Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SKRIPSI HUBUNGAN STATUS GIZI (LILA DAN PERTAMBAHAN BB)
PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN TAKSIRAN BERAT JANIN DI PUSKESMAS PANTAI LABU
KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANGTAHUN 2018
OLEH:
DEBBY PRATIWI P07524517040
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI JURUSAN KEBIDANAN MEDAN
PRODI D-IV KEBIDANAN TAHUN 2018
SKRIPSI HUBUNGAN STATUS GIZI (LILA DAN PERTAMBAHAN BB)
PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN TAKSIRAN BERAT JANIN DI PUSKESMAS PANTAI LABU
KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANGTAHUN 2018
Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma IV
OLEH:
DEBBY PRATIWI P07524517040
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI JURUSAN KEBIDANAN MEDAN
PRODI D-IV KEBIDANAN TAHUN 2018
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN D-IV KEBIDANAN ALIH JENJANG SKRIPSI, 24 Juli 2018 Debby Pratiwi Hubungan Status Gizi (LILA Dan Pertambahan BB) Pada Ibu Hamil Trimester III Dengan Taksiran Berat Janin Di Puskesmas Pantai Labu Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2018 vii + 52 halaman + 12 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Status gizi ibu hamil menjadi salah satu faktor yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan janin termasuk berat dan panjang bayi saat lahir. Penilaian status gizi dapat dinilai dengan menghitung indeks masa tubuh (IMT), ukuran lingkar lengan atas (LILA) dan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk Untuk mengetahui hubungan antara LILA dan Pertambahan Berat Badan Pada Ibu Hamil Trimester III Dengan Taksiran Berat Janin di Puskesmas Pantai Labu tahun 2018.
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode survey analitik dengan rancangan cross sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara data variabel bebas dan terikat dengan cara pengumpulan data sekaligus pada suatu waktu, dan tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja. Populasi pada penelitian ini sebanyak 38 ibu hamil trimester III. Data dikumpulkan dalam bentuk lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan uji kendall tau.
Hasil penelitian didapatkan hubungan LILA Dengan Taksiran Berat Janin dengan nilai p=0,001 dan nilai r sebesar 0,81, dan hubungan Pertambahan BB dengan Taksiran Berat Janin dengan nilai p=0,003 dan nilai r sebesar 0,49.
Ada hubungan status gizi (LILA dan pertambahan BB) dengan Taksiran Berat Janin dan disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi selama kehamilan, sehingga ibu hamil memiliki kecukupan gizi, dan melahirkan bayi dengan berat normal. Kata Kunci : LILA, Pertambahan BB, Taksiran Berat Janin. Daftar Pustaka : 26 ( 2008 - 2017)
MEDAN HEALTH POLYTECHNIC OF MINISTRY OF HEALTH EXTENTION PROGRAM OF APPLIED HEALTH SCIENCE IN MIDWIFERY THESIS, 24 July 2018
Debby Pratiwi The Relationship of Nutrition Status (MUAC and Body Weight Gain) to Women in Third Trimester Pregnancy with Fetal Weight Estimates at Pantai Labu Health Center, Pantai Labu SubDistrict, Deli Serdang District 2018 vii + 52 pages + 12 tables + 2 images
ABSTRACT
Nutrition status of pregnant women is one of the factors that determines fetal
growth and development, including the weight and length of the baby at birth. Assessment of nutrition status can be assessed by calculating body mass index (BMI), size of upper arm circumference (MUAC) and hemoglobin (Hb) levels in blood. The purpose of this study was to determine the relationship between Nutrition Status (MUAC and Body Weight Gain) to Women in Third Trimester Pregnancy with Fetal Weight Estimates at Pantai Labu Health Center, Pantai Labu SubDistrict, Deli Serdang District 2018.
This research was an analytical survey study method with cross sectional design, which is a study about the correlation dynamics between data independent variables and bound in the way of collecting data at once at a time, and each research subject was only observed once. The population in this study were 38 third trimester pregnant women. The data were collected in the form of observation sheets and were analyzed using kendall tau test.
The results showed the association between MUAC and fetal weight estimation with p value = 0.001 and r value of 0.81, and the relationship of BB increase with fetal weight estimates with p = 0.003 and r value of 0.49.
There was a relationship of nutrition status (MUAC and Body Weigh Gain) and the estimation of the fetus weight, and the pregnant women were advised to consume nutritious foods during pregnancy, so that pregnant women had adequate nutrition, and gave birth to babies at normal weight. Keywords : MUAC, Body Weigh Gain, Fetal Weight Estimation. Reference : 26 (2008 - 2017)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan
rahmatNya sehingga dapat terselesaikan Skripsi yang berjudul “Hubungan
Status Gizi (LILA dan Pertambahan BB) Pada Ibu Hamil Trimester III Dengan
Taksiran Berat Janin Di Puskesmas Pantai Labu Kecamatan Pantai Labu
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2018”, sebagai salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan Sarjana Sains Terapan Kebidanan pada Program Studi D-IV
Kebidanan Medan Poltekkes Kemenkes RI Medan.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes RI Medan,
yang telah memberikan kesempatan menyusun skripsi ini.
2. Betty Mangkuji, SST, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Poltekkes Kemenkes RI
Medan, yang telah memberikan kesempatan dan memberikan bimbingan
untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Yusniar Siregar, SST, M.Kes, selaku Ketua Program Studi D-IV Kebidanan
Poltekkes Kemenkes RI Medan, yang telah memberikan kesempatan dan
memberikan bimbingan untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Melva Simatupang, SST, M.Kes selaku Ketua Program Studi D-IV Kebidanan
Poltekkes Kemenkes RI Medan yang pernah menjabat pada periode 2014-
2018, yang telah memberikan bimbingan untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Suswati, SST, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Idau Ginting, SST, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Eva Mahayani Nasution, SST, M.Kes, selaku dosen penguji yang telah
memberikan banyak masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Evi Desfauza, SST, M.Kes, Selaku Dosen Pembimbing Akademik (PA) yang
telah memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
9. Kepala Puskesmas Pantai Labu, terima kasih banyak telah memberi
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di Puskesmas
Pantai Labu tahun 2018.
ii
10. Kepada orang tua Ayahanda Ir. Denny Eryanto, Ibunda Eni Priyanti, SE, Msi
dan adik tersayang Ananda Rizky Nugroho yang telah membesarkan,
membimbing, dan mengasuh saya dengan penuh cinta dan kasih sayang,
yang selalu menjadi inspirasi dan motivasi penulis dan juga telah
memberikan dukungan moral selama penulis menyelesaikan pendidikan.
11. Kepada sahabat-sahabatku Fitri Khoiriyah, Irna Ima Wardhani, Khaifah
Khoirunnisa, Gustiani, terima kasih untuk dukungannya satu sama lain dan
suka duka yang dialami bersama selama setahun ini.
12. Untuk teman-teman satu bimbingan Kak Anita Ridhayani Hrp, Kak Afriani
Sitepu, Kak Desi Putri, Kak Nova Rianti dan terkhusus Elinda terima kasih
untuk dukungannya satu sama lain dalam menjalani bimbingan selama
mengerjakan skripsi ini
13. Terima kasih untuk Dolly Rizky Adenin Parinduri seseorang yang selalu
memberikan dukungan dalam keadaan terbaik dan terburuk ku dan selalu
ada disaat suka maupun duka.
14. Seluruh teman – teman seperjuangan di Poltekkes Kemenkes RI Medan,
terima kasih atas kebersamaan dan kerjasamanya sampai kita sama – sama
tuntas dalam penyelesaian skripsi ini
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala
amal baik yang telah diberikan dan semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak
yang memanfaatkan.
Medan Juli 2018
Debby Pratiwi
iii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN KATA PENGANTAR ........................................................................ i DAFTAR ISI ...................................................................................... iii DAFTAR TABEL .............................................................................. v DAFTAR GAMBAR ......................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... vii BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah........................................................................ 4 C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5 C.1 Tujuan Umum. ....................................................................... 5 C.2 Tujuan Khusus. ..................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian........................................................................ 5 D.1 Manfaat Teoritis. ................................................................... 5 D.2 Manfaat Praktis. .................................................................... 6 E. Keasliaan Penelitian ..................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 9 A. Kehamilan ..................................................................................... 9
A.1 Konsep Dasar Kehamilan ..................................................... 9 A.1.1 Definisi Kehamilan ………………..…………………….. 9 A.1.2 Terjadinya Kehamilan ................................................... 9 A.1.3 Perubahan Fisiologis pada Trimester III........................ 9 A.1.4 Perubahan Psikologis pada Trimester III ……………... 11 A.1.5 Tanda Bahaya Dalam Kehamilan Trimester III……….. 11
A.2 Status Gizi Ibu Hamil............................................................... 14 A.2.1 Pengertian Status Gizi …………..…………………...…. 14 A.2.2 Jenis Penilaian Status Gizi……………….……………... 14 A.2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Gizi Ibu Hamil ….... 16 A.2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Gizi Janin ………… 18
A.3 Kebutuhan Gizi Masa Hamil ………………………………..... 19 A.3.1 Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil ....................................... 19 A.3.2 Dampak Gizi Kurang Pada Ibu Hamil .......................... 25 A.3.3 Upaya Konseling Nutrisi Pada Ibu Hamil ……………… 26 A.3.4 Pengaruh Budaya Pada Nutrisi Kehamilan …………… 27
A.4 Lingkar Lengan Atas …………………………………………… 28 A.4.1 Pengertian LILA ………………………………………….. 28 A.4.2 Tujuan Pengukuran LILA ……………………………….. . 28 A.4.3 Cara Mengukur LILA …………………………………….. 28
A.5 Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil…………………………. 29 A.5.1 Pengertian ……………….………………………………… 29 A.5.2 Rumus IMT ………………………………………………… 30 A.5.3 Pembagian Kenaikan Berat Badan ……………………. .. 31
iv
A.6 Tinggi Fundus Uteri ….………………………………………….. 31 A.6.1 Perubahan Uterus Dimasa Kehamilan ………………….. 31
A.6.2 Pengukuran Tinggi Fundus Uteri ………………………… 32 A.6.3 Teknik Pengukuran Tinggi Fundus Uteri … .................... 32
A.7 Taksiran Berat Janin ………………………………………… ..... 33 B. Kerangka Teori ............................................................................. .. 35 C. Kerangka Konsep ......................................................................... .. 36 D. Defenisi Operasional .................................................................... .. 36 E. Hipotesis Penelitian ...................................................................... .. 35
BAB III METODELOGI PENELITIAN .............................................. 38 A. Jenis Penelitian ........................................................................... 38 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 38
B.1 Lokasi ................................................................................... 38 B.2 Waktu Penelitian.................................................................. 38
C. Populasi dan Sampel .................................................................. 38 C.1 Populasi ................................................................................ 38 C.2 Sampel ................................................................................. 38
D. Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data ................................... 39 D.1 Jenis Data............................................................................ 39 D.2 Cara Pengumpulan Data .................................................... 39
E. Alat Ukur / Instrumen dan Bahan penelitian……………………….. 40 F. Prosedur Penelitian ..................................................................... 40 G. Pengolahan Data dan Analisa Data ........................................... 41
G.1 Pengolahan Data ................................................................. 41 G.2 Analisa Data ......................................................................... 42
H. Etika Penelitian ............................................................................ 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………….. .. 44 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ………………………………. 44 B. Hasil Penelitian ………………………………………………………. 44
B.1 Analisis Univariat ……………………………………………… … 44 B.1.1 Deskriptif Responden …………………………………….. 44
B.2 Analisis Bivariat ………………………………………………….. 46 C. Pembahasan …………………………………………………………… 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………… 51 A. Kesimpulan …………………………………………………………….. 51 B. Saran ……………………………………………………………………. 51
B.1 Bagi Puskesmas ………………………………………………….. 51 B.2 Bagi Responden …………………………………………………… 51 B.3 Bagi Peneliti Selanjutnya …………………………………………. 52
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Kebutuhan Energi, Protein, Vitamin Larut Lemak .... 24
Tabel 2.2 Kebutuhan Vitamin Larut Air …………………………… . 25
Tabel 2.3 Kebutuhan Mineral Selama Hamil …………………… .. 25
Tabel 2.4 Rekomendasi Penambahan BB Berdasarkan IMT ….. 29
Tabel 2.5 Tabel Pembagian Kenaikan BB ………………………... 31
Tabel 2.6 Ukuran Fundus Uteri Sesuai Usia Kehamilan ……….. 32
Tabel 2.7 Tahapan Perkembangan Berat Janin ………………….. 34
Tabel 2.8 Definisi Operasional ………………………………………. 36
Tabel 4.1 Kategori Responden Berdasarkan LILA ………………... 44
Tabel 4.2 Kategori Responden Berdasarkan Pertambahan BB … 45
Tabel 4.3 Kategori Responden Berdasarkan TBJ …………………. 45
Tabel 4.4 Hubungan LILA dan Pertambahan BB Dengan TBJ…… 46
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Kerangka Teori .......................................................................... 35
2.2 Kerangka Konsep ..................................................................... 36
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Pernyataan Persetujuan (Informed Consent)
Lampiran 2 : Tabel Waktu Penelitian
Lampiran 3 : Lembar Observasi
Lampiran 4 : Master Tabel
Lampiran 5 : Tabel Uji Kendall Tau Dengan SPSS
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Status gizi ibu hamil menjadi salah satu faktor yang menentukan
pertumbuhan dan perkembangan janin termasuk berat dan panjang bayi saat
lahir. Berat dan panjang lahir menentukan status gizi dan pertumbuhan linier
anak di masa mendatang. Gizi ibu yang buruk sebelum kehamilan maupun pada
saat kehamilan, dapat menyebabkan Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT), bayi
lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR), gangguan pertumbuhan dan
perkembangan otak bayi serta peningkatan risiko kesakitan dan kematian. BBLR
mempunyai dampak buruk terhadap perkembangan kognitif dan psikomotorik
bayi, disamping dampak buruk pada saat pertumbuhannya (Yongky, dkk, 2009).
Prevalensi berat lahir rendah diperkirakan 15% di seluruh dunia dengan
kisaran 3,3- 38% dan kebanyakan terjadi di negara berkembang. Berat lahir
rendah merupakan faktor penentu utama kematian, morbiditas dan kecacatan
pada masa bayi, masa kanak-kanak dan juga memiliki dampak jangka panjang
terhadap hasil kesehatan pada kehidupan orang dewasa. Berat lahir rendah
menghasilkan biaya yang besar untuk sektor kesehatan dan memberikan beban
yang signifikan pada masyarakat secara keseluruhan. Ukuran dan gaya hidup
ibu juga menentukan ukuran bayi saat lahir (WHO, 2014).
Konsekuensi dari status gizi buruk dan asupan gizi yang tidak memadai bagi
wanita selama kehamilan tidak hanya secara langsung mempengaruhi status
kesehatan perempuan, namun juga berdampak negatif pada berat lahir dan
perkembangan awal (WHO, 2014).
Gizi ibu hamil perlu mendapat perhatian karena sangat berpengaruh pada
perkembangan janin yang dikandungnya. Sejak janin sampai anak berumur dua
tahun atau 1000 hari pertama kehidupan kecukupan gizi sangat berpengaruh
terhadap perkembangan fisik dan kognitif. Kekurangan gizi pada masa ini juga
dikaitkan dengan risiko terjadinya penyakit kronis pada usia dewasa, yaitu
kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah,hipertensi, stroke dan
diabetes. Pada masa kehamilan gizi ibu hamil harus memenuhi kebutuhan gizi
2
untuk dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan janin karena gizi janin
tergantung pada gizi ibu dan kebutuhan gizi ibu juga harus tetap terpenuhi
(Kemenkes,2017).
Hasil Pendidikan Sistem Ganda (PSG) 2016, persentase ibu hamil menurut
konsumsi energi terhadap standar kecukupan gizi sebesar 73,6%, artinya rata-
rata tingkat konsumsi energi pada ibu hamil per hari di Indonesia sebesar 73,6%
Angka Kecukupan Energi (AKE). Persentase ibu hamil menurut konsumsi protein
terhadap standar kecukupan gizi sebesar 86,4%, karbohidrat 76,8% dan lemak
70,0%. Asupan energi dan protein yang tidak mencukupi pada ibu hamil dapat
menyebabkan Kurang Energi Kronis (KEK). Ibu hamil dengan KEK berisiko
melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) juga dapat menjadi penyebab tidak
langsung kematian ibu. Untuk itu bagi ibu hamil risiko KEK, yaitu yang memiliki
Lingkar Lengan Atas (LILA) <23,5cm, diberikan makanan tambahan. Hasil PSG
2016 didapatkan 79,3% ibu hamil risiko KEK mendapatkan makanan tambahan
lebih besar dari target nasional tahun 2016 sebesar 50% (Kemenkes, 2017).
Penilaian status gizi dapat dinilai dengan menghitung indeks masa tubuh
(IMT), ukuran lingkar lengan atas (LILA) dan kadar hemoglobin (Hb) dalam
darah. Ukuran LILA setiap ibu hamil berbeda-beda sesuai nutrisi yang
dikonsumsi tiap hari. Ukuran LILA normal ≥23,5 cm, jika ukuran LILA <23,5 cm
maka menunjukkan adanya Kekurangan Energi Kronik (KEK), apabila sudah
seperti itu maka risiko melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR)
sangat tinggi (Supariasa, 2012).
Menurut riskesdas 2013, prevalensi risiko KEK wanita hamil umur 15–49
tahun, secara nasional sebanyak 24,2 %. Prevalensi risiko KEK terendah di Bali
yaitu 10,1% dan tertinggi di Nusa Tenggara Timur yaitu 45,5%. Di Sumatera
utara prevalensi risiko KEK sebanyak 18,4 % (Riskesdas, 2013).
Tujuan penatalaksanaan gizi pada wanita hamil adalah untuk mencapai
status gizi yang optimal sehingga ibu menjalankan kehamilan dengan aman,
melahirkan bayi dengan potensi fisik dan mental yang baik. Bayi yang akan
dilahirkan dan perjalanan suatu penyakit pada ibu hamil perlu mendapatkan
perhatian yang lebih sehingga untuk mengantisipasi terjadinya hal yang tidak
diinginkan maka diperlukan adanya status diit dan nutrisi pada ibu hamil. Apabila
di dalam masa awal kehamilan terjadi malnutrisi maka akan sangat
mempengaruhi perkembangan dan kapasitas embrio untuk mempertahankan
3
hidupnya, dan nutrisi yang buruk pada masa kehamilan lanjut akan
mempengaruhi pertumbuhan janin (Sukarni, 2013).
Naiknya kebutuhan kalori karena masa hamil basal metabolisme bertambah
tinggi. Pada triwulan ke-III kenaikan basal metabolism ini sampai 23%. Tetapi
dalam memberikan tambahan kalori ini hendaknya janganlah digunakan bahan-
bahan yang semata-mata mengandung karbohidrat. Selama hamil, berat badan
akan bertambah, sehingga pada akhir kehamilan pertambahan berat badan ini
mencapai kira-kira antara 7-11 kg (Moehji, 2017).
Selain mengukur status gizi ibu, berat badan janin penting diukur sebelum
proses persalinan mulai, hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi kemungkinan
penyulit kehamilan-persalinan seperti gangguan pertumbuhan bayi atau
makrosomia (bayi besar). Upaya pendeteksian berat janin lahir selama ini dipakai
dengan menggunakan pendekatan taksiran berat janin berdasarkan tinggi fundus
uteri, Ultrasonografi, dan lain-lain (Santjaka, dkk, 2011).
Menaksirkan berat janin merupakan salah satu tugas yang penting bagi bidan
maupun praktisi lainnya untuk dapat memprediksi salah satu kesulitan persalinan
yang akan dialami oleh ibu hamil atau upaya apa yang bisa dilakukan oleh bidan
jika justru yang bermasalah adalah bayi nyang baru lahir,sehingga dengan
diketahuinya perkiraan berat bayi lahir bidan akan dapat melakukan persiapan
persalinan lebih baik, apakah persiapan untuk ibu atau bayi yang akan lahir,
disamping kesulitan lainnya misalnya kadar Hb, lebar panggul dan riwayat
persalinan sebelumnya (Santjaka, dkk, 2011).
Penelitian Ifandiyah (2014) yang berjudul Hubungan Status Gizi Dengan
Taksiran Berat Janin Pada Ibu Hamil Trimester III Di BPS Lulu Sidotopo Wetan
Surabaya, terdapat 24 responden dengan status gizi baik sebanyak 19
responden dan status gizi buruk sebanyak 5 orang berdasarkan pengukuran
Lingkar Lengan Atas (LILA) dan dari 24 responden tersebut terdapat 19
responden dengan TBJ normal dan 5 responden dengan TBJ tidak normal.
Berdasarkan penelitian tersebut ada hubungan antara status gizi dengan taksiran
berat janin (Ifandiyah, 2014).
Penelitian Candrawasih, dkk (2012) yang berjudul Hubungan Antara
Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Dengan Berat Badan Lahir Bayi Di
Kabupaten Semarang, mengatakan hipotesis awal yang menyatakan adanya
hubungan antara pertambahan berat badan ibu hamil dengan berat badan bayi
4
lahir ditolak. Kemungkinan penyebabnya salah satunya adalah pertambahan
berat badan ibu hamil hanya memberikan kontribusi kecil dibandingkan faktor
lain. Hasil analisis multivariate dengan menggunakan regresi linier ternyata
pertambahan berat badan ibu hamil, usia ibu hamil, LILA ibu hamil, kadar Hb ibu
hamil dan jumlah paritas ibu hamil mempunyai peran dalam menentukan berat
badan bayi lahir, dimana LILA ibu hamil dan kadar Hb ibu hamil mempunyai
kontribusi terbesar daripada faktor lain (Candrawasih, dkk, 2012).
Berdasarkan survey awal yang dilakukan di Puskesmas Pantai Labu tahun
2018, berdasarkan data yang diperoleh adalah ibu hamil trimester III yang
melakukan ANC di Puskesmas Pantai Labu selama tahun 2017 yaitu sebanyak
153 orang. Dari data yang diperoleh dilihat bahwa terdapat 11,1% ibu hamil
trimester III mengalami kekurangan gizi berdasarkan hasil pengukuran lila <23,5
cm. Menurut data tahun 2017 terdapat 15 bayi dengan BBLR diantaranya 3 bayi
baru lahir rendah meninggal dan 12 bayi baru lahir rendah hidup di kecamatan
pantai labu. Terjadinya kekurangan gizi pada ibu hamil ini karena tidak
memenuhi kebutuhan protein dan biasanya pada protein hewani. Sebagian ibu
hamil menganggap memakan makanan berprotein hewani seperti ikan akan
mengalami cacingan dan sebagian ibu hamil mengalami kekurangan gizi
dikarenakan status ekonomi yang kurang sehingga memakan makanan ala
kadarnya. Mayoritas pekerjaan masyarakat di kecamatan Pantai Labu adalah
nelayan dan petani.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul hubungan status gizi (LILA dan Pertambahan Berat
Badan) pada ibu hamil trimester III dengan taksiran berat janin di Puskesmas
Pantai Labu Tahun 2018.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah “Adakah hubungan antara status gizi dengan taksiran berat
badan janin (TBJ) pada ibu hamil Trimester III di Puskesmas Pantai Labu?”
5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan antara LILA dan Pertambahan Berat Badan
Pada Ibu Hamil Trimester III Dengan Taksiran Berat Janin di Puskesmas Pantai
Labu tahun 2018
2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi Status Gizi (LILA) Pada Ibu Hamil Trimester III di
Puskesmas Pantai Labu tahun 2018
2. Mengidentifikasi Status Gizi (Pertambahan BB) Pada Ibu Hamil
Trimester III di Puskesmas Pantai Labu tahun 2018
3. Mengidentifikasi Taksiran Berat Janin Pada Ibu Hamil Trimester III di
Puskesmas Pantai Labu tahun 201d
4. Menganalisa Hubungan Status Gizi (LILA) dengan Taksiran Berat
Janin pada ibu hamil Trimester III di Puskesmas Pantai Labu tahun
2018
5. Menganalisa Hubungan Status Gizi (Pertambahan BB) dengan
Taksiran Berat Janin pada ibu hamil Trimester III di Puskesmas
Pantai Labu tahun 2018
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya mengenai
status gizi ibu hamil trimester III yang berhubungan dengan Taksiran
Berat Janin
b. Dapat menjadi bahan bacaan kepustakaan serta referensi bagi
pengembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan Status
gizi ibu hamil
6
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Responden
Sebagai bahan informasi dan masukan untuk menambah
pengetahuan dan keterampilan tentang Status gizi ibu hamil yang
berhubungan dengan taksiran berat janin
b. Bagi Tempat Penelitian
Sebagai bahan pengembangan guna meningkatkan Status gizi ibu
hamil bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Pantai Labu tahun 2018
c. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menambah wawasan bagi para pembaca, peneliti
selanjutnya dan dapat menambah literasi bacaan di perpustakaan.
E. Keaslian Penelitian
No Penelitian yang
sudah ada
Persamaan Dengan
Penelitian
Sebelumnya
Perbedaan Dengan
Penelitian
Sebelumnya
1. Penelitian Renni
Ifandiyah tahun 2014
dengan judul
Hubungan Status Gizi
dengan TBJ Pada Ibu
Hamil Trimester III Di
BPS Lulu Sidotopo
Wetan Surabaya.
Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui
hubungan status gizi
dengan TBJ pada ibu
hamil trimester III.
Jenis penelitian yang
digunakan adalah
studi analitik
Persamaan dengan
penelitian Renni
tahun 2014 dengan
penulis adalah:
variable dependen,
analisis data
menggunakan analisis
univariat dan analisis
bivariat dan cara
pengumpulan data
Perbedaan dengan
penelitian Renni tahun
2014 adalah: Variable
independen dan uji
analisis, jenis
penelitian, lokasi
penelitian, waktu
penelitian, jumlah
populasi dan sampel.
.
7
observasional dengan
menggunakan
pendekatan secara
cross sectional.
Populasi dalam
penelitian ini
sebanyak 27 orang
yang diambil dengan
teknik simple random
sampling sebanyak 25
orang. Pengumpulan
data primer sebagai
data kuantitatif
dengan mengkaji data
observasi dengan
meliputi data
pemeriksaan LILA
dan TBJ melalui
pengukuran TFU
dengan teknik mc
Donald. Pengolahan
data meliputi editing,
coding, tabulating,
entry, cleaning. Data
diolah secara
univariat dan bivariate
dengan uji statistic chi
square.
2. Penelitian Eka
Nurhayati tahun 2015
dengan judul Indeks
Masa Tubuh (IMT)
Pra Hamil Dan
Persamaan dengan
penelitian Eka tahun
2015 dengan penulis
adalah: variable
independen, analisis
Perbedaan dengan
penelitian Eka tahun
2015 adalah: Variable
dependen dan uji
analisis, jenis
8
Kenaikan Berat
Badan Ibu Selama
Hamil Berhubungan
Dengan Berat Badan
Bayi Lahir. Tujuan
penelitian ini adalah
untuk mengetahui
hubungan IMT pra
hamil dan kenaikan
berat badan ibu
selama hamil dengan
berat lahir bayi.
Penelitian ini
menggunakan data
sekunder.
Pengambilan sampel
dilakukan dengan
cara purposive
sampling yaitu sampel
dipilih sesuai dengan
persyaratan sampel
dengan memenuhi
criteria inklusi.
Sampel penelitian
diperoleh dari daftar
nama di Puskesmas
Sewon. Penelitian ini
menggunakan uji chi
square
data menggunakan
analisis
univariat dan analisis
bivariat.
penelitian, lokasi
penelitian, waktu
penelitian, jumlah
populasi dan sampel
dan cara
pengumpulan data.
.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
A.1 Konsep Dasar Kehamilan
A.1.1 Definisi Kehamilan
Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses
patologis, tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi (abnormal) (Kusmiyati,
2013).
Kehamilan merupaka saat yang menyenangkan dan dinanti-nantikan setiap
perempuan, Setiap kehamilan adalah peristiwa kehidupan yang besar maknanya
(Pusdiknakes, 2015).
A.1.2 Terjadinya Kehamilan
Peristiwa prinsip pada terjadinya kehamilan: (Sukarni, dkk, 2013)
1. Pembuahan/fertilisasi : bertemunya sel telur/ovum wanita dengan sel
benih/spermatozoa pria
2. Pembelahan sel (zigot)
3. Nidasi/implantasi zigot tersebut pada dinding saluran reproduksi
(pada keadaan normal: implantasi pada lapisan endometrium dinding
kavum uteri)
4. Pertumbuhan dan perkembangan zigot-embrio-janin menjadi bakal
individu baru
A.1.3 Perubahan fisiologis pada Trimester III
Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya
pada genetalia eksterna dan interna serta pada payudara (mammae). Dalam hal
ini somatomammotropin, estrogen dan progesteron mempunyai peranan penting.
Perubahan yang terdapat pada uterus, serviks uteri, vagina dan vulva, ovarium,
payudara serta semua sistem tubuh (Hutahaean, 2013):
a. Uterus
Pada usia gestasi 30 minggu, fundus uteri dapat dipalpasi di bagian
tengah anatara umbilikus dan sternum. Pada usia kehamilan 38 minggu,
uterus sejajar dengan sternum.
10
b. Serviks Uteri
Serviks akan mengalami perlunakan atau pematangan secara bertahap
akibat bertambahnya aktivitas uterus selama kehamilan, dan akan
mengalami dilatasi sampai pada kehamilan trimester ketiga. Enzim
kolagenase dan prostaglandin berperan dalam pematangan serviks.
c. Vagina dan Vulva
Pada kehamilan trimester ketiga terjadi peningkatan cairan vagina. Cairan
biasanya jernih. Pada awal kehamilan, cairan ini biasanya agak kental,
sedangkan pada saat mendekati persalinan cairan tersebut akan lebih cair.
d. Mammae
Pada ibu hamil trimester tiga, terkadang keluar cairan berwarna
kekuningan dari payudara ibu yang disebut kolostrum. Halmini pertanda
bahwa payudara sedang menyiapkan ASI untuk menyusui bayinya nanti.
Hormon progesteron menyebabkan puting menjadi lebih menonjol dan dapat
digerakkan.
e. Kulit
Perubahan warna kulit menjadi gelap terjadi 90% ibu hamil.
Hiperpigmentasi terlihat lebih nyata pada wanita berkulit gelap dan terlihat
diarea seperti aerola, perineum dan umbilikus juga di area yang cenderung
mengalami gesekan seperti aksila dan paha bagian dalam.
f. Sistem Kardiovaskuler
Posisi telentang dapat menurunkan curah jantung hingga 25%.
Peningkatan volume darah dan aliran darah selama kehamilan akan
menekan daerah penggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena
menonjol yang disebut varises. Pada akhir kehamilan, kepala bayi juga akan
menekan vena daerah panggul yang akan memperburuk varises.
g. Sistem Respirasi
Perubahan hormonal pada trimester tiga yang akan mempengaruhi aliran
darah ke paru-paru mengakibatkan banyak ibu hamil makin susah bernafas.
Ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim yang membesar yang dapat
menekan diafragma.
11
h. Sistem Perkemihan
Pada akhir kehamilan, terjadi peningkatan frekuensi buang air kecil (BAK)
karena kepala janin mulai turun sehingga kandung kemih tertekan.
Perubahan struktur ginjal ini juga merupakan aktivitass hormonal (estrogen
dan progesteron), tekanan yang timbul akibat pembesaran uterus dan
peningkatan volume darah.
A.1.4 Perubahan psikologis pada Trimester III
Menurut Kemenkes RI 2015, perubahan psikologis yang biasanya dialami
ibu pada masa ini adalah :
a. Ibu merasa waspada
b. Ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya
c. Ibu merasa khawatir atau takut apabila bayi yang dilahirkannya tidak
normal
d. Ibu merasa sedih akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian
khusus yang diterimanya selama hamil.
A.1.5 Tanda bahaya dalam kehamilan Timester III
Tanda-tanda bahaya dalam kehamilan Trimester III, yaitu: (Kusmiyati, 2013)
a. Perdarahan pervaginam
Perdarahan antepartum/ perdarahan pada kehamilan lanjut adalah
perdarahan perdarahan trimester terakhir dalam kehamilan sampai bayi
dilahirkan. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah
merah, banyak dan kadang-kadang tapi tidak selalu, disertai dengan rasa
nyeri
1) Plasenta Previa
Plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi
sebagian/seluruh ostium uteri internum. Implantasi plasenta yang
normal adalah pada dinding depan, dinding belakang rahim atau di
daerah fundus uteri.
Gejala-gejala yang di tunjukkan seperti:
a) Gejala yang terpenting adalah perdarahan tanpa nyeri, bisa terjadi
secara tiba-tiba dan kapan saja.
12
b) Bagian terendah anak sangat tinggi karena plasenta terletak pada
bagian bawah rahim sehingga bagian terendah tidak dapat
mendekati pintu atas panggul.
c) Pada plasenta previa, ukuran panjang rahim berkurang maka
pada plasenta previa lebih sering disertai kelainan letak.
2) Solusio plasenta
Adalah lepasnya plasenta sebelum waktunya. Secara normal plasenta
terlepas setelah anak lahir. Tanda dan gejalanya:
a) Deteksi dini tempat pelepasan ke luar dari serviks dan terjadilah
perdarahan ke luar atau perdarahan tampak.
b) Kadang-kadang darah tidak keluar, terkumpul di belakang
plasenta, (perdarahan tersembunyi/perdarahan kedalam)
c) Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi menimbulkan
tanda yang lebih khas (rahim keras seperti papan) karena seluruh
perdarahan tertahan di dalam. Umumnya berbahaya karena
jumlah perdarahan yang keluar tidak sesuai dengan beratnya syok
d) Perdarahan disertai nyeri, juga di luar his karena isi rahim.
e) Nyeri abdomen pada saat dipegang
f) Palpasi sulit dilakukan
g) Fundus uteri makin lama makin naik
h) Bunyi jantung biasanya tidak ada
b. Sakit kepala yang berat
Sakit kepala sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam
kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah serius adalah
sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-
kadang dengan sakit kepala yang hebat, ibu menemukan bahwa
penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat
dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklamsia.
c. Penglihatan kabur
Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah
dalam kehamilan. Tanda dan gejalanya adalah:
13
1) Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam
adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya pandangan kabur
dan berbayang
2) Perubahan penglihatan ini mungkin disertai sakit kepala yang hebat
dan mungkin menandakan pre-eklamsia.
d. Bengkak di wajah dan jari-jari tangan
Bengkak bisa menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada
wajah dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan disertai dengan
keluhan fisik yang lain. Hal ini merupakan pertanda anemia, gagal jantung
atau pre-eklamsia.
e. Keluar cairan pervaginam
1) keluarnya cairan berupa air-air pada vagina pada trimester ketiga
2) ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan
berlangsung
3) pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm
(sebelum kehamilan 37 minggu) maupun pada kehamilan aterm
4) Normalnya selaput ketuban pecah pada akhir kala I atau awal kala II
5) Persalinan, bisa juga belum pecah saat mengedan
f. Gerakan janin tidak terasa
1) Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilannya memasuski
trimester ke-3
2) Normalnya ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama bulan ke-5
atau ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal
3) Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah
4) Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau
beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik
g. Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam
keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah
beristirahat
14
A.2 Status Gizi Ibu hamil
A.2.1 Pengertian Status Gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh manusia sebagai akibat konsumsi
makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Adapun kategori dari status gizi
dibedakan menjadi tiga, yaitu gizi lebih, gizi baik dan gizi kurang. Baik buruknya
status gizi manusia dipengaruhi oleh 2 hal pokok yaitu konsumsi makanan dan
keadaan kesehatan tubuh atau infeksi. Dalam ilmu gizi, status gizi lebih dan
status gizi kurang disebut dengan malnutrisi, yakni suatu keadaan patologis
akibat kekurangan atau kelebihan secara relative ataupun absolute satu atau
lebih zat gizi (Mardalena, 2017)
Terdapat empat bentuk malnutrisi, terdiri dari:
1. Under nutrition
Yaitu kekurangan konsumsi pangan secara relative atau absolute untuk
periode tertentu
2. Specific deficiency
Yaitu kekurangan zat gizi tertentu
3. Over nutrition
Yaitu kelebihan konsumsi pangan dalam periode tertentu
4. Imbalance
Yaitu disporposi zat gizi misalnya masalah kolesterol terjadi karena
ketidakseimbangan fraksi lemak tubuh
Jadi jelaslah bahwa ternyata malnutrisi bukan hanya kurang gizi saja
(Mardalena, 2017)
A.2.2 Jenis Penilaian Status Gizi
Dalam ilmu gizi, ada dua metode penilaian status gizi yang kita kenal, yaitu:
1. Penilaian status gizi secara langsung
Penilaian status gizi secara langsung terdiri dari :
a. Antropometri
Antropometri berarti adalah ukuran tubuh manusia. Pengukuran
dengan metode ini dilakukan karena manusia mengalami pertumbuhan
dan perkembangan.
Metode antropometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan
asupan protein dan energi (karbohidrat dan lemak). Metode ini memiliki
15
keunggulan, dimana alat mudah, dapat dilakukan berulang-ulang dan
objektif, siapa saja bias dilatih mengukur, relative murah, hasilnya
mudah disimpulkan, secara ilmiah diakui kebenarannya, sederhana,
aman, bias sampel besar tepat, akurat, dapat menggambarkan riwayat
gizi masa lalu, bias untuk skrinning dan mengevaluasi status gizi.
b. Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan klinis sebagai salah satu metode penelitian status gizi
secara langsung, secara umum terdiri dari dua bagian yaitu :
1) Riwayat kesehatan merupakan catatan mengenai perkembangan
penyakit
2) Pemeriksaan fisik, yaitu melakukan pemeriksaan fisik dari kepala
sampai ujung kaki untuk melihat tanda-tanda dan gejala adanya
masalah gizi
Seperti pada metode penilaian status gizi yang lain, pemeriksaan
klinis juga memiliki kekurangan dan kelebihan. Adapun kelebihannya
adalah relative murah, tidak memerlukan tenaga khusus cukup para
medis terlatih, sederhana, cepat dan mudah diiterpretasikan dan
peralatan sederhana. Sedangkan kelemahannya adalah beberapa gejala
klinis tidak mudah dideteksi, kadang tidak spesifik, adanya gejala klinis
yang bersifat multiple, gejala dapat terjadi saat permulaan atau tahap
akan sembuh dari penyakit, adanya variasi dalam gejala klinis.
c. Biokimia
Pemeriksaan status gizi menggunakan biokimia, terdiri dari:
1) Penilaian status besi dengan pemeriksaan HB
2) Penilaian status protein
3) Penilaian status vitamin
4) Penilaian status mineral
16
d. Biofisik
Pemeriksaan status gizi dengan biofisik adalah pemeriksaan yang
melihat dari kemampuan fungsi jaringan dan perubahan struktur.
Penilaian secara biofisik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
1) Uji radiologi
2) Tes fungsi fisik (misalnya tes adaptasi pada ruangan gelap)
3) Sitologi (misalnya pada KEP dengan melihat noda dan epitel dari
mukosa oral)
Penilaian biofisik ini memerlukan biaya yang besar (Mardalena,
2017).
2. Penilaian status gizi secara langsung
Penilaian status gizi secara langsung terdiri dari :
a. Survei konsumsi makanan
Survei ini digunakan dalam menentukan status gizi perorangan atau
kelompok. Survei konsumsi makanan dimaksudkan untuk mengetahui
kebiasaan makan atau gambaran tingkat kecukupan bahan makanan
dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga dan perorangan serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
b. Pengukuran faktor ekologi
Faktor ekologi yang berhubungan dengan malnutrisi ada 6 kelompok
yaitu, keadaan infeksi, konsumsi makanan, pengaruh budaya, social
ekonomi, produksi pangan, serta kesehatan dan pendidikan.
c. Statistik vital
Untuk mengetahui gambaran keadaan gizi di suatu wilayah, kita bisa
membacanya dengan menganalisis statistic kesehatan. Dengan
menggunakan statistic kesehatan, kita dapat melihat indicator tidak
langsung pengukuran status gizi masyarakat (Mardalena, 2017).
A.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil
Ada banyak faktor yang mempengaruhi keperluan gizi pada ibu hamil, yaitu:
1. Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan
Wanita yang sedang hamil dan telah berkeluarga biasanya lebih
memperhatikan akan gizi dari anggota keluarga yang lain. Padahal
17
sebenarnya dirinyalah yang memerlukan perhatian yang serius mengenai
penambahan gizi. Ibu harus teratur dalam mengkonsumsi makanan yang
bergizi demi pertumbuhan dan perkembangan.
2. Status ekonomi
Ekonomi seseorang mempengaruhi dalam pemilihan makanan yang
akan dikonsumsi sehari-harinya. Seseorang dengan ekonomi tinggi
kemudian hamil maka kemungkinan besar sekali gizi yang dibutuhkan
tercukupi ditambah lagi adanya pemeriksaan membuat gizi ibu semakin
terpantau.
3. Pengetahuan gizi dalam makanan
Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang ibu akan mempengaruhi
dalam pengambilan keputusan dan juga akan berpengaruh pada
perilakunya. Ibu dengan pengetahuan gizi yang baik, kemungkinan akan
memberikan gizi yang cukup untuk bayinya. Hal ini terlebih kalau seorang
ibu tersebut memasuki masa ngidam, dimana perut rasanya tidak mau diisi,
mual dan rasa tidak karuan. Walaupun dalam kondisi yang demikian jika
seseorang memiliki pengetahuan yang baik maka ia akan berupaya untuk
memenuhi kebutuhan gizinya dan juga bayinya.
4. Status kesehatan
Status kesehatan seseorang kemungkinan sangat berpengaruh terhadap
nafsu makannya. Seorang ibu dalam keadaan sakit otomatis akan memiliki
nafsu makan yang berbeda dengan ibu yang dalam keadaan sehat.
5. Aktifitas
Aktifitas dan gerakan seseorang berbeda-beda. Seorang dengan gerak
yang aktiff otomatis memerlukan energy yang lebih besar daripada merreka
yang hanya duduk diam saja. Setiap aktifitas memerlukan energy, maka
apabila semakin banyak aktifitas yang dilakukan, energy yang dibutuhkan
juga semakin banyak.
6. Suhu lingkungan
Pada dasarnya suhu tubuh dipertahankan pada usia 36,5-37 derajat
Celsius untuk metabolism yang optimum. Adanya perbedaan suhu antara
tubuh dengan lingkungan, maka mau tidak mau tubuh harus menyesuaikan
diri demi kelangsungan hidupnya yaitu tubuh harus melepaskan sebagian
panasnya diganti dengan hasil metabolism tubuh, makin besar perbedaan
18
antara tubuh dengan lingkungan maka akan semakin besar pula panas yang
dilepaskan.
7. Berat badan
Berat badan seorang ibu yang sedang hamil akan menentukan zat
makanan yang diberikan agar kehamilannya dapat berjalan dengan lancar.
8. Umur
Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang sedang hamil,
akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda
perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi dengan
janin yang sedang dikandung. Sedangkan untuk umur yang tua perlu energi
yang besar juga karena fungsi organ yang makin melemah dan diharuskan
untuk bekerja maksimal maka memerlukan tambahan energy yang cukup
guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung.
A.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi janin
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi janin yaitu:
1. Genetik
Seorang anak yang memiliki ibu yang mempunyai gen dengan struktur
tebal lemak yang lebih besar maka anak juga akan memiliki genetik yang
sama. Sehingga tidak heran apabila ada orangtua yang gemuk maka
keturunannya juga gemuk. Hal ini tentunya berbeda sekali dengan anak
yang memiliki orangtua dengan berat badan normal atau kurus. Fakta ini
akan memberikan pemikiran bahwa kebutuhan gizi janin pada masing-
masing janin itu berbeda
2. Nutrisi
Komponen nutrisi yang terkandung dalam makanan sangat
mempengaruhi pertumbuhan janin. Pertumbuhan sel dalam menyusun
bagian organ janin sangat tergantung ketersediaan zat nutrisi pembangun
yang dikonsumsi ibu selama hamil. Seandainya ketersediaan zat tersebut
terganggu, maka peluang timbulnya kelainan organ sangat mungkin terjadi
3. Gaya hidup ibu
Gaya hidup ibu yang selalu merasa lapar akan mengakibatkan
kebutuhan kalorinya bisa melebihi normal. Apabila kebutuhan gizi sudah
19
berlebihan seperti ini, maka tidak bisa dipungkiri apabila makanan dan gizi
yang diperlukan lebih besar lagi terutama jika ibu tersebut dalam kondisi
mengandung maka dapat menjadi 2x lipat dari mondisi biasanya.
4. Kondisi kesehatan ibu
Seorang ibu yang sedang sakit, keinginan untuk makan dan minum
otomatis akan berkurang. Kondisi ini akan dimengerti oleh janinnya yang
akan berakibat pada penurunan kondisi janin.
5. Lingkungan
Lingkungan diluar ibu dengan keanekaragaman bahan makanan yang
berbeda akan mempengaruhi kebutuhan gizi janinnya juga (Sukarni, 2013).
A.3 Kebutuhan Gizi Masa Hamil
A.3.1 Kebutuhan nutrisi ibu hamil
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan selama kehamilan, yaitu
diantaranya kebutuhan selama hamil yang berbeda-beda untuk setiap individu
dan juga dipengaruhi oleh riwayat kesehatan dan status gizi sebelumnya,
kekurangan asupan pada salah satu zat akan mengakibatkan kebutuhan
terhadap sesuatu nutrient terganggu, dan kebutuhan nutrisi yang tidak konstan
selama kehamilan.
1. Kebutuhan energi
Selama proses kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan kalori sejalan
dengan adanya peningkatan laju metabolic basal dan penambahan berat
badan yang akan meningkatkan penggunaan kalori selama aktifitas. Selain
itu juga selama hamil, ibu membutuhkan tambahan energi/kalori untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin, plasenta, jaringan payudara, dan
cadangan lemak. Kebutuhan kalorikira-kira sekita 15% dari kalori normal.
Tambahan energi yang diperlukan selama hamil yaitu 80.000 Kkal atau
300Kkal/hari. Sedangkan energi yang dibutuhkan oleh janin sendiri untuk
tumbuh dan berkembang adalah 50-95 Kkal/kg/hari atau sekitar 175-350
Kkal/hari pada janin dengan BB 3,5 Kg (Sukarni, 2013).
Karena banyaknya perbedaan kebutuhan energi selama hamil, maka
WHO menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150Kkal/hari pada trimester
I, 350 Kkal sehari pada trimester II dan III (Waryana, 2010).
20
2. Karbohidrat
Janin memerlukan 40gr glukosa/hari yang akan digunakan sebagai
sumber energi. Glukosa sangat dibutuhkan karena akan membantu dalam
sintesis lemak, glikogen dan pembentukkan struktur polisakarida.
Karbohidrat merupakan sumber utama untuk tambahan kalori yang
dibutuhkan selama kehamilan. Pertumbuhan dan perkembangan janin
selama dalam kandungan membutuhkan karbohidrat sebagai sumber kalori
utama.
Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi. Menurut Glade B. Curtis
mengatakan bahwa tidak ada satu rekomendasi yang mengatur berapa
sebenarnya kebutuhan ideal karbohidray bagi ibu hamil. Namun beberapa
ahli gizi sepakat sekitar 60% dari seluruh kalori yang dibutuhkan tubuh
adalah karbohidrat. Jadi, ibu hamil membutuhkan karbohidrat sekitar 1.500
kalori. Karena tidak semua sumber karbohidrat baik, maka ibu hamil harus
bisa memilh yang tepat.
3. Protein dan Asam Amino
Protein digunakan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan janin,
protein memiliki peranan penting. Selama kehamilan terjadi peningkatan
protein yang signifikan yaitu 68%. Peran protein selama proses kehamilan
diantaranya yaitu selain untuk pertumbuhan dan perkembangan janinjuga
untuk pembentukkan plasenta dan cairan amnion, pertumbuhan jaringan
maternal seperti tumbuhan mammae ibu dan jaringan uterus dan
penambahan volume darah. Total protein fetal yang diperlukan selama
masa gestasi berkisar antara 350-450 gram. Pada trimester pertama kurang
dari 6 gram tiap hari sampai trimester kedua, protein yang diperlukan dan
asam amino yang esensial sangat diperlukan pada trimester awal ini.
Pada saat memasuki trimester akhir, pertumbuhan janin sangat cepat
sehingga perlu protein dengan jumlah yang besar juga yaitu 10 gram/hari
atau diperkirakan 2g/kg/hari. Menurut WHO tambahan protein untuk ibu
hamil adalah 0,75gram/Kg berat badan. Secara keseluruhan jumlah protein
yang diperlukan oleh ibu hamil yaitu kurang lebih 60-76 gram setiap hari
atau sekitar 925 gram dari total protein yang dibutuhkan selama kehamilan.
Ini dapat diartikan bahwa ibu hamil membutuhkan protein 10-15 gram lebih
tinggi dari kebutuhan wanita yang tidak hamil.
21
4. Lemak
Asam lemak Eicosapentanoic Acid (EPA) dan Doccosa hexanoic Acid
(DHA) memainkan peranan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
fetus, khususnya untuk mata dan otak. Pertumbuhan dan perkembangan
janin selama dalam kandungan membutuhkan lemak sebagai sumber kalori
utama.
Lemak dibutuhkan tubuh terutama untuk membentuk energy serta
perkembangan system syaraf janin. Oleh karena itu, ibu hamil tidak boleh
sampai kurang mengkonsumsi lemak tubuh. Sebaliknya, berlebih
dikhawatirkan berat badan ibu hamil akan meningkat tajam. Karena itu ibu
hamil dianjurkan makan makanan yang mengandung lemak tidak lebih dari
25% dari seluruh kalori yang dikonsumsi setiap hari.
5. Vitamin
Vitamin yang larut dalam lemak
a. Vitamin A
Vitamin A dari ibu dibutuhkan oleh janin yaitu kurang dari25mg/hari,
sedangkan vitamin A yang dibutuhkan pada trimester tiga yaitu
berkisar 200mg/hari.
b. Vitamin D
Vitamin D pada janin berasal dari 25-OH vitamin D ibu yang berada
di dalam otot dan hati fetus. Pada wanita hamil konsentasi plasma
meningkat 2x lebih banyak
c. Vitamin E
Vitamin E mulai diakumulasikan oleh fetus pada akhir minggu 8-10
usia gestasi. Pada waktu hamil terjadi peningkatan 25%. Untuk ibu
hamil kebutuhannya sekitar 15 mg.
d. Vitamin K
Fungsinya belum begitu optimal pada masa kehamilan di dalam
fetus.
Vitamin yang larut dalam air
a. Vitamin C
Kebutuhan vitamin C untuk bayi pada masa kehamilan dan
menjelang kelahiran yaitu berkisar antara 3-4 mg/hari. Ibu hamil
membutuhkan vitamin c sebanyak 70 mg perhari. Untuk mencegah
22
terjadinya kekurangan vitamin c selama proses kehamilan diperlukan
tambahan vitamin C sebanyak 10 mg/hari dengan peningkatan
sebanyak 33%.
Asupan vitamin c dapat mencegah anemia, berperan dalam
pembentukkan kolagen interseluler dan proses penyembuhan luka.
b. Thiamin
Menggunakan status pengukuran thiamin, maternal dapat diketahui
kebutuhan thiamin selama kehamilan, yaitu dengan cara
memasukkan eksresi tiamin urin dan aktifitas dari enzim thiamin
dependent seperti translokasi sel merah yang akhirnya dapat
digunakan sebagai indikasi adanya peningkatan thiamin selama
kehamilan. Thiamin meningkat selama kehamilan yaitu sebanyak
25%.
c. Niasin dan Riboflavin
Niasin yang diperlukan selama kehamilan yaitu 2 mg/hari dan
0,3mg/hari dari riboflavin. Riboflavin mengalami peningkatan
sebanyak 15% dan niasin 30%
d. Vitamin B6
Vitamin B6 untuk memetabolisme asam amino. Pada masa
kehamilan diperlukan intake protein yang lebih tinggi karena adanya
proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat sehingga
diperlukan juga adanya vitamin B6 yang besar untuk melakukan
metabolisme dengan peningkatan 100%. Vitamin B6 dibutuhkan oleh
tubuh untuk membantu mengatasi mual dan mudah.
e. Asam Folat
Asam folat memiliki peranan penting yaitu dalam hal pencegahan
terjadinya defek tubaneula seperti spina bifida dan anensefali yang
sangat berbahaya bagi perkembangan selanjutnya. Kebanyakan
wanita mengkonsumsi folat lebih sedikit dari kebutuhan yaitu 0,2 mg
perhari dengan peningkatan 33%. Kebutuhan folat untuk wanita
hamil yaitu 400 mg/hari yaitu dimana terjadi peningkatan sebanyak
10% dari sebelumnya. Asam folat merupakan kelompok vitamin B
paling utama selama kehamilan karena dapat mencegah cacat
tabung syaraf (neural tube defects) seperti spina bifida.
23
6. Mineral
a. Kalsium
Konsentrasi kalsium serum pada janin lebih besar daripada ibu.
Kalsium pada fetus digunakan pada fetus untuk pembentukan tulang.
Kebutuhan kalsium selama kehamilan adalah 1200 mg. kebutuhan
kalsium meningkat dari 800 mg menjadi 1200/1500 mg/hari. Kalsium
mengandung mineral yang penting untuk pertumbuhan janin dan
membantu kekuatan kaki serta punggung.
b. Magnesium
Janin memerlukan 1 gram magnesium. Konsentrasi magnesium
meningkat selama kehamilan dengan kebutuhan 320 mg dan 50%
dari magnesium diserap oleh ibu.
c. Posfor
Kebutuhannya sama dengan wanita tidak hamil yaitu 1250mg/hari
untuk wanita yang hamil dibawah 19 tahun dan 700 mg/hari untuk
wanita yang lebih dari 19 tahun.
d. Seng
Kebutuhan wanita hamil mencapai 15 mg/hari ini menunjukkan
terdapat peningkatan 3 mg lebih tinggi dari wanita yang tidak hamil.
e. Sodium
Selama kehamilan naik 5000-10000 mg/hari sehubungan dengan
peningkatan volume darah maternal
7. Elemen Sisa
Iodine pada wanita hamil terjadi peningkatan kebutuhan sebanyak 25 mg
dengan kebutuhan 175 mg/hari. Suplemen 30 mg zat besi dianjurkan untuk
semua wanita selama trimester kedua dan ketiga. Zat besi lebih baik
dikonsumsi diantara waktu makan atau pada jam tidur saat lambung kosong
sehingga dapat mengabsorpsi secara maksimal. Zat besi dibutuhkan untuk
membentuk sel darah merah dan sangat penting untuk pertumbuhan dan
metabolism energy, disamping untuk terjadinya anemia. Kebutuhan zat besi
menjadi dua kali lipat dibandingkan sebelum hamil. Kebutuhan zat besi ibu
naik dari 18 mg menjadi 30-60 mg perhari.
24
Kekurangan zat besi sejak sebelum hamil dan tidak diatasi dapat
mengakibatkan ibu hamil menderita anemia. Untuk memenuhi kekurangan
tersebut ibu hamil harus memenuhi kebutuhan zat besinya yaitu sekitar 45-
50 mg/hari. Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati
800 mg. Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan
plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa HB
maternal (Sukarni, 2013)
Pra Hamil Saat Hamil
Energi (kalori) Tergantung BB + 0 trimester I
+ 340 trimester II
+ 452 trimester III
Protein 0,8/ KgBB + 25
Vitamin A 700 770 (≥18th)
750 (≤18th)
Vitamin Vitamin
D
5 5
Vitamin E 15 15
Vitamin K 90 90 (>18th)
75 (≤18th)
Tabel 2.1. Kebutuhan energy, protein dan vitamin larut lemak pada ibu hamil (sumber: Mardalena, 2017)
Pra Hamil Saat Hamil
Vitamin C 75 85 (>18th)
80 (≤18th)
Thiamin 1.1 1.4
Riboflavin 1.1 1.4
Niacin 14 1.8
Vitamin B 1.3 1.9
Folat 400 600
Vitamin B 2.4 2.6
Biotin 30 30
25
As. Pantotenat 5 6
Kolin 425 450
Tabel 2.2. Kebutuhan vitamin larut air selama hamil (sumber: Mardalena, 2017)
Pra Hamil Saat Hamil
Kalsium 1000 1000 (>18th)
1300 (≤18th)
Posfat 700 700 (>18th)
1250 (≤18th)
Magnesium 310 350 (>18th)
400 (≤18th)
Flouride 3 3
Besi 18 27
Seng 8 11 (>18th)
12 (≤18th)
Iodine 150 220
Selenium 55 60
Tabel 2.3 Kebutuhan mineral selama hamil
(sumber: Mardalena, 2017)
A.3.2 Dampak Gizi Kurang pada Ibu Hamil
Status gizi sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan
janin yang dikandung. Kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada
keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil.
Seorang ibu akan melahirkan bayi yang sehat bila tingkat kesehatan dan
gizinya berada pada kondisi yang baik. Namun sampai saat ini masih banyak ibu
hamil mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang seperti KEK dan anemia
(Depkes RI, 1996).
Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan
masalah, baik pada ibu maupun janin, seperti yang diuraikan berikut ini:
1. Terhadap ibu, gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan
komplikasi pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu
tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi
26
2. Terhadap persalinan, pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan
dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum
waktunya (premature), perdarahan setelah persalinan serta persalinan
dengan operasi cenderung meningkat
3. Terhadap janin, kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi
proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus,
bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi,
asfiksia, lahir dengan BBLR
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak
mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat
normal (Waryana, 2010).
A.3.3 Upaya Konseling Nutrisi Pada Ibu Hamil
Konseling nutrisi memerlukan pertukaran informasi dua pihak di antara
pemberi pelayanan dan ibu yang membutuhkan pelayanan. Penetapan
lingkungan yang member privasi dan dukungan pemberi pelayanan, pendekatan
yang tidak menghakimi, memberi keuntungan yang besar bagi klien. Bersikap
jujur tentang kebiasaan nutrisi seseorang mungkin menimbulkan rasa malu,
terutama dalam komunitas tempat diskusi publik atau promosi media tentang
nutrisi yang tepat dalam kehamilan. Penting untuk member lingkungan prenatal
terbaik bagi bayinya. Kehamilan adalah masa motivasi terbaik bagi ibu, dan
tampaknya bahwa ibu lebih mungkin untuk membuat perubahan yang
direkomendasikan dalam diet dan gaya hidup demi untuk bayi, bahkan ketika hal
ini sulit untuk membuat perubahan di masa lalu.
Penambahan berat badan dipengaruhi oleh gambaran tubuh ibu dan
perasaan tentang berat badan, variasi ras/etnik, sikap budaya tentang gambaran
tubuh dan diet selama kehamilan dan bimbingan yang diberikan oleh pemberi
pelayanan kesehatan.
Riset menunjukkan bahwa professional perawatan kesehatan perlu
meningkatkan upaya untuk memberitau ibu dengan tepat target penambahan
berat badan dalam kehamilan karena kira-kira seperempat ibu yang tidak
mendapat konseling dan sepertiga ibu yang mendapat nasehat yang tidak
berkolerasi dengan rekomendasi Institute of Medicine untuk penambahan berat
badan.
27
Rekomendasi konseling yang diterbitkan oleh Institute of Medicine meliputi:
1. Buat tujuan penmabahan berat badan bersama ibu hamil, lebih baik
mulai pada pemeriksaan prenatal awal yang komprehensif, dan jelaskan
padanya mengapa penambahan berat badan itu penting.
2. Gunakan dasar rentang anjuran penambahan berat badan total dan pola
penambambahan berat badan hamil terhadap tinggi badan
3. Untuk ibu BMI pra-kehamilan normal, penambahan yang dianjurkan
pada rentang kira-kira 0,4 kg/minggu pada trimester kedua dan ketiga
kehamilan
4. Bila penambahan berat badan tampak nyata bukan akibat dari
kesalahan pengukuran atau pencatatan, coba tentukan penyebabnya
dan kembangkan serta implemetasikan tidakan korektif bersama ibu
(Walsh, 2007).
A.3.4 Pengaruh Budaya Pada Nutrisi Kehamilan
Tempat ibu hamil did ala keluarga membentuk perannya dalam ritual
seputar makanan. Wanita menikah dalam keluarga inti yang mengalami
kehamilan kedua mungkin terlihat lebih sebagai penyiap utama makanan,
sedangkan wanita muda yang baru menikah yang telah pindah ke rumah ibu
mertuanya mungkin memiliki peran pembantu untuk keluarga tersebut.
Pengumpulan data riwayat sosail membantu pemberi pelayanan dalam
meningkatkanpemahaman tentang faktor social, budaya dan ekonomi yang
dapat mempengaruhi nutrisi ibu hamil.
Pola makan dipengaruhi oleh pola budaya komunitas, larangan
religious, pilihan pribadi, dan hambatan financial dan komunitas untuk
mendapatkan makanan yang diinginkan. Praktisi akan lebih sensitive menggali
semua pengaruh ini ketika menyelesaikan pengkajian nutrisi dan merencanakan
intervensi nutrisi secara kolaboratif dengan ibu dan anggota keluarga terdekat
lainnya yang berpartisipasi dalam perencanaan dan persiapan makanan.
Profesional perawatan kesehatan dank lien dapat bersama mengembangkan
intervensi untuk memperbaiki status nutrisi (Walsh, 2007)
28
A.4 Lingkar Lengan Atas
A.4.1 Pengukuran LILA
Menurut Depkes RI (1994) pengukuran LILA pada wanita usia subur (WUS)
adalah salah satu cara mendeteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan
oleh masyarakat awam, untuk mengetahui kelompok beresiko Kekurangan
Energi Kronik (KEK).
Pengukuran LILA adalah salah satu cara untuk mengetahui resiko
Kekurangan Energi Protein (KEP) wanita usia subur. Pengukuran Lila tidak dapat
digunakan untuk memnatau perubahan status gizi dalam jangka pendek
(Waryana, 2010).
A.4.2 Tujuan Pengukuran LILa
Beberapa tujuan pengukuran LILA adalah mencakup masalah WUS baik ibu
hamil maupun calon ibu. Adapun tujuan tersebut adalah:
1. Mengetahui resiko KEK WUS, baik hamil maupun calon ibu, untuk
menapis wanita yang mempunyai resiko melahirkan bayi berat badan
rendah (BBLR)
2. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan
dalam pencegahan dan penanggulangan KEK
3. Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak
4. Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan gizi
WUS yang menderita KEK
5. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang
menderita KEK
Ambang batas LILA WUS dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm.
Apabila ukuran LILA kurang 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA, artinya
wanita tersebut mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan berat
bayi lahir rendah (BBLR) (Waryana, 2010).
A.4.3 Cara Mengukur LILA
Pengukuran LILA dilakukan melalui urutan-urutan yang telah ditetapkan.
Ada 7 urutan pengukuran LILA, yaitu:
1. Tetapkan posisi bahu dan siku
29
2. Letakkan pita antara bahu dan siku
3. Tentukan titik tengah lengan
4. Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan
5. Pita jangan terlalu cepat
6. Pita jangan terlalu longgar
7. Cara pembacaan skala yang benar
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LILA adalah pengukuran
dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri (kecuali orang kidal
diukur sebelah kanan). Lengan harus dalam posisi bebas, lengan baju dan otot
lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang. Alat pengukur dalam keadaan
baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga permukaannya tidak
rata (Waryana, 2010).
A.5 Pertambahan berat badan ibu hamil
A.5.1 Pengertian
Kenaikan berat badan yang seharusnya selama kehamilan bervariasi untuk
setiap wanita hamil, juga tergantung dari beberapa faktor. Selama kehamilan ,
ibu perlu pertambahan berat badannya karena membawa si calon bayi yang
tumbuh dan berkembang dalam rahimnya, dan juga untuk persiapan proses
menyusui. Jadi, ibu hamil tidak perlu khawatir bila badannya menjadi besar,
tetapi sebaliknya mulai merencanakan dan melakukan apa yang terbaik dan
sehat bagi kehamilan (Suririnah, 2008).
Kategori IMT Rekomendasi
Rendah <18,5 12,5-18 kg
Normal >18,5-25 11,5-16 kg
Lebih >25-27 7-11,5 kg
Obesitas >27 >7 kg
Tabel 2.4 Rekomendasi penambahan berat badan selama kehamilan
berdasarkan indeks massa tubuh
(Sumber: Prawirohardjo, 2009)
30
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui rekomendasi penambahan berat
badan selama kehamilan berdasarkan IMT (Indeks Massa Tubuh). Ibu hamil
dengan IMT rendah <18,5 rekomendasi pertambahan berat badannya adalah
12,5-18kg, pada ibu hamil dengan IMT normal >18,5-25 rekomendasi
pertambahan berat badannya adalah 11,5-16kg lalu pada ibu hamil dengan IMT
lebih >25-27 rekomendasi pertambahan berat badannya adalh 7-11,5.
Sedangkan pada ibu hamil dengan IMT obesitas >27 rekomendasi pertambahan
berat badannya adalah >7kg (Prawirohardjo, 2009).
Kenaikan berat badan badan wanita hamil yang baik selama kehamilan
adalah 10-12,5 kg, supaya pada saat lahir berat badan bayi tidak rendah. Berat
badan bayi rendah selain menyebabkan tingginya jumlah bayi yang
sakit/meninggal, juga lebih beresiko buruk terhadap tumbuh kembang anak
selanjutnya. Untuk mencapai hal tersebut dianjurkan pada ibu hamil untuk
meningkatkan kalori makanan yang dimakan dengan tambahan sekitar satu porsi
makanan lebih banyak dari pada sebelum hamil dan juga yang mengandung gizi
lengkap (Paath, dkk, 2015).
A.5.2 Rumus Indeks Masa Tubuh (IMT)
Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut:
IMT = Berat Badan (kg )
Tinggi Badan m x Tinggi Badan (m)
BMI dapat diintepretasikan dalam kategori sebagai berikut:
1. Kurang dari 19,8 adalah berat kurang atau rendah
2. 19,8 sampai dengan 26,0 normal
3. 26,0 sampai dengan 29 adalah berat atau tinggi
4. Lebih sari 29 obesitas
Berat badan wanita hamil akan mengalami kenaikan sekitar 6,5-16,5 kg.
kenaikan berat badan terlalu banyak ditemukan pada kasus preeklampsi dan
eklampsi. Kenaikan berat badan wanita hamil disebabkan oleh janin, uri, ari,
ketuban, uterus, payudara, kenaikan volume darah, lemak, protein dan retensi air
(Waryana, 2010).
31
A.5.3 Pembagian Kenaikan Berat Badan
Tabel 2.5 Tabel Kenaikan Berat Badan (Sumber: Murkoff, 2016)
Berdasarkan tabel diatas pembagian kenaikan berat badan pada ibu hamil
terdiri dari: bayi 3,75kg, plasenta 0,75kg, cairan ketuban 1kg, pembesaran rahim
1kg, jaringan payudara ibu 1kg, volume darah ibu 2kg, cairan dalam jaringan ibu
2kg, cadangan lemak ibu 3,5kg, maka didapatkan hasil pertambahan berat
seluruhnya adalah 15kg (Murkoff, 2016).
A.6 Tinggi Fundus Uteri
A.6.1 Perubahan Uterus Dimasa Kehamilan
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi
hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Pada perempuan
tidak hamil uterus mempunyai berat 70 gram dan kapasitasnya 10 ml atau
kurang. Selama kehamilan uterus akan berubah menjadi suatu organ yang
mampu menampung janin, plasenta dan cairan ketuban rata-rata pada akhir
kehamilan volume totalnya mencapai 5 liter bahkan dapat mencapai 20 liter atau
lebih dengan rata-rata 1100 gram (Prawirohardjo, 2009).
Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel otot,
sementara produksi miosit yang baru sangat terbatas. Bersamaan dengan hal itu
terjadi akumulasi jaringan ikat dan elastik, terutama pada lapisan otot luar. Kerja
sama tersebut akan meningkatkan kekuatan dinding uterus. Daerah korpus pada
bulan pertama akan menebal, tetapi seiring dengan bertambahnya usia
kehamilan akan menipis, pada akhir kehamilan ketebalannya hanya berkisar 1,5
cm bahkan kurang (Prawirohardjo, 2009).
Pembagian Kenaikan Berat Badan Semua Angka Rerata (Kg)
Bayi 3,75 kg
Plasenta 0,75 kg
Cairan ketuban 1 kg
Pembesaran Rahim 1 kg
Jaringan payudara ibu 1 kg
Volume darah ibu 2 kg
Cairan dalam jaringan ibu 2 kg
Cadangan lemak ibu 3,5 kg
32
A.6.2 Pengukuran Tinggi Fundus Uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri di atas simfisis pubis digunakan sebagai
salah satu indikator untuk menentukan kemajuan pertumbuhan janin dan dapat
dijadikan perkiraan usia kehamilan (Mufdillah, 2009).
No Usia Kehamilan
(Minggu)
Tinggi Fundus Uteri (TFU) Menurut Leopold
Tinggi Fundus
Uteri (TFU)
Menurut
Mc.Donald
1 12-16 Minggu 1-3 jari diatas simfisis 9 Cm
2 16-20 Minggu Pertengahan pusat simfisis 16-18 Cm
3 20 -24Minggu 3 jari di bawah pusat simfisis 20 Cm
4 24 -28Minggu Setinggi pusat 24-25 Cm
5 28-32 Minggu 3 jari di atas pusat 26,7 Cm
6 32-34 Minggu Pertengahan pusat - prosesus xiphoideus (PX)
29,5-30 Cm
7 36-40 Minggu 2-3 jari dibawah prosesus xiphoideus (PX)
33 Cm
8 40 Minggu Pertengahan pusat prosesus xiphoideus (PX)
37,7 Cm
Tabel 2.6 Ukuran Fundus uteri sesuai usia kehamilan Sumber : Walyani S. E. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta
A.6.3 Teknik Pengukuran Tinggi Fundus Uteri
1. Teknik mac Donald
Pengukuran TFU dengan teknik mc Donald adalah cara mengukur tinggi
fundus uetrimenggunakan alat ukur panjang mulai dari tepi atas simfisis
pubis sampai fundus uteri (Mandriwati, 2008).
Mac Donald pertama kali menguraikan penggunaan pita pengukur pada
decade pertama abad ke-20. Ia menggambarkan dengan menggunakan jari
salah satu tangan untuk memegang ujung pita pada batas atas simfisis
sambil jari dari tangan kedua ditempatkan tegak lurus terhadap bagian
paling atas fundus uteri. Pita yang dipegang oleh tangan yang di fundus
ditekan ke dalam telapak tangan sehingga pita kontak dengan perut ibu
untuk panjang uterus kecuali untuk turunan terakhir (Walsh, 2007).
33
2. Teknik Palpasi Abdominal
Palpasi abdominal adalah suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan
dengan perabaan dan penekanan bagian perut dengan menggunakan jari
atau tangan (Mufdillah, 2009)
Palpasi uterus untuk menentukan letak, presentasi, posisi dan sikap janin
dapat dilakukan mulai pada akhir trimester kedua. Teknik sistematik palpasi
abdomen memungkinkan praktisi menilai karakteristik janin. Palpasi uterus
juga dapat memudahkan pemeriksa membaca gerakan janin dan
menentukan berat badan janin (Walsh, 2007).
A.7 Taksiran Berat Janin
Penaksiran berat badan janin adalah proses perawatan yang dapat
mempengaruhi keputusan manajemen saat menilai pertumbuhan janin selama
akhir trimester kedua dan ketiga dan saat merencanakan untuk persalinan.
Palpasi dari garis luar janin secara tradisional telah digunakan untuk menentukan
berat badan, walaupun penelitian juga telah mempertimbangkan keefektifan dari
pengukuran tinggi simfisis fundus dan pengukuran lingkar abdomen (Walsh,
2007).
Berat badan penting diukur sebelum proses persalinan mulai, gunanya
untuk mengantisipasi kemungkinan penyulit kehamilan, persalinan seperti
gangguan pertumbuhan bayi atau makrosomia (Bayi Besar). Berat badan janin
secara sederhana dapat diukur dengan mempergunakan rumus diantaranya
rumus Johnson Toshack.
Rumus ini dihitung berdasarkan Tinggi Fundus Uteri (TFU) yaitu jarak dari
bagian atas tulang kemaluan (simfisis os pubis) ke puncak rahim (Fundus) dalam
centimeter (cm) dikurangi 11, 12 atau 13, hasilnya dikali 155 didapatkan berat
badan bayi dalam gram.
Rumus Johnson Toshack : TBJ = (TFU – N) x 155
Keterangan : TBJ = Taksiran Berat badan janin dalam gram
TFU = Tinggi Fundus Uteri
N = 13 bila kepala belum melewati PAP
N = 12 bila kepala berada di atas spina ischiadika
N = 11 bila kepala berada di bawah spina ischiadika (sudah masuk PAP)
(Santjaka, dkk, 2011)
34
Usia Kehamilan (minggu) Berat Badan Janin (gram)
4 0,4
8 2
12 19
16 100
20 300
24 600
28 1100
30-31 1800-2100
36 2900
40 3200
Tabel 2.7 Tahapan perkembangan berat janin sesuai usia kehamilan (Sumber: Bobak, dkk. 2012).
35
B. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan modifikasi dari teori Green Lawrance.
Tidak diteliti
Diteliti
2.1 Skema Kerangka Teori
Status Gizi
1. Lingkar Lengan
Atas (LILA)
2. Pertambahan
Berat Badan
Faktor Pendukung
1. Usia Kehamilan
2. Paritas
3. Jarak kelahiran
4. Umur
5. pendidikan
6. Pekerjaan
Taksiran Berat
Janin (TBJ)
36
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah merupakan formulasi atau simplifikasi dari kerangka
teori atau teori-teori yang mendukung penelitian tersebut. Oleh sebab itu,
kerangka konsep ini terdiri dari variabel-variabel serta hubungan variabel yang
satu dengan yang lain (Notoatmodjo, 2012).
Berdasarkan tinjauan dan tujuan penelitian, maka kerangka konsep dalam
penelitian ini adalah:
Variabel Independen Variabel Dependen
2.2 Skema Kerangka Konsep
D. Definisi Operasional
Definisi operasional bertujuan mengoperasikan variabel-variabel. Semua
konsep dan variabel didefinisikan dengan jelas sehingga kemungkinan terjadinya
kerancuan dalam pengukuran, analisis serta kesimpulan dapat terhindar.
Variabel Definisi
Operasional
Instrumen
Penelitian
Hasil ukur Skala
Variabel Independen
Lingkar
Lengan Atas
(LILA)
Keadaan gizi
ibu hamil
berdasarkan
Lingkar
lengan atas
(LILA)
Mengukur
lengan atas
dengan
menggunakan
pita lila
-Gizi kurang
(resiko KEK)
apabila LILA
<23,5
-Gizi baik
apabila LILA
≥23,5
Ordinal
Pertambahan
Berat Badan
Rerata
pertambahan
berat badan
ibu hamil
berdasarkan
IMT pra
Timbang BB
saat ini
kemudian
dibandingkan
dengan BB di
awal kehamilan
-Tidak
Sesuai
rekomendasi
berdasarkan
IMT
-Sesuai
Ordinal
Status Gizi - Lingkar Lengan Atas - Pertambahan Berat
Badan
Taksiran Berat Janin (TBJ)
37
hamil dan sesuaikan
dengan IMT Pra
Hamil
rekomendasi
berdasarkan
IMT
Variabel Dependen
Taksiran
Berat Janin
Taksiran berat
janin ditentukan
dengan
menggunakan
rumus Johnson
Toshack
Mengukur TFU
dengan teknik
mc Donald
menggunakan
pita metlin
-TBJ Tidak
Sesuai Usia
Kehamilan
-TBJ Sesuai
Usia
Kehamilan
Ordinal
Tabel 2.8 Defenisi Operasional
E. Hipotesis
Hipotesis didalam suatu penelitian berarti jawaban sementara penelitian,
patokan duga, atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam
penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2012).
1. Ada hubungan status gizi (LILA dan Pertambahan BB) pada ibu hamil
trimester III dengan Taksiran Berat Janin.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode survey analitik yaitu survey
atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena
kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara
fenomena atau antara faktor resiko dengan faktor efek.
Rancangan pada penelitian ini dilakukan secara cross sectional,yaitu suatu
penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara data variabel bebas dan
terikat dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus
pada suatu saat, dan tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja. Hal ini
tidak berarti bahwa semua subyek penelitian diamati pada waktu yang sama
(Notoatmodjo, 2012).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
B.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pantai Labu Tahun 2018
B.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai dari pengajuan judul penelitian hingga seminar
hasil akhir yaitu bulan November 2017 sampai dengan Juli 2018. Waktu
pengajuan judul penelitian hingga seminar Proposal (Terlampir).
C. Populasi dan Sampel Penelitian
C.1 Populasi
Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang
diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil
trimester III sebanyak 38 orang.
C.2 Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Nursalam, 2011). Teknik sampling
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan sampling
jenuh yaitu semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel penelitian.
39
Sampel pada penelitian ini adalah ibu hamil trimester III sebanyak 38 orang
di puskesmas Pantai Labu, kabupaten Deli Serdang, pada bulan Mei-Juni 2018
dengan :
a. Kriteria inklusi :
1. Ibu hamil fisiologis dengan kehamilan aterm (29 – 40 minggu)
2. Primipara, multipara dan grandemultipara
3. Ibu hamil dengan janin tunggal, hidup, presentasi kepala
4. Tidak ada komplikasi seperti perdarahan, diabetes, pre-eklamsi dan
eklamsi
5. Pengukuran BB, TB, Lila dan TFU
b. Kriteria eksklusi :
1. Ibu hamil dengan umur kehamilan kurang dari 28 minggu dan lebih dari
40 minggu.
2. Ibu hamil dengan komplikasi.
3. Ibu hamil dengan janin malpresentase
4. Janin kembar (gameli)
D. Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data
D.1 Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data primer
dan data sekunder.
a. Data primer
Data primer digunakan untuk mengkaji data observasi yang meliputi data
pemeriksaan BB, TB, LILA ibu hamil dan TBJ melalui pengukuran TFU
dengan menggunakan teknik Mc Donald
b. Data Sekunder
Data sekunder digunakan untuk mengkaji data umum yang diambil dari
puskesmas dan responden
D.2 Cara Pengumpulan Data
Pada tahap ini peneliti menyerahkan surat permohonan izin untuk
melakukan penelitian di Puskesmas Pantai Labu. Setelah mendapatkan izin,
peneliti selanjutnya meminta data jumlah ibu hamil khususnya ibu hamil
40
trimester III di Puskesmas Pantai Labu, setelah data tersebut diberikan kemudian
data ibu hamil trimester III tersebut dimasukkan ke dalam Bab I untuk dijadikan
sebagai latar belakang. Pada saat meneliti nanti, peneliti akan melakukan
pemeriksaan ANC pada ibu hamil trimester III di puskesmas dan juga
mengunjungi rumah ibu hamil untuk dilakukan pemeriksaan BB, TB, Lila serta
TFU. Setelah data terkumpul kemudian dimasukkan di dalam lembar observasi.
Setelah itu data diolah dan dianalisa menggunakan spss dengan uji kendall tau.
E. Alat Ukur / Instrumen dan Bahan penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah dokumentasi
dan observasi. Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil data dari
puskesmas atau dari responden sendiri yang sesuai dengan kriteria inklusi, yang
meliputi nama pasien, nama suami, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, alamat,
hari pertama haid terakhir (HPHT), GPA, jarak kelahiran dan riwayat kehamilan.
Metode observasi (pemeriksaan) dilakukan dengan cara mengukur BB, TB, LILA
dan taksiran barat janin melalui pemeriksaan dengan teknik Mc Donald untuk
mengetahui TFU, serta melakukan pemeriksaan dengan teknik Palpasi
Abdominal (Leopold) untuk mengetahui presentasi janin, dan apakah kepala
janin sudah masuk atau belum pada PAP. Pengukuran LILA dilakukan dengan
menggunakan pita ukuran khusus LILA dengan ketelitian 0,1 cm yang sudah
distandarisasi oleh Depkes. Taksiran berat janin pada penelitian ini
menggunakan rumus Johnson dengan satuan gram. Dalam pemeriksaan tinggi
fundus uteri menggunakan metlyn dengan ketelitian 0,1 cm.
F. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah penelitian ini adalah:
1. Menentukan masalah penelitian, dalam tahap ini peneliti mengadakan
survey awal terhadap jumlah ibu hamil trimester III yang ada di
Puskesmas Pantai Labu.
2. Penelusuran kepustakaan. Pada tahap ini peneliti melakukan
penelusuran kepustakaan yang dapat dilakukan berdasarkan buku
dan jurnal yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti
untuk memperoleh informasi yang relevan.
41
3. Pelaksanaan, dimana peneliti setelah melakukan informed consent,
peneliti melakukan pengukuran TB, BB, Lila dan TFU. Kemudian
mencatat di dalam lembar observasi.
4. Data terkumpul, peneliti melakukan analisa univariat dan bivariat.
Terkait analisa bivariat peneliti menggunakan Uji Kolerasi kendall tau.
G. Pengolahan dan Analisa Data
G.1 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut
a. Editing, adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dilakukan pada tahap pengumpulan
data atau setelah data terkumpul.
b. Coding, adalah kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data
yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting
bila pengolahan dan analisa data menggunakan computer. Biasanya
dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu
buku (code book) untuk mempermudahkan kembali melihat lokasi dan
arti suatu kode dari suatu variabel.
c. Processing (data entry), adalah kegiatan memasukkan data yang telah
dikumpulkan dalam master tabel atau data base komputer, kemudian
membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel
kontigensi.
d. Tabulating, adalah membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah
diberikan kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Untuk
melakukan tabulasi ini dibutuhkan ketelitian dan kehati-hatian agar tidak
terjadi kesalahan khususnya dalam tabulasi silang (Hidayat, 2014).
42
G.2 Analisa Data
1. Analisa Univariat
Analisa univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi variabel
dependent dan variabel independent. Variabel independent yaitu status gizi (LILA
dan Pertambahan Berat Badan) sedangkan variabel dependent yaitu Taksiran
Berat Janin.
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat adalah untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara
variable independen dan dependen.
Peneliti menggunakan uji kolerasi Kendal Tau, yaitu digunakan untuk mencari
hubungan dan menguji hipotesis antara dua variable atau lebih, bila datanya
berbentuk ordinal atau rangking. Kelebihan teknik ini bila digunakan untuk
menganalisis sampel yang jumlah anggotanya lebih dari 10 (Sugiyono, 2016).
Rumus dasar yang digunakan adalah sebagai berikut:
T = ∑𝐴−∑𝐵𝑁(𝑁−1)
2
Dimana:
T = Koefisien kolerasi Kendal tau yang besarnya (-1<T<1)
A = Jumlah rangking atas
B = Jumlah rangking bawah
N = Jumlah anggota sampel
Uji signifikansi koefisien kolerasi menggunakan rumus Z,karena distribusinya
mendekati distribusi normal. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Z = 𝑇
2(2𝑁+5)
9𝑁(𝑁−1)
43
H. Etika Penelitian
Etika penelitian bertujuan menjamin kerahasiaan identitas responden,
melindungi dan menghormati hak responden dengan mengajukan sudut
pertanyaan persetujuaan (informend consent), sebelum menandatangani surat
persetujuan, penelitian menjelaskan judul penelitian, tujuan peneitian, manfaat
penelitian dan menjelaskan kepada responden bahwa penelitian tidak akan
membahayakan bagi responden. Peneliti akan menjamin identitas responden,
dimana data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitiaan dan apabila peneliti telah selesai maka data tersebut akan
dimusnahkan (Notoatmodjo, 2012).
44
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Pantai Labu berdiri tahun 1979, pada bulan oktober tahun 2008
diresmikan menjadi Puskesmas Rawat Inap. Luas daerah kecamatan Pantai
Labu adalah 81,85 [km] dengan jumlah penduduk 45.440 jiwa atau terdiri dari
10.683 KK. Puskesmas Pantai Labu terdiri dari 19 desa dan 76 dusun terdapat 5
pustu dan 10 poskesdes. Batas-batas wilayahnya :
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Percut Sei Tuan/Batang Kuis
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Selat Malaka
Sebelah Timur : Berbatasan denga Pantai Cermin
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Beringin
B. Hasil Penelitian
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2018
dengan sampel ibu hamil trimester III sebanyak 38 orang yang memenuhi kriteria
inklusi. Pengambilan data dilakukan di ruang KIA (Kesehatan Ibu Anak) di
Puskesmas Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Dari hasil penelitian diperoleh
hasil sebagai berikut :
B.1 Analisis Univariat
B.1.2 Deskriptif Responden
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Kategori Responden Berdasarkan LILA di Puskesmas
Pantai Labu Tahun 2018
Jumlah 38 100
Sumber : Data Primer, 2018
Kategori LILA Jumlah (f) Persentase (%)
1) Kurang 10 26,3
2) Baik 28 73,7
45
Dari tabel diatas terlihat bahwa responden dengan LILA kurang sebanyak 10
responden (26,3%), dan responden dengan LILA baik sebanyak 28 responden
(77,%)
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Kategori Responden Berdasarkan Pertambahan BB di
Puskesmas Pantai Labu Tahun 2018
Pertambahan BB Jumlah (f) Persentase (%)
1) Tidak Sesuai Rekomendasi 20 52,6
2) Sesuai Rekomendasi 18 47,4
Jumlah 38 100
Sumber : Data Primer, 2018
Dari tabel diatas terlihat bahwa responden dengan pertambahan BB tidak
sesuai rekomendasi sebanyak 20 responden (52,6%), dan responden dengan
pertambahan BB yang sesuai dengan rekomendasi sebanyak 18 responden
(47,4%).
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Kategori Responden Berdasarkan Taksiran Berat Janin
di Puskesmas Pantai Labu Tahun 2018
Taksiran Berat Janin Jumlah (f) Persentase (%)
1) Tidak Sesuai Usia Kehamilan 11 28,9
2) Sesuai Usia Kehamilan 27 71,1
Jumlah 38 100
Sumber : Data Primer, 2018
Dari tabel diatas terlihat bahwa responden dengan TBJ tidak sesuai dengan
usia kehamilan sebanyak 11 responden (28,9%) dan responden dengan TBJ
sesuai dengan usia kehamilan sebanyak 27 responden (71,1%).
46
B.2 Analisis Bivariat
1. Hubungan Status Gizi (LILA dan Pertambahan BB) Pada Ibu Hamil
Trimester III Dengan Taksiran Berat Janin Di Puskesmas Pantai Labu
Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2018
Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah status gizi (LILA dan
Pertambahan BB) Dengan Taksiran Berat Janin. Hasilnya dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 4.4
Hubungan Status Gizi (LILA dan Pertambahan BB) Responden Dengan
Taksiran Berat Janin di Puskesmas Pantai Labu Tahun 2018
Status Gizi
LILA TBJ
Total
P value Tidak Sesuai UK Sesuai UK
N % N % N %
Kurang 9 90 1 10 10 100,0
Baik 2 7,1 26 92,9 28 100,0 0,001
Total 11 28,9 27 71,1 38 100,0
Status Gizi
Pertambahan
BB
TBJ
Total
P value Tidak Sesuai UK Sesuai UK
N % N % N %
Tidak Sesuai 10 50 10 50 20 100,0
Sesuai 1 5,6 17 94,4 18 100,0 0,003
Total 11 26,3 28 73,7 38 100,0
Distribusi frekuensi berdasarkan LILA dengan taksiran berat janin dalam tabel
4.4 di atas menunjukkan mayoritas responden dengan LILA baik memiliki TBJ tidak
sesuai dengan usia kehamilan sebanyak 2 reponden (7,1%) dan 26 responden
(92,9%) memiliki TBJ sesuai dengan usia kehamilan. Sedangkan untuk repsonden
dengan LILA kurang memiliki TBJ tidak sesuai dengan usia kehamilan sebanyak 9
47
responden (90%) dan 1 responden (10%) memiliki TBJ sesuai dengan usia
kehamilan. Mayoritas responden dengan pertambahan BB tidak sesuai dengan
rekomendasi memiliki TBJ tidak sesuai dengan usia kehamilan sebanyak 10
responden (50%) dan 10 responden (50%) memiliki TBJ sesuai dengan usia
kehamilan. Sedangkan untuk responden dengan pertambahan BB sesuai dengan
rekomendasi memiliki TBJ yang tidak sesuai dengan usia kehamilan sebanyak 1
responden (5,6%) dan 17 responden ( 94,4%) memiliki TBJ sesuai dengan usia
kehamilan.
Pada hasil uji analisis kendall tau non parametric pada LILA dengan TBJ, nilai
signifikansi atau nilai p yaitu 0,001 dan koefisien kolerasi sebesar 0,81 berarti
antara LILA dan TBJ memiliki keeratan yang sangat kuat, sedangkan untuk
pertambahan BB dengan TBJ, nilai p yaitu 0,003 dan koefisien kolerasi sebesar
0,49 berarti antara pertambahan BB dan TBJ memiliki keeratan yang kuat. Nilai
p<0,05 menyebabkan Ho ditolak sehingga kesimpulannya Ada hubungan Status
Gizi (LILA dan Pertambahan BB) Pada Ibu Hamil Dengan Taksiran Berat Janin.
C. Pembahasan
Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil penelitian tentang Hubungan
Status Gizi (LILA dan Pertambahan BB) Pada Ibu hamil Trimester III Dengan
Taksiran Berat Janin Di Puskesmas Pantai Labu Kecamatan Pantai Labu
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2018. Hasil penelitian akan dibandingkan dengan
teori dan penelitian sebelumnya.
C.1 Status Gizi (LILA) Pada Ibu Hamil Trimester III dengan Taksiran Berat
Janin
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 38 responden
menunjukan hasil bahwa 10 responden (26,3%) dengan gizi kurang dan 28
responden (73,7%) dengan gizi baik dan terdapat 11 responden (28,9%) dengan
TBJ tidak sesuai usia kehamilan dan 27 responden (71,1%) dengan TBJ sesuai
usia kehamilan. Dari hasil uji analisis, diperoleh hasil dari LILA dengan TBJ yaitu
nilai p=0,001 dan nilai r sebesar 0,81. Nilai p<0,05 menyebabkan Ho ditolak
sehingga terdapat hubungan Status Gizi (LILA) Pada Ibu Hamil Dengan Taksiran
Berat Janin.
Menurut Supriasa (2012), pengukuran LILA pada wanita usia subur (WUS)
48
adalah salah satu cara mendeteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan oleh
masyarakat awam, untuk mengetahui kelompok beresiko Kekurangan Energi Kronik
(KEK).
Pengukuran LILA adalah salah satu cara untuk mengetahui resiko Kekurangan
Energi Protein (KEP) wanita usia subur. Pengukuran Lila tidak dapat digunakan
untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek (Waryana, 2010).
Ambang batas LILA WUS dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm.
Apabila ukuran LILA kurang 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA, artinya wanita
tersebut mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir
rendah (BBLR) (Waryana, 2010).
Penelitian ini juga di dukung berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Noor
Hidayah, dkk (2015) dengan menggunakan uji korelasi kontingensi koefisien
diperoleh hasil nilai korelasi (r) sebesar 0.685, sedangkan pada nilai p diperoleh
hasil p 0.000 (p>0.005) yang menununjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara status gizi (LILA) dengan taksiran berat janin pada ibu hamil
trimester III.
Menurut asumsi penelitian berdasarkan pengukuran menggunakan pita LILA
adalah apabila LILA ibu hamil normal maka TBJ juga normal, sebaliknya apabila
LILA ibu kurang maka kemungkinan besar TBJ tidak normal dan tidak sesuai
dengan usia kehamilan. Ibu dengan gizi kurang (LILA <23,5) beresiko melahirkan
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). Status gizi ibu hamil trimester III berdasarkan dari
pengukuran Lingkar lengan atas di Puskesmas Pantai labu dari 10 responden
dengan LILA kurang ada 9 responden yang TBJ nya tidak sesuai dengan usia
kehamilan. Hal ini menunjukkan bahwa status gizi berdasarkan pengukuran lila
yang berhubungan dengan TBJ masih tergolong kurang baik.
C.2 Status Gizi (Pertambahan BB) Pada Ibu Hamil Trimester III dengan
Taksiran Berat Janin.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 38 responden
menunjukan hasil bahwa 20 responden (52,6%) dengan pertambahan BB tidak
sesuai rekomendasi, dan 18 responden (47,4%) dengan pertambahan BB sesuai
dengan rekomendasi dan terdapat 11 responden (28,9%) dengan TBJ tidak sesuai
usia kehamilan dan 27 responden (71,1%) dengan TBJ sesuai usia kehamilan. Dari
49
hasil uji analisis, diperoleh hasil dari LILA dengan TBJ yaitu nilai p=0,003 dan nilai r
sebesar 0,49. Nilai p<0,05 menyebabkan Ho ditolak sehingga terdapat hubungan
Status Gizi (Pertambahan BB) Pada Ibu Hamil Dengan Taksiran Berat Janin.
Kenaikan berat badan yang seharusnya selama kehamilan bervariasi untuk
setiap wanita hamil, juga tergantung dari beberapa faktor. Selama kehamilan , ibu
perlu pertambahan berat badannya karena membawa si calon bayi yang tumbuh
dan berkembang dalam rahimnya, dan juga untuk persiapan proses menyusui. Jadi,
ibu hamil tidak perlu khawatir bila badannya menjadi besar, tetapi sebaliknya mulai
merencanakan dan melakukan apa yang terbaik dan sehat bagi kehamilan.
Penelitian ini juga di dukung berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Eka
Nurhayati (2015) menunjukkan hasil analisis kenaikan berat badan selama hamil
dengan berat badan lahir juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan
dengan p-value=0,024 dengan OR:3,3 (95% CI: 1,00-13,4) yang artinya ibu yang
mempunyai kenaikan berat badan tidak sesuai rekomendasi mempunyai peluang
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah dibandingkan dengan ibu yang
mengalami kenaikan berat badan sesuai rekomendasi.
Rekomendasi penambahan berat badan selama kehamilan berdasarkan IMT
(Indeks Massa Tubuh). Ibu hamil dengan IMT rendah <18,5 rekomendasi
pertambahan berat badannya adalah 12,5-18kg, pada ibu hamil dengan IMT normal
>18,5-25 rekomendasi pertambahan berat badannya adalah 11,5-16kg lalu pada
ibu hamil dengan IMT lebih >25-27 rekomendasi pertambahan berat badannya
adalh 7-11,5. Sedangkan pada ibu hamil dengan IMT obesitas >27 rekomendasi
pertambahan berat badannya adalah >7kg (Prawirohardjo, 2009).
Menurut asumsi penelitian berdasarkan rekomendasi rerata pertambahan berat
badan dari sebelum hamil berdasarkan IMT pra hamil dan selama kehamilan
berpengaruh terhadap taksiran berat janin. Ibu dengan IMT pra hamil kurang,
seharusnya mengalami kenaikan berat badan lebih banyak dibandingkan dengan
ibu yang mempunyai IMT normal sebelum kehamilan dikarenakan kebutuhan
fisiologis yang lebih besar untuk mendukung kehamilan. Kenaikan berat badan
yang tidak sesuai dapat berdampak buruk bagi ibu dan bayi. Status gizi ibu hamil
trimester III berdasarkan rekomendasi rerata pertambahan berat badan dari
sebelum hamil berdasarkan IMT pra hamil dan selama kehamilan di Puskesmas
Pantai labu dari 20 responden yang mengalami pertambahan BB tidak sesuai
50
dengan rekomendasi IMT terdapat 10 responden dengan TBJ yang tidak sesuai
dengan usia kehamilan. Hal ini menunjukkan bahwa status gizi berdasarkan
pertambahan BB yang berhubungan dengan TBJ masih tergolong cukup.
51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan uji kendall tau dan
pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti tentang Hubungan Status Gizi
(LILA Dan Pertambahan BB) Pada Ibu Hamil Dengan Taksiran Berat Janin Di
Puskesmas Pantai Labu Tahun 2018 dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Terdapat mayoritas responden ukuran LILA baik sebanyak 28 responden
(73,7%).
2. Terdapat mayoritas responden pertambahan BB yang tidak sesuai dengan
rekomendasi sebanyak 20 responden (52,6%).
3. Terdapat mayoritas responden TBJ sesuai dengan usia kehamilan sebanyak
27 responden (71,1%).
4. Terdapat Hubungan Status Gizi (LILA) Pada Ibu Hamil Trimester III Dengan
Taksiran Berat Janin di Puskesmas Pantai Labu Tahun 2018 dengan nilai p
yaitu 0,001 dan nilai r sebesar 0,81.
5. Terdapat Hubungan Status Gizi (Pertambahan BB) Pada Ibu Hamil Trimester
III Dengan Taksiran Berat Janin di Puskesmas Pantai Labu Tahun 2018
dengan nilai p yaitu 0,003 dan nilai r sebesar 0,49.
B. Saran
B.1 Bagi Puskesmas
Puskesmas Pantai Labu diharapkan dapat menetukan upaya kebijakan
untuk meningkatkan kualitas layanan untuk ibu hamil, memberikan konseling dan
penyuluhan yang dilakukan bidan tentang gizi ibu hamil.
B.2 Bagi Responden
Sebaiknya pemahaman yang sudah didapatkan mengenai gizi ibu hamil
dapat segera diterapkan dan juga dapat berbagi informasi kepada teman,
keluarga, tetangga, dan masyarakat dan disarankan untuk mengkonsumsi
makanan yang bergizi selama kehamilan, sehingga ibu hamil memiliki kecukupan
gizi, dan melahirkan bayi dengan berat normal.
52
B.3 Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas variabel yang di teliti
dan mengembangkan penelitian dengan memasukkan faktor-faktor lain yang
berpengaruh terhadap kejadian KEK pada ibu hamil untuk menurunkan angka
kejadian BBLR.
DAFTAR PUSTAKA
Balitbangkes, 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013.
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf (diakses Maret 2018).
Bobak, dkk. 2012. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Jakarta: EGC. Hutahaean. 2013. Perawatan Antenatal. Jakarta: Salemba Medika. Hidayah, N, dkk. 2015. Kecemasan, Status Gizi Ibu Terhadap Taksiran Berat
Janin Pada Ibu Hamil Trimester III Di BPM Yayuk. Jurnal Ilmiah Kebidanan. Vol.6,No 1, Januari 2015.
Iffandiyah, R. 2014. Hubungan Status Gizi Dengan Taksiran Berat Janin Pada
Ibu Hamil Trimester III Di BPS Lulu Surabaya. Karya Tulis Ilmiah. Kemenkes. 2017. Profil Kesehatan Indonesia 2016.
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-2016.pdf (diakses Maret 2018)
Kementrian Kesehatan RI. 2015. Buku Ajar Ibu dan Anak. Jakarta: Gavi.
Kusmiyati, dkk. 2013. Asuhan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya. Mandriwati. 2008. Penuntun Belajar Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta: EGC.
Mardalena. 2017. Dasar-dasar Ilmu Gizi Dalam Keperawatan. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press. Moehji. 2017. Ilmu Gizi 2. Jakarta: Kemang Studio Aksara Mufdillah. 2009. Pamduan Asuhan Kebidanan Ibu Hami. Yogyakarta: Nuha
Medika. Murkoff, H. 2016. Kehamilan Apa yang Anda Hadapi Bulan Per Bulan. Edisi 3.
Jakarta: Arcan. Nurhayati, E. 2015. Indeks Masa Tubuh (IMT) Pra Hamil Dan Kenaikan Berat
Badan Ibu Selama Hamil Berhubungan Dengan Berat Badan Bayi Lahir. Jurnal Ners Dan Kebidanan Indonesia.
Notoatmodjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta. Paath, dkk. 2015. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo. 2009. Ilmu Kebidanan, edisi 4 cetakan ke-2. Jakarta: Bina Pustaka
Santjaka, dkk. 2011. Studi Ketepatan Taksiran Berat Janin Berdasarkan Statistik
Dan Tinggi Fundus Uteri. Jurnal Ilmiah Kebidanan. Vol.2,No.1,Juni 2011. Sugiyono. 2016. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sukarni, dkk. (2013). Kehamilan, Persalinan dan Nifas, Yogyakarta: Nuha
Medika Supariasa, dkk. 2012. Penilaian Status Gizi.Jakarta : EGC
Suririnah. 2008. Buku Pintar Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama. Walyani, E, S. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press. Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
WHO. 2012. Feto-maternal nutrition and low birth weight.
http://www.who.int/nutrition/topics/feto_maternal/en/ (diakses Maret 2018) Yongky, dkk. 2009. Status Gizi Awal Kehamilan Dan Pertambahan Berat Badan
Ibu Hamil Kaitannya Dengan BBLR. Jurnal Gizi Dan Pangan. Maret 2009.
PERNYATAAN
HUBUNGAN STATUS GIZI (LILA DAN PERTAMBAHAN BB) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN TAKSIRAN BERAT JANIN DI
PUSKESMAS PANTAI LABU KECAMATAN PANTAI LABU
KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2018
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Medan, Juli 2018
Debby Pratiwi P07524517040
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Poltekkes Kemenkes Medan, saya yang
bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Debby Pratiwi
NIM : P07524517048
Program Studi : D-IV
Jurusan : Kebidanan
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan
kepada Poltekkes Kemenkes Medan Hak Bebas Royalti Noneksklusif
(Non-exclusive Royalty-Free Right) atas Skripsi saya yang berjudul:
Hubungan Status Gizi (LILA DAN PERTAMBAHAN BB) Pada Ibu
Hamil Trimester III Dengan Taksiran Berat Janin Di Puskesmas
Pantai Labu Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun
2018
Beserta Perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Poltekkes Kemenkes Medan berhak menyimpan mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik
Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Medan
Pada Tanggal : Juli 2018
Yang Menyatakan
(Debby Pratiwi)
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
HUBUNGAN STATUS GIZI (LILA DAN PERTAMBAHAN BB) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN TAKSIRAN BERAT JANIN DI
PUSKESMAS PANTAI LABU KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2018
Saya adalah mahasiswa program D-IV kebidanan Poltekkes Kemenkes RI
Medan. Penelitian ini dianjurkan sebagai salah satu kegiatan dalam
menyelesaikan tugas akhir di program studi D-IV Kebidanan Poltekkes
Kemenkes RI Medan, tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi
“Hubungan Status Gizi (LILA dan Pertambahan BB) Pada Ibu Hamil
Trimester III Dengan Taksiran Berat Janin Di Puskesmas Pantai Labu
Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2018”.
Saya mengharapkan tanggapan yang diberikan tanpa dipengaruhi
oleh orang lain. Informasi yang diberikan ibu hanya akan digunakan untuk
pengembangan ilmu kebidanan dan tidak akan dipergunakan untuk
bermaksud lain. Partisipasi dari saudara dalam penelitian ini bersifat
sukarela, saudara bebas menjawab semua pernyataan tanpa sanksi
apapun. Jika saudara bersedia menjadi peserta penelitian ini silahkan
saudara menandatangani surat persetujuan ini pada tempat yang telah
disediakan dibawah ini sebagai bukti sukarela saudara.
Medan, 2018
Responden Peneliti
( ) (Debby Pratiwi)
Tabel Waktu Penelitian
Kegiatan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu
Studi
Pendahuluan
Pengajuan
Judul
Penyusunan
BAB I – BAB III
Ujian Proposal
Perbaikan
Proposal
Penelitian
Pengumpulan
Data
Pengolahan
Data
Laporan Hasil
Ujian Skripsi
LEMBAR OBSERVASI
Tanggal pemeriksaan :
Nama pasien :
Nama suami :
Umur :
Alamat :
Tingkat pendidikan :
Pekerjaan :
HPMT :
HPL :
Paritas :
Jarak kelahiran terakhir :
Berat Badan Sebelum Hamil :
Berat Badan Saat Ini :
Tinggi Badan :
Indeks Masa Tubuh :
Pertambahan BB : Kg (Sesuai/tidak sesuai rekomendasi)
Ukuran LILA : cm
Tinggi Fundus Uteri : cm
Usia Kehamilan :
Kepala janin sudah masukPAP/belum :
Taksiran Berat Janin : Gram (Sesuai/Tidak Sesuai)
MASTER TABEL
No LILA Pertambahan Berat Badan Taksiran Berat Janin
1. 1 1 1
2. 0 0 1
3. 1 0 1
4. 1 0 1
5. 1 0 1
6. 1 1 1
7. 1 0 1
8. 1 0 1
9. 0 0 0
10. 0 0 0
11. 1 1 1
12. 1 1 1
13. 0 0 0
14. 1 0 0
15. 1 1 1
16. 1 1 1
17. 1 0 1
18. 1 1 1
19. 1 1 1
20. 1 1 1
21. 1 0 1
22. 1 1 0
23. 1 1 1
24. 1 1 1
25. 1 1 1
26. 0 0 0
27. 0 0 0
28. 0 0 0
29. 1 1 1
30. 1 1 1
31. 1 1 1
32. 0 0 0
33. 0 0 0
34. 1 0 1
35. 1 1 1
36. 1 0 1
37. 1 1 1
38. 0 0 0
Keterangan:
LILA Pertambahan BB Taksiran Berat Janin
0 = Kurang 0 = Tidak Sesuai Rekomendasi 0 = Tidak Sesuai UK
1 = Baik 1 = Sesuai Rekomendasi 1 = Sesuai UK
NONPAR CORR
/VARIABLES=LILA TBJ
/PRINT=KENDALL TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Nonparametric Correlations [DataSet0]
Correlations
LILA TBJ
Kendall's tau_b LILA Correlation Coefficient 1.000 .805**
Sig. (2-tailed) . .000
N 38 38
TBJ Correlation Coefficient .805** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 38 38
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
NONPAR CORR
/VARIABLES=PERTAMBAHANBB TBJ
/PRINT=KENDALL TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Nonparametric Correlations [DataSet0]
Correlations
PERTAMBAHA
NBB TBJ
Kendall's tau_b PERTAMBAHANBB Correlation Coefficient 1.000 .489**
Sig. (2-tailed) . .003
N 38 38
TBJ Correlation Coefficient .489** 1.000
Sig. (2-tailed) .003 .
N 38 38
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).