88
PEMIKIRAN POLITIK TUNKU ABDUL RAHMAN DALAM KONTEKS PERJUANGAN KEMERDEKAAN MALAYSIA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) OLEH ROZILAWATI BINTI ISMAIL NIM: 109045200016 K O N S E N T R A S I S I Y A S A H S Y A R ’I Y Y A H PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1432 H/2011 M

SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

PEMIKIRAN POLITIK TUNKU ABDUL RAHMAN DALAM KONTEKS

PERJUANGAN KEMERDEKAAN MALAYSIA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

OLEH

ROZILAWATI BINTI ISMAIL

NIM: 109045200016

K O N S E N T R A S I S I Y A S A H S Y A R ’I Y Y A H PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A

1432 H/2011 M

Page 2: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya
Page 3: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya
Page 4: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta: 26 Februari 2011 M

22 Rabiul Awal 1432 H

Rozilawati binti Ismail

Page 5: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

i

KATA PENGANTAR

ȴɆǵȀȱǟ ȸƥȀȱǟ ǃǟ ȴȆǣ

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang

Maha Mengetahui segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi, yang nyata

maupun yang tersembunyi, baik dalam terang benderang maupun gelap gulita

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis dalam menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

Sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada pembawa

risalah Allah SWT, yaitu Junjungan Besar kita, Nabi Muhammad SAW, serta

keluarga dan para sahabat baginda, yang menyeru supaya berpegang teguh

dengan tali Allah SWT (hablullah) sampai akhir zaman.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi yang

berjudul “Pemikiran Politik Tunku Abdul Rahman dalam Konteks Perjuangan

Kemerdekaan Malaysia” ini, masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan

yang dimiliki penulis. Namun berkat bantuan dan dorongan dari semua pihak,

akhirnya penulisan skripsi ini dapa diselesaikan dengan daik. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih secara khusus dan sedalamnya kepada:

1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, sebagai Rektor Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta;

Page 6: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

ii

2. Prof. Dr. H Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, sebagai Dekan Fakultas

Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta;

3. Dr. Asmawi, M.Ag dan Pak Afwan Faizin, MA, sebagai Ketua dan Sekretaris

Jurusan Jinayah Siyasah, yang telah memberikan kemudahan administratif

bimbingan akademik sejak awal perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini;

4. Prof. Dr. Hj. Amany B. Lubis, Lc, MA, sebagai dosen pembimbing yang

dengan tulus ikhlas banyak memberikan petunjuk dan panduan bagi

penyelesaian skripsi ini;

5. Kepada segenap dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis

selama menjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

6. Kepada para pimpinan, staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas

Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

memberikan fasilitas berupa kemudahan bagi penulis dalam memanfaatkan

buku-buku referensi;

7. Kepada para staf Perpustakaan Awam Negeri Kelantan dan Perpustakaan

Awam Kuala Krai, yang telah menyediakan buku-buku referensi yang

bermanfaat dalam penelitian penulis.

8. Teristimewa buat Ayahanda Ismail bin Awang Kechik dan Ibunda tercinta

Hasmah binti Jaafar yang senantiasa mendoakan kejayaan penulis, dan terima

kasih karena telah membesarkan, mendidik dan sentiasa memberikan motivasi

dan dorongan kepada penulis. Terima kasih juga buat Kak Long(Roziana),

Page 7: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

iii

Abang Long(W.Aziz), Acik(M.Aziman), Zai(Rozainah), Ina(Salina),

Abang(M.Khairul), Adik(M.Azahari), Husna dan saudara-saudaraku yang

tidak dapat disebutkan satu-persatu;

9. Pemerintah Malaysia dan Indonesia, Kedutaan Besar Malaysia di Indonesia,

Dato’ Duta Malaysia di Indonesia, Tuan Pengarah JPMI, Atase Agama serta

seluruh staf Kedutaan Besar Malaysia dan kebajikan yang telah diberikan;

10. Kepada para pimpinan dan staf Internasional Office yang banyak memberi

informasi dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan studi di sini. Juga

buat teman-teman dari pelbagai negara di Internasional Office.

11. Dato’ Tuan Guru Haji Harun Taib selaku pengerusi Ahli Majlis Mesyuarat

KUDQI dan seluruh Ahli Majlis Mesyuarat KUDQI. Pihak Kolej Universitas

Darul Quran Islamiyyah yang telah memberi kesempatan untuk menuntut

ilmu yang bermanfaat dari asatizah2 KUDQI. Juga buat adik-adik yang masih

di Kudqi dan ex-Kudqi. Serta buat asatizah dan teman-teman di Madrasah

Muhammadiah Pondok Sungai Durian, Kuala Krai, Kelantan;

12. Teman-teman seperjuangan angkatan 2009; Yati, K.Aisyah, Suha, Yam,

Fizah, Marina, Zainab, Ummu Aiman, Suhaida, Aisyah. Teman-teman

seperjuangan angkatan 2010; Ain, Faizah, Alfiah, Hajar, Ijah, K.azi, Ann,

Saedah, Yah, Aminah, Su, Sya, juga buat adik-adik angkatan 2011 serte

teman-teman dikalangan muslimin KUDQI dan IPA. Tidak lupa juga buat

teman-teman Indonesia, Qamariah, Umi Farhah, Via, Dina, April dan yang

Page 8: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

iv

mengenali penulis. Terima kasih juga atas kebersamaan kalian dalam

menemani dan membantu penulis selama kuliah di sini.

13. Kepada teman-teman ketika mencari pengalaman bekerja, khususnya di As-

Syabab Quran Centre, k.tie, k.na, k.long, k.zana, k.syikin, k.ni, k.moh, k.huda,

k.ma dan k.aini. Terima Kasih karena turut mendoakan penulis dan banyak

memberi semangat dan motivasi supaya sukses dalam perkulihan dan

penulisan skripsi ini. Tidak lupa juga buat anak-anak didik di As-Syabab

Quran Centre, MRSM Kuala Krai, dan Madrasah Muhammadiah Pondok

Sungai Durian.

14. Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun

tidak langsung yang tidak dapat penulis nyatakan satu persatu dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih,

semoga segala bantuan tersebut diterima sebagai amal shaleh di sisi Allah

SWT dan memperoleh balasan pahala yang berganda. Amin.

Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis serahkan semua ini.

Semoga apa yang penulis usahakan ini kiranya dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.

Jakarta: 26 Februari 2011 M 22 Rabiul Awal 1432 H

Penulis

Page 9: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah........................................................................1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................................5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.............................................................6

D. Studi Terdahulu.....................................................................................7

E. Metode Penelitian................................................................................10

F. Sistematika Penulisan..........................................................................12

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MALAYSIA...............................13

A. Sejarah Awal Penjajahan Inggris di Malaysia...................................14

B. Perkembangan Politik dan Sistem Pemerintahan Malaysia...............16

1. Masa Penjajahan Inggris........................................................17

2. Masa Menuju Kemerdekaan..................................................20

3. Masa Kini..............................................................................23

BAB III BIOGRAFI TUNKU ABDUL RAHMAN..........................................27

A. Riwayat Hidup Tunku Abdul Rahman................................................28

B. Latar Belakang Pendidikan Tunku Abdul Rahman.............................30

C. Perjalanan Karir dan Keterlibatan Politik Tunku Abdul Rahman.......34

Page 10: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

vi

BAB IV T U N K U A B D U L R A H M A N D A N K E M E R D E K A A N

MALAYSIA……………………………………………………………40

A. Hubungan Politik Tunku Abdul Rahman dengan Pihak Inggris......41

B. Pemikiran Politik Tunku Abdul Rahman.........................................43

C. Perundingan Kemerdekaan yang Diikuti Tunku Abdul Rahman.....54

D. Kritik Perjuangan Kemerdekaan Tunku Abdul Rahman..................60

BAB V PENUTUP..............................................................................................63

A. Kesimpulan.........................................................................................63

B. Saran-saran..........................................................................................65

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................66

LAMPIRAN.............................................................................................................70

A. Hasil Wawancara...............................................................................70

B. Perlembagaan 1957...........................................................................73

C. Pemasyhuran Kemerdekaan..............................................................75

D. Foto Tunku Abdul Rahman................................................................77

Page 11: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Malaya adalah sebuah penempatan yang terletak di pertengahan Asia

Tenggara. Sejak awal abad keenam belas masehi, Malaya pernah dijajah oleh tiga

penguasa besar yang terdiri dari Belanda, Portugis, dan Inggris. Di antara tiga

penguasa besar itu, Inggris telah menjajah Malaya dalam kurun waktu yang lebih

lama, yaitu mulai akhir abad kedelapan belas hingga pertengahan abad ke dua

puluh Masehi. Setelah berkurun lama dijajah Inggris, muncul semangat

nasionalisme dikalangan masyarakat dan pada tahun 1957 Malaya berhasil

mencapai kemerdekaan dari pihak Inggris.1 Pencapaian ini tidak terlepas dari

keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya.

Ketika Malaya sedang menghadapi zaman penjajahan, beberapa orang

tokoh politik telah bangkit memperjuangkan kemerdekaan Malaya, di antara tokoh

yang terkenal di Malaya adalah seorang pangeran yang dilahirkan di Istana Negeri

Kedah. Tokoh yang dimaksudkan adalah Tunku Abdul Rahman, beliau adalah

anak Sultan Abdul Hamid Halim Shah, yaitu Sultan ke-25 Negeri Kedah. Setelah

Tunku menyelesaikan studi di Inggris dan dengan dukungan dari teman-teman,

beliau akhirnya pulang memperjuangkan kemerdekaan Malaya.2 Tunku terkenal

sebagai negarawan berjiwa kerakyatan dan sebagai seorang pangeran beliau

1 Times Book International, Malaysia, (Singapore dan Kuala Lumpur, 2002), cet. 1, h. 5. 2 Siti Mariam Daud dan Sulaiman Zakaria, Tunku Abdul Rahman Putera Al-Haj, (Kuala

Lumpur: Jade Green Publications, 1996), cet. 1, h. 1.

Page 12: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

2

mempunyai kharisma yang sangat unik, di antaranya Tunku suka hidup

sebagaimana rakyat biasa dan suka bersosialisasi dengan semua orang.3

Pada awal penglibatan Tunku dalam politik di Malaya, beliau telah

dilantik sebagai Ketua Partai Pertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu/United

Malay National Organization (UMNO) bagian Kedah, adapun setelah Dato’ Onn

Jaafar mundur dari jabatannya sebagai Presiden UMNO, Tunku dilantik pula

sebagai pengganti beliau pada tahun 1952. Di antara kebijakan politik Tunku di

awal pemerintahannya, adalah Tunku banyak memberi nasihat kepada masyarakat

supaya bersatu, walaupun pada waktu itu hubungan kemasyarakatan antara etnis

sedikit tegang akibat penjajahan Jepang. Tunku juga berhasil membentuk Partai

Gabungan yang terdiri dari UMNO, Partai Persatuan Cina Malaya/Malayan

Chines Asosaity(MCA), dan Pertubuhan Kongres India Malaya/Malayan Indian

Congres(MIC). 4 Dengan kesepakatan ini, partai gabungan telah berhasil

memenangi pemilihan umum pada tahun 1955.

Setelah mencapai kemenangan, Tunku dan Partai Gabungan mulai

langkahnya dalam mengatur strategi untuk menuntut kemerdekaan Malaya. Di

antaranya, langkah Tunku dalam meredakan pemberontakan Partai Komunis

Malaya(PKM) melalui Perundingan Baling. Tunku juga telah melakukan beberapa

pertemuan tidak resmi dengan Pesuruhjaya Tinggi Inggris di Malaya, bagi

3 Syarif Ahmad, Tunku Abdul Rahman, Memoir Patriotik, (Kuala Lumpur: Pustaka Antara,

1991), cet. 1, h. 53. 4 Zarina Syukor, Sejarah Penubuhan Malaysia, (Pulau Pinang: Penerbit Pinang Sdn.Bhd.,

1985), cet. 1, h. 36

Page 13: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

3

membincangkan rencana melakukan perundingan dengan pihak penjajah di

Inggris.5 Dengan usaha Tunku dan kesepakatan Partai Gabungan, mereka berjaya

memujuk pihak Inggris untuk mengadakan satu perundingan yang dinamakan

Perundingan Kemerdekaan.

Perundingan itu telah diadakan di Inggris pada 18 Januari 1956,

perundingan ini diketuai oleh Tunku dan diikuti oleh pimpinan Partai Gabungan

serta wakil Raja-raja Melayu. Perundingan ini telah menghasilkan beberapa

persetujuan dari pihak Inggris, di antaranya pihak Inggris bersetuju untuk memberi

kemerdekaan Malaya pada tanggal 31 Agustus 1957, dengan syarat Malaya harus

ikut serta dalam negara “Commonwealth”6, mengekalkan angkatan militer Inggris

di Malaya, menubuhkan satu komisi yang beranggotakan wakil-wakil dari luar

negara untuk membentuk konstitusi baru, dan pensyaratan lain adalah Tanah

Melayu harus menjalankan pemerintahan secara demokrasi.7

Pengalaman Tunku belajar di Inggris telah membuatkan Tunku dekat

dengan pihak Inggris sehingga beliau tidak mampu menolak beberapa keputusan

pihak Inggris ketika berlakunya Perundingan Kemerdekaan. Hasil perundingan itu

terlepas dari mendapat kritikan dan tantangan dari lawan politik beliau terutama

Dato’ Onn Jaafar. Namun Tunku tetap sabar dan mencoba memberikan nasihat

kepada masyarakat supaya bertenang dan menerima syarat yang telah ditetapkan

5 Yusof Harun, Tunku, Idealisme dalam Kenangan. (Pulau Pinang: Yayasan Bumiputra, 1991), cet.1, h. 186.

6 Negara-Negara Komanwel merupakan satu persatuan secara sukarela yang melibatkan negara-negara berdaulat yang ditubuhkan atau pernah dijajah oleh pihak Inggris.

7 International Law Book Services, Malaysia Kita, (Kuala Lumpur: Direct Art Company, 2005), cet. 6, h. 115.

Page 14: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

4

oleh pihak Inggris demi kemerdekaan negara.8 Setelah mencapai kemerdekaan,

Malaya membentuk suatu kesepakatan dengan Sabah dan Serawak dalam

membentuk sebuah negara yang akan dinamakan Malaysia.9 Karena jasa dan

pengorbanan Tunku Abdul Rahman, beliau diberi gelar sebagai Bapak

Kemerdekaan dan dilantik sebagai Perdana Menteri Malaysia yang pertama.

Kemerdekaan negara bukanlah suatu hal yang mudah dicapai oleh sebuah

negara. Di Malaysia peran dan kebijakan politik Tunku Abdul Rahman telah

banyak membantu Malaysia mencapai kemerdekaan dengan aman dan secara

diplomasi. Tunku bukan saja sanggup mengesampingkan kedudukannya sebagai

pangeran dan senantiasa mengutamakan kepentingan masyarakat, akan tetapi

beliau juga tidak pernah merasa takut dan menerima apa jua kritikan dalam

memperjuangan bangsa dan tanahair tercinta.10

Untuk mengetahui pemikiran politik Tunku Abdul Rahman dan proses

perjuangan beliau dalam merealisasikan kemerdekaaan Malaysia dengan lebih

terperinci dan mendalam, penulis mencoba melakukan penelitian lebih lanjut dan

terdorong untuk menganalisis lebih mendalam melalui penelitian skripsi yang

berjudul Pemikiran Politik Tunku Abdul Rahman dalam Konteks Perjuangan

Kemerdekaan Malaysia.

8 Ramlah Adam, Biografi Politik Tunku Abdul Rahman, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2005) cet. 1, h. 268.

9 Ahmad Athori Hussain, Dimensi Politik Melayu 1980-1990, Antara Kepentingan dan Wawasan Bangsa, (Selangor: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1993), cet. 1, h. 4.

10 Yusof Harun, Tunku, Idealisme dalam Kenangan, (Pualu Pinang: Yayasan Bumiputra, 1991), cet. 1, h. 183.

Page 15: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

5

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan skripsi ini menjadi lebih praktis dan terfokus

sehingga para pembaca mendapat manfaat dari penelitian ini, penulis membuat

batasan hanya tentang seorang tokoh politik Malaysia yang bernama Tunku

Abdul Rahman, penelitian ini bertumpu pada pemikiran politik beliau dan

perjuangan beliau ketika melakukan perundingan-perundingan menuntut

kemerdekaan Malaysia dari pihak Inggris.

2. Perumusan Masalah :

Berdasarkan uraian dalam latar belakang dan pembatasan masalah di

atas dan supaya tidak menjadi kajian yang melebar, penulis merumuskan

permasalahan dengan rincian dalam bentuk persoalan sebagaimana berikut:

a) Bagaimana keterlibatan politik Tunku Abdul Rahman?

b) Apa ide-ide Tunku Abdul Rahman dalam memperjuangkan kemerdekaan

Malaysia?

c) Apa perundingan-perundingan yang diikuti oleh Tunku Abdul Rahman

dalam mewujudkan kemerdekaan Malaysia?

Page 16: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini memiliki beberapa tujuan sebagai

berikut:

1. Untuk mengkaji dengan lebih mendalam tentang keterlibatan tokoh besar

politik Malaysia, yaitu Tunku Abdul Rahman.

2. Untuk mengetahui ide-ide Tunku Abdul Rahman dalam memperjuangkan

kemerdekaan Malaysia.

3. Untuk mengetahui perundingan-perundingan yang disertai Tunku Abdul

Rahman dalam mewujudkan kemerdekaan Malaysia.

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Secara akademis untuk mendapat jawaban terhadap berbagai persoalan yang

terkait dengan kebijakan Tunku dan langkah yang diambil ketika

memperjuangkan kemerdekaan Malaysia.

2. Sebagai sumbangan kepada ahli-ahli politik khususnya UMNO dalam

menghayati sejarah pembentukan UMNO dan peran UMNO dalam menuntut

kemerdekaan Malaysia.

3. Sebagai sumbangan kepada etnis-etnis di Malaysia supaya sentiasa bersatu

dalam menjamin keamanan dan kemajuan Malaysia.

4. Sebagai sumbangan pemikiran dan pengembangan khazanah keilmuan

khususnya di bidang sejarah dan ketatanegaraan Islam di Malaysia.

Page 17: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

7

D. Studi Terdahulu

Sejumlah penelitian dengan bahasan tentang pemikiran politik telah

dilakukan, baik mengkaji secara spesifik maupun mengkaji secara umum yang

sejalan dengan bahasan penelitian ini. Berikut ini merupakan paparan tinjauan

umum atas sebagian karya-karya penelitian tersebut baik yang berupa buku

maupun skripsi, di antaranya:

Skripsi yang ditulis oleh Robby Chairil, yang berjudul Soekarno dan

Perjuangan dalam Mewujudkan Kemerdekaan Indonesia (1942-1945).11 Skripsi

ini menjelaskan tentang tokoh besar Indonesia yaitu Soekarno, yang mencakup

tentang latar belakang kehidupan beliau, keterlibatan beliau dalam politik, dan

perjuangan beliau dalam merealisasikan kemerdekaan Indonesia.

Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Baha bin Mohammad, yang berjudul

Analisis Pemikiran Politik Anwar Ibrahim di Malaysia 1982-1998.12 Skripsi ini

menjelaskan tentang pemikiran Anwar Ibrahim dalam konteks reformasi Islam di

Malaysia, serta peran Anwar Ibrahim dalam proses demokratisasi di Malaysia.

Skripsi yang ditulis oleh Hasfa Bakhry Hasan, yang berjudul Islam

Hadhari, Suatu Pemikiran Abdullah Ahmad Badawi dalam Rencana Sebuah

11 Robby Chairil, Soekarno dan Perjuangan dalam Mewujudkan Kemerdekaan Indonesia

(1942-1945), (Jakarta: Skripsi Fakultas Adab Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010)

12 Ahmad Baha bin Mohammad, Analisis Pemikiran Politik Anwar Ibrahim di Malaysia 1982-1998, (Jakarta: Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009)

Page 18: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

8

Pemerintahan Islam di Malaysia.13 Skripsi ini memberi penjelasan tentang Islam

Hadhari bahwa menurut pemikiran Abdullah Ahmad Badawi, melalui sebuah

konsep pemerintahan yang melaksanakan sistem berdasarkan Islam, serta

menjadikan agama Islam sebagai tatacara hidup bernegara.

Di samping itu terdapat beberapa sumber-sumber yang penulis rasakan

relevan untuk dijadikan rujukan penulis, di antaranya adalah:

Buku Pertama, Political Awakening . Buku ini adalah hasil karya Tunku

Abdul Rahman.14 Di dalam buku ini Tunku Abdul Rahman membicarakan tentang

pengalaman beliau ketika memperjuangkan kemerdekaan Malaysia dan

keterlibatan beliau dalam politik Malalysia.

Buku Kedua, Biografi Politik Tunku Abdul Rahman. Buku ini adalah

hasil karya Ramlah Adam.15 Buku ini secara lengkap memberi maklumat tentang

Tunku Abdul Rahman, dimulai dari sejarah kehidupan beliau, karir beliau,

keterlibatan beliau dalam bidang politik, serta jasa beliau dalam memperjuangkan

kemerdekaan Malaysia.

Buku Ketiga, Malaysia Kita. Buku ini adalah hasil karya International

Law Book Services.16 Buku ini secara ringkas memberi penjelasan tentang

13 Hasfa Bakhry Hasan, Islam Hadhari: Suatu Pemikiran Abdullah A. Badawi dalam

Rencana sebuah Pemerintahan Islam di Malaysia, (Jakarta: Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006)

14 Tunku Abdul Rahman, Political Awakening, (Selangor: Pelanduk Publication, 1986), cet. 1.

15 Ramlah Adam, Biografi Politik Tunku Abdul Rahman. (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2005), cet. 1.

16 International Law Book Services, Malaysia Kita, (Selangor: Golden Books Centre Sdn Bhd, 2010), cet. 10.

Page 19: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

9

Malaysia, yaitu dimulai dari sejarah Malaya, sejarah pembentukan Malaysia,

sistem pemerintahan dan administrasi Malaysia, juga tentang posisi kekuasaan

eksekutif, legislatif, dan yudikatif dalam pemerintahan Malaysia saat ini.

Buku Keempat, Sejarah Malaysia, buku ini adalah hasil karya

Muhammad Ismail Ahmad.17 Karya ini memberi penjelasan tentang sejarah

Malaysia yang mencakup sejarah Melayu Melaka, sejarah Malaya, sejarah di

zaman penjajahan , serta sejarah kemerdekaan Malaysia.

Buku Kelima, Dasar-dasar Ilmu Politik. Buku ini adalah hasil karya

Miriam Budiardjo.18 Karya ini banyak memperkatakan tentang asas-asas ilmu

politik, di antaranya tentang bentuk negara, konsep kekuasaan, dan pembuatan

keputusan. Terdapat juga tentang pembentukan undang-undang dasar sebuah

negara, kelompok-kelompok politik, serta sistem pemerintahan sebuah negara

pada umumnya.

Buku Keenam, Fiqh Siyasah. Buku ini adalah hasil karya Mujar Ibnu

Syarif dan Khamami Zada.19 Buku ini membicarakankan tentang pemikiran

politik Islam yang dibagi kepada zaman klasik, pertengahan dan, kontemporer.

Buku ini juga memperjelaskan tentang konsep politik Islam secara rinci dengan

mendatangkan beberapa pandangan tokoh politik Islam.

17 Muhammad Ismail Ahmad, Sejarah Malaysia, (Selagor: Pustaka Mawar, 2004), cet. 1. 18 Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik.( Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2008), cet. 3. 19 Ibnu Syarif, Mujar. Fiqh Siyasah, Doktrin dan Pemikiran Politik Islam. (Jakarta: PT

Gelora Aksara Pratama,2008), cet. 1.

Page 20: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

10

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Untuk melakukan penelitian data dalam penulisan skripsi ini, penulis

menggunakan pendekatan empiris dan menggunakan metode penelitian

kepustakaan(library research). Penulis mencoba mengumpulkan data-data yang

berasal dari sumber-sumber kepustakaan, baik berupa buku-buku, jurnal,

ensiklopedi, maupun internet yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji

dalam skripsi ini. Penulis juga melakukan wawancara untuk mendapatkan

maklumat tambahan bagi melengkapi penulisan skripsi ini.

2. Obyek Penelitian

Yang menjadi obyek penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah

pemikiran politik Tunku Abdul Rahman, khususnya kebijakan beliau ketika

melakukan perundingan dengan pihak Inggris dalam menuntut kemerdekaan

Malaysia.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan faktual, teknik

pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah melalui studi dokumentasi

dari bahan-bahan tertulis yakni dengan mencari bahan-bahan yang terkait serta

mempunyai relevansinya dengan obyek penelitian. Pengumpulan data juga

dilakukan dengan melakukan wawancara untuk dijadikan sebagai data

tambahan.

Page 21: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

11

4. Sumber Data

Sumber-sumber datanya adalah sebagai berikut:

a) Data Primer: Yang termasuk ke dalam sumber data primer adalah data yang

langsung diperoleh dari sumber yang asli dari obyek penelitian, yaitu buku-

buku yang ditulis sendiri oleh Tunku Abdul Rahman dan wawancara dengan

seorang wartawan yaitu Tuan Haji Subky Latif bin Abdullah.

b) Data Sekunder: Adalah data yang diperolehi dari sumber kedua, yaitu dari

buku-buku lain yang berkaitan dengan objek penelitian seperti buku-buku

yang berkaitan dengan sejarah Malaysia dan politik Malaysia.

c) Data Tertier: Data tertier merupakan data pelengkap yang terdiri dari kamus

bahasa Indonesia, ensiklopedi, artikel dari halaman web dan lain-lain.

5. Teknik Analisis Data

Dalam melakukan analisis data, penulis menggunakan teknik analisis

data yang telah terhimpun(kualitatif), dengan cara mengumpulkan data-data dan

mencoba untuk menganalisis pemikiran seorang tokoh politik, yaitu Tunku

Abdul Rahman.

6. Teknik Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini berpedoman pada buku Pedoman Penulisan

Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2007, buku ini diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 22: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

12

F. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran menyeluruh, ditulis sistematika sebagai berikut:

Bab pertama merupakan bab pendahuluan yang didahului dengan

persoalan yang melatarbelakangi penelitian dan pengangkatan tema ini, kemudian

dilanjutkan dengan pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, studi terdahulu, metodologi penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab kedua memberi uraian tentang sejarah awal penjajahan Inggris di

Malaysia, juga tentang perkembangan politik dan sistem pemerintahan Malaysia,

yang dibagi kepada tiga periode, yaitu masa penjajahan Inggris, masa menuju

kemerdekaan, dan Malaysia masa kini. Bertujuan untuk memberi gambaran secara

ringkas tentang perpolitikan di Malaysia.

Bab ketiga memberi uraian secara khusus tentang riwayat hidup, latar

belakang pendidikan, perjalanan karir, serta penglibatan politik Tunku Abdul

Rahman. Bab ini bertujuan untuk memberi pengenalan lebih dalam tentang tokoh

kemerdekaan Malaysia.

Bab keempat menguraikan tentang inti penelitian, yaitu tentang hubungan

politik Tunku Abdul Rahman dengan pihak Inggris, pemikiran politik Tunku, dan

perundingan kemerdekan yang diikuti Tunku. Penelitian ini bertujuan untuk

mendalami pemikiran politik Tunku Abdul Rahman.

Bab kelima merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan

merupakan jawaban dari persoalan dalam pembatasan dan perumusan masalah,

juga tedapat beberapa saran dari peneliti.

Page 23: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

13

BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG MALAYSIA

Sejarah Malaya bermula di zaman kesultanan Melayu Malaka sekitar tahun

1400 Masihi. Pada masa kegemilangannya, wilayah kesultanan ini meliputi sebagian

besar Semenanjung dan Pantai Timur Sumatera. Malaka muncul sebagai sebuah

kerajaan yang gemilang kerana kedudukannya yang strategis yaitu titik pertemuan

antara Asia Timur dengan Asia Barat. Keadaan ini membuatkan Malaka muncul

sebagai pusat perdagangan utama khususnya perdagangan rempah di Asia Tenggara.1

Islam pula muncul sebagai agama utama yang tersebar dan menjadi anutan utama

penduduk Malaka dan raja-raja.

Malaya terkenal dengan kekayaan hasil bumi dan karena mempunyai kondisi

tanah yang subur. Kondisi ini telah menjadi penarik penguasa asing untuk menjajah

Malaya, tujuan utama mereka adalah untuk mencari lokasi perdagangan baru dan

menyebarkan agama kristen.2 Malaya pernah dijajah oleh tiga penguasa besar yang

berbeda, yaitu Portugis pada tahun 1511, Belanda pada tahun 1641, dan Inggris pada

tahun 1824.3 Di antara tiga penguasa besar itu, Inggris paling lama menjajah Malaya,

yaitu mulai tahun 1824 hingga Malaya mencapai kemerdekaan pada 31 Agustus

1957.

1 Amir F. Hidayat dan Abdurrasyid, Ensiklopedi Negara-negara di Dunia. (Bandung:

Pustaka Setia, 2006), cet. 1, h. 310. 2 Zarina Syukor, Sejarah Penubuhan Malaysia, (Pulau Pinang : Penerbit Pinang Sdn.Bhd.,

1985), cet. 1, h. 5. 3 Times Book International, Malaysia, (Singapore dan Kuala Lumpur, 2002), cet. 1, h. 5.

Page 24: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

14

Setelah mencapai kemerdekaan, Malaya telah membentuk kesepakatan

dengan Sabah dan Sarawak untuk mendirikan sebuah negara yang dinamakan

Malaysia. Malaysia merupakan sebuah Negara Federasi yang mempunyai tiga belas

negara bagian dan tiga wilayah persekutuan. Malaysia terletak di Asia Tenggara

dengan luas 329.847km persegi, dan terletak di khatulistiwa yang beriklim tropis.

Ibukota Malaysia adalah Kuala Lumpur, dan Putrajaya merupakan pusat

pemerintahan. Malaysia terpisah kepada dua bagian, yaitu Malaysia Barat dan

Malaysia Timur. Malaysia berbatasan dengan Thailand, Indonesia, Singapura, Brunei

Darussalam, dan Filipina, dan jumlah penduduk Malaysia melebih 27 juta jiwa 4

A. Sejarah Awal Penjajahan Inggris di Malaysia.

Sejarah dan perkembangan politik merupakan pengalaman yang dicatat

dari waktu ke waktu, supaya ia menjadi panduan dan pengajaran kepada

masyarakat masa kini dan masa akan datang. “Mengkaji yang terdahulu untuk

memahami yang akan datang” merupakan salah satu falsafah dalam pendekatan

sejarah. Melalui pendekatan sejarah dalam mengembangkan ilmu politik

kebiasaannya tertumpu kepada beberapa persoalan seperti kapan, siapa, kenapa,

bagaimana dan di mana.5 Dengan berpedoman pada persoalan-persoalan di atas,

maka sejarah dapat menghidupkan kembali masa lalu, dan membuat kesimpulan

untuk mencapai kesepakatan di masa depan.

4 Ajid Thohir, Studi Kawasan Dunia Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), cet.

1, h. 337. 5 Katni Kamsono Kibat, Asas ilmu politik, (Selangor: Biroteks Institusi Teknolgi Mara,

1986) cet. 1, h. 8.

Page 25: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

15

Pada awal abad ke-17 Masehi adalah masa mulanya perkembangan

perdagangan Inggris di Malaya, yaitu dengan perkembangan cara perdagangan di

Asia Tenggara. Inggris semakin mempergiat usahanya untuk menguasai

perdagangan bijih timah di Malaya, karena motif dan kepentingan yang sama

antara Inggris dan Belanda, telah berlaku persaingan di antara mereka. Akan

tetapi, pada tanggal 17 Maret 1824 meja perundingan telah menjadi suatu alternatif

bagi mereka sebagai pemecah secara aman. Melalui perundingan itu, Inggris telah

memperoleh tiga wilayah di Malaya yang mencakup Pulau Pinang, Malaka, dan

Singapura. Ketiga negara bagian ini menjadi tanah jajahan Inggris dan dinamakan

Negeri-negeri Selat.6

Inggris telah menerapkan sistem administrasinya sendiri dan

mempergiatkan usaha dalam mengeluarkan hasil pertanian dan pertambangan bijih

timah dari Malaya. Pada saat ini juga, golongan China dan India mulai masuk ke

Malaya. Setelah beberapa tahun berlalu, Inggris mula mencari jalan untuk

memperluas tanah jajahannya. Pada awalnya Negeri-negeri Melayu Bersekutu

yang terdiri dari Perak, Selangor, Negeri Sembilan, dan Pahang berada dibawah

pemerintahan Raja-raja Melayu. Disebabkan berlakunya pertikaian politik di

antara raja-raja, Inggris telah berusaha menjinakkan Raja-raja Melayu dan

akhirnya Inggris berhasil menguasainya pada tahun 1874 melalui satu perjanjian

6 Mohd Salleh Abbas, Prinsip Perlembagaan dan Pemerintahan di Malaysia. (Kuala

Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2006), cet. 3, hal. 11.

Page 26: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

16

politik di antara raja-raja dengan penguasa Inggris yang dinamakan Perjanjian

Pangkor.7

Adapun Negeri-negeri Melayu Tidak Bersekutu yang terdiri dari Kedah,

Kelantan, Perlis dan Terengganu, propinsi-propinsi ini pada awalnya berada di

bawah kekuasaan Siam. Pada tahun 1909, propinsi-propinsi ini diserahkan kepada

Inggris atas permintaan raja-raja supaya dapat membebaskan kawasan mereka dari

kekuasaan Siam. Penyerahan itu terjadi setelah Inggris dan Siam menandatangani

suatu perjanjian yang dinamakan Perjanjian Bangkok.8 Pada dasarnya, Inggris

tidak merencana untuk ikut campur dalam politik Malaya, karena tujuan awal

Inggris hanya untuk menguasai hasil ekonomi dan perdagangan di Malaya. Akan

tetapi karena berlaku konflik internal beberapa kesultanan telah mengundang

Inggris untuk terlibat secara aktif guna memperluas pengaruhnya di Malaya.

Akibat konflik ini, Inggris mencapai keberhasilan menakluki beberapa kawasan

yang diikuti dengan beberapa perjanjian.

B. Perkembangan Politik dan Sistem Pemerintahan Malaysia

Kata politik berasal dari bahasa Yunani politikus, yaitu dari kata polis

yang berarti negara kota, ia juga dari bahasa Latin yaitu politica. Kata politik telah

digunakan pada abad ke-5 SM dan masih digunakan sampai saat ini.9 Para sarjana

politik telah membuat kesimpulan bahwa, politik dalam suatu yang berkaitan

7 Alfitra Salamm dan Achmad Syahid, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam (Asia Tenggara), (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve), h. 413.

8 Hasnah Hussin, Pengajian Malaysia, (Selangor: Oxford Fajar Sdn.Bhd, 2007), cet . I, h. 43.

9 Mustafa Haji Daud, Pengantar Politik Islam, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian Pendidikan Malaysia, 1994), cet. I, h. 1.

Page 27: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

17

dengan masalah kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan publik, dan alokasi

atau kontribusi dalam negara.10 Di Malaysia perkataan politik mulai mendapat

perhatian ketika munculnya gerakan nasionalisme Melayu dalam memperjuangkan

kemerdekaan Malaya.

Dalam perkembangan politik dan sistem pemerintahan Malaysia, penulis

membagi dalam tiga periode. Pertama, Masa Penjajahan Inggris. Kedua, Masa

Menuju Kemerdekaan. Ketiga, Malaysia Masa Kini. Berikut penjelasan bagi setiap

periode :

1. Masa Penjajahan Inggris

Ketiaka penjajahan Inggris, Malaya dijajah oleh Inggris secara berasingan

yaitu Negeri-negeri Selat(NNS), Negeri-negeri Melayu Bersekutu(NNMB),

Negeri-negeri Melayu Tidak Bersekutu(NNMTB). Bentuk pemerintahan di tiga

negara berasingan itu diketuai oleh seorang Pejabat Tinggi Inggris. Dalam

menjalankan pemerintahan di Malaya, Inggris telah memperkenalkan berbagai

sistem politik. Pada awalnya, Inggris memperkenalkan suatu sistem yang

dinamakan Sistem Residen, sistem ini mula diperkenal setelah berlakunya

Perjanjian Pengkor. Sistem ini berbentuk birokrasi dan dijalankan oleh seorang

Residen Inggris, sistem ini Residen mempunyai kekuasaan tertinggi yang

mencakup urusan pemerintahan, ekonomi, dan undang-undang di Malaya.11

10 Miriam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik. (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 2008), cet.

3, h. 14. 11 International Law Book Services, Malaysia Kita, (Kuala Lumpur: Direct Art Company,

2005), cet. 6, h. 197.

Page 28: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

18

Pembentukan sistem ini telah menyebabkan berlakunya pemberontakan dari

beberapa pihak, namun usaha mereka gagal karena pemberontakan mereka

berbentuk perseorangan dan tidak mendapat dukungan dari masyarakat umum.

Perkembangan gerakan politik Malaya bermula pada akhir tahun 1930-an

dengan lahirnya semangat nasionalisme dikalangan kaum elit Melayu yang

berpendidikan tinggi dan dipengaruhi gerakan nasionalis Indonesia. Organisasi

pertama yang didirikan berdasarkan nasionalis Melayu dan mempunyai

kepentingan politik adalah Kesatuan Melayu Muda(KMM), KMM membawa

konsep anti-penjajah untuk memperjuangkan kemerdekaan negara dan ingin

mewujudkan penyatuan dengan Indonesia melalui Indonesia Raya. Inggris telah

mengkhawatiri gerakan KMM, sehingga pada tahun 1941 sejumlah besar

pimpinan KMM telah ditangkap dan dipenjara. Ketika penjajahan Jepang

pimpinan KMM telah dibebaskan, akan tetapi Jepang tetap menghalang dan

membubarkan organisasi ini. Setelah pembubaran KMM, lahir pula beberapa

organisasi lain yang bertujuan menjatuhkan penjajah Jepang, yaitu Malaya

People’s Anti Japan Army (MPAJA) dan Parti Komunis Malaya (PKM).12

Penjajahan Jepang telah berakhir, apabila Nagasaki dan Hirosyima

dimusnahkan oleh tentara sekutu pada tanggal 6 Agustus 1945. Setelah ditimpa

kekalahan, Jepang telah menyerahkan kembali Malaya kepada Inggris pada 15

Agustus 1945. Kekalahan Jepang telah memberi ruang kepada Parti Komunis

Malaya(PKM) untuk menguasai Malaya. PKM telah bertindak kejam terhadap

12 International Law Book Services, op.cit., h. 97.

Page 29: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

19

penduduk Malaya dengan membunuh dan memusnahkan harta benda mereka.

Pada waktu ini, Inggris kembali menjajah Malaya dan mengumumkan keadaan

darurat di Malaya sekitar tahun 1948 hingga 1960.13 Sekembalinya Inggris di

Malaya, Inggris telah memperkenalkan sistem pemerintahan baru yang dinamakan

Kesatuan Malaya atau Malayan Union.

Walaupun Inggris mendapat dukungan dari Raja-raja Malayu, namun

keabsahan Kesatuan Malaya bernilai rendah karena disertai bersama tantangan dan

ancaman dari masyarakat. Menjelang abad ke-20, gerakan kesadaran dan semangat

nasionalisme dikalangan masyarakat Melayu semakin membara. Masyarakat

Melayu mula menentang Kesatuan Malaya dengan mendirikan suatu organisasi

politik melalui Kongres Melayu Semalaya pada 11 Mei 1946 di Johor, organisasi

itu dinamakan United Malay National Organization(UMNO), dan diketuai oleh

Dato’ Onn Ja’far. Organisasi ini menentang keras Kesatuan Malaya, karena dalam

Kesatuan Malaya status kewarganegaraan akan diberikan sama rata kepada semua

warga asing yang lahir di Malaya. Penguasa Inggris juga ingin menghapuskan

kekuasaan sultan dan sultan hanya akan diberi otoritas dalam hal keagamaan dan

adat istiadat Melayu. Motif penentangan lain adalah karena muncul kekhawatiran

dikalangan orang Melayu terhadap para imigran, terutama golongan Cina yang

ingin menguasai perekonomian Malaya.14

13 Amir F. Hidayat dan Abdurrasyid. op. cit., h. 311. 14 Alfitra Salamm dan Achmad Syahid. op.cit., h. 415.

Page 30: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

20

Hal ini menunjukkan bahwa sepanjang penjajahan Inggris, struktur

pemerintahan dikuasai penuh oleh penguasa Inggris. Beberapa kebijakan politik

juga telah dilakukan oleh penguasa Inggris dalam rangka merampas dan

menguasai Malaya. Akan tetapi semangat nasionalisme dalam diri masyarakat

Melayu dan keberhasilan UMNO memikat hati masyarakat Melayu, Kesatuan

Malaya akhirnya dibubarkan pada tahun 1948.

2. Masa Menuju Kemerdekaan.

Akibat tantangan dari masyarakat Melayu, Kesatuan Malaya telah

dibubarkan pada 21 Januari 1948, dan penguasa Inggris bersetuju untuk

melakukan perundingan bersama pimpinan UMNO dalam rangka membuat draf

bagi membentuk perlembagaan baru dan sistem pemerintahan baru di Malaya.

Hasilnya, penguasa Inggris bersetuju untuk mendirikan Persekutuan Malaya dan

membentuk perlembagaan baru yang dinamakan Perjanjian Persekutuan Malaya

1948. Perjanjian ini menetapkan bahwa dalam pemerintah Persekutuan Malaya

harus terdapat seorang Pejabat Tinggi Inggris, satu Dewan Perundangan

Persekutuan yang beranggotakan 75 anggota, satu Dewan Masyuarat Pemerintah,

dan satu Dewan Raja-raja untuk menasihati Pejabat Tinggi Inggris.15 Di dalam

Perjanjian itu juga menjelaskan bahwa penguasa Inggris mempunyai niat untuk

menjadikan Malaya ke arah pemerintahan sendiri dan memperkenalkan sistem

pemilihan umum di masa akan datang.

15 Muhammad Ismail Ahmad, Sejarah Malaysia, (Selangor: Pustaka Mawar, 2004), cet. 1,

h. 12.

Page 31: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

21

Partai politik Malaya semakin berkembang dengan terbentuknya Partai

Gabungan yang mewakili etnis-etnis di Malaya, partai ini diketuai oleh Tunku

Abdul Rahman yang juga menjabat sebagai ketua UMNO. Partai Gabungan

didirikan pada bulan Januari 1952 dan disertai oleh tiga partai besar, yaitu Partai

Pertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu (UMNO), Partai Persatuan Cina Malaya

(MCA), dan Pertubuhan Kongres India Malaya (MIC). Pada tanggal 27 Juli 1955,

Partai ini telah memenangi pemilihan umum pertama dengan memenangi 51 kursi

dari 52 kursi yang dipertandingkan.16 Pada waktu inilah bermula sistem demokrasi

di Malaya, sistem ini diwujudkan sebagai persiapan ke arah pembentukan kerajaan

berparlemen. Sistem ini juga diperkenalkan untuk memberi latihan kepada rakyat

dan memberi pengalaman pemilihan umum di Malaya.

Dengan kemenangan yang telah dicapai, pada bulan Januari 1956 Tunku

bersama wakil Partai Gabungan dan wakil raja-raja berangkat ke London untuk

melakukan perundingan kemerdekaan dengan penguasa Inggris. Hasil perundingan

itu, tanggal kemerdekaan Malaya telah ditetapkan pada tanggal 31 Agustus 1957.

Setelah selesai perundingan, suatu komisi dibentuk dan dinamakan

Komisi/Suruhanjaya Reid. Komisi itu bertujuan untuk membentuk perlembagaan

baru bagi Malaya. 17 Komisi Reid telah membuat draf untuk membentuk

perlembagaan baru, dan perlembagaan ini akan menyatakan tentang hak istimewa

bagi orang Melayu dan agama Islam sebagai agama negara.

16 Times Book International, op. cit., h. 13. 17 Yusof Harun, Tunku, Idealisme dalam Kenangan. (Pulau Pinang: Yayasan Bumiputra,

1991), cet. 1, h. 193.

Page 32: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

22

Politik Malaya terus berkembang, dalam rangka membentuk sebuah

negara yang dinamakan Malaysia, Tunku berencana untuk menggabungkan

Malaya, Singapura, Sabah, Serawak, dan Brunei dalam sebuah negara. Dalam

pembentukan ini, berlaku perbincangan panjang di antara Komisi Cobbold,

Anggota Perundingan Persekutuan, Anggota Pemerintah, dan Anggota

Referendum Singapura. Setelah berlaku beberapa perbincangan, Persekutuan

Malaysia didirikan hanya meliputi Malaya, Sabah, Serawak, dan Singapura. Dua

tahun kemudian, pada tanggal 16 September 1963 berlaku pengunduran Singapura

dari Malaysia.18 Pada saat ini, Malaysia hanya terdiri dari Sabah, Serawak dalam

Semenanjung Malaysia.

Dalam membentuk pemerintahan, beberapa pendekatan telah

dikemukakan oleh pemikir politik Islam. Di antaranya, pemikiran politik al-

Ghazali tentang tujuan membina negara/pemerintahan adalah untuk menjadi alat

melaksanakan Syari’at, untuk mewujudkan kemaslahatan rakyat, dan untuk

menjamin ketertiban urusan dunia juga urusan agama. Ia juga berfungsi sebagai

lambang kesatuan umat Islam demi kelangsungan sejarah umat Islam.19

Walaupun penjajahan Inggris di Malaysia tidak bersifat kekerasan, tetapi

kemerdekaan sebuah negara mempunyai arti yang sangat besar dan perlu

diperjuangkan. Di sini kita dapat lihat walaupun sulit memperjuangkan

18 Ahmad Athori Hussain, Dimensi Politik Melayu 1980-1990, Antara Kepentingan dan

Wawasan Bangsa, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1993), cet. 1, h. 4. 19 J. Suyuthi Pulungan, Fiqh Siyasah, Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2002), cet. 5, h. 261.

Page 33: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

23

kemerdekaan negara, Malaysia tetap berjaya mencapai kemerdekaan hasil

perjuangan tokoh-tokoh politik Malaysia dan kesepakatan komunitas etnis di

Malaysia. Pemerintah baru yang dikuasai oleh Partai Gabungan telah berusaha

menghapuskan Partai Komunis Malaya, meningkatkan taraf hidup masyarakat

pedesaan, memajukan ekonomi Malaysia, dan memperkenalkan Malaysia di

tingkat Internasional.

3. Masa kini

Penjajahan Inggris telah memberi kesan dan perubahan yang jelas dalam

sistem politik dan pemerintahan Malaysia. Pada saat ini, Malaysia menggunakan

sistem pemisahan kekuasaan dan sistem federalisme yaitu memisahkan antara

pemerintahan propinsi dan pemerintah persekutuan. Majelis Raja-raja merupakan

lembaga tertinggi negara yang terdiri dari sembilan orang raja dan empat orang

gubernur, lembaga ini mempunyai kekuasaan dalam melantik Yang di-Pertuan

Agong. Konstitusi Malaysia menetapkan bahwa Yang di-Pertuan Agong adalah

Kepala Negara, dan ia dipilih dari kalangan raja-raja dalam jangka waktu lima

tahun secara bergantian. Yang di-Pertuan Agong berwenang dalam pelantikan

Perdana Menteri, merupakan ketua dari tiga cabang pemerintahan, dan merupakan

ketua pasukan militer. Yang di-Pertuan Agong juga mempunyai kekuasaan dalam

mempersetujui rancangan undang-undang.20 Akan tetapi Yang di-Pertuan Agong

tidak terlibat dalam membentuk dasar negara.

20 Ajid Thohir, op. cit., h. 343.

Page 34: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

24

Sistem pemisahan kekuasaan dalam sistem pemerintahan Malaysia

berkedudukan dibawah Majelis Raja-Raja dan Yang di-Pertuan Agong. Dalam

klasifikasi badan eksekutif, Malaysia menggunakan sistem Parlementer, yaitu

partai politik yang memperoleh mayoritas kursi di Parlemen akan diangkat sebagai

Perdana Menteri dengan persetujuan Yang di-Pertuan Agong. Perdana Menteri

berfungsi sebagai ketua pemerintahan, juga sebagai kepanjangan tangan dari

parlemen untuk menjalankan kebijakan dan keputusan politik di parlemen.21

Legislatif nasional atau parlemen dalam pemerintahan Federal

menggunakan sistem dua majlis/departemen, yaitu dewan negara(Senat) dan

dewan rakyat(Departemen Kerakyatan). Kedua dewan ini berwenang dalam

membuat dan membatalkan undang-undang, berwenang dalam menetapkan cukai

baru, dan bewenang dalam meluluskan penggunaan dana negara. Adapun Badan

Yudikatif di Malaysia dibagi kepada tiga bagian, yaitu Mahkamah

Atasan(Mahkamah Agong, Mahkamah Rayuan, Mahkamah Tinggi), Mahkamah

Rendah(Mahkamah Sesyen, Mahkamah Juvana, Mahkamah Magistret, Mahkamah

Penghulu), dan Mahkamah Khas(Mahkamah Tentera, Mahkamah Buruh,

Mahkamah Khas Raja-raja). Peradilan ini dikuasai oleh kerajaan persekutuan,

adapun kerajaan negeri hanya berwenang dalam Mahkamah Syariah dan

Mahkamah Adat.22

21 Hasnah Hussin, op. cit., h. 92. 22 Ibid, h. 104.

Page 35: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

25

Walaupun Malaysia menggunakan sistem pemisahan kekuasaan, pada

hakikatnya pemisahan ini sulit dilaksanakan secara menyeluruh karena ketiga

lembaga itu mempunyai keterkaitan antara satu sama lain. Henry B.Mayo

mendefinisikan sistem politik yang demokrasi adalah di mana kebijaksanaan

umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara

efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas

prinsip kesamaan dan diselenggara dalam suasana yang terjamin kebebasan

politik. Adapun Syarat dasar terselenggaranya pemerintahan yang demokrasi

adalah perlindungan konstitusi, badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak,

kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan untuk berserikat, berorganisasi atau

beroposisi, dan mendapat pendidikan.23

Malaysia telah menggunakan bentuk pemerintahan demokrasi sejak

mencapai kemerdekaan, konsep demokrasi adalah konsep yang menggunakan

suara rakyat dalam menentukan pimpinan negara. Demokrasi yang diterapkan di

Malaysia bercorak Demokrasi Berparlemen, dimana wakil-wakil yang dipilih oleh

rakyat akan menduduki Parlemen dan menjalankan pemerintahan melalui

peruntukan Perlembagaan Malaysia.24 Perlembagaan juga masih mengedepankan

hal-hal penting dalam perlembagaan seperti hak asasi kewarganegaraan, hak

istimewa orang Melayu, kedudukan agama Islam dan bahasa Melayu.25

23 Miriam Budiarjo, op.cit., h. 116. 24 Ghazali Mayudin, Politik Malaysia: Perspektif, Teori, dan Praktik. (Bangi: Universiti

Kebangsaan Malaysia, 2002), cet. 1, h. 25. 25Times Book International, op. cit., h. 16

Page 36: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

26

Semenjak mencapai kemerdekaan pada tahun 1957, Malaysia tetap

menggunakan sistem kepartaian berbentuk multi partai hingga saat ini. Jika satu

partai memperoleh mayoritas kursi di Parlemen atau Dewan Rakyat, maka partai

itu dapat menguasai tampuk pemerintahan Malaysia. Sistem pemilihan umum

yang digunakan di Malaysia adalah berasaskan ”First-Past-The-Post-System” atau

sistem distrik, yaitu calon-calon yang memperoleh mayoritas suara di suatu

kawasan pemilihan umum, maka calon itu akan berkuasa di kawasan itu.

Pelaksanaan Pemilihan umum di Malaysia diadakan 5 tahun sekali, yang diawasi

oleh suatu komisi yang dinamakan Komisi/Suruhanjaya Pilihan Raya (SPR).26

Selain sistem pemerintahan khilafah dan imamah, terdapat sistem

pemerintahan lain yang dipraktikkan oleh umat Islam dalam konteks negara-

bangsa(nation-state). Di zaman sekarang, beberapa negara yang mayoritas

penduduknya Muslim menganut sistem demokrasi dalam menjalankan

pemerintahan. Walaupun menggunakan sistem demokrasi, pengaruh Islam masih

begitu nampak dengan banyaknya perundang-undangan yang berbasis pada syariat

Islam.27 Adapun di Malaysia, sistem demokrasi yang dijalankan merupakan satu

langkah untuk merialisasikan cita-cita dalam rangka mewujudkan sebuah negara

yang mempunyai suasana politik yang damai dan stabil.

26 International Law Book Services, op. cit., h. 181. 27 Mujar Ibnu Syarif dan Khamami Zada, Fiqh Siyasah, Doktrin dan Pemikiran Politik

Islam. (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama,2008), cet. 1, h. 215.

Page 37: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

27

BAB III

BIOGRAFI TUNKU ABDUL RAHMAN

Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj, merupakan satu nama yang tidak

asing dalam sejarah politik Malaysia. Tunku adalah seorang putra raja yang

dilahirkan di Istana, dan Tunku terkenal sebagai negarawan yang berjiwa rakyat.

Sebagai seorang pangeran beliau mempunyai kharisma yang sangat unik, dan

sepanjang keterlibatan beliau dalam bidang politik beliau banyak memberi

sumbangan kepada bangsa dan negara. Tunku juga terkenal sebagai pemersatu bangsa

karena keberhasilan beliau menyatukan komunitas etnis dalam menentang penjajahan

Inggris dan menuntut kemerdekaan Malaysia.1

Tunku adalah seorang pemimpin negara yang telah berhasil menyampaikan

cita-cita rakyat untuk mencapai kemerdekaan Malaysia. Untuk merialisasikan cita-

cita rakyat Tunku telah berjuang dengan tabah dan menghadapi segala kesulitan

dengan sabar. Ahli sejarah pada masa akan datang akan mencantumkan pristiwa-

pristiwa bersejarah bersama nama-nama pejuang kemerdekaan negara masing-

masing. Tunku sebagai seorang tokoh pejuang kemerdekaan Malaysia, beliau diberi

gelar sebagai bapak keamanan dan bapak kemerdekan.2 Hasil perjuangan beliau,

Malaysia pada saat ini menjadi sebuah negara yang maju dan dihormati di seluruh

dunia.

1 Syarif Ahmad, Tunku Abdul Rahman, Memoir Patriotik, (Kuala Lumpur: Pustaka Antara,

1991), cet. 1, h. 39. 2 Zakiah Hanum, Maka Merdekalah Negara Kita, (Kuala Lumpur: Ahli Cipta (M) Sdn. Bhd.

1997), cet. I , h. 23.

Page 38: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

28

A. Riwayat Hidup Tunku Abdul Rahman

Tunku Abdul Rahman adalah salah seorang putra Sultan Negeri Kedah,

yaitu Sultan Abdul Hamid Halim Shah. Beliau dilahirkan pada 8 Februari 1903 di

Istana Tiga Tingkat Alor Setar, Kedah. Tunku merupakan anak ke-20 dari 45orang

anak Sultan Abdul Hamid, hasil dari pernikahan dengan delapan orang istri.

Adapun hasil pernikahan ayahanda dan bundanya, beliau merupakan anak ke-7,

dan beliau mempunyai tiga saudara dan tiga saudari. Bunda Tunku bernama

Makche Menjelara, anak perempuan Luang Nara Biroraks, dan rakyat Siam yang

berasal dari Pegu, Burma.3 Karena percampuran darah Melayu, India, Siam dan

Burma, kulit Tunku berbeda dengan kulit orang Melayu. Adapun pada waktu

kecil, Tunku lebih menggunakan bahasa Siam sebagai bahasa pengantar di istana,

dan beliau mewarisi keberanian dan kepintaran bundanya.

Sebagaimana pangeran-pangeran yang lain, pada waktu kecil pergaulan

Tunku agak terbatas dan terkendali. Tunku dibenarkan berteman hanya

dikalangam keluarga DiRaja dan beliau jarang sekali bertemu dengan

ayahandanya. Setelah beranjak dewasa, barulah Tunku diperboleh berteman

dengan orang-orang Melayu yang sebaya dengan beliau di luar istana, beliau

sangat senang dan gembira dapat berteman dengan mereka.4 Secara tidak

3 Yusof Harun,Tunku, Idealisme dalam Kenangan. (Pulau Pinang: Yayasan Bumiputra,

1991), cet. 1, h. 15. 4 Siti Mariam Daud dan Sulaiman Zakaria,Tunku Abdul Rahman Putera al-Haj, (Kuala

Lumpur: Jade Green Publications, 1996), cet. 1, h.3

Page 39: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

29

langsung, hal ini memperlihatkan kepribadian Tunku yang mementingkan

kebebasan untuk hidup dan beliau tidak suka bersikap sombong.

Setelah beranjak dewasa, pada tahun 1933 Tunku telah menikah dengan

istri pertama beliau yang bernama Chik Mariam. Chik Mariam adalah anak gadis

dari seorang peniaga timah di Alor Star. Hasil pernikahan Tunku dengan Chik

Mariam, mereka telah dikarunia dua orang anak, anak pertama mereka bernama

Tunku Khadijah dan anak kedua Tunku Ahmad Nerang. Pada tahun 1935, Chik

Mariam telah meninggal dunia akibat penyakit demam malaria, pada saat itu

anaknya Tunku Nerang baru berusia 25 hari. Setelah kematian Chik Mariam,

Tunku telah menyerahkan kedua anaknya di bawah naungan bundanya.5

Setelah beberapa bulan kematian istri pertamanya, Tunku menikah pula

dengan seorang wanita Inggris bernama Violet Coulson. Tunku sudah lama

mengenali Violet, yaitu sewaktu mereka sama-sama menjadi mahasiswa di

Universitas Cambrige, Inggris. Pernikahan Tunku dengan Violet diluar

pengetahuan keluarga, karena pernikahan dengan bangsa lain tidak disukai dan

dilarang oleh keluarga DiRaja.6 Pernikahan ini juga dan akan menyebabkan

dirinya dikeluarkan dari kalangan keluarga DiRaja.

Setelah dua tahun pernikahan Tunku bersama Violet, pernikahan mereka

telah dilanda krisis, hal ini menyebabkan Violet bersedih dan kembali ke Inggris.

Pernikahan mereka terputus tanpa penceraian, tetapi mereka berpisah karena

5 Yusof Harun, op.cit., h. 49 6 Abdul Aziz Ishak, Riwayat Hidup Tunku Abdul Rahman, (Kuala Lumpur: Karya Bistari

Sdn. Bhd, 1987), cet. 1, h. 15.

Page 40: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

30

keengganan Violet kembali ke Malaya. Karena kekecewaan Tunku dengan sikap

Violet, beliau telah mencari wanita lain untuk dijadikan sebagai istri, dengan

harapan wanita itu dapat menemani beliau hingga ke akhir hayat. Tunku telah

menikah untuk ketiga kalinya dengan Syarifah Radziah binti Syed Alwi Barakbah,

seorang wanita dari keluarga terkenal di Alor Star, Kedah.7 Sebagaimana harapan

Tunku, pernikahan mereka kekal hingga ke akhir hayat, walaupun mereka tidak

dikarunia anak.

Tunku adalah seorang olahragawan yang aktif, dan beliau adalah

penggemar setia olahraga sepak bola. Secara pribadi, beliau juga menggemari seni

fotografi, olahraga golf, dan berlayar. Setelah banyak berbakti kepada bangsa dan

negara, pada 6 Desember 1990 Tunku telah menghembus nafas terakhir pada usia

87 tahun di Rumah Sakit Kuala Lumpur dan ditempatkan di Makam DiRaja

Langgar, Alor Star Kedah.8 Kepergian Tunku merupakan suatu kehilangan yang

besar dan jasa beliau senantiasa dikenang oleh rakyat Malaysia.

B. Latar Belakang Pendidikan Tunku Abdul Rahman

Tunku memulai sekolahnya pada usia yang agak muda, ini karena

bundanya ingin Tunku menjadi seorang pangeran yang pintar dan sukses. Tunku

mulai menerima pendidikan tidak formal pada usia 4tahun dan mendapat

pendidikan formal pada usia 6tahun, melalui pendidikan bahasa Melayu di

Sekolah Melayu Alor Star. Adapun pada waktu petang, beliau mempelajari bahasa

7 Yusof Harun, op. cit., h. 54. 8 Mohd Badri Bin Jaafar, Mengenal Tokoh Semalam, Hari Ini dan Esok.(Selangor: Pekan

Ilmu Publication Sdn. Bhd., 1991), cet. 1, h. 11.

Page 41: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

31

Inggris dari seorang guru privat yang datang mengajar di istana. Setahun

kemudian, beliau disekolahkan ke Sekolah Inggris Kerajaan(Government English

School) juga di Alor Star, untuk mendapat pendidikan bahasa Inggris secara

formal.9

Setelah Tunku berusia 8 tahun, pada tahun 1913 Tunku mengikuti

abangnya Tunku Yusuff ke Siam. Ketika di Siam, beliau bersekolah di Sekolah

Debsirindir, di sekolah ini beliau mempelajari dua bahasa yaitu bahasa Inggris dan

bahasa Siam. Setelah dua tahun di Bangkok, abangnya yang mengabdi sebagai

anggota Militer Siam telah meninggal dunia ketika ikut berjuang ketika berlakunya

perang dunia pertama.10

Pada tahun 1915 Tunku terpaksa kembali ke Kedah dan meneruskan

pengajian di Penang Free School, Pulau Pinang. Di sekolah itu, Tunku tidak

dilayani sebagai pangeran, beliau sering dihukum guru karena kenakalan beliau.

Tunku bukanlah seorang pelajar yang pintar dan rajin belajar, beliau hanya ingin

mencapai apa yang menjadi kewajibannya saja. Di alam persekolahan, Tunku

lebih gemar mengikuti kegiatan berolahraga dan aktivitas-aktivitas lasak, dan

ketika studi di Bangkok, beliau pernah menjadi anggota Tim Pramuka dan pernah

dilantik sebagai Junior Officer.11

9 Ramlah Adam, Biografi Politik Tunku Abdul Rahman, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan

Pustaka, 2005), cet. 1, h. 12. 10 Siti Mariam Daud dan Sulaiman Zakaria, op. cit., h. 5. 11 Ibid., h. 8.

Page 42: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

32

Pada bulan Desember 1919 Tunku telah ditawarkan untuk mengikuti

perkuliahan di St.Catharine’s College, Universitas Cambrige, Inggris. Pada waktu

itu beliau ditingkat tujuh dan baru berusia 16tahun, pemerintah Kedah pada waktu

itu telah mengumumkan rencana untuk memberikan beasiswa kepada anak-anak

masyarakat Melayu yang ingin melanjutkan studi ke luar negari. Akan tetapi

beasiswa itu didahulukan kepada anak-anak penguasa dan keluarga DiRaja, dan

Tunku adalah di antara orang yang telah terpilih untuk menerima beasiswa itu.

Sebelum memasuki universitas itu, Tunku bersama beberapa orang temannya

harus ke Huntingdon12 untuk mengikuti ujian prauniversitas(matriculation).

Setelah lulus ujian matriculation, Tunku telah diterima masuk ke Universitas

Cambrige dan beliau mengambil Jurusan Sejarah dan Asas Undang-undang.13

Pada tahun 1925, yaitu setelah tujuh tahun belajar di Inggris, beliau telah

kembali ke Kedah dengan memperoleh Ijazah Sarjana Muda Sastera (Sejarah).

Setelah sampai di Malaya, beliau mendapat banyak pujian karena beliau adalah

pangeran Kedah yang pertama berhasil menerima Ijazah dari universitas terkenal

di Inggris. Kepulangan beliau tidak lama, karena pada awal tahun 1927 beliau

disaran keluarga supaya melanjutkan perkuliahan dalam Jurusan Undang-undang

di Inggris.14 Karena kurang berminat dalam jurusan Undang-undang dan

kesenangan yang dialami semasa libur perkuliahan, hal ini telah membuatkan

beliau tidak tekun lagi dalam studinya.

12 Salah sebuah kampung di Inggris. 13 Ramlah Adam, op. cit., h. 17. 14 Siti Mariam Daud dan Sulaiman Zakaria, op. cit., h. 9.

Page 43: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

33

Karena pikiran Tunku tidak konsentrasi lagi untuk belajar, beliau tidak

lulus dalam ujian semester satu hingga tiga tahun lamanya. Hal ini menyebabkan

beliau dipanggil dosen dan dosen memberi saran agar Tunku pulang saja ke

Malaya. Dengan rasa kecewa atas kegagalan beliau, Tunku telah kembali ke

Malaya, dan masyarakat Malaya yang dulu memuji beliau, kini menganggap

beliau sebagai seorang pengeran yang telah menghabiskan uang pemerintah dan

membuang waktu di Inggris. Tunku menerima segala tanggapan dengan hati yang

terbuka, namun di lubuk hati beliau berazam akan berusaha untuk mendapatkan

ijazah dalam bidang undang-undang di Inggris di masa akan datang.15

Pada tahun 1938, Tunku kembali meneruskan studinya dibidang undang-

undang di Inner Temple, Inggris. Setelah beberapa bulan disana, Tunku terpaksa

kembali ke Malaya tanpa berhasil menyelesaikan studinya, hal ini karena

tercetusnya Perang Dunia Kedua. Setelah beberapa tahun berkhidmat dalam

pemerintahan Malaya, pada pertengahan tahun 1946 telah berlaku konflik politik

di Malaya akibat pembentukan Kesatuan Malaya. Kerena persetujuan Tunku

dengan pembentukan ini, Tunku telah dipandang rendah dan wujudnya konflik

diantar beliau dengan Partai UMNO dan kerajaan Kedah. Berlakunya konflik ini,

telah membuatkan Tunku mengambil keputusan untuk kembali ke Inggris dan

meneruskan perkuliahan beliau di sana.16

15 Abdul Aziz Ishak, op. cit., h. 19. 16 Ibid, h. 20.

Page 44: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

34

Pada bulan Desember 1948 yaitu dalam usia 46 tahun, Impian Tunku

telah menjadi kenyataan dengan keberhasilan beliau memperoleh Ijazah dalam

bidang Undang-undang di Inggris.17 Keberhasilan dan pengalaman beliau ketika

menuntut ilmu di Inggris banyak memberi kesadaran dan menetapkan pendirian

beliau untuk memerdekakan negara dan dilantik sebagai pemimpin Malaysia.

C. Perjalanan Karir dan Keterlibatan PolitikTunku Abdul Rahman

Ketika menuntut di Universitas Cambrige, Tunku sudah mulai menunjuk

minat dalam bidang politik, tetapi beliau lebih tertumpu kepada politik yang

bersifat sosial bukan akademis. Hal ini dapat dilihat dari keterlibatan beliau dalam

mendukung siapa saja, asalkan mereka adalah teman-teman beliau. Tunku sanggup

berkampanye dalam pemilihan umum di Inggris dengan mendukung calon Partai

Liberal(Lyold George) seorang yang berbangsa Wales. Tunku mendokong partai

ini karena kebanyakan teman-temannya berasal dari Wales.18

Pada tahun 1926, telah muncul kesadaran dikalangan mahasiswa dan

mereka saling berdiskusi untuk mendirikan satu organisasi, yang dinamakan

Persatuan Melayu Great Britain. Organisasi ini bertujuan untuk mempererat

hubungan mahasiswa Malaya yang belajar di Inggris dan dasar organisasi itu

adalah “satu bahasa satu bangsa”. Anggota organisasi juga telah bersepakat untuk

menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar ketika mengadakan

17 Mohd Badri bin Jaafar, op. cit., h. 11. 18 Abdul Aziz Ishak, op. cit., h. 13.

Page 45: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

35

pertemuan. Ketika pembentukan organisasi ini, Tunku telah dilantik sebagai

sekretaris dan pada tahun 1929 beliau dilantik pula sebagai ketua organisasi ini.19

Setelah pulang dari Inggris dengan kegagalan pada bulan April 1931,

Tunku langsung diterima bekerja sebagai Pejabat Pelatihan di Kantor Penasihat

Undang-undang Kedah. Pada akhir tahun 1931, beliau dipindahkan ke Kulim

sebagai Sekretaris Pejabat Jajahan. Karena kurang pengetahuan Tunku di bidang

Undang-undang dan sikap beliau yang tidak disiplin sewaktu bekerja, setahun

kemudian beliau dipindahkan pula ke Kuala Nerang sebagai Pejabat Jajahan. Pada

tahun 1935, beliau dipindahkan pula ke Pulau Langkawi akibat berlakunya

perselisihan paham diantara beliau dengan pihak Inggris.20 Sejak menjabat sebagai

Pejabat Jajahan di Kuala Nerang, Tunku telah menunjukkan sikap beliau yang

gemar mengenal rakyat dengan berhubungan erat dengan mereka.

Karena ingin menghilangkan kegelisahan dan penderitaan masyarakat

akibat pendudukan Jepang, beliau merancang untuk mendirikan satu organisasi

yang diketua oleh beliau sendiri dan dimanakan Persatuan Sandiwara Belia-belia

Melayu. Organisasi ini bertujuan untuk mengumpulkan dana bagi membantu

buruh-buruh paksa yang dipaksa oleh pihak Jepang. Tunku juga pernah bergabung

dalam Gerakan Bintang Tiga dan Malayan People Anti-Japanese Army(MPAJA)

yang bertujuan menetang penjajahan Jepang pada waktu itu. Setelah penjajahan

Jepang, Tunku dan beberapa temannya telah meminta pihak Inggris supaya

19 Yusof Harun, op. cit., h. 42. 20 Siti Mariam Daud dan Sulaiman Zakaria, op. cit., h. 10.

Page 46: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

36

kembali memerintah Malaya.21 Mungkin pada waktu itu, belum muncul kesadaran

dalam diri Tunku untuk memerdekakan negara dan membentuk pemerintahan

sendiri.

Walaupun Persatuan Sandiwara Belia-belia Melayu telah mengubah nama

kepada Serikat Bekerjasama Am Sayoburi(SEBERKAS), Tunku tetap menjadi

anggota organisasi ini. Organisasi ini diubah nama karena terdapat segolongan

anak muda ingin menjadikan organisasi ini sebagai organisasi yang berkhidmat

untuk masyarakat Malaya, terutamanya dalam memajukan pendidikan dan

ekonomi orang-orang Melayu. Organisasi ini mempunyai kepentingan politik dan

perubahan ini sebagai rencana untuk menghindari kecurigaan pihak Inggris.

Dengan wujudnya rencana penubuhan Kesatuan Malaya, Persatuan Seberkas telah

menunjukkan dan memperjuangkan dasar politiknya.22

Tunku telah kembali ke Malaya pada bulan Desember 1948, beliau telah

berhasil memiliki Ijazah Undang-undang yang begitu lama diimpikan. Sebelum

kembali ke Malaya, telah berlaku beberapa perbincangan di antara beliau dan

anggota Persatuan Melayu Great Britain di Inggris, perbincangan itu banyak

memperkatakan tentang rangka untuk memerdekakan Tanah Malayu dari

penjajahan Inggris. Sekembalinya Tunku ke Malaya, beliau diberi kepercayaan

21 Abdul Aziz Ishak, op. cit., h. 38. 22 Ramlah Adam, op. cit., h. 59.

Page 47: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

37

untuk menjabat sebagai Presiden UMNO bagian Kedah dan Timbalan Pendakwa

Raya di Alor Star dan di Kuala Lumpur.23

Pada bulan Agustus 1951, karena berlakunya krisis internal dalam

UMNO, kondisi ini telah menyebabkan Onn Jaafar mundur dari jabatannya, untuk

mengisi kekosonganini, Tunku telah diberi kepercayaan dan dilantik sebagai

pengganti untuk menjabat sabagai Presiden UMNO.24 Dibawah kepimpinan

Tunku, beliau telah merencana dan berhasil membentuk satu gabungan bagi partai-

partai yang mewakili komunitas etnis di Malaya. Gabungan ini dibentuk dalam

rangka untuk menarik undian bagi memenangi Pemilihan Umum pertama yang

akan diadakan pada 27 July 1955. Hasil kesatuan itu, Parti Gabungan telah

berhasil memenangi 51kursi dari 52kursi yang dipertandingkan.25 Dengan

kemenangan ini, Tunku berusaha untuk menunaikan janji beliau kepada rakyat,

yaitu akan menuntut kemerdekaan dari pihak Inggris secepat mungkin.

Pada 31 Desember 1956, Tunku sabagai Ketua Menteri dan Menteri Hal

Ehwal Dalam Negeri telah memimpin rombongan ke London dalam rangka untuk

melakukan perundingan dengan pihak Inggris untuk menuntut kemerdekaan

Malaya. Setelah berlaku beberapa perundingan, anggota rombongan akhirnya

berhasil membujuk pihak Inggris menandatangani Perjanjian Merdeka

(Independent Treaty) di Lancaster House, London. Perjanjian itu menyatakan

23 Ibid, h. 59. 24 Ahmad Athori Hussain, Dimensi Politik Melayu 1980-1990, Antara Kepentingan dan

Wawasan Bangsa, (Selangor: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1993), cet. 1, h. 4. 25 International Law Book Services, Malaysia Kita, (Kuala Lumpur: Direct Art

Company,2005), cet. 6, h. 110.

Page 48: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

38

bahwa Malaya akan mendapat kemerdekaan pada tanggal 31 Ogos 1957. Setelah

mencapai kemerdekaan, Tunku telah diangkat sebagai Perdana Menteri pertama

dan terus memimpin Partai Gabungan dalam Pilihanraya Umum 1959, 1964 dan

1969. 26

Pada bulan Mei 1961, Tunku berusaha memelihara hubungan baiknya

dengan negara-negara luar, beliau telah mengadakan suatu pertemuan bersama

wartawan-wartawan dari negara luar yang diadakan di Singapura. Dalam

pertemuan itu, Tunku mengumumkan bahwa Malaya akan membuat satu

kesepakatan bersama Brunei, Singapura, Sabah dan Serawak untuk mendirikan

sebuah negara yang akan dinamakan Malaysia. Hasra Tunku untuk mendirikan

Malaysia pernah ditentang oleh pemimpin Filipina dan Indonesia. Dengan

kesungguhan dan ketabahan beliau, Malaysia berhasil dibentuk pada 16 September

1963 yang hanya meliputi Malaya, Singapura, Sabah dan Serawak.27 Namun

begitu, pada tahun 1965 Tunku terpaksa mengeluarkan Singapura dari Malaya

akibat konflik politik yang berlaku pada waktu itu.

Tunku dengan resmi turun dari jabatannya sebagai Perdana Menteri dan

Presiden UMNO pada 22 September 1970. Walaupun telah meninggalkan kancah

politik, beliau tetap aktif dilapangan sosial dan kebajikan, di antaranya dalam

26 Hasnah Hussin, Pengajian Malaysia, (Selangor: Oxford Fajar Sdn.Bhd., 2007), cet. 1, h.

72. 27 Longman, Sejarah Malaysia, (Selangor: Pearson Malaysia, Sdn. Bhd., 2009), cet. 1, h.

243.

Page 49: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

39

kegiatan dakwah dan perkembangan Islam di Malaysia juga Antarabangsa.28

Dengan ini, jika mengingati sejarah kemerdekaan Malaysia, seharusnya

menghargai dan mengingati jasa dan pengorbanan Tunku Abdul Rahman yang

banyak berjasa kepada bangsa dan negara dalam memperjuangkan kemerdekaan

dan membentuk negara Malaysia.

28 Times Book International, Malaysia, (Singapore dan Kuala Lumpur: Times Book

International, 2002), cet. 1, h. 15.

Page 50: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

40

BAB IV

TUNKU ABDUL RAHMAN DAN KEMERDEKAAN MALAYSIA

Kemerdekaan berarti sebuah negara mendapat kebebasan dari belenggu

penjajahan kuasa asing dan dapat melaksanakan sistem pemerintahan sendiri di

negara sendiri. Kemerdekaan juga berarti sebuah pemerintah negara berhak

melakukan apa saja demi kesejahteraan rakyat dan keamanan negara. Kemerdekaan

Malaysia berhasil dicapai dari penjajahan Inggris pada tanggal 31 Agustus 1957

melalui perjuangan panjang Partai Gabungan dan Tunku Abdul Rahman sebagai

tokoh kemerdekaan Malaysia.1

Sebutan Merdeka dan nama Tunku Abdul Rahman sudah menjadi satu

sinonim dalam sejarah kemerdekaan Malaysia, dan agak mustahil jika berbicara

tentang kemerdekaan Malaysia tanpa menyebut nama Tunku Abdul Rahman. Tunku

merupakan seorang Pangeran yang sanggup menanggung derita memperjuangkan

bangsa dan negara. Tunku telah diberi penghormatan oleh sejarah sebagai seorang

tokoh yang telah berhasil memperjuangkan kemerdekaan dan melahirkan ide

mendirikan Malaysia, beliau juga merupakan Perdana Menteri pertama Malaysia.2

Tunku tidak pernah memikirkan tentang pangkat, derajat, atau popularitas, karena

pada Tunku setelah menunaikan semua tanggungjawab beliau, biarlah beliau menjadi

“ The happiest prime minister in the world”.

1 Zarina Syukor, Sejarah Penubuhan Malaysia, (Pulau Pinang: Penerbit Pinang Sdn. Bhd,

1985), cet. 1, h. 37 2Muhammad Ismail Ahmad, Sejarah Malaysia,(Selangor: Pustaka Mawar, 2004), cet. 1, h.

16.

Page 51: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

41

A. Hubungan Politik Tunku Abdul Rahman dengan Pihak Inggris

Hubungan politik Tunku dengan pihak Inggris mula terwujud pada awal

pembentukan Kesatuan Malaya. Menurut sejarah, Tunku telah mendukung

rencana pihak Inggris dalam pembentukan Kesatuan Malaya dan berharap agar

pihak Inggris kembali memerintah Malaya untuk menjamin keamanan Malaya

setelah setahun dijajah Jepang. Hal ini karena Tunku terkesan dengan penjajahan

Jepang yang kejam dan tidak berperi kemanusiaan. Dukungan Tunku terhadap

pembentukan Kesatuan Malaya telah membuatkan Tunku dipandang rendah dan

wujud konflik diantara beliau dengan Persatuan Serikat Bekerjasama Am

Sayoburi(SEBERKAS), Partai United Malay National Organization(UMNO) dan

Sultan Kedah pada waktu itu.3

Tunku mempunyai keperibadian yang pro-Inggris, hal ini disebabkan

latar belakang pendidikan beliau yang terlalu lama di Inggris, yaitu beliau telah

menempuh masa selama 25 tahun untuk menamatkan studi dan memperoleh

Ijazah Sarjana Muda Sastra juga Ijazah Sarjana Muda Undang-undang. Karena

terlalu lama di Inggris, pergaulan dengan orang Inggris menjadi satu kebiasaan

baginya dan Tunku tidak memiliki rasa rendah diri maupun takut terhadap Pejabat

Tinggi Inggris.4 Dalam usaha Tunku memperjuangkan kemerdekaan Malaya,

Tunku banyak melakukan perundingan dan bertolak-ansur dengan pihak Inggris.

3 Ramlah Adam, Biografi Politik Tunku Abdul Rahman, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa

dan Pustaka, 2005), cet. 1, h. 81. 4 Abdul Aziz Ishak, Riwayat Hidup Tunku Abdul Rahman, (Kuala Lumpur: Karya Bistari

Sdn. Bhd, 1987), cet. 1, h. 66.

Page 52: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

42

Tunku juga telah menggunakan kebijaksanaannya dalam permainan politik

dengan pihak Inggris yang sengaja melengah-lengahkan tarikh kemerdekaan

Malaya.

Ketika menjabat sebagai ketua UMNO, hubungan baik Tunku dengan

pihak Inggris banyak mempengaruhi keberhasilan beliau dalam meraih

kemerdekaan Malaya, terutama teman-temannya dikalangan ahli politik di

Inggris. Teman-teman Tunku banyak membantu dalam memberi nasihat dan

penjelasan tentang taktik Inggris dalam menjaga kepentingan mereka untuk

mengekalkan kekuasaan mereka di tanah jajahan. Tunku juga pernah memperdaya

pihak Inggris dalam menyelesaikan masalah politik dan meraih kemerdekaan

Malaya.5 Sebagai pejuang bangsa, Tunku senantiasa meletakkan kepentingan

bangsa dan negara melebihi apa jua kepentingan termasuk kepentingan beliau

sebagai golongan autokratik/DiRaja.

Adapun dari hasil wawancara, kata Subki Latif: Kerena Tunku lama

belajar di Inggris dan banyak bergaul dengan masyarakat Inggris, Tunku

terpengaruh dengan pemikiran Inggris serta ciri-ciri kebudayaan Inggris. Tunku

bukan saja memiliki hubungan baik dengan Inggris, Tunku juga pernah bekerja

dalam pemerintahan ketika penjajahan Inggris. Pihak Inggris telah berpegang

pada dasar akan memberikan kemerdekaan Malaysia sekiranya wujud satu

generasi dikalangan anak Malaya yang terpengaruh dengan pemikiran barat.

Karena hubungan baik Tunku dengan pihak Inggris, Tunku telah diberi

5 Ramlah Adam, op. cit., h. 77.

Page 53: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

43

kepercayaan untuk memerintah Malaysia dengan syarat harus menjalankan

pemerintahan dengan dasar yang telah ditetapkan oleh Inggris.6 Hubungan baik

Tunku dapat dibuktikan dengan persetujuan Tunku ketika perundingan

kemerdekaan Malaya, yaitu dengan mengakui pejabat Inggris dalam pemerintahan

Malaysia terutama di bagian pertahanan, keamanan, dan hubungan luar negeri.

B. Pemikiran Politik Tunku Abdul Rahman

Disini penulis membagi pemikiran politik Tunku Abdul Rahman kepada dua

sudut, pertama dari sudut politik, dan kedua dari sudut perjuangan.

1. Dari Sudut Politik

a. Bentuk Pemerintahan menurut Tunku Abdul Rahman

Selain sistem pemerintahan Khalifah dan Imamah, terdapat sistem

pemerintahan lain yang dipraktikkan oleh umat Islam dalam konteks

negara-bangsa(nation state), yaitu sistem pemerintahan demokrasi yang

sekarang ini banyak dipraktekkan di sejumlah negara-negara muslim.7 Kata

Tunku dalam bukunya “Political Awakening”: “Democracy has been

defined as a State having direct or representative rule, ignoring hereditary

rights and class distinctions, and tolerating minority views. Malaysia’s idea

of democracy is consistent with the definition except that the Constitution

provides for a Rules, and protection for the indigenous people who are less

6 Wawancara penulis dengan Tuan Haji Subky Latif bin Abdullah melalui Email, beliau

seorang penulis dan wartawan, pada tanggal 19 Desember 2010. 7 Mujar Ibnu Syarif dan Khamami Zada, Fiqh Siyasah, Doktrin dan Pemikiran Politik

Islam. (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama,2008), cet. 1, h. 205.

Page 54: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

44

progressive economically and less viable that the other immigrant races

who have made a home and a success of their life in Malaysia. This is

accepted and agreed to by all”.8

Dalam konteks sejarah pemerintahan Malaya, penjajahan Inggris

telah menerapkan sistem demokrasi di Malaya. Dalam merealisasikan

kemerdekaan Malaya, Tunku telah berusaha meyakinkan pihak Inggris akan

kesungguhan Partai Gabungan untuk menjalankan sistem demokrasi di

Malaya.9 Di sini jelaslah pada kita bahwa Tunku menerima bentuk

pemerintahan yang direncanakan dan disyaratkan pihak Inggris ketika

menuntut kemerdekaan Malaysia, dan bentuk pemerintahan ini tetap

dilaksananakan di Malaysia sampai saat ini.

b. Dasar Negara menurut Tunku Abdul Rahman

Di Dalam buku ”History of Malaya” memberi penjelasan sebagai

berikut: The Constitutional Commission was duly approved. A chairman

Lord Reid, and one other member were appointed by the United Kingdom,

and Canada, Australia, India and Pakistan, nominated one member each.

The Reid Commission held its meetings in Malaya between May and

October 1956, and completed a long and detailed Report in February 1957.

This report, although modified in some ways by a Working Party

8 Tunku Abdul Rahman, op. cit., h. 63. 9 Ghazali Mayudin, Politik Malaysia: Perspektif, Teori, dan Praktik. (Bangi, Universiti

Kebangsaan Malaysia, 2002), cet. 1, h. 25.

Page 55: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

45

representing the Alliance and the Rulers, provided the basis for Malaya’s

new government on August 31st,1957.10

Pembentukan konstitusi adalah rencana pihak Inggris dalam

membentuk negara Malaysia, dan Tunku sebagai ketua rombongan

menuntut kemerdekaan bersikap menerima dasar negara yang direncana

pihak Inggris. Tunku tidak membantah rencana itu, walaupun Tunku tahu

pembentukan dasar baru negara itu banyak mengurangi hak masyarakat

Melayu dan kedudukan agama Islam di Malaysia.11 Hal ini kerena, Tunku

sebagai ketua Partai Gabungan ingin menjaga hati semua pihak, terutama

etnis lain dikalangan Cina dan India, dan Tunku juga tidak ingin dianggap

redikal oleh pihak Inggris.

c. Bentuk Negara menurut Tunku Abdul Rahman

Komisi Reid telah menerima 80% dari memorandum yang dihantar

oleh Partai Gabungan, di antara yang dimuatkan dalam memorandum Partai

Gabungan, adalah :

1) Membentuk pemerintah pusat yang memiliki kuasa atas negeri-negeri

bagian dalam Persekutuan Malaya.

2) Merekomendasikan nama Malaysia sebagai nama baru Persekutuan

Malaya.

10 J. Kennedy, S.Abdul Majid & Co, History of Malaya, (Kuala Lumpur : Publishing

Division, 1993) , cet. 4, h. 292. 11 Zakiah Hanum, Maka Merdekalah Negara Kita, (Kuala Lumpur: Ahli Cipta (M) Sdn.

Bhd. 1997), cet. 1, h. 23.

Page 56: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

46

3) Pejabat Tinggi Inggris digantikan oleh pelantikan Yang DiPertuan Agong

dan wakilnya.

4) Majelis Raja-raja harus disahkan.

5) Parlemen hendaklah memiliki dua dewan.

6) Tiga lembaga pemerintahan yang memiliki kuasa terpisah harus

diwujudkan.

7) Agama Islam sebagai agama rasmi Persekutuan Malaya.

8) Bahasa Melayu sebagai bahasa nasional Persekutuan Malaya.

9) Kedudukan istimewa orang Melayu harus dipertahankan.12

Memorandum dari Partai Gabungan di atas jelaskan membuktikan

bahwa, biarpun Tunku menerima syarat-syarat yang telah ditetapkan pihak

Inggris, Tunku juga telah merencana pembentukan Malaysia dan Tunku

ingin menjadikan Malaysia sebuah negara yang berbentuk Federasi. Biarpun

Tunku menerima syarat Inggris untuk menjadikan Malaysia negara yang

demokrasi, Tunku tetap memohan agar kedudukan Raja-raja Melayu

dikekalkan sebagai penjaga agama Islam dan adat di setiap negara bagian.

d. Pengangkatan Kepala Negara menurut Tunku Abdul Rahman

Inggris mula memperkenalkan sistem pemilihan umun, bilamana

Partai politik Malaya semakin berkembang. Sistem ini juga diperkenalkan

untuk memberi latihan kepada rakyat dan memberi pengalaman pemilihan

12 International Law Book Services, op. cit., h. 113.

Page 57: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

47

umum di Malaya, dan sistem ini diwujudkan sebagai persiapan ke arah

pembentukan kerajaan berparlemen di Malaya.

Partai Gabungan yang diketuai oleh Tunku Abdul Rahman dan

didirikan pada bulan Januari 1952. Partai ini mewakili etnis-etnis di Malaya

dan disertai oleh tiga partai besar, yaitu Partai Pertubuhan Kebangsaan

Melayu Bersatu (UMNO), Partai Persatuan Cina Malaya (MCA), dan

Pertubuhan Kongres India Malaya (MIC). Partai ini telah memenangi

pemilihan umum pertama dengan memenangi 51 kursi dari 52 kursi yang

dipertandingkan. Dengan pencapaian ini, Tunku telah dilantik sebagai Ketua

Menteri dan Menteri Hal Ehwal Dalam Negeri sebelum mencapai

kemerdekaan.13 Di sini menunjukkan walaupun Tunku berketurunan DiRaja

yang pernah menjalankan sistem monarki di Malaysia, beliau lebih

bersetuju dengan sistem pemilihan umum yang diperkenalkan pihak Inggris.

Hal ini karena Tunku menganggap pemimpin sebuah negara harus

berdasarkan kemauan rakyat dan pemilihan langsung dari rakyat.

e. Partai-partai yang Memperjuangkan Kemerdekaan Malaysia

Dalam memperjuangkan kemerdekaan Malaysia, banyak partai-

partai yang lahir menuntut kemerdekaan Malaysia. Setiap partai mempunyai

ide dan cara yang berbeda dalam menarik perhatian masyarakat untuk

memperjuangkan kemerdekaan Malaysia. Gerakan politik Malaya bermula

pada akhir tahun 1930-an dengan lahirnya semangat nasionalisme

13 Times Book International, op. cit., h. 13.

Page 58: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

48

dikalangan golongan elit Melayu yang berpendidikan tinggi. Organisasi

pertama yang didirikan berdasarkan nasionalis Melayu dan berbaur politik

adalah Kesatuan Melayu Muda(KMM). Menjelang abad ke-20, melalui

Kongres Melayu Semalaya pada 11 Mei 1946 di Johor, organisasi itu

dinamakan United Malay National Organization (UMNO), dan diketuai

oleh Dato’ Onn Ja’far. Pada tahun 1951, karena berlakunya krisis internal

dalam UMNO, Onn Jaafar telah mundur, dan Tunku telah diberi

kepercayaan dan dilantik sebagai Presiden UMNO.14

Adapun partai Islam yang paling menonjol dalam memperjuangkan

kemerdekaan adalah Partai Islam SeMalaya(PAS), hal ini dibuktikan

dengan penyertaan partai ini dalam pemilihan Umum pertama pada tahun

1952. Partai ini membawa dasar menjadikan Malaysia sebagai Negara

Islam, akan tetapi partai ini kurang mendapat dokongan dari masyarakat

khususnya etnis-etnis lain di Malaysia. Hal ini juga dapat dibuktikan dengan

kegagalan PAS pada pemilihan umum pertama di Malaya, yaitu partai ini

hanya memenangi 1kursi dari 53kursi yang dipertandingkan.15

2. Dari Sudut Perjuangan

a. Mengatasi Masalah Hubungan Etnis Dikalangan Mahasiswa Malaya di

Inggris

14 Ahmad Athori Hussain, Dimensi Politik Melayu 1980-1990, Antara Kepentingan dan

Wawasan Bangsa, (Selangor: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1993), cet. 1, h. 4. 15 Hasnah Hussin, Pengajian Malaysia, (Selangor: Oxford Fajar Sdn.Bhd, 2007), cet. 1, h.

72.

Page 59: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

49

Ketika Tunku dan Tun Razak sama-sama studi di Inggris, mereka

banyak berdiskusi tentang haluan politik Malaya. Mereka juga telah

membuat kesimpulan bahwa Malaya di masa akan datang harus menempuh

salah satu dari dua jalan, yaitu komunitas etnis harus bersatu atau negeri ini

terpaksa dibagi. Jika negeri dibagi, akan menyebabkan terjadinya

pertumpahan darah dan tidak mendatangkan faedah kepada masyarakat.

Hasil perbincangan itu, telah mendorong Tunku sebagai ketua Persatuan

Melayu Great Britain untuk mengatasi masalah hubungan etnis yang

menjadi masalah pokok dalam politik Malaya.16

Sebagai ketua persatuan, Tunku telah berusaha memberi nasihat

kepada mahasiswa Melayu agar berbaik-baik dengan mahasiswa Cina.

Tunku juga telah mengambil inisiatif mengadakan pertemuan semua

mahasiswa Malaya di Inggris, pertemuan ini sebagai jalan menyatukan

mahasiswa dengan mengadakan jamuan makan setiap bulan.17 Dengan

keramahan Tunku, beliau berhasil memberi penjelasan kepada mahasiswa

Cina dan dapat mengatasi rasa tidak puas hati masyarakat Cina tentang

kedudukan istimewa masyarakat Melayu di Malaya.

b. Perundingan Tarikh Pemilihan Umum dengan Pihak Inggris

Pada 1 April 1954, Tunku telah mengirim satu telegram kepada

Oliver Littleton yang menjabat jabatan sebagai Sekretaris Tanah Jajahan di

16 Ramlah Adam, op. cit., h. 90. 17 Ibid, h. 90.

Page 60: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

50

Inggris, Tunku memohan agar Oliver Littleton dapat meluangkan waktu

untuk bertemu pimpinan Partai Gabungan. Setelah mendapat persetujuan

dari Oliver Littleton, pada 21 April 1954 Tunku berangkat ke Inggris

bersama T.H.Tan dalam rangka membincangkan beberapa hal dengan pihak

Inggris.18

Setelah beberapa minggu di sana, pada 14 Mei 1954 Tunku berhasil

menemui Oliver Littleton, pertemuan itu dianggap tidak resmi dan

memakan masa selama satu jam. Oliver Littleton juga telah memperkecil

hasrat Tunku untuk menambah kursi Pemilihan Umum akan datang dan

menolak permohonan Tunku untuk mengadakan pemilihan umum dalam

waktu terdekat.19 Walaupun Tunku telah berusaha meyakinkan mereka

dengan mengemukakan beberapa alasan, Oliver Littleton tetap menolak dan

tidak yakin dengan kesungguhan Tunku dan pimpinan Partai Gabungan.

Karena kedegilan Oliver Littleton, Tunku terpaksa kembali ke

Malaya dengan kegagalan. Walaupun Tunku tidak berhasil membujuk pihak

Inggris, beliau tetap mengadakan Pemilihan Umum di beberapa negera

bagian, antaranya di Johor, Terengganu, Perlis, Pulau Pinang, dan Negeri

Sembilan. Keputusan Pemilihan Umum itu membuktikan bahwa Partai

Gabungan telah mendapat dukungan yang memuaskan.20 Hal ini karena,

18 Yusof Harun, Tunku, Idealisme dalam Kenangan. (Pulau Pinang: Yayasan Bumiputra,

1991), cet. 1, h. 124. 19 Ramlah Adam, op. cit., h. 182. 20 Ibid, h. 202.

Page 61: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

51

Partai Gabungan telah mendapat kepercayaan dari etnis Melayu dan Cina di

Malaya pada waktu itu.

c. Membentuk Partai Gabungan untuk Menyatukan Komunitas Etnis di

Malaya

Pada bulan Agustus 1951, Tunku telah dilantik sebagai Presiden

UMNO. Dibawah kepimpinan Tunku, beliau telah membentuk satu Partai

Gabungan yang terdiri dari beberapa partai yang mewakili komunitas etnis

di Malaya. Pada pertengahan tahun 1954 Partai Gabungan hanya disertai

Partai UMNO dan MCA saja, dan pada akhir tahun 1954, kekuatan Partai

Gabungan menjadi lebih kuat dengan penyertaan Partai MIC. Partai

Gabungan dibentuk untuk menyatukan komunitas etnis di Malaya, dengan

harapan partai ini dapat memenangi pemilihan umum pertama yang akan

diadakan pada 27 Juli 1955.21

Di sini kita dapat lihat kata Tunku dalam bukunya yang berjudul

”Political Awakening” : ”By the end of 1954, after the UMNO/MCA had

won sweeping victories in Johor, and in municipalities and town councils in

the rest of Malaya, the Malayan Indian Congress joined the Alliance. For

the first time the Chinese, Indians and Malays came together with a

common aim; and swore to stand together and fight for independence of

21 International Law Book Services, Malaysia Kita,(Kuala Lumpur: Direct Art

Company,2005), cet. 6, h. 110.

Page 62: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

52

Malaya. In the Penang State elections which followed where the MIC

participated for the first time, the alliance won a resounding victory”.22

Dengan usaha Tunku menyatukan tiga komponen partai di Malaya,

telah memberi keyakinan dan mendapat persetujuan Pihak Inggris untuk

memberi kemerdekaan kepada Malaya. Partai yang mewakili tiga etnis

utama Malaya harus bersatu dan bekerjasama dalam bidang politik,

merupakan salah satu syarat yang dikemukakan pihak Inggris untuk

memberi kemerdekaan kepada Malaya.

d. Melakukan Perundingan dengan Partai Komunis Malaya(Perundingan

Baling)

Sebagai ketua Menteri Persekutuan Malaya dan ketua Partai

Gabungan, Tunku telah memberi peran penting dalam melakukan

perundingan dengan Partai Komunis Malaya (PKM). Pada awalnya Inggris

menghalang pertemuan itu, tetapi Tunku tetap bertegas dan memujuk Pihak

Inggris supaya dapat memperbaiki kondisi Malaya dan mengembalikan

keamanan Malaya. Setelah mendapat penjelasan dan bujukan Tunku,

akhirnya pihak Inggris bersetuju dan memberi kebenaran kepada beliau

untuk melakukan perundingan itu.23

22 Tunku Abdul Rahman, Political Awakening, (Selangor: Pelanduk Publication, 1986), cet.

1, h. 51. 23 Wan Hamzah Awang, Detik Sejarah Rundingan Baling. (Kuala Lumpur: Utusan

Publication & Distributors Sdn. Bhd, 1985), cet. 1, h. 108.

Page 63: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

53

Tunku mengikuti perundingan itu bersama dua temannya, yaitu

David Marshall(Ketua Menteri Singapura) dan Datuk Sir Tan Cheng

Lock(Ketua MCA), perundingan itu diadakan di Baling pada 28-29

Desember 1955. Perundingan itu bertujuan untuk membujuk PKM supaya

menyerahkan diri dan Tunku berjanji akan dituntut mereka hanya sebagai

kejahatan politik. Perundingan ini juga bertujuan untuk memujuk ahli PKM

supaya mengakhiri keadaan darurat dan Tunku ingin menunjukkan sikap

keterbukaan Partai Gabungan kepada PKM.24 Walaupun perundingan ini

gagal, Tunku tetap berhasil melemahkan perjuangan komunis dan

menunjukkan kepada masyarakat bahwa Partai Gabungan telah berusaha

dan melakukan yang terbaik untuk membawa keamanan bagi mencapai

kemerdekaan Malaya.

Adapun dari hasil wawancara, Subki Latif menyatakan bahwa:

sebagai pegawai kerajaan Tunku adalah seorang yang dekat dengan rakyat dan

banyak membantu rakyat dalam menyelesaikan masalah negara. Tunku juga

seorang pemimpin yang gemar melakukan perbincangan dalam menyelesaikan

apa jua konflik yang berlaku di Malaya.25 Dari gambaran ide-ide politik Tunku

Abdul Rahman di atas telah memberi gambaran kepada kita bahwa Tunku

24 Mohd Salleh Abbas, Prinsip Perlembagaan dan Pemerintahan di Malaysia. (Kuala

Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2006), cet. 3, h. 18. 25 Wawancara penulis dengan Tuan Haji Subky Latif bin Abdullah melalui Email, beliau

seorang penulis dan wartawan, pada tanggal 19 Desember 2010.

Page 64: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

54

seorang yang suka melibatkan diri dalam organisasi-organisasi dan suka

bersosialisasi dengan rakyat.

C. Perundingan Kemerdekaan yang Diikuti Tunku Abdul Rahman

Kata Tunku: ”The result was declared on Juli 27 midnight. It gave the

Alliance a victory of 51 out of 52 contested”.26 Dari kata-kata ini jelaslah bahwa

Partai Gabungan telah mencapai kemenangan yang cemerlang dalam pemilihan

umum 1955, nama Tunku Abdul Rahman telah menjulang tinggi sebagai

pemimpin politik yang memberi peran penting di Malaya. Di antara langkah awal

yang diambil Tunku adalah melakukan pertemuan dengan Donald MacGillivray

di King House Kuala Lumpur pada 31 Juli 1955. Dalam pertemuan itu, Tunku

gagal mendapat persetujuan dari pihak Inggris tentang rencana pembentukan

Komisi Bebas untuk membuat draf konstitusi baru dan menmberi izin kepada

Partai Gabungan untuk ikut campur dalam pemerintahan Malaya secepatnya.27

Untuk membolehkan Tunku dan kabinetnya mendapat kuasa dalam

pemerintahan, Tunku telah mengantar satu memorandum kepada Sekretaris Tanah

Jajahan, yaitu A. Lennox Boyd pada 19 Agustus 1955. Adapun pada 22 Agustus

1955, Tunku telah bertemu dengan Lennox dan menyerahkan rencana untuk

mendirikan sebuah pemerintahan sendiri dan akan dikendalikan oleh Partai

Gabungan. Pada September 1955, Lennox telah melakukan perbincangan dengan

Raja-raja Melayu tentang tuntutan Partai Gabungan. Raja-raja telah bersetuju

26 Tunku Abdul Rahman, op. cit., h. 53. 27 Ramlah Adam, op. cit., h. 249.

Page 65: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

55

dengan rencana Partai Gabungan untuk mengubah Konstitusi 1948 dan

melakukan perundingan dengan pihak Inggris, dengan syarat perundingan itu

harus disertai juga oleh wakil raja-raja. 28

Rombongan menuntut kemerdekaan bertolak ke Inggris pada 1 Januari

1956, Tunku menaiki kapal laut yang mengambil masa selama 12 hari dan tiba

disana pada 13 Januari 1956. Perundingan bersejarah itu telah diadakan selama

tiga minggu, yaitu bermula pada 18 Januari hingga 6 Februari 1956. Perundingan

ini disertai oleh empat wakil Partai Gabungan, yaitu Tunku Abdul Rahman, Dato’

Abdul Razak, Dr. Ismail Abdul Rahman. Wakil Raja-raja terdiri dari Dato’ Mohd

Seth, Dato’ Nik Ahmad Kamil, dan Abdul Aziz Majid. Perundingan itu juga

disertai oleh wakil-wakil Pejabat Tinggi Inggris di Malaya.29

Perundingan itu membincangkan beberapa perkara, di antaranya tentang

pertahanan dan keselamatan negara, kemerdekaan negara, dan penbentukan

komisi bebas untuk mengubah Konstitusi Malaya. Perundingan ini dihadiri oleh

35orang, dan hanya 8orang yang mewakili Malaya dan mereka masih kurang ilmu

dalam bidang politik dan pemerintahan negara. Menyadari hal ini, Tunku telah

meminta bantuan dari teman lamanya yang terdiri dari advokat dan ahli politik

Inggris. Dalam perundingan itu, Rombongan Perundingan Malaya terpaksa

menerima beberapa rencana pihak Inggris yang telah dirangka sebelum

kedatangan mereka, rencana itu terkandung dalam ”Memorandum of United

28 Ibid, h. 259. 29 Hasnah Hussin, op. cit,, h. 72

Page 66: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

56

Kingdom”.30 Dalam perundingan itu, Tunku tidak mampu mempertahankan

kemauan rakyat sepenuhnya, karena Rombongan Perundingan Malaya dikelilingi

oleh ahli politik dan Pemerintah Inggris yang lebih mengutamakan kepentingan

politik mereka.

Dalam perundingan itu Tunku tidak menunjukkan sikap yang tegas,

bahkan Tunku senantiasa ceria, dan mengambil jalan mudah dalam menyelesaikan

perundingan ini. Akan tetapi Tunku tetap sadar bahwa perundingan ini bertujuan

untuk memenuhi aspirasi masyarakat yang berbeda etnis di Malaya terutama

tentang tanggal kemerdekaan yang tepat dan harus disegerakan.31 Tunku

mempunyai peran dan tanggungjawab yang besar dalam perundingan itu, karena

beliau merupakan ketua rombongan dan ketua Partai Gabungan.

Sungguhpun pihak Inggris bersetuju dengan perkara-perkara yang

dikemukakan oleh Tunku, namun mereka tetap ragu untuk menyatakan satu

tanggal kemedekaan Malaya. Justeru itu, secara tidak rasmi Tunku memberitahu

Lennox-Boyd bahwa beliau bersama rombongannya tidak akan pulang ke Malaya

tanpa tanggal yang tetap bagi Kemerdekaan Malaya.32 Pada 2 Februari 1965,

menurut Tunku Inggris telah membuat kenyataan dari Lancaster House tentang

hasil perundingan itu. Di antara keputusan yang dibuat, adalah :

1- Pihak Inggris bersetuju untuk memberi kemerdekaan kepada Persekutuan

Malaya pada tanggal 31 Agustus 1957, dengan syarat negara ini harus berada

30 Ramlah Adam, op. cit., h. 261. 31 Yusof Harun, op. cit., h. 186. 32 Ramlah Adam, op. cit., h. 264.

Page 67: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

57

dalam Negara ”Commonwealth” dan harus menerapkan pemerintahan secara

demokrasi.

2- Jabatan Sekretaris Keuwangan dan Pengarah Gerakan akan diganti dengan

Menteri Keuangan dan Menteri Pertahanan, jabatan ini akan dijabat oleh

masyarakat lokal.

3- Pihak Inggris hendaklah diberi hak untuk menempatkan anggota militernya dan

pengkalan militer Inggris harus disahkan agar Inggris dapat melindungi

Malaya.

4- Pihak Inggris akan membentuk sebuah Komisi bebas untuk mengamandemen

Konstitusi baru Malaya, Komisi ini dinamakan Komisi/Pesuruhjaya Reid.33

Tunku menerima keputusan itu, dan inilah sikap Tunku dengan pihak

Inggris secara pribadi. Pengalaman belajar di Inggris telah membuatkan Tunku

dekat dengan pihak Inggris, sehingga beliau tidak mampu menolak keputusan

pihak Inggris. Ketika pulang ke Malaya, Tunku dan rombongannya disambut

secara besar besaran oleh rakyat di Padang Bandar Hilir Melaka pada 20 Febuari

1956. Namun pencapaian Tunku tidak lepas dari mendapat kritikan dari lawan

politiknya terutama Dato’ Onn Jaafar.34 Mereka mempertikaikan tentang

pembentukan Komisi bebas yang beranggatakan orang luar, dan curiga akan

kepentingan orang Melayu sebagai pribumi akan hilang dan tidak dilindungi

dengan baik.

33 International Law Book Services, op cit., h. 115. 34 Ramlah Adam, op. cit., h. 268.

Page 68: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

58

Pada 1 Agustus 1956, rencana Komisi Reid telah ditetapkan dan

dijabarkan kepada masyarakat. Setelah itu, rencana ini dikaji semula oleh

Komisi/Jawatankuasa Kerja yang terdiri dari empat orang wakil raja-raja, empat

orang wakil Partai Gabungan, dan beberapa orang wakil dari pihak Inggris

termasuk Lembaga Tertinggi Inggris, Ketua Sekretaris, dan Pengacara Negara.35

Rencana Konstitusi yang telah diteliti oleh Komisi Kerja, kemudian

dibincang pula oleh raja-raja Melayu sebelum diterima pada 27 Juni 1957 dan

diluluskan oleh Majlis Perundangan Malaya pada 15 Agustus 1957. Pada 5

Agustus 1957 bertempat di King House, Kuala Lumpur, perjanjian kesepakatan

telah ditandatangani diantara Ratu Inggris, Pejabat Tinggi Malaya, Raja-raja

Melayu, dan yang DiPertuan Besar Negeri Sembilan sebagai yang Yang

DiPertuan Agong pertama.36 Pada jam 8 tanggal 31 Agustus 1957 di Stadium

Merdeka, Tunku Abdul Rahman sebagai Perdana Menteri pertama telah

mendeklarasikan kemerdekaan negara di hadapan wakil Ratu Elizabeth, Duke Of

Gloucerter, Pejabat Tinggi Inggris, Raja-raja Melayu, perwakilan 30 negara

komenwel serta 25000 rakyat Persekutuan Malaya.37

Hal ini juga diperjelas dengan hasil wawancara, kata Subki Latif: Tunku

telah memilih untuk melakukan perundingan dengan Inggris bagi mendapatkan

kemerdekaan negara, tanpa berlakunya peperangan. Tunku juga seorang yang

35 Mohd Salleh Abbas, op. cit., h. 21. 36 Hasnah Hussin,op. cit., h. 73. 37 Syed Mahadzir Syed Ibrahim, 365 Hari Dalam Sejarah. (Selangor: Pekan Ilmu

Publications Sdn Bhd, 1961), cet. 1, h. 604

Page 69: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

59

patuh dengan nasihat dan mengikut syarat-syarat dari pihak Inggris, yaitu

kemerdekaan Malaya tidak hanya dituntut oleh orang Melayu, tetapi ia juga harus

dituntut oleh komunitas etnis di Malaya. Tunku telah berjaya membentuk

kesepakatan antara UMNO partai yang mewakili orang Melayu, MCA parti yang

mewakili Cina dan MIC yang mewakili India untuk menuntut kemerdekaan

Malaya.38 Hal ini telah membuatkan Tunku diberi kepercayaan oleh pihak Inggris

untuk mengambil alih pemerintahan Malaya,

Dengan ini jelaslah pada kita bahwa Tunku adalah seorang pengeran

yang suka bersosialisasi dengan masyarakat dan suka melakukan musyawarah

dalam menyelesaikan masalah negara. Di sini penulis mendatangkan satu firman

Allah yang menganjurkan umat Islam bermusyawarah dalam menyelesaikan apa

jua masalah;

ŃȴłȽǠŁȺǐȩŁȁŁǿ ǠʼnȶŇȵŁȿ ŃȴłȾŁȺŃɆŁǣ ɁŁǿɀłȉ ŃȴłȽłȀŃȵLjǕŁȿ LjǥLjɎʼnȎȱǟ ǟɀłȵǠLjȩLjǕŁȿ ŃȴnjȾōǣŁȀŇȱ ǟɀłǣǠŁDzŁǪŃȅǟ ŁȸɅŇǾƋȱǟŁȿLjȷɀNJȪŇȦŃȺłɅ Artinya: Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan

mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.

(Q.S: As-Syura 42: 38)

Dalam ayat di atas menunjukkan sesungguhnya Allah memerintahkan

untuk melakukan musyawarah kepada Rasul-Nya dalam rangka menarik simpati

dan melunakkan hati para sahabat beliau, serta agar diteladani oleh generasi yang

akan datang sesudahnya. Dan pada saat yang sama agar menghasilkan pendapat

38 Wawancara penulis dengan Tuan Haji Subky Latif bin Abdullah melalui Email, beliau

seorang penulis dan wartawan, pada tanggal 19 Desember 2010.

Page 70: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

60

brilian dari masalah-masalah yang tidak disinggung dalam wahyu, semisal strategi

perang, masalah-masalah persial yang bernuansa ijtihad dan lain sebagainya.

Maka dengan demikian selain Rasulullah saw lebih pantas dan perlu melakukan

musyawarah.39 Di sini jelaslah pada kita bahwa musyawarah atau perundingan

merupakan salah satu sistem yang amat dibutuhkan dalam pola politik Islam.

Musyawarah yang dilakukan saat ini merupakan lanjutan dari praktek yang

dilaksanakan pada zaman Rasulullah saw.

D. Kritik Perjuangan Kemerdekaan Tunku Abdul Rahman

Ada pendapat mengatakan berbagai kebijakan dan artikulasi politik UMNO

di bawah kepimpinan Dato’ Onn maupun Tunku Abdul Rahman, khususnya

ketika Tunku menjadi Perdana Menteri Malaysia yang pertama. Kedua tokoh

politik ini bersifat sekular dalam memperjuangkan kemerdekaan dan menjalankan

pemerintahan di Malaysia. Ini karena kedua tokoh ini merupakan reprexsentasi

kalangan bangsawan, dan sama sekali bukan orang yang figur sebagai aktivis

Muslim.40

Dalam membentuk dasar negara, partai-partai oposisi yang terdiri dari Partai

Negara, Partai Pas, dan Partai Rakyat Malaya telah mengadakan satu Kongres

Kebangsaan Melayu 1957. Kongres ini bertujuan untuk menyatakan bantahan

mereka terhadap rencana konstitusi baru dari Komisi Reid yang dipersetujui

39 Ibnu Taimiyah, Siyasah Syariyah, Etika Politik Islam. (Surabaya: Risalah Gusti, 1995),

cet. 4, h. 222 40 Alfitra Salamm dan Achmad Syahid, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam (Asia Tenggara),

(Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve), h. 417.

Page 71: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

61

Tunku.41 Ketika Malaysia menggelar upacara pemasyhuran kemerdekaan,

Indonesia tidak hadir. Sikap yang sama diambil Filipina. Kedua negara

bertetangga ini dari awal memang menolak berdirinya Malaysia yang berdaulat,

karena kedua Negara ini mempunyai rencana untuk menjadikan Malaysia bagian

dari mereka.42

Tunku mengakui bahwa kemerdekaan yang akan dicapai tidak begitu

memuaskan, karena terdapat beberapa hal yang tidak dapat dihapuskan dalam

pembentukan Malaysia. Di antaranya penyertaan Malaya dalam negara-negara

Komenwel, beberapa pejabat pinjaman Inggris harus dikekalkan, dan keanggotaan

militer masih bergantung dengan pihak Inggris.43 Namun, perundingan

kemerdekaan yang dihadiri oleh Tunku dan rombongannya, bukanlah suatu

perundingan yang mudah, dan bagi Tunku tidak ada yang lebih penting dari

mendapatkan kembali tanah air dari penjajahan Inggris.

Meskipun kedudukan Islam sebagai agama resmi Malaysia pasca

kemerdekaan dengan pengawasan Raja-raja Melayu di setiap negara bagian yang

bertanggungjawab atas Agama Islam dan Adat Melayu, hal ini dijamin dalam

konstitusi, tetapi hanya sebagian dari aspek kehidupan komunitas muslim dan

negara yang dipengaruhi nilai-nilai Islam. Pemerintahan di bawah kepimpinan

Tunku, dengan dukungan dan kawalan dari Inggris dan terikat pada misi sekular

41 Zakiah Hanum, op.cit, h. 23. 42 Herman Hasyim, Membandingkan Kemerdekaan Malaysia dan Indonesia. Diakses dari

http://id.kompasiana.html. 43 Yusof Harun, op. cit. ,h. 187.

Page 72: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

62

bangsa, hal ini mendapat tantangan dari pimpinan oposisi yang ingin berorientasi

untuk menjadikan Malaysia sebagai negara Islam.44

Ada juga pendapat mengatakan bahwa Tunku bukanlah pejuang

kemerdekaan seperti Mahatma Gandhi dan pejuang-pejuang kemerdekaan di

negara-negara lain, dan mereka mengatakan bahwa Tunku hanyalah sebagai

seorang perunding kemerdekaan.45 Terserah kepada seseorang untuk menilainya,

walaupun Tunku telah menggunakan pendekatan toleransi dan berkompromi

dengan pihak Inggris, namun itulah jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah

politik pada waktu itu dalam merealisasikan kemerdekaan Malaya.

44 Ensiklopedi Oxford, Dunia Islam Modern. cet. 1. (Jakarta: Pustaka Mizan), jilid. 3, cet.

1, h. 331. 45 Yusof Harun, op. cit, h. 183.

Page 73: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

63

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis memaparkan bab demi bab dalam pembahasan skripsi

tentang pemikiran politik Tunku Abdul Rahman dalam konteks perjuangan

kemerdekaan Malaysia, dalam bab terakhir ini penulis memberikan beberapa

kesimpulan:

1. Tunku Abdul Rahman adalah putra Sultan Abdul Hamid Halim Shah, yaitu

Sultan Negeri Kedah. Tunku adalah seorang pangeran yang terkenal sebagai

tokoh politik Malaysia, beliau telah diberi penghargaan sebagai seorang tokoh

yang telah merintis kemerdekaan Malaysia, melahirkan ide pendirian

Kerajaan Malaysia, dan sebagai Perdana Menteri Malaysia yang pertama.

2. Tunku Abdul Rahman telah mengambil masa yang lama untuk menamatkan

pendidikan dalam jurusan undang-undang di Inggris. Kebiasaan Tunku

bersosialisasi dengan orang Inggris telah mempengaruhi pandangan Tunku

terhadap pihak Inggris. Ketika berhadapan dengan pihak Inggris, Tunku

mudah menerima nasehat dan arahan pihak Inggris, hal ini karena Tunku tidak

mau dianggap radikal oleh pihak Inggris. Dengan cara ini, Tunku diterima

oleh pihak Inggris dan masyarakat tanpa menggoyah kedudukan politiknya.

3. Keterlibatan politik Tunku Abdul Rahman bermula bilamana beliau dilantik

sebagai Presiden UMNO. Di dalam posisi ini, berbagai kebijakan yang

dilakukan Tunku dalam menuntut kemerdekaan Malaysia dari pihak Inggris,

Page 74: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

64

di antaranya beliau berusaha menyatukan masyarakat dengan menggabungkan

partai yang mewakili etnis-etnis di Malaya, Tunku berusaha membujuk Partai

Komunis Malaya supaya menghentikan kekacauan, dan Tunku juga

membujuk pihak Inggris supaya mempercepatkan pelaksanaan pemilihan

umum di Malaya.

4. Kebijakan politik Tunku Abdul Rahman yang paling menonjol dalam

memperjuangkan kemerdekaan Malaysia adalah Tunku berhasil melakukan

beberapa perundingan dengan pihak Inggris, perundingan-perundingan itu

diadakan di Inggris dan dikenali sebagai Perundingan Kemerdekaan.

Perundingan itu telah berhasil menetapkan tanggal kemerdekaan Malaysia dan

bersepakat mendirikan satu komisi untuk membentuk perlembagaan baru bagi

Malaya. Persetujuan itu disertai beberapa syarat dari pihak Inggris, di

antaranya Malaya harus menyertai negara-negara Komenwel dan

mengekalkan anggota militer Inggris untuk melindungi Malaya.

5. Secara umumnya masyarakat Malaysia ketika itu mendukung perjuangan

Tunku, walaupun ada pihak-pihak yang menganggap Tunku terlalu mengikut

telunjuk Inggris dan menjadi hamba Inggris. Kritikan dan penolakan ini

timbul hanya dari sebagian kecil masyarakat yang terdiri dari partai oposisi

dan Dato’ Onn Ja’far (pendiri UMNO). Adanya dukungan yang positif dari

mayoritas masyarakat ketika itu merupakan penguat semangat Tunku, adapun

kritikan dan penolakan tersebut Tunku menganggapnya sebagai hambatan dan

tantangan baginya.

Page 75: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

65

A. Saran-saran

Dengan kemerdekaan yang telah dicapai, hasil perjuangan dan kebijakan

politik Tunku Abdul Rahman bersama teman seperjuangannya, penulis

memberikan beberapa saran, sebagaimana berikut:

1. Agar pemerintah Malaysia memberi penjelasan yang lebih terperinci kepada

seluruh rakyat tentang sejarah kemerdekaan Malaysia, terutama berkaitan

dengan jasa dan pengorbanan tokoh-tokoh politik Malaysia dalam

memperjuangan kemerdekaan negara. Khususnya kepada Kementerian

Pendidikan dan Kementerian Penerangan Malaysia, agar lebih berperan dalam

merincikan lagi sejarah kemerdekaan Malaysia dalam kurikulum Sejarah dan

menyebarluas informasi tentang proses memperjuangkan kemerdekaan

Malaysia khususnya tentang peran dan jasa Tunku Abdul Rahman.

2. Kepada pimpinan UMNO yang telah memerintah Malaysia dari masa

kemerdekaan Malaysia hingga pada masa sekarang, supaya pemerintahan yang

dijalankan tidak bertentangan dengan konsep UMNO di awal perndiriannya,

dan supaya sistem demokrasi yang telah diterapkan di Malaysia diberlakukan

secara adil dan saksama.

3. Kepada semua masyarakat Malaysia yang berbeda etnis, diharapkan supaya

menghargai dan mengingat perjuangan tokoh-tokoh politik Malaysia yang telah

berhasil merealisasikan kemerdekaan Malaysia. Etnis-etnis di Malaysia juga

harus bersatu dan mengekalkan persatuan demi keamanan dan kemajuan

Malaysia di masa akan datang.

Page 76: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

66

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an al-Karim

Abdul Rahman, Tunku. Political Awakening, Selangor: Pelanduk Publication, cet.1, 1986.

Abdul Rahman, Tunku. Contemporary Issues in Malaysian Politics. cet. I. Selangor: Pelanduk Publication Malaysia,1984.

Abbas, Mohd Salleh. Prinsip Perlembagaan dan Pemerintahan di Malaysia. cet. III. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2006.

Al-Mawardi, Imam. Al-Ahkam As-Sulthaniyyah, Hukum-hukum Penyelenggaraan Negara dalam Syariat Islam. Penerjemah Fadli Bahri. cet. II, Jakarta: PT Darul Falah, 2006.

Ahmad, Syarif. Tunku Abdul Rahman, Memoir Patriotik, cet. I, Kuala Lumpur: PT. Pustaka Antara, 1991.

Ahmad, Muhammad Ismail. Sejarah Malaysia. cet. I. Selangor: Pustaka Mawar, 2004.

Abdullah, Abdul Rahman. Pemikiran Islam di Malaysia, Sejarah dan Aliran. cet. I. Jakarta: Gema Insani Press, 1997.

Athori Hussain, Ahmad. Dimensi Politik Melayu 1980-1990, Antara Kepentingan dan Wawasan Bangsa. cet. I. Selangor: Dewan Bahasa Dan Pustaka, 1993.

Awang, Wan Hamzah. Detik Sejarah Rundingan Baling. cet. I. Kuala Lumpur: Utusan Publication & Distributors Sdn Bhd, 1985.

Adam, Ramlah. Biografi Politik Tunku Abdul Rahman.cet. I. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa Dan Pustaka, 2005.

Budiardjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. cet. III. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Esposito, John L. Ensiklopedi Exford, Dunia Islam Modern. cet. I, Bandung: Penerbit Mizan, 2001.

Page 77: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

67

Daud, Siti Mariam dan Zakaria,Sulaiman. Tunku Abdul Rahman Putera Al-Haj. cet. I, Kuala Lumpur: Jade Green Publications, 1996.

F. Hidayat, Amir dan Abdurrasyid. Ensiklopedi Negara-negara di Dunia. cet. 1. Bandung: Pustaka Setia, 2006.

Gullick, John & Gale, Bruce. Malaysia: Its Politikal and Economic Development. cet. I. Selangor: Pelanduk Publication Sdn Bhd, 1986.

Haji Daud, Mustafa. Pengantar Politik Islam. cet. I. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa Dan Pustaka & Kementerian Pendidikan Malaysia, 1994.

Haji Abdullah, Abdul Rahman, Pengantar Ilmu Sejarah. cet. I. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa Dan Pustaka, 1994.

Hussin, Hasnah dan Nordin, Mardiani. Pengajian Malaysia. cet. I. Selangor : Oxford Fajar Sdn. Bhd, 2007.

Hanum, Zakiah. Maka Merdekalah Negara Kita. cet. I. Kuala Lumpur: Ahli Cipta (M) Sdn. Bhd, 1997.

Harun, Yusuf. Tunku, Idealisme Dalam Kenangan.cet. I. Pulau Pinang: Yayasan Bumiputra, 1991.

Ibnu Syarif, Mujar dan Zada, Khamami. Fiqh Siyasah, Doktrin dan Pemikiran Politik Islam. cet. I. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2008.

International Law Book Services, Malaysia Kita. cet. VI. Kuala Lumpur: Direct Art Company, 2005.

Ishak, Abdul Aziz. Riwayat Hidup Tunku Abdul Rahman. cet. I. Kuala Lumpur: Karya Bistari Sdn. Bhd., 1987.

Jaafar, Mohd Badri. Mengenal Tokoh Semalam, Hari Ini dan Esok. cet. I. Selangor: Pekan Ilmu Publication Sdn. Bhd., 1991.

J. Kennedy, S. Abdul Majid. History of Malaya. cet. IV. Kuala Lumpur: Publishing Division, 1993.

Kamsono Kibat, Katni. Asas Ilmu Politik. cet. I. Selangor: Biroteks Institusi Teknolgi Mara, 1986.

Page 78: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

68

Longman, Sejarah Malaysia, cet. I. Selangor: Person Malaysia Sdn. Bhd, 2009.

Lembaga Penyelidik Undang-Undang, Perlembagaan Persekutuan. cet. I. Selangor: International Law Book Service, 2009.

Mayudin,Ghazali. Politik Malaysia: Perspektif, Teori, dan Praktik. cet. I. Bangi: Universiti Kebangsaan Malaysia, 2002.

Pulungan,J. Suyuthi, Fiqh Siyasah, Ajaran, Sejarah dan Pemikiran. cet. V. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2002.

Persatuan Sejarah Malaysia, Malaysia dari Segi Sejarah. cet. I. Kuala Lumpur: PSM, 1985.

Salamm, Alfitra dan Syahid, Achmad. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam (Asia Tenggara), Jakarta : PT Ichtiar Baru Van Hoeve.

Syukor, Zarina. Sejarah Penubuhan Malaysia. cet. I. Pulau Pinang: Penerbitan Pinang Sdn. Bhd, 2005.

Sanusi Ahmad, Abdullah. Kerajaan dan Pentadbiran Malaysia. Kuala Lumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka, 1980.

Syed Ibrahim, Syed Mahadzir. 365 Hari Dalam Sejarah. cet. I. Selangor: Pekan Ilmu Publications Sdn Bhd, 1961

Taimiyah, Ibnu. Siyasah Syariyah, Etika Politik Islam. cet. IV. Surabaya: Risalah Gusti, 1995.

Thohir, Ajid. Studi Kawasan Dunia Islam, Perspektif Etno-Linguistik dan Geo-Politik. cet. I. Jakarta: Rajawali Pers, 2009.

Times Book International, Malaysia. cet. I. Singapore & Kuala Lumpur: TBI, 2002.

W. M. Mahyidin dan Yusuf, Haji Nik Mustaffa. Amanat Presiden, Landasan bagi Pembangunan Bangsa dan Negara, cet. I. Jilid. 1. Shah Alam: Fajar Bakti Sdn. Bhd. 1997.

Yuniar Sip, Tanti. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, PT. Agung Media Mulia.

Page 79: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

69

Zakaria, Abdul Aziz. British, Japanese and Independent Malaysia a Memoir, cet. I. Kuala Lumpur: Institut Tadbiran Awam Negara Malaysia, 1989.

Website :

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Malaysia”, diakses pada 3/2/2010 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Malaysia.html.

Aniza, “Tunku Abdul Rahman”, diakses pada 12/12/2009 dari http://www.angelfire.com/wa2/aniza/abdul.htm.

Portal Sejarah Malaysia, diakses pada 9/8/201 dari. http://www.sejarahmalaysia.pnm.my/portalBI/sm08_all.htm

Kak ba, “CORETAN KENANGAN : Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj”. Diakses pada 10/9/2010 dari http://www.kakba.blogspot.com/.../coretan-kenangan-tunku-abdul-rahman.html

Azeman Ariffin. “Tunku Abdul Rahman bertaruh nyawa tuntut kemerdekaan”, diakses pada 12/10/2010 dari http://www.carigold.com/portal/forums/showthread.php?t=96560.html.

Wawancara:

Subki Latif bin Abdullah, wartawan dan penulis, wawancara pandangan beliau, Kuala Lumpur, tanggal 19 Desember 2010.

Page 80: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

70

Lampiran :

A. Hasil Wawancara

WAWANCARA

TUAN HAJI SUBKI LATIF BIN ABDULLAH

(Seorang Penulis dan Wartawan)

Tanggal: 19 Desember 2010

Penulis : Apakah Tuan Haji pernah ketemu Tunku Abdul Rahman, dan apa

pandangan Tuan Haji tentang kepribadian Tunku?

Tuan Haji : Saya pernah beberapa kali ketemu Tunku Abdul Rahman, dan pada

pandangan saya Tunku seorang peminpin yang mempunyai kepribadian

yang baik. Tunku seorang yang berjiwa kerakyatan, pemurah, sabar,

menepati janji, bersungguh dalam pekerjaan dan tetap berpegang kepada

tradisi DiRaja.

Penulis : Benarkah Tunku memberi peran yang besar dalam merealisasikan

kemerdekaaan Malaysia?

Tuan Haji : Tunku adalah seorang tokoh yang berhasil menjadikan partai UMNO

sebagai suatu partai yang popular dan berhasil memperjuangkan

kemerdekaan Malaysia. Tunku yang menjabat sebagai presiden UMNO

menjadi penggerak dalam mencari dukungan masyarakat Cina dan India,

supaya kemerdekaan yang diperjuangkan merupakan tuntutan dari semua

komunitas etnis di Malaya. Tunku juga telah melebarkan kemerdekaan

Malaya ke Sabah, Sarawak dan Singapura melalui rencana pembentukan

Page 81: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

71

Malaysia. Pembentukan Malaysia direncana pada tahun 1962, dan

pembentukannya dicapai pada 16 September 1963.

Penulis : Dalam buku-buku sejarah Malaysia mengatakan Tunku mempunyai

hubungan baik dengan Inggris, apa pandangan Tuan Haji?

Tuan Haji : Karena terlalu lama di Inggris, kehidupan dan pergaulan Tunku

dipengaruhi dengan masyarakat Inggris. Tunku telah terpengaruh dengan

cara hidup, kebudayaan, dan pemikiran Inggris. Pihak Inggris telah

berpegang pada dasar akan memberikan kemerdekaan Malaysia

sekiranya wujud satu generasi dikalangan anak Malaya yang terpengaruh

dengan pemikiran barat. Karena hubungan baik Tunku dengan pihak

Inggris, Tunku telah diberi kepercayaan untuk memerintah Malaysia

dengan syarat harus menjalankan pemerintahan dengan dasar yang telah

ditetapkan oleh Inggris, harus menjamin kepentingan Inggris di

Malaysia, mengekalkan pejabat-pejabat Inggris di bidang pertahanan dan

dasar luar Negara, dan Malaysia harus menjadi anggota Komanwel.

Penulis : Ada yang mengatakan Tunku bukanlah seorang yang bijak dibidang

akademik, beliau diangkat menjadi pemimpin karena sikapnya yang suka

bersosialisasi dengan banyak orang, apa pandangan Tuan Haji?

Tuan Haji : Tunku adalah seorang mahasiswa bidang undang-undang di Inggris,

karena kurang minat di bidang undang-undang, beliau beberapa kali

terpaksa pulang tanpa ijazah. Dan beliau berhasil mendapat ijazah

Undang-undang di Inggris pada tahun 1948 yaitu ketika beliau berumur

Page 82: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

72

46tahun Tunku adalah seorang pemimpin berjiwa kerakyatan dan

bertangungjawab dalam membantu masyarkat dalam menyelesaikan

masalah Negara. Tunku seorang yang suka bersosialisasi dengan

masyarakat tanpa melihat pangkat dan status social seseorang.

Penulis : Menurut Tuan Haji, apa saja kebijakan politik Tunku ketika menuntut

kemerdekaan Malaysia, sehingga beliau digelar sebagai Bapa

Kemerdekaan?

Tuan Haji : Kedudukan Tunku sebagai pangeran serta hubungan baik beliau dengan

pihak Inggris telah membuatkan gerakan dan kegiatan Tunku kurang

mendapat tantangan dari Pihak Inggris. Beliau memilih melakukan

perundingan dengan pihak Inggris sebagai jalan untuk menuntut

kemerdekaan Malaysia. Tunku seorang tokoh yang berpikiran terbuka,

beliau sedia menerima nasihat dari pihak Inggris. Tunku telah diberi

beberapa syarat oleh pihak Inggris, yaitu masyarakat pelbagai etnis di

Malaya harus bersatu. Tunku telah berusaha dan berhasil menyatukan

tiga partai besar di Malaya yang terdiri dari UMNO, MCA, dan MIC

dalam menuntut kemerdekaan Malaysia. Tunku juga telah meletakkan

dasar Anti-Komunis, dasar ini telah meyakinkan pihak Inggris Untuk

menjadikan Tunku sebagai pemimpin Malaysia.

Page 83: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

73

B. Perlembagaan 1957

Ini merupakan usaha untuk menyediakan rakyat tempatan kepada sebuah negara

yang berkerajaan sendiri dan seterusnya mencapai kemerdekaan. Melalui

perlembagaan, masyarakat plural mempunyai hak mutlak dalam mentadbir sebuah

negara dan dapat menikmati banyak faedah daripada perkara-perkara yang

terkandung di dalam perlembagaan tersebut.

Terdapat 4 ciri utama yang terkandung dalam perlembagaan 1957 :-

1. Struktur Kerajaan

2. Bahasa

3. Kewarganegaraan

4. Peruntukan-peruntukan lain

A. Struktur Kerajaan

i) Yang diPertuan Agong

- Merupakan Ketua Negara

- Dipilih daripada 9 orang raja-raja Melayu

- Pegang jawatan selama 5 tahun secara bergilir-gilir - Menerima nasihat daripada

kabinet dan Majlis Raja-raja.

ii) Perdana Menteri

- Ketua pentadbiran negara

- Dibantu oleh kabinet

- Kabinet membentuk dasar-dasar kerajaan

iii) Penubuhan Parlimen

- Sebuah badan perundangan

- Terdiri daripada Dewan Rakyat (104 ahli)

- Terdiri daripada Dewan Negara (38 ahli)

iv) Peringkat Negeri

- Ketua perlembagaan adalah Raja atau Yang Dipertuan Negeri (TYT)

- Setiap negeri hendaklah mempunyai Majlis Mesyuarat Undangan Negeri -

Diketuai oleh Menteri Besar atau Ketua Menteri

Page 84: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

74

B. Bahasa

i) Bahasa Melayu dijadikan Bahasa Kebangsaan bagi Persekutuan Tanah Melayu

(PTM)

ii) Bahasa-bahasa lain digunakan secara umum tidak dilarang iii) Penggunaan

Bahasa Inggeris dalam Majlis Mesyuarat Undangan atau Mahkamah hanya

dibenarkan untuk tempoh 10 tahun selepas kemerdekaan

C. Kewarganegaraan

i) Mereka yang lahir di PTM Pada atau selepas kemerdekaan

ii) Mereka yang telah pun menjadi warganegara PTM sebelum kemerdekaan

iii) Mereka yang lahir di PTM

- Berumur 18 tahun ke atas

- Menetap di negara ini selama 5 tahun dpd 7 tahun lepas

- Mengetahui bahasa Melayu - Boleh memohon untuk menjadi warganegara dan

bersedia mengangkat sumpah dan taat setia pada negara

iv) Mereka yang lahir di luar PTM

- Berumur 21 tahun ke atas

- Menetap di negara ini selama 8 – 12 tahun yang lalu

- Mengetahui bahasa Melayu

- Bersedia mengangkat sumpah taat setia pada negara ini

- Memiliki 2 kerakyatan tidak dibenarkan kecuali kerakyatan “Commonwealth”

D. Peruntukan-peruntukan lain

i) Kedudukan istimewa orang Melayu hendaklah dikekalkan tanpa mengurangkan

hak warganegara lain

ii) Agama rasmi bagi persekutuan Tanah Melayu adalah agama Islamiii)

Kebebasan beragama dibenarkan bagi semua warganegara negara ini

Dengan termaktubnya Perlembagaan 1957 ini, maka terbentuklah asas kepada

pluraliti masyarakat Malaysia yang ada sekarang ini. Masyarakat Malaysia dengan

Perlembagaan 1957 yang sedia ada semakin bertambah dengan pindaan

perlembagaan apabila penubuhan Malaysia digagaskan pada 16 September 1963.

Page 85: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

75

C. Pemasyhuran Kemerdekaan

Page 86: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

76

Terjemahan “Pemasyhuran kemerdekaan”

Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Mengasihani, segala puji bagi Allah

yang Maha. Berkuasa dan selawat dan salam ke atas sekalian Rasul-Nya.

Bahawasanya kerana telah tibalah masanya bagi umat Persekutuan Tanah Melayu ini

mencapai taraf suatu bangsa yang merdeka lagi berdaulat sama setimpal

kedudukannya dengan segala bangsa seluruh dunia.

Dan bahawasanya kerana dengan perjanjian yang disebut namanya Perjanjian Tanah

Melayu tahun 1957 yang diperbuat antara Duli Yang Maha Mulia Baginda Queen

dengan Duli-Duli Yang Maha Mulia Raja-Raja Melayu, maka, telah dipersetujui

bahawa Negeri-negeri Melayu, iaitu Johor, Pahang, Negeri Sembilan, Selangor,

Kedah, Perlis, Kelantan, Terengganu, dan Perak serta negeri yang dahulunya

dinamakan Negeri Selat, iaitu Melaka dan Pulau Pinang, mulai 31 hari bulan Ogos

tahun 1957, hendaklah menjadi sebuah Persekutuan baharu bagi negeri-negeri yang

bernama Persekutuan Tanah Melayu.

Dan bahawasanya kerana telah bersetuju pula antara kedua-dua pihak dalam

perjanjian tersebut, iaitu Melaka dan Pulau Pinang hendaklah daripada tarikh tersebut

itu tamat daripada menjadi sebahagian daripada jajahan takluk Baginda Queen, dan

Duli Yang Maha Mulia Baginda Queen tidak lagi berhak menjalankan apa-apa

kedaulatan baginda ke atas kedua-dua buah negeri yang tersebut itu.

Dan bahawasanya kerana telah bersetuju pula antara kedua-dua pihak yang tersebut,

iaitu Perjanjian Persekutuan Tanah Melayu tahun 1948, dan segala peranjian yang

lain yang ada sekarang antara Duli Yang Maha Mulia Baginda Queen dengan Duli-

Duli Yang Maha Mulia Raja-Raja ataupun salah seorang daripada baginda itu

sebelum tarikh yang tersebut hendaklah dibatalkan mulai daripada tarikh itu, dan

semua kuat kuasa dan hak Duli Yang Maha Mulia Baginda Queen ataupun Parlimen

Negeri United Kingdom dalam Negeri-Negeri Selat ataupun Persekutuan Tanah

Melayu seluruhannya adalah tamat dengan sendirinya.

Dan bahawasanya kerana Duli Yang Maha Mulia Baginda Queen, Duli-Duli Yang

Maha Mulia Raja-Raja Melayu, Parlimen Negeri United Kingdom dan Majlis-Majlis

Page 87: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

77

Undangan Persekutuan dan Negeri-Negeri Melayu telah meluluskannya, Perjanjian

Persekutuan Tanah Melayu tahun 1957 itu berjalan kuat kuasanya.

Dan bahawasanya kerana suatu perlembagaan bagi kerajaan Persekutuan Tanah

Melayu telah ditentukan menjadi suatu kanun yang muktamad baginya.

Dan bahawasanya kerana Perlembagaan Persekutuan yang tersebut itu, maka, ada

disediakan syarat untuk menjaga keselamatan hak-hak dan keutamaan Duli-Duli

Yang Maha Mulia Raja-Raja serta hak-hak asasi dan kebebasan sekalian rakyat dan

untuk memajukan Persekutuan Tanah Melayu dengan aman dan damai serta teratur

sebagai sebuah kerajaan yang mempunyai Raja yang Berperlembagaan yang

berdasarkan demokrasi cara Parlimen.

Dan bahawasanya kerana Perlembagaan Persekutuan yang diadakan oleh Majlis

Undangan Persekutuan yang tersebut itu telah diluluskan oleh suatu undang-undang

yang diadakah oleh Majlis Undangan Persekutuan serta dengan undang-undang yang

diadakan oleh negeri-negeri Melayu dan dengan ketetapan-ketetapan dalam Majlis

Undangan Negeri Melaka dan Pulau Pinang, dengan demikian Perlembagaan itu

telah berjalan kuat kuasanya pada 31 hari bulan Ogos tahun 1957.

Maka, dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Mengasihani, saya Tunku

Abdul Rahman Putra ibni Almarhum Sultan Abdul Hamid Halim Shah, Perdana

Menteri bagi Persekutuan Tanah Melayu, dengan persetujuan dan perkenan Duli-

Duli Yang Maha Mulia Raja-Raja negeri-Negeri Melayu dengan ini memasyhurkan

dan mengisytiharkan bagi pihak umat Persekutuan Tanah Melayu bahawa mulai Tiga

Puluh Satu hari bulan Ogos Tahun Seribu Sembilan Ratus Lima Puluh Tujuh, maka

Persekutuan Tanah Melayu yang mengandungi Negeri Johor, Pahang, Negeri

Sembilan, Selangor, Kedah, Perlis, Kelantan, Terengganu, Perak, Melaka dan Pulau

Pinang dengan limpah rahmat Allah subhanahu wa ta'ala akan kekal menjadi sebuah

negara yang merdeka dan berdaulat serta berdasarkan kebebasan dan keadilan dan

sentiasa menjaga dan mengutamakan kesejahteraan dan kesentosaan rakyatnya dan

mengekalkan keamanan antara segala bangsa.

Page 88: SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya

78

D. Foto Tunku Abdul Rahman