman 2000)

Setiap orang bisa menjadi konsumen teknologi namun cara

mengimplementasikannya tergantung pada derajat kesiapan seseorang

dalam menerima teknologi tersebut Menurut Parasuraman (2000) langkah

pertama yang harus dilakukan dalam implementasi teknologi adalah

mengetahui kesiapan konsumen dalam menerima teknologi tersebut Dalam

konteks ini Technology Readiness Index dikembangkan oleh Parasuraman

(2000) untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana seseorang atau

organisasi siap untuk mengadopsi sebuah teknologi informasi Berikut

gambar terbaru dari model TRI 20

Gambar 2 4 Model TRI20 oleh Parasuraman dan Colby 2015

(Sumber Rockresearchcom)

34

TRI merupakan skala multy-item yang terdiri dari 36 pertanyaan untuk

mengukur technology readiness Skala 36-item terdiri dari empat dimensi

komponen keyakinan yang berkaitan dengan teknologi yang memperngaruhi

tingkat seseorang dalam Technology Readiness Keyakinan ini menetapkan

kesediaan seseorang untuk berinteraksi dengan teknologi baru Seiring

berjalannya waktu dan perkembangan IT yang meningkat dengan pesat maka

pemilik model melakukan pembaharuan di tahun 2014 bersama Charles L

Colby sehingga menghasilkan model TRI 20 tetap dengan mempertahankan

4 dimensi sebelumnya namun perubahan serta pembaharuan instrumen

menjadi 16 butir Model TRI 20 ini terdiri dari empat dimensi dua adalah

kontributor dan dua lagi adalah inhibitor pada adopsi teknologi

Kontributornya sebagai berikut

1 Optimism (kepercayaan diri) yaitu menggambarkan sebuah ekspektasi

dari kebenaran positif teknologi

2 Innovativeness (inovasi) yaitu mengenai otoritas penggunaan teknologi

Sedangkan inhibitor adalah

3 Discomfort (ketidaknyamanan) adalah keraguan tentang jaminan orang

awam akan pengalamannya dengan teknologi

4 Insecurity (ketidakamanan) adalah resiko kemungkinan orang-orang

melakukan transaksi berbasis teknologi (technology-based transactions)

Sebagai kontributor optimisme dan inovasi sebagai penggerak dari

Technology Readiness Pada kenyataannya skor tinggi diukur pada dimensi-

dimensi ini yang pada umumnya akan memperbesar kesiapan teknologi

35

(Technology Readiness) Sabaliknya ketidaknyamanan dan ketidakamanan

mencegah atau menunda berkecenderungan membuat orang-orang untuk

menggunakan teknologi baru Dengan demikian skor tinggi yang diukur pada

dimensi-dimensi ini akan menurunkan seluruh kesiapan teknologi

(Technology Readiness) Selama bertahun-tahun TRI telah banyak

bermanfaat bagi para peneliti yang tertarik pada media sosial akses mobile

dan layanan teknologi lainnya Skala 36-item yang di bangun oleh

Parasurman telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa untuk memfasilitasi

perkembangannya di banyak Negara dan telah digunakan di berbagai sektor

layanan termasuk pendidikan perbankan telekomunikasi kesehatan dan

layanan professional lainnya

Parasuraman (2000) memberikan tiga kategori pada pengukuran

Technology Readiness Index yaitu

1 High Technology Readiness (TRI gt 351)

2 Medium Technology Readiness (29 =lt TRI =lt 351)

3 Low Technology Readiness (TRI =lt 289)

Terdapat 5 segmen kategori pengguna sistem yang didefiniskan oleh

Parasuraman dan Colby (2015)

1 Explolers Memiliki optimisme dan rasa inovatif yang tinggi terhadap

teknologisistem sehingga memiliki antusiasme terhadap penggunaan

teknologisistem informasi

2 Pioneer Memiliki optimisme dan rasa inovatif yang tinggi terhadap

teknologisistem namun memiliki sikap kritis terhadap penggunaan

36

teknologisistem informasi Hal tersebut menyebabkan pengguna akan

selektif dalam penggunaan teknologisistem informasi

3 Paranoids Memiliki rasa optimis terhadap teknologisistem namun

memiliki rasa inovatif yang rendah Pengguna kategori ini memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang tinggi terhadap penggunaan

teknologisistem Hal ini menyebabkan rendahnya antusiasme terhadap

penggunaan teknologi

4 Laggards Memiliki rasa optimis dan rasa inovatif terhadap

teknologisistem yang rendah Jenis pegguna seperti ini memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang tinggi terhadap penggunaan

teknologisistem Hal ini menyebabkan penolakan terhadap penggunaan

teknologi

5 Skeptics Memiliki rasa optimis dan rasa inovatif yang rendah terhadap

teknologisistem Jenis pegguna seperti ini juga memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang rendah terhadap penggunaan

teknologisistem Pengguna seperti ini akan menerima teknologisistem

namun tidak memiliki antusiasme terhadap teknologisistem

37

2113 Model Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information)

Gambar 2 5 Model Keberhasilan SI (DeLone amp McLean 1992)

Model keberhasilan ini didasarkan pada proses dan hubungan kausal

dari dimensi-dimensi di model Model ini tidak mengukur ke enam dimensi

pengukuran keberhasilan sistem informasi secara independen tetapi

mengukurnya secara keseluruhan satu mempengaruhi yang lainnya

Pertimbangan proses beragumentasi bahwa suatu sistem terdiri dari

beberapa proses yaitu satu proses mengikuti proses lainnya Suatu model

proses mengusulkan bahwa suatu sistem informasi terdiri dari beberapa

proses yaitu sebagai berikut ini

a Suatu sistem informasi mula-mula dibuat berisi dengan banyak fitur

yang dapat memperlihatkan beberapa tingkat kualitas sistem dan

informasinya

b Pemakai-pemakai dan manajer-manajer mempunyai pengalaman dengan

fitur-fitur tersebut dengan menggunakan sistemnya entah mereka puas

atau tidak puas dengan sistemnya atau produk informasinya

38

c Penggunaan dari sistem dan produk informasinya kemudian mempunyai

dampak atau pengaruh (influence) di pemakai individual di dalam

melakukan pekerjaannya dan dampak-dampak individu ini secara

kolektif akan berakibat pada dampak- dampak organisasional

Berbeda dengan model proses model kausal (causal model) atau

disebut juga dengan model varian (variance model) berusaha untuk

menjelaskan kovarian (covariance) dari elemen-elemen model untuk

menentukan apakah variansi dari satu elemen dapat dijelaskan oleh variansi

dari elemen-elemen lainnya atau dengan kata lain untuk menentukan apakah

terjadi hubungan kausal diantara mereka Misalnya semakin tinggi kualitas

sistem diharapkan akan menyebabkan kepuasan pemakai dan penggunaan

yang lebih tinggi yang selanjutnya akan memperngaruhi secara positif

produktivitas individual dengan hasil peningkatan produktivitas

organisasional Model kausal ini menunjukkan bagaimana arah hubungan

satu elemen dengan elemen lain apakah menyebabkan lebih besar

(mempunyai pengaruh positif) atau lebih kecil (mempunyai pengaruh

negatif)

Dari model proses dan kausal ini maka dapat dijelaskan bahwa kualitas

sistem (system quality) dan kualitas informasi (information quality) secara

mandiri dan bersama-sama mempengaruhi baik penggunaan (use) dan

kepuasan pemakai (user satisfaction) Besarnya penggunaan (use) dapat

mempengaruhi kepuasan pemakai (user satisfaction) secara positif atau

negatif Penggunaan dan kepuasan pemakai mempengaruhi dampak

39

individual (individual impact) dan selanjutnya mempengaruhi dampak

organisasional (organization impact) Sejak tahun 1992 sampai tahun 2002

banyak penelitian yang telah merujuk dan menggunakan model Delone dan

McLean (1992) Kepopuleran model ini menunjukkan bukti yang kuat dari

kebutuhan untuk mengintegrasikan penemuan-penemuan riset secara

komprehensif di bidang sistem informasi Model ini banyak mengundang

perhatian dari para peneliti salah satunya adalah Peter B Seddon yang

melontarkan kritik terhadap model yang diajukan oleh DeLone amp Mclean

Menurut Seddon dalam Jogiyanto (2007) masalah utama dari model

DampM (DeLone amp McLean) adalah mencoba mengkombinasikan proses dan

penjelasan kausal dari keberhasilan sistem informasi di model mereka

Dengan demikian model mereka tercampur antara model proses (process

model) dan model varian (variance model) Menanggapi kritik Seddon

tersebut yang menyatakan bahwa proses dan kausal adalah dua konsep yang

berbeda dan membingungkan untuk digabungkan DeLone dan McLean

(2003) menyetujui kritik ini Pembuatan model keberhasilan sistem informasi

DampM (DampM Information Success Model) dipicu oleh suatu proses

pembuatan informasi dan dampak dari penggunaan sistem informasinya

DeLone dan McLean mendasarkan modelnya pada model proses yang terdiri

dari tiga komponen proses yaitu

a Pembuatan dari suatu sistem informasi

b Penggunaan sistem informasi tersebut

c Konsekuensi atau dampak dari penggunaan sistem

40

Masing-masing dari proses-proses ini diperlukan (necessary) tetapi

masih belum cukup (not sufficient) untuk suatu kondisi supaya dapat

memberikan hasil (outcome) Misalnya tanpa penggunaan sistem tidak akan

ada konsekuensinya atau manfaatnya Demikian juga dengan pemakaian

sistem mungkin juga tidak akan dihasilkan manfaat Dengan demikian untuk

memahami seluruh dimensi dari keberhasilan sistem informasi model varian

atau model kausal diperlukan

Kritik lainnya oleh Seddon tentang pemakaian sistem (system use)

adalah suatu perilaku (behavior) sehingga harus dikeluarkan sebagai

pengukur sukses dari model kausal DeLone dan McLean (2003) tidak

sependapat dengan kritik ini Mereka berargumentasi bahwa pemakaian

sistem (use) harus mendahului dampak dan manfaat mereka percaya bahwa

pemakaian sistem merupakan pengukur yang tepat untuk mengukur sukses di

kebanyakan kasus

DeLone dan McLean (2003) lebih lanjut mengatakan bahwa

permasalahan dengan menggunakan pemakaian sistem (use) sebagai

pengukur keberhasilan adalah pada definisinya yang terlalu sederhana tanpa

memperhatikan sifat dari penggunaannya Peneliti-peneliti harus

mempertimbangkan sifat (nature) perluasan (extent) kualitas (quality) dan

ketepatan (appropriateness) dari pemakaian sistem Sehingga penghapusan

pemakaian sistem (use) dari model ditolak oleh Delone dan McLean (2003)

Selain itu kenyataannya juga pemakaian sistem (system use atau system

41

usage) masih digunakan di banyak riset-riset empiris dan berlanjut

dikembangkan dan diuji oleh peneliti-peneliti sistem informasi

Dari kontribusi-kontribusi penelitian-penelitian sebelumnya dan akibat

perubahan-perubahan dari peran dan penanganan sistem informasi yang telah

berkembang DeLone dan McLean (2003) memperbarui modelnya dan

menyebutnya sebagai model keberhasilan sistem informasi DampM yang

diperbarui (updated DampM IS Success model) Hal-hal yang diperbarui dalam

model ini adalah sebagai berikut

a Menambah dimensi kualitas pelayanan (service quality) sebagai

tambahan dari dimensi-dimensi kualitas yang telah ada

b Menggabungkan dampak individual (individual impact) dan dampak

organisasional (organizational impact) menjadi satu variabel yaitu

manfaatmanfaat bersih (net benefits)

c Menambahkan dimensi minat memakai (intention to use) sebagai

alternative dari dimensi pemakaian (use)

d Pemakaian (use) dan kepuasan pemakai (user satisfaction) sangat erat

berhubungan Pemakaian (use) harus mendahului kepuasan pemakai

(user satisfaction) sebagai suatu proses tetapi pengalaman yang positif

karena menggunakan (use) akan mengakibatkan kepuasan pemakai yang

lebih tinggi sebagai suatu kausal Secara sama peningkatan kepuasan

pemakai akan mengakibatkan peningkatan minat menggunakan

(intention to use) dan kemudian akan menggunakan (use)

42

e Jika manfaat-manfaat bersih (net benefits) positif akan menguatkan minat

memakai dan menggunakan serta tingkat kepuasan pemakai Umpan

balik ini masih valid bahkan untuk manfaat-manfaat bersih yang negatif

f Model yang diperbarui mempunyai arah panah untuk

mendemonstrasikan hubungan yang diusulkan antar dimensi-dimensi

keberhasilan dalam bentuk proses tetapi tidak menunjukkan arah

hubungannya yang positif atau negatif dalam bentuk kausal

Dari hasil analisis tersebut maka Delone dan McLean (2003)

mengusulkan suatu model yang diperbarui yang nampak pada gambar berikut

ini

Gambar 2 6 Model Keberhasilan SI (DeLone amp McLean 2003)

43

212 Penelitian Sejenis

Tabel 2 3 Penelitian Sejenis

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

1 Peranan Sistem Informasi

Akuntansi dalam Efektifitas

Pelaporan Informasi Akuntansi

Pertanggungjawaban pada PT

Pos Indonesia (Persero)

Manado (Koloay Morasa amp

Elim 2014)

DeLone and

McLean

1 System Quality

2 Information

Quality

3 Service Quality

4 Information Use

5 User Satisfaction

6 Net Benefit

Untuk mengetahui bagaimana

peranan sistem informasi

akuntansi pertanggungjawaban

kantor cabang PT Pos

Indonesia (Persero) Manado

Penelitian menyimpulkan bahwa Sistem

Informasi Akuntansi pada PT Pos

Indonesian (Persero) Manado telah

berperan secara efektif dalam pelaporan

informasi akuntansi pertanggungjawaban

kantor cabang Terbukti dengan

terpenuhinya karakteristik output kualitatif

berupa informasi yang menjelaskan telah

tercapainya tujuan dalam perusahaan

2 Kajian Keberhasilan

Penggunaan Sistem Informasi

Accurate Dengan

Menggunakan Model

Kesuksesan Sistem Informasi

DeLone Dan Mclean (Hudin amp

Riana 2016)

Updated

DeLone dan

McLane (2003)

1 System quality

2 Information

quality

3 Service quality

4 Use

5 User satisfaction

6 Net benefit

Penelitian ini akan

menganalisis faktor-faktor

yang mengukur keberhasilan

model kesuksesan sistem

informasi DeLone amp McLean

terhadap pengguna Sistem

Informasi Akuntansi Accurate

di enam perusahaan di Kota

Sukabumi

Penelitian ini membuktikan bahwa kualitas

informasi dan kualitas pelayanan tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel

penggunaan dan variabel lainnya teruji

signifikan dalam mengukur keberhasilan

penggunan Sistem Accurate dengan nilai

R-square 057 untuk penggunaan 094

untuk kepuasan pengguna dan 094 untuk

manfaat bersih Selain itu nilai Goodness

of Fit (GoF) sebesar 072 atau 72

sehingga model dinyatakan telah sesuai

secara substansial dalam

merepresentasikan hasil penelitian

44

Tabel 23 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

3 Evaluasi Net Benefit Sistem

Informasi Akuntansi Pada

Software Akuntansi Accurate

dan Zahir MenurutModel

Delone amp Mclean 2003

(Tjahjanadi amp Sarosa)

Updated

DeLone dan

McLane (2003)

1 System quality

2 Information

quality

3 Service quality

4 Use

5 User satisfaction

6 Net benefit

menganalisis Net Benefit

software akuntansi menurut

model kesuksesan DeLone amp

McLean (2003)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Information Quality System Quality dan

Service Quality berpengaruh terhadap User

Satisfaction User Satisfaction berpengaruh

terhadap Net Benefit Akan tetapi

Information Quality System Quality dan

Service Quality tidak berpengaruh terhadap

Use Use tidak berpengaruh terhadap User

Satisfaction dan Use tidak berpengaruh

terhadap Net Benefit

4 Evaluasi Kesiapan Pengguna

dalam Adopsi SI Terintegrasi

di bidang Keuangan

Menggunakan Metode TRI

(Florestiyanto 2012)

Technology

Readiness Index

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Melakukan evaluasi kesiapan

pengguna dalam adopsi TIK

diukur dari keyakinan positif

dan keyakinan negatif

pengguna terhadap teknologi

dengan mengadiopsi TRI 10

Seluruh variable penelitian berpengaruh

terhadap technology readiness

5 Analisis Kesiapan Pengguna

Sistem Informasi Akademik

(Pambudi 2015)

Technology

Readiness Index

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Melakukan analisis kesiapan

kompetensi teknologi

pengguna pada proses

implementasi SIA di PNM

dengan menggunakan SEM-

PLS dan metode TRI

Seluruh variable Tri berpengaruh secara

signifikan terhadap Technology Readiness

faktor ketidaknyamanan menempati urutan

teratas dan inovasi urutan terbawah

45

Tabel 23 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

6 An Updated and

Streamline Technology

Readiness Index TRI 20

(Parasuraman amp Colby

2015)

TRI 20 1 Optimism

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Pada papper ini adanya

penyederhanaan indikator

dari 36 pada TRI versi 10

kini menjadi 16 variabel pada

TRI 20

Adanya perbaharuan 16 indikator

pada model TRI 20

7 Implementation in of

Input process-output

Model for Measuring

Information System

Project Success (

Subiyakto amp Ahlan

2014)

IPO Model

Measuring IS Project

Success

1 Project Contents

People amp Actions

2 Institutinal Context

3 System Use

4 Information

Quality

5 System Quality

6 Service Quality

7 User Satisfication

8 Net Benefits

Memberikan alternative

model keberhasilan proyek

SI menggunakan IPO model

Permodelan usulan yang dibuat

berdasarkan empat teori dasar yaitu IPO

Logic Model The Project Success

Theories The DampM Success Model dan

The Project Classifictory Framework

8 Development of the

Readiness and Success

Model for Assessing the

Information System

Integration (Subiyakto

2017)

The technology

readiness and IS

success model

combination

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

5 Information

Quality

6 System Quality

7 Service Quality

8 UserSatisfication

9 Success

Information

Systems

Tujuan penelitian ini

menggabungkan dua model

menjadi satu kesiapan dan

keberhasilan sistem untuk

mengetahui pengaruh

kesiapan terhadap

keberhasilan integrasi sistem

Hasil penelitian ini menunjukkan anatara

penggabungan dua model yang

dikembangkan menjadi satu model antara

model kesiapan dengan model keberhasilan

sistem yang memiliki Sembilan variabel

dengan 23 indikator

46

Tabel 21 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

9 Pengukuran Pengaruh

Kesiapan Terhadap

Keberhasilan Penerapan

Sistem Ubiquitous

Computing Di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

(Gregoryo Gusti 2017)

Model TRI

Parasuraman amp

Colby (2014) dan

Model Keberhasilan

Sistem Informasi

(Delone amp McLean

2003) yang

dikembangkan oleh

(Subiyakto 2017)

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

5 Information Quality

6 System Quality

7 Service Quality

8 UserSatisfication

9 Success Information

Systems

Untuk mengetahui pengaruh

kesiapan terhadap

keberhasilan penerapan

sistem Ubiquitous

Computing di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

khususnya Fakultas Sains

dan Teknologi

Hasilnya terdapat 23 hipotesis yang diuji

11 hipotesis yang diterima atau

berpengaruh dan 12 hipotesis ditolak

Sehingga faktor-faktor pengaruh kesiapan

terhadap keberhasilan sistem yaitu OPT

melalui SYQ SVQ dan USF INN melalui

INQ dan SVQ INS berpengaruh secarah

negatif melalui INQ SYQ dan SVQ INQ

melalui USF SVQ melalui USF USF

melalui SIS

47

213 Pengembangan Hipotesis

Hipotesis dikembangkan berdasarkan teori-teori dari Parasuraman amp Colby

(2015) Delone amp McLean (2003) dan Subiyakto (2017) Maka dari itu dapat

dijabarkan hipotesis untuk variabel construct sebagai berikut

H1 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap INQ

H2 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap SYQ

H3 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap SVQ

H4 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H5 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap INQ

H6 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap SYQ

H7 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap SVQ

H8 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H9 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

H10 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SYQ

H11 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SVQ

H12 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap USF

H13 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

H14 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SYQ

H15 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SVQ

H16 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap USF

H17 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H18 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H19 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

48

H20 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H21 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H22 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H23 Apakah USF berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Secara umum penelitian ini dilakukan dengan menerapkan pendekatan kuantitatif

(Creswell 2017) dan struktur penelitian yang berurutan sesuai dengan tujuannya

yaitu untuk mengetahui pengaruh kesiapan terhadap keberhasilan penerapan SIA

Accurate dan menguji hipotesis yang berhubungan antara pengaruh kesiapan

terhadap keberhasilan penerapan sistem Teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui pengadaan survei yang disebarkan kepada responden di beberapa

perusahaan Jakarta khususnya pengguna SIA Accurate dengan berinstrumenkan

pertanyaan kuesioner analisis data dilaksanakan secara statistik dengan

menggunakan perangkat lunak komputer sesuai kebutuhan

Dalam penelitian ini perangkat lunak yang digunakan yaitu MS Word 2016

untuk penulisan laporan MS Excell 2016 untuk membantu pengolahan data

demografis serta SmartPLS versi 30 untuk pengolahan data hasil kuesioner dari

responden yang terkumpul Serta Edraw Max 8 untuk pembuatan gambar yang

mendukung penulisan laporan penelitian (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle

2015 Sarstedt 2017 Wong 2013 Yamin amp Kurniawan 2011)

50

32 Prosedur Penelitian

Melihat dari pendekatan dan strategi penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya

penelitian ini akan dilakukan menggunakan delapan tahapan yang secara prosedural

dan berurutan yang terdiri dari kajian pustaka pengembangan model perancangan

penelitian pembuatan instrument penelitian atau indikator pengumpulan data

analisis data interpretasi dan pembuatan laporan Berikut gambar yang akan

memperjelas urutan prosedural penelitian ini

Gambar 3 1 Prosedur Penelitian

51

Selanjutnya akan digambarkan durasi proses dari ke delapan tahapan

dalam penelitian ini beserta kegiatan strukturalnya pada tabel 31

Tabel 3 1 Waktu Penelitian

No Tahapan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1 Kajian Pustaka

2 Pengembangan Model

3 Perancangan Penelitian

4 Pembuatan Instrumen

5 Pengumpulan Data

6 Analisis Data

7 Interpretasi

8 Pembuatan Laporan

33 Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel pada penelitian ini ialah para pengguna SIA Accurate versi 5

di beberapa perusahaan Jakarta yang pernah menggunakan sistem ini tanpa dibatasi

lamanya waktu penggunaan Tahap pertama peneliti mengambil teknik sampling

melalui purposive sampling yang dilakukan untuk memilih bagian dari populasi

dimana kriteria yang dipilih adalah pengguna yang memiliki pengalaman dalam

menggunakan SIA Accurate Selanjutnya peneliti menentukan jumlah responden

berdasarkan teori dengan pertimbangan jumlah populasi keterbatasan waktu dan

biaya maka dari itu peneliti mengkerucutkan daerah penelitian pada Jakarta Selatan

Jakarta Timur Jakarta Barat Dari 15 perusahaan yang menggunakan SIA Accurate

dan dijadikan target sampel penelitian 4 diantaranya menerima permohonan

penelitian yang diajukan dan 11 perusahaan lainnya menolak Dengan perkiraan

responden yang mencapai lebih dari 100 orang hal tersebut menurut beberapa ahli

(Guritno 2011 Wong 2013) telah mencakupi sampel yang dibutuhkan dalam

Structural Equation Modeling (SEM) maka peneliti mendapatkan jumlah

responden sebanyak 125 orang

52

34 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini berupa sebuah kuesioner yang berisi lembaran surat

pengantar dari peneliti sebagai permohonan untuk pengisiannya dan lembar kedua

dan ketiga yang berisikan pertanyaaan-pertanyaan penelitian Lembar pertanyaan

penelitian ini terdiri dari tujuh pertanyaan yang ditujukan sebagai data demografi

mengenai profil responden (1) jenis kelamin (2) pendidikan terakhir (3)

pengetahuan pengguna dalam keberadaan SIA Accurate (4) pengalaman

penggunaan SIA Accurate (5) skala intensitas akses SIA Accurate (6) tingkat

kesiapan terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate (7) status responden di

perusahaan dan empat puluh empat pertanyaan ditujukan sebagai data statistik

inferensial Daftar pertanyaan lengkap penelitian dapat dilihat pada bagian

lampiran Secara khusus peneliti menggunakan lima poin skala likert dari tingkatan

ldquoSangat Tidak Setujurdquo (1) sampai ldquoSangat Setujurdquo (5) untuk pengukuran dalam

kuesioner tersebut Berikut tabel 32 indikator dan butir pertanyaan penelitian

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian

Variabel Indikator Pertanyaan

Optimism

(OPT)

Easiness Sistem bebas dari kesulitan kendala dan

masalah

Connectivity Sistem dapat mudah terhubung dengan sistem

lain

Effectiveness Sistem berjalan secara efektif

Efficiency Sistem berjalan secara efisien

Productivity Sistem berjalan secara produktif

Innovativeness

(INN)

Problem Solving Sistem merupakan alat pemecah masalah bagi

penggunanya

Independence Sistem membantu pengguna bebas dari kendali

dan pengaruh

Challenge Sistem mendukung penggunanya untuk mencapai

tujuan dalam situasi atau masalah yang sulit

Stimulation Sistem mendorong penggunanya untuk mencapai

tujuan

Competitiveness Sistem mendukung penggunanya untuk menjadi

lebih sukses daripada pesaingnya

53

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian (lanjutan)

Variabel Indikator Pertanyaan

Discomfort

(DIS)

Complexity Sistem membingungkan pengguna dalam

penggunaannya

Difficulty Sistem tidak mudah untuk digunakan

Dependence Sistem tidak bebas untuk digunakan

Lack Of Support Sistem dijalankan tanpa dukungan operasi secara

penuh

Innapropriateness Sistem tidak sesuai dengan perencanaan

pengembangannya

Insecurity

(INS)

Failure Sistem tidak berhasil dijalankan sesuai rencana

pengembangannya

Threat Sistem berada dalam kondisi yang dapat

menyebabkan bahaya

Reducing Interaction Sistem membuat penggunanya menjadi kurang

dalam berinteraksi

Distraction Sistem membuat penggunanya tidak fokus kepada

yang sebenarnya penting untuk mereka

Incredulity Sistem meragukan untuk digunakan

Information

Quality

(INQ)

Accuracy Sistem menghasilkan informasi secara akurat

Timeliness Sistem menghasilkan informasi secara tepat waktu

Completeness Sistem menghasilkan informasi secara lengkap

Consistency Sistem menghasilkan informasi secara konsisten

sepanjang operasinya

Relevance Sistem menghasilkan informasi sesuai kebutuhan

penggunanya

System

Quality

(SYQ)

Ease of Use Sistem mudah dalam penggunaannya

Maintainability Sistem mudah dalam perawatannya

Response Time Sistem mampu merespon secara cepat mengikuti

perintah yang diberikan

Fuctionality Sistem mampu melakukan semua fungsi yang

disyaratkan dalam pengembangannya

Safety Sistem aman dalam penggunaanya

Service

Quality

(SVQ)

Responsiveness Sistem memberikan layanan secara cepat

Flexibility Sistem menyediakan layanan yang fleksibel sesuai

kondisi pengguna

Security Sistem memberikan layanan yang aman

Functionality Sistem menyediakan layanan yang sesuai

persyaratan dalam pengembangannya

Extension Sistem menyediakan layanan lebih dari fungsi yang

disyaratkan

User

Satisfaction

(USF)

Efficiency Pengguna puas dengan tingkat efisiensi sistem

Effectiveness Pengguna puas dengan tingkat efektifitas sistem

Flexibility Pengguna puas dengan tingkat fleksibilitas sistem

Overall Satisfaction Pengguna puas dengan kinerja sistem

Success

Information

System

(SIS)

IS Efficiency Sistem beroperasi secara efisien

IS Effectiveness Sistem beroperasi secara efektif

User Satisfaction Sistem meningkatkan kepuasan penggunanya

Productivity Improvement Sistem meningkatkan produktivitas

Competitive Advantage Sistem meningkatkan daya saing perusahaan

54

35 Pengumpulan dan Pemrosesan Data

Proses pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti ialah menyebar kuesioner

secara langsung kepada respondenpengguna SIA Accurate Penyebaran kuesioner

dilakukan secara langsung pada beberapa perusahaan pengguna SIA Accurate di

Jakarta Prosedur awal yang dilakukan dalam kegiatan pengumpulan data adalah

perizinan yang diajukan peneliti kepada perusahaan terkait setelah disetujui proses

pengambilan data dilakukan dengan menyerahkan kuesioner kepada perwakilan

masing-masing perusahaan dan menjelaskan bagaimana cara pengisian kuesioner

tersebut Proses pengumpulan data dilakukan selama tiga bulan dibeberapa

perusahaan pengguna SIA Accurate di Jakarta Berdasarkan hasil penyebaran

kuesioner peneliti berhasil mengumpulkan 125 kuesioner secara langsung kepada

pengguna yang telah menggunakan SIA Accurate Keseluruhan kuesioner yang

diperoleh dinyatakan valid karena sesuai dengan kriteria dan dinyatakan lengkap

36 Analisis dan Interpretasi Data

Analisis data dibagi menjadi dua yaitu analisis demografis dan analisis statistis

inferensial Pertama peneliti melakukan analisis data demografis dengan

menggunakan perangkat lunak Ms Word 2016 Kedua peneliti melakukan analisis

statistis inferensial menggunakan SmartPLS versi 30 terdapat dua analisis yang

dilakukan oleh penelti dalam tahap ini yaitu analisis measurement model (outer

model) dan structural model (inner model) Measurement model (outer model)

dilakukan melalui proses pengujian validitas dan reliabilitas outer model melalui

indikator reliability internal consistency reliability convergent validity dan

55

discriminant validity Sedangkan pengujian structural model (inner model) melalui

path ceofficient (β) coefficient of determination (R2) t-test melalui metode

bootstrapping effect size (f2) predictive relevance (Q2) dan relative impact (q2)

menggunakan metode pengujian blindfolding Setelah itu untuk interpretasi hasil

peneliti mendiskusikan hasil analisis demografi responden dengan kondisi lapangan

yang berjalan dan juga menterjemahkan hasil analisis model secara statistik

kuantitatif dengan membandingkan dan mempertimbangkan sejumlah literatur

terkait sebelumnya

56

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI

41 Hasil Analisis

411 Hasil Analisis Demografis

Hasil analisis demografis dilakukan pada bagian profil responden dan untuk

menghasilkan informasi demografis terkait profil responden tingkat pendidikan

dan bagaimana responden tersebut menilai kemampuannya menggunakan

komputer

1) Jenis Kelamin

Gambar 41 memperlihatkan bahwa dari 125 data responden yang

terlibat dalam penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 70 orang (56) dan jumlah dari responden

perempuan yaitu sebanyak 55 orang (44)

Gambar 4 1 Diagram Jenis Kelamin Responden

Laki-laki

56

Perempuan

44

Laki-laki Perempuan

57

2) Pendidikan Terakhir

Gambar 42 menunjukan bahwa responden yang terlibat dalam

penelitian ini memiliki keragaman tingkat pendidikan Sebanyak 71

responden (57) merupakan lulusan S1 25 responden (20) lulusan

SLTA 23 responden (18) merupakan lulusan Diploma dan 6 responden

merupakan lulusan S2 (5)

Gambar 4 2 Diagram Pendidikan Terakhir Responden

3) Pengetahuan mengenai Keberadaan Sistem

Berdasarkan gambar 43 dari jumlah 125 responden mayoritas

sudah mengetahui mengenai keberadaan SIA Accurate yaitu sebanyak 119

responden (95) sisanya sebanyak 6 orang (5) belum mengetahui

mengenai adanya SIA Accurate

SLTA

20

Diploma

18S1

57

S2

5

SLTA Diploma S1 S2

58

Gambar 4 3 Diagram Pengetahuan Keberadaan Sistem

4) Pengalaman Penggunaan Sistem

Pengalaman responden dalam menggunakan sistem di institusi atau

perusahaan tersebut adalah lt1 tahun sebanyak 69 (55) 1-3 tahun

sebanyak 15 (12) 3-5 tahun sebanyak 16 (13) dan gt5 tahun sebanyak

25 (20 ) responden Gambar 44 menunjukan durasi pengalaman

responden dalam menggunakan SIA Accurate di penelitian ini

Gambar 4 4 Diagram Pengalaman Penggunaan Sistem

Tidak5

Iya95

Tidak Iya

lt 1 Tahun

55

1 - 3 Tahun

12

3 - 5 Tahun

13

gt 5 Tahun

20

lt 1 Tahun 1 - 3 Tahun 3 - 5 Tahun gt 5 Tahun

59

5) Skala Intensitas Penggunaan Sistem

Skala intensitas responden dalam menggunakan sistem dalam

pekerjaan di institusi atau perusahaan tersebut adalah ldquoselalurdquo sebanyak 79

responden (63) ldquoterkadangrdquo sebanyak 30 (24) ldquojarangrdquo sebanyak 16

(13) dan ldquotidak pernahrdquo sebanyak 0 (0 ) responden Gambar 45

menunjukan durasi pengalaman responden dalam menggunakan SIA

Accurate di penelitian ini

Gambar 4 5 Diagram Skala Intensitas Penggunaan Sistem

6) StatusPosisi Pekerjaan

Berdasarkan gambar 46 dapat diketahui bahwa responden pada

penelitian ini bagian marketing sebanyak 43 orang (34) dilanjutkan oleh

bagian logistik sebanyak 37 orang (30) bagian keuangan sebanyak 13

orang (11) bagian Admin sebanyak 24 orang (19) dan terakhir bagian

TI sebanyak 8 orang (6)

Selalu

63

Terkadang

24

Jarang

13

Selalu Terkadang Jarang

60

Gambar 4 6 StatusPosisi Pekerjaan

7) Kemampuan Penggunaan Komputer

Gambar 47 menunjukan penilaian responden atas kapabilitas

penggunaan komputer Hasil ini diambil berdasarkan jawaban responden

atas pertanyaan kemampuan penggunaan komputer yang memiliki pilihan

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil dan Sangat Tidak Terampil

Sebanyak 20 (16) responden menjawab ldquoSangat Terampilrdquo 87 (70)

responden menjawab ldquoTerampilrdquo dan 18 responden menjawab ldquoTidak

Terampilrdquo

Gambar 4 7 Diagram Kemampuan Penggunaan Komputer

Marketing

34

Keuangan

11Admin

19

Logistik

30

TI

6

Marketing Keuangan Admin Logistik TI

Sangat Terampil

17

Terampil

68

Tidak Terampil

15

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil

61

412 Hasil Analisis Pengukuran Model

Analisis pengukuran model (measurement model) dilakukan melalui empat tahap

pengujian seperti yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya Empat

pengujian itu adalah individual item reliability internal consistency reliability

average variance extracted dan discriminant validity (Afthanorhan 2013 Hair

2012 Ringle 2015 Subiyakto 2015 Wong 2013 Yamin 2011) Berikut ini adalah

penjelasan tentang pelaksanaan dan hasil dari empat pengujian tersebut

1) Uji Individual Item Reliabilty

Standardized loading factor menggambarkan besarnya korelasi

antara setiap item pengukuran (indikator) dengan konstruknya dengan

melihat nilai outer loading Nilai outer loading diatas 07 dapat dikatakan

baik artinya bahwa indikator tersebut dikatakan valid sebagai indikator yang

mengukur konstruk Mengacu pada standar nilai outer loading setelah

melalui pengujian pada SmartPLS 30 dengan hasil pada tabel 41 dan

gambar 48 dilakukan penghapusan pada tiga indikator yang memiliki outer

loading dibawah 07 yaitu INN1 INQ1 dan INQ2 Setelah penghapusan

ketiga indikator tersebut setelah diuji kembali menggunakan SmartPLS 30

seluruh outer loading sudah memenuhi syarat gt07Internal Consistency

dengan hasil pada tabel 42 dan gambar 49

62

Tabel 4 1 Hasil Awal Uji Loading Factor

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884

DIS2 0933

DIS3 0920

DIS4 0935

DIS5 0881

INN1 -0008

INN2 0895

INN3 0881

INN4 0888

INN5 0757

INQ1 0699

INQ2 0145

INQ3 0848

INQ4 0750

INQ5 0748

INS1 0893

INS2 0901

INS3 0915

INS4 0875

INS5 0840

OPT1 0856

OPT2 0856

OPT3 0855

OPT4 0793

OPT5 0818

SIS1 0894

SIS2 0897

SIS3 0902

SIS4 0899

SIS5 0890

SVQ1 0914

SVQ2 0907

SVQ3 0890

SVQ4 0897

SVQ5 0868

SYQ1 0903

SYQ2 0778

SYQ3 0852

SYQ4 0864

SYQ5 0882

USF1 0835

USF2 0821

USF3 0859

USF4 0779

63

Tabel 4 2 Hasil Uji Loading Factor Setelah Penghapusan Indikator

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884

DIS2 0933

DIS3 0920

DIS4 0935

DIS5 0881

INN1

INN2 0895

INN3 0881

INN4 0888

INN5 0757

INQ1

INQ2

INQ3 0848

INQ4 0750

INQ5 0748

INS1 0893

INS2 0901

INS3 0915

INS4 0875

INS5 0840

OPT1 0856

OPT2 0856

OPT3 0855

OPT4 0793

OPT5 0818

SIS1 0894

SIS2 0897

SIS3 0902

SIS4 0899

SIS5 0890

SVQ1 0914

SVQ2 0907

SVQ3 0890

SVQ4 0897

SVQ5 0868

SYQ1 0903

SYQ2 0778

SYQ3 0852

SYQ4 0864

SYQ5 0882

USF1 0835

USF2 0821

USF3 0859

USF4 0779

Keterangan

Dihapus

64

2) Uji Internal Consistency Reliability

Pengujian ini dilakukan dengan melihat hasil nilai composite

reliability (CR) dengan batas ambang di atas 07 Hasilnya dapat dilihat pada

Tabel 43 bahwa nilai CR dari semua variabel di atas 07 sehingga memenuhi

syarat dan valid untuk digunakan dalam model penelitian ini

Tabel 4 3 Hasil Uji Composite Reliability

Composite Reliability

DIS 0960

INN 0917

INQ 0852

INS 0948

OPT 0921

SIS 0953

SVQ 0953

SYQ 0933

USF 0894

3) Uji Average Variance Extracted

Pengujian convergent validity selanjutnya dilakukan dengan melihat

nilai average variance extracted (AVE) Nilai ini menggambarkan besaran

varian atau keragaman variabel manifes (indikator) yang dapat dikandung

oleh variabel laten (konstruk) Nilai AVE minimal 05 menunjukan ukuran

convergent validity yang baik Artinya variabel laten (konstruk) dapat

menjelaskan rata-rata lebih dari setengah variance dari indikator-

indikatornya Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 44 yang menunjukan bahwa

nilai AVE dari semua variabel di atas 05 sehingga memenuhi syarat untuk

digunakan

65

Tabel 4 4 Hasil Uji Average Variance Extracted (AVE)

Average Variance Extracted (AVE)

DIS 0829

INN 0735

INQ 0658

INS 0784

OPT 0699

SIS 0804

SVQ 0802

SYQ 0736

USF 0679

4) Discrimant Validity

Pengujian ini dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dengan memeriksa

cross loading pertama dilakukan dengan membandingkan korelasi indikator

dengan konstruknya dan konstruk blok lainnya Bila korelasi antara indikator

dengan konstruknya lebih tinggi dari korelasi dengan konstruk blok lainnya

hal ini menunjukkan konstruk tersebut memprediksi ukuran pada blok mereka

lebih baik dari blok lainnya Selanjutnya dengan memeriksa cross loading

Fornell-Lackerrsquos yaitu dengan membandingkannya dengan nilai akar AVE

dimana nilai akar AVE harus lebih tinggi daripada korelasi antara konstruk

dengan konstruk lainnya Hasilnya dapat dilihat pada tabel 45 dan indikator

yang diberi blok kuning pada setiap variabel memiliki nilai lebih tinggi dari

korelasi dengan konstruk blok lainnya

66

Tabel 4 5 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading)

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884 0535 0039 0723 0036 0012 0095 0033 0076

DIS2 0932 0485 0040 0766 0065 0035 0166 0143 0111

DIS3 0920 0538 0038 0739 0096 0020 0124 0066 0090

DIS4 0936 0507 0080 0784 0106 0032 0166 0117 0141

DIS5 0880 0471 -0017 0704 0016 -0057 0085 0026 0026

INN2 0551 0895 0060 0539 0068 0168 0169 0146 0209

INN3 0420 0881 0135 0408 0176 0215 0232 0225 0311

INN4 0398 0889 0060 0363 0159 0174 0248 0226 0222

INN5 0539 0757 0058 0498 0120 0164 0287 0245 0197

INQ3 0082 0179 0882 0134 0542 0351 0634 0627 0524

INQ4 -0018 0004 0809 0071 0451 0182 0489 0535 0277

INQ5 0040 0011 0736 0098 0299 0334 0224 0221 0443

INS1 0744 0492 0091 0890 0018 0075 0132 0120 0120

INS2 0734 0452 0128 0901 0006 0098 0194 0168 0190

INS3 0741 0489 0125 0915 0039 0069 0174 0151 0180

INS4 0714 0443 0130 0877 0034 0084 0164 0152 0156

INS5 0718 0452 0063 0841 -0048 0033 0050 0037 0111

OPT1 0116 0213 0431 0040 0856 0446 0636 0597 0521

OPT2 0133 0161 0479 0079 0855 0487 0703 0623 0554

OPT3 0031 0131 0529 -0043 0855 0495 0672 0635 0559

OPT4 0022 0095 0366 -0023 0793 0408 0627 0577 0431

OPT5 0031 0061 0441 0025 0818 0376 0638 0599 0420

SIS1 0095 0181 0268 0109 0460 0895 0612 0523 0700

SIS2 -0039 0150 0279 0020 0475 0898 0583 0473 0701

SIS3 0039 0215 0374 0120 0480 0901 0641 0585 0791

SIS4 0010 0193 0438 0072 0505 0899 0642 0578 0736

SIS5 -0012 0216 0275 0063 0464 0890 0617 0526 0689

SVQ1 0166 0279 0435 0182 0706 0619 0914 0837 0578

SVQ2 0085 0205 0493 0100 0733 0590 0907 0744 0611

SVQ3 0154 0249 0598 0173 0657 0675 0890 0838 0682

SVQ4 0116 0243 0532 0162 0729 0660 0897 0823 0654

SVQ5 0164 0275 0496 0173 0688 0539 0868 0759 0599

SYQ1 0142 0289 0541 0192 0682 0604 0878 0905 0597

SYQ2 0028 0173 0418 0076 0496 0383 0586 0778 0518

SYQ3 0079 0158 0464 0090 0604 0478 0708 0850 0569

SYQ4 0090 0241 0494 0185 0621 0536 0787 0867 0582

SYQ5 0084 0208 0567 0107 0687 0544 0839 0883 0563

USF1 0111 0254 0489 0129 0533 0628 0587 0599 0835

USF2 0121 0137 0408 0136 0464 0650 0512 0464 0820

USF3 0043 0275 0501 0106 0491 0732 0633 0579 0858

USF4 0103 0247 0328 0225 0483 0648 0563 0526 0781

67

Tabel 4 6 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading Fornell-Lackerrsquos)

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS 0911

INN 0552 0857

INQ 0050 0096 0811

INS 0821 0523 0129 0885

OPT 0081 0160 0541 0019 0836

SIS 0021 0214 0366 0087 0532 0897

SVQ 0153 0279 0572 0176 0785 0691 0895

SYQ 0102 0253 0583 0156 0726 0600 0894 0858

USF 0112 0280 0527 0179 0598 0808 0699 0660 0824

Tabel 46 menunjukan bahwa nilai akar AVE lebih tinggi daripada

korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya Sehingga berdasarkan hasil

pemeriksaan dua tahap cross loading diketahui bahwa tidak ada masalah dalam

uji discriminant validity

68

Gambar 4 8 Hasil Awal Analisis Outer Model

69

Gambar 4 9 Hasil Akhir Analisis Outer Model Setelah Penghapusan Indikator

70

413 Hasil Struktur Model

Analisis struktur model dilakukan melalui enam tahapan pengujian yaitu

pengujian path coefficient (β) coefficient of determination (R2) t-test

menggunakan metode bootstrapping effect size (f2) predictive relevance (1198762)

dan relative impact (1199022) (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Wong 2013 Yamin

2011) Secara grafis hasilnya dapat dilihat pada Tabel 413 Berikut adalah

penjelasan dari ke enam tahap pengujian

1) Path Coefficient (β)

Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai ambang batas yaitu di atas 01

dimana jalur (path) dapat dinyatakan memiliki pengaruh dalam model jika

hasil nilai uji path coefficient berada diatas 01 Hasilnya dari 23 jalur

hipotesis yang ada pada model penelitian ini 8 memiliki pengaruh yang tidak

signifikan dapat dilihat pada tabel 47 dan gambar hasil nilai uji path

coefficient semuanya memiliki nilai diatas 01

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient

Jalur Β

DIS -gt INQ -0271

DIS -gt SVQ -0180

DIS -gt SYQ -0273

DIS -gt USF -0159

INN -gt INQ -0030

INN -gt SVQ 0129

INN -gt SYQ 0133

INN -gt USF 0129

INQ -gt SIS -0157

71

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient (lanjutan)

Jalur β

INQ -gt USF 0160

INS -gt INQ 0356

INS -gt SVQ 0242

INS -gt SYQ 0296

INS -gt USF 0137

OPT -gt INQ 0561

OPT -gt SVQ 0774

OPT -gt SYQ 0721

OPT -gt USF 0132

SVQ -gt SIS 0437

SVQ -gt USF 0401

SYQ -gt SIS -0152

SYQ -gt USF 0075

USF -gt SIS 0686

2) Coefficient of Determination (R2)

Pengujian ini dilakukan untuk menjelaskan varian dari tiap target endogenous

variabel (variabel yang dianggap dipengaruhi oleh variabel lain dalam model)

dengan standar pengukuran sekitar 0670 sebagai kuat sekitar 0333 moderat

dan 0190 atau di bawahnya menunjukan tingkat varian yang lemah

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Wong 2013) Tabel 48

menunjukan bahwa R2 dari Information Quality (INQ) memiliki nilai 0332

R2 dari Success Information S (SIS) memiliki nilai 0708 R2 dari Service

Quality (SVQ) memiliki nilai 0658 R2 dari System Quality (SYQ) memiliki

nilai 0575 dan R2 dari User Satisfaction (USF) memiliki nilai 0536 Hal

tersebut dapat diartikan bahwa Optimism (OPT) Innovativeness (INN)

Discomfort (DIS) Insecurity (INS) menjelaskan secara moderat (332 )

varian dari INQ selanjutnya menjelaskan secara kuat (708 ) varian dari

SIS selanjutnya menjelaskan secara moderat (658 ) varian dari SVQ

selanjutnya menjelaskan secara moderat (575 ) varian dari SYQ Disisi

72

lain INQ SVQ dan SYQ menjelaskan secara moderat (536 ) varian dari

USF

Tabel 4 8 Hasil Uji Coefficient of Determination (R-Square)

Variabel Endogen R Square

INQ 0332

SIS 0708

SVQ 0658

SYQ 0575

USF 0536

3) T-test

Pengujian ini dilakukan dengan metode bootstrapping menggunakan uji two-

tailed dengan tingkat signifikansi 5 (005) untuk menguji hipotesis-

hipotesis penelitian Hipotesis tersebut akan diterima jika memiliki t-test lebih

besar dari 196 (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Wong 2013)

Adapun tingkat signifikansi lain yaitu 10 akan diterima jika memiliki t-test

165 (Hair et al 2011)

Gambar 4 10 Hasil Uji T-test

73

Gambar 410 diatas menunjukan bahwa ada 14 dari 23 hipotesis yang

diterima dan sisanya ditolak Berikut penjelasan hasil nilai t-test yang dapat

dilihat pada tabel 49

Tabel 4 9 Hasil Uji T-test

Hubungan antar Variabel

(Dependen -gt Independen) T-test

DIS -gt INQ 1929

DIS -gt SVQ 1626

DIS -gt SYQ 2181

DIS -gt USF 1518

INN -gt INQ 0254

INN -gt SVQ 1792

INN -gt SYQ 1811

INN -gt USF 1450

INQ -gt SIS 2123

INQ -gt USF 1254

INS -gt INQ 2547

INS -gt SVQ 2527

INS -gt SYQ 2668

INS -gt USF 1433

OPT -gt INQ 7128

OPT -gt SVQ 16486

OPT -gt SYQ 14434

OPT -gt USF 0993

SVQ -gt SIS 3371

SVQ -gt USF 2412

SYQ -gt SIS 1107

SYQ -gt USF 0397

USF -gt SIS 7666

4) Effect Size (f2)

Pada tahap ini dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh variabel

tertentu terhadap variabel lainnya dalam struktur model dengan nilai ambang

batas sekitar 002 untuk pengaruh kecil 015 untuk menengah dan 035 untuk

pengaruh besar Dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

74

Dimana

Nilai yang diperoleh ketika konstruk eksogen dimasukkan ke

model

Nilai yang diperoleh ketika konstruk eksogen dikeluarkan dari

model

Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 410 hasil dari pengujian terhadap 23

jalur yang ada pada penelitian ini 4 jalur memiliki pengaruh yang besar dan 19

jalur lainnya memiliki pengaruh yang kecil

Tabel 4 10 Hasil Uji Effect Size

Jalur f2

Analisis f2 R2-in R2-ex sum f2

DIS -gt INQ 0332 0310 003342 Kecil

DIS -gt SVQ 0658 0649 002735 Kecil

DIS -gt SYQ 0575 0552 005414 Kecil

DIS -gt USF 0536 0529 001439 Kecil

INN -gt INQ 0332 0332 000048 Kecil

INN -gt SVQ 0658 0647 003321 Kecil

INN -gt SYQ 0575 0536 009179 Kecil

INN -gt USF 0536 0525 002300 Kecil

INQ -gt SIS 0708 0693 004967 Kecil

INQ -gt USF 0536 0520 003377 Kecil

INS -gt INQ 0332 0293 005889 Kecil

INS -gt SVQ 0658 064 005370 Kecil

INS -gt SYQ 0575 0547 006591 Kecil

INS -gt USF 0551 0531 004359 Kecil

OPT -gt INQ 0332 0029 045428 Besar

OPT -gt SVQ 0658 0081 168985 Besar

OPT -gt SYQ 0575 0075 117652 Besar

OPT -gt USF 0536 0539 - 000715 Kecil

SVQ -gt SIS 0708 0674 011464 Kecil

SVQ -gt USF 0536 0512 005100 Kecil

SYQ -gt SIS 0708 0703 001548 Kecil

SYQ -gt USF 0536 0535 000146 Kecil

USF -gt SIS 0708 0480 077795 Besar

75

5) Predictive Relevance (1198762)

Pengujian ini dilakukan dengan metode blindfolding untuk memberikan bukti

bahwa variabel tertentu yang digunakan dalam model mempunyai keterkaitan

prediktif (predictive relevance) dengan variabel lainnya dalam model dengan

ambang batas pengukuran di atas nol sama seperti pada Tabel 411

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Wong 2013)

Tabel 4 11 Hasil Uji Predictive Relevance

Variabel Endogen Q Square

INQ 0201

SIS 0525

SVQ 0486

SYQ 0388

USF 0323

6) Relative Impact (1199022)

Pengujian ini dilakukan dengan metode blindfolding untuk mengukur relatif

pengaruh dari sebuah keterkaitan prediktif suatu variabel tertentu dengan

variabel lainnya dengan nilai ambang batas sekitar 002 untuk pengaruh kecil

015 untuk pengaruh menengahsedang dan 035 untuk pengaruh besar (Hair

et al 2012) Rumus yang digunakan untuk perhitungan 1199022 adalah sebagai

berikut

q2 = 1198762 119894119899119888119897119906119889119890 minus 1198762 119890119909119888119897119906119889119890

1minus 1198762 119894119899119888119897119906119889119890

Tabel 412 menunjukan hasil bahwa 3 jalur mempunyai nilai yang besar

1 memiliki pengaruh sedang dan 19 jalur lainnya memiliki pengaruh kecil

76

Tabel 4 12 Hasil Uji Relative Impact

Jalur q2

Analisis q2 Q2-in Q2-ex sum q2

DIS -gt INQ 0201 0187 0018 Kecil

DIS -gt SVQ 0486 0480 0012 Kecil

DIS -gt SYQ 0388 0372 0026 Kecil

DIS -gt USF 0323 0320 0004 Kecil

INN -gt INQ 0201 0202 - 0001 Kecil

INN -gt SVQ 0486 0487 - 0002 Kecil

INN -gt SYQ 0388 0380 0013 Kecil

INN -gt USF 0323 0318 0007 Kecil

INQ -gt SIS 0525 0514 0023 Kecil

INQ -gt USF 0323 0314 0013 Kecil

INS -gt INQ 0201 0176 0031 Kecil

INS -gt SVQ 0486 0472 0027 Kecil

INS -gt SYQ 0388 0369 0031 Kecil

INS -gt USF 0323 0321 0003 Kecil

OPT -gt INQ 0201 0012 0237 Menengah

OPT -gt SVQ 0486 0055 0839 Besar

OPT -gt SYQ 0388 0048 0556 Besar

OPT -gt USF 0323 0325 - 0003 Kecil

SVQ -gt SIS 0525 0499 0055 Kecil

SVQ -gt USF 0323 0312 0016 Kecil

SYQ -gt SIS 0525 0522 0006 Kecil

SYQ -gt USF 0323 0325 - 0003 Kecil

USF -gt SIS 0525 0353 0362 Besar

77

Tabel 4 13 Hasil Analisis Struktural Model

Hipotesis β t-test R2

f2 q2 Analyses

No Jalur R2-in R2-ex sum f2 Q2-in Q2-ex sum q2 β t-test R2 f2 Q2 q2

H1 OPT -gt INQ 0561 7128 0332 0332 0029 045428 0201 0012 0237 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Menengah

H2 OPT -gt SYQ 0721 14434 0575 0575 0075 117652 0388 0048 0556 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Besar

H3 OPT -gt SVQ 0774 16486 0658 0658 0081 168985 0486 0055 0839 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Besar

H4 OPT -gt USF 0132 0993 0536 0536 0539 - 000715 0323 0325 - 0003 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H5 INN -gt INQ -0030 0254 0332 0332 0332 000048 0201 0202 - 0001 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H6 INN -gt SYQ 0133 1811 0575 0575 0536 009179 0388 0380 0013 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H7 INN -gt SVQ 0129 1792 0658 0658 0647 003321 0486 0487 - 0002 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H8 INN -gt USF 0129 1450 0536 0536 0525 002300 0323 0318 0007 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H9 DIS -gt INQ -0271 1929 0332 0332 0310 003342 0201 0187 0018 Tidak Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H10 DIS -gt SYQ -0273 2181 0575 0575 0552 005414 0388 0372 0026 Tidak Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H11 DIS -gt SVQ -0180 1626 0658 0658 0649 002735 0486 0480 0012 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H12 DIS -gt USF -0159 1518 0536 0536 0529 001439 0323 0320 0004 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H13 INS -gt INQ 0356 2547 0332 0332 0293 005889 0201 0176 0031 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H14 INS -gt SYQ 0296 2668 0575 0575 0547 006591 0388 0369 0031 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H15 INS -gt SVQ 0242 2527 0658 0658 064 005370 0486 0472 0027 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H16 INS -gt USF 0137 1433 0551 0551 0531 004359 0323 0321 0003 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H17 INQ -gt USF 0160 1254 0536 0536 0520 003377 0323 0314 0013 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H18 INQ -gt SIS -0157 2123 0708 0708 0693 004967 0525 0514 0023 Tidak Signifikan Diterima Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H19 SYQ -gt USF 0075 0397 0536 0536 0535 000146 0323 0325 - 0003 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H20 SYQ -gt SIS -0152 1107 0708 0708 0703 001548 0525 0522 0006 Tidak Signifikan Ditolak Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H21 SVQ -gt USF 0401 2412 0536 0536 0512 005100 0323 0312 0016 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H22 SVQ -gt SIS 0437 3371 0708 0708 0674 011464 0525 0499 0055 Signifikan Diterima Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H23 USF -gt SIS 0686 7666 0708 0708 0480 077795 0525 0353 0362 Signifikan Diterima Kuat Besar Predictive Relevance Besar

78

42 Interpretasi Hasil dan Pembahasan

421 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Analisis Data Demografis

Berdasarkan hasil analisis informasi demografis responden peneliti melakukan

interpretasi dan mendiskusikan hasil analisisnya sebagai berikut

1) Jenis Kelamin

Gambar 41 memperlihatkan bahwa dari 125 data responden yang

terlibat dalam penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 70 orang (56) dan jumlah dari responden

perempuan yaitu sebanyak 55 orang (44)

2) Pendidikan Terakhir

Gambar 42 menunjukan bahwa responden yang terlibat dalam

penelitian ini memiliki keragaman tingkat pendidikan Sebanyak 71

responden (57) merupakan lulusan S1 25 responden (20) lulusan

SLTA 23 responden (18) merupakan lulusan Diploma dan 6 responden

merupakan lulusan S2 (5) Beragamnya tingkat pendidikan responden

akan berimplikasi terhadap variasi jawaban serta peneliti menilai bahwa

kuesioner penelitian akan mampu dipahami

3) Pengetahuan mengenai Keberadaan Sistem

Berdasarkan gambar 43 dari jumlah 125 responden mayoritas

sudah mengetahui mengenai keberadaan SIA Accurate yaitu sebanyak 119

responden (95) sisanya sebanyak 6 orang (5) belum mengetahui

mengenai adanya SIA Accurate

79

4) Pengalaman Penggunaan Sistem

Pengalaman responden dalam menggunakan sistem di institusi atau

perusahaan tersebut adalah lt1 tahun sebanyak 69 (55) 1-3 tahun

sebanyak 15 (12) 3-5 tahun sebanyak 16 (13) dan gt5 tahun sebanyak

25 (20 ) responden Gambar 44 menunjukan durasi pengalaman

responden dalam menggunakan SIA Accurate di penelitian ini

5) Skala Intensitas Penggunaan Sistem

Skala intensitas responden dalam menggunakan sistem dalam

pekerjaan di institusi atau perusahaan tersebut adalah ldquoselalurdquo sebanyak 79

responden (63) ldquoterkadangrdquo sebanyak 30 (24) ldquojarangrdquo sebanyak 16

(13) dan ldquotidak pernahrdquo sebanyak 0 (0 ) responden Gambar 45

menunjukan durasi pengalaman responden dalam menggunakan SIA

Accurate di penelitian ini

6) StatusPosisi Pekerjaan

Berdasarkan gambar 46 dapat diketahui bahwa responden pada

penelitian ini bagian marketing sebanyak 43 orang (34) dilanjutkan oleh

bagian logistik sebanyak 37 orang (30) bagian keuangan sebanyak 13

orang (11) bagian Admin sebanyak 24 orang (19) dan terakhir bagian

TI sebanyak 8 orang (6)

7) Kemampuan Penggunaan Komputer

Gambar 47 menunjukan penilaian responden atas kapabilitas

penggunaan komputer Hasil ini diambil berdasarkan jawaban responden

atas pertanyaan kemampuan penggunaan komputer yang memiliki pilihan

80

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil dan Sangat Tidak Terampil

Sebanyak 20 (16) responden menjawab ldquoSangat Terampilrdquo 87 (70)

responden menjawab ldquoTerampilrdquo dan 18 responden menjawab ldquoTidak

Terampilrdquo Hal tersebut menandakan bahwa kemampuan responden sudah

cukup baik dalam menggunakan komputer Peneliti memperkirakan hal ini

berkaitan dengan mayoritas responden berusia dibawa 30 tahun yang

popular disebut dengan generasi Y (Anantatmula 2012) yang dianggap

telah terbiasa dengan penggunaan teknologi informasi

422 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Pengukuran Model

Berdasarkan hasil analisis model pengukuran ada beberapa poin penting

yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut

1) Hasil akhir dari analisis telah menunjukan bahwa pengukuran model dari

model penelitian ini telah memenuhi syarat dan memiliki karakteristik yang

baik sehingga layak untuk dilanjutkan ke tahap analisis struktur model untuk

menguji inner model

2) Terdapat tiga indikator yang memiliki nilai outer loading dibawah 07 yaitu

INN1 INQ1 dan INQ2 Namun hal tersebut masih dapat ditoleransi dengan

melihat nilai composite reliability diatas 07

Peneliti beranggapan bahwa hal-hal pada poin dua disebabkan karena

pertimbangan waktu kerja para responden menyebabkan proses pengisian

kuesioner yang tidak didampingi langsung oleh peneliti sehingga memungkinkan

adanya pemaknaan pertanyaan yang tidak tepat Terkait dengan hal ini meskipun

pembuatan instrumen dan penjelasan awal kepada beberapa pihak yang mewakili

81

penerimaan kuesioner penelititan pada setiap perusahaan dalam penelitian ini telah

dilakukan dengan sebaik mungkin hal-hal di luar rencana dan kendali tidak dapat

dihindari khususnya saat pelaksanaan penelitian di lapangan

423 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Struktural Model

Bagian ini akan memaparkan interpretasi dan diskusi berdasarkan hasil dari enam

tahap analisis struktur model yaitu path coefficient (β) coefficient of determination

(R2) t-test menggunakan metode bootstrapping effect size (f2) predictive relevance

(1198762) dan relative impact (1199022) Berikut adalah pemaparan yang dilakukan dengan

mengikuti pertanyaan-pertanyaan penelitian dan hipotesis-hipotesis yang telah

dirumuskan sebelumnya

H1 Apakah Optimisme (Optimism) berpengaruh secara signifikan terhadap

Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

pertama (H1) diterima Artinya Optimisme (Optimism) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0561 Dilihat dari nilai f2 hipotesis OPTrarrINQ memiliki pengaruh

besar tetapi q2 pengaruh yang menengah serta memiliki nilai yang lemah dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT yang terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

82

ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel OPT tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap INQ

H2 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kualitas Sistem

(System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua (H2) diterima Artinya Optimisme (Optimsm) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality) dengan nilai path coefficient

(β) 0721 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis OPTrarrSYQ memiliki pengaruh yang

besar serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of determination (R2)

Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output

(Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang

menyatakan variabel OPT memiliki nilai signifikan terhadap SYQ dan juga terdapat

pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H3 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tiga (H3) diterima Artinya Optimisme (Optimsm) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0774 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis OPTrarrSVQ memiliki

83

pengaruh yang besar serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of

determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model

input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti 2017

Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT memiliki nilai signifikan terhadap

SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini

memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output

H4 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kepuasan

Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-empat (H4) tidak diterima Artinya Optimisme (Optimsm) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

walaupun nilai path coefficient (β) 0132 Dilihat dari nilai f2 dan coefficient of

determination (R2) hipotesis OPTrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta

memiliki nilai yang cukup dilihat dari q2 Hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT memiliki nilai

signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada dimensi input dalam model

penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

84

H5 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh secara signifikan terhadap

Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-lima (H5) tidak diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

dengan nilai path coefficient (β) -0030 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INNrarrINQ memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang kecil dilihat

dari coefficient of determination (R2) Hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN memiliki nilai

signifikan terhadap INQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model

penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H6 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-enam (H6) diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality) dengan nilai path coefficient

(β) 0133 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrSYQ memiliki pengaruh

tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient

of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model

input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017)

85

yang menyatakan variabel INN terdapat pada dimensi input dalam model penelitian

ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output Namun

hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Gusti (2017) yang menyatakan

variabel INN tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap SYQ

H7 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tujuh (H7) diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0129 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrSVQ memiliki

pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti

2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN memiliki nilai signifikan

terhadap SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini

memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output

H8 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kepuasan

Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-delapan (H8) tidak diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) dengan

86

nilai path coefficient (β) 0129 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrUSF

memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Gusti (2017) bahwa variabel INN tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

ataupun output

H9 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif secara

signifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sembilan (H9) diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information

Quality) dengan nilai path coefficient (β) -0271 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai

dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan

peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS yang

terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak

87

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan

variabel DIS tidak memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap INQ

H10 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kualitas Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sepuluh (H10) diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

dengan nilai path coefficient (β) -0273 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

DISrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap SYQ

H11 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kualitas Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sebelas (H11) tidak diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service

88

Quality) dengan nilai path coefficient (β) -0180 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrSVQ memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup

dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap SVQ Namun hasil ini tidak

sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis

1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS

yang terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H12 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua belas (H12) tidak diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User

Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) -0159 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup

dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak

sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis

1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS

89

yang terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H13 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tiga belas (H13) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information

Quality) dengan nilai path coefficient (β) 0356 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap INQ dan juga terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output

H14 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-empat belas (H14) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

dengan nilai path coefficient (β) 0296 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrSYQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

90

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki nilai signifikan terhadap SYQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam

model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H15 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-lima belas (H15) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality)

dengan nilai path coefficient (β) 0296 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrSVQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki nilai signifikan terhadap SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam

model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H16 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

91

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-enam belas (H16) tidak diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap User Satisfaction dengan nilai

path coefficient (β) 0137 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INSrarrUSF memiliki

pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of

determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel INS tidak memiliki pengaruh negatif

yang signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS yang terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

ataupun output

H17 Apakah Kualitas Informasi (Information Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tujuh belas (H17) tidak diterima Artinya Kualitas Informasi (Information

Quality) tidak memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna

(User Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) 0160 Dilihat dari nilai f2 dan

q2 hipotesis SYQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini tidak sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti2017 Hudin et al 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan

92

variabel INQ memiliki nilai signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output

H18 Apakah Kualitas Informasi (Information Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-delapan belas (H18) diterima Artinya Kualitas Informasi (Information Quality)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) -0157 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis INQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INQ terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Gusti

(2017) bahwa INQ tidak memiliki pengaruh terhadap SIS

H19 Apakah Kualitas Sistem (System Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sembilan belas (H19) tidak diterima Artinya Kualitas Sistem (System Quality)

93

tidak memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User

Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) 0075 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis SYQrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

penelitian Gusti (2017) yang menyatakan bahwa variabel SYQ tidak berpengaruh

signifikan terdap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Hudin

et al 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SYQ yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output

H20 Apakah Kualitas Sistem (System Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh (H20) tidak diterima Artinya Kualitas Sistem (System Quality) tidak

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) -0152 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis SYQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai

dengan penelitian Gusti (2017) yang menyatakan bahwa variabel SYQ tidak

berpengaruh signifikan terhadap SIS Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

94

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SYQ yang terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output

H21 Apakah Kualitas Layanan (Service Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis ke-dua

puluh satu (H21) diterima Artinya Kualitas Layanan (Service Quality) memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) dengan

nilai path coefficient (β) 0401 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis SVQrarrUSF

memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti

2017 Hudin etal 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SVQ

berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada dimensi

process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi

output

H22 Apakah Kualitas Layanan (Service Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh dua (H22) diterima Artinya Kualitas Layanan (Service Quality)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

95

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) 0437 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis SVQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SVQ yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel SVQ tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap SIS

H23 Apakah Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) berpengaruh signifikan

terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh tiga (H23) diterima Artinya Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) 0686 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis USFrarrSIS memiliki pengaruh yang besar serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel USF

memiliki pengaruh signifikan terhadap SIS dan juga terdapat pada dimensi process

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi output

96

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan peneliti berikut adalah kesimpulan penting pada

penelitian ini

1) Telah dilakukan pengukuran tentang tingkat kesiapan pengguna dalam

keberhasian penerapan SIA Accurate dan faktor apa saja yang

mempengaruhi keberhasilan SIA Accurate dalam perspektif pengguna

sistem di beberapa perusahaan jakarta

2) Adanya penghapusan 3 indikator dari 44 indikator pada penelitian ini

adapun indikator yang dihapus antara lain INN1 INQ1 dan INQ2 Dari

hasil ini peneliti beranggapan penghapusan indikator terjadi dikarenakan

kurang tepatnya item instrument pada penelitian yang dilakukan

3) Tidak diterimanya 9 dari 23 hipotesis yaitu OPTrarrUSF INNrarrINQ

INNrarrUSF DISrarrSVQ DISrarrUSF INSrarrUSF INQrarrUSF SYQrarrUSF

dan SYQrarrSIS Perbedaan hasil temuan penelitian ini dengan penelitian

terdahulu dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah adanya

perbedaan objek sampel dan instrumen penelitian

4) Diterimanya 14 hipotesis yaitu OPTrarrINQ OPTrarrSYQ OPTrarrSVQ

INNrarrSYQ INNrarrSVQ DISrarrINQ DISrarrSYQ INSrarrINQ INSrarrSYQ

INSrarrSVQ INQrarrSIS SVQrarrUSF SVQrarrSIS USFrarrSIS Sehingga

dapat dilihat bahwa di beberapa perusahaan Jakarta terdapat beberapa

97

pengaruh yang terjadi antara kesiapan pengguna dalam menggunakan

sistem informasi terhadap keberhasilan sistem yaitu sebagai berikut

a Optimism (OPT) berpengaruh terhadap Information Quality (INQ) System

Quality (SYQ) dan Service Quality (SVQ) sehingga akan menjadi faktor

pendorong Success Information System (SIS)

b Innovativeness (INN) berpengaruh terhadap System Quality (SYQ) dan

Service Quality (SVQ) sehingga akan menjadi faktor pendorong Success

Information System (SIS)

c Discomfort (DIS) memiliki pengaruh negatif terhadap Information Quality

(INQ) dan System Quality (SYQ) Hal tersebut akan menjadi faktor

penghambat dalam Success Information System (SIS)

d Insecurty (INS) memiliki pengaruh negatif terhadap Information Quality

(INQ) System Quality (SYQ) dan Service Quality (SVQ) Hal tersebut akan

menjadi faktor penghambat dalam Success Information System (SIS)

e Information Quality (INQ) memiliki pengaruh terhadap Success

Information System (SIS)

f Service Quality (SVQ) memiliki pengaruh terhadap User Satisfaction (USF)

serta Success Information System (SIS)

g User Satisfaction (USF) memiliki pengaruh terhadap Success Information

System (SIS)

98

52 Saran

Bagian ini berisikan saran yang berkaitan langsung dengan temuan penelitian

sebagai pertimbangan praktis bagi pihak-pihak yang memiliki ketertarikan untuk

tindak lanjut penelitian selanjutnya

1) Berdasarkan batasan metode dan hasil penelitian peneliti memberikan

saran bagi para mahasiswa dan peneliti selanjutnya (khususnya yang tertarik

pada kajian sejenis) diharapkan dapat meninjau kembali dan memperhatikan

hal-hal berikut

a Penelitian ini memiliki keterbatasan cakupan wilayah perusahaan di

Jakarta Penelitian yang akan datang diharapkan akan mampu

mencakup wilayah yang lebih luas sehingga akan memperkaya jumlah

responden yang terlibat dan mampu memberikan hasil yang lebih

akurat

b Terkait dengan hasil analisis dan interpretasi data penelitian yang akan

datang diharapkan mampu melakukan pengelompokan analisis

berdasarkan posisi jabatan sehingga akan mampu memberikan hasil

interpretasi dari berbagai prespektif responden yang terlibat

2) Diharapkan bagi para pengguna SIA Accurate di seluruh sektor perusahaan

agar dapat memperhatikan pandangan optimisme pemikiran inovatif rasa

ketidaknyamanan rasa ketidakamanan kualitas informasi kualitas sistem

kualitas pelayanan serta kepuasan pengguna sistem yang diterima oleh

sumber daya manusia di masing-masing perusahaan karena hal-hal tersebut

menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan sistem informasi

99

Pihak-pihak manajerial alangkah baiknya agar dapat menciptakan strategi

pengimplementasian sistem informasi seperti memberikan training dan

evaluasi kepada stafnya setelah menggunakan sistem dengan upaya

meningkatkan pandangan optimisme pemikiran inovatif kualitas informasi

kualitas sistem kualitas pelayanan juga kepuasan pengguna sistem dalam

keberhasilan penerapan sistem informasi

Daftar Pustaka

Afthanorhan B W amp Asyraf W M (2013) A comparison of partial least square

structural equation modeling (PLS-SEM) and covariance based structural

equation modeling (CB-SEM) for confirmatory factor analysis International

Journal of Engineering Science and Innovative Technology (IJESIT) 2(5)

198ndash205

Arvidsson V Holmstroumlm J amp Lyytinen K (2014) Information systems use as

strategy practice A multi-dimensional view of strategic information system

implementation and use Journal of Strategic Information Systems 23(1) 45ndash

61 httpsdoiorg101016jjsis201401004

Creswell J W (2017) Research Design Qualitative Quantitative and Mixed

Method Aproaches SAGE Publications 203ndash223

httpsdoiorg1041359781849208956

Davis J R Alderman C W amp Robinson L A (1990) Accounting Information

Systems A Cycle Approach Wiley 3 edition (February 1990)

Davis W S amp Yen D C (1998) The Information System Consultantrsquos

Handbook Systems Analysis and Design CRC Press

Dawes J (2008) Do data characteristics change according to the number of scale

points use And experiment using 5 point 7 point and 10 point scales

International Journal of Market Research 50(1) 1ndash20 httpsdoiorgArticle

Delone W H amp McLean E R (2003) The DeLone and McLean model of

information systems success A ten-year update Journal of Management

Information Systems 19(4) 9ndash30 Retrieved from

httpmesharpemetapresscomindexpeqdjk46vy52v4q6pdf

Djamarah S B amp Zain A (2010) Strategi Belajar Mengajar (Rineka Cipta Ed)

Jakarta

Florestiyanto M Y (2012) Evaluasi Kesiapan Pengguna Dalam Adopsi Sistem

Informasi Terintegrasi Di Bidang Keuangan Menggunakan Metode

Technology Rediness Index Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF)

1(4) 288ndash296

Ghozali I (2011) Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS19 (Edisi

Keli) Semarang Universitas Diponogoro

Ghozali I amp Hengky L (2015) Partial Least Squares Konsep Teknik dan

Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 30 Untuk Penelitian Empiris

Semarang Badan Penerbit UNDIP

Guritno S amp Sudaryono R (2011) Theory and Application of IT Research

Metodologi Penelitian Teknologi Informasi Yogyakarta Andi

101

Gusti G (2017) Ubiquitous Computing Di Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Hadi S (2016) Statistik Jakarta Pustaka Pelajar

Hair J F Sarstedt M Ringle C M amp Mena J A (2012) An assessment of the

use of partial least squares structural equation modeling in marketing research

Journal of the Academy of Marketing Science 40(3) 414ndash433

Hamalik O (2008) Kurikulum dan Pembelajaran Jakarta Sinar Grafika

Howsawi E M Eager D amp Bagia R (2011) Understanding project success

The four-level project success framework IEEE International Conference on

Industrial Engineering and Engineering Management 620ndash624

httpsdoiorg101109IEEM20116117991

Hudin J M amp Riana D (2016) Kajian Keberhasilan Penggunaan Sistem

Informasi Accurate Dengan Menggunakan Model Kesuksesan Sistem

Informasi Delon Dan Mclean Jurnal Sistem Informasi (Journal Of

Information Systems) 12(1) 1ndash8

HttpsDoiOrgHttpDxDoiOrg1021609JsiV13i1500

Jogiyanto (2007) Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi Yogyakarta

Andi

Kadir A (2014) Pengenalan Sistem Informasi (Edisi Revisi) Yogyakarta Andi

Offest

Koloay L P Morasa J amp Elim I (2014) Peranan Sistem Informasi Akuntansi

Dalam Efektifitas Pelaporan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Pada

Pt Pos Indonesia (Persero) Manado Universitas Sam Ratulangi Manado 2(3)

254ndash265

Lazuardi L I (2017) Pengaruh Kesiapan Penerimaan Pengguna Terhadap

Penerapan Sistem Informasi diantara Lembaga Keuangan Mikro Syariah Uin

Syarif Hidayatullah

McLeod L amp MacDonell S G (2011) Factors that affect software systems

development project outcomes ACM Computing Surveys 43(4) 24ndash56

httpsdoiorg10114519788021978803

Pambudi S A (2015) Analisis Kesiapan Pengguna Sistem Informasi Akademik

Semnasteknomedia Online 3(1) 2-1ndash127

Parasuraman A (2000) Technology Readiness Index (TRI) A Multiple-item Scale

to Measure Readiness Embrace New Technologies Journal of Service

Reasearch 2(4)

Parasuraman A amp Colby C L (2015) An Updated and Streamlined Technology

Readiness Index TRI 20 Journal of Service Research 18(1) 59ndash74

httpsdoiorg1011771094670514539730

Patel C J Gali V S Patel D V amp Parmar R D (2011) The effects of

102

information and communication technologies ( ICTs ) on higher education 

From objectivism to social constructivism Journal of Vocational and

Technical Educatio 3(November) 113ndash120 Retrieved from

httpwwwacademicjournalsorgijvtePDFPdf2011NovPatel et

alpdf5CnhttpwwwacademicjournalsorgIJVTE

Puspitawati L amp Anggadini S D (2011) Sistem Informasi Akuntansi

Yogyakarta Graha Ilmu

Ringle C M Silva D da amp Bido D (2015) Structural equation modeling with

the SmartPLS

Romney M B amp Steinbart P J (2012) Accounting Information Systems (12th

Edition) Accounting Information System 1ndash67

Rusmana Ni Y (2015) Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Dana Bantuan

Pada Kecamatan Arjosari Jurnal Speed 7(2) 38ndash41 Retrieved from

httpspeedwebidejournalindexphpSpeedarticleview89

Santoso S (2011) Elex Structural Equation Modeling (SEM) Konsep dan Apllikasi

dengan AMOS 18 Jakarta PT Elex Media Komputindo Kompas Gramedia

Sarstedt M Ringle C M amp Hair J F (2017) Partial Least Squares Structural

Equation Modeling Springer International Publishing AG 2017 C Homburg

et Al (Eds) Handbook of Market Research Retrieved from

httpsdoiorg101007978-3-319-05542-8_15-

Setiawan A B (2016) Evaluasi Kepuasan Pengguna Sistem Aplikasi Surat

Keterangan Tinggal Sementara Online (SKTS) dengan Menggunakan Metode

End-User Computing Satisfaction Surabaya Skripsi Universitas Airlangga

Sheu M amp Kim H (2008) User Readiness for IS Development An Examination

of 50 Cases Systems Research and Behavioral Science 8(3) 27ndash42

httpsdoiorg101002sres

Siregar S (2013) Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi

dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS versi 17 Jakarta Bumi

Aksara

Slameto (2010) Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rineka Cipta

Subiyakto A (2017) Development of the Readiness and Success Model for

Assessing the Information System Integration The author version of the

presented paper ( In publishing ) Development of the Readiness and Success

Model for Assessing the Information System Integration In International

Conference on Science and Technology (ICOSAT) Jakarta

Subiyakto A amp Ahlan A R (2014) Implementation of Input-Process-Output

Model for Measuring Information System Project Success TELKOMNIKA

Indonesian Journal of Electrical Engineering 12(7) 5603ndash5612

103

httpsdoiorghttpdoiorg1011591ijeecsv12i7pp5603-5612

Subiyakto A Ahlan A R Kartiwi M amp Sukmana H T (2015) Influences of

the Input Factors towards Success of An Information System Project

TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and Control)

13(2) 686 httpsdoiorg1012928telkomnikav13i21323

Subiyakto A Ahlan A R Putra S J amp Kartiwi M (2015) Validation of

Information System Project Success Model A Focus Group Study SAGE

Open 5(2) 1ndash14 httpsdoiorg1011772158244015581650

Subiyakto A Ahlan A R Kartiwi M amp Sukmana H T (2015) Measurement

of Information System Project Success Based on Perceptions of the Internal

Stakeholders International Journal of Electrical and Computer Engineering

(IJECE) 5(2) 271-279 Sugiyono (2011) Metode Penelitian Kuantitatif

Kualitatif dan RampD Bandung CV Alfabeta

Sutabri T (2004) Analisis Sistem Informasi Jakarta CVAndi Offset

Tjahjanadi N Y amp Sarosa S (nd) Evaluasi Net Benefit Sistem Informasi

Akutansi Pada Software Akutansi Accurate dan Zahir Menurut Model Delone

amp Mclean 2003 240

Wong K K K (2013) Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-

SEM) Techniques Using SmartPLS Marketing Bulletin 24(1) 1ndash32

httpsdoiorg101108EBR-10-2013-0128

Yamin S amp Kurniawan H (2011) Generasi Baru Mengolah Data Penelitian

dengan Partial Least Square Path Modeling  Aplikasi dengan software

XLSTAT SmartPLS dan Visual PLS Edisi 1 Jakarta Salemaba Infotek

Yunita I (2017) Pengukuran Kepuasan Pengguna terhadap Tulis (Technology Uin

Library Information System) pada Pusat Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN

Page 8: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkah rahmat dan

hidayah-Nya yang sungguh melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul ldquoKesiapan Keberhasilan Penerapan Sistem Informasi

Akuntansi Accurate Berdasarkan Persepsi Penggunanyardquo dengan baik Shalawat

serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW

beserta keluarga sahabat serta para pengikutnya hinga akhir zaman

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan berbagai pihak Oleh karena itu perkenankanlah penulis untuk dapat

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

1 Bapak Dr Agus Salim SAg MSi selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

2 Ibu Nia Kumaladewi MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi dan Ibu Meinarini Catur Utami MT selaku

Sekretaris Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi

3 Bapak Arsquoang Subiyakto MKom sebagai Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama proses

penyelesaian skripsi ini Terima kasih banyak untuk seluruh waktu tenaga

kesediaan menjawab setiap pertanyaan penulis dan senantiasa memberikan

dukungan moril serta membagikan banyak pengetahuan agar penulis bisa

menyelesaikan skripsi ini dengan baik

viii

4 Ibu Nur Aeni Hidayah MMSI sebagai Dosen Pembimbing II yang selalu

ada setiap saat tidak pernah lelah menyemangati penulis mengingatkan

penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini Terima kasih atas

kesabarannya dalam membimbing penulis selalu memberi masukkan yang

positif arahan yang jelas sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini

dengan baik

5 Seluruh Dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah membagikan

ilmunya kepada penulis selama proses perkuliahan

6 Kedua orang tua penulis Bapak Arifin Adam dan Ibu Sri Mulyati Terima

kasih untuk mama dan papa yang telah membesarkan dan mendidik penulis

dari lahir hingga saat ini terima kasih untuk seluruh cinta dan kasih yang

mama dan papa berikan untukku Terima kasih untuk doa-doa yang selalu

mengiri langkahku disegala cuaca saat senang maupun sedih

7 Adikku tersayang Laristi Lahun Laiyla Terima kasih telah mengisi hari-

hari penulis sehingga penulis tidak pernah merasa kesepian semoga kalian

akan selalu menjadi saudara dan sahabat terbaik yang mengiri langkah

penulis kedepannya

8 Sahabatku Dwi Rizki Sabarkhah Terima kasih karena telah menerima

penulis apa adanya selalu ada setiap saat dan memberikan pengaruh yang

positif tidak pernah bosan mendengar keluh kesah penulis Terima kasih

juga untuk teman-teman Nia Amel Fira Ana serta grup NASGOR GX

PEDES yang selalu menghibur penulis dengan canda dan tawanya

ix

x

DAFTAR ISI

COVER i

LEMBAR PERSETUJUAN Error Bookmark not defined

LEMBAR PENGESAHAN Error Bookmark not defined

LEMBAR PERNYATAAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR TABEL xiv

BAB I PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Identifikasi Masalah 6

13 Rumusan Masalah 6

14 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah 7

15 Tujuan dan Sasaran Penelitian 7

16 Manfaat Penelitian 8

17 Metodologi Penelitian 9

18 Model Penelitian 9

19 Pertanyaan Penelitian 10

110 Sistematika Penulisan 11

BAB II LANDASAN TEORI 2

21 Definisi Kesiapan 2

22 Definisi Keberhasilan 2

23 Definisi Pengguna Sistem 3

24 Definisi Sistem Informasi 5

25 Definisi Sistem Informasi Akuntansi 5

26 Sistem Informasi Akuntansi Accurate 7

261 SIA Accurate versi 5 8

262 Modul SIA Accurate versi 5 9

263 Kelebihan SIA Accurate versi 5 dengan versi sebelumnya 11

264 Kekurangan SIA Accurate versi 5 12

xi

27 Konsep Dasar Kesiapan Teknologi (Technology Readiness) 13

28 Konsep Dasar Keberhasilan Sistem Informasi (Success SI) 14

29 Populasi Dan Sampel 18

291 Teknik Sampling 19

292 Teknik Menentukan Ukuran Sampel 21

210 Teknik Pengumpulan Data 22

211 Skala Likert 23

212 PLS-SEM 24

211 Model yang Diadopsi 28

2111 Model IPO Logic 32

2112 Model Kesiapan Teknologi (Technology Readiness) 33

2113 Model Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information) 37

212 Penelitian Sejenis 43

213 Pengembangan Hipotesis 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 49

31 Pendekatan Penelitian 49

32 Prosedur Penelitian 50

33 Populasi dan Sampel 51

34 Instrumen Penelitian 52

35 Pengumpulan dan Pemrosesan Data 54

36 Analisis dan Interpretasi Data 54

BAB IV HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI 56

41 Hasil Analisis 56

411 Hasil Analisis Demografis 56

412 Hasil Analisis Pengukuran Model 61

413 Hasil Struktur Model 70

42 Interpretasi Hasil dan Pembahasan 78

421 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Analisis Data Demografis 78

422 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Pengukuran Model 80

423 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Struktural Model 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 96

51 Kesimpulan 96

xii

52 Saran 98

Daftar Pustaka 100

LAMPIRAN 114

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 1 Model Penelitian 10

Gambar 2 1 Model Pengukuran Keberhasilan Proyek SI 17

Gambar 2 2 Revisi Model 18

Gambar 2 3 IPO LOGIC 32

Gambar 2 4 Model TRI 20 33

Gambar 2 5 Model Keberhasilan SI 37

Gambar 2 6 Model Keberhasilan SI 42

Gambar 3 1 Prosedur Penelitian 50

Gambar 4 1 Diagram Jenis Kelamin Responden 56

Gambar 4 2 Diagram Pendidikan Terakhir Responden 57

Gambar 4 3 Diagram Pengetahuan Keberadaan Sistem 58

Gambar 4 4 Diagram Pengalaman Penggunaan Sistem 58

Gambar 4 5 Diagram Skala Intensitas Penggunaan Sistem 59

Gambar 4 6 StatusPosisi Pekerjaan 60

Gambar 4 7 Diagram Kemampuan Penggunaan Komputer 60

Gambar 4 8 Hasil Awal Analisis Outer Model 68

Gambar 4 9 Hasil Akhir Analisis Outer Model Setelah Penghapusan Indikator 69

Gambar 4 10 Hasil Uji T-test 72

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2 1 Perbedaan Varian Accurate 5 9

Tabel 2 2 Variabel TRI dan Keberhasilan SI 29

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI 29

Tabel 3 1 Waktu Penelitian 51

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian 52

Tabel 4 1 Hasil Awal Uji Loading Factor 62

Tabel 4 2 Hasil Uji Loading Factor Setelah Penghapusan Indikator 63

Tabel 4 3 Hasil Uji Composite Reliability 64

Tabel 4 4 Hasil Uji Average Variance Extracted (AVE) 65

Tabel 4 5 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading) 66

Tabel 4 6 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading Fornell-Lackerrsquos) 67

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient 70

Tabel 4 8 Hasil Uji Coefficient of Determination (R-Square) 72

Tabel 4 9 Hasil Uji T-test 73

Tabel 4 10 Hasil Uji Effect Size 74

Tabel 4 11 Hasil Uji Predictive Relevance 75

Tabel 4 12 Hasil Uji Relative Impact 76

Tabel 4 13 Hasil Analisis Struktural Model 77

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Saat ini peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) khususnya SI telah

sering sekali kita gunakan dalam kegiatan sehari-hari Sutabri (2012) menyatakan

bahwa SI tidak lagi dipandang hanya sebagai pelengkap tetapi sudah menjadi

pendukung utama dalam proses bisnis yang ada pada suatu organisasi Oleh karena

itu Peranan TIK dapat berkontribusi pada perubahan cara manusia dalam bekerja

dan berinteraksi di bidangnya (Patel Gali Patel amp Parmar 2011)

Sistem informasi Akuntansi (SIA) adalah suatu sistem yang mengumpulkan

merekam menyimpan dan mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi para

pembuat keputusan (Romney amp Steinbart 2012) Pemanfaatan SIA dalam industri

keuangan telah meningkat di segala bidang dan telah mengubah tatanan sistem

keuangan modern Dengan menggunakan teknologi SI terbukti dapat menekan

biaya menciptakan proses kerja yang lebih cepat dan efisien serta menawarkan

tingkat fleksbilitas yang tinggi (Arvidsson Holmstroumlm amp Lyytinen 2014) Salah

satu contoh SIA adalah SIA Accurate Penggunaan SIA Accurate sesuai dengan

salah satu tujuan utama SI yaitu untuk menyajikan informasi sebagai pendukung

pengambilan keputusan perencanaan pengendalian dan perbaikan selanjutnya

(Puspitawati amp Anggadini 2011)

Accurate adalah merupakan salah satu programsoftware SIA buatan putra-

putri bangsa Pengembang sistemnya (developer system) adalah CPSSoft (PT Cipta

2

Piranti Sejahtera) dan CPSSoft tidak melayani penjualan mereka fokus di

pengembangan program dan administrasi Berbagai perusahaan hampir di seluruh

indonesia telah menggunakan SIA Accurate dari tahun 1998 hingga sekarang

Karena SIA Accurate merupakan produk lokal yang sesuai dengan Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Perpajakan di Indonesia SIA Accurate

ini merupakan salah satu program pembukuan perusahaan dalam bentuk paket

modul lengkap siap pakai yang terdiri dari General Ledger CashBank Inventory

Purchase Sales Fixed Asset dan tersedia untuk varian project dan manufaktur

yang bisa diaplikasikan di berbagai jenis dan skala usaha kecil menengah bagi

perusahaan baik yang bergerak di bidang trading distribusi service atau

manufaktur dan lain sebagainya SIA Accurate ini menyediakan layanan dengan

menggunakan Bahasa Indonesia sehingga penggunaan sistem ini akan mudah

dipahami oleh masyarakat Indonesia

Menurut Parasuraman dalam Lazuardi (2017) menyatakan bahwa setiap

orang bisa menjadi pengguna teknologi informasi (TI) atau SI namun cara

mengimplementasikannya tergantung pada derajat kesiapan seseorang dalam

menerima teknologi atau sistem tersebut Dan langkah pertama yang harus

dilakukan dalam implementasi teknologi adalah mengetahui kesiapan pengguna

dalam menerima teknologi tersebut (Parasuraman amp Colby 2015) Adanya

pengidentifikasian akan faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna

dalam pengadopsian teknologi penting agar tujuan dari adopsi teknologi dapat

tercapai dan lebih bermanfaat (Noprianto et al 2017)

3

Hasil observasi peneliti dalam penerapan SIA Accurate menemukan beberapa

masalah dari sisi pengguna dan juga kelemahan dari SIA Accurate itu sendiri

Seperti mesin pencarian SIA Accurate tidak dapat mendeteksi keyword secara

keseluruhan kalimat hanya dapat mendeteksi kata pertama dalam kalimat Contoh

lainnya adalah output atau laporan yang dihasilkan terkadang tidak sesuai dengan

filter yang telah diatur oleh pengguna Oleh karena itu para pengguna yang

menggunakan SIA Accurate masih mengalami kesulitan dalam mempelajari

halkasus baru lainnya Beberapa pengguna yang malas belajar tidak dapat

memanfaatkan sistem secara baik sehingga mengakibatkan pengguna menunda

pekerjaannya dengan menggunakan sistem atau cara lama kemudian meminta

bantuan penggunauser lainnya yang lebih mengerti untuk memindahkannya ke

SIA Accurate Melihat kasus diatas tingkat kesiapan pengguna dalam

menggunakan SIA Accurate ini mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam

menerapkan teknologi atau sistem baru

Selain itu belum pernah dilakukan pengujian keberhasilan penerapan SIA

Accurate dari persepsi kesiapan pengguna sehingga studi penelitian ini akan

menguji tingkat keberhasilan penerapan SIA Accurate yang dinilai dari sikap

kesiapan pengguna dan keberhasilan sistem Penelitian ini menggunakan

pengembangan model kesiapan dan keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017) Model

ini sesuai dengan kasus yang telah dijelaskan sebelumnya peneliti memilih model

ini agar mengetahui apa saja faktor-faktor yang mepengaruhi keberhasilan

penerapan sistem dari sisi pengguna maupun sistem itu sendiri Diketahuinya

faktor-faktor yang berpengaruh akan menjadi harapan dari penelitian ini untuk

4

memberikan masukan atau rekomendasi bagi para pengguna SIA Accurate dalam

memanfaatkan SIA Accurate

Menurut peneliti model yang diajukan ini memiliki sembilan variabel

dimana lima variabel diantaranya merupakan faktor dari pengguna dan empat

variabel lainnya merupakan faktor dari sistem itu sendiri Kelima faktor dari

pengguna tersebut adalah Optimism Innovativeness Discomfort Insecurity dan

User Satisfaction Sedangkan keempat faktor dari sistem adalah Indormation

Quality System Quality Service Quality dan Success Information System

Variabel di atas menjelaskan tentang faktor yang mempengaruhi pengguna

terhadap penggunaan sistem seperti apakah pengguna memiliki rasa optimis

(Optimism) atau keyakinan terhadap sistem yang akan memberikan output sesuai

ekspektasinya apakah pengguna memiliki kecenderungan dalam ingin mencoba hal

baru (Innovativeness) terhadap sistem apakah pengguna merasa terbebani

(Discomfort) karena kurang menguasai sistem apakah pengguna memiliki rasa

tidak aman (Insecurity) dan keraguan terhadap integritas sistem dan apakah

pengguna merasa puas (User Satisfaction) terhadap keseluruhan penerapan sistem

Selain itu variabel diatas juga dapat memaparkan faktor yang mempengaruhi sistem

terhadapkeberhasilan penerapannya seperti apakah kualitas output (Information

Quality) yang dihasilkan oleh sistem sudah sesuai dengan harapan pengguna

apakah kualitas sistem (System Quality) secara keseluruhan mudah digunakan

apakah peningkatan kualitas layanan (Service Quality) telah diberikan sesuai

5

kebutuhan pengguna dan apakah penerapan sistem telah berhasil (Success

Information System) dimanfaatkan sesuai dengan harapan dan kebutuhan pengguna

Upaya mengetahui tingkat kesiapan pengguna dan keberhasilan pemerapan

SI perlu adanya pengukuran sejauh mana kesiapan pengguna terhadap keberhasilan

penerapan SIA Accurate Karena kecenderungan sikap seseorang dalam

menggunakan SI akan mencerminkan kesiapan pengguna dalam pemanfaataan

sistem dan tingkat keberhasilan penerapan sistem Penggunaan model ini sesuai

dengan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menggabungkan model

kesiapan teknologi Technology Readiness Index (TRI) Parasuraman dan Colby

(2015) serta model keberhasilan SI Delone dan McLean (2003) yang telah

dimodifikasi oleh Subiyakto (2015) sebagai salah satu model alternatif pengukuran

keberhasilan proyek SI

Berdasarkan pembahasan diatas penelitian ini bermaksut untuk mencari tahu

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesiapan pengguna dalam keberhasilan

menggunakan SIA Accurate Pengukuran kesiapan merupakan hal penting untuk

dilakukan karena salah satu tantangan terberat dalam penerapan sistem maupun

teknologi informasi baru adalah kesiapan dari penggunanya (Jogiyanto 2007

Pambudi 2015) Ketidaksiapan dapat menimbulkan dampak kegagalan dalam

penerapan teknologi informasi itu sendiri (Florestiyanto 2012 Subiyakto 2017)

Harapan dari penelitian ini dapat memaparkan faktor-faktor penting yang

mempengaruhi tingkat kesiapan dan keberhasilan penerapan SIA Accurate

sehingga akan menjadi rekomendasimasukan bagi para pengguna dalam

memanfaatkan SI dan teknologi informasi Oleh karena itu peneliti tertarik untuk

6

melakukan penelitian dengan judul ldquoKesiapan Keberhasilan Penerapan Sistem

Informasi Akuntansi Accurate Berdasarkan Persepsi Penggunanyardquo

12 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah berdasarkan latar belakkang yang telah dijelaskan di

atas adalah sebagai berikut

1 Ditemukan kelemahan dari SIA Accurate seperti output dari mesin

pencarian dan laporan yang dihasilkan oleh SIA Accurate tidak sesuai

dengan harapan pengguna sehingga menyebabkan kesulitan dalam

pemanfaatan sistem

2 Ditemukan masalah dari beberapa pengguna SIA Accurate yang malas

belajar tidak dapat menggunakan sistem secara maksimal karena masih

menunda dan memberikan pekerjaannya kepada pihak lain apabila

mengalami kesulitan baru

3 Belum pernah dilakukan pengujian terkait dengan keberhasilan penerapan

SIA Accurate berdasarkan persepsi kesiapan penggunanya

13 Rumusan Masalah

Berdasarkan indentifikasi di atas Kecenderungan sikap seseorang dalam

menggunakan SI akan mencerminkan kesiapan pengguna sedangkan ketidaksiapan

dapat menimbulkan dampak kegagalan dalam penerapan TI itu sendiri

(Florestiyanto 2012 Subiyakto 2017) Dari beberapa hasil pengamatan peneliti

sedikitnya penelitian yang menguji keberhasilan penerapan SIA Accurate

7

berdasarkan persepsi kesiapan pengguna Harapan dari penelitian ini dapat

memaparkan faktor-faktor penting yang mempengaruhi tingkat kesiapan dan

keberhasilan penerapan SIA Accurate sehingga akan menjadi

rekomendasimasukan bagi para pengguna dalam memanfaatkan SI dan TI

14 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Berikut beberapa batasan dalam penelitian ini

1) Peneliti mengambil sampel dengan teknik pengambilan sampel pusposive

sampling sejumlah 125 responden yaitu pengguna SIA Accurate versi 5 di

beberapa perusahaan Jakarta yang telah menggunakan sistem ini tanpa

dibatasi lamanya waktu penggunaan

2) Proses yang dilakukan pada penelitian ini adalah menguji pengaruh kesiapan

pengguna SIA Accurate terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate

3) Secara teori penelitian ini mengadopsi 9 variabel dari penggunaan model

keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017)

4) Teknik analisis data ini penulis menggunakan metode PLS SEM dan untuk

pengelolaan data yang didapat peneliti menggunakan software SmartPLS

versi 30

15 Tujuan dan Sasaran Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1) Menguji kesiapan pengguna terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate

8

2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna terhadap

keberhasilan penerapan SIA Accurate

Merujuk pada tujuan penelitian diatas sasaran penelitian ini ialah

1) Diketahuinya keberhasilan penerapan SIA Accurate berdasarkan persepsi

kesiapan pengguna

2) Diketahuinya faktor-faktor yang berpengaruh dalam kesiapan pengguna

dalam keberhasilan penerapan SIA Accurate

16 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak

Manfaat tersebut adalah

1) Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan refrensi baru dalam

penggunaan model kesiapan dan keberhasilan dalam penerapan SIA

Accurate

2) Secara metodologi penelitian ini akan menambah refrensi penggunaan

pendekatan kuantitatif untuk riset pada prodi Sistem Informasi Fakultas Sains

dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3) Secara praktis hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan bagi pihak terkait

sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam rencana pemanfaatan dan

perkembangan sistem berikutnya

9

17 Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode untuk membantu

dalam melakukan analisis Penelitian ini menggunakan pendekatan secara

kuantitatif dan model kesiapan dan keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017)

Kuesioner yang dibuat dari pemaduan variabel dan indikator dari kedua model

tersebut Pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel purposive

sampling dimana sampel responden adalah seluruh pengguna sistem yang

khususnya pernah menggunakan SIA Accurate di perusahaannya masing-masing

dan berdomisili Jakarta Kuesioner disebarkan secara langsung penyebaran secara

langsung bertujuan untuk mendapatkan responden yang sesuai dan pernah

menggunakan SIA Accurate secara langsung Tahap akhir seluruh kuesioner yang

telah terisi akan ditampung di MS Excel dan nantinya akan dianalisis Penelitian

ini menggunakan teknik analisis data adalah PLS-SEM dengan tools SmartPLS

versi 30

18 Model Penelitian

Model yang digunakan pada penelitian ini adalah model kesiapan dan keberhasilan

SI dari Subiyakto (2017) yang telah menggabungkan diantara model kesiapan TRI

20 (Parasuraman amp Colby 2015) dengan model Keberhasilan SI Delone dan

McLean (2003) yang telah dimodifikasi oleh Subiyakto (2015)Model penelitian

pengukuran pengaruh kesiapan terhadap keberhasilan penerapan sistem ini terdiri

dari 9 variabel yaitu Optimism (OPT) Innovativeness (INN) Discomfort (DIS)

Insecure (INS) Information Quality (INQ) System Quality (SYQ) Service Quality

10

(SVQ) User Satisfaction (USF) Success Information System (SIS) Untuk

pengadopsian penggabungan dan pengkombinasian kedua model tersebut peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) menggunakan asumsi mengenai model logika input-

process-output oleh (Davis amp Yen 1998) Berikut model yang diajukan pada

penelitian ini

Gambar 1 1 Model Penelitian

19 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan tujuan dan sasaran pada penelitian ini maka pertanyaan penelitian

dalam hal ini

11

1 Apakah kesiapan pengguna berpengaruh terhadap keberhasilan penerapan

SIA Accurate

2 Apa saja faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna dalam keberhasilan

penerapan SIA Accurate dari persepsi kesiapan pengguna

21 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap INQ SYQ

SVQ dan USF

22 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap INQ SYQ

SVQ dan USF

23 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

SYQ SVQ dan USF

24 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

SYQ SVQ dan USF

25 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dam SIS

26 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan SIS

27 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan SIS

28 Apakah USF berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

110 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan penelitian pembahasan terbagi dalam lima bab yang

secara singkat akan diuraikan sebagai berikut

12

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah rumusan masalah ruang lingkup dan batasan

tujuan dan sasaran manfaat penelitian metodologi penelitian model penelitian

pertanyaan penelitian dan sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai dasar-dasar teori yang mendukung tentang

pengukuran pengaruh kesiapan dan keberhasilan pengguna terkait penerapan SIA

Accurate

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas tentang metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

metode pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan analisis data dan hasilnya serta interpretasi hasil penelitian

dengan merujuk kepada basis teori sebelumnya

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang berkenaan dengan hasil pemecahan masalah serta

beberapa saran untuk pengembangan keberhasilan penerapan SIA Accurate

2

BAB II

LANDASAN TEORI

21 Definisi Kesiapan

Kesiapan adalah tingkatan atau keadaan yang harus dicapai dalam proses

perkembangan perorangan pada tingkatan pertumbuhan mental fisik sosial dan

emosional (Hamalik 2008) Kesiapan adalah kondisi seseorang secara keseluruhan

yang dapat membuatnya siap untuk dapat memberikan respon atau jawaban dalam

suatu cara tertentu terhadap suatu situasi yang dihadapinya Maka seseorang akan

menyesuaikan kondisi tersebut dan akan berpengaruh atau memiliki kecenderungan

untuk memberi respon (Slameto 2010)

Definisi Kepuasan menurut Kotler dalam Abdurrahman dan Prasetyo

(2016) adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil

dengan harapannya Kepuasan dapat dilihat dari kesesuaian harapan dengan apa

yang didapat dari suatu pelayanan (Tjiptono dalam Abdurrahman dan Prasetyo

2016) Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin ldquosatisrdquo (artinya

cukup baik memadai) dan ldquofaciordquo (artinya melakukan atau membuat) sehingga

secara sederhana dapat diartikan sebagai lsquoupaya pemenuhan sesuatursquo (Tjitptono

dalam Hartono dan Wahyono 2015)

22 Definisi Keberhasilan

Dalam buku Djamarah dan Zain (2010) WJS Poerwadarminto berpendapat

bahwa keberhasilan adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan dikerjakan dan

3

sebagainya) Sedangkan menurut Masrsquoud Khasan Abdul Qohar keberhasilan

adalah apa yang telah dapat diciptakan hasil pekerjaan hasil yang menyenangkan

hati yanng diperoleh dengan jalan keuletan kerja

Keberhasilan dari sistem informasi ditentukan bagaimana sistem itu dapat

dijalankan oleh pengguna dengan efektif dan pengguna merasa puas menggunakan

sistem tersebut dan juga bagaimana perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari

sistem yang digunakannya Doll dan Torkzadeh dalam Istianingsih dan Wiwik

Utami (2009) menyatakan bahwa kepuasan pengguna sistem informasi dapat

digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu sistem informasi Kepuasan

pengguna akhir ini kemudian menjadi bagian dalam pengembangan model

keberhasilan sistem informasi selanjutnya

23 Definisi Pengguna Sistem

Dalam bukunya Rusdiana dan Irfan (2014) Pelaku sistem terdiri atas tujuh

kelompok yaitu sebagai berikut

1) Pemakai

Pada umumnya ada tiga jenis pemakai yaitu operasional pengawas

dan eksekutif

2) Manajemen

Ada tiga jenis manajemen yaitu manajemen pemakai yang bertugas

menangani pemakaian ketika sistem baru diterapkan manajemen sistem

yang diterapkan dalam pengembangan sistem manajemen umum yang

terlibat dalam strategi perencanaan sistem dan sistem pendukung

pengambilan keputusan

4

3) Pemeriksa

Pemeriksa menentukan segala sesuatunya berdasarkan ukuran

ukuran standar yang dikembangkan di banyak perusahaan sejenis

4) Penganalisis sistem

Fungsi dari penganalisis sistem antara lain sebagai berikut

a) Arkeolog yaitu menelusuri cara sistem lama berjalan sistem

tersebut dijalankan dan segala hal menyangkut sistem lama

b) Inovator yaitu membantu mengembangkan dan membuka

wawasan pemakai bagi kemungkinan lain

c) Mediator yaitu menjalankan fungsi komunikasi dari semua level

antara lain pemakai manajer programmer pemeriksa dan pelaku sistem

lain yang mungkin belum memiliki sikap dan cara pandangan yang sama

dan

d) Pimpinan yaitu penganalisis sistem harus personal yang

berpengalaman dari programmer atau desainer

5) Pendesain Sistem

Pendesain sistem menerima hasil penganalisis sistem berupa

kebutuhan pemakai yang tidak berorientasi pada teknologi tertentu

kemudian ditransformasikan ke desaian arsitektur tingkat tinggi dan dapat

diformulasikan oleh programmer

6) Programmer

Setelah penganalisis sistem memberikan hasil kerjanya dan diolah

oleh pendesain sistem programmer dapat mulai bekerja

5

7) Personal Pengoperasian

Pelaku ini bertugas dan bertanggung jawab di pusat komputer

misalnya jaringan keamanan perangkat lunak pencetakan back-up

24 Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam organisasi yang membantu

kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi

yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi organisasi agar dapat

menyediakan laporan yang diperlukan oleh pihak luar (Sutabri 2012)

Menurut pandangan Hall dalam Kadir (2014) sistem informasi adalah

sebuah rangkaian prosedur formal di mana data dikelompokkan diproses menjadi

informasi dan didistribusikan kepada pemakai Sama halnya seperti menurut

Sidharta dalam (Rusmana 2015) bahwa sebuah sistem informasi adalah sistem

buatan manusia yang berisi himpunan terintegrasi dari komponen-komponen

manual dan komponen-komponen terkomputerisasi yang bertujuan untuk

mengumpulkan data memproses data dan menghasilkan informasi untuk pemakai

25 Definisi Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi sering dirancang dengan menggunakan software agar

informasi yang dihasilkan menjadi lebih akurat efisien dan tepat waktu (Davis

Alderman amp Robinson 1990) Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu sistem

yang mengumpulkan merekam menyimpan dan mengolah data untuk

menghasilkan informasi bagi para pembuat keputusan (Romney amp Steinbart 2012)

Terdapat 6 komponen dalam Sistem Informasi Akuntansi yakni

6

1 Orang yang menggunakan sistem

2 Prosedur dan instruksi yang digunakan untuk mengumpulkan mengolah

dan menyimpan data

3 Data tentang organisasi dan kegiatan bisnisnya

4 Software yang digunakan untuk mengolah data

5 Infrastruktur teknologi informasi meliputi komputer perangkat tambahan

dan peralatan komunikasi jaringan yang digunakan dalam Sistem

Informasi Akuntansi

6 Sistem pengendalian internal dan perangkat keamanan untuk menjaga data

Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2012) sebuah sistem informasi akuntansi

yang didesain dengan baik dapat

1 Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya dari produk dan jasa

2 Meningkatkan efisiensi

3 Meningkatkan pembagian pengetahuan

4 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari suatu rantai Supply

5 Meningkatkan struktur dari pengendalian internal

6 Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan

Menurut Sutabri (2004) sistem informasi akuntansi meliputi beragam

aktivitas yang berkaitan dengan siklus pemrosesan akuntansi perusahaan Meskipun

tidak ada dua organisasi yang identik tetapi sebagian besar mengalami jenis

kejadian ekonomi yang serupa Kejadian-kejadian ini menghasilkantransaksi-

7

transaksi yang dapat dikelompok menjadi empat siklus aktivitas bisnis yang umum

yaitu

1 Siklus pendapatan

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pendistribusian barang dan jasa

ke entitas-entitas lain dan pengumpulan pembayaran yang berkaitan

2 Siklus pengeluaran

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan barang dan jasa dari

entitas-entitas lain dan pelunasan kewajiban-kewajiban yang berkaitan

3 Siklus produksi

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pengubahan sumber daya menjadi

barang dan jasa

4 Siklus keuangan

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan dan manajemen dana

modal termasuk kas

26 Sistem Informasi Akuntansi Accurate

Salah satu contoh sistem informasi akuntansi adalah Accurate Penggunaan Sistem

Informasi Akuntansi (SIA) Accurate sesuai dengan salah satu tujuan utama sistem

informasi yaitu untuk menyajikan informasi sebagai pendukung pengambilan

keputusan perencanaan pengendalian dan perbaikan selanjutnya (Puspitawati amp

Anggadini 2011) SIA Accurate merupakan salah satu program akuntansi buatan

putra-putri bangsa Pengembang sistemnya (developer system) adalah CPSSoft (PT

Cipta Piranti Sejahtera) dan CPSSoft tidak melayani penjualan mereka fokus di

pengembangan program dan administrasi Versi pertama SIA Accurate adalah

8

Accurate 2000 Accounting Software yang diliris sekitar tahun 2000 Sistem

Acccurate merupakan produk lokal yang sesuai dengan Pernyataan Standard

Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Perpajakan di Indonesia

261 SIA Accurate versi 5

SIA Accurate ini merupakan salah satu program pembukuan perusahaan

dalam varian paket modul lengkap siap pakai dan tersedia untuk varian

project ataupun manufaktur yang bisa diaplikasikan di berbagai jenis dan

skala usaha kecil menengah bagi perusahaan baik yang bergerak di bidang

trading distribusi service atau manufaktur dan lain sebagainya SIA

Accurate ini menyediakan layanan dengan menggunakan Bahasa Indonesia

sehingga penggunaan sistem ini akan mudah dipahami oleh masyarakat

Indonesia

SIA Accurate versi 5 memiliki 3 varian paket dengan beragam

modul yang ditawarkan bagi setiap perusahaan yaitu Standard Edition

Deluxe Edition dan Enterprise Edition Untuk varian Standar Edition

cocok untuk perusahaan skala kecil seperti jasa dan dagang yang hanya

cukup menghasilkan laporan keuangan standar tanpa perlu laporan

keuangan perproyek atau perdepartment Sedangkan Deluxe Edition

merupakan perpaduan dari beberapa modul standar ditambah dengan fungsi

berupa pengisian proyek dan departemen Kalau varian Enterprice Edition

cocok untuk perusahaan manufacturing karena sudah dilengkapi dengan

Bill Of Material Production Order Production Activity Finished

Production Activity dan bahkan dapat mengetahui selisih antara Bill Of

9

Material Budged dengan Production Activity Berikut tabel perbedaan

daftar modul dan fitur pada setiap varian paket

Tabel 2 1 Perbedaan Varian Accurate 5 (sumber wwwcpssoftcom)

Modul dan Fitur Standard

Edition

Enterprise

Edition

Deluxe

Edition

Modul Pembelian

Modul Penjualan Modul Persediaan Modul Buku Besar Modul Kas Bank Modul Aktiva Tetap Modul RMA Modul Proyek Modul Manufaktur

Transaksi berulang dengan pengingat Mengakses grafik laporan dengan

tabletsmartphone

262 Modul SIA Accurate versi 5

Berikut beberapa penjelasan modul yang tersedia

1 Modul Pembelian (Purchase Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Permintaan Pembelian (Purchase

Requisition Form) Formulir Pesanan Pembelian (Purchase Order

Form) Formulir Penerimaan Barang (Received Item Form) Formulir

Faktur Pembelian (Purchase Invoice Form) Formulir Retur Pembelian

(Purchase Return Form) dan Formulir Pembayaran Pembelian

(Purchase Payment Form)

2 Modul Penjualan (Sales Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Penawaran Penjualan (Sales

Quotation Form) Formulir Pesanan Penjualan (Sales Order Form)

10

Formulir Faktur Penjualan (Sales Invoice Form) Formulir Retur

Penjualan (Sales Return Form) dan Formulir Penerimaan Penjualan

(Sales Receipt Form)

3 Modul Persediaan (Inventory Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Barang dan Jasa (List Of Item)

Formulir Penyesuain Persediaan (Inventory Adjustment Form)

Formulir Pembiayaan Pesanan (Job Costing Form) Daftar Gudang

(List Of Warehouse) Formulir Grup Barang (Item Grouping Form)

Formulir Penyesuaian Harga Jual Barang (Set Selling Price Adjustment

Form) dan Formulir Pindah Barang (Item Transfer Form)

4 Modul Buku Besar (General Ledger Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Akun (List Of Account) Daftar Mata

Uang (List Of Currency) Informasi Perusahaan (Company Info)

Formulir Bukti Jurnal (Journal Voucher Form) Proses Akhir Bulan

(Period End Process) dan Laporan Keuangan (Financial Statemen)

5 Modul Kas Bank (Cash Bank Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Pembayaran (Payment Form

Formulir Penerimaan (Deposit Form) Buku Bank (Bank Book)

Formulir Rekonsiliasi Bank (Bank Reconcile Form)

6 Modul Aktiva Tetap (Fixed Asset Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Aktiva Tetap Baru (New Fixed Asset

Form) Daftar Tipe Aktiva Tetap Pajak (List Of Fiscal Fixed Asset

11

Type) Daftar Tipe Aktiva Tetap (List Of Fixed Asset Type) Daftar

Aktiva Tetap (Fixed Asset List)

7 Modul RMA (Return Merchandise Authorization Module)

Modul ini terdiri dari Formulir RMA (RMA Form) dan Formulir

RMA Action (RMA Action Form)

8 Modul Proyek (Project Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Bahan Baku Daftar Biaya Proyek

Formulir Work Price Analysis Formulir Proyek Formulir Material In

Used Formulir Project Survey Formulir Project Bill Formulir Project

Ending

263 Kelebihan SIA Accurate versi 5 dengan versi sebelumnya

Berikut beberapa perbedaan antara SIA Accurate versi 4 dan Accurate versi

5 yaitu

1 Adanya Fitur E-Faktur

Fitur E-Faktur dibuat untuk membantu pengguna SIA Accurate

terutama Pengusaha Kena Pajak (PKP) untuk menghasilkan laporan siap

pakai sekaligus sebagai pendukung kebijakan dari Direktorat Jendral

Pajak yang mewajibkan penggunaan E-Faktur bagi perusahaan PKP

2 Database Server Firebird 25

Database firebird yang digunakan di dalam aplikasi Accurate versi

4 adalah Firebird versi 21 dan untuk Accurate versi 5 ini dikembangkan

12

dengan menggunakan database Firebird 25 dengan konfigurasi Super

Classic(SC) yang sudah diakui secara umum

3 Lisensi SIA Accurate

Di Accurate sebelumnya lisensi Accurate berupa nomor serial di-

input langsung ke SIA Accurate di masing-masing komputer Pengguna

memerlukan bantuan customer support CPSSoft atau tenaga penjual

untuk mendapatkan nomor serial yang dimaksud Di Accurate 5 License

Manager yang berkomunikasi dengan License Server CPSSoft untuk

mendapatkan nomor serial lisensi kemudian dikirimkan ke komputer

Accurate Client secara otomatis

264 Kekurangan SIA Accurate versi 5

1 Tidak bisa di Custom

SIA Accurate adalah software paket Kenapa tidak bisa Karena SIA

Accurate sudah mensurvei ke perusahaan-perusahaan dari UMKM

UKM di Indonesia dan Perusahaan menengah ke atas Jadi SIA Accurate

di buat sesuai dengan kebutuhan perusahaan-perusahaan di Indonesia

sesuai dengan PSAK dan perpajakan di Indonesia juga Laporan dan

form seperti PO Invoice dan lain-lain masih bisa di custom

2 Tidak mencakup Seluruh Operasional Perusahaan

Basic dari program SIA Accurate adalah accounting software bukan

oprasional software Contoh seperti pembayaran gaji perkaryawan belum

bisa di 5 bisa di catat secara global saja Untuk pencatatan gaji

13

perkaryawan dan SIA Accurate pajaknya baru bisa di SIA Accurate

Online

3 Tidak mendapatkan Training Pembelian Baru

Dulu SIA Accurate memang mempaket kan dalam pembelian baru

SIA Accurate maka mendapatkan training namun harganya lebih mahal

Sekarang sudah banyak SMK dan Universitas di Indonesia yang bekerja

sama dengan SIA Accurate sehingga SDM siap pakainya sudah banyak

Maka dari itu SIA Accurate menekan harga software semurah mungkin

dan jika di perusahaan Anda sudah ada karyawan yang sudah bisa

menggunakan SIA Accurate Kenapa harus mengambil jasa training

Jadi training di SIA Accurate sangat flexibel tergantung kebutuhan

perusahaan

27 Konsep Dasar Kesiapan Teknologi (Technology Readiness)

Penelitian Sheu amp Kim (2008) yang melibatkan 50 organisasi sebagai obyek

penelitian menyatakan bahwa tingkat kesiapan yang rendah menjadi sebab

kegagalan proyek SI khususnya kesiapan pengguna yang paling dominan

berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi SI Penelitian Sheu dan Kim

menunjukkan bahwa faktor kesiapan pengguna lebih kuat pengaruhnya terhadap

keberhasilan proyek SI dibandingkan dengan keterlibatan pengguna dalam proyek

SI

Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa adanya proses penerapan

teknologi atau sistem pada suatu organisasi menyebabkan beberapa tantangan baru

14

bagi organisasi tersebut seperti beberapa pengguna yang memiliki tingkat kesiapan

rendah pada sistem atau teknologi baru akan mengalami kesulitan dalam

mempelajari hal baru bahkan beberapa pengguna baru lainnya dapat memberikan

penolakan merasa enggan atau tidak mampu dalam menggunakan teknologi atau

sistem baru tersebut sehingga penerapan teknologi atau sistem baru pada organisasi

tersebut akan menjadi sia-sia bahkan gagal Oleh karena itu dengan adanya suatu

pengukuran dan penilaian dalam tingkat kesiapan dan kemampuan pengguna suatu

teknologi maka akan meminimalisir tingkat kesalahan kesulitan dan resiko yang

ada (Pambudi 2015)

28 Konsep Dasar Keberhasilan Sistem Informasi (Success SI)

Selama bertahun-tahun para peneliti dan praktisi telah berusaha untuk berhasil

dalam mengelola proyek SI sehingga dapat mencapai kinerja yang maksimal

Pengukuran keberhasilan proyek SI pun menjadi topik yang menarik di kalangan

peneliti dan praktisi tersebut sejak Standish Group mempublikasikan penemuan

mereka pada tahun 1994 Keberhasilan proyek adalah konsep utama tetapi teori

tersebut masih merupakan konsep yang ambigu Antara para peneliti dan praktisi

pun juga masih terjadi kurang sepakat tentang model tersebut Mereka cenderung

fokus pada satu atau sebagian dimensi Sehingga mereka belum mendapat

gambaran yang jelas tentang pengukuran keberhasilan SI

Subiyakto dan Ahlan (2014) mencoba menjawab permasalahan tersebut

dengan mengembangkan model alternatif pengukuran keberhasilan proyek

berdasarkan input-process-output (IPO) model Mereka membandingkan

15

mengadopsi mengadaptasi dan mengkombinasi teori sebelumnya yaitu Davisrsquos

IPO model teori keberhasilan proyek model Delone dan McLean dan kerangka

klasifikasi proyek

Pertama Subiyakto (2014) membandingkan dua model yaitu model Delone

dan McLean dan Model IPO Mereka menemukan bahwa model proses dan model

kausal Delone dan McLean tidak lengkap dalam istilah model IPO sebuah proyek

Model ini hanya fokus pada pemanfaatan dan layanan dari produk Dalam konteks

pengukuran keberhasilan proyek model ini kurang menjelaskan dimensi input dari

model IPO Dengan demikian model IPO lebih komprehensif dibandingkan model

Delone dan McLean

Kedua Subiyakto (2014) mengadopsi teori keberhasilan proyek

pengukuran keberhasilan SI Delone dan McLean dan kerangka klasifikasi proyek

Pengadopsian teori keberhasilan proyek dilaksanakan untuk mengembangkan

aspek kausalitas model Mereka mengadopsi semua variable model Delone dan

McLean serta tiga dari empat variabel kerangka klasifikasi proyek (McLeod amp

MacDonell 2011) yaitu konten proyek orang dan aksi konteks organisasi Hal ini

dikarenakan proses proyek akan diwakili oleh dimensi proses

Ketiga Subiyakto dan Ahlan (2014) menyesuaikan penempatan variable

sejalan dengan logika IPO dan definisi keberhasilan proyek Tiga penyesuaiannya

adalah sebagai berikut

a Menempatkan 2 dimensi model Delone dan Mclean (system creation dan

system utilization) ke dalam dimensi proses dari model Hal ini didukung

juga oleh beberapa peneliti bahwa proses proyek terdiri dari dua subproses

16

yaitu produksi produk dan pemanfaatannya Penempatan dimensi dampak

sistem dari model DeLone dan McLean sebagai dimensi output dari model

sejalan dengan definisi keberhasilan proyek

b Mengembangkan hubungan antara variabel dimensi input terhadap

variable dimensi proses Dalam hal ini masing-masing varibel dimensi

input memiliki hubungan terhadap masing-masing variabel dari dimensi

proses yang sejalan dengan model proses dan kausal dari IPO model

c Mengembangkan hubungan antara konteks organisasi terhadap semua

variabel dalam model yang berdasarkan konsep pengaruh lingkungan

sistem

Keempat model dikembangkan atas kombinasi dari empat teori yang telah

disebutkan sebelumnya Kombinasi ini dilakukan untuk menanggapi dua isu utama

di lingkup model keberhasilan proyek SI yaitu validitas dan kelengkapan

pengukuran model Kelengkapan model berarti model tersebut dikembangkan

untuk mencakup dimensi keseluruhan proyek dalam konteks aspek proses dan

kausal Validitas adalah berarti bahwa model ini mewakili secara teori keberhasilan

proyek Tiga dimensi utama yang dari model ini adalah dimensi input proses dan

output Dimensi proses terdiri dari dua subdimensi yaitu pembuatan sistem (system

creation) dan pemanfaatan sistem (system utilization) Model ini (Gambar 34)

mengandung 9 variabel dan 36 hubungan antar variable tersebut Konten proyek

(project content) orang dan aksi (people and action) dan konteks organisasi

(institutional contexts) adalah tiga variabel dimensi input Kualitas informasi

(information quality) kualitas sistem (system quality) kualitas layanan (service

17

quality) penggunaan (system use) dan kepuasan pengguna (user satisfaction)

adalah lima variabel untuk dimensi proses Manfaat bersih (net benefit) adalah

variabel untuk dimensi output

Gambar 2 1 Model Pengukuran Keberhasilan Proyek SI Berdasarkan Model IPO

(Subiyakto dan Ahlan 2014)

Selanjutnya pada tahun 2015 Subiyakto Ahlan Kartiwi dan Sukmana

memvalidasi model baru tersebut secara kualitatif untuk mengetahui kelayakan

model tersebut melalui Focus Group Study (FGS) Mereka melakukan 4 teknik FGS

yaitu interview konsultasi diskusi dan seminar Ada 16 partisipan (9 doktor 3

calon doktor dan 4 akademisi) dari 20 anggota terdaftar yang tergabung dalam

kelompok penelitian ini Mereka memiliki kepentingan keterampilan

penegtahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian SI Mereka juga dipilih

karena kredibilitas mereka sebagai key informants

18

Hasil dari FGS mengungkapkan delapan tema menyeluruh berkaitan dengan

validitas model dan kelayakan pelaksanaan penelitian Kemudian telah disimpulkan

dalam empat poin validasi yaitu kejelasan proses pemodelan penggunaan dasar

teoritis kewajaran metode penelitian dan ketersediaan sumber daya penelitian

Berdasarkan poin tersebut Subiyakto et al merevisi modelnya melalui

penyederhanaan jumlah hubungan antar variable dengan menghapus 6 hubungan

Model tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 2 2 Revisi Model (Subiyakto et al 2015)

29 Populasi Dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya Guritno dan Sudaryono (2011) Dalam metode

penelitian kata populasi amat populer dipakai untuk menyebutkan

serumpunsekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian Populasi penelitian

merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia hewan

tumbuh-tumbuhan udara gejala nilai peristiwa sikap hidup dan sebagainya

19

Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin 2006)

Jenis populasi terbagi dua yaitu

1) Populasi fitnit artinya jumlah individu ditentukan

2) Populasi infinit artinya jumlah individu tidak terhingga atau tidak

diketahui dengan pasti

Sampel ialah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut Sehingga pengambilan sampel harus menggunakan cara-cara tertentu yang

berdasarkan oleh pertimbangan-pertimbangan yang ada (Sugiyono 2011)

291 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel Terdapat dua metode dasar

penarikan sampel yaitu (Guritno amp Sudaryono 2011)

a Probability Sampling

Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel Beberapa metode penarikan sampel probabilitas

adalah sebagai berikut

1 Simple Random Sampling

Simple random sampling dikatakan sederhana karena pengambilan

sampel dari populasinya dilakukan secara acak tanpa memperhatikan status

atau tingkat pendidikan yang ada dalam suatu populasi

2 Stratified Random Sampling

20

Stratified Random Sampling merupakan suatu prosedur penarikan

sampel berstrata yaitu suatu subsampel acak sederhana yang ditarik dari

setiap strata atau tingkatan yang kurang lebih sama dalam beberapa

karakteristik (Siregar 2013)

3 Cluster Sampling

Cluster Sampling merupakan suatu prosedur penarikan sampel

probabilitas yang memilih subpopulasi yang disebut cluster Kemudian

setiap elemen di dalam kelompok cluster tersebut dipilih sebagai anggota

sampel

b Nonprobability Sampling

Nonprobability Sampling merupakan suatu prosedur penarikan

sampel yang bersifat subjektif Dalam hal ini probabilitas pemilihan

elemen-elemen populasi tidak dapat ditentukan Hal ini disebabkan setiap

elemen populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai

sampel Beberapa teknik pengambilan sampel nonprobabilitas sebagai

berikut (Guritno amp Sudaryono 2011)

1 Convience Sampling

Convience Sampling adalah teknik penarikan sampel berdasarkan

kemudahan Prosedurnya adalah semata-mata langsung menghubungi

unitunit penarikan sampel yang mudah dijumpai seperti mahasiswa dalam

satu kelas jamarsquoah tempat ibadah pengunjung toko dan lainnya Seringkali

pengambilan sampel ini dilakukan untuk menguji kuesioner atau penelitian

ekspolorasi

21

2 Quota Sampling

Quota Sampling adalah penarikan sampel berdasarkan kuota

Prinsipnya adalah karakteristik tertentu yang relevan menjelaskan dimensi

populasi Peneliti harus mengetahui distribusi populasi

3 Purposive Sampling

Purposive Sampling adalah penarikan sampel berdasarkan

pertimbangan atau kriteria tertentu

4 Snowball Sampling

Snowball Sampling adalah metode penarikan sampel dengan

responden yang berhasil diperoleh diminta untuk menunjukkan responden

lainnya secara berantai

5 Accidental Sampling

Accidental Sampling adalah metode penarikan sampel dimana

pemilihan anggota sampelnya dilakukan terhadap orangbenda yang

kebetulan ada atau dijumpai (Hadi 2016 Sugiyono 2011)

292 Teknik Menentukan Ukuran Sampel

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan ketepatan ukuran pengukuran penelitian

ini menggunakan metode analisis SEM Berdasarkan studi penelitian Monte Carlo

berbagai estimasi penentuan sampel yang disimpulkan

1 Model SEM dengan jumlah variabel laten sampai dengan lima buah dan

setiap konstruk dijelaskan 3 atau lebih indikator jumlah sampel 100-150

sudah dianggap memadai (Santoso 2011)

22

2 Ukuran sampel untuk model SEM adalah antara 100-200 atau dengan cara

jumlah indikator dikali 5 sampai 10 (Ferdinand AT 2000)

3 Ukuran sampel untuk estimasi Maximum Likehood harus setidaknya 5x

jumlah parameter bebas dalam model termasuk error (Bentler amp Chou

1987)

4 SEM yang menggunakan model estimasi maximum likehood estimation

(MLE) adalah 100-200 sampel (Ghozali 2011)

210 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2011) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang

paling utama dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data Dengan metode pengumpulan data yang tepat akan

memungkinkan peneliti untuk memperoleh data yang valid sehingga dapat

membantu dalam penelitian Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan

berbagai metode

1 Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

oleh peneliti untuk memperoleh informasi dengan cara berkomunikasi

langsung (seperti tanya jawab) antara pewawancara dan responden

2 Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab (Sugiyono dalam Setiawan 2016)

23

Kuesioner ini dapat membantu peneliti memperoleh informasi terkait

dengan permasalahan penelitian

3 Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

suatu pengamatan disertai dengan pencatatan terhadap keadaan atau

perilaku objek penelitian (Fathoni dalam Setiawan 2016) Observasi ini

dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai objek penelitian secara

keseluruhan

4 Studi Pustaka

Studi pustaka adalah teknik survei terhadap data yang telah ada

dengan menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu

yang berkepentingan mencari metode-metode serta teknik penelitian

baik dalam mengumpulkan data atau dalam menganalisis data yang telah

pernah digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu (Nazir dalam Yunita

2017)

211 Skala Likert

Menurut Sugiyono (2011) skala likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat

dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Sewaktu

menanggapi pertanyaan dalam skala likert responden menentukan tingkat

persetujuan mereka terhadap suatu pertanyaan dengan memilih salah satu dari

pilihan yang tersedia Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti

ini

24

1 Sangat tidak setuju

2 Tidak setuju

3 Kurang setuju

4 Setuju

5 Sangat setuju

Selain pilihan dengan lima skala seperti contoh di atas kadang digunakan juga

skala dengan tujuan atau sembilan tingkat Suatu studi empiris menemukan bahwa

beberapa karakteristik statistik hasil kuesioner dengan berbagai jumlah pilihan

tersebut ternyata sangat mirip (Dawes 2008)

212 PLS-SEM

PLS-SEM merupakan salah satu metode yang digunakan dalam menganalisis dan

dinilai kuat karena digunakan pada setiap jenis skala data seperti data interval data

nominal dan rasio serta syarat asumsi yang lebih fleksibel (Yamin amp Kurniawan

2011) Partial Least Square (PLS) dikembangkan pertama kalinya oleh Herman

Wold pada tahun 1975 Software yang digunakan untuk analisis menggunakan

PLS-SEM antara lain SmartPLS XLSTAT PLS-PM Visual PLS dan lainnya

PLS dapat digunakan untuk tujuan konfirmasi (seperti pengujian hipotesis)

dan tujuan eksplorasi PLS juga dapat menduga apakah terdapat atau tidak

hubungan antar variabel dan kemudian proposisi untuk pengujian Tujuan

utamanya adalah menjelaskan hubungan antar konstruk dan menekankan

pengertian tentang nilai hubungan tersebut Penggunaan PLS untuk prediksi dan

membangun teori serta sampel yang dibutuhkan relatif kecil dengan minimum

25

sepuluh kali item konstruk yang paling kompleks (Ghozali 2011 Ghozali amp

Hengky 2015 Yamin amp Kurniawan 2011)

Kepopuleran penggunaan PLS-SEM diantara para peneliti dan praktisi

adalah karena empat alasan Pertama algoritma PLS tidak terbatas hanya untuk

hubungan antara indikator dengan konstrak latennya yang bersifat reflektif saja

tetapi algoritma PLS juga dipakai untuk hubungan yang bersifat formatif Kedua

PLS dapat digunakan untuk menaksir model path dengan sample size yang kecil

Ketiga PLS-SEM dapat digunakan untuk model yang sangat kompleks (terdiri atas

banyak variabel laten dan manifes) tanpa mengalami masalah dalam estimasi data

Keempat PLS dapat digunakan ketika distribusi data sangat miring (skew) (Yamin

amp Kurniawan 2011)

Evaluasi model dalam PLS meliputi dua tahap yaitu evalusi outer model

atau model pengukuran dan evaluasi terhadap inner model atau model struktural

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Sarstedt 2017 Wong 2013 Yamin

2011)

1 Evaluasi Pengukuran Model (Outer Model)

Model ini meliputi pemeriksaan individual item reliability internal

consistency atau construct reliability average variance extracted dan

discriminant validity Ketiga pengukuran tersebut dikelompokkan dalam

convergent validity yaitu mengukur besarnya korelasi antara konstrak

dengan variabel laten Measurement model dilakukan untuk dapat

mengetahui hubungan antara konstrak (variabel) dengan indikator-

indikatornya (Yamin amp Kurniawan 2011)

26

Pemeriksaaan individual item reliability dapat melihat nilai

standardized loading factor Nilai ini menggambarkan besarnya korelasi

antara setiap item pengukuran (indikator) dengan konstraknya Untuk nilai

ideal loading factor berupa diatas 07 ini berarti bahwa indikator tersebut

sudah valid sebagai indikator yang dapat mengukur konstrak

Pengukuran lainnya dari convergent validity adalah melihat nilai

Average Variance Extracted (AVE) Nilai ini menggambarkan besaran varian

atau keragaman variabel manifes yang dapat dikandung oleh konstrak laten

Untuk nilai AVE ideal yaitu 05 hal ini berarti convergent validity baik

Artinya variabel laten dapat menjelaskan rata-rata lebih dari setengah varian

dari indikator-indikatornya

Discriminant validity dievaluasi melalui cross loading kemudian

membandingkan nilai AVE dengan kuadrat nilai korelasi antar konstrak

Ukuran cross loading adalah membandingkan korelasi dengan konstraknya

dan konstrak blok lainnya hal ini menunjukkan konstrak tersebut

memprediksi ukuran pada blok mereka dengan lebih baik dari blok lainnya

Ukuran discriminant validity lainnya adalah bahwa nilai akar AVE harus

lebih tinggi daripada korelasi antara konstrak dengan konstrak lainnya atau

nilai AVE lebih tinggi dari kuadrat korelasi antara konstrak

2 Evaluasi Struktural Model (Inner Model)

Pengukuran struktural model dilakukan untuk dapat mengetahui hubungan

antara konstrak yang dihipotesiskan oleh peneliti(Yamin amp Kurniawan

27

2011) Dalam model ini terdapat beberapa tahap dalam melakukan

evaluasinya

Tahap pertama adalah dengan melihat signifikansi hubungan antara

konstrak Hal ini dapat dilihat dari koefisien jalur (path coefficient) yang

menggambarkan kekuatan hubungan antara konstrak Pengukuran path

coefficient (β) memiliki nilai ambang batas diatas 01 hal ini untuk

menyatakan bahwa jalur (path) yang dimaksud mempunyai pengaruh di

dalam model

Tahap kedua adalah dengan mengevaluasi nilai R2 (coefficient of

determination) Nilai ini menjelaskan varian dari tiap target endogenous

variabel dengan standar pengukuran sekitar 067 sebagai kuat sekitar 033

moderat dan dibawah 019 menunjukan tingkat varian yang lemah

Tahap ketiga adalah dengan melihati nilai t-test dengan metode

boostrapping menggunakan uji two-tailed dengan tingkat signifikansi 5

untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian Bila nilai t-test lebih besar dari

196 maka hipotesis penelitian yang dibuat dapat diterima

Tahap keempat yaitu pengujian f2 (effect size) Pengujian ini dilakukan

untuk dapat memprediksi pengaruh variabel tertentu terhadap variabel

lainnya dalam struktur model dengan nilai ambang batas sekitar 002 untuk

pengaruh kecil 015 untuk pengaruh menegah dan 035 untuk pengaruh yang

besar f2 dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

28

Tahap kelima yaitu pengujian 1198762 (predictive relevance) dengan

menggunakan metode blindfolding untuk dapat memberikan bukti bahwa

variabel tertentu yang digunakan dalam suatu model yang dibuat mempunyai

keterkaitan prediktif (predictive relevance) dengan variabel lainnya dalam

model tersebut dengan nilai ambang batas pengukuran di atas nol

Tahap keenam yaitu melakukan pengujian 1199022 (Relative Impact) dengan

menggunakan metode blindfolding juga untuk dapat mengukur relatif

pengaruh sebuah keterkaitan antara prediktif sebuah variabel tertentu dengan

variabel lainnya yang memiliki nilai ambang batas sebesar 002 untuk

pengaruh kecil 015 untuk pengaruh sedang dan 035 untuk pengaruh besar

Rumus yang digunakan dalam perhitungan 1199022 adalah sebagai berikut

211 Model yang Diadopsi

Model yang digunakan pada penelitian ini adalah model kesiapan dan keberhasilan

SI oleh Subiyakto (2017) Gambar model penelitian ini dapat dilihat di bab satu

pada gambar 11 Berikut model yang diajukan pada penelitian ini

Variabel TRI dan Keberhasilan SI

Berikut dijabarkan pengertian dari variabel yang diadopsi ke dalam model TRI

dan Keberhasilan SI lengkap dengan referensi model tersebut

29

Tabel 2 2 Variabel TRI dan Keberhasilan SI Variabel Pengertian Referensi

Optimsm (OPT) Visi yang positif tentang teknologi dan keyakinan kontrol

yang lebih besar fleksibilitas dan efisiensi dalam

kehidupan manusia (Parasuraman

amp Colby

2015

Subiyakto

2017)

Innovativness

(INN)

Kecenderungan untuk menjadi pelopor pemimpin atau

opinion-former dalam penggunaan teknologi

Discomfort (DIS) Persepsi tentang kurangnya kontrol atas teknologi dan

perasaan tertekan dalam penggunaan teknologi

Insecurity (INS) Ketidakpercayaan teknologi dan skeptisis kemampuan

diri untuk menggunakannya dengan tepat

Information

Quality (INQ)

Tingkat sejauh mana informasi yang dihasilkan secara

konsisten memenuhi persyaratan dan harapan pengguna

(Delone amp

McLean

2003

Subiyakto

2017)

System Quality

(SYQ)

Tingkat untuk mendeskripsikan kualitas dari konten yang

dimiliki sistem informasi

Service Quality

(SVQ)

Tingkat untuk menilai sebarapa baik kualitas layanan

kepada pengguna

User Satisfaction

(USF) Kepuasan pengguna menggunakan sistem informasi

Success

Information

System (SIS)

Pencapaian sistem informasi berdasarkan perencanaan

pengembangannya

Indikator TRI dan Keberhasilan SI

Setelah penjabaran dari pengertian variabel berikut ini adalah penjabaran

pengertian dari indikator-indikator yang diadopsi ke dalam model lengkap dengan

referensinya

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI

Indikator Definisi Referensi

Easiness (OPT1) Tingkat yang terkait dengan kemampuan suatu sistem

untuk memberikan kebebasan dari kendala kesulitan dan

masalah

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Connectivity

(OPT2)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan suatu sistem

untuk berhasil terhubung dengan sistem lain

Efficiency (OPT3) Tingkat yang terkait dengan pencapaian sistem untuk

menghasilkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk mencapai output

Effectiveness

(OPT4)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan sistem untuk

mencapai tujuan penggunaannya

Productivity

(OPT5)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

menghasilkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk menghasilkan output

30

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI (lanjutan)

Indikator Definisi Referensi

Problem Solving

(INN1)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

menemukan solusi terhadap masalah

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Independence

(INN2)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan sistem untuk

mendukung penggunanya agar bebas dari kontrol atau

pengaruh

Challenge (INN3) Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

berhasil menangani atau mencapai sesuatu dalam situasi

atau masalah yang sulit

Stimulatioon

(INN4)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

mendorong sesuatu untuk terjadi berkembang atau

membaik

Competitiveness

(INN5)

Tingkat yang terkait kemampuan sistem untuk sukses

pengguna dibanding kompetitornya

Complexity (DIS1) Tingkat yang terkait dengan fitur sistem yang

membingungkan atau sulit dipahami

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Difficulty (DIS2) Tingkat yang terkait dengan kondisi suatu sistem yang

tidak dapat dioperasikan dengan mudah

Dependence (DIS3) Tingkat yang terkait dengan kondisi suatu sistem yang

membutuhkan pihak lain untuk mengoperasikannya

Lack of Support

(DIS4)

Tingkat yang terkait dengan sistem yang tidak memiliki

atau cukup dukungan dalam operasinya

Inappropriateness

(DIS5) Tingkat yang berkaitan dengan keadaan yang tidak pantas

Failure (INS1) Tingkat yang terkait dengan kemungkinan bahwa sistem

tidak menyenangkan atau terdapat hal berbahaya yang

bisa terjadi

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Threat (INS2) Tingkat yang terkait dengan situasi sistem yang bisa

menimbulkan kerugian atau bahaya

Reducing

Interaction (INS3)

Tingkat yang terkait dengan implementasi sistem yang

membuat interaksi manusia semakin berkurang dalam

ukuran jumlah dan kepentingan

Distraction (INS4) Tingkat yang terkait dengan penggunaan sistem lebih

diperhatikan dan mencegah orang berkonsentrasi pada

hal lain

Incredulity (INS5) Tingkat yang terkait dengan keraguan sistem dari

penggunaannya

Accuracy (INQ1) Tingkat kelayakan dari informasi yang dihasilkan

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Timeliness (INQ2) Tingkat presisi dari proses pengolahan informasi SI pada

durasi waktu yang direncanakan

Completeness

(INQ3)

Tingkat dari informasi yang dihasilkan oleh SI utuh atau

tanpa ada bagian yang hilang

Consistency (INQ4) Kecenderungan dari SI untuk masih mendemonstrasikan

informasi yang sama dalam operasi layanan

pemeliharaan atau kualitas

Relevance (INQ5) Tingkat keterkaitan dari informasi yang dihasilkan oleh

SI dengan pokok bahasannya

31

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI (lanjutan)

Indikator Definisi Referensi

Ease of Use

(SYQ1)

Tingkat kebebasan SI dari kendala kesulitan dan

masalah selama penggunaannya

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Maintainability

(SYQ2)

Tingkat yang terkait dengan kemudahan SI dalam

pemeliaharaannya

Response Time

(SYQ3)

Tingkat yang terkait dengan jumlah waktu yang

dibutuhkan untuk menanggapi perintah dari pengguna

tersebut

Fuctionality

(SYQ4)

Tingkat yang terkait dengan SI dapat dioperasikan sesuai

dengan persyaratan yang telah direncanakan

Safety (SYQ5) Tingkat kekebalan SI dari serangan yang tak terduga

bahaya atau kerusakan

Responsiveness

(SVQ1)

Tingkat reaksi SI untuk melayani penggunanya dengan

cara waktu dan situasi yang sesuai

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Flexibilty (SVQ2) Tingkat adaptasi SI untuk melayani penggunanya sesuai

dengan kebutuhan yang diminta

Security (SVQ3) Tingkat keamanan dari sistem yang terintegrasi untuk

melayani pengguna dengan aman dari serangan bahaya

atau kerusakan yang tak terduga

Fuctionality

(SVQ4)

Tingkat yang terkait dengan cakupan layanan SI sesuai

dengan persyaratan fungsional

Extension (SVQ5) Tingkat yang terkait dengan cakupan layanan tambahan

SI yang melebihi persyaratan fungsional

Efficiency (USF1) Tingkat kepuasan pengguna SI berdasarkan pada

pencapaian sistem untuk menghasilkan output

dibandingkan dengan sumber daya yang dibutuhkan

untuk mencapai output (Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Effectivity (USF2) Tingkat kepuasan pengguna SI berdasarkan pada

kemampuan sistem untuk memenuhi kebutuhan

pengguna untuk mencapai tujuannya

Flexibility (USF3) Tingkat kepuasan pengguna SI yang terkait dengan

kemampuan beradaptasi dari sistem sesuai dengan

kebutuhan yang diminta

Overall Satisfaction

(USF4)

Tingkat kepuasan pengguna SI terkait dengan

kecukupan keseluruhan aspek sistem

IS Efficiency (SIS1) Tingkat yang terkait dengan perbandingan dari nilai

output SI dan sumber daya yang dibutuhkan untuk

mencapai output

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei 2013

Subiyakto

2017)

IS Effectivity (SIS2) Tingkat yang terkait dengan kapabilitas kemampuan

sistem untuk memenuhi kebutuhan pengguna untuk

mencapai tujuannya

User Satisfaction

(SIS3)

Sejauh mana SI dapat membantu pengguna menciptakan

nilai bagi bisnis mereka

Productictivity

Improvement

(SIS4)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

meningkatkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk menghasilkan output

Competitive

Advantage (SIS5)

Tingkat yang terkait dengan posisi yang menguntungkan

dari pengguna SI yang terintegrasi untuk bersaing dalam

kompetisi bisnis

32

2111 Model IPO Logic

Beberapa penelitian menggunakan input-process-output Logic pada model

penelitiannya Logika IPO di adopsi untuk tujuan yang sama dalam

pengukuran kualitas dari suatu sistem Teori dasar sistem ini digunakan untuk

dapat memberi gambaran akan konsep sistematis dari suatu sistem (Subiyakto

et al 2014) Model logika komputer IPO logic yang digunakan milik Davis

(1998) dan Kellogg (2004) sampai saat ini masih banyak digunakan dalam

penelitian di bidang teknologi dan informasi Logika IPO ini digunakan pada

penelitian yang bertujuan dalam hal pengukuran kualitas suatu sistem

Teori dasar IPO digunakan juga untuk menggambarkan konsep

sistematis dari suatu sistem dan mudah dimengerti oleh para pengguna para

desainer pun juga dapat mengevaluasi dan memperbaiki desain (Davis 1998

Kellogg 2004) Model logic bila digambarkan secara langsung belum tentu

dapat dilihat hubungan sebab-akibat atau hubungan tujuan dan dampak dari

program ataupun proyek secara langsung Namun ini bukan berarti bahwa

program tersebut dikatakan tidak berhasil tetapi kemungkinan adanya bahwa

program sebagai salah satu dari banyak faktor yang dapat mempengaruhi

suatu dampak yang dapat ditimbulkannya (Solihin Dadang 2012) Berikut

adalah gambar 25 merupakan alur dari IPO logic

Gambar 2 3 IPO LOGIC (Davis 1998)

33

2112 Model Kesiapan Teknologi (Technology Readiness)

Technology Readiness atau kesiapan penggunaan teknologi merupakan

kecenderungan sikap masyarakat dalam merangkul dan menggunakan

teknologi baru di rumah dan di tempat kerja (Parasuraman 2000)

Setiap orang bisa menjadi konsumen teknologi namun cara

mengimplementasikannya tergantung pada derajat kesiapan seseorang

dalam menerima teknologi tersebut Menurut Parasuraman (2000) langkah

pertama yang harus dilakukan dalam implementasi teknologi adalah

mengetahui kesiapan konsumen dalam menerima teknologi tersebut Dalam

konteks ini Technology Readiness Index dikembangkan oleh Parasuraman

(2000) untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana seseorang atau

organisasi siap untuk mengadopsi sebuah teknologi informasi Berikut

gambar terbaru dari model TRI 20

Gambar 2 4 Model TRI20 oleh Parasuraman dan Colby 2015

(Sumber Rockresearchcom)

34

TRI merupakan skala multy-item yang terdiri dari 36 pertanyaan untuk

mengukur technology readiness Skala 36-item terdiri dari empat dimensi

komponen keyakinan yang berkaitan dengan teknologi yang memperngaruhi

tingkat seseorang dalam Technology Readiness Keyakinan ini menetapkan

kesediaan seseorang untuk berinteraksi dengan teknologi baru Seiring

berjalannya waktu dan perkembangan IT yang meningkat dengan pesat maka

pemilik model melakukan pembaharuan di tahun 2014 bersama Charles L

Colby sehingga menghasilkan model TRI 20 tetap dengan mempertahankan

4 dimensi sebelumnya namun perubahan serta pembaharuan instrumen

menjadi 16 butir Model TRI 20 ini terdiri dari empat dimensi dua adalah

kontributor dan dua lagi adalah inhibitor pada adopsi teknologi

Kontributornya sebagai berikut

1 Optimism (kepercayaan diri) yaitu menggambarkan sebuah ekspektasi

dari kebenaran positif teknologi

2 Innovativeness (inovasi) yaitu mengenai otoritas penggunaan teknologi

Sedangkan inhibitor adalah

3 Discomfort (ketidaknyamanan) adalah keraguan tentang jaminan orang

awam akan pengalamannya dengan teknologi

4 Insecurity (ketidakamanan) adalah resiko kemungkinan orang-orang

melakukan transaksi berbasis teknologi (technology-based transactions)

Sebagai kontributor optimisme dan inovasi sebagai penggerak dari

Technology Readiness Pada kenyataannya skor tinggi diukur pada dimensi-

dimensi ini yang pada umumnya akan memperbesar kesiapan teknologi

35

(Technology Readiness) Sabaliknya ketidaknyamanan dan ketidakamanan

mencegah atau menunda berkecenderungan membuat orang-orang untuk

menggunakan teknologi baru Dengan demikian skor tinggi yang diukur pada

dimensi-dimensi ini akan menurunkan seluruh kesiapan teknologi

(Technology Readiness) Selama bertahun-tahun TRI telah banyak

bermanfaat bagi para peneliti yang tertarik pada media sosial akses mobile

dan layanan teknologi lainnya Skala 36-item yang di bangun oleh

Parasurman telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa untuk memfasilitasi

perkembangannya di banyak Negara dan telah digunakan di berbagai sektor

layanan termasuk pendidikan perbankan telekomunikasi kesehatan dan

layanan professional lainnya

Parasuraman (2000) memberikan tiga kategori pada pengukuran

Technology Readiness Index yaitu

1 High Technology Readiness (TRI gt 351)

2 Medium Technology Readiness (29 =lt TRI =lt 351)

3 Low Technology Readiness (TRI =lt 289)

Terdapat 5 segmen kategori pengguna sistem yang didefiniskan oleh

Parasuraman dan Colby (2015)

1 Explolers Memiliki optimisme dan rasa inovatif yang tinggi terhadap

teknologisistem sehingga memiliki antusiasme terhadap penggunaan

teknologisistem informasi

2 Pioneer Memiliki optimisme dan rasa inovatif yang tinggi terhadap

teknologisistem namun memiliki sikap kritis terhadap penggunaan

36

teknologisistem informasi Hal tersebut menyebabkan pengguna akan

selektif dalam penggunaan teknologisistem informasi

3 Paranoids Memiliki rasa optimis terhadap teknologisistem namun

memiliki rasa inovatif yang rendah Pengguna kategori ini memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang tinggi terhadap penggunaan

teknologisistem Hal ini menyebabkan rendahnya antusiasme terhadap

penggunaan teknologi

4 Laggards Memiliki rasa optimis dan rasa inovatif terhadap

teknologisistem yang rendah Jenis pegguna seperti ini memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang tinggi terhadap penggunaan

teknologisistem Hal ini menyebabkan penolakan terhadap penggunaan

teknologi

5 Skeptics Memiliki rasa optimis dan rasa inovatif yang rendah terhadap

teknologisistem Jenis pegguna seperti ini juga memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang rendah terhadap penggunaan

teknologisistem Pengguna seperti ini akan menerima teknologisistem

namun tidak memiliki antusiasme terhadap teknologisistem

37

2113 Model Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information)

Gambar 2 5 Model Keberhasilan SI (DeLone amp McLean 1992)

Model keberhasilan ini didasarkan pada proses dan hubungan kausal

dari dimensi-dimensi di model Model ini tidak mengukur ke enam dimensi

pengukuran keberhasilan sistem informasi secara independen tetapi

mengukurnya secara keseluruhan satu mempengaruhi yang lainnya

Pertimbangan proses beragumentasi bahwa suatu sistem terdiri dari

beberapa proses yaitu satu proses mengikuti proses lainnya Suatu model

proses mengusulkan bahwa suatu sistem informasi terdiri dari beberapa

proses yaitu sebagai berikut ini

a Suatu sistem informasi mula-mula dibuat berisi dengan banyak fitur

yang dapat memperlihatkan beberapa tingkat kualitas sistem dan

informasinya

b Pemakai-pemakai dan manajer-manajer mempunyai pengalaman dengan

fitur-fitur tersebut dengan menggunakan sistemnya entah mereka puas

atau tidak puas dengan sistemnya atau produk informasinya

38

c Penggunaan dari sistem dan produk informasinya kemudian mempunyai

dampak atau pengaruh (influence) di pemakai individual di dalam

melakukan pekerjaannya dan dampak-dampak individu ini secara

kolektif akan berakibat pada dampak- dampak organisasional

Berbeda dengan model proses model kausal (causal model) atau

disebut juga dengan model varian (variance model) berusaha untuk

menjelaskan kovarian (covariance) dari elemen-elemen model untuk

menentukan apakah variansi dari satu elemen dapat dijelaskan oleh variansi

dari elemen-elemen lainnya atau dengan kata lain untuk menentukan apakah

terjadi hubungan kausal diantara mereka Misalnya semakin tinggi kualitas

sistem diharapkan akan menyebabkan kepuasan pemakai dan penggunaan

yang lebih tinggi yang selanjutnya akan memperngaruhi secara positif

produktivitas individual dengan hasil peningkatan produktivitas

organisasional Model kausal ini menunjukkan bagaimana arah hubungan

satu elemen dengan elemen lain apakah menyebabkan lebih besar

(mempunyai pengaruh positif) atau lebih kecil (mempunyai pengaruh

negatif)

Dari model proses dan kausal ini maka dapat dijelaskan bahwa kualitas

sistem (system quality) dan kualitas informasi (information quality) secara

mandiri dan bersama-sama mempengaruhi baik penggunaan (use) dan

kepuasan pemakai (user satisfaction) Besarnya penggunaan (use) dapat

mempengaruhi kepuasan pemakai (user satisfaction) secara positif atau

negatif Penggunaan dan kepuasan pemakai mempengaruhi dampak

39

individual (individual impact) dan selanjutnya mempengaruhi dampak

organisasional (organization impact) Sejak tahun 1992 sampai tahun 2002

banyak penelitian yang telah merujuk dan menggunakan model Delone dan

McLean (1992) Kepopuleran model ini menunjukkan bukti yang kuat dari

kebutuhan untuk mengintegrasikan penemuan-penemuan riset secara

komprehensif di bidang sistem informasi Model ini banyak mengundang

perhatian dari para peneliti salah satunya adalah Peter B Seddon yang

melontarkan kritik terhadap model yang diajukan oleh DeLone amp Mclean

Menurut Seddon dalam Jogiyanto (2007) masalah utama dari model

DampM (DeLone amp McLean) adalah mencoba mengkombinasikan proses dan

penjelasan kausal dari keberhasilan sistem informasi di model mereka

Dengan demikian model mereka tercampur antara model proses (process

model) dan model varian (variance model) Menanggapi kritik Seddon

tersebut yang menyatakan bahwa proses dan kausal adalah dua konsep yang

berbeda dan membingungkan untuk digabungkan DeLone dan McLean

(2003) menyetujui kritik ini Pembuatan model keberhasilan sistem informasi

DampM (DampM Information Success Model) dipicu oleh suatu proses

pembuatan informasi dan dampak dari penggunaan sistem informasinya

DeLone dan McLean mendasarkan modelnya pada model proses yang terdiri

dari tiga komponen proses yaitu

a Pembuatan dari suatu sistem informasi

b Penggunaan sistem informasi tersebut

c Konsekuensi atau dampak dari penggunaan sistem

40

Masing-masing dari proses-proses ini diperlukan (necessary) tetapi

masih belum cukup (not sufficient) untuk suatu kondisi supaya dapat

memberikan hasil (outcome) Misalnya tanpa penggunaan sistem tidak akan

ada konsekuensinya atau manfaatnya Demikian juga dengan pemakaian

sistem mungkin juga tidak akan dihasilkan manfaat Dengan demikian untuk

memahami seluruh dimensi dari keberhasilan sistem informasi model varian

atau model kausal diperlukan

Kritik lainnya oleh Seddon tentang pemakaian sistem (system use)

adalah suatu perilaku (behavior) sehingga harus dikeluarkan sebagai

pengukur sukses dari model kausal DeLone dan McLean (2003) tidak

sependapat dengan kritik ini Mereka berargumentasi bahwa pemakaian

sistem (use) harus mendahului dampak dan manfaat mereka percaya bahwa

pemakaian sistem merupakan pengukur yang tepat untuk mengukur sukses di

kebanyakan kasus

DeLone dan McLean (2003) lebih lanjut mengatakan bahwa

permasalahan dengan menggunakan pemakaian sistem (use) sebagai

pengukur keberhasilan adalah pada definisinya yang terlalu sederhana tanpa

memperhatikan sifat dari penggunaannya Peneliti-peneliti harus

mempertimbangkan sifat (nature) perluasan (extent) kualitas (quality) dan

ketepatan (appropriateness) dari pemakaian sistem Sehingga penghapusan

pemakaian sistem (use) dari model ditolak oleh Delone dan McLean (2003)

Selain itu kenyataannya juga pemakaian sistem (system use atau system

41

usage) masih digunakan di banyak riset-riset empiris dan berlanjut

dikembangkan dan diuji oleh peneliti-peneliti sistem informasi

Dari kontribusi-kontribusi penelitian-penelitian sebelumnya dan akibat

perubahan-perubahan dari peran dan penanganan sistem informasi yang telah

berkembang DeLone dan McLean (2003) memperbarui modelnya dan

menyebutnya sebagai model keberhasilan sistem informasi DampM yang

diperbarui (updated DampM IS Success model) Hal-hal yang diperbarui dalam

model ini adalah sebagai berikut

a Menambah dimensi kualitas pelayanan (service quality) sebagai

tambahan dari dimensi-dimensi kualitas yang telah ada

b Menggabungkan dampak individual (individual impact) dan dampak

organisasional (organizational impact) menjadi satu variabel yaitu

manfaatmanfaat bersih (net benefits)

c Menambahkan dimensi minat memakai (intention to use) sebagai

alternative dari dimensi pemakaian (use)

d Pemakaian (use) dan kepuasan pemakai (user satisfaction) sangat erat

berhubungan Pemakaian (use) harus mendahului kepuasan pemakai

(user satisfaction) sebagai suatu proses tetapi pengalaman yang positif

karena menggunakan (use) akan mengakibatkan kepuasan pemakai yang

lebih tinggi sebagai suatu kausal Secara sama peningkatan kepuasan

pemakai akan mengakibatkan peningkatan minat menggunakan

(intention to use) dan kemudian akan menggunakan (use)

42

e Jika manfaat-manfaat bersih (net benefits) positif akan menguatkan minat

memakai dan menggunakan serta tingkat kepuasan pemakai Umpan

balik ini masih valid bahkan untuk manfaat-manfaat bersih yang negatif

f Model yang diperbarui mempunyai arah panah untuk

mendemonstrasikan hubungan yang diusulkan antar dimensi-dimensi

keberhasilan dalam bentuk proses tetapi tidak menunjukkan arah

hubungannya yang positif atau negatif dalam bentuk kausal

Dari hasil analisis tersebut maka Delone dan McLean (2003)

mengusulkan suatu model yang diperbarui yang nampak pada gambar berikut

ini

Gambar 2 6 Model Keberhasilan SI (DeLone amp McLean 2003)

43

212 Penelitian Sejenis

Tabel 2 3 Penelitian Sejenis

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

1 Peranan Sistem Informasi

Akuntansi dalam Efektifitas

Pelaporan Informasi Akuntansi

Pertanggungjawaban pada PT

Pos Indonesia (Persero)

Manado (Koloay Morasa amp

Elim 2014)

DeLone and

McLean

1 System Quality

2 Information

Quality

3 Service Quality

4 Information Use

5 User Satisfaction

6 Net Benefit

Untuk mengetahui bagaimana

peranan sistem informasi

akuntansi pertanggungjawaban

kantor cabang PT Pos

Indonesia (Persero) Manado

Penelitian menyimpulkan bahwa Sistem

Informasi Akuntansi pada PT Pos

Indonesian (Persero) Manado telah

berperan secara efektif dalam pelaporan

informasi akuntansi pertanggungjawaban

kantor cabang Terbukti dengan

terpenuhinya karakteristik output kualitatif

berupa informasi yang menjelaskan telah

tercapainya tujuan dalam perusahaan

2 Kajian Keberhasilan

Penggunaan Sistem Informasi

Accurate Dengan

Menggunakan Model

Kesuksesan Sistem Informasi

DeLone Dan Mclean (Hudin amp

Riana 2016)

Updated

DeLone dan

McLane (2003)

1 System quality

2 Information

quality

3 Service quality

4 Use

5 User satisfaction

6 Net benefit

Penelitian ini akan

menganalisis faktor-faktor

yang mengukur keberhasilan

model kesuksesan sistem

informasi DeLone amp McLean

terhadap pengguna Sistem

Informasi Akuntansi Accurate

di enam perusahaan di Kota

Sukabumi

Penelitian ini membuktikan bahwa kualitas

informasi dan kualitas pelayanan tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel

penggunaan dan variabel lainnya teruji

signifikan dalam mengukur keberhasilan

penggunan Sistem Accurate dengan nilai

R-square 057 untuk penggunaan 094

untuk kepuasan pengguna dan 094 untuk

manfaat bersih Selain itu nilai Goodness

of Fit (GoF) sebesar 072 atau 72

sehingga model dinyatakan telah sesuai

secara substansial dalam

merepresentasikan hasil penelitian

44

Tabel 23 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

3 Evaluasi Net Benefit Sistem

Informasi Akuntansi Pada

Software Akuntansi Accurate

dan Zahir MenurutModel

Delone amp Mclean 2003

(Tjahjanadi amp Sarosa)

Updated

DeLone dan

McLane (2003)

1 System quality

2 Information

quality

3 Service quality

4 Use

5 User satisfaction

6 Net benefit

menganalisis Net Benefit

software akuntansi menurut

model kesuksesan DeLone amp

McLean (2003)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Information Quality System Quality dan

Service Quality berpengaruh terhadap User

Satisfaction User Satisfaction berpengaruh

terhadap Net Benefit Akan tetapi

Information Quality System Quality dan

Service Quality tidak berpengaruh terhadap

Use Use tidak berpengaruh terhadap User

Satisfaction dan Use tidak berpengaruh

terhadap Net Benefit

4 Evaluasi Kesiapan Pengguna

dalam Adopsi SI Terintegrasi

di bidang Keuangan

Menggunakan Metode TRI

(Florestiyanto 2012)

Technology

Readiness Index

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Melakukan evaluasi kesiapan

pengguna dalam adopsi TIK

diukur dari keyakinan positif

dan keyakinan negatif

pengguna terhadap teknologi

dengan mengadiopsi TRI 10

Seluruh variable penelitian berpengaruh

terhadap technology readiness

5 Analisis Kesiapan Pengguna

Sistem Informasi Akademik

(Pambudi 2015)

Technology

Readiness Index

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Melakukan analisis kesiapan

kompetensi teknologi

pengguna pada proses

implementasi SIA di PNM

dengan menggunakan SEM-

PLS dan metode TRI

Seluruh variable Tri berpengaruh secara

signifikan terhadap Technology Readiness

faktor ketidaknyamanan menempati urutan

teratas dan inovasi urutan terbawah

45

Tabel 23 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

6 An Updated and

Streamline Technology

Readiness Index TRI 20

(Parasuraman amp Colby

2015)

TRI 20 1 Optimism

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Pada papper ini adanya

penyederhanaan indikator

dari 36 pada TRI versi 10

kini menjadi 16 variabel pada

TRI 20

Adanya perbaharuan 16 indikator

pada model TRI 20

7 Implementation in of

Input process-output

Model for Measuring

Information System

Project Success (

Subiyakto amp Ahlan

2014)

IPO Model

Measuring IS Project

Success

1 Project Contents

People amp Actions

2 Institutinal Context

3 System Use

4 Information

Quality

5 System Quality

6 Service Quality

7 User Satisfication

8 Net Benefits

Memberikan alternative

model keberhasilan proyek

SI menggunakan IPO model

Permodelan usulan yang dibuat

berdasarkan empat teori dasar yaitu IPO

Logic Model The Project Success

Theories The DampM Success Model dan

The Project Classifictory Framework

8 Development of the

Readiness and Success

Model for Assessing the

Information System

Integration (Subiyakto

2017)

The technology

readiness and IS

success model

combination

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

5 Information

Quality

6 System Quality

7 Service Quality

8 UserSatisfication

9 Success

Information

Systems

Tujuan penelitian ini

menggabungkan dua model

menjadi satu kesiapan dan

keberhasilan sistem untuk

mengetahui pengaruh

kesiapan terhadap

keberhasilan integrasi sistem

Hasil penelitian ini menunjukkan anatara

penggabungan dua model yang

dikembangkan menjadi satu model antara

model kesiapan dengan model keberhasilan

sistem yang memiliki Sembilan variabel

dengan 23 indikator

46

Tabel 21 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

9 Pengukuran Pengaruh

Kesiapan Terhadap

Keberhasilan Penerapan

Sistem Ubiquitous

Computing Di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

(Gregoryo Gusti 2017)

Model TRI

Parasuraman amp

Colby (2014) dan

Model Keberhasilan

Sistem Informasi

(Delone amp McLean

2003) yang

dikembangkan oleh

(Subiyakto 2017)

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

5 Information Quality

6 System Quality

7 Service Quality

8 UserSatisfication

9 Success Information

Systems

Untuk mengetahui pengaruh

kesiapan terhadap

keberhasilan penerapan

sistem Ubiquitous

Computing di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

khususnya Fakultas Sains

dan Teknologi

Hasilnya terdapat 23 hipotesis yang diuji

11 hipotesis yang diterima atau

berpengaruh dan 12 hipotesis ditolak

Sehingga faktor-faktor pengaruh kesiapan

terhadap keberhasilan sistem yaitu OPT

melalui SYQ SVQ dan USF INN melalui

INQ dan SVQ INS berpengaruh secarah

negatif melalui INQ SYQ dan SVQ INQ

melalui USF SVQ melalui USF USF

melalui SIS

47

213 Pengembangan Hipotesis

Hipotesis dikembangkan berdasarkan teori-teori dari Parasuraman amp Colby

(2015) Delone amp McLean (2003) dan Subiyakto (2017) Maka dari itu dapat

dijabarkan hipotesis untuk variabel construct sebagai berikut

H1 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap INQ

H2 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap SYQ

H3 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap SVQ

H4 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H5 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap INQ

H6 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap SYQ

H7 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap SVQ

H8 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H9 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

H10 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SYQ

H11 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SVQ

H12 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap USF

H13 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

H14 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SYQ

H15 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SVQ

H16 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap USF

H17 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H18 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H19 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

48

H20 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H21 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H22 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H23 Apakah USF berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Secara umum penelitian ini dilakukan dengan menerapkan pendekatan kuantitatif

(Creswell 2017) dan struktur penelitian yang berurutan sesuai dengan tujuannya

yaitu untuk mengetahui pengaruh kesiapan terhadap keberhasilan penerapan SIA

Accurate dan menguji hipotesis yang berhubungan antara pengaruh kesiapan

terhadap keberhasilan penerapan sistem Teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui pengadaan survei yang disebarkan kepada responden di beberapa

perusahaan Jakarta khususnya pengguna SIA Accurate dengan berinstrumenkan

pertanyaan kuesioner analisis data dilaksanakan secara statistik dengan

menggunakan perangkat lunak komputer sesuai kebutuhan

Dalam penelitian ini perangkat lunak yang digunakan yaitu MS Word 2016

untuk penulisan laporan MS Excell 2016 untuk membantu pengolahan data

demografis serta SmartPLS versi 30 untuk pengolahan data hasil kuesioner dari

responden yang terkumpul Serta Edraw Max 8 untuk pembuatan gambar yang

mendukung penulisan laporan penelitian (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle

2015 Sarstedt 2017 Wong 2013 Yamin amp Kurniawan 2011)

50

32 Prosedur Penelitian

Melihat dari pendekatan dan strategi penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya

penelitian ini akan dilakukan menggunakan delapan tahapan yang secara prosedural

dan berurutan yang terdiri dari kajian pustaka pengembangan model perancangan

penelitian pembuatan instrument penelitian atau indikator pengumpulan data

analisis data interpretasi dan pembuatan laporan Berikut gambar yang akan

memperjelas urutan prosedural penelitian ini

Gambar 3 1 Prosedur Penelitian

51

Selanjutnya akan digambarkan durasi proses dari ke delapan tahapan

dalam penelitian ini beserta kegiatan strukturalnya pada tabel 31

Tabel 3 1 Waktu Penelitian

No Tahapan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1 Kajian Pustaka

2 Pengembangan Model

3 Perancangan Penelitian

4 Pembuatan Instrumen

5 Pengumpulan Data

6 Analisis Data

7 Interpretasi

8 Pembuatan Laporan

33 Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel pada penelitian ini ialah para pengguna SIA Accurate versi 5

di beberapa perusahaan Jakarta yang pernah menggunakan sistem ini tanpa dibatasi

lamanya waktu penggunaan Tahap pertama peneliti mengambil teknik sampling

melalui purposive sampling yang dilakukan untuk memilih bagian dari populasi

dimana kriteria yang dipilih adalah pengguna yang memiliki pengalaman dalam

menggunakan SIA Accurate Selanjutnya peneliti menentukan jumlah responden

berdasarkan teori dengan pertimbangan jumlah populasi keterbatasan waktu dan

biaya maka dari itu peneliti mengkerucutkan daerah penelitian pada Jakarta Selatan

Jakarta Timur Jakarta Barat Dari 15 perusahaan yang menggunakan SIA Accurate

dan dijadikan target sampel penelitian 4 diantaranya menerima permohonan

penelitian yang diajukan dan 11 perusahaan lainnya menolak Dengan perkiraan

responden yang mencapai lebih dari 100 orang hal tersebut menurut beberapa ahli

(Guritno 2011 Wong 2013) telah mencakupi sampel yang dibutuhkan dalam

Structural Equation Modeling (SEM) maka peneliti mendapatkan jumlah

responden sebanyak 125 orang

52

34 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini berupa sebuah kuesioner yang berisi lembaran surat

pengantar dari peneliti sebagai permohonan untuk pengisiannya dan lembar kedua

dan ketiga yang berisikan pertanyaaan-pertanyaan penelitian Lembar pertanyaan

penelitian ini terdiri dari tujuh pertanyaan yang ditujukan sebagai data demografi

mengenai profil responden (1) jenis kelamin (2) pendidikan terakhir (3)

pengetahuan pengguna dalam keberadaan SIA Accurate (4) pengalaman

penggunaan SIA Accurate (5) skala intensitas akses SIA Accurate (6) tingkat

kesiapan terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate (7) status responden di

perusahaan dan empat puluh empat pertanyaan ditujukan sebagai data statistik

inferensial Daftar pertanyaan lengkap penelitian dapat dilihat pada bagian

lampiran Secara khusus peneliti menggunakan lima poin skala likert dari tingkatan

ldquoSangat Tidak Setujurdquo (1) sampai ldquoSangat Setujurdquo (5) untuk pengukuran dalam

kuesioner tersebut Berikut tabel 32 indikator dan butir pertanyaan penelitian

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian

Variabel Indikator Pertanyaan

Optimism

(OPT)

Easiness Sistem bebas dari kesulitan kendala dan

masalah

Connectivity Sistem dapat mudah terhubung dengan sistem

lain

Effectiveness Sistem berjalan secara efektif

Efficiency Sistem berjalan secara efisien

Productivity Sistem berjalan secara produktif

Innovativeness

(INN)

Problem Solving Sistem merupakan alat pemecah masalah bagi

penggunanya

Independence Sistem membantu pengguna bebas dari kendali

dan pengaruh

Challenge Sistem mendukung penggunanya untuk mencapai

tujuan dalam situasi atau masalah yang sulit

Stimulation Sistem mendorong penggunanya untuk mencapai

tujuan

Competitiveness Sistem mendukung penggunanya untuk menjadi

lebih sukses daripada pesaingnya

53

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian (lanjutan)

Variabel Indikator Pertanyaan

Discomfort

(DIS)

Complexity Sistem membingungkan pengguna dalam

penggunaannya

Difficulty Sistem tidak mudah untuk digunakan

Dependence Sistem tidak bebas untuk digunakan

Lack Of Support Sistem dijalankan tanpa dukungan operasi secara

penuh

Innapropriateness Sistem tidak sesuai dengan perencanaan

pengembangannya

Insecurity

(INS)

Failure Sistem tidak berhasil dijalankan sesuai rencana

pengembangannya

Threat Sistem berada dalam kondisi yang dapat

menyebabkan bahaya

Reducing Interaction Sistem membuat penggunanya menjadi kurang

dalam berinteraksi

Distraction Sistem membuat penggunanya tidak fokus kepada

yang sebenarnya penting untuk mereka

Incredulity Sistem meragukan untuk digunakan

Information

Quality

(INQ)

Accuracy Sistem menghasilkan informasi secara akurat

Timeliness Sistem menghasilkan informasi secara tepat waktu

Completeness Sistem menghasilkan informasi secara lengkap

Consistency Sistem menghasilkan informasi secara konsisten

sepanjang operasinya

Relevance Sistem menghasilkan informasi sesuai kebutuhan

penggunanya

System

Quality

(SYQ)

Ease of Use Sistem mudah dalam penggunaannya

Maintainability Sistem mudah dalam perawatannya

Response Time Sistem mampu merespon secara cepat mengikuti

perintah yang diberikan

Fuctionality Sistem mampu melakukan semua fungsi yang

disyaratkan dalam pengembangannya

Safety Sistem aman dalam penggunaanya

Service

Quality

(SVQ)

Responsiveness Sistem memberikan layanan secara cepat

Flexibility Sistem menyediakan layanan yang fleksibel sesuai

kondisi pengguna

Security Sistem memberikan layanan yang aman

Functionality Sistem menyediakan layanan yang sesuai

persyaratan dalam pengembangannya

Extension Sistem menyediakan layanan lebih dari fungsi yang

disyaratkan

User

Satisfaction

(USF)

Efficiency Pengguna puas dengan tingkat efisiensi sistem

Effectiveness Pengguna puas dengan tingkat efektifitas sistem

Flexibility Pengguna puas dengan tingkat fleksibilitas sistem

Overall Satisfaction Pengguna puas dengan kinerja sistem

Success

Information

System

(SIS)

IS Efficiency Sistem beroperasi secara efisien

IS Effectiveness Sistem beroperasi secara efektif

User Satisfaction Sistem meningkatkan kepuasan penggunanya

Productivity Improvement Sistem meningkatkan produktivitas

Competitive Advantage Sistem meningkatkan daya saing perusahaan

54

35 Pengumpulan dan Pemrosesan Data

Proses pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti ialah menyebar kuesioner

secara langsung kepada respondenpengguna SIA Accurate Penyebaran kuesioner

dilakukan secara langsung pada beberapa perusahaan pengguna SIA Accurate di

Jakarta Prosedur awal yang dilakukan dalam kegiatan pengumpulan data adalah

perizinan yang diajukan peneliti kepada perusahaan terkait setelah disetujui proses

pengambilan data dilakukan dengan menyerahkan kuesioner kepada perwakilan

masing-masing perusahaan dan menjelaskan bagaimana cara pengisian kuesioner

tersebut Proses pengumpulan data dilakukan selama tiga bulan dibeberapa

perusahaan pengguna SIA Accurate di Jakarta Berdasarkan hasil penyebaran

kuesioner peneliti berhasil mengumpulkan 125 kuesioner secara langsung kepada

pengguna yang telah menggunakan SIA Accurate Keseluruhan kuesioner yang

diperoleh dinyatakan valid karena sesuai dengan kriteria dan dinyatakan lengkap

36 Analisis dan Interpretasi Data

Analisis data dibagi menjadi dua yaitu analisis demografis dan analisis statistis

inferensial Pertama peneliti melakukan analisis data demografis dengan

menggunakan perangkat lunak Ms Word 2016 Kedua peneliti melakukan analisis

statistis inferensial menggunakan SmartPLS versi 30 terdapat dua analisis yang

dilakukan oleh penelti dalam tahap ini yaitu analisis measurement model (outer

model) dan structural model (inner model) Measurement model (outer model)

dilakukan melalui proses pengujian validitas dan reliabilitas outer model melalui

indikator reliability internal consistency reliability convergent validity dan

55

discriminant validity Sedangkan pengujian structural model (inner model) melalui

path ceofficient (β) coefficient of determination (R2) t-test melalui metode

bootstrapping effect size (f2) predictive relevance (Q2) dan relative impact (q2)

menggunakan metode pengujian blindfolding Setelah itu untuk interpretasi hasil

peneliti mendiskusikan hasil analisis demografi responden dengan kondisi lapangan

yang berjalan dan juga menterjemahkan hasil analisis model secara statistik

kuantitatif dengan membandingkan dan mempertimbangkan sejumlah literatur

terkait sebelumnya

56

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI

41 Hasil Analisis

411 Hasil Analisis Demografis

Hasil analisis demografis dilakukan pada bagian profil responden dan untuk

menghasilkan informasi demografis terkait profil responden tingkat pendidikan

dan bagaimana responden tersebut menilai kemampuannya menggunakan

komputer

1) Jenis Kelamin

Gambar 41 memperlihatkan bahwa dari 125 data responden yang

terlibat dalam penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 70 orang (56) dan jumlah dari responden

perempuan yaitu sebanyak 55 orang (44)

Gambar 4 1 Diagram Jenis Kelamin Responden

Laki-laki

56

Perempuan

44

Laki-laki Perempuan

57

2) Pendidikan Terakhir

Gambar 42 menunjukan bahwa responden yang terlibat dalam

penelitian ini memiliki keragaman tingkat pendidikan Sebanyak 71

responden (57) merupakan lulusan S1 25 responden (20) lulusan

SLTA 23 responden (18) merupakan lulusan Diploma dan 6 responden

merupakan lulusan S2 (5)

Gambar 4 2 Diagram Pendidikan Terakhir Responden

3) Pengetahuan mengenai Keberadaan Sistem

Berdasarkan gambar 43 dari jumlah 125 responden mayoritas

sudah mengetahui mengenai keberadaan SIA Accurate yaitu sebanyak 119

responden (95) sisanya sebanyak 6 orang (5) belum mengetahui

mengenai adanya SIA Accurate

SLTA

20

Diploma

18S1

57

S2

5

SLTA Diploma S1 S2

58

Gambar 4 3 Diagram Pengetahuan Keberadaan Sistem

4) Pengalaman Penggunaan Sistem

Pengalaman responden dalam menggunakan sistem di institusi atau

perusahaan tersebut adalah lt1 tahun sebanyak 69 (55) 1-3 tahun

sebanyak 15 (12) 3-5 tahun sebanyak 16 (13) dan gt5 tahun sebanyak

25 (20 ) responden Gambar 44 menunjukan durasi pengalaman

responden dalam menggunakan SIA Accurate di penelitian ini

Gambar 4 4 Diagram Pengalaman Penggunaan Sistem

Tidak5

Iya95

Tidak Iya

lt 1 Tahun

55

1 - 3 Tahun

12

3 - 5 Tahun

13

gt 5 Tahun

20

lt 1 Tahun 1 - 3 Tahun 3 - 5 Tahun gt 5 Tahun

59

5) Skala Intensitas Penggunaan Sistem

Skala intensitas responden dalam menggunakan sistem dalam

pekerjaan di institusi atau perusahaan tersebut adalah ldquoselalurdquo sebanyak 79

responden (63) ldquoterkadangrdquo sebanyak 30 (24) ldquojarangrdquo sebanyak 16

(13) dan ldquotidak pernahrdquo sebanyak 0 (0 ) responden Gambar 45

menunjukan durasi pengalaman responden dalam menggunakan SIA

Accurate di penelitian ini

Gambar 4 5 Diagram Skala Intensitas Penggunaan Sistem

6) StatusPosisi Pekerjaan

Berdasarkan gambar 46 dapat diketahui bahwa responden pada

penelitian ini bagian marketing sebanyak 43 orang (34) dilanjutkan oleh

bagian logistik sebanyak 37 orang (30) bagian keuangan sebanyak 13

orang (11) bagian Admin sebanyak 24 orang (19) dan terakhir bagian

TI sebanyak 8 orang (6)

Selalu

63

Terkadang

24

Jarang

13

Selalu Terkadang Jarang

60

Gambar 4 6 StatusPosisi Pekerjaan

7) Kemampuan Penggunaan Komputer

Gambar 47 menunjukan penilaian responden atas kapabilitas

penggunaan komputer Hasil ini diambil berdasarkan jawaban responden

atas pertanyaan kemampuan penggunaan komputer yang memiliki pilihan

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil dan Sangat Tidak Terampil

Sebanyak 20 (16) responden menjawab ldquoSangat Terampilrdquo 87 (70)

responden menjawab ldquoTerampilrdquo dan 18 responden menjawab ldquoTidak

Terampilrdquo

Gambar 4 7 Diagram Kemampuan Penggunaan Komputer

Marketing

34

Keuangan

11Admin

19

Logistik

30

TI

6

Marketing Keuangan Admin Logistik TI

Sangat Terampil

17

Terampil

68

Tidak Terampil

15

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil

61

412 Hasil Analisis Pengukuran Model

Analisis pengukuran model (measurement model) dilakukan melalui empat tahap

pengujian seperti yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya Empat

pengujian itu adalah individual item reliability internal consistency reliability

average variance extracted dan discriminant validity (Afthanorhan 2013 Hair

2012 Ringle 2015 Subiyakto 2015 Wong 2013 Yamin 2011) Berikut ini adalah

penjelasan tentang pelaksanaan dan hasil dari empat pengujian tersebut

1) Uji Individual Item Reliabilty

Standardized loading factor menggambarkan besarnya korelasi

antara setiap item pengukuran (indikator) dengan konstruknya dengan

melihat nilai outer loading Nilai outer loading diatas 07 dapat dikatakan

baik artinya bahwa indikator tersebut dikatakan valid sebagai indikator yang

mengukur konstruk Mengacu pada standar nilai outer loading setelah

melalui pengujian pada SmartPLS 30 dengan hasil pada tabel 41 dan

gambar 48 dilakukan penghapusan pada tiga indikator yang memiliki outer

loading dibawah 07 yaitu INN1 INQ1 dan INQ2 Setelah penghapusan

ketiga indikator tersebut setelah diuji kembali menggunakan SmartPLS 30

seluruh outer loading sudah memenuhi syarat gt07Internal Consistency

dengan hasil pada tabel 42 dan gambar 49

62

Tabel 4 1 Hasil Awal Uji Loading Factor

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884

DIS2 0933

DIS3 0920

DIS4 0935

DIS5 0881

INN1 -0008

INN2 0895

INN3 0881

INN4 0888

INN5 0757

INQ1 0699

INQ2 0145

INQ3 0848

INQ4 0750

INQ5 0748

INS1 0893

INS2 0901

INS3 0915

INS4 0875

INS5 0840

OPT1 0856

OPT2 0856

OPT3 0855

OPT4 0793

OPT5 0818

SIS1 0894

SIS2 0897

SIS3 0902

SIS4 0899

SIS5 0890

SVQ1 0914

SVQ2 0907

SVQ3 0890

SVQ4 0897

SVQ5 0868

SYQ1 0903

SYQ2 0778

SYQ3 0852

SYQ4 0864

SYQ5 0882

USF1 0835

USF2 0821

USF3 0859

USF4 0779

63

Tabel 4 2 Hasil Uji Loading Factor Setelah Penghapusan Indikator

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884

DIS2 0933

DIS3 0920

DIS4 0935

DIS5 0881

INN1

INN2 0895

INN3 0881

INN4 0888

INN5 0757

INQ1

INQ2

INQ3 0848

INQ4 0750

INQ5 0748

INS1 0893

INS2 0901

INS3 0915

INS4 0875

INS5 0840

OPT1 0856

OPT2 0856

OPT3 0855

OPT4 0793

OPT5 0818

SIS1 0894

SIS2 0897

SIS3 0902

SIS4 0899

SIS5 0890

SVQ1 0914

SVQ2 0907

SVQ3 0890

SVQ4 0897

SVQ5 0868

SYQ1 0903

SYQ2 0778

SYQ3 0852

SYQ4 0864

SYQ5 0882

USF1 0835

USF2 0821

USF3 0859

USF4 0779

Keterangan

Dihapus

64

2) Uji Internal Consistency Reliability

Pengujian ini dilakukan dengan melihat hasil nilai composite

reliability (CR) dengan batas ambang di atas 07 Hasilnya dapat dilihat pada

Tabel 43 bahwa nilai CR dari semua variabel di atas 07 sehingga memenuhi

syarat dan valid untuk digunakan dalam model penelitian ini

Tabel 4 3 Hasil Uji Composite Reliability

Composite Reliability

DIS 0960

INN 0917

INQ 0852

INS 0948

OPT 0921

SIS 0953

SVQ 0953

SYQ 0933

USF 0894

3) Uji Average Variance Extracted

Pengujian convergent validity selanjutnya dilakukan dengan melihat

nilai average variance extracted (AVE) Nilai ini menggambarkan besaran

varian atau keragaman variabel manifes (indikator) yang dapat dikandung

oleh variabel laten (konstruk) Nilai AVE minimal 05 menunjukan ukuran

convergent validity yang baik Artinya variabel laten (konstruk) dapat

menjelaskan rata-rata lebih dari setengah variance dari indikator-

indikatornya Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 44 yang menunjukan bahwa

nilai AVE dari semua variabel di atas 05 sehingga memenuhi syarat untuk

digunakan

65

Tabel 4 4 Hasil Uji Average Variance Extracted (AVE)

Average Variance Extracted (AVE)

DIS 0829

INN 0735

INQ 0658

INS 0784

OPT 0699

SIS 0804

SVQ 0802

SYQ 0736

USF 0679

4) Discrimant Validity

Pengujian ini dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dengan memeriksa

cross loading pertama dilakukan dengan membandingkan korelasi indikator

dengan konstruknya dan konstruk blok lainnya Bila korelasi antara indikator

dengan konstruknya lebih tinggi dari korelasi dengan konstruk blok lainnya

hal ini menunjukkan konstruk tersebut memprediksi ukuran pada blok mereka

lebih baik dari blok lainnya Selanjutnya dengan memeriksa cross loading

Fornell-Lackerrsquos yaitu dengan membandingkannya dengan nilai akar AVE

dimana nilai akar AVE harus lebih tinggi daripada korelasi antara konstruk

dengan konstruk lainnya Hasilnya dapat dilihat pada tabel 45 dan indikator

yang diberi blok kuning pada setiap variabel memiliki nilai lebih tinggi dari

korelasi dengan konstruk blok lainnya

66

Tabel 4 5 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading)

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884 0535 0039 0723 0036 0012 0095 0033 0076

DIS2 0932 0485 0040 0766 0065 0035 0166 0143 0111

DIS3 0920 0538 0038 0739 0096 0020 0124 0066 0090

DIS4 0936 0507 0080 0784 0106 0032 0166 0117 0141

DIS5 0880 0471 -0017 0704 0016 -0057 0085 0026 0026

INN2 0551 0895 0060 0539 0068 0168 0169 0146 0209

INN3 0420 0881 0135 0408 0176 0215 0232 0225 0311

INN4 0398 0889 0060 0363 0159 0174 0248 0226 0222

INN5 0539 0757 0058 0498 0120 0164 0287 0245 0197

INQ3 0082 0179 0882 0134 0542 0351 0634 0627 0524

INQ4 -0018 0004 0809 0071 0451 0182 0489 0535 0277

INQ5 0040 0011 0736 0098 0299 0334 0224 0221 0443

INS1 0744 0492 0091 0890 0018 0075 0132 0120 0120

INS2 0734 0452 0128 0901 0006 0098 0194 0168 0190

INS3 0741 0489 0125 0915 0039 0069 0174 0151 0180

INS4 0714 0443 0130 0877 0034 0084 0164 0152 0156

INS5 0718 0452 0063 0841 -0048 0033 0050 0037 0111

OPT1 0116 0213 0431 0040 0856 0446 0636 0597 0521

OPT2 0133 0161 0479 0079 0855 0487 0703 0623 0554

OPT3 0031 0131 0529 -0043 0855 0495 0672 0635 0559

OPT4 0022 0095 0366 -0023 0793 0408 0627 0577 0431

OPT5 0031 0061 0441 0025 0818 0376 0638 0599 0420

SIS1 0095 0181 0268 0109 0460 0895 0612 0523 0700

SIS2 -0039 0150 0279 0020 0475 0898 0583 0473 0701

SIS3 0039 0215 0374 0120 0480 0901 0641 0585 0791

SIS4 0010 0193 0438 0072 0505 0899 0642 0578 0736

SIS5 -0012 0216 0275 0063 0464 0890 0617 0526 0689

SVQ1 0166 0279 0435 0182 0706 0619 0914 0837 0578

SVQ2 0085 0205 0493 0100 0733 0590 0907 0744 0611

SVQ3 0154 0249 0598 0173 0657 0675 0890 0838 0682

SVQ4 0116 0243 0532 0162 0729 0660 0897 0823 0654

SVQ5 0164 0275 0496 0173 0688 0539 0868 0759 0599

SYQ1 0142 0289 0541 0192 0682 0604 0878 0905 0597

SYQ2 0028 0173 0418 0076 0496 0383 0586 0778 0518

SYQ3 0079 0158 0464 0090 0604 0478 0708 0850 0569

SYQ4 0090 0241 0494 0185 0621 0536 0787 0867 0582

SYQ5 0084 0208 0567 0107 0687 0544 0839 0883 0563

USF1 0111 0254 0489 0129 0533 0628 0587 0599 0835

USF2 0121 0137 0408 0136 0464 0650 0512 0464 0820

USF3 0043 0275 0501 0106 0491 0732 0633 0579 0858

USF4 0103 0247 0328 0225 0483 0648 0563 0526 0781

67

Tabel 4 6 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading Fornell-Lackerrsquos)

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS 0911

INN 0552 0857

INQ 0050 0096 0811

INS 0821 0523 0129 0885

OPT 0081 0160 0541 0019 0836

SIS 0021 0214 0366 0087 0532 0897

SVQ 0153 0279 0572 0176 0785 0691 0895

SYQ 0102 0253 0583 0156 0726 0600 0894 0858

USF 0112 0280 0527 0179 0598 0808 0699 0660 0824

Tabel 46 menunjukan bahwa nilai akar AVE lebih tinggi daripada

korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya Sehingga berdasarkan hasil

pemeriksaan dua tahap cross loading diketahui bahwa tidak ada masalah dalam

uji discriminant validity

68

Gambar 4 8 Hasil Awal Analisis Outer Model

69

Gambar 4 9 Hasil Akhir Analisis Outer Model Setelah Penghapusan Indikator

70

413 Hasil Struktur Model

Analisis struktur model dilakukan melalui enam tahapan pengujian yaitu

pengujian path coefficient (β) coefficient of determination (R2) t-test

menggunakan metode bootstrapping effect size (f2) predictive relevance (1198762)

dan relative impact (1199022) (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Wong 2013 Yamin

2011) Secara grafis hasilnya dapat dilihat pada Tabel 413 Berikut adalah

penjelasan dari ke enam tahap pengujian

1) Path Coefficient (β)

Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai ambang batas yaitu di atas 01

dimana jalur (path) dapat dinyatakan memiliki pengaruh dalam model jika

hasil nilai uji path coefficient berada diatas 01 Hasilnya dari 23 jalur

hipotesis yang ada pada model penelitian ini 8 memiliki pengaruh yang tidak

signifikan dapat dilihat pada tabel 47 dan gambar hasil nilai uji path

coefficient semuanya memiliki nilai diatas 01

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient

Jalur Β

DIS -gt INQ -0271

DIS -gt SVQ -0180

DIS -gt SYQ -0273

DIS -gt USF -0159

INN -gt INQ -0030

INN -gt SVQ 0129

INN -gt SYQ 0133

INN -gt USF 0129

INQ -gt SIS -0157

71

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient (lanjutan)

Jalur β

INQ -gt USF 0160

INS -gt INQ 0356

INS -gt SVQ 0242

INS -gt SYQ 0296

INS -gt USF 0137

OPT -gt INQ 0561

OPT -gt SVQ 0774

OPT -gt SYQ 0721

OPT -gt USF 0132

SVQ -gt SIS 0437

SVQ -gt USF 0401

SYQ -gt SIS -0152

SYQ -gt USF 0075

USF -gt SIS 0686

2) Coefficient of Determination (R2)

Pengujian ini dilakukan untuk menjelaskan varian dari tiap target endogenous

variabel (variabel yang dianggap dipengaruhi oleh variabel lain dalam model)

dengan standar pengukuran sekitar 0670 sebagai kuat sekitar 0333 moderat

dan 0190 atau di bawahnya menunjukan tingkat varian yang lemah

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Wong 2013) Tabel 48

menunjukan bahwa R2 dari Information Quality (INQ) memiliki nilai 0332

R2 dari Success Information S (SIS) memiliki nilai 0708 R2 dari Service

Quality (SVQ) memiliki nilai 0658 R2 dari System Quality (SYQ) memiliki

nilai 0575 dan R2 dari User Satisfaction (USF) memiliki nilai 0536 Hal

tersebut dapat diartikan bahwa Optimism (OPT) Innovativeness (INN)

Discomfort (DIS) Insecurity (INS) menjelaskan secara moderat (332 )

varian dari INQ selanjutnya menjelaskan secara kuat (708 ) varian dari

SIS selanjutnya menjelaskan secara moderat (658 ) varian dari SVQ

selanjutnya menjelaskan secara moderat (575 ) varian dari SYQ Disisi

72

lain INQ SVQ dan SYQ menjelaskan secara moderat (536 ) varian dari

USF

Tabel 4 8 Hasil Uji Coefficient of Determination (R-Square)

Variabel Endogen R Square

INQ 0332

SIS 0708

SVQ 0658

SYQ 0575

USF 0536

3) T-test

Pengujian ini dilakukan dengan metode bootstrapping menggunakan uji two-

tailed dengan tingkat signifikansi 5 (005) untuk menguji hipotesis-

hipotesis penelitian Hipotesis tersebut akan diterima jika memiliki t-test lebih

besar dari 196 (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Wong 2013)

Adapun tingkat signifikansi lain yaitu 10 akan diterima jika memiliki t-test

165 (Hair et al 2011)

Gambar 4 10 Hasil Uji T-test

73

Gambar 410 diatas menunjukan bahwa ada 14 dari 23 hipotesis yang

diterima dan sisanya ditolak Berikut penjelasan hasil nilai t-test yang dapat

dilihat pada tabel 49

Tabel 4 9 Hasil Uji T-test

Hubungan antar Variabel

(Dependen -gt Independen) T-test

DIS -gt INQ 1929

DIS -gt SVQ 1626

DIS -gt SYQ 2181

DIS -gt USF 1518

INN -gt INQ 0254

INN -gt SVQ 1792

INN -gt SYQ 1811

INN -gt USF 1450

INQ -gt SIS 2123

INQ -gt USF 1254

INS -gt INQ 2547

INS -gt SVQ 2527

INS -gt SYQ 2668

INS -gt USF 1433

OPT -gt INQ 7128

OPT -gt SVQ 16486

OPT -gt SYQ 14434

OPT -gt USF 0993

SVQ -gt SIS 3371

SVQ -gt USF 2412

SYQ -gt SIS 1107

SYQ -gt USF 0397

USF -gt SIS 7666

4) Effect Size (f2)

Pada tahap ini dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh variabel

tertentu terhadap variabel lainnya dalam struktur model dengan nilai ambang

batas sekitar 002 untuk pengaruh kecil 015 untuk menengah dan 035 untuk

pengaruh besar Dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

74

Dimana

Nilai yang diperoleh ketika konstruk eksogen dimasukkan ke

model

Nilai yang diperoleh ketika konstruk eksogen dikeluarkan dari

model

Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 410 hasil dari pengujian terhadap 23

jalur yang ada pada penelitian ini 4 jalur memiliki pengaruh yang besar dan 19

jalur lainnya memiliki pengaruh yang kecil

Tabel 4 10 Hasil Uji Effect Size

Jalur f2

Analisis f2 R2-in R2-ex sum f2

DIS -gt INQ 0332 0310 003342 Kecil

DIS -gt SVQ 0658 0649 002735 Kecil

DIS -gt SYQ 0575 0552 005414 Kecil

DIS -gt USF 0536 0529 001439 Kecil

INN -gt INQ 0332 0332 000048 Kecil

INN -gt SVQ 0658 0647 003321 Kecil

INN -gt SYQ 0575 0536 009179 Kecil

INN -gt USF 0536 0525 002300 Kecil

INQ -gt SIS 0708 0693 004967 Kecil

INQ -gt USF 0536 0520 003377 Kecil

INS -gt INQ 0332 0293 005889 Kecil

INS -gt SVQ 0658 064 005370 Kecil

INS -gt SYQ 0575 0547 006591 Kecil

INS -gt USF 0551 0531 004359 Kecil

OPT -gt INQ 0332 0029 045428 Besar

OPT -gt SVQ 0658 0081 168985 Besar

OPT -gt SYQ 0575 0075 117652 Besar

OPT -gt USF 0536 0539 - 000715 Kecil

SVQ -gt SIS 0708 0674 011464 Kecil

SVQ -gt USF 0536 0512 005100 Kecil

SYQ -gt SIS 0708 0703 001548 Kecil

SYQ -gt USF 0536 0535 000146 Kecil

USF -gt SIS 0708 0480 077795 Besar

75

5) Predictive Relevance (1198762)

Pengujian ini dilakukan dengan metode blindfolding untuk memberikan bukti

bahwa variabel tertentu yang digunakan dalam model mempunyai keterkaitan

prediktif (predictive relevance) dengan variabel lainnya dalam model dengan

ambang batas pengukuran di atas nol sama seperti pada Tabel 411

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Wong 2013)

Tabel 4 11 Hasil Uji Predictive Relevance

Variabel Endogen Q Square

INQ 0201

SIS 0525

SVQ 0486

SYQ 0388

USF 0323

6) Relative Impact (1199022)

Pengujian ini dilakukan dengan metode blindfolding untuk mengukur relatif

pengaruh dari sebuah keterkaitan prediktif suatu variabel tertentu dengan

variabel lainnya dengan nilai ambang batas sekitar 002 untuk pengaruh kecil

015 untuk pengaruh menengahsedang dan 035 untuk pengaruh besar (Hair

et al 2012) Rumus yang digunakan untuk perhitungan 1199022 adalah sebagai

berikut

q2 = 1198762 119894119899119888119897119906119889119890 minus 1198762 119890119909119888119897119906119889119890

1minus 1198762 119894119899119888119897119906119889119890

Tabel 412 menunjukan hasil bahwa 3 jalur mempunyai nilai yang besar

1 memiliki pengaruh sedang dan 19 jalur lainnya memiliki pengaruh kecil

76

Tabel 4 12 Hasil Uji Relative Impact

Jalur q2

Analisis q2 Q2-in Q2-ex sum q2

DIS -gt INQ 0201 0187 0018 Kecil

DIS -gt SVQ 0486 0480 0012 Kecil

DIS -gt SYQ 0388 0372 0026 Kecil

DIS -gt USF 0323 0320 0004 Kecil

INN -gt INQ 0201 0202 - 0001 Kecil

INN -gt SVQ 0486 0487 - 0002 Kecil

INN -gt SYQ 0388 0380 0013 Kecil

INN -gt USF 0323 0318 0007 Kecil

INQ -gt SIS 0525 0514 0023 Kecil

INQ -gt USF 0323 0314 0013 Kecil

INS -gt INQ 0201 0176 0031 Kecil

INS -gt SVQ 0486 0472 0027 Kecil

INS -gt SYQ 0388 0369 0031 Kecil

INS -gt USF 0323 0321 0003 Kecil

OPT -gt INQ 0201 0012 0237 Menengah

OPT -gt SVQ 0486 0055 0839 Besar

OPT -gt SYQ 0388 0048 0556 Besar

OPT -gt USF 0323 0325 - 0003 Kecil

SVQ -gt SIS 0525 0499 0055 Kecil

SVQ -gt USF 0323 0312 0016 Kecil

SYQ -gt SIS 0525 0522 0006 Kecil

SYQ -gt USF 0323 0325 - 0003 Kecil

USF -gt SIS 0525 0353 0362 Besar

77

Tabel 4 13 Hasil Analisis Struktural Model

Hipotesis β t-test R2

f2 q2 Analyses

No Jalur R2-in R2-ex sum f2 Q2-in Q2-ex sum q2 β t-test R2 f2 Q2 q2

H1 OPT -gt INQ 0561 7128 0332 0332 0029 045428 0201 0012 0237 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Menengah

H2 OPT -gt SYQ 0721 14434 0575 0575 0075 117652 0388 0048 0556 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Besar

H3 OPT -gt SVQ 0774 16486 0658 0658 0081 168985 0486 0055 0839 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Besar

H4 OPT -gt USF 0132 0993 0536 0536 0539 - 000715 0323 0325 - 0003 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H5 INN -gt INQ -0030 0254 0332 0332 0332 000048 0201 0202 - 0001 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H6 INN -gt SYQ 0133 1811 0575 0575 0536 009179 0388 0380 0013 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H7 INN -gt SVQ 0129 1792 0658 0658 0647 003321 0486 0487 - 0002 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H8 INN -gt USF 0129 1450 0536 0536 0525 002300 0323 0318 0007 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H9 DIS -gt INQ -0271 1929 0332 0332 0310 003342 0201 0187 0018 Tidak Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H10 DIS -gt SYQ -0273 2181 0575 0575 0552 005414 0388 0372 0026 Tidak Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H11 DIS -gt SVQ -0180 1626 0658 0658 0649 002735 0486 0480 0012 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H12 DIS -gt USF -0159 1518 0536 0536 0529 001439 0323 0320 0004 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H13 INS -gt INQ 0356 2547 0332 0332 0293 005889 0201 0176 0031 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H14 INS -gt SYQ 0296 2668 0575 0575 0547 006591 0388 0369 0031 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H15 INS -gt SVQ 0242 2527 0658 0658 064 005370 0486 0472 0027 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H16 INS -gt USF 0137 1433 0551 0551 0531 004359 0323 0321 0003 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H17 INQ -gt USF 0160 1254 0536 0536 0520 003377 0323 0314 0013 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H18 INQ -gt SIS -0157 2123 0708 0708 0693 004967 0525 0514 0023 Tidak Signifikan Diterima Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H19 SYQ -gt USF 0075 0397 0536 0536 0535 000146 0323 0325 - 0003 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H20 SYQ -gt SIS -0152 1107 0708 0708 0703 001548 0525 0522 0006 Tidak Signifikan Ditolak Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H21 SVQ -gt USF 0401 2412 0536 0536 0512 005100 0323 0312 0016 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H22 SVQ -gt SIS 0437 3371 0708 0708 0674 011464 0525 0499 0055 Signifikan Diterima Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H23 USF -gt SIS 0686 7666 0708 0708 0480 077795 0525 0353 0362 Signifikan Diterima Kuat Besar Predictive Relevance Besar

78

42 Interpretasi Hasil dan Pembahasan

421 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Analisis Data Demografis

Berdasarkan hasil analisis informasi demografis responden peneliti melakukan

interpretasi dan mendiskusikan hasil analisisnya sebagai berikut

1) Jenis Kelamin

Gambar 41 memperlihatkan bahwa dari 125 data responden yang

terlibat dalam penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 70 orang (56) dan jumlah dari responden

perempuan yaitu sebanyak 55 orang (44)

2) Pendidikan Terakhir

Gambar 42 menunjukan bahwa responden yang terlibat dalam

penelitian ini memiliki keragaman tingkat pendidikan Sebanyak 71

responden (57) merupakan lulusan S1 25 responden (20) lulusan

SLTA 23 responden (18) merupakan lulusan Diploma dan 6 responden

merupakan lulusan S2 (5) Beragamnya tingkat pendidikan responden

akan berimplikasi terhadap variasi jawaban serta peneliti menilai bahwa

kuesioner penelitian akan mampu dipahami

3) Pengetahuan mengenai Keberadaan Sistem

Berdasarkan gambar 43 dari jumlah 125 responden mayoritas

sudah mengetahui mengenai keberadaan SIA Accurate yaitu sebanyak 119

responden (95) sisanya sebanyak 6 orang (5) belum mengetahui

mengenai adanya SIA Accurate

79

4) Pengalaman Penggunaan Sistem

Pengalaman responden dalam menggunakan sistem di institusi atau

perusahaan tersebut adalah lt1 tahun sebanyak 69 (55) 1-3 tahun

sebanyak 15 (12) 3-5 tahun sebanyak 16 (13) dan gt5 tahun sebanyak

25 (20 ) responden Gambar 44 menunjukan durasi pengalaman

responden dalam menggunakan SIA Accurate di penelitian ini

5) Skala Intensitas Penggunaan Sistem

Skala intensitas responden dalam menggunakan sistem dalam

pekerjaan di institusi atau perusahaan tersebut adalah ldquoselalurdquo sebanyak 79

responden (63) ldquoterkadangrdquo sebanyak 30 (24) ldquojarangrdquo sebanyak 16

(13) dan ldquotidak pernahrdquo sebanyak 0 (0 ) responden Gambar 45

menunjukan durasi pengalaman responden dalam menggunakan SIA

Accurate di penelitian ini

6) StatusPosisi Pekerjaan

Berdasarkan gambar 46 dapat diketahui bahwa responden pada

penelitian ini bagian marketing sebanyak 43 orang (34) dilanjutkan oleh

bagian logistik sebanyak 37 orang (30) bagian keuangan sebanyak 13

orang (11) bagian Admin sebanyak 24 orang (19) dan terakhir bagian

TI sebanyak 8 orang (6)

7) Kemampuan Penggunaan Komputer

Gambar 47 menunjukan penilaian responden atas kapabilitas

penggunaan komputer Hasil ini diambil berdasarkan jawaban responden

atas pertanyaan kemampuan penggunaan komputer yang memiliki pilihan

80

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil dan Sangat Tidak Terampil

Sebanyak 20 (16) responden menjawab ldquoSangat Terampilrdquo 87 (70)

responden menjawab ldquoTerampilrdquo dan 18 responden menjawab ldquoTidak

Terampilrdquo Hal tersebut menandakan bahwa kemampuan responden sudah

cukup baik dalam menggunakan komputer Peneliti memperkirakan hal ini

berkaitan dengan mayoritas responden berusia dibawa 30 tahun yang

popular disebut dengan generasi Y (Anantatmula 2012) yang dianggap

telah terbiasa dengan penggunaan teknologi informasi

422 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Pengukuran Model

Berdasarkan hasil analisis model pengukuran ada beberapa poin penting

yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut

1) Hasil akhir dari analisis telah menunjukan bahwa pengukuran model dari

model penelitian ini telah memenuhi syarat dan memiliki karakteristik yang

baik sehingga layak untuk dilanjutkan ke tahap analisis struktur model untuk

menguji inner model

2) Terdapat tiga indikator yang memiliki nilai outer loading dibawah 07 yaitu

INN1 INQ1 dan INQ2 Namun hal tersebut masih dapat ditoleransi dengan

melihat nilai composite reliability diatas 07

Peneliti beranggapan bahwa hal-hal pada poin dua disebabkan karena

pertimbangan waktu kerja para responden menyebabkan proses pengisian

kuesioner yang tidak didampingi langsung oleh peneliti sehingga memungkinkan

adanya pemaknaan pertanyaan yang tidak tepat Terkait dengan hal ini meskipun

pembuatan instrumen dan penjelasan awal kepada beberapa pihak yang mewakili

81

penerimaan kuesioner penelititan pada setiap perusahaan dalam penelitian ini telah

dilakukan dengan sebaik mungkin hal-hal di luar rencana dan kendali tidak dapat

dihindari khususnya saat pelaksanaan penelitian di lapangan

423 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Struktural Model

Bagian ini akan memaparkan interpretasi dan diskusi berdasarkan hasil dari enam

tahap analisis struktur model yaitu path coefficient (β) coefficient of determination

(R2) t-test menggunakan metode bootstrapping effect size (f2) predictive relevance

(1198762) dan relative impact (1199022) Berikut adalah pemaparan yang dilakukan dengan

mengikuti pertanyaan-pertanyaan penelitian dan hipotesis-hipotesis yang telah

dirumuskan sebelumnya

H1 Apakah Optimisme (Optimism) berpengaruh secara signifikan terhadap

Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

pertama (H1) diterima Artinya Optimisme (Optimism) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0561 Dilihat dari nilai f2 hipotesis OPTrarrINQ memiliki pengaruh

besar tetapi q2 pengaruh yang menengah serta memiliki nilai yang lemah dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT yang terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

82

ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel OPT tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap INQ

H2 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kualitas Sistem

(System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua (H2) diterima Artinya Optimisme (Optimsm) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality) dengan nilai path coefficient

(β) 0721 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis OPTrarrSYQ memiliki pengaruh yang

besar serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of determination (R2)

Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output

(Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang

menyatakan variabel OPT memiliki nilai signifikan terhadap SYQ dan juga terdapat

pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H3 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tiga (H3) diterima Artinya Optimisme (Optimsm) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0774 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis OPTrarrSVQ memiliki

83

pengaruh yang besar serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of

determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model

input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti 2017

Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT memiliki nilai signifikan terhadap

SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini

memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output

H4 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kepuasan

Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-empat (H4) tidak diterima Artinya Optimisme (Optimsm) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

walaupun nilai path coefficient (β) 0132 Dilihat dari nilai f2 dan coefficient of

determination (R2) hipotesis OPTrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta

memiliki nilai yang cukup dilihat dari q2 Hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT memiliki nilai

signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada dimensi input dalam model

penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

84

H5 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh secara signifikan terhadap

Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-lima (H5) tidak diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

dengan nilai path coefficient (β) -0030 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INNrarrINQ memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang kecil dilihat

dari coefficient of determination (R2) Hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN memiliki nilai

signifikan terhadap INQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model

penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H6 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-enam (H6) diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality) dengan nilai path coefficient

(β) 0133 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrSYQ memiliki pengaruh

tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient

of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model

input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017)

85

yang menyatakan variabel INN terdapat pada dimensi input dalam model penelitian

ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output Namun

hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Gusti (2017) yang menyatakan

variabel INN tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap SYQ

H7 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tujuh (H7) diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0129 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrSVQ memiliki

pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti

2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN memiliki nilai signifikan

terhadap SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini

memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output

H8 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kepuasan

Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-delapan (H8) tidak diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) dengan

86

nilai path coefficient (β) 0129 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrUSF

memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Gusti (2017) bahwa variabel INN tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

ataupun output

H9 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif secara

signifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sembilan (H9) diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information

Quality) dengan nilai path coefficient (β) -0271 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai

dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan

peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS yang

terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak

87

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan

variabel DIS tidak memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap INQ

H10 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kualitas Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sepuluh (H10) diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

dengan nilai path coefficient (β) -0273 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

DISrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap SYQ

H11 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kualitas Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sebelas (H11) tidak diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service

88

Quality) dengan nilai path coefficient (β) -0180 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrSVQ memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup

dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap SVQ Namun hasil ini tidak

sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis

1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS

yang terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H12 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua belas (H12) tidak diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User

Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) -0159 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup

dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak

sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis

1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS

89

yang terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H13 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tiga belas (H13) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information

Quality) dengan nilai path coefficient (β) 0356 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap INQ dan juga terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output

H14 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-empat belas (H14) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

dengan nilai path coefficient (β) 0296 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrSYQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

90

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki nilai signifikan terhadap SYQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam

model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H15 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-lima belas (H15) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality)

dengan nilai path coefficient (β) 0296 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrSVQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki nilai signifikan terhadap SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam

model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H16 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

91

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-enam belas (H16) tidak diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap User Satisfaction dengan nilai

path coefficient (β) 0137 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INSrarrUSF memiliki

pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of

determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel INS tidak memiliki pengaruh negatif

yang signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS yang terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

ataupun output

H17 Apakah Kualitas Informasi (Information Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tujuh belas (H17) tidak diterima Artinya Kualitas Informasi (Information

Quality) tidak memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna

(User Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) 0160 Dilihat dari nilai f2 dan

q2 hipotesis SYQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini tidak sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti2017 Hudin et al 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan

92

variabel INQ memiliki nilai signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output

H18 Apakah Kualitas Informasi (Information Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-delapan belas (H18) diterima Artinya Kualitas Informasi (Information Quality)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) -0157 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis INQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INQ terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Gusti

(2017) bahwa INQ tidak memiliki pengaruh terhadap SIS

H19 Apakah Kualitas Sistem (System Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sembilan belas (H19) tidak diterima Artinya Kualitas Sistem (System Quality)

93

tidak memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User

Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) 0075 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis SYQrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

penelitian Gusti (2017) yang menyatakan bahwa variabel SYQ tidak berpengaruh

signifikan terdap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Hudin

et al 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SYQ yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output

H20 Apakah Kualitas Sistem (System Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh (H20) tidak diterima Artinya Kualitas Sistem (System Quality) tidak

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) -0152 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis SYQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai

dengan penelitian Gusti (2017) yang menyatakan bahwa variabel SYQ tidak

berpengaruh signifikan terhadap SIS Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

94

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SYQ yang terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output

H21 Apakah Kualitas Layanan (Service Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis ke-dua

puluh satu (H21) diterima Artinya Kualitas Layanan (Service Quality) memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) dengan

nilai path coefficient (β) 0401 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis SVQrarrUSF

memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti

2017 Hudin etal 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SVQ

berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada dimensi

process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi

output

H22 Apakah Kualitas Layanan (Service Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh dua (H22) diterima Artinya Kualitas Layanan (Service Quality)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

95

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) 0437 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis SVQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SVQ yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel SVQ tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap SIS

H23 Apakah Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) berpengaruh signifikan

terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh tiga (H23) diterima Artinya Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) 0686 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis USFrarrSIS memiliki pengaruh yang besar serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel USF

memiliki pengaruh signifikan terhadap SIS dan juga terdapat pada dimensi process

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi output

96

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan peneliti berikut adalah kesimpulan penting pada

penelitian ini

1) Telah dilakukan pengukuran tentang tingkat kesiapan pengguna dalam

keberhasian penerapan SIA Accurate dan faktor apa saja yang

mempengaruhi keberhasilan SIA Accurate dalam perspektif pengguna

sistem di beberapa perusahaan jakarta

2) Adanya penghapusan 3 indikator dari 44 indikator pada penelitian ini

adapun indikator yang dihapus antara lain INN1 INQ1 dan INQ2 Dari

hasil ini peneliti beranggapan penghapusan indikator terjadi dikarenakan

kurang tepatnya item instrument pada penelitian yang dilakukan

3) Tidak diterimanya 9 dari 23 hipotesis yaitu OPTrarrUSF INNrarrINQ

INNrarrUSF DISrarrSVQ DISrarrUSF INSrarrUSF INQrarrUSF SYQrarrUSF

dan SYQrarrSIS Perbedaan hasil temuan penelitian ini dengan penelitian

terdahulu dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah adanya

perbedaan objek sampel dan instrumen penelitian

4) Diterimanya 14 hipotesis yaitu OPTrarrINQ OPTrarrSYQ OPTrarrSVQ

INNrarrSYQ INNrarrSVQ DISrarrINQ DISrarrSYQ INSrarrINQ INSrarrSYQ

INSrarrSVQ INQrarrSIS SVQrarrUSF SVQrarrSIS USFrarrSIS Sehingga

dapat dilihat bahwa di beberapa perusahaan Jakarta terdapat beberapa

97

pengaruh yang terjadi antara kesiapan pengguna dalam menggunakan

sistem informasi terhadap keberhasilan sistem yaitu sebagai berikut

a Optimism (OPT) berpengaruh terhadap Information Quality (INQ) System

Quality (SYQ) dan Service Quality (SVQ) sehingga akan menjadi faktor

pendorong Success Information System (SIS)

b Innovativeness (INN) berpengaruh terhadap System Quality (SYQ) dan

Service Quality (SVQ) sehingga akan menjadi faktor pendorong Success

Information System (SIS)

c Discomfort (DIS) memiliki pengaruh negatif terhadap Information Quality

(INQ) dan System Quality (SYQ) Hal tersebut akan menjadi faktor

penghambat dalam Success Information System (SIS)

d Insecurty (INS) memiliki pengaruh negatif terhadap Information Quality

(INQ) System Quality (SYQ) dan Service Quality (SVQ) Hal tersebut akan

menjadi faktor penghambat dalam Success Information System (SIS)

e Information Quality (INQ) memiliki pengaruh terhadap Success

Information System (SIS)

f Service Quality (SVQ) memiliki pengaruh terhadap User Satisfaction (USF)

serta Success Information System (SIS)

g User Satisfaction (USF) memiliki pengaruh terhadap Success Information

System (SIS)

98

52 Saran

Bagian ini berisikan saran yang berkaitan langsung dengan temuan penelitian

sebagai pertimbangan praktis bagi pihak-pihak yang memiliki ketertarikan untuk

tindak lanjut penelitian selanjutnya

1) Berdasarkan batasan metode dan hasil penelitian peneliti memberikan

saran bagi para mahasiswa dan peneliti selanjutnya (khususnya yang tertarik

pada kajian sejenis) diharapkan dapat meninjau kembali dan memperhatikan

hal-hal berikut

a Penelitian ini memiliki keterbatasan cakupan wilayah perusahaan di

Jakarta Penelitian yang akan datang diharapkan akan mampu

mencakup wilayah yang lebih luas sehingga akan memperkaya jumlah

responden yang terlibat dan mampu memberikan hasil yang lebih

akurat

b Terkait dengan hasil analisis dan interpretasi data penelitian yang akan

datang diharapkan mampu melakukan pengelompokan analisis

berdasarkan posisi jabatan sehingga akan mampu memberikan hasil

interpretasi dari berbagai prespektif responden yang terlibat

2) Diharapkan bagi para pengguna SIA Accurate di seluruh sektor perusahaan

agar dapat memperhatikan pandangan optimisme pemikiran inovatif rasa

ketidaknyamanan rasa ketidakamanan kualitas informasi kualitas sistem

kualitas pelayanan serta kepuasan pengguna sistem yang diterima oleh

sumber daya manusia di masing-masing perusahaan karena hal-hal tersebut

menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan sistem informasi

99

Pihak-pihak manajerial alangkah baiknya agar dapat menciptakan strategi

pengimplementasian sistem informasi seperti memberikan training dan

evaluasi kepada stafnya setelah menggunakan sistem dengan upaya

meningkatkan pandangan optimisme pemikiran inovatif kualitas informasi

kualitas sistem kualitas pelayanan juga kepuasan pengguna sistem dalam

keberhasilan penerapan sistem informasi

Daftar Pustaka

Afthanorhan B W amp Asyraf W M (2013) A comparison of partial least square

structural equation modeling (PLS-SEM) and covariance based structural

equation modeling (CB-SEM) for confirmatory factor analysis International

Journal of Engineering Science and Innovative Technology (IJESIT) 2(5)

198ndash205

Arvidsson V Holmstroumlm J amp Lyytinen K (2014) Information systems use as

strategy practice A multi-dimensional view of strategic information system

implementation and use Journal of Strategic Information Systems 23(1) 45ndash

61 httpsdoiorg101016jjsis201401004

Creswell J W (2017) Research Design Qualitative Quantitative and Mixed

Method Aproaches SAGE Publications 203ndash223

httpsdoiorg1041359781849208956

Davis J R Alderman C W amp Robinson L A (1990) Accounting Information

Systems A Cycle Approach Wiley 3 edition (February 1990)

Davis W S amp Yen D C (1998) The Information System Consultantrsquos

Handbook Systems Analysis and Design CRC Press

Dawes J (2008) Do data characteristics change according to the number of scale

points use And experiment using 5 point 7 point and 10 point scales

International Journal of Market Research 50(1) 1ndash20 httpsdoiorgArticle

Delone W H amp McLean E R (2003) The DeLone and McLean model of

information systems success A ten-year update Journal of Management

Information Systems 19(4) 9ndash30 Retrieved from

httpmesharpemetapresscomindexpeqdjk46vy52v4q6pdf

Djamarah S B amp Zain A (2010) Strategi Belajar Mengajar (Rineka Cipta Ed)

Jakarta

Florestiyanto M Y (2012) Evaluasi Kesiapan Pengguna Dalam Adopsi Sistem

Informasi Terintegrasi Di Bidang Keuangan Menggunakan Metode

Technology Rediness Index Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF)

1(4) 288ndash296

Ghozali I (2011) Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS19 (Edisi

Keli) Semarang Universitas Diponogoro

Ghozali I amp Hengky L (2015) Partial Least Squares Konsep Teknik dan

Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 30 Untuk Penelitian Empiris

Semarang Badan Penerbit UNDIP

Guritno S amp Sudaryono R (2011) Theory and Application of IT Research

Metodologi Penelitian Teknologi Informasi Yogyakarta Andi

101

Gusti G (2017) Ubiquitous Computing Di Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Hadi S (2016) Statistik Jakarta Pustaka Pelajar

Hair J F Sarstedt M Ringle C M amp Mena J A (2012) An assessment of the

use of partial least squares structural equation modeling in marketing research

Journal of the Academy of Marketing Science 40(3) 414ndash433

Hamalik O (2008) Kurikulum dan Pembelajaran Jakarta Sinar Grafika

Howsawi E M Eager D amp Bagia R (2011) Understanding project success

The four-level project success framework IEEE International Conference on

Industrial Engineering and Engineering Management 620ndash624

httpsdoiorg101109IEEM20116117991

Hudin J M amp Riana D (2016) Kajian Keberhasilan Penggunaan Sistem

Informasi Accurate Dengan Menggunakan Model Kesuksesan Sistem

Informasi Delon Dan Mclean Jurnal Sistem Informasi (Journal Of

Information Systems) 12(1) 1ndash8

HttpsDoiOrgHttpDxDoiOrg1021609JsiV13i1500

Jogiyanto (2007) Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi Yogyakarta

Andi

Kadir A (2014) Pengenalan Sistem Informasi (Edisi Revisi) Yogyakarta Andi

Offest

Koloay L P Morasa J amp Elim I (2014) Peranan Sistem Informasi Akuntansi

Dalam Efektifitas Pelaporan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Pada

Pt Pos Indonesia (Persero) Manado Universitas Sam Ratulangi Manado 2(3)

254ndash265

Lazuardi L I (2017) Pengaruh Kesiapan Penerimaan Pengguna Terhadap

Penerapan Sistem Informasi diantara Lembaga Keuangan Mikro Syariah Uin

Syarif Hidayatullah

McLeod L amp MacDonell S G (2011) Factors that affect software systems

development project outcomes ACM Computing Surveys 43(4) 24ndash56

httpsdoiorg10114519788021978803

Pambudi S A (2015) Analisis Kesiapan Pengguna Sistem Informasi Akademik

Semnasteknomedia Online 3(1) 2-1ndash127

Parasuraman A (2000) Technology Readiness Index (TRI) A Multiple-item Scale

to Measure Readiness Embrace New Technologies Journal of Service

Reasearch 2(4)

Parasuraman A amp Colby C L (2015) An Updated and Streamlined Technology

Readiness Index TRI 20 Journal of Service Research 18(1) 59ndash74

httpsdoiorg1011771094670514539730

Patel C J Gali V S Patel D V amp Parmar R D (2011) The effects of

102

information and communication technologies ( ICTs ) on higher education 

From objectivism to social constructivism Journal of Vocational and

Technical Educatio 3(November) 113ndash120 Retrieved from

httpwwwacademicjournalsorgijvtePDFPdf2011NovPatel et

alpdf5CnhttpwwwacademicjournalsorgIJVTE

Puspitawati L amp Anggadini S D (2011) Sistem Informasi Akuntansi

Yogyakarta Graha Ilmu

Ringle C M Silva D da amp Bido D (2015) Structural equation modeling with

the SmartPLS

Romney M B amp Steinbart P J (2012) Accounting Information Systems (12th

Edition) Accounting Information System 1ndash67

Rusmana Ni Y (2015) Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Dana Bantuan

Pada Kecamatan Arjosari Jurnal Speed 7(2) 38ndash41 Retrieved from

httpspeedwebidejournalindexphpSpeedarticleview89

Santoso S (2011) Elex Structural Equation Modeling (SEM) Konsep dan Apllikasi

dengan AMOS 18 Jakarta PT Elex Media Komputindo Kompas Gramedia

Sarstedt M Ringle C M amp Hair J F (2017) Partial Least Squares Structural

Equation Modeling Springer International Publishing AG 2017 C Homburg

et Al (Eds) Handbook of Market Research Retrieved from

httpsdoiorg101007978-3-319-05542-8_15-

Setiawan A B (2016) Evaluasi Kepuasan Pengguna Sistem Aplikasi Surat

Keterangan Tinggal Sementara Online (SKTS) dengan Menggunakan Metode

End-User Computing Satisfaction Surabaya Skripsi Universitas Airlangga

Sheu M amp Kim H (2008) User Readiness for IS Development An Examination

of 50 Cases Systems Research and Behavioral Science 8(3) 27ndash42

httpsdoiorg101002sres

Siregar S (2013) Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi

dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS versi 17 Jakarta Bumi

Aksara

Slameto (2010) Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rineka Cipta

Subiyakto A (2017) Development of the Readiness and Success Model for

Assessing the Information System Integration The author version of the

presented paper ( In publishing ) Development of the Readiness and Success

Model for Assessing the Information System Integration In International

Conference on Science and Technology (ICOSAT) Jakarta

Subiyakto A amp Ahlan A R (2014) Implementation of Input-Process-Output

Model for Measuring Information System Project Success TELKOMNIKA

Indonesian Journal of Electrical Engineering 12(7) 5603ndash5612

103

httpsdoiorghttpdoiorg1011591ijeecsv12i7pp5603-5612

Subiyakto A Ahlan A R Kartiwi M amp Sukmana H T (2015) Influences of

the Input Factors towards Success of An Information System Project

TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and Control)

13(2) 686 httpsdoiorg1012928telkomnikav13i21323

Subiyakto A Ahlan A R Putra S J amp Kartiwi M (2015) Validation of

Information System Project Success Model A Focus Group Study SAGE

Open 5(2) 1ndash14 httpsdoiorg1011772158244015581650

Subiyakto A Ahlan A R Kartiwi M amp Sukmana H T (2015) Measurement

of Information System Project Success Based on Perceptions of the Internal

Stakeholders International Journal of Electrical and Computer Engineering

(IJECE) 5(2) 271-279 Sugiyono (2011) Metode Penelitian Kuantitatif

Kualitatif dan RampD Bandung CV Alfabeta

Sutabri T (2004) Analisis Sistem Informasi Jakarta CVAndi Offset

Tjahjanadi N Y amp Sarosa S (nd) Evaluasi Net Benefit Sistem Informasi

Akutansi Pada Software Akutansi Accurate dan Zahir Menurut Model Delone

amp Mclean 2003 240

Wong K K K (2013) Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-

SEM) Techniques Using SmartPLS Marketing Bulletin 24(1) 1ndash32

httpsdoiorg101108EBR-10-2013-0128

Yamin S amp Kurniawan H (2011) Generasi Baru Mengolah Data Penelitian

dengan Partial Least Square Path Modeling  Aplikasi dengan software

XLSTAT SmartPLS dan Visual PLS Edisi 1 Jakarta Salemaba Infotek

Yunita I (2017) Pengukuran Kepuasan Pengguna terhadap Tulis (Technology Uin

Library Information System) pada Pusat Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN

Page 9: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan

viii

4 Ibu Nur Aeni Hidayah MMSI sebagai Dosen Pembimbing II yang selalu

ada setiap saat tidak pernah lelah menyemangati penulis mengingatkan

penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini Terima kasih atas

kesabarannya dalam membimbing penulis selalu memberi masukkan yang

positif arahan yang jelas sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini

dengan baik

5 Seluruh Dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah membagikan

ilmunya kepada penulis selama proses perkuliahan

6 Kedua orang tua penulis Bapak Arifin Adam dan Ibu Sri Mulyati Terima

kasih untuk mama dan papa yang telah membesarkan dan mendidik penulis

dari lahir hingga saat ini terima kasih untuk seluruh cinta dan kasih yang

mama dan papa berikan untukku Terima kasih untuk doa-doa yang selalu

mengiri langkahku disegala cuaca saat senang maupun sedih

7 Adikku tersayang Laristi Lahun Laiyla Terima kasih telah mengisi hari-

hari penulis sehingga penulis tidak pernah merasa kesepian semoga kalian

akan selalu menjadi saudara dan sahabat terbaik yang mengiri langkah

penulis kedepannya

8 Sahabatku Dwi Rizki Sabarkhah Terima kasih karena telah menerima

penulis apa adanya selalu ada setiap saat dan memberikan pengaruh yang

positif tidak pernah bosan mendengar keluh kesah penulis Terima kasih

juga untuk teman-teman Nia Amel Fira Ana serta grup NASGOR GX

PEDES yang selalu menghibur penulis dengan canda dan tawanya

ix

x

DAFTAR ISI

COVER i

LEMBAR PERSETUJUAN Error Bookmark not defined

LEMBAR PENGESAHAN Error Bookmark not defined

LEMBAR PERNYATAAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR TABEL xiv

BAB I PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Identifikasi Masalah 6

13 Rumusan Masalah 6

14 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah 7

15 Tujuan dan Sasaran Penelitian 7

16 Manfaat Penelitian 8

17 Metodologi Penelitian 9

18 Model Penelitian 9

19 Pertanyaan Penelitian 10

110 Sistematika Penulisan 11

BAB II LANDASAN TEORI 2

21 Definisi Kesiapan 2

22 Definisi Keberhasilan 2

23 Definisi Pengguna Sistem 3

24 Definisi Sistem Informasi 5

25 Definisi Sistem Informasi Akuntansi 5

26 Sistem Informasi Akuntansi Accurate 7

261 SIA Accurate versi 5 8

262 Modul SIA Accurate versi 5 9

263 Kelebihan SIA Accurate versi 5 dengan versi sebelumnya 11

264 Kekurangan SIA Accurate versi 5 12

xi

27 Konsep Dasar Kesiapan Teknologi (Technology Readiness) 13

28 Konsep Dasar Keberhasilan Sistem Informasi (Success SI) 14

29 Populasi Dan Sampel 18

291 Teknik Sampling 19

292 Teknik Menentukan Ukuran Sampel 21

210 Teknik Pengumpulan Data 22

211 Skala Likert 23

212 PLS-SEM 24

211 Model yang Diadopsi 28

2111 Model IPO Logic 32

2112 Model Kesiapan Teknologi (Technology Readiness) 33

2113 Model Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information) 37

212 Penelitian Sejenis 43

213 Pengembangan Hipotesis 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 49

31 Pendekatan Penelitian 49

32 Prosedur Penelitian 50

33 Populasi dan Sampel 51

34 Instrumen Penelitian 52

35 Pengumpulan dan Pemrosesan Data 54

36 Analisis dan Interpretasi Data 54

BAB IV HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI 56

41 Hasil Analisis 56

411 Hasil Analisis Demografis 56

412 Hasil Analisis Pengukuran Model 61

413 Hasil Struktur Model 70

42 Interpretasi Hasil dan Pembahasan 78

421 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Analisis Data Demografis 78

422 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Pengukuran Model 80

423 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Struktural Model 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 96

51 Kesimpulan 96

xii

52 Saran 98

Daftar Pustaka 100

LAMPIRAN 114

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 1 Model Penelitian 10

Gambar 2 1 Model Pengukuran Keberhasilan Proyek SI 17

Gambar 2 2 Revisi Model 18

Gambar 2 3 IPO LOGIC 32

Gambar 2 4 Model TRI 20 33

Gambar 2 5 Model Keberhasilan SI 37

Gambar 2 6 Model Keberhasilan SI 42

Gambar 3 1 Prosedur Penelitian 50

Gambar 4 1 Diagram Jenis Kelamin Responden 56

Gambar 4 2 Diagram Pendidikan Terakhir Responden 57

Gambar 4 3 Diagram Pengetahuan Keberadaan Sistem 58

Gambar 4 4 Diagram Pengalaman Penggunaan Sistem 58

Gambar 4 5 Diagram Skala Intensitas Penggunaan Sistem 59

Gambar 4 6 StatusPosisi Pekerjaan 60

Gambar 4 7 Diagram Kemampuan Penggunaan Komputer 60

Gambar 4 8 Hasil Awal Analisis Outer Model 68

Gambar 4 9 Hasil Akhir Analisis Outer Model Setelah Penghapusan Indikator 69

Gambar 4 10 Hasil Uji T-test 72

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2 1 Perbedaan Varian Accurate 5 9

Tabel 2 2 Variabel TRI dan Keberhasilan SI 29

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI 29

Tabel 3 1 Waktu Penelitian 51

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian 52

Tabel 4 1 Hasil Awal Uji Loading Factor 62

Tabel 4 2 Hasil Uji Loading Factor Setelah Penghapusan Indikator 63

Tabel 4 3 Hasil Uji Composite Reliability 64

Tabel 4 4 Hasil Uji Average Variance Extracted (AVE) 65

Tabel 4 5 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading) 66

Tabel 4 6 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading Fornell-Lackerrsquos) 67

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient 70

Tabel 4 8 Hasil Uji Coefficient of Determination (R-Square) 72

Tabel 4 9 Hasil Uji T-test 73

Tabel 4 10 Hasil Uji Effect Size 74

Tabel 4 11 Hasil Uji Predictive Relevance 75

Tabel 4 12 Hasil Uji Relative Impact 76

Tabel 4 13 Hasil Analisis Struktural Model 77

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Saat ini peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) khususnya SI telah

sering sekali kita gunakan dalam kegiatan sehari-hari Sutabri (2012) menyatakan

bahwa SI tidak lagi dipandang hanya sebagai pelengkap tetapi sudah menjadi

pendukung utama dalam proses bisnis yang ada pada suatu organisasi Oleh karena

itu Peranan TIK dapat berkontribusi pada perubahan cara manusia dalam bekerja

dan berinteraksi di bidangnya (Patel Gali Patel amp Parmar 2011)

Sistem informasi Akuntansi (SIA) adalah suatu sistem yang mengumpulkan

merekam menyimpan dan mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi para

pembuat keputusan (Romney amp Steinbart 2012) Pemanfaatan SIA dalam industri

keuangan telah meningkat di segala bidang dan telah mengubah tatanan sistem

keuangan modern Dengan menggunakan teknologi SI terbukti dapat menekan

biaya menciptakan proses kerja yang lebih cepat dan efisien serta menawarkan

tingkat fleksbilitas yang tinggi (Arvidsson Holmstroumlm amp Lyytinen 2014) Salah

satu contoh SIA adalah SIA Accurate Penggunaan SIA Accurate sesuai dengan

salah satu tujuan utama SI yaitu untuk menyajikan informasi sebagai pendukung

pengambilan keputusan perencanaan pengendalian dan perbaikan selanjutnya

(Puspitawati amp Anggadini 2011)

Accurate adalah merupakan salah satu programsoftware SIA buatan putra-

putri bangsa Pengembang sistemnya (developer system) adalah CPSSoft (PT Cipta

2

Piranti Sejahtera) dan CPSSoft tidak melayani penjualan mereka fokus di

pengembangan program dan administrasi Berbagai perusahaan hampir di seluruh

indonesia telah menggunakan SIA Accurate dari tahun 1998 hingga sekarang

Karena SIA Accurate merupakan produk lokal yang sesuai dengan Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Perpajakan di Indonesia SIA Accurate

ini merupakan salah satu program pembukuan perusahaan dalam bentuk paket

modul lengkap siap pakai yang terdiri dari General Ledger CashBank Inventory

Purchase Sales Fixed Asset dan tersedia untuk varian project dan manufaktur

yang bisa diaplikasikan di berbagai jenis dan skala usaha kecil menengah bagi

perusahaan baik yang bergerak di bidang trading distribusi service atau

manufaktur dan lain sebagainya SIA Accurate ini menyediakan layanan dengan

menggunakan Bahasa Indonesia sehingga penggunaan sistem ini akan mudah

dipahami oleh masyarakat Indonesia

Menurut Parasuraman dalam Lazuardi (2017) menyatakan bahwa setiap

orang bisa menjadi pengguna teknologi informasi (TI) atau SI namun cara

mengimplementasikannya tergantung pada derajat kesiapan seseorang dalam

menerima teknologi atau sistem tersebut Dan langkah pertama yang harus

dilakukan dalam implementasi teknologi adalah mengetahui kesiapan pengguna

dalam menerima teknologi tersebut (Parasuraman amp Colby 2015) Adanya

pengidentifikasian akan faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna

dalam pengadopsian teknologi penting agar tujuan dari adopsi teknologi dapat

tercapai dan lebih bermanfaat (Noprianto et al 2017)

3

Hasil observasi peneliti dalam penerapan SIA Accurate menemukan beberapa

masalah dari sisi pengguna dan juga kelemahan dari SIA Accurate itu sendiri

Seperti mesin pencarian SIA Accurate tidak dapat mendeteksi keyword secara

keseluruhan kalimat hanya dapat mendeteksi kata pertama dalam kalimat Contoh

lainnya adalah output atau laporan yang dihasilkan terkadang tidak sesuai dengan

filter yang telah diatur oleh pengguna Oleh karena itu para pengguna yang

menggunakan SIA Accurate masih mengalami kesulitan dalam mempelajari

halkasus baru lainnya Beberapa pengguna yang malas belajar tidak dapat

memanfaatkan sistem secara baik sehingga mengakibatkan pengguna menunda

pekerjaannya dengan menggunakan sistem atau cara lama kemudian meminta

bantuan penggunauser lainnya yang lebih mengerti untuk memindahkannya ke

SIA Accurate Melihat kasus diatas tingkat kesiapan pengguna dalam

menggunakan SIA Accurate ini mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam

menerapkan teknologi atau sistem baru

Selain itu belum pernah dilakukan pengujian keberhasilan penerapan SIA

Accurate dari persepsi kesiapan pengguna sehingga studi penelitian ini akan

menguji tingkat keberhasilan penerapan SIA Accurate yang dinilai dari sikap

kesiapan pengguna dan keberhasilan sistem Penelitian ini menggunakan

pengembangan model kesiapan dan keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017) Model

ini sesuai dengan kasus yang telah dijelaskan sebelumnya peneliti memilih model

ini agar mengetahui apa saja faktor-faktor yang mepengaruhi keberhasilan

penerapan sistem dari sisi pengguna maupun sistem itu sendiri Diketahuinya

faktor-faktor yang berpengaruh akan menjadi harapan dari penelitian ini untuk

4

memberikan masukan atau rekomendasi bagi para pengguna SIA Accurate dalam

memanfaatkan SIA Accurate

Menurut peneliti model yang diajukan ini memiliki sembilan variabel

dimana lima variabel diantaranya merupakan faktor dari pengguna dan empat

variabel lainnya merupakan faktor dari sistem itu sendiri Kelima faktor dari

pengguna tersebut adalah Optimism Innovativeness Discomfort Insecurity dan

User Satisfaction Sedangkan keempat faktor dari sistem adalah Indormation

Quality System Quality Service Quality dan Success Information System

Variabel di atas menjelaskan tentang faktor yang mempengaruhi pengguna

terhadap penggunaan sistem seperti apakah pengguna memiliki rasa optimis

(Optimism) atau keyakinan terhadap sistem yang akan memberikan output sesuai

ekspektasinya apakah pengguna memiliki kecenderungan dalam ingin mencoba hal

baru (Innovativeness) terhadap sistem apakah pengguna merasa terbebani

(Discomfort) karena kurang menguasai sistem apakah pengguna memiliki rasa

tidak aman (Insecurity) dan keraguan terhadap integritas sistem dan apakah

pengguna merasa puas (User Satisfaction) terhadap keseluruhan penerapan sistem

Selain itu variabel diatas juga dapat memaparkan faktor yang mempengaruhi sistem

terhadapkeberhasilan penerapannya seperti apakah kualitas output (Information

Quality) yang dihasilkan oleh sistem sudah sesuai dengan harapan pengguna

apakah kualitas sistem (System Quality) secara keseluruhan mudah digunakan

apakah peningkatan kualitas layanan (Service Quality) telah diberikan sesuai

5

kebutuhan pengguna dan apakah penerapan sistem telah berhasil (Success

Information System) dimanfaatkan sesuai dengan harapan dan kebutuhan pengguna

Upaya mengetahui tingkat kesiapan pengguna dan keberhasilan pemerapan

SI perlu adanya pengukuran sejauh mana kesiapan pengguna terhadap keberhasilan

penerapan SIA Accurate Karena kecenderungan sikap seseorang dalam

menggunakan SI akan mencerminkan kesiapan pengguna dalam pemanfaataan

sistem dan tingkat keberhasilan penerapan sistem Penggunaan model ini sesuai

dengan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menggabungkan model

kesiapan teknologi Technology Readiness Index (TRI) Parasuraman dan Colby

(2015) serta model keberhasilan SI Delone dan McLean (2003) yang telah

dimodifikasi oleh Subiyakto (2015) sebagai salah satu model alternatif pengukuran

keberhasilan proyek SI

Berdasarkan pembahasan diatas penelitian ini bermaksut untuk mencari tahu

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesiapan pengguna dalam keberhasilan

menggunakan SIA Accurate Pengukuran kesiapan merupakan hal penting untuk

dilakukan karena salah satu tantangan terberat dalam penerapan sistem maupun

teknologi informasi baru adalah kesiapan dari penggunanya (Jogiyanto 2007

Pambudi 2015) Ketidaksiapan dapat menimbulkan dampak kegagalan dalam

penerapan teknologi informasi itu sendiri (Florestiyanto 2012 Subiyakto 2017)

Harapan dari penelitian ini dapat memaparkan faktor-faktor penting yang

mempengaruhi tingkat kesiapan dan keberhasilan penerapan SIA Accurate

sehingga akan menjadi rekomendasimasukan bagi para pengguna dalam

memanfaatkan SI dan teknologi informasi Oleh karena itu peneliti tertarik untuk

6

melakukan penelitian dengan judul ldquoKesiapan Keberhasilan Penerapan Sistem

Informasi Akuntansi Accurate Berdasarkan Persepsi Penggunanyardquo

12 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah berdasarkan latar belakkang yang telah dijelaskan di

atas adalah sebagai berikut

1 Ditemukan kelemahan dari SIA Accurate seperti output dari mesin

pencarian dan laporan yang dihasilkan oleh SIA Accurate tidak sesuai

dengan harapan pengguna sehingga menyebabkan kesulitan dalam

pemanfaatan sistem

2 Ditemukan masalah dari beberapa pengguna SIA Accurate yang malas

belajar tidak dapat menggunakan sistem secara maksimal karena masih

menunda dan memberikan pekerjaannya kepada pihak lain apabila

mengalami kesulitan baru

3 Belum pernah dilakukan pengujian terkait dengan keberhasilan penerapan

SIA Accurate berdasarkan persepsi kesiapan penggunanya

13 Rumusan Masalah

Berdasarkan indentifikasi di atas Kecenderungan sikap seseorang dalam

menggunakan SI akan mencerminkan kesiapan pengguna sedangkan ketidaksiapan

dapat menimbulkan dampak kegagalan dalam penerapan TI itu sendiri

(Florestiyanto 2012 Subiyakto 2017) Dari beberapa hasil pengamatan peneliti

sedikitnya penelitian yang menguji keberhasilan penerapan SIA Accurate

7

berdasarkan persepsi kesiapan pengguna Harapan dari penelitian ini dapat

memaparkan faktor-faktor penting yang mempengaruhi tingkat kesiapan dan

keberhasilan penerapan SIA Accurate sehingga akan menjadi

rekomendasimasukan bagi para pengguna dalam memanfaatkan SI dan TI

14 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Berikut beberapa batasan dalam penelitian ini

1) Peneliti mengambil sampel dengan teknik pengambilan sampel pusposive

sampling sejumlah 125 responden yaitu pengguna SIA Accurate versi 5 di

beberapa perusahaan Jakarta yang telah menggunakan sistem ini tanpa

dibatasi lamanya waktu penggunaan

2) Proses yang dilakukan pada penelitian ini adalah menguji pengaruh kesiapan

pengguna SIA Accurate terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate

3) Secara teori penelitian ini mengadopsi 9 variabel dari penggunaan model

keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017)

4) Teknik analisis data ini penulis menggunakan metode PLS SEM dan untuk

pengelolaan data yang didapat peneliti menggunakan software SmartPLS

versi 30

15 Tujuan dan Sasaran Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1) Menguji kesiapan pengguna terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate

8

2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna terhadap

keberhasilan penerapan SIA Accurate

Merujuk pada tujuan penelitian diatas sasaran penelitian ini ialah

1) Diketahuinya keberhasilan penerapan SIA Accurate berdasarkan persepsi

kesiapan pengguna

2) Diketahuinya faktor-faktor yang berpengaruh dalam kesiapan pengguna

dalam keberhasilan penerapan SIA Accurate

16 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak

Manfaat tersebut adalah

1) Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan refrensi baru dalam

penggunaan model kesiapan dan keberhasilan dalam penerapan SIA

Accurate

2) Secara metodologi penelitian ini akan menambah refrensi penggunaan

pendekatan kuantitatif untuk riset pada prodi Sistem Informasi Fakultas Sains

dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3) Secara praktis hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan bagi pihak terkait

sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam rencana pemanfaatan dan

perkembangan sistem berikutnya

9

17 Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode untuk membantu

dalam melakukan analisis Penelitian ini menggunakan pendekatan secara

kuantitatif dan model kesiapan dan keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017)

Kuesioner yang dibuat dari pemaduan variabel dan indikator dari kedua model

tersebut Pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel purposive

sampling dimana sampel responden adalah seluruh pengguna sistem yang

khususnya pernah menggunakan SIA Accurate di perusahaannya masing-masing

dan berdomisili Jakarta Kuesioner disebarkan secara langsung penyebaran secara

langsung bertujuan untuk mendapatkan responden yang sesuai dan pernah

menggunakan SIA Accurate secara langsung Tahap akhir seluruh kuesioner yang

telah terisi akan ditampung di MS Excel dan nantinya akan dianalisis Penelitian

ini menggunakan teknik analisis data adalah PLS-SEM dengan tools SmartPLS

versi 30

18 Model Penelitian

Model yang digunakan pada penelitian ini adalah model kesiapan dan keberhasilan

SI dari Subiyakto (2017) yang telah menggabungkan diantara model kesiapan TRI

20 (Parasuraman amp Colby 2015) dengan model Keberhasilan SI Delone dan

McLean (2003) yang telah dimodifikasi oleh Subiyakto (2015)Model penelitian

pengukuran pengaruh kesiapan terhadap keberhasilan penerapan sistem ini terdiri

dari 9 variabel yaitu Optimism (OPT) Innovativeness (INN) Discomfort (DIS)

Insecure (INS) Information Quality (INQ) System Quality (SYQ) Service Quality

10

(SVQ) User Satisfaction (USF) Success Information System (SIS) Untuk

pengadopsian penggabungan dan pengkombinasian kedua model tersebut peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) menggunakan asumsi mengenai model logika input-

process-output oleh (Davis amp Yen 1998) Berikut model yang diajukan pada

penelitian ini

Gambar 1 1 Model Penelitian

19 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan tujuan dan sasaran pada penelitian ini maka pertanyaan penelitian

dalam hal ini

11

1 Apakah kesiapan pengguna berpengaruh terhadap keberhasilan penerapan

SIA Accurate

2 Apa saja faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna dalam keberhasilan

penerapan SIA Accurate dari persepsi kesiapan pengguna

21 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap INQ SYQ

SVQ dan USF

22 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap INQ SYQ

SVQ dan USF

23 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

SYQ SVQ dan USF

24 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

SYQ SVQ dan USF

25 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dam SIS

26 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan SIS

27 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan SIS

28 Apakah USF berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

110 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan penelitian pembahasan terbagi dalam lima bab yang

secara singkat akan diuraikan sebagai berikut

12

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah rumusan masalah ruang lingkup dan batasan

tujuan dan sasaran manfaat penelitian metodologi penelitian model penelitian

pertanyaan penelitian dan sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai dasar-dasar teori yang mendukung tentang

pengukuran pengaruh kesiapan dan keberhasilan pengguna terkait penerapan SIA

Accurate

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas tentang metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

metode pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan analisis data dan hasilnya serta interpretasi hasil penelitian

dengan merujuk kepada basis teori sebelumnya

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang berkenaan dengan hasil pemecahan masalah serta

beberapa saran untuk pengembangan keberhasilan penerapan SIA Accurate

2

BAB II

LANDASAN TEORI

21 Definisi Kesiapan

Kesiapan adalah tingkatan atau keadaan yang harus dicapai dalam proses

perkembangan perorangan pada tingkatan pertumbuhan mental fisik sosial dan

emosional (Hamalik 2008) Kesiapan adalah kondisi seseorang secara keseluruhan

yang dapat membuatnya siap untuk dapat memberikan respon atau jawaban dalam

suatu cara tertentu terhadap suatu situasi yang dihadapinya Maka seseorang akan

menyesuaikan kondisi tersebut dan akan berpengaruh atau memiliki kecenderungan

untuk memberi respon (Slameto 2010)

Definisi Kepuasan menurut Kotler dalam Abdurrahman dan Prasetyo

(2016) adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil

dengan harapannya Kepuasan dapat dilihat dari kesesuaian harapan dengan apa

yang didapat dari suatu pelayanan (Tjiptono dalam Abdurrahman dan Prasetyo

2016) Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin ldquosatisrdquo (artinya

cukup baik memadai) dan ldquofaciordquo (artinya melakukan atau membuat) sehingga

secara sederhana dapat diartikan sebagai lsquoupaya pemenuhan sesuatursquo (Tjitptono

dalam Hartono dan Wahyono 2015)

22 Definisi Keberhasilan

Dalam buku Djamarah dan Zain (2010) WJS Poerwadarminto berpendapat

bahwa keberhasilan adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan dikerjakan dan

3

sebagainya) Sedangkan menurut Masrsquoud Khasan Abdul Qohar keberhasilan

adalah apa yang telah dapat diciptakan hasil pekerjaan hasil yang menyenangkan

hati yanng diperoleh dengan jalan keuletan kerja

Keberhasilan dari sistem informasi ditentukan bagaimana sistem itu dapat

dijalankan oleh pengguna dengan efektif dan pengguna merasa puas menggunakan

sistem tersebut dan juga bagaimana perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari

sistem yang digunakannya Doll dan Torkzadeh dalam Istianingsih dan Wiwik

Utami (2009) menyatakan bahwa kepuasan pengguna sistem informasi dapat

digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu sistem informasi Kepuasan

pengguna akhir ini kemudian menjadi bagian dalam pengembangan model

keberhasilan sistem informasi selanjutnya

23 Definisi Pengguna Sistem

Dalam bukunya Rusdiana dan Irfan (2014) Pelaku sistem terdiri atas tujuh

kelompok yaitu sebagai berikut

1) Pemakai

Pada umumnya ada tiga jenis pemakai yaitu operasional pengawas

dan eksekutif

2) Manajemen

Ada tiga jenis manajemen yaitu manajemen pemakai yang bertugas

menangani pemakaian ketika sistem baru diterapkan manajemen sistem

yang diterapkan dalam pengembangan sistem manajemen umum yang

terlibat dalam strategi perencanaan sistem dan sistem pendukung

pengambilan keputusan

4

3) Pemeriksa

Pemeriksa menentukan segala sesuatunya berdasarkan ukuran

ukuran standar yang dikembangkan di banyak perusahaan sejenis

4) Penganalisis sistem

Fungsi dari penganalisis sistem antara lain sebagai berikut

a) Arkeolog yaitu menelusuri cara sistem lama berjalan sistem

tersebut dijalankan dan segala hal menyangkut sistem lama

b) Inovator yaitu membantu mengembangkan dan membuka

wawasan pemakai bagi kemungkinan lain

c) Mediator yaitu menjalankan fungsi komunikasi dari semua level

antara lain pemakai manajer programmer pemeriksa dan pelaku sistem

lain yang mungkin belum memiliki sikap dan cara pandangan yang sama

dan

d) Pimpinan yaitu penganalisis sistem harus personal yang

berpengalaman dari programmer atau desainer

5) Pendesain Sistem

Pendesain sistem menerima hasil penganalisis sistem berupa

kebutuhan pemakai yang tidak berorientasi pada teknologi tertentu

kemudian ditransformasikan ke desaian arsitektur tingkat tinggi dan dapat

diformulasikan oleh programmer

6) Programmer

Setelah penganalisis sistem memberikan hasil kerjanya dan diolah

oleh pendesain sistem programmer dapat mulai bekerja

5

7) Personal Pengoperasian

Pelaku ini bertugas dan bertanggung jawab di pusat komputer

misalnya jaringan keamanan perangkat lunak pencetakan back-up

24 Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam organisasi yang membantu

kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi

yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi organisasi agar dapat

menyediakan laporan yang diperlukan oleh pihak luar (Sutabri 2012)

Menurut pandangan Hall dalam Kadir (2014) sistem informasi adalah

sebuah rangkaian prosedur formal di mana data dikelompokkan diproses menjadi

informasi dan didistribusikan kepada pemakai Sama halnya seperti menurut

Sidharta dalam (Rusmana 2015) bahwa sebuah sistem informasi adalah sistem

buatan manusia yang berisi himpunan terintegrasi dari komponen-komponen

manual dan komponen-komponen terkomputerisasi yang bertujuan untuk

mengumpulkan data memproses data dan menghasilkan informasi untuk pemakai

25 Definisi Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi sering dirancang dengan menggunakan software agar

informasi yang dihasilkan menjadi lebih akurat efisien dan tepat waktu (Davis

Alderman amp Robinson 1990) Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu sistem

yang mengumpulkan merekam menyimpan dan mengolah data untuk

menghasilkan informasi bagi para pembuat keputusan (Romney amp Steinbart 2012)

Terdapat 6 komponen dalam Sistem Informasi Akuntansi yakni

6

1 Orang yang menggunakan sistem

2 Prosedur dan instruksi yang digunakan untuk mengumpulkan mengolah

dan menyimpan data

3 Data tentang organisasi dan kegiatan bisnisnya

4 Software yang digunakan untuk mengolah data

5 Infrastruktur teknologi informasi meliputi komputer perangkat tambahan

dan peralatan komunikasi jaringan yang digunakan dalam Sistem

Informasi Akuntansi

6 Sistem pengendalian internal dan perangkat keamanan untuk menjaga data

Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2012) sebuah sistem informasi akuntansi

yang didesain dengan baik dapat

1 Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya dari produk dan jasa

2 Meningkatkan efisiensi

3 Meningkatkan pembagian pengetahuan

4 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari suatu rantai Supply

5 Meningkatkan struktur dari pengendalian internal

6 Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan

Menurut Sutabri (2004) sistem informasi akuntansi meliputi beragam

aktivitas yang berkaitan dengan siklus pemrosesan akuntansi perusahaan Meskipun

tidak ada dua organisasi yang identik tetapi sebagian besar mengalami jenis

kejadian ekonomi yang serupa Kejadian-kejadian ini menghasilkantransaksi-

7

transaksi yang dapat dikelompok menjadi empat siklus aktivitas bisnis yang umum

yaitu

1 Siklus pendapatan

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pendistribusian barang dan jasa

ke entitas-entitas lain dan pengumpulan pembayaran yang berkaitan

2 Siklus pengeluaran

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan barang dan jasa dari

entitas-entitas lain dan pelunasan kewajiban-kewajiban yang berkaitan

3 Siklus produksi

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pengubahan sumber daya menjadi

barang dan jasa

4 Siklus keuangan

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan dan manajemen dana

modal termasuk kas

26 Sistem Informasi Akuntansi Accurate

Salah satu contoh sistem informasi akuntansi adalah Accurate Penggunaan Sistem

Informasi Akuntansi (SIA) Accurate sesuai dengan salah satu tujuan utama sistem

informasi yaitu untuk menyajikan informasi sebagai pendukung pengambilan

keputusan perencanaan pengendalian dan perbaikan selanjutnya (Puspitawati amp

Anggadini 2011) SIA Accurate merupakan salah satu program akuntansi buatan

putra-putri bangsa Pengembang sistemnya (developer system) adalah CPSSoft (PT

Cipta Piranti Sejahtera) dan CPSSoft tidak melayani penjualan mereka fokus di

pengembangan program dan administrasi Versi pertama SIA Accurate adalah

8

Accurate 2000 Accounting Software yang diliris sekitar tahun 2000 Sistem

Acccurate merupakan produk lokal yang sesuai dengan Pernyataan Standard

Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Perpajakan di Indonesia

261 SIA Accurate versi 5

SIA Accurate ini merupakan salah satu program pembukuan perusahaan

dalam varian paket modul lengkap siap pakai dan tersedia untuk varian

project ataupun manufaktur yang bisa diaplikasikan di berbagai jenis dan

skala usaha kecil menengah bagi perusahaan baik yang bergerak di bidang

trading distribusi service atau manufaktur dan lain sebagainya SIA

Accurate ini menyediakan layanan dengan menggunakan Bahasa Indonesia

sehingga penggunaan sistem ini akan mudah dipahami oleh masyarakat

Indonesia

SIA Accurate versi 5 memiliki 3 varian paket dengan beragam

modul yang ditawarkan bagi setiap perusahaan yaitu Standard Edition

Deluxe Edition dan Enterprise Edition Untuk varian Standar Edition

cocok untuk perusahaan skala kecil seperti jasa dan dagang yang hanya

cukup menghasilkan laporan keuangan standar tanpa perlu laporan

keuangan perproyek atau perdepartment Sedangkan Deluxe Edition

merupakan perpaduan dari beberapa modul standar ditambah dengan fungsi

berupa pengisian proyek dan departemen Kalau varian Enterprice Edition

cocok untuk perusahaan manufacturing karena sudah dilengkapi dengan

Bill Of Material Production Order Production Activity Finished

Production Activity dan bahkan dapat mengetahui selisih antara Bill Of

9

Material Budged dengan Production Activity Berikut tabel perbedaan

daftar modul dan fitur pada setiap varian paket

Tabel 2 1 Perbedaan Varian Accurate 5 (sumber wwwcpssoftcom)

Modul dan Fitur Standard

Edition

Enterprise

Edition

Deluxe

Edition

Modul Pembelian

Modul Penjualan Modul Persediaan Modul Buku Besar Modul Kas Bank Modul Aktiva Tetap Modul RMA Modul Proyek Modul Manufaktur

Transaksi berulang dengan pengingat Mengakses grafik laporan dengan

tabletsmartphone

262 Modul SIA Accurate versi 5

Berikut beberapa penjelasan modul yang tersedia

1 Modul Pembelian (Purchase Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Permintaan Pembelian (Purchase

Requisition Form) Formulir Pesanan Pembelian (Purchase Order

Form) Formulir Penerimaan Barang (Received Item Form) Formulir

Faktur Pembelian (Purchase Invoice Form) Formulir Retur Pembelian

(Purchase Return Form) dan Formulir Pembayaran Pembelian

(Purchase Payment Form)

2 Modul Penjualan (Sales Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Penawaran Penjualan (Sales

Quotation Form) Formulir Pesanan Penjualan (Sales Order Form)

10

Formulir Faktur Penjualan (Sales Invoice Form) Formulir Retur

Penjualan (Sales Return Form) dan Formulir Penerimaan Penjualan

(Sales Receipt Form)

3 Modul Persediaan (Inventory Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Barang dan Jasa (List Of Item)

Formulir Penyesuain Persediaan (Inventory Adjustment Form)

Formulir Pembiayaan Pesanan (Job Costing Form) Daftar Gudang

(List Of Warehouse) Formulir Grup Barang (Item Grouping Form)

Formulir Penyesuaian Harga Jual Barang (Set Selling Price Adjustment

Form) dan Formulir Pindah Barang (Item Transfer Form)

4 Modul Buku Besar (General Ledger Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Akun (List Of Account) Daftar Mata

Uang (List Of Currency) Informasi Perusahaan (Company Info)

Formulir Bukti Jurnal (Journal Voucher Form) Proses Akhir Bulan

(Period End Process) dan Laporan Keuangan (Financial Statemen)

5 Modul Kas Bank (Cash Bank Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Pembayaran (Payment Form

Formulir Penerimaan (Deposit Form) Buku Bank (Bank Book)

Formulir Rekonsiliasi Bank (Bank Reconcile Form)

6 Modul Aktiva Tetap (Fixed Asset Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Aktiva Tetap Baru (New Fixed Asset

Form) Daftar Tipe Aktiva Tetap Pajak (List Of Fiscal Fixed Asset

11

Type) Daftar Tipe Aktiva Tetap (List Of Fixed Asset Type) Daftar

Aktiva Tetap (Fixed Asset List)

7 Modul RMA (Return Merchandise Authorization Module)

Modul ini terdiri dari Formulir RMA (RMA Form) dan Formulir

RMA Action (RMA Action Form)

8 Modul Proyek (Project Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Bahan Baku Daftar Biaya Proyek

Formulir Work Price Analysis Formulir Proyek Formulir Material In

Used Formulir Project Survey Formulir Project Bill Formulir Project

Ending

263 Kelebihan SIA Accurate versi 5 dengan versi sebelumnya

Berikut beberapa perbedaan antara SIA Accurate versi 4 dan Accurate versi

5 yaitu

1 Adanya Fitur E-Faktur

Fitur E-Faktur dibuat untuk membantu pengguna SIA Accurate

terutama Pengusaha Kena Pajak (PKP) untuk menghasilkan laporan siap

pakai sekaligus sebagai pendukung kebijakan dari Direktorat Jendral

Pajak yang mewajibkan penggunaan E-Faktur bagi perusahaan PKP

2 Database Server Firebird 25

Database firebird yang digunakan di dalam aplikasi Accurate versi

4 adalah Firebird versi 21 dan untuk Accurate versi 5 ini dikembangkan

12

dengan menggunakan database Firebird 25 dengan konfigurasi Super

Classic(SC) yang sudah diakui secara umum

3 Lisensi SIA Accurate

Di Accurate sebelumnya lisensi Accurate berupa nomor serial di-

input langsung ke SIA Accurate di masing-masing komputer Pengguna

memerlukan bantuan customer support CPSSoft atau tenaga penjual

untuk mendapatkan nomor serial yang dimaksud Di Accurate 5 License

Manager yang berkomunikasi dengan License Server CPSSoft untuk

mendapatkan nomor serial lisensi kemudian dikirimkan ke komputer

Accurate Client secara otomatis

264 Kekurangan SIA Accurate versi 5

1 Tidak bisa di Custom

SIA Accurate adalah software paket Kenapa tidak bisa Karena SIA

Accurate sudah mensurvei ke perusahaan-perusahaan dari UMKM

UKM di Indonesia dan Perusahaan menengah ke atas Jadi SIA Accurate

di buat sesuai dengan kebutuhan perusahaan-perusahaan di Indonesia

sesuai dengan PSAK dan perpajakan di Indonesia juga Laporan dan

form seperti PO Invoice dan lain-lain masih bisa di custom

2 Tidak mencakup Seluruh Operasional Perusahaan

Basic dari program SIA Accurate adalah accounting software bukan

oprasional software Contoh seperti pembayaran gaji perkaryawan belum

bisa di 5 bisa di catat secara global saja Untuk pencatatan gaji

13

perkaryawan dan SIA Accurate pajaknya baru bisa di SIA Accurate

Online

3 Tidak mendapatkan Training Pembelian Baru

Dulu SIA Accurate memang mempaket kan dalam pembelian baru

SIA Accurate maka mendapatkan training namun harganya lebih mahal

Sekarang sudah banyak SMK dan Universitas di Indonesia yang bekerja

sama dengan SIA Accurate sehingga SDM siap pakainya sudah banyak

Maka dari itu SIA Accurate menekan harga software semurah mungkin

dan jika di perusahaan Anda sudah ada karyawan yang sudah bisa

menggunakan SIA Accurate Kenapa harus mengambil jasa training

Jadi training di SIA Accurate sangat flexibel tergantung kebutuhan

perusahaan

27 Konsep Dasar Kesiapan Teknologi (Technology Readiness)

Penelitian Sheu amp Kim (2008) yang melibatkan 50 organisasi sebagai obyek

penelitian menyatakan bahwa tingkat kesiapan yang rendah menjadi sebab

kegagalan proyek SI khususnya kesiapan pengguna yang paling dominan

berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi SI Penelitian Sheu dan Kim

menunjukkan bahwa faktor kesiapan pengguna lebih kuat pengaruhnya terhadap

keberhasilan proyek SI dibandingkan dengan keterlibatan pengguna dalam proyek

SI

Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa adanya proses penerapan

teknologi atau sistem pada suatu organisasi menyebabkan beberapa tantangan baru

14

bagi organisasi tersebut seperti beberapa pengguna yang memiliki tingkat kesiapan

rendah pada sistem atau teknologi baru akan mengalami kesulitan dalam

mempelajari hal baru bahkan beberapa pengguna baru lainnya dapat memberikan

penolakan merasa enggan atau tidak mampu dalam menggunakan teknologi atau

sistem baru tersebut sehingga penerapan teknologi atau sistem baru pada organisasi

tersebut akan menjadi sia-sia bahkan gagal Oleh karena itu dengan adanya suatu

pengukuran dan penilaian dalam tingkat kesiapan dan kemampuan pengguna suatu

teknologi maka akan meminimalisir tingkat kesalahan kesulitan dan resiko yang

ada (Pambudi 2015)

28 Konsep Dasar Keberhasilan Sistem Informasi (Success SI)

Selama bertahun-tahun para peneliti dan praktisi telah berusaha untuk berhasil

dalam mengelola proyek SI sehingga dapat mencapai kinerja yang maksimal

Pengukuran keberhasilan proyek SI pun menjadi topik yang menarik di kalangan

peneliti dan praktisi tersebut sejak Standish Group mempublikasikan penemuan

mereka pada tahun 1994 Keberhasilan proyek adalah konsep utama tetapi teori

tersebut masih merupakan konsep yang ambigu Antara para peneliti dan praktisi

pun juga masih terjadi kurang sepakat tentang model tersebut Mereka cenderung

fokus pada satu atau sebagian dimensi Sehingga mereka belum mendapat

gambaran yang jelas tentang pengukuran keberhasilan SI

Subiyakto dan Ahlan (2014) mencoba menjawab permasalahan tersebut

dengan mengembangkan model alternatif pengukuran keberhasilan proyek

berdasarkan input-process-output (IPO) model Mereka membandingkan

15

mengadopsi mengadaptasi dan mengkombinasi teori sebelumnya yaitu Davisrsquos

IPO model teori keberhasilan proyek model Delone dan McLean dan kerangka

klasifikasi proyek

Pertama Subiyakto (2014) membandingkan dua model yaitu model Delone

dan McLean dan Model IPO Mereka menemukan bahwa model proses dan model

kausal Delone dan McLean tidak lengkap dalam istilah model IPO sebuah proyek

Model ini hanya fokus pada pemanfaatan dan layanan dari produk Dalam konteks

pengukuran keberhasilan proyek model ini kurang menjelaskan dimensi input dari

model IPO Dengan demikian model IPO lebih komprehensif dibandingkan model

Delone dan McLean

Kedua Subiyakto (2014) mengadopsi teori keberhasilan proyek

pengukuran keberhasilan SI Delone dan McLean dan kerangka klasifikasi proyek

Pengadopsian teori keberhasilan proyek dilaksanakan untuk mengembangkan

aspek kausalitas model Mereka mengadopsi semua variable model Delone dan

McLean serta tiga dari empat variabel kerangka klasifikasi proyek (McLeod amp

MacDonell 2011) yaitu konten proyek orang dan aksi konteks organisasi Hal ini

dikarenakan proses proyek akan diwakili oleh dimensi proses

Ketiga Subiyakto dan Ahlan (2014) menyesuaikan penempatan variable

sejalan dengan logika IPO dan definisi keberhasilan proyek Tiga penyesuaiannya

adalah sebagai berikut

a Menempatkan 2 dimensi model Delone dan Mclean (system creation dan

system utilization) ke dalam dimensi proses dari model Hal ini didukung

juga oleh beberapa peneliti bahwa proses proyek terdiri dari dua subproses

16

yaitu produksi produk dan pemanfaatannya Penempatan dimensi dampak

sistem dari model DeLone dan McLean sebagai dimensi output dari model

sejalan dengan definisi keberhasilan proyek

b Mengembangkan hubungan antara variabel dimensi input terhadap

variable dimensi proses Dalam hal ini masing-masing varibel dimensi

input memiliki hubungan terhadap masing-masing variabel dari dimensi

proses yang sejalan dengan model proses dan kausal dari IPO model

c Mengembangkan hubungan antara konteks organisasi terhadap semua

variabel dalam model yang berdasarkan konsep pengaruh lingkungan

sistem

Keempat model dikembangkan atas kombinasi dari empat teori yang telah

disebutkan sebelumnya Kombinasi ini dilakukan untuk menanggapi dua isu utama

di lingkup model keberhasilan proyek SI yaitu validitas dan kelengkapan

pengukuran model Kelengkapan model berarti model tersebut dikembangkan

untuk mencakup dimensi keseluruhan proyek dalam konteks aspek proses dan

kausal Validitas adalah berarti bahwa model ini mewakili secara teori keberhasilan

proyek Tiga dimensi utama yang dari model ini adalah dimensi input proses dan

output Dimensi proses terdiri dari dua subdimensi yaitu pembuatan sistem (system

creation) dan pemanfaatan sistem (system utilization) Model ini (Gambar 34)

mengandung 9 variabel dan 36 hubungan antar variable tersebut Konten proyek

(project content) orang dan aksi (people and action) dan konteks organisasi

(institutional contexts) adalah tiga variabel dimensi input Kualitas informasi

(information quality) kualitas sistem (system quality) kualitas layanan (service

17

quality) penggunaan (system use) dan kepuasan pengguna (user satisfaction)

adalah lima variabel untuk dimensi proses Manfaat bersih (net benefit) adalah

variabel untuk dimensi output

Gambar 2 1 Model Pengukuran Keberhasilan Proyek SI Berdasarkan Model IPO

(Subiyakto dan Ahlan 2014)

Selanjutnya pada tahun 2015 Subiyakto Ahlan Kartiwi dan Sukmana

memvalidasi model baru tersebut secara kualitatif untuk mengetahui kelayakan

model tersebut melalui Focus Group Study (FGS) Mereka melakukan 4 teknik FGS

yaitu interview konsultasi diskusi dan seminar Ada 16 partisipan (9 doktor 3

calon doktor dan 4 akademisi) dari 20 anggota terdaftar yang tergabung dalam

kelompok penelitian ini Mereka memiliki kepentingan keterampilan

penegtahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian SI Mereka juga dipilih

karena kredibilitas mereka sebagai key informants

18

Hasil dari FGS mengungkapkan delapan tema menyeluruh berkaitan dengan

validitas model dan kelayakan pelaksanaan penelitian Kemudian telah disimpulkan

dalam empat poin validasi yaitu kejelasan proses pemodelan penggunaan dasar

teoritis kewajaran metode penelitian dan ketersediaan sumber daya penelitian

Berdasarkan poin tersebut Subiyakto et al merevisi modelnya melalui

penyederhanaan jumlah hubungan antar variable dengan menghapus 6 hubungan

Model tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 2 2 Revisi Model (Subiyakto et al 2015)

29 Populasi Dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya Guritno dan Sudaryono (2011) Dalam metode

penelitian kata populasi amat populer dipakai untuk menyebutkan

serumpunsekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian Populasi penelitian

merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia hewan

tumbuh-tumbuhan udara gejala nilai peristiwa sikap hidup dan sebagainya

19

Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin 2006)

Jenis populasi terbagi dua yaitu

1) Populasi fitnit artinya jumlah individu ditentukan

2) Populasi infinit artinya jumlah individu tidak terhingga atau tidak

diketahui dengan pasti

Sampel ialah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut Sehingga pengambilan sampel harus menggunakan cara-cara tertentu yang

berdasarkan oleh pertimbangan-pertimbangan yang ada (Sugiyono 2011)

291 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel Terdapat dua metode dasar

penarikan sampel yaitu (Guritno amp Sudaryono 2011)

a Probability Sampling

Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel Beberapa metode penarikan sampel probabilitas

adalah sebagai berikut

1 Simple Random Sampling

Simple random sampling dikatakan sederhana karena pengambilan

sampel dari populasinya dilakukan secara acak tanpa memperhatikan status

atau tingkat pendidikan yang ada dalam suatu populasi

2 Stratified Random Sampling

20

Stratified Random Sampling merupakan suatu prosedur penarikan

sampel berstrata yaitu suatu subsampel acak sederhana yang ditarik dari

setiap strata atau tingkatan yang kurang lebih sama dalam beberapa

karakteristik (Siregar 2013)

3 Cluster Sampling

Cluster Sampling merupakan suatu prosedur penarikan sampel

probabilitas yang memilih subpopulasi yang disebut cluster Kemudian

setiap elemen di dalam kelompok cluster tersebut dipilih sebagai anggota

sampel

b Nonprobability Sampling

Nonprobability Sampling merupakan suatu prosedur penarikan

sampel yang bersifat subjektif Dalam hal ini probabilitas pemilihan

elemen-elemen populasi tidak dapat ditentukan Hal ini disebabkan setiap

elemen populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai

sampel Beberapa teknik pengambilan sampel nonprobabilitas sebagai

berikut (Guritno amp Sudaryono 2011)

1 Convience Sampling

Convience Sampling adalah teknik penarikan sampel berdasarkan

kemudahan Prosedurnya adalah semata-mata langsung menghubungi

unitunit penarikan sampel yang mudah dijumpai seperti mahasiswa dalam

satu kelas jamarsquoah tempat ibadah pengunjung toko dan lainnya Seringkali

pengambilan sampel ini dilakukan untuk menguji kuesioner atau penelitian

ekspolorasi

21

2 Quota Sampling

Quota Sampling adalah penarikan sampel berdasarkan kuota

Prinsipnya adalah karakteristik tertentu yang relevan menjelaskan dimensi

populasi Peneliti harus mengetahui distribusi populasi

3 Purposive Sampling

Purposive Sampling adalah penarikan sampel berdasarkan

pertimbangan atau kriteria tertentu

4 Snowball Sampling

Snowball Sampling adalah metode penarikan sampel dengan

responden yang berhasil diperoleh diminta untuk menunjukkan responden

lainnya secara berantai

5 Accidental Sampling

Accidental Sampling adalah metode penarikan sampel dimana

pemilihan anggota sampelnya dilakukan terhadap orangbenda yang

kebetulan ada atau dijumpai (Hadi 2016 Sugiyono 2011)

292 Teknik Menentukan Ukuran Sampel

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan ketepatan ukuran pengukuran penelitian

ini menggunakan metode analisis SEM Berdasarkan studi penelitian Monte Carlo

berbagai estimasi penentuan sampel yang disimpulkan

1 Model SEM dengan jumlah variabel laten sampai dengan lima buah dan

setiap konstruk dijelaskan 3 atau lebih indikator jumlah sampel 100-150

sudah dianggap memadai (Santoso 2011)

22

2 Ukuran sampel untuk model SEM adalah antara 100-200 atau dengan cara

jumlah indikator dikali 5 sampai 10 (Ferdinand AT 2000)

3 Ukuran sampel untuk estimasi Maximum Likehood harus setidaknya 5x

jumlah parameter bebas dalam model termasuk error (Bentler amp Chou

1987)

4 SEM yang menggunakan model estimasi maximum likehood estimation

(MLE) adalah 100-200 sampel (Ghozali 2011)

210 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2011) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang

paling utama dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data Dengan metode pengumpulan data yang tepat akan

memungkinkan peneliti untuk memperoleh data yang valid sehingga dapat

membantu dalam penelitian Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan

berbagai metode

1 Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

oleh peneliti untuk memperoleh informasi dengan cara berkomunikasi

langsung (seperti tanya jawab) antara pewawancara dan responden

2 Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab (Sugiyono dalam Setiawan 2016)

23

Kuesioner ini dapat membantu peneliti memperoleh informasi terkait

dengan permasalahan penelitian

3 Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

suatu pengamatan disertai dengan pencatatan terhadap keadaan atau

perilaku objek penelitian (Fathoni dalam Setiawan 2016) Observasi ini

dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai objek penelitian secara

keseluruhan

4 Studi Pustaka

Studi pustaka adalah teknik survei terhadap data yang telah ada

dengan menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu

yang berkepentingan mencari metode-metode serta teknik penelitian

baik dalam mengumpulkan data atau dalam menganalisis data yang telah

pernah digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu (Nazir dalam Yunita

2017)

211 Skala Likert

Menurut Sugiyono (2011) skala likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat

dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Sewaktu

menanggapi pertanyaan dalam skala likert responden menentukan tingkat

persetujuan mereka terhadap suatu pertanyaan dengan memilih salah satu dari

pilihan yang tersedia Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti

ini

24

1 Sangat tidak setuju

2 Tidak setuju

3 Kurang setuju

4 Setuju

5 Sangat setuju

Selain pilihan dengan lima skala seperti contoh di atas kadang digunakan juga

skala dengan tujuan atau sembilan tingkat Suatu studi empiris menemukan bahwa

beberapa karakteristik statistik hasil kuesioner dengan berbagai jumlah pilihan

tersebut ternyata sangat mirip (Dawes 2008)

212 PLS-SEM

PLS-SEM merupakan salah satu metode yang digunakan dalam menganalisis dan

dinilai kuat karena digunakan pada setiap jenis skala data seperti data interval data

nominal dan rasio serta syarat asumsi yang lebih fleksibel (Yamin amp Kurniawan

2011) Partial Least Square (PLS) dikembangkan pertama kalinya oleh Herman

Wold pada tahun 1975 Software yang digunakan untuk analisis menggunakan

PLS-SEM antara lain SmartPLS XLSTAT PLS-PM Visual PLS dan lainnya

PLS dapat digunakan untuk tujuan konfirmasi (seperti pengujian hipotesis)

dan tujuan eksplorasi PLS juga dapat menduga apakah terdapat atau tidak

hubungan antar variabel dan kemudian proposisi untuk pengujian Tujuan

utamanya adalah menjelaskan hubungan antar konstruk dan menekankan

pengertian tentang nilai hubungan tersebut Penggunaan PLS untuk prediksi dan

membangun teori serta sampel yang dibutuhkan relatif kecil dengan minimum

25

sepuluh kali item konstruk yang paling kompleks (Ghozali 2011 Ghozali amp

Hengky 2015 Yamin amp Kurniawan 2011)

Kepopuleran penggunaan PLS-SEM diantara para peneliti dan praktisi

adalah karena empat alasan Pertama algoritma PLS tidak terbatas hanya untuk

hubungan antara indikator dengan konstrak latennya yang bersifat reflektif saja

tetapi algoritma PLS juga dipakai untuk hubungan yang bersifat formatif Kedua

PLS dapat digunakan untuk menaksir model path dengan sample size yang kecil

Ketiga PLS-SEM dapat digunakan untuk model yang sangat kompleks (terdiri atas

banyak variabel laten dan manifes) tanpa mengalami masalah dalam estimasi data

Keempat PLS dapat digunakan ketika distribusi data sangat miring (skew) (Yamin

amp Kurniawan 2011)

Evaluasi model dalam PLS meliputi dua tahap yaitu evalusi outer model

atau model pengukuran dan evaluasi terhadap inner model atau model struktural

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Sarstedt 2017 Wong 2013 Yamin

2011)

1 Evaluasi Pengukuran Model (Outer Model)

Model ini meliputi pemeriksaan individual item reliability internal

consistency atau construct reliability average variance extracted dan

discriminant validity Ketiga pengukuran tersebut dikelompokkan dalam

convergent validity yaitu mengukur besarnya korelasi antara konstrak

dengan variabel laten Measurement model dilakukan untuk dapat

mengetahui hubungan antara konstrak (variabel) dengan indikator-

indikatornya (Yamin amp Kurniawan 2011)

26

Pemeriksaaan individual item reliability dapat melihat nilai

standardized loading factor Nilai ini menggambarkan besarnya korelasi

antara setiap item pengukuran (indikator) dengan konstraknya Untuk nilai

ideal loading factor berupa diatas 07 ini berarti bahwa indikator tersebut

sudah valid sebagai indikator yang dapat mengukur konstrak

Pengukuran lainnya dari convergent validity adalah melihat nilai

Average Variance Extracted (AVE) Nilai ini menggambarkan besaran varian

atau keragaman variabel manifes yang dapat dikandung oleh konstrak laten

Untuk nilai AVE ideal yaitu 05 hal ini berarti convergent validity baik

Artinya variabel laten dapat menjelaskan rata-rata lebih dari setengah varian

dari indikator-indikatornya

Discriminant validity dievaluasi melalui cross loading kemudian

membandingkan nilai AVE dengan kuadrat nilai korelasi antar konstrak

Ukuran cross loading adalah membandingkan korelasi dengan konstraknya

dan konstrak blok lainnya hal ini menunjukkan konstrak tersebut

memprediksi ukuran pada blok mereka dengan lebih baik dari blok lainnya

Ukuran discriminant validity lainnya adalah bahwa nilai akar AVE harus

lebih tinggi daripada korelasi antara konstrak dengan konstrak lainnya atau

nilai AVE lebih tinggi dari kuadrat korelasi antara konstrak

2 Evaluasi Struktural Model (Inner Model)

Pengukuran struktural model dilakukan untuk dapat mengetahui hubungan

antara konstrak yang dihipotesiskan oleh peneliti(Yamin amp Kurniawan

27

2011) Dalam model ini terdapat beberapa tahap dalam melakukan

evaluasinya

Tahap pertama adalah dengan melihat signifikansi hubungan antara

konstrak Hal ini dapat dilihat dari koefisien jalur (path coefficient) yang

menggambarkan kekuatan hubungan antara konstrak Pengukuran path

coefficient (β) memiliki nilai ambang batas diatas 01 hal ini untuk

menyatakan bahwa jalur (path) yang dimaksud mempunyai pengaruh di

dalam model

Tahap kedua adalah dengan mengevaluasi nilai R2 (coefficient of

determination) Nilai ini menjelaskan varian dari tiap target endogenous

variabel dengan standar pengukuran sekitar 067 sebagai kuat sekitar 033

moderat dan dibawah 019 menunjukan tingkat varian yang lemah

Tahap ketiga adalah dengan melihati nilai t-test dengan metode

boostrapping menggunakan uji two-tailed dengan tingkat signifikansi 5

untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian Bila nilai t-test lebih besar dari

196 maka hipotesis penelitian yang dibuat dapat diterima

Tahap keempat yaitu pengujian f2 (effect size) Pengujian ini dilakukan

untuk dapat memprediksi pengaruh variabel tertentu terhadap variabel

lainnya dalam struktur model dengan nilai ambang batas sekitar 002 untuk

pengaruh kecil 015 untuk pengaruh menegah dan 035 untuk pengaruh yang

besar f2 dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

28

Tahap kelima yaitu pengujian 1198762 (predictive relevance) dengan

menggunakan metode blindfolding untuk dapat memberikan bukti bahwa

variabel tertentu yang digunakan dalam suatu model yang dibuat mempunyai

keterkaitan prediktif (predictive relevance) dengan variabel lainnya dalam

model tersebut dengan nilai ambang batas pengukuran di atas nol

Tahap keenam yaitu melakukan pengujian 1199022 (Relative Impact) dengan

menggunakan metode blindfolding juga untuk dapat mengukur relatif

pengaruh sebuah keterkaitan antara prediktif sebuah variabel tertentu dengan

variabel lainnya yang memiliki nilai ambang batas sebesar 002 untuk

pengaruh kecil 015 untuk pengaruh sedang dan 035 untuk pengaruh besar

Rumus yang digunakan dalam perhitungan 1199022 adalah sebagai berikut

211 Model yang Diadopsi

Model yang digunakan pada penelitian ini adalah model kesiapan dan keberhasilan

SI oleh Subiyakto (2017) Gambar model penelitian ini dapat dilihat di bab satu

pada gambar 11 Berikut model yang diajukan pada penelitian ini

Variabel TRI dan Keberhasilan SI

Berikut dijabarkan pengertian dari variabel yang diadopsi ke dalam model TRI

dan Keberhasilan SI lengkap dengan referensi model tersebut

29

Tabel 2 2 Variabel TRI dan Keberhasilan SI Variabel Pengertian Referensi

Optimsm (OPT) Visi yang positif tentang teknologi dan keyakinan kontrol

yang lebih besar fleksibilitas dan efisiensi dalam

kehidupan manusia (Parasuraman

amp Colby

2015

Subiyakto

2017)

Innovativness

(INN)

Kecenderungan untuk menjadi pelopor pemimpin atau

opinion-former dalam penggunaan teknologi

Discomfort (DIS) Persepsi tentang kurangnya kontrol atas teknologi dan

perasaan tertekan dalam penggunaan teknologi

Insecurity (INS) Ketidakpercayaan teknologi dan skeptisis kemampuan

diri untuk menggunakannya dengan tepat

Information

Quality (INQ)

Tingkat sejauh mana informasi yang dihasilkan secara

konsisten memenuhi persyaratan dan harapan pengguna

(Delone amp

McLean

2003

Subiyakto

2017)

System Quality

(SYQ)

Tingkat untuk mendeskripsikan kualitas dari konten yang

dimiliki sistem informasi

Service Quality

(SVQ)

Tingkat untuk menilai sebarapa baik kualitas layanan

kepada pengguna

User Satisfaction

(USF) Kepuasan pengguna menggunakan sistem informasi

Success

Information

System (SIS)

Pencapaian sistem informasi berdasarkan perencanaan

pengembangannya

Indikator TRI dan Keberhasilan SI

Setelah penjabaran dari pengertian variabel berikut ini adalah penjabaran

pengertian dari indikator-indikator yang diadopsi ke dalam model lengkap dengan

referensinya

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI

Indikator Definisi Referensi

Easiness (OPT1) Tingkat yang terkait dengan kemampuan suatu sistem

untuk memberikan kebebasan dari kendala kesulitan dan

masalah

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Connectivity

(OPT2)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan suatu sistem

untuk berhasil terhubung dengan sistem lain

Efficiency (OPT3) Tingkat yang terkait dengan pencapaian sistem untuk

menghasilkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk mencapai output

Effectiveness

(OPT4)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan sistem untuk

mencapai tujuan penggunaannya

Productivity

(OPT5)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

menghasilkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk menghasilkan output

30

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI (lanjutan)

Indikator Definisi Referensi

Problem Solving

(INN1)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

menemukan solusi terhadap masalah

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Independence

(INN2)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan sistem untuk

mendukung penggunanya agar bebas dari kontrol atau

pengaruh

Challenge (INN3) Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

berhasil menangani atau mencapai sesuatu dalam situasi

atau masalah yang sulit

Stimulatioon

(INN4)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

mendorong sesuatu untuk terjadi berkembang atau

membaik

Competitiveness

(INN5)

Tingkat yang terkait kemampuan sistem untuk sukses

pengguna dibanding kompetitornya

Complexity (DIS1) Tingkat yang terkait dengan fitur sistem yang

membingungkan atau sulit dipahami

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Difficulty (DIS2) Tingkat yang terkait dengan kondisi suatu sistem yang

tidak dapat dioperasikan dengan mudah

Dependence (DIS3) Tingkat yang terkait dengan kondisi suatu sistem yang

membutuhkan pihak lain untuk mengoperasikannya

Lack of Support

(DIS4)

Tingkat yang terkait dengan sistem yang tidak memiliki

atau cukup dukungan dalam operasinya

Inappropriateness

(DIS5) Tingkat yang berkaitan dengan keadaan yang tidak pantas

Failure (INS1) Tingkat yang terkait dengan kemungkinan bahwa sistem

tidak menyenangkan atau terdapat hal berbahaya yang

bisa terjadi

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Threat (INS2) Tingkat yang terkait dengan situasi sistem yang bisa

menimbulkan kerugian atau bahaya

Reducing

Interaction (INS3)

Tingkat yang terkait dengan implementasi sistem yang

membuat interaksi manusia semakin berkurang dalam

ukuran jumlah dan kepentingan

Distraction (INS4) Tingkat yang terkait dengan penggunaan sistem lebih

diperhatikan dan mencegah orang berkonsentrasi pada

hal lain

Incredulity (INS5) Tingkat yang terkait dengan keraguan sistem dari

penggunaannya

Accuracy (INQ1) Tingkat kelayakan dari informasi yang dihasilkan

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Timeliness (INQ2) Tingkat presisi dari proses pengolahan informasi SI pada

durasi waktu yang direncanakan

Completeness

(INQ3)

Tingkat dari informasi yang dihasilkan oleh SI utuh atau

tanpa ada bagian yang hilang

Consistency (INQ4) Kecenderungan dari SI untuk masih mendemonstrasikan

informasi yang sama dalam operasi layanan

pemeliharaan atau kualitas

Relevance (INQ5) Tingkat keterkaitan dari informasi yang dihasilkan oleh

SI dengan pokok bahasannya

31

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI (lanjutan)

Indikator Definisi Referensi

Ease of Use

(SYQ1)

Tingkat kebebasan SI dari kendala kesulitan dan

masalah selama penggunaannya

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Maintainability

(SYQ2)

Tingkat yang terkait dengan kemudahan SI dalam

pemeliaharaannya

Response Time

(SYQ3)

Tingkat yang terkait dengan jumlah waktu yang

dibutuhkan untuk menanggapi perintah dari pengguna

tersebut

Fuctionality

(SYQ4)

Tingkat yang terkait dengan SI dapat dioperasikan sesuai

dengan persyaratan yang telah direncanakan

Safety (SYQ5) Tingkat kekebalan SI dari serangan yang tak terduga

bahaya atau kerusakan

Responsiveness

(SVQ1)

Tingkat reaksi SI untuk melayani penggunanya dengan

cara waktu dan situasi yang sesuai

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Flexibilty (SVQ2) Tingkat adaptasi SI untuk melayani penggunanya sesuai

dengan kebutuhan yang diminta

Security (SVQ3) Tingkat keamanan dari sistem yang terintegrasi untuk

melayani pengguna dengan aman dari serangan bahaya

atau kerusakan yang tak terduga

Fuctionality

(SVQ4)

Tingkat yang terkait dengan cakupan layanan SI sesuai

dengan persyaratan fungsional

Extension (SVQ5) Tingkat yang terkait dengan cakupan layanan tambahan

SI yang melebihi persyaratan fungsional

Efficiency (USF1) Tingkat kepuasan pengguna SI berdasarkan pada

pencapaian sistem untuk menghasilkan output

dibandingkan dengan sumber daya yang dibutuhkan

untuk mencapai output (Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Effectivity (USF2) Tingkat kepuasan pengguna SI berdasarkan pada

kemampuan sistem untuk memenuhi kebutuhan

pengguna untuk mencapai tujuannya

Flexibility (USF3) Tingkat kepuasan pengguna SI yang terkait dengan

kemampuan beradaptasi dari sistem sesuai dengan

kebutuhan yang diminta

Overall Satisfaction

(USF4)

Tingkat kepuasan pengguna SI terkait dengan

kecukupan keseluruhan aspek sistem

IS Efficiency (SIS1) Tingkat yang terkait dengan perbandingan dari nilai

output SI dan sumber daya yang dibutuhkan untuk

mencapai output

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei 2013

Subiyakto

2017)

IS Effectivity (SIS2) Tingkat yang terkait dengan kapabilitas kemampuan

sistem untuk memenuhi kebutuhan pengguna untuk

mencapai tujuannya

User Satisfaction

(SIS3)

Sejauh mana SI dapat membantu pengguna menciptakan

nilai bagi bisnis mereka

Productictivity

Improvement

(SIS4)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

meningkatkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk menghasilkan output

Competitive

Advantage (SIS5)

Tingkat yang terkait dengan posisi yang menguntungkan

dari pengguna SI yang terintegrasi untuk bersaing dalam

kompetisi bisnis

32

2111 Model IPO Logic

Beberapa penelitian menggunakan input-process-output Logic pada model

penelitiannya Logika IPO di adopsi untuk tujuan yang sama dalam

pengukuran kualitas dari suatu sistem Teori dasar sistem ini digunakan untuk

dapat memberi gambaran akan konsep sistematis dari suatu sistem (Subiyakto

et al 2014) Model logika komputer IPO logic yang digunakan milik Davis

(1998) dan Kellogg (2004) sampai saat ini masih banyak digunakan dalam

penelitian di bidang teknologi dan informasi Logika IPO ini digunakan pada

penelitian yang bertujuan dalam hal pengukuran kualitas suatu sistem

Teori dasar IPO digunakan juga untuk menggambarkan konsep

sistematis dari suatu sistem dan mudah dimengerti oleh para pengguna para

desainer pun juga dapat mengevaluasi dan memperbaiki desain (Davis 1998

Kellogg 2004) Model logic bila digambarkan secara langsung belum tentu

dapat dilihat hubungan sebab-akibat atau hubungan tujuan dan dampak dari

program ataupun proyek secara langsung Namun ini bukan berarti bahwa

program tersebut dikatakan tidak berhasil tetapi kemungkinan adanya bahwa

program sebagai salah satu dari banyak faktor yang dapat mempengaruhi

suatu dampak yang dapat ditimbulkannya (Solihin Dadang 2012) Berikut

adalah gambar 25 merupakan alur dari IPO logic

Gambar 2 3 IPO LOGIC (Davis 1998)

33

2112 Model Kesiapan Teknologi (Technology Readiness)

Technology Readiness atau kesiapan penggunaan teknologi merupakan

kecenderungan sikap masyarakat dalam merangkul dan menggunakan

teknologi baru di rumah dan di tempat kerja (Parasuraman 2000)

Setiap orang bisa menjadi konsumen teknologi namun cara

mengimplementasikannya tergantung pada derajat kesiapan seseorang

dalam menerima teknologi tersebut Menurut Parasuraman (2000) langkah

pertama yang harus dilakukan dalam implementasi teknologi adalah

mengetahui kesiapan konsumen dalam menerima teknologi tersebut Dalam

konteks ini Technology Readiness Index dikembangkan oleh Parasuraman

(2000) untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana seseorang atau

organisasi siap untuk mengadopsi sebuah teknologi informasi Berikut

gambar terbaru dari model TRI 20

Gambar 2 4 Model TRI20 oleh Parasuraman dan Colby 2015

(Sumber Rockresearchcom)

34

TRI merupakan skala multy-item yang terdiri dari 36 pertanyaan untuk

mengukur technology readiness Skala 36-item terdiri dari empat dimensi

komponen keyakinan yang berkaitan dengan teknologi yang memperngaruhi

tingkat seseorang dalam Technology Readiness Keyakinan ini menetapkan

kesediaan seseorang untuk berinteraksi dengan teknologi baru Seiring

berjalannya waktu dan perkembangan IT yang meningkat dengan pesat maka

pemilik model melakukan pembaharuan di tahun 2014 bersama Charles L

Colby sehingga menghasilkan model TRI 20 tetap dengan mempertahankan

4 dimensi sebelumnya namun perubahan serta pembaharuan instrumen

menjadi 16 butir Model TRI 20 ini terdiri dari empat dimensi dua adalah

kontributor dan dua lagi adalah inhibitor pada adopsi teknologi

Kontributornya sebagai berikut

1 Optimism (kepercayaan diri) yaitu menggambarkan sebuah ekspektasi

dari kebenaran positif teknologi

2 Innovativeness (inovasi) yaitu mengenai otoritas penggunaan teknologi

Sedangkan inhibitor adalah

3 Discomfort (ketidaknyamanan) adalah keraguan tentang jaminan orang

awam akan pengalamannya dengan teknologi

4 Insecurity (ketidakamanan) adalah resiko kemungkinan orang-orang

melakukan transaksi berbasis teknologi (technology-based transactions)

Sebagai kontributor optimisme dan inovasi sebagai penggerak dari

Technology Readiness Pada kenyataannya skor tinggi diukur pada dimensi-

dimensi ini yang pada umumnya akan memperbesar kesiapan teknologi

35

(Technology Readiness) Sabaliknya ketidaknyamanan dan ketidakamanan

mencegah atau menunda berkecenderungan membuat orang-orang untuk

menggunakan teknologi baru Dengan demikian skor tinggi yang diukur pada

dimensi-dimensi ini akan menurunkan seluruh kesiapan teknologi

(Technology Readiness) Selama bertahun-tahun TRI telah banyak

bermanfaat bagi para peneliti yang tertarik pada media sosial akses mobile

dan layanan teknologi lainnya Skala 36-item yang di bangun oleh

Parasurman telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa untuk memfasilitasi

perkembangannya di banyak Negara dan telah digunakan di berbagai sektor

layanan termasuk pendidikan perbankan telekomunikasi kesehatan dan

layanan professional lainnya

Parasuraman (2000) memberikan tiga kategori pada pengukuran

Technology Readiness Index yaitu

1 High Technology Readiness (TRI gt 351)

2 Medium Technology Readiness (29 =lt TRI =lt 351)

3 Low Technology Readiness (TRI =lt 289)

Terdapat 5 segmen kategori pengguna sistem yang didefiniskan oleh

Parasuraman dan Colby (2015)

1 Explolers Memiliki optimisme dan rasa inovatif yang tinggi terhadap

teknologisistem sehingga memiliki antusiasme terhadap penggunaan

teknologisistem informasi

2 Pioneer Memiliki optimisme dan rasa inovatif yang tinggi terhadap

teknologisistem namun memiliki sikap kritis terhadap penggunaan

36

teknologisistem informasi Hal tersebut menyebabkan pengguna akan

selektif dalam penggunaan teknologisistem informasi

3 Paranoids Memiliki rasa optimis terhadap teknologisistem namun

memiliki rasa inovatif yang rendah Pengguna kategori ini memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang tinggi terhadap penggunaan

teknologisistem Hal ini menyebabkan rendahnya antusiasme terhadap

penggunaan teknologi

4 Laggards Memiliki rasa optimis dan rasa inovatif terhadap

teknologisistem yang rendah Jenis pegguna seperti ini memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang tinggi terhadap penggunaan

teknologisistem Hal ini menyebabkan penolakan terhadap penggunaan

teknologi

5 Skeptics Memiliki rasa optimis dan rasa inovatif yang rendah terhadap

teknologisistem Jenis pegguna seperti ini juga memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang rendah terhadap penggunaan

teknologisistem Pengguna seperti ini akan menerima teknologisistem

namun tidak memiliki antusiasme terhadap teknologisistem

37

2113 Model Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information)

Gambar 2 5 Model Keberhasilan SI (DeLone amp McLean 1992)

Model keberhasilan ini didasarkan pada proses dan hubungan kausal

dari dimensi-dimensi di model Model ini tidak mengukur ke enam dimensi

pengukuran keberhasilan sistem informasi secara independen tetapi

mengukurnya secara keseluruhan satu mempengaruhi yang lainnya

Pertimbangan proses beragumentasi bahwa suatu sistem terdiri dari

beberapa proses yaitu satu proses mengikuti proses lainnya Suatu model

proses mengusulkan bahwa suatu sistem informasi terdiri dari beberapa

proses yaitu sebagai berikut ini

a Suatu sistem informasi mula-mula dibuat berisi dengan banyak fitur

yang dapat memperlihatkan beberapa tingkat kualitas sistem dan

informasinya

b Pemakai-pemakai dan manajer-manajer mempunyai pengalaman dengan

fitur-fitur tersebut dengan menggunakan sistemnya entah mereka puas

atau tidak puas dengan sistemnya atau produk informasinya

38

c Penggunaan dari sistem dan produk informasinya kemudian mempunyai

dampak atau pengaruh (influence) di pemakai individual di dalam

melakukan pekerjaannya dan dampak-dampak individu ini secara

kolektif akan berakibat pada dampak- dampak organisasional

Berbeda dengan model proses model kausal (causal model) atau

disebut juga dengan model varian (variance model) berusaha untuk

menjelaskan kovarian (covariance) dari elemen-elemen model untuk

menentukan apakah variansi dari satu elemen dapat dijelaskan oleh variansi

dari elemen-elemen lainnya atau dengan kata lain untuk menentukan apakah

terjadi hubungan kausal diantara mereka Misalnya semakin tinggi kualitas

sistem diharapkan akan menyebabkan kepuasan pemakai dan penggunaan

yang lebih tinggi yang selanjutnya akan memperngaruhi secara positif

produktivitas individual dengan hasil peningkatan produktivitas

organisasional Model kausal ini menunjukkan bagaimana arah hubungan

satu elemen dengan elemen lain apakah menyebabkan lebih besar

(mempunyai pengaruh positif) atau lebih kecil (mempunyai pengaruh

negatif)

Dari model proses dan kausal ini maka dapat dijelaskan bahwa kualitas

sistem (system quality) dan kualitas informasi (information quality) secara

mandiri dan bersama-sama mempengaruhi baik penggunaan (use) dan

kepuasan pemakai (user satisfaction) Besarnya penggunaan (use) dapat

mempengaruhi kepuasan pemakai (user satisfaction) secara positif atau

negatif Penggunaan dan kepuasan pemakai mempengaruhi dampak

39

individual (individual impact) dan selanjutnya mempengaruhi dampak

organisasional (organization impact) Sejak tahun 1992 sampai tahun 2002

banyak penelitian yang telah merujuk dan menggunakan model Delone dan

McLean (1992) Kepopuleran model ini menunjukkan bukti yang kuat dari

kebutuhan untuk mengintegrasikan penemuan-penemuan riset secara

komprehensif di bidang sistem informasi Model ini banyak mengundang

perhatian dari para peneliti salah satunya adalah Peter B Seddon yang

melontarkan kritik terhadap model yang diajukan oleh DeLone amp Mclean

Menurut Seddon dalam Jogiyanto (2007) masalah utama dari model

DampM (DeLone amp McLean) adalah mencoba mengkombinasikan proses dan

penjelasan kausal dari keberhasilan sistem informasi di model mereka

Dengan demikian model mereka tercampur antara model proses (process

model) dan model varian (variance model) Menanggapi kritik Seddon

tersebut yang menyatakan bahwa proses dan kausal adalah dua konsep yang

berbeda dan membingungkan untuk digabungkan DeLone dan McLean

(2003) menyetujui kritik ini Pembuatan model keberhasilan sistem informasi

DampM (DampM Information Success Model) dipicu oleh suatu proses

pembuatan informasi dan dampak dari penggunaan sistem informasinya

DeLone dan McLean mendasarkan modelnya pada model proses yang terdiri

dari tiga komponen proses yaitu

a Pembuatan dari suatu sistem informasi

b Penggunaan sistem informasi tersebut

c Konsekuensi atau dampak dari penggunaan sistem

40

Masing-masing dari proses-proses ini diperlukan (necessary) tetapi

masih belum cukup (not sufficient) untuk suatu kondisi supaya dapat

memberikan hasil (outcome) Misalnya tanpa penggunaan sistem tidak akan

ada konsekuensinya atau manfaatnya Demikian juga dengan pemakaian

sistem mungkin juga tidak akan dihasilkan manfaat Dengan demikian untuk

memahami seluruh dimensi dari keberhasilan sistem informasi model varian

atau model kausal diperlukan

Kritik lainnya oleh Seddon tentang pemakaian sistem (system use)

adalah suatu perilaku (behavior) sehingga harus dikeluarkan sebagai

pengukur sukses dari model kausal DeLone dan McLean (2003) tidak

sependapat dengan kritik ini Mereka berargumentasi bahwa pemakaian

sistem (use) harus mendahului dampak dan manfaat mereka percaya bahwa

pemakaian sistem merupakan pengukur yang tepat untuk mengukur sukses di

kebanyakan kasus

DeLone dan McLean (2003) lebih lanjut mengatakan bahwa

permasalahan dengan menggunakan pemakaian sistem (use) sebagai

pengukur keberhasilan adalah pada definisinya yang terlalu sederhana tanpa

memperhatikan sifat dari penggunaannya Peneliti-peneliti harus

mempertimbangkan sifat (nature) perluasan (extent) kualitas (quality) dan

ketepatan (appropriateness) dari pemakaian sistem Sehingga penghapusan

pemakaian sistem (use) dari model ditolak oleh Delone dan McLean (2003)

Selain itu kenyataannya juga pemakaian sistem (system use atau system

41

usage) masih digunakan di banyak riset-riset empiris dan berlanjut

dikembangkan dan diuji oleh peneliti-peneliti sistem informasi

Dari kontribusi-kontribusi penelitian-penelitian sebelumnya dan akibat

perubahan-perubahan dari peran dan penanganan sistem informasi yang telah

berkembang DeLone dan McLean (2003) memperbarui modelnya dan

menyebutnya sebagai model keberhasilan sistem informasi DampM yang

diperbarui (updated DampM IS Success model) Hal-hal yang diperbarui dalam

model ini adalah sebagai berikut

a Menambah dimensi kualitas pelayanan (service quality) sebagai

tambahan dari dimensi-dimensi kualitas yang telah ada

b Menggabungkan dampak individual (individual impact) dan dampak

organisasional (organizational impact) menjadi satu variabel yaitu

manfaatmanfaat bersih (net benefits)

c Menambahkan dimensi minat memakai (intention to use) sebagai

alternative dari dimensi pemakaian (use)

d Pemakaian (use) dan kepuasan pemakai (user satisfaction) sangat erat

berhubungan Pemakaian (use) harus mendahului kepuasan pemakai

(user satisfaction) sebagai suatu proses tetapi pengalaman yang positif

karena menggunakan (use) akan mengakibatkan kepuasan pemakai yang

lebih tinggi sebagai suatu kausal Secara sama peningkatan kepuasan

pemakai akan mengakibatkan peningkatan minat menggunakan

(intention to use) dan kemudian akan menggunakan (use)

42

e Jika manfaat-manfaat bersih (net benefits) positif akan menguatkan minat

memakai dan menggunakan serta tingkat kepuasan pemakai Umpan

balik ini masih valid bahkan untuk manfaat-manfaat bersih yang negatif

f Model yang diperbarui mempunyai arah panah untuk

mendemonstrasikan hubungan yang diusulkan antar dimensi-dimensi

keberhasilan dalam bentuk proses tetapi tidak menunjukkan arah

hubungannya yang positif atau negatif dalam bentuk kausal

Dari hasil analisis tersebut maka Delone dan McLean (2003)

mengusulkan suatu model yang diperbarui yang nampak pada gambar berikut

ini

Gambar 2 6 Model Keberhasilan SI (DeLone amp McLean 2003)

43

212 Penelitian Sejenis

Tabel 2 3 Penelitian Sejenis

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

1 Peranan Sistem Informasi

Akuntansi dalam Efektifitas

Pelaporan Informasi Akuntansi

Pertanggungjawaban pada PT

Pos Indonesia (Persero)

Manado (Koloay Morasa amp

Elim 2014)

DeLone and

McLean

1 System Quality

2 Information

Quality

3 Service Quality

4 Information Use

5 User Satisfaction

6 Net Benefit

Untuk mengetahui bagaimana

peranan sistem informasi

akuntansi pertanggungjawaban

kantor cabang PT Pos

Indonesia (Persero) Manado

Penelitian menyimpulkan bahwa Sistem

Informasi Akuntansi pada PT Pos

Indonesian (Persero) Manado telah

berperan secara efektif dalam pelaporan

informasi akuntansi pertanggungjawaban

kantor cabang Terbukti dengan

terpenuhinya karakteristik output kualitatif

berupa informasi yang menjelaskan telah

tercapainya tujuan dalam perusahaan

2 Kajian Keberhasilan

Penggunaan Sistem Informasi

Accurate Dengan

Menggunakan Model

Kesuksesan Sistem Informasi

DeLone Dan Mclean (Hudin amp

Riana 2016)

Updated

DeLone dan

McLane (2003)

1 System quality

2 Information

quality

3 Service quality

4 Use

5 User satisfaction

6 Net benefit

Penelitian ini akan

menganalisis faktor-faktor

yang mengukur keberhasilan

model kesuksesan sistem

informasi DeLone amp McLean

terhadap pengguna Sistem

Informasi Akuntansi Accurate

di enam perusahaan di Kota

Sukabumi

Penelitian ini membuktikan bahwa kualitas

informasi dan kualitas pelayanan tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel

penggunaan dan variabel lainnya teruji

signifikan dalam mengukur keberhasilan

penggunan Sistem Accurate dengan nilai

R-square 057 untuk penggunaan 094

untuk kepuasan pengguna dan 094 untuk

manfaat bersih Selain itu nilai Goodness

of Fit (GoF) sebesar 072 atau 72

sehingga model dinyatakan telah sesuai

secara substansial dalam

merepresentasikan hasil penelitian

44

Tabel 23 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

3 Evaluasi Net Benefit Sistem

Informasi Akuntansi Pada

Software Akuntansi Accurate

dan Zahir MenurutModel

Delone amp Mclean 2003

(Tjahjanadi amp Sarosa)

Updated

DeLone dan

McLane (2003)

1 System quality

2 Information

quality

3 Service quality

4 Use

5 User satisfaction

6 Net benefit

menganalisis Net Benefit

software akuntansi menurut

model kesuksesan DeLone amp

McLean (2003)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Information Quality System Quality dan

Service Quality berpengaruh terhadap User

Satisfaction User Satisfaction berpengaruh

terhadap Net Benefit Akan tetapi

Information Quality System Quality dan

Service Quality tidak berpengaruh terhadap

Use Use tidak berpengaruh terhadap User

Satisfaction dan Use tidak berpengaruh

terhadap Net Benefit

4 Evaluasi Kesiapan Pengguna

dalam Adopsi SI Terintegrasi

di bidang Keuangan

Menggunakan Metode TRI

(Florestiyanto 2012)

Technology

Readiness Index

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Melakukan evaluasi kesiapan

pengguna dalam adopsi TIK

diukur dari keyakinan positif

dan keyakinan negatif

pengguna terhadap teknologi

dengan mengadiopsi TRI 10

Seluruh variable penelitian berpengaruh

terhadap technology readiness

5 Analisis Kesiapan Pengguna

Sistem Informasi Akademik

(Pambudi 2015)

Technology

Readiness Index

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Melakukan analisis kesiapan

kompetensi teknologi

pengguna pada proses

implementasi SIA di PNM

dengan menggunakan SEM-

PLS dan metode TRI

Seluruh variable Tri berpengaruh secara

signifikan terhadap Technology Readiness

faktor ketidaknyamanan menempati urutan

teratas dan inovasi urutan terbawah

45

Tabel 23 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

6 An Updated and

Streamline Technology

Readiness Index TRI 20

(Parasuraman amp Colby

2015)

TRI 20 1 Optimism

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Pada papper ini adanya

penyederhanaan indikator

dari 36 pada TRI versi 10

kini menjadi 16 variabel pada

TRI 20

Adanya perbaharuan 16 indikator

pada model TRI 20

7 Implementation in of

Input process-output

Model for Measuring

Information System

Project Success (

Subiyakto amp Ahlan

2014)

IPO Model

Measuring IS Project

Success

1 Project Contents

People amp Actions

2 Institutinal Context

3 System Use

4 Information

Quality

5 System Quality

6 Service Quality

7 User Satisfication

8 Net Benefits

Memberikan alternative

model keberhasilan proyek

SI menggunakan IPO model

Permodelan usulan yang dibuat

berdasarkan empat teori dasar yaitu IPO

Logic Model The Project Success

Theories The DampM Success Model dan

The Project Classifictory Framework

8 Development of the

Readiness and Success

Model for Assessing the

Information System

Integration (Subiyakto

2017)

The technology

readiness and IS

success model

combination

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

5 Information

Quality

6 System Quality

7 Service Quality

8 UserSatisfication

9 Success

Information

Systems

Tujuan penelitian ini

menggabungkan dua model

menjadi satu kesiapan dan

keberhasilan sistem untuk

mengetahui pengaruh

kesiapan terhadap

keberhasilan integrasi sistem

Hasil penelitian ini menunjukkan anatara

penggabungan dua model yang

dikembangkan menjadi satu model antara

model kesiapan dengan model keberhasilan

sistem yang memiliki Sembilan variabel

dengan 23 indikator

46

Tabel 21 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

9 Pengukuran Pengaruh

Kesiapan Terhadap

Keberhasilan Penerapan

Sistem Ubiquitous

Computing Di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

(Gregoryo Gusti 2017)

Model TRI

Parasuraman amp

Colby (2014) dan

Model Keberhasilan

Sistem Informasi

(Delone amp McLean

2003) yang

dikembangkan oleh

(Subiyakto 2017)

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

5 Information Quality

6 System Quality

7 Service Quality

8 UserSatisfication

9 Success Information

Systems

Untuk mengetahui pengaruh

kesiapan terhadap

keberhasilan penerapan

sistem Ubiquitous

Computing di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

khususnya Fakultas Sains

dan Teknologi

Hasilnya terdapat 23 hipotesis yang diuji

11 hipotesis yang diterima atau

berpengaruh dan 12 hipotesis ditolak

Sehingga faktor-faktor pengaruh kesiapan

terhadap keberhasilan sistem yaitu OPT

melalui SYQ SVQ dan USF INN melalui

INQ dan SVQ INS berpengaruh secarah

negatif melalui INQ SYQ dan SVQ INQ

melalui USF SVQ melalui USF USF

melalui SIS

47

213 Pengembangan Hipotesis

Hipotesis dikembangkan berdasarkan teori-teori dari Parasuraman amp Colby

(2015) Delone amp McLean (2003) dan Subiyakto (2017) Maka dari itu dapat

dijabarkan hipotesis untuk variabel construct sebagai berikut

H1 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap INQ

H2 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap SYQ

H3 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap SVQ

H4 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H5 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap INQ

H6 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap SYQ

H7 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap SVQ

H8 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H9 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

H10 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SYQ

H11 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SVQ

H12 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap USF

H13 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

H14 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SYQ

H15 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SVQ

H16 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap USF

H17 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H18 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H19 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

48

H20 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H21 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H22 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H23 Apakah USF berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Secara umum penelitian ini dilakukan dengan menerapkan pendekatan kuantitatif

(Creswell 2017) dan struktur penelitian yang berurutan sesuai dengan tujuannya

yaitu untuk mengetahui pengaruh kesiapan terhadap keberhasilan penerapan SIA

Accurate dan menguji hipotesis yang berhubungan antara pengaruh kesiapan

terhadap keberhasilan penerapan sistem Teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui pengadaan survei yang disebarkan kepada responden di beberapa

perusahaan Jakarta khususnya pengguna SIA Accurate dengan berinstrumenkan

pertanyaan kuesioner analisis data dilaksanakan secara statistik dengan

menggunakan perangkat lunak komputer sesuai kebutuhan

Dalam penelitian ini perangkat lunak yang digunakan yaitu MS Word 2016

untuk penulisan laporan MS Excell 2016 untuk membantu pengolahan data

demografis serta SmartPLS versi 30 untuk pengolahan data hasil kuesioner dari

responden yang terkumpul Serta Edraw Max 8 untuk pembuatan gambar yang

mendukung penulisan laporan penelitian (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle

2015 Sarstedt 2017 Wong 2013 Yamin amp Kurniawan 2011)

50

32 Prosedur Penelitian

Melihat dari pendekatan dan strategi penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya

penelitian ini akan dilakukan menggunakan delapan tahapan yang secara prosedural

dan berurutan yang terdiri dari kajian pustaka pengembangan model perancangan

penelitian pembuatan instrument penelitian atau indikator pengumpulan data

analisis data interpretasi dan pembuatan laporan Berikut gambar yang akan

memperjelas urutan prosedural penelitian ini

Gambar 3 1 Prosedur Penelitian

51

Selanjutnya akan digambarkan durasi proses dari ke delapan tahapan

dalam penelitian ini beserta kegiatan strukturalnya pada tabel 31

Tabel 3 1 Waktu Penelitian

No Tahapan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1 Kajian Pustaka

2 Pengembangan Model

3 Perancangan Penelitian

4 Pembuatan Instrumen

5 Pengumpulan Data

6 Analisis Data

7 Interpretasi

8 Pembuatan Laporan

33 Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel pada penelitian ini ialah para pengguna SIA Accurate versi 5

di beberapa perusahaan Jakarta yang pernah menggunakan sistem ini tanpa dibatasi

lamanya waktu penggunaan Tahap pertama peneliti mengambil teknik sampling

melalui purposive sampling yang dilakukan untuk memilih bagian dari populasi

dimana kriteria yang dipilih adalah pengguna yang memiliki pengalaman dalam

menggunakan SIA Accurate Selanjutnya peneliti menentukan jumlah responden

berdasarkan teori dengan pertimbangan jumlah populasi keterbatasan waktu dan

biaya maka dari itu peneliti mengkerucutkan daerah penelitian pada Jakarta Selatan

Jakarta Timur Jakarta Barat Dari 15 perusahaan yang menggunakan SIA Accurate

dan dijadikan target sampel penelitian 4 diantaranya menerima permohonan

penelitian yang diajukan dan 11 perusahaan lainnya menolak Dengan perkiraan

responden yang mencapai lebih dari 100 orang hal tersebut menurut beberapa ahli

(Guritno 2011 Wong 2013) telah mencakupi sampel yang dibutuhkan dalam

Structural Equation Modeling (SEM) maka peneliti mendapatkan jumlah

responden sebanyak 125 orang

52

34 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini berupa sebuah kuesioner yang berisi lembaran surat

pengantar dari peneliti sebagai permohonan untuk pengisiannya dan lembar kedua

dan ketiga yang berisikan pertanyaaan-pertanyaan penelitian Lembar pertanyaan

penelitian ini terdiri dari tujuh pertanyaan yang ditujukan sebagai data demografi

mengenai profil responden (1) jenis kelamin (2) pendidikan terakhir (3)

pengetahuan pengguna dalam keberadaan SIA Accurate (4) pengalaman

penggunaan SIA Accurate (5) skala intensitas akses SIA Accurate (6) tingkat

kesiapan terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate (7) status responden di

perusahaan dan empat puluh empat pertanyaan ditujukan sebagai data statistik

inferensial Daftar pertanyaan lengkap penelitian dapat dilihat pada bagian

lampiran Secara khusus peneliti menggunakan lima poin skala likert dari tingkatan

ldquoSangat Tidak Setujurdquo (1) sampai ldquoSangat Setujurdquo (5) untuk pengukuran dalam

kuesioner tersebut Berikut tabel 32 indikator dan butir pertanyaan penelitian

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian

Variabel Indikator Pertanyaan

Optimism

(OPT)

Easiness Sistem bebas dari kesulitan kendala dan

masalah

Connectivity Sistem dapat mudah terhubung dengan sistem

lain

Effectiveness Sistem berjalan secara efektif

Efficiency Sistem berjalan secara efisien

Productivity Sistem berjalan secara produktif

Innovativeness

(INN)

Problem Solving Sistem merupakan alat pemecah masalah bagi

penggunanya

Independence Sistem membantu pengguna bebas dari kendali

dan pengaruh

Challenge Sistem mendukung penggunanya untuk mencapai

tujuan dalam situasi atau masalah yang sulit

Stimulation Sistem mendorong penggunanya untuk mencapai

tujuan

Competitiveness Sistem mendukung penggunanya untuk menjadi

lebih sukses daripada pesaingnya

53

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian (lanjutan)

Variabel Indikator Pertanyaan

Discomfort

(DIS)

Complexity Sistem membingungkan pengguna dalam

penggunaannya

Difficulty Sistem tidak mudah untuk digunakan

Dependence Sistem tidak bebas untuk digunakan

Lack Of Support Sistem dijalankan tanpa dukungan operasi secara

penuh

Innapropriateness Sistem tidak sesuai dengan perencanaan

pengembangannya

Insecurity

(INS)

Failure Sistem tidak berhasil dijalankan sesuai rencana

pengembangannya

Threat Sistem berada dalam kondisi yang dapat

menyebabkan bahaya

Reducing Interaction Sistem membuat penggunanya menjadi kurang

dalam berinteraksi

Distraction Sistem membuat penggunanya tidak fokus kepada

yang sebenarnya penting untuk mereka

Incredulity Sistem meragukan untuk digunakan

Information

Quality

(INQ)

Accuracy Sistem menghasilkan informasi secara akurat

Timeliness Sistem menghasilkan informasi secara tepat waktu

Completeness Sistem menghasilkan informasi secara lengkap

Consistency Sistem menghasilkan informasi secara konsisten

sepanjang operasinya

Relevance Sistem menghasilkan informasi sesuai kebutuhan

penggunanya

System

Quality

(SYQ)

Ease of Use Sistem mudah dalam penggunaannya

Maintainability Sistem mudah dalam perawatannya

Response Time Sistem mampu merespon secara cepat mengikuti

perintah yang diberikan

Fuctionality Sistem mampu melakukan semua fungsi yang

disyaratkan dalam pengembangannya

Safety Sistem aman dalam penggunaanya

Service

Quality

(SVQ)

Responsiveness Sistem memberikan layanan secara cepat

Flexibility Sistem menyediakan layanan yang fleksibel sesuai

kondisi pengguna

Security Sistem memberikan layanan yang aman

Functionality Sistem menyediakan layanan yang sesuai

persyaratan dalam pengembangannya

Extension Sistem menyediakan layanan lebih dari fungsi yang

disyaratkan

User

Satisfaction

(USF)

Efficiency Pengguna puas dengan tingkat efisiensi sistem

Effectiveness Pengguna puas dengan tingkat efektifitas sistem

Flexibility Pengguna puas dengan tingkat fleksibilitas sistem

Overall Satisfaction Pengguna puas dengan kinerja sistem

Success

Information

System

(SIS)

IS Efficiency Sistem beroperasi secara efisien

IS Effectiveness Sistem beroperasi secara efektif

User Satisfaction Sistem meningkatkan kepuasan penggunanya

Productivity Improvement Sistem meningkatkan produktivitas

Competitive Advantage Sistem meningkatkan daya saing perusahaan

54

35 Pengumpulan dan Pemrosesan Data

Proses pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti ialah menyebar kuesioner

secara langsung kepada respondenpengguna SIA Accurate Penyebaran kuesioner

dilakukan secara langsung pada beberapa perusahaan pengguna SIA Accurate di

Jakarta Prosedur awal yang dilakukan dalam kegiatan pengumpulan data adalah

perizinan yang diajukan peneliti kepada perusahaan terkait setelah disetujui proses

pengambilan data dilakukan dengan menyerahkan kuesioner kepada perwakilan

masing-masing perusahaan dan menjelaskan bagaimana cara pengisian kuesioner

tersebut Proses pengumpulan data dilakukan selama tiga bulan dibeberapa

perusahaan pengguna SIA Accurate di Jakarta Berdasarkan hasil penyebaran

kuesioner peneliti berhasil mengumpulkan 125 kuesioner secara langsung kepada

pengguna yang telah menggunakan SIA Accurate Keseluruhan kuesioner yang

diperoleh dinyatakan valid karena sesuai dengan kriteria dan dinyatakan lengkap

36 Analisis dan Interpretasi Data

Analisis data dibagi menjadi dua yaitu analisis demografis dan analisis statistis

inferensial Pertama peneliti melakukan analisis data demografis dengan

menggunakan perangkat lunak Ms Word 2016 Kedua peneliti melakukan analisis

statistis inferensial menggunakan SmartPLS versi 30 terdapat dua analisis yang

dilakukan oleh penelti dalam tahap ini yaitu analisis measurement model (outer

model) dan structural model (inner model) Measurement model (outer model)

dilakukan melalui proses pengujian validitas dan reliabilitas outer model melalui

indikator reliability internal consistency reliability convergent validity dan

55

discriminant validity Sedangkan pengujian structural model (inner model) melalui

path ceofficient (β) coefficient of determination (R2) t-test melalui metode

bootstrapping effect size (f2) predictive relevance (Q2) dan relative impact (q2)

menggunakan metode pengujian blindfolding Setelah itu untuk interpretasi hasil

peneliti mendiskusikan hasil analisis demografi responden dengan kondisi lapangan

yang berjalan dan juga menterjemahkan hasil analisis model secara statistik

kuantitatif dengan membandingkan dan mempertimbangkan sejumlah literatur

terkait sebelumnya

56

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI

41 Hasil Analisis

411 Hasil Analisis Demografis

Hasil analisis demografis dilakukan pada bagian profil responden dan untuk

menghasilkan informasi demografis terkait profil responden tingkat pendidikan

dan bagaimana responden tersebut menilai kemampuannya menggunakan

komputer

1) Jenis Kelamin

Gambar 41 memperlihatkan bahwa dari 125 data responden yang

terlibat dalam penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 70 orang (56) dan jumlah dari responden

perempuan yaitu sebanyak 55 orang (44)

Gambar 4 1 Diagram Jenis Kelamin Responden

Laki-laki

56

Perempuan

44

Laki-laki Perempuan

57

2) Pendidikan Terakhir

Gambar 42 menunjukan bahwa responden yang terlibat dalam

penelitian ini memiliki keragaman tingkat pendidikan Sebanyak 71

responden (57) merupakan lulusan S1 25 responden (20) lulusan

SLTA 23 responden (18) merupakan lulusan Diploma dan 6 responden

merupakan lulusan S2 (5)

Gambar 4 2 Diagram Pendidikan Terakhir Responden

3) Pengetahuan mengenai Keberadaan Sistem

Berdasarkan gambar 43 dari jumlah 125 responden mayoritas

sudah mengetahui mengenai keberadaan SIA Accurate yaitu sebanyak 119

responden (95) sisanya sebanyak 6 orang (5) belum mengetahui

mengenai adanya SIA Accurate

SLTA

20

Diploma

18S1

57

S2

5

SLTA Diploma S1 S2

58

Gambar 4 3 Diagram Pengetahuan Keberadaan Sistem

4) Pengalaman Penggunaan Sistem

Pengalaman responden dalam menggunakan sistem di institusi atau

perusahaan tersebut adalah lt1 tahun sebanyak 69 (55) 1-3 tahun

sebanyak 15 (12) 3-5 tahun sebanyak 16 (13) dan gt5 tahun sebanyak

25 (20 ) responden Gambar 44 menunjukan durasi pengalaman

responden dalam menggunakan SIA Accurate di penelitian ini

Gambar 4 4 Diagram Pengalaman Penggunaan Sistem

Tidak5

Iya95

Tidak Iya

lt 1 Tahun

55

1 - 3 Tahun

12

3 - 5 Tahun

13

gt 5 Tahun

20

lt 1 Tahun 1 - 3 Tahun 3 - 5 Tahun gt 5 Tahun

59

5) Skala Intensitas Penggunaan Sistem

Skala intensitas responden dalam menggunakan sistem dalam

pekerjaan di institusi atau perusahaan tersebut adalah ldquoselalurdquo sebanyak 79

responden (63) ldquoterkadangrdquo sebanyak 30 (24) ldquojarangrdquo sebanyak 16

(13) dan ldquotidak pernahrdquo sebanyak 0 (0 ) responden Gambar 45

menunjukan durasi pengalaman responden dalam menggunakan SIA

Accurate di penelitian ini

Gambar 4 5 Diagram Skala Intensitas Penggunaan Sistem

6) StatusPosisi Pekerjaan

Berdasarkan gambar 46 dapat diketahui bahwa responden pada

penelitian ini bagian marketing sebanyak 43 orang (34) dilanjutkan oleh

bagian logistik sebanyak 37 orang (30) bagian keuangan sebanyak 13

orang (11) bagian Admin sebanyak 24 orang (19) dan terakhir bagian

TI sebanyak 8 orang (6)

Selalu

63

Terkadang

24

Jarang

13

Selalu Terkadang Jarang

60

Gambar 4 6 StatusPosisi Pekerjaan

7) Kemampuan Penggunaan Komputer

Gambar 47 menunjukan penilaian responden atas kapabilitas

penggunaan komputer Hasil ini diambil berdasarkan jawaban responden

atas pertanyaan kemampuan penggunaan komputer yang memiliki pilihan

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil dan Sangat Tidak Terampil

Sebanyak 20 (16) responden menjawab ldquoSangat Terampilrdquo 87 (70)

responden menjawab ldquoTerampilrdquo dan 18 responden menjawab ldquoTidak

Terampilrdquo

Gambar 4 7 Diagram Kemampuan Penggunaan Komputer

Marketing

34

Keuangan

11Admin

19

Logistik

30

TI

6

Marketing Keuangan Admin Logistik TI

Sangat Terampil

17

Terampil

68

Tidak Terampil

15

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil

61

412 Hasil Analisis Pengukuran Model

Analisis pengukuran model (measurement model) dilakukan melalui empat tahap

pengujian seperti yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya Empat

pengujian itu adalah individual item reliability internal consistency reliability

average variance extracted dan discriminant validity (Afthanorhan 2013 Hair

2012 Ringle 2015 Subiyakto 2015 Wong 2013 Yamin 2011) Berikut ini adalah

penjelasan tentang pelaksanaan dan hasil dari empat pengujian tersebut

1) Uji Individual Item Reliabilty

Standardized loading factor menggambarkan besarnya korelasi

antara setiap item pengukuran (indikator) dengan konstruknya dengan

melihat nilai outer loading Nilai outer loading diatas 07 dapat dikatakan

baik artinya bahwa indikator tersebut dikatakan valid sebagai indikator yang

mengukur konstruk Mengacu pada standar nilai outer loading setelah

melalui pengujian pada SmartPLS 30 dengan hasil pada tabel 41 dan

gambar 48 dilakukan penghapusan pada tiga indikator yang memiliki outer

loading dibawah 07 yaitu INN1 INQ1 dan INQ2 Setelah penghapusan

ketiga indikator tersebut setelah diuji kembali menggunakan SmartPLS 30

seluruh outer loading sudah memenuhi syarat gt07Internal Consistency

dengan hasil pada tabel 42 dan gambar 49

62

Tabel 4 1 Hasil Awal Uji Loading Factor

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884

DIS2 0933

DIS3 0920

DIS4 0935

DIS5 0881

INN1 -0008

INN2 0895

INN3 0881

INN4 0888

INN5 0757

INQ1 0699

INQ2 0145

INQ3 0848

INQ4 0750

INQ5 0748

INS1 0893

INS2 0901

INS3 0915

INS4 0875

INS5 0840

OPT1 0856

OPT2 0856

OPT3 0855

OPT4 0793

OPT5 0818

SIS1 0894

SIS2 0897

SIS3 0902

SIS4 0899

SIS5 0890

SVQ1 0914

SVQ2 0907

SVQ3 0890

SVQ4 0897

SVQ5 0868

SYQ1 0903

SYQ2 0778

SYQ3 0852

SYQ4 0864

SYQ5 0882

USF1 0835

USF2 0821

USF3 0859

USF4 0779

63

Tabel 4 2 Hasil Uji Loading Factor Setelah Penghapusan Indikator

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884

DIS2 0933

DIS3 0920

DIS4 0935

DIS5 0881

INN1

INN2 0895

INN3 0881

INN4 0888

INN5 0757

INQ1

INQ2

INQ3 0848

INQ4 0750

INQ5 0748

INS1 0893

INS2 0901

INS3 0915

INS4 0875

INS5 0840

OPT1 0856

OPT2 0856

OPT3 0855

OPT4 0793

OPT5 0818

SIS1 0894

SIS2 0897

SIS3 0902

SIS4 0899

SIS5 0890

SVQ1 0914

SVQ2 0907

SVQ3 0890

SVQ4 0897

SVQ5 0868

SYQ1 0903

SYQ2 0778

SYQ3 0852

SYQ4 0864

SYQ5 0882

USF1 0835

USF2 0821

USF3 0859

USF4 0779

Keterangan

Dihapus

64

2) Uji Internal Consistency Reliability

Pengujian ini dilakukan dengan melihat hasil nilai composite

reliability (CR) dengan batas ambang di atas 07 Hasilnya dapat dilihat pada

Tabel 43 bahwa nilai CR dari semua variabel di atas 07 sehingga memenuhi

syarat dan valid untuk digunakan dalam model penelitian ini

Tabel 4 3 Hasil Uji Composite Reliability

Composite Reliability

DIS 0960

INN 0917

INQ 0852

INS 0948

OPT 0921

SIS 0953

SVQ 0953

SYQ 0933

USF 0894

3) Uji Average Variance Extracted

Pengujian convergent validity selanjutnya dilakukan dengan melihat

nilai average variance extracted (AVE) Nilai ini menggambarkan besaran

varian atau keragaman variabel manifes (indikator) yang dapat dikandung

oleh variabel laten (konstruk) Nilai AVE minimal 05 menunjukan ukuran

convergent validity yang baik Artinya variabel laten (konstruk) dapat

menjelaskan rata-rata lebih dari setengah variance dari indikator-

indikatornya Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 44 yang menunjukan bahwa

nilai AVE dari semua variabel di atas 05 sehingga memenuhi syarat untuk

digunakan

65

Tabel 4 4 Hasil Uji Average Variance Extracted (AVE)

Average Variance Extracted (AVE)

DIS 0829

INN 0735

INQ 0658

INS 0784

OPT 0699

SIS 0804

SVQ 0802

SYQ 0736

USF 0679

4) Discrimant Validity

Pengujian ini dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dengan memeriksa

cross loading pertama dilakukan dengan membandingkan korelasi indikator

dengan konstruknya dan konstruk blok lainnya Bila korelasi antara indikator

dengan konstruknya lebih tinggi dari korelasi dengan konstruk blok lainnya

hal ini menunjukkan konstruk tersebut memprediksi ukuran pada blok mereka

lebih baik dari blok lainnya Selanjutnya dengan memeriksa cross loading

Fornell-Lackerrsquos yaitu dengan membandingkannya dengan nilai akar AVE

dimana nilai akar AVE harus lebih tinggi daripada korelasi antara konstruk

dengan konstruk lainnya Hasilnya dapat dilihat pada tabel 45 dan indikator

yang diberi blok kuning pada setiap variabel memiliki nilai lebih tinggi dari

korelasi dengan konstruk blok lainnya

66

Tabel 4 5 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading)

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884 0535 0039 0723 0036 0012 0095 0033 0076

DIS2 0932 0485 0040 0766 0065 0035 0166 0143 0111

DIS3 0920 0538 0038 0739 0096 0020 0124 0066 0090

DIS4 0936 0507 0080 0784 0106 0032 0166 0117 0141

DIS5 0880 0471 -0017 0704 0016 -0057 0085 0026 0026

INN2 0551 0895 0060 0539 0068 0168 0169 0146 0209

INN3 0420 0881 0135 0408 0176 0215 0232 0225 0311

INN4 0398 0889 0060 0363 0159 0174 0248 0226 0222

INN5 0539 0757 0058 0498 0120 0164 0287 0245 0197

INQ3 0082 0179 0882 0134 0542 0351 0634 0627 0524

INQ4 -0018 0004 0809 0071 0451 0182 0489 0535 0277

INQ5 0040 0011 0736 0098 0299 0334 0224 0221 0443

INS1 0744 0492 0091 0890 0018 0075 0132 0120 0120

INS2 0734 0452 0128 0901 0006 0098 0194 0168 0190

INS3 0741 0489 0125 0915 0039 0069 0174 0151 0180

INS4 0714 0443 0130 0877 0034 0084 0164 0152 0156

INS5 0718 0452 0063 0841 -0048 0033 0050 0037 0111

OPT1 0116 0213 0431 0040 0856 0446 0636 0597 0521

OPT2 0133 0161 0479 0079 0855 0487 0703 0623 0554

OPT3 0031 0131 0529 -0043 0855 0495 0672 0635 0559

OPT4 0022 0095 0366 -0023 0793 0408 0627 0577 0431

OPT5 0031 0061 0441 0025 0818 0376 0638 0599 0420

SIS1 0095 0181 0268 0109 0460 0895 0612 0523 0700

SIS2 -0039 0150 0279 0020 0475 0898 0583 0473 0701

SIS3 0039 0215 0374 0120 0480 0901 0641 0585 0791

SIS4 0010 0193 0438 0072 0505 0899 0642 0578 0736

SIS5 -0012 0216 0275 0063 0464 0890 0617 0526 0689

SVQ1 0166 0279 0435 0182 0706 0619 0914 0837 0578

SVQ2 0085 0205 0493 0100 0733 0590 0907 0744 0611

SVQ3 0154 0249 0598 0173 0657 0675 0890 0838 0682

SVQ4 0116 0243 0532 0162 0729 0660 0897 0823 0654

SVQ5 0164 0275 0496 0173 0688 0539 0868 0759 0599

SYQ1 0142 0289 0541 0192 0682 0604 0878 0905 0597

SYQ2 0028 0173 0418 0076 0496 0383 0586 0778 0518

SYQ3 0079 0158 0464 0090 0604 0478 0708 0850 0569

SYQ4 0090 0241 0494 0185 0621 0536 0787 0867 0582

SYQ5 0084 0208 0567 0107 0687 0544 0839 0883 0563

USF1 0111 0254 0489 0129 0533 0628 0587 0599 0835

USF2 0121 0137 0408 0136 0464 0650 0512 0464 0820

USF3 0043 0275 0501 0106 0491 0732 0633 0579 0858

USF4 0103 0247 0328 0225 0483 0648 0563 0526 0781

67

Tabel 4 6 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading Fornell-Lackerrsquos)

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS 0911

INN 0552 0857

INQ 0050 0096 0811

INS 0821 0523 0129 0885

OPT 0081 0160 0541 0019 0836

SIS 0021 0214 0366 0087 0532 0897

SVQ 0153 0279 0572 0176 0785 0691 0895

SYQ 0102 0253 0583 0156 0726 0600 0894 0858

USF 0112 0280 0527 0179 0598 0808 0699 0660 0824

Tabel 46 menunjukan bahwa nilai akar AVE lebih tinggi daripada

korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya Sehingga berdasarkan hasil

pemeriksaan dua tahap cross loading diketahui bahwa tidak ada masalah dalam

uji discriminant validity

68

Gambar 4 8 Hasil Awal Analisis Outer Model

69

Gambar 4 9 Hasil Akhir Analisis Outer Model Setelah Penghapusan Indikator

70

413 Hasil Struktur Model

Analisis struktur model dilakukan melalui enam tahapan pengujian yaitu

pengujian path coefficient (β) coefficient of determination (R2) t-test

menggunakan metode bootstrapping effect size (f2) predictive relevance (1198762)

dan relative impact (1199022) (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Wong 2013 Yamin

2011) Secara grafis hasilnya dapat dilihat pada Tabel 413 Berikut adalah

penjelasan dari ke enam tahap pengujian

1) Path Coefficient (β)

Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai ambang batas yaitu di atas 01

dimana jalur (path) dapat dinyatakan memiliki pengaruh dalam model jika

hasil nilai uji path coefficient berada diatas 01 Hasilnya dari 23 jalur

hipotesis yang ada pada model penelitian ini 8 memiliki pengaruh yang tidak

signifikan dapat dilihat pada tabel 47 dan gambar hasil nilai uji path

coefficient semuanya memiliki nilai diatas 01

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient

Jalur Β

DIS -gt INQ -0271

DIS -gt SVQ -0180

DIS -gt SYQ -0273

DIS -gt USF -0159

INN -gt INQ -0030

INN -gt SVQ 0129

INN -gt SYQ 0133

INN -gt USF 0129

INQ -gt SIS -0157

71

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient (lanjutan)

Jalur β

INQ -gt USF 0160

INS -gt INQ 0356

INS -gt SVQ 0242

INS -gt SYQ 0296

INS -gt USF 0137

OPT -gt INQ 0561

OPT -gt SVQ 0774

OPT -gt SYQ 0721

OPT -gt USF 0132

SVQ -gt SIS 0437

SVQ -gt USF 0401

SYQ -gt SIS -0152

SYQ -gt USF 0075

USF -gt SIS 0686

2) Coefficient of Determination (R2)

Pengujian ini dilakukan untuk menjelaskan varian dari tiap target endogenous

variabel (variabel yang dianggap dipengaruhi oleh variabel lain dalam model)

dengan standar pengukuran sekitar 0670 sebagai kuat sekitar 0333 moderat

dan 0190 atau di bawahnya menunjukan tingkat varian yang lemah

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Wong 2013) Tabel 48

menunjukan bahwa R2 dari Information Quality (INQ) memiliki nilai 0332

R2 dari Success Information S (SIS) memiliki nilai 0708 R2 dari Service

Quality (SVQ) memiliki nilai 0658 R2 dari System Quality (SYQ) memiliki

nilai 0575 dan R2 dari User Satisfaction (USF) memiliki nilai 0536 Hal

tersebut dapat diartikan bahwa Optimism (OPT) Innovativeness (INN)

Discomfort (DIS) Insecurity (INS) menjelaskan secara moderat (332 )

varian dari INQ selanjutnya menjelaskan secara kuat (708 ) varian dari

SIS selanjutnya menjelaskan secara moderat (658 ) varian dari SVQ

selanjutnya menjelaskan secara moderat (575 ) varian dari SYQ Disisi

72

lain INQ SVQ dan SYQ menjelaskan secara moderat (536 ) varian dari

USF

Tabel 4 8 Hasil Uji Coefficient of Determination (R-Square)

Variabel Endogen R Square

INQ 0332

SIS 0708

SVQ 0658

SYQ 0575

USF 0536

3) T-test

Pengujian ini dilakukan dengan metode bootstrapping menggunakan uji two-

tailed dengan tingkat signifikansi 5 (005) untuk menguji hipotesis-

hipotesis penelitian Hipotesis tersebut akan diterima jika memiliki t-test lebih

besar dari 196 (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Wong 2013)

Adapun tingkat signifikansi lain yaitu 10 akan diterima jika memiliki t-test

165 (Hair et al 2011)

Gambar 4 10 Hasil Uji T-test

73

Gambar 410 diatas menunjukan bahwa ada 14 dari 23 hipotesis yang

diterima dan sisanya ditolak Berikut penjelasan hasil nilai t-test yang dapat

dilihat pada tabel 49

Tabel 4 9 Hasil Uji T-test

Hubungan antar Variabel

(Dependen -gt Independen) T-test

DIS -gt INQ 1929

DIS -gt SVQ 1626

DIS -gt SYQ 2181

DIS -gt USF 1518

INN -gt INQ 0254

INN -gt SVQ 1792

INN -gt SYQ 1811

INN -gt USF 1450

INQ -gt SIS 2123

INQ -gt USF 1254

INS -gt INQ 2547

INS -gt SVQ 2527

INS -gt SYQ 2668

INS -gt USF 1433

OPT -gt INQ 7128

OPT -gt SVQ 16486

OPT -gt SYQ 14434

OPT -gt USF 0993

SVQ -gt SIS 3371

SVQ -gt USF 2412

SYQ -gt SIS 1107

SYQ -gt USF 0397

USF -gt SIS 7666

4) Effect Size (f2)

Pada tahap ini dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh variabel

tertentu terhadap variabel lainnya dalam struktur model dengan nilai ambang

batas sekitar 002 untuk pengaruh kecil 015 untuk menengah dan 035 untuk

pengaruh besar Dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

74

Dimana

Nilai yang diperoleh ketika konstruk eksogen dimasukkan ke

model

Nilai yang diperoleh ketika konstruk eksogen dikeluarkan dari

model

Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 410 hasil dari pengujian terhadap 23

jalur yang ada pada penelitian ini 4 jalur memiliki pengaruh yang besar dan 19

jalur lainnya memiliki pengaruh yang kecil

Tabel 4 10 Hasil Uji Effect Size

Jalur f2

Analisis f2 R2-in R2-ex sum f2

DIS -gt INQ 0332 0310 003342 Kecil

DIS -gt SVQ 0658 0649 002735 Kecil

DIS -gt SYQ 0575 0552 005414 Kecil

DIS -gt USF 0536 0529 001439 Kecil

INN -gt INQ 0332 0332 000048 Kecil

INN -gt SVQ 0658 0647 003321 Kecil

INN -gt SYQ 0575 0536 009179 Kecil

INN -gt USF 0536 0525 002300 Kecil

INQ -gt SIS 0708 0693 004967 Kecil

INQ -gt USF 0536 0520 003377 Kecil

INS -gt INQ 0332 0293 005889 Kecil

INS -gt SVQ 0658 064 005370 Kecil

INS -gt SYQ 0575 0547 006591 Kecil

INS -gt USF 0551 0531 004359 Kecil

OPT -gt INQ 0332 0029 045428 Besar

OPT -gt SVQ 0658 0081 168985 Besar

OPT -gt SYQ 0575 0075 117652 Besar

OPT -gt USF 0536 0539 - 000715 Kecil

SVQ -gt SIS 0708 0674 011464 Kecil

SVQ -gt USF 0536 0512 005100 Kecil

SYQ -gt SIS 0708 0703 001548 Kecil

SYQ -gt USF 0536 0535 000146 Kecil

USF -gt SIS 0708 0480 077795 Besar

75

5) Predictive Relevance (1198762)

Pengujian ini dilakukan dengan metode blindfolding untuk memberikan bukti

bahwa variabel tertentu yang digunakan dalam model mempunyai keterkaitan

prediktif (predictive relevance) dengan variabel lainnya dalam model dengan

ambang batas pengukuran di atas nol sama seperti pada Tabel 411

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Wong 2013)

Tabel 4 11 Hasil Uji Predictive Relevance

Variabel Endogen Q Square

INQ 0201

SIS 0525

SVQ 0486

SYQ 0388

USF 0323

6) Relative Impact (1199022)

Pengujian ini dilakukan dengan metode blindfolding untuk mengukur relatif

pengaruh dari sebuah keterkaitan prediktif suatu variabel tertentu dengan

variabel lainnya dengan nilai ambang batas sekitar 002 untuk pengaruh kecil

015 untuk pengaruh menengahsedang dan 035 untuk pengaruh besar (Hair

et al 2012) Rumus yang digunakan untuk perhitungan 1199022 adalah sebagai

berikut

q2 = 1198762 119894119899119888119897119906119889119890 minus 1198762 119890119909119888119897119906119889119890

1minus 1198762 119894119899119888119897119906119889119890

Tabel 412 menunjukan hasil bahwa 3 jalur mempunyai nilai yang besar

1 memiliki pengaruh sedang dan 19 jalur lainnya memiliki pengaruh kecil

76

Tabel 4 12 Hasil Uji Relative Impact

Jalur q2

Analisis q2 Q2-in Q2-ex sum q2

DIS -gt INQ 0201 0187 0018 Kecil

DIS -gt SVQ 0486 0480 0012 Kecil

DIS -gt SYQ 0388 0372 0026 Kecil

DIS -gt USF 0323 0320 0004 Kecil

INN -gt INQ 0201 0202 - 0001 Kecil

INN -gt SVQ 0486 0487 - 0002 Kecil

INN -gt SYQ 0388 0380 0013 Kecil

INN -gt USF 0323 0318 0007 Kecil

INQ -gt SIS 0525 0514 0023 Kecil

INQ -gt USF 0323 0314 0013 Kecil

INS -gt INQ 0201 0176 0031 Kecil

INS -gt SVQ 0486 0472 0027 Kecil

INS -gt SYQ 0388 0369 0031 Kecil

INS -gt USF 0323 0321 0003 Kecil

OPT -gt INQ 0201 0012 0237 Menengah

OPT -gt SVQ 0486 0055 0839 Besar

OPT -gt SYQ 0388 0048 0556 Besar

OPT -gt USF 0323 0325 - 0003 Kecil

SVQ -gt SIS 0525 0499 0055 Kecil

SVQ -gt USF 0323 0312 0016 Kecil

SYQ -gt SIS 0525 0522 0006 Kecil

SYQ -gt USF 0323 0325 - 0003 Kecil

USF -gt SIS 0525 0353 0362 Besar

77

Tabel 4 13 Hasil Analisis Struktural Model

Hipotesis β t-test R2

f2 q2 Analyses

No Jalur R2-in R2-ex sum f2 Q2-in Q2-ex sum q2 β t-test R2 f2 Q2 q2

H1 OPT -gt INQ 0561 7128 0332 0332 0029 045428 0201 0012 0237 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Menengah

H2 OPT -gt SYQ 0721 14434 0575 0575 0075 117652 0388 0048 0556 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Besar

H3 OPT -gt SVQ 0774 16486 0658 0658 0081 168985 0486 0055 0839 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Besar

H4 OPT -gt USF 0132 0993 0536 0536 0539 - 000715 0323 0325 - 0003 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H5 INN -gt INQ -0030 0254 0332 0332 0332 000048 0201 0202 - 0001 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H6 INN -gt SYQ 0133 1811 0575 0575 0536 009179 0388 0380 0013 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H7 INN -gt SVQ 0129 1792 0658 0658 0647 003321 0486 0487 - 0002 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H8 INN -gt USF 0129 1450 0536 0536 0525 002300 0323 0318 0007 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H9 DIS -gt INQ -0271 1929 0332 0332 0310 003342 0201 0187 0018 Tidak Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H10 DIS -gt SYQ -0273 2181 0575 0575 0552 005414 0388 0372 0026 Tidak Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H11 DIS -gt SVQ -0180 1626 0658 0658 0649 002735 0486 0480 0012 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H12 DIS -gt USF -0159 1518 0536 0536 0529 001439 0323 0320 0004 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H13 INS -gt INQ 0356 2547 0332 0332 0293 005889 0201 0176 0031 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H14 INS -gt SYQ 0296 2668 0575 0575 0547 006591 0388 0369 0031 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H15 INS -gt SVQ 0242 2527 0658 0658 064 005370 0486 0472 0027 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H16 INS -gt USF 0137 1433 0551 0551 0531 004359 0323 0321 0003 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H17 INQ -gt USF 0160 1254 0536 0536 0520 003377 0323 0314 0013 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H18 INQ -gt SIS -0157 2123 0708 0708 0693 004967 0525 0514 0023 Tidak Signifikan Diterima Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H19 SYQ -gt USF 0075 0397 0536 0536 0535 000146 0323 0325 - 0003 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H20 SYQ -gt SIS -0152 1107 0708 0708 0703 001548 0525 0522 0006 Tidak Signifikan Ditolak Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H21 SVQ -gt USF 0401 2412 0536 0536 0512 005100 0323 0312 0016 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H22 SVQ -gt SIS 0437 3371 0708 0708 0674 011464 0525 0499 0055 Signifikan Diterima Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H23 USF -gt SIS 0686 7666 0708 0708 0480 077795 0525 0353 0362 Signifikan Diterima Kuat Besar Predictive Relevance Besar

78

42 Interpretasi Hasil dan Pembahasan

421 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Analisis Data Demografis

Berdasarkan hasil analisis informasi demografis responden peneliti melakukan

interpretasi dan mendiskusikan hasil analisisnya sebagai berikut

1) Jenis Kelamin

Gambar 41 memperlihatkan bahwa dari 125 data responden yang

terlibat dalam penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 70 orang (56) dan jumlah dari responden

perempuan yaitu sebanyak 55 orang (44)

2) Pendidikan Terakhir

Gambar 42 menunjukan bahwa responden yang terlibat dalam

penelitian ini memiliki keragaman tingkat pendidikan Sebanyak 71

responden (57) merupakan lulusan S1 25 responden (20) lulusan

SLTA 23 responden (18) merupakan lulusan Diploma dan 6 responden

merupakan lulusan S2 (5) Beragamnya tingkat pendidikan responden

akan berimplikasi terhadap variasi jawaban serta peneliti menilai bahwa

kuesioner penelitian akan mampu dipahami

3) Pengetahuan mengenai Keberadaan Sistem

Berdasarkan gambar 43 dari jumlah 125 responden mayoritas

sudah mengetahui mengenai keberadaan SIA Accurate yaitu sebanyak 119

responden (95) sisanya sebanyak 6 orang (5) belum mengetahui

mengenai adanya SIA Accurate

79

4) Pengalaman Penggunaan Sistem

Pengalaman responden dalam menggunakan sistem di institusi atau

perusahaan tersebut adalah lt1 tahun sebanyak 69 (55) 1-3 tahun

sebanyak 15 (12) 3-5 tahun sebanyak 16 (13) dan gt5 tahun sebanyak

25 (20 ) responden Gambar 44 menunjukan durasi pengalaman

responden dalam menggunakan SIA Accurate di penelitian ini

5) Skala Intensitas Penggunaan Sistem

Skala intensitas responden dalam menggunakan sistem dalam

pekerjaan di institusi atau perusahaan tersebut adalah ldquoselalurdquo sebanyak 79

responden (63) ldquoterkadangrdquo sebanyak 30 (24) ldquojarangrdquo sebanyak 16

(13) dan ldquotidak pernahrdquo sebanyak 0 (0 ) responden Gambar 45

menunjukan durasi pengalaman responden dalam menggunakan SIA

Accurate di penelitian ini

6) StatusPosisi Pekerjaan

Berdasarkan gambar 46 dapat diketahui bahwa responden pada

penelitian ini bagian marketing sebanyak 43 orang (34) dilanjutkan oleh

bagian logistik sebanyak 37 orang (30) bagian keuangan sebanyak 13

orang (11) bagian Admin sebanyak 24 orang (19) dan terakhir bagian

TI sebanyak 8 orang (6)

7) Kemampuan Penggunaan Komputer

Gambar 47 menunjukan penilaian responden atas kapabilitas

penggunaan komputer Hasil ini diambil berdasarkan jawaban responden

atas pertanyaan kemampuan penggunaan komputer yang memiliki pilihan

80

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil dan Sangat Tidak Terampil

Sebanyak 20 (16) responden menjawab ldquoSangat Terampilrdquo 87 (70)

responden menjawab ldquoTerampilrdquo dan 18 responden menjawab ldquoTidak

Terampilrdquo Hal tersebut menandakan bahwa kemampuan responden sudah

cukup baik dalam menggunakan komputer Peneliti memperkirakan hal ini

berkaitan dengan mayoritas responden berusia dibawa 30 tahun yang

popular disebut dengan generasi Y (Anantatmula 2012) yang dianggap

telah terbiasa dengan penggunaan teknologi informasi

422 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Pengukuran Model

Berdasarkan hasil analisis model pengukuran ada beberapa poin penting

yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut

1) Hasil akhir dari analisis telah menunjukan bahwa pengukuran model dari

model penelitian ini telah memenuhi syarat dan memiliki karakteristik yang

baik sehingga layak untuk dilanjutkan ke tahap analisis struktur model untuk

menguji inner model

2) Terdapat tiga indikator yang memiliki nilai outer loading dibawah 07 yaitu

INN1 INQ1 dan INQ2 Namun hal tersebut masih dapat ditoleransi dengan

melihat nilai composite reliability diatas 07

Peneliti beranggapan bahwa hal-hal pada poin dua disebabkan karena

pertimbangan waktu kerja para responden menyebabkan proses pengisian

kuesioner yang tidak didampingi langsung oleh peneliti sehingga memungkinkan

adanya pemaknaan pertanyaan yang tidak tepat Terkait dengan hal ini meskipun

pembuatan instrumen dan penjelasan awal kepada beberapa pihak yang mewakili

81

penerimaan kuesioner penelititan pada setiap perusahaan dalam penelitian ini telah

dilakukan dengan sebaik mungkin hal-hal di luar rencana dan kendali tidak dapat

dihindari khususnya saat pelaksanaan penelitian di lapangan

423 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Struktural Model

Bagian ini akan memaparkan interpretasi dan diskusi berdasarkan hasil dari enam

tahap analisis struktur model yaitu path coefficient (β) coefficient of determination

(R2) t-test menggunakan metode bootstrapping effect size (f2) predictive relevance

(1198762) dan relative impact (1199022) Berikut adalah pemaparan yang dilakukan dengan

mengikuti pertanyaan-pertanyaan penelitian dan hipotesis-hipotesis yang telah

dirumuskan sebelumnya

H1 Apakah Optimisme (Optimism) berpengaruh secara signifikan terhadap

Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

pertama (H1) diterima Artinya Optimisme (Optimism) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0561 Dilihat dari nilai f2 hipotesis OPTrarrINQ memiliki pengaruh

besar tetapi q2 pengaruh yang menengah serta memiliki nilai yang lemah dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT yang terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

82

ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel OPT tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap INQ

H2 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kualitas Sistem

(System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua (H2) diterima Artinya Optimisme (Optimsm) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality) dengan nilai path coefficient

(β) 0721 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis OPTrarrSYQ memiliki pengaruh yang

besar serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of determination (R2)

Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output

(Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang

menyatakan variabel OPT memiliki nilai signifikan terhadap SYQ dan juga terdapat

pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H3 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tiga (H3) diterima Artinya Optimisme (Optimsm) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0774 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis OPTrarrSVQ memiliki

83

pengaruh yang besar serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of

determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model

input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti 2017

Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT memiliki nilai signifikan terhadap

SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini

memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output

H4 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kepuasan

Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-empat (H4) tidak diterima Artinya Optimisme (Optimsm) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

walaupun nilai path coefficient (β) 0132 Dilihat dari nilai f2 dan coefficient of

determination (R2) hipotesis OPTrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta

memiliki nilai yang cukup dilihat dari q2 Hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT memiliki nilai

signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada dimensi input dalam model

penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

84

H5 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh secara signifikan terhadap

Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-lima (H5) tidak diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

dengan nilai path coefficient (β) -0030 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INNrarrINQ memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang kecil dilihat

dari coefficient of determination (R2) Hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN memiliki nilai

signifikan terhadap INQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model

penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H6 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-enam (H6) diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality) dengan nilai path coefficient

(β) 0133 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrSYQ memiliki pengaruh

tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient

of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model

input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017)

85

yang menyatakan variabel INN terdapat pada dimensi input dalam model penelitian

ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output Namun

hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Gusti (2017) yang menyatakan

variabel INN tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap SYQ

H7 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tujuh (H7) diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0129 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrSVQ memiliki

pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti

2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN memiliki nilai signifikan

terhadap SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini

memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output

H8 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kepuasan

Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-delapan (H8) tidak diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) dengan

86

nilai path coefficient (β) 0129 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrUSF

memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Gusti (2017) bahwa variabel INN tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

ataupun output

H9 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif secara

signifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sembilan (H9) diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information

Quality) dengan nilai path coefficient (β) -0271 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai

dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan

peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS yang

terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak

87

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan

variabel DIS tidak memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap INQ

H10 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kualitas Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sepuluh (H10) diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

dengan nilai path coefficient (β) -0273 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

DISrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap SYQ

H11 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kualitas Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sebelas (H11) tidak diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service

88

Quality) dengan nilai path coefficient (β) -0180 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrSVQ memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup

dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap SVQ Namun hasil ini tidak

sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis

1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS

yang terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H12 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua belas (H12) tidak diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User

Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) -0159 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup

dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak

sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis

1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS

89

yang terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H13 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tiga belas (H13) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information

Quality) dengan nilai path coefficient (β) 0356 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap INQ dan juga terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output

H14 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-empat belas (H14) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

dengan nilai path coefficient (β) 0296 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrSYQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

90

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki nilai signifikan terhadap SYQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam

model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H15 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-lima belas (H15) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality)

dengan nilai path coefficient (β) 0296 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrSVQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki nilai signifikan terhadap SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam

model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H16 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

91

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-enam belas (H16) tidak diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap User Satisfaction dengan nilai

path coefficient (β) 0137 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INSrarrUSF memiliki

pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of

determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel INS tidak memiliki pengaruh negatif

yang signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS yang terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

ataupun output

H17 Apakah Kualitas Informasi (Information Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tujuh belas (H17) tidak diterima Artinya Kualitas Informasi (Information

Quality) tidak memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna

(User Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) 0160 Dilihat dari nilai f2 dan

q2 hipotesis SYQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini tidak sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti2017 Hudin et al 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan

92

variabel INQ memiliki nilai signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output

H18 Apakah Kualitas Informasi (Information Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-delapan belas (H18) diterima Artinya Kualitas Informasi (Information Quality)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) -0157 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis INQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INQ terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Gusti

(2017) bahwa INQ tidak memiliki pengaruh terhadap SIS

H19 Apakah Kualitas Sistem (System Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sembilan belas (H19) tidak diterima Artinya Kualitas Sistem (System Quality)

93

tidak memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User

Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) 0075 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis SYQrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

penelitian Gusti (2017) yang menyatakan bahwa variabel SYQ tidak berpengaruh

signifikan terdap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Hudin

et al 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SYQ yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output

H20 Apakah Kualitas Sistem (System Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh (H20) tidak diterima Artinya Kualitas Sistem (System Quality) tidak

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) -0152 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis SYQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai

dengan penelitian Gusti (2017) yang menyatakan bahwa variabel SYQ tidak

berpengaruh signifikan terhadap SIS Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

94

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SYQ yang terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output

H21 Apakah Kualitas Layanan (Service Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis ke-dua

puluh satu (H21) diterima Artinya Kualitas Layanan (Service Quality) memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) dengan

nilai path coefficient (β) 0401 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis SVQrarrUSF

memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti

2017 Hudin etal 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SVQ

berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada dimensi

process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi

output

H22 Apakah Kualitas Layanan (Service Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh dua (H22) diterima Artinya Kualitas Layanan (Service Quality)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

95

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) 0437 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis SVQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SVQ yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel SVQ tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap SIS

H23 Apakah Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) berpengaruh signifikan

terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh tiga (H23) diterima Artinya Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) 0686 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis USFrarrSIS memiliki pengaruh yang besar serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel USF

memiliki pengaruh signifikan terhadap SIS dan juga terdapat pada dimensi process

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi output

96

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan peneliti berikut adalah kesimpulan penting pada

penelitian ini

1) Telah dilakukan pengukuran tentang tingkat kesiapan pengguna dalam

keberhasian penerapan SIA Accurate dan faktor apa saja yang

mempengaruhi keberhasilan SIA Accurate dalam perspektif pengguna

sistem di beberapa perusahaan jakarta

2) Adanya penghapusan 3 indikator dari 44 indikator pada penelitian ini

adapun indikator yang dihapus antara lain INN1 INQ1 dan INQ2 Dari

hasil ini peneliti beranggapan penghapusan indikator terjadi dikarenakan

kurang tepatnya item instrument pada penelitian yang dilakukan

3) Tidak diterimanya 9 dari 23 hipotesis yaitu OPTrarrUSF INNrarrINQ

INNrarrUSF DISrarrSVQ DISrarrUSF INSrarrUSF INQrarrUSF SYQrarrUSF

dan SYQrarrSIS Perbedaan hasil temuan penelitian ini dengan penelitian

terdahulu dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah adanya

perbedaan objek sampel dan instrumen penelitian

4) Diterimanya 14 hipotesis yaitu OPTrarrINQ OPTrarrSYQ OPTrarrSVQ

INNrarrSYQ INNrarrSVQ DISrarrINQ DISrarrSYQ INSrarrINQ INSrarrSYQ

INSrarrSVQ INQrarrSIS SVQrarrUSF SVQrarrSIS USFrarrSIS Sehingga

dapat dilihat bahwa di beberapa perusahaan Jakarta terdapat beberapa

97

pengaruh yang terjadi antara kesiapan pengguna dalam menggunakan

sistem informasi terhadap keberhasilan sistem yaitu sebagai berikut

a Optimism (OPT) berpengaruh terhadap Information Quality (INQ) System

Quality (SYQ) dan Service Quality (SVQ) sehingga akan menjadi faktor

pendorong Success Information System (SIS)

b Innovativeness (INN) berpengaruh terhadap System Quality (SYQ) dan

Service Quality (SVQ) sehingga akan menjadi faktor pendorong Success

Information System (SIS)

c Discomfort (DIS) memiliki pengaruh negatif terhadap Information Quality

(INQ) dan System Quality (SYQ) Hal tersebut akan menjadi faktor

penghambat dalam Success Information System (SIS)

d Insecurty (INS) memiliki pengaruh negatif terhadap Information Quality

(INQ) System Quality (SYQ) dan Service Quality (SVQ) Hal tersebut akan

menjadi faktor penghambat dalam Success Information System (SIS)

e Information Quality (INQ) memiliki pengaruh terhadap Success

Information System (SIS)

f Service Quality (SVQ) memiliki pengaruh terhadap User Satisfaction (USF)

serta Success Information System (SIS)

g User Satisfaction (USF) memiliki pengaruh terhadap Success Information

System (SIS)

98

52 Saran

Bagian ini berisikan saran yang berkaitan langsung dengan temuan penelitian

sebagai pertimbangan praktis bagi pihak-pihak yang memiliki ketertarikan untuk

tindak lanjut penelitian selanjutnya

1) Berdasarkan batasan metode dan hasil penelitian peneliti memberikan

saran bagi para mahasiswa dan peneliti selanjutnya (khususnya yang tertarik

pada kajian sejenis) diharapkan dapat meninjau kembali dan memperhatikan

hal-hal berikut

a Penelitian ini memiliki keterbatasan cakupan wilayah perusahaan di

Jakarta Penelitian yang akan datang diharapkan akan mampu

mencakup wilayah yang lebih luas sehingga akan memperkaya jumlah

responden yang terlibat dan mampu memberikan hasil yang lebih

akurat

b Terkait dengan hasil analisis dan interpretasi data penelitian yang akan

datang diharapkan mampu melakukan pengelompokan analisis

berdasarkan posisi jabatan sehingga akan mampu memberikan hasil

interpretasi dari berbagai prespektif responden yang terlibat

2) Diharapkan bagi para pengguna SIA Accurate di seluruh sektor perusahaan

agar dapat memperhatikan pandangan optimisme pemikiran inovatif rasa

ketidaknyamanan rasa ketidakamanan kualitas informasi kualitas sistem

kualitas pelayanan serta kepuasan pengguna sistem yang diterima oleh

sumber daya manusia di masing-masing perusahaan karena hal-hal tersebut

menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan sistem informasi

99

Pihak-pihak manajerial alangkah baiknya agar dapat menciptakan strategi

pengimplementasian sistem informasi seperti memberikan training dan

evaluasi kepada stafnya setelah menggunakan sistem dengan upaya

meningkatkan pandangan optimisme pemikiran inovatif kualitas informasi

kualitas sistem kualitas pelayanan juga kepuasan pengguna sistem dalam

keberhasilan penerapan sistem informasi

Daftar Pustaka

Afthanorhan B W amp Asyraf W M (2013) A comparison of partial least square

structural equation modeling (PLS-SEM) and covariance based structural

equation modeling (CB-SEM) for confirmatory factor analysis International

Journal of Engineering Science and Innovative Technology (IJESIT) 2(5)

198ndash205

Arvidsson V Holmstroumlm J amp Lyytinen K (2014) Information systems use as

strategy practice A multi-dimensional view of strategic information system

implementation and use Journal of Strategic Information Systems 23(1) 45ndash

61 httpsdoiorg101016jjsis201401004

Creswell J W (2017) Research Design Qualitative Quantitative and Mixed

Method Aproaches SAGE Publications 203ndash223

httpsdoiorg1041359781849208956

Davis J R Alderman C W amp Robinson L A (1990) Accounting Information

Systems A Cycle Approach Wiley 3 edition (February 1990)

Davis W S amp Yen D C (1998) The Information System Consultantrsquos

Handbook Systems Analysis and Design CRC Press

Dawes J (2008) Do data characteristics change according to the number of scale

points use And experiment using 5 point 7 point and 10 point scales

International Journal of Market Research 50(1) 1ndash20 httpsdoiorgArticle

Delone W H amp McLean E R (2003) The DeLone and McLean model of

information systems success A ten-year update Journal of Management

Information Systems 19(4) 9ndash30 Retrieved from

httpmesharpemetapresscomindexpeqdjk46vy52v4q6pdf

Djamarah S B amp Zain A (2010) Strategi Belajar Mengajar (Rineka Cipta Ed)

Jakarta

Florestiyanto M Y (2012) Evaluasi Kesiapan Pengguna Dalam Adopsi Sistem

Informasi Terintegrasi Di Bidang Keuangan Menggunakan Metode

Technology Rediness Index Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF)

1(4) 288ndash296

Ghozali I (2011) Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS19 (Edisi

Keli) Semarang Universitas Diponogoro

Ghozali I amp Hengky L (2015) Partial Least Squares Konsep Teknik dan

Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 30 Untuk Penelitian Empiris

Semarang Badan Penerbit UNDIP

Guritno S amp Sudaryono R (2011) Theory and Application of IT Research

Metodologi Penelitian Teknologi Informasi Yogyakarta Andi

101

Gusti G (2017) Ubiquitous Computing Di Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Hadi S (2016) Statistik Jakarta Pustaka Pelajar

Hair J F Sarstedt M Ringle C M amp Mena J A (2012) An assessment of the

use of partial least squares structural equation modeling in marketing research

Journal of the Academy of Marketing Science 40(3) 414ndash433

Hamalik O (2008) Kurikulum dan Pembelajaran Jakarta Sinar Grafika

Howsawi E M Eager D amp Bagia R (2011) Understanding project success

The four-level project success framework IEEE International Conference on

Industrial Engineering and Engineering Management 620ndash624

httpsdoiorg101109IEEM20116117991

Hudin J M amp Riana D (2016) Kajian Keberhasilan Penggunaan Sistem

Informasi Accurate Dengan Menggunakan Model Kesuksesan Sistem

Informasi Delon Dan Mclean Jurnal Sistem Informasi (Journal Of

Information Systems) 12(1) 1ndash8

HttpsDoiOrgHttpDxDoiOrg1021609JsiV13i1500

Jogiyanto (2007) Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi Yogyakarta

Andi

Kadir A (2014) Pengenalan Sistem Informasi (Edisi Revisi) Yogyakarta Andi

Offest

Koloay L P Morasa J amp Elim I (2014) Peranan Sistem Informasi Akuntansi

Dalam Efektifitas Pelaporan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Pada

Pt Pos Indonesia (Persero) Manado Universitas Sam Ratulangi Manado 2(3)

254ndash265

Lazuardi L I (2017) Pengaruh Kesiapan Penerimaan Pengguna Terhadap

Penerapan Sistem Informasi diantara Lembaga Keuangan Mikro Syariah Uin

Syarif Hidayatullah

McLeod L amp MacDonell S G (2011) Factors that affect software systems

development project outcomes ACM Computing Surveys 43(4) 24ndash56

httpsdoiorg10114519788021978803

Pambudi S A (2015) Analisis Kesiapan Pengguna Sistem Informasi Akademik

Semnasteknomedia Online 3(1) 2-1ndash127

Parasuraman A (2000) Technology Readiness Index (TRI) A Multiple-item Scale

to Measure Readiness Embrace New Technologies Journal of Service

Reasearch 2(4)

Parasuraman A amp Colby C L (2015) An Updated and Streamlined Technology

Readiness Index TRI 20 Journal of Service Research 18(1) 59ndash74

httpsdoiorg1011771094670514539730

Patel C J Gali V S Patel D V amp Parmar R D (2011) The effects of

102

information and communication technologies ( ICTs ) on higher education 

From objectivism to social constructivism Journal of Vocational and

Technical Educatio 3(November) 113ndash120 Retrieved from

httpwwwacademicjournalsorgijvtePDFPdf2011NovPatel et

alpdf5CnhttpwwwacademicjournalsorgIJVTE

Puspitawati L amp Anggadini S D (2011) Sistem Informasi Akuntansi

Yogyakarta Graha Ilmu

Ringle C M Silva D da amp Bido D (2015) Structural equation modeling with

the SmartPLS

Romney M B amp Steinbart P J (2012) Accounting Information Systems (12th

Edition) Accounting Information System 1ndash67

Rusmana Ni Y (2015) Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Dana Bantuan

Pada Kecamatan Arjosari Jurnal Speed 7(2) 38ndash41 Retrieved from

httpspeedwebidejournalindexphpSpeedarticleview89

Santoso S (2011) Elex Structural Equation Modeling (SEM) Konsep dan Apllikasi

dengan AMOS 18 Jakarta PT Elex Media Komputindo Kompas Gramedia

Sarstedt M Ringle C M amp Hair J F (2017) Partial Least Squares Structural

Equation Modeling Springer International Publishing AG 2017 C Homburg

et Al (Eds) Handbook of Market Research Retrieved from

httpsdoiorg101007978-3-319-05542-8_15-

Setiawan A B (2016) Evaluasi Kepuasan Pengguna Sistem Aplikasi Surat

Keterangan Tinggal Sementara Online (SKTS) dengan Menggunakan Metode

End-User Computing Satisfaction Surabaya Skripsi Universitas Airlangga

Sheu M amp Kim H (2008) User Readiness for IS Development An Examination

of 50 Cases Systems Research and Behavioral Science 8(3) 27ndash42

httpsdoiorg101002sres

Siregar S (2013) Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi

dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS versi 17 Jakarta Bumi

Aksara

Slameto (2010) Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rineka Cipta

Subiyakto A (2017) Development of the Readiness and Success Model for

Assessing the Information System Integration The author version of the

presented paper ( In publishing ) Development of the Readiness and Success

Model for Assessing the Information System Integration In International

Conference on Science and Technology (ICOSAT) Jakarta

Subiyakto A amp Ahlan A R (2014) Implementation of Input-Process-Output

Model for Measuring Information System Project Success TELKOMNIKA

Indonesian Journal of Electrical Engineering 12(7) 5603ndash5612

103

httpsdoiorghttpdoiorg1011591ijeecsv12i7pp5603-5612

Subiyakto A Ahlan A R Kartiwi M amp Sukmana H T (2015) Influences of

the Input Factors towards Success of An Information System Project

TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and Control)

13(2) 686 httpsdoiorg1012928telkomnikav13i21323

Subiyakto A Ahlan A R Putra S J amp Kartiwi M (2015) Validation of

Information System Project Success Model A Focus Group Study SAGE

Open 5(2) 1ndash14 httpsdoiorg1011772158244015581650

Subiyakto A Ahlan A R Kartiwi M amp Sukmana H T (2015) Measurement

of Information System Project Success Based on Perceptions of the Internal

Stakeholders International Journal of Electrical and Computer Engineering

(IJECE) 5(2) 271-279 Sugiyono (2011) Metode Penelitian Kuantitatif

Kualitatif dan RampD Bandung CV Alfabeta

Sutabri T (2004) Analisis Sistem Informasi Jakarta CVAndi Offset

Tjahjanadi N Y amp Sarosa S (nd) Evaluasi Net Benefit Sistem Informasi

Akutansi Pada Software Akutansi Accurate dan Zahir Menurut Model Delone

amp Mclean 2003 240

Wong K K K (2013) Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-

SEM) Techniques Using SmartPLS Marketing Bulletin 24(1) 1ndash32

httpsdoiorg101108EBR-10-2013-0128

Yamin S amp Kurniawan H (2011) Generasi Baru Mengolah Data Penelitian

dengan Partial Least Square Path Modeling  Aplikasi dengan software

XLSTAT SmartPLS dan Visual PLS Edisi 1 Jakarta Salemaba Infotek

Yunita I (2017) Pengukuran Kepuasan Pengguna terhadap Tulis (Technology Uin

Library Information System) pada Pusat Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN

Page 10: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan

ix

x

DAFTAR ISI

COVER i

LEMBAR PERSETUJUAN Error Bookmark not defined

LEMBAR PENGESAHAN Error Bookmark not defined

LEMBAR PERNYATAAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR TABEL xiv

BAB I PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Identifikasi Masalah 6

13 Rumusan Masalah 6

14 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah 7

15 Tujuan dan Sasaran Penelitian 7

16 Manfaat Penelitian 8

17 Metodologi Penelitian 9

18 Model Penelitian 9

19 Pertanyaan Penelitian 10

110 Sistematika Penulisan 11

BAB II LANDASAN TEORI 2

21 Definisi Kesiapan 2

22 Definisi Keberhasilan 2

23 Definisi Pengguna Sistem 3

24 Definisi Sistem Informasi 5

25 Definisi Sistem Informasi Akuntansi 5

26 Sistem Informasi Akuntansi Accurate 7

261 SIA Accurate versi 5 8

262 Modul SIA Accurate versi 5 9

263 Kelebihan SIA Accurate versi 5 dengan versi sebelumnya 11

264 Kekurangan SIA Accurate versi 5 12

xi

27 Konsep Dasar Kesiapan Teknologi (Technology Readiness) 13

28 Konsep Dasar Keberhasilan Sistem Informasi (Success SI) 14

29 Populasi Dan Sampel 18

291 Teknik Sampling 19

292 Teknik Menentukan Ukuran Sampel 21

210 Teknik Pengumpulan Data 22

211 Skala Likert 23

212 PLS-SEM 24

211 Model yang Diadopsi 28

2111 Model IPO Logic 32

2112 Model Kesiapan Teknologi (Technology Readiness) 33

2113 Model Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information) 37

212 Penelitian Sejenis 43

213 Pengembangan Hipotesis 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 49

31 Pendekatan Penelitian 49

32 Prosedur Penelitian 50

33 Populasi dan Sampel 51

34 Instrumen Penelitian 52

35 Pengumpulan dan Pemrosesan Data 54

36 Analisis dan Interpretasi Data 54

BAB IV HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI 56

41 Hasil Analisis 56

411 Hasil Analisis Demografis 56

412 Hasil Analisis Pengukuran Model 61

413 Hasil Struktur Model 70

42 Interpretasi Hasil dan Pembahasan 78

421 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Analisis Data Demografis 78

422 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Pengukuran Model 80

423 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Struktural Model 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 96

51 Kesimpulan 96

xii

52 Saran 98

Daftar Pustaka 100

LAMPIRAN 114

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 1 Model Penelitian 10

Gambar 2 1 Model Pengukuran Keberhasilan Proyek SI 17

Gambar 2 2 Revisi Model 18

Gambar 2 3 IPO LOGIC 32

Gambar 2 4 Model TRI 20 33

Gambar 2 5 Model Keberhasilan SI 37

Gambar 2 6 Model Keberhasilan SI 42

Gambar 3 1 Prosedur Penelitian 50

Gambar 4 1 Diagram Jenis Kelamin Responden 56

Gambar 4 2 Diagram Pendidikan Terakhir Responden 57

Gambar 4 3 Diagram Pengetahuan Keberadaan Sistem 58

Gambar 4 4 Diagram Pengalaman Penggunaan Sistem 58

Gambar 4 5 Diagram Skala Intensitas Penggunaan Sistem 59

Gambar 4 6 StatusPosisi Pekerjaan 60

Gambar 4 7 Diagram Kemampuan Penggunaan Komputer 60

Gambar 4 8 Hasil Awal Analisis Outer Model 68

Gambar 4 9 Hasil Akhir Analisis Outer Model Setelah Penghapusan Indikator 69

Gambar 4 10 Hasil Uji T-test 72

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2 1 Perbedaan Varian Accurate 5 9

Tabel 2 2 Variabel TRI dan Keberhasilan SI 29

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI 29

Tabel 3 1 Waktu Penelitian 51

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian 52

Tabel 4 1 Hasil Awal Uji Loading Factor 62

Tabel 4 2 Hasil Uji Loading Factor Setelah Penghapusan Indikator 63

Tabel 4 3 Hasil Uji Composite Reliability 64

Tabel 4 4 Hasil Uji Average Variance Extracted (AVE) 65

Tabel 4 5 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading) 66

Tabel 4 6 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading Fornell-Lackerrsquos) 67

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient 70

Tabel 4 8 Hasil Uji Coefficient of Determination (R-Square) 72

Tabel 4 9 Hasil Uji T-test 73

Tabel 4 10 Hasil Uji Effect Size 74

Tabel 4 11 Hasil Uji Predictive Relevance 75

Tabel 4 12 Hasil Uji Relative Impact 76

Tabel 4 13 Hasil Analisis Struktural Model 77

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Saat ini peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) khususnya SI telah

sering sekali kita gunakan dalam kegiatan sehari-hari Sutabri (2012) menyatakan

bahwa SI tidak lagi dipandang hanya sebagai pelengkap tetapi sudah menjadi

pendukung utama dalam proses bisnis yang ada pada suatu organisasi Oleh karena

itu Peranan TIK dapat berkontribusi pada perubahan cara manusia dalam bekerja

dan berinteraksi di bidangnya (Patel Gali Patel amp Parmar 2011)

Sistem informasi Akuntansi (SIA) adalah suatu sistem yang mengumpulkan

merekam menyimpan dan mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi para

pembuat keputusan (Romney amp Steinbart 2012) Pemanfaatan SIA dalam industri

keuangan telah meningkat di segala bidang dan telah mengubah tatanan sistem

keuangan modern Dengan menggunakan teknologi SI terbukti dapat menekan

biaya menciptakan proses kerja yang lebih cepat dan efisien serta menawarkan

tingkat fleksbilitas yang tinggi (Arvidsson Holmstroumlm amp Lyytinen 2014) Salah

satu contoh SIA adalah SIA Accurate Penggunaan SIA Accurate sesuai dengan

salah satu tujuan utama SI yaitu untuk menyajikan informasi sebagai pendukung

pengambilan keputusan perencanaan pengendalian dan perbaikan selanjutnya

(Puspitawati amp Anggadini 2011)

Accurate adalah merupakan salah satu programsoftware SIA buatan putra-

putri bangsa Pengembang sistemnya (developer system) adalah CPSSoft (PT Cipta

2

Piranti Sejahtera) dan CPSSoft tidak melayani penjualan mereka fokus di

pengembangan program dan administrasi Berbagai perusahaan hampir di seluruh

indonesia telah menggunakan SIA Accurate dari tahun 1998 hingga sekarang

Karena SIA Accurate merupakan produk lokal yang sesuai dengan Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Perpajakan di Indonesia SIA Accurate

ini merupakan salah satu program pembukuan perusahaan dalam bentuk paket

modul lengkap siap pakai yang terdiri dari General Ledger CashBank Inventory

Purchase Sales Fixed Asset dan tersedia untuk varian project dan manufaktur

yang bisa diaplikasikan di berbagai jenis dan skala usaha kecil menengah bagi

perusahaan baik yang bergerak di bidang trading distribusi service atau

manufaktur dan lain sebagainya SIA Accurate ini menyediakan layanan dengan

menggunakan Bahasa Indonesia sehingga penggunaan sistem ini akan mudah

dipahami oleh masyarakat Indonesia

Menurut Parasuraman dalam Lazuardi (2017) menyatakan bahwa setiap

orang bisa menjadi pengguna teknologi informasi (TI) atau SI namun cara

mengimplementasikannya tergantung pada derajat kesiapan seseorang dalam

menerima teknologi atau sistem tersebut Dan langkah pertama yang harus

dilakukan dalam implementasi teknologi adalah mengetahui kesiapan pengguna

dalam menerima teknologi tersebut (Parasuraman amp Colby 2015) Adanya

pengidentifikasian akan faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna

dalam pengadopsian teknologi penting agar tujuan dari adopsi teknologi dapat

tercapai dan lebih bermanfaat (Noprianto et al 2017)

3

Hasil observasi peneliti dalam penerapan SIA Accurate menemukan beberapa

masalah dari sisi pengguna dan juga kelemahan dari SIA Accurate itu sendiri

Seperti mesin pencarian SIA Accurate tidak dapat mendeteksi keyword secara

keseluruhan kalimat hanya dapat mendeteksi kata pertama dalam kalimat Contoh

lainnya adalah output atau laporan yang dihasilkan terkadang tidak sesuai dengan

filter yang telah diatur oleh pengguna Oleh karena itu para pengguna yang

menggunakan SIA Accurate masih mengalami kesulitan dalam mempelajari

halkasus baru lainnya Beberapa pengguna yang malas belajar tidak dapat

memanfaatkan sistem secara baik sehingga mengakibatkan pengguna menunda

pekerjaannya dengan menggunakan sistem atau cara lama kemudian meminta

bantuan penggunauser lainnya yang lebih mengerti untuk memindahkannya ke

SIA Accurate Melihat kasus diatas tingkat kesiapan pengguna dalam

menggunakan SIA Accurate ini mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam

menerapkan teknologi atau sistem baru

Selain itu belum pernah dilakukan pengujian keberhasilan penerapan SIA

Accurate dari persepsi kesiapan pengguna sehingga studi penelitian ini akan

menguji tingkat keberhasilan penerapan SIA Accurate yang dinilai dari sikap

kesiapan pengguna dan keberhasilan sistem Penelitian ini menggunakan

pengembangan model kesiapan dan keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017) Model

ini sesuai dengan kasus yang telah dijelaskan sebelumnya peneliti memilih model

ini agar mengetahui apa saja faktor-faktor yang mepengaruhi keberhasilan

penerapan sistem dari sisi pengguna maupun sistem itu sendiri Diketahuinya

faktor-faktor yang berpengaruh akan menjadi harapan dari penelitian ini untuk

4

memberikan masukan atau rekomendasi bagi para pengguna SIA Accurate dalam

memanfaatkan SIA Accurate

Menurut peneliti model yang diajukan ini memiliki sembilan variabel

dimana lima variabel diantaranya merupakan faktor dari pengguna dan empat

variabel lainnya merupakan faktor dari sistem itu sendiri Kelima faktor dari

pengguna tersebut adalah Optimism Innovativeness Discomfort Insecurity dan

User Satisfaction Sedangkan keempat faktor dari sistem adalah Indormation

Quality System Quality Service Quality dan Success Information System

Variabel di atas menjelaskan tentang faktor yang mempengaruhi pengguna

terhadap penggunaan sistem seperti apakah pengguna memiliki rasa optimis

(Optimism) atau keyakinan terhadap sistem yang akan memberikan output sesuai

ekspektasinya apakah pengguna memiliki kecenderungan dalam ingin mencoba hal

baru (Innovativeness) terhadap sistem apakah pengguna merasa terbebani

(Discomfort) karena kurang menguasai sistem apakah pengguna memiliki rasa

tidak aman (Insecurity) dan keraguan terhadap integritas sistem dan apakah

pengguna merasa puas (User Satisfaction) terhadap keseluruhan penerapan sistem

Selain itu variabel diatas juga dapat memaparkan faktor yang mempengaruhi sistem

terhadapkeberhasilan penerapannya seperti apakah kualitas output (Information

Quality) yang dihasilkan oleh sistem sudah sesuai dengan harapan pengguna

apakah kualitas sistem (System Quality) secara keseluruhan mudah digunakan

apakah peningkatan kualitas layanan (Service Quality) telah diberikan sesuai

5

kebutuhan pengguna dan apakah penerapan sistem telah berhasil (Success

Information System) dimanfaatkan sesuai dengan harapan dan kebutuhan pengguna

Upaya mengetahui tingkat kesiapan pengguna dan keberhasilan pemerapan

SI perlu adanya pengukuran sejauh mana kesiapan pengguna terhadap keberhasilan

penerapan SIA Accurate Karena kecenderungan sikap seseorang dalam

menggunakan SI akan mencerminkan kesiapan pengguna dalam pemanfaataan

sistem dan tingkat keberhasilan penerapan sistem Penggunaan model ini sesuai

dengan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menggabungkan model

kesiapan teknologi Technology Readiness Index (TRI) Parasuraman dan Colby

(2015) serta model keberhasilan SI Delone dan McLean (2003) yang telah

dimodifikasi oleh Subiyakto (2015) sebagai salah satu model alternatif pengukuran

keberhasilan proyek SI

Berdasarkan pembahasan diatas penelitian ini bermaksut untuk mencari tahu

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesiapan pengguna dalam keberhasilan

menggunakan SIA Accurate Pengukuran kesiapan merupakan hal penting untuk

dilakukan karena salah satu tantangan terberat dalam penerapan sistem maupun

teknologi informasi baru adalah kesiapan dari penggunanya (Jogiyanto 2007

Pambudi 2015) Ketidaksiapan dapat menimbulkan dampak kegagalan dalam

penerapan teknologi informasi itu sendiri (Florestiyanto 2012 Subiyakto 2017)

Harapan dari penelitian ini dapat memaparkan faktor-faktor penting yang

mempengaruhi tingkat kesiapan dan keberhasilan penerapan SIA Accurate

sehingga akan menjadi rekomendasimasukan bagi para pengguna dalam

memanfaatkan SI dan teknologi informasi Oleh karena itu peneliti tertarik untuk

6

melakukan penelitian dengan judul ldquoKesiapan Keberhasilan Penerapan Sistem

Informasi Akuntansi Accurate Berdasarkan Persepsi Penggunanyardquo

12 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah berdasarkan latar belakkang yang telah dijelaskan di

atas adalah sebagai berikut

1 Ditemukan kelemahan dari SIA Accurate seperti output dari mesin

pencarian dan laporan yang dihasilkan oleh SIA Accurate tidak sesuai

dengan harapan pengguna sehingga menyebabkan kesulitan dalam

pemanfaatan sistem

2 Ditemukan masalah dari beberapa pengguna SIA Accurate yang malas

belajar tidak dapat menggunakan sistem secara maksimal karena masih

menunda dan memberikan pekerjaannya kepada pihak lain apabila

mengalami kesulitan baru

3 Belum pernah dilakukan pengujian terkait dengan keberhasilan penerapan

SIA Accurate berdasarkan persepsi kesiapan penggunanya

13 Rumusan Masalah

Berdasarkan indentifikasi di atas Kecenderungan sikap seseorang dalam

menggunakan SI akan mencerminkan kesiapan pengguna sedangkan ketidaksiapan

dapat menimbulkan dampak kegagalan dalam penerapan TI itu sendiri

(Florestiyanto 2012 Subiyakto 2017) Dari beberapa hasil pengamatan peneliti

sedikitnya penelitian yang menguji keberhasilan penerapan SIA Accurate

7

berdasarkan persepsi kesiapan pengguna Harapan dari penelitian ini dapat

memaparkan faktor-faktor penting yang mempengaruhi tingkat kesiapan dan

keberhasilan penerapan SIA Accurate sehingga akan menjadi

rekomendasimasukan bagi para pengguna dalam memanfaatkan SI dan TI

14 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Berikut beberapa batasan dalam penelitian ini

1) Peneliti mengambil sampel dengan teknik pengambilan sampel pusposive

sampling sejumlah 125 responden yaitu pengguna SIA Accurate versi 5 di

beberapa perusahaan Jakarta yang telah menggunakan sistem ini tanpa

dibatasi lamanya waktu penggunaan

2) Proses yang dilakukan pada penelitian ini adalah menguji pengaruh kesiapan

pengguna SIA Accurate terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate

3) Secara teori penelitian ini mengadopsi 9 variabel dari penggunaan model

keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017)

4) Teknik analisis data ini penulis menggunakan metode PLS SEM dan untuk

pengelolaan data yang didapat peneliti menggunakan software SmartPLS

versi 30

15 Tujuan dan Sasaran Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1) Menguji kesiapan pengguna terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate

8

2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna terhadap

keberhasilan penerapan SIA Accurate

Merujuk pada tujuan penelitian diatas sasaran penelitian ini ialah

1) Diketahuinya keberhasilan penerapan SIA Accurate berdasarkan persepsi

kesiapan pengguna

2) Diketahuinya faktor-faktor yang berpengaruh dalam kesiapan pengguna

dalam keberhasilan penerapan SIA Accurate

16 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak

Manfaat tersebut adalah

1) Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan refrensi baru dalam

penggunaan model kesiapan dan keberhasilan dalam penerapan SIA

Accurate

2) Secara metodologi penelitian ini akan menambah refrensi penggunaan

pendekatan kuantitatif untuk riset pada prodi Sistem Informasi Fakultas Sains

dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3) Secara praktis hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan bagi pihak terkait

sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam rencana pemanfaatan dan

perkembangan sistem berikutnya

9

17 Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode untuk membantu

dalam melakukan analisis Penelitian ini menggunakan pendekatan secara

kuantitatif dan model kesiapan dan keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017)

Kuesioner yang dibuat dari pemaduan variabel dan indikator dari kedua model

tersebut Pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel purposive

sampling dimana sampel responden adalah seluruh pengguna sistem yang

khususnya pernah menggunakan SIA Accurate di perusahaannya masing-masing

dan berdomisili Jakarta Kuesioner disebarkan secara langsung penyebaran secara

langsung bertujuan untuk mendapatkan responden yang sesuai dan pernah

menggunakan SIA Accurate secara langsung Tahap akhir seluruh kuesioner yang

telah terisi akan ditampung di MS Excel dan nantinya akan dianalisis Penelitian

ini menggunakan teknik analisis data adalah PLS-SEM dengan tools SmartPLS

versi 30

18 Model Penelitian

Model yang digunakan pada penelitian ini adalah model kesiapan dan keberhasilan

SI dari Subiyakto (2017) yang telah menggabungkan diantara model kesiapan TRI

20 (Parasuraman amp Colby 2015) dengan model Keberhasilan SI Delone dan

McLean (2003) yang telah dimodifikasi oleh Subiyakto (2015)Model penelitian

pengukuran pengaruh kesiapan terhadap keberhasilan penerapan sistem ini terdiri

dari 9 variabel yaitu Optimism (OPT) Innovativeness (INN) Discomfort (DIS)

Insecure (INS) Information Quality (INQ) System Quality (SYQ) Service Quality

10

(SVQ) User Satisfaction (USF) Success Information System (SIS) Untuk

pengadopsian penggabungan dan pengkombinasian kedua model tersebut peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) menggunakan asumsi mengenai model logika input-

process-output oleh (Davis amp Yen 1998) Berikut model yang diajukan pada

penelitian ini

Gambar 1 1 Model Penelitian

19 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan tujuan dan sasaran pada penelitian ini maka pertanyaan penelitian

dalam hal ini

11

1 Apakah kesiapan pengguna berpengaruh terhadap keberhasilan penerapan

SIA Accurate

2 Apa saja faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna dalam keberhasilan

penerapan SIA Accurate dari persepsi kesiapan pengguna

21 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap INQ SYQ

SVQ dan USF

22 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap INQ SYQ

SVQ dan USF

23 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

SYQ SVQ dan USF

24 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

SYQ SVQ dan USF

25 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dam SIS

26 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan SIS

27 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan SIS

28 Apakah USF berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

110 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan penelitian pembahasan terbagi dalam lima bab yang

secara singkat akan diuraikan sebagai berikut

12

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah rumusan masalah ruang lingkup dan batasan

tujuan dan sasaran manfaat penelitian metodologi penelitian model penelitian

pertanyaan penelitian dan sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai dasar-dasar teori yang mendukung tentang

pengukuran pengaruh kesiapan dan keberhasilan pengguna terkait penerapan SIA

Accurate

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas tentang metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

metode pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan analisis data dan hasilnya serta interpretasi hasil penelitian

dengan merujuk kepada basis teori sebelumnya

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang berkenaan dengan hasil pemecahan masalah serta

beberapa saran untuk pengembangan keberhasilan penerapan SIA Accurate

2

BAB II

LANDASAN TEORI

21 Definisi Kesiapan

Kesiapan adalah tingkatan atau keadaan yang harus dicapai dalam proses

perkembangan perorangan pada tingkatan pertumbuhan mental fisik sosial dan

emosional (Hamalik 2008) Kesiapan adalah kondisi seseorang secara keseluruhan

yang dapat membuatnya siap untuk dapat memberikan respon atau jawaban dalam

suatu cara tertentu terhadap suatu situasi yang dihadapinya Maka seseorang akan

menyesuaikan kondisi tersebut dan akan berpengaruh atau memiliki kecenderungan

untuk memberi respon (Slameto 2010)

Definisi Kepuasan menurut Kotler dalam Abdurrahman dan Prasetyo

(2016) adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil

dengan harapannya Kepuasan dapat dilihat dari kesesuaian harapan dengan apa

yang didapat dari suatu pelayanan (Tjiptono dalam Abdurrahman dan Prasetyo

2016) Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin ldquosatisrdquo (artinya

cukup baik memadai) dan ldquofaciordquo (artinya melakukan atau membuat) sehingga

secara sederhana dapat diartikan sebagai lsquoupaya pemenuhan sesuatursquo (Tjitptono

dalam Hartono dan Wahyono 2015)

22 Definisi Keberhasilan

Dalam buku Djamarah dan Zain (2010) WJS Poerwadarminto berpendapat

bahwa keberhasilan adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan dikerjakan dan

3

sebagainya) Sedangkan menurut Masrsquoud Khasan Abdul Qohar keberhasilan

adalah apa yang telah dapat diciptakan hasil pekerjaan hasil yang menyenangkan

hati yanng diperoleh dengan jalan keuletan kerja

Keberhasilan dari sistem informasi ditentukan bagaimana sistem itu dapat

dijalankan oleh pengguna dengan efektif dan pengguna merasa puas menggunakan

sistem tersebut dan juga bagaimana perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari

sistem yang digunakannya Doll dan Torkzadeh dalam Istianingsih dan Wiwik

Utami (2009) menyatakan bahwa kepuasan pengguna sistem informasi dapat

digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu sistem informasi Kepuasan

pengguna akhir ini kemudian menjadi bagian dalam pengembangan model

keberhasilan sistem informasi selanjutnya

23 Definisi Pengguna Sistem

Dalam bukunya Rusdiana dan Irfan (2014) Pelaku sistem terdiri atas tujuh

kelompok yaitu sebagai berikut

1) Pemakai

Pada umumnya ada tiga jenis pemakai yaitu operasional pengawas

dan eksekutif

2) Manajemen

Ada tiga jenis manajemen yaitu manajemen pemakai yang bertugas

menangani pemakaian ketika sistem baru diterapkan manajemen sistem

yang diterapkan dalam pengembangan sistem manajemen umum yang

terlibat dalam strategi perencanaan sistem dan sistem pendukung

pengambilan keputusan

4

3) Pemeriksa

Pemeriksa menentukan segala sesuatunya berdasarkan ukuran

ukuran standar yang dikembangkan di banyak perusahaan sejenis

4) Penganalisis sistem

Fungsi dari penganalisis sistem antara lain sebagai berikut

a) Arkeolog yaitu menelusuri cara sistem lama berjalan sistem

tersebut dijalankan dan segala hal menyangkut sistem lama

b) Inovator yaitu membantu mengembangkan dan membuka

wawasan pemakai bagi kemungkinan lain

c) Mediator yaitu menjalankan fungsi komunikasi dari semua level

antara lain pemakai manajer programmer pemeriksa dan pelaku sistem

lain yang mungkin belum memiliki sikap dan cara pandangan yang sama

dan

d) Pimpinan yaitu penganalisis sistem harus personal yang

berpengalaman dari programmer atau desainer

5) Pendesain Sistem

Pendesain sistem menerima hasil penganalisis sistem berupa

kebutuhan pemakai yang tidak berorientasi pada teknologi tertentu

kemudian ditransformasikan ke desaian arsitektur tingkat tinggi dan dapat

diformulasikan oleh programmer

6) Programmer

Setelah penganalisis sistem memberikan hasil kerjanya dan diolah

oleh pendesain sistem programmer dapat mulai bekerja

5

7) Personal Pengoperasian

Pelaku ini bertugas dan bertanggung jawab di pusat komputer

misalnya jaringan keamanan perangkat lunak pencetakan back-up

24 Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam organisasi yang membantu

kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi

yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi organisasi agar dapat

menyediakan laporan yang diperlukan oleh pihak luar (Sutabri 2012)

Menurut pandangan Hall dalam Kadir (2014) sistem informasi adalah

sebuah rangkaian prosedur formal di mana data dikelompokkan diproses menjadi

informasi dan didistribusikan kepada pemakai Sama halnya seperti menurut

Sidharta dalam (Rusmana 2015) bahwa sebuah sistem informasi adalah sistem

buatan manusia yang berisi himpunan terintegrasi dari komponen-komponen

manual dan komponen-komponen terkomputerisasi yang bertujuan untuk

mengumpulkan data memproses data dan menghasilkan informasi untuk pemakai

25 Definisi Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi sering dirancang dengan menggunakan software agar

informasi yang dihasilkan menjadi lebih akurat efisien dan tepat waktu (Davis

Alderman amp Robinson 1990) Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu sistem

yang mengumpulkan merekam menyimpan dan mengolah data untuk

menghasilkan informasi bagi para pembuat keputusan (Romney amp Steinbart 2012)

Terdapat 6 komponen dalam Sistem Informasi Akuntansi yakni

6

1 Orang yang menggunakan sistem

2 Prosedur dan instruksi yang digunakan untuk mengumpulkan mengolah

dan menyimpan data

3 Data tentang organisasi dan kegiatan bisnisnya

4 Software yang digunakan untuk mengolah data

5 Infrastruktur teknologi informasi meliputi komputer perangkat tambahan

dan peralatan komunikasi jaringan yang digunakan dalam Sistem

Informasi Akuntansi

6 Sistem pengendalian internal dan perangkat keamanan untuk menjaga data

Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2012) sebuah sistem informasi akuntansi

yang didesain dengan baik dapat

1 Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya dari produk dan jasa

2 Meningkatkan efisiensi

3 Meningkatkan pembagian pengetahuan

4 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari suatu rantai Supply

5 Meningkatkan struktur dari pengendalian internal

6 Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan

Menurut Sutabri (2004) sistem informasi akuntansi meliputi beragam

aktivitas yang berkaitan dengan siklus pemrosesan akuntansi perusahaan Meskipun

tidak ada dua organisasi yang identik tetapi sebagian besar mengalami jenis

kejadian ekonomi yang serupa Kejadian-kejadian ini menghasilkantransaksi-

7

transaksi yang dapat dikelompok menjadi empat siklus aktivitas bisnis yang umum

yaitu

1 Siklus pendapatan

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pendistribusian barang dan jasa

ke entitas-entitas lain dan pengumpulan pembayaran yang berkaitan

2 Siklus pengeluaran

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan barang dan jasa dari

entitas-entitas lain dan pelunasan kewajiban-kewajiban yang berkaitan

3 Siklus produksi

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pengubahan sumber daya menjadi

barang dan jasa

4 Siklus keuangan

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan dan manajemen dana

modal termasuk kas

26 Sistem Informasi Akuntansi Accurate

Salah satu contoh sistem informasi akuntansi adalah Accurate Penggunaan Sistem

Informasi Akuntansi (SIA) Accurate sesuai dengan salah satu tujuan utama sistem

informasi yaitu untuk menyajikan informasi sebagai pendukung pengambilan

keputusan perencanaan pengendalian dan perbaikan selanjutnya (Puspitawati amp

Anggadini 2011) SIA Accurate merupakan salah satu program akuntansi buatan

putra-putri bangsa Pengembang sistemnya (developer system) adalah CPSSoft (PT

Cipta Piranti Sejahtera) dan CPSSoft tidak melayani penjualan mereka fokus di

pengembangan program dan administrasi Versi pertama SIA Accurate adalah

8

Accurate 2000 Accounting Software yang diliris sekitar tahun 2000 Sistem

Acccurate merupakan produk lokal yang sesuai dengan Pernyataan Standard

Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Perpajakan di Indonesia

261 SIA Accurate versi 5

SIA Accurate ini merupakan salah satu program pembukuan perusahaan

dalam varian paket modul lengkap siap pakai dan tersedia untuk varian

project ataupun manufaktur yang bisa diaplikasikan di berbagai jenis dan

skala usaha kecil menengah bagi perusahaan baik yang bergerak di bidang

trading distribusi service atau manufaktur dan lain sebagainya SIA

Accurate ini menyediakan layanan dengan menggunakan Bahasa Indonesia

sehingga penggunaan sistem ini akan mudah dipahami oleh masyarakat

Indonesia

SIA Accurate versi 5 memiliki 3 varian paket dengan beragam

modul yang ditawarkan bagi setiap perusahaan yaitu Standard Edition

Deluxe Edition dan Enterprise Edition Untuk varian Standar Edition

cocok untuk perusahaan skala kecil seperti jasa dan dagang yang hanya

cukup menghasilkan laporan keuangan standar tanpa perlu laporan

keuangan perproyek atau perdepartment Sedangkan Deluxe Edition

merupakan perpaduan dari beberapa modul standar ditambah dengan fungsi

berupa pengisian proyek dan departemen Kalau varian Enterprice Edition

cocok untuk perusahaan manufacturing karena sudah dilengkapi dengan

Bill Of Material Production Order Production Activity Finished

Production Activity dan bahkan dapat mengetahui selisih antara Bill Of

9

Material Budged dengan Production Activity Berikut tabel perbedaan

daftar modul dan fitur pada setiap varian paket

Tabel 2 1 Perbedaan Varian Accurate 5 (sumber wwwcpssoftcom)

Modul dan Fitur Standard

Edition

Enterprise

Edition

Deluxe

Edition

Modul Pembelian

Modul Penjualan Modul Persediaan Modul Buku Besar Modul Kas Bank Modul Aktiva Tetap Modul RMA Modul Proyek Modul Manufaktur

Transaksi berulang dengan pengingat Mengakses grafik laporan dengan

tabletsmartphone

262 Modul SIA Accurate versi 5

Berikut beberapa penjelasan modul yang tersedia

1 Modul Pembelian (Purchase Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Permintaan Pembelian (Purchase

Requisition Form) Formulir Pesanan Pembelian (Purchase Order

Form) Formulir Penerimaan Barang (Received Item Form) Formulir

Faktur Pembelian (Purchase Invoice Form) Formulir Retur Pembelian

(Purchase Return Form) dan Formulir Pembayaran Pembelian

(Purchase Payment Form)

2 Modul Penjualan (Sales Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Penawaran Penjualan (Sales

Quotation Form) Formulir Pesanan Penjualan (Sales Order Form)

10

Formulir Faktur Penjualan (Sales Invoice Form) Formulir Retur

Penjualan (Sales Return Form) dan Formulir Penerimaan Penjualan

(Sales Receipt Form)

3 Modul Persediaan (Inventory Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Barang dan Jasa (List Of Item)

Formulir Penyesuain Persediaan (Inventory Adjustment Form)

Formulir Pembiayaan Pesanan (Job Costing Form) Daftar Gudang

(List Of Warehouse) Formulir Grup Barang (Item Grouping Form)

Formulir Penyesuaian Harga Jual Barang (Set Selling Price Adjustment

Form) dan Formulir Pindah Barang (Item Transfer Form)

4 Modul Buku Besar (General Ledger Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Akun (List Of Account) Daftar Mata

Uang (List Of Currency) Informasi Perusahaan (Company Info)

Formulir Bukti Jurnal (Journal Voucher Form) Proses Akhir Bulan

(Period End Process) dan Laporan Keuangan (Financial Statemen)

5 Modul Kas Bank (Cash Bank Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Pembayaran (Payment Form

Formulir Penerimaan (Deposit Form) Buku Bank (Bank Book)

Formulir Rekonsiliasi Bank (Bank Reconcile Form)

6 Modul Aktiva Tetap (Fixed Asset Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Aktiva Tetap Baru (New Fixed Asset

Form) Daftar Tipe Aktiva Tetap Pajak (List Of Fiscal Fixed Asset

11

Type) Daftar Tipe Aktiva Tetap (List Of Fixed Asset Type) Daftar

Aktiva Tetap (Fixed Asset List)

7 Modul RMA (Return Merchandise Authorization Module)

Modul ini terdiri dari Formulir RMA (RMA Form) dan Formulir

RMA Action (RMA Action Form)

8 Modul Proyek (Project Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Bahan Baku Daftar Biaya Proyek

Formulir Work Price Analysis Formulir Proyek Formulir Material In

Used Formulir Project Survey Formulir Project Bill Formulir Project

Ending

263 Kelebihan SIA Accurate versi 5 dengan versi sebelumnya

Berikut beberapa perbedaan antara SIA Accurate versi 4 dan Accurate versi

5 yaitu

1 Adanya Fitur E-Faktur

Fitur E-Faktur dibuat untuk membantu pengguna SIA Accurate

terutama Pengusaha Kena Pajak (PKP) untuk menghasilkan laporan siap

pakai sekaligus sebagai pendukung kebijakan dari Direktorat Jendral

Pajak yang mewajibkan penggunaan E-Faktur bagi perusahaan PKP

2 Database Server Firebird 25

Database firebird yang digunakan di dalam aplikasi Accurate versi

4 adalah Firebird versi 21 dan untuk Accurate versi 5 ini dikembangkan

12

dengan menggunakan database Firebird 25 dengan konfigurasi Super

Classic(SC) yang sudah diakui secara umum

3 Lisensi SIA Accurate

Di Accurate sebelumnya lisensi Accurate berupa nomor serial di-

input langsung ke SIA Accurate di masing-masing komputer Pengguna

memerlukan bantuan customer support CPSSoft atau tenaga penjual

untuk mendapatkan nomor serial yang dimaksud Di Accurate 5 License

Manager yang berkomunikasi dengan License Server CPSSoft untuk

mendapatkan nomor serial lisensi kemudian dikirimkan ke komputer

Accurate Client secara otomatis

264 Kekurangan SIA Accurate versi 5

1 Tidak bisa di Custom

SIA Accurate adalah software paket Kenapa tidak bisa Karena SIA

Accurate sudah mensurvei ke perusahaan-perusahaan dari UMKM

UKM di Indonesia dan Perusahaan menengah ke atas Jadi SIA Accurate

di buat sesuai dengan kebutuhan perusahaan-perusahaan di Indonesia

sesuai dengan PSAK dan perpajakan di Indonesia juga Laporan dan

form seperti PO Invoice dan lain-lain masih bisa di custom

2 Tidak mencakup Seluruh Operasional Perusahaan

Basic dari program SIA Accurate adalah accounting software bukan

oprasional software Contoh seperti pembayaran gaji perkaryawan belum

bisa di 5 bisa di catat secara global saja Untuk pencatatan gaji

13

perkaryawan dan SIA Accurate pajaknya baru bisa di SIA Accurate

Online

3 Tidak mendapatkan Training Pembelian Baru

Dulu SIA Accurate memang mempaket kan dalam pembelian baru

SIA Accurate maka mendapatkan training namun harganya lebih mahal

Sekarang sudah banyak SMK dan Universitas di Indonesia yang bekerja

sama dengan SIA Accurate sehingga SDM siap pakainya sudah banyak

Maka dari itu SIA Accurate menekan harga software semurah mungkin

dan jika di perusahaan Anda sudah ada karyawan yang sudah bisa

menggunakan SIA Accurate Kenapa harus mengambil jasa training

Jadi training di SIA Accurate sangat flexibel tergantung kebutuhan

perusahaan

27 Konsep Dasar Kesiapan Teknologi (Technology Readiness)

Penelitian Sheu amp Kim (2008) yang melibatkan 50 organisasi sebagai obyek

penelitian menyatakan bahwa tingkat kesiapan yang rendah menjadi sebab

kegagalan proyek SI khususnya kesiapan pengguna yang paling dominan

berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi SI Penelitian Sheu dan Kim

menunjukkan bahwa faktor kesiapan pengguna lebih kuat pengaruhnya terhadap

keberhasilan proyek SI dibandingkan dengan keterlibatan pengguna dalam proyek

SI

Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa adanya proses penerapan

teknologi atau sistem pada suatu organisasi menyebabkan beberapa tantangan baru

14

bagi organisasi tersebut seperti beberapa pengguna yang memiliki tingkat kesiapan

rendah pada sistem atau teknologi baru akan mengalami kesulitan dalam

mempelajari hal baru bahkan beberapa pengguna baru lainnya dapat memberikan

penolakan merasa enggan atau tidak mampu dalam menggunakan teknologi atau

sistem baru tersebut sehingga penerapan teknologi atau sistem baru pada organisasi

tersebut akan menjadi sia-sia bahkan gagal Oleh karena itu dengan adanya suatu

pengukuran dan penilaian dalam tingkat kesiapan dan kemampuan pengguna suatu

teknologi maka akan meminimalisir tingkat kesalahan kesulitan dan resiko yang

ada (Pambudi 2015)

28 Konsep Dasar Keberhasilan Sistem Informasi (Success SI)

Selama bertahun-tahun para peneliti dan praktisi telah berusaha untuk berhasil

dalam mengelola proyek SI sehingga dapat mencapai kinerja yang maksimal

Pengukuran keberhasilan proyek SI pun menjadi topik yang menarik di kalangan

peneliti dan praktisi tersebut sejak Standish Group mempublikasikan penemuan

mereka pada tahun 1994 Keberhasilan proyek adalah konsep utama tetapi teori

tersebut masih merupakan konsep yang ambigu Antara para peneliti dan praktisi

pun juga masih terjadi kurang sepakat tentang model tersebut Mereka cenderung

fokus pada satu atau sebagian dimensi Sehingga mereka belum mendapat

gambaran yang jelas tentang pengukuran keberhasilan SI

Subiyakto dan Ahlan (2014) mencoba menjawab permasalahan tersebut

dengan mengembangkan model alternatif pengukuran keberhasilan proyek

berdasarkan input-process-output (IPO) model Mereka membandingkan

15

mengadopsi mengadaptasi dan mengkombinasi teori sebelumnya yaitu Davisrsquos

IPO model teori keberhasilan proyek model Delone dan McLean dan kerangka

klasifikasi proyek

Pertama Subiyakto (2014) membandingkan dua model yaitu model Delone

dan McLean dan Model IPO Mereka menemukan bahwa model proses dan model

kausal Delone dan McLean tidak lengkap dalam istilah model IPO sebuah proyek

Model ini hanya fokus pada pemanfaatan dan layanan dari produk Dalam konteks

pengukuran keberhasilan proyek model ini kurang menjelaskan dimensi input dari

model IPO Dengan demikian model IPO lebih komprehensif dibandingkan model

Delone dan McLean

Kedua Subiyakto (2014) mengadopsi teori keberhasilan proyek

pengukuran keberhasilan SI Delone dan McLean dan kerangka klasifikasi proyek

Pengadopsian teori keberhasilan proyek dilaksanakan untuk mengembangkan

aspek kausalitas model Mereka mengadopsi semua variable model Delone dan

McLean serta tiga dari empat variabel kerangka klasifikasi proyek (McLeod amp

MacDonell 2011) yaitu konten proyek orang dan aksi konteks organisasi Hal ini

dikarenakan proses proyek akan diwakili oleh dimensi proses

Ketiga Subiyakto dan Ahlan (2014) menyesuaikan penempatan variable

sejalan dengan logika IPO dan definisi keberhasilan proyek Tiga penyesuaiannya

adalah sebagai berikut

a Menempatkan 2 dimensi model Delone dan Mclean (system creation dan

system utilization) ke dalam dimensi proses dari model Hal ini didukung

juga oleh beberapa peneliti bahwa proses proyek terdiri dari dua subproses

16

yaitu produksi produk dan pemanfaatannya Penempatan dimensi dampak

sistem dari model DeLone dan McLean sebagai dimensi output dari model

sejalan dengan definisi keberhasilan proyek

b Mengembangkan hubungan antara variabel dimensi input terhadap

variable dimensi proses Dalam hal ini masing-masing varibel dimensi

input memiliki hubungan terhadap masing-masing variabel dari dimensi

proses yang sejalan dengan model proses dan kausal dari IPO model

c Mengembangkan hubungan antara konteks organisasi terhadap semua

variabel dalam model yang berdasarkan konsep pengaruh lingkungan

sistem

Keempat model dikembangkan atas kombinasi dari empat teori yang telah

disebutkan sebelumnya Kombinasi ini dilakukan untuk menanggapi dua isu utama

di lingkup model keberhasilan proyek SI yaitu validitas dan kelengkapan

pengukuran model Kelengkapan model berarti model tersebut dikembangkan

untuk mencakup dimensi keseluruhan proyek dalam konteks aspek proses dan

kausal Validitas adalah berarti bahwa model ini mewakili secara teori keberhasilan

proyek Tiga dimensi utama yang dari model ini adalah dimensi input proses dan

output Dimensi proses terdiri dari dua subdimensi yaitu pembuatan sistem (system

creation) dan pemanfaatan sistem (system utilization) Model ini (Gambar 34)

mengandung 9 variabel dan 36 hubungan antar variable tersebut Konten proyek

(project content) orang dan aksi (people and action) dan konteks organisasi

(institutional contexts) adalah tiga variabel dimensi input Kualitas informasi

(information quality) kualitas sistem (system quality) kualitas layanan (service

17

quality) penggunaan (system use) dan kepuasan pengguna (user satisfaction)

adalah lima variabel untuk dimensi proses Manfaat bersih (net benefit) adalah

variabel untuk dimensi output

Gambar 2 1 Model Pengukuran Keberhasilan Proyek SI Berdasarkan Model IPO

(Subiyakto dan Ahlan 2014)

Selanjutnya pada tahun 2015 Subiyakto Ahlan Kartiwi dan Sukmana

memvalidasi model baru tersebut secara kualitatif untuk mengetahui kelayakan

model tersebut melalui Focus Group Study (FGS) Mereka melakukan 4 teknik FGS

yaitu interview konsultasi diskusi dan seminar Ada 16 partisipan (9 doktor 3

calon doktor dan 4 akademisi) dari 20 anggota terdaftar yang tergabung dalam

kelompok penelitian ini Mereka memiliki kepentingan keterampilan

penegtahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian SI Mereka juga dipilih

karena kredibilitas mereka sebagai key informants

18

Hasil dari FGS mengungkapkan delapan tema menyeluruh berkaitan dengan

validitas model dan kelayakan pelaksanaan penelitian Kemudian telah disimpulkan

dalam empat poin validasi yaitu kejelasan proses pemodelan penggunaan dasar

teoritis kewajaran metode penelitian dan ketersediaan sumber daya penelitian

Berdasarkan poin tersebut Subiyakto et al merevisi modelnya melalui

penyederhanaan jumlah hubungan antar variable dengan menghapus 6 hubungan

Model tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 2 2 Revisi Model (Subiyakto et al 2015)

29 Populasi Dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya Guritno dan Sudaryono (2011) Dalam metode

penelitian kata populasi amat populer dipakai untuk menyebutkan

serumpunsekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian Populasi penelitian

merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia hewan

tumbuh-tumbuhan udara gejala nilai peristiwa sikap hidup dan sebagainya

19

Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin 2006)

Jenis populasi terbagi dua yaitu

1) Populasi fitnit artinya jumlah individu ditentukan

2) Populasi infinit artinya jumlah individu tidak terhingga atau tidak

diketahui dengan pasti

Sampel ialah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut Sehingga pengambilan sampel harus menggunakan cara-cara tertentu yang

berdasarkan oleh pertimbangan-pertimbangan yang ada (Sugiyono 2011)

291 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel Terdapat dua metode dasar

penarikan sampel yaitu (Guritno amp Sudaryono 2011)

a Probability Sampling

Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel Beberapa metode penarikan sampel probabilitas

adalah sebagai berikut

1 Simple Random Sampling

Simple random sampling dikatakan sederhana karena pengambilan

sampel dari populasinya dilakukan secara acak tanpa memperhatikan status

atau tingkat pendidikan yang ada dalam suatu populasi

2 Stratified Random Sampling

20

Stratified Random Sampling merupakan suatu prosedur penarikan

sampel berstrata yaitu suatu subsampel acak sederhana yang ditarik dari

setiap strata atau tingkatan yang kurang lebih sama dalam beberapa

karakteristik (Siregar 2013)

3 Cluster Sampling

Cluster Sampling merupakan suatu prosedur penarikan sampel

probabilitas yang memilih subpopulasi yang disebut cluster Kemudian

setiap elemen di dalam kelompok cluster tersebut dipilih sebagai anggota

sampel

b Nonprobability Sampling

Nonprobability Sampling merupakan suatu prosedur penarikan

sampel yang bersifat subjektif Dalam hal ini probabilitas pemilihan

elemen-elemen populasi tidak dapat ditentukan Hal ini disebabkan setiap

elemen populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai

sampel Beberapa teknik pengambilan sampel nonprobabilitas sebagai

berikut (Guritno amp Sudaryono 2011)

1 Convience Sampling

Convience Sampling adalah teknik penarikan sampel berdasarkan

kemudahan Prosedurnya adalah semata-mata langsung menghubungi

unitunit penarikan sampel yang mudah dijumpai seperti mahasiswa dalam

satu kelas jamarsquoah tempat ibadah pengunjung toko dan lainnya Seringkali

pengambilan sampel ini dilakukan untuk menguji kuesioner atau penelitian

ekspolorasi

21

2 Quota Sampling

Quota Sampling adalah penarikan sampel berdasarkan kuota

Prinsipnya adalah karakteristik tertentu yang relevan menjelaskan dimensi

populasi Peneliti harus mengetahui distribusi populasi

3 Purposive Sampling

Purposive Sampling adalah penarikan sampel berdasarkan

pertimbangan atau kriteria tertentu

4 Snowball Sampling

Snowball Sampling adalah metode penarikan sampel dengan

responden yang berhasil diperoleh diminta untuk menunjukkan responden

lainnya secara berantai

5 Accidental Sampling

Accidental Sampling adalah metode penarikan sampel dimana

pemilihan anggota sampelnya dilakukan terhadap orangbenda yang

kebetulan ada atau dijumpai (Hadi 2016 Sugiyono 2011)

292 Teknik Menentukan Ukuran Sampel

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan ketepatan ukuran pengukuran penelitian

ini menggunakan metode analisis SEM Berdasarkan studi penelitian Monte Carlo

berbagai estimasi penentuan sampel yang disimpulkan

1 Model SEM dengan jumlah variabel laten sampai dengan lima buah dan

setiap konstruk dijelaskan 3 atau lebih indikator jumlah sampel 100-150

sudah dianggap memadai (Santoso 2011)

22

2 Ukuran sampel untuk model SEM adalah antara 100-200 atau dengan cara

jumlah indikator dikali 5 sampai 10 (Ferdinand AT 2000)

3 Ukuran sampel untuk estimasi Maximum Likehood harus setidaknya 5x

jumlah parameter bebas dalam model termasuk error (Bentler amp Chou

1987)

4 SEM yang menggunakan model estimasi maximum likehood estimation

(MLE) adalah 100-200 sampel (Ghozali 2011)

210 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2011) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang

paling utama dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data Dengan metode pengumpulan data yang tepat akan

memungkinkan peneliti untuk memperoleh data yang valid sehingga dapat

membantu dalam penelitian Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan

berbagai metode

1 Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

oleh peneliti untuk memperoleh informasi dengan cara berkomunikasi

langsung (seperti tanya jawab) antara pewawancara dan responden

2 Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab (Sugiyono dalam Setiawan 2016)

23

Kuesioner ini dapat membantu peneliti memperoleh informasi terkait

dengan permasalahan penelitian

3 Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

suatu pengamatan disertai dengan pencatatan terhadap keadaan atau

perilaku objek penelitian (Fathoni dalam Setiawan 2016) Observasi ini

dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai objek penelitian secara

keseluruhan

4 Studi Pustaka

Studi pustaka adalah teknik survei terhadap data yang telah ada

dengan menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu

yang berkepentingan mencari metode-metode serta teknik penelitian

baik dalam mengumpulkan data atau dalam menganalisis data yang telah

pernah digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu (Nazir dalam Yunita

2017)

211 Skala Likert

Menurut Sugiyono (2011) skala likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat

dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Sewaktu

menanggapi pertanyaan dalam skala likert responden menentukan tingkat

persetujuan mereka terhadap suatu pertanyaan dengan memilih salah satu dari

pilihan yang tersedia Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti

ini

24

1 Sangat tidak setuju

2 Tidak setuju

3 Kurang setuju

4 Setuju

5 Sangat setuju

Selain pilihan dengan lima skala seperti contoh di atas kadang digunakan juga

skala dengan tujuan atau sembilan tingkat Suatu studi empiris menemukan bahwa

beberapa karakteristik statistik hasil kuesioner dengan berbagai jumlah pilihan

tersebut ternyata sangat mirip (Dawes 2008)

212 PLS-SEM

PLS-SEM merupakan salah satu metode yang digunakan dalam menganalisis dan

dinilai kuat karena digunakan pada setiap jenis skala data seperti data interval data

nominal dan rasio serta syarat asumsi yang lebih fleksibel (Yamin amp Kurniawan

2011) Partial Least Square (PLS) dikembangkan pertama kalinya oleh Herman

Wold pada tahun 1975 Software yang digunakan untuk analisis menggunakan

PLS-SEM antara lain SmartPLS XLSTAT PLS-PM Visual PLS dan lainnya

PLS dapat digunakan untuk tujuan konfirmasi (seperti pengujian hipotesis)

dan tujuan eksplorasi PLS juga dapat menduga apakah terdapat atau tidak

hubungan antar variabel dan kemudian proposisi untuk pengujian Tujuan

utamanya adalah menjelaskan hubungan antar konstruk dan menekankan

pengertian tentang nilai hubungan tersebut Penggunaan PLS untuk prediksi dan

membangun teori serta sampel yang dibutuhkan relatif kecil dengan minimum

25

sepuluh kali item konstruk yang paling kompleks (Ghozali 2011 Ghozali amp

Hengky 2015 Yamin amp Kurniawan 2011)

Kepopuleran penggunaan PLS-SEM diantara para peneliti dan praktisi

adalah karena empat alasan Pertama algoritma PLS tidak terbatas hanya untuk

hubungan antara indikator dengan konstrak latennya yang bersifat reflektif saja

tetapi algoritma PLS juga dipakai untuk hubungan yang bersifat formatif Kedua

PLS dapat digunakan untuk menaksir model path dengan sample size yang kecil

Ketiga PLS-SEM dapat digunakan untuk model yang sangat kompleks (terdiri atas

banyak variabel laten dan manifes) tanpa mengalami masalah dalam estimasi data

Keempat PLS dapat digunakan ketika distribusi data sangat miring (skew) (Yamin

amp Kurniawan 2011)

Evaluasi model dalam PLS meliputi dua tahap yaitu evalusi outer model

atau model pengukuran dan evaluasi terhadap inner model atau model struktural

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Sarstedt 2017 Wong 2013 Yamin

2011)

1 Evaluasi Pengukuran Model (Outer Model)

Model ini meliputi pemeriksaan individual item reliability internal

consistency atau construct reliability average variance extracted dan

discriminant validity Ketiga pengukuran tersebut dikelompokkan dalam

convergent validity yaitu mengukur besarnya korelasi antara konstrak

dengan variabel laten Measurement model dilakukan untuk dapat

mengetahui hubungan antara konstrak (variabel) dengan indikator-

indikatornya (Yamin amp Kurniawan 2011)

26

Pemeriksaaan individual item reliability dapat melihat nilai

standardized loading factor Nilai ini menggambarkan besarnya korelasi

antara setiap item pengukuran (indikator) dengan konstraknya Untuk nilai

ideal loading factor berupa diatas 07 ini berarti bahwa indikator tersebut

sudah valid sebagai indikator yang dapat mengukur konstrak

Pengukuran lainnya dari convergent validity adalah melihat nilai

Average Variance Extracted (AVE) Nilai ini menggambarkan besaran varian

atau keragaman variabel manifes yang dapat dikandung oleh konstrak laten

Untuk nilai AVE ideal yaitu 05 hal ini berarti convergent validity baik

Artinya variabel laten dapat menjelaskan rata-rata lebih dari setengah varian

dari indikator-indikatornya

Discriminant validity dievaluasi melalui cross loading kemudian

membandingkan nilai AVE dengan kuadrat nilai korelasi antar konstrak

Ukuran cross loading adalah membandingkan korelasi dengan konstraknya

dan konstrak blok lainnya hal ini menunjukkan konstrak tersebut

memprediksi ukuran pada blok mereka dengan lebih baik dari blok lainnya

Ukuran discriminant validity lainnya adalah bahwa nilai akar AVE harus

lebih tinggi daripada korelasi antara konstrak dengan konstrak lainnya atau

nilai AVE lebih tinggi dari kuadrat korelasi antara konstrak

2 Evaluasi Struktural Model (Inner Model)

Pengukuran struktural model dilakukan untuk dapat mengetahui hubungan

antara konstrak yang dihipotesiskan oleh peneliti(Yamin amp Kurniawan

27

2011) Dalam model ini terdapat beberapa tahap dalam melakukan

evaluasinya

Tahap pertama adalah dengan melihat signifikansi hubungan antara

konstrak Hal ini dapat dilihat dari koefisien jalur (path coefficient) yang

menggambarkan kekuatan hubungan antara konstrak Pengukuran path

coefficient (β) memiliki nilai ambang batas diatas 01 hal ini untuk

menyatakan bahwa jalur (path) yang dimaksud mempunyai pengaruh di

dalam model

Tahap kedua adalah dengan mengevaluasi nilai R2 (coefficient of

determination) Nilai ini menjelaskan varian dari tiap target endogenous

variabel dengan standar pengukuran sekitar 067 sebagai kuat sekitar 033

moderat dan dibawah 019 menunjukan tingkat varian yang lemah

Tahap ketiga adalah dengan melihati nilai t-test dengan metode

boostrapping menggunakan uji two-tailed dengan tingkat signifikansi 5

untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian Bila nilai t-test lebih besar dari

196 maka hipotesis penelitian yang dibuat dapat diterima

Tahap keempat yaitu pengujian f2 (effect size) Pengujian ini dilakukan

untuk dapat memprediksi pengaruh variabel tertentu terhadap variabel

lainnya dalam struktur model dengan nilai ambang batas sekitar 002 untuk

pengaruh kecil 015 untuk pengaruh menegah dan 035 untuk pengaruh yang

besar f2 dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

28

Tahap kelima yaitu pengujian 1198762 (predictive relevance) dengan

menggunakan metode blindfolding untuk dapat memberikan bukti bahwa

variabel tertentu yang digunakan dalam suatu model yang dibuat mempunyai

keterkaitan prediktif (predictive relevance) dengan variabel lainnya dalam

model tersebut dengan nilai ambang batas pengukuran di atas nol

Tahap keenam yaitu melakukan pengujian 1199022 (Relative Impact) dengan

menggunakan metode blindfolding juga untuk dapat mengukur relatif

pengaruh sebuah keterkaitan antara prediktif sebuah variabel tertentu dengan

variabel lainnya yang memiliki nilai ambang batas sebesar 002 untuk

pengaruh kecil 015 untuk pengaruh sedang dan 035 untuk pengaruh besar

Rumus yang digunakan dalam perhitungan 1199022 adalah sebagai berikut

211 Model yang Diadopsi

Model yang digunakan pada penelitian ini adalah model kesiapan dan keberhasilan

SI oleh Subiyakto (2017) Gambar model penelitian ini dapat dilihat di bab satu

pada gambar 11 Berikut model yang diajukan pada penelitian ini

Variabel TRI dan Keberhasilan SI

Berikut dijabarkan pengertian dari variabel yang diadopsi ke dalam model TRI

dan Keberhasilan SI lengkap dengan referensi model tersebut

29

Tabel 2 2 Variabel TRI dan Keberhasilan SI Variabel Pengertian Referensi

Optimsm (OPT) Visi yang positif tentang teknologi dan keyakinan kontrol

yang lebih besar fleksibilitas dan efisiensi dalam

kehidupan manusia (Parasuraman

amp Colby

2015

Subiyakto

2017)

Innovativness

(INN)

Kecenderungan untuk menjadi pelopor pemimpin atau

opinion-former dalam penggunaan teknologi

Discomfort (DIS) Persepsi tentang kurangnya kontrol atas teknologi dan

perasaan tertekan dalam penggunaan teknologi

Insecurity (INS) Ketidakpercayaan teknologi dan skeptisis kemampuan

diri untuk menggunakannya dengan tepat

Information

Quality (INQ)

Tingkat sejauh mana informasi yang dihasilkan secara

konsisten memenuhi persyaratan dan harapan pengguna

(Delone amp

McLean

2003

Subiyakto

2017)

System Quality

(SYQ)

Tingkat untuk mendeskripsikan kualitas dari konten yang

dimiliki sistem informasi

Service Quality

(SVQ)

Tingkat untuk menilai sebarapa baik kualitas layanan

kepada pengguna

User Satisfaction

(USF) Kepuasan pengguna menggunakan sistem informasi

Success

Information

System (SIS)

Pencapaian sistem informasi berdasarkan perencanaan

pengembangannya

Indikator TRI dan Keberhasilan SI

Setelah penjabaran dari pengertian variabel berikut ini adalah penjabaran

pengertian dari indikator-indikator yang diadopsi ke dalam model lengkap dengan

referensinya

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI

Indikator Definisi Referensi

Easiness (OPT1) Tingkat yang terkait dengan kemampuan suatu sistem

untuk memberikan kebebasan dari kendala kesulitan dan

masalah

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Connectivity

(OPT2)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan suatu sistem

untuk berhasil terhubung dengan sistem lain

Efficiency (OPT3) Tingkat yang terkait dengan pencapaian sistem untuk

menghasilkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk mencapai output

Effectiveness

(OPT4)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan sistem untuk

mencapai tujuan penggunaannya

Productivity

(OPT5)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

menghasilkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk menghasilkan output

30

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI (lanjutan)

Indikator Definisi Referensi

Problem Solving

(INN1)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

menemukan solusi terhadap masalah

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Independence

(INN2)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan sistem untuk

mendukung penggunanya agar bebas dari kontrol atau

pengaruh

Challenge (INN3) Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

berhasil menangani atau mencapai sesuatu dalam situasi

atau masalah yang sulit

Stimulatioon

(INN4)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

mendorong sesuatu untuk terjadi berkembang atau

membaik

Competitiveness

(INN5)

Tingkat yang terkait kemampuan sistem untuk sukses

pengguna dibanding kompetitornya

Complexity (DIS1) Tingkat yang terkait dengan fitur sistem yang

membingungkan atau sulit dipahami

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Difficulty (DIS2) Tingkat yang terkait dengan kondisi suatu sistem yang

tidak dapat dioperasikan dengan mudah

Dependence (DIS3) Tingkat yang terkait dengan kondisi suatu sistem yang

membutuhkan pihak lain untuk mengoperasikannya

Lack of Support

(DIS4)

Tingkat yang terkait dengan sistem yang tidak memiliki

atau cukup dukungan dalam operasinya

Inappropriateness

(DIS5) Tingkat yang berkaitan dengan keadaan yang tidak pantas

Failure (INS1) Tingkat yang terkait dengan kemungkinan bahwa sistem

tidak menyenangkan atau terdapat hal berbahaya yang

bisa terjadi

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Threat (INS2) Tingkat yang terkait dengan situasi sistem yang bisa

menimbulkan kerugian atau bahaya

Reducing

Interaction (INS3)

Tingkat yang terkait dengan implementasi sistem yang

membuat interaksi manusia semakin berkurang dalam

ukuran jumlah dan kepentingan

Distraction (INS4) Tingkat yang terkait dengan penggunaan sistem lebih

diperhatikan dan mencegah orang berkonsentrasi pada

hal lain

Incredulity (INS5) Tingkat yang terkait dengan keraguan sistem dari

penggunaannya

Accuracy (INQ1) Tingkat kelayakan dari informasi yang dihasilkan

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Timeliness (INQ2) Tingkat presisi dari proses pengolahan informasi SI pada

durasi waktu yang direncanakan

Completeness

(INQ3)

Tingkat dari informasi yang dihasilkan oleh SI utuh atau

tanpa ada bagian yang hilang

Consistency (INQ4) Kecenderungan dari SI untuk masih mendemonstrasikan

informasi yang sama dalam operasi layanan

pemeliharaan atau kualitas

Relevance (INQ5) Tingkat keterkaitan dari informasi yang dihasilkan oleh

SI dengan pokok bahasannya

31

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI (lanjutan)

Indikator Definisi Referensi

Ease of Use

(SYQ1)

Tingkat kebebasan SI dari kendala kesulitan dan

masalah selama penggunaannya

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Maintainability

(SYQ2)

Tingkat yang terkait dengan kemudahan SI dalam

pemeliaharaannya

Response Time

(SYQ3)

Tingkat yang terkait dengan jumlah waktu yang

dibutuhkan untuk menanggapi perintah dari pengguna

tersebut

Fuctionality

(SYQ4)

Tingkat yang terkait dengan SI dapat dioperasikan sesuai

dengan persyaratan yang telah direncanakan

Safety (SYQ5) Tingkat kekebalan SI dari serangan yang tak terduga

bahaya atau kerusakan

Responsiveness

(SVQ1)

Tingkat reaksi SI untuk melayani penggunanya dengan

cara waktu dan situasi yang sesuai

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Flexibilty (SVQ2) Tingkat adaptasi SI untuk melayani penggunanya sesuai

dengan kebutuhan yang diminta

Security (SVQ3) Tingkat keamanan dari sistem yang terintegrasi untuk

melayani pengguna dengan aman dari serangan bahaya

atau kerusakan yang tak terduga

Fuctionality

(SVQ4)

Tingkat yang terkait dengan cakupan layanan SI sesuai

dengan persyaratan fungsional

Extension (SVQ5) Tingkat yang terkait dengan cakupan layanan tambahan

SI yang melebihi persyaratan fungsional

Efficiency (USF1) Tingkat kepuasan pengguna SI berdasarkan pada

pencapaian sistem untuk menghasilkan output

dibandingkan dengan sumber daya yang dibutuhkan

untuk mencapai output (Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Effectivity (USF2) Tingkat kepuasan pengguna SI berdasarkan pada

kemampuan sistem untuk memenuhi kebutuhan

pengguna untuk mencapai tujuannya

Flexibility (USF3) Tingkat kepuasan pengguna SI yang terkait dengan

kemampuan beradaptasi dari sistem sesuai dengan

kebutuhan yang diminta

Overall Satisfaction

(USF4)

Tingkat kepuasan pengguna SI terkait dengan

kecukupan keseluruhan aspek sistem

IS Efficiency (SIS1) Tingkat yang terkait dengan perbandingan dari nilai

output SI dan sumber daya yang dibutuhkan untuk

mencapai output

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei 2013

Subiyakto

2017)

IS Effectivity (SIS2) Tingkat yang terkait dengan kapabilitas kemampuan

sistem untuk memenuhi kebutuhan pengguna untuk

mencapai tujuannya

User Satisfaction

(SIS3)

Sejauh mana SI dapat membantu pengguna menciptakan

nilai bagi bisnis mereka

Productictivity

Improvement

(SIS4)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

meningkatkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk menghasilkan output

Competitive

Advantage (SIS5)

Tingkat yang terkait dengan posisi yang menguntungkan

dari pengguna SI yang terintegrasi untuk bersaing dalam

kompetisi bisnis

32

2111 Model IPO Logic

Beberapa penelitian menggunakan input-process-output Logic pada model

penelitiannya Logika IPO di adopsi untuk tujuan yang sama dalam

pengukuran kualitas dari suatu sistem Teori dasar sistem ini digunakan untuk

dapat memberi gambaran akan konsep sistematis dari suatu sistem (Subiyakto

et al 2014) Model logika komputer IPO logic yang digunakan milik Davis

(1998) dan Kellogg (2004) sampai saat ini masih banyak digunakan dalam

penelitian di bidang teknologi dan informasi Logika IPO ini digunakan pada

penelitian yang bertujuan dalam hal pengukuran kualitas suatu sistem

Teori dasar IPO digunakan juga untuk menggambarkan konsep

sistematis dari suatu sistem dan mudah dimengerti oleh para pengguna para

desainer pun juga dapat mengevaluasi dan memperbaiki desain (Davis 1998

Kellogg 2004) Model logic bila digambarkan secara langsung belum tentu

dapat dilihat hubungan sebab-akibat atau hubungan tujuan dan dampak dari

program ataupun proyek secara langsung Namun ini bukan berarti bahwa

program tersebut dikatakan tidak berhasil tetapi kemungkinan adanya bahwa

program sebagai salah satu dari banyak faktor yang dapat mempengaruhi

suatu dampak yang dapat ditimbulkannya (Solihin Dadang 2012) Berikut

adalah gambar 25 merupakan alur dari IPO logic

Gambar 2 3 IPO LOGIC (Davis 1998)

33

2112 Model Kesiapan Teknologi (Technology Readiness)

Technology Readiness atau kesiapan penggunaan teknologi merupakan

kecenderungan sikap masyarakat dalam merangkul dan menggunakan

teknologi baru di rumah dan di tempat kerja (Parasuraman 2000)

Setiap orang bisa menjadi konsumen teknologi namun cara

mengimplementasikannya tergantung pada derajat kesiapan seseorang

dalam menerima teknologi tersebut Menurut Parasuraman (2000) langkah

pertama yang harus dilakukan dalam implementasi teknologi adalah

mengetahui kesiapan konsumen dalam menerima teknologi tersebut Dalam

konteks ini Technology Readiness Index dikembangkan oleh Parasuraman

(2000) untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana seseorang atau

organisasi siap untuk mengadopsi sebuah teknologi informasi Berikut

gambar terbaru dari model TRI 20

Gambar 2 4 Model TRI20 oleh Parasuraman dan Colby 2015

(Sumber Rockresearchcom)

34

TRI merupakan skala multy-item yang terdiri dari 36 pertanyaan untuk

mengukur technology readiness Skala 36-item terdiri dari empat dimensi

komponen keyakinan yang berkaitan dengan teknologi yang memperngaruhi

tingkat seseorang dalam Technology Readiness Keyakinan ini menetapkan

kesediaan seseorang untuk berinteraksi dengan teknologi baru Seiring

berjalannya waktu dan perkembangan IT yang meningkat dengan pesat maka

pemilik model melakukan pembaharuan di tahun 2014 bersama Charles L

Colby sehingga menghasilkan model TRI 20 tetap dengan mempertahankan

4 dimensi sebelumnya namun perubahan serta pembaharuan instrumen

menjadi 16 butir Model TRI 20 ini terdiri dari empat dimensi dua adalah

kontributor dan dua lagi adalah inhibitor pada adopsi teknologi

Kontributornya sebagai berikut

1 Optimism (kepercayaan diri) yaitu menggambarkan sebuah ekspektasi

dari kebenaran positif teknologi

2 Innovativeness (inovasi) yaitu mengenai otoritas penggunaan teknologi

Sedangkan inhibitor adalah

3 Discomfort (ketidaknyamanan) adalah keraguan tentang jaminan orang

awam akan pengalamannya dengan teknologi

4 Insecurity (ketidakamanan) adalah resiko kemungkinan orang-orang

melakukan transaksi berbasis teknologi (technology-based transactions)

Sebagai kontributor optimisme dan inovasi sebagai penggerak dari

Technology Readiness Pada kenyataannya skor tinggi diukur pada dimensi-

dimensi ini yang pada umumnya akan memperbesar kesiapan teknologi

35

(Technology Readiness) Sabaliknya ketidaknyamanan dan ketidakamanan

mencegah atau menunda berkecenderungan membuat orang-orang untuk

menggunakan teknologi baru Dengan demikian skor tinggi yang diukur pada

dimensi-dimensi ini akan menurunkan seluruh kesiapan teknologi

(Technology Readiness) Selama bertahun-tahun TRI telah banyak

bermanfaat bagi para peneliti yang tertarik pada media sosial akses mobile

dan layanan teknologi lainnya Skala 36-item yang di bangun oleh

Parasurman telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa untuk memfasilitasi

perkembangannya di banyak Negara dan telah digunakan di berbagai sektor

layanan termasuk pendidikan perbankan telekomunikasi kesehatan dan

layanan professional lainnya

Parasuraman (2000) memberikan tiga kategori pada pengukuran

Technology Readiness Index yaitu

1 High Technology Readiness (TRI gt 351)

2 Medium Technology Readiness (29 =lt TRI =lt 351)

3 Low Technology Readiness (TRI =lt 289)

Terdapat 5 segmen kategori pengguna sistem yang didefiniskan oleh

Parasuraman dan Colby (2015)

1 Explolers Memiliki optimisme dan rasa inovatif yang tinggi terhadap

teknologisistem sehingga memiliki antusiasme terhadap penggunaan

teknologisistem informasi

2 Pioneer Memiliki optimisme dan rasa inovatif yang tinggi terhadap

teknologisistem namun memiliki sikap kritis terhadap penggunaan

36

teknologisistem informasi Hal tersebut menyebabkan pengguna akan

selektif dalam penggunaan teknologisistem informasi

3 Paranoids Memiliki rasa optimis terhadap teknologisistem namun

memiliki rasa inovatif yang rendah Pengguna kategori ini memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang tinggi terhadap penggunaan

teknologisistem Hal ini menyebabkan rendahnya antusiasme terhadap

penggunaan teknologi

4 Laggards Memiliki rasa optimis dan rasa inovatif terhadap

teknologisistem yang rendah Jenis pegguna seperti ini memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang tinggi terhadap penggunaan

teknologisistem Hal ini menyebabkan penolakan terhadap penggunaan

teknologi

5 Skeptics Memiliki rasa optimis dan rasa inovatif yang rendah terhadap

teknologisistem Jenis pegguna seperti ini juga memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang rendah terhadap penggunaan

teknologisistem Pengguna seperti ini akan menerima teknologisistem

namun tidak memiliki antusiasme terhadap teknologisistem

37

2113 Model Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information)

Gambar 2 5 Model Keberhasilan SI (DeLone amp McLean 1992)

Model keberhasilan ini didasarkan pada proses dan hubungan kausal

dari dimensi-dimensi di model Model ini tidak mengukur ke enam dimensi

pengukuran keberhasilan sistem informasi secara independen tetapi

mengukurnya secara keseluruhan satu mempengaruhi yang lainnya

Pertimbangan proses beragumentasi bahwa suatu sistem terdiri dari

beberapa proses yaitu satu proses mengikuti proses lainnya Suatu model

proses mengusulkan bahwa suatu sistem informasi terdiri dari beberapa

proses yaitu sebagai berikut ini

a Suatu sistem informasi mula-mula dibuat berisi dengan banyak fitur

yang dapat memperlihatkan beberapa tingkat kualitas sistem dan

informasinya

b Pemakai-pemakai dan manajer-manajer mempunyai pengalaman dengan

fitur-fitur tersebut dengan menggunakan sistemnya entah mereka puas

atau tidak puas dengan sistemnya atau produk informasinya

38

c Penggunaan dari sistem dan produk informasinya kemudian mempunyai

dampak atau pengaruh (influence) di pemakai individual di dalam

melakukan pekerjaannya dan dampak-dampak individu ini secara

kolektif akan berakibat pada dampak- dampak organisasional

Berbeda dengan model proses model kausal (causal model) atau

disebut juga dengan model varian (variance model) berusaha untuk

menjelaskan kovarian (covariance) dari elemen-elemen model untuk

menentukan apakah variansi dari satu elemen dapat dijelaskan oleh variansi

dari elemen-elemen lainnya atau dengan kata lain untuk menentukan apakah

terjadi hubungan kausal diantara mereka Misalnya semakin tinggi kualitas

sistem diharapkan akan menyebabkan kepuasan pemakai dan penggunaan

yang lebih tinggi yang selanjutnya akan memperngaruhi secara positif

produktivitas individual dengan hasil peningkatan produktivitas

organisasional Model kausal ini menunjukkan bagaimana arah hubungan

satu elemen dengan elemen lain apakah menyebabkan lebih besar

(mempunyai pengaruh positif) atau lebih kecil (mempunyai pengaruh

negatif)

Dari model proses dan kausal ini maka dapat dijelaskan bahwa kualitas

sistem (system quality) dan kualitas informasi (information quality) secara

mandiri dan bersama-sama mempengaruhi baik penggunaan (use) dan

kepuasan pemakai (user satisfaction) Besarnya penggunaan (use) dapat

mempengaruhi kepuasan pemakai (user satisfaction) secara positif atau

negatif Penggunaan dan kepuasan pemakai mempengaruhi dampak

39

individual (individual impact) dan selanjutnya mempengaruhi dampak

organisasional (organization impact) Sejak tahun 1992 sampai tahun 2002

banyak penelitian yang telah merujuk dan menggunakan model Delone dan

McLean (1992) Kepopuleran model ini menunjukkan bukti yang kuat dari

kebutuhan untuk mengintegrasikan penemuan-penemuan riset secara

komprehensif di bidang sistem informasi Model ini banyak mengundang

perhatian dari para peneliti salah satunya adalah Peter B Seddon yang

melontarkan kritik terhadap model yang diajukan oleh DeLone amp Mclean

Menurut Seddon dalam Jogiyanto (2007) masalah utama dari model

DampM (DeLone amp McLean) adalah mencoba mengkombinasikan proses dan

penjelasan kausal dari keberhasilan sistem informasi di model mereka

Dengan demikian model mereka tercampur antara model proses (process

model) dan model varian (variance model) Menanggapi kritik Seddon

tersebut yang menyatakan bahwa proses dan kausal adalah dua konsep yang

berbeda dan membingungkan untuk digabungkan DeLone dan McLean

(2003) menyetujui kritik ini Pembuatan model keberhasilan sistem informasi

DampM (DampM Information Success Model) dipicu oleh suatu proses

pembuatan informasi dan dampak dari penggunaan sistem informasinya

DeLone dan McLean mendasarkan modelnya pada model proses yang terdiri

dari tiga komponen proses yaitu

a Pembuatan dari suatu sistem informasi

b Penggunaan sistem informasi tersebut

c Konsekuensi atau dampak dari penggunaan sistem

40

Masing-masing dari proses-proses ini diperlukan (necessary) tetapi

masih belum cukup (not sufficient) untuk suatu kondisi supaya dapat

memberikan hasil (outcome) Misalnya tanpa penggunaan sistem tidak akan

ada konsekuensinya atau manfaatnya Demikian juga dengan pemakaian

sistem mungkin juga tidak akan dihasilkan manfaat Dengan demikian untuk

memahami seluruh dimensi dari keberhasilan sistem informasi model varian

atau model kausal diperlukan

Kritik lainnya oleh Seddon tentang pemakaian sistem (system use)

adalah suatu perilaku (behavior) sehingga harus dikeluarkan sebagai

pengukur sukses dari model kausal DeLone dan McLean (2003) tidak

sependapat dengan kritik ini Mereka berargumentasi bahwa pemakaian

sistem (use) harus mendahului dampak dan manfaat mereka percaya bahwa

pemakaian sistem merupakan pengukur yang tepat untuk mengukur sukses di

kebanyakan kasus

DeLone dan McLean (2003) lebih lanjut mengatakan bahwa

permasalahan dengan menggunakan pemakaian sistem (use) sebagai

pengukur keberhasilan adalah pada definisinya yang terlalu sederhana tanpa

memperhatikan sifat dari penggunaannya Peneliti-peneliti harus

mempertimbangkan sifat (nature) perluasan (extent) kualitas (quality) dan

ketepatan (appropriateness) dari pemakaian sistem Sehingga penghapusan

pemakaian sistem (use) dari model ditolak oleh Delone dan McLean (2003)

Selain itu kenyataannya juga pemakaian sistem (system use atau system

41

usage) masih digunakan di banyak riset-riset empiris dan berlanjut

dikembangkan dan diuji oleh peneliti-peneliti sistem informasi

Dari kontribusi-kontribusi penelitian-penelitian sebelumnya dan akibat

perubahan-perubahan dari peran dan penanganan sistem informasi yang telah

berkembang DeLone dan McLean (2003) memperbarui modelnya dan

menyebutnya sebagai model keberhasilan sistem informasi DampM yang

diperbarui (updated DampM IS Success model) Hal-hal yang diperbarui dalam

model ini adalah sebagai berikut

a Menambah dimensi kualitas pelayanan (service quality) sebagai

tambahan dari dimensi-dimensi kualitas yang telah ada

b Menggabungkan dampak individual (individual impact) dan dampak

organisasional (organizational impact) menjadi satu variabel yaitu

manfaatmanfaat bersih (net benefits)

c Menambahkan dimensi minat memakai (intention to use) sebagai

alternative dari dimensi pemakaian (use)

d Pemakaian (use) dan kepuasan pemakai (user satisfaction) sangat erat

berhubungan Pemakaian (use) harus mendahului kepuasan pemakai

(user satisfaction) sebagai suatu proses tetapi pengalaman yang positif

karena menggunakan (use) akan mengakibatkan kepuasan pemakai yang

lebih tinggi sebagai suatu kausal Secara sama peningkatan kepuasan

pemakai akan mengakibatkan peningkatan minat menggunakan

(intention to use) dan kemudian akan menggunakan (use)

42

e Jika manfaat-manfaat bersih (net benefits) positif akan menguatkan minat

memakai dan menggunakan serta tingkat kepuasan pemakai Umpan

balik ini masih valid bahkan untuk manfaat-manfaat bersih yang negatif

f Model yang diperbarui mempunyai arah panah untuk

mendemonstrasikan hubungan yang diusulkan antar dimensi-dimensi

keberhasilan dalam bentuk proses tetapi tidak menunjukkan arah

hubungannya yang positif atau negatif dalam bentuk kausal

Dari hasil analisis tersebut maka Delone dan McLean (2003)

mengusulkan suatu model yang diperbarui yang nampak pada gambar berikut

ini

Gambar 2 6 Model Keberhasilan SI (DeLone amp McLean 2003)

43

212 Penelitian Sejenis

Tabel 2 3 Penelitian Sejenis

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

1 Peranan Sistem Informasi

Akuntansi dalam Efektifitas

Pelaporan Informasi Akuntansi

Pertanggungjawaban pada PT

Pos Indonesia (Persero)

Manado (Koloay Morasa amp

Elim 2014)

DeLone and

McLean

1 System Quality

2 Information

Quality

3 Service Quality

4 Information Use

5 User Satisfaction

6 Net Benefit

Untuk mengetahui bagaimana

peranan sistem informasi

akuntansi pertanggungjawaban

kantor cabang PT Pos

Indonesia (Persero) Manado

Penelitian menyimpulkan bahwa Sistem

Informasi Akuntansi pada PT Pos

Indonesian (Persero) Manado telah

berperan secara efektif dalam pelaporan

informasi akuntansi pertanggungjawaban

kantor cabang Terbukti dengan

terpenuhinya karakteristik output kualitatif

berupa informasi yang menjelaskan telah

tercapainya tujuan dalam perusahaan

2 Kajian Keberhasilan

Penggunaan Sistem Informasi

Accurate Dengan

Menggunakan Model

Kesuksesan Sistem Informasi

DeLone Dan Mclean (Hudin amp

Riana 2016)

Updated

DeLone dan

McLane (2003)

1 System quality

2 Information

quality

3 Service quality

4 Use

5 User satisfaction

6 Net benefit

Penelitian ini akan

menganalisis faktor-faktor

yang mengukur keberhasilan

model kesuksesan sistem

informasi DeLone amp McLean

terhadap pengguna Sistem

Informasi Akuntansi Accurate

di enam perusahaan di Kota

Sukabumi

Penelitian ini membuktikan bahwa kualitas

informasi dan kualitas pelayanan tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel

penggunaan dan variabel lainnya teruji

signifikan dalam mengukur keberhasilan

penggunan Sistem Accurate dengan nilai

R-square 057 untuk penggunaan 094

untuk kepuasan pengguna dan 094 untuk

manfaat bersih Selain itu nilai Goodness

of Fit (GoF) sebesar 072 atau 72

sehingga model dinyatakan telah sesuai

secara substansial dalam

merepresentasikan hasil penelitian

44

Tabel 23 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

3 Evaluasi Net Benefit Sistem

Informasi Akuntansi Pada

Software Akuntansi Accurate

dan Zahir MenurutModel

Delone amp Mclean 2003

(Tjahjanadi amp Sarosa)

Updated

DeLone dan

McLane (2003)

1 System quality

2 Information

quality

3 Service quality

4 Use

5 User satisfaction

6 Net benefit

menganalisis Net Benefit

software akuntansi menurut

model kesuksesan DeLone amp

McLean (2003)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Information Quality System Quality dan

Service Quality berpengaruh terhadap User

Satisfaction User Satisfaction berpengaruh

terhadap Net Benefit Akan tetapi

Information Quality System Quality dan

Service Quality tidak berpengaruh terhadap

Use Use tidak berpengaruh terhadap User

Satisfaction dan Use tidak berpengaruh

terhadap Net Benefit

4 Evaluasi Kesiapan Pengguna

dalam Adopsi SI Terintegrasi

di bidang Keuangan

Menggunakan Metode TRI

(Florestiyanto 2012)

Technology

Readiness Index

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Melakukan evaluasi kesiapan

pengguna dalam adopsi TIK

diukur dari keyakinan positif

dan keyakinan negatif

pengguna terhadap teknologi

dengan mengadiopsi TRI 10

Seluruh variable penelitian berpengaruh

terhadap technology readiness

5 Analisis Kesiapan Pengguna

Sistem Informasi Akademik

(Pambudi 2015)

Technology

Readiness Index

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Melakukan analisis kesiapan

kompetensi teknologi

pengguna pada proses

implementasi SIA di PNM

dengan menggunakan SEM-

PLS dan metode TRI

Seluruh variable Tri berpengaruh secara

signifikan terhadap Technology Readiness

faktor ketidaknyamanan menempati urutan

teratas dan inovasi urutan terbawah

45

Tabel 23 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

6 An Updated and

Streamline Technology

Readiness Index TRI 20

(Parasuraman amp Colby

2015)

TRI 20 1 Optimism

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Pada papper ini adanya

penyederhanaan indikator

dari 36 pada TRI versi 10

kini menjadi 16 variabel pada

TRI 20

Adanya perbaharuan 16 indikator

pada model TRI 20

7 Implementation in of

Input process-output

Model for Measuring

Information System

Project Success (

Subiyakto amp Ahlan

2014)

IPO Model

Measuring IS Project

Success

1 Project Contents

People amp Actions

2 Institutinal Context

3 System Use

4 Information

Quality

5 System Quality

6 Service Quality

7 User Satisfication

8 Net Benefits

Memberikan alternative

model keberhasilan proyek

SI menggunakan IPO model

Permodelan usulan yang dibuat

berdasarkan empat teori dasar yaitu IPO

Logic Model The Project Success

Theories The DampM Success Model dan

The Project Classifictory Framework

8 Development of the

Readiness and Success

Model for Assessing the

Information System

Integration (Subiyakto

2017)

The technology

readiness and IS

success model

combination

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

5 Information

Quality

6 System Quality

7 Service Quality

8 UserSatisfication

9 Success

Information

Systems

Tujuan penelitian ini

menggabungkan dua model

menjadi satu kesiapan dan

keberhasilan sistem untuk

mengetahui pengaruh

kesiapan terhadap

keberhasilan integrasi sistem

Hasil penelitian ini menunjukkan anatara

penggabungan dua model yang

dikembangkan menjadi satu model antara

model kesiapan dengan model keberhasilan

sistem yang memiliki Sembilan variabel

dengan 23 indikator

46

Tabel 21 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

9 Pengukuran Pengaruh

Kesiapan Terhadap

Keberhasilan Penerapan

Sistem Ubiquitous

Computing Di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

(Gregoryo Gusti 2017)

Model TRI

Parasuraman amp

Colby (2014) dan

Model Keberhasilan

Sistem Informasi

(Delone amp McLean

2003) yang

dikembangkan oleh

(Subiyakto 2017)

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

5 Information Quality

6 System Quality

7 Service Quality

8 UserSatisfication

9 Success Information

Systems

Untuk mengetahui pengaruh

kesiapan terhadap

keberhasilan penerapan

sistem Ubiquitous

Computing di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

khususnya Fakultas Sains

dan Teknologi

Hasilnya terdapat 23 hipotesis yang diuji

11 hipotesis yang diterima atau

berpengaruh dan 12 hipotesis ditolak

Sehingga faktor-faktor pengaruh kesiapan

terhadap keberhasilan sistem yaitu OPT

melalui SYQ SVQ dan USF INN melalui

INQ dan SVQ INS berpengaruh secarah

negatif melalui INQ SYQ dan SVQ INQ

melalui USF SVQ melalui USF USF

melalui SIS

47

213 Pengembangan Hipotesis

Hipotesis dikembangkan berdasarkan teori-teori dari Parasuraman amp Colby

(2015) Delone amp McLean (2003) dan Subiyakto (2017) Maka dari itu dapat

dijabarkan hipotesis untuk variabel construct sebagai berikut

H1 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap INQ

H2 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap SYQ

H3 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap SVQ

H4 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H5 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap INQ

H6 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap SYQ

H7 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap SVQ

H8 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H9 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

H10 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SYQ

H11 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SVQ

H12 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap USF

H13 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

H14 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SYQ

H15 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SVQ

H16 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap USF

H17 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H18 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H19 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

48

H20 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H21 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H22 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H23 Apakah USF berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Secara umum penelitian ini dilakukan dengan menerapkan pendekatan kuantitatif

(Creswell 2017) dan struktur penelitian yang berurutan sesuai dengan tujuannya

yaitu untuk mengetahui pengaruh kesiapan terhadap keberhasilan penerapan SIA

Accurate dan menguji hipotesis yang berhubungan antara pengaruh kesiapan

terhadap keberhasilan penerapan sistem Teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui pengadaan survei yang disebarkan kepada responden di beberapa

perusahaan Jakarta khususnya pengguna SIA Accurate dengan berinstrumenkan

pertanyaan kuesioner analisis data dilaksanakan secara statistik dengan

menggunakan perangkat lunak komputer sesuai kebutuhan

Dalam penelitian ini perangkat lunak yang digunakan yaitu MS Word 2016

untuk penulisan laporan MS Excell 2016 untuk membantu pengolahan data

demografis serta SmartPLS versi 30 untuk pengolahan data hasil kuesioner dari

responden yang terkumpul Serta Edraw Max 8 untuk pembuatan gambar yang

mendukung penulisan laporan penelitian (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle

2015 Sarstedt 2017 Wong 2013 Yamin amp Kurniawan 2011)

50

32 Prosedur Penelitian

Melihat dari pendekatan dan strategi penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya

penelitian ini akan dilakukan menggunakan delapan tahapan yang secara prosedural

dan berurutan yang terdiri dari kajian pustaka pengembangan model perancangan

penelitian pembuatan instrument penelitian atau indikator pengumpulan data

analisis data interpretasi dan pembuatan laporan Berikut gambar yang akan

memperjelas urutan prosedural penelitian ini

Gambar 3 1 Prosedur Penelitian

51

Selanjutnya akan digambarkan durasi proses dari ke delapan tahapan

dalam penelitian ini beserta kegiatan strukturalnya pada tabel 31

Tabel 3 1 Waktu Penelitian

No Tahapan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1 Kajian Pustaka

2 Pengembangan Model

3 Perancangan Penelitian

4 Pembuatan Instrumen

5 Pengumpulan Data

6 Analisis Data

7 Interpretasi

8 Pembuatan Laporan

33 Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel pada penelitian ini ialah para pengguna SIA Accurate versi 5

di beberapa perusahaan Jakarta yang pernah menggunakan sistem ini tanpa dibatasi

lamanya waktu penggunaan Tahap pertama peneliti mengambil teknik sampling

melalui purposive sampling yang dilakukan untuk memilih bagian dari populasi

dimana kriteria yang dipilih adalah pengguna yang memiliki pengalaman dalam

menggunakan SIA Accurate Selanjutnya peneliti menentukan jumlah responden

berdasarkan teori dengan pertimbangan jumlah populasi keterbatasan waktu dan

biaya maka dari itu peneliti mengkerucutkan daerah penelitian pada Jakarta Selatan

Jakarta Timur Jakarta Barat Dari 15 perusahaan yang menggunakan SIA Accurate

dan dijadikan target sampel penelitian 4 diantaranya menerima permohonan

penelitian yang diajukan dan 11 perusahaan lainnya menolak Dengan perkiraan

responden yang mencapai lebih dari 100 orang hal tersebut menurut beberapa ahli

(Guritno 2011 Wong 2013) telah mencakupi sampel yang dibutuhkan dalam

Structural Equation Modeling (SEM) maka peneliti mendapatkan jumlah

responden sebanyak 125 orang

52

34 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini berupa sebuah kuesioner yang berisi lembaran surat

pengantar dari peneliti sebagai permohonan untuk pengisiannya dan lembar kedua

dan ketiga yang berisikan pertanyaaan-pertanyaan penelitian Lembar pertanyaan

penelitian ini terdiri dari tujuh pertanyaan yang ditujukan sebagai data demografi

mengenai profil responden (1) jenis kelamin (2) pendidikan terakhir (3)

pengetahuan pengguna dalam keberadaan SIA Accurate (4) pengalaman

penggunaan SIA Accurate (5) skala intensitas akses SIA Accurate (6) tingkat

kesiapan terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate (7) status responden di

perusahaan dan empat puluh empat pertanyaan ditujukan sebagai data statistik

inferensial Daftar pertanyaan lengkap penelitian dapat dilihat pada bagian

lampiran Secara khusus peneliti menggunakan lima poin skala likert dari tingkatan

ldquoSangat Tidak Setujurdquo (1) sampai ldquoSangat Setujurdquo (5) untuk pengukuran dalam

kuesioner tersebut Berikut tabel 32 indikator dan butir pertanyaan penelitian

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian

Variabel Indikator Pertanyaan

Optimism

(OPT)

Easiness Sistem bebas dari kesulitan kendala dan

masalah

Connectivity Sistem dapat mudah terhubung dengan sistem

lain

Effectiveness Sistem berjalan secara efektif

Efficiency Sistem berjalan secara efisien

Productivity Sistem berjalan secara produktif

Innovativeness

(INN)

Problem Solving Sistem merupakan alat pemecah masalah bagi

penggunanya

Independence Sistem membantu pengguna bebas dari kendali

dan pengaruh

Challenge Sistem mendukung penggunanya untuk mencapai

tujuan dalam situasi atau masalah yang sulit

Stimulation Sistem mendorong penggunanya untuk mencapai

tujuan

Competitiveness Sistem mendukung penggunanya untuk menjadi

lebih sukses daripada pesaingnya

53

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian (lanjutan)

Variabel Indikator Pertanyaan

Discomfort

(DIS)

Complexity Sistem membingungkan pengguna dalam

penggunaannya

Difficulty Sistem tidak mudah untuk digunakan

Dependence Sistem tidak bebas untuk digunakan

Lack Of Support Sistem dijalankan tanpa dukungan operasi secara

penuh

Innapropriateness Sistem tidak sesuai dengan perencanaan

pengembangannya

Insecurity

(INS)

Failure Sistem tidak berhasil dijalankan sesuai rencana

pengembangannya

Threat Sistem berada dalam kondisi yang dapat

menyebabkan bahaya

Reducing Interaction Sistem membuat penggunanya menjadi kurang

dalam berinteraksi

Distraction Sistem membuat penggunanya tidak fokus kepada

yang sebenarnya penting untuk mereka

Incredulity Sistem meragukan untuk digunakan

Information

Quality

(INQ)

Accuracy Sistem menghasilkan informasi secara akurat

Timeliness Sistem menghasilkan informasi secara tepat waktu

Completeness Sistem menghasilkan informasi secara lengkap

Consistency Sistem menghasilkan informasi secara konsisten

sepanjang operasinya

Relevance Sistem menghasilkan informasi sesuai kebutuhan

penggunanya

System

Quality

(SYQ)

Ease of Use Sistem mudah dalam penggunaannya

Maintainability Sistem mudah dalam perawatannya

Response Time Sistem mampu merespon secara cepat mengikuti

perintah yang diberikan

Fuctionality Sistem mampu melakukan semua fungsi yang

disyaratkan dalam pengembangannya

Safety Sistem aman dalam penggunaanya

Service

Quality

(SVQ)

Responsiveness Sistem memberikan layanan secara cepat

Flexibility Sistem menyediakan layanan yang fleksibel sesuai

kondisi pengguna

Security Sistem memberikan layanan yang aman

Functionality Sistem menyediakan layanan yang sesuai

persyaratan dalam pengembangannya

Extension Sistem menyediakan layanan lebih dari fungsi yang

disyaratkan

User

Satisfaction

(USF)

Efficiency Pengguna puas dengan tingkat efisiensi sistem

Effectiveness Pengguna puas dengan tingkat efektifitas sistem

Flexibility Pengguna puas dengan tingkat fleksibilitas sistem

Overall Satisfaction Pengguna puas dengan kinerja sistem

Success

Information

System

(SIS)

IS Efficiency Sistem beroperasi secara efisien

IS Effectiveness Sistem beroperasi secara efektif

User Satisfaction Sistem meningkatkan kepuasan penggunanya

Productivity Improvement Sistem meningkatkan produktivitas

Competitive Advantage Sistem meningkatkan daya saing perusahaan

54

35 Pengumpulan dan Pemrosesan Data

Proses pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti ialah menyebar kuesioner

secara langsung kepada respondenpengguna SIA Accurate Penyebaran kuesioner

dilakukan secara langsung pada beberapa perusahaan pengguna SIA Accurate di

Jakarta Prosedur awal yang dilakukan dalam kegiatan pengumpulan data adalah

perizinan yang diajukan peneliti kepada perusahaan terkait setelah disetujui proses

pengambilan data dilakukan dengan menyerahkan kuesioner kepada perwakilan

masing-masing perusahaan dan menjelaskan bagaimana cara pengisian kuesioner

tersebut Proses pengumpulan data dilakukan selama tiga bulan dibeberapa

perusahaan pengguna SIA Accurate di Jakarta Berdasarkan hasil penyebaran

kuesioner peneliti berhasil mengumpulkan 125 kuesioner secara langsung kepada

pengguna yang telah menggunakan SIA Accurate Keseluruhan kuesioner yang

diperoleh dinyatakan valid karena sesuai dengan kriteria dan dinyatakan lengkap

36 Analisis dan Interpretasi Data

Analisis data dibagi menjadi dua yaitu analisis demografis dan analisis statistis

inferensial Pertama peneliti melakukan analisis data demografis dengan

menggunakan perangkat lunak Ms Word 2016 Kedua peneliti melakukan analisis

statistis inferensial menggunakan SmartPLS versi 30 terdapat dua analisis yang

dilakukan oleh penelti dalam tahap ini yaitu analisis measurement model (outer

model) dan structural model (inner model) Measurement model (outer model)

dilakukan melalui proses pengujian validitas dan reliabilitas outer model melalui

indikator reliability internal consistency reliability convergent validity dan

55

discriminant validity Sedangkan pengujian structural model (inner model) melalui

path ceofficient (β) coefficient of determination (R2) t-test melalui metode

bootstrapping effect size (f2) predictive relevance (Q2) dan relative impact (q2)

menggunakan metode pengujian blindfolding Setelah itu untuk interpretasi hasil

peneliti mendiskusikan hasil analisis demografi responden dengan kondisi lapangan

yang berjalan dan juga menterjemahkan hasil analisis model secara statistik

kuantitatif dengan membandingkan dan mempertimbangkan sejumlah literatur

terkait sebelumnya

56

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI

41 Hasil Analisis

411 Hasil Analisis Demografis

Hasil analisis demografis dilakukan pada bagian profil responden dan untuk

menghasilkan informasi demografis terkait profil responden tingkat pendidikan

dan bagaimana responden tersebut menilai kemampuannya menggunakan

komputer

1) Jenis Kelamin

Gambar 41 memperlihatkan bahwa dari 125 data responden yang

terlibat dalam penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 70 orang (56) dan jumlah dari responden

perempuan yaitu sebanyak 55 orang (44)

Gambar 4 1 Diagram Jenis Kelamin Responden

Laki-laki

56

Perempuan

44

Laki-laki Perempuan

57

2) Pendidikan Terakhir

Gambar 42 menunjukan bahwa responden yang terlibat dalam

penelitian ini memiliki keragaman tingkat pendidikan Sebanyak 71

responden (57) merupakan lulusan S1 25 responden (20) lulusan

SLTA 23 responden (18) merupakan lulusan Diploma dan 6 responden

merupakan lulusan S2 (5)

Gambar 4 2 Diagram Pendidikan Terakhir Responden

3) Pengetahuan mengenai Keberadaan Sistem

Berdasarkan gambar 43 dari jumlah 125 responden mayoritas

sudah mengetahui mengenai keberadaan SIA Accurate yaitu sebanyak 119

responden (95) sisanya sebanyak 6 orang (5) belum mengetahui

mengenai adanya SIA Accurate

SLTA

20

Diploma

18S1

57

S2

5

SLTA Diploma S1 S2

58

Gambar 4 3 Diagram Pengetahuan Keberadaan Sistem

4) Pengalaman Penggunaan Sistem

Pengalaman responden dalam menggunakan sistem di institusi atau

perusahaan tersebut adalah lt1 tahun sebanyak 69 (55) 1-3 tahun

sebanyak 15 (12) 3-5 tahun sebanyak 16 (13) dan gt5 tahun sebanyak

25 (20 ) responden Gambar 44 menunjukan durasi pengalaman

responden dalam menggunakan SIA Accurate di penelitian ini

Gambar 4 4 Diagram Pengalaman Penggunaan Sistem

Tidak5

Iya95

Tidak Iya

lt 1 Tahun

55

1 - 3 Tahun

12

3 - 5 Tahun

13

gt 5 Tahun

20

lt 1 Tahun 1 - 3 Tahun 3 - 5 Tahun gt 5 Tahun

59

5) Skala Intensitas Penggunaan Sistem

Skala intensitas responden dalam menggunakan sistem dalam

pekerjaan di institusi atau perusahaan tersebut adalah ldquoselalurdquo sebanyak 79

responden (63) ldquoterkadangrdquo sebanyak 30 (24) ldquojarangrdquo sebanyak 16

(13) dan ldquotidak pernahrdquo sebanyak 0 (0 ) responden Gambar 45

menunjukan durasi pengalaman responden dalam menggunakan SIA

Accurate di penelitian ini

Gambar 4 5 Diagram Skala Intensitas Penggunaan Sistem

6) StatusPosisi Pekerjaan

Berdasarkan gambar 46 dapat diketahui bahwa responden pada

penelitian ini bagian marketing sebanyak 43 orang (34) dilanjutkan oleh

bagian logistik sebanyak 37 orang (30) bagian keuangan sebanyak 13

orang (11) bagian Admin sebanyak 24 orang (19) dan terakhir bagian

TI sebanyak 8 orang (6)

Selalu

63

Terkadang

24

Jarang

13

Selalu Terkadang Jarang

60

Gambar 4 6 StatusPosisi Pekerjaan

7) Kemampuan Penggunaan Komputer

Gambar 47 menunjukan penilaian responden atas kapabilitas

penggunaan komputer Hasil ini diambil berdasarkan jawaban responden

atas pertanyaan kemampuan penggunaan komputer yang memiliki pilihan

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil dan Sangat Tidak Terampil

Sebanyak 20 (16) responden menjawab ldquoSangat Terampilrdquo 87 (70)

responden menjawab ldquoTerampilrdquo dan 18 responden menjawab ldquoTidak

Terampilrdquo

Gambar 4 7 Diagram Kemampuan Penggunaan Komputer

Marketing

34

Keuangan

11Admin

19

Logistik

30

TI

6

Marketing Keuangan Admin Logistik TI

Sangat Terampil

17

Terampil

68

Tidak Terampil

15

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil

61

412 Hasil Analisis Pengukuran Model

Analisis pengukuran model (measurement model) dilakukan melalui empat tahap

pengujian seperti yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya Empat

pengujian itu adalah individual item reliability internal consistency reliability

average variance extracted dan discriminant validity (Afthanorhan 2013 Hair

2012 Ringle 2015 Subiyakto 2015 Wong 2013 Yamin 2011) Berikut ini adalah

penjelasan tentang pelaksanaan dan hasil dari empat pengujian tersebut

1) Uji Individual Item Reliabilty

Standardized loading factor menggambarkan besarnya korelasi

antara setiap item pengukuran (indikator) dengan konstruknya dengan

melihat nilai outer loading Nilai outer loading diatas 07 dapat dikatakan

baik artinya bahwa indikator tersebut dikatakan valid sebagai indikator yang

mengukur konstruk Mengacu pada standar nilai outer loading setelah

melalui pengujian pada SmartPLS 30 dengan hasil pada tabel 41 dan

gambar 48 dilakukan penghapusan pada tiga indikator yang memiliki outer

loading dibawah 07 yaitu INN1 INQ1 dan INQ2 Setelah penghapusan

ketiga indikator tersebut setelah diuji kembali menggunakan SmartPLS 30

seluruh outer loading sudah memenuhi syarat gt07Internal Consistency

dengan hasil pada tabel 42 dan gambar 49

62

Tabel 4 1 Hasil Awal Uji Loading Factor

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884

DIS2 0933

DIS3 0920

DIS4 0935

DIS5 0881

INN1 -0008

INN2 0895

INN3 0881

INN4 0888

INN5 0757

INQ1 0699

INQ2 0145

INQ3 0848

INQ4 0750

INQ5 0748

INS1 0893

INS2 0901

INS3 0915

INS4 0875

INS5 0840

OPT1 0856

OPT2 0856

OPT3 0855

OPT4 0793

OPT5 0818

SIS1 0894

SIS2 0897

SIS3 0902

SIS4 0899

SIS5 0890

SVQ1 0914

SVQ2 0907

SVQ3 0890

SVQ4 0897

SVQ5 0868

SYQ1 0903

SYQ2 0778

SYQ3 0852

SYQ4 0864

SYQ5 0882

USF1 0835

USF2 0821

USF3 0859

USF4 0779

63

Tabel 4 2 Hasil Uji Loading Factor Setelah Penghapusan Indikator

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884

DIS2 0933

DIS3 0920

DIS4 0935

DIS5 0881

INN1

INN2 0895

INN3 0881

INN4 0888

INN5 0757

INQ1

INQ2

INQ3 0848

INQ4 0750

INQ5 0748

INS1 0893

INS2 0901

INS3 0915

INS4 0875

INS5 0840

OPT1 0856

OPT2 0856

OPT3 0855

OPT4 0793

OPT5 0818

SIS1 0894

SIS2 0897

SIS3 0902

SIS4 0899

SIS5 0890

SVQ1 0914

SVQ2 0907

SVQ3 0890

SVQ4 0897

SVQ5 0868

SYQ1 0903

SYQ2 0778

SYQ3 0852

SYQ4 0864

SYQ5 0882

USF1 0835

USF2 0821

USF3 0859

USF4 0779

Keterangan

Dihapus

64

2) Uji Internal Consistency Reliability

Pengujian ini dilakukan dengan melihat hasil nilai composite

reliability (CR) dengan batas ambang di atas 07 Hasilnya dapat dilihat pada

Tabel 43 bahwa nilai CR dari semua variabel di atas 07 sehingga memenuhi

syarat dan valid untuk digunakan dalam model penelitian ini

Tabel 4 3 Hasil Uji Composite Reliability

Composite Reliability

DIS 0960

INN 0917

INQ 0852

INS 0948

OPT 0921

SIS 0953

SVQ 0953

SYQ 0933

USF 0894

3) Uji Average Variance Extracted

Pengujian convergent validity selanjutnya dilakukan dengan melihat

nilai average variance extracted (AVE) Nilai ini menggambarkan besaran

varian atau keragaman variabel manifes (indikator) yang dapat dikandung

oleh variabel laten (konstruk) Nilai AVE minimal 05 menunjukan ukuran

convergent validity yang baik Artinya variabel laten (konstruk) dapat

menjelaskan rata-rata lebih dari setengah variance dari indikator-

indikatornya Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 44 yang menunjukan bahwa

nilai AVE dari semua variabel di atas 05 sehingga memenuhi syarat untuk

digunakan

65

Tabel 4 4 Hasil Uji Average Variance Extracted (AVE)

Average Variance Extracted (AVE)

DIS 0829

INN 0735

INQ 0658

INS 0784

OPT 0699

SIS 0804

SVQ 0802

SYQ 0736

USF 0679

4) Discrimant Validity

Pengujian ini dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dengan memeriksa

cross loading pertama dilakukan dengan membandingkan korelasi indikator

dengan konstruknya dan konstruk blok lainnya Bila korelasi antara indikator

dengan konstruknya lebih tinggi dari korelasi dengan konstruk blok lainnya

hal ini menunjukkan konstruk tersebut memprediksi ukuran pada blok mereka

lebih baik dari blok lainnya Selanjutnya dengan memeriksa cross loading

Fornell-Lackerrsquos yaitu dengan membandingkannya dengan nilai akar AVE

dimana nilai akar AVE harus lebih tinggi daripada korelasi antara konstruk

dengan konstruk lainnya Hasilnya dapat dilihat pada tabel 45 dan indikator

yang diberi blok kuning pada setiap variabel memiliki nilai lebih tinggi dari

korelasi dengan konstruk blok lainnya

66

Tabel 4 5 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading)

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884 0535 0039 0723 0036 0012 0095 0033 0076

DIS2 0932 0485 0040 0766 0065 0035 0166 0143 0111

DIS3 0920 0538 0038 0739 0096 0020 0124 0066 0090

DIS4 0936 0507 0080 0784 0106 0032 0166 0117 0141

DIS5 0880 0471 -0017 0704 0016 -0057 0085 0026 0026

INN2 0551 0895 0060 0539 0068 0168 0169 0146 0209

INN3 0420 0881 0135 0408 0176 0215 0232 0225 0311

INN4 0398 0889 0060 0363 0159 0174 0248 0226 0222

INN5 0539 0757 0058 0498 0120 0164 0287 0245 0197

INQ3 0082 0179 0882 0134 0542 0351 0634 0627 0524

INQ4 -0018 0004 0809 0071 0451 0182 0489 0535 0277

INQ5 0040 0011 0736 0098 0299 0334 0224 0221 0443

INS1 0744 0492 0091 0890 0018 0075 0132 0120 0120

INS2 0734 0452 0128 0901 0006 0098 0194 0168 0190

INS3 0741 0489 0125 0915 0039 0069 0174 0151 0180

INS4 0714 0443 0130 0877 0034 0084 0164 0152 0156

INS5 0718 0452 0063 0841 -0048 0033 0050 0037 0111

OPT1 0116 0213 0431 0040 0856 0446 0636 0597 0521

OPT2 0133 0161 0479 0079 0855 0487 0703 0623 0554

OPT3 0031 0131 0529 -0043 0855 0495 0672 0635 0559

OPT4 0022 0095 0366 -0023 0793 0408 0627 0577 0431

OPT5 0031 0061 0441 0025 0818 0376 0638 0599 0420

SIS1 0095 0181 0268 0109 0460 0895 0612 0523 0700

SIS2 -0039 0150 0279 0020 0475 0898 0583 0473 0701

SIS3 0039 0215 0374 0120 0480 0901 0641 0585 0791

SIS4 0010 0193 0438 0072 0505 0899 0642 0578 0736

SIS5 -0012 0216 0275 0063 0464 0890 0617 0526 0689

SVQ1 0166 0279 0435 0182 0706 0619 0914 0837 0578

SVQ2 0085 0205 0493 0100 0733 0590 0907 0744 0611

SVQ3 0154 0249 0598 0173 0657 0675 0890 0838 0682

SVQ4 0116 0243 0532 0162 0729 0660 0897 0823 0654

SVQ5 0164 0275 0496 0173 0688 0539 0868 0759 0599

SYQ1 0142 0289 0541 0192 0682 0604 0878 0905 0597

SYQ2 0028 0173 0418 0076 0496 0383 0586 0778 0518

SYQ3 0079 0158 0464 0090 0604 0478 0708 0850 0569

SYQ4 0090 0241 0494 0185 0621 0536 0787 0867 0582

SYQ5 0084 0208 0567 0107 0687 0544 0839 0883 0563

USF1 0111 0254 0489 0129 0533 0628 0587 0599 0835

USF2 0121 0137 0408 0136 0464 0650 0512 0464 0820

USF3 0043 0275 0501 0106 0491 0732 0633 0579 0858

USF4 0103 0247 0328 0225 0483 0648 0563 0526 0781

67

Tabel 4 6 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading Fornell-Lackerrsquos)

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS 0911

INN 0552 0857

INQ 0050 0096 0811

INS 0821 0523 0129 0885

OPT 0081 0160 0541 0019 0836

SIS 0021 0214 0366 0087 0532 0897

SVQ 0153 0279 0572 0176 0785 0691 0895

SYQ 0102 0253 0583 0156 0726 0600 0894 0858

USF 0112 0280 0527 0179 0598 0808 0699 0660 0824

Tabel 46 menunjukan bahwa nilai akar AVE lebih tinggi daripada

korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya Sehingga berdasarkan hasil

pemeriksaan dua tahap cross loading diketahui bahwa tidak ada masalah dalam

uji discriminant validity

68

Gambar 4 8 Hasil Awal Analisis Outer Model

69

Gambar 4 9 Hasil Akhir Analisis Outer Model Setelah Penghapusan Indikator

70

413 Hasil Struktur Model

Analisis struktur model dilakukan melalui enam tahapan pengujian yaitu

pengujian path coefficient (β) coefficient of determination (R2) t-test

menggunakan metode bootstrapping effect size (f2) predictive relevance (1198762)

dan relative impact (1199022) (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Wong 2013 Yamin

2011) Secara grafis hasilnya dapat dilihat pada Tabel 413 Berikut adalah

penjelasan dari ke enam tahap pengujian

1) Path Coefficient (β)

Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai ambang batas yaitu di atas 01

dimana jalur (path) dapat dinyatakan memiliki pengaruh dalam model jika

hasil nilai uji path coefficient berada diatas 01 Hasilnya dari 23 jalur

hipotesis yang ada pada model penelitian ini 8 memiliki pengaruh yang tidak

signifikan dapat dilihat pada tabel 47 dan gambar hasil nilai uji path

coefficient semuanya memiliki nilai diatas 01

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient

Jalur Β

DIS -gt INQ -0271

DIS -gt SVQ -0180

DIS -gt SYQ -0273

DIS -gt USF -0159

INN -gt INQ -0030

INN -gt SVQ 0129

INN -gt SYQ 0133

INN -gt USF 0129

INQ -gt SIS -0157

71

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient (lanjutan)

Jalur β

INQ -gt USF 0160

INS -gt INQ 0356

INS -gt SVQ 0242

INS -gt SYQ 0296

INS -gt USF 0137

OPT -gt INQ 0561

OPT -gt SVQ 0774

OPT -gt SYQ 0721

OPT -gt USF 0132

SVQ -gt SIS 0437

SVQ -gt USF 0401

SYQ -gt SIS -0152

SYQ -gt USF 0075

USF -gt SIS 0686

2) Coefficient of Determination (R2)

Pengujian ini dilakukan untuk menjelaskan varian dari tiap target endogenous

variabel (variabel yang dianggap dipengaruhi oleh variabel lain dalam model)

dengan standar pengukuran sekitar 0670 sebagai kuat sekitar 0333 moderat

dan 0190 atau di bawahnya menunjukan tingkat varian yang lemah

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Wong 2013) Tabel 48

menunjukan bahwa R2 dari Information Quality (INQ) memiliki nilai 0332

R2 dari Success Information S (SIS) memiliki nilai 0708 R2 dari Service

Quality (SVQ) memiliki nilai 0658 R2 dari System Quality (SYQ) memiliki

nilai 0575 dan R2 dari User Satisfaction (USF) memiliki nilai 0536 Hal

tersebut dapat diartikan bahwa Optimism (OPT) Innovativeness (INN)

Discomfort (DIS) Insecurity (INS) menjelaskan secara moderat (332 )

varian dari INQ selanjutnya menjelaskan secara kuat (708 ) varian dari

SIS selanjutnya menjelaskan secara moderat (658 ) varian dari SVQ

selanjutnya menjelaskan secara moderat (575 ) varian dari SYQ Disisi

72

lain INQ SVQ dan SYQ menjelaskan secara moderat (536 ) varian dari

USF

Tabel 4 8 Hasil Uji Coefficient of Determination (R-Square)

Variabel Endogen R Square

INQ 0332

SIS 0708

SVQ 0658

SYQ 0575

USF 0536

3) T-test

Pengujian ini dilakukan dengan metode bootstrapping menggunakan uji two-

tailed dengan tingkat signifikansi 5 (005) untuk menguji hipotesis-

hipotesis penelitian Hipotesis tersebut akan diterima jika memiliki t-test lebih

besar dari 196 (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Wong 2013)

Adapun tingkat signifikansi lain yaitu 10 akan diterima jika memiliki t-test

165 (Hair et al 2011)

Gambar 4 10 Hasil Uji T-test

73

Gambar 410 diatas menunjukan bahwa ada 14 dari 23 hipotesis yang

diterima dan sisanya ditolak Berikut penjelasan hasil nilai t-test yang dapat

dilihat pada tabel 49

Tabel 4 9 Hasil Uji T-test

Hubungan antar Variabel

(Dependen -gt Independen) T-test

DIS -gt INQ 1929

DIS -gt SVQ 1626

DIS -gt SYQ 2181

DIS -gt USF 1518

INN -gt INQ 0254

INN -gt SVQ 1792

INN -gt SYQ 1811

INN -gt USF 1450

INQ -gt SIS 2123

INQ -gt USF 1254

INS -gt INQ 2547

INS -gt SVQ 2527

INS -gt SYQ 2668

INS -gt USF 1433

OPT -gt INQ 7128

OPT -gt SVQ 16486

OPT -gt SYQ 14434

OPT -gt USF 0993

SVQ -gt SIS 3371

SVQ -gt USF 2412

SYQ -gt SIS 1107

SYQ -gt USF 0397

USF -gt SIS 7666

4) Effect Size (f2)

Pada tahap ini dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh variabel

tertentu terhadap variabel lainnya dalam struktur model dengan nilai ambang

batas sekitar 002 untuk pengaruh kecil 015 untuk menengah dan 035 untuk

pengaruh besar Dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

74

Dimana

Nilai yang diperoleh ketika konstruk eksogen dimasukkan ke

model

Nilai yang diperoleh ketika konstruk eksogen dikeluarkan dari

model

Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 410 hasil dari pengujian terhadap 23

jalur yang ada pada penelitian ini 4 jalur memiliki pengaruh yang besar dan 19

jalur lainnya memiliki pengaruh yang kecil

Tabel 4 10 Hasil Uji Effect Size

Jalur f2

Analisis f2 R2-in R2-ex sum f2

DIS -gt INQ 0332 0310 003342 Kecil

DIS -gt SVQ 0658 0649 002735 Kecil

DIS -gt SYQ 0575 0552 005414 Kecil

DIS -gt USF 0536 0529 001439 Kecil

INN -gt INQ 0332 0332 000048 Kecil

INN -gt SVQ 0658 0647 003321 Kecil

INN -gt SYQ 0575 0536 009179 Kecil

INN -gt USF 0536 0525 002300 Kecil

INQ -gt SIS 0708 0693 004967 Kecil

INQ -gt USF 0536 0520 003377 Kecil

INS -gt INQ 0332 0293 005889 Kecil

INS -gt SVQ 0658 064 005370 Kecil

INS -gt SYQ 0575 0547 006591 Kecil

INS -gt USF 0551 0531 004359 Kecil

OPT -gt INQ 0332 0029 045428 Besar

OPT -gt SVQ 0658 0081 168985 Besar

OPT -gt SYQ 0575 0075 117652 Besar

OPT -gt USF 0536 0539 - 000715 Kecil

SVQ -gt SIS 0708 0674 011464 Kecil

SVQ -gt USF 0536 0512 005100 Kecil

SYQ -gt SIS 0708 0703 001548 Kecil

SYQ -gt USF 0536 0535 000146 Kecil

USF -gt SIS 0708 0480 077795 Besar

75

5) Predictive Relevance (1198762)

Pengujian ini dilakukan dengan metode blindfolding untuk memberikan bukti

bahwa variabel tertentu yang digunakan dalam model mempunyai keterkaitan

prediktif (predictive relevance) dengan variabel lainnya dalam model dengan

ambang batas pengukuran di atas nol sama seperti pada Tabel 411

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Wong 2013)

Tabel 4 11 Hasil Uji Predictive Relevance

Variabel Endogen Q Square

INQ 0201

SIS 0525

SVQ 0486

SYQ 0388

USF 0323

6) Relative Impact (1199022)

Pengujian ini dilakukan dengan metode blindfolding untuk mengukur relatif

pengaruh dari sebuah keterkaitan prediktif suatu variabel tertentu dengan

variabel lainnya dengan nilai ambang batas sekitar 002 untuk pengaruh kecil

015 untuk pengaruh menengahsedang dan 035 untuk pengaruh besar (Hair

et al 2012) Rumus yang digunakan untuk perhitungan 1199022 adalah sebagai

berikut

q2 = 1198762 119894119899119888119897119906119889119890 minus 1198762 119890119909119888119897119906119889119890

1minus 1198762 119894119899119888119897119906119889119890

Tabel 412 menunjukan hasil bahwa 3 jalur mempunyai nilai yang besar

1 memiliki pengaruh sedang dan 19 jalur lainnya memiliki pengaruh kecil

76

Tabel 4 12 Hasil Uji Relative Impact

Jalur q2

Analisis q2 Q2-in Q2-ex sum q2

DIS -gt INQ 0201 0187 0018 Kecil

DIS -gt SVQ 0486 0480 0012 Kecil

DIS -gt SYQ 0388 0372 0026 Kecil

DIS -gt USF 0323 0320 0004 Kecil

INN -gt INQ 0201 0202 - 0001 Kecil

INN -gt SVQ 0486 0487 - 0002 Kecil

INN -gt SYQ 0388 0380 0013 Kecil

INN -gt USF 0323 0318 0007 Kecil

INQ -gt SIS 0525 0514 0023 Kecil

INQ -gt USF 0323 0314 0013 Kecil

INS -gt INQ 0201 0176 0031 Kecil

INS -gt SVQ 0486 0472 0027 Kecil

INS -gt SYQ 0388 0369 0031 Kecil

INS -gt USF 0323 0321 0003 Kecil

OPT -gt INQ 0201 0012 0237 Menengah

OPT -gt SVQ 0486 0055 0839 Besar

OPT -gt SYQ 0388 0048 0556 Besar

OPT -gt USF 0323 0325 - 0003 Kecil

SVQ -gt SIS 0525 0499 0055 Kecil

SVQ -gt USF 0323 0312 0016 Kecil

SYQ -gt SIS 0525 0522 0006 Kecil

SYQ -gt USF 0323 0325 - 0003 Kecil

USF -gt SIS 0525 0353 0362 Besar

77

Tabel 4 13 Hasil Analisis Struktural Model

Hipotesis β t-test R2

f2 q2 Analyses

No Jalur R2-in R2-ex sum f2 Q2-in Q2-ex sum q2 β t-test R2 f2 Q2 q2

H1 OPT -gt INQ 0561 7128 0332 0332 0029 045428 0201 0012 0237 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Menengah

H2 OPT -gt SYQ 0721 14434 0575 0575 0075 117652 0388 0048 0556 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Besar

H3 OPT -gt SVQ 0774 16486 0658 0658 0081 168985 0486 0055 0839 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Besar

H4 OPT -gt USF 0132 0993 0536 0536 0539 - 000715 0323 0325 - 0003 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H5 INN -gt INQ -0030 0254 0332 0332 0332 000048 0201 0202 - 0001 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H6 INN -gt SYQ 0133 1811 0575 0575 0536 009179 0388 0380 0013 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H7 INN -gt SVQ 0129 1792 0658 0658 0647 003321 0486 0487 - 0002 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H8 INN -gt USF 0129 1450 0536 0536 0525 002300 0323 0318 0007 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H9 DIS -gt INQ -0271 1929 0332 0332 0310 003342 0201 0187 0018 Tidak Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H10 DIS -gt SYQ -0273 2181 0575 0575 0552 005414 0388 0372 0026 Tidak Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H11 DIS -gt SVQ -0180 1626 0658 0658 0649 002735 0486 0480 0012 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H12 DIS -gt USF -0159 1518 0536 0536 0529 001439 0323 0320 0004 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H13 INS -gt INQ 0356 2547 0332 0332 0293 005889 0201 0176 0031 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H14 INS -gt SYQ 0296 2668 0575 0575 0547 006591 0388 0369 0031 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H15 INS -gt SVQ 0242 2527 0658 0658 064 005370 0486 0472 0027 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H16 INS -gt USF 0137 1433 0551 0551 0531 004359 0323 0321 0003 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H17 INQ -gt USF 0160 1254 0536 0536 0520 003377 0323 0314 0013 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H18 INQ -gt SIS -0157 2123 0708 0708 0693 004967 0525 0514 0023 Tidak Signifikan Diterima Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H19 SYQ -gt USF 0075 0397 0536 0536 0535 000146 0323 0325 - 0003 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H20 SYQ -gt SIS -0152 1107 0708 0708 0703 001548 0525 0522 0006 Tidak Signifikan Ditolak Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H21 SVQ -gt USF 0401 2412 0536 0536 0512 005100 0323 0312 0016 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H22 SVQ -gt SIS 0437 3371 0708 0708 0674 011464 0525 0499 0055 Signifikan Diterima Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H23 USF -gt SIS 0686 7666 0708 0708 0480 077795 0525 0353 0362 Signifikan Diterima Kuat Besar Predictive Relevance Besar

78

42 Interpretasi Hasil dan Pembahasan

421 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Analisis Data Demografis

Berdasarkan hasil analisis informasi demografis responden peneliti melakukan

interpretasi dan mendiskusikan hasil analisisnya sebagai berikut

1) Jenis Kelamin

Gambar 41 memperlihatkan bahwa dari 125 data responden yang

terlibat dalam penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 70 orang (56) dan jumlah dari responden

perempuan yaitu sebanyak 55 orang (44)

2) Pendidikan Terakhir

Gambar 42 menunjukan bahwa responden yang terlibat dalam

penelitian ini memiliki keragaman tingkat pendidikan Sebanyak 71

responden (57) merupakan lulusan S1 25 responden (20) lulusan

SLTA 23 responden (18) merupakan lulusan Diploma dan 6 responden

merupakan lulusan S2 (5) Beragamnya tingkat pendidikan responden

akan berimplikasi terhadap variasi jawaban serta peneliti menilai bahwa

kuesioner penelitian akan mampu dipahami

3) Pengetahuan mengenai Keberadaan Sistem

Berdasarkan gambar 43 dari jumlah 125 responden mayoritas

sudah mengetahui mengenai keberadaan SIA Accurate yaitu sebanyak 119

responden (95) sisanya sebanyak 6 orang (5) belum mengetahui

mengenai adanya SIA Accurate

79

4) Pengalaman Penggunaan Sistem

Pengalaman responden dalam menggunakan sistem di institusi atau

perusahaan tersebut adalah lt1 tahun sebanyak 69 (55) 1-3 tahun

sebanyak 15 (12) 3-5 tahun sebanyak 16 (13) dan gt5 tahun sebanyak

25 (20 ) responden Gambar 44 menunjukan durasi pengalaman

responden dalam menggunakan SIA Accurate di penelitian ini

5) Skala Intensitas Penggunaan Sistem

Skala intensitas responden dalam menggunakan sistem dalam

pekerjaan di institusi atau perusahaan tersebut adalah ldquoselalurdquo sebanyak 79

responden (63) ldquoterkadangrdquo sebanyak 30 (24) ldquojarangrdquo sebanyak 16

(13) dan ldquotidak pernahrdquo sebanyak 0 (0 ) responden Gambar 45

menunjukan durasi pengalaman responden dalam menggunakan SIA

Accurate di penelitian ini

6) StatusPosisi Pekerjaan

Berdasarkan gambar 46 dapat diketahui bahwa responden pada

penelitian ini bagian marketing sebanyak 43 orang (34) dilanjutkan oleh

bagian logistik sebanyak 37 orang (30) bagian keuangan sebanyak 13

orang (11) bagian Admin sebanyak 24 orang (19) dan terakhir bagian

TI sebanyak 8 orang (6)

7) Kemampuan Penggunaan Komputer

Gambar 47 menunjukan penilaian responden atas kapabilitas

penggunaan komputer Hasil ini diambil berdasarkan jawaban responden

atas pertanyaan kemampuan penggunaan komputer yang memiliki pilihan

80

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil dan Sangat Tidak Terampil

Sebanyak 20 (16) responden menjawab ldquoSangat Terampilrdquo 87 (70)

responden menjawab ldquoTerampilrdquo dan 18 responden menjawab ldquoTidak

Terampilrdquo Hal tersebut menandakan bahwa kemampuan responden sudah

cukup baik dalam menggunakan komputer Peneliti memperkirakan hal ini

berkaitan dengan mayoritas responden berusia dibawa 30 tahun yang

popular disebut dengan generasi Y (Anantatmula 2012) yang dianggap

telah terbiasa dengan penggunaan teknologi informasi

422 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Pengukuran Model

Berdasarkan hasil analisis model pengukuran ada beberapa poin penting

yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut

1) Hasil akhir dari analisis telah menunjukan bahwa pengukuran model dari

model penelitian ini telah memenuhi syarat dan memiliki karakteristik yang

baik sehingga layak untuk dilanjutkan ke tahap analisis struktur model untuk

menguji inner model

2) Terdapat tiga indikator yang memiliki nilai outer loading dibawah 07 yaitu

INN1 INQ1 dan INQ2 Namun hal tersebut masih dapat ditoleransi dengan

melihat nilai composite reliability diatas 07

Peneliti beranggapan bahwa hal-hal pada poin dua disebabkan karena

pertimbangan waktu kerja para responden menyebabkan proses pengisian

kuesioner yang tidak didampingi langsung oleh peneliti sehingga memungkinkan

adanya pemaknaan pertanyaan yang tidak tepat Terkait dengan hal ini meskipun

pembuatan instrumen dan penjelasan awal kepada beberapa pihak yang mewakili

81

penerimaan kuesioner penelititan pada setiap perusahaan dalam penelitian ini telah

dilakukan dengan sebaik mungkin hal-hal di luar rencana dan kendali tidak dapat

dihindari khususnya saat pelaksanaan penelitian di lapangan

423 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Struktural Model

Bagian ini akan memaparkan interpretasi dan diskusi berdasarkan hasil dari enam

tahap analisis struktur model yaitu path coefficient (β) coefficient of determination

(R2) t-test menggunakan metode bootstrapping effect size (f2) predictive relevance

(1198762) dan relative impact (1199022) Berikut adalah pemaparan yang dilakukan dengan

mengikuti pertanyaan-pertanyaan penelitian dan hipotesis-hipotesis yang telah

dirumuskan sebelumnya

H1 Apakah Optimisme (Optimism) berpengaruh secara signifikan terhadap

Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

pertama (H1) diterima Artinya Optimisme (Optimism) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0561 Dilihat dari nilai f2 hipotesis OPTrarrINQ memiliki pengaruh

besar tetapi q2 pengaruh yang menengah serta memiliki nilai yang lemah dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT yang terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

82

ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel OPT tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap INQ

H2 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kualitas Sistem

(System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua (H2) diterima Artinya Optimisme (Optimsm) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality) dengan nilai path coefficient

(β) 0721 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis OPTrarrSYQ memiliki pengaruh yang

besar serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of determination (R2)

Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output

(Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang

menyatakan variabel OPT memiliki nilai signifikan terhadap SYQ dan juga terdapat

pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H3 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tiga (H3) diterima Artinya Optimisme (Optimsm) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0774 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis OPTrarrSVQ memiliki

83

pengaruh yang besar serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of

determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model

input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti 2017

Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT memiliki nilai signifikan terhadap

SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini

memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output

H4 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kepuasan

Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-empat (H4) tidak diterima Artinya Optimisme (Optimsm) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

walaupun nilai path coefficient (β) 0132 Dilihat dari nilai f2 dan coefficient of

determination (R2) hipotesis OPTrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta

memiliki nilai yang cukup dilihat dari q2 Hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT memiliki nilai

signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada dimensi input dalam model

penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

84

H5 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh secara signifikan terhadap

Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-lima (H5) tidak diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

dengan nilai path coefficient (β) -0030 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INNrarrINQ memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang kecil dilihat

dari coefficient of determination (R2) Hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN memiliki nilai

signifikan terhadap INQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model

penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H6 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-enam (H6) diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality) dengan nilai path coefficient

(β) 0133 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrSYQ memiliki pengaruh

tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient

of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model

input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017)

85

yang menyatakan variabel INN terdapat pada dimensi input dalam model penelitian

ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output Namun

hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Gusti (2017) yang menyatakan

variabel INN tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap SYQ

H7 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tujuh (H7) diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0129 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrSVQ memiliki

pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti

2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN memiliki nilai signifikan

terhadap SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini

memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output

H8 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kepuasan

Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-delapan (H8) tidak diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) dengan

86

nilai path coefficient (β) 0129 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrUSF

memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Gusti (2017) bahwa variabel INN tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

ataupun output

H9 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif secara

signifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sembilan (H9) diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information

Quality) dengan nilai path coefficient (β) -0271 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai

dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan

peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS yang

terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak

87

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan

variabel DIS tidak memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap INQ

H10 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kualitas Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sepuluh (H10) diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

dengan nilai path coefficient (β) -0273 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

DISrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap SYQ

H11 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kualitas Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sebelas (H11) tidak diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service

88

Quality) dengan nilai path coefficient (β) -0180 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrSVQ memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup

dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap SVQ Namun hasil ini tidak

sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis

1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS

yang terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H12 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua belas (H12) tidak diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User

Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) -0159 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup

dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak

sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis

1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS

89

yang terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H13 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tiga belas (H13) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information

Quality) dengan nilai path coefficient (β) 0356 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap INQ dan juga terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output

H14 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-empat belas (H14) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

dengan nilai path coefficient (β) 0296 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrSYQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

90

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki nilai signifikan terhadap SYQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam

model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H15 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-lima belas (H15) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality)

dengan nilai path coefficient (β) 0296 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrSVQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki nilai signifikan terhadap SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam

model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H16 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

91

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-enam belas (H16) tidak diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap User Satisfaction dengan nilai

path coefficient (β) 0137 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INSrarrUSF memiliki

pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of

determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel INS tidak memiliki pengaruh negatif

yang signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS yang terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

ataupun output

H17 Apakah Kualitas Informasi (Information Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tujuh belas (H17) tidak diterima Artinya Kualitas Informasi (Information

Quality) tidak memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna

(User Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) 0160 Dilihat dari nilai f2 dan

q2 hipotesis SYQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini tidak sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti2017 Hudin et al 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan

92

variabel INQ memiliki nilai signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output

H18 Apakah Kualitas Informasi (Information Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-delapan belas (H18) diterima Artinya Kualitas Informasi (Information Quality)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) -0157 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis INQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INQ terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Gusti

(2017) bahwa INQ tidak memiliki pengaruh terhadap SIS

H19 Apakah Kualitas Sistem (System Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sembilan belas (H19) tidak diterima Artinya Kualitas Sistem (System Quality)

93

tidak memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User

Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) 0075 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis SYQrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

penelitian Gusti (2017) yang menyatakan bahwa variabel SYQ tidak berpengaruh

signifikan terdap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Hudin

et al 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SYQ yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output

H20 Apakah Kualitas Sistem (System Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh (H20) tidak diterima Artinya Kualitas Sistem (System Quality) tidak

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) -0152 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis SYQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai

dengan penelitian Gusti (2017) yang menyatakan bahwa variabel SYQ tidak

berpengaruh signifikan terhadap SIS Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

94

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SYQ yang terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output

H21 Apakah Kualitas Layanan (Service Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis ke-dua

puluh satu (H21) diterima Artinya Kualitas Layanan (Service Quality) memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) dengan

nilai path coefficient (β) 0401 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis SVQrarrUSF

memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti

2017 Hudin etal 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SVQ

berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada dimensi

process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi

output

H22 Apakah Kualitas Layanan (Service Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh dua (H22) diterima Artinya Kualitas Layanan (Service Quality)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

95

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) 0437 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis SVQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SVQ yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel SVQ tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap SIS

H23 Apakah Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) berpengaruh signifikan

terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh tiga (H23) diterima Artinya Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) 0686 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis USFrarrSIS memiliki pengaruh yang besar serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel USF

memiliki pengaruh signifikan terhadap SIS dan juga terdapat pada dimensi process

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi output

96

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan peneliti berikut adalah kesimpulan penting pada

penelitian ini

1) Telah dilakukan pengukuran tentang tingkat kesiapan pengguna dalam

keberhasian penerapan SIA Accurate dan faktor apa saja yang

mempengaruhi keberhasilan SIA Accurate dalam perspektif pengguna

sistem di beberapa perusahaan jakarta

2) Adanya penghapusan 3 indikator dari 44 indikator pada penelitian ini

adapun indikator yang dihapus antara lain INN1 INQ1 dan INQ2 Dari

hasil ini peneliti beranggapan penghapusan indikator terjadi dikarenakan

kurang tepatnya item instrument pada penelitian yang dilakukan

3) Tidak diterimanya 9 dari 23 hipotesis yaitu OPTrarrUSF INNrarrINQ

INNrarrUSF DISrarrSVQ DISrarrUSF INSrarrUSF INQrarrUSF SYQrarrUSF

dan SYQrarrSIS Perbedaan hasil temuan penelitian ini dengan penelitian

terdahulu dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah adanya

perbedaan objek sampel dan instrumen penelitian

4) Diterimanya 14 hipotesis yaitu OPTrarrINQ OPTrarrSYQ OPTrarrSVQ

INNrarrSYQ INNrarrSVQ DISrarrINQ DISrarrSYQ INSrarrINQ INSrarrSYQ

INSrarrSVQ INQrarrSIS SVQrarrUSF SVQrarrSIS USFrarrSIS Sehingga

dapat dilihat bahwa di beberapa perusahaan Jakarta terdapat beberapa

97

pengaruh yang terjadi antara kesiapan pengguna dalam menggunakan

sistem informasi terhadap keberhasilan sistem yaitu sebagai berikut

a Optimism (OPT) berpengaruh terhadap Information Quality (INQ) System

Quality (SYQ) dan Service Quality (SVQ) sehingga akan menjadi faktor

pendorong Success Information System (SIS)

b Innovativeness (INN) berpengaruh terhadap System Quality (SYQ) dan

Service Quality (SVQ) sehingga akan menjadi faktor pendorong Success

Information System (SIS)

c Discomfort (DIS) memiliki pengaruh negatif terhadap Information Quality

(INQ) dan System Quality (SYQ) Hal tersebut akan menjadi faktor

penghambat dalam Success Information System (SIS)

d Insecurty (INS) memiliki pengaruh negatif terhadap Information Quality

(INQ) System Quality (SYQ) dan Service Quality (SVQ) Hal tersebut akan

menjadi faktor penghambat dalam Success Information System (SIS)

e Information Quality (INQ) memiliki pengaruh terhadap Success

Information System (SIS)

f Service Quality (SVQ) memiliki pengaruh terhadap User Satisfaction (USF)

serta Success Information System (SIS)

g User Satisfaction (USF) memiliki pengaruh terhadap Success Information

System (SIS)

98

52 Saran

Bagian ini berisikan saran yang berkaitan langsung dengan temuan penelitian

sebagai pertimbangan praktis bagi pihak-pihak yang memiliki ketertarikan untuk

tindak lanjut penelitian selanjutnya

1) Berdasarkan batasan metode dan hasil penelitian peneliti memberikan

saran bagi para mahasiswa dan peneliti selanjutnya (khususnya yang tertarik

pada kajian sejenis) diharapkan dapat meninjau kembali dan memperhatikan

hal-hal berikut

a Penelitian ini memiliki keterbatasan cakupan wilayah perusahaan di

Jakarta Penelitian yang akan datang diharapkan akan mampu

mencakup wilayah yang lebih luas sehingga akan memperkaya jumlah

responden yang terlibat dan mampu memberikan hasil yang lebih

akurat

b Terkait dengan hasil analisis dan interpretasi data penelitian yang akan

datang diharapkan mampu melakukan pengelompokan analisis

berdasarkan posisi jabatan sehingga akan mampu memberikan hasil

interpretasi dari berbagai prespektif responden yang terlibat

2) Diharapkan bagi para pengguna SIA Accurate di seluruh sektor perusahaan

agar dapat memperhatikan pandangan optimisme pemikiran inovatif rasa

ketidaknyamanan rasa ketidakamanan kualitas informasi kualitas sistem

kualitas pelayanan serta kepuasan pengguna sistem yang diterima oleh

sumber daya manusia di masing-masing perusahaan karena hal-hal tersebut

menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan sistem informasi

99

Pihak-pihak manajerial alangkah baiknya agar dapat menciptakan strategi

pengimplementasian sistem informasi seperti memberikan training dan

evaluasi kepada stafnya setelah menggunakan sistem dengan upaya

meningkatkan pandangan optimisme pemikiran inovatif kualitas informasi

kualitas sistem kualitas pelayanan juga kepuasan pengguna sistem dalam

keberhasilan penerapan sistem informasi

Daftar Pustaka

Afthanorhan B W amp Asyraf W M (2013) A comparison of partial least square

structural equation modeling (PLS-SEM) and covariance based structural

equation modeling (CB-SEM) for confirmatory factor analysis International

Journal of Engineering Science and Innovative Technology (IJESIT) 2(5)

198ndash205

Arvidsson V Holmstroumlm J amp Lyytinen K (2014) Information systems use as

strategy practice A multi-dimensional view of strategic information system

implementation and use Journal of Strategic Information Systems 23(1) 45ndash

61 httpsdoiorg101016jjsis201401004

Creswell J W (2017) Research Design Qualitative Quantitative and Mixed

Method Aproaches SAGE Publications 203ndash223

httpsdoiorg1041359781849208956

Davis J R Alderman C W amp Robinson L A (1990) Accounting Information

Systems A Cycle Approach Wiley 3 edition (February 1990)

Davis W S amp Yen D C (1998) The Information System Consultantrsquos

Handbook Systems Analysis and Design CRC Press

Dawes J (2008) Do data characteristics change according to the number of scale

points use And experiment using 5 point 7 point and 10 point scales

International Journal of Market Research 50(1) 1ndash20 httpsdoiorgArticle

Delone W H amp McLean E R (2003) The DeLone and McLean model of

information systems success A ten-year update Journal of Management

Information Systems 19(4) 9ndash30 Retrieved from

httpmesharpemetapresscomindexpeqdjk46vy52v4q6pdf

Djamarah S B amp Zain A (2010) Strategi Belajar Mengajar (Rineka Cipta Ed)

Jakarta

Florestiyanto M Y (2012) Evaluasi Kesiapan Pengguna Dalam Adopsi Sistem

Informasi Terintegrasi Di Bidang Keuangan Menggunakan Metode

Technology Rediness Index Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF)

1(4) 288ndash296

Ghozali I (2011) Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS19 (Edisi

Keli) Semarang Universitas Diponogoro

Ghozali I amp Hengky L (2015) Partial Least Squares Konsep Teknik dan

Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 30 Untuk Penelitian Empiris

Semarang Badan Penerbit UNDIP

Guritno S amp Sudaryono R (2011) Theory and Application of IT Research

Metodologi Penelitian Teknologi Informasi Yogyakarta Andi

101

Gusti G (2017) Ubiquitous Computing Di Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Hadi S (2016) Statistik Jakarta Pustaka Pelajar

Hair J F Sarstedt M Ringle C M amp Mena J A (2012) An assessment of the

use of partial least squares structural equation modeling in marketing research

Journal of the Academy of Marketing Science 40(3) 414ndash433

Hamalik O (2008) Kurikulum dan Pembelajaran Jakarta Sinar Grafika

Howsawi E M Eager D amp Bagia R (2011) Understanding project success

The four-level project success framework IEEE International Conference on

Industrial Engineering and Engineering Management 620ndash624

httpsdoiorg101109IEEM20116117991

Hudin J M amp Riana D (2016) Kajian Keberhasilan Penggunaan Sistem

Informasi Accurate Dengan Menggunakan Model Kesuksesan Sistem

Informasi Delon Dan Mclean Jurnal Sistem Informasi (Journal Of

Information Systems) 12(1) 1ndash8

HttpsDoiOrgHttpDxDoiOrg1021609JsiV13i1500

Jogiyanto (2007) Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi Yogyakarta

Andi

Kadir A (2014) Pengenalan Sistem Informasi (Edisi Revisi) Yogyakarta Andi

Offest

Koloay L P Morasa J amp Elim I (2014) Peranan Sistem Informasi Akuntansi

Dalam Efektifitas Pelaporan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Pada

Pt Pos Indonesia (Persero) Manado Universitas Sam Ratulangi Manado 2(3)

254ndash265

Lazuardi L I (2017) Pengaruh Kesiapan Penerimaan Pengguna Terhadap

Penerapan Sistem Informasi diantara Lembaga Keuangan Mikro Syariah Uin

Syarif Hidayatullah

McLeod L amp MacDonell S G (2011) Factors that affect software systems

development project outcomes ACM Computing Surveys 43(4) 24ndash56

httpsdoiorg10114519788021978803

Pambudi S A (2015) Analisis Kesiapan Pengguna Sistem Informasi Akademik

Semnasteknomedia Online 3(1) 2-1ndash127

Parasuraman A (2000) Technology Readiness Index (TRI) A Multiple-item Scale

to Measure Readiness Embrace New Technologies Journal of Service

Reasearch 2(4)

Parasuraman A amp Colby C L (2015) An Updated and Streamlined Technology

Readiness Index TRI 20 Journal of Service Research 18(1) 59ndash74

httpsdoiorg1011771094670514539730

Patel C J Gali V S Patel D V amp Parmar R D (2011) The effects of

102

information and communication technologies ( ICTs ) on higher education 

From objectivism to social constructivism Journal of Vocational and

Technical Educatio 3(November) 113ndash120 Retrieved from

httpwwwacademicjournalsorgijvtePDFPdf2011NovPatel et

alpdf5CnhttpwwwacademicjournalsorgIJVTE

Puspitawati L amp Anggadini S D (2011) Sistem Informasi Akuntansi

Yogyakarta Graha Ilmu

Ringle C M Silva D da amp Bido D (2015) Structural equation modeling with

the SmartPLS

Romney M B amp Steinbart P J (2012) Accounting Information Systems (12th

Edition) Accounting Information System 1ndash67

Rusmana Ni Y (2015) Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Dana Bantuan

Pada Kecamatan Arjosari Jurnal Speed 7(2) 38ndash41 Retrieved from

httpspeedwebidejournalindexphpSpeedarticleview89

Santoso S (2011) Elex Structural Equation Modeling (SEM) Konsep dan Apllikasi

dengan AMOS 18 Jakarta PT Elex Media Komputindo Kompas Gramedia

Sarstedt M Ringle C M amp Hair J F (2017) Partial Least Squares Structural

Equation Modeling Springer International Publishing AG 2017 C Homburg

et Al (Eds) Handbook of Market Research Retrieved from

httpsdoiorg101007978-3-319-05542-8_15-

Setiawan A B (2016) Evaluasi Kepuasan Pengguna Sistem Aplikasi Surat

Keterangan Tinggal Sementara Online (SKTS) dengan Menggunakan Metode

End-User Computing Satisfaction Surabaya Skripsi Universitas Airlangga

Sheu M amp Kim H (2008) User Readiness for IS Development An Examination

of 50 Cases Systems Research and Behavioral Science 8(3) 27ndash42

httpsdoiorg101002sres

Siregar S (2013) Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi

dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS versi 17 Jakarta Bumi

Aksara

Slameto (2010) Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rineka Cipta

Subiyakto A (2017) Development of the Readiness and Success Model for

Assessing the Information System Integration The author version of the

presented paper ( In publishing ) Development of the Readiness and Success

Model for Assessing the Information System Integration In International

Conference on Science and Technology (ICOSAT) Jakarta

Subiyakto A amp Ahlan A R (2014) Implementation of Input-Process-Output

Model for Measuring Information System Project Success TELKOMNIKA

Indonesian Journal of Electrical Engineering 12(7) 5603ndash5612

103

httpsdoiorghttpdoiorg1011591ijeecsv12i7pp5603-5612

Subiyakto A Ahlan A R Kartiwi M amp Sukmana H T (2015) Influences of

the Input Factors towards Success of An Information System Project

TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and Control)

13(2) 686 httpsdoiorg1012928telkomnikav13i21323

Subiyakto A Ahlan A R Putra S J amp Kartiwi M (2015) Validation of

Information System Project Success Model A Focus Group Study SAGE

Open 5(2) 1ndash14 httpsdoiorg1011772158244015581650

Subiyakto A Ahlan A R Kartiwi M amp Sukmana H T (2015) Measurement

of Information System Project Success Based on Perceptions of the Internal

Stakeholders International Journal of Electrical and Computer Engineering

(IJECE) 5(2) 271-279 Sugiyono (2011) Metode Penelitian Kuantitatif

Kualitatif dan RampD Bandung CV Alfabeta

Sutabri T (2004) Analisis Sistem Informasi Jakarta CVAndi Offset

Tjahjanadi N Y amp Sarosa S (nd) Evaluasi Net Benefit Sistem Informasi

Akutansi Pada Software Akutansi Accurate dan Zahir Menurut Model Delone

amp Mclean 2003 240

Wong K K K (2013) Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-

SEM) Techniques Using SmartPLS Marketing Bulletin 24(1) 1ndash32

httpsdoiorg101108EBR-10-2013-0128

Yamin S amp Kurniawan H (2011) Generasi Baru Mengolah Data Penelitian

dengan Partial Least Square Path Modeling  Aplikasi dengan software

XLSTAT SmartPLS dan Visual PLS Edisi 1 Jakarta Salemaba Infotek

Yunita I (2017) Pengukuran Kepuasan Pengguna terhadap Tulis (Technology Uin

Library Information System) pada Pusat Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN

Page 11: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan

x

DAFTAR ISI

COVER i

LEMBAR PERSETUJUAN Error Bookmark not defined

LEMBAR PENGESAHAN Error Bookmark not defined

LEMBAR PERNYATAAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR TABEL xiv

BAB I PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Identifikasi Masalah 6

13 Rumusan Masalah 6

14 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah 7

15 Tujuan dan Sasaran Penelitian 7

16 Manfaat Penelitian 8

17 Metodologi Penelitian 9

18 Model Penelitian 9

19 Pertanyaan Penelitian 10

110 Sistematika Penulisan 11

BAB II LANDASAN TEORI 2

21 Definisi Kesiapan 2

22 Definisi Keberhasilan 2

23 Definisi Pengguna Sistem 3

24 Definisi Sistem Informasi 5

25 Definisi Sistem Informasi Akuntansi 5

26 Sistem Informasi Akuntansi Accurate 7

261 SIA Accurate versi 5 8

262 Modul SIA Accurate versi 5 9

263 Kelebihan SIA Accurate versi 5 dengan versi sebelumnya 11

264 Kekurangan SIA Accurate versi 5 12

xi

27 Konsep Dasar Kesiapan Teknologi (Technology Readiness) 13

28 Konsep Dasar Keberhasilan Sistem Informasi (Success SI) 14

29 Populasi Dan Sampel 18

291 Teknik Sampling 19

292 Teknik Menentukan Ukuran Sampel 21

210 Teknik Pengumpulan Data 22

211 Skala Likert 23

212 PLS-SEM 24

211 Model yang Diadopsi 28

2111 Model IPO Logic 32

2112 Model Kesiapan Teknologi (Technology Readiness) 33

2113 Model Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information) 37

212 Penelitian Sejenis 43

213 Pengembangan Hipotesis 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 49

31 Pendekatan Penelitian 49

32 Prosedur Penelitian 50

33 Populasi dan Sampel 51

34 Instrumen Penelitian 52

35 Pengumpulan dan Pemrosesan Data 54

36 Analisis dan Interpretasi Data 54

BAB IV HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI 56

41 Hasil Analisis 56

411 Hasil Analisis Demografis 56

412 Hasil Analisis Pengukuran Model 61

413 Hasil Struktur Model 70

42 Interpretasi Hasil dan Pembahasan 78

421 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Analisis Data Demografis 78

422 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Pengukuran Model 80

423 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Struktural Model 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 96

51 Kesimpulan 96

xii

52 Saran 98

Daftar Pustaka 100

LAMPIRAN 114

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 1 Model Penelitian 10

Gambar 2 1 Model Pengukuran Keberhasilan Proyek SI 17

Gambar 2 2 Revisi Model 18

Gambar 2 3 IPO LOGIC 32

Gambar 2 4 Model TRI 20 33

Gambar 2 5 Model Keberhasilan SI 37

Gambar 2 6 Model Keberhasilan SI 42

Gambar 3 1 Prosedur Penelitian 50

Gambar 4 1 Diagram Jenis Kelamin Responden 56

Gambar 4 2 Diagram Pendidikan Terakhir Responden 57

Gambar 4 3 Diagram Pengetahuan Keberadaan Sistem 58

Gambar 4 4 Diagram Pengalaman Penggunaan Sistem 58

Gambar 4 5 Diagram Skala Intensitas Penggunaan Sistem 59

Gambar 4 6 StatusPosisi Pekerjaan 60

Gambar 4 7 Diagram Kemampuan Penggunaan Komputer 60

Gambar 4 8 Hasil Awal Analisis Outer Model 68

Gambar 4 9 Hasil Akhir Analisis Outer Model Setelah Penghapusan Indikator 69

Gambar 4 10 Hasil Uji T-test 72

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2 1 Perbedaan Varian Accurate 5 9

Tabel 2 2 Variabel TRI dan Keberhasilan SI 29

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI 29

Tabel 3 1 Waktu Penelitian 51

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian 52

Tabel 4 1 Hasil Awal Uji Loading Factor 62

Tabel 4 2 Hasil Uji Loading Factor Setelah Penghapusan Indikator 63

Tabel 4 3 Hasil Uji Composite Reliability 64

Tabel 4 4 Hasil Uji Average Variance Extracted (AVE) 65

Tabel 4 5 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading) 66

Tabel 4 6 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading Fornell-Lackerrsquos) 67

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient 70

Tabel 4 8 Hasil Uji Coefficient of Determination (R-Square) 72

Tabel 4 9 Hasil Uji T-test 73

Tabel 4 10 Hasil Uji Effect Size 74

Tabel 4 11 Hasil Uji Predictive Relevance 75

Tabel 4 12 Hasil Uji Relative Impact 76

Tabel 4 13 Hasil Analisis Struktural Model 77

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Saat ini peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) khususnya SI telah

sering sekali kita gunakan dalam kegiatan sehari-hari Sutabri (2012) menyatakan

bahwa SI tidak lagi dipandang hanya sebagai pelengkap tetapi sudah menjadi

pendukung utama dalam proses bisnis yang ada pada suatu organisasi Oleh karena

itu Peranan TIK dapat berkontribusi pada perubahan cara manusia dalam bekerja

dan berinteraksi di bidangnya (Patel Gali Patel amp Parmar 2011)

Sistem informasi Akuntansi (SIA) adalah suatu sistem yang mengumpulkan

merekam menyimpan dan mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi para

pembuat keputusan (Romney amp Steinbart 2012) Pemanfaatan SIA dalam industri

keuangan telah meningkat di segala bidang dan telah mengubah tatanan sistem

keuangan modern Dengan menggunakan teknologi SI terbukti dapat menekan

biaya menciptakan proses kerja yang lebih cepat dan efisien serta menawarkan

tingkat fleksbilitas yang tinggi (Arvidsson Holmstroumlm amp Lyytinen 2014) Salah

satu contoh SIA adalah SIA Accurate Penggunaan SIA Accurate sesuai dengan

salah satu tujuan utama SI yaitu untuk menyajikan informasi sebagai pendukung

pengambilan keputusan perencanaan pengendalian dan perbaikan selanjutnya

(Puspitawati amp Anggadini 2011)

Accurate adalah merupakan salah satu programsoftware SIA buatan putra-

putri bangsa Pengembang sistemnya (developer system) adalah CPSSoft (PT Cipta

2

Piranti Sejahtera) dan CPSSoft tidak melayani penjualan mereka fokus di

pengembangan program dan administrasi Berbagai perusahaan hampir di seluruh

indonesia telah menggunakan SIA Accurate dari tahun 1998 hingga sekarang

Karena SIA Accurate merupakan produk lokal yang sesuai dengan Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Perpajakan di Indonesia SIA Accurate

ini merupakan salah satu program pembukuan perusahaan dalam bentuk paket

modul lengkap siap pakai yang terdiri dari General Ledger CashBank Inventory

Purchase Sales Fixed Asset dan tersedia untuk varian project dan manufaktur

yang bisa diaplikasikan di berbagai jenis dan skala usaha kecil menengah bagi

perusahaan baik yang bergerak di bidang trading distribusi service atau

manufaktur dan lain sebagainya SIA Accurate ini menyediakan layanan dengan

menggunakan Bahasa Indonesia sehingga penggunaan sistem ini akan mudah

dipahami oleh masyarakat Indonesia

Menurut Parasuraman dalam Lazuardi (2017) menyatakan bahwa setiap

orang bisa menjadi pengguna teknologi informasi (TI) atau SI namun cara

mengimplementasikannya tergantung pada derajat kesiapan seseorang dalam

menerima teknologi atau sistem tersebut Dan langkah pertama yang harus

dilakukan dalam implementasi teknologi adalah mengetahui kesiapan pengguna

dalam menerima teknologi tersebut (Parasuraman amp Colby 2015) Adanya

pengidentifikasian akan faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna

dalam pengadopsian teknologi penting agar tujuan dari adopsi teknologi dapat

tercapai dan lebih bermanfaat (Noprianto et al 2017)

3

Hasil observasi peneliti dalam penerapan SIA Accurate menemukan beberapa

masalah dari sisi pengguna dan juga kelemahan dari SIA Accurate itu sendiri

Seperti mesin pencarian SIA Accurate tidak dapat mendeteksi keyword secara

keseluruhan kalimat hanya dapat mendeteksi kata pertama dalam kalimat Contoh

lainnya adalah output atau laporan yang dihasilkan terkadang tidak sesuai dengan

filter yang telah diatur oleh pengguna Oleh karena itu para pengguna yang

menggunakan SIA Accurate masih mengalami kesulitan dalam mempelajari

halkasus baru lainnya Beberapa pengguna yang malas belajar tidak dapat

memanfaatkan sistem secara baik sehingga mengakibatkan pengguna menunda

pekerjaannya dengan menggunakan sistem atau cara lama kemudian meminta

bantuan penggunauser lainnya yang lebih mengerti untuk memindahkannya ke

SIA Accurate Melihat kasus diatas tingkat kesiapan pengguna dalam

menggunakan SIA Accurate ini mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam

menerapkan teknologi atau sistem baru

Selain itu belum pernah dilakukan pengujian keberhasilan penerapan SIA

Accurate dari persepsi kesiapan pengguna sehingga studi penelitian ini akan

menguji tingkat keberhasilan penerapan SIA Accurate yang dinilai dari sikap

kesiapan pengguna dan keberhasilan sistem Penelitian ini menggunakan

pengembangan model kesiapan dan keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017) Model

ini sesuai dengan kasus yang telah dijelaskan sebelumnya peneliti memilih model

ini agar mengetahui apa saja faktor-faktor yang mepengaruhi keberhasilan

penerapan sistem dari sisi pengguna maupun sistem itu sendiri Diketahuinya

faktor-faktor yang berpengaruh akan menjadi harapan dari penelitian ini untuk

4

memberikan masukan atau rekomendasi bagi para pengguna SIA Accurate dalam

memanfaatkan SIA Accurate

Menurut peneliti model yang diajukan ini memiliki sembilan variabel

dimana lima variabel diantaranya merupakan faktor dari pengguna dan empat

variabel lainnya merupakan faktor dari sistem itu sendiri Kelima faktor dari

pengguna tersebut adalah Optimism Innovativeness Discomfort Insecurity dan

User Satisfaction Sedangkan keempat faktor dari sistem adalah Indormation

Quality System Quality Service Quality dan Success Information System

Variabel di atas menjelaskan tentang faktor yang mempengaruhi pengguna

terhadap penggunaan sistem seperti apakah pengguna memiliki rasa optimis

(Optimism) atau keyakinan terhadap sistem yang akan memberikan output sesuai

ekspektasinya apakah pengguna memiliki kecenderungan dalam ingin mencoba hal

baru (Innovativeness) terhadap sistem apakah pengguna merasa terbebani

(Discomfort) karena kurang menguasai sistem apakah pengguna memiliki rasa

tidak aman (Insecurity) dan keraguan terhadap integritas sistem dan apakah

pengguna merasa puas (User Satisfaction) terhadap keseluruhan penerapan sistem

Selain itu variabel diatas juga dapat memaparkan faktor yang mempengaruhi sistem

terhadapkeberhasilan penerapannya seperti apakah kualitas output (Information

Quality) yang dihasilkan oleh sistem sudah sesuai dengan harapan pengguna

apakah kualitas sistem (System Quality) secara keseluruhan mudah digunakan

apakah peningkatan kualitas layanan (Service Quality) telah diberikan sesuai

5

kebutuhan pengguna dan apakah penerapan sistem telah berhasil (Success

Information System) dimanfaatkan sesuai dengan harapan dan kebutuhan pengguna

Upaya mengetahui tingkat kesiapan pengguna dan keberhasilan pemerapan

SI perlu adanya pengukuran sejauh mana kesiapan pengguna terhadap keberhasilan

penerapan SIA Accurate Karena kecenderungan sikap seseorang dalam

menggunakan SI akan mencerminkan kesiapan pengguna dalam pemanfaataan

sistem dan tingkat keberhasilan penerapan sistem Penggunaan model ini sesuai

dengan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menggabungkan model

kesiapan teknologi Technology Readiness Index (TRI) Parasuraman dan Colby

(2015) serta model keberhasilan SI Delone dan McLean (2003) yang telah

dimodifikasi oleh Subiyakto (2015) sebagai salah satu model alternatif pengukuran

keberhasilan proyek SI

Berdasarkan pembahasan diatas penelitian ini bermaksut untuk mencari tahu

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesiapan pengguna dalam keberhasilan

menggunakan SIA Accurate Pengukuran kesiapan merupakan hal penting untuk

dilakukan karena salah satu tantangan terberat dalam penerapan sistem maupun

teknologi informasi baru adalah kesiapan dari penggunanya (Jogiyanto 2007

Pambudi 2015) Ketidaksiapan dapat menimbulkan dampak kegagalan dalam

penerapan teknologi informasi itu sendiri (Florestiyanto 2012 Subiyakto 2017)

Harapan dari penelitian ini dapat memaparkan faktor-faktor penting yang

mempengaruhi tingkat kesiapan dan keberhasilan penerapan SIA Accurate

sehingga akan menjadi rekomendasimasukan bagi para pengguna dalam

memanfaatkan SI dan teknologi informasi Oleh karena itu peneliti tertarik untuk

6

melakukan penelitian dengan judul ldquoKesiapan Keberhasilan Penerapan Sistem

Informasi Akuntansi Accurate Berdasarkan Persepsi Penggunanyardquo

12 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah berdasarkan latar belakkang yang telah dijelaskan di

atas adalah sebagai berikut

1 Ditemukan kelemahan dari SIA Accurate seperti output dari mesin

pencarian dan laporan yang dihasilkan oleh SIA Accurate tidak sesuai

dengan harapan pengguna sehingga menyebabkan kesulitan dalam

pemanfaatan sistem

2 Ditemukan masalah dari beberapa pengguna SIA Accurate yang malas

belajar tidak dapat menggunakan sistem secara maksimal karena masih

menunda dan memberikan pekerjaannya kepada pihak lain apabila

mengalami kesulitan baru

3 Belum pernah dilakukan pengujian terkait dengan keberhasilan penerapan

SIA Accurate berdasarkan persepsi kesiapan penggunanya

13 Rumusan Masalah

Berdasarkan indentifikasi di atas Kecenderungan sikap seseorang dalam

menggunakan SI akan mencerminkan kesiapan pengguna sedangkan ketidaksiapan

dapat menimbulkan dampak kegagalan dalam penerapan TI itu sendiri

(Florestiyanto 2012 Subiyakto 2017) Dari beberapa hasil pengamatan peneliti

sedikitnya penelitian yang menguji keberhasilan penerapan SIA Accurate

7

berdasarkan persepsi kesiapan pengguna Harapan dari penelitian ini dapat

memaparkan faktor-faktor penting yang mempengaruhi tingkat kesiapan dan

keberhasilan penerapan SIA Accurate sehingga akan menjadi

rekomendasimasukan bagi para pengguna dalam memanfaatkan SI dan TI

14 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Berikut beberapa batasan dalam penelitian ini

1) Peneliti mengambil sampel dengan teknik pengambilan sampel pusposive

sampling sejumlah 125 responden yaitu pengguna SIA Accurate versi 5 di

beberapa perusahaan Jakarta yang telah menggunakan sistem ini tanpa

dibatasi lamanya waktu penggunaan

2) Proses yang dilakukan pada penelitian ini adalah menguji pengaruh kesiapan

pengguna SIA Accurate terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate

3) Secara teori penelitian ini mengadopsi 9 variabel dari penggunaan model

keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017)

4) Teknik analisis data ini penulis menggunakan metode PLS SEM dan untuk

pengelolaan data yang didapat peneliti menggunakan software SmartPLS

versi 30

15 Tujuan dan Sasaran Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1) Menguji kesiapan pengguna terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate

8

2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna terhadap

keberhasilan penerapan SIA Accurate

Merujuk pada tujuan penelitian diatas sasaran penelitian ini ialah

1) Diketahuinya keberhasilan penerapan SIA Accurate berdasarkan persepsi

kesiapan pengguna

2) Diketahuinya faktor-faktor yang berpengaruh dalam kesiapan pengguna

dalam keberhasilan penerapan SIA Accurate

16 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak

Manfaat tersebut adalah

1) Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan refrensi baru dalam

penggunaan model kesiapan dan keberhasilan dalam penerapan SIA

Accurate

2) Secara metodologi penelitian ini akan menambah refrensi penggunaan

pendekatan kuantitatif untuk riset pada prodi Sistem Informasi Fakultas Sains

dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3) Secara praktis hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan bagi pihak terkait

sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam rencana pemanfaatan dan

perkembangan sistem berikutnya

9

17 Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode untuk membantu

dalam melakukan analisis Penelitian ini menggunakan pendekatan secara

kuantitatif dan model kesiapan dan keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017)

Kuesioner yang dibuat dari pemaduan variabel dan indikator dari kedua model

tersebut Pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel purposive

sampling dimana sampel responden adalah seluruh pengguna sistem yang

khususnya pernah menggunakan SIA Accurate di perusahaannya masing-masing

dan berdomisili Jakarta Kuesioner disebarkan secara langsung penyebaran secara

langsung bertujuan untuk mendapatkan responden yang sesuai dan pernah

menggunakan SIA Accurate secara langsung Tahap akhir seluruh kuesioner yang

telah terisi akan ditampung di MS Excel dan nantinya akan dianalisis Penelitian

ini menggunakan teknik analisis data adalah PLS-SEM dengan tools SmartPLS

versi 30

18 Model Penelitian

Model yang digunakan pada penelitian ini adalah model kesiapan dan keberhasilan

SI dari Subiyakto (2017) yang telah menggabungkan diantara model kesiapan TRI

20 (Parasuraman amp Colby 2015) dengan model Keberhasilan SI Delone dan

McLean (2003) yang telah dimodifikasi oleh Subiyakto (2015)Model penelitian

pengukuran pengaruh kesiapan terhadap keberhasilan penerapan sistem ini terdiri

dari 9 variabel yaitu Optimism (OPT) Innovativeness (INN) Discomfort (DIS)

Insecure (INS) Information Quality (INQ) System Quality (SYQ) Service Quality

10

(SVQ) User Satisfaction (USF) Success Information System (SIS) Untuk

pengadopsian penggabungan dan pengkombinasian kedua model tersebut peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) menggunakan asumsi mengenai model logika input-

process-output oleh (Davis amp Yen 1998) Berikut model yang diajukan pada

penelitian ini

Gambar 1 1 Model Penelitian

19 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan tujuan dan sasaran pada penelitian ini maka pertanyaan penelitian

dalam hal ini

11

1 Apakah kesiapan pengguna berpengaruh terhadap keberhasilan penerapan

SIA Accurate

2 Apa saja faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna dalam keberhasilan

penerapan SIA Accurate dari persepsi kesiapan pengguna

21 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap INQ SYQ

SVQ dan USF

22 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap INQ SYQ

SVQ dan USF

23 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

SYQ SVQ dan USF

24 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

SYQ SVQ dan USF

25 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dam SIS

26 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan SIS

27 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan SIS

28 Apakah USF berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

110 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan penelitian pembahasan terbagi dalam lima bab yang

secara singkat akan diuraikan sebagai berikut

12

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah rumusan masalah ruang lingkup dan batasan

tujuan dan sasaran manfaat penelitian metodologi penelitian model penelitian

pertanyaan penelitian dan sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai dasar-dasar teori yang mendukung tentang

pengukuran pengaruh kesiapan dan keberhasilan pengguna terkait penerapan SIA

Accurate

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas tentang metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

metode pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan analisis data dan hasilnya serta interpretasi hasil penelitian

dengan merujuk kepada basis teori sebelumnya

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang berkenaan dengan hasil pemecahan masalah serta

beberapa saran untuk pengembangan keberhasilan penerapan SIA Accurate

2

BAB II

LANDASAN TEORI

21 Definisi Kesiapan

Kesiapan adalah tingkatan atau keadaan yang harus dicapai dalam proses

perkembangan perorangan pada tingkatan pertumbuhan mental fisik sosial dan

emosional (Hamalik 2008) Kesiapan adalah kondisi seseorang secara keseluruhan

yang dapat membuatnya siap untuk dapat memberikan respon atau jawaban dalam

suatu cara tertentu terhadap suatu situasi yang dihadapinya Maka seseorang akan

menyesuaikan kondisi tersebut dan akan berpengaruh atau memiliki kecenderungan

untuk memberi respon (Slameto 2010)

Definisi Kepuasan menurut Kotler dalam Abdurrahman dan Prasetyo

(2016) adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil

dengan harapannya Kepuasan dapat dilihat dari kesesuaian harapan dengan apa

yang didapat dari suatu pelayanan (Tjiptono dalam Abdurrahman dan Prasetyo

2016) Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin ldquosatisrdquo (artinya

cukup baik memadai) dan ldquofaciordquo (artinya melakukan atau membuat) sehingga

secara sederhana dapat diartikan sebagai lsquoupaya pemenuhan sesuatursquo (Tjitptono

dalam Hartono dan Wahyono 2015)

22 Definisi Keberhasilan

Dalam buku Djamarah dan Zain (2010) WJS Poerwadarminto berpendapat

bahwa keberhasilan adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan dikerjakan dan

3

sebagainya) Sedangkan menurut Masrsquoud Khasan Abdul Qohar keberhasilan

adalah apa yang telah dapat diciptakan hasil pekerjaan hasil yang menyenangkan

hati yanng diperoleh dengan jalan keuletan kerja

Keberhasilan dari sistem informasi ditentukan bagaimana sistem itu dapat

dijalankan oleh pengguna dengan efektif dan pengguna merasa puas menggunakan

sistem tersebut dan juga bagaimana perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari

sistem yang digunakannya Doll dan Torkzadeh dalam Istianingsih dan Wiwik

Utami (2009) menyatakan bahwa kepuasan pengguna sistem informasi dapat

digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu sistem informasi Kepuasan

pengguna akhir ini kemudian menjadi bagian dalam pengembangan model

keberhasilan sistem informasi selanjutnya

23 Definisi Pengguna Sistem

Dalam bukunya Rusdiana dan Irfan (2014) Pelaku sistem terdiri atas tujuh

kelompok yaitu sebagai berikut

1) Pemakai

Pada umumnya ada tiga jenis pemakai yaitu operasional pengawas

dan eksekutif

2) Manajemen

Ada tiga jenis manajemen yaitu manajemen pemakai yang bertugas

menangani pemakaian ketika sistem baru diterapkan manajemen sistem

yang diterapkan dalam pengembangan sistem manajemen umum yang

terlibat dalam strategi perencanaan sistem dan sistem pendukung

pengambilan keputusan

4

3) Pemeriksa

Pemeriksa menentukan segala sesuatunya berdasarkan ukuran

ukuran standar yang dikembangkan di banyak perusahaan sejenis

4) Penganalisis sistem

Fungsi dari penganalisis sistem antara lain sebagai berikut

a) Arkeolog yaitu menelusuri cara sistem lama berjalan sistem

tersebut dijalankan dan segala hal menyangkut sistem lama

b) Inovator yaitu membantu mengembangkan dan membuka

wawasan pemakai bagi kemungkinan lain

c) Mediator yaitu menjalankan fungsi komunikasi dari semua level

antara lain pemakai manajer programmer pemeriksa dan pelaku sistem

lain yang mungkin belum memiliki sikap dan cara pandangan yang sama

dan

d) Pimpinan yaitu penganalisis sistem harus personal yang

berpengalaman dari programmer atau desainer

5) Pendesain Sistem

Pendesain sistem menerima hasil penganalisis sistem berupa

kebutuhan pemakai yang tidak berorientasi pada teknologi tertentu

kemudian ditransformasikan ke desaian arsitektur tingkat tinggi dan dapat

diformulasikan oleh programmer

6) Programmer

Setelah penganalisis sistem memberikan hasil kerjanya dan diolah

oleh pendesain sistem programmer dapat mulai bekerja

5

7) Personal Pengoperasian

Pelaku ini bertugas dan bertanggung jawab di pusat komputer

misalnya jaringan keamanan perangkat lunak pencetakan back-up

24 Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam organisasi yang membantu

kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi

yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi organisasi agar dapat

menyediakan laporan yang diperlukan oleh pihak luar (Sutabri 2012)

Menurut pandangan Hall dalam Kadir (2014) sistem informasi adalah

sebuah rangkaian prosedur formal di mana data dikelompokkan diproses menjadi

informasi dan didistribusikan kepada pemakai Sama halnya seperti menurut

Sidharta dalam (Rusmana 2015) bahwa sebuah sistem informasi adalah sistem

buatan manusia yang berisi himpunan terintegrasi dari komponen-komponen

manual dan komponen-komponen terkomputerisasi yang bertujuan untuk

mengumpulkan data memproses data dan menghasilkan informasi untuk pemakai

25 Definisi Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi sering dirancang dengan menggunakan software agar

informasi yang dihasilkan menjadi lebih akurat efisien dan tepat waktu (Davis

Alderman amp Robinson 1990) Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu sistem

yang mengumpulkan merekam menyimpan dan mengolah data untuk

menghasilkan informasi bagi para pembuat keputusan (Romney amp Steinbart 2012)

Terdapat 6 komponen dalam Sistem Informasi Akuntansi yakni

6

1 Orang yang menggunakan sistem

2 Prosedur dan instruksi yang digunakan untuk mengumpulkan mengolah

dan menyimpan data

3 Data tentang organisasi dan kegiatan bisnisnya

4 Software yang digunakan untuk mengolah data

5 Infrastruktur teknologi informasi meliputi komputer perangkat tambahan

dan peralatan komunikasi jaringan yang digunakan dalam Sistem

Informasi Akuntansi

6 Sistem pengendalian internal dan perangkat keamanan untuk menjaga data

Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2012) sebuah sistem informasi akuntansi

yang didesain dengan baik dapat

1 Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya dari produk dan jasa

2 Meningkatkan efisiensi

3 Meningkatkan pembagian pengetahuan

4 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari suatu rantai Supply

5 Meningkatkan struktur dari pengendalian internal

6 Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan

Menurut Sutabri (2004) sistem informasi akuntansi meliputi beragam

aktivitas yang berkaitan dengan siklus pemrosesan akuntansi perusahaan Meskipun

tidak ada dua organisasi yang identik tetapi sebagian besar mengalami jenis

kejadian ekonomi yang serupa Kejadian-kejadian ini menghasilkantransaksi-

7

transaksi yang dapat dikelompok menjadi empat siklus aktivitas bisnis yang umum

yaitu

1 Siklus pendapatan

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pendistribusian barang dan jasa

ke entitas-entitas lain dan pengumpulan pembayaran yang berkaitan

2 Siklus pengeluaran

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan barang dan jasa dari

entitas-entitas lain dan pelunasan kewajiban-kewajiban yang berkaitan

3 Siklus produksi

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pengubahan sumber daya menjadi

barang dan jasa

4 Siklus keuangan

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan dan manajemen dana

modal termasuk kas

26 Sistem Informasi Akuntansi Accurate

Salah satu contoh sistem informasi akuntansi adalah Accurate Penggunaan Sistem

Informasi Akuntansi (SIA) Accurate sesuai dengan salah satu tujuan utama sistem

informasi yaitu untuk menyajikan informasi sebagai pendukung pengambilan

keputusan perencanaan pengendalian dan perbaikan selanjutnya (Puspitawati amp

Anggadini 2011) SIA Accurate merupakan salah satu program akuntansi buatan

putra-putri bangsa Pengembang sistemnya (developer system) adalah CPSSoft (PT

Cipta Piranti Sejahtera) dan CPSSoft tidak melayani penjualan mereka fokus di

pengembangan program dan administrasi Versi pertama SIA Accurate adalah

8

Accurate 2000 Accounting Software yang diliris sekitar tahun 2000 Sistem

Acccurate merupakan produk lokal yang sesuai dengan Pernyataan Standard

Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Perpajakan di Indonesia

261 SIA Accurate versi 5

SIA Accurate ini merupakan salah satu program pembukuan perusahaan

dalam varian paket modul lengkap siap pakai dan tersedia untuk varian

project ataupun manufaktur yang bisa diaplikasikan di berbagai jenis dan

skala usaha kecil menengah bagi perusahaan baik yang bergerak di bidang

trading distribusi service atau manufaktur dan lain sebagainya SIA

Accurate ini menyediakan layanan dengan menggunakan Bahasa Indonesia

sehingga penggunaan sistem ini akan mudah dipahami oleh masyarakat

Indonesia

SIA Accurate versi 5 memiliki 3 varian paket dengan beragam

modul yang ditawarkan bagi setiap perusahaan yaitu Standard Edition

Deluxe Edition dan Enterprise Edition Untuk varian Standar Edition

cocok untuk perusahaan skala kecil seperti jasa dan dagang yang hanya

cukup menghasilkan laporan keuangan standar tanpa perlu laporan

keuangan perproyek atau perdepartment Sedangkan Deluxe Edition

merupakan perpaduan dari beberapa modul standar ditambah dengan fungsi

berupa pengisian proyek dan departemen Kalau varian Enterprice Edition

cocok untuk perusahaan manufacturing karena sudah dilengkapi dengan

Bill Of Material Production Order Production Activity Finished

Production Activity dan bahkan dapat mengetahui selisih antara Bill Of

9

Material Budged dengan Production Activity Berikut tabel perbedaan

daftar modul dan fitur pada setiap varian paket

Tabel 2 1 Perbedaan Varian Accurate 5 (sumber wwwcpssoftcom)

Modul dan Fitur Standard

Edition

Enterprise

Edition

Deluxe

Edition

Modul Pembelian

Modul Penjualan Modul Persediaan Modul Buku Besar Modul Kas Bank Modul Aktiva Tetap Modul RMA Modul Proyek Modul Manufaktur

Transaksi berulang dengan pengingat Mengakses grafik laporan dengan

tabletsmartphone

262 Modul SIA Accurate versi 5

Berikut beberapa penjelasan modul yang tersedia

1 Modul Pembelian (Purchase Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Permintaan Pembelian (Purchase

Requisition Form) Formulir Pesanan Pembelian (Purchase Order

Form) Formulir Penerimaan Barang (Received Item Form) Formulir

Faktur Pembelian (Purchase Invoice Form) Formulir Retur Pembelian

(Purchase Return Form) dan Formulir Pembayaran Pembelian

(Purchase Payment Form)

2 Modul Penjualan (Sales Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Penawaran Penjualan (Sales

Quotation Form) Formulir Pesanan Penjualan (Sales Order Form)

10

Formulir Faktur Penjualan (Sales Invoice Form) Formulir Retur

Penjualan (Sales Return Form) dan Formulir Penerimaan Penjualan

(Sales Receipt Form)

3 Modul Persediaan (Inventory Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Barang dan Jasa (List Of Item)

Formulir Penyesuain Persediaan (Inventory Adjustment Form)

Formulir Pembiayaan Pesanan (Job Costing Form) Daftar Gudang

(List Of Warehouse) Formulir Grup Barang (Item Grouping Form)

Formulir Penyesuaian Harga Jual Barang (Set Selling Price Adjustment

Form) dan Formulir Pindah Barang (Item Transfer Form)

4 Modul Buku Besar (General Ledger Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Akun (List Of Account) Daftar Mata

Uang (List Of Currency) Informasi Perusahaan (Company Info)

Formulir Bukti Jurnal (Journal Voucher Form) Proses Akhir Bulan

(Period End Process) dan Laporan Keuangan (Financial Statemen)

5 Modul Kas Bank (Cash Bank Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Pembayaran (Payment Form

Formulir Penerimaan (Deposit Form) Buku Bank (Bank Book)

Formulir Rekonsiliasi Bank (Bank Reconcile Form)

6 Modul Aktiva Tetap (Fixed Asset Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Aktiva Tetap Baru (New Fixed Asset

Form) Daftar Tipe Aktiva Tetap Pajak (List Of Fiscal Fixed Asset

11

Type) Daftar Tipe Aktiva Tetap (List Of Fixed Asset Type) Daftar

Aktiva Tetap (Fixed Asset List)

7 Modul RMA (Return Merchandise Authorization Module)

Modul ini terdiri dari Formulir RMA (RMA Form) dan Formulir

RMA Action (RMA Action Form)

8 Modul Proyek (Project Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Bahan Baku Daftar Biaya Proyek

Formulir Work Price Analysis Formulir Proyek Formulir Material In

Used Formulir Project Survey Formulir Project Bill Formulir Project

Ending

263 Kelebihan SIA Accurate versi 5 dengan versi sebelumnya

Berikut beberapa perbedaan antara SIA Accurate versi 4 dan Accurate versi

5 yaitu

1 Adanya Fitur E-Faktur

Fitur E-Faktur dibuat untuk membantu pengguna SIA Accurate

terutama Pengusaha Kena Pajak (PKP) untuk menghasilkan laporan siap

pakai sekaligus sebagai pendukung kebijakan dari Direktorat Jendral

Pajak yang mewajibkan penggunaan E-Faktur bagi perusahaan PKP

2 Database Server Firebird 25

Database firebird yang digunakan di dalam aplikasi Accurate versi

4 adalah Firebird versi 21 dan untuk Accurate versi 5 ini dikembangkan

12

dengan menggunakan database Firebird 25 dengan konfigurasi Super

Classic(SC) yang sudah diakui secara umum

3 Lisensi SIA Accurate

Di Accurate sebelumnya lisensi Accurate berupa nomor serial di-

input langsung ke SIA Accurate di masing-masing komputer Pengguna

memerlukan bantuan customer support CPSSoft atau tenaga penjual

untuk mendapatkan nomor serial yang dimaksud Di Accurate 5 License

Manager yang berkomunikasi dengan License Server CPSSoft untuk

mendapatkan nomor serial lisensi kemudian dikirimkan ke komputer

Accurate Client secara otomatis

264 Kekurangan SIA Accurate versi 5

1 Tidak bisa di Custom

SIA Accurate adalah software paket Kenapa tidak bisa Karena SIA

Accurate sudah mensurvei ke perusahaan-perusahaan dari UMKM

UKM di Indonesia dan Perusahaan menengah ke atas Jadi SIA Accurate

di buat sesuai dengan kebutuhan perusahaan-perusahaan di Indonesia

sesuai dengan PSAK dan perpajakan di Indonesia juga Laporan dan

form seperti PO Invoice dan lain-lain masih bisa di custom

2 Tidak mencakup Seluruh Operasional Perusahaan

Basic dari program SIA Accurate adalah accounting software bukan

oprasional software Contoh seperti pembayaran gaji perkaryawan belum

bisa di 5 bisa di catat secara global saja Untuk pencatatan gaji

13

perkaryawan dan SIA Accurate pajaknya baru bisa di SIA Accurate

Online

3 Tidak mendapatkan Training Pembelian Baru

Dulu SIA Accurate memang mempaket kan dalam pembelian baru

SIA Accurate maka mendapatkan training namun harganya lebih mahal

Sekarang sudah banyak SMK dan Universitas di Indonesia yang bekerja

sama dengan SIA Accurate sehingga SDM siap pakainya sudah banyak

Maka dari itu SIA Accurate menekan harga software semurah mungkin

dan jika di perusahaan Anda sudah ada karyawan yang sudah bisa

menggunakan SIA Accurate Kenapa harus mengambil jasa training

Jadi training di SIA Accurate sangat flexibel tergantung kebutuhan

perusahaan

27 Konsep Dasar Kesiapan Teknologi (Technology Readiness)

Penelitian Sheu amp Kim (2008) yang melibatkan 50 organisasi sebagai obyek

penelitian menyatakan bahwa tingkat kesiapan yang rendah menjadi sebab

kegagalan proyek SI khususnya kesiapan pengguna yang paling dominan

berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi SI Penelitian Sheu dan Kim

menunjukkan bahwa faktor kesiapan pengguna lebih kuat pengaruhnya terhadap

keberhasilan proyek SI dibandingkan dengan keterlibatan pengguna dalam proyek

SI

Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa adanya proses penerapan

teknologi atau sistem pada suatu organisasi menyebabkan beberapa tantangan baru

14

bagi organisasi tersebut seperti beberapa pengguna yang memiliki tingkat kesiapan

rendah pada sistem atau teknologi baru akan mengalami kesulitan dalam

mempelajari hal baru bahkan beberapa pengguna baru lainnya dapat memberikan

penolakan merasa enggan atau tidak mampu dalam menggunakan teknologi atau

sistem baru tersebut sehingga penerapan teknologi atau sistem baru pada organisasi

tersebut akan menjadi sia-sia bahkan gagal Oleh karena itu dengan adanya suatu

pengukuran dan penilaian dalam tingkat kesiapan dan kemampuan pengguna suatu

teknologi maka akan meminimalisir tingkat kesalahan kesulitan dan resiko yang

ada (Pambudi 2015)

28 Konsep Dasar Keberhasilan Sistem Informasi (Success SI)

Selama bertahun-tahun para peneliti dan praktisi telah berusaha untuk berhasil

dalam mengelola proyek SI sehingga dapat mencapai kinerja yang maksimal

Pengukuran keberhasilan proyek SI pun menjadi topik yang menarik di kalangan

peneliti dan praktisi tersebut sejak Standish Group mempublikasikan penemuan

mereka pada tahun 1994 Keberhasilan proyek adalah konsep utama tetapi teori

tersebut masih merupakan konsep yang ambigu Antara para peneliti dan praktisi

pun juga masih terjadi kurang sepakat tentang model tersebut Mereka cenderung

fokus pada satu atau sebagian dimensi Sehingga mereka belum mendapat

gambaran yang jelas tentang pengukuran keberhasilan SI

Subiyakto dan Ahlan (2014) mencoba menjawab permasalahan tersebut

dengan mengembangkan model alternatif pengukuran keberhasilan proyek

berdasarkan input-process-output (IPO) model Mereka membandingkan

15

mengadopsi mengadaptasi dan mengkombinasi teori sebelumnya yaitu Davisrsquos

IPO model teori keberhasilan proyek model Delone dan McLean dan kerangka

klasifikasi proyek

Pertama Subiyakto (2014) membandingkan dua model yaitu model Delone

dan McLean dan Model IPO Mereka menemukan bahwa model proses dan model

kausal Delone dan McLean tidak lengkap dalam istilah model IPO sebuah proyek

Model ini hanya fokus pada pemanfaatan dan layanan dari produk Dalam konteks

pengukuran keberhasilan proyek model ini kurang menjelaskan dimensi input dari

model IPO Dengan demikian model IPO lebih komprehensif dibandingkan model

Delone dan McLean

Kedua Subiyakto (2014) mengadopsi teori keberhasilan proyek

pengukuran keberhasilan SI Delone dan McLean dan kerangka klasifikasi proyek

Pengadopsian teori keberhasilan proyek dilaksanakan untuk mengembangkan

aspek kausalitas model Mereka mengadopsi semua variable model Delone dan

McLean serta tiga dari empat variabel kerangka klasifikasi proyek (McLeod amp

MacDonell 2011) yaitu konten proyek orang dan aksi konteks organisasi Hal ini

dikarenakan proses proyek akan diwakili oleh dimensi proses

Ketiga Subiyakto dan Ahlan (2014) menyesuaikan penempatan variable

sejalan dengan logika IPO dan definisi keberhasilan proyek Tiga penyesuaiannya

adalah sebagai berikut

a Menempatkan 2 dimensi model Delone dan Mclean (system creation dan

system utilization) ke dalam dimensi proses dari model Hal ini didukung

juga oleh beberapa peneliti bahwa proses proyek terdiri dari dua subproses

16

yaitu produksi produk dan pemanfaatannya Penempatan dimensi dampak

sistem dari model DeLone dan McLean sebagai dimensi output dari model

sejalan dengan definisi keberhasilan proyek

b Mengembangkan hubungan antara variabel dimensi input terhadap

variable dimensi proses Dalam hal ini masing-masing varibel dimensi

input memiliki hubungan terhadap masing-masing variabel dari dimensi

proses yang sejalan dengan model proses dan kausal dari IPO model

c Mengembangkan hubungan antara konteks organisasi terhadap semua

variabel dalam model yang berdasarkan konsep pengaruh lingkungan

sistem

Keempat model dikembangkan atas kombinasi dari empat teori yang telah

disebutkan sebelumnya Kombinasi ini dilakukan untuk menanggapi dua isu utama

di lingkup model keberhasilan proyek SI yaitu validitas dan kelengkapan

pengukuran model Kelengkapan model berarti model tersebut dikembangkan

untuk mencakup dimensi keseluruhan proyek dalam konteks aspek proses dan

kausal Validitas adalah berarti bahwa model ini mewakili secara teori keberhasilan

proyek Tiga dimensi utama yang dari model ini adalah dimensi input proses dan

output Dimensi proses terdiri dari dua subdimensi yaitu pembuatan sistem (system

creation) dan pemanfaatan sistem (system utilization) Model ini (Gambar 34)

mengandung 9 variabel dan 36 hubungan antar variable tersebut Konten proyek

(project content) orang dan aksi (people and action) dan konteks organisasi

(institutional contexts) adalah tiga variabel dimensi input Kualitas informasi

(information quality) kualitas sistem (system quality) kualitas layanan (service

17

quality) penggunaan (system use) dan kepuasan pengguna (user satisfaction)

adalah lima variabel untuk dimensi proses Manfaat bersih (net benefit) adalah

variabel untuk dimensi output

Gambar 2 1 Model Pengukuran Keberhasilan Proyek SI Berdasarkan Model IPO

(Subiyakto dan Ahlan 2014)

Selanjutnya pada tahun 2015 Subiyakto Ahlan Kartiwi dan Sukmana

memvalidasi model baru tersebut secara kualitatif untuk mengetahui kelayakan

model tersebut melalui Focus Group Study (FGS) Mereka melakukan 4 teknik FGS

yaitu interview konsultasi diskusi dan seminar Ada 16 partisipan (9 doktor 3

calon doktor dan 4 akademisi) dari 20 anggota terdaftar yang tergabung dalam

kelompok penelitian ini Mereka memiliki kepentingan keterampilan

penegtahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian SI Mereka juga dipilih

karena kredibilitas mereka sebagai key informants

18

Hasil dari FGS mengungkapkan delapan tema menyeluruh berkaitan dengan

validitas model dan kelayakan pelaksanaan penelitian Kemudian telah disimpulkan

dalam empat poin validasi yaitu kejelasan proses pemodelan penggunaan dasar

teoritis kewajaran metode penelitian dan ketersediaan sumber daya penelitian

Berdasarkan poin tersebut Subiyakto et al merevisi modelnya melalui

penyederhanaan jumlah hubungan antar variable dengan menghapus 6 hubungan

Model tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 2 2 Revisi Model (Subiyakto et al 2015)

29 Populasi Dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya Guritno dan Sudaryono (2011) Dalam metode

penelitian kata populasi amat populer dipakai untuk menyebutkan

serumpunsekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian Populasi penelitian

merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia hewan

tumbuh-tumbuhan udara gejala nilai peristiwa sikap hidup dan sebagainya

19

Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin 2006)

Jenis populasi terbagi dua yaitu

1) Populasi fitnit artinya jumlah individu ditentukan

2) Populasi infinit artinya jumlah individu tidak terhingga atau tidak

diketahui dengan pasti

Sampel ialah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut Sehingga pengambilan sampel harus menggunakan cara-cara tertentu yang

berdasarkan oleh pertimbangan-pertimbangan yang ada (Sugiyono 2011)

291 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel Terdapat dua metode dasar

penarikan sampel yaitu (Guritno amp Sudaryono 2011)

a Probability Sampling

Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel Beberapa metode penarikan sampel probabilitas

adalah sebagai berikut

1 Simple Random Sampling

Simple random sampling dikatakan sederhana karena pengambilan

sampel dari populasinya dilakukan secara acak tanpa memperhatikan status

atau tingkat pendidikan yang ada dalam suatu populasi

2 Stratified Random Sampling

20

Stratified Random Sampling merupakan suatu prosedur penarikan

sampel berstrata yaitu suatu subsampel acak sederhana yang ditarik dari

setiap strata atau tingkatan yang kurang lebih sama dalam beberapa

karakteristik (Siregar 2013)

3 Cluster Sampling

Cluster Sampling merupakan suatu prosedur penarikan sampel

probabilitas yang memilih subpopulasi yang disebut cluster Kemudian

setiap elemen di dalam kelompok cluster tersebut dipilih sebagai anggota

sampel

b Nonprobability Sampling

Nonprobability Sampling merupakan suatu prosedur penarikan

sampel yang bersifat subjektif Dalam hal ini probabilitas pemilihan

elemen-elemen populasi tidak dapat ditentukan Hal ini disebabkan setiap

elemen populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai

sampel Beberapa teknik pengambilan sampel nonprobabilitas sebagai

berikut (Guritno amp Sudaryono 2011)

1 Convience Sampling

Convience Sampling adalah teknik penarikan sampel berdasarkan

kemudahan Prosedurnya adalah semata-mata langsung menghubungi

unitunit penarikan sampel yang mudah dijumpai seperti mahasiswa dalam

satu kelas jamarsquoah tempat ibadah pengunjung toko dan lainnya Seringkali

pengambilan sampel ini dilakukan untuk menguji kuesioner atau penelitian

ekspolorasi

21

2 Quota Sampling

Quota Sampling adalah penarikan sampel berdasarkan kuota

Prinsipnya adalah karakteristik tertentu yang relevan menjelaskan dimensi

populasi Peneliti harus mengetahui distribusi populasi

3 Purposive Sampling

Purposive Sampling adalah penarikan sampel berdasarkan

pertimbangan atau kriteria tertentu

4 Snowball Sampling

Snowball Sampling adalah metode penarikan sampel dengan

responden yang berhasil diperoleh diminta untuk menunjukkan responden

lainnya secara berantai

5 Accidental Sampling

Accidental Sampling adalah metode penarikan sampel dimana

pemilihan anggota sampelnya dilakukan terhadap orangbenda yang

kebetulan ada atau dijumpai (Hadi 2016 Sugiyono 2011)

292 Teknik Menentukan Ukuran Sampel

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan ketepatan ukuran pengukuran penelitian

ini menggunakan metode analisis SEM Berdasarkan studi penelitian Monte Carlo

berbagai estimasi penentuan sampel yang disimpulkan

1 Model SEM dengan jumlah variabel laten sampai dengan lima buah dan

setiap konstruk dijelaskan 3 atau lebih indikator jumlah sampel 100-150

sudah dianggap memadai (Santoso 2011)

22

2 Ukuran sampel untuk model SEM adalah antara 100-200 atau dengan cara

jumlah indikator dikali 5 sampai 10 (Ferdinand AT 2000)

3 Ukuran sampel untuk estimasi Maximum Likehood harus setidaknya 5x

jumlah parameter bebas dalam model termasuk error (Bentler amp Chou

1987)

4 SEM yang menggunakan model estimasi maximum likehood estimation

(MLE) adalah 100-200 sampel (Ghozali 2011)

210 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2011) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang

paling utama dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data Dengan metode pengumpulan data yang tepat akan

memungkinkan peneliti untuk memperoleh data yang valid sehingga dapat

membantu dalam penelitian Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan

berbagai metode

1 Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

oleh peneliti untuk memperoleh informasi dengan cara berkomunikasi

langsung (seperti tanya jawab) antara pewawancara dan responden

2 Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab (Sugiyono dalam Setiawan 2016)

23

Kuesioner ini dapat membantu peneliti memperoleh informasi terkait

dengan permasalahan penelitian

3 Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

suatu pengamatan disertai dengan pencatatan terhadap keadaan atau

perilaku objek penelitian (Fathoni dalam Setiawan 2016) Observasi ini

dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai objek penelitian secara

keseluruhan

4 Studi Pustaka

Studi pustaka adalah teknik survei terhadap data yang telah ada

dengan menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu

yang berkepentingan mencari metode-metode serta teknik penelitian

baik dalam mengumpulkan data atau dalam menganalisis data yang telah

pernah digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu (Nazir dalam Yunita

2017)

211 Skala Likert

Menurut Sugiyono (2011) skala likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat

dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Sewaktu

menanggapi pertanyaan dalam skala likert responden menentukan tingkat

persetujuan mereka terhadap suatu pertanyaan dengan memilih salah satu dari

pilihan yang tersedia Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti

ini

24

1 Sangat tidak setuju

2 Tidak setuju

3 Kurang setuju

4 Setuju

5 Sangat setuju

Selain pilihan dengan lima skala seperti contoh di atas kadang digunakan juga

skala dengan tujuan atau sembilan tingkat Suatu studi empiris menemukan bahwa

beberapa karakteristik statistik hasil kuesioner dengan berbagai jumlah pilihan

tersebut ternyata sangat mirip (Dawes 2008)

212 PLS-SEM

PLS-SEM merupakan salah satu metode yang digunakan dalam menganalisis dan

dinilai kuat karena digunakan pada setiap jenis skala data seperti data interval data

nominal dan rasio serta syarat asumsi yang lebih fleksibel (Yamin amp Kurniawan

2011) Partial Least Square (PLS) dikembangkan pertama kalinya oleh Herman

Wold pada tahun 1975 Software yang digunakan untuk analisis menggunakan

PLS-SEM antara lain SmartPLS XLSTAT PLS-PM Visual PLS dan lainnya

PLS dapat digunakan untuk tujuan konfirmasi (seperti pengujian hipotesis)

dan tujuan eksplorasi PLS juga dapat menduga apakah terdapat atau tidak

hubungan antar variabel dan kemudian proposisi untuk pengujian Tujuan

utamanya adalah menjelaskan hubungan antar konstruk dan menekankan

pengertian tentang nilai hubungan tersebut Penggunaan PLS untuk prediksi dan

membangun teori serta sampel yang dibutuhkan relatif kecil dengan minimum

25

sepuluh kali item konstruk yang paling kompleks (Ghozali 2011 Ghozali amp

Hengky 2015 Yamin amp Kurniawan 2011)

Kepopuleran penggunaan PLS-SEM diantara para peneliti dan praktisi

adalah karena empat alasan Pertama algoritma PLS tidak terbatas hanya untuk

hubungan antara indikator dengan konstrak latennya yang bersifat reflektif saja

tetapi algoritma PLS juga dipakai untuk hubungan yang bersifat formatif Kedua

PLS dapat digunakan untuk menaksir model path dengan sample size yang kecil

Ketiga PLS-SEM dapat digunakan untuk model yang sangat kompleks (terdiri atas

banyak variabel laten dan manifes) tanpa mengalami masalah dalam estimasi data

Keempat PLS dapat digunakan ketika distribusi data sangat miring (skew) (Yamin

amp Kurniawan 2011)

Evaluasi model dalam PLS meliputi dua tahap yaitu evalusi outer model

atau model pengukuran dan evaluasi terhadap inner model atau model struktural

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Sarstedt 2017 Wong 2013 Yamin

2011)

1 Evaluasi Pengukuran Model (Outer Model)

Model ini meliputi pemeriksaan individual item reliability internal

consistency atau construct reliability average variance extracted dan

discriminant validity Ketiga pengukuran tersebut dikelompokkan dalam

convergent validity yaitu mengukur besarnya korelasi antara konstrak

dengan variabel laten Measurement model dilakukan untuk dapat

mengetahui hubungan antara konstrak (variabel) dengan indikator-

indikatornya (Yamin amp Kurniawan 2011)

26

Pemeriksaaan individual item reliability dapat melihat nilai

standardized loading factor Nilai ini menggambarkan besarnya korelasi

antara setiap item pengukuran (indikator) dengan konstraknya Untuk nilai

ideal loading factor berupa diatas 07 ini berarti bahwa indikator tersebut

sudah valid sebagai indikator yang dapat mengukur konstrak

Pengukuran lainnya dari convergent validity adalah melihat nilai

Average Variance Extracted (AVE) Nilai ini menggambarkan besaran varian

atau keragaman variabel manifes yang dapat dikandung oleh konstrak laten

Untuk nilai AVE ideal yaitu 05 hal ini berarti convergent validity baik

Artinya variabel laten dapat menjelaskan rata-rata lebih dari setengah varian

dari indikator-indikatornya

Discriminant validity dievaluasi melalui cross loading kemudian

membandingkan nilai AVE dengan kuadrat nilai korelasi antar konstrak

Ukuran cross loading adalah membandingkan korelasi dengan konstraknya

dan konstrak blok lainnya hal ini menunjukkan konstrak tersebut

memprediksi ukuran pada blok mereka dengan lebih baik dari blok lainnya

Ukuran discriminant validity lainnya adalah bahwa nilai akar AVE harus

lebih tinggi daripada korelasi antara konstrak dengan konstrak lainnya atau

nilai AVE lebih tinggi dari kuadrat korelasi antara konstrak

2 Evaluasi Struktural Model (Inner Model)

Pengukuran struktural model dilakukan untuk dapat mengetahui hubungan

antara konstrak yang dihipotesiskan oleh peneliti(Yamin amp Kurniawan

27

2011) Dalam model ini terdapat beberapa tahap dalam melakukan

evaluasinya

Tahap pertama adalah dengan melihat signifikansi hubungan antara

konstrak Hal ini dapat dilihat dari koefisien jalur (path coefficient) yang

menggambarkan kekuatan hubungan antara konstrak Pengukuran path

coefficient (β) memiliki nilai ambang batas diatas 01 hal ini untuk

menyatakan bahwa jalur (path) yang dimaksud mempunyai pengaruh di

dalam model

Tahap kedua adalah dengan mengevaluasi nilai R2 (coefficient of

determination) Nilai ini menjelaskan varian dari tiap target endogenous

variabel dengan standar pengukuran sekitar 067 sebagai kuat sekitar 033

moderat dan dibawah 019 menunjukan tingkat varian yang lemah

Tahap ketiga adalah dengan melihati nilai t-test dengan metode

boostrapping menggunakan uji two-tailed dengan tingkat signifikansi 5

untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian Bila nilai t-test lebih besar dari

196 maka hipotesis penelitian yang dibuat dapat diterima

Tahap keempat yaitu pengujian f2 (effect size) Pengujian ini dilakukan

untuk dapat memprediksi pengaruh variabel tertentu terhadap variabel

lainnya dalam struktur model dengan nilai ambang batas sekitar 002 untuk

pengaruh kecil 015 untuk pengaruh menegah dan 035 untuk pengaruh yang

besar f2 dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

28

Tahap kelima yaitu pengujian 1198762 (predictive relevance) dengan

menggunakan metode blindfolding untuk dapat memberikan bukti bahwa

variabel tertentu yang digunakan dalam suatu model yang dibuat mempunyai

keterkaitan prediktif (predictive relevance) dengan variabel lainnya dalam

model tersebut dengan nilai ambang batas pengukuran di atas nol

Tahap keenam yaitu melakukan pengujian 1199022 (Relative Impact) dengan

menggunakan metode blindfolding juga untuk dapat mengukur relatif

pengaruh sebuah keterkaitan antara prediktif sebuah variabel tertentu dengan

variabel lainnya yang memiliki nilai ambang batas sebesar 002 untuk

pengaruh kecil 015 untuk pengaruh sedang dan 035 untuk pengaruh besar

Rumus yang digunakan dalam perhitungan 1199022 adalah sebagai berikut

211 Model yang Diadopsi

Model yang digunakan pada penelitian ini adalah model kesiapan dan keberhasilan

SI oleh Subiyakto (2017) Gambar model penelitian ini dapat dilihat di bab satu

pada gambar 11 Berikut model yang diajukan pada penelitian ini

Variabel TRI dan Keberhasilan SI

Berikut dijabarkan pengertian dari variabel yang diadopsi ke dalam model TRI

dan Keberhasilan SI lengkap dengan referensi model tersebut

29

Tabel 2 2 Variabel TRI dan Keberhasilan SI Variabel Pengertian Referensi

Optimsm (OPT) Visi yang positif tentang teknologi dan keyakinan kontrol

yang lebih besar fleksibilitas dan efisiensi dalam

kehidupan manusia (Parasuraman

amp Colby

2015

Subiyakto

2017)

Innovativness

(INN)

Kecenderungan untuk menjadi pelopor pemimpin atau

opinion-former dalam penggunaan teknologi

Discomfort (DIS) Persepsi tentang kurangnya kontrol atas teknologi dan

perasaan tertekan dalam penggunaan teknologi

Insecurity (INS) Ketidakpercayaan teknologi dan skeptisis kemampuan

diri untuk menggunakannya dengan tepat

Information

Quality (INQ)

Tingkat sejauh mana informasi yang dihasilkan secara

konsisten memenuhi persyaratan dan harapan pengguna

(Delone amp

McLean

2003

Subiyakto

2017)

System Quality

(SYQ)

Tingkat untuk mendeskripsikan kualitas dari konten yang

dimiliki sistem informasi

Service Quality

(SVQ)

Tingkat untuk menilai sebarapa baik kualitas layanan

kepada pengguna

User Satisfaction

(USF) Kepuasan pengguna menggunakan sistem informasi

Success

Information

System (SIS)

Pencapaian sistem informasi berdasarkan perencanaan

pengembangannya

Indikator TRI dan Keberhasilan SI

Setelah penjabaran dari pengertian variabel berikut ini adalah penjabaran

pengertian dari indikator-indikator yang diadopsi ke dalam model lengkap dengan

referensinya

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI

Indikator Definisi Referensi

Easiness (OPT1) Tingkat yang terkait dengan kemampuan suatu sistem

untuk memberikan kebebasan dari kendala kesulitan dan

masalah

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Connectivity

(OPT2)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan suatu sistem

untuk berhasil terhubung dengan sistem lain

Efficiency (OPT3) Tingkat yang terkait dengan pencapaian sistem untuk

menghasilkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk mencapai output

Effectiveness

(OPT4)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan sistem untuk

mencapai tujuan penggunaannya

Productivity

(OPT5)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

menghasilkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk menghasilkan output

30

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI (lanjutan)

Indikator Definisi Referensi

Problem Solving

(INN1)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

menemukan solusi terhadap masalah

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Independence

(INN2)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan sistem untuk

mendukung penggunanya agar bebas dari kontrol atau

pengaruh

Challenge (INN3) Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

berhasil menangani atau mencapai sesuatu dalam situasi

atau masalah yang sulit

Stimulatioon

(INN4)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

mendorong sesuatu untuk terjadi berkembang atau

membaik

Competitiveness

(INN5)

Tingkat yang terkait kemampuan sistem untuk sukses

pengguna dibanding kompetitornya

Complexity (DIS1) Tingkat yang terkait dengan fitur sistem yang

membingungkan atau sulit dipahami

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Difficulty (DIS2) Tingkat yang terkait dengan kondisi suatu sistem yang

tidak dapat dioperasikan dengan mudah

Dependence (DIS3) Tingkat yang terkait dengan kondisi suatu sistem yang

membutuhkan pihak lain untuk mengoperasikannya

Lack of Support

(DIS4)

Tingkat yang terkait dengan sistem yang tidak memiliki

atau cukup dukungan dalam operasinya

Inappropriateness

(DIS5) Tingkat yang berkaitan dengan keadaan yang tidak pantas

Failure (INS1) Tingkat yang terkait dengan kemungkinan bahwa sistem

tidak menyenangkan atau terdapat hal berbahaya yang

bisa terjadi

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Threat (INS2) Tingkat yang terkait dengan situasi sistem yang bisa

menimbulkan kerugian atau bahaya

Reducing

Interaction (INS3)

Tingkat yang terkait dengan implementasi sistem yang

membuat interaksi manusia semakin berkurang dalam

ukuran jumlah dan kepentingan

Distraction (INS4) Tingkat yang terkait dengan penggunaan sistem lebih

diperhatikan dan mencegah orang berkonsentrasi pada

hal lain

Incredulity (INS5) Tingkat yang terkait dengan keraguan sistem dari

penggunaannya

Accuracy (INQ1) Tingkat kelayakan dari informasi yang dihasilkan

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Timeliness (INQ2) Tingkat presisi dari proses pengolahan informasi SI pada

durasi waktu yang direncanakan

Completeness

(INQ3)

Tingkat dari informasi yang dihasilkan oleh SI utuh atau

tanpa ada bagian yang hilang

Consistency (INQ4) Kecenderungan dari SI untuk masih mendemonstrasikan

informasi yang sama dalam operasi layanan

pemeliharaan atau kualitas

Relevance (INQ5) Tingkat keterkaitan dari informasi yang dihasilkan oleh

SI dengan pokok bahasannya

31

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI (lanjutan)

Indikator Definisi Referensi

Ease of Use

(SYQ1)

Tingkat kebebasan SI dari kendala kesulitan dan

masalah selama penggunaannya

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Maintainability

(SYQ2)

Tingkat yang terkait dengan kemudahan SI dalam

pemeliaharaannya

Response Time

(SYQ3)

Tingkat yang terkait dengan jumlah waktu yang

dibutuhkan untuk menanggapi perintah dari pengguna

tersebut

Fuctionality

(SYQ4)

Tingkat yang terkait dengan SI dapat dioperasikan sesuai

dengan persyaratan yang telah direncanakan

Safety (SYQ5) Tingkat kekebalan SI dari serangan yang tak terduga

bahaya atau kerusakan

Responsiveness

(SVQ1)

Tingkat reaksi SI untuk melayani penggunanya dengan

cara waktu dan situasi yang sesuai

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Flexibilty (SVQ2) Tingkat adaptasi SI untuk melayani penggunanya sesuai

dengan kebutuhan yang diminta

Security (SVQ3) Tingkat keamanan dari sistem yang terintegrasi untuk

melayani pengguna dengan aman dari serangan bahaya

atau kerusakan yang tak terduga

Fuctionality

(SVQ4)

Tingkat yang terkait dengan cakupan layanan SI sesuai

dengan persyaratan fungsional

Extension (SVQ5) Tingkat yang terkait dengan cakupan layanan tambahan

SI yang melebihi persyaratan fungsional

Efficiency (USF1) Tingkat kepuasan pengguna SI berdasarkan pada

pencapaian sistem untuk menghasilkan output

dibandingkan dengan sumber daya yang dibutuhkan

untuk mencapai output (Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Effectivity (USF2) Tingkat kepuasan pengguna SI berdasarkan pada

kemampuan sistem untuk memenuhi kebutuhan

pengguna untuk mencapai tujuannya

Flexibility (USF3) Tingkat kepuasan pengguna SI yang terkait dengan

kemampuan beradaptasi dari sistem sesuai dengan

kebutuhan yang diminta

Overall Satisfaction

(USF4)

Tingkat kepuasan pengguna SI terkait dengan

kecukupan keseluruhan aspek sistem

IS Efficiency (SIS1) Tingkat yang terkait dengan perbandingan dari nilai

output SI dan sumber daya yang dibutuhkan untuk

mencapai output

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei 2013

Subiyakto

2017)

IS Effectivity (SIS2) Tingkat yang terkait dengan kapabilitas kemampuan

sistem untuk memenuhi kebutuhan pengguna untuk

mencapai tujuannya

User Satisfaction

(SIS3)

Sejauh mana SI dapat membantu pengguna menciptakan

nilai bagi bisnis mereka

Productictivity

Improvement

(SIS4)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

meningkatkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk menghasilkan output

Competitive

Advantage (SIS5)

Tingkat yang terkait dengan posisi yang menguntungkan

dari pengguna SI yang terintegrasi untuk bersaing dalam

kompetisi bisnis

32

2111 Model IPO Logic

Beberapa penelitian menggunakan input-process-output Logic pada model

penelitiannya Logika IPO di adopsi untuk tujuan yang sama dalam

pengukuran kualitas dari suatu sistem Teori dasar sistem ini digunakan untuk

dapat memberi gambaran akan konsep sistematis dari suatu sistem (Subiyakto

et al 2014) Model logika komputer IPO logic yang digunakan milik Davis

(1998) dan Kellogg (2004) sampai saat ini masih banyak digunakan dalam

penelitian di bidang teknologi dan informasi Logika IPO ini digunakan pada

penelitian yang bertujuan dalam hal pengukuran kualitas suatu sistem

Teori dasar IPO digunakan juga untuk menggambarkan konsep

sistematis dari suatu sistem dan mudah dimengerti oleh para pengguna para

desainer pun juga dapat mengevaluasi dan memperbaiki desain (Davis 1998

Kellogg 2004) Model logic bila digambarkan secara langsung belum tentu

dapat dilihat hubungan sebab-akibat atau hubungan tujuan dan dampak dari

program ataupun proyek secara langsung Namun ini bukan berarti bahwa

program tersebut dikatakan tidak berhasil tetapi kemungkinan adanya bahwa

program sebagai salah satu dari banyak faktor yang dapat mempengaruhi

suatu dampak yang dapat ditimbulkannya (Solihin Dadang 2012) Berikut

adalah gambar 25 merupakan alur dari IPO logic

Gambar 2 3 IPO LOGIC (Davis 1998)

33

2112 Model Kesiapan Teknologi (Technology Readiness)

Technology Readiness atau kesiapan penggunaan teknologi merupakan

kecenderungan sikap masyarakat dalam merangkul dan menggunakan

teknologi baru di rumah dan di tempat kerja (Parasuraman 2000)

Setiap orang bisa menjadi konsumen teknologi namun cara

mengimplementasikannya tergantung pada derajat kesiapan seseorang

dalam menerima teknologi tersebut Menurut Parasuraman (2000) langkah

pertama yang harus dilakukan dalam implementasi teknologi adalah

mengetahui kesiapan konsumen dalam menerima teknologi tersebut Dalam

konteks ini Technology Readiness Index dikembangkan oleh Parasuraman

(2000) untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana seseorang atau

organisasi siap untuk mengadopsi sebuah teknologi informasi Berikut

gambar terbaru dari model TRI 20

Gambar 2 4 Model TRI20 oleh Parasuraman dan Colby 2015

(Sumber Rockresearchcom)

34

TRI merupakan skala multy-item yang terdiri dari 36 pertanyaan untuk

mengukur technology readiness Skala 36-item terdiri dari empat dimensi

komponen keyakinan yang berkaitan dengan teknologi yang memperngaruhi

tingkat seseorang dalam Technology Readiness Keyakinan ini menetapkan

kesediaan seseorang untuk berinteraksi dengan teknologi baru Seiring

berjalannya waktu dan perkembangan IT yang meningkat dengan pesat maka

pemilik model melakukan pembaharuan di tahun 2014 bersama Charles L

Colby sehingga menghasilkan model TRI 20 tetap dengan mempertahankan

4 dimensi sebelumnya namun perubahan serta pembaharuan instrumen

menjadi 16 butir Model TRI 20 ini terdiri dari empat dimensi dua adalah

kontributor dan dua lagi adalah inhibitor pada adopsi teknologi

Kontributornya sebagai berikut

1 Optimism (kepercayaan diri) yaitu menggambarkan sebuah ekspektasi

dari kebenaran positif teknologi

2 Innovativeness (inovasi) yaitu mengenai otoritas penggunaan teknologi

Sedangkan inhibitor adalah

3 Discomfort (ketidaknyamanan) adalah keraguan tentang jaminan orang

awam akan pengalamannya dengan teknologi

4 Insecurity (ketidakamanan) adalah resiko kemungkinan orang-orang

melakukan transaksi berbasis teknologi (technology-based transactions)

Sebagai kontributor optimisme dan inovasi sebagai penggerak dari

Technology Readiness Pada kenyataannya skor tinggi diukur pada dimensi-

dimensi ini yang pada umumnya akan memperbesar kesiapan teknologi

35

(Technology Readiness) Sabaliknya ketidaknyamanan dan ketidakamanan

mencegah atau menunda berkecenderungan membuat orang-orang untuk

menggunakan teknologi baru Dengan demikian skor tinggi yang diukur pada

dimensi-dimensi ini akan menurunkan seluruh kesiapan teknologi

(Technology Readiness) Selama bertahun-tahun TRI telah banyak

bermanfaat bagi para peneliti yang tertarik pada media sosial akses mobile

dan layanan teknologi lainnya Skala 36-item yang di bangun oleh

Parasurman telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa untuk memfasilitasi

perkembangannya di banyak Negara dan telah digunakan di berbagai sektor

layanan termasuk pendidikan perbankan telekomunikasi kesehatan dan

layanan professional lainnya

Parasuraman (2000) memberikan tiga kategori pada pengukuran

Technology Readiness Index yaitu

1 High Technology Readiness (TRI gt 351)

2 Medium Technology Readiness (29 =lt TRI =lt 351)

3 Low Technology Readiness (TRI =lt 289)

Terdapat 5 segmen kategori pengguna sistem yang didefiniskan oleh

Parasuraman dan Colby (2015)

1 Explolers Memiliki optimisme dan rasa inovatif yang tinggi terhadap

teknologisistem sehingga memiliki antusiasme terhadap penggunaan

teknologisistem informasi

2 Pioneer Memiliki optimisme dan rasa inovatif yang tinggi terhadap

teknologisistem namun memiliki sikap kritis terhadap penggunaan

36

teknologisistem informasi Hal tersebut menyebabkan pengguna akan

selektif dalam penggunaan teknologisistem informasi

3 Paranoids Memiliki rasa optimis terhadap teknologisistem namun

memiliki rasa inovatif yang rendah Pengguna kategori ini memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang tinggi terhadap penggunaan

teknologisistem Hal ini menyebabkan rendahnya antusiasme terhadap

penggunaan teknologi

4 Laggards Memiliki rasa optimis dan rasa inovatif terhadap

teknologisistem yang rendah Jenis pegguna seperti ini memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang tinggi terhadap penggunaan

teknologisistem Hal ini menyebabkan penolakan terhadap penggunaan

teknologi

5 Skeptics Memiliki rasa optimis dan rasa inovatif yang rendah terhadap

teknologisistem Jenis pegguna seperti ini juga memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang rendah terhadap penggunaan

teknologisistem Pengguna seperti ini akan menerima teknologisistem

namun tidak memiliki antusiasme terhadap teknologisistem

37

2113 Model Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information)

Gambar 2 5 Model Keberhasilan SI (DeLone amp McLean 1992)

Model keberhasilan ini didasarkan pada proses dan hubungan kausal

dari dimensi-dimensi di model Model ini tidak mengukur ke enam dimensi

pengukuran keberhasilan sistem informasi secara independen tetapi

mengukurnya secara keseluruhan satu mempengaruhi yang lainnya

Pertimbangan proses beragumentasi bahwa suatu sistem terdiri dari

beberapa proses yaitu satu proses mengikuti proses lainnya Suatu model

proses mengusulkan bahwa suatu sistem informasi terdiri dari beberapa

proses yaitu sebagai berikut ini

a Suatu sistem informasi mula-mula dibuat berisi dengan banyak fitur

yang dapat memperlihatkan beberapa tingkat kualitas sistem dan

informasinya

b Pemakai-pemakai dan manajer-manajer mempunyai pengalaman dengan

fitur-fitur tersebut dengan menggunakan sistemnya entah mereka puas

atau tidak puas dengan sistemnya atau produk informasinya

38

c Penggunaan dari sistem dan produk informasinya kemudian mempunyai

dampak atau pengaruh (influence) di pemakai individual di dalam

melakukan pekerjaannya dan dampak-dampak individu ini secara

kolektif akan berakibat pada dampak- dampak organisasional

Berbeda dengan model proses model kausal (causal model) atau

disebut juga dengan model varian (variance model) berusaha untuk

menjelaskan kovarian (covariance) dari elemen-elemen model untuk

menentukan apakah variansi dari satu elemen dapat dijelaskan oleh variansi

dari elemen-elemen lainnya atau dengan kata lain untuk menentukan apakah

terjadi hubungan kausal diantara mereka Misalnya semakin tinggi kualitas

sistem diharapkan akan menyebabkan kepuasan pemakai dan penggunaan

yang lebih tinggi yang selanjutnya akan memperngaruhi secara positif

produktivitas individual dengan hasil peningkatan produktivitas

organisasional Model kausal ini menunjukkan bagaimana arah hubungan

satu elemen dengan elemen lain apakah menyebabkan lebih besar

(mempunyai pengaruh positif) atau lebih kecil (mempunyai pengaruh

negatif)

Dari model proses dan kausal ini maka dapat dijelaskan bahwa kualitas

sistem (system quality) dan kualitas informasi (information quality) secara

mandiri dan bersama-sama mempengaruhi baik penggunaan (use) dan

kepuasan pemakai (user satisfaction) Besarnya penggunaan (use) dapat

mempengaruhi kepuasan pemakai (user satisfaction) secara positif atau

negatif Penggunaan dan kepuasan pemakai mempengaruhi dampak

39

individual (individual impact) dan selanjutnya mempengaruhi dampak

organisasional (organization impact) Sejak tahun 1992 sampai tahun 2002

banyak penelitian yang telah merujuk dan menggunakan model Delone dan

McLean (1992) Kepopuleran model ini menunjukkan bukti yang kuat dari

kebutuhan untuk mengintegrasikan penemuan-penemuan riset secara

komprehensif di bidang sistem informasi Model ini banyak mengundang

perhatian dari para peneliti salah satunya adalah Peter B Seddon yang

melontarkan kritik terhadap model yang diajukan oleh DeLone amp Mclean

Menurut Seddon dalam Jogiyanto (2007) masalah utama dari model

DampM (DeLone amp McLean) adalah mencoba mengkombinasikan proses dan

penjelasan kausal dari keberhasilan sistem informasi di model mereka

Dengan demikian model mereka tercampur antara model proses (process

model) dan model varian (variance model) Menanggapi kritik Seddon

tersebut yang menyatakan bahwa proses dan kausal adalah dua konsep yang

berbeda dan membingungkan untuk digabungkan DeLone dan McLean

(2003) menyetujui kritik ini Pembuatan model keberhasilan sistem informasi

DampM (DampM Information Success Model) dipicu oleh suatu proses

pembuatan informasi dan dampak dari penggunaan sistem informasinya

DeLone dan McLean mendasarkan modelnya pada model proses yang terdiri

dari tiga komponen proses yaitu

a Pembuatan dari suatu sistem informasi

b Penggunaan sistem informasi tersebut

c Konsekuensi atau dampak dari penggunaan sistem

40

Masing-masing dari proses-proses ini diperlukan (necessary) tetapi

masih belum cukup (not sufficient) untuk suatu kondisi supaya dapat

memberikan hasil (outcome) Misalnya tanpa penggunaan sistem tidak akan

ada konsekuensinya atau manfaatnya Demikian juga dengan pemakaian

sistem mungkin juga tidak akan dihasilkan manfaat Dengan demikian untuk

memahami seluruh dimensi dari keberhasilan sistem informasi model varian

atau model kausal diperlukan

Kritik lainnya oleh Seddon tentang pemakaian sistem (system use)

adalah suatu perilaku (behavior) sehingga harus dikeluarkan sebagai

pengukur sukses dari model kausal DeLone dan McLean (2003) tidak

sependapat dengan kritik ini Mereka berargumentasi bahwa pemakaian

sistem (use) harus mendahului dampak dan manfaat mereka percaya bahwa

pemakaian sistem merupakan pengukur yang tepat untuk mengukur sukses di

kebanyakan kasus

DeLone dan McLean (2003) lebih lanjut mengatakan bahwa

permasalahan dengan menggunakan pemakaian sistem (use) sebagai

pengukur keberhasilan adalah pada definisinya yang terlalu sederhana tanpa

memperhatikan sifat dari penggunaannya Peneliti-peneliti harus

mempertimbangkan sifat (nature) perluasan (extent) kualitas (quality) dan

ketepatan (appropriateness) dari pemakaian sistem Sehingga penghapusan

pemakaian sistem (use) dari model ditolak oleh Delone dan McLean (2003)

Selain itu kenyataannya juga pemakaian sistem (system use atau system

41

usage) masih digunakan di banyak riset-riset empiris dan berlanjut

dikembangkan dan diuji oleh peneliti-peneliti sistem informasi

Dari kontribusi-kontribusi penelitian-penelitian sebelumnya dan akibat

perubahan-perubahan dari peran dan penanganan sistem informasi yang telah

berkembang DeLone dan McLean (2003) memperbarui modelnya dan

menyebutnya sebagai model keberhasilan sistem informasi DampM yang

diperbarui (updated DampM IS Success model) Hal-hal yang diperbarui dalam

model ini adalah sebagai berikut

a Menambah dimensi kualitas pelayanan (service quality) sebagai

tambahan dari dimensi-dimensi kualitas yang telah ada

b Menggabungkan dampak individual (individual impact) dan dampak

organisasional (organizational impact) menjadi satu variabel yaitu

manfaatmanfaat bersih (net benefits)

c Menambahkan dimensi minat memakai (intention to use) sebagai

alternative dari dimensi pemakaian (use)

d Pemakaian (use) dan kepuasan pemakai (user satisfaction) sangat erat

berhubungan Pemakaian (use) harus mendahului kepuasan pemakai

(user satisfaction) sebagai suatu proses tetapi pengalaman yang positif

karena menggunakan (use) akan mengakibatkan kepuasan pemakai yang

lebih tinggi sebagai suatu kausal Secara sama peningkatan kepuasan

pemakai akan mengakibatkan peningkatan minat menggunakan

(intention to use) dan kemudian akan menggunakan (use)

42

e Jika manfaat-manfaat bersih (net benefits) positif akan menguatkan minat

memakai dan menggunakan serta tingkat kepuasan pemakai Umpan

balik ini masih valid bahkan untuk manfaat-manfaat bersih yang negatif

f Model yang diperbarui mempunyai arah panah untuk

mendemonstrasikan hubungan yang diusulkan antar dimensi-dimensi

keberhasilan dalam bentuk proses tetapi tidak menunjukkan arah

hubungannya yang positif atau negatif dalam bentuk kausal

Dari hasil analisis tersebut maka Delone dan McLean (2003)

mengusulkan suatu model yang diperbarui yang nampak pada gambar berikut

ini

Gambar 2 6 Model Keberhasilan SI (DeLone amp McLean 2003)

43

212 Penelitian Sejenis

Tabel 2 3 Penelitian Sejenis

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

1 Peranan Sistem Informasi

Akuntansi dalam Efektifitas

Pelaporan Informasi Akuntansi

Pertanggungjawaban pada PT

Pos Indonesia (Persero)

Manado (Koloay Morasa amp

Elim 2014)

DeLone and

McLean

1 System Quality

2 Information

Quality

3 Service Quality

4 Information Use

5 User Satisfaction

6 Net Benefit

Untuk mengetahui bagaimana

peranan sistem informasi

akuntansi pertanggungjawaban

kantor cabang PT Pos

Indonesia (Persero) Manado

Penelitian menyimpulkan bahwa Sistem

Informasi Akuntansi pada PT Pos

Indonesian (Persero) Manado telah

berperan secara efektif dalam pelaporan

informasi akuntansi pertanggungjawaban

kantor cabang Terbukti dengan

terpenuhinya karakteristik output kualitatif

berupa informasi yang menjelaskan telah

tercapainya tujuan dalam perusahaan

2 Kajian Keberhasilan

Penggunaan Sistem Informasi

Accurate Dengan

Menggunakan Model

Kesuksesan Sistem Informasi

DeLone Dan Mclean (Hudin amp

Riana 2016)

Updated

DeLone dan

McLane (2003)

1 System quality

2 Information

quality

3 Service quality

4 Use

5 User satisfaction

6 Net benefit

Penelitian ini akan

menganalisis faktor-faktor

yang mengukur keberhasilan

model kesuksesan sistem

informasi DeLone amp McLean

terhadap pengguna Sistem

Informasi Akuntansi Accurate

di enam perusahaan di Kota

Sukabumi

Penelitian ini membuktikan bahwa kualitas

informasi dan kualitas pelayanan tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel

penggunaan dan variabel lainnya teruji

signifikan dalam mengukur keberhasilan

penggunan Sistem Accurate dengan nilai

R-square 057 untuk penggunaan 094

untuk kepuasan pengguna dan 094 untuk

manfaat bersih Selain itu nilai Goodness

of Fit (GoF) sebesar 072 atau 72

sehingga model dinyatakan telah sesuai

secara substansial dalam

merepresentasikan hasil penelitian

44

Tabel 23 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

3 Evaluasi Net Benefit Sistem

Informasi Akuntansi Pada

Software Akuntansi Accurate

dan Zahir MenurutModel

Delone amp Mclean 2003

(Tjahjanadi amp Sarosa)

Updated

DeLone dan

McLane (2003)

1 System quality

2 Information

quality

3 Service quality

4 Use

5 User satisfaction

6 Net benefit

menganalisis Net Benefit

software akuntansi menurut

model kesuksesan DeLone amp

McLean (2003)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Information Quality System Quality dan

Service Quality berpengaruh terhadap User

Satisfaction User Satisfaction berpengaruh

terhadap Net Benefit Akan tetapi

Information Quality System Quality dan

Service Quality tidak berpengaruh terhadap

Use Use tidak berpengaruh terhadap User

Satisfaction dan Use tidak berpengaruh

terhadap Net Benefit

4 Evaluasi Kesiapan Pengguna

dalam Adopsi SI Terintegrasi

di bidang Keuangan

Menggunakan Metode TRI

(Florestiyanto 2012)

Technology

Readiness Index

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Melakukan evaluasi kesiapan

pengguna dalam adopsi TIK

diukur dari keyakinan positif

dan keyakinan negatif

pengguna terhadap teknologi

dengan mengadiopsi TRI 10

Seluruh variable penelitian berpengaruh

terhadap technology readiness

5 Analisis Kesiapan Pengguna

Sistem Informasi Akademik

(Pambudi 2015)

Technology

Readiness Index

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Melakukan analisis kesiapan

kompetensi teknologi

pengguna pada proses

implementasi SIA di PNM

dengan menggunakan SEM-

PLS dan metode TRI

Seluruh variable Tri berpengaruh secara

signifikan terhadap Technology Readiness

faktor ketidaknyamanan menempati urutan

teratas dan inovasi urutan terbawah

45

Tabel 23 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

6 An Updated and

Streamline Technology

Readiness Index TRI 20

(Parasuraman amp Colby

2015)

TRI 20 1 Optimism

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Pada papper ini adanya

penyederhanaan indikator

dari 36 pada TRI versi 10

kini menjadi 16 variabel pada

TRI 20

Adanya perbaharuan 16 indikator

pada model TRI 20

7 Implementation in of

Input process-output

Model for Measuring

Information System

Project Success (

Subiyakto amp Ahlan

2014)

IPO Model

Measuring IS Project

Success

1 Project Contents

People amp Actions

2 Institutinal Context

3 System Use

4 Information

Quality

5 System Quality

6 Service Quality

7 User Satisfication

8 Net Benefits

Memberikan alternative

model keberhasilan proyek

SI menggunakan IPO model

Permodelan usulan yang dibuat

berdasarkan empat teori dasar yaitu IPO

Logic Model The Project Success

Theories The DampM Success Model dan

The Project Classifictory Framework

8 Development of the

Readiness and Success

Model for Assessing the

Information System

Integration (Subiyakto

2017)

The technology

readiness and IS

success model

combination

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

5 Information

Quality

6 System Quality

7 Service Quality

8 UserSatisfication

9 Success

Information

Systems

Tujuan penelitian ini

menggabungkan dua model

menjadi satu kesiapan dan

keberhasilan sistem untuk

mengetahui pengaruh

kesiapan terhadap

keberhasilan integrasi sistem

Hasil penelitian ini menunjukkan anatara

penggabungan dua model yang

dikembangkan menjadi satu model antara

model kesiapan dengan model keberhasilan

sistem yang memiliki Sembilan variabel

dengan 23 indikator

46

Tabel 21 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

9 Pengukuran Pengaruh

Kesiapan Terhadap

Keberhasilan Penerapan

Sistem Ubiquitous

Computing Di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

(Gregoryo Gusti 2017)

Model TRI

Parasuraman amp

Colby (2014) dan

Model Keberhasilan

Sistem Informasi

(Delone amp McLean

2003) yang

dikembangkan oleh

(Subiyakto 2017)

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

5 Information Quality

6 System Quality

7 Service Quality

8 UserSatisfication

9 Success Information

Systems

Untuk mengetahui pengaruh

kesiapan terhadap

keberhasilan penerapan

sistem Ubiquitous

Computing di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

khususnya Fakultas Sains

dan Teknologi

Hasilnya terdapat 23 hipotesis yang diuji

11 hipotesis yang diterima atau

berpengaruh dan 12 hipotesis ditolak

Sehingga faktor-faktor pengaruh kesiapan

terhadap keberhasilan sistem yaitu OPT

melalui SYQ SVQ dan USF INN melalui

INQ dan SVQ INS berpengaruh secarah

negatif melalui INQ SYQ dan SVQ INQ

melalui USF SVQ melalui USF USF

melalui SIS

47

213 Pengembangan Hipotesis

Hipotesis dikembangkan berdasarkan teori-teori dari Parasuraman amp Colby

(2015) Delone amp McLean (2003) dan Subiyakto (2017) Maka dari itu dapat

dijabarkan hipotesis untuk variabel construct sebagai berikut

H1 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap INQ

H2 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap SYQ

H3 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap SVQ

H4 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H5 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap INQ

H6 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap SYQ

H7 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap SVQ

H8 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H9 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

H10 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SYQ

H11 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SVQ

H12 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap USF

H13 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

H14 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SYQ

H15 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SVQ

H16 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap USF

H17 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H18 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H19 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

48

H20 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H21 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H22 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H23 Apakah USF berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Secara umum penelitian ini dilakukan dengan menerapkan pendekatan kuantitatif

(Creswell 2017) dan struktur penelitian yang berurutan sesuai dengan tujuannya

yaitu untuk mengetahui pengaruh kesiapan terhadap keberhasilan penerapan SIA

Accurate dan menguji hipotesis yang berhubungan antara pengaruh kesiapan

terhadap keberhasilan penerapan sistem Teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui pengadaan survei yang disebarkan kepada responden di beberapa

perusahaan Jakarta khususnya pengguna SIA Accurate dengan berinstrumenkan

pertanyaan kuesioner analisis data dilaksanakan secara statistik dengan

menggunakan perangkat lunak komputer sesuai kebutuhan

Dalam penelitian ini perangkat lunak yang digunakan yaitu MS Word 2016

untuk penulisan laporan MS Excell 2016 untuk membantu pengolahan data

demografis serta SmartPLS versi 30 untuk pengolahan data hasil kuesioner dari

responden yang terkumpul Serta Edraw Max 8 untuk pembuatan gambar yang

mendukung penulisan laporan penelitian (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle

2015 Sarstedt 2017 Wong 2013 Yamin amp Kurniawan 2011)

50

32 Prosedur Penelitian

Melihat dari pendekatan dan strategi penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya

penelitian ini akan dilakukan menggunakan delapan tahapan yang secara prosedural

dan berurutan yang terdiri dari kajian pustaka pengembangan model perancangan

penelitian pembuatan instrument penelitian atau indikator pengumpulan data

analisis data interpretasi dan pembuatan laporan Berikut gambar yang akan

memperjelas urutan prosedural penelitian ini

Gambar 3 1 Prosedur Penelitian

51

Selanjutnya akan digambarkan durasi proses dari ke delapan tahapan

dalam penelitian ini beserta kegiatan strukturalnya pada tabel 31

Tabel 3 1 Waktu Penelitian

No Tahapan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1 Kajian Pustaka

2 Pengembangan Model

3 Perancangan Penelitian

4 Pembuatan Instrumen

5 Pengumpulan Data

6 Analisis Data

7 Interpretasi

8 Pembuatan Laporan

33 Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel pada penelitian ini ialah para pengguna SIA Accurate versi 5

di beberapa perusahaan Jakarta yang pernah menggunakan sistem ini tanpa dibatasi

lamanya waktu penggunaan Tahap pertama peneliti mengambil teknik sampling

melalui purposive sampling yang dilakukan untuk memilih bagian dari populasi

dimana kriteria yang dipilih adalah pengguna yang memiliki pengalaman dalam

menggunakan SIA Accurate Selanjutnya peneliti menentukan jumlah responden

berdasarkan teori dengan pertimbangan jumlah populasi keterbatasan waktu dan

biaya maka dari itu peneliti mengkerucutkan daerah penelitian pada Jakarta Selatan

Jakarta Timur Jakarta Barat Dari 15 perusahaan yang menggunakan SIA Accurate

dan dijadikan target sampel penelitian 4 diantaranya menerima permohonan

penelitian yang diajukan dan 11 perusahaan lainnya menolak Dengan perkiraan

responden yang mencapai lebih dari 100 orang hal tersebut menurut beberapa ahli

(Guritno 2011 Wong 2013) telah mencakupi sampel yang dibutuhkan dalam

Structural Equation Modeling (SEM) maka peneliti mendapatkan jumlah

responden sebanyak 125 orang

52

34 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini berupa sebuah kuesioner yang berisi lembaran surat

pengantar dari peneliti sebagai permohonan untuk pengisiannya dan lembar kedua

dan ketiga yang berisikan pertanyaaan-pertanyaan penelitian Lembar pertanyaan

penelitian ini terdiri dari tujuh pertanyaan yang ditujukan sebagai data demografi

mengenai profil responden (1) jenis kelamin (2) pendidikan terakhir (3)

pengetahuan pengguna dalam keberadaan SIA Accurate (4) pengalaman

penggunaan SIA Accurate (5) skala intensitas akses SIA Accurate (6) tingkat

kesiapan terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate (7) status responden di

perusahaan dan empat puluh empat pertanyaan ditujukan sebagai data statistik

inferensial Daftar pertanyaan lengkap penelitian dapat dilihat pada bagian

lampiran Secara khusus peneliti menggunakan lima poin skala likert dari tingkatan

ldquoSangat Tidak Setujurdquo (1) sampai ldquoSangat Setujurdquo (5) untuk pengukuran dalam

kuesioner tersebut Berikut tabel 32 indikator dan butir pertanyaan penelitian

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian

Variabel Indikator Pertanyaan

Optimism

(OPT)

Easiness Sistem bebas dari kesulitan kendala dan

masalah

Connectivity Sistem dapat mudah terhubung dengan sistem

lain

Effectiveness Sistem berjalan secara efektif

Efficiency Sistem berjalan secara efisien

Productivity Sistem berjalan secara produktif

Innovativeness

(INN)

Problem Solving Sistem merupakan alat pemecah masalah bagi

penggunanya

Independence Sistem membantu pengguna bebas dari kendali

dan pengaruh

Challenge Sistem mendukung penggunanya untuk mencapai

tujuan dalam situasi atau masalah yang sulit

Stimulation Sistem mendorong penggunanya untuk mencapai

tujuan

Competitiveness Sistem mendukung penggunanya untuk menjadi

lebih sukses daripada pesaingnya

53

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian (lanjutan)

Variabel Indikator Pertanyaan

Discomfort

(DIS)

Complexity Sistem membingungkan pengguna dalam

penggunaannya

Difficulty Sistem tidak mudah untuk digunakan

Dependence Sistem tidak bebas untuk digunakan

Lack Of Support Sistem dijalankan tanpa dukungan operasi secara

penuh

Innapropriateness Sistem tidak sesuai dengan perencanaan

pengembangannya

Insecurity

(INS)

Failure Sistem tidak berhasil dijalankan sesuai rencana

pengembangannya

Threat Sistem berada dalam kondisi yang dapat

menyebabkan bahaya

Reducing Interaction Sistem membuat penggunanya menjadi kurang

dalam berinteraksi

Distraction Sistem membuat penggunanya tidak fokus kepada

yang sebenarnya penting untuk mereka

Incredulity Sistem meragukan untuk digunakan

Information

Quality

(INQ)

Accuracy Sistem menghasilkan informasi secara akurat

Timeliness Sistem menghasilkan informasi secara tepat waktu

Completeness Sistem menghasilkan informasi secara lengkap

Consistency Sistem menghasilkan informasi secara konsisten

sepanjang operasinya

Relevance Sistem menghasilkan informasi sesuai kebutuhan

penggunanya

System

Quality

(SYQ)

Ease of Use Sistem mudah dalam penggunaannya

Maintainability Sistem mudah dalam perawatannya

Response Time Sistem mampu merespon secara cepat mengikuti

perintah yang diberikan

Fuctionality Sistem mampu melakukan semua fungsi yang

disyaratkan dalam pengembangannya

Safety Sistem aman dalam penggunaanya

Service

Quality

(SVQ)

Responsiveness Sistem memberikan layanan secara cepat

Flexibility Sistem menyediakan layanan yang fleksibel sesuai

kondisi pengguna

Security Sistem memberikan layanan yang aman

Functionality Sistem menyediakan layanan yang sesuai

persyaratan dalam pengembangannya

Extension Sistem menyediakan layanan lebih dari fungsi yang

disyaratkan

User

Satisfaction

(USF)

Efficiency Pengguna puas dengan tingkat efisiensi sistem

Effectiveness Pengguna puas dengan tingkat efektifitas sistem

Flexibility Pengguna puas dengan tingkat fleksibilitas sistem

Overall Satisfaction Pengguna puas dengan kinerja sistem

Success

Information

System

(SIS)

IS Efficiency Sistem beroperasi secara efisien

IS Effectiveness Sistem beroperasi secara efektif

User Satisfaction Sistem meningkatkan kepuasan penggunanya

Productivity Improvement Sistem meningkatkan produktivitas

Competitive Advantage Sistem meningkatkan daya saing perusahaan

54

35 Pengumpulan dan Pemrosesan Data

Proses pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti ialah menyebar kuesioner

secara langsung kepada respondenpengguna SIA Accurate Penyebaran kuesioner

dilakukan secara langsung pada beberapa perusahaan pengguna SIA Accurate di

Jakarta Prosedur awal yang dilakukan dalam kegiatan pengumpulan data adalah

perizinan yang diajukan peneliti kepada perusahaan terkait setelah disetujui proses

pengambilan data dilakukan dengan menyerahkan kuesioner kepada perwakilan

masing-masing perusahaan dan menjelaskan bagaimana cara pengisian kuesioner

tersebut Proses pengumpulan data dilakukan selama tiga bulan dibeberapa

perusahaan pengguna SIA Accurate di Jakarta Berdasarkan hasil penyebaran

kuesioner peneliti berhasil mengumpulkan 125 kuesioner secara langsung kepada

pengguna yang telah menggunakan SIA Accurate Keseluruhan kuesioner yang

diperoleh dinyatakan valid karena sesuai dengan kriteria dan dinyatakan lengkap

36 Analisis dan Interpretasi Data

Analisis data dibagi menjadi dua yaitu analisis demografis dan analisis statistis

inferensial Pertama peneliti melakukan analisis data demografis dengan

menggunakan perangkat lunak Ms Word 2016 Kedua peneliti melakukan analisis

statistis inferensial menggunakan SmartPLS versi 30 terdapat dua analisis yang

dilakukan oleh penelti dalam tahap ini yaitu analisis measurement model (outer

model) dan structural model (inner model) Measurement model (outer model)

dilakukan melalui proses pengujian validitas dan reliabilitas outer model melalui

indikator reliability internal consistency reliability convergent validity dan

55

discriminant validity Sedangkan pengujian structural model (inner model) melalui

path ceofficient (β) coefficient of determination (R2) t-test melalui metode

bootstrapping effect size (f2) predictive relevance (Q2) dan relative impact (q2)

menggunakan metode pengujian blindfolding Setelah itu untuk interpretasi hasil

peneliti mendiskusikan hasil analisis demografi responden dengan kondisi lapangan

yang berjalan dan juga menterjemahkan hasil analisis model secara statistik

kuantitatif dengan membandingkan dan mempertimbangkan sejumlah literatur

terkait sebelumnya

56

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI

41 Hasil Analisis

411 Hasil Analisis Demografis

Hasil analisis demografis dilakukan pada bagian profil responden dan untuk

menghasilkan informasi demografis terkait profil responden tingkat pendidikan

dan bagaimana responden tersebut menilai kemampuannya menggunakan

komputer

1) Jenis Kelamin

Gambar 41 memperlihatkan bahwa dari 125 data responden yang

terlibat dalam penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 70 orang (56) dan jumlah dari responden

perempuan yaitu sebanyak 55 orang (44)

Gambar 4 1 Diagram Jenis Kelamin Responden

Laki-laki

56

Perempuan

44

Laki-laki Perempuan

57

2) Pendidikan Terakhir

Gambar 42 menunjukan bahwa responden yang terlibat dalam

penelitian ini memiliki keragaman tingkat pendidikan Sebanyak 71

responden (57) merupakan lulusan S1 25 responden (20) lulusan

SLTA 23 responden (18) merupakan lulusan Diploma dan 6 responden

merupakan lulusan S2 (5)

Gambar 4 2 Diagram Pendidikan Terakhir Responden

3) Pengetahuan mengenai Keberadaan Sistem

Berdasarkan gambar 43 dari jumlah 125 responden mayoritas

sudah mengetahui mengenai keberadaan SIA Accurate yaitu sebanyak 119

responden (95) sisanya sebanyak 6 orang (5) belum mengetahui

mengenai adanya SIA Accurate

SLTA

20

Diploma

18S1

57

S2

5

SLTA Diploma S1 S2

58

Gambar 4 3 Diagram Pengetahuan Keberadaan Sistem

4) Pengalaman Penggunaan Sistem

Pengalaman responden dalam menggunakan sistem di institusi atau

perusahaan tersebut adalah lt1 tahun sebanyak 69 (55) 1-3 tahun

sebanyak 15 (12) 3-5 tahun sebanyak 16 (13) dan gt5 tahun sebanyak

25 (20 ) responden Gambar 44 menunjukan durasi pengalaman

responden dalam menggunakan SIA Accurate di penelitian ini

Gambar 4 4 Diagram Pengalaman Penggunaan Sistem

Tidak5

Iya95

Tidak Iya

lt 1 Tahun

55

1 - 3 Tahun

12

3 - 5 Tahun

13

gt 5 Tahun

20

lt 1 Tahun 1 - 3 Tahun 3 - 5 Tahun gt 5 Tahun

59

5) Skala Intensitas Penggunaan Sistem

Skala intensitas responden dalam menggunakan sistem dalam

pekerjaan di institusi atau perusahaan tersebut adalah ldquoselalurdquo sebanyak 79

responden (63) ldquoterkadangrdquo sebanyak 30 (24) ldquojarangrdquo sebanyak 16

(13) dan ldquotidak pernahrdquo sebanyak 0 (0 ) responden Gambar 45

menunjukan durasi pengalaman responden dalam menggunakan SIA

Accurate di penelitian ini

Gambar 4 5 Diagram Skala Intensitas Penggunaan Sistem

6) StatusPosisi Pekerjaan

Berdasarkan gambar 46 dapat diketahui bahwa responden pada

penelitian ini bagian marketing sebanyak 43 orang (34) dilanjutkan oleh

bagian logistik sebanyak 37 orang (30) bagian keuangan sebanyak 13

orang (11) bagian Admin sebanyak 24 orang (19) dan terakhir bagian

TI sebanyak 8 orang (6)

Selalu

63

Terkadang

24

Jarang

13

Selalu Terkadang Jarang

60

Gambar 4 6 StatusPosisi Pekerjaan

7) Kemampuan Penggunaan Komputer

Gambar 47 menunjukan penilaian responden atas kapabilitas

penggunaan komputer Hasil ini diambil berdasarkan jawaban responden

atas pertanyaan kemampuan penggunaan komputer yang memiliki pilihan

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil dan Sangat Tidak Terampil

Sebanyak 20 (16) responden menjawab ldquoSangat Terampilrdquo 87 (70)

responden menjawab ldquoTerampilrdquo dan 18 responden menjawab ldquoTidak

Terampilrdquo

Gambar 4 7 Diagram Kemampuan Penggunaan Komputer

Marketing

34

Keuangan

11Admin

19

Logistik

30

TI

6

Marketing Keuangan Admin Logistik TI

Sangat Terampil

17

Terampil

68

Tidak Terampil

15

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil

61

412 Hasil Analisis Pengukuran Model

Analisis pengukuran model (measurement model) dilakukan melalui empat tahap

pengujian seperti yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya Empat

pengujian itu adalah individual item reliability internal consistency reliability

average variance extracted dan discriminant validity (Afthanorhan 2013 Hair

2012 Ringle 2015 Subiyakto 2015 Wong 2013 Yamin 2011) Berikut ini adalah

penjelasan tentang pelaksanaan dan hasil dari empat pengujian tersebut

1) Uji Individual Item Reliabilty

Standardized loading factor menggambarkan besarnya korelasi

antara setiap item pengukuran (indikator) dengan konstruknya dengan

melihat nilai outer loading Nilai outer loading diatas 07 dapat dikatakan

baik artinya bahwa indikator tersebut dikatakan valid sebagai indikator yang

mengukur konstruk Mengacu pada standar nilai outer loading setelah

melalui pengujian pada SmartPLS 30 dengan hasil pada tabel 41 dan

gambar 48 dilakukan penghapusan pada tiga indikator yang memiliki outer

loading dibawah 07 yaitu INN1 INQ1 dan INQ2 Setelah penghapusan

ketiga indikator tersebut setelah diuji kembali menggunakan SmartPLS 30

seluruh outer loading sudah memenuhi syarat gt07Internal Consistency

dengan hasil pada tabel 42 dan gambar 49

62

Tabel 4 1 Hasil Awal Uji Loading Factor

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884

DIS2 0933

DIS3 0920

DIS4 0935

DIS5 0881

INN1 -0008

INN2 0895

INN3 0881

INN4 0888

INN5 0757

INQ1 0699

INQ2 0145

INQ3 0848

INQ4 0750

INQ5 0748

INS1 0893

INS2 0901

INS3 0915

INS4 0875

INS5 0840

OPT1 0856

OPT2 0856

OPT3 0855

OPT4 0793

OPT5 0818

SIS1 0894

SIS2 0897

SIS3 0902

SIS4 0899

SIS5 0890

SVQ1 0914

SVQ2 0907

SVQ3 0890

SVQ4 0897

SVQ5 0868

SYQ1 0903

SYQ2 0778

SYQ3 0852

SYQ4 0864

SYQ5 0882

USF1 0835

USF2 0821

USF3 0859

USF4 0779

63

Tabel 4 2 Hasil Uji Loading Factor Setelah Penghapusan Indikator

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884

DIS2 0933

DIS3 0920

DIS4 0935

DIS5 0881

INN1

INN2 0895

INN3 0881

INN4 0888

INN5 0757

INQ1

INQ2

INQ3 0848

INQ4 0750

INQ5 0748

INS1 0893

INS2 0901

INS3 0915

INS4 0875

INS5 0840

OPT1 0856

OPT2 0856

OPT3 0855

OPT4 0793

OPT5 0818

SIS1 0894

SIS2 0897

SIS3 0902

SIS4 0899

SIS5 0890

SVQ1 0914

SVQ2 0907

SVQ3 0890

SVQ4 0897

SVQ5 0868

SYQ1 0903

SYQ2 0778

SYQ3 0852

SYQ4 0864

SYQ5 0882

USF1 0835

USF2 0821

USF3 0859

USF4 0779

Keterangan

Dihapus

64

2) Uji Internal Consistency Reliability

Pengujian ini dilakukan dengan melihat hasil nilai composite

reliability (CR) dengan batas ambang di atas 07 Hasilnya dapat dilihat pada

Tabel 43 bahwa nilai CR dari semua variabel di atas 07 sehingga memenuhi

syarat dan valid untuk digunakan dalam model penelitian ini

Tabel 4 3 Hasil Uji Composite Reliability

Composite Reliability

DIS 0960

INN 0917

INQ 0852

INS 0948

OPT 0921

SIS 0953

SVQ 0953

SYQ 0933

USF 0894

3) Uji Average Variance Extracted

Pengujian convergent validity selanjutnya dilakukan dengan melihat

nilai average variance extracted (AVE) Nilai ini menggambarkan besaran

varian atau keragaman variabel manifes (indikator) yang dapat dikandung

oleh variabel laten (konstruk) Nilai AVE minimal 05 menunjukan ukuran

convergent validity yang baik Artinya variabel laten (konstruk) dapat

menjelaskan rata-rata lebih dari setengah variance dari indikator-

indikatornya Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 44 yang menunjukan bahwa

nilai AVE dari semua variabel di atas 05 sehingga memenuhi syarat untuk

digunakan

65

Tabel 4 4 Hasil Uji Average Variance Extracted (AVE)

Average Variance Extracted (AVE)

DIS 0829

INN 0735

INQ 0658

INS 0784

OPT 0699

SIS 0804

SVQ 0802

SYQ 0736

USF 0679

4) Discrimant Validity

Pengujian ini dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dengan memeriksa

cross loading pertama dilakukan dengan membandingkan korelasi indikator

dengan konstruknya dan konstruk blok lainnya Bila korelasi antara indikator

dengan konstruknya lebih tinggi dari korelasi dengan konstruk blok lainnya

hal ini menunjukkan konstruk tersebut memprediksi ukuran pada blok mereka

lebih baik dari blok lainnya Selanjutnya dengan memeriksa cross loading

Fornell-Lackerrsquos yaitu dengan membandingkannya dengan nilai akar AVE

dimana nilai akar AVE harus lebih tinggi daripada korelasi antara konstruk

dengan konstruk lainnya Hasilnya dapat dilihat pada tabel 45 dan indikator

yang diberi blok kuning pada setiap variabel memiliki nilai lebih tinggi dari

korelasi dengan konstruk blok lainnya

66

Tabel 4 5 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading)

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884 0535 0039 0723 0036 0012 0095 0033 0076

DIS2 0932 0485 0040 0766 0065 0035 0166 0143 0111

DIS3 0920 0538 0038 0739 0096 0020 0124 0066 0090

DIS4 0936 0507 0080 0784 0106 0032 0166 0117 0141

DIS5 0880 0471 -0017 0704 0016 -0057 0085 0026 0026

INN2 0551 0895 0060 0539 0068 0168 0169 0146 0209

INN3 0420 0881 0135 0408 0176 0215 0232 0225 0311

INN4 0398 0889 0060 0363 0159 0174 0248 0226 0222

INN5 0539 0757 0058 0498 0120 0164 0287 0245 0197

INQ3 0082 0179 0882 0134 0542 0351 0634 0627 0524

INQ4 -0018 0004 0809 0071 0451 0182 0489 0535 0277

INQ5 0040 0011 0736 0098 0299 0334 0224 0221 0443

INS1 0744 0492 0091 0890 0018 0075 0132 0120 0120

INS2 0734 0452 0128 0901 0006 0098 0194 0168 0190

INS3 0741 0489 0125 0915 0039 0069 0174 0151 0180

INS4 0714 0443 0130 0877 0034 0084 0164 0152 0156

INS5 0718 0452 0063 0841 -0048 0033 0050 0037 0111

OPT1 0116 0213 0431 0040 0856 0446 0636 0597 0521

OPT2 0133 0161 0479 0079 0855 0487 0703 0623 0554

OPT3 0031 0131 0529 -0043 0855 0495 0672 0635 0559

OPT4 0022 0095 0366 -0023 0793 0408 0627 0577 0431

OPT5 0031 0061 0441 0025 0818 0376 0638 0599 0420

SIS1 0095 0181 0268 0109 0460 0895 0612 0523 0700

SIS2 -0039 0150 0279 0020 0475 0898 0583 0473 0701

SIS3 0039 0215 0374 0120 0480 0901 0641 0585 0791

SIS4 0010 0193 0438 0072 0505 0899 0642 0578 0736

SIS5 -0012 0216 0275 0063 0464 0890 0617 0526 0689

SVQ1 0166 0279 0435 0182 0706 0619 0914 0837 0578

SVQ2 0085 0205 0493 0100 0733 0590 0907 0744 0611

SVQ3 0154 0249 0598 0173 0657 0675 0890 0838 0682

SVQ4 0116 0243 0532 0162 0729 0660 0897 0823 0654

SVQ5 0164 0275 0496 0173 0688 0539 0868 0759 0599

SYQ1 0142 0289 0541 0192 0682 0604 0878 0905 0597

SYQ2 0028 0173 0418 0076 0496 0383 0586 0778 0518

SYQ3 0079 0158 0464 0090 0604 0478 0708 0850 0569

SYQ4 0090 0241 0494 0185 0621 0536 0787 0867 0582

SYQ5 0084 0208 0567 0107 0687 0544 0839 0883 0563

USF1 0111 0254 0489 0129 0533 0628 0587 0599 0835

USF2 0121 0137 0408 0136 0464 0650 0512 0464 0820

USF3 0043 0275 0501 0106 0491 0732 0633 0579 0858

USF4 0103 0247 0328 0225 0483 0648 0563 0526 0781

67

Tabel 4 6 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading Fornell-Lackerrsquos)

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS 0911

INN 0552 0857

INQ 0050 0096 0811

INS 0821 0523 0129 0885

OPT 0081 0160 0541 0019 0836

SIS 0021 0214 0366 0087 0532 0897

SVQ 0153 0279 0572 0176 0785 0691 0895

SYQ 0102 0253 0583 0156 0726 0600 0894 0858

USF 0112 0280 0527 0179 0598 0808 0699 0660 0824

Tabel 46 menunjukan bahwa nilai akar AVE lebih tinggi daripada

korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya Sehingga berdasarkan hasil

pemeriksaan dua tahap cross loading diketahui bahwa tidak ada masalah dalam

uji discriminant validity

68

Gambar 4 8 Hasil Awal Analisis Outer Model

69

Gambar 4 9 Hasil Akhir Analisis Outer Model Setelah Penghapusan Indikator

70

413 Hasil Struktur Model

Analisis struktur model dilakukan melalui enam tahapan pengujian yaitu

pengujian path coefficient (β) coefficient of determination (R2) t-test

menggunakan metode bootstrapping effect size (f2) predictive relevance (1198762)

dan relative impact (1199022) (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Wong 2013 Yamin

2011) Secara grafis hasilnya dapat dilihat pada Tabel 413 Berikut adalah

penjelasan dari ke enam tahap pengujian

1) Path Coefficient (β)

Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai ambang batas yaitu di atas 01

dimana jalur (path) dapat dinyatakan memiliki pengaruh dalam model jika

hasil nilai uji path coefficient berada diatas 01 Hasilnya dari 23 jalur

hipotesis yang ada pada model penelitian ini 8 memiliki pengaruh yang tidak

signifikan dapat dilihat pada tabel 47 dan gambar hasil nilai uji path

coefficient semuanya memiliki nilai diatas 01

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient

Jalur Β

DIS -gt INQ -0271

DIS -gt SVQ -0180

DIS -gt SYQ -0273

DIS -gt USF -0159

INN -gt INQ -0030

INN -gt SVQ 0129

INN -gt SYQ 0133

INN -gt USF 0129

INQ -gt SIS -0157

71

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient (lanjutan)

Jalur β

INQ -gt USF 0160

INS -gt INQ 0356

INS -gt SVQ 0242

INS -gt SYQ 0296

INS -gt USF 0137

OPT -gt INQ 0561

OPT -gt SVQ 0774

OPT -gt SYQ 0721

OPT -gt USF 0132

SVQ -gt SIS 0437

SVQ -gt USF 0401

SYQ -gt SIS -0152

SYQ -gt USF 0075

USF -gt SIS 0686

2) Coefficient of Determination (R2)

Pengujian ini dilakukan untuk menjelaskan varian dari tiap target endogenous

variabel (variabel yang dianggap dipengaruhi oleh variabel lain dalam model)

dengan standar pengukuran sekitar 0670 sebagai kuat sekitar 0333 moderat

dan 0190 atau di bawahnya menunjukan tingkat varian yang lemah

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Wong 2013) Tabel 48

menunjukan bahwa R2 dari Information Quality (INQ) memiliki nilai 0332

R2 dari Success Information S (SIS) memiliki nilai 0708 R2 dari Service

Quality (SVQ) memiliki nilai 0658 R2 dari System Quality (SYQ) memiliki

nilai 0575 dan R2 dari User Satisfaction (USF) memiliki nilai 0536 Hal

tersebut dapat diartikan bahwa Optimism (OPT) Innovativeness (INN)

Discomfort (DIS) Insecurity (INS) menjelaskan secara moderat (332 )

varian dari INQ selanjutnya menjelaskan secara kuat (708 ) varian dari

SIS selanjutnya menjelaskan secara moderat (658 ) varian dari SVQ

selanjutnya menjelaskan secara moderat (575 ) varian dari SYQ Disisi

72

lain INQ SVQ dan SYQ menjelaskan secara moderat (536 ) varian dari

USF

Tabel 4 8 Hasil Uji Coefficient of Determination (R-Square)

Variabel Endogen R Square

INQ 0332

SIS 0708

SVQ 0658

SYQ 0575

USF 0536

3) T-test

Pengujian ini dilakukan dengan metode bootstrapping menggunakan uji two-

tailed dengan tingkat signifikansi 5 (005) untuk menguji hipotesis-

hipotesis penelitian Hipotesis tersebut akan diterima jika memiliki t-test lebih

besar dari 196 (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Wong 2013)

Adapun tingkat signifikansi lain yaitu 10 akan diterima jika memiliki t-test

165 (Hair et al 2011)

Gambar 4 10 Hasil Uji T-test

73

Gambar 410 diatas menunjukan bahwa ada 14 dari 23 hipotesis yang

diterima dan sisanya ditolak Berikut penjelasan hasil nilai t-test yang dapat

dilihat pada tabel 49

Tabel 4 9 Hasil Uji T-test

Hubungan antar Variabel

(Dependen -gt Independen) T-test

DIS -gt INQ 1929

DIS -gt SVQ 1626

DIS -gt SYQ 2181

DIS -gt USF 1518

INN -gt INQ 0254

INN -gt SVQ 1792

INN -gt SYQ 1811

INN -gt USF 1450

INQ -gt SIS 2123

INQ -gt USF 1254

INS -gt INQ 2547

INS -gt SVQ 2527

INS -gt SYQ 2668

INS -gt USF 1433

OPT -gt INQ 7128

OPT -gt SVQ 16486

OPT -gt SYQ 14434

OPT -gt USF 0993

SVQ -gt SIS 3371

SVQ -gt USF 2412

SYQ -gt SIS 1107

SYQ -gt USF 0397

USF -gt SIS 7666

4) Effect Size (f2)

Pada tahap ini dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh variabel

tertentu terhadap variabel lainnya dalam struktur model dengan nilai ambang

batas sekitar 002 untuk pengaruh kecil 015 untuk menengah dan 035 untuk

pengaruh besar Dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

74

Dimana

Nilai yang diperoleh ketika konstruk eksogen dimasukkan ke

model

Nilai yang diperoleh ketika konstruk eksogen dikeluarkan dari

model

Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 410 hasil dari pengujian terhadap 23

jalur yang ada pada penelitian ini 4 jalur memiliki pengaruh yang besar dan 19

jalur lainnya memiliki pengaruh yang kecil

Tabel 4 10 Hasil Uji Effect Size

Jalur f2

Analisis f2 R2-in R2-ex sum f2

DIS -gt INQ 0332 0310 003342 Kecil

DIS -gt SVQ 0658 0649 002735 Kecil

DIS -gt SYQ 0575 0552 005414 Kecil

DIS -gt USF 0536 0529 001439 Kecil

INN -gt INQ 0332 0332 000048 Kecil

INN -gt SVQ 0658 0647 003321 Kecil

INN -gt SYQ 0575 0536 009179 Kecil

INN -gt USF 0536 0525 002300 Kecil

INQ -gt SIS 0708 0693 004967 Kecil

INQ -gt USF 0536 0520 003377 Kecil

INS -gt INQ 0332 0293 005889 Kecil

INS -gt SVQ 0658 064 005370 Kecil

INS -gt SYQ 0575 0547 006591 Kecil

INS -gt USF 0551 0531 004359 Kecil

OPT -gt INQ 0332 0029 045428 Besar

OPT -gt SVQ 0658 0081 168985 Besar

OPT -gt SYQ 0575 0075 117652 Besar

OPT -gt USF 0536 0539 - 000715 Kecil

SVQ -gt SIS 0708 0674 011464 Kecil

SVQ -gt USF 0536 0512 005100 Kecil

SYQ -gt SIS 0708 0703 001548 Kecil

SYQ -gt USF 0536 0535 000146 Kecil

USF -gt SIS 0708 0480 077795 Besar

75

5) Predictive Relevance (1198762)

Pengujian ini dilakukan dengan metode blindfolding untuk memberikan bukti

bahwa variabel tertentu yang digunakan dalam model mempunyai keterkaitan

prediktif (predictive relevance) dengan variabel lainnya dalam model dengan

ambang batas pengukuran di atas nol sama seperti pada Tabel 411

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Wong 2013)

Tabel 4 11 Hasil Uji Predictive Relevance

Variabel Endogen Q Square

INQ 0201

SIS 0525

SVQ 0486

SYQ 0388

USF 0323

6) Relative Impact (1199022)

Pengujian ini dilakukan dengan metode blindfolding untuk mengukur relatif

pengaruh dari sebuah keterkaitan prediktif suatu variabel tertentu dengan

variabel lainnya dengan nilai ambang batas sekitar 002 untuk pengaruh kecil

015 untuk pengaruh menengahsedang dan 035 untuk pengaruh besar (Hair

et al 2012) Rumus yang digunakan untuk perhitungan 1199022 adalah sebagai

berikut

q2 = 1198762 119894119899119888119897119906119889119890 minus 1198762 119890119909119888119897119906119889119890

1minus 1198762 119894119899119888119897119906119889119890

Tabel 412 menunjukan hasil bahwa 3 jalur mempunyai nilai yang besar

1 memiliki pengaruh sedang dan 19 jalur lainnya memiliki pengaruh kecil

76

Tabel 4 12 Hasil Uji Relative Impact

Jalur q2

Analisis q2 Q2-in Q2-ex sum q2

DIS -gt INQ 0201 0187 0018 Kecil

DIS -gt SVQ 0486 0480 0012 Kecil

DIS -gt SYQ 0388 0372 0026 Kecil

DIS -gt USF 0323 0320 0004 Kecil

INN -gt INQ 0201 0202 - 0001 Kecil

INN -gt SVQ 0486 0487 - 0002 Kecil

INN -gt SYQ 0388 0380 0013 Kecil

INN -gt USF 0323 0318 0007 Kecil

INQ -gt SIS 0525 0514 0023 Kecil

INQ -gt USF 0323 0314 0013 Kecil

INS -gt INQ 0201 0176 0031 Kecil

INS -gt SVQ 0486 0472 0027 Kecil

INS -gt SYQ 0388 0369 0031 Kecil

INS -gt USF 0323 0321 0003 Kecil

OPT -gt INQ 0201 0012 0237 Menengah

OPT -gt SVQ 0486 0055 0839 Besar

OPT -gt SYQ 0388 0048 0556 Besar

OPT -gt USF 0323 0325 - 0003 Kecil

SVQ -gt SIS 0525 0499 0055 Kecil

SVQ -gt USF 0323 0312 0016 Kecil

SYQ -gt SIS 0525 0522 0006 Kecil

SYQ -gt USF 0323 0325 - 0003 Kecil

USF -gt SIS 0525 0353 0362 Besar

77

Tabel 4 13 Hasil Analisis Struktural Model

Hipotesis β t-test R2

f2 q2 Analyses

No Jalur R2-in R2-ex sum f2 Q2-in Q2-ex sum q2 β t-test R2 f2 Q2 q2

H1 OPT -gt INQ 0561 7128 0332 0332 0029 045428 0201 0012 0237 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Menengah

H2 OPT -gt SYQ 0721 14434 0575 0575 0075 117652 0388 0048 0556 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Besar

H3 OPT -gt SVQ 0774 16486 0658 0658 0081 168985 0486 0055 0839 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Besar

H4 OPT -gt USF 0132 0993 0536 0536 0539 - 000715 0323 0325 - 0003 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H5 INN -gt INQ -0030 0254 0332 0332 0332 000048 0201 0202 - 0001 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H6 INN -gt SYQ 0133 1811 0575 0575 0536 009179 0388 0380 0013 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H7 INN -gt SVQ 0129 1792 0658 0658 0647 003321 0486 0487 - 0002 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H8 INN -gt USF 0129 1450 0536 0536 0525 002300 0323 0318 0007 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H9 DIS -gt INQ -0271 1929 0332 0332 0310 003342 0201 0187 0018 Tidak Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H10 DIS -gt SYQ -0273 2181 0575 0575 0552 005414 0388 0372 0026 Tidak Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H11 DIS -gt SVQ -0180 1626 0658 0658 0649 002735 0486 0480 0012 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H12 DIS -gt USF -0159 1518 0536 0536 0529 001439 0323 0320 0004 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H13 INS -gt INQ 0356 2547 0332 0332 0293 005889 0201 0176 0031 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H14 INS -gt SYQ 0296 2668 0575 0575 0547 006591 0388 0369 0031 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H15 INS -gt SVQ 0242 2527 0658 0658 064 005370 0486 0472 0027 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H16 INS -gt USF 0137 1433 0551 0551 0531 004359 0323 0321 0003 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H17 INQ -gt USF 0160 1254 0536 0536 0520 003377 0323 0314 0013 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H18 INQ -gt SIS -0157 2123 0708 0708 0693 004967 0525 0514 0023 Tidak Signifikan Diterima Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H19 SYQ -gt USF 0075 0397 0536 0536 0535 000146 0323 0325 - 0003 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H20 SYQ -gt SIS -0152 1107 0708 0708 0703 001548 0525 0522 0006 Tidak Signifikan Ditolak Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H21 SVQ -gt USF 0401 2412 0536 0536 0512 005100 0323 0312 0016 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H22 SVQ -gt SIS 0437 3371 0708 0708 0674 011464 0525 0499 0055 Signifikan Diterima Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H23 USF -gt SIS 0686 7666 0708 0708 0480 077795 0525 0353 0362 Signifikan Diterima Kuat Besar Predictive Relevance Besar

78

42 Interpretasi Hasil dan Pembahasan

421 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Analisis Data Demografis

Berdasarkan hasil analisis informasi demografis responden peneliti melakukan

interpretasi dan mendiskusikan hasil analisisnya sebagai berikut

1) Jenis Kelamin

Gambar 41 memperlihatkan bahwa dari 125 data responden yang

terlibat dalam penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 70 orang (56) dan jumlah dari responden

perempuan yaitu sebanyak 55 orang (44)

2) Pendidikan Terakhir

Gambar 42 menunjukan bahwa responden yang terlibat dalam

penelitian ini memiliki keragaman tingkat pendidikan Sebanyak 71

responden (57) merupakan lulusan S1 25 responden (20) lulusan

SLTA 23 responden (18) merupakan lulusan Diploma dan 6 responden

merupakan lulusan S2 (5) Beragamnya tingkat pendidikan responden

akan berimplikasi terhadap variasi jawaban serta peneliti menilai bahwa

kuesioner penelitian akan mampu dipahami

3) Pengetahuan mengenai Keberadaan Sistem

Berdasarkan gambar 43 dari jumlah 125 responden mayoritas

sudah mengetahui mengenai keberadaan SIA Accurate yaitu sebanyak 119

responden (95) sisanya sebanyak 6 orang (5) belum mengetahui

mengenai adanya SIA Accurate

79

4) Pengalaman Penggunaan Sistem

Pengalaman responden dalam menggunakan sistem di institusi atau

perusahaan tersebut adalah lt1 tahun sebanyak 69 (55) 1-3 tahun

sebanyak 15 (12) 3-5 tahun sebanyak 16 (13) dan gt5 tahun sebanyak

25 (20 ) responden Gambar 44 menunjukan durasi pengalaman

responden dalam menggunakan SIA Accurate di penelitian ini

5) Skala Intensitas Penggunaan Sistem

Skala intensitas responden dalam menggunakan sistem dalam

pekerjaan di institusi atau perusahaan tersebut adalah ldquoselalurdquo sebanyak 79

responden (63) ldquoterkadangrdquo sebanyak 30 (24) ldquojarangrdquo sebanyak 16

(13) dan ldquotidak pernahrdquo sebanyak 0 (0 ) responden Gambar 45

menunjukan durasi pengalaman responden dalam menggunakan SIA

Accurate di penelitian ini

6) StatusPosisi Pekerjaan

Berdasarkan gambar 46 dapat diketahui bahwa responden pada

penelitian ini bagian marketing sebanyak 43 orang (34) dilanjutkan oleh

bagian logistik sebanyak 37 orang (30) bagian keuangan sebanyak 13

orang (11) bagian Admin sebanyak 24 orang (19) dan terakhir bagian

TI sebanyak 8 orang (6)

7) Kemampuan Penggunaan Komputer

Gambar 47 menunjukan penilaian responden atas kapabilitas

penggunaan komputer Hasil ini diambil berdasarkan jawaban responden

atas pertanyaan kemampuan penggunaan komputer yang memiliki pilihan

80

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil dan Sangat Tidak Terampil

Sebanyak 20 (16) responden menjawab ldquoSangat Terampilrdquo 87 (70)

responden menjawab ldquoTerampilrdquo dan 18 responden menjawab ldquoTidak

Terampilrdquo Hal tersebut menandakan bahwa kemampuan responden sudah

cukup baik dalam menggunakan komputer Peneliti memperkirakan hal ini

berkaitan dengan mayoritas responden berusia dibawa 30 tahun yang

popular disebut dengan generasi Y (Anantatmula 2012) yang dianggap

telah terbiasa dengan penggunaan teknologi informasi

422 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Pengukuran Model

Berdasarkan hasil analisis model pengukuran ada beberapa poin penting

yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut

1) Hasil akhir dari analisis telah menunjukan bahwa pengukuran model dari

model penelitian ini telah memenuhi syarat dan memiliki karakteristik yang

baik sehingga layak untuk dilanjutkan ke tahap analisis struktur model untuk

menguji inner model

2) Terdapat tiga indikator yang memiliki nilai outer loading dibawah 07 yaitu

INN1 INQ1 dan INQ2 Namun hal tersebut masih dapat ditoleransi dengan

melihat nilai composite reliability diatas 07

Peneliti beranggapan bahwa hal-hal pada poin dua disebabkan karena

pertimbangan waktu kerja para responden menyebabkan proses pengisian

kuesioner yang tidak didampingi langsung oleh peneliti sehingga memungkinkan

adanya pemaknaan pertanyaan yang tidak tepat Terkait dengan hal ini meskipun

pembuatan instrumen dan penjelasan awal kepada beberapa pihak yang mewakili

81

penerimaan kuesioner penelititan pada setiap perusahaan dalam penelitian ini telah

dilakukan dengan sebaik mungkin hal-hal di luar rencana dan kendali tidak dapat

dihindari khususnya saat pelaksanaan penelitian di lapangan

423 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Struktural Model

Bagian ini akan memaparkan interpretasi dan diskusi berdasarkan hasil dari enam

tahap analisis struktur model yaitu path coefficient (β) coefficient of determination

(R2) t-test menggunakan metode bootstrapping effect size (f2) predictive relevance

(1198762) dan relative impact (1199022) Berikut adalah pemaparan yang dilakukan dengan

mengikuti pertanyaan-pertanyaan penelitian dan hipotesis-hipotesis yang telah

dirumuskan sebelumnya

H1 Apakah Optimisme (Optimism) berpengaruh secara signifikan terhadap

Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

pertama (H1) diterima Artinya Optimisme (Optimism) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0561 Dilihat dari nilai f2 hipotesis OPTrarrINQ memiliki pengaruh

besar tetapi q2 pengaruh yang menengah serta memiliki nilai yang lemah dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT yang terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

82

ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel OPT tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap INQ

H2 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kualitas Sistem

(System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua (H2) diterima Artinya Optimisme (Optimsm) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality) dengan nilai path coefficient

(β) 0721 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis OPTrarrSYQ memiliki pengaruh yang

besar serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of determination (R2)

Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output

(Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang

menyatakan variabel OPT memiliki nilai signifikan terhadap SYQ dan juga terdapat

pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H3 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tiga (H3) diterima Artinya Optimisme (Optimsm) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0774 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis OPTrarrSVQ memiliki

83

pengaruh yang besar serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of

determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model

input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti 2017

Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT memiliki nilai signifikan terhadap

SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini

memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output

H4 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kepuasan

Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-empat (H4) tidak diterima Artinya Optimisme (Optimsm) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

walaupun nilai path coefficient (β) 0132 Dilihat dari nilai f2 dan coefficient of

determination (R2) hipotesis OPTrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta

memiliki nilai yang cukup dilihat dari q2 Hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT memiliki nilai

signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada dimensi input dalam model

penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

84

H5 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh secara signifikan terhadap

Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-lima (H5) tidak diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

dengan nilai path coefficient (β) -0030 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INNrarrINQ memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang kecil dilihat

dari coefficient of determination (R2) Hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN memiliki nilai

signifikan terhadap INQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model

penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H6 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-enam (H6) diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality) dengan nilai path coefficient

(β) 0133 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrSYQ memiliki pengaruh

tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient

of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model

input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017)

85

yang menyatakan variabel INN terdapat pada dimensi input dalam model penelitian

ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output Namun

hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Gusti (2017) yang menyatakan

variabel INN tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap SYQ

H7 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tujuh (H7) diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0129 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrSVQ memiliki

pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti

2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN memiliki nilai signifikan

terhadap SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini

memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output

H8 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kepuasan

Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-delapan (H8) tidak diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) dengan

86

nilai path coefficient (β) 0129 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrUSF

memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Gusti (2017) bahwa variabel INN tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

ataupun output

H9 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif secara

signifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sembilan (H9) diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information

Quality) dengan nilai path coefficient (β) -0271 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai

dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan

peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS yang

terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak

87

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan

variabel DIS tidak memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap INQ

H10 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kualitas Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sepuluh (H10) diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

dengan nilai path coefficient (β) -0273 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

DISrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap SYQ

H11 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kualitas Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sebelas (H11) tidak diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service

88

Quality) dengan nilai path coefficient (β) -0180 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrSVQ memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup

dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap SVQ Namun hasil ini tidak

sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis

1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS

yang terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H12 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua belas (H12) tidak diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User

Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) -0159 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup

dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak

sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis

1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS

89

yang terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H13 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tiga belas (H13) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information

Quality) dengan nilai path coefficient (β) 0356 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap INQ dan juga terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output

H14 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-empat belas (H14) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

dengan nilai path coefficient (β) 0296 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrSYQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

90

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki nilai signifikan terhadap SYQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam

model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H15 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-lima belas (H15) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality)

dengan nilai path coefficient (β) 0296 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrSVQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki nilai signifikan terhadap SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam

model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H16 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

91

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-enam belas (H16) tidak diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap User Satisfaction dengan nilai

path coefficient (β) 0137 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INSrarrUSF memiliki

pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of

determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel INS tidak memiliki pengaruh negatif

yang signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS yang terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

ataupun output

H17 Apakah Kualitas Informasi (Information Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tujuh belas (H17) tidak diterima Artinya Kualitas Informasi (Information

Quality) tidak memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna

(User Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) 0160 Dilihat dari nilai f2 dan

q2 hipotesis SYQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini tidak sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti2017 Hudin et al 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan

92

variabel INQ memiliki nilai signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output

H18 Apakah Kualitas Informasi (Information Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-delapan belas (H18) diterima Artinya Kualitas Informasi (Information Quality)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) -0157 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis INQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INQ terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Gusti

(2017) bahwa INQ tidak memiliki pengaruh terhadap SIS

H19 Apakah Kualitas Sistem (System Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sembilan belas (H19) tidak diterima Artinya Kualitas Sistem (System Quality)

93

tidak memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User

Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) 0075 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis SYQrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

penelitian Gusti (2017) yang menyatakan bahwa variabel SYQ tidak berpengaruh

signifikan terdap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Hudin

et al 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SYQ yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output

H20 Apakah Kualitas Sistem (System Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh (H20) tidak diterima Artinya Kualitas Sistem (System Quality) tidak

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) -0152 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis SYQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai

dengan penelitian Gusti (2017) yang menyatakan bahwa variabel SYQ tidak

berpengaruh signifikan terhadap SIS Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

94

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SYQ yang terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output

H21 Apakah Kualitas Layanan (Service Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis ke-dua

puluh satu (H21) diterima Artinya Kualitas Layanan (Service Quality) memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) dengan

nilai path coefficient (β) 0401 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis SVQrarrUSF

memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti

2017 Hudin etal 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SVQ

berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada dimensi

process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi

output

H22 Apakah Kualitas Layanan (Service Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh dua (H22) diterima Artinya Kualitas Layanan (Service Quality)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

95

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) 0437 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis SVQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SVQ yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel SVQ tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap SIS

H23 Apakah Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) berpengaruh signifikan

terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh tiga (H23) diterima Artinya Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) 0686 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis USFrarrSIS memiliki pengaruh yang besar serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel USF

memiliki pengaruh signifikan terhadap SIS dan juga terdapat pada dimensi process

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi output

96

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan peneliti berikut adalah kesimpulan penting pada

penelitian ini

1) Telah dilakukan pengukuran tentang tingkat kesiapan pengguna dalam

keberhasian penerapan SIA Accurate dan faktor apa saja yang

mempengaruhi keberhasilan SIA Accurate dalam perspektif pengguna

sistem di beberapa perusahaan jakarta

2) Adanya penghapusan 3 indikator dari 44 indikator pada penelitian ini

adapun indikator yang dihapus antara lain INN1 INQ1 dan INQ2 Dari

hasil ini peneliti beranggapan penghapusan indikator terjadi dikarenakan

kurang tepatnya item instrument pada penelitian yang dilakukan

3) Tidak diterimanya 9 dari 23 hipotesis yaitu OPTrarrUSF INNrarrINQ

INNrarrUSF DISrarrSVQ DISrarrUSF INSrarrUSF INQrarrUSF SYQrarrUSF

dan SYQrarrSIS Perbedaan hasil temuan penelitian ini dengan penelitian

terdahulu dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah adanya

perbedaan objek sampel dan instrumen penelitian

4) Diterimanya 14 hipotesis yaitu OPTrarrINQ OPTrarrSYQ OPTrarrSVQ

INNrarrSYQ INNrarrSVQ DISrarrINQ DISrarrSYQ INSrarrINQ INSrarrSYQ

INSrarrSVQ INQrarrSIS SVQrarrUSF SVQrarrSIS USFrarrSIS Sehingga

dapat dilihat bahwa di beberapa perusahaan Jakarta terdapat beberapa

97

pengaruh yang terjadi antara kesiapan pengguna dalam menggunakan

sistem informasi terhadap keberhasilan sistem yaitu sebagai berikut

a Optimism (OPT) berpengaruh terhadap Information Quality (INQ) System

Quality (SYQ) dan Service Quality (SVQ) sehingga akan menjadi faktor

pendorong Success Information System (SIS)

b Innovativeness (INN) berpengaruh terhadap System Quality (SYQ) dan

Service Quality (SVQ) sehingga akan menjadi faktor pendorong Success

Information System (SIS)

c Discomfort (DIS) memiliki pengaruh negatif terhadap Information Quality

(INQ) dan System Quality (SYQ) Hal tersebut akan menjadi faktor

penghambat dalam Success Information System (SIS)

d Insecurty (INS) memiliki pengaruh negatif terhadap Information Quality

(INQ) System Quality (SYQ) dan Service Quality (SVQ) Hal tersebut akan

menjadi faktor penghambat dalam Success Information System (SIS)

e Information Quality (INQ) memiliki pengaruh terhadap Success

Information System (SIS)

f Service Quality (SVQ) memiliki pengaruh terhadap User Satisfaction (USF)

serta Success Information System (SIS)

g User Satisfaction (USF) memiliki pengaruh terhadap Success Information

System (SIS)

98

52 Saran

Bagian ini berisikan saran yang berkaitan langsung dengan temuan penelitian

sebagai pertimbangan praktis bagi pihak-pihak yang memiliki ketertarikan untuk

tindak lanjut penelitian selanjutnya

1) Berdasarkan batasan metode dan hasil penelitian peneliti memberikan

saran bagi para mahasiswa dan peneliti selanjutnya (khususnya yang tertarik

pada kajian sejenis) diharapkan dapat meninjau kembali dan memperhatikan

hal-hal berikut

a Penelitian ini memiliki keterbatasan cakupan wilayah perusahaan di

Jakarta Penelitian yang akan datang diharapkan akan mampu

mencakup wilayah yang lebih luas sehingga akan memperkaya jumlah

responden yang terlibat dan mampu memberikan hasil yang lebih

akurat

b Terkait dengan hasil analisis dan interpretasi data penelitian yang akan

datang diharapkan mampu melakukan pengelompokan analisis

berdasarkan posisi jabatan sehingga akan mampu memberikan hasil

interpretasi dari berbagai prespektif responden yang terlibat

2) Diharapkan bagi para pengguna SIA Accurate di seluruh sektor perusahaan

agar dapat memperhatikan pandangan optimisme pemikiran inovatif rasa

ketidaknyamanan rasa ketidakamanan kualitas informasi kualitas sistem

kualitas pelayanan serta kepuasan pengguna sistem yang diterima oleh

sumber daya manusia di masing-masing perusahaan karena hal-hal tersebut

menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan sistem informasi

99

Pihak-pihak manajerial alangkah baiknya agar dapat menciptakan strategi

pengimplementasian sistem informasi seperti memberikan training dan

evaluasi kepada stafnya setelah menggunakan sistem dengan upaya

meningkatkan pandangan optimisme pemikiran inovatif kualitas informasi

kualitas sistem kualitas pelayanan juga kepuasan pengguna sistem dalam

keberhasilan penerapan sistem informasi

Daftar Pustaka

Afthanorhan B W amp Asyraf W M (2013) A comparison of partial least square

structural equation modeling (PLS-SEM) and covariance based structural

equation modeling (CB-SEM) for confirmatory factor analysis International

Journal of Engineering Science and Innovative Technology (IJESIT) 2(5)

198ndash205

Arvidsson V Holmstroumlm J amp Lyytinen K (2014) Information systems use as

strategy practice A multi-dimensional view of strategic information system

implementation and use Journal of Strategic Information Systems 23(1) 45ndash

61 httpsdoiorg101016jjsis201401004

Creswell J W (2017) Research Design Qualitative Quantitative and Mixed

Method Aproaches SAGE Publications 203ndash223

httpsdoiorg1041359781849208956

Davis J R Alderman C W amp Robinson L A (1990) Accounting Information

Systems A Cycle Approach Wiley 3 edition (February 1990)

Davis W S amp Yen D C (1998) The Information System Consultantrsquos

Handbook Systems Analysis and Design CRC Press

Dawes J (2008) Do data characteristics change according to the number of scale

points use And experiment using 5 point 7 point and 10 point scales

International Journal of Market Research 50(1) 1ndash20 httpsdoiorgArticle

Delone W H amp McLean E R (2003) The DeLone and McLean model of

information systems success A ten-year update Journal of Management

Information Systems 19(4) 9ndash30 Retrieved from

httpmesharpemetapresscomindexpeqdjk46vy52v4q6pdf

Djamarah S B amp Zain A (2010) Strategi Belajar Mengajar (Rineka Cipta Ed)

Jakarta

Florestiyanto M Y (2012) Evaluasi Kesiapan Pengguna Dalam Adopsi Sistem

Informasi Terintegrasi Di Bidang Keuangan Menggunakan Metode

Technology Rediness Index Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF)

1(4) 288ndash296

Ghozali I (2011) Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS19 (Edisi

Keli) Semarang Universitas Diponogoro

Ghozali I amp Hengky L (2015) Partial Least Squares Konsep Teknik dan

Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 30 Untuk Penelitian Empiris

Semarang Badan Penerbit UNDIP

Guritno S amp Sudaryono R (2011) Theory and Application of IT Research

Metodologi Penelitian Teknologi Informasi Yogyakarta Andi

101

Gusti G (2017) Ubiquitous Computing Di Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Hadi S (2016) Statistik Jakarta Pustaka Pelajar

Hair J F Sarstedt M Ringle C M amp Mena J A (2012) An assessment of the

use of partial least squares structural equation modeling in marketing research

Journal of the Academy of Marketing Science 40(3) 414ndash433

Hamalik O (2008) Kurikulum dan Pembelajaran Jakarta Sinar Grafika

Howsawi E M Eager D amp Bagia R (2011) Understanding project success

The four-level project success framework IEEE International Conference on

Industrial Engineering and Engineering Management 620ndash624

httpsdoiorg101109IEEM20116117991

Hudin J M amp Riana D (2016) Kajian Keberhasilan Penggunaan Sistem

Informasi Accurate Dengan Menggunakan Model Kesuksesan Sistem

Informasi Delon Dan Mclean Jurnal Sistem Informasi (Journal Of

Information Systems) 12(1) 1ndash8

HttpsDoiOrgHttpDxDoiOrg1021609JsiV13i1500

Jogiyanto (2007) Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi Yogyakarta

Andi

Kadir A (2014) Pengenalan Sistem Informasi (Edisi Revisi) Yogyakarta Andi

Offest

Koloay L P Morasa J amp Elim I (2014) Peranan Sistem Informasi Akuntansi

Dalam Efektifitas Pelaporan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Pada

Pt Pos Indonesia (Persero) Manado Universitas Sam Ratulangi Manado 2(3)

254ndash265

Lazuardi L I (2017) Pengaruh Kesiapan Penerimaan Pengguna Terhadap

Penerapan Sistem Informasi diantara Lembaga Keuangan Mikro Syariah Uin

Syarif Hidayatullah

McLeod L amp MacDonell S G (2011) Factors that affect software systems

development project outcomes ACM Computing Surveys 43(4) 24ndash56

httpsdoiorg10114519788021978803

Pambudi S A (2015) Analisis Kesiapan Pengguna Sistem Informasi Akademik

Semnasteknomedia Online 3(1) 2-1ndash127

Parasuraman A (2000) Technology Readiness Index (TRI) A Multiple-item Scale

to Measure Readiness Embrace New Technologies Journal of Service

Reasearch 2(4)

Parasuraman A amp Colby C L (2015) An Updated and Streamlined Technology

Readiness Index TRI 20 Journal of Service Research 18(1) 59ndash74

httpsdoiorg1011771094670514539730

Patel C J Gali V S Patel D V amp Parmar R D (2011) The effects of

102

information and communication technologies ( ICTs ) on higher education 

From objectivism to social constructivism Journal of Vocational and

Technical Educatio 3(November) 113ndash120 Retrieved from

httpwwwacademicjournalsorgijvtePDFPdf2011NovPatel et

alpdf5CnhttpwwwacademicjournalsorgIJVTE

Puspitawati L amp Anggadini S D (2011) Sistem Informasi Akuntansi

Yogyakarta Graha Ilmu

Ringle C M Silva D da amp Bido D (2015) Structural equation modeling with

the SmartPLS

Romney M B amp Steinbart P J (2012) Accounting Information Systems (12th

Edition) Accounting Information System 1ndash67

Rusmana Ni Y (2015) Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Dana Bantuan

Pada Kecamatan Arjosari Jurnal Speed 7(2) 38ndash41 Retrieved from

httpspeedwebidejournalindexphpSpeedarticleview89

Santoso S (2011) Elex Structural Equation Modeling (SEM) Konsep dan Apllikasi

dengan AMOS 18 Jakarta PT Elex Media Komputindo Kompas Gramedia

Sarstedt M Ringle C M amp Hair J F (2017) Partial Least Squares Structural

Equation Modeling Springer International Publishing AG 2017 C Homburg

et Al (Eds) Handbook of Market Research Retrieved from

httpsdoiorg101007978-3-319-05542-8_15-

Setiawan A B (2016) Evaluasi Kepuasan Pengguna Sistem Aplikasi Surat

Keterangan Tinggal Sementara Online (SKTS) dengan Menggunakan Metode

End-User Computing Satisfaction Surabaya Skripsi Universitas Airlangga

Sheu M amp Kim H (2008) User Readiness for IS Development An Examination

of 50 Cases Systems Research and Behavioral Science 8(3) 27ndash42

httpsdoiorg101002sres

Siregar S (2013) Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi

dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS versi 17 Jakarta Bumi

Aksara

Slameto (2010) Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rineka Cipta

Subiyakto A (2017) Development of the Readiness and Success Model for

Assessing the Information System Integration The author version of the

presented paper ( In publishing ) Development of the Readiness and Success

Model for Assessing the Information System Integration In International

Conference on Science and Technology (ICOSAT) Jakarta

Subiyakto A amp Ahlan A R (2014) Implementation of Input-Process-Output

Model for Measuring Information System Project Success TELKOMNIKA

Indonesian Journal of Electrical Engineering 12(7) 5603ndash5612

103

httpsdoiorghttpdoiorg1011591ijeecsv12i7pp5603-5612

Subiyakto A Ahlan A R Kartiwi M amp Sukmana H T (2015) Influences of

the Input Factors towards Success of An Information System Project

TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and Control)

13(2) 686 httpsdoiorg1012928telkomnikav13i21323

Subiyakto A Ahlan A R Putra S J amp Kartiwi M (2015) Validation of

Information System Project Success Model A Focus Group Study SAGE

Open 5(2) 1ndash14 httpsdoiorg1011772158244015581650

Subiyakto A Ahlan A R Kartiwi M amp Sukmana H T (2015) Measurement

of Information System Project Success Based on Perceptions of the Internal

Stakeholders International Journal of Electrical and Computer Engineering

(IJECE) 5(2) 271-279 Sugiyono (2011) Metode Penelitian Kuantitatif

Kualitatif dan RampD Bandung CV Alfabeta

Sutabri T (2004) Analisis Sistem Informasi Jakarta CVAndi Offset

Tjahjanadi N Y amp Sarosa S (nd) Evaluasi Net Benefit Sistem Informasi

Akutansi Pada Software Akutansi Accurate dan Zahir Menurut Model Delone

amp Mclean 2003 240

Wong K K K (2013) Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-

SEM) Techniques Using SmartPLS Marketing Bulletin 24(1) 1ndash32

httpsdoiorg101108EBR-10-2013-0128

Yamin S amp Kurniawan H (2011) Generasi Baru Mengolah Data Penelitian

dengan Partial Least Square Path Modeling  Aplikasi dengan software

XLSTAT SmartPLS dan Visual PLS Edisi 1 Jakarta Salemaba Infotek

Yunita I (2017) Pengukuran Kepuasan Pengguna terhadap Tulis (Technology Uin

Library Information System) pada Pusat Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN

Page 12: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan

xi

27 Konsep Dasar Kesiapan Teknologi (Technology Readiness) 13

28 Konsep Dasar Keberhasilan Sistem Informasi (Success SI) 14

29 Populasi Dan Sampel 18

291 Teknik Sampling 19

292 Teknik Menentukan Ukuran Sampel 21

210 Teknik Pengumpulan Data 22

211 Skala Likert 23

212 PLS-SEM 24

211 Model yang Diadopsi 28

2111 Model IPO Logic 32

2112 Model Kesiapan Teknologi (Technology Readiness) 33

2113 Model Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information) 37

212 Penelitian Sejenis 43

213 Pengembangan Hipotesis 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 49

31 Pendekatan Penelitian 49

32 Prosedur Penelitian 50

33 Populasi dan Sampel 51

34 Instrumen Penelitian 52

35 Pengumpulan dan Pemrosesan Data 54

36 Analisis dan Interpretasi Data 54

BAB IV HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI 56

41 Hasil Analisis 56

411 Hasil Analisis Demografis 56

412 Hasil Analisis Pengukuran Model 61

413 Hasil Struktur Model 70

42 Interpretasi Hasil dan Pembahasan 78

421 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Analisis Data Demografis 78

422 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Pengukuran Model 80

423 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Struktural Model 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 96

51 Kesimpulan 96

xii

52 Saran 98

Daftar Pustaka 100

LAMPIRAN 114

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 1 Model Penelitian 10

Gambar 2 1 Model Pengukuran Keberhasilan Proyek SI 17

Gambar 2 2 Revisi Model 18

Gambar 2 3 IPO LOGIC 32

Gambar 2 4 Model TRI 20 33

Gambar 2 5 Model Keberhasilan SI 37

Gambar 2 6 Model Keberhasilan SI 42

Gambar 3 1 Prosedur Penelitian 50

Gambar 4 1 Diagram Jenis Kelamin Responden 56

Gambar 4 2 Diagram Pendidikan Terakhir Responden 57

Gambar 4 3 Diagram Pengetahuan Keberadaan Sistem 58

Gambar 4 4 Diagram Pengalaman Penggunaan Sistem 58

Gambar 4 5 Diagram Skala Intensitas Penggunaan Sistem 59

Gambar 4 6 StatusPosisi Pekerjaan 60

Gambar 4 7 Diagram Kemampuan Penggunaan Komputer 60

Gambar 4 8 Hasil Awal Analisis Outer Model 68

Gambar 4 9 Hasil Akhir Analisis Outer Model Setelah Penghapusan Indikator 69

Gambar 4 10 Hasil Uji T-test 72

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2 1 Perbedaan Varian Accurate 5 9

Tabel 2 2 Variabel TRI dan Keberhasilan SI 29

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI 29

Tabel 3 1 Waktu Penelitian 51

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian 52

Tabel 4 1 Hasil Awal Uji Loading Factor 62

Tabel 4 2 Hasil Uji Loading Factor Setelah Penghapusan Indikator 63

Tabel 4 3 Hasil Uji Composite Reliability 64

Tabel 4 4 Hasil Uji Average Variance Extracted (AVE) 65

Tabel 4 5 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading) 66

Tabel 4 6 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading Fornell-Lackerrsquos) 67

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient 70

Tabel 4 8 Hasil Uji Coefficient of Determination (R-Square) 72

Tabel 4 9 Hasil Uji T-test 73

Tabel 4 10 Hasil Uji Effect Size 74

Tabel 4 11 Hasil Uji Predictive Relevance 75

Tabel 4 12 Hasil Uji Relative Impact 76

Tabel 4 13 Hasil Analisis Struktural Model 77

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Saat ini peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) khususnya SI telah

sering sekali kita gunakan dalam kegiatan sehari-hari Sutabri (2012) menyatakan

bahwa SI tidak lagi dipandang hanya sebagai pelengkap tetapi sudah menjadi

pendukung utama dalam proses bisnis yang ada pada suatu organisasi Oleh karena

itu Peranan TIK dapat berkontribusi pada perubahan cara manusia dalam bekerja

dan berinteraksi di bidangnya (Patel Gali Patel amp Parmar 2011)

Sistem informasi Akuntansi (SIA) adalah suatu sistem yang mengumpulkan

merekam menyimpan dan mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi para

pembuat keputusan (Romney amp Steinbart 2012) Pemanfaatan SIA dalam industri

keuangan telah meningkat di segala bidang dan telah mengubah tatanan sistem

keuangan modern Dengan menggunakan teknologi SI terbukti dapat menekan

biaya menciptakan proses kerja yang lebih cepat dan efisien serta menawarkan

tingkat fleksbilitas yang tinggi (Arvidsson Holmstroumlm amp Lyytinen 2014) Salah

satu contoh SIA adalah SIA Accurate Penggunaan SIA Accurate sesuai dengan

salah satu tujuan utama SI yaitu untuk menyajikan informasi sebagai pendukung

pengambilan keputusan perencanaan pengendalian dan perbaikan selanjutnya

(Puspitawati amp Anggadini 2011)

Accurate adalah merupakan salah satu programsoftware SIA buatan putra-

putri bangsa Pengembang sistemnya (developer system) adalah CPSSoft (PT Cipta

2

Piranti Sejahtera) dan CPSSoft tidak melayani penjualan mereka fokus di

pengembangan program dan administrasi Berbagai perusahaan hampir di seluruh

indonesia telah menggunakan SIA Accurate dari tahun 1998 hingga sekarang

Karena SIA Accurate merupakan produk lokal yang sesuai dengan Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Perpajakan di Indonesia SIA Accurate

ini merupakan salah satu program pembukuan perusahaan dalam bentuk paket

modul lengkap siap pakai yang terdiri dari General Ledger CashBank Inventory

Purchase Sales Fixed Asset dan tersedia untuk varian project dan manufaktur

yang bisa diaplikasikan di berbagai jenis dan skala usaha kecil menengah bagi

perusahaan baik yang bergerak di bidang trading distribusi service atau

manufaktur dan lain sebagainya SIA Accurate ini menyediakan layanan dengan

menggunakan Bahasa Indonesia sehingga penggunaan sistem ini akan mudah

dipahami oleh masyarakat Indonesia

Menurut Parasuraman dalam Lazuardi (2017) menyatakan bahwa setiap

orang bisa menjadi pengguna teknologi informasi (TI) atau SI namun cara

mengimplementasikannya tergantung pada derajat kesiapan seseorang dalam

menerima teknologi atau sistem tersebut Dan langkah pertama yang harus

dilakukan dalam implementasi teknologi adalah mengetahui kesiapan pengguna

dalam menerima teknologi tersebut (Parasuraman amp Colby 2015) Adanya

pengidentifikasian akan faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna

dalam pengadopsian teknologi penting agar tujuan dari adopsi teknologi dapat

tercapai dan lebih bermanfaat (Noprianto et al 2017)

3

Hasil observasi peneliti dalam penerapan SIA Accurate menemukan beberapa

masalah dari sisi pengguna dan juga kelemahan dari SIA Accurate itu sendiri

Seperti mesin pencarian SIA Accurate tidak dapat mendeteksi keyword secara

keseluruhan kalimat hanya dapat mendeteksi kata pertama dalam kalimat Contoh

lainnya adalah output atau laporan yang dihasilkan terkadang tidak sesuai dengan

filter yang telah diatur oleh pengguna Oleh karena itu para pengguna yang

menggunakan SIA Accurate masih mengalami kesulitan dalam mempelajari

halkasus baru lainnya Beberapa pengguna yang malas belajar tidak dapat

memanfaatkan sistem secara baik sehingga mengakibatkan pengguna menunda

pekerjaannya dengan menggunakan sistem atau cara lama kemudian meminta

bantuan penggunauser lainnya yang lebih mengerti untuk memindahkannya ke

SIA Accurate Melihat kasus diatas tingkat kesiapan pengguna dalam

menggunakan SIA Accurate ini mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam

menerapkan teknologi atau sistem baru

Selain itu belum pernah dilakukan pengujian keberhasilan penerapan SIA

Accurate dari persepsi kesiapan pengguna sehingga studi penelitian ini akan

menguji tingkat keberhasilan penerapan SIA Accurate yang dinilai dari sikap

kesiapan pengguna dan keberhasilan sistem Penelitian ini menggunakan

pengembangan model kesiapan dan keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017) Model

ini sesuai dengan kasus yang telah dijelaskan sebelumnya peneliti memilih model

ini agar mengetahui apa saja faktor-faktor yang mepengaruhi keberhasilan

penerapan sistem dari sisi pengguna maupun sistem itu sendiri Diketahuinya

faktor-faktor yang berpengaruh akan menjadi harapan dari penelitian ini untuk

4

memberikan masukan atau rekomendasi bagi para pengguna SIA Accurate dalam

memanfaatkan SIA Accurate

Menurut peneliti model yang diajukan ini memiliki sembilan variabel

dimana lima variabel diantaranya merupakan faktor dari pengguna dan empat

variabel lainnya merupakan faktor dari sistem itu sendiri Kelima faktor dari

pengguna tersebut adalah Optimism Innovativeness Discomfort Insecurity dan

User Satisfaction Sedangkan keempat faktor dari sistem adalah Indormation

Quality System Quality Service Quality dan Success Information System

Variabel di atas menjelaskan tentang faktor yang mempengaruhi pengguna

terhadap penggunaan sistem seperti apakah pengguna memiliki rasa optimis

(Optimism) atau keyakinan terhadap sistem yang akan memberikan output sesuai

ekspektasinya apakah pengguna memiliki kecenderungan dalam ingin mencoba hal

baru (Innovativeness) terhadap sistem apakah pengguna merasa terbebani

(Discomfort) karena kurang menguasai sistem apakah pengguna memiliki rasa

tidak aman (Insecurity) dan keraguan terhadap integritas sistem dan apakah

pengguna merasa puas (User Satisfaction) terhadap keseluruhan penerapan sistem

Selain itu variabel diatas juga dapat memaparkan faktor yang mempengaruhi sistem

terhadapkeberhasilan penerapannya seperti apakah kualitas output (Information

Quality) yang dihasilkan oleh sistem sudah sesuai dengan harapan pengguna

apakah kualitas sistem (System Quality) secara keseluruhan mudah digunakan

apakah peningkatan kualitas layanan (Service Quality) telah diberikan sesuai

5

kebutuhan pengguna dan apakah penerapan sistem telah berhasil (Success

Information System) dimanfaatkan sesuai dengan harapan dan kebutuhan pengguna

Upaya mengetahui tingkat kesiapan pengguna dan keberhasilan pemerapan

SI perlu adanya pengukuran sejauh mana kesiapan pengguna terhadap keberhasilan

penerapan SIA Accurate Karena kecenderungan sikap seseorang dalam

menggunakan SI akan mencerminkan kesiapan pengguna dalam pemanfaataan

sistem dan tingkat keberhasilan penerapan sistem Penggunaan model ini sesuai

dengan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menggabungkan model

kesiapan teknologi Technology Readiness Index (TRI) Parasuraman dan Colby

(2015) serta model keberhasilan SI Delone dan McLean (2003) yang telah

dimodifikasi oleh Subiyakto (2015) sebagai salah satu model alternatif pengukuran

keberhasilan proyek SI

Berdasarkan pembahasan diatas penelitian ini bermaksut untuk mencari tahu

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesiapan pengguna dalam keberhasilan

menggunakan SIA Accurate Pengukuran kesiapan merupakan hal penting untuk

dilakukan karena salah satu tantangan terberat dalam penerapan sistem maupun

teknologi informasi baru adalah kesiapan dari penggunanya (Jogiyanto 2007

Pambudi 2015) Ketidaksiapan dapat menimbulkan dampak kegagalan dalam

penerapan teknologi informasi itu sendiri (Florestiyanto 2012 Subiyakto 2017)

Harapan dari penelitian ini dapat memaparkan faktor-faktor penting yang

mempengaruhi tingkat kesiapan dan keberhasilan penerapan SIA Accurate

sehingga akan menjadi rekomendasimasukan bagi para pengguna dalam

memanfaatkan SI dan teknologi informasi Oleh karena itu peneliti tertarik untuk

6

melakukan penelitian dengan judul ldquoKesiapan Keberhasilan Penerapan Sistem

Informasi Akuntansi Accurate Berdasarkan Persepsi Penggunanyardquo

12 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah berdasarkan latar belakkang yang telah dijelaskan di

atas adalah sebagai berikut

1 Ditemukan kelemahan dari SIA Accurate seperti output dari mesin

pencarian dan laporan yang dihasilkan oleh SIA Accurate tidak sesuai

dengan harapan pengguna sehingga menyebabkan kesulitan dalam

pemanfaatan sistem

2 Ditemukan masalah dari beberapa pengguna SIA Accurate yang malas

belajar tidak dapat menggunakan sistem secara maksimal karena masih

menunda dan memberikan pekerjaannya kepada pihak lain apabila

mengalami kesulitan baru

3 Belum pernah dilakukan pengujian terkait dengan keberhasilan penerapan

SIA Accurate berdasarkan persepsi kesiapan penggunanya

13 Rumusan Masalah

Berdasarkan indentifikasi di atas Kecenderungan sikap seseorang dalam

menggunakan SI akan mencerminkan kesiapan pengguna sedangkan ketidaksiapan

dapat menimbulkan dampak kegagalan dalam penerapan TI itu sendiri

(Florestiyanto 2012 Subiyakto 2017) Dari beberapa hasil pengamatan peneliti

sedikitnya penelitian yang menguji keberhasilan penerapan SIA Accurate

7

berdasarkan persepsi kesiapan pengguna Harapan dari penelitian ini dapat

memaparkan faktor-faktor penting yang mempengaruhi tingkat kesiapan dan

keberhasilan penerapan SIA Accurate sehingga akan menjadi

rekomendasimasukan bagi para pengguna dalam memanfaatkan SI dan TI

14 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Berikut beberapa batasan dalam penelitian ini

1) Peneliti mengambil sampel dengan teknik pengambilan sampel pusposive

sampling sejumlah 125 responden yaitu pengguna SIA Accurate versi 5 di

beberapa perusahaan Jakarta yang telah menggunakan sistem ini tanpa

dibatasi lamanya waktu penggunaan

2) Proses yang dilakukan pada penelitian ini adalah menguji pengaruh kesiapan

pengguna SIA Accurate terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate

3) Secara teori penelitian ini mengadopsi 9 variabel dari penggunaan model

keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017)

4) Teknik analisis data ini penulis menggunakan metode PLS SEM dan untuk

pengelolaan data yang didapat peneliti menggunakan software SmartPLS

versi 30

15 Tujuan dan Sasaran Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1) Menguji kesiapan pengguna terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate

8

2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna terhadap

keberhasilan penerapan SIA Accurate

Merujuk pada tujuan penelitian diatas sasaran penelitian ini ialah

1) Diketahuinya keberhasilan penerapan SIA Accurate berdasarkan persepsi

kesiapan pengguna

2) Diketahuinya faktor-faktor yang berpengaruh dalam kesiapan pengguna

dalam keberhasilan penerapan SIA Accurate

16 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak

Manfaat tersebut adalah

1) Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan refrensi baru dalam

penggunaan model kesiapan dan keberhasilan dalam penerapan SIA

Accurate

2) Secara metodologi penelitian ini akan menambah refrensi penggunaan

pendekatan kuantitatif untuk riset pada prodi Sistem Informasi Fakultas Sains

dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3) Secara praktis hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan bagi pihak terkait

sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam rencana pemanfaatan dan

perkembangan sistem berikutnya

9

17 Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode untuk membantu

dalam melakukan analisis Penelitian ini menggunakan pendekatan secara

kuantitatif dan model kesiapan dan keberhasilan SI oleh Subiyakto (2017)

Kuesioner yang dibuat dari pemaduan variabel dan indikator dari kedua model

tersebut Pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel purposive

sampling dimana sampel responden adalah seluruh pengguna sistem yang

khususnya pernah menggunakan SIA Accurate di perusahaannya masing-masing

dan berdomisili Jakarta Kuesioner disebarkan secara langsung penyebaran secara

langsung bertujuan untuk mendapatkan responden yang sesuai dan pernah

menggunakan SIA Accurate secara langsung Tahap akhir seluruh kuesioner yang

telah terisi akan ditampung di MS Excel dan nantinya akan dianalisis Penelitian

ini menggunakan teknik analisis data adalah PLS-SEM dengan tools SmartPLS

versi 30

18 Model Penelitian

Model yang digunakan pada penelitian ini adalah model kesiapan dan keberhasilan

SI dari Subiyakto (2017) yang telah menggabungkan diantara model kesiapan TRI

20 (Parasuraman amp Colby 2015) dengan model Keberhasilan SI Delone dan

McLean (2003) yang telah dimodifikasi oleh Subiyakto (2015)Model penelitian

pengukuran pengaruh kesiapan terhadap keberhasilan penerapan sistem ini terdiri

dari 9 variabel yaitu Optimism (OPT) Innovativeness (INN) Discomfort (DIS)

Insecure (INS) Information Quality (INQ) System Quality (SYQ) Service Quality

10

(SVQ) User Satisfaction (USF) Success Information System (SIS) Untuk

pengadopsian penggabungan dan pengkombinasian kedua model tersebut peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) menggunakan asumsi mengenai model logika input-

process-output oleh (Davis amp Yen 1998) Berikut model yang diajukan pada

penelitian ini

Gambar 1 1 Model Penelitian

19 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan tujuan dan sasaran pada penelitian ini maka pertanyaan penelitian

dalam hal ini

11

1 Apakah kesiapan pengguna berpengaruh terhadap keberhasilan penerapan

SIA Accurate

2 Apa saja faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna dalam keberhasilan

penerapan SIA Accurate dari persepsi kesiapan pengguna

21 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap INQ SYQ

SVQ dan USF

22 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap INQ SYQ

SVQ dan USF

23 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

SYQ SVQ dan USF

24 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

SYQ SVQ dan USF

25 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dam SIS

26 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan SIS

27 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan SIS

28 Apakah USF berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

110 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan penelitian pembahasan terbagi dalam lima bab yang

secara singkat akan diuraikan sebagai berikut

12

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah rumusan masalah ruang lingkup dan batasan

tujuan dan sasaran manfaat penelitian metodologi penelitian model penelitian

pertanyaan penelitian dan sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai dasar-dasar teori yang mendukung tentang

pengukuran pengaruh kesiapan dan keberhasilan pengguna terkait penerapan SIA

Accurate

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas tentang metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

metode pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan analisis data dan hasilnya serta interpretasi hasil penelitian

dengan merujuk kepada basis teori sebelumnya

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang berkenaan dengan hasil pemecahan masalah serta

beberapa saran untuk pengembangan keberhasilan penerapan SIA Accurate

2

BAB II

LANDASAN TEORI

21 Definisi Kesiapan

Kesiapan adalah tingkatan atau keadaan yang harus dicapai dalam proses

perkembangan perorangan pada tingkatan pertumbuhan mental fisik sosial dan

emosional (Hamalik 2008) Kesiapan adalah kondisi seseorang secara keseluruhan

yang dapat membuatnya siap untuk dapat memberikan respon atau jawaban dalam

suatu cara tertentu terhadap suatu situasi yang dihadapinya Maka seseorang akan

menyesuaikan kondisi tersebut dan akan berpengaruh atau memiliki kecenderungan

untuk memberi respon (Slameto 2010)

Definisi Kepuasan menurut Kotler dalam Abdurrahman dan Prasetyo

(2016) adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil

dengan harapannya Kepuasan dapat dilihat dari kesesuaian harapan dengan apa

yang didapat dari suatu pelayanan (Tjiptono dalam Abdurrahman dan Prasetyo

2016) Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin ldquosatisrdquo (artinya

cukup baik memadai) dan ldquofaciordquo (artinya melakukan atau membuat) sehingga

secara sederhana dapat diartikan sebagai lsquoupaya pemenuhan sesuatursquo (Tjitptono

dalam Hartono dan Wahyono 2015)

22 Definisi Keberhasilan

Dalam buku Djamarah dan Zain (2010) WJS Poerwadarminto berpendapat

bahwa keberhasilan adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan dikerjakan dan

3

sebagainya) Sedangkan menurut Masrsquoud Khasan Abdul Qohar keberhasilan

adalah apa yang telah dapat diciptakan hasil pekerjaan hasil yang menyenangkan

hati yanng diperoleh dengan jalan keuletan kerja

Keberhasilan dari sistem informasi ditentukan bagaimana sistem itu dapat

dijalankan oleh pengguna dengan efektif dan pengguna merasa puas menggunakan

sistem tersebut dan juga bagaimana perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari

sistem yang digunakannya Doll dan Torkzadeh dalam Istianingsih dan Wiwik

Utami (2009) menyatakan bahwa kepuasan pengguna sistem informasi dapat

digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu sistem informasi Kepuasan

pengguna akhir ini kemudian menjadi bagian dalam pengembangan model

keberhasilan sistem informasi selanjutnya

23 Definisi Pengguna Sistem

Dalam bukunya Rusdiana dan Irfan (2014) Pelaku sistem terdiri atas tujuh

kelompok yaitu sebagai berikut

1) Pemakai

Pada umumnya ada tiga jenis pemakai yaitu operasional pengawas

dan eksekutif

2) Manajemen

Ada tiga jenis manajemen yaitu manajemen pemakai yang bertugas

menangani pemakaian ketika sistem baru diterapkan manajemen sistem

yang diterapkan dalam pengembangan sistem manajemen umum yang

terlibat dalam strategi perencanaan sistem dan sistem pendukung

pengambilan keputusan

4

3) Pemeriksa

Pemeriksa menentukan segala sesuatunya berdasarkan ukuran

ukuran standar yang dikembangkan di banyak perusahaan sejenis

4) Penganalisis sistem

Fungsi dari penganalisis sistem antara lain sebagai berikut

a) Arkeolog yaitu menelusuri cara sistem lama berjalan sistem

tersebut dijalankan dan segala hal menyangkut sistem lama

b) Inovator yaitu membantu mengembangkan dan membuka

wawasan pemakai bagi kemungkinan lain

c) Mediator yaitu menjalankan fungsi komunikasi dari semua level

antara lain pemakai manajer programmer pemeriksa dan pelaku sistem

lain yang mungkin belum memiliki sikap dan cara pandangan yang sama

dan

d) Pimpinan yaitu penganalisis sistem harus personal yang

berpengalaman dari programmer atau desainer

5) Pendesain Sistem

Pendesain sistem menerima hasil penganalisis sistem berupa

kebutuhan pemakai yang tidak berorientasi pada teknologi tertentu

kemudian ditransformasikan ke desaian arsitektur tingkat tinggi dan dapat

diformulasikan oleh programmer

6) Programmer

Setelah penganalisis sistem memberikan hasil kerjanya dan diolah

oleh pendesain sistem programmer dapat mulai bekerja

5

7) Personal Pengoperasian

Pelaku ini bertugas dan bertanggung jawab di pusat komputer

misalnya jaringan keamanan perangkat lunak pencetakan back-up

24 Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam organisasi yang membantu

kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi

yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi organisasi agar dapat

menyediakan laporan yang diperlukan oleh pihak luar (Sutabri 2012)

Menurut pandangan Hall dalam Kadir (2014) sistem informasi adalah

sebuah rangkaian prosedur formal di mana data dikelompokkan diproses menjadi

informasi dan didistribusikan kepada pemakai Sama halnya seperti menurut

Sidharta dalam (Rusmana 2015) bahwa sebuah sistem informasi adalah sistem

buatan manusia yang berisi himpunan terintegrasi dari komponen-komponen

manual dan komponen-komponen terkomputerisasi yang bertujuan untuk

mengumpulkan data memproses data dan menghasilkan informasi untuk pemakai

25 Definisi Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi sering dirancang dengan menggunakan software agar

informasi yang dihasilkan menjadi lebih akurat efisien dan tepat waktu (Davis

Alderman amp Robinson 1990) Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu sistem

yang mengumpulkan merekam menyimpan dan mengolah data untuk

menghasilkan informasi bagi para pembuat keputusan (Romney amp Steinbart 2012)

Terdapat 6 komponen dalam Sistem Informasi Akuntansi yakni

6

1 Orang yang menggunakan sistem

2 Prosedur dan instruksi yang digunakan untuk mengumpulkan mengolah

dan menyimpan data

3 Data tentang organisasi dan kegiatan bisnisnya

4 Software yang digunakan untuk mengolah data

5 Infrastruktur teknologi informasi meliputi komputer perangkat tambahan

dan peralatan komunikasi jaringan yang digunakan dalam Sistem

Informasi Akuntansi

6 Sistem pengendalian internal dan perangkat keamanan untuk menjaga data

Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2012) sebuah sistem informasi akuntansi

yang didesain dengan baik dapat

1 Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya dari produk dan jasa

2 Meningkatkan efisiensi

3 Meningkatkan pembagian pengetahuan

4 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari suatu rantai Supply

5 Meningkatkan struktur dari pengendalian internal

6 Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan

Menurut Sutabri (2004) sistem informasi akuntansi meliputi beragam

aktivitas yang berkaitan dengan siklus pemrosesan akuntansi perusahaan Meskipun

tidak ada dua organisasi yang identik tetapi sebagian besar mengalami jenis

kejadian ekonomi yang serupa Kejadian-kejadian ini menghasilkantransaksi-

7

transaksi yang dapat dikelompok menjadi empat siklus aktivitas bisnis yang umum

yaitu

1 Siklus pendapatan

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pendistribusian barang dan jasa

ke entitas-entitas lain dan pengumpulan pembayaran yang berkaitan

2 Siklus pengeluaran

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan barang dan jasa dari

entitas-entitas lain dan pelunasan kewajiban-kewajiban yang berkaitan

3 Siklus produksi

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pengubahan sumber daya menjadi

barang dan jasa

4 Siklus keuangan

Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan dan manajemen dana

modal termasuk kas

26 Sistem Informasi Akuntansi Accurate

Salah satu contoh sistem informasi akuntansi adalah Accurate Penggunaan Sistem

Informasi Akuntansi (SIA) Accurate sesuai dengan salah satu tujuan utama sistem

informasi yaitu untuk menyajikan informasi sebagai pendukung pengambilan

keputusan perencanaan pengendalian dan perbaikan selanjutnya (Puspitawati amp

Anggadini 2011) SIA Accurate merupakan salah satu program akuntansi buatan

putra-putri bangsa Pengembang sistemnya (developer system) adalah CPSSoft (PT

Cipta Piranti Sejahtera) dan CPSSoft tidak melayani penjualan mereka fokus di

pengembangan program dan administrasi Versi pertama SIA Accurate adalah

8

Accurate 2000 Accounting Software yang diliris sekitar tahun 2000 Sistem

Acccurate merupakan produk lokal yang sesuai dengan Pernyataan Standard

Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Perpajakan di Indonesia

261 SIA Accurate versi 5

SIA Accurate ini merupakan salah satu program pembukuan perusahaan

dalam varian paket modul lengkap siap pakai dan tersedia untuk varian

project ataupun manufaktur yang bisa diaplikasikan di berbagai jenis dan

skala usaha kecil menengah bagi perusahaan baik yang bergerak di bidang

trading distribusi service atau manufaktur dan lain sebagainya SIA

Accurate ini menyediakan layanan dengan menggunakan Bahasa Indonesia

sehingga penggunaan sistem ini akan mudah dipahami oleh masyarakat

Indonesia

SIA Accurate versi 5 memiliki 3 varian paket dengan beragam

modul yang ditawarkan bagi setiap perusahaan yaitu Standard Edition

Deluxe Edition dan Enterprise Edition Untuk varian Standar Edition

cocok untuk perusahaan skala kecil seperti jasa dan dagang yang hanya

cukup menghasilkan laporan keuangan standar tanpa perlu laporan

keuangan perproyek atau perdepartment Sedangkan Deluxe Edition

merupakan perpaduan dari beberapa modul standar ditambah dengan fungsi

berupa pengisian proyek dan departemen Kalau varian Enterprice Edition

cocok untuk perusahaan manufacturing karena sudah dilengkapi dengan

Bill Of Material Production Order Production Activity Finished

Production Activity dan bahkan dapat mengetahui selisih antara Bill Of

9

Material Budged dengan Production Activity Berikut tabel perbedaan

daftar modul dan fitur pada setiap varian paket

Tabel 2 1 Perbedaan Varian Accurate 5 (sumber wwwcpssoftcom)

Modul dan Fitur Standard

Edition

Enterprise

Edition

Deluxe

Edition

Modul Pembelian

Modul Penjualan Modul Persediaan Modul Buku Besar Modul Kas Bank Modul Aktiva Tetap Modul RMA Modul Proyek Modul Manufaktur

Transaksi berulang dengan pengingat Mengakses grafik laporan dengan

tabletsmartphone

262 Modul SIA Accurate versi 5

Berikut beberapa penjelasan modul yang tersedia

1 Modul Pembelian (Purchase Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Permintaan Pembelian (Purchase

Requisition Form) Formulir Pesanan Pembelian (Purchase Order

Form) Formulir Penerimaan Barang (Received Item Form) Formulir

Faktur Pembelian (Purchase Invoice Form) Formulir Retur Pembelian

(Purchase Return Form) dan Formulir Pembayaran Pembelian

(Purchase Payment Form)

2 Modul Penjualan (Sales Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Penawaran Penjualan (Sales

Quotation Form) Formulir Pesanan Penjualan (Sales Order Form)

10

Formulir Faktur Penjualan (Sales Invoice Form) Formulir Retur

Penjualan (Sales Return Form) dan Formulir Penerimaan Penjualan

(Sales Receipt Form)

3 Modul Persediaan (Inventory Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Barang dan Jasa (List Of Item)

Formulir Penyesuain Persediaan (Inventory Adjustment Form)

Formulir Pembiayaan Pesanan (Job Costing Form) Daftar Gudang

(List Of Warehouse) Formulir Grup Barang (Item Grouping Form)

Formulir Penyesuaian Harga Jual Barang (Set Selling Price Adjustment

Form) dan Formulir Pindah Barang (Item Transfer Form)

4 Modul Buku Besar (General Ledger Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Akun (List Of Account) Daftar Mata

Uang (List Of Currency) Informasi Perusahaan (Company Info)

Formulir Bukti Jurnal (Journal Voucher Form) Proses Akhir Bulan

(Period End Process) dan Laporan Keuangan (Financial Statemen)

5 Modul Kas Bank (Cash Bank Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Pembayaran (Payment Form

Formulir Penerimaan (Deposit Form) Buku Bank (Bank Book)

Formulir Rekonsiliasi Bank (Bank Reconcile Form)

6 Modul Aktiva Tetap (Fixed Asset Module)

Modul ini terdiri dari Formulir Aktiva Tetap Baru (New Fixed Asset

Form) Daftar Tipe Aktiva Tetap Pajak (List Of Fiscal Fixed Asset

11

Type) Daftar Tipe Aktiva Tetap (List Of Fixed Asset Type) Daftar

Aktiva Tetap (Fixed Asset List)

7 Modul RMA (Return Merchandise Authorization Module)

Modul ini terdiri dari Formulir RMA (RMA Form) dan Formulir

RMA Action (RMA Action Form)

8 Modul Proyek (Project Module)

Modul ini terdiri dari Daftar Bahan Baku Daftar Biaya Proyek

Formulir Work Price Analysis Formulir Proyek Formulir Material In

Used Formulir Project Survey Formulir Project Bill Formulir Project

Ending

263 Kelebihan SIA Accurate versi 5 dengan versi sebelumnya

Berikut beberapa perbedaan antara SIA Accurate versi 4 dan Accurate versi

5 yaitu

1 Adanya Fitur E-Faktur

Fitur E-Faktur dibuat untuk membantu pengguna SIA Accurate

terutama Pengusaha Kena Pajak (PKP) untuk menghasilkan laporan siap

pakai sekaligus sebagai pendukung kebijakan dari Direktorat Jendral

Pajak yang mewajibkan penggunaan E-Faktur bagi perusahaan PKP

2 Database Server Firebird 25

Database firebird yang digunakan di dalam aplikasi Accurate versi

4 adalah Firebird versi 21 dan untuk Accurate versi 5 ini dikembangkan

12

dengan menggunakan database Firebird 25 dengan konfigurasi Super

Classic(SC) yang sudah diakui secara umum

3 Lisensi SIA Accurate

Di Accurate sebelumnya lisensi Accurate berupa nomor serial di-

input langsung ke SIA Accurate di masing-masing komputer Pengguna

memerlukan bantuan customer support CPSSoft atau tenaga penjual

untuk mendapatkan nomor serial yang dimaksud Di Accurate 5 License

Manager yang berkomunikasi dengan License Server CPSSoft untuk

mendapatkan nomor serial lisensi kemudian dikirimkan ke komputer

Accurate Client secara otomatis

264 Kekurangan SIA Accurate versi 5

1 Tidak bisa di Custom

SIA Accurate adalah software paket Kenapa tidak bisa Karena SIA

Accurate sudah mensurvei ke perusahaan-perusahaan dari UMKM

UKM di Indonesia dan Perusahaan menengah ke atas Jadi SIA Accurate

di buat sesuai dengan kebutuhan perusahaan-perusahaan di Indonesia

sesuai dengan PSAK dan perpajakan di Indonesia juga Laporan dan

form seperti PO Invoice dan lain-lain masih bisa di custom

2 Tidak mencakup Seluruh Operasional Perusahaan

Basic dari program SIA Accurate adalah accounting software bukan

oprasional software Contoh seperti pembayaran gaji perkaryawan belum

bisa di 5 bisa di catat secara global saja Untuk pencatatan gaji

13

perkaryawan dan SIA Accurate pajaknya baru bisa di SIA Accurate

Online

3 Tidak mendapatkan Training Pembelian Baru

Dulu SIA Accurate memang mempaket kan dalam pembelian baru

SIA Accurate maka mendapatkan training namun harganya lebih mahal

Sekarang sudah banyak SMK dan Universitas di Indonesia yang bekerja

sama dengan SIA Accurate sehingga SDM siap pakainya sudah banyak

Maka dari itu SIA Accurate menekan harga software semurah mungkin

dan jika di perusahaan Anda sudah ada karyawan yang sudah bisa

menggunakan SIA Accurate Kenapa harus mengambil jasa training

Jadi training di SIA Accurate sangat flexibel tergantung kebutuhan

perusahaan

27 Konsep Dasar Kesiapan Teknologi (Technology Readiness)

Penelitian Sheu amp Kim (2008) yang melibatkan 50 organisasi sebagai obyek

penelitian menyatakan bahwa tingkat kesiapan yang rendah menjadi sebab

kegagalan proyek SI khususnya kesiapan pengguna yang paling dominan

berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi SI Penelitian Sheu dan Kim

menunjukkan bahwa faktor kesiapan pengguna lebih kuat pengaruhnya terhadap

keberhasilan proyek SI dibandingkan dengan keterlibatan pengguna dalam proyek

SI

Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa adanya proses penerapan

teknologi atau sistem pada suatu organisasi menyebabkan beberapa tantangan baru

14

bagi organisasi tersebut seperti beberapa pengguna yang memiliki tingkat kesiapan

rendah pada sistem atau teknologi baru akan mengalami kesulitan dalam

mempelajari hal baru bahkan beberapa pengguna baru lainnya dapat memberikan

penolakan merasa enggan atau tidak mampu dalam menggunakan teknologi atau

sistem baru tersebut sehingga penerapan teknologi atau sistem baru pada organisasi

tersebut akan menjadi sia-sia bahkan gagal Oleh karena itu dengan adanya suatu

pengukuran dan penilaian dalam tingkat kesiapan dan kemampuan pengguna suatu

teknologi maka akan meminimalisir tingkat kesalahan kesulitan dan resiko yang

ada (Pambudi 2015)

28 Konsep Dasar Keberhasilan Sistem Informasi (Success SI)

Selama bertahun-tahun para peneliti dan praktisi telah berusaha untuk berhasil

dalam mengelola proyek SI sehingga dapat mencapai kinerja yang maksimal

Pengukuran keberhasilan proyek SI pun menjadi topik yang menarik di kalangan

peneliti dan praktisi tersebut sejak Standish Group mempublikasikan penemuan

mereka pada tahun 1994 Keberhasilan proyek adalah konsep utama tetapi teori

tersebut masih merupakan konsep yang ambigu Antara para peneliti dan praktisi

pun juga masih terjadi kurang sepakat tentang model tersebut Mereka cenderung

fokus pada satu atau sebagian dimensi Sehingga mereka belum mendapat

gambaran yang jelas tentang pengukuran keberhasilan SI

Subiyakto dan Ahlan (2014) mencoba menjawab permasalahan tersebut

dengan mengembangkan model alternatif pengukuran keberhasilan proyek

berdasarkan input-process-output (IPO) model Mereka membandingkan

15

mengadopsi mengadaptasi dan mengkombinasi teori sebelumnya yaitu Davisrsquos

IPO model teori keberhasilan proyek model Delone dan McLean dan kerangka

klasifikasi proyek

Pertama Subiyakto (2014) membandingkan dua model yaitu model Delone

dan McLean dan Model IPO Mereka menemukan bahwa model proses dan model

kausal Delone dan McLean tidak lengkap dalam istilah model IPO sebuah proyek

Model ini hanya fokus pada pemanfaatan dan layanan dari produk Dalam konteks

pengukuran keberhasilan proyek model ini kurang menjelaskan dimensi input dari

model IPO Dengan demikian model IPO lebih komprehensif dibandingkan model

Delone dan McLean

Kedua Subiyakto (2014) mengadopsi teori keberhasilan proyek

pengukuran keberhasilan SI Delone dan McLean dan kerangka klasifikasi proyek

Pengadopsian teori keberhasilan proyek dilaksanakan untuk mengembangkan

aspek kausalitas model Mereka mengadopsi semua variable model Delone dan

McLean serta tiga dari empat variabel kerangka klasifikasi proyek (McLeod amp

MacDonell 2011) yaitu konten proyek orang dan aksi konteks organisasi Hal ini

dikarenakan proses proyek akan diwakili oleh dimensi proses

Ketiga Subiyakto dan Ahlan (2014) menyesuaikan penempatan variable

sejalan dengan logika IPO dan definisi keberhasilan proyek Tiga penyesuaiannya

adalah sebagai berikut

a Menempatkan 2 dimensi model Delone dan Mclean (system creation dan

system utilization) ke dalam dimensi proses dari model Hal ini didukung

juga oleh beberapa peneliti bahwa proses proyek terdiri dari dua subproses

16

yaitu produksi produk dan pemanfaatannya Penempatan dimensi dampak

sistem dari model DeLone dan McLean sebagai dimensi output dari model

sejalan dengan definisi keberhasilan proyek

b Mengembangkan hubungan antara variabel dimensi input terhadap

variable dimensi proses Dalam hal ini masing-masing varibel dimensi

input memiliki hubungan terhadap masing-masing variabel dari dimensi

proses yang sejalan dengan model proses dan kausal dari IPO model

c Mengembangkan hubungan antara konteks organisasi terhadap semua

variabel dalam model yang berdasarkan konsep pengaruh lingkungan

sistem

Keempat model dikembangkan atas kombinasi dari empat teori yang telah

disebutkan sebelumnya Kombinasi ini dilakukan untuk menanggapi dua isu utama

di lingkup model keberhasilan proyek SI yaitu validitas dan kelengkapan

pengukuran model Kelengkapan model berarti model tersebut dikembangkan

untuk mencakup dimensi keseluruhan proyek dalam konteks aspek proses dan

kausal Validitas adalah berarti bahwa model ini mewakili secara teori keberhasilan

proyek Tiga dimensi utama yang dari model ini adalah dimensi input proses dan

output Dimensi proses terdiri dari dua subdimensi yaitu pembuatan sistem (system

creation) dan pemanfaatan sistem (system utilization) Model ini (Gambar 34)

mengandung 9 variabel dan 36 hubungan antar variable tersebut Konten proyek

(project content) orang dan aksi (people and action) dan konteks organisasi

(institutional contexts) adalah tiga variabel dimensi input Kualitas informasi

(information quality) kualitas sistem (system quality) kualitas layanan (service

17

quality) penggunaan (system use) dan kepuasan pengguna (user satisfaction)

adalah lima variabel untuk dimensi proses Manfaat bersih (net benefit) adalah

variabel untuk dimensi output

Gambar 2 1 Model Pengukuran Keberhasilan Proyek SI Berdasarkan Model IPO

(Subiyakto dan Ahlan 2014)

Selanjutnya pada tahun 2015 Subiyakto Ahlan Kartiwi dan Sukmana

memvalidasi model baru tersebut secara kualitatif untuk mengetahui kelayakan

model tersebut melalui Focus Group Study (FGS) Mereka melakukan 4 teknik FGS

yaitu interview konsultasi diskusi dan seminar Ada 16 partisipan (9 doktor 3

calon doktor dan 4 akademisi) dari 20 anggota terdaftar yang tergabung dalam

kelompok penelitian ini Mereka memiliki kepentingan keterampilan

penegtahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian SI Mereka juga dipilih

karena kredibilitas mereka sebagai key informants

18

Hasil dari FGS mengungkapkan delapan tema menyeluruh berkaitan dengan

validitas model dan kelayakan pelaksanaan penelitian Kemudian telah disimpulkan

dalam empat poin validasi yaitu kejelasan proses pemodelan penggunaan dasar

teoritis kewajaran metode penelitian dan ketersediaan sumber daya penelitian

Berdasarkan poin tersebut Subiyakto et al merevisi modelnya melalui

penyederhanaan jumlah hubungan antar variable dengan menghapus 6 hubungan

Model tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 2 2 Revisi Model (Subiyakto et al 2015)

29 Populasi Dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya Guritno dan Sudaryono (2011) Dalam metode

penelitian kata populasi amat populer dipakai untuk menyebutkan

serumpunsekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian Populasi penelitian

merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia hewan

tumbuh-tumbuhan udara gejala nilai peristiwa sikap hidup dan sebagainya

19

Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin 2006)

Jenis populasi terbagi dua yaitu

1) Populasi fitnit artinya jumlah individu ditentukan

2) Populasi infinit artinya jumlah individu tidak terhingga atau tidak

diketahui dengan pasti

Sampel ialah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut Sehingga pengambilan sampel harus menggunakan cara-cara tertentu yang

berdasarkan oleh pertimbangan-pertimbangan yang ada (Sugiyono 2011)

291 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel Terdapat dua metode dasar

penarikan sampel yaitu (Guritno amp Sudaryono 2011)

a Probability Sampling

Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel Beberapa metode penarikan sampel probabilitas

adalah sebagai berikut

1 Simple Random Sampling

Simple random sampling dikatakan sederhana karena pengambilan

sampel dari populasinya dilakukan secara acak tanpa memperhatikan status

atau tingkat pendidikan yang ada dalam suatu populasi

2 Stratified Random Sampling

20

Stratified Random Sampling merupakan suatu prosedur penarikan

sampel berstrata yaitu suatu subsampel acak sederhana yang ditarik dari

setiap strata atau tingkatan yang kurang lebih sama dalam beberapa

karakteristik (Siregar 2013)

3 Cluster Sampling

Cluster Sampling merupakan suatu prosedur penarikan sampel

probabilitas yang memilih subpopulasi yang disebut cluster Kemudian

setiap elemen di dalam kelompok cluster tersebut dipilih sebagai anggota

sampel

b Nonprobability Sampling

Nonprobability Sampling merupakan suatu prosedur penarikan

sampel yang bersifat subjektif Dalam hal ini probabilitas pemilihan

elemen-elemen populasi tidak dapat ditentukan Hal ini disebabkan setiap

elemen populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai

sampel Beberapa teknik pengambilan sampel nonprobabilitas sebagai

berikut (Guritno amp Sudaryono 2011)

1 Convience Sampling

Convience Sampling adalah teknik penarikan sampel berdasarkan

kemudahan Prosedurnya adalah semata-mata langsung menghubungi

unitunit penarikan sampel yang mudah dijumpai seperti mahasiswa dalam

satu kelas jamarsquoah tempat ibadah pengunjung toko dan lainnya Seringkali

pengambilan sampel ini dilakukan untuk menguji kuesioner atau penelitian

ekspolorasi

21

2 Quota Sampling

Quota Sampling adalah penarikan sampel berdasarkan kuota

Prinsipnya adalah karakteristik tertentu yang relevan menjelaskan dimensi

populasi Peneliti harus mengetahui distribusi populasi

3 Purposive Sampling

Purposive Sampling adalah penarikan sampel berdasarkan

pertimbangan atau kriteria tertentu

4 Snowball Sampling

Snowball Sampling adalah metode penarikan sampel dengan

responden yang berhasil diperoleh diminta untuk menunjukkan responden

lainnya secara berantai

5 Accidental Sampling

Accidental Sampling adalah metode penarikan sampel dimana

pemilihan anggota sampelnya dilakukan terhadap orangbenda yang

kebetulan ada atau dijumpai (Hadi 2016 Sugiyono 2011)

292 Teknik Menentukan Ukuran Sampel

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan ketepatan ukuran pengukuran penelitian

ini menggunakan metode analisis SEM Berdasarkan studi penelitian Monte Carlo

berbagai estimasi penentuan sampel yang disimpulkan

1 Model SEM dengan jumlah variabel laten sampai dengan lima buah dan

setiap konstruk dijelaskan 3 atau lebih indikator jumlah sampel 100-150

sudah dianggap memadai (Santoso 2011)

22

2 Ukuran sampel untuk model SEM adalah antara 100-200 atau dengan cara

jumlah indikator dikali 5 sampai 10 (Ferdinand AT 2000)

3 Ukuran sampel untuk estimasi Maximum Likehood harus setidaknya 5x

jumlah parameter bebas dalam model termasuk error (Bentler amp Chou

1987)

4 SEM yang menggunakan model estimasi maximum likehood estimation

(MLE) adalah 100-200 sampel (Ghozali 2011)

210 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2011) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang

paling utama dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data Dengan metode pengumpulan data yang tepat akan

memungkinkan peneliti untuk memperoleh data yang valid sehingga dapat

membantu dalam penelitian Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan

berbagai metode

1 Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

oleh peneliti untuk memperoleh informasi dengan cara berkomunikasi

langsung (seperti tanya jawab) antara pewawancara dan responden

2 Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab (Sugiyono dalam Setiawan 2016)

23

Kuesioner ini dapat membantu peneliti memperoleh informasi terkait

dengan permasalahan penelitian

3 Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

suatu pengamatan disertai dengan pencatatan terhadap keadaan atau

perilaku objek penelitian (Fathoni dalam Setiawan 2016) Observasi ini

dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai objek penelitian secara

keseluruhan

4 Studi Pustaka

Studi pustaka adalah teknik survei terhadap data yang telah ada

dengan menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu

yang berkepentingan mencari metode-metode serta teknik penelitian

baik dalam mengumpulkan data atau dalam menganalisis data yang telah

pernah digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu (Nazir dalam Yunita

2017)

211 Skala Likert

Menurut Sugiyono (2011) skala likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat

dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Sewaktu

menanggapi pertanyaan dalam skala likert responden menentukan tingkat

persetujuan mereka terhadap suatu pertanyaan dengan memilih salah satu dari

pilihan yang tersedia Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti

ini

24

1 Sangat tidak setuju

2 Tidak setuju

3 Kurang setuju

4 Setuju

5 Sangat setuju

Selain pilihan dengan lima skala seperti contoh di atas kadang digunakan juga

skala dengan tujuan atau sembilan tingkat Suatu studi empiris menemukan bahwa

beberapa karakteristik statistik hasil kuesioner dengan berbagai jumlah pilihan

tersebut ternyata sangat mirip (Dawes 2008)

212 PLS-SEM

PLS-SEM merupakan salah satu metode yang digunakan dalam menganalisis dan

dinilai kuat karena digunakan pada setiap jenis skala data seperti data interval data

nominal dan rasio serta syarat asumsi yang lebih fleksibel (Yamin amp Kurniawan

2011) Partial Least Square (PLS) dikembangkan pertama kalinya oleh Herman

Wold pada tahun 1975 Software yang digunakan untuk analisis menggunakan

PLS-SEM antara lain SmartPLS XLSTAT PLS-PM Visual PLS dan lainnya

PLS dapat digunakan untuk tujuan konfirmasi (seperti pengujian hipotesis)

dan tujuan eksplorasi PLS juga dapat menduga apakah terdapat atau tidak

hubungan antar variabel dan kemudian proposisi untuk pengujian Tujuan

utamanya adalah menjelaskan hubungan antar konstruk dan menekankan

pengertian tentang nilai hubungan tersebut Penggunaan PLS untuk prediksi dan

membangun teori serta sampel yang dibutuhkan relatif kecil dengan minimum

25

sepuluh kali item konstruk yang paling kompleks (Ghozali 2011 Ghozali amp

Hengky 2015 Yamin amp Kurniawan 2011)

Kepopuleran penggunaan PLS-SEM diantara para peneliti dan praktisi

adalah karena empat alasan Pertama algoritma PLS tidak terbatas hanya untuk

hubungan antara indikator dengan konstrak latennya yang bersifat reflektif saja

tetapi algoritma PLS juga dipakai untuk hubungan yang bersifat formatif Kedua

PLS dapat digunakan untuk menaksir model path dengan sample size yang kecil

Ketiga PLS-SEM dapat digunakan untuk model yang sangat kompleks (terdiri atas

banyak variabel laten dan manifes) tanpa mengalami masalah dalam estimasi data

Keempat PLS dapat digunakan ketika distribusi data sangat miring (skew) (Yamin

amp Kurniawan 2011)

Evaluasi model dalam PLS meliputi dua tahap yaitu evalusi outer model

atau model pengukuran dan evaluasi terhadap inner model atau model struktural

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Sarstedt 2017 Wong 2013 Yamin

2011)

1 Evaluasi Pengukuran Model (Outer Model)

Model ini meliputi pemeriksaan individual item reliability internal

consistency atau construct reliability average variance extracted dan

discriminant validity Ketiga pengukuran tersebut dikelompokkan dalam

convergent validity yaitu mengukur besarnya korelasi antara konstrak

dengan variabel laten Measurement model dilakukan untuk dapat

mengetahui hubungan antara konstrak (variabel) dengan indikator-

indikatornya (Yamin amp Kurniawan 2011)

26

Pemeriksaaan individual item reliability dapat melihat nilai

standardized loading factor Nilai ini menggambarkan besarnya korelasi

antara setiap item pengukuran (indikator) dengan konstraknya Untuk nilai

ideal loading factor berupa diatas 07 ini berarti bahwa indikator tersebut

sudah valid sebagai indikator yang dapat mengukur konstrak

Pengukuran lainnya dari convergent validity adalah melihat nilai

Average Variance Extracted (AVE) Nilai ini menggambarkan besaran varian

atau keragaman variabel manifes yang dapat dikandung oleh konstrak laten

Untuk nilai AVE ideal yaitu 05 hal ini berarti convergent validity baik

Artinya variabel laten dapat menjelaskan rata-rata lebih dari setengah varian

dari indikator-indikatornya

Discriminant validity dievaluasi melalui cross loading kemudian

membandingkan nilai AVE dengan kuadrat nilai korelasi antar konstrak

Ukuran cross loading adalah membandingkan korelasi dengan konstraknya

dan konstrak blok lainnya hal ini menunjukkan konstrak tersebut

memprediksi ukuran pada blok mereka dengan lebih baik dari blok lainnya

Ukuran discriminant validity lainnya adalah bahwa nilai akar AVE harus

lebih tinggi daripada korelasi antara konstrak dengan konstrak lainnya atau

nilai AVE lebih tinggi dari kuadrat korelasi antara konstrak

2 Evaluasi Struktural Model (Inner Model)

Pengukuran struktural model dilakukan untuk dapat mengetahui hubungan

antara konstrak yang dihipotesiskan oleh peneliti(Yamin amp Kurniawan

27

2011) Dalam model ini terdapat beberapa tahap dalam melakukan

evaluasinya

Tahap pertama adalah dengan melihat signifikansi hubungan antara

konstrak Hal ini dapat dilihat dari koefisien jalur (path coefficient) yang

menggambarkan kekuatan hubungan antara konstrak Pengukuran path

coefficient (β) memiliki nilai ambang batas diatas 01 hal ini untuk

menyatakan bahwa jalur (path) yang dimaksud mempunyai pengaruh di

dalam model

Tahap kedua adalah dengan mengevaluasi nilai R2 (coefficient of

determination) Nilai ini menjelaskan varian dari tiap target endogenous

variabel dengan standar pengukuran sekitar 067 sebagai kuat sekitar 033

moderat dan dibawah 019 menunjukan tingkat varian yang lemah

Tahap ketiga adalah dengan melihati nilai t-test dengan metode

boostrapping menggunakan uji two-tailed dengan tingkat signifikansi 5

untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian Bila nilai t-test lebih besar dari

196 maka hipotesis penelitian yang dibuat dapat diterima

Tahap keempat yaitu pengujian f2 (effect size) Pengujian ini dilakukan

untuk dapat memprediksi pengaruh variabel tertentu terhadap variabel

lainnya dalam struktur model dengan nilai ambang batas sekitar 002 untuk

pengaruh kecil 015 untuk pengaruh menegah dan 035 untuk pengaruh yang

besar f2 dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

28

Tahap kelima yaitu pengujian 1198762 (predictive relevance) dengan

menggunakan metode blindfolding untuk dapat memberikan bukti bahwa

variabel tertentu yang digunakan dalam suatu model yang dibuat mempunyai

keterkaitan prediktif (predictive relevance) dengan variabel lainnya dalam

model tersebut dengan nilai ambang batas pengukuran di atas nol

Tahap keenam yaitu melakukan pengujian 1199022 (Relative Impact) dengan

menggunakan metode blindfolding juga untuk dapat mengukur relatif

pengaruh sebuah keterkaitan antara prediktif sebuah variabel tertentu dengan

variabel lainnya yang memiliki nilai ambang batas sebesar 002 untuk

pengaruh kecil 015 untuk pengaruh sedang dan 035 untuk pengaruh besar

Rumus yang digunakan dalam perhitungan 1199022 adalah sebagai berikut

211 Model yang Diadopsi

Model yang digunakan pada penelitian ini adalah model kesiapan dan keberhasilan

SI oleh Subiyakto (2017) Gambar model penelitian ini dapat dilihat di bab satu

pada gambar 11 Berikut model yang diajukan pada penelitian ini

Variabel TRI dan Keberhasilan SI

Berikut dijabarkan pengertian dari variabel yang diadopsi ke dalam model TRI

dan Keberhasilan SI lengkap dengan referensi model tersebut

29

Tabel 2 2 Variabel TRI dan Keberhasilan SI Variabel Pengertian Referensi

Optimsm (OPT) Visi yang positif tentang teknologi dan keyakinan kontrol

yang lebih besar fleksibilitas dan efisiensi dalam

kehidupan manusia (Parasuraman

amp Colby

2015

Subiyakto

2017)

Innovativness

(INN)

Kecenderungan untuk menjadi pelopor pemimpin atau

opinion-former dalam penggunaan teknologi

Discomfort (DIS) Persepsi tentang kurangnya kontrol atas teknologi dan

perasaan tertekan dalam penggunaan teknologi

Insecurity (INS) Ketidakpercayaan teknologi dan skeptisis kemampuan

diri untuk menggunakannya dengan tepat

Information

Quality (INQ)

Tingkat sejauh mana informasi yang dihasilkan secara

konsisten memenuhi persyaratan dan harapan pengguna

(Delone amp

McLean

2003

Subiyakto

2017)

System Quality

(SYQ)

Tingkat untuk mendeskripsikan kualitas dari konten yang

dimiliki sistem informasi

Service Quality

(SVQ)

Tingkat untuk menilai sebarapa baik kualitas layanan

kepada pengguna

User Satisfaction

(USF) Kepuasan pengguna menggunakan sistem informasi

Success

Information

System (SIS)

Pencapaian sistem informasi berdasarkan perencanaan

pengembangannya

Indikator TRI dan Keberhasilan SI

Setelah penjabaran dari pengertian variabel berikut ini adalah penjabaran

pengertian dari indikator-indikator yang diadopsi ke dalam model lengkap dengan

referensinya

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI

Indikator Definisi Referensi

Easiness (OPT1) Tingkat yang terkait dengan kemampuan suatu sistem

untuk memberikan kebebasan dari kendala kesulitan dan

masalah

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Connectivity

(OPT2)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan suatu sistem

untuk berhasil terhubung dengan sistem lain

Efficiency (OPT3) Tingkat yang terkait dengan pencapaian sistem untuk

menghasilkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk mencapai output

Effectiveness

(OPT4)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan sistem untuk

mencapai tujuan penggunaannya

Productivity

(OPT5)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

menghasilkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk menghasilkan output

30

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI (lanjutan)

Indikator Definisi Referensi

Problem Solving

(INN1)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

menemukan solusi terhadap masalah

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Independence

(INN2)

Tingkat yang terkait dengan kemampuan sistem untuk

mendukung penggunanya agar bebas dari kontrol atau

pengaruh

Challenge (INN3) Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

berhasil menangani atau mencapai sesuatu dalam situasi

atau masalah yang sulit

Stimulatioon

(INN4)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

mendorong sesuatu untuk terjadi berkembang atau

membaik

Competitiveness

(INN5)

Tingkat yang terkait kemampuan sistem untuk sukses

pengguna dibanding kompetitornya

Complexity (DIS1) Tingkat yang terkait dengan fitur sistem yang

membingungkan atau sulit dipahami

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Difficulty (DIS2) Tingkat yang terkait dengan kondisi suatu sistem yang

tidak dapat dioperasikan dengan mudah

Dependence (DIS3) Tingkat yang terkait dengan kondisi suatu sistem yang

membutuhkan pihak lain untuk mengoperasikannya

Lack of Support

(DIS4)

Tingkat yang terkait dengan sistem yang tidak memiliki

atau cukup dukungan dalam operasinya

Inappropriateness

(DIS5) Tingkat yang berkaitan dengan keadaan yang tidak pantas

Failure (INS1) Tingkat yang terkait dengan kemungkinan bahwa sistem

tidak menyenangkan atau terdapat hal berbahaya yang

bisa terjadi

(Parasuraman

amp

Colby 2014

Subiyakto

2017)

Threat (INS2) Tingkat yang terkait dengan situasi sistem yang bisa

menimbulkan kerugian atau bahaya

Reducing

Interaction (INS3)

Tingkat yang terkait dengan implementasi sistem yang

membuat interaksi manusia semakin berkurang dalam

ukuran jumlah dan kepentingan

Distraction (INS4) Tingkat yang terkait dengan penggunaan sistem lebih

diperhatikan dan mencegah orang berkonsentrasi pada

hal lain

Incredulity (INS5) Tingkat yang terkait dengan keraguan sistem dari

penggunaannya

Accuracy (INQ1) Tingkat kelayakan dari informasi yang dihasilkan

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Timeliness (INQ2) Tingkat presisi dari proses pengolahan informasi SI pada

durasi waktu yang direncanakan

Completeness

(INQ3)

Tingkat dari informasi yang dihasilkan oleh SI utuh atau

tanpa ada bagian yang hilang

Consistency (INQ4) Kecenderungan dari SI untuk masih mendemonstrasikan

informasi yang sama dalam operasi layanan

pemeliharaan atau kualitas

Relevance (INQ5) Tingkat keterkaitan dari informasi yang dihasilkan oleh

SI dengan pokok bahasannya

31

Tabel 2 3 Indikator TRI dan Keberhasilan SI (lanjutan)

Indikator Definisi Referensi

Ease of Use

(SYQ1)

Tingkat kebebasan SI dari kendala kesulitan dan

masalah selama penggunaannya

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Maintainability

(SYQ2)

Tingkat yang terkait dengan kemudahan SI dalam

pemeliaharaannya

Response Time

(SYQ3)

Tingkat yang terkait dengan jumlah waktu yang

dibutuhkan untuk menanggapi perintah dari pengguna

tersebut

Fuctionality

(SYQ4)

Tingkat yang terkait dengan SI dapat dioperasikan sesuai

dengan persyaratan yang telah direncanakan

Safety (SYQ5) Tingkat kekebalan SI dari serangan yang tak terduga

bahaya atau kerusakan

Responsiveness

(SVQ1)

Tingkat reaksi SI untuk melayani penggunanya dengan

cara waktu dan situasi yang sesuai

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Flexibilty (SVQ2) Tingkat adaptasi SI untuk melayani penggunanya sesuai

dengan kebutuhan yang diminta

Security (SVQ3) Tingkat keamanan dari sistem yang terintegrasi untuk

melayani pengguna dengan aman dari serangan bahaya

atau kerusakan yang tak terduga

Fuctionality

(SVQ4)

Tingkat yang terkait dengan cakupan layanan SI sesuai

dengan persyaratan fungsional

Extension (SVQ5) Tingkat yang terkait dengan cakupan layanan tambahan

SI yang melebihi persyaratan fungsional

Efficiency (USF1) Tingkat kepuasan pengguna SI berdasarkan pada

pencapaian sistem untuk menghasilkan output

dibandingkan dengan sumber daya yang dibutuhkan

untuk mencapai output (Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei

2013

Subiyakto

2017)

Effectivity (USF2) Tingkat kepuasan pengguna SI berdasarkan pada

kemampuan sistem untuk memenuhi kebutuhan

pengguna untuk mencapai tujuannya

Flexibility (USF3) Tingkat kepuasan pengguna SI yang terkait dengan

kemampuan beradaptasi dari sistem sesuai dengan

kebutuhan yang diminta

Overall Satisfaction

(USF4)

Tingkat kepuasan pengguna SI terkait dengan

kecukupan keseluruhan aspek sistem

IS Efficiency (SIS1) Tingkat yang terkait dengan perbandingan dari nilai

output SI dan sumber daya yang dibutuhkan untuk

mencapai output

(Delone amp

McLean

2003 Al-

Debei 2013

Subiyakto

2017)

IS Effectivity (SIS2) Tingkat yang terkait dengan kapabilitas kemampuan

sistem untuk memenuhi kebutuhan pengguna untuk

mencapai tujuannya

User Satisfaction

(SIS3)

Sejauh mana SI dapat membantu pengguna menciptakan

nilai bagi bisnis mereka

Productictivity

Improvement

(SIS4)

Tingkat yang terkait dengan dukungan sistem untuk

meningkatkan output dibandingkan dengan sumber daya

yang dibutuhkan untuk menghasilkan output

Competitive

Advantage (SIS5)

Tingkat yang terkait dengan posisi yang menguntungkan

dari pengguna SI yang terintegrasi untuk bersaing dalam

kompetisi bisnis

32

2111 Model IPO Logic

Beberapa penelitian menggunakan input-process-output Logic pada model

penelitiannya Logika IPO di adopsi untuk tujuan yang sama dalam

pengukuran kualitas dari suatu sistem Teori dasar sistem ini digunakan untuk

dapat memberi gambaran akan konsep sistematis dari suatu sistem (Subiyakto

et al 2014) Model logika komputer IPO logic yang digunakan milik Davis

(1998) dan Kellogg (2004) sampai saat ini masih banyak digunakan dalam

penelitian di bidang teknologi dan informasi Logika IPO ini digunakan pada

penelitian yang bertujuan dalam hal pengukuran kualitas suatu sistem

Teori dasar IPO digunakan juga untuk menggambarkan konsep

sistematis dari suatu sistem dan mudah dimengerti oleh para pengguna para

desainer pun juga dapat mengevaluasi dan memperbaiki desain (Davis 1998

Kellogg 2004) Model logic bila digambarkan secara langsung belum tentu

dapat dilihat hubungan sebab-akibat atau hubungan tujuan dan dampak dari

program ataupun proyek secara langsung Namun ini bukan berarti bahwa

program tersebut dikatakan tidak berhasil tetapi kemungkinan adanya bahwa

program sebagai salah satu dari banyak faktor yang dapat mempengaruhi

suatu dampak yang dapat ditimbulkannya (Solihin Dadang 2012) Berikut

adalah gambar 25 merupakan alur dari IPO logic

Gambar 2 3 IPO LOGIC (Davis 1998)

33

2112 Model Kesiapan Teknologi (Technology Readiness)

Technology Readiness atau kesiapan penggunaan teknologi merupakan

kecenderungan sikap masyarakat dalam merangkul dan menggunakan

teknologi baru di rumah dan di tempat kerja (Parasuraman 2000)

Setiap orang bisa menjadi konsumen teknologi namun cara

mengimplementasikannya tergantung pada derajat kesiapan seseorang

dalam menerima teknologi tersebut Menurut Parasuraman (2000) langkah

pertama yang harus dilakukan dalam implementasi teknologi adalah

mengetahui kesiapan konsumen dalam menerima teknologi tersebut Dalam

konteks ini Technology Readiness Index dikembangkan oleh Parasuraman

(2000) untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana seseorang atau

organisasi siap untuk mengadopsi sebuah teknologi informasi Berikut

gambar terbaru dari model TRI 20

Gambar 2 4 Model TRI20 oleh Parasuraman dan Colby 2015

(Sumber Rockresearchcom)

34

TRI merupakan skala multy-item yang terdiri dari 36 pertanyaan untuk

mengukur technology readiness Skala 36-item terdiri dari empat dimensi

komponen keyakinan yang berkaitan dengan teknologi yang memperngaruhi

tingkat seseorang dalam Technology Readiness Keyakinan ini menetapkan

kesediaan seseorang untuk berinteraksi dengan teknologi baru Seiring

berjalannya waktu dan perkembangan IT yang meningkat dengan pesat maka

pemilik model melakukan pembaharuan di tahun 2014 bersama Charles L

Colby sehingga menghasilkan model TRI 20 tetap dengan mempertahankan

4 dimensi sebelumnya namun perubahan serta pembaharuan instrumen

menjadi 16 butir Model TRI 20 ini terdiri dari empat dimensi dua adalah

kontributor dan dua lagi adalah inhibitor pada adopsi teknologi

Kontributornya sebagai berikut

1 Optimism (kepercayaan diri) yaitu menggambarkan sebuah ekspektasi

dari kebenaran positif teknologi

2 Innovativeness (inovasi) yaitu mengenai otoritas penggunaan teknologi

Sedangkan inhibitor adalah

3 Discomfort (ketidaknyamanan) adalah keraguan tentang jaminan orang

awam akan pengalamannya dengan teknologi

4 Insecurity (ketidakamanan) adalah resiko kemungkinan orang-orang

melakukan transaksi berbasis teknologi (technology-based transactions)

Sebagai kontributor optimisme dan inovasi sebagai penggerak dari

Technology Readiness Pada kenyataannya skor tinggi diukur pada dimensi-

dimensi ini yang pada umumnya akan memperbesar kesiapan teknologi

35

(Technology Readiness) Sabaliknya ketidaknyamanan dan ketidakamanan

mencegah atau menunda berkecenderungan membuat orang-orang untuk

menggunakan teknologi baru Dengan demikian skor tinggi yang diukur pada

dimensi-dimensi ini akan menurunkan seluruh kesiapan teknologi

(Technology Readiness) Selama bertahun-tahun TRI telah banyak

bermanfaat bagi para peneliti yang tertarik pada media sosial akses mobile

dan layanan teknologi lainnya Skala 36-item yang di bangun oleh

Parasurman telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa untuk memfasilitasi

perkembangannya di banyak Negara dan telah digunakan di berbagai sektor

layanan termasuk pendidikan perbankan telekomunikasi kesehatan dan

layanan professional lainnya

Parasuraman (2000) memberikan tiga kategori pada pengukuran

Technology Readiness Index yaitu

1 High Technology Readiness (TRI gt 351)

2 Medium Technology Readiness (29 =lt TRI =lt 351)

3 Low Technology Readiness (TRI =lt 289)

Terdapat 5 segmen kategori pengguna sistem yang didefiniskan oleh

Parasuraman dan Colby (2015)

1 Explolers Memiliki optimisme dan rasa inovatif yang tinggi terhadap

teknologisistem sehingga memiliki antusiasme terhadap penggunaan

teknologisistem informasi

2 Pioneer Memiliki optimisme dan rasa inovatif yang tinggi terhadap

teknologisistem namun memiliki sikap kritis terhadap penggunaan

36

teknologisistem informasi Hal tersebut menyebabkan pengguna akan

selektif dalam penggunaan teknologisistem informasi

3 Paranoids Memiliki rasa optimis terhadap teknologisistem namun

memiliki rasa inovatif yang rendah Pengguna kategori ini memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang tinggi terhadap penggunaan

teknologisistem Hal ini menyebabkan rendahnya antusiasme terhadap

penggunaan teknologi

4 Laggards Memiliki rasa optimis dan rasa inovatif terhadap

teknologisistem yang rendah Jenis pegguna seperti ini memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang tinggi terhadap penggunaan

teknologisistem Hal ini menyebabkan penolakan terhadap penggunaan

teknologi

5 Skeptics Memiliki rasa optimis dan rasa inovatif yang rendah terhadap

teknologisistem Jenis pegguna seperti ini juga memiliki

ketidaknyamanan dan keraguan yang rendah terhadap penggunaan

teknologisistem Pengguna seperti ini akan menerima teknologisistem

namun tidak memiliki antusiasme terhadap teknologisistem

37

2113 Model Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information)

Gambar 2 5 Model Keberhasilan SI (DeLone amp McLean 1992)

Model keberhasilan ini didasarkan pada proses dan hubungan kausal

dari dimensi-dimensi di model Model ini tidak mengukur ke enam dimensi

pengukuran keberhasilan sistem informasi secara independen tetapi

mengukurnya secara keseluruhan satu mempengaruhi yang lainnya

Pertimbangan proses beragumentasi bahwa suatu sistem terdiri dari

beberapa proses yaitu satu proses mengikuti proses lainnya Suatu model

proses mengusulkan bahwa suatu sistem informasi terdiri dari beberapa

proses yaitu sebagai berikut ini

a Suatu sistem informasi mula-mula dibuat berisi dengan banyak fitur

yang dapat memperlihatkan beberapa tingkat kualitas sistem dan

informasinya

b Pemakai-pemakai dan manajer-manajer mempunyai pengalaman dengan

fitur-fitur tersebut dengan menggunakan sistemnya entah mereka puas

atau tidak puas dengan sistemnya atau produk informasinya

38

c Penggunaan dari sistem dan produk informasinya kemudian mempunyai

dampak atau pengaruh (influence) di pemakai individual di dalam

melakukan pekerjaannya dan dampak-dampak individu ini secara

kolektif akan berakibat pada dampak- dampak organisasional

Berbeda dengan model proses model kausal (causal model) atau

disebut juga dengan model varian (variance model) berusaha untuk

menjelaskan kovarian (covariance) dari elemen-elemen model untuk

menentukan apakah variansi dari satu elemen dapat dijelaskan oleh variansi

dari elemen-elemen lainnya atau dengan kata lain untuk menentukan apakah

terjadi hubungan kausal diantara mereka Misalnya semakin tinggi kualitas

sistem diharapkan akan menyebabkan kepuasan pemakai dan penggunaan

yang lebih tinggi yang selanjutnya akan memperngaruhi secara positif

produktivitas individual dengan hasil peningkatan produktivitas

organisasional Model kausal ini menunjukkan bagaimana arah hubungan

satu elemen dengan elemen lain apakah menyebabkan lebih besar

(mempunyai pengaruh positif) atau lebih kecil (mempunyai pengaruh

negatif)

Dari model proses dan kausal ini maka dapat dijelaskan bahwa kualitas

sistem (system quality) dan kualitas informasi (information quality) secara

mandiri dan bersama-sama mempengaruhi baik penggunaan (use) dan

kepuasan pemakai (user satisfaction) Besarnya penggunaan (use) dapat

mempengaruhi kepuasan pemakai (user satisfaction) secara positif atau

negatif Penggunaan dan kepuasan pemakai mempengaruhi dampak

39

individual (individual impact) dan selanjutnya mempengaruhi dampak

organisasional (organization impact) Sejak tahun 1992 sampai tahun 2002

banyak penelitian yang telah merujuk dan menggunakan model Delone dan

McLean (1992) Kepopuleran model ini menunjukkan bukti yang kuat dari

kebutuhan untuk mengintegrasikan penemuan-penemuan riset secara

komprehensif di bidang sistem informasi Model ini banyak mengundang

perhatian dari para peneliti salah satunya adalah Peter B Seddon yang

melontarkan kritik terhadap model yang diajukan oleh DeLone amp Mclean

Menurut Seddon dalam Jogiyanto (2007) masalah utama dari model

DampM (DeLone amp McLean) adalah mencoba mengkombinasikan proses dan

penjelasan kausal dari keberhasilan sistem informasi di model mereka

Dengan demikian model mereka tercampur antara model proses (process

model) dan model varian (variance model) Menanggapi kritik Seddon

tersebut yang menyatakan bahwa proses dan kausal adalah dua konsep yang

berbeda dan membingungkan untuk digabungkan DeLone dan McLean

(2003) menyetujui kritik ini Pembuatan model keberhasilan sistem informasi

DampM (DampM Information Success Model) dipicu oleh suatu proses

pembuatan informasi dan dampak dari penggunaan sistem informasinya

DeLone dan McLean mendasarkan modelnya pada model proses yang terdiri

dari tiga komponen proses yaitu

a Pembuatan dari suatu sistem informasi

b Penggunaan sistem informasi tersebut

c Konsekuensi atau dampak dari penggunaan sistem

40

Masing-masing dari proses-proses ini diperlukan (necessary) tetapi

masih belum cukup (not sufficient) untuk suatu kondisi supaya dapat

memberikan hasil (outcome) Misalnya tanpa penggunaan sistem tidak akan

ada konsekuensinya atau manfaatnya Demikian juga dengan pemakaian

sistem mungkin juga tidak akan dihasilkan manfaat Dengan demikian untuk

memahami seluruh dimensi dari keberhasilan sistem informasi model varian

atau model kausal diperlukan

Kritik lainnya oleh Seddon tentang pemakaian sistem (system use)

adalah suatu perilaku (behavior) sehingga harus dikeluarkan sebagai

pengukur sukses dari model kausal DeLone dan McLean (2003) tidak

sependapat dengan kritik ini Mereka berargumentasi bahwa pemakaian

sistem (use) harus mendahului dampak dan manfaat mereka percaya bahwa

pemakaian sistem merupakan pengukur yang tepat untuk mengukur sukses di

kebanyakan kasus

DeLone dan McLean (2003) lebih lanjut mengatakan bahwa

permasalahan dengan menggunakan pemakaian sistem (use) sebagai

pengukur keberhasilan adalah pada definisinya yang terlalu sederhana tanpa

memperhatikan sifat dari penggunaannya Peneliti-peneliti harus

mempertimbangkan sifat (nature) perluasan (extent) kualitas (quality) dan

ketepatan (appropriateness) dari pemakaian sistem Sehingga penghapusan

pemakaian sistem (use) dari model ditolak oleh Delone dan McLean (2003)

Selain itu kenyataannya juga pemakaian sistem (system use atau system

41

usage) masih digunakan di banyak riset-riset empiris dan berlanjut

dikembangkan dan diuji oleh peneliti-peneliti sistem informasi

Dari kontribusi-kontribusi penelitian-penelitian sebelumnya dan akibat

perubahan-perubahan dari peran dan penanganan sistem informasi yang telah

berkembang DeLone dan McLean (2003) memperbarui modelnya dan

menyebutnya sebagai model keberhasilan sistem informasi DampM yang

diperbarui (updated DampM IS Success model) Hal-hal yang diperbarui dalam

model ini adalah sebagai berikut

a Menambah dimensi kualitas pelayanan (service quality) sebagai

tambahan dari dimensi-dimensi kualitas yang telah ada

b Menggabungkan dampak individual (individual impact) dan dampak

organisasional (organizational impact) menjadi satu variabel yaitu

manfaatmanfaat bersih (net benefits)

c Menambahkan dimensi minat memakai (intention to use) sebagai

alternative dari dimensi pemakaian (use)

d Pemakaian (use) dan kepuasan pemakai (user satisfaction) sangat erat

berhubungan Pemakaian (use) harus mendahului kepuasan pemakai

(user satisfaction) sebagai suatu proses tetapi pengalaman yang positif

karena menggunakan (use) akan mengakibatkan kepuasan pemakai yang

lebih tinggi sebagai suatu kausal Secara sama peningkatan kepuasan

pemakai akan mengakibatkan peningkatan minat menggunakan

(intention to use) dan kemudian akan menggunakan (use)

42

e Jika manfaat-manfaat bersih (net benefits) positif akan menguatkan minat

memakai dan menggunakan serta tingkat kepuasan pemakai Umpan

balik ini masih valid bahkan untuk manfaat-manfaat bersih yang negatif

f Model yang diperbarui mempunyai arah panah untuk

mendemonstrasikan hubungan yang diusulkan antar dimensi-dimensi

keberhasilan dalam bentuk proses tetapi tidak menunjukkan arah

hubungannya yang positif atau negatif dalam bentuk kausal

Dari hasil analisis tersebut maka Delone dan McLean (2003)

mengusulkan suatu model yang diperbarui yang nampak pada gambar berikut

ini

Gambar 2 6 Model Keberhasilan SI (DeLone amp McLean 2003)

43

212 Penelitian Sejenis

Tabel 2 3 Penelitian Sejenis

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

1 Peranan Sistem Informasi

Akuntansi dalam Efektifitas

Pelaporan Informasi Akuntansi

Pertanggungjawaban pada PT

Pos Indonesia (Persero)

Manado (Koloay Morasa amp

Elim 2014)

DeLone and

McLean

1 System Quality

2 Information

Quality

3 Service Quality

4 Information Use

5 User Satisfaction

6 Net Benefit

Untuk mengetahui bagaimana

peranan sistem informasi

akuntansi pertanggungjawaban

kantor cabang PT Pos

Indonesia (Persero) Manado

Penelitian menyimpulkan bahwa Sistem

Informasi Akuntansi pada PT Pos

Indonesian (Persero) Manado telah

berperan secara efektif dalam pelaporan

informasi akuntansi pertanggungjawaban

kantor cabang Terbukti dengan

terpenuhinya karakteristik output kualitatif

berupa informasi yang menjelaskan telah

tercapainya tujuan dalam perusahaan

2 Kajian Keberhasilan

Penggunaan Sistem Informasi

Accurate Dengan

Menggunakan Model

Kesuksesan Sistem Informasi

DeLone Dan Mclean (Hudin amp

Riana 2016)

Updated

DeLone dan

McLane (2003)

1 System quality

2 Information

quality

3 Service quality

4 Use

5 User satisfaction

6 Net benefit

Penelitian ini akan

menganalisis faktor-faktor

yang mengukur keberhasilan

model kesuksesan sistem

informasi DeLone amp McLean

terhadap pengguna Sistem

Informasi Akuntansi Accurate

di enam perusahaan di Kota

Sukabumi

Penelitian ini membuktikan bahwa kualitas

informasi dan kualitas pelayanan tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel

penggunaan dan variabel lainnya teruji

signifikan dalam mengukur keberhasilan

penggunan Sistem Accurate dengan nilai

R-square 057 untuk penggunaan 094

untuk kepuasan pengguna dan 094 untuk

manfaat bersih Selain itu nilai Goodness

of Fit (GoF) sebesar 072 atau 72

sehingga model dinyatakan telah sesuai

secara substansial dalam

merepresentasikan hasil penelitian

44

Tabel 23 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

3 Evaluasi Net Benefit Sistem

Informasi Akuntansi Pada

Software Akuntansi Accurate

dan Zahir MenurutModel

Delone amp Mclean 2003

(Tjahjanadi amp Sarosa)

Updated

DeLone dan

McLane (2003)

1 System quality

2 Information

quality

3 Service quality

4 Use

5 User satisfaction

6 Net benefit

menganalisis Net Benefit

software akuntansi menurut

model kesuksesan DeLone amp

McLean (2003)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Information Quality System Quality dan

Service Quality berpengaruh terhadap User

Satisfaction User Satisfaction berpengaruh

terhadap Net Benefit Akan tetapi

Information Quality System Quality dan

Service Quality tidak berpengaruh terhadap

Use Use tidak berpengaruh terhadap User

Satisfaction dan Use tidak berpengaruh

terhadap Net Benefit

4 Evaluasi Kesiapan Pengguna

dalam Adopsi SI Terintegrasi

di bidang Keuangan

Menggunakan Metode TRI

(Florestiyanto 2012)

Technology

Readiness Index

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Melakukan evaluasi kesiapan

pengguna dalam adopsi TIK

diukur dari keyakinan positif

dan keyakinan negatif

pengguna terhadap teknologi

dengan mengadiopsi TRI 10

Seluruh variable penelitian berpengaruh

terhadap technology readiness

5 Analisis Kesiapan Pengguna

Sistem Informasi Akademik

(Pambudi 2015)

Technology

Readiness Index

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Melakukan analisis kesiapan

kompetensi teknologi

pengguna pada proses

implementasi SIA di PNM

dengan menggunakan SEM-

PLS dan metode TRI

Seluruh variable Tri berpengaruh secara

signifikan terhadap Technology Readiness

faktor ketidaknyamanan menempati urutan

teratas dan inovasi urutan terbawah

45

Tabel 23 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

6 An Updated and

Streamline Technology

Readiness Index TRI 20

(Parasuraman amp Colby

2015)

TRI 20 1 Optimism

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

Pada papper ini adanya

penyederhanaan indikator

dari 36 pada TRI versi 10

kini menjadi 16 variabel pada

TRI 20

Adanya perbaharuan 16 indikator

pada model TRI 20

7 Implementation in of

Input process-output

Model for Measuring

Information System

Project Success (

Subiyakto amp Ahlan

2014)

IPO Model

Measuring IS Project

Success

1 Project Contents

People amp Actions

2 Institutinal Context

3 System Use

4 Information

Quality

5 System Quality

6 Service Quality

7 User Satisfication

8 Net Benefits

Memberikan alternative

model keberhasilan proyek

SI menggunakan IPO model

Permodelan usulan yang dibuat

berdasarkan empat teori dasar yaitu IPO

Logic Model The Project Success

Theories The DampM Success Model dan

The Project Classifictory Framework

8 Development of the

Readiness and Success

Model for Assessing the

Information System

Integration (Subiyakto

2017)

The technology

readiness and IS

success model

combination

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

5 Information

Quality

6 System Quality

7 Service Quality

8 UserSatisfication

9 Success

Information

Systems

Tujuan penelitian ini

menggabungkan dua model

menjadi satu kesiapan dan

keberhasilan sistem untuk

mengetahui pengaruh

kesiapan terhadap

keberhasilan integrasi sistem

Hasil penelitian ini menunjukkan anatara

penggabungan dua model yang

dikembangkan menjadi satu model antara

model kesiapan dengan model keberhasilan

sistem yang memiliki Sembilan variabel

dengan 23 indikator

46

Tabel 21 Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Penelitian Model Variabel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

9 Pengukuran Pengaruh

Kesiapan Terhadap

Keberhasilan Penerapan

Sistem Ubiquitous

Computing Di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

(Gregoryo Gusti 2017)

Model TRI

Parasuraman amp

Colby (2014) dan

Model Keberhasilan

Sistem Informasi

(Delone amp McLean

2003) yang

dikembangkan oleh

(Subiyakto 2017)

1 Optimisme

2 Innovativeness

3 Discomfort

4 Insecurity

5 Information Quality

6 System Quality

7 Service Quality

8 UserSatisfication

9 Success Information

Systems

Untuk mengetahui pengaruh

kesiapan terhadap

keberhasilan penerapan

sistem Ubiquitous

Computing di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

khususnya Fakultas Sains

dan Teknologi

Hasilnya terdapat 23 hipotesis yang diuji

11 hipotesis yang diterima atau

berpengaruh dan 12 hipotesis ditolak

Sehingga faktor-faktor pengaruh kesiapan

terhadap keberhasilan sistem yaitu OPT

melalui SYQ SVQ dan USF INN melalui

INQ dan SVQ INS berpengaruh secarah

negatif melalui INQ SYQ dan SVQ INQ

melalui USF SVQ melalui USF USF

melalui SIS

47

213 Pengembangan Hipotesis

Hipotesis dikembangkan berdasarkan teori-teori dari Parasuraman amp Colby

(2015) Delone amp McLean (2003) dan Subiyakto (2017) Maka dari itu dapat

dijabarkan hipotesis untuk variabel construct sebagai berikut

H1 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap INQ

H2 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap SYQ

H3 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap SVQ

H4 Apakah OPT berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H5 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap INQ

H6 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap SYQ

H7 Apakah INN berpengaruh secara signifikan terhadap SVQ

H8 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H9 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

H10 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SYQ

H11 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SVQ

H12 Apakah DIS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap USF

H13 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap INQ

H14 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SYQ

H15 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap SVQ

H16 Apakah INS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap USF

H17 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H18 Apakah INQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H19 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

48

H20 Apakah SYQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H21 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap USF

H22 Apakah SVQ berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

H23 Apakah USF berpengaruh secara signifikan terhadap SIS

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Secara umum penelitian ini dilakukan dengan menerapkan pendekatan kuantitatif

(Creswell 2017) dan struktur penelitian yang berurutan sesuai dengan tujuannya

yaitu untuk mengetahui pengaruh kesiapan terhadap keberhasilan penerapan SIA

Accurate dan menguji hipotesis yang berhubungan antara pengaruh kesiapan

terhadap keberhasilan penerapan sistem Teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui pengadaan survei yang disebarkan kepada responden di beberapa

perusahaan Jakarta khususnya pengguna SIA Accurate dengan berinstrumenkan

pertanyaan kuesioner analisis data dilaksanakan secara statistik dengan

menggunakan perangkat lunak komputer sesuai kebutuhan

Dalam penelitian ini perangkat lunak yang digunakan yaitu MS Word 2016

untuk penulisan laporan MS Excell 2016 untuk membantu pengolahan data

demografis serta SmartPLS versi 30 untuk pengolahan data hasil kuesioner dari

responden yang terkumpul Serta Edraw Max 8 untuk pembuatan gambar yang

mendukung penulisan laporan penelitian (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle

2015 Sarstedt 2017 Wong 2013 Yamin amp Kurniawan 2011)

50

32 Prosedur Penelitian

Melihat dari pendekatan dan strategi penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya

penelitian ini akan dilakukan menggunakan delapan tahapan yang secara prosedural

dan berurutan yang terdiri dari kajian pustaka pengembangan model perancangan

penelitian pembuatan instrument penelitian atau indikator pengumpulan data

analisis data interpretasi dan pembuatan laporan Berikut gambar yang akan

memperjelas urutan prosedural penelitian ini

Gambar 3 1 Prosedur Penelitian

51

Selanjutnya akan digambarkan durasi proses dari ke delapan tahapan

dalam penelitian ini beserta kegiatan strukturalnya pada tabel 31

Tabel 3 1 Waktu Penelitian

No Tahapan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1 Kajian Pustaka

2 Pengembangan Model

3 Perancangan Penelitian

4 Pembuatan Instrumen

5 Pengumpulan Data

6 Analisis Data

7 Interpretasi

8 Pembuatan Laporan

33 Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel pada penelitian ini ialah para pengguna SIA Accurate versi 5

di beberapa perusahaan Jakarta yang pernah menggunakan sistem ini tanpa dibatasi

lamanya waktu penggunaan Tahap pertama peneliti mengambil teknik sampling

melalui purposive sampling yang dilakukan untuk memilih bagian dari populasi

dimana kriteria yang dipilih adalah pengguna yang memiliki pengalaman dalam

menggunakan SIA Accurate Selanjutnya peneliti menentukan jumlah responden

berdasarkan teori dengan pertimbangan jumlah populasi keterbatasan waktu dan

biaya maka dari itu peneliti mengkerucutkan daerah penelitian pada Jakarta Selatan

Jakarta Timur Jakarta Barat Dari 15 perusahaan yang menggunakan SIA Accurate

dan dijadikan target sampel penelitian 4 diantaranya menerima permohonan

penelitian yang diajukan dan 11 perusahaan lainnya menolak Dengan perkiraan

responden yang mencapai lebih dari 100 orang hal tersebut menurut beberapa ahli

(Guritno 2011 Wong 2013) telah mencakupi sampel yang dibutuhkan dalam

Structural Equation Modeling (SEM) maka peneliti mendapatkan jumlah

responden sebanyak 125 orang

52

34 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini berupa sebuah kuesioner yang berisi lembaran surat

pengantar dari peneliti sebagai permohonan untuk pengisiannya dan lembar kedua

dan ketiga yang berisikan pertanyaaan-pertanyaan penelitian Lembar pertanyaan

penelitian ini terdiri dari tujuh pertanyaan yang ditujukan sebagai data demografi

mengenai profil responden (1) jenis kelamin (2) pendidikan terakhir (3)

pengetahuan pengguna dalam keberadaan SIA Accurate (4) pengalaman

penggunaan SIA Accurate (5) skala intensitas akses SIA Accurate (6) tingkat

kesiapan terhadap keberhasilan penerapan SIA Accurate (7) status responden di

perusahaan dan empat puluh empat pertanyaan ditujukan sebagai data statistik

inferensial Daftar pertanyaan lengkap penelitian dapat dilihat pada bagian

lampiran Secara khusus peneliti menggunakan lima poin skala likert dari tingkatan

ldquoSangat Tidak Setujurdquo (1) sampai ldquoSangat Setujurdquo (5) untuk pengukuran dalam

kuesioner tersebut Berikut tabel 32 indikator dan butir pertanyaan penelitian

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian

Variabel Indikator Pertanyaan

Optimism

(OPT)

Easiness Sistem bebas dari kesulitan kendala dan

masalah

Connectivity Sistem dapat mudah terhubung dengan sistem

lain

Effectiveness Sistem berjalan secara efektif

Efficiency Sistem berjalan secara efisien

Productivity Sistem berjalan secara produktif

Innovativeness

(INN)

Problem Solving Sistem merupakan alat pemecah masalah bagi

penggunanya

Independence Sistem membantu pengguna bebas dari kendali

dan pengaruh

Challenge Sistem mendukung penggunanya untuk mencapai

tujuan dalam situasi atau masalah yang sulit

Stimulation Sistem mendorong penggunanya untuk mencapai

tujuan

Competitiveness Sistem mendukung penggunanya untuk menjadi

lebih sukses daripada pesaingnya

53

Tabel 3 2 Indikator dan Butir Pertanyaan Penelitian (lanjutan)

Variabel Indikator Pertanyaan

Discomfort

(DIS)

Complexity Sistem membingungkan pengguna dalam

penggunaannya

Difficulty Sistem tidak mudah untuk digunakan

Dependence Sistem tidak bebas untuk digunakan

Lack Of Support Sistem dijalankan tanpa dukungan operasi secara

penuh

Innapropriateness Sistem tidak sesuai dengan perencanaan

pengembangannya

Insecurity

(INS)

Failure Sistem tidak berhasil dijalankan sesuai rencana

pengembangannya

Threat Sistem berada dalam kondisi yang dapat

menyebabkan bahaya

Reducing Interaction Sistem membuat penggunanya menjadi kurang

dalam berinteraksi

Distraction Sistem membuat penggunanya tidak fokus kepada

yang sebenarnya penting untuk mereka

Incredulity Sistem meragukan untuk digunakan

Information

Quality

(INQ)

Accuracy Sistem menghasilkan informasi secara akurat

Timeliness Sistem menghasilkan informasi secara tepat waktu

Completeness Sistem menghasilkan informasi secara lengkap

Consistency Sistem menghasilkan informasi secara konsisten

sepanjang operasinya

Relevance Sistem menghasilkan informasi sesuai kebutuhan

penggunanya

System

Quality

(SYQ)

Ease of Use Sistem mudah dalam penggunaannya

Maintainability Sistem mudah dalam perawatannya

Response Time Sistem mampu merespon secara cepat mengikuti

perintah yang diberikan

Fuctionality Sistem mampu melakukan semua fungsi yang

disyaratkan dalam pengembangannya

Safety Sistem aman dalam penggunaanya

Service

Quality

(SVQ)

Responsiveness Sistem memberikan layanan secara cepat

Flexibility Sistem menyediakan layanan yang fleksibel sesuai

kondisi pengguna

Security Sistem memberikan layanan yang aman

Functionality Sistem menyediakan layanan yang sesuai

persyaratan dalam pengembangannya

Extension Sistem menyediakan layanan lebih dari fungsi yang

disyaratkan

User

Satisfaction

(USF)

Efficiency Pengguna puas dengan tingkat efisiensi sistem

Effectiveness Pengguna puas dengan tingkat efektifitas sistem

Flexibility Pengguna puas dengan tingkat fleksibilitas sistem

Overall Satisfaction Pengguna puas dengan kinerja sistem

Success

Information

System

(SIS)

IS Efficiency Sistem beroperasi secara efisien

IS Effectiveness Sistem beroperasi secara efektif

User Satisfaction Sistem meningkatkan kepuasan penggunanya

Productivity Improvement Sistem meningkatkan produktivitas

Competitive Advantage Sistem meningkatkan daya saing perusahaan

54

35 Pengumpulan dan Pemrosesan Data

Proses pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti ialah menyebar kuesioner

secara langsung kepada respondenpengguna SIA Accurate Penyebaran kuesioner

dilakukan secara langsung pada beberapa perusahaan pengguna SIA Accurate di

Jakarta Prosedur awal yang dilakukan dalam kegiatan pengumpulan data adalah

perizinan yang diajukan peneliti kepada perusahaan terkait setelah disetujui proses

pengambilan data dilakukan dengan menyerahkan kuesioner kepada perwakilan

masing-masing perusahaan dan menjelaskan bagaimana cara pengisian kuesioner

tersebut Proses pengumpulan data dilakukan selama tiga bulan dibeberapa

perusahaan pengguna SIA Accurate di Jakarta Berdasarkan hasil penyebaran

kuesioner peneliti berhasil mengumpulkan 125 kuesioner secara langsung kepada

pengguna yang telah menggunakan SIA Accurate Keseluruhan kuesioner yang

diperoleh dinyatakan valid karena sesuai dengan kriteria dan dinyatakan lengkap

36 Analisis dan Interpretasi Data

Analisis data dibagi menjadi dua yaitu analisis demografis dan analisis statistis

inferensial Pertama peneliti melakukan analisis data demografis dengan

menggunakan perangkat lunak Ms Word 2016 Kedua peneliti melakukan analisis

statistis inferensial menggunakan SmartPLS versi 30 terdapat dua analisis yang

dilakukan oleh penelti dalam tahap ini yaitu analisis measurement model (outer

model) dan structural model (inner model) Measurement model (outer model)

dilakukan melalui proses pengujian validitas dan reliabilitas outer model melalui

indikator reliability internal consistency reliability convergent validity dan

55

discriminant validity Sedangkan pengujian structural model (inner model) melalui

path ceofficient (β) coefficient of determination (R2) t-test melalui metode

bootstrapping effect size (f2) predictive relevance (Q2) dan relative impact (q2)

menggunakan metode pengujian blindfolding Setelah itu untuk interpretasi hasil

peneliti mendiskusikan hasil analisis demografi responden dengan kondisi lapangan

yang berjalan dan juga menterjemahkan hasil analisis model secara statistik

kuantitatif dengan membandingkan dan mempertimbangkan sejumlah literatur

terkait sebelumnya

56

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI

41 Hasil Analisis

411 Hasil Analisis Demografis

Hasil analisis demografis dilakukan pada bagian profil responden dan untuk

menghasilkan informasi demografis terkait profil responden tingkat pendidikan

dan bagaimana responden tersebut menilai kemampuannya menggunakan

komputer

1) Jenis Kelamin

Gambar 41 memperlihatkan bahwa dari 125 data responden yang

terlibat dalam penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 70 orang (56) dan jumlah dari responden

perempuan yaitu sebanyak 55 orang (44)

Gambar 4 1 Diagram Jenis Kelamin Responden

Laki-laki

56

Perempuan

44

Laki-laki Perempuan

57

2) Pendidikan Terakhir

Gambar 42 menunjukan bahwa responden yang terlibat dalam

penelitian ini memiliki keragaman tingkat pendidikan Sebanyak 71

responden (57) merupakan lulusan S1 25 responden (20) lulusan

SLTA 23 responden (18) merupakan lulusan Diploma dan 6 responden

merupakan lulusan S2 (5)

Gambar 4 2 Diagram Pendidikan Terakhir Responden

3) Pengetahuan mengenai Keberadaan Sistem

Berdasarkan gambar 43 dari jumlah 125 responden mayoritas

sudah mengetahui mengenai keberadaan SIA Accurate yaitu sebanyak 119

responden (95) sisanya sebanyak 6 orang (5) belum mengetahui

mengenai adanya SIA Accurate

SLTA

20

Diploma

18S1

57

S2

5

SLTA Diploma S1 S2

58

Gambar 4 3 Diagram Pengetahuan Keberadaan Sistem

4) Pengalaman Penggunaan Sistem

Pengalaman responden dalam menggunakan sistem di institusi atau

perusahaan tersebut adalah lt1 tahun sebanyak 69 (55) 1-3 tahun

sebanyak 15 (12) 3-5 tahun sebanyak 16 (13) dan gt5 tahun sebanyak

25 (20 ) responden Gambar 44 menunjukan durasi pengalaman

responden dalam menggunakan SIA Accurate di penelitian ini

Gambar 4 4 Diagram Pengalaman Penggunaan Sistem

Tidak5

Iya95

Tidak Iya

lt 1 Tahun

55

1 - 3 Tahun

12

3 - 5 Tahun

13

gt 5 Tahun

20

lt 1 Tahun 1 - 3 Tahun 3 - 5 Tahun gt 5 Tahun

59

5) Skala Intensitas Penggunaan Sistem

Skala intensitas responden dalam menggunakan sistem dalam

pekerjaan di institusi atau perusahaan tersebut adalah ldquoselalurdquo sebanyak 79

responden (63) ldquoterkadangrdquo sebanyak 30 (24) ldquojarangrdquo sebanyak 16

(13) dan ldquotidak pernahrdquo sebanyak 0 (0 ) responden Gambar 45

menunjukan durasi pengalaman responden dalam menggunakan SIA

Accurate di penelitian ini

Gambar 4 5 Diagram Skala Intensitas Penggunaan Sistem

6) StatusPosisi Pekerjaan

Berdasarkan gambar 46 dapat diketahui bahwa responden pada

penelitian ini bagian marketing sebanyak 43 orang (34) dilanjutkan oleh

bagian logistik sebanyak 37 orang (30) bagian keuangan sebanyak 13

orang (11) bagian Admin sebanyak 24 orang (19) dan terakhir bagian

TI sebanyak 8 orang (6)

Selalu

63

Terkadang

24

Jarang

13

Selalu Terkadang Jarang

60

Gambar 4 6 StatusPosisi Pekerjaan

7) Kemampuan Penggunaan Komputer

Gambar 47 menunjukan penilaian responden atas kapabilitas

penggunaan komputer Hasil ini diambil berdasarkan jawaban responden

atas pertanyaan kemampuan penggunaan komputer yang memiliki pilihan

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil dan Sangat Tidak Terampil

Sebanyak 20 (16) responden menjawab ldquoSangat Terampilrdquo 87 (70)

responden menjawab ldquoTerampilrdquo dan 18 responden menjawab ldquoTidak

Terampilrdquo

Gambar 4 7 Diagram Kemampuan Penggunaan Komputer

Marketing

34

Keuangan

11Admin

19

Logistik

30

TI

6

Marketing Keuangan Admin Logistik TI

Sangat Terampil

17

Terampil

68

Tidak Terampil

15

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil

61

412 Hasil Analisis Pengukuran Model

Analisis pengukuran model (measurement model) dilakukan melalui empat tahap

pengujian seperti yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya Empat

pengujian itu adalah individual item reliability internal consistency reliability

average variance extracted dan discriminant validity (Afthanorhan 2013 Hair

2012 Ringle 2015 Subiyakto 2015 Wong 2013 Yamin 2011) Berikut ini adalah

penjelasan tentang pelaksanaan dan hasil dari empat pengujian tersebut

1) Uji Individual Item Reliabilty

Standardized loading factor menggambarkan besarnya korelasi

antara setiap item pengukuran (indikator) dengan konstruknya dengan

melihat nilai outer loading Nilai outer loading diatas 07 dapat dikatakan

baik artinya bahwa indikator tersebut dikatakan valid sebagai indikator yang

mengukur konstruk Mengacu pada standar nilai outer loading setelah

melalui pengujian pada SmartPLS 30 dengan hasil pada tabel 41 dan

gambar 48 dilakukan penghapusan pada tiga indikator yang memiliki outer

loading dibawah 07 yaitu INN1 INQ1 dan INQ2 Setelah penghapusan

ketiga indikator tersebut setelah diuji kembali menggunakan SmartPLS 30

seluruh outer loading sudah memenuhi syarat gt07Internal Consistency

dengan hasil pada tabel 42 dan gambar 49

62

Tabel 4 1 Hasil Awal Uji Loading Factor

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884

DIS2 0933

DIS3 0920

DIS4 0935

DIS5 0881

INN1 -0008

INN2 0895

INN3 0881

INN4 0888

INN5 0757

INQ1 0699

INQ2 0145

INQ3 0848

INQ4 0750

INQ5 0748

INS1 0893

INS2 0901

INS3 0915

INS4 0875

INS5 0840

OPT1 0856

OPT2 0856

OPT3 0855

OPT4 0793

OPT5 0818

SIS1 0894

SIS2 0897

SIS3 0902

SIS4 0899

SIS5 0890

SVQ1 0914

SVQ2 0907

SVQ3 0890

SVQ4 0897

SVQ5 0868

SYQ1 0903

SYQ2 0778

SYQ3 0852

SYQ4 0864

SYQ5 0882

USF1 0835

USF2 0821

USF3 0859

USF4 0779

63

Tabel 4 2 Hasil Uji Loading Factor Setelah Penghapusan Indikator

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884

DIS2 0933

DIS3 0920

DIS4 0935

DIS5 0881

INN1

INN2 0895

INN3 0881

INN4 0888

INN5 0757

INQ1

INQ2

INQ3 0848

INQ4 0750

INQ5 0748

INS1 0893

INS2 0901

INS3 0915

INS4 0875

INS5 0840

OPT1 0856

OPT2 0856

OPT3 0855

OPT4 0793

OPT5 0818

SIS1 0894

SIS2 0897

SIS3 0902

SIS4 0899

SIS5 0890

SVQ1 0914

SVQ2 0907

SVQ3 0890

SVQ4 0897

SVQ5 0868

SYQ1 0903

SYQ2 0778

SYQ3 0852

SYQ4 0864

SYQ5 0882

USF1 0835

USF2 0821

USF3 0859

USF4 0779

Keterangan

Dihapus

64

2) Uji Internal Consistency Reliability

Pengujian ini dilakukan dengan melihat hasil nilai composite

reliability (CR) dengan batas ambang di atas 07 Hasilnya dapat dilihat pada

Tabel 43 bahwa nilai CR dari semua variabel di atas 07 sehingga memenuhi

syarat dan valid untuk digunakan dalam model penelitian ini

Tabel 4 3 Hasil Uji Composite Reliability

Composite Reliability

DIS 0960

INN 0917

INQ 0852

INS 0948

OPT 0921

SIS 0953

SVQ 0953

SYQ 0933

USF 0894

3) Uji Average Variance Extracted

Pengujian convergent validity selanjutnya dilakukan dengan melihat

nilai average variance extracted (AVE) Nilai ini menggambarkan besaran

varian atau keragaman variabel manifes (indikator) yang dapat dikandung

oleh variabel laten (konstruk) Nilai AVE minimal 05 menunjukan ukuran

convergent validity yang baik Artinya variabel laten (konstruk) dapat

menjelaskan rata-rata lebih dari setengah variance dari indikator-

indikatornya Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 44 yang menunjukan bahwa

nilai AVE dari semua variabel di atas 05 sehingga memenuhi syarat untuk

digunakan

65

Tabel 4 4 Hasil Uji Average Variance Extracted (AVE)

Average Variance Extracted (AVE)

DIS 0829

INN 0735

INQ 0658

INS 0784

OPT 0699

SIS 0804

SVQ 0802

SYQ 0736

USF 0679

4) Discrimant Validity

Pengujian ini dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dengan memeriksa

cross loading pertama dilakukan dengan membandingkan korelasi indikator

dengan konstruknya dan konstruk blok lainnya Bila korelasi antara indikator

dengan konstruknya lebih tinggi dari korelasi dengan konstruk blok lainnya

hal ini menunjukkan konstruk tersebut memprediksi ukuran pada blok mereka

lebih baik dari blok lainnya Selanjutnya dengan memeriksa cross loading

Fornell-Lackerrsquos yaitu dengan membandingkannya dengan nilai akar AVE

dimana nilai akar AVE harus lebih tinggi daripada korelasi antara konstruk

dengan konstruk lainnya Hasilnya dapat dilihat pada tabel 45 dan indikator

yang diberi blok kuning pada setiap variabel memiliki nilai lebih tinggi dari

korelasi dengan konstruk blok lainnya

66

Tabel 4 5 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading)

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS1 0884 0535 0039 0723 0036 0012 0095 0033 0076

DIS2 0932 0485 0040 0766 0065 0035 0166 0143 0111

DIS3 0920 0538 0038 0739 0096 0020 0124 0066 0090

DIS4 0936 0507 0080 0784 0106 0032 0166 0117 0141

DIS5 0880 0471 -0017 0704 0016 -0057 0085 0026 0026

INN2 0551 0895 0060 0539 0068 0168 0169 0146 0209

INN3 0420 0881 0135 0408 0176 0215 0232 0225 0311

INN4 0398 0889 0060 0363 0159 0174 0248 0226 0222

INN5 0539 0757 0058 0498 0120 0164 0287 0245 0197

INQ3 0082 0179 0882 0134 0542 0351 0634 0627 0524

INQ4 -0018 0004 0809 0071 0451 0182 0489 0535 0277

INQ5 0040 0011 0736 0098 0299 0334 0224 0221 0443

INS1 0744 0492 0091 0890 0018 0075 0132 0120 0120

INS2 0734 0452 0128 0901 0006 0098 0194 0168 0190

INS3 0741 0489 0125 0915 0039 0069 0174 0151 0180

INS4 0714 0443 0130 0877 0034 0084 0164 0152 0156

INS5 0718 0452 0063 0841 -0048 0033 0050 0037 0111

OPT1 0116 0213 0431 0040 0856 0446 0636 0597 0521

OPT2 0133 0161 0479 0079 0855 0487 0703 0623 0554

OPT3 0031 0131 0529 -0043 0855 0495 0672 0635 0559

OPT4 0022 0095 0366 -0023 0793 0408 0627 0577 0431

OPT5 0031 0061 0441 0025 0818 0376 0638 0599 0420

SIS1 0095 0181 0268 0109 0460 0895 0612 0523 0700

SIS2 -0039 0150 0279 0020 0475 0898 0583 0473 0701

SIS3 0039 0215 0374 0120 0480 0901 0641 0585 0791

SIS4 0010 0193 0438 0072 0505 0899 0642 0578 0736

SIS5 -0012 0216 0275 0063 0464 0890 0617 0526 0689

SVQ1 0166 0279 0435 0182 0706 0619 0914 0837 0578

SVQ2 0085 0205 0493 0100 0733 0590 0907 0744 0611

SVQ3 0154 0249 0598 0173 0657 0675 0890 0838 0682

SVQ4 0116 0243 0532 0162 0729 0660 0897 0823 0654

SVQ5 0164 0275 0496 0173 0688 0539 0868 0759 0599

SYQ1 0142 0289 0541 0192 0682 0604 0878 0905 0597

SYQ2 0028 0173 0418 0076 0496 0383 0586 0778 0518

SYQ3 0079 0158 0464 0090 0604 0478 0708 0850 0569

SYQ4 0090 0241 0494 0185 0621 0536 0787 0867 0582

SYQ5 0084 0208 0567 0107 0687 0544 0839 0883 0563

USF1 0111 0254 0489 0129 0533 0628 0587 0599 0835

USF2 0121 0137 0408 0136 0464 0650 0512 0464 0820

USF3 0043 0275 0501 0106 0491 0732 0633 0579 0858

USF4 0103 0247 0328 0225 0483 0648 0563 0526 0781

67

Tabel 4 6 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading Fornell-Lackerrsquos)

DIS INN INQ INS OPT SIS SVQ SYQ USF

DIS 0911

INN 0552 0857

INQ 0050 0096 0811

INS 0821 0523 0129 0885

OPT 0081 0160 0541 0019 0836

SIS 0021 0214 0366 0087 0532 0897

SVQ 0153 0279 0572 0176 0785 0691 0895

SYQ 0102 0253 0583 0156 0726 0600 0894 0858

USF 0112 0280 0527 0179 0598 0808 0699 0660 0824

Tabel 46 menunjukan bahwa nilai akar AVE lebih tinggi daripada

korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya Sehingga berdasarkan hasil

pemeriksaan dua tahap cross loading diketahui bahwa tidak ada masalah dalam

uji discriminant validity

68

Gambar 4 8 Hasil Awal Analisis Outer Model

69

Gambar 4 9 Hasil Akhir Analisis Outer Model Setelah Penghapusan Indikator

70

413 Hasil Struktur Model

Analisis struktur model dilakukan melalui enam tahapan pengujian yaitu

pengujian path coefficient (β) coefficient of determination (R2) t-test

menggunakan metode bootstrapping effect size (f2) predictive relevance (1198762)

dan relative impact (1199022) (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Wong 2013 Yamin

2011) Secara grafis hasilnya dapat dilihat pada Tabel 413 Berikut adalah

penjelasan dari ke enam tahap pengujian

1) Path Coefficient (β)

Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai ambang batas yaitu di atas 01

dimana jalur (path) dapat dinyatakan memiliki pengaruh dalam model jika

hasil nilai uji path coefficient berada diatas 01 Hasilnya dari 23 jalur

hipotesis yang ada pada model penelitian ini 8 memiliki pengaruh yang tidak

signifikan dapat dilihat pada tabel 47 dan gambar hasil nilai uji path

coefficient semuanya memiliki nilai diatas 01

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient

Jalur Β

DIS -gt INQ -0271

DIS -gt SVQ -0180

DIS -gt SYQ -0273

DIS -gt USF -0159

INN -gt INQ -0030

INN -gt SVQ 0129

INN -gt SYQ 0133

INN -gt USF 0129

INQ -gt SIS -0157

71

Tabel 4 7 Hasil Uji Path Coefficient (lanjutan)

Jalur β

INQ -gt USF 0160

INS -gt INQ 0356

INS -gt SVQ 0242

INS -gt SYQ 0296

INS -gt USF 0137

OPT -gt INQ 0561

OPT -gt SVQ 0774

OPT -gt SYQ 0721

OPT -gt USF 0132

SVQ -gt SIS 0437

SVQ -gt USF 0401

SYQ -gt SIS -0152

SYQ -gt USF 0075

USF -gt SIS 0686

2) Coefficient of Determination (R2)

Pengujian ini dilakukan untuk menjelaskan varian dari tiap target endogenous

variabel (variabel yang dianggap dipengaruhi oleh variabel lain dalam model)

dengan standar pengukuran sekitar 0670 sebagai kuat sekitar 0333 moderat

dan 0190 atau di bawahnya menunjukan tingkat varian yang lemah

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Wong 2013) Tabel 48

menunjukan bahwa R2 dari Information Quality (INQ) memiliki nilai 0332

R2 dari Success Information S (SIS) memiliki nilai 0708 R2 dari Service

Quality (SVQ) memiliki nilai 0658 R2 dari System Quality (SYQ) memiliki

nilai 0575 dan R2 dari User Satisfaction (USF) memiliki nilai 0536 Hal

tersebut dapat diartikan bahwa Optimism (OPT) Innovativeness (INN)

Discomfort (DIS) Insecurity (INS) menjelaskan secara moderat (332 )

varian dari INQ selanjutnya menjelaskan secara kuat (708 ) varian dari

SIS selanjutnya menjelaskan secara moderat (658 ) varian dari SVQ

selanjutnya menjelaskan secara moderat (575 ) varian dari SYQ Disisi

72

lain INQ SVQ dan SYQ menjelaskan secara moderat (536 ) varian dari

USF

Tabel 4 8 Hasil Uji Coefficient of Determination (R-Square)

Variabel Endogen R Square

INQ 0332

SIS 0708

SVQ 0658

SYQ 0575

USF 0536

3) T-test

Pengujian ini dilakukan dengan metode bootstrapping menggunakan uji two-

tailed dengan tingkat signifikansi 5 (005) untuk menguji hipotesis-

hipotesis penelitian Hipotesis tersebut akan diterima jika memiliki t-test lebih

besar dari 196 (Afthanorhan 2013 Hair 2012 Ringle 2015 Wong 2013)

Adapun tingkat signifikansi lain yaitu 10 akan diterima jika memiliki t-test

165 (Hair et al 2011)

Gambar 4 10 Hasil Uji T-test

73

Gambar 410 diatas menunjukan bahwa ada 14 dari 23 hipotesis yang

diterima dan sisanya ditolak Berikut penjelasan hasil nilai t-test yang dapat

dilihat pada tabel 49

Tabel 4 9 Hasil Uji T-test

Hubungan antar Variabel

(Dependen -gt Independen) T-test

DIS -gt INQ 1929

DIS -gt SVQ 1626

DIS -gt SYQ 2181

DIS -gt USF 1518

INN -gt INQ 0254

INN -gt SVQ 1792

INN -gt SYQ 1811

INN -gt USF 1450

INQ -gt SIS 2123

INQ -gt USF 1254

INS -gt INQ 2547

INS -gt SVQ 2527

INS -gt SYQ 2668

INS -gt USF 1433

OPT -gt INQ 7128

OPT -gt SVQ 16486

OPT -gt SYQ 14434

OPT -gt USF 0993

SVQ -gt SIS 3371

SVQ -gt USF 2412

SYQ -gt SIS 1107

SYQ -gt USF 0397

USF -gt SIS 7666

4) Effect Size (f2)

Pada tahap ini dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh variabel

tertentu terhadap variabel lainnya dalam struktur model dengan nilai ambang

batas sekitar 002 untuk pengaruh kecil 015 untuk menengah dan 035 untuk

pengaruh besar Dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

74

Dimana

Nilai yang diperoleh ketika konstruk eksogen dimasukkan ke

model

Nilai yang diperoleh ketika konstruk eksogen dikeluarkan dari

model

Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 410 hasil dari pengujian terhadap 23

jalur yang ada pada penelitian ini 4 jalur memiliki pengaruh yang besar dan 19

jalur lainnya memiliki pengaruh yang kecil

Tabel 4 10 Hasil Uji Effect Size

Jalur f2

Analisis f2 R2-in R2-ex sum f2

DIS -gt INQ 0332 0310 003342 Kecil

DIS -gt SVQ 0658 0649 002735 Kecil

DIS -gt SYQ 0575 0552 005414 Kecil

DIS -gt USF 0536 0529 001439 Kecil

INN -gt INQ 0332 0332 000048 Kecil

INN -gt SVQ 0658 0647 003321 Kecil

INN -gt SYQ 0575 0536 009179 Kecil

INN -gt USF 0536 0525 002300 Kecil

INQ -gt SIS 0708 0693 004967 Kecil

INQ -gt USF 0536 0520 003377 Kecil

INS -gt INQ 0332 0293 005889 Kecil

INS -gt SVQ 0658 064 005370 Kecil

INS -gt SYQ 0575 0547 006591 Kecil

INS -gt USF 0551 0531 004359 Kecil

OPT -gt INQ 0332 0029 045428 Besar

OPT -gt SVQ 0658 0081 168985 Besar

OPT -gt SYQ 0575 0075 117652 Besar

OPT -gt USF 0536 0539 - 000715 Kecil

SVQ -gt SIS 0708 0674 011464 Kecil

SVQ -gt USF 0536 0512 005100 Kecil

SYQ -gt SIS 0708 0703 001548 Kecil

SYQ -gt USF 0536 0535 000146 Kecil

USF -gt SIS 0708 0480 077795 Besar

75

5) Predictive Relevance (1198762)

Pengujian ini dilakukan dengan metode blindfolding untuk memberikan bukti

bahwa variabel tertentu yang digunakan dalam model mempunyai keterkaitan

prediktif (predictive relevance) dengan variabel lainnya dalam model dengan

ambang batas pengukuran di atas nol sama seperti pada Tabel 411

(Afthanorhan 2013 Hair 2012 Wong 2013)

Tabel 4 11 Hasil Uji Predictive Relevance

Variabel Endogen Q Square

INQ 0201

SIS 0525

SVQ 0486

SYQ 0388

USF 0323

6) Relative Impact (1199022)

Pengujian ini dilakukan dengan metode blindfolding untuk mengukur relatif

pengaruh dari sebuah keterkaitan prediktif suatu variabel tertentu dengan

variabel lainnya dengan nilai ambang batas sekitar 002 untuk pengaruh kecil

015 untuk pengaruh menengahsedang dan 035 untuk pengaruh besar (Hair

et al 2012) Rumus yang digunakan untuk perhitungan 1199022 adalah sebagai

berikut

q2 = 1198762 119894119899119888119897119906119889119890 minus 1198762 119890119909119888119897119906119889119890

1minus 1198762 119894119899119888119897119906119889119890

Tabel 412 menunjukan hasil bahwa 3 jalur mempunyai nilai yang besar

1 memiliki pengaruh sedang dan 19 jalur lainnya memiliki pengaruh kecil

76

Tabel 4 12 Hasil Uji Relative Impact

Jalur q2

Analisis q2 Q2-in Q2-ex sum q2

DIS -gt INQ 0201 0187 0018 Kecil

DIS -gt SVQ 0486 0480 0012 Kecil

DIS -gt SYQ 0388 0372 0026 Kecil

DIS -gt USF 0323 0320 0004 Kecil

INN -gt INQ 0201 0202 - 0001 Kecil

INN -gt SVQ 0486 0487 - 0002 Kecil

INN -gt SYQ 0388 0380 0013 Kecil

INN -gt USF 0323 0318 0007 Kecil

INQ -gt SIS 0525 0514 0023 Kecil

INQ -gt USF 0323 0314 0013 Kecil

INS -gt INQ 0201 0176 0031 Kecil

INS -gt SVQ 0486 0472 0027 Kecil

INS -gt SYQ 0388 0369 0031 Kecil

INS -gt USF 0323 0321 0003 Kecil

OPT -gt INQ 0201 0012 0237 Menengah

OPT -gt SVQ 0486 0055 0839 Besar

OPT -gt SYQ 0388 0048 0556 Besar

OPT -gt USF 0323 0325 - 0003 Kecil

SVQ -gt SIS 0525 0499 0055 Kecil

SVQ -gt USF 0323 0312 0016 Kecil

SYQ -gt SIS 0525 0522 0006 Kecil

SYQ -gt USF 0323 0325 - 0003 Kecil

USF -gt SIS 0525 0353 0362 Besar

77

Tabel 4 13 Hasil Analisis Struktural Model

Hipotesis β t-test R2

f2 q2 Analyses

No Jalur R2-in R2-ex sum f2 Q2-in Q2-ex sum q2 β t-test R2 f2 Q2 q2

H1 OPT -gt INQ 0561 7128 0332 0332 0029 045428 0201 0012 0237 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Menengah

H2 OPT -gt SYQ 0721 14434 0575 0575 0075 117652 0388 0048 0556 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Besar

H3 OPT -gt SVQ 0774 16486 0658 0658 0081 168985 0486 0055 0839 Signifikan Diterima Cukup Besar Predictive Relevance Besar

H4 OPT -gt USF 0132 0993 0536 0536 0539 - 000715 0323 0325 - 0003 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H5 INN -gt INQ -0030 0254 0332 0332 0332 000048 0201 0202 - 0001 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H6 INN -gt SYQ 0133 1811 0575 0575 0536 009179 0388 0380 0013 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H7 INN -gt SVQ 0129 1792 0658 0658 0647 003321 0486 0487 - 0002 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H8 INN -gt USF 0129 1450 0536 0536 0525 002300 0323 0318 0007 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H9 DIS -gt INQ -0271 1929 0332 0332 0310 003342 0201 0187 0018 Tidak Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H10 DIS -gt SYQ -0273 2181 0575 0575 0552 005414 0388 0372 0026 Tidak Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H11 DIS -gt SVQ -0180 1626 0658 0658 0649 002735 0486 0480 0012 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H12 DIS -gt USF -0159 1518 0536 0536 0529 001439 0323 0320 0004 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H13 INS -gt INQ 0356 2547 0332 0332 0293 005889 0201 0176 0031 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H14 INS -gt SYQ 0296 2668 0575 0575 0547 006591 0388 0369 0031 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H15 INS -gt SVQ 0242 2527 0658 0658 064 005370 0486 0472 0027 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H16 INS -gt USF 0137 1433 0551 0551 0531 004359 0323 0321 0003 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H17 INQ -gt USF 0160 1254 0536 0536 0520 003377 0323 0314 0013 Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H18 INQ -gt SIS -0157 2123 0708 0708 0693 004967 0525 0514 0023 Tidak Signifikan Diterima Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H19 SYQ -gt USF 0075 0397 0536 0536 0535 000146 0323 0325 - 0003 Tidak Signifikan Ditolak Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H20 SYQ -gt SIS -0152 1107 0708 0708 0703 001548 0525 0522 0006 Tidak Signifikan Ditolak Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H21 SVQ -gt USF 0401 2412 0536 0536 0512 005100 0323 0312 0016 Signifikan Diterima Cukup Kecil Predictive Relevance Kecil

H22 SVQ -gt SIS 0437 3371 0708 0708 0674 011464 0525 0499 0055 Signifikan Diterima Kuat Kecil Predictive Relevance Kecil

H23 USF -gt SIS 0686 7666 0708 0708 0480 077795 0525 0353 0362 Signifikan Diterima Kuat Besar Predictive Relevance Besar

78

42 Interpretasi Hasil dan Pembahasan

421 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Analisis Data Demografis

Berdasarkan hasil analisis informasi demografis responden peneliti melakukan

interpretasi dan mendiskusikan hasil analisisnya sebagai berikut

1) Jenis Kelamin

Gambar 41 memperlihatkan bahwa dari 125 data responden yang

terlibat dalam penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 70 orang (56) dan jumlah dari responden

perempuan yaitu sebanyak 55 orang (44)

2) Pendidikan Terakhir

Gambar 42 menunjukan bahwa responden yang terlibat dalam

penelitian ini memiliki keragaman tingkat pendidikan Sebanyak 71

responden (57) merupakan lulusan S1 25 responden (20) lulusan

SLTA 23 responden (18) merupakan lulusan Diploma dan 6 responden

merupakan lulusan S2 (5) Beragamnya tingkat pendidikan responden

akan berimplikasi terhadap variasi jawaban serta peneliti menilai bahwa

kuesioner penelitian akan mampu dipahami

3) Pengetahuan mengenai Keberadaan Sistem

Berdasarkan gambar 43 dari jumlah 125 responden mayoritas

sudah mengetahui mengenai keberadaan SIA Accurate yaitu sebanyak 119

responden (95) sisanya sebanyak 6 orang (5) belum mengetahui

mengenai adanya SIA Accurate

79

4) Pengalaman Penggunaan Sistem

Pengalaman responden dalam menggunakan sistem di institusi atau

perusahaan tersebut adalah lt1 tahun sebanyak 69 (55) 1-3 tahun

sebanyak 15 (12) 3-5 tahun sebanyak 16 (13) dan gt5 tahun sebanyak

25 (20 ) responden Gambar 44 menunjukan durasi pengalaman

responden dalam menggunakan SIA Accurate di penelitian ini

5) Skala Intensitas Penggunaan Sistem

Skala intensitas responden dalam menggunakan sistem dalam

pekerjaan di institusi atau perusahaan tersebut adalah ldquoselalurdquo sebanyak 79

responden (63) ldquoterkadangrdquo sebanyak 30 (24) ldquojarangrdquo sebanyak 16

(13) dan ldquotidak pernahrdquo sebanyak 0 (0 ) responden Gambar 45

menunjukan durasi pengalaman responden dalam menggunakan SIA

Accurate di penelitian ini

6) StatusPosisi Pekerjaan

Berdasarkan gambar 46 dapat diketahui bahwa responden pada

penelitian ini bagian marketing sebanyak 43 orang (34) dilanjutkan oleh

bagian logistik sebanyak 37 orang (30) bagian keuangan sebanyak 13

orang (11) bagian Admin sebanyak 24 orang (19) dan terakhir bagian

TI sebanyak 8 orang (6)

7) Kemampuan Penggunaan Komputer

Gambar 47 menunjukan penilaian responden atas kapabilitas

penggunaan komputer Hasil ini diambil berdasarkan jawaban responden

atas pertanyaan kemampuan penggunaan komputer yang memiliki pilihan

80

Sangat Terampil Terampil Tidak Terampil dan Sangat Tidak Terampil

Sebanyak 20 (16) responden menjawab ldquoSangat Terampilrdquo 87 (70)

responden menjawab ldquoTerampilrdquo dan 18 responden menjawab ldquoTidak

Terampilrdquo Hal tersebut menandakan bahwa kemampuan responden sudah

cukup baik dalam menggunakan komputer Peneliti memperkirakan hal ini

berkaitan dengan mayoritas responden berusia dibawa 30 tahun yang

popular disebut dengan generasi Y (Anantatmula 2012) yang dianggap

telah terbiasa dengan penggunaan teknologi informasi

422 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Pengukuran Model

Berdasarkan hasil analisis model pengukuran ada beberapa poin penting

yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut

1) Hasil akhir dari analisis telah menunjukan bahwa pengukuran model dari

model penelitian ini telah memenuhi syarat dan memiliki karakteristik yang

baik sehingga layak untuk dilanjutkan ke tahap analisis struktur model untuk

menguji inner model

2) Terdapat tiga indikator yang memiliki nilai outer loading dibawah 07 yaitu

INN1 INQ1 dan INQ2 Namun hal tersebut masih dapat ditoleransi dengan

melihat nilai composite reliability diatas 07

Peneliti beranggapan bahwa hal-hal pada poin dua disebabkan karena

pertimbangan waktu kerja para responden menyebabkan proses pengisian

kuesioner yang tidak didampingi langsung oleh peneliti sehingga memungkinkan

adanya pemaknaan pertanyaan yang tidak tepat Terkait dengan hal ini meskipun

pembuatan instrumen dan penjelasan awal kepada beberapa pihak yang mewakili

81

penerimaan kuesioner penelititan pada setiap perusahaan dalam penelitian ini telah

dilakukan dengan sebaik mungkin hal-hal di luar rencana dan kendali tidak dapat

dihindari khususnya saat pelaksanaan penelitian di lapangan

423 Interpretasi Hasil dan Pembahasan Hasil Struktural Model

Bagian ini akan memaparkan interpretasi dan diskusi berdasarkan hasil dari enam

tahap analisis struktur model yaitu path coefficient (β) coefficient of determination

(R2) t-test menggunakan metode bootstrapping effect size (f2) predictive relevance

(1198762) dan relative impact (1199022) Berikut adalah pemaparan yang dilakukan dengan

mengikuti pertanyaan-pertanyaan penelitian dan hipotesis-hipotesis yang telah

dirumuskan sebelumnya

H1 Apakah Optimisme (Optimism) berpengaruh secara signifikan terhadap

Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

pertama (H1) diterima Artinya Optimisme (Optimism) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0561 Dilihat dari nilai f2 hipotesis OPTrarrINQ memiliki pengaruh

besar tetapi q2 pengaruh yang menengah serta memiliki nilai yang lemah dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT yang terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

82

ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel OPT tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap INQ

H2 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kualitas Sistem

(System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua (H2) diterima Artinya Optimisme (Optimsm) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality) dengan nilai path coefficient

(β) 0721 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis OPTrarrSYQ memiliki pengaruh yang

besar serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of determination (R2)

Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output

(Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang

menyatakan variabel OPT memiliki nilai signifikan terhadap SYQ dan juga terdapat

pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H3 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tiga (H3) diterima Artinya Optimisme (Optimsm) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0774 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis OPTrarrSVQ memiliki

83

pengaruh yang besar serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of

determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model

input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti 2017

Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT memiliki nilai signifikan terhadap

SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini

memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output

H4 Apakah Optimisme (Optimsm) berpengaruh positif terhadap Kepuasan

Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-empat (H4) tidak diterima Artinya Optimisme (Optimsm) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

walaupun nilai path coefficient (β) 0132 Dilihat dari nilai f2 dan coefficient of

determination (R2) hipotesis OPTrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta

memiliki nilai yang cukup dilihat dari q2 Hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel OPT memiliki nilai

signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada dimensi input dalam model

penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

84

H5 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh secara signifikan terhadap

Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-lima (H5) tidak diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

dengan nilai path coefficient (β) -0030 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INNrarrINQ memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang kecil dilihat

dari coefficient of determination (R2) Hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN memiliki nilai

signifikan terhadap INQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model

penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H6 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-enam (H6) diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality) dengan nilai path coefficient

(β) 0133 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrSYQ memiliki pengaruh

tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient

of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model

input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017)

85

yang menyatakan variabel INN terdapat pada dimensi input dalam model penelitian

ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output Namun

hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Gusti (2017) yang menyatakan

variabel INN tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap SYQ

H7 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kualitas

Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tujuh (H7) diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality) dengan nilai path

coefficient (β) 0129 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrSVQ memiliki

pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti

2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN memiliki nilai signifikan

terhadap SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini

memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun output

H8 Apakah Inovasi (Innovativeness) berpengaruh positif terhadap Kepuasan

Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-delapan (H8) tidak diterima Artinya Inovasi (Innovativeness) tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) dengan

86

nilai path coefficient (β) 0129 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INNrarrUSF

memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Gusti (2017) bahwa variabel INN tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INN terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

ataupun output

H9 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif secara

signifikan terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sembilan (H9) diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information

Quality) dengan nilai path coefficient (β) -0271 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai

dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan

peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS yang

terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak

87

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan

variabel DIS tidak memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap INQ

H10 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kualitas Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sepuluh (H10) diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

dengan nilai path coefficient (β) -0273 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

DISrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap SYQ

H11 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kualitas Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sebelas (H11) tidak diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service

88

Quality) dengan nilai path coefficient (β) -0180 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrSVQ memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup

dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap SVQ Namun hasil ini tidak

sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis

1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS

yang terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H12 Apakah Ketidaknyamanan (Discomfort) berpengaruh negatif terhadap

Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua belas (H12) tidak diterima Artinya Ketidaknyamanan (Discomfort) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User

Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) -0159 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis DISrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup

dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel DIS tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak

sesuai dengan asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis

1998) dan peneliti sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel DIS

89

yang terdapat pada dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk

mempengaruhi dimensi process ataupun output

H13 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Informasi (Information Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tiga belas (H13) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Informasi (Information

Quality) dengan nilai path coefficient (β) 0356 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrINQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

lemah dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap INQ dan juga terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output

H14 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-empat belas (H14) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Sistem (System Quality)

dengan nilai path coefficient (β) 0296 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrSYQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

90

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki nilai signifikan terhadap SYQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam

model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H15 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-lima belas (H15) diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) memiliki

pengaruh negatif yang siginifikan terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality)

dengan nilai path coefficient (β) 0296 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis

INSrarrSVQ memiliki pengaruh tetapi pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS

memiliki nilai signifikan terhadap SVQ dan juga terdapat pada dimensi input dalam

model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process ataupun

output

H16 Apakah Ketidakamanan (Insecure) berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

91

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-enam belas (H16) tidak diterima Artinya Ketidakamanan (Insecure) tidak

memiliki pengaruh negatif yang siginifikan terhadap User Satisfaction dengan nilai

path coefficient (β) 0137 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis INSrarrUSF memiliki

pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari coefficient of

determination (R2) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel INS tidak memiliki pengaruh negatif

yang signifikan terhadap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal

peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya

(Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INS yang terdapat pada dimensi input

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi process

ataupun output

H17 Apakah Kualitas Informasi (Information Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-tujuh belas (H17) tidak diterima Artinya Kualitas Informasi (Information

Quality) tidak memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna

(User Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) 0160 Dilihat dari nilai f2 dan

q2 hipotesis SYQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini tidak sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti2017 Hudin et al 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan

92

variabel INQ memiliki nilai signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output

H18 Apakah Kualitas Informasi (Information Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-delapan belas (H18) diterima Artinya Kualitas Informasi (Information Quality)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) -0157 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis INQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel INQ terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Gusti

(2017) bahwa INQ tidak memiliki pengaruh terhadap SIS

H19 Apakah Kualitas Sistem (System Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-sembilan belas (H19) tidak diterima Artinya Kualitas Sistem (System Quality)

93

tidak memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User

Satisfaction) dengan nilai path coefficient (β) 0075 Dilihat dari nilai f2 dan q2

hipotesis SYQrarrUSF memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang

cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

penelitian Gusti (2017) yang menyatakan bahwa variabel SYQ tidak berpengaruh

signifikan terdap USF Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Hudin

et al 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SYQ yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output

H20 Apakah Kualitas Sistem (System Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh (H20) tidak diterima Artinya Kualitas Sistem (System Quality) tidak

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) -0152 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis SYQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang cukup dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai

dengan penelitian Gusti (2017) yang menyatakan bahwa variabel SYQ tidak

berpengaruh signifikan terhadap SIS Namun hasil ini tidak sesuai dengan asumsi

awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

94

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SYQ yang terdapat pada

dimensi process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi output

H21 Apakah Kualitas Layanan (Service Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis ke-dua

puluh satu (H21) diterima Artinya Kualitas Layanan (Service Quality) memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) dengan

nilai path coefficient (β) 0401 Dilihat dari nilai f2 dan q2 hipotesis SVQrarrUSF

memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki nilai yang cukup dilihat dari

coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan asumsi awal peneliti

dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti sebelumnya (Gusti

2017 Hudin etal 2016 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SVQ

berpengaruh secara signifikan terhadap USF dan juga terdapat pada dimensi

process dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi

output

H22 Apakah Kualitas Layanan (Service Quality) berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information

System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh dua (H22) diterima Artinya Kualitas Layanan (Service Quality)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

95

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) 0437 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis SVQrarrSIS memiliki pengaruh yang kecil serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel SVQ yang terdapat pada

dimensi input dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi

dimensi process ataupun output Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gusti (2017) yang menyatakan variabel SVQ tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap SIS

H23 Apakah Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) berpengaruh signifikan

terhadap Keberhasilan Sistem Informasi (Success Information System)

Hasil analisis t-test analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis

ke-dua puluh tiga (H23) diterima Artinya Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)

memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Keberhasilan Sistem Informasi

(Success Information System) dengan nilai path coefficient (β) 0686 Dilihat dari

nilai f2 dan q2 hipotesis USFrarrSIS memiliki pengaruh yang besar serta memiliki

nilai yang kuat dilihat dari coefficient of determination (R2) Hasil ini sesuai dengan

asumsi awal peneliti dengan model input-process-output (Davis 1998) dan peneliti

sebelumnya (Gusti 2017 Subiyakto 2017) yang menyatakan variabel USF

memiliki pengaruh signifikan terhadap SIS dan juga terdapat pada dimensi process

dalam model penelitian ini memungkinkan untuk mempengaruhi dimensi output

96

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan peneliti berikut adalah kesimpulan penting pada

penelitian ini

1) Telah dilakukan pengukuran tentang tingkat kesiapan pengguna dalam

keberhasian penerapan SIA Accurate dan faktor apa saja yang

mempengaruhi keberhasilan SIA Accurate dalam perspektif pengguna

sistem di beberapa perusahaan jakarta

2) Adanya penghapusan 3 indikator dari 44 indikator pada penelitian ini

adapun indikator yang dihapus antara lain INN1 INQ1 dan INQ2 Dari

hasil ini peneliti beranggapan penghapusan indikator terjadi dikarenakan

kurang tepatnya item instrument pada penelitian yang dilakukan

3) Tidak diterimanya 9 dari 23 hipotesis yaitu OPTrarrUSF INNrarrINQ

INNrarrUSF DISrarrSVQ DISrarrUSF INSrarrUSF INQrarrUSF SYQrarrUSF

dan SYQrarrSIS Perbedaan hasil temuan penelitian ini dengan penelitian

terdahulu dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah adanya

perbedaan objek sampel dan instrumen penelitian

4) Diterimanya 14 hipotesis yaitu OPTrarrINQ OPTrarrSYQ OPTrarrSVQ

INNrarrSYQ INNrarrSVQ DISrarrINQ DISrarrSYQ INSrarrINQ INSrarrSYQ

INSrarrSVQ INQrarrSIS SVQrarrUSF SVQrarrSIS USFrarrSIS Sehingga

dapat dilihat bahwa di beberapa perusahaan Jakarta terdapat beberapa

97

pengaruh yang terjadi antara kesiapan pengguna dalam menggunakan

sistem informasi terhadap keberhasilan sistem yaitu sebagai berikut

a Optimism (OPT) berpengaruh terhadap Information Quality (INQ) System

Quality (SYQ) dan Service Quality (SVQ) sehingga akan menjadi faktor

pendorong Success Information System (SIS)

b Innovativeness (INN) berpengaruh terhadap System Quality (SYQ) dan

Service Quality (SVQ) sehingga akan menjadi faktor pendorong Success

Information System (SIS)

c Discomfort (DIS) memiliki pengaruh negatif terhadap Information Quality

(INQ) dan System Quality (SYQ) Hal tersebut akan menjadi faktor

penghambat dalam Success Information System (SIS)

d Insecurty (INS) memiliki pengaruh negatif terhadap Information Quality

(INQ) System Quality (SYQ) dan Service Quality (SVQ) Hal tersebut akan

menjadi faktor penghambat dalam Success Information System (SIS)

e Information Quality (INQ) memiliki pengaruh terhadap Success

Information System (SIS)

f Service Quality (SVQ) memiliki pengaruh terhadap User Satisfaction (USF)

serta Success Information System (SIS)

g User Satisfaction (USF) memiliki pengaruh terhadap Success Information

System (SIS)

98

52 Saran

Bagian ini berisikan saran yang berkaitan langsung dengan temuan penelitian

sebagai pertimbangan praktis bagi pihak-pihak yang memiliki ketertarikan untuk

tindak lanjut penelitian selanjutnya

1) Berdasarkan batasan metode dan hasil penelitian peneliti memberikan

saran bagi para mahasiswa dan peneliti selanjutnya (khususnya yang tertarik

pada kajian sejenis) diharapkan dapat meninjau kembali dan memperhatikan

hal-hal berikut

a Penelitian ini memiliki keterbatasan cakupan wilayah perusahaan di

Jakarta Penelitian yang akan datang diharapkan akan mampu

mencakup wilayah yang lebih luas sehingga akan memperkaya jumlah

responden yang terlibat dan mampu memberikan hasil yang lebih

akurat

b Terkait dengan hasil analisis dan interpretasi data penelitian yang akan

datang diharapkan mampu melakukan pengelompokan analisis

berdasarkan posisi jabatan sehingga akan mampu memberikan hasil

interpretasi dari berbagai prespektif responden yang terlibat

2) Diharapkan bagi para pengguna SIA Accurate di seluruh sektor perusahaan

agar dapat memperhatikan pandangan optimisme pemikiran inovatif rasa

ketidaknyamanan rasa ketidakamanan kualitas informasi kualitas sistem

kualitas pelayanan serta kepuasan pengguna sistem yang diterima oleh

sumber daya manusia di masing-masing perusahaan karena hal-hal tersebut

menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan sistem informasi

99

Pihak-pihak manajerial alangkah baiknya agar dapat menciptakan strategi

pengimplementasian sistem informasi seperti memberikan training dan

evaluasi kepada stafnya setelah menggunakan sistem dengan upaya

meningkatkan pandangan optimisme pemikiran inovatif kualitas informasi

kualitas sistem kualitas pelayanan juga kepuasan pengguna sistem dalam

keberhasilan penerapan sistem informasi

Daftar Pustaka

Afthanorhan B W amp Asyraf W M (2013) A comparison of partial least square

structural equation modeling (PLS-SEM) and covariance based structural

equation modeling (CB-SEM) for confirmatory factor analysis International

Journal of Engineering Science and Innovative Technology (IJESIT) 2(5)

198ndash205

Arvidsson V Holmstroumlm J amp Lyytinen K (2014) Information systems use as

strategy practice A multi-dimensional view of strategic information system

implementation and use Journal of Strategic Information Systems 23(1) 45ndash

61 httpsdoiorg101016jjsis201401004

Creswell J W (2017) Research Design Qualitative Quantitative and Mixed

Method Aproaches SAGE Publications 203ndash223

httpsdoiorg1041359781849208956

Davis J R Alderman C W amp Robinson L A (1990) Accounting Information

Systems A Cycle Approach Wiley 3 edition (February 1990)

Davis W S amp Yen D C (1998) The Information System Consultantrsquos

Handbook Systems Analysis and Design CRC Press

Dawes J (2008) Do data characteristics change according to the number of scale

points use And experiment using 5 point 7 point and 10 point scales

International Journal of Market Research 50(1) 1ndash20 httpsdoiorgArticle

Delone W H amp McLean E R (2003) The DeLone and McLean model of

information systems success A ten-year update Journal of Management

Information Systems 19(4) 9ndash30 Retrieved from

httpmesharpemetapresscomindexpeqdjk46vy52v4q6pdf

Djamarah S B amp Zain A (2010) Strategi Belajar Mengajar (Rineka Cipta Ed)

Jakarta

Florestiyanto M Y (2012) Evaluasi Kesiapan Pengguna Dalam Adopsi Sistem

Informasi Terintegrasi Di Bidang Keuangan Menggunakan Metode

Technology Rediness Index Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF)

1(4) 288ndash296

Ghozali I (2011) Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS19 (Edisi

Keli) Semarang Universitas Diponogoro

Ghozali I amp Hengky L (2015) Partial Least Squares Konsep Teknik dan

Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 30 Untuk Penelitian Empiris

Semarang Badan Penerbit UNDIP

Guritno S amp Sudaryono R (2011) Theory and Application of IT Research

Metodologi Penelitian Teknologi Informasi Yogyakarta Andi

101

Gusti G (2017) Ubiquitous Computing Di Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Hadi S (2016) Statistik Jakarta Pustaka Pelajar

Hair J F Sarstedt M Ringle C M amp Mena J A (2012) An assessment of the

use of partial least squares structural equation modeling in marketing research

Journal of the Academy of Marketing Science 40(3) 414ndash433

Hamalik O (2008) Kurikulum dan Pembelajaran Jakarta Sinar Grafika

Howsawi E M Eager D amp Bagia R (2011) Understanding project success

The four-level project success framework IEEE International Conference on

Industrial Engineering and Engineering Management 620ndash624

httpsdoiorg101109IEEM20116117991

Hudin J M amp Riana D (2016) Kajian Keberhasilan Penggunaan Sistem

Informasi Accurate Dengan Menggunakan Model Kesuksesan Sistem

Informasi Delon Dan Mclean Jurnal Sistem Informasi (Journal Of

Information Systems) 12(1) 1ndash8

HttpsDoiOrgHttpDxDoiOrg1021609JsiV13i1500

Jogiyanto (2007) Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi Yogyakarta

Andi

Kadir A (2014) Pengenalan Sistem Informasi (Edisi Revisi) Yogyakarta Andi

Offest

Koloay L P Morasa J amp Elim I (2014) Peranan Sistem Informasi Akuntansi

Dalam Efektifitas Pelaporan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Pada

Pt Pos Indonesia (Persero) Manado Universitas Sam Ratulangi Manado 2(3)

254ndash265

Lazuardi L I (2017) Pengaruh Kesiapan Penerimaan Pengguna Terhadap

Penerapan Sistem Informasi diantara Lembaga Keuangan Mikro Syariah Uin

Syarif Hidayatullah

McLeod L amp MacDonell S G (2011) Factors that affect software systems

development project outcomes ACM Computing Surveys 43(4) 24ndash56

httpsdoiorg10114519788021978803

Pambudi S A (2015) Analisis Kesiapan Pengguna Sistem Informasi Akademik

Semnasteknomedia Online 3(1) 2-1ndash127

Parasuraman A (2000) Technology Readiness Index (TRI) A Multiple-item Scale

to Measure Readiness Embrace New Technologies Journal of Service

Reasearch 2(4)

Parasuraman A amp Colby C L (2015) An Updated and Streamlined Technology

Readiness Index TRI 20 Journal of Service Research 18(1) 59ndash74

httpsdoiorg1011771094670514539730

Patel C J Gali V S Patel D V amp Parmar R D (2011) The effects of

102

information and communication technologies ( ICTs ) on higher education 

From objectivism to social constructivism Journal of Vocational and

Technical Educatio 3(November) 113ndash120 Retrieved from

httpwwwacademicjournalsorgijvtePDFPdf2011NovPatel et

alpdf5CnhttpwwwacademicjournalsorgIJVTE

Puspitawati L amp Anggadini S D (2011) Sistem Informasi Akuntansi

Yogyakarta Graha Ilmu

Ringle C M Silva D da amp Bido D (2015) Structural equation modeling with

the SmartPLS

Romney M B amp Steinbart P J (2012) Accounting Information Systems (12th

Edition) Accounting Information System 1ndash67

Rusmana Ni Y (2015) Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Dana Bantuan

Pada Kecamatan Arjosari Jurnal Speed 7(2) 38ndash41 Retrieved from

httpspeedwebidejournalindexphpSpeedarticleview89

Santoso S (2011) Elex Structural Equation Modeling (SEM) Konsep dan Apllikasi

dengan AMOS 18 Jakarta PT Elex Media Komputindo Kompas Gramedia

Sarstedt M Ringle C M amp Hair J F (2017) Partial Least Squares Structural

Equation Modeling Springer International Publishing AG 2017 C Homburg

et Al (Eds) Handbook of Market Research Retrieved from

httpsdoiorg101007978-3-319-05542-8_15-

Setiawan A B (2016) Evaluasi Kepuasan Pengguna Sistem Aplikasi Surat

Keterangan Tinggal Sementara Online (SKTS) dengan Menggunakan Metode

End-User Computing Satisfaction Surabaya Skripsi Universitas Airlangga

Sheu M amp Kim H (2008) User Readiness for IS Development An Examination

of 50 Cases Systems Research and Behavioral Science 8(3) 27ndash42

httpsdoiorg101002sres

Siregar S (2013) Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi

dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS versi 17 Jakarta Bumi

Aksara

Slameto (2010) Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rineka Cipta

Subiyakto A (2017) Development of the Readiness and Success Model for

Assessing the Information System Integration The author version of the

presented paper ( In publishing ) Development of the Readiness and Success

Model for Assessing the Information System Integration In International

Conference on Science and Technology (ICOSAT) Jakarta

Subiyakto A amp Ahlan A R (2014) Implementation of Input-Process-Output

Model for Measuring Information System Project Success TELKOMNIKA

Indonesian Journal of Electrical Engineering 12(7) 5603ndash5612

103

httpsdoiorghttpdoiorg1011591ijeecsv12i7pp5603-5612

Subiyakto A Ahlan A R Kartiwi M amp Sukmana H T (2015) Influences of

the Input Factors towards Success of An Information System Project

TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and Control)

13(2) 686 httpsdoiorg1012928telkomnikav13i21323

Subiyakto A Ahlan A R Putra S J amp Kartiwi M (2015) Validation of

Information System Project Success Model A Focus Group Study SAGE

Open 5(2) 1ndash14 httpsdoiorg1011772158244015581650

Subiyakto A Ahlan A R Kartiwi M amp Sukmana H T (2015) Measurement

of Information System Project Success Based on Perceptions of the Internal

Stakeholders International Journal of Electrical and Computer Engineering

(IJECE) 5(2) 271-279 Sugiyono (2011) Metode Penelitian Kuantitatif

Kualitatif dan RampD Bandung CV Alfabeta

Sutabri T (2004) Analisis Sistem Informasi Jakarta CVAndi Offset

Tjahjanadi N Y amp Sarosa S (nd) Evaluasi Net Benefit Sistem Informasi

Akutansi Pada Software Akutansi Accurate dan Zahir Menurut Model Delone

amp Mclean 2003 240

Wong K K K (2013) Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-

SEM) Techniques Using SmartPLS Marketing Bulletin 24(1) 1ndash32

httpsdoiorg101108EBR-10-2013-0128

Yamin S amp Kurniawan H (2011) Generasi Baru Mengolah Data Penelitian

dengan Partial Least Square Path Modeling  Aplikasi dengan software

XLSTAT SmartPLS dan Visual PLS Edisi 1 Jakarta Salemaba Infotek

Yunita I (2017) Pengukuran Kepuasan Pengguna terhadap Tulis (Technology Uin

Library Information System) pada Pusat Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN

Page 13: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 14: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 15: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 16: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 17: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 18: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 19: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 20: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 21: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 22: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 23: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 24: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 25: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 26: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 27: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 28: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 29: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 30: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 31: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 32: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 33: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 34: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 35: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 36: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 37: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 38: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 39: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 40: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 41: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 42: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 43: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 44: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 45: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 46: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 47: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 48: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 49: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 50: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 51: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 52: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 53: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 54: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 55: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 56: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 57: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 58: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 59: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 60: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 61: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 62: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 63: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 64: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 65: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 66: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 67: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 68: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 69: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 70: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 71: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 72: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 73: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 74: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 75: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 76: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 77: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 78: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 79: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 80: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 81: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 82: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 83: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 84: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 85: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 86: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 87: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 88: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 89: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 90: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 91: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 92: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 93: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 94: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 95: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 96: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 97: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 98: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 99: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 100: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 101: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 102: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 103: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 104: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 105: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 106: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 107: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 108: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 109: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 110: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 111: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 112: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 113: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 114: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 115: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 116: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 117: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 118: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 119: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 120: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 121: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 122: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 123: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 124: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 125: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 126: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 127: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 128: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 129: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 130: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan
Page 131: SKRIPSI KESIAPAN KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Dengan demikian, hasil ini dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini yaitu dengan