Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE
JARITMATIKA PADA SISWA KELAS III SDN 1 LEJANG KECAMATAN
BUNGORO KABUPATEN PANGKEP
SKRIPSI
Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Jurusan SI Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
ALNURIN UPARA
10540939214
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018
MOTO dan PERSEMBAHAN
“Bekerja Sama dan Sama-sama Bekerja”
Amalan yang lebih dicintai Allah adalah amalan yang terus-menerus
dilakukan walaupun sedikit
- (Nabi Muhammad S.A.W) -
Kupersembahkan…………..
“Karya sederhana ini untuk kedua orang tuaku Basri Upara dan Hardiana
serta, kedua orang tua angkatku Sjahril dan Hartina yang telah
membesarkanku dan merawatku sejak kecil hingga saat ini. Karya ini sebagai
tanda baktiku kepadanya yang selalu mendukungku untuk bisa sampai di
perguruan tinggi, serta saudara-saudariku, sahabat-sahabatku yang
senantiasa menyayangiku, berdoa dengan tulus dan ikhlas, selalu memberikan
yang terbaik serta selalu mengharapkan kesuksesanku, dan untuk seseorang
yang akan menemani hidupku (kelak).
ABSTRAK
Alnurin Upara. 2018. Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Metode
Jaritmatika Pada Siswa Kelas III SDN 1 Lejang Kecamatan Bungoro Kabupaten
Pangkep. Skripsi. Program Studi Pendiikan guru sekolah dasar. Fakultas keguruan
dan ilmu pendidikan, universitas muhammadiyah Makassar. Pembimbing I
Baharullah dan Pembimbing II Hamdana Hadaming.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang melibatkan satu kelas
sebagai kelas eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas
pembelajaran matematika melalui metode jaritmatika pada siswa kelas III SDN 1
Lejang Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep tahun ajaran 2017/2018 yang
ditinjau dari 3 aspek yaitu : ketuntasan hasil belajar matematika, aktivitas siswa
dalam pembelajaran matematika, dan respon siswa terhadap pembelajaran
matematika. Desain penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest Posttest
Design yaitu suatu penelitian eksperimen yang dilaksanakan tanpa adanya
kelompok pembanding (Kontrol) dan satuan eksperimen dalam penelitian ini
adalah siswa kelas III SDN 1 Lejang Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep
sebanyak 25 orang siswa sebagai kelas uji coba untuk diterapkan metode
jaritmatika. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan teknik observasi, teknik tes, dan penyebaran angket. Hasil
Penelitian menunjukkan bahwa (1) Skor rata-rata hasil belajar matematika siswa
setelah diterapkan metode jaritmatika adalah 77,8 dengan standar deviasi 8,78.
Dari hasil tersebut diperoleh bahwa 22 orang siswa (88%) telah mencapai
ketuntasan belajar individu dan ini berarti ketuntasan belajar secara klasikal telah
tercapai. (2) Rata-rata rata-rata persentase frekuensi aktivitas siswa mencapai
kriteria baik yaitu sebanyak 76%. (3) Angket respon siswa terhadap penggunaan
metode jaritmatika mendapat respon positif dari siswa yaitu 88%. Dari hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika efektif melalui
metode jaritmatika pada siswa kelas III SDN 1 Lejang Kecamatan Bungoro
Kabupaten Pangkep.
Kata Kunci: Eksperimen, Efektifitas pembelajaran matematika, Metode
Jaritmatika
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Allah
yang paling agung untuk membuka jalan bagi setiap maksud kita, Allah yang
paling suci untuk menjadi energi bagi petunjuk hidup dan kesuksesan kita. Tiada
daya dan kekuatan kecuali dengan bimbingan dari-Nya sehingga skripsi dengan
judul “EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI
METODE JARITMATIKA PADA SISWA KELAS III SDN 1 LEJANG
KECAMATAN BUNGORO KABUPATEN PANGKEP “ dapat diselesaikan.
Setiap orang dalam berkarya selalu mengharapkan kesempurnaan,
termasuk dalam tulisan ini. Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis telah mengerahkan segala daya dan
upaya untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia
pendidikan.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik
guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Muhammadiyah Makassar Skripsi ini berupaya memberi gambaran
dan informasi sejauh mana efektivitas pembelajaran matematika melalui metode
jaritmatika pada siswa kelas III SDN 1 Lejang Kecamatan Bungoro Kabupaten
Pangkep.
Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan
tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan kepada kedua orang tua
Basri Upara dan Hardiana yang tak hentinya dengan tulus menyertakan doanya
dalam perjalanan hidup penulis, dan yang paling utama kedua orang tua angkat
Sjahril dan Hartina yang telah berdoa, berjuang, rela berkorban tanpa pamrih
dalam mengasuh, membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam proses
pencarian ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi
ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan akhirat. Tak lupa pula penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Dr.H.Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M., selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Erwin Akib, S.Pd., M.Pd.Ph.D,, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Sulfasyah, MA., Ph.D., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar.
4. Dr. Baharullah, M.Pd pembimbing I dan Hamdana Hadaming, S.Pd., M.Si
pembimbing II, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan, arahan serta motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga
selesainya skripsi ini.
5. Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
yang telah ikhlas mentransfer ilmunya kepada penulis.
6. Sahriah, S.Pd. SD., Kepala sekolah SDN 1 Lejang Kecamatan Bungoro
Kabupaten Pangkep atas bantuannya selama penulis mengadakan penelitian.
7. Hj. Nurasmi, Guru kelas III SDN 1 Lejang Kecamatan Bungoro Kabupaten
Pangkep, sekaligus sebagai Validator, atas segala bimbingan dan
kerjasamanya selama penulis mengadakan penelitian.
8. Bapak/Ibu Guru serta seluruh staf SDN 1 Lejang Kecamatan Bungoro
Kabupaten Pangkep yang telah memberikan bantuan dan petunjuknya selama
penulis mengadakan penelitian.
9. Siswa-siswi SDN 1 Lejang Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep
khususnya Kelas III atas kerjasama, motivasi serta semangatnya dalam
mengikuti proses pembelajaran.
10. Saudara-saudaraku tersayang, utamanya untuk kakaku Ari yang selama ini
memberi dukungan berupa doa dan materi serta masukan-masukan demi
terselesainya skripsi ini.
11. Rekan seperjuangan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Angkatan 2014
terkhusus Kelas K Universitas Muhammadiyah Makassar, terima kasih atas
solidaritas yang diberikan selama menjalani perkuliahan, semoga keakraban
dan kebersamaan kita tidak berakhir sampai disini.
12. Sahabatku Deviana Tahir yang semasa kuliah telah setia menemani,
membantu, mendengarkan segala keluh kesah penulis dan memberikan
semangat dan motivasi sampai dengan hari ini. Terimah kasih untuk
kebersamaannya, semoga persaudaraan kita tidak akan pernah berakhir.
13. Saudara seperjuangan di Magang III dan P2K yang telah banyak membantu
memberikan informasi dan masukan-masukan.
14. Saudaraku Miftahul Khairani dan kelurga yang turut membantu
terlaksananya penelitian penulis.
15. Semua pihak yang telah memberikan bantuan semoga menjadi ibadah dan
mendapat imbalan dari-Nya. Akhirnya, dengan segala kerendahan hati,
penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak,
selama saran dan kritikan tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin
bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan.
Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi
diri pribadi penulis. Aamiin.
Makassar, Agustus 2018
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………….. .................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………. .................. iii
SURAT PERNYATAAN ……………………………………….................... iv
SURAT PERJANJIAN …………………………………………. .................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………… .................. vi
ABSTRAK ……………………………………………………… .................. vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN
KERANGKA PIKIR ............................................................................... 9
A. Kajian Pustaka .............................................................................................. 9
1. Efektivitas Pembelajaran Matematika.................................................... 9
2. Belajar dan Pembelajaran Matematika .................................................. 12
3. Tujuan Pembelajaran Matematika.......................................................... 15
4. Motivasi dan Kreativitas Meningkatkan Hasil Belajar Matematika ...... 16
5. Kemampuan Menghitung Perkalian pada Pembelajaran Matematika ... 17
6. Metode Jaritmatika ................................................................................. 20
B. Penelitian Yang Relevan .............................................................................. 27
C. Kerangka Pikir ............................................................................................. 30
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 32
A. Rancangan Penelitian ................................................................................... 32
B. Satuan Eksperimen dan Perlakuan ............................................................... 33
C. Definisi Operasional..................................................................................... 33
D. Instrumen Penelitian..................................................................................... 34
1. Tes Hasil Belajar Matematika ................................................................ 34
2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika .. 35
3. Angket Respon Siswa terhadap Pembelajaran Matematika ................... 35
4. Dokumentasi .......................................................................................... 36
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 36
F. Teknik Analisis Data .................................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN ........................................ 40
A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 40
1. Deskripsi Hasil Belajar Matematika ...................................................... 40
2. Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa ............................................ 45
3. Deskripsi Respon Siswa ......................................................................... 47
B. Pembahasan .................................................................................................. 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 54
A. Kesimpulan .................................................................................................. 54
B. Saran ............................................................................................................. 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang mendasar bagi
pembangunan suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang
melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan
dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Kesadaran
tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan dan kemungkinan
yang lebih baik di masa mendatang, telah mendorong berbagai upaya dan
perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan
perkembangan dunia pendidikan. Pendidikan sebagai salah satu upaya dalam
rangka meningkatkan kualitas hidup manusia, pada intinya bertujuan untuk
memanusiakan manusia, mendewasakan, serta merubah perilaku, serta
meningkatkan kualitas menjadi lebih baik (Fattah, 2004 : 9 ) .
Negara memahami betul untuk dapat mewujudkan cita-cita mencerdaskan
bangsa maka pendidikan sebaiknya harus dijadikan prioritas utama. Pendidikan
yang baik haruslah ditunjang dengan sarana dan prasarana yang yang memadai
seperti tempat belajar yang nyaman, sumber belajar, dan sistem pendidikan yang
tepat guna. Sekolah sebagai lembaga pendidikan, merupakan wadah tempat proses
pendidikan dilakukan, memiliki sistem yang kompleks dan dinamis. Dalam
kegiatannya, sekolah adalah tempat yang bukan hanya sekedar tempat berkumpul
guru dan murid, melainkan berada dalam satu tatanan sistem yang rumit dan
saling berkaitan, oleh karena itu sekolah dipandang sebagai suatu organisasi yang
membutuhkan pengelolaan. Pengelolaan tersebut yang akan dipertanggung
jawabkan oleh kepala sekolah dan para guru-guru.
Peran guru sebagai konselor adalah diharapkan akan dapat merespons
segala masalah tingkah laku yang terjadi dalam poses pembelajaran. Proses
pembelajaran yang bernapaskan lingkungan lebih menekankan pada pentingnya
proses belajar peserta daripada hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik.
Olehnya itu ada beberapa kemampuan yang dituntut dari guru agar dapat
menumbuhkan minat dalam proses pembelajaran yaitu memahami sifat dan
karakteristik peserta didik, terutama kemampuan belajarnya, cara dan kebiasaan
belajar, minat terhadap pelajaran, motivasi untuk belajar, dan hasil belajar yang
telah dicapai.
Masalah dalam proses mengajar tentu saja mengundang perhatian para
guru untuk bisa mengatasinya. Menurut pandangan Burton (Sunarti, 2011: 13)
mengajar adalah upaya dalam memberikan perangsang, bimbingan, pengarahan
dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Demi tercapainya
pemecahan masalah dalam proses mengajar yang ada guru sebisa mungkin
mengolah strategi-strategi yang akan digunakan. Beberapa dari banyaknya guru
kurang perduli akan strategi-strategi yang diterapkan dalam proses mengajar
sehingga siswa merasa malas, bosan, dan cenderung kurang memahami apa yang
diajarkan oleh guru. Bukan hanya masalah dari segi pengetahuan dan keinginan
siswa untuk belajar namun masalah lainnya juga berasal dari strategi pengajaran
guru yang kurang diminati para siswa. Olehnya itu guru harus lebih kreatif dalam
menyajikan pembelajaran yang menyenangkan serta mudah untuk dipahami
siswa.
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua
jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Bahkan matematika diajarkan di taman kanak-kanak secara informal. Belajar
matematika merupakan syarat untuk melanjutkan pendidikan sebab belajar
matematika diperlukan agar murid dapat berfikir kritis dan mampu menyelesaikan
masalah dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu juga agar kepribadian siswa
terbentuk serta terampil menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini sesuai dengan pembelajaran matematika disekolah yaitu memberikan
tekanan pada penataan nalar, pembentukan sikap siswa, serta keterampilan dalam
menerapkan matematika. Susanto dalam Armayani (2015 : 2) mengatakan bahwa :
Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi,
memberikan kontribusi dalam penyelesaian sehari-hari dan dalam
dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan
ilnu pengetahuan dan teknologi.
Matematika merupakan mata pelajaran dasar yang harus diajarkan
disekolah namun kenyataannya banyak murid yang menganggap bahwa
matematika adalah mata pelajaran yang sulit dipelajari dan menakutkan padahal
matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting bagi murid karena
matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan
berpikir dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman yang
dapat memperjelas dan membantu menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari.
Pembelajaran matematika khususnya dalam pembelajaran berhitung tidak
selamanya berjalan mulus. Apalagi adanya anggapan siswa bahwa matematika
merupakan salah satu mata pelajaran sulit dan tidak disukai oleh sebagian besar
peserta didik. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan hanya menjelaskan dan
tidak melibatkan murid secara langsung dalam proses pembelajaran akan
membuat murid merasa bosan dan jenuh dalam memahami pelajaran. Akhirnya
nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan dan harus
diperoleh oleh murid tidak dapat dicapai secara maksimal. Oleh karena itu perlu
adanya strategi untuk mengatasi masalah tersebut.
Permasalahan yang dijumpai dalam pembelajaran matematika di SDN 1
Lejang Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep melalui observasi dan
wawancara dengan guru kelas III pada tanggal 9 januari 2018, peneliti
menemukan bahwa guru menguatkan pemahaman anak pada kemampuannya
menghitung perkalian dengan menghafalkan perkalian pada pembelajaran
matematika, guru menanyakan soal perkalian dan siswa menjawab atau yang biasa
disebut dengan mencongak. Pembelajaran tersebut dilakukan secara monoton
sehingga membuat siswa merasa bosan dan menjadi kurang aktif dalam proses
belajar. Guru jarang menggunakan variasi metode pembelajaran maupun model
pembelajaran yang lain sehingga pembelajaran menjadi kurang variatif. Hal ini
menyebabkan hasil belajar terhadap materi matematika utamanya perkalian
tergolong rendah. Siswa juga melakukan tehnik berhitung dengan alat bantu
seperti sempoa tetapi masih banyak siswa yang tidak memilikinya. Olehnya itu
siswa harus kreatif dalam mengerjakan soal perhitungan utamanya perkalian pada
pembelajaran matematika.
Salah satu tindakan yang dapat dilakukan adalah perbaikan dalam tehnik
berhitung. Belajar berhitung harus ditekankan pada siswa sekolah dasar karena
merupakan dasar dari pengembangan pembelajaran. Contoh inovasi dalam
pembelajaran berhitung utamanya menghitung perkalian dapat menggunakan
metode jaritmatika. Pembelajaran dengan mengarahkan siswa untuk
menggunakan jarinya agar menemukan caranya sendiri dalam melakukan operasi
hitung perkalian. Dalam hali ini siswa akan merasa lebih gembira untuk belajar
perhitungan karena dengan menguasai metode jaritmatika akan membuat siswa
tidak lagi harus menghapal perkalian.
Metode berhitung jaritmatika ini ditemukan oleh Septi Peni Wulandari,
seorang ibu rumah tangga yang berhasil menciptakan metode berhitung
menggunakan media jari yang disebut jaritmatika. Metode ini berhasil
mempermudah anak-anak untuk belajar berhitung dan memperkenalkan kepada
anak bahwa matematika khususnya berhitung itu menyenangkan. Didalam proses
yang penuh kegembiraan itu anak dibimbing untuk bisa dan terampil berhitung
dengan benar.
Menurut Prasetyono (Sumirat,dkk, 2016 : 65 ) Metode jaritmatika adalah
suatu cara menghitung matematika dengan menggunakan alat bantu jari.
Jaritmatika ini tidak lepas dari konsep ilmu hitung yang telah lama kita kenal
yakni sempoa. Penggunaan jaritmatika pada proses perhitungan dengan gerakan
jari-jari tangan akan membuat siswa merasa senang akan tumbuh minatnya dalam
proses belajar dan siswa akan mengulang-ulang proses perhitungannya. Operasi
hitung perkalian pada pelajaran matematika dengan jaritmatika tidak
memberatkan memori otak, sebab siswa tidak perlu menghitung perkalian dengan
cara panjang, cara yang panjang akan menjemukkan siswa.
Berdasarkan masalah yang teridentifikasi di atas, perlu untuk mengadakan
perbaikan baik dalam bentuk strategi maupun metode yang digunakan untuk
mengajar, agar proses pembelajaran matematika yang berlangsung menjadi
efektif. Olehnya itu peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Efektivitas Pembelajaran Matematika melalui Metode Jaritmatika pada
Siswa Kelas III SDN 1 Lejang Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas perumusan masalahnya adalah
“Bagaiamana efektivitas pembelajaran matematika melalui metode jaritmatika
pada siswa kelas III SDN 1 Lejang Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep” ?.
Indikator keefektivan pembelajaran matematika ditinjau dari 3 aspek yaitu:
1. Ketuntasan hasil belajar matematika
2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika
3. Respon siswa terhadap pembelajaran matematika
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika melalui
metode jaritmatika pada siswa kelas III SDN 1 Lejang Kecamatan Bungoro
Kabupaten Pangkep yang ditinjau dari 3 aspek, yaitu :
1. Ketuntasan hasil belajar matematika
2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika
3. Respon siswa terhadap pembelajaran matematika
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah
1. Manfaat Teoritis
a. Secara teoritis penelitian ini bisa dijadikan sebagai referensi untuk
penelitian-penelitian selanjutnya terkait metode jaritmatika pada
pembelajaran Matematika.
b. Mendapatkan pengetahuan mengenai metode jaritmatika pada
pembelajaran matematika bagi siswa kelas III SDN 1 Lejang Kecamatan
Bungoro Kabupaten Pangkep.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Melalui penelitian, siswa diharapkan mampu menggunakan metode
jaritmatika dalam pembelajaran matematika utamanya dalam hal berhitung .
b. Bagi Guru
Melalui penelitian ini, guru dapat meningkatkan strategi dalam
menyajikan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, serta mampu
memotivasi siswa agar memiliki keterampilan dalam belajar.
c. Bagi Kepala Sekolah
Melalui penelitian ini, kepala sekolah lebih memperhatikan dan
melakukan pengawasan terhadap cara guru menyajikan pembelajaran.
d. Bagi Pemerintah
Melalui penelitian ini, pemerintah berpartisipasi dalam menyediakan
fasilitas yang dibutuhkan di sekolah untuk menunjang berlangsungnya proses
belajar mengajar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN
KERANGKA PIKIR
A. Kajian Pusataka
1. Efektivitas Pembelajaran Matematika
Keefektifan berasal dari kata “efektif”. Dalam Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa “efektif” berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya,
kesannya), dapat membawa hasil, berhasil guna. Sedangkan keefektifan berarti
keadaan berpengaruh, hal yang berkesan, keberhasilan usaha atau tindakan.
Menurut Sabtanoe (Reli, 2017 : 7) memberikan definisi kefektifan yaitu
kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat dalam mencapai tujuan tertentu.
Sedankan menurut Pophan dan Beker (Reli, 2017 : 7) proses belajar mengajar
yang efektif adalah kemampuan untuk menghasilkan perubahan yang
diharapkan dari kemampuan dan persepsi siswa. Lebih jauh Popham dan Baker
menjelaskan bahwa proses belajar mengajar yang efektif tergantung pada
pemilihan dan penggunaan metode pembelajaranyang sesuai dengan tujuan
proses belajar mengajar.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keefektifan
pembelajaran adalah suatu keadaan yang menunjukan ketercapaian/keberhasilan
dari suatu upaya pembelajaran yang diterapkan.
Adapun indikator keefektifan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a) Ketuntasan Hasil Belajar Matematika
Ketuntasan belajar matematika siswa adalah tingkat ketercapaian
hasil belajar siswa setelah melalui proses pembelajaran. Salah satu tujuan
penerapan suatu model, pendekatan, dan metode pembelajran adalah untuk
melihat ketercapaian tujuan pembelajaran. Ketercapaian tujuan
pembelajaran dapat dilihat dari keberhasilan siswa dalam belajar atau
dengan kata lain ketuntasan belajar siswa yang diukur dengan tes hasil
belajar (Suryani,2016 : 12).
Ketuntasan belajar dapat diamati dengan cara membandingkan
prestasi belajar siswa yang pengambilan datanya metode tes. Jika prestasi
belajar lebih atau sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) maka
siswa dinyatakan telah tuntas belajar. Jika prestasi belajar siswa kurang dari
KKM maka siswa dikatakan belum tuntas belajar,sehingga untuk memenuhi
ketuntasan klasikal siswa harus bisa mencapai KKM minimal 75% dari
hasil belajar.
b) Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika
Nasution dalam Reli (2016 : 13), mengemukakan bahwa aktivitas
belajar dapat meliputi aktivitas visual, aktivitas lisan, aktivitas pendengaran,
aktivitas menulis, aktivitas menggambar, aktivitas motorik, aktivitas mental
maupun emosiaonal. Aktivitas tersebut tidak saling terpisah satu sama lain,
sebab untuk mempelajari mata pelajaran memerlukan aktivitas belajar yang
saling berhubungan.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika bisa positif maupun
negatif. Aktivitas siswa yang positif misalnya mengajukan pendapat atau
gagasan, mengerjakan tugas atau soal, komunikasi dengan guru secara aktif
dalam pembelajaran dan komunikasi dengan sesama siswa sehingga dapat
memecahkan suatu permasalahan yang sedang dihadapi, sedangkan aktivitas
siswa yang negatif, misalnya mengganggu sesama siswa pada saat proses
belajar mengajar dikelas, melakukan kegiatan lain yang tidak sesuai dengan
pelajaran yang sedang diajarkan oleh guru.
Jadi disimpulkan bahwa aktivitas siswa adalah kegiatan yang
dilakukan siswa selama mengikuti proses belajar mengajar atau dengan kata
lain proses interaksi antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa yang
dapat mengakibatkan perubahan tingkah laku dalam proses pembelajaran.
Perubahan tingkah laku ini diamati melalui kesungguhan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran.
Kriteria keberhasilan siswa dalam penelitian ini ditunjukkan dengan
sekurang-kurangnya 75 % siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran
baik aktivitas yang bersifat fisik ataupun mental. Data hasil pengamatan
aktivitas siswa meliputi menghitung frekuensi rata-rata aspek tiap pertemuan
dilakukan dengan cara menjumlahkan frekuensi aspek yang dimaksud dibagi
banyak siswa yang diamati.
c) Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika
Respon dikatakan Darly Beum sebagai tingkah laku balas atau sikap
yang menjadi tingkah laku terkuat. Sementara Sheerer menyebutkan respon
merupakan proses pengorganisasian rangsang. Dimana rangsang-rangsang
prosikmal diorganisasikan. Sehingga sering terjadi representasi fenomenal
dari rangsang proksimal (Reli,2016 : 16).
Respon pada prosesnya didahului sikap seseorang, karena sikap
merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku
kalau ia mengahadapi suatu rangsangan tertentu. Jadi berbicara mengenai
respon atau tidak respon tidak terlepas dari pembahasan sikap
Respon juga diartikan suatu tingkah laku atau sikap yang berwujud
baik sebelum pemahaman yang mendetail, penilaian, pengaruh atau
penolakan, suka atau tidak serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu.
Melihat sikap seseorang terhadap sesuatu maka akan diketahui bagaimana
respon mereka terhadap kondisi tersebut. Respon siswa dalam penelitian ini
dapat diukur menggunakan angket.
2. Belajar dan Pembelajaran Matematika
a. Belajar Matematika
Proses belajar dan pembelajaran dipengaruhi oleh kesiapan siswa,
artinya ketika pendidik mulai mengajar dengan seperangkat materi yang akan
ditransformasi kepada peserta didik, maka mereka sudah siap mental dan daya
ingatnya. Siap mental pada peserta didik artinya tidak ada persoalan yang
bersifat mengganggu pikiran dan jiwa mereka dalam belajar misalnya kondisi
rumah dalam keluarganya, raugu-ragu apa bisa mengikuti pelajaran,
bersemangat, motivasi tinggi demikian juga minatnya.
Daya ingat juga perlu perhatian terutama belajar matematika. Mereka
berkonsentrasi dan perhatian tinggi sehingga masukan materi pelajaran akan
diingat atau tidak lupa. Untuk meningkatkan daya ingat memang diperlukan
latihan tertentu. Kematangan jiwa sebagai yang diperlukan dalam belajar agar
tidak senantiasa dibimbing atau selalu ketergantungan pada guru. Ketika dapat
tugas soal dari guru harus sudah siap tidak lagi banyak protes, ia siap dengan
latihan-latihan sebanyak mungkin untuk dapat menguasai materi atau konsep
sebagaimana tujuan belajar yang diinginkan.
Agar tujuan belajar tercapai maka proses belajar harus terarah siswa
menerima dengan senang suatu pembelajaran maka bangkitkan kecenderungan
untuk percaya sesuai dengan bagaimana ia memahami situasi. Tujuan harus
tergambar jelas dalam pikiran dan diterimaoleh para pelajar pada saat proses
belajar terjadi. Proses belajar dan pembelajaran bercorak ragam bagi setiap
peserta didik. Belajar dianggap bermanfaat bila seseorang dapat menyimpan dan
menerapkan hasil belajar dalam situasi baru.
Menurut Hamzah dan Muhlisrarini dalam bukunya (2014 : 46) “Bila
kita ingin memantapkan proses belajar kognitif, maka minimal harus melibatkan
proses pengenalan dan atau penemuan”. Proses pengenalan dimaksud yakni
mulai dengan pengenalan indrawi, lalu disimpan dalam ingatan jangka pendek.
Melakukan pengulangan materi secara berlanjut menggunakan latihan maka
akan mengenal secara mantap karena bisa masuk pada ingatan jangka panjang,
mengenal suatu konsep dalam jangka waktu lama.
Pada tahap proses belajar afektif seseorang menentukan bagaimana ia
menghubungkan dirinya dengan pengalaman baru. Pengetahuan yang telah
diperolehnya kemudian dapat dipakai dalam hal-hal baru. Pada proses belajar
psikomotorik setiap individu menentukan bagaimana ia mampu mengendalikan
aktivitas ragawi/jasmaninya. Proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari
proses dan hasil belajar. Proses pembelajaran harus dengan sengaja,
diorganisasikan dengan baik agar dapat menumbuhkan proses belajar yang baik
pada gilirannya dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Oleh karena itu,
jenis-jenis proses belajar.
b. Pembelajaran Matematika
Kamu Besar bahasa Indonesia ( Thobroni,2016 : 16) mendefinisikan
kata “pembelajaran” berasal dari kata “ajar” yang berarti petunjuk yang
diberikan kepada orang supaya diketahui atau diturut, sedangkan
“pembelajaran” berarti proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk
hidup belajar. Dalam proses pembelajaran akan terjadi pertukaran informasi
yang disampaikan oleh seorang pengajar kepada seseorang yang akan belajar
hingga hal yang tidak diketahui akan diketahui pada saat berlangsungnya proses
pembelajaran.
Menurut Kimble dan Garmezy ,pembelajaran adalah suatu perubahan
perilaku yang relatif tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang.
Selain itu, Rombepajung juga berpendapat bahwa pembelajaran adalah
pemerolehan suatu mata pelajaran atau pemerolehan suatu keterampilan melalui
pelajaran,pengalaman, atau pengajaran (Thobroni, 2016 : 17 ). Maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses pengajaran yang
mengubah perilaku yang relatif baik pada suatu mata pelajaran atau suatu
keterampilan.
Pembelajaran memiliki makna bahwa subjek belajar harus dibelajarkan
bukan diajarkan. Subjek belajar yang dimaksud adalah siswa atau disebut juga
pembelajar yang menjadi pusat kegiatan belajar. Siswa sebagai subjek belajar
dituntut untuk aktif mencari, menemukan, menganalisis, merumuskan,
memecahkan masalah, dan menyimpulkan suatu masalah.
Pembelajaran membutuhkan sebuah proses yang disadari yang
cenderung bersifat permanen dan mengubah perilaku. Pada proses tersebut
terjadi pengingatan informasi yang kemudian disimpan dalam memori dan
organisasi kognitif. Keterampilan tersebut diwujudkan secara praktis pada
keaktifan siswa dalam merespon dan bereaksi terhadap peristiwa-peristiwa yang
terjadi pada diri siswa ataupun lingkungannya.
3. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Konsep-konsep matematika yang dipelajari di SD/MI merupakan
konsep-konsep yang sangat diperlukan agar siswa dapat mengerjakan pekerjaan
menghitung. Penguasaan konsep-konsep dasar matematika di SD/MI sangat
berguna untuk dapat memahami matematika dan ilmu-ilmu lain yang semakin
kompleks yang akan dipelajari dijenjang lebih tinggi. Memperkenalkan konsep-
konsep tersebut sangat penting dilakukan sejak dini sebagai dasar pengetahuan
anak. Ismail (Hamzah dan Muhlisrarini, 2014: 48 ) mengatakan bahwa
matematika adalah ilmu yang membahas angka-angka dan perhitungannya,
membahas masalah-masalah numeric, mengenai kuantitas dan besaran,
mempelajari hubungan pola, bentuk dan struktur, sarana berpikir, kumpulan
sistem dan alat.
Secara umum, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah
mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan, keadaan dalam
kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang melalui latihan bertindak atas
dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, dan efektif, serta
mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir
matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu
pengetahuan.
Sedangkan secara khusus tujuan pembelajaran matematika adalah untuk
menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan
bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari, menumbuhkan kemampuan
siswa yang dapat dialih gunakan melalui kegiatan matematika, mengembangkan
pengetahuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut dan
membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin (Sante,2013 : 14 ).
4. Motivasi dan Kreativitas Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Strategi pembelajaran digunakan guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Agar strategi pembelajaran yang dipakai efektif
maka guru berupaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan demikian,
apabila motivasi meningkat maka akhirnya secara langsung atau tidak langsung
dapat meningkatkan hasil belajar. Motivasi berprestasi dalam belajar
matematika yang dirangsang guru menggunakan variasi strategi pembelajaran
matematika benar-benar berperan sekali dalam meningkatkan prestasi belajar
matematika. Kemudian sebagai satu bagian dengan sikap belajar maka motivasi
berhubungan dengan daya kreativitas. Siswa akan bangkit daya kreatifnya
manakala ada peningkatan motivasi secara signifikan pada diri siswa.
Persoalan atau problematika matematika yang dihadapi akan menjadi
tantangan untuk senantiasa kreatif mencari penyelesaian soal sehingga ke depan
siswa tersebut sudah memiliki kemampuan atau sikap minat belajar yang tinggi,
motivasi berprestasi meningkat dan terakhir daya kreativitasnya makin
berkembang yang pada gilirannya akan tercapai hasil belajar yang dirumuskan.
5. Kemampaun Menghitung Perkalian pada Pembelajaran Matematika
a. Kemampuan Berhitung
Berhitung muncul hampir semua cabang matematika, seperti aljabar,
ilmu ukur (geometri), teori kemungkinan, statistika, analisis, teori fungsi,
topologi, dan lain-lain. Berhitung sebagai cabang matematika yang berkenaan
dengan sifat dan hubungan bilangan-bilangan nyata dan dengan perhitungan
terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
Kemampuan berhitung merupakan kemampuan melakukan pengerjaan hitung
seperti menjumlah, mengalikan, membagi, dan lain-lain serta kemampuan
memanipulasi bilangan-bilangan dan lambing-lambang matematika
(Khotimah,2008 : 16).
Berhitung bukan hanya menyuarakan bahasa tulis atau menirukan
ucapan guru dengan cepat, akan tetapi berhitung merupakan perbuatan yang
dilakukan berdasarkan kerjasama beberapa keterampilan individu dalam
mengamati, menyebutkan, memahami dan menulis lambing bilangan yang pasti
dan sesuai dengan informasi. Banyak orang mempelajari berhitung karena
berhitung itu diperlukan dalam pekerjaan dan hidup mereka. Kinin berhitung
telah menjadi pelajaran wajib di sekolah-sekolah bahkan sampai taraf tertentu
matematika dikuasai oleh semua pelajar pada semua jenis sekolah yang ada.
Pengajaran berhitung hendaknya disesuaikan kekhasan konsep atau
pokok bahasan dan perkembangan berfikir anak. Dengan demikian diharapkan
akan terdapat keserasian antara yang menekankan keterampilan menyelesaikan
soal dan pemecahan masalah. Pengajaran matematika di kelas-kelas rendah
seperti di sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah, terutama diarahkan agar siswa
memiliki keterampilan dalam berhitung melalui kegiatan praktis yang dilakukan
sendiri oleh siswa, namun pemahaman tentang konsep tertentu juga diperlukan
dan diharapkan terpupuk melalui kegiatan tersebut.
Menurut Russefendi (Khotimah,2008 : 18 ) ada beberapa strategi dalam
pengajaran berhitung :
1) Dalam pengajaran berhitung, langkah pertama dimulai dengan keadaan
sehari-hari yang sebenarnya atau riil.
2) Anak akan lebih berhasil jika belajar berpartisipasi aktif secara maksimal
dengan melibatkan semua indera.
3) Membiasakan anak untuk menyelesaikan soal yang berkaitan dengan
pemecahan masalah.
4) Hafal fakta dasar penjumlahan, pengurangan,pembagian, dan perkalian,
tetapi harus dengan pengertian. Anak dibiasakan dalam mencari dan
mengembangkan strategi berfikirnya, mengenal pola bilangan, mengenal
sifat-sifat pengerjaan hitung untuk menguasai fakta-fakta dasar.
5) Cara transisi seperti cara panjang, cara singkat dan penggunaan media
pembelajaran merupakan jembatan tetapi juga memperkaya pengalaman
siswa, agar siswa lebih memahami dan mengerti cara singkat.
6) Untuk sampai kepada pembentukan abstraksi berhitung pada diri anak
diperlukan pengalaman yang bervariasi dan proses yang panjang.
7) Mengetahui berbagai macam teknik mengajar. Hal ini perlu bila
menggunakan teknik sebelumnya, anak belum juga mengerti apa yang
digunakan.
b. Pengertian Perkalian
Pada hakikatnya perkalian adalah penjumlahan bilangan yang sama
sebanyak “n” kali. Sedangkan menurut Subarinah ( Darmayanti dkk,2013 : 3)
perkalian diartikan sebagai penjumlahan berulang. Sehingga untuk memahami
konsep perkalian, anak harus paham dan terampil melakukan operasi hitung
penjumlahan. Perkalian a x b diartikan sebagai penjumlahan bilangan b
sebanyak a kali. Hasil kali 2 bilangan dapat dicari dengan cara
mendatar/panjang dan dengan cara bersusun/singkat. Namun dalam
pembelajaran penyelesaian operasi hitung perkalian bilangan dua angka dengan
dua angka yang hasilnya bilangan tiga angka di kelas III Sekolah Dasar pada
umumnya menggunakan dua cara yaitu perkalian dengan cara mendatar dan
perkalian dengan cara bersusun pendek.
c. Mengajar Perkalian
Perkalian dan pembagian biasanya diajarkan secara terpisah, perkalian
terlebih dahulu kemudian pembagian. Namun demikian, cukup penting untuk
mengajarkan kombinasi dari keduanya, segera setelah perkalian diajarkan agar
murid-murid bisa melihat hubungan antar keduanya. Pada sebagian besar
kurikulum, topik ini merupakan fokus utama di kelas 3 dan dikembangkan di
kelas 4 dan 5.
Salah satu kesulitan utama dalam mengajarkan perkalian adalah
memahami konsep suatu himpunan sebagai satu entitas dan pada saat yang
sama, entitas tersebut juga merupakan kumpulan dari beberapa benda atau
objek. Anak-anak bisa menyelesaikan soal Berapa banyak apel yang ada dalam
4 keranjang jika masing-masing keranjang berisi 8 apel ? dengan menghitung 4
himpunan pencacah yang masing-masing berisi 8 pencacah, kemudian
menghitung jumlah pencacah tersebut secara keseluruhan. Untuk bisa berpikir
secara multiplikatif mengenai soal ini yaitu 4 himpunan dari 8, anak-anak harus
bisa mengkonseptualisasikan setiap kelompok delapan tersebut sebagai suatu
benda saja. Pengalaman dengan membuat dan menghitung himpunan,
khususnya pada situasi kontekstual,amat sangat berguna ( Walle, 2008: 161).
6. Metode Jaritmatika
a. Pengertian Metode
Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal (Yaumi,2013 : 205 ). Metode digunakan untuk merealisasikan
strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjuk pada suatu perencanaan untuk
mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang tepat digunakan untuk
melaksanakan strategi. Tidak semua metode cocok digunakan untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertent. Hal ini tergantung dari karakteristik peserta didik,
materi pembelajaran,dan konteks lingkungan di mana pembelajaran
berlangsung.
Pengembangan pembelajaran dan guru, dosen, atau instruktur memegang
peran penting dalam menciptakan kondisi belajar yang dapat memfasilitasi
peserta didik di dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan. Oleh karena itu
metode-metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran metode ceramah,
demonstrasi adalah diskusi, simulasi, pemberian tugas dan resitasi, tanya jawab,
pemecahan masalah, sistem regu, metode latihan, karya wisata, ekspositori,
inkuiri, kontekstual, bermain peran, induktif dan deduktif.
b. Pengertian Jaritmatika
Jaritmatika hadir sebagai suatu metode berhitung yang mudah dipahami
dan diterapkan hanya dengan menggunakan jari tangan. Jaritmatika adalag
singkatan dari jari dan aritmatika yaitu metode berhitung menggunakan jari
tangan. Metode ini ditemukan oleh Septi Peni Wulandari (Alwi dan
Yohannis,2016 : 13).
Menurut Septi Peni Wulandari (Septianti,2013 : 19) Jaritmatika adalah
metode berhitung (operasi kali bagi-tambah kurang ) dengan menggunakan jari-
jari tangan. Jaritmatika adalah sebuah metode sederhana dan menyenangkan
mengajarkan berhitung dasar kepada anak-anak sesuai kaidah : Dimulai dengan
memahamkan secara benar terlebih dahulu tentang konsep bilangan, dan operasi
hitung dasar, kemudian mengajarkan berhitung dengan jari-jari tangan.
Prosesnya diawali, dilakukan dan diakhiri dengan gembira. Melalui metode
jaritmatika siswa akan lebih mudah berhitung tanpa menggunakan bantuan lain
selain jarinya.
Jaritmatika memperkenalkan kepada siswa bahwa matematika
(khususnya berhitung) itu menyenangkan. Jaritmatika sangat mudah untuk
dilaksanakan karena siswa mengalami sendiri menghitung menggunakan jari-
jari mereka. Guru akan mengajarkan dan melatih siswa menggunakan jarinya
dalam berhitung. Di dalam proses yang penuh kegembiraan itu anak dibimbing
untuk bisa dan terampil berhitung dengan benar.
Beberapa kelebihan jaritmatika menurut wulandari (Septianti,2013 : 19-
20) antara lain:
1) Jaritmatika menggunakan jari-jari tangan dalam proses berhitung. Hal ini
akan membuat siswa mudah melakukannya
2) Gerakan jari-jari tangan akan menarik minat siswa. Dengan begitu, mereka
akan melakukannya dengan gembira karena mereka mempraktekannya
secara langsung.
3) Jaritmatika tidak memberatkan memori otak (pikiran) siswa saat digunakan.
Jadi siswa tidak diharuskan mengahafal rumus-rumus.
4) Alat yang di gunakan tidak membeli karena alatnya adalah bagian dari tubuh
siswa yaitu jari tangan.
Kelemahan Metode Jaritmatika antara lain :
1) Karena jumlah jari tangan terbatas maka operasi matematika yang bisa
diselesaikan juga terbatas
2) Harus memperbanyak waktu latihan agar kemampuan menghitung lebih
cepat.
Jaritmatika merupakan suatu metode dalam mengajarkan berhitung
karena menggunakan media jari. Jaritmatika bisa dikatakan dapat meningkatkan
motivasi belajar dan kemampuan berhitung siswa karena dengan jaritmatika
siswa dapat mengoptimalkan kerja otak kanan dan otak kiri dan
penyampaiannya sangat menyenangkan.
Metode jaritmatika tidak memberatkan memori anak-anak meskipun
menghitung dalam jumlah ribuan karena dalam prakteknya otak masih dibantu
dengan alat yaitu jari tangan. Jari tangan bisa digunakan setiap saat kemanapun,
dimanapun, kapanpun anak bisa menggunakan tangannya untuk berhitung tidak
terkecuali saat ujian berlangsung. Dimana jari-jari tangan masing-masing anak
sebagai symbol-simbol numerik.
c. Langkah-langkah Metode Jaritmatika Perkalian
Hal yang perlu diingat sebelum mengajarkan metode jarimatika
perkalian pada anak-anak, yaitu anak-anak harus memahami konsep dasar
perkalian terlebih dahulu.
Menurut Wulandari (Manapa,2014: 6) langkah-langkah pembelajaran
jaritmatika dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut :
1) Guru mengajak siswa menarik napas dalam-dalam lalu hembuskan
perlahan,kemudian tersenyum.setelah itu guru mengajak siswa untuk
bernyanyi agar siswa merasa gembira dan tidak menjadi bosan sebelum
penerapan metode jaritmatika diajarkan.
2) Guru mengenalkan lambang-lambang yang digunakan dalam jaritmatika,
diawali dengan jari-jari tangan yang menunjukkan satuan 6 sampai 9 dan
menunjukkan puluhan 10 sampai 90
3) Guru mengajak siswa untuk mendemonstrasikan formasi jari tangan yang
menunjukkan angka-angka tersebut
4) Guru mengajarkan konsep dasar perkalian. Apabila konsep dasar perkalian 1
sampai 5 telah dipahami oleh siswa dengan baik, langkah selanjutnya adalah
guru mengajarkan perkalian 6 sampai 9 dan 11 sampai 14 dengan
menggunakan jari tangan
5) Guru mengajarkan dan mendemonstrasikan formasi/format jaritmatika
perkalian 6 sampai 9 dan 11 sampai 14.
Beberapa format jaritmatika perkalian 6 sampai 9 dan 11 sampai 14
(Astuti, 2013: 54) diantaranya sebagai berikut :
1) Format jaritmatika Basis Bilangan 6 sampai 9
Gambar 2.1 : Format Jaritmatika Perkalian 6 sampai 9
Keterangan :
Jari Jentik nilainya 6
Jari Manis nilainya 7
Jari Tengah nilainya 8
Jari Telunjuk nilainya 9
Ibu Jari nilainya 10
P = Puluhan
S = Satuan
Latihan I
Cara mengalikan bilangan 6 sampai 9
Contoh : 7 x 8
Caranya dimulai dari hitungan ke 6
Gambar 2.2 : Format Jaritmatika
Petunjuk :
Untuk puluhan gunakan jari yang berdiri, jari yang berdiri tersebut lalu
dijumlahkan. Untuk satuan gunakan jari yang dilipat lalu dikalikan. Langkah
untuk mengalikan 7 x 8 adalah seperti contoh gambar di atas dan rumusnya
adalah sebagai berikut :
Rumus 7 x 8 = (p +p ) + ( s x s )
= (20 + 30 ) + (3 x 2)
= 50 + 6
= 56
2) Format Jaritmatika Basis Bilangan 11 sampai 14
Gambar 2.3 : Format Jaritmatika 11 sampai 14
Keterangan :
Jari Jentik nilainya 11
Jari Manis nilainya 12
Jari Tengah nilainya 13
Jari Telunjuk nilainya 14
Ibu Jari nilainya 15
P = Puluhan
S = Satuan dan puluhan
Latihan I
Contoh 12 x 13 =… ?
Gambar 2.4 : Format Jaritmatika
Petunjuk :
Harus diperhatikan bahwa dalam format basis bilangan 11 sampai 14
(format ganjil) jari yang digunakan adalah jari yang berdiri saja. Jari yang
dilipat sama sekali tidak digunakan. Jadi puluhannya jari berdiri dan
satuannya juga jari yang berdiri. 12 x 13 dapat kita selesaikan dengan rumus
jaritmatika basis bilangan 11-14
Rumus 12 x 13 = (p + p) + ( s x s ) + 100
= (20 + 30) + ( 2 x 3 ) + 100
= 50 + 6 + 100
= 156
B. Penelitian Yang Relevan
Dalam penelitian yang relevan akan dibahas mengenai penelitian-
penelitian yang telah dilakukan para peneliti terdahulu serta acuan dalam
menentukan tindakan selanjutnya sekaligus sebagai bahan pertimbangan
penelitian. Beberapa penelitian yang relevan dalam penelitian ini antara lain:
1. Penelitian tentang penggunaan jaritmatika telah diterapkan pada jenjang
sekolah dasar yang dilaksanakan oleh Dwi (2012), yang berjudul “Pengaruh
Pembelajaran Berhitung Jaritmatika Terhadap Minat Belajar Matematika
Anak Usia Sekolah Dasar”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
siswa sekolah dasar setelah mengikuti pembelajaran berhitung jaritmatika
memiliki minat belajar matematika yang lebih tinggi dari sebelumnya. Dapat
terlihat dari nilai persentase yang awalnya 53,5 % meningkat atau naik
menjadi 78,5 %. Persamaan penelitian diatas dengan skripsi penulis, yaitu
menggunakan metode jaritmatika dalam pembelajaran matematika untuk
mengajarkan siswa tehnik berhitung. Perbedaannya, penelitian di atas
mengukur keefektifan metode jarimatika dalam pembelajaran matematika.
Peneltian Arsita Dwi Putri Idiyani mengukur pengaruh tehnik berhitung
jaritmatika terhadap minat belajar siswa.
2. Hasil penelitian Sumirat, dkk (2016) yang berjudul “Pengaruh Praktik
Jaritmatika Terhadap Keterampilan Berhitung Siswa Kelas II SD”
menunjukkan bahwa terhadapat pengaruh positif penerapan praktik
jaritmatika terhadap keterampilan hitung perkalian pada siswa kelas II SD,
dibuktikan dengan hasil analisis menggunakan uji N-Gain dapat diketahui
bahwa peningkatan keterampilan berhitung perkalian pada kelas eksperimen
sebesar 0,411 termasuk dalam kategori sedang. Sedangkan pada kelas control
0.135 termasuk dalam kategori rendah. Persamaan penelitian diatas dengan
skripsi penulis, yaitu menggunakan metode jaritmatika untuk mengajarkan
siswa tehnik berhitung. Perbedaannya, penelitian di atas mengukur keefektifan
metode jarimatika dalam pembelajaran matematika. Peneltian Idham Sumirat
dkk, mengukur pengaruh praktik jaritmatika terhadap keterampilan berhitung
siswa.
3. Hasil penelitian Manapa (2014) yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar
Matematika Pada Materi Perkalian Dengan Penerapan Metode Jaritmatika
Pada Siswa SDN Taimanu Kabupaten Sumba Timur Kelas IV Semeter I
Tahun Pelajaan 2013/2014” menunjukkan bahwa hasil belajar siswa melalui
penerapan metode jaritmatika mengalami peningkatan dari siklus I sampai
siklus II, pada siklus I satu yang tuntas KKM sebanyak 14 siswa dengan
persentase 47% dari 30 siswa, pada siklus II terjadi peningkatan sebanyak 26
siswa dengan persentase 87 % dari 30 siswa dengan KKM ≥ 65 dan indikator
kinerja 85%. Persamaan penelitian diatas dengan skripsi penulis, yaitu
menggunakan metode jaritmatika dalam pembelajaran matematika.
Perbedaannya, penelitian di atas mengukur keefektifan metode jarimatika
dalam pembelajaran matematika. Penelitian Joan Purnama Manapa mengukur
peningkatan hasil belajar matematika melalui penerapan metode jaritmatika.
Dari ketiga penelitian relevan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan
bahwa hal tersebut menjadi bukti empiris metode jarimatika efektif digunakan
pada operasi hitung perkalian dalam pembelajaran matematika. Kajian empiris
inilah yang menjadi landasan penulis untuk melakukan penelitian yang sama
untuk meneliti efektivitas pembelajaran matematika melalui metode jaritmatika
pada materi perkalian.
C. Kerangka Pikir
Salah satu hal yang terpenting yang mampu menunjang proses belajar
mengajar adalah keefektifan dalam penggunaan metode mengajar, ketidaktepatan
dalam memilih metode mengajar dapat mengakibatkan hasil belajar yang
diperoleh peserta didik kurang maksima utamanya pada pembelajaran
matematika. Metode pembelajaran yang efektif adalah metode pembelajaran
Jarimatika yaitu model pembelajaran yang menekankan pada pengembangan daya
tangkap, kecepatan serta pengembangan saraf motorik pada peserta didik.
Keefektifan pembelajaran matematika juga dilihat dari ketercapaian tujuan
pembelajarannya. Pembelajaran matematika lebih efektif jika dilakukan dalam
suasana yang menyenangkan. Guru dituntut untuk mampu menciptakan pembelajaran
yang menarik dan menyenangkan dengan menggunakan strategi dan metode yang
sesuai
Dalam penelitian ini hanya ada satu kelas yang akan diteliti dengan
menggunakan metode jaritmatika pada pembelajaran matematika materi operasi
hitung perkalian. Keaktifan siswa dalam mengajar dapat diamati melalui analisis
sehingga menghasilkan temuan. Dari temuan dapat diketahui kefektifan pembelajaran
matematika melalui metode jaritmatika.
Berikut ini merupakan skema kerangka pikir peneliti dalam menyelesaikan
masalah yang telah ditemukan :
v
Gambar 2.5 : Bagan Kerangka Pikir atau Alur Penelitian
Latar Belakang
Dampaknya Pembelajaran
Matematika Kurang Efektif
Kurangya Kreativitas
Siswa dalam
Menyelasiakan
Masalah
Guru Jarang
Menggunakan
Variasi Metode
Metode Jaritmatika
Pembelajaran
Dilakukan Secara
Monoton
Tuntas Aktif Positif
Efektif diterapkan pada Pembelajaran Matematika
Metode Jaritmatika
Ketuntasan Hasil Belajar Aktivitas Siswa Respon Siswa
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan peneltian kuantitatif dengan jenis
penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2017 : 72) penelitian eksperimen
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Dalam penelitian
ini melibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen dengan tujuan untuk
mengetahui efektivitas pembelajaran matematika melalui metode jaritmatika pada
siswa kelas III SDN 1 Lejang Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep.
Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-
Group Pretes-Posttest Design yaitu desain pra eksperimen tanpa kelompok
pembanding atau desain kelompok tunggal . Desain ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
O1 = obsevarsi sebelum perlakuan
O2 = obsevarsi setelah perlakuan
X = perlakuan dengan metode jaritmatika
Untuk mengetahui hasil belajar siswa maka diberi tes awal (pretes), dan
kemudian memberi (protest) setelah digunakan metode jaritmatika dalam proses
pemahaman dalam pembelajaran matematika.
O1 X O2
B. Satuan Eksperimen dan Perlakuan
Pada penelitian ini dipilih kelas satuan eksperimen dengan cara non
random sampling menggunakan teknik sampling purposive yaitu kelas dipilih
karena adanya pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang dimaksud, yaitu kelas
III SDN 1 Lejang Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep pada kategori
berkemampuan sedang berdasarkan hasil rengking yang dilakukang pihak
sekolah.
Pemilihan satuan eksperimen dengan cara non random sampling di
lakukan dengan memilih satu kelas ekpserimen. Kelas eksperimen tersebut
sebagai kelas uji coba, pada pemilihan ini telah diambil kelas III sebagai kelas
eksperimen untuk diberikan perlakuan yaitu dengan diterapkan metode jaritmatika
dalam pembelajaran matematika.
C. Definisi Operasional Variabel
Melalui definisi operasional variabel, batasan istilah yang sesuai dengan
judul penelitian akan dipaparkan guna memperjelas hasil penelitian.
1. Efektivitas
Keefektifan pembelajaran adalah suatu keadaan yang menunjukan
ketercapaian/keberhasilan dari suatu upaya pembelajaran yang diterapkan.
2. Ketuntasan Hasil Belajar Matematika
Ketuntasan hasil belajar matematika siswa adalah tingkat ketercapaian
hasil belajar siswa setelah melalui proses pembelajaran. Salah satu tujuan
penerapan suatu model, pendekatan, dan metode pembelajran adalah untuk
melihat ketercapaian tujuan pembelajaran.
3. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika
Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika adalah kegiatan yang
dilakukan siswa selama mengikuti proses belajar mengajar atau dengan kata
lain proses interaksi antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa yang
dapat mengakibatkan perubahan tingkah laku dalam proses pembelajaran.
Perubahan tingkah laku ini diamati melalui kesungguhan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran.
4. Respon Siswa terhadap Pembelajaran Matematika
Respon siswa terhadap pembelajaran matematika juga diartikan suatu
tingkah laku atau sikap yang berwujud baik sebelum pemahaman yang
mendetail, penilaian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak serta
pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu.
D. Instrumen Penelitian
Intrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengatur fenomena
alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut
variable penelitian (Sugiyono, 2017 : 102).
Adapun instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Tes Hasil Belajar Matematika
Tes hasil belajar matematika yaitu alat bantu yang berupa soal-soal tes
tertulis yang digunakan untuk memperoleh nilai sebagai alat ukur dalam
penelitian. Untuk mengetahui tingkat penguasaan /ketuntasan hasil belajar
siswa terhadap materi yang telah diajarkan, guru perlu menyusun suatu tes
yang berdasarkan tujan pembelajaran yang akan dicapai. Tes itu kemudian
diberikan kepada siswa. Penskoran hasil tes siswa menggunakan skala bebas
yang tergantung dari bobot butir soal tersebut.
Tes hasil belajar matematika ini digunakan untuk mengetahui ketuntasan
hasil belajar siswa setelah pembelajaran matematika melaui metode
jaritmatika. Tes dibuat berdasarkan materi yang diberikan selama penelitian
berlangsung beradasarkan rumusan indikator pembelajaran.
2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika
Instrument lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran
matematika ini digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa
selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini digunakan
untuk menjaring aktivitas siswa selama mereka belajar pada pembelajaran
matematika melalui metode jaritmatika yang bertujuan memperoleh data
aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
3. Angket Respon Siswa terhadap Pembelajaran Matematika
Angket respon siswa terhadap pembelajaran matematika digunakan
untuk menjawab pertanyaan mengenai respon terhadap metode yang
digunakan. Respon siswa adalah tanggapan siswa terhadap pelaksanaan
pembelajaran melalui penggunaan metode jaritmatika. Metode pembelajaran
yang sesuai dapat memberi respon yang positif bagi siswa setelah mereka
mengikuti kegiatan pembelajaran.
Angket respon siswa terhadap pembelajaran matematika dirancang untuk
mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika melalui metode
jaritmatika. Indikator respon siswa menyangkut suasana kelas, minat
mengikuti pembelajaran berikutnya, cara-cara guru mengajar dan saran-saran.
Teknik yang digunakan untuk memperoleh data respon tersebut adalah dengan
membagikan angket kepada siswa setelah berakhirnya pertemuan terakhir
untuk diisi sesuai dengan petunjuk yang diberikan.
4. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu alat bantu yang digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data-data yang meliputi data tentang daftar nama-nama siswa
kelas III sebagai kelas eksperimen dan foto/gambar yang digunakan untuk
menggambarkan secara visual kondisi proses pembelajaran yang sedang
berlangsung.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam usaha memperoleh data-data yang diperlukan,peneliti
menggunakan beberapa tehnik pengumpulan data. Tehnik pengumpulan data
adalah cara yang dapat digunakan peneliti dalam mengumpulkan data. Agar dalam
penelitian nantinya diperoleh diperoleh informasi dan data-data yang sesuai
dengan masalah yang diteliti,maka peneliti menggunakan beberapa tehnik yaitu :
1. Untuk memperoleh data mengenai hasil belajar matematika siswa, peneliti
menggunakan teknik pemberian tes hasil belajar.
2. Untuk memperoleh data mengenai aktivitas siswa, peneliti menggunakan
lembar observasi atau pengamatan.
3. Untuk memperoleh data mengenai respon siswa terhadap proses pembelajaran,
peneliti menggunakan teknik pemberian angket.
F. Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul dengan menggunakan instrument-instrumen
yang ada kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif.
Teknik analisis deskriprtif digunakan untuk mengungkap hasil belajar siswa,
aktivitas siswa selama pembelajaran, dan respon siswa terhadap pembelajaran
matematika melalui metode jaritmatika.
1. Ketuntasan Hasil Belajar Matematika
Untuk mendeskripsikan ketuntasan hasil belajar matematika siswa
digunakan rata-rata, skor maksimum dan simpangan baku. Untuk keperluan
analisis deskriptif, pengkategorisasian hasil belajar matematika siswa menurut
standar kategorisasi dengan skala lima yang diterapkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional.
Tabel 3.1 Kategorisasi Standar Hasil Belajar
No Interval Kategori
1 0 ≤ x < 55 Sangat Rendah
2 55 ≤ x < 70 Rendah
3 70 ≤ x < 80 Sedang
4 80 ≤ x < 90 Tinggi
5 90 ≤ x < 100 Sangat Tinggi
(Sumber: Reli,2017 : 30)
Ketuntasan hasil belajar matematika siswa dapat dilihat dari hasil belajar
yang secara individual, kriteria seorang siswa dikatakan tuntas ketika memenuhi
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditentukan oleh sekolah yakni 70
dan ketuntasan klasikal tercapai apabila minimal 75% siswa dikelas tersebut
telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni ≥ 70.
Tabel 3.1 Kategorisasi Standar Ketuntasan Hasil Belajar Matematika
Murid Kelas III SDN 1 Lejang Kecamatan Bungoro Kabupaten
Pangkep.
Nilai Kriteria
0 ≤ x < 70 Tidak Tuntas
70 ≤ x < 100 Tuntas
(Sumber: SDN 1 Lejang)
Ketuntasan belajar klasikal : banyaknya siswa memperoleh skor ≤70 x 100%
banyaknya seluruh siswa
2. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika
Data hasil pengamatan aktivitas siswa meliputi menghitung frekuensi
rata-rata aspek tiap pertemuan dilakukan dengan cara menjumlahkan frekuensi
aspek yang dimaksud dibagi banyak siswa yang diamati. Untuk menghitung
rata-rata persentase setiap aspek aktifitas siswa digunakan rumus sebagai
berikut:
%100
T
TaPta
Keterangan:
Pta = Persentase aktivitas siswa untuk melakukan suatu jenis
aktivitas tertentu
Ta = Banyaknya jenis aktivitas tertentu yang dilakukan siswa
setiap pertemuan
T = Banyaknya seluruh aktivitas setiap pertemuan
Kriteria keberhasilan aktivitas siswa dalam penelitian ini ditunjukkan
dengan sekurang-kurangnya 75 % siswa terlibat aktif atau melakukan aktivitas
positif dalam proses pembelajaran.
3. Respon Siswa terhadap Pembelajaran Matematika
Data tentang respon siswa diperoleh dari angket respons murid terhadap
kegiatan pembelajaran, dan selanjutnya dianalisis dengan persentase. Respons
siswa dapat dianalisis dengan melihat presentase dari respon siswa dengan
rumus sebegai berikut:
%100N
fP
Keterangan:
P = presentase respon siswa yang menjawab ya dan tidak
f = frekuensi siswa yang menjawab ya dan tidak
N = Banyaknya siswa yang mengisi angket
Kriteria yang ditetapkan untuk menyatakan bahwa siswa memiliki
respon positif terhadap metode jaritmatika adalah minimal 75% dari mereka
yang memberi respon positif terhadap sejumlah aspek yang ditanyakan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Sebagaimana telah diuraikan pada Bab I bahwa tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui keefektifan pembelajaran matematika melalui metode
jaritmatika pada siswa kelas III SDN 1 Lejang. Untuk mengetahui hal tersebut di
atas, dilakukan prosedur penelitian eksperimen analisis data hasil penelitian
dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Deskripsi masing-masing hasil
analisis tersebut diuraikan sebagai berikut :
1. Deskripsi Hasil Belajar Matematika
a. Hasil Analisis Statistik Deskriptif
1) Hasil Analisis Pretest
Dari hasil analisis deskriptif sebagaimana yang terlampir maka statistik
skor hasil belajar siswa pada kelas III SDN 1 Lejang Kecamatan Bungoro
Kabupaten Pangkep sebelum dilaksanakan perlakuan (pretest) untuk materi
perkalian disajikan dalam Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Pretest Siswa Kelas III SDN 1 Lejang
Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep
Statistik Nilai Statistik
Ukuran sampel 25
Skor ideal 100
Skor maksimum 70
Skor minimum 35
Rentang skor 35
Rata-Rata (Mean) 49,80
Standar Deviasi 10,15
Variansi 103,083
Sumber : Data Diolah Dilampiran D
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa skor rata-rata kemampuan awal
siswa kelas III SDN I Lejang sebelum pembelajaran matematika melalui metode
jaritmatika adalah 49,80 dari skor ideal 100 yang mungkin dicapai oleh siswa,
dengan standar deviasi 10,15. Skor yang dicapai oleh siswa tersebar dari skor
terendah 35 dengan skor tertinggi 70 dengan rentang skor 35. Jika hasil
kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran matematika dikelompokkan ke
dalam 5 kategori maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase sebagai
berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Freskuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas III SDN 1 Lejang Kecamatan
Bungoro Kabupaten Pangkep Sebelum Perlakuan ( Pretest )
No Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 0 ≤ X <55 Sangat Rendah 17 68
2 55 ≤ X < 70 Rendah 6 24
3 70 ≤ X < 80 Sedang 2 8
4 80 ≤ X < 90 Tinggi 0 0
5 90 ≤ X ≤ 100 Sangat Tinggi 0 0
Jumlah 25 100
Pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 25 siswa kelas III SDN 1 Lejang
Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep yang hadir mengikuti pretest, 17 siswa
atau 68 % memperoleh skor pada interval 0 ≤ X<55 dengan kategori sangat
rendah dan 6 siswa atau 24 % memperoleh skor pada interval 55≤ X< 70 dengan
kategori rendah dan 2 siswa atau 8 % memperoleh skor pada interval 70 ≤ X< 80
dengan kategori sedang dan belum ada satupun siswa yang berada dalam kategori
tinggi atau sangat tinggi. Jika skor rata-rata hasil belajar siswa sebelum perlakuan
dikonversi ke dalam 5 kategori di atas, maka skor rata-rata hasil belajar siswa
sebesar 49.80 sebelum pembelajaran matematika melalui metode jaritmatika
tergolong sangat rendah.
Selanjutnya skor hasil belajar sebelum diterapkan metode jaritmatika pada
siswa kelas III SDN 1 Lejang Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep
dikategorikan berdasarkan kriteria ketuntasan minimum (KKM) dapat dilihat pada
tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas
III SDN 1 Lejang Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep
Sebelum Perlakuan ( Pretest )
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
0 ≤ X < 70 Tidak Tuntas 23 92
70 ≤ X ≤ 100 Tuntas 2 8
Kriteria seorang siswa dikatakan tuntas hasil belajar matematika apabila
memiliki nilai lebih besar atau sama dengan 70. Dari tabel 4.3 diatas bahwa
jumlah siswa yang tidak memiliki kriteria ketuntasan minimal adalah 23 siswa (92
%) dan yang memenuhi kriteria ketuntasan Minimum adalah 2 siswa (8%).
Berdasarkan Deskripsi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar siswa
kelas III SDN 1 Lejang Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep tergolong lebih
banyak yang tidak tuntas yaitu 92 % dari 100% siswa.
2) Hasil Analisis Posttest
Statistik skor hasil belajar siswa pada kelas III SDN 1 Lejang Kecamatan
Bungoro Kabupaten Pangkep setalah dilaksanakan perlakuan (posttest) pada
materi perkalian disajikan dalam table 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SDN 1
Lejang Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep Setelah
Perlakuan
Statistik Nilai Statistik
Ukuran sampel 25
Skor ideal 100
Skor maksimum 90
Skor minimum 50
Rentang skor 40
Rata-Rata (Mean) 77,8
Standar Deviasi 8,78
Variansi 77,25
Sumber : Data Diolah Dilampiran D
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil belajar
matematika siswa yang diajar dengan metode jaritmatika adalah 77,8 dari skor
ideal 100. Skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 90 dan skor terendah adalah
50 , dengan standar daviasi sebesar 8,78 yang berarti bahwa skor Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas III SDN 1 Lejang Kecamatan Bungoro Kabupaten
Pangkep pada posttest tersebar dari skor terendah 50 sampai skor tertinggi 90. Jika
hasil belajar murid dikelompokkan dalam lima kategori maka diperoleh distribusi
frekuensi dan persentase sebagai berikut:
Tabel 4.5 Distribusi Freskuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas III SDN 1 Lejang Kecamatan
Bungoro Kabupaten Pangkep Setelah Perlakuan (Posttest)
No Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 0 ≤ X <55 Sangat Rendah 1 4
2 55 ≤ X < 70 Rendah 2 8
3 70 ≤ X < 80 Sedang 14 56
4 80 ≤ X < 90 Tinggi 6 24
5 90 ≤ X ≤ 100 Sangat Tinggi 2 8
Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dapat disimpulkan bahwa persentase skor
hasil belajar matematika siswa setelah digunakan metode jaritmatika yakni dari
25 siswa 1 siswa atau 4 % yang masuk kategori sangat rendah, 2 siswa atau 8 %
yang masuk kategori rendah, 14 siswa atau 56 % yang masuk kategori sedang, 6
siswa atau 24 % yang masuk kategori tinggi, dan 2 siswa atau 8 % yang masuk
kategori sangat tinggi.
Kemudian untuk melihat persentase ketuntasan hasil belajar matematika
siswa setelah perlakuan (posttest) dengan menggunakan metode jaritmatika dapat
dilihat pada Tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas
III SDN 1 Lejang Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep
Setelah Perlakuan ( Posttest)
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
0 ≤ X < 70 Tidak Tuntas 3 12
70 ≤ X ≤ 100 Tuntas 22 88
Berdasarkan tabel 4.6 setelah perlakuan (posttest) dengan metode
jaritmatika dapat digambarkan bahwa yang telah mencapai ketuntasan hasil
belajar 22 siswa dari jumlah keseluruhan 25 siswa dengan persentase 88 %,
sedangkan yang tidak mencapai ketuntasan belajar sebanyak 3 siswa dari jumlah
keseluruhan 25 siswa dengan persentase 12 %.
Dari hasil analisis pretest dan posttest dapat disimpulkan bahwa sebelum
perlakuan (pretest) hasil belajar siswa kelas III SDN 1 Lejang Kecamatan
Bungoro Kabupaten Pangkep tergolong lebih banyak yang tidak tuntas yaitu 92%
dan setelah perlakuan (posttest) hasil belajar siswa mencapai ketuntasan yaitu
88%. Hal tersebut membuktikan bahwa penggunaan metode jaritmatika pada
materi perkalian mengalami peningkatan pada hasil belajar siswa.
2. Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Matematika
Hasil pengamatan aktivitas siswa dengan menggunakan metode jaritmatika
pada siswa kelas III SDN 1 Lejang Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep
selama dua kali pertemuan dinyatakan persentase sebagai berikut
Tabel 4.7 Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Proses
Pembelajaran Melalui Metode Jaritmatika Pada Siswa Kelas
III SDN 1 Lejang Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep
No Kegiatan yan di amati Pertemuan
∑
(%) I II III IV V VI
Aktifitas Positif
1. Siswa yang hadir pada
proses pembelajaran
P
R
E
T
E
S
T
25 25 24 25
P
O
S
T
T
E
S
T
24,75 99 %
2. Siswa yang memperhatikan
penjelasan guru saat
penyampaian materi
22 24 24 24 23,5 94 %
3. Siswa yang menjawab
pertanyaan lisan guru
15 18 20 22 18,75 75 %
4. Siswa yang mengajukan
pertanyaan saat penyajian
materi
10 14 16 22 15,5 62 %
5. Siswa yang berani
mengerjakan soal di atas
papan tulis
9 18 15 21 15,75 63 %
6. Siswa yang membutuhkan 19 18 15 10 15,25 61 %
bimbingan guru dalam
menyelesaikan soal
Rata-rata persentase 76 %
Aktifitas Negatif
7. Siswa yang melakukan
aktivitas lain di luar
kegiatan pembelajaran
(tidak memperhatikan
penjelasan guru,
mengantuk, tidur,
mengganggu teman, keluar
masuk ruangan).
5 3 6 2 4 16 %
Rata-rata persentase 16 %
(Sumber : Data Diolah Dilampiran D)
Kriteri keberhasilan siswa dalam penelitian ini dikatakan efektif apabila
75% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan tabel 4.7 maka
dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dalam penelitian ini sudah efektif yaitu
kehadiran siswa saat proses pembelajaran 99%, siswa yang memperhatikan
penjelasan guru 94%, Siswa yang mengajukan pertanyaan 62%, Siswa yang
menjawab pertanyaan lisan guru 75 %, Siswa yang berani mengerjakan soal di
papan tulis 63%, Siswa yang membutuhkan bimbingan guru dalam menyelesaikan
soal 61 %, dari beberapa aktifitas yang diamati selama empat kali pertemuan
pembelajaran diperoleh rata-rata aktivitas positif siswa yaitu 76 % siswa yang
aktif dalam proses pembelajaran. dari tabel juga dapat dilihat aktivitas siswa yang
diamati selama empat kali pertemuan pembelajaran diperoleh rata-rata aktivitas
lain (negatif) siswa yaitu 16 %.
3. Deskripsi Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika Melalui
Metode Jaritmatika
Hasil analisis respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran
matematika melalui metode jaritmatika yang diisi oleh 25 siswa dapat dilihat
pada tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8 Deskripsi Respon Siswa Kelas III SDN 1 Lejang Kecamatan
Bungoro Kabupaten Pangkep Terhadap Pembelajaran
Matematika Melalui Metode Jaritmatika
No Pertanyaan Frekuensi Persentase (%)
Ya Tidak Ya Tidak
1 Apakah anda senang belajar
Matematika khususnya materi
perkalian ?
22 3 88% 12 %
2 Apakah anda memahami
penggunaan metode jaritmatika yang
diajarkan guru pada pembelajaran ?
21 4 84% 16%
3 Apakah belajar menggunakan
metode jaritmatika merupakan hal
baru bagi anda ?
25 0 100% 0%
4 Apakah anda senang belajar
matematika khususnya materi
perkalian menggunakan metode
jaritmatika ?
22 3 88% 12%
5 Apakah pembelajaran matematika
menggunakan metode jaritmatika
dapat meningkatkan semangat
belajar anda ?
21 4 84% 16%
6 Belajar matematika menggunakan
metode jaritmatika membuat materi
perkalian mudah dipahami
21 4 84% 16%
7 Belajar matematika menggunakan
metode jaritmatika membuat
pelajaran lebih menarik
23 2 92% 8%
8 Setujuhkah anda jika pembelajaran
matematika khususnya materi
perkalian menggunakan metode
jaritmatika ?
21 4 84% 16%
Jumlah 176 24
Persentase 88% 12%
Sumber : Data Diolah Dilampiran D
Berdasarkan tabel 4.8 diatas, Respon murid terhadap pembelajaran
matematika melalui metode jaritmatika untuk semua pertemuan bernilai positif.
Jika dirata-ratakan skor jawaban respon positif siswa mencapai 88% dan
presentasi murid yang memberikan respon negatif 12%, berdasarkan kriteria
respon murid dikatakan posistif apabila diperoleh persentase ≥ 75 % dengan
demikian penggunaan metode jaritmatika mendapat respon yang positif dari siswa
kelas III SDN 1 Lejang Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang telah diuraikan, dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa menggunakan metode
jaritmatika tuntas secara klasikal, aktivitas siswa yang berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran mengalami peningkatan, serta respon siswa terhadap metode
jaritmatika positif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika efektif melalui metode jaritmatika pada siswa kelas III SDN 1 Lejang
Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep.
B. Pembahasan
1. Hasil Analisis Statistika Deskriptif
a. Hasil Belajar Matematika ( Pretest )
Hasil analisis statistika deskriptif menunjukkan bahwa skor hasil belajar
matematika siswa kelas III SDN 1 Lejang Kecamatan Bungoro Kabupaten
Pangkep sebelum diterapkan metode jaritmatika berada pada kategori yang
sangat rendah. Hal ini terlihat dari skor rata-rata hasil belajar matematika siswa
sebesar 49,80. Dari 25 siswa 6 siswa memperoleh skor pada kategori rendah dan
2 siswa memperoleh kategori sedang.
Hasil belajar pretest tersebut tergolong sangat rendah disebabkan karena
siswa hanya mengahapal dasar-dasar perkalian yaitu perkalian 1-5, itupun hanya
sebagian yang memiliki kemampuan mengahapal tersebut. Selain itu, guru juga
jarang menggunakan variasi mengajar yang berbeda untuk menarik perhatian
siswa agar lebih semangat dan kreatif dalam belajar. Guru tidak membekali siswa
cara menghitung perkalian yang lebih mudah sehingga metode berhitung yang
digunakan siswa bersifat monoton. Siswa lebih sering menghitung perkalian
dengan cara penjumlahan berulang sehingga membutuhkan waktu yang lama untk
berfikir dan berkonsentrasi menjumlahkan angka demi angka. Hal tersebut
membuat siswa mengerjakan soal dalam waktu yang lama sehingga tidak semua
siswa mampu mengerjakan soal sesuai dengan batasa waktu yang ditentukan oleh
guru.
b. Hasil Belajar Matematika ( Posttest )
Hasil belajar matematika siswa kelas III SDN 1 Lejang Kecamatan
Bungoro Kabupaten Pangkep setelah diterapkan metode jaritmatika terjadi
peningkatan yang signifikan yaitu berada pada kategori sedang. Hal ini terlihat
dari skor rata-rata 77,8 dan dari 25 siswa 4 % siswa yang masuk kategori sangat
rendah, 8 % yang masuk kategori rendah, 56 % yang masuk kategori sedang, 24
% yang masuk kategori tinggi, 8 % yang masuk kategori sangat tinggi dengan
standar deviasi 8,78
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SDN 1 Lejang
Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep yaitu siswa dikatakan tuntas belajar jika
hasil belajarnya telah mencapai skor 70 dan mencapai ketuntasan klasikal, jika
75% siswa mencapai skor 70, maka siswa yang mencapai ketuntasan belajar
sebanyak 22 siswa dari jumlah keseluruhan 25 orang dengan persentase 88%.
Hasil belajar posttest tersebut mengalami peningkatan karena siswa sudah
diajarkan cara menghitung cepat dan benar menggunakan jari tangan sehingga
siswa tidak lagi membuat cakaran yang panjang dan memakan waktu yang lama
dalam mengerjakan soal. Guru melatih siswa menghitung menggunakan metode
jaritmatika dengan memberi motivasi sehingga pembelajaran berlangsung dengan
menyenangkan Hal ini berarti bahwa metode jaritmatika dapat membantu siswa
untuk mencapai ketuntasan klaiskal.
c. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika
Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika melalui
metode jaritmatika siswa kelas III SDN 1 Lejang Kecamatan Bungoro Kabupaten
Pangkep menunjukkan bahwa ketujuh aspek yang diamati memenuhi kriteria
efektif, siswa sangat antusias dan termotivasi dalm pembelajaran. Hal ini
zdisebabkan karena dalam proses pembelajaran siswa merasa mendapat tantangan
untuk memberanikan diri mengerjakan soal dipapan tulis, siswa mampu
menjawab pertanyaan guru secara lisan, siswa memiliki keterampilan baru
dengan bisa menghitung perkalian menggunakan jari-jari tangan, serta siswa
merasa memiliki tanggung jawab sendiri sehingga waktu yang terbuang percuma
seperti siswa mengantuk, bermain atau tertidur selama proses pembelajaran
berlangsung dapat berkurang.
Keefektifan kriteria tersebut ditunjukkan dengan kehadiran siswa pada saat
proses pembelajaran 99%, siswa yang memperhatikan penjelasan guru 94%,
Siswa yang mengajukan pertanyaan 62%, Siswa yang menjawab pertanyaan lisan
guru 75 %, Siswa yang berani mengerjakan soal di papan tulis 63%, Siswa yang
membutuhkan bimbingan guru dalam menyelesaikan soal 61 %, dari beberapa
aktifitas yang diamati selama empat kali pertemuan pembelajaran diperoleh rata-
rata aktivitas siswa yang positif 76 % dan negatif 16%. Kriteria keberhasilan
aktivitas murid dalam penelitian ini dikatakan efektif apabila minimal 75% siswa
terlibat aktif dalam proses pembeajaran. Dengan demikian penerapan metode
jaritmatika dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran.
d. Respon Siswa terhadap Pembelajaran Matematika
Respon murid terhadap pembelajaran matematika melalui metode
jaritmatika untuk semua pertemuan bernilai positif. Rata-rata skor jawaban respon
positif siswa mencapai 88% dan presentasi murid yang memberikan respon
negatif 12%, bertasarkan kriteria respon murid dikatakan posistif apabila
diperoleh persentase ≥ 75 % dengan demikian penggunaan metode jaritmatika
mendapat respon yang positif dari siswa kelas III SDN 1 Lejang Kecamatan
Bungoro Kabupaten Pangkep.
Berdasarkan hasil analisis respon siswa diperoleh bahwa 88% siswa
memberikan respon positif terhadap pelaksanaan metode jaritmatika dalam
pembelajaran matematika. Hal ini berarti bahwa pembelajaran matematika dengan
menggunakan metode jaritmatika dapat mengakibatkan adanya perubahan
pandangan siswa terhadap matematika dari matematika yang membosankan
dengan variasi monoton menuju matematika yang menyenangkan sehingga
keinginan untuk mempelajari matematika semakin besar.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang telah diuraikan, dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar matematika siswa menggunakan metode jaritmatika tuntas
secara klasikal, aktivitas siswa yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran
mengalami peningkatan, serta respon siswa terhadap metode jaritmatika positif.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika efektif
melalui metode jaritmatika pada siswa kelas III SDN 1 Lejang Kecamatan
Bungoro Kabupaten Pangkep.
Hasil penelitian di atas sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan oleh
Dwi (2012), yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Berhitung Jaritmatika
Terhadap Minat Belajar Matematika Anak Usia Sekolah Dasar”. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa siswa sekolah dasar setelah mengikuti pembelajaran
berhitung jaritmatika memiliki minat belajar matematika yang lebih tinggi dari
sebelumnya. Dapat terlihat dari nilai persentase yang awalnya 53,5 % meningkat
atau naik menjadi 78,5 %.
Penelitian yang serupa juga dilakukan oleh Sumirat, dkk (2016) yang
berjudul “Pengaruh Praktik Jaritmatika Terhadap Keterampilan Berhitung Siswa
Kelas II SD” menunjukkan bahwa terhadapat pengaruh positif penerapan
praktik jaritmatika terhadap keterampilan hitung perkalian pada siswa kelas II SD,
dibuktikan dengan hasil analisis menggunakan uji N-Gain dapat diketahui bahwa
peningkatan keterampilan berhitung perkalian pada kelas eksperimen sebesar
0,411 termasuk dalam kategori sedang. Sedangkan pada kelas control 0.135
termasuk dalam kategori rendah. Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang
sudah dilakukan diatas terbukti bahwa metode jaritmatika efektif pada
pembelajaran matematika
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kedimpulan bahwa pembelajaran
matematika efektif melalui metode jaritmatika pada siswa kelas III SDN 1 Lejang
Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep yang ditinjau dari ketuntasan hasil
belajar, aktivitas murid selama pembelajaran dan respon murid setelah mengikuti
pembelajaran matematika melalui metode jaritmatika.
1. Ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas III SDN 1 Lejang Kecamatan
Bungoro Kabupaten Pangkep setelah pembelajaran melalui metode jaritmatika
termasuk dalam kategori sedang yaitu dengan nilai rata-rata 77,8 dan standar
deviasi 8,78. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat 22 siswa (88%) yang
tuntas dan 3 siswa (12%) yang tidak tuntas, dimana siswa yang memperoleh
skor pada kategori sangat rendah 1 siswa (4%), kategori rendah 2 siswa (8 %),
kategori sedang 14 siswa (56 %), kategori tinggi 6 siswa (24%), Sangat tinggi
2 siswa (8%). Dari hasil tersebut ketuntasan hasil belajar secara klasikal telah
terpenuhi (≥75%).
2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika kelas III SDN 1 Lejang
Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep yang berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran dari aspek yang diamati secara keseluruhan dikategorikan efektif.
Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata persentase aktivitas positif siswa sebanyak
76 % aktif dalam pembelajaran matematika dengan Indikator keberhasilan
aktivitas siswa dalam penelitian ini ditunjukkan dengan sekurang-kurangnya
75% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
3. Respon siswa terhadap pembelajaran matematika kelas III SDN 1 Lejang
Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep yang berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran matematika melalui metode jaritmatika yaitu dirata-ratakan skor
jawaban aspek positif siswa mencapai 88% dan presentasi siswa yang
memberikan respon negatif 12%, berdasarkan hasil tersebut penggunaan
metode jaritmatika mendapat respon yang positif dari siswa dengan kriteria
respon siswa dikatakan posistif apabila diperoleh persentase ≥ 75 %.
B. Saran
Beberapa hasil penelitian yang diperoleh, maka penulis menyarankan beberapa
hal sebagai berikut :
1. Kepada pihak sekolah SDN 1 Lejang Kecamatan Bungoro Kabupaten
Pangkep agar kiranya dapat menerapkan metode mengajar sebagai upaya
untuk memicu minat dan motivasi belajar matematika siswa sehingga
berdampak positf terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu, diharapkan
dalam pembelajaran matematika materi perkalian , guru dapat menggunakan
metode jaritmatika untuk meningkatakan kualitas pembelajaran matematika
dikelas.
2. Kepada para guru, khususnya guru matematika harus lebih kreatif dalam
memilih metode dan variasi pembelajaran agar pembelajaran menjadi lebih
efektif tentunya dengan penanaman konsep matematika yang realistik dan
kontekstual serta rancangan pembelajaran dan persiapan yang matang.
3. Kepada mahasiswa dan peneliti selanjutnya, khususnya yang bergelut dalam
bidang matematika dan berminat mengembangkan lebih lanjut penelitian ini
diharapkan mencermati keterbatasan peneltian ini, sehingga penelitian
selanjutnya dapat menyempurnakan hasil penelitian ini.
4. Kepada siswa agar kiranya jangan menganggap matematika itu sulit akan
tetapi matematika itu mudah jika kita betul-betul ingin belajra dan belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi dan Yohannis. (2016). Aplikasi Multimedia Jaritmatika. Tidak diterbitkan
Armayani, Riska. (2011). Pengaruh Media Balok Pada Penjumlahan Mata
Pelajaran Matematika Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas
I SD Negeri 321 Ara Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.
Skripsi. Tidak diterbitkan. Makassar : Universitas Muhammadiyah.
Astuti, T. (2013). Jaritmatika Metode Berhitung Lebih Cepat. Jombang : Zahra
Book
Darmayanti,Evie dkk. (2013). Pengaruh Metode Perkalian Rumah Lebah
Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas III SDN 35 Pontianak. Tidak
diterbitkan
Fattah, Nanang. (2004). Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan
Sekolah. Bandung : C.V. Pustaka Bani Qurais
Hamzah & Muhlisrarini. (2014 ). Perencanaan Dan Strategi Pembelajaran
Matematika. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Irdiyani, Arsita Dwi Putri. (2012). Pengaruh Pembelajaran Berhitung Jaritmatika
Terhadap Minat Belajar Matematika Anak Usia Sekolah Dasar. Tidak
diterbitkan
Khotimah, Khusnul. (2008). Pembelajaran Berhitung Dengan Menggunakan
Jaritmatika Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Kemampuan
Berhitung Siwa MIM Candirejo Ngawen Klaten. Skripsi. Tidak
diterbitkan. Kalijaga : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Manapa, Joan Purnama. (2014). Peningkatan Hasil Belajar Matematika Pada
Materi Perkalian Dengan Penerapan Metode Jaritmatika Pada Siswa SDN
Taimanu Kabupaten Sumba Timur Kelas IV Semester I Tahun Pelajaran
2013/2014. Tidak diterbitkan
Reli, Iqbal. (2017). Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Model
Kooperatif Scramble Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Sero’ Kabupaten
Gowa. Skripsi. Tidak diterbitkan. Makassar : Universitas Muhammadiyah.
Sante, Ariska. (2013). Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Prediction
Observation Explanation (POE) terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas V SD Inpres Sero Kabupaten Gowa. Skripsi. Tidak diterbitkan.
Makassar : Universitas Muhammadiyah.
Septianti, Dwi Aris. (2013). Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika
Menggunakan Jaritmatika Dalam Tema Lingkungan Peserta Didik Kelas II
Di SD Negeri 2 Klapasawit Kalimana, Purbalingga. Skripsi. Tidak
diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Subana, Moersetyo Rohadi dan Sudradat. 2000. Statistik Pendidikan. Bandung :
Pustaka Setia.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, & R&D. Bandung :
Alfabeta cv
Sunarti & Subana,M. (2011). Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia.
Bandung : C V Pustaka Setia
Sumirat,Idham dkk. (2016). Pengaruh Praktik Jaritmatika Terhadap Keterampilan
Berhitung Perkalian Pada Siswa II SD. Tidak diterbitkan
Suryani, Ani. (2016). Efektivitas Pembelajaran Matematika Dengan
Menggunakan Alat Peraga Kartu Pecahan Pokok Bahasa Operasi
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Pecahan pada Siswa Kelas IV SD
Negeri Sungguminasa II. Skripsi. Tidak diterbitkan. Makassar :
Universitas Muhammadiyah.
Thobroni,M. (2016). Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik. Yogyakarta :
Ar-ruzz Media
Walle, John A.Van De. (2008). Matematika Sekolah Dasar dan Menengah.
Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama
Yaumi, Muhammad. (2013). Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta :
Kencana.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN A Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
& Materi Ajar
Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar
Soal Tes Hasil Belajar (Pretest & Posttest)
Kunci Jawaban & Penskoran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SDN 1 Lejang
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III/I
Alokasi Waktu : 4 x (2 x 35 Menit)
A. Standar Kompetensi
1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka.
B. Kompetensi Dasar
1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian
bilangan tiga angka (Perkalian).
C. Indikator
1. Memahami pengertian perkalian dan konsep dasar perkalian
2. Melakukan operasi hitung perkalian yang menghasilkan bilangan sampai
tiga angka dengan cara mendatar.
3. Melakukan operasi hitung perkalian bilangan yang hasilnya sampai 3
angka dengan cara bersusun pendek
4. Menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan perkalian
bilangan yang hasilnya bilangan sampai tiga angka.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memahami pengertian perkalian dan memahami konsep dasar
perkalian
2. Dengan menggunakan metode “Jaritmatika”, siswa dapat menghitung
perkalian yang hasilnya bilangan sampai tiga angka dengan cara mendatar.
3. Dengan menggunakan metode “Jaritmatika”, siswa dapat menghitung
perkalian yang hasilnya bilangan sampai tiga angka dengan cara bersusun
pendek
4. Dengan bimbingan guru, siswa dapat menyelesaikan permasalahan sehari-
hari yang berkaitan dengan perkalian yang hasilnya bilangan sampai tiga
angka dengan menggunakan metode jaritmatika.
E. Karakter Siswa Yang Diharapkan
1. Teliti
2. Tekun
3. Rasa Ingin Tahu
F. Materi Ajar
1. Perkalian bilangan yang hasilnya bilangan sampai tiga angka.
G. Metode Pembelajaran
1. Ceramah 2. Tanya jawab
3. Penugasan 4. Metode Jaritmatika
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pertemuan Pertama (2 x 35 menit)
Kegiatan Awal Guru mengucapkan salam dan menanyakan
kabar siswa
Guru meminta salah satu siswa memimpin
doa sebelum belajar
Guru mengecek kehadiran siswa
Guru melakukan apersepsi dengan bertanya
pada siswa: “Siapa yang sudah mengetahui
tentang apa itu perkalian ?
Guru mengaitkan apersepsi dengan materi
yang akan dipelajari siswa yaitu tentang
menghitung perkalian bilangan yang hasilnya
bilangan sampai tiga angka
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
10
menit
Kegiatan Inti Eksplorasi
Guru bertanya kepada siswa tentang
perkalian, untuk mengetahui sampai mana
siswa menghafal tentang perkalian
Elaborasi
Guru menjelaskan mengenai perkalian
Guru mengajarkan siswa menghitung
perkalian dengan cara mendatar, dan
50
menit
bersusun pendek,\
Guru memberikan penguatan materi
Konfirmasi
Guru mengapresiasi siswa atas keaktifannya
Guru melakukan refleksi dengan
menanyakan pada siswa terkait apa yang
telah dipelajari, apakah pembelajaran hari ini
menyenangkan, apakah ada yang ingin
ditanyakan?
Kegiatan
Penutup
Siswa diajak untuk bersama-sama membuat
kesimpulan dari materi yang sudah dipelajari
Guru menutup pembelajara dengan meminta
siswa untuk memimpin doa dan memberikan
salam.
10
menit
Pertemuan Kedua (2 x 35 menit)
Kegiatan Awal Guru mengucapkan salam dan menanyakan
kabar siswa
Guru meminta salah satu siswa memimpin
doa sebelum belajar
Guru mengecek kehadiran siswa
Guru melakukan apersepsi dengan bertanya
pada siswa: “Siapa yang sudah menghapal
10
Menit
perkalian 1 - 5? Coba, berapa 2 x3 ?
Guru mengaitkan apersepsi dengan materi
yang akan dipelajari siswa yaitu tentang
menghitung perkalian bilangan yang hasilnya
bilangan sampai tiga angka menggunakan
metode jaritmatika
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti Eksplorasi
Guru memperkenalkan metode jaritmatika
kepada siswa untuk menghitung perkalian 6-
9 dan 11- 14
Guru mengenalkan lambang-lambang yang
digunakan dalam jaritmatika, diawali dengan
jari-jari tangan yang menunjukkan satuan
puluhan.
Guru mengajak siswa untuk
mendemonstrasikan formasi jari tangan yang
menunjukkan angka-angka tersebut.
Elaborasi
Guru mengajarkan tentang konsep dasar
perkalian yaitu perkalian 1- 5
Guru mengajarkan menghitung perkalian 6-9
dan 11 – 14 dengan menggunakan jari tangan
50
Menit
(metode jaritmatika).
Guru mendemontrasikan formasi jaritmatika
kepada siswa
Guru memberikan contoh menghitung
perkalian dengan cara mendatar
menggunakan metode jaritmatika.
Guru memberikan penguatan materi
Konfirmasi
Guru membuat kuis yang berisi beberapa soal
yang akan dikerjakan didepan, untuk
mengetahui sampai mana siswa memahami
metode jaritmatika untuk menghitung
perkalian yang telah diajarkan
Guru mengapresiasi siswa atas keaktifannya
Guru melakukan refleksi dengan
menanyakan pada siswa terkait apa yang
telah dipelajari, apakah pembelajaran hari ini
menyenangkan, apakah ada yang ingin
ditanyakan?
Kegiatan
Penutup
Siswa diajak untuk bersama-sama membuat
kesimpulan dari materi yang sudah dipelajari
Guru menutup pembelajara dengan meminta
siswa untuk memimpin doa dan memberikan
10
Menit
salam.
Pertemuan Ketiga (2 x 35 menit)
Kegiatan Awal Guru mengucapkan salam dan menanyakan
kabar siswa
Guru meminta salah satu siswa memimpin
doa sebelum belajar
Guru mengecek kehadiran siswa
Guru melakukan apersepsi.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
10
Menit
Kegiatan Inti Eksporasi
Guru kembali mengingatkan siswa mengenai
metode jaritmatika
Guru mengajak siswa untuk
mendemonstrasikan formasi metode
jaritmatika
Elaborasi
Guru mengajarkan siswa untuk terampil
menggunakan jarinya dalam menghitung
dengan memperhatikan lambang-lambang
yang di gunakan dalam metode jaritmatika
Guru membimbing siswa untuk terus latihan
50
Menit
berhitung menggunakan jari tangan (metode
jaritmatika)
Guru memberikan contoh menghitung
perkalian dengan cara bersusun pendek
menggunakan metode jaritmatika.
Guru memberikan penguatan materi
Konfirmasi
Guru membuat kuis yang berisi beberapa soal
yang akan dikerjakan didepan, untuk
mengetahui sampai mana siswa memahami
metode jaritmatika untuk menghitung
perkalian yang telah diajarkan
Guru mengapresiasi siswa atas keaktifannya
Guru melakukan refleksi dengan menanyakan
pada siswa terkait apa yang telah dipelajari,
apakah pembelajaran hari ini menyenangkan,
apakah ada yang ingin ditanyakan?
Kegiatan
Penutup
Siswa diajak untuk bersama-sama membuat
kesimpulan dari materi yang sudah dipelajari
Guru menutup pembelajara dengan meminta
siswa untuk memimpin doa dan memberikan
salam.
10
Menit
Pertemuan Keempat (2 x 35 menit)
Kegiatan Awal Guru mengucapkan salam dan menanyakan
kabar siswa
Guru meminta salah satu siswa memimpin
doa sebelum belajar
Guru mengecek kehadiran siswa
Guru melakukan apersepsi.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
10
Menit
Kegiatan Inti Eksporasi
Guru kembali mengingatkan siswa mengenai
metode jaritmatika
Guru mengajak siswa untuk
mendemonstrasikan formasi metode
jaritmatika
Elaborasi
Guru membimbing siswa untuk terus latihan
berhitung menggunakan jari tangan (metode
jaritmatika)
Guru menceritakan sebuah permasalahan
sehari-hari yang berkaitan dengan perkalian
Guru meminta siswa mengerjakan soal
evaluasi yang dibagikan oleh guru
50
Menit
Guru memberikan penguatan materi
Konfirmasi
Guru membuat kuis yang berisi beberapa soal
yang akan dikerjakan didepan, untuk
mengetahui sampai mana siswa memahami
metode jaritmatika untuk menghitung
perkalian yang telah diajarkan
Guru mengapresiasi siswa atas keaktifannya
Guru melakukan refleksi dengan menanyakan
pada siswa terkait apa yang telah dipelajari,
apakah pembelajaran hari ini menyenangkan,
apakah ada yang ingin ditanyakan?
Kegiatan
Penutup
Siswa diajak untuk bersama-sama membuat
kesimpulan dari materi yang sudah dipelajari
Guru menutup pembelajara dengan meminta
siswa untuk memimpin doa dan memberikan
salam.
10
Menit
I. Alat Peraga, Sumber /Bahan Ajar
1. Alat Peraga : Jari Tangan
2. Sumber : Buku paket Matemtika Kelas III
J. Penilaian
Indikator Pencapaian Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Contoh Instrumen
1. Memahami pengertian
perkalian
2. Melakukan operasi hitung
perkalian yang
menghasilkan bilangan
sampai tiga angka
3. Menyelesaikan
permasalahan sehari-hari
yang berkaitan dengan
perkalian bilangan yang
hasilnya bilangan sampai
tiga angka
Individu Essay
Dari Lks
(lembar
kerja
siswa)
FORMAT KRITERIA PENILAIAN
Produk ( Hasil Tanya Jawab)
No Aspek Kriteria Skor
1. Konsep Semua Benar
Sebagian Besar Benar
Sebagian Kecil Benar
Semua Salah
4
3
2
1
Performansi
No Aspek Kriteria Skor
1.
2.
3.
Pengetahuan
Praktek
Sikap
Banyak Pengetahuan
Kurang Pengetahuan
Tidak Ada Pengetahuan
Sangat Aktif
KurangAktif
Tidak Aktif
Sikap
Kurang Ada Sikap
Tidak Ada Sikap
3
2
1
3
2
1
3
2
1
Lembar Penilaian
No. siswa Performan
Produk Jumlah skor Nilai Pengetahuan Praktek Sikap
Catatan :
Nilai : (jumlah skor : jumlah skor maksimal) x 10
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan
remedial
Mengetahui,
Guru Kelas III
HJ. NURASMI
Pangkep, Juni 2018
Mahasiswa
Alnurin Upara
NIP .19601003 198203 2 006 Nim 105409392 14
Materi Ajar
Perkalian dapat didefinisikan sebagai penjumlahan yang diulang. Misalnya,
pada perkalian 5x3 ( 5 dikali 3) kita dapat menghitungnya dengan cara
menjumlahkan 5 (diulang 3 kali), berikut perhitungannya: 5 x 3 = 5 + 5 + 5 =
15
Menghitung perkalian dengan menggunakan metode jaritmatika. Jaritmatika
adalah metode berhitung (operasi kali bagi-tambah kurang ) dengan
menggunakan jari-jari tangan.
Beberapa format jaritmatika perkalian 6-9 dan 11 – 14 diantaranya sebagai
berikut :
3) Format jaritmatika Basis Bilangan 6-9
Gambar 2.1 : Format Jaritmatika Perkalian 6-9
Keterangan :
Jari Jentik nilainya 6
Jari Manis nilainya 7
Jari Tengah nilainya 8
Jari Telunjuk nilainya 9
Ibu Jari nilainya 10
P = Puluhan
S = Satuan
Latihan I
Cara mengalikan bilangan 6-9
Contoh : 7 x 8
Caranya dimulai dari hitungan ke 6
Gambar 2.2 : Format Jaritmatika
Petunjuk :
Untuk puluhan gunakan jari yang berdiri, jari yang berdiri tersebut lalu
dijumlahkan. Untuk satuan gunakan jari yang dilipat lalu dikalikan. Langkah
untuk mengalikan 7 x 8 adalah seperti contoh gambar di atas dan rumusnya
adalah sebagai berikut :
Rumus 7 x 8 = (p +p ) + ( s x s )
= (20 + 30 ) + (3 x 2)
= 50 + 6
= 56
4) Format Jaritmatika Basis Bilangan 11-14
Gambar 2.3 : Format Jaritmatika 11-14
Keterangan :
Jari Jentik nilainya 11
Jari Manis nilainya 12
Jari Tengah nilainya 13
Jari Telunjuk nilainya 14
Ibu Jari nilainya 15
P = Puluhan
S = Satuan dan puluhan
Latihan I
Contoh 12 x 13 =… ?
Gambar 2.4 : Format Jaritmatika
Petunjuk :
Harus diperhatikan bahwa dalam format basis bilangan 11-14 (format
ganjil) jari yang digunakan adalah jari yang berdiri saja. Jari yang dilipat
sama sekali tidak digunakan. Jadi puluhannya jari berdiri dan satuannya juga
jari yang berdiri. 12 x 13 dapat kita selesaikan dengan rumus jaritmatika
basis bilangan 11-14
Rumus 12 x 13 = (p + p) + ( s x s ) + 100
= (20 + 30) + ( 2 x 3 ) + 100
= 50 + 6 + 100
= 156
Mengalikan dengan cara mendatar
Contoh:
Ingatlah kembali perkalian dengan cara yang mudah.
a) 6 × 17 = b) 27 × 8=
3 × 17 = 6 × (10 + 7) 27 × 8 = (20 + 7) × 8
= (6 × 10) + (6 × 7) = (20 × 8) + (7 × 8)
= 60 + 42 = 160 + 56
= 102 = 216
c) 9 x 8 = 72 d) 8 x 8 = 64
Perkalian dengan cara bersusun pendek
Pertama : kerjakan 7 x 9 = 63
Tulis dibawah garis angka 3 , angka 6 di simpan dahulu
Kedua : kerjakan 5 x 9 = 45
45 ditambah dengan simpanan 6 ( 45 + 6 = 51 )
51 ditulis dideapan angka 3 menjadi 513
KISI-KISI SOAL TES HASIL BELAJAR
(PRE-TEST & POST-TEST)
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Nomor
Soal
2. Melakukan
operasi
hitung
bilangan
sampai tiga
angka.
1.3 Melakukan
perkalian yang
hasilnya bilangan
tiga angka dan
pembagian
bilangan tiga
angka
(Perkalian).
5. Memahami pengertian
perkalian dan konsep
dasar perkalian
1,2
6. Melakukan operasi hitung
perkalian yang
menghasilkan bilangan
sampai tiga angka dengan
cara mendatar.
3
7. Melakukan operasi hitung
perkalian bilangan yang
hasilnya sampai 3 angka
dengan cara bersusun
pendek
4, 5
8. Menyelesaikan
permasalahan sehari-hari
yang berkaitan dengan
perkalian bilangan yang
hasilnya bilangan sampai
tiga angka
6
SOAL TES HASIL BELAJAR
Sekolah : SDN 1 LEJANG
Kelas/Semester : III/Ganjil
Mata Pelajaran : Matematika
Waktu : 2 x 40 Menit
Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat !
1. a) 3 x 5 = … b) 4 x 4 = …
2. a) 7 x 7 = … b) 8 x 9 = …
c) 3 x 4 = … d) 5 x 5 = …
3. a) 7 x 27 = … b) 6 x 97 = …
c) 8 x 16= … d) 11 x 12 =…
4. a) 66 b) 32 c) 77
7 x 2 x 8 x
……. ….. ….
5. a) 71 b) 25 c) 41
8 x 5 x 4 x
……. ….. ….
6. Paman memiliki 6 kandang ayam. Di setiap kandang ada 9 ekor ayam.
Berapa jumlah ayam paman seluruhnya ?
PRE-TEST
SOAL TES HASIL BELAJAR
Sekolah : SDN 1 LEJANG
Kelas/Semester : III/Ganjil
Mata Pelajaran : Matematika
Waktu : 2 x 40 Menit
Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat !
1. a) 3 x 5 = … b) 4 x 4 = …
2. a) 7 x 7 = … b) 8 x 9 = …
c) 3 x 4 = … d) 5 x 5 = …
3. a) 7 x 27 = … b) 6 x 97 = …
c) 8 x 16= … d) 11 x 12 =…
4. a) 66 b) 32 c) 77
7 x 2 x 8 x
……. ….. ….
5. a) 71 b) 25 c) 41
8 x 5 x 4 x
……. ….. ….
6. Paman memiliki 6 kandang ayam. Di setiap kandang ada 9 ekor ayam.
Berapa jumlah ayam paman seluruhnya ?
POST-TEST
No. Jawaban Skor Bobot
1 a). 15 b). 16 10 10
2 a). 49 b). 72 c). 12 d). 25 20 20
3 a). 189 b). 582 c). 128 d). 132 20 20
4 a) 462 b) 64 c) 616 20 20
5 a) 568 b) 125 c) 164 20 20
6 6 x 9 = 54 10 10
Jumlah 100 100
Perolehan Nilai Murid = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏 𝑺𝒌𝒐𝒓
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎 𝒙 𝟏𝟎𝟎 %
Kunci Jawaban
Tes Hasil Belajar Pre-Test dan Post-Test
LAMPIRAN B Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar Respon Siswa
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Petunjuk : berikan penilaian anda dengan membubuhkan cek (√ ) pada kolom
yang sesuai !
Kategori Aktivitas Siswa
1. Siswa yang hadir pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
2. Siswa yang memperhatikan penjelasan guru saat penyajian materi.
3. Siswa yang menjawab pertanyaan lisan guru.
4. Siswa yang mengajukan pertanyaan pada saat penyajian materi.
5. Siswa yang mengajukan diri mengerjakan soal di depan papan tulis.
6. Siswa yang membutuhkan bimbingan guru dalam menyelesaikan soal.
7. Siswa yang melakukan aktivitas lain diluar kegiatan pembelajaran (tidak
memperhatikan penjelasan guru, mengantuk, tidur, mengganggu teman,
keluar masuk ruangan).
Nama Sekolah : SDN 1 Lejang
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : III / Ganjil
Hari/ Tanggal :
Pangkep,… Mei 2018
Observer
(………………………..)
No.
Nama Siswa
Kategori Aktivitas Siswa
1 2 3 4 5 6 7
1. Am. Fachri Asriadi
2. M. Ihsan ilham
3. M. Resky Fajar. M
4. M. Saky Rahmat
5. Rafi Ahmad
6. Risaldi AlFajet
7. Rifqi Ardiansyah
8. Reski Saputra
9. Aris
10. Arman
11. Afika Ansar
12. Aliyah Ramadiyah
13. Alisa Almafira
14. Alisa Triandini
15. Dinda Ayu Lestari
16. Fitriani
17. Lulu Aulia Syaib. B
18. Maleli Dia Samad
19. Reski Nuraeni
20. Rika Amelia
21. Sakina Salsabila
22. Nurfadilla
23. Ainiatul Faida
24. Doni
25. Arif Samsir
ANGKET RESPON SISWA TENTANG PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALU METODE JARITMATIKA
Nama Siswa :
Kelas :
Hari / tanggal :
Petunjuk
1. Berilah tanda cek (√ ) pada kolom yang sesuai dan berikan penjelasan/ alas an
anda terhadap pertanyaan yang diberikan pada tempat yang disediakan.
No Aspek yang ditanyakan Kategori Respon Siswa
Ya Tidak
1. Apakah anda senang belajar Matematika
khususnya materi perkalian ?
2. Apakah anda memahami penggunaan metode
jaritmatika yang diajarkan guru pada
pembelajaran ?
3. Apakah belajar menggunakan metode
jaritmatika merupakan hal baru bagi anda ?
4. Apakah anda senang belajar matematika
khususnya materi perkalian menggunakan
metode jaritmatika ?
5. Apakah pembelajaran matematika
menggunakan metode jaritmatika dapat
meningkatkan semangat belajar anda ?
6. Belajar matematika menggunakan metode
jaritmatika membuat materi perkalian mudah
dipahami
7. Belajar matematika menggunakan metode
jaritmatika membuat pelajaran lebih menarik
8. Setujuhkah anda jika pembelajaran matematika
khususnya materi perkalian menggunakan
metode jaritmatika ?
Pangkep,… Juni 2018
Responden
(………………………..)
LAMPIRAN C Daftar Hadir Murid
Daftar Nilai Tes Hasil Belajar
Daftar Data Respon dan Observasi
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
DAFTAR HADIR SISWA KELAS III SDN 1 LEJANG KECAMATAN
BUNGORO KABUPATEN PANGKEP
TAHUN AJARAN 2017/2018
No. NAMA SISWA JENIS
KELAMIN
PERTEMUAN KE-
I II III IV V VI
1. AM. FACHRI ASRIADI L √ √ √ √ √ √
2. M. IHSAN ILHAM L √ √ √ √ √ √
3. M. RESKY FAJAR. M L √ √ √ √ √ √
4. M. SAKY RAHMAT L √ √ √ √ √ √
5. RAFI AHMAD L √ √ √ √ √ √
6. RISALDI ALFAJET L √ √ √ √ √ √
7. RIFQI ARDIANSYAH L √ √ √ √ √ √
8. RESKI SAPUTRA L √ √ √ √ √ √
9. ARIS L √ √ √ √ √ √
10. ARMAN L √ √ √ √ √ √
11. ALFIKA ANSAR P √ √ √ √ √ √
12. ALIYAH RAMADIYAH P √ √ √ √ √ √
13. ALISA ALMAFIRA P √ √ √ √ √ √
14. ALISA TRIANDINI P √ √ √ √ √ √
15. DINDA AYU LESTARI P √ √ √ √ √ √
16. FITRIANI P √ √ √ √ √ √
17. LULU AULIA SYAIB P √ √ √ √ √ √
18. MAULIDIA SAMAD P √ √ √ √ √ √
19. RESKI NURAENI P √ √ √ √ √ √
20. RIKA AMELIA P √ √ √ √ √ √
21. SAKINA SALSABILA P √ √ √ √ √ √
22. NURFADILLA P √ √ √ √ √ √
23. AINIATUL FAIDA P √ √ √ √ √ √
24. DANI L √ √ √ √ a √
25. ARIF SAMSIR L √ √ √ √ √ √
DAFTAR NILAI SISWA KELAS III SDN 1 LEJANG KECAMATAN
BUNGORO KABUPATEN PANGKEP
TAHUN AJARAN 2017/2018
No. NAMA SISWA JENIS
KELAMIN
PRETEST POSTTEST
1. AM. FACHRI ASRIADI L 70 90
2. M. IHSAN ILHAM L 60 85
3. M. RESKY FAJAR. M L 65 80
4. M. SAKY RAHMAT L 55 75
5. RAFI AHMAD L 40 80
6. RISALDI ALFAJET L 55 80
7. RIFQI ARDIANSYAH L 50 85
8. RESKI SAPUTRA L 55 85
9. ARIS L 45 75
10. ARMAN L 40 75
11. ALFIKA ANSAR P 50 80
12. ALIYAH RAMADIYAH P 50 90
13. ALISA ALMAFIRA P 45 85
14. ALISA TRIANDINI P 65 85
15. DINDA AYU LESTARI P 40 50
16. FITRIANI P 45 75
17. LULU AULIA SYAIB P 40 65
18. MAULIDIA SAMAD P 40 80
19. RESKI NURAENI P 35 75
20. RIKA AMELIA P 35 70
21. SAKINA SALSABILA P 50 75
22. NURFADILLA P 50 80
23. AINIATUL FAIDA P 70 85
24. DANI L 50 65
25. ARIF SAMSIR L 45 75
DAFTAR DATA RESPON SISWA KELAS III SDN 1 LEJANG
KECAMATAN BUNGORO KABUPATEN PANGKEP
TAHUN AJARAN 2017/2018
No Nama Siswa
Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 8 Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T
1. AM. FACHRI ASRIADI √ √ √ √ √ √ √ √
2. M. IHSAN ILHAM √ √ √ √ √ √ √ √
3. M. RESKY FAJAR. M √ √ √ √ √ √ √ √
4. M. SAKY RAHMAT √ √ √ √ √ √ √ √
5. RAFI AHMAD √ √ √ √ √ √ √ √
6. RISALDI ALFAJET √ √ √ √ √ √ √ √
7. RIFQI ARDIANSYAH √ √ √ √ √ √ √ √
8. RESKI SAPUTRA √ √ √ √ √ √ √ √
9. ARIS √ √ √ √ √ √ √ √
10. ARMAN √ √ √ √ √ √ √ √
11. ALFIKA ANSAR √ √ √ √ √ √ √ √
12. ALIYAH RAMADIYAH √ √ √ √ √ √ √ √
13. ALISA ALMAFIRA √ √ √ √ √ √ √ √
14. ALISA TRIANDINI √ √ √ √ √ √ √ √
15. DINDA AYU LESTARI √ √ √ √ √ √ √ √
16. FITRIANI √ √ √ √ √ √ √ √
17. LULU AULIA SYAIB √ √ √ √ √ √ √ √
18. MAULIDIA SAMAD √ √ √ √ √ √ √ √
19. RESKI NURAENI √ √ √ √ √ √ √ √
20. RIKA AMELIA √ √ √ √ √ √ √ √
21. SAKINA SALSABILA √ √ √ √ √ √ √ √
22. NURFADILLA √ √ √ √ √ √ √ √
23. AINIATUL FAIDA √ √ √ √ √ √ √ √
24. DANI √ √ √ √ √ √ √ √
25. ARIF SAMSIR √ √ √ √ √ √ √ √
Pertanyaan
1: Apakah anda senang belajar Matematika khususnya materi perkalian ?
2: Apakah anda memahami penggunaan metode jaritmatika yang diajarkan guru pada
pembelajaran ?
3: Apakah belajar menggunakan metode jaritmatika merupakan hal baru bagi anda
4: Apakah anda senang belajar matematika khususnya materi perkalian menggunakan
metode jaritmatika ?
5: Apakah pembelajaran matematika menggunakan metode jaritmatika dapat
meningkatkan semangat belajar anda ?
6: Belajar matematika menggunakan metode jaritmatika membuat materi perkalian
mudah dipahami
7: Belajar matematika menggunakan metode jaritmatika membuat pelajaran lebih
menarik
8: Setujuhkah anda jika pembelajaran matematika khususnya materi perkalian
menggunakan metode jaritmatika ?
DAFTAR DATA OBSERVASI SISWA KELAS III SDN 1 LEJANG
KECAMATAN BUNGORO KABUPATEN PANGKEP
TAHUN AJARAN 2017/2018
Kategori Aktivitas Siswa
8. Siswa yang hadir pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
9. Siswa yang memperhatikan penjelasan guru saat penyajian materi.
10. Siswa yang menjawab pertanyaan lisan guru.
11. Siswa yang mengajukan pertanyaan pada saat penyajian materi.
12. Siswa yang mengajukan diri mengerjakan soal di depan papan tulis.
13. Siswa yang membutuhkan bimbingan guru dalam menyelesaikan soal.
14. Siswa yang melakukan aktivitas lain diluar kegiatan pembelajaran (tidak
memperhatikan penjelasan guru, mengantuk, tidur, mengganggu teman,
keluar masuk ruangan).
No.
Nama Siswa
Kategori Aktivitas Siswa
Pertemuan Ke II
1 2 3 4 5 6 7
1. Am. Fachri Asriadi √ √ √ √ √
2. M. Ihsan ilham √ √ √ √ √ √
3. M. Resky Fajar. M √ √ √
4. M. Saky Rahmat √ √ √ √
5. Rafi Ahmad √ √ √ √ √
6. Risaldi AlFajet √ √ √ √
7. Rifqi Ardiansyah √ √ √ √ √
8. Reski Saputra √ √ √ √
9. Aris √ √ √
10. Arman √ √ √ √
11. Afika Ansar √ √ √ √
12. Aliyah Ramadiyah √ √ √ √ √
13. Alisa Almafira √ √ √ √ √
14. Alisa Triandini √ √ √ √ √
15. Dinda Ayu Lestari √ √ √
16. Fitriani √ √ √ √
17. Lulu Aulia Syaib. B √ √
18. Maleli Dia Samad √ √ √ √
19. Reski Nuraeni √ √ √ √ √
20. Rika Amelia √ √ √ √
21. Sakina Salsabila √ √ √ √
22. Nurfadilla √ √ √ √ √ √
23. Ainiatul Faida √ √ √ √ √ √
24. Dani √ √
25. Arif Samsir √ √ √
Kategori Aktivitas Siswa
1. Siswa yang hadir pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
2. Siswa yang memperhatikan penjelasan guru saat penyajian materi.
3. Siswa yang menjawab pertanyaan lisan guru.
4. Siswa yang mengajukan pertanyaan pada saat penyajian materi.
5. Siswa yang mengajukan diri mengerjakan soal di depan papan tulis.
6. Siswa yang membutuhkan bimbingan guru dalam menyelesaikan soal.
7. Siswa yang melakukan aktivitas lain diluar kegiatan pembelajaran (tidak
memperhatikan penjelasan guru, mengantuk, tidur, mengganggu teman,
keluar masuk ruangan).
No.
Nama Siswa
Kategori Aktivitas Siswa
Pertemuan Ke III
1 2 3 4 5 6 7
1. Am. Fachri Asriadi √ √ √ √ √
2. M. Ihsan ilham √ √ √ √ √
3. M. Resky Fajar. M √ √ √ √ √ √
4. M. Saky Rahmat √ √ √
5. Rafi Ahmad √ √ √ √ √ √
6. Risaldi AlFajet √ √ √ √ √ √
7. Rifqi Ardiansyah √ √ √ √ √
8. Reski Saputra √ √ √ √ √
9. Aris √ √ √
10. Arman √ √ √ √
11. Afika Ansar √ √ √ √ √ √
12. Aliyah Ramadiyah √ √ √ √ √
13. Alisa Almafira √ √ √ √ √
14. Alisa Triandini √ √ √ √ √
15. Dinda Ayu Lestari √ √ √
16. Fitriani √ √ √ √ √
17. Lulu Aulia Syaib. B √ √ √
18. Maulidia Samad √ √ √ √ √ √
19. Reski Nuraeni √ √ √ √ √
20. Rika Amelia √ √ √ √
21. Sakina Salsabila √ √ √ √ √
22. Nurfadilla √ √ √ √ √ √
23. Ainiatul Faida √ √ √ √ √ √
24. Dani √ √ √
25. Arif Samsir √ √ √ √ √
Kategori Aktivitas Siswa
1. Siswa yang hadir pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
2. Siswa yang memperhatikan penjelasan guru saat penyajian materi.
3. Siswa yang menjawab pertanyaan lisan guru.
4. Siswa yang mengajukan pertanyaan pada saat penyajian materi.
5. Siswa yang mengajukan diri mengerjakan soal di depan papan tulis.
6. Siswa yang membutuhkan bimbingan guru dalam menyelesaikan soal.
7. Siswa yang melakukan aktivitas lain diluar kegiatan pembelajaran (tidak
memperhatikan penjelasan guru, mengantuk, tidur, mengganggu teman,
keluar masuk ruangan).
No.
Nama Siswa
Kategori Aktivitas Siswa
Pertemuan Ke IV
1 2 3 4 5 6 7
1. Am. Fachri Asriadi √ √ √ √
2. M. Ihsan ilham √ √ √ √
3. M. Resky Fajar. M √ √ √ √ √ √
4. M. Saky Rahmat √ √ √ √
5. Rafi Ahmad √ √ √ √ √ √
6. Risaldi AlFajet √ √ √ √ √ √
7. Rifqi Ardiansyah √ √ √ √ √
8. Reski Saputra √ √ √ √ √
9. Aris √ √ √ √ √ √
10. Arman √ √ √ √ √ √
11. Afika Ansar √ √ √ √ √ √
12. Aliyah Ramadiyah √ √ √ √
13. Alisa Almafira √ √ √ √ √
14. Alisa Triandini √ √ √ √ √
15. Dinda Ayu Lestari √ √ √ √
16. Fitriani √ √ √ √ √
17. Lulu Aulia Syaib. B √ √
18. Maulidia Samad √ √ √ √ √
19. Reski Nuraeni √ √ √ √ √
20. Rika Amelia √ √ √ √
21. Sakina Salsabila √ √ √ √ √
22. Nurfadilla √ √ √ √ √
23. Ainiatul Faida √ √ √ √ √
24. Dani √ √
25. Arif Samsir √ √ √ √ √ √
Kategori Aktivitas Siswa
1. Siswa yang hadir pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
2. Siswa yang memperhatikan penjelasan guru saat penyajian materi.
3. Siswa yang menjawab pertanyaan lisan guru.
4. Siswa yang mengajukan pertanyaan pada saat penyajian materi.
5. Siswa yang mengajukan diri mengerjakan soal di depan papan tulis.
6. Siswa yang membutuhkan bimbingan guru dalam menyelesaikan soal.
7. Siswa yang melakukan aktivitas lain diluar kegiatan pembelajaran (tidak
memperhatikan penjelasan guru, mengantuk, tidur, mengganggu teman,
keluar masuk ruangan).
No.
Nama Siswa
Kategori Aktivitas Siswa
Pertemuan Ke V
1 2 3 4 5 6 7
1. Am. Fachri Asriadi √ √ √ √ √
2. M. Ihsan ilham √ √ √ √ √
3. M. Resky Fajar. M √ √ √ √ √
4. M. Saky Rahmat √ √ √ √ √ √
5. Rafi Ahmad √ √ √ √ √
6. Risaldi AlFajet √ √ √ √ √
7. Rifqi Ardiansyah √ √ √ √ √
8. Reski Saputra √ √ √ √ √
9. Aris √ √ √ √ √ √ √
10. Arman √ √ √ √ √ √
11. Afika Ansar √ √ √ √ √
12. Aliyah Ramadiyah √ √ √ √ √
13. Alisa Almafira √ √ √ √ √
14. Alisa Triandini √ √ √ √ √
15. Dinda Ayu Lestari √ √ √
16. Fitriani √ √ √ √ √
17. Lulu Aulia Syaib. B √ √ √
18. Maulidia Samad √ √ √ √ √
19. Reski Nuraeni √ √ √ √ √ √
20. Rika Amelia √ √ √ √ √ √
21. Sakina Salsabila √ √ √ √ √ √
22. Nurfadilla √ √ √ √ √
23. Ainiatul Faida √ √ √ √ √
24. Dani √ √ √
25. Arif Samsir √ √ √ √ √
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
KELAS III SDN 1 LEJANG
No. Hari / Tanggal Waktu Kegiatan
1 Kamis, 24 Mei
2018 08.30 – 10.00
Melakukan Observasi Keadaan
Sekolah dan Proses Pembelajaran
2 Jumat, 25 Mei
2018 09.00 – 10.45
Pertemuan pertama Memberikan
pengingatan kepada siswa mengenai
materi perkalian
Memberikan tes hasil belajar (Pre-
test).
3 Sabtu, 26 Mei
2018 10.00 – 11.45
Mengajar pertemuan kedua mengenai
perkalian dan konsep dasar perkalian
4 Senin, 28 Mei
2018 08.30 – 10.00
Mengajar pertemuan ketiga dengan
memperkenalkan metode jaritmatika
dan lambang-lambang jaritmatika.
5 Rabu, 30 Mei
2018 08.30 – 10.00
Mengajar pertemuan keempat dengan
mendemonstrasikan formasi
Jaritmatika
6
Kamis, 31 Mei
2018
09.30 – 11.00
Pertemuan kelima siswa latihan
menggunakan metode jaritmatika
dengan menjawab pertanyaan lisan
dan soal dipapan tulis.
Melakukan observasi aktivitas
siswa
7 Jumat, 01 Juni
2018 08.00 – 10.45
Memberikan Tes Hasil belajar
(Posttest)
Memberikan angket penggunaan
metode jaritmatika untuk tau respon
murid.
LAMPIRAN D Hasil Analisis Data Tes Hasil Belajar
(Pretest & Posttest )
Analisis Deskriptif SPSS
Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas
Siswa
Hasil Analisis Data Respon Siswa
Analisi Deskriptif
Statistics
pretest posttest
N Valid 25 25
Missing 0 0
Mean 49.8000 77.8000
Median 50.0000 80.0000
Std. Deviation 10.15300 8.78920
Variance 103.083 77.250
Range 35.00 40.00
Minimum 35.00 50.00
Maximum 70.00 90.00
pretest
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 35.00 2 8.0 8.0 8.0
40.00 5 20.0 20.0 28.0
45.00 4 16.0 16.0 44.0
50.00 6 24.0 24.0 68.0
55.00 3 12.0 12.0 80.0
60.00 1 4.0 4.0 84.0
65.00 2 8.0 8.0 92.0
70.00 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
posttest
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 50.00 1 4.0 4.0 4.0
65.00 2 8.0 8.0 12.0
70.00 1 4.0 4.0 16.0
75.00 7 28.0 28.0 44.0
80.00 6 24.0 24.0 68.0
85.00 6 24.0 24.0 92.0
90.00 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
HASIL ANALISI DATA OBSERVASI AKTIVITAS SISWA KELAS III
SDN 1 LEJANG KECAMATAN BUNGORO KABUPATEN PANGKEP
TAHUN AJARAN 2017/2018
No Kegiatan yan di amati Pertemuan
∑
(%) I II III IV V VI
Aktifitas Positif
1. Siswa yang hadir pada
proses pembelajaran
P
R
E
T
E
S
T
25 25 24 25
P
O
S
T
T
E
S
T
24,75 99 %
2. Siswa yang memperhatikan
penjelasan guru saat
penyampaian materi
22 24 24 24 23,5 94 %
3. Siswa yang menjawab
pertanyaan lisan guru
15 18 20 22 18,75 75 %
4. Siswa yang mengajukan
pertanyaan saat penyajian
materi
10 14 16 22 15,5 62 %
5. Siswa yang berani
mengerjakan soal di atas
papan tulis
9 18 15 21 15,75 63 %
6. Siswa yang membutuhkan
bimbingan guru dalam
menyelesaikan soal
19 18 15 10 15,25 61 %
Rata-rata persentase 76 %
Aktifitas Negatif
7. Siswa yang melakukan
aktivitas lain di luar
kegiatan pembelajaran
(tidak memperhatikan
penjelasan guru,
mengantuk, tidur,
mengganggu teman, keluar
masuk ruangan).
5 3 6 2 4 16 %
Rata-rata persentase 16 %
HASIL ANALISI DATA RESPON SISWA TERHADAP PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE JARITMATIKA
No Pertanyaan Frekuensi Persentase (%)
Ya Tidak Ya Tidak
1 Apakah anda senang belajar
Matematika khususnya materi
perkalian ?
22 3 88% 12 %
2 Apakah anda memahami
penggunaan metode
jaritmatika yang diajarkan
guru pada pembelajaran ?
21 4 84% 16%
3 Apakah belajar menggunakan
metode jaritmatika merupakan
hal baru bagi anda ?
25 0 100% 0%
4 Apakah anda senang belajar
matematika khususnya materi
perkalian menggunakan
metode jaritmatika ?
22 3 88% 12%
5 Apakah pembelajaran
matematika menggunakan
metode jaritmatika dapat
meningkatkan semangat
belajar anda ?
21 4 84% 16%
6 Belajar matematika
menggunakan metode
jaritmatika membuat materi
perkalian mudah dipahami
21 4 84% 16%
7 Belajar matematika
menggunakan metode
jaritmatika membuat pelajaran
lebih menarik
23 2 92% 8%
8 Setujuhkah anda jika
pembelajaran matematika
khususnya materi perkalian
menggunakan metode
jaritmatika ?
21 4 84% 16%
Jumlah 176 24
Persentase 88% 12%
LAMPIRAN E
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI
Lokasi penelitian SDN 1 Lejang Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep
Melakukan observasi awal aktivitas belajar siswa
Saat murid mengerjakan soal pre-test
Saat mengajar materi perkalian menggunakan metode jaritmatika
Latihan menjawab soal menggunakan metode jaritmatika dan
melakukan observasi aktivitas siswa
Siswa bersama guru kembali mendemonstrasikan formasi
jaritnatika sebelum melakukan post-test
Saat siswa mengerjakan soal post-test
RIWAYAT HIDUP
Alnurin Upara, lahir di Enrekang, pada tanggal 29 Januari
1996. Anak ketujuh dari sembilan bersaudara buah cinta
pasangan Basri Upara dan Hardiana H. Penulis mulai
memasuki pendidikan formal di SDN 41 Enrekang pada tahun
2002 dan tamat pada tahun 2008. Kemudian melanjutkan
pendidikan ke SMP Negeri 1 Enrekang pada tahun 2008 dan tamat pada tahun
2011. Pada tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 1
Enrekang dan tamat pada tahun 2014. Pada tahun yang sama penulis dinyatakan
sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Berkat karunia Allah subhanahu wata’ala, pada tahun 2018 penulis dapat
menyelesaikan studi di Universitas Muhammadiyah Makassar dengan tersusunnya
skripsi yang berjudul “Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Metode
Jaritmatika Pada Siswa Kelas III SDN 1 Lejang Kecamatan Bungoro
Kabupaten Pangkep”.