76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN YANG MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI FLASH PADA POKOK BAHASAN PECAHAN SEDERHANA PADA SISWA KELAS III D SLB D YPAC SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : Kukuh Imanda Sabrang K5108073 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juni 2012

SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI

PEMBELAJARAN YANG MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI FLASH

PADA POKOK BAHASAN PECAHAN SEDERHANA PADA SISWA

KELAS III D SLB D YPAC SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh :

Kukuh Imanda Sabrang

K5108073

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juni 2012

Page 2: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI

PEMBELAJARAN YANG MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI FLASH

PADA POKOK BAHASAN PECAHAN SEDERHANA PADA SISWA

KELAS III D SLB D YPAC SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh :

Kukuh Imanda Sabrang

K5108073

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Luar Biasa

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juni 2012

Page 4: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Kukuh Imanda Sabrang. PENINGKATAN PRESTASI BELAJARMATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN YANG MENGGUNAKANMEDIA ANIMASI FLASH PADA POKOK BAHASAN PECAHANSEDERHANA PADA SISWA KELAS III D SLB D YPAC SURAKARTATAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2012.

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan prestasi belajar matematika melaluipembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahansederhana pada siswa kelas III D YPAC Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

Pendekatan penelitian ini adalah menggunakan pendekatan PenelitianTindakan Kelas (Classroom Action Research). Subyek dalam penelitian ini adalahanak kelas III D tuna daksa SLB YPAC Surakarta yang berjumlah lima siswa. Teknikpengumpulan data menggunakan observasi, tes, dan dokumen. Teknik analisis datamenggunakan deskriptif komparatif.

Penelitian ini diadakan dalam dua siklus dengan indikator keberhasilan adalahsemua siswa dapat memenuhi nilai KKM, yaitu 60. Hasil penelitian ini adalahmeningkatnya prestasi belajar matematika melalui pembelajaran menggunakan mediaanimasi flash pada pokok bahasan pecahan sederhana pada anak tuna daksa kelas IIID SLB D YPAC. Nilai tes prestasi belajar matematika semua siswa mengalamipeningkatan pada setiap siklus. Prosentase kenaikan siklus I ke siklus II yaitu 26%.Selain itu, siswa menjadi lebih aktif bertanya sehingga tercipta suatu kegiatanpembelajaran yang akrif dan menyenangkan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan penggunaan media animasiflash dapat meningkatkan prestasi belajar pada pembelajaran matematika pokokbahasan pecahan sederhana pada anak tuna daksa kelas III D SLB D YPAC TahunAjaran 2011/2012.

Kata Kunci : Prestasi Belajar Matematika, Animasi Flash, Tuna Daksa

Page 7: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Kukuh Imanda Sabrang. THE INCREASING OF MATHEMATICSLEARNING ACHIEVEMENT THROUGH FLASH ANIMATION LEARNINGMEDIA ON THE SIMPLE FRACTION MATERIAL ON 3rd CLASSSTUDENTS OF SLB D YPAC SURAKARTA OF 2011/ 2012 SCHOOL YEAR.Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret UniversitySurakarta, June 2012.

The aim of this study is to increase the mathematics learning achievementthrough a learning that uses flash animation media on the simple fraction material on3rd grade students D of YPAC Surakarta of 2011/ 2012 school year.

The research approach used in this study is Classroom Action Research. Thesubject of this study is 3rd class disabled students of SLB D YPAC Surakarta, whichconsists of five students. The data collecting technique used in this study areobservation, testing, and documentation. The data analysis technique used iscomparative descriptive.

This study is administered in two cycles with a success indicator that everystudent is able to fulfill the Minimum Passing Criteria (KKM), which is 60. Theresult of this study is the increasing of mathematics learning achievement through alearning that uses flash animation media on the simple fraction material on 3rd gradeDisabled students of D SLB YPAC. The testing marks of mathematics learningachievement for each student increases on every cycle. The raise percentage fromCycle I to Cycle II is 26%. Besides that, the students become more active to ask somequestions, which results in the establishment of an active and enjoyable learningactivity.

Based on the result of this study, it can be concluded that the using of flashanimation media can improve the learning achievement on mathematics on the simplefraction material on 3rd class disabled students of SLB D YPAC on 2011/ 2012 schoolyear.

Keyword : Mathematics Learning Achievement, Flash Animation, Disabled Students.

Page 8: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

Cacat atau tidak bukanlah ukurankemampuan seseorang

(Dikutip dari buku Prof.Dr.Soeharso tentang rehabilitasi anak

cacat)

Page 9: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Seiring syukurku pada-Mu YA ALLAH, ku persembahkan karya ini untuk:

Bapak dan Ibu tercinta

Beliau yang selalu memberikan segalanya,

mendoakanku tiada henti dan kasih sayang tiada batas untuk keberhasilanku.

Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz, Budi, Luly, Riska, dan Mbak pita

tersayang. Canda kalian yang selalu berikan ku kecerian dan semangat disetiap aku

terpuruk.

Rekan-rekan PPL di SLB D YPAC: Ina, Rosida, Tia, Lina, Vitria, Dewi, Dian

dan wiwit

Teman-teman PLB angkatan 2008

Murud-muridku tercinta di SLB D YPAC Surakarta

Almamater

Page 10: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

rahmat dan berkah-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan, untuk memenuhi

sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian

penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-

kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya,

disampaikan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatulah, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ijin

penelitian guna menyusun skripsi ini

2. Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si, Pembantu Dekan 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ijin

penelitian guna menyusun skripsi ini

3. Drs. Amir Fuady, M.Hum, Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ijin

penelitian guna menyusun skripsi ini.

4. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd, Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP UNS

Surakarta, yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi.

5. Drs. Hermawan, M.Si, Ketua Program Studi Pendidikan luar Biasa FKIP UNS

yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi. Sekaligus Pembimbing

Akademik yang telah memberikan bimbingan serta pengarahan.

6. Priyono, S. Pd, M. Si, Sekretaris Program Studi Pendidikan Luar Biasa.

7. Drs. Maryadi, M.Ag, Pembimbing I yang dengan sabar telah memberikan

bimbingan, pengarahan dan dorongan selama penulis menyelesaikan skripsi ini

Page 11: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

8. Sugini, M.Pd, Pembimbing II yang dengan sabar telah memberikan bimbingan,

pengarahan dan dorongan selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

9. Dr. Tundjung Hanurdaya, M. Si, Ketua pengurus yayasan YPAC Surakarta yang

telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

10. Drs. Mugiyono, Kepala SLB Tunadaksa YPAC Surakarta yang telah memberikan

izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

11. Dra. Khairunisyak, selaku Guru Kelas III D SLB D YPAC Surakarta yang selalu

meluangkan waktu guna terselesaikannya penelitian.

12. Siswa-siswi kelas III D SLB D YPAC Surakarta yang telah membantu pelaksanaan

penelitian dan menerima penulis dengan senang hati.

13. Segenap Bapak/ Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Luar Biasa yang telah

memberikan bekal ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

14. Berbagai pihak yang telah membantu penulis demi lancarnya penulisan skripsi ini

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penyusunan skripsi ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, namun

penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan karena keterbatasan

penulis. Dengan segala rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan dan juga dunia pragmatika.

Surakarta, 28 Juni 2012

Penulis

Page 12: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN.......................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK.................................................................................. vi

HALAMAN ABSTRACT........................................................................ ....... vii

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Tentang Anak Tuna Daksa

a. Pengertian Anak Tuna Daksa ....................................... 6

b. Karakteristik Anak Tuna Daksa ................................... 7

2. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar ........................................... 11

Page 13: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

b. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Anak

Tuna Daksa ................................................................... 12

3. Tinjauan Tentang Pembalajaran Matematika

a. Pengertian Pembelajaran Matematika .......................... 16

b. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika Untuk

Anak Tuna Daksa ......................................................... 16

c. Ruang Lingkup Matematika bagi Tuna daksa .............. 18

d. Prestasi Belajar Anak Tuna Daksa ............................... 18

4. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran ................................... 20

b. Fungsi Media Pembelajaran bagi Anak Tuna Daksa.... 20

c. Pengertian Media Animasi Flash.................................. 23

d. Kelebihan Media Animasi Flash .................................. 23

e. Media Animasi Flash Dalam Pembelajaran

Anak Tuna Daksa ......................................................... 24

B. Kerangka Berfikir ...................................................................... 26

C. Hipotesis Tindakan .................................................................... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian ..................................................................... 28

B. Subjek Penelitian ..................................................................... 29

C. Pendekatan Penelitian ................................................................ 29

D. Data dan Sumber Data ............................................................... 30

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 31

F. Validitas Data ............................................................................ 33

G. Teknik Analisis Data ................................................................. 34

H. Indikator Kinerja......................................................................... 34

I. Prosedur Penelitian .................................................................... 34

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pra Tindakan .............................................................. 39

Page 14: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

B. Deskripsi Hasil Tindakan

1. Siklus I................................................................................... 41

2. Siklus II................................................................................. 45

3. Perbandingan Antar Siklus .................................................... 49

C. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 51

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................ 55

B. Implikasi .................................................................................... 55

C. Saran .......................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 57

Page 15: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Rincian Kegiatan dan Waktu Penelitian........................................... 27

Tabel 3.2 Daftar Subjek Penelitian................................................................... 28

Tabel 3.3 Indikator kerja.................................................................................. 33

Tabel 4.1 Nilai Tes Awal................................................................................. 39

Tabel 4.2 Nilai Tes Siklus I.............................................................................. 48

Tabel 4.3 Nilai Tes Siklus II............................................................................. 49

Tabel 4.4 Perbandingan Nilai Prestasi Belajar Matematika Siswa

pada Tes awal, Siklus I dan Siklus II............................................... 50

Page 16: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Skema 2.1 Alur kerangka berfikir................................................................... 25

Skema 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas.............................................. 29

Grafik 4.1 Nilai Tes Awal............................................................................... 39

Grafik 4.2 Nilai Tes Siklus I............................................................................ 49

Grafik 4.3 Nilai Tes Siklus II.......................................................................... 50

Grafik 4.4 Perbandingan Nilai Prestasi Belajar Matematika Siswa

pada Tes awal, Siklus I dan Siklus II............................................ 51

Page 17: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Kisi-kisi Soal Tes Awal............................................................................. 61

2. Soal Tes Awal............................................................................................ 62

3. Kisi-kisi Soal Tes Akhir............................................................................. 65

4. Soal Tes Akhir............................................................................................ 66

5. Instrumen Observasi Siswa........................................................................ 69

6. Instrumen Observasi Peneliti..................................................................... 70

7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran........................................................... 71

8. Daftar Presensi Siklus I.............................................................................. 82

9. Daftar Presensi Siklus II............................................................................. 83

10. Contoh Hasil Tes Siswa Siklus I................................................................. 84

11. Contoh Hasil Tes Siswa Siklus II................................................................ 85

12. Data Hasil Tes Siswa Siklus I...................................................................... 86

13. Data Hasil Tes Siswa Siklus II.................................................................... 87

14. Foto Pembelajaran Pratindakan................................................................... 88

15. Foto Pembelajaran Siklus I......................................................................... 89

16. Foto Pembelajaran Siklus II....................................................................... 90

17. Hasil Observasi Siswa Pada Kondisi Awal................................................ 91

18. Hasil Observasi Siswa Pada Siklus I.......................................................... 92

19. Hasil Observasi Siswa Pada Siklus II......................................................... 93

20. Surat Permohonan Izin Penyusunan Skripsi............................................... 94

21. Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Izin Penyusunan Skripsi................ 95

22. Surat Permohonan Izin Penelitian............................................................... 96

23. Surat Keterangan Mengadakan Penelitian.................................................. 98

Page 18: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam pasal 15 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, secara jelas

dinyatakan bahwa: “Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan

untuk peserta didik yang berkelainan misalnya tuna netra, tuna rungu, tuna daksa

atau untuk peserta didik yang mempunyai kecerdasan yang luar biasa.

Penyelenggaraan pendidikan khusus dilaksanakan secara berkelompok (inklusif)

atau berupa satu khusus pada tingkat dasar dan menengah.” Dan UU sisdiknas

tahun 2003 pasal 32, ayat 1 mengenali jenis anak berkebutuhan khusus dimana

anak Tunadaksa termasuk salah satu didalamnya. Muslim dan Sugiarmin (2007)

mengemukakan bahwa “salah satu kebutuhan tunadaksa adalah memperoleh

pendidikan baik ke pendidikan umum atau khusus merupakan usaha untuk

memenuhi kebutuhan akan pendidikannya”(hlm.7-9). Pendidikan luar biasa,

merupakan salah satu bentuk pendidikan yang khusus bagi tunadaksa.

Pengertian tuna daksa menurut Heward dan Orlansky

“Disabled children are children who have certain abnormalities in the bones,

muscles, joints or areas, either inborn or acquired later, resulting in disruption

of normal body functions”(1988: 38) yang berarti anak tuna daksa adalah anak

yang memiliki kelainan tertentu pada bagian tulang, otot, ataupun daerah

persendian, baik yang dibawa sejak lahir maupun yang diperoleh kemudian

sehingga mengakibatkan terganggunya fungsi tubuh secara normal. “Pada

umumnya anak tunadaksa mengalami gangguan perkembangan motorik dan

mobilitas, intelegensi, baik secara sebagian maupun secara keseluruhan. Salah

satu kendala yang dialami anak tunadaksa adalah hambatan fisik” (Somantri,

2007: 126). Hal ini didukung hasil survey Mackie yang diadakan tahun 1932-1942

di Amerika Serikat dan Hawaii, diketahui dari 16.696 anak tunadaksa yang

diteliti, 14.717 atau 82,2 % mempunyai kelainan/hambatan fisik.

Hambatan fisik bukan satu-satunya gangguan pada anak tuna daksa,

terdapat juga gangguan lain berupa gangguan persepsi. “Persepsi merupakan

Page 19: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

jembatan penghubung antara sensasi dengan proses berpikir” (Efendi, 2005: 129).

Berdasarkan kenyataan ketika PPL, proses pembelajaran anak tunadaksa di SLB

D YPAC Surakarta juga sering mengalami gangguan konsentrasi yang

menyebabkan prestasi belajar matematikanya kurang memuaskan, hal ini

dikarenakan proses belajar yang kurang menarik bagi anak, padahal menurut

Gagne “ada lima jenis belajar yaitu informasi verbal, kemahiran intelektual,

pengaturan kegiatan kognitif, keterampilan motorik, sikap” (Winkle, 2009: 111).

Sehingga dalam proses belajar harus terdapat lima komponen jenis belajar diatas

dalam penerapannya, dan prestasi belajar anak dapat meningkat melalui

pengetahuannya.

Pengetahuan diperoleh melalui beberapa proses yaitu : persepsi, memori,

pemunculan ide-ide, evaluasi, dan penalaran. Pada anak pada umumnya

dibutuhkan persepsi, memori dan penalaran dalam penguasaan matematika dalam

suatu pembelajaran. Matematika seperti yang tercantum dalam Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan (2003) merupakan suatu bahan kajian yang memiliki

objek abstrak dan dibangun melalui melalui proses penalaran deduktif, yaitu

kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya

sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan

jelas.

Matematika pada umumnya sangat dicemaskan oleh banyak anak

dikarenakan banyak berhubungan dengan angka-angka atau rumus-rumus.

Padahal menurut penelitian Sherman dan Wither (1998) “Mathematics anxiety

does cause a deterioration of mathematical achievement” yang berarti kecemasan

matematika tidak menyebabkan kemerosotan prestasi matematika. Dalam

pembelajaran matematika agar mudah dimengerti oleh siswa, proses penalaran

induktif dapat dilakukan pada awal pembelajaran dan kemudian dilanjutkan

dengan proses penalaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah

dimiliki oleh siswa.

Pengajaran matematika akan bisa disebut berjalan dan berhasil dengan

baik, manakala ia mampu mengubah diri peserta didik selama ia terlibat di dalam

proses pengajaran itu, dan dapat dirasakan manfaatnya secara langsung. Namun,

Page 20: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

fakta dilapangan membuktikan bahwa metode ceramah dari guru hanya berjalan

satu arah dan guru hanya menerapkan konsep saja. Suharta (2001) berpendapat

bahwa dalam pembelajaran matematika selama ini, dunia nyata hanya dijadikan

tempat mengaplikasikan konsep. Siswa mengalami kesulitan belajar matematika

di kelas. Akibatnya, siswa kurang menghayati atau memahami konsep-konsep

matematika, dan siswa mengalami kesulitan untuk mengaplikasikan matematika

dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, perlu menerapkan kembali konsep

matematika yang telah dimiliki anak pada kehidupan sehari-hari atau pada bidang

lain sangat penting dilakukan.

Proses pembelajaran matematika di SLB D YPAC Surakarta pada

umumnya berjalan dengan lancar. Namun, Hasil belajar pada mata pelajaran

matematika anak tuna daksa hanya mencapai rata-rata KKM yaitu berkisar 60

sampai 65 saja. Permasalahannya adalah proses penerapan konsep itu sendiri

kepada anak tuna daksa dan proses pengaplikasian matematika dalam kehidupan

sehari-hari. Pembelajaran matematika pada kompetensi dasar pecahan sederhana

di kelas 3 D di SLB D YPAC Surakarta mempunyai kendala yaitu pengaplikasian

konsep pecahan terhadap siswa. Hal ini disebabkan karena konsentrasi belajar

siswa yang rendah dan media yang kurang menarik bagi siswa.

Pembelajaran pada masing-masing bidang studi memerlukan media yang

sesuai, karena faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran antara

lain belum dimanfaatkannya sumber belajar secara maksimal, baik oleh guru

maupun oleh peserta didik (Mulyasa, 2005). Hal ini dibuktikan menurut penelitian

Sutjiono (2005) yang menyimpulkan bahwa semua guru sepakat bahwa media itu

perlu dalam pembelajaran. Kalau sampai hari ini masih ada guru yang belum

menggunakan media, itu hanya perlu satu hal yaitu perubahan sikap. Dalam

memilih media, perlu disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi masing-

masing. Dengan perkataan lain, media yang terbaik adalah media yang ada.

Terserah kepada guru bagaimana ia dapat mengembangkannya secara tepat dilihat

dari isi, penjelasan pesan dan karakteristik siswa.

Media Animasi flash merupakan salah satu media yang cocok dengan anak

tunadaksa. Karena berdasarkan kenyataannya, media animasi flash yang berupa

Page 21: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

audio visual ini dapat menarik minat anak dalam belajar. Anak pun semakin

antusias untuk mengikuti proses pembelajaran dikelas. Hal ini dibuktikan oleh

penelitian Saputro (2010) yang menyimpulkan bahwa “aplikasi flash dalam

pembelajaran matematika ini dapat dijadikan sarana untuk mempermudah guru

dalam proses belajar mengajar dan pelengkap dalam proses belajar mengajar

karena cukup interaktif dan menarik siswa”. Sehingga melalui media Animasi

flash ini diharapkan anak lebih memahami materi dan berpengaruh terhadap

prestasi belajar matematika.

Berdasarkan pengamatan dan observasi peneliti di SLB D YPAC

Surakarta, prestasi belajar pada kompetensi dasar pecahan sederhana kurang

memuaskan karena guru masih menggunakan metode konvensional yaitu

ceramah.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka peneliti tertarik mengadakan

penelitian dengan judul “ Peningkatan prestasi belajar matematika melalui

pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan

pecahan sederhana pada siswa kelas III D YPAC Surakarta Tahun Pelajaran

2011/2012”.

B. Rumusan Masalah

Untuk memberikan arah penelitian yang jelas dan operasional

berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah “Apakah pembelajaran

yang menggunakan media animasi flash dapat meningkatkan prestasi belajar

matematika pada pokok bahasan pecahan sederhana pada siswa kelas III D YPAC

Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012?”.

Page 22: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam Penelitian ini adalah untuk

meningkatkan prestasi belajar matematika melalui pembelajaran yang

menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan sederhana

pada siswa kelas III D YPAC Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

D. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian upaya meningkatkan prestasi belajar matematika

pokok bahasan pecahan sederhana melalui media animasi flash, mampu

memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi, termasuk dalam

menerapkan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan sederhana

pada anak tuna daksa.

b. Memberikan alternatif pemilihan media serta cara menggunakannya

sesuai dengan kondisi atau karakteristik anak tuna daksa.

2. Bagi Siswa

a. Siswa tuna daksa lebih tertarik karena pembelajaran tersebut dikemas

sesuai dengan karakteristik siswa yang bersangkutan.

b. Dengan penelitian ini memberikan manfaat bagi siswa yaitu siswa tuna

daksa mendapat pelayanan pendidikan yang efektif, aktif dan

menyenangkan sesuai dengan konsep PAIKEM dalam pembelajaran

yang menggunakan media animasi flash yang didemonstrasikan kepada

siswa melalui indra penglihatan dan indra pendengarannya.

Page 23: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Tentang Anak Tuna Daksa

a. Pengertian Anak Tuna Daksas

Anak tunadaksa sering disebut dengan istilah anak cacat tubuh,

cacat fisik, dan cacat ortopedi. Istilah tunadaksa berasal dari kata “tuna”

yang berarti rugi atau kurang dan ”daksa” yang berarti tubuh. Tunadaksa

adalah anak yang memiliki anggota tubuh tidak sempurna, sedangkan

istilah cacat tubuh dan cacat fisik dimaksudkan untuk menyebut anak

cacat pada anggota tubuhnya, bukan cacat indranya. Selanjutnya istilah

cacat ortopedi terjemahan dari bahasa Inggris orthopedically

handicapped. Orthopedic mempunyai arti yang berhubungan dengan

otot, tulang, dan persendian. Dengan demikian, cacat ortopedi

kelainannya terletak pada aspek otot, tulang dan persendian atau dapat

juga merupakan akibat adanya kelainan yang terletak pada pusat pengatur

sistem otot, tulang dan persendian. Menurut Somantri (2007) “tuna daksa

adalah suatu keadaan rusak atau terganggu sebagai akibat gangguan

bentuk atau hambatan pada tulang, otot dan sendi dalam fungsinya yang

normal. Kondisi ini dapat disebabkan olah penyakit, kecelakaan, atau

dapat juga disebabkan oleh pembawaan sejak lahir”(hlm.126).

Pendapat lain menyatakan bahwa “Disabled children are children

who have certain abnormalities in the bones, muscles, joint or areas,

either inborn or acquired later, resulting in disruption of normal body

functions” yang berarti anak tuna daksa adalah anak yang memiliki

kelainan tertentu pada bagian tulang, otot, ataupun daerah persendian,

baik yang dibawa sejak lahir maupun yang diperoleh kemudian sehingga

mengakibatkan terganggunya fungsi tubuh secara normal (Heward dan

Orlansky, 1988:38). Efendi (2006) juga menyatakan bahwa “anak tuna

daksa adalah ketidakmampuan anggota tubuh untuk melaksanakan

fungsinya disebabkan oleh berkurangnya kemampuan anggota tubuh

Page 24: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

untuk melaksanakan fungsi secara normal akibat luka, penyakit atau

pertumbuhan yang tidak sempurna” (hlm.114).

Melalui pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

Anak tunadaksa adalah anak yang mengalami kelainan atau kecacatan

pada sistem otot, tulang, dan persendian karena kecelakaan, congenital,

dan atau kerusakan otak yang dapat mengakibatkan gangguan gerak,

kecerdasan, komunikasi, koordinasi, perilaku dan adaptasi, sehingga

mereka memerlukan pendidikan khusus.

b. Karakteristik Anak Tuna Daksa

Karakteristik Anak Tuna Daksa, mempengaruhi kemampuan

penyesuaian diri dengan lingkungan, kecenderungan untuk bersifat pasif.

Anak tuna daksa memiliki sedikit karakteristik yang berbeda dengan

anak pada umumnya Karakteristik anak tuna daksa menurut Smith (2006)

adalah

“The characteristics of students with physical or health disabilitiesare as unique to the individuals as the conditions that created theirspecial needs. The health care needs of some children are soconsuming that everything else becomes secondary. Other students,such as some with physical disabilities, require substantial alterationsto the physical environment, so that learning is accessible to them, butare quite similar to their typical classmates in many learningcharacteristics. For still others, their health situation requires intensespecial accommodations at some points in time, but less so at othertimes”(hlm.88).

Yang berarti karakteristik siswa penyandang hambatan fisik adalah

keadaan yang menyebabkan mereka memerlukan layanan kebutuhan

khusus. Beberapa anak sangat memerlukan perawatan kesehatan

sehingga segala sesuatu menjadi sekunder. Beberapa siswa yang

memiliki hambatan fisik memerlukan perubahan besar terhadap

lingkungan fisiknya, sehingga pembelajaran dapat diakses oleh siswa.

Karakteristik belajar anak yang memiliki hambatan fisik sebenarnya

cukup sama dengan prestasi belajar anak pada umumnya. Namun, ada

beberapa siswa yang mengalami hambatan fisik ini

Page 25: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

membutuhkan akomodasi kesehatan khusus yang intens di beberapa

titik dalam waktu tertentu.

Menurut Astati (2009) karakteristik anak tuna daksa ada 3 yaitu:

1) Karakteristik akademik meliputi kecerdasan, kemampuan persepsi,

kognisi dan simbolisasi anak tunadaksa dengan kelainan pada sistem

otot dan rangka tidak mengalami gangguan sehingga mereka dapat

belajar bersama dengan normal. Anak tunadaksa yang mengalami

kelainan pada sistem cerebral, karakteristik akademiknya mengalami

gangguan sehingga mereka mengalami kesulitan dalam menerima

pelajaran dan prestasi akademiknya rendah. Karakteristik akademik

anak tuna daksa dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Keadaan kecerdasan anak tuna daksa sangat erat kaitannya

dengan IQ mereka (Somantri, 2007). Berikut ini adalah keadaan

IQ anak tuna daksa yaitu :

(1) IQ mereka berkisar (range) antara 35-138

(2) Rata-rata (mean) IQ mereka adalah 84

(3) Rata-rata IQ untuk anak polio tertinggi yaitu 103

(4) Rata-rata IQ untuk anak TBC yaitu 88

(5) Rata-rata IQ untuk anak cacat conginental yaitu 61

(6) Rata-rata IQ untuk anak spastic yaitu 69

(7) Rata-rata IQ untuk anak cacat pada pusat syaraf yaitu 74

b) Kemampuan persepsi anak tuna daksa merupakan jembatan

yang menghubungkan antara sensasi dengan proses berpikir

(Efendi, 2006). Kelainan persepsi terjadi karena saraf

penghubung dan jaringan saraf ke otak mengalami kerusakan

sehingga proses persepsi yang dimulai dari stimulus merangsang

alat maka diteruskan ke otak oleh saraf sensoris, kemudian ke

otak (yang bertugas menerima dan menafsirkan, serta

menganalisis) mengalami gangguan. Gangguan persepsi inilah

yang mengakibatkan performasi yang lemah sekali pada anak

Page 26: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

tuna daksa dalam merespons pada sebagian tugas-tugas

perceptual visual dan motorvisual.

c) Keadaan perkembangan kognitif anak tuna daksa mengalami

hambatan dalam berkomunikasi, persepsi maupun control

geraknya (Efendi, 2006). Hambatan dalam berkomunikasi,

persepsi maupun control geraknya ini berpengaruh terhadap

kegiatan eksplorasi lingkungan anak secara wajar, hal ini

mengurangi stimulus yang diterima oleh anak tuna daksa yang

berdampak pada perkembangan kognitifnya (Somantri, 2007).

Kelainan persepsi terjadi karena saraf penghubung dan jaringan

saraf ke otak mengalami kerusakan sehingga proses persepsi

yang dimulai dari stimulus merangsang alat maka diteruskan ke

otak oleh saraf sensoris, kemudian ke otak (yang bertugas

menerima dan menafsirkan, serta menganalisis) mengalami

gangguan. Kemampuan kognisi terbatas karena adanya

kerusakan otak sehingga mengganggu fungsi kecerdasan,

penglihatan, pendengaran, bicara, rabaan, dan bahasa, serta

akhirnya anak tersebut tidak dapat mengadakan interaksi dengan

lingkungannya yang terjadi terus menerus melalui persepsi

dengan menggunakan media sensori (indra). Gangguan pada

simbolisasi disebabkan oleh adanya kesulitan dalam

menerjemahkan apa yang didengar dan dilihat. Kelainan yang

kompleks ini akan mempengaruhi prestasi akademiknya.

2) Karakteristik sosial/emosional anak tuna daksa bermula dari konsep

diri anak yang merasa dirinya cacat, tidak berguna, dan menjadi

beban orang lain yang mengakibatkan mereka malas belajar, bermain

dan perilaku salah suai lainnya. Kehadiran anak yang tidak diterima

oleh orang tua dan disingkirkan dari masyarakat akan merusak

perkembangan pribadi anak. Kegiatan jasmani yang tidak dapat

dilakukan oleh anak tunadaksa dapat mengakibatkan timbulnya

problem emosi, seperti mudah tersinggung, mudah marah, rendah

Page 27: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

diri, kurang dapat bergaul, pemalu, menyendiri, dan frustrasi.

Problem emosi seperti itu, banyak ditemukan pada anak tunadaksa

dengan gangguan sistem cerebral. Oleh sebab itu, tidak jarang dari

mereka tidak memiliki rasa percaya diri dan tidak dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Karakteristik

sosial/emosional meliputi komunikasi dengan lingkungannya,

pergaulan, penyesuaian diri dan kestabilan emosi anak tunadaksa

mengalami hambatan. Hal ini disebabkan oleh konsep diri anak

tunadaksa yang negatif terhadap kecacatannya serta respons

masyarakat yang belum positif dan sikap orang tua yang cenderung

over protective sehingga mempengaruhi penyesuaian sosialnya

(Efendi, 2006). Sehingga ketergantungan dan rasa cemas dalam

menghadapi lingkungan yang tidak dikenalnya dipengaruhi oleh

sikap orang tua yang terlalu melindungi dan respons sosial

masyarakat sehingga menyebabkan terganggunya perkembangan

kehidupan emosi anak tuna daksa (Somantri, 2007).

3) Karakteristik fisik/kesehatan anak tunadaksa biasanya selain

mengalami cacat tubuh adalah kecenderungan mengalami gangguan

lain, seperti sakit gigi, berkurangnya daya pendengaran, penglihatan,

gangguan bicara, dan lain-lain. Kelainan tambahan itu banyak

ditemukan pada anak tunadaksa sistem cerebral. Gangguan bicara

disebabkan oleh kelainan motorik alat bicara (kaku atau lumpuh),

seperti lidah, bibir, dan rahang sehingga mengganggu pembentukan

artikulasi yang benar. Akibatnya, bicaranya tidak dapat dipahami

orang lain dan diucapkan dengan susah payah. Mereka juga

mengalami aphasia sensoris, artinya ketidakmampuan bicara karena

organ reseptor anak terganggu fungsinya, dan aphasia motorik, yaitu

mampu menangkap informasi dari lingkungan sekitarnya melalui

indra pendengaran, tetapi tidak dapat mengemukakannya lagi secara

lisan. Hal ini berpengaruh pada usaha anak tuna daksa untuk

Page 28: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

mengaktualisasikan dirinya secara utuh terhadap berbagai aspek

dalam kehidupannya (Somantri, 2007).

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa

karakteristik anak tuna daksa meliputi karakteristik akademik,

karakteristik fisik/kesehatan, dan karakteristik sosial/emosi.

Karakteristik anak tuna daksa diatas menimbulkan berbagai dampak

yang mempengaruhi kondisi prestasi belajarnya.

2. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar, memiliki pengertian yang beda-beda. Winkel

mengatakan bahwa “ prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan

belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan

belajar sesuai dengan bobot yang dicapainya”(2009:121). Menurut

Tirtonegoro (2001) “Prestasi belajar adalah hasil pengukuran serta

penilaian usaha belajar. Prestasi belajar di sini merupakan tingkat

keberhasilan tertinggi yang telah dicapai”(hlm.43). Sedangkan

Sukmadinata berpendapat bahwa “Prestasi belajar atau achivment

merupakan realisasi dari kecakapan-kecakapan potensial yang dimiliki

seseorang. Prestasi belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik

perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, ketrampilan berfikir

maupun kemampuan motorik” (2004 : 102-103).

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

prestasi belajar merupakan tingkat keberhasilan seseorang dalam

mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai tes atau

angka dalam setiap bidang yang dipelajarinya setelah mengalami proses

belajar mengajar.

Page 29: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

b. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Anak Tuna Daksa

Belajar sebagai proses atau aktivitas dipengaruhi oleh berbagai

faktor-faktor. Menurut Slameto (2010), faktor - faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar yaitu :

1) Faktor Intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang

belajar. Di dalam membicarakan faktor intern ini, akan dibahas

menjadi tiga faktor, yaitu : faktor jasmaniah, faktor psikologis dan

faktor kelelahan.

a) Faktor jasmaniah

(1) Faktor kesehatan

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan

seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang

bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah,

kurang darah ataupun gangguan – gangguan kelainan- kelainan

fungsi alat inderanya serta tubuhnya. Yang termasuk faktor ini

antara lain: penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan

sebagainya (Winkel,2009).

(2) Cacat tubuh

Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang

memiliki hambatan fisik, prestasi belajarnya juga terganggu.

Hal ini berpengaruh pada usaha anak tuna daksa untuk

mengaktualisasikan dirinya secara utuh dalam proses

pembelajarannya (Somantri, 2007). Jika hal ini terjadi,

hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau

diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi

pengaruh kecacatannya itu.

b) Faktor psikologis

(1) Inteligensi

Kecerdasan atau intelegensi merupakan aspek yang berperan

penting dalam proses belajar dan berperan besar dalam

menentukan keberhasilan dalam proses belajar. Siswa yang

Page 30: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

memiliki kecerdasan normal atau di atas normal, akan dengan

mudah memahami materi pelajaran. Siswa tersebut sangat

berpotensi mendapatkan prestasi yang bagus dalam proses

belajar (Ahira, 2008). Faktor inteligensi pada subjek, meskipun

dalam tingkat rata-rata, ternyata tidak optimal jika tidak

didukung aspek kepribadian dan lingkungan. Siswa yang

mempunyai tingkat kecerdasan yang sedang namun

menunjukkan prestasi belajar yang buruk karena adanya

umpan balik yang tidak mendukung. Hal ini menunjukkan

perlunya kajian yang lebih mendalam terhadap aspek

kepribadian dan lingkungan agar siswa dapat memiliki prestasi

belajar sesuai dengan potensinya (Fahmi, 2003).

(2) Perhatian

Pengaruh perhatian keluarga dan masyarakat terhadap anak

tuna daksa memiliki pengaruh yang sangat besar karena sikap

keluarga dan masyarakat mempengaruhi perkembangan

prestasi belajarnya (Somantri, 2007)

(3) Minat

“Minat belajar anak tuna daksa sama seperti anak pada

umumnya” (Hamalik, 2002:36). Namun, “keadaan cacat tubuh

pada anak tuna daksa inilah yang berpengaruh pada minat anak

tuna daksa dalam proses pembelajarannya” (Somantri,

2007:126).

(4) Bakat

Bakat adalah potensi dasar yang dimiliki oleh manusia. Bakat

merupakan potensi bawaan yang sudah dimiliki manusia sejak

lahir. Ada juga yang mengartikannya dengan aptitute atau

kecakapan. Sebagai potensi dasar ia akan berkembang jika

diasah atau dilatih terus menerus. Seseorang yang memiliki

bakat besar dalam bidang tertentu akan lebih mudah untuk

Page 31: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

berprestasi dibidang tersebut dari pada seseorang yang

memiliki bakat terbatas (Ahira, 2008).

(5) Motivasi

Motivasi adalah dorongan yang kuat atau keinginan kuat untuk

terus melakukan sesuatu. Motivasi belajar yang lahir dari

dalam diri peserta didik adalah modal besar untuk

meningkatkan prestasi belajar (Ahira, 2008). Pada anak tuna

daksa, motivasi dari keluarga dekat, teman, guru serta

masyarakat sangat penting agat timbul rasa semangat dalam

mengikuti proses pembelajarannya disekolah (Efendi, 2006).

c) Faktor kelelahan

Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari

jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya. Pada anak tuna

daksa, khususnya mereka yang mengalami epilepsy sangat dijaga

waktu dalam interaksi belajar agar ia tidak mengalami kelelahan

yang berakibat timbulnya gejala kejang-kejang pada anak (Efendi,

2006).

2) Faktor Ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor

ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah dikelompokkan

menjadi 3 faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor

masyarakat.

a) Faktor Keluarga

Keluarga adalah lingkungan dimana anak pertama kali

memahami sebuah proses belajar. Ia menjadi sekolah pertama

bagi anak-anak. Rumah yang selalu dalam atmosfer belajar akan

memotivasi anak-anak untuk terus aktif belajar. Kemudian

keadaan rumah yang aman, tenang dan nyaman juga akan

memberikan dampak positif bagi prestasi belajar siswa.

Sebaliknya keadaan rumah yang jauh dari atmosfer belajar

cenderung akan membuat anak malas belajar dan ini akan

menurunkan prestasi belajarnya (Ahira, 2008). Demikian juga

Page 32: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

dengan keadaan rumah yang bising, tidak nyaman juga akan

berdampak terhadap turunnya prestasi belajar siswa tuna daksa.

b) Faktor Sekolah

Keadaan sekolah di sini termasuk tenaga pengajar, kurikulum,

fasilitas belajar dan lingkungan sekolah secara keseluruhan.

Sebagai lembaga pendidikan formal sekolah tentu memiliki

sistem belajar yang sudah terprogram. Sistem belajar yang

terlaksana dengan baik dan dilakukan secara sungguh-sungguh

tentu akan berdampak besar bagi kemajuan prestasi belajar

siswa tuna daksa (Ahira, 2008).

c) Faktor Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh

terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena

keberadaannya siswa dalam masyarakat yang meliputi, kegiatan

siswa dalam masyarakat, mass media. teman bergaul, dan

bentuk kehidupan masyarakat (Ahira, 2008). Lingkungan

masyarakat adalah lingkungan lain setelah keluarga yang banyak

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Lingkungan mengajarkan

mereka banyak hal terutama kemampuan dalam berinteraksi

dengan orang lain (mengasah kecerdasan interpersonal).

Lingkungan masyarakat mempengaruhi prestasi belajar anak

tuna daksa melalui proses interaksinya dengan teman-teman

sebaya dan sepermainan. Ketika di lingkungan masyarakat ia

berkumpul dengan anak-anak yang suka belajar, maka ia akan

ikut terpengaruh untuk belajar. Demikian pula sebaliknya

(Somantri, 2007).

Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas, dapat disimpulan

bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ada dua yaitu berasal

dari faktor intern dan ekstern.

Page 33: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

3. Tinjauan Tentang Matematika

a. Pengertian Matematika

Istilah mathematics (Inggris), mathematik (Jerman), mathematique

(Perancis), matematico (Itali), matematiceski (Rusia), atau mathematick

(Belanda) berasal dari perkataan latin mathematica, yang mulanya

diambil dari perkataan Yunani, mathematike, yang berarti “relating to

learning”. Perkataan mathematike berhubungan sangat erat dengan

sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung arti

belajar (berpikir) (Wikipedia,2009). Jadi berdasarkan etimologis,

perkataan matematika berarti “ilmu pengetahuan yang bernalar”

(Suherman, 2003:16). Menurut Abdurrahman, “matematika adalah

bahasa simbolis yang fungsi praktiknya untuk mengekspresikan

hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi

teoritisnya adalah untuk memecahkan masalah”(2003: 254).

Berdasarkan pendapat atas dapat disimpulkan bahwa matematika

merupakan suatu ilmu terstruktur dan terorganisasikan yang mempelajari

tentang sifat, hubungan dan operasi dari suatu bilangan, ukuran, bentuk

dalam berbagai dimensi dan ruang.

b. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika Untuk Anak Tuna

Daksa

Matematika, memiliki fungsi dalam pembelajaran yang berbeda

dengan mata pelajaran lainnya. Fungsi pembelajaran matematika

menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2003) adalah sebagai

berikut : Sebagai salah satu unsur masukan instrumental yang memiliki

obyek dasar berlandaskan kebenaran konsisten dalam system proses

belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Dari tujuan dan

fungsi matematika tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Matematika sangat penting untuk diberikan di sekolah dasar karena

dipandang sebagai alat bantu yang dapat digunakan diberbagai

bidang ilmu dan kehidupan, sehingga diharapkan siswa SD siap

Page 34: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

menghadapi keadaan dalam kehidupan sehari-hari, bekal untuk

mengikuti pendidikan di SLTP.

2) Untuk melatih siswa kearah pola pikir logis, rasional, cermat,

obyektif, kreatif, dan aktif, sehingga diharapkan siswa SD dapat

menyelesaikan masalah dalam kehidupannya sehari-hari secara tepat

dan cermat.

Tujuan pembelajaran matematika untuk anak tuna daksa yang

tercantum dalam BSNP (2006) adalah sebagai berikut:

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan

antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara

luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh

4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan dan masalah

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam

mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam

pemecahan masalah.

Berdasarkan keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa fungsi

dan tujuan pembelajaran matematika adalah membantu ketajaman

berpikir anak secara logis (masuk akal) serta membantu memperjelas

dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Page 35: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

c. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika Untuk Anak Tuna Daksa

Matematika, memiliki rung lingkup yang berbeda dengan mata

pelajaran lainnya. Ruang lingkup materi atau bahan pelajaran matematika

di sekolah dasar menurut Departemen Pendidikan Nasional (2003:)

adalah :

1) Aritmatika

2) Pengantar aljabar

3) Geometri

4) Pengukuran

5) Kajian data dan pengantar statistik

Sedangkan Abdurrahman menyatakan bahwa “bidang studi

matematika yang diajarkan di sekolah dasar mencakup tiga cabang yaitu

“1) Aritmatika (berhitung), 2) Aljabar, dan 3) Geometri”(2003 : 218).

Ruang lingkup Mata pelajaran matematika yang tercantum pada BSNP

(2006) Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) meliputi aspek-

aspek sebagai berikut:

1) Bilangan

2) Geometri dan Pengukuran

3) Pengolahan Data

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ruang

lingkup matematika bagi anak tuna daksa adalah berupa bilangan,

geometri dan pengukuran, dan pengolahan data.

d. Prestasi Belajar Matematika Anak Tuna daksa

Prestasi belajar khususnya matematika pada anak tuna daksa

dipengaruhi oleh berbagai karakteristik yang dimilikinya. Menurut

Magne “Studied mathematics achievement in children who have physical

impairments Strongly influenced by social conditions, the ability

of mathematics and Mathematics achievement. It is influenced

by various factors that influence both inside and outside of your

self physically impaired children”(2003: 134). Yang berarti pencapaian

Page 36: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

prestasi belajar matematika pada anak yang mengalami gangguan fisik

sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial, kemampuan matematika dan

prestasi matematika. Ini dipengaruhi oleh berbagai faktor-faktor yang

mempengaruhi baik dalam maupun luar dari diri anak gangguan fisik.

Berdasarkan kenyataan ketika PPL, proses pembelajaran anak

tunadaksa di SLB D YPAC Surakarta juga sering mengalami gangguan

pada konsentrasi yang menyebabkan prestasi belajar matematikanya

kurang memuaskan, hal ini dikarenakan proses belajar yang kurang

menarik bagi anak, padahal menurut Winkle “ada lima jenis belajar yaitu

informasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif,

keterampilan motorik, sikap”(2009: 111). Sehingga dalam proses belajar

harus terdapat lima komponen jenis belajar diatas dalam penerapannya,

dan prestasi belajar anak dapat meningkat melalui pengetahuannya.

Muhammad menyatakan bahwa “prestasi belajar anak tuna daksa

disebabkan karena ketidakmampuan anak untuk menyatakan kebutuhan,

keinginan, dan perasaannya yang selanjutnya dapat menghambat proses

pembelajarannya”(2008:122).

Proses pembelajaran matematika di SLB D YPAC Surakarta pada

umumnya berjalan dengan lancar. Namun, Hasil belajar pada mata

pelajaran matematika anak tuna daksa hanya mencapai rata-rata KKM

yaitu berkisar 60 sampai 65 saja. Permasalahannya adalah proses

penerapan konsep itu sendiri kepada anak tuna daksa dan proses

pengaplikasian matematika dalam kehidupan sehari-hari (Suharta, 2001).

Pembelajaran matematika pada kompetensi dasar pecahan sederhana di

kelas 3 D di SLB D YPAC Surakarta mempunyai kendala yaitu

pengaplikasian konsep pecahan terhadap siswa. Hal ini disebabkan

karena konsentrasi belajar siswa yang rendah dan media yang kurang

menarik bagi siswa. Maka dari itu peneliti menggunakan media berupa

animasi flash dalam pembelajaran matematika, sehingga prestasi belajar

anak tuna daksa dapat meningkat.

Page 37: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

4. Tinjauan Tentang Media pembelajaran

a. Pengertian Media pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari

medium yang secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar” yaitu

perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan (Sadiman,

dkk 2007: 6). Menurut Susilana dan Riyana “media pembelajaran adalah

wadah dari pesan dan materi dalam pesan pembelajaran serta tujuan yang

ingin disampaikan dalam pesan pembelajaran”(2009:7). Sedangkan

menurut Arsyad (2003), bahwa media jika dipahami secara garis besar

adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi, yang

menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan,

atau sikap.

Berdasarkan pendapat diatas disimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membawa proses

interaksi, komunikasi, dan pengetahuan antara guru (atau pembuat

media) dengan peserta didik.

b. Fungsi Media pembelajaran Untuk Anak Tuna Daksa

Penggunaan media pembelajaran itu sendiri tentunya memiliki

beberapa fungsi yang berdampak positif dalam proses belajar mengajar.

Beberapa fungsi media pembelajaran menurut Sudrajat (2008) yaitu:

1) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang

dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik

berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan

kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan

melancong dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi

perbedaan tersebut. Jika peserta didik khususnya anak tuna daksa

tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka

obyek yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam

bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar–gambar yang

dapat disajikan secara audio visual(Susilana dan Riyana, 2009).

Page 38: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2) Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak

hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh

para peserta didik khususnya anak tuna daksa tentang suatu obyek,

yang disebabkan karena: (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu

kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang

bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek

yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan

resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua

obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik (Fathurrohman dan

Sutikno, 2010).

3) Media menghasilkan keseragaman pengamatan. Dengan bantuan

media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat

dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi

diantara siswa tuna daksa dimanapun berada (Ahira, 2008).

4) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik. Media dapat

menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna,

baik secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru

untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak

monoton dan tidak membosankan (Fathurrohman dan Sutikno,

2010).

5) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif. Dengan media akan

terjadinya komukasi dua arah secara aktif antara siswa dengan guru ,

sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah” (Susilana

dan Riyana, 2009).

6) Efisiensi dalam waktu dan tenaga. Dengan media tujuan belajar akan

lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga

seminimal mungkin (Anitah, 2008). Guru tidak harus menjelaskan

materi ajaran secara berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian

menggunakan media siswa akan lebih mudah memahami pelajaran

(Fathurrohman dan Sutikno, 2010).

Page 39: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

7) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Media pembelajaran

dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih mandalam dan

utuh (Fathurrohman dan Sutikno, 2010). Bila dengan mendengar

informasi verbal dari guru saja, siswa kurang memahami pelajaran,

tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh,

merasakan dan mengalami sendiri melalui media pemahaman siswa

akan lebih baik (Winkel, 2009) .

8) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja

dan kapan saja. Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian

rupa sehingga siswa khususnya tuna daksa dapat melakukan kegiatan

belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa

tergantung seorang guru (Susilana dan Riyana, 2009). Perlu kita

sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak

justru di luar lingkungan sekolah (Winkel, 2009) .

9) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan

proses belajar. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga

mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar

mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan (Winkel, 2009) .

10) Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif. Guru

dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak memiliki waktu

untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti

membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian,

memotivasi belajar, dan lain-lain (Susilana dan Riyana, 2009)

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa fungsi

media pembelajaran pada umumnya adalah Menarik perhatian siswa,

membantu siswa untuk mempercepat pemahaman dalam proses

pembelajaran, pembelajaran lebih komunikatif dan produktif,

menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar, meningkatkan motivasi

dan keaktifan belajar siswa, dan serta mengubah peran guru kearah yang

lebih posistif dan produktif.

Page 40: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

c. Pengertian Animasi Flash

Animasi memiliki beberapa pengertian yang berbeda-beda.

Menurut Susilana dan Riyana “animasi adalah proses penciptaan objek

gerak atau efek perubahan bentuk yang terjadi selama beberapa waktu.

Dengan kata lain, Animasi adalah paparan visual yang berbentuk

dinamik. Menikmati animasi adalah menikmati gambar bergerak,

bercerita dan bersuara”(2009:53). Sedangkan, pengertian animasi flash

menurut Fernandes animasi definisikan sebagai berikut : “Animation is

the process of recording and playing back a sequence of stills to achieve

the illusion of continues motion”(2002:13). Yang artinya kurang lebih

adalah “Animasi adalah sebuah proses merekam dan memainkan kembali

serangkaian gambar statis untuk mendapatkan sebuah ilusi pergerakan.”

Berdasarkan arti harfiah, Animasi adalah menghidupkan. Yaitu usaha

untuk menggerakkan sesuatu yang tidak bisa bergerak sendiri.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa animasi

flash adalah sebuah paparan serangkaian gambar statis yang dapat berupa

gambar bergerak, cerita, maupun suara.

d. Kelebihan Animasi Flash Untuk Anak Tuna Daksa

Masing-masing media, tentunya mempunyai kelebihan dan

kekurangan dalam pelaksanaanya. Menurut Fernandes (2002) kelebihan

media animasi flash adalah sebagai berikut :

1) Dapat memvisualisasikan ide-ide yang sulit diwujudkan. Dengan

media animasi ini, bahan materi ajar berupa teks, audio, grafis,

gambar diam, dan gambar hidup dapar dikombinasikan dalam satu

sistem sehingga mudah diterapkan pada anak tuna daksa (Anitah,

2008)

2) Menarik Perhatian dengan adanya pergerakan dan suara yang

selaras. Jadi media animasi melatih multisensory yang

Page 41: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

menggabungkan antara suara dan gambar bersama teks ke otak untuk

siswa salah satunya anak tuna daksa (Anitah, 2008)

3) Mempermudah penggambaran dari suatu materi kepada siswa. Suatu

materi, dapat melampaui batasan ruang kelas. Sehingga media ini

memiliki kelebihan untuk menyajikan materi dalam bentuk nyata,

miniatur, model, maupun bentuk gambar–gambar yang dapat

disajikan secara audio visual dalam bentuk animasi (Susilana dan

Riyana, 2009).

4) Menarik perhatian. Media animasi flash sangat menarik perhatian

dan minat anak pada umumnya dan anak tuna daksa karena suatu

materi ajar yang dikemas dalam bentuk audio visual dalam bentuk

animasi (Anitah, 2008).

5) Membuat suasana tidak kaku sehingga berjalan secara interaktif.

Pada proses penerapan media harus melibatkan kontak antara

penyaji atau guru dengan pembelajar atau siswa, sehingga terjadi

kontak pembelajaran yang timbal balik antara penyaji dengan

pembelajar begitu pula sebaliknya (Anitah, 2008)

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kelebihan

animasi dalam proses pembelajaran untuk anak tuna daksa adalah

mempermudah penggambaran suatu materi, menarik perhatian peserta

didik dan membuat suasana pembelajaran menjadi interaktif.

e. Media Animasi Flash dalam Pembelajaran Matematika Untuk Anak

Tuna Daksa

Dalam kegiatan pembelajaran anak tuna daksa, terdapat

karakteristik-karakteristik yang menyebabkan terganggunya proses

belajar mengejar pada anak tuna daksa. Fakta dilapangan membuktikan

bahwa dalam proses pembelajaran, anak tuna daksa sering mengalami

gangguan konsentrasi dalam kelas. Pada saat program pengalaman

lapangan di kelas III D ini, saya mencoba menggunakan media animasi

flash pada pelajaran IPA tentang lingkungan pada anak. Hal ini cukup

Page 42: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

menarik minat dan motivasi anak dan proses pembelajaranpun berjalan

interaktif dan tidak monoton.

Animasi flash mempunyai kelebihan dalam membuat animasi,

baik animasi interaktif maupun non interaktif. Program animasi flash ini

sangat bermanfaat bagi para seniman design untuk menuangkan ide-

idenya ke dalam sebuah animasi gerak yang visual. Menurut Sutopo

(2003) jika menggunakan bersama-sama elemen multimedia seperti

gambar dan animasi yang dilengkapi dengan suara, video clip, dan

informasi dalam bentuk teks, maka akan dapat memberikan makna yang

jelas kepada orang yang memerlukannya. Multimedia interaktif dapat

membawa perubahan radikal dalam proses pembelajaran, yaitu dari

model pembelajaran siswa aktif.

Dalam proses pembelajaran matematika, media animasi flash ini

mempunyai kelebihan khusus. Hal ini dibuktikan oleh hasil penelitian

Saputro (2010) yang menyimpulkan bahwa aplikasi flash dalam

pembelajaran matematika ini dapat dijadikan sarana untuk

mempermudah guru dalam proses belajar mengajar dan pelengkap dalam

proses belajar mengajar karena cukup interaktif dan menarik siswa.

Sehingga melalui media Animasi flash ini diharapkan anak lebih

memahami materi dan berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika.

Page 43: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

B. Kerangka Berfikir

Dalam pembelajaran matematika perlu adanya pembelajaran yang

menyenangkan. Bagi seorang anak, kebutuhan belajar biasanya didasari kemauan

untuk memuaskan keingintahuannya dan didorong oleh faktor-faktor yang

menyenangkan yang diajarinya. Penyampaian materi yang kurang tepat di dalam

kelas dapat menimbulkan suatu permasalahan. Permasalahan itu salah satunya

dapat disebabkan karena salah dalam pemilihan dan penggunaan media

pembelajaran. Agar pembelajaran matematika dapat mencapai tujuan yang

maksimal, maka dalam pemilihan dan penggunaan media harus disesuaikan

dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, kemampuan serta karakteristik

anak sehingga media pembelajaran yang digunakan dapat bermanfaat membantu

anak dalam meningkatkan prestasi belajarnya.

Karakteristik anak tuna daksa yang mengalami Kelainan

perkembangan/intelektual, ganguan pendengaran, gangguan penglihatan,

gangguan taktik dan kinestetik, gangguan pesepsi, gangguan emosi perlu

dijadikan pertimbangan dalam pemilihan media pembelajaran yang tepat agar

prestasi belajar anak tunadaksa, khususnya mata pelajaran matematika dapat

meningkat.

Berdasarkan kajian teori yang telah dijelaskan di atas maka disusun

kerangka berpikir dalam penelitian meningkatkan prestasi belajar matematika

melalui media animasi flash pada anak tuna daksa yaitu :

Page 44: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Skema 2.1. Alur kerangka berfikir

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan diatas, maka hipotesis

tindakan dari penelitian ini adalah sebagai berikut “pembelajaran yang

menggunakan media animasi flash dapat meningkatkan prestasi belajar

matematika pada pokok bahasan pecahan sederhana pada siswa kelas III D YPAC

Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012”.

Kondisi

awal

Prestasi belajar matematika

2 siswa kurang dari KKM

yaitu 60

Tindakan

Guru menggunakan

media animasi flash

Kondisi

akhir

Prestasi belajar Matematika

siswa meningkat dengan nilai

diatas KKM atau lebih dari

60

Guru belum

menggunakan media

animasi flash

Page 45: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu Penelitian

Waktu penelitian diambil pada akhir bulan april semester II tahun

ajaran 2011/2012. Faktor yang menjadi pertimbangan penulis melakukan

penelitian di tempat ini adalah karena penulis pernah melakukan praktik

pengalaman lapangan (PPL) di sekolah ini dan terdapat masalah yang belum

ditangani, yaitu guru masih menggunakan metode ceramah dalam proses

pengajaran.

Tabel 3.1. Rincian Kegiatan dan Waktu Penelitian

KegiatanPenelitian

BulanJanuari2012

Februari2012

Maret2012

April2012

Mei2012

Juni2012

MingguKe

MingguKe

MingguKe

MingguKe

MingguKe

MingguKe

PengajuanJudulPenyusunanProposalPerizinan

Pengumpulandata:

a. PengambilandataPengolahandataAnalisis data

PenyusunanLaporanUjian danRevisi

B. Tempat PenelitianLokasi yang akan digunakan untuk penelitian adalah di SLB D YPACSurakarta yang beralamat di jalan Slamet Riyadi No.364 Surakarta.

Page 46: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

C. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah 5 siswa kelas III D YPAC Surakarta semester

genap Tahun Ajaran 2011/2012, yang berjumlah 5 siswa yang terdiri 3 laki-laki

dan 2 perempuan. Masing-masing siswa memiliki kelemahan dalam konsentrasi

sehingga seringkali kegiatan pembelajaran tidak dapat dilaksanakan sesuai

dengan kompetensi dasar yang tertuang di dalam kurikulum pembelajaran.

Berikut ini daftar siswa kelas III D SLB D YPAC Surakarta Tahun Ajaran 2011/

2012.

Tabel 3.2 Daftar Subjek Penelitian

NoInisialNamaSiswa

Jeniskelamin

TTLJenis

Hambatan

1. K.M P Surakarta, 16 Juni 2001 C.P spastik

2. A.S L Surakarta, 04 Maret 1997 C.P spastik

3. M.I L Brebes, 30 Juni 2000 Polio

4. R.B L Surakarta, 9 September 2002 Polio

5. Y.B P Surakarta, 07 Januari 2002 Polio

D. Pendekatan penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan Penelitian

Tindakan Kelas (classroom action research). Menurut Suharsimi Arikunto (2007)

pengertian PTK, yaitu:

1. Penelitian merupakan kegiatan mencermati suatu objek denganmenggunakan cara dan aturan metodologi untuk memperoleh data atauinformasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yangmenarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan merupakan suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengantujuan tertentu yang dalm penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

3. Kelas merupakan sekelompok peserta didik yang sama dan menerimapelajaran yang sama dari seorang guru (hlm.15).

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu siklus yang terdiri atas

masalah, rencana tindakan, pelaksanaan, evaluasi dan refleksi. Hal ini disebabkan

masalah yang dihadapi tidak langsung dapat diselesaikan dalam satu tindakan,

sehingga perlu adanya tindakan perbaikan lanjutan terhadap masalah yang belum

Page 47: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

terselesaikan. Dengan demikian pelaksanaan tindakan kelas cenderung dilakukan

lebih dari satu kali.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK dilakukan melalui empat

tahapan, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting),

pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Langkah-langkah itu dapat

dilihat pada gambar dibawah ini:

Skema 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

(Suharsimi Arikunto, 2007: 16)

E. Data dan Sumber Data1. Data

Data pada penelitian ini adalah hasil prestasi belajar matematika pada

Kompetensi Dasar Pecahan Sederhana yang berupa hasil tes siswa dan hasil

pengamatan/observasi aktivitas siswa di kelas.

2. Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah Informan yaitu Guru kelas dan siswa kelas

III D

Perencanaan

SIKLUS I

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

SIKLUS II

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi

Refleksi

?

??//

Page 48: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan faktor yang sangat penting

karena data merupakan keterangan yang dipergunakan untuk membuktikan

hipotesis. Data tersebut adalah data variabel penelitian sesuai dengan

masalahnya. Teknik pengumpulan data tersebut adalah teknik dokumen,

tes dan observasi yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Teknik Dokumen

a. Pengertian Dokumen

Menurut Arikunto, teknik dokumen yaitu “mencari data mengenai

hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya” (2007: 132).

Jadi, teknik dokumen adalah metode penelitian ilmiah yang

menggunakan dokumen- dokumen sebagai bahan acuan untuk

kepentingan penelitian.

b. Jenis Teknik Dokumen

Menurut Soehartono (2004), jenis teknik dokumen ada 2 yaitu :

1) Dokumen Primer

Dokumen yang berasal dari sumber primer yang ditulis oleh orang

yang langsung mengalami suatu peristiwa, misalkan : autobiografi.

2) Dokumen Sekunder

Dokumen yang berasal dari sumber sekunder yang dilaporkan/ditulis

oleh orang lain. Bisa berupa buku harian, surat pribadi, laporan,

notulen rapat, catatan kasus (case records) dalam pekerjaan sosial,

dan dokumen lainnya.

Dalam penelitian ini, dokumen yang digunakan adalah nilai

harian siswa pada kompetensi dasar pecahan sederhana.

2. Teknik pengamatan/observasi

a. Pengertian pengamatan/observasi

Sukmadinata (2009) menyatakan bahwa “Observasi atau

pengamatan merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara

mengamati dan mencatat secara langsung perilaku-perilaku

Page 49: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

siswa”(hlm.219). Hal ini dilakukan oleh peneliti untuk proses refleksi

dalam penelitian tindakan kelas.

b. Macam-macam pengamatan/observasi

Teknik pengamatan/observasi ada bermacam-macam. Ada tiga

macam teknik observasi Menurut Sulystiorini (2009) yaitu:

1) Observasi partisipan adalah observasi yang dilakukan olehpengamat, tetapi pengamat memasuki dan mengikuti kegiatankelompok yang sedang diamati. Observasi partisipan dilaksanakansepenuhnya jika pengamat betul-betul mengikuti kegiatan kelompok,bukan hanya pura-pura.

2) Observasi sistematik adalah observasi dimana faktor-faktor yangdiamati sudah didata secara sistematis dan sudah diatur menurutkategorinya. Berbeda dengan observasi partisipan, maka dalamobservasi sistematik ini pengamat berada di luar kelompok.

3) Observasi eksperimental terjadi jika pengamat tidak berpartisipasidalam kelompok. Dalam hal ini ia dapat mengendalikan unsur-unsurpenting dalam situasi sedemikian rupa sehingga situasi itu dapatdiatur sesuai dengan tujuan evaluasi (hlm.85)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi

partisipan. Peneliti mengumpulkan data dengan melakukan aktivitas belajar

mengajar guru dan siswa di kelas. Pengamatan terhadap siswa difokuskan

pada tingkat partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran, seperti terlihat pada

keaktifan siswa merespon pelajaran dari guru dan mengerjakan tugas yang

diberikan. Pengamatan dilakukan sebelum diberikan tindakan dan saat

pembelajaran siklus I dan II berlangsung. Hasil dari pengamatan yang

dilakukan dapat memberikan gambaran jelas tentang partisipasi dan aktivitas

siswa selama mengikuti proses pembelajaran sehingga akan membantu

peneliti untuk melakukan tindakan selanjutnya sesuai dengan kondisi kelas.

3. Teknik tes

a. Pengertian Tes

Sudijono berpendapat bahwa “tes adalah alat atau prosedur yang

dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian” (2005: 66).

Pendapat lain diungkapkan oleh Arikunto yang menyatakan bahwa “tes

adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan

Page 50: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok” (2006:53).

b. Macam-macam Tes

Menurut Sudijono (2005), penggolongan tes dilihat dari segi cara

pengajuan pertanyaan dan cara memberi jawaban adalah sebagai berikut:

1) Tes tertulis yaitu tes dimana tester dalam mengajukan butir-butirpertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis dan testeememberikan jawaban juga secara tertulis.

2) Tes lisan yaitu tes dimana tester di dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau soalnya dilakukan secara lisan dan testeememberikan jawaban secara lisan pula.

3) Tes perbuatan yaitu tes yang digunakan untuk mengukur tarafkompetensi yang bersifat keterampilan (psikomotorik), dimanapenilaiannya dilakukan terhadap proses penyelesaian tugas dan hasilakhir yang dicapai oleh testee setelah melaksanakan tugastersebut(hlm. 75)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes tertulis dan tes lisan

yang disesuaikan dengan indikator dalam standar kompetensi dan kompetensi

dasar mata pelajaran matematika siswa kelas III D SLB D YPAC Surakarta.

Tes ini dilakukan sebelum dan sesudah pemberian perilaku.

Tes dilakukan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa

setelah diadakan pembelajaran melalui media animasi flash. Langkah-

langkah yang ditempuh peneliti dalam pengambilan data menggunakan tes

adalah dengan menyiapkan instrumen tes, menilainya dan mengolah data

yang diperoleh. Tes ini dilakukan dua kali, yaitu tes awal yang dilakukan

sebelum pemberian tindakan dan tes akhir yang dilaksanakan setelah

pemberian tindakan.

G. Validitas DataTeknik uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan validitas data dengan memanfaatkan sarana

di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan data. Teknik

triangulasi yang digunakan berupa triangulasi sumber data yaitu menggunakan

berbagai sumber data yaitu dokumen, hasil tes, dan hasil observasi.

Page 51: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

H. Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisi data-data yang telah

berhasil dikumpulkan antara lain dengan teknik deskriptif komparatif (statistik

deskriptif komparatif) dan teknik analisis kritis. Teknik stastistik deskriptif

komparatif digunakan untuk data kuantitatif yakni dengan membandingkan hasil

antar siklus. Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil pada

akhir setiap siklus.

I. Indikator kerja

Indikator kerja merupakan suatu rumusan kinerja yang akan dijadikan

acuan dalam menentukan keberhasilan peneliti sebagai tolak ukur keberhasilan

peneliti. Sedangkan indikator pencapaian yang dapat dirumuskan dalam penelitian

ini adalah keberhasilan hasil proses belajar mengajar yang ditandai adanya

peningkatan prestasi belajar matematika pada pokok bahasan pecahan sederhana

adalah sebagai berikut :

Pada siklus terakhir sekurang-kuranganya siswa kelas III D SLB D YPAC

Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 dapat mencapai:

Tabel. 3.3. Indikator kerja

No Indikator Ketercapaian Keterangan

1 Ketuntasan belajar 4 dari 5 siswa Dihitung dari jumlah siswayang mampu mendapatkan nilaidi atas KKM yaitu 60 ke atas.

J. Prosedur Penelitian

1. Rancangan Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan pada tahap ini, meliputi hal-hal berikut :

1) Merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mengenai materi

pecahan sederhana

2) Menyiapkan media animasi flash.

3) Menyusun tes yang akan diberikan siswa pada siklus I.

Page 52: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

b. Tahap Pelaksanaan

Adapun tindakan yang akan diterapkan pada penelitian ini adalah

menerapkan media animasi flash pada pelajaran matematika. Langkah-

langkah pembelajaran matematika dengan media animasi flash dapat

dideskripsikan sebagai berikut:

1) Kegiatan awal

(a) Guru membuka pelajaran.

(b) Guru memberikan apersepsi.

(c) Guru melakukan tanya jawab seputar pecahan sederhana.

(d) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai oleh siswa.

2) Inti Pembelajaran

(a) Guru menjelaskan materi tentang pecahan sederhana.

(b) Guru menampilkan animasi mengenai pecahan sederhana.

(c) Guru memberikan lembar evaluasi siswa.

(d) Guru menyuruh siswa mengerjakan lembar evaluasi kelompok

siswa.

(e) Guru bersama siswa membahas lembar evaluasi siswa.

(f) Guru memberikan reward kepada siswa yang nilainya tinggi.

(g) Guru melaksanakan tes siklus satu.

3) Kegiatan akhir

(a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi.

(b) Guru menutup pelajaran.

c. Tahap Observasi

Kegiatan observasi dan monitoring dilakukan ketika tindakan dilakukan

yaitu ketika tatap muka pembelajaran matematika. Pengamatan pada

proses pembelajaran berlangsung peneliti mencatat hal-hal yang terjadi,

yaitu :

1) Keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

2) Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas.

3) Hasil evaluasi.

Page 53: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

d. Tahap Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh maka diadakan

refleksi dari tindakan yang telah dilakukan sehingga peneliti dapat

merefleksikan diri tentang berhasil tidaknya apa yang telah dilakukan

dalam siklus I. Pada tahap ini data dikumpulkan kemudian dianalisis oleh

peneliti. Refleksi dilakukan dengan cara kuantitatif. Data yang diperoleh

kemudian disimpulkan bagaimana hasil belajar murid dan bagaimana

hasil pembelajaran guru. Tahap ini akan diketahui berbagai hal yang

perlu dipertahankan dan mendapat perbaikan pada pelaksanaan siklus II

berikutnya bila pembelajaran belum memenuhi indikator pencapaian

yang ditetapkan.

2. Rancangan siklus II

Siklus II dilakukan dengan tahapan-tahapan yang sama seperti pada

siklus I tetapi didahului perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang telah

diperoleh pada siklus I (tahap analisis dan refleksi) sehingga kelemahan atau

kekurangan yang terjadi di siklus I tidak terulang di siklus II yakni

penggunaan media animasi flash sesempurna mungkin untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa.

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan pada tahap ini, meliputi hal-hal berikut:

1) Merancang RPP materi pecahan sederhana.

2) Menyiapkan media animasi flash.

3) Menyiapkan lebih banyak animasi flash

4) Menyiapkan lembar tes individu untuk siswa yang dituliskan dalam

animasi flash

b. Tahap Pelaksanaan

Adapun langkah-langkah pembelajaran matematika pada siklus II

dengan media animasi flash dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal

(a) Guru membuka pelajaran.

(b) Guru melakukan tanya jawab seputar pecahan sederhana.

Page 54: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

(c) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai oleh siswa.

2) Inti Pembelajaran

(a) Guru menjelaskan materi tentang pecahan sederhana.

(b) Guru menampilkan animasi flash.

(c) Guru menyelipkan pertanyaan ditiap animasi agar siswa lebih

memahami.

(d) Guru menyuruh siswa mengerjakan lembar evaluasi siswa

dengan media animasi flash.

(e) Guru bersama siswa membahas lembar evaluasi siswa.

(f) Guru memberikan reward kepada semua anak.

(g) Guru melaksanakan tes siklus dua.

3) Kegiatan Akhir

(a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi.

(b) Guru menutup pelajaran.

c. Tahap observasi

Kegiatan observasi dan monitoring dilakukan ketika tindakan

dilakukan yaitu ketika tatap muka pembelajaran matematika. Pengamatan

pada proses pembelajaran berlangsung peneliti mencatat hal-hal yang

terjadi, yaitu :

1) Keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

2) Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas dan pertanyaan.

3) Pemanfaatan media atau alat peraga.

4) Hasil evaluasi.

d. Tahap refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh maka diadakan

refleksi dari tindakan yang telah dilakukan sehingga peneliti dapat

merefleksikan diri tentang berhasil tidaknya apa yang telah dilakukan

dalam siklus II. Pada tahap ini data dikumpulkan kemudian dianalisis

oleh peneliti. Refleksi dilakukan dengan cara kuantitatif. Data yang

diperoleh kemudian disimpulkan bagaimana hasil belajar murid dan

bagaimana hasil pembelajaran guru. Tahap ini akan diketahui suatu

Page 55: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

keberhasilan yang merupakan pemantapan dan perbaikan dari siklus I

yang ditandai adanya keberhasilan memenuhi indikator pencapaian yang

ditetapkan.

Page 56: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pra Tindakan

Sekolah Luar Biasa YPAC Surakarta membagi kelas III Sekolah Dasar

menjadi dua kelas yaitu kelas III D dan kelas III D1/tuna daksa sedang.

Pengklasifikasian tersebut didasarkan pada hambatan yang dialami oleh siswa.

Penelitian ini dilakukan di kelas III D SLB D YPAC Surakarta yang berjumlah 5

siswa dan terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan. Proses penelitian

dilaksanakan dalam dua siklus, yang masing-masing siklus terdiri dari empat

tahapan, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan (4) refleksi.

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 30 April – 06 Mei 2012 dan siklus II

dilaksanakan pada tanggal 10 - 13 Mei 2012.

Sebelum melaksanakan siklus I peneliti mengadakan observasi awal

pada tanggal 14 November 2011 dan tes awal pada tanggal 31 April 2012 untuk

mengetahui kemampuan siswa sebelum mendapatkan perlakuan. Dari observasi

ini peneliti menemukan kesulitan dalam proses pembelajaran matematika di kelas

III D khususnya pada materi pecahan sederhana. Hasil belajar pada mata

pelajaran matematika anak tuna daksa hanya mencapai rata-rata KKM yaitu

berkisar 60 sampai 65 saja.

Pembelajaran matematika pada kompetensi dasar pecahan sederhana di

kelas 3 D di SLB D YPAC Surakarta mempunyai kendala yaitu pengaplikasian

konsep pecahan terhadap siswa. Hal ini disebabkan karena konsentrasi belajar

siswa yang rendah dan media yang kurang menarik bagi siswa. Maka dari itu

peneliti menggunakan media berupa animasi flash dalam pembelajaran

matematika, sehingga prestasi belajar anak tuna daksa dapat meningkat.

Pada kondisi tes awal, siswa masih menemui kesulitan dalam

mengerjakan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya tiga (3) siswa yang nilainya

belum dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60 setelah

diadakan tes awal. Berdasarkan hasil tes awal kelas III D SLB YPAC Surakarta

dapat dilihat pada Tabel 4.1 :

Page 57: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Tabel 4.1. Nilai Tes Awal

No.Nama siswa

(inisial)KKM Tes awal Keterangan

1. K.M 60 30 Tidak tuntas2. A.S 60 50 Tidak tuntas3. M.I 60 70 Tuntas4. R.B 60 70 Tuntas5. Y.B 60 20 Tidak tuntas

Keterangan : Soal pada Tes Awal berjumlah 10 soal. Dengan standar nilai 100,

maka setiap nomor betul diberikan nilai 10, dan jika salah diberikan

nilai 0.

Prestasi belajar tes awal atau sebelum perlakuan pada siswa tuna daksa

kelas III D SLB D YPAC Surakarta tahun ajaran 2011/2012 dapat digambarkan

dalam histogram sebagai berikut :

Grafik 4.1. Nilai Prestasi Belajar Pada Tes Awal

Prestasi belajar siswa tidak hanya diukur dari nilai yang diperoleh siswa

saja, tetapi juga pengamatan terhadap sikap dan keaktifan siswa dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran di kelas. Peneliti melakukan observasi untuk mengamati

sikap siswa dan kemampuan awal yang dimiliki siswa dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran Matematika.

010203040506070

K.M

40

Tabel 4.1. Nilai Tes Awal

No.Nama siswa

(inisial)KKM Tes awal Keterangan

1. K.M 60 30 Tidak tuntas2. A.S 60 50 Tidak tuntas3. M.I 60 70 Tuntas4. R.B 60 70 Tuntas5. Y.B 60 20 Tidak tuntas

Keterangan : Soal pada Tes Awal berjumlah 10 soal. Dengan standar nilai 100,

maka setiap nomor betul diberikan nilai 10, dan jika salah diberikan

nilai 0.

Prestasi belajar tes awal atau sebelum perlakuan pada siswa tuna daksa

kelas III D SLB D YPAC Surakarta tahun ajaran 2011/2012 dapat digambarkan

dalam histogram sebagai berikut :

Grafik 4.1. Nilai Prestasi Belajar Pada Tes Awal

Prestasi belajar siswa tidak hanya diukur dari nilai yang diperoleh siswa

saja, tetapi juga pengamatan terhadap sikap dan keaktifan siswa dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran di kelas. Peneliti melakukan observasi untuk mengamati

sikap siswa dan kemampuan awal yang dimiliki siswa dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran Matematika.

A.S M.I R.B Y.B

Kondisi Awal

Kondisi Awal

KKM

40

Tabel 4.1. Nilai Tes Awal

No.Nama siswa

(inisial)KKM Tes awal Keterangan

1. K.M 60 30 Tidak tuntas2. A.S 60 50 Tidak tuntas3. M.I 60 70 Tuntas4. R.B 60 70 Tuntas5. Y.B 60 20 Tidak tuntas

Keterangan : Soal pada Tes Awal berjumlah 10 soal. Dengan standar nilai 100,

maka setiap nomor betul diberikan nilai 10, dan jika salah diberikan

nilai 0.

Prestasi belajar tes awal atau sebelum perlakuan pada siswa tuna daksa

kelas III D SLB D YPAC Surakarta tahun ajaran 2011/2012 dapat digambarkan

dalam histogram sebagai berikut :

Grafik 4.1. Nilai Prestasi Belajar Pada Tes Awal

Prestasi belajar siswa tidak hanya diukur dari nilai yang diperoleh siswa

saja, tetapi juga pengamatan terhadap sikap dan keaktifan siswa dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran di kelas. Peneliti melakukan observasi untuk mengamati

sikap siswa dan kemampuan awal yang dimiliki siswa dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran Matematika.

Kondisi Awal

KKM

Page 58: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

B. Deskripsi Hasil Tindakan

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran

yang menggunakan media animasi flash dapat meningkatkan prestasi belajar

matematika pada pokok bahasan pecahan sederhana pada siswa kelas III D YPAC

Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam

dua siklus yang masing-masing terdiri atas 4 tahapan, yaitu (1) perencanaan, (2)

pelaksanaan, (3) observasi, (4) evaluasi dan refleksi.

1. Siklus I

Proses penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30 April – 06 Mei

2012, Pada siklus I ini peneliti sudah menggunakan media animasi flash

dalam pembelajaran Matematika pada materi Mengenal Pecahan Sederhana.

Tindakan siklus I dilaksanakan pada tanggal 03 Mei dalam satu pertemuan

dengan alokasi waktu 2 x 30 menit. Adapun pelaksanaan dan hasil penelitian

pada siklus I sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan

Berdasarkan hasil observasi dan tes awal yang dilakukan, diketahui ada

permasalahan yang menyebabkan tiga dari lima siswa belum dapat

memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60, permasalahan

tersebut adalah Prestasi belajar matematika siswa yang masih rendah.

Bertolak dari hasil analisis yang ada, peneliti menarik kesimpulan bahwa

tindakan perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Tahap

pertama dari siklus I adalah tahap perencanaan tindakan.

Kegiatan pada tahap ini, meliputi hal-hal berikut :

1) Merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mengenai

materi pecahan sederhana dengan alokasi waktu 2 x 30 menit

2) Menyiapkan media animasi flash.

3) Menyusun tes yang akan diberikan siswa pada siklus I.

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus I pada hari Kamis tanggal 03 Mei

2012. Tindakan yang dilakukan peneliti adalah menggunakan animasi

Page 59: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

flash pada saat pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan

Mengenal Pecahan Sederhana. Adapun tindakan yang akan diterapkan

pada penelitian ini adalah menerapkan media animasi flash pada

pelajaran matematika.

Langkah- langkah pembelajaran matematika dengan media

animasi flash pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut :

1) Kegiatan Pendahuluan

a) Berdoa

b) Presensi

c) Guru mempersiapkan materi ajar dan media pembelajaran

d) Menyampaikan tujuan pembelajaran

2) Kegiatan Inti

a) Eksplorasi

Guru bertanya kepada siswa “pernahkah kalian memotong roti?

Jika kalian punya 1 roti dan ingin membaginya dengan Adik.

Berapa bagian yang di dapat Adik? Selain roti benda apa yang

bisa kalian potong/bagi?”

(1) Mengenalkan pecahan sederhana menggunakan media

berbasis ICT dengan Macromedia Flash.

(2) Siswa menyimak dan mendengarkan penjelasan pecahan

sederhana melalui animasi.

(3) Siswa mengidentifikasi berbagai macam contoh pecahan

sederhana

b) Elaborasi

(1) Siswa mereview kembalai materi mengenal pecahan

sederhana

(2) Siswa membedakan 4 contoh pecahan sederhana

(3) Siswa mengerjakan soal

c) Konfirmasi

(1) Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan acak dari guru

Page 60: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

(2) Guru dan siswa membuat rangkuman dan mengevaluasi

kegiatan pembelajaran tadi.

3) Penutup

a) Guru memberi Reward kepada siswa atas keaktifan dan

kesungguhan mengikuti proses belajar mengajar

b) Guru memberi penguatan kepada siswa

Langkah- langkah pembelajaran matematika dengan media

animasi flash pada pertemuan kedua adalah sebagai berikut :

1) Kegiatan Pendahuluan

a) Guru mempersiapkan materi ajar dan media pembelajaran

b) Guru memberi motivasi belajar kepada siswa

2) Kegiatan Inti

a) Eksplorasi

(1) Siswa mengingat sekilas pembelajaran yang lalu.

“ Siapa yang pernah membagi semangka? Jika 1 buah

semangka di bagi menjadi 4 bagian sama besarnya. Tiap

belahan disebut satu perempat. Bagaimana cara membaca

dan menulis lambangnya?”.

(2) Siswa menyimak dan mendengarkan penjelasan pecahan

sederhana melalui animasi

(3) Siswa menjelaskan cara membaca dan menulis pecahan

b) Elaborasi

(1) Siswa memberikan contoh cara membaca dan menulis

lambang bilangan pecahan

(2) Siswa membedakan cara membaca dan menulis lambang

pecahan

(3) Siswa membaca dan menulis lambang pecahan berdasarkan

soal yang diberikan melalui animasi.

c) Konfirmasi

(1) Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan acak dari guru

Page 61: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

(2) Guru dan siswa membuat rangkuman dan mengevaluasi

kegiatan pembelajaran tadi.

(3) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk menanyakan

hal-hal yang kurang jelas.

3) Penutup

a) Guru memberi Reward kepada siswa atas keaktifan dan

kesungguhan mengikuti proses belajar mengajar

b) Guru memberi penguatan kepada siswa

c. Tahap Observasi

Kegiatan observasi dan monitoring dilakukan pada hari kamis

tanggal 03 Mei 2012 ketika tindakan dilakukan yaitu ketika tatap muka

pembelajaran matematika. Pengamatan pada proses pembelajaran

berlangsung peneliti mencatat hal-hal yang terjadi yaitu : keterlibatan

siswa dalam kegiatan pembelajaran dan keaktifan siswa dalam

mengerjakan tugas.

Pada hasil pengamatan siklus I ini, ketertarikan siswa terhadap

media animasi flash cukup bagus, namun pemahaman materi melalui

penjelasan menggunakan media animasi flash masih kurang. Tiga dari

lima siswa aktif bertanya kepada guru, namun dua siswa dalam kondisi

pasif dah hanya mendengarkan penjelasan guru saja.

d. Tahap Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh maka

diadakan refleksi dari tindakan yang telah dilakukan sehingga peneliti

dapat merefleksikan diri tentang berhasil tidaknya apa yang telah

dilakukan dalam siklus I. Pada tahap ini data dikumpulkan kemudian

dianalisis oleh peneliti. Refleksi dilakukan dengan cara kuantitatif. Data

yang diperoleh kemudian disimpulkan bagaimana hasil belajar murid dan

bagaimana hasil pembelajaran guru. Tahap ini akan diketahui berbagai

hal yang perlu dipertahankan dan mendapat perbaikan pada pelaksanaan

siklus II berikutnya bila pembelajaran belum memenuhi indikator

pencapaian yang ditetapkan.

Page 62: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama proses

pelaksanaan tindakan siklus I maka dapat dikatakan proses pembelajaran

telah menunjukkan perubahan, baik pada kegiatan siswa maupun pada

Prestasi belajar siswa yang mengalami peningkatan walaupun hanya

sedikit. Meskipun terjadi peningkatan dalam prestasi belajar siswa, akan

tetapi masih terdapat beberapa kekurangan dalam pembelajaran yang

perlu dicari solusinya. Permasalahan tersebut antara lain:

a) Siswa masih malu-malu dan belum berani mengungkapkan

pendapatnya.

b) Siswa masih ragu-ragu dalam menjawab soal.

c) Kondisi kelas yang berdekatan dan hanya bersekat triplek yang

menyebabkan penayangan animasi flash kurang maksimal.

d) Siswa kurang memperhatikan saat animasi flash ditayangkan.

e) Saat melakukan pengerjaan soal, siswa belum dapat mandiri dan

guru memberikan banyak bantuan kepada siswa.

Berdasarkan analisis di atas, maka pada siklus berikutnya guru

akan merancang tindakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi

sebelumnya dan meningkatkan prestasi belajar siswa lebih maksimal lagi.

2. Siklus II

Proses penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11 Mei sampai 13 mei

2012, Tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2012 dalam satu

pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 30 menit. Tidak jauh berbeda dengan

siklus I pelaksanaan siklus II memiliki tahapan dan hasil penelitian sebagai

berikut:

a. Tahap Perencanaan

Berdasarkan hasil Dari hasil pengamatan dan kekurangan pada

penerapan siklus I, maka peneliti memberikan solusi alternatif untuk

lebih memaksimalkan penerapan media animasi flash dan menjelaskan

materi pembelajaran secara pelan-pelan agar siswa dapat mengerti dan

Page 63: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

mengingat materi yang diajarkan dalam pembelajaran. Tahap pertama

dari siklus I adalah tahap perencanaan tindakan.

Kegiatan pada tahap ini, meliputi hal-hal berikut :

1) Menyiapkan media animasi flash semenarik mungkin.

2) Menggunakan alat bantu speaker sehingga suara pada animasi dapat

ditangkap dengan jelas oleh siswa.

3) Memotivasi siswa agar percaya diri dan semangat pasti bisa dalam

mengerjakan soal tanpa bantuan guru.

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus II pada hari Sabtu tanggal 13 Mei

2012. Tindakan yang dilakukan peneliti adalah menggunakan animasi

flash pada saat pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan

Mengenal Pecahan Sederhana. Adapun tindakan yang akan diterapkan

pada penelitian ini adalah menerapkan media animasi flash pada

pelajaran matematika.

Langkah- langkah pembelajaran matematika dengan media

animasi flash pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut :

1) Kegiatan Pendahuluan

a) Berdoa

b) Presensi

c) Guru mempersiapkan materi ajar dan media pembelajaran

d) Menyampaikan tujuan pembelajaran

2) Kegiatan Inti

a) Eksplorasi

Guru bertanya kepada siswa “pernahkah kalian memotong roti?

Jika kalian punya 1 roti dan ingin membaginya dengan Adik.

Berapa bagian yang di dapat Adik? Selain roti benda apa yang

bisa kalian potong/bagi?”

(1) Mengenalkan pecahan sederhana menggunakan media

berbasis ICT dengan Macromedia Flash.

Page 64: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

(2) Siswa menyimak dan mendengarkan penjelasan pecahan

sederhana melalui animasi.

(3) Siswa mengidentifikasi berbagai macam contoh pecahan

sederhana

b) Elaborasi

(1) Siswa mereview kembalai materi mengenal pecahan

sederhana

(2) Siswa membedakan 4 contoh pecahan sederhana

(3) Siswa mengerjakan soal

c) Konfirmasi

(1) Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan acak dari guru

(2) Guru dan siswa membuat rangkuman dan mengevaluasi

kegiatan pembelajaran tadi.

3) Penutup

a) Guru memberi Reward kepada siswa atas keaktifan dan

kesungguhan mengikuti proses belajar mengajar

b) Guru memberi penguatan kepada siswa

Langkah- langkah pembelajaran matematika dengan media

animasi flash pada pertemuan kedua adalah sebagai berikut :

1) Kegiatan Pendahuluan

a) Guru mempersiapkan materi ajar dan media pembelajaran

b) Guru memberi motivasi belajar kepada siswa

2) Kegiatan Inti

a) Eksplorasi

(1) Siswa mengingat sekilas pembelajaran yang lalu.

“ Siapa yang pernah membagi semangka? Jika 1 buah

semangka di bagi menjadi 4 bagian sama besarnya. Tiap

belahan disebut satu perempat. Bagaimana cara membaca dan

menulis lambangnya?”.

(2) Siswa menyimak dan mendengarkan penjelasan pecahan

sederhana melalui animasi

Page 65: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

(3) Siswa menjelaskan cara membaca dan menulis pecahan

b) Elaborasi

(1) Siswa memberikan contoh cara membaca dan menulis

lambang bilangan pecahan

(2) Siswa membedakan cara membaca dan menulis lambang

pecahan

(3) Siswa membaca dan menulis lambang pecahan berdasarkan

soal yang diberikan melalui animasi.

c) Konfirmasi

(1) Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan acak dari guru

(2) Guru dan siswa membuat rangkuman dan mengevaluasi

kegiatan pembelajaran tadi.

(3) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk menanyakan

hal-hal yang kurang jelas.

3) Penutup

a) Guru memberi Reward kepada siswa atas keaktifan dan

kesungguhan mengikuti proses belajar mengajar

b) Guru memberi penguatan kepada siswa

c. Tahap Observasi

Kegiatan observasi dan monitoring dilakukan pada hari kamis

tanggal 03 Mei 2012 ketika tindakan dilakukan yaitu ketika tatap muka

pembelajaran matematika. Pengamatan pada proses pembelajaran

berlangsung peneliti mencatat hal-hal yang terjadi yaitu : keterlibatan

siswa dalam kegiatan pembelajaran dan keaktifan siswa dalam

mengerjakan tugas.

Pada hasil pengamatan siklus II ini, ketertarikan siswa terhadap

media animasi flash bagus, pemahaman materi melalui penjelasan

menggunakan media animasi flash cukup bagus. Empat dari lima siswa

sudah aktif bertanya kepada guru, dan masing-masing siswa sudah bisa

mengerjakan soal tanpa bantuan guru.

Page 66: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

d. Tahap Refleksi

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus II

dapat diambil kesimpulan bahwa secara keseluruhan penelitian pada

siklus II sudah berhasil karena sudah mencapai indikator ketercapaian

yang telah ditentukan. Siswa sudah mampu mengerjakan soal mengenai

pecahan sederhana. Masalah-masalah yang ditemui sudah dapat teratasi

walaupun masih terdapat kekurangan.

Pada siklus II ini terjadi peningkatan nilai prestasi belajar

individu maupun secara klasikal. Dari hasil pembelajaran matematika

dengan menggunakan media animasi flash yang dilakukan dalam tahapan

siklus I dan siklus II diperoleh hasil peningkatan yang nyata, sehingga

peneliti tidak lagi meneruskan tindakan dan menganggap penelitian ini

sudah bisa dikatakan berhasil karena sudah mencapai indikator

ketercapaian yang telah ditentukan.

3. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan selama pembelajaran

berlangsung, dapat diperoleh hasil penelitian pada setiap siklus, sebagai

berikut:

a. Siklus I

Perbandingan nilai prestasi belajar matematika siswa kelas III D

SLB D YPAC Surakarta pada siklus I dapat ditunjukkan pada tabel 4.5

sebagai berikut:

Tabel 4.2. Nilai Prestasi Belajar matematika pada Siklus I

No.Nama siswa

(inisial)KKM Siklus I Keterangan

1. K.M 60 60 Tuntas2. A.S 60 70 Tuntas3. M.I 60 80 Tuntas4. R.B 60 70 Tuntas5. Y.B 60 50 Tidak tuntas

Page 67: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

0

20

40

60

80

K.M

Pada tes siklus I, dari lima orang siswa terdapat satu siswa yang

kurang tuntas dan satu orang siswa hanya memenuhi standar KKM yaitu

60. Namun, prestasi belajar matematika anak telah mengalami peningkatan

walaupun belum maksimal. Nilai Prestasi belajar matematika dapat

digambarkan dalam grafik 4.2 berikut :

Grafik 4.2. Nilai Prestasi Belajar matematika pada Siklus I

b. Siklus II

Perbandingan nilai prestasi belajar matematika siswa kelas III D

SLB D YPAC Surakarta pada siklus II dapat ditunjukkan pada tabel 4.6

sebagai berikut:

Tabel 4.3. Nilai Prestasi Belajar matematika pada Siklus II

No.Namasiswa(inisial)

KKMSiklus

IIKeterangan

1. K.M 60 90 Tuntas2. A.S 60 90 Tuntas3. M.I 60 100 Tuntas4. R.B 60 100 Tuntas5. Y.B 60 80 Tuntas

Pada tes siklus II, dari lima orang siswa semuanya mendapatkan

nilai yang diatas KKM yaitu 60. Prestasi belajar matematika siswa dari

siklus I ke siklus II mengalami kenaikan sebanyak 26%, dari rata-rata

50

K.M A.S M.I R.B Y.B

Siklus I

Siklus I

KKM

Pada tes siklus I, dari lima orang siswa terdapat satu siswa yang

kurang tuntas dan satu orang siswa hanya memenuhi standar KKM yaitu

60. Namun, prestasi belajar matematika anak telah mengalami peningkatan

walaupun belum maksimal. Nilai Prestasi belajar matematika dapat

digambarkan dalam grafik 4.2 berikut :

Grafik 4.2. Nilai Prestasi Belajar matematika pada Siklus I

b. Siklus II

Perbandingan nilai prestasi belajar matematika siswa kelas III D

SLB D YPAC Surakarta pada siklus II dapat ditunjukkan pada tabel 4.6

sebagai berikut:

Tabel 4.3. Nilai Prestasi Belajar matematika pada Siklus II

No.Namasiswa(inisial)

KKMSiklus

IIKeterangan

1. K.M 60 90 Tuntas2. A.S 60 90 Tuntas3. M.I 60 100 Tuntas4. R.B 60 100 Tuntas5. Y.B 60 80 Tuntas

Pada tes siklus II, dari lima orang siswa semuanya mendapatkan

nilai yang diatas KKM yaitu 60. Prestasi belajar matematika siswa dari

siklus I ke siklus II mengalami kenaikan sebanyak 26%, dari rata-rata

50

Siklus I

Pada tes siklus I, dari lima orang siswa terdapat satu siswa yang

kurang tuntas dan satu orang siswa hanya memenuhi standar KKM yaitu

60. Namun, prestasi belajar matematika anak telah mengalami peningkatan

walaupun belum maksimal. Nilai Prestasi belajar matematika dapat

digambarkan dalam grafik 4.2 berikut :

Grafik 4.2. Nilai Prestasi Belajar matematika pada Siklus I

b. Siklus II

Perbandingan nilai prestasi belajar matematika siswa kelas III D

SLB D YPAC Surakarta pada siklus II dapat ditunjukkan pada tabel 4.6

sebagai berikut:

Tabel 4.3. Nilai Prestasi Belajar matematika pada Siklus II

No.Namasiswa(inisial)

KKMSiklus

IIKeterangan

1. K.M 60 90 Tuntas2. A.S 60 90 Tuntas3. M.I 60 100 Tuntas4. R.B 60 100 Tuntas5. Y.B 60 80 Tuntas

Pada tes siklus II, dari lima orang siswa semuanya mendapatkan

nilai yang diatas KKM yaitu 60. Prestasi belajar matematika siswa dari

siklus I ke siklus II mengalami kenaikan sebanyak 26%, dari rata-rata

Page 68: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

0

20

40

60

80

100

K.M

nilai kelas 66 menjadi 92. Nilai Prestasi belajar matematika dapat

digambarkan dalam grafik 4.3 berikut :

Grafik 4.3. Nilai Prestasi Belajar matematika pada Siklus II

C. Pembahasan

Setelah mengadakan pengamatan dan penilaian hasil siswa dalam

pembelajaran matematika dapat diketahui adanya peningkatan prestasi belajar

matematika melalui media animasi flash. Peningkatan terlihat dari nilai hasil

evaluasi prestasi belajar matematika siswa pada tes awal sebelum dilaksanakan

tindakan, siklus I dan siklus II. Hal ini tampak jelas pada tabel perbandingan nilai

kemampuan berbicara siswa yang ditunjukkan Tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4. Perbandingan Nilai Prestasi Belajar Matematika Siswa pada Tes awal,

Siklus I dan Siklus II .

NONAMA

(inisial) KKMTes

AwalSIKLUS

ISIKLUS

II1. K.M 60 30 60 902. A.S 60 50 70 903. M.I 60 70 80 1004. R.B 60 70 70 1005. Y.B 60 20 50 80

51

K.M A.S M.I R.B Y.B

Siklus II

Siklus II

KKM

nilai kelas 66 menjadi 92. Nilai Prestasi belajar matematika dapat

digambarkan dalam grafik 4.3 berikut :

Grafik 4.3. Nilai Prestasi Belajar matematika pada Siklus II

C. Pembahasan

Setelah mengadakan pengamatan dan penilaian hasil siswa dalam

pembelajaran matematika dapat diketahui adanya peningkatan prestasi belajar

matematika melalui media animasi flash. Peningkatan terlihat dari nilai hasil

evaluasi prestasi belajar matematika siswa pada tes awal sebelum dilaksanakan

tindakan, siklus I dan siklus II. Hal ini tampak jelas pada tabel perbandingan nilai

kemampuan berbicara siswa yang ditunjukkan Tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4. Perbandingan Nilai Prestasi Belajar Matematika Siswa pada Tes awal,

Siklus I dan Siklus II .

NONAMA

(inisial) KKMTes

AwalSIKLUS

ISIKLUS

II1. K.M 60 30 60 902. A.S 60 50 70 903. M.I 60 70 80 1004. R.B 60 70 70 1005. Y.B 60 20 50 80

51

nilai kelas 66 menjadi 92. Nilai Prestasi belajar matematika dapat

digambarkan dalam grafik 4.3 berikut :

Grafik 4.3. Nilai Prestasi Belajar matematika pada Siklus II

C. Pembahasan

Setelah mengadakan pengamatan dan penilaian hasil siswa dalam

pembelajaran matematika dapat diketahui adanya peningkatan prestasi belajar

matematika melalui media animasi flash. Peningkatan terlihat dari nilai hasil

evaluasi prestasi belajar matematika siswa pada tes awal sebelum dilaksanakan

tindakan, siklus I dan siklus II. Hal ini tampak jelas pada tabel perbandingan nilai

kemampuan berbicara siswa yang ditunjukkan Tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4. Perbandingan Nilai Prestasi Belajar Matematika Siswa pada Tes awal,

Siklus I dan Siklus II .

NONAMA

(inisial) KKMTes

AwalSIKLUS

ISIKLUS

II1. K.M 60 30 60 902. A.S 60 50 70 903. M.I 60 70 80 1004. R.B 60 70 70 1005. Y.B 60 20 50 80

Page 69: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pada tes awal terdapat tiga

siswa yang nilainya belum memenuhi KKM sehingga dinyatakan tidak tuntas.

Pada siklus I setelah menggunakan media animasi flash, masih ada satu siswa

yang nilai prestasi belajar matematikanya di bawah KKM jadi dinyatakan belum

tuntas. Pada siklus II semua siswa berhasil mendapatkan nilai diatas nilai KKM.

Dalam setiap siklusnya terjadi peningkatan dan perubahan pada nilai setiap siswa.

Data Tabel 4.4 dapat disajikan dalam bentuk Grafik 4.4 yaitu grafik

peningkatan Prestasi Belajar matematika Pada pakok bahasan mengenal pecahan

sederhana siswa kelas III D SLB D YPAC Surakarta pada saat tes awal, siklus I,

dan siklus II:

Grafik 4.4. Perbandingan Nilai Prestasi Belajar Matematika Siswa pada Tes awal,

Siklus I dan Siklus II .

Berdasarkan deskripsi di atas maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa

penelitian ini telah dinyatakan berhasil pada siklus II karena telah terjadi

peningkatan nilai Prestasi Belajar matematika baik individu maupun secara

klasikal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa media animasi flash terbukti

dapat meningkatkan Prestasi Belajar matematika.

Media animasi flash merupakan salah satu media yang cocok digunakan

bagi anak tuna daksa. Menurut Susilana dan Riyana “animasi adalah proses

penciptaan objek gerak atau efek perubahan bentuk yang terjadi selama beberapa

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

K.M

52

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pada tes awal terdapat tiga

siswa yang nilainya belum memenuhi KKM sehingga dinyatakan tidak tuntas.

Pada siklus I setelah menggunakan media animasi flash, masih ada satu siswa

yang nilai prestasi belajar matematikanya di bawah KKM jadi dinyatakan belum

tuntas. Pada siklus II semua siswa berhasil mendapatkan nilai diatas nilai KKM.

Dalam setiap siklusnya terjadi peningkatan dan perubahan pada nilai setiap siswa.

Data Tabel 4.4 dapat disajikan dalam bentuk Grafik 4.4 yaitu grafik

peningkatan Prestasi Belajar matematika Pada pakok bahasan mengenal pecahan

sederhana siswa kelas III D SLB D YPAC Surakarta pada saat tes awal, siklus I,

dan siklus II:

Grafik 4.4. Perbandingan Nilai Prestasi Belajar Matematika Siswa pada Tes awal,

Siklus I dan Siklus II .

Berdasarkan deskripsi di atas maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa

penelitian ini telah dinyatakan berhasil pada siklus II karena telah terjadi

peningkatan nilai Prestasi Belajar matematika baik individu maupun secara

klasikal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa media animasi flash terbukti

dapat meningkatkan Prestasi Belajar matematika.

Media animasi flash merupakan salah satu media yang cocok digunakan

bagi anak tuna daksa. Menurut Susilana dan Riyana “animasi adalah proses

penciptaan objek gerak atau efek perubahan bentuk yang terjadi selama beberapa

A.S M.I R.B Y.B

Tes Awal

Siklus I

Siklus II

KKM

52

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pada tes awal terdapat tiga

siswa yang nilainya belum memenuhi KKM sehingga dinyatakan tidak tuntas.

Pada siklus I setelah menggunakan media animasi flash, masih ada satu siswa

yang nilai prestasi belajar matematikanya di bawah KKM jadi dinyatakan belum

tuntas. Pada siklus II semua siswa berhasil mendapatkan nilai diatas nilai KKM.

Dalam setiap siklusnya terjadi peningkatan dan perubahan pada nilai setiap siswa.

Data Tabel 4.4 dapat disajikan dalam bentuk Grafik 4.4 yaitu grafik

peningkatan Prestasi Belajar matematika Pada pakok bahasan mengenal pecahan

sederhana siswa kelas III D SLB D YPAC Surakarta pada saat tes awal, siklus I,

dan siklus II:

Grafik 4.4. Perbandingan Nilai Prestasi Belajar Matematika Siswa pada Tes awal,

Siklus I dan Siklus II .

Berdasarkan deskripsi di atas maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa

penelitian ini telah dinyatakan berhasil pada siklus II karena telah terjadi

peningkatan nilai Prestasi Belajar matematika baik individu maupun secara

klasikal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa media animasi flash terbukti

dapat meningkatkan Prestasi Belajar matematika.

Media animasi flash merupakan salah satu media yang cocok digunakan

bagi anak tuna daksa. Menurut Susilana dan Riyana “animasi adalah proses

penciptaan objek gerak atau efek perubahan bentuk yang terjadi selama beberapa

Tes Awal

Siklus I

Siklus II

KKM

Page 70: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

waktu. Dengan kata lain, Animasi adalah paparan visual yang berbentuk dinamik.

Menikmati animasi adalah menikmati gambar bergerak, bercerita dan

bersuara”(2009:53). Jadi dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan

media animasi flash untuk kelas III D di SLB D YPAC surakarta ini dapat

mempermudah penggambaran dari suatu materi kepada siswa, sehingga media ini

memiliki kelebihan untuk menyajikan materi dalam bentuk nyata, miniatur,

model, maupun bentuk gambar–gambar yang dapat disajikan secara audio visual

dalam bentuk animasi (Susilana dan Riyana, 2009).

Prestasi belajar matematika siswa dari siklus I ke siklus II mengalami

kenaikan sebanyak 26%. Ini disebabkan karena pembelajaran matematika yang

menerapkan media animasi flash membuat siswa merasa senang dalam mengikuti

pembelajaran, sehingga dapat menghilangkan stress dalam lingkungan belajar

serta meningkatkan proses belajar dan membangun kreativitas diri dikelas karena

siswa tidak takut lagi untuk berpendapat. Keuntungan dari penerapan media

animasi flash yang di paparkan di atas sesuai dengan pendapat Anitah (2008) yang

menyatakan bahwa media animasi dapat menarik perhatian dengan adanya

pergerakan dan suara yang selaras. Jadi media animasi melatih multisensory yang

menggabungkan antara suara dan gambar bersama teks ke otak untuk siswa.

Media animasi flash juga membuat suasana tidak kaku sehingga berjalan secara

interaktif, hal ini terbukti dengan aktifnya kondisi tanya jawab antara guru dan

siswa dalam proses pembelajaran. Pada proses penerapan media harus melibatkan

kontak antara penyaji atau guru dengan pembelajar atau siswa, sehingga terjadi

kontak pembelajaran yang timbal balik antara guru dengan siswa begitu pula

sebaliknya (Anitah, 2008).

Hasil penelitian dengan menggunakan media animasi flash ini sesuai hasil

penelitian Saputro (2010) yang menyimpulkan bahwa “aplikasi flash dalam

pembelajaran matematika dapat dijadikan sarana untuk mempermudah guru

dalam proses belajar mengajar dan pelengkap dalam proses belajar mengajar

karena cukup interaktif dan menarik siswa serta meningkatkan prestasi belajar

matematika anak”. Hal ini terbukti dengan terkontrolnya konsentrasi dan fokus

Page 71: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

siswa pada materi saat pembelajaran berlangsung dan meningkatnya prestasi

belajar matematika pada anak tuna daksa kelas III D di SLB D YPAC Surakarta.

Selain prestasi belajar siswa yang mengalami peningkatan, kualitas siswa

ketika belajar pun juga meningkat. Siswa menjadi berani untuk berpendapat atau

bertanya, berani untuk menjawab, dan adanya umpan balik (feedback) antara

peneliti dengan siswa. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Winkel yang

mengatakan bahwa “ prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau

kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar sesuai dengan

bobot yang dicapainya”(2009:121). Jadi dengan adanya pembelajaran yang

menggunakan media animasi flash ini, membuat siswa merasa senang dan

membuat prestasi belajar matematika siswa menjadi meningkat.

Berdasarkan tindakan-tindakan tersebut guru dikatakan berhasil dalam

meningkatkan prestasi belajar matematika siswa tuna daksa pada kelas III D di

SLB D YPAC Surakarta dengan menggunakan media animasi flash dalam

pembelajaran matematika pokok bahasan mengenal pecahan sederhana.

Page 72: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran yang menggunakan media animasi flash dapat meningkatkan

prestasi belajar matematika pada pokok bahasan pecahan sederhana pada siswa

kelas III D YPAC Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka implikasi dari penelitian ini

adalah sebagai berikut : media animasi flash dapat digunakan oleh guru sebagai

media alternatif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran

matematika pada pokok bahasan pecahan sederhana serta kemampuan hitung

siswa dalam materi pecahan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

C. Saran

Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan

saran sebagai berikut:

1. Bagi siswa

a. Siswa yang prestasi belajarnya telah optimal dapat menggunakan media

animasi flash agar prestasi belajar matematika pada pokok bahasan

pecahan sederhana dapat dipertahankan.

b. Bagi siswa yang prestasi belajar matematika pada pokok bahasan pecahan

sederhana belum optimal tetapi sudah memenuhi KKM, diharapkan bisa

mengintensifkan penggunaan media animasi flash dalam kegiatan

belajarnya agar diperoleh prestasi belajar yang lebih tinggi.

Page 73: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

2. Bagi guru

Media animasi flash ini diharapkan menjadi media alternatif bagi guru dalam

proses pembelajaran matematika khususnya materi pecahan sederhana pada

anak tuna daksa.

3. Bagi sekolah

a. Pihak sekolah (dalam hal ini Kepala Sekolah) hendaknya dapat

mensosialisasikan media animasi flash kepada guru-guru di SLB D

YPAC Surakarta sebagai salah satu media yang dapat menunjang proses

pembelajaran matematika di dalam kelas sehingga prestasi belajar siswa

meningkat.

b. Pihak sekolah sebaiknya menyediakan berbagai macam media

pembelajaran salah satunya adalah media animasi flash ini.

Page 74: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrachman, M. (2003). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:PT. Rineka Cipta

Ahira, A. (2008a). Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.Diakses 20 maret 2012. http://www.anneahira.com/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar-siswa.htm.

Ahira, A. (2008b). Fungsi Media Pembelajaran bagi Peserta Didik. Diaksestanggal 1 April 2012. http://www.anneahira.com/fungsi-media-pembelajaran-bagi-peserta-didik.htm.

Anitah, S. (2008). Media Pembelajaran. Surakarta: UNS Press.

Arikunto, S. (2007). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta.

Arsyad, A. (2003). Media Pengajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Astati. (2009). Pengantar pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Depdikbud DirjenDikti PPTA.

Departemen pendidikan dan kebudayaan. (2003). Badan Standar NasionalPendidikan. Jakarta : PT. Balai Pustaka.

Departemen pendidikan dan kebudayaan. (2006). Badan Standar NasionalPendidikan Sekolah Dasar Luar Biasa. Jakarta : PT. Balai Pustaka

Efendi, M. (2006). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT.Bumi Aksara

Fahmi, A. (2003). Prestasi Belajar yang Rendah Ditinjau dari Intelegensi danAtribusi: Studi Kasus Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Fenomena: Vol. 1 No.2 September 2003.

Fathurrohman, P., & Sutikno, S. (2010). Strategi Belajar Mengajar.bandung.PTRefika Aditama

Fernandez, I. (2002). Macromedia Flash Animation & Cartooning: A creativeGuide.California : Hill Osborn

Hamalik, O. (2002). Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar BaruAlgensindo

Heward, W.L., & Orlansky,M.D. (1988). Exceptional children. Columbus : meriilpublishing company.

Page 75: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Magne, O. (2003). Literature on Special Educational Needs in Mathematics: Abibliography with some comments. (4th Ed.) (Educational andPsychological Interactions, 124). Malmö, Sweden: School of Education.

Muhammad, J.K.A. (2008). Special Education For Special Childreen. Jakarta:PT. Mizan Publika.

Mulyasa, E. (2005). Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.

Muslim, A.T & Sugiarmin,M. (2007). Ortopedi dalam pendidikan Anak tunaDaksa. Jakarta : Depdikbud.

Sadiman, A.S., dkk. (2007). Media Pendidikan.Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.

Saputro, J.H. (2010). Aplikasi Flash untuk visualisasi pembelajaran matematikamenggunakan bahasa inggris berbasis multimedia untuk sekolah dasarkelas 6. Diakses tanggal 12 januari 2012. Http://www.mercubuana.ac.id

Sherman, B.F., & Wither, D.P. (1998). Mathematics Anxiety and MathematicsAchievement. Mathematics Education Research Journal. Tahun 2003,Vol. 15, No. 2, 138-150.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PTRineka Cipta

Smith, D.D. (2006). Introduction to Special Education: Making a Difference.Washington DC.

Soehartono, I. (2004). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT RemajaRosdakarya

Somantri, T. S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama

Sudijono, A. (2005). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja. GrafindoPersada

Sudrajat, A. (2008). Konsep media pembelajaran. Diakses tanggal 21 maret 2012.http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/konsep-media-pembelajaran/

Suharta, I.G.P. (2001).Profil pembelajaran matematika pada jenjang pendidikandasar.Singaraja : IKIP Negeri Singaraja.

Suherman, E., Dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.Bandung: UPI Press.

Page 76: SKRIPSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · pembelajaran yang menggunakan media animasi flash pada pokok bahasan pecahan ... ðØ Sahabatku Epik, Rully, Nia, Luthfi, Faiz,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Sukmadinata, N.S. (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan.Bandung :Remaja Rosda Karya.

Sukmadinata, N.S. (2007). Penelitian tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukmadinata, N.S. (2009). Metode penelitian Pendidikan. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

Sulystiorini. (2009). Evaluasi Pendidikan. Jakarta :TERAS

Susilana, R., & Riyana, C. (2009). Media pembelajaran. Bandung : Cv wacanaprima

Sutjiono, T.W.A. (2005). Pendayagunaan Media Pembelajaran. Jurnal PendidikanPenabur - No.04 / Th.IV / Juli 2005.

Sutopo, A.H. (2003). Multimedia interaktif dengan flash. Yogyakarta: Grahailmu.

Tirtonegoro, S. 2001. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta:Bumi Aksara

Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional(SISDIKNAS). Bandung: Citra Umbara.

Wikipedia. (2009). Pengertian Matematika. Diakses 20 maret 2012.http://id.wikipedia.org/wiki/Matematika

Winkel, W.S. (2009). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi