87
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Nasional merupakan usaha meningkatkan kualitas manusia, dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berlandaskan kemampuan nasional, dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. Pelaksanaannya mengacu kepada kepribadian bangsa dan nilai luhur yang universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju, dan kukuh kekuatan moral dan etikanya. Tujuan pembangunan nasional itu sendiri adalah sebagai usaha meningkatkan kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia, dan pelaksanaannya bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tetapi juga merupakan tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia. Maksudnya adalah setiap warga negara Indonesia harus ikut serta dan berperan dalam

SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Skripsi Keperawatan

Citation preview

Page 1: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan Nasional merupakan usaha meningkatkan kualitas manusia,

dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berlandaskan

kemampuan nasional, dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. Pelaksanaannya

mengacu kepada kepribadian bangsa dan nilai luhur yang universal untuk

mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju,

dan kukuh kekuatan moral dan etikanya. Tujuan pembangunan nasional itu sendiri

adalah sebagai usaha meningkatkan kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia, dan

pelaksanaannya bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tetapi juga

merupakan tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia. Maksudnya adalah setiap warga

negara Indonesia harus ikut serta dan berperan dalam melaksanakan pembangunan

sesuai dengan profesi dan kemampuan masing-masing, (Diknas, 2000).

Di era reformasi ini, bangsa Indonesia sedang berada dalam proses belajar

bagaimana hidup di alam demokrasi. Masyarakat pada umumnya, dan organisasi-

organisasi kemasyarakatan khususnya. Memerlukan pemimpin-pemimpin yang

menghayati peran dan fungsinya, bila masyarakat dan organisasi dipimpin oleh

pemimpin yang demokratis, maka ada harapan bahwa bangsa Indonesia akan berhasil

menjalani proses demokratisasi dan kemudian mencapai kehidupan yang adil

makmur (Susilo Supardo, 2005).

1

1

Page 2: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

Pembangunan kesehatan yang telah dilakukan selama ini telah berhasil

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara bermakna, walaupun masih sering

dijumpai berbagai masalah dan hambatan. Arah pembangunan kesehatan dewasa ini

menuntut reformasi total kebijakan pembangunan dalam segala bidang. Reformasi di

bidang kesehatan pada skala nasional dimulai dengan dicanangkannya Rencana

Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia sehat 2010. Sedangkan di Propinsi

Bengkulu dimulai dengan dicanangkannya Visi Bengkulu Sehat 2010. Kesehatan

merupakan hak asasi setiap manusia, oleh karena itu kesehatan merupakan investasi,

yang dalam jangka panjang dapat meningkatkan pendapatan perkapita (Depkes RI,

1999).

Seseorang yang menduduki posisi pimpinan didalam suatu organisasi

mengemban tugas untuk melaksanakan tugas pimpinan. Dengan kata lain pemimpin

adalah orangnya dan kepemimpinan adalah kegiatannya. Kepemimpinan merupakan

inti dari organisasi, manajemen dan administrasi kerena kepemimpinan terutama

mempunyai fungsi sebagai penggerak atau dinamisator dan koordinator dari sumber

daya manusia, sumber daya alam dan semua dana serta saran yang disiapkan oleh

manusia yang berorganisasi (Azrul Azwar, 1996).

Mutu kepemimpinan dalam organisasi dilihat dari kemampuan-kemampuan

untuk memahami faktor-faktor yang merupakan kekuatan dan kelemahan organisasi,

hubungan yang baik antara pimpinan dan bawahan yang merupakan kekuatan

organisasi dan yang merupakan kelemahan organisasi misalnya cara kerja yang

kurang efektif, komunikasi yang kurang baik. Seorang pemimpin harus peka dan

2

Page 3: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

bertanggung jawab terhadap perubahan yang terjadi. Setiap pemimpin pada level

manapun dituntut untuk mempunyai keterampilan (ilmu dan seni) dalam

mengarahkan dan menggerakkan bawahannya seefektif mungkin agar dapat

melaksanakan tugas dengan baik yang ditandai dengan semakin meningkatnya

motivasi kerja, disiplin, prestasi kerja dan pencapaian sasaran serta pelaksanaan tugas

(Kartini Kartono, 1996).

Apabila pimpinan gagal dalam suatu organisasi baik organisasi pemerintahan

maupun swasta maka tujuan organisasi tidak dapat dicapai. Timbulnya kegagalan

pimpinan didalam organisasi kebanyakan dikarenakan pimpinan tersebut kurang

mampun menerapkan teori kepemimpinannya, sehingga mengakibatkan

ketidakseimbangan dan tidak adanya keharmonisan dalam mananggapi kebijakan

pimpinan, yang akhirnya menimbulkan rasa enggan untuk bertanggung jawab sebagai

bawahan.

Motivasi merupakan masalah yang sangat penting dalam suatu organisasi,

karena semua organisasi tidak dapat berjalan jika anggota-anggota yang ada

didalamnya tidak berhasrat menyumbangkan upaya yang optimal dalam mengemban

tugas yang dibebankan kepadanya. Selain itu motivasi merupakan bagian

fundamental dari kegiatan manajemen. Pemberian motivasi dikatakan penting, karena

pimpinan itu tidak sama dengan karyawan. Seorang pimpinan tidak dapat melakukan

pekerjaan sendirian, keberhasilannya amat ditentukan oleh orang lain (bawahan).

Untuk melaksanakan tugas sebagai pimpinan ia harus membagi-bagi tugas dan

pekerjaan tersebut kepada seluruh karyawan yang ada dalam unit kerja itu sendiri.

3

Page 4: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

Untuk itu yang perlu dilakukan oleh pimpinan agar semangat kerja tetap terpelihara

adalah memberikan motivasi yang tepat kepada para karyawannya, sehingga pada

mereka timbul keinginan untuk berbuat dan bekerja dengan baik sesuai dengan

tuntunan dan keinginan suatu instansi. Dengan pemberian motivasi yang tepat ini

diharapkan mereka akan terdorong untuk bekerja lebih baik (Gouzali Saydam, 1996).

Berdasarkan laporan tahunan puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma

tahun 2005 dengan jumlah tenaga 31 orang yang dinilai menurut tingkat pendidikan

tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.1

Distribusi Frekuensi Pegawai Menurut Tingkat PendidikanDi Puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma tahun 2005

No. Pendidikan Frekuensi Persentase %1. S1 2 6,5%2. D3 3 9,6%3. D1 kebidanan 10 32,3%4. SPK 11 35,5%5. SMA 2 6,5%6. SMP 3 9,6%Jumlah 31 100,0%

Sumber : Laporan tahunan Puskesmas Rimbo Kedui tahun 2005

Pada tahap awal Puskesmas Rimbo Kedui didirikan pada tahun 1992 dengan

jumlah karyawan lima orang, satu dokter dan empat orang pekarya. Pada tahap

selanjutnya ketika fungsi Puskesmas berkembang dan apalagi ilmu pengetahuan

kesehatan. Berdasarkan survei awal peneliti dilapangan didapat permasalahan yaitu

Puskesmas Rimbo Kedui berdiri pada tahun 1992, sudah mengalami pergantian

pimpinan sebanyak 5 kali. Sejalan dengan kepemimpinannya, saat ini Puskesmas

4

Page 5: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

Rimbo Kedui mengalami kemunduran dalam hal kepemimpinan. Dari hasil data

tersebut di atas masih tingginya pegawai yang berpendidikan SPK yang berjumlah

11 orang atau 35,5% dan D 1 Kebidanan berjumlah 10 orang atau 32,3%. Hal ini

dapat dilihat dari beberapa permasalahan antara lain : Tugas pokok dan fungsi

kepemimpinan belum berjalan sepenuhnya, pimpinan jarang memperhatikan tugas-

tugas pegawai, tidak adanya kerja sama pimpinan dengan bawahan, pimpinan kurang

berpengalaman/masih terlalu muda, sebagai pimpinan tidak membagi tugas secara

adil kepada bawahan, serta masih rendahnya motivasi pegawai terhadap peningkatan

mutu pelayanan yang dinilai dari tingkat kehadiran dan keberadaan pegawai, datang

dan pulang tidak tepat waktu sehingga pekerja atau tugas yang diberikan tidak dapat

berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.

Berdasarkan uraian permasalahan tersebut di atas disimpulkan bahwa fungsi

pimpinan belum terlaksana sepenuhnya, maka dengan itu saya akan melakukan

penelitian dengan judul skripsi adalah “Hubungan fungsi kepemimpinan dengan

motivasi kerja karyawan pada puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma

tahun 2005 tahun 2005”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan pada latar belakang di atas, maka

penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : Apakah ada hubungan yang

signifikan antara fungsi kepemimpinan dengan motivasi kerja karyawan pada

puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma tahun 2005 ?.

5

Page 6: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mempelajari hubungan fungsi

kepemimpinan dengan motivasi kerja karyawan pada puskesmas Rimbo Kedui

Kabupaten Seluma tahun 2005.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran fungsi kepemimpinan pada puskesmas Rimbo

Kedui Kabupaten Seluma tahun 2005.

2. Untuk mengetahui gambaran motivasi kerja karyawan pada puskesmas

Rimbo Kedui Kabupaten Seluma tahun 2005.

3. Untuk mengetahui hubungan fungsi kepemimpinan dengan motivasi kerja

karyawan pada puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma tahun 2005.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Pimpinan Puskesmas Rimbo Kedui

Merupakan sebagai bahan masukan kepada pimpinan dalam menciptakan dan

meningkatkan motivasi kerja karyawan

1.4.2. Bagi Peneliti

Merupakan pengalaman belajar dalam meningkatkan kemampuan berpikir di

bidang penelitian khususnya mengenai fungsi kepemimpinan, sehingga dapat

diterapkan di instansi tempat bekerja nanti mengenai pemecahan masalahnya.

6

Page 7: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

1.4.3. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan literatur atau perbandingan bila

ingin malakukan penelitian lanjutan tentang hubungan fungsi pimpinan yang lain

serta rekan-rekan yang melakukan pengembangan penelitian berikutnya.

7

Page 8: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemimpin dan Kepemimpinan

2.1.1. Pemimpin

2.1.1.1. Pengertian Pemimpin

Dalam setiap kelompok atau organisasi kehidupan masyarakat selalu dijumpai

seorang atau beberapa orang yang memimpin organisasi tersebut. Setiap kelompok

selalu hidup bersama dan bekerja secara kooperatif untuk mencapai tujuan yang

mereka inginkan. Tujuan akan dicapai jika setiap kelompok kegiatan tersebut

disertakan dengan adanya pembagian tugas, cara kerja dan hubungan antara anggota

kelompok yang mendukung keberhasilan pencapaian tujuan kelompok atau suatu

oragnisasi perlu dikendalikan oleh seorang yang disebut pemimpin.

Secara etimologis pemimpin dan kepemimpinan itu berasal dari kata pimpin

(to lead), setelah mendapat konjugasi, berubah menjadi “pemimpin” (leader) dan

“kepemimpinan” (leadership). Kata “pimpin” sering diartikan atau dikaitkan

pengertiannya dengan mempelopori, berjalan dimuka, menuntun, membimbing,

mendorong, mengambil langkah/prakarsa pertama, berbuat lebih dahulu, memberi

contoh, menggerakkan orang lain melalui pengaruh dan lain-lain (Kartini Kartono

1998).

Pemimpin dalam suatu organisasi merupakan satu faktor penentu dalam

sukses tidaknya dalam suatu organisasi, baik organisasi pemerintah maupun swasta.

8

8

Page 9: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

Seorang pemimpin yang berkualitas harus mampu mengidentifikasi perubahan yang

tiba-tiba dapat mengoreksi kelemahan-kelemahan serta sanggup membawa oragnisasi

pada peran dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan. Jadi pemimpin adalah

seorang yang mempunyai kemampuan atau kelebihan sehingga dapat mempengaruhi

serta menggerakkan bawahan untuk mencapai tujuan.

Berikut ini beberapa definisi pimimpin menurut beberapa ahli adalah :

1). Menurut Malayu S.P Hasibuan (1999)

Pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan

kepemimpinannya, mengarahkan bawahan untuk mengerjakan sebagian

pekerjaannya dalam mencapai tujuan organisasi.

2). Menurut B.H. Raven (1976) dalam Susilo Supardo (2005)

Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi di kelompok,

mempengaruhi orang-orang dalam kelompok itu sesuai dengan ekspektasi

peran dari posisi tersebut dan mengkoordinasi serta mengarahkan kelompok

untuk mempertahankan diri serta mencapai tujuannya.

3). Menurut Moekijat dalam K. Permadi (1996)

Pemimpin adalah seorang yang membimbing dan mengarahkan/menjuruskan

orang-orang lain untuk mengikuti jejaknya dan berhasil menimbulkan

perasaan ikut serta, perasaan ikut bertanggung jawab kepada orang-orang

bawahannya, terhadap pekerjaan yang sedang dilakukan dibawahan

pimpinannya.

9

Page 10: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

Dari beberapa pengertian di atas maka penulis berkesimpulan bahwa yang

disebut pemimpin adalah “seorang yang ditunjuk secara formal ataupun informal

yang dengan kemampuan, kecakapan dan mendapat pengakuan dari masyarakat atau

organisasi untuk menjalankan kepemimpinan yang dimilikinya dan dapat

mempengaruhi/mengarahkan bawahannya untuk berbuat sesuai dengan kehendaknya

guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.

2.1.1.2. Sifat-sifat Seorang Pemimpin

Menurut Susilo Supardo (2005), bahwa pemimpin perlu memiliki ciri/sifat

fokus pada hasil akhir suatu program ; menepati janji dan menepati komitmen;

menghargai orang lain dalam arti bahwa orang yang berkepentingan harus tahu hasil

akhir pelaksanaan program penggunaan anggaran dan sebagainya. Dalam hal

akuntabilitas, pimpinan dituntut untuk memiliki keterampilan dapat dilihat

di bawah ini :

1. Lebih fokus pada hasil dari pada cara untuk mencapai hasil

2. Mempraktikkan pengambilan keputusan yang efektif

3. Menentukan ekspektasi yang tinggi untuk semua anggota/karyawan

4. Mempraktikkan keterampilan solusi konflik.

5. Medesain indikator kinerja yang akurat untuk membuat semua akuntabel

6. Mengidentifikasi mana yang perlu disupervisi dengan ketat dan mana yang

tidak

7. Menumbuhkan penyelesaian yang bersifat “win/win”

10

Page 11: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

8. Menunjukkan apresiasi, menghargai, dan mengenali semua orang dalam

organisasi.

Menurut George. R. Terry dalam Kartini Kartono (1998), upaya untuk menilai

sukses atau gagalnya pemimpin itu antara lain dilakukan dengan mengamati dan

mencatat sifat-sifat dan kualitas pimpinan, adapun sifat-sifatnya sebagai berikut :

1. Kekuatan

2. Stabilitas emosi

3. Pengetahuan tentang relasi insani

4. Kejujuran

5. Objektif

6. Dorongan pribadi

7. Keterampilan berkomunikasi

8. Kemampuan mengajar

9. Keterampilan sosial

10. Kecakapan teknis atau kecakapan manajerial

Dari beberapa sifat kepemimpinan tersebut disimpulkan bahwa kepemimpinan

harus mempunyai keterampilan, mampu mengambil keputusan serta kecerdasan yang

lebih dari bawahannya demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

11

Page 12: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

2.1.2. Kepemimpinan

2.1.2.1. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan secara umum dapat diartikan proses kegiatan seseorang dalam

memimpin, membimbing, mempengaruhi atau mengawasi pikiran, perasaan atau

tingkah laku orang lain. Faktor penting dalam kepemimpinan yakni dalam

mempengaruhi atau menganalisa pikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain,

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi yang dapat terlepas dari

posisi orang di dalam struktur organisasi formal. Kepemimpinan biasanya tidak dapat

dilepaskan dari kekuasaan, kemampuan sebab kepemimpinan adanya persamaan

dengan kemampuan (A.W. Widjaja, 1998).

Menurut Ibnu Syamsi (1994), Kepemimpinan adalah suatu seni tentang cara

untuk mempengaruhi orang lain kemudian mengarahkan keinginan, kemampuan dan

kegiatan mereka untuk mencapai tujuan si pemimpin. Sedangkan Noor Fuad (2000),

mendefinisikan kepemimpinan adalah proses atau kegiatan untuk mempengaruhi

aktivitas seseorang atau sekelompok orang dalam upaya mencapai suatu sasaran yang

telah ditetapkan. Selanjutnya menurut Susilo Supardo (2005), pengertian

Kepemimpinan adalah tindakan-tindakan oleh seorang atau beberapa orang yang

mempengaruhi kelakuan seseorang atau lebih dalam seting kelompok, tindakan-

tindakan oleh pemimpin dan/kelompok dilakukan dengan suatu maksud. Tindakan

tersebut dimaksud untuk mempengaruhi perilaku orang-orang lain.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

kepemimpinan adalah suatu proses di mana seorang pemimpin dengan segala

12

Page 13: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

kemampuan dan kecakapannya untuk mempengaruhi orang lain agar mau

mengerahkan semua potensi yang ada untuk menuruti keinginan pemimpin guna

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.1.2.2. Tipe-tipe Kepemimpinan

Dalam kehidupan sehari-hari kita akan menyaksikan bermacam-macam watak

manusia yang mempunyai tipe yang berlainan. Sejalan dengan itu didalam organisasi

kita pun melihat adanya bermacam-macam tipe kepemimpinan yang masing-masing

mempunyai sifat dan watak yang berbeda pula.

Dalam hubungan ini dapat dikatakan beberapa tipe kepemimpinan sesuai

dalam suatu organisasi (Kartini Kartono, 1998) adalah :

1. Tipe kepemimpinan yang Otokratis

Tipe ini mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang harus selalu

dipatuhi oleh bawahan.

2. Tipe kepemimpinan yang Meliteristis

Yang dimaksud dengan tipe ini adalah :

a. Dalam pemimpin dan mengarahkan bawahan lebih sering digunakan

sistem perintah

b. Dalam menggerakan bawahan selalu tergantung dengan pangkat dan

jabatan

c. Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan

d. Menuntut disiplin yang tinggi dari bawahan

13

Page 14: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

3. Tipe kepemimpinan yang Paternalistis

a. Menganggap bawahan tidak dewasa

b. Bersikap terlalu melindungi

c. Jarang memberikan kesempatan pada bawahannya untuk memberikan

kesempatan untuk mengambil keputusan

4. Tipe kepemimpinan yang Demokratis

Untuk menjadi pemimpin yang demokratis bukanlah suatu hal yang mudah

untuk dicapai. Namun pemimpin demikianlah yang ideal karena :

a. Dalam proses penggerakkan bawahan selalu bertitik dari pendapat

bawahan

b. Selalu berusaha mengsinkronisasikan kepentingan tujuan oraganisasi

dengan kepentingan dan tujuan pribadi pada bawahannya

c. Senang menerima pendapat dari bawahannya

d. Selalu mengutamakan kerjasama dalam usaha mencapai tujuan

sehubungan dengan hal di atas Napitupulu mengatakan bahwa ada 2 pola

pengaruh kepemimpinan dalam suatu organisasi yaitu :

1). Sistem pengaruh langsung yaitu dengan tatap muka, pemimpin

langsung mempengaruhi seseorang atau kelompok.

2). Pengaruh tidak langsung yaitu pemimpin secara tidak langsung

mempengaruhi seseorang atau kelompok akan tetapi melalui

penciptaan lingkungan kelompok yang terkontrol dimana sesorang

yang dialaminya yang diharapkan mempengaruhinya.

14

Page 15: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

5. Tipe kepemimpinan yang Kharismatis

Tipe ini memiliki daya tarik yang amat besar dan pada umumnya mempunyai

pengikut yang jumlahnya sangat besar meskipun pengikut itu sering pula

tidak mendapat penjelasan mengapa mereka mengikutinya.

2.1.2.3. Teori Kepemimpinan

Teori kepemimpinan adalah penggeneralisasian satu seri perilaku pemimpin

dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang historis,

sebab musabab timbulnya kepemimpinan, persyaratan menjadi pemimpin, tugas

pokok dan fungsinya, serta etika profesi kepemimpinan (Kartini Kartono, 1998).

Teori kepemimpinan yang dikemukakan W.J. Reddin dikutip dalam

A.W. Widjaja (1998), menggolongkan teori kepemimpinan atas tiga komponen

penting, yaitu :

1. Orientasi Tugas

Tipe seorang pemimpin dapat dilihat dari kualitas keinginannya untuk

menyelesaikan suatu tugas. Tipe menunjukkan bahwa seorang pemimpin

memiliki keinginan (kemauan) kuat untuk menyelesaikan tugas yang

dihadapinya ada pula kurang untuk menyelesaikan tugasnya.

2. Orientasi Hubungan Kerja

Tipe seorang pemimpin dilihat dari kualitas perhatiannya terhadap hubungan

dengan orang lain, baik hubungan vertikal maupun hubungan horizontal yaitu

15

Page 16: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

hubungan antara atasan dan hubungan dengan bawahannya serta hubungan

sesama (sejawat).

3. Orientasi Keefektifan (efektifitas)

Tipe seorang pemimpin adalah kemampuannya untuk memperoleh

produktivitas yang tinggi.

Sedangkan menurut Adam I. Indrawijaya (1999), kepemimpinan pada

dasarnya terdapat 2 (dua) teori kepemimpinan yaitu :

1. Teori sifat kepemimpinan (Traits theory)

Teori ini bertitik tolak dari suatu asumsi bahwa keberhasilan seseorang

pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat seseorang. Sifat tersebut dapat yang

berupa sifat fisik dan dapat pula bersifat psikologis. Bahwa sifat-sifat

seseorang merupakan salah satu unsur yang menyebabkan keberhasilan

kepemimpinannya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Davis menunjukkan

bahwa ada 4 (empat) sifat yang dapat menyebabkan keberhasilan

kepemimpinan seseorang yaitu :

a. Intelegensia. Para pemimpin pada umumnya relatif cerdas dari rata-rata

pengikutnya.

b. Kematangan dan keluasan pandangan sosial. Secara emosional para

pemimpin pada umumnya selalu matang, sehingga mampu

mengendalikan keadaan kritis.

16

Page 17: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

c. Menpunyai motivasi dan keinginan berprestasi yang datang dari dalam.

Mereka selalu mempunyai dorongan yang besar untuk dapat

menyelesaikan sesuatu

d. Mempunyai kemampuan mengadakan hubungan antar manusia.

2. Teori situasional (situational theory)

Teori ini berpendapat bahwa situasional yang menyebabkan keberhasilan

kepemimpinan seseorang, bukan sifat-sifatnya. Menurut teori ini

keepemimpinan seseorang ditentukan oleh banyak faktor seperti persyaratan

tugas pekerjaan, kebutuhan dan sikap pengikutnya dan lingkungan dimana

semua itu berada.

Berdasarkan teori-teori kepemimpinan di atas disimpulkan bahwa teori

kepemimpinan adalah teori yang mempelajari sebab-sebab timbulnya atau munculnya

kepemimpinan ditengah-tengah masyarakat baik masyarakat berbentuk unit kerja

maupun yang nonunit kerja, dengan mempelajari teori kepemimpinan itu kita akan

dapat memahami bahwa munculnya kepemimpinan tidaklah hanya melalui satu pintu

saja, tetapi berasal dari berbagai macam cara dan situasi.

2.1.2.4. Syarat-syarat Kepemimpinan

Menurut Kartini Kartono (1998), Konsep mengenai persyaratan

kepemimpinan itu harus selalu dikaitkan dengan tiga hal penting yaitu :

1. Kekuasaan

Kekuatan, otoritas dan legalitas yang memberikan wewenang kepada

17

Page 18: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

pemimpin guna mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat

sesuatu.

2. Kewibawaan

Kelebihan, keunggulan, keutamaan, sehingga orang mampu “mbawani”

atau mengatur orang lain, sehingga orang tersebut patuh pada pemimpin,

dan bersedia melakukan perbuatan-perbuatan tertentu.

3. Kemampuan

Segala daya, kesanggupan, kekuatan dan kecakapan/keterampilan teknis

maupun sosial, yang dianggap melebihi dari kemampuan anggota biasa.

Adapun kelebihan yang dimiliki pemimpin antara lain :

a. Kapasitas : kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara atau

verbal fasility, keaslian, kemampuan menilai.

b. Prestasi : gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan, perolehan dalam oleh

raga dan atletik dan lain-lain.

c. Tanggung jawab : mandiri, berinisiatif, tekun, ulet, percaya diri,

agresif, dan punya hasrat untuk unggul.

d. Fartisipasi : aktif, memiliki sosiabilitas tinggi, mampu bergaul,

kooperatif, atau suka bekerjasama, mudah menyesuaikan diri, punya

rasa umor.

e. Status : meliputi kedudukan sosial ekonomi yang cukup tinggi,

populer, tenar.

18

Page 19: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

2.1.2.5. Fungsi-Fungsi Kepemimpinan

Menurut Sondang P. Siagian (1999), fungsi-fungsi kepemimpinan adalah

sebagai berikut :

1. Pimpinan selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha pencapaian

tujuan

2. Wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak-pihak di

luar organisasi/instansi.

3. Pimpinan selaku komunikator yang efektif.

4. Mediator yang andal, khususnya dalam hubungan kedalam, terutama dalam

menangani situasi konflik.

5. Pemimpin selaku integrator yang efektif, rasional, objektif dan netral.

Sedangkan menurut Kartini Kartono (1998), fungsi-fungsi dari pimpinan

adalah : “memandu, menuntun, membimbing, membangun, memberi dan

membangunkan motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan-jaringan

organisasi yang baik, memberikan supervisi/pengawasan yang efisien dan membawa

para pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju, sesuai dengan ketentuan waktu

dan perencanaan”. Di bawah ini akan dikemukakan fungsi kepemimpinan dalam

melaksanakan tugas dan kewajiban seorang pemimpin yang dianggap penting dalam

penulisannya (Gouzali Saydam, 1996):

1. Fungsi Pengambilan Keputusan

Salah satu fungsi kepemimpin adalah pengambilan keputusan dalam

menjalankan tugas atau dalam memecahkan masalah dalam organisasi, oleh

19

Page 20: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

karena itu seorang pemimpin yang dapat mengambil keputusan dengan

tepat akan mengatasi masalah yang timbul dalam organisasi, dan sekaligus

akan menumbuhkan kewibawaan dan kepercayaan para bawahan terhadap

keberadaan pemimpin itu sendiri.

2. Fungsi Sebagai Pengawas

Fungsi Pengawasan dan Controlling merupakan pungsi yang terakhir dari

proses manajemen. Fungsi ini mempunyai kaitan yang erat dengan ketiga

fungsi lainnya, terutama dengan fungsi perencanaan. Melalui fungsi

pengawasan dan pengendalian standar keberhasilan (target, prosedur kerja)

selalu harus dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai atau yang

mampu dikerjakan. Jika ada kesenjangan atau penyimpangan diupayakan

agar penyimpangannya dapat di deteksi

3. Fungsi Actuating (penggerak)

Actuating adalah suatu usaha yang dilakukan pimpinan untuk

menggerakkan, mengarahkan dan memberikan bimbingan kepada bawahan

untuk melaksanakan pekerjaan. Fungsi manajemen ini merupakan fungsi

penggerak kegiatan yang telah dituangkan dalam fungsi pengorganisasian

untuk mencapai tujuan organisasi yang telah dirumuskan pada fungsi

perencanaan. Oleh karena itu fungsi manajemen ini lebih menekan tentang

bagaimana manajer mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya

manusia untuk mencapai tujuan yang disepakati. Adapun tujuan fungsi

actuating ini adalah sebagai berikut :

20

Page 21: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

a. Menciptakan kerjasama yang efiesien

b. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf

c. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan

d. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dinamis yang dapat

meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf.

4. Fungsi sebagai Motivator

Sebagaimana yang dikemukakan di muka bahwa kepemimpinan adalah

kemampuan untuk menggerakkan dan meengarahkan orang-orang dengan

tujuan yang dikehendaki pimpinan

Selain pendapat di atas tentang fungsi kepemimpinan adalah seperti yang

diungkapkan oleh Hadari Nawawi dan M. Martini Hadari (1993), di bawah ini,

menurut mereka fungsi kepemimpinan itu memiliki 2 dimensi sebagai berikut :

1. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan

(direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin, yang terlihat pada

aktivitas orang yang dipimpinnya.

2. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (Support) atau

keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas

organisasi, yang dijabarkan melalui keputusan-keputusan dan kebijakan-

kebijakan pemimpin.

21

Page 22: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

2.2 Motivasi Kerja

2.2.1 Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata latin Movere yang berarti dorongan atau

menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada

sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan

bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama

secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.

Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan

dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai

hasil yang optimal. Motivasi ini semakin penting karena pimpinan membagikan

pekerjaannya kepada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi

kepada tujuan yang diinginkan (Melayu S.P. Hasibuan, 1999). Adapun yang

dimaksud motivasi itu sendiri adalah :

1. Menurut Muchdarsah Sinungun, (1997)

Keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi,

mendorong kegiatan atau gerakan dan mengarahkan atau menyalurkan

perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau

mengurangi ketidakseimbangan.

2. Menurut B. Siswanto Sastrohadiwiryo,(2002)

a. Setiap perasaan atau kehendak dan keinginan yang amat mempengaruhi

kemauan individu, sehingga individu tersebut didorong untuk

berperilaku dan bertindak.

22

Page 23: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

b. Pengaruh kekuatan yang menimbulkan perilaku individu.

c. Setiap tindakan atau kejadian yang menyebabkan berubahnya perilaku

seseorang.

d. Proses dalam yang menentukan gerakan atau tingkah laku individu

kepada tujuan

3. Menurut Winardi (2001) adalah :

Suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seorang manusia yang dapat

dikembangkannya sendiri atau dikembangkan oleh kekuatan luar yang pada

intinya berkisar sekitar imbalan moneter dan non moneter yang dapat

mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau secara negatif, hal ini

tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi oleh orang yang

bersangkutan.

4. Motivasi Kerja menurut Mangkunegara (2000), adalah suatu kondisi yang

berpengaruh untuk membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku

yang berhubungan dengan lingkungan kerja.

Dari beberapa pendapat di atas, maka jelaslah bahwa yang dimaksud dengan

motivasi adalah sesuatu yang dapat mendorong berubahnya perilaku seseorang untuk

bersemangat dalam bekerja yang dihadapi oleh seseorang tergantung pada situasi dan

kondisi lingkungan kerja.

2.2.2 Teori-Teori Motivasi

Menurut Landy dan Becker dalam Nursalam (2002), mengelompokkan

banyak pendekatan modern pada teori dan praktik menjadi 4 (empat) kategori yaitu :

23

Page 24: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

1. Teori Kebutuhan

Teori kebutuhan memfokuskan pada yang dibutuhkan orang untuk hidup

berkecukupan. Dalam praktiknya, teori kebutuhan berhubungan dengan

bagian pekerja yang sedang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan.

2. Teori keadilan

Teori keadilan didasarkan pada asumsi bahwa faktor utama dalam

motivasi pekerjaan adalah evaluasi individu atau keadilan dalam

penghargaan yang diterima. Individu akan termotivasi kalau mereka

mengalami kepuasan dan mereka terima dari upaya dalam proporsi dan

dengan usaha yang mereka pergunakan.

3. Teori harapan

Menyatakan cara memilih dan bertindak dari berbagai alternatif tingkah

laku, berdasarkan harapannya apakah ada keuntungan yang diperoleh dari

tiap tingkah laku.

4. Teori penguat.

Teori penguatan yang dikaitkan dengan ahli psikologi B.f Skinner

dengan teman-temannya, menunjukkan bagaimana konsekuensi tingkah

laku dimasa lampau yang mempengaruhi tindakan pada masa depan

dalam proses belajar siklis, proses ini dapat dinyatakan sebagai berikut :

Rangsangan Respon Konsekuensi Respon masa depan.

Teori penguat menyangkut ingatan orang mengenai pengalaman

rangsangan respon konsekuensi. Menurut teori penguat, seseorang

24

Page 25: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

termotivasi kalau dia memberikan respon pada rangsangan dalam pola

tingkah laku konsisten sepanjang waktu.

Sedangkan menurut Melayu S.P. Hasibuan (1999), teori-teori Motivasi

diklasifikasikan/dikelompokkan atas :

1. Teori Kepuasan (Content Theory)

Teori kepuasan ini mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan

dan kepuasan inidividu yang menyebabkannya bertindak serta berperilaku

dengan cara tertentu. Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor

dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung dan

menghentikan perilakunya.

2. Teori Motivasi Proses (Proses Theory)

Teori motivasi proses ini pada dasarnya berusaha menjawab pertanyaan

bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara dan menghentikan

perilaku individu, agar setiap individu bekerja sesuai dengan keinginan

pimpinan. Bila diperhatikan secara mendalam, teori ini merupakan proses

sebab dan akibat bagaimana seseorang bekerja serta hasil apa yang akan

diperolehnya.

3. Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory)

Teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan akibat dari perilaku dengan

pemberian kompensasi. Misalnya promosi tergantung dari prestasi yang

selalu dapat dipertahankan.

25

Page 26: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

2.2.3 Prinsip-prinsip dalam Motivasi Kerja.

Menurut Mangkunegara (2000), Terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi

kerja pegawai yaitu :

1. Prinsip Partisipatif

2. Prinsip Komunikasi

3. Prinsip Mengakui andil bawahan

4. Prinsip pendelegasian wewanang

5. Prinsip Memberi perhatian

2.2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi

Menurut Gouzali Saydam (1996), faktor-faktor motivasi dapat dipengaruhi

oleh faktor ekstern dan faktor intern yang mencakup anatara lain :

a. Faktor Ekstern yang dapat mempengaruhi motivasi tersebut adalah :

- Lingkungan kerja yang menyenangkan

- Kompensasi yang memadai

- Supervisi yang baik

- Adanya penghargaan dan prestasi

- Status dan tanggung jawab

- Peraturan yang berklaku

b. Faktor Intern yang dapat mempengaruhi motivasi tersebut adalah :

- Kematangan pribadi

- Tingkat pendidikan

26

Page 27: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

- Keinginan dan harapan pribadi

- Kebutuhan

- Kelelahan dan kebosanan

- Kepuasan kerja.

Menurut Pamudji. S (1992), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja

seseorang namun secara garis besar dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Kebutuhan-kebutuhan pribadi

2. Tujuan-tujuan dan persepsi orang atau kelompok yang bersangkutan

3. Cara dengan apa kebutuhan-kebutuhan serta tujuan-tujuan tersebut akan

direalisasikan

4. Fungsi kepemimpinan

Salah satu teori kepemimpinan berasumsi bahwa “Human being is by nature

a motivated organism” (manusia karena sifatnya adalah organisme yang

termotivasi). Atas dasar itu pulalah maka dalam rangka menggerakkan orang-

orang, pemimpin wajib termotivasi (memberikan dorongan-dorongan). Tinggi

rendahnya motivasi seseorang karyawan dalam bekerja dipengaruhi oleh

kemampuan pimpinan dalam memberikan dorongan-dorongan/motivasi-

motivasi tersebut.

2.2.5 Model-Model Motivasi

Menurut Melayu S.P. Hasibuan (1999), Model motivasi berkembang dari

teori klasik (tradisional) menjadi teori modern, sesuai dengan perkembangan

27

Page 28: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

peradaban dan ilmu pengetahuan. Perbandingan antara dasar kefalsafahan teori klasik

(tradisional). Adapun model-model motivasi itu ada tiga yaitu :

1. Model Tradisional

Model ini mengemukakan bahwa untuk memotivasi bawahan agar gairah

bekerjanya meningkat ialah dilakukan dengan sistem insentif.

2. Model Hubungan Manusia

Model ini mengemukakan bahwa untuk memotivasi bawahan supaya gairah

bekerjanya meningkat ialah dilakukan dengan mengakui kebutuhan sosial

mereka dan membuat mereka meras berguna dan penting.

3. Model Sumber Daya Manusia

Model ini mengatakan bahwa karyawan dimotivasi oleh banyak faktor, bukan

hanya uang/barang atau keinginan akan kepuasan, tetapi juga kebutuhan akan

pencapaian dan pekerjaan yang berarti.

2.3 Hubungan Fungsi Kepemimpinan dengan Motivasi Kerja

Menurut House dalam Susilo Supardo (2005), mengemukan hubungan fungsi

pimpinan dengan motivasi kerja karyawan mengenai efektifitas seorang pimpinan

diantaranya pengambilan keputusan didasarkan atas kemampuannya didalam

menimbulkan kepuasan dan motivasi para anggota kelompok, dengan menggunakan

rancangan insentif untuk ganjaran dan hukuman bagi mereka yang berhasil atau gagal

dalam mencapai tujuan kelompok. Untuk mencapai tujuan tersebut seorang

28

Page 29: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

pemimpin diwajibkan untuk menggunakan fungsi kepemimpinannya yang berbeda

sesuai dengan tuntutan situasi.

Seorang pimpinan tidak dapat melakukan pekerjaan sendirian,

keberhasilannya amat ditentukan oleh orang lain (bawahan). Untuk melaksanakan

tugas sebagai pimpinan ia harus membagi-bagi tugas dan pekerjaan tersebut kepada

seluruh karyawan yang ada dalam unit kerja itu sendiri. Untuk itu yang perlu

dilakukan oleh pimpinan agar semangat kerja tetap terpelihara adalah memberikan

motivasi yang tepat kepada para karyawannya, sehingga pada mereka timbul

keinginan untuk berbuat dan bekerja dengan baik sesuai dengan tuntunan dan

keinginan suatu instansi. Dengan pemberian motivasi yang tepat ini diharapkan

mereka akan terdorong untuk bekerja lebih baik (Gouzali Saydam, 1996).

2.4 Puskesmas

Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang

merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran

serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu

kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

Puskesmas adalah unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang

mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan. Yang

melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu

untuk masyarakat yang tinggal di wilayah tertentu, (Muninjaya, 2001).

29

Page 30: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

wilayah kerja. Dengan kata lain Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung

jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya (Depkes RI,

2003).

1. Wilayah Puskesmas.

Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari

kecamatan, faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografis

dan infra struktur lainnya, merupakan bahan pertimbangan dalam

menentukan wilayah kerja Puskesmas. Sasaran penduduk yang dilayani

oleh puskesmas rata-rata 30.000 penduduk setiap Puskesmas. Untuk

perluasan jangkauan pelayanan kesehatan Puskesmas perlu ditunjang

dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut

Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling.

2. Pelayanan Kesehatan Menyeluruh

Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas adalah pelayanan

kesehatan yang meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif yang ditujukan kepada semua penduduk dan tidak dibedakan

jenis kelamin dan golongan umur.

2.4.1 Fungsi Puskesmas

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

30

Page 31: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau

penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat

dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta

mendukung pembangunan kesehatan.

2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka

masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki

kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan mayarakat

untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan

kesehatan.

3. Pusat Kesehatan Strata Pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan

tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

a. Pelayanan kesehatan perorangan

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat

pribadi dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit serta

pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan

dan pencegahan penyakit.

b. Pelayanan kesehatan mayarakat

Pelayanan Kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat

publik dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan

31

Page 32: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit

dan pemulihan kesehatan.

2.4.2 Tata Kerja, Organisasi dan Tugas Pokok Puskesmas

2.4.2.1 Tata Kerja

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Puskesmas wajib menetapkan prinsip

koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan Puskesmas maupun

dengan satuan organisasi di luar Puskesmas sesuai dengan tugasnya masing-masing.

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Puskesmas wajib mematuhi dan

mengikuti petunjuk-petunjuk atasan serta mengikuti bimbingan tekhnis pelaksanaan

yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Dinas Kabupaten/Kota sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Kepala Puskesmas bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasi semua

unsur dalam lingkungan Puskesmas, memberikan bimbingan serta petunjuk bagi

pelaksana tugas masing-masing. Setiap unsur di Puskesmas wajib mengikuti dan

mematuhi petunjuk dari dan bertanggung jawab kepada kepala Puskesmas.

2.4.2.2 Organisasi

Susunan organisasi Puskesmas terdiri dari :

1. Unsur Pimpinan : Kepala Puskesmas

2. Unsur pembantu Pimpinan : Urusan Tata Usaha

3. Unsur Pelaksana :

a. Unit yang terdiri dari tenaga/pegawai dalam jabatan fungsional.

32

Page 33: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

b. Jumlah unit tergantung kepada kegiatan, tenaga dan fasilitas daerah

masing-masing.

c. Unit-unit terdiri dari : unit I, II, III, IV, V, VI, VII.

Kepala Puskesmas mempunyai tugas memimpin, mengawasi dan

mengkoordinasi kegiatan Puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan struktural

dan fungsional.

Unit I, Melaksanakan kegiatan kesejahteraan Ibu dan Anak, Keluarga

berencana dan Perbaikan Gizi.

Unit II, Melaksanakan kegiatan Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit,

Khususnya Imunisasi, Kesehatan Lingkungan dan Laboratorium.

Unit III, Melaksanakan kegiatan Gigi dan Mulut, Kesehatan Tenaga Kerja

dan Manula.

Unit IV, Melaksanakan kegiatan Perawatan Kesehatan Masyarakat,

Kesehatan Sekolah dan Olah Raga, Kesehatan Jiwa, Kesehatan

Mata dan Kesehatan Khusus lainnya.

Unit V, Melaksanakan kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Upaya

Kesehatan Masyarakat dan Penyuluhan Kesehatan masyarakat.

Unit VI, Melaksanakan kegiatan Pengobatan Rawat Jalan dan Rawat inap.

Unit VII, Melaksanakan Kefarmasian.

33

Page 34: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

2.4.2.3 Tugas Pokok

Pedoman ini perlu disesuaikan dengan keadaan lingkungan, jumlah dan jenis

tenaga serta fasilitas yang ada di masing-masing Puskesmas yang umumnya berbeda-

beda, tetapi secara garis besarnya pola tenaga yang ada adalah :

1. Pimpinan Puskesmas

a. Tugas Pokok, Menjalankan tugas memimpin staf Puskesmas.

b. Fungsi, Sebagai seorang menejer.

c. Kegiatan Pokok, Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen.

2. Dokter

a. Tugas Pokok, Menjalankan program pengobatan di Puskesmas.

b. Fungsi, Memberikan pengobatan kepada masyarakat.

c. Kegiatan Pokok, Melakukan pemeriksaan dan pengobatan, dalam

rangka rujukan menerima konsuktasi, Mengkoordinir kegiatan

penyuluhan kesehatan masyarakat, Mengkoordinir pembinaan peran

serta masyarakat melalui pendekatan PKMD dan Menerima

konsultasi dari semua kegiatan Puskesmas.

3. Perawat Senior

a. Tugas Pokok, Melaksanakan pelayanan pengobatan rawat jalan.

b. Fungsi, Membantu Kepala Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan

di Puskesmas.

c. Kegiatan Pokok, Memeriksa dan mengobati penderita penyakit

menular secara pasif.

34

Page 35: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

d. Kegiatan lain, Memberikan pengobatan darurat pada penderita rawat

jalan gigi kemudian dirujuk, Mengadakan surveilance penyakit

menular, Melakukan Imunisasi pada bayi dan anak sekolah.

4. Bidan Puskesmas

a. Tugas Pokok, Melaksanakan pelayanan KIA dan KB.

b. Fungsi, Membantu kepala Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan-

kegiatan di Puskesmas.

c. Kegiatan Pokok, Melaksanakan pemeriksaan berkala kepada Ibu

hamil, Ibu menyusui, bayi dan anak-anak. Menyampaikan cara

pemberian makanan tambahan bagi yang membutuhkan dan

penyuluhan kesehatan tentang KIA, KB dan Gizi. Melakukan

Imunisasi pada Ibu hamil dan bayi. Melatih dukun bayi.

d. Kegiatan lain, Memberikan pengobatan ringan pada Ibu, bayi dan

anak yang berkunjung ke bagian KIA di Puskesmas. Diagnosa dini

penyakit gigi dan mulut serta pengobatan sementara. Membantu

surveilance penyakit menular. Kunjungan ke rumah-rumah penderita

yang dipandang perlu untuk mendapatkan perawatan kesehatan

keluarga. Pengamatan perkembangan bayi dan anak. Membantu

dokter melaksanakan fungsi manajemen Puskesmas. Ikut serta dalam

pengembangan PKMD dan kerja sama lintas sektoral. Ikut serta dalam

pelayanan Puskesmas Keliling. Melakukan rujukan kapan perlu.

Membuat pencatatan dan pelaporan.

35

Page 36: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

5. Dokter Gigi

a. Tugas Pokok, Menghimpun dan menyusun semua laporan kegiatan

Puskesmas.

b. Fungsi, Mengawasi pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi di

Puskesmas.

c. Kegiatan Pokok, Memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut

secara teratur. Supervisi dan bimbingan tekhnis pada perawat gigi di

Puskesmas.

d. Kegiatan lain, Memberikan penyuluhan kesehatan gigi pada individu

dan masyarakat. Membantu pembinaan kerja sama lintas sektoral

dalam pengembangan peran serta masyarakat melalui pendekatan

PKMD.

6. Tata Usaha

a. Tugas pokok, Menghimpun dan menyusun semua laporan kegiatan

Puskesmas.

b. Fungsi, Membantu dokter dalam melaksanakan ketatausahaan

Puskesmas.

c. Kegiatan Pokok, Mengumpulkan laporan berkala setiap petugas untuk

disusun menjadi laporan Puskesmas sesuai dengan format yang telah

ditentukan. Membuat surat menyurat dan menyimpan arsip/surat

masuk.

36

Page 37: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

d. Kegiatan lain, Tata Usaha Rumah Tangga Puskesmas. Tata Usaha

Kepegawaian Puskesmas. Tata Usaha Keuangan Puskesmas.

Menerima pembayaran uang karcis diloket.

Mempersiapkan/menyediakan kartu penderita. Pengetikan laporan

maupun surat menyurat.

2.5 Kerangka Konsep

2.6 Definisi Operasional

Variabel Definisi operasional Cara UkurAlat Ukur

Hasil Ukur

Skala Ukur

IndependenFungsi

Kepemimpinan- Pengambilan keputusan

- Pengawasan pegawai

- Actuating- Motivator

Tugas-tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam memenuhi fungsi sebagai pimpinan dalam upaya memberi petunjuk, pengarahan, pembinaan atau mempengaruhi bawahannya untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan organisasi

Menyebarkan angket pada responden

Kuesioner Baik :Jika skor 16-27

Sedang :Jika skor 11-15

Kurang : Jika skor 6-10

Ordinal

37

Motivasi Kerja Karyawan

Fungsi Kepemimpinan

Variabel independent Variabel dependent

Page 38: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

Variabel Definisi operasional Cara UkurAlat Ukur

Hasil Ukur

Skala Ukur

Dependen

Motivasi Kerja Karyawan

Upaya untuk menimbulkan rangsangan dorongan atau pun pembangkit tenaga pada seseorang mau berbuat dan bekerjasama secara optimal melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Menyebarkan angket pada responden

Kuesioner Baik :Jika skor 16-27

Sedang :Jika skor 11-15

Kurang : Jika skor 6-10

Ordinal

2.7 Hipotesis Penelitian

Ha : Ada hubungan yang signifikan antara fungsi kepemimpinan dengan

motivasi kerja karyawan pada puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten

Seluma tahun 2005.

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara fungsi kepemimpinan

dengan motivasi kerja karyawan pada puskesmas Rimbo Kedui

Kabupaten Seluma tahun 2005.

38

Page 39: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah survey, dengan pendekatan Cross Sectional

yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independen (bebas)

dengan variabel dependen (terikat).

3.2. Tempat dan Objek Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada bulan Januari 2006 di Puskesmas Rimbo

Kedui Kabupaten Seluma, sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah seluruh

karyawan Puskesmas Rimbo Kedui.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi penelitian adalah seluruh karyawan yang bekerja di Puskesmas

Rimbo Kedui.

3.3.2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah seluruh karyawan Puskesmas Rimbo Kedui

sebanyak 30 orang dan 1 orang pemimpin Puskesmas. Metode pengambilan sampel

dilakukan secara total sampling. Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto (1998)

yang mengatakan bahwa apabila subjeknya kurang dari seratus lebih baik diambil

semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

39

39

Page 40: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut :

1. Metode wawancara

Yakni dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap lokasi dan objek

penelitian. Dengan memberikan kuesioner kepada responden yang menjadi

objek penelitian mengenai Pungsi kepemimpinan. Dan penilaian motivasi

kerja karyawan dinilai oleh pimpinan.

2. Studi Dokumentasi

Yaitu dengan mengambil data-data dari dokumen dan arsip-arsip yang ada

hubungannya dengan penelitian.

3.5. Jenis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis :

1. Data primer

Merupakan data yang diperoleh peneliti secara langsung dari objek

penelitian dengan menggunakan kuesioner dan observasi yang disebarkan

kepada 30 orang karyawan dan 1 orang pimpinan Puskesmas Rimbo Kedui

Kabupaten Seluma tahun 2005 selaku responden dalam penelitian ini.

40

Page 41: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

2. Data sekunder

Data yang dikumpulkan dari laporan dan dokumentasi puskesmas Rimbo

Kedui Kabupaten Seluma tahun 2005 mengenai wilayah kerja dan data

jumlah pegawai.

3.6. Pengolahan Dan Analisa Data

3.6.1. Pengolahan Data

Pengolahan data yang telah dikumpulkan dilakukan dengan komputer melalui

beberapa tahap antara lain :

1. Editing yaitu untuk melihat apakah isi jawaban/data yang akan diolah

tersebut sudah relevan dengan tujuan penelitian.

2. Coding yaitu memberikan kode pada setiap jawaban.

3. Entry yaitu memasukkan data yang sudah dilakukan editing dan coding

tersebut kedalam komputer dan menggunakan perangkat lunak komputer.

4. Cleaning yaitu untuk memastikan apakah semua data sudah siap dianalisis.

3.6.2. Analisa Data

3.6.2.1. Univariat

Analisa yang digunakan adalah analisa univariat dengan maksud untuk

menggambarkan distribusi frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti baik

variabel independent maupun variabel dependent. Dengan menggunakan Rumus

perhitungan persentase (%), (Arikunto, 1998)

41

Page 42: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

FP = x 100%

N

Keterangan :

P = Jumlah persentase yang dicari

F = Jumlah frekuensi dari masing-masing variabel

N = Jumlah subjek penelitian (jumlah responden)

3.6.2.2. Bivariat

Analisa bivariat bertujuan untuk melihat hubungan antara dua variabel yaitu

variabel independent dan variabel dependent menggunakan uji statistik adalah uji

Exact Fisher.

42

Page 43: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Pengumpulan data penelitian dilaksanakan pada bulan Januari tahun 2006.

pada kegiatan pengumpulan data tersebut menggunakan instrumen berupa kuesioner.

Objek penelitian adalah seluruh karyawan Puskesmas Rimbo Kedui dengan jumlah

31 orang sudah termasuk pimpinan. Hasil penelitian ini disusun berdasarkan

distribusi, data penelitian dalam bentuk tabel pada variabel independent yaitu fungsi

kepemimpinan dan variabel dependent yaitu motivasi kerja karyawan. Selanjutnya

dilakukan tabulasi silang untuk mencari hubungan antara variabel independent

dengan variabel dependent.

4.1.1 Gambaran Umum Puskesmas Rimbo Kedui

Puskesmas Rimbo Kedui dibangun pada tahun 1992 dengan dana impres dan

merupakan puskesmas pengembangan dari Tais. Puskesmas Rimbo Kedui mulai di

operasikan pada tanggal 10 Mei 1992. Lokasi penelitian ini adalah wilayah

Puskesmas Rimbo Kedui yang mempunyai 13 desa terdiri dari Desa Rimbo Kedui,

Sido Mulyo, Padang Rambun, Tanjung Seluai, Pasar Seluma, Sukarami, Tanjungan,

Tanjung Seru, Sengkuang, Tangga Batu, Padang Genting, Seluma Kiri, Tenangan.

Dengan luas wilayah kerja 166,09 km2 dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Napal.

43

43

Page 44: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia.

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kunduran.

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Talang Prapat.

4.1.1.1 Tenaga dan Fasilitas Kesehatan

Tenaga dan fasilitas kesehatan yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas

Rimbo Kedui Kabupaten Seluma tahun 2005 adalah dapat dilihat pada tabel-tabel

sebagai berikut :

Tabel 4.1

Distribusi Jumlah Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma Tahun 2005

No. Tanaga Kesehatan Jumlah

1. Dokter Umum 2 orang2. Perawat 7 orang3. Perawat gigi 1 orang4. Bidan puskesmas 2 orang5. Perawat Puskesmas Pembantu 3 orang6. Bidan puskesmas pembantu 1 orang7. Tanaga administrasi 2 orang8. Bidan Desa 7 orang9. Tenaga sukarela 2 orang10. Sanitarian 1 orang11. Pekarya 3 orang

Jumlah 31 orang

Dari Tabel 4.1 di atas terlihat bahwa Jumlah tenaga kesehatan di Wilayah

Kerja Puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma Tahun 2005 terdapat 31 orang

yang terdiri dari dokter umum, perawat, perawat gigi, bidan, tenaga administrasi,

sanitarian.

44

Page 45: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

Tabel 4.2

Distribusi Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma Tahun 2005

No. Fasilitas Kesehatan Jumlah

1. Puskesmas Induk 1 unit2. Perumahan Dokter 1 unit3. Perumahan Paramedis 2 unit4. Puskesmas Pembantu 4 unit

Jumlah 8 unit

Dari Tabel 4.2 di atas terlihat bahwa fasilitas kesehatan di Wilayah Kerja

Puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma Tahun 2005 terdapat 1 unit Puskesmas

Induk, 1 unit perumahan dokter, 2 unit perumahan paramedis, dan 4 unit Puskesmas

pembantu.

4.1.1.2 Pendidikan Pegawai Puskesmas Rimbo Kedui

Seluruh pegawai Puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma tahun 2005

yang berjumlah sebanyak 31 orang mempunyai tingkat pendidikan yang berbeda. Hal

ini dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan Di Puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma Tahun 2005

No. Pendidikan Frekuensi Persentase %1. S1 2 6,5%2. D3 3 9,6%3. D1 kebidanan 10 32,3%4. SPK 11 35,5%5. SMA 2 6,5%6. SMP 3 9,6%Jumlah 31 100,0%

45

Page 46: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

Dari Tabel 4.3 di atas terlihat bahwa pendidikan karyawan Puskesmas Rimbo

Kedui Kabupaten Seluma Tahun 2005 terdiri dari 2 orang S1, 3 orang D3, 10 orang

D1 kebidanan, 11 orang SPK, 2 orang SMA, dan 3 orang SMP.

4.1.1.3 Masa Kerja Pegawai Puskesmas Rimbo Kedui

Seluruh pegawai Puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma tahun 2005

yang berjumlah sebanyak 31 orang mempunyai masa kerja yang berbeda. Hal ini

dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Pegawai Menurut Masa Kerja Di Puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma Tahun 2005

No. Masa Kerja Frekuensi Persentase %1. < 5 tahun 11 35,5%2. 5 – 10 Tahun 6 19,3%3. > 10 tahun 14 45,2%Jumlah 31 100,0%

Dari Tabel 4.4 di atas terlihat bahwa masa kerja karyawan Puskesmas Rimbo

Kedui Kabupaten Seluma Tahun 2005 terdiri dari < 5 tahun sebanyak 11 orang atau

35,5%, 5 – 10 tahun sebanyak 6 orang atau 19,3%, > 10 Tahun sebanyak 14 orang

atau 45,2%.

4.1.2 Analisa Univariat

4.1.2.1 Fungsi Kepemimpinan

Hasil dari 31 responden di Puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma tahun

2005 yang dijadikan sampel berdasarkan hasil kuesioner tentang Fungsi

46

Page 47: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

Kepemimpinan ternyata terdapat 3 tingkatan fungsi Kepemimpinan yaitu : kurang,

sedang dan baik. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.5

Distribusi frekuensi Fungsi Kepemimpinan pada Puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma tahun 2005

No Fungsi Kepemimpinan FrekuensiPersentase

(%)1 Kurang - -

2 Sedang 3 9,7

3 Baik 28 90,3

Jumlah 31 100,0

Gambar 4.1

Distribusi frekuensi tentang Fungsi Kepemimpinan pada Puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma tahun 2005

Tabel 4.5 dan Gambar 4.1 di atas data menurut Fungsi Kepeminpinan

di puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma tahun 2005 menunjukkan bahwa 3

47

Page 48: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

orang responden atau 9,7% mengatakan fungsi kepemimpinan sedang dan 28 orang

responden atau 90,3% yang mengatakan fungsi kepemimpinan baik.

4.1.2.2 Motivasi Kerja Karyawan

Hasil dari 31 responden di Puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma tahun

2005 yang dijadikan sampel berdasarkan hasil kuesioner tentang Motivasi kerja

karyawan ternyata terdapat 3 (tiga) tingkatan Motivasi kerja karyawan yaitu :

kurang, sedang dan baik. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.6

Distribusi frekuensi tentang Motivasi Kerja Karyawan pada Puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma tahun 2005

No Motivasi Kerja Karyawan Frekuensi Persentase (%)1 Kurang --- ---

2 Sedang 8 25,8

3 Baik 23 74,2

Jumlah 31 100,0

Gambar 4.2

Distribusi frekuensi Motivasi Kerja Karyawan pada Puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma tahun 2005

Motivasi Kerja

0

10

20

30

Sedang Baik

Motivasi Kerja

Freq

uenc

y

48

Page 49: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

Tabel 4.6 dan Gambar 4.2 di atas data menurut Motivasi kerja karyawan

di puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma tahun 2005 menunjukkan bahwa 23

orang responden atau 74,2% mengatakan Motivasi kerja karyawan baik dan 8 orang

responden atau 25,8% yang mengatakan Motivasi kerja karyawan sedang.

4.1.3 Analisa Bivariat

4.1.3.1 Hubungan Fungsi Kepemimpinan dengan Motivasi Kerja

Karyawan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan tabulasi silang

antara variabel dependent dengan variabel independent didapat hasil sebagai

berikut :

Tabel 4.7

Tabulasi Silang Fungsi Kepemimpinan dengan Motivasi kerja Karyawan pada Puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma tahun 2005

Motivasi KerjaTotal

Sedang BaikFungsi Kepemimpinan Sedang Count

Expected Count % Within Fungsi Kepemimpinan

3.8

100.0 %

02.2

.0 %

33.0

100.0 %Baik Count

Expected Count % Within Fungsi Kepemimpinan

57.2

17.9 %

2320.8

82.1 %

2828.0

100.0 %Total Count

Expected Count % Within Fungsi Kepemimpinan

88.0

25.8 %

2323.0

74.2 %

3131.0

100.0 %

Tabel 4.7 di atas menunjukkan tabulasi silang antara fungsi kepemimpinan

dengan motivasi kerja karyawan pada Puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma

49

Page 50: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

tahun 2005. Ternyata dari 3 responden yang menyatakan fungsi kepemimpinan

sedang semua motivasi kerjanya sedang, dan dari 28 orang responden yang

mengatakan fungsi kepemimpinan baik terdapat 23 orang responden motivasi

kerjanya baik dan 5 orang responden motivasi kerjanya sedang. Karena ada dua sel

frekuensi ekspektasinya < 5 maka diguanakan Uji Exact Fisher

Tabel 4.8

Chi-Square Test

Value DfAsymp.Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher’s Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

9.549b

5.7419.127

9.24131

111

1

.002

.017

.003

.002

.012 .012

a. Computed only for a 2x2 tableb. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .77.

Hasil uji Exact Fisher didapat nilai exact sig. (2-sided) = 0,012 < 0,05 berarti

signifikan. Jadi Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan ada hubungan yang

signifikan antara fungsi kepemimpinan dengan motivasi kerja karyawan Puskesmas

Rimbo Kedui Kabupaten Seluma tahun 2005.

Tabel 4.9

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.Nominal by Nominal Contingency CoefficientN of Valid Cases

.485 31

.002

a. Not assuming the null hypothesis.b. Using the asymptotic standart error assuming the null hypothesis.

50

Page 51: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

Hasil uji contingency coefficient didapat nilai = 0,485 dengan approx sig =

0,002 < 0,05 berarti signifikan, karena nilai contingency coefficient = 0,485 < 0,5

terletak dalam interval 0,40-0,60 maka kategori hubungan sedang (Sugiono, 2001).

4.2. Pembahasan

4.2.1. Fungsi Kepemimpinan

Menurut Susilo Supardo (2005), pengertian Kepemimpinan adalah tindakan-

tindakan oleh seorang atau beberapa orang yang mempengaruhi kelakuan seseorang

atau lebih dalam seting kelompok, tindakan-tindakan oleh pemimpin dan/kelompok

dilakukan dengan suatu maksud. Tindakan tersebut dimaksud untuk mempengaruhi

perilaku orang-orang lain.

Hasil analisis Tabel 4.5 dan Gambar 4.1 di atas data menurut fungsi

kepemimpinan di puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma tahun 2005

menunjukkan bahwa 3 orang responden atau 9,7% mengatakan fungsi kepemimpinan

sedang dan 28 orang responden atau 90,3% yang mengatakan fungsi kepemimpinan

baik.

Dari 28 orang responden atau 90,3% mengatakan bahwa fungsi pimpinan baik

hal ini didapat sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan menggunakan

kuesioner saat penelitian yang dilakukan di puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten

Seluma tahun 2005. Fungsi pimpinan ini berisikan tentang pengambilan keputusan,

pengawasan pegawai, actuating, motivator. Sedangkan seorang pemimpin dapat

mempengaruhi bawahannya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sesuai

51

Page 52: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

dengan pernyataan Noor Fuad (2000), kepemimpinan merupakan proses atau

kegiatan untuk mempengaruhi aktivitas seseorang atau sekelompok orang dalam

upaya mencapai suatu sasaran yang telah ditetapkan.

Hal ini juga sesuai dengan pendapat Menurut Sondang P. Siagian (1999),

fungsi-fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut : Pimpinan selaku penentu arah

yang akan ditempuh dalam usaha pencapaian tujuan, wakil dan juru bicara organisasi

dalam hubungan dengan pihak-pihak di luar organisasi/instansi, pimpinan selaku

komunikator yang efektif, mediator yang andal, khususnya dalam hubungan kedalam,

terutama dalam menangani situasi konflik, pemimpin selaku integrator yang efektif,

rasional, objektif dan netral.

Berdasarkan uraian di atas, pimpinan puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten

Seluma tahun 2005 perlu untuk dapat menerapkan fungsi kepemimpinan

(pengambilan keputusan, pengawasan pegawai, actuating, motivator) yang lebih

optimal lagi dalam mempengaruhi, menggerakkan dan mengerahkan pegawai dalam

bekerja dan menjalankan tugas serta dapat membenahi motivasi kerja pegawai

sehingga akan terjadi suatu perubahan kearah yang lebih baik melalui kemampuan,

kecakapan dan wewenangnya sebagai seorang pemimpin.

4.2.2. Motivasi Kerja Karyawan

Tabel 4.6 dan Gambar 4.2 di atas data menurut Motivasi kerja karyawan

di puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma tahun 2005 menunjukkan bahwa

52

Page 53: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

23 orang responden atau 74,2% mengatakan Motivasi kerja karyawan baik dan

8 orang responden atau 25,8% yang mengatakan Motivasi kerja karyawan sedang.

Dari hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan pengertian menurut

Mangkunegara (2000), adalah suatu kondisi yang berpengaruh untuk

membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan

lingkungan kerja serta pendapat Melayu S.P. Hasibuan (1999), Motivasi

mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar

mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang

telah ditentukan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan,

menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias

mencapai hasil yang optimal.

Motivasi ini semakin penting karena pimpinan membagikan pekerjaannya

kepada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan

yang diinginkan. Hal ini dikarenakan fungsi pimpinan di Puskesmas Rimbo Kedui

Kabupaten Seluma tahun 2005 belum begitu berjalan dalam hal pembagian tugas

kepada bawahannya serta belum begitu jelas uraian tugas yang akan dilakukan oleh

bawahan/ karyawan.

4.2.3. Hubungan Fungsi Kepemimpinan dengan Motivasi Kerja Karyawan

Tabel 4.7 di atas menunjukkan tabulasi silang antara fungsi kepemimpinan

dengan motivasi kerja karyawan pada Puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma

tahun 2005. Ternyata dari 3 responden yang menyatakan fungsi kepemimpinan

53

Page 54: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

sedang semua motivasi kerjanya sedang, dan dari 28 orang responden yang

mengatakan fungsi kepemimpinan baik terdapat 23 orang responden motivasi

kerjanya baik dan 5 orang responden motivasi kerjanya sedang.

Hasil penelitian menggambarkan bahwa 28 orang responden/karywan yang

mengatakan fungsi kepemimpinan baik dan terdapat 23 responden yang motivasi

kerjanya baik serta 5 responden yang motivasi kerjanya sedang. Hal ini dapat

dipengaruhi oleh faktor lain selain motivasi kerja, misalnya bisa dipengaruhi oleh

masa kerja, pendidikan dari karyawan, serta tidak sesuai dengan pendapat Sondang P.

Siagian (1999), fungsi-fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut : Pimpinan

selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha pencapaian tujuan, wakil dan

juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak-pihak di luar organisasi/instansi,

pimpinan selaku komunikator yang efektif, mediator yang andal, khususnya dalam

hubungan kedalam, terutama dalam menangani situasi konflik, pemimpin selaku

integrator yang efektif, rasional, objektif dan netral.

Berdasarkan hasil uji Exact Fisher didapat nilai exact sig. (2-sided) = 0,012

< 0,05 berarti signifikan. Jadi Ho ditolak dan Ha diterima, kesimpulan ada hubungan

yang signifikan antara fungsi kepemimpinan dengan motivasi kerja karyawan

Puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma tahun 2005. Dengan uji contingency

coefficient didapat nilai = 0,485 dengan approx sig = 0,002 < 0,05 berarti signifikan,

karena nilai contingency coefficient = 0,485 < 0,5 terletak dalam interval 0,40-0,60

maka kategori hubungan sedang. Hal ini sesuai pendapat House dalam Susilo

Supardo (2005), mengemukan hubungan fungsi pimpinan dengan motivasi kerja

54

Page 55: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

karyawan mengenai efektifitas seorang pimpinan diantaranya pengambilan keputusan

didasarkan atas kemampuannya didalam menimbulkan kepuasan dan motivasi para

anggota kelompok, dengan menggunakan rancangan insentif untuk ganjaran dan

hukuman bagi mereka yang berhasil atau gagal dalam mencapai tujuan kelompok.

Untuk mencapai tujuan tersebut seorang pemimpin diwajibkan untuk menggunakan

fungsi kepemimpinannya yang berbeda sesuai dengan tuntutan situasi. Serta sesuai

juga pendapat (Gouzali Saydam, 1996), mengenai Seorang pimpinan tidak dapat

melakukan pekerjaan sendirian, keberhasilannya amat ditentukan oleh orang lain

(bawahan). Untuk melaksanakan tugas sebagai pimpinan ia harus membagi-bagi

tugas dan pekerjaan tersebut kepada seluruh karyawan yang ada dalam unit kerja itu

sendiri. Untuk itu yang perlu dilakukan oleh pimpinan agar semangat kerja tetap

terpelihara adalah memberikan motivasi yang tepat kepada para karyawannya,

sehingga pada mereka timbul keinginan untuk berbuat dan bekerja dengan baik sesuai

dengan tuntunan dan keinginan suatu instansi. Dengan pemberian motivasi yang tepat

ini diharapkan mereka akan terdorong untuk bekerja lebih baik.

Dengan demikian disimpulkan bahwa fungsi kepemimpinan dalam penelitian

berhubungan signifikan dengan motivasi kerja karyawan Puskesmas Rimbo Kedui

Kabupaten Seluma tahun 2005.

55

Page 56: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam BAB IV maka dapat

disimpulkan dari 31 orang responden mengenai fungsi kepemimpinan dengan

motivasi kerja karyawan pada Puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma tahun

2005 sebagai berikut :

5.1.1 Hasil dari Tabel 4.5 dan Gambar 4.1 di atas data menurut Fungsi

Kepeminpinan di puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma tahun 2005

menunjukkan bahwa 3 orang responden atau 9,7% mengatakan fungsi

kepemimpinan sedang dan 28 orang responden atau 90,3% yang mengatakan

fungsi kepemimpinan baik.

5.1.2 Hasil dari Tabel 4.6 dan Gambar 4.2 di atas data menurut Motivasi kerja

karyawan di puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma tahun 2005

menunjukkan bahwa 23 orang responden atau 74,2% mengatakan Motivasi

kerja karyawan baik dan 8 orang responden atau 25,8% yang mengatakan

Motivasi kerja karyawan sedang.

5.1.3 Dari hasil penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan antara fungsi

kepemimpinan dengan motivasi kerja karyawan pada puskesmas Rimbo

Kedui kabupaten dengan uji Exact Fisher didapat nilai exact sig. (2-sided) =

0,012 < 0,05 berarti signifikan, hal ini didukung oleh hasil analisis yang

56

56

Page 57: SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI.doc

menunjukkan hubungan sedang dengan nilai contingency coefficient = 0,485

< 0,5

5.2. Saran

5.2.1 Kiranya hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk lebih meningkatkan

fungsi kepemimpinan yang ada sehingga mampu meningkatkan Motivasi

kerja karyawan dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayan kesahatan di

puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten seluma.

5.2.2 Diharapkan kepada peneliti lain dapat melakukan penelitian berikutnya

mengenai fungsi kepemimpinan selain pendapat yang dikemukakan oleh

Kartini Kartono (1998) sekarang ini.

57