86
HUBUNGAN OTONOMI DAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA DI RUANG DAHLIA 1 DAN PAVILIUN RUMAH SAKIT NGUDI WALUYO WLINGI TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu keperawatan Oleh : Medical Shocker NIM. 0610722006 JURUSAN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2008 i

Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

HUBUNGAN OTONOMI DAN BEBAN KERJA PERAWAT

DENGAN KEPUASAN KERJA DI RUANG DAHLIA 1

DAN PAVILIUN RUMAH SAKIT NGUDI WALUYO

WLINGI

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu keperawatan

Oleh :

Medical Shocker

NIM. 0610722006

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2008

i

Page 2: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

HALAMAN PERSETUJUAN

TUGAS AKHIR

HUBUNGAN OTONOMI DAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN

KEPUASAN KERJA DI RUANG DAHLIA 1 DAN PAVILIUN

RUMAH SAKIT NGUDI WALUYO WLINGI

Oleh :

Medical ShockerNIM: 0610722006

Menyetujui untuk di uji:

Penguji II Penguji III

Joko Pitiyo, SKp.M.Kep Kuswantoro Rusca Putra, SKp.M.Kep NIP.140.217.729 NIP.132.311.773

ii

Page 3: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

HALAMAN PENGESAHAN

TUGAS AKHIR

HUBUNGAN OTONOMI DAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN

KEPUASAN KERJA DI RUANG DAHLIA 1 DAN PAVILIUN

RUMAH SAKIT NGUDI WALUYO WLINGI

Oleh :

Medical ShockerNIM: 0610722006

Telah diuji pada:

Hari : Jumat

Tanggal : 25 Januari 2008

dan dinyatakan lulus oleh:

Penguji I:

Kumboyono, SKp. M.kep NIP.132.296.277

Penguji II Penguji III

Joko Pitiyo, SKp.M.Kep Kuswantoro Rusca Putra, SKp.M.Kep NIP.140.217.729 NIP.132.311.773

iii

Page 4: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi petunjuk dan hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “

Hubungan Otonomi dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja di

Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi”

Ketertarikan penulis akan topik ini di dasari oleh fakta bahwa sampai

saat ini masih banyak perawat yang melakukan tindakan yang bukan merupakan

bagian dari tanggung jawabnya sebagai seorang perawat. Kenyataan tersebut

menunjukkan betapa tingginya beban kerja perawat yang dapat berdampak pada

buruknya pelayanan keperawatan dan kepuasan kerja perawat itu sendiri. Tugas

akhir ini disusun untuk memenuhi persyaratanmemperoleh gelar Sarjana Ilmu

Keperawatan.

Banyak pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya tugas akhir

ini, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih

kepada:

1. DR. dr. Syamsul Islam, Sp. MK, M.Kes, selaku dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Brawijaya Malang

2. Dr. Subandi, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan Fakultas

Kedokteran Universitas Brawijaya Malang

3. Dr. Budi Winarno, MM selaku Direktur RS. Ngudi Waluyo Wlingi yang

telah memberi ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian ditempat

tersebut.

4. Joko Pitoyo, SKp, M.Kep selaku pembimbing I yang telah mengarahkan

dan membimbing dalam penyelesaian tugas akhir ini

iv

Page 5: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

5. Kuswantoro Rusca Putra, SKp, M.Kep selaku pembimbing II yang telah

mengarahkan dan membimbing dalam penyelesaian tugas akhir ini

6. Kumboyono sebagai ketua tim penguji tugas akhir yang telah

memberikan saran dan masukan untuk perbaikan tugas akhir ini

7. Segenap anggota tim pengelola tugas akhir FKUB jurusan keperawatan

8. Kedua orang tuaku dan adikku tercinta terima kasih banyak atas doa dan

kesabarannya selama mengkuti pendidikan

9. Teman-teman Program Studi Ilmu Keperawatan B angkatan 2006 yang

telah memberi bantuan dan dukungan moril

10. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaika tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh dari

kesempurnaan oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan

kritik yang sifatnya membangun sehingga dapat dilakukan perbaikan untuk

pencapaian hasil yang lebih baik

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua baik sebagai

referensi ataupin pengetahun dalam proses pendidikan..

Wassalamu,alaikum Wr. Wb

Malang, Januari 2008

Penulis

v

Page 6: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“ Rahasia Kesuksesan Adalah Dedikasi, Kerja Keras dan Pengabdian

Terhadap Mimpi-Mimpi Anda”

“ You Can If You Think You Can “

Tugas Akhir ini kupersembahkan untuk:

Ayah dan Ibu yang tercinta terima kasih atas support dan kasih

sayang yang telah diberikan sehingga aku memperoleh gelar

sarjana ini

Adik-adikku tersayang yang telah membuat hari-hariku lebih

ceria dan lebih bermakna

Buat Pak JoPit & Ayang Oro tengkyu atas bimbingannya, Sorry

ana mbulet ya Bimbingannya? Ojo Kapok Poko”e………!

Teman-teman PSIK B angkatan 2006 ( Tunik” Don’t be cry baby”,

Romi” Thanx atas privat kilat statistiknya”, Afna” ssssst…………..

Always keep My Secret, Ok!”, Bu Nora” Tak tunggu comblangannya

Lo Bu…………..?!”,

Ixora, Pucong, Merry “ Tengkyu For Your Support”, Ayang Papa

“Tengkyu buanyak atas Lope-lopenya sorry aku gak bisa bales apa-

apa”, Ayang Aji “ Ayo Smangat Bozzzzt,,,”

Para penghuni 411A house:

Bencong…………Makaci banyak komputernya

Tukang Ojek langgananku “ Santi” Kapan-kapan anterin aku

lagi ya…..Untung ada u. Kalau gak ada siapa yang anter aku

kemana-mana?

vi

Page 7: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

Mpok Nise, Imoy, Santi, Dinda Marimin, Lelon( Mbok MESUME

411A ) Sesama Grup Jomblowati yang selalu setia

menemaniku di Kos-kosan

Semua pihak yang turut serta membantu proses penelitianku

hingga akhir. TANPA KALIAN LEMBAR PERSEMBAHANKU INI TAK KAN

ADA GITU LHO…………….!

ABSTRAK

Medical Shocker. 2008. Hubungan Otonomi dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Ruang Dahlia 1 dan Paviliun Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi. Tugas Akhir, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Pembimbing: (1) Joko Pitoyo, S.Kp, M.Kep (2) Kuswantoro Rusca Putra, S.Kp, M.Kep

Otonomi adalah hal yang sangat berpengaruh terhadap kesuksesan sebuah profesi, pemberian otonomi yang sesuai standar keperawatan akan memberikan kepuasan tersendiri pada perawat dan juga dapat menunjukkan profesionalisme profesi.keperawatan. Rendahnya otonomi kerja yang diberikan kepada perawat didukung oleh tingginya beban kerja non fungsi perawat berdampak pada stress kerja yang dialami perawat yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kepuasan kerja perawat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara otonomi dan beban kerja perawat terhadap kepuasan kerja. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana pada shif pagi. Hasil penelitian yang menggunakan uji stastitik regresi linier ganda dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa semakin tinggi otonomi maka semakin tinggi kepuasan kerja perawat dan semakin tinggi beban kerja maka semakin rendah kepuasan kerja yang dimiliki perawat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara otonomi dan beban kerja perawat dengan kepuasan kerja di Ruang Dahlia 1 dan Paviliun Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi. sehingga diperlukan suatu kebijakan tentang pengelolaan beban kerja yang adekuat oleh manajemen rumah sakit.

Kata Kunci: Otonomi, Beban Kerja, Kepuasan Kerja

vii

Page 8: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

ABSTRACT

Medical Shocker. 2008. Autonomy Connection and Nurse Work Load with Work Satisfaction at Room of Dahlia 1 and Pavilion of Ngudi Waluyo Hospital Wlingi. Final Task, Medical Faculty of Brawijaya Uniersity. Advisor: (1) Joko Pitoyo, S.Kp, M.Kep (2) Kuswantoro Rusca Putra, S.Kp, M.Kep

Autonomy matter very influential towards success a profession, appropriate autonomy gift nursing will give satisfaction aloof pads nurse clan- also can show profession professionalism. Nursing. The low work autonomy that given to nurse is supported by work lo height non nurse function affects in stress work that undergone nurse. In the end influential towards nurse work satisfaction. This watchfulness aim detects there not it connection between autonomy and nurse work lo towards work satisfaction. Watchfulness method that used has descriptive korelasional pass to approach method rating that added up with the title scale of model liken. Sample that taken in this watchfulness executor nurse in shif morning (30 nurses). Watchfulness result shows that autonomy excelsior so nurse work satisfaction excelsior and work lo excelsior so more lower work satisfaction that has nurse. Based on hypothesis test by using test stastitik regression tinier double with belief level 95% with rule ho accepted if p value bigger from α. So that inferential that there is connection significant between autonomy and nurse work load with work satisfaction at room of Dahlia 1 and pavilion of Ngudi Waluyo Hospital Wlingi.

Key Word: Otonomy, Work Load, Work Satisfaction

viii

Page 9: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

DAFTAR ISI

HalamanJudul .................................................................................. ................. iHalaman Persetujuan................................................. ............................ iiHalaman Pengesahan............................................... ............................. iiiKata pengantar .............................................................. ........................ ivMotto dan persembahan ...................................................... .................. viAbstrak .................................................................................................. . viiAbstract.................................................................................................. . viiDaftar Isi.................................................................................... ............. ixDaftar Gambar.................................................................................... .... xiDaftar Tabel........................................................................... ................. xiiDaftar Lampiran................................................................................. ..... xiii

BAB 1. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang.............................................. ......................... 11.2 Rumusan Masalah............................................................... ... 31.3 Tujuan Penelitian........................................................ ............ 41.4 Manfaat Penelitian......................................................... ......... 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Konsep otonomi ............................................. ...................... 6

2.1.1 Definisi otonomi.......................................................... .. 62.1.2 Standar praktek keperawatan...................................... 72.1.3 Ruang lingkup keperawatan............................... .......... 16

2.2 Konsep beban kerja......................................... ..................... 172.2.1 Pengertian beban kerja............................. ................... 172.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja............ 182.2.3 Kategori tindakan keperawatan........................ ............ 182.2.4 Pendekatan perhitungan beban kerja........................ ... 192.2.5 Perhitungan tenaga............................................ .......... 21

2.3 Konsep kepuasan kerja.................................................... ..... 222.3.1 Pengertian beban kerja............................. ................... 222.3.2 Faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja................ 232.3.3 Pengukuran kepuasan kerja..................................... .... 26

2.4 Hubungan otonomi, beban kerja dengan kepuasan kerja... . 27

ix

Page 10: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN3.1 Kerangka konsep......................................... ........................ 293.2 Deskrpsi kerangka konsep................................. .................. 303.3 Hipotesis penelitian........................................... ................... 30

BAB 4. METODE PENELITIAN4.1 Desain Penelitian ........................................ ........................ 314.2 Sampling desain.................................................................. . 31 4.2.1 Populasi.................................................. ....................... 31 4.2.2 Sampel................................................................. .......... 31 4.2.2 Kriteria sampel.......................................... ..................... 324.3 Variabel penelitian...................................................... .......... 324.4 Lokasi Dan Waktu Penelitian............................................... . 32 4.4.1 Lokasi penelitian................................. ............................ 32 4.4.2 Waktu penelitian....................................................... ....... 32

4.5 Instrumen penelitian.................................................... ......... 334.6 Definisi operasional..................................................... ......... 344.7 Etika penelitian............................................................... ...... 364.8 Pengumpulan data................................................ ............... 36

4.9 Analisa data......................................... ......................... 374.9.1 Analisa univariat............................... ............................ 374.9.2 Analisa bivariat.................................. ........................... 37

4.1.0 Alur penelitian……...................................... ....................... 38

BAB 5. HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik responden..................................... .................. 39

5.2 Hasil Skor univariat variabel independen............................. 395.3 Hasil Skor univariat variabel dependen................ ................ 405.4 Hasil analisa bivariatss................................................... ...... 405.5 Hasil analisa multivariat........................ ............................... 40

BAB 6. PEMBAHASAN6.1 Hubungan otonomi dengan kepuasan kerja......................... 426.2 Hubungan beban kerja dengan kepuasan kerja................... 436.3 Keterbatasan Penelitian..................................... .................. 44

BAB 7. PENUTUP7.1 Kesimpulan ........................................................ .............. 457.2 Saran............................................................ ........................ 45

Daftar Pustaka

x

Page 11: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Konsep …………………………………………. 29

xi

Page 12: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Defini Operasional ................................................... ...............34

Tabel 5.1 Tabel karakteristik responden ................................. ................39

Tabel 5.2 Hasil skor univariat variabel independen ................................39

Tabel 5.3 Hasil skor univariat variabel dependen ................... ................40

Tabel 5.4 Hasil analisa bivariat ........................................................... ....40

Tabel 5.5 Hasil analisa multivariat.................................................. ..........40

xii

Page 13: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar tabulasi kuesioner variabel otonomi

Lampiran 2 Lembar tabulasi observasi beban kerja

Lampiran 3 Lembar tabulasi Kuesioner kepuasan kerja

Lampiran 4 Lembar tabulasi data hasil penelitian

Lampiran 5 Lembar persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 6 Lembar Kuesioner

Lampiran 7 Lembar observasi beban kerja

Lampiran 8 Hasil Analisis Korelasi Product Moment

Lampiran 9 Surat keterangan telah melakukan penelitian di Ruang Dahlia 1

dan Paviliun Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

Lampiran 10 Lembar konsultasi tugas akhir

Lampiran 11 Pernyataan keaslian tulisan

Lampiran 12 Lembar keterangan kelayakan etik penelitian

xiii

Page 14: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pesatnya peningkatan teknologi bidang pelayanan kesehatan yang

dibarengi dengan semakin kompleknya kebutuhan masyarakat modern akan

sistem pelayanan kesehatan, memberikan pengaruh terhadap para praktisi

kesehatan dalam mengimplementasikan sistem pelayanan kesehatan

masyarakat, tidak terkecuali bagi perawat. Pada era globalisasi ini seorang

perawat dituntut untuk melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan. Untuk mencapai kualitas pelayanan kesehatan yang

baik maka seorang perawat dituntut untuk menjadi perawat profesional.

Perawat profesional antara lain harus mampu: bertanggung jawab

dan bertanggung gugat, dapat mengambil keputusan secara mandiri,

melakukan kolaborasi dengan disiplin ilmu lain, mempunyai otonomi dalam

pekerjaannya, advokasi, serta memfasilitasi kepentingan pasien (Lukimon,

2004). Sementara hasil penelitian yang dilakukan Departemen Kesehatan

dan Universitas Indonesia tahun 2005 menunjukkan 78,8 % perawat

melaksanakan tugas petugas kebersihan dan 63,3 % perawat melakukan

xiv

Page 15: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

tugas administrasi. Lebih dari 90 % perawat melakukan tugas non

keperawatan, seperti menetapkan diagnosis penyakit dan membuat resep

obat. Hanya 50 % perawat yang melaksanakan asuhan keperawatan sesuai

fungsinya.(Syaifoel, 2006, Batas Kewenangan Independent Nurs Practitoner,

http:/www.Kompas Com).

Kenyataan yang ada saat ini menunjukkan bahwa perilaku tenaga

keperawatan masih sangat tergantung pada medis, mereka belum secara

profesional menetapkan asuhan keperawatan secara mandiri (Indirawati,

2001). Perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan belum sesuai

dengan standar asuhan keperawatan yang meliputi: Standar pengkajian,

standar diagnosa, standar perencanaan, standar pelaksanaan dan standar

evaluasi (Afrida, 2003).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan otonomi perawat di

rumah sakit diantaranya adalah: 1) Faktor kebijakan rumah sakit yang tidak

memiliki kerangka dan batasan kerja untuk perawat. 2) belum adanya sistem

registrasi yang mapan dan 3) persoalan kode etik. Segala bentuk praktek

pelayanan kesehatan yang dilakukan perawat terkesan tidak terikat oleh kode

etik profesi. Kelemahan diunsur otonomi profesi ini mendudukkan perawat

pada posisi yang lemah. (Syaifoel, 2006, Batas Kewenangan Independent

Nurs Practitioner, http:/www.Kompas Com).

Rendahnya otonomi kerja yang diberikan kepada perawat didukung

oleh tingginya beban kerja non fungsi perawat berdampak pada stress kerja

yang dialami perawat. Faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja perawat

antara lain adalah: kondisi pasien, jumlah pasien, tingkat ketergantungan

pasien serta waktu yang diperlukan untuk setiap tindakan keperwatan

xv

Page 16: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

terhadap pasien baik secara langsung maupun tudak langsung (Mansyur,

2004).

Beban kerja yang tinggi dapat menyebabkan perawat merasa tidak

puas dengan pekerjaan yang dilakukannya karena pekerjaan tersebut bukan

bagian dari wewenangnya sebagai perawat.

Bila seseorang punya beban kerja yang tinggi maka akan mempengaruhi

kepuasan kerja (Soehartati, 2007, Hubungan beban kerja dengan kepuasan

kerja, http:/www.inna ppni.Com)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja perawat

diantaranya adalah: komponen upah atau gaji, pekerjaan, pengawasan,

promosi karir, kelompok kerja dan kondisi kerja. Kepuasan kerja juga

dipengaruhi oleh: status profesional, persyaratan tugas, pembayaran,

kebijakan organisasi dan otonomi (Eugenia, 2000).

Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa dari total perawat yang

bertugas di ruang Dahlia 1 dan paviliun berjumlah 31 orang, rata-rata jumlah

perawat pelaksana yang bertugas per shif 3 orang dan rata-rata 1 perawat

memegang 4 pasien dengan tinggat ketergantungan parsial. 75% perawat

menyatakan puas dengan pelaksanaan otonomi perawat di ruangan dan 25%

perawat menyatakan tidak puas. 75% perawat menyatakan tidak puas

dengan tingginya beban kerja perawat di ruangan dan 25 % perawat

menyatakan puas.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin melakukan suatu

penelitian dengan judul HUBUNGAN OTONOMI DAN BEBAN KERJA

PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA.

xvi

Page 17: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut diatas terdapat beberapa masalah dalam

penelitian ini yaitu : adakah hubungan antara otonomi dan beban kerja

perawat dengan kepuasan kerja perawat di ruangan?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara otonomi dan beban kerja

perawat dengan kepuasan kerja perawat di ruangan

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi pelaksanaan otonomi perawat di ruangan.

b. Untuk mengidentifikasi beban kerja perawat di ruangan.

c. Untuk mengidentifikasi kepuasan kerja perawat di ruangan.

d Untuk mengidentifikasi hubungan otonomi dan beban kerja perawat

dengan kepuasan kerja

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Instuitusi Rumah Sakit

Dengan mengetahui komponen otonomi dan beban

kerja perawat yang mempengaruhi kepuasan kerja, manajemen

rumah sakit dapat memberikan kontribusi dalam memperhatikan

xvii

Page 18: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

pelaksanaan otonomi dan beban kerja perawat yang pada nantinya

dapat meningkatkan kepuasan kerja.

1.4.2. Bagi Profesi Keperawatan

Sebagai bahan masukan bagi profesi keperawatan dalam

pengembangan pelaksanaan otonomi keperawatan yang

merupakan cerminan dari kualitas pelayanan keperawatan.

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan untuk mengembangkan konsep

keperawatan yang berhubungan dengan otonomi, beban kerja dan

kepuasan kerja perawat perawat.

1.4.4 Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang

berhubungan dengan otonomi, beban kerja dan kepuasan kerja

perawat.

xviii

Page 19: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Otonomi

2.1.1 Pengertian Otonomi

Otonomi perawat adalah kebebasan perawat untuk bertindak

melaksanakan tindakan keperawatan tanpa kendali dari luar. Otonomi perawat

berarti perawat secara rasional memiliki kemandirian dan pengaturan diri dalam

membuat keputusan dan praktek keperawatan (Schutzenhofer dan Musser,

2004).

Perawat profesional diberikan otonomi untuk melakukan tindakan

keperawatan berdasarkan pertimbangan bahwa pasien yang dirawat di rumah

sakit atau rawat jalan mungkin memiliki penurunan otonomi bila kemampuan fisik

atau mentalnya berkurang atau kurang pengetahuan, dan keterampilan

mengurangi kapasitas mereka untuk asertif terhadap profesional pelayanan

kesehatan. Otonomi dan pemberdayaan dicapai melalui kolaborasi dan

xix

Page 20: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

perencanaan bersama yang menimbulkan tanggung jawab, kepuasan dan

produktifitas (Swansburg, 2001).

Perawat sebagai petugas kesehatan harus memiliki kerja sama yang baik

dengan petugas kesehatan yang lain. Kerja sama pelayanan kesehatan harus

meningkatkan program pengembangan untuk memperluas autoritas perawat

profesional, meningkatkan suara mereka dalam manajemen disiplin praktis klinis

mereka (Schutzenhofer dan Musser, 2004).

Profesi keperawatan apabila tidak memiliki otonomi dalam melaksanakan

tindakan keperawatan dapat menyebabkan perawat dalam melaksanakan

asuhan keperawatannya tidak mampu mengambil keputusan sendiri sesuai

dengan profesinya, sehingga apa yang kita lihat dan rasakan diberbagai

pelayanan kesehatan perawat bekerja atas perintah dokter. Perawat menjadi

kurang mampu dan kurang percaya diri akan kemampuan asuhan

keperawatannya (Schutzenhofer dan Musser, 2004).

Faktor-faktor yang mempengaruhi otonomi keperawatan diantaranya

adalah: Faktor kultur rumah sakit yang tidak memiliki kerangka dan batasan kerja

yang jelas terhadap praktek keperawatan sangan mendukung terhadap

munculnya praktek-praktek ilegal yang dilakukan oleh para perawat yang merasa

tidak ada pembatasan terhadap ruang geraknya. belum adanya sistem registrasi

yang mapan. Seharusnya, sistem registrasi yang diterapkan bukan hanya untuk

melindungi masyarakat akan kualitas pelayanan kesehatan, namun juga

mempertahankan kompetensi perawat agar selalu sesuai perkembangan jaman.

Persoalan kode etik. Segala bentuk praktek pelayanan kesehatan yang dilakukan

perawat saat ini terkesan tidak terikat oleh kode etik profesi. Sekalipun perawat

bisa dimintai pertanggung jawaban secara hukum atas segala tindakannya, akan

xx

Page 21: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

tetapi tidak ada sangsi-sangsi profesi yang dibebankan terhadap pelanggaran

apabila yang bersangkutan keluar dari jalur.

(Syaifoel, 2006)

Praktek keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui

kerja sama yang bersifat kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lain

dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan

tanggung jawabnya (PPNI, 1999).

2.1.2 Standar Praktek Keperawatan

Menurut PPNI praktek keperawatan adalah tindakan pemberian asuhan

keperawatan profesional baik secara mandiri maupun kolaborasi yang

disesuaikan dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya sebagai seorang

perawat berdasarkan ilmu keperawatan.Batasan tindakan otonomi perawat

terdiri dari: pengkajian keperawatan, diagnosis keperawatan, perencanaan,

implementasi dan evaluasi.

Standar praktek perawat yang disusun oleh pengurus pusat PPNI

2001 adalah:

1. Standar I : Pengkajian Keperawatan

Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien

secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat, dan berkesinambungan.

KRITERIA PROSES:

a. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi,

pemeriksaan fisik, dan mempelajari data penunjang (pengumpulan

xxi

Page 22: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

data diperoleh dari hasil wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan

laboratorium, dan, mempelajari catatan klien lainnya).

b. Sumber data adalah klien, keluarga, atau orang terkait, tim kesehatan,

rekam medik, dan catatan lain.

c. Data yang dikumpulkan difokuskan untuk mengidentifikasi:

status kesehatan klien saat ini

status kesehatan klien masa lalu

status fisiologis – psikologis – sosial – spiritual;

respon terhadap terapi;

harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal;

risiko-risiko tinggi masalah.

Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan

keperawatan sesuai denga kebutuhan individu. Oleh karena itu pengkajian

yang akurat, lengkap, sesuai dengan kenyataan, kebenaran data sangat

penting dalam merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan memberikan

pelayanan keperawatan sesuai dengan respon inividu. Sebagaimana yang

telah ditentukan dalam standar praktek keperawatan dan ANA (American

Nursing Association).

2. Standar II : Diagnosis Keperawatan

Perawat menganalisis data pengkajian untuk merumuskan

diagnosis keperawatan.

KRITERIA PROSES:

xxii

Page 23: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

a. Proses diagnosis terdiri dari proses analisis, interpretasi data,

identifikasi masalah klien dan perumusan diagnosis keperawatan.

b. Komponen diagnosis keperawatan terdiri dari : masalah (P), penyebab

(E), tanda atau gejala (S) atau terdiri dari masalah dan penyebab (PE).

c. Bekerjasama dengan klien, dekat dengan klien, petugas kesehatan lain

untuk memvalidasi diagnosis keperawatan

d. Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosis berdasarkan data

terbaru.

Setelah mengumpulkan data, dilakukan analisis data pengkajian

untuk merumuskan diagnosa keperawatan (Gordon, 1996)

mengidentifikasikan bahwadiagnosa keperawatan adalah masalah

kesehatan aktual dan potensial dimana berdasarkan pendidikan dan

pengalamannya, dia mampu dan mempunyai wewenang tersebut

didasarkan pada standar praktek keperawatan dan etik keperawatan yang

berlaku di indonesia. Langkah-langkah dalam menentukan diagnosa

keperawatan dapat dibedakan menjadi : klasifikasi dan analisis data,

interdependen data, validasi data, perumusan diagnosa keperawatan.

Pada tahap memfalidasi data yang ada secara akurat dilakukan

bersama klien atau keluarga dan atau masyarakat, validasi tersebut

dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan dan pertanyaan yang

reflektif kepada pasien atau keluarga tentang kejelasan interpretasi data

(Iyer.et al : 1996).

xxiii

Page 24: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

Setelah mengelompokkan, mengidentifikasi dan memvalidasi

data-data yang signifikan, maka tugas perawat pada tahap ini adalah

merumuskan diagnosa keperawatan.

3. Standar III : Perencanaan

Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk

mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan klien.

KRITERIA PROSES:

a. Perencanaan terdiri dari penetapan proritas masalah, tujuan dan

rencana tindakan keperawatan

b. Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan

keperawatan.

c. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi dan kebutuhan

klien

d. Mendokumentasikan rencana keperawatan

Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk

mencegah, mengurang atau mengoreksi masalah-masalah yang

diidentifikasikan pada diagnosa keperawatan. Tahap ini dimulai setelah

menetukan diagnosa keperawatan dan menyimpulkan rencana

dokumentasi (Iyer,et al : 1996)

Langkah-langkah dalam perencanaan meliputi menentukan

prioritas , menentukan kriteria hasil, menentukan rencana tindakan dan

dokumentasi

a. menentukan prioritas masalah

xxiv

Page 25: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

Otonomi dan pemberdayaan dicapai melalui kolaborasi dan

perencanaan bersama yang menimbulkan tanggung jawab, kepuasan

dan produktifitas Dalam menentukan perencanaan perlu menyusun

suatu sistem untuk menentukan diagnosa yang akan diambil tindakan

pertama kali. Salah satu sistem yang bisa digunakan adalah hirarki

kebutuhan manusia.

b. Menuliskan kriteria hasil

Penulisan kriteria hasil mencakup semua respon manusia

meliputi : kognitif (pengetahuan, afektif (amosi/perasaan), psikomotor

dan perubahan fungsi tubuh). Pedoman penulisan kriteria hasil :

berfokus pada klien, singkat dan jelas dapat diobservasi dan di ukur,

ada batas waktunya, realistis, nanifestasi terhadap respon manusia.

c. Rencana tindakan

Rencana tindakan adalah desain spesifik intervensi untuk

membantu klien dalam mencapai kriteria hasil. Rencana tindakan

dilaksanakan berdasarkan komponen penyebab dan diagnosa

kperawatan. Karakteristik rencana tindakan keperawatan : konsisten

dengan rencana tindakan, berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah,

berdasakan situasi individu klien, digunakan untuk menciptakan suatu

situasi yang aman dan terapeutik, menciptakan suatu situasi

pengajaran, menggunakan saran yang sesuai (ANA, 1993).

Komponem rencana tindakan keperawatan adalah : waktu,

menggunakan kata kerja, vokus pada pertanyaan (How, who, what,

where, when, witch), modifikasi pengobatan dan tanda tangan.

xxv

Page 26: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

d. Dokumentasi

Mendokumentasikan rencana tindakan keperawatan membantu

perawat untuk memproses informasi yang didapatkan selama tahap

pengkajian dan diagnosa keperawatan.

Karakteristik dokumentasi meliputi : ditulis oleh perawat, dilaksanakan

setelah kontak pertama dengan klien, diletakkan ditempat yang

strategis (mudah didapatkan), informasi yang baru

4. Standar IV: Implementasi

Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah

diidentifikasi dalam rencana asuhan keperawatan.

KRITERIA PROSES

a.Bekerjasama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan

b.Kolaborasi dengan profesi kesehatanlain untuk meningkatkan status

kesehatan klien

c. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan

klien

d. Melakukan supervisi terhadap tenaga pelaksana keperawatan dibawah

tanggung jawabnya

e. Menjadi koordinator pelayanan dan advokasi terhadap klien untuk

mencapai tujuan kesehatan

xxvi

Page 27: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

f. Menginformasikan kepada klien tentang status kesehatan dan fasilitas-

fasilitas pelayanan kesehatan yang ada

g. Memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarga mengenai konsep

keterampilan asuhan diri serta membantu klien memodifikasi

lingkumgan yang digunakannya

h. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan

berdasarkan respon klien.

Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk

mencapai tujuan yang spesifik (lyer at al, 1996). Tahap peleksanaan

dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing

order untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh

karena tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-

faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.

Tahap-tahap tindakan perwatan meliputi persiapan, perencanaan,

dokumentasi:

• Tahap persiapan

Tahap awal tindakan keperawatan yaitu mempersiapkan segala

sesuatu yang diperlukan dalam tindakan meliputi tindakan-tindakan

review tindakan keperawatan yang diidentifikasi pada tahap

perencanaan. Menganalisa pengetahuan dan ketrampilan keperawatan

yang diperlukan, mengetahui komplikasi dari tindakan keperawatan

yang mungkin timbul, menentukan dan mempersiapkan peralatan yang

diperlukan, mempersiapkan lingkungan yang konduktif sesuai dengan

xxvii

Page 28: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

tindakan yang akan dilaksanakan, mengidentifikasikan aspek hukum

dan etik terhadap rsiko dari potensial tindakan.

• Tahap intervensi

Fokus tahap pelaksanaan tindakan keperawatan adalah

kegiatan pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi

kebutuhan fisik dan emosional. Pendekatan tindakan keperawatan

meliputi tindakan pemenuhan kebutuhan fisik dan emosional adalah

bervariasi tergantung individu dan masalah yang spesifik.

• Tahap dokumentasi

Pelaksanaan tindakan keperawatan yang lengkap dan akurat

terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.

5. Standar V : Evaluasi

Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan

dalam pencapaian tujuan dan merevisi data dasar dan perencanaan.

KRITERIA PROSES

a.Menyusun perencanaan evaluasi dari hasil intervensi secara

komprehensif.

b.Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur

perkembangan ke arah pencapaian tujuan.

c. Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan sejawat dan klien.

d.Bekerja sama dengan klien, keluarga untuk memodifikasi rencana

asuhan keperawatan.

xxviii

Page 29: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

e.Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan.

Evasluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses

keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,

rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Melalui

evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor kealpaan yang terjadi

selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan, dan pelaksanaan

tindakan (ignativicius, at all: 1994)

• Mengukur pencapaian tujuan

Perawat menggunakan keterampilan pengkajian untuk

mendapatkan data yang akan digunakan dalam evaluasi. Faktor

yang dievaluasi mengenai status kesehatan klien, yang terjadi

beberapa komponen meliputi kognitif, afektif, psikomotor,

perubahan fungsi tubuh dan gejala.

• Penentuan keputusan pada tahap evaluasi

Setelah data terkumpul tentang status keadaan klien,

maka perawat membandingkan data-data dengan out come. Ada

tiga kemungkinan penentuan keputusan meliputi: klien telah

mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan, klien masih dalam

proses mencapai hasil yang ditentukan, klien tidak mencapai hasil

yang telah ditentukan.

• Komponen evaluasi

Komponen evaluasi dapat dibagi menjadi 5 (pinnell, et all,

229-230: 1986) dikutip oleh (Nursalam: 2001):

a. Menentukan kriteria, standar, dan pertanyaan evaluasi.

xxix

Page 30: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

b. Mengumpulkan data mengenai keadaan lien terbaru.

c. Menganalisa dan membandingkan data terhadap kriteria dan

standar.

d. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan.

e.Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan.

Kesimpulan standar praktek keperawatan di Rumah Sakit (Depkes RI,

1998):

1. Alat pengontrol atau pengendali mutu pelayanan keperawatan.

2. Pedoman atau petunjuk bagi perawat kesehatan dan pengawasnya

tentang tujuan, materi dan metode pemberian pelayanan keperawatan

kepada pasien/klien

3. Alat peningkatan pelayanan keperawatan yang diberikan olh perawat.

4. Dasar dalam pelaksanaan supervisi dan pendidikan/pelatihan bagi

perawat.

5. Alat untuk mengukur kualitas asuhan keperawatan.

6. Informasi yang sangat penting dalam bidang administrasi pelayanan

keperawatan.

7. Alat komunikasi bagi konsumen dan anggota tim lainnya.

8. Upaya untuk meningkatkan citra keperawatan dan keyakinan masyarakat

terhadap profesi keperawatan.

9. Dasar untuk mengidentifikasi kelemahan dalam pelayanan keperawatan

yang dapat dijadikan dasar atau titik tolak penelitian untuk memperbaiki

dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

Ciri-ciri standar keperawatan yang baik:

xxx

Page 31: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

1. Jelas dan mudah dimengerti.

2. Absah.

3. Memenuhi harapan masyarakat sebagai penerima jasa pelayanan

keperawatan.

4. Memenuhi harapan profesi keperawatan.

5. Realistis.

6. Dapat diukur dan digunakan sebagai alat evaluasi.

2.1.3 Ruang Lingkup Keperawatan

1.Supervisi, perencanaan, dan tindakan perawatan klien secara menyeluruh.

2..Mengamati, mengintervensi, dan mengevaluasi keluhan-keluhan klien baik

secara mental maupun fisik.

3.Melaksanakan instruksi dokter tentang obat-obatan dan pengobatan yang

akan diberikan.

4.Mengawasi anggota tim kesehatan yang memberikan pelayanan perawatan

kepada klien.

5.Melaksanakan prosedur dan teknik keperawatan, khususnya pada tindakan

yang membutuhkan keputusan, penyesuaian, dan pertimbangan

berdasarkan data teknis.

6..Memberikan bimbingan kesehatan dan partisipasi dalam pendidikan

kesehatan.

xxxi

Page 32: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

7.Membuat catatan dan laporan fakta-fakta secara teliti dan mengevaluasi

perawatan klien.

Hasil penelitian menyebutkan bahwa kebebasan dalam bekerja dan

kontrol terhadap pekerjaan yang baik membuat perawat mempunyai

perencanaan kedepan dan kepuasan kerja menjadi bertambah meningkat

(Eisenstat dan Afelmer, 2000).

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa sejak perawat menyiapkan

mengikuti persiapan pendidikan keperawtan yang lebih tinggi, otonomi

profesional meningkat (Schutzenhofer dan Musser, 2004).

2.2 . Konsep Beban Kerja

2.2.1 Pengertian beban kerja

Beban kerja adalah keseliuruhan waktu yang digunakan oleh pegawai

dalam melakukan aktivitas atau kegiatan selama jam kerja( Groenewegen dan

Hutten, 1991). Beban kerja merupakan volume kerja dari suatu unit (Gillies,

1989). Jadi beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktivitas yang

dilakukan oleh seorang perawat selama bertugas di suatu unit pelayanan

keperawatan. (Marquis dan Huston).

Pengertian beban kerja dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu secara

subyektif dan secara obyektif. Beban kerja secara obyektif adalah keseluruhan

waktu yang dipakai atau jumlah aktivitas yang dilakukan. Beban kerja subyektif

adalah ukuran yang dipakai seseorang terhadap pertanyaan tentang beban kerja

yang diajukan, tentang perasaan kelebihan jam kerja, ukuran dan tekanan

pekerjaan dan kepuasan kerja. ( Groenewegen dan Hutten, 1991)

xxxii

Page 33: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

Menurut Schultz (1988), Beban kerja dibedakan menjadi dua yaitu beban

kerja kwantitatif dan kwalitatif. Beban kerja kwantitatif menunjukkan adanya

jumlah pekerjaan yang besar yang harus dilakukan pada satuan waktu.misalnya

jam kerja yang tinggi, derajat tanggung jawab yang besar, tekanan kerja sehari-

hari dan sebagainya. Sementara beban kerja kwalitatif terjadi apabila pekerjaan

yang dihadap terlalu sulit.

2.2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Beban Kerja

Untuk memperkirakan beban kerja keperawatan pada sebuah unit

pasien tertentu, manajer harus mengetahui:

1. Berapa banyak pasien yang dimasukkan ke unit per hari, bulan atau

tahun.

2. Kondisi pasien di dalam unit tersebut.

3. Rata-rata pasien menginap.

4.Tindakan perawatan langsung dan tidak langsung yang akan

dibutuhkan oleh masing-masing pasien.

5. Frekuensi masing-masing tindakan keperawatan yang harus dilakukan.

6 Rata-rata waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan masing-masing

tindakan perawatan langsung dan tidak langsung (Gillies, 1989).

2.2.3. Kategori Tindakan Keperawatan

Menurut Gillies (1989), membagi tindakan keperawatan menjadi tindakan

keperawatan langsung, tidak langsung, dan penyuluhan kesehatan. Arti umum

xxxiii

Page 34: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

bagi keperawatan langsung adalah perawatan yang diberikan anggota staf

keperawatan sambil bekerja di dalam kehadiran pasien tersebut dan perawatan

tersebut dihubungkan secara khusus kepada kebutuhan fisik dan psikologisnya.

Perawatan tidak langsung adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan atas

nama pasien tetapi di luar kehadiran si pasien yang berhubungan kepada

lingkungan pasien atau keberadaan finansial dan kesejahteraan sosial si pasien,

perawatan tidak langsung termasuk kegiatan seperti perencanaan perawatan,

penghimpunan peralatan dan perbekalan, diskusi dengan anggota tim kesehatan

lain, penulisan dan pembacaan catatan kesehatan, pelaporan kondisi pasien

kepada rekan kerja, dan menyusun sebuah rencana bagi perawatan pasien

setelah pelepasannya. Pengajaran kesehatan mencakup semua usaha oleh

anggota staf keperawatan untuk memberitahu, dan memotivasi pasien dan

keluarganya menyangkut perawatan setelah dilepas dari rumah sakit.

Ilyas (2000) mengkategorikan tindakan keperawatan sebagai berikut:

a Kegiatan langsung; semua kegiatan yang mungkin dilaksanakan oleh

seorang perawat terhadap pasien, misalnya menerima pasien, anamnesa

pasien, mengukur tanda vital, menolong BAB/BAK, merawat luka,

mengganti balutan, mengangkat jahitan, kompres, memberi suntikan/ obat/

imunisasi, penyuluhan kesehatan.

b Kegiatan tak langsung: setiap kegiatan yang dilakukan oleh perawat yang

berkaitan dengan fungsinya, tetapi tidak berkaitan langsung dengan pasien,

seperti: menulis rekam medis, mencari kartu rekam medis pasien, meng-

up-date data rekam medis.

c Kegiatan pribadi: semua kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan dari

perawat yang diamati seperti: makan, minum, pergi ke toilet.

xxxiv

Page 35: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

d. Kegiatan non produktif: semua kegiatan perawat yang tidak produktif untuk

kepentingan pasien maupun bagian atau organisasi rumah sakit seperti:

baca koran, mendengarkan radio, menonton TV, berbincang-bincang.

2.2.4. Pendekatan Penghitungan Beban Kerja

Untuk menghitung beban kerja bukan sesuatu yang mudah. Selama ini

kecenderungan kita dalam mengukur beban kerja berdasarkan keluhan dari

personel bahwa mereka sangat sibuk dan menuntut diberikan waktu lembur

(Ilyas, 2000).

Sedangkan untuk menghitung beban kerja personel menurut Ilyas (2000)

ada 3 cara yang dapat digunakan yaitu:

1. Work Sampling

Pada work sampling yang menjadi pengamatan adalah aktivitas

atau kegiatan keperawatan yang dilaksanakan perawat dalam

menjalankan tugasnya sehari-hari di ruang kerjanya. Pada work sampling

yang diamati adalah apa yang dilakukan oleh perawat, informasi yang

dibutuhkan oleh penelitian ini adalah kegiatannya, bukan siapanya.

Pada teknik work sampling, kita akan mendapatkan ribuan

pengamatan kegiatan dari sejumlah personel yang kita amati. Jadi jumlah

pengamatan dapat dihitung sebagai contoh; bila diamati kegiatan 5

perawat setiap shift, pengamatan setiap 5 menit selama 24 jam (3 shift),

dalam 6 hari kerja. Dengan demikian jumlah pengamatan= 5 (perawat) x

60 menit/ 5 (menit) x 24 jam x 6 (hari kerja)= 8.640 sampel pengamatan.

Dengan jumlah data pengamatan yang besar ini menghasilkan data yang

akurat yang menggambarkan kegiatan personel yang sedang diteliti.

xxxv

Page 36: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

2. Time and Motion Study

Pada teknik ini kita mengamati dan mengikuti dengan cermat

tentang kegiatan yang dilakukan oleh personel yang sedang kita amati.

Pada teknik ini kitamengamati satu pekerjaan sampai selesai dan terus

diamati sampai selesai jam kerja pada hari itu. Pada saat kita melakukan

penelitian dengan teknik time and motion study, yang kita amati adalah

profesi aatu pekerjaan tertentu, maka yang kita teliti adalah kegiatan

profesi itu dengan segala atributnya. Yang diamati adalah jenis kegiatan

waktu yang dibutuhkan dan kualitasnya.

3. . Daily Log (Pencatatan Kegiatan Sendiri)

Daily log merupakan bentuk sederhana dari work sampling

dimaan orang yang diteliti menuliskan sendiri kegiatan dan waktu yang

digunakan untuk kegiatan tersebut. Penggunaan teknik ini sangat

tergantung terhadap kerjasama dan kejujuran dari personel yang sedang

diteliti. Pendekatan itu relatif sederhana dan biaya murah. Peneliti

biasanya membuat pedoman dan formulir isian yang dapat dipelajari dan

diisi sendiri oleh informan. Sebelum dilakukan penelitian perlu dilakukan

penjelasan tentang tujuan dan cara pengisian formulir kepada subyek

personil yang diteliti.

2.2.5 Perhitungan tenaga

Menentukan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan pada tingkat

ketergantungan klien ( Dauglass, 1975 dalam Pitoyo, 2005, hal 5)

xxxvi

Page 37: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

Dauglass menghitung kebutuhan tenaga perawat berdasarkan pada tingkat

ketergantungan klien. Adapun perhitungan berdasarkan tingkat ketergantungan

yang dimaksud adalah debagai berikut:

Perhitungan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan klasifikasi klien

JumlKlien

Klasifikasi Klien

Minimal Parsial TotalPagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam

1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,202 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,403 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60

Dst

Perawatan minimal (1-2 jam/24 jam)

1. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri

2. Makan dan minum dilakukan sendiri

3. Ambulasi dengan pengawasan

4. Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift

5. Pengobatan minimal, status psikologi stabil

6. Perawatan luka sederhana

Perawatan parsial ( 3-4 jam/24 jam)

1 Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu

2 Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam

3 Ambulasi dibantu pengobatan lebih dari sekali

4 Folley cateter intake out put dicatat

5 Klien dengan pasang infuse

6 Perawatan luka komplek

xxxvii

Page 38: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

Perawatan total (5-6 jam/24 jam)

1. Segalanya diberi bantuan

2. Posisi yang diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam

3. Makan memerlukan NGT

4. Pengobatan intravena “perdrip”

5. Pemalaian suction

6. Gelisah/disorientasi

7. Persiapan pengobatan memerlukan prosedur

2.3. Konsep Kepuasan Kerja

2.3.1. Pengertian Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja adalah penilaian dari pekerja tentang seberapa jauh

pekerjaanya secara menyeluruh memuaskan kebutuhannya. Kepuasan kerja

sebagai sekumpulan perasaan yang menyenangkan dan yang tidak

menyenangkan terhadap pekerjaan mereka. Kepuasan kerja dipandang sebagai

perasaan senang atau tidak senang yang relatif, yang berbeda dari pemikiran

obyektif dan keinginan perilaku. Karena perasaan terkait dengan sikap

seseorang, maka kepuasan kerja dapat didefinisikan sebagai sebuah sikap

karyawan yang timbul berdasarkan penilaian terhadap situasi dimana mereka

bekerja (Sri Budi :2005). Kemudian Blum (1996) mengemukakan bahwa

kepuasan kerja merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-

faktor pekerjaan, penyesuaian diri, dan hubungan sosial individu di luar kerja.

xxxviii

Page 39: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

2.3.2. Faktor-Faktor Kepuasan Kerja Perawat

Faktor-faktor kepuasan kerja yang secara khusus mempengaruhi

produktivitas karyawan dapat berbentuk kepuasan ekonomis dan non ekonomis.

Terdapat 6 faktor utama yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja:

1. Komponen upah atau gaji

Gaji diartikan sebagai imbalan berupa uang yang diterima karyawan.

Dalam konteks produktivitas, gaji yang tinggi tidak menjamin karyawan

tersebut untuk berprestasi lebih baik. Dalam pemberian gaji perlu

diperhatikan prinsip keadilan. Seseorang bekerja dalam organisasi

mengharapkan gaji atau upah yang diterima mencerminkan perbedaan

tanggung jawab, pengalaman, pendidikan, dan senioritas. Sehingga

apabila kebutuhan akan gaji atau upah terpenuhi, maka karyawan akan

memperoleh kepuasan dari apa yang mereka harapkan.

2. Pekerjaan

Menurut Arnold dan Felman (1986), ada 2 aspek penting dari

pekerjaan yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu variasi kerja dan

kontrol atas metode dan langkah-langkah kerja. Secara umum, pekerjaan

dengan jumlah variasi yang moderat akan menghasilkan kepuasan kerja

yang relatif besar. Pekerjaan yang sangat kecil variasinya akan

menyebabkan pekerja merasa jenuh dan keletihan, dan sebaliknya

pekerjaan yang terlalu banyak variasinya dan terlalu cepat menyebabkan

karyawan merasa tertekan secara psikologis. Pekerjaan yang

menyediakan sejumlah otonomi akan memberikan kepuasan kerja yang

tinggi. Sebaliknya kontrol manajemen yang berlebihan akan mengarah

pada ketidakpuasan kerja tingkat tinggi.

xxxix

Page 40: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

3. Pengawasan

Supervisor secara langsung mempengaruhi kepuasan kerja melalui

kecermatannya dalam mendisiplinkan dan menerapkan peraturan-

peraturan.

Menurut Sondand, P (1999), beberapa pedoman dalam

pengawasan yang perlu diperhatikan:

a. Pengawasan hendaknya lebih menekankan pada usaha-usaha yang

bersifat prefentif

b. Pengawasan tidak ditujukan untuk mencari siapa yang salah, tetapi

kepada hal-hal yang perlu disempurnakan dalam sistem kerja

organisasi

c. Jika terjadi penyimpangan, tindakan korektif yang dilakukan

seyogyanya bersifat edukatif

d. Objektifitas dalam melakukan pengawasan dan pengendalian hanya

dapat dipertahankan apabila standar, prosedur kerja dan kreatifitas

prestasi jelas diketahui oleh yang diawasi atau yang mengawasi.

e. Pengawasan yang bersifat edukatif dan objektif tidak berarti bahwa

tindakan indisipliner tidak usah ditindak.

4. Promosi karir

Promosi adalah jenjang kenaikan karyawan yang dapat

menimbulkan kepuasan pribadi dan kebanggaan. Promosi berfungsi

sebagai perangsang bagi mereka yang memiliki ambisi dan prestasi kerja

tinggi. Dengan demikian usaha-usaha menciptakan kepuasan atas

xl

Page 41: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

komponen promosi dapat mendorong mereka untuk berprestasi lebih

baikdimasa yang akan datang.

5. Kelompok kerja

Kelompok kerja yang mempunyai keeratan tinggi cenderung

menyebabkan para karyawan puas berada dalam kelompok tersebut.

Kepuasan itu timbul terutama berkat kurangnya ketegangan, kecemasan

dalam kelompok, dan karena mereka lebih mampu menyesuaikan diri

dengan tekanan pengaruh dari pekerjaan.

Menurut Cumming (1990), lingkungan fisik dimana individu bekerja

mempunyai pengaruh pada jam kerja maupun sikap mereka terhadap

pekerjaan itu sendiri.

6. Kondisi kerja

Kondisi kerja merupakan segala sesuatu yang ada di lingkungan

kerja karyawan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan

tugas. Karyawan menginginkan kondisi disekitar pekerjaannya baik

karena kondisi tersebut mengarah pada kenikmatan atau kesenangan

secara fisik.

Menurut Cumming (1990), lingkungan fisik dimana individu bekerja

mempunyai pengaruh pada jam kerja maupun sikap mereka terhadap

pekerjaan itu sendiri.

Menurut Harold E Burt (1992), faktor-faktor yang ikut menentukan

kepuasan kerja adalah sebagai berikut:

a. Faktor hubungan antar karyawan:

xli

Page 42: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

Hubungan langsung antar karyawan dan manajer

Faktor psikis dan kondisi kerja

Hubungan sosial di antara karyawan

Sugesti dari teman sekerja

Emosi dan situasi kerja

b. Faktor individual,misalnya: sikap, umur, dan jenis kelamin.

c. Faktor-faktor luar yaitu hal-hal yang berhubungan dengan keadaan

keluarga karyawan, rekreasi, dan pendidikan.

2.3.3. Pengukuran Kepuasan Kerja Perawat

Menurut Wexley dan Yulk (1991) dalam Sholehudin, mengatakan bahwa

teori-teori tentang pengukuran kepuasan kerja ada 3 macam, yaitu:

1. Teori Perbedaan (Discrepancy Theory)

Teori ini mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung

selisih antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan.

Orang akan merasa puas bila tidak ada perbedaan antara yang

diinginkan dengan persepsinya atas kenyataan, karena batas minimum

yang diinginkan telah tercapai.

2. Teori Keseimbangan (Equity Theory)

Prinsip dari teori ini adalah bahwa orang yang akan merasa puas

atau tidak puas tergantung apakah ia merasakan adanya keadilan

(equity) atau tidak atas situasi, diperoleh dengan cara membandingkan

dirinya dengan orang lain yang sekelas, sekantor, maupun di tempat lain.

xlii

Page 43: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

Ada 3 elemen dari teori ini yaitu input-output, comparison, equity-in

equity.

Input adalah segala sesuatu yang sangat berharga yang dirasakan

oleh karyawan sebagai sumbangan terhadap perkerjaan atau semua nilai

yang diterima pegawai yang dapat menunjang pelaksanaan kerja seperti

pendidikan, pengalaman, skill, usaha dan peralatan.

Output adalah semua nilai yang diperoleh dan dirasakan pegawai

sebagai hasil dari pekerjaannya, misalnya: upah, kesempatan untuk

berpestasi atau expresi diri.

comparison person diartikan sebagai perasaan seseorang di

perusahaan yang sama atau di tempat lain.

Equity-in equity diartikan bahwa setiap karyawan akan

membandingkan rasio input-outcomes dirinya sendiri dengan orang lain.

Bila perbandingannya dianggap cukup adil maka karyawan tersebut akan

merasa puas. Bila perbandingan tersebut tidak seimbang tetapi

menguntungkan, maka bisa menimbulkan kepuasan. Tetapi bila

perbandingan tidak seimbang dan merugikan, maka akan tinbul

ketidakpuasan.

3. Teori Dua Faktor (Two Factor Theory)

Prisip teori ini menyatakan bahwa kepuasan kerja dan

ketidakpuasan merupakan dua hal yang berbeda. Dalam perwujudannya

dikembangkan oleh Maslow yang mengatakan bahwa kepuasan berkaitan

dengan kebutuhan paling tinggi (higher order need) yaitu kebutuhan

sosial dan aktualisasi diri, sedangkan ketidakpuasan sebagai pemenuhan

xliii

Page 44: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

kebutuhan yang paling bawah (lower order need) yaitu kebutuhan

fisiologis, kenyamanan dan keamanan, serta sebagian kebutuhan sosial.

2.3.4. Hubungan otonomi, beban kerja dengan kepuasan kerja

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pekerjaan yang menyediakan

kepada para karyawan sejumlah otonomi akan memberikan kepuasan kerja yang

tinggi. sebaliknya, kontrol manajemen atas metode dan langkah-langkah kerja

yang berlebihan akan mengarah pada ketidakpuasan kerja tingkat tinggi.

Sedangkan beban kerja yang tinggi akan berdampak pada penurunan kepuasan

kerja. (Yuli dan Soehartati, 2005)

BAB 3

KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka konsep penelitian

xliv

Otonomi Perawat :Standar PraktekKeperawatan:1. Pengkajian2. Diagnosa keperawatan3. Perencanaan4. Implementasi5. Evaluasi

Beban kerja perawat:Tingkat Ketergantungan Pasien- Kategori I : Minimal- Kategori II : Parsial- Kategori III : Total

Kualitas Pelayanan Kesehatan

1. Kepuasan klien2. Infeksi Nosokomial3. Lama rawat inap4. Lingkungan kerja

perawat5. Kepuasan perawat

Kepuasan Perawat:

1. Komponen upah atau gaji2. Pekerjaan3. Pengawasan4. Promosi karir5. Kelompok kerja6. Kondisi kerja

Page 45: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

Keterangan:

Yang diteliti

Gambar 1 Kerangka Konsep

3.2. Deskripsi kerangka konsep

Untuk mencapai kualitas pelayanan keperawatan yang sempurna dan

profesional, maka pelaksanaan otonomi keperawatan harus sesuai dengan

standar praktek keperawatan yang meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Rendahnya otonomi kerja yang

diberikan kepada perawat serta didukung oleh tingginya beban kerja perawat

yang dilihat dari tingkat ketergantungan pasien yang meliputi: minimal, parsial,

total, akan berdampak pada kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan

kepada pasien, yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kepuasan kerja

perawat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja perawat antara lain

adalah : Komponen upah atau gaji, komponen pekerjaan, komponen

pengawasan, promosi karir, kelompok kerja, serta kondisi kerja perawat.

3.3. Hipotesis Penelitian

xlv

Page 46: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

HI : Ada hubungan antara otonomi dan beban kerja perawat dengan

kepuasan kerja.

HO : Tidak ada hubungan antara otonomi dan beban kerja perawat dengan

kepuasan kerja.

xlvi

Page 47: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

korelasional dengan pendekatan cross sectional dimana peneliti berusaha

mengetahui dan menjelaskan hubungan otonomi dan beban kerja perawat

dengan kepuasan kerja perawat di ruang Dahlia 1 dan Paviliun Rumah Sakit

Ngudi Waluyo Wlingi Blitar.

4.2. Sampling Desain

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang

bekerja di ruang Dahlia 1 Dan Paviliun Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

yang berjumlah 31 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana yang

berhubungan langsung dengan klien dan bekerja di ruang Dahlia 1 dan

paviliun.

Penentuan jumlah sample dengan menggunakan rumus :

n = N

1 + N (d)²

Keterangan : n = jumlah sampel

i

Page 48: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

N = jumlah populasi

d = tingkat signifikansi (0,05)

Jadi n = 31

1+31(0,05)²

= 28

4.2.3 Kriteria Sampel

Kriteria Inklusi:

a. Perawat pelaksana yang langsung berhubungan dengan pasien.

b. Mempunyai ijazah perawat

c. Bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Kriteria eksklusi

a. Petugas kesehatan selain perawat

b. Menolak memberikan informed consent.

4.3 Variabel Penelitian

variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel dependen : kepuasan kerja perawat

2. Variabel independen : otonomi dan beban kerja perawat

48

Page 49: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

4.4 Lokasi dan Waktu penelitian

4.4.1 Lokasi Penelitian

penelitian di dilaksanakan di ruangan bagian instalasi rawat inap Rumah

Sakit Ngudi Waluyo Wlingi Blitar.

4.4.2 Waktu Penelitian

penelitian dilakukan pada tanggal 12 sampai 24 Desember 2007.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

berupa pernyataan perawat terhadap otonomi dan kepuasan kerja.

Sedangkan untuk pengukuran beban kerja perawat dalam penelitian ini

dilakukan dengan teknik observasi langsung terhadap perbandingan

jumlah pasien dan jumlah perawat yang ada.

1. Otonomi perawat

a. Pengkajian nomor soal 1-4

b. Diagnosa Keperawatan 5-6

c. Perencanaan 7-9

d. Pelaksanaan 10-11

e. Evaluasi 12-13

2. Kepuasan kerja

a. Komponen upah atau gaji 14-15

b. Pekerjaan 16-18

c. Pengawasan 19

d. Promosi Karir 20-21

49

Page 50: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

e. Kelompok Kerja 22-23

f. Kondisi Kerja 24-29

Pendekatan yang digunakan adalah metode rating yang

dijumlahkan dengan sebutan penskalaan model likert (Sugiyono, 1999)

yaitu untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

kelompok orang. Sedangkan untuk perbandingan jumlah pasien dan

jumlah perawat menggunakan perhitungan rumus dari Dauglass.

Instrumen pnelitian ini sebelum digunakan untuk menjaring data

penelitian sesungguhnya maka terlebih dahulu diuji coba untuk

mengetahui tingkat validitas dan reliabilitasnya. Uji coba ini mengambil 30

orang responden yang dilaksanakan di RS DR.Soepraoen Malang. Bagi

responden yang telah mengisi kuesioner uji coba instrumen tidak akan

diikutsertakan dalam pengambilan sampel yang telah ditentukan.

1. Validitas

Setelah dilakukan uji validitas pada 29 pernyataan, diperoleh

seluruh pernyataan valid. Instrumen dikatakan valid dengan

membandingkan taraf signifikansi 0,05 (5%) dan nilai probabilitas (p)

pada masing-masing butir pertanyaan kurang dari 0,05. Hasil secara

lengkap dapat dilihat pada lampiran.

2. Reliabilitas

Dari hasil uji reliabilitas yang dilakukan, untuk variabel otonomi

didapatkan nilai α= 0,910 sedangkan untuk variabel kepuasan kerja

didapatkan nilai α= 0,871. Dasar pengambilan keputusan apakah suatu

item atau variabel reliabel atau tidak adalah α ≥ 0,68.

50

Page 51: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

4.6. Definisi Operasional

No

Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor

1 Variabel independen: otonomi

Pelaksanaan tindakan keperawatan yang sesuai dengan pedoman dari PPNI yang dipersepsikan oleh perawat

5k5 komponen standar praktek keperawatan:

1.1.Pengkajian

2.2.Diagnosa keperawatan

3.3. Perencanaan

4.4. Pelaksanaan

5.5. Evaluasi

Kuesiner Numerik (interval)

Menggunakan skala likert yaitu nilai positif tertinggi diberi skor 4 dan terendah 0. Dengan ketentuan 1. sangat setuju =4

2. setuju = 3

3. Kurang setuju =2

4. tidak setuju = 1

5. sangat tidak setuju = 0

Untuk pernyataan negatif tertinggi diberi nilai 0 dan terendah 4.

2 Variabel dependen: beban kerja

Perbandingan jumlah perawat dan jumlah pasien pada shif pagi yang didasarkan pada tingkat ketergantungan pasien

1.Jumlah pasien yang dirawat pada shif pagi

2.Tingkat ketergantungan pasien

Lembar observasi

Numerik (interval)

Dihitung dalam prosentase (%)

3 Variabel dependen: Kepuasan kerja

Respon kepuasan kerja menurut persepsi perawat sendiri

6 komponen kepuasan kerja yaitu1. upah atau

gaji

2. pekerjaan

3. pengawasan

4. promosi karir

5. kelompok kerja

6. kondisi kerja

Kuesioner Numerik (interval)

Menggunakan skala likert yaitu nilai positif tertinggi diberi skor 4 dan terendah 0. Dengan ketentuan

1.sangat setuju =42.setuju = 33.Kurang setuju =24.tidak setuju = 15.sangat tidak setuju

= 0Untuk pernyataan negatif tertinggi diberi nilai 0 dan terendah 4.

51

Page 52: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

4.7 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengajukan ijin kepada

Direktur Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi Blitar untuk mendapatkan

persetujuan, kemudian angket dibagikan kepada perawat di ruang Dahlia 1

dan Paviliun.

4.7.1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lembar persetujuan diserahkan kepada responden supaya subyek

penelitian mengerti maksud dan tujuan penelitian apabila subyek

penelitian setuju maka harus menandatangani lembar persetujuan

sebagai subyek penelitian.

4.7.2. Anonimity (tanpa nama)

Kerahasiaan mengacu pada tanggung jawab peneliti untuk

melindungi kerahasiaan responden, peneliti tidak perlu mencantumkan

nama responden pada lembar pengumpulan data.

4.7.3. Confidentiality

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subyek dijamin oleh

peneliti hanya kelompok data saja yang disajikan atau dilaporkan sebagai

hasil riset.

4.8 Pengumpulan Data

Penelitian ini dilaksanakan setelah mendapat rekomendasi dari jurusan

Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya dan dengan ijin Direktur

RS Ngudi Waluyo Wlingi. Pengumpulan data untuk penelitian dimulai dengan

52

Page 53: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

mengidentifikasi sampel yang akan diteliti yaitu mengumpulkan responden yang

sesuai kriteria inklusi. Setelah perawat terpilih sebagai responden, peneliti

memberikan inform concent kepada responden, dan sebagai tindakan

persetujuan untuk dijadikan sampel penelitian responden memberikan tanda

tangannya.

Untuk variabel beban kerja data dikumpulkan dengan menggunakan

lembar observasi yang berisi perhitungan perbandingan jumlah pasien dan

jumlah perawat yang ada.

Untuk variabel otonomi dan kepuasan kerja, pengumpulan data dilakukan

dengan cara menyebarkan kuesioner pada perawat yang mau menjadi

responden dan menandatangani informed consent. Kuesioner berisi tentang

pernyataan-pernyataan mengenai pelaksanaan otonomi dan kepuasan kerja

yang berjumlah 29 pernyataan.s

4.9 Analisa Data

4.9.1 Analisa Univariat

a. Variabel Dependen

Analisa data variabel dependen, yaitu respon kepuasan kerja

menurut persepsi perawat sendiri yang dilihat dari faktor upah atau

gaji, pekerjaan, pengawasan, promosi karir, kelompok kerja, dan

kondisi kerja, yang ditampilkan dalam bentuk : mean, median, standar

deviasi, nilai minimum maksimum dan 95% convidence interval.

b. Variabel Independen

Analisa variabel independen, yaitu pelaksanaan tindakan

keperawatan yang sesuai dengan standar praktek keperawatan yang

53

Page 54: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

meliputi: pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi keperawatan yang ditampilkan dalam

bentuk : mean, median, standar deviasi, nilai minimum maksimum

dan 95% convidence interval.

Data variabel independen, yaitu perbandingan jumlah perawat

dan jumlah pasien pada shif pagi yang didasarkan pada tingkat

ketergantungan pasien yang meliputi: minimal. Parsial dan total. Data

dari lembar observasi diolah dengan cara perhitungan dari rumus

douglass.

4.9.2 Analisa Bivariat

Analisa data menggunakan uji stastitik regresi linier ganda,

dengan ketentuan Ho diterima jika p value lebih besar dari α. Pada

regresi linier ganda untuk dapat mengetahui bagaimana hubungan

variabel independen (otonomi dan beban kerja) terhadap variabel

dependen (kepuasan kerja). Untuk perhitungannya dengan

menggunakan teknik komputerisasi.

4.10 Alur Penelitian

1. salam melakukan penelitian ini, peneliti mengajukan ijin kepada

Direktur Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi Blitar untuk mendapatkan

persetujuan, kemudian angket dibagikan kepada perawat di ruang

Dahlia 1 dan Paviliun.

2. Lembar persetujuan diserahkan kepada responden supaya subyek

penelitian mengerti maksud dan tujuan penelitian apabila subyek

54

Page 55: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

penelitian setuju maka harus menandatangani lembar persetujuan

sebagai subyek penelitian.

3. Meminta kembali lembar kuesioner dari responden

4. Menganalisa data menggunakan rumus Product-Moment

55

Page 56: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

BAB 5

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian mengenai otonomi dan

beban kerja perawat dengan kepuasan kerja di Ruang Dahlia 1 dan Paviliun

Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi.

5.1. Karakteristik Responden

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden menurut jenis kelamin dan umur di Ruang Dahlia 1 dan Paviliun Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

Karakteristik Frekuensi Prosentase

Jenis kelamin

Perempuan

Laki-laki

20

11

64,5 %

35,5 %

Umur

20-45 tahun

Lebih dari 45 tahun

24

7

77,4 %

22,6 %

Dari tabel 5.1 didapatkan sebagian besar perawat (64,5%) adalah

perempuan dan hampir setengahnya (35,5%) adalah laki-laki. Untuk karakteristik

umur hampir seluruh perawat (77,4%) berusia antara 20-45 tahun dan sebagian

kecil (22,6%) berusia lebih dari 45 tahun.

i

Page 57: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

5.2. Hasil analisa univariat Variabel Independen

Tabel 5.2 Hasil Skor variabel independen

Variabel Independen

Min.Mak Mean Median sd Ci 95%

1. Otonomi 15-52 33,78 35,00 11,261 30,39-37,16

2.Beban Kerja 125-233 173,33 175,00 30,651 164,12-182,54

Dari tabel 5.2 didapatkan bahwa dari hasil analisis untuk variabel otonomi

diperoleh nilai minimal maksimal dengan rentang 15-52, nilai mean =33,78, nilai

median = 35,00 dengan standar deviasi = 11,261 dan taraf kepercayaan 95% =

antara 30,39 - 37,16. sedangkan dari hasil analisis variabel beban kerja diperoleh

nilai minimal maksimal dengan rentang 125-233, nilai mean = 173,33 dan nilai

median = 175,00 dengan standar deviasi = 30,651 dan taraf kepercayaan 95%

antara 164,12 - 182,54

5.3. Hasil analisa univariat Variabel Dependen

Tabel 5.3 Hasil Skor variabel dependen

Variabel Dependen

Min.Mak Mean Median sd Ci 95%

Kepuasan Kerja 14-61 34,09 34,00 14,390 29,60-38,57

Dari tabel 5.3 didapatkan bahwa dari hasil analisis variabel kepuasan

kerja diperoleh nilai minimal maksimal dengan rentang 14-61, nilai mean =34,09

dan nilai median = 34,00 dengan standar deviasi = 14,390 dan taraf kepercayaan

95% = antara 29,60 – 38,57.

2. Hasil Analisa Bivariat

57

Page 58: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

Tabel 5.4 Skor bivariat variabel independen

Variabel Independen Variabel Dependen

(Kepuasan Kerja)

r pv

1. Otonomi 0,644 0,000

2. Beban Kerja -0473 0,001

Berdasarkan hasil analisis di atas untuk variabel otonomi didapatkan

r hitung = 0,644 dan variabel beban kerja dengan r hitung = -0,473. kriteria uji : r hitung >

r tabel atau p value < 0,05 berarti pada taraf kepercayaan 95% h1 diterima.

Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel otonomi dan beban kerja memiliki

hubungan yang signifikan dengan kepuasan kerja.

3. Hasil Analisa Multivariat

Tabel 5.5 Hasil analisis multivariat

B R2 pv Konstanta

1. Otonomi2. Beban Kerja

0,722

-0,134

0,481

0,481

0,000

0,001

32,971

32,971

Dari tabel 5.5 dapat diketahui bahwa variabel otonomi mempunyai

hubungan yang signifikan dengan kepuasan kerja karena p < α (0,05). Begitu

juga dengan variabel beban kerja juga mempunyai hubungan yang signifikan

dengan kepuasan kerja.

Persamaan regresi lnier ganda yang dihasilkan adalah :

58

Page 59: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

Y = 32,971 + 0,722 * otonomi + (-0,134) * beban kerja

Dengan model persamaan ini, diharapkan kepuasan kerja perawat akan

meningkat sebesar 0,702 setelah dikontrol untuk variabel otonomi. Dan

kepuasan kerja perawat akan berkurang sebesar 0,134 setelah variabel beban

kerja dikontrol.

59

Page 60: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

BAB 6

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini peneliti mencoba menjawab pertanyaan awal

yang mendasari masalah penelitian yaitu apakah ada hubungan antara otonomi

dan beban kerja perawat dengan kepuasan kerja di ruang Dahlia 1 dan Paviliun

Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi. Dibawah ini akan dibahas mengenai

Hubungan Otonomi dan Beban Kerja terhadap Kepuasan Kerja.

6.1. Hubungan Otonomi dengan Kepuasan Kerja

Otonomi perawat berarti perawat secara rasional memiliki kemandirian

dan pengaturan diri dalam membuat keputusan dan praktek keperawatan

(Schutzenhover dan Musser, 2004). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

semakin tinggi pelaksanaan otonomi perawat di ruangan maka semakin tinggi

juga kepuasan kerja perawat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa otonomi

mempunyai hubungan yang signifikan dengan kepuasan kerja.

Berdasarkan teori, pekerjaan yang menyediakan kepada para karyawan

sejumlah otonomi akan memberikan kepuasan kerja yang tinggi. sebaliknya,

kontrol manajemen atas metode dan langkah-langkah kerja yang berlebihan

akan mengarah pada ketidakpuasan kerja tingkat tinggi. Kepuasan terhadap

pekerjaan akan menggerakkan tingkat motivasi kerja yang kuat, sehingga dapat

menghasilkan prestasi kerja yang baik yang akan berdampak pada kualitas

pelayanan keperawatan yang dilakukannya (Yuli, 2005).

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepuasan kerja perawat

dalam melaksanakan tugas keperawatan yang dilakukan yaitu dengan

i

Page 61: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

memberikan job discription yang jelas dan otonomi yang sesuai dengan standar

praktek keperawatan, sehingga perawat dapat bekerja secara optimal dan

profesional.

Untuk melaksanakan proses keperawatan secara profesional yang sesuai

standar praktek keperawatan, diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas

tinggi yang mempunyai pengetahuan tentang praktek keperawatan yang sesuai

standar. Sehingga, perawat dapat bertanggung jawab dan bertanggung gugat

terhadap tindakan yang dilakukannya, dapat mengambil keputusan secara

mandiri, melakukan kolaborasi dengan disiplin ilmu lain, serta memfasilitasii

kepentingan pasien guna meningkatkan mutu peleyanan(Lukimon, 2004).

6.2. Hubungan Beban Kerja dengan Kepuasan Kerja

Beban kerja adalah keseluruhan waktu yang digunakan oleh perawat

dalam melakukan aktivitas atau kegiatan selama jam kerja (Groenewegen dan

Hutten, 1991). Menurut teori beban kerja yang tinggi akan berdampak pada

penurunan kepuasan kerja. (Soehartati, 2005).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Semakin tinggi beban kerja perawat

maka semakin rendah kepuasan kerja perawat. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa beban kerja mempunyai hubungan yang signifikan dengan kepuasan

kerja perawat.

Beban kerja yang tinggi dapat menyebabkan perawat mengalami

kelelahan atau kejenuhan yang akan menimbulkan stress kerja pada perawat

yang kemudian akan berdampak pada penurunan kepuasan kerja. Hal ini akan

berdampak pada penurunan kualitas pelayanan keperawatan yang dilakukan

61

Page 62: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

oleh perawat. tingkat ketergantungan pasien yang berbeda-beda, yaitu: minimal,

parsial, total seyogyanya dibarengi dengan imbalan yang sesuai dengan tenaga

yang telah dikeluarkan oleh perawat.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut di atas dapat

ditanggulangi dengan penambahan jumlah perawat yang dinas per shif yang

sesuai dengan perhitungan jumlah perawat yang seharusnya. Dan juga perlu

dipertimbangkan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi beban kerja perawat

yaitu: kondisi pasien, jumlah pasien, serta waktu yang diperlukan untuk setiap

tindakan keperawatan terhadap pasien baik secara langsung maupun tidak

langsung.

`

6.3 Keterbatasan Penelitian

1. Karena keterbatasan waktu penelitian maka dalam melakukan observasi

terhadap beban kerja perawat peneliti meminta bantuan orang lain

sebagai observer. Yang sebelumnya observer tersebut sudah diberikan

penjelasan terlebih dahulu.

2. sampel yang digunakan hanya terbatas pada perawat yang ada di ruang

Dahlia 1 dan Paviliun, sehingga hasilnya kurang representative untuk

digeneralisasikan.

3. Kepuasan kerja hanya di ukur pada saat penelitian tidak membandingkan

antara harapan dan kenyataan

4. Tidak ada standar yang baku dalam pengukuran beban kerja, sehingga

peneliti menggunakan rumus prosentase dalam menghitung beban kerja

62

Page 63: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

perawat yaitu dengan membandingkan jumlah perawat yang seharusnya

dengan jumlah perawat yang ada.

5. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain deskriptif korelasional

untuk meneliti hubungan variabel dalam penelitian ini

63

Page 64: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

BAB 7

PENUTUP

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis statistik dan pembahasan tersebut di atas dapat

disimpulkan bahwa :

7.1.1. Ada hubungan antara otonomi dengan Kepuasan Kerja perawat di

ruang Dahlia 1 dan Pavliun Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

7.1.2. Ada hubungan antara beban Kerja perawat dengan Kepuasan Kerja

perawata di ruang Dahlia 1 dan Pavliun Rumah Sakit Ngudi Waluyo

Wlingi.

7.2. Saran

7.2.1. bagi bidang keperawatan

a. Perlu mempertimbangkan penambahan jumlah perawat mengingat

jumlah perawat yang masih kurang dibandingkan dengan kebutuhan

pasien.

b. Perlu melibatkan partisipasi perawat ruangan dalam perencanaan

dibidang keperawatan.

7.2.2. bagi pihak rumah sakit

a. Membuat job discription yang jelas dan otonomi yang sesuai dengan

standar praktek keperawatan, sehingga perawat dan bekerja secara

optomal dan profesional

64

Page 65: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

b. Perlunya dibuat suatu kebijakan terkait dengan pengembangan karir

perawat yang berdasarkan kompetensi dan kinerja agar mereka tetap

termotivasi dalam bekerja walaupun dengan beban kerja yang tinggi.

65

Page 66: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

DAFTAR PUSTAKA

Afrida, Siti.2003.Gambaran pengetahuan dan sikap perawat tentang standar praktek keperawatan.Tugas Akhir Program Studu Ilmu Keperawatan FK UB.

Alimul, H Azis.2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika

Arikunto,Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek edisi revisi V. Jakarta: Rineka Cipta

……………1998. Prosedur Penlitian Suatu Pendekatan Praktek edisi revisi lV . Jakarta : Rineka Cipta

Azwar, Saifuddin. 2005. Sikap Manusia. Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dep.Kes.RI.1994.Standar Asuhan Keperawatan.Dep.Kes.RI

Eugenia, Siegler. 2000. Kolaborasi Perawat- Dokter. Jakarta: EGC.

Gillies, D. A. 1989. Nursing Management A System Approach, W, B. Soundere Company, Philadelphia.

Ilyas, Yaslis. 2000. Perencanaan SDM Rumah Sakit. Depok: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM. UI

Mansyur, Ali.2004. Hubungan Antara Beban Kerja Perawat Dengan Kualitas Dokumentasi Tindakan Keperawatan. Tugas Akhir Program Studu Ilmu Keperawatan FK UB.

Mustikasari, 2005, Phsyciatric Nursing, http://www. inna-ppni. or. id/ index. php/ images: diakses tanggal 27 Agustus 2007

Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salmeba Medika.

Pitoyo, Joko, at all. 2003. Jurnal Kesehatan Volume 1. Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Malang: Politeknik Kesehatan Malang.

66

Page 67: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

Potter Dan Perry.2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

Sri Soehartati, 2007, Hubungan Beban Kerja Dengan Kepuasan Kerja Perawat Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan, http:// www. inna- ppni.or.id /index/php/images/blocks/cpg : d iakses tanggal 13 september 2007

Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta .

Swansburg, Russell, C.2001. Pengembangan Staf Keperawatan. Suatu Komponen Pengembanagan SDM. Jakarta: EGC.

Syaifoel Hardy, 2006, Batas Kewenangan Independent Nurs Practitioner, http:// www. inna-ppni. or.id/index/php/images/blocks/cpg: diakses tanggal 10 September 2007

Yuli, Sri Budi C. 2005. Manajemen SDM. Malang: UMM

67

Page 68: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

Lampiran 1

LEMBAR KUESIONER VARIABEL OTONOMI

No. responden

No. pernyatan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Total

1 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 452 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 363 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 484 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 465 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 466 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 367 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 378 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 389 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1910 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1711 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1612 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1713 2 2 3 3 2 2 1 2 3 4 4 1 1 3014 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1715 4 3 1 2 1 2 1 3 2 3 2 4 4 3216 3 1 4 2 2 1 3 1 3 3 4 4 2 3317 1 2 3 2 4 3 1 3 1 3 4 4 2 3318 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5019 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4520 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5021 4 1 2 3 1 1 2 2 3 3 2 4 4 3222 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4823 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3924 4 4 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3625 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4526 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1827 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1628 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1729 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4530 3 3 4 2 2 2 3 2 3 4 2 4 2 3631 2 2 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 1 4032 3 4 3 2 2 1 4 2 2 4 2 4 2 3533 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4734 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3935 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3836 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1537 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1638 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1839 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5240 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3241 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3442 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3443 2 2 2 2 3 33 3 3 3 2 2 2 3 3244 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3145 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 34

68

Page 69: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

Lampiran 2

LEMBAR OBSERVASI VARIABEL BEBAN KERJA

Hari ke

Klasifikasi tingkat ketergantungan

Minimal Parsial Total

Jumlah klien

Kebutuhan tenaga perawat pada shif

pagi

Pembulatan Jumlah perawat

yang ada

Prosentase

1 4 13 3 20 5,27 5 4 1752 2 14 5 21 5,92 6 4 1503 2 13 5 20 5,65 6 3 2004 2 18 2 22 5,92 6 3 2005 4 13 3 20 5,27 5 3 166,76 1 17 6 24 6,92 7 4 1757 1 17 5 23 6,56 7 4 1758 1 18 4 23 6,47 6 3 2009 2 10 6 18 5,2 5 4 125

10 3 14 7 24 6,81 7 4 133,311 1 12 6 19 5,57 6 3 20012 2 8 5 15 4,3 4 3 133,313 1 7 5 14 4,22 4 3 133,3

69

Page 70: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

Lampiran 3LEMBAR KUESIONER VARIABEL KEPUASAN KERJA

No. responden

No. pernyataan Total1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 4 3 4 3 2 4 3 2 4 2 3 3 3 3 3 4 472 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 483 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 384 3 4 4 3 2 2 3 2 2 3 3 4 4 3 4 4 545 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 606 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 307 3 4 3 4 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 438 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 599 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 17

10 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2011 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1812 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1413 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1614 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2015 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 5616 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3217 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 4818 2 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4719 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 6020 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4421 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3422 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4623 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4824 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4625 1 1 1 1 1 1 0 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1826 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2127 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1628 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1729 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4530 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3631 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 1 2 4032 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3533 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4734 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3935 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3836 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1537 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1638 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1839 3 4 4 3 2 2 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 5240 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 S2 2 2 2 3241 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 2 1 3 2 3442 2 3 3 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3443 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 3 3244 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3145 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 34

70

Page 71: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

Lampiran 5

LEMBAR PERSETUJUAN

SETELAH MENDAPAT PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Setelah dijelaskan maksud penelitian ini saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh saudara Ana fn, Mahasiswa Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, dengan judul:

HUBUNGAN OTONOMI DAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA

DI RUANG DAHLIA 1 DAN PAVILIUN

RUMAH SAKIT NGUDI WALUYO WLINGI.

Dan saya akan menerima hasil dari penelitian ini dengan pandangan obyektif dan tidak akan menggunakannya sebagai bahan tuntutan di pengadilan dari hasil penelitian ini dikemudian hari.

Demikian persetujuan ini saya tanda tangani dengan sukarela tanpa paksaan dari siapapun.

Wlingi,

Responden

( )

71

Page 72: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

Lampiran 6

LEMBAR PERNYATAAN

A. Otonomi Perawat Di Ruang Dalia 1 Dan Paviliun

Petunjuk pengisian : Berikan tanda silang (x) pada kolom yang ada disebelah kanan masing-masing butir pernyataan dengan pilihan sebagai berikut:

Kode SS = Sangat Setuju S = Setuju

KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju

STS= Sangat Tidak SetujuNO PERNYATAAN SS S KS TS STS1 Melaksanakan pengkajian secara lengkap

akan membantu perawat menemukan masalah keperawatan

2 Pengkajian terhadap pasien dlakukan head to toe

3 Pengkajian terhadap pasien dilakukan secara komprehensif dan holistik

4 Pengkajian dilakukan ketika pasien pertama kali datang

5 Seorang perawat perlu mempunyai pengetahuan tentang penentuan prioritas diagnosa keperawatan

6 Penentuan diagnosa keperawatan didasarkan pada keluhan utama pasien

7 Seharusnya seorang perawat mempunyai pengetahuan tentang komponen rencana tindakan keperawatan

8 Penentuan tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek penting untuk dilakukan dalam tahap perencanaan asuhan keperwatan

9 Rencana tindakan keperawatan yang disusun harus disesuaikan dengan kondisi pasien

10 Implementasi tindakan keperawatan harus sesuai dengan perencanaan tindakan kperawatan

11 Implementasi keperawatan perlu untuk didokumentasikan

12 Setelah pelaksanaan tindakan keperawatan perawat perlu untuk melakukan evaluasi

13 Pelaksanaan evaluasi keperawatan dilakukan segera setelah tindakan keperawatan dilakukan

72

Page 73: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

C. Kepuasan Kerja Perawat Di Ruang Dalia 1 Dan PaviliunPetunjuk pengisian : Berikan tanda silang (x) pada kolom yang ada disebelah kanan masing-masing butir pernyataan dengan pilihan sebagai berikut:

Kode SS = Sangat SetujuS = Setuju KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju

STS= Sangat Tidak SetujuNO PERNYATAAN SS S KS TS STS14 Gaji yang saya peroleh sudah pantas,

sesuai dengan apa yang diharapkan 15 Banyak personil perawat di rumah sakit ini

merasa tidak puas terhadap gaji mereka16 Saya merasa puas dengan pelayanan

keperawatan yang saya berikan pada pasien

17 Saya bisa memberikan perawatan yang lebih baik lagi pada pasien jika mempunyai lebih banyak waktudengan setiap pasien

18 Saya mempunyai tanggung jawab berlebih dan wewenang yang sedikit

19 Pengawasan dari atasan merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam melaksanakan tindakan di ruangan

20 Perawat yang berprestasi akan mudah mendapatkan kenaikan pangkat

21 Untuk meningkatkan kemampuan perawat, maka Rumah Sakit berusaha memberikan pelatihan bagi perawat

22 Terdapat kerjasama yang baik dalam tim kerja perawat

23 Personil perawat saling membantu satu sama lain

24 Jumlah tenaga yang merawat pasien terbatas

25 Lingkungan fisik memberikan kenyamanan dalam melaksanakan tindakan keperawatan

26 Saya dapat menggunaan fasilitas di ruangan dengan baik

27 Perlengkapan pelayanan keperawatan kurang tersedia dengan baik

28 Perawat dapat bekerja sama baik dengan dokter

29 Sulit menerapkan standar praktek keperawatan ditempat kerja saya

Lampiran 7FORMULIR OBSERVASI

73

Page 74: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

Kode Perawat :Umur :Hari/ tanggal :Jadwal Dinas : Pagi

Klasifikasi Klien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan

Kriteria KetergantunganJumlah Klien Perhari Sesuai Kriteria

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 dstPerawatan minimal (1-2 jam/24 jam)

7. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri

8. Makan dan minum dilakukan sendiri9. Ambulasi dengan pengawasan10. Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap

shift11. Pengobatan minimal, status psikologi stabil12. Perawatan luka sederhana

Perawatan parsial ( 3-4 jam/24 jam)1. Kebersihan diri dibantu, makan dan minum

dibantu2. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam3. Ambulasi dibantu pengobatan lebih dari

sekali4. Folley cateter intake out put dicatat5. Klien dengan pasang infuse6. Persiapan pengobatan memerlukan prosedur

Perawatan total (5-6 jam/24 jam)7. Segalanya diberi bantuan8. Posisi yang diatur, observasi tanda-tanda

vital setiap 2 jam9. Makan memerlukan NGT10. Pengobatan intravena “perdrip”11. Pemalaian suction12. Gelisah/disorientasi13. Perawatan luka komplek

Jumlah total pasien perhari

Lampiran 8

Correlations

74

Page 75: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

Correlations

1 ,644** -,362*

,000 ,015

45 45 45

,644** 1 -,473**

,000 ,001

45 45 45

-,362* -,473** 1

,015 ,001

45 45 45

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Otonomi

Kepuasan Kerja

Beban Kerja

OtonomiKepuasan

Kerja Beban Kerja

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

Regression

Variables Entered/Removedb

BebanKerja,Otonomi

a . Enter

Model1

VariablesEntered

VariablesRemoved Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: Kepuasan Kerjab.

Model Summary

,693a ,481 ,456 11,013Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), Beban Kerja, Otonomia.

75

Page 76: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

ANOVAb

4713,782 2 2356,891 19,433 ,000a

5093,862 42 121,282

9807,644 44

Regression

Residual

Total

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Beban Kerja, Otonomia.

Dependent Variable: Kepuasan Kerjab.

Coefficientsa

32,971 13,102 2,517 ,016

,722 ,158 ,544 4,562 ,000

-,134 ,058 -,275 -2,309 ,026

(Constant)

Otonomi

Beban Kerja

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Kepuasan Kerjaa.

Explore

Case Processing Summary

45 100,0% 0 ,0% 45 100,0%

45 100,0% 0 ,0% 45 100,0%

45 100,0% 0 ,0% 45 100,0%

Otonomi

Kepuasan Kerja

Beban Kerja

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

76

Page 77: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

Descriptives

33,78 1,679

30,39

37,16

33,84

35,00

126,813

11,261

15

52

37

21

-,347 ,354

-,971 ,695

34,09 2,226

29,60

38,57

33,67

34,00

222,901

14,930

14

61

47

27

,282 ,354

-1,315 ,695

173,33 4,569

164,12

182,54

172,68

175,00

939,455

30,651

125

233

108

50

,005 ,354

-,743 ,695

Mean

Lower Bound

Upper Bound

95% ConfidenceInterval for Mean

5% Trimmed Mean

Median

Variance

Std. Deviation

Minimum

Maximum

Range

Interquartile Range

Skewness

Kurtosis

Mean

Lower Bound

Upper Bound

95% ConfidenceInterval for Mean

5% Trimmed Mean

Median

Variance

Std. Deviation

Minimum

Maximum

Range

Interquartile Range

Skewness

Kurtosis

Mean

Lower Bound

Upper Bound

95% ConfidenceInterval for Mean

5% Trimmed Mean

Median

Variance

Std. Deviation

Minimum

Maximum

Range

Interquartile Range

Skewness

Kurtosis

Otonomi

Kepuasan Kerja

Beban Kerja

Statistic Std. Error

77

Page 78: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

Lampiran 11

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Medical Shocker

NIM : 0610722006

Jurusan : Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas

Brawijaya,

menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini benar-

benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau

pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran sendiri. Apabila

dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah hasil jiplakan,

maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

sMalang, 10 Januari 2008

Yang membuat pernyataan

Medical Shocker

NIM. 0610722006

78

Page 79: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

CURRICULUM VITAE

Nama : Medical Shocker

Tempat, tanggal lahir : Probolinggo, 28 Oktober 1984

Alamat rumah : Jl. Raya Ds Besuk Kidul RT 03/RW 07 Kec. Besuk

Kabupaten Probolinggo

Alamat di Malang : Jl. Bendungan Sutami G1 411A

No. HP : 085655567284

Riwayat Pendidikan : 1.Lulus SD Negeri 1 Besuk tahun 1996

2.Lulus SMP Negeri 1 Besuk tahun1999

3.Lulus SMU Negeri 1 Kraksaan tahun 2002

4.Lulus Akper Unmuh Malang tahun 2005

i

Page 80: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

KETERANGAN KELIAKAN ETIK PENELITIAN

(“ ETHICAL CLEARANCE”)

No. /PEPK/ /2007

Setelah Tim Etik Penelitian Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya mempelajari dengan seksama rancangan penelitian yang diusulkan:

Judul : Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja di Ruang Dahlia 1 dan Paviliun RS. Ngudi Waluyo Wlngi Blitar.

Peneliti : Medical Shocker

NIM : 0610722006

Unit/ Lembaga : Jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang

Tempat Penelitian : RS.Ngudi Waluyo Wlingi Blitar

Maka dengan ini menyatakan bahwa penelitian tersebut telah memenuhi syarat atau liak etik

Malang, 09 November 2007

An. Ketua

Koordinator Divisi I (Mahasiswa S1-FKUB)

Dr.dr.Teguh Wahju Sardjono, DTM&H,MSc,SpPark

NIP:130 809 100

80

Page 81: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

s

FORMULIR ETIK PENELITIAN KEDOKTERAN

1. Peneliti: Medical Shocker

Mahasiswa Jurusan Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang

Dibawah bimbingan komisi pembimbing:

a. Joko Pitoyo, S.Kp, M.Kep

b. Kuswantoro Rusca Putra, S.Kp, M.Kep

2. Judul penelitian:

Hubungan otonomi dan beban kerja perawat dengan kepuasan kerja di

Ruang Dahlia 1 dan Paviliun RS Ngudi Waluyo Wlingi Blitar

3. Subyek

Perawat pelaksana Ruang Dahlia 1 dan Paviliun RS Ngudi Waluyo

Wlingi Blitar

4. Perkiraan waktu penelitian yang dapat diselesaikan untuk setiap subyek:

Dibutuhkan waktu sekitar 7 jam untuk setiap subyek selama 2-3 minggu

81

Page 82: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

5. Ringkasan usulan penelitian yang mencakup obyektif/tujuan penelitian,

manfaat/ relevansi dari hasil penelitian dan alasan/ motivasi untuk

melakukan penelitian

Obyektif/tujuan umum yang ingin dicapai adalah:

Mengetahui hubungan otonomi dan beban kerja perawat dengan

kepuasan kerja di Ruang Dahlia 1 dan Paviliun RS Ngudi Waluyo Wlingi

Blitar.

Secara khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

• Untuk mengidentifikasi pelaksanaan otonomi perawat di Ruang

Dahlia 1 dan Paviliun RS Ngudi Waluyo Wlingi Blitar.

• Untuk Mengidentifikasi beban kerja perawat di Ruang Dahlia 1

dan Paviliun RS Ngudi Waluyo Wlingi Blitar

• Untuk mengidentifikasi kepuasan kerja perawat di Ruang Dahlia

1 dan Paviliun RS Ngudi Waluyo Wlingi Blitar

• Untuk menganalisa hubungan antara otonomi dan beban kerja

perawat dengan kepuasan kerja perawat di Ruang Dahlia 1 dan

Paviliun RS Ngudi Waluyo Wlingi Blitar

Manfaat/relevensi hasil penelitian dan alasan /motivasi untuk melakukan

penelitian:

• Untuk Institusi/Rumah Sakit:

Sebagai masukan untuk menentukan kebijakan dan strategi yang

tepat dalam menngkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah

Sakit khususnya pelayanan keperawtan.

• Untuk Profesi :

Sebagai bahan masukan bagi profesi keperawatan dalam

penyusunan perencanaan dan pengembangan kwalitas Asuhan

82

Page 83: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

Keperawatan

• Untuk Peneliti Sendiri

Sebagai pengetahuan tambahan terutama tentang otonomi, beban

kerja dan kepuasan kerja perawat.

• Untuk Peneliti Selanjutnya

Sebagai masukan untuk melaksanakan proses keperawatan secara

profesional dimasa yang akan datang. kerja perawat

6. Masalah etik (nyatakan pendapat anda tentang masalah etik yang mugkin

akan dihadapi)

Apabila subyek penelitian telah diberikan penjelasan mengenai tujuan,

prosedur penelitian, resiko yang mungkin ditimbulkan dan yang

bersangkutan tetap bersedia menjadi subyek penelitian, diharapkan tidak

dijumpai masalah etik.

7. Bila penelitian ini menggunakan subyek penelitian manusia, apakah

percobaan pada hewan sudah dilakukan? Bila belum, sebutkan alasan

untuk memulai penelitian langsung pada manusia?

Belum

• Karena prosedur penelitian ini tidak dapat dilakukan pada hewan,

maka langsung dilakukan pada manusia

83

Page 84: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

8. Prosedur:

Penentuan subyek penelitian sebelum dilaksanakan penelitian adalah

berdasarkan criteria inklusi sebagai berikut :

• Perawat pelaksana yang bersedia menjadi responden dan bekerja

di Ruang Dahlia 1 dan Paviliun RS Ngudi Waluyo Wlingi Blitar

Prosedur penelitian:

• Pengajuan surat penelitian kepada Direktur RS Ngudi Waluyo

Wlingi Blitar

• Pengajuan lembar persetujuan menjadi responden kepada perawat

pelaksana di Ruang Dahlia 1 dan Ngudi Waluyo Wlingi Blitar

• Melakukan observasi sesuai dengan check list

• Setelah data terkumpul dilakukan tabulasi

• Menganalisa data yang telah ditabulasi

• Mengambil kesimpulan dari hasil penelitian

9. Bahaya potensial yang langsung atau tidak langsung, segera atau

kemudian dan cara-cara untuk mencegah atau mengatasi kejadian

(Termasuk rasa nyeri dan keluhan lain):

Penelitian ini tidak berbahaya

10. Pengalaman terdahulu (sendiri atau orang lain) dari tindakan yang

hendak diterapkan:

Berdasarkan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan, penelitian ini

tidak menimbulkan masalah pada subyek yang diteliti

11. Bila penelitian ini menggunakan orang sakit dan dapat memberi manfaat

untuk subyek yang bersangkutan, uraikan manfaat itu

Tidak ada

84

Page 85: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

12. Bagaimana cara memilih pasien/sukarelawan sehat?

Subyek penelitian dipilih dengan menggunakan tehnik purposive

sampling

13. Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, apakah subyek

mendapat ganti rugi bila ada gejala efek samping? Berapa banyak?

Tidak

14. Bila penelitian ini menggunakan orang sehat, jelaskan cara pemeriksaan

kesehatannya:

Dalam penelitian ini tidak dilakukan pemeriksaan kesehatan

15. Jelaskan cara pencatatan selama penelitian, termasuk efek samping dan

komplikasi bila ada:

Semua informasi subyek penelitian akan dimasukkan dalam

pembahasan.

Dalam penelitian ini tidak ada efek samping dan komplikasi.

16. Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, jelaskan bagaimana

cara memberitahu dan mengajak subyek (Lampirkan contoh surat

persetujuan subyek). Bila pemberitahuan subyek bersifat lisan, atau bila

karena sesuatu hal subyek tidak dapat atau tidak perlu dimintakan

persetujuan, berilah alasan yang kuat untuk itu:

Terlampir : Lembar informasi dan persetujuan subyek

17. Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, apakah subyek

mendapat ganti rugi bila ada gejala efek samping? Berapa banyak?

Tidak

18. Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, apakah subyek

diansuransikan?

Tidak

85

Page 86: Skripsi - Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

Malang,

Pembimbing:

1. Joko Pitoyo, S.Kp, M.Kep (..……………………………)

2. Kuswantoro Rusca Putra, S.Kp, M.Kep (..……………………………)

Peneliti:

Medical Shocker (..……………………………)

86