115
OPTIMASI FORMULA GEL UV PROTECTION ENDAPAN PERASAN WORTEL (Daucus carota, Linn.) : TINJAUAN TERHADAP HUMEKTAN GLISEROL DAN PROPILEN GLIKOL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Dian Kurniasari NIM : 048114021 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI - COnnecting REpositories · Microsoft Word - perpuS.doc Author: diAn bAsKArA Created Date: 1/29/2008 12:39:18 PM

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  •   

      

    OPTIMASI FORMULA GEL UV PROTECTION

    ENDAPAN PERASAN WORTEL (Daucus carota, Linn.) :

    TINJAUAN TERHADAP

    HUMEKTAN GLISEROL DAN PROPILEN GLIKOL

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

    Program Studi Ilmu Farmasi

    Oleh :

    Dian Kurniasari

    NIM : 048114021

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2008

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  •   

    ii  

    OPTIMASI FORMULA GEL UV PROTECTION

    ENDAPAN PERASAN WORTEL (Daucus carota, Linn.) :

    TINJAUAN TERHADAP

    HUMEKTAN GLISEROL DAN PROPILEN GLIKOL

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

    Program Studi Ilmu Farmasi

    Oleh :

    Dian Kurniasari

    NIM : 048114021

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2008

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii  

    Skripsi

    OPTIMASI FORMULA GEL UV PROTECTION

    ENDAPAN PERASAN WORTEL (Daucus carota, Linn.) :

    TINJAUAN TERHADAP

    HUMEKTAN GLISEROL DAN PROPILEN GLIKOL

    Yang diajukan oleh :

    Dian Kurniasari

    NIM : 048114021

    telah disetujui oleh:

    Pembimbing :

    Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt.

    tanggal 23 Januari 2008

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv  

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v  

    God make a way very beautiful when the time is right

    remember and believe that doesn’t matter how difficult your life

    just wait and He will make a way for you

    Jeremiah 29 : 11 -12

    I alone know the plans I have for you, plans to bring you prosperity

    and not disaster, plans to bring about the future you hope for.

    Then you will call to me.

    You will come and pray to me, and I will answer you.

        

    Matthew 19:26

    This is impossible for man, but for God everything is possible

    Karya ini kupersembahkan untuk orang-orang

    yang aku kasihi :

    “Jesus Christ”

    Papa, Mama, dan Dina

    Ko Edwin Baskara

    Teman-teman dan almamaterku

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi  

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

    Nama : Dian Kurniasari Nomor Mahasiswa : 048114021

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : Optimasi Formula Gel UV Protection Endapan Perasan Wortel (Daucus carota, Linn.): Tinjauan terhadap Humektan Gliserol dan Propilenglikol beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 28 Januari 2008 Yang menyatakan

    ( Dian Kurniasari )  

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii  

    PRAKATA

    Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih atas segala kasih

    karunia dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

    judul “Optimasi Formula Gel UV Protection Endapan Perasan Wortel (Daucus

    carota, Linn.) : Tinjauan terhadap Gliserol dan Propilen Glikol” dengan baik.

    Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

    Farmasi (S. Farm.) pada Program Studi Farmasi di Universitas Sanata Dharma.

    Penulis banyak mengalami kesulitan selama penyelesaian skripsi ini.

    Tetapi dengan adanya bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,

    penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis igin

    mengucapkan terima kasih kepada :

    1. “Jesus Christ” atas semua kasih karunia dan cinta-Mu, tanpa Engkau

    penulis tidak akan mampu menyelseaikan skripsi ini.

    2. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

    Sanata Dharma Yogyakarta.

    3. Ibu Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing yang telah

    banyak meluangkan waktu, tenaga dan atas segala bimbingan dalam

    penyusunan skripsi ini.

    4. Ibu Rina Kuswahyuning, M.Si., Apt., selaku Dosen Penguji atas segala

    kritik dan sarannya.

    5. Ibu Agatha Budi Susiana L., M.Si., Apt., selaku Dosen Penguji atas segala

    kritik dan sarannya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii  

    6. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Iswandi, Mas Ottok, Mas Parlan, Mas

    Sarwanto, Mas Kunto serta laboran-laboran yang lain atas bantuannya

    selama penulis menyelesaikan laporan akhir.

    7. Papa, mama, dan Dina atas segala dukungan dan doa selama penyusunan

    skripsi ini.

    8. Ko Edwin Baskara atas segala doa, dukungan, perhatian, dan kasih sayang

    yang telah diberikan selama ini.

    9. Ineke, Desy, Cipi, Budiaji, Finza, Ela, dan Andryan atas kerjasama, canda

    tawa dan keluh kesah selama penyusunan skripsi ini.

    10. Semua teman-teman angkatan 2004, terima kasih atas segala semangat dan

    kebersamaan kita yang indah.

    11. Semua penghuni kost Amakusa atas kekompakan dan kebersamaannya.

    12. Semua pihak yang telah banyak membantu penyusunan skripsi ini.

    Penulis juga menyadari sepenuhnya penulisan skripsi ini tidak terlepas

    dari keterbatasan dan kekurangan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan saran

    dan kritik yang membangun dari semua pihak. Akhir kata semoga skripsi ini dapat

    berguna bagi pembaca.

    Penulis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix  

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

    tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

    dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

     

    Yogyakarta, 23 Januari 2008

    Penulis

    Dian Kurniasari

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x  

    INTISARI

    Penelitian ini merupakan optimasi formula gel UV Protection endapan perasan wortel (Daucus carota, Linn.) tinjauan terhadap humektan gliserol dan propilen glikol. Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh range komposisi optimum dari humektan gliserol dan propilen glikol sehingga dapat diperoleh gel yang mempunyai sifat fisik dan stabilitas gel yang baik.

    Penelitian ini merupakan rancangan eksperimental bersifat eksploratif. Optimasi formula gel ini menggunakan metode Simplex Lattice Design dengan variasi komposisi humektan gliserol dan propilen glikol. Optimasi tersebut dilakukan terhadap parameter sifat fisik sediaan gel (daya sebar dan viskositas) serta stabilitas sediaan gel dalam penyimpanan selama 1 bulan. Uji mikromeritik juga dilakukan untuk memberikan informasi tentang ukuran partikel sehingga dapat memberikan nilai estetika yang tinggi.

    Dari penelitian ini dilakukan optimasi formula gel UV Protection endapan perasan wortel (Daucus carota, Linn.) dengan sifat fisik meliputi daya sebar 3 cm sampai 5 cm, viskositas 310 d.Pa.s sampai 315 d.Pa.s, dan stabilitas gel yang ditunjukkan dengan persen pergeseran viskositas kurang dari 15%. Pada penelitian ini tidak dapat diperoleh range komposisi optimum terbatas pada komposisi humektan gliserol dan propilen glikol yang diteliti. Namun berdasarkan hasil percobaan dipilih formula III dengan komposisi humektan gliserol : propilen glikol (50% : 50%) sebagai formula optimum yang menghasilkan sifat fisik dan stabilitas gel paling baik. Kata kunci : gel, endapan perasan wortel, UV Protection, humektan, Simplex

    Lattice Design

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi  

    ABSTRACT

    This research was about optimization formula of UV Protection sediment carrot juice (Daucus carota, Linn.) gel review to glycerol and propylene glycol as humectant. The aiming of this research was to obtain optimum composition range from glycerol and propylene glycol humectant to achieve a gel which had a good physical character and stability.

    This research was including exploratively experimental design. This optimization formula gel used Simplex Lattice Design method with various compositions of glycerol and propylene glycol humectant. It was done to the parameter of physical characteristic of semisolid (spreadability and viscosity) and the stability during storing for a month. Micromeritic test was also done to give information about particle size so it could achieved a high aesthetics value. From this research was done optimization the formulation of sediment extract carrot (Daucus carota, Linn.) UV Protection gel with physical character such as spreadability 3 cm to 5 cm, viscosity 310 d.Pa.s to 315 d.Pa.s, and gel stability which was shown with alteration of viscosity less than 15%. At this research, it could not be obtained optimum composition range that was limited to the compositions of glycerol and propylene glycol humectant had been done. But based on result of the research was selected the 3rd formula with composition of glycerol and propylene glycol humectant (50% : 50%) as optimum formula which achieved good physical character and stability.

    Key word : gel, sediment of extract carrot, UV Protection, humectant, Simplex Lattice Design

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii  

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

    HALAMAN JUDUL........................................................................................ ii

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.... .......................................... iii

    HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

    ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS......................................... vi

    PRAKATA.......................................................................................... ............. vii

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..... .................................................... ix

    INTISARI ....................................................................................................... x

    ABSTRACT .................................................................................................... xi

    DAFTAR ISI .................................................................................................. xii

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xix

    BAB I. PENGANTAR................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ............................................................................ 1

    B. Perumusan Masalah .................................................................... 4

    C. Keaslian Karya ........................................................................... 4

    D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5

    E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii  

    BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA............................................................. 6

    A. Wortel (Daucus carota, Linn.).................................................... 6

    1. Uraian tanaman ..................................................................... 6

    2. Nama daerah.......................................................................... 6

    3. Kandungan kimia .................................................................. 6

    4. Kegunaan .............................................................................. 7

    B. Beta Karoten ............................................................................... 7

    C. Radikal Bebas ............................................................................. 8

    D. Antioksidan ................................................................................. 9

    E. Sinar Ultraviolet .......................................................................... 9

    F. Sun Protection Factor (SPF)....................................................... 10

    G. Gel ............................................................................................... 12

    1. Definisi gel ........................................................................... 12

    2. Karakteristik gel ................................................................... 13

    H Carbopol....................................................................................... 15

    I. Humektan..................................................................................... 17

    1. Gliserol................................................................................. 17

    2. Propilen glikol...................................................................... 18

    J. Trietanolamin .............................................................................. 19

    K. Spektrofotometri Ultraviolet ....................................................... 20

    L. Mikromeritik ............................................................................... 21

    M. Metode Simplex Lattice Design .................................................. 22

    N. Keterangan Empiris..................................................................... 23

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv  

    BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 25

    A. Jenis Rancangan Penelitian ........................................................ 25

    B. Variabel dalam Penelitian .......................................................... 25

    C. Definisi Operasional .................................................................. 26

    D. Alat dan Bahan........................................................................... 27

    E. Tata Cara Penelitian ................................................................... 28

    1. Ekstraksi kadar beta karoten dalam endapan perasan wortel

    (Daucus carota, Linn.)......................................................... 28

    2. Penetapan kadar beta karoten dalam endapan perasan wortel

    (Daucus carota, Linn.)......................................................... 28

    3. Uji Sun Protection Factor (SPF) ..................................... 30

    4. Optimasi pembuatan gel UV Protection .............................. 30

    5. Uji sifat fisik dan stabilitas fisik gel UV Protection ........... 32

    6. Uji mikromeritik .................................................................. 32

    F. Analisis Data dan Optimasi .................................................... 33

    BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 34

    A. Ekstraksi Kadar Beta Karoten dalam Endapan Perasan

    Wortel (Daucus carota, Linn.)............................................... 34

    B. Penetapan Kadar Beta Karoten dalam Endapan Perasan

    Wortel (Daucus carota, Linn.)................................................ 35

    C. Uji Sun Protection Factor (SPF) ............................................. 38

    D. Optimasi Pembuatan Gel UV Protection ................................. 39

    E. Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Gel UV Protection ..................... 44

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv  

    F. Mikromeritik ............................................................................ 53

    G. Optimasi Formula..................................................................... 55

    BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN …..................................................... 61

    A. Kesimpulan .............................................................................. 61

    B. Saran......................................................................................... 61

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 62

    LAMPIRAN .................................................................................................... 66

    BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 96

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi  

    DAFTAR TABEL

     Tabel I. Formula Simplex Lattice Design.....................................................31

    Tabel II. Kurva baku beta karoten dengan Spektrofotometer Genesis 10.....36

    Tabel III. Jumlah baku beta karoten dalam 1 gram endapan perasan

    wortel dengan dengan Spektrofotometer Genesis 10 ....................37

    Tabel IV. Hasil pengukuran SPF ....................................................................39

    Tabel V. Kurva baku beta karoten dengan Perkin-Elmer Spektrofotomer

    UV-Vis Lambda 20 ..........................................................................41

    Tabel VI. Jumlah baku beta karoten dalam 1 gram endapan perasan

    wortel karoten dengan Perkin-Elmer Spektrofotomer UV-Vis

    Lambda 20......................................................................................42

    Tabel VII. Hasil pengukuran SPF dalam 100 gram gel. ..................................42

    Tabel VIII. Hasil pengukuran sifat fisik dan stabilitas gel UV Protection .......44

    Tabel IX. Hasil perhitungan uji F pada daya sebar gel UV Protection..........47

    Tabel X. Hasil perhitungan uji F pada viskositas gel UV Protection ...........50 

    Tabel XI. Hasil perhitungan uji F pada pergeseran viskositas gel UV

    Protection .......................................................................................52

    Tabel XII. Hasil uji pH gel UV Protection ......................................................53

    Tabel XIII. Hasil pengukuran partikel gel UV Protection ................................54

     

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii  

    DAFTAR GAMBAR

     

    Gambar 1. Struktur molekul beta karoten.........................................................7

    Gambar 2. Struktur molekul carbopol ............................................................15

    Gambar 3. Struktur molekul gliserol ..............................................................17

    Gambar 4. Struktur molekul propilen glikol...................................................18

    Gambar 5. Struktur molekul trietanolamin .................................................... 19

    Gambar 6. Struktur beta karoten dengan sistem kromofor .............................35

    Gambar 7. Kurva baku beta karoten II............................................................37

    Gambar 8. Hasil scanning panjang gelombang serapan maksimum larutan

    baku beta karoten 2 ppm, 6 ppm, dan 10 ppm dengan pelarut

    aseton : heksan (1:9)......................................................................40

    Gambar 9. Kurva baku beta karoten I .............................................................41

    Gambar 10. Hasil scanning larutan baku beta karoten dengan pelarut

    kloroform ......................................................................................43

    Gambar 11. Hasil scanning endapan perasan wortel dengan pelarut

    kloroform ......................................................................................43

    Gambar 12. Grafik hubungan antara humektan gliserol dan propilen glikol

    dengan respon daya sebar gel UV Protection endapan perasan

    wortel ............................................................................................46

    Gambar 13. Grafik hubungan antara humektan gliserol dan propilen glikol

    dengan respon viskositas gel UV Protection endapan perasan

    wortel ...........................................................................................49

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xviii  

    Gambar 14. Grafik hubungan antara humektan gliserol dan propilen glikol

    dengan respon pergeseran viskositas gel UV Protection endapan

    perasan wortel ..............................................................................51

    Gambar 15. Grafik distribusi ukuran partikel gel UV Protection endapan

    perasan wortel ...............................................................................55

    Gambar 16. Contour plot respon daya sebar viskositas gel UV Protection

    endapan perasan wortel ................................................................56

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xix  

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Penetapan Kadar Beta Karoten dalam Endapan Perasan Wortel .66

    Lampiran 2. Perhitungan Nilai SPF Beta Karoten ............................................71

    Lampiran 3. Data Penimbangan Gel .................................................................77

    Lampiran 4. Data Sifat Fisik dan Stabilitas Gel ...............................................78

    Lampiran 5. Data pH Gel ..................................................................................80

    Lampiran 6. Persamaan Simplex Lattice Design...............................................81

    Lampiran 7. Uji F..............................................................................................85

    Lampiran 8. Data Uji Mikromeritik ..................................................................91

    Lampiran 9. Dokumentasi.................................................................................93

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  •   

    1  

    BAB I

    PENGANTAR

    A. Latar Belakang

    Radiasi UV dapat menyebabkan variasi efek biologis terhadap kulit

    seperti eritema (kulit kemerahan), pigmentasi, dan imunomodulasi. Paparan UV

    secara terus-menerus dapat menyebabkan skin aging dan meningkatkan resiko

    kanker kulit. Reactive Oxygen Species (ROS) merupakan penyebab utama skin

    aging dan penyakit kulit lainnya. Radikal bebas muncul setelah kulit terpapar

    radiasi sinar ultraviolet. Lapisan epidermis mengandung antioksidan sehingga

    dapat memberikan perlindungan awal untuk melawan radikal bebas. Tetapi kadar

    antioksidan akan berkurang setelah terpapar UV terus-menerus. Oleh karena itu,

    untuk mencegah kerusakan kulit akibat adanya radikal bebas dibutuhkan

    antioksidan (Watson, 2001).

    Salah satu antioksidan eksogen yang didapat dari luar tubuh adalah beta

    karoten (Setiati, 2003). Beta karoten yang terdapat dalam wortel berfungsi sebagai

    antioksidan (Watson, 2001). Beta karoten bereaksi dengan Reactive Oxygen

    Species (ROS) untuk menetralkan oksigen singlet dan mencegah pembentukan

    radikal peroksil (Paiva dan Russel, 1999). Oleh karena itu, dalam penelitian ini

    menggunakan wortel sebagai bahan aktif dari sediaan UV Protection.

    Baik antioksidan topikal maupun oral dapat mengontrol kelebihan

    produksi radikal bebas akibat paparan radiasi UV terhadap kulit yang dapat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2  

      

    menyebabkan photo aging bahkan kanker (Morquio, A., Rivera-Megret, F., dan

    Dajas, F., 2005). Saat ini suplemen beta karoten digunakan sebagai oral sun

    protectant yang dapat mengurangi resiko kerusakan kulit akibat radiasi UV (Sies

    dan Stahl, 2003; Weber, S.U., Saliou, C., Packer, L., Lodge, J.K., 2001). Hal

    tersebut menarik minat penulis untuk membuat sediaan topikal UV Protection

    karena sediaan tersebut langsung berinteraksi dengan kulit yang terpapar radiasi

    UV.

    Telah banyak sediaan UV Protection yang beredar di pasaran tetapi

    produk-produk tersebut mengandung bahan aktif berupa senyawa sintetik. Akan

    tetapi, penggunaan UV Protection dengan bahan aktif yang berasal dari bahan

    alam lebih menguntungkan daripada senyawa sintetik karena produk-produk dari

    bahan alam lebih aman dan memiliki toleransi yang baik terhadap kulit (Fridd,

    1996). Oleh karena itu, dalam penelitian ini menggunakan bahan alam sebagai

    alternatif dalam pembuatan UV Protection.

    Bentuk sediaan UV Protection yang banyak dikembangkan berupa

    cream dan lotion. Cream merupakan bentuk sediaan semisolid yang terdiri dari

    dua fase, yaitu fase minyak dan fase air sehingga membentuk emulsi (Nairn,

    1997). Bentuk sediaan ini dapat menimbulkan masalah kulit seperti jerawat

    terutama pada orang yang memproduksi kelenjar sebacea berlebihan. Lotion

    adalah bentuk sediaan cair yang dapat berbentuk suspensi di dalam air, tetapi

    dapat juga berbentuk larutan atau emulsi (Nairn, 1997). Lotion mempunyai

    viskositas yang cukup encer sehingga tidak dapat bertahan lama pada kulit dan

    akan mengurangi daya perlindungan sediaan tersebut terhadap kulit. Untuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3  

      

    mengatasi kekurangan tersebut, maka perlu dikembangkan suatu bentuk sediaan

    lain yaitu gel.

    Menurut Barry (1993) gel merupakan sistem dua komponen dari sediaan

    semipadat yang kaya akan cairan. Hidrogel adalah hidrofilik yang mengandung

    85-95% air atau campuran aqueous-alcoholic dan gelling agent (Buchmann,

    2001). Karakteristik gel secara estetika menarik karena transparan. Setelah kering,

    gel akan meninggalkan lapisan tipis di kulit dan mempunyai daya lekat yang

    tinggi. Akan tetapi gel tidak menyumbat pori-pori kulit sehingga tidak

    merangsang timbulnya jerawat dan mudah dicuci dengan air. Oleh karena itu,

    maka dalam penelitian ini dipilih bentuk sediaan yaitu hidrogel.

    Setelah diaplikasikan, gel akan memberikan efek dingin karena adanya

    evaporasi air. Evaporasi air yang cepat dapat mempengaruhi daya sebar sediaan

    gel. Untuk memberikan proteksi terhadap kehilangan air tersebut, dapat digunakan

    humektan. Selain itu, humektan juga dapat membantu menjaga kelembaban kulit

    dengan cara menjaga kandungan air pada lapisan stratum corneum serta mengikat

    air dari lingkungan ke kulit (Rawlings, Harding, Watkinson, Chandar, dan Scott,

    2002). Dalam penelitian ini digunakan gliserol dan propilen glikol sebagai

    humektan. Gliserol akan meningkatkan kelarutan solut lipofilik (Buchmann,

    2001) sedangkan propilen glikol bersifat higroskopik (Anonim, 1979) sehingga

    dapat menjaga konsistensi sediaan. Penggunaan gliserol dan proplen glikol secara

    bersamaan akan meningkatkan sifat fisik dan stabilitas gel yang dihasilkan.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil sifat fisik gel dengan

    berbagai variasi komposisi humektan gliserol dan propilen glikol serta

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4  

      

    mendapatkan range komposisi optimum formula gel UV Protection endapan

    perasan wortel (Daucus carota, Linn.) yang menghasilkan sifat fisik dan stabilitas

    gel yang dikehendaki. Komposisi humektan gliserol dan propilen glikol

    dioptimasi dengan menggunakan metode Simplex Lattice Design. Metode ini

    dapat digunakan untuk mengetahui sifat-sifat fisik dari dua campuran dan

    memprediksi sifat-sifat campuran tersebut pada semua perbandingan (Bolton,

    1997).

    B. Perumusan Masalah

    1. Dapatkah ditemukan range komposisi optimum humektan gliserol dan

    propilen glikol dalam formula gel UV Protection endapan perasan wortel

    (Daucus carota, Linn.) yang menghasilkan sifat fisik dan stabilitas gel

    yang dikehendaki?

    2. Berapa jumlah komposisi humektan gliserol dan propilen glikol dalam

    formula gel UV protection endapan perasan wortel (Daucus carota, Linn.)

    yang menghasilkan formula optimum?

    3. Bagaimana profil sifat fisik dan stabilitas gel UV Protection endapan

    perasan wortel (Daucus carota, Linn.) dengan berbagai variasi komposisi

    humektan gliserol dan propilen glikol?

    C. Keaslian Karya

    Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan penulis, penelitian tentang

    Optimasi Formula Gel UV Protection Endapan Perasan Wortel (Daucus carota,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5  

      

    Linn.) : Tinjauan terhadap Humektan Gliserol dan Propilen Glikol belum pernah

    dilakukan.

    D. Manfaat Penelitian

    Secara teoritis penelitian ini menambah informasi bagi ilmu pengetahuan,

    khususnya dalam bidang kefarmasian mengenai aplikasi Simplex Lattice Design

    pada proses optimasi formula gel UV Protection. Secara praktis penelitian ini

    bermanfaat untuk mengetahui jumlah komposisi humektan gliserol dan propilen

    glikol dalam formula gel UV protection endapan perasan wortel (Daucus carota,

    Linn.) yang menghasilkan sifat fisik dan stabilitas gel yang dikehendaki.

    E. Tujuan Penelitian

    1. Untuk mendapatkan range komposisi optimum humektan gliserol dan

    propilen glikol dalam formula gel UV Protection endapan perasan wortel

    (Daucus carota, Linn.) yang menghasilkan sifat fisik dan stabilitas gel

    yang dikehendaki.

    2. Untuk mengetahui jumlah komposisi humektan gliserol dan propilen glikol

    dalam formula gel UV protection endapan perasan wortel (Daucus carota,

    Linn.) yang menghasilkan formula optimum.

    3. Untuk mengetahui profil sifat fisik dan stabilitas gel UV Protection

    endapan perasan wortel (Daucus carota, Linn.) dengan berbagai variasi

    komposisi humektan gliserol dan propilen glikol.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  •   

    6  

    BAB II

    PENELAAHAN PUSTAKA

    A. Wortel (Daucus carota, Linn.)

    1. Uraian tanaman

    Semak semusim, tinggi kurang lebih kurang 1 meter. Batang tegak,

    berbulu, warna hijau. Daun majemuk, menyirip, berselang, bentuk lonjong, tepi

    bertoreh, ujung runcing, pangkal berlekuk, warna hijau. Perbungaan bentuk

    cawan, terdapat di ujung batang, mahkota berbentuk bintang, berwarna putih.

    Buah buni, lonjong, warna coklat. Biji lonjong, warna putih (Soedibyo, 1998).

    2. Nama daerah

    Sunda : bortol

    Jawa : wertel, wertol, bortol

    Madura : ortel

    (Rukmana, 1995)

    3. Kandungan kimia

    Dalam setiap 100 gram mengandung 42 kalori; protein 1,2 gram;

    lemak 0,3 gram; karbohidrat 9,3 gram; kalsium 39 miligram; fosfor 37

    miligram; zat besi 0,8 miligram; vitamin A; vit BI 0,06 miligram; vitamin C 6

    miligram (Arisandi Y., dan Andriani, Y., 2006). Kandungan lain yang penting

    adalah β-karoten dan α-karoten (Watson, 2001).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7  

      

    4. Kegunaan

    Untuk keperluan kosmetik, wortel dapat digunakan untuk merawat

    kecantikan wajah dan kulit, menjaga kelembaban kulit, melembutkan kulit,

    memperlambat timbulnya kerutan pada wajah, dan antioksidan (Cahyono,

    2002; Watson, 2001).

    B. Beta Karoten

    Karotenoid yaitu tetraterpenoid C40, merupakan golongan pigmen

    yang larut lipid dan tersebar luas, terdapat dalam semua jenis tumbuhan.

    Pada tumbuhan karotenoid mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai pigmen

    pembantu dalam fotosintesis dan sebagai pewarna dalam bunga dan buah.

    Dalam bunga, karotenoid biasanya berupa zat warna kuning, sedangkan

    dalam buah dapat juga berupa zat warna jingga atau merah (tomat dan cabe)

    (Harborne, 1987). Karotenoid juga banyak terdapat di dalam wortel dan

    sayuran berwarna hijau. Karotenoid bekerja sebagai antioksidan serta

    penangkap radikal bebas, terutama untuk radikal peroksil (R-OO.) dan hidroksil

    (.OH) serta oksigen singlet (02.) (Silalahi dan Tambunan, 2003). Beberapa

    contoh karotenoid yang telah diketahui yaitu xantofil, β-karoten, α-karoten,

    likopen, lutein, γ-karoten (Harborne, 1987).

    Gambar 1. Struktur molekul beta karoten (Anonim, 1989)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8  

      

    Beta karoten larut dalam benzen, kloroform; cukup larut di eter,

    petroleum eter dan sangat sedikit larut di metanol dan etanol. Sebanyak 100

    ml heksan dapat melarutkan 109 mg beta karoten pada suhu 0°C (Anonim,

    1989). Beta karoten berkhasiat sebagai antioksidan (Tjay dan Rahardja, 2002).

    Beta karoten bereaksi dengan Reactive Oxygen Species (ROS) untuk menetralkan

    oksigen singlet dan mencegah pembentukan radikal peroksil (Paiva dan Russel,

    1999).

    C. Radikal Bebas

    Radikal bebas adalah suatu spesies yang mempunyai jumlah elektron

    ganjil atau elektron yang tidak berpasangan tunggal pada lingkaran luarnya.

    Elektron tidak berpasangan tersebut menyebabkan instabilasi dan bersifat reaktif,

    karena selalu berusaha untuk mencari pasangan elektron lainnya agar menjadi

    bentuk yang stabil. Radikal bebas akan merusak molekul yang elektronnya ditarik

    oleh radikal bebas tersebut sehingga menyebabkan kerusakan sel, gangguan

    fungsi sel, bahkan kematian sel. Molekul utama di dalam tubuh yang dirusak oleh

    radikal bebas yaitu DNA, lemak, dan protein (Fessenden dan Fessenden, 1997;

    Setiati, 2003).

    Radikal bebas diproduksi secara eksogen dan secara endogen. Secara

    endogen, radikal bebas diproduksi oleh mitokondria, membran plasma, lisosom,

    retikulum endoplasma, dan intisel. Sedangkan secara eksogen, radikal bebas

    berasal dari asap rokok, radiasi sinar UV, obat-obatan, dan pestisida (Setiati,

    2003).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9  

      

    D. Antioksidan

    Proses perusakan organ tubuh oleh radikal bebas dapat dihambat dengan

    jalan memberikan antioksidan (Tjay dan Rahardja, 2002). Antioksidan adalah

    senyawa yang mampu menghambat oksidasi, atau juga disebut dengan inhibitor

    radikal bebas (Fessenden dan Fessenden, 1997).

    Antioksidan dibedakan menjadi antioksidan eksogen dan antioksidan

    endogen. Antioksidan endogen atau antioksidan primer terdiri atas enzim-enzim

    dan berbagai senyawa yang disintesis dalam tubuh yang bekerja dengan cara

    mencegah pembentukan radikal bebas baru. Antioksidan eksogen dikenal juga

    sebagai antioksidan sekunder karena menangkap radikal dan mencegah reaksi

    berantai. Contohnya adalah vitamin E (tokoferol), vitamin C (askorbat), karoten,

    asam urat bilirubin, dan albumin (Setiati, 2003).

     E. Sinar Ultraviolet

    Berdasarkan panjang gelombangnya, sinar UV dibagi menjadi 3 yaitu :

    1. UV A, mempunyai panjang gelombang 320 nm sampai 400 nm

    2. UV B, mempunyai panjang gelombang 290 nm sampai 320 nm

    3. UV C, mempunyai panjang gelombang 200 nm sampai 290 nm

    (Harry, 1982)

    Sinar UV A dilaporkan menyebabkan efek samping hilangnya kolagen,

    menurunkan jumlah pembuluh darah, dan mengubah jaringan konektif pada

    dermis. Sinar UV B bertanggung jawab terhadap sunburn setelah terpapar oleh

    sinar matahari. Pewarnaan kulit terjadi ketika sinar UV B mengaktifkan melanosit

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10  

      

    di kulit sehingga terbentuk melanin. Sinar UV C sangat berbahaya tetapi diserap

    oleh lapisan ozon dan gas-gas lain yang ada di atmosfer (Walters, 1997).

    F. Sun Protection Factor (SPF)

    Sun Protection Factor (SPF) adalah tingkat perlindungan produk

    sunscreen terhadap sinar matahari yang dapat menyebabkan sunburn (eritema).

    SPF merupakan perbandingan MED (Minimal Erythema Dose) pada kulit manusia

    yang terlindungi oleh sunscreen dengan MED tanpa perlindungan sunscreen

    (Stanfield, 2003). Kondisi tes standar ditetapkan dosis sunscreen adalah 2 mg/

    cm2.

    SPF = sunscreen

    sunscreen akulit tanpuntuk MED

    )cm / mg (2 dengan kulit untuk MED 2

    (Walters, 1997)

    MED ditentukan dengan membuat sebuah seri secara progresif untuk

    meningkatkan dosis energi UV dan mengevaluasi respon setelah 22-24 jam. MED

    merupakan dosis terkecil dari energi UV yang menghasilkan eritema dengan

    batasan yang jelas pada bagian yang terpapar (Stanfield, 2003).

    Meskipun pengukuran SPF dapat dilakukan secara alami dengan melihat

    respon biologis yang tidak diketahui hubungannya dengan sifat kimia, tetapi dapat

    diperkirakan hubungan sederhana antara absorbansi dan SPF, sebagai berikut :

    ⎥⎦⎤

    ⎢⎣⎡=SPF

    1 log - A 10 SPF log 10=

    ⎥⎦

    ⎤⎢⎣

    ⎡−=

    010 I

    IlogA

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11  

      

    Keterangan :

    I0 = intensitas sinar yang sampai ke kulit tanpa adanya sunscreen

    I = intensitas sinar yang sampai ke kulit dengan adanya sunscreen

    A = serapan

    (Walters, 1997)

    Selain itu, serapan dari tiap-tiap panjang gelombang dapat dihitung sebagai

    berikut :

    A= - log

    (Stanfield, 2003)

    Kategori produk sunscreen dengan variasi nilai SPF yang dianjurkan

    yaitu :

    1. Minimal Sun Protection Product : nilai SPF 2-4, sangat kurang memproteksi

    dari sunburning dan suntanning

    2 Moderate Sun Protection Product : nilai SPF 4-6, cukup memproteksi dari

    sunburning tapi beberapa suntanning

    3. Extra Sun Protection Product : nilai SPF 6-8, proteksi ekstra dari sunburning

    dan sedikit suntanning

    4. Maximal Sun Protection Product : nilai SPF 8-15, proteksi maksimal dari

    sunburning dan sedikit atau tidak suntanning

    5. Ultra Sun Protection Product : nilai SPF >15, proteksi paling besar dari

    sunburning dan tidak suntanning

    (Harry, 1982)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12  

      

    Sunscreen dengan SPF 2 akan mentransmisikan 50% energi matahari

    yang dapat menyebabkan sunburn, SPF 15 mentransmisikan 6,7% energi matahari

    yang dapat menyebabkan sunburn, dan SPF 30 mentransmisikan 3,3% energi

    matahari yang dapat menyebabkan sunburn (Stanfield, 2003).

    G. Gel

    1. Definisi gel  

    Gel merupakan sistem semisolid terdiri dari suspensi yang dibuat dari

    partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh

    cairan (Zatz dan Kushla,1996). Alexander dan Johnson (1949) mendefinisikan gel

    sebagai sistem dua komponen dari sediaan semipadat yang kaya akan cairan. Pada

    gel yang polar, polimer alam atau sintetik dengan konsentrasi rendah (biasanya

    kurang dari 10%) membentuk matriks tiga dimensi melalui cairan hidrofilik.

    Sistem yang terbentuk mungkin jernih atau keruh, karena gelling agent tidak

    terlarut sempurna atau membentuk agregat (Barry, 1983).

    Hidrogel mengandung dua unsur yaitu air dan susbstansi polimer yang

    hidrofilik tetapi tidak larut air. Dengan adanya air, polimer kering akan

    mengembang dan mengabsorbsi cairan. Salah satu alasan penggunaan hidrogel

    adalah pelarut yang digunakan dalam pembuatan obat mempunyai kompatibilitas

    yang baik terhadap jaringan biologis tubuh (Zatz dan Kushla, 1996).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13  

      

    2. Karakteristik gel

    Sifat umum yang diinginkan dari sediaan semisolid adalah dapat

    diterima oleh konsumen karena memiliki sifat tertentu yaitu mudah dikeluarkan

    dari wadah, sensasinya ketika kontak dengan kulit, kemampuan melekat pada

    tempat aplikasi selama waktu tertentu sebelum dibilas atau luntur, residu yang

    tidak meninggalkan rasa lengket setelah aplikasi dan efikasi klinis yang terkait

    pelepasan obat dan absorpsi. Hal ini terkait dengan daya sebar dan viskositas

    sediaan sehingga perlu diperhatikan dalam formulasinya (Garg, A., Aggarwal, D.,

    Garg, S., dan Singla, A.K., 2002).

    a. Daya sebar

    Daya sebar berhubungan dengan sudut kontak tiap tetes cairan atau

    sediaan semisolid, yang berhubungan langsung dengan koefisien friksi. Faktor-

    faktor yang mempengaruhi daya sebar adalah formulanya kaku atau tidak,

    kecepatan dan lama tekanan yang menghasilkan kelengketan, temperatur tempat

    aksi. Kecepatan penyebaran juga tergantung pada viskositas formula, kecepatan

    evaporasi pelarut, dan kecepatan peningkatan viskositas karena evaporasi (Garg et

    al., 2002).

    Metode yang paling banyak digunakan untuk menentukan dan mengukur

    daya sebar dari sediaan semisolid adalah parallel-plate method. Keuntungan

    metode ini yaitu mudah dan relatif murah. Kelemahan metode ini yaitu kurang

    presisi, kurang sensitif, dan perlu interpretasi data (Garg et al., 2002).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14  

      

    b. Viskositas

    Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk

    mengalir. Semakin tinggi viskositas maka semakin besar tahanannya (Martin dan

    Cammarata, 1993). Karakteristik formulasi yang penting dalam produk akhir

    sediaan semisolid adalah viskositas, elastisitas, dan rheologi. Peningkatan

    viskositas akan meningkatkan waktu retensi pada tempat aksi tetapi akan

    menurunkan daya sebar (Garg et al., 2002). Jika konsentrasi gelling agent yang

    digunakan terlalu tinggi atau dengan bobot molekul yang terlalu besar, maka akan

    menghasilkan gel yang susah diaplikasikan (Zatz dan Kushla, 1996).

    Thiksotropi merupakan suatu pemulihan yang isoterm dan lambat pada

    pendiaman suatu bahan yang kehilangan konsistensinya karena shearing.

    Thiksotropi hanya dapat diterapkan untuk bahan-bahan dengan tipe aliran plastis

    dan pseudoplastis (Martin dan Cammarata, 1993). Dalam penyimpanannya, gel

    dapat berupa thiksotropi, membentuk semisolid jika dibiarkan dan menjadi cair

    pada pengocokan (Anonim, 1995).

    c. Stabilitas

    Ketidakstabilan gel pada kondisi normal menunjukkan perubahan

    rheologi secara irreversible sehingga menyebabkan hasil akhir yang tidak dapat

    diterima bila digunakan. Faktor yang bertanggungjawab terhadap pergeseran

    viskositas adalah perubahan agen pembentuk viskositas, interaksi dengan sistem

    pada kondisi istirahat, dan pertumbuhan partikel yang tergantung pada kandungan

    polimer, meskipun dengan adanya polimer dapat mengurangi kecepatan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15  

      

    perubahan ukuran partikel. Hasil depolimerisasi akan menurunkan rata-rata berat

    molekul sehingga akan menurunkan viskositas (Zatz et al., 1996).

    Peningkatan suhu penyimpanan dapat menyebabkan efek yang

    berlawanan pada stabilitas polimer sehingga viskositas berubah dari waktu ke

    waktu. Selama penyimpanan 2 bulan, terjadi pergeseran viskositas yang kecil

    pada suhu ruangan atau pendingin. Akan tetapi, pada suhu 400C terjadi pergeseran

    viskositas 15% atau lebih (Zatz et al., 1996).

    H. Carbopol

    Carbopol merupakan polimer sintesis dari kelompok acrylic polymers

    yang membentuk rantai silang dengan polyalkenyl ether (Zatz dan Kushla, 1996).

    Struktur molekul carbopol sebagai berikut :

    C C

    H

    H

    H

    COOH n

    Gambar 2. Struktur molekul carbopol

    Carbopol digunakan sebagai suspending agent pada konsentrasi sampai

    0,4% dan basis gel (Anonim, 1999; Weiner dan Bernstein, 1989). Selain itu,

    carbopol dapat menstabilkan emulsi dengan mengentalkan fase kontinyu sehingga

    mengurangi creaming dan coalescence atau dengan berfungsi sebagai emulsifier

    pada konsentrasi kurang dari 1% (Barry, 1983; Zatz dan Kushla, 1996). Carbopol

    sensitif terhadap garam sehingga emulsi polimer yang terbentuk akan pecah ketika

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16  

      

    diaplikasikan pada kulit dan memberi lapisan minyak pada permukaan kulit.

    Lapisan minyak ini tidak akan diemulsifikasikan kembali ketika bersentuhan

    dengan air sehingga akan melekat pada kulit (Zatz dan Kushla, 1996). Carbopol

    tidak toksik, tidak mensentisasi, dan tidak mempengaruhi aktivitas biologi obat

    tertentu (Barry,1983).

    Di dalam gel carbopol dapat digunakan untuk mengontrol dan

    meningkatkan viskositas (thickener) pada pH antara 3,5 sampai 11 (Weiner dan

    Bernstein, 1989). Carbopol 1% mempunyai pH 3. Pada pH 6-11 viskositas gel

    akan meningkat. Viskositas gel akan menurun pada pH kurang dari 3 atau lebih

    dari 12 dan bila terdapat elektrolit kuat. Viskositas gel berkurang dengan cepat

    bila terpapar sinar matahari tetapi reaksi ini dapat dikurangi lajunya dengan

    menambahkan antioksidan (Boyland, Cooper, dan Chowhan, 1986).

    Jika didispersikan ke dalam air, carbopol membentuk larutan asam keruh

    dengan pH 2,8 sampai 3,2 tetapi tidak larut dan dapat dinetralkan dengan basa

    kuat seperti natrium hidroksida, amina (misalnya trietanolamin), atau basa

    anorganik lemah (misalnya amonium hidroksida), sehingga meningkatkan

    konsistensi dan menurunkan kekeruhan (Barry, 1983; Zatz, Berry, dan Alderman,

    1996). Gel carbopol yang tidak dinetralkan dapat menurunkan viskositas lebih

    banyak dibandingkan yang dinetralkan karena ikatan hidrogen pada struktur gel

    yang tidak dinetralkan mudah putus (Barry, 1983).

    Dalam suasana asam sebagian gugus karboksil pada rantai polimer putus

    untuk membentuk gulungan yang lentur. Dengan penambahan basa, gugus

    karboksil yang putus lebih banyak dan gaya tolak menolak elektrostatik antara

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17  

      

    bagian-bagian yang diserang memperbesar molekul sehingga gel lebih kaku dan

    mengembang. Bila penambahan basa berlebihan gel akan menjadi encer karena

    kation-kation melindungi gugus karboksil dan gaya tolak menolak elektrostatik

    berkurang (Barry, 1993).

    I. Humektan

    Humektan adalah bahan dalam produk kosmetik yang dimaksudkan

    untuk mencegah hilangnya lembab dari produk dan meningkatkan jumlah air

    (kelembaban) pada lapisan kulit terluar saat produk digunakan (Loden, 2001).

    Humektan adalah bahan higroskopis yang mempunyai sifat menyerap uap air dari

    udara lembab sehingga dapat mempertahankan kelembaban kulit (Johnson, 1992).

    Humektan membantu menjaga kelembaban kulit dengan cara menjaga kandungan

    air pada lapisan stratum corneum serta mengikat air dari lingkungan ke kulit

    (Rawlings, Harding, Watkinson, Chandar, dan Scott, 2002).

    1. Gliserol

    C

    OH

    H

    H

    C

    OH

    H

    C

    H

    OH

    H

    Gambar 3. Struktur molekul gliserol (Anonim, 1995)

    Gliserol adalah cairan seperti sirup jernih dengan rasa manis. Gliserol

    dapat bercampur dengan air dan alkohol. Gliserol bersifat sebagai bahan pengawet

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18  

      

    dan sering digunakan sebagai stabilisator dan sebagai suatu pelarut pembantu

    dalam hubungannya bersama dengan air atau alkohol (Ansel, 1989). Gliserol

    dapat digunakan sebagai emmolient dan humektan dengan konsentrasi 0,2%-

    65,7%. Selain itu, gliserol juga dapat digunakan sebagai plasticizer, pelarut, dan

    pengisotonis dalam produk farmasetis (Smolinske, 1992). Penambahan gliserol

    juga akan menurunkan polaritas solven dan meningkatkan kelarutan solut lipofilik

    (Buchmann, 2001). Gliserol tidak mengiritasi dan sangat jarang mensensitisasi

    kulit (Smolinske, 1992).

    2. Propilen Glikol

    C

    H

    H

    H C C

    H

    OH

    H

    OH

    H

    Gambar 4. Struktur molekul propilen glikol (Anonim, 1995)

    Propilen glikol adalah cairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa sedikit

    tajam, dan higroskopik. Propilen glikol dapat dicampur dengan air, alkohol,

    aseton, dan kloroform. Dapat larut dalam eter dan dapat melarutkan minyak

    menguap, tetapi tidak dapat campur dengan minyak lemak (Anonim, 1979).

    Propilen glikol dapat digunakan sebagai humektan dalam konsentrasi

    sekitar 15%. Selain itu, propilen glikol dapat digunakan sebagai plasticizer,

    pelarut, hygroscopic agent, desinfektan, stabilizer untuk vitamin, dan cosolvent

    yang dapat campur dengan air. Pada konsentrasi 15% sampai 30% propilen glikol

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19  

      

    berfungsi sebagai pengawet (Boyland, Cooper, dan Chowhan, 1986; Anger,

    Claude, B., Rupp, D., Lo, P.,1996). Propilen glikol digunakan sebagai gelling

    agent pada konsentrasi 1% sampai 5%, stabil pada pH 3 sampai 6 dan harus

    mengandung pengawet (Allen, 2002). Propilen glikol merupakan bahan yang

    tidak berbahaya dan aman digunakan pada produk kosmetik dengan konsentrasi

    lebih dari 50% (Loden, 2001).

    J. Trietanolamin

     

    N

    HO OH

    HO  

    Gambar 5. Struktur molekul trietanolamin

     Trietanolamin merupakan campuran basis yang dibuat dari reaksi antara

    etilen oksida dengan amonia (Stephenson, 2000). Trietanolamin adalah cairan

    higroskopis yang bening, tidak berwarna atau berwarna kuning pucat, kental, tidak

    berbau atau sedikit berbau amonia. Trietanolamin dapat bercampur dengan air dan

    alkohol, larut dalam kloroform, sedikit larut dalam eter. Dalam air 10% larutan

    trietanolamin bersifat basa terhadap kertas lakmus. Penyimpanan pada wadah

    yang kedap udara, pada suhu < 50°C, dan terlindung dari sinar matahari

    (Anonim, 1999).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20  

      

    K. Spektrofotometri Ultraviolet

    Spektrofotometri ultraviolet adalah anggota teknik analisis spektroskopik

    yang memakai sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet (190-380 nm) dengan

    memakai instrumen spektrofotometer. Radiasi ultraviolet (100-190 nm) tidak

    dipakai, sebab pada daerah radiasi tersebut diabsorbsi oleh udara (Mulja dan

    Suharman, 1995).

    Analisis dengan spektrofotometri UV selalu melibatkan pembacaan

    serapan radiasi elektromagnetik oleh molekul atau radiasi elektromagnetik yang

    diteruskan, yang disebut dengan serapan (A) tanpa satuan dan transmitan dengan

    satuan persen (%T). Bouger, Lambert, dan Beer membuat formula secara

    matematik hubungan antara transmitan atau serapan terhadap intensitas radiasi

    atau konsentrasi zat yang dianalisis dan tebal larutan yang mengabsorpsi sebagai :

    T = = 10-ε.c.b

    A = log = ε.c.b

    Keterangan :

    T = persen transmitan

    Io = intensitas radiasi yang datang

    It = intensitas radiasi yang diteruskan

    ε = serapan molar (Lt.mol-1 cm-1)

    C = konsentrasi (mol. Lt-1)

    b = tebal larutan (cm)

    A = serapan

    (Mulja dan Suharman, 1995)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21  

      

    L. Mikromeritik

    Mikromeritik adalah ilmu dan teknologi tentang partikel kecil. Dalam

    bidang kefarmasian ada informasi yang perlu diperoleh dari partikel yaitu (1)

    bentuk dan luas permukaan partikel serta (2) ukuran partikel dan distribusi ukuran

    partikel (Martin dan Cammarata, 1993). Data tentang ukuran partikel diperoleh

    dalam diameter partikel dan distribusi diameter partikel, sedangkan bentuk

    partikel memberi gambaran tentang luas permukaan spesifik partikel dan texture-

    nya (kasar atau halus permukaan partikel) (Martin dan Bustamante, 1993).

    Ukuran partikel merupakan diameter rata-rata partikel dari suatu sampel.

    Umumnya sifat sampel adalah polydisperse (heterogen) bermacam-macam

    diameter dengan range atau rentang yang lebar. Sampel dengan ukuran partikel

    yang sama disebut monodisperse tetapi sangat jarang ditemukan sampel yang

    monodisperse. Dalam mikromeritik ada dua metode dasar untuk mengetahui

    ukuran partikel yaitu metode mikroskopik dan metode pengayakan (Martin dan

    Cammarata,1993).

    Metode mikroskopik merupakan metode sederhana yang hanya

    menggunakan satu alat yaitu mikroskop yang bukan merupakan alat yang rumit

    dan memerlukan penanganan khusus (Martin dan Bustamante, 1993). Kerugian

    dari metode mikroskopik adalah bahwa garis tengah yang diperoleh hanya dua

    dimensi dari partikel tersebut, yaitu dimensi panjang dan lebar. Tidak ada

    perkiraan yang diperoleh untuk mengetahui ketebalan partikel dengan memakai

    metode ini. Selain itu jumlah partikel yang harus dihitung sekitar 300-500 partikel

    agar mendapatkan suatu perkiraan yang baik dari distribusi, sehingga metode ini

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22  

      

    membutuhkan waktu dan ketelitian. Namun pengujian mikroskopik dari suatu

    sampel harus selalu dilaksanakan bahkan jika digunakan metode analisis ukuran

    partikel lainnya, karena adanya gumpalan dan partikel-partkel lebih dari satu

    komponen seringkali bisa dideteksi dengan menggunakan metode mikroskopik

    (Martin dan Cammarata,1993).

    M. Metode Simplex Lattice Design

    Metode Simplex Lattice Design adalah suatau metode optimasi untuk

    mengetahui sifat-sifat fisik dari dua campuran atau lebih. Dengan menggunakan

    metode ini diharapkan faktor trial dan error dalam mendesain suatu formula dapat

    dikurangi. Metode ini juga dapat memprediksi sifat-sifat campuran tersebut pada

    semua perbandingan (Bolton, 1997).

    Persamaan umum untuk Simplex Lattice Design dengan dua variabel bebas

    adalah sebagai berikut :

    Keterangan :

    Y = B1(A) + B2(B) + B12(A)(B)

    Y = respon atau hasil percobaan

    A = konsentrasi (proporsi) komponen A

    B = konsentrasi (proporsi) komponen B

    B1, B2, B12 = koefisien yang dihitung dari pengamatan percobaan

    Koefisien a, b, ab dapat dihitung dari asal percobaannya (Bolton, 1997).

    Persamaan Simplex Lattice Design di atas untuk 2 komponen bisa

    didapatkan dengan 3 percobaan. Total konsentrasi A dan B harus 100%.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23  

      

    Percobaan 1 menggunakan 100% komponen A, percobaan II menggunakan 100%

    komponen B, serta percobaan III menggunakan 50% komponen A dan 50%

    komponen B (Bolton, 1997).

    N. Keterangan Empiris

    Beta karoten merupakan salah satu dari 600 karotenoid yang ada di alam.

    Beta karoten yang terdapat pada wortel berpotensi sebagai antioksidan (Watson,

    2001). Beta karoten bereaksi dengan Reactive Oxygen Species (ROS) untuk

    menetralkan oksigen singlet dan mencegah pembentukan radikal peroksil (Paiva

    dan Russel, 1999). Oleh karena itu, wortel dapat dibuat menjadi sediaan UV

    Protection karena sifatnya sebagai antioksidan dan penggunaan bahan aktif

    berupa bahan alam lebih disukai dibandingkan senyawa sintetik karena produk-

    produk dari bahan alam lebih aman dan memiliki toleransi yang baik terhadap

    kulit (Fridd, 1996).

    Bentuk sediaan yang akan diteliti adalah hidrogel. Hal itu dikarenakan

    konsistensinya yang lembut dan memberikan rasa dingin pada pemakaiannya

    karena efek evaporasi dari air. Selain itu, hidrogel juga mudah diaplikasikan dan

    memberi kelembaban secara instan tetapi pada penggunaan jangka panjang akan

    membuat kulit kering sehingga membutuhkan humektan seperti gliserol dan

    propilen glikol. Humektan dapat memberikan proteksi terhadap hilangnya air dan

    mempertahankan kelembaban kulit (Johnson, 1992). Humektan membantu

    menjaga kelembaban kulit dengan cara menjaga kandungan air pada lapisan

    stratum corneum serta mengikat air dari lingkungan ke kulit (Rawlings, Harding,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24  

      

    Watkinson, Chandar, dan Scott, 2002). Penggunaan gliserol dan proplenglikol

    secara bersamaan akan meningkatkan sifat fisik dari sediaan. Gliserol akan

    meningkatkan kelarutan solut lipofilik (Buchmann, 2001) sedangkan propilen

    glikol bersifat higroskopik (Anonim, 1979) sehingga dapat menjaga konsistensi

    sediaan.

    Dalam penelitian ini dilakukan optimasi formula gel UV Protection

    tinjauan terhadap humektan gliserol dan propilen glikol menggunakan metode

    Simplex Lattice Design. Metode ini dapat digunakan untuk mengetahui sifat-sifat

    fisik dari dua campuran dan memprediksi sifat-sifat campuran tersebut pada

    semua perbandingan (Bolton, 1997). Sifat fisik dari formula dilihat dari formula

    yang memiliki daya sebar dan viskositas yang baik sehingga dalam aplikasinya

    pada kulit konsistensinya tidak terlalu encer dan tidak terlalu kental. Stabilitas

    formula dilihat dari formula yang memiliki kestabilan selama penyimpanan.

    Dengan metode ini diharapkan dapat ditemukan range komposisi optimum

    humektan gliserol dan propilen glikol dalam formula gel UV Protection yang

    menghasilkan sifat fisik dan stabilitas yang dikehendaki.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  •   

    25  

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis Rancangan Penelitian

    Penelitian ini merupakan rancangan eksperimental bersifat eksploratif

    dengan menggunakan desain penelitian secara Simplex Lattice Design.

    B. Variabel dalam Penelitian

    1. Variabel bebas

    Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komposisi humektan gliserol dan

    propilen glikol dalam formula gel UV Protection.

    2. Variabel tergantung

    Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisik (viskositas dan daya

    sebar) serta stabilitas (pergeseran viskositas).

    43. Variabel pengacau terkendali

    Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah kecepatan dan lama

    pengadukan serta metode kerja pembuatan gel UV Protection.

    44. Variabel pengacau tak terkendali

    Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah suhu dan

    kelembaban ruangan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26  

      

    C. Definisi Operasional

    1. Gel UV Protection endapan perasan wortel adalah sediaan semisolid yang

    berfungsi sebagai antioksidan yang dibuat dari endapan perasan wortel sesuai

    formula yang telah ditentukan sesuai prosedur pembuatan gel pada penelitian

    ini.

    2. Endapan perasan wortel adalah endapan yang diperoleh dengan cara

    mengambil perasan wortel dengan juicer lalu menyaring, mensentrifuge

    dengan kecepatan 4000 rpm selama 15 menit, dan ditambahkan 0,2 % metil

    paraben.

    3. Daya sebar optimum adalah diameter penyebaran gel sebesar 3-5 cm pada

    pengukuran massa gel 0,5 gram yang diberi beban 125 gram selama 1 menit.

    4. Viskositas optimum adalah viskositas gel sebesar 310-315 d.Pa.s.

    5. Stabilitas gel ditentukan dari besarnya nilai pergeseran viskositas antara

    sebelum dan sesudah penyimpanan selama 1 bulan. Rumus yang digunakan

    untuk pergeseran viskositas adalah :

    awal as viskositrata-ratabulan 1 viskositasawal s viskositarata-rata −

    x 100%

    Pergeseran viskositas optimum dalam penelitian ini adalah ≤ 15%.

    6. Respon adalah besaran yang diamati perubahan efek dan besarnya dapat

    dikuantitatifkan, dalam penelitian ini adalah hasil penelitian sifat fisik gel

    (daya sebar dan viskositas) dan stabilitas gel (pergeseran viskositas).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27  

      

    7. Contour plot adalah grafik yang merupakan hasil dari respon sifat fisik dan

    stabilitas gel.

    8. Contour plot super imposed adalah grafik pertemuan yang memuat semua

    range komposisi humektan dalam contour plot respon sifat fisik dan stabilitas

    gel yang dapat digunakan untuk melihat ada tidaknya prediksi range

    komposisi optimum humektan dalam formula gel.

    D. Alat dan Bahan

    Alat-alat yang digunakan adalah Glasswares (Pyrex-Germany), Juicer

    (Miyako), neraca analitik (Mettler Toledo GB 3002), magnetic stirrer, Mixer

    (Cucina Phillips dan Power Supply IC Regulated model ad 01), alat uji daya

    sebar, Viscotester seri VT 04 (Rion-Japan), Perkin-Elmer Spektrofotometer UV-

    Vis Lambda 20, Spektrofotometer UV (Genesis 10), Hot Plate (Ikamag-Ret),

    mikroskop (Olympus CH2-Japan), sentrifuge, alat pHmeter elektrik seri VT 03

    (Rion-Japan), dan stopwatch.

    Bahan-bahan yang digunakan adalah endapan perasan wortel, baku beta-

    karoten (E. Merck), heksan (kualitas p.a.), aseton (kualitas p.a.), gliserol (kualitas

    farmasetis), propilen glikol (kualitas farmasetis), Carbopol 940® (kualitas

    farmasetis), trietanolamin (kualitas farmasetis), dan aquadest.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28  

      

    E. Tata Cara Penelitian

    1. Ekstraksi beta karoten dalam endapan perasan wortel (Daucus carota,

    Linn.)

    Menimbang kurang lebih 1 kg wortel segar yang telah dibersihkan dan

    dipotong-potong kemudian diambil perasannya dengan menggunakan juicer

    dan disaring. Hasilnya disentrifugasi dengan kecepatan 4000 rpm selama 15

    menit, kemudian diambil endapannya.

    Menimbang seksama 0,5 gram endapan perasan wortel lalu distrirrer

    menggunakan 2x25 ml aseton dengan kecepatan 700 rpm selama 2,5 menit,

    lalu disaring dengan kertas saring. Selanjutnya residu distrirrer menggunakan

    25 ml heksan dengan kecepatan 700 rpm selama 1 menit, lalu disaring dengan

    kertas saring.

    Untuk menghilangkan aseton dari ekstrak, digunakan 5x100 ml

    aquadest. Lapisan teratas (fraksi heksan) diambil lalu dimasukkan ke dalam

    labu ukur 25 ml dan diencerkan dengan pelarut aseton : heksan (1:9) hingga

    tanda (modifikasi Anonim, 1995).

    2. Penetapan kadar beta karoten dalam endapan perasan wortel (Daucus

    carota, Linn.)

    a. Pembuatan larutan induk beta karoten

    Menimbang seksama 10,0 mg baku beta karoten lalu dimasukkan

    ke dalam beker gelas dan dilarutkan dengan pelarut aseton : heksan (1:9),

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29  

      

    diaduk hingga larut sempurna. Kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur

    25 ml dan diencerkan dengan pelarut aseton : heksan (1:9) hingga tanda.

    b. Pembuatan larutan intermediet beta karoten

    Memipet 2,5 ml larutan induk beta karoten lalu dimasukkan ke

    dalam labu ukur 25 ml dan diencerkan dengan pelarut aseton : heksan

    (1:9) hingga tanda.

    c. Pembuatan seri larutan baku beta karoten 2, 4, 6, 8, dan 10 ppm

    Memipet 1,25 : 2,50 ; 3,75; 5,00; dan 6,25 ml larutan intermediet

    beta karoten, masing-masing dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml dan

    diencerkan dengan pelarut aseton : heksan (1:9) hingga tanda.

    d. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum beta karoten

    Scanning serapan larutan baku beta karoten 2, 6, dan 10 ppm pada

    panjang gelombang 390-500 nm. Bandingkan kurva hubungan panjang

    gelombang lawan serapan dari ketiga seri larutan baku beta karoten.

    Tentukan panjang gelombang saat serapan maksimum beta karoten dari

    spektogram yang diperoleh. Panjang gelombang pada saat serapan

    maksimum ditandai dengan nilai serapan yang paling besar.

    e. Pembuatan kurva baku beta karoten

    Seri larutan baku beta karoten 2, 4, 6, 8, dan 10 ppm diukur pada

    panjang gelombang saat serapan maksimum dimulai dari kadar terkecil.

    Kemudian menghitung persamaan regresi linier yang merupakan

    hubungan antara konsentrasi vs serapan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30  

      

    f. Penetapan kadar beta karoten dalam endapan perasan wortel

    Mengukur serapan endapan perasan wortel yang telah diekstraksi

    beta karotennya pada panjang gelombang saat serapan maksimum. Kadar

    beta karoten dalam endapan perasan wortel dapat dihitung berdasarkan

    perhitungan persamaan regresi linier yang diperoleh.

    3. Uji SPF (Sun Protection Factor)

    Scanning serapan 0,04 gram endapan perasan wortel yang dilarutkan

    dengan 25 ml kloroform pada panjang gelombang 365 nm dengan menggunakan

    spektrofotometer UV. Serapan yang didapat dihitung sebagai nilai SPF

    menggunakan rumus : ⎥⎦⎤

    ⎢⎣⎡=SPF

    1 log - A 10 SPF log 10=

    (Walters, 1997)

    4. Optimasi pembuatan gel UV Protection

    a. Formula gel UV Protection

    Formula clear aqueous gel with dimethicone menurut Allen, Jr., Loyd.,

    Popovich, N.G., dan Ansel, H.C. (2005) sebagai berikut:

    Water 59,8 %

    Carbomer 934 0,5 %

    Triethanolamine 1,2

    Glyceryn 34,2

    Propylene glycol 2,0

    Dimethicone copolyol 2,3

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31  

      

    Dalam optimasi formula ini dilakukan modifikasi formula dengan

    variasi komposisi humektan menggunakan metode Simplex Lattice Design.

    Formula yang diperoleh untuk 100 gram gel sebagai berikut.

    Tabel I. Formula Simplex Lattice Design

    Formula I II III IV V Gliserol 0 g 12 g 24 g 36 g 48 g Propilen

    glikol 48 g 36 g 24 g 12 g 0 g

    Carbopol 1 g 1 g 1 g 1 g 1 g Trietanolamin 0,5 g 0,5 g 0,5 g 0,5 g 0,5 g

    Aquadest 50,34 g 50,34 g  50,34 g 50,34 g 50,34 g Endapan perasan wortel

    0,16 g 0,16 g 0,16 g 0,16 g 0,16 g

    b. Pembuatan gel UV Protection

    Carbopol dimasukkan ke dalam aquadest dan diaduk dengan

    kecepatan 400 rpm selama 10 menit (campuran 1). Di tempat yang

    berbeda campur humektan gliserol dan propilen glikol menggunakan

    mixer dengan kecepatan 200 rpm selama 5 menit (campuran 2). Masukkan

    campuran 2 ke dalam campuran 1 sambil terus diaduk sampai homogen

    dengan kecepatan 400 rpm selama 5 menit. Tambahkan pula endapan

    perasan wortel yang digunakan. Terakhir tambahkan trietanolamin sedikit

    demi sedikit.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32  

      

    5. Uji sifat fisik dan stabilitas gel UV Protection

    a. Uji daya sebar

    Uji daya sebar sediaan gel UV Protection endapan perasan wortel

    dilakukan segera setelah gel selesai dibuat dengan cara sebagai berikut :

    gel ditimbang seberat 0,5 gram, diletakkan di tengah kaca bulat berskala.

    Di atas gel diletakkan kaca bulat lain dan pemberat sehingga berat kaca

    bulat dan pemberat 125 gram, didiamkan selama 1 menit, kemudian

    dicatat diameter penyebarannya (modifikasi Garg et al., 2002).

    b. Uji viskositas

    Pengukuran viskositas menggunakan alat Viscotester Rion seri VT

    04 dengan cara sebagai berikut : gel dimasukkan ke dalam wadah dan

    dipasang pada portable viscotester. Viskositas gel diketahui dengan

    mengamati gerakan jarum penunjuk viskositas. Uji ini dilakukan dua kali,

    yaitu (1) segera setelah gel selesai dibuat dan (2) setelah disimpan selama

    1 bulan (Instrustion Manual Viscotester VT-03E/VT-04E).

    6. Uji mikromeritik

    Penentuan ukuran partikel dengan metode mikroskopi. Alat yang

    digunakan adalah mikroskop. Sebelum dilakukan pengukuran, terlebih dahulu

    mengkalibrasi lensa mikroskop. Pengamatan ukuran partikel sebanyak 500 buah

    (Martin and Bustamante, 1993) dari gel UV Protection.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33  

      

    F. Analisis Data dan Optimasi

    Data uji daya sebar, viskositas, pergeseran viskositas yang terkumpul

    dianalisis dengan menggunakan metode Simplex Lattice Design. Masing-masing

    uji sifat fisik dan stabilitas gel dapat dibuat persamaan Simplex Lattice Design.

    Selanjutnya dari respon yang diperoleh, dibuat contour plot masing-masing uji

    sifat fisik dan stabilitas gel untuk menggambarkan garis respon yang diinginkan.

    Dari masing-masing respon dihitung validitas persamaan Simplex Lattice Design.

    dengan menganalisis secara statistik menggunakan uji F dengan taraf kepercayaan

    95% untuk mengetahui validitas persamaan Simplex Lattice Design. Apabila

    persamaan tersebut valid, maka persamaan tersebut dapat digunakan untuk

    memprediksi respon tertentu dari campuran kedua humektan dalam berbagai

    komposisi.

    Masing-masing contour plot respon digabungkan menjadi satu contour

    plot super imposed yang telah dipilih berdasar parameter kualitas yang ditentukan.

    Range komposisi yang diperoleh selanjutnya diprediksi sebagai range komposisi

    optimum humektan gliserol dan propilen glikol dalam formula gel UV Protection

    yang mempunyai sifat fisik dan stabilitas paling baik.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  •   

    34  

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Ekstraksi Beta Karoten dalam Endapan Perasan Wortel

    (Daucus carota, Linn.)

    Sebelum mengekstraksi beta karoten, wortel diperas dengan

    menggunakan juicer untuk memisahkan ampas dan perasan wortel. Dalam

    penelitian ini ampas wortel tidak digunakan. Perasan wortel disaring untuk

    menghilangkan serat-serat wortel yang masih terdapat di dalam perasan wortel.

    Dalam penelitian ini hanya digunakan endapan perasan wortel sehingga perlu

    dilakukan sentrifuge dengan kecepatan 4000 rpm selama 15 menit untuk

    memisahkan filtrat dan endapan dari perasan wortel. Dengan kecepatan dan waktu

    sentrifuge tersebut diharapkan sudah dapat memisahkan endapan dari filtrat

    perasan wortel.

    Endapan perasan wortel yang telah diperoleh diekstraksi dengan

    menggunakan aseton dan heksan. Aseton digunakan untuk menyari senyawa polar

    yang terdapat di dalam endapan perasan wortel. Heksan digunakan untuk menyari

    senyawa non polar yang terdapat di dalam endapan perasan wortel. Beta karoten

    merupakan senyawa non polar sehingga beta karoten tertarik ke dalam fraksi

    heksan. Untuk menghilangkan aseton dari fraksi heksan, digunakan aquadest.

    Lapisan teratas merupakan fraksi heksan yang akan ditetapkan kadar beta

    karotennya menggunakan spektrofotometri visibel.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35  

      

    B. Penetapan Kadar Beta Karoten dalam Endapan Perasan Wortel

    (Daucus carota, Linn.)

    Wortel mengandung senyawa beta karoten yang berwarna karena dalam

    struktur molekulnya mempunyai sistem kromofor yang panjang sehingga dapat

    ditetapkan kadarnya menggunakan spektrofotometri visibel.

    Gambar 6. Struktur beta karoten dengan sistem kromofor

    Keterangan

    sistem kromofor

    Pembuatan kurva baku bertujuan untuk memperoleh persamaan regresi

    yang selanjutnya digunakan untuk menghitung kadar beta karoten dalam endapan

    perasan wortel. Kurva baku dibuat dengan mengukur serapan dari 5 seri kadar

    larutan beta karoten baku pada panjang gelombang serapan maksimum.

    Panjang gelombang serapan maksimum adalah panjang gelombang di

    mana senyawa memberikan serapan paling besar. Scanning panjang gelombang

    dilakukan dengan menggunakan 3 seri kadar larutan baku beta karoten yaitu 2

    ppm, 6 ppm, dan 10 ppm. Hal ini bertujuan untuk memastikan panjang gelombang

    serapan maksimum beta karoten. Dari ketiga hasil scanning dengan

    Spektrofotometer Genesis 10 tersebut, diperoleh panjang gelombang serapan

    maksimum beta karoten adalah 452 nm. Panjang gelombang serapan maksimum

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36  

      

    beta karoten dalam aseton : heksan (1:9) menurut Anonim (1995) adalah 436 nm.

    Perbedaan panjang gelombang yang diperoleh ini dikarenakan adanya perbedaan

    kondisi percobaan yang digunakan.

    Kurva baku yang diperoleh dari tiap replikasi sebagai berikut.

    Tabel II. Kurva baku beta karoten dengan Spektrofotometer Genesis 10

    KURVA BAKU I KURVA BAKU II KURVA BAKU III Kadar (ppm) Serapan

    Kadar (ppm) Serapan

    Kadar (ppm) Serapan

    2,174 0,262 2,160 0,243 2,056 0,336 4,348 0,541 4,320 0,626 4,112 0,570 6,522 0,930 6,480 0,986 6,168 0,980 8,696 1,200 8,640 1,291 8,224 1,320

    10,870 1,509 10,800 1,629 10,280 1,622 Y = 0,14503 X + 0,0575 Y = 0,15912 X –0,0761 Y = 0,16158 X - 0,031

    r = 0,99855 r = 0,99915 r = 0,99729

    Dari 3 kurva baku tersebut dipilih salah satu kurva baku yang

    mempunyai harga koefisien korelasi (r) yang paling mendekati ± 1. Persamaan

    regresi linier dari ketiga kurva baku yang memiliki harga r yang paling besar akan

    digunakan untuk menetapkan kadar beta karoten dalam endapan perasan wortel.

    Kurva baku replikasi II mempunyai harga r paling besar bila dibandingkan dengan

    kedua kurva baku lainnya sehingga korelasi antara peningkatan kadar dengan

    peningkatan serapan adalah paling baik. Oleh karena itu dipilih persamaan regresi

    dari kurva baku II, yaitu Y = 0,15912 X –0,0761 untuk penetapan kadar beta

    karoten dalam endapan perasan wortel.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37  

      

    kurva baku beta karoten II

    y = 0,15912 x - 0,0761

    0,000,200,400,600,801,001,201,401,601,80

    0 2 4 6 8 10 12

    kadar (ppm)

    sera

    pan

     

    Gambar 7. Kurva baku beta karoten II

    Pengukuran kadar dengan metode spektrofotometri umumnya dilakukan

    pada panjang gelombang serapan maksimum karena pada panjang gelombang

    serapan maksimum, perubahan serapan untuk setiap perubahan kadar adalah

    paling besar (Pecsok, Shields, Cairns, dan William, 1976). Hasil perhitungan

    jumlah beta karoten dalam 1 gram endapan perasan wortel dapat dilihat pada tabel

    III berikut.

    Tabel III. Jumlah beta karoten dalam 1 gram endapan perasan wortel dengan Spektrofotometer Genesis 10

    Replikasi Jumlah beta karoten (mg)

    I 1,59913 II 1,62768 III 1,64307

    rata-rata 1,62329 SD 0,02230

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38  

      

    Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan yang terdapat pada halaman 69,

    didapatkan jumlah rata-rata beta karoten dalam 1 gram endapan perasan wortel

    sebesar 1,62329 ± 0,02230 mg.

    C. Uji Sun Protection Factor (SPF)

    Uji SPF dilakukan untuk mengetahui tingkat perlindungan terhadap sinar

    matahari yang dapat menyebabkan sunburn (eritema) (Stanfield, 2003). Penetapan

    nilai SPF menurut Walters (1997) dilakukan dengan mengukur serapan endapan

    perasan wortel yang dilarutkan dalam kloroform pada panjang gelombang 365

    nm. Pemilihan panjang gelombang 365 nm ini dikarenakan untuk menyesuaikan

    dengan lampu UV yang dimiliki untuk uji efikasi gel UV Protection endapan

    perasan wortel (Daucus carota, Linn.) mempunyai panjang gelombang 365 nm.

    Beta karoten sangat larut dalam kloroform (Anonim, 1989). UV cut off kloroform

    di bawah 250 nm (Day and Underwood, 1996). Oleh karena itu, dalam penelitian

    ini serapan endapan perasan wortel dapat diukur pada panjang gelombang 365

    nm.

    Dalam formulasi ini dibuat sediaan dengan nilai SPF antara 10 sampai

    15 sehingga diharapkan dapat memberikan proteksi terhadap sunburning dan

    suntanning. Pengukuran nilai SPF dengan kadar beta karoten 64,93160 ppm

    memberikan nilai SPF yaitu 11,924.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39  

      

    Tabel IV. Hasil pengukuran SPF

    Serapan (A) SPF Replikasi Replikasi

    Kadar beta karoten (ppm) 1 2 3 1 2 3

    SPF rata-rata

    51,94528 0,919 0,985 0,904 8,299 9,661 8,017 8,659 64,93160 1,152 1,038 1,028 14,191 10,914 10,666 11,924

    Untuk mendapatkan gel UV Protection dengan nilai SPF 11,924, maka

    jumlah beta karoten yang dibutuhkan dalam gel harus disesuaikan supaya kadar

    beta karoten di dalam gel setara dengan 64,93160 ppm. Berdasarkan perhitungan,

    jumlah beta karoten yang diperlukan untuk 100 gram gel supaya mempunyai nilai

    SPF 11,924 adalah 6,49316 mg yang setara dengan 4 gram endapan perasan

    wortel.

    D. Optimasi Pembuatan Gel UV Protection

    Pada pembuatan gel UV Protection dengan nilai SPF 11,924 dibutuhkan

    4 gram endapan perasan wortel untuk 100 gram gel yang mengandung 6,49316

    mg beta karoten. Secara teknologi hal tersebut masih dapat dilakukan, akan tetapi

    hasil yang diperoleh tidak dapat diterima secara estetika karena warna gel UV

    Protection yang dihasilkan terlalu mencolok.

    Faktor penting yang perlu diperhatikan dalam formulasi gel UV

    Protection adalah nilai estetika sediaan karena mempengaruhi tingkat penerimaan

    konsumen. Oleh karena itu, dilakukan modifikasi terhadap jumlah endapan

    perasan wortel yang dimasukkan dalam sediaan gel. Tujuan modifikasi ini untuk

    memperbaiki estetika sediaan gel UV Protection sehingga dapat diterima

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40  

      

    penggunaannya oleh konsumen. Untuk alasan estetika tersebut, maka digunakan

    0,28600 mg beta karoten di dalam 100 gram gel sehingga endapan perasan wortel

    yang dimasukkan ke dalam sediaan gel menjadi 0,16 gram.

    Endapan perasan wortel yang dimasukkan ke dalam sediaan gel berbeda

    dengan sebelumnya sehingga diperlukan penetapan kadar beta karoten dalam

    endapan perasan wortel. Scanning panjang gelombang dilakukan dengan

    menggunakan 3 seri kadar larutan baku beta karoten yaitu 2 ppm, 6 ppm, dan 10

    ppm. Hasil yang diperoleh dari scanning menggunakan Perkin-Elmer

    Spektrofotometer UV-Vis Lambda 20 dapat dilihat pada spektogram berikut.

    Gambar 8. Hasil scanning panjang gelombang serapan maksimum larutan baku beta karoten 2 ppm, 6 ppm, dan 10 ppm  

    dengan pelarut aseton : heksan (1:9)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41  

      

    Dari ketiga gambar spektogram tersebut, didapat panjang gelombang serapan

    maksimum beta karoten yaitu 452,2 nm.

    Tabel V. Kurva baku beta karoten dengan Perkin-Elmer Spektrofotometer UV-Vis Lambda 20

    KURVA BAKU I KURVA BAKU II KURVA BAKU III

    Kadar (ppm) Serapan

    Kadar (ppm) Serapan

    Kadar (ppm) Serapan

    2,060 0,341 2,114 0,276 2,182 0,361 4,120 0,669 4,228 0,543 4,364 0,676 6,180 0,980 6,342 0,922 6,546 1,046 8,240 1,320 8,456 1,182 8,728 1,232 10,300 1,656 10,57 1,462 10,91 1,658

    Y = 0,15927 X + 0,00890 Y = 0,14240 X – 0,02630 Y = 0,14436 X + 0,04960r = 0,99988 r = 0,99812 r = 0,99510

    Dari 3 kurva baku tersebut dipilih salah satu kurva baku yang mempunyai

    harga koefisien korelasi (r) yang paling mendekati ± 1. Persamaan regresi linier

    dari ketiga kurva baku yang memiliki harga r yang paling besar akan digunakan

    untuk menetapkan kadar beta karoten dalam endapan perasan wortel. Oleh karena

    itu dipilih persamaan regresi dari kurva baku I, yaitu Y = 0,15927 X+ 0,00890

    untuk penetapan kadar beta karoten dalam endapan perasan wortel.

    Gambar 9. Kurva baku beta karoten I

    kurva baku beta karoten I

    y = 0,15927 x + 0,00890

    0,000,200,400,600,801,001,201,401,601,80

    0 2 4 6 8 10 12

    kadar (ppm)

    sera

    pan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42  

      

    Penetapan kadar beta karoten dilakukan pada panjang gelombang

    serapan maksimum beta karoten yaitu 452,2 nm. Berdasarkan hasil pengukuran

    dan perhitungan yang terdapat pada halaman 74 , didapatkan jumlah rata-rata beta

    karoten dalam 1 gram endapan perasan wortel sebesar 1,78749 ± 0,02764 mg.

    Tabel VI. Jumlah beta karoten dalam 1 gram endapan perasan wortel

    dengan Perkin-Elmer Spektrofotometer UV-Vis Lambda 20

    Replikasi Jumlah beta karoten (mg) I 1,79115 II 1,81312 III 1,75820

    rata-rata 1,78749 SD 0,02764

      

    Endapan perasan wortel dengan jumlah beta karoten sebanyak 0,28600

    mg diukur serapannya pada panjang gelombang 365 nm. Hasil serapan kemudian

    dimasukkan ke dalam rumus perhitungan SPF menurut Walters (1997) sehingga

    diperoleh nilai SPF 1,328. Menurut Harry (1982), sediaan dengan nilai SPF 2-4

    termasuk Minimal Sun Protection Product sehingga sangat kurang memproteksi

    kulit dari sunburning dan suntanning. Dengan demikian, SPF gel endapan perasan

    wortel sangat kecil sehingga tidak efektif jika digunakan sebagai sunscreen.

    Tabel VII. Hasil pengukuran SPF dalam 100 gram gel

    Serapan (A) SPF Replikasi Replikasi

    Jumlah beta karoten (mg) 1 2 3 1 2 3

    SPF rata-rata

    0,28600 0,137 0,122 0,110 1,371 1,324 1,288 1,328

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43  

      

    Profil hasil scanning larutan beta karoten dan endapan perasan wortel pada

    panjang gelombang antara 250–400 nm dapat dilihat pada gambar berikut.

    Gambar 10. Hasil scanning larutan baku beta karoten dengan pelarut kloroform

    Gambar 11. Hasil scanning endapan perasan wortel dengan pelarut kloroform

    Wortel mengandung beta karoten yang berkhasiat sebagai antioksidan

    (Watson, 2001). Beta karoten bereaksi dengan Reactive Oxygen Species (ROS)

    untuk menetralkan oksigen singlet dan mencegah pembentukan radikal peroksil

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44  

      

    (Paiva dan Russel, 1999). Dengan demikian, gel endapan perasan wortel ini dapat

    digunakan sebagai UV Protection.

    E. Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Gel UV Protection

    Kualitas dari suatu sediaan dapat dilihat dari sifat fisik dan stabilitas

    sediaan tersebut. Uji sifat fisik yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji

    daya sebar dan uji viskositas sediaan gel segera setelah dibuat. Uji stabilitas

    sediaan gel dilakukan dengan melihat persen pergeseran viskositas yang terjadi

    setelah penyimpanan selama 1 bulan. Stabilitas gel dapat dikatakan baik jika

    persen pergeseran viskositasnya kecil. Uji sifat fisik dan stabilitas gel ini

    dilakukan untuk memastikan gel UV Protection yang dibuat sudah memenuhi

    syarat sediaan gel yang baik sehingga dapat diterima penggunaanya oleh

    masyarakat luas. Hasil pengukuran sifat fisik dan stabilitas gel UV Protection

    sebagai berikut :

    Ta