Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
SKRIPSI
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN ADL
(ACTIVITIES DAILY LIVING) PADA LANSIA
(Studi di Dusun Klagen Desa Kepuh Kembeng Kecamatan Peterongan
Kabupaten Jombang)
ZOFA MEISA PRATAMA
153210043
PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2019
ii
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN ADL
(ACTIVITIES DAILY LIVING) PADA LANSIA
(Studi di Dusun Klagen Desa Kepuh kembeng Kecamatan Peterongan
Jombang)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan pada
Program Studi S1 Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia
Medika Jombang
ZOFA MEISA PRATAMA
153210043
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2019
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat serta
Hidayah-Nya yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam
penyusunan skripsi ini hingga selesai sesuai dengan yang di jadwalkan. Dan
semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pihak yang terlibat
dalam penyusunan skripsi. Skripsi ini saya persembahkan kepada :
1. Kedua orang tua saya Ayah Tris dan Ibu Siti tercinta yang telah memberikan
dukungan moril maupun materi serta doa yang tiada putus untuk kesuksesan
saya, serta seluruh cinta dan kasih sayang yang tidak mungkin dapat saya
balas.
2. Seluruh Bapak dan Ibu dosen prodi S1 Keperawatan, terutama Bapak Dr.
Hariyono, M.Kep, Ibu Ucik Indrawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep, dan Ibu Lilis
Madjidah, S.Pd., M.Kes., terima kasih telah sabar membimbing dan
memberikan ilmu, nasehat serta motivasi sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini.
3. Puskesmas Peterongan dan Kepala Desa Kepuh Kembeng yang telah
memberi izin penelitian, serta bidan desa yang telah membantu dalam
melakukan penelitian.
4. Seluruh teman-teman seperjuanganku S1 Keperawatan kelas A STIKES
ICME Jombang yang tidak dapat saya sebut satu-persatu dan teman-teman
kelompok bimbingan skripsi saya ucapkan terima kasih atas kekompakan
dan solidaritas selama bimbingan.
5. Almamater tercinta yang selalu saya banggakan dan akan selalu terkenang
dalam jiwa saya.
x
6. Untuk my support system yang telah menemani selama pembuatan skripsi
ini “Hastin, Aggy, Ryan, Marta, Ciput”, terima kasih atas motivasi dan
semangat yang telah kalian berikan.
Terima kasih sebesar-besarnya untuk kalian semua, akhir kata saya
persembahkan skripsi ini untuk orang-orang yang saya sayangi. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan di masa yang
akan datang, Aamiin.
xi
MOTTO
“SUCCESS IS NO ACCIDENT, IT IS HARD WORK”
xii
ABSTRAK
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN ADL
(ACTIVITIES DAILY LIVING) PADA LANSIA
(Studi di Dusun Klagen Desa Kepuh Kembeng Kecamatan Peterongan
Jombang)
Oleh
Zofa Meisa Pratama
Kemandirian lansia meningkat sampai usia 40-50 tahun dan mulai menurun setelah
usia 50 tahun, penurunan secara tajam setelah menginjak usia 60 tahun. Lansia mengalami
penuaan, proses penuaan tersebut cenderung akan menurunkan derajat kemandirian pada
lansia. Menurunnya fungsi tubuh juga dapat mengakibatkan lansia mengalami penurunan
kemandirian dalam melaksanakan ADL (Activities Daily Living) sehari-hari. Tujuan
penelitian ini yaitu untuk menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian
ADL (Activities Daily Living) pada lansia di Dusun Klagen Desa Kepuh Kembeng
Kecamatan Peterongan kabupaten Jombang.
Jenis penelitian ini menggunakan analitik korelasional dengan desain penelitian cross
sectional. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh lansia di Dusun Klagen Desa Kepuh
kembeng Kecamatan Peterongan Jombang sejumlah 87 orang, dengan jumlah sampel
sebesar 71 orang dengan pengambilan sampel menggunakan teknik simple random
sampling. Variabel independen pada penelitian ini adalah dukungan keluarga, variabel
dependennya kemandirian ADL (Activities Daily Living). Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah kuesioner. Pengolahan data menggunakan uji spearmen rank test, dengan
p value <α (0,05) maka ada hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian ADL
(Activities Daily Living) pada lansia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh lansia dukungan keluarga cukup
dengan kemandirian ADL (Activities daily Living) ringan sejumlah 42 orang (59,1%).
Hasil uji spearment rank test didapatkan nilai p = 0,028 < α= 0,05, oleh karena p < α maka
H1 diterima dan H0 ditolak.
Kesimpulan dari penelitian ini, ada hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian
ADL (Activities Daily Living) pada lansia di dusun Klagen desa kepuh kembeng jombang.
Kata kunci : Lansia, Dukungan keluarga, Kemandirian ADL
xiii
ABSTRACT
RELATIONSHIP OF FAMILY SUPPORT WITH INDEPENDENCE ADL
(ACTIVITIES DAILY LIVING) IN THE ELDERLY
(Study at Klagen Village, Kepuh Kembeng Village, Peterongan District,
Jombang)
By
Zofa Meisa Pratama
Independence of the elderly increases to the age of 40-50 years and begins to decrease
after the age of 50 years, a sharp decrease after turning 60 years. Elderly people experience
aging, the aging process tends to reduce the degree of independence in the elderly.
Decreasing body function can also result in the elderly experiencing a decrease in
independence in carrying out the daily ADL (Activities Daily Living). The purpose of this
study was to analyze the family support relationship with the independence of the ADL
(Activities Daily Living) in the elderly in Klagen Village, Kepuh Kembeng Village,
Peterongan District, Jombang.
This type of research uses correlational analytic with cross sectional research design.
The population of this study are 87 people in Klagen Village, with a sample of 71 people
with sample taking using proportional random sampling technique. The independent
variable in this study is family support, while the dependent variable is independence ADL
(Activities Daily Living). The data collection technique used is questionnaire. Data
processing technique are using editing, coding, assessment, tabulation with analysis using
the spearmen rank test, with p-value <α (0.05).
The results showed that almost all elderly family support was sufficient with a mild
independence of ADL (Activities daily Living) of 42 people (59.1%). The results of the
spearment rank test obtained p = 0.028 <α = 0.05, because p <α then H1 is accepted and
H0 is rejected.
The conclusion of this study is that there is a family support relationship with the
independence of the ADL (Activities Daily Living) in the elderly in Klagen village hamlet
kepuh kembeng jombang.
Keywords: Elderly, family support, independence of ADL
xiv
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi yang berjudul
“Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kemandirian ADL (Activities Daily
Living) pada lansia (Studi di Dusun Klagen Desa Kepuh Kembeng Kecamatan
Peterongan Jombang)”. Skripsi ini ditulis sebagai persyaratan kelulusan demi
menempuh Program Studi S1 Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Insan Cendekia Medika Jombang.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada: H. Imam Fatoni, SKM.,MM. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang. Inayatur Rosyidah,
S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan, Dr. Hariyono,
M.Kep., selaku pembimbing I. Ucik Indrawati, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku
pembimbing II, yang dengan sabar dan ikhlas selalu memberikan arahan dan
bimbingan dalam penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini, serta seluruh
dosen, staf dan karyawan di STIKES ICME Jombang yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan bimbingan selama mengikuti pendidikan di STIKES ICME
Jombang. Dan tidak lupa semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
skripsi ini.
Saya menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari kesempurnaan oleh
karena itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan proposal penelitian ini.
Akhir kata saya berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Jombang, 27 Juli 2019
Penulis
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i
HALAMAN JUDUL DALAM ........................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN............................................................ iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ............................................................. iv
PERSETUJUAN SKRIPSI .............................................................................. vi
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. vii
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... viii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ ix
MOTTO ........................................................................................................... xi
ABSTRAK ....................................................................................................... xii
ABSTRACT ..................................................................................................... xiii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... xiv
DAFTAR ISI .................................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xix
DAFTAR LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH ................................ xx
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 4
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Remaja Awal ....................................................................................... 5
2.2 Teman Sebaya ..................................................................................... 7
2.3 Perilaku Merokok ................................................................................ 12
xvi
2.4 Penelitian Terkait ................................................................................ 17
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual ........................................................................... 21
3.2 Hipotesis ............................................................................................. 22
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian ................................................................................... 23
4.2 Desain Penelitian ................................................................................. 23
4.3 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................. 23
4.4 Populasi, Sampel dan Sampling .......................................................... 24
4.5 Kerangka Kerja .................................................................................... 25
4.6 Identifikasi dan Definisi Variabel ....................................................... 26
4.7 Definisi Operasional ............................................................................ 27
4.8 Pengumpulan Data .............................................................................. 27
4.9 Etika Penelitian .................................................................................... 35
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 37
5.2 Pembahasan .......................................................................................... 41
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan .......................................................................................... 47
6.2 Saran ..................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvii
DAFTAR TABEL
No Tabel Halaman
Tabel 4.1 Definisi Operasional hubungan dukungan
keluarga dengan kemandirian ADL (Activities
Daily Living) pada lansia di Dusun Klagen Desa
Kepuh Kembeng Kecamatan Peterongan
Jombang ................................................................
27
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan
umur.......................................................................
38
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis
kelamin .................................................................
38
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan
pendidikan.............................................................
38
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan
pekerjaan ..............................................................
39
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan
dukungan keluarga pada lansia .............................
39
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan
kemandirian ADL (Activities Daily Living) pada
lansia .............................................. ......................
40
Tabel 5.7 Tabulasi silang hubungan dukungan keluarga
dengan kemandirian ADL (Activities Daily
Living) pada lansia ...............................................
40
xviii
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
3.1 Kerangka konseptual hubungan dukungan keluarga
dengan kemandirian ADL (Activities Daily Living)
pada lansia di Dusun Klagen Desa Kepuh Kembeng
Kecamatan Peterongan Jombang ...............................
20
4.1 Kerangka kerja hubungan dukungan keluarga dengan
kemandirian ADL (Activities Daily Living) pada
lansia di Dusun Klagen Desa Kepuh Kembeng
Kecamatan Peterongan Jombang................................
25
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar pernyataan judul
Lampiran 2 : Surat izin penelitian
Lampiran 3 : Surat balasan izin penelitian
Lampiran 4 : Lembar permohonan menjadi responden
Lampiran 5 : Lembar pernyataan menjadi responden
Lampiran 6 : Lembar kuesioner dan kisi-kisi
Lampiran 7 : Tabulasi
Lampiran 8 : Hasil SPSS
Lampiran 9 : lembar jadwal penelitian
Lampiran 10 : Lembar konsultasi bimbingan
xx
DAFTAR LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH
% : Persen
n : Besar sampel yang dikehendaki
N : Besar populasi
d : Tingkat kepercayaan atau ketetapan yang diinginkan (0,05)
< : Kurang dari
> : Lebih dari
P : Presentase
f : Jumlah jawaban ya
N : Jumlah soal
X : Perkalian
ρ : Rho
f
: Jumlah semua frekuensi
x : Skor responden
: Nilai rata-rata kelompok
n : Jumlah responden
: Mean skor kelompok
SD : Deviasi standar skor kelompok (Simpangan baku kelompok)
r11 : reliabilitas instrumen
xxi
k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2 : Jumlah varians butir
σ12 : Varians total
rhitung : Skor validitas
∑X : Jumlah skor item
∑Y : Jumlah skor total (seluruh item)
n : Jumlah responden
n1 : Jumlah sampel
Ni : Jumlah populasi
N : Jumlah seluruh populasi
n : Jumlah seluruh sampel
BPS : Badan Pusat Statistika
Dinkes : Dinas Kesehatan
WHO : World Health Organization
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
Bappeda : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Depkes : Departemen Kesehatan
RI : Republik Indonesia
ADL : Activities Daily Living
xxii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Meningkatnya usia harapan hidup penduduk dapat mengakibatkan
peningkatan jumlah lansia dari tahun ketahun. Peningkatan jumlah lansia ini
dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit degeneratif
dan kanker yang menyebabkan menurunnya produktifitas pada lansia karena
menurunnya fungsi tubuh (Rohaedi, Putri, & Karimah, 2016). Pada fase ini ciri
usia lanjut biasanya merenungkan hakikat hidupnya dengan lebih intensif serta
mencoba mendekatkan dirinya pada Tuhan (Al Munawaroh, Doriza, &
Hamiyati, 2017). Kemandirian lansia meningkat sampai usia 40-50 tahun dan
mulai menurun setelah usia 50 tahun, penurunan secara tajam setelah menginjak
usia 60 tahun (Asri, 2018). Lansia mengalami penuaan, proses penuaan tersebut
cenderung akan menurunkan derajat kemandirian pada lansia. Menurunnya
fungsi tubuh juga dapat mengakibatkan lansia mengalami penurunan
kemandirian dalam melaksanakan ADL (Activities Daily Living) sehari-hari
(Maryam, 2008).
Proporsi penduduk lansia sebesar 11,7% dari total populasi di dunia, pada
tahun 2013 sebesar 8,1% dari total populasi (WHO, 2015). Jumlah penduduk
lansia yang berada di Indonesia sebanyak 21,7 juta jiwa atau 8,5% dari total
penduduk di Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2017). Di Jawa Timur jumlah
lansia perempuan 2,49 juta jiwa dengan presentasi lansia perempuan 12,66%
dan lansia laki-laki 10,90%. Rasio ketergantungan lansia terhadap penduduk
usia produktif selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan dengan
23
persentase 18,21% artinya setiap 100 penduduk usia produktif menanggung
sekitar 18 penduduk usia lansia (Bappeda, Provinsi Jawa Timur, 2018). Jumlah
lansia di Kabupaten Jombang sebesar 150.389 jiwa dengan kualifikasi 69.174
jiwa berjenis kelamin laki-laki, dan 81.224 jiwa berjenis kelamin perempuan.
Di Jombang jumlah lansia dengan tingkat kemandirian kurang terbesar berada
di Kecamatan Peterongan. Jumlah tingkat ketergantungan ringan atau sedang
sebesar 110 jiwa dengan persentase 61,45%, dan ketergantungan berat atau total
sebesar 58 jiwa dengan persentase 13,30% (Dinkes Jombang, 2018).
Lansia mengalami proses penuaan sehingga dapat mengakibatkan
penurunan fungsi. Permasalahan kesehatan yang muncul sebagai akibat dari
penurunan fungsi meliputi gangguan pada pendengaran, gangguan pada
penglihatan, gangguan pada persendian dan tulang, gangguan pada defekasi,
dan penurunan tingkat kemandirian. Tingkat kemandirian pada lansia dapat di
lihat dari kemampuan lansia dalam melakukan aktifitas sehari – hari, seperti
mandi, berpakaian rapi, pergi ke toilet, berpindah tempat, dapat mengontrol
BAK, atau BAB, serta dapat makan sendiri (Rohaedi et al., 2016). Kemandirian
lansia berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan pribadi yang masih
aktif (Maryam, 2008). Dukungan keluarga dalam memelihara dan memotivasi
nilai positif kehidupan serta meningkatkan perilaku kesehatan yang baik
menjadi semakin penting (Pratikwo, Pietojo, & Widjanarko, 2006). Dukungan
keluarga yang optimal mendorong kesehatan para lansia meningkat, selain itu
kegiatan harian para lansia menjadi teratur dan tidak berlebihan. Bagian dari
dukungan sosial adalah cinta dan kasih sayang yang harus dilihat secara terpisah
24
sebagai bagian asuhan dan perhatian dalam fungsi efektif keluarga (Sampelan
& Kun, 2015).
Upaya yang telah di lakukan untuk meningkatkan kesejahteraan lansia,
pemerintah belum menemukan solusi untuk meningkatkan tingkat kemandirian
pada lansia sebagai dampak proses penuaan (Depkes RI, 2011). Beberapa cara
penanganan agar keluarga mampu mendukung kemandirian ADL pada lansia
yaitu : bagi anggota keluarga diharapkan dapat menciptakan suasana yang baru,
anggota keluarga harus memotivasi agar kemandirian lansia meningkat, sering
memberikan latihan-latihan aktivitas fisik (Karunia, 2016).
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian ADL
(Activities Daily Living) pada lansia di Dusun Klagen Desa Kepuh Kembeng
Kecamatan Peterongan Jombang?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian ADL
(activities daily living) pada lansia di Dusun Klagen Desa Kepuh Kembeng
Kecamatan Peterongan Jombang.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi dukungan keluarga pada lansia di Dusun Klagen Desa
Kepuh Kembeng Kecamatan Peterongan Jombang.
2. Mengidentifikasi kemandirian ADL (activities daily living) lansia di
Dusun Klagen Desa Kepuh Kembeng Kecamatan Peterongan Jombang.
25
3. Menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian ADL
(activities daily living) pada lansia di Dusun Klagen Desa Kepuh
Kembeng Kecamatan Peterongan Jombang.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat teoritis
Diharapkan penelitian ini dapat membantu mengembangkan penelitian
dalam bidang keperawatan terutama berfokus pada lansia yang perlu
dukungan dari keluarga agar dapat menjalankan ADL (Activities Daily
Living) secara mandiri, dan dapat digunakan sebagai acuan peneliti lain.
1.4.2 Manfaat praktis
Diharapkan penelitian ini dapat membantu keluarga dalam meningkatkan
kemandirian ADL (Activities Daily Living) pada lansia. Serta dapat
membantu kader lansia dalam mengatasi lansia dengan tingkat kemandirian
kurang. Serta dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya agar menjadikan
lansia aktif dan mandiri tanpa bantuan keluarga.
26
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lansia
2.1.1 Pengertian lansia
Lansia secara perlahan akan mengalami penurunan jaringan, sehingga
lansia sangat beresiko terserang penyakit, mudah terserang infeksi dan
gangguan dari luar (Padila, 2013). Menjadi tua adalah dimana proses
hilangnya kemampuan jaringan secara perlahan sehingga usia-usia itu mudah
sekali terserang infeksi (Mujahidullah, 2012). Menurut Darmanto (2015)
mayoritas lansia berumur 60-74 tahun akan mulai mengalami perubahan fisik
maupun psikis. Kondisi kesehatan fisik akan mengalami kemunduran sejak
memasuki fase lansia (Kundari, 2013)
2.1.2 Batasan usia lanjut
1. Menurut (Depkes, 2010)
Kelompok usia lanjut adalah kelompok yang berusia 60 tahun keatas yang
di golongkan menjadi 3, yaitu :
1) Kelompok lansia dini (usia 45 - < 60 tahun) merupakan kelompok pra
lansia atau yang baru memasuki fase lansia.
2) Kelompok lansia (usia 60-70 tahun).
3) Kelompok yang beresiko tinggi yaitu lansia yang lebih berusia 70
tahun.
2. Menurut WHO (2010)
Pembagian usia dibagi menjadi empat bagian, yaitu :
1) Usia pertengahan (middle age) yaitu kelompok usia 45-59 tahun.
27
2) Lansia (elderly) kelompok usia 60-70 tahun.
3) Lansia tua (very old) kelompok usia 70-90 tahun.
4) Usia diatas 90 tahun.
2.1.3 Keaktifan lansia
Keaktifan lansia mempunyai arti sama dengan menjelmakan perasaan
serta pikiran secara spontan atau seseorang yang memiliki kegiatan yang
membuat orang tersebut sibuk (Depdiknas, 2010). Terdapat dua golongan
aktivitas, yaitu :
1. Golongan yang aktif
1) Pengetahuan (knowledge) merupakan sesuatu dominan yang sangat
penting dalam membentuk tindakan seseorang.
2) Sikap (attitude) merupakan reaksi sebelum tindakan atau adanya
kesediaan untuk bertindak.
3) Tindakan (practice) merupakan tindakan setelah mengetahui apa yang
telah di terima adalah baik.
(Notoatmodjo, 2010)
2. Golongan tidak aktif
Yaitu golongan yang lekas mengalah atau putus asa, semua masalah
dianggap berat dan pandangan sempit (Suryabrata, 2006).
2.1.4 Faktor yang mempengaruhi keaktifan lansia
1. Pengetahuan lansia tentang posyandu lansia
Pengetahuan yang rendah akan menjadi kendala bagi lansia dalam
mengikuti kegiatan-kegiatan posyandu lansia. Pengetahuan tentang
28
tujuan dan manfaat posyandu dapat menimbulkan salah presepsi yang
akhirnya membuat kunjungan di posyandu rendah (Purnama, 2010).
2. Dukungan keluarga
Dukungan keluarga sangat berpengaruh dalam mendorong minat
lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia . kelurga dapat
menjadi motivator yang kuat bagi lansia untuk mendampingi lansia ke
posyandu lansia, mengingatkan jadwal ataupun mengatasi masalah
bersama lansia (Efendi, 2008).
3. Motivasi lansia
Motivasi adalah sesuatu yang dapat membuat seseorang bertindak
dan merupakan dampak dari interaksi seseorang dengan situasi yang
akan di hadapinya (Nursalam, 2008).
4. Kondisi fisik
Kondisi fisik yang lemah sehingga lansia tidak dapat leluasa
menggunakan sarana dan prasarana, sehingga pelayanan kesehatan tidak
dapat dimanfaatkan secara baik yang dimaksudkan untuk
mempermudah lansia untuk melakukan aktivitasnya dengan melibatkan
peran serta masyarakat (Notoatmodjo, 2007).
2.2 Dukungan Keluarga
2.2.1 Pengertian keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang berhubungan darah dalam
satu rumah tangga yang berinteraksi antara satu dengan yang lainnya dalam
perannya masing-masing (Ali, 2010). Keluarga adalah dua atau lebih individu
yang terhubunga karena aliran darah hubungan perkawinan dan mereka
29
tinggal dalam satu rumah tangga, berinteraksi dengan satu sama lain yang
menciptakan dan mempertahankan kebudayaan (Friedman, 2010).
2.2.2 Fungsi keluarga
Menurut Friedman (2010) fungsi keluarga dibagi menjadi 5, yaitu :
1. Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama mengajarkan segla
sesuatu kepada anggota keluarganya.
2. Fungsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat anak
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk bersosialisasi
dengan orang lain di luar rumah.
3. Fungsi reproduksi yaitu fungsi dimana untuk menjaga keturunan dan
menjaga kelangsungan hidup keluarga.
4. Fungsi ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi dan tempat untuk mengembangkan seseorang dalam
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan yaitu fungsi dimana anggota keluarga dapat
mempertahankan kesehatan anggota keluarganya agar tetap memiliki
produktivitas tinggi.
2.2.3 Pengertian dukungan keluarga
Istilah “dukungan” diartikan sebagai bantuan yang di terima seseorang
dari orang lain, yaitu lingkungan sosial seperti orang terdekat dalam
keluarga terutama orang tua, teman ataupun anggota keluarga lain.
Dukungan keluarga merupakan sikap atau tindakan seseorang kepada
anggota keluarganya berupa dukungan informasional, dukungan
30
instrumental, dukungan penilaian, dan dukungan emosional (Friedman,
2010).
Dukungan keluarga adalah dukungan yang berupa nasihat verbal atau
nonverbal, bantuan nyata atau bantuan tindakan yang mempunyai manfaat
emosional atau efek prilaku penerima, selain itu penerima merasa di
pedulikan dan dihargai atau dicintai (Mahmunah, 2011). Dukungan
keluarga sebagai adanya kenyamanan, penghargaan, penerimaan atau
tolong menolong orang dengan sikap menerima kondisinya, dukungan
keluarga tersebut dapat diperoleh dari individu atau kelompok (Suparyanto,
2012). Keluarga merupakan support system yang berarti, sehingga dapat
memberi petunjuk tentang kesehatan mental klien. Sistem dukungan sangat
berarti bagi kesehatan lansia terutama fisik dan emosi, lansia yang sering di
temani dan mendapat dukungan akan mempunyai kesehtatan mental yang
baik (Marta, 2012).
2.2.4 Jenis dukungan keluarga
Menurut Friedman (2010) ada empat jenis tipe dalam dukungan
keluarga :
1. Dukungan emosional
Setiap individu pasti membutuhkan tempat yang nyaman dan
aman untuk sekedar beristirahat atau menenangkan pikiran. Setiap
orang mempunyai segala bentuk permasalahan yang berbeda-beda
pasti akan memerlukan bantuan keluarga untuk memberikan solusi
bagi permaslahan yang dialaminya.
31
2. Dukungan penilaian
Dimana keluarga bertindak sebagai fasilitator atau penengah
dalam pemecahan suatu masalah yang terjadi di dalam rumah yang
dihadapi oleh anggota keluarga. Dukungan dan perhatian yang
diberikan keluarga merupakan bentuk penghargaan positif yang
diberikan terhadap seorang individu.
3. Dukungan instrumental
Keluarga merupakan sumber pertolongan dalam hal pengawasan,
kebutuhan individu dan juga dapat mencarikan solusi yang dapat
membantu individu dalam melakukan suatu kegiatan.
4. Dukungan informasi
Keluarga juga berfungsi sebagai pemberi informasi, diharapkan
individu dapat menerima informasi yang diberikan oleh keluarga
dalam mengatasi masalah yang dihadapi.
2.2.5 Faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga
Hal yang mempengaruhi faktor dukungan keluarga adalah kelas sosial
ekonomi orang tua dan tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat
pendidikan maka semakin tinggi dukungan keluarga yang diberikan pada
anggota keluarga yang lain (Friedman, 2010).
Menurut Purnawan (2008) faktor yang mempengaruhi dukungan
keluarga ada dua, yaitu :
1. Faktor internal
1) Tahap perkembangan yaitu dukungan dapat ditentukan oleh faktor
usia dalam hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan yang
32
memiliki respon dan pemahaman terhadap perubahan kesehatan
yang berbeda.
2) Pendidikan atau pengetahuan
Dukungan terbentuk dari intelektual yang berlatar belakang
pendidikan dan pengalaman masa lalu, kemampuan kognitif akan
membantu utuk memenuhi faktor-faktor yang berhubungan dengan
masalah yang dihadapi.
3) Faktor emosi
Faktor emosional juga berpengaruh terhadap dukungan seseorang
dalam pelaksanaannya. Seseorang yang mengalami stres dalam
setiap perubahan akan cenderung berespon negatif.
4) Spiritual
Aspek yang dapat terlihat dari bagaimana seseorang menjalani
kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan yang dilaksanakan
dalam hubungan keluarga atau teman.
2. Faktor eksternal
1) Praktik dukungan
Cara bagaimana keluarga memberikan dukungan terhadap anggota
keluarga yang lain.
2) Faktor sosio ekonomi
Faktor yang dapat mempengaruhi seseorang dalam mencari
dukungan dan persetujuan dari kelompok sosialnya, hal ini akan
berpengaruh dengan keyakinannya. Semakin tinggi sosial
33
ekonominya maka biasanya akan semakin cepat tanggap terhadap
masalah yang dialami oleh anggota keluarganya.
3) Latar belakang budaya
Hal ini dapat mempengaruhi keyakinan, nilai kebiasaan individu,
dalam memberikan dukungan.
Cara pengukuran dukungan keluarga menurut (Suardana, 2011)
menggunakan Perceived Social Support-Family Scale (PSS-Fa) dengan
pengukuran menggunakan skala Likert dengan jawaban tidak pernah,
jarang, sering, selalu. Jika kuesioner dimulai dengan pernyataan positif
maka skor 1 untuk jawaban tidak pernah, skor 2 untuk jawaban jarang, skor
3 untuk jawaban sering, dan skor 4 untuk jawaban selalu. Jika kuesioner di
mulai dengan pernyataan negatif, maka jawaban tidak pernah di beri skor 4,
jarang di beri skor 3, sering diberi skor 2, dan selalu diberi skor 1. Kriteria
untuk dukungan keluarga kurang apabila skor ≤ 20, dukungan keluarga
cukup apabila skor 21 – 30, dan dukungan keluarga baik jika skor ≥ 30.
2.3 Kemandirian ADL (Activities Daily Living)
2.3.1 Pengertian Kemandirian
Kemandirian berarti hal atau keadaan seseorang yang dapat berdiri
sendiri tanpa bantuan orang lain. Kata kemandirian berasal dari kata diri
yang mendapat awalan ke- dan akhiran –an yang kemudian membentuk
suatu kata keadaan atau kata benda (Bahara, 2008). Kemandirian adalah
keadaan seseorang yang dapat menentukan diri sendiri dimana dapat berdiri
sendiri, sehingga dapat menentukan diri sendiri yang dinyatakan dalam
tindakan dan perilaku yang dapat dinilai (Setiawan, 2008).
34
Untuk menetapkan apakah fungsi tersebut mandiri atau dependen (yaitu
memperlihatkan tingkat ketergantungan) diterangkan standart sebagai
berikut :
1. Mandi
Kemampuan klien untuk menggosok / membersihkan sendiri seluruh
bagian tubuhnya. Dikatakan mandiri apabila klien dalam melakukan
aktivitas ini hanya memerlukan bantuan semisal membersihkan badan
di bagian tertentu. Dikatakan dependen jika klien memerlukan bantuan
untuk melakukan lebih dari satu bagian badannya.
2. Berpakaian
Dikatakan mandiri apabila dapat mengambil pakaian di dalam lemari
dan mengenakan pakaiannya sendiri, mengancingkan atau resleting
pakaian sendiri.
3. Toilet
Lansia dikatakan mandiri apabila mampu ke toilet sendiri, beranjak ke
kloset dan membersihkan organ ekskresi. Dikatakan dependen apabila
memerlukan pispot.
4. Transferin
Dikatakan mandiri apabila dapat naik turun sendiri ke/dari tempat tidur,
dan memerlukan bantuan bersifat mekanis. Dependen bila selalu
memerlukan bantuan untuk kegiatan tersebut.
5. Kontinensia
Mandiri bila mampu BAB dan BAK secara mandiri, dan termasuk
dependen jika salah satu atau keduanya memerlukan alat bantu.
35
6. Makan
Dikatakan mandiri jika mampu menyuap makan, mengambil dari piring
secara mandiri (Tamher & Noorkasiani, 2009).
2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian
Menurut Heryanti (2014) faktor-faktor yang mempengaruhi
kemandirian antara lain :
1. Usia
Lansia yang sudah memasuki usia 70 tahun, ialah lansia yang beresiko
tinggi. Biasanya akan mengalami penuruan dalam berbagai hal
termasuk tingkat kemandirian dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
2. Pendidikan
Kemandirian pada lansia dapat di pengaruhi oleh pendidikan lansia,
juga oleh gangguan sensori khususnya penglihatan dan pendengaran,
dipengaruhi pula oleh penurunan kemampuan fungsional. Pendidikan
yang lebih tinggi pada seseorang akan mampu mempertahankan
hidupnya lebih lama dan dapat mempertahankan kemampuan fungsinal
dan kemandiriannya juga lebih lama karena cenderung melakukan
pemeliharaan dan upaya pencegahan pada kesehatannya
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kemndirian lansia adalah
sebagai berikut :
1. Kondisi kesehatan
Lansia yang memiliki tingkat kemandirian yang tinggi adalah lansia
yang secara fisik dan psikis memiliki kesehatan yang cukup prima.
36
Kemandirian bagi seorang lansia dapat dilihat dari kualitas kesehatan
sehingga dapat melakukan Aktifitas Kehidupan Sehari-hari (AKS).
2. Kondisi ekonomi
Lanjut usia yang mandiri pada kondisi ekonomi sedang akan
menyesuaikan kembali dengan kondisi yang mereka alami sekarang,
misalnya perubahan gaya hidup. Dengan berkurangnya pendapatan
setelah pensiun, mereka dengan terpaksa harus menghentikan kegiatan
yang dianggap menghamburkan uang (Hurlock, 2008).
3. Kondisi sosial dan keluarga
Kondisi penting yang menunjang kebahagiaan bagi lansia adalah
menikmati kegiatan sosial yang dilakukan dengan kerabat, keluarga, dan
teman-teman (Hurlock, 2008).
2.3.3 Komponen kemandirian
Menurut Durkheim (2008) melihat makna kemandirian dari dua sudut
pandang yang berpusat pada masyarakat. Dengan menggunakan sudut
pandang ini Durkheim berpendirian bahwa kemandirian merupakan elemen
esensial dan moralitas yang bersumber pada masyarakat.
Kemandirian tumbuh dan berkembang karena dua faktor yang menjadi
syarat bagi kemandirian, yaitu disiplin dan komitmen terhadap kelompok.
Oleh sebab itu, individu yang mandiri adalah individu yang berani
mengambil keputusan yang dilandasi oleh pemahaman akan segala
konsekuensi dari tindakannya, sehingga kemandirian merupakan suatu
kekuatan internal individu melalui proses realisasi kemandirian dan proses
menuju kesempurnaan (Bahara, 2008).
37
2.3.4 Pengertian ADL (Activities Daily Living)
Aktivitas kehidupan harian atau ADL (Activities Daily Living) adalah
aktivitas pokok bagi perawatan diri antara lain : makan, minum, mandi,
toileting, berpakaian, dan berpindah tempat. Penilaian ADL penting dalam
penilaian level bantuan bagi lansia dengan tingkat ketergantungan penuh
atau sedang (Tamher & Noorkasiani, 2009).
ADL (Activities Daily Living) yaitu keterampilan dasar yang harus
dimiliki oleh seseorang dalam merawat dirinya, meliputi pakaian, makan,
minum, toileting, mandi dan berhias (Ekasari, Riasmini & Hartini, 2018).
2.3.5 Pengukuran kemandirian pada ADL (Activities Daily Living)
Pengkajian ADL (Activities Daily Living) penting untuk mengetahui
tingkat ketergantungan yang di perlukan lansia dalam kehidupan sehari-
hari. Pengukuran kemandirian ADL (Activities Daily Living) pada lansia
dapat menggunakan Indeks Barthel. Indeks Barthel untuk mengukur
kemandirian fungsional dalam hal perawatan diri dan mobilitas. Mao (2010)
mengungkapkan bahwa indeks Barthel dapat digunakan sebagai kriteria
dalam menilai kemampuan fungsional terutama pada lansia.
Tabel 2.1 Indeks barthel menurut Kemenkes RI (2017)
No Fungsi Skor Keterangan Hasil
1 Mengendalikan rangsang BAB 0
1
2
Tidak terkendali/tak teratur
(perlu pencahar
Kadang-kadang tak terkendali
(1x / minggu )
Terkendali teratur
2 Mengendalikan rangsang BAK 0
1
2
Tak terkendali / pakai kateter
Kadang-kadang tak terkendali
(hanya 1 x 24 jam)
Mandiri
3 Membersihkan diri (mencuci
wajah, menyikat gigi, keramas,
mencukur kumis)
0
1
Butuh pertolongan orang lain
Mandiri
38
4 Penggunaan WC )keluar masuk
WC, melepas / memakai celana,
cebok, menyiram)
0
1
2
Tergantung pertolongan orang
lain
Perlu pertolongan pada beberapa
kegiatan yang lain
Mandiri
5 Makan minum (jika makanan
harus berupa potongan dianggap
dibantu)
0
1
2
Tidak mampu
Perlu ditolong memotong
makanan
Mandiri
6 Bergerak dari kursi roda ke
tempat tidur dan sebaliknya
(termasuk duduk di tempat
tidur)
0
1
2
3
Tidak mampu
Perlu banyak bantuan untuk bisa
duduk (2 orang)
Bantuan minimal 1 orang
Mandiri
7 Berjalan di tempat rata (atau jika
tidak bisa berjalan, menjalankan
kursi roda)
0
1
2
3
Tidak mampu
Bisa pindah dengan kursi roda
Berjalan dengan bantuan 1 orang
Mandiri
8 Berpakaian (termasuk
memasang tali sepatu,
mengencangkan sabuk)
0
1
2
Tergantung orang lain
Sebagian dibantu
Mandiri
9 Naik turun tangga 0
1
2
Tidak mampu
Butuh pertolongan
Mandiri
10 Mandi 0
1
Tergantung orang lain
Mandiri
Total
Skor Indeks Barthel (nilai AKS)
20 : Mandiri (A)
12 – 19 : Ketergantungan ringan (B)
9 – 11 : Ketergantungan sedang (B)
5 – 8 : Ketergantungan Berat (D)
0 – 4 : Ketergantungan total (C)
2.4 Penelitian Terkait
2.4.1 Sampelan, Kundre & Lolong, 2015
Penelitian dengan judul “Hubungan dukungan Keluarga dengan
Kemandirian Lansia dalam Pemenuhan Aktivitas Sehari-hari” memiliki
tujuan mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian
lansia dalam pemenuhan aktifitas sehari-hari di desa Batu Kecamatan
Likupang Selatan Kabupaten Minahasa Utara. Desain penelitian adalah
39
Analitik Observasional pendekatan cross sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh lansia yang ada di Desa Batu Kecamatan
Likupang Selatan Kabupaten Minahasa Utara, yang berjumlah 172 orang
dengan Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
Random Sampling, instrument yang digunakan ialah kuesioner dan analisa
data yang digunakan univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil
penelitian terdapat hubungan yang sangat nyata antara dukungan keluarga
dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan aktifitas seharihari (p=0.003).
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa dukungan
keluarga berada pada kategori baik sebanyak 44 (69.8%) responden, dan
kemandirian lansia yang sebagian besar termasuk dalam kategori baik yaitu
41 (65.1 %) responden, maka dari itu sebaiknya keluarga agar selalu
memberikan dukungan kepada lansia agar kemandirian lansia lebih baik.
2.4.2 Rohaedi, Putri & Karimah, 2016
Penelitian ini berjudul “Tingkat kemandirian Lansia dalam Activities
Daily Living di Panti Sosial Tresna Werdha Senja Rawi” yang bertujuan
untuk mengidentifikasi gambaran tingkat kemandirian dalam memenuhi
activities daily living. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kuantitatif, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total
sampling sebanyak 21 lansia yang berusia 60 – 69 tahun di Panti Sosial
Tresna Wredha Senjarawi. Instrumen menggunakan barthel index. Teknik
analisa data menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian gambaran
tingkat kemandirian lansia (60 – 69 tahun) dalam memenuhi activities daily
living menunjukan bahwa sebagian besar lansia sebanyak 15 orang (72%)
40
termasuk dalam ketergantungan sebagian, 3 orang (14 %) termasuk mandiri
dan 3 orang (14%) termasuk dalam ketergantungan total. Bahwa sebagian
besar lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Senjarawi memiliki
ketergantungan sebagian dalam menjalani aktifitas kehidupannya.
Diharapkan dapat dikembangkan program – program kesehatan bagi lansia
yang dapat meningkatkan kemandirian lansia.
2.4.3 Karunia, 2016
Penelitian berjudul “Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan
Kemandirian Activity Of Daily Living Pasca Stroke” bertujuan untuk
meneliti hubungan antara dukungan keluarga dengan kemandirian dalam
melakukan ADL pascastroke. Penelitian ini termasuk penelitian
observasional analitik, dengan rancang bangun penelitian yaitu desain cross
sectional. Metode pengambilan sampel menggunakan simple random
sampling dengan jumlah responden 47 orang. Penelitian dilaksanakan di
Instalasi Rehabilitasi Medik RSU Haji Surabaya pada bulan Juni-Juli 2015.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, pekerjaan,
dan dukungan keluarga, sedangkan variabel terikatnya adalah kemandirian
ADL pascastroke. Hasil penelitian menyebutkan sebagian besar responden
pascastroke berumur 43–61 tahun, berjenis kelamin laki-laki, dan tidak
bekerja. Sebagian besar responden mendapatkan dukungan keluarga yang
baik, sehingga responden bisa lebih mandiri dalam beraktivitas.
Berdasarkan analisis menggunakan Chi-square, terdapat hubungan antara
dukungan keluarga dengan kemandirian dalam melakukan ADL
pascastroke, nilai p = 0,018 dengan α = 0,05), namun tidak terdapat
41
hubungan antara umur, jenis kelamin, dan pekerjaan dengan kemandirian
ADL pascastroke. Diharapkan keluarga menciptakan situasi yang tenang,
serta menciptakan aktivitas yang bermanfaat untuk kemandirian orang
pascastroke.
42
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualitasi hubungan atau kaitan
antara konsep satu terhadap konsep lainnya yang akan diamati melalui
penelitian yang dimaksud (Notoadmojo,2010).
Kerangka konseptual pada penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1
Keterangan :
: di teliti
: tidak di teliti
Gambar 3.1 Kerangka konseptual hubungan dukungan keluarga dengan
kemandirian ADL (Activities Daily Living) pada lansia di
Dusun Klagen Desa Kepuh Kembeng Kecamatan Peterongan
Jombang.
Dukungan
keluarga
Kemandirian ADL
pada lansia
Faktor-faktor yang
mempengaruhi dukungan
keluarga :
1. Faktor internal
1) Tahap
perkembangan
2) Pendidikan
3) Spiritual
2. Faktor eksternal
1) Sosio-ekonomi
2) Latar belakang
budaya
3) Praktik dukungan
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
kemandirian :
1. Kondisi kesehatan
2. Kondisi ekonomi
3. Kondisi sosial
Ketergantungan
ringan
Ketergantungan
sedang
Ketergantungan
berat
Ketergantungan
total
Mandiri
Baik Cukup Kurang
43
Penjelasan kerangka konseptual :
Dukungan keluarga merupakan faktor yang paling penting dalam
pemeliharaan kesehatan anggota keluarga. Ada berbagai faktor yang
mempengaruhi dukungan keluarga antara lain, pertama faktor internal yang
terdiri dari tahap perkembangan, pendidikan, dan spiritual. Kedua faktor
eksternal yang terdiri dari faktor sosio ekonomi dan latar belakang budaya.
Selain itu dukungan keluarga juga dapat meningkatkan kemandirian ADL
(Activities Daily Living) pada lansia. Adapun berbagai faktor yang
mempengaruhi kemandirian antara lain, kondisi kesehatan, kondisi ekonomi,
dan kondisi sosial.
3.2 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan
penelitian (Nursalam, 2013). Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 : Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kemandirian ADL
(Activities Daily Living) pada lansia di Dusun Klagen Desa Kepuh
Kembeng Kecamatan Peterongan Jombang.
44
BAB 4
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara untuk memperoleh kebenaran menggunakan
metode ilmiah (Notoatmodjo, 2010).
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian analisis
korelasional. Peneliti dapat mencari dan menjelaskan suatu hubungan
berdasarkan teori yang telah ada. Penelitian korelasional bertujuan untuk
mengungkapkan hubungan antara variabel satu dengan yang lainnya
(Nursalam, 2013).
4.2 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross
sectional yaitu jenis penelitian yang dilakukan dalam satu kali waktu yang
menekankan observasi data variabel satu dan variabel lainnya. Dari desain ini
akan diperoleh prevalensi suatu venomena (variabel dependen) dihubungkan
dengan penyebab (variabel independen) (Nursalam, 2008).
4.3 Waktu dan Tempat Penelitian
4.3.1 Waktu penelitian
Penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2019 sampai dengan bulan Mei
2019, mulai dari identifikasi masalah, penyusunan proposal, sampai dengan
penyusunan tugas akhir.
4.3.2 Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dusun Klagen Desa Kepuh Kembeng
Kecamatan Peterongan Jombang.
45
45
4.4 Populasi, Sampel, dan Sampling
4.4.1 Populasi
Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah di tetapkan
(Nursalam, 2008). Jadi populasi adalah seluruh subjek yang sudah sesuai
dengan apa yang dibutuhkan dan sesuai dengan kriteria peneliti. Populasi
dalam penelitian ini yaitu seluruh lansia di Dusun Klagen Desa Kepuh
Kembeng Kecamatan Peterongan Jombang sejumlah 87 orang.
4.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dapat dipergunakan sebagai
subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2013). Sampel pada
penelitian ini adalah sebagian lansia di Dusun Klagen Desa Kepuh
Kembeng Kecamatan Peterongan Jombang sejumlah 71 orang.
Metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah
dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla, dalam Yuniastuti, 2015).
n =𝑁
1 + 𝑁 (𝑑)2
Keterangan :
n = Jumlah atau besar sampel
N = Jumlah atau besar populasi
d = Tingkat signifikansi (d=0,05) (Nursalam, 2008).
n =𝑁
1 + N (𝑑)2
n =87
1 + 87 (0,05)2
n =87
1,2175
n = 71
46
46
4.4.3 Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi populasi untuk mewakili populasi.
Pada penelitian ini menggunakan teknik sampling probability sampling
yaitu setiap subjek dalam populasi mempunyai kesempatan sebagai sampel.
Jenisnya yakni menggunakan simple random sampling yaitu pemilihan
sampel secara acak (Nursalam, 2008).
4.5 Kerangka Kerja
Langkah kerja merupakan langkah-langkah dalam penelitian (Hidayat,
2010).
Gambar 4.1 Kerangka kerja hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian
ADL (Activity Daily Living) pada lansia di Dusun Klagen Desa
Kepuh Kembeng Kecamatan Peterongan Jombang.
Identifikasi masalah
Pengolahan Data
Editing, Coding, Scoring, Tabulating, Uji Spearment Rank Test
Pengumpulan Data
Desain Penelitian
Cross Srctional
Hasil
Kesimpulan
Sampling
Probability Sampling
Populasi
Seluruh lansia di Dusun Klagen Desa Kepuh Kembeng Kecamatan Peterongan Jombang
sejumlah 87 orang
Sampel
Sebagian lansia di Dusun Klagen Desa Kepuh Kembeng Kecamatan Peterongan Jombang
sejumlah 71 orang
47
47
4.5 Identifikasi dan Definisi Variabel
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai terhadap
sesuatu (Soeparto, dalam Nursalam, 2008).
4.5.1 Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang nilainya menentukan variabel
lain (Nursalam, 2008). Biasanya variabel ini dapat diamati dan diukur untuk
mengetahui hubungan dan pengaruhnya pada variabel lain. Variabel
independen pada penelitian ini adalah dukungan keluarga.
4.5.2 Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh
variabel lain, faktor yang diukur menentukan ada atau tidaknya hubungan
atau pengaruh pada variabel yang lain. Variabel dependen pada penelitian
ini adalah kemandirian ADL (Activity Daily Living) pada lansia.
4.6 Definisi operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati
dari sesuatu yang telah di definisikan (Nursalam, 2008).
48
48
Tabel 4.1 Definisi operasional hubungan dukungan keluarga dengan
kemandirian ADL (Activity Daily Living) pada lansia di Dusun
Klagen Desa Kepuh Kembeng Kecamatan Peterongan Jombang
Variabel Definisi
operasional
Parameter Cara ukur Skala Skor / kriteria
Variabel
independen :
dukungan
keluarga
Bantuan
yang di
terima
seseorang
dari orang
lain
1. Dukungan
emosional
2. Dukungan
penilaian
3. Dukungan
instrumental
4. Dukungan
informasi
Kuesioner Ordinal Skor :
Pernyataan positif :
Selalu (S) : 4
Sering (Sr) : 3
Jarang (J) : 2
Tidak Pernah (TP)
:1
Pernyataan negatif :
Selalu (S) : 1
Sering (Sr) : 2
Jarang (J) : 3
Tidak Pernah : 4
Kriteria :
Baik : ≥ 30
Cukup : 21 – 30
Kurang : ≤ 20
(Suardana, 2011) Variabel
dependen :
kemandirian
ADL
(Activities
Daily Living)
Keadaan
seseorang
yang dapat
melakukan
aktivitas
sendiri
1. Mandi
2. Berpakaian
3. Toileting
4. Transfering
5. Kontinensia
6. Makan
Kuesioner Ordinal Skor :
Mandiri : 3
Dibantu sebagian :
2
Tergantung orang
lain : 1
Tidak mampu : 0
Kriteria :
Mandiri : 20
Ketergantungan
ringan : 12 – 19
Ketergantungan
sedang : 9 – 11
Ketergantungan
berat : 5 – 8
Ketergantungan
total : 0 – 4
(Kemenkes RI,
2017)
4.7 Pengumpulan Data
4.7.1 Instrumen penelitian
Instrumen adalah alat pengumpulan data yang disusun dengan hajat
untuk memperoleh data yang sesuai baik data kualitatif maupun data
kuantitatif (Nursalam, 2013).
49
49
1. Uji validitas
Prinsip validitas adalah pengumpulan atau pengamatan instrumen
dalam pengumpulan data. Instrumen harus dapat diukur sesuai dengan
apa yang seharusnya diukur. Ada dua hal penting dalam menentukan
validitas pengukuran yaitu :
1) Relevan isi instrumen
Isi instrumen harus sesuai dengan tujuan dari penelitian agar dapat
mengukur apa yang harusnya diukur. Isi tersebut nantinya akan di
jabarkan ke dalam definisi operasional.
2) Relevan sasaran subjek dan cara pengukuran
Instrumen yang di susun harus dapat memberikan gambaran
terhadap perbedaan subjek penelitian (Nursalam, 2008).
Untuk menentukan apakah sebuah item dinyatakan valid atau tidak,
ditetapkan patokan besaran koefisien korelasi item total dikoreksi
sebesar 0,25 atau 0,30 sebagai batas minimal valid tidaknya sebuah
ítem. Artinya, sama atau lebih dari 0,25 atau 0,30 mengindikasikan item
tersebut memiliki validitas yang memadai dengan taraf kesalahan yang
dipergunakan yaitu 5% dan r table didapatkan dari Tabel Nilai Product
Moment dikatakan valid jika r hitung > r tabel (Sugiyono, 2010). Rumus
yang digunakan yaitu:
)((XN
))((
2222 YYNX
YXXYNrhitung
50
50
Dimana:
rhitung = skor validitas
∑X = jumlah skor item
∑Y = jumlah skor total (seluruh item)
n = jumlah responden (Sugiyono, 2010).
2. Uji reabilitas
Reabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila
kenyataan tadi diukur atau di amati berkali-kali dalam waktu yang
berbeda. Alat dan cara mengukur berperan penting dalam waktu yang
bersamaan. Reliabel ini belum tentu akurat karena pengamatan lebih
mudah dikendalikan daripada penelitian keperawatan, terutama dalam
aspek psikososial (Nursalam, 2008). Ada tiga prinsip dalam melihat
reabilitas antara lain (1) stabilitas, (2) ekuivalen, (homogenitas). Krtiga
prinsip tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Dalam menyatakan suatu fakta dalam penelitian harus
memperhatikan relevansi pertanyaan bagi responden.
2. Pertanyaan yang diajukan harus jelas berdasarkan kemampuan
responden.
3. Perlu adanya suatu penekanan atau pengulangan.
4. Standarisasi, peneliti memakai ukuran yang sudah di standarisasi
(Nursalam, 2008).
Dalam uji reabilitas sebagai nilai r hasil nilai adalah nilai
“Cronbach’s Alpha”. Ketentuannya bila r alpha > 0,60, maka
51
51
pernyataan tersebut reliabel (Sugiyono, 2010). Adapun rumusan yang
digunakan untuk penghitungan reliabilitas yaitu:
2
1
2
11 1.1
b
k
kr
Dimana:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2 = jumlah varians butir
σ12 = varians total
(Sugiyono, 2010)
4.8.2 Teknik pengumpulan data
Untuk memperoleh data yang benar pada penelitian ini menggunakan
jenis instrumen penelitian kuesioner yaitu pengukurang dengan cara
mengumpulkan data secara formal kepada subjek untuk menjawab
pertanyaan secara tertulis (Nursalam, 2008).
Dalam mengumpulkan data prosedur yang harus dilakukan sebagai
berikut :
1. Memilih subjek.
2. Mengumpulkan data secara konsisten.
3. Mempertahankan pengendalian dalam penelitian.
4. Menjaga integritas atau validitas penelitian.
5. Memecahkan masalah (Nursalam, 2008).
4.8.3 Pengolahan data
52
52
Setelah data terkumpul, maka dilanjutkan pengolahan data melalui
tahapan Editing, Coding, Scoring, dan tabulating.
1. Editing
Adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk meneliti kembali apakah
pada lembar kuesioner sudah lengkap sebagai upaya menjaga kualitas
data (Nasir, 2011).
1) Kelengkapan jawaban
2) Keterbacaan penulisan
3) Relevansi jawaban (Setiadi, 2007).
2. Coding
Coding adalah mengklasifikasikan jawaban yang di tandai dengan kode
yang berupa huruf atau angka (Nasir, 2011).
Pemberian kode dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Data Umum
1) Nama responden
Responden 1 = R1
Responden 2 = R2
Responden 3 = R3
Dst....
2) Umur
60 – 65 = U1
66 – 70 = U2
71 – 75 = U3
76 – 80 = U4
53
53
3) Pekerjaan
PNS = P1
Swasta = P2
Wiraswasta = P3
Petani = P4
Ibu rumah tangga = P5
4) Pendidikan
Tidak Sekolah = Pd1
SD = Pd2
SMP = Pd3
SMA = Pd4
PT = Pd5
5) Apakan anda pernah mendapat informasi tentang kemandirian ADL
(Activities Daily Living)?
Pernah = I1
Tidak pernah = I2
6) Jika pernah, darimana anda mendapat informasinya ?
Petugas kesehatan = S1
Keluarga = S2
TV / Radio / Internet = S3
7) Dukungan keluarga
Baik = D1
Cukup = D2
Kurang = D3
54
54
8) Kemandirian ADL (Activities Daily Living)
Mandiri = K1
Ketergantungan ringan = K2
Ketergantungan sedang = K3
Ketergantungan berat = K4
Ketergantungan total = K5
3. Scoring
Adalah penentuan jumlah skor, dalam penelitian ini menggunakan skala
ordinal dan ordinal, dengan pemberian skor sebagai berikut :
Penyekoran ordinal dukungan keluarga :
1. Pernyataan positif
Selalu (S) : 4
Sering (Sr) : 3
Jarang (J) : 2
Tidak Pernah (TP) : 1
2. Pernyataan negatif
Selalu (S) : 1
Sering (Sr) : 2
Jarang (J) : 3
Tidak Pernah (TP) : 4
Penyekoran ordinal kemandirian ADL (Activities Daily Living)
Mandiri : 3
Dibantu sebagian : 2
Dibantu sepenuhnya : 1
55
55
Tidak mampu : 0
4. Tabulating
Tabulasi adalah penyusunan data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
(Nasir, 2011). Pada penelitian ini peneliti mentabulasi hasil penelitian
dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.
4.8.4 Analisa data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap tiap
variabel dari hasil penelitian, analisis ini hanya menghasilkan distribusi
dan persentase dari tiap variabel tanpa membuat kesimpulan yang secara
umum berlaku secara umum (generelisasi) (Ghozali, 2011).
Analisis universal dilakukan, dengan menggunakan rumus sebagai
berikut (Arikunto, 2007) :
𝑃 = 𝐹
𝑁 × 100%
Keterangan :
P = Persentase ketegori
F = Frekuensi kategori
N = Jumlah responden
Hasil persentase setiap kategori tersebut dideskripsikan dengan
menggunakan kategori sebagai berikut (Arikunto, 2007) :
0% : Tidak seorangpun
1-25% : Sebagian kecil
26-49% : Hampir setengahnya
50% : Setengahnya
56
56
51-74% : Sebagian besar
75-99% : Hampir seluruhnya
100% : Seluruhnya
2. Analisis bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel
yang diduga berhubungan atau berkorelasi yang dapat dilakukan dengan
pengujian statistik (Notoatmdjo, 2010). Analisis bivariat dalam penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan
kemandirian ADL (Activities Daily Living) pada lansia di Dusun Klagen
Desa Kepuh Kembeng Kecamatan Peterongan Jombang. Dalam analisis
bivariat pada penelitian ini menggunakan uji statistik Spearman dengan
derajat kepercayaan 95%. Uji Spearman yaitu mengukur tingkat atau
eratnya hubungan antara dua variabel berskala dengan membandingkan
nilai p=< ( 0,05 ) maka ada hubungan dukungan keluarga dengan
kemandirian ADL (Activities Daily Living) pada lansia. Pengujian ini
dilakukan dengan komputerisasi dengan memanfaatkan software atau
program SPSS 25.
4.8 Etika Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan kepada
institusi STIKES ICME Jombang untuk mendapatkan persetujuan. Setelah itu
baru melakukan penelitian pada responden dengan menekankan pada masalah
etika yang meliputi:
4.8.1 Informed Consent (Lembar persetujuan)
57
57
Informed Consent diberikan sebelum penelitian dilakukan pada subjek
penelitian. Subjek diberi tahu tentang maksud dan tujuan penelitian. Jika
subjek bersedia responden menandatangani lembar persetujuan.
4.8.2 Anonimity (Tanpa nama)
Responden tidak perlu mencantumkan namanya pada lembar
pengumpulan data. Cukup menulis nomor responden atau inisial saja untuk
menjamin kerahasiaan identitas.
4.8.3 Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang diperoleh dari responden akan dijamin
kerahasiaan oleh peneliti. Penyajian data atau hasil penelitian hanya
ditampilkan pada forum Akademis.
4.9 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang dialami peneliti ketika melakukan penelitian yakni
beberapa responden kurang kooperatif, yakni ketika penelitian belum selesai
beberapa responden sekitar 3-4 orang meninggalkan ruang.
58
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Dusun Klagen Desa Kepuh
Kembeng Kecamatan Peterongan Jombang dengan jumlah responden sebesar 71
orang. Hasil penelitian dibagi menjadi dua bagian yakni data umum dan data
khusus. Dalam data umum memuat karakteristik responden berdasarkan umur, jenis
kelamin, pendidikan dan pekerjaan. Sedangkan data khusus adalah dukungan
keluarga dan kemandirian ADL (Activities Daily Living) pada lansia. Data-data
tersebut nantinya akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang
mewakili karakteristik responden.
5.1 Gambaran Lokasi Penelitian
Dusun Klagen merupakan salah satu dari 5 dusun yang ada di Desa Kepuh
Kembeng Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang dengan luas wilayah
3151 Km2. Sebelah utara Dusun Klagen adalah Dusun Jajar, sebelah Barat
Dusun Klagen adalah Dusun Kandangan dan sebelah Timur Dusun Klagen
adalah Dusun Kandangan.
5.2 Hasil Penelitian
5.2.1 Data umum
Data umum akan menampilkan karakteristik berdasarkan umur, jenis
kelamin, pendidikan dan pekerjaan.
59
1. Karakteristik responden berdasarkan umur
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di Dusun
Klagen Desa Kepuh Kembeng Kecamatan Peterongan Jombang
Juli 2019
No. Umur Frekuensi Persentase (%)
1 60-65 tahun 45 63,4
2 66-70 tahun 21 29,6
3 71-80 tahun 5 7,0
Total 71 100,0
Sumber data : Sekunder bulan Juli 2019
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 60-
65 tahun sejumlah 45 orang (63,4%).
2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di
Dusun Klagen Desa Kepuh kembeng Kecamatan Peterongan
Jombang Juli 2019
No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
1. Laki-laki 28 39,4
2. Perempuan 43 60,6
Total 71 100,0
Sumber data : Sekunder bulan Juli 2019
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis
kelami perempuan sejumlah 43 orang (60,6%).
3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan di
Dusun Klagen Desa Kepuh Kembeng Kecamatan Peterongan
Jombang Juli 2019
No. Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
1. Tidak Sekolah 12 16,9
2 SD 37 52,1
3. SMP 13 18,3
4. SMA 9 12,7
5. PT 0 0
Total 71 100,0
Sumber Data : Sekunder bulan Juli 2019
60
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
pendidikannya SD sejumlah 37 orang (52,1%).
4. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di Dusun
Klagen desa Kepuh kembeng Kecamatan Peterongan Jombang
Juli 2019
No. Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
1. Tidak Bekerja 41 57,7
2. Wiraswasta 3 4,2
3. PNS 0 0
4. Petani 27 38,0
Total 71 100,0
Sumber Data : Sekunder bulan Juli 2019
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak bekerja
sejumlah 41 orang (57,7%).
5.2.2 Data khusus
Data khusus merupakan karakteristik responden yang diamati dalam tabel
berikut :
1. Dukungan keluarga pada lansia di Dusun Klagen desa Kepuh kembeng
Kecamatan Peterongan Jombang.
Tabel 5.5 Karakteristik responden berdasarkan dukungan keluarga pada
lansia di Dusun Klagen desa Kepuh kembeng Kecamatan
Peterongan Jombang Juli 2019.
No. Dukungan keluarga Frekuensi Persentase (%)
1. Baik 30 42,2
2. Cukup 36 50,7
3. Kurang 5 7,1
Total 71 100,0
Sumber Data : Primer bulan Juli 2019
Tabel 5.5. menunjukkan bahwa setengah dari responden dukungan
keluarganya cukup sejumlah 36 orang (50,7%).
61
2. Kemandirian ADL (Activities daily Living) pada lansia Dusun Klagen
desa Kepuh kembeng Kecamatan Peterongan Jombang.
Tabel 5.6 Karakteristik responden berdasarkan kemandirian ADL
(Activities daily Living) pada lansia Dusun Klagen desa
Kepuh kembeng Kecamatan Peterongan Jombang Juli 2019.
No. Kemandirian ADL Frekuensi Persentase (%)
1. Mandiri 24 33,8
2. Ketergantungan Ringan 42 59,1
3. Ketergantungan Sedang 5 7,1
4. Ketergantungan Berat 0 0
5. Ketergantugan Total 0 0
Total 71 100,0
Sumber Data : Primer bulan Juli 2019
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa sebagian besar kemandirian ADL
(Activities daily Living) dengan ketergantungan ringan sejumlah 42 orang
(59,1%).
3. Hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian ADL (Activities daily
Living) pada lansia Dusun Klagen desa Kepuh kembeng Kecamatan
Peterongan Jombang.
Tabel 5.7 Tabulasi silang hubungan dukungan keluarga dengan
kemandirian ADL (Activities daily Living) pada lansia
Dusun Klagen desa Kepuh kembeng Kecamatan Peterongan
Jombang Juli 2019.
Sumber data : Primer Juli 2019
No.
Dukungan
Keluarga
Kemandirian ADL (Activities Daily Living)
Mandiri Ringan Sedang Berat Total Total
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
1. Baik 13 18,3 17 23,9 0 0 0 0 0 0 30 42,3
2. Cukup 10 14,1 23 32,4 3 4,2 0 0 0 0 36 50,7
3. Kurang 1 1,4 2 2,8 2 2,8 0 0 0 0 5 7
Jumlah 24 33,8 42 59,1 5 7 0 0 0 0 71 100
P Value 0,028
62
Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa hampir seluruh lansia
dukungan keluarga cukup pada kemandirian ADL (Activities Daily
Living) ringan sebanyak 42 orang (59,1%).
Hasil penelitian menggunakan uji spearment rank test menunjukkan
nilai probabilitas (p : 0,028) lebih kecil dari standart signifikan yakni
sebesar (α : 0,05) hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima dan H0 di tolak
yang berarti ada hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian ADL
(Activities Daily Living) pada lansia di Dusun Klagen Desa Kepuh
Kembeng Kecamatan Peterongan Jombang.
5.3 Pembahasan
5.3.1 Dukungan keluarga pada lansia
Data pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa hampir sebagian responden
dengan dukungan keluarga cukup sejumlah 36 orang (50,7%). Data pada tabel
5.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak bekerja sejumlah 41
orang (57,7%).
Semakin bertambahnya usia lansia maka semakin menurunnya fungsi
tubuh, sehingga dalam melakukan kegiatan sehari-hari akan mengalami
beberapa kendala. Oleh karena itu, menurut peneliti dukungan keluarga
sangat di perlukan agar lansia dapat tetap melakukan kegiatan sehari-hari.
Selain itu, dukungan dari keluarga yang sangat optimal juga dapat membantu
meningkatkan kesehatan lansia. Dari hasil penelitian sebagian responden tidk
bekerja, hal ini menunjukkan bahwa lansia masih perlu dukungan dari
keluarga secara financial.
63
Lansia mengalami proses penuaan sehingga dapat mengakibatkan
penurunan fungsi (Rohaedi et al., 2016). Dukungan keluarga dalam
memelihara dan memotivasi nilai positif kehidupan serta meningkatkan
perilaku kesehatan yang baik menjadi semakin penting (Pratikwo, Pietojo,
& Widjanarko, 2006). Dukungan keluarga yang optimal mendorong
kesehatan para lansia meningkat, selain itu kegiatan harian para lansia
menjadi teratur dan tidak berlebihan. Bagian dari dukungan sosial adalah
cinta dan kasih sayang yang harus dilihat secara terpisah sebagai bagian
asuhan dan perhatian dalam fungsi efektif keluarga (Sampelan & Kun,
2015). Keluarga merupakan support system yang berarti, sehingga dapat
memberi petunjuk tentang kesehatan mental klien. Sistem dukungan sangat
berarti bagi kesehatan lansia terutama fisik dan emosi, lansia yang sering di
temani dan mendapat dukungan akan mempunyai kesehtatan mental yang
baik (Marta, 2012). Ada berbagai jenis dukungan keluarga menurut
(Friedman, 2010) antara lain dukungan emosiaonal, dukungan penilaian,
dukungan instrumental, dan dukungan informasi.
5.3.2 Kemandirian ADL (Activities Daily Living) pada lansia
Data pada tabel 5.6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
memiliki kemandirian ADL (Activities daily Living) dengan ketergantungan
ringan sejumlah 42 orang (59,1%). Data pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa
sebagian besar responden berumur 60-65 tahun sejumlah 45 orang (63,4%).
Data pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis
kelamin perempuan sejumlah 43 orang (60,6%). Data pada tabel 5.3
64
menunjukkan bahwa sebagian besar responden pendidikannya SD sejumlah
37 orang (52,1%).
Kemandirian adalah kemampuan seseorang melakukan segala aktivitas
secara mandiri tanpa bantuan dari orang lain. Kemandirian lansia akan
menurun ketika memasuki usia 50 tahun, dan mengalami penurunan sangat
tajam ketika usia 60 tahun. Kemandirian pada lansia di ukur dari bisa atau
tidaknya lansia melakukan beberapa hal seperti mandi, berpakaian, toileting,
tranferin, kontinensia, dan makan secara mandiri. Menurut peneliti dari hasil
penelitian di Dusun Klagen Desa Kepuh Kembeng Kecamatan Peterongan
Jombang menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 60-65
tahun dimana pada usia ini akan terjadi penurunan pada kemandirian lansia
dan sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan. Sebagian besar
responden pendidikannya SD, menurut peneliti semakin tinggi pendidikan
seseorang maka akan semakin mampu untuk mempertahankan kesehatannya.
Kemandirian berarti hal atau keadaan seseorang yang dapat berdiri
sendiri tanpa bantuan orang lain (Bahara, 2008). Kemandirian lansia
meningkat sampai usia 40-50 tahun dan mulai menurun setelah usia 50
tahun, penurunan secara tajam setelah menginjak usia 60 tahun (Asri, 2018).
Untuk menetapkan apakah fungsi tersebut mandiri atau dependen (yaitu
memperlihatkan tingkat ketergantungan) diterangkan standart sebagai
berikut, Mandi yakni Kemampuan klien untuk menggosok / membersihkan
sendiri seluruh bagian tubuhnya.
Dikatakan mandiri apabila klien dalam melakukan aktivitas ini hanya
memerlukan bantuan semisal membersihkan badan di bagian tertentu.
65
Dikatakan dependen jika klien memerlukan bantuan untuk melakukan lebih
dari satu bagian badannya. Berpakaian yakni dikatakan mandiri apabila
dapat mengambil pakaian di dalam lemari dan mengenakan pakaiannya
sendiri, mengancingkan atau resleting pakaian sendiri. Toileting yakni
lansia dikatakan mandiri apabila mampu ke toilet sendiri, beranjak ke kloset
dan membersihkan organ ekskresi. Dikatakan dependen apabila
memerlukan pispot. Transferin yakni dikatakan mandiri apabila dapat naik
turun sendiri ke/dari tempat tidur, dan memerlukan bantuan bersifat
mekanis. Dependen bila selalu memerlukan bantuan untuk kegiatan
tersebut. Kontinensia yakni mandiri bila mampu BAB dan BAK secara
mandiri, dan termasuk dependen jika salah satu atau keduanya memerlukan
alat bantu. Makan yakni dikatakan mandiri jika mampu menyuap makan,
mengambil dari piring secara mandiri (Tamher & Noorkasiani, 2009).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian antara lain usia dan
pendidikan. Lansia yang sudah memasuki usia 70 tahun, ialah lansia yang
beresiko tinggi. Biasanya akan mengalami penuruan dalam berbagai hal
termasuk tingkat kemandirian dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
Kemandirian pada lansia dapat di pengaruhi oleh pendidikan lansia.
Pendidikan yang lebih tinggi pada seseorang akan mampu mempertahankan
hidupnya lebih lama dan dapat mempertahankan kemampuan fungsinal dan
kemandiriannya juga lebih lama karena cenderung melakukan pemeliharaan
dan upaya pencegahan pada kesehatannya.
66
5.3.3 Hubungan dukungan keluarga dengan ADL (Activities Daily Living) pada
lansia di Dusun Klagen Desa Kepuh kembeng Kecamatan Peterongan
Jombang.
Data pada tabel 5.6 diketahui bahwa hampir seluruh lansia dukungan
keluarga cukup pada kemandirian ADL (Activities Daily Living) sebanyak 42
orang (59,1%). Hasil penelitian menggunakan uji spearment rank test
menunjukkan nilai probabilitas (p : 0,028) lebih kecil dari standart signifikan
yakni sebesar (α : 0,05) hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima dan H0 di
tolak yang berarti ada hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian
ADL (Activities Daily Living) pada lansia di Dusun Klagen Desa Kepuh
Kembeng Kecamatan Peterongan Jombang.
Cara agar lansia dapat mempertahankan kemandirian ADL (Activities
Daily Living) menurut peneliti adalah dengan mengoptimalkan dukungan dari
pihak keluarga, karena dukungan dari keluarga akan mampu membuat lansia
optimal dan aktif dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Selain itu dukungan
keluarga yang baik akan mendorong minat lansia untuk mengikuti kegiatan
posyandu lansia sehingga lansia dapat meningkatkan status kesehatannya.
Dukungan keluarga dalam memelihara dan memotivasi nilai positif
kehidupan serta meningkatkan perilaku kesehatan yang baik menjadi semakin
penting (Pratikwo, Pietojo, & Widjanarko, 2006). Dukungan keluarga yang
optimal mendorong kesehatan para lansia meningkat, selain itu kegiatan
harian para lansia menjadi teratur dan tidak berlebihan. Bagian dari dukungan
sosial adalah cinta dan kasih sayang yang harus dilihat secara terpisah sebagai
67
bagian asuhan dan perhatian dalam fungsi efektif keluarga (Sampelan & Kun,
2015).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keaktifan lansia antara lain :
pertama pengetahuan lansia tentang posyandu lansia yakni pengetahuan yang
rendah akan menjadi kendala bagi lansia dalam mengikuti kegiatan-kegiatan
posyandu lansia. Pengetahuan tentang tujuan dan manfaat posyandu dapat
menimbulkan salah presepsi yang akhirnya membuat kunjungan di posyandu
rendah (Purnama, 2010). Kedua, dukungan keluarga sangat berpengaruh
dalam mendorong minat lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia .
kelurga dapat menjadi motivator yang kuat bagi lansia untuk mendampingi
lansia ke posyandu lansia, mengingatkan jadwal ataupun mengatasi masalah
bersama lansia (Efendi, 2008). Ketiga, motivasi lansia adalah sesuatu yang
dapat membuat seseorang bertindak dan merupakan dampak dari interaksi
seseorang dengan situasi yang akan di hadapinya (Nursalam, 2008). Keempat,
kondisi fisik yang lemah sehingga lansia tidak dapat leluasa menggunakan
sarana dan prasarana, sehingga pelayanan kesehatan tidak dapat dimanfaatkan
secara baik yang dimaksudkan untuk mempermudah lansia untuk melakukan
aktivitasnya dengan melibatkan peran serta masyarakat (Notoatmodjo, 2007).
68
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dari penelitian dan pembahasan hubungan dukungan
keluarga dengan kemandirian ADL (Activities Daily Living) pada lansia di
Dusun Klagen Desa Kepuh Kembeng Kecamatan Peterongan Jombang, maka
dapat disimpulkan :
1. Dukungan keluarga pada lansia di Dusun Klagen Desa Kepuh kembeng
Kecamatan Peterongan Jombang adalah cukup.
2. Kemandirian ADL (Activities Daily Living) pada lansia di Dusun Klagen
Desa Kepuh kembeng Kecamatan Peterongan Jombang adalah
ketergantungan ringan.
3. Ada hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian ADL (Activities
Daily Living) pada lansia di Dusun Klagen Desa Kepuh Kembeng
Kecamatan Peterongan Jombang.
6.2 Saran
6.2.1 Responden
Diharapkan lansia dapat lebih terbuka dengan anggota keluarga tentang
permasalahan yang dialami agar mendapatkan solusi dari anggota keluarga.
Selain itu lansia harus lebih mandiri perihal ADL (Activities Daily Living)
membersihkan diri seperti mencuci rambut dan menggosok gigi.
69
69
6.2.2 Peneliti Selanjutnya
Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat memperdalam lagi tentang
dukungan penilaian keluarga terhadap lansia, dan memberikan intervensi
tentang personal hygiene pada lansia.
6.2.3 Keluarga dan Petugas Kesehatan di Dusun Klagen.
Diharapkan pihak keluarga dapat memahami masalah yang di derita oleh
lansia, memberi motivasi, dan memberikan penilaian seperti pujian apabila
lansia mampu melakukan aktivitas secara mandiri. Bagi petugas kesehatan
sebaiknya memberikan kegiatan positif yang dapat melatih lansia agar dapat
mandiri dalam kehidupan sehari-hari misalnya latihan jalan di pagi hari.
6.2.4 Dosen dan Mahasiswa di STIKES ICME Jombang
Diharapkan seluruh dosen dan mahasiswa mampu melaksanakan Tri
Dharma perguruan tinggi yaitu mendidik dan mengajar yang merupakan poin
penting pada perguruan tinggi, penelitian dan pengembangan dimana
mahasiswa mampu mengembangkan ilmu dan teknologi, dan pengabdian
pada masyarakat, dimana dosen dan mahasiswa mampu berkontribusi dalam
usaha meningkatkan derajat kesehatan pada masyarakat terutama lansia.
69
DAFTAR PUSTAKA
Al Munawaroh, A., Doriza, S., & Hamiyati, H. (2017). Analisis Dukungan
Keluarga dalam Kemandirian Lansia di Desa Payungsari Kecamatan Pedes
Kabupaten Karawang. JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga Dan
Pendidikan), 3(2), 1. https://doi.org/10.21009/jkkp.032.01
Ali. 2010. Konsep Dukungan Keluarga. Jakarta : Salemba Medika.
Arikunto, 2007. Prosedur Penelitian. PT Rinek Cipta. jakarta
Asri, D. N. (2018). Studi Tentang Kemandirian Lanjut Usia di Kota Madiun
Ditinjau dari Dukungan Sosial dan Optimisme. Counsellia: Jurnal Bimbingan
Dan Konseling, 1(1). https://doi.org/10.25273/counsellia.v1i1.155
Badan Pusat Statistik. (2017). Lanjut usia 2017. Statistik Penduduk Lanjut Usia
2017.
Bahara. 2008. Pengantar Interaksi Belajar-Mengajar Dasar dan Teknik
Metodologi Pengajaran. Bandung : Transito.
Bappeda, Provinsi Jawa Timur, P. (2018) D. P. J. T. (2018). Data Dinamis Provinsi
Jawa Timur Triwulan 2017. Retrieved from
http://bappeda.jatimprov.go.id/2018/03/30/buku-data-dinamis-triwulan-i-
2018/
Depkes RI (2010). Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia Konsep Dan Berbagai
Intervensi. Wineka Media , Jl. Pamimerah XII N29B Malang.
Dinkes. (2017). Profil Kesehatan Kabupaten Jombang Tahun 2017. Dinas
Kesehatan Kabupaten Jombang, 82–88.
Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, dan Praktek.
Edisi ke-5. Jakarta : EGC.
Hurlock, E.B. (2010). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga.
Karunia, E. (2016). Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kemandirian
Activity of Daily Living (ADL) Pasca Stroke. Jurnal Berkala Epidemiologi,
Vol. 4(September), 213–224. https://doi.org/10.20473/jbe.v4i2.2016.213
Martha, Karina. 2012. Panduan Cerdas Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta : Araska
Mujahidullah, Khalid. (2012). Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Salemba
Medika. Jakarta.
Nursalam, 2013. Management Keperawatan. EGC. Jakarta.
70
70
Padila (2013). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika.
Pratikwo, S., Pietojo, H., & Widjanarko, B. (2006). Analisis Pengaruh Faktor Nilai
Hidup, Kemandirian, Dan Dukungan Keluarga Terhadap Perilaku Sehat
Lansia Di Kelurahan Medono Kota Pekalongan. Jurnal Promosi Kesehatan
Indonesia, 1(2), 13–22. Retrieved from
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jpki/article/view/2822
Purnawan, I. 2008. Dukungan Keluarga.
http://wawan2507.wordpress.com/author/wawan2507/
Rohaedi, S., Putri, S. T., & Karimah, A. D. (2016). Tingkat Kemandirian Lansia
Dalam Activities Daily. Pendidikan Keperawatan Indonesia, 2(1), 17.
Sampelan, I., & Kun, R. (2015). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Kemandirian Lansia Dalam Pemenuhan Aktivitas Sehari-Hari Di Desa Batu
Kecamatan Likupang Selatan Kabupatten Minahasa Utara. E-Journal
Keperawatan, 3(2), 1–7. https://doi.org/10.1117/12.885543
Suardana, I.W. 2011. Hubungan Faktor Sosiodemografi, Dukungan Sosial dan
Status Kesehatan dengan Tingkat Depresi pada Agregat lanjut Usia di
Kecamatan Karangasem Kabupaten Karangasem Bali.Skripsi. Jakarta:UI
Sugiyono, 2010. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Suryabrata. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Suryono and Yudha C., S. (2006). J urnal AKP. Akademi Keperawatan Pamenang,
4(3), 56–62.
Tamher, S., Noorkasiani. 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan
asuhan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
71
71
Lampiran 1
72
72
Lampiran 2
73
73
Lampiran 3
74
74
Lampiran 4
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Dengan Hormat,
Saya sebagai mahasiswa progam studi S1 Keperawatan STIKES ICME Jombang :
Nama : Zofa Meisa Pratama
NIM : 153210043
Judul : Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kemandirian ADL (Activity Daily
Living) pada lansia di Dusun Klagen Desa Kepuh kembeng Kecamatan
Peterongan Jombang
Mengajukan dengan hormat kepada saudara/i untuk bersedia menjadi
responden penelitian saya. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui
Hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian ADL (Activities Daily Living)
pada lansia di Dusun Klagen Desa Kepuh Kembeng Kecamatan Peterongan
Jombang. Untuk itu saya mohon kesediaan untuk menjadi responden dalam
penelitian ini dan kerahasiaan responden dalam penelitian ini akan saya jamin.
Demikian atas partisipasi dan dukungan dari saudara saya ucapkan terimakasih.
Peneliti
(Zofa Meisa Pratama)
75
75
Lampiran 5
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
INFORMED CONSENT
Setelah mendapatkan penejelasan dari peneliti, saya yang bertanda tangan
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Menyatakan (bersedia/tidak bersedia)* menjadi responden dalam penelitian
yang dilakukan oleh saudara Zofa Meisa Pratama, mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan
STIKES ICME Jombang yang berjudul “Hubungan Dukungan Keluarga dengan
Kemandirian ADL (Activity Daily Living) pada lansia di Dusun Klagen Desa Kepuh
Kembeng Kecamatan Peterongan Jombang”
Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan sejujur-jujurnya tanpa
paksaan dari pihak manapun.
*Coret yang tidak penting
Jombang, Mei 2019
Responden
( )
76
76
Lampiran 6
Kisi-Kisi Kuesioner Dukungan Keluarga
Variabel Parameter Item Jumlah
Pernyataan
positif
Pernyataan
negatif
Dukungan
keluarga
1. Dukungan
emosional
2. Dukungan
penilaian
3. Dukungan
instrumental
4. Dukungan
informasi
1
3
5,6
9
2
4
7,8
10
2
2
4
2
Jumlah soal = 10
Kisi-Kisi Kuesioner Kemandirian ADL (Activities Daily Living)
Variabel Parameter Item Jumlah
Kemandirian ADL
(Activities Daily
Living)
1. Mandi
2. Berpakaian
3. Toileting
4. Transfering
5. Kontinensia
6. Makan
3,10
8
4
6,7,9
1,2
5
2
1
1
3
2
1 Jumlah soal = 10
77
77
LEMBAR KUESIONER
1. DATA UMUM
Nama :
Hari/Tanggal :
Beri tanda (√) pada jawaban yang anda pilih :
1. Umur anda saat ini
60-65 tahun
66-70 tahun
71-75 tahun
2. Jenis kelamin
Perempuan
Laki-laki
3. Pendidikan
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
PT
4. Pekerjaan
Tidak Bekerja
Wiraswasta
PNS
Petani
78
78
KUESIONER DUKUNGAN KELUARGA
a) Petunjuk pengisian , berilah tanda (√) pada kolom :
S = Selalu
Sr = Sering
J = Jarang
TP = Tidak Pernah
b) Karena jawaban diharapkan sesuai dengan pendapat anda sendiri maka
tidak ada jawaban yang dianggap salah.
c) Mohon diteliti ulang agar tidak ada kesalahan dalam memilih.
No. pernyataan S Sr J TP
1. Saya dibantu keluarga dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Saya merasa sendirian di rumah.
3. Saya mendapat solusi permasalahan yang saya
hadapi dari anggota keluarga.
4. Saya merasa bingung mencari solusi dari
permasalahan saya
5. Saya mendapat perhatian dari anggota keluarga.
6. Kebutuhan saya di penuhi sepenuhnya oleh
keluarga.
7. Saya mendapat perhatian dari tetangga sekitar
rumah.
8. Saya mencari nafkah sendiri untuk memenuhi
kebutuhan.
9. Saya diajarkan anggota keluarga agar dapat
beraktivitas secara mandiri.
10. Saya melakukan segala aktivitas sendiri tanpa
ada bantuan informasi dari keluarga
79
79
KUESIONER KEMANDIRIAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING)
Beri tanda (√) sesuai dengan yang anda alami :
a) Petunjuk pengisian, berilah tanda (√) pada kolom
b) Karena jawaban diharapkan sesuai dengan pendapatan anda sendiri maka tidak
ada jawaban yang dianggap salah.
c) Mohon diteliti ulang agar tidak ada kesalahan dalam memilih.
No Fungsi Skor Keterangan Hasil
1 Mengendalikan rangsang BAB 0
1
2
Tidak terkendali/tak teratur (perlu
pencahar
Kadang-kadang tak terkendali (1x
/ minggu )
Terkendali teratur
2 Mengendalikan rangsang BAK 0
1
2
Tak terkendali / pakai kateter
Kadang-kadang tak terkendali
(hanya 1 x 24 jam)
Mandiri
3 Membersihkan diri (mencuci
wajah, menyikat gigi, keramas,
mencukur kumis)
0
1
Butuh pertolongan orang lain
Mandiri
4 Penggunaan WC )keluar masuk
WC, melepas / memakai celana,
cebok, menyiram)
0
1
2
Tergantung pertolongan orang
lain
Perlu pertolongan pada beberapa
kegiatan yang lain
Mandiri
5 Makan minum (jika makanan
harus berupa potongan dianggap
dibantu)
0
1
2
Tidak mampu
Perlu ditolong memotong
makanan
Mandiri
6 Bergerak dari kursi roda ke
tempat tidur dan sebaliknya
(termasuk duduk di tempat tidur)
0
1
2
3
Tidak mampu
Perlu banyak bantuan untuk bisa
duduk (2 orang)
Bantuan minimal 1 orang
Mandiri
7 Berjalan di tempat rata (atau jika
tidak bisa berjalan, menjalankan
kursi roda)
0
1
2
3
Tidak mampu
Bisa pindah dengan kursi roda
Berjalan dengan bantuan 1 orang
Mandiri
8 Berpakaian (termasuk memasang
tali sepatu, mengencangkan
sabuk)
0
1
2
Tergantung orang lain
Sebagian dibantu
Mandiri
9 Naik turun tangga 0
1
2
Tidak mampu
Butuh pertolongan
Mandiri
10 Mandi 0
1
Tergantung orang lain
Mandiri
Total
80
80
Lampiran 7
DATA UMUM
No. Umur
Jenis
Kelamin Pendidikan Pekerjaan
1 1 2 2 1
2 1 2 3 4
3 1 2 3 4
4 1 2 1 1
5 1 2 2 1
6 1 2 1 1
7 1 2 4 1
8 1 2 1 2
9 1 2 1 4
10 1 1 2 1
11 2 1 2 1
12 2 2 3 1
13 2 1 1 2
14 2 2 1 2
15 2 1 1 4
16 2 1 3 1
17 3 1 4 1
18 3 2 2 1
19 2 2 2 1
20 1 1 2 4
21 1 1 2 4
22 1 1 1 1
23 3 1 1 1
24 2 2 1 4
25 2 2 3 4
26 1 1 2 4
27 1 1 4 4
28 1 2 2 4
29 1 2 1 4
30 1 2 3 4
31 2 2 4 4
32 2 2 2 4
33 2 2 2 4
34 1 1 2 4
35 1 1 1 1
36 1 1 4 1
37 1 1 3 1
Keterangan :
Umur
60-65 tahun kode 1
66-70 tahun kode 2
71-75 tahun kode 3
Jenis kelamin
Laki-laki kode 1
Perempuan kode 2
Pendidikan
TS kode1
SD kode 2
SMP kode 3
SMA kode 4
PT kode 5
Pekerjaan
Tidak bekerja kode 1
Wiraswasta kode 2
PNS kode 3
Petani kode 4
81
81
38 1 2 2 4
39 1 2 2 4
40 1 2 2 1
41 1 2 2 1
42 1 2 3 1
43 1 2 2 1
44 1 2 3 4
45 1 1 2 1
46 2 1 2 1
47 2 1 3 1
48 3 2 2 1
49 1 1 2 4
50 2 2 3 4
51 2 2 2 1
52 1 1 2 1
53 1 2 4 1
54 1 1 3 1
55 1 2 2 4
56 2 2 2 1
57 2 2 2 4
58 1 1 2 1
59 1 1 3 4
60 1 2 4 4
61 2 2 2 1
62 2 1 2 1
63 1 1 4 1
64 1 2 2 1
65 1 2 2 1
66 2 2 2 4
67 3 1 4 1
68 1 2 2 1
69 1 2 2 1
70 1 1 2 1
71 1 2 2 1
82
82
DATA KHUSUS
TABULASI DUKUNGAN KELUARGA
No
emosional penilaian instrumental informasi
Jumlah Kriteria P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
1 3 4 3 3 4 4 2 3 4 3 33 1
2 3 4 2 2 4 3 3 3 4 2 30 2
3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 4 30 2
4 1 3 3 3 4 4 3 3 3 3 30 2
5 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 33 1
6 2 4 3 4 3 4 3 1 4 3 31 1
7 2 4 2 3 2 4 2 2 4 3 28 2
8 2 3 3 4 4 3 4 3 3 3 32 1
9 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 19 3
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 31 1
11 4 4 2 2 3 3 3 3 3 3 30 2
12 1 3 3 3 4 4 3 3 3 3 30 2
13 1 3 3 2 4 3 3 3 4 4 30 2
14 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 28 2
15 3 2 3 3 4 4 3 3 4 4 33 1
16 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 33 1
17 3 4 3 2 3 4 2 3 3 3 30 2
18 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 19 3
19 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 29 2
20 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 29 2
21 2 3 2 3 4 3 3 3 4 3 30 2
22 3 2 3 2 4 4 3 4 3 4 32 1
23 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 32 1
24 2 3 2 1 3 2 1 2 2 2 20 3
25 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 28 2
26 1 3 3 2 3 2 3 3 3 4 27 2
27 4 3 3 3 3 3 3 1 4 3 30 2
28 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3
29 4 4 2 1 3 4 2 1 4 3 28 2
30 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 29 2
31 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 34 1
32 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 20 3
33 2 3 4 1 4 2 3 1 4 3 27 2
34 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 31 1
35 1 4 3 2 3 4 3 2 4 3 29 2
36 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 33 1
83
83
37 2 4 2 3 4 3 3 2 3 4 30 2
38 2 3 4 3 3 3 4 4 4 4 34 1
39 2 4 3 3 4 3 3 2 3 3 30 2
40 2 3 3 2 3 3 3 4 3 4 30 2
41 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 33 1
42 2 3 2 3 4 4 3 4 4 3 32 1
43 1 4 2 2 4 3 2 2 3 3 26 2
44 2 3 3 4 4 4 3 2 4 3 32 1
45 1 4 3 2 3 3 3 3 3 4 29 2
46 1 3 3 2 4 4 3 4 4 4 32 1
47 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 34 1
48 1 4 3 1 4 3 3 1 3 3 26 2
49 4 3 3 3 4 4 2 3 4 4 34 1
50 1 4 3 2 4 3 3 2 3 3 28 2
51 1 3 4 2 3 3 3 4 4 4 31 1
52 3 3 3 1 3 3 2 4 3 4 29 2
53 1 4 2 2 3 3 3 1 4 3 26 2
54 1 3 3 3 3 4 3 4 4 3 31 1
55 1 4 4 4 4 3 3 4 3 3 33 1
56 2 4 3 2 4 4 3 2 3 4 31 1
57 1 3 3 2 3 3 2 2 4 3 26 2
58 1 4 3 1 4 4 2 1 4 4 28 2
59 4 3 2 3 3 3 3 2 4 4 31 1
60 1 4 3 2 4 4 2 4 4 4 32 1
61 1 3 3 3 4 3 2 1 3 3 26 2
62 4 4 3 4 4 4 2 2 4 4 35 1
63 3 3 2 3 3 4 2 2 3 3 28 2
64 2 4 3 4 3 4 2 2 4 4 32 1
65 2 3 4 3 3 3 4 3 4 3 32 1
66 2 4 3 4 4 4 3 3 4 4 35 1
67 2 4 2 2 3 3 3 3 3 3 28 2
68 2 4 3 4 4 4 2 2 4 4 33 1
69 2 3 2 3 3 3 3 2 4 4 29 2
70 2 4 2 2 3 4 2 2 4 3 28 2
71 2 3 2 3 4 3 3 1 3 4 28 2
Jumlah 157 232 197 187 238 232 193 184 241 239
rata-
rata 2,21 3,26 2,77 2,63 3,35 3,26 2,71 2,59 3,39 3,36
rata-
rata 2,73 1,05 2,97 3,37
Kriteria :
Baik : ≥ 30
Cukup : 21 - 30
Kurang : ≤ 20
84
84
TABULASI KEMANDIRIAN ADL (ACTIVITIES DAILY LIVING)
No. P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Jumlah Kriteria
1 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 20 1
2 1 1 1 1 2 3 3 2 2 1 17 2
3 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 20 1
4 1 1 1 2 2 3 3 2 2 1 18 2
5 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 20 1
6 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 20 1
7 1 1 0 1 1 2 1 1 1 1 10 3
8 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 20 2
9 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 20 1
10 2 2 1 2 1 3 3 2 1 1 18 2
11 1 1 1 1 1 3 3 2 2 1 16 2
12 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 20 1
13 1 2 1 2 2 3 3 2 2 1 19 2
14 1 1 1 2 2 3 3 2 2 1 18 2
15 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 20 1
16 2 1 1 2 1 3 3 2 1 1 17 2
17 1 2 1 2 2 3 3 2 2 1 19 2
18 2 2 0 1 1 1 1 1 1 1 11 3
19 1 1 1 2 2 3 3 2 2 1 18 2
20 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 20 1
21 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 20 1
22 1 1 1 2 1 3 3 2 1 1 16 2
23 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 20 1
24 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 20 2
25 1 1 1 2 1 3 3 2 2 1 17 2
26 2 1 1 2 2 3 3 2 2 1 19 2
27 1 1 1 2 1 3 3 2 2 1 17 2
28 1 2 1 2 2 3 3 2 2 1 19 2
29 1 1 1 2 2 3 3 2 1 1 17 2
30 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 20 2
31 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 20 1
32 2 2 0 1 1 1 1 1 1 1 11 3
33 1 1 1 2 2 3 3 2 1 1 17 2
34 1 1 1 2 2 3 3 2 2 1 18 2
35 1 2 1 2 2 3 3 2 2 1 19 2
36 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 20 1
37 1 2 1 2 2 3 3 2 2 1 19 2
38 1 1 1 2 1 3 3 2 2 1 17 2
39 2 2 0 1 1 1 1 1 1 1 11 3
40 1 1 1 2 2 3 3 2 2 1 18 2
85
85
41 1 1 1 2 2 3 3 2 2 1 18 2
42 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 20 1
43 1 1 1 2 2 3 2 2 2 1 17 2
44 1 1 1 2 2 3 3 2 2 1 18 2
45 1 1 1 2 1 3 3 2 1 1 16 3
46 2 1 1 1 2 3 3 2 2 1 18 2
47 1 1 1 1 1 3 3 2 2 1 16 2
48 1 1 1 1 2 3 3 2 2 1 17 2
49 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 20 1
50 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 20 1
51 1 1 1 1 1 3 3 2 1 1 15 2
52 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 20 1
53 1 1 1 1 2 3 3 2 2 1 17 2
54 2 1 1 2 2 3 3 2 1 1 18 2
55 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 20 1
56 1 1 1 1 2 3 3 2 2 1 17 2
57 1 1 1 1 1 3 3 2 2 1 16 2
58 1 1 1 1 2 3 3 2 2 1 17 2
59 1 1 1 1 2 3 3 2 2 1 17 2
60 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 20 1
61 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 20 1
62 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 20 1
63 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 20 1
64 1 1 1 2 1 3 3 2 1 1 16 2
65 1 1 1 1 2 3 3 2 2 1 17 2
66 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 20 1
67 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 20 1
68 1 1 1 2 2 3 3 2 1 1 17 2
69 1 1 1 2 2 3 3 2 2 1 18 2
70 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 20 1
71 1 1 1 1 2 3 3 2 2 1 17 2
Jumlah 106 107 67 125 126 206 204 138 128 71
Rata-rata
1,4
9
1,5
0
0,9
4
1,7
6
1,7
7
2,9
0
2,8
7
1,9
4
1,8
0
Kriteria :
20 : Mandiri
12 – 19 : Ketergantungan ringan (A)
9 – 11 : Ketergantungan sedang (B)
5 – 8 : Ketergantungan Berat (D)
0 – 4 : Ketergantungan total (C)
Rata-rata per parameter :
Mandi : 1,4
Berpakaian : 1,9
Toileting : 1,7
Transfering : 2,5
Kontinensia : 1,5
Makan : 1,8
86
86
Lampiran 8
Frequencies
Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 60-65 th 45 63.4 63.4 63.4
66-70 21 29.6 29.6 93.0
71-75 5 7.0 7.0 100.0
Total 71 100.0 100.0
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki-laki 28 39.4 39.4 39.4
Perempuan 43 60.6 60.6 100.0
Total 71 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TS 12 16.9 16.9 16.9
SD 37 52.1 52.1 69.0
SMP 13 18.3 18.3 87.3
SMA 9 12.7 12.7 100.0
Total 71 100.0 100.0
pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak bekerja 41 57.7 57.7 57.7
Wiraswasta 3 4.2 4.2 62.0
Petani 27 38.0 38.0 100.0
Total 71 100.0 100.0
87
87
Frequencies
Dukungan Keluarga
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 30 42.3 42.3 42.3
Cukup 36 50.7 50.7 93.0
Kurang 5 7.0 7.0 100.0
Total 71 100.0 100.0
Kemandirian ADL (Activities Daily Living)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Mandiri 24 33.8 33.8 33.8
Ketergantungan
Ringan 42 59.2 59.2 93.0
Ketergantungan
Sedang 5 7.0 7.0 100.0
Total 71 100.0 100.0
Crosstabs
88
88
Crosstabs
Dukungan Keluarga * Kemandirian ADL Crosstabulation
Kemandirian ADL
Total 1 2 3
Dukunga
n
Keluarga
1 Count 13 17 0 30
% within dk 43.3% 56.7% .0% 100.0%
% within adl 54.2% 40.5% .0% 42.3%
% of Total 18.3% 23.9% .0% 42.3%
2 Count 10 23 3 36
% within dk 27.8% 63.9% 8.3% 100.0%
% within adl 41.7% 54.8% 60.0% 50.7%
% of Total 14.1% 32.4% 4.2% 50.7%
3 Count 1 2 2 5
% within dk 20.0% 40.0% 40.0% 100.0%
% within adl 4.2% 4.8% 40.0% 7.0%
% of Total 1.4% 2.8% 2.8% 7.0%
Total Count 24 42 5 71
% within dk 33.8% 59.2% 7.0% 100.0%
% within adl 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 33.8% 59.2% 7.0% 100.0%
Correlations
dk adl
Spearman's rho dk Correlation Coefficient 1.000 .261*
Sig. (2-tailed) . .028
N 71 71
adl Correlation Coefficient .261* 1.000
Sig. (2-tailed) .028 .
N 71 71
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 9
JADWAL PELAKSANAAN SKRIPSI 2019
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES ICME JOMBANG
No. Kegiatan
Tabel
Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 2 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 Pendaftaran skripsi
2 Bimbingan Proposal
3 Pendaftaran Ujian Proposal
4 Ujian Proposal
5 Revisi Proposal
6 Pengambilan dan Pengumpulan Data
7 Bimbingan Hasil
8 Pendaftaran ujian sidang
9 ujian Sidang
10 Revisi Skripsi
11 Penggandakan dan pengumpulan Skripsi
89