24
1 A. Judul : Tanggapan Siswa Terhadap Mahasiswa PPL Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Fisika Di Sekolah B. Latar Belakang Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) merupakan salah satu Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang ikut berperan menyiapkan calon-calon guru yang professional. Mahasiswa (FKIP) adalah mahasiswa yang dididik untuk dipersiapkan sebagai calon-calon tenaga profesional keguruan yang memiliki kecakapan ilmu pengetahuan, serta kecakapan dalam mengaplikasikannya dalam berbagai lembaga pendidikan. Untuk itu, mahasiswa (FKIP) dididik dan dilatih berbagai ilmu kependidikan, baik secara teoritis maupun praktis, di samping bidang keilmun masing-masing program studi. Secara teoritis, mereka dididik dan dilatih di ruang kuliah berbagai ilmu kependidikn, dan secara praktis, mereka dilatih di

Skripsi Ayi BonengSalah satu tema penelitian di bidang nanoteknologi adalah nanopartikel magnetik. Nanopartikel magnetik kini dikembangkan karena sifat dan aplikasinya yang menarik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Salah satu tema penelitian di bidang nanoteknologi adalah nanopartikel magnetik. Nanopartikel magnetik kini dikembangkan karena sifat dan aplikasinya yang menarik seperti fluida dan gel magnetik, katalis, pigmen pewarna dan diagnose medik (Perdana dkk, 2011). Biasanya nanopartikel magnetik berukuran 100 nm atau kurang di dalam 3 dimensi. Nanopartikel magnetik tersebut memiliki sifat fisik, kimia, mekanik, magnetik dan optik yang unik yang tidak dimiliki oleh material berukuran besar (bulk).

Citation preview

1

A. Judul : Tanggapan Siswa Terhadap Mahasiswa PPL Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Fisika Di Sekolah

B. Latar BelakangFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) merupakan salah satu Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang ikut berperan menyiapkan calon-calon guru yang professional. Mahasiswa (FKIP) adalah mahasiswa yang dididik untuk dipersiapkan sebagai calon-calon tenaga profesional keguruan yang memiliki kecakapan ilmu pengetahuan, serta kecakapan dalam mengaplikasikannya dalam berbagai lembaga pendidikan. Untuk itu, mahasiswa (FKIP) dididik dan dilatih berbagai ilmu kependidikan, baik secara teoritis maupun praktis, di samping bidang keilmun masing-masing program studi. Secara teoritis, mereka dididik dan dilatih di ruang kuliah berbagai ilmu kependidikn, dan secara praktis, mereka dilatih di bangku kuliah dengan micro teaching dan di sekolah-sekolah mitra melalui Program Praktek Pengalaman Lapangan (PPL). Jurusan pendidikan Fisika merupakan salah satu dari 15 jurusan yang terdapat di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Unsyiah. Semua mahasiswa dan mahasiswi yang lulus ujian masuk di FKIP Fisika Unsyiah dididik menjadi tenaga profesional, yang berpotensi, handal, menjadi seorang sarjana dalam bidang pendidikan Fisika. Sesuai dengan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005, tentang Guru dan Dosen, ada empat kompetensi yng harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian (personal), dan sosial. Oleh karena itu, seorang calon guru sudah harus memiliki empat kompetensi tersebut agar dapat diangkat sebagai seorang guru yang professional. Berdasarkan empat kompetensi tersebut, maka seorang mahasiswa PPL harus memilki ilmu yang memadai sesuai dengan bidangnya masing-masing, mampu membelajarkan ilmu tersebut kepada peserta didik, berakhlak mulia sebagai teladan bagi peserta didik, serta memiliki sikap empati dan simpati terhadap semua situasi sosial di sekolah tempat dia melaksanakan PPL. Jadi, seorang mahasiswa (guru) PPL, harus mampu menampilkan dirinya sebagai sosok guru yang professional.Untuk itu, sebelum mahasiswa sampai pada tahap pelaksanaan praktek lapangan, mereka dididik dan dilatih berbagai ilmu pengetahuan, baik secara keilmuwan maupun secara praktis. Segala macam materi keilmuwan yang terkait dengan disiplin ilmu masing-masing mahasiswa, akan sulit dibelajarkan dengan baik kepada peserta didik, bila guru tidak membekali diri dengan ilmu kependidikan yang memadai. Pembekalan penguasaan ilmu pengetahuan perlu dilakukan secara menyeluruh, baik kognitif, psikomotor, maupun afektif. Bila ini dibaikan, terjadi ketimpangan pada output pendidikan.Guru sebagai pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, membutuhkan peningkatan professional secara terus menerus. Salah satu tugas utama guru sebagaimana ditetapkan oleh Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional adalah mengajar. Secara singkat, mengajar adalah kegiatan menyampaikan materi pembelajaran, melatih keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai moral yang terkandung dalam materi pelajaran tersebut kepada peserta didik(Djamarah&Zain, 2002:58).Sebagaimana yang dijelaskan oleh Syah (2000:20) sebagai guru sangat diharapkan mengerti benar seluk beluk mengajar. Dalam hal ini, seorang guru, khususnya mahasiswa PPL dituntut untuk memahami metodologi pembelajaran dan kegiatan dalam pelaksanaan PPL dalam menghadapi peserta didik dengan berbagai pribadi.Dalam proses Praktek Pengalaman Lapangan (PPL), yang diharapkan akademik agar terlatihnya calon-calon guru yang professional. Namun, adakalanya hal ini tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Disebabkan oleh beberapa hal yang menjadi kendala sebagaimana yang tercantum dalam aspek pelaksanaan pembelajaran, seperti seorang calon guru kurang menguasai materi pembelajaran, teknis yang diterapkan tidak tepat, gaya penyampaian materi yang lemah, perilaku peserta didik yang sulit dikendalikan, fasilitas yang kurang mendukung (sarana dan prasarana yang kurang memadai), dan sebagainya.Menurut pengalaman peserta PPL, banyak kendala dan kesulitan yang didapatkan dilapangan, padahal pada umumnya peserta PPL tersebut sudah lulus dalam mata kuliah micro teaching. Diantara kesulitan dan kendala-kendala yang sering dihadapi di lapangan adalahkebanyakan peserta didik tidak menghargai mahasiswa PPL, Sehingga tidak tercapai proses belajar mengajar sebagaimana yang diharapkan.Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui apakah faktor-faktor penyebabnya kebanyakan peserta didik tidak menghargai mahasiswa PPL?. Sehingga mahasiswa PPL ke depan, khususnya mahasiswa PPL Fisika bisa mengatasi kendala-kendala tersebut. Untuk menjawab pertanyaan tersebut sehingga penulis tertarik untuk mengangkat sebuah judul yaitu TANGGAPAN SISWA TERHADAP MAHASISWA PPL DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR FISIKA DI SEKOLAH LATIHAN.

C. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apa faktor yang menyebabkan peserta didik kurang menghargai mahasiswa PPL FKIP Fisika Unsyiah.

D. TujuanPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang menyebabkan peserta didik kurang menghargai mahasiswa PPL FKIP Fisika Unsyiah.

E. Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat :1. Untuk pedoman bagi penulis sebagai calon guru, khususnya dalam menjalankan tugas membina siswa sehingga tujuan pembelajaran tercapai maksimal.2. Memberikan informasi untuk menjadi bahan renungan serta evaluasi diri bagi mahasiswa-mahasiswi PPL FKIP Fisika Unsyiah ke depan ketika di lapangan.3. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa kependidikan lainnya sebelum melaksanakan PPL di sekolah. 4. Menjadi bahan bacaan serta dapat menambah pengetahuan dan juga menambah wawasan tentang keberadaan mahasiswa PPL dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah bagi para pembaca, dan skripsi ini diharapkan menjadi pedoman untuk penelitian selanjutnya.

F. Ruang Lingkup PenelitianRuang lingkup penelitian ini adalah beberapa sekolah di Banda Aceh dan Aceh Besar, dan yang menjadi objek dari penelitian ini adalah guru PPL yang ada disekolah tersebut. Didalam penelitian ini peserta didik juga ikut terlibat sebagai subjek penelitian. Jenis penelitian ini berupa penyebaran angket kepada kelas yang melangsungkan pembelajaran dengan guru PPL Jurusan Fisika.

G. Definisi OperasionalSetiap istilah tertentu mengandung suatu pengertian tertentu, namun sering kita salah menafsirkan terhadap istilah tersebut. Guna mencegah salah pengertian tersebut, penulis perlu memberi pengertian dan pembatasan atas istilah-istilah yang dipakai dalam judul skripsi ini, agar ruang lingkup pembahasan dapat diketahui dengan jelas. Istilah-istilah yang perlu dijelaskan pengertiannya adalah : Tanggapan: Sambutan terhadap ucapan (komentar atau kritik). (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Tanggapan siswa merupakan komentar atau pendapat siswa terhadap mahasiswa PPL selama praktik di sekolah-sekolah.Peserta Didik: setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. ( Hasbullah, 2009:23)Anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran padajalur pendidikanbaikpendidikan formalmaupunpendidikan nonformal, padajenjang pendidikandanjenis pendidikantertentu.Guru PPL: Serangkaian kegiatan yang diprogramkan bagi siswa LPTK, yang meliputi, baik latihan mengajar maupun latihan diluar mengajar. (Oemar, 2002:171)Pembelajaran: Upaya guru mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran, dan subjek pembelajaran adalah peserta didik. (Agus Suprijono, 2009:13)

H. Landasan Teoritis1.1. Siswa/ Peserta DidikPeserta didik merupakan suatu komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas dengan tujuan pendidikan Nasional, Oemar (2008:7)Komponen dasar dari semua program pendidikan guru merupakan perkembangan siswa sejak tingkat prakanak-kanak, masa kanak-kanak, dan adolesensmasa (remaja). Asumsi yang mendasari komponen itu ialah, bahwa hakikat perkembangan anak atau pemuda harus menjadi suatu variabel dalam menentukan bagaimana guru akan berinteraksi dengan mereka yang meliputi dimensi fisiologis dan kepribadian. Lulusan program pendidikan guru diharapkan dapat menentukan secara umum perkembangan jasmaniah, emotional dan sosial pada kelompok-kelompok manusia yang akan mereka ajak. Situasi sekolah menuntut kematangan jasmani pada siswa, misalnya mampu menderita kelelahan karena lamanya duduk.Program yang lebih baik adalah program yang berusaha memadukan (mengintegrasikan) studi tentang siswa dan kerja lapangan yang dilukiskan prinsip-prinsip perkembangan. Pada gilirannya harus pula di pertimbangkan perpaduan antara metode dan strategi instruksional dengan kebutuhan dan pradisposi para siswa.

1.2. PPLProgram Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu kegiatan pendidikan yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa. Kegiatan tersebutmencakup pembinaan kemampuan mengajar dan pembinaan tugas tugas kependidikan di luar mengajar. Menurut Oemar (2002:171) Program Pengalaman Lapangan (PPL) adalah serangkaian kegiatan yang diprogramkan bagi siswa LPTK, yang meliputi, baik latihan mengajar maupun latihan diluar mengajar. PPL bertujuan membina dan membimbing calon guru secara profesional, bertanggung jawab, dan disiplin sesuai dengan tujuan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. PPL merupakan bagian dari paket pengembangan/peningkatan kemampuan guru melalui program pendidikan guru secara profesional, personal dan sosial.

Menurut UP-PPL (2003:3) Guru profesional harus memiliki:a. Kompetensi profesional; yaitu pengetahuan luas, ahi dalam bidang studi yang diajarkan, menguasai metodologi dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritik, mampu memiliki metode yang tepat serta mampu menggunakan berbagai metode yang tepat dalam proses belajar mengajar.b. Kompetensi personal; yaitu memiliki sikap dan kepribadian yang mantap, sehingga mampu menjadi sumber identifikasi bagi subyek. Intinya ia memiliki kepribadian yang patut diteladani, sehingga mampu melaksanakan kepemimpinan Tut Wuri Handayani.c. Kompetensi sosial; yaitu kemampuan berkomunikasi sosial baik dengan murid, sesama guru, kepala sekolah, maupun masyarakat dan instansi terkait lainnya.d. Kemampuan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya yang berarti mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan.Pelaksanaan PPL dilakukan secara terjadwal sesudah para mahasiswa calon guru dianggap mendapat bekal ilmu yang cukup dalam bidang yang terkait dengan tugas seorang guru, seperti ilmu pendidikan, penguasaan dan pengembangan bidang studi serta yang berkaitan dengan pengelolaan proses belajar mengajar. Bekal pengetahuan dan kemampuan tersebut diperoleh melalui berbagai mata kuliah, kemudian secara bertahap pula melakukan latihan belajar-mengajar, karena sebagaimana halnya kemampuan profesional lainnya, kemampuan profesional guru (keguruan) bersifat komplek, sehingga diperlukan pendidikan yang sistematis dan relatif panjang agar penggunaannya tidak mungkin dilakukan sekaligus.Selanjutnya menurut Daker dalam Hadi Supeno (1995:30), mengatakan bahwa 3 kemampuan dasar guru, yaitu:1. Kemampuan pribadi, meliputia. Hal yang bersifat fisik1. Tampang2. Suara3. Mata dan Pendengaran4. Kesehatan 5. Pakaian6. Pendengaran

b. Hal-hal yang bersifat psikis1. Humor7. Kreatif2. Ramah8. Kepercayaan diri3. Intelek9. Optimistik4. Sabar10. Kritis 5. Sopan11. Obyektif 6. Rajin12. Rasional 2. Kemampuan sosial, antara lain:a. Bersifat terbukag. Tertibb. Disiplinh. Bersifat adilc. Memiliki dedikasii. Pemaaf d. Tanggung jawabj. Jujur e. Suka menolongk. Demokratis f. Bersifat membangunl. Cinta anak didik.3. Kemampuan profesional, yang meliputi 10 kemampuan profesional guru, yaitu:a. Menguasai bahan bidang studi kurikulum sekolah dan menguasai bahan pendalaman / aplikasi bidang studib. Mengelola program belajar mengajarc. Mengelola kelasd. Menggunakan media dan sumbere. Menguasai landasan-landasan kependidikanf. Mengelola interaksi belajar mengajarg. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaranh. Mengenal fungsi dan program bimbingan penyuluhani. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolahj. Memahami prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian guna keperluan pengajaran.

1.2.1Tujuan dan Manfaat PPLPPL merupakan suatu langkah yang sangat penting dalam meningkatkan mutu profesi guru atau calon guru telah menguasai bermacam-macam teori, akan tetapi sewaktu mengajar di depan kelas sering menemui kesukaran dalam menyampaikan materi. Supaya calon guru dapat berlatih mengajar secara aktual, maka dibutuhkan pemberian kesempatan ke arah hal tersebut, yaitu melalui pelaksanaan PPL. Untuk lebih jelasnya mengenai tujuan pelaksanaan PPL dapat dijelaskan berikut ini:1. Tujuan umumMenurut UP-PPL (2000:3) tujuan umum Program Pengaaman Lapangan adalah:a. Memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memperoleh pengalaman nyata mengaplikasikan teori pengelolaan kegiatan belajar mengajar.b. Meningkatkan kompetensi profesional guru dalam hal pengelolaan kegiatan belajar mengajar.c. Mendorong para mahasiswa FKIP Unsyiah untuk senantiasa mawas diri atas kegiatan profesional, sebagai tolak ukur peningkatan kemampuan profesional guru.d. Memberikan pengalaman lapangan nyata sebagai usaha memantapkan sikap profesional keguruan.2. Tujuan khususMenurut UP-PPL (2003:3) tujuan khusus dapat diklasifikasikan atas 3 kelompok, yaitu:a. Aspek pengetahuanDiharapkan mahasiswa calon guru dapat memilki pengetahuan teoritis dan praktis yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar.b. Aspek keterampilanDiharapkan mahasiswa memiliki keterampilan untuk mengaplikasikan pengetahuan teoritis ke dalam praktek lapangan (teaching dan non-teaching).c. Aspek sikapDiharapkan mahasiswa dapat memiliki komitmen terhadap tugas-tugas profesional, antara lain; melayani siswa, meningkatkan keahlian, menyesuaikan diri dengan tuntutan profesional yang semakin berkembang dan memberikan pelayanan kepada masyarakat.Sebagaimana telah diuraikan di atas, bahwa tugas dan kewajiban mahasiswa calon guru dalam pelaksanaan PPL tidak hanya difokuskan pada perangkat pengetahuan dan keterampilan, akan tetapi juga masalah sikap dan minat untuk melaksanakan kegiatan praktek mengajar dengan sesungguhnya sangat menentukan keberhasilannya.Oleh karena itu, apabila mahasiswa calon guru menghayati tugas dan kewajiban yang sekaligus dapat dipraktekkan pada sekolah latihan, maka memberi manfaat yang sangat positif baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Dalam pelaksanaan PPL tentu saja akan melahirkan manfaat yang besar, apabila PPL atau praktek mengajar tersebut dilaksanakan sebagaimana mestinya.

I. Metode Penelitian1. Jenis PenelitianNasution (2008: 6) menyatakan bahwa Penelitian deskriptif mengemukakan fenomena sebagaimana adanya sesuai dengan penampilan dan kerangka acuannya. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap mahasiswa PPL dalam kegiatan belajar mengajar Fisika di sekolah latihan, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, karena mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya berdasarkan fakta yang diperoleh.

2. Populasi dan Sampel1. PopulasiPopulasi adalah keseluruhan atau totalitas objek yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian bisa berupa orang (individu, kelompok, organisasi, komunitas atau masyarakat).Populasi menurut Sudjana (2005: 6) adalah Totalitas semua nilai memungkinkan hasil menghitung ataupun mengukur, kualitas maupun kuantitas/ ciri-ciri tersebut mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI yang diajar oleh mahasiswa PPL Fisika Unsyiah di beberapa sekolah yang ada di Banda Aceh dan Aceh Besar periode Januari - Juni 2013.2. SampelSampel adalah bahagian dari populasi yang dijadikan contoh dan diharapkan dapat mewakili populasi sebagaimana yang dikemukakan Arikunto (2010:174), Sampel adalah sebahagian atau wakil yang akan diteliti. Sampel diambil secara acak. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel 20% dari seluruh jumlah siswa kelas XI yang diajarkan oleh mahasiswa PPL Fisika di beberapa sekolah di Banda Aceh dan Aceh Besar.

3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan angket (Kuesioner). Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi, 2010: 194). Angket digunakan untuk mengumpulkan data mengenai tanggapan siswa terhadapa mahasiswa PPL dalam kegiatan belajar mengajar Fisika di sekolah latihan.4. Teknik Analisis DataSetelah semua data terkumpul, maka untuk mendeskripsikan data penelitian perhitungan dengan menggunakan persentase (%). Sebagaimana dikemukakan oleh oleh sudjiono (1994:40) yaitu: Keterangan:P = Angka persentaseF = frekuensi yang diperolehN = Jumlah responden

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.Asril Zainal. 2011. Microteaching Disertai Dengan Pedoman Pengalaman Lapangan. Rajawali Pers. Jakarta.Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. PT Rineka Cipta.Jakarta.Hamalik, Oemar. 2009. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. PT. Bumi Aksara. Jakarta.Hamalik, Oemar.2003.Proses Belajar Mengajar.Bumi Aksara: Jakarta.Hamalik, Oemar.2008. Kurikulum dan Pembelajaran.Bumi Aksara.Jakarta.Mulyasa.2009. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. PT Remaja Rosdakarya.Bandung.Sudjana, Nana.1995.Penilaian Hasil Belajar Mengajar.PT Remaja Rosdakarya. Bandung.Subiyanto, Ibnu. 1993. Metodologi Penelitian. Gunadarma: Jakarta.Suparno, Paul. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.Yuliana.2005.Persepsi Mahasiswa Terhadap Program Ppl Dan Kaitannya Dengan Sikap Terhadap Profesi Guru.