23
i SKRIPSI ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) PADA AIR LAUT, LAMUN E. acoroides DAN IKAN BELANAK DI PERAIRAN TELUK AMBON BAGIAN DALAM RAZIA LATUCONSINA K 111 15 701 Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat DEPARTEMEN KESEHATAN LINGKUNGAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

SKRIPSI ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) PADA AIR LAUT

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) PADA AIR LAUT

i

SKRIPSI

ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) PADA AIR LAUT,

LAMUN E. acoroides DAN IKAN BELANAK DI PERAIRAN

TELUK AMBON BAGIAN DALAM

RAZIA LATUCONSINA

K 111 15 701

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat

DEPARTEMEN KESEHATAN LINGKUNGAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 2: SKRIPSI ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) PADA AIR LAUT

ii

Page 3: SKRIPSI ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) PADA AIR LAUT

iii

Page 4: SKRIPSI ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) PADA AIR LAUT

iv

RINGKASAN

Universitas Hasanuddin

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Kesehatan Lingkungan

Razia Latuconsina

Analisis Kandungan Kadmium (Cd) Pada Air Laut, Lamun E.acoroides dan

Ikan Belanak di Perairan Teluk Ambon Bagian Dalam

(XI + 65 halaman + 3 Tabel + 5 gambar + 8 lampiran

Pencemaran laut yang terjadi baik secara fisika, kimiawi, maupun biologis,

banyak menghasilkan racun bagi biota laut dan manusia. Salah satu dari bahan

pencemaran itu adalah logam berat Teluk Ambon bagian dalam merupakan

tempat yang dimanfaatkan warga untuk berbagai aktivitas. Teluk Ambon bagian

dalam juga digunakan sebagai tempat pembuangan limbah dari aktivitas manusia

dan juga dari industri sekitar. Limbah yang masuk ke badan perairan akan

mengakibatkan pencemaran air laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

kandungan kadmium pada air laut, lamun E.acoroides dan ikan belanak di

perairan Teluk Ambon bagian dalam.

Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan

deskriptif. Jumlah lokasi pengambilan sampel air laut, lamun dan ikan adalah

sebanyak 4 titik. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah grab

sampel. Sampel diperiksa dengan Spektofotometer Serapan Atom Varian Spectra

50 di Laboratorium.

Hasil penelitian menunjukan kandungan kadmium pada air laut pada

keempat titik rata-rata < 0,0010 mg/l, sehingga dapat dinyatakan bahwa masih

memenuhi syarat berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.

51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut untuk biota laut yaitu 0,01 mg/l. Pada

lamun, kandungan Cd berkisar antara tidak terdeteksi- 0,032 mg/kg, sehinnga

tidak memenuhi syarat sesuai dengan Kepmen LH No. 51 tahun 2004 tentang

Baku Mutu Air Laut untuk biota laut yaitu 0,01 mg/l. Sedangkan pada ikan

berkisar antara tidak terdeteksi – 0,095 mg/kg, sehingga masih memenuhi syarat

berdasarkan BPOM RI No.HK.00.06.1.52.4011 tentang batas maksimum cemaran

mikroba dan kimia dalam makanan yaitu 0,1 mg/kg.

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukan bahwa

kandungan kadmium pada lamun ikan lebih tinggi daripada air laut. Disarankan

kepada masyarakat agar tidak membuang limbahnya langsung ke Teluk Ambon

untuk mengurangi tingkat pencemaran teluk.

Kata Kunci : Cd, air laut, lamun, ikan

Daftar Pustaka : 51 ( 1980 – 2016)

Page 5: SKRIPSI ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) PADA AIR LAUT

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayahNya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Analisis Kandungan

Logam Berat Kadmium (Cd) pada Air Laut, Lamun E. Acoroides dan Ikan

Belanak di Perairan Teluk Ambon Bagian Dalam”.

Skripsi ini dibuat sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan

pendidikan Sarjana pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

Makassar tahun 2017. Selama proses penyusunan Skripsi ini, penulis banyak

mendapat dukungan moril, materil, tenaga dan pemikiran dari berbagai pihak.

Oleh karena itu sepantasnya bilamana pada kesempatan ini dengan penuh

kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya

kepada:

1. Bapak Anwar, SKM. MS.c Ph.D selaku penasehat akademik yang telah

banyak mendidik dan memberikan nasehat kepada penulis.

2. Bapak Prof.Dr. Anwar Daud, S.KM., M.Kes, selaku pembimbing 1 dan Bapak

Ruslan, SKM., MPH selaku pembimbing II yang senantiasa memberi arahan,

bimbingan serta meluangkan waktu hingga terselesaikannya Skripsi ini.

3. Bapak dr. Makmur Selomo, MS, Dr.dr. Masyitha Muis, MS, dan Dr. Masni,

Apt., MSPH selaku penguji yang telah memberikan masukan serta arahan

untuk penyempurnaan penulisan skripsi ini.

Page 6: SKRIPSI ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) PADA AIR LAUT

vi

4. Bapak Anwar, SKM. MS.c Ph.D selaku ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan

FKM Unhas.

5. Prof.Dr.drg. A Zulkifli, M.Kes selaku dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Unhas Makassar.

6. Bapak dan ibu dosen pengajar beserta staf FKM Unhas, khususnya Jurusan

Kesehatan Lingkungan.

7. Bapak Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Maluku, Bapak

Walikota Ambon, Camat Teluk Ambon Baguala, dan Camat Teluk Ambon

yang telah mengizinkan Penulis untuk melakukan penelitian.

8. Bapak dan ibu pengelola Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan

dan Pemberantasan Penyakit Menular kelas II Ambon.

9. Abg Mujahit, abg Dar, Resa, Lan, As, dan Ipin, yang telah membantu penulis

selama penelitian ini berlangsung.

10. Terkhusus untuk teman-teman seperjuangan Tugas belajar angkatan 2015

(Kak Arul, Ka Edha, Pa Jufry, Kikhi, Amma, Putra, Isti, Ridwan, dan Kak

Warda) terima kasih atas solidaritas yang telah terbina selama beberapa tahun

ini.

11. Teman-teman KKN angkatan 93, Kelurahan Tamanroya Kabupaten Jeneponto

(Santry, Nuri, Nita, Netli, Muhtar, Burhan dan Hery)

12. Abang A‟im Tuasikal, teman berbagi disaat senang dan susah, terimakasih

atas dukungan dan waktunya selama ini.

13. Teman-teman mahasiswa Jurusan Kesling angkatan 2013, yang tidak bisa

penulis sebutkan namanya satu persatu, terima kasih untuk kerja samanya.

Page 7: SKRIPSI ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) PADA AIR LAUT

vii

Akhirnya penulis mempersembahkan Skripsi ini dengan penuh hormat

kepada Ayahanda Hasyim Latuconsina dan Ibunda Bay Tuankotta yang selalu

mendoakan penulis di saat-saat senang dan susah, beserta seluruh keluarga besar

penulis yang tak henti memberikan dukungan dan doa. Kepada saudara-saudaraku

tercinta, Bang Saifudin Latuconsina, S.Pi, Kak Pokihaty Latuconsina, S.P,

Bang Rus’an Latuconsina, S.Hut, Bang Darman Latuconsina, Amd, Kak

Hauwa Latuconsina, AMAK, kembaranku Aliya Latuconsina, Amd.Kep dan

dinda Ruh Qaras Latuconsina, yang menjadi bagian hidup dan selalu

mendoakan dan memberikan dorongan kepada penulis. Semoga Allah SWT

meridhoi setiap amal kita dunia dan akhirat, amin.

Makassar, Mei 2017

Penulis

Page 8: SKRIPSI ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) PADA AIR LAUT

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ------------------------------------------------------------- i

LEMBAR PENGESAHAN ----------------------------------------------------- ii

RINGKASAN --------------------------------------------------------------------- iii

KATA PENGANTAR ----------------------------------------------------------- iv

DAFTAR ISI ---------------------------------------------------------------------- vii

DAFTAR GAMBAR ------------------------------------------------------------ ix

DAFTAR TABEL ---------------------------------------------------------------- x

DAFTAR LAMPIRAN ---------------------------------------------------------- xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang -------------------------------------------------------- 1

B. Rumusan Masalah ---------------------------------------------------- 9

C. Tujuan Penelitian ----------------------------------------------------- 10

D. Manfaat Penelitian ---------------------------------------------------- 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Pencemaran Air Laut ---------------- 12

B. Tinjauan Umum Tentang Logam Berat --------------------------- 15

C. Tinjauan Umum Tentang Kadmium------------------------------- 19

D. Efek Kadmium (Cd) Terhadap Kesehatan Manusia------------ 22

E. Tinjauan Umum Tentang Ikan Belanak -------------------------- 24

F. Tinjaun Umum Tentang Lamun E. Axoroides ----------------- 28

G. Keangka Teori --------------------------------------------------------- 32

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti ------------------------- 33

B. Pola Pikir Variabel yang Diteliti ---------------------------------- 34

C. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif --------------------- 34

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ------------------------------------------------------- 37

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ------------------------------------- 37

C. Populasi dan Sampel ----------------------------------------------- 38

D. Alat dan Bahan ------------------------------------------------------ 39

E. Metode Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel -------------- 41

F. Pengumpulan Data -------------------------------------------------- 47

Page 9: SKRIPSI ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) PADA AIR LAUT

ix

G. Prosedur Penelitian ------------------------------------------------- 47

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data -------------------------- 47

I. Penyajian Data ------------------------------------------------------- 48

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ----------------------------- 49

B. Hasil Penelitian------------------------------------------------------- 50

C. Pembahasan ----------------------------------------------------------- 53

D. Keterbatasan Penelitian --------------------------------------------- 63

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ----------------------------------------------------------- 64

B. Saran ------------------------------------------------------------------- 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 10: SKRIPSI ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) PADA AIR LAUT

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1. Ikan Belanak Mugil cephalus -------------------------------- 26

Gambar 2.2. Enhalus acoroides------- -------------------------------------- 30

Gambar 2.3. Kerangka Teori------- ------------------------------------------ 32

Gambar 3.1. Pola pikir variabel penelitian ----------------------------------- 34

Gambar 4.1. Lokasi pengambilan sampel air laut, lamun, dan ikan ---- 39

Page 11: SKRIPSI ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) PADA AIR LAUT

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 5.1. Hasil Pemeriksaan Kandungan Kadmium (Cd) pada Air Laut di

Perairan Teluk Ambon Bagian Dalam ------------------------- ------. 51

Tabel 5.2. Hasil Pemeriksaan Kandungan Kadmium (Cd) pada Ikan di Perairan

Teluk Ambon Bagian Dalam ------------------------------------- ------- 52

Page 12: SKRIPSI ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) PADA AIR LAUT

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran :

1. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004

Tentang Baku Mutu Air Laut

2. Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba Dan Kimia Dalam

Makanan.

3. Hasil Pemeriksaan Laboratorium

4. Surat Izin Penelitian dari FKM Unhas

5. Surat Izin Penelitian dari Badan Kesatuan bangsa dan politik Provinsi

Maluku

6. Surat izin Penelitian dari Pemerintah Kota Ambon

7. Surat keterangan telah melakukan penelitian

8. Dokumentasi Penelitan

Page 13: SKRIPSI ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) PADA AIR LAUT

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pencemaran laut yang terjadi baik secara fisika, kimiawi, maupun

biologis, banyak menghasilkan racun bagi biota laut dan manusia. Salah satu

dari bahan pencemaran itu adalah logam berat. Keberadaan logam berat

didalam laut dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain kegiatan

pertambangan, rumah tangga, limbah pertanian, dan limbah industri. Dari

keempat jenis limbah tersebut, limbah yang umumnya paling banyak

mengandung logam berat adalah limbah industri. Hal ini disebabkan karena

senyawa logam berat sering digunakan dalam industri, baik sebagai bahan

baku, bahan tambahan maupun katalis. Peningkatan kadar logam dalam air

laut akan mengakibatkan logam berat yang semula dibutuhkan untuk berbagai

proses metabolisme dapat berubah menjadi racun bagi organisme laut. Selain

bersifat racun, logam berat juga akan terakumulasi dalam sedimen dan biota

melalui proses gravitasi (Rochyatun, Kaisupy, & Rozak, 2007).

Logam berat dapat didefinisikan sebagai unsur unsur yang memiliki

nomor atom 22-92. Efek logam berat mempunyai efek racun terhadap manusia

dan makhluk hidup lainnya. Pada Tahun 2004, kasus di Teluk Jakarta mencuat

menyusul munculnya kasus merkuri yang berasal dari pembuangan limbah

tambang emas dari PT Newmont Minahasa Raya atau dikenal dengan kasus

Teluk Buyat, Sulawesi Utara dan masih banyak peristiwa yang terjadi. Maka

1

Page 14: SKRIPSI ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) PADA AIR LAUT

2

dari itu para peneliti seperti (Clark, 1992 & Kennish, 1997 dalam

Supriharyono, 2007), mengelompokkan logam berat menjadi dua yakni (1)

logam berat yang esensiil bagi metabolisme makhluk hidup misalnya

chromium (Cr), Cobalt (Co), Cooper (Cu), Iron (Fe), Managnese (Mn), dan

logam yang tidak banyak dibutuhkan makhluk hidup dan beracun seperti

arsenic (As), Cadmium (Cd), Lead (Pb), Mercury (Hg), selenium (Se).

Adanya logam berat di perairan, berbahaya baik secara langsung

terhadap kehidupan organisme, maupun efeknya secara tidak langsung

terhadap kesehatan manusia. Hal ini berkaitan dengan sifat-sifat logam berat

yaitu sulit didegradasi, sehingga mudah terakumulasi dalam lingkungan

perairan dan keberadaannya secara alami sulit terurai, dapat terakumulasi

dalam organisme termasuk kerang dan ikan, serta dapat membahayakan

kesehatan manusia yang mengkonsumsi organisme tersebut (Anggraini,

2007).

Keberadaan logam berat dalam perairan akan sulit mengalami

degradasi bahkan logam tersebut akan diabsorpsi dalam tubuh organisme

padahal logam berat seperti Cd ini termasuk golongan logam berat yang

berbahaya dan dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan dan

pencernaan (Darmono, 2001). Keracunan logam berat Cd dapat menyebabkan

keracunan yang akut dan kronis. efek kronis dari keracunan logam Cd,

biasanya mengakibatkan kerusakan ginjal, kerusakan sistem syaraf dan

kerusakan pada sebagian renal tubules. Penyerapan Cd dalam tubuh

cenderung terkonsentrasi di dalam hati dan ginjal.

Page 15: SKRIPSI ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) PADA AIR LAUT

3

Terjadinya peningkatan kandungan logam berat pada perairan dapat

membahayakan biota dan organisme yang hidup di dalamnya, salah satunya

adalah ikan. Ikan yang merupakan organisme air yang dapat bergerak dengan

cepat pada umumnya mempunyai kemampuan menghindarkan diri dari

pengaruh pencemaran air. Namun demikian, pada ikan yang hidup dalam

habitat yang terbatas (seperti sungai, danau, dan teluk), ikan itu sulit melarikan

diri dari pengaruh pencemaran tersebut. Akibatnya, unsur-unsur pencemaran

seperti logam berat akan masuk ke dalam tubuh ikan (Darmono, 2008).

Ikan sebagai salah satu biota air dapat dijadikan sebagai salah satu

indikator tingkat pencemaran yang terjadi didalam perairan. Jika didalam

tubuh ikan telah terkandung kadar logam berat yang tinggi dan melebihi batas

normal yang telah ditentukan, ikan dapat menjadi indikator terjadinya suatu

pencemaran dalam lingkungan (Supriyanto & Samin, 2007). Kandungan

logam berat dalam ikan erat kaitannya dengan pembuangan limbah industri

disekitar tempat hidup ikan tersebut, seperti sungai, danau, dan laut.

Banyaknya logam berat yang terserap dan terdistribusi pada ikan bergantung

pada bentuk senyawa dan konsentrasi polutan, aktivitas mikroorganisme,

tekstrur sedimen, serta jenis dan unsur ikan yang hidup di lingkungan tersebut

(Dewi, 2012).

Ikan Belanak atau yang dikenal masyarakat kota Ambon dengan nama

ikan bulana ini adalah ikan demersal yang terdapat di daerah dengan dasar

pasir atau dasar berlumpur dan memakan bahan-bahan organik (Adji, 2008).

Terjadinya penimbunan logam berat pada organ-organ tubuh ikan berakibat

Page 16: SKRIPSI ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) PADA AIR LAUT

4

lama-kelamaan konsentrasinya akan bertambah besar yang dapat

mengakibatkan rusaknya organ-organ tubuh ikan tersebut dan pada akhirnya

dapat menimbulkan kematian pada ikan. Apabila ikan tersebut kemudian

dikonsumsi oleh manusia, maka hal ini akan sangat berbahaya bagi kesehatan

manusia yang dapat menyebabkan keracunan yang bersifat kronis dan akut

karena sifat logam berat yang mudah terakumulasi.

Selain ikan yang dapat dijadikan sebagai bioindikator pencemaran,

Lamun juga dapat dijadikan sebagai bioindikator di perairan karena lamun

dapat mengakumulasi bahan cemaran tanpa mengganggu atau merusak

tanaman itu sendiri (Astuti,2011). Lamun merupakan tumbuhan berbunga

yang mampu hidup di lingkungan laut. Habitat lamun di perairan dangkal

menyebabkan ekosistem ini di pengaruhi oleh aktivitas yang ada di pesisir.

Enhalus acoroides merupakan jenis lamun yang memiliki kemampuan daya

serap terhadap konsentrasi logam berat di perairan yang banyak ditemukan di

Teluk Ambon bagian dalam. Pada penelitian di Waai dan Galala Pulau Ambon

menunjukkan adanya kemampuan akumulasi lamun Enhalus acoroides

terhadap logam berat Pb dan Cd pada bagian akar dan daun lamun .

Rimpang dan akar lamun dapat menahan dan mengikat sedimen,

sehingga dapat menguatkan dan menstabilkan dasar permukaaan. Jadi padang

lamun yang berfungsi sebagai penangkap sedimen dapat mencegah erosi

(Gingsburg dan Lowestan, 1958 dalam Triadi, 2014).

Kasus toksisitas kadmium sejak tahun 1980 terus mengalami

peningkatan sampai sekarang seiring dengan perkembangan ilmu kimia,

Page 17: SKRIPSI ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) PADA AIR LAUT

5

bahkan sampai sekarang telah diketahui bahwa kadmium merupakan logam

berat yang paling banyak menimbulkan toksisitas pada makhluk hidup.

Kadmium dapat dengan mudah masuk kedalam tubuh manusia melalui

makanan dan minuman yang telah terkontaminasi oleh kadmium (Darmono,

2001).

Pencemaran logam berat merupakan permasalahan yang sangat serius

untuk ditangani, karena merugikan lingkungan dan ekosistem secara umum.

Sejak kasus merkuri di Minamata Jepang pada tahun 1953, pencemaran logam

berat semakin sering terjadi dan semakin banyak dilaporkan. Peristiwa yang

menonjol dan di publikasikan secara luas akibat pencemaran logam berat

adalah pencemaran merkuri (Hg) yang menyebabkan Minamata desease di

teluk Minamata, Jepang dan pencemaran kadmium (Cd) yang menyebabkan

Itai-itai disease di sepanjang sungai Jinzo di Pulau Honsyu, Jepang (Darmono,

2008).

Pencemaran logam berat di perairan Teluk Jakarta pertama kali

ditemukan oleh S. Yatim dkk, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kadar

logam berat dalam air di Teluk Jakarta sudah tergolong tinggi, bahkan di

beberapa lokasi seperti muara Angke kadar logam beratnya cenderung

meningkat. Sedangkan menurut hasil penelitian dari (H. Hutagalung & Razak,

1982) dan (H. P. Hutagalung, 1987) di perairan muara Angke menunjukkan

bahwa air laut, udang, kerang-kerangan dan beberapa jenis ikan yang hidup di

muara Angke telah tercemar oleh merkuri (Hg), Timbal (Pb) dan Kadmium

(Cd). Selanjutnya disebutkan bahwa sumber bahan cemaran tersebut berasal

Page 18: SKRIPSI ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) PADA AIR LAUT

6

dari kegiatan di darat, khususnya industri yang membuang limbahnya ke Kali

Angke.

Pencemaran logam berat Cadmium (Cd) yang terjadi di sungai

Surabaya, dimana pencemaran logam berat terjadi pada ikan keting dan bader

yang mencapai 0,5 ppm, yang melebihi ambang batas yang di tetapkan oleh

FAO yakni sebesar 0,1 ppm (Siregar & Murtini, 2008). Dampak pencemaran

logam berat Pb dan Cd salah satu contohnya yaitu kematian massal ikan di

Teluk Jakarta dengan konsentrasi logam berat Pb dan Cd masing-masing yaitu

0,55 dan 0,1 ppm. Selain itu, pada penelitiannya di Tanjung Emas, Semarang

menunjukkan hasil bahwa perairan tersebut telah tercemar logam berat Pb dan

Cd dengan nilai masing-masing 2,88-7,81 ppm dan 1,63-2,96 ppm yang

mengakibatkan penurunan hasil tangkapan dan budidaya ikan (Lestari, 2004).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Asih (2013) di Perairan

Tanjung Lanjut Kota Tanjung pinang menunjukkan bahwa kandungan rata-

rata logam berat Pb pada lamun berkisar antara 0 ,1088 mg/L - 0,1915 mg/L

dan logam berat Cd pada lamun berkisar antara 0,3907 mg/L – 0,4536 mg/L,

sedangkan untuk air laut kandungan rata-rata untuk Pb berkisar antara 0,0274

mg/L - 0,0486 mg/L dan Cd yaitu 0,0926 mg/L - 0,1289 mg/L. Pada bagian

tumbuhan lamun penyerapan logam berat Pb dan Cd tertinggi terdapat pada

akar. Kandungan ini telah melewati ambang batas baku mutu yaitu 0,008

mg/L untuk logam Pb dan 0,001 mg/L untuk logam Cd.

Dari penelitian tersebut dapat dilihat bahwa pencemaran logam berat

pada perairan masih sangat tinggi mengingat beberapa faktor yang menjadi

Page 19: SKRIPSI ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) PADA AIR LAUT

7

pendukung dari pencemaran tersebut, seperti aktifitas manusia itu sendiri pada

daerah sekitar, pertanian, industri, transportasi dan faktor pendukung lainnya.

Wilayah pesisir merupakan zona interaksi antara lautan dan daratan

yang luasnya mencapai 15 % dari daratan bumi. Wilayah pesisir di Indonesia

sangat potensial, karena merupakan lokasi perdagangan, transportasi,

perikanan tangkap, budidaya perairan, industri, pertambangan dan pariwisata.

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kondisi lingkungan

pesisir diantaranya: pertumbuhan penduduk, kegiatan-kegiatan manusia,

sedimentasi, ketersediaan air bersih dan pencemaran (Nontji, 2002).

Wilayah pesisir kota Ambon sudah menjadi pusat aktifitas, baik

pemerintahan, perdagangan, pemukiman, pendidikan, pertahanan, keamanan,

pembangkit listrik, pelabuhan dan sebagainya. Teluk Ambon bagian dalam

memiliki berbagai fungsi, selain sebagai daerah perikanan ikan tangkap, ikan

umpan dan Keramba Jaring Apung (KJA), daerah ini juga berfungsi sebagai

pelabuhan pangkalan TNI angkatan Laut dan POLAIRUD, pelabuhan kapal

PT Pelni, kapal tradisional antar pulau dan ferry penyeberangan, dermaga

tempat perbaikan kapal, daerah konservasi hutan mangrove, tempat rekreasi

dan olahraga, serta tempat pendidikan dan penelitian.

Teluk Ambon bagian dalam dikhususkan untuk perikanan ikan

tangkap, ikan umpan serta ditambah dengan KJA. Berdasarkan fakta tersebut,

maka masyarakat pesisir pulau Ambon banyak menggantungkan hidupnya

pada sumberdaya alam yang ada di Teluk Ambon maupun pesisirnya.

Page 20: SKRIPSI ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) PADA AIR LAUT

8

Pada sisi lain, Kota Ambon saat ini tengah berbenah menuju kota

dengan konsep Water Front City. Water Front City adalah kota di tepi air,

baik sungai, pantai maupun danau. Suatu proses pembangunan yang memiliki

kontak visual dan fisik dengan air, pengembangan wilayah perkotaan yang

secara fisik alamnya berada dekat air dimana bentuk pengembangan

pembangunan wajah kota berorientasi ke perairan (Prabudiantoro, 1997).

Dengan demikian maka kebersihan laut menjadi prasyarat penting bagi

terwujudnya konsep Water Front City di Kota Ambon. Jika kondisi air laut

Teluk Ambon terus menerus tercemar sampah atau limbah maka fungsi

rekreasi dan aspek pemandangan yang dimiliki menjadi terdegradasi.

Kota Ambon Sebagai daerah perkotaan yang padat penduduk,

wilayah pesisir kota Ambon diperkirakan sudah tercemar oleh bahan

pencemar yang cukup tinggi. Kompleksnya aktifitas di perairan pantai dan

wilayah pesisir dan sekitarnya dapat memberikan masukan bahan pencemar

kadmium (Cd) didalam Teluk Ambon, yang umumnya berasal dari

sedimentasi laut akibat hujan, berbagai aktifitas yang dilakukan disekitar

lokasi penelitian yaitu beberapa kegiatan industri, perikanan, pelabuhan,

pertanian, pembuangan limbah galian C, hasil pembuangan oli bengkel dan

buangan limbah yang berasal dari kapal.

Pencemaran akibat adanya logam berat yang berbahaya didalam air

pada saat ini di khawatirkan telah terjadi di perairan Teluk Ambon bagian

dalam, berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Dominggus Rumahlatu, di

ketahui bahwa kandungan logam berat kadmium telah melmpaui batas yang

Page 21: SKRIPSI ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) PADA AIR LAUT

9

telah di tetapkan (Rumahlatu, 2011). Jika air yang terdapat di perairan teluk

Ambon bagian dalam telah tercemar oleh logam berat maka ada kemungkinan

lamun dan ikan yang terdapat di dalam perairan Teluk Ambon bagian dalam

juga ikut tercemar oleh logam berat tersebut. Hal ini akan berdampak terhadap

kesehatan jika ikan yang telah tercemar tersebut di konsumsi oleh masyarakat,

akan menimbulkan penyakit baik akut maupun kronis yang dapat

mengakibatkan kematian.

Kadmium dapat dengan mudah masuk kedalam tubuh manusia melalui

makanan dan minuman yang telah terkontaminasi oleh kadmium (Darmono,

2001). Keracunan yang diakibatkan oleh kadmium dapat menimbulkan efek

yang negatif terhadap tubuh manusia seperti kerusakan pada ginjal dan

jantung, selain itu kadmium juga dapat menyebabkan kanker paru-paru,

gangguan sistem reproduksi dan anemia (Palar, 2008).

Dengan melihat permasalahan diatas maka penulis mencoba untuk

melakukan penelitian tentang “Analisis Kandungan Kadmium (Cd) Pada Air

Laut, Lamun E. acoroides dan Ikan Belanak di Perairan Teluk Ambon Bagian

Dalam”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah: Berapakah kandungan kadmium (Cd)

pada air laut, Lamun E. acoroides dan ikan Belanak di Perairan Teluk Ambon

bagian dalam?

Page 22: SKRIPSI ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) PADA AIR LAUT

10

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui kandungan kadmium (Cd) dalam air laut, lamun E.

acoroides dan ikan Belanak di Perairan Teluk Ambon bagian dalam.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui kandungan kadmium (Cd) pada air laut di Teluk

Ambon bagian dalam.

b. Untuk mengetahui kandungan Kadmium (Cd) pada lamun E.

acoroides di Teluk Ambon bagian dalam.

c. Untuk mengetahui kandungan Kadmium (Cd) pada ikan belanak di

Teluk Ambon bagian dalam.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat ilmiah

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi demi

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan

lingkungan dan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan bacaan bagi

peneliti selanjutnya.

2. Manfaat bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan

masukan kepada Pemerintah Kota Ambon untuk meningkatkan upaya

pencegahan pencemaran air terutama pada Teluk Ambon.

Page 23: SKRIPSI ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) PADA AIR LAUT

11

3. Manfaat bagi masyarakat

Memberikan informasi pada masyarakat tentang bahaya kesehatan

yang terjadi bila masyarakat menggunakan air dan mengkonsumsi biota

yang berada di Teluk Ambon.

4. Manfaat bagi peneliti

Penelitian ini merupakan pengalaman yang sangat berharga untuk

menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam mengaplikasikan

ilmu yang diperoleh selama kuliah.