6
SKENARIO 5 ‘DISLOKASI MANDIBULA KEARAH ANTERIOR’ Seorang laki-laki 30 tahun datang ke dokter gigi untuk membersihkan kerak/karang gigi. Pada saat dilakukan pembersihan karang gigi (skaling), tiba-tiba pasien tersebut mengeluh tidak dapat menutup mulutnya. Setelah diperiksa ternyata ada kelainan pada sendi rahangnya, dimana terlihat tonjolan tulang abnormal pada TMJ yang kemungkinan adalah condylus mandibula pasien keluar dari fossa mandibula. Step 1 Dislokasi mandibula : Fara= pergeseran kondilus dari lokasi normal pd fossa mandibularis Nisa=dpt terjadi kearah posterior anterior lateral Step 2 1. Etiologi dislokasi ke anterior 2. Gejala 3. Klasifikasi dislokasi mandibula 4. Pemeriksaan 5. Penatalaksanaan 6. Pencegahan 7. Mekanisme Step 3 1. Gea = terlalu membuka, trauma pd anatomi, kecelakaan, riwayat trauma, fossa kondilus tdk berkembang baik Akfa= kerusakan stabilisasi ligamen, riwayat trauma mandibula, kelemahan kapsuler Doni = penyakit jar ikat spt sindrom ehlers Nisa= ligamen tmj Hanum = tingkat emosional 2. Sri = nyeri, bunyi click pop, episode terkunci dan pembukaan terbatas 3. Rifqi = dari letak : dislokasi anterior : tjd krn perubahan posisi kondilus lebih ke anterior, posterior: tjd akibat trauma fisik pd dagu tertekan ke arah mastoid, superior : tjd

Skenario 5 Blok 10

Embed Size (px)

DESCRIPTION

skenario

Citation preview

SKENARIO 5DISLOKASI MANDIBULA KEARAH ANTERIORSeorang laki-laki 30 tahun datang ke dokter gigi untuk membersihkan kerak/karang gigi. Pada saat dilakukan pembersihan karang gigi (skaling), tiba-tiba pasien tersebut mengeluh tidak dapat menutup mulutnya. Setelah diperiksa ternyata ada kelainan pada sendi rahangnya, dimana terlihat tonjolan tulang abnormal pada TMJ yang kemungkinan adalah condylus mandibula pasien keluar dari fossa mandibula. Step 1 Dislokasi mandibula : Fara= pergeseran kondilus dari lokasi normal pd fossa mandibularisNisa=dpt terjadi kearah posterior anterior lateralStep 21. Etiologi dislokasi ke anterior2. Gejala3. Klasifikasi dislokasi mandibula4. Pemeriksaan5. Penatalaksanaan 6. Pencegahan7. Mekanisme Step 3 1. Gea = terlalu membuka, trauma pd anatomi, kecelakaan, riwayat trauma, fossa kondilus tdk berkembang baikAkfa= kerusakan stabilisasi ligamen, riwayat trauma mandibula, kelemahan kapsuler Doni = penyakit jar ikat spt sindrom ehlersNisa= ligamen tmj Hanum = tingkat emosional 2. Sri = nyeri, bunyi click pop, episode terkunci dan pembukaan terbatas3. Rifqi = dari letak : dislokasi anterior : tjd krn perubahan posisi kondilus lebih ke anterior, posterior: tjd akibat trauma fisik pd dagu tertekan ke arah mastoid, superior : tjd akibat trauma fisik pd posisi terbuka , lateral :terkait dgn fraktur mandibula kondilus Fara = lateral = kondilus msk ke fossa temporalAdhi= dislokasi anterior : akut : akibat trauma/ reaksi distonik akibat dr pembukaan mulut yg berlebihan, anestesi umum, ekstraksi gigi. Kronik akut : fossa mandibularis yg dangkal. Kronik : tmj yg tidak ditangani dlm waktu lama Hanum = anterior yg plg sering dijumpai krn keadaan patologis, posterior = faktor dr dasar tengkorak, lateral = subluksasi lateral, keadaan kondilus tertekan msk ke arah temporal, subluksasi Nisa : akut anestesi umum bisa menyebabkan, muntah, kejang2, kronik akut : krn faktor resiko fossa yg dangkal (kongenital), kehilangan kapsul sendi ada riwayat dislokasi. Kronik : dislokasi tidak ditangani diprlukan reduksi terbukaDony : dislokasi posterior terjadi jejas meatus akustikus externus4. Akfa= ditentukan anamnesa, pemeriksaan fisik: tergantung lamanya dislokasi, bersamaan dgn fraktur, bs unilaterla dan bilateral tjd pd 2 kondilus mandibula, pemeriksaan penunjang.Bagas= pemeriksaan fisik, diperlukan pemeriksaan penunjang : rontgen konvensional mandibula dr gambaran bilateral oblique, foto panoramik sgt akurat mendeteksi fraktur mandibula, jika diperlukan CT-Scan dan MRI dpt menunjukkan dislokasi Dony= fisik ada observasi : seorang pasien dicek postur kepala saat menghadap kedpn menunjukan dislokasi kondilusnya, ketegangan otot, ada juga rentang gerak sendi rentang normal saat membuka 5 cm lateral mandibulanya 1 cm , palpasi yg terbaik itu ada di lateral 1-2 cm di dpn tragus, aspek posterior dipalpasi melalui MAE Adhi=penunjang : sinar X -> intraoral :bitewing, periapikal, palatal (oklusal). Ekstraoral : panoramik, tomogram, proyeksi sefalometri, sialografi 5. Fara = ada 2 terapi: metode reduksi dan bedah : augmentasi eminensia, miotomi otot pterygoid lateralis, eminoplastyAkfa= terapi : operator di dpn pasien, meletakan ibu jari pd retromolar pad, diberi tekanan pd gigi molar RB utk membebaskan kondilus dr posisi terkunci, didorong ke arah posterior utk mengembalikan posisi antomis, posisi normal ditandai dgn gigi kembali beroklusi. Obat dan analgetik jika diperlukanGea=eminoplasty : dibedah scr incisi pembukaan preaurikular bagian anterior. Periosteum diincisi dan diangkat, dan eminensia articular dikurangi/dihilangkan sedluruh luas media dan lateral Hanum= kronis = reduksi sscr manual, scr tdk langsung, scr langsung , kondilektomiBagas= tergantung msh bersifat akut maupun kronis diperlukan bedah dan non bedah Rifqi = terapi bedah : utk menghilangkan nyeri , utk memperbaiki range of motion, utk restorasi retrusi fungsional dan anatomiNisa= terapi dianjurkan makan makanan yg lunak Dony= rekuren ada 5 metode dasr bedah : pengencangan mekanis, mengikat bagian mandibula yg terfiksasi, membuat hambatan jalur mekanis, mengurangi gangguan jalur kondilus, mengurangi tarikan dari otot6. Nana= menghindari makanan yg berukuran besar, menghindari membuka mulut terlalu lebar Hanum= mengurang bad habit7. Sri= biasa terjadi instruksi pd sekuens \normal kontraksi ototsaat mulut tertutup setelah membuka dgn ekstrim -> m. Masseter dan m. Temporal mengangkat mandibula sblm m . petrygoid lateral relaksasi -> kondilus tertarik ke anterior-> penonjolan tulang krn kondilus keluar dr fossa -> spasme otot menyebabkan trismus dan penahan kondilus tdk dapat kembali ke fossa.

ETIOLOGI Step 4

GEJALA

KLASIFIKASIDISLOKASI MANDIBULA

PEMERIKSAAN

PENATALAKSANAAN N Step 5Melengkapi step 2h

Latar BelakangDislokasi mandibula adalah suatu gangguan yang sering ditemukan dalam praktek dokter sehari-hari. Penderita dengan gangguan ini akan merasa sangat tidak nyaman walaupun gangguan ini jarang disertai dengan rasa sakit yang hebat. Dislokasi adalah keadaan di mana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi). Dislokasi sendiri didefinisikan sebagai pergerakan condylus ke arah depan (anterior), belakang (posterior), atas (superior) dan lateral dari eminensia artikulare. Dislokasi berbeda dengan subluksasi dimana pasien dapat mengembalikan condylus ke dalam fossa secara normal.Pada sebagian besar kasus, dislokasi terjadi secara spontan saat membuka mulut terlalu lebar, misalnya menguap, berteriak, makan, bernyanyi, atau pada saat perawatan gigi. Penderita dengan fossa mandibula yang dangkal dan kepala condylus tidak berkembang dengan baik merupakan faktor predisposisi terjadinya dislokasi. Dislokasi dapat pula terjadi pada saat manipulasi airway dalam tindakan anesthesia, dan pada kasus trauma pada rahang yang umumnya terjadi oleh karena kekuatan benturan ke arah bawah dari mandibula pada saat membuka mulut sebagian. Penyebab dislokasi yang tersering ialah menguap terlalu lebar dan kecelakaan lalu lintas.Dislokasi mandibula anterior merupakan yang paling sering terjadi dan biasanya akibat penyebab nontraumatik. Pada sebuah penelitian terhadap kasus dislokasi TMJ, didapatkan bahwa dislokasi akut merupakan yang paling sering terjadi, diikuti oleh dislokasi kronik, dan dislokasi kronik rekuren. Jenis dislokasi yang paling sering terjadi adalah dislokasi anterior bilateral. Dislokasi harus direduksi secepat mungkin sebelum terjadi spasme otot yang berat. Reduksi dapat dilakukan secara manual dengan menekan mandibula ke bawah untuk menarik otot levator dan selanjutnya ke belakang untuk meletakkan kembali condylus di dalam fossa. Penatalaksanaan dengan pembedahan diindikasi untuk dislokasi yang long-standing dan kronik, tetapi jarang untuk dislokasi akut, yang baru terjadi pertama kali. Cara lain untuk yang rekuren adalah dengan menyuntikkan intra artikular larutan sklerosing.

Tujuan 1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami anatomi dan fungsi dari sendi TMJ2. Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi jenis dislokasi TMJ 3. Mahasiswa dapat mengetahui penyakit dari dislokasi TMJ4. Mahasiswa dapat mengetahui gejala yang ditimbulkan dari dislokasi TMJ 5. Mahasiswa dapat mengetahui komplikasi dari berbagai jenis dislokasi TMJ6. Mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanan yang tepat dari dislokasi TMJ