33
I. SKENARIO Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun dibawa ibunya ke pukesmas. Ibunya mengeluh bahwa anaknya mencret sejak tadi malam.

skenario 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pbl sk 2

Citation preview

Page 1: skenario 2

I. SKENARIO

Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun dibawa ibunya ke pukesmas. Ibunya mengeluh

bahwa anaknya mencret sejak tadi malam.

Page 2: skenario 2

II. KATA KUNCI

Mencret

Diare didefinisikan sebagai buang air besar yang dapat dihubungkan dengan

meningkatnya cairan, frekuensi BAB, tidak enak pada perinal, dan rasa terdesak untuk

BAB dengan atau tanpa inkontinensia fekaldengan frekwensi yang meningkat,

umumnya frekwensi > 3 kali/hari, atau dengan perkiraan volume tinja > 200 gr/hari

(Sutadi, 2003; Wibawa and Wiryani, 2007). Berdasarkan jangka waktu terjadinya, diare

dibagi menjadi 2, yaitu diare akut dan kronis. Diare akut yang terjadi sampai dengan 7

hari, kemudian diare melanjut berlangsung 8-14 hari, sedangkan kronis terjadi lebih

dari 2 minggu. Di Indonesia, lebih banyak kasus diare akut dibandingkan yang kronis

(Arijanty,2007). Sedangkan berdasarkan patofisiologi enteric infection, dapat dibagi

menjadi (Zein, 2004):

1.      Inflamatory Diarrhea

Akibat proses invasion dan cytotoxin di kolon dengan manifestasi sindroma

Disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah (disebut juga Bloody diarrhea).

Biasanya gejala klinis yang menyertai adalah keluhan abdominal seperti mulas sampai

nyeri seperti kolik, mual, muntah, demam, tenesmus, serta gejala dan tanda dehidrasi.

Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis ditemukan lendir dan/atau darah,

secara mikroskopis didapati leukosit polimorfonuklear. Mikroorganisme penyebab

seperti, E.histolytica, Shigella, Entero Invasive E.coli (EIEC),V.parahaemolitycus,

C.difficile, dan C.jejuni.

2.      Non Inflamatory Diarrhea

Dengan kelainan yang ditemukan di usus halus bagian proksimal, Proses diare

adalah akibat adanya enterotoksin yang mengakibatkan diare cair dengan volume yang

besar tanpa lendir dan darah, yang disebut dengan Watery diarrhea. Keluhan abdominal

biasanya minimal atau tidak ada sama sekali, namun gejala dan tanda dehidrasi cepat

timbul, terutama pada kasus yang tidak segera mendapat cairan pengganti. Pada

pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit. Mikroorganisme penyebab

seperti, V.cholerae, Enterotoxigenic E.coli (ETEC), Salmonella.

3.      Penetrating Diarrhea

Lokasi pada bagian distal usus halus. Penyakit ini disebut juga Enteric fever,

Chronic Septicemia, dengan gejala klinis demam disertai diare. Pada pemeriksaan tinja

Page 3: skenario 2

secara rutin didapati leukosit mononuclear. Mikrooragnisme penyebab biasanya S.thypi,

S.parathypi A,B, S.enteritidis, S.cholerasuis, Y.enterocolitidea, dan C.fetus.

 Sebenarnya dasar semua diare adalah gangguan transportasi larutan usus.

Patogenesis kebanyakan episode diare dapat dijelaskan dari kelinan sekretorik, osmotik

atau motilitas, atau kombinasi dari hal-hal tersebut. Diare sekretorik sering disebabkan

oleh zat-zat pemacu sekresi, seperti toksin kolera, yang terikat pada reseptor di epitel

permukaan usus dan kemudian memacu akumulasi cAMP atau cGMP di dalam sel.

Beberapa asam lemak intralumen dan garam empedu menyebabkan mukosa kolon

mensekresi melalui mekanisme ini. Diare ini cenderung menjadi diare cair, yang

volumenya banyak. Diare sekretorik umumnya menetap walaupun tidak diberi

makanan per oral (dipuasakan) (Nelson, 2000).

Diare osmotik terjadi setelah makan makanan cair yang sulit diserap. Makanan –

makanan tersebut memeberi pengaruh peningkatan beban larutan osmotik. Bentuk diare

ini biasanya jumlahnya lebih sedikit diabandingkan diare sekretorik dan berhenti

dengan berpuasa. Gangguan motilitas mungkin berhubungan dengan perpindahan yang

cepat atau lambat, dan umumnya tidak berhubungan dengan jumlah diare yang banyak.

Motilitas yang lambat mungkin berhubungan dengan pertumbuhan bakteri yang

berlebihan sebagai penyebab diare (Nelson, 2000).

Page 4: skenario 2

III. PROBLEM

1. Apa penyebab An Andi mencret?

Page 5: skenario 2

IV. PEMBAHASAN

BATASAN

KEP adalah gangguan gizi yang disebabkan oleh kekurangan protein dan atau

kalori, serta sering disertai dengan kekurangan zat gizi lain.

ANATOMI

Proses pencernaan melibatkan enzim – enzim sekretorik yang spesifik untuk

berbagai makanan dan bekerja untuk menguraikan karbohidrat menjadi gula sederhana,

lemak menjadi asam lemak bebas dan monogliserida, serta protein menjadi asam

SISTEM PENCERNAAN

Fungsi utama system ini adalah untuk menyediakan makanan, air, dan elektrolit

bagi tubuh dari nutrient yang dicerna sehingga siap diabsorpsi. Pencernaan berlangsung

secara mekanik dan kimia, dan meliputi proses – proses berikut :

1.      Ingesti adalah masuknya makanan ke dalam mulut.

2.      Pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara mekanik oleh gigi.

3.      Peristaltik  adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakkan

makanan tertelan melalui saluran pencernaan.

4.      Digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul kecil

sehingga absorpsi dapat berlangsung.

5.      Absorpsi adalah pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen saluran

pencernaan ke dalam sirkulasi darah dan limfatik.

6.      Egesti (defekasi) adalah proses eliminasi zat – zat sisa yang tidak tercerna.

GARIS BESAR SALURAN PENCERNAAN

Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut

dimulai dari 1. Rongga Mulut, 2. Esofagus, 3. Lambung, 4. Usus Halus, 5. Usus Besar,

6. Rektum, 7. Anus.

Page 6: skenario 2

1.   Mulut (oris)

Rongga mulut dibatasi oleh beberapa bagian, yaitu sebelah atas oleh tulang

rahang dan langit-langit (palatum), sebelah kiri dan kanan oleh otot-otot pipi, serta

sebelah bawah oleh rahang bawah.

a.   Gigi(dentis)

-     Fungsi : Berperan dalam proses mastikasi (pengunyahan).

-     Bagian-bagian gigi adalah sebagai berikut:

•      Mahkota Gigi : dilapisi oleh email dan di dalamnya terdapat dentin (tulang

gigi).

•      Tulang Gigi ; terletak di bawah lapisan email.

•      Rongga gigi ; berada di bagian dalam gigi. Di dalamnya terdapat pembuluh

darah, jaringan ikat, dan jaringan saraf.

b.    Lidah (lingua)

-      Lidah berfungsi untuk membantu mengunyah makanan yakni dalam hal

membolak-balikkan makanan dalam rongga mulut, membantu dalam menelan

makanan, sebagai indera pengecap, dan membantu dalam berbicara.

-      Sebagai indera pengecap,pada permukaan lidah terdapat badan sel saraf

perasa (papila). ada tiga bentuk papila, yaitu:

•   Papila fungiformis

•   Papila filiformis.

•   Papila serkumvalata

c.     Kelenjar Ludah

Kelenjar ludah menghasilkan saliva. Saliva mengandung enzim ptyalin

atau amylase  dan ion natrium, klorida, bikarbonat, dan kalium.

Fungsi saliva adalah  :

-          melarutkan makanan secara kimia,

-          melembabkan dan melumasi makanan

-          mengurai zat tepung menjadi polisakarida dan maltose

Page 7: skenario 2

-          zat buangan

-          zat antibakteri dan antibodi

Kelenjar ludah terdiri atas tiga pasang sebagai berikut:

1.      Kelenjar sublingual adalah kelenjar saliva yang paling kecil, terletak di

bawah lidah bagian depan.

2.      Kelenjar submandibular  terletak di belakang kelenjar sublingual dan lebih

dalam.

3.      Kelenjar parotid adalah kelenjar saliva paling besar dan terletak di bagian

atas mulut depan telinga.

2.   Esofagus (Kerongkongan)

-      Esofagus merupakan saluran sempit berbentuk pipa yang menghubungkan

faring dengan lambung (gaster). Yang panjang kira – kira 25 cm, diameter 2,5 cm.

pH cairannya 5 – 6.

-      Fungsi : menggerakkan makanan dari faring ke lambung melalui gerak

peristalsis.

3.   Lambung (gaster)

-      Lambung merupakan organ berbentuk J  yang terletak di bawah rusuk terakhir

sebelah kiri. Yang panjangnya 20 cm, diameternya 15 cm, pH lambung 1 – 3,5.

-      Lambung tediri atas kardiak, fundus, badan lambung, antrum, kanal pylorus,

dan pylorus.

-      Getah lambung mengandung:

a.   Asam klorida (HCl). Berfungsi sebagai desinfektan,mengasamkan

makanan dan mengubah pepsinogen menjadi pepsin.

b.   Rennin, merupakan enzim yang berfungsi mengendapkan kasein (protein

susu) dari air susu.

c.   Pepsin berfungsi mengubah protein menjadi polipeptida..

d.   Lipase, berfungsi untuk mencerna lemak.

4.   Usus halus (Intestinum tenue)

-      Usus halus adalah tempat berlangsungnya sebagian besar pencernaan dan

penyerapan yang panjangnya sekitar 6 m berdiameter sekitar 2,5 cm. sedangkan

Page 8: skenario 2

pHnya 6,3 – 7,6. Dinding usus halus terdiri atas tiga lapis, yaitu tunica mucosa,

tunica muscularis, dan tunika serosa. Tunica muscularis merupakan bagian  yang

menyebabkan  gerakan  usus halus.

-      Fungsi usus halus :

1.  Mengakhiri proses pencernaan makanan. Proses ini diselesaikan oleh

enzim usus dan enzim pangkreas serta dibantu empedu dalam hati.

2.  Usus halus secara selektif mengabsorbsi produk digesti.

-      Usus halus dibedakan menjadi tiga bagian,yaitu:

a.    Deudenum (usus dua belas jari). Deudenum  panjangnya sekitar 25 cm,

diameternya 5 cm.

b.    Jejunum (usus kosong). Panjangnya sekitar 1 m sampai 1,5 m,

diameternya 5 cm.

c.    Ileum (usus belit/ usus penyerapan). Panjangnya sekitar 2 m sampai 2,5 m,

diameternya 2,5 cm.

-      Kelenjar – kelenjar usus menghasilkan enzim – enzim pencernaan, yaitu :

a.    Peptidase, berfungsi mengubah peptide menjadi asam amino

b.    Sukrase, berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.

c.    Maltase, berfungsi mengubah maltose menjadi glukosa

d.    Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa

5.    Usus Besar (colon)

-      Usus besar adalah saluran yang berhubung dengan bagian usus halus ( ileum )

dan berakhir dengan anus. Yang panjangnya sekitar  1,5 m dan diameternya kurang

lebih 6,3 cm. pH nya 7,5 – 8,0.

-      Fungsi dari usus besar adalah :

1.  Mengabsorbsi 80 %  sampai 90 % air dan elektrolit dari kimus yang tersisa

dan mengubah kimus dari cairan menjadi massa semipadat.

2.  Memproduksi mucus

3.  Mengeksresikan zat sisa dalam bentuk feses.

Page 9: skenario 2

-      Usus besar dibedakan menjadi tida bagian, yaitu :

a.    Coecum. Merupakan pembatas antara ileum dengan kolon.

b.    Kolon. Pada  kolon  terjadi  gerakan  mencampur isi kolon dengan gerakan

mendorong.

Pada kolon ada tiga divisi yaitu :

-      Kolon asendens; yang merentang dari coecum sampai ke tepi bawah hati

disebelah kanan dan membalik secara horizontal pada fleksura hepatika.

-      Kolon transversum ; merentang menyilang abdomen ke bawah hati dan

lambung sampai ke tepi lateral ginjal kiri, tempatnya memutar ke bawah pada

fleksura spienik.

-      Kolon desendens; merentang ke bawah pada sisi kiri abdomen dan

menjadi kolon sigmoid berbentuk S yang bermuara di rectum.

c.    Rectum. Merupakan tempat penampungan sementara feses sebelum

dibuang melalui anus. Yang panjangnya 12 – 13 cm.

6.   Anus

Anus  merupakan  lubang  pada  ujung saluran pencernaan. Pada anus terdapat dua

macam otot,aitu:

a.     Sfingter anus internus; bekerja tidak menurut kehendak.

b.    Sfingter anus eksterus; bekerja menurut kehendak.

Proses pengeluaran feses di sebut defekasi. Setelah retum terenggang karena terisi

penuh, timbul keinginan untuk defekasi.

HISTOLOGI

Terdiri atas saluran panjang dari rongga mulut sampai anus. Mulai dari rongga mulut, esophagus, lambung, usus halus, usus besar, rectum, dan liang anus.

1.      Rongga MulutDilapisi epitel squamosa kompleks non keratin sebagai pelindung yang

juga melapisi permukaan dalam bibir. Bibir terdiri atas:

Page 10: skenario 2

Pars Cutanea (Kulit bibir) dilapisi:

         epidermis, terdiri atas epitel squamosa kompleks berkeratin, dibawahnya terdapat dermis.

         dermis, dengan folikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, m. erector pili, berkas neuro vaskuler pada tepi bibir.

         Letak pars kutanea di bagian luar penampang bibirPars Mukosa, dilapisi:

         epitel squamosa kompleks nonkeratin, diikuti lamina propia (jaringan ikat padanan dari epidermis dan dermis), dibawahnya submukosa, terdapat kelenjar labialis (sekretnya membasahi mukosa mulut).

         Letak di penampang bibir berhadapan dengan gigi dan rongga mulut.Pars Intermedia (mukokutaneus), dilapisi:

         epitel squamosa kompleks nonkeratin. Banyak kapiler darah.         Letak bagian atas penampang bibir yang saling berhadapan (bibir atas dan bawah)

Lidah

Epitel permukaan dorsal lidah sangat tidak teratur (epitel squamosa kompleks) dan ditutupi tonjolan (papilla) yang berindentasi pada jaringan ikat lamina propia (mengandung jaringan limfoid difus). Terdiri papilla filiformis, fungiformis, sirkumvalata, dan foliata. Papilla lidah ditutupi epitel squamosa kompleks yang sebagian bertanduk.

Strukur umum saluran pencernaan.

Lapisan  saluran pencernaan secara umum dari luar ke dalam: Tunika mukosa, submukosa, muskularis dan serosa/adventisia. Adventisia merupakan jaringan ikat pada retroperitoneal.

Tunika mukosa, terdiri dari

Epitel pembatas, lamina propia (jaringan ikat longgar, pembuluh darah dan pembuluh limfe, kelenjar pencernaan, jaringan limfoid) dan Tunika muskularis mukosa (lapisan otot polos pemisah tunika mukosa dan submukosa).

Tunika submukosa, terdiri:

Jaringan ikat longgar, pembuluh darah dan pembuluh limfe, jaringan limfoid, kelenjar pencernaan, pleksus submukosa meissner

Tunika Muskularis, tersusun atas:

Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar). Diantara lapisan tersebut terdapat pembuluh darah dan limfe, pleksus mienterikus auerbach.

Page 11: skenario 2

Tunika Serosa, tersusun atas:

Jaringan ikat longgar yang dipenuhi pembuluh darah dan sel-sel adipose. Epitel squamosa simpleks.

1.      EsophagusPanjang ±10 inc. Meluas dari faring sampai lambung dibelakang trakea, sebagian besar dl rongga thoraks dan menembus diafragma masuk rongga abdomen. Terdiri atas:

Tunika Mukosa

Epitel squamosa kompleks non keratin, lamina propia, muskularis mukosa.

Tunika Submukosa

Jaringan ikat longgar mengandung sel lemak, pembuluh darah, dan kelenjar esophageal propia.

Tunika Muskularis

Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar). Diantara otot tersebut sedikit dipisah jaringan ikat. Pada ⅓ bagian atas esophagus terdiri otot rangka, ⅓ bagian tengah terdiri otot polos dan otot rangka, ⅓ bagian bawah dibentuk otot polos.

Adventisia

Terdapat pembuluh darah, saraf, jaringan lemak. Adventisia merupakan lapisan terluar dari esophagus bagian atas sedangkan serosa merupakan lapisan esophagus bagian bawah

1.      GasterTunika Mukosa

Merupakan epitel kolumner simpleks, tidak terdapat vili intestinalis dan sel goblet. Terdapat foveola gastrika/pit gaster yang dibentuk epitel, lamina propia dan muskularis mukosa. Seluruh gaster terdapat rugae (lipatan mukosa dan submukosa) yang bersifat sementara dan menghilang saat gaster distensi oleh cairan dan material padat. Foveola tersebut terdapat sel mukosa yang menyekresi mucus terutama terdiri dari:

         Sel neck. Menghasilkan secret mukosa asam kaya glikosaminoglikan         Sel parietal. Menghasilkan HCl         Sel chief. Mengahasilkan pepsin         Sel argentaffin. Menghasilkan intrinsic factor castle untuk pembentukan darah

Page 12: skenario 2

Tunika submukosa

Jaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh darah dan saraf pleksus meissner

Tunika muskularis

Terdiri atas otot oblik (dekat lumen),otot sirkular (bagian tengah) dan otot longitudinal (bagian luar). Diantara otot sirkuler dan longitudinal tersebut sedikit dipisah pleksus saraf mienterikus auerbach

Tunika Serosa

Peritoneum visceral dengan epitel squamosa simpleks, yang diisi pembuluh darah dan sel-sel lemak.

Usus halus

Panjang ±5 m. Ciri khas terdapat plika sirkularis kerkringi, vili intestinalis, dan mikrovili. Plika sirkularis kerkringi merupakan lipatan mukosa (dengan inti submukosa) permanen. Vili intestinales merupakan tonjolan permanen mirip jari pada lamina propia ke arah lumen diisi lakteal (pembuluh limfe sentral). Mikrovili merupakan juluran sitoplasma (striated brush border). Pada lamina propia terdapat kelenjar intestinal lieberkuhn, didasarnya terdapat sel paneth (penghasil lisozim-enzim antibakteri pencerna dinding bakteri tertentu dan mengendalikan mikroba usus halus) dan sel enteroendokrin (penghasil hormone-gastric inhibitory peptide,sekretin dan kolesistokinin/pankreozimin-).

1.      DuodenumTunika Mukosa

Epitel kolumner simpleks dengan mikrovili, terdapat vili intestinalis dan sel goblet. Pada lamina propia terdapat kelenjar intestinal lieberkuhn.

Tunika Submukosa

Jaringan ikat longgar. Terdapat kelenjar duodenal Brunner (ciri utama pada duodenum yang menghasilkan mucus dan ion bikarbonat). Trdapat plak payeri (nodulus lymphaticus agregatia/ gundukan sel limfosit)

Tunika Muskularis

Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar). Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.

Tunika Serosa

Merupakan peritoneum visceral dengan epitel squamosa simpleks, yang diisi pembuluh darah dan sel-sel lemak.

1.      Jejunum dan Ileum

Page 13: skenario 2

secara histologis sama dengan duodenum, perkecualiannya tidak ada kelenjar duodenal brunner.

1.      AppendiksSecara struktur mirip kolon (lihat bawah). Ada banyak kesamaan dengan kolon seperti epitel pelapis dengan sel goblet. Lamina propia terdapat kelenjar intestinal lieberkuhn (tapi kurang berkembang, lebih pendek, letak sering berjauhan) dan jaringan limfoid difus sangat banyak. Terdapat pula Muskularis mukosa.

Tunika Submukosa sangat vascular.

Tunika Muskularis terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar). Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.

Tunika Serosa

1.      Usus Besar (Kolon)Terdapat sekum; kolon asendens, tranversal, desendens, sigmoid; rectum serta anus.

Tunika Mukosa

Terdiri epitel kolumner simpleks, mempunyai sel goblet (lebih banyak dibanding usus halus) tapi tidak mempunyai plika sirkularis maupun vili intestinalis. Pada lamina propia terdapat kelenjar intestinal lieberkuhn yang lebih banyak dan nodulus limpatikus. Tidak terdapat sel paneth tapi terdapat sel enteroendokrin. Dibawah lamina terdapat muskularis mukosa

Tunika Submukosa

Jaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh darah, sel lemak dan saraf pleksus meissner

Tunika Muskularis

Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar). Otot sirkular berbentuk utuh tapi otot longitudinal terbagi tiga untaian besar (taenia koli). Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.

Tunika Serosa/Adventisia

Merupakan peritoneum visceral dengan epitel squamosa simpleks, yang diisi pembuluh darah dan sel-sel lemak. Kolon tranversum dan sigmoid melekat ke dinding tubuh melalui mesenterium, sehingga tunika serosa menjadi lapisan terluar bagian kolon ini. Sedangkan adventisia membungkus kolon ascendens dan descendens Karena ketaknya peritoneal.

Page 14: skenario 2

1.      RectumTunika Mukosa

Terdiri epitel kolumner simpleks, mempunyai sel goblet dan mikrovili, tapi tidak mempunyai plika sirkularis maupun vili intestinalis. Pada lamina propia terdapat kelenjar intestinal lieberkuhn, sel lemak, dan nodulus limpatikus. Dibawah lamina terdapat muskularis mukosa.

Tunika Submukosa

Jaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh darah, sel lemak  dan saraf pleksus meissner

Tunika Muskularis

Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar). Otot sirkular berbentuk utuh tapi otot longitudinal terbagi tiga untaian besar (taenia koli). Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.

Adventisia

Merupakan jaringan ikat longgar yang menutupi rectum, sisanya ditutupi serosa.

1.      AnusTunika Mukosa

Terdiri epitel squamosa non keratin, lamina propia tapi tidak ada terdapat muskularis mukosa.

Tunika Submukosa

Menyatu dengan lamina propia. Jaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh darah, saraf pleksus hemorroidalis dan glandula sirkum analis.

Tunika Muskularis

Bertambah tebal. Terdiri atas sfingter ani interna (otot polos, perubahan otot sirkuler), sfingter ani eksterna (otot rangka) lalu diluarnya m. levator ani. Otot sirkular berbentuk utuh tapi otot longitudinal terbagi tiga untaian besar (taenia koli). Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.

Adventisia

Terdiri jaringan ikat longgar

FISIOLOGI

Fungsi utama sistem pencernaan adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrien,

air, dan elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh.

Page 15: skenario 2

Dimana dalam proses memindahkan zat tersebut sistem pencernaan melaksanakan 4

proses dasar, yaitu motilitas, sekresi, digesti, dan absorpsi.

1. MOTILITAS

Motilitas adalah kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran

pencernaan, otot polos di dinding saluran pencernaan secara terus menerus berkontraksi

dengan kekuatan rendah yang disebut dengan tonus. Tonus ini sangat penting untuk

mempertahankan agar tekanan pada isi saluran pencernaan tetap dan untuk mencegah

dinding saluran pencernaan melebar secara permanen setelah mengalami distensi

(peregangan).

Dalam proses motilitas terjadi dua gerakan yaitu:

1. Gerakan propulsif yaitu gerakan mendorong atau memajukan isi saluran pencernaan

sehingga berpindah tempat ke segmen berikutnya, dimana gerakan ini pada setiap

segmen akan berbeda tingkat kecepatannya sesuai dengan fungsi dari regio saluran

pencernaan, contohnya gerakan propulsif yang mendorong makanan melalui esofagus

berlangsung cepat tapi sebaliknya di usus halus tempat utama berlangsungnya

pencernaan dan penyerapan makanan bergerak sangat lambat.

2. Gerakan mencampur, gerakan ini mempunyai 2 fungsi yaitu mencampur makanan

dengan getah pencernaan dan mempermudah penyerapan pada usus.

Yang berperan dalam kedua gerakan ini salah satunya yaitu muskularis eksterna suatu

lapisan otot polos utama di saluran pencernaan yang mengelilingi submukosa. Di

sebagian besar saluran pencernaan lapisan ini terdiri dari dua bagian yaitu lapisan

sirkuler dalam dan lapisan longitudinal luar. Serat-serat lapisan otot polos bagian dalam

berjalan sirkuler mengelilingi saluran, kontraksi serat-serat sirkuler ini menyebabkan

kontriksi, sedangkan kontraksi serat-serat di lapisan luar yang berjalan secara

longitudinal menyebabkan saluran memendek, aktivitas kontraktil lapisan otot polos ini

menghasilkan gerakan propulsif dan mencampur.

2. SEKRESI

Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke lumen saluran pencernaan oleh kelenjar

eksokrin. Sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen organik spesifik

seperti enzim, garam empedu, atau mukus. Sekresi ini memerlukan ATP, baik untuk

transport aktif bahan-bahan ke dalam sel maupun untuk sintesis produk sekretorik oleh

Page 16: skenario 2

Retikulum Endoplasma. Sekresi tersebut dikeluarkan ke lumen saluran pencernaan

karena adanya rangsangan saraf atau hormon yang sesuai.

3. DIGESTI

Digesti merupakan proses penguraian makanan dari struktur yang kompleks menjadi

satuan-satuan yang lebih kecil sehingga dapat diserap oleh enzim-enzim yang

diproduksi didalam sistem pencernaan. Pencernaan dilakukan melalui proses hidrolisis

enzimatik. Dengan menambahkan H2O di tempat ikatan, enzim dalam sekresi

pencernaan memutuskan ikatan-ikatan yang menyatukan subunit-subunit. Karbohidrat

atau polisakarida menjadi monosakarida, lemak yang pada umumnya adalah trigliserida

dipecah menjadi monogliserida dan asam lemak, sedangkan protein diubah menajdi

asam-asam amino.

4. ABSORPSI

Setelah proses digesti molekul-molekul yang telah menjadi satuan-satuan kecil dapat

diabsorpsi bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit, dari lumen saluran pencernaan

ke dalam darah atau limfe. Absorpsi sebagian besar terjadi di usus halus.

Penyerapan glukosa dan galaktosa dilakukan melaui transport aktif sekunder,

sedangkan fruktosa secara difusi terfasilitasi. Monogliserida dan asam lemak diabsorpsi

dengan bantuan garam empedu sebagai kilomikron. Peptida berukuran besar

menggunakan transitosis sedangkan peptida berukuran kecil menggunakan H+ dan

asam amino dengan bantuan Na+. Vitamin-vitamin larut air diserap secara pasif

bersama air, sedangkan vitamin larut lemak diangkut dalam misel dan diserap secara

pasif bersama dengan produk akhir pencernaan lemak. Vitamin B12 bersifat unik,

vitamin ini harus berikatan dengan faktor intrinsik lambung agar dapat diserap di ileum

terminal oleh mekanisme transportasi khusus.

PATOFISIOLOGI

Disentri Amebiasis adalah diare yang disebabkan oleh Entamoeba hystolitica

merupakan patogen kolon yang lazim di negara belum berkembang. Di Amerika

Serikat, penyakit ini terjadi terutama pada kota berpopulasi imigran yang tinggi. Infeksi

terjadi karena tertelannya kista dalam makanan dan minuman yang terkontaminasi tinja.

Page 17: skenario 2

Kista yang tertelan mengeluarkan amoeba aktif (trofozoit) dalam usus besar dan

memasuki submukosa yang merupakan tempat infeksi terdalam.

Masa inkubasi dapat terjadi dalam beberapa hari hingga beberapa bulan. E.

histolytica terdapat dalam dua bentuk yaitu kista dan trofozoit yang bergerak. Penularan

terjadi melalui bentuk kista yang tahan suasana asam. Di dalam lumen usus halus,

dinding kista pecah mengeluarkan trofozoit yang akan menjadi dewasa dalam lumen

kolon. Trofozoit menginvasi dinding usus dengan cara mengeluarkan enzim proteolitik,

penglepasan bahan toksik menyebabkan reaksi inflamasi dan terjadi destruksi mukosa.

Selanjutnya timbul ulkus dengan kedalaman mencapai submukosa atau lapisan

muskularis, tepi ulkus menebal dan sedikit reaksi radang. Akibat invasi amuba ke

dinding usus, timbul reaksi imunitas humoral dan imunitas amebisidal berupa makrofag

lymphokine-activated serta limfosit sitotoksik CD8. Invasi yang mencapai lapisan

muskularis dinding kolon dapat menimbulkan jaringan granulasi dan terbentuk massa

yang disebut ameboma, sering terjadi di sekum atau kolon asenden.

GEJALA KLINIS

- Identitas pasienNama : An AndiJenis kelamin : laki-lakiUmur : 8 tahunAlamat : jln Pengirikan no 50 Surabaya

- AnamnesaKeluhan Utama : mencretRiwayat Penyakit Sekarang : - sejak tadi malam sebanyak 10 kali

- Tinja encer, ada darah dan lendir- Berbau menyengat- Nyeri perut hebat sebelum BAB- Disertai mual dan demam- Selalu minta minum

Riwayat Penyakit Dahulu : - pernah diare, tapi ringan. Sembuh dengan sendirinya

Riwayat keluarga : - anak tunggal. Di keluarga tidak ada yang sakit seperti iniPEMERIKSAAN FISIK PENYAKIT

- Keadaan umum : tampak sakit dan lemah- BB : 22 kg- TB : 121 cm- Nadi : 100 x/menit

Page 18: skenario 2

- RR : 20 x/menit- Suhu : 38°C- Thorax, paru, jantung : dalam batas normal- Abdomen : - turgor agak turun

- Bising usus meningkat- Ektremitas : - Akral dingin- Kepala

- a/i/c/d : -- mata agak cowong

PEMERIKSAAN PENUNJANG PENYAKIT

- Leukosit : 12.000 /mL3

- Pemeriksaan tinja : ditemukan crystal carcopleyden

Page 19: skenario 2

V. HIPOTESA AWAL (DIFFERENTIAL DIAGNOSIS)

1. Amobiasis yang disebabkan oleh entamoeba hitolitica2. Disentri karena Shigella3. Demam thypoid

Page 20: skenario 2

VI. ANALISIS DARI DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

Page 21: skenario 2

VII. HIPOTESIS AKHIR ( DIAGNOSIS )

Amoebiasis

21

Page 22: skenario 2

Riwayat penyakit dahulu :

pernah diare, tapi ringan. Sembuh dengan sendirinya

Riwayat penyakit sekarang :- sejak tadi malam sebanyak 10 kali- Tinja encer, ada darah dan lendir- Berbau menyengat- Nyeri perut hebat sebelum BAB- Disertai mual dan demam- Selalu minta minum

Nyeri perut hebat sebelum BABDisertai mual dan demamSelalu minta minum

Nama : An AndiUmur: 8 tahunAlamat : jln pengirikan no 50 Surabaya

Riwayat penyakit keluarga- anak tunggal. Di keluarga tidak ada yang sakit seperti ini

Pemeriksaan Fisik :Berat badan: 22 kgTinggi badan: 121 cmNadi : 100 x/menitRR: 20 x/menitSuhu : 38°CThorax : dalam batas normalAbdomen : turgor agak turun , bising usus meningkatEktremitas : - akral dinginKepala - a/i/c/d : - -mata cowong

- Akral dinginKepala - a/i/c/d: --rambut rontok -mata sayu

Diffential Diagnosa :Amoebiasis Disentri Demam thypoid

DIAGNOSA=

Amoebiasis

Pemeriksaan penunjangLeukosit: 12.000 /mL3Pemeriksaan tinja : ditemukan crystal carcopleyden

VIII.MEKANISME DIAGNOSIS

22

Page 23: skenario 2

IX. STRATEGI MENYELESAIKAN MASALAH- PENATALAKSANAAN

Penatalaksaan diare akut karena infeksi terdiri atas :

1. Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan

2. Memberikan terapi simtomatik

3. Memberikan terapi definif.

Hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang cepat

dan akurat adalah jenis cairan yang akan digunakan, jumlah, jalan masunya

cairan, serta jadwal pemberian cairan. Pada infeksi saluran cerna pencegahan

sangat penting. Hygiene perorangan, sanitasi lingkungan, dan imunitas melalui

vaksinasi memegang peran. Pada pengobatan amebiasis digunakan :

- Obat pertama : Metronidazole, 3 x 500 mg, 5 – 7 hari

- Obat alternatif : Tetrasiklin, 3 x 500 mg, 10 hari

Diloxanide furoat, 3 x 500 mg, 10 hari

Emitin/Dehidroemitin, 1 mg/kg BB,  3 – 5 hari.

Paromomisin 25 – 30 mg/kg BB dosis terbagi 3, 7 hari

Iodoquinol 3 x 650 mg/hari

- PRINSIP TINDAKAN MEDIS

Secara umum prinsip-prinsip tindakan medis adalah sebagai berikut :

1. Informasi tentang penyakit harus lebih banyak didapat dari pasien (open

question)

2. Penjelasan yang diberikan oleh dokter harus dapat dimengerti oleh pasien,

menggunakan kata-kata yang sederhana

3. Dilakukan semata-mata demi kepentingan kesembuhan pasien

4. Dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pasien

5. Keselematan pasien merupakan hal yang paling utama

6. Segala sesuatu yang berkaitan dengan pasien dan bersifat rahasia harus

dirahasiakan

7. hubungan antara dokter dan pasien bersifat partnership

23

Page 24: skenario 2

X. PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI

- CARA PENYAMPAIAN PROGNOSIS KEPADA PASIEN / KELUARGA PASIEN

Cara menyampaikannya :

- Memakai bahasa yang mudah di mengerti dan di pahami.

- Menggunakan nada bahasa yang sesuai dengan keadaan.

- Menyampaikan informasi sesuai dengan kondisi pasien.

- Memberi saran/ nasehat untuk pengobatan yang lenih baik.

- Berjiwa empati , dapat memahami kondisi pasien.

- TANDA UNTUK MERUJUK PASIEN

1. Kurangnya perlengkapan sarana kesehatan .

2. Tenaga medis yang kurang berkompeten.

3. Dokter yang merujuk tidak mempunyai kewenangan untuk menangani

pasien tersebut ( bukan bidangnya).

- PERAN PASIEN / KELUARGA UNTUK MENYEMBUHKAN

1. Harus Mempunyai Niat/Tekad Untuk Sembuh.

2. Keluarga Harus Ikut Mendukung Proses Penyembuhan.

3. Memberi Perhatian Lebih Kepada Pasien.

- PENCEGAHAN PENYAKIT

1. Sang ibu mengajarkan mencuci tangan sebelum makan kepada anaknya.

24

Page 25: skenario 2

DAFTAR PUSTAKA

Pudjiani, 2000, Ilmu Gizi Klinis Pada Anak, Penerit FKUI, Jakarta.Ngastiyah, 1997,

Perawatan Anak Sakit, Editor Setiawan, EGC, Jakarta.

Mochji, 1992, Pemeliharaan Gizi Bayi dan Balita, Penerbit Bharata, Jakarta.

Corwin, E.J., 2001, Buku Saku Patofisiologi, Alih bahasa Pendit, B.U., Editor Endah, P.,

Penerbit Buku Kedokteran EGC; Jakarta.

Doengoes. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC.

Meu-fk uwks. 2011. Modul Thoraks dan Abdomen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya

Kusuma Surabaya.Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma

Surabaya.

Kamus Kedokteran Dorland edisi 31. 1996. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

-

25