Upload
alvan-aresto-djari
View
217
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
aedtghgtrsh
Citation preview
Slide 1
Congenital Disease Sensorineural Hearing Loss
102009272MUHAMMAD YUSRAN BIN YUSOFF
102011024ERNESTIN SALMA JELALU
102012026ELIZA
102012106EDISON
102012113NAOMI BESITIMUR
102012226MELISA
102012295ALVAN ARESTO
102012391NATALIA
102012437I GEDE KARYASA
102012508KHAIRUNNISA BINTI ESAM HISHAM
Skenario 10
Seorang ibu melahirkan bayi laki-laki, lahir spontan langsung menangis, APGAR score 9, BB 3kg, PB 40cm. Riwayat kehamilan teratur ke dokter kandungan, usia kehamilan 2 bulan, ibu mengalami german measles.
Anamnesis
Identitas
Riwayat Kehamilan Ibu
Riwayat kehamilan terdahulu
Penyakit yang diderita selama hamil
Kunjungan antenatal
Obat-obat yang diminum selama hamil
Kebiasaan merokok atau minum minuman keras
Riwayat Penyakit Keluarga
Pemeriksaan Fisik
Apgar 0-3 dinyatakan asfiksia berat
Apgar 4-6 dinyatakan asfiksia sedang
Apgar 7-10 dinyatakan bayi normal
Skor012Detak jantungHilang< 100/menit> 100/menit atau lebihUsaha bernapasTidak adaLambat, tidak teraturTeratur, dengan tangisanTonus ototLemasTerasa ada di lengan/tungkaiBergerak aktifIritabilitas refleksTidak adaHanya di wajahMenangis WarnaPucatTubuh membiruBerwarna kemerahanTabel 1. Evaluasi Apgar pada Bayi Baru Lahir
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Antropometri
BB : 3 kg
PB : 40 cm
Lingkar Kepala
Pemeriksaan Sistematis
Pemeriksaan Penunjang
OAE (Otoacoustic Emission)
Pemeriksaan elektrofisiologis untuk menilai fungsi koklea secara obyektif
BERA (Brainstem Evoked Response)
Pengukuran aktivitas listrik yang dihasilkan N.VIII, pusat-pusat neural dan traktus di dalam batang otak
Diagnosis Kerja
Congenital Disease Sensorineural Hearing Loss
Tuli sensorineural ,dibagi 2:
Tuli sensorineural koklea disebabkan oleh aplasia (kongenital), labirintitis (oleh bakteri atau virus) dan intoksikasi obat (streptomisin, kanamisin, garamisin, neomisin, kina, asetosal, atau alcohol).Selain itu, dapat juga disebabkan oleh tuli mendadak (sudden deafness), trauma kapitis, trauma akustik dan pajanan bising.
Tuli sensorineural retrokoklea disebabkan oleh neuroma akustik, tumor sudut pons serebelum, myeloma multiple, cedera otak, perdarahan otak, dan kelainan otak lainnya.
Etiologi
Masa Pranatal
Genetik herediter
Non genetik
Infeksi TORCHS
Obat ototoksik
Masa Perinatal
Masa Postnatal
Epidemiologi
Gangguan pendengaran merupakan masalah kesehatan yang memerlukan perhatian khusus mengenai 6-8% dari populasi di negara berkembang dan sebagian merupakan defek yang didapatkan sejak lahir. Berdasarkan universal newborn hearing screening (UNHS) angka kekerapan yang didapatkan akan jauh lebih tinggi lagi. Kurang lebih 1,64 dari 1000 anak lahir hidup mengalami tuli kongenital. 1,0 dari 1000 kelahiran hidup mengalami tuli bilateral, dan 0,64 dari 1000 kelahiran hidup mengalami tuli unilateral.
Gejala Klinis
Tidak ada respon pada bunyi yang keras pada bayi umur 3-4 bulan atau bayi tidak dapat mengetahui asal dari sumber bunyi.
Bayi hanya melihat ketika dia melihat ibu atau orang lain yang berhadapan dengannya, sedangkan dia tidak akan melihat apabila tidak berhadapan dengannya atau meskipun dengan memanggil namanya.
Pada bayi umur 15 bulan yang mengalami keterlambtan berbicara, tidak akan dapat mengucapkan kata-kata mama.
Bayi atau anak tidak selalu respon ketika dipanggil.
Anak-anak dapat mendengar beberapa bunyi tetapi bunyi yang lainnya tidak.
Penatalaksanaan
Alat Bantu Dengar
Pemasangan implan koklea
Prognosis
Tuli kongenital adalah salah satu masalah pada anak-anak yang akan berdampak pada perkembangan bicara, sosial, kognitif dan akademik. Masalah akan makin bertambah apabila tidak dilakukan deteksi dan intervensi dini.
Kesimpulan
Pada prinsipnya tuli kongenital harus diketahui sedini mungkin. Untuk menegakkan diagnosis sedini mungkin maka diperlukan skrining pendengaran pada anak. Untuk terapi tuli kongenital, pemberian amplifikasi dapat dipertimbangkan untuk memberikan rangsang stimulus pendengaran ataupun dapat dilakukan implantasi koklea.