SKRIPSI

Embed Size (px)

Citation preview

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL GROUP INVESTIGATION BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KERJA ILMIAH DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PESERTA DIDIK KELAS XI IPA 2 DI SMA NEGERI 10 MALANG

SKRIPSI

Oleh: YUANITA NOVITASARI NIM 206341403536

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI AGUSTUS 2010

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL GROUP INVESTIGATION BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KERJA ILMIAH DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PESERTA DIDIK KELAS XI IPA 2 DI SMA NEGERI 10 MALANG

SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Negeri Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Biologi

Oleh YUANITA NOVITASARI NIM 206341403536

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI AGUSTUS 2010

ABSTRAK

Novitasari, Yuanita. 2010. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation Berbasis Contextual Teaching and Learning untuk Meningkatkan Ketrampilan Kerja Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Peserta Didik Kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 10 Malang. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. Dr. Hj. Mimien H. Irawati, M.S, (II) Dra. Nursasi Handayani, M.Si. Kata kunci: Group Investigation, Contextual Teaching and Learning, keterampilan kerja ilmiah, hasil belajar biologi. Pembaharuan di bidang kurikulum dalam pembelajaran, menuntut adanya pelaksanaan pembelajaran yang berbasis proses dan hasil. Berdasarkan wawancara dan observasi di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Malang, keterampilan kerja ilmiah peserta didik rendah karena pembelajaran yang diterapkan lebih menekankan kepada hasil tanpa memperdulikan proses. Keterampilan kerja ilmiah yang rendah dimungkinkan berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Diperlukan metode yang nantinya melatih keterampilan kerja ilmiah peserta didik sehingga dimungkinkan hasil belajar peserta didik akan meningkat. Perlu dilakukan penelitian tentang penerapan pembelajaran kooperatif model Group Investigation (GI) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk meningkatkan keterampilan kerja ilmiah dan hasil belajar Biologi peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Malang. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan kualitatif-kuantitatif. PTK dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek dalam penelitian adalah peserta didik kelas XI IPA 2 semester genap tahun ajaran 2009-2010 SMA Negeri 10 Malang yang berjumlah 38 orang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2009-Agustus 2010. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh guru, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik, catatan lapangan, lembar observasi keterampilan kerja ilmiah, rubrik perencanaan kerja ilmiah, lembar observasi psikomotor, rubrik laporan kerja ilmiah, soal tes hasil belajar kognitif dan soal tes hasil belajar afektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase ketuntasan keterampilan kerja ilmiah peserta didik mengalami peningkatan antara antara siklus I (58%) dan siklus II (95%). Peningkatan juga terlihat pada rerata keterampilan kerja ilmiah peserta didik antara siklus I (72) dan siklus II (80). Rerata hasil belajar biologi peserta didik juga mengalami peningkatan antara siklus I (80) dan siklus II (84). Persentase ketuntasan hasil belajar biologi peserta didik juga mengalami peningkatan antara siklus I (92%) dan siklus II (95%). Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dikatakan bahwa Penerapan pembelajaran kooperatif model Group Investigation berbasis Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan keterampilan kerja ilmiah dan hasil belajar peserta didik kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 10 Malang dalam pembelajaran

i

Biologi. Saran dari penelitian ini adalah hendaknya peneliti memperhatikan alokasi waktu yang digunakan agar pelaksanaan pembelajaran berlangsung secara efisien dan penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru bidang studi ataupun peneliti yang lain untuk menerapkan model dan pendekatan tersebut.

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga skripsi dengan judul Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation Berbasis Contextual Teaching And Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Kerja Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Peserta Didik Kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 10 Malang dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Malang dapat diselesaikan. Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan beberapa pihak. Untuk itu disampaikan ucapan terimakasih yang setulusnya kepada: 1. Prof. Dr. Hj. Mimien Henie Irawati, M.S, selaku pembimbing I, dan Dra. Nursasi Handayani, M.Si, selaku pembimbing II yang telah sabar membimbing dan memberi motivasi selama proses penyelesaian skripsi. 2. Dra. Sunarmi, M. Pd, selaku penguji yang telah bersedia menguji yang telah memberikan arahan, masukan, dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. 3. Dra. Hj. Niken Asih Santjojo, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 10Malang, dan Dra. Sri Ledjariati, selaku guru bidang studi Biologi SMA Negeri 10 Malang atas kerjasama dan bantuannya dalam pengumpulan data dan informasi sehubungan dengan penulisan skripsi. 4. Peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Malang atas kerja sama yang tiada terkira selama proses pengambilan data skripsi. 5. Orang tua tercinta yang telah memberikan doa dan semangat yang besar dalam penyelesaian skripsi ini.

iii

6. Sururul Ain, Marta Christina, Sulistio Ningsih dan Santi Amalia Rizki selaku observer yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuan. Skripsi ini tentu saja masih jauh dari sempurna, sehingga diterima dengan lapang dada menerima kritik dan saran demi perbaikan. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat.

Malang, Agustus 2010

Penulis

iv

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ................................................................................................... KATA PENGANTAR ................................................................................. DAFTAR ISI ................................................................................................ DAFTAR TABEL ....................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... DAFTAR GAMBAR ................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. B. C. D. E. F. Latar Belakang Masalah ..................................................................... Rumusan Masalah .............................................................................. Tujuan Penelitian................................................................................ Manfaat Penelitian.............................................................................. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. Definisi Operasional ........................................................................... 1 7 8 8 8 8 i iii v vii viii x

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. B. C. D. E. F. Pembelajaran Kooperatif .................................................................... Group Investigation (GI) .................................................................... Contextual Teaching and Learning (CTL) ......................................... Group Investigation Berbasis Contextual Teaching and Learning ... Keterampilan Kerja Ilmiah ................................................................. Hasil Belajar ....................................................................................... 12 13 17 21 23 27

BAB III METODE PENELITIAN A. B. C. D. E. F. G. Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................................................ Subjek Penelitian ............................................................................... Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................. Data, Sumber Data dan Instrumen Penelitian ................................... Prosedur Penelitian ............................................................................ Teknik Analisis Data ......................................................................... Kriteria Keberhasilan Tindakan ........................................................ 29 29 29 30 30 36 41

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Pra Penelitian..................................................................................... B. Siklus I............................................................................................... 1. Perencanaan .................................................................................... 2. Pelaksanaan Tindakan ..................................................................... 3. Observasi......................................................................................... 4. Refleksi ........................................................................................... C. Siklus II ............................................................................................. 1. Perencanaan .................................................................................... 42 43 43 45 54 55 67 67

v

2. Pelaksanaan Tindakan ..................................................................... 3. Observasi......................................................................................... 4. Refleksi ........................................................................................... BAB V PEMBAHASAN A. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation (GI) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) ................. B. Peningkatan Keterampilan Kerja Ilmiah Peserta Didik .................... C. Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik .......................................... BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan........................................................................................ B. Saran .................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................. LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................... RIWAYAT HIDUP .....................................................................................

69 78 78

92 99 105

112 113 114 116 117 249

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. 2.

Halaman

Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru Siklus I ...... 117 Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Peserta Didik Siklus I ..................................................................................................... 118 Format Catatan Lapangan Siklus I ............................................................ 122 Lembar Observasi Keterampilan Kerja Ilmiah Siklus I ............................ 123 Rubrik Penilaian Laporan Kerja Ilmiah Siklus I....................................... 127 Rubrik Perencanaan Kerja Ilmiah Siklus I ................................................ 129 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................................ 130 Lembar Kerja Peserta Didik Siklus I ........................................................ 145 Kisi-Kisi Soal Hasil Belajar Kognitif Siklus I .......................................... 159

3. 4. 7. 8. 5. 6. 9.

10. Kisi-Kisi Soal Hasil Belajar Afektif Siklus I ........................................... 167 11. Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotor Peserta Didik Siklus I ....... 178 12. Pembagian Kelompok Siklus I.................................................................. 180 13. Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru Siklus I ..................................... 181 14. Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Peserta Didik Siklus I ....................... 182 15. Catatan Lapangan Siklus I ........................................................................ 183 16. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru Siklus II ..... 188 17. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Peserta Didik Siklus II ..................................................................................................... 189 18. Format Catatan Lapangan Siklus II .......................................................... 193 19. Lembar Observasi Keterampilan Kerja Ilmiah Siklus II .......................... 194 20. Rubrik Penilaian Laporan Kerja Ilmiah Siklus II ..................................... 198 21. Rubrik Perencanaan Kerja Ilmiah Siklus II .............................................. 200

viii

22. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II........................................... 201 23. Lembar Kerja Peserta Didik Siklus II ....................................................... 213 24. Kisi-Kisi Soal Hasil Belajar Kognitif Siklus II......................................... 224 25. Kisi-Kisi Soal Hasil Belajar Afektif Siklus II.......................................... 232 26. Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotor Siklus II ............................ 243 27. Pembagian Kelompok Siklus II ................................................................ 245 28. Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru Siklus II ................................... 246 29. Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Peserta Didik Siklus II ...................... 247 30. Catatan Lapangan Siklus II ....................................................................... 248

ix

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1.1 Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 9 3.1 Waktu Penelitian .................................................................................... 29 3.2 Data, Sumber Data, dan Instrumen Penelitian ....................................... 30 3.4 Penentuan Keterampilan Kerja Ilmiah Peserta Didik ............................ 39 3.4 Penentuan Hasil Belajar Peserta Didik .................................................. 40 3. 5 Kriteria Keberhasilan Tindakan ............................................................. 41 4.1 Keterampilan Kerja Ilmiah Peserta Didik Siklus I................................. 57 4.2 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I ....................................................... 62 4.3 Analisis Butir Soal Tiap Aspek Kognitif Siklus I ................................... 63 4.4 Analisis Butir Soal Tiap Aspek Afektif Siklus I ..................................... 64 4.5 Keterampilan Kerja Ilmiah Peserta Didik Siklus II ............................... 81 4.6 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II ..................................................... 86 4.7 Analisis Butir Soal Tiap Aspek Kognitif Siklus II ................................. 87 4.8 Analisis Butir Soal Tiap Aspek Afektif Siklus II ................................... 89

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

4.1 Peserta Didik Merencanakan Kerjasama Dibimbing oleh Guru ............... 48 4.2 Peserta Didik Melakukan Kerja Ilmiah ..................................................... 49 4.3 Peserta Didik Menganalisis dan Mensintesis Data ................................... 51 4.4 Presentasi Hasil Kerja Ilmiah .................................................................... 53 4.5 Peserta Didik Mengerjakan Soal Tes Kognitif dan Soal Tes Afektif ....... 54 4.6 Peserta Didik Merencanakan Kerjasama .................................................. 72 4.7 Peserta Didik Melakukan Kerja Ilmiah tentang Irama Pernapasan .......... 73 4.8 Peserta Didik Menganalisis dan Mensintesis Hasil Kerja Ilmiah ............. 75 4.9 Presentasi Hasil Kerja Ilmiah .................................................................... 76 4.10 Peserta Didik Mengerjakan Soal Tes ....................................................... 77 5.1 Perbedaan Keterampilan Kerja Ilmiah Siklus I dengan Siklus II ............. 99 5.2 Perbedaan Keterampilan Kerja Ilmiah Tiap Aspek Siklus I dengan Siklus II ..................................................................................................... 99 5.3 Perbedaan Hasil Belajar Siklus I dengan Siklus II.................................... 105 5.4 Perbedaan Hasil Belajar Tiap Aspek Siklus I dengan Siklus II ................ 105

x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan dan membina sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan di tingkat dasar, menengah, dan perguruan tinggi. Pendidikan di sekolah mempunyai tujuan untuk mengubah peserta didik agar dapat memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap belajar sebagai bentuk perubahan tingkah laku hasil belajar. Pendidikan sebagai suatu upaya untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan berdedikasi tinggi memerlukan suatu pendukung yaitu mutu pendidikan (Margono, 2004 dalam Meriani, 2008). Kurikulum KTSP telah berlaku dan semestinya dilaksanakan secara utuh pada setiap sekolah. Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) menuntut adanya pelaksanaan pembelajaran yang berbasis proses dan hasil. Penilaian kegiatan pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar di akhir kegiatan pembelajaran, akan tetapi penilaian tersebut juga dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dibutuhkan suatu bentuk pembelajaran yang inovatif dan juga asessmen autentik untuk memenuhi tuntutan kurikulum. Berdasarkan wawancara dan observasi di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Malang tanggal 3-7 Mei 2010, diketahui bahwa keterampilan kerja ilmiah peserta didik kurang. Saat perencanaan penyelidikan ilmiah banyak peserta didik yang

1

2 kurang bisa menyusun rumusan masalah. Sebagai contoh rumusan masalah yang kurang tepat adalah sebutkan perbedaan organ-organ pencernaan pada ikan dengan vertebrata lain! seharusnya rumusan masalah yang tepat adalah apa ada perbedaan organ-organ pencernaan pada ikan dengan vertebrata lain? Peserta didik juga kurang bisa menyusun tujuan penelitian. Sebagai contoh tujuan penelitian yang kurang tepat adalah dapat mengidentifikasi perbedaan organorgan pencernaan pada ikan dengan vertebrata lain seharusnya tujuan peneltian yang tepat adalah untuk mengetahui perbedaan organ-organ pencernaan pada ikan dengan vertebrata lain. Peserta didik juga kurang bisa menyusun hipotesis. Sebagai contoh hipotesis yang kurang tepat adalah perbedaan organ-organ pencernaan pada ikan dibanding vertebrata lain adalah mulut, kerongkongan, usus, lambung dan kloaka seharusnya hipotesis yang tepat adalah ada perbedaan organ-organ pencernaan pada ikan dengan vertebrata lain. Peserta didik pada saat menentukan langkah kerja, menetapkan cara memperoleh data yang sesuai dan menetapkan cara menganalisis data masih sering kebingungan bagaimana caranya dan sering bertanya kepada guru. Peserta didik pada saat pelaksanaan tindakan ilmiah sebagian besar kurang terbiasa menyiapkan alat serta bahan yang dibutuhkan dalam penyelidikan ilmiah tersebut dan menerapkan prosedur kerja penyelidikan ilmiah. Sebagai contohnya peserta didik masih terlihat kebingungan apa yang harus mereka persiapkan untuk memulai penyelidikan ilmiahnya dan apa yang harus mereka lakukan untuk penyelidikan ilmiahnya selain itu setelah penyelidikan ilmiah telah dilakukan peserta didik kurang bisa menganalisis data yang diperoleh dan menyimpulkan hasil penelitian. Sebagai contoh banyak peserta didik yang kebingungan

3 bagaimana cara menganalisis data yang telah mereka peroleh dan kesimpulan apa yang didapatkan dengan bertanya kepada guru lebih lanjut. Peserta didik saat mengkomunikasikan hasil penyelidikan juga kurang bisa mengkomunikasikan masalah penelitian, langkah-langkah kerja, menjelaskan data, cara menganalisis data, dan kesimpulan dari hasil penelitian baik secara lisan maupun tulisan. Sebagai contoh pada saat mempresentasikan hasil penelitian peserta didik sebagian besar hanya sekedar membaca tanpa menekankan kepada peserta didik lainnya konsep-konsep yang penting sehingga banyak peserta didik yang kurang paham. Peserta didik pada saat bersikap ilmiah kurang bisa bekerja sama. Sebagai contoh pada saat penyelidikan ilmiah masih terdapat peserta didik yang lebih dominan dalam kelompoknya tanpa ada pembagian tugas masingmasing. Peserta didik juga kurang berani dan sopan dalam mengajukan pertanyaan serta kurang sopan dalam memberi sanggahan. Sebagai contohnya pada saat bertanya atau menyanggah sistematika kata-kata peserta didik kurang runtut dan terkesan memaksa untuk mengajukan pertanyaan dan sanggahan. Peserta didik juga kurang bisa berpendapat secara ilmiah dan kritis serta kurang berani memberi usulan. Sebagai contohnya banyak peserta didik tidak mengajukan pendapatnya dan usulannya pada saat presentasi hasil penelitian. Keterampilan Kerja Ilmiah yang rendah tersebut dimungkinkan terjadi karena pembelajaran yang diterapkan kebanyakan lebih menekankan kepada hasil tanpa memperdulikan pada proses. Pembelajaran hanya ditekankan pada nilai akhir peserta didik tanpa memperdulikan keterampilan apa yang diperoleh peserta didik. Kurang diterapkannya pembelajaran yang mengasah keterampilan kerja

4 ilmiah peserta didik juga mengakibatkan peserta didik kurang terbiasa memperoleh ilmu dengan langkah-langkah yang ada pada keterampilan kerja ilmiah yaitu merencanakan penyelidikan ilmiah, melaksanakan penyelidikan ilmiah, mengkomunikasikan hasil penyelidikan ilmiah, dan bersikap ilmiah. Guru memiliki peran yang besar dalam hal membelajarkan peserta didik, jadi guru seharusnya lebih mengutamakan apa yang telah diperoleh peserta didik dengan membuat peserta didiknya lebih aktif dan ilmu yang diperolehnya lebih mengena. Guru mengubah kegiatan pembelajaran dari yang berorientasi pada guru (teacher centered) menjadi pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik (student centered), menerapkan metode pembelajaran yang lebih menekankan pada kemampuan dan keterampilan proses peserta didik dalam menemukan, dan memahami konsep dari materi pelajaran yang sedang dipelajari dengan melibatkan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Diharapkan peserta didik akan memperoleh pengetahuan baru dari hasil pengamatan atau peserta didik dapat membangun suatu konsep baru dari pengetahuan awal yang dimiliki sebelumnya. Kenyataannya guru pada saat mengajar di kelas lebih dominan menjelaskan materi dan belum menekankan pada keterampilan kerja ilmiah peserta didik (Suherman, 2009). Keterampilan kerja ilmiah yang rendah mengakibatkan hasil belajar peserta didik juga rendah. Terbukti dengan hasil belajar pada ranah kognitif hasil nilai tes tulis yang dilaksanakan guru, kurang lebih 20% peserta didik yang kurang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75. Hasil belajar dalam ranah psikomotor dari keterampilan peserta didik saat pelaksanaan kerja ilmiah juga kurang lebih 25% peserta didik yang tidak memenuhi KKM, karena

5 peserta didik banyak yang belum terampil menggunakan alat-alat yang berada di laboratorium serta peserta didik yang hanya pasif pada saat kerja kelompok, hasil belajar dalam ranah afektif kurang diperhatikan oleh guru karena guru hanya menilai hasil belajar afektif dari sikap peserta didik pada proses belajar dan belum mengacu sikap peserta didik terhadap ilmu yang telah didapatkan. Berdasarkan uraian tersebut, diperlukan metode yang mampu melatih keterampilan kerja ilmiah peserta didik karena keterampilan kerja ilmiah peserta didik diharapkan berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Terkadang peserta didik juga merasa bosan dan tidak tertarik dengan apa yang dipelajari saat pembelajaran berlangsung karena peserta didik tidak pernah diajak untuk menemukan dan memecahkan masalahnya sendiri. Metode yang selama ini diterapkan di dalam kelas juga masih belum memperhatikan keterampilan kerja ilmiah dari peserta didik. Perubahan-perubahan pada pola kegiatan belajar mengajar, penggunaan media pembelajaran yang tepat, dan memerlukan pola penilaian yang tepat merupakan alternatif untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Kegiatan belajar mengajar yang dipilih hendaknya dipilih dan dirancang agar dapat melatih keterampilan kerja ilmiah peserta didik sehingga mampu mengidentifikasi masalah serta memecahkan masalah menggunakan berbagai kemampuan dan prosedur ilmiah (Ibrahim dan Nur, 2000). Selama mengajar guru telah mengupayakan berbagai model pembelajaran yang lebih mendorong peserta didik lebih aktif seperti metode diskusi presentasi, TPS, JigSaw, dan praktikum akan tetapi metode-metode yang telah diterapkan belum bisa menyusun peserta didiknya memiliki keterampilan kerja ilmiah. Keterampilan kerja ilmiah dalam belajar Biologi penting dikembangkan, karena

6 dalam belajar Biologi peserta didik cenderung sulit memahami konsep yang bersifat abstrak. Akibatnya peserta didik lebih banyak pasif sehingga hasil belajarnya tidak optimal oleh karena itu diperlukan suatu model pembelajaran yang membuat peserta didik untuk mengalami dan mendapatkan ilmu secara langsung, bukan hanya bersumber dari buku pedoman maupun artikel. Menyikapi masalah tersebut metode pembelajaran Kooperatif model Group Investigation berbasis Contextual Teaching and Learning diharapkan mampu meningkatkan keterampilan kerja ilmiah dan hasil belajar, karena pembelajaran model Group Investigation (GI) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu proses pembelajaran yang melibatkan peseta didik secara aktif dalam proses mencari pengetahuan dengan sumber pengetahuan yang berasal dari pengalaman nyata sehari-hari. Pelaksanaan model GI peserta didik dilibatkan secara aktif sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara mempelajarinya melalui pengamatan. Model GI menuntut para peserta didik memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (Nurhadi, dkk. 2004). Pembelajaran CTL dalam penerapannya melibatkan peserta didik secara langsung dalam kegiatan belajar sehingga peserta didik mengalami sendiri. Model CTL dalam proses pembelajarannya berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan peserta didik bekerja dan mengalami sehingga belajar akan lebih bermakna (Muslich, 2009). Keunggulan model ini adalah model GI berbasis CTL ini adalah dapat melatih peserta didik untuk menemukan masalah sendiri serta menemukan jawaban atas masalahnya tersebut sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi peserta didik, peserta didik langsung terlibat dan mengalami apa yang dipelajari bukan hanya

7 teori, peserta didik dibiasakan dengan masalah-masalah yang nyata disekitar peserta didik, melatih peserta didik menemukan masalah dan memecahkan masalah di lingkungan sekitar. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Apriska (2009) dimana penerapan pembelajaran GI dapat meningkatkan Keterampilan Kerja ilmiah Peserta. Penelitian Holisah (2008) juga menjelaskan bahwa pembelajaran Group investigation dengan pendekatan kontektual dapat meningkatkan keterampilan kerja ilmiah. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Buana (2009) hasilnya menunjukkan bahwa CTL dapat meningkatkan hasil belajar kognitif Biologi peserta didik. Penelitian Wirawan (2008) juga menjelaskan bahwa CTL dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik untuk aspek kognitif. Perlu dilakukan penelitian yang berjudul Penerapan Pembelajaran Group Investigation Berbasis Contextual Teaching and Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Kerja Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Peserta Didik Kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 10 Malang.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut dirumuskan masalah sebagai berikut. a. Bagaimanakah penerapan pembelajaran kooperatif model GI berbasis CTL dapat meningkatkan keterampilan kerja ilmiah peserta didik kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 10 Malang? b. Bagaimanakah penerapan pembelajaran kooperatif model GI berbasis CTL dapat meningkatkan hasil belajar biologi peserta didik kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 10 Malang?

8 C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah dijabarkan sebagai berikut. a. Meningkatkan keterampilan kerja ilmiah peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Malang melalui pembelajaran kooperatif model GI berbasis CTL. b. Meningkatkan hasil belajar biologi peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Malang melalui pembelajaran kooperatif model GI berbasis CTL.

D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian adalah sebagai berikut. a. Bagi guru, dapat meningkatkan keterampilan kerja ilmiah peserta didik dan hasil belajar peserta didik selama proses belajar mengajar dan dapat menerapkan pembelajaran kooperatif model GI berbasis CTL. b. Bagi peserta didik, dapat meningkatkan keterampilan kerja ilmiah peserta didik dan hasil belajarnya, membiasakan peserta didik untuk membangun pengetahuan secara mandiri melalui proses sains. c. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai penerapan pembelajaran kooperatif model GI berbasis CTL agar bisa diterapkan pada saat sudah menjadi guru.

E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian terdiri dari beberapa variabel seperti yang tertera pada Tabel 1.1.

F. Definisi Istilah/Operasional Agar tidak terjadi kesalah-pahaman dalam penelitian untuk itu perlu didefinisikan lingkup istilah berikut.

9Tabel 1.1 Ruang Lingkup Penelitian No Variabel 1 Model GI . berbasis CTL Indikator a. Seleksi topik Memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum. Membentuk kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups). b. Merencanakan kerjasama Merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih. c. Implementasi Pelaksanaan rencana yang telah dirumuskan pada tahap perencanaan. d. Analisis dan sintesis Menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang telah diperoleh. e. Penyajian hasil akhir Penyajian topik yang telah dipelajari. f. Evaluasi Evaluasi aktivitas peserta didik dan tes tertulis. a. Merencanakan penyelidikan ilmiah (P2) b. Melaksanakan penyelidikan ilmiah (P3) c. Mengkomunikasikan hasil penyelidikan ilmiah (P3) d. Bersikap ilmiah, yang meliputi. Bekerja sama. Berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan. Berpendapat secara ilmiah dan kritis. Sopan dalam memberi sanggahan. Berani memberi usulan. Menghargai pendapat orang lain. Kognitif Menyebutkan alat pernapasan pada manusia (C1). Menyebutkan urutan organ-organ pernapasan pada manusia (C1). Menunjukkan urutan organ-organ pernapasan pada manusia (C3). Menyebutkan struktur alat pernafasan pada manusia (C1). Menjelaskan struktur alat pernafasan pada manusia (C2). Menunjukkan struktur alat pernafasan pada manusia (C3). Menyebutkan fungsi alat pernapasan pada manusia (C1). Menjelaskan fungsi alat pernafasan pada manusia (C2). Menunjukkan fungsi alat pernafasan pada manusia (C3). Menunjukkan proses pernapasan pada manusia (C3). Menyebutkan perbedaan macam-macam volume pernapasan pada manusia (C1). Menjelaskan perbedaan macam-macam volume pernapasan pada manusia (C2). Menunjukkan perbedaan macam-macam volume pernapasan pada manusia (C3). Membedakan macam-macam volume pernapasan pada manusia (C4). Menyebutkan volume pernapasan pada manusia (C1). Menghitung volume pernapasan pada manusia (C4). Meyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi volume pernapasan (C1). Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi irama pernapasan (C1). Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi irama pernapasan (C2). Menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi irama pernapasan (C4). Menyebutkan kandungan TAR dan nikotin yang terdapat pada rokok (C1). Menunjukkan kandungan TAR dan nikotin yang terdapat pada rokok (C3).

2 Keterampilan . Kerja Ilmiah

3 Hasil Belajar . Peserta didik

10Menjelaskan bahaya rokok terhadap sistem pernapasan (C2). Menunjukkan bahaya rokok terhadap sistem pernapasan (C3). Menyebutkan perbedaan organ-organ pernafasan hewan vertebrata (C1). Menunjukkan perbedaan organ-organ pernafasan hewan vertebrata (C3). Menyebutkan perbedaan proses pernapasan pada hewan vertebrata (C1). Menjelaskan perbedaan proses pernapasan pada hewan vertebrata (C1). Menunjukkan gangguan/kelainan pada sistem pernapasan yang ditimbulkan akibat rokok (C3). Menyebutkan gangguan/kelainan pada sistem pernapasan manusia (C1). Menjelaskan gangguan/kelainan pada sistem pernapasan manusia (C2). Menunjukkan gangguan/kelainan pada sistem pernapasan manusia (C3). Afektif Mempengaruhi sikap agar organ-organ pernapasan pada manusia tetap sehat (A4). Mengkonfirmasi struktur dan fungsi alat pernapasan pada manusia (A2). Mengusulkan sikap berkaitan dengan struktur dan fungsi alat pernapasan pada manusia (A3). Mengkonfirmasi proses pernafasan pada manusia (A2). Mengusulkan sikap agar proses pernapasan pada manusia berjalan lancar (A3). Mempengaruhi sikap agar proses pernapasan pada manusia berjalan lancar (A4). Mengkonfirmasi organ-organ pernafasan pada hewan vertebrata (A2). Mempengaruhi sikap agar proses pernafasan pada hewan vertebrata tidak terganggu (A4). Mengkonfirmasi faktor-faktor yang mempengaruhi volume pernapasan (A2). Mengusulkan sikap agar memiliki volume pernapasan pada manusia yang normal (A3). Mempengaruhi agar melakukan kegiatan yang membuat volume pernapasan dalam keadaan normal (A4). Mengkonfirmasi faktor-faktor yang mempengaruhi irama pernapasan pada manusia (A2). Mengusulkan sikap agar irama pernapasan pada manusia berlangsung normal (A3). Mempengaruhi agar melakukan kegiatan yang membuat irama pernapasan pada manusia berlangsung normal (A4). Menkonfirmasi bahaya rokok bagi kesehatan sistem pernapasan (A2). Mengusulkan agar menyikapi bahaya rokok bagi kesehatan sistem pernapasan (A3). Mempengaruhi agar menghindari rokok yang membahayakan kesehatan sistem pernapasan (A4). Mengkonfirmasi kandungan TAR dan nikotin yang berbahaya (A2). Mempengaruhi sikap agar memiliki pola hidup yang sehat agar terhindar dari gangguan/kelainan pada sistem pernapasan (A4). Psikomotor Mengukur volume pernafasan pada manusia melalui percobaan Membedakan macam-macam volume pernapasan melalui percobaan Mengukur irama pernapasan pada manusia melalui percobaan Melakukan pembedah terhadap vertebrata Menunjukkan organ-organ pernapasan pada vertebrata

11 1. Group Investigation merupakan model pembelajaran dengan beberapa langkah yaitu seleksi topik, merencanakan kerjasama, implementasi, analisis dan sintesis, penyajian hasil akhir serta evaluasi. 2. Contextual Teaching and Learning merupakan pembelajaran yang dihubungkan dengan pengalaman nyata sehari-hari peserta didik untuk memperoleh suatu masalah yang nantinya di pecahkan. 3. Group Investigation berbasis Contextual Teaching Learning merupakan model pembelajaran dengan beberapa langkah yaitu seleksi topik, merencanakan kerjasama, implementasi, analisis dan sintesis, penyajian hasil akhir serta evaluasi yang mana dalam proses pembelajarannya dihubungkan dengan pengalaman nyata sehari-hari peserta didik untuk memperoleh suatu masalah yang nantinya di pecahkan. 4. Keterampilan Kerja Ilmiah adalah kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan yang bersifat ilmiah pada materi sistem pernapasan yang meliputi merencanakan penyelidikan ilmiah, melaksanakan penyelidikan ilmiah, mengkomunikasikan hasil penyelidikan ilmiah, dan bersikap ilmiah, yang diukur dengan menggunakan rubrik perencanaan kajian ilmiah, lembar observasi keterampilan kerja ilmiah dan laporan kerja ilmiah. 5. Hasil Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar mengajar yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang di ukur dengan menggunakan tes hasil belajar kognitif, tes hasil belajar afektif, dan lembar observasi hasil belajar psikomotor.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran melalui penggunaan kelompok kecil peserta didik untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar (Holubee, 2001 dalam Nurhadi, dkk. 2004). Pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang disusun untuk membantu pengembangan kerja sama dan interaksi peserta didik yang bertujuan untuk menghilangkan persaingan dalam kelas. Usaha kerja sama masing-masing kelompok mengakibatkan manfaat timbal balik sedemikian rupa sehingga semua anggota kelompok memperoleh prestasi. Kegagalan maupun keberhasilan ditanggung bersama. Peserta didik mengetahui bahwa prestasi yang dicapai disebabkan oleh dirinya dan anggota kelompoknya. Peserta didik merasakan kebanggan atas prestasinya bersama-sama dengan anggota kelompok (Nurhadi, dkk. 2004). Pembelajaran kooperatif peserta didik belajar bersama, saling menyumbang pikiran, dan tanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar baik secara individu maupun kelompok. Definisi tersebut memiliki pengertian luas, meliputi belajar berkolaborasi, belajar kelompok, juga menyatakan ciri sosiologis yaitu penekanan pada aspek tugas-tugas bersama yang harus dikerjakan bersama dalam kelompok, dan pendelegasian wewenang dari guru kepada peserta didik.

12

13 Guru berperan sebagai fasilitator dalam membimbing peserta didik menyelesaikan tugasnya. Pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut. 1. Peserta didik bekerja dalam tim (team) untuk menuntaskan tujuan belajar. 2. Tim terdiri dari peserta didik-peserta didik yang mempunyai tingkat keberhasilan tinggi, sedang, dan rendah. 3. Bila memungkinkan tim merupakan campuran suku, budaya, dan jenis kelamin. 4. Sistem penghargaan diorientasikan baik pada kelompok maupun pada individu (Nurhadi, dkk. 2004). Menurut Arends (2008) Cooperative learning ditandai oleh adanya struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur reward. Peserta didik dalam situasi kooperatif didorong atau dituntut untuk mengerjakan tugas yang sama secara bersamaan dan harus mengoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas itu. Pembelajaran dalam cooperative learning dapat ditandai denga fitur-fitur sebagai berikut. 1. Peserta didik bekerja dalam tim untuk mencapai tujuan belajar. 2. Tim-tim terdiri dari peserta didik yang berprestasi rendah, sedang, dan tinggi. 3. Bilamana mungkin tim-tim terdiri dari campuran ras, budaya, dan jenis kelamin. 4. Sistem reward berorientasi kelompok maupun individu.

B. Group Investigation (GI) Model Group Investigation adalah model pembelajaran yang melibatkan peserta didik sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara

14 mempelajarinya melalui investigasi. Model ini menuntut para peserta didik memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (Nurhadi, dkk. 2004). Guru yang menggunakan metode GI umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 peserta didik dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para peserta didik memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan, dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan (Arends, 2008). Tahap-tahap pembelajaran model GI secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut. Tahap 1 Menentukan sub-topik, yaitu guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi peserta didik dengan bertanya tentang percobaan/penelitian apa saja yang dapat dilakukan dari topik tersebut. Setelah itu guru menyajikan informasi kepada peserta didik dan mengelompokkan peserta didik sesuai dengan prinsip pembelajaran kooperatif, yaitu dalam satu kelompok terdiri dari anggota yang heterogen baik jenis kelamin, suku, latar belakang social, dan ekonomi serta tingkat inteligensi yang diperoleh dari nilai sebelumnya. Tahap 2 Rencana penelitian, yaitu guru menyampaikan sub-sub topik dan membagikan lembar kerja peserta didik kepada tiap-tiap kelompok untuk dibahas di dalam

15 kelompoknya. Selanjutnya guru meminta tiap kelompok membagi tugas untuk masing-masing anggotanya. Tahap 3 Melaksanakan rencana penelitian, yaitu peserta didik melakukan penelitian/penyelidikan dan guru mengamati aktivitas peserta didik selama melaksanakan penelitian/penyelidikan berdasrkan lembar observasi aktivitas dan keterampilan kooperatif peserta didik model GI serta mengarahkan peserta didik jika mengalami kesulitan. Tahap 4 Merencanakan presentasi, yaitu masing-masing kelompok menyiapkan laporan hasil penelitian yang akan dipresentasikan di depan kelas. Tahap 5 Melakukan presentasi, yaitu semua kelompok dengan sub-topik yang berbeda mempresentasikan laporan hasil penelitian secara bergantian dan kelompok lain yang membahas sub-topik yang sama berperan sebagai pembanding. Tahap 6 Evaluasi, yaitu guru mengadakan tes yang harus dikerjakan peserta didik secara individual. Hal penting untuk melakukan metode Group Investigation adalah. 1. Membutuhkan Kemampuan Kelompok Di dalam mengerjakan setiap tugas, setiap anggota kelompok harus mendapat kesempatan memberikan kontribusi. Dalam penyelidikan, peserta didik dapat mencari informasi dari berbagai informasi dari dalam maupun di luar kelas,

16 kemudian peserta didik mengumpulkan informasi yang diberikan dari setiap anggota untuk mengerjakan lembar kerja. 2. Rencana Kooperatif Peserta didik bersama-sama menyelidiki masalah mereka, sumber mana yang mereka butuhkan, siapa yang melakukan apa, dan bagaimana mereka akan mempresentasikan proyek mereka di dalam kelas. 3. Peran Guru Guru menyediakan sumber dan fasilitator. Guru memutar diantara kelompokkelompok memperhatikan peserta didik mengatur pekerjaan dan membantu peserta didik mengatur pekerjaannya dan membantu jika peserta didik menemukan kesulitan dalam interaksi kelompok (Slavin, 1995). Pembelajaran model GI memiliki enam keuntungan sebagai berikut. 1. Mengembangkan peraturan dan motivasi diri peserta didik karena dalam pembelajaran ini peserta didik banyak membuat keputusan. 2. Meningkatkan perkembangan kemampuan penelitian (kerja ilmiah) peserta didik penelitian ini mengajarkan peserta didik agar dapat melakukan penelitian baik secara individu maupun kelompok. 3. Meningkatkan kemampuan bekerja sama peserta didik. Hal ini disebabkan peserta didik harus menyusun sendiri rencana kelompok ketika menyelesaikan masalah dan menghasilkan kesepakatan umum selama pembelajaran. 4. Meningkatkan kreativitas peserta didik karena metode ini memungkinkan peserta didik untuk berkreasi pada saat pembelajaran berlangsung.

17 5. Memberikan cakupan pengetahuan yang luas karena peserta didik secara bersama-sama melaporkan temuan penelitian dengan sebaran topik yang bermacam-macam. 6. Setiap peserta didik menjadi ahli dalam topik yang besar (Ambrose, 2006).

C. Contextual Teaching and Learning (CTL) Pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situsai dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan kehidupan sehari-hari (Muslich, 2009). Belajar secara kontekstual adalah belajar yang akan terjadi bila dihubungkan dengan pengalaman nyata sehari-hari. Pembelajaran kontekstual dapat dilakukan dengan menerapkan tujuh komponen CTL, yaitu. 1. Konstruktivisme (Constructivism) Merupakan landasan berfikir atau filosofi pendekatan CTL yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Untuk itu tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan. a. Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi peserta didik. b. Memberi kesempatan peserta didik menemukan dan mengekpresikan idenya sendiri. c. Menyadarkan peserta didik agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.

18 2. Menemukan (Inquiry) Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan berbasis CTL. Pengetahuan dan pengetahuan yang diperoleh peserta didik diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Siklus inquiry adalah. a. Observasi (observation). b. Bertanya (questioning). c. Mengajukan Dugaan (hiphotesis). d. Pengumpulan Data (data gathering). e. Penyimpulan (conclusion). 3. Bertanya (Questioning) Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berfikir peserta didik. Bagi peserta didik, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiri, yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. 4. Masyarakat Belajar (Learning Community) Dalam kelas CTL, guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Peserta didik dibagi kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen. Yang pandai mengajari yang lemah, yang tau memberi tahu yang belum tahu, yang mempunyai gagasan segera memberi usul, dan seterusnya. Kelompok peserta didik bisa sangat bervariasi bentuknya, baik keanggotaan, dan jumlah.

19 5. Pemodelan (Modeling) Dalam pendekatan CTL guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan peserta didik. Seorang peserta didik bisa ditunjuk untuk memberi contoh temannya cara melafalkan suatu kata. Peserta didik contoh tersebut dikatakan sebagai model. Peserta didik lain bisa menggunakan model tersebut sebagai standar kompetensi yang harus dicapainya. 6. Refleksi (Reflection) Refleksi juga bagian penting dalam pembelajaran dengan pendekatan CTL. Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir kebelakang apa yang sudah kita lakukan dimasa lalu. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktifitas, atau pengetahuan yang baru diterima. Kunci dari itu semua adalah bagaimana pengetahuan itu mengendap dibenak peserta didik. Peserta didik mencatat apa yang sudah dipelajari dan bagaimana merasakan ide-ide baru. Pada akhir pelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar peserta didik melakukan refleksi. 7. Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assesment) Authentic Assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar peserta didik. Gambaran perkembangan peserta didik perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahawa peserta didik mengalami proses pembelajaran dengan benar. Data yang dikumpulkan melalui kegiatan penilaian (assessment) bukanlah untuk mencari informasi tentang belajar peserta didik. Hal-hal yang bisa digunakan

20 dalam menilai prestasi peserta didik adalah laporan, PR, kuis, karya tulis, presentasi, jurnal dan lain-lain. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual mempunyai karakteristik sebagai berikut. 1. Pembelajaran dilaksanakan dalam kontek autentik yaitu pembelajaran yang diarahkan pada ketercapaiaan keterampilan dalam konteks kehidupan nyata atau pembelajaran yang dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah. 2. Pembelajaran memberikan kesempatan kesempatan kepada peserta didik untuk mengerjakan tugas-tugas yang bermakna. 3. Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. 4. Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling mengoreksi antar teman. 5. Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan, bekerja-sama dan saling memahami antara satu dengan yang lain secara mendalam. 6. Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan mementingkan kerja sama. 7. Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan. Jika model pembelajaran CTL ini diterapkan, maka langkahnya sebagai berikut. 1. Memotivasi peserta didik (memfokuskan perhatian peserta didik) dengan cara tanya jawab berkaitan dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari. 2. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan cara pembelajaran yang digunakan.

21 3. Guru membagi peserta didik dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. 4. Guru membagikan lembar kerja peserta didik yang berisi masalah yang akan diselesaikan secara berkelompok. 5. Guru memfasilitasi peserta didik menyampaikan cara pembelajaran yang digunakan dalam memecahkan masalah. 6. Guru membantu peserta didik dalam melakukan berbagi tugas dalam menyelesaikan masalah. 7. Guru mendorong peserta didik dalam melakukan penyelidikan kelompoknya. 8. Guru senantiasa menyajikan pertanyaan yang membuat peserta didik berfikir tentang kelayakan pemecahan masalah atau menggali apa yang dipikirkan peserta didik. 9. Membantu peserta didik memecahkan dan menyiapkan bahan presentasi didepan kelas. 10. Membantu peserta didik menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir.

D. Group Investigation Berbasis Contextual Teaching and Learning Pembelajaran model Group Investigation (GI) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu proses pembelajaran yang melibatkan peseta didik secara aktif dalam proses mencari pengetahuan dengan sumber pengetahuan yang berasal dari pengalaman nyata sehari-hari. Pelaksanaan model GI berbasis CTL, peserta didik dilibatkan secara aktif sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara mempelajarinya melalui pengamatan serta menuntut para peserta didik memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (Nurhadi, dkk. 2004) dimana dalam penerapannya melibatkan peserta didik secara langsung

22 dalam kegiatan belajar sehingga peserta didik mengalami sendiri serta proses pembelajarannya berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan peserta didik bekerja dan mengalami sehingga belajar akan lebih bermakna (Muslich, 2009). Tahap-tahap pembelajaran model GI berbasis CTL secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut. Tahap 1 Menentukan sub-topik, yaitu guru membagi peserta didik kedalam beberapa kelompok kemudian menentukan sub-topik dari masing-masing kelompok. Tahap ini juga merupakan penerapan komponen masyarakat belajar (learning comunity) dimana dalam pelaksanaan pembelajaran peserta didik dibagi kedalam kelompokkelompok yang anggotanya heterogen. Tahap 2 Merencana penelitian, yaitu guru membagikan lembar kerja peserta didik kepada tiap-tiap kelompok untuk dibahas di dalam kelompoknya. Selanjutnya guru meminta tiap kelompok membagi tugas untuk masing-masing anggotanya untuk membuat perencanaan kerja ilmiah. Tahap ini juga berarti penerapan komponen kontruktivisme (contructivism) dimana peserta didik membangun pengetahuan sedikit demi sedikit. Tahap 3 Melaksanakan rencana penelitian, yaitu peserta didik melakukan penelitian/penyelidikan. Tahap ini juga berarti penerapan komponen menemukan (inqury) dimana peserta didik memperoleh pengetahuan dari menemukan seperangkat fakta-fakta yang telah berhasil mereka temukan sendiri.

23 Tahap 4 Melakukan presentasi, yaitu semua kelompok dengan sub-topik yang berbeda mempresentasikan laporan hasil penelitian secara bergantian dan kelompok lain yang membahas sub-topik yang sama berperan sebagai pembanding. Tahap ini juga merupakan penerapan komponen bertanya (questioning) dimana dengan presentasi hasil akhir maka peserta didik terdorong untuk bertanya untuk menggali informasi, mengkonfirmasi apa yang diketahui dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui. Tahap 5 Evaluasi, yaitu guru mengadakan tes yang harus dikerjakan peserta didik secara individual. Tahap ini juga merupakan penerapan komponen penilaian sebenarnya (authentic assesment) yang merupakan proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberi gambaran perkembangan peserta didik.

E. Keterampilan Kerja Ilmiah Keterampilan kerja ilmiah adalah keterampilan dalam melakukan kegiatan yang bersifat ilmiah, meliputi penyelidikan ilmiah, komunikasi ilmiah, dan sikap ilmiah. Sikap ilmiah adalah suatu bentuk tingkah laku peserta didik yang muncul berupa tanggapan dalam bertindak selama melakukan suatu kegiatan ilmiah seperti dalam bekerja sama, kedisiplinan, maupun rasa keingin-tahuan (Pujiningrum, 2001 dalam Apriska, 2009). Menurut Margono (2004 dalam Apriska, 2009) belajar sains berarti pula belajar menangani masalah-masalah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu yang disebut metode ilmiah (scientific method). Secara garis besar metode ilmiah meliputi beberapa langkah, yaitu 1) melakukan survei yang akurat untuk

24 menangani suatu masalah, 2) menemukan metode untuk menangani masalah, 3) mengumpulkan data yang berhubungan dengan masalah, 4) mengambarkan kesimpulan dari data yang telah dikumpulkan. Metode ilmiah dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam berbagai bidang kehidupan. Menurut Furchan (1982 dalam Apriska, 2009) menjelaskan bahwa pendekatan ilmiah adalah suatu proses penyelidikan sistemik yang terdiri atas bagian-bagian yang saling bergantung (Interdependent). Langkah-langkah dalam pendekatan ilmiah adalah 1) perumusan hipotesis, 2) pengajuan hipotesis, 3) cara berpikir deduktif, 4) pengumpulan data dan analisis data, 5) penerimaan atau penolakan hipotesis. Menurut standar kompetensi mata pelajaran Biologi SMA dan MA (2003 dalam BSNP, 2006), kerja ilmiah terdiri atas 4 kompetensi dasar, yaitu. 1. Merencanakan penelitian ilmiah Peserta didik mampu membuat perencanaan penelitian sederhana antara lain menetapkan dan merumuskan tujuan penelitian, langkah kerja, hipotesis, variabel, dan instrumen yang tepat untuk tujuan penelitian. 2. Melaksanakan penelitian ilmiah Peserta didik mampu melaksanakan langkah-langkah kerja ilmiah yang terorganisir dan menarik kesimpulan terhadap hasil penemuannya. 3. Mengkomunikasikan hasil penelitian ilmiah Peserta didik mampu menyajikan hasil penelitiannya dan kajiannya dengan berbagai cara kepada berbagai kelompok sasaran untuk berbagai tujuan.

25 4. Bersikap ilmiah Peserta didik mampu mengembangkan sikap ilmiah, antara lain keingintahuan, berani, santun, kepedulian lingkungan, berpendapat secara ilmiah, kritis, bekerja sama, jujur, dan tekun. Menurut BSNP (2006) disebutkan bahwa Standar Kompetensi untuk mata pelajaran Biologi untuk Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah meliputi kerja ilmiah serta pemahaman konsep dan penerapannya. Kerja ilmiah meliputi sebagai berikut. 1. Merencanakan penyelidikan ilmiah, terdiri atas deskriptor sebagai berikut. a. Mengidentifikasi masalah untuk dijadikan penelitian. b. Merumuskan tujuan penelitian. c. Menentukan langkah kerja dan cara pengumpulan data. d. Menyusun hipotesis. e. Menetapkan variabel, termasuk yang dikendalikan adalah variabel bebas. f. Menetapkan instrumen yang sesuai dengan tujuan penelitian. g. Menetapkan cara memperoleh data yang sesuai. h. Menetapkan cara menganalisis data. 2. Melaksanakan penyelidikan ilmiah, terdiri atas deskriptor sebagai berikut. a. Mengidentifikasi masalah riil yang perlu diteliti. b. Mengidentifikasi metode penelitian yang khusus untuk bidang biologi. c. Menyiapkan peralatan/instrumen yang sesuai untuk penyelidikan ilmiah. d. Menerapkan tekhnik/proses pengumpulan data. e. Mengolah data sesuai dengan jenis/keperluannya. f. Menganalisis data.

26 g. Menyimpulkan hasil penelitian. h. Merekomendasikan tindak lanjut dari hasil penelitian. 3. Mengkomunikasikan hasil penyelidikan ilmiah, terdiri atas deskriptor sebagai berikut. a. Menginformasikan rasional penelitian/penyelidikan ilmiah. b. Mengkomunikasikan masalah penelitian/penyelidikan secara jelas dalam laporan. c. Mengkomunikasikan prosedur perolehan data. d. Mengkomunikasikan cara mengolah dan menganalisis data yang sesuai untuk menjawab masalah penelitian. e. Menyajikan hasil pengolahan data dalam bentuk tabel/diagram alur, grafik, flow chart, dan peta konsep. f. Menggunakan media yang sesuai dalam penyajian hasil pengolahan data. g. Menjelaskan data baik secara lisan maupun tulisan. h. Mengkomunikasikan kesimpulan dan temuan penelitian. i. Menggunakan bahasa, simbol, dan peristilahan yang sesuai untuk bidang biologi. 4. Bersikap ilmiah, terdiri atas deskriptor sebagai berikut. a. Berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan argumentasi. b. Berpendapat secara ilmiah dan kritis. c. Menghargai pendapat orang lain. d. Bekerja sama. e. Sopan dalam memberi sanggahan. f. Berani memberi usulan.

27 g. Jujur terhadap fakta.

F. Hasil Belajar Sudjana (1995) menyatakan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya. Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai peserta didik dalam kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilai adalah hasil belajar. Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar mengajar. Perubahan ini berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap yang biasanya meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikimotorik. Menurut Sudijono (1995) dalam konteks evaluasi maka ketiga ranah tersebut harus dijadikan sasaran dalam kegiatan evaluasi hasil belajar, yaitu (1) Apakah peserta didik sudah dapat memahami semua bahan atau materi pembelajaran yang telah diberikan kepada mereka? (2) Apakah peserta didik sudah dapat menghayatinya? (3) Apakah materi pembelajaran yang telah diberikan itu sudah dapat diamalkan secara konkret dalam praktek atau dalam kehidupan sehari-hari. Bloom (2001 dalam Sudijono, 1995) berpendapat bahwa taksonomi (pengelompokan) tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu kepada tiga jenis domain yaitu: (1) ranah proses berpikir (cognitive domain), (2) ranah nialai atau sikap (affective domain), dan (3) ranah keterampilan (psychomotor domain).

28 1. Ranah kognitif (Cognitive domain) Berkaitan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas enam aspek, yaitu mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4), mensintesis (C5), dan menilai (C6). 2. Ranah afektif (Affective domain) Berkenaan dengan sikap yang terdiri atas lima aspek, meliputi: penerimaan (A1), penanggapan (A2), penilaian (A3), pengelolaan (A4), dan bermuatan nilai (A5). 3. Ranah psikomotorik (Psychomotor domain) Berkenaan dengan hasil keterampilan dan kemampuan bertindak meliputi; gerakan refleks (P1), gerakan dasar (P2), gerakan tanggap (P3), kegiatan fisik (P4) dan komunikasi tidak berwacana (P5). Hasil belajar peserta didik dapat ditunjukkan dengan semakin bermutunya kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotori yang diketahui dari hasil pengukuran. Tes hasil belajar merupakan salah satu alat ukur yang banyak digunakan untuk menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Dalam penelitian ini hasil belajar peserta didik diukur berdasarkan hasil skor tes akhir siklus yang diberikan di akhir kegiatan pembelajaran serta ketuntasan belajar yang dicapai oleh peserta didik.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini tergolong Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kualitatif-kuantitatif.

B. Subjek Penelitian Subjek penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Malang Semester Genap Tahun ajaran 2009-2010 sebanyak 38 peserta didik yang mana peserta didik laki-laki sebanyak 16 dan peserta didik perempuan sebanyak 22.

C. Lokasi Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di SMA Negeri 10 Malang. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Desember sampai dengan Agustus. Secara rinci jadwal penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian No 1. 2. 3. 4. 5. Kegiatan Perencanaan Pelaksanaan Tindakan Observasi Refleksi Pelaporan Waktu 1 Desember 2009 9 Mei 2010 10 Mei 2010 30 Mei 2010 10 Mei 2010 30 Mei 2010 10 Mei 2010 30 Mei 2010 31 Mei 2010 31 Agustus 2010

29

30 D. Data, Sumber Data, dan Instrumen Penelitian Adapun data, sumber data, instrumen, dan prosedur pengambilan data pada penelitian ini dicantumkan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Data, Sumber Data, dan Instrumen Penelitian No 1. Data Model GI berbasis CTL Sumber Data Guru Instrumen Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh guru Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik Rubrik perencanaan kerja ilmiah Lembar observasi keterampilan kerja ilmiah Rubrik laporan kerja ilmiah Tes hasil belajar kognitif Tes hasil belajar afektif Lembar observasi hasil belajar psikomotor

Peserta didik

2.

Keterampilan Kerja Ilmiah

Peserta didik Peserta didik Peserta didik

3.

Hasil Belajar

Peserta didik Peserta didik Peserta didik

E. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus tindakan. Setiap siklus tindakan dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Setiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ini, termasuk tahap pra penelitian yaitu observasi awal kemudian tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

Pra Penelitian Kegiatan pra penelitian berupa observasi awal terhadap sekolah yang dijadikan tempat penelitian dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah sehingga dapat ditentukan tindakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ditemui. Selain itu observasi awal juga bertujuan untuk mengetahui kondisi

31 lingkungan, ketersediaan sarana dan prasarana serta kondisi peserta didik. Observasi yang dilakukan oleh peneliti terdiri atas wawancara dengan pihak sekolah yaitu guru Biologi kelas XI IPA dan kegiatan observasi langsung di kelas kemudian dilanjutkan dengan proses refleksi. Refleksi awal dilakukan dengan menganalisis dan merefleksi apa yang telah diperoleh pada saat observasi yang telah dilakukan pada awal kegiatan penelitian. Hasil dari analisis dan refleksi yang dilakukan peneliti akan digunakan sebagai data awal untuk menentukan perencanaan tindakan siklus I.

SIKLUS IPelaksanaan tindakan pada siklus I direncanakan dalam 3 kali pertemuan

masing-masing 2x45 menit dengan materi sistem pernapasan yang meliputi sub materi sistem pernapasan pada aves, sistem pernapasan pada amphibi, sistem pernapasan pada kadal, sistem pernapasan pada aves, sistem pernapasan pada mamalia, dan sistem pernapasan pada manusia. Langkah-langkah yangdilaksanakan pada tindakan siklus I adalah sebagai berikut.

1. PerencanaanKegiatan perencanaan terdiri dari langkah-lagkah sebagai berikut.

a. Menyusun lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh guru. b. Menyusun lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik. c. Menyusun lembar untuk catatan lapangan. d. Menyusun lembar observasi keterampilan kerja ilmiah peserta didik. e. Menyusun rubrik penilaian laporan kerja ilmiah peserta didik. f. Menyusun rubrik perencanaan kerja ilmiah.

32 g. Menyusun lembar observasi psikomotor peserta didik. h. Merancang alat evaluasi pembelajaran berupa tes akhir kogintif siklus I beserta kunci jawabannya. i. Merancang alat evaluasi pembelajaran berupa tes akhir afektif siklus I beserta kunci jawabannya. j. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi Sistem Pernapasan pada Hewan. k. Menyusun Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk enam kelompok dengan enam subtopik yang berbeda-beda. a. Membagi peserta didik menjadi 6 kelompok yang heterogen berdasarkan hasil belajar sebelumnya.

2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan Tindakan merupakan penerapan kegiatan pembelajaran yang sudah direncanakan dalam tahap perencanaan. Pelaksaanan tindakan berupa kegiatan pembelajaran di kelas XI IPA 2 SMA 10 Malang pada pelajaran Biologi pokok bahasan sistem pernapasan dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif model GI berbasis CTL. Peneliti bertindak sebagai guru kelas dan melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat sebelumnya yang dibantu oleh lima observer.

3. Observasi Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi bertujuan untuk memperoleh semua data berupa keterlaksanaan pembelajaran oleh guru, keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik,

33 keterampilan kerja ilmiah, dan hasil belajar peserta didik. Observer berjumlah limaorang yaitu empat orang mahasiswa pendidikan biologi angkatan 2006 dan satu orang guru biologi kelas XI IPA 2. Kegiatan yang diobservasi adalah kegiatan

keterlaksanaan pembelajaran oleh guru, keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik, keterampilan kerja ilmiah, dan hasil belajar peserta didik. Keterlaksanaan pembelajaran oleh guru diobservasi dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh guru, keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik diobservasi dengan menggunakan lembar keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik, keterampilan kerja ilmiah diobservasi dengan menggunakan lembar observasi keterampilan kerja ilmiah, rubrik perencanaan kerja ilmiah, rubrik laporan kerja ilmiah, dan hasil belajar peserta didik diobservasi dengan menggunakan tes hasil belajar kognitif, tes hasil belajar afektif, lembar observasi hasil belajar psikomotor peserta didik.

4. Refleksi Tahap refleksi bertujuan untuk mengetahui ketercapaian tindakan pada siklus I. Dilakukan analisis data hasil penelitian pada tahap refleksi kemudian hasilnya dibandingkan dengan indikator keberhasilan tindakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan tindakan. Identifikasi dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada pelaksanaan tindakan sehingga dapat ditetapkan sasaran-sasaran perbaikan, perencanaan dan implementasi tindakan baru. Hasil refleksi siklus I digunakan sebagai bahan pertimbangan dan untuk menindak lanjuti tindakan selanjutnya pada siklus berikutnya yaitu pada siklus II.

34 SIKLUS II Pelaksanaan penelitian pada siklus II pada dasarnya sama dengan pelaksanaan pada siklus I. Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan perbaikan dari siklus I dengan memperhatikan hasil refleksi yang dilakukan di akhir siklus I. Pelaksanaan tindakan pada siklus II direncanakan dalam 3 kali pertemuan masing-masing 2x45 menit dengan materi frekuensi pernapasan, volume pernapasan, bahaya rokok dan penyakit/gangguan pada sistem pernapasan. Langkah-langkah yang dilaksanakan pada tindakan siklus II adalahsebagai berikut.

1. PerencanaanKegiatan perencanaan terdiri dari langkah-lagkah sebagai berikut.

b. Menyusun lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh guru. c. Menyusun lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik. d. Menyusun lembar untuk catatan lapangan. e. Menyusun lembar observasi keterampilan kerja ilmiah peserta didik. f. Menyusun rubrik penilaian laporan kerja ilmiah peserta didik. g. Menyusun rubrik perencanaan kerja ilmiah. h. Menyusun lembar observasi psikomotor peserta didik. i. Merancang alat evaluasi pembelajaran berupa tes akhir kogintif siklus I beserta kunci jawabannya. j. Merancang alat evaluasi pembelajaran berupa tes akhir afektif siklus I beserta kunci jawabannya. k. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi Sistem Pernapasan pada Hewan.

35 l. Menyusun Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk enam kelompok dengan enam subtopik yang berbeda-beda. m. Membagi peserta didik menjadi 8 kelompok yang heterogen berdasarkan hasil belajar sebelumnya.

2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan Tindakan merupakan penerapan kegiatan pembelajaran yang sudah direncanakan dalam tahap perencanaan. Pelaksaanan tindakan berupa kegiatan pembelajaran di kelas XI IPA 2 SMA 10 Malang pada pelajaran Biologi pokok bahasan sistem pernapasan dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif model GI berbasis CTL. Peneliti bertindak sebagai guru kelas dan melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat sebelumnya yang dibantu oleh lima observer.

3. Observasi Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi bertujuan untuk memperoleh semua data berupa keterlaksanaan pembelajaran oleh guru, keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik, keterampilan kerja ilmiah, dan hasil belajar peserta didik. Observer berjumlah limaorang yaitu empat orang mahasiswa pendidikan biologi angkatan 2006 dan satu orang guru biologi kelas XI IPA 2. Kegiatan yang diobservasi adalah kegiatan

keterlaksanaan pembelajaran oleh guru, keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik, keterampilan kerja ilmiah, dan hasil belajar peserta didik. Keterlaksanaan pembelajaran oleh guru diobservasi dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh guru, keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta

36 didik diobservasi dengan menggunakan lembar keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik, keterampilan kerja ilmiah diobservasi dengan menggunakan lembar observasi keterampilan kerja ilmiah, rubrik perencanaan kerja ilmiah, rubrik laporan kerja ilmiah, dan hasil belajar peserta didik diobservasi dengan menggunakan tes hasil belajar kognitif, tes hasil belajar afektif, lembar observasi hasil belajar psikomotor peserta didik.

4. Refleksi Tahap refleksi bertujuan untuk mengetahui ketercapaian tindakan pada siklus II. Dilakukan analisis data hasil penelitian pada tahap refleksi kemudian hasilnya dibandingkan dengan indikator keberhasilan tindakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan tindakan pada siklus II.

F. Teknik Analisis Data Untuk memperoleh kebenaran, penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi data dari penelitian ini diperoleh dengan membandingkan informasi antara observer yang satu dengan observer yang lain. Adapun dari beberapa macam teknik triangulasi, maka pada penelitian ini yang akan digunakan adalah teknik triangulasi sumber. Triangulasi sumber adalah teknik yang digunakan dengan cara membandingkan derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Penelitian ini akan menggunakan cara yaitu membandingkan hasil wawancara guru Biologi kelas XI IPA dengan dokumen hasil observasi para observer.

37 Data yang diperoleh pelaksanaan tindakan berupa data kuantitatif dan data kualitatif. 1. Data Kualitatif Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data hasil tindakan yang meliputi data hasil observasi, data hasil wawancara dengan guru, dan data hasil catatan lapangan. Data dalam penelitian ini akan dianalisis secara kualitatif dengan meliputi tiga alur yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Data yang diperoleh tersebut akan dianalisis dan selanjutnya direduksi secara sistematis berdasarkan kelompok data dan disajikan secara terorganisir untuk dilakukan penarikan kesimpulan.

a. Reduksi Data Reduksi data merupakan bagian dari analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan dan diverifikasi.

b. Penyajian Data Penyajian data dilakukan dengan mengorganisasikan data hasil reduksi dalam bentuk naratif yang memungkinkan untuk penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Sajian data selanjutnya ditafsirkan dan dievaluasi untuk merencanakan tindakan selanjutnya. Adapun hasil penafsiran dan evaluasi berupa penjelasan tentang (a) perbedaan antara rencana tindakan dan pelaksanaan, (b) persepsi peneliti, guru pengamat, dan teman sejawat yang terlibat dalam pengamatan dan catatan lapangan terhadap tindakan yang dilakukan, (c) efek dari

38 tindakan dan penyebabnya, (d) hambatan yang dialami dan penyebabnya, (e) perlunya perubahan dan tindakan lanjutan, dan (f) alternatif tindakan yang tepat.

c. Kesimpulan/Verifikasi Data Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan kesimpulan terhadap hasil penafsiran dan evaluasi. Memverifikasi hasil kesimpulan merupakan kegiatan menguji kebenaran, kekokohan, dan kecocokan makna dari data yang diperoleh dari lapangan untuk mencapai kesimpulan yang kuat.

2. Data Kuantitatif Cara menganalisis data penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut. a. Keterampilan Kerja Ilmiah Data tentang keterampilan kerja ilmiah peserta didik dikumpulkan menggunakan lembar observasi kerja ilmiah peserta didik, perencanaan kerja ilmiah, dan laporan kerja ilmiah peserta didik. Aspek peningkatan kerja ilmiah yang dicapai oleh peserta didik dihitung berdasarkan skor keterampilan kerja ilmiah peserta didik pada masing-masing aspek dan laporan hasil kerja ilmiah. Skor keterampilan kerja ilmiah dari hasil oservasi dihitung dengan menggunakan rumus.Skor kerja ilmiah peserta didik (perdeskriptor) =

deskriptor yang muncul X 100 total deskriptor

Penilaian perencanaan kerja ilmiah peserta didik menggunakan rumus berikut.Nilai

jumlah skor yang dicapai X 100 jumlah skor maksimum

Penilaian laporan kerja ilmiah peserta didik menggunakan rumus berikut.

39Nilai

jumlah skor yang dicapai X 100 jumlah skor maksimum

Skor keterampilan kerja ilmiah peserta didik total dihitung dari hasil rerata skor keterampilan kerja ilmiah hasil observasi, perencanaan kerja ilmiah, dan skor laporan kerja ilmiah peserta didik. Skor total skor observasi skor perencanaa n skor laporan 3

Untuk menentukan skor keterampilan kerja ilmiah yang dicapai oleh seluruh kelas maka ditentukan rerata skor keterampilan kerja ilmiah dari seluruh peserta didik tersebut.Rerata skor kerja ilmiah seluruh peserta didik

=

jumlah total skor KKI jumlah total siswa

Berdasarkan hasil rerata keterampilan kerja ilmiah peserta didik yang sudah diperoleh kemudian menentukan kategori keberhasilan keterampilan kerja ilmiah peserta didik seperti yang terdapat pada Tabel 3.3.Tabel 3.3 Penentuan Kategori Keterampilan Kerja Ilmiah Peserta didik. Nilai Rerata 86-100 75-85 60-74 40-59 < 40 Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang

(Sumber: Diadaptasi dari Arikunto, 2003)

b. Hasil Belajar Data hasil belajar peserta didik berupa nilai tes kognitif, afektif, dan observasi psikomotor pada setiap siklus. Nilai tes kognitif diperoleh menggunakan rumus berikut.

40Nilai tes jumlah skor yang dicapai X 100% jumlah skor maksimum

Nilai tes afektif diperoleh menggunakan rumus berikut.Nilai tes jumlah skor yang dicapai X 100% jumlah skor maksimum

Nilai psikomotor diperoleh menggunakan rumus berikut.Skor psikomotor (perdeskriptor) =

deskriptor yang muncul X 100 total deskriptor

Skor hasil belajar peserta didik total dihitung dari hasil rerata skor hasil belajar diperoleh dari nilai tes kognitif, nilai tes afektif, dan observasi psikomotor. Skor total skor kognitif skor afektif skor psikomotor 3

Untuk menentukan skor hasil belajar yang dicapai oleh seluruh kelas maka ditentukan rerata skor keterampilan hasil belajar dari seluruh peserta didik tersebut.Rerata skor hasil belajar peserta didik =

jumlah total skor hasil belajar jumlah total siswa

(Sumber: Arikunto, 2003) Berdasarkan hasil rerata hasil belajar peserta didik yang sudah diperoleh kemudian menentukan kategori keberhasilan hasil belajar peserta didik seperti yang terdapat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Penentuan Kategori Hasil Belajar Peserta didik. Nilai Rerata 86-100 75-85 60-74 40-59 < 40 Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang

(Sumber: SMA Negeri 10 Malang)

41 G. Kriteria Keberhasilan Tindakan Tindakan pada penelitian ini dikatakan berhasil dalam meningkatkan keterampilan kerja ilmiah dan hasil belajar jika terjadi peningkatan rata nilai kelas serta ketuntasan klasikal pada keterampilan kerja ilmiah dan hasil belajar siklus II dibandingkan pada siklus I. Untuk lebih jelasnya ditunjukkan pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5. Kriteria Keberhasilan Tindakan Elemen yang Diteliti Keterampilan Kerja Ilmiah Hasil Belajar Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Peserta didik Sesudah Tindakan KKI I < KKI II HB I < HB II KPG I < KPG II KPPD I < KPPD II

Keterangan: KKI I = Keterampilan Kerja Ilmiah Siklus I KKI II = Keterampilan Kerja Ilmiah Siklus II HB I = Hasil Belajar Siklus I HB II = Hasil Belajar Siklus II KPG I = Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru Siklus I KPG II = Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru Siklus II KPPD I = Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Peserta Didik Siklus I KPPD II = Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Peserta Didik Siklus II

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Pra Penelitian Kegiatan pra penelitian berupa observasi pada tanggal 3-7 Mei 2010 di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Malang untuk mengidentifikasi masalah sehingga dapat ditentukan tindakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ditemui. Selain itu observasi awal juga bertujuan untuk mengetahui kondisi lingkungan, ketersediaan sarana dan prasarana serta kondisi peserta didik. Observasi yang dilakukan oleh peneliti terdiri atas wawancara dengan pihak sekolah yaitu guru Biologi dan kegiatan observasi langsung di kelas kemudian dilanjutkan dengan proses refleksi. Dari observasi yang telah dilakukan maka didapatkan hasil refleksi yaitu keterampilan kerja ilmiah peserta didik di SMA Negeri 10 Malang yang masing rendah. Keterampilan kerja ilmiah yang rendah ini terlihat pada saat peserta didik membuat rumusan masalah, hipotesis, dan tujuan penelitian masih ada yang kurang tepat. Peserta didik pada saat menentukan langkah kerja, menetapkan cara memperoleh data yang sesuai dan menetapkan cara menganalisis data masih sering kebingungan bagaimana caranya dan sering bertanya kepada guru. Peserta didik pada saat pelaksanaan tindakan ilmiah sebagian besar kurang terbiasa menyiapkan alat serta bahan yang dibutuhkan dalam penyelidikan ilmiah tersebut dan menerapkan prosedur kerja penyelidikan ilmiah. Peserta didik kurang bisa menganalisis data yang diperoleh dan menyimpulkan hasil penelitian. Peserta

42

43 didik saat mengkomunikasikan hasil penyelidikan juga kurang bisa mengkomunikasikan masalah penelitian, langkah-langkah kerja, menjelaskan data, cara menganalisis data, dan kesimpulan dari hasil penelitian baik secara lisan maupun tulisan. Peserta didik pada saat bersikap ilmiah kurang bisa bekerja sama. Peserta didik juga kurang berani dan sopan dalam mengajukan pertanyaan serta kurang sopan dalam memberi sanggahan. Peserta didik juga kurang bisa berpendapat secara ilmiah dan kritis serta kurang berani memberi usulan.

B. Siklus I Tahap penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut. 1. Perencanaan Tahap perencanaan adalah tahap merencanakan tindakan yang akan dilakukan bersama-sama dengan guru Biologi dengan melihat hasil observasi yang telah dilakukan di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Malang. Bersama-sama dengan guru bidang studi Biologi, direncanakan pelaksanaan tindakan kelas untuk menerapkan pembelajaran kooperatif model Group Investigation (GI) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL). Perencanaan yang dilakukan antara lain. a. Menyusun lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh guru untuk mengamati keterlaksanaan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan sintaks pembelajaran model Group Investigation berbasis Contextual Teaching and Learning (Lampiran 1). b. Menyusun lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik untuk mengamati keterlaksanaan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan

44 sintaks pembelajaran model Group Investigation berbasis Contextual Teaching and Learning (Lampiran 2). c. Menyusun lembar untuk catatan lapangan yang digunakan untuk merekam kegiatan pembelajaran yang tidak terekam dalam lembar observasi kegiatan guru (Lampiran 3). d. Menyusun lembar observasi keterampilan kerja ilmiah peserta didik untuk mengamati keterampilan kerja ilmiah peserta didik selama kegiatan pembelajaran (Lampiran 4). e. Menyusun rubrik penilaian laporan kerja ilmiah peserta didik (Lampiran 5). f. Menyusun rubrik perencanaan kerja ilmiah (Lampiran 6). g. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi Sistem Pernapasan pada Hewan (Lampiran 7). h. Menyusun Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk enam kelompok dengan enam subtopik yang berbeda-beda (Lampiran 8). i. Merancang alat evaluasi pembelajaran berupa tes akhir kogintif siklus I beserta kunci jawabannya (Lampiran 9). j. Merancang alat evaluasi pembelajaran berupa tes akhir afektif siklus I beserta kunci jawabannya (Lampiran 10). k. Menyusun lembar observasi psikomotor peserta didik untuk menilai hasil belajar psikomotor peserta didik selama kegiatan pembelajaran (Lampiran 11). l. Membagi peserta didik menjadi 6 kelompok yang heterogen (Lampiran 12).

45 2. Pelaksanaan Tindakan a. Pertemuan I, Senin 10 Mei 2010 (2x45 menit) Pertemuan I siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 10 Mei 2010 di kelas XI IPA 2 SMAN 10 Malang. Model pembelajaran yang digunakan yaitu model Group Investigation berbasis Contextual Teaching and Learning, sedangkan yang diukur adalah keterampilan kerja ilmiah dan hasil belajar biologi.

Tahap I Pendahuluan (8 menit) Kegiatan pendahuluan dilaksanakan selama delapan menit. Guru mengucapkan salam dan mengecek kehadiran peserta didik. Guru kemudian menanyakan kabar peserta didik dan menanyakan kesiapan peserta didik mengikuti pembelajaran. Guru menggali pengetahuan awal peserta didik dengan dengan menyuruh semua peserta didik untuk berdiri dan mengambil nafas serta menghembuskan nafas. Setelah peserta didik mengambil napas dan menghembuskan napas guru kemudian bertanya: apa yang telah kita lakukan bersama-sama tadi? Yohannes menjawab: kita bernafas bu. Berdasarkan jawaban peserta didik tersebut, guru bertanya kembali: bagaimanakah udara dapat masuk dan keluar? Bayu menjawab: udara masuk melalui hidung kemudian menuju ke faring terus ke trakea terus ke bronkus kemudian paruparu. Guru kemudian menghubungkan bahwa materi yang akan di pelajari yaitu sistem pernapasan pada hewan: baiklah untuk mempelajarinya lebih lanjut maka hari ini kita bersama-sama akan belajar tentang sistem pernapasan pada hewan. Guru kemudian menyampaikan tujuan yang akan di capai serta menerangkan langkah-langkah model pembelajaran yang digunakan yaitu

46 pembelajaran kooperatif model GI dengan pendekatan CTL yang terdiri dari tahap pemilihan topik, perencanaan penyelidikan, implementasi, analisis, sintesis, presentasi laporan, dan evaluasi. Guru menjelaskan tahapan-tahapan pembelajaran yang harus dilakukan oleh peserta didik berkaitan dengan metode pembelajaran yang akan digunakan. Tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh peserta didik meliputi: merumuskan masalah, merumuskan tujuan penelitian, menyusun hipotesis, menentukan langkah kerja, mencari data, menganalisis data, menyusun pembahasan, kemudian menyimpulkan hasil penelitian. Peserta didik berusaha memahami tahapan-tahapan tersebut karena ini adalah pengalaman pertama bagi mereka.

Tahap II Seleksi Topik (2 menit) Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok pada tahap seleksi topik. Guru meminta ketua masing-masing kelompok untuk maju kedepan dan memilih subtopik investigasi yang akan dilaksanakan: ibu minta ketua masing-masing kelompok untuk mengambil undian subtopik ke depan. Hasil dari seleksi topik adalah kelompok I mendapat subtopik sistem pernapasan pada mencit, kelompok II mendapat subtopik sistem pernapasan pada ikan, kelompok III mendapat subtopik sistem pernapasan pada kadal, kelompok IV mendapat subtopik sistem pernapasan pada katak, kelompok V mendapat subtopik sistem pernapasan pada burung, dan kelompok VI mendapat subtopik sistem pernapasan pada manusia. Guru menentukan tempat duduk masingmasing kelompok dan memberi instruksi pada peserta didik untuk duduk sesuai dengan kelompoknya: tempat duduk kelompok harus urut, kelompok I duduk di pojok sebelah kiri, kelompok I duduk di tengah, kelompok III duduk di

47 pojok sebelah kanan, kelompok IV duduk di belakang pojok sebelah kiri kelompok I, Kelompok V duduk ditengah dibelakang kelompok II, dan Kelompok VI duduk di belakang pojok sebelah kanan kelompok III. Kemudian guru membagikan LKPD yang berisi prosedur kerja yang harus mereka laksanakan kepada masing-masing ketua kelompok sesuai dengan subtopik yang didapatkan.

Tahap III Merencanakan Kerja Sama (15 menit) Guru memberikan arahan pada masing-masing kelompok untuk merumuskan masalah sesuai dengan permasalahan yang didapatkan. Setiap kelompok memiliki masalah yang berbeda-beda karena subtopik yang mereka dapatkan berbeda-beda. Guru membimbing peserta didik dalam merumuskan masalah investigasi: bagaimana rumusan masalah, hipotesis penelitian dan tujuan penelitian berdasarkan tujuan yang ada di dalam LKPD? Setelah masing-masing kelompok sudah mampu merumuskan masalah investigasi, guru meminta tiap-tiap kelompok untuk merumuskan tujuan investigasi, menyusun hipotesis, dan menentukan langkah kerja yang akan mereka lakukan untuk memperoleh data investigasi yang nantinya akan digunakan untuk memecahkan masalah yang sudah mereka peroleh. Guru mengarahkan peserta didik memperkirakan alat dan bahan yang mereka butuhkan selama kegiatan investigasi, kemudian peserta didik menentukan langkah kerja yang akan mereka lakukan: apa saja alat dan bahan yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data agar rumusan masalah yang telah kalian susun dapat terjawab dan bagaimana cara kalian mendapatkan data? Guru mengontrol kelengkapan alat dan bahan yang digunakan. Semua alat

48 yang dibutuhkan oleh peserta didik bisa dipersiapkan dengan mengambil alat dan bahan di laboratorium. Alat dan bahan sebelumnya telah disiapkan oleh guru. Peserta didik yang sedang merencanakan kerjasama seperti yang terlihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Peserta Didik Merencanakan Kerjasama Dibimbing oleh Guru

Tahap IV Implementasi (50 menit) Pelaksanaan tahap implementasi membutuhkan waktu yang cukup lama. Guru menyuruh peserta didik untuk segera mengambil alat dan bahan serta segera bekerja dalam kelompoknya masing-masing: ibu beri waktu kalian 50 menit untuk mengumpulkan data dengan melakukan praktikum sesuai dengan subtopik masing-masing, segera mengambil alat dan bahan kemudian langsung melakukan praktikumnya. Peserta didik melaksanakan investigasi sesuai dengan langkah kerja yang sudah mereka tentukan. Suasana kelas menjadi sedikit ramai pada pelaksanaan investigasi karena tiap-tiap anggota kelompok sibuk dengan bahan mereka masing-masing. Masing-masing kelompok sudah ada pembagian tugas. Ada beberapa peserta didik yang bertugas mengamati bahan amatan, sedangkan peserta didik yang lain mencatat data-data hasil pengamatan. Seluruh anggota kelompok

49 mendiskusikan data yang sudah mereka peroleh setelah mereka selesai dengan pengamatan yang mereka lakukan. Pembagian tugas dalam kelompok ini dimaksudkan agar proses pengamatan dan pencatatan data hasil pengamatan bisa berlangsung cepat dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Guru membimbing peserta didik pada saat melakukan pengamatan dan memberi bantuan jika diperlukan terutama yang berkaitan dengan langkah kerja yang mereka lakukan, seperti misalnya saat peserta didik bertanya bagaimana cara membedah hewan: bu, bagaimana cara membedah burungnya? Guru kemudian membimbing peserta didik: terlebih dahulu bulu-bulu burung kalian cabuti, bedah dari bawah ke atas kemudian ke samping membentuk huruf Y dan langkah terakhir sternum kalian angkat ke atas agar organ-organ pernapasannya terlihat semua. Guru juga memberi motivasi kepada peserta didik yang kurang aktif selama kegiatan pengamatan: kenapa kamu hanya diam saja, bantu temannya membedah dan mengidentifikasi agar kamu juga mengerti apa saja sistem pernapasannya pada burung. Peserta didik yang sedang melakukan kerja ilmiah seperti yang terlihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Peserta Didik Melakukan Kerja Ilmiah

50 Tahap V Analisis dan Sintesis (15 menit) Waktu yang dibutuhkan untuk tahap analisis dan sintesis adalah 15 menit. Peserta didik harus menganalisis data yang sudah mereka peroleh. Ada tiga kelompok yang mengalami kesulitan dalam menganalisis data. Guru berusaha membimbing kelompok-kelompok tersebut dalam menganalisis data dengan cara menuntun mereka secara perlahan-perlahan tentang cara menganalisis data: bagaimana cara menganalisis data yang telah kalian dapatkan? Data yang telah didapatkan nanti kalian hubungkan dengan pengetahuan yang kalian ketahui dan juga dengan kajian literatur yang kalian punya. Guru juga meminta peserta didik menyimpulkan hasil pengamatan: data yang telah kalian analisis kemudian dibuat suatu kesimpulan akhir. Pembahasan hasil pengamatan lebih lanjut yang disertai dengan kajian literatur bisa mereka lakukan di rumah dan di susun dalam bentuk laporan kerja ilmiah: hasil praktikum yang disertai dengan analisis dan sintesis sementara nanti kalian kumpulkan dan pada pertemuan selanjutnya kalian harus membuat laporan hasil kerja ilmiah yang format laporannya sudah ada pada LKPD masing-masing. Guru juga meminta masing-masing kelompok mendiskusikan bahan diskusi dalam LKPD yang bertujuan untuk melengkapi pembahasan yang akan mereka susun dalam laporan kerja ilmiah. Guru meminta peserta didik untuk mempersiapkan bahan presentasi yang akan mereka presentasikan di depan kelas pada akhir tahap analisis dan sintesis dan menyusun laporan kerja ilmiah sesuai dengan format laporan kerja ilmiah yan