142
Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet SKRIPSI Diajukan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Di Jurusan Seni Murni Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung Oleh : Widianto Nugroho NIM 17092006 Jurusan Seni Murni Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung 1999

Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet SKRIPSI Diajukan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Di Jurusan Seni Murni Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung Oleh : Widianto Nugroho NIM 17092006

Jurusan Seni Murni Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung 1999

Page 2: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet SKRIPSI Diajukan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Di Jurusan Seni Murni Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung Oleh : Widianto Nugroho NIM 17092006 Dosen Pembimbing : Drs. Yustiono Drs. Armahedi Mahzar, M.Sc. Jurusan Seni Murni Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung 1999

Page 3: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Lembar Pengesahan Skripsi

Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet Skripsi oleh Widianto Nugroho

Disetujui dan disahkan :

Tanggal

Drs. Yustiono Pembimbing

Tanggal

Drs. Armahedi Mahzar, M.Sc. Pembimbing

Tanggal

Dr. Abay D. Subarna Koordinator

Tanggal Lulus Oktober 1999

Page 4: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

u n t u k

Ayah (Alm.),

Ibu dan kakakku,

dan untuk De Aam

Page 5: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Kata Pengantar

Puji syukur penulis ucapkan kapada Allah SWT atas rahmat yang diberikanNya sehingga skripsi yang berjudul Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet ini dapat diselesaikan. Skripsi ini merupakan persyaratan untuk mencapai gelar sarjana pada Jurusan Seni Murni Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung.

Situs Web Seni Rupa Bandung adalah suatu situs web dalam jaringan Internet yang berisi informasi mengenai dunia seni rupa di Bandung. Implementasi penyajian informasi tersebut di situs web dibagi-bagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut: 1. Introduksi mengenai seni rupa di Bandung. Bagian ini berisi informasi

mengenai ciri atau karakteristik seni rupa di Bandung. 2. Direktori Perupa. Bagian ini berisi informasi mengenai para perupa yang

tinggal dan bekerja di Bandung. 3. Info Galeri. Bagian ini berisi informasi mengenai galeri dan museum seni

rupa yang terdapat di Bandung. 4. Kalender Kegiatan. Bagian ini berisi informasi mengenai jadwal kegiatan

seni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung.

5. Web Project. Bagian ini berisi informasi menganai karya-karya eksperimental dari para perupa Bandung yang menggunakan WWW atau World Wide Web sebagai media.

Penulisan skripsi ini merupakan dokumentasi dari kegiatan tahap awal pembuatan situs web dimana pengumpulan dan penyajian informasi hanya sampai pada dua bagian pertama dari keseluruhan bagian di atas yaitu Introduksi dan Direktori Perupa. Karena keterbatasan waktu, tidak semua perupa di Bandung ditampilkan dalam Direktori Perupa.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada: q Ketua Jurusan Seni Murni FSRD ITB Bapak Drs. Bambang Prasetyo,

beserta staf. q Bapak Drs. Yustiono dan Bapak Drs. Armahedi Mahzar, MSc., selaku

dosen pembimbing dalam penulisan skripsi ini. q Bapak Dr. Abay D. Subarna selaku Koordinator Skripsi. q Bapak Drs. Lengganu, Bapak Drs. Bambang Prasetyo, Bapak Drs.

Hendrawan Riyanto, dan Bapak Drs. Asmudjo J. Irianto selaku dosen-dosen di Studio Seni Keramik Jurusan Seni Murni FSRD ITB yang masing-masing pernah menjadi dosen wali selama penulis menjadi mahasiswa.

Page 6: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

q Bapak Dr. Ir. Onno W. Purbo selaku Kepala UPT Perpustakaan ITB atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mempelajari jaringan komputer dan teknologi Internet di Perpustakaan Pusat ITB.

q Bapak Drs. Mahmudin dan Staf Perpustakaan Pusat ITB. q Bapak Drs. Tisna Sanjaya, Dipl.Art. atas pinjaman buku-buku seni rupa. q Ir. Ismail Fahmi, Ir. Joko Yuliantoro dan CNRG ITB. q Ibu Dedeh, Ibu Teni dan Staf Tata Usaha Jurusan Seni Murni FSRD ITB. q Staf Perpustakaan FSRD ITB. q Pengelola Beasiswa ITB atas beasiswa yang terus-menerus penulis terima

selama menjadi mahasiswa ITB. q Ibunda Sartiah, kakanda Anto, adik-adik dan Lik Johar atas dukungan dan

doanya. q Adinda Aam Rahmawati, S.Si., Apt. dan keluarga di Kuningan, terima

kasih atas doa dan kesabarannya. q Rekan-rekan Team Digital Library ITB: Eldi, Nuri, Wahyu, Faisal, Azrul

dan Revi. q Rekan-rekan Network/System Administrator Perpustakaan Pusat ITB dan

CyberLib. q Rista, Andrianto, Agus, Oman, Ali, Wisnu, Rifki, Ari, Agille, Erwin,

Dikdik dan seluruh sahabat atas dukungannya selama ini. q Tanto dan Ivan di Galeri Soemardja. q Rekan-rekan mahasiswa Studio Seni Keramik FSRD ITB. q Rekan-rekan mahasiswa FSRD angkatan ‘92 yang telah lama lulus dan

meninggalkan penulis. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran

sangat penulis harapkan. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Bandung, Oktober 1999

Penulis

Page 7: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Daftar Isi

Hal.

Kata Pengantar

Daftar Isi……………………………………………………..

Daftar Perupa………………………………………………...

Daftar Gambar...……………………………………………..

-i

-iii

-vi

-viii

BAB I Pendahuluan……………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang dan Dasar Pemikiran.…………………...

1.2 Tujuan dan Sasaran.……………………………………...

1.3 Ruang Lingkup Masalah.………………………………...

1.4 Metode Penyelesaian Masalah.……………………….….

1

2

2

6

BAB II Tinjauan Sejarah dan Estetik Seni Rupa di Bandung…... 8

2.1 Tinjauan Singkat Sejarah Seni Rupa Bandung…………..

2.1.1 Masa Kolonial dan Perjuangan Kemerdekaan……..

2.1.2 Pendidikan Tinggi Seni Rupa dan Peranan Sanggar-

sanggar dalam Perkembangan Seni Rupa di

Bandung……………………………………………

2.1.3 Latar Belakang Politis dalam Perbenturan Mahzab Kesenian……………………………………………

2.1.4 Kelompok Decenta…………………………………

2.2 Tinjauan Estetik Seni Rupa Bandung……………………

2.2.1 Gaya Formalisme dalam Seni Rupa Bandung……...

2.2.2 Tema Religius (Islam) dalam Seni Rupa Bandung...

2.2.3 Keragaman Media dan Perkembangan Seni Rupa

Kontemporer di Bandung…………………………..

8

9

12

16

17

20

21

22

23

Page 8: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

BAB III Data Mengenai Para Perupa di Bandung………………… 26

3.1 Data Perupa di Bandung………………………………… 25

BAB IV Analisa Mengenai Seni Rupa di Bandung dan Arahan

Penyusunan Situs Web Seni Rupa Bandung……………...

86

4.1 Situasi dan Kondisi Kesenirupaan di Bandung…………..

4.1.1 Peranan Lembaga Pendidikan Tinggi Seni Rupa….. 4.1.2 Kecenderungan Umum dalam Karya Para Perupa di Bandung…………………………………………… 4.1.3 Peranan Para Akademisi Seni Rupa di Bandung…...

4.2 Dinamika Kehidupan Seni Rupa di Bandung……………

4.3 Arahan dalam Penyusunan Situs Web Seni Rupa

Bandung……………………………………………………...

86

86

87

88

89

90

BAB V Perancangan danPembuatan Situs Web Seni Rupa

Bandung……………………………………………….…….

92

5.1 Internet

5.1.1 Sejarah Internet…………………………………….

5.1.2 Konsep Internet dan Jaringan Komputer…………..

5.1.3 TCP/IP (Transmission Control Protocol dan

Internet Protocol)………………………………….

5.1.4 Alamat IP dan Nama Domain………………………

5.1.5 URL (Uniform Resource Locator)…………………

5.1.6 World Wide Web…………………………………..

5.1.7 HTML (Hypertext Markup Language)…………….

5.1.8 Organisasi Situs Web………………………………

5.2 Perancangan dan Pembuatan Situs Web Seni Rupa

Bandung………………………………………………….

5.2.1 Judul Situs Web…………………………………….

5.2.2 Menu Utama dan Organisasi Siuts Web……………

5.2.3 Alamat Situs Web…………………………………..

5.2.4 Perangkat Lunak yang Digunakan………………….

92

93

94

96

97

98

99

100

101

105

105

105

107

108

Page 9: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

5.2.5 Perancangan Desain Visual………………………...

5.2.6 Unsur Pendukung…………………………………..

5.3 Isi Situs Web Seni Rupa Bandung………….……………

5.3.1 Halaman Pembuka/Halaman Depan……………….

5.3.2 Halaman Introduksi………………………………..

5.3.3 Halaman Direktori Perupa Bandung……………….

5.3.4 Halaman Info Galeri………………………………..

5.3.5 Halaman Kalender Kegiatan………………………..

5.3.6 Halaman Web Projects……………………………..

5.3.7 Halaman Guestbook/Buku Tamu…………………..

108

111

112

112

113

114

116

118

118

120

BAB VI Kesimpulan dan Saran…………………………………….. 123

6.1 Kesimpulan………………………………………………

6.2 Saran……………………………………………………..

123

124

Daftar Pustaka……………………………………………….. 125

Page 10: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Daftar Perupa

Hal.

A Abay Subarna………………………………………………………

Abdul Djalil Pirous…………………………………………………

Aceng Arif………………………………………………………….

Achmad Sadali……………………………………………………..

Angkama Setjadipradja…………………………………………….

26

27

29

30

33

B Bambang Ernawan…………………………………………………

Barli Sasmitawinata………………………………………………..

But Muchtar………………………………………………………..

35

36

38

C Chusin Setiadikara………………………………………………… 40

D Diyanto…………………………………………………………….. 42

E Edie Kartasubarna………………………………………………….

Erna Pirous…………………………………………………………

43

44

F Farida Srihadi……………………………………………………… 45

G G. Sidharta Soegijo………………………………………………... 46

H Haryadi Suadi………………………………………………………

Hendrawan Riyanto…………………..…………………………….

Herry Dim………………………………………………………….

50

51

52

I Isa Perkasa…………………………………………………………. 53

K Kaboel Suadi……………………………………………………….

Kartono Yudhokusumo…………………………………………….

54

57

M Mochtar Apin……………………………………………………… 58

N Nyoman Nuarta……………………………………………………. 60

P Popo Iskandar……………………………………………………… 63

Page 11: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

R Rita Widagdo……………………………………………………… 65

S Sanento Yuliman…………………………………………………...

Srihadi Soedarsono…………………………………………………

Sudjana Kerton……………………………………………………..

Sunaryo……………………………………………………………..

68

70

72

75

T T. Sutanto…………………………………………………………..

Tisna Sanjaya………………………………………………………

77

79

U Umi Dachlan………………………………………………………. 80

W Wahdi Sumanta……………………………………………………. 82

Y Yustiono…………………………………………………………… 84

Page 12: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Daftar Gambar

No. Gambar Hal.

1. Homepage, halaman web dan situs web……………………...….. 103

2. Situs web bentuk hierarki………………………………………… 104

3. Situs web bentuk linier…………………………………………… 105

4. Situs web gabungan bentuk hierarki dan linier…………………... 105

5. Organisasi Situs Web Seni Rupa Bandung……………….……… 107

6. Letak fisik dari alamat Situs Web Seni Rupa Bandung………….. 108

7. Lingkungan kerja pada network Perpustakaan ITB……………… 110

8. Rancangan desain visual halaman depan………………………… 110

9. Contoh tampilan desain visual halaman depan………...………… 111

10 Rancangan desain visual pada halaman-halaman dalam………… 111

11 Contoh tampilan desain visual pada halaman-halaman dalam….. 112

12 Tampilan Halaman Depan……………………………………….. 114

13 Tampilan halaman Introduksi……………………………………. 115

14 Tampilan halaman Direktori Perupa……………………………... 116

15 Tampilan halaman informasi salah satu perupa dalam Direktori

Perupa………………………………………………………….…

117

16 Tampilan halaman Info Galeri…………………………………… 118

17 Tampilan halaman informasi salah satu galeri dalam Info Galeri.. 118

18 Tampilan halaman Kalender Kegiatan…………………………… 119

19 Tampilan halaman Web Projects………………………………… 120

20 Tampilan halaman informasi salah satu web project dalam Web

Projects……………………………………………………………

121

Page 13: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

21 Tampilan halaman Guestbook atau Buku Tamu: form isian

guestbook…………………………………………………………

122

22 Tampilan halaman Guestbook Result: konfirmasi bahwa pesan

telah masuk……………………………………………………….

123

23 Tampilan halaman Guestbook View: melihat dan membaca

pesan-pesan yang telah masuk……………………………………

123

Page 14: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Daftar Lampiran

Hal.

Lampiran 1. Tampilan Halaman Depan………………………….…. 117

Lampiran 2. Tampilan halaman Introduksi…………………………. 118

Lampiran 3. Tampilan halaman Direktori Perupa………………….. 119

Lampiran 4. Tampilan halaman informasi salah satu perupa dalam

Direktori Perupa…………………………………….…

120

Lampiran 5. Tampilan halaman Info Galeri………………………... 121

Lampiran 6. Tampilan halaman informasi salah satu galeri dalam

Info Galeri……………………………………………..

122

Lampiran 7. Tampilan halaman Kalender Kegiatan………………... 123

Lampiran 8. Tampilan halaman Web Projects……………………… 124

Lampiran 9. Tampilan halaman informasi salah satu web projects

dalam Web Projects……………………………………

125

Lampiran 10. Tampilan halaman Guestbook atau Buku Tamu: form

isian guestbook………………………………………...

126

Lampiran 11. Tampilan halaman Guestbook Result: konfirmasi

bahwa pesan telah masuk……………………………...

127

Lampiran 12. Tampilan halaman Guestbook View: melihat dan

membaca pesan-pesan yang telah masuk……………...

128

Page 15: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang dan Dasar Pemikiran

Kota Bandung sebagai salah satu kota besar memiliki tradisi intelektual

yang khas dengan adanya perguruan tinggi teknik tertua di Indonesia.

Keberadaan kaum intelektual di Bandung juga diperkaya oleh kehidupan

kesenian dengan adanya aktivitas para seniman yang tinggal di kota ini. Jejak-

jejak sejarah kehidupan kesenian khususnya seni rupa di kota ini dapat kita

amati mulai dari sejak era kolonial. Alam pegunungan yang nyaman dan indah

menjadi daya tarik bagi para wisatawan asing maupun para pelukis asing yang

berdatangan untuk merekam keindahan tersebut. Kehidupan para pelukis asing

berpengaruh pada perkembangan seni lukis di Bandung pada masa itu dengan

tradisi akademik Barat yang memilih gaya ekspresi naturalistik.

Keakraban dengan acuan kaidah estetik Barat melalui para pelukis

asing merupakan awal kepedulian seniman Bandung pada masa berikutnya

terhadap akar tradisi seni rupa Barat dalam merintis perkembangan seni rupa

Indonesia baru. Pendekatan rasional dan analitis dalam proses berkarya para

pelukis ikut membentuk sikap akademik. Kehidupan kesenian dengan warisan

tradisi akademik Barat yang tumbuh di ibukota Priangan ini menyebabkan

seniman Bandung memiliki karakter tersendiri dalam sejarah kesenian di tanah

air apabila dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Indonesia seperti Jakarta

maupun Yogyakarta.

Terlepas dari perdebatan mengenai kaidah akademik Barat maupun

perdebatan mengenai aliran Bandung dan aliran Yogya yang sempat menjadi

polemik dalam wacana sejarah seni rupa di Indonesia, berbagai hal

menyangkut kehidupan kesenian maupun perkembangan seni rupa yang terjadi

Page 16: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

di Bandung merupakan aset berharga yang dimiliki oleh kota Bandung.

Berbagai catatan dan informasi mengenai semua hal tersebut perlu

dikumpulkan dan disusun dalam suatu sarana yang dapat diakses oleh mereka

yang memerlukan. Sarana yang memungkinkan penyimpanan, penyajian dan

dapat diakses oleh siapa saja dari sembarang tempat adalah dengan

memanfaatkan jaringan Internet. Berdasarkan pemikiran tersebut penulis

menyusun layanan informasi tentang para perupa dan kegiatan kesenirupan di

Bandung dalam jaringan Internet. Layanan informasi ini berupa sebuah situs

web. Web atau World Wide Web disingkat WWW adalah salah satu layanan

terpopuler di dalam jaringan Internet. Untuk selanjutnya layanan informasi

melalui web dalam jaringan Internet tentang para perupa dan kegiatan

kesenirupan di Bandung ini disebut sebagai Situs Web Seni Rupa Bandung

sesuai dengan judul skripsi ini.

1.2 Tujuan dan Sasaran

Tujuan dan sasaran yang hendak dicapai melalui penyusunan situs web

ini adalah:

1. Menyusun informasi tentang seni rupa Bandung secara sistematis.

2. Membuat analisa mengenai seni rupa Bandung berdasarkan pendekatan

sejarah dan pendekatan estetik.

3. Menampilkan informasi tersebut dengan memanfaatkan Internet sehingga

dapat diakses oleh siapa saja dan kapan saja dari sembarang tempat.

1.3 Ruang Lingkup Masalah

Dunia kesenirupaan di Bandung merupakan suatu wilayah pembicaraan

yang luas. Apabila diuraikan, dunia kesenirupaan di Bandung terdiri dari

komponen-komponen sebagai berikut:

1. Ciri atau karakteristik seni rupa di Bandung Kehidupan kesenian di kota Bandung memiliki ciri atau karakteristik

tertentu yang membedakannya dengan ciri ataupun karakteristik kesenian di

Page 17: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

kota-kota besar lainnya di Indonesia. Ciri atau karakteristik tersebut dapat

diidentifikasi melalui pendekatan sejarah dan pendekatan estetik.

a. Pendekatan sejarah

Pendekatan sejarah mengkaitkan dunia seni rupa Bandung dengan

kurun waktu.

b. Pendekatan estetik

Pendekatan estetik berkaitan dengan masalah-masalah gaya atau aliran,

ciri-ciri estetik, dan wujud visual karya seni.

2. Praktisi perorangan dan kelompok bidang seni rupa

a. Perupa.

Secara garis besar seni rupa terbagi ke dalam tiga bidang utama yaitu

seni murni, desain dan kriya. Perupa merupakan sebutan terhadap

praktisi dari ketiga bidang seni rupa tersebut. Walaupun ketiganya

memakai bahasa rupa yang sama, namun masing-masing memiliki

tekanan arah yang berbeda. Secara lebih spesifik aktivitas perupa dibagi

menjadi:

q Seniman atau perupa murni

§ Pelukis

§ Pematung

§ Seniman grafis atau pegrafis

§ Seniman keramik

q Pekriya

§ Pekriya keramik

§ Pekriya tekstil

§ Pekriya logam

q Perancang atau desainer

§ Perancang grafis

§ Perancang interior

§ Perancang produk

§ Perancang tekstil dan fashion

Page 18: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Pengertian ‘perupa Bandung’ dalam situs web ini adalah perupa yang

tinggal dan bekerja di kota Bandung, atau yang pernah memberikan

kontribusi berarti bagi pertumbuhan seni rupa di kota Bandung.

Aktivitas kesenian yang dilakukan para perupa tersebut adalah aktivitas

kesenian yang mengacu pada pencapaian kualitas estetik. Para perupa

yang ditampilkan dipilih berdasarkan prestasi dan reputasinya. Ulasan-

ulasan melalui buku-buku maupun media massa yang berisi kritik

mengenai karya-karya dari masing-masing perupa merupakan salah

satu tolok ukur dalam menilai reputasi perupa disamping pengalaman

berpameran minimal di tingkat nasional, baik pameran tunggal maupun

kelompok.

b. Organisasi perupa

Di Bandung terdapat beberapa organisasi perupa yang dibentuk oleh

para perupa. Organisasi-organisasi tersebut sempat secara aktif turut

meramaikan perkembangan seni rupa di Bandung.

c. Biro desain

Biro desain adalah suatu biro atau firma yang didirikan sesuai dengan

tujuan dari profesi desainer atau perancang, yaitu memberikan

pelayanan secara profesional kepada mereka yang membutuhkan jasa

desainer. Perkembangan bidang desain ini tumbuh seiring dengan

tuntutan perkembangan ekonomi.

d. Kritikus, pengamat dan sejarawan seni

Kritikus, pengamat dan sejarawan seni dalam seni modern turut

berperan dalam melahirkan berbagai konsep-konsep estetik. Di

Bandung tinggal beberapa orang kritikus, pengamat dan sejarawan seni.

Diantara mereka ada yang bekerja secara independen, ada pula yang

bekerja sebagai kurator di museum atau galeri seni, atau sebagai dosen.

e. Dosen dan pengajar seni

Dosen sesungguhnya adalah bagian dari institusi pendidikan. Tetapi

dalam kapasitasnya sebagai ilmuwan, secara perorangan ia dapat

Page 19: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

muncul mengungkapkan gagasan-gagasan pribadinya yang tentu saja

dilandasi oleh kaidah-kaidah akademik.

3. Institusi atau lembaga

Institusi atau lembaga yang bergerak di bidang seni rupa.

a. Museum dan galeri

Museum dan galeri berfungsi sebagai mata rantai yang menghubungkan

seniman sebagai pelaku kesenian dengan masyarakat sebagai apresiator

dalam pranata seni rupa modern. Secara ideal, museum seni rupa

sebagaimana museum lainnya berfungsi sebagai sarana pendidikan.

b. Institusi pendidikan seni rupa

Dunia kesenirupaan modern memiliki hubungan yang erat dengan

institusi pendidikan. Institusi pendidikan berperan dalam menghasilkan

para praktisi bidang seni rupa baik itu para perupa, kritikus maupun

pengajar seni.

q Pendidikan tinggi

Terdapat beberapa institusi pendidikan tinggi seni rupa di Bandung.

Institusi tersebut ada yang merupakan bagian dari suatu Universitas

atau Institut, ada pula yang berdiri sendiri.

q Pendidikan menengah

Pendidikan menengah yang dimaksud adalah sekolah-sekolah

kejuruan tingkat menengah bidang seni rupa.

q Pendidikan non formal

Yang termasuk ke dalam kategori ini adalah sanggar-sanggar atau

studio-studio yang memberikan kursus atau pelatihan bagi mereka

yang berminat untuk mengembangkan diri di bidang seni rupa.

Penyusunan Situs Web Seni Rupa Bandung ini akan berisi informasi

mengenai keseluruhan komponen dalam dunia kesenirupaan di Bandung

seperti disebutkan di atas. Tetapi usaha tersebut memerlukan proses dan waktu

yang tidak sedikit. Pembuatan situs web ini juga akan mempertimbangkan

bertambahnya data ketika situs web telah beroperasi. Berkaitan dengan hal

Page 20: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

tersebut maka ruang lingkup masalah pada penulisan skripsi ini lebih

dititikberatkan pada para perupa Bandung sebagai langkah awal dalam

pengembangan Situs Web Seni Rupa Bandung ini selanjutnya.

1.4 Metoda Penyelesaian Masalah

Penyajian informasi dalam situs web ini didasarkan pada pendekatan

historis dan pendekatan estetik. Agar tujuan yang hendak dicapai dapat

terlaksana dengan baik maka perlu disusun suatu metode penyelesaian masalah

yang terencana dan sistematis. Penulis mencoba menyusun suatu program kerja

yang diharapkan mampu memberikan hasil yang optimal. Adapun program

kerja yang penulis susun terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data

Kegiatan pengumpulan data terdiri dari:

a. Mencari data dari berbagai sumber.

q Dari nara sumber melalui wawancara. Nara sumber yang

diwawancarai adalah mereka yang berkompeten dalam menentukan

dan menilai nama-nama perupa yang akan disertakan. Pihak yang

dianggap kompeten untuk penilaian tersebut adalah para kritikus

atau penulis seni serta pengelola museum seni atau galeri. Kepada

mereka diajukan daftar nama-nama Kemudian dilakukan cross

check atas nama-nama yang diberikan baik oleh para kritikus atau

penulis seni maupun pengelola museum seni atau galeri. Setelah itu

dilakukan penelusuran dan pencarian informasi tertulis mengenai

perupa yang namanya masuk dalam hasil cross check tersebut.

q Dari sumber tertulis berupa kaji pustaka.

b. Klasifikasi data.

Setelah data-data terkumpul kemudian dilakukan proses klasifikasi.

Proses ini meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:

q Penyuntingan dan pengolahan data yang diperoleh dari berbagai

sumber.

Page 21: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

q Pengorganisasian seluruh data yang diperoleh.

c. Analisis.

q Menambahkan catatan-catatan dan analisa terhadap data-data yang

telah diolah berdasarkan proeses klasifikasi data.

q Memberikan penilaian dan kesimpulan awal sebagai arahan bagi

perancangan dan pembuatan situs web.

d. Merangkum seluruh data yang diperoleh beserta analisis dan

menyusunnya dalam suatu tulisan. Tulisan ini merupakan materi yang

akan dimasukkan ke dalam situs web.

2. Merancang dan Membuat Situs Web

Kegiatan ini terdiri dari:

a. Merancang penyajian informasi di situs.

b. Merancang desain visual dari situs web.

c. Memindahkan hasil penulisan ke dalam situs web.

Page 22: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

BAB II Tinjauan Sejarah dan Estetik Seni Rupa di Bandung

2.1 Tinjauan Singkat Sejarah Seni Rupa Bandung

Kota Bandung sebagai ibukota Propinsi Jawa Barat memiliki kehidupan

kesenian yang bergairah dan memiliki posisi yang khusus dalam peta kesenian

di Indonesia khususnya seni rupa. Aktivitas seni rupa dalam berbagai bentuk

tumbuh dan berkembang di kota ini yang mencakup seni lukis, patung, grafis,

keramik, maupun bidang-bidang desain dan kriya. Tinjauan sejarah tentang

seni rupa di Bandung berikut ini menelaah beberapa peristiwa penting yang

menonjol mengenai dunia kesenirupaan di Bandung menurut kurun waktu

tertentu. Kurun waktu tersebut adalah: pertama, pada dekade awal abad ke dua

puluh sampai dengan dekade empatpuluhan yaitu masa kolonial dan

perjuangan kemerdekaan; kedua, masa-masa awal berdirinya pendidikan tinggi

seni rupa di Bandung pada dekade empatpuluhan sampai dengan dekade

limapuluhan; ketiga terjadinya gejolak politik yang mengakibatkan terjadinya

perbenturan mahzab kesenian pada dekade enampuluhan; dan yang terakhir

mengenai pengaruh kelompok Decenta dalam seni rupa Bandung dalam dekade

tujuhpuluhan.

Bidang seni rupa mencakup wilayah yang beragam terdiri dari bidang-

bidang dalam lingkup seni murni, desain maupun kriya. Tetapi perkembangan

dalam kurun waktu pertama, kedua dan ketiga lebih didominasi oleh

perkembangan seni lukis, walaupun disiplin seni rupa lainnya mulai tumbuh

sejak berdirinya perguruan tinggi seni rupa di Bandung. Perkembangan disiplin

seni rupa selain seni lukis tampak lebih menonjol sekitar tahun tujuh puluhan

sekitar munculnya kelompok Decenta. Pada beberapa bagian, perkembangan

Page 23: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

seni lukis berkaitan erat dengan perkembangan di luar kota Bandung, seperti

pada lukisan pemandangan alam, kemudian munculnya penentangan terhadap

seni lukis pemandangan alam tersebut yang dimotori oleh Persatuan Ahli

Gambar Indonesia atau PERSAGI di tahun 1930-an.

2.1.1 Masa Kolonial dan Perjuangan Kemerdekaan

Pada masa penjajahan Belanda, kota Bandung terkenal sebagai tempat

tinggal yang sejuk dan nyaman sehingga diminati para pengusaha perkebunan

dan tuan tanah Belanda. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi kota Bandung

yang terletak di dataran tinggi dengan dikelilingi oleh pegunungan. Dimulai

dari awal abad ke dua puluh, kota Bandung mengalami perkembangan yang

pesat berkat adanya perkebunan-perkebunan yang tersebar di wilayah dataran

tinggi Priangan. Perkembangan ini menarik minat pemerintah Hindia Belanda

di Batavia untuk mendorong pembangunan kota Bandung dan menjadikannya

kawasan perkotaan modern dengan berbagai sarana penunjangnya dan dapat

mendorong peningkatan produksi perkebunan dan komoditas lainnya. Bahkan

setelah melalui berbagai proses, pemerintah Hindia Belanda sempat berencana

menjadikan kota Bandung sebagai pusat pemerintahan walaupun rencana ini

akhirnya tidak terlaksana akibat datangnya krisis keuangan dan ekonomi yang

melanda dunia, pecahnya Perang Dunia Pertama serta dimulainya pendudukan

Jepang di Indonesia pada Perang Dunia Kedua.1

Pertumbuhan kota Bandung menjadi suatu kota yang modern

berdampak pada tumbuhnya berbagai kegiatan masyarakatnya di berbagai

sektor termasuk kegiatan kesenian dan kebudayan. Kebudayaan yang dimaksud

adalah kebudayaan Barat dan pihak yang memiliki pengaruh kuat dalam

pembentukan kebudayaan ini adalah komunitas Belanda di Bandung. Menurut

kritikus seni rupa Almarhum Sanento Yuliman2, aktivitas seni rupa yang cukup

menonjol di Indonesia pada masa ini adalah adanya seni lukis pemandangan

1 Kunto, Haryoto; 1984; Wajah Bandoeng Tempo Doeloe; Bandung: Penerbit PT Granesia. 2 Yuliman, Sanento; 1976; Seni Lukis Indonesia Baru: Sebuah Pengantar; Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta, hal 5.

Page 24: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

alam. Keindahan panorama Bandung dengan kawasan pegunungannya yang

indah juga turut menjadi perhatian para pelukis pemandangan alam ini.

Sanento mencermati adanya beberapa faktor yang menyebabkan

tumbuhnya seni lukis pemandangan alam pada awal abad ini. Salah satu faktor

yang terpenting ialah adanya sejumlah pelukis Belanda, baik yang didatangkan

oleh pemerintah Hindia Belanda, dengan tugas resmi misalnya untuk melukis

keadan alam, kota dan lain-lain di Indonesia; maupun yang datang karena

semangat bertualang dan tertarik akan alam sekitar lautan teduh3. Ada pula

seniman Belanda yang lahir dan dibesarkan di Indonesia. Para pelukis itu

memperkenalkan kepada orang Indonesia seni lukis pemandangan alam yang

di Negeri Belanda telah berkembang sejak tiga-empat abad yang lalu. Dengan

demikian terdapat sejumlah orang Indonesia yang tertarik hendak menjadi

pelukis pemandangan alam, seperti Abdulah Surio Subroto (1878-1941) yang

sempat belajar di akademi seni rupa di Negeri Belanda, Mas Pirngadi (1865-

1936), Wakidi (lahir 1889) dan lain-lain. Teknik dan gaya ini di masa

kemudian dilanjutkan oleh pelukis Basuki Abdullah, Sukardji, Omar

Basalamah, dan dari Bandung Wahdi Sumanta. Wahdi adalah pelukis

pemandangan alam yang meneruskan gaya tahun tiga puluhan ini sampai

sekarang di Bandung. Wahdi mendapatkan tempat yang istimewa di kalangan

perupa Bandung.

Faktor lain yang menunjang perkembangan seni lukis pemandangan

alam ini adalah cita-cita kelas menengah (borjuasi) Eropa. Di Eropa, seni lukis

pemandangan alam berkembang bersama perkembangan kelas menengah itu.

Kelas masyarakat ini, yang intinya adalah kaum saudagar dan pengusaha,

kurang menyukai lukisan yang menggambarkan adegan cerita dari Injil dan

kesusastraan klasik yang menjadi kegemaran kaum bangsawan. Mereka lebih

menyukai lukisan yang menggambarkan hal-hal yang biasa saja, misalnya

pemandangan alam. lebih-lebih lagi, pemandangan alam membawa mereka

istirahat sejenak dari kesibukan dagang dan industri di kota yang bising dan

3 Ibid., hal 5.

Page 25: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

kotor. Para saudagar, pengusaha, pegawai Belanda, juga para wisatawan

membawa cita rasa ini ke Indonesia. Lapisan teratas masyarakat Indonesia,

yaitu golongan terpelajar yang banyak bergaul dengan orang Belanda,

terpengaruh cita rasa ini.

Dengan demikian pada awal abad dua puluh terbentuklah konsumen

lukisan pemandangan alam di Indonesia, yaitu saudagar, pengusaha, pegawai

Belanda dan para wisatawan dan lapisan terpelajar Indonesia. Sudah tentu cita

rasa konsumen ini meluas ke lapisan bawah masyarakat.

Faktor lain yang juga menyebabkan berkembangnya seni lukis

pemandangan alam, ialah karena kebanyakan pelukis masa itu memang senang

melukis pemandangan alam4. Kesenangan itu beserta hasil penjualan dan

kekaguman masyarakat yang segera kagum melihat lukisan pemandangan alam

yang nampak seolah-olah kenyataan, bagi pelukis merupakan imbalan yang

cukup bagi jerih payah mereka. Sebagai contoh misalnya pelukis seperti

Abdullah Surio Subroto, yang meluangkan banyak waktu untuk menyingkir

dari kehidupan ramai, pergi ke tempat sepi di lereng Tangkuban Perahu untuk

merenungi pemandangan alam dan dengan tekun melukisnya.

Seni lukis seperti yang dipraktekkan oleh para pelukis pemandangan

alam di atas rupanya melahirkan penentangan dari kalangan pelukis yang

berpendapat bahwa pelukis harus membebaskan dirinya dari kaidah-kaidah,

agar jiwa bisa tercurah isinya dengan sebebas-bebasnya. Pendapat ini

dilontarkan oleh Sudjojono. Bersama rekan-rekannya ia mendirikan Persatuan

Ahli Gambar Indonesia atau disingkat PERSAGI pada tahun 1937 di Jakarta.

Sementara itu di Bandung bekerja pelukis-pelukis Sjafei Soemardja, Affandi

dan Hendra Gunawan. Di masa-masa kemudian Sjafei Soemardja dikenal

sebagai pendidik seni rupa terkemuka, sedangkan dua lainnya dikenal sebagai

pelukis penting.

Dengan datangnya masa pendudukan Jepang di Indonesia (1942-1945)

para pelukis menghadapi keadaan baru. Dalam usaha propaganda

4 Ibid., hal 7.

Page 26: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

membangunkan kebudayan Timur untuk memajukan “bangsa Asia Timur

Raya,” Pemerintah militer Jepang mendirikan Keimin Bunka Sihoso atau Pusat

Kebudayaan, yang menyediakan sarana untuk kegiatan kesenian. Para pelukis

dan budayawan memanfaatkan sarana ini untuk mengembangkan diri dan

melatih bakat-bakat muda, sekaligus untuk memperkenalkan seni lukis baru

kepada masyarakat luas. Pada masa ini muncul sejumlah pelukis lainnya,

diantaranya Otto Djaya, Kartono Yudhokusumo, Henk Ngantung, Rusli, Barli,

Mochtar Apin, Dullah, Harijadi, Hendra Gunawan, Kusnadi Sujana Kerton,

Trubus dan lain-lain. Kartono Yudhokusumo, Barli, Mochtar Apin, Hendra

Gunawan, dan Sujana Kerton merupakan tokoh-tokoh penting seni rupa

Bandung.

Pindahnya pusat pemerintahan dari Jakarta ke Yogyakarta sebagai

akibat pergolakan politik dan militer pada tahun 1946 diikuti pula oleh

hijrahnya para pelukis, dan Yogyakarta menjadi pusat kegiatan seni lukis.

Sementara itu pada tahun 1947 di Bandung didirikan Balai Pendidikan

Universiter Guru Gambar yang merupakan bagian dari Fakultas Teknik

Universitas Indonesia di Bandung. Lembaga inilah yang kemudian banyak

memberikan karakter tersendiri terhadap perkembangan seni rupa di Kota

Bandung.

2.1.2 Pendidikan Tinggi Seni Rupa, dan Peranan Sanggar-Sanggar

dalam Perkembangan Seni Rupa Bandung

Pada waktu pendudukan Jepang di Indonesia sekitar tahun 1943-1945,

guru gambar Simon Admiral dan pelukis Ries Mulder yang keduanya berada

dalam kamp tahanan Jepang di Indonesia, merencanakan kurikulum untuk

pendidikan guru gambar yang ditujukan bagi pelajar-pelajar Indonesia5.

Setelah Perang Dunia kedua berakhir dan Jepang menyerah kepada tentara

Sekutu, para tawanan perang pun dipulangkan ke negara masing-masing,

5 Muchtar, But dan Edie Kartasubarna Jurusan Seni Rupa FTSP ITB, dalam Sanento Yuliman; Setiawan Sabana, Penyunting; 1983; Pendidikan Tinggi Seni Rupa di Indonesia. Bandung: Jurusan Seni Rupa FTSP-ITB; hal 15.

Page 27: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

termasuk Simon Admiral pulang ke Negeri Belanda. Gagasan Simon Admiral

selama berada dalam tawanan Jepang tersebut kemudian disusun rapi dan

diajukan kepada Kementerian Pendidikan, Kesenian, dan Pengetahuan

Pemerintah Kerajaan Belanda. Maka setelah disetujui diresmikanlah Balai

Pendidikan Universiter Guru Gambar atau dalam bahasa Belanda Universitaire

Leergang Voor de Opleiding voor Tekenleraren pada tanggal 1 Agustus 1947

sebagai bagian dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang berkedudukan

di Bandung, atau yang dikenal sebagai Institut Teknologi Bandung (ITB)

sekarang. Disamping pendidikan untuk menjadi guru di sekolah menengah,

pendidikan ini juga diarahkan untuk pembinaan kreativitas pribadi. Kurikulum

asli berupa pendidikan yang lamanya tiga tahun, setara dengan pendidikan guru

di Negeri Belanda. Materi pelajaran praktek meliputi gambar, anatomi, gambar

garis, gambar irama, seni dekorasi, membuat sketsa pada papan tulis dan

pekerjaan tangan. Materi pelajaran teori meliputi sejarah kesenian Barat dan

Timur, sejarah kebudayaan umum, psikologi, pedagogi, geometri, perspektif,

pengetahuan bahan dan filsafat. Sebagai tenaga pengajar direkrut orang-orang

Belanda. Para pengajar asal Belanda ini bekerja sampai dengan tahun 1950.

Ketika itu terdapat seorang guru Indonesia pertama bernama Sjafei Soemardja

yang berijazah sekolah guru gambar dari Negeri Belanda. Soemardja kemudian

mengepalai balai pendidikan ini dari tahun 1951 sampai 1961.

Para mahasiswa dari angkatan pertama diantaranya Mochtar Apin,

Achmad Sadali, Edie Kartasubarna, Sudjoko dan Angkama. Dibawah pimpinan

Soemardja mereka kemudian diarahkan menjadi tenaga pengajar di Balai ini

setelah para pengajar dari Belanda pulang ke negara asalnya.

Pada tahun-tahun berikutnya Balai ini mengalami perubahan status.

Ketika berdiri Institut Teknologi Bandung pada tahun 1959, Status dari Balai

ini berubah menjadi Bagian Seni Rupa dalam Departemen Perencanaan dan

Seni Rupa bersama-sama dengan Bagian Arsitektur. Sejak saat ini lembaga ini

dikenal dengan sebutan Seni Rupa ITB, atau Seni Rupa Bandung.

Perkembangan selanjutnya adalah dengan dibukanya bidang-bidang keahlian

Page 28: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

baru yaitu desain interior, produk, tekstil dan desain grafis, disamping bidang-

bidang seni rupa murni. Perkembangan berikutnya secara berturut-turut sesuai

dengan perubahan struktur organisasi ITB adalah perubahan status Bagian Seni

Rupa menjadi Jurusan Seni Rupa di dalam lingkungan Fakultas Teknik Sipil

dan Perencanaan. Kemudian yang terakhir, perubahan status menjadi Fakultas

Seni Rupa dan Desain, terdiri dari Jurusan Seni Murni, dan Jurusan Desain6.

Di luar lingkungan Seni Rupa ITB, berdiri sanggar-sanggar seni atau

organisasi perupa yang didirikan oleh para perupa Bandung, diantaranya adalah

Jiwa Mukti, didirikan tahun 1948 oleh Barli, Karnedi dan Sartono; kemudian

Tjipta Pantjaran Rasa atau disingkat TPR, dibentuk pada tahun 1953 oleh R.

Walujo, Abedy dan Angkama Setjadipradja. Kekuatan dalam hal metodologi

dan estetika dari Seni Rupa ITB secara tidak langsung mempengaruhi sanggar-

sanggar tersebut melalui pengajar maupun mahasiswa yang bergabung dengan

sanggar. Mochtar Apin, salah seorang dari Seni Rupa ITB bergabung dengan

Jiwa Mukti dan menjadi ketuanya dari tahun 1951-1952, selain itu Angkama

yang telah mengajar di Seni Rupa ITB memiliki pengaruh yang kuat dalam

TPR7.

Selain kedua sanggar tersebut di Bandung terdapat pula “Sanggar

Seniman” yang dipimpin oleh Kartono Yudhokusumo. Sanggar Seniman

berdiri pada tahun 1952 dan berada di luar pengaruh Seni Rupa ITB. Sanggar-

sanggar seni tersebut dengan aktivitas keseniannya telah memacu

perkembangan seni rupa di Bandung di samping adanya pendidikan tinggi Seni

Rupa ITB.

Pada tahun 1954, pelukis-pelukis generasi baru dari Seni Rupa

Bandung memperkenalkan diri mereka untuk pertama kalinya di ibukota

Jakarta, dalam suatu pameran yang kontroversial pada saat itu dengan

6 Ibid, hal 17 7 Holt, Claire; 1967; Art in Indonesia: Continuities and Change; Ithaca: Cornell University Press.

Page 29: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

memamerkan dua puluh sembilan lukisan di Balai Budaya.8 Hasil karya

sebelas orang perupa diantaranya Mochtar Apin, Achmad Sadali, Edie

Kartasubarna, Srihadi, Angkama, Popo Iskandar dan But Muchtar, dengan

pengaruh seni modern Barat yang kental, terutama kubisme, menyebabkan

suatu pertentangan pendapat dalam dunia seni Indonesia. Pameran itu

mendapatkan kritik pedas dari seorang kritikus dan pelukis Trisno Sumardjo

(1917-1969).

Dalam suatu tulisannya yang terkenal “Bandung mengabdi

laboratorium Barat,” Sumardjo menulis, kesenian modern dapat dibagi dua

macam yang berbeda: pertama, seni spontan dari tanah air, dilahirkan dari jiwa

dan pengalaman Indonesia, sedangkan yang kedua adalah seni tiruan atau

buatan di dalam gedung-gedung sekolah “laboratorium Barat” dimana

pemikiran direkatkan. Kecaman itu ditujukan kepada Seni Rupa Bandung.

Mahasiswa dari lembaga ini merupakan korban dari guru-guru asing yang

menyokong “modernisme.” Kesenian mereka “dangkal,” “tidak berdarah” dan

bernafaskan “udara laboratorium Eropa.” Trisno Sumardjo mengharapkan agar

pelukis-pelukis muda dapat membebaskan diri mereka selekas mungkin dari

pengaruh Barat dalam karya mereka, dan dengan demikian mereka dapat

mengembangkan “pribadi sejati” sebagai bangsa Indonesia.

Demikian pula kritikus-kritikus lain seperti Sitor Situmorang yang juga

menyerang dengan tidak kalah kerasnya. Dia berpendapat bahwa modernisme

adalah mode yang dangkal yang diambil dari selera borjuis Barat. Lukisan

Eropa yang sedang dalam krisis tidak lebih dari suatu sulapan, suatu permainan

mode dengan perspektif, komposisi dan pertentangan warna. Seni modern ini

tidak mengandung arti, tidak mempunyai pesan dan tidak memiliki gambaran

dunia. Seni ini hanya merupakan ekspresi visual dari dunia pribadi pelukis dan

tidak akan pernah dapat mengisi fungsi kebudayaan di Indonesia. Tetapi

8 Spanjaard, Helena; 1990; Bandung, The Laboratory of the West? dalam Modern Indonesian Art: Three Generation of Tradition and Change 1945-1990; Joseph Fischer, Editor. Jakarta and New York: Panitia Pameran KIAS(1990-91) and Festival of Indonesia; hal 204.

Page 30: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

berbagai kecaman tersebut sesungguhnya telah menempatkan Seni Rupa ITB

sebagai salah satu pusat perkembangan seni rupa di Indonesia.

2.1.3 Latar Belakang Politis dalam Perbenturan Mahzab Kesenian

Pada dekade limapuluhan secara lambat laun terlontar semangat

kerakyatan dalam seni lukis. Kesadaran sosial dalam seni tentang kenyatan

yang tetap pahit dalam kehidupan rakyat kecil Indonesia meskipun bangsa

Indonesia sudah merdeka. Beberapa kritikus merasa gelisah melihat betapa

sukarnya lukisan modern dipahami masyarakat luas. Mereka menyarankan agar

para pelukis melukis secara realistis saja. Di dalam kalangan pelukis sendiri,

khususnya di Yogyakarta tumbuh seni lukis realis. Hal ini tidak disia-siakan

oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) yang melihat hal tersebut sebagai peluang

alat politiknya. Maka diutuslah Nyono dari komite sentral PKI di Jakarta untuk

membina dan memanfaatkanya. Para seniman yang termakan oleh propaganda

dan agitasi PKI sepakat untuk bergabung dengan Lembaga Kebudayaan

Rakyat, disingkat Lekra yang berada dibawah naungan PKI. Dari sini pula

ajaran politik sebagai panglima dicanangkan ke segala sektor kebudayaan,

termasuk kesenian.9

Seni lukis abstrak dan kubisme yang dianut oleh sebagian besar perupa

Bandung menjadi sasaran empuk cemoohan dari seniman Lekra. Ketegangan

seniman kedua kota ini berakar pada perbedaan persepsi tentang seni rupa

modern. Seniman Bandung, karena lebih intensif mengkaji informasi tentang

seni rupa moden, percaya pada modernisme dan universalisme. Seni rupa

modern Indonesia bagi mereka adalah bagian dari seni rupa modern dunia.

Sementara itu pemahaman seniman Yogyakarta tentang seni rupa modern

(dunia) sangat terbatas. Dibayangi sikap anti akademi dan tradisi sanggar,

seniman Yogyakarta tidak merasa perlu mengkaji prinsip-prinsip seni rupa

modern. Mereka mendasarkan karya-karya mereka pada lingkungan sekitar

9 Sudarmaji; 1974; Politik Sebagai Panglima dalam Seni Lukis; Jakarta: Pemda DKI. Hal 17-20

Page 31: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

yang dipercaya membawa keindonesiaan dan juga kesenian tradisi lokal. Salah

seorang pematung muda yang baru saja pulang ke Yogyakarta dari studinya di

Negeri Belanda, Gregorius Sidharta mendapatkan berbagai intimidasi yang

membuatnya tidak dapat mengembangkan diri dan berkesenian secara wajar

termasuk melakukan kegiatan pameran. Ketika itu ia datang dengan

menampilkan seni abstraknya. Untuk beberapa saat ia berhenti dari aktivitas

keseniannya, tetapi setelah itu muncul tawaran dari But Muchtar di Bandung

untuk mengajar seni patung di Seni Rupa ITB.10

Seni abstrak yang pada tahun limapuluhan mulai terasa pengaruhnya di

Indonesia, oleh Lekra diklasifikasikan sebagai seni liberal yang membuahkan

kapitalisme dan imperialisme. Pada saat inilah polemik dan perbenturan antara

mazhab Bandung di satu sisi dan Yogya di sisi lainnya menjadi semakin tajam.

Pada tahun 1965 meletus pemberontakan PKI yang gagal, sejak saat itu

berakhirlah riwayat Lekra. Perubahan politik karena runtuhnya pengaruh

komunisme membuat keyakinan para modernis di Bandung mendapat angin.

Pemerintah yang sesudah tahun 1965 seperti tiba-tiba menoleh ke Barat,

mensuplai seniman Bandung dengan informasi dan juga proyek-proyek patung

monumental.

2.1.4 Kelompok Decenta

Indonesia pada dekade tujuhpuluhan mengalami perkembangan dan

kemajuan yang cukup pesat. Laju modernisasi terlihat hampir di semua segi

kehidupan. Masyarakat Indonesia, walaupun terbatas pada mereka yang tinggal

di kota-kota besar, mulai merasakan adanya suatu proses peralihan. Hal-hal

yang bersifat tradisinonal telah banyak digantikan oleh unsur-unsur modern

yang berasal dari Barat. Modernisasi tersebut secara tidak langsung

mempengaruhi pula masalah pola sikap, mentalitas dan pemikiran sebagian

besar manusianya. Gejala profesionalisme semakin berkembang dalam

10 Supangkat, Jim; 1995; Lukisan, Patung dan Grafis G. Sidharta; Bandung: Rekamedia Muliprakarsa, hal 19.

Page 32: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

berbagai disiplin dan keahlian, sehingga tuntutan dan persaingan juga menjadi

semakin ketat. Kenyataan ini menggugah sekelompok perupa di Bandung yang

terdiri dari para seniman dan desainer yang beberapa di antaranya merupakan

staf pengajar di Seni Rupa ITB.

Mereka sering berkumpul dan mengangkat permasalahan tersebut

sebagai topik pembicaraan di antara mereka. Dari seringnya berkumpul dan

berdiskusi, lahirlah kesamaan pandangan dalam menyadari peran dan posisi

mereka sebagai seniman dan desainer di tengah jamannya. Sebagai orang-

orang yang memiliki pengetahuan, keahlian dan pengalaman di bidang seni

rupa dan desain, mereka merasa terpanggil untuk menerapkan ilmunya di

masyarakat. Kemudian mereka bersepakat untuk membentuk suatu kelompok.

Tekad tersebut membutuhkan sarana untuk menampung, mengembangkan dan

merealisasikan gagasan-gagasan kreatif serta dapat mendukung hubungan

langsung dengan masyarakat.

Upaya tersebut harus didukung oleh pendanaan yang memadai. Karena

pada saat itu dirasa sulit untuk mengharapkan dari uluran tangan dari

pemerintah, badan-badan usaha maupun perorangan. Maka untuk mengatasi

permasalahan tersebut diambil pilihan pemecahan masalah yang paling dekat

dan akrab dengan bidang keahlian yang mereka miliki, yaitu dengan

mengalihkan perhatian pada pemanfaatan ungkapan bentuk seni melalui benda-

benda pakai, serta melalui pengerjaan bentuk pesanan untuk berbagai

kebutuhan hidup pelengkap seperti rancangan tata ruang, relief, kaca timah,

rancangan taman dan berbagai bentuk elemen estetis lainnya.

Pada tahun 1973 berdirilah suatu bengkel kerja (studio) yang diberi

nama studio Decenta.11 Decenta adalah kependekan dari Design Center

Association atau Perserikatan Pusat Desain dalam Bahasa Indonesia. Para

perupa pendiri Studio Decenta ini adalah: A.D. Pirous, seorang pelukis dan

pegrafis yang juga mengajar di Seni Rupa ITB; G. Sidharta, pematung yang

11 Muryanto, Eddy Prapto. 1987. Seni Grafis Studio Decenta di Bandung Sebagai Salah Satu Pendukung Perkembangan Seni Grafis di Indonesia. Bandung: Skripsi Jurusan Seni Murni FSRD ITB.

Page 33: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

kemudian juga berkarya seni grafis dan seni lukis; Sunaryo, seorang pematung,

juga berkarya grafis dan melukis; T. Sutanto, pegrafis dan perancang grafis;

Adrian Palaar, perancang interior; Diddo Kusdinar, pegrafis; Machmud

Buchari, fotografer; dan Priyanto Sunarto, perancang grafis.

Dengan terbentuknya Studio Decenta terbuka suatu sikap

profesionalisme baru di Indonesia yaitu dalam bidang seni dan bidang desain.

Alasan kelompok Decenta memilih cara pemecahan masalah seperti membuat

benda pakai adalah sebagai salah satu cara dalam memasyarakatkan wujud-

wujud seni rupa serta membiasakan masyarakat untuk bergaul dengan bentuk-

bentuk itu dalam kehidupan sehari-harinya. Kegiatan Decenta di bidang desain

ini memberi pengaruh terhadap aktivitas seni murni.

Terdapat dua jenis kegiatan yang dilakukan oleh kelompok Decenta

yaitu kegiatan desain dan seni murni. Keduanya memiliki kaitan yang erat dan

saling mempengaruhi. Kegiatan Decenta di bidang desain menjangkau hampir

seluruh macam perancangan bentuk yang menggunakan unsur-unsur

keindahan. Mulai dari desain tata ruang atau interior, tekstil, benda pakai

kebutuhan sehari-hari, desain komunikasi visual hingga desain untuk sebuah

bangunan secara penuh. Bahkan pada perkembangannya menjangkau desain

untuk benda-benda cinderamata dan benda-benda kerajinan atau kriya.

Hasil finansial yang diperoleh dari kegiatan desain sebagian

dipergunakan untuk keperluan lainnya termasuk seni murni. Karya-karya yang

telah dibuat antara lain: Convention Hall, Gedung MPR/DPR RI, Gedung

ASEAN, Pameran Produksi Indonesia, Festival Istiqlal, pembuatan Mushaf Al-

Quran dan lain sebagainya yang tersebar di berbagai kota di Tanah Air. Selain

itu Decenta juga telah merambah tingkat internasional, di antaranya adalah

Milan International Fair, Asian Trade Fair 1978 di Manila, Oregon Trade Fair

di Portland, Oregon, Amerika Serikat dan lain sebagainya. Kegiatan desain

tersebut meliputi perancangan berbagai macam benda.

Kegiatan dalam bidang seni murni pun mengalami perkembangan yang

baik. Dimulai oleh dukungan dana yang diperoleh dari keuntungan di bidang

Page 34: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

desain, Decenta dapat membangun saran fisik untuk menunjang kegiatan

seninya. Kegiatan Studio Decenta dalam bidang kesenian yang secara rutin

diadakan antara lain kegiatan pameran seni lukis, patung, garfis, keramik dan

lain sebagainya. Khusus mengenai seni grafis, seniman-seniman kelompok

Decenta giat bekerja dalam seni grafis, khususnya cetak saring.

Dalam kegiatan pameran, Studio Decenta tidak membatasi pada karya-

karya seni rupa modern saja, tetapi juga seringkali menampilkan jenis-jenis

seni tradisonal. Selain pameran kegiatan lain yang juga seringkali diadakan

adalah diskusi dan pemutaran slide atau film. Kegiatan tersebut diadakan

dalam kurun tertentu dengan melibatkan seniman-seniman lain, pengamat seni

dan masyarakat awam. Dalam kaitan dengan perkembangan seni rupa di

Indonesia, Studio Decenta berperan dalam menggali unsur-unsur tradisi,

membangun infrastruktur galeri, menumbuhkan dan mempopulerkan seni

grafis selain sebagai biro desain.

2.2 Tinjauan Estetik Seni Rupa Bandung

Secara garis besar perkembangan seni rupa Bandung dari segi estetis

dapat diilustrasikan dengan singkat sebagai berikut: diawali oleh berdirinya

pendidikan tinggi Seni Rupa ITB, dengan kecenderungan kuat pada

formalisme. Pada masa dengan jelas sekali nampak kesamaan bentuk dan isi

dari lukisan para perupa Mochtar Apin, Achmad Sadali, Edie Kartasubarna,

Srihadi, Angkama, Popo Iskandar dan But Muchtar yang berdasarkan

pendidikan dari Ries Mulder.

Setelah itu melalui proses yang lebih bersifat personal dari masing-

masing perupa mulailah muncul kecenderungan baru yang lebih menampakan

keragaman gaya walaupun pertimbangan formal masih kuat mengakar. Salah

satu kecenderungan yang cukup menonjol adalah munculnya lukisan

bertemakan religius dalam hal ini Islam yang dipelopori oleh Achmad Sadali

dan A.D. Pirous.

Page 35: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Kemudian dalam bingkai seni kontemporer bermunculanlah perupa-

perupa muda yang membawakan gaya dan estetika kekinian sebagai tanggapan

terhadap kondisi sosial disekelilingnya. Pertimbangan formal yang begitu kuat

mengakar dalam generasi sebelumnya sudah tidak lagi menjadi permasalahan

penting. Para peupa muda kemudian banyak yang mencoba menggunakan

bahasa ungkap baru, yaitu instalasi.

2.2.1 Gaya Formalisme dalam Seni Rupa Bandung

Karya-karya dari masa awal para perupa “Aliran Bandung” seperti

Mochtar Apin, Achmad Sadali, Edie Kartasubarna, Srihadi, Angkama, Popo

Iskandar dan But Muchtar menunjukkan pengaruh yang kuat pendidikan

kesenian Belanda dan kegemaran dari guru lukis Ries Mulder terhadap pelukis

Perancis Francois Villon.12 Objek-objek lukisan merupakan kehidupan tenang,

penelaahan gambar orang dan potret-potret bergaya kubis. Pengaruh dari Ries

Mulder sendiri menjelma dalam bentuk-bentuk geometrik yang abstrak yang

selalu disusun secara mosaik.

Bentuk-bentuk obyek dirombak menjadi motif yang datar, yang terjadi

oleh perpotongan sejumlah garis lurus dan lengkung. Seluruh lukisan terjadi

oleh garis yang membagi-bagi permukaan kanvas, serta warna-warna yang rata

dengan mengisi bidang-bidang geometris yang terjadi oleh perpotongan garis.

Dengan demikian yang segera nampak pada lukisan, atau yang menguasai

penglihatan, ialah suatu susunan garis dan bidang geometris yang berwarna-

warni, bentuk obyeknya tenggelam dalam jaringan perpotongan sejumlah garis

lurus dan lengkung tersebut. Lukisan Srihadi Sudarsono “Wanita Duduk”,

1957, yang melukiskan lima sosok wanita hanya dalam impresi lewat belahan-

belahan geometris, dalam penglihatan mengingatkan kepada kekayaan imaji

dan konsepsi kubisme yang dibawa Picasso atau Braque.

12 Suparman, Tjetjep; 1977; Pengaruh Gaya Lukisan Jacques Villon pada Pelukis-Pelukis di Seni Rupa Bandung (UI-ITB) pada Tahun 1950-1960; Skripsi Departemen Seni Rupa, FTSP ITB.

Page 36: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Penggunaan teknik warna tertentu dapat diperhatikan dalam hasil karya

Mulder dan murid-muridnya. “Perahu” karya Ries Mulder, “Taman Sentral”

dari Sadali, “Gadis yang Sedang Duduk” dari But Muchtar, “Figur” dari

Mochtar Apin maupun “Atelier” oleh Popo Iskandar, kesemuanya merupakan

representasi dari Aliran Bandung di masa itu. Pada lukisan-lukisan tersebut

unsur-unsur rupa seperti garis, warna dan tekstur menjadi perhatian utama.

Kecenderungan formalisme ini walaupun seringkali dianggap sesuatu

yang tidak lagi menghasilkan sesuatu yang baru tetapi masih mempunyai

pengaruh pada beberapa perupa Bandung terutama mereka yang berada di

lingkungan Seni Rupa ITB maupun alumninya. Selain itu formalisme di

Bandung dapat dikatakan sebagai ciri khas kalangan akademi yang berada di

Bandung yaitu Seni Rupa ITB.

2.2.2 Tema Religius (Islam) dalam Seni Rupa Bandung

Pada kecenderungan ini tercatat nama-nama Achmad Sadali dan A.D.

Pirous. Ahmad Sadali pada tahun 1968 meninggalkan abstrak geometris.

Kanvasnya memperlihatkan warna-warna cemerlang yang lebar-lebar dan tidak

menggambarkan objek apapun. Dalam perkembangannya kemudian, kanvas

Sadali menyuguhkan warna-warna yang lebih redup seperti warna tanah oker,

biru dalam dan hitam. Tekstur memegang peranan penting. Tekstur ini nampak

seolah-olah terjadi oleh bermacam tenaga dan proses dalam alam; penegangan

dan pengerutan, peretakan dan pemecahan, pengelupasan dan penyobekan,

pengikisan dan pelapukan, proses menua dan menghancur.

Pada lukisan Sadali dalam masa perkembangan ini tidak ada sapuan

kuas lebar dan kuat yang merekam tenaga dan emosi pelukis, dan yang

membuat pengamatan kita bergerak cepat. Segala retakan dan tekstur, berbagai

coretan dan goresan yang bergetar dan pendek, menyebabkan setiap jengkal

bidang lukisan Sadali merupakan rupa yang kaya dan menawan kita untuk

mengamati dengan tenang dan cermat, untuk diam dan merenunginya.

Keusangan dan kelapukan, ketuaan dan kelampauan, memang merupakan hal

Page 37: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

yang pantas membuat kita termenung. Apalagi bila Sadali pada kanvasnya

menempatkan lelehan dan sisa emas kemilau atau menempatkan bentuk yang

kita tangkap sebagai lambang misalnya sepotong ayat suci dalam huruf Arab,

segi empat hitam yang mengingatkan kepada Ka’bah, bentuk seperti gunungan

(kekayon atau pohon hayat) atau gerak ke atas (vertikal).

Perhatian Sadali kepada tekstur sebagai elemen yang sangat penting

dalam lukisannya, menyebabkan ia menggunakan cat yang tebal dan kadang-

kadang merekatkan potongan kain pada kanvasnya. Tekstur yang makin

menonjol ini membawanya kepada relief.13

A.D. Pirous, sejak 1970 mengambil kaligrafi Arab sebagai pokok

lukisannya. Di sini kita menemukan seni lukis yang mengambil seni lain

sebagai sumber ungkapan: seni tulis Arab pada manuskrip dan batu nisan,

seperti banyak terdapat di Aceh, daerah kelahiran Pirous. Kadang-kadang

Pirous mengambil suatu ayat suci, mencoba memadukan maknanya dengan

seluruh elemen rupa lukisannya. Kadang-kadang dari kaligrafi itu ia hanya

mengambil gerak dan iramanya.14

Kecenderungan tema-tema keagamaan seperti penggunaan kaligrafi

dalam lukisan Achmad Sadali, A.D.Pirous maupun pelukis-pelukis lainnya

kemudian memiliki tempat tersendiri dalam seni lukis kontemporer Indonesia.

Hal tersebut terbukti dengan adanya perhatian dari berbagai pihak, baik

pemerintah, kalangan intelektual maupun masyarakat luas pada umumnya, dan

dengan diselenggarakannya Festival Istiqlal di Jakarta.

2.2.3 Keragaman Media dan Perkembangan Seni Rupa Kontemporer di

Bandung

Berbagai peristiwa sekitar konsep estetik dan seni rupa terjadi di sekitar

tahun 1970-an. Di Bandung tumbuh aktivitas kesenian yang dimotori oleh

13 Yuliman, Sanento; Ayat Quran dan Sosok Batang; Mingguan Berita Tempo, 12 September 1987, Hal 69. 14 Furuichi, Yasuko (ed); Diverse Development in Indonesia, the Philipines, and Thailand; Tokyo: The Japan Foundation Asia Center.

Page 38: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

kelompok Decenta. Dalam aktivitas studio Decenta, desain dan seni berjalan

bersama-sama. Seni berkembang tanpa sikap membedakan seni tradisional dan

seni modern. Dengan sangat intensif mereka menginformasikan seni kepada

masyarakat luas dan mencari berbagai alternatif agar seni dapat tumbuh dan

dapat diterima oleh masyarakat. Pada studio Decenta dapat dilihat

kecenderungan diversifikasi medium yang dilakukan pada para perupa

Bandung, misalnya pelukis mencoba medium seni grafis, pegrafis mencoba

berkarya seni patung, atau pematung berkarya keramik dan membuat seni cetak

dan lain sebagainya. Adanya diversifikasi medium ini sesungguhnya

menandakan sikap para perupa yang tidak lagi memandang penting pembedaan

seni berdasarkan medium. Disamping itu terdapat semangat pencarian

“identitas” melalui penggalian kekayaan tradisi sebagai tema dalam berkarya.

Identitas tersebut dalam arti pencarian karakter individual.

Sementara itu pada perkembangan lain para perupa dari akademi di

Bandung dan Yogya bergabung dalam suatu pameran dengan judul “Pameran

Seni Rupa Baru Indonesia” di Jakarta sebagai bentuk penolakan terhadap

penyelenggaraan Bienal Seni Lukis Jakarta kedua pada tahun 1974. Hal

penting yang kemudian muncul adalah mengenai peran dan posisi seni di

masyarakat menyangkut digugatnya jiwa romantisime di kalangan seniman

pada generasi sebelumnya yang melahirkan sikap art for art sake. Selain itu

perdebatan mengenai dikotomi Yogya-Bandung dalam seni rupa Indonesia

mulai pudar. Iklim kesenian baru mulai tumbuh dengan kondisi ekonomi dan

politik yang berbeda dengan masa sebelumnya.

Perkembangan tersebut memerlukan pendefinisian seni rupa yang baru.

Aspirasi inilah yang mendasari munculnya “Gerakan Seni Rupa Baru.” Selain

definisi baru, secara eksplisit gerakan ini mengutarakan pula perlunya dasar

pemikiran estetik dan studi sejarah seni rupa untuk perkembangan seni rupa

kontemporer Indonesia, menggantikan perdebatan kebudayaan tentang

identitas dan konfrontasi Barat-Timur. Gerakan ini mencoba menyeret

perdebatan seni rupa ke lingkaran perdebatan seni rupa yang spesifik.

Page 39: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Pameran yang diselenggarakan gerakan ini, dari tahun 1975-1980, dan

dari tahun 1987-1989, menandai berkembangnya karya-karya non-lukisan dan

non-patung. Gerakan ini memperkenalkan idiom-idiom seni rupa kontemporer

yang belum pernah disentuh oleh para perupa di Indonesia. Namun konsep di

balik idiom-idiom baru ini kembali menunjukkan permasalahan definisi seni

rupa Indonesia. Sampai dengan saat ini permasalahan ini kerapkali muncul dan

diangkat sebagai wacana utama dalam berbagai diskusi kesenian maupun

aktivitas pameran para perupa Bandung. Kegelisahan para perupa, yang

umumnya para perupa muda di kota Bandung mendorong mereka untuk

berkarya secara lebih kritis dengan kepekaan baru, dan tanggap terhadap

kondisi sosial, budaya, politik serta lingkungan di sekitarnya.

Page 40: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

BAB III Data Mengenai Para Perupa di Bandung

3.1 Data Perupa di Bandung

Perupa terdiri dari para praktisi seni rupa termasuk kritikus, sejarawan

dan teoritisi, serta dosen dan pengajar seni. Berikut ini adalah uraian mengenai

masing-masing perupa terdiri dari para perupa yang masih hidup dan yang

telah meninggal dunia, dengan urutan nama yang disusun secara alfabetis:

A

Abay Subarna Abay Subarna adalah salah satu perupa Bandung yang turut

memperkuat trend seni lukis kaligrafis islami di Indonesia yang mulai tumbuh

di awal dekade 1970-an. Abay pernah tinggal beberapa lama di Paris untuk

menyelesaikan studi doktoral di Universitas Sorborne (1976-1983). Seni rupa

dan arsitektur Islam, yang merupakan bidang studi akademiknya sangat

memberikan warna dalam karirnya sebagai seorang pelukis.

Keakraban penelitiannya terhadap kaligrafi Islam telah sangat mudah

mengimbas ke dalam karya seni lukisnya. Hal ini didukung dan dimungkinkan

pula oleh bentuk dan gaya seni lukis abstrak yang berkembang di Bandung.

Kekhasan bentuk abstrak seni lukis Bandung membuat gaya seni lukis

kaligrafis islami dapat tumbuh dan berkembang secara serasi.

Dalam karyanya yang berjudul “Ayat Suci Berlatar Bongkah-Bongkah

Bernuansa” dapat dicermati bagaimana kepiawaian Abay dalam mengolah

kaligrafi dan unsur-unsur rupa. Karya ini terdiri dari empat baris tulisan Arab

yang diambil dari kutipan ayat Al Quran yang disusun menghampar secara

simetris di tengah bidang lukisan berbentuk bundar. Bidang bundar tersebut

didominasi oleh retakan-retakan yang tampak menyerupai retakan tanah liat

Page 41: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

yang diberi warna putih. Pada beberapa bidang nampak warna putih tersebut

agak kecoklatan, sementara pada bagian lain terutama di sekitar huruf Arab

warna putih yang dominan tersebut agak berwarna kebiru-biruan. Huruf Arab

dari ayat suci sendiri berwarna keemasan. Pertimbangan formal tampak begitu

kuat. Dalam lukisan ini dapat disaksikan adanya tertib rupa dalam bongkahan

atau retakan dan ayat-ayat Al Quran.

Ayat-ayat suci Al Quran dengan jelas membawa pikiran ke dalam

suasana islami. Pemahaman terhadap Al-Quran dan penghayatan terhadap

ajaran Islam sangat menentukan kualitas dan makna dari lukisan-lukisan

kaligrafis islami. Penghayatan Abay Subarna terhadap agama Islam yang

dianutnya serta didukung pula oleh latar belakang pendidikannya menjadikan

lukisan kaligrafis islami yang ditekuninya tidak berhenti pada ikon-ikon

keagamaan semata.

Abay Subarna lahir d Limbangan, Garut, Jawa Barat. Setelah meraih

gelar kesarjanaan dari Jurusan Seni Rupa ITB tahun 1969, Abay melanjutkan

pendidikan di Universitas Sorborne, Paris, Perancis. Abay sering mengikuti

pameran bersama di dalam dan luar negeri. Pameran tunggalnya

diselenggarakan pada tahun 1993. Di Jurusan Seni Murni Fakultas Seni Rupa

dan Desain ITB, Abay mengajar beberapa mata kuliah teori dan sejarah seni.

Abdul Djalil Pirous Abdul Djalil Pirous, yang terkenal dengan nama A.D. Pirous lahir pada

tahun 1933 di Meulaboh, Aceh. Pada tahun 1955 ia memasuki Departemen

Seni Rupa ITB. Pada tahun-tahun masa kuliahnya di ITB ia bergabung dengan

Sanggar Seniman pimpinan Kartono Yudhokusumo. Setelah menyelesaikan

studinya di ITB pada tahun 1964, Pirous bergabung menjadi pengajar di Seni

Rupa ITB.

Pengaruh yang didapat Pirous pertama kali dalam perjalanan seni

adalah gaya lukisan formalistik yang menjadi ciri khas Seni Rupa ITB pada

masa-masa 1960-an. Lukisan-lukisan Pirous pada tahun-tahun tersebut

Page 42: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

merupakan komposisi berbagai bentuk geometris yang disusun melalui

pengulangan dan variasi bentuk.

Pada tahun 1969 A.D. Pirous berangkat ke Amerika Serikat untuk

belajar seni grafis dan desain grafis di Institut Teknologi Rochester, di

Rochester, New York selama dua tahun. Setelah menyaksikan sebuah pameran

tentang seni rupa Islam dari Timur Tengah yang digelar di Museum Seni

Metropolitan, New York, Pirous mulai terilhami untuk mengeksplorasi

kaligrafi Arab sebagai medium ekspresi baik dalam seni lukis maupun seni

grafis.

Ketika melanjutkan studi di Amerika tersebut, Pirous mulai membuat

etsa dengan menampilkan berbagai macam tekstur. Dalam periode ini dan

setelah menyaksikan pameran seni kaligrafi Islam di New York tumbuh

kerinduannya pada simbolisme dalam akar budaya tanah kelahirannya Aceh.

Aceh dikenal dengan warisan budaya Islam yang sangat kaya. Karyanya yang

dibuat pada tahun 1970 dengan teknik etsa mulai menampilkan kutipan ayat-

ayat Al-Quran.15

Sekembalinya ke Indonesia, Pirous mulai bekerja sebagai desainer

grafis dan kemudian mengepalai bagian desain grafis dari Seni Rupa ITB.

Sampai sekarang Pirous aktif melukis disamping sebelumnya telah dikenal

sebagai pegrafis. Pirous juga dikenal sebagai seorang pendidik dan pelopor

bidang desain grafis di Indonesia.

Penemuan kembali tradisi budaya merupakan langkah yang signifikan

dalam kerja seninya. Sejak itu Pirous secara konsisten mengguanakan kaligrafi

Arab sebagai medium ekspresi baik dalam lukisan maupun grafis. Banyak

karyanya memuat kutipan ayat Al-Quran. Kualitas sesungguhnya dari karya

Pirous ada pada penghayatan emosional.16 Karyanya yang berjudul “Tumbuh”

terdiri dari bentuk-bentuk keemasan menyerupai huruf Arab ditempatkan

15 Furuichi, Yasuko (ed); Diverse Development in Indonesia, the Philipines, and Thailand. Tokyo: The Japan Foundation Asia Center; hal 216. 16 Supangkat, Jim; 1993; AD Pirous; Katalog The Fisrt Asia-Pasific Triennial of Contemporary Art; Brisbane, Australia; hal 17.

Page 43: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

secara vertikal di tengah kanvas, nampak seperti sesuatu yang tumbuh dari

dasar kanvas.

Di bidang desain Pirous bersama rekan-rekannya di Seni Rupa ITB

pada tahun 1973 mendirikan studio Decenta. Decenta adalah kependekan dari

Design Center Association atau Perserikatan Pusat Desain dalam Bahasa

Indonesia.

Pirous telah berpameran di dalam dan luar negeri, serta telah

mendapatkan penghargaan di antaranya medali perak pada Seoul International

Art Competition pada tahun 1984, kemudian penghargaan seni untuk seni rupa

kontemporer di Jakarta pada tahun 1985.

Aceng Arif Aceng Arif adalah pelukis yang telah banyak memiliki pengalaman

dalam seni lukis pada tahun 1960-an dan 1970-an. Sebagai pelukis, ia pernah

belajar dan mencari pengalaman di Kopenhagen, Denmark, dan sempat

memamerkan karya-karyanya di beberapa kota di Indonesia, negara-negara

Asia lainnya, dan Eropa. Setelah berumahtangga, Aceng memutuskan untuk

mengundurkan diri dari kegiatan berkesenian. Ia kemudian bekerja sebagai

pegawai negeri pada Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Barat. Setelah beberapa

lama ia memutuskan untuk kembali melukis pada tahun 1989.17

Dalam sebuah pameran yang diselenggarakan pada tahun 1989, Aceng

memamerkan lukisan-lukisannya yang ia beri judul hanya dengan huruf, dari A

sampai Z, lalu AB, AC dan seterusnya. Dalam lukisan-lukisannya tersebut

Aceng menjelajahi tekstur dengan ketebalan cat, torehan, dan tempelan tekstil

semacam bahan karung atau goni. Ia juga memanfaatkan lelehan cat, lubang,

jahitan, dan kaca cermin. Berbagai efek tampak acak, informal. Tetapi selalu ia

dapat merangkumnya, membenahinya dalam tata rupa yang tertib, apik dan

bersih. Bahkan tempelan tekstil yang tebal dan kasar itu menjadi apik dan rapi,

dengan kerutan-kerutan yang beraturan.

17 Katalog Pameran Tunggal Aceng Arif; Elegance Art Gallery; Bandung 1990.

Page 44: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Kritikus seni rupa terkemuka Almarhum Sanento Yuliman menuliskan

interpretasi mengenai lukisan Aceng Arif dalam tulisan kritiknya di Mingguan

Berita Tempo sebagai berikut:

Karya-karya Aceng Arif memberikan kesan terlalu dikemas, memperlihatkan kadar keberaturan yang jelas, sering pada tingkat di mana orang sukar merasakan hidup dan kehangatan. Aceng juga menggunakan bermacam bentuk bingkai diantaranya berupa lingkaran, belah ketupat, bentuk menyerupai kupu-kupu, bingkai yang sisi atasnya lebih panjang dari sisi bawah dan sebagainya. Lukisannya yang berjudul AE, kaya dengan bintik atau bercak warna-warni (emas, hijau, merah, dan lain-lain) mengingatkan kepada karya Aceng di masa lalu, tetapi nampak lebih matang, lebih terolah dan terkendali. Sejumlah lukisan Aceng lainnya dapat dikenali sebagai pemandangan alam, misalnya menyajikan pegunungan dengan guratan atau coretan-coretan putih, emas, merah, hijau, kuning turun dari puncak. Lukisan-lukisan tersebut orisinal, hidup, dan menarik oleh kadar khayal yang ditampilkannya.18

Aceng Arif lahir di Tasikmalaya tahun 1937. Lulus dari Departemen

Perencanaan dan Seni Rupa ITB pada tahun 1967. Setelah itu melakukan studi

lanjutan di Jurusan Seni Lukis pada Royal Academy Copenhagen, Denmark

pada tahun 1971. Aceng Arif telah beberapa tahun tinggal di luar negeri dan

mendapatkan banyak pengalaman kesenirupaan. Sampai sekarang bekerja di

Bagian Perencanaan Pembangunan pada Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa

Barat. Sejak tahun 1972 sampai sekarang memberi kuliah seni rupa di

Universitas Trisakti Jakarta.

Achmad Sadali Ahmad Sadali adalah salah seorang pelukis terkemuka Indonesia yang

juga perintis seni lukis abstrak di Indonesia. Selain itu ia dikenal pula sebagai

seorang cendekiawan muslim dengan aktivitasnya dalam bidang sosial dan

kemasyarakatan diantaranya sebagai Ketua Yayasan Pembina Masjid Salman

ITB dan juga salah seorang pendiri Universitas Islam Bandung (Unisba).

Seni lukis Sadali berciri meditatif, simbolik dan sekaligus ekspresif.

Sadali secara jelas menampakkan keseimbangan dalam lukisannya yang

nampak didasari perhitungan yang cermat tanpa meninggalkan getaran

Page 45: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

perasaan yang terekam dalam tarikan garis atau torehan spontan. Selain itu

lukisan-lukisannya menampakkan pola-pola geometris, gunungan serta warna-

warna dan bentuk yang syarat makna. Kemusliman Sadali juga menjadi

landasan yang kokoh bagi perkembangan lukisan abstraknya. Gaya seni

lukisnya ini bermula dari tahun 1968. Ia sendiri sering menyebut gaya

lukisannya sebagai “abstrak meditatif” karena lukisannya memang lebih

banyak berperan sebagai objek kontemplasi dan perenungan.19

Mengenai lukisan Sadali, kritikus seni rupa terkemuka Almarhum

Sanento Yuliman dalam sebuah tulisan kritiknya menguraikan deskripsi

sebagai berikut:

Permukaan lukisan Sadali sering diisi dengan bidang, batang, lempengan, torehan (geometris), bundaran, gunungan, bentuk terpecah, goresan keratan, noktah, bongkah, sisa-sisa (emas), tekstur, jalur-jalur serta simbol-simbol. Sadali memberi judul karya-karyanya langsung mengatakan yang disajikannya. Sebagai contoh karyanya yang berjudul “Empat Batang Melingkar Bersisa Emas, Latar Hijau Daun”. Yang terlihat memang empat batang yang disusun berkeliling menjadi segi empat. Pada batang-batang itu tampak sisa emas, berlatar hijau daun. Pada karya tersebut yang tampak sederhana, penglihatan tidak meluncur cepat mengikuti “sapuan lebar” yang membentuk batang. Berbagai ciri pada batang ini menahan penglihatan, hingga bergerak lambat, memperhatikan garis-garis pinggir yang sangat bervariasi, cat yang bertumpuk dan menebal di sana-sini, tekstur dan sebagainya. Penglihatan juga ditawan untuk memperhatikan hubungan antara sosok batang itu satu sama lain, antara sosok, latar dan format bidang.20

Lebih jauh Sanento memberikan interpretasi dan evaluasi atas karya-

karya Sadali sebagai berikut:

Karya Sadali mempunyai sifat membawa penglihatan untuk berperilaku tenang dan merenungi. Kehadiran “sisa emas” menambah sifat ini. Kilau yang terang dan jernih ini berlawanan dengan warna sekitarnya yang cenderung redup: coklat, biru, hijau, merah tua, oker putih dan lain-lain. Kilau ini adalah “sisa-sisa” pada bidang, batang, atau bongkah yang tampak pecah tak beraturan, terkadang tampak kemilau. Emas yang tersisa, yang bertahan, atau yang pecah berantakan itu dapat ditafsirkan sebagai kejayaan, kekuasaan atau 18 Yuliman, Sanento; Yang Bertahan, Pergi, Balik Kembali; Mingguan Berita Tempo, 8 Juli 1989, Hal 67. 19 Yustiono; Achmad Sadali, Perintis Seni Lukis Abstrak Indonesia, dalam Mengenang Perintis Seni Rupa Indonesia; Katalog Pameran; Bandung: IA-ITB; hal 47. 20 Yuliman, Sanento; Ayat Quran dan Sosok Batang; Mingguan Berita Tempo, 12 September 1987; hal 69.

Page 46: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

terang rohani. Unsur lain yang terdapat dalam sejumlah lukisan Sadali adalah tulisan Arab, sehingga terdapat dua unsur yang atau dua macam faktor yang hadir bersama. Yaitu unsur atau faktor rupa dan unsur atau faktor kata. Hubungan atau interaksi antara kedua unsur atau faktor tersebut akan sulit dalam membentuk pengertian yang bulat apabila pengutamaan budidaya rupa mengabaikan pertalian semantik antara rupa dan kata dalam lukisan.21

Dalam sebuah tulisan mengenang Almarhum Sadali, kritikus seni rupa

Yustiono menyebutkan adanya lima tahapan atau periode dalam perjalanan

kesenian Sadali.22 Tahap pertama berupa upaya abstraksi pribadi yang

berlangsung antara tahun 1949-53. Dalam masa ini sebagai mahasiswa Sadali

bertolak dari cara melukis yang diajarkan kepadanya. Sebagaimana mahasiswa

lainnya ia melukis pemandangan, alam benda, figur dan kombinasi dari

ketiganya. Kemudian dalam tahap kedua yang meliputi masa antara 1953-56,

lukisan telah diperlakukan sebagai “alam baru”. Tahap ini merupakan tahap

yang semakin mendekat ke arah seni lukis abstrak. Tahap berikutnya meliputi

tahap antara 1957-62. Karya-karyanya pada masa ini masih menampakkan

objek alam dalam gaya yang mendekati Jacques Villon. Kecenderungan pada

gaya Villon pada masa itu merupakan kecenderungan umum pada para pelukis

hasil didikan Ries Mulder. Tahap keempat yang meliputi rentang waktu 1963-

68 merupakan masa eksperimen pada bentuk lukisan yang sama sekali tidak

menampilkan objek alam. Pada masa ini nampak kecenderungan pada gaya

deStijl. Pada periode ini karyanya sangat sedikit. Hal ini kemungkinan

disebabkan oleh situasi politik yang tidak menentu. Tahap kelima merupakan

masa paling panjang dan berlangsung antara 1968-87. Pada periode inilah

Sadali mulai memasukkan unsur tulisan Arab dalam lukisan-lukisannya, selain

penggunaan unsur tekstur dan warna emas yang menjadi ciri khas lukisannya.

Tahap kelima ini juga menampakkan keragaman bentuk yang kaya dan

menjadi bukti vitalitas Sadali.23

21 Yuliman, Sanento; Ayat Quran dan Sosok Batang; Mingguan Berita Tempo, 12 September 1987; hal 69. 22 Yustiono, Op. Cit.; hal 37 23 Yustiono, Ibid.

Page 47: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Achmad Sadali lahir di Garut pada tanggal 27 Juli 1924. Memperoleh

pendidikan seni rupa di Fakultas Teknik Universitas Indonesia di Bandung

(sekarang Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB), kemudian menempuh

pendidikan lanjutan di Iowa State University, setelah itu di Art Student League,

New York; dan Columbia University, semuanya di Amerika Serikat. Sadali

mengabdi sebagai dosen tetap di ITB. Berbagai jabatan di lingkungan ITB

telah diembannya mulai dari Ketua Jurusan Seni Rupa, Dekan Fakultas

Perencanan dan Seni Rupa sampai dengan Pembantu Rektor Urusan

Kemasyarakatan. Pada tahun 1972 Sadali diangkat sebagai Guru Besar Seni

Rupa Institut Teknologi Bandung. Profesor Achmad Sadali wafat di Bandung

pada tanggal 17 September 1987. Kepergiannya merupakan kehilangan besar

bagi dunia kesenian di Indonesia.

Angkama Setjadipradja Di antara para pendidik seni rupa terkemuka di Indonesia terdapat nama

Angkama Setjadipradja. Selain sebagai pendidik, Angkama adalah seorang

seniman serba bisa. Sebagai pelukis, ilustrator, pencipta lagu anak-anak dan

penulis artikel atau cerita pendek, nama Angkama sudah dikenal sejak tahun

1930-an. Sekitar tahun 1960-an namanya sudah tidak asing lagi bagi pengamat

seni rupa di tanah air. Tetapi nama Angkama sebagai seniman mulai meredup

di masa-masa menjelang akhir hayatnya. Tatkala meninggalnya di tahun 1984,

namanya sebagai seniman sudah terlupakan.24

Ciri khas Angkama sebagai pelukis adalah melukis secara langsung

melihat obyeknya. Baik benda alam maupun pemandangan kota, sawah,

perkampungan, dan manusia selalu dilukis dengan cara demikian. Cara-cara

seperti ini sebenarnya telah dia lakukan sejak duduk di bangku sekolah. Setelah

menjadi mahasiswa di Fakultas Teknik Jurusan Seni Rupa di Bandung pada

tahun 1950, Angkama mulai berkenalan dengan aturan-aturan dan metode baru

dalam melukis. Di perguruan tinggi seni tersebut Angkama mendapat pelajaran

Page 48: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

teori tentang komposisi warna, anatomi, bentuk, ruang, tekstur dan lain

sebagainya. Di situ pulalah Angkama mulai berkenalan dengan perkembangan

seni rupa dunia. Karya-karya para pelukis impresionis kemudian berpengaruh

pada pribadi Angkama sebagai pelukis.25

Bersama pelukis Abedy, R. Waluyo dan Sukondo Bustaman, pada

tahun 1953 Angkama mendirikan perkumpulan pelukis Bandung yang diberi

nama “Tjipta Pantjaran Rasa” atau TPR.26 Ketika menjadi ketua perkumpulan

ini, nama Angkama sebagai pelukis mulai terkenal. Dari beberapa pameran

bersama pelukis Bandung lainnya, karya Angkama sering menjadi pusat

perhatian.

Tahun 1961 untuk pertama kalinya Angkama mengadakan pameran

tunggal yang bertempat di Balai Budaya, Jakarta. Pameran ini mendapat

perhatian yang memuaskan dari masyarakat. “Star Weekly,”sebuah majalah

bergengsi pada masa itu, menulis resensi tentang pamerannya. Dikatakan oleh

Oei Sian Yok penulis resensi tersebut, bahwa Angkama adalah seorang pelukis

impresionisme yang telah banyak dipengaruhi oleh Duffy dan Bonnard. Meski

demikian, Angkama telah berhasil mengolahnya sedemikian rupa sehingga di

dalam lukisannya masih terasa gaya dan ciri khas kepribadian pelukisnya.

Dalam lukisannya yang bertemakan pemandangan, bunga, alam benda dan lain

sebagainya dia banyak menggunakan warna-warna segar, meriah yang

dipertegas oleh kontur-kontur yang kuat. Begitu pula lukisannya yang

menggambarkan kebun dan pohon-pohon yang hijau, bunga-bunga yang

beraneka warna, telah memberikan kesan yang serba teratur dan

menyenangkan serta bersifat ringan. Dengan menggunakan teknik itu, dia

mampu pula menangkap suasana riang gembira, seperti lukisannya yang

berjudul “Situ Aksan.”

24 Suadi, Haryadi; Angkama Setjadipraja, Seniman Serba Bisa yang Terlupakan, dalam Mengenang Perintis Seni Rupa Indonesia; Katalog Pameran; Bandung: IA-ITB; hal 89. 25 Ibid, hal 103. 26 Ibid, hal 104.

Page 49: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Angkama Setjadipradja lahir di Ciamis pada tanggal 5 Oktober 1913.

Menempuh pendidikan seni rupa di Fakultas Teknik Universitas Indonesia di

Bandung (sekarang Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB) setelah sebelumnya

telah mengenyam pendidikan guru dan bekerja sebagai guru. Angkama

kemudian bekerja sebagai dosen di Seni Rupa ITB. Angkama wafat pada

tanggal 8 Juli 1984 di Bandung.

B

Bambang Ernawan Karya-karya Bambang Ernawan menampakkan kecenderungan

formalistik. Bambang seringkali menggunakan media campuran dalam

karyanya. Salah satu medium yang biasa ia gunakan adalah kaca. Menurutnya

medium mengilhami terwujudnya gagasan. Penampilan medium diharapkan

dapat mendorong dan menumbuhkan imajinasi seseorang pada masalah

kesederhanaan tersebut.

Bentuk segitiga adalah bentuk-bentuk yang seringkali muncul dalam

karyanya. Dalam karyanya yang berjudul “Tembaga Dalam Segitiga” 1994

tampak gubahan bentuk yang simetris dengan pokok utama bentuk segitiga,

sebagaimana yang disebut dalam judul. Bentuk geometris yang terukur sangat

dominan terutama dengan adanya garis yang membentuk segitiga tersebut.

Terdapat segitiga utama pada bagian tengah yang terbagi dua. Di dalam bentuk

segitiga yang terbagi tersebut masing-masing terdapat segitiga siku-siku yang

menempel dan secara bersama-sama menyusun struktur bentuk di belakangnya.

Bidang segitiga siku-siku pada bagian kiri berwarna putih dengan aksen warna

tembaga pada bagian kanan. Sedangkan bidang segitiga siku-siku kanan

berwarna tembaga dengan aksen warna oranye. Diluar bidang segitiga utama

tersebut masing-masing di kanan dan kiri terdapat garis-garis diagonal. Garis di

sebelah kiri sejajar dengan sisi segitiga bagian kiri. Begitu pula sebaliknya. Di

ujung kiri serta di sisi kiri segitiga utama terdapat garis yang tidak beraturan

yang nampaknya dibuat sengaja untuk mengganggu atau bahkan untuk

Page 50: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

mendukung gubahan secara keseluruhan. Warna yang digunakan adalah warna

putih dengan beberapa bagian putih redup.

Hal yang bisa ditangkap dari gubahan ini adalah kuatnya tertib rupa.

Perupa dengan gaya ungkap formalistik seperti ini cenderung untuk membuat

perhitungan yang matang ketika mempertimbangkan komposisi atau gubahan

yang dibuatnya. Bambang Ernawan lahir di Bandung 11 Agustrus 1954.

Menyelesaikan program sarjana dan magister seni di Jurusan Seni Murni FSRD

ITB. Saat ini Bambang mengajar di Studio Seni Lukis pada Jurusan Seni

Murni, FSRD ITB.

Barli Sasmitawinata Barli Sasmitawinata, merupakan perupa senior Bandung yang sering

menampilkan sosok atau figur dan tema-tema alam benda. Dalam

penggambaran karya-karyanya, Barli mempergunakan corak realistis maupun

naturalistis. Corak tersebut secara keseluruhan lebih dramatis bila dilihat dari

cara penggambaran sosok. Hampir semua karya Barli yang menggambarkan

orang tua memperlihatkan ciri yang sama secara keseluruhan. Ciri yang sama

tersebut pada karya-karya drawing misalnya terlihat dari tarikan garis maupun

arsiran. Sedangkan pada lukisan Barli selalu menutup seluruh bidang kanvas

dengan cat. Pemandangan alam merupakan tema yang jarang dilukis oleh Barli,

karena ia merasa kuatir dirinya akan hanyut oleh perasaan romantis bila selalu

melukiskan pemandangan alam di atas kanvas, yang pada kenyataannya sulit

dijangkau.27

Barli mulai melukis pada tahun 1935 dalam usia 14 tahun, pada masa

dimulainya seni lukis Indonesia modern yang lahir dan berusaha menemui

situasi historisnya, serta melihat dan mempersoalkan dirinya dalam perspektif

sejarah. Tetapi semua hal tersebut tidak luput dari pengaruh Barat, seperti

teknik seni lukis, kanvas dan cat minyak, disamping lukisan-lukisan yang

menggambarkan suasana pemandangan alam Indonesia dengan banyak

Page 51: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

keindahannya yang banyak dibuat oleh para pelukis Indonesia. Lain halnya

dengan Barli dan kawan-kawannya yang tergabung dalam Kelompok Lima

yang terdiri dari Afandi, Barli, Hendra, Sudarso dan Wahdi. Mereka membuat

lukisan bersuasana sehari-hari yang ditemuinya. Gaya melukis seperi ini masih

digunakan Barli sampai dengan saat ini.

Barli Sasmitawinata dilahirkan di Bandung pada tahun 1921. Setelah

menyelasaikan HIS dan MULO, Barli berguru pada seorang pelukis Belanda

Yos Pluimentz. Selain itu Barli juga belajar pada pelukis Luigi Nobili yang

juga seorang guru gambar asal dari Italia. Barli belajar dengan tekun sejak

tahun 1935 sampai dengan 1941. Pada tahun-tahun sebelumnya (1935) ia telah

bergabung dalam kelompok belajar sendiri yaitu Kelompok Lima. Sebagai

seniman yang mempunyai perhatian yang besar terhadap dunia pendidikan

khususnya pendidikan seni rupa, maka pada tahun 1958 bersama Mochtar

Apin, Sukondo Bustaman dan Karnedi, Barli mendirikan Balai Pendidkan Jiva

Mukti di Bandung yang bergerak di bidang seni lukis. Pada tahun 1950 Barli

melanjutkan pendidikan seni rupa di Amsterdam, Belanda. Sepulang dari

Belanda, Barli kembali berkecimpung dalam dunia pendidikan, diantarnya

mengajar di Universitas Padjadjaran Bandung, Institut Teknologi Bandung, dan

Universitas Andalas. Selain itu Barli berperan besar dalam pendirian Jurusan

Seni Rupa IKIP Bandung, bersama-sama dengan Popo Iskandar dan Wiyoso

Yudoseputro. Sampai sekarang Barli tidak pernah lepas dari dunia pendidikan

dan kesenirupaan yang menjadi minatnya itu dengan memberikan pelajaran

menggambar dan melukis di Studio Seni Rupa Rangga Gempol yang

merupakan kelanjutan Jiva Mukti. Museum Barli yang didirikannya juga

memiliki peran sebagai wahana bagi pendidikan dan meningkatkan apresiasi

masyarakat terhadap seni rupa

27 Dewi, Belinda Sukapura; Tinjauan Perbandingan Lukisan dan Gambar Karya Barli Sasmitawinata; Skripsi Jurusan Seni Murni, 1989.

Page 52: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

But Muchtar Almarhum But Muchtar adalah pematung dan pelukis yang juga

merupakan pelopor pendidikan seni patung modern di Indonesia. Karya-karya

patung But Muchtar mulai dipamerkan pertama kali di Bandung, kemudian di

Balai Budaya Jakarta tahun 1966 pada pameran “11 Seniman Bandung” dan

pameran “Grup 18” bertempat di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Sebagai

perupa, But Muchtar terhitung jarang berpameran.

Karya But Muchtar sebagian besar dibuat dari metal atau logam dengan

teknik las, walaupun ia pernah mengerjakan kayu dan batu. Ia mengatakan

bahwa proses las memberinya kenikmatan dalam memperlakukan besi. Api

yang menyembur dari mulut brander membuat besi jadi lunak untuk

dilengkungkan. Lengkungan ini diperlukan untuk menunjukkan gerak dinamis.

Permainan dinamika inilah yang menantangnya, sebab disitulah vitalisme

bentuk menyatakan kehadirannya.

Problematik But Muchtar sejak dulu adalah gerak dan dinamika. Hal

tersebut ia peroleh dari penghayatan kehidupan yang menurut pendapatnya

penuh berisikan konflik-konflik. Dan adanya konflik inilah yang justru

membuat kehidupan itu sendiri dinamis. Usaha untuk membuat damai dalam

kehidupan adalah sama dengan menciptakan konflik baru dan semakin dinamis

nampaknya kehidupan itu menurutnya.28

Mengenai lukisannya, di tahun 1950-an lukisan But banyak

menampilkan tema wanita dan alam benda, dengan warna-warna yang suram

dan kelabu. Selanjutnya menjelang But pergi ke Amerika tahun 1959 ia

mewakili salah satu gaya khas “mahzab Bandung” pada waktu itu, yaitu

abstrak dan geometrik dengan warna-warna yang cerah, bening dan melalui

studi ilmiah. Sepulang dari Amerika ada perubahan dalam gaya. Garis-garis

dan warna But Muchtar semakin lincah dan bebas, dan pola-pola bentuk

28 Yudoseputro, Wiyoso; 1990; Seni Patung Modern Indonesia, dalam Modern Indonesian Art: Three Generation of Tradition and Change 1945-1990. Joseph Fischer, Editor. Jakarta and New York: Panitia Pameran KIAS (1990-91) and Festival of Indonesia.

Page 53: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

geometrik pun tidak lagi menonjol. Di kemudian hari lukisannya menjadi lebih

rata dan cemerlang warnanya, dan bergaris kontur yang kontras.

But Muchtar dilahirkan di Bandung tahun 1930. Ia mula-mula belajar

melukis di Seni Rupa ITB dengan bimbingan pelukis Belanda Ries Mulder.

Saat ia masih mahasiswa, lukisannya terpilih untuk disertakan pada “Pameran

Pelukis-Pelukis Muda Asia I” tahun 1957 di Tokyo dan mendapat hadiah

Stralem Award. Setelah menyelesaikan studi di Seni Rupa ITB, ia dikirim ke

Amerika dan belajar mematung pada George Franklin di Rhode Island School

of Design. Seteleh itu ia belajar pada pemahat marmer terkenal Jose de Creeft

di Art Student League of New York, kemudian menggabungkan diri dengan

pematung-pematung muda pada Sculpture Center di kota yang sama yang

mengkhususkan pada cara mematung metal dengan las. Selama beberapa bulan

ia bekerja pada sebuah perusahaan pengecoran perunggu dan setelah itu turut

dalam proyek penelitian pengecoran metal di Massachusetts Institute of

Technology. Sekembalinya di Bandung But Muctar diserahi tugas membuka

studio Seni Patung di Jurusan Seni Rupa ITB. Di Seni Rupa ITB ia pernah

menjabat sebagi pimpinan, begitu pula di lingkungan ITB, ia telah dua kali

menjabat sebagai Pembantu Rektor Bidang Komunikasi dan Kebudayaan. Pada

tahun 1985 ia dikukuhkan sebagai Guru Besar pada Fakultas Seni Rupa dan

Desain ITB.

Di dalam kancah pendidikan kesenian di Indonesia, peranan But yang

dianggap penting adalah keberhasilannya memadukan tiga lembaga pendidikan

kesenian di Yogyakarta yaitu Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia (STSRI),

Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI), dan Akademi Musik Indonesia (AMI)

menjadi Institut Seni Indonesia (ISI).29 Penggabungan ini merupakan konsep

yang telah dirintis antara lain oleh Profesor Edie Kartasubarna. Di ISI, But

Muchtar menjabat sebagai Rektor selama dua kali masa jabatan.

29 Yudoseputro, Wiyoso; 1995; But Muchtar, Sosok Seniman yang Pendidik Seni, dalam Mengenang Perintis Seni Rupa Indonesia; Katalog Pameran; Bandung: IA-ITB; hal 117.

Page 54: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Karya-karya monumental But sampai sekarang masih bisa dinikmati,

misalnya di tempat-tempat penting seperti di Gedung MPR-DPR. Di halaman

gedung itu terdapat patung setinggi 14 meter karya But. Kemudian “Patung

Manusia dan Hutan” di Gedung Departemen Kehutanan Jakarta. Sedangkan

salah satu patung yang pernah dibanggakannya adalah patung berjudul “Unity”

yang terdapat di Fort Canning Park, Singapura. But Muchtar wafat di Bandung

pada tanggal 30 Juni 1993 di Bandung.

C

Chusin Setiadikara Chusin Setiadikara lahir di Bandung pada tahun 1949 dan belajar pada

Barli Sasmitawinata. Sebagai seorang warga etnis keturunan Cina, Chusin juga

belajar pada seorang guru Cina. Pada masa-masa awal karirnya Chusin banyak

melukis dengan gaya lukisan Cina. Banyak dari lukisannya pada masa itu

memiliki kesamaan dengan karya Wu-Guangzhong, walaupun Chusin belum

pernah melihat karya-karya pelukis besar Cina.

Pada awal tahun 1970-an, terdapat kecenderungan yang kuat pada

abstraksi dan di lain pihak lukisan realistik dianggap ketinggalan jaman.

Chusin secara kuat bereaksi terhadap kecenderungan tersebut dan pencarian

pribadinya dimulai sebagaimana dia berusaha keras untuk membuktikan bahwa

lukisan realistik dan dekoratif tidak mengenal waktu. Kemajuan yang

diperolehnya sebagai seniman dengan gaya realistik tersebut terjadi secara

gradual dan ia benar-benar matang dengan gaya lukisanya pada awal tahun

1990-an.

Karya-karya lukisan terbaiknya adalah lukisan realistik dan seringkali

menampilkan perempuan atau gadis muda mengenakan pakaian tradisional

yang indah. Chusin bersimpati pada kaum perempuan yang memainkan peran

sekunder dalam masyarakat Indonesia. Chusin menyadari betapa pentingnya

peranan perempuan. Tekanan yang dilakukan terhadap kaum perempuan oleh

masyarakat begitu kuatnya dan Chusin seringkali menggambarkan perempuan

Page 55: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

yang membebaskan dirinya dari berbagai tekanan dengan bersantai atau

bermimpi. Suasana menyerupai mimpi ini menjadi ciri khas karya-karya

Chusin. Tidak seperti surealisme yang mencoba merekam mimpi yang

sesungguhnya.

Sering di latar belakang lukisan karya Chusin dijumpai abstraksi yang

membangun kontras terhadap figur di latar depan. motif-motif abstrak kadang-

kadang diambil dari motif tradisional Bali; atau kadangkala motif tersebut

hanya sekedar abstraksi dari alam. Seringkali figur-figur dalam lukisan

membentuk susunan segi tiga yang memperkuat susunan dan struktur dari

komposisi yang dibuatnya. Disamping abstraksi dan segi tiga, terdapat pula

garis-garis horizontal dan vertikal yang kuat. Chusin telah menyerap pengaruh

dari Piet Mondrian, pelukis dari awal abad 20.30

Warna-warna adalam lukisan Chusin sangat khusus. Oker dan merah

adalah warna yang dominan, ia seringkali mencampur kedua warna tersebut

dengan warna emas untuk memberikan kesan magis. Latar belakang selaku

etnis keturunan tentu saja mempengaruhinya dalam penggunaan warna yang

cukup unik dalam seni lukis Indonesia.

Chusin juga membuat lukisan abstrak, yang sesungguhnya hanya

merupakan eksperimen. Dalam karya semacam itu ia belajar untuk

mengorganisir struktur dan keseimbangan dalam kompisisi. Dalam karya-karya

terbaiknya ia mengkombinasikan realisme dan absraksi untuk kemudian

menempati posisi dalam pelataran seni lukis Indonesia.

D

Diyanto Diyanto adalah seorang perupa muda di Bandung yang termasuk aktif

berkesenian. Energi dan daya cipta yang dimilikinya begitu kuat. Hal tersebut

tampak dalam karya-karyanya. Ia telah berkarya lukis, berungkap dengan

30 Bollanse, Marc; Esmeralda Bollanse; 1997; Masterpiece of Contemporary Indonesian Painter; Singapore: Times Edition.

Page 56: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

instalasi, selain juga aktif dalam kegiatan pementasan teater sebagai stage

designer atau perancang tata panggung.

Lukisannya yang berjudul “Panik Dis Order” begitu kuat

mengekspresikan daya hidup dirinya selaku kreator yang kaya akan gagasan,

dimana karya tersebut sesungguhnya lahir dari persinggungan atau kontak,

persentuhan antara dirinya dengan dunia sehari-hari. Dari proses kreatif seperti

itu, Diyanto menemukan ilusi-ilusi yang sanggup menggerakkan dan

mempengaruhi bahkan dapat mengatasi keterbatasan itu sendiri. hal seperti ini

sejalan dengan apa yang diungkapkannya bahwa ia memiliki kebebasan

berungkap, dan yang penting baginya justru usaha-usaha untuk menyatakan

diri, meski dasarnya adalah kepanikan terhadap realitas hidup. Kegelisahan

semacam ini juga tampak dalam seri lukisan sebelumnya yang berjudul

“Kasidah Izrail.”

Diyanto lahir di Kadipaten 23 Februari 1962. Pendidikan seni rupa

diperolehnya di Jurusan Seni Rupa IKIP Bandung tahun 1981-1982, setelah itu

di Jurusan Seni Murni FSRD ITB tahun 1983-1990. Pada tahun 1992 Diyanto

mendalami tata pentas teater di Augusburg, Jerman. Pernah mengadakan

pameran tunggal di Bandung, selain telah berpameran bersama antara lain di

Bandung, Yogyakarta, Singapura, Filipina, Jepang, dan Jerman.

E

Edie Kartasubarna Almarhum Edie Kartasubarna adalah sosok pendidik yang telah berjasa

besar dalam penataan institusi di lingkungan perguruan tinggi. Kepiawaiannya

diakui secara nasional. Pekerjaan monumental di bidang manajemen dan

pembinaan perguruan tinggi telah mencuatkan namanya dan dikenal di

lingkungan Institut Teknologi Bandung. Di lingkungan seni rupa ITB Edie

Kartasubarna dikenal sebagai pendiri Studio Keramik dan aktif bersama-sama

dengan Drs. Angkama Setjadipraja membina Studio Keramik.

Page 57: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Pada waktu lulus sebagai sarjana seni rupa pada tahun 1954, jabatan

yang dipangkunya adalah asisten ahli pada Bagian Seni Rupa pada Fakultas

Teknik di Bandung. Selanjutnya jabatan struktural yang dipercayakan

kepadanya adalah sebagai sekretaris Bagian Seni Rupa. keadaan Seni Rupa

pada saat itu tengah berlangsung masa-masa konsolidasi, mengingat para

pengajar berkebangsaan Belanda mulai meninggalkan Indonesia. Masa transisi

itu berlangsung alamiah, karena kaderisasi dari tenaga-tenaga pengajar oleh

para pengajar berkebangsaan Belanda mencapai sasaran. Jabatan Sekretaris di

Seni Rupa di pegang sampai tahun 1964 atau 10 tahun disamping mengajar di

Studio Keramik. Seni Rupa yang masih berstatus Bagian saat itu berada di

bawah Departemen Perencanan dan Seni Rupa. Pada tahun 1963-64 Edie

ditugaskan sebagai Pembantu Dekan II. Hal ini membawa Edie lebih banyak

mencurahkan perhatiannya pada tugas-tugas yang bersifat birokratis.

Kemampuan serta kecermatan mengolah permasalahan administrasi ini,

selanjutnya memberi warna pada sikap Edie. Masalah di sektor ini memang

cukup pelik dan orang yang memiliki kemampuam di bidang tersebut saat itu

masih terbilang langka, terutama di lingkungan seni rupa.

Karir awal dari kemampuan dalam bidang administrasi dan manajemen

untuk lingkup nasional dimulai pada tahun 1957. Saat itu ia termasuk dalam

panitia pemikir pembentukan Institut Tekonogi dari penggabungan Fakultas

Teknik dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Indonesia di Bandung. Tim pemikir inilah yang kemudian menghasilkan

keputusan-keputusan untuk penetapan pendirian ITB pada tahun 1959.

Selanjutnya tugas bidang administrasi dan manajemen seakan menjadi

profesinya. Sangat berbeda sekali dengan bidang kesenirupaan sebagai bidang

utama yang ditekuninya. Tidak seperti pengalaman rekan-rekannya sesama

perupa, meskipun bidang ini tetap tidak lepas sepanjang hayatnya, nama Edie

Kartasubarna tidak mencuat seperti rekannya yang lain sebagai perupa.

Pada tanggal 18 April 1976 Edie Kartasubarna meraih jabatan tertingi

akademis yaitu sebagai Guru Besar ITB. Ditengah kesibukaannya menjalani

Page 58: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

tugas-tugas internal di ITB, Edie memimpin proyek pembinaan perguruan

tinggi kesenian. Salah satu hasil dari proyek ini adalah berdirinya Institut Seni

Indonesia di Yogyakarta. Edie Kartasubarna wafat pada tanggal 1 Juni 1990 di

Bandung.

Erna Pirous Lukisan Erna Pirous memperlihatkan kesegaran warna. Dengan warna

dan tekstur, sapuan kuas yang berpadu dalam harmoni bukan saja mencoba

memikat mata melainkan juga menerobos ke dalam suatu kehidupan alam.

Menurut Erna Pirous, ide yang mengilhami proses berkarya pada

dasarnya datang dari alam yang penuh dengan hal-hal menarik. Pengalaman-

pengalaman di alam yang memberikan perasaan tertentu pada jiwa menjadikan

dasar penghayatan bagi proses kreasi. Ia mengekspresikan pengalaman emosi

melalui warna, sapuan kuas dan tekstur. Warna tersebut memberikan kesan

yang segar, hangat dan kaya.31

Dalam karyanya yang berjudul “Bahtera Waktu” nampak

kecenderungan Erna Pirous pada penggunan warna yang kaya. Warna-warna

primer seperi merah, kuning, dan biru terdapat dalam karya ini disamping

warna-warna sekunder yang disusun sedemikian sehingga membentuk gubahan

warna yang diperkaya juga oleh tekstur. Lukisan ini dibentuk dengan

menyambungkan permukaan tiga bidang kanvas. Garis-garis yang terbentuk

oleh tumpukan warna di beberapa bagian terlihat menyambung pada seluruh

permukaan kanvas. Tetapi terlihat potongan dan perbedan warna yang

disebabkan oleh sambungan ketiga kanvas. Sesuai dengan judulnya, lukisan ini

tampaknya ingin bercerita tentang waktu dan dinamika serta perubahan yang

disebabkannya.

Erna Pirous lahir di Kuningan, Jawa Barat 2 September 1941.

Pendidikan seni rupa perolehnya di Departemen Perencanaan dan Seni Rupa

ITB, lulus pada tahun 1968, kemudian pada tahun 1969 – 1970 melanjutkan

Page 59: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

studi di Ecole des Beaux Arts, Paris,Perancis. Erna Pirous aktif berpartisipasi

dalam berbagai pameran bersama di dalam maupun di luar negeri di antaranya

Pameran Indonesian Contemporray Art from Origin to Distant Shores di

Washington D.C. Amerika Serikat, kemudian pada International Asian Art

Exhibition ke delapan di Fukuoka, Jepang; dan pada International Asian Art

Exhibition ke sembilan di Taiwan.

F

Farida Srihadi Farida Srihadi melukis pemandangan alam sebagai semacam

kandungan kesanggupan, kemampuan, kekuatan atau daya. Ia misalnya tertarik

kepada kesuburan alam, atau kepada keperkasaan gunung kapur. Dengan

sarana utama palitan, olesan, atau sapuan yang sengaja diperlihatkannya, tidak

dilebur atau dilumat, ia membangkitkan rasa gerak, ketegangan, irama, serta

suasana. Alam dalam lukisannya menampakkan tenaga atau daya yang

menghidupkannya.

Dalam karya-karya Farida pada masa lalu dapat diamati pengaruh seni

lukis Srihadi, suaminya. Ia berangsur melepaskan diri dari pengaruh kuat ini.

“Gunung Kapur”, salah satu karyanya, menyajikan bukit-bukit kehitaman yang

masif dan tegar. Terdapat sosok kasar dan tegar yang menghadang penglihatan.

Karya ini nampaknya merupakan terobosan Farida ke arah keaslian atau

orisinalitas yang kuat.32

Farida Srihadi lahir di Baturaja, 9 Juli 1942. Pendidikan seni rupa yang

ditempuhnya antara lain: pada tahun 1994-1995 menyelesaikan studi di

Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia, Jakarta; pada tahun 1979-1980

di Ohio State University, Columbus, Ohio, Amerika Serikat; tahun 1978 di

University of London, Inggris; 1976-1978, Gerrit Rietveldt Kunstacademie,

31 Anggraeni, Rini; 1976; Beberapa Masalah di Sekitar Pelukis-Pelukis Wanita Indonesia; Skripsi Departemen Seni Rupa. 32 Yuliman, Sanento; Pameran 11 Wanita Perupa di Bandung: Merebut Keaslian; Harian Kompas, 25 Juni 1989.

Page 60: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Amsterdam, Negeri Belanda; pada tahun 1973 lulus dari Departemen Seni

Rupa ITB, Bandung.

Farida Srihadi telah berpartisipasi dalam berbagai pameran yang

diadakan di dalam dan di luar negeri. Selain itu Farida telah berhasil

mendapatkan penghargaan Cultural Grant CRM, G. Rietveld, Amsterdam

(1976-1978); Cultural Grant dari The British Council, University of London

(1978-1979); grant dari The Ohio State University, (1979-1980); dan Cultural

Award dari Pemerinrah Australia.

G

G. Sidharta Soegijo Gregorius Sidharta Soegijo adalah seorang perupa terkemuka di

Indonesia. Karya-karyanya, baik patung, lukisan, maupun grafis banyak

diapresiasi masyarakat. Selain itu ia juga membuat berbagai karya monumental

yang tersebar di beberapa kota di Indonesia dan di beberapa negara lainnya. G.

Sidharta Soegijo lahir di Yogyakarta pada tahun 1932. Sidharta pertama kali

belajar melukis ketika ia bergabung dengan Sanggar Pelukis Rakyat pada tahun

1947 di Yogyakarta yang dipimpin oleh Hendra Gunawan dan Trubus. Di

sanggar bergabung sejumlah pelukis muda yang di kemudian hari menjadi

seniman-seniman penting dalam perkembangan seni lukis di Indonesia.

Sebelum bergabung dengan sanggar, latar belakang kehidupan Sidharta

memang telah akrab dengan suasana kesenian khususnya kesenian tradisional

Jawa di dalam keluarganya yang taat beragama. Ayahnya Bernardinus Soegijo

dikenal sebagai ahli karawitan yang juga bekerja sebagai guru.

Ketika berdiri Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI), Dharta bergabung

ke akademi ini. Setahun belajar di akademi, dharta merasa sudah waktunya

berkiprah sebagai seniman. Pada tahun 1951, bersama rekan-rekan

seangkatannya ia mendirikan sebuah sanggar yang kemudian dikenal sebagai

Pelukis Indonesia Muda. Pada tahun 1953, Dharta mendapatkan beasiswa

untuk belajar di Akademi Jan Van Eyck, Belanda. Di sana Dharta mendapatkan

Page 61: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

pemahaman dan pandangan mendasar tentang seni rupa modern yang berakar

pada bingkai pemikiran Barat. Horison yang dilihatnya seperti ditarik melebar.

Setelah menyelesaikan studinya selama tiga tahun Dharta kemudian bertualang

dan hidup sebagai pelukis di Belanda, serta berkeliling ke berbagai negara

Eropa sebelum akhirnya kembali ke tanah air pada tahun 1957.

Sekembalinya di Indonesia, Dharta kembali ke sanggarnya PIM, dan

segera mengadakan pameran tunggal. Lukisan-lukisannya membuat kaget

kalangan seniman di Yogya. Meskipun masih memperlihatkan gaya yang

ekspresionistis lukisannya memperlihatkan pula susunan garis-garis. Obyek

yang digambarnya seperti tidak menyiratkan apa-apa, terpotong-potong dan

menjadi bidang datar untuk diwarnai. Lukisannya memperlihatkan pula

susunan petak-petak warna berdampingan rapi, dibatasi garis yang tertib,

membentuk irama.

Setahun kemudian Dharta bekerja sebagai pengajar di ASRI. Di sana ia

lebih berkonsentrasi pada seni patung disamping melukis. Lukisan dan patung

Dharta tidak sepenuhnya dimengerti oleh kalangan seniman dan kritikus di

Yogya pada saat itu. Terlebih ketika memasuki tahun 1960-an dimana

perkembangan seni rupa Indonesia dipengaruhi pikiran-pikiran sosialistik yang

ditiupkan oleh Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra), sebuah lembaga

kebudayan bentukan PKI. Kalangan seniman di Yogya tidak luput dari

pengaruh sosialistik tersebut. Tema kerakyatan bukan lagi sumber inspirasi

tetapi “alat” untuk mempropagandakan ajaran komunisme. Keyakinan yang

dibawa Dharta dicap kebarat-baratan. Akhirnya ia dikeluarkan dari ASRI dan

disingkirkan dari pergaulan para seniman Yogya. Namun pada masa sulit itu, ia

mendapat tawaran untuk pindah ke Bandung dan menjadi pengajar di Jurusan

Seni Rupa ITB. Pelukis dan pematung But Muchtar memintanya untuk ikut

merintis jurusan patung karena Dharta dinilai cukup memiliki kualifikasi untuk

bidang ini.

Kepindahannya ke Bandung merupakan babak baru dalam

perkembangan karir Sidharta. Ia mendapat peluang mengembangkan

Page 62: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

pandangannya dan juga karya-karyanya. Pada saat itu ia kembali

berkonsentrasi menekuni seni patung. Berbagai konsep mematung dicobanya

dan sejak saat itu ia muncul sebagai pematung utama Indonesia. Sejalan

dengan prinsip kubu Bandung, patung-patung Dharta semakin lanjut menekuni

prinsip-prinsip kubu Bandung. Ia menemukan bentuk-bentuk yang sederhana

lebih mungkin merekam getaran perasaan. Sementara getaran perasaan pun

bukan hanya letupan emosi, kesedihan, kegembiraan, rasa haru dan rasa marah.

Terdapat berbagai nuansa perasaan yang punya hubungan langsung dengan

kepekaan rupa, misalnya irama, vitalitas dan sensualitas.33 Di tengah rangkaian

percobaan itu Dharta berkenalan dengan sejenis kepekaan baru. Kepekaan yang

“lebih dingin” yang muncul bersama teknologi. Dengan prinsip ini Dharta

melahirkan karya yang konstruktif. Ia juga memperkenalkan bentuk-bentuk

geometrik.

Setelah pergolakan politik menyisihkan pengaruh komunis mereda di

awal tahun 1970-an, perdebatan Barat-Timur ramai kembali. Karya Dharta dan

kubu Bandung kembali dikecam. Muncul kemudian masalah “mencari identitas

Indonesia”. Hal tersebut menjadi polemik dan Dharta justru tertarik untuk

mempermasalahkan identitas seni rupa Indonesia, sebuah sikap yang janggal

bagi seorang tokoh kubu Bandung. Dharta kemudian meninggalkan prinsip-

prinsip kubu Bandung dan memperlihatkan kecenderugan mencari identitas

Indonesia.34

Pada tahun 1973 ia memulai suatu konsep baru yaitu memasukkan pola

kesenian tradisional ke dalam karya-karyanya. Percobaan ini dilakukan melalui

berbagai media seni rupa. idiom seni lukis dan seni patung yang ditekuninya

selama bertahun-tahun, tiba-tiba menjadi tidak mutlak. Ia membuat percobaan

menggambari patung-patungnya dengan berbagai ornamen. Pada tahun ini pula

ia bersama rekan-rekannya di Seni Rupa ITB mendirikan Studio Decenta. Di

33 Agus, Ina Gustiana; 1981; Gregorius Sidharta Sebagai Pematung; Skripsi Departemen Seni Rupa FTSP ITB. 34 Supangkat, Jim; 1995; Lukisan, Patung dan Grafis G. Sidharta; Bandung: Rekamedia Muliprakarsa. Hal 19.

Page 63: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

sini ia tertarik membuat karya-karya grafis. Sifat datar karya grafis yang dibuat

dengan teknik cetak saring memungkinkan Dharta menampilkan pola hias

tradisional. Pada masa Decenta, Dharta semakin mengembangkan media

ungkapnya. Bentuk-bentuk karyanya menjadi sangat beragam. Selain akibat

penjelajahan bentuk juga dipengaruhi pekerjaannya membuat patung pesanan,

monumen, hiasan bangunan dan pengisi ruang. Pada tahun 1978 ia keluar dari

Decenta dan membentuk sanggar sendiri. Proyek monumental yang telah

dikerjakan oleh Sidharta diantaranya adalah “Monumen Tonggak Samudera”,

di Tanjung Priok, Jakarta, “Tumbuh dan Berkembang”, di Taman

Pakubuwono, Jakarta, Monumen Proklamasi, di Jakarta, “Tumbuh dan

Berkembang II” di Seoul, Korea Selatan dan masih banyak lagi.

Kesungguhan Dharta dalam mempersoalkan identitas seni rupa

Indonesia membawanya pada upaya-upaya meningkatkan kegiatan di bidang

pemikiran, pendidikan dan kritik seni. Di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB

ia mengusulkan berbagai perubahan dalam pendidikan seni rupa. Ia menyusun

berbagai metode yang bisa merangsang kreativitas. Ia juga mengusulkan agar

pendidikan teori dikembangkan secara khusus untuk menghasilkan kritikus dan

ahli sejarah seni.35

G. Sidharta mengakhiri masa baktinya di ITB pada tahun 1997 dengan

menggelar suatu pameran tunggal yang menampilkan perjalanannya sebagai

seorang perupa handal yang dimiliki Indonesia. Setelah pensiun ia kembali ke

kota kelahirannya Yogyakarta.

H

Haryadi Suadi Karya-karya Haryadi Suadi selalu mengandung unsur-unsur bentuk

visual kesenirupaan Jawa, seperti unsur-unsur dari ragam hias, ukiran, batik,

ornamen wayang kulit, wayang golek dan sebagainya. Haryadi memang ingin

35 Ibid., hal 25.

Page 64: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

melestarikan seni budaya Jawa khususnya Cirebon.36 Haryadi

mengekspresikannya dalam bentuk lukisan kaca. Sangat sedikit perupa yang

menggunakan medium kaca sebagai medium ekspresi seperti yang dilakukan

Haryadi.

Dalam salah satu karyanya yang berjudul “Adam dan Hawa”, 1995,

nampak figur-figur menyerupai gambaran dalam pewayangan. Lukisan ini

menyajikan kisah yang diambil dari kitab suci tentang Adam dan Hawa.

Terdapat sepasang sosok pria dan wanita saling berhadapan dengan komposisi

keseluruhan yang simetris. Selain kedua sosok tersebut, pada latar belakang

nampak berbagai macam mahluk yang terlihat menyeramkan. Semua mahluk

tersebut tertuju pada kedua sosok utama yang berada saling berhadapan. Di

bagian atas nampak bentuk segitiga, sementara di bagian bawah, terdapat

bentuk bulatan yang terlihat sebagian dengan dikelilingi bentuk stilasi api yang

berkobar. Lukisan ini menunjukkan sifat datar dengan garis tepi yang tegas.

Haryadi Suadi lulus dari Seni Rupa ITB pada tahun 1969 dalam bidang

seni grafis, kemudian mengajar di tempat yang sama hingga sekarang. Di

samping berkarya seni rupa, Haryadi juga banyak menghasilkan tulisan yang

dimuat di media massa, khususnya di Harian Umum Pikiran Rakyat Bandung.

Tulisannya biasanya menyangkut sejarah dan berbagai hal yang berhubungan

dengan kesenian dan kebudayaan.

Hendrawan Riyanto Hendrawan Riyanto adalah seniman keramik yang sering membuat

karya-karya instalasi. Selain menggunakan media keramik, karya instalasinya

seringkali melibatkan bentuk-bentuk alami dan bahan seperti jerami, bambu,

batu dan lain sebagainya. Bahan-bahan tersebut biasa ditemukan dan

merupakan pendukung dalam proses pembuatan keramik. Dalam konsep

berkarya, Hendrawan mengungkapkan bahwa ia menghargai tanah liat, dengan

anggapan bahwa tanah dan manusia memiliki hubungan yang erat satu sama

36 Rukmini, Mien; 1982; Pengaruh Islam Terhadap Karya Lukis Ahmad Sadali, AD Pirous dan

Page 65: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

lain. Hendrawan merujuk pada Nabi Adam yang diciptakan dari tanah, dan

mencatat bahwa tiap manusia pada akhirnya akan kembali ke dalam tanah.

Hendrawan adalah pencinta tanah dan spiritualitasnya. Ia menentang

perlakuan komersial manusia terhadap tanah jika hal tersebut mengabaikan

aspek spiritual. Hendrawan percaya bahwa bumi adalah bagian penting dari

kehidupan manusia. Bumi mengakomodasi semua keperluan dan perlakuan

manusia bahkan perlakuan yang membahayakan dan tidak bersahabat terhadap

bumi itu sendiri.

Sebuah seri karya Hendrawan yang berjudul “Inner Mothers” yang

diikutsertakan dalam Pameran terkemuka Biennale Venesia sangat tampak

sekali diilhami oleh pemikiran mengenai tanah, dan bermaksud untuk

memotret kehidupan spiritual antara manusia dan lingkungannya, seperti

halnya memotret hubungan keluarga. Bentuk-bentuk dari karya ini, secara

vertikal seolah-olah muncul dari permukaan tanah, menyusun simbol tentang

keibuan, berdiri, membungkuk dan duduk. Bentuk utama dikelilingi oleh

bahan-bahan dari alam, seperti batu yang berbentuk menyerupai telur,

kemudian bahan lainnya seperti bambu, jerami dan berbagai jenis yanah liat

lainnya. Berbagai bentuk tersebut disusun untuk membuat suatu hubungan

antara ibu dan anak-anaknya. Disinilah kualitas terdalam dari suatu hubungan

keluarga yang tidak pernah berakhir. Cinta seorang ibu tidak pernah

terpengaruh oleh proses-proses fisik. Hendrawan melihat bumi sebagai puncak

dari proses keabadian, seperti cinta yang tidak mengenal henti dari seorang

ibu.37

Hendrawan Riyanto lahir di Yogyakarta pada tanggal 15 Januari 1959.

Pada tahun 1986 ia menyelesaikan studi di Fakulas Seni Rupa dan Desain ITB.

Kemudian menjadi pengajar keramik di tempat yang sama. Hendrawan

mendalami keramik di Jepang pada tahun 1988, dan tahun 1992 sampai dengan

tahun 1993, yang memberi pengaruh yang kuat terhadap karya-karyanya.

Haryadi Suadi; Skripsi Departemen Seni Rupa FTSP ITB; hal 113. 37 Pirous, AD.; Hendrawan Riyanto, dalam Katalog Modernities and Memories, Biennal Venesia, 1997.

Page 66: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Selain di Indonesia, Hendrawan telah berpameran diantaranya di Jepang,

Denmark dan Belanda.

Herry Dim Sebagai pelukis, Herry Dim adalah seorang otodidak yang mempelajari

dengan sungguh-sungguh ragam seni etnik, teknik realisme, dan kemudian

mengembangkan teknik dan gayanya sendiri. Selain sebagai pelukis, Herry

Dim dalah juga seorang penata pentas teater dan aktif menulis. Sebagai lulusan

Jurusan Teater Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Bandung, ia menjadi

penata artistik yang karya-karyanya muncul di berbagai pementasan. Sejak

tahun 1979 ia bekerja di Harian Umum Pikiran Rakyat Bandung dan menjabat

sebagai editor artistik. Di Harian ini ia banyak menulis tentang seni rupa,

teater, film, musik, dan berbagai hal menyangkut kebudayaan.

Dalam karirnya sebagai pelukis, ia sempat melewati empat periode

penting kekaryaanya. Pertama, di antara realisme dan surealisme, dan teknik

cukil kayu, bisa disebut periode studi terhadap teknik-teknik dasar seni lukis

dan seni cetak atau seni grafis. Kedua, periode etnik, khusunya perhatian

terhadap seni rupa purbawi, yang menghasilkan karya “Seni Rupa Ritus-Ritus

Seni Rupa”. Ketiga, periode “boom”, saat ia terbawa suasana, menghasilkan

karya-karya molek. Keempat, menyerap spirit dan sekaligus menjadi anak-

anak, dalam pengertian mencerap inti kejujuran dalam perupaan. Diawali

dengan kerja melukis bersama purtanya, ia beranjak untuk memasuki dunia

bermain.

Sebagian karya-karyanya telah dikoleksi oleh banyak kolektor.

Pada tahun 1991, ia menyertakan karyanya di forum International Art

Horizon di New York. Karya-karya lainnya banyak tertera sebagai gambar

sampul antologi puisi, buku kebudayaan dan lain-lain.

I

Page 67: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Isa Perkasa Isa adalah salah seorang perupa muda potensial yang aktif berkarya.

Jika diamati terdapat pikiran-pikiran liar dalam karya-karya drawing, seni cetak

dan instalasi Isa Perkasa. Pikiran liar yang dimaksud adalah adanya pikiran

yang terpisah-pisah, terpecah-pecah, dan tidak dikendalikan. Semua pikiran ini

bisa terjadi dalam setiap diri manusia secara alamiah, dan yang menonjol ada

dalam diri seniman dan karyanya.

Sebagai seorang seniman, Isa tampak membiarkan pikiran dan

perasaannya untuk terbebas dan tidak dikendalikan. Karenanya ia bisa berlari

dari ruang imaji yang satu ke ruang imaji yang lainnya. Isa Perkasa adalah

alumni Seni Grafis Jurusan Seni Murni FSRD ITB. Isa banyak berkarya

drawing atau gambar yang ia susun sedemikian sebagaimana layaknya karya

instalasi dalam pameran yang digelarnya. Karya-karya drawing dengan ide

yang terkesan liar tersebut ia susun dengan merespon ruang. Suasana teatrikal

muncul dengan dibantu oleh pencahayaan dalam ruangan yang gelap. Hal

tersebut merupakan salah satu kesan yang didapat dalam pamerannya di Pusat

Kebudayaan Perancis di Bandung pada tahun 1996 yang ia beri judul

“Bercanda Dengan Cermin”.

Dalam pameran tersebut ia seolah-olah dengan mudahnya berlompat-

lompat seperti “seekor kera” dari pohon yang satu ke pohon yang lain. Ia

menggambarkan figur-figur yang seperti diketahui merupakan ilustrasi tentang

teori evolusi Darwin daam karyanya “Menuju Monumen Beton”. Dalam

karyanya yang lain ia seolah terbang ke dunia pewayangan. Seolah bosan ia

kemudian bermain ke warung-warung dalam karyanya “Dunia Kaleng

Kerupuk”. Begitulah seterusnya. Para pemirsa yang menyaksikan seolah-olah

masuk ke dalam dunia ganjil Isa. Dunia khayalan yang sebenarnya juga

merupakan realita sehari-hari dari kehidupan pribadinya.

Sebagai seorang yang membaktikan dirinya pada kesenian Isa aktif

bergaul dengan kalangan seniman di Bandung. Pada tahun 1988 bersama

kawan-kawannya mendirikan kelompok seni pertunjukkan “Sumber Waras”.

Tahun 1990 ia mendirikan kelompok Seni Pertunjukkan “Perengkel Jahe”.

Page 68: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Kemudian pada tahun 1994 mendirikan kelompok Seni Pertunjukkan

“Nyeuneu Nyeni”. Selama tahun 1994 dan 1996 ia mengerjakan penataan

artistik untuk Forum Sastra Bandung. Isa Perkasa lahir di Cikijing 21 Juni

1964. Kesenian merupakan kegiatan yang digelutinya sejak ia masih kecil.

K

Kaboel Suadi Kaboel Suadi adalah pegrafis yang juga sekaligus pelukis. Dua karakter

kekaryaan ini saling berpengaruh begitu kuatnya, sehingga dalam banyak karya

seni lukis Kaboel Suadi banyak dijumpai unsur-unsur grafis sebagai bahasa

visualnya. Banyak unsur yang tampak dalam gubahan karya lukisan Kaboel,

diantaranya adalah hadirmya beberapa perkara teknis yang tidak ditemukan

dalam kelaziman karya-karya seni lukis. Sebagai contoh misalnya bagaimana

cara Kaboel menempatkan persoalan matra pada bidang datar lukisan-

lukisannya di samping itu unsur garis tidak dibentuk dengan sikap lentur,

sehingga lebih menyerupai torehan-torehan dalam teknik cukil kayu pada karya

grafis.

Bidang-bidang warna selalu dimunculkan dengan maupun tanpa

nuansa, namun senantiasa menampilkan hadirnya unsur tekstur yang

sesungguhnya lebih mengarah kepada persepsi matra dalam kedatarannya.

Teknik-teknik tersebut digubah Kaboel dalam upaya menaruh keberadaan

objek-objek lukisannya dalam posisi maupun komposisi yang rata-rata vertikal.

Kecuali pada objek-objek non figur, keleluasaan kesan horizontal lebih

diperhatikan untuk menggambarkan semesta.

Objek-objek lukisan Kaboel Suadi memang cukup beragam diantaranya

terdapat sosok, landscape, alam benda, atau mengolah kekuatan abstraksi

dalam upaya mencapai komposisi yang harmoni. Maka jika memperhatikan

aspek teknis, sesungguhnya Kaboel sangat tegas dilandasi oleh disiplin

akademisnya yang cenderung mudah ditemui pada pendidikan seni rupa Barat.

Dalam dunia pendidikan Barat, pemahaman teknis ini umumnya dimanfaatkan

Page 69: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

guna menelusuri paradigma proses berkarya dari tahapan mimesis, impresif,

ekspresif, hingga tahapan abstraksi. Sehingga wajar apabila Kaboel sebagai

pewaris pengaruh pendidikan Ries Mulder, yang pada waktu sebelumnya

memiliki pemahaman suatu proses meniru alam setepat mungkin, dengan cepat

beralih pada proses pengembangan kreativitas yang terbebas dari keterikatan.38

Kaboel Suadi mengakui bahwa dirinya seakan baru mengenal

pemahaman melukis setelah memasuki pendidikan formal di Jurusan Seni

Rupa ITB. Pengalaman empirik selalu diterimanya sebagai petualangan

internal, sedangkan ilmu seni rupa yang dikemas dengan formulasi tertentu

diterima sebagai patokan-patokan pemahaman. Sehingga dialog antara

keduanya hanya bisa dijembatani melalui bahasa visual yang bisa bersifat

universal. Lalu kembalilah semuanya kepada masalah pengolahan teknis

bahasa visual.

Bagi Kaboel Suadi keindahan tidak selamanya menjadi tujuan, tetapi

harmoni di dalam karya harus tetap dijaga, sebab harmoni menurutnya

menunjang keindahan dan sekaligus tanda selesainya sebuah karya. Bahkan

dalam menunjang bahasa visual, alat dan material harus diperlihatkan secara

jujur, karena media dapat pula memperkuat nilai keindahan.

Meskipun Kaboel Suadi sangat tertarik pada objek sosok, studi panjang

tentang sosok ini tidak lagi berkisar pada saat sosok bergaul dengan

lingkungannya, tetapi lebih pada persoalan studi tentang manusia itu sendiri.

hubungan antara sosok dan kosmologinya dalam lukisan Kaboel ditangkap

berdasarkan konteks ritual dan kulturalnya. Salah satu ciri hasil studi sosok

dalam lukisan Kaboel ditandai dengan penggambaran posisi kaki yang selalu

cenderung tampak samping seperti pada lukisannya “Belajar Menari”, “Penari

Topeng”, dan “Model”. Penggambaran seperi ini mengingatkan pada figur-

figur dalam wayang.

38 Noor, Maman; 1993; Katalog Pameran Tunggal Kaboel Suadi; Gedung Pameran Seni Rupa Depdikbud Jakarta.

Page 70: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Dalam tema semesta Kaboel menampakkan betapa sunyi dan

mencekamnya alam. Meskipun Kaboel tidak tersedot oleh unsur puitik, tetapi

sikap dramatiknya terlihat jelas saat menghadirkan objek-objek perahu, pantai

ikan, jemuran, jaring atau sosok-sosok. Ungkapan dramatik tersebut diwakili

oleh warna, garis dan adegan dalam tatanan komposisi.

Kaboel Suadi lahir tanggal 7 November 1935 di Cirebon.

Menyelesaikan pendidikan di Bagian Seni Rupa Institut Teknologi Bandung

pada tahun 1964. Kemudian mendapatkan beasiswa untuk studi lanjutan di

Staatlische Hochschule fur Bildende Kunste, di Berlin, Jerman tahun 1968-

1969. Sejak 1964 sampai sekarang menjadi pengajar tetap di Jurusan Seni

Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, serta berkarya grafis dan melukis.

Kartono Yudhokusumo Kartono Yudhokusumo memperlihatkan bakat melukisnya sejak muda.

Hal ini terlihat dalam karya-karya sketsa mengenai potret, tanaman dan

pemandangan alam dengan menggunakan medium konte yang ditambah

warna-warna tipis cat air sebagai aksentuasi. Maka agak mengherankan bagi

banyak orang yang mengenal Kartono sebelumnya, betapa cepat ia berubah

konsep karyanya menjadi kontemplatif. Karyanya tidak lagi menampilkan

sapuan yang lancar, kuat dan spontan seperti ketika ia melukis tanaman di

kebun. Karya cat minyaknya dikerjakan dengan warna-warna muda dan dengan

dinamika yang kuat.

Dalam pameran tunggal Kartono tahun 1943 di gedung Poetera, untuk

pertama kalinya ia mengagetkan publik dengan kelahiran karya-karya yang

telah berubah sedemikian jauh menjadi lukisan-lukisan tentang diri dan potert

keluarga yang masing-masing dilengkapi garis-garis kontur yang tetap dan

tebal, dalam sapuan-sapuan yang dihaluskan. Warnanyapun turut mengendap

dan dengan cara mewarnai yang dipoleskan halus-halus pada potret-potert yang

realistis dari keluarganya. Tetapi dengan pengamatan yang lebih teliti, Kartono

tidak menghentikan seluruh dinamika jiwanya pada karya-karyanya tersebut,

karena ia mengisi figur-figur manusianya yang banyak berwarna gelap dengan

Page 71: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

kontemplasi pandangannya dan mengisi karyanya dengan cara surealisme.

Karya-karya tersebut sebenarnya bagian dari langkah Kartono menuju gaya

naivisme di kemudian hari. Akhirnya karya-karya Kartono lebih menuju pada

keinginan menampilkan keceriaan jiwa yang diungkapkan dalam berbagai

motif alam dan kehidupan dalam warna-warna khas Kartono yang tampak pada

lukisan berjudul “Piknik” dan “Bandung”.39

Kartono akhirnya menjadi perintis dalam gaya dekoratif, dimana warna-

warna terang dan gelap bekerja sama, dan dalam gaya naif yang seringkali

menampilkan kisah hidup pribadnya, di tengah-tengah alam yang indah di

sekelilingnya.

M

Mochtar Apin Moctar Apin lahir di Padang Panjang 23 Desember 1923. Sebagai

pelukis, ia telah aktif sejak jaman penjajahan Jepang. Sejak muda Apin terbiasa

berpindah tempat. Dari Sumatera Barat, ke Selatan lalu hijrah ke Jakarta untuk

akhirnya menetap di Bandung sampai akhir hayatnya. Ia berasal dari keluarga

berada dan bercita-cita untuk menuntut ilmu sampai ke ujung dunia, seperti

juga tradisi merantau pada banyak orang asal Sumatera pada masa itu. Dari

Bandung ia berangkat untuk melanjutkan studi di Amsterdam, Paris dan Berlin.

Apin adalah seniman yang senantiasa bereksperimen dalam perjalanan

karirnya. Pada sekitar tahun 1940-an tampak karyanya mencoba mempelajari

teknik dengan suasana Eropa, hal tersebut dapat dilihat pada “Kopi

Rembrandt”, 1939, dan “Hutan”, 1941. Perspektif dan permainan cahaya

menunjukkan bagaimana Apin melihat karya itu sebagai bentuk pengkopian.

Sedikit lain adalah pada “Sungai Musi”, 1941, “Pemandangan Telaga”, 1940,

dengan teknik pastel, tampaknya permainan cahaya seperti orang impresionis

memandang obyek ikut mempengaruhi karya dengan ukuran kecil tersebut.

39 Holt, Claire. 1967. Art in Indonesia: Continuities and Change; Ithaca: Cornell University Press.

Page 72: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Dengan modal mencari pengalaman dan ketekunan mencari guru

hingga sempat bergabung dalam Persagi dan Keimin Bunka Sidosho

mempertemukannya dengan S. Sudjoyono yang nasionalis dan Subanto

Soeryosoebandrio yang mengajarkan profesionalisme pelukis. Dari banyak

pengalaman yang didapatkan baik lewat jalur formal ataupun non formal

menjadikan perupa Bandung ini tidak segan berganti berbagai displin gaya.

Pada prinsipnya ia sangat membuka diri dan menerima kehadiran apapun yang

dirasa mempunyai pengaruh positif. Misalnya dalam periode formalisnya

dimulai dari karyanya “Tusuk Konde”, 1947, “Hetty”, 1951, dan “Gadis Indo”,

1948, ketiganya menggunakan teknik cat minyak yang tetap menghidupkan

aroma tanah air dengan penguasaan sudut yang sederhana, tampak pula dalam

lukisan pastel “Chairil Anwar”, 1947, setelah ini muncul studinya mengenai

sketsa-sketsa wanita dalam hitam putih maupun teknik cetak.

Dalam serangkaian studi akademis Apin mengenai wanita, Apin

sesungguhnya sedang menempuh jalan menguasai lekuk liku garis yang

nantinya akan membentuk formasi yang kuat dalam jalur pertumbuhan belajar

sistem Barat. Posisi wanita duduk, terlentang, berdiri, terungkap, memandang

berbagai bagian dari satu pusat konsentrasi, membuat analisa sudut-sudutnya

sepenuhnya sebagai suatu sistem pengamatan yang sudah berlangsung sebagai

tradisi pendekatan akademis.

Perjalanan itu semakin jauh ketika Apin mendeformasikan bentuk

dalam “Wanita dan Matahari”, 1957, “Pantai Mediterania”, 1960, seperti juga

pada “Perahu-perahu Dengan Latar Belakang Gereja Veere”, 1952, dan

“Ibiza”, 1953. Rangkaian ini menunjukkan pengembaraan Apin dari daerah

satu ke daerah lainnya di sekitar Eropa.

Dari pengembaraan tanpa lelah ia kembali tergoda pada bentuk batik.

Muncul teknik kolase dengan akrilik dalam “Batik Variant”, sementara sederet

karya dihasilkan Apin yang dari hari ke hari menekuni pula seni cetak. Seperti

tampak dalam serial burung dan kaligrafinya. Dengan menekankan pada

komposisi bidang dan warna kontras, Apin tampaknya menyederhanakan

Page 73: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

bentuk ke dalam sapuan bidang. Dan di dalam teknik cetak-mencetak hanya

dimungkinkan oleh ketelitian kerja dan konsistensi ekspresi yang teratur.

Karyanya selama tahun 1970-an rupanya bergerak ke dalam bidang

yang lebih luas dan bebas. Gaya yang romantik mulai ditinggalkan dan hanya

sesekali tampak obyek itu ada tetapi tidak sepenuhnya menjadi tumpuan

konsentrasinya. Kadangkala dipakai untuk menyalurkan ide yang tampak

abstrak. Pada ”Ambang Pintu”, 1976, tampak wanita telanjang sepenuhnya

berwarna ungu, berdiri dalam bidang hijau, pintu terbuka di belakangnya,

membangun suasana surealis.

Sesudah itu dengan lebih tegas Moctar Apin menyatakan dengan irama

yang terbentuk dari warna. Garis akan muncul sebagai gerak. Gerak yang terus

berada dalam suatu tatanan keserasian. Hal tersebut dapat dilihat dalam

“Perspektif Jalur Jingga”, “Ruang Merah dan Hijau”, “Dinding Hijau”, dan

“Bidang Empat Warna” semuanya diselesaikan pada tahun 1976.

Karya-karya terakhir Apin tampaknya mengisyaratkan pandangannya

yang penuh semangat. Dalam karya Mochtar Apin dan seluruh

pengembaraannya terlihat suatu figur yang tanpa setengah-setengah. Tanpa

ragu ia menempatkan diri sebagai anak zaman, seperti yang sudah tersirat

dalam periodenya bergabung dengan Gelanggang Seniman Merdeka.

Pada tanggal tahun 1985 Mochtar Apin meraih jabatan tertingi

akademis yaitu sebagai Guru Besar ITB. Di Jurusan Seni Murni tempatnya

mengajar Apin dikenal sebagai pengajar yang baik. Setelah pensiun ia kembali

aktif berkarya. Mochtar Apin meninggal di Bandung pada tanggal 1 Januari

1994.

N

Nyoman Nuarta Nyoman Nuarta lahir di Tabanan, Bali 14 November 1951. Nyoman

Nuarta menyelesaikan pendidikannya dalam bidang seni patung di Jurusan

Seni Rupa ITB pada tahun 1979. Dengan kekuatan lingkungannya di Bali yang

Page 74: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

mempengaruhinya sejak masa kanak-kanak ia telah banyak terlibat dalam

kegiatan kesenirupaan di desanya. Hal tersebut memberikan dasar yang

memadai dalam karirnya sebagai pematung. Pengalaman profesional dimulai

sejak mahasiswa, diantaranya bergabung dalam Gerakan Seni Rupa Baru

Indonesia tahun 1977 dan mengikuti pameran kelompok ini di Bandung dan

Jakarta, mendapatkan penghargaan Patung Proklamator tahun 1979 bersama-

sama dengan pematung G. Sidharta dan Martono, juga mengikuti pameran-

pameran lainnya secara berkelompok.

Pengalaman profesional lainnya adalah mengerjakan elemen estetik

untuk berbagai klien dan patung-patung monumental yang berada di ruang-

ruang publik di kota-kota Bandung, Jakarta, Surabaya dan lain sebagainya.

Karya monumentalnya diantaranya adalah monumen untuk Angkatan Laut di

Surabaya.

Berbagai karyanya tersebut dibuat dengan teknik-teknik pembuatan

patung yang dikembangkannya melalui berbagai eksperimen. Dalam patung-

patungnya yang menggunakan material kawat, Nyoman memperlihatkan gejala

menguak massa. Massa, kepejalan serta bobot, inertia atau kelembaman, dan

keburaman atau kepekatan (tidak tembus sinar) dikuak. Patung merengkuh

ruang, daya dan sinar, dan menjadikan semua unsur itu bagian dari badannya

atau wujudnya. Hal itu dimungkinkan oleh kerawang kawat, yang menjadi

bahan pokok patung Nyoman. Kebanyakan pematung menggunakan bahan ini

sebagai rangka yang tersembunyi. Semangat jelajah Nyoman menolak

kelembaman, ia tidak terpaku ke dalam satu macam bahan, seperti pematung

lain terpaku pada kayu atau semen, ataupun perunggu cor. Nyoman telah

menjelajahi bukan hanya pada bahan-bahan itu, tetapi juga pada bilah besi,

polyester, resin, paraglass dan lain-lain.

Polyester resin cukup luwes baginya, lentur untuk menerima berbagai

macam gagasan. Di antara karyanya dengan bahan ini ditemukan tidak hanya

patung padat utuh. Sejumlah patung memperlihatkan rongga atau ruang yang

menembusnya dari sisi ke sisi. Bahkan dalam karyanya “Lamunan”, 1988,

Page 75: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

sebagian besar adalah ruang. Bilah besi memungkinkannya membuat patung

yang terdiri dari lebih banyak ruang kosong daripada massa padat seperti

dalam “Wajah”, 1988. Sebelumnya pada tahun 1987, ia membuat patung yang

seutuhnya transparan, dari paraglass dan polyester resin, bahan yang

memungkinkannya mematungkan obyek yang berwujud ruang dan sinar, bukan

berupa benda padat seperti pada karyanya “Pelangi”.

Pada tahun 1988, Nyoman menemukan kawat ram atau kerawang kawat

untuk bahan patung. Bahan inilah yang terutama menarik perhatiannya sesudah

penemuan itu, dan segera ia menemukan sejumlah kemungkinan, tertuang

dalam sejumlah gagasan, yang ia wujudkan dan kembangkan kemudian.

Nyoman bukanlah seorang formalis. Penjelajahannya ke dalam

kemungkinan kerawang kawat, ke dalam penggabungan ruang dan massa

dalam badan patung, serta ke dalam penembusan patungnya oleh sinar, tidak

terceraikan dari kecenderungan untuk bercerita, menggugah gagasan dan

emosi, serta menyajikan citra. Sosok yang tampak ringan karena kehilangan

massa memberi peluang untuk membuat citra yang melayang menembus ruang

dan waktu, menyajikan citra perlawanan terhadap kendala, meski bukannya

tanpa kesakitan, dan citra pengharapan akan kebebasan dari ikatan. Hal

tersebut bisa diamati dalam patung “Menembus Ruang dan Waktu”, 1988.

Patung setinggi empat meter ini termasuk patung besar.

Kerawang kawat menjadi citra kobaran api dalam “Pembakaran Sita”,

1989, atau angin keras dalam “Angin Desember”, 1990. Kerawang kawat juga

menciptakan sosok ayam jantan petarung yang tegak berkokok, citra

kecompang campingan dan kesakitan sekaligus keuletan dan kekuatan dalam

“Fighter”, 1989. Selain itu kerawang kawat juga menampilkan nuansa,

memberikan kemungkianan bagi pencitraan gerak dan kecepatan. “Rush

Hour”, 1990, adalah semacam gambar atau lukisan dalam ruang, menyajikan

citra orang-orang bersepeda dengan cepat.

Nyoman Nuarta mengelola studio patung miliknya secara profesional.

Ia didukung oleh sekelompok seniman muda dan kurang lebih 40 orang

Page 76: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

karyawan tetap dengan pengelolaan sistem manajemen yang profesional

sehingga dapat membuktikan bahwa bidang kesenirupaan (seni murni) tidak

selalu harus melalui kerja individual.

P

Popo Iskandar Popo Iskandar dilahirkan di Garut, Jawa Barat 17 Desember 1927,

selain dikenal sebagai pelukis, Popo Iskandar juga banyak menulis esei dan

kritik yang ditulisnya di berbagai majalah dan harian terutama sejak tahun

1958-1987. Pendidikan melukis dimulai tahun 1943 di bawah bimbingan

Angkama, Barli dan Hendra Gunawan. Kemudian bergabung di Keimin Bunka

Shidosho Bandung. Pada tahun 1944 karyanya terpilih untuk pameran keliling

bersama pelukis-pelukis seperti Affandi, Sujoyono, Basuki Abdullah, Hendra

Gunawan, dan lain-lain di kota-kota besar di Indonesia. Pada tahun 1958, Popo

lulus dari Seni Rupa ITB, sempat mengajar di almamaternya (1957-1961),

kemudian mengajar pula di Jurusan Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan IKIP

Bandung (1961-1993).

Sebagai perupa yang memiliki banyak pengalaman, Popo telah

berpameran di berbagai tempat baik dalam dan luar negeri. Selain itu ia telah

menerima beberapa penghargaan diantaranya: Hadiah Horison untuk sampul

terbaik 1969, keanggotaan Akademi Jakarta untuk seumur hidup sejak 1970,

dan Anugerah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia 1980.

Perjalanan Popo Iskandar dalam dunia seni rupa telah melalui proses

perjuangan dan pergulatan kreatif yang panjang. Perjalanan tersebut dapat

dilihat dari berbagai aspek, antara lain dari aspek dunia visual sebagai wujud

bahasa ungkapan dari berbagai pengalaman, gagasan dan tanggapan yang

Page 77: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

hendak dipaparkan. Di balik dunia visual itu sekaligus mengidentifikasikan

aspek yang berkenaan dengan idealisme penciptaan dan proses kreatif.40

Perenungan atau kontemplasi menjadi inti dari proses berkarya Popo

Iskandar. Dalam proses merenung meluncur berbagai imajinasi, idea dan emosi

yang akan memperkaya setiap karya yang tercipta. Dalam proses berkarya

seringkali Popo menimbang-nimbang kembali, mengubah, bahkan tidak jarang

lukisan yang sudah lama dikerjakan kembali.41 Pada teknik penggarapan karya-

karya, Popo terlihat sangat leluasa mendeformasikan bentuk dengan goresan

pisau palet yang tegas. Walau pun berulangkali perupa ini melukis obyek yang

sama (kucing, macan, dan ayam jago), tetapi setiap keputusan artistik yang

diambilnya seringkali dipengaruhi aneka faktor sehingga memiliki keunikan

tersendiri. Hal ini berarti obyek-obyek yang sering dilukisnya tersebut

mengalami penekanan dengan adanya pengulangan tema yang bagi Popo

merupakan hal penting. Dalam mengamati lukisan-lukisan diperoleh aneka

ragam rasa, meski yang dilukis adalah obyek yang sama. Dari obyek-obyek

kucing atau macan misalnya, dapat dirasakan keluwesan, keanggunan,

keseraman, keangkeran, atau kemurungan dan lain-lain.42

Popo Iskandar adalah salah seorang pelukis yang telah mendapat

didikan dari beberapa pelukis senior, seperti Angkama, Barli dan Hendra

Gunawan. Para gurunya tersebut jelas memiliki teknik dan karakteristik

tersendiri yang secara langsung maupun tidak langsung telah mempengaruhi

citra dan gagasan penciptaan karya-karya Popo. Karyanya pada masa ini

“Bandung” (1949) dan “Interior” (1949) sangat jelas menyiratkan pengaruh

Angkama dan Hendra. Perwujudan citra karya berikutnya menampilkan

kecenderungan kepada bentuk-bentuk geometris atau linier kubistik yang

dikenal sebagai ciri khas perupa Perancis, Jacques Villon. Penggarapan karya

semacam ini dimulai ketika Popo berguru pada Ries Mulder tahun 1951 di

40 Andre S.R., Tubagus, Ardiyanto; Perspektif Idea dan Dunia Visual Popo Iskandar: Sebuah Pengantar Kurasi Retrospeksi Seni Rupa Popo Iskandar (1943-1998) dalam Katalog Pameran Retrospektif Popo Iskandar 1943-1998; Galeri Nasional, Jakarta; 1998; hal 4. 41 Ibid, hal 8.

Page 78: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Balai Pendidikan Universiter Guru Gambar (kini FSRD ITB). Sebagaimana

terlihat pada karya rekan-rekannya di ITB, seperti Achmad Sadali, Mochtar

Apin, But Muchtar, Srihadi, karya Popo juga sempat terpengaruh oleh Ries

Mulder. Lukisan Popo dengan kecenderungan seperti ini diantaranya

“Tanaman” (1958), “Alpukat dalam Jambangan” (1956), “Oleh-Oleh dari Bali”

(1954), dan “Studio” (1954).

Ketika karya Popo Iskandar mampu menunjukkan perubahan perupaan

dari kecenderungan kubistik, berbagai eksperimentasi selanjutnya menjadi

aktivitas penciptaan karya yang secara terus-menerus digeluti. Perupa yang

cukup produktif ini secara kontinyu banyak melakukan studi, mulai yang

berkesan abstrak dengan goresan yang tegas dan padat, menggunakan warna-

warna gelap dan cerah (“Tiga Macan dan Bulan”, 1997; dan “Macan dan

Kunang-Kunang”). Selain itu juga dapat diperhatikan berbagai deformasi dan

stilasi bentuk yang lebih spesifik dengan cara memilah-milah proporsi tubuh ke

dalam bentuk geometris (“Kucing”, 1986; “Maung Lodaya”, 1984, dan “Jago”,

1995). Ada pula karya ayam jantan yang terkesan sangat ekspresif, yaitu sosok

ayam jago dihadirkan dengan spontan dan adanya penonjolan pada brush

stroke hanya lewat penerapan warna merah dan hitam, sementara latar

belakang dibiarkan kosong membentuk ruang imaji tersendiri (“Jago”, 1974,

dan “Jago”, 1979).43

Hal lain yang dilakukan Popo adalah, menulis di beberapa media

tentang berbagai hal, khususnya seni rupa telah dimulai sejak tahun 1958

hingga dekade 1990-an; disamping keanggotaannya pada Akademi Jakarta,

aktivitas lainnya adalah sebagai pendidik di Jurusan Seni Rupa IKIP Bandung,

dan sebagai kurator pada beberapa kegiatan seni rupa. Dari semuanya ini

menempatkan Popo pada posisi penting dalam percaturan seni rupa modern

Indonesia.

42 Ibid, hal 10. 43 Noor, Acep Zamzam; 1987; Jago Popo Iskandar; Skripsi Jurusan Seni Murni FSRD ITB.

Page 79: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

R

Rita Widagdo Rita Widagdo lahir pada tanggal 26 November 1938 di kota Rottweill,

Jerman dengan nama Rita Wizemann. Pendidikan formal seni rupa diperoleh

dari Staatlische Akademie der Bildende Kunst di Kota Stuttgart. Di perguruan

tinggi tersebut ia mengambil spesialisasi seni patung. Selama perjalanan

karirnya, Rita Widagdo telah membuat patung untuk keperluan publik baik di

Jerman maupun di Indonesia.

Setelah menyelesaikan studi seni patung di Stuttgart pada tahun 1965,

Rita langsung pindah dan menetap di Indonesia hingga saat ini bersama

suaminya Widagdo, seorang desainer interior yang juga telah menyelesaikan

studi di perguruan tinggi yang sama di Stuttgart. Di Indonesia ia bergabung

sebagai pengajar di Jurusan Seni Rupa ITB. Bersama dengan rekan-rekannya

di ITB, Rita sering mengadakan pameran.

Pada proses berkarya, Rita betul-betul melihat dan menggunakan bahan

untuk mematung sebagai sesuatu yang mendapat perhatian besar. Karena setiap

bahan mempunyai penampilan yang berlainan dan nilai kekerasannya tidak

sama maka cara memperlakukannyapun harus disesuaikan dengan kondisi

bahan itu sendiri. Rita berpendapat bahwa penampilan bentuk sebuah patung

harus jujur dan tidak dibuat-buat.44 Watak dari setiap bahan harus

menunjukkan dengan seutuhnya bahan itu sendiri. Pada beberapa karya Rita

nampak dengan jelas hal tersebut, misalnya pada karya yang berjudul “Tiga

Tahap” yang dibuat dari bahan kayu sonokeling dilapisi lak. Walaupun seluruh

permukaan tertutup lak, namun Rita masih berusaha memperlihatkan watak

bahan tersebut. Wujud penampilan dari bahan masih nampak jelas walaupun

menggunakan warna dengan teknik mirip logam yaitu dengan memoles rata

44 Ahmad, Muksan; 1981; Tinjauan patung Karya Rita Widagdo; Skripsi Departemen Seni Rupa FTSP ITB; hal 79

Page 80: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

seluruh permukaannya, tetapi dengan jelas terlihat bahwa bahan yang

digunakan adalah kayu.45

Dalam karya-karya Rita kedalaman lekukan pada permukaan bentuk

diperlakukan dengan secermat-cermatnya. Bagi Rita setiap sentimeter persegi

ataupun sentimeter kubik yang hilang dari bentuk semula mempunyai arti-arti

tertentu dan harus dipertanggungjawabkan apa fungsinya. Dengan kata lain,

bentuk haruslah mempunyai fungsi, bukan dibuat-buat seperti halnya hiasan

yang dicari-cari. Oleh karena itu karya-karya Rita menampilkan kesan yang

bersih, dalam arti kata tidak ada usaha untuk menambah atau mengurangi

bentuk secara berlebihan.

Ciri-ciri khas yang dimiliki Rita pada penampilan bentuk atau bisa juga

disebut sebagai permainan dan olahan bentuk adalah aspek kesinambungan

yang utuh dan tidak terpatah-patah atau terputus-putus. Patung-patung torso

dan beberapa karyanya dalam bentuk relief memperlihatkan keutuhan atau

kesinambungan bentuk. Selain itu, hampir semua tema yang ia olah pada

akhirnya menjadi bentuk-bentuk yang “diabstrakkan”.

Dalam mencari motif Indonesia, ia pernah mempelajari motif-motif

tradisional dari daerah-daerah Irian, Nias dan Batak. Motif-motif yang

dipelajarinya merupakan sumber bagi penciptaan dalam berkarya. Motif

tradisional tersebut semata-mata tidak dilihatnya dari unsur dekoratifnya

belaka. Jika diterjemahkan ke dalam bentuk, maka yang diambil oleh Rita

adalah aspek garis, bentuk, gerak, dan tekstur.46

Sejak datang ke Indonesia pada tahun 1965 hingga saat ini telah banyak

dihasilkan karya-karya dengan berbagai macam bahan antara lain kayu, batu,

logam, cor beton, cor logam dan fiberglas. Beberapa patung monumental yang

telah dibuatnya antara lain patung di Bundaran Slipi Jakarta yang dibuat dari

bahan alumunium, patung di gedung Sekretariat Asosiasi Negara-Negara Asia

Tenggara atau ASEAN, Kebayoran Baru Jakarta, juga dari bahan alumunium,

45 Ibid, hal 80. 46 Ibid, hal 83.

Page 81: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

patung di Gelanggang Remaja Kuningan dengan bahan tembaga pada tugu

peringatan dan alumunium pada patung, kemudian relief beton di gedung

Sekretariat Negara di Jakarta. Sementara itu di Bandung diantaranya adalah

sebuah relief di PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN).

S

Sanento Yuliman Almarhum Sanento Yuliman adalah ahli estetika yang juga dikenal

sebagai kritikus. Semasa hidupnya ia aktif membuat catatan tentang berbagai

kegiatan seni rupa. Ia telah menulis sejumlah tulisan lepas dan beberapa buku

yang menampilkan pikiran dan sikapnya sebagai ahli estetika tentang dunia

seni rupa Indonesia. Pekerjaan tersebut adalah pekerjaan besar yang

membutuhkan ketekunan disamping keahlian, serta kearifan seorang sarjana

yang memahami realitas masyarakatnya. Sanento Yuliman, doktor lulusan

Ecole des Hautes Etudes en Sciences Sociales, Perancis tahun 1981 ini

memiliki syarat-syarat tesebut. Disamping cermat dan hati-hati, Sanento juga

memiliki dedikasi yang tinggi.

Sanento Yuliman mengajar di ITB sejak tahun 1970. Di media massa ia

umumnya tampil sebagai pengamat, membuat catatan, memberi deskripsi dan

memberi penilaian. Hal itu dilakukan agar bisa membangkitkan keberanian

para perupa untuk mengungkapkan konsepnya. Melalui pengamatan seperti ini

akan muncul permasalahan seni rupa yang lebih luas. Dengan menghimpun

catatan-catatan lepas dari setiap tulisan di media massa tersebut ia membuka

peluang untuk menuliskannya dalam bentuk buku. Tulisan kritik Sanento

biasanya muncul di media massa seperti Tempo, dan terkadang di Kompas atau

Pikiran Rakyat. Sanento menyadari pentingnya media massa. Ia menganggap

penting bagi penulis seni rupa untuk memanfaatkan peluang di media massa

ditengah kondisi langkanya penerbitan buku seni rupa. Kondisi Indonesia

berbeda dengan negara lain yang sudah mapan dengan berbagai kelengkapan

Page 82: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

penyangga tradisi seni rupa seperti museum, galeri, sekolah, jurnal, kritik atau

pameran.

Sanento beranggapan bahwa kritik dalam pengertian sebenarnya belum

dibutuhkan di Indonesia. Kesadaran seperti itu tampaknya setara dengan

semacam kearifan dalam memandang realitas masyarakat di Indonesia. Bagi

Sanento unsur-unsur penyangga tradisi seni rupa penting, namun ia tidak setuju

apabila Indonesia harus sepenuhnya mengikuti negara-negara maju. Setiap

negara berkembang mempunyai persoalan tersendiri dan membutuhkan

jawaban yang khas pula. Dalam kondisi seperti ini para perupa Indonesia

diharapkan terus menambah pengetahuan, berkerja dan memperluas pergaulan

dengan aktif berpameran di tingkat internasional. Ia mendorong penampilan

para perupa di luar negeri, seperti juga ia menunjang sikap bereksperimen

semaksimal mungkin. Sikapnya tersebut jelas seperti misalnya dalam

memandang Gerakan Seni Rupa Baru.

Sanento Yuliman lahir di Banyumas, Jawa Tengah pada tahun 1941.

Pada tahun 1968 menyelesaikan studi di Seni Rupa ITB. Setelah itu ia

berangkat ke Paris untuk menyelesaikan program doktor. Semasa menjadi

mahasiswa Sanento telah aktif menulis dan pernah menjadi pemimpin redaksi

mingguan Mahasiswa Indonesia. Sanento Yuliman meninggal di Bandung pada

tahun 1992. Kepergiannya selain meninggalkan percikan pemikirannya juga

meninggalkan sebuah rencana besar yang belum selesai. Rencana itu adalah

menerbitkan buku yang merangkum historiografi seni lukis Indonesia secara

menyeluruh. Sebuah buku yang pembahasannya lebih lengkap dibanding

bukunya yang telah terbit yang berjudul “Seni Lukis Indonesia Baru: Sebuah

Pengantar” yang diterbitkan oleh Dewan Kesenian Jakarta tahun 1976.

Bukunya yang lain berjudul “G. Sidharta di Tengah Seni Rupa Indonesia”

terbitan 1982, ditulis bersama Jim Supangkat yang juga seorang kritikus dan

pengamat seni rupa.

Dalam tahun-tahun terakhir, keresahannya mengenai situasi seni lukis

ini dituangkan dalam berbagai kesempatan diskusi maupun lewat tulisan-

Page 83: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

tulisannya yang jernih namun bernada cukup keras. Ia melihat terjadinya gejala

boom seni lukis yang terjadi pada dekade 1980-an. Gejala ini ditandai

pemiskinan seni lukis yang terjadi dalam ragam, bahan dan teknik yang

digunakan. Lukisan dengan medium cat minyak atau akrilik di atas kanvas

menyingkirkan lukisan dengan medium lainnya seperti cat air pada kertas

misalnya. Selain itu terjadi penyusutan dalam hal pokok dan tema. Dalam

boom seni lukis banyak ditemukan pokok dan tema yang memberikan rasa

aman, mapan dan nyaman, bertalian dengan hidup tenteram, lembut manis dan

kadang riang. Sepeninggal Sanento, dunia seni rupa di Indonesia kehilangan

penulis dan kritikus seni rupa yang handal.

Srihadi Soedarsono Srihadi Soedarsono dilahirkan di tahun 1931 di Solo, Jawa Tengah, dari

keluarga pembatik. Pada usia 14 tahun Srihadi bergabung dengan tentara

pelajar dalam perjuangan kemerdekaan. Dia kemudian diterima di Departemen

Seni Rupa pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia di Bandung, kini

Institut Teknologi Bandung. Setelah menyelesaikan studinya pada 1959, ia

kemudian menjadi pengajar di almamaternya dan meneruskan bekerja sebagai

pelukis.

Pada tahun 1960-62, Srihadi meneruskan studinya untuk mengambil

master di Ohio State University, Amerika Serikat. Di awal 1980-an ia

mendirikan studio di Bali, dan sampai sekarang secara teratur ia bekerja di

Bandung dan Bali. Pada tahun 1993 Srihadi diangkat sebagai Guru Besar di

Jurusan Seni Murni ITB, dan kini ia dikenal dikalangan pengamat seni sebagai

salah satu perupa terkemuka di Indonesia.

Selain telah berpameran tunggal di Indonesia, Australia, Belanda,

Polandia, Jerman dan Jepang, Srihadi juga telah berpartisipasi dalam berbagai

pameran kelompok di dalam dan luar negeri, di antaranya di Cina, Amerika

Serikat, Brasil, Bahrain, Jerman, Singapura, dan negara-negara ASEAN.

Penghargaan-penghargaan yang telah diperolehnya antara lain Penghargaan

Seni dari Pemerintah di Jakarta 1971, Penghargan Kebudayaan dari pemerintah

Page 84: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Australia tahun 1973, Penghargaan Kebudayan dari pemerintah Belanda tahun

1977, dan Lukisan Terbaik dari Dewan Kesenian Jakarta.

Kebudayaan tradisional Jawa telah menjadi aspek utama Srihadi dalam

berkesenian yang memberikan nuansa dalam hidupnya sejak ia masih kanak-

kanak. Estetika Jawa didapatnya melalui tradisi pembuatan batik. Keluarganya

mengajarkan bahwa estetika berkaitan dengan etika, dan hasilnya adalah

keindahan. Dalam pengertian budaya Jawa, seni adalah semacam sensitivitas

yang dapat mengangkat nilai dari benda-benda fungsi sehari-hari ke fungsi

yang lebih luhur yang berhubungan dengan nilai-nilai spiritual. 47

Sekalipun Srihadi telah mengeksplorasi konsep-konsep seni modern,

estetika Jawa tersebut tetap bertahan dalam kerja seninya. Baginya, melukis

adalah ekspresi individual dari perasaan dalam konteks jiwa sebagai bentuk

kontemplasi yang melibatkan meditasi. Menurutnya, konsep tersebut sangat

berlawanan dengan teori seni rupa barat yang seringkali seni mengajukan

berbagai pertanyaan dari pada memberikan jawaban.

Perjumpaannya dengan seni modern terjadi pada tahun 1940-an ketika

ia bergabung dalam perjuangan kemerdekaan sebagai seniman muda. Karena

kamera pada waktu itu masih merupakan barang yang langka bagi para pejuang

kemerdekaan, sebagian besar publikasi bagi kepentingan revolusi

menggunakan dokumentasi gambar semacam ilustrasi. Poster-poster Srihadi

kemudian menarik perhatian karena keahliannya menggambar yang

diperolehnya dari pengalaman membatik dan semangat keindahan di balik

propaganda dan kobaran semangat yang mendominasi hampir semua poster-

poster perjuangan pada saat itu. Selain berkutat pada pokok persoalan

perjuangan kemerdekaan, Srihadi melukis lansekap, pemandangan kota, dan

figur-figur, khususnya penari. Disamping memotret para politisi Indonesia,

Srihadi juga membuat sketsa para pejabat Belanda yang mengadakan

47 Furuichi, Yasuko (ed); Diverse Development in Indonesia, the Philipines, and Thailand. Tokyo: The Japan Foundation Asia Center; hal 215.

Page 85: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

perundingan dengan para pejuang Indonesia. Beberapa sketsanya menampakan

semangat humanisme.

Gaya ekspresionis yang ia pelajari dari para pelukis yang senior pada

masa ini telah menjadi dasar bagi keseniannya, terpisah dari periode pendek

yang berkaitan dengan masa studinya di Amerika Serikat pada awal tahun

1960-an dimana ia membuat lukisan-lukisan abstrak yang ekspresif dan juga

berminat pada action painting. Dia kemudian kembali pada lukisnan figuratif

dengan garis-garis ekspresif dan brushstroke. Makin lama ia berusaha untuk

menemukan bentuk-bentuk minimal yang lebih pada esensi. 48

Semangat kontemplasi dapat dirasakan pada semua karyanya yang

dibuat setelah tahun 1960-an. Srihadi melukis alam, figur (khususnya penari

Bali) dan yang lebih sering lagi, pemandangan berupa horison. Pada karya-

karya tersebut, ia mengabaikan langit dan tanah, tapi lebih mengkonsentrasikan

pencarannya pada garis horison dengan menggunakan brushstroke minimal.

Bagi Srihadi, horison merupakan dasar dari ekspresi dan kontemplasinya,

sesuatu yang bukan hanya melambangkan keseimbangan alam tetapi juga nilai-

nilai transenden.

Sudjana Kerton Manusia, kehidupan dan aktivitasnya adalah perhatian utama Sudjana

Kerton dalam berkarya. Dalam lukisan-lukisannya, Sudjana Kerton

memperlihatkan bagaimana manusia-manusia yang tampaknya dari golongan

bawah, menyadari bahwa tidak perlu untuk menjadi berkecukupan untuk dapat

sekedar menikmati hidup; manusia-manusia yang digambarkan Kerton dalam

karya-karyanya ini nampaknya adalah mereka yang telah belajar untuk dapat

hidup secara harmonis dengan lingkungan dan dalam masyarakatnya dalam

kehidupan keseharian. Melalui lukisan-lukisannya para pemirsa dapat melihat

kehidupan dan tradisi Indonesia. Nilai-nilai lokal Indonesia lebih terasa

dibandingkan dengan nilai-nilai universal.

Page 86: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Lingkungan yang bersifat psikis merupakan hal yang mewarnai atau

memberi ciri khas pada karya-karya Kerton. Ia sering berbicara tentang moral,

etika, kejujuran, keadilan, sopan santun yang kesemuanya tercermin dalam

lukisan-lukisannya. Ia terharu dalam melihat kehidupan rakyat kecil yang jauh

dari hidup mewah. Hal tersebut membawanya pada pandangan-pandangan

yang humanis. Ia selalu memperhatikan tingkah laku antar hubungan sesama

manusia. Selain itu dalam lukisannya juga tercermin suatu misi yang berkaitan

dengan suatu kesadaran akan kemanusiaan, kebebasan hak, dan kewajiban.49

Dalam karyanya yang berjudul “Kuda Kepang” dapat dijumpai

kehidupan keseharian masyarakat Indonesia. Dalam lukisan ini terlihat

sekelompok orang sedang memainkan suatu atraksi pertunjukan, dan kelompok

orang yang lainnya tampak sedang menyaksikan, selain ada pula yang terlihat

seperti sedang bercakap-cakap. Dua orang sebagai latar depan terlihat sedang

memainkan kuda kepang atau kuda lumping, suatu tiruan kuda-kudaan,

semantara beberapa orang lainnya di bagian kanan kanvas sedang memainkan

alat musik mengiringinya. Yang dapat ditangkap sekilas adalah wajah-wajah

yang terlihat menikmati suasana yang digambarkan tersebut. Kerton

menciptakan suatu gaya pribadi yang humoristik. Pengamatan Kerton tajam

sekali terhadap lingkungannya, khususnya terhadap orang kecil. Lukisannya

yang lain yang berjudul “Lapar” memperlihatkan dua orang tukang becak yang

makan sambil berjongkok di pinggri jalan sementara becak mereka diparkir

agak jauh sedikit. Sebuah bemo kecil yang penuh dengan penumpang kelihatan

sedang bergerak. Hal-hal kecil yang nyata seperti sandal penjual makanan dan

ember-ember plastik yang digunakan untuk mencuci piring sungguh

mencerminkan gambaran kehidupan jalanan yang sibuk di Indonesia. dalam

karyanya yang lain “Tukang Becak yang Tertidur Karena Capek” nampak

seorang tukang becak yang capek dilukiskan sedang tidur dalam becaknya, hal

48 Supangkat, Jim; 1993; Srihadi Sudarsono; Katalog The Fisrt Asia-Pasific Triennial of Contemporary Art; Brisbane, Australia; hal 19. 49 Firdaus, M.; 1991; Tema Kehidupan Sehari-hari pada Karya-karya Sudjana Kerton; Skripsi Jurusan Seni Murni FSRD ITB, hal 13.

Page 87: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

tersebut sungguh merupakan pemandangan yang biasa. Di samping orang yang

sedang tidur ini seorang bapak dengan keluarganya mengacungkan jarinya

menunjuk ke arah tukang becak yang lain. Pokok-pokok lukisan Kerton

memperlihatkan kemampuannya sebagai pembawa cerita dan komentator dari

kehidupan sehari-hari. Dalam caranya mengeluarkan perasaan, yang kadang-

kadang tampaknya seperti dibesar-besarkan hampir menjadi karikatur, Kerton

menghasilkan ciri-ciri yang khas tentang dokumentasi kehidupan manusia.50

Sudjana Kerton lahir pada tahun 1922 di Bandung. Sudjana Kerton

belajar melukis pada beberapa pelukis Belanda dan Kerton telah cukup dikenal

ketika ia bergabung dengan Keimin Bunka Sidosho, sebuah lembaga

kebudayaan bentukan pemerintah pendudukan Jepang pada tahun 1943. Pada

waktu setelah Jepang menyerah pada Sekutu, Sudjana Kerton terlibat dalam

perjuangan kemerdekaan melawan Belanda. Pada waktu itu, sekitar tahun

1944-1950, ia sempat bekerja sebagai ilustrator dan wartawan pada surat kabar

“Patriot”, sebuah surat kabar politik. Dalam periode ini pula ia bergabung

dengan “Pelukis Rakyat”, sebuah organisasi seniman yang dikenal cukup

radikal.

Pilihannya untuk lebih menekuni kesenian daripada menekuni politik,

jurnalisme ataupun kehidupan intelektual, muncul di tahun 1950-an ketika

Sudjana Kerton mulai berkesperimen mematung dan membuat karya grafis

selain tetap melukis. Pada tahun-tahun ini pula ia berangkat ke Belanda,

Perancis, dan Amerika Serikat. Di Perancis ia belajar melukis di Academie de

la Grande Chaumiere, di kota Paris. Sedangkan ketika di Amerika Serikat ia

belajar di Art Student League, dan American School of Design and

Adveritising, keduanya berada di New York.

Di antara tahun 1952 sampai dengan 1976, Sudjana Kerton bekerja

sebagai seniman profesional di Amerika Serikat dan sempat tinggal selama

setahun di Amerika Serikat (1962-1963). Di New York, Kerton memiliki

50 Supangkat, Jim; 1993; Sudjana Kerton; Katalog The Fisrt Asia-Pasific Triennial of Contemporary Art; Brisbane, Australia; hal 16.

Page 88: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

sebuah galeri seni tempat ia memamerkan karya-karyanya dan juga menjual

karya-karya seni dari Indonesia. Di Amerika, Kerton dikenal sebagai seniman

Asia dan karenanya ia diundang untuk mengikuti sebuah konferensi di

Universitas Indiana pada tahun 1966. Selama tinggal di New York, Kerton

telah beberapa kali berpameran di kota ini, selain juga pernah berpameran di

Belanda. Pada tahun 1964, karya grafisnya mendapatkan penghargaan dari

Badan Dunia untuk Anak-Anak UNICEF.

Pada tahun 1976 Sudjana Kerton kembali ke Indonesia dan mendirikan

studio di Bandung. pada periode ini karyanya dapat diterima dengan baik, dan

sejak tahun 1980 ia aktif berpameran baik pameran kelompok maupun pameran

tunggal.

Sunaryo Sunaryo lahir di Banyumas, Jawa Tengah pada tahun 1943. Saat ini ia

telah menjadi salah satu perupa terkemuka di Indonesia. Sunaryo adalah

seorang pematung, namun disiplin seni yang telah digarapnya mencakup pula

seni lukis, seni cetak, dan instalasi.

Sunaryo memiliki ketertarikan pada bentuk-bentuk seni tradisi dan

secara khusus pada unsur-unsur primitif dalam seni tradisi. Ia tidak

mengkhususkan tradisi dari suku apapun, melainkan didasari atas ketertarikan,

termasuk cara memandang dan memperlakukan obyek. Dengan demikian ini

merupakan suatu upaya dalam mengungkapkan ide dengan melalui proses

menggali dan mempertahankan serta mengembangkan obyek-obyek dari seni

tradisi itu secara pribadi dalam karyanya.51 Dalam karya patung unsur-unsur

primitif digarap dan ditampilkan melalui proses yang berbeda dibanding

dengan penggarapan karya lukis maupun karya grafis. Dalam seni patung

unsur-unsur primitif diolah terlebih dahulu dan diselaraskan dengan sifat bahan

yang mempunyai unsur tiga dimensional, dan diharapkan tercipta satu

kesatuan. Bila dilihat dalam beberapa karya patungnya, tampak unsur-unsur

Page 89: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

tradisi ataupun unsur-unsur primitif diwujudkan dengan garis-garis yang sangat

dominan. Dalam patung kayu garis-garis tersebut diwujudkan dengan pahatan-

pahatan pada permukaan kayu. Garis-garis tersebut disusun sedemikian rupa

sehingga membentuk pola-pola bertekstur. Irama garisnya mendukung bentuk

patung secara keseluruhan sehingga mengesankan kekokohan, keanggunan

serta kelenturan-kelenturan dari garis yang betemu dengan garis lainnya.

Dalam seni lukisnya, garis dan bidang mendominasi. Penggunaan

warna dikurangi, bahkan seringkali hanya sedikit warna redup yang muncul

dalam lukisan Sunaryo seperti putih, coklat, abu-abu dan hitam. Kritikus

terkemuka seni rupa Almarhum Sanento Yuliman memberikan penilaian

mengenai lukisan Sunaryo sebagai berikut:

Sebagai pelukis, Sunaryo amat kuat kepada tertib rupa. karyanya yang berjudul “Baliku” memperlihatkan terobosan kepada dimensi konseptual yang kuat. Ia menempelkan obyek yang membawa pikiran kepada Bali yaitu mata uang kepeng, motif poleng dan ijuk. Bujur sangkar dan garis diagonal membawa pikiran kepada bagan jagat Bali. Kerancuan dalam penglihatan antara gambar atau olesan cat dan benda nyata berupa tempelan dan bilah kayu bingkai atau rangka bukan saja memperkaya lukisan ini dalam hal cerapan, tetapi juga dalam hal semantik, menggugah asosiasi kepada mentalitas Bali yang sangat tidak membedakan khayal dalam seni dan mitos dengan kenyataan.52

Sunaryo menempuh pendidikan seni rupa di ITB, lulus tahun 1969.

Pada tahun 1975 ia belajar teknik marmer selama tujuh bulan di Carrara, Italia.

Selain sebagai perupa, Sunaryo mengajar di studio Seni Patung, Jurusan Seni

Murni FSRD ITB. Sejak tahun 1970 ia aktif mengikuti berbagai pameran

yangdiselenggarakan di dalam dan di luar negeri. Sunaryo telah menerima

berbagai penghargaan atas karya-karyanya dan telah menghasilkan berbagai

karya monumental urban diantaranya Monumen Bandung Lautan Api,

Monumen Yogya Kembali, di Yogyakarta dan Monumen Jawa Barat.

51 Handoyo; 1990; Tinjauan Karya Grafis Citra Irian Sunaryo; Skripsi Jurusan Seni Murni FSRD ITB. 52 Yuliman, Sanento; Pemiskinan Seni Lukis; Mingguan Tempo, 11 November 1989; hal 67.

Page 90: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

T

T. Sutanto T. Sutanto adalah seorang karikaturis, penggambar, pegrafis, dan

desainer grafis. Karikaturnya secara teratur muncul di harian Pikiran Rakyat.

Selain itu sebelumnya ia mengerjakan karikatur untuk majalah Tempo. Dalam

karya grafisnya gaya bertutur karikaturis tersebut kerapkali muncul.

T. Sutanto telah aktif berkarya grafis sejak tahun 1970-an. Karya-karya

grafis yang dihasilkannya sebagian besar dibuat dengan teknik cetak saring.

Ruang di dalam gambarnya tampak datar, tanpa konstruksi perspektif. Dalam

ruang itu citra manusia, hewan, tumbuhan dan lain-lain digambarkan dengan

garis, disederhakan dan digayakan, nampak berupa sosok-sosok datar, tertata

berjajar, atau cenderung berjajar berirama. Karya grafis T. Sutanto menyajikan

gubahan dekoratif atau cenderung dekoratif. Tetapi sukar ditemukan

keberaturan yang ketat, rapi, dan apik. Keleluasaan telah menghasilkan

keragaman dan variasi di mana-mana menghasilkan garis nervous, seperti juga

bila perlu menghasilkan raut dengan proporsi dan sikap yang canggung dan

jenaka. Keleluasaan itu banyak memberikan kesegaran dan kehangatan kepada

karya T. Sutanto.53

Unsur lain yang mudah ditemukan dalam karya-karya T. Sutanto adalah

unsur folklore. T. Sutanto nampaknya memiliki keasyikan memungut dan

mengolah bahan dari kehidupan populer, dari kebiasaan dan tradisi rakyat.

Dalam hal pungut-memungut citra dan menjajarkannya, T. Sutanto sangat

terbantu oleh fotografi dan cetak saring. Di antaranya T. Sutanto memungut

citraan tentang jamu dan mantera yang merupakan tradisi yang masih hidup.

Selain itu juga ada manusia laba-laba yang mengacu kepada pahlawan cerita

komik yang populer dan sudah menjadi bagian dari khayal populer. Sedangkan

gambar papan tanda tabib gigi dan gambar merk korek api adalah bagian dari

dekor kota-kota dan kehidupan sehari-hari tempo dulu. Peri, dewa, naga dan

53 Yuliman, Sanento; Dua Windu Bersama TS ; dalam Katalog Pameran Grafis Cetak Saring T. Sutanto; Galeri Hidayat, Bandung; 1990; hal 1-3.

Page 91: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

sebagainya, seperti juga seni rakyat dan etnik mengacu kepada dunia folklor.

Folklor tidak terhindar dari gurau serta lelucon, mengingat kesukaan orang

terhadap perilaku itu. Kelucuan yang nampak pada karyanya yang berjudul

“Wanita”, 1980, muncul karena asosiasinya dengan gagasan tentang ketakutan

wanita kepada tikus, suatu gagasan klise yang sudah menjadi folklor.54

Kelucuan yang timbul bisa juga karena kontras rupa. Dalam “Bali”,

1982, terdapat kontras rupa boneka cili yang mungil dan elok di satu pihak, dan

rupa barong babi hutan yang dahsyat dan kasar, dengan mata bulat besar.

Terasa lucu apabila ditelusuri lagi bahwa karya yang memungut ikonografi

Bali ini menyajikan gambaran lugas tentang Dewi Sri, dewi padi yang

diwujudkan dengan boneka cili dan musuhnya babi hutan.55

Unsur lainnya yang juga penting dalam karya T. Sutanto adalah fantasi,

seperti juga telah tersirat dalam folklor. Kecenderungan pada fantasi sejalan

dengan kesenangan akan folklor, yang dalam kandungannya terangkum

dongeng, legenda, mitos, kepercayaan dan sebagainya. Yang kaya akan fantasi.

Dalam karya-karya T. Sutanto terdapat banyak ingatan akan hal-hal yang

muncul dalam pengalaman, tetapi terlupakan dan tertata dalam wujud

keseluruhan yang fantastik, memperkaya gugahan gagasan. Unsur-unsur dari

folklor, yang sudah kaya dengan asosiasi, digubah dalam gabungan baru untuk

menggugah makna-makna baru.56

T. Sutanto lahir 2 Mei 1941 di Klaten. Pendidikannya diperoleh di

Bagian Seni Rupa ITB, bidang yang ditekuninya seni grafis, lulus pada tahun

1969. Kemudian pada tahun 1986 menyelesaikan master di Pratt Institute, New

York. Selain sebagai seniman bebas (menggambar, melukis, dan menggeluti

seni grafis), T. Sutanto juga menjadi staf pengajar pada Jurusan Desain ITB,

sejak 1970 hingga sekarang. Disamping itu ia juga bekerja sebagai kartunis. T.

Sutanto telah berpameran di berbagi tempat dan telah mendapatkan berbagai

penghargan atas karya-karyanya.

54 Ibid. 55 Ibid. 56 Ibid.

Page 92: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Tisna Sanjaya Tisna Sanjaya adalah seorang pegrafis yang juga aktif bereksperimen

dengan bahasa ungkap instalasi. Tisna seringkali terlibat dalam aksi-aksi

performance baik secara perorangan maupun dalam bentuk kolaborasi bersama

para perupa lainya dan juga para seniman dari disiplin lainnya seperti teater.

Karya-karya grafis Tisna seringkali menggambarkan sosok-sosok ganjil dan

dalam suasana yang ganjil pula. Karyanya yang berjudul “Pesta Pencuri”,

dibuat pada tahun 1980-an dengan teknik etsa memperlihatkan bermacam

ragam mahluk ganjil dan mengerikan tampak sedang berpesta. Bagi mereka

yang mengetahui sejarah seni rupa Barat akan mengenali sosok-sosok ciptaan

Picasso antara lain dari Guernica “dicuri” dalam karya Tisna ini. Etsa ini dapat

membawa pikiran yang macam-macam dan berbelit.57 Pada karya-karya Tisna

selanjutnya banyak ditemui kritik-kritik sosial.

Karya seni grafis yang dibuatnya adalah bagian yang tidak terpisahkan

dari proses karya sebelumnya yang selalu memasukkan prinsip seni grafis baik

secara nyata maupun imajiner. Hal tersebut antara lain tampak pada karya

“Proyek 32 Tahun Berpikir Dengan Dengkul”, 1998, “Proyek Pembusukan”,

1998, “Misalkan kita di Sarajevo” dari puisi Goenawan Muhammad, 1996-

1998, “Proyek 32 Etsa yang Membosankan” atau “Urbanisasi Baru di Ruang

Tamu”, 1997-1998, “Instalasi Tumbuh”, 1996, Studi Semiotika “Mulut Si

Bung”, 1996, serta pada karya-karya grafis konvensional yang masih

dikerjakannya sampai saat ini. Baginya seni grafis tidak hanya berhenti pada

konvensi. Misalnya mencetak dengan cara-cara edisi penomoran saja atau

berhenti pada “passe part-ot” dan berpigura. Tapi bisa dikembangkan pada

wilayah proses kreasi lebih lanjut dari kebiasaan tersebut misalnnya

penggandaan pikiran, penggandaan benda-benda dengan prinsip seni grafis

secara nyata maupun imajinatif.

57 Yuliman Sanento; Memacu Seni Grafis; Mingguan Tempo, 18 Juli 1987, hal 62

Page 93: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Tisna Sanjaya lahir di Bandung 28 Januari 1958. Pendidikan seni rupa

diperolehnya di ITB, selesai pada tahun 1986. Kemudian melanjutkan ke

Hochschule fur Bildende Kunste di Braunschweig, Jerman. Sampai saat ini

Tisna mengajar di studio Seni Grafis di Jurusan Seni Murni FSRD ITB.

U

Umi Dachlan Umi Dachlan lahir di Cirebon tahun 1942. Sebagai murid dari pelukis

abstrak terkemuka Achmad Sadali, Umi Dachlan secara lebih jauh

mengembangkan gaya yang dikembangkan almarhum gurunya tersebut.

Karya Umi Dachlan dipengaruhi oleh tema religius. Umi Dachlan

mendapatkan energi spiritual dan keyakinan untuk kemudian menciptakan

abstraksi yang mendatangkan respon emosional yang luas. Ia mengamati

tekstur dan struktur alam dan kemudian mencipta kembali menurut

imajinasinya. Karya lukisan abstrak Umi Dachlan dapat dibandingkan dengan

karya para pelukis Eropa Antoni Tapies, maupun Faurtier, dimana mereka

memiliki kesamaan dalam hal metafisik dan spiritual seperti yang dilakukan

pelukis Amerika Mark Rothko.

Umi Dachlan kini telah mencapai kekhasan gaya lukisannya, Umi telah

menemukan arahnya sendiri dan beristirahat dari pencarian dan eksperimen. Ia

kini lebih suka untuk menyempurnakan apa yang telah dicapainya.

Sebagian besar warna dalam lukisannya adalah warna-warna yang

bersifat panas dan secara harmonis dipadu dengan coklat tua atau terakota,

yang melambangkan bumi. Lukisannya sangat kaya akan kedamaian dan

keseimbangan.58 Ia pernah menyatakan ketertarikanya pada daun-daun kering,

retakan pada tembok tua, kulit pohon tua, lumut-lumut tua di batu. Lihatan

seperti ini adalah salah satu lihatan penting dalam seni lukis gurunya,

almarhum Achmad Sadali. Sadali tertarik kepada rupa di alam seperti retakan,

58 Bollanse, Marc; Esmeralda Bollanse; 1997; Masterpiece of Contemporary Indonesian Painter; Singapore: Times Edition.

Page 94: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

koyakan, kelupasan torehan, kikisan, lapukan, keriput, dan lain-lain. Juga

kepada bercak-bercak emas yang tersisa pada suatu permukaan. Semua itu

memperlihatkan ketuaan dan kefanaan, dan mengingatkan kepada Hari Akhir,

kepada kebesaran dan kekuasan Tuhan.

Lihatan atau gagasan seperti itu adalah bagian inti dari skema perupaan,

yaitu seperangkat ciri dasar perupaan, yang tampaknya juga diwarisi Umi dari

gurunya Ahmad Sadali. Perlakuan terhadap bidang gambar yang

mempertahankannya tetap tampil sebagai bidang dwimatra (tidak beralih

ragam menjadi citra ruang trimatra) adalah salah satu unsur pokok skema

perupan itu. Rupa (raut, tekstur dan lain-lain) yang tampak acak, seakan-akan

hasil proses alam, adalah unsur lainya. Unsur lainnya adalah penataan yang

mengikuti azas bentangan, tidak membangkitkan citra bersaf-saf masuk ke

dalam ruang trimatra. Umi masuk kedalam skema perupaan seperti itu dalam

karyanya “Barik Emas di Atas Bidang Merah” karya 1987, seperti halnya karya

berjudul “Komposisi Dengan Torehan Pada Bidang Titanium White” dan

“Torehan di Atas Bidang Merah Tembaga”. Judul-judul karya yang

mendeskripsikan lukisan seperti seperti itu diperkenalkan Sadali ke dalam seni

lukis melalui sejumlah karyanya. Sedangkan “Bangunan Tua” dan “Corrida de

Toros” keduanya karya tahun 1988, menyimpang banyak dari skema yang

dikemukakan di atas.59

Umi Dachlan menuntut ilmu di Seni Rupa ITB. Setelah lulus pada

tahun 1968, ia mengajar di tempat yang sama. Ia kemudian melanjutkan studi

ke Belanda. Umi Dachlan telah berpameran di dalam dan luar negeri dan telah

menerima penghargaan atas berbagai prestasinya.

59 Yuliman, Sanento; Pameran 11 Wanita Perupa di Bandung: Merebut Keaslian; Harian Kompas, 25 Juni 1989.

Page 95: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

W

Wahdi Sumanta Pelukis pemandangan alam Wahdi Sumanta mempunyai tempat yang

istimewa di kalangan perupa Bandung. Sebagai salah seorang pelukis

“Indonesia Indah” pada tahun 1930 an, Wahdi meneruskan gaya ini sampai

sekarang. Kesunyian pemandangan alam tanpa sesuatupun yang hidup

mengisyaratkan ketenangan suasana dalam berbagai warna dengan irama hijau

dan biru. Sketsa-sketsa pegunungan terbuka, danau-danau dan sawah-sawah

kemudian diolah menjadi lukisan-lukisan dalam studio Wahdi. Karyanya

merupakan penerus dari gaya kolonial lama, terutama seperti hasil karya

Abdullah Suriosubroto (1878-1941), yang pernah menjadi guru lukisnya.

Wahdi telah aktif berkarya sejak tahun 1930-an. Ungkapan rupa dalam

lukisan Wahdi adalah ungkapan rupa realistik dan cenderung untuk

menggambarkan kesan suasananya. Suasana itu ditunjang dengan

memanfaatkan efek cahaya matahari, sehingga suasananya menyiratkan suatu

kesan pagi hari, siang hari, maupun sore hari. Wahdi menangkap suasana ini

melalui pengamatan langsung pada alam, prosesnya lebih spontan, antara

suasana objek dan suasana hatinya terdapat saling kebergantungan dan pada

saat mengerjakan lukisan emosinya bisa terpelihara.

Tahun 1960-an merupakan periode yang menandai proses tersebut, dan

berlanjut pada tahun 1970-an. Periode tersebut ditandai dengan pengamatan

objek yang lebih mendalam. ketika Wahdi telah merasa lebih terampil dalam

menggarap teknik, melalui keterampilannya tersebut ia menerjemahkan

intuisinya. Perubahan psikologis pada suasana dan lingkungan yang

dihadapinya mempengaruhi pula ungkapan-ungkapan itu. Objek pemandangan

alam yang terwujud dalam karya tidak hanya sekedar keindahan alam belaka

tetapi lebih mempunyai kualitas yang membangkitkan kesukaan dan kecintaan

pada alam, dalam hal ini suasananya. Dalam tahun 1960-an dan 1970-an

tersebut Wahdi mengembangkan teknik tekstur dan teknik transparan.

Page 96: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Teknik tekstur dikembangkanya sekitar tahun 1960-an. Selama tahun-

tahun ini orientasinya adalah pada lukisan-lukisan impresionis serta

kelazimannya dalam melukis pemandangan alam dengan visi naturalnya.

Selain itu Wahdi banyak memanfaatkan efek cahaya yang membentuk

bayangan warna. Pemakaian warna yang saling bertumpuk yang menghasilkan

efek ketebalan warna dan memberikan kesan lebih berani. Hal ini didukung

dengan pemakaian warna-warna primer. Dari segi visual tampak tekstur ini

muncul dengan sendirinya di permukaan kanvas. Selain itu hal ini merupakan

efek yang tidak terduga yang dimanfaatkannya sebagai proses dari

bertumpuknya warna cat minyak, berbeda dengan teknik transparan yang

merupakan perkembangan selanjutnya.60 Teknik transparan yang

dikembangkan sekitar tahun 1970-an merupakan proses pengembangan warna-

warna utama dan lebih menitik beratkan pada kesan cahaya matahari yang

jatuh di permukaan objeknya. Selain itu pemakaian warnanya sangat tipis dan

berkesan lebih cerah. Hal ini didukung dengan warna-warna yang lebih ringan

seperti hijau kekuning-kuningan, kuning dan oker. Warna-warna ini akhirnya

dijadikan sebagai formula hingga menghasilkan suatu gambaran dari

pemandangan alam yang manis dan berkesan lembut. Lukisan-lukisan Wahdi

walaupun tidak sesuai dengan zamannya lagi, masih dinilai tinggi oleh

masyarakat Indonesia dewasa ini karena isinya yang realis, pengolahan seninya

dan daya kenangan indahnya ke masa lampau.61

60 Munandar, Aan; 1987; Tekstur dan Transparan dalam Lukisan Pemandangan Alam Wahdi Sumanta; Skripsi Jurusan Seni Murni FSRD ITB; hal 49/ 61 Ibid; hal 62.

Page 97: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Y

Yustiono Yustiono adalah seorang ahli seni dan kritikus yang juga sering terlibat

sebagai juri maupun kurator dalam penyelenggaraan kegiatan seni rupa. Dalam

bidang akademik perhatian Yustiono tertuju pada pengembangan studi estetika

dan ilmu seni. Perkembangan seni rupa di Indonesia harus didukung pula oleh

landasan ilmiah yang dapat menerangkan berbagai permasalahan estetik

maupun gejala-gejala kesenian yang muncul di Indonesia. Dalam kaitan

dengan hal tersebut di Jurusan Seni Murni FSRD ITB tempatnya mengajar, ia

bersama dengan para staf pengajar teori di lingkungan Fakultas Seni Rupa dan

Desain memprakarsai didirikannya Kelompok Studi Estetika dan Ilmu Seni.

Dalam Kelompok Studi ini, Yustiono bertindak selaku Ketua. Selain pada

bidang seni rupa secara umum, ia pun menaruh minat pada permasalahan

estetika dan kesenian Islam serta filsafat Islam pada umumnya.

Reputasinya selaku ahli seni dapat dilihat dari berbagai pengalamannya

berturut-turut yaitu sebagai anggota Tim 7, tim Perancang Konsep Festival

Istiqlal I 1991 di Jakarta; Ketua Tim Pengarah Simposium “Islam dan

Kebudayaan Indonesia, Dulu, Kini dan Esok” pada Festival Istiqlal I, di Jakarta

pada tahun 1995; Ketua Lembaga Pengkajian Islam YPM Salman ITB; anggota

Tim Kurator “Pameran Seni Rupa Kontemporer Bernafas Islam” Festival

Istiqlal II di Jakarta pada tahun 1995; anggota Komisi Penelitian Lembaga

Penelitian ITB, periode 1995-1997; sebagai pengarah pada Kongres Kesenian

Indonesia I pada tahun 1995 yang diselenggarakan oleh Direktorat Kebudayaan

Depdikbud; sebagai juri pada “Indonesian Art Award 1996” yang

diselenggarakan Yayasan Seni Rupa Indonesia; selaku penatar dan anggota

panitia pengarah pada Panataran Metode Penelitian Seni yang diselenggarakan

oleh Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat,

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud pada tahun 1996; sebagai

juri pada “Indonesian Art Award 1997” yang diselenggarakan Yayasan Seni

Rupa Indonesia; Ketua Tim Kurator “Pameran Seni Rupa Kontemporer

Page 98: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Bernafas Islam” pada pembukaan Baitul Quran & Museum Istiqlal, di Jakarta

pada tahun 1997; Anggota Panitia Penyusun Konsep Pusat Pengembangan

Kebudayan Nasional, Direktorat Jenderal Kebudayaan Depdikbud; Pemimpin

Redaksi Jurnal Seni Rupa FSRD ITB; Ketua Kelompok Studi Estetika dan

Ilmu Seni; kemudian mengetuai Panitia Tim Kurikulum Jurusan Seni Murni

FSRD ITB 1999-2003, pada tahun 1997; serta menjadi Pembicara Utama pada

berbagai seminar termasuk Orasi Ilmiah pada Sidang Terbuka Senat ITB, pada

10 Agustus 1996.

Yustiono telah menulis karya-karya ilmiah yang telah dipresentasikan

dalam berbagai seminar. Karya-karya ilmiahnya telah pula diterbitkan dalam

beberapa jurnal. Beberapa judul karyanya diantaranya adalah “Seni Rupa

Kontemporer Indonesia dan Era Asia Pasifik”, dalam Jurnal Seni Rupa Volume

II tahun 1995; “Integrasi dan Disintegrasi antara Seni, Ilmu dan Teknologi”,

Orasi ilmiah pada Sidang Terbuka Senat Institut Teknologi Bandung dalam

rangka Penerimaan Mahasiswa Baru ITB Angkatan 1996, pada tanggal 10

Agustus 1996; “Nasionalisme dan Kekuatan-kekuatan Penggerak dalam Seni

Rupa Modern Indonesia”, makalah seminar Nasionalisme, Sejarah, Seni Rupa

Indonesia: Visi dan Identifikasi, yang diselenggarakan di Jakarta 12 Desember

1996; “Seni Lukis Indonesia Masa Kini”, makalah dalam Seminar Pelukis

Indonesia dan Tantangan Berkarya Masa Kini dalam rangka Biennale Seni

Lukis X di Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada tanggal 21 November 1996;

kemudian “Spiritualisme Tauhid dalam Seni Rupa Indonesia Sezaman”,

makalah dalam Sarasehan Seni Rupa Kontemporer Bernafas Islam, yang

diselenggarakan oleh Baitul Quran & Museum Istiqlal pada bulan September

1997; serta karya-karya tulis ilmiah lainnya. Disamping itu Yustiono telah pula

menjadi editor utama dalam buku “Islam dan Kebudayaan Indonesia, Dulu,

Kini dan Esok”, yang diterbitkan oleh Yayasan Festival Istiqlal, 1993. Buku

terjemahannya yang telah diterbitkan adalah “Iqbal Tentang Tuhan dan

Keindahan”, terjemahan dari M.M. Syarif yang berjudul About Iqbal and His

Thought, Penerbit Mizan 1984; dan “Seni Di Dalam Peradaban Islam”

Page 99: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

terjemahan dari M. Abdul Jabbar Beg, editor, Fine Art in Islamic Civilization,

Penerbit Pustaka, 1981.

Yustiono dilahirkan di Pati 15 Juli 1955. Lulus dari Seni Rupa ITB

pada tahun 1983. Saat ini ia adalah seorang kandidat doktor bidang seni rupa

pada Program Pascasarjana ITB, disamping aktivitasnya memberikan

perkuliahan praktika di Studio Seni Lukis serta perkuliahan sejarah, teori dan

kritik seni di Jurusan Seni Murni ITB.

Page 100: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

BAB IV Analisa Mengenai Seni Rupa di Bandung dan Arahan Penyusunan Situs Web Seni Rupa Bandung

4.1 Situasi dan Kondisi Kesenirupaan di Bandung

Karena keterbatasan waktu, data mengenai para perupa dalam bab 3 di

atas tidak lengkap menyertakan seluruh perupa di Bandung namun mewakili

generasi perupa dimulai dari angkatan Wahdi, Barli, Angkama, Mochtar Apin,

Achmad Sadali, sampai dengan angkatan jauh sesudahnya seperti Tisna

Sanjaya, Diyanto dan Isa Perkasa. Terdapat beberapa segi yang dapat diamati,

diantaranya adalah mengenai peranan lembaga pendidikan tinggi seni rupa,

kecenderungan umum dalam karya para perupa, dan peranan para akademisi

seni rupa di Bandung.

4.1.1 Peranan Lembaga Pendidikan Tinggi Seni Rupa

Dalam segi pendidikan, cukup banyak perupa Bandung yang

merupakan lulusan ataupun pernah mengenyam pendidikan di Seni Rupa ITB.

Keadaan seperti ini dapat menimbulkan suatu dominasi dimana hanya terdapat

satu gaya ataupun aliran yang dianggap sah yang kemudian tidak memberikan

kesempatan bagi munculnya ide-ide baru baik dalam institusi Seni Rupa ITB

sendiri maupun di sekitarnya. Sebaiknya yang harus dikembangkan adalah

kemampuan institusi pendidikan tinggi seni rupa yang dapat mengakomodasi

adanya pergulatan ide-ide maupun konsep-konsep baru bahkan yang saling

berlawanan sekalipun. Hal ini dapat menghasilkan berbagai macam bangunan

estetik yang teruji melalui proses dialektika. Sebagai institusi pendidikan, Seni

Rupa ITB dapat melakukan peran ini.

Seni Rupa ITB yang merupakan salah satu institusi penidikan tinggi

seni muncul sebagai salah satu pusat perkembangan seni rupa di Indonesia.

Page 101: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Pada tahun 1954, pelukis-pelukis generasi baru dari Seni Rupa Bandung

memamerkan karya-karya mereka untuk pertama kalinya di ibukota Jakarta.62

Hasil karya sebelas orang perupa diantaranya Mochtar Apin, Achmad Sadali,

Edie Kartasubarna, Srihadi, Angkama, Popo Iskandar dan But Muchtar

membawa pengaruh seni modern Barat yang kental, terutama kubisme.

Pameran tersebut menyebabkan suatu pertentangan pandangan dalam dunia

seni Indonesia. Pameran itu mendapatkan kritik pedas dari seorang kritikus dan

pelukis Trisno Sumardjo (1917-1969). Karya-karya yang dipamerkan tersebut

membawa pengaruh modernisme yang kuat, khususnya kubisme. Di sinilah

terjadi proses dialektika yang tidak hanya berlangsung di dalam lingkungan

institusi Seni Rupa ITB, tetapi telah keluar sampai pada pembicaraan mengenai

seni rupa di Indonesia.

Seiring perjalanan waktu maka modernisme seperti yang diusung oleh

para perupa senior di Bandung akhirnya menjadi usang. Kemudian terjadi

kembali proses pencarian, bahkan sebelum gaya yang tengah berkembang

tesebut usang. Masing-masing perupa dari generasi awal tersebut kemudian

muncul dengan gaya dan cara mereka sendiri.

4.1.2 Kecenderungan Umum dalam Karya Para Perupa di Bandung

Terdapat berbagai gaya dan kecenderungan dalam seni rupa di

Bandung. Kecenderungan umum yang kerap dijumpai dalam seni rupa di

Bandung yang juga terungkap dalam data perupa di atas adalah kecenderungan

formalisme. Perupa seperti Mochtar Apin, Achmad Sadali, Srihadi, Popo

Iskandar dan But Muchtar ketika telah meninggalkan gaya dengan pengaruh

Francois Villon dan muncul dengan gaya masing-masing masih menampakkan

pengaruh formalisme yang begitu kuat. Pada perupa yang kemudian bergelut

dengan simbolisme dan unsur-unsur tradisi seperti Gregorius Sidharta,

pengaruh formalisme menjadi dasar yang kuat baginya untuk bermain dengan

bentuk-bentuk dan motif-motif dari seni rupa tradisi. Gaya formalisme juga

62 Spanjaard, Helena; 1990; Bandung, The Laboratory of the West? dalam Modern Indonesian Art: Three Generation of Tradition and Change 1945-1990; Joseph Fischer, Editor. Jakarta and

Page 102: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

mendukung ungkapan seni kaligrafis islami. Larangan penggambaran mahluk

hidup dalam Islam kemudian dijembatani oleh persoalan-persoalan bentuk,

walaupun bentuk bukanlah permasalahan pokok yang sesungguhya hendak

diangkat oleh para perupa. Walaupun formalisme dapat memberikan dasar

yang baik bagi para perupa dalam berekspresi seni namun kecenderungan ini

akan membelenggu apabila dipandang sebagai acuan estetik yang mengikat.

Perupa generasi baru seperti Tisna Sanjaya, Herry Dim, Diyanto, Isa Perkasa

dan para perupa muda lainnya dapat dikatakan melepaskan diri dari

kecenderungan formalisme. Bagi para perupa generasi ini kondisi sosial politik

yang terjadi di sekitarnya memberinya kepekaan untuk berolah seni. Sebagai

contoh, Tisna Sanjaya seorang perupa yang cukup produktif berkesenian dalam

aksi-aksi keseniannya seringkali dikatakan bersifat provokatif dalam merespon

gejolak sosial. Tisna turut aktif melibatkan dirinya dengan gerakan moral

dalam rangka menumbangkan penguasa represif dan korup di Indonesia.

Kemudian Diyanto dan Isa Perkasa berkesenian secara total, bagi mereka seni

adalah kehidupannya.

4.1.3 Peranan Para Akademisi Seni Rupa di Bandung

Dunia kesenirupaan di Bandung memiliki daya dorong yang mencukupi

untuk dapat berkembang dengan baik. Hal tersebut didukung oleh adanya

komunitas akademik dalam hal ini para akademisi seni rupa, penulis seni serta

kritikus seni. Sanento Yuliman sebagai salah seorang kritikus mengungkapkan

keresahannya di berbagai media massa mengenai pemiskinan seni lukis

sehubungan dengan “boom” seni lukis di tahun 1980-an. Posisi akademisi seni

rupa, penulis seni serta kritikus seni diperlukan dalam mencermati situasi dan

kondisi yang sedang berkembang dalam kehidupan kesenian dan memberi

peringatan apabila terjadi sesuatu yang dianggap tidak sebagaimana mestinya.

Peran kontrol dari para akademisi ini harus juga turut mendorong

New York: Panitia Pameran KIAS(1990-91) and Festival of Indonesia; hal 204.

Page 103: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

berkembangnya gejolak ekspresi para perupa sehingga dapat tercipta dinamika

dalam tatanan kesenian yang sehat.

Para akademisi dituntut untuk senantiasa aktif menulis dan

menghasilkan buku-buku mengenai seni. Kondisi yang saat ini terjadi di

Bandung seperti juga kondisi umum di Indonesia adalah langkanya penerbitan

buku-buku mengenai seni oleh para akademisi seni Indonesia. Jurnal seni rupa

yang diupayakan terbit oleh pihak perguruan tinggi seni seringkali menghadapi

kendala sehingga terhenti penerbitannya. Tampaknya hal ini sangat berkaitan

dengan kondisi perekonomian dan tingkat kesejahteraan masyarakat pada

umumnya. Posisi kesenian tidak masuk dalam prioritas utama kebijakan

pembangunan yang dikeluarkan pemerintah sehingga tidak masuk prioritas

utama pula dalam pandangan masyarakat Indonesia pada umumnya. Pada

kondisi seperti di Indonesia ini upaya-upaya penulisan sejarah maupun kritik

seni patut mendapatkan dukungan sehingga berbagai gejolak kesenian dapat

terdokumentasi dan pemikiran-pemikiran kritis dari para akademisi dapat

secara aktif mendorong gejolak kesenian itu sendiri.

4.2 Dinamika Kehidupan Seni Rupa di Bandung

Peranan lembaga pendidikan tinggi seni rupa yang terbuka terhadap

tumbuh dan berkembangnya wacana-wacana kesenian, kemudian para perupa

yang senantiasa aktif berkesenian dan juga peranan para akademisi seni yang

melontarkan pemikiran-pemikiran kritis mengenai kesenian dapat digunakan

sebagai indikator dalam melihat dinamika kehidupan kesenian selain berbagai

faktor lainnya. Di Bandung Peranan Seni Rupa ITB sebagai lembaga

pendidikan tinggi seni rupa dalam perkembangannya dapat dikatakan cukup

terbuka terhadap tumbuh dan berkembangnya wacana-wacana kesenian. Di

samping itu di Bandung terdapat pula institusi pendidikan tinggi seni rupa

lainnya yang muncul kemudian seperti Jurusan Seni Rupa IKIP Bandung,

Sekolah Tinggi Seni Indonesia atau STISI, Fakultas Seni Rupa dan Desain

Institut Teknologi Nasional (ITENAS), dan Fakultas Seni Rupa dan Desain

Page 104: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Universitas Pasundan (Unpas) Bandung. Berbagai institusi pendidikan tinggi

seni rupa tersebut tumbuh dan berkembang di masyarakat sesuai dengan

kebutuhan akan tenaga terdidik bidang seni rupa yang juga kemudian

menumbuhkan wacana-wacana kesenian melalui aktivitas akademik maupun

penyelenggaraan seminar dan diskusi. Selain itu penyelenggaraan pameran di

berbagai institusi tersebut juga mendorong para perupa untuk aktif berkesenian.

Di Bandung secara berkala diadakan Pasar Seni ITB yang merupakan peristiwa

kesenian sensasional dan melibatkan berbagai ragam kesenian. Pasar seni ini

diselenggarakan oleh Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB.

Dari sisi para perupa sendiri terlihat adanya gairah dalam berkesenian

dan terbentuknya komunitas perupa Bandung. Di antara para perupa terjadi

proses komunikasi di mana para perupa saling bertukar pikiran. Dalam

pembukaan pameran-pameran seni rupa di Bandung dapat disaksikan

pembicaraan-pembicaraan informal di antara para perupa yang sangat boleh

jadi merupakan sarana pertukaran gagasan selain sebagai sarana sosialisasi.

Dari hal-hal informal tersebut seringkali para perupa mengembangkannya

menjadi kerjasama maupun kolaborasi estetik dalam menghasilkan karya-karya

seni.

Para akademisi seni aktif berbicara dalam berbagai diskusi yang

diselenggarakan baik oleh galeri maupun institusi pendidikan tinggi seni.

Penerbitan tulisan-tulisan dari para akademisi tersebut umumnya muncul dalam

katalog pameran. Dalam komunitas perupa di Bandung sering pula para

akademisi ini memposisikan dirinya secara konstruktif bersama-sama dengan

para perupa dalam melontarkan gagasan kritisnya.

4.3 Arahan dalam Penyusunan Situs Web Seni Rupa Bandung

Sajian informasi mengenai perupa Bandung perlu dilengkapi dengan

informasi-informasi lainnya yang sekiranya dapat bermanfaat bagi pengunjung.

Sesuai dengan cakupan mengenai dunia kesenirupaan di Bandung seperti yang

terdapat dalam ruang lingkup masalah pada Bab 1, maka informasi mengenai

Page 105: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

ciri atau karakteristik seni rupa di Bandung; kemudian informasi mengenai

praktisi perorangan dan kelompok bidang seni rupa; serta informasi mengenai

institusi dan lembaga bidang seni rupa di Bandung dapat dimasukkan ke dalam

Situs Web Seni Rupa Bandung. Kesemua informasi tersebut perlu diolah

sedemikian agar dapat menjadi kesatuan sajian yang menarik bagi pengunjung.

Sajian informasi dalam Situs Web Seni Rupa Bandung disusun menjadi

bagian-bagian sebagai berikut:

q Introduksi mengenai seni rupa di Bandung. Bagian ini berisi informasi

mengenai ciri atau karakteristik seni rupa di Bandung.

q Direktori Perupa. Bagian ini berisi informasi mengenai para perupa

Bandung seperti pada uraian masing-masing perupa dalam Bab 3.

q Info Galeri. Bagian ini berisi informasi mengenai galeri dan museum seni

rupa yang terdapat di kota Bandung.

q Kalender Kegiatan. Bagian ini berisi informasi mengenai jadwal kegiatan

seni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya.

q Web Project. Bagian ini berisi informasi menganai karya-karya

eksperimental dari para perupa Bandung yang menggunakan WWW atau

World Wide Web sebagai media.

Selain kelima bagian informasi diatas ditambahkan pula satu bagian

berupa buku tamu untuk masukan dan komentar dari pengunjung. Seluruh

bagian tersebut merupakan satu kesatuan sajian yang dirangkum ke dalam

suatu menu utama sebagai alat bantu navigasi bagi pengunjung.

Page 106: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

BAB V Perancangan dan Pembuatan Situs Web Seni Rupa Bandung

Kegiatan perancangan dan pembuatan situs web memerlukan

pengetahuan dan pemahaman mengenai dasar-dasar Internet menyangkut

berbagai komponen Internet dan bagaimana cara kerjanya, kemudian juga

mengenai World Wide Web itu sendiri. Untuk itu sebelum masuk ke dalam

pembahasan perancangan Situs Web Seni Rupa Bandung terlebih dahulu akan

dibahas mengenai Internet dan World Wide Web.

5.1 Internet

Internet memiliki banyak definisi. Dari sudut teknis Internet adalah

jaringan komputer yang meliputi jutaan komputer di seluruh dunia. Komputer-

komputer tersebut bisa saling bertukar informasi. Sedangkan dari segi ilmu

pengetahuan, Internet adalah sebuah perpustakaan besar yang di dalamnya

terdapat milyaran artikel, buku, jurnal, kliping, foto, dan lain-lain dalam bentuk

media elektronik.

Banyak hal yang dapat dilakukan melalui Internet. Teknologi Internet

masih akan terus berkembang. Fasilitas-fasilitas yang ada sekarang bukanlah

fasilitas maksimal yang mungkin disediakan jaringan komputer global ini.

Fasilitas-fasilitas lainnya akan terus muncul seiring dengan kreativitas orang-

orang yang mengembangkan Internet. Berikut adalah beberapa hal yang dapat

dilakukan melalui Internet:

a. Electronic mail (e-mail)

Internet dapat digunakan untuk mengirim dan menerima pesan-pesan

elektronik atau e-mail. Selain mengirim dan menerima pesan, e-mail dapat

Page 107: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

juga digunakan untuk mengirim dan menerima segala sesuatu yang dapat

disimpan dalam sebuah file, misalnya program, gambar, majalah

elektronik, dan lain sebagainya. Melalui sistem mail dapat dikirim dan

diterima segala macam tipe data. Sistem mail Internet adalah tulang

punggung dan motivasi awal Internet itu sendiri

b. Mengakses informasi (Gopher, WWW)

Internet adalah sumber informasi raksasa yang menyimpan berbagai

informasi. Dengan demikian salah satu hal dasar yang bisa didapat dari

Internet adalah mengakses apa saja yang dibutuhkan. Informasi tersebut

dapat berupa teks, gambar, suara, video, maupun file-file program.

c. Download/upload file (FTP)

File dapat diambil dari komputer lain (download) atau dikirim ke komputer

lain (upload). Berbagai jenis file seperti program anti virus, driver, game,

demo, atau shareware dapat di-download dan di-upload.

d. Chat

Chat adalah fasilitas untuk mengobrol dalam Internet. Mengobrol dengan

chat tidak dilakukan dengan menggunakan suara tetapi dengan mengetik.

Fasilitas ini dapat dilakukan untuk melakukan diskusi. Fasilitas yang lebih

maju adalah Internet phone. Internet phone memungkinkan pembicaran

seperti halnya bertelepon dengan orang lain di berbagai belahan dunia lain

melalui Internet.

e. Bermain game (MUD, MOO)

Game yang dimainkan melalui Internet adalah game yang mendukung

Internet. seperti halnya Internet phone, fasilitas ini masih relatif baru dan

akan terus dikembangkan ke arah kualitas yang lebih baik.

5.1.1 Sejarah Internet

Konsep Internet pertama kali digunakan oleh Departemen Pertahanan

Amerika Serikat. Jaringan yang dikembangkan saat perang dingin ini

menghubungkan berbagai instalasi penting militer AS di seluruh dunia.

Page 108: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Maksud dari semuanya ini adalah bila terjadi serangan nuklir di suatu tempat,

maka jaringan komputer untuk keperluan pertahanan masih bisa beroperasi.

Implementasi Internet di dunia non militer dimulai setelah Lab CERN,

sebuah pusat riset fisika di Jenewa, Swiss, menemukan cara untuk

mempermudah pertukaran informasi. Tahun 1989, Tim Berners-Lee dan

kawan-kawan berhasil membuat sekumpulan protokol untuk komunikasi yang

memungkinkan akses ke dokumen teks dalam jaringan. Pengguna dapat

mengakses dokumen tersebut dengan aplikasi khusus yang disebut browser.

Dokumen-dokumen yang diakses dengan menggunakan browser ini memiliki

hyperlink, yaitu sarana untuk pindah ke dokumen lain dalam jaringan. Sistem

inilah yang kemudian disebut World Wide Web (WWW).

Sistem yang dikembangkan Lab CERN tersebut disebarluaskan

sehingga banyak pemakai di belahan dunia lainnya yang dapat

memanfaatkannya. Namun sistem ini masih berupa teks dan berbasiskan sistem

operasi Unix sehingga penggunanya masih terbatas pada komunitas ilmuwan

dan akademik.

Tahun 1993 merupakan tahun yang penting bagi perkembangan World

Wide Web maupun Internet secara umum. NCSA (National Center for

Supercomputing Application) pada Universitas Illinois di kota Urbanna-

Campaign, Illinois berhasil membuat browser berbasis grafis pertama yang

disebut Mosaic. Sistem ini memungkinkan informasi yang tersedia di internet

tidak hanya berupa teks, tetapi dilengkapi juga dengan gambar dan warna.

Dengan menjamurnya pengguna internet, para pembuat perangkat lunak

berlomba-lomba mengembangkan browser dan berbagai program aplikasi

untuk keperluan Internet, misalnya animasi, VRML dan lain sebagainya.

5.1.2 Konsep Internet dan Jaringan Komputer

Secara teknis Internet adalah jaringan global yang cakupannya meliputi

seluruh dunia. Tetapi sesungguhnya Internet bukanlah sekedar jaringan

komputer. Jaringan komputer hanyalah medium yang membawa informasi.

Page 109: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Daya guna Internet terletak pada informasi itu sendiri, bukan pada jaringan

komputer. Internet adalah suber daya yang berorientasi ke manusia. Pada saat

mendatang Internet akan sama pentingnya dengan pos dan telepon.

Untuk memahami Internet, sebaiknya dipahami terlebih dahulu

pengertian mengenai jaringan komputer. Jaringan komputer adalah gabungan

dari berbagai perlengkapan komunikasi dan komputer yang dihubungkan satu

sama lain lewat suatu medium komunikasi, sedemikian sehingga semua

pemakai jaringan dapat berkomunikasi secara elektronik. Medium komunikasi

bisa berupa kabel untuk hubungan jenis LAN (Local Area Network) atau

saluran telepon, gelombang mikro dan satelit untuk hubungan WAN (Wide

Area Network). Setiap mesin komputer yang turut berpartisipasi dalam jaringan

disebut node.

Tempat dimana pemakai jaringan berada disebut terminal. Terminal

dapat berupa sebuah monitor dan sebuah keyboard saja yang kemudian

melakukan aktivitas di host (semua mesin komputer yang menggunakan sistem

operasi multi-user seperti Unix) setelah terlebih dahulu melalui sebuah

perlengkapan yang bernama terminal server. Terminal jenis ini adalah jenis

character base dan tidak mempunyai interface grafis.

Selain itu terminal dapat juga berupa workstation (semua mesin

komputer yang memiliki tampilan grafis dan memungkinkan pemakai

melakukan beberapa pekerjaan sekaligus) dan melakukan emulasi ke sebuah

host langsung lewat medium kabel tanpa melalui terminal-server. Workstation

sendiri dapat berfungsi sebagai host. Terminal bisa juga sebuah PC atau

Personal Computer (semua mesin komputer yang menggunakan sistem operasi

single-user seperti DOS) yang menjalankan sebuah perangkat lunak tertentu

untuk melakukan emulasi ke host. PC juga dapat bertindak sebagai workstation

dengan memakai interface grafisnya. Selain itu antara host, workstation dan PC

dapat melakukan hubungan yang disebut client-server, yaitu suatu hubungan

dimana client meminta layanan dari server untuk diproses sendiri oleh client.

Semua perlengkapan jaringan dapat saling berkomunikasi lewat suatu aturan

Page 110: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

umum yang disebut protokol. Perlengkapan lain dalam jaringan antara lain

router, bridge, terminal-server, concentrator, repeater, transceiver dan lain-

lain.

5.1.3 TCP/IP (Transmission Control Protocol dan Internet Protocol)

Seperti telah disebutkan di atas, Internet dibentuk dari jaringan

komputer-jaringan komputer yang tersebar di seluruh dunia. Jaringan ini terdiri

dari berbagai macam tipe komputer yang berbeda, maka harus ada sesuatu

yang dapat mengintegrasikannya yaitu TCP/IP atau Transmission Control

Protocol (TCP) dan Internet Protocol (IP). Agar tipe-tipe komputer yang

berbeda ini dapat saling berkomunikasi maka program-program yang dibuat

harus ditulis berdasarkan protokol standar. Sebuah protokol adalah sebuah

aturan yang mendefinisikan bagaimana sesuatu semestinya dilakukan. Sebagai

contoh, terdapat protokol yang mendefinisikan format yang semestinya

digunakan untuk pesan mail. Selanjutnya, semua program mail mengikuti

protokol tersebut ketika program-program mail tersebut mempersiapkan

sebuah program mail.

Dalam Internet, informasi tidak ditransmisikan sebagai satu kesatuan

data yang utuh dari host ke host, tetapi sebagai aliran paket-paket data yang

kecil-kecil. Cara kerja TCP/IP adalah sebagai berikut: apabila sebuah pesan

mail dikirim, TCP membagi pesan tersebut ke dalam paket-paket data yang

kecil-kecil. Setiap paket data ditandai dengan nomor urut dan alamat penerima.

Selain itu TCP menyertakan informasi untuk mengontrol jika terjadi kesalahan.

Selanjutnya paket-paket data dikirim melalui jaringan komputer, di mana

dalam tahap ini IP membawa paket-paket data tersebut ke host tujuan. Pada

host tujuan, TCP menerima paket-paket data tersebut dan memeriksa jika

terjadi kesalahan. Jika terjadi kesalahan TCP meminta host asal mengirim

kembali paket-paket data yang mengandung kesalahan. Setelah semua paket

data diterima secara benar, TCP menggunakan nomor urut untuk

merekonstruksi pesan asli. Maka fungsi TCP adalah mengatur paket-paket data

Page 111: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

dan memastikan kebenaran paket-paket data, dan fungsi IP adalah membawa

paket-paket data dari satu tempat ke tempat yang lain.

5.1.4 Alamat IP dan Nama Domain

Setiap komputer yang terhubung ke Internet meiliki alamat IP (IP

Address) yang unik agar dapat saling berkomunikasi. Alamat IP yang

digunakan pada saat in adalah IP Address 32 bit dengan bentuk umum

penulisan:

a.b.c.d

dimana a, b, c, dan d semua adalah bilangan bulat desimal dari 0 sampai

dengan 255. Contoh IP address misalnya 167.205.20.1 atau 202.140.200.3.

Dengan alamat IP, komputer dapat mengetahui kemana ia dapat mengirim data.

Walaupun alamat IP mudah dikenali oleh komputer, namun manusia

sulit untuk menghafal alamat-alamat tersebut. Oleh karena itu dibuat nama

aliasnya yang disebut nama domain (domain name). Misalnya alamat IP

167.205.20.1 adalah host www.lib.itb.ac.id. Komputer yang bertugas

megubah alamat IP menjadi nama domain serta sebaliknya adalah Domain

Name Server atau DNS. Bentuk umum pemberian nama menurut DNS adalah:

nama_komputer.nama_subdomain.nama_top_domain

Nama_komputer adalah nama komputer yang bersangkutan.

Nama_subdomain bisa berupa nama organisasi (dec, ibm), atau nama jenis

organisasi (net, go). Nama_top_domain adalah nama domain tingkat atas

seperti nama negara (id, us) atau nama-nama seperti com, edu, gov untuk

komputer-komputer yang ada di lingkungan Amerika Serikat. Sistem

penamaan dengan metode DNS ini bukan saja memberikan berbagai

kemudahan seperti pembacaan dan pengelolaannya, namun juga dapat

Page 112: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

memberikan informasi di mana komputer itu berada dan jenis organisasi yang

memilikinya.

Beberapa nama top domain berikut ini adalah nama-nama top domain

berdasarkan afiliasi organisasional yang berada di AS dan Indonesia:

§ com untuk organisasi komersial.

§ edu, ac untuk institutsi pendidikan.

§ gov, go untuk instansi pemerintah Amerika Serikat.

§ mil untuk instansi militer.

§ net untuk Internet gateway dan jaringan-jaringan utama.

§ org, or semua organisasi yang tidak termasuk salah satu di atas.

§ arpa khusus untuk ArpaNet.

§ int untuk organisasi internasional.

Selain itu pemberian nama top domain untuk negara-negara dituliskan dengan dua huruf sebagai nama inisial sesuai aturan yang dikeluarkan oleh ISO

§ ca Kanada.

§ fr Perancis.

§ id Indonesia.

§ us Amerika Serikat.

5.1.5 URL (Uniform Resource Locator)

URL atau Uniform Resorce Locator adalah alamat lengkap untuk

menunjukkan suatu bentuk informasi di dalam Internet. Susunan sebuah URL

umumnya sebagai berikut:

jenis_layanan://nama_domain/direktori/file.ekstensi

URL dipakai untuk menunjukkan halaman tertentu atau file tertentu

dalam suatu browser. Contoh sebuah URL misalnya:

http://www.itb.ac.id/departments/visual_arts.html

Page 113: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

URL di atas mengacu pada file visual_arts.html di direktori

departments pada situs web dengan nama domain www.itb.ac.id, jenis

layanannya adalah http (www).

URL dapat pula mengacu pada suatu file di FTP server seperti:

ftp://ftp.itb.ac.id/pub/FreeBSD/2.2.4-RELEASE/README.TXT

Untuk mengakses World Wide Web digunakan HTTP client yang

disebut browser. Browser adalah program yang menggunakan protokol HTTP.

Sedangkan untuk mentransfer file pada FTP digunakan program FTP atau FTP

client.

5.1.6 World Wide Web

World Wide Web, disingkat WWW, atau sering juga disebut web

adalah sarana penyampaian informasi atau layanan yang paling populer

dibanding layanan layanan lainnya di Internet. Hal ini disebabkan WWW

memberikan tampilan grafis yang baik dan bagus untuk dipandang. Selain itu

konsep hyperlink atau link yaitu data yang berisi hubungan ke data yang lain

memberikan kemudahan dan kecepatan yang luar biasa. Untuk data teks

disebut hypertext. Tampilan grafis yang baik dan konsep hyperlink diinginkan

oleh hampir semua orang. WWW digunakan bukan sekedar untuk

menampilkan ataupun mencari informasi saja, lebih dari itu, WWW sudah

banyak dipakai secara komersial oleh hampir semua perusahaan-perusahaan

besar di seluruh dunia untuk mengiklankan produk-produk mereka.

Istilah hypertext diilhami pertama kali oleh Ted Nelson pada tahun

1965. Hypertext menurut Ted Nelson adalah suatu teks (serangkaian kata) yang

mempunyai “hubungan” (link) dengan teks lainnya. Pada WWW, satu atau

serangkaian kata pada suatu dokumen hypertext yang ditampilkan di layar

dapat merupakan petunjuk arah (pointer) yang mengacu ke dokumen hypertext

lainnya yang mengandung informasi lebih rinci tentang kata atau serangkaian

Page 114: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

kata yang bersangkutan tersebut. Kata atau rangkaian kata yang mempunyai

link tersebut dalam browser biasanya dibedakan dari kata-kata lainnya dengan

warna terang atau highlight dengan warna yang berbeda dan biasanya dengan

menggunakan garis bawah. Jadi misalnya, seorang pemakai WWW mengakses

sebuah situs web dalam sebuah WWW server, ia akan mendapatkan halaman

pertama (home page) dari situs web tersebut. Selanjutnya jika pemakai tersebut

menggunakan interface grafis, maka dengan menggeser-geser mouse ia dapat

memilih sembarang kata atau rangkaian kata yang mempunyai warna berbeda

dengan warna pada teks yang lain lalu mengklik salah satu kata atau rangkaian

kata tersebut dan selanjutnya ia akan mendapatkan tampilan berikutnya yang

berisi informasi lebih jauh tentang kata atau rangkaian kata yang dipilihnya

tadi. Saat itu ia mungkin telah berada di situs web dalam WWW server yang

lain tanpa ia perlu tahu sebelumnya kemana ia harus pergi untuk mendapatkan

informasi tentang kata atau rangkaian kata yang dicarinya itu. Biasanya

perangkat lunak pengakses WWW atau browser menyediakan informasi

kepada pemakainya dimana si pemakai berada pada saat itu berupa address bar

yang menampilkan URL-nya yaitu suatu penunjuk alamat dalam Internet.

World Wide Web dikembangkan pertama kali oleh tim WWW yang

dipimpin oleh Tim Berners-Lee dari European Particle Physics Laboratory

(CERN) di Swiss.

5.1.7 HTML (Hypertext Markup Language)

Setiap dokumen hypertext yang ditulis menggunakan format standar

yang disebut HTML atau Hypertext Markup Langauge. HTML bermula dari

apa yang disebut SGML atau Standard generalized Markup Language yang

dipakai untuk melakukan format standar pada berbagai dokumen. HTML

sesungguhnya merupakan kumpulan peraturan untuk memformat (markup)

dokumen dibandingkan sebagai bahasa. HTML hanya bisa digunakan untuk

memformat teks dan menampilkan grafik. Selebihnya, misalnya perhitungan

aritmetika dan animasi diluar jangkauan HTML. Keterbatasan ini sebenarnya

Page 115: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

menguntungkan di lain pihak. HTML menjadi bahasa yang sederhana.

Ukurannya kecil sehingga bisa ditransfer dengan cepat melalui jaringan

Internet. Kesederhanaan HTML juga membuat HTML mudah

diimplementasikan pada berbagai jenis komputer. Pengguna Internet terdiri

dari berbagai macam tipe komputer dan sistem operasi. Dengan hanya

menggunakan browser, berbagai komputer tersebut dapat melihat dokumen

HTML tanpa perlu proses konversi.

5.1.8 Organisasi Situs Web

Informasi yang disajikan dalam situs web biasanya dipecah menjadi

beberapa halaman, yang disebut halaman web (web page). Halaman pertama

dalam suatu sajian informasi disebut homepage. Alamat homepage diingat atau

dibookmark oleh pengguna Internet. Contoh alamat dari homepage misalnya

http://www.sun.com. sedangkan alamat halaman web lainnya yang masih

tergabung dalam situs web misalnya http://www.sun.com/products/

sparc.html, http://www.sun.com/news/highlight.html, dan lain-lain.

Gabungan seluruh halaman web yang menyajikan satu informasi utuh disebut

situs web (web site). Untuk mengakses informasi di dalam suatu situs web,

pengguna Internet biasanya mengakses homepage terlebih dahulu, kemudian

mengakses halaman-halaman web di dalamnya. Sebuah halaman web yang

paling sederhana biasanya hanya berisi satu halaman web, dan karenanya

halaman web tersebut disebut homepage. File-file situs web disimpan dalam

sever web (web server atau HTTP server). Sebuah situs web bisa memiliki

satu atau beberapa situs web, tergantung dari kapasitas dan alokasi tempat di

hard disk server. Untuk lebih jelas mengenai homepage, halaman web dan situs

web dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Page 116: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Homepage

Halaman web

Situs web

Gambar 1. Homepage, halaman web dan situs web

Dalam situs web yang terdiri dari banyak halaman, organisasi halaman

web harus dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan pengguna. Hal

tersebut penting untuk menghindari pengguna web yang salah arah dalam

mencari informasi. Organisasi situs umumnya memiliki bentuk-bentuk

hierarki, linier, dan bentuk gabungan hierarki dan linier.

A. Bentuk Hierarki

Bentuk hierarki diawali oleh halaman master, dari halaman master ini

kemudian dipecah menjadi beberapa halaman. Dari masing-masing halaman

dipecah lagi menjadi beberapa halaman sampai semua informasi ditampilkan.

Halaman master biasanya berisi judul situ web dan daftar isi informasi yang

Page 117: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

terdapat di dalamnya. Dengan melihat isi master, seorang yang sedang mencari

informasi diharapkan mengerti apa isi dari situs web ini.

Halaman master

Gambar 2. Situs web bentuk hierarki

B. Bentuk Linier

Halaman-halaman dalam situs web bentuk linier memiliki kedudukan

yang sama. Pengguna mengakses situs web ini dengan melihat satu persatu

halaman secara berurutan seperti membaca buku. Halaman pertama biasanya

berisi judul situs web dan deskripsi singkat mengenai isi informasi dalam situs

web. Bentuk linier biasanya digunakan untuk penyampaian informasi yang

merupakan suatu proses.

Page 118: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Gambar 3. Situs web bentuk linier

C. Bentuk Gabungan Hierarki dan Linier

Bentuk seperti ini adalah bentuk yang lazim digunakan dalam

penyampaian informasi melalui web. Dengan bentuk ini pengguna dapat

dengan mudah masuk ke tahap tertentu dalam suatu proses. Bentuk situs web

yang kompleks tanpa organisasi yang benar dan memiliki dua titik simpul akan

menyulitkan orang yang akan mengakses situs web tersebut.

Halaman master

Gambar 4. Situs web gabungan bentuk hierarki dan linier

5.2 Perancangan dan Pembuatan Situs Web Seni Rupa Bandung

Page 119: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Setelah data dan materi akan ditampilkan dianggap mencukupi maka

dimulailah perancangan situs web. Terdapat beberapa langkah yang perlu

dilakukan, tetapi karena pembuatan Situs Web Seni Rupa Bandung untuk

sementara ini dititik beratkan pada penyajian content atau isi maka yang

kemudian penting adalah merancang penyajiannya itu sendiri. Untuk sebuah

situs web maka perlu dipikirkan hal-hal sebagai berikut:

q Judul situs web, hal ini dapat mencerminkan apa isi keseluruhan situs web

q Perencanaan dan perancangan organisasi situs web yang berkaitan erat

dengan bagaimana menyusun menu utama sebagai alat bantu navigasi,

q Dimana situs web diletakkan, termasuk dukungan apa saja yang ada pada

server tempat meletakkan situs web tersebut, seperti fasilitas database

server dan lain sebagainya.

Pada sub bab-sub bab berikut akan diuraikan perancangan situs web dan

kemudian bagaimana rancangan yang telah dibuat diimplementasikan terhadap

content yang ada.

5.2.1 Judul Situs Web

Judul yang dipilih adalah “Direktori Perupa dan Kegiatan Seni Rupa

di Bandung”. Judul tersebut dapat mencerminkan seluruh komponen dalam

kesenirupaan di Bandung, tidak hanya mengenai perupa Bandung saja. Karena

situs ini juga direncanakan akan dibuat dalam versi Bahasa Inggris, maka judul

yang ada ditambah menjadi Bandung Visual Art Directory, Direktori

Perupa dan Kegiatan Seni Rupa di Bandung.

5.2.2 Menu Utama dan Organisasi Situs Web

Untuk dapat memberikan petunjuk jalan bagi para pengunjung yang

memasuki situs web maka perlu dibuat suatu alat bantu navigasi berupa suatu

navigation bar atau disebut juga sebagai menu utama. Menu utama pada situs

ini berisi menu menuju informasi utama yang akan ditampilkan yaitu:

q Introduksi mengenai seni rupa di Bandung

Page 120: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

q Direktori Perupa

q Info Galeri

q Kalender Kegiatan

q Web Project, dan

q Guestbook atau buku tamu

Organisasi situs web dibuat menggunakan bentuk gabungan hirarki dan

linier dengan bentuk sebagai berikut.

Gambar 5. Organisasi Situs Web Seni Rupa Bandung

5.2.3 Alamat Situs Web

Halaman Depan

A B C D E F Keterangan: A = Introduksi mengenai seni rupa di Bandung B = Direktori Perupa C = Info Galeri D = Kalender Kegiatan E = Web Project F = Guestbook atau buku tamu

Page 121: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Situs Web Seni Rupa Bandung mempunyai alamat URL (Uniform

Resource Locator):

http://digital.lib.itb.ac.id/art-bandung/

Pengunjung mengetikkan alamat di atas pada address bar yang terdapat

dalam browser untuk berkunjung ke Situs Web Seni Rupa Bandung atau

melalui link yang terdapat pada situs lain apabila situs tersebut memiliki link

ke alamat Situs Web Seni Rupa Bandung. Alamat di atas dapat diartikan bahwa

Situs Web Seni Rupa Bandung terletak dalam server web digital.lib.itb.ac.id di

Perpustakaan Pusat ITB. Server tersebut memiliki alamat IP 167.205.20.1.

Alamat tersebut berada di dalam network ITB yang memiliki network address

167.205.x.x. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Letak fisik dari alamat Situs Web Seni Rupa Bandung

5.2.4 Perangkat Lunak yang Digunakan

Internet Network ITB (167.205.x.x) ISP Situs Web Perupa Bandung terletak pada Host digital.lib.itb.ac.id Komputer pengunjung Server Unix Perpustakaan ITB Dengan alamat IP 167.205.20.1 Keterangan: ISP: Internet Service Provider (Penyedia Layanan Internet)

Page 122: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Pembuatan situs web ini menggunakan perangkat lunak sebagai berikut:

q Pada sisi client yaitu pada beberapa workstation dengan sistem operasi

Windows 95 program aplikasi yang digunakan:

§ Frontpage Explorer untuk pengelolaan situs web dan Frontpage

Editor untuk pembuatan dan mengedit file-file html

§ Adobe Photoshop untuk mengolah atau mengedit gambar

§ QVT Net untuk melakukan telnet ke server digital.lib.itb.ac.id

q Pada sisi server dengan sistem operasi Unix FreeBSD:

§ Frontpage Server Extension yang mengorganisir pembuatan situs web

secara client-server

§ Apache Web Server

§ MySQL Server, program database

§ PHP untuk mengeksekusi skrip-skrip php yang disisipkan pada file

html seperti yang digunakan pada halaman guestbook

§ Editor teks: ee dan vi

Gambar 7. menggambarkan bagaimana lingkungan kerja pada network

Perpustakaan ITB tempat membangun Situs Web Seni Rupa Bandung pada

server digital.lib.itb.ac.id. Pengerjaan situs web ini dilakukan melalui beberapa

workstation Windows95.

5.2.5 Perancangan Desain Visual

Perancangan desain visual dibuat sedemikian rupa untuk mendukung

dikembangkannya situs web ini menjadi sits web yang dinamis. Perancangan

dititik beratkan pada kesederhanaan, kemudahan navigasi dan kecepatan akses.

Navigation bar atau menu navigasi utama ditempatkan di sisi kiri dari halaman

web dan muncul dalam setiap halaman pada situs web ini. Warna-warna yang

digunakan adalah putih abu-abu dan merah. Gambar 8, 9, 10 dan 11 merupakan

rancangan desain visual Situs Web Seni Rupa Bandung.

Page 123: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Gambar 7. Lingkungan kerja pada network Perpustakaan ITB

Judul Situs Web Navigation bar

Ilustrasi

Gambar 8. Rancangan desain visual halaman depan

Internet Network ITB Apache web server, Frontpage server, MySQL server, PHP Server Unix Perpustakaan ITB OS: FreeBSD Unix Network Perpustakaan ITB Frontpage Frontpage Photoshop Photoshop QVT Net QVT Net Workstation Windows 95 Workstation Windows 95

Page 124: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Gambar 9. Contoh tampilan desain visual halaman depan

Judul Situs Web

Isi atau content

Navigation bar

Gambar 10. Rancangan desain visual pada halaman-halaman dalam

Page 125: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Gambar 11. Contoh tampilan desain visual pada halaman-halaman dalam

5.2.6 Unsur Pendukung

Dalam situs web yang dinamik diperlukan dukungan back-end yang

memungkinkan isi situs web dapat terus berubah dan memungkinkan

webmaster mengorganisir dan menambah data secara otomatis maupun

menerima input dari pengunjung. Untuk menangani keperluan ini digunakan

database yang menyimpan data serta program yang menghubungkannya

dengan web. Pada tahap awal, penggunaan database dan program hanya

digunakan pada buku tamu atau guestbook yang memungkinkan pengunjung

menuliskan komentarnya pada form yang tersedia dalam halaman guestbook.

Halaman berisi komentar yang telah masuk dapat dilihat oleh para pengunjung

lainya. Sedangkan pada tahap selanjutnya penggunaan database dan program

ini juga akan digunakan untuk lebih mengotomatisasi penanganan dan

pengelolaan keseluruhan isi dari situs web ini.

Page 126: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

5.3 Isi Situs Web Seni Rupa Bandung

Berikut ini uraian untuk masing-masing isi sub web pada Situs Web

Seni Rupa Bandung yang diimplementasikan di web server Digital Library

Perpustakaan Pusat ITB, http://digital.lib.itb.ac.id/art-bandung/.

5.3.1 Halaman Pembuka/Halaman Depan

Halaman Pembuka atau halaman depan adalah halaman utama dimana

pengunjung akan masuk ke halaman ini sebelum menelusuri halaman-halaman

selanjutnya. Halaman pembuka ini berisi:

q Judul web dalam dua versi yaitu dalam bahasa Inggris dan Indonesia yaitu

Bandung Visual Art Directory, Direktori Perupa dan Kegiatan Seni Rupa

di Bandung.

q Ilustrasi berupa reproduksi beberapa karya perupa Bandung dalam ukuran

yang kecil.

q Menu utama ke halaman-halaman selanjutnya. Menu utama ini merupakan

alat navigasi utama yang akan terdapat di semua halaman web berikutnya.

Menu utama berisi link ke halaman-halaman berikut ini:

§ halaman Introduksi,

§ halaman Direktori Perupa Bandung,

§ halaman Info Galeri,

§ halaman Kalender Kegiatan,

§ halaman Web Projects,

§ halaman buku tamu/guestbook

q Berita terbaru mengenai update atatu penambahan informasi terbaru di

situs web ini. Berita ini terdiri dari:

§ judul berita yang juga link ke halaman berita dengan keterangan berita

yang lebih terperinci,

§ deskripsi singkat mengenai berita atau update terbaru.

q Counter atau penghitung jumlah pengunjung. Melalui counter ini selain

tercatat angka yang menunjukkan jumlah pengunjung yang datang, juga

Page 127: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

dicatat alamat IP dari pengunjung yang kemudian disimpan dalam

database. Pada counter ini hanya jumlah pengunjung saja yang ditampilkan

di layar.

q Keterangan mengenai penanggung jawab situs web atau webmaster berupa

link ke alamat email webmaster. Pengunjung yang mengalami masalah

ketika menelusuri situs web ini atau ingin mendapatkan informasi lain yang

lebih terperinci yang tidak terdapat dalam situs web ini dapat menhubungi

melalui webmaster dengan mengklik link webmaster.

Tampilan halaman depan dapat dilihat pada gambar 12 berikut ini.

Gambar 12. Tampilan Halaman Depan.

5.3.2 Halaman Introduksi

Halaman introduksi berisi informasi mengenai ciri atau karakteristik

seni rupa di Bandung. Kehidupan kesenian, khususnya seni rupa di kota

Bandung memiliki ciri atau karakteristik tertentu yang membedakannya dengan

ciri ataupun karakteristik seni rupa di kota-kota besar lainnya di Indonesia yang

diidentifikasi melalui pendekatan sejarah dan pendekatan estetik. Pendekatan

Page 128: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

sejarah sejarah mengkaitkan dunia seni rupa Bandung dengan kurun waktu,

sementara itu pendekatan estetik berkaitan dengan masalah-masalah gaya atau

aliran, ciri-ciri estetik, dan wujud visual karya seni.

Halaman introduksi ini mempunyai sub menu ke halaman-halaman

lainnya yang berisi uraian mengenai sejarah dan tinjauan estetik seni rupa di

Bandung.

Tampilan halaman introduksi dapat dilihat pada gambar 13 berikut ini.

Gambar 13. Tampilan halaman Introduksi.

5.3.3 Halaman Direktori Perupa Bandung

Halaman Direktori Perupa Bandung merupakan index nama perupa di

Bandung baik yang masih aktif maupun yang telah meningal dunia yang

disusun berdasarkan abjad. Masing-masing nama perupa yang dicantumkan

mempunyai link ke halaman yang berisi uraian tentang perupa tersebut.

Misalnya nama But Muchtar apabila di klik akan menuju halaman yang berisi

uraian mengenai But Muchtar. Halaman mengenai uraian masing-masing

perupa berisi informasi sebagai berikut:

Page 129: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

q Nama Perupa.

q Riwayat hidup perupa.

q Uraian tentang perupa dan karyanya.

q Link ke file gambar/image karya.

q Link ke alamat web perupa bila ada.

Tampilan halaman Direktori Perupa Bandung dapat dilihat dalam

gambar 14. Tampilan halaman informasi salah satu perupa dalam Direktori

Perupa dapat dilihat dalam gambar 15.

Gambar 14. Tampilan halaman Direktori Perupa.

Page 130: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Gambar 15. Tampilan halaman informasi salah satu perupa dalam Direktori

Perupa.

5.3.4 Halaman Info Galeri

Halaman Info Galeri berisi daftar nama-nama galeri dan museum seni

rupa yang terdapat di kota Bandung yang disusun berdasarkan abjad. Format

informasi yang ditampilkan hampir sama dengan direktori perupa. Halaman

mengenai uraian masing-masing galeri atau museum berisi informasi sebagai

berikut

q Nama Galeri atau Museum.

q Uraian mengenai aktivitas galeri atau museum, jenis karya yang

ditampilkan.

q Jadwal buka bagi pengunjung.

q Informasi mengenai pameran yang sedang dan akan berlangsung di galeri

atau museum.

q Link ke alamat web galeri atau museum bila ada.

Page 131: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Tampilan Halaman info galeri dapat dilihat dalam gambar 16. Tampilan

halaman informasi salah satu galeri dalam Info Galeri dapat dilihat dalam

gambar 17.

Gambar 16. Tampilan halaman Info Galeri.

Gambar 17. Tampilan halaman informasi salah satu galeri dalam Info Galeri.

Page 132: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

5.3.5 Halaman Kalender Kegiatan

Halaman Kalender Kegiatan berisi informasi mengenai kegiatan-

kegiatan seni rupa yang sedang dan akan dilangsungkan di Bandung yang

disusun berdasarkan urutan waktu. Informasi yang diberikan adalah jadwal

pameran yang terdiri dari nama kegiatan, waktu dan tempat.

Tampilan halaman Kalender Kegiatan dapat dilihat dalam gambar 18

berikut ini.

Gambar 18. Tampilan halaman Kalender Kegiatan.

5.3.6 Halaman Web Projects

Halaman Web Projects berisi link ke karya-karya eksperimental dari

para perupa Bandung yang menggunakan WWW atau World Wide Web

sebagai media. Dalam situs perupa Bandung karya semacam ini dikategorikan

sebagai web project atau karya web. Halaman ini berisi daftar masing-masing

nama atau judul karya web yang disusun berdasarkan abjad. Apabila di klik

salah satu judul karya web akan masuk ke halaman deskripsi yang

Page 133: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

menerangkan karya web. Deskripsi masing-masing karya berisi informasi-

informasi berikut:

q Judul web project atau karya web

q Nama Perupa (perorangan maupun kelompok perupa)

q Uraian mengenai konsep karya.

q Gambar tampilan halaman depan dari karya web yang juga berupa link ke

alamat karya web.

Tampilan halaman Web Projects dapat dilihat dalam gambar 19.

Tampilan halaman informasi salah satu web project dalam Web Projects dapat

dilihat dalam gambar 20.

Gambar 19. Tampilan halaman Web Projects.

Page 134: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Gambar 20. Tampilan halaman informasi salah satu web project dalam Web

Projects.

5.3.7 Halaman Guestbook/Buku Tamu

Halaman Guestbook terdiri dari halaman input yang berisi form isian

dimana pengunjung memasukkan komentarnya, kemudian halaman yang berisi

komentar-komentar yang telah masuk. Form isian dalam halaman guestbook

terdiri dari:

q Nama pengunjung atau guest

q Alamat email

q Pekerjaan pengunjung

q Alamat URL pengunjung bila ada

q Komentar

Apabila seorang pengunjung telah mengisi dengan benar dan kemudian

mengirimnya dengan mengklik tombol submit maka akan muncul halaman

konfirmasi berupa halaman guestbook result yang memberi tahu bahwa

komentar telah masuk. Setelah itu pengunjung dapat melihat pesan yang telah

dikirimnya dan komentar-komentar dari pengunjung lainnya dalam halaman

Page 135: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

guestbook view. Hasil isian dan komentar pengunjung dari form isian di atas

ditampilkan berikut alamat IP dari proxy server yang dilalui ketika pengunjung

mengakses Internet dan waktu ketika pengunjung mengisi guestbook. Hal

tersebut dimungkinkan dengan adanya pencatat berupa skrip PHP yang

terdapat pada halaman input atau halaman isian guestbook yang dieksekusi

oleh server ketika ada request dari pengunjung yang meminta halaman isian

guestbook dan memasukkan datanya pada database. Semua kejadian tersebut

berlangsung di server. Pesan-pesan dalam guestbook view adalah data yang

diperoleh dari database yang ditampilkan dengan menggunakan skrip PHP

yang juga dieksekusi oleh server.

Tampilan halaman Guestbook atau buku tamu dapat dilihat dalam

gambar 21, 22 dan 23 berikut.

Gambar 21. Tampilan halaman Guestbook atau Buku Tamu: form isian

guestbook.

Page 136: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Gambar 22. Tampilan halaman Guestbook Result: konfirmasi bahwa pesan

telah masuk.

Gambar 23. Tampilan halaman Guestbook View: melihat dan membaca pesan-

pesan yang telah masuk.

Page 137: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

BAB VI Kesimpulan dan Saran

6.1 Kesimpulan

Aktivitas seni rupa dalam berbagai bentuk tumbuh dan berkembang di

Bandung yang mencakup seni lukis, patung, grafis, keramik, maupun bidang-

bidang desain dan kriya. Dalam perkembangannya para perupa di Bandung

terus berkesenian dan bahasa ungkap seni yang dipakaipun melebar sampai

dengan instalasi yang melibatkan berbagai eksperimentasi media maupun tema.

Keberadaan para perupa yang kritis merupakan unsur pokok dari aktivitas seni

rupa tersebut. Selain itu terdapat pula galeri dan institusi seni lainnya serta

peranan para akademisi sebagai unsur penunjang dalam menghubungkannya

dengan masyarakat luas selaku konsumen seni.

Galeri berperan dalam melakukan penyebaran informasi terhadap

masyarakat luas seperti dalam kegiatan pameran. Karya-karya dari para perupa

disajikan dan secara langsung disaksikan oleh pengunjung.

Para akademisi berperan dalam mengungkap berbagai permasalahan

seni dan turut serta membangun wacana dengan menulis di media massa

maupun dengan penerbitan buku-buku tentang seni rupa. Kondisi yang saat ini

terjadi belum sampai pada tingkat yang cukup dalam hal kuantitas maupun

kualitas buku yang diterbitkan. Dalam kaitan tersebut penyusunan dan

pembuatan Situs Web Seni Rupa Bandung dapat menambah saluran

penyebaran informasi. Selain sebagai media komunikasi, keberadaan sebuah

situs web dapat juga dianggap sebagai suatu entitas tersendiri dimana di

dalamnya dapat dibangun interaksi yang dapat melibatkan seluruh unsur mulai

dari para perupa, galeri, akademisi sampai dengan masyarakat luas.

Page 138: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

6.2 Saran

Perlu usaha dari berbagai pihak agar aktivitas seni rupa yang ditunjang

oleh peranan galeri dan institusi seni, para akademisi dan juga Situs Web Seni

Rupa Bandung dapat berjalan dengan baik. Khusus mengenai Situs Web Seni

Rupa Bandung, diperlukan penanganan yang profesional dalam memberikan

layanan informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat. Penyusunan dan

pembuatan situs web ini masih memiliki banyak kelemahan. Dari segi materi

informasi yang disajikan, perlu partisipasi dari para akademisi yang memiliki

kompetensi untuk masing-masing perupa atau masing-masing bidang seni rupa.

Dari segi teknologi perlu dipikirkan pengembangan lebih lanjut dari Situs Web

Seni Rupa Bandung ini berupa otomatisasi dalam pengelolaannya. Dengan

adanya tuntutan-tuntutan tersebut, diperlukan adanya suatu tim dalam

pengelolaan situs web ini selanjutnya. Tim tersebut terdiri dari:

q Webmaster yang bertanggung jawab terhadap isi dari situs web. Untuk

situs web mengenai perupa Bandung ini sebaiknya webmaster memiliki

pengetahuan tentang seni rupa khususnya dunia kesenirupaan di Bandung.

q Perancang web yang bertanggung jawab terhadap desain situs web. Situs

web yang telah berjalan perlu melakukan penyegaran-penyegaran dengan

cara merubah desain secara berkala.

q Programer yang bertanggung jawab terhadap dukungan back end dari

sebuah situs web seperti dalam pengembangan database dan lain

sebagainya.

q Administrator yang secara teknis bertanggungjawab mengelola server

dimana situs web tersebut berada.

q Manajer keuangan. Posisi ini diperlukan apabila situs web ini ingin

mendanai sendiri pengelolaanya.

Page 139: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

Daftar Pustaka

Buku 1. Agus, Ina Gustiana; 1981; Gregorius Sidharta Sebagai Pematung; Skripsi

Departemen Seni Rupa FTSP ITB.

2. Ahmad, Muksan; 1981; Tinjauan patung Karya Rita Widagdo; Skripsi Departemen Seni Rupa FTSP ITB

3. Anggraeni, Rini; 1976; Beberapa Masalah di Sekitar Pelukis-Pelukis Wanita Indonesia; Skripsi Departemen Seni Rupa FTSP ITB.

4. Bollanse, Marc; Esmeralda Bollanse; 1997; Masterpiece of Contemporary Indonesian Painter; Singapore: Times Edition.

5. Dewi, Belinda Sukapura; Tinjauan Perbandingan Lukisan dan Gambar Karya Barli Sasmitawinata; Skripsi Jurusan Seni Murni, 1989.

6. Firdaus, M.; 1991; Tema Kehidupan Sehari-hari pada Karya-karya Sudjana Kerton; Skripsi Jurusan Seni Murni FSRD ITB

7. Furuichi, Yasuko (ed); Diverse Development in Indonesia, the Philipines, and Thailand. Tokyo: The Japan Foundation Asia Center.

8. Handoyo; 1990; Tinjauan Karya Grafis Citra Irian Sunaryo; Skripsi Jurusan Seni Murni FSRD ITB.

9. Holt, Claire; 1967; Art in Indonesia: Continuities and Change; Ithaca: Cornell University Press.

10. Kunto, Haryoto; 1984; Wajah Bandoeng Tempo Doeloe; Bandung: Penerbit PT Granesia.

11. Muchtar, But dan Edie Kartasubarna; “Jurusan Seni Rupa FTSP ITB”, dalam Sanento Yuliman; Setiawan Sabana, Penyunting; 1983; Pendidikan Tinggi Seni Rupa di Indonesia; Bandung: Jurusan Seni Rupa FTSP-ITB.

12. Muryanto, Eddy Prapto; 1987; Seni Grafis Studio Decenta di Bandung Sebagai Salah Satu Pendukung Perkembangan Seni Grafis di Indonesia; Bandung: Skripsi Jurusan Seni Murni FSRD ITB.

13. Noor, Acep Zamzam; 1987; Jago Popo Iskandar; Skripsi Jurusan Seni Murni FSRD ITB.

14. Rukmini, Mien; 1982; Pengaruh Islam Terhadap Karya Lukis Ahmad Sadali, AD Pirous dan Haryadi Suadi; Skripsi Departemen Seni Rupa FTSP ITB

Page 140: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

15. Spanjaard, Helena; 1990; “Bandung, The Laboratory of the West?” dalam Modern Indonesian Art: Three Generation of Tradition and Change 1945-1990; Joseph Fischer, Editor; Jakarta and New York: Panitia Pameran KIAS (1990-91) and Festival of Indonesia.

16. Sudarmaji; 1974; Politik Sebagai Panglima dalam Seni Lukis; Jakarta: Pemda DKI.

17. Supangkat, Jim; 1990; “The Two Forms of Indonesian Art” dalam Modern Indonesian Art: Three Generation of Tradition and Change 1945-1990; Joseph Fischer, Editor; Jakarta and New York: Panitia Pameran KIAS(1990-91) and Festival of Indonesia.

18. Supangkat, Jim; 1995; Lukisan, Patung dan Grafis G. Sidharta; Bandung: Rekamedia Muliprakarsa.

19. Supangkat, Jim. 1995. “The Emergence of Indonesian Modernism and its Background”, dalam Yasuko Furuichi (ed). Diverse Development in Indonesia, the Philipines, and Thailand. Tokyo: The Japan Foundation Asia Center.

20. Suparman, Tjetjep; 1977; Pengaruh Gaya Lukisan Jacques Villon pada Pelukis-Pelukis di Seni Rupa Bandung (UI-ITB) pada Tahun 1950-1960; Skripsi Departemen Seni Rupa, FTSP ITB.

21. Tatehara, Akira; 1995; “Art as Criticism”, dalam Yasuko Furuichi (ed). Diverse Development in Indonesia, the Philipines, and Thailand; Tokyo: The Japan Foundation Asia Center.

22. Wilson, Maran; 1997; HTML Quick Reference, Version 1.2.

23. Wright, Astri; 1990; Painting the People dalam Modern Indonesian Art: Three Generation of Tradition and Change 1945-1990. Joseph Fischer, Editor. Jakarta and New York: Panitia Pameran KIAS (1990-91) and Festival of Indonesia.

24. Yudoseputro, Wiyoso; 1990; “Seni Patung Modern Indonesia”, dalam Modern Indonesian Art: Three Generation of Tradition and Change 1945-1990. Joseph Fischer, Editor. Jakarta and New York: Panitia Pameran KIAS (1990-91) and Festival of Indonesia.

25. Yuliman, Sanento; 1976; Seni Lukis Indonesia Baru: Sebuah Pengantar; Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta.

26. Yuliman, Sanento; Setiawan Sabana, Penyunting; 1983; Lingkup Seni Rupa, Kumpulan Karangan Tentang Cabang-Cabang Seni Rupa; Bandung: Jurusan Seni Rupa FTSP-ITB.

27. Yuliman, Sanento; Setiawan Sabana, Penyunting; 1983; Pendidikan Tinggi Seni Rupa di Indonesia; Bandung: Jurusan Seni Rupa FTSP-ITB.

Page 141: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

28. Yustiono; 1983; Gagasan-Gagasan dalam Seni Rupa Modern Indonesia: Kecenderungan dan Maknanya; Bandung: Skripsi Jurusan Seni Rupa FTSP ITB.

Surat Kabar, Majalah dan Jurnal 1. Onghokham; “Hindia yang Dibekukan: ‘Mooi Indie’ dalam Seni Rupa dan

Ilmu Sosial”, dalam Jurnal Kebudayaan Kalam edisi 3-1994.

2. Yuliman, Sanento; Ayat Quran dan Sosok Batang; Mingguan Berita Tempo, 12 September 1987, Hal 69.

3. Yuliman, Sanento; Pameran 11 Wanita Perupa di Bandung: Merebut Keaslian; Harian Kompas, 25 Juni 1989.

4. Yuliman, Sanento; Pemiskinan Seni Lukis; Mingguan Berita Tempo, 11 November 1989; hal 67.

5. Yuliman, Sanento; Yang Bertahan, Pergi, Balik Kembali; Mingguan Berita Tempo, 8 Juli 1989, Hal 67.

Katalog 1. Andre S.R., Tubagus, Ardiyanto; “Perspektif Idea dan Dunia Visual Popo

Iskandar: Sebuah Pengantar Kurasi Retrospeksi Seni Rupa Popo Iskandar (1943-1998)” dalam Katalog Pameran Retrospektif Popo Iskandar 1943-1998; Galeri Nasional, Jakarta; 1998.

2. Katalog Pameran Grafis Cetak Saring T. Sutanto; Galeri Hidayat Bandung 1990.

3. Katalog Pameran Mengenang Perintis Seni Rupa Indonesia; Aula Barat ITB Bandung 1995.

4. Katalog Pameran Mengenang Prof. Edie Kartasubarna; Galeri Soemardja ITB Bandung 1990.

5. Katalog Pameran Tunggal Aceng Arif; Elegance Art Gallery; Bandung 1990.

6. Noor, Maman; 1993; Katalog Pameran Tunggal Kaboel Suadi; Gedung Pameran Seni Rupa Depdikbud Jakarta.

7. Pirous, AD.; “Hendrawan Riyanto”, dalam Katalog Modernities and Memories, Biennal Venesia, 1997.

Page 142: Situs Web Seni Rupa Bandung di Internet - · PDF fileseni rupa seperti pameran, diskusi dan lain sebagainya yang diselenggarakan di Bandung. ... perdebatan mengenai aliran Bandung

8. Suadi, Haryadi; 1995; “Angkama Setjadipraja, Seniman Serba Bisa yang Terlupakan”, dalam Mengenang Perintis Seni Rupa Indonesia; Katalog Pameran; Bandung: IA-ITB; hal 89.

9. Supangkat, Jim; 1993; “AD Pirous”; Katalog The Fisrt Asia-Pasific Triennial of Contemporary Art; Brisbane, Australia; hal 17.

10. Supangkat, Jim; 1993; “Srihadi Sudarsono”; Katalog The Fisrt Asia-Pasific Triennial of Contemporary Art; Brisbane, Australia; hal 19.

11. Supangkat, Jim; 1993; “Sudjana Kerton”; Katalog The Fisrt Asia-Pasific Triennial of Contemporary Art; Brisbane, Australia; hal 16.

12. Yudoseputro, Wiyoso; 1995; “But Muchtar, Sosok Seniman yang Pendidik Seni”, dalam Mengenang Perintis Seni Rupa Indonesia; Katalog Pameran; Bandung: IA-ITB; hal 117.

13. Yudoseputro, Wiyoso; 1995; “Perintisan Dalam Dimensi Kesenimanan”, dalam Mengenang Perintis Seni Rupa Indonesia; Katalog pameran; Bandung: Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung.

14. Yuliman, Sanento; 1990; “Dua Windu Bersama T. Sutanto”; dalam Katalog Pameran Grafis Cetak Saring T. Sutanto; Galeri Hidayat, Bandung.

15. Yustiono; “Achmad Sadali, Perintis Seni Lukis Abstrak Indonesia”, dalam Mengenang Perintis Seni Rupa Indonesia; Katalog Pameran; Bandung: IA-ITB.