Upload
others
View
4
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA
LANSIA USIA 60-74 TAHUN
(Studi di Dusun Bandung Desa Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang)
Disusun Oleh:
TRY YULI ANGGARA
13.321.0052
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA
LANSIA USIA 60-74 TAHUN
(Studi di Dusun Bandung Desa Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi S1
Keperawatan Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang
TRY YULI ANGGARA
13.321.0052
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
iii
iii
iii
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Try Yuli Anggara, dilahirkan di Kabupaten Madiun pada
tanggal 12 Agustus 1995, penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari
pasangan Bapak Sukarno dan Ibu Suminem. Memiliki kakak Perempuan dan kakak laki-
laki bernama Sulis Setyani dan Joko Susanto.
Pendidikan yang ditempuh penulis mulai dari Taman Kanak-kanak Dharma
Wanita Bagi 01, pada tahun 2007 penulis lulus dari SD Negeri Bagi 03, pada tahun 2010
penulis lulus dari SMP Negeri 1 balerejo Kabupaten Madiun, pada tahun 2013 penulis
lulus dari MA Negeri 1 Kota Madiun. Dan pada tahun 2013 penulis lulus seleksi masuk
STIKes “Insan Cendekia Medika” Jombang melalui jalur PMDK. Penulis memilih
program studi S1 Keperawatan dari lima pilihan program studi yang ada di STIKes
“ICMe” Jombang.
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar - benarnya.
Jombang, 2017
Try Yuli Anggara
13.321.0052
iii
PERSEMBAHAN
Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat serta hidayah-Nya yang telah memberi kemudahan dan kelancaran dalam
penyusunan skripsi ini hingga selesai sesuai dengan yang dijadwalkan. Dan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang terlibat dalam
penyusunan. Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
1. Kedua orangtuaku tercinta Bapak Sukarno dan Ibu Suminem yang telah
memberikan do’a yang tidak ternilai harganya. Terimakasih untuk doa yang
boleh jadi doa itu telah membuka kunci-kunci kesempatan, menjauhkan bala
dan marabahaya, menyingkirkan hambatan atau mengangkat beban dipundak
kita. Terimakasih untuk kasih sayang yang tak terhingga, semangat, nasehat
dan dukungan yang tiada henti sehingga penulis semakin semangat untuk
meraih cita-cita dan masa depan yang lebih baik.
2. Kakak pertama Sulis Setyani dan kakak kedua Alm.Joko Susanto yang telah
mendoakan dan memberi support baik secara mental maupun finansial.
3. Penguji utama Bapak Dr.H.M. Zainul Arifin,M.Kes dan kedua dosen
pembimbing Ibu Endang Y,S.Kep.,Ns.,M.Kes dan Bapak Baderi, S.Kom.,MM
yang telah membimbing dengan baik, sabar dan sangat teliti.
4. Seluruh dosen S-1 Keperawatan terima kasih atas semua ilmu, nasehat serta
motivasi yang telah diberikan semoga bermanfaat.
5. Kepala Desa Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang yang telah
memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan membantu dalam
menyelesaikan penelitian ini.
6. Seluruh teman-teman seperjuangan S-1 Keperawatan angkatan 2013 STIKes
Insan Cendekia Medika Jombang yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu.
Semoga kesuksesan selalu menyertai kita.
7. Partner belajar, partner bertukar pikiran, dan partner hati saudara Septa
Prananca Putra terimakasih telah memberikan do’a dan semangat.
8. Seluruh Civitas Akademik Insan Cendekia Medika Jombang terimakasih
banyak telah menjadi bagian dari cerita selama kuliah.
iii
MOTTO
“Jangan pernah menyerah sekalipun itu sulit. Tetap semangat, ikhtiar dan tawakal.
InsyaAllah segala proses yang kita lalui akan menemukan hasil yang kita inginkan. “
Try Yuli Anggara
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia–Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Dengan Kejadian Depresi Pada
LansiaUsia 60-74 Tahun (Studi di Dusun Bandung Desa Bandung Kecamatan
Diwek Kabupaten Jombang) “ ini dengan sebaik-baiknya.
Dalam penyusunan proposal ini penulis telah banyak mendapat bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
yang terhormat H.Bambang Tutuko S.H.,S.Kep.,Ns.,M.H. selaku ketua STIKes
ICMe Jombang, Ibu Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns,.M.Kep.selaku Kaprodi S1
Keperawatan, Ibu Endang Y,S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan serta motivasi kepada penulis sehingga terselesaikannya
proposal ini, Bapak Baderi S.Kom.,MM selaku pembimbing II yang telah rela
meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya demi terselesaikannya proposal ini,
Kepala Desa Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang yang telah
memberikan ijin penelitian. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan baik
moril maupun materil selama menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang hingga terselesaikannya proposal ini,
serta semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan dorongan dan bantuannya dalam penyusunan proposal ini, dan
teman-teman yang ikut serta memberikan saran dan kritik sehingga penelitian ini
dapat terselesaikan tepat waktu.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih
jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi
perbaikan skripsi ini dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, Amin.
Jombang, Mei 2017
Penulis
iii
ABSTRAK
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA
LANSIA USIA 60-74 TAHUN
(Di Dusun Bandung Desa Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang)
Oleh:
TRY YULI ANGGARA
Orang yang berusia lanjut akan menjadi sangat rentan terhadap gangguan
kesehatan, termasuk depresi yang disebabkan oleh stres dalam menghadapi
perubahan-perubahan kehidupan yang berhubungan dengan apa yang disebut
sebagai tahun emas. Perubahan kehidupan yang dimaksud antara lain adalah
pensiun, penyakit atau ketidakmampuan fisik. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui hubungan dukungan sosial keluarga dengan kejadian depresi pada
Lansia usia 60-74 tahun di Dusun Bandung Desa Bandung Kecamatan Diwek
Kabupaten Jombang.
Desain penelitian ini adalah Analitik korelasional dengan metode cross
sectional. Populasinya Semua lansia di Dusun Bandung Desa Bandung Kecamatan
Diwek Kabupaten Jombang sejumlah 36 orang. Tehnik sampling menggunakan
Simple random sampling dengan sampelnya sejumlah 42 orang. Instrumen
penelitian menggunakan lembar kuesioner dengan pengolahan data editing,
coding, scoring, tabulating dan uji statistik menggunakan uji rank spearman.
Hasil penelitian hampir dari setengah responden (47,2%) dukungan keluarga baik sejumlah 17 orang, sebagian besar responden (66,7%) adalah tidak depresi sejumlah 24 orang. Uji rank spearman menunjukkan bahwa nilai signifikansi p =
0,000 < (0,05), sehingga H0 ditolak.
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hubungan dukungan sosial keluarga dengan kejadian depresi pada Lansia usia 60-74 tahun di Dusun Bandung Desa Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. Dapat
memberikan edukasi dan informasi yang adekuat bagi lansia dan keluarga seperti, gaya hidup, pola kehidupan dan cara adaptasi sehari-hari, kekuatan kepribadian
dan minat.
Kata Kunci : Dukungan sosial keluarga, depresi, lansia
iii
ABSTRACT
RELATIONSHIP OF SOCIAL SUPPORT FAMILY WITH DEPRESSION EVENTS IN
ELDERLY AGE 60-74 YEARS
(In Dusun Bandung Village Bandung District Diwek Jombang)
By:
TRY YULI ANGGARA
The elderly will be particularly vulnerable to health problems, including
depression caused by stress in the face of life changes associated with the so-
called golden years. Changes in life in question include retirement, illness or
physical disability. The purpose of this study was to determine the relationship of
family social support with the incidence of depression in the elderly aged 60-74
years in Bandung Village Bandung Village District Diwek Jombang.
The design of this research is correlational analysis with cross sectional
method. Population All elderly in Dusun Bandung Village Bandung District
Diwek Jombang a number of 36 people. The sampling technique used Simple
random sampling with a sample of 42 people. The research instrument used
questionnaires with data processing editing, coding, scoring, tabulating and
statistical test using spearman rank test.
The result of research almost half of the respondents (47,2%) support good family of 17 people, most of respondent (66,7%) is not depressed counted 24
people. Spearman rank test shows that the significance value p = 0,000 < (0,05),
so H0 is rejected.
This study can be concluded that the relationship of family social support
with the incidence of depression in the elderly aged 60-74 years in Bandung Village Bandung Village District Diwek Jombang. Can provide adequate
education and information for elderly and families such as, lifestyle, lifestyle and everyday adaptation, personality and interests.
Keywords: Family social support, depression, elderly
iii
iii
iii
iii
iii
DAFTAR GAMBAR
No. Daftar Gambar Halaman
3.1 Kerangka konseptual............................................................................................. 26
4.1 Kerangka kerja ....................................................................................................... 30
iii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Permohonan Menjadi Responden
2. Lembar Pernyataan Menjadi Responden
3. Kuesioner
4. Lembar Pernyataan Dari Perpustakanan
5. Lembar Surat Studi Pendahuluan
6. Lembar Surat Balasan
7. Lembar Tabulasi Dukungan Sosial
8. Lembar Tabulasi Depresi
9. Lembar Uji Validitas
10. Lembar Uji Reabilitas
11. Lembar Jadwal Penelitian
12. Lembar Konsultasi
13. Lembar Pernyataan Keaslian (Bebas Plagiat)
iii
DAFTAR LAMBANG
1. H1/Ha : hipotesis alternatif
2. % : prosentase
3. : alfa (tingkat signifikansi)
4. K : Subjek
5. X : perlakuan
6. N: jumlah populasi
7. n: jumlah sampel
8. S: total sampel
9. >: lebih besar
10. < : lebih kecil
DAFTAR SINGKATAN
STIKes
: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
ICMe
: Insan Cendekia Medika
GDS
: Geriatic Depression Scale
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut WHO usia harapan hidup orang di dunia pada tahun 2013
meningkat menjadi 71 tahun. Semakin meningkatnya usia harapan hidup tentunya
mempunyai dampak lebih banyak terjadinya gangguan penyakit pada lansia.
Banyak orang takut memasuki masa lanjut usia, karena asumsi mereka lansia itu
adalah tidak berguna, lemah, tidak punya semangat hidup, penyakitan, pelupa,
pikun, tidak diperhatikan oleh keluarga dan masyarakat, menjadi beban orang lain,
maka dari itu sebagian orang sudah merasa depresi karena tidak tahu kehidupan
macam apa yang dihadapi (Wirakusuma, 2011). Orang yang berusia lanjut akan
menjadi sangat rentan terhadap gangguan kesehatan, termasuk depresi yang
disebabkan oleh stres dalam menghadapi perubahan-perubahan kehidupan yang
berhubungan dengan apa yang disebut sebagai tahun emas. Perubahan kehidupan
yang dimaksud antara lain adalah pensiun, penyakit atau ketidakmampuan fisik
(Nevid, 2011).
Menurut WHO lanjut usia (lansia) adalah kelompok penduduk yang
berumur 60 tahun atau lebih. Data WHO pada tahun 2009 menunjukan lansia
berjumlah 7,49% dari total populasi, tahun 2011 menjadi 7,69% dan pada tahun
2013 didapatkan proporsi lansia sebesar 8,1% dari total populasi (WHO, 2015).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2015 jumlah Lansia
(Lansia) di Jawa Timur mencapai 4.209.817 jiwa atau (11,14%) dari jumlah
penduduk di Jatim yang tercatat 37.794.003 jiwa. Di Jawa Timur angka kejadian
depresi pada lansia mencapai 7,18%, depresi menjadi salah satu problem
iii
gangguan mental yang sering ditemukan pada lansia (Kaplan, 2010). Berdasarkan
data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang pada tahun 2016 didapatkan
bahwa data jumlah lansia sejumlah 182.096 orang, (Dinas Kesehatan Jombang,
2016). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Bandung,
Kecamatan Diwek Kabupaten jombang diketahui 10 lansia yang diteliti
menggunakan kuisioner Geriatric Depression Scale berjumlah 15 pertanyaan,
terdapat 6 lansia mengalami depresi dan 4 lansia tidak mengalami depresi
(normal).
Secara umum kemunduran fisiologis yang terjadi pada lansia baik secara
fisik maupun mental menyebabkan lansia kurang peka terhadap berbagai
rangsangan baik internal maupun eksternal sehingga seorang usia tua rentan
mengalami gangguan mental seperti depresi. Seseorang yang mengalami depresi
dapat dilihat dari perubahan-perubahan yang terjadi pada kondisi fisiknya.
Keluhan yang sering dirasakan pada seseorang yang mengalami depresi adalah
pemarah, pemurung, cemas, gelisah, sedih, depresi, pesimis, menangis, mood atau
suasana hati sering berubah-ubah, harga diri menurun atau merasa tidak aman,
mudah tersinggung, mudah menyerah pada orang dan mempunyai sikap
bermusuhan, mimpi buruk, serta mengalami gangguan konsentrasi dan daya ingat
(Hawari, 2011). Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang
berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk
perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia,
kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta resiko bunuh diri. Depresi dapat
menjadi masalah yang kronik dan berulang yang akan berdampak seorang lansia
iii
tidak mampu untuk mengurus diri sendiri, selain itu depresi juga dapat mengarah
pada tindakan bunuh diri. (Wiguna, 2010).
Depresi pada lansia dapat dicegah dengan adanya dukungan keluarga,
dukungan keluarga merupakan gabungan antara sikap dan penerimaan yang dapat
membantu usia tua menghadapi masalah. Ada beberapa bentuk dari dukungan
keluarga seperti dukungan informasi, dukungan penilaian, dukungan instrumental,
dan dukungan emosional (Wiguna, 2010). Dukungan keluarga merupakan salah
satu bentuk dari terapi keluarga yang dapat diberikan pada lansia yang mengalami
depresi, melalui keluarga berbagai masalah-masalah kesehatan muncul sekaligus
dapat diatasi. Jadi dengan adanya dukungan keluarga yang mempunyai ikatan
emosional setidaknya akan memberikan kekuatan pada lansia untuk menjalani
hari tua yang lebih baik, karena itu perlu dukungan dari berbagai pihak, mulai dari
instansi pemerintah hingga tingkatan keluarga untuk ikut peduli terhadap
kehidupan lansia baik melalui posyandu lansia, meningkatkan peran lansia dalam
organisasi, pembinaan hubungan antargenerasi, maupun pelatihan keterampilan
bagi para lansia (Amareta, 2012).
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul ”Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Dengan Kejadian
Depresi pada Lansia Usia 60-74 Tahun di Dusun Bandung Desa Bandung
Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : “Apakah ada Hubungan Dukungan Sosial Keluarga
iii
Dengan Kejadian Depresi pada Lansia Usia 60-74 Tahun di Dusun Bandung
Desa Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang tahun 2017?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Menganalisis hubungan dukungan sosial keluarga dengan kejadian
depresi pada Lansia usia 60-74 tahun di Dusun Bandung Desa Bandung
Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang.
1.3.2 Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi dukungan sosial keluarga di Dusun Bandung Desa Bandung
Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang.
b. Mengidentifikasi kejadian depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Dusun
Bandung Desa Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang.
c. Menganalisis hubungan dukungan sosial keluarga dengan kejadian depresi
pada Lansia usia 60-74 tahun di Dusun Bandung Desa Bandung Kecamatan
Diwek Kabupaten Jombang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan bagi institusi, selain itu dapat dijadikan sebagai pengalaman
serta ketrampilan lapangan dalam melakukan penelitian khususnya yang
berhubungan dukungan sosial keluarga pada lansia yang mengalami
depresi dan diharapkan dapat dijadikan data awal penelitian berikutnya
mengenai dukungan sosial keluarga dengan tingkat depresi pada lansia.
iii
1.4.2 Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi tempat
penelitian mengenai pemberian dukungan sosial keluarga kepada lansia
yang mengalami depresi dan responden bisa merespon dan bertindak
positif dalam mengatasi depresi pada lansia.
iii
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar lansia
2.1.1 Pengertian Lansia
Menurut (Bandiyah, 2009) usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan
dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa
dihindari oleh siapapun, namun manusia dapat berupaya untuk menghambat
kejadiannya.
Lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam
ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu
(WHO, 2009).
2.1.2 Batasan - Batasan Lansia
WHO mengelompokkan lansia menjadi 4 kelompok yang meliputi:
1. Usia pertengahan (Midle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun
2. Lanjut usia (Elderly) ialah antara 60 dan 74 tahun
3. Lanjut usia tua(Old) ialah antara 75 dan 90 tahun
4. Usia sangat tua (Very old) ialah usia diatas 90 tahun (Bandiyah, 2009).
Menurut Prof Dr. Ny Sumiati Ahmad Mohamad, membagi periodisasi
biologis perkembangan manusia sebagai berikut :
1. 0-1 tahun = masaa bayi.
2. 1-6 tahun = masa pra sekolah.
3. 6-10 tahun = masa sekolah
4. 10-20 tahun = masa pubertas.
5. 40-65 tahun = masa setengah umur (prasenium)
24
6. 65 tahun ke atas = masa lanjut usia(senium) (Bandiyah, 2009).
Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 1998 tentang
Kesejahteraan Lanjut Usia yang dikutip oleh Suardiman (2011), sebagai berikut:
Dalam pasal 1 ayat 2 Undang-undang No. 13 Tahun 1998 tersebut
dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan lanjut usia adalah seseorang yang
berusia 60 tahun keatas.
Berdasarkan beberapa teori diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa batasan
lanjut usia (khususnya secara umum di Indonesia) dapat dimulai dari usia
kronologis setelah dewasa akhir, yang dimulai dari usia 60 tahun.
Menurut Departemen Kesehatan RI (2006) mengelompokkan lansia menjadi
tiga, yaitu :
a. Virilitas (prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang menampakkan
kematangan jiwa (usia 55-59 tahun)
b. Usia lanjut dini (senescen) yaitu kelompok yang mulai memasuki masa usia
lanjut dini (usia 60-64 tahun)
c. Lansia berisiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif (usia 65-
74 tahun)
2.1.3 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Ketuaan
Menurut Bandiyah (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi ketuaan
adalah
1. Keturunan
2. Nutrisi
3. Status kesehatan
4. Pengalaman hidup
iii
5. Lingkungan
6. Stress
2.1.4 Perubahan - Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia
1. Sel
a. Lebih sedikit jumlahnya.
b. Lebih besar ukurannya.
c. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler.
d. Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal dan darah dan hati.
e. Jumlah sel otak menurun.
f. Terganggunya mekanisme perbaikan sel.
g. Otak menjadi atrofis beratnya berkurang 5-10%.
2. Sistem pernafasan
a. Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel saraf otaknya
dalam setiap harinya).
b. Cepat menurunnya hubungan persyarafan.
c. Lembar dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stress.
d. Mengecilnya saraf panca indra.
e. Mengurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf
pencium dan perasa, lebih sensitive terhadap perubahan suhu dengan
rendahnya ketahanan terhadap dingin.
f. Kurang sensitive terhadap sentuhan.
iii
3. Sistem pendengaran
a. Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam terutama
terhadap bunyi atau suara-suara nada-nada tinggi, suara yang tidak jelas,
sulit mengeri kata-kata 50% terjadi pada usia di atas umur 65 tahun.
b. Membrane timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
c. Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami
ketegangan jiwa/stres.
4. Sistem penglihatan
a. Stringter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.
Kornea lebih berbentuk sferis (bola).
b. Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas
menyebabkan gangguan penglihatan.
c. Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap
kegelapan lebih lambat, dan sudah melihat dalam cahaya gelap.
d. Hilangnya daya akomodasi.
e. Menurunnya lapangan pandang, berkurang luas pandanganya.
f. Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.
(Bandiyah, 2009).
Menurut Hurlock (2010) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia, yaitu:
1. Usia lanjut merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor
psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi
memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran
iii
pada lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya
jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran itu akan lama terjadi.
2. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap
sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh
pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise
itu seperti : lansia lebih senang mempertahankan pendapatnya daripada
mendengarkan pendapat orang lain.
3. Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami
kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya
dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari
lingkungan.
4. Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung
mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk
perilaku yang buruk. Karena perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian
diri lansia menjadi buruk
2.1.6 Proses Menua
1. Definisi
Menua adalah proses suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang tidak hanya
dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan.
Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui
iii
tahap-tahap kehidupannya, yaitu neonatus, toddler, pra school, school, remaja,
dewasa dan lansia. Tahap berbeda ini di mulai baik secara biologis maupun
psikologis (Padila, 2013)..
2. Aspek Fisiologik dan Patologik Akibat Proses Menua
Perubahan akibat proses menua dan usia biologis, dengan makin
lanjutnya usia seseorang maka kemungkinan terjadinya penurunan anatomik
dan fungsional atas organ-organnya makin besar. Peneliti Andres dan Tobin
(seperti di kutip oleh Kane) mengintroduksi Hukum 1% yang menyatakan
bahwa fungsi organ-organ akan menurun sebanyak satu persen setiap
tahunnya setelah usia 30 tahun walaupun penelitian oleh Svanborg
menyatakan bahwa penurunan tersebut tidak sedramatis seperti di atas, tetapi
memang terdapat penurunan yang fungsional dan nyata setelah usia 70 tahun.
Sebenarnya lebih tepat bila dikatakan bahwa penurunan anatomik dan fungsi
organ tersebut tidak dikaitkan dengan umur kronologik melainkan dengan
umur biologiknya. Dapat disimpulkan, mungkin seseorang dengan usia
kronologik baru 55 tahun sudah menunjukkan berbagai penurunan anatomik
dan fungsional yang nyata akibat umur biologiknya yang sudah lanjut sebagai
akibat tidak baiknya faktor nutrisi, pemeliharaan kesehatan, dan kurangnya
aktivitas. Penurunan anatomik dan fungsional dari organ-organ tersebut akan
menyebabkan lebih mudah timbulnya penyakit pada organ tersebut. Batas
antara penurunan fungsional dan penyakit seringkali para ahli lebih suka
menyebutnya sebagai suatu perburukan gradual yang manifestasinya pada
organ tergantung pada ambang batas tertentu dari organ tersebut dan pada
iii
dasarnya tergantung atas: derajat kecepatan terjadinya perburukan atau
deteriorisasi, tingkat tampilan organ yang dibutuhkan
Pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa pada seorang lanjut usia,
perbedaan penting dengan perkataan lain: pertanda penuaan adalah bukan
pada tampilan organ atau organisme saat istrahat, akan tetapi bagaimana organ
atau organisme tersebut dapat beradaptasi terhadap stres dari luar (Kane,
2010). Sebagai contoh, seorang lansia mungkin masih menunjukkan nilai gula
darah normal pada saat puasa, akan tetapi mungkin menunjukkan nilai gula
darah normal pada saat puasa, akan tetapi mungkin menunjkkan nilai yang
abnormal tinggi dengan pembebanan glukosa. Oleh karena itu pengguna tes
darah 2 jam post pradial kurang memberikan arti ketimbang nilai gula darah
puasa. Perubahan yang terjadi pada lanjut usia kadang bekerja bersama-sama
untuk menghasilkan nilai fungsional yang terlihat normal pada lansia. Sebagai
contoh, walaupun filtrasi glomerulus dan aliran darah ginjal sudah menurun,
banyak lansia menunjukkan nilai kreatinin serum dalam batas normal. Ini
disebabkan karena masa otot bersih dan produksi kreatinin yang sudah
menurun pada usia lanjut. Oleh karena itu pada usia lanjut kreatinin serum
tidak begitu tepat uuntuk dijadikan sebagai indikator fungsi ginjal dibanding
dengan pada usia muda. Oleh karena fungsi ginjal sangat penting untuk
menentukan berbagai hal (pemberian obat, nutrisi, dan prognosis penyakit),
maka diperlukan cara lain untuk menentukan parameter fungsi ginjal. Pada
lansia oleh karenanya dianjurkan memakai formula Cocroft-gault (Kane,
2010).
iii
2.2 Depresi
2.2.1 Definisi depresi
Depresi adalah gangguan alam perasaan hati (mood) yang ditandai oleh
kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sampai hilangnya
kegairahan hidup, tidak mengalami gangguan menilai realitas (reality testing
ability / RTA masih baik), kepribadian tetap utuh (tidak ada splitting of
personality), perilaku dapat terganggu tetapi dalam batas-batas normal (Hawari,
2011).
Depresi merupakan gangguan suasana perasaan yang menurun, dengan
gejala utama berupa kesedihan. Gejala ini ternyata cukup banyak dijumpai dengan
angka prevalensi 4-5 % populasi, dengan derajat gangguan bertaraf ringan,
sedang, atau berat. Ditinjau dari aspek klinis, depresi dapat berdiri sendiri,
merupakan gejala dari penyakit lain, mempunyai gejala fisik beragam, atau terjadi
bersama dengan penyakit lain (komorbiditas), sehingga dapat menyulitkan
penatalaksanaan (Sudiyanto, 2010).
2.2.2 Epidemiologi
Menurut Jain, 2004 dan Manning, 2003 (dalam Himawati, 2010) depresi
adalah penyakit yang cukup mengganggu kehidupan. WHO memperkirakan
bahwa pada tahun 2020, depresi akan naik dari nomor empat menjadi nomor dua
dibawah penyakit jantung iskemik sebagai penyebab disabilitas.
Gangguan depresi berat merupakan kelainan umum dengan prevalensi
sepanjang umur sekitar 15% dan sekitar 25% pada wanita. Insiden gangguan
depresi berat sebesar 10% pada pasien rawat jalan dan 15% pada pasien rawat
inap (Kaplan, Sadock, 2010).
iii
Menurut Andreasen, 2001 (dalam Himawati, 2010) usia rerata gangguan
depresi berat sekitar 40 tahun, dimana sekitar 50% pasien berkisar antara 20-50
tahun. Inseden meningkat pada usia < 20 tahun.
Gangguan depresi berat terjadi pada orang tanpa hubungan interpersonal
dekat atau pada mereka yang tidak menikah atau yang cerai (Kaplan, Sadock,
2010).
2.2.3 Penyebab depresi
Faktor-faktor penyebab depresi menurut Durand & Barlow (2010) sebagai
berikut,
a. Dimensi Biologis
Prevalensi keluarga yang memiliki anggota pernah mengalami depresi ada
kemungkinan dialami oleh anggota keluarga yang lain.
b. Dimensi Psikologis
1. Peristiwa lingkungan yang stressfull
2. Learned Helpnessless, orang menjadi cemas dan depresi ketika membuat
atribusi bahwa mereka tidak memiliki kontrol atas stress dalam
kehidupanya.
3. Negative Cognitive Style, adanya pikiran negatif atas suatu fenomena yang
sudah terpola atau menjadi gaya hidup.
c. Dimensi Sosial Kultural
Meliputi berbagai masalah sosial misalnya hubungan interpersonal,
hubungan dengan keluarga, dukungan sosial dan pengaruh budaya setempat.
Pada dasarnya faktor penyebab depresi dapat ditinjau dari berbagai
segi baik fisik (biologis), psikologis, ataupun sosial (lingkungan/kultural)
iii
yang ketiganya tidak berdiri sendiri tetapi saling mempengaruhi terbentuknya
depresi.
2.2.4 Gejala Depresi
Gejala depresi meliputi trias depresi, yang terdiri dari mood yang
terdepresi, hilangnya minat dan kegembiraan, serta berkurangnya energi yang
ditandai dengan keadaan mudah lelah dan berkurangnya aktivitas.
Gejala tambahan lainnya meliputi :
a. Konsentrasi dan perhatian berkurang
b. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
c. Gagasan tentang perasaan bersalah dan tidak berguna
d. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
e. Gagasan dan perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
f. Tidur terganngu
g. Nafsu makan berkurang
Tingkat depresi yang muncul merupakan gambaran dari banyaknya gejala
trias depresi serta gejala tambahannya (Hawari, 2011).
Ciri-ciri depresi menurut American Psychology Association-APA (2011):
a. Mood yang depresi hampir sepanjang hari dan hampir setiap hari. Dapat berupa
mood yang mudah tersinggung.
b. Penurunan kesenangan atau minat secara drastis dalam seluruh aktivitasnya
c. Suatu kehilangan atau pertambahan berat badan yang signifikan (5% dari berat
tubuh dalam sebulan) atau suatu peningkatan atau penurunan selera makan
yang drastis.
d. Agitasi yang berlebihan atau melambatnya respon gerakan hamper setiap hari.
iii
e. Perasaan lelah atau kehilangan energi setiap hari
f. Perasaan berharga atau salah tempat ataupun rasa bersalah yang berlebihan
hampir setiap hari
g. Berkurangnya kemampuan untuk berkonsentrasi atau berfikir jernih atau
untuk membuat keputusan
h. Pikiran yang muncul berulang tentang kematian atau bunuh diri.
Depresi sebagai suatu diagnosa gangguan jiwa adalah suatu keadaan jiwa
dengan ciri sedih, merasa sendirian, putus asa, rendah diri, disertai perlambatan
psikomotorik, atau kadang malah agitasi, menarik diri dari hubungan sosial, dan
terdapat gangguan vegetatif seperti anoreksia serta insomnia (Kaplan & Sadock,
2010).
Orang yang rentan terkena depresi menurut Hawari (2011) biasanya
mempunyai ciri-ciri:
1. Pemurung, sukar untuk bisa merasa bahagia
2. Pesimis menghadapi masa depan
3. Memandang diri rendah
4. Mudah merasa bersalah dan berdosa
5. Mudah mengalah
6. Enggan bicara
7. Mudah merasa haru, sedih, dan menangis
8. Gerakan lamban, Lemah, Lesu, Kurang energik
9. Keluhan psikosomatik
10. Mudah tegang, agitatif, gelisah
11. Serba cemas, khawatir, dan takut
iii
12. Mudah tersinggung
13. Tidak ada percaya diri
14. Merasa tidak mampu, merasa tidak berguna
15. Merasa selalu gagal dalam usaha, pekerjaan ataupun studi
16. Suka menarik diri, pemalu, dan pendiam
17. Lebih suka menyisih diri, tidak suka bergaul, pergaulan sosial amat
18. terbatas
19. Lebih suka menjaga jarak, menghindar keterlibatan dengan orang
20. Suka mencela, mengkritik, konvensional
21. Sulit mengambil keputusan
22. Tidak agresif, sikap oposisinya dalam bentuk pasif-agresif
23. Pengendalian diri terlampau kuat, menekan dorongan/impuls diri
24. Menghindari hal-hal yang tidak menyenangkan
25. Lebih senang berdamai untuk menghindari konflik atau
konfrontasi 2.2.5 Tipe Depresi
Kategorisasi depresi menurut Durand & Barlow (2010) berdasarkan berat
tidaknya gangguan ada dua yaitu;
a. Depresi berat disebut episode depresi mayor
Ini adalah depresi yang paling sering didiagnosis dan paling berat.
Mengindikasikan keadaan suasana ekstrem yang berlangsung paling tidak
salama 2 minggu dan meliputi gejala-gejala kognitif (perasaan tidak berharga
dan tidak pasti) dan fungsi fisik yang terganggu (seperti perubahan pola tidur,
perubahan pola makan, dan berat badan yang signifikan atau kehilangan
banyak energi). Episode ini biasanya disertai dengan hilangnya interes secara
iii
umum terhadap berbagai hal dan ketidakmampuan mengalami kesenangan
apapun dalam hidup.
b. Mania
Periode kegirangan atau eforia eksesif yang tidak normal yang berhubungan
pada beberapa gangguan suasana perasaan.
c. Hypomanic Episode
Versi episode hipomanik yang tidak begitu berat yang tidak menyebabkan
terjadinya hendaya berat pada fungsi sosial atau okupasional. Episode manik
tidak selalu bersifat problematik, tetapi memberikan kontribusi pada
penetapan beberapa gangguan suasana perasaan
d. Episode Manik Campuran
Suatu kondisi di mana individu mengalami kegirangan dan depresi atau
kecemasan di waktu yang sama. Juga dikenal dengan sebutan episode manik
disforfik.
2.2.4 Alat ukur derajat Depresi
Tenaga kesehatan biasanya hanya memberikan tindakan sesuai dengan
gejala fisik yang ditemukan, sehingga depresinya tidak mendapat penanganan
yang tepat (Greenberg, 2010). Hal ini disebabkan ketidakmampuan tenaga
kesehatan di tempat pelayanan primer melakukan penilaian terhadap depresi.
Penilaian depresi pada lansia di tempat pelayanan primer hendaknya
menggunakan alat ukur depresi yang sederhana tetapi handal.
Depresi pada lansia memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga untuk
menilai diperlukan instrument yang khusus. Secara umum dikenal beberapa alat
ukur depresi antara : geriatric depression scale (GDS), the zung scale, Hamilton
iii
rating scale. Dari uji perbandingan yang dilakukan terhadap alat tersebut GDS
memiliki tingkat prediksi positif terbaik. GDS sangat tepat digunakan untuk
melakukan skrening depresi pada lansia di komunitas.
Kuesioner penilaian depresi menggunakan geriatric depression scale dengan
15 pernyataan. Tiap jawaban benar diberikan nilai 1 dan jika salah diberi 0. Total
skor yang diperoleh antara 0 sampai 15. Untuk kebutuhan uji bivariat skor akan
dikelompokkan menjadi 3 kategori yakni nilai 0 artinya normal bila skor GDS
yang didapat antara 0-5, skor 1 depresi sedang jika skor GDS yang diperoleh
antara 6-10 dan skor 2 depresi berat, jika hasil GDS yang diperoleh yang
diperoleh antara 11-15.
Pengukuran depresi pada lansia (Greenberg, 2010).
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya merasa hidup sangat memuaskan
2 Saya mengalami penurunan aktivitas dan minat
3 Saya merasa hidup tak berarti
4 Saya merasa hidup membosankan
5 Saya memiliki semangat yang berlebihan sepanjang
waktu
6 Saya merasa akan terjadi sesuatu yang buruk
7 Saya merasa tak berdaya
8 Secara umum saya menganggap hidup ini indah
9 Saya merasa hidup ini bahagia
10 Saya merasa paling bahagia minggu ini
11 Saya lebih suka tinggal di rumah daripada keluar
melakukan hal-hal yang baru
12 Saya memiliki banyak masalah
13 Saya mengungkapkan perasaan yang sangat berharga
14 Saya merasa penuh semangat memandang suatu kegiatan
15 Saya merasa orang-orang disekitar saya baik
Ya : skor 1 Tidak : skor 0
iii
2.3 Dukungan Sosial Keluarga
2.3.1 Pengertian dukungan sosial keluarga
Menurut Friedman (1998) dalam Akhmadi (2009), dukungan keluarga
adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap keluarga yang sakit
ataupun keluarga yang sehat. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang
bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika
diperlukan.
Dukungan sosial keluarga adalah sebagai suatu proses hubungan antara
keluarga dengan lingkungan sosial (Setiadi, 2008).
2.3.2 Bentuk Dukungan Sosial Keluarga
Menurut Caplan (1964) dalam Akhmadi (2009) menjelaskan bahwa
keluarga memiliki empat bentuk dukungan yaitu:
1. Dukungan informasional
Yaitu keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar)
informasi tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti,
informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah. Bentuk
dukungan yang diberikan oleh keluarga adalah dorongan semangat, pemberian
nasehat atau mengawasi tentang pola makan sehari-hari atau pengobatan.
Dukungan keluarga juga merupakan perasaan individu yang mendapat
perhatian, disenangi, dihargai dan termasuk bagian dari masyarakat. Manfaat
dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena
informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus
pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran,
petunjuk dan pemberian informasi.
iii
2. Dukungan penilaian atau penghargaan,
Yaitu keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik,
membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan
validator indentitas anggota keluarga diantaranya memberikan support,
penghargaan, perhatian.
3. Dukungan instrumental,
Yaitu keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit.
Mencakup bantuan langsung seperti dalam bentuk uang, peralatan, waktu,
modifikasi lingkungan maupun menolong dengan pekerjaan waktu mengalami
stress.
4. Dukungan emosional
Yaitu keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan
pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari
dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk
afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan.
Misalnya umpan balik, penegasan.
Menurut Friedman (1998) dalam Setiadi (2008) jenis dungkungan sosial
keluarga ada empat, yaitu :
1. Dukungan instrumental, yaitu keluarga merupakan sumber pertolongan praktis
dan konkrit.
2. Dukungan informasional, yaitu keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor
dan diseminator (penyebar informasi).
iii
3. Dukungan penilaian, yaitu keluarga bertindak sebagai sebuah umpan balik,
membimbing dan menengahi pemecahan masalah dan sebagai sumber dan
validator identitas keluarga.
4. Dukungan emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan
damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap
emosi.
2.3.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Sosial Keluarga
Menurut Kodriati (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan
keluarga antara lain :
a. Usia
Dukungan dapat ditentukan oleh faktor usia, dalam hal ini adalah
pertumbuhan dan perkembangan. Dengan demikian setiap rentang usia (bayi-
lansia) memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang
berbeda-beda.
b. Jenis kelamin
Pada wanita diketahui memiliki hubungan sosial yang lebih luas dan lebih erat
dibandingkan dengan kaum pria. Secara teori jenis kelamin adalah sesuatu
yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan
dari segi anatomi biologi atau merupakan identitas responden yang dapat
digunakan untuk membedakan laki-laki dan perampuan (Kodriati, 2010).
c. Tingkat pendidikan
Menurut Ihsan (2010) dalam pengertian yang sederhana dan umum makna
pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan
iii
potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-
nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan.
Semakin tinggi tingkat pendidikan kemungkinan akan mendapatkan dukungan
sosial dari orang yang berada disekitarnya. Konsep dasar pendidikan adalah
suatu proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu terjadi proses
pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa lebih
baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat
(Kodriati, 2010).
d. Status pernikahan
Pernikahan akan memberikan keuntungan bagi kesehatan seseorang karena
akan mendapatkan perhatian dari pasangannya. Penelitian membuktikan
bahwa seseorang yang menikah hidupnya akan lama dari pada yang tidak
menikah atau bercerai (Kodriati, 2010).
e. Lamanya menderita
Seseorang yang semakin lama menderita suatu penyakit ada kemungkinan
dukungan sosial yang diterima semakin berkurang (Kodriati, 2010).
2.4 Konsep Keluarga
2.4.1 Pengertian keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai
hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus
menerus, yang tinggal dalam satu atap, mempunyai ikatan emosional dan
mempunyai kewajiban satu orang dengan lainnya (Johnson, 2010).
iii
2.4.2 Struktur keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
a. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah.
b. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
d. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
e. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembimbing keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
(Johson, 2010).
2.4.3 Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan, antara lain:
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
c. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit dan yang tidak
dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
iii
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas yang
ada (Johnson, 2010).
2.4.4 Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu utnuk mempersiapkan
anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.
b. Fungsi Sosialisasi
Mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
c. Fungsi Reproduksi
Untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan
tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. (Setiadi, 2008).
a. Suami sebagai pengambilan keputusan.
b. Merupakan suatu kesatuan yang utuh.
c. Berbentuk monogram.
d. Bertanggung jawab.
e. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa.
f. Ikatan kekeluargaan sangat erat.
g. Mempunyai semangat gotong-royong (Johnson, 2010).
iii
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah model konseptual yang berkaitan dengan
bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara
logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat, 2015).
Baik
Dukungan keluarga
Faktor yang 1. Dukungan
Cukup
mempengaruhi informasional
dukungan keluarga 2. Dukungan penilaian
dan penghargaan
Kurang
a. Jenis kelamin 3. Dukungan
b. Tingkat instrumental
pendidikan 4. Dukungan emosional
Faktor-faktor yang
mempengaruhi depresi :
Kejadian Depresi
Terjadi
1. Dimensi Biologis
pada lansia
2. Dimensi Psikologis
3. Dimensi Sosial Kultural Tidak terjadi
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
Gambar 3.1 Kerangka konseptual Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Dengan
Kejadian Depresi pada Lansia Usia 60-74 Tahun di Dusun
Bandung Desa Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang
44
3.2 Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Arikunto, 2010).
Dari kajian di atas tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
H1 : Ada Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Dengan Kejadian Depresi
pada Lansia Usia 60-74 Tahun di Dusun Bandung Desa Bandung
Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang
Ho : Tidak Ada Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Dengan Kejadian
Depresi pada Lansia Usia 60-74 Tahun di Dusun Bandung Desa
Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang
iii
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah sesuatu yang vital dalam penelitian yang
memungkinkan memaksimalkan suatu kontrol beberapa faktor yang bisa
mempengaruhi validiti suatu hasil. Desain riset sebagai petunjuk peneliti
dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan
atau menjawab suatu pertanyaan (Nursalam, 2013).
Dalam penelitian yang digunakan model cross sectional yaitu jenis
penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel
independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Hidayat, 2014).
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian
4.2.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2017.
4.2.2 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Bandung Desa Bandung Kecamatan
Diwek Kabupaten Jombang.
4.3 Populasi, Sampel dan Sampling
4.3.1 Populasi
Populasi adalah setiap subyek yang memenuhi kriteria yang telah
ditentukan (Nursalam, 2013). Dalam penelitian ini populasi yang
46
digunakan semua lansia di Dusun Bandung Desa Bandung Kecamatan
Diwek Kabupaten Jombang sejumlah 120 orang.
4.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat 2015).
Sampel dalam penelitian adalah semua lansia di Dusun Bandung Desa
Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang sejumlah 36 orang.
Penentuan besar sampel dengan cara ini didasarkan pada
persentase dari besarnya populasi. Teknik ini cocok diapakai pada
penelitian survey, misalnya mengambil 5%, 10%, atau 20% atas
pertimbangan biaya. Bila populasi kurang dari 100 sebaiknya dicuplik
50% dari populasi dan bila populasi beberapa ratus diambil 25% sampai
30%. (Saryono, 2011).
n = 30/100 x jumlah populasi
n= 30 x 120 = 36 orang 100
4.3.3 Sampling
Sampling penelitian adalah proses menyeleksi populasi yang dapat
mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2013). Teknik sampling, yang
digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling dengan
metode simple random sampling yaitu pengambilan sampel dengan cara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi
(Hidayat, 2014). Cara pengambilan sampel dengan melakukan undian
semua jumlah populasi seperti arisan dan yang keluar dari undian tersebut
yang akan dijadikan sampel.
iii
4.4 Kerangka Kerja (Frame Work)
Frame work adalah pentahapan
atau langkah –
langkah dalam
aktivitas ilmiah yang dilakukan dalam melakukan penelitian (kegiatan sejak
awal – akhir penelitian) (Nursalam, 2013).
Desain penelitian Analitik korelasional dengan metode cross sectional
Populasi Semua lansia di Dusun Bandung Desa Bandung Kecamatan Diwek
Kabupaten Jombang sejumlah 120 orang
Sampling Simple random sampling
Sampel Semua lansia di Dusun Bandung Desa Bandung Kecamatan Diwek
Kabupaten Jombang sejumlah 36 orang
Pengumpulan data dukungan keluarga dengan kuesioner
Pengumpulan data depresi
dengan kuesioner
Pengolahan dan analisa data Editing, Coding, Scoring, Tabulating, Analisa data, uji rank spearman
Hasil Penelitian
Kesimpulan dan Saran
Gambar 4.1 : Kerangka kerja hubungan dukungan sosial keluarga dengan
kejadian depresi pada Lansia usia 60-74 tahun di Dusun
Bandung Desa Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten
Jombang
iii
4.5 Identifikasi Variabel
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai
beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain).
1. Variabel independent (bebas)
Variabel bebas adalah stimulus aktivitas yang dimanipulasi oleh
penelitian untuk menciptakan suatu dampak (Nursalam, 2013).Variabel
independent pada penelitian ini adalah dukungan sosial keluarga.
2. Variabel Dependent (terikat)
Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas
(Notoatmodjo, 2010). Variabel dependent dalam penelitian ini adalah
kejadian depresi pada Lansia usia 60-74 tahun.
4.6 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang
diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat
diamati artinya memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau
pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena yang
kemungkinan dapat diulangi lagi oleh orang lain (Nursalam, 2013).
iii
Tabel 4.1. Definisi operasional hubungan dukungan sosial keluarga dengan
kejadian depresi pada Lansia usia 60-74 tahun di Dusun Bandung
Desa Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang
Variabel Definisi Parameter Alat Skala Skor
Operasional Ukur
Variabel Perlakuan Dukungan keluarga Kuesio Ordin Pernyataan
independent keluarga : ner al positif
dukungan yang 1. Dukungan Selalu 4
sosial dirasakan informasional Sering 3
keluarga oleh lansia 2. Dukungan Kadang-kadang
penilaian dan 2
penghargaan Tidak pernah 1
3. Dukungan Pernyataan
instrumental negatif
4. Dukungan Selalu 1
emosional Sering 2
Kadang-kadang
3
Tidak pernah 4
Kategori :
Baik (76% –
100%)
Cukup (56% -
75%)
Kurang (<
56%).
(Nursalam,
2013)
Variabel Gangguan geriatric Kuesio Nomin Ya = skor 1
dependent alam depression scale ner al Tidak = skor 0
Tingkat perasaan (GDS) depresi :
depresi pada hati (mood) 1.Terjadi
lansia yang depresi skor > T
ditandai mean
oleh 2.Tidak depresi
kemurunga skor ≤ T mean
n dan (Azwar,2011)
kesedihan
yang
mendalam dan
berkelanjut
an sampai
hilangnya
kegairahan
hidup
iii
4.7 Pengumpulan data dan analisa data
4.7.1 Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data yang disusun
dengan hajat untuk memperoleh data yang sesuai baik data kualitatif
maupun data kuantitatif (Nursalam, 2013). Kuesioner dalam penelitian
diartikan sebagai daftar pernyataan yang sudah tersusun dengan baik dan
responden memberikan jawaban sesuai pemahaman. (Hidayat, 2014).
Kuesioner dalam dukungan keluarga yang terdiri dari 16 pertanyaan dan
Kuesioner dalam pengukuran depresi menggunakan skala geriatric
depression scale (GDS).
Sebelum kuesioner digunakan dalam penelitian, telah terlebih dahulu
dilakukan uji coba. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan
penting yaitu valid dan reliabel (Arikunto, 2010).
1. Validitas instrument
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Kuesioner disusun sendiri oleh peneliti dilakukan uji validitas
dengan rumus r Product moment, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor
item instrumen dengan rumus (Arikunto, 2012):
N x.y x y
r
N x2 x2 N y 2 y2
xy
Keterangan:
rxy : Korelasi
N : Jumlah sampel
Valid rxy > rxy tabel
iii
2. Reliabilitas instrumen.
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana
suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran dilakukan dua
kali atau lebih. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi
suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama. Untuk mengetahui
reliabilitas kuesioner, penelitian ini menggunakan pendekatan pengukuran
reliabilitas konsistensi internal dengan menghitung koefisien alpha.
Koefisien alpha ini berkisar antara 0 sampai 1. Suatu konstruk atau
variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha >
0,6.mengetahui reliabilitas digunakan rumus Alpha sebagai berikut
(Arikunto, 2012):
k b
1
2
r
t
xy k 1
2
Keterangan:
rxy : Realibilitas
k : Jumlah butir soal
2 b : Varian skor setiap butir
2 t : Varian total
4.7.2 Prosedur penelitian
Dalam melakukan penelitian, prosedur yang ditetapkan adalah
sebagai berikut:
1. Mengurus surat pengantar penelitian ke STIKES ICME Jombang.
2. Meminta izin kepada Kepala Desa Bandung Kecamatan Diwek
Kabupaten Jombang
iii
3. Menjelaskan kepada calon responden tentang penelitian dan bila
bersedia menjadi responden dipersilahkan untuk menandatangani
informed consent.
4. Responden mengisi semua daftar pertanyaan dalam kuesioner yang
telah diberikan, dan jika telah selesai kuesioner diserahkan pada
peneliti.
5. Setelah kuesioner terkumpul, peneliti melakukan tabulasi dan analisa
data.
6. Penyusunan laporan hasil penelitian.
Menurut Hidayat (2014) setelah angket dari responden
terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan cara sebagai
berikut:
a. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data
yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada
tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
b. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka)
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode
ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan
komputer.Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode
iii
dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan
kembali melihat dan arti suatu kode dari suatu variabel.
1) Responden
Responden 1 = R1
Responden 2 = R2
Responden 3 = R3
2) Umur
60-62 tahun = U1
63-65 tahun = U2
66-68 tahun = U3
69-71 tahun = U4
72-74 tahun = U5
3) Tingkat Pendidikan
SD = T1
SMP = T2
SMA = T3
PT = T4
4) Jenis kelamin
Laki-laki = J1
Perempuan = J2
5) Pernah mendapatkan informasi tentang masa lansia
Pernah = I1
Tidak pernah = I2
6) Sumber informasi tentang diet hipertensi
iii
Petugas kesehatan = Si1
Majalah = Si2
Radio/TV = Si3
Internet = Si4
7) Kriteria dukungan keluarga
Baik = Bk1
Cukup = Bk2
Kurang = Bk3
8) Kriteria depresi
Depresi = D1
Tidak depresi = D2
c. Scoring
Pernyataan positif dukungan keluarga :
a. Selalu diberi skor 4
b. Sering diberi skor 3
c. Kadang-kadang diberi skor 2
d. Tidak pernah diberi skor 1
Pernyataan negatif dukungan keluarga:
1) Selalu diberi skor 1
2) Sering diberi skor 2
3) Kadang-kadang diberi skor 3
4) Tidak pernah diberi skor 4
iii
d. Tabulating
Tabulating adalah mengelompokkan data ke dalam satu tabel
tertentu menurut sifat-sifat yang dimiliki. Pada data ini dianggap
bahwa data telah diproses sehingga harus segera disusun dalam
suatu pola format yang telah dirancang.
Adapun hasil pengolahan data tersebut diinterprestasikan
menggunakan skala kumulatif :
100 % = Seluruhnya
76 % - 99 % = Hampir seluruhnya
51 % - 75 % = Sebagian besar dari responden
50 % = Setengah responden
26 % - 49 % = Hampir dari setengahnya
1 % - 25 % = Sebagian kecil dari responden
0 % = Tidak ada satupun dari responden
(Arikunto, 2010).
2. Analisa Data
a. Analisis Univariate
Analisis univariate dilakukan terhadap tiap variabel dari
hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya
menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel
(Notoatmodjo, 2010) yaitu variabel dukungan keluarga dan
kejadian depresi pada Lansia usia 60-74 tahun.
Untuk mengukur dukungan keluarga digunakan skala likert.
Pada skala likert disediakan empat alternative jawaban dan setiap
iii
jawaban sudah tersedia nilainya. Dalam skala likert item ada yang
bersifat positif (favorable) terhadap masalah yang diteliti,
sebaliknya ada yang bersifat negatif (unfavorable) terhadap
masalah yang diteliti.
Untuk dukungan keluarga dengan menggunakan rumus:
p =
f N
x 100
Keterangan :
p : Nilai yang didapat.
f : Skor yang didapat. N
: Skor maksimal Baik
(76% – 100%) Cukup
(56% - 75%) Kurang (<
56%). (Nursalam, 2013)
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat depresi seseorang apakah
normal, sedang, rendah, orang menggunakan alat ukur (instrument)
yang dikenal dengan nama geriatric depression scale (GDS). Alat
ukur ini terdiri dari 15 kelompok. Dalam pernyataan ini bersifat
depresi dan tidak depresi. Mengukur depresi menggunakan rumus
skor T, yaitu :
Tskor 50 10 X X
s
Dimana :
X : Skor responden
iii
− : Mean skor kelompok
s : Standart devisiasi
Untuk mencari s digunakan rumus:
s = √ 2
Skor mean T = Skor T Responden (S)
Jumlah Re sponden (n)
Dimana :
S : Skor T Responden
n : Jumlah responden
Lansia dikatakan depresi apabila nilai skor T > mean T.
Lansia dikatakan tidak depresi apabila nilai skor T ≤ mean T.(Azwar, 2011).
b. Analisis bivariate
Analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010), yaitu kriteria
dukungan sosial keluarga dan kejadian depresi pada Lansia usia
60-74 tahun.
Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
menggunakan uji rank spearman dengan bantuan aplikasi
komputer, dimana diperoleh nilai p, kemudian dibandingkan
dengan nilai α = 0.05 dimana p < 0,05 maka Ho ditolak, H1
diterima artinya ada hubungan dukungan sosial keluarga dengan
kejadian depresi pada Lansia usia 60-74 tahun di Dusun Bandung
Desa Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang, sedangkan
jika p ≥ α, Ho diterima, H1 ditolak, artinya tidak ada hubungan
dukungan sosial keluarga dengan kejadian depresi pada Lansia
iii
usia 60-74 tahun di Dusun Bandung Desa Bandung Kecamatan
Diwek Kabupaten Jombang.
4.8 Etika Penelitian
4.8.1 Informed Consent
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden. Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian
dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi
responden. Tujuan Informed Consent adalah agar subjek mengerti maksud
dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya.
4.8.2 Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam
penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama. Responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
4.8.3 Confidentiality (kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset (Hidayat, 2014).
iii
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang dilaksanakan di Dusun
Bandung Desa Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang pada tanggal 13-
19 April 2017 dengan jumlah responden 36 orang. Hasil penelitian disajikan
dalam dua bagian yaitu data umum dan data khusus. Data umum dimuat
karakteristik, umur, pendidikan, jenis kelamin, informasi, sumber informasi.
Sedangkan data khusus terdiri dari dukungan keluarga, depresi pada Lansia usia
60-74 tahun serta tabel silang yang menggambarkan ada Hubungan Dukungan
Sosial Keluarga Dengan Kejadian Depresi pada Lansia Usia 60-74 Tahun di
Dusun Bandung Desa Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang.
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Gambaran umum tempat penelitian
1. Letak Geografis Desa Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang
terletak pada dataran rendah, sebagian besar wilayah desa merupakan
dataran. Desa Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang sebagian
besar adalah tanah pertanian dan pemukiman.
Jarak desa dengan pusat pemerintahan kabupaten : ± 10 km
Jarak desa dengan ibu kota propinsi Jawa Timur : ± 80 km
wilayah Desa Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang
2. Batas wilayah
Sebelah utara : Desa Kedawong, Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang
Selebah timur : Desa Jogoroto Kecamatan Jogoroto
60
Sebelah selatan : Desa Grogol Kecamatan Diwek
Sebelah barat : Desa Ceweng Kecamatan Diwek
5.1.2 Data Umum
1. Karakteristik frekuensi responden berdasarkan umur
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan umur di Dusun
Bandung Desa Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang
No Umur Frekuensi Persentase (%)
1 60-62 tahun 18 50.0
2 63-65 tahun 7 19.4
3 66-68 tahun 8 22.2
4 69-71 tahun 2 5.6
5 72-74 tahun 1 2.8
Total 36 100.0
Sumber : Data primer 2017
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa setengah dari
responden berumur 60-62 tahun sejumlah 18 orang (50%).
2. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Tabel 5.2Distribusi Frekuensi responden berdasarkan pendidikan di Dusun
Bandung Desa Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten
Jombang
No Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
1 SD 18 50.0
2 SMP 17 47.2
3 SMA 1 2.8
4 Perguruan Tinggi 0 0
Total 36 100.0
Sumber : Data primer 2017
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa setengah responden
berpendidikan (SD) sejumlah 18 orang (50%).
iii
3. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 5.3Distribusi Frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di
Dusun Bandung Desa Bandung Kecamatan Diwek
Kabupaten Jombang
No Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)
1 Laki-laki 4 11.1
2 Perempuan 32 88.9
Total 36 100.0
Sumber : Data primer 2017
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya
responden jenis kelamin perempuan sejumlah 32 orang (88.9%).
4. Karakteristik responden berdasarkan informasi
Tabel 5.4Distribusi Frekuensi responden berdasarkan informasi di Dusun
Bandung Desa Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten
Jombang
No Informasi Frekuensi Persentase (%)
1 Pernah 33 91.7
2 Tidak pernah 3 8.3
Total 36 100.0
Sumber : Data primer 2017
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa hampir seluruh
responden pernah mendapatkan informasi sejumlah 33 orang (91,7%).
5. Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan sumber
informasi di Dusun Bandung Desa Bandung Kecamatan
Diwek Kabupaten Jombang No Sumber Informasi Frekuensi Persentase (%)
1 petugas kesehatan 33 100
2 Majalah 0 0
3 Radio/TV 0 0
4 Internet 0 0
Total 33 100 Sumber : Data primer 2017
iii
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa seluruh responden
mendapatkan sumber informasi dari petugas kesehatan sejumlah 33
orang (100%).
5.1.3 Data khusus
1. Dukungan keluarga
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan dukungan
keluarga di Dusun Bandung Desa Bandung Kecamatan
Diwek Kabupaten Jombang No Dukungan keluarga Frekuensi Persentase (%)
1 Kurang 8 22.2
2 Cukup 11 30.6
3 Baik 17 47.2
Total 36 100.0 Sumber : Data primer 2017
Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa hampir dari setengah
responden (47,2%) dukungan keluarga baik sejumlah 17 orang.
2. Kejadian depresi pada Lansia usia 60-74 tahun
Tabel 5.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kejadian depresi
pada lansia usia 60-74 tahun di Dusun Bandung Desa Bandung
Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang
No Kejadian depresi Frekuensi Persentase (%)
1 Depresi 12 33.3
2 Tidak depresi 24 66.7
Total 36 100.0 Sumber : Data primer 2017
Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa sebagian besar
responden (66,7%) adalah tidak depresi sejumlah 24 orang.
iii
3. Hubungan hubungan dukungan sosial keluarga dengan kejadian depresi
pada Lansia usia 60-74 tahun
Tabel 5.8 Tabulasi silang hubungan dukungan sosial keluarga dengan
kejadian depresi pada Lansia usia 60-74 tahun di Dusun
Bandung Desa Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten
Jombang
Dukungan
Tingkat depresi Total
Depresi
Tidak
keluarga
% %
Kurang 7 19,4 1 2,8 8 22.2
Cukup 5 13,9 6 16,7 11 30.6
Baik 0 0 17 47,2 17 47.2
Total 12 33,3 24 66,7 36 100
p = 0,000 = 0,05
Sumber : Data primer 2017
Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari 36 responden,
hampir setengah responden (47,2%) memiliki dukungan keluarga
berkategori baik sejumlah 17 orang dimana sebagian besar responden
(66,7%) tidak mengalami depresi sejumlah 24 orang.
Dari hasil uji statistik rank spearman diperoleh angka signifikan atau
nilai probabilitas (0,000) jauh lebih rendah standart signifikan dari 0,05
atau (p < ), maka data Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti ada
hubungan dukungan sosial keluarga dengan kejadian depresi pada
lansia usia 60-74 tahun di Dusun Bandung Desa Bandung Kecamatan
Diwek Kabupaten Jombang.
iii
5.2 Pembahasan
5.2.1 Dukungan keluarga
Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa hampir setengah
responden (47,2%) memiliki dukungan keluarga berkategori baik sejumlah
17 orang.
Berdasarkan tabulasi kuesioner nilai rata-rata parameter tertinggi
terdapat pada parameter dukungan penilaian dan penghargaan yaitu 2,94.
Menurut peneliti responden bisa merasakan bahwa keluarga selalu
memberikan dukungan untuk menjalani istirahat yang cukup pada malam
hari, memberikan perhatian untuk makan makanan yang bergizi agar
memiliki daya tahan tubuh yang kuat, memberikan perhatian yang baik
setiap responden akan melakukan aktivitas fisik seperti membersihkan
halaman rumah. Dengan adanya dukungan keluarga tersebut maka
responden akan bisa mencegah kejadian depresi.
Dukungan keluarga baik merupakan hal yang penting untuk
seseorang. Dalam penelitian ini dukungan keluarga sebagian besar baik.
Hal inilah yang membuat para lansia merasa tenang dalam menjalankan
kehidupan sehari-hari sehingga bisa jarang merasa khawatir. Dengan
adanya dukungan dari keluarga, para lansia akan berfikir bahwa keluarga
mereka masih peduli akan kehidupan mereka terutama dalam segi
kesehatan. Hal tersebut tentunya akan membuat kesehatan para lansia
lebih terjaga, fikiran lebih tenang dan kualitas hidup lansia meningkat.
Hal ini sejalan dengan teori Friedman (1998) dalam Akhmadi (2009)
bahwa dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga
iii
terhadap keluarga yang sakit ataupun keluarga yang sehat. Anggota
keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap
memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan.
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa setengah dari responden
berumur 60-62 tahun sejumlah 18 orang (50%).
Menurut peneliti, responden yang berusia 60-62 tahun bisa berfikir
dan mengerti tentang pentingnya dukungan keluarga terutama dalam
menghadapi masa lansia, sehingga para lansia bisa merasa siap terutama
dalam menghadapi masa lansia sehingga bisa mengendalaikan depresi
dalam dirinya.
Sesuai dengan teori Wawan (2010), semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan
bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa
dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan
sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa. Abu Ahmadi (2010), juga
mengemukakan bahwa memang daya ingat seseorang itu salah satunya
dipengaruhi oleh umur.
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa setengah dari
responden berpendidikan (SD) yaitu sejumlah 18 orang (50%).
Walaupun responden berpendidikan SD, responden merasa sudah
ada dukungan dari keluarga untuk menjalani masa lansia, sehingga para
lansia bisa merasa tenang dan tidak khawatir ketika menghadapi masalah
saat lansia dikarenakan adanya dukungan keluarga yang kuat dan
ketersediaan keluarga untuk memberikan solusi ketika ada suatu masalah
iii
dan memberikan hiburan saat sedih ketika menghadapi masalah. Pasien
yang berpendidikan SD mendapatkan dukungan yang baik dari keluarga
dikarenakan lansia selalu mendapatkan informasi dari petugas kesehatan
tentang cara menghadapi depresi saat lansia.
Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti
didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau
perubahan ke arah yang lebih dewasa lebih baik, dan lebih matang pada
diri individu, kelompok atau masyarakat (Kodriati, 2010). Dalam hal ini
kemampuan kognitif yang membentuk cara berfikir seseorang termasuk
kemampuan untuk memahami faktor–faktor yang berhubungan dengan
penyakit dalam upaya menjaga kesehatan dirinya (Rahayu, 2008).
5.2.2 Kejadian depresi pada lansia
Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa sebagian besar
responden (66,7%) adalah tidak depresi sejumlah 24 orang. Sedangkan
yang mengalami depresi yaitu (33,3%) sejumlah 12 orang.
Berdasarkan tabulasi kuisioner nilai rata-rata dari variabel depresi
adalah 6,9. Jika skor GDS yang diperoleh 6-10 maka dapat dikategorikan
bahwa lansia tersebut mengalami depresi sedang. Menurut peneliti pada
saat dilakukannya wawancara adanya responden yang mengalami depresi
dikarenakan responden merasa takut dengan datangnya masa lansia, dan
juga dikarenakan kurangnya dukungan keluarga untuk meringankan
masalah yang dihadapi lansia sehinga sering terjadi kecemasan, adanya
pikiran negatif dan selain itu kemungkinan ada anggota keluarga yang
pernah mengalami depresi.
iii
Berdasarkan hasil penelitian Kristyaningsih (2011) dengan judul
Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Depresi Pada
Lansia menyatakan bahwa hampir seluruh responden lansia di Desa
Langsar Laok Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep tidak mengalami
kesedihan, pesimis, tidak merasa kegagalan maupun mempunyai rasa
bersalah, dan tidak menyukai diri sendiri serta hampir seluruh lansia juga
tidak melakukan tindakan seperti membahayakan diri sendiri, menarik diri
dan kebanyakan dari mereka merasa puas terhadap apa yang sudah di
dapatkan mereka juga tidak merasakan keragu-raguan maupun mengalami
perubahan gambaran diri, para lansia pun tidak merasakan kesulitan kerja,
tidak merasakan keletihan yang berlebihan dan nafsu makan para lansia
sebagian besar juga baik.
Depresi dan lanjut usia sebagai tahap akhir siklus perkembangan
manusia. Masa dimana semua orang berharap akan menjalani hidup
dengan tenang, damai, serta menikmati masa pensiun bersama anak dan
cucu tercinta dengan penuh kasih sayang. Pada kenyataanya tidak semua
lanjut usia mendapatkannya. Berbagai persoalan hidup yang menimpa
lanjut usia sepanjang hayatnya seperti : kemiskinan, kegagalan yang
beruntun, stress yang berkepanjangan, ataupun konflik dengan keluarga
atau anak, atau kondisi lain seperti tidak memiliki keturunan yang bisa
merawatnya dan lain sebagainya. Kondisi-kondisi hidup seperti ini dapat
memicu terjadinya depresi. Apalagi tidak adanya media bagi lanjut usia
untuk mencurahkan segala perasaan dan kegundahannya merupakan
iii
kondisi yang akan mempertahankan depresinya, karena dia akan terus
menekan segala bentuk perasaan negatifnya ke alam bawah sadar.
Depresi adalah gangguan alam perasaan hati (mood) yang ditandai
oleh kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sampai
hilangnya kegairahan hidup, tidak mengalami gangguan menilai realitas
(reality testing ability / RTA masih baik), kepribadian tetap utuh (tidak ada
splitting of personality), perilaku dapat terganggu tetapi dalam batas-batas
normal (Hawari, 2013). Depresi merupakan gangguan suasana perasaan
yang menurun, dengan gejala utama berupa kesedihan. Gejala ini ternyata
cukup banyak dijumpai dengan angka prevalensi 4-5 % populasi, dengan
derajat gangguan bertaraf ringan, sedang, atau berat. Ditinjau dari aspek
klinis, depresi dapat berdiri sendiri, merupakan gejala dari penyakit lain,
mempunyai gejala fisik beragam, atau terjadi bersama dengan penyakit
lain (komorbiditas), sehingga dapat menyulitkan penatalaksanaan
(Sudiyanto, 2010).
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa setengahnya responden
berpendidikan (SD) sejumlah 18 orang (50%).
Menurut peneliti seseorang yang berpendidikan mempunyai cara
berfikir yang baik terutama dalam menghadapi suatu masalah terutama
masalah yang dihadapi lansia. Dengan cara berfikir yang baik maka
responden ketika menghadapi suatu masalah tidak sampai terkena depresi.
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita tertentu yang
menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk
iii
mencapai keselamatan dan kebahagian. Pendidikan diperlukan untuk
mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga
dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat mempengaruhi
seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama
dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan. Pada
umumnya makin tinggi penddikan seseorang makin mudah menerima
informasi (Wawan, 2010).
Berdasarkan tabel 5.4 dan 5.5 menunjukkan bahwa hampir seluruh
responden pernah mendapatkan informasi sejumlah 33 orang (91,7%) serta
seluruhnya responden mendapatkan sumber informasi dari petugas
kesehatan sejumlah 33 orang (100%).
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu
mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru
(Mubarok, 2010). Menurut peneliti para lansia yang mendapatkan sumber
informasi dari petugas kesehatan akan membuat lansa mendapatkan
wawasan yang benar tentang pentingnya melakukan menenangkan diri
saat menghadapi proses menua sehingga tidak mengalami depresi.
5.2.3 Hubungan dukungan sosial keluarga dengan kejadian depresi pada Lansia
Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari 36 responden, hampir
setengah responden (47,2%) memiliki dukungan keluarga berkategori baik
sejumlah 17 orang dimana sebagian besar responden
(66,7%) tidak mengalami depresi sejumlah 24 orang.
Dari hasil uji statistik rank spearman diperoleh angka signifikan atau
nilai probabilitas (0,000) jauh lebih rendah standart signifikan dari 0,05
iii
atau (p < ), maka data Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti ada
Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Dengan Kejadian Depresi pada
Lansia Usia 60-74 Tahun di Dusun Bandung Desa Bandung Kecamatan
Diwek Kabupaten Jombang.
Dukungan keluarga merupakan salah satu bentuk dari terapi keluarga
yang dapat diberikan pada lansia yang mengalami depresi, melalui
keluarga berbagai masalah-masalah kesehatan muncul sekaligus dapat
diatasi. Jadi dengan adanya dukungan keluarga yang mempunyai ikatan
emosional setidaknya akan memberikan kekuatan pada lansia untuk
menjalani hari tua yang lebih baik, karena itu perlu dukungan dari
berbagai pihak, mulai dari instansi pemerintah hingga tingkatan keluarga
untuk ikut peduli terhadap kehidupan lansia baik melalui posyandu lansia,
meningkatkan peran lansia dalam organisasi, pembinaan.
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang
berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya,
termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor,
konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta
resiko bunuh diri. Depresi dapat menjadi masalah yang kronik dan
berulang yang akan mengakibatkan seseorang tidak mampu untuk
mengurus diri sendiri, selain itu depresi juga dapat mengarah pada
tindakan bunuh diri. Namun depresi pada lansia dapat dicegah dengan
adanya dukungan keluarga, dukungan keluarga merupakan gabungan
antara sikap dan penerimaan yang dapat membantu usia tua menghadapi
masalah. Ada beberapa bentuk dari dukungan keluarga seperti dukungan
iii
informasi, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dan dukungan
emosional (Wiguna, 2010).
iii
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan disajikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian dalam penelitian
yang berjudul ”Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Dengan Kejadian Depresi pada Lansia
Usia 60-74 Tahun di Dusun Bandung Desa Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang”
penelitian yang telah dilaksanakan pada tanggal 13-19 April 2017 .
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa:
1. Dukungan sosial keluarga di Dusun Bandung Desa Bandung Kecamatan Diwek
Kabupaten Jombang hampir setengah adalah baik.
2. Kejadian depresi pada Lansia usia 60-74 tahun di Dusun Bandung Desa Bandung
Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang sebagian besar adalah tidak depresi.
3. Ada hubungan dukungan sosial keluarga dengan kejadian depresi pada Lansia usia 60-74
tahun di Dusun Bandung Desa Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang.
6.2 Saran
Berdasarkan data lampiran maka penulis ajukan saran sebagai berikut :
1. Bagi petugas kesehatan
Dapat memperhatikan keadaan lansia baik secara fisik maupun psikis dan keluarga lansia
harus senantiasa dilibatkan sepenuhnya (seperti, mendampingi lansia saat kondisi susah)
karena dukungan keluarga sangat berperan dalam mengurangi gejala depresi.
2. Bagi responden
Dapat memberikan edukasi dan informasi yang adekuat bagi lansia dan keluarga seperti,
gaya hidup, pola kehidupan dan cara adaptasi sehari-hari, kekuatan kepribadian dan
minat.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya, penulis menyarankan untuk meneliti variabel lain yang turut
mempengaruhi depresi pada lansia, dengan wawancara yang mendalam dan observasi,
menyempurnakan alat ukur dan memperluas subjek penelitian sehingga lebih
mendapatkan data yang lengkap.
4. Bagi Keluarga
Bagi keluarga responden agar lebih meningkatkan dukungan sosial kepada lansia seperti
selalu mengingatkan dan mendampingi lansia ketika akan pergi ke posyandu.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmady. 2009. Dukungan keluarga. http://repository.usu.ac.id/bitstream. Diakses 22/02/2017.
Amareta, 2012. Dukungan keluarga bentuk penatalaksanaan stress lansia.
http://repository.poltekkesmajapahit.ac.id/index.php. Diakses 20/02/2017.
American Psychology Association-APA. 2011.
Ciri-ciri
depresi. https://core.ac.uk/download/files.pdf. Diakses 23/02/2017.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Bandiyah. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta. Nuha Medika.
Dinas Kesehatan Jombang. 2016. Jumlah lansia di Jombang.
Durand. 2010. Faktor penyebab depresi. https://core.ac.uk/download/files.pdf. Diakses
24/02/2017.
Greenberg, 2010. Pengukuran depresi pada lansia. https://core.ac.uk/.pdf. Diakses 22/02/2017.
Hawari. 2011. Manajemen Stress Cemas dan Depresi. Jakarta. FKUI.
Hidayat. 2014. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.
Himawati, 2010. Epidemiologi depresi. https://core.ac.uk/download/files.pdf. Diakses
22/02/2017.
Hurlock. 2010. Ciri-ciri Lansia. http://shulizwanto08.wordpress.com. Diakses 21/02/2017.
Ihsan. 2010. Tingkat pendidikan mempengaruhi dukungan keluarga.
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf. Diakses 12/12/2015. Diakses 22/02/2017.
Johnson. 2010. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta. Nuha Medika.
Kane. 2010. Proses Menua. http://repository.usu.ac.id/bitstream. Diakses 20/02/2017.
Kaplan & Sadock, 2010. Depresi sebagai suatu diagnosa gangguan jiwa.
https://core.ac.uk/download/files.pdf. Diakses 20/02/2017
Kodriati. 2010. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga.
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf. Diakses 23/02/2017.
Nevid, 2011. Depresi lansia. http://eprints.undip.ac.id/12804. Diakses 24/02//2017.
Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.
Nursalam. 2013. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian. Jakarta. Salemba Medika.
Padila. 2013. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta. Nuha Medika.
Saryano, 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi Pemula. Jogjakarta. Mitra Cendekia Press.
Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta. Graha.
Sudiyanto, 2010. Pengertian depresi. https://core.ac.uk/download/files.pdf. Diakses 22/02/2017.
Wawan dan Dewi. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta. Nuha Medika.
WHO, 2015. Jumlah lansia di dunia. http://eprints.undip.ac.id/12804. Diakses 20/02//2017.
WHO. 2009. Lansia. http://eprints.undip.ac.id/12804. Diakses 22/02//2017.
Wiguna, 2010. Depresi pada lansia. http://eprints.undip.ac.id/12804. Diakses 23/02//2017.
Wirakusuma, 2011. Masalah Lansia. http://eprints.undip.ac.id/12804. Diakses 24/02//2017.
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada :
Lansia di Dusun Bandung Desa Bandung Kec.Diwek Kab.Jombang
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir di Program Studi Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang, maka saya:
Nama : Try Yuli Anggara
NIM : 13.321.0052
Akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Dengan
Kejadian Depresi Pada Lansia Usia 60-70 Tahun”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui tentang ada atau tidaknya hubungan dukungan sosial keluarga dengan kejadian
depresi pada lansia usia 60-70 tahun di Dusun Bandung Desa Bandung Kecamatan Diwek
Kabupaten Jombang. Untuk kepentingan tersebut, saya memohon partisipasi dan kesediaannya
untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Partisipasi saudara sangat bermanfaat dalam
penelitian ini.
Peneliti mengharapkan jawaban atau informasi yang sesuai dengan apa yang saudara alami
tentang hubungan dukungan sosial keluarga dengan kejadian depresi pada lansia tanpa adanya
paksaan dari orang lain. Untuk memenuhi asas kerahasiaan identitas dari Saudara atau Saudari
akan peneliti rahasiakan.
Demikian atas partisipasi dan dukungan dari saudara saya ucapkan terima kasih.
Jombang, Maret 2017
Hormat saya,
Try Yuli Anggara
PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN
Dengan surat ini saya menyatakan bahwa, saya bersedia/tidak bersedia* untuk menjadi
responden dalam penelitian dengan judul “ Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Dengan
Kejadian Depresi Pada Lansia Usia 60-70 Tahun (Studi di Dusun Bandung Desa Bandung
Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang)” yang akan dilaksanakan oleh saudari Try Yuli
Anggara.
Saya telah mengetahui maksud dan tujuan dari penelitian ini sesuai dengan penjelasan dari
peneliti yang sudah disampaikan kepada saya.
Demikian secara sadar dan sukarela serta tidak ada unsur paksaan dari siapapun dalam saya
membuat surat pernyataan ini.
Jombang, Maret 2017
Responden
( )
*coret yang tidak perlu
LEMBAR KUESIONER
Nama :
Alamat :
Berilah tanda ( ) pertanyaan di bawah ini.
A. Data Umum
1. Usia
60-62 tahun
63-65 tahun
66-68 tahun
69-71 tahun
72-74 tahun
2. Pendidikan
SD
2. Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
3. Pernah mendapatkan informasi tentang masa lansia
2. Tidak pernah
4. Sumber informasi
1. Petugas kesehatan
2. Majalah
3. Radio/TV
4. Internet
Petunjuk : Beri tanda (√) pada salah satu sesuai dengan kondisi Bapak/Ibu. DUKUNGAN KELUARGA S = Selalu
SR = Sering
KK = Kadang-kadang
TP = Tidak pernah
No Pernyataan S SR KK TP
1 Keluarga saya memberikan informasi
menganjurkan agar tidak marah saat ada masalah
2 Keluarga saya memberi informasi tentang
pentingnya mengatasi penurunan kekuatan fisik
seperti jalan kaki, lari-lari kecil
3 Keluarga saya memberikan informasi tentang
pentingnya menjalankan ibadah seperti sholat,
berzikir
4 Keluarga saya memberikan informasi tentang
cara mengatasi masalah dengan merokok
5 Keluarga saya memberikan dukungan untuk
menjalani istirahat yang cukup pada malam hari
6 Keluarga saya memberikan perhatian untuk
makan makanan yang bergizi agar memiliki daya
tahan tubuh yang kuat
7 Keluarga memberikan perhatian yang baik setiap
saya melakukan aktivitas fisik seperti
membersihkan halaman rumah
8 Keluarga tidak pernah peduli kepada saya tentang
pentingnya istirahat yang cukup pada malam hari
9 Keluarga saya menyediakan waktu dan fasilitas
jika saya memerlukan untuk keperluan ke
posyandu lansia atau puskesmas
10 Keluarga sangat berperan aktif dalam setiap saya
mau pergi ke posyandu lansia
11 Keluarga berusaha mencarikan kekurangan
sarana dan prasarana diri saya seperti pakaian,
peralatan untuk kebersihan diri
12 Keluarga tidak mempunyai cukup waktu untuk mengantar ke posyandu lansia
13 Dukungan dari keluarga membuat termotivasi untuk melakukan olah raga agar tidak jenuh Kedekatan keluarga membuat saya dicintai dan 14 disayangi sehingga termotivasi untuk beraktivitas di rumah untuk menghilangkan stress
15 Keluarga mengingatkan dengan halus ketika malas melakukan aktivitas seperti jalan pagi
16 Keluarga saya berkata dengan nada kasar ketika malas melakukan aktivitas seperti jalan pagi (Nursalam, 2013).
KISI-KISI KUESIONER
Variabel Indikator Jumlah Soal positif negatif
Dukungan a. Dukungan informasional 4 1,2,3,4 1,2,3 4
keluarga b. Dukungan penilaian dan 4 5,6,7,8 5,6,7 8
penghargaan
c. Dukungan instrumental
d. Dukungan emosional
4 9,10,11,12 9,10,11 12
4 13,14,15,16 13,14,15 16
B. Data Khusus
DEPRESI
Petunjuk pengisian angket
1. Beri tanda cek (√)
2. Jawaban diisi sendiri tidak boleh diwakilkan tetapi boleh
dibantu Geriatric Depression Scale
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya merasa hidup sangat memuaskan
2 Saya mengalami penurunan aktivitas dan minat
3 Saya merasa hidup tak berarti
4 Saya merasa hidup membosankan
5 Saya memiliki semangat yang berlebihan sepanjang
waktu
6 Saya merasa akan terjadi sesuatu yang buruk
7 Saya merasa tak berdaya
8 Secara umum saya menganggap hidup ini indah
9 Saya merasa hidup ini bahagia
10 Saya merasa paling bahagia minggu ini
11 Saya lebih suka tinggal di rumah daripada keluar
melakukan hal-hal yang baru
12 Saya memiliki banyak masalah
13 Saya mengungkapkan perasaan yang sangat berharga
14 Saya merasa penuh semangat memandang suatu kegiatan
15 Saya merasa orang-orang disekitar saya baik
Ya : skor 1
Tidak : skor 0
JADWAL PROPOSAL PENELITIAN
N Bulan
Jadwal Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
o
1 2
3
4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan judul
2 Konsultasi judul
3 Studi kepustakaan
4 Penyususnan proposal
5 Bimbingan proposal
6 Ujian Proposal
7 Revisi proposal
8 Pengolahan data
9 Penyususna skripsi
10 Ujian skripsi
11 Revisi
TABULASI DATA UMUM DAN KHUSUS
Responden umur pendidikan jenis kelamin informasi sumber informasi dukungan keluarga Depresi 1 1 1 2 1 1 2 2
2 1 1 1 1 1 2 2
3 1 2 1 1 1 3 2
4 1 1 2 1 1 2 2
5 2 1 2 1 1 3 2
6 1 2 2 1 1 2 1
7 2 2 2 1 1 3 2
8 1 2 2 1 1 3 2
9 2 1 2 1 1 3 2
10 2 2 2 2 1 1
11 1 2 2 1 1 3 2
12 1 3 2 1 1 3 2
13 1 1 1 1 1 3 2
14 1 1 2 1 1 3 2
15 1 2 2 1 1 3 2
16 2 1 2 2 1 1
17 1 1 2 1 1 2 1
18 1 1 1 1 1 1 2
19 1 2 1 1 1 2 1
20 1 1 2 1 1 1 1
21 2 1 2 1 1 3 2
22 1 2 2 1 1 2 2
23 2 2 2 1 1 3 2
24 1 2 2 1 1 3 2
25 3 1 2 1 1 1 1
26 3 2 2 2 2 1
27 1 2 2 1 1 2 2
28 5 2 2 1 1 2 2
29 4 1 2 1 1 1 1
30 3 1 1 1 1 3 2
31 3 2 1 1 1 3 2
32 3 1 2 1 1 1 1
33 3 1 2 1 1 3 2
34 3 2 2 1 1 1 1
35 4 2 2 1 1 3 2
36 3 1 2 1 1 2 1
Pendidikan informasi Dukungan keluarga umur
kode 1 = SD kode 1 = pernah KODE 1 = KURANG Kode 1 = 60-62 tahun
kode 2 = SMP kode 2 = tidak pernah KODE 2 = CUKUP Kode 2 = 63-63 tahun
kode 3 = SMA KODE 3 = BAIK Kode 3 = 66-68 tahun
kode 4 = PT Kode 4 = 69-71 tahun
jenis kelamin sumber informasi Depresi Kode 5 = 72-74 tahun
kode 1 = laki-laki kode 1 = petugas kesehatan kode 1 = depresi
kode 2 = perempuan kode 2 = majalah kode 2 = tidak depresi
kode 3 = radio/TV
kode 4 = internet
DUKUNGAN KELUARGA
Responden P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 jml % kode kategori
1 4 3 3 2 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 47 73,44 2 cukup
2 4 3 3 4 4 4 2 2 3 3 4 3 3 2 2 2 48 75 2 cukup
3 4 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 3 53 82,81 3 baik
4 4 3 3 3 4 4 4 1 2 2 4 2 2 2 3 1 44 68,75 2 cukup
5 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 2 4 4 52 81,25 3 baik
6 4 3 3 3 3 4 3 3 2 4 2 3 3 2 2 3 47 73,44 2 cukup
7 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 1 2 4 4 4 3 52 81,25 3 baik
8 3 2 2 4 3 3 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 53 82,81 3 baik
9 2 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 55 85,94 3 baik
10 2 2 3 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 3 31 48,44 1 kurang
11 3 2 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 3 56 87,5 3 baik
12 4 4 3 2 4 3 4 1 4 4 4 4 4 3 4 2 54 84,38 3 baik
13 2 1 4 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 52 81,25 3 baik
14 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 54 84,38 3 baik
15 4 4 4 3 4 3 3 1 2 2 4 4 4 4 3 3 52 81,25 3 baik
16 1 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 31 48,44 1 kurang
17 2 2 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 2 2 2 48 75 2 cukup
18 1 2 1 1 2 2 3 3 3 2 1 1 1 2 2 3 30 46,88 1 kurang
19 3 4 2 1 4 3 4 2 4 2 4 2 2 3 4 2 46 71,88 2 cukup
20 4 3 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 3 26 40,63 1 kurang
21 4 4 4 1 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 1 55 85,94 3 baik
22 2 2 4 2 2 2 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 48 75 2 cukup
23 4 3 2 4 2 4 2 4 2 4 4 3 3 4 4 4 53 82,81 3 baik
24 2 3 4 1 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 53 82,81 3 baik
25 2 2 2 1 2 2 1 1 2 4 2 2 1 2 1 2 29 45,31 1 kurang
26 4 2 4 1 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 53 82,81 2 cukup
27 3 4 3 3 3 3 4 4 3 2 2 1 4 3 2 2 46 71,88 2 cukup
28 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 4 4 4 2 46 71,88 2 cukup
29 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 21 32,81 1 kurang
30 3 2 3 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 2 54 84,38 3 baik
31 2 2 4 4 4 3 4 2 4 2 4 4 4 4 4 2 53 82,81 3 baik
32 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 4 2 27 42,19 1 kurang
33 2 2 4 4 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 54 84,38 3 baik
34 1 2 4 1 1 1 1 2 4 2 2 1 2 2 2 1 29 45,31 1 kurang
35 2 2 2 4 2 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 53 82,81 3 baik
36 1 2 3 3 2 4 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 47 73,44 2 cukup
Jumlah 99 90 109 95 104 109 109 102 104 107 104 103 107 110 109 91
Rata-Rata 2,8 3 3 2,6 3 3 3 2,8 2,9 3 2,9 2,9 2,97 3,06 3 3
Jumlah per
parameter 10,91666667 11,77777778 11,61111111 11,58333333
Rata-Rata
Perparameter 2,729166667 2,944444444 2,902777778 2,895833333
KETERANGAN KODE 1 = KURANG KODE 2 = CUKUP KODE 3 = BAIK
TINGKAT DEPRESI
Responden P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 X X
1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 5 6.9
2 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 5 6.9
3 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 5 6.9
4 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 4 6.9
5 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 5 6.9
6 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 6.9
7 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 5 6.9
8 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 6.9
9 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 5 6.9
10 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11 6.9
11 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 6.9
12 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 6.9
13 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 4 6.9
14 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 5 6.9
15 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 5 6.9
16 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 6.9
17 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 6.9
18 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 5 6.9
19 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 6.9
20 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 6.9
21 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 4 6.9
22 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 5 6.9
23 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 6.9
24 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 6 6.9
25 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 6.9
26 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 6.9
27 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 5 6.9
28 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 5 6.9
29 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 12 6.9
30 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 3 6.9
31 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 5 6.9
32 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 11 6.9
33 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 5 6.9
34 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 12 6.9
35 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 4 6.9
36 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 11 6.9
248
36
kode 1 = depresi skor t > T mean 6.9
kode 2 = tidak depresi Skor T < T mean
(X
)2
X
X
X S
-1.9 3.61 50 10 3
-1.9 3.61 50 10 3
-1.9 3.61 50 10 3
-2.9 8.41 50 10 3
-1.9 3.61 50 10 3
5.1 26.01 50 10 3
-1.9 3.61 50 10 3
-3.9 15.21 50 10 3
-1.9 3.61 50 10 3
4.1 16.81 50 10 3
-3.9 15.21 50 10 3
-1.9 3.61 50 10 3
-2.9 8.41 50 10 3
-1.9 3.61 50 10 3
-1.9 3.61 50 10 3
4.1 16.81 50 10 3
4.1 16.81 50 10 3
-1.9 3.61 50 10 3
5.1 26.01 50 10 3
5.1 26.01 50 10 3
-2.9 8.41 50 10 3
-1.9 3.61 50 10 3
-2.9 8.41 50 10 3
-0.9 0.81 50 10 3
5.1 26.01 50 10 3
4.1 16.81 50 10 3
-1.9 3.61 50 10 3
-1.9 3.61 50 10 3
5.1 26.01 50 10 3
-3.9 15.21 50 10 3
-1.9 3.61 50 10 3
4.1 16.81 50 10 3
-1.9 3.61 50 10 3
5.1 26.01 50 10 3
-2.9 8.41 50 10 3
4.1 16.81 50 10 3
399.56
35
11.42
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
dukungan keluarga * 36
100.0%
0
.0%
36
100.0%
depresi
dukungan keluarga * depresi Crosstabulation
depresi
depresi tidak depresi Total
dukungan keluarga kurang Count 7 1 8
% of Total 19.4% 2.8% 22.2%
cukup Count 5 6 11
% of Total 13.9% 16.7% 30.6%
baik Count 0 17 17
% of Total .0% 47.2% 47.2%
Total Count 12 24 36
% of Total 33.3% 66.7% 100.0%
Nonparametric Correlations
Correlations
dukungan
keluarga depresi
Spearman's rho dukungan keluarga Correlation 1.000 .739
**
Coefficient
Sig. (2-tailed) . .000
N 36 36
depresi Correlation .739
** 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 .
N 36 36
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Frequencies
Frequency Table
umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 60-65 tahun 25 69.4 69.4 69.4
66-74 tahun 11 30.6 30.6 100.0
Total 36 100.0 100.0
pendidikan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid SD 18 50.0 50.0 50.0
SMP 17 47.2 47.2 97.2
SMA 1 2.8 2.8 100.0
Total 36 100.0 100.0
jenis kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki-laki 7 19.4 19.4 19.4
perempuan 29 80.6 80.6 100.0
Total 36 100.0 100.0
informasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid pernah 33 91.7 91.7 91.7
tidak pernah 3 8.3 8.3 100.0
Total 36 100.0 100.0
sumber informasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid petugas kesehatan 33 91.7 100.0 100.0
Missing System 3 8.3
Total
36
100.0
dukungan keluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang 8 22.2 22.2 22.2
cukup 11 30.6 30.6 52.8
baik 17 47.2 47.2 100.0
Total 36 100.0 100.0
DATA VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Responden/Pertanyaan P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 JML
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 63
2 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 58
3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 61
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 61
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 62
6 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 25
7 2 2 4 2 4 2 3 4 4 2 2 4 4 2 4 4 49
8 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3 53
9 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 50
10 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 2 3 4 3 4 4 56
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid depresi 12 33.3 33.3 33.3
tidak depresi 24 66.7 66.7 100.0
Total 36 100.0 100.0
X Y X2 Y2 XY
4 124 16 15376 496
4 116 16 13456 464
4 119 16 14161 476
4 127 16 16129 508
4 120 16 14400 480
2 45 4 2025 90
2 113 4 12769 226
3 105 9 11025 315
3 94 9 8836 282
5 113 25 12769 565
4 128 16 16384 512
4 117 16 13689 468
2 45 4 2025 90
2 116 4 13456 232
3 105 9 11025 315
50 1587 180 177525 5519
rxy :
N XY (
Y )
X )(
{N X
2 2 2 2
)}
(X )}{N Y (Y
Reliability
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 10 100.0
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.970 16
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Total Correlation Item Deleted
P1 51.6000 120.711 .636 .971
P2 51.4000 118.044 .718 .970
P3 51.3000 114.011 .806 .968
P4 51.4000 117.156 .771 .969
P5 51.2000 112.400 .884 .967
P6 51.5000 118.722 .711 .970
P7 51.2000 110.844 .967 .966
P8 51.1000 119.656 .747 .969
P9
51.3000
114.011 .806
.968
P10 51.3000 116.456 .791 .968
P11 51.2000 112.400 .884 .967
P12 51.1000 119.656 .747 .969
P13 51.1000 111.656 .930 .966
P14 51.5000 117.833 .766 .969
P15
51.2000
112.400
.884
.967
P16 51.1000 117.878 .869 .968
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
54.7000 131.567 11.47025 16
KETERANGAN
nilai corrected item-total correlation harus di atas r tabel dengan 10 responden = 0,632, dapat
disimpulkan semua pernyataan valid
reliabilitas cronbach alpha 0,970 > 0,60, dapat disimpulkan pernyataan reliabel