20
Manifestasi klinik Pada hospes yang berkemampuan imun, skabies seringkali ditandai oleh gatal berat, terutama pasa malam hari. Tanda pertama manifestasi seringkali terdiri dari papula merah 1-2 mm, beberapa mengalami ekskoriasi, berkrusta atau berskuama. Terowongan seperti benang merupakan lesi klasik skabies tetapi dapat tidak terlihat pada bayi. Pada bayi, bula dan pustula relatif sering erupsi juga dapat berupa urtikaria, papula, vesikel dan dermatitis eksematosa yang menumpangi daerah yang sering adalah telapak tangan, telapak kaki, wajah, dan kulit kepala. Pada anak yang lebih besar dan remaja, pola klinis sama dengan pada orng dewasa, daerah yang lebih disukai adalah sela-sela jari, bagian fleksor pergelangan tangan, lipat paha dan genitalia pada laki-laki dan areola pada wanita, kepala, leher, telapak tangan dan telapak kaki biasanya tidak terkena. Nodula merah coklat, paling sering terletak pada daerah tertutup seperti aksila, lipat paha dan genitalia, dominan pada varian yang jarang disebut skabies noduler. Skabies yang tidak diterapi dapat menjadi dermatitis aksematosa, impetigo, ektima, folikulitis, furunkulosis, selulitis, dan limfangitis. Pada beberapa daerah tropis, skabies merupakan penyebab yang melatar belakangi terjadinya pioderma. Periode laten sekitar 1 bulan mengikuti infestasi permulaan, sehingga rasa gatal mungkin tidak ada dan lesi kemungkinan relatif tidak tampak pada kontak dengan pengidap tidak bergejala. Namun, pada infestasi ulang, reaksi terhadap antigen tungau terjadi dalam bebrapa jam.

skabiess

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah skabies

Citation preview

Page 1: skabiess

Manifestasi klinik

Pada hospes yang berkemampuan imun, skabies seringkali ditandai oleh gatal berat,

terutama pasa malam hari. Tanda pertama manifestasi seringkali terdiri dari papula merah 1-2

mm, beberapa mengalami ekskoriasi, berkrusta atau berskuama. Terowongan seperti benang

merupakan lesi klasik skabies tetapi dapat tidak terlihat pada bayi. Pada bayi, bula dan

pustula relatif sering erupsi juga dapat berupa urtikaria, papula, vesikel dan dermatitis

eksematosa yang menumpangi daerah yang sering adalah telapak tangan, telapak kaki, wajah,

dan kulit kepala. Pada anak yang lebih besar dan remaja, pola klinis sama dengan pada orng

dewasa, daerah yang lebih disukai adalah sela-sela jari, bagian fleksor pergelangan tangan,

lipat paha dan genitalia pada laki-laki dan areola pada wanita, kepala, leher, telapak tangan

dan telapak kaki biasanya tidak terkena. Nodula merah coklat, paling sering terletak pada

daerah tertutup seperti aksila, lipat paha dan genitalia, dominan pada varian yang jarang

disebut skabies noduler. Skabies yang tidak diterapi dapat menjadi dermatitis aksematosa,

impetigo, ektima, folikulitis, furunkulosis, selulitis, dan limfangitis. Pada beberapa daerah

tropis, skabies merupakan penyebab yang melatar belakangi terjadinya pioderma. Periode

laten sekitar 1 bulan mengikuti infestasi permulaan, sehingga rasa gatal mungkin tidak ada

dan lesi kemungkinan relatif tidak tampak pada kontak dengan pengidap tidak bergejala.

Namun, pada infestasi ulang, reaksi terhadap antigen tungau terjadi dalam bebrapa jam.

http://books.google.co.id/books?

id=tK2fFEK2QfoC&pg=PA2315&dq=skabies&hl=id&sa=X&ei=eCSIT6aSL8fQrQf27vTxC

g&ved=0CDoQ6AEwAQ#v=onepage&q=skabies&f=false

Wahab S. Ilmu kesehatan anak nelson. Trjh. Behrman, Kliegman, Arvin. Nelson textbook of

pediatrics. Edisi 15. Volume 3. Jakarta; EGC: 2009. Hal 2315

obat skabies

- Top (dewasa dan anak-anak): masase krim 5% keseluruh kulit. Biarkan selama 8-

14jam, kemudian dibasuh.

- Top (bayi >2 bulan): masase krim 5% ke garis rambut, kulit kepala, leher, pelipis dan

dahi. Biarkan selama 8-14 jam, kemudian dibasuh.

Deglin J H, Vallerand A H. Pedoman obat untuk perawat. Trjh. Davis F A. Davis’s drug

guide for nurses. Edisi 4. Jakarta; EGC: 2006. Hal 889

Page 2: skabiess

http://books.google.co.id/books?

id=MkX5ntJ17o8C&pg=PA889&dq=skabies&hl=id&sa=X&ei=eCSIT6aSL8fQrQf27vTxCg

&ved=0CF0Q6AEwCA#v=onepage&q=skabies&f=false

etiologi

Skabies (Scabies, bahasa latin = keropeng, kudis, gatal) disebabkan oleh tungau kecil

berkaki delapan (Sarcoptes scabiei) dan didapakan melalui kontak fisik yang erat dengan

orang lain yang menderita penyakit ini, sering berpegangan tangan dalam waktu yang sangat

lama barangkali merupakan penyebab umum terjadinya penyebaran penyakit ini. Semua

kelompok umur bisa terkena. Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak dan dewsa muda,

walaupun akhir-akhir ini juga sering didapatkan pada orang berusia lanjut, biasanya di

lingkungan rumah jompo. Kontak sesaat tidak cukup untuk dapat menimbulkan penularan,

sehingga siapa pun yang biasa menghadapi kasus skabies dalam tugas pelayanan tidak perlu

takut tertular penyakit ini.

Tungau skabies betina membuat liang di dalam epidermis, dan meletakkan telur-

telurnya di dalam liang yang ditinggalkannya. Tungau skabies jantan hanya mempunyai satu

tugas dalam kehidupannya, dan sesudah kawain dengan tungau betina serta pelaksanaan

tugasnya selesai, mereka mati. Mulanya hospes (inang) tidak menyadari adanya aktivitas

penggalian terowongan dalam epidermis, tetapi setelah 4-6 minggu terjadi reaksi

hipersensitivitas terhadap tungau atau bahan-bahan yang dikeluarkannya, dan mulailah timbul

rasa gatal. Adanya periode asimtomatis bermanfaat sekali bagi parasit ini, karena dengan

demikian mereka mempunyai waktu untuk membangun dirinya sebelum hospes membuat

respons imunitas. Setelahnya, hidup mereka menjadi penuh bahaya karena terowongannya

akan digaruk, dan tungau-tungau serta telur mereka akan hancur. Dengan cara ini hospes

mengendalikan populasi tungau dan pada kebanyakan penderita skabies, rata-rata jumlah

tungau betina dewasa pada kulitnya tidak lebih dari selusin.

Gambaran klinis

Pasien mengeluh gatal, yang secara khas terasa sekali pada waktu malam hari.

Hendaklah dicurigai adanya skabies bila seseorang mengutarakan keluhan seperti itu.

Terdapat dua tipe utama lesi kulit pada skabies yaitu terowongan dan ruam skabies.

Terowongan terutama ditemukan pada tangan kaki bagian samping jari tangan dan jari kaki,

sela-sela jari, pergelangan tangan, dan punggung kaki. Pada bayi terowongan sering ada di

telapak tangan, telapak kaki, badan, kepala dan leher. Terowongan pada badan biasanya

Page 3: skabiess

ditemukan pada usia lanjut dan bisa juga terjadi pada kepala dan leher. Masing-masing

terowongan panjangnya beberapa milimeter, biasanya berliku-liku, dan ada vesikel pada

salah satu ujung yang berdekatan dengan tungau yang sedang menggali terowongan, dan

seringkali dikelilingi eritema ringan. Terowongan bisa juga di temukan pada genitalia pria,

biasanya tertutupi oleh papula yang meradang, dan papula tersebut yang ditemukan pada

penis dan skrotum adalah patognomosis untuk skabies. Bila paa seorang pria diduga terdapat

skabies, hendaklah genitalianya selalu diperiksa.

Ruam skabies berupa erupsi papula kecil yang meradang, yang terutama terdapat

disekitar aksila, umbikalis, dan paha. Ruam ini merupakan suatu reaksi alergi tubuh terhadap

tungau. Selain lesi primer tadi, bisa juga didapatkan kelainan sekunder seperti eksorotasi,

eksematisasi dan infeksi bakteri sekunder oleh lesi skabies dengan streptokokus nefrogenik

dikaitkan dengan terjadinya glomerulonefritis sesudah terjadinya ineksi streptokokus pada

kulit.

Diagnosis

Diagnosis pasti hanya dapat ditemukan dengan ditemukannya tungau atau telurnya pada

pemeriksaan mikrokopis. Untuk melakukan hal tersebut, terowongan harus ditemukan, dan

hal ini biasanya perlu sedikit keahlian. Carilah dengan cermat, dengan pencahayaan yang

baik, ditangan dan kai. Kaca pembesar mungkin bisa sedikit membantu, tetapi rabun jauh

adalah suatu keuntungan. Apabila sebuah terowongan atau yang diduga terowongan dapat

diidentifikasi, lakukan kerokan dengan hati-hati pada kulit dengan menggunakan bagian tepi

skapel. Hasil kerokan tersebut diletakkan di atas kaca mikroskop, diberi beberapa tetes

kalium hidroksida 10%, tutupi dengan kaca penutup, kemudian lihat dibawah mikroskop.

Ditemukannya tungau, telur atau bahkan hanya cangkang telur, sudah dapat memastikan

diagnosis. Jangan berusaha untuk melakukan kerokan pada lesi yang terdapat pada penis

dapat dipahami kalau mendekatkan skalpel pada daerah ini akan menimbulkan ketakutan,

disamping pada kebanyakan kasus jarang yang bisa berhasil pada kebanyakan kasus jarang

yang bisa berhasil menemukan tungau.

Teknik lainnya yang dapat digunakan adalah dengan apa yang dikenal sebagai teknik

‘winkle-picker’. bila vesikel pada ujung terowongan dibuka dengan jarum, ujung jarum

dengan hati-hati digerakkan berputar dalam vesikel tersebut, sehingga tungau sering bisa

terangkat pada ujung jarum dengan gerakan teatrikal.

Pengobatan

Page 4: skabiess

Semua anggota keluarga dan orang-orang yang secara fisik berhubungan erat dengan pasien,

hendaknya secara stimultan diobati juga.obat-obat topikal harus dioleskan mulai daerah leher

sampai jari kaki, dan pasien diingatkan untuk tidak membasuh tangannya sesudah melakukan

pengobatan. Pada bayi, orang-orang lanjut usia, dan orang-orang dengan imunokompromasi,

terowongan tungau dapat terjadi pada kepala dan leher, sehingga pemakaian obat perlu

diperluas pada daerah itu. Setelah pengobatan rasa gatal tidak dapat segera hilang, tetapi

pelan-pelan akan terjadi perbaikan dalam waktu 2-3 minggu, saat epidermis superfisial yang

mengandung tunagu alergenik terkelupas. Obat antigatal topikal seperti krim Eurax-

Hydrocortisone (krotamion 10% dan hidrokortison 0,25%) dapat digunakan pada tempat-

tempat yang masih terasa gatal. Tidak diharuskan untuk melakukan ‘disinfeksi’ pada pakaian,

karpet, dan seprai, tetapi pakaian dalam dan baju tidur perlu dicuci.

Obat-obat yang bisa dipakai:

Malation 0,5% obat dalam bentuk cairan ini disukai karena tidak mengiritasi kulit

yang mengalami ekskoriasi atau eksema. Bilas sesudah 24jam.

Krim Permetrin 5% bilas sesudah 8-12 jam

Pemakaian tunggal malation atau permetrin sering efektif, tetapi dianjurkan untuk

melakukan pengobatan yang kedua 7 hari sesudahnya.

Emulsi benzil benzoat pengobatan dilakukan tigal kali dalam waktu 24jam. Pada

waktu sore hari pertama oleskan emulsi mulai dari leher sampai jari kaki. Biarkan

mengering, lakukan pengolesan lapis yang kedua. Pagi berikutnya oleskan lapis yang

ketiga, dan kemudian bilas benzil benzoat pada sore hari kedua. Pemakaian berulang-

ulang akan menimbulkan dermatitis karena terjadi iritasi.

Pengobatan pada bayi:

Penggunaan malation tidak dianjurkan untuk bayi berusia kurang dari 6 bulan.

Pengguan permetrin tidak dianjurkan untuk bayi berusia kurang dari 2 bulan.

Benzil benzoat tidak direkomendasikan, namun bila tetap ingin mengunakan maka

harus diencerkan untuk megurangi iritasi

Pengobtan pada wanita hamil:

Malation atau permetrin dianggap aman bila digunakan sesuai aturan

Pengobatan skabies krusta

Pasien sebaiknya diisolasi, dan paramedis yang menanganinya hendak memakai jubah dan

sarung tangan. Semua staf medis dan orang-orang yang merawat. Serta orang-orang lain yang

telaj mngadakan kontak dengan pasien sebelum diperiksa dan diobati, sebaiknya diobati

dengan skabisida topikal.

Page 5: skabiess

Skabies berkusta sering sukar diobati dengan obat0obat topikal dan biasanya memerlukan

beberapa kali pengolesan skabisida. Pengobatan hendaknya diberikan pada seluruh tubuh,

termasuk kepala dan leher. Ivermektin oral (mektizan) yang diberikan dalam bentuk dosis

tunggal 200mg per kg berat badan merupakan pengobatan yang efektif, sedangkan

pengobatan dengan dosis yang lebih tinggi dapat dilakukan dengan membagi pemberian obat

menjadi dua kali pemberian dengan interval 7 hari, terutama pada orang-orang dengan

imunosupresi.

Zakaria M A. Dermatologi: catatan kuliah. Trjh. Brown R G. Lecture notes on dermatology.

Jakarta; Erlangga: 2008. Hal 42-7

Skabies Krusta ( Norwegian Scabies )

Skabies krusta dapat berawal dari skabies biasa. Skabies ini ditemukan pada pasien dengan

keadaan umum yang lemah atau imunocompromised, termasuk pasien dengan kelainan

neuorologis, sindrom down, transplantasi organ, penyakit graft-versus-host, leukemia T-cell

pada orang dewasa, lepra, atau AIDS.8

Lesi pada skabies krusta sangat berbeda dengan tipe klasik, dimana lesi lebih tebal dan

terkadang ada skuama. Lesi berupa plak hiperkeratotik difus dan/atau krusta pada regio

palmar dan plantar, dengan penebalan dan distrofi kuku tangan dan kaki. 1,2

Gambar 8. Distrofi kuku pada skabies krusta. 3

Terdapat ribuan bahkan jutaan tungau skabies pada skabies krusta sehingga sangat

menular dan mudah ditemukan pada pemeriksaan di bawah mikroskop. Gatal dirasakan

minimal atau tidak ada sama sekali. 1

Gambaran klinis dapat menyerupai dermatitis psoriasiform pada tangan dan kaki, dermatitis

seboroik, atau eritroderma. Pada pasien dengan defisit neurologis, skabies krusta kadang

hanya menginfestasi pada ekstremitas yang mengalami kelainan neurologis. 7

Page 6: skabiess

Gambar 6. Skabies pada orang tua. 9

Gambar 5. Lesi skabies pada plantar pedis bayi. 5

Sebuah penelitian

terbaru menyatakan bahwa prevalensi skabies meningkat di United Kingdom, dan skabies

lebih

sering terjadi di daerah perkotaan, pada anak-anak dan wanita, dan pada musim dingin

dibandingkan saat musim panas.

3,4

http://www.scribd.com/doc/47706221/refrat-Berbagai-ganbaran-klinis-SKABIES

1.Stone SP, Goldfarb JN, and Bacalieri RF. Scabies, Other Mites, and Pediculosis

. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, ed. Fitzpatrick’s

Dermatology in General Medicine. 7th ed. New York: Mc-Graw Hill; 2008.p. 2029-32.

2.Orkin M. and Maibach HI. Ectoparasitic Disease. In: M. Orkin., H.I. Maibach., and M.V.

Dahl, ed. Dermatology. 1sted. Connecticut: Appleton & Lange; 1991.p.205-9.

Page 7: skabiess

3.Burns DA. Diseases Caused by Arthropod and Other Noxious Animals. In: Burns T,

Breathnac S, Cox N, and Griffiths C, ed. Rook’s Textbook of Dermatology. 7thed. Oxford:

Blackwell; 2004.p. 33.37-33.46.

4.Meinking TL, Burkhart CN, Burkhart CG. and Elgart G. Infections, Infestations, and Bites.

In: Bolognia JL, Jorizzo JL, and Rapini RP, ed. Dermatology. 2nded. New York:Elsevier;

2008.p. 1291-5.

5.Weller R, Hunter J, and Savin J. Infestations. In: Weller R, Hunter J, and Savin J,

ed.Clinical Dermatology. 4thed. Oxford: Blackwell; 2008.p. 262-6.

7.Fitzpatrick TB, Johnson RA and Wolff K. Insect Bites and Infestations. In: Fitzpatrick TB,

Johnson RA, and Wolff K, ed.Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. NewYork:

Mc-Graw Hill; 1997.p. 1646-60

Non farmakologis :

1. Menjaga kebersihan badan

2. Menghindari kontak dengan penderita lain maupun orang lain yang sehat

3. Pemakaian handuk jangan bergantian

4. Mencuci pakaian, sprei, selimut dengan air panas dan di setrika

5. Kasur, karpet, sarung bantal dijemur diterik matahari atau Vacuum lantai, karpet dan

keset.

6. Barang-barang yang tidak dicuci ditempatkan dengan bungkus plastic selama 1 minggu

7. Bersihkan kamar mandi setelah digunakan.

8. Minum obat secara teratur selama 2 minggu

9. Jika melihat anggota keluarga lain yang menderita penyakit yang sama; maka

disarankan untuk penderita.

Page 8: skabiess

10. Malam, sebelum memakai cream, mandi dengan menggunakan air hangat, lalu lap

kering baru diberikan cream

Harahap mawarli. Ilmu penyakit kulit. Jakarta; EGC: 2008. Hal 36

Epimiologi

Daerah endemik skabies adalah di daerah tropis dan subtropis seperti Afrika, Mesir, Amerika

Tengah, Amerika Selatan, Amerika Utara, Australia, Kepulauan Karibia, India, dan Asia

Tenggara. Skabies cenderung tinggi pada anak-anak serta remaja dan tidak dipengaruhi oleh

jenis kelamin, ras, umur, ataupun kondisi sosial ekonomi. Faktor primer yang berkontribusi

adalah kemiskinan dan kondisi hidup di daerah yang padat, (7) sehingga penyakit ini lebih

sering di daerah perkotaan.(3)

KOMPLIKASI

Infeksi sekunder pada pasien skabies merupakan akibat dari infeksi bakteri atau karena

garukan. Keduanya mendominasi gambaran klinik yang ada. Erosi merupakan tanda yang

paling sering muncul pada lesi sekunder. Infeksi sekunder dapat ditandai dengan munculnya

pustul, supurasi, dan ulkus. Selain itu dapat muncul eritema, skuama, dan semua tanda

inflamasi lain pada ekzem sebagai respon imun tubuh yang kuat terhadap iritasi. Nodul-nodul

muncul pada daerah yang tertutup seperti bokong, skrotum, inguinal, penis, dan axilla.(5)

Infeksi sekunder lokal sebagian besar disebabkan oleh Staphylococcus aureus dan biasanya

mempunyai respon yang bagus terhadap topikal atau antibiotic oral, tergantung tingkat

pyodermanya.(10)

Selain itu, limfangitis dan septiksemia dapat juga terjadi terutama pada skabies Norwegian,

post-streptococcal glomerulonephritis bisa terjadi karena skabies-induced pyodermas yang

disebabkan oleh Streptococcus pyogens. (3)

Prognosis

Jika tidak dirawat, kondisi ini bisa menetap untuk beberapa tahun. Pada individu yang

immunocompetent, jumlah tungau akan berkurang seiring waktu. (3) Infestasi scabies dapat

disembuhkan. Seorang individu dengan infeksi scabies, jika diobati dengan benar, memiliki

prognosis yang baik, keluhan gatal dan ekzema akan sembuh. (8)

Page 9: skabiess

PENCEGAHAN

Untuk melakukan pencegahan terhadap penularan scabies, orang-orang yang kontak langsung

atau dekat dengan penderita harus diterapi dengan topikal skabisid. Terapi pencegahan ini

harus diberikan untuk mencegah penyebaran scabies karena seseorang mungkin saja telah

mengandung tungau scabies yang masih dalam periode inkubasi asimptomatik.(3)

Selain itu untuk mencegah terjadinya reinfeksi melalui seprei, bantal, handuk dan pakaian

yang digunakan dalam 5 hari terakhir, harus dicuci bersih dan dikeringkan dengan udara

panas karena tungau scabies dapat hidup hingga 3 hari diluar kulit, karpet dan kain pelapis

lainnya sehingga harus dibersihkan (vacuum cleaner ).(3)

Tabel 1. Pengobatan Skabies (3)

Jenis Obat Dosis Faktor resiko Keterangan

Permethrin 5%

cream

Dioleskan selama

8-14 jam, diulangi

selama 7 hari.

Alergi terhadap

formaldehid

Terapi lini pertama di US dan

kehamilan kategori B

Lindane 1%

lotion

Dioleskan selama 8

jam setelah itu

dibersihkan, olesan

kedua diberikan 1

minggu kemudian.

Toksisitas SSP,

usia < 2 tahun,

kehamilan,

menyusui, area

kulit yang erosi

Tidak dapat diberikan pada

anak umur 2 tahun kebawah,

wanita selama masa

kehamilan dan laktasi.

Crotamiton 10%

cream

Dioleskan selama 2

hari berturut-turut,

lalu diulangi dalam

5 hari.

Dermatitis kontak

iritan, kulit

yang terkelupas

Memiliki efek anti pruritus

tetapi efektifitasnya tidak

sebaik topikal lainnya.

Precipitatum

Sulfur

5-10%

Dioleskan selama

3 hari lalu

dibersihkan.

Tidak ada Aman untuk anak kurang dari

2 bulan dan wanita dalam

masa kehamilan dan laktasi,

tetapi tampak kotor dalam

pemakaiannya dan data

efisiensi obat in masih

kurang.

Benzyl Benzoat

10% lotion

Dioleskan selama

24 jam lalu

Pemakaian

berulang-ulang

Efektif namun dapat

menyebabkan dermatitis pada

Page 10: skabiess

dibersihkan akan menimbulkan

dermatitis karena

terjadi iritasi.

wajah

Ivermectin (200-

400

mg/kgBB),

Dosis tunggal oral,

bisa diulangi

selama 10-14 hari

Toksisitas SSP,

berat badan <15 kg,

kehamilan,

menyusui

Memiliki efektifitas yang

tinggi dan aman. Dapat

digunakan bersama bahan

topikal lainnya. Digunakan

pada kasus-kasus scabies

berkrusta dan scabies resisten

Tabel 1. Pengobatan skabies oral dan topikal.

1,4

1,3. Goldsmith L A, Katz S I, Gilchrest B A, Paller A S, Leffell D J. Dermatology in General

Medicine. Edisi 7. New York: McGraw Hill; 2008. hal. 2029-32

4.Meinking T L, Burkhart C N, Burkhart C G, Elgart G. Infections, infestations, and

bites. Edisi 2. New York: Elsevier; 2008. Hal. 1291-5

5.Habif T P, Hodgson S. Clinical dermatology. Ed 4. London: Mosby; 2004. Hal 497-506.

7.Walton S F, Currie B J. Problems in diagnosing scabies, a global disease in human and

animal populations. New York: McGraw Hill; 2007. Hal 268-79.

8,10.Johnston G, Sladden M. Scabies: diagnosis and treatment. British Med J .

2005.September :17;331(7517)/619-22.

Patofisiologi

Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi juga oleh penderita

sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan sehingga terjadi kontak

kulit yang kuat, menyebabkan kulit timbul pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi

disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kira-

kira sebulan. setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan

ditemukannya papul, vesikel, urtika dan lain-lain. Dengan garukan dapat timbul erosi,

ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder. Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas

dari lokasi tungau.

Page 11: skabiess

Vedoff, David. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Jakarta; Kapita Selekta Kedokteran: 2008.

Hal 324

Insect bite

- Definisi: Peradangan kulit akibat masuknya zat/ toksin serangga melalui gigitan, tusukan,

bulu-bulu atau pecahnya badan serangga. Timbulnya gejala tergantung dari kuat

lemahnya toksin Predileksi: Dimana saja diseluruh tubuh

- Bentuk: papula, nodulus adanya punctum disentral, urtika, vesikel dengan dasar eritem,

pada yang berat dapat terjadi nekrosis, ulkus, perdarahan

- Gejala sistemik: Setelah digigit serangga timbul edem pada kulit, disusul jaringan

nekrosis setempat, timbul rasa tak enak,muntah-muntah,pusing.

Bentuk-bentuk skabies

1.Scabies nodular

Nodul terjadi akibat reaksi hipersensitivitas. Terdapat nodul kecoklatan bersifat gatal,lesi

terdapat di tempat tertutup seperti; genital pria,lipat paha dan aksila.Lesi ini menetap

beberapa minggu-bulan-tahun walaupun sudah diobati.

2.Scabies Norwegia(crusted scabies)

Lesi ini berupa plakat hiperkeratotik tebal mirip psoriasis. Skuama kasar(dibawah

kuku,telapak tangan,telapak kaki,muka,kulit kepala berambut, genital, bokong). krusta,gatal

tidak menonjol,Jumlah tungau pada lesi mencapai 2jt/1penderita

3.Scabies neonatorum(bayi dan anak-anak)

Distribusi lesi bentuk atipik.pada anak-anak lesi ditemukan pada kulit kepala,leher,telapak

tangan,telapak kaki.pada bayi lesi ditemukan dimuka.Bentuk lesi vesikel milier,bula,pustul.

Sering terjadi infeksi sekunder.

4.Scabies Nosokomial

Timbul akibat tertular oleh pasien lain yang di rawat di RS

6.Scabies Impetiginisata

Dengan infeksi sekunder timbul pustul,erosi,ekskrosi,krusta.

Prurigo

- Predileksi bagian ekstensor ekstremitas.

- Gigitan serangga: setelah gigitan timbul urtikaria dan papul, gatal

Page 12: skabiess

- Folikulitis:n yeri,pustula folikulermiliar dikelilingi eritema

Pedikulosis corporis

- Definisi: Penyakit kulit yang disebabkan oleh gigitan pediculus humanus var corporis.

Biasanya menyerang orang dewasa.

- Cara Penularan: Lewat pakaian. Kutu tinggal melekat pada lipatan-lipatan pakaian

dan sewaktu-waktu menghisap darah pada kulit.

- Predileksi: Daerah ketiak, pinggang, inguinal, bahu, punggung dada, abdomen

- Gejala Klinis: rasa gatal di kulit (hal ini disebabkan kutu sewaktu menghisap darah

mengeluarkan air liur), kadang timbul urtikaria disekitarnya,garis-garis bekas garukan

yang sejajar,terutama dibahu. Pada kasus kronik tampak adanya likenifikasi dan

hiperpigmentasi.

Hicks M I, Elston D M. Dermatologic therapy. Jakarta; EGC: 2009. Hal 22, 279, 292.

- Handoko RP, Djuanda A, Hamzah M. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Ed 4. Jakarta:

FKUI; 2008. Hal 119-22

- Siregar RS, Wijaya C, Anugerah P.Saripati Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.3.Jakarta:

EGC; 1996. 191-5.

- Amiruddin MD. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.1.Makassar: Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin ; 2003. 5-10

kesimpulan

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap

Sarcoptes scabiei var. Hominis dan produknya. Penularannya dengan cara kontak langsung

dan kontak tak langsung. Bentuk kelainan kulit pada penyakit skabies yaitu ditemukannya

terowongan, papul, vesikel, erosi, ekskoriasi, krusta dan lain-lain. Bila infeksi sekunder telah

terjadi dapat disebabkan bakteri yang ditandai dengan munculnya pustul maupun timbulnya

gejala infeksi sistemik.