Upload
veranicaaa
View
89
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
SKenario C Blok 16
Citation preview
5/20/2018 SKenario C Blok 16
1/29
Skenario C
FK UMP 2014 Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok Kesehatan Jiwa dan Fungsi Luhur adalah blok enam belas
pada semester V dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario C
yang memaparkan kasus autisme.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
1.Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari
system pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
2.Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan
metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
3.Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.
5/20/2018 SKenario C Blok 16
2/29
Skenario C
FK UMP 2014 Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Tutor : dr. Nia Ayu Saraswati
Moderator : Aldieo Hartman Fahreza
Sekretaris meja : Veranica Antonia
Sekretaris papan : Ayu Aryani
Waktu : 1. Senin, 13 Januari 2014
2. Rabu, 15 Januari 2014
Pukul. 10.0012.00 wib.
Rule :
1. Menonaktifkan ponsel atau dalam keadaan diam.
2.
Mengacungkan tangan saat akan mengajukan argumen
3. Izin saat akan keluar ruangan
2.2
Skenario Kasus
Rifky, anak laki-laki, usia 18 bulan, dibawa ke klinik karena tidak
bisa diam tanpa tujuan khusus. Rifky selalu bergerak dan sering
melakukan gerakan mengepak-ngepakkan lengannya seperti mau terbang.
Selain itu, ibu Rifky mengeluhkan Rifky belum bisa bicara dan tidak
menoleh bila dipanggil, mengeluarkan kata-kata yang tidak bisa
dimengerti orangtua dan orang lain. Bila memerlukan sesuatu dia akan
mengambil tangan pengasuhnya. Rifky tidak mau bermain dengan teman
sebaya, tidak suka dipeluk dan akan menjadi histeris bila mendengar suara
keras.
Rifky anak pertama dari ibu usia 35 tahun. Lahir spontan pada
kehamilan 38 minggu. Selama hamil ibu sehat dan periksa kehamilan
dengan teratur ke bidan. Segera setelah lahir langsung menangis, skor
APGAR 1 menit 8, menit kelima 9. Berat badan waktu lahir 3000 gram.
5/20/2018 SKenario C Blok 16
3/29
Skenario C
FK UMP 2014 Page 3
Pemeriksaan fisik: BB 12 kg, PB 87 cm, LK 47 cm, compos mentis,
kepala: tidak ada gambaran dismorfik, tidak ada kelainan neurologis.
Status Perkembangan:
Bila diajak bicara, tidak mau menatap muka lawan bicara dan tidak
mau tersenyum kepada pemeriksa.
Tidak menoleh ketika dipanggil namanya.
Selalu mengepak-ngepakkan lengannya.
Tidak bisa bermain pura-pura (membuat secangkir teh).
Tidak pernah menunjuk sesuatu. Tidak bisa disuruh untuk melihat benda yang ditunjuk, malah
melihat ke tangan pemeriksa.
Bermain mobil-mobilan hanya disusun berurutan dan diperhatikan
hanya bagian rodanya saja.
Pemeriksaan penunjang:Tes pendengaran normal.
2.3 Seven Jump Steps
2.3.1 KLARIFIKASI ISTILAH
1. APGAR: suatu cara untuk menilai bayi yang baru lahir.
2. Dismorfik: kelainan perkembangan morfologi.
3.Neurologis: pengetahuan mengenai saraf dan penyakitnya.
4. Histeris: ledakan emosi yang tidak terkendali.
5.
Mengepak-ngepakkan lengan: gerakan yang bertahan dalam satu atau
dua macam tiap gerakan yang terus-menerus diulang untuk waktu yang
lama tanpa tujuan yang jelas.
5/20/2018 SKenario C Blok 16
4/29
Skenario C
FK UMP 2014 Page 4
2.3.2 IDENTIFIKASI MASALAH
1.
Rifki, anak laki-laki, usia 18 bulan, dibawa ke klinik karena tidak bisa
diam tanpa tujuan khusus. Rifky selalu bergerak dan sering
melakukan gerakan mengepak-ngepakkan lengannya seperti mau
terbang.
2. Selain itu, ibu Rifky mengeluhkan Rifky belum bisa bicara dan tidak
menoleh bila dipanggil, mengeluarkan kata-kata yang tidak bisa
dimengerti orangtua dan orang lain.
3.
Bila memerlukan sesuatu dia akan mengambil tangan pengasuhnya.
4. Rifky tidak mau bermain dengan teman sebaya, tidak suka dipeluk
dan akan menjadi histeris bila mendengar suara keras.
5. Rifky anak pertama dari ibu usia 35 tahun. Lahir spontan pada
kehamilan 38 minggu. Selama hamil ibu sehat dan periksa kehamilan
dengan teratur ke bidan. Segera setelah lahir langsung menangis, skor
APGAR 1 menit 8, menit kelima 9. Berat badan waktu lahir 3000
gram.6. Pemeriksaan fisik:BB 12 kg, PB 87 cm, LK 47 cm, compos mentis,
kepala: tidak ada gambaran dismorfik, tidak ada kelainan neurologis.
Status Perkembangan:
Bila diajak bicara, tidak mau menatap muka lawan bicara dan tidak
mau tersenyum kepada pemeriksa.
Tidak menoleh ketika dipanggil namanya.
Selalu mengepak-ngepakkan lengannya. Tidak bisa bermain pura-pura (membuat secangkir teh).
Tidak pernah menunjuk sesuatu.
Tidak bisa disuruh untuk melihat benda yang ditunjuk, malah
melihat ke tangan pemeriksa.
Bermain mobil-mobilan hanya disusun berurutan dan diperhatikan
hanya bagian rodanya saja.
Pemeriksaan penunjang:Tes pendengaran normal
5/20/2018 SKenario C Blok 16
5/29
Skenario C
FK UMP 2014 Page 5
2.3.3 ANALISIS MASALAH
1.
Rifki, anak laki-laki, usia 18 bulan, dibawa ke klinik karena tidak bisa
diam tanpa tujuan khusus. Rifky selalu bergerak dan sering melakukan
gerakan mengepak-ngepakkan lengannya seperti mau terbang.
a. Bagaimana tahap perkembangan interaksi sosial pada anak usia 18
bulan?
Jawab:
Kemampuan yang diharapkan pada usia 18 bulan adalah :
1.
Berlari canggung, duduk di kursi kecil, naik tangga satu
tanganberpegangan
2. Membangun manara 4 kubus, meniru garis vertikal, mengambil
manik-manik dari botol
3. Mengeluarkan 10 kata, menyebutkan gambar, mengenal 1 atau
lebih
bagian tubuh
4.
Makan sendiri, meminta tolong, mengeluh ngompol ataudefekasi,
mencium dengan kecupan
5. Menopang dengan tangannya, membawa bola tanpa jatuh,
mengelompokkan benda
6. Meniru pekerjaan rumah tangga dan menolong jika diperintah
denganperintah sederhana
7. Menyentuh dan membedakan benda dan permukaan
8. Bermain dengan konsentrasi yang baik dan fantasi
9. Kata-katanya mudah dimengerti (Nelson, 2009)
b.
Bagaimana hubungan usia dengan keluhan?
Jawab:
Lebih sering pada lakilaki 3-4 : 1 perempuan. Beberapa penyakit
sistemik, infeksi, dan neurologis menunjukkan gejala gejala
5/20/2018 SKenario C Blok 16
6/29
Skenario C
FK UMP 2014 Page 6
seperti autistik atau memberi kecenderungan penderita pada
perkembangan gejala autistik. Juga ditemukan peningkatan yang
berhubungan dengan kejang. (Nelson, 2009)
Jenis kelamin: Gangguan autistik 4-5 kali lebih sering pada laki-
laki dibandingkan anak perempuan. (Kaplan & Sadock, 2010)
Usia: onset gangguan autistik terjadi sebelum usia 3 tahun, tidak di
kenali pada usia yang lebih tua. (Kaplan & Sadock, 2010)
c. Apa makna Rifky tidak bisa diam, selalu bergerak dan sering
melakukan gerakan mengepak-ngepakkan lengannya seperti mau
terbang?
Jawab:
Maknanya Rifky mengalami disfungsi dari cerebellum yang
dimana salah satu fungsi dari cerebellum adalah pusat motorik
gerakan voluntar dan dapat menghambat otot-otot agonis dan
menstimulasi otot-otot antagonis untuk membatasi gerakan
voluntar yang berlebihan. (Snell, 2009)
Sehingga jika terjadi disfungsi pada cerebellum maka
gerakan voluntar tidak dapat dihambat oleh otot otot antagonis
sehingga hiperaktivitas dapat terjadi pada si rifky. (Snell, 2009)
d. Apa faktor penyebab keluhan-keluhan tersebut?
Jawab:
a.
Faktor organik
1. Faktor prakonsepsi : kelainan genetik, kelainan kromosom
(X-linked, fragile-X)
Faktor ini juga dipengaruhi oleh usia ibu saat kehamilan,
semakin tua usia ibu hamil semakin beresiko memiliki anak
autisme.(Kaplan & Sadock, 2010)
2. Faktor prenatal
5/20/2018 SKenario C Blok 16
7/29
Skenario C
FK UMP 2014 Page 7
Infeksi intrautein (misalnya infeksi TROCH, HIV dll), zat
teratogen (alkohol, radiasi, polusi udara, logam, dll), ibu
malnutrisi, disfungsi plasenta. Fator prenatal ini berperan
dalam organogenesis (neurogenesis) pada masa janin yang
kemudian mempengaruhi perkembangan bagian otak.
(Kaplan & Sadock, 2010)
3. Faktor perinatal
Prematur, asfiksia neonatorum, trauma lahir, meningitis,
gangguan metabolik (hipoglikemi, hiperbilirubinemia) dan
perdarahan intracranial. Faktor perinatal ini menyebabkan
kerusakan sel neuron di hemispherium yang mengakibatkan
gangguan perkembangan otak. (Nelson, 2009)
4. Faktor postnatal
Infeksi (misalnya meningitis, ensefalitis),
malnutrisi, kelainan metabolik, trauma berat pada SSP,
neurotoksin, dll. Faktor ini mempengaruhi perkembangan
otak akiabat kerusakan neuron yang terjadi. (Nelson, 2009)
Gangguan pencernaan pada anak autisme juga
berperan, yang mengakibatkan protein susu (kasein) dan
protein tepung terigu (gluten) tidak dapat dicerna dengan
sempurna. Hasil yang terbentuk dari proses pencernaan ini
di usus adalah berupa polipeptida yang merupakan turunan
morpin. Zat ini akan masuk ke pembuluh darah, lalu di otak
zat ini akan mempengaruhi reseptor endomorfin yang ada
sehingga menimbulkan efek morfin yang berlebihan yang
menyebabkan timbul menifestasi autisme. (Nelson, 2009)
b. Faktor non organik
1.
Kemiskinan
2. Keluarga tidak harmonis
3.
Interaksi anak-pengasuh yang tidak baik
5/20/2018 SKenario C Blok 16
8/29
Skenario C
FK UMP 2014 Page 8
4. Penelantaran anak
5.
Faktor sosiokultural (Nelson, 2009)
e. Bagaimana mekanisme dari keluhan-keluhan tersebut?
Jawab:
Faktor risiko (multifaktorial) disfungsi dari korteks serebri
(lobus frontal, lobus parietal dan lobus temporal), serebellum dan
sistem limbik pusat perintah motorik terganggu inhibisi
gerakan voluntar terganggugerakan berlebihanhiperaktivitas
mengepak-ngepakkan lengan seperti ingin terbang, tidak bisa
diam (Hollander, 2003)
2. Selain itu, ibu Rifky mengeluhkan Rifky belum bisa bicara dan tidak
menoleh bila dipanggil, mengeluarkan kata-kata yang tidak bisa
dimengerti orangtua dan orang lain.
a. Bagaimana tahap perkembangan bahasa pada anak usia 18 bulan?
Jawab:
1. Motor : Lari dengan kaku, duduk pada kursi kecil, berjalan naik
tangga dengan satu tangan dipegang, menjelajahi keranjang dan
kotak sampah.
2. Adaptif : Membuat menara dari 4 kubus, meniru mencorat-
coret, meniru coretan vertikal, melempar bola kecil dari botol.
3.
Bahasa : 10 kata (rata-rata), memberi nama gambar,
mengidentifikasi satu atau lebih bagian tubuh.
4. Sosial : Makan sendiri, mencari pertolongan bila ada
kesukaran, dapat mengeluh bila basah atau menjadi kotor,
mencium orang tua dengan mengerut.
Memberi nama obyek bertepatan dengan kedatangan
pemikiran simbolistik. Anak-anak mungkin menunjuk suatu benda
dengan jari telunjuk bukan dengan semua jari, seolah-olah mencari
5/20/2018 SKenario C Blok 16
9/29
Skenario C
FK UMP 2014 Page 9
perhatian pada obyek, bukan dngan tujuan untuk memilikinya,
tetapi menyebutkan nama mereka.
Setelah menyadari bahwa kata-kata dapat berarti benda,
perbendaharaan kata anak berkembang dari 10-15 kata pada usia
18 bulan menjadi 100 kata atau lebih pada usia 2 tahun. (Nelson,
2009)
b.
Bagaimana tahap perkembangan pendengaran pada anak usia 18
bulan?
Jawab:
1618 bulan : Harus mengikuti arah yang sederhana tanpa gerak
isyarat atau isyarat visual lainnya, dapat dilatih untuk mencapai ke
arah mainan yang menarik pada garis tengah ketika suara
disajikan. Sudah dapat mengetahui suara dari samping, bawah, dan
atas. (Nelson, 2009)
5/20/2018 SKenario C Blok 16
10/29
Skenario C
FK UMP 2014 Page 10
c. Apa makna Rifky belum bisa bicara dan tidak menoleh bila
dipanggil, mengeluarkan kata-kata yang tidak bisa dimengerti
orangtua dan orang lain?
Jawab:
Makna Rifky belum bisa bicara dan mengeluarkan kata-kata
yang tidak bisa dimengerti orangtua dan orang lain merupakan
gangguan komunikasi yang terjadi akibat kelainan di area
bahasa yaitu wernicks area dan broca area. Mekanisme
kelainannya sebagai berikut
Faktor risiko (multifaktorial) disfungsi dari korteks serebri
(lobus frontal, lobus temporal dan lobus parietal) area
Wernicke dan area Broca bisa terganggu perilaku bahasa
terganggu (belum bisa bicara dan mengeluarkan kata-kata
yang tidak bisa dimengerti orangtua dan orang lain).
(Hollander, 2003)
Tidak menoleh bila dipanggil merupakan gangguan interaksi
sosial karena atensinya terhadap lingkungan sedikit dan ia
hanya sibuk dengan apa yang dilakukan dan dipikirankannya.
3. Bila memerlukan sesuatu dia akan mengambil tangan pengasuhnya.
a. Bagaimana tahap perkembangan perilaku anak?
Jawab:
Umur Motor Behavior Adaptive
1 bulan Kepala merebah, reflek tonus
leher, tangan mengepal
Melihat sekitar, pergerakan
bola ada tapi terbatas
4 bulan Kepala tak merabah lagi,
letak simetris, tangan terbuka
Pergerakan bola mata baik,
menggenggam benda yang
diberikan padanya
5/20/2018 SKenario C Blok 16
11/29
Skenario C
FK UMP 2014 Page 11
7 bulan Duduk dengan sokongan
kedua tangan, memegangkubus, melihat dan
menyentuh kancing
Memindahkan kubus dari
satu tangan ke tangan yanglain
10
bulan
Duduk tanpa sokongan
tangan, merangkak hingga
berdiri
Bermain dengan 2 kubus,
yang satu disentuhkan
dengan yang lain
1 tahun Berjalan dengan bantuan,
duduk bersila. Mengetahui
arti kancing, memasukkan
dan mengambilnya dari botol
Memindahkan kubus
kedalam cangkir
1,5
tahun
Berjalan tanpa jatuh.
Duduk sendiri di kursi
kecil. Menyusun tumpukan
dengan 3 kubus
Mengeluarkan kancing
dari botol. Meniru
coretan garis lurus
2 tahun Berlari. Menyusun tumpukan
6 kubus
Meniru coretan garis
lingkaran
3 tahun Berdiri dengan 1 kaki tanpa
jatuh. Membuat tumpukan
dari 10 kubus
Membuat jembatan dengan
3 kubus. Meniru gambar
silang
4 tahun Bejinjit Membuat pintu gerbang
dengan 5 kubus.
Menggambar orang
5 tahun Berjinjit dengan kaki
bergantian
Dapat menghitung 10 sen
5/20/2018 SKenario C Blok 16
12/29
Skenario C
FK UMP 2014 Page 12
b. Bagaimana peran orang tua dalam perkembangan perilaku pada
anak?
Jawab:
Terapi biomedis sangat berpengaruh pada anak autisme.
Tetapi terapi ini tidak akan berhasil jika di lakukan tanpa peran
orang tua. Sebab orang tua adalah orang yang bisa mengerti dan
dapat dimengerti oleh anak penyandang autis. (McCandless, 2003)
Terapi biomedis dapat dilakukan dengan pemberian food
suplement (pemakaian obat, vitamin, dan mineral) dan program
diet yang akan dilakukan. Tetapi untuk melakukan terapi tersebut
harus diketahui terlebih dahulu apakah sudah sesuai dengan
kebutuhan anak. (Widyawati dkk, 2003)
c.
Apa makna bila memerlukan sesuatu dia akan mengambil tangan
pengasuhnya?
Jawab:
Mengindikasi adanya gangguan interaksi sosial. Anak-anak
dengan gangguan interaksi sosial pada umumnya dapat
membentuk hubungan namun cukup dengan anggota keluarga,
pengasuh (seperti pada kasus) atau orang yang paling banyak
berperan dalam memberikan penanganan pada mereka.
4.
Rifky tidak mau bermain dengan teman sebaya, tidak suka dipeluk
dan akan menjadi histeris bila mendengar suara keras.
a. Apa faktor penyebab Rifky tidak mau bermain dengan teman
sebaya, tidak suka dipeluk dan akan menjadi histeris bila
mendengar suara keras?
Jawab:
- Neroanatomi
- Neurofisiologi
- Neurokimia
5/20/2018 SKenario C Blok 16
13/29
Skenario C
FK UMP 2014 Page 13
- Tingkat kematangan dan perkembangan organik
- Faktor-faktor pre-natal dan peri-natal
b. Apa makna Rifky tidak mau bermain dengan teman sebaya, tidak
suka dipeluk dan akan menjadi histeris bila mendengar suara
keras?
Jawab:
- Tidak mau bermain dengan teman sebaya : Gangguan interaksi
sosial
Tidak mau bermain bersama dengan teman sebaya. Kepekaan
yang berlebihan akan rangsang stimuli tertentu, membuatnya
menarik diri dari lingkungan. Mereka bingung dan cemas bila
tidak dapat memahami pesan-pesan emosi ynag terjadi saat
bergaul, sehingga kadang memutuskan untuk menarik diri dari
pergaulan. Juga adanya peningkatan kadar asam homovanilic
(suatu metabolit utama dopamin) dalam cairan serebrospinalnya
akan menimbulkan peningkatan penarikan diri dan stereotipic.
- Tidak suka dipeluk : Anak memiliki kepekaan terhadap sentuhan
ringan atau sebaliknya terhadap sentuhan dalam. Masalah
kepekaan yang berlebihan ini biasanya terwujud dalam bentuk
masalah perilaku (termasuk masalah makan dan pakaian). Bila
Anak peka terhadap sentuhan dan terganggu dengan sentuhan
kita, maka pelukan kita justru dapat ia artikan sebagai hukuman
yang menyakitkan. Anak dengan autistic mengalami kesulitan
dalam mengenali emosi orang lain sehingga mereka tidak mampu
mengekspresikan emosinya, apalagi melakukan kontak emosi
dengan orang lain.
c.
Bagaimana dampak interaksi sosial Rifky bila tidak ditangani?
Jawab:
Dampak gangguan interaksi sosial :
5/20/2018 SKenario C Blok 16
14/29
Skenario C
FK UMP 2014 Page 14
Kebutuhan Fisiologis
Penderita dengan interaksi sosial menarik diri kurangmemperhatikan diri dan lingkungannya sehingga motivasi
untuk makan sendiri tidak ada. Penderita kurang
memperhatikan kebutuhan istirahat dan tidur, karena asyik
dengan pikirannya sendiri sehingga tidak ada minat untuk
mengurus diri dan keberhasilannya.
Kebutuhan Rasa Aman
Penderita dengan gangguan interaksi menarik diri cenderung
merasa cemas, gelisah, takut dan bingung sehingga akan
menimbulkan rasa tidak aman bagi penderita.
Kebutuhan Mencintai dan Dicintai
Penderita dengan gangguan interaksi sosial menarik diri
cenderung memisahkan diri dari orang lain.
Kebutuhan Harga Diri
Penderita dengan gangguan interaksi sosial menarik diri akan
mengalami perasaan yang tidak berarti dan tidak berguna.
Penderitaakan mengkritik diri sendiri, menurunkan dan
mengurangi martabat diri sendiri sehingga penderitaterganggu.
Kebutuhan Aktualisasi Diri
Penderita dengan gangguan interaksi sosial menarik diri akan
merasa tidak percaya diri, merasa dirinya tidak pantas
menerima pengakuan dan penghargaan dari orang lain dan
penderita akan merasa rendah diri untuk meminta pengakuan
dari orang lain.
Jika tidak di tangani, kehidupan anak akan menjadi marginal
dan susah untuk berinteraksi terhadap lingkungan dan tidak dapat
saling bertukar pikiran dengan orang lain. (Nelson, 2009)
5/20/2018 SKenario C Blok 16
15/29
Skenario C
FK UMP 2014 Page 15
5. Rifky anak pertama dari ibu usia 35 tahun. Lahir spontan pada
kehamilan 38 minggu. Selama hamil ibu sehat dan periksa kehamilan
dengan teratur ke bidan. Segera setelah lahir langsung menangis, skor
APGAR 1 menit 8, menit kelima 9. Berat badan waktu lahir 3000
gram.
a. Bagaimana interpretasi riwayat kelahiran Rifky dengan keluhan-
keluhannya?
Jawab:
Rifky anak pertama dari ibu usia 35 tahun hamil di usia 35
tahun merupakan faktor resiko untuk memiliki anak autisme
Lahir spontan pada kehamilan 38 minggu normal. Bayi
normal lahir di usia kehamilan 37-42 minggu, 38-42 minggu,
dan 38-40 minggu.
Selama hamil ibu sehat dan periksa kehamilan dengan teratur
ke bidannormal
Segera setelah lahir langsung menangisnormal
Skor APGAR 1 menit 8, menit kelima 9normal
Berat badan waktu lahir 3000 gram normal. BBLR normal
2500 gr4000 gr.
(Nelson, 2009)
b. Bagaimana hubungan riwayat kelahiran Rifky dengan keluhan-
keluhannya?
Jawab:
Tidak ada hubungan antara riwayat kelahiran dengan keluhan
Rifky.
c.
Bagaimana hubungan usia ibu dengan Rifky anak pertama?
Jawab:
Beberapa faktor lainnya yg juga diidentifikasi berasosiasi dengan
terjadinya autisme diantaranya adalah usia ibu (makin tinggi usia
5/20/2018 SKenario C Blok 16
16/29
Skenario C
FK UMP 2014 Page 16
ibu, kemungkinan menyandang autis kian besar), urutan kelahiran,
pendarahan trisemester. (elvi 2003)
d. Bagaimana faktor risiko yang menyebabkan keluhan seperti Rifky
selain riwayat kelahiran?
Jawab:
1) Genetika
2)
Penyakit otak (infeksi TORCH)
3) Kelainan otak (microcephaly, hidrosefalus)
4) Penyakit metabolik (PKU, MPS)
5)
Gangguan yang merusak postnatally diakuisisi (Ensefalitis,
Meningitis)
6) Encephalopathy
7)
Tumor
8) Kelainan genetik(tuberous sclerosis, fragile X Syndrome)
e.
Bagaimana hubungan riwayat kehamilan dengan keluhan Rifky?
Jawab:
Tidak ada hubungan antara riwayat kelahiran dengan keluhan
Rifky.
f. Bagaimana cara pemeriksaan skor APGAR?
Jawab:
Skor APGAR merupakan metode sederhana untuk menilai keadaan
umum bayi serta untuk mengetahui apakah bayi mengalami asfiksia atau
tidak.
Kriteria Skor APGAR:
Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2 Akronim
Warna kulitseluruhnya
biru
warna kulit tubuh
normal merah
warna kulit tubuh,
tangan, dan kakiAppearance
5/20/2018 SKenario C Blok 16
17/29
Skenario C
FK UMP 2014 Page 17
muda,
tetapi tangan dankaki kebiruan
(akrosianosis)
normal merah muda,
tidak adasianosis
Denyut jantung tidak ada 100 kali/menit Pulse
Respons refleks
tidak ada
respons
terhadap
stimulasi
meringis/menangis
lemah ketika
distimulasi
meringis/bersin/batuk
saat stimulasi saluran
napas
Grimace
Tonus ototlemah/tidak
adasedikit gerakan bergerak aktif Activity
Pernapasan tidak adalemah atau tidak
teratur
menangis kuat,
pernapasan baik dan
teratur
Respiration
Interpretasi Skor APGAR
Jumlah skor Interpretasi Catatan
7-10 Bayi normal
4-6 Agak rendah
Memerlukan tindakan medis segera seperti penyedotan
lendir yang menyumbat jalan napas, atau pemberian
oksigen untuk membantu bernapas.
0-3 Sangat rendah Memerlukan tindakan medis yang lebih intensif
(Sarwono, 2000)
6. Pemeriksaan fisik:BB 12 kg, PB 87 cm, LK 47 cm, compos mentis,
kepala: tidak ada gambaran dismorfik, tidak ada kelainan neurologis.
Status Perkembangan:
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Akrosianosis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sianosis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Denyut_jantunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Denyut_jantunghttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tonus_otot&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tonus_otot&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Denyut_jantunghttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sianosis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Akrosianosis&action=edit&redlink=15/20/2018 SKenario C Blok 16
18/29
Skenario C
FK UMP 2014 Page 18
Bila diajak bicara, tidak mau menatap muka lawan bicara dan tidak
mau tersenyum kepada pemeriksa. Tidak menoleh ketika dipanggil namanya.
Selalu mengepak-ngepakkan lengannya.
Tidak bisa bermain pura-pura (membuat secangkir teh).
Tidak pernah menunjuk sesuatu.
Tidak bisa disuruh untuk melihat benda yang ditunjuk, malah
melihat ke tangan pemeriksa.
Bermain mobil-mobilan hanya disusun berurutan dan diperhatikanhanya bagian rodanya saja.
Pemeriksaan penunjang:Tes pendengaran normal.
a.
Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik dan status
perkembangan?
Jawab:
BB Rifky 12 kg Normal.
Berat badan normal anak usia 18 bulan adalah 813 kg. PB Rifky 87 cm Normal.
Panjang badan normal anak usia 18 bulan adalah 7688 cm.
LK Rifky 47 cm Normal.
Lingkar kepala normal anak usia 18 bulan adalah 44,550,5 cm.
Tidak ada gambaran dismorfik menyingkirkan DD sindrom
down.
Status Perkembangan:
Hasil pemeriksaan fisik Interpretasi
Bila diajak bicara, tidak mau
menatap muka lawan bicara
dan tidak mau tersenyum
kepada pemeriksa
Gangguan interaksi
sosial.
Tidak menoleh ketika Gangguan interaksi
5/20/2018 SKenario C Blok 16
19/29
Skenario C
FK UMP 2014 Page 19
dipanggil namanya sosial.
Selalu mengepak-ngepakkantangannya
Gangguan motorik(stereotipik).
Tidak bisa bermain pura-
pura
Gangguan perilaku
stereotipik dan
gangguan kognisi.
Tidak pernah menunjuk
sesuatu
Gangguan interaksi
sosial.
Tidak bisa disuruh untuk
melihat benda yang ditunjuk,
malah melihat ke tangan
pemeriksa
Gangguan interaksi
social
Bermain mobil-mobilan
hanya disusun berurutan dan
diperhatikan hanya bagian
rodanya saja
Gangguan perilaku
stereotipik.
(Kaplan & Sadock, 2010)
b. Apa makna tes pendengaran normal?
Jawab:
Makna tes pendengaran normal berarti differensial diagnosis
gangguan pendengaran dapat disingkirkan.
7.
Bagaimana cara mendiagnosis pada kasus ini?
Jawab:
Diagnosis Autism Berdasarkan DSM IV (Diagnostic and Statistic
manual)
Untuk menetapkan diagnosis gangguan autism para klinisi sering
menggunakan pedoman DSM IV. Gangguan Autism didiagnosis
berdasarkan DSM-IV:
5/20/2018 SKenario C Blok 16
20/29
Skenario C
FK UMP 2014 Page 20
Harus ada sedikitnya 6 gejala dari (1), (2), dan (3), dengan minimal
harus ada 2 gejala dari (1), dan satu gejala masing-masing dari (2)
dan (3):
(1)Gangguan Kualitatif dalam Interaksi Sosial
Minimal harus ada dua manifestasi:
- Hendaya dalam perilaku non verbal seperti: kontak mata sangat
kurang, ekspresi muka kurang hidup, sikap tubuh atau gerak
tubuh dalam interaksi sosial.
- Kegagalan dalam berhubungan dengan anak sebaya sesuai
dengan perkembangannya.
- Tidak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain.
- Kurangnya hubungan sosial dan emosional.
(2)Gangguan Kualitatif dalam Bidang Komunikasi
Minimal 1 gejala di bawah ini:
- Bicara terlambat atau bahkan sama sekali tak berkembang (tak
ada usaha untuk mengimbangi komunikasi dengan cara lain tanpa
bicara).
- Bila bisa bicara tidak dipakai untuk komunikasi.
- Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang.
- Cara bermain kurang variasi, kurang imajinatif dan kurang bisa
meniru.
(3)Suatu Pola yang Dipertahankan dan Diulang-ulang dalam
Perilaku, Minat dan Kegiatan
Sedikitnya harus ada 1 gejala di bawah ini:
- Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat
khas dan berlebihan.
- Terpaku pada satu kegiatan ritual atau rutin yang tidak ada
gunanya.
- Terdapat gerakan-gerakan aneh yang khas berulang-ulang.
- Seringkali terpukau pada bagian-bagian benda.
5/20/2018 SKenario C Blok 16
21/29
Skenario C
FK UMP 2014 Page 21
Sebelum usia 3 tahun tampak adanya keterlambatan atau gangguan
dalam bidang: 1. Interaksi social 2. Bicara dan berbahasa 3. Cara
bermain yang kurang variasi. C. Gangguan tersebut bukan disebabkan
karena sindrom Rett atau Gangguan disintegratif masa kanak-kanak.
(Childhood Disintegrative Disorder).
8. Bagaimana diagnosis banding pada kasus?
Jawab:
9. Bagaimana pemeriksaan tambahan dalam kasus?
Jawab:
Tidak ada satupun pemeriksaan medis yang dapat memastikan
suatu diagnosis autism pada anak. Jadi pemeriksaan penunjang
bukanlah hal penting dalam menegakkan diagnosis autism.
Karakter ASD ADHD Retardasi
Mental
Gangguan bicara + + +/-
Gangguan
komunikasi non
verbal
+ -
+/-
Inattention + + -
Hiperaktif + + (dominan) -
Gangguan interaksi
social
+ - +/-
Kontak mata - + -
Stereotipik + + -
Gangguan motorik - - +/-
5/20/2018 SKenario C Blok 16
22/29
Skenario C
FK UMP 2014 Page 22
Tetapi terdapat beberapa pemeriksaan yang dapat menunjang
diagnosis yang dapat digunakan sebagai dasar intervensi dab strategi
pengobatan.
1) Pendengaran: bila terdapat gangguan pendengaran harus
dilakukan beberapa pemeriksaan audio gram and typanogram.
2) Elektroensefalogram (EEG): eeg untuk memeriksa gelombang
otak yang mennujukkan gangguan kejang, diindikasikan pada
kelainan tumor dan gangguan otak..
3) Skrening metabolik: pemeriksaan yang dilakukan adalah
pemeriksaan darah dan urine untuk melihat metabolisme makanan
di dalam tubuh dan pengaruhnya pada tumbuh kembang anak.
Beberapa spectrum autism dapat disembuhkan dengan diet khusus.
4) Magnetic resonance imaging (MRI) dan computer assited axial
tomography (cat scan):mri atau cat scans sangat menolong untuk
mendiagnosis kelainan struktur otak, karena dapat melihat struktur
otak secara lebih detail
5)
Pemeriksaan genetik:pemeriksaan darah untuk melihat kelainan
genetik, yang dapat menyebabkan gangguan perkembangan.
Beberapa penelitian menunjukkkan bahwa penderita autism telah
dapat ditemukan pola dna dalam tubuhnya.
10. Apa working diagnosis dalam kasus?
Jawab:
Autisme Spectrum Disorder (ASD)
11.
Apa etiologi dalam kasus?
Jawab:
Tidak diketahui penyebab pasti autime spectrum disorder tetapi faktor
risiko yang berperan adalah:
1) Genetika
2)
Penyakit otak (infeksi TORCH)
5/20/2018 SKenario C Blok 16
23/29
Skenario C
FK UMP 2014 Page 23
3) Kelainan otak (microcephaly, hidrosefalus)
4)
Penyakit metabolik (PKU, MPS)
5) Gangguan yang merusak postnatally diakuisisi (Ensefalitis,
Meningitis)
6)
Encephalopathy
7) Tumor
8) Kelainan genetik(tuberous sclerosis, fragile X Syndrome)
12. Bagaimana epidemiologi dalam kasus?
Jawab:
Prevalensi :
a. 2-5 kasus per 10.000 anak (0,02-0,05%) dibawah usia 12 tahun
b.25% pada anak usia 1 tahun
c.
50% pada anak usia 2 tahun
d.25% pada anak usia >2 tahun
Distribusi jenis kelamin
a.
: = 3 : 1
b.Anak perempuan yang memiliki gangguan austistik cenderung
terkena lebih serius dan lebih mungkin memiliki riwayat keluarga
gangguan kognitif dibandingkan anak laki-laki.
Tidak ada hubungan dengan ras, etnis, dan sosial ekonomi.
13.
Bagaimana patofisiologi dalam kasus?
Jawab:
Faktor risiko (multifaktorial) disfungsi dari korteks serebri
(lobus frontal, lobus parietal dan lobus temporal), serebellum dan
sistem limbik pusat perintah motorik terganggu inhibisi
gerakan voluntar terganggu gerakan berlebihan
hiperaktivitas mengepak-ngepakkan lengan seperti ingin
terbang, tidak bisa diam (Hollander, 2003)
5/20/2018 SKenario C Blok 16
24/29
Skenario C
FK UMP 2014 Page 24
Faktor risiko (multifaktorial) disfungsi dari korteks serebri
(lobus frontal, lobus temporal dan lobus parietal)
areaWernicke dan area Broca bisa terganggu perilaku bahasa
terganggu (belum bisa bicara dan mengeluarkan kata-kata yang
tidak bisa dimengerti orangtua dan orang lain). (Hollander, 2003)
14.
Bagaimana manifestasi klinis dalam kasus?
Jawab:
Diantara gejala-gejala dan tanda-tanda yang paling penting adalah
kemampuan komunikasi verbal dan non-verbal yang tidak atau kurang
berkembang, kelainan pada pola berbicara, gangguan kemampuan
mempertahankan percakapan, permainan social yang abnormal,
tiadanya empati, dan ketidakmampuan untuk berteman. Sering juga
memperlihatkan gerakan tubuh stereotipik, kebutuhan kesamaan yang
mencolok, minat yang sangat sempit, dan keasyikan dengan bagian-
bagian tubuh. Anak autistic menarik diri dan sering menghabiskan
waktunya untuk bermain sendiri. Muncul perilaku ritualistic, yang
mencerminkan kebutuhan anak untuk memelihara lingkungan yang
tetap dan dapat diramalkan. Ledakan amarah dapat menyertai
gangguan rutin. Kontak mata minimal atau tidak ada. Pengamatan
visual terhadap gerakan jari dan tangan, pengunyahan benda, dan
menggosok permukaan dapat menunjukkan penguatan kesadaran dan
sensitivitas terhadap beberapa rangsangan, sedangkan hilangnya
respon terhadap nyeri dan kurangnya respon terkejut terhadap suara-
suara keras yang mendadak menunjukkan menurunnya sensitivitas
pada rangsangan lain. Jika berbicara memperlihatkan echolalia,
pembalikan kata ganti (pronominal), berpuisi yang tak berujung
pangkal, dan bentuk bahasa-bahasa aneh lainnya dapat menonjol.
5/20/2018 SKenario C Blok 16
25/29
Skenario C
FK UMP 2014 Page 25
15. Bagaimana tatalaksana dalam kasus?
Jawab:
Beberapa penanganan yang telah dikembangkan untuk membantu
anak autisme antara lain:
1.
Terapi Tingkah laku
Berbagai jenis terapi tingkah laku telah dikembangkan untuk
mendidik penyandang autisme, mengurangi tingkah laku yang
tidak lazim dan menggantinya dengan tingkah laku yang bisa
diterima dalam masyarakat. Terapi ini sangat penting untuk
membantu penyandang autisme untuk lebih bisa menyesuaikan diri
dalam masyarakat.
2. Terapi wicara
Terapi wicara sering kali masih tetap dibutuhkan untuk
memperlancar bahasa anak. Menerapkan terapi wicara pada anak
autism berbeda daripada anak lain. Oleh karena itu diperlukan
pengetahuan yang cukup mendalam tentang gangguan bicara pada
anak autisme.
3. Pendidikan kebutuhan khusus
Pendidikan pada tahap awal diterapkan satu guru untuk satu anak.
Cara ini paling efektif karena anak sulit memusatkan perhatiannya
dalam suatu kelas yang besar. Secara bertahap anak dimasukan
dalam kelompok kelas untuk dapat mengikuti pembelajaran secara
klasikal. Penggunaan guru pendamping sebaiknya tidak terlalu
dominan, yang diharapkan adalah anak dengan gangguan autism
dapat secara terus menerus belajar dengan anak-anak lainnya
dalam satu pembelajaran bersama. Pola pendidikan yang
terstruktur baik di sekolah maupun di rumah sangat diperlukan
bagian kini. Mereka harus dilatih untuk mandiri, terutama soal
bantu diri. Maka seluruh keluarga di rumah harus memakai pola
yang sama Agar tidak membingungkan anak.
4.
Terapi okupasi
5/20/2018 SKenario C Blok 16
26/29
Skenario C
FK UMP 2014 Page 26
Sebagian individu dengan gangguan autism mempunyai
perkembangan motorik terutama motorik halus yang kurang baik.
Terapi okupasi diberikan untuk membantu menguatkan,
memperbaiki koordinasi dan keterampilan otot halus seperti
tangan. Otot jari tangan penting dilatih terutama untuk persiapan
menulis dan melakukan segala pekerjaan yang membutuhkan
keterampilan motorik halus. (Mohamad sugiarminplbupi)
16. Bagaimana komplikasi dalam kasus?
Jawab:
a.
Retardasi mental
b. Gangguan pada akademik, sosial, dan pekerjaan
c. Gangguan tidur
d.
Depresi
17. Bagaimana prognosis dalam kasus?
Jawab:
Autisme adalah gangguan seumur hidup.
Penentu utama prognosis adalah:
-
Ada atau tidak adanya gangguan otak.
- Bicara pada usia 5 tahun.
- Kecerdasan.
5 - 10% akan menjadi orang dewasa mandiri.
25% akan menunjukkan kemajuan perkembangan.
65-70% akan terus secara terganggu dan diperlukan perawatan
khusus.
18. Bagaimana kompetensi dokter umum dalam kasus?
Jawab:
Tingkat Kemampuan 2
5/20/2018 SKenario C Blok 16
27/29
Skenario C
FK UMP 2014 Page 27
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter
(misalnya: pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter
mampu merujuk pasien secepatnya ke spesialis yang relevan dan
mampu menindaklanjuti sesudahnya
19. Bagaimana pandangan islam dalam kasus?
Jawab:
Yang membuat segala sesuatu yang dia ciptakan sebaik-baiknya dan
yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian dia
menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina. Kemudian dia
menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan
dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati;
(tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (Q.S. As Sajdah: 32, ayat 7
9)
2.3.4 Kesimpulan
Rifky, anak laki-laki, usia 18 bulan mengalami gangguan perilaku,
komunikasi, dan interaksi sosial, karena menderita Autisme Spectrum
Disorder (ASD).
5/20/2018 SKenario C Blok 16
28/29
Skenario C
FK UMP 2014 Page 28
2.3.5 Kerangka konsep
Faktor risiko: gen
Pembesaran lobus
parietal, occipital,
temporal
Hiperaktivitas
neuron
Gangguan
interaksi sosial
Gangguan
komunikasi
Gangguan
perilaku
Autisme Spectrum
Disorder (ASD)
5/20/2018 SKenario C Blok 16
29/29
Skenario C
FK UMP 2014 Page 29
DAFTAR PUSTAKA
Hollander E., 2003.Autism Spectrum Disorders.Volume 24 of the Medical
Psychiatry Series. New York, NY: Marcel Dekker.
Kaplan & sadock.2010.buku ajar psikiatriklinisI.edisi 2.jakarta:EGC
McCandless, J. (2003). Children with starving brains (2nd ed) atau Anakanak
dengan otak yang lapar, terj.Wibowo, F., dkk. Jakarta: Grasindo.
Nelson, Waldo E, 2009.Pertumbuhan dan Perkembangan. Ilmu Kesehatan Anak.
Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, Sarwono, 2000. Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Snel, Richard S., 2006. Struktur dan Lokalisasi Fungsional Cortex Cerebri.
Neuronanatomi Klinik. Jakarta: EGC.
Widyawati, I., Rosadi, D., E., & Yulidar. 2003. Terapi anak autis di rumah.
Jakarta: Puspa Swara.
(http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1keperawatan/206312019/bab2.pdf)
(Http://File.Upi.Edu/Direktori/Fip/Jur._Pend._Luar_Biasa/195405271987031-
Mohamad_Sugiarmin/Individu_Dengan_Gangguan_Autisme.Pdf)
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1keperawatan/206312019/bab2.pdfhttp://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195405271987031-MOHAMAD_SUGIARMIN/INDIVIDU_DENGAN_GANGGUAN_AUTISME.pdfhttp://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195405271987031-MOHAMAD_SUGIARMIN/INDIVIDU_DENGAN_GANGGUAN_AUTISME.pdfhttp://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195405271987031-MOHAMAD_SUGIARMIN/INDIVIDU_DENGAN_GANGGUAN_AUTISME.pdfhttp://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195405271987031-MOHAMAD_SUGIARMIN/INDIVIDU_DENGAN_GANGGUAN_AUTISME.pdfhttp://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1keperawatan/206312019/bab2.pdf