Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG MUSLIM (STUDI KASUS
PEDAGANG BUAH PASAR PALAKKA KABUPATEN BONE)
Oleh:
KHAIRUNNISA NUR
NIM 105740006215
JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR 2020
ii
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG MUSLIM (STUDI KASUS
PEDAGANG BUAH PASAR PALAKKA KABUPATEN BONE)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
Disusun dan diajukan oleh :
KHAIRUNNISA NUR
105740006216
Kepada :
PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2020
iii
PERSEMBAHAN
Karya Ilmiah ini kupersembahkan
untuk orang tua tercinta serta teman-
teman dan sahabat-sahabat yang telah
memberi dukungan disaat susah maupun senang
MOTTO HIDUP
Dimanapun kamu berada, selalulah menjadi yang terbaik dan berikanlah yang terbaik yang bisa kamu berikan.
-BJ Habibie-
iv
v
vi
vii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat
dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta
para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada
ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Muslim (Studi Kasus Pasar Palakka
Kabupaten Bone)”.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada kedua orang tua penulis bapak Drs. Baco Dandi dan bapak Najamuddin
serta ibu Dwi Astuti Yanti yang senantiasa memberi harapan, semangat,
perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih. Dan saudari tercinta
Muzdalifah Rezkia Wati serta suami Gilang Pratama Putra, A.md yang
senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan
seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang
telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa
yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang
kehidupan di dunia dan di akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
viii
penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan
dengan hormat kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE.,MM. Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM. Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Agusdiwana Suarni, SE., M.Acc. selaku ketua Program Studi Ekonomi
Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr. H. A. Rustam, SE., MM., Ak., CA., CPA. selaku Pembimbing I
yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan
penulis, sehingga skripsi selesai dengan baik.
5. Ibu Agusdiwana Suarni, SE., M.Acc., selaku Pembimbing II yang telah
berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian
skripsi.
6. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
7. Bapak/Ibu pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar, khususnya yang membidangi ilmu ekonomi
islam atas kesediaannya yang telah membimbing serta menata pola pikir
selama menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar.
8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi
Ekonomi Islam Angkatan 2015 yang selalu belajar bersama yang tidak
sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.
ix
9. Seluruh Responden yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi
kuesioner dalam membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi
ini.
10. Nur Halimah, SE., dan St. Erlisa Dwi Apriliani, SE. yang telah menemani
dan memberikan semangat, motivasi dan dukungan moril.
11. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu
persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan
dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi
ini.
Akhirnya sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya
para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan
kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.
Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu‟alaikum Wr.Wb
Makassar, 01 Februari 2020
Penulis
x
ABSTRAK
KHAIRUNNISA NUR, 2019. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pendapatan Pedagang Muslim (Studi Kasus Pasar Palakka Kabupaten
Bone). Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh (H. A. Rustam, selaku
pembimbing I dan Agusdiwana Suarni, selaku pembimbing II).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan pedagang buah di Pasar Palakka Kabupaten Bone.
Populasi dalam penelitian ini adalah pedagang buah di Pasar Palakka Kabupaten
Bone jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 97 responden. Pengambilan
sampel digunakan dengan menggunakan sistem random sampling, teknik
pengambilan sampel yaitu teknik pengambilan sampel dimana semua individu
dalam populasi. Hasil penelitian analisis data yang diketahui menyatakan bahwa
modal dagang, jam berdagang, dan pengalaman berdagang masing-masing
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pedagang. Nilai R
Square sebesar 0.503 berarti 50,3% faktor-faktor yang mempengaruhi
pendapatan pedagang buah dapat dijelaskan oleh modal dagang, jam dagang
dan pengalaman berdagang, sedangkan 49,7% dijelaskan dalam faktor-faktor
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Kata Kunci: Modal dagang, jam berdagang, pengalaman berdagang,
pedagang buah
xi
ABSTRACT
KHAIRUNNISA NUR, 2019. Analisys of factors efecting Muslim trader’s
income (case study of the district of Palakka Bone market) Islamic
Economics Study Program, Faculty of Economics and Business,
Muhammadiyah University, Makassar. Guided by (H. A. Rustam, as adviser I
and Agusdiwana Suarni, as adviser II).
This study aims to determinate the factors that affect the income of fruit traders in
the Bone district. The population in this study was fruit traders in the Bone district
Palakka market, the number of samples in this study were 97 respondents.
Sampling is used by using a random sampling system, the sampling technique
where all individuals in the population. The results of data analysis research that
is known states that trading capital, trading hours, and trading experience each
have a signifikan effect on the income traders. R Square value of 0.503 means
that 50.3% of the factors influencing the income of traditional traders can be
explained by trading capital, trading hours, and trading experience, while 49.7%
is explained in other factors not examined in this study.
Keywords : trading capital, trading hours, trading experience, fruit traders.
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL ..................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
ABSTRAK BAHASA INDONESIA .............................................................. viii
ABSTRACT .................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 8
A. Tinjauan Teori .................................................................................. 8
B. Tinjauan Empiris .............................................................................. 15
C. Kerangka Pikir .................................................................................. 23
D. Hipotesis ........................................................................................... 26
III. METODE PENELITIAN .......................................................................... 28
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 28
B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 28
xiii
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 28
D. Definisi Variabel Operasional dan Pengukuran............................... 29
E. Populasi dan Sampel ...................................................................... 30
F. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 31
G. Metode Analisis Data ...................................................................... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 35
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................ 35
B. Hasil Penelitian ................................................................................ 40
C. Pembahasan ................................................................................... 52
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 59
A. Kesimpulan ....................................................................................... 59
B. Saran ................................................................................................ 59
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 61
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
Tabel 2.1 Tinjauan Empiris 15
Tabel 4.1 Responden berdasarkan
jenis kelamin 41
Tabel 4.2 Responden berdasarkan
usia 41
Tabel 4.3 Tingkat pendidikan 42
Tabel 4.4 Lama berdagang 43
Tabel 4.5 Deskripsi variabel
modal dagang 44
Tabel 4.6 Deskripsi variabel
jam dagang 44
Tabel 4.7 Deskripsi variabel
Pengalaman berdagang 45
Tabel 4.8 Deskripsi variabel
Pendapatan 46
Tabel 4.9 Hasil uji simultan 47
Tabel 4.10 Determinasi 48
Tabel 4.11 Parsial 49
xv
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir 25
Gambar 2.2 Kerangka Konsep 26
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara-negara berkembang termasuk Indonesia pastinya melaksanakan
usaha-usaha pembangunan. Pembangunan tersebut dilakukan di berbagai
sektor diantaranya yaitu sektor ekonomi, sektor politik, sektor sosial budaya dan
lain-lain. Upaya pembangunan tersebut dilakukan untuk mengembangkan
perekonomian di Indonesia dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat
dan mengantarkan Indonesia memasuki era modernisasi.
Salah satu pembangunan yang sedang dijalankan oleh pemerintah saat
ini adalah melalui pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi mengarah
pada kebijakan yang di ambil pemerintah guna mencapai kesempatan kerja dan
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Tujuan pembangunan ekonomi
sendiri mencakup pengendalian tingkat inflasi dan juga meningkatkan taraf hidup
masyarakat. Akan tetapi yang menjadi pokok permasalahan dalam pembagunan
ekonomi pada umumnya adalah distribusi pendapatan yang tidak merata.
Ketidak merataanya kepemilikan aset produktif yang dimiliki setiap orang
merupakan salah satu penyebab ketidak merataannya pendapatan (Todaro,
2006 dalam Wahyono 2017). Bagi masyarakat yang memiliki modal dan tingkat
pendapatan tinggi, tentunya mereka bisa mendapatkan pendapatan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan masyarakat yang hanya memiliki modal dan keahlian
rendah. Hal ini juga dirasakan bagi masyarakat yang mencari keberuntungan
dalam berdagang, modal berdagang, jam berdagang, dan pengalaman
berdagang akan mempengaruhi tingkat pendapatan yang akan di peroleh bagi
pedagang nantinya.
2
Berdagang juga merupakan bentuk alternatif yang paling mudah dalam
mencari rezeki dalam sektor informal, selain itu, sektor ini juga menampung
banyaknya tenaga kerja yang diakibatkan oleh keterbatasan sektor formal dalam
menyerap jumlah tenaga kerja. Bagi sebagian umat Islam, usaha berdagang
merupakan salah satu lapangan kerja di sektor informal yang menghasilkan
keuntungan dan pendapatan untuk keluarga sekaligus dapat menyerap tenaga
kerja, karena di sektor ini tidak mengutamakan kemampuan akademis sebagai
backgroudnya dan hanya membutuhkan keterampilan dan keahlian seadanya.
Ulama juga bersepakat mengenai kebolehan berdagang (jual beli)
sebagai perkara yang telah dipraktekkan sejak zaman Nabi Muhammad SAW
atau bahkan sebelumnya hingga masa kini. Karena pada dasarnya, Islam
mewajibkan umatnya untuk berusaha dan berikhtiar dalam mencari rezeki. Setiap
orang dapat memilih usaha dan pekerjaan sesuai dengan bakat, keterampilan
dan faktor lingkungan masing-masing. Salah satu bidang pekerjaan yang boleh
dipilih ialah berdagang sepanjang sesui dengaan tuntutan syariat Allah dan
rasulnya. Sebagaimana dalam Surah An-Nisa ; 29
زة عه تز أن تكىن تج طل إل لكم بيىكم بٱلب ا أمى أيها ٱلذيه ءامىىا ل تأكلى ىكم ول ي كان بكم اض م ا أوفسكم إن ٱلل تقتلى
٩٢رحيما
Terjemahannya : Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.
Berkenaan dengan hal ini , ada pula hadist yang bersumber dari sahabat
Rafi‟ bin Khadij yang artinya sebagai berikut :
“Telah menceritakan kepada kami „Abdullah telah menceritakan kepadaku
bapakku telah menceritakan kepada kami Yazid al Mas‟udi dari Wa‟il Abu Bakr
3
dari Abayab bin Rifa‟ah bin Rafi‟ bin Khafdij dari kakeknya Rafi‟ bi Khadij dia
berkata, “Dikatakan, “Wahai Rasulullah, mata pencaharian apakah yang paling
baik? “Beliau bersabda : “pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri
dan setiap jual beli yang mabrur”
Imam Ahmad menyatakan keshahihan para rawinya, dan Imam Ibnu
Hajar mengatakan para perawinya tidak bermasalah. Selain itu dari jalur
periwayatan lain yaitu riwayat al-Bazzar dan di shahihkan oleh al-Hakim. At-
Thabrani meriwayatkan di dalam kitab al-Ausath hadis dari Ibnu „Umar RA dan
para pewainya dikatakan terpercaya. Hadist ini juga diriwayatkan oleh as-Suyuthi
dalam kitab al Jami‟ juga dari Rafi‟, sebagaimana dijelaskan dalam kitab
Musnadnya (Sudrajat,2014)
Perdagangan menjadi salah satu penopang perekonomian bagi orang
yang terlibat di dalamnya. Pendapatan yang diperoleh pedagang berupa
keuntungan digunakan untuk menambah modal atau dapat memenuhi kebutuhan
sehari-hari (Sudrajat, 2014)
Dalam ilmu ekonomi kita bicara tentang pasar jika ada suatu pertemuan
antara orang yang mau menjual dan orang yang mau membeli suatu barang
atau jasa tertentu dengan harga tertentu (Gilarso, 1992 dalam Suriadi, 2018). Di
pasar banyak terdapat para pembeli dan penjual yang sedang melakukan
transaksi, para penjual yang menyediakan dan menjual dari hasil pertanian,
perkebunan, peternakan, perikanan serta produk-produk yang banyak jenisnya.
Di sinilah terjadi kegiatan ekonomi yaitu penjual yang sibuk menawarkan
berbagai barang yang dijualnya dan para pembeli yang sibuk dengan barang yan
dibutuhkan. Dengan cara tersebut, penjual akan mendapatkan uang dari hasil
penjualan.
4
Pasar memegang peranan penting dalam kegiatan ekonomi dam
pembangunan perekonomian suatu negara. Melalui pasarlah kegiatan berdagang
itu dapat berjalan. Keberadaan pasar juga membantu rumah tangga (rumah
tangga konsumen, rumah tangga produsen, dan pemerintah) memperoleh
kebutuhan dan atau juga pendapatan. Di samping itu, pasar juga mampu
menciptakan kesempatan kerja. Banyak masyarakat menggantungkan hidupnya
dari kegiatan ekonomi di pasar, baik untuk mencari pendapatan maupun
memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan pusat ekonomi masyarakat.
Tidak hanya itu, pasar juga berfungsi sebagai stabilitas harga, di mana harga
pasar dijadikan salah satu tolak ukur pengukuran inflasi dan juga penentu
kebijakan oleh pemerintah.
Pasar modern yang pada umumnya dimiliki oleh pengusah yang memiliki
modal besar dan keahlian manajerial tinggi tentunya memiliki keunggulan
dibandingkan dengan pasar tradisional. Susilo (2012) dalam Wahyono (2017)
menyatakan bahwa kekalahan pasar tradisional dapat dikarenakan pasar modern
memiliki beberapa keunggulan diantaranya; bisa menjual produk dengan harga
yang lebih murah, kualitas produk terjamin, kenyamanan berbelanja, dan
banyaknya pilihan cara pembayaran. Di samping itu waktu waktu operasional
kerja yang hampir 14 jam/harinya dalam berdagang tentunya akan menambah
daya tarik bagi konsumen yang nantinya tentu akan menambah penghasilan.
Berbeda dengan keadaan pasar tradisional, misalnya saja masalah lamanya jam
kerja. Menjelang siang, kebanyakan para konsumen sudah berangsur-angsur
surut dan jumlah pedagang sudah semakin sedikit. Hal tersebut disamping
karena keadaan tempat yang semakin tidak nyaman, juga dikarenakan barang
dagangan penjual yang sudah tidak lengkap (habis terjual). Selain itu, ada pula
5
pedagang yang pulang lebih awal untuk mencari barang dagangan untuk esok
hari.
Padahal pasar tradisional memiliki peran yang penting, kaarena di pasar
tradisionallah yang selalu menjadi indikator nasional dalam stabilitas pangan
seperti beras, gula, dan sembilan kebutuhan pokok lainnya (Firdausa, 2013
dalam Wahyono, 2017). Apabila terjadi kelangkaan salah satu kebutuhan pokok
seperti beras misalnya, hal ini dapat menyebabkan pemerintah kalang-kabut
karena beras merupakan bahan pokok makanan yang ada di Indonesia. Pasar
tradisional juga mempunyai peranan dalam peningkatan pendapatan (retribusi)
khususnya sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) dimana pendapatan
tersebut dapat menunjang pembangunan perekonomian suatu daerah agar lebih
maju. Disamping itu, pasar tradisional merupakan pusatnya perekonomian
rakyat. Dimana masyarakat ekonomi kebawah mencari kebutuhan dan
penghasilan di dalamnya. Pasar tradisional juga mampu menyerap tenaga kerja
yang kurang terdidik ataupun pengusaha dengan modal yang kecil yang
umumnya merupakan masyarakat menegah ke bawah. Untuk itu, diperlukan
upaya-upaya dalam peningkatan daya saing pasar tradisional khususnya untuk
pedagang muslim demi menjaga keberadaanya yang ada di Indonesia.
Menghadapi kondisi persaingan yang tidak seimbang antara pasar
tradisional dan pasar modern tersebut, pemerintah daerah Kabupaten Bone tentu
saja tidak tinggal diam melihat perkembangan pasar modern tersebut. Berbagai
kebijakan telah diadopsi melalui proses formulasi berkaitan dengan pengelolaan
pasar tradisional dan modern. Salah satunya dengan melakukan renovasi untuk
memperbaiki penampilan pasar tradisonal agar pembeli tetap merasa nyaman
berbelanja di pasar tersebut dam pasar pun tidak kehilangan pembelinya.
6
Pasar Palakka merupakan salah satu pasar tradisional di Kabupaten
Bone. Pasar Palakka merupakan pasar yang potensial, karena letaknya yang
strategis di daerah Bone sehingga mudah di jangkau untuk pembeli yang ada di
desa maupun yang ada di kota. Buah yang dijual di pasar ini sebagian besar juga
berasal dari petani buah yang berada di desa. Pasar Palakka juga merupakan
pasar yang memiliki jumlah pedagang paling banyak dibandingkan dengan pasar
tradisional lainnya.
Maka dari itu, perlu diteliti lebih dalam mengenai faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi pendapatan pedagang Pasar Palakka .Untuk itu, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam judul “Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Muslim (Studi
Kasus Pedagang Buah di Pasar Palakka Kabupaten Bone)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah modal dagang mempengaruhi pendapatan pedagang buah di
Pasar Palakka Kabupaten Bone?
2. Apakah jam berdagang mempengaruhi pendapatan pedagang buah di
Pasar Palakka Kabupaten Bone?
3. Apakah pengalaman berdagang mempengaruhi pendapatan pedagang
buah di Pasar Palakka Kabupaten Bone?
C. Tujuan Penelitian
7
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah modal dagang
mempengaruhi pendapatan pedagang buah di Pasar Palakka Kabupaten
Bone.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah jam berdagang
mempengaruhi pendapatan pedagang buah di Pasar Palakka Kabupaten
Bone.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah pengalaman berdagang
mempengaruhi pendapatan pedagang buah di Pasar Palakka Kabupaten
Bone.
D. Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan memberikan masukan
bagi masyarakat luas pada umumnya.
2. Bagi umum, menambahkan pengetahuan dan wawasan mengenai apa
saja faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang muslim.
3. Bagi penulis, sebagai sarana untuk mengaplikasikan berbagai teori yang
diperoleh di bangku kuliah. Menambah pengalaman dan sarana latihan
dalam memecahkan masalah-masalah yang ada di masyarakat sebelum
terjun ke dunia kerja yang sebenarnya.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pendapatan
a. Pengertian Pendapatan
Dalam Islam pendapatan masyarakat adalah perolehan barang, uang
yang diterima atau dihasilkan oleh masyarakat berdasarkan aturan-aturan
yang bersumber dari syariat islam. Sebagaimana dalam ayat dalam surah Fatir :
29
ا إن ٱلذيه هم سز ا رسقى ة وأوفقىا مم لى وأقامىا ٱلص ب ٱلل يتلىن كت
زة له تبىر وعلويت يزجىن تج
Terjemahannya: Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (Al-Quran) dan melaksanakan shalat dan menginfakkan sebagian rezeki yang kami anugrahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi
Pendapatan masyarakat yang merata, sebagai suatu sasaran merupakan
masalah yang sulit dicapai, namun berkurangnya kesenjangan adalah salah satu
tolak ukur berhasilnya pembangunan. Bekerja dapat membuat seseorang
memperoleh pendapatan atau atau upah atas pekerjaan yang dilakukannya.
Setiap kepala keluarga mempunyai ketergantungan hidup terhadap pendapatan
yang diterima untuk memenuhi kebutuhan hidup, mulai kebutuhan sandang
pangan, papan dan beragam kebutuhan lainnya. Dalam Islam, kebutuhan
memang menjadi alasan untuk mencapai pendapatan minimum, sedangkan
kecukupan dalam standar hidup yang baik adalah hal yang paling mendasar
9
distribusi retribusi setelah itu baru dikaitkan dengan kerja dan kepemilikan pribadi
(Wahyono, 2017)
Pendapatan di sini dimaksudkan sebagai penerimaan kotor seorang
pedagang muslim per bulan dengan satuan rupiah yang diperoleh dari hasil
penjualan buah, belum dikurangi biaya operasional dan tenaga kerja.
b. Sumber-sumber Pendapatan
Pendapatan adalah total penerimaan (uang dan bukan uang) seseorang
atau suatu rumah tangga selama periode tertentu. Berikut ada tiga sumber
penerimaan rumah tangga, yaitu :
a. Pendapatan dari gaji dan upah
Gaji dan upah adalah balas dan jasa terhadap ketersediaan menjadi
tenaga kerja, besar gaji atau upah seseorang secara teoritis tergantung dari
produktifitasnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktifitas, yaitu:
1. Keahlian (Skill)
Keahlian adalah kemampuan teknis yang dimiliki seseorang untuk
mampu menangani pekerjaan yang di percayakan. Semakin tinggi jabatan
seseorang, keahlian yang dibutuhkan semakin tinggi, karena itu gaji atau
upahnya semakin tinggi.
2. Mutu Modal Manusia (Human Capital)
Mutu Modal Manusia adalah kapasitas pengetahuan, keahlian dan
kemampuan yang dimiliki seseorang, baik karena bakat bawaaan maupun hasil
pendidikan danlatihan.
3. Kondisi Kerja (Working Conditions)
Yang dimakud kondisi kerja adalah lingkungan dimana seseorang bekerja
penuh resiko atau tidak. Kondisi kerjadianggap makin berat, apabila resiko
kegagalan atau kecelakaan kerja makin tinggi. Untuk pekerjaan yang makin
10
beresiko tinggi, upah atau gaji makin besar walaupun tingkat keahlian yang
dibutuhkan tidak jauh berbeda.
b. Pendapatan dari Asset Produktif
Asset Produktif adalah aset yang memberikan pemasukan atas balas
jasa penggunanya. Ada dua kelompok asset produktif. Pertama, Asset Finansial
(financial assets) seperti deposito yang menghasilkan pendapatan saham yang
mendapatkan dividen dan keuntungan atas modal (capital gain) bila di
perjualbelikan. Kedua asset bukan finansial (realassets), seperti rumah yang
memberikan penghasilansewa.
c. Pendapatan dari Pemerintah
Pendapatan dari Pemerintah atau penerimaan transfer (transfer payment)
adalah pendapatan yang diterima bukan sebagai balas jasa atas input yang
diberikan. Negara-negara yang telah maju, penerimaan transfer diberikan dalam
bentuk tunjangan penghasilan bagi para penganggur, jaminan sosial bagi orang-
orang miskin dan berpendapatan rendah.
2. Modal Dagang
a. Pengertian modal
Salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha perdagangan adalah
modal. Peran modal dalam suatu usaha sangat penting karena sebagai alat
produksi suatu barang dan jasa. Suatu usaha tanpa adanya modal sebagai salah
satu faktor produksinya tidak akan dapat berjalan. Dalam ilmu ekonomi, istilah
capital (modal) merupakan konsep yang pengertiannya berbeda-beda,
tergantung dari konteks penggunaannya dan dari sudut mana meninjaunya
(Wahyono, 2017).
Modal dagang adalah seluruh modal seorang pedagang muslim pada
saat menyediakan barang dagangan per bulan dengan satuan rupiah. Modal ini
11
terdiri dari dua, yaitu modal uang dan modal barang dagangan. Modal uang ialah
modal yang digunakan pedagang muslim untuk belanja buah kepada petani
langsung yang bersumber dari milik pribadi atau pinjaman dari pihak lain.
Sedangkan modal barang dagangan adalah modal berasal dari suplier yang
menitipkan barang-dagangan denga perjanjian pembayaran setelah laku terjual
atau pada waktu pengiriman berikutnya.
Modal adalah semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan secara
langsung atau tidak langsung, dalam kaitannya untuk menambah output, lebih
khusus dikatakan bahwa kapital terdiri dari barang-barang yang dibuat untuk
penggunaan produk pada masa yang akan datang (Irawan dan M. Suparmoko,
1992). Menurut Case and Fair (2007) Modal adalah barang yang diproduksi oleh
sistem ekonomi yang digunakan sebagai input untuk memproduksi barang dan
jasa di masa depan serta tidak hanya terbatas pada uang atau aset keuangan
seperti obligasi dan saham, tetapi barang-barang fisik seperti pabrik, peralatan,
persediaan dan aset tidak berwujud.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa modal adalah segala
sesuatu yang digunakan/dimanfaatkan untuk memproduksi barang dan jasa.
Sedangkan yang dimaksud modal dalam penelitian ini adalah besarnya dana
yang digunakan pedagang untuk menyediakan barang dagangnya pada setiap
harinya. Satuan modal usaha ini dinyatakan dalam bentuk rupiah yang
dikeluarkan pedagang setiap harinya.
a. Macam-macam modal
Menurut Sukirno (2006) dalam Wahyono (2017) ada 2 macam modal yaitu:
1. Modal tetap merupakan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang
tidak habis dalam satu proses produksi tersebut. Modal tidak bergerak dapat
12
meliputi tanah, bangunan, peralatan dan mesin.
2. Modal tidak tetap merupakan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi
dan habis dalam satu kali proses produksi tersebut.
3. Jam Berdagang
Yang di maksud jam berdagang adalah lamanya pedagang buah berada
di pasar untuk menjual barang dagangannya perbulan dengan satuan jam. Jam
kerja adalah jumlah waktu yang digunakan untuk aktivitas kerja. Aktivitas kerja
yang dimaksud adalah kerja yang menghasilkan uang. Jam kerja juga dapat
diartikan sebagai waktu yang dimanfaatkan seseorang untuk memproduksi
barang atau jasa tertentu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah waktu
yang dijadwalkan untuk perangkat bagi pegawai dan sebagainya untuk bekerja
(Wahyono 2017)
Pengertian waktu dalam islam adalah waktu itu ibarat pedang, jika kamu
tidak menebasnya maka waktu tersebutlah yang akan menebasmu. Dan jika
jiwamu tidak disibukkan didalam kebenaran maka ia akan menyibukkanmu dalam
kebathilan (Imam As Syafi‟iy dinukil oleh Al-Imam Ibnul Qayyim dalam kitabnya
Al-Jawaab Al-Kaafi)
Jam berdagang juga dapat dikatakan sebagai jam kerja. Jam kerja adalah
waktu untuk melakukan pekerjaan, dapat dilaksanakan siang hari dan/atau
malam hari. Jam kerja bagi para pekerja di sektor swasta di atur dalam Undang
No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, khususnya pasal 77 sampai dengan
pasal 85. Pasal 77 ayat 1, UU No. 13/2013 mewajibkan setiap pengusaha untuk
melaksanakan ketentuan jam kerja. Ketentuan jam kerja ini diatur dalam 2 sistem
yaitu :
13
1. 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu unuk 6 hari kerja
dalam atau ;
2. 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja
dalam 1 minggu.
Pada kedua sistem jam kerja tersebut juga diberikan batasan jam kerja
yaitu 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu. Apabila melebihi dari
ketentuan waktu kerja tersebut, maka waktu kerja biasa dianggap masuk
sebagai waktu kerja lembur sehingga pekerja/buruh berhak atas upah lembur.
Adapun jam berdagang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah waktu
yang digunakan oleh para pedagang pasar tradisional dalam menjajakan barang
dagangannya setiap hari. Dimulai dari membuka tempat dagangan sampai
menutup tempat dagangannya.
4. Pengalaman Berdagang
Pengalaman berdagang adalah lamanya seseorang menekuni usaha
yang dijalankan. Pengalaman berdagang juga dapat diartikan sebagai lamanya
waktu yang sudah dijalani pedagang dalam menjalankan usaha (Utami dan
Wibowo, 2013). Sedangkan menurut Asmie (2008) lama usaha merupakan
lamanya pedagang berkarya pada usaha perdagangan yang sedang dijalani saat
ini. Lamanya suatu usaha dapat menimbulkan pengalaman berusaha, dimana
pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan seseorang dalam bertingkah laku
(Sukirno, 2006).
Pengalaman berdagang juga dapat dikatakan sebagai pengalaman kerja.
Pengalaman kerja adalah pengetahuan atau keterampilan yang telah diketahui
dan dikuasai seseorang yang akibat dari perbuatan atau pekerjaan yang telah
dilakukan selama beberapa waktu tertentu (Trijoko, 1980 :82).
14
Ada suatu asumsi bahwa semakin lama seseorang menjalankan
usahanya maka akan semakin berpengalaman orang tersebut. Sedangkan
pengalaman kerja itu sendiri merupakan proses pembentukan pengetahuan atau
keterampilan tentang metode suatu pekerjaan karena keterlibatan dalam
pelaksanaan tugas pekerjaan (Manulang, 1984). Pengalaman usaha seseorang
dapat diketahui dengan melihat jangka waktu atau masa kerja seseorang dalam
menekuni suatu pekerjaan tertentu. Semakin lama seseorang melakukan
usaha/kegiatan, maka pengalamannya akan semakin bertambah. Pengalaman
usaha ini dapat dimasukkan ke dalam pendidikan informal, yaitu pengalaman
sehari-hari yang dilakukan secara sadar atau tidak dalam lingkungan pekerjaan
dan sosialnya (Simanjuntak, 2001).
Dari pengalaman usaha ini, seorang pengusaha dapat mengumpulkan
pengetahuan dan keterampilan dalam bekerja. Hal ini membuat pengusaha tidak
ragu lagi dalam menentukan keputusan dan usahanya. Semakin lama usaha
yang digelutinya maka semakin banyak pula pengalaman yang akan
diperolehnya.
Di dalam penelitian ini yang dimaksud dengan lama usaha adalah lama
waktu yang sudah dijalani pedagang dalam menjalankan usahanya, waktu
tersebut merupakan lamanya pedagang dalam menekuni bidang (Wahyono,
2017)
B. Tinjauan Empiris
No Nama Judul Metode Hasil Penelitian
15
Peneliti Penelitian Penelitian
1 Randi R.
Giang (2013)
Pengaruh
Pendapatan
Terhadap
Konsumsi
Buruh
Bangunan Di
Kecematan
Pineleng
Dalam
penelitian ini
menggunakan
alat analisis
regresi log
ganda
Hipotesis
menyatakan bahwa
pendapatan
berpengaruh
terhadap konsumsi
buruh bangunan
secara parsial sapat
diterima.Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa konsumsi
buruh bangunan
dipengaruhi olen
pendapatan, apabila
pendapatan buruh
bangunan
meningkat maka
pola konsumsi
buruh bangunan
akan meningkat,
cateris paribus
(faktor-faktor lain
tidak berubah). Hal
ini disebabkan
karena sebagian
besar buruh
bangunan sudah
menggunakan
teknologi yang
memadai, maka
hasil bangunan
yang dikerjakan
16
memuaskan.
2 Anton
Sudrajat
(2014)
Analisis
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Pendapatan
Pedagang
Muslim (Studi
Kasus
Pedagang
Sayuran di
Pasar
Jagasatru
Cirebon)
Penelitian ini
menggunakan
metode cross
sectional
terhadap 60
responden
yang di pilih
melalui teknik
random
sampling, dan
menggunakan
teknik regresi
linear
berganda
dengan
metode OLS.
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa modal
dagang
berpengaruh positif
secara signifikan
terhadap
pendapatan
pedagang muslim
yang berjualan
sayuran di pasar
Jagasatru. Hal ini
disebabkan karena
modal sangat
dibutuhkan dalam
menjalankan usaha
sayuran, baik modal
diri sendiri ataupun
titipan berupa
barang dagangan
milik suplier,
terutama pada saat
kelangkaan suatu
jenis sayuran
dipasaran.
Pengalaman
berdagang juga
berpengaruh positif
secara signifikan
terhadap
pendapatan
pedagang muslim.
17
Hal ini disebabkan
karena selain faktor
modal untuk
menjalankan usaha
sayuran dibutuhkan
jumlah pengalaman
atau lama masa
berjualan sayuran.
Semakin lama masa
berjualan seseorang
pedagang
diharapkan makin
mengerti cara dan
strategi dalam
berjualan.
3 Andre Ruli
Mumu (2015)
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Tingkat
Pendapatan
Wirausaha
Masyarakat Di
Kelurahan
Melayang II
Metode yang
dipakai dalam
penelitian ini
adalah
pendekatan
kuantitatif.
Berdasarkan hasil
analisis dan
pembahasan dalam
penelitian ini dapat
dilihat bahwa ada
pengaruh faktor-
faktor pendidikan
formal, jaringan
hubungan sosial
dan modal terhadap
tingkat pendapatan
wirausaha
masyarakat di
kelurahan Melayang
II
4 I Komang Adi
Antara dan
Luh Putu
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Jenis
penelitian ini
menggunakan
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa secara
18
Aswitari
(2016)
Pendapatan
Pedagang
Kaki Lima Di
Kecematan
Denpasar
Barat
metode
kuantitatif
dimana
pengumpulan
data
dilakukan
dengan cara
wawancara
dan kuesioner
serta
pengamatan
langsung.
serempak variabel
modal, lama usaha
dan tenaga kerja
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap
pendapatan
pedagang kaki lima
di Kecematan
Denpasar Barat
5 Ernia
Sondakh,
Rine
Kaunang,
dan Paulus
Adrian
Pangemanan
(2016)
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Pendapatan
Pedagang
Beras Dalam
Menghadapi
Fluktuasi
Harga Di Kota
Manado
Penelitian ini
menggunakan
analisis
regresi linear
berganda.
Hasil penelitian
dapat disimpulkan
sebgai berikut :
modal, stok, output
berpengaruh
terhadap
pendapatan
pedagang beras
yang ada di Pasar
Bersehati Calaca
dan Pasar
Pinangsungkulan
Karombasan di Kota
Manado dalam
menghadapi
fluktuasi harga,
sedangkan harga
tidak berpengaruh
terhadap
pendapatan
pedagang beras
19
yang ada di Pasar
Bersehati Calaca
dan Pasar
Pinangsungkulan
Karombasan Di
Kota Manado dalam
menghadapi
fluktuasi harga.
Fluktuasi harga
tidak berpengaruh
terhadap
pendapatan dari
pedagang beras
yang ada di Pasar
Bersehati Calaca
dan Pasar
Pinasungkuhan
Karombasan di Kota
Manado
6 Christina
Menuk S
(2016)
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Pendapatan
Pedagang
Kaki Lima
Studi Kasus
PKL Di
Surabaya
Metode
penelitian ini
menggunakan
populasi dan
sampel
dengan
penentuan
batasan
rumus
random
sampling
yang di
ambilm
secara acak
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa pengalaman
menjual ,
pelayanan,
kemampuan
manajerial, aspek
ekonomi, aspek
sosial, berpengaruh
secara bersama-
sama terhadap
pendapatan PKL.
Kemampuan
manajerial, aspek
20
dengan model
undian.
ekonomi,
berpengaruh secara
parsial dan
signifikan terhadap
pendapatan PKL
6 Christina
Menuk S
(2016)
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Pendapatan
Pedagang
Kaki Lima
Studi Kasus
PKL Di
Surabaya
Metode
penelitian ini
menggunakan
populasi dan
sampel
dengan
penentuan
batasan
rumus
random
sampling
yang di
ambilm
secara acak
dengan model
undian.
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa pengalaman
menjual ,
pelayanan,
kemampuan
manajerial, aspek
ekonomi, aspek
sosial, berpengaruh
secara bersama-
sama terhadap
pendapatan PKL.
Kemampuan
manajerial, aspek
ekonomi,
berpengaruh secara
parsial dan
signifikan terhadap
pendapatan PKL
7 Ni Putu Ria
Sasmitha
dan A.A
Ketut
Ayuningsasi
(2017)
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Pendapatan
Pengrajin
Pada Industri
Kerajinan
Bambu Di
Desa Belega
Penelitian ini
menggunakan
metode
penentuan
sampel yaitun
Non
Probability
Sampling.
Teknik
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa secara
simultan variabel
jaam kerja, jenis
kelamin, usia, dan
modal kerja
berpengaruh
signifikan terhadap
21
Kabupaten
Gianyar
analisis yang
digunakan
adalah
analisis
regresi linear
berganda.
pendapatan
pengrajin pada
industri kerajinan
bambu di Desa
Belega Kabupaten
Gianyar.
8 Budi
Wahyono
(2017)
Analisis
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Pendapatan
Pedagang Di
Pasar Bantul
Kabupaten
Bantul
Penelitian ini
menggunakan
tipe penelitian
deskriptif
dengan
pendekatan
kuantitatif.
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa terdapat
pengaruh positif dan
signifikan modal
usaha, tingkat
pendidikan, lama
usaha, dan jam
kerja secara
bersama-sama
terhadap
pendapatan
pedagang Pasar
Bantul di
Kabupaten Bantul.
Dari keempat
variable tersebut,
variable yang paling
berpengaruh
terhadap
pendapatan
pendagang Pasar
Bantul adalah modal
usaha dan variable
lama usaha memiliki
pengaruh yang
paling kecil
22
9 Ahmad
Suriadi dan
Ahmad
Suhendri
(2018)
Analisis
Determinan
Faktor
Pendapatan
Para
Pedagang Di
Pasar
Rembiga
Kecematan
Selaparang
Kota Mataram
Jenis
penelitian
yang
dilakukan
bersifat
kausalitas
yang
bertujuan
untuk m
engetahui
hubungan
antara dua
variabel atau
lebih.
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa modal,
lokasi, dan kondisi
tempat berjualan
berpengaruh
signifikan secara
parsial terhadap
pendapatan para
penjual di Pasar
Rembiga
Kecematan
Selaparang Kota
Mataram. Hal
tersebut dibuktikan
dengan nilai dari
variable, lokasi,
kondisi tempat
berjualan memiliki
nilai hitung yang
lebih tinggi di
bandingkan nilai
tabel.
10 Ni Rai Artini
(2019)
Analisis
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Pendapatan
UMKM Di
Kabupaten
Tabanan
Data
penelitian ini
dianalisis
dengan
menggunakan
metode
regresi linear
berganda.
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa modal
mempunyai
pengaruh positif dan
nyata secara parsial
terhadap
pendapatan UMKM
di Kabupaten
Tabanan.
Sumber : Referensi jurnal tahun 2013-2019
23
C. Kerangka Pikir
Pendapatan masyarakat yang merata, sebagai suatu sasaran merupakan
masalah yang sulit dicapai, namun berkurangnya kesenjangan adalah salah satu
tolak ukur berhasilnya pembangunan. Bekerja dapat membuat seseorang
memperoleh pendapatan atau atau upah atas pekerjaan yang dilakukannya.
Setiap kepala keluarga mempunyai ketergantungan hidup terhadap pendapatan
yang diterima untuk memenuhi kebutuhan hidup, mulai kebutuhan sandang
pangan, papan dan beragam kebutuhan lainnya. Dalam Islam, kebutuhan
memang menjadi alasan untuk mencapai pendapatan minimum, sedangkan
kecukupan dalam standar hidup yang baik adalah hal yang paling mendasar
distribusi retribusi setelah itu baru dikaitkan dengan kerja dan kepemilikan pribadi
(Wahyono, 2017)
Selain itu, salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha
perdagangan adalah modal. Peran modal dalam suatu usaha sangat penting
karena sebagai alat produksi suatu barang dan jasa. Suatu usaha tanpa adanya
modal sebagai salah satu faktor produksinya tidak akan dapat berjalan. Dalam
ilmu ekonomi, istilah capital (modal) merupakan konsep yang pengertiannya
berbeda-beda, tergantung dari konteks penggunaannya dan dari sudut mana
meninjaunya (Wahyono, 2017). Menurut Bambang Riyanto (1998) modal adalah
hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut. Dalam
perkembangannya kemudian modal ditekankan kepada nilai, daya beli memakai
atau menggunakan yang terkandung dalam barang-barang modal.
Jam berdagang juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pendapatan. Yang di maksud jam berdagang adalah lamanya pedagang buah
berada di pasar untuk menjual barang dagangannya perbulan dengan satuan
jam. Jam kerja adalah jumlah waktu yang digunakan untuk aktivitas kerja.
24
Aktivitas kerja yang dimaksud adalah kerja yang menghasilkan uang. Jam kerja
juga dapat diartikan sebagai waktu yang dimanfaatkan seseorang untuk
memproduksi barang atau jasa tertentu. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah waktu yang dijadwalkan untuk perangkat bagi pegawai dan
sebagainya untuk bekerja (Wahyono 2017).
Jam berdagang juga dapat dikatakan sebagai jam kerja. Jam kerja adalah
waktu untuk melakukan pekerjaan, dapat dilaksanakan siang hari dan/atau
malam hari. Jam kerja bagi para pekerja di sektor swasta di atur dalam Undang
No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, khususnya pasal 77 sampai dengan
pasal 85. Pasal 77 ayat 1, UU No. 13/2013 mewajibkan setiap pengusaha untuk
melaksanakan ketentuan jam kerja.
Pengalaman berdagang juga merupakan faktor yang mempengaruhi
pendapatan, Pengalaman berdagang juga dapat dikatakan sebagai pengalaman
kerja. Pengalaman kerja adalah pengetahuan atau keterampilan yang telah
diketahui dan dikuasai seseorang yang akibat dari perbuatan atau pekerjaan
yang telah dilakukan selama beberapa waktu tertentu (Trijoko, 1980:82).
Kerangka Pikir
Gambar 2.1
Al-Qur‟an dan As-Sunnah
1. An-Nisa(4) : 29 2. Al-Baqarah(2) : 2
3. Hadist Rafi‟ Bin Khadij
25
Kerangka Konsep
Gambar 2.2
Modal Dagang
(X1)
Jam Berdagang
(X2)
Pengalaman Berdagang
(X3)
Pendapatan
Pedagang Buah
(Y)
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Buah (Studi Kasus Pasar
Palakka Kabupaten Bone)
Objek Studi
UU No. 13 Pasal
77 Tahun 2003
Teori :
1. Pendapatan 2. Modal dagang 3. Jam berdagang 4. Pengalaman
berdagang
Empiris :
1. Anton Sudrajat
(2014) :
Analisis
Faktor-Faktor
yang
Mempengfaru
hi Pendapatan
Pedagang
Muslim
2. Budi Wahyono
: Analisis
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruh
i Pendapatan
Pedagang di
Pasar Bantul
Kabupaten
Hasil Penelitian
Metode Analisis
Regresi Linear
Berganda
Rumusan Masalah
26
D. Hipotesis
Pengaruh modal dagang terhadap pendapatan pedagang buah. Secara
teoritik, menurut Bambang Riyanto (1998) modal adalah hasil produksi yang
digunakan untuk memproduksi lebih lanjut. Dalam perkembangannya kemudian
modal ditekankan kepada nilai, daya beli atau kekuasaan memakai atau
menggunakan yang terkandung dalam barang-barang modal.
Secara empiris, berdasarkan penelitian Anton Sudrajat (2014) modal
dagang berpengaruh positif secara signifikan terhadap pendapatan pedagang.
Berdasarkan tinjauan teoritik dan empiris diatas maka dapat disimpulkan
hipotesisnya sebagai berikut :
H1 : Diduga modal dagang berpengaruh terhadap pendapatan pedagang
Pengaruh jam berdagang terhadap pendapatan pedagang buah.Secara
teoritik, Jam berdagang juga dapat dikatakan sebagai jam kerja. Jam kerja
adalah waktu untuk melakukan pekerjaan, dapat dilaksanakan siang hari
dan/atau malam hari. Jam kerja bagi para pekerja di sektor swasta di atur dalam
Undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, khususnya pasal 77sampai
dengan pasal 85. Pasal 77 ayat 1, UU No. 13/2013 mewajibkan setiap
pengusaha untuk melaksanakan ketentuan jam kerja.
Secara empiris, berdasarkan penelitian Anton Sudrajat (2014) jam
berdagang berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang.
27
Berdasarkan tinjauan teorotik dan tinjauan empiris maka dapat
disimpulkan hipotesisnya sebgai berikut:
H2 : Diduga jam berdagang berpengaruh terhadap pendapatan pedagang.
Pengalaman berdagang terhadap pendapatan pedagang buah.Secara
teoritik, pengalaman berdagang adalah lamanya seseorang menekuni usaha
yang dijalankan. Pengalaman berdagang juga dapat diartikan sebagai lamanya
waktu yang sudah dijalani pedagang dalam menjalankan usaha (Utami dan
Wibowo, 2013). Secara empiris, berdasarkan penelitian Anton Sudrajat
pengalaman berdagang berpengaruh positif secara signifikan terhadap
pendapatan pedagang.Berdasarkan tinjauan teoritik dam empiris diatas maka
dapat disimpulkan hipotesisnya sebagai berikut :
H3: Diduga pengalaman berdagang berpengaruh terhadap pendapatan
pedagang.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dimana
pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan kuesioner serta
pengamatan langsung. Menurut Sugiyono (2014) Metode penelitian kuantitatif
dapat diartikan sebagai metode penelitan yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik
pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitaf/statistic,
yaitu menjelaskan hubungan antar variabel dengan menganalisis data numerik
(angka) menggunakan metode statistik melalui pengujian hipotesa.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Dalam penyusunan proposal peneletian ini yang akan menjadi tempat
penelitian yaitu Pasar Palakka Kabupaten Bone yang beralamat di
kecematan Palakka Kabupaten Bone – Sulawesi selatan.
2. Waktu penelitian
Waktu yang digunakan selama penelitian yaitu 2 (dua) bulan dimulai
bulan Oktober s/d Desember 2019.
C. Definisi Variabel Operasional dan Pengukuran
Variable penelitian dikelompokkan menjadi dua variabel yakni variabel
independen dan dan variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian
ini yaitu modal dagang, jam berdagang, pengalaman berdagang, sistem
29
penjualan, dan kejujuran. Sedangkan sebagai variabel dependen adakah
pendapatan. Defenisi dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut.
1. Modal dagang
Modal dagang adalah seluruh modal seorang pedagang muslim
pada saat menyediakan barang dagangan per bulan dengan satuan
rupiah. Modal ini terdiri dari dua, yaitu modal uang dan modal barang
dagangan. Modal uang ialah modal yang digunakan pedagang muslim
untuk belanja buah kepada petani langsung yang bersumber dari milik
pribadi atau pinjaman dari pihak lain. Sedangkan modal barang dagangan
adalah modal berasal dari suplier yang menitipkan barang dagangan
denga perjanjian pembayaran setelah laku terjual atau pada waktu
pengiriman berikutnya (Wahyono, 2017)
2. Jam berdagang
Yang di maksud jam berdagang adalah lamanya pedagang buah
berada di pasar untuk menjual barang dagangannya perbulan dengan
satuan jam.
3. Pengalaman berdagang
Adalah lamanya seorang pedagang menggeluti pekerjaannya
yaitu bedagang buah dengn satuan tahun.
4. Pendapatan
Pendapatan dimaksudkan sebagai penerimaan kotor pedagang
muslim per bulan dengan satuan rupiah yang diperoleh dari hasil
penjualan sayuran, belum dikurangi biaya operasional dan tenaga kerja.
D. Jenis dan Sumber Data
Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk
menyusun informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang
30
dipakai untuk suatu keperluan. (Simanjuntak: 2019) Sumber data yang
digunakan adalah sebagai berikut:
1. Data Primer
Sugiyono (2014) mendefiniskan sumber primer yaitu “Sumber
Primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data.” Dalam penelitian ini peneliti memakai cara dengan
pembagian kuesioner kepada responden terpilih yaitu pedagang buah di
pasar Palakka Kabupaten Bone.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pendukung data primer yang
diperoleh dari studi dokumentasi yang bersifat siap cetak. Data sekunder
pada umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah
tersusun dalm arsip ataupun berbagai tulisan yang merupakan
pendukung data.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2014) bahwa: “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari subyek/obyek yang mempunyai kualitas
dari karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari
kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh pedagang buah di pasar Palakka Kabupaten Bone.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2014) definisi sampel yaitu sebagai berikut:
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.” Jenis teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
adalah random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dimana
semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau
31
bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai
anggota sampel.
Karena pedagang buah di pasar Palakka Kabupaten Bone tidak
diketahui jumlahnya sehingga untuk menentukan jumlah sampel
digunakan rumus Supramono (2003) :
Dimana :
= Ukuran Sampel
Z = nilai standar normal yang besarnya tergantung
Bila = 0,01 maka Z = 1,67
Bila = 0,05 maka Z = 1,96
= estimator proporsi populasi
= 1-p
= penyimpangan yang ditolerir 10%
Dengan demikian jumlah sampel yang mewakili populasi dalam
penelitian:
Berdasarkan perhitungan di atas maka jumlah responden yang
akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 97 orang
dengan kriteria terdaftar sebagai pedagang buah di pasar Palakka
Kabupaten Bone.
F. Teknik Pengumpulan Data
32
Metode yang penulis gunakan dalam pengumpulan data adalah dengan
kuesioner, yaitu pengumpulan data yang melakukan survey terhadap pedagang
buah di pasar Palakka Kabupaten Bone. Bentuk dari kuesionernya terdiri dari
bagian pertama tentang identitas responden, bagian kedua berisikan pernyataan-
pernyataan. Adapun cara pengumpulan data dalam penelitian ini, yakni :
1. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan
yang harus dijawab atau dikerjakan responden yang ingin diselidiki. Angket
yang digunakan untuk mengetahui tanggapan responden terhadap
pertanyaan yang diajukan. Dengan angket ini responden mudah
memberikan jawaban karena alternative jawaban sudah disediakan dan
membutuhkan waktu singkat dalam menjawabnya. (Simanjuntak, 2019)
2. Tujuan Kuesioner
a. memperoleh data yang relevan dengan tujuan penelitian.
b. memperoleh data dengan realibilitas dan validitas yang setinggi
mungkin.
Dalam penelitian ini dilakukan tekhnik pengumpulan data dengan
menggunakan kuesioner. Data diperoleh dengan menggunakan metode
survey yaitu dengan mengajukan petanyaan tertulis melalui kuesioner yang
dibagikan kepada responden (pedagang buah di Pasar Palakka Kabupaten
Bone).
G. Metode Analisis Data
Data yang di kumpulkan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua
macam yaitu :
33
1. Data Primer
Adalah data yang diperoleh secara langsung dari pedagang dengan
teknik-teknik sebagai berikut : Observasi, Interview (wawancara), dan
Kuesioner.
2. Data Sekunder
Adalah data dari sumber-sumber lain yang berfungsi sebagai data
pendukung, di peroleh dari jurnal, laporan-laporan hasil penelitian,
dan data-data dari Pasar Palakka maupun instansi-instansi terkait
dalam menunjang dan pencapaian penelitian ini.
Untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis maka, diperlukan analisis
data. Untuk mengetahui pengaruh dari satu variabel independen terhadap
variabel dependen peneliti menggunakan analisis regresi linear ganda.
Adapun formulasi analisis regresi linear ganda sebagai berikut :
Yi = α + β 1X1i + β 2X2i + β 3X3i +ei
Keterangan :
Y = Pendapatan pedagang buah
α = Konstanta
β = Koefisien regresi
X1 = Modal dagang
X2 = Jam berdagang
X3 = Pengalaman berdagang
ei = Kesalahan
Untuk menguji tingkat signifikan dari masing-masing koefisien regresi
digunakan uji t. Untuk menguji semua koefisien penaksir regresi secara serentak
maka pengujian tersebut dilakukan uji F. Kemudian untuk pengujian terakhir yaitu
34
mengukur keeratan hubungan antara variabel independen dan dependen
terhadap sesuatu himpunan data hasil pengamatan, yang disebut dengan
koefisien determinasi (R2) sehingga semakin tinggi R2sehingga semakin erat
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Lokasi Penelitian
Sejarah mencatat bahwa Bone dahulu merupakan salah satu kerajaan
besar di Nusantara pada masa lalu. Kerajaan Bone dalam catatan sejarah
didirikan oleh Raja Bone ke-1 yaitu Manurunge ri Matajang pada tahun 1330
Masehi, mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan La Tenritatta
Arung Palakka pertengahan abad ke-17. Kebesaran kerajaan Bone tersebut
dapat memberi pelajaran dan hikmah yang bagi masyarakat Bone saat ini dalam
rangka menjawab dinamika pembangunan perubahan-perubahan sosial,
perubahan ekonomi, pergeseran budaya sserta dalam menghadapi
kecenderungan yang bersifat global.
Belajar dan mengambil hikmah dari sejarah kerajaan Bone pada masa
lalu minimal terdapat tiga hal yang bersifat mendasar untuk diaktualisasikan dan
dihidupkan kembali karena memiiki persesuaian dengan kebutuhan masyarakat
Bone dalam upaya menata kehidupan ke arah yang lebih baik. Ketiga hal yang di
maksud adalah :
Pertama, pelajaran dan hikmah dalam bidang politik dan tata
pemerintahan. Dalam hubungannya dengan bidang ini, sistem kerajaan Bone
pada masa lalu sangat menjunjung tinggi kedaulatan rakyat atau dalam
terminologi politik modern dikenal dengan istilah demokrasi. Ini dibuktikan
dengan penerapan repsentasi kepentingan rakyat melalui lembaga perwakilan
dewan adat yang disebut “Ade Pitue”, yaitu tujuh orang pejabat adat yang
36
bertindak sebagai penasihat raja. Segala sesuatu yang terjadi dalam kerajaan
dimusyawarahkan oleh Ade‟ Pitue dan hasil keputusan musyawarah disampaikan
kepada raja untuk dilaksanakan.
Ade‟ Pitue merupakan lembaga pembantu utama pemerintah Kerajaan
Bone yang bertugas mengawasi dan membantu pemerintahan kerajaan Bone
yang terdiri dari 7 (tujuh) orang yaitu :
1. Arung Ujung, bertugas mengepalai urusan penerangan kerajaan
Bone.
2. Arung Ponceng, bertugas mengepalai urusan Kepolosian/Kejaksaan
dan pemerintahan.
3. Arung Ta, bertugas mengepalai urusan pendidikan dan urusan kepala
sipil.
4. Arung Tibojong, bertugas mengepalai urusan perkara/pengadilan
landschap/hadat besar dan mengawasi urusan perkaran pengadilan
distrik.
5. Arung Tanetee Riattang, bertugas mengepalai memegang kas
kerajaan, mengatur pajak dan mengawasi keuangan.
6. Arung Tanete Riawang, bertugas mengepalai Pekerjaan Negeri
(landsahap werken-LW) pajak jalan pengawas Opzitcher.
7. Arung Macege, bertugas mengepalai pemerintahan umum dan
perekonomian.
Selain itu dalam penyelengaaraan pemerintahan sangat mengedepankan
asas kemanusiaan dan musyawarah. Prinsip ini berasal dari pesan
Kajoalaliddong seorang cerdik cendikia Bone yang hidup pada tahun 1507-1586
pda masa pmerintahan raja Bone ke-7 Latenri Rawe Bongkangnge.
37
Kajaolaliddong berpesan kepada raja bahwa terdapat empat faktor yang
memperbesar kerajaan yaitu;
1. Seuwani, temmatinroi matanna Arung Mangkau‟E mitai munrinna gau‟e (
Mata raja tak terpejam memikirkan akibat segala perbuatan).
2. Maduanna, maccapi Arung Mangkau‟E duppai ada‟ ( Raja harus pintar
menjawab kata-kata)
3. Matelunna, maccapi Arung Mangkau‟E mpinru ada (Raja harus pintar
membuat kata-kata atau jawaban)
4. Maeppa‟na, tettakulupai surona mpawa ada tongeng (Duta tidak lupa
menyampaikan kata-kata yang benar)
Pesan Kajaolaliddong ini antara lain dapat diinterprestasikan kedalam
pemaknaan yang mendalam bagi seorang raja betapa pentingnya perasaan,
pikiran dan kehendak rakyat dipahami dan disikapi. Kedua, yang menjadi
pelajaran dan hikmah dari sejarah Bone terletak pada pandangan yang
meletakkan kerjasama dengan daerah laain, dan pendekatan diplomasi sebagai
bagian penting dari usaha membangun negeri agar menjadi lebih baik. Urgensi
terhadap pandangan seperti itu tampak jelas ketika kita menelususri puncak-
puncak kejayaan Bone dimasa lalu. Sebagai bentuk monumental dari pandangan
ini di kenal dalam sejarah akan perjanjian dan ikrar bersama kerajaan Bone,
Wajo, dan Soppeng yang melahirkan TELLUMPOCCOE atau dengan sebutan
lain “LAMUMPATUE RIN TUMURUNG” yang dimaksudkan sebagai upaya
mempererat tali persaudaraan ketiga kerajaan untuk memperkuat posisi kerajaan
dalam menghadapi tantangan dari luar.
Ketiga, warisan budaya kaya dengan pesan. Pesan kemanusiaan yang
mencerminkan kecerdasan manusia Bone pada masa lalu. Banyak hikmah yang
38
bisa dipetik dalam menghadapi kehidupan, dalam menjawab tantangan
pembangunan dan dalam menghadapi perubahan-perubahan yang semakin
cepat. Namun yang terpenting adalah bahwa semangat religiusitas orang Bone
dapat menjawab perkembangan zaman dengan segala bentuk perubahan dan
dinamikanya. Dalam perkembangan selanjutnya, Bone kemudian berkembang
terus dan pada akhirnya menjadi suatu daerah yang memiliki wilayah yang luas,
dan dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959, berkedudukan sebagai
Daerah Tingkat II Bone yang merupakan bagian integral dari wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Kabupaten Bone memiliki potensi besar, yang
dapat dimanfaatkan bagi pembangunan demi kemakmuran rakyat. Potensi ini
cukup beragam seperti dalam bidang pertanian, perkebunan, kelautan,
parawisata, dan potensi lainnya.
Demikian masyarakatnya dengan berbagai latar belakang pengalaman
dan pendidikan dapat dikembangkan dan dimanfaatkan untuk mendorong
pelaksanaan pembangunan Bone itu sendiri. Walaupun Bone memiliki warisan
sejarah dan budaya yang cukup memadai, potensi sumber daya alam serta
dukungan SDM, namun patut digaris bawahi jika saat ini dan untuk
perkembangan ke depan Bone akan berhadapan dengan berbagai perubahan
dan tantangan pembangunan yang cukup berat. Oleh karena itu diperlukan
pemikiran, gagasan, dan perencanaan yang tepat dalam mengorganisir warisan
sejarah, kekayaan budaya, dan potensi yang dimiliki kedalam suatu pengelolaan
pemerintahan dan pembangun. Dengan berpegang motto “SUMANGE
TEALLARA” yakni teguh dalam keyakinan kukuh dalam kebersamaan,
pemerintah dan masyarakat bone akan mampu menghadapi segala tantangan
menuju Bone yang lebih baik.
39
2. Sejarah Pasar Palakka Bone
Berdasarkan data kabupaten Bone dalam angka tahun 2015 yang
diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Bone, jumlah penduduk
Kabupaten Bone tahun 2015 adalah 738.515 jiwa, terdiri atas 352.081 laki-laki
dan 386.434 perempuan. Dengan luas wilayah Kabupaten Bone sekitar 4.559
km2 persegi, rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Bone adalah 162
jiwa per km2. Dengan jumlah penduduk tersebut rata-rata masyarakat Bone
berprofesi sebagai pedagang di pasar. Salah satu pasar yang terletak di
Kabupaten Bone adalah pasar Palakka yang merupakan pasar sentral atau
sebagai pusat bertemunya penjual dan pembeli di Kabupaten Bone.
Pasar Palakka adalah pasar sentral di Kabupaten Bone yang dulunya
berada di pusat kota Watampone, namun mengalami perpindahan karena pada
tahun 2005 terjadi kebakaran, lokasi yang di huni 3000 pedagang habis terbakar.
Kemudian pemerintah daerah mengambil kebijakan bersama DPRD membuat
studi kelayakan perpindahan pasar ke kelurahan Bulu Tempe Kecematan Tanete
Riattang Barat seluas 2 hektare. Pada tahun 2006 pembebasan tanah di lokasi
tersebut, pembebasan 2 hektare dalam bentuk hak pengguna lahan terbit dari
BPN 2007. Tahap dua dibangun pada 2008 pembangunan kios sebanyak 3000
tempat penjualan di mana terdiri dari ruko, toko kecil, kios 3 x 4 m, kios 3 x 3 m,
los 2 x 2 m.
Keadaan pasar yang cukup luas ini sangat jelas jika sepi pembeli. Pasar
ini merupakan pusat perdagangan di Kabupaten Bone. Pasar ini memfasilitasi
perdagangan dan memungkinkan distribusi dan alokasi sumber daya dalam
masyarakat dan mengizinkan semua item yang diperdagangkan dengan harga
yang telah dibatasi oleh Dinas Pendapatan Daerah Di Kabupaten Bone. Salah
40
satu pedagang yang berjualan di lokasi pasar Palakka adalah pedagang buah
yang di mana pedagang tersebut mayoritas muslim.
Visi dan Misi Pasar Palakka Kabupaten Bone
Adapun Visi dan Misi Pasar Palakka Kabupaten Bone yaitu;
a. Visi
1. Terwujudnya pasar yang tertib, bersih, indah dan nyaman dalam
memajukan ekonomi kerakyatan guna menuju kemandirian.
2. Mengoptimalkan pelayanan melalui sektor perdagangan, pasar rakyat
dan pengelolaan PKL yang berdaya saing bertumpu pada teknologi dan
budaya untuk mendukung kesejahteraan.
b. Misi
1. mengembangkan potensi dan fasilitas sarana dan prasarana pasar.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat pengguna pasar.
3. Meningkatkan efesiensi dan efektifitas sumber daya yang ada serta
meningkatkan pengawasan.
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini sebanyak 97 orang pedagang
yang representative untuk dikemukakan sebagai kelayakan responden dalam
memberikan informasi mengenai identitas responden. Untuk lebih jelasnya akan
diuraikan sebagai berikut:
a. Jenis Kelamin
Data tentang jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat
pada tabel 4.1 berikut ini:
41
Tabel 4.1
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Responden %
1 Laki-laki 50 51,55
2 Perempuan 47 48,45
Total 97 100
Sumber: data diolah, Tahun 2019
Berdasarkan data diatas, menunjukkan bahwa responden
berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah jenis kelamin laki-laki dengan
jumlah 50 orang atau sebesar 51,55% dibandingkan dengan jumlah
responden perempuan yang berjumlah 47 orang atau sebesar 48,45%.
b. Usia
Data tentang jumlah responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel
4.2 berikut ini:
Tabel 4.2
Responden Berdasarkan Usia
No Umur Jumlah Responden %
1 < 20 Tahun 0 0
2 21 - 30 Tahun 37 38,14
3 31 - 40 Tahun 46 47,42
4 41 - 50 Tahun 12 12,37
5 > 50 Tahun 2 2,07
Total 97 100
Sumber: data diolah, Tahun 2019
Berdasarkan data diatas, menunjukkan bahwa responden
berdasarkan usia adalah < 20 tahun tidak ada, usia 21–30 tahun ada 37
orang atau sebesar 38,14%, usia 31-40 tahun ada 46 orang atau sebesar
42
47,42%, usia 41-50 tahun ada 12 orang atau sebesar 12,37% dan > 50
tahun ada 2 orang atau sebesar 2,07%. Jadi responden berdasarkan usia
yang terbanyak adalah responden dengan usia 31-40 tahun.
c. Tingkat Pendidikan
Data tentang jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat
dilihat pada table 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3
Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah Responden %
1 SD 2 2,07
2 SMP 10 10,31
3 SMA 81 83,51
4 Diploma 4 4,11
5 Sarjana - 0
Total 97 100
Sumber: data diolah, Tahun 2019
Berdasarkan data diatas, menunjukkan bahwa responden
berdasarkan tingkat pendidikan SD ada 2 orang atau sebesar 2,07%, SMP
ada 10 orang atau sebesar 10,31%, SMA ada 81 orang atau sebesar
83,51%, Diploma ada 4 orang atau sebesar 4,11% dan Sarjana tidak ada.
Jadi responden berdasarkan pendidikan terakhir yang terbanyak adalah
responden dengan pendidikan SMA.
d. Lama Berdagang
Data tentang jumlah responden berdasarkan lama berdagang dapat
dilihat pada table 4.4 berikut ini:
43
Tabel 4.4
Responden Berdasarkan Lama Berdagang
No Lama Berdagang Jumlah Responden %
1 < 1 Tahun - 0
2 1 - 10 Tahun 37 38,14
3 11 - 20 Tahun 52 53,61
4 21 - 30 Tahun 6 6,18
5 > 30 Tahun 2 2,07
Total 97 100
Sumber: data diolah, Tahun 2019
Berdasarkan data diatas, menunjukkan bahwa responden
berdasarkan lama berdagang adalah < 1 tahun tidak ada, 1-10 tahun ada 37
orang atau sebesar 38,14%, 11-20 tahun ada 52 orang atau sebesar
53,61%, 21-30 tahun ada 6 orang atau sebesar 6,18%, dan > 30 tahun ada 2
orang atau sebesar 2,07%. Jadi responden berdasarkan lama berdagang
yang terbanyak adalah responden dengan laba berdagang selama 11-20
tahun.
2. Deskripsi Variabel Penelitian
Setelah melakukan penelitian, telah diperoleh data primer dan data
sekunder yang diperlukan sebagai informasi yang akurat. Selanjutnya, data yang
telah terkumpul tersebut dilakukan deskripsi penelitian yang bertujuan untuk
memberikan penjelasan mengenai hasil jawaban dari masing-masing responden
atas pernyataan yang diajukan dengan variabel independen yang terdiri dari
variabel modal dagang (X1), jam berdagang (X2) dan pengalaman berdagang
(X3). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah variabel pendapatan
pedagang (Y).
44
a. Variabel Modal Dagang
Gambaran tentang variabel modal dagang, dapat dilihat pada Tabel
4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5
Deskripsi Variabel Modal Dagang
Pertanyaan Frekuensi Distribusi Jawaban Responden Rata-rata
Skor 1 2 3 4 5
X1.1 0
(0%) 0
(0%) 16
(16,5%) 15
(15,5%) 66
(68,0%) 4,51
X1.2 0
(0%) 0
(0%) 23
(23,7%) 13
(13,4%) 61
(62,9%) 4,39
X1.3 0
(0%) 0
(0%) 10
(10,3%) 14
(14,4%) 73
(75,3%) 4,64
∑ Modal Dagang
0 (0%)
0 (0%)
49 (16,84%)
42 (14,43%)
200 (68,73%)
13,55
Sumber : Diolah dari data primer, Tahun 2019
Berdasarkan data Tabel 5 terlihat bahwa rata-rata skor pertanyaan
dari 97 responden, yang terbesar adalah pertanyaan ketiga yaitu sebesar
4,64. Pertanyaan ini memiliki kontribusi terbesar dalam variabel modal
dagang, hal ini berarti modal dagang dapat meningkatkan pendapatan
pedagang buah pasar Palakka Kabupaten Bone.
b. Variabel Jam Berdagang
Gambaran tentang variabel jam berdagang, dapat dilihat pada Tabel
4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6
Deskripsi Variabel Jam Berdagang
Pertanyaan Frekuensi Distribusi Jawaban Responden Rata-rata
Skor 1 2 3 4 5
X2.1 0
(0%) 0
(0%) 14
(14,4%) 10
(10,3%) 73
(75,3%) 4,60
X2.2 0
(0%) 0
(0%) 22
(22,7%) 12
(12,4%) 63
(64,9%) 4,42
X2.3 0
(0%) 0
(0%) 20
(20,3%) 8
(8,2%) 69
(71,1%) 4,50
∑ Jam Berdagang
0 (0%)
0 (0%)
56 (19,24%)
30 (10,31%)
205 (70,45%)
13,53
Sumber : Diolah dari data primer, Tahun 2019
45
Berdasarkan data Tabel 6 terlihat bahwa rata-rata skor pertanyaan
dari 97 responden, yang terbesar adalah pertanyaan pertama yaitu sebesar
4,60. Pertanyaan ini memiliki kontribusi terbesar dalam variabel jam
berdagang, hal ini berarti jam berdagang dapat meningkatkan pendapatan
pedagang buah pasar Palakka Kabupaten Bone.
c. Variabel Pengalaman Berdagang
Gambaran tentang variabel pengalaman berdagang, dapat dilihat
pada Tabel 4.7 sebagai berikut:
Tabel 4.7
Deskripsi Variabel Pengalaman Berdagang
Pertanyaan Frekuensi Distribusi Jawaban Responden Rata-rata
Skor 1 2 3 4 5
X3.1 0
(0%) 0
(0%) 18
(18,6%) 16
(16,5%) 63
(64,9%) 4,46
X3.2 0
(0%) 0
(0%) 25
(25,8%) 18
(18,6%) 54
(55,7%) 4,29
X3.3 0
(0%) 0
(0%) 21
(21,6%) 10
(10,3%) 66
(68,0%) 4,45
∑ Pengalaman Berdagang
0 (0%)
0 (0%)
64 (21,99%)
44 (15,12%)
183 (62,89%)
13,22
Sumber : Diolah dari data primer, Tahun 2019
Berdasarkan data Tabel 7 terlihat bahwa rata-rata skor pertanyaan
dari 97 responden, yang terbesar adalah pertanyaan pertama yaitu sebesar
4,46. Pertanyaan ini memiliki kontribusi terbesar dalam variabel pengalaman
berdagang, hal ini berarti pengalaman berdagang dapat meningkatkan
pendapatan pedagang buah pasar Palakka Kabupaten Bone.
d. Variabel Pendapatan Pedagang
Gambaran tentang variabel pendapatan pedagang, dapat dilihat pada
Tabel 4.8 sebagai berikut:
46
Tabel 4.8
Deskripsi Variabel Pendapatan Pedagang
Pertanyaan Frekuensi Distribusi Jawaban Responden Rata-rata
Skor 1 2 3 4 5
Y.1 0
(0%) 0
(0%) 16
(16,5%) 28
(28,9%) 53
(54,6%) 4,38
Y.2 0
(0%) 0
(0%) 10
(10,3%) 14
(14,4%) 73
(75,3%) 4,64
Y.3 0
(0%) 0
(0%) 24
(24,7%) 12
(12,4%) 61
(62,9%) 4,39
∑ Pendapatan Pedagang
0 (0%)
0 (0%)
50 (17,18%)
54 (18,56%)
187 (64,26%)
13,41
Sumber : Diolah dari data primer, Tahun 2019
Berdasarkan data Tabel 8 terlihat bahwa rata-rata skor pertanyaan
dari 97 responden, yang terbesar adalah pertanyaan kedua yaitu sebesar
4,64. Pertanyaan ini memiliki kontribusi terbesar dalam variabel pendapatan
pedagang, hal ini berarti pendapatan pedagang dapat meningkatkan
kesejahteraan taraf hidup pedagang buah pasar Palakka Kabupaten Bone.
e. Uji Hipotesis
1) Analisis Simultan (Uji F)
Pengujian secara simultan (uji F) dilakukan untuk mengetahui
apakah semua variable independen Xi (modal dagang, jam berdagang
dan pengalaman berdagang) secara simultan memiliki pengaruh yang
signifikan pada variable dependen pendapatan pedagang (Y) buah pasar
Palakka Kabupaten Bone. Pelaksanaan pengujian dilakukan dengan
berpedoman pada hipotesis uji berikut:
H0 ; βi = 0 melawan Ha ; βi ≠ 0
Dengan kriteria pengujian :
Jika Fhitung > Ftabel atau pvalue < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima
Jika Fhitung< Ftabel atau pvalue > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak
47
Apabila H0 diterima, maka koefisien beta regresi tidak berbeda
nyata dengan 0 sehingga hasil regresi yang diperoleh tidak dapat dipakai
untuk melakukan pendugaan statistik dan tidak dapat dipakai untuk
mengukur, apakah variable independen Xi berpengaruh terhadap variable
terikat Yi. Sebaliknya, apabila H0 ditolak atau Ha diterima, maka koefisien
beta regresi berbeda nyata dengan 0 sehingga hasil regresi yang
diperoleh dapat dipakai untuk melakukan pendugaan statistik. Dengan
demikian persamaan regresi dapat dipakai untuk mengukur, apakah
variable independen Xi berpengaruh terhadap variable terikat Yi.
Tabel 4.9
Hasil Uji Simultan ANOVA
a
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 13.728 3 4.576 31.360 .000b
Residual 13.570 93 .146 Total 27.299 96
a. Dependent Variable: Pendapatan Pedagang b. Predictors: (Constant), Pengalaman Berdagang, Jam Berdagang, Modal Dagang
Sumber: data diolah, Tahun 2019
Tabel 4.9 menjelaskan bahwa semua variable independen Xi
(modal dagang, jam berdagang dan pengalaman berdagang)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variable dependen Y
(pendapatan pedagang). Nilai Fhitung sebesar 31,360 dengan level
signifikansi 0,000 atau nilai pvalue < 0,05. Berdasarkan kriteria pengujian
hipotesis, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Ini berarti secara simultan
semua variable independen memiliki perbedaan nyata dengan 0.
Pada saat yang sama, analisis regresi yang diperoleh dapat
dipakai untuk melakukan pendugaan statistik untuk pengukuran
pengaruh. Pengaruh simultan variable Xi (modal dagang, jam berdagang
48
dan pengalaman berdagang) terhadap variable Y (pendapatan
pedagang), dapat diketahui juga dari koefisien determinasi serentak (R2).
Ini dapat diketahui dari hasil analisis Determinasi Simultan pada tabel
4.10 sebagai berikut:
Tabel 4.10
Hasil Uji Determinasi Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .709a .503 .487 .38199
a. Predictors: (Constant), Pengalaman Berdagang, Jam Berdagang, Modal Dagang
Sumber: data diolah, Tahun 2019
Dari Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi
(R) menunjukkan adanya hubungan antara variable Xi (modal dagang,
jam berdagang dan pengalaman berdagang) terhadap variable Y
(pendapatan pedagang) buah pasar Palakka Kabupaten Bone. Nilai
koefisien korelasi (R) sebesar 0,709 dapat diartikan bahwa terdapat
hubungan yang positif dan searah antara variable Xi dengan variabel Y.
Nilai R2 = 0,503. Ini berarti, pengaruh variable Xi (modal dagang, jam
berdagang dan pengalaman berdagang) secara simultan terhadap
variable Y (pendapatan pedagang) adalah 50,3% dan pengaruh variable
lainnya sebesar 49,7%. Pengaruh ini tergolong baik karena lebih besar
dari 50% dan signifikan (Pvalue) = 0,000 (sangat jauh dibawah nilai kritis
pengujian α = 0,05).
2) Analisis Parsial (Uji t)
Sebelum mengemukakan bahasan tentang pengujian secara
parsial, terlebih dahulu akan dikemukakan hasil analisis regresi dari data
49
penelitian. Penyajian atas hasil analisis tersebut dimaksudkan untuk
mengemukakan persamaan regresi yang diperoleh dalam penelitian.
Tabel 4.11 Hasil Uji Parsial
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .525 .421 1.248 .215
Modal Dagang .420 .076 .450 5.508 .000
Jam Berdagang .265 .078 .270 3.412 .001
Pengalaman Berdagang .194 .065 .229 2.982 .004
a. Dependent Variable: Pendapatan Pedagang
Sumber: data diolah, Tahun 2019
Secara statistic, hipotesis uji adalah :
H0 ; βi = 0 melawan Ha ; βi ≠ 0. Level Signifikansi (α) = 0,05
Kriteria pengujian :
Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima dengan α = 0,05
Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak dengan α = 0,05
Dari Tabel 11 terlihat bahwa secara parsial, semua variabel yang
dianalisis memiliki tingkat probabilita (level signifikansi) yang berbeda-
beda.
a) Variabel modal dagang memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap pendapatan pedagang buah pasar Palakka Kabupaten Bone,
berdasarkan hasil pengujian secara parsial dengan menggunakan nilai
t, ditemukan nilai t-hitung untuk variabel modal dagang sebesar 5,508
dengan nilai t tabel sebesar 1,660 dan tingkat signifikansi 0,000 (p <
5%). Hasil pengujian ini menyimpulkan bahwa hipotesis untuk variabel
modal dagang yang telah diajukan didukung oleh bukti empirik, artinya
variabel modal dagang berpengaruh signifikan terhadap pendapatan
50
pedagang buah pasar Palakka Kabupaten Bone dengan asumsi
variabel jam berdagang dan pengalaman berdagang konstan.
a) Variabel jam berdagang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
pendapatan pedagang buah pasar Palakka Kabupaten Bone,
berdasarkan hasil pengujian secara parsial dengan menggunakan nilai t,
ditemukan nilai t-hitung untuk variabel jam berdagang sebesar 3,412
dengan nilai t tabel sebesar 1,660 dan tingkat signifikansi 0,001 (p < 5%).
Hasil pengujian ini menyimpulkan bahwa hipotesis untuk variabel jam
berdagang yang telah diajukan didukung oleh bukti empirik, artinya
variabel jam berdagang berpengaruh signifikan terhadap pendapatan
pedagang buah pasar Palakka Kabupaten Bone dengan asumsi variabel
modal dagang dan pengalaman berdagang konstan.
b) Variabel pengalaman berdagang memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap pendapatan pedagang buah pasar Palakka Kabupaten Bone,
berdasarkan hasil pengujian secara parsial dengan menggunakan nilai t,
ditemukan nilai t-hitung untuk variabel pengalaman berdagang sebesar
2,982 dengan nilai t tabel sebesar 1,660 dan tingkat signifikansi 0,004 (p
< 5%). Hasil pengujian ini menyimpulkan bahwa hipotesis untuk variabel
pengalaman berdagang yang telah diajukan didukung oleh bukti empirik,
artinya variabel pengalaman berdagang berpengaruh signifikan terhadap
pendapatan pedagang buah pasar Palakka Kabupaten Bone dengan
asumsi variabel modal dagang dan jam berdagang konstan.
Dengan demikian hipotesis H0 ditolak dan hipotesis Ha diterima. Ini
berarti, koefisien regresi yang diperoleh dari analisis berbeda nyata
dengan 0 pada tingkat keyakinan sebesar 95%. Dari hasil analisis yang
51
diperoleh semua variable yang memiliki koefisien regresi berbeda nyata
dengan nol, atas dasar hasil tersebut, persamaan regresi yang diperoleh
dapat dipakai untuk melakukan pendugaan statistik, termasuk untuk
melakukan peramalan dan persamaan regresi yang diperoleh adalah :
Y = 0,525 + 0,420X1 + 0,265X2 + 0,194X3
Persamaan regresi berganda dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Koefisien b0 = 0,525 artinya apabila variabel modal dagang (X1), jam
berdagang (X2) dan pengalaman berdagang (X3) tidak mengalami
perubahan (konstan), maka pendapatan pedagang (Y) buah pasar
Palakka Kabupaten Bone tidak akan berubah.
2. Koefisien b1 = 0,420 artinya setiap peningkatan variabel modal
dagang (X1), maka pendapatan pedagang (Y) buah pasar Palakka
Kabupaten Bone meningkat sebesar 42%.
3. Koefisien b2 = 0,265 artinya setiap peningkatan variabel jam
berdagang (X2), maka pendapatan pedagang (Y) buah pasar Palakka
Kabupaten Bone meningkat sebesar 26,5%.
4. Koefisien b3 = 0,194 artinya setiap peningkatan variabel pendapatan
berdagang (X3), maka pendapatan pedagang (Y) buah pasar Palakka
Kabupaten Bone meningkat sebesar 19,4%.
Dari persamaan juga diketahui bahwa semua koefisien regresi hasil
analisis bertanda positif. Ini berarti, hubungan antara variable dependen Yi
dengan variable independen Xi memiliki arah perubahan yang sama. Dengan
demikian, jika intensitas implementasi dilakukan atas variable independen
tertentu, atau atas semua variable independen secara bersama-sama dapat
ditingkatkan, maka pendapatan pedagang buah pasar Palakka Kabupaten
52
Bone akan meningkat. Demikian pula sebaliknya apabila intensitas
implementasi dilakukan atas variable independen tertentu, atau atas semua
variable independen secara bersama-sama diturunkan, maka pendapatan
pedagang buah pasar Palakka Kabupaten Bone akan menurun
C. Pembahasan
Pembahasan ini difokuskan pada keputusan yang dihasilkan dari
pengujian hipotesis, sebagai upaya untuk menjawab perumusan masalah
penelitian. Hasil analisis dari pengujian hipotesis dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh Modal Dagang terhadap Pendapatan Pedagang
Berdasarkan hasil analisis statistik dalam penelitian ini, ditemukan bahwa
modal dagang berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang
buah pasar Palakka Kabupaten Bone, ini berarti hipotesis pertama (H1) diterima
dan dapat disimpulkan bahwa modal dagang yang semakin meningkat maka
tingkat pendapatan pedagang yang dicapai juga semakin meningkat. Hasil ini
menunjukkan bahwa modal dagang signifikan mempengaruhi pendapatan
pedagang buah pasar Palakka Kabupaten Bone. Jika modal dagang bejalan
secara efektif, maka hal ini akan mendorong pedagang pada tingkat pendapatan
yang maksimal. Dengan demikian maka hipotesis yang menyatakan bahwa
modal dagang berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pendapatan
pedagang buah pasar Palakka Kabupaten Bone diterima.
Modal dagang adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi
dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru. Karena modal dagang
menghasilkan barang-barang baru atau merupakan alat untuk memupuk
pendapatan maka akan menciptakan dorongan dan minat untuk menyisihkan
kekayaannya maupun hasil produksi dengan maksud yang produktif dan tidak
53
untuk maksud keperluan yang konsumtif. Modal dagang dapat diciptakan untuk
menahan diri dalam bentuk konsumsi, dengan tujuan pendapatannya akan dapat
lebih besar lagi di masa yang akan datang. Pengembangan pembangunan
ekonomi akan terlaksana bila pembentukan modal berjalan baik. Oleh sebab itu
pembangunan yang berhasil akan tetap berusaha meningkatkan modalnya.
Modal dagang dan pendapatan adalah suatu bentuk yang mempunyai
hubungan erat. Variabel modal dagang sangat mempengaruhi pendapatan yang
diterima pedagang. Modal dagang digunakan oleh pedagang untuk membeli
berbagai bahan dagangan dan juga pengolahannya. Dengan modal yang relatif
lebih besar maka akan memungkinkan para pedagang atau pemilik usaha untuk
menambah variasi komoditas dagangannya sehingga konsumen relatif lebih
tertarik untuk melakukan pembelian barang di tempat tersebut. Hal ini akan dapat
meningkatkan pendapatan pedagang. Besar kecilnya modal dagang yang
dipergunakan dalam usaha tentunya akan berpengaruh terhadap pendapatan
yang diperoleh pedagang buah pasar Palakka Kabupaten Bone. Agar usaha
dagangnya berjalan dengan baik, diperlukan modal dagang yang cukup
memadai. Selan itu, modal dagang merupakan faktor yang perlu diperhitungkan
dalam menentukan pendapatan berdagang bagi para pedagang buah pasar
Palakka Kabupaten Bone untuk meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi yang
lebih baik.
Modal yang relatif besar akan semakin memungkinkan diraihnya pendapatan
yang lebih besar. Dengan modal yang relatif besar, pedagang buah pasar
Palakka Kabupaten Bone memungkinkan untuk menambah kuantitas dan variasi
komoditas dagangannya sehingga laba yang didapat pun akan lebih besar.
Pendapatan diterima oleh pedagang buah pasar Palakka Kabupaten Bone
54
sangat tergantung dari kepemilikan modal. Semakin besar modal atau faktor
produksi yang dimiliki maka cenderung pendapatan yang diterima juga semakin
tinggi. Modal usaha pedagang buah pasar Palakka Kabupaten Bone sendiri
besarnya sangat bervariasi, tergantung jenis komoditas yang didagangkan oleh
pedagang.
Dari segi kepemilikan modal usaha sendiri, tidak sedikit pedagang yang tidak
memiliki cukup modal untuk menyediakan barang dagangannya. Sehingga
banyak pedagang yang hanya menjualkan barang orang lain daripada barang
dagangannya sendiri (titipan), sehingga mau tak mau pedagang harus membagi
hasil keuntungan yang mereka peroleh. Banyak pula pedagang yang modal
usahanya bersumber dari pinjaman, sehingga pendapatan mereka berkurang
untuk melunasi pinjaman. Sedangkan pedagang yang cukup modal mereka
mampu memperluas tempat dagangannya (kapling dagangan). Sehingga
mereka dapat menambah varian dan kuantitas komoditas dagangannya lebih
banyak dan lebih komplit. Dengan demikian tentunya dapat menarik pelanggan
dan menambah pendapatan yang diperoleh. Meski tidak semua modal yang
besar selalu mendapatkan pedapatan yang besar pula. Akan tetapi, dengan
meningkatkan modal usaha pedagang dapat meningkatkan pedapatan yang lebih
besar. Hal ini sesuai dengan penelitian Anton Sudrajat (2014) dengan judul
penelitian “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang
Muslim”. Hasil penelitian menunjukkan modal dagang berpengaruh positif secara
signifikan terhadap pendapatan pedagang muslim.
2. Pengaruh Jam Berdagang terhadap Pendapatan Pedagang
Berdasarkan hasil analisis statistik dalam penelitian ini, ditemukan bahwa
jam berdagang berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan
55
pedagang buah pasar Palakka Kabupaten Bone, ini berarti hipotesis kedua (H2)
diterima dan dapat disimpulkan bahwa jam berdagang yang semakin meningkat
maka tingkat pendapatan pedagang yang dicapai juga semakin meningkat. Hasil
ini menunjukkan bahwa jam berdagang signifikan mempengaruhi pendapatan
pedagang buah pasar Palakka Kabupaten Bone. Jika jam berdagang bejalan
secara efektif, maka hal ini akan mendorong pedagang pada tingkat pendapatan
yang maksimal. Dengan demikian maka hipotesis yang menyatakan bahwa jam
berdagang berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pendapatan
pedagang buah pasar Palakka Kabupaten Bone diterima.
Jam berdagang atau buka usaha merupakan faktor yang penting dalam
menjalankan kegiatan usaha, karena semakin tinggi jam buka usaha yang kita
berikan untuk membuka usaha maka probabilitas omzet yang diterima pedagang
akan semakin tinggi. Pengaruh jam buka usaha terhadap pendapatan pedagang
signifikan. Oleh karena itu, pemilik usaha atau pedagang mesti lebih aktif
memanfaatkan jam-jam ramai untuk menjual barang dagangannya, terlebih
memperhatikan kualitas barang dagangannya maupun pandai memberikan
strategi harga barang guna meningkatkan pendapatan. Setiap penambahan
waktu operasi akan makin membuka peluang bagi bertambahnya omzet
penjualan. Teori alokasi waktu kerja didasarkan pada teori utilitas yakni bahwa
alokasi waktu individu dihadapkan pada dua pilihan yaitu bekerja atau tidak
bekerja untuk menikmati waktu luangnya. Dengan bekerja berarti akan
menghasilkan pendapatan yang selanjutnya akan meningkatkan pendapatan.
Semakin banyak waktu yang digunakan seseorang untuk bekerja berarti semakin
banyak pula pendapatan yang akan diperolehnya.
56
Semakin banyak jam kerja yang dilakukan oleh pedagang buah pasar
Palakka Kabupaten Bone dalam melakukan aktivitas perdagangan, semakin
besar peluang memperoleh pendapatan yang akan didapatkan oleh pedagang.
Akan tetapi dalam pengaplikasiannya, penambahan jam kerja tersebut tentunya
tidak lantas menghabiskan waktu dari pagi sampai malam hanya untuk
berdagang demi menambah penghasilan. Pedagang buah pasar Palakka
Kabupaten Bone hanya dapat menambah jam kerja mereka dengan cara
mengoptimalkan jam kerja pasar tersebut. Karena tidak dapat dipungkiri, jam
kerja yang berlebihan justru akan mengurangi produktifitas para pedagang.
Untuk jam buka pedagang sendiri sangat bervariasi tergantung jenis komoditas
yang diperjualbelikan dan lokasi mereka berjualan. Hal ini sesuai dengan
penelitian Budi Wahyono (2017) dengan judul penelitian “Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Di Pasar Bantul Kabupaten Bantul”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dari
jam kerja terhadap pendapatan pedagang.
3. Pengaruh Pengalaman Berdagang terhadap Pendapatan Pedagang
Berdasarkan hasil analisis statistik dalam penelitian ini, ditemukan bahwa
pengalaman berdagang berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan
pedagang buah pasar Palakka Kabupaten Bone, ini berarti hipotesis ketiga (H3)
diterima dan dapat disimpulkan bahwa pengalaman berdagang yang semakin
meningkat maka tingkat pendapatan pedagang yang dicapai juga semakin
meningkat. Hasil ini menunjukkan bahwa pengalaman berdagang signifikan
mempengaruhi pendapatan pedagang buah pasar Palakka Kabupaten Bone.
Jika pengalaman berdagang bejalan secara efektif, maka hal ini akan mendorong
pedagang pada tingkat pendapatan yang maksimal. Dengan demikian maka
57
hipotesis yang menyatakan bahwa pengalaman berdagang berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang buah pasar Palakka
Kabupaten Bone diterima.
Pengalaman berdagang merupakan salah satu faktor yang dapat
menentukan kelangsungan dari suatu usaha, karena semakin lama suatu usaha
dijalankan, maka usaha tersebut dapat mengembangkan usaha tahap demi
tahap. Pengalaman berdagang berkaitan dengan jangka waktu dari usaha yang
dijalankan tersebut, karena semakin lama usaha tersebut berjalan, maka usaha
memiliki kelangsungan hidup dan pengembangan. Oleh karena itu, pemilik
usaha harus optimis dalam menjalankan usaha yang ada agar menjadi lebih baik
di masa yang akan datang, karena pengalaman adalah guru yang baik dimana
pengalaman dalam berusaha dapat dijadikan pedoman agar tidak melakukan
kesalahan yang pernah terjadi, guna meningkatkan pendapatan pedagang.
Lamanya suatu usaha dapat menimbulkan pengalaman berusaha, dimana
pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan pedagang dalam bertingkah
laku.
Lama pembukaan usaha dapat mempengaruhi tingkat pendapatan, lama
seorang pelaku bisnis menekuni bidang usahanya akan mempengaruhi
produktivitasnya (kemampuan profesionalnya/keahliannya), sehingga dapat
menambah efisiensi dan mampu menekan biaya produksi lebih kecil daripada
hasil penjualan. Semakin lama menekuni bidang usaha akan semakin
meningkatkan pengetahuan tentang selera ataupun perilaku konsumen dan
semakin banyak pula relasi bisnis maupun pelanggan yang berhasil dijaring.
Sehingga dari banyaknya pelanggan yang dijaring maka akan menambah
pendapatan dan akhirnya laba yang didapat akan bertambah. Hal ini sesuai
58
dengan penelitian Anton Sudrajat (2014) dengan judul penelitian “Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Muslim”. Hasil penelitian
menunjukkan pengalaman berdagang berpengaruh positif secara signifikan
terhadap pendapatan pedagang muslim.
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan,
maka simpulan dalam penelitian ini adalah :
1. Modal dagang memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
pendapatan pedagang buah pasar Palakka Kabupaten Bone.
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial dengan menggunakan nilai t,
ditemukan nilai t-hitung untuk variabel modal dagang sebesar 5,508
dengan nilai t tabel sebesar 1,660 dan tingkat signifikansi 0,000 (p < 5%).
2. Jam berdagang memberikan pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap pendapatan pedagang buah pasar Palakka Kabupaten
Bone. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial dengan menggunakan
nilai t, ditemukan nilai t-hitung untuk variabel jam berdagang sebesar
3,412 dengan nilai t tabel sebesar 1,660 dan tingkat signifikansi 0,001 (p
< 5%).
3. Pengalaman berdagang memberikan pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap pendapatan pedagang buah pasar Palakka Kabupaten
Bone. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial dengan menggunakan
nilai t, ditemukan nilai t-hitung untuk variabel pengalaman berdagang
sebesar 2,982 dengan nilai t tabel sebesar 1,660 dan tingkat signifikansi
0,004 (p < 5%).
B. Saran
Berdasarkan simpulan hasil penelitian di atas, dapat disampaikan saran
sebagai berikut:
60
1. Untuk pemerintah terkait untuk dapat memberikan perhatian dan
kemudahan bagi pedagang buah pasar Palakka Kabupaten Bone dalam
perolehan modal dan kebijakan agar pedagang dapat berjualan lebih awal
sehingga pedagang bisa memaksimalkan jam berdagang dalam berjualan
sehingga pendapatan pedagang buah pasar Palakka Kabupaten Bone
dapat meningkat.
2. Untuk dinas terkait yaitu BAPENDA untuk dapat memberikan perhatian
dan kemudahan bagi para pedagang buah Pasar Palakka Kabupaten
Bone dalam menjalan usahanya.
3. Untuk peneliti selanjutnya hendaknya mempertimbangkan variabel-
variabel lain diluar modal dagang, jam berdagang, dan pengalaman
berdagang serta mencari ruang lingkup populasi lebih luas. Dengan
demikian penilitian lanjutan tersebut dapat semakin memberikan
gambaran yang lebih spesifik mengenai pendapatan pedagang.
61
DAFTAR PUSTAKA
AL-Quran dan Terjemahannya
Afifi, Zulfa Nur. (2017). Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Pedagang Pasar Induk Wonosobo Setelah Relokasi Sementara Pasca
Kebakaran Tahun 2014. Skripsi (Tidak Dipublikasikan) Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Case, Karl E. & Ray C Fair. (2007). Prinsip-Prinsip Ekonomi. Jakarta:Penerbit
Erlangga.
Helen, Malinda. 2017. Analisis Strategi Pengembangan Bisnis UKM Guna
Meningkatkan Pendapatan Karyawan Menurut Perspektif Ekonomi Islam.
Universitas Negeri Raden Intan Lampung.
https://artonang.blogspot.com. Pengertian Jam Kerja Menurut Undang-undang
(Online). (Diakses pada tanggal 10 september 2019)
Irawan & Suparmoko. (1992). Ekonomika Pembangunan. Bpfe- Yogyakarta,
Yogyakarta
Giang, Randi R. 2013. Pengaruh Pebdapatan Terhadap Konsumsi Buruh
Bangunan Di Kecematan Pineleng. Jurnal EMBA Vol. 1 No. 3 Juni 2013,
Hal 284-256. Universitas Sam Ratulangi Manado.
Komang, I Adi Antara. 2016. Beberapa Fakto Yang Mempengaruhi Pendapatan
Pedagang Kaki Lima Di Kecematan Denpasar Barat. E-Journal EP Unud,
5 [10] : 1265-1291. Universitas Udayana
Manulang. 1984. Manajemen Personalita, Jakarta: Ghalia Indonesia
Menuk, Christina S dan Tony Susilo Wibowo. 2016. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Kaki Lima Studi Kasus PKL Di
Surabaya. Majalah Ekonomi_ISSN No. 1411-9501_Vol. XXI No. 2 Des
2016. Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta:Kencana Renada Media Group, 2007), h. 132
Putu, Ni Ria Sasmitha dan A.A Ketut Ayuningsasi. 2017. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pendapatan Pengrajin Pada Industri Kerajinan Bambu Di
Desa Belega Kabupaten Gianyar. E-Jurnal EP Unud, 6 [1] : 64-84.
Rai, Ni Artini. 2019. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
UMKM Di Kabupaten Tabanan.
http;//journal.unmastaram.ac.id\index.php/GARA Vol 13, No. 1.
Universitas Tabanan.
62
Riyanto, Bambang. 1998. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. (Online)
(www.ambyarberbagi.com, diakses 10 september 2019)
Ruli, Andre Mumu. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Pendapatan Wirausaha Masyarakat Di Kelurahan Malalayang II. E-
Journal “Volume IV. No.3.
Simanjuntak, Payaman J. 2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya
Manusia.Jakarta: Lembaga Penerbit Fe-Ui.
Simanjuntak, & Ekklesia, J. (2019). Pengaruh Desain Produk, Citra Merek, Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Produk Tupperware Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara.
Skripsi.mamanjemen.blogspot.com. pengertian pengalaman kerja. (Online).
(Diakses pada tangga 10 september 2019)
Sondakh, Ernia dan Rine Kaunang, Paulus Adrian Pangemanan. 2016. Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Beras Dalam
Menghadapi Fluktuasi Harga Di Kota Manado. ASE – Volume 12 Nomor
1A, Maret 2016 : 103 – 120.
Sudrajat, Anton. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Pedagang Muslim. ADDIN, Vol. 8, No. 1, Februari 2014
Sugiyono.(2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung.Alfabeta.
Sukirno, Sadono. (2006). Teori Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: Pt Raja
GrafindoPersada.
Suriadi, Ahmad dan Ahmad Suhendri. 2018. Analisis Determinan Faktor
Pendapatan Para Pedagang Di Pasar Rembiga Kecematan Selaparang
Kota Mataram. Jurnal Kompetitif : Media Informasi Ekonomi
Pembangunan, Manajemen dan Akuntansi Vol 4 No. 2, September 2018.
Utami, Setyaningsih Sri Dan Edi Wibowo. (2013). Pengaruh Modal Kerja
Terhadap Pendapatan Dengan Lama Usaha Sebagai Variabel Moderasi
(Survei Pada Pedagang Pasar Klithikan Notoharjo Surakarta). Jurnal
Ekonomi Dan Kewirausahaan Vol. 13, No. 2, Oktober 2013: Hal. 171-180.
Wahyono, Budi. 2017. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Pedagang Di Pasar Bantul Kabupaten Bantul. Jurnal Pendidikan Dan
Ekonomi , Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017. Universitas Negeri
Yogyakarta.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
A. Petunjuk pengisian kuesioner:
Kuesioner dibawah memuat sejumlah pernyataan dan pertanyaan.
Silahkan tunjukkan seberapa besar tingkat persetujuan/ ketidaksetujuan
Bapak/Ibu/Sdr(i) terhadap setiap pernyataan dan pertanyaan dengan
memberi tanda silang (√) pada jawaban yang Bapak/Ibu/Sdr(i) pilih. Tidak
ada jawaban benar atau salah. Beberapa pernyataan dan pernyataan tampak
memiliki arti yang hampir sama, namun hal itu tidak perlu Bapak/Ibu/Sdr(i)
hiraukan. Bapak/Ibu/Sdr(i) cukup menjawab langsung sesuai apa yang
muncul pertama kali dalam pikiran Anda.
Pilihan jawaban yang tersedia adalah:
1. Mewakili skala Sangat Setuju (SS) = 5
2. Mewakili skala Setuju (S) = 4
3. Mewakili skala Normal (N) = 3
4. Mewakili skala Tidak Setuju (TS) = 2
5. Mewakili skala Sangat Tidak Setuju (STS) = 1
B. IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pendidikan :
Lama Berdagang :
C. KUESIONER
Bacalah secara cermat terlebih dahulu setiap pernyataan dan
pertanyaan sebelum anda memberikan jawaban. Jawablah dengan jujur, rapi
dan teliti.
Variabel X1 : Modal Dagang
Pernyataan Pilihan Responden
SS S N TS STS
1. Modal dagang mempengaruhi kelancaran kegiatan berdagang saya
2. Semakin besar modal dagang, maka pendapatan saya semakin meningka
3. Modal dagang menjadi faktor utama dalam kemajuan usaha saya
Variabel X2 : Jam Berdagang
Pernyataan
Pilihan Responden
SS S N TS STS
1. Saya berusaha menambah jam kerja, agar saya memperoleh pendapatan yang lebih
2. Semakin ramai wisatawan yang berkunjung, saya akan menambah jam kerja
3. Menambah jam kerja, membuat saya membutuhkan jam istirahat
Variabel X3 : Pengalaman Berdagang
Pernyataan
Pilihan Responden
SS S N TS STS
1. Pengalaman berdagang, dapat menentukan kelangsungan usaha berdagang saya
2. Pengalaman berdagang, dapat mengembangkan usaha berdagang saya
3. Semakin lama pengalaman berdagang, maka semakin tinggi pendapatan berdagang yang saya peroleh
Variabel Y : Pendapatan
Pernyataan
Pilihan Responden
SS S N TS STS
1. Pendapatan saya dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari
2. Dengan adanya pendapatan yang saya peroleh, dapat meningkatkan taraf hidup keluarga saya
3. Pendapatan yang saya peroleh saat ini membawa taraf hidup yang lebih baik
Lampiran 3. Frequencies
Statistics
X1.1 X1.2 X1.3 Modal Dagang
N Valid 97 97 97 97
Missing 0 0 0 0 Mean 4.5155 4.3918 4.6495 13.5567 Std. Deviation .76531 .84849 .66209 1.71373
Frequency Table
X1.1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 3.00 16 16.5 16.5 16.5
4.00 15 15.5 15.5 32.0
5.00 66 68.0 68.0 100.0
Total 97 100.0 100.0
X1.2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 3.00 23 23.7 23.7 23.7
4.00 13 13.4 13.4 37.1
5.00 61 62.9 62.9 100.0
Total 97 100.0 100.0
X1.3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 3.00 10 10.3 10.3 10.3
4.00 14 14.4 14.4 24.7
5.00 73 75.3 75.3 100.0
Total 97 100.0 100.0
Modal Dagang
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 9.00 7 7.2 7.2 7.2
12.00 16 16.5 16.5 23.7
13.00 19 19.6 19.6 43.3
14.00 12 12.4 12.4 55.7
15.00 43 44.3 44.3 100.0
Total 97 100.0 100.0
Statistics
X2.1 X2.2 X2.3 Jam Berdagang
N Valid 97 97 97 97
Missing 0 0 0 0 Mean 4.6082 4.4227 4.5052 13.5361 Std. Deviation .72968 .83958 .81807 1.63339
Frequency Table
X2.1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 3.00 14 14.4 14.4 14.4
4.00 10 10.3 10.3 24.7
5.00 73 75.3 75.3 100.0
Total 97 100.0 100.0
X2.2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 3.00 22 22.7 22.7 22.7
4.00 12 12.4 12.4 35.1
5.00 63 64.9 64.9 100.0
Total 97 100.0 100.0
X2.3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 3.00 20 20.6 20.6 20.6
4.00 8 8.2 8.2 28.9
5.00 69 71.1 71.1 100.0
Total 97 100.0 100.0
Jam Berdagang
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 9.00 4 4.1 4.1 4.1
11.00 8 8.2 8.2 12.4
12.00 9 9.3 9.3 21.6
13.00 26 26.8 26.8 48.5
14.00 7 7.2 7.2 55.7
15.00 43 44.3 44.3 100.0
Total 97 100.0 100.0 Statistics
X3.1 X3.2 X3.3 Pengalaman Berdagang
N Valid 97 97 97 97
Missing 0 0 0 0 Mean 4.4639 4.2990 4.4539 13.2268 Std. Deviation .79138 .85592 .82993 1.89024
Frequency Table
X3.1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 3.00 18 18.6 18.6 18.6
4.00 16 16.5 16.5 35.1
5.00 63 64.9 64.9 100.0
Total 97 100.0 100.0
X3.2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 3.00 25 25.8 25.8 25.8
4.00 18 18.6 18.6 44.3
5.00 54 55.7 55.7 100.0
Total 97 100.0 100.0
X3.3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 3.00 21 21.6 21.6 21.6
4.00 10 10.3 10.3 32.0
5.00 66 68.0 68.0 100.0
Total 97 100.0 100.0
Pengalaman Berdagang
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 9.00 9 9.3 9.3 9.3
10.00 3 3.1 3.1 12.4
11.00 1 1.0 1.0 13.4
12.00 17 17.5 17.5 30.9
13.00 16 16.5 16.5 47.4
14.00 16 16.5 16.5 63.9
15.00 35 36.1 36.1 100.0
Total 97 100.0 100.0
Statistics
Y.1 Y.2 Y.3 Pendapatan Pedagang
N Valid 97 97 97 97
Missing 0 0 0 0 Mean 4.3814 4.6495 4.3914 13.4124 Std. Deviation .75613 .66209 .85930 1.59917
Frequency Table
Y.1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 3.00 16 16.5 16.5 16.5
4.00 28 28.9 28.9 45.4
5.00 53 54.6 54.6 100.0
Total 97 100.0 100.0
Y.2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 3.00 10 10.3 10.3 10.3
4.00 14 14.4 14.4 24.7
5.00 73 75.3 75.3 100.0
Total 97 100.0 100.0
Y.3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 3.00 24 24.7 24.7 24.7
4.00 12 12.4 12.4 37.1
5.00 61 62.9 62.9 100.0
Total 97 100.0 100.0
Pendapatan Pedagang
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 9.00 5 5.2 5.2 5.2
11.00 5 5.2 5.2 10.3
12.00 15 15.5 15.5 25.8
13.00 18 18.6 18.6 44.3
14.00 23 23.7 23.7 68.0
15.00 31 32.0 32.0 100.0
Total 97 100.0 100.0
Lampiran 4. Regression
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 Pengalaman Berdagang, Jam Berdagang, Modal Dagang
b
. Enter
a. Dependent Variable: Pendapatan Pedagang b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .709a .503 .487 .38199
a. Predictors: (Constant), Pengalaman Berdagang, Jam Berdagang, Modal Dagang
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 13.728 3 4.576 31.360 .000b
Residual 13.570 93 .146 Total 27.299 96
a. Dependent Variable: Pendapatan Pedagang b. Predictors: (Constant), Pengalaman Berdagang, Jam Berdagang, Modal Dagang
Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .525 .421 1.248 .215
Modal Dagang .420 .076 .450 5.508 .000
Jam Berdagang .265 .078 .270 3.412 .001
Pengalaman Berdagang .194 .065 .229 2.982 .004
a. Dependent Variable: Pendapatan Pedagang
LAMPIRAN FOTO
Ket: Foto pada saat wawancara dengan kepala pasar di pasar Palakka Kabupaten Bone
(10/11/2019)
Ket: Foto pada saat pengisian kuesioner pedagang buah (02/10/2019)
BIOGRAFI PENULIS
Khairunnnisa Nur, panggilan Nisa Lahir di Makassar pada
tanggal 16 Maret 1996 dari pasangan suami istri Bapak Drs.
Baco Dandi dan Ibu Dwi Astuti Yanti. Peneliti adalah anak
kedua dari dua bersaudara. Peneliti sekarang bertempat
tinggal di Jl. Husain Jeddawi Lr. 7, Kelurahan Macege,
Kecematan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone.
Pendidikan yang telah ditempuh oleh peneliti yaitu SD 35 Panyili lulus pada
tahun 2008, SMP Negeri 1 Unggulan Watampone lulus pada 2011, SMA Negeri
3 Watampone lulus pada tahun 2014, dan mulai tahun 2015 mengikuti program
S1 Ekonomi Islam di Universitas Muhammadiyah Makassar sampai dengan
sekarang. Sampai dengan penulisan skripsi ini peneliti masih terdaftar sebagai
mahasiswi Program S1 Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.