22
Nama : Retma Rosela Nurkayanty Npm : 11020112228 LI 1. Memahami dan menjelaskan anatomi system limbic dan Memahami dan menjelaskan neurotransmitter LO 1.1 Menjelaskan anatomi system limbic Sistem limbik merupakan kompleks pulau-pulau sel saraf yang tersebar dalam Tel-encephalon, Di-encephalon dan mes-encephalon yang berhubungan satu dengan lainnya. Semuanya itu membentuk satu kesatuan fungsi. Yang termasuk ke dalam sistem limbik adalah semua bangunan berikut: 1. Lobus limbik 2. Formatio hippocampi 3. Nucleus amygdaloideus 4. Hypothalamus 5. Nucleus anterior thalami 6. Nucleus medio dorsalis thalami 7. Area septi Beserta penghubungnya: 8. Alveus 9. Fimbria 10. Fornix 11. Tractus mammillothalamicus 12. Stria terminalis 13. Stria medullaris Dari bangunan-bangunan tersebut terlihat bahwa sistem limbik melibatkan telencephalon dan diencephalon LOBUS LIMBIK (BROCA) Pengertian: Lobus limbik merupakan bangunan berbentuk huruf C pada dataran medial hemisphaerum yang melingkari corpus callosum dan mempunyai satu kesatuan fungsi yang meliputi: Gyrus subcallosum s.subiculum : terletak di depan lamina terminalis dan rostrum corpus callosum, jalan melingkari corpus callosum sampai splenium corporis callosi Gyrus cinguli : terletak tepat di atas corpuss callosum Gyrus parahippocampi: terletak antara fissura hippocampi dan sulcus collateralis ke depan dia lanjut menjadi cuneus FORMATIO HIPOCAMPI Pengertian : merupakan bangunan yang mempunyai satu kesatuan fungsi yang meliputi: 1) Hippocampus (cornu Ammonis)

sk4 neuro

Embed Size (px)

DESCRIPTION

neuro

Citation preview

Page 1: sk4 neuro

Nama : Retma Rosela Nurkayanty

Npm : 11020112228

LI 1. Memahami dan menjelaskan anatomi system limbic dan Memahami dan menjelaskan neurotransmitter

LO 1.1 Menjelaskan anatomi system limbic

Sistem limbik merupakan kompleks pulau-pulau sel saraf yang tersebar dalam Tel-encephalon, Di-encephalon dan mes-encephalon yang berhubungan satu dengan lainnya. Semuanya itu membentuk satu kesatuan fungsi. Yang termasuk ke dalam sistem limbik adalah semua bangunan berikut:

1. Lobus limbik2. Formatio hippocampi3. Nucleus amygdaloideus4. Hypothalamus5. Nucleus anterior thalami6. Nucleus medio dorsalis thalami7. Area septi

Beserta penghubungnya:

8. Alveus

9. Fimbria

10. Fornix

11. Tractus mammillothalamicus

12. Stria terminalis

13. Stria medullaris

Dari bangunan-bangunan tersebut terlihat bahwa sistem limbik melibatkan telencephalon dan diencephalon

LOBUS LIMBIK (BROCA)

Pengertian: Lobus limbik merupakan bangunan berbentuk huruf C pada dataran medial hemisphaerum yang melingkari corpus callosum dan mempunyai satu kesatuan fungsi yang meliputi:

Gyrus subcallosum s.subiculum : terletak di depan lamina terminalis dan rostrum corpus callosum, jalan melingkari corpus callosum sampai splenium corporis callosi

Gyrus cinguli : terletak tepat di atas corpuss callosum

Gyrus parahippocampi: terletak antara fissura hippocampi dan sulcus collateralis ke depan dia lanjut menjadi cuneus

FORMATIO HIPOCAMPI

Pengertian : merupakan bangunan yang mempunyai satu kesatuan fungsi yang meliputi:

1) Hippocampus (cornu Ammonis)

- Merupakan substansia grissea yang melengkung ke atas sepanjang dasar cornu inferior ventriculus lateralis.

- Ujung depannya melebar membentuk pes hippocampi

Page 2: sk4 neuro

- Pada penampang frontal, hippocampus berbentuk seperti huruf C.

- Permukaan dalam ventriculus yang melengkung dilapisi oleh ependym. Dibawahnya terdapat selapis tipis substansia alba disebut sebagai alveus yang terdiri dari serabut saraf yang berasal dari hippocampusyang kemudian melengkung ke medial membentuk fimbria.

- Fimbria sendiri meninggalkan ujung belakang hippocampus sebagai Crus fornix. Crus fornix dari setiap sisi membelok kebelakang dan atas di bawah splenium corpus callosi dan mengelilingi dataran belakang thalamus. Kedua crura fornix tersebut kemudian menyatu membentuk corpus fornix yang terletak sangat dekat dengan dataran bawah corpus callosum.

- Pada waktu kedua crura saling melekat , dia dihubungkan oleh serabut saraf yang jalan melintang: Commisura fornices yang akan saling bersilangan kiri dengan yang kanan dan akhirnya bergabung dengan hippocampus pada sisi yang sama

- Fungsi hippocampus: berperan dalam proses belajar dan ingatan sekarang

2) Gyrus Dentatus

Pengertian: merupakan seberkas substansia grissea yang terletak antara fimbria hippocampi dan Gyrus Hippocampi

Struktur: kebelakang gyrus dentatus berjalan mendampingi fimbria sampai ke dekat splenium corporis callosi dimana dia lanjut menjadi Indusem grisseum yang merupakan seberkas tipis substansia grissea yang menutupi dataran atas corpus callosum

Pada dataran atas Induseum griseum terdapat dua berkas seabut saraf: stria longitudinalis medale dan laterale. Kedua stria ini merupakan sisa (substansia alba) : induseum grissea vestigii

Gyrus dentatus dan hippocampus sama-sama berbentuk huruf C dan kedua huruf tersebut saling mengunci satu dengan yang lainnya.

3) Subiculum S. Gyrus Subcallosum

Merupakan bangunan yang terletak antara hippocampus dengan gyrus parahippocampus.

Keseluruhan formatio hippocampi mempunyai panjang 5 cm mulai dari depan (pada amygdala) kebelakang mencapai splenium corporis callosi.

NUCLEUS AMYGDALOIDEUS

Bentuk: seperti buah almond. Merupakan massa nuclei yang terletak pada lobus temporalis di daerah transisi dengan dataran postero inferior lobus frontalis.

Menerima serabut afferen dari:

a. Lobus olfactorius anteriorb. Cortex piriformis, temporalis, pre frontalisc. Hypothalamusd. Nucleus medio dorsalis thalamuse. Tegmentum

Mengirim serabut efferen ke:

f. Area preopticum medialeg. Nucleus area septih. Hypothalamusi. Nucleus amygdaloideus sisi lainj. Cortex prefrontalisk. Nucleus medio dorsalis thalamil. Tegmentum

Page 3: sk4 neuro

Letak: sebagian di depan dan sebagian lagidi atas puncak cornu inferior ventriculus lateralis, dia berhubungan dengan ujung ekor nucleus caudatus yang berjalan ke depan pada atap cornu inferior ventriculus lateralis. Stria terminalis muncul dari dataran belakangnya. Fungsi amygdala:

1) Kalau dipacu, terjadi perubahan suasana hati (mood)

2) Kalau dirusak, terjadi sikap agresif

3) Melalui hypothalamus, dia mempercepat aktivitas endokrin, sex dan reproduksi

AREA SEPTI

Merupakan bagian dari nuclei tel-encephalon. Dibentuk oleh cortex area septi, gyrus para terminalis dan gyrus subcallosum. Letaknya di antara septum pelucidum dengan commisura anterior. Hubungan timbal-balik dengan formatio hippocampi via formix. Hubungan timbal-balik dengan hypothalamus. Berhubungan dengan habenula melalui stria medullaris thalami.

HYPOTHALAMUS

Hypothalamus merupakan bagian paling depan dari diencephalon, yang tidak ditutupi oleh hemisphaerum cerebri dan dapat dilihat langsung pada dataran bawah otak.

Hypothalamus terletak mulai dari chiasma otici kebelakang mencapai lamina terminale dan comissura anterior. Daerah yang ditempati hypothalamus sering disebut juga sebagai area pre-opticum. Bangunan pembentuk hypothalamus :

1. Chiasma opticum

2. Tuber cinereum

3. Infundibulum

4. Corpus mammilare

Struktur : nucleinya dibedakan kelompok medial dan kelompok lateral yang dibatasi oleh fornix dan traktus mamilothalamicus. Hypothalamus berhubungan erat dengan hypophysis dan membentuk axis hypothalamus-hypophysis.

Fungsi hypothalamus :

1) Mengontrol sistem saraf otonom

Terkait dengan kontrol neuroendokrin yang berpengaruh terhadap homeostasis

2) Mengontrol kelenjar endokrin

3) Mengontrol suhu tubuh

4) Mengontrol intake air dan makanan

4) Terdapat hunger center (bila rusak, menyebabkan hyperphagia, obesitas, dan perilaku agresif)

5) Terdapat satiety center (bila rusak, menyebabkan anorexia dan lethargia)

5) Mengontrol emosi dan perilaku

6) Mengontrol irama sikardia

7) Mengontrol tidur

THALAMUS

Page 4: sk4 neuro

Thalamus adalah substansia grissea yang merupakan pembentuk utama diencephalon. Thalamus terdiri dari beberapa kelompok nuclei :

1. Kel. Nuclei anterior thalami

2. Kel. Nuclei intermedia thalami (nuclei of midline)

3. Kel. Nuclei medialis thalami

4. Kel. Nuclei lateralis thalami

5. Kel. Nuclei posterior thalami

Fungsi thalamus :

Menerima segala sensasi sensorik kecuali penciuman

Karena hubungannya yang luasa dengan cortex lobus frontalis dan hypothalamus, maka diduga dia juga berfungsi sebagai pusat perasaan subjektif dan kepribadian seseorang.

Fungsi sistem limbik :

1. Pengendali emosi dan perilaku terutama reaksi takut, marah dan libido

2. Khusu hipocampus berperan dalam ingatan sekarang dan pembelajaran. Ingatan masa lalu disimpan dalam cortex lobus prefrontalis.

3. Diduga juga berperan dalam penciuman.

4. Berperan dalam respon homeostatik terhadap perubahan lingkungan.

5. Sebagai interaksi antara emosi dan pemikiran.

6. Mempengaruhi 3 sistem : sistem neuroendokrin, sistem saraf otonom, dan sistem saraf somato-motorik.

7. Hampir semua pengatur neurotransmitter utama, punya hubungan dengan sistem limbik :

a. Dopamin-ergic yang berasal dari mesencephalon (area tegmentum dan substansia nigra) berhubungan dengan sistem limbik.

b. Serotonin-ergic yang berasal dari nucleus raphe (bagian paling medial dari formatio reticulare disepanjang batang otak) berhubungan dengan sistem limbik.

c. Noradrenalin-ergic yang berasal dari locus ceruleus (pada pons dan bagian atas mesencephalon) berhubungan dengan sistem limbik yang berperan besar dalam timbulnya depresi

d. Cholin-ergic dari ganglia basalis, area septi dan nuclei pita diagonal (Brocca) berhubungan dengan sistem limbic.

LO 1.2 Macam-macam neurotransmitter

Bahan-bahan kimiawi dapat mempengaruhi impuls dari sel-sel saraf, bahan kimiawi tersebut bekerja melalui mekanisme yang berbeda, yaitu:

1. Sebagian besar sel-sel dalam tubuh melepaskan sejernis atau lebih zat sebagai sinyal kimiawi yang berfungsi sebagai mediator kimiawi setempat. Karena zat-zat tersebut mudah sekali rusak atau dibuang dari tempatnya, maka hanya efektif untuk daerah sekitarnya saja.

2. sel-sel endokrin khusus yang melepaskan hormaon yang harus diangkut melaui peredaran darah sebelum mencapai sel sasaranya.

3. sel saraf membentuk hubungan khusus yang disebut sinapsis kimiawi dengan sel sasaranya yang akan dipengaruhi (sel saraf, sel otot, sel kelenjar) dengan cra melepaskan mediator kimiawi yang hanya bekerja pad jarak yang sangat dekat.sedang bahan yang dilepaskan tersebut dinamakan neurotransmitter dan hanya berpengaruh pada bagian sel yang sangat dekat.

Apabila informasi telah mencapai ujung saraf, maka impuls listrik yang merambat tersebut akan diubah menjadi sinyal kimiawi pada saat dilepaskan neurotransmtter. Neurotransmitter hanya memerlukan jarak yang sangat kecil dan tempo kurang dari 1 milisekon untuk mencapai sel sasaran.

LO 1.3 Fungsi dari masing-masing neurotransmitter

No Nama Efek utama

1. Asam amino dan turunanya : Glycine

Transmitter penghambat dalam SSP

2. Norepinephrin Tranmitter dalam SSP dan SS peririfir yang bersifat penghambat dan eksitasi

3. Gamma - aminobutyric acid

Transmitter penghambat dari SSP

Page 5: sk4 neuro

(GABA)

4. Acetylcholine Transmitter eksitasi pada hubungan neromuskuler,

transmitter eksitasi dan penghambat dalam SSP

dan susunan saraf perifir

5. Enkephalin Transmitter yang mempunyai efek seperti morfin

yaitu menghambat lintasan nyeri dalam SSP

1. Menjelaskan Efek Dopamin pada Sistem Limbik dan Sistem KortikalFungsi Dopamin sebagai neururotransmiter kerja cepat disekresikan oleh neuron-neuron yang berasal dari substansia nigra, neuron-neuron ini terutama berakhir pada regio striata ganglia basalis. Pengaruh dopamin biasanya sebagai inhibisi.(Guyton,1997: 714).Dopamin bersifat inhibisi pada beberapa area tapi juga eksitasi pada beberapa area. Sistem norepinefrin yang bersifat eksitasi menyebar ke setiap area otak, sementara serotonin dan dopamin terutama ke regio ganglia basalis dan sistem serotonin ke struktur garis tengah (midline).(Guyton,1997: 932)

2. Pengaruh DOPAMINE Dopamine mengatur aktivitas di dalam frontal lobe, area otak yang mengatur komunikasi, motivasi, dan kemampuan untuk merasakan kesenangan. Kekurangan zat kimia ini dikaitkan dengan simptom psikologis seperti keresahan sosial, mengkritik diri sendiri, menunda atau sulit mempertahankan hubungan, begitu menurut riset di Leiden University Medical Center di Netherlands. Tapi begitu kekurangan ini dikoreksi, perempuan yang mengalaminya sering merasa lebih berenergi, dapat bergaul dan percaya diri.

LI 2. Memahami dan menjelaskan gangguan psikotik

LO 2.1 Definisi gangguan psikotik

Gangguan psikotik adalah gangguan yang mengenai satu atau lebih fungsi jiwa.Gangguan psikotik adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya emosi, proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera).Gangguan jiwa ini menimbulkan stress dan penderitaan bagi penderita (dan keluarganya).

LO 2.2 Etiologi gangguan psikotik

Gejala utama atau gejala yang menonjol pada gangguan jiwa terdapat pada unsur kejiwaan, tetapi penyebab utamanya mungkin di badan (somatogenik), di lingkungan sosial (sosiogenik) ataupun psikis (psikogenik).

Biasanya tidak terdapat penyebab tunggal, akan tetapi beberapa penyebab sekaligus dari berbagai unsur itu yang saling mempengaruhi atau kebetulan terjadi bersamaan, lalu timbulah gangguan badan ataupun jiwa.

Faktor psikodinamik yang harus diperhatikan di dalam kelompok gangguan psikotik ini adalah stresor pencetus dan lingkungan interpersonal. Di dalam mengambil riwayat penyakit dan memeriksa pasien, klinisi harus memperhatikan tiap perubahan atau stres pada lingkungan interpersonal pasien. Pasien rentan terhadap kebutuhan psikosis untuk mempertahankan jarak interpersonal tertenu; seringkali, pelanggaran batas pasien oleh orang lain dapat menciptakan stres yang melanda yang menyebabkan dekompensasi. Demikian juga, tiap keberhasilan atau kehilangan mungkin merupakan stresor yang penting dalam kasus tertentu.

Pemeriksaan pasien psikotik harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa gejala psikotik adalah disebabkan oleh kondisi medis umum (sebagai contohnya, suatu tumor otak) atau ingesti zat (sebagai contohnya, phencyclidine).

Kondisi fisik seperti neoplasma serebral, khususnya di daerah osipitalis dan temporalis dapat menyebabkan halusinasi. Pemutusan sensorik, seperti yang terjadi pada orang buta dan tuli, juga dapat menyebabkan pengalaman halusinasi dan waham. Lesi yang mengenai lobus temporalis dan daerah otak lainnya, khususnya di hemisfer kanan dan lobus parietalis, adalah disertai dengan waham.

Zat psikoaktif adalah penyebab yang umum dari sindroma psikotik. Zat yang paling sering terlibat adalah alkohol, halusinogen indol sebagai contohnya, lysergic acid diethylamid (LSD) – amfetamin, kokain. Mescalin, phencyclidine (PCP), dan ketamin. Banyak zat lain, termasuk steroid dan thyroxine, dapat disertai dengan halusinasi akibat zat.

LO 2.3 Klasifikasi gangguan psikotik

Skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya

1. SkizofreniaMemenuhi criteria umum diagnosis skizofrenia, dimana adanya gejala-gejala khas tersebut telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal).

2. Gangguan SkizotipalTidak terdapat onset yang pastidan perkembangan serta perjalanannya biasanya menyerupai gangguan kepribadian.

3. Gangguan Waham Menetap

Kelompok ini meliputi gangguan dengan waham-waham yang berlangsung lama (paling sedikit selama 3 bulan) sebagai satu-satunya gejala klinis yang khas atau yang paling mencolok dan tidak dapat digolongkan sebagai gangguan mental organic, skizofrenia atau gangguan efektif.

Waham ada berbagai macam, yaitu :

a. Waham kendali pikir (thought of being controlled). Penderita percaya bahwa pikirannya, perasaan atau tingkah lakunya dikendalikan oleh kekuatan dari luar.

Page 6: sk4 neuro

b. Waham kebesaran (delusion of grandiosty). Penderita mempunyai kepercayaan bahwa dirinya merupakan orang penting dan berpengaruh, mungkin mempunyai kelebihan kekuatan yang terpendam, atau benar-benar merupakan figur orang kuat sepanjang sejarah (misal : Jendral Sudirman, Napoleon, Hitler, dll).

c. Waham Tersangkut. Penderita percaya bahwa setiap kejadian di sekelilingnya mempunyai hubungan pribadi seperti perintah atau pesan khusus. Penderita percaya bahwa orang asing di sekitarnya memperhatikan dirinya, penyiar televisi dan radio mengirimkan pesan dengan bahasa sandi.

d. Waham bizarre, merupakan waham yang aneh. Termasuk dalam waham bizarre, antara lain : Waham sisip pikir/thought of insertion (percaya bahwa seseorang telah menyisipkan pikirannya ke kepala penderita); waham siar pikir/thought of broadcasting (percaya bahwa pikiran penderita dapat diketahui orang lain, orang lain seakan-akan dapat membaca pikiran penderita); waham sedot pikir/thought of withdrawal (percaya bahwa seseorang telah mengambil keluar pikirannya); waham kendali pikir;waham hipokondri

e. Waham Hipokondri. Penderita percaya bahwa di dalam dirinya ada benda yang harus dikeluarkan sebab dapat membahayakan dirinya.

f. Waham Cemburu. Cemburu disini adalah cemburu yang bersifat patologis

g. Waham Curiga. Curiga patologis sehingga curiganya sangat berlebihan

h. Waham Diancam. Kepercayaan atau keyakinan bahwa dirinya selalu diikuti, . diancam, diganggu atau ada sekelompok orang yang memenuhinya.

i. Waham Kejar. Percaya bahwa dirinya selalu dikejar-kejar orang

j. Waham Bersalah. Percaya bahwa dirinya adalah orang yang bersalah

k. Waham Berdosa. Percaya bahwa dirinya berdosa sehingga selalu murung

l. Waham Tak Berguna. Percaya bahwa dirinya tak berguna lagi sehingga sering berpikir lebih baik mati (bunuh diri)

m. Waham miskin. Percaya bahwa dirinya adalah orang yang miskin.

4. Gangguan Psikotik Akut dan SementaraMemiliki onset yang akut (dalam masa 2 minggu), kesembuhan yang sempurna biasanya terjadi dalam 2-3 bulan, sering dalam beberapa minggu atau bahkan beberapa hari, dan hanya sebagian kecil dari pasien dengan gangguan ini berkembang menjadi keadaan yang menetap dan berhendaya.

5. Gangguan Waham InduksiDua orang atau lebih mengalami waham atau system waham yang sama, dan sling mendukung dalam keyakinan waham itu. Yang menderita waham orisinil (gangguan psikotik) hanya satu orang, waham tersebut terinduksi (mempengaruhi)

lainnya, dan biasanya menghilang apabila orang-oarang tersebut dipisahkan. Hampir selalu orang-orang yang terlibat mempunyai hubungan yang sangat dekat.Jika ada alas an untuk percaya bahwa duaorang yang tinggal bersama mempunyai gangguan psikotik yang terpisah, maka tidak astupun diantaranya boleh dimasukkan dalam kode diagnosis ini.

6. Gangguan Skizoafektif

Merupakan gangguan yang bersifa episodic dengan gejala afektif dan skizofrenik yang sama-sama menonjol dan secara bersamaan ada dalamepisode yang sama.

7. Gangguan Psikotik Non-Organik Lainnya

Gangguan psikotik yang tidak memenuhi criteria untuk skizofrenia atau untuk gangguan afektif yang bertipe psikotik, dan gangguan-gangguan yang psikotik yang tidak memenuhi criteria gejala untuk gangguan waham menetap.

Gangguan Suasana Perasaan (Mood {Afektif})

1. Episode ManikKesamaan karakteristik dalam afek yang meningkat, disertai peningkatan dalam jumlah dan kecepatan aktivitas fisik dan mental, dalam berbagai derajat keparahan.

2. Gangguan Afektif BipolarGangguan ini bersifat episode berulang (sekurang-kurangnya 2 episode) dimana afek pasien dan yingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada wktu tertentu terdiri dari peningkatan afekdisertai penembahan energy dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan energy dan aktivitas (depresi).

3. Episode DepresiGejala utama berupa afek depresi, kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan menurunnya aktivitas. Pada episode depresi, dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan sekurang-kurangnya 2 minggu untuk menegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.

4. Gangguan Depresif BerulangTerbagi atas episode depresi ringan, episode depresi sedang dan episode depresi berat. Masing-masing episode tersebut rata-rata lamanya sekitar 6 bulan, akan tetapi frekuensinya lebih jarang dibandingkan dengan gangguan bipolar.

5. Gangguan Suasana Perasaan MenetapTerbagi atas (i)Skilotimia, ciri esensialnya adalah ketidak-stabilan menetap dari afek(suasana perasaan), meliputi banyak periode depresi ringan dan hipomania ringan, diantaranya tidak ada yang cukup parah atau cukup lama untuk memenuhi criteria gangguan afektif bipolar. (ii)Distimia, cirri esensialnya ialah afek depresif yang berlangsung sangat lama yang tidak pernah atau jarang sekali cukup parah untuk memenuhi criteria gangguan depresif berulang ringan atau sedang.

6. Gangguan Suasana Perasaan LainnyaKategori sisa untuk gangguan suasana perasaan menetap yang tidak cukup parah atau tidak berlangsung lama untuk memenuhi criteria skilotimia dan distimia.

Page 7: sk4 neuro

Pedoman Diagnostik

Untuk menegakkan diagnosis gejala pasti gangguan psikotik akut adalah sebagai berikut :

Halusinasi (persepsi indera yang salah atau yang dibayangkan : misalnya, mendengar suara yang tak ada sumbernya atau melihat sesuatu yang tidak ada bendanya)

Waham (ide yang dipegang teguh yang nyata salah dan tidak dapat diterima oleh kelompok sosial pasien, misalnya pasien percaya bahwa mereka diracuni oleh tetangga, menerima pesan dari televisi, atau merasa diamati/diawasi oleh orang lain)

Agitasi atau perilaku aneh (bizar)

Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi)

Keadaan emosional yang labil dan ekstrim (iritabel)

B. Gangguan Psikotik kronik

Gambaran Perilaku

Untuk menetapkan diagnosa medik psikotik kronik data berikut merupakan perilaku utama yang secara umum ada.

Penarikan diri secara sosial

Minat atau motivasi rendah, pengabaian diri

Gangguan berpikir (tampak dari pembicaraan yang tidak nyambung atau aneh)

Perilaku aneh seperti apatis, menarik diri, tidak memperhatikan kebersihan yang dilaporkan keluarga

Perilaku lain yang dapat menyertai adalah :

Kesulitan berpikir dan berkonsentrasi

Melaporkan bahwa individu mendengar suara-suara

Keyakinan yang aneh dan tidak masuk akal sepert : memiliki kekuatan supranatural, merasa dikejar-kejar, merasa menjadi orang hebat/terkenal

Keluhan fisik yang tidak biasa/aneh seperti : merasa ada hewan atau objek yang tak lazim di dalam tubuhnya

Bermasalah dalam melaksanakan pekerjaan atau pelajaran

Untuk lebih jelasnya mengenai psikotik kronik, disini dapat dijelaskan melalui skizofrenia Dimana Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang kronik, pada orang yang mengalaminya tidak dapat menilai realitas dengan baik dan pemahaman diri buruk. Gejala klinis dari skizofrenia dapat dilihat di bawah ini:

Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):

a. “thought echo” = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda ; atau “thought insertion or withdrawal” = isi yang asing dan luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan“thought broadcasting”= isi pikiranya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya; 

b. “delusion of control” = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau “delusion of passivitiy” = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang ”dirinya” = secara jelas merujuk kepergerakan tubuh / anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau  penginderaan khusus); “delusional perception” = pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasnya bersifatmistik atau mukjizat; 

c. Halusinasi auditorik:

suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien, atau

mendiskusikan perihal pasien pasein di antara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara), atau

jenis suara halusinasi lain yang berasal dan salah satu bagian tubuh.

d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan mahluk asing dan dunia lain)

Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:

Page 8: sk4 neuro

a. halusinasi yang menetap dan panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu minggu atau berbulan-bulan terus menerus;

b. arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang berkibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme;

c. perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor;

d. gejala-gejala “negative”, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi oleh depresi atau medikasi neuroleptika;

Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik (prodromal)

Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dan beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.

GANGGUAN PSIKOTIK ATIPIKAL LAIN

Psikosis Autoskopik

Penjelasan klasik mengenai fenomena menyatakan bahwa pada sebagian besar kasus sindroma tidak progresif maupun tidak menimbulkan ketidakmampuan.

Sindroma Capgras

Gejala sindroma ini berespon terhadap terapi. Tetapi jika pasien memiliki gejala sindroma Capgras sebagai gejala tunggal dari gangguan psikotiknya, klinisi harus melakukan pemeriksaan neuropsikologis yang luas untuk mengidentifikasi adanya lesi organik yang mungkin menyebabkan sindroma.

Sindroma Cotard

Sindroma biasanya berlangsung hanya beberapa hari sampai minggu dan berespon terhadap pengobatan yang diarahkan pada gangguan dasar. Bentuk sindroma jangka panjang biasanya berhubungan dengan sindroma yang menyebabkan demensia, seperti demensia tipe Alzheimer.

GANGGUAN PSIKOTIK LAIN YANG TIDAK DITENTUKAN

Psikosis Pascapersalinan

Perjalanannya mirip dengan orang pada gangguan mood. Secara spesifik, gangguan mood biasanya merupakan gangguan episodik, dan pasien dengan psikosis pascapersalinanmengalami episode gejala lainnya dalam satu atau dua tahun setelah persalinan. Kehamilan selanjutnya adalah berhubungan dengan peningkatan resiko menderita episode lainnya.

Gangguan Skizofreniform

Prognosis gangguan skizofreniform adalah bervariasi, sesuai kenyataan yang dijawab di dalam DSM-IV dengan membedakan pasien dengan dan tanpa ciri prognostik yang baik. Ciri prognostik baik yang dinyatakan di DSM-IV digali dari literatur. Tetapi keabsahan ciri tersebut telah dipertanyakan. Konfusi atau kebingungan pada puncak episode psikotik adalah ciri yang paling baik dihubungkan dengan hasil akhir yang baik. Keabsahan ciri lain masih tidak pasti.

Di samping itu, semakin singkat episode penyakit, semakin baik prognosisnya. Terdapat resiko bunuh diri yang bermakna. Mereka kemungkinan memiliki suatu periode depresi ringan setelah periode psikotik, san psikoterapi ditujukan untuk membantu pasien mengerti episode psikotik tampaknya memperbaiki prognosis dan kecepatan pemulihan pasien.

Perawatan di rumah sakit seringkali diperlukan dalam pengobatan pasien dengan gangguan skizofreniform. Perawatan di rumah sakit memungkinkan pemeriksaan, pengobatan dan pengawasan yang efektif terhadap perilaku pasien. Gejala psikotik biasanya dapat diobati oleh pemberian obat antipsikotik selama tiga sampai enam bulan. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pasien dengan gangguan skizofreniform berespon secara jauh lebih cepat terhadap terapi antipsikotik dibandingkan dengan pasien skizofrenik. Satu penelitian telah menemukan bahwa kira-kira tigaperempat dari pasien dengan gangguan skizofreniform, dibandingkan dengan hanya seperlima pasien skizofrenik, berespon terhadap medikasi antipsikotik dalam delapan hari. Terapi elektrokonvulsif (ECT; electroconvulsive therapy) mungkin diindikasikan untuk beberapa pasien, khususnya pasien yang dengan ciri katatonik atau terdepresi yang nyata. Percobaan pemberian lithium (Eskalith), atau valproate (Depakene) mungkin diperlukan untuk pengobatan dan pencegahan (profilaksis) jika pasien memiliki episode yang rekuren. Psikoterapi biasanya diperlukan untuk membantu pasien mengintegrasikan pengalaman psikotik ke dalam pengertiannya tentang pikiran, otak dan kehidupan.

Gangguan Skizoafektif

Sebagai suatu kelompok, pasien dengan gangguan skizoafektif mempunyai prognosis di pertengahan antara prognosis pasien skizofrenia dan prognosis pasien dengan gangguan mood. Prognosisnya jauh lebih buruk daripada pasien dengan gangguan depresif, lebih buruk daripada pasien dengan gangguan bipolar, dan memiliki prognosis yang lebih baik daripada pasien dengan skizofrenia. Insidensi bunuh diri di antara pasien dengan gangguan skizoafektif diperkirakan sekurangnya 10%.

Page 9: sk4 neuro

Modalitas terapi yang utama untuk gangguan skizoafektif adalah perawatan di rumah sakit, medikasi, dan intervensi psikososial. Prinsip dasar yang mendasari farmakoterapi untuk gangguan psikoafektif adalah bahwa protokol antidepresan dan antimanik diikuti jika semuanya diindikasikan dan bahwa antipsikotik digunakan hanya jika diperlukan untuk pengendalian jangka pendek. Jika protokol thymoleptic tidak efektif di dalam mengendalikan gejala atas dasar berkelanjutan, medikasi antipsikotik dapat diindikasikan. Pasien dengan gangguan skizoafektif, tipe bipolar, harus mendapatkan percobaan lithium, carbamazepine (Tegretol), valproate (Depakene), atau suatu kombinasi obat-obat tersebut jika satu obat saja tidak efektif. Pasien dengan gangguan skizoafektif, tipe depresif, harus diberikan percobaan antidepresan dan terapi elektrokonvulsif (ECT) sebelum mereka diputuskan tidak responsif terhadap terapi antidepresan.

Gangguan Delusional

Gangguan delusional diperkirakan merupakan diagnosis yang cukup stabil. Kurang dari 25% dari semua pasien gangguan delusional menjadi skizofrenia, kurang dari 10% menjadi gangguan mood. Kira-kira 50% pasien pulih pada follow-uo jangka panjang, 20% lainya mengalami penurunan gejalanya dan 30% lainnya tidak mengalami perubahan.

Pasien dengan waham kejar, somatik dan erotik diperkirakan memiliki prognosis yang lebih baik daripada pasien dengan waham kebesaran dan cemburu.

Pada umumnya, pasien dengan gangguan delusional dapat diobati atas dasar rawat jalan. Tetapi, klinis harusi harus mempertimbangkan perawatan di rumah sakit karena sejumlah alasan tertentu. Pertama, diperlukan pemeriksaan medis dan neurologis yang lengkap pada diri pasien untuk menentukan apakah terdapat kondisi medis nonpsikiatrik yang menyebabkan gangguan delusional. Kedua, pasien perlu diperiksa tentang kemampuannya mengendalikan impuls kekerasan, seperti bunuh diri dan membunuh, hal tersebut mungkin berhubungan dengan material waham. Ketiga, perilaku pasien tentang waham mungkin secara bermakna telah mempengaruhi kemampuannya untuk berfungsi di dalam keluarga atau pekerjaannya, dengan demikian memrlukan intervensi professional untuk menstabilkan hubungan sosial atau pekerjaan.

Jika dokter yakin bahwa pasien akan paling baik jika diobati di rumah sakit, harus diusahakan untuk membujuk pasien supaya menerima perawatan di rumah sakit; jika hal tersebut gagal, komitmen hukum mungkin diindikasikan. Seringkali, jika dokter meyakinkan pasien bahwa perawatan di rumah sakit adalah diperlukan, pasien secara sukarela masuk ke rumah sakit untuk menghindari komitmen hokum.

Gangguan Psikotik Singkat

Pada umumnya pasien dengan gangguan psikotik singkat memiliki prognosis yang cukup baik. Kecil kemungkinannya untuk menderita episode selanjutnya dan skizofrenia atau suatu gangguan mood.

Jika seorang pasien psikotik secara akut, perawatan singkat di rumah sakit mungkin diperlukan untuk pemeriksaan dan perlindungan pasien. Pemeriksaan pasien membutuhkan monitoring ketat terhadap gejala dan pemeriksaan tingkat bahaya pasien terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Di samping itu, lingkungan rumah sakit yang tenang dan terstruktur dapat membantu pasien memperoleh kembali rasa realitasnya. Sambil klinisi menunggu lingkungan dan obat

menunjukkan efeknya, pengurungan, pengikatan fisik, atau monitoring berhadap-hadapan dengan pasien mungkin diperlukan.

LI 3. Memahami dan menjelaskan skizofrenia

LO 3.1 Definisi skizofrenia

Skizofrenia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu gangguan psikiatrik mayor yang ditandai dengan adanya perubahan pada persepsi, pikiran, afek, dan perilaku seseorang. Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun defisit kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.

LO 3.2 Epidemiologi Skizofrenia

Skizofrenia dapat ditemukan pada semua kelompok masyarakat dan di berbagai daerah. Insiden dan tingkat prevalensi sepanjang hidup secara kasar hampir sama di seluruh dunia. Gangguan ini mengenai hampir 1% populasi dewasa dan biasanya onsetnya pada usia remaja akhir atau awal masa dewasa. Pada laki-laki biasanya gangguan ini mulai pada usia lebih muda yaitu 15-25 tahun sedangkan pada perempuan lebih lambat yaitu sekitar 25-35 tahun. Insiden skizofrenia lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan dan lebih besar di daerah urban dibandingkan daerah rural.Pasien skizofrenia beresiko meningkatkan risiko penyalahgunaan zat, terutama ketergantungan nikotin. Hampir 90% pasien mengalami ketergantungan nikotin. Pasien skizofrenia juga berisiko untuk bunuh diri dan perilaku menyerang. Bunuh diri merupakan penyebab kematian pasien skizofrenia yang terbanyak, hampir 10% dari pasien skizofrenia yang melakukan bunuh diri. Menurut Howard, Castle, Wessely, dan Murray, 1993 di seluruh dunia prevalensi seumur hidup skizofrenia kira-kira sama antara laki-laki dan perempuan diperkirakan sekitar 0,2%-1,5%. Meskipun ada beberapa ketidaksepakatan tentang distribusi skizofrenia di antara laki-laki dan perempuan, perbedaan di antara kedua jenis kelamin dalam hal umur dan onset-nya jelas. Onset untuk perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki, yaitu sampai umur 36 tahun, yang perbandingan risiko onsetnya menjadi terbalik, sehingga lebih banyak perempuan yang mengalami skizofrenia pada usia yang lebih lanjut bila dibandingkan dengan laki-laki

LO 3.3 Etiologi skizofrenia

Teori tentang penyebab skizofrenia, yaitu:1. Diatesis-Stres Model

Teori ini menggabungkan antara faktor biologis, psikososial, dan lingkungan yang secara khusus mempengaruhi diri seseorang sehingga dapat menyebabkan berkembangnya gejala skizofrenia. Dimana ketiga faktor tersebut saling berpengaruh secara dinamis.

2. Faktor BiologisDari faktor biologis dikenal suatu hipotesis dopamine yang menyatakan bahwa skizofrenia disebabkan oleh aktivitas dopaminergik yang berlebihan di bagian kortikal otak, dan berkaitan dengan gejala positif dari skizofrenia. Penelitian terbaru juga menunjukkan pentingnya neurotransmiter lain termasuk serotonin, norepinefrin, glutamat dan GABA.Selain perubahan yang sifatnya neurokimiawi, penelitian menggunakan CT Scan ternyata ditemukan perubahan anatomi otak

Page 10: sk4 neuro

seperti pelebaran lateral ventrikel, atropi koteks atau atropi otak kecil (cerebellum), terutama pada penderita kronis skizofrenia.

3. GenetikaFaktor genetika telah dibuktikan secara meyakinkan. Resiko masyarakat umum 1%, pada orang tua resiko 5%, pada saudara kandung 8% dan pada anak 12% apabila salah satu orang tua menderita skizofrenia, walaupun anak telah dipisahkan dari orang tua sejak lahir, anak dari kedua orang tua skizofrenia 40%. Pada kembar monozigot 47%, sedangkan untuk kembar dizigot sebesar 12%.

4. Faktor Psikososiala. Teori perkembangan

Ahli teori Sullivan dan Erikson mengemukakan bahwa kurangnya perhatian yang hangat dan penuh kasih sayang di tahun-tahun awal kehidupan berperan dalam menyebabkan kurangnya identitas diri, salah interpretasi terhadap realitas dan menarik diri dari hubungan sosial pada penderita skizofrenia.

b. Teori belajarMenurut ahli teori belajar (learning theory), anak-anak yang menderita skizofrenia mempelajari reaksi dan cara berfikir irasional orang tua yang mungkin memiliki masalah emosional yang bermakna. Hubungan interpersonal yang buruk dari penderita skizofrenia akan berkembang karena mempelajari model yang buruk selama anak-anak.

c. Teori keluargaTidak ada teori yang terkait dengan peran keluarga dalam menimbulkan skizofrenia. Namun beberapa penderita skizofrenia berasal dari keluarga yang disfungsional.

LO 3.4 Klasifikasi skizofrenia

Diagnosa Skizofrenia berawal dariDiagnostik and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) yaitu: DSM-III (American Psychiatric Assosiation, 1980) dan berlanjut dalam DSM-IV (American Psychiatric Assosiation,1994) dan DSM-IV-TR (American Psychiatric Assosiation,2000). Berikut ini adalahtipe skizofrenia dari DSM-IV-TR 2000. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala yang dominan yaitu (Davison, 2006) :

1. Tipe Paranoid Ciri utama skizofrenia tipe ini adalah waham yang mencolok atau halusinasi auditorik dalam konteks terdapatnya fungsi kognitif dan afektif yang relatif masih terjaga. Waham biasanya adalah waham kejar atau waham kebesaran, atau keduanya, tetapi waham dengan tema lain (misalnya waham kecemburuan, keagamaan, atau somalisas) mungkin juga muncul. Ciri-ciri lainnya meliputi ansietas,kemarahan, menjaga jarak dan suka berargumentasi, dan agresif.

2. Tipe Disorganized (tidak terorganisasi)Ciri utama skizofrenia tipe disorganized adalah pembicaraan kacau, tingkah laku kacau dan afek yang datar atau inappropriate. Pembicaraan yang kacau dapat disertai kekonyolan dan tertawa yang tidak erat kaitannyadengan isi pembicaraan. Disorganisasi tingkah laku dapat membawa pada gangguan yang serius pada berbagai aktivitas hidup sehari-hari.

3. Tipe Katatonik Ciri utama skizofrenia tipe ini adalah gangguan pada psikomotor yang dapat meliputi ketidakbergerakan motorik (waxy flexibility). Aktivitas motor yang berlebihan, negativism yang ekstrim, sama sekali tidak mau bicara dan

berkomunikasi (mutism), gerakan-gerakan yang tidak terkendali, mengulang ucapan orang lain (echolalia) atau mengikuti tingkah laku orang lain (echopraxia).

4. Tipe Undifferentiated Tipe Undifferentiated merupakan tipe skizofrenia yang menampilkan perubahan pola simptom-simptom yang cepat menyangkut semua indikator skizofrenia. Misalnya, indikasi yang sangat ruwet, kebingungan (confusion), emosi yang tidak dapat dipegang karena berubah-ubah, adanya delusi, referensi yang berubah-ubah atau salah, adanya ketergugahan yang sangat besar, autisme seperti mimpi, depresi, dan sewaktu-waktu juga ada fase yang menunjukkan ketakutan.

5. Tipe Residual Tipe ini merupakan kategori yang dianggap telah terlepas dari skizofrenia tetapi masih memperlihatkan gejala-gejala residual atau sisa, seperti keyakinan-keyakinan negatif, atau mungkin masih memiliki ide-ide tidak wajar yang tidak sepenuhnya delusional. Gejala-gejala residual itu dapat meliputi menarik diri secara sosial, pikiran-pikiran ganjil, inaktivitas, dan afek datar.

LO 3.5 Patofiologis skizofrenia

Perjalanan penyakit skizofrenia sangat bervariasi pada tiap-tiap individu. Perjalanan klinis skizofrenia berlangsung secara perlahan-lahan, meliputi beberapa fase yang dimulai dari keadaan premorbid, prodromal, fase aktif dan keadaan residual. Pola gejala premorbid merupakan tanda pertama penyakit skizofrenia, walaupun gejala yang ada dikenali hanya secara retrospektif. Karakteristik gejala skizofrenia yang dimulai pada masa remaja akhir atau permulaan masa dewasa akan diikuti dengan perkembangan gejala prodromal yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa bulan. Tanda dan gejala prodromal skizofrenia dapat berupa cemas, gundah (gelisah), merasa diteror atau depresi. Penelitian retrospektif terhadap pasien dengan skizofrenia menyatakan bahwa sebagian penderita mengeluhkan gejala somatik, seperti nyeri kepala, nyeri punggung dan otot, kelemahan dan masalah pencernaan.Fase aktif skizofrenia ditandai dengan gangguan jiwa yang nyata secara klinis, yaitu adanya kekacauan dalam pikiran, perasaan dan perilaku. Penilaian pasien skizofrenia terhadap realita terganggu dan pemahaman diri (tilikan) buruk sampai tidak ada. Fase residual ditandai dengan menghilangnya beberapa gejala klinis skizofrenia. Yang tinggal hanya satu atau dua gejala sisa yang tidak terlalu nyata secara klinis, yaitu dapat berupa penarikan diri (withdrawal) dan perilaku aneh.

Patofisiologi skizofrenia melibatkan system dopaminergik dan serotonergik (more recently: glutamat). Hipotesis/teori tentang patofisiologi skizofrenia :

Pada pasien skizoprenia terjadi hiperreaktivitas sistem dopaminergik Hiperdopaminergia pada sistem mesolimbik berkaitan dengan gejala positif Hipodopaminergia pada sistem mesocortis dan nigrostriatal bertanggung jawab

terhadap gejala negatif dan gejala ekstrapiramidal

Jalur dopaminergik saraf Jalur nigrostriatal : dari substantia nigra ke basal ganglia fungsi gerakan, EPS Jalur mesolimbik : dari tegmental area menuju ke sistem limbik memori, sikap,

kesadaran, proses stimulus Jalur mesocortical : dari tegmental area menuju ke frontal cortex kognisi, fungsi

sosial, komunikasi, respons terhadap stress

Page 11: sk4 neuro

Jalur tuberoinfendibular : dari hipotalamus ke kelenjar pituitary pelepasan prolaktin

Reseptor dopamine yang terlibat adalah reseptor dopamine-2 (D2) dijumpai peningkatan densitas reseptor D2 pada jaringan otak pasien skizoprenia. Peningkatan aktivitas sistem dopaminergik pada sistem mesolimbik bertanggungjawab terhadap timbulnya gejala positif. Peningkatan aktivitas serotonergik menurunkan aktivitas dopaminergik pada sistem mesocortis dan bertanggung-jawab terhadap gejala negatif.

Proses Perjalanan PenyakitGejala mulai timbul biasanya pada masa remaja atau dewasa awal sampai dengan umur pertengahan dengan melalui beberapa fase antara lain :

1) Fase Prodomal Berlangsung antara 6 bulan sampai 1 tahun Gangguan dapat berupa self care, gangguan dalam akademik, gangguan

dalam pekerjaan,gangguan fungsi sosial, gangguan pikiran dan persepsi.2) Fase Aktif

Berlangsung kurang lebih 1 bulan

Gangguan dapat berupa gejala psikotik; Halusinasi, delusi, disorganisasi proses berfikir,gangguan bicara, gangguan perilaku, disertai kelainan neurokimiawi

3) Fase ResidualKien mengalami minimal 2 gejala; gangguan afek dan gangguan peran, serangan biasanya berulang.

LO 3.6 Manifestasi Klinis skizofenia

Berdasarkan DSM-IV, ciri yang terpenting dari skizofrenia adalah adanya campuran dari dua karakteristik (baik gejala positif maupun gejalanegatif) (APA, 2000). Secara umum, karakteristik gejala skizofrenia (kriteria A), dapat digolongkan dalam tiga kelompok :

1. Gejala positif,Gejala positif adalah tanda yang biasanya pada orang kebanyakan tidak ada, namun pada pasien Skizofrenia justru muncul. Gejala positif adalah gejala yang bersifat aneh, antara lain berupa delusi, halusinasi,ketidakteraturan pembicaraan, dan perubahan perilaku.

2. Gejala negatifGejala negatif adalah menurunnya atau tidak adanya perilaku tertentu, seperti perasaan yang datar, tidak adanya perasaan yang bahagia dan gembira, menarik diri, ketiadaan pembicaraan yang berisi, mengalami gangguan sosial, serta kurangnya motivasi untuk beraktivitas.

3. Gejala lainnya.Kategori gejala yang ketiga adalah disorganisasi, antara lain perilaku yang aneh (misalnya katatonia, dimana pasien menampilkan perilaku tertentu berulang-ulang, menampilkan pose tubuh yang aneh atau waxy flexibility, yaitu orang lain dapat memutar atau membentuk posisi tertentu dari anggota badan pasien, yang akan dipertahankan dalam waktu yang lama) dan disorganisasi pembicaraan. Adapun disorganisasi pembicaraan adalah masalah dalam mengorganisasikan ide dan

Page 12: sk4 neuro

pembicaraan,sehingga orang lain mengerti (dikenal dengan gangguan berpikir formal).Misalnya asosiasi longgar, inkoherensi, dan sebagainya

LO 3.7 Diagnosis dan Diagnosis Banding skizofrenia

1. DiagnosisDiagnosis SkizofrenPaling sedikit terdapat 1 dari 6 kriteria di bawah ini selama satu fase penyakit:a. Delusi atau waham yang aneh (isinya jelas tak masuk akal), dan tidak

berdasarkan kenyataan. Sebagai contoh misalnya: Waham dikendalikan oleh kekuatan dari luar (delusions of being controlled). Waham penyiaran pikiran (thought broadcasting) Waham penyisipan pikiran (thought insertion) Waham penyedotan pikiran (thought withdrawl).

b. Delusi atau waham somatik (fisik), kebesaran, keagamaan, nihilistik atau waham lainnya yang bukan waham kejar atau cemburu.

c. Delusi atau waham kejar atau cemburu (delusions of persecution or jealousy) dan waham tuduhan (delusions of suspicion) yang disertai halusinasi dalam bentuk apapun (halusinasi pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan, dan perabaan).

d. Halusinasi pendengaran yang dapat berupa suara yang selalu memberi komentar tentang tingkah laku atau pikirannya, atau dua atau lebih suara yang saling bercakap-cakapan (“dialog”).

e. Halusinasi pendengaran yang terjadi beberapa kali yang berisi lebih dari satu atau dua kata dan tidak ada hubungannya dengan kesedihan (depresi) atau kegembiraan (euforia).

f. Inkoherensi, yaitu kelonggaran asosiasi (hubungan) pikiran yang jelas, jalan pikiran yang tidak masuk akal, isi pikiran atau pembicaraan yang kacau, atau kemiskinan pembicaraan yang disertai oleh paling sedikit satu dari yang disebut di bawah ini

Afek (alam perasaan) yang tumpul, mendatar atau tidak serasi (inappropriate).Berbagai waham atau halusinasi.Katatonia (kelakuan) atau tingkah laku lain yang sangat kacau (disorganized)Deteriorasi (kemunduran/kemerosotan) dari taraf fungsi penyesuaian (adaptasi) dalam bidang pekerjaan, hubungan sosial dan perawatan dirinya.

Jangka waktu: gejala penyakit itu berlangsung secara terus menerus selama paling sedikit 6 bulan dalam satu periode di dalam kehidupan seseorang, disertai dengan terdapatnya beberapa gejala penyakit pada saat diperiksa sekarang. Masa 6 bulan itu harus mencakup fase aktif dimana terdapat gejala pada kriteria (A), dengan atau tanpa fase prodromal (gejala awal) atau residual (gejala sisa) seperti yang dinyatakan di bawah ini.Catatan:

Fase Prodromal: deteriorasi yang jelas dalam fungsi sebelum fase aktif penyakit itu, dan yang tidak disebabkan oleh Gangguan Afek atau akibat Gangguan penggunaan zat (NAZA : Narkotika, Alkohol dan Zat Adiktif lainnya), serta mencakup paling sedikit 2 dari 8 gejala yang tersebut di bawah ini yang menetap (gejala sisa), dan yang tidak disebabkan oleh gangguan Afek atau gangguan penggunaan zat (NAZA)

Gejala Prodromal dan Residual SkizofreniaSebelum seseorang secara nyata aktif (manifes) menunjukkan gejala-gejala Skizofrenia, yang bersangkutan terlebih dahulu menunjukkan gejala-gejala awal yang disebut gejala prodromal. Sebaliknya jika penderita Skizofrenia tidak lagi aktif menunjukkan gejala-gejala Skizofrenia, maka yang bersangkutan menunjukkan gejala-gejala sisa yang disebut gejala residual.Gejala-gejala prodromal atau residual adalah sebagai berikut:Penarikan diri atau isolasi dari hubungan sosial (withdrawn), enggan bersosialisasi dan enggan bergaul.Hendaya (impairment) yang nyata dalam fungsi peran sebagai pencari nafkah (tidak mau bekerja), siswa/mahasiswa (tidak mau sekolah/kuliah) atau pengatur rumah tangga (tidak dapat menjalankan urusan rumah tangga); kesemuanya itu terkesan malas.

Tingkah laku aneh dan nyata, misalnya mengumpulkan sampah, menimbun makanan atau berbicara, senyum-senyum dan tertawa sendiri di tempat umum; atau berbicara sendiri tanpa mengeluarkan suara (“komat-kamit”).

Hendayana yang nyata dalam higiene (kebersihan/perawatan) diri dan pakaian, misalnya tidak mau mandi dan berpakaian kumal (berpenampilan lusuh dan kumuh).

Afek (alam perasaan) yang tumpul atau miskin, mendatar dan tidak serasi, wajahnya tidak menunjukkan ekspresi dan terkesan dingin.Pembicaraan yang melantur (digressive), kabur, kacau, berbelit-belit, berputar-putar (circum-stantial) atau metaforik (perumpamaan).Ide atau gagasan yang aneh dan tidak lazim atau pikiran magis, seperti takhayul, kewaskitaan (clairvoyance), telepati, indera keenam, orang lain dapat merasakan perasaannya, ide-ide yang berlebihan, gagasan mirip waham yang menyangkut diri sendiri (ideas of refference).

Penghayatan persepsi yang tidak lazim, seperti ilusi yang selalu berulang, merasa hadirnya kekuatan atau seseorang yang sebenarnya tidak ada. Catatan: berbeda dengan halusinasi, yang dimaksud dengan ilusi adalah pengalaman panca indera dimana ada sumber atau stimulus, namun ditafsirkan salah.

2. Diagnosis Banding

Page 13: sk4 neuro

LO 3.8 Penatalaksanaan skizofrenia

1. Psikofarmaka a. Pemilihan obat

Pada dasarnya semua obat anti psikosis mempunyai efek primer (efek klinis) yang sama pada dosis ekivalen, perbedaan utama pada efek sekunder ( efek samping: sedasi, otonomik, ekstrapiramidal). Pemilihan jenis antipsikosis mempertimbangkan gejala psikosis yang dominan dan efek samping obat. Pergantian disesuaikan dengan dosis ekivalen. Apabila obat antipsikosis tertentu tidak memberikan respons klinis dalam dosis yang sudah optimal setelah jangka waktu yang tepat, dapat diganti dengan obat antipsikosis lain (sebaiknya dan golongan yang tidak sama) dengan dosis ekivalennya. Apabila dalam riwayat penggunaan obat antipsikosis sebelumnya sudah terbukti efektif dan efek sampingnya ditolerir baik, maka dapat dipilih kembali untuk pemakaian sekarang. Bila gejala negatif lebih menonjol dari gejala positif pilihannya adalah obat antipsikosis atipikal, Sebaliknya bila gejala positif lebih menonjol dibandingkan gejala negatif pilihannya adalah tipikal. Begitu juga pasien-pasien dengan efek samping ekstrapiramidal pilihan kita adalah jenis atipikal. Obat antipsikotik yang beredar dipasaran dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu antipsikotik generasi pertama (APG I) dan antipsikotik generasi ke dua (APG ll). APG I bekerja dengan memblok reseptor D2 di mesolimbik, mesokortikal, nigostriatal dan tuberoinfundibular sehingga dengan cepat menurunkan gejala positif tetapi pemakaian lama dapat memberikan efek samping berupa: gangguan ekstrapiramidal, tardive dyskinesia, peningkatan kadar prolaktin yang akan menyebabkan disfungsi seksual / peningkatan berat badan dan memperberat gejala negatif maupun kognitif. Selain itu APG I menimbulkan efek samping antikolinergik seperti mulut kering pandangan kabur gangguan miksi, defekasi dan hipotensi. APG I dapat dibagi lagi menjadi potensi tinggi bila dosis yang digunakan kurang atau sama dengan 10 mg diantaranya adalah trifluoperazine, fluphenazine, haloperidol dan pimozide. Obat-obat ini digunakan untuk mengatasi sindrom psikosis dengan gejala dominan apatis, menarik diri, hipoaktif, waham dan halusinasi. Potensi rendah bila dosisnya lebih dan 50 mg diantaranya adalah Chlorpromazine dan thiondazine digunakan pada penderita dengan gejala dominan gaduh gelisah, hiperaktif dan sulit tidur. APG II sering disebut sebagai serotonin dopamin antagonis (SDA) atau antipsikotik atipikal. Bekerja melalui interaksi serotonin dan dopamin pada ke empat jalur dopamin di otak yang menyebabkan rendahnya efek samping extrapiramidal dan sangat efektif mengatasi gejala negatif. Obat yang tersedia untuk golongan ini adalah clozapine, olanzapine, quetiapine dan rispendon.

b. Pengaturan Dosis Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan:

o Onset efek primer (efek klinis) : 2-4ininggu Onset efek sekunder (efek samping) : 2-6 jam

o Waktu paruh  : 12-24 jam (pemberian 1-2 x/hr)

o Dosis pagi dan malam dapat berbeda (pagi kecil, malam besar) sehingga tidak mengganggu kualitas hidup penderita.

o Obat antipsikosis long acting : fluphenazine decanoate 25 mg/cc atau haloperidol decanoas 50 mg/cc, IM untuk 2-4ininggu. Berguna untuk pasien yang tidak/sulitininum obat, dan untuk terapi pemeliharaan.

c. Cara / Lama pemberian Mulai dengan dosis awal sesuai dengan dosis anjuran dinaikkan setiap 2-3 hr sampai mencapai dosis efektif (sindrom psikosis reda), dievaluasi setiap 2ininggu bila pertu dinaikkan sampai dosis optimal kemudian dipertahankan 8-12ininggu. (stabilisasi). Diturunkan setiap 2ininggu (dosis maintenance) lalu dipertahankan 6 bulan sampai 2 tahun ( diselingi drug holiday 1-2/hari/minggu) setelah itu tapering off (dosis diturunkan 2-4ininggu) lalu stop.Untuk pasien dengan serangan sindrom psikosis multiepisode, terapi pemeliharaan paling sedikit 5 tahun (ini dapat menurunkan derajat kekambuhan 2,5 sampai 5 kali). Pada umumnya pemberian obat antipsikosis sebaiknya dipertahankan selama 3 bulan sampai 1 tahun setelah semua gejala psikosis reda sama sekali. Pada penghentian mendadak dapat timbul gejala cholinergic rebound gangguan lambung, mual, muntah, diare, pusing dan gemetar. Keadaan ini dapat diatasi dengan pemberian anticholmnergic agent seperti injeksi sulfas atropin 0,25 mg IM, tablet trhexyphenidyl 3x2 mg/hari.

2. Terapi Psikososial Ada beberapa macam metode yang dapat dilakukan antara lain : a. Psikoterapi individual

o Terapi suportif

o Sosial skill training

o Terapi okupasi

o Terapi kognitif dan perilaku (CBT)

b. Psikoterapi kelompok c. Psikoterapi keluarga d. Manajemen kasus e. Assertive Community Treatment (ACT)

LO 3.9 Komplikasi skizofrenia

Bila dibiarkan tanpa pengobatan, schizophrenia bisa menimbulkan kompilkasi seperti:

1. Bunuh diri,2. Perilaku yang mencederai diri sendiri,3. depresi,

Page 14: sk4 neuro

4. kecanduan alkohol dan obat bius, 5. kemiskinan, 6. gelandangan, 7. konflik keluarga, 8. ketidak mampuan pergi sekolah atau bekerja, 9. gangguan kesehatan sebagai efek samping obat anti psikotik yang diminum, 10. menjadi korban kejahatan, 11. terkena penyakit jantung terutama karena akibat menjadi perokok berat.

LO 3.10 Prognosis skizofrenia

Walaupun remisi penuh atau sembuh pada skizofrenia itu ada, kebanyakan orang mempunyai gejala sisa dengan keparahan yang bervariasi. Secara umum 25% individu sembuh sempurna, 40% mengalami kekambuhan dan 35% mengalami perburukan. Sampai saat ini belum ada metode yang dapat memprediksi siapa yang akan menjadi sembuh siapa yang tidak, tetapi ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya seperti : usia tua, faktor pencetus jelas, onset akut, riwayat sosial / pekerjaan pramorbid baik, gejala depresi, menikah, riwayat keluarga gangguan mood, sistem pendukung baik dan gejala positif ini akan memberikan prognosis yang baik sedangkan onset muda, tidak ada faktor pencetus, onset tidak jelas, riwayat sosial buruk, autistik, tidak menikah/janda/duda, riwayat keluarga skizofrenia, sistem pendukung buruk, gejala negatif, riwayat trauma prenatal, tidak remisi dalam 3 tahun, sering relaps dan riwayat agresif akan memberikan prognosis yang buruk.

LO 3.11 Pencegahan skizofrenia

Terdapat tiga bentuk pencegahan primer. Pertama, pencegahan universal, ditujukan kepada populasi umum agar tidak terjadi faktor risiko. Caranya adalah mencegah komplikasi kehamilan dan persalinan. Kedua, pencegahan selektif, ditujukan kepada kelompok yang mempunyai risiko tinggi dengan cara, orang tua menciptakan keluarga yang harmonis, hangat, dan stabil. Ketiga, pencegahan terindikasi, yaitu mencegah mereka yang baru memperlihatkan tanda-tanda fase prodromal tidak menjadi skizofrenia yang nyata, dengan cara memberikan obat antipsikotik dan suasana keluarga yang kondusif.

LI 4. Memahami dan menjelaskan ibadah mahdhoh

Pengertian Ibadah

Secara etomologis diambil dari kata ‘ abada, ya’budu, ‘abdan, fahuwa ‘aabidun. ‘Abid, berarti hamba atau budak, yakni seseorang yang tidak memiliki apa-apa, hatta dirinya sendiri milik tuannya, sehingga karenanya seluruh aktifitas hidup hamba hanya untuk memperoleh keridhaan tuannya dan menghindarkan murkanya.

Manusia adalah hamba Allah “Ibaadullaah” jiwa raga haya milik Allah, hidup matinya di tangan Allah, rizki miskin kayanya ketentuan Allah, dan diciptakan hanya untuk  ibadah atau menghamba kepada-Nya:

ليعبدوِن� واالنساال الجن خلقت 56الذريات       وماTidak Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaKu (QS. 51(al-Dzariyat): 56).

Jenis ‘Ibadah

A. Ibadah Mahdhah

Ditinjau dari jenisnya, ibadah dalam Islam terbagi menjadi dua jenis, dengan bentuk dan sifat yang berbeda antara satu dengan lainnya; ‘Ibadah Mahdhah,  artinya  penghambaan yang murni hanya merupakan hubungan antara hamba dengan Allah secara langsung. ‘Ibadah bentuk ini  memiliki 4 prinsip:

1) Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik dari al-Quran maupun al- Sunnah, jadi merupakan otoritas wahyu, tidak boleh ditetapkan oleh akal atau logika keberadaannya.

2) Tatacaranya harus berpola kepada contoh Rasul saw. Salah satu tujuan diutus rasul oleh Allah adalah untuk memberi contoh:

النسآء … الله باذِن ليطاع اال رسول من 64وماارسلناDan Kami tidak mengutus seorang Rasul kecuali untuk ditaati dengan izin Allah…(QS. 4: 64).

… الحشر فانتهوا عنه نهاكم وما فخذوه الرسول آتاكم 7وماDan apa saja yang dibawakan Rasul kepada kamu maka ambillah, dan apa yang dilarang, maka tinggalkanlah…( QS. 59: 7).

Shalat dan haji adalah ibadah mahdhah, maka tatacaranya, Nabi bersabda:

البخاري . رواه اصلى رايتمونى كما مناسككم .   صلوا عنى خذوا   .Shalatlah kamu seperti kamu melihat aku shalat. Ambillah dari padaku tatacara haji kamu

Jika melakukan ibadah bentuk ini tanpa dalil perintah atau tidak sesuai dengan praktek Rasul saw., maka dikategorikan “Muhdatsatul umur” perkara meng-ada-ada, yang populer disebut bid’ah:  Sabda Nabi saw.:

عليه . . متفق رد فهو ليسمنه ما هذا امرنا فى احدث الراشدين  من الخلفآء وسنة بسنتى عليكممحدثة كل فاِن االمور، ومحدثات واياكم ، بالنواجذ بها وعضوا بها تمسكوا ، بعدى من المهديين

ضاللة بدعة وكل ، .  بدعة، ماجه وابن والترمذي وابوداود احمد الحديث  رواه خير فاِن بعد، امامحمد هدي الهدي وخير ، الله . . كتاب ضاللة بدعة وكل بدعة محدثة وكل محدثاتها االمور وشر ص

مسلم رواه

Salah satu penyebab hancurnya agama-agama yang dibawa sebelum Muhammad saw. adalah karena kebanyakan kaumnya bertanya dan menyalahi perintah Rasul-rasul mereka:امرتكم فاذا انبيآئهم، على واختالفهم سؤالهم بكثرة قبلكم كاِن من هلك فانما تركتكم، ما ذرونى

مسلم . اخرجه فدعوه شيئ عن نهيتكم واذا ماستطعتم منه فأتوا بشيئ

Page 15: sk4 neuro

3) Bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal) artinya ibadah bentuk ini bukan ukuran logika, karena bukan wilayah akal, melainkan wilayah wahyu, akal hanya berfungsi memahami rahasia di baliknya yang disebut hikmah tasyri’. Shalat, adzan, tilawatul Quran, dan ibadah mahdhah lainnya, keabsahannnya bukan ditentukan oleh mengerti atau tidak, melainkan ditentukan apakah sesuai dengan ketentuan syari’at, atau tidak. Atas dasar ini, maka ditetapkan oleh syarat dan rukun yang ketat.

4) Azasnya “taat”, yang dituntut dari hamba dalam melaksanakan ibadah ini adalah kepatuhan atau ketaatan. Hamba wajib meyakini bahwa apa yang diperintahkan Allah kepadanya, semata-mata untuk kepentingan dan kebahagiaan hamba, bukan untuk Allah, dan salah satu misi utama diutus Rasul adalah untuk dipatuhi:Jenis ibadah yang termasuk mahdhah, adalah :

Wudhu,

Tayammum

Mandi hadats

Adzan

Iqamat

Shalat

Membaca al-Quran

I’tikaf

Shiyam ( Puasa )

Haji

Umrah

Tajhiz al- Janazah

Hikmah Ibadah Mahdhah

Pokok dari semua ajaran Islam adalah “Tawhiedul ilaah” (KeEsaan Allah), dan ibadah mahdhah itu salah satu sasarannya adalah untuk mengekpresikan ke Esaan Allah itu, sehingga dalam pelaksanaannya diwujudkan dengan:

Tawhiedul wijhah (menyatukan arah pandang). Shalat semuanya harus menghadap ke arah ka’bah, itu bukan menyembah Ka’bah, dia adalah batu tidak memberi manfaat dan tidak pula memberi madharat, tetapi syarat sah shalat menghadap ke sana  untuk menyatukan arah pandang, sebagai perwujudan Allah yang diibadati itu Esa. Di mana pun orang shalat ke arah sanalah kiblatnya  (QS. 2: 144).

Tawhiedul harakah (Kesatuan gerak). Semua orang yang shalat gerakan pokoknya sama, terdiri dari berdiri, membungkuk (ruku’), sujud dan duduk. Demikian halnya ketika thawaf dan sa’i, arah putaran dan gerakannya sama, sebagai perwujudan Allah yang diibadati hanya satu.

Tawhiedul lughah (Kesatuan ungkapan atau bahasa). Karena Allah yang disembah (diibadati) itu satu maka bahasa yang dipakai mengungkapkan ibadah kepadanya hanya satu yakni bacaan shalat, tak peduli bahasa ibunya apa, apakah dia mengerti atau tidak, harus satu bahasa, demikian juga membaca al-Quran, dari sejak turunnya hingga kini al-Quran adalah bahasa al-Quran yang membaca terjemahannya bukan membaca al-Quran.

Rumusan Ibadah Mahdhah adalah

“KA + SS”(Karena Allah + Sesuai Syari’at)

B. Ibadah Ghairu Mahdhah

Ibadah Ghairu Mahdhah (tidak murni semata hubungan dengan Allah)  yaitu ibadah yang di samping sebagai hubungan  hamba dengan Allah juga merupakan hubungan atau interaksi antara hamba dengan makhluk lainnya .  Prinsip-prinsip dalam ibadah ini, ada 4:

1) Keberadaannya didasarkan atas tidak adanya dalil yang melarang. Selama Allah dan Rasul-Nya tidak melarang maka ibadah bentuk ini boleh diseleng garakan.

2) Tatalaksananya tidak perlu berpola kepada contoh Rasul, karenanya dalam ibadah bentuk ini tidak dikenal istilah “bid’ah” , atau jika ada yang menyebut nya, segala hal yang tidak dikerjakan rasul bid’ah, maka bid’ahnya disebut bid’ah hasanah, sedangkan dalam ibadah mahdhah disebut bid’ah dhalalah.

3) Bersifat rasional,  ibadah bentuk ini baik-buruknya, atau untung-ruginya, manfaat atau madharatnya, dapat ditentukan oleh akal atau logika.  Sehingga jika menurut logika sehat, buruk, merugikan, dan madharat, maka tidak boleh dilaksanakan.

4) Azasnya “Manfaat”, selama itu bermanfaat, maka selama itu boleh dilakukan Rumusan Ibadah Ghairu Mahdhah “BB + KA”(Berbuat Baik +  Karena Allah)

Page 16: sk4 neuro